Proposal disertasi

37
Abstraksi Peranan laboratorium pada pendidikan kejuruan merupakan hal yang sangat penting. Permasalahan adalam masih belum adanya Model proses pembelajaran yang berbasis ISO yang dikembangkan untuk menjaminan mutu pelayanan penyelenggaraan agar memuaskan peserta didik dan guru dalam mengembangkan program pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP). Suatu pendidikan disebut bermutu dari segi proses jika proses belajar mengajar efektif dan peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna dan ditunjang oleh sumber daya (manusia, dana, sarana, prasarana) yang wajar. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengevalauasi pentingnya mutu pendidikan berbasis ISO dikembangkan melalui prosedur operasional standar yang diterapkan dalam sistem pembelajaran di laboratorium. Metoda penelitian yang digunakan model evaluasi CIPP menggunakan metoda deskriptif analitik dengan pendekatan kualititatif tentang kualitas pembelajaran di laboratorium diwujudkan pula dengan berbagai peraturan pemerintah seperti pada PP RI No 19 Tahun 2005 tentang standar pendidikan Nasional dan Lembaga Penjamin Mutu (LPMP) dan ISO sebagai standar mutu penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Penelitian dilakukan pada laboratorium SMK di Jawa Barat yang telah mempunyai memiliki sertifikat ISO 9001:2008 sebagai standar penyelanggaraan Standar Nasional Pendidikan (SNP). 1

Transcript of Proposal disertasi

Page 1: Proposal disertasi

Abstraksi

Peranan laboratorium pada pendidikan kejuruan merupakan hal

yang sangat penting. Permasalahan adalam masih belum adanya

Model proses pembelajaran yang berbasis ISO yang dikembangkan

untuk menjaminan mutu pelayanan penyelenggaraan agar memuaskan

peserta didik dan guru dalam mengembangkan program

pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan dalam

Standar Nasional Pendidikan (SNP). Suatu pendidikan disebut

bermutu dari segi proses jika proses belajar mengajar efektif dan

peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna dan

ditunjang oleh sumber daya (manusia, dana, sarana, prasarana) yang

wajar. Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengevalauasi

pentingnya mutu pendidikan berbasis ISO dikembangkan melalui

prosedur operasional standar yang diterapkan dalam sistem

pembelajaran di laboratorium. Metoda penelitian yang digunakan

model evaluasi CIPP menggunakan metoda deskriptif analitik dengan

pendekatan kualititatif tentang kualitas pembelajaran di laboratorium

diwujudkan pula dengan berbagai peraturan pemerintah seperti pada

PP RI No 19 Tahun 2005 tentang standar pendidikan Nasional dan

Lembaga Penjamin Mutu (LPMP) dan ISO sebagai standar mutu

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Penelitian dilakukan pada

laboratorium SMK di Jawa Barat yang telah mempunyai memiliki

sertifikat ISO 9001:2008 sebagai standar penyelanggaraan Standar

Nasional Pendidikan (SNP).

1

Page 2: Proposal disertasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka peningkatan mutu pendididikan di SMK sebagai

bagian dalam rangka perencanaan pembangunan di Jawa Barat salah

satunya mengarah pada peningkatan penerapan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Upaya untuk mewujudkan penerapan ilmu pengetahuan

dan teknologi dapat dilakukan melalui Pendidikan kejuruan.

Pengembangan pendidikan kejuruan di Jawa Barat menurut kepala

dinas kota Bandung Oji Mahroji merencanakan akan mengembangkan

ratio SMK : SMU menjadi 60 % : 40 % (Pikiran Rakyat, 22 Maret

2010). Dan pada saat ini untuk di kota Bandung sudah mencapai

52:48, hal ini juga dikemukan oleh kepala dinas jawa barat Wahyudin

dan Gubenur Jawa Barat Ahmad Heriyawan dalam pidatonya target

jawa Barat pada bulan 5 april 2009 adalah 70:30 untuk tahun 2015.

Dari hasil observasi pendahuluan yang dilakukan ke SMK Negeri 12

Bandung dan SMK Putra Padjadjaran dukungan dari masyarakat yang

ditunjukkan dari animo menyekolahkan anaknya ke SMK terutama

bidang keahlian jaringan komunikasi dan informatika, otomotif cukup

tinggi. Pada peneriman siswa baru sekolah swasta dibawah yayasan

Padjadjaran, sekolah SMA ditutup, Karena hanya 3 orang, dan

masyarakat lebih memilih SMK. Pembelajaran di laboratorium untuk

tujuan peningkatan keterampilan tingkat rendah, hanya mempelajari

pengetahuan bagian permukaan atau pengetahuan dengan tingkat

pemahaman rendah terhadap hubungan antara teori dan praktik. biaya

pelaksanaan yang tinggi, kurang efektifnya pemanfaatan biaya karena

rendahnya perhatian guru dalam pelaksanaan kegiatan, dan tidak

sebandingnya fungsi praktikum terhadap jumlah waktu yang

dicurahkan untuk kegiatan tersebut. Implementasi PP RI No. 19

Tahun 2005 ini telah diwujudkan oleh sekolah-sekolah baik pada

sekolah umum maupun sekolah kejuruan. ISO sebagai standar mutu

penyelenggaraan ini sudah menjadi bagian dari program peningkatan

mutu pendidikan. Kota Bandung sebagai acuan standar pendidikan

kejuruan di Jawa Barat telah memiliki 8 SMK dari 79 SMK Negeri

dan Swasta dari data pokok, dan yang memiliki sertifikat ISO

9001:2008 adalah SMK Negeri 12, SMKN 13, SMKN 7, SMKN 4,

SMKN 6, SMKN 1, SMKN 3, SMKN 9. Pada komitmen ISO adalah

untuk memperkuat. pengeloaan baik internal maupun eksternal.

2

Page 3: Proposal disertasi

Aktivitas di laboratorium di SMK adalah bagian dari pelaksanaan

implementasi program kejuruan yang diatur sesuai standar yang

berlaku pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam

implentasinya banyak permasalahan yang terjadi terutama dalam

pelayanan yang memenuhi kebutuhan untuk program pengajaran yang

sesuai dengan perkembangan teknologi yang ada di masyarakat

DUDI. SMK sebagai sekolah yang berbasis pekerjaan, tentunya

harus memiliki standar operasional program pendididikan yang sesuai

dengan standar industri dalam hal prosedur operasional pendidikan

dan pelatihan pada bidang produktif, yang menjadi program kejuruan.

B. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Mengetahui kemampuan guru dalam mengembangkan standar isi dalam

standar nasional pendidikan sebagai acuan dalam penyusunan RPP

sesuai kurikulum pendididkan di SMK.

2. Mengetahui kemampuan guru dalam mengembangkan efesiensi dan

efektivitas sarana prasarana di laboratorium agar fungsional untuk

kehidupan (learning an earning) peserta didik di SMK sejalan

dengan model pembelajaran standar ISO.

3. Mengetahui pengaruh implementasi ISO dalam kenyamanan

peserta didik belajar di laboratorium

4. Mengetahui tanggapan siswa hubungan implemetasi ISO di

sekolah dengan kesiapan siswa dalam prakerin di DUDI.

5. Mengetahui model manajemen pejaminan mutu ISO yang

dikembangkan oleh SMK dalam pengelolaan laboratorium dalam

rencana, dan program untuk meningkatkan hasil belajar

(kompetensi siswa), aktivitas yang menghasilkan lulusan dengan

kualitas yang sesuai dengan DUDI

3

Page 4: Proposal disertasi

6. Untuk mendapatkan deskripsi pelaksanaan manajemen ISO yang

dilakukan dalam aktivitas model pembelajaran di laboratorium

SMK yang memiliki sertifikat ISO untuk mendekatkan sistem

pembelajaran yang mendekati standar industri

7. Mengetahui pengaruh pembelajaran di laboratorium dengan

komitmen sertifikat standar ISO 9001 : 2008 terhadap standar

kompetensi lulusan peserta didik SMK di Jawa Barat

C. Manfaat Penelitian

Adapun yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini, adalah :

Pertama, untuk mendapatkan model implementasi standar ISO yang

relevan dengan kurikulum SMK yang dapat memenuhi standar dunia

usaha/industri secara langsung berkaitan dengan keadaan real dalam

pekerjaan.

Kedua, sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK melalui

proses pembelajaran dan pelatihan di laboratorium

Ketiga untuk menjadi bahan program pengembangan kurikulum pada

jurusan Pendidikan teknik elekro FPTK UPI Bandung sebagai lembaga

pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) untuk di SMK

Keempat diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

SMK dalam mengelola laboratorium untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam melakukan pekerjan pengujian dan kalibrasi yang sesuai

dengan harapan perusahaan dimana siswa yang bersangkutan dapat

bekerja.

D. Urgensi (Keutamaan) Penelitian

4

Page 5: Proposal disertasi

Pembelajaran di laboratorium merupakan salah satu proses

pembelajaran melalui pendekatan pengalaman, karenanya para perlu

bimbingan kepada siswa dalam melakukan praktikum agar siswa

dapat mengungkapkan percobaan mereka secara kritis dan dapat

menggali kemandirian untuk menemukan sesuatu melalui prosedur

operasional standar (POS), dimana dengan melalui gambar 2 sebagai

siklus pengalaman dalam proses pembelajaran yang diselenggarakan

dilabororatorium

Gambar 1.2. Siklus pengalaman dalam proses pembelajaran

Permasalahan menganggap pentingnya mengembangkan

pembelajaran laboratorium berbasis ISO adalah sebagai jaminan

bahwa mutu pelayanan pengembangan kurikulum yang diberlakukan

telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Adapun

kerangka permasalahan dalam penelitian seperti pada gambar 1.1

berikut ini :

5

Pendekatan pembelajaran

praktikum di laboratorium

lebih efektif untuk

memperoleh kemampuan

pengamatan dan keterampilan

Pendekatan pembelajaran teori di

laboratorium kurang efektif untuk

pembelajaran ilmu pengetahuan

faktual, konsep,penelitian ilmiah,

atau keterampilan pemecahan

masalah

Implementasi pendekatan

kualitas pembelajaran

Permasalahan Fakta dilapangan

rendahnya self-initiative, sense of quality dan sense of rensposibilty dalam implementasi

manajemen Kualitas Total (TQM) : ISO

Page 6: Proposal disertasi

Gambar 1.1, permasalahan Penelitian

BAB II

STUDI PUSTAKA

A. State of the art

Dalam pelaksanaannya pembelajaran di laboratorium ini Menurut

temuan penelitian tentang belajar melalui kegiatan laboratorium di

dalam pendidikan sains sangat mengejutkan dan tidak memuaskan.

Kegiatan laboratorium sebagai medium untuk belajar pengetahuan

kognitif atau bahkan untuk penguasaan keterampilan psikomotor

menunjukan ketidakefektifan waktu yang tidak baik. Sejumlah

6

Standar output

pendidikan kejuruan

Pengetahuan dan

keterampilan

dan sikap

Penampilan di

bidangnya

Kemampuan

menyebarluas

pengetahuan

Manajemen Kualitas Total

(TQM) : ISO 9001:2008

Model Pembelajaran di

laboratorium SMK

Manajemen sarana dan prasarana

Custumer Satisfication

Masyarakat, DUDI

Standar Nasional

Pendidikan (SNP)

Page 7: Proposal disertasi

masalah yang mengakibatkan ketidakefektifan tersebut.menyangkut

masalah implementasi dan insentif.

Hasil Penelitian Aprianto (2010) bahwa kendala-kendala

implementasi SMM ISO 9001 : 2008 di SMK Negeri 13 Bandung

menyangkut perubahan sikap, mental, prilaku seluruh unsur yang ada

di sekolah, masih rendahnya self-initiative, sense of quality dan sense

of rensposibilty adalah hal-hal yang menghambat efektifitas

implementasi SMM ISO 9001 : 2008, sedangkan SDM, fasilitas dan

dana tidak menjadi masalah yang sangat krusial atas hasil wawancara

dan pengamatan di lapangan.

Pentingnya penelitian pembelajaran di laboratorium memiliki

standar ini karena penyebab rendahnya mutu pembelajaran praktikum

di laboratorium secara umum kendalanya (Pusat pengembangan

Pendidikan UGM, 2005) adalah :

1. Sering kali praktikum di laboratorium menjadi sebuah kebiasaan

karena siswa mengikuti petunjuk rutin dan tidak menggunakan

kemampuan berpikirnya.

2. Sering kali ada anggapan bahwa proses pembelajaran terjadi

dengan sendirinya jika siswa diberi informasi Hal ini tidak benar,

karena pemahaman secara tuntas dalam proses pembelajaran

diperlukan beberapa faktor antara lain; waktu untuk belajar,

pemikiran, keseriusan, komitmen, dan ekplorasi aktif mahasiswa

untuk memperoleh pengalaman tersebut. Oleh sebab itu praktikum

di laboratorium yang didominasi dengan instruksi oleh

dosen/instruktur akan menyebabkan sedikitnya jumlah siswa yang

mau mengembangkan komitmen, pemikiran, dan eksplorasi

aktifnya (Ramsden,1992).

3. Potensi pembelajaran di laboratorium sangat tergantung pada

program yang disusun (konsep kunci), tetapi tingkat pemahaman

dalam pembelajaran praktikum sering kali terbatas pada

pembelajaran di bagian luar di mana ilmu pengetahuan

ditempatkan di dalam unit isolasi dan tidak terhubung dengan

pembelajaran ilmu yang lainnya.

7

Page 8: Proposal disertasi

4. Bekal pengetahuan awal (pre-requisite knowledge) sebelum

melakukan praktikum adalah penting oleh karena itu bekal ilmu

pengetahuan sebelumnya yang tidak cukup menyebabkan siswa

sulit mengikuti proses pembelajaran praktikum di laboratorium.

Bila siswa baru saat masuk sekolah memiliki pengertian yang

keliru tentang fenomena ilmiah dan tidak mau menanggalkan pola

pikir lama mereka, serta secara kaku mengikuti tata cara

pembelajaran yang terstruktur, maka hal ini cenderung menambah

kelangsungan ketidakesfisiensian pembelajaran di laboratorium.

Oleh karena itu kebebasan untuk merancang percobaan dan

“menemukan” ilmu pengetahuan baru di laboratorium menjadi

menurun.

Hal lain sebagai penyebab rendahnya kualitas pembelajaran di

laboratorium adalah rendahnya dukungan fasilitas di laboratorium.

Kualitas pembelajaran di laboratorium merupakan penggabungan

antara dukungan dan tantangan, secara skematis dapat digambarkan

sebagai berikut pada

Gambar 1.1. Tingkat dukungan dan tantangan dalam pembelajaran di

Laboratorium (Horabin and Williams, 1992)

8

Page 9: Proposal disertasi

Sedangkan pada pendidikan kejuruan disyaratkan harus

memiliki standar sarana/prasarana sesuai SNP memiliki laboratorium,

bengkel, atau workshop sebagai bagian terpadu dalam sistem

pembelajaran di SMK. Dari hasil observasi di SMK Negeri maupun

swasta sarana/Prasana laboratorium belum memiliki standar

opersional yang dalam pelaksaanan pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan masyrakat DU DI. Menurut hasil penelitian Raswa (2010 :

111) di SMK Negeri 1 Cirebon ternyata kurang berhasil terhadap

keinginan dan harapan (intens) sebelum program pelaksanaan

maupun hasil implementasinya, masih kurang memenuhi apa yang

disyaratkan oleh dokumen standards.

B. Tinjauan Pustaka

1. Kualitas Manajemen Pendidikan Berbasis ISO dalam

Implementasi pembelajaran di laboratorium

Sekolah sebagai unit utama (leading element) adalah

penyelenggara pendidikan yang secara terus menerus harus

meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu komponen

pendidikan dan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berbasis ISO.

Menurut Hari Sudrajat (2004), manajemen ISO berbasis sekolah

dengan pendekatan kualitas total (total quality Management=TQM)

disebut sebagai manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis

sekolah (MPMBS). Hal ini sesuai dengan implementasi Kurikulum

KTSP yang saat ini digunakan pada pendidikan kejuruan di SMK.

Ada dua komponen kunci keberhasilan MPMBS yaitu :

9

Page 10: Proposal disertasi

1. Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan merupakan tujuan

keberhasilan manajemen (Sallis, 1993)

2. Guru merupakan jantungnya proses pendidikan,karena mutu

pendidikan suatu sekolah akan sangat bergantung pada tingkat

profesionalitas atau kompetensi guru (Hari Sudrajat, 2004).

Implementasi pembelajaran di laboratorium merupakan bagian dari

kegiatan pembelajaran pada pendidikan di SMK yang sangat

tergantung pada peranan guru dan kepala sekolah dalam fungsi

manjerial. Keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran di SMK

adalah adanya pembelajaran praktikum yang terintegrasi

pelaksanaannya dengan fungsi-fungsi manajemen terhadap semua

komponen pendidikan di sekolah. Ada 6 (enam) manajemen berbasis

sekolah menurut Hari Sudrajat (2004) yaitu :

• Manajemen kurikulum (program pendidikan)

• Manajamen tenaga kependidikan (personalia)

• Manajemen kesiswaan

• Manajemen sarana prasarana (fasilitas)

• Manajemen keuangan

• Manajemen lingkungan sekolah

Sedangkan konsep kuliatas TQM dalam pembelajaran

laboratorium didasarkan pada standar yang yang terukur berdasarkan

sertifikat ISO 9001:2008, hal ini didasarkan bahwa sekolah adalah

lembaga layanan yang harus menyelenggarakan proses pembelajaran

sesuai dengan standar yang diharapkan custumer. Sebagaimana

10

Page 11: Proposal disertasi

dikemukakan sallis : “For the purpose of analyzing quality it is more

appropriate to view education as a service industry than as a

production process (Hari Sudrajat, 2004).

2. Prosedur Operasional Standar (POS) pada pembelajaran di

laboratorium dalam Sertifikasi ISO

Prosedur Operasional Standar (POS) pembelajaran yang di

maksud adalah dokumen tertulis atau instruksi merinci semua langkah

yang harus dilaksanakan dan mencatat hasil investigasi secara

terdokumentasikan. Sehingga kebutuhan program pendidikan dan

pelayanan dapat sesuai dengan POS. Seperti konklusif tentative

yang dihimpun oleh Bates (1978) dari reviu beberapa literatur

dikatakan bahwa:

1. Perkuliahan, demonstrasi, dan pengajaran laboratorium memiliki

kefektifan yang sama di dalam mengajarkan konten sains.

2. Pengalaman laboratorium memiliki keunggulan untuk mengajarkan

keterampilan kerja dengan peralatan.

3. Walaupun sebagian besar telah gagal mengasses hasil kegiatan

laboratorium, ukuran kebermaknaan kegiatan laboratorium dapat

dikembangkan dan laboratorium muncul secara signifikan sebagai

area pembelajaran sains yang berbeda dari pemerolehan konsep.

4. Beberapa jenis kegiatan laboratorium yang berorientasi inkuiri

lebih baik dari demonstrasi atau kuliah atau verifikasi untuk

pengajaran proses inkuiri. Bagaimanapun juga, guru perlu lebih

terampil dalam metode mengajar inkuiri. Pelatihan inkuiri

yangkhusus untuk siswa perlu diberikan karena siswa memerlukan

waktu dan bimbingan untuk menjadi nyaman dan dapat mengikuti

metode baru dan harapan.

5. Laboratorium memiliki potensi untuk memberikan efek positif

sikap siswa dan memberikan kesempatan yang lebih luas kepada

siswa untuk lebih berhasil di dalam sains.

11

Page 12: Proposal disertasi

6. Penelitian baru dan kontinu tentang peranan pengajaran sains

untuk pengembangan kognitif mungkin perlu dilakukan, juga

strategi pembelajaran sains yang baru dengan kegiatan

laboratorium yang dirancang secara tepat harus menjadi peran

sentral.

Kepentingan pembelajaran di laboratorium dalam pendidikan

kejuruan selain sebagai tempat mengajarkan keterampilan juga

sebagai tempa melatihan keterampilan melakukan pengukuran,

pengujian terhadap berbagai komponen-komponen, dan peralatan

sesuai dengan kurikulum yang direncanakan. Sertifikat ISO jaminan

terlaksananya program pemebelajaran kurikulum di sekolah tersebut

sangatlah penting. Peranan laboratorium menurut Romey (1968)

antara tahun 1918-1960 dan direformasi pada era 1960 seperti

digambarkan pada Gambar 2.3

Perkuliahan Buku teks

KEGIATAN LABORATORIUM

PENYELIDIKAN

Diskusi

Film

Gambar 2.3 Pembelajaran di laboratorium

3. Proses Pembelajaran Di Laboratorium

Laboratorium merupakan ruangan baik tertutup maupun terbuka

yang dirancang sesuai dengan kebutuhan untuk melakukan aktivitas

yang berkaitan dengan fungsi-fungsi pendidikan, penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.

Laboratorium di perguruan tinggi adalah sebagai tempat

berlangsungnya kegiatan praktikum dan penelitian yang mendukung

12

Page 13: Proposal disertasi

pembelajaran dan pengembangan keilmuan. Laboratorium di tingkat

perguruan tinggi merupakan laboratorium pendidikan dan pengajaran

difokuskan pada pembelajaran bagi mahasiswa S-0; S-1; S-2 dan S-3.

Laboratorium ini terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1. Laboratorium pendidikan dan pengajaran (teaching laboratory)

2. Laboratorium riset (research laboratory)

3. Laboratorium dasar terpadu (basic science laboratory)

4. Laboratorium pengujian (test laboratory)

5. Laboratorium kalibrasi (calibration laboratory)

6. Laboratorium simulasi (simulation laboratory)

7. Bengkel (workshop)

8. Studio gambar (CAD; CAM; Audio visual dan Fotografi)

9. Rumah kaca (green house)

10.Laboratorium lapangan (field laboratory) atau out-door

laboratory

Dalam pendidikan kejuruan kegiatan pembelajaran praktikum

merupakan salah satu proses pembelajaran yang sangat penting untuk

menghasilkan lulusan yang diharapkan dunia usaha dan dunia industri.

Pembelajaran di laboratorium untuk menghubungkan teori dan

praktek. Pengertian proses pembelajaran di laboratorium dalam

penelitian ini adalah :

a. Laboratorium/workshop/bengkel sebagai wadah tempat, gedung

atau ruangan dan segala macam alat/perlengkapan yang diperlukan

dalam kegiatan ilmiah yang dimaksud sebagai perangkat keras

b. Laboratorium/workshop/bengkel yang merupakan sarana media di

mana dilakukan kegiatan belajar dan mengajar sebagai perangkat

lunak(software) dalam kegiatan ilmiah

c. Laboratorium/workshop/bengkel sebagai pusat kegiatan untuk

menemukan kebenaran ilmiah dan penerapannya.

13

Page 14: Proposal disertasi

Pada sekolah kejuruan SMK laboratorium lebih dikenal dengan

nama bengkel sebagai sarana pembelajaran praktek. Laboratorium

selain tempat latihan keterampilan diikuti juga dengan kegiatan

penelitian, sedangkan bengkel/workshop hanya untuk latihan

keterampilan saja (Sumber belajar, 2011)

Menurut Muller(1986) penyelenggaraan pendidikan kejuruan

mempunyai 8 prinsip yang harus dipenuhi yaitu : (1) Kesadaran akan

karir, (2) pendidikan kejuruan merupakan pen didikan yang

menyeluruh merupakan bagian dari masyarakat (public system) ; (3)

Kurikulum dalam pendidikan kejuruan berdasarkan atas kebutuhan-

kebutuhan DUDI; (4) Jabatan atau pekerjaan dalam

kelompok/keluarga sebagai salah satu pengembangan kurikulum

pendidikan kejuruan khususnya pada tingkat menengah; (5) Inovasi

merupakan bagian yang sangat ditekankan dalam pendidikan

kejuruan; (6) Seseorang dipersiapkan untuk dapat miemasuki dunia

kerja melalui pendidikan kejuruan;(7) Keselamatan kerja merupakan

unsur penting dalam pendidikan kejuruan;(8) Pengawasan dan

meningkatkan pengalaman okupasi/pekerjaan dapat diberikan melalui

pendidikan kejuruan. Untuk dapat mengimplementasikan 8 prinsip

kejuruan dalam kegiatan pembelajaran salah satu yang sangat penting

sebagai prasyarat dalam kegiatan pembelajaran adalah adanya

laboratorium yang berfungsi sebagai tempat praktikum, bengkel,

workshop.

14

Page 15: Proposal disertasi

Untuk peningkatan kualitas dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Tanggal 23 Mei 2007

bahan Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar

Dan Menengah tentang Bidang Sarana dan Prasarana adalah :

a. Sekolah/Madrasah menetapkan kebijakan program secara tertulis

mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.

b. Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar

Sarana dan Prasarana dalam hal:

1) merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan

prasarana pendidikan;

2) mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan

prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan;

3) melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di

sekolah/madrasah;

4) menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan

sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing

tingkat;

5) pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan

memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan.

c. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta

didik.

Sedangkan kriteria yang harus dimiliki oleh pendidikan

kejuruan adalah: (1) orientasi pada kinerja individu dalam dunia

kerja; (2) jastifikasi khusus pada kebutuhan nyata di lapangan; (3)

fokus kurikulum pada aspek-aspek psikomotorik, afektif, dan

kognitif; (4) tolak ukur keberhasilan tidak hanya terbatas di sekolah;

(5) kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja; (6) memerlukan

sarana dan prasarana yang memadai; dan (7) adanya dukungan

masyarakat (Finch & Crunkilton, 1984).

4.Implementasi POS Pada MPMBS dalam Sertifikasi ISO

9001:2008

Berdasarkan hasil survei Vloeberghs dan Bellens di Belgia menunjukkan alasan

utama untuk menerapkan ISO 9000 AB (Aprianto, 2010) adalah :

15

Page 16: Proposal disertasi

a) Untuk meningkatkan image mutu organisasi di pasar.

b) Untuk meningkatkan efisiensi dan pengendalian organisasi.

c) Untuk meningkatkan mutu produk dan jasa.

d) Untuk menggabungkan dan memperluas market share.

e) Karena permintaan dan/atau pertanyaan dari konsumen.

f) Keputusan manajemen perusahaan.

g) Permulaan yang tepat untuk Total Quality Management.

h) Mengurangi resiko pertanggungjawaban produk.

Demikian pula Department of Trade Industry mengatakan fungsi dari ISO 9000

adalah “A set of co-ordinated activities to direct and control an organisation in order

tocontinuosly improve the effectiveness and efficiency of its performance.” Pendapat

lainnya dikemukan oleh Hoyle (2006:109-110) mengatakan bahwa :

ISO 9001 can be used in contractual situations where the customer requires its

suppliers to demonstrate they have the capability to consistently produce

product that meets customer requirements. The theory is that if suppliers can

show they do all the things in ISO 9001, only conforming product would be

shipped to customers. This would (in theory) reduce the need for customers to

verify product on receipt. Third parties can also use the standard to assess the

capability of organizations to provide product that meets customer and

regulatory requirements. Organizations can use ISO 9001 as a model in

designing their management systems providing they also use ISO 9000 and ISO

9004.

Dapat ditarik benang merah dari beberapa uraian di atas, bahwa yang menjadi alasan

memilih penerapan ISO dalam sebuah organisasi oleh berbagai keuntungan :

• Dapat dipergunakan oleh semua organisasi profit maupun non profit.• Mudah diterapkan, bahasanya jelas sehingga mudah dimengerti.• Menyesuaikan dengan proses yang ada pada organisasi• Mendorong penyempurnaan kinerja organisasi.• Berorientasi pada perbaikan/penyempurnaan yang berkelanjutan dan upaya

peningkatan kepuasan pelanggan.• Mudah dipadukan dengan standar sistem manajemen lainnya.

Penerapan prinsip manajemen mutu tidak hanya menyediakan keuntungan secara

langsung terhadap perancangan sistem manajemen mutu, tetapi juga memberikan

kontribusi keuntungan pada pengelolaan biaya dan risiko. Sistem manajemen mutu yang

efektif dapat memastikan bahwa kegiatan-kegiatan dalam hal ini ini pendidikan

16

Page 17: Proposal disertasi

kejuruan dapat diawasi. Pada sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008, terdapat

delapan prinsip manajemen mutu yang berintegrasi pada klausul- klausul ISO itu

sendiri ( Suardi, 2004 ) :

1. Fokus pada Pelanggan ( Costumer focus )2. Kepemimpinan ( Leadership )3. Keterlibatan Personel ( Involving people )4. Pendekatan Proses ( Process approach )5. Pendekatan Sistem Pengelolaan ( Systems approach )6. Peningkatan Berkesinambungan ( Continuos improvement )7. Pembuatan Keputusan Berdasarkan Fakta ( Factual decision making )8. Hubungan Saling Menguntungkan dengan Mitra Kerja/ Pemasok ( Mutually

beneficial supplier relationships )

Dalam implementasi POS laboratorium di Sekolah menengah

kejuruan yang dimaksud adalah prosedur yang dijalankan pada

kegiatan pembelajaran sebagai bagian implementasi manajemen ISO

9001:2008, seperti halnya dalam Standar Nasional Pendidikan

(SNP) dimana keberadaan tempat praktikum dan fasilitas praktikum

merupakan perangkat yang sangat penting peranannya, karena

perangkat ini sebagai tempat untuk mengembangkan dan mendidik

keterampilan para siswa, sehingga lulusannya mampu bekerja

sesuai pada bidangnya.

Tempat praktikum yang dimaksudkan disini adalah

Laboratorium atau bengkel kerja (workshop) yang lengkap dengan

segala fasilitasnya. Fungsi lain dari laboratorium atau bengkel kerja,

selain untuk mendidik ketrampilan siswa juga berfungsi untuk

kegiatan pembelajaran. Dengan demikian peranan laboratorium dan

bengkel kerja ini sangat penting sekali dalam menghasilkan lulusan

SMK yang memenuhi harapan masyarakat dan DUDI sebagai

custumer satisficaition, dan untuk pengembangan teknologi dan

rekayasa dalam pendidikan kejuruan di SMK yang dapat mendekati

standar industri baik SNI mupun standar internasional. Menurut

Kepala dinas Pendidikan Jawa Barat Oji mengatakan pengembangan

vokasi saat ini tengah di dukung oleh program Teaching Factory,

dimana seluruh terkait dari hulu ke hilir, termasuk kalangan industri

tengah, menyiapkan pengembangan produksi yang akan menyerap

tenaga kerja lulusan SMK,. Semuanya berupaya mengembangkan

produksi dengan lulusan SMK. (Pikiran Rakyat, 23-3-2010). Dengan

keadaan demikian tentunya sudah saatnya sekolah melengkapi

dengan unit usaha yang memiliki peralatan dan standar kerja setara

17

Page 18: Proposal disertasi

dengan pabrik sebenarnya, tidak lagi bisa dengan alat praktek

seadanya. Untuk mencapai hal ini diperlukan suatu standar yang

sama antara industri dan sekolah.

Dalam suatu laboratorium atau bengkel kerja (workshop)

merupakan dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian

prasarana/sarana yang harus memiliki standar operasional prosedur

yang dapat menjamin mutu pelayanan akademis sebagai bagian dari

implementasi manajemen ISO yang dimiliki oleh sekolah yang sudah

menerapkan ISO 9001 :2008.

Meningkatnya persaingan ini berpengaruh terhadap penetapan

standar mutu bagi barang dan jasa. Salah satunya standard mutu yang

erat hubungannya dengan sarana prasrana di SMK adalah

laboratorium. Standar ISO 17025:2005 adalah salah satu standar

untuk laboratorium pengujian dan kalibrasi. Tuntutan informasi

teknis dari setiap produk yang diperdagangkan menuntut

laboratorium penguji untuk meningkatkan kompetensi dan

kepercayaan terhadap hasil uji yang absah. Adapun audit dan

sertifikasi ISO 17025:2005 pada dasarnya sama dengan ISO

9001:2000, sedangkan pada ISO 9001:2008 tidak mengevaluasi

kemampuan teknis laboratorium dalam menghasilkan data hasil uji

atau kalibrasi yang absah yang dapat dipercaya. Untuk meyakinkan

bahwa laboratorium tesebut mempunyai kemampuan teknis dalam

menghasilkan data yang akurat dan handal, laboratorium harus

menerapkan sistem manajemen mutu laboratorium (ISO

17025:2005).

Fokus dari sistem ini adalah dengan memperhatikan persyaratan

kemampuan laboratorium dalam OECD (Organization for Economic

Cooperation Development) dan GLP (Good Laboratorium Practice)

serta ISO 9001:2000 sebagai jaminan mutunya.

18

Page 19: Proposal disertasi

Dalam pendekatan manajemen kualitas total (TQM) untuk

mengembangkan implementasi Standar Operasional Prosedur dalam

pembelajaran di laboratorium ini meliputi : perencanaan, strategi

pelaksanaan, dan pengelolaan yang dapat memenuhi standar

laboratorium yang di sekolah agar sesuai dengan standar operasional

baku ISO 17025:2005 yang digunakan oleh industri. Dengan

demikian diharapkan custumer sastification TQM (Total Quality

Management) pembelajaran di laboratorium dapat

mengimplentasikan kebutuhan masyarakat dan DUDI sesuai

perkembangan teknologi dan rekayasa.

5. Pengelolaan Laboratorium

Laboratorium adalah sarana yang sangat penting bagi

tereselenggaranya Proses Belajar mengajar (PBM) dan laboratorium

merupakan indikator dari kualitas lulusan, untuk memfungsikan

laboratorium sebagaimana mestinya, artinya laboratorium dapat

berfungsi sebagai, pusat belajar, pusat pengembangan ilmu, pusat

riset/penelitian, dan sebagainya, untuk itu perlu pengelolaan yang

betul-betul baik dan komprehensip antara, pengelola, pemakai dan

yang lain-lainnya. Beberapa kegiatan pengelolaan laboratorium dan

bentuk tugas operasionalnya merupakan tanggung jawab dari

teknisi/laboran, dosen dan ketua laboratorium. Bentuk kegiatan

operasional yang harus dilakukan dan sebagian besar menjadi

tanggung jawab teknisi/laboran diatur dalam Standar Operating

procedure (SOP) atau prosedur operasional standar, Menurut Arief

SOP adalah suatu standar/pedoman tertulis dipergunakan untuk

mendorong dan menggerakan suatu kelompok untuk mencapai tujuan

19

Page 20: Proposal disertasi

organisasi dan merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan

yang harus dilalui dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja

tertentu. Sedangkan pengertian standar adalah:

1. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan

termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsesus

semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat

keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman,

perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk

memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (PP 102 tahun 2000).

2. Standar adalah suatu catatan minimum dimana terdapat kelayakan

isi dan akhirnya masyarakat mengakui bahwa standar sebagai

model untuk ditiru

3. Standar adalah suatu pernyataan tertulis tentang harapan yang

spesifik.

4. Standar adalah pernyataan tertulis dari suatu harapan-harapan

yang spesifik .

5. Standar adalah suatu patokan pencapaian berbasis pada tingkat

(dr. Yodi Mahendrata).

6. Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun dan

disepakati bersama serta dapat diterima pada suatu tingkat praktek

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Reyers, 1983).

7. Standar adalah nilai-nilai (values) yang tertulis meliputi

peraturan-peraturan dalam mengaplikasi proses-proses kunci,

proses itu sendiri, dan hasil sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan.

8. Standar adalah menaikkan ketepatan kualitatif atau kuantitatif

yang spesifik dari komponen struktural dalam sistem pelayanan

yang didasarkan pada proses atau hasil suatu harapan

Standar yang berbasis pada sistem manjemen kinerja menegaskan

spesifikasi suatu kinerja antara lain :

a. Spesifik (specific)

b. Terukur (measurable)

c. Tepat (appropriate)

d. Andal (reliable)

e. Tepat waktu (timely)

20

Page 21: Proposal disertasi

STANDAR OPERATING PROCEDURE (SOP) atau PROSEDUR

OPERASIONAL STANDAR (POS)

1. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk

mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai

tujuan organisasi.

2. Protap merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam

suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima oleh seorang yang

berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan

tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan

dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. (Depkes RI, 1995)

3. POS merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang

harus dialui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.

(KARS, 2000)

Tujuan POS

1. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas/pegawai atau tim

dalam organisasi atau unit kerja.

2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi

3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai terkait.

4. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau kesalahan

administrasi lainnya.

5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi

Fungsi :

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.

5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

Kapan POS diperlukan

1. POS harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan dilakukan

2. POS digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dilakukan dengan baik

atau tidak

21

Page 22: Proposal disertasi

3. Uji POS sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada perubahan langkah kerja yang dapat

mempengaruhi lingkungan kerja.

Keuntungan adanya POS

1. POS yang baik akan menjadi pedoman bagi pelaksana, menjadi alat komunikasi dan

pengawasan dan menjadikan pekerjaan diselesaikan secara konsisten

2. Para pegawai akan lebih memiliki percaya diri dalam bekerja dan tahu apa yang harus

dicapai dalam setiap pekerjaan

3. POS juga bisa dipergunakan sebagai salah satu alat trainning dan bisa digunakan untuk

mengukur kinerja pegawai.

Implementasi POS dalam pembelajaran di laboratorium dimaksud adalah peran

guru dalam mejalankan kedudukan dan fungsi sebagai guru professional dalam

memanajemen pembelajaran di laboratorium, antara lain :

1. Standar adalah menetapkan norma dan memberi kesempatan

anggota masyarakat dan perorangan mengetahui bagaimanakah

tingkat pelayanan yang diharapkan/ diinginkan. Karena standar

tertulis sehingga dapat dipublikasikan/diketahui secara luas.

2. Standar untuk menunjukkan ketersediaan yang berkualitas dan

berlaku sebagai tolok ukur untuk memonitor kualitas kinerja.

3. Standar dapat memfokuskan pada inti dan tugas penting yang

harus ditunjukkan pada situasi aktual dan sesuai dengan kondisi

lokal.

Untuk Prosedur Operasional Standar (POS) Pembelajaran di

SMK berbasis ISO 9001:2008 mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan (SNP) dalam PERMEN No19 Tahun 2005 yaitu kriteria

minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia. :

1. standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi

yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan,

kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus

22

Page 23: Proposal disertasi

pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang

dan jenis pendidikan tertentu.

2. standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan

untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

3. standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

4. standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria

pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta

pendidikan dalam jabatan.

5. standar sarana dan prasarana adalah standar nasional

pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang

belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,

laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan

berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk

menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi.

6. standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,

kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan

efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

7. standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen

dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama

satu tahun; dan

8. standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan

yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen

penilaian hasil belajar peserta didik

23

Page 24: Proposal disertasi

BAB III

METODE PENELITIAN

Adapun metoda penelitian yang akan digunakan berdasarkan

permasalahan yang telah diuraikan akan digunakan model evaluasi

CIPP menggunakan metoda deskriptif analitik dengan pendekatan

kualititatif tentang kualitas pembelajaran di laboratorium seperti

gambar 3.1 berikut :

24

Input evaluation

Standar Nasional

Pendidikan PERMEN

No. 25 Th 2005 dalam

Produk

Model Pembelajaran di

laboratorium

SMK

Contex evaluation

Implementasi ISO

9001:2008 : Manajemen

jaminan mutu (TQM)

Process Evaluation :

Standar Nasional

Pendidikan PERMEN

No. 25 Th 2005

Page 25: Proposal disertasi

Gambar 3.1. Model Pembelajaran di Laboratorium SMK

A. Desain Penelitian

Untuk menerapkan langkah-langkah penelitian yang akan

dilaksanakan desain paradigma penelitian yang akan digunakan

digambarkan seperti pada gambar 3.2 berikut ini :

25

Analisis program dan

layanan yang adaAnalisis kebutuhan

masyarakat layanan individu,

dan tenaga kerja

Kebutuhan program & Pelayanan

• Kurikulum

• tenaga kependidikan

Guru/personalia

• kesiswaan Sarana/ Prasarana

• keuangan

Sertifikat ISO 9001: 2008

PERMEN No.19

2005 Tentang SNP

1. Standar Isi

2. Standar proses

3. Standar

Kompetensi

4. Standar

pendidikan dan

Tenaga

kepenidikan

5. Standar sarana

dan prasarana

Page 26: Proposal disertasi

Gambar 3.1. Desain Paradigma Penelitian

Desain paradigma penelitian pada Gambar 3.1 adalah untuk

mendeskripsikan dan menganalisa data dan informasi lapangan sesuai

dengan keadaan sebenarnya tentang Implementasi ISO 9001:2008

dalam pendekatan kajian evaluasi pendidikan berdasarkan UU

26

Iklim Belajar

Custumer Satification

Siswa,orang tua dan

masyarakat

Model Pembelajaran di

Laboratorium SMK berbasis ISO

9001 : 2008

Kualitas Proses Pembelajaran

Hubungan siswa dan guru

Kualitas Siswa lulusan SMK

• Dimensi Individual : Keimanan

& Taqwa Pembentukan watak;

kemendirian; Potensi tumbuh;

Skill dasar; Generalizable skill;

Transferrable skill; Produktivitas;

Ethos• Dimensi Sosial

Leadership/Guru

Laboratorium,

workshop,

bengkel

Page 27: Proposal disertasi

Sisdiknas No.20 Th 2003 dikatakan bahwa evaluasi pendidikan

adalah kegiatan pengendalian dan penetapan mutu pendidikan

terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang

dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban

penyelenggaraan Pendidikan.

Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan

berbeda dengan penelitian konvensional yang bersifat kuantitatif,

dalam penelitian kualitatif, disain penelitian tidak ditentukan

sebelumnya. Meskipun begitu, menurut Bogdan & Biklen, 1982

dalam Arief Furchan, 1996) fungsi desain tetap sama yaitu digunakan

dalam penelitian untuk menunjukkan rencana penelitian tentang

bagaimana melangkah maju. Lincoln dan Guba (1985)

mengidentifikasi unsur-unsur atau elemen-elemen disain naturalistik,

dan pada penelitian akan dilakukan prosedur langkah-langah sebagai

berikut:

1. Penentuan fokus penelitian (initial focus for inquiry)

Penentuan fokus penelitian dilakukan dengan memilih fokus

atau pokok permasalahan yang dipilih untuk diteliti adalah

implementasi PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)

berbasis ISO 9001:2008 pada pembelajaran di laboratorium, dan

memfokuskannya: pada masalah pengelolaan laboratorium secara

umum, kemudian dan spesifik tentang pembelajaran pada teknik

audio dan video. Namun, fokus ini masih dapat berubah. Fokus

sangat penting sebab tidak ada penelitian tanpa fokus, sedangkan sifat

fokus tergantung dari jenis penelitian yang dilaksanakan

menggunakan pendekatan deskriptif dan evaluatif.

27

Page 28: Proposal disertasi

Fokus penelitian ini adalah masalah pembelajaran di

laboratorium yang terintegrasi dengan prosedur pengelolaan berbasis

standar ISO 9001:2008 yang mengacu pada IEC 7025, untuk evaluasi

fokusnya adalah evaluasi terhadap efektivitas implementasi sertifikat

ISO terhadap kepuasan pelanggan (Satification Custumer), dan untuk

implementasi analisis kebijakan tentang Sertifikasi ISO.

2. Penentuan fase-fase penelitian secara berurutan

Dalam penelitian ditentukan tahap-tahap penelitian, yaitu

bagaimana beranjaknya dari tahap satu ke tahap yang lain dalam

proses yang berbentuk siklus. Tahapan-tahapan tersebut memiliki tiga

fase yaitu :

a) Pertama Tahap orientasi dengan mendapatkan informasi tentang

apa yang penting untuk ditemukan, atau orientasi dan peninjauan.

b) Kedua, tahap eksplorasi dengan menemukan sesuatu secara

eksplorasi terfokus, dan

c) Tahap ketiga, tahap member check dengan mengecek temuan

menurut prosedur yang tepat dan memperoleh laporan akhir.

3. Penentuan instrumentasi.

Instrumen penelitian tidak bersifat eksternal, melainkan bersifat

internal yaitu peneliti sendiri sebagai instrument (human instrument).

Bentuk-bentuk lain instrument yang digunakan adalah angket,

fieldnote, rekaman, dan video. Penelitian ini secara naturalistik,

evaluasi dan sebagai analisis kebijakan penjaminan mutu

pembelajaran dalam rangka mengetahui sejauh mana kebermanfaat an

ISO dalam pendidikan kejuruan di SMK. Instrument manusia yang

digunakan diorganisasi dalam satu tim, dengan didasarkan pada

28

Page 29: Proposal disertasi

keuntungan peran, perspektif nilai, disiplin, strategi, metodologi, cek

internal dan saling mendukung.

4. Perencanaan pengumpulan data

Instrumen manusia yang beroperasi dalam situasi yang tidak

ditentukan, di mana peneliti memasuki lapangan yang terbuka,

sehingga tidak mengetahui apa yang tidak diketahui. Untuk itu maka

peneliti mengandalkan teknik-teknik kualitatif, seperti wawancara,

observasi, pengukuran, dokumen, rekaman, dan indikasi non-verbal.

Dalam rekaman data terbagi pada dua dimensi, yaitu fidelitas

dan struktur. Fidelitas mengacu pada kemampuan peneliti untuk

menunjukkan bukti secara nyata dari lapangan(fidelitas tinggi,

misalnya rekaman video atau audio, sedangkan fidelitas kurang,

misalnya catatan lapangan). Sedangkan dimensi struktur meliputi

terstrukturnya wawancara dan observasi.

5. Perencanaan prosedur analisis

Analisis data dilakukan sepanjang penelitian dan dilakukan secara

terus-menerus dari awal sampai akhir penelitian. Pengamatan tidak

mungkin tanpa analisis untuk mengembangkan hipotesis dan teori

berdasarkan data yang diperoleh. Analisis data merupakan proses

pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip-transkip

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain agar peneliti

dapat menyajikan temuannya.

Analisis data melibatkan pengerjaan pengorganisasian,

pemecahan dan sintesis data serta pencarian pola-pola,

pengungkapan hal-hal yang penting dan penentuanapa yang

dilaporkan. Karena banyaknya model analisis yang diajukan oleh

29

Page 30: Proposal disertasi

para pakar, maka peneliti hendaknya memilih salah satu modfel yang

dianjurkan oleh para pakar tersebut.

6. Perencanaan logistik.

Perencanaan perlengkapan (logistik) dalam penelitian kualitatif

dapat dikelompokkan ke dalam lima kategori, yaitu:

(a)mempertimbangkan kebutuhan logistic awal secara keseluruhan

sebelum pelaksanaan proyek; (b)logistik untuk kunjungan lapangan

sebelum, berada di lapangan; (c) logistik untuk sewaktu di lapangan;

(d) logistik untuk kegiatan-kegiatan setelah kunjungan lapangan; dan

(e) perencanaan logistik untuk mengakhiri dan menutup kegiatan.

7. Rencana untuk pemeriksaan keabsahan data

Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi

empat teknik. Pertama, kredibilitas (credibility)yaitu kriteria untuk

memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan.

hasil penelitian agar dapat dipercaya oleh semua pembaca secara

kritis dan dari responden sebagai informan. Untuk hasil penelitian

agar kredibel, digunakan tujuh teknik yang diajukan yaitu:

a) perpanjangan kehadiran peneliti/pengamat (prolonged

engagement),

b) pengamatan terus-menerus (persistent observation),

c) triangulasi (triangulation),

d) diskusi teman sejawat (peer debriefing),

e) analisis kasus negative (negative case analysis),

30

Page 31: Proposal disertasi

f) pengecekan atas kecukupan referensial (referencial adequacy

checks), dan

g) pengecekan anggota(member checking).

Kedua, transferabilitas (transferability). Kriteria ini digunakan

untuk memenuhi kriteria bahwa hasil penelitian yang dilakukan

dalam konteks (setting) tertentu dapat ditransfer ke subyek lain yang

memiliki tipologi yang sama.

Ketiga, dependabilitas (dependability). Kriteria ini digunakan untuk

menilai ketelitian terhadap kesalahan dalam mengkonseptualisasikan

rencana penelitiannya, pengumpulan data, dan pengintepretasian.

Teknik terbaik yang digunakan adalah dependability audit dengan

meminta dependent dan independent auditor untuk mereview aktifitas

peneliti.

Keempat, konfirmabilitas (confirmability). Merupakan kriteria

untuk menilai mutu hasil penelitian. Dependabilitas ini digunakan

untuk menilai kualitas dari proses yang ditempuh oleh peneliti dalam

penelitian, maka selanjutnya konfirmabilitas untuk menilai kualitas

hasil penelitian, dengan tekanan pertanyaan apakah data dan

informasi serta interpretasi dan lainnya didukung oleh materi yang

ada dalam audit trail.

B. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan tujua dan metoda penelitian maka teknik

pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian adalah :

1. observasi

Dalam observasi untuk menentukan fokus dimana pada

penelitian ini peneliti mengamati dan mencatat kegiatan di

laboratorium sebagai sumber data. Sedangakan jenis obsevasi yang

digunakan observasi partisifatif dengan langkah-langkah yang

dilakukan secara pasif, moderat, aktif, dan lengkap. Adapun tahap

observasi yang akan dilakukan pada penelitian ini berdasarkan

Spradley (1980) yaitu :

31

Tahap deskripsisi

Memasuki situasi,

SMK

Tahap Reduksi

Menentukan Fokus

laboratorium :

Pengelolaan dan Proses

pembelajaran

Tahap Seleksi

Menguraikan fokus menjadi SOP

komponen pengelolaan untuk

proses pembelajaran

Page 32: Proposal disertasi

Gambar 3.2. Tahap observasi

2. Wawancara

Menurut Esterberg (2002) dikatakan bahwa “a meeting of two

persons to exchange information and idea throught question and

responses, resulting in communication and joint construction of

meaning about a topic “ (Sugiyono, 2010:231)

Dengan demikian maka wawancara yang akan digunakan pada

penelitian dilakukan sebelum penelitian untuk studi pendahuluan

tentang implementasi ISO 9001:2008 pada SMK Negeri 12 yang akan

digunakan untuk penelitian selanjutnya pada SMK SKKD teknologi

dan rekayasa yang memiliki ISO 9001:2008 di Jawa Barat.

Langkah-langkah wawancara yang digunakan pada penelitian

ini meliputi hal-hal antara lain :

1. Penetapan obyek yang akan diwawancara

2. Penetapan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan

3. Mengawali dan membuka walur wawancara

4. Melakukan wawancara

5. Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara

32

Page 33: Proposal disertasi

6. Menuliskan hasil wawancara pada catatan lapangan (field note)

7. Mengindetifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang diperoleh.

3. Dokumen

Dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk mendukung

kredibilatas data hasil wawancara, observasi, dan angket. Dalam

dokumen menurut Bogdan ; “ In most tradition of qualitative

research, the phrase personal document is used broadly to refer to

any first person narrative produced by an individual which describes

his ar her own actions, experience” (Sugiyono, 2010:240). Maka

dokumen-dokumen yang akan digunakan pada penelitian berupa

tulisan, gambar dan catatan penting yang terkait obyek penelitian

tentang laboratorium.

4. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini sebagai alat

persepsi kredibilitas data wawancara, observasi, dan dokumentasi.

5. Triangulasi

Triangulasi dalam penelitian ini untuk menguji kredibilatas data

dari teknik pengumpulan data yang telah dilakukan, gabungan teknik

pengumpulan data seperti gambar berikut ini :

6. Penetuan Populasi dan Sampel

Penetapan populasi dan sampel penelitian terkait dengan sumber data.

“Populasi merupkan obyekatau subyek yang berada pada satu

wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkait dengan masalah

33

Observasi

partisipatif

Wawancara

Angket

Dokumentasi

Sumber data

sama

Page 34: Proposal disertasi

penelitian ( Riduwan, 2005:55). Populasi dalam penelitian ini adalah

SMK pada program keahlian Teknologi dan rekayasa di Jawa Barat

yang telah disertifikasi ISO 9001:2008 yang akan dikaji untuk

menjadi sampel penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Adisendjaja, Y. H. 2008. Sains dan Pembelajaran Sains, Bandung:

Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Agus Salim 2006.Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta:

Tiara Wacana

Arief file:///C:/Documents and Settings/Ad/Desktop/Data

ISO/Pengertian SOP « standar operasi prosedur.htmFebruari 5,

2008

Barlow, M.L. (1974). The Philosophy for Quality Vocational Education Programs. Washington, DC: American Vocational Assosiation, Inc.

Brannen, Julia. (1997). Memadu Metode Penelitian Kualitatif &

Kuantitatif. Terj, Nuktaf Arfawie Kurde, Imam Safe’I dan

Noorhaidi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cascio, Wayne F. (1991), “Applied Psychology in Personal

Management”, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New

Jersey.

Capra, Fritjof. 2001. Tao of Physics.Menyingkap Paralisme Fisika

Modern dan Mistisisme Timur. Terjemahan Pipit

Maizer.Yogyakarta: Jalasutra.

Capra, Fritjof. 2000 Titik Balik Peradaban Sains, masyarakat dan

Kebangkitan Kebudayaan. Terjemahan M. Thoyibi. Yogyakarta:

Yayasan Benteng Budaya.

Depdiknas RI (2006). Naskah Pengembangan SMK Bertaraf Internasional, Jakarta : Direktorat Pembinaan SMK

34

Page 35: Proposal disertasi

Depdiknas RI. (2003). Undang- Undang RI. No. 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekjen Depdiknas.

Denny, M. and Chennell, F. (1986). Exploring pupils’ views and

feelings about their school science practicals: use letter-writing

and drawing exercises. Educational Studies, 12, 73-86.

Direktorat UMDK, Dit.Jend. Yan.Med.DEPKES RI “Petunjuk

Teknis Penyusunan prosedur Tetap Kegiatan Rumah Sakit

Swadana”, Jakarta 1995

Eissenheimer CG. Improving Quality: Guide to Effective Program .

2nd Ed. Maryland. Aspen Pub; 1997.

Evans, J.R. and Lindsay. W.M (2005). The Management and Control of Quality, Sixth Edition, Singapore, Thomson South Western

Goe Evans, J.R. and Lindsay. W.M (2005). The Management and Control of Quality, Sixth Edition, Singapore, Thomson South Western

Hari Suderajat,(2004), Implementasi Kurikulum berbasis Kompetensi, Bandung : CV Cipta Cekas Grafika

Hofstein, A. and Lunetta, V.N. (1982). The role of the laboratory in

science teaching: neglected aspects of research, Review of

Educational Research, 52, 201-217.

Stc, D.L. and S. Davis (1994). Introduction to Total Quality: Quality, Productivity, Competitiveness. Englewood, Cliffs,N.J: Prentice Hall International, Inc.

Hoyle, David.(2006). ISO 9000 Quality Systems Handbook, Fifth Edition. GreatBritain

Juran, J.M and Godfrey, A.B. ( 1999). Juran’s Quality Handbook (5th Edition), New York, McGraw-Hill

Jacqucline M. Katz & Eleanor Green; “Managing Quality, A Guide

to System-wide Performance Management In Health Care”

Katz JM, Green E. Managing Quality: A Guide to System-Wide

Performance Management in Health Care. 2nd Ed. St. Louis.

Mosby; 1997.

Kerr, J.F. (1964). Practical Works in School Sciences, Leicester:

35

Page 36: Proposal disertasi

Leicester University Press.

Lili Rasjidi. (1991). Manajemen Riset Antar disiplin, editor.

Bandung: Rosda

Lincoln, Yvonna S & Egon G. Guba. 1985. Naturalistic Inquiry.

California: Sage

Lexy J. Moleong. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remadja Karya

Myrdal, Gunnar. 1969. The political Element in the Development of

Economic Theory. New York: Simon and Schuster.

Mubyarto, Loekman Sutrisno dan Michael Dove. 1984. Nelayan dan

Kemiskinan. Studi Ekonomi dan Antropologi di Dua Desa

Pantai. Jakarta: Rajawali.

Pusat Pengembangan Pusat Pengembangan Pendidikan

UNIVERSITAS GADJAH MADA ,(2005) PEMBELAJARAN

DI LABORATORIUM, Yogyakarta

Sallis, E., (1993). Total Quality Management In Education. London: Kogan Page Ltd.

Scheerens, Jaap (2003). Peningkatan Mutu Sekolah, Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu

Suardi, Rudi (2001). Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, Penerapannya untuk mencapai TQM. Jakarta: PPM.

Sudjana, N. dan Ibrahim, R. (1988). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Bandung.

Symon, Gillian & Catherine Cassell.1998. Qualitative Methods and

Analysis in Organizational Research. A Practical Guide. New

Delhi: Sage

Smith, Adam. 1976. An Inquiry into tThe Wealth of Nations.

Chicago: The University of Chicago.

Tjiptono, F. dan Diana, A., (1996). Total Quality Management. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Shulman, L.S. and Tamir, P. (1973) Research on teaching in the

natural sciences. In R.M.W.

Gunstone, R.F. and Champagne, A.B. (1990) Promoting

conceptual change in the laboratory. In The Student Laboratory

and the science curriculum (ed. E. Hegarty-Hazel), pp 159-

182.London: Routledge

36

Page 37: Proposal disertasi

(http://blog.tp.ac.id/pengertian-laboratorium-sebagai-pusat-sumber-

belajar ).

Sale D. Quality Assurance for Nurses and Other Members of The

Health Care team. 2nd Ed. London. MacMillian; 1996.

Swansburg, A.C (1996). Management and Leadership for Nurse

Managers. Jones and Bartlett Publishers International, London

England.

Yusuf Hilmi Adisendjaja, Kegiatan Praktikum Dalam

Pendidikan Sains Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA

Universitas Pendidikan Indonesia

37