Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua...

27
Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 19 2.2.2. Perian masing-masing warisan geologi Endapan turbidit Formasi Rumai RA-01 Situs Warisan Geologi Sedimen Laut Dalam Warisan geologi ini berupa runtunan batuan yang disusun oleh perselingan batupasir, batulanau, dan batulempung menyerpih; bersisipan tuf. Terletak di Kelurahan Sapordanco, Distrik Waisei; pada koordinat 00 0 25’48,5” LS/130 0 48’17,9” BT. Satuan batuan yang termasuk dalam Formasi Rumai ini merupakan endapan turbidit, yang terbentuk di laut dalam. Pengendapan dipengaruhi oleh longsoran yang terjadi di bawahlaut. Kandungan foraminifera di dalam batulempung seperti Globigerina ampliapertura Bolli, Globorotalia sp., Catasypdrax pera (Todd), Lepidocyclina sp., dan Globoquadrina altispira Cushman & Jarvis menunjukkan batuan terbentuk pada kala Eosen-Miosen. Lingkungan pengendapannya adalah laut terbuka. RA-02 Situs Warisan Geologi Waiwo Singkapan batugamping Formasi Waigeo yang mengalami pelarutan di bagian permukaannya di Kampung Saonek, Distrik Waigeo Selatan, pada koordinat 00 0 26’07,7” LS/130 0 46’33,1” BT, menghasilkan bentukan unik seperti wajah. Pelarutan dikendalikan oleh retakan. Di dasar bongkahan batugamping dijumpai sedimen pasiran yang banyak mengandung cangkang moluska. Batugamping Formasi Waigeo yang mengandung Lepidocyclina ephipiodes Jones & Chapman, Miogypsina sp., Flosculinela sp., Lepidocyclina sp., Cycloclypeus sp., dan Globigerionides immaturus LeRoy ini berumur Miosen Tengah-Akhir; terbentuk di laut dangkal. Bentukan mirip wajah yang disebabkan oleh pelarutan di permukaan batugamping

Transcript of Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua...

Page 1: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 19

2.2.2. Perian masing-masing warisan geologi

Endapan turbidit Formasi Rumai

RA-01 Situs Warisan Geologi Sedimen Laut DalamWarisan geologi ini berupa runtunan batuan yang disusunoleh perselingan batupasir, batulanau, dan batulempungmenyerpih; bersisipan tuf. Terletak di KelurahanSapordanco, Distrik Waisei; pada koordinat 00025’48,5”LS/130048’17,9” BT.

Satuan batuan yang termasuk dalam Formasi Rumai inimerupakan endapan turbidit, yang terbentuk di laut dalam.Pengendapan dipengaruhi oleh longsoran yang terjadi dibawahlaut.

Kandungan foraminifera di dalam batulempung sepertiGlobigerina ampliapertura Bolli, Globorotalia sp.,Catasypdrax pera (Todd), Lepidocyclina sp., danGloboquadrina altispira Cushman & Jarvis menunjukkanbatuan terbentuk pada kala Eosen-Miosen. Lingkunganpengendapannya adalah laut terbuka.

RA-02 Situs Warisan Geologi WaiwoSingkapan batugamping Formasi Waigeo yang mengalamipelarutan di bagian permukaannya di Kampung Saonek,Distrik Waigeo Selatan, pada koordinat 00026’07,7”LS/130046’33,1” BT, menghasilkan bentukan unik sepertiwajah. Pelarutan dikendalikan oleh retakan. Di dasarbongkahan batugamping dijumpai sedimen pasiran yangbanyak mengandung cangkang moluska.

Batugamping Formasi Waigeo yang mengandungLepidocyclina ephipiodes Jones & Chapman, Miogypsinasp., Flosculinela sp., Lepidocyclina sp., Cycloclypeus sp.,dan Globigerionides immaturus LeRoy ini berumur MiosenTengah-Akhir; terbentuk di laut dangkal.

Bentukan mirip wajah yang disebabkan olehpelarutan di permukaan batugamping

Page 2: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 20

Batugamping ini bersentuhan secara stratigrafi dengan perselingan batupasir dan batulanau lapukdari Formasi Rumai. Sentuhannya adalah tidak selaras.

Cangkang moluska pada endapan pasir Kuarter (kiri) dan sentuhan stratigrafi antara Batugamping Waigeo dengan Formasi Rumai (kanan).

Serpentinit yang terkekarkan, tersesarkan dantergerus kuat

RA-03 Situs Warisan Geologi Batuan UltramafikBatuan ultramafik yang tersingkap di pinggir jalan antaraWaisei dan Warsambin (Kampung Warsambin, DistrikTeluk Mayalibit, pada koordinat 00021’44,5”LS/130054’03,9” BT) ini berjenis serpentinit.

Batuan yang berwarna hijau tua ini umumnya terkekar,tersesarkan, dan tergerus kuat. Setempat dijumpai urat-urat kuarsa berarah acak, dengan lebar antara 0,5-1 cm.

Batuan serupa yang tersingkap di Pulau Gag, di sebelahbarat Pulau Waigeo, diidentifikasi berumur Jura, atauterbentuk sekitar 148 juta tahun lalu. Batuan asal keraksamudera ini berkomposisi basal toleit.

RA-04 Situs Warisan Geologi Batuan TerobosanBatuan terobosan berupa diorit yang menerobos FormasiRumai ini tersingkap di Kampung Warsambin, Distrik TelukMayalibit, pada koordinat 00021’15,9” LS/ 130054’37,7” BT.Diorit yang tersesarkan dan dilalui oleh sungai permukaanmembentuk air terjun setinggi sekitar 40 m.

Sebagian besar singkapannya lapuk mengulit bawang.Penduduk setempat memanfaatkan tanah pelapukan diorituntuk batubata.

Umurnya belum diketahui secara pasti, diperkirakanMiosen Akhir.

Diorit lapuk mengulit bawang (atas) dan batuanserupa yang terkekarkan dan tersesarkan

membentuk air terjun (bawah).

RA-05 Situs Warisan Geologi dan Arkeologi Gua GuyBatugamping Formasi Waigeo yang tersingkap di pinggir barat Teluk Mayalibit, Waigeo,setempat mengalami karstifikasi-lanjut membentuk lorong gua pendek. Situs ini terletak diKampung Warsambin, Distrik Teluk Mayalibit, pada koordinat 00019’04,3” LS/130055’10,7”BT.

Page 3: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 21

Gua Guy tampak dari luar (atas) dan dari dalam(bawah).

Mulut gua yang berada sekitar 5 m di atas muka laut berbangunmelengkung, dengan lebar 5 m dan tinggi 3 m. Stalaktit, stalakmit danflowstone menjadi hiasan gua yang dijumpai di dalam lorong buntusepanjang 10 m.

Dasar gua dilapisi oleh sedimen gua berupa pasir lepas yang banyakmengandung kepingan tulang vertebrata dan cangkang moluska.Tulang dan cangkang ini diduga merupakan sampah dapur, yaitusisa-sisa makanan manusia prasejarah yang pernah tinggal di dalamgua.

Kapan gua mulai dihuni atau menjadi tempat persinggahan manusiaprasejarah belum diketahui.

Sampah dapur (kepingan tulang, cangkang kerang), yaitu sisa-sisa makanan manusia prasejarah yang diduga pernah menghuni Gua Guy beberapa ribu tahun lalu.

RA-06 Situs Warisan Geologi dan Budaya Batu KelaminSitus yang terdapat di Kampung Lopintol, Distrik TelukMayalibit, pada koordinat 00018’55,7” LS/130053’44,2” BTini terletak di pinggir barat Teluk Mayalibit. Pada dindingbatugamping Formasi Waigeo yang membentuk ceruksetempat berkembang stalaktit sepanjang lebih dari 3 m.

Karena bentuknya yang ganjil, yang menyerupai kelaminlaki-laki, maka penduduk setempat menamakannya BatuKelamin.

Masyarakat setempat percaya bahwa dengan memberisedekah berupa uang, yang diselipkan pada stalaktit,maka keinginannya untuk memperoleh keturunan dapatdikabulkan.

Stalaktit berbangun ganjil, yang oleh penduduksetempat dinamakan Batu Kelamin.

Sebuah sea-stack batugamping yangbangunnya seperti pensil, sehingga dikenal

dengan sebutan Batu Pensil.

RA-07 Situs Warisan Bentangalam Sea-stacks Teluk KabuiTeluk Kabui di bagian barat selatan Waigeo, yang dibentukoleh daratan utama dan Pulau Gam, ditempati oleh pulau-pulau kecil (sea-stacks) yang disusun oleh batugampingFormasi Waigeo. Situs bentangalam ini terletak diKampung Kabui, Distrik Mansuar, pada koordinat00018’48,8” LS/130037’07,2” BT.

Pulau berbagai ukuran di teluk yang ukurannya cukupbesar dipisahkan satu sama lain oleh perairan dangkalyang berkedalaman antara 10-20 m. Beberapa pulaumempunyai bangun yang unik, misalnya seperti pensil,wajah manusia dan sebagainya.

Page 4: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 22

Bangun sea-stacks lainnya

Batu Wajah

Ostrea mati di ketinggian 5 m di atas reratamuka laut

Kekar-kekar berarah timurlaut-baratdaya membatasi sebagianpinggiran pulau, sehingga membentuk dinding tegak setinggi rata-rata10 m. Setempat terpotong oleh sesar timurlaut-baratdaya, contoh diBatu Pensil.

Sebagian permukaan batugamping ditutupi oleh lapisan okerberwarna jingga hingga merah tua. Lapisan itu merupakan endapandari larutan yang ke luar melalui percelah-retakan batuan. Diduga,setempat batugampingnya mengandung besi dan magnesium.

Ostrea yang menempel di permukaan dinding pulau-pulaubatugamping tersebar di berbagai ketinggian. Ostrea yang masihhidup berada di bawah pengaruh pasang surut, sementara yang matiterletak di ketinggian hingga 5 m di atas rerata muka laut. Olehkarenanya, jenis moluska ini dapat dipakai untuk menciri paras lautpurba.

Ostrea juga dapat digunakan untuk memperkirakan kecepatan rata-rata pengangkatan di daerah ini, yaitu dengan membagi ketinggianletak ostrea mati dari rerata muka laut dengan umur cangkang ostrea.

Kajian yang pernah dilakukan menghasilkan kecepatan pengangkatanyang besarnya berkisar antara 1,2-1,5 cm/tahun (Samodra, 2017)

Ostrea yang masih hidup (kiri) dan kapan batugamping berwarna merah kekuningan (kanan).

RA-08 Situs Warisan Geologi Gua WawiyaiGua Wawiyai adalah gua yang mulut guanya berada dipermukaan rerata muka laut. Gejala kars bawahpermukaan ini terletak di Kampung Wawiyai, DistrikWaigeo Selatan, pada koordinat 00018’59,5” LS/130039’35,5” BT.

Gua yang belum dipetakan ini diduga sebelumnyamerupakan gua kering, yang digenangi oleh air laut ketikapermukaan laut mengalami penaikan (transgresi) sebelumakhirnya daratan terangkat secara perlahan-lahan.Gundukan batu di mulut gua merupakan bongkahanbatugamping yang runtuh dari dinding gawir.

Hiasan gua tidak berkembang baik, sebagian besarberwarna hijau karena tertutup lumut. Gua menjadi huniankelalawar dan seriti.

Gua Wawiyai.

Page 5: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 23

Lensa-lensa batugamping merah

Viewdeck di puncak bukit batugamping

RA-09 Situs Warisan Bentangalam Kars PiainemuSitus bentangalam kars yang unik dan langka ini terdapatdi Kampung Saukabu, Distrik Waigeo Barat Kepulauan,pada koordinat 00033’50” LS/130016’16,5” BT.

Sistem kekar berarah timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara yang memotong batugamping danmemisahkannya menjadi beberapa bukit memungkinkanmasuknya air laut ke daratan dengan membentuksemacam laguna. Konfigurasi kekar menghasilkan lagunaberbentuk bintang.

Sebuah jalur pendakian dibangun oleh masyarakatsetempat, sehingga pengunjung dapat menikmatipanorama indah pebukitan kars pulau dari puncak bukit. Dipuncak bukit terdapat viewdeck. Batugamping FormasiWaigeo yang tersingkap di lokasi setempat berwarnacoklat kemerahan, dengan bentuknya yang melensa.

Bentangalam Kars Piainemu dilihat dari ketinggian bukit (kiri) dan laguna berbentuk bintang (kanan).

RA-10 Situs Warisan Geologi dan Biologi Pulau KelelawarSebuah pulau kecil di dekat Pulau Gam yang batuannyadisusun oleh batugamping Neogen Formasi Waigeomerupakan habitat kelalawar pemakan buah. Ribuan ekorbinatang nokturnal ini tebang serempak mencari makanmenjelang sore hari, dan kembali pada keesokan harinya.Parade kelelawar yang memenuhi langit menjadi atraksimenarik. Batugamping Neogen di Pulau Kelelawar.

Kelelawar pemakan buah yang berhabitat di Pulau Kelelawar.

RA-11 Situs Warisan Geologi dan Arkeologi Pulau PefPulau Pef, sebuah pulau kecil di sebelah barat Pulau Gam yang terletak di Kampung Kabui,Distrik Mansuar, pada koordinat 00026’37,1” LS/130026’47,6” BT merupakan pulaubatugamping. Setempat, pada dinding tegak di pinggiran pulau dijumpai gambar cadasberupa telapak tangan.

Page 6: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 24

Gambar cadas di sebuah lubang di ketinggiantebing batugamping.

Gambar tersebut tersembunyi di balik ceruk kecil yang dibentuk olehretakan batuan. Tinggi gambar cadas dari permukaan laut sekitar 30m.

Gambar telapak tangan Pulau Pef merupakan sisa-sisa budayamanusia prasejarah yang diperkirakan pernah tinggal di daerah inisekitar 4.000 tahun lalu. Letak ketinggian gambar cadas sesuaidengan angka rata-rata kecepatan pengangkatan, di mana beberaparibu tahun lalu ceruk yang digambari oleh manusia prasejarahletaknya hanya beberapa meter dari permukaan laut.

RA-12 Situs Warisan Geologi dan Arkeologi SelpeleBatuan Formasi Rumai di lokasi ini terdiri dari perselingan batupasir dan batulempung.Satuan ini ditindih takselaras oleh batugamping Formasi Waigeo.

Pada sebuah dinding batugamping dijumpai gambar cadas berupa telapak tangan. Manusiaprasejarah yang menghasilkan budaya ini diduga masih seumur dengan yang tinggal diPulau Pef.

Singkapan Formasi Rumai di daerah Selpele (kiri) yang ditindih oleh batugamping Neogen, yang setempat mengandung gambar cadas.

RA-13 Situs Warisan Geologi Batuan Kerak SamuderaBatuan ultramafik berupa serpentinit yang tersingkap diGunung Meja Besar (442 m dml) ini terletak KampungSelpele, Distrik Waigeo Barat Daratan, pada koordinat00013’23,6” LS/130014’37,4” BT. Batuan umumnyaterkekarkan, tersesarkan, dan tergerus kuat sehinggamemberi kenampakan mengkilat di permukaannya.

Peruntuhan di sepanjang retakan dapat menghasilkanrongga yang bentuknya mirip gua. Serpentinit ditindihtakselaras oleh batugamping Formasi Waigeo.

Serpentinit asal kerak samudera yangterkekarkan dan tersesarkan.

RA-14 Situs Warisan Bentangalam Kars WayagKepulauan Wayag yang disusun oleh batugamping Formasi Waigeo termasuk dalamwilayah Kampung Selpele, Distrik Waigeo Barat Daratan, pada koordinat antara 00009’57,8”LS/130001’12,5” BT dan 00009’13,9” LS/130003’36,4” BT. Pulau dengan aneka bangun danukuran tersebar di dalam laguna yang luas. Mulajadi bangun bukit dipengaruhi oleh strukturgeologi (kekar, sesar), jenis batugamping dan stratigrafinya.

Bentangalam kars yang luas ini dapat dinikmati dari sebuah puncak bukit, yang jalan naik keatas dibangun dan dikelola oleh masyarakat setempat.

Aneka bangun bukit batugamping di daerah Wayag yang disebabkan oleh pelarutan (karstifikasi).

Page 7: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 25

Bentangalam Kars Wayag dilihat dari ketinggian puncak bukit.

Pasir timbul di dekat Pulau Mansuar.

RA-15 Situs Warisan Geologi Pasir Timbul MansuarEndapan pasir lepas hasil penghancuran terumbu koralyang tampak pada saat air laut surut di dekat PulauMansuar merupakan bukti terangkatnya dasar laut padasaat ini. Pasir berwarna putih berbutir kasar hingga sangatkasar; banyak mengandung pecahan koral dan cangkangmoluska.

RA-16 Situs Warisan Geologi Gua MuhidinGua Mudin di Waigeo adalah gua fosil bertingkat yangmempunyai ukuran cukup besar. Beragam jenis danukuran speleotem (stalaktit, stalakmit, flowstone)menghiasi atap, dinding dan dasar lorong.

Air jenuh kalsium karbonat dari atap gua yang menetes dipermukaan bongkah batuan hasil peruntuhan dari atapdan dinding lorong sering menghasilkan lapisan berwarnaputih mengkilap. Air juga ke luar dari beberapa ujungstalaktit yang masih aktif terbentuk.

Setempat, sedimen berwarna coklat muda di dasar guabercampur dengan endapan fosfat guano. Fosfat guanodihasilkan oleh reaksi antara kotoran dan air kencingkelelawar dengan batugamping. Gua belum dipetakansecara rinci. Gua Muhidin di Waigeo.

Batuan gunungapi berumur Eosen-Miosen

RA-17 Situs Warisan Geologi Batuan Gunungapi WaigeoBatuan gunungapi tua yang tersingkap di Teluk Mayalibitini merupakan anggota dari Formasi Rumai. Litologinyadisusun oleh breksi gunungapi, dan tersebar setempat-setempat di sepanjang teluk.

Satuan ini ditindih takselaras oleh batugamping FormasiWaigeo.

RA-18 Situs Warisan Geologi Batuan Gunungapi Tua Pulau SenapanSingkapan lava andesit-basal (Batuan Gunungapi Dore) di bagian utara Pulau Salawati,pada koordinat 00 52,988’ LS/131001,989’ BT, membentuk perbukitan bertimbulan kasar.

Page 8: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 26

Batuan Gunungapi Dore di bagian utara Pulau Salawati.

RA-19 Situs Warisan Geologi Breksi YefmanBreksi anekabahan pada koordinat 0056,341’LS/131004,148’ BT yang kompak, keras, berwarna kelabuhingga merah muda, mempunyai komponen berukuransedang hingga kasar. Komponen yang menyuduttanggung hingga menyudut itu berupa granit merah muda,aplit, batugamping, batusabak, sekis, kuarsit, batupasir,dan serpentinit. Mulajadi batuan berkaitan dengan SesarSorong. Breksi Yefman di daerah Salawati.

Batupasir Waiyaar di daerah Salawati.

RA-20 Situs Warisan Geologi Batupasir WaiyaarRuntunan batupasir dan batulempung gampingan yangmenyusun pebukitan di Salawati bagian timur padakoordinat 0055,058’ LS/130059,119’ BT mewakili FormasiWaiyaar. Satuan ini berumur Jura-Kapur.

RA-21 Situs Warisan Geologi Breksi MarchesaBreksi aneka bahan yang dijumpai di Desa Yenanas diPulau Batanta bagian timur, pada koordinat 0050,168’LS/130053,313’ BT, merupakan endapan saluran yangmemotong lapisan batupasir kerikilan setebal sekitar 7 m.

Singkapan ini mewakili sedimen Kuarter FormasiMarchesa, yang terbentuk di lingkungan darat (sungaiteranyam). Breksi Marchesa di daerah Batanta.

Batugamping koral terangkat.

RA-22 Situs Warisan Geologi Batugamping Koral TerangkatBatugamping terumbu bersisipan kalkarenit di PulauBatanta sebelah timur (koordinat 0047,825’ LS/130055,297’BT) yang mengandung fosil Kuarter mengalamipengangkatan setinggi sekitar 3 m. Pengangkatandisebabkan oleh tektonik yang masih aktif di daerah ini.

Page 9: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 27

RA-23 Situs Warisan Geologi Pasir Timbul BatantaDataran pasir putih di utara Pulau Batanta yang terletakpada koordinat 0046,730’ LS/130040,407’ BT disusun olehbutiran batugamping dan pecahan koral berukuran kasar.Butiran lepas ini merupakan hancuran terumbu koral yangmengalami pengangkatan oleh tektonik aktif.

Pasir timbul di daerah Batanta.

Batuan tertua di daerah Raja Ampat yangberupa batusabak.

RA-24 Situs Warisan Geologi Batuan Tertua Raja AmpatEndapan turbidit yang terletak pada koordinat 01059’8.2”LS/129054’25.7” BT dan ditafsirkan berumur Silur-Devondiduga mengalami pelipatan dan pemalihan selama fasatektonik sebelum Trias Tengah. Pelipatan disebabkan olehpemberaian Benua Gondwana bagian utara.

Batusabak yang merupakan batuan malih derajat rendahtersebar di ujung barat pantai selatan daratan Misool,termasuk pulau-pulau kecil di lepas pantai. Satuan yangdinamakan Batuan Malih Ligu ini merupakan batuan tertuayang tersingkap di daerah Misool dan sekitarnya.

RA-25 Situs Warisan Geologi Danau Ubur-uburKompleks kars kepulauan di tenggara pantai timur PulauMisool merupakan bentangalam asal-pelarutan yangmelibatkan Batugamping Zaag yang berumur EosenTengah-Oligosen.

Sebuah atol yang terletak pada koordinat 01059’1.6”LS/130030’54.0” BT, yang terangkat pada akhir Plistosenmembentuk laguna tua yang dikelilingi oleh bukit-bukitbatugamping berbangun kerucut.

Selama kurun waktu yang panjang, laguna yang terisolir inimengalami pengenceran oleh air hujan sehingga salinitasair laut menurun dan berubah menjadi payau. Ubur-uburlaut berwarna kuning yang tidak beracun dan berhabitat dilagunapun menyesuaikan diri dengan lingkungannya yangberair payau.

Permukaan laguna yang berfluktuasi mengikuti pasangsurut laut di perairan di luar laguna menunjukkan bahwasistem percelah-retakan (kekar) yang berada di bawahpermukaan laut menjaga sirkulasi air di laguna.

Danau ubur-ubur.

Bentangalam kars di daerah Misool dilihat dariPuncak Harfat.

RA-26 Situs Warisan Bentangalam Puncak HarfatKompleks Batugamping Zaag di daerah Sumalelen, padakoordinat 01058’19.8” LS/130027’58.3” BT, memilikibentangalam kars yang melibatkan batugamping tua. Bukittertinggi di daerah ini dapat didaki hingga puncak melaluijalan setapak yang dibangun oleh penduduk setempat.Puncak Harfat merupakan lokasi terbaik untuk melihatpanorama indah kawasan kars kepulauan, dengan tebaranpulau-pulau kecil di antara laguna dan perairan dangkalyang berwarna kehijauan hingga kebiruan.

Page 10: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 28

Penyebaran pulau-pulau di sekitar Bukit Harfat dikendalikan oleh struktur geologi, di mana tebing-tebing curam yang menjadi pinggiran bukit merupakan bidang-bidang sesar atau kekar besar.Batugamping berwarna kecoklatan setempat mengandung Numulites sp.

RA-27 Situs Warisan Bentangalam Kars Teluk DafalenKompleks batuan karbonat berumur Eosen Tengah-Oligosen dari satuan Batugamping Zaag ini mengalamipelarutan oleh air (hujan). Kartifikasi yang berjalan alamiini membentuk bentangalam kars di Teluk Dafalen, yangterletak antara 01058’21.8” LS/130029’26.9” BT dan01058’42.7” LS/130029’17.4” BT.

Nilai estetika bentangalam kars luar di lokasi ini sangattinggi. Keindahan tersebut dibentuk oleh topografi anekabangun bukit batugamping yang unik dan langka. Pulau-pulau kecil yang bertebaran di dekat pulau utama adalahsea-stacks. Pembentukannya dipengaruhi oleh pelarutan,yang difasilitasi oleh struktur geologi sebelum permukaanlaut naik dan memisahkannya dengan pulau utama.Tunggul-tunggul laut ini juga tidak kalah indah dan uniknyadengan bangun asal-pelarutan di pulau utama.

Kars Teluk Dafalen yang berkembang padaBatugamping Zaag di daerah Misool.

RA-28 Situs Warisan Geologi dan Kompleks Gambar Cadas SumalelenPada koordinat 01058’04.6” LS/130028’13.3” BT, 01057’ 54.3” LS/130027’28.1” BT dan01057’48.0” LS/130027’33.8” BT, batugamping dari satuan Batugamping Zaag di daerahSumalelen mengalami pensesaran dan pengkekaran yang cukup kuat. Tebing-tebing curamsetinggi belasan hingga puluhan meter di pinggiran pulau-pulau kecil merupakan bidangstruktur geologi. Struktur geologi inipun memfasilitasi pelarutan, sehingga karstifikasiberlangsung tanpa hambatan. Bukit-bukit batugamping umumnya berbangun kerucut danberpermukaan membulat (sinusoida).

Bentangalam Kars Sumalelen, Misool.

Sebagian dinding terjal batugamping merupakan galeri gambar cadasyang dibuat oleh manusia prasejarah yang pernah hidup di daerah ini.Gambar atau lukisan yang menggunakan bahan berwarna merah hatitersebut mempunyai banyak tema, seperti cap telapak tangan yangdibuat dengan teknik sembur, ikan, lumba-lumba, dan simbol-simboltertentu.

Gambar cadas tidak hanya dilukiskan di tebing batuan, tetapi juga didalam rongga-rongga pelarutan di sepanjang gawir.

Gambar cadas di daerah Sumalelen, Misool.

Page 11: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 29

RA-29 Situs warisan geologi dan budaya Gua TengkorakSebagai fenomena endokarst yang dihasilkan oleh karstifikasi-lanjut, ceruk atau guaberlorong pendek ini berkembang pada batugamping tua dari satuan Napal Kasim yangberumur Neogen (Miosen Awal-Tengah). Gua ini menjadi saksi sejarah perang suku didaerah Tomolol yang terjadi beberapa abad silam, di mana korban dari peperangandikuburkan di dalam gua.

2.3. Nilai situs warisan geologi dan maknanya

Berdasarkan nilai, situs warisan geologi di kawasan Geopark Raja Ampat dapat dikriteriakan menjadisitus bernilai internasional, nasional, regional, dan lokal. Sedang fungsi atau maknanya berkaitandengan aspek ilmiah, pendidikan, dan keindahan.

NO NAMA NILAI FUNGSI(KODE) SITUS GEOLOGI Internasional Nasional Regional Lokal Ilmiah Pendidikan KeindahanRA-01 Sedimen laut dalam • • •RA-02 Waiwo • • • •RA-03 Batuan ultramafik • • •RA-04 Batuan terobosan • • •RA-05 Gua Guy • • •RA-06 Batu Kelamin • • •

RA-07 Sea-stackTeluk Kabui

• • • •

RA-08 Gua Wawiyai • • •RA-09 Kars Piainemu • • • •RA-10 Pulau Kelelawar • • •RA-11 Pulau Pef • • •RA-12 Selpele • • •

RA-13 Batuan keraksamudera • • •

RA-14 Kars Wayag • • • •

RA-15 Pasir timbulMansuar • • • •

RA-16 Gua Muhidin • • • •

RA-17 Batuan gunungapiWaigeo • • •

RA-18 Batuan gunungapiPulau Senapan • • •

RA-19 Breksi Yefman • • •RA-20 Batupasir Waiyaar • • •RA-21 Breksi Marchesa • • •

RA-22 Batugamping koralterangkat • • •

RA-23 Pasir timbul Batanta • • • •

RA-24 Batuan tertuaRaja Ampat • • •

RA-25 Danau Ubur-ubur • • • •RA-26 Puncak Harfat • • • •RA-27 Kars Teluk Dafalen • • • •RA-28 Sumalelen • • • •RA-29 Gua Tengkorak • •

Page 12: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 30

2.4. Situs warisan non-geologi

2.4.1. Situs warisan biologi

Sesuai dengan habitatnya, biologi di daerah Raja Ampat terbagi menjadi flora-fauna darat dan flora-fauna laut. Kelimpahan spesiesnya mengarah pada jenis ekosistem yang dibangun oleh masing-masing komponen biologi. Sebagian fauna endemiknya yang khas, seperti burung cenderawasih,merupakan satwa darat yang dilindungi keberadaannya dan dijaga dari potensi kepunahannya.Kawasan hutan yang tersebar di 11 lokasi (pulau) ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Lindung.Sedang 6 lokasi lainnya dilindungi sebagai Kawasan Cagar Alam.

Tidak seperti hayati darat, sebagian besar kekayaan hayati laut di kawasan Geopark sudahmemperoleh perlindungan secara cukup. Di masing-masing sub-kawasan terdapat kawasankonservasi laut yang melindungi dan melestarikan kekayaan flora-fauna di laut dan pesisir.

Keragaman hayati daratHutan di daerah Raja Ampat bertipe hutan tropis dengan jenis floranya yang heterogen. Daerahpesisir atau pinggiran pantai menjadi habitat bakau (Mangroove sp.), pandan (Pandanus sp.), dansagu (Metroxyion sp.). Kelapa (Cocos nucifera), mangga (Mangifera indica) dan durian termasuktumbuhan yang hidup di daerah dekat pantai. Tanaman yang banyak dibudidayakan antara lain ketelapohon (Manihot utilisima), keladi (Cocacia esculenta), pisang (Musa spp.), tebu (Shacararum spp.),pepaya (Carica papaya), sukun, dan sirih (Piper betle). Dataran rendah yang lebih kering ditumbuhioleh kayu besi (Intsia sp.), matoa (Pometia spp.), ketapang (Terminalia sp.), bintanggur (Colopillumsp.), beringin (Ficus sp.), rotan dan sebagainya. Berbagai jenis pohon kayu yang berkualitas sudahlama dimanfaatkan orang, dan diolah menjadi kayu bernilai ekonomi.

Lima jenis tumbuhan di daerah Raja Ampat yang dikenali berdasarkan ketinggian tempat, tipe tanahdan habitatnya (Rinawati, 2015) adalah: (1) hutan pegunungan rendah, (2) hutan hujan dataranrendah dan perbukitan tanah kering, (3) padang rumput, semak dan lahan terbuka, (4) hutan hujandataran rendah lahan basah, dan (5) hutan pantai.

Aneka jenis pohon dan tumbuhan yang terdapat di hutan Waigeo menurut Kafiar & Gaman (2014)adalah:

NAMA LOKAL NAMA ILMIAH NAMA LOKAL NAMA ILMIAH

Merbau Instia bijuga Minyak -Matoa Pometia pinata Abyai (kayu perahu)Sukun hutan Artocarpus sp. Nibon Oncosperma sp.Palaka Octomeles mollucana Genemo (sayur) Gnetum sp.Pala Myristica sp. Anggrek -Nato (kayu perahu) Palaquium sp. Bambu Bambusa sp.Dar (kayu perahu) - Tali kuning (obat) Arcangelisia flavaDamar Agathis sp. Sarang semut Myrmecodia sp.Beringin Ficus sp. Rotan Calamus sp.Namu-namu Cynometra cauliflora Pakis (sayur) Nephrolepis sp.Muref (kayu perahu) - Jamur -Sama-ma (kayu perahu) Samama cadamba Sagu Metroxylon saguPusi-pusi (kayu perahu) - Papir (kayu perahu) -

Dengan jenisnya yang cukup beragam, burung menjadi satwa yang paling sering dijumpai.Cenderawasih (Paradisedae) yang menjadi maskot Papua masih dapat ditemui di hutan-hutanWaigeo dan Misool. Dengan populasinya yang kecil, burung enggang papua menjadi burung langkadi Raja Ampat, seperti halnya cenderawasih. Golongan burung lainnya di antaranya nuri kepalamerah (Charmosyna rubrunotata), nuri hijau (Trichoglosus goldiei), nuri kepala hitam (Coriusdomocella), kakatua raja (Probosciger atterimus), mambruk (Goura cristanta), taon-taon (Accerosundulatus), elang, bangau putih (Egretta picatta), bangau hitam, kasuari (Casuaryus sp.), kelelawar,seriti, dan walet.

Page 13: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 31

Aneka jenis burung dan binatang yang terdapat di kawasan Geopark Raja Ampat: burung enggang papua (Rhyticeros plicatus),cenderawasih wilson (Cicinnurus respublica), cenderawasih merah (Paradisaea rubra), camar laut, dan kuskus (Spilocuscus

maculates). Potret: Thomas Haider, Mark Ardmann, dan Tim Laman.

Kajian burung yang dilakukan oleh Flora Fauna Internasional (FFI) pada 2015 menghasilkan informasiadanya sekitar 256 jenis burung, di mana 10 jenis di antaranya adalah burung endemik di Papua:cenderawasih merah (Paradisea rubra), cenderawasih botak/cenderawasih Wilson (Cicinnurusrespublica), maleo waigeo (Aepypodius bruijnii), raja ampat pitohui, kofiau paradise kingfisher, kofiaumonarch, misool megapod, mambruk, olive crown flower pecker, dan spice imperial pigeon. Dariburung-burung endemik Papua itu, 7 jenis di antaranya adalah endemik Raja Ampat.

Di Waigeo terdapat 194 jenis burung (FFI, 2014); di mana 7 jenis merupakan endemik papua (4 jenisdiantaranya endemik Raja Ampat, 1 jenis adalah endemik Waigeo.

Menurut Hamidy & Mulyadi (2007), jenis-jenis herpetofauna yang terdapat di Cagar Alam WaigeoBarat antara lain:

NO NAMA SPESIES NAMA INGGRIS STATUS

AMFIBIAHylidae

1. Litoria infrafrenata infrafreanata Australian Giant Tree Frog Recorded2. Litoria sp. (hunti group) Australian Giant Tree Frog Suspect new species3. Litoria nigropunctata Black-dotted Tree Frog New record4. Litoria genimaculata Brown-spotted Tree Frog New record

Microhylidae5. Asterophrys turpicola New Guinea bush frog New record6. Callulops sp. Callulops frog Suspect new species7. Cophixalus sp. Rainforest frog New record/unidentified

Ranidae8. Platymantis batantae Batanta wrinkled Ground frog New record9. Platymantis punctatus Wrinkled ground frog Recorded

10. Platymantis dorsalis Wrinkled ground frog New record11. Rana papua Papuan wood frog Recorded12. Rana arfaki Arfak Mountains frog Recorded

REPTILIALizardsAgamidae

13. Hydrosaurus amboinensis Sailfin lizard Recorded14. Hypsilurus dilophus Forest dragon New record

Gekkonidae15. Cyrtodactylus marmoratus Marbled bow-fingered gecko New record16. Cyrtodactylus loriae Boulenger's bow-fingered gecko New record

Page 14: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 32

17. Gehyra baliola Dumeril’sdDtella New record18. Hemidactylus frenatus Common house gecko Cosmopolite19. Hemidactylus garnotii Indopacific gecko Cosmopolite

Scincidae20. Lygisaurus novaeguineae New Guinea four-fingered skink New record21. Crytoblepharus novaeguineae New Guinea snake-eyed skink New record22. Emoia caeruleocauda Pasific bluetail emo skink Recorded23. Emoia atracostata Mangrove emo skink Recorded24. Emoia physicae Slender emo skink Recorded25. Emoia kordoana Meyer's emo skink Recorded26. Emoia sp. Emo skink Unidentified27. Lamprolepis smaragdina Emerald skink Recorded28. Sphenomorphus variegatus Forest skink Recorded29. Sphenomorphus sp. Forest skink Unidentified30. Glaphyromorphus sp. Blacktail skink New record/unidentified31. Tiliqua gigas Giant bluetongue skink New record

Varanidae32. Varanus jobiensis Peach-throated monitor Recorded33. Varanus indicus Mangrove monitor Recorded34. Varanus doreanus Bluetail monitor New record

SnakesBoidae

35. Candoia aspera New Guinea viper boa RecordedColubridae

36. Stegonotus sp. (undescribed) Frog-eating snake Suspect new species37. Dendrelaphis calligastra Northern bronzeback Recorded38. Boiga irregularis Brown tree snake New record

Elapidae39. Micropechis ikaheka Pacific coral snake Recorded40. Laticauda laticauda Black-banded sea krait New record

Pythonidae41. Morelia amethestina Srub python New record42. Leiopython albertisii White lipped python New record

Turtles43. Elseya novaeguineae Snapping turtle New record

CrocodilesCrocodylidae

44. Crocodylus porosus Saltwater crocodile Recorded

Golongan ophidia antara lain ular bakau perut putih (Fordonia sp.) dan piton. Binatang vertebratalainnya yang dapat dijumpai di antaranya biawak (Paranus indicus), buaya (Crocodillus porosus), dankuskus (Spilococus sp.).

Keragaman hayati lautDari sisi biodiversity laut, daerah Raja Ampat dikenal oleh dunia dengan bermacam-macam sebutanseperti “reef on steroids", the kingdom of coral”, “heart of the coral triangle”, the world’s richest reefs”,"ultramarine" dan sebagainya. Predikat yang melekat ini memang tidak mengada-ada. Wilayah laut diRaja Ampat adalah surga bagi biota penghuni laut dan dasar laut. Salinitas (kadar garam) air lautberkisar antara 33,67%-35,03%.

Dinding-dinding terjal pinggiran pulau yang menerus ke dasar laut hingga kedalaman puluhan meter(seperti di Pulau Wayag dan Uranie), Teluk Mayalibit di Waigeo yang kaya nutrisi, daerah Kabui danAljui, hutan bakau di Kofiau dan Gam, Misool dan Selat Dampir yang kaya plangton membentuklingkungan yang sehat bagi pertumbuhan koral (Erdmann, 2009). Daerah hutan bakau di pinggiranpulau membentuk ekosistem laut tersendiri. Berbagai jenis ikan dan sponge mewarnai keragamanhayatinya.

Page 15: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 33

Di tahun-tahun akhir penelitiannya, Allen (2009) setidaknya telah mendata lebih dari 1.320 spesiesikan terumbu koral. Jumlah itu terus bertambah manakala ia melakukan penelitian lanjutannya.Sekitar 70% spesies koral di dunia terwakili oleh hampir 550 spesies koral. Erdmann (2009) sendiridalam serangkaian penelitiannya telah menemukan 42 spesies stomatopoda (udang mantis), yanghidupnya berasosiasi dengan terumbu. Beberapa spesies ikan, koral dan kepiting merupakan biotaendemi yang tidak dijumpai di daerah lain di dunia. Ia menyebut daerah Raja Ampat dan perairan dibagian baratlaut Kepala Burung sebagai “species factory” bagi kehidupan laut.

Beragam jenis koral di daerah Raja Ampat. Potret: Mark Erdmann.

Paradoks bahwa keragaman hayati daerah Raja Ampat memiliki keunikan bertingkat dunia danmempunyai arti terkemuka secara global (globally outstanding) memang perlu memperolehpemaknaan dan apresiasi tersendiri. Orang juga tidak akan banyak menentang jika Raja Ampatterkukuhkan sebagai pusat penelitian biota laut, termasuk kehidupan hayatinya yang beragam, maknapenting ekologinya yang berskala besar, dan proses oseanografi yang mempengaruhi keragamanhayatinya. Akhirnya, daftar panjang biota laut (belasan di antaranya merupakan spesies baru yangbersifat endemik) dan pemahaman terhadap ekosistem secara utuh akan menjadi spirit bagi kegiatanpengelolaan sumberdaya laut secara berkelanjutan.

Isu pemanasan globalpun dapat menjadi kendala bagi kelestarian hidup koral di Raja Ampat, yangpada saat ini dapat tumbuh subur pada air laut bersuhu 170C. Akibat yang ditimbulkan olehperubahan suhu secara global ini sudah terindikasi melalui migrasi penyu hijau, yang sebelumnyabertelur di Pulau Sayang berpindah ke Kalimantan Selatan dan Pilipina (Erdmann, 2009).

Sejarah penelitian laut di Raja Ampat diawali setidaknya oleh 5 ekspedisi yang dilakukan oleh paranaturalist selama permulaan hingga pertengahan tahun 1800-an (Ammer, 2009). Dengan perahuekspedisi mereka, para naturalist asal Prancis mengunjungi pulau-pulau Uranie (1818-1819), Coquille(1823) dan Astrolabe (1826). Pada tahun 1843 dan 1846 Inggris mengunjungi daerah Raja Ampatdengan menggunakan kapal HMS Samarang, dan dilanjutkan dengan HMS Challenger pada kurunwaktu antara 1874-1875.

Jenis-jenis ikan di Raja Ampat diteliti lebih seksama oleh Peter Bleeker (seorang ahli ikan asalBelanda) pada tahun 1860-an. Sedang Alfred Russel Wallace dari Inggris selama pelayarannyamengelilingi Kepulauan Indonesia dan Malaya juga singgah di Raja Ampat. Hasil penelitian merekamenempatkan daerah Raja Ampat sebagai pusat keragaman hayati, yang selanjutnya menjadi daerahminatan bagi para peneliti selanjutnya. Ekspedisi laut selanjutnya dikenal dengan Ekspedisi Sibolga(1899-1900) dan Ekspedisi Snellius (1929-1930).

Page 16: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 34

Nama-nama pulau yang terasa asing, seperti Uranie dan Quoy, termasuk nama-nama spesies ikandan koral yang dikenal pada saat ini adalah hasil karya para naturalist beberapa abad silam. Nama“hiu berjalan” (walking shark)⎯Hemiscyllium freycineti⎯yang hanya dijumpai di Raja Ampat sudahdiusulkan oleh Louis Claude de Freycinet lebih dari 150 tahun lalu.

Kepulauan Raja Ampat yang menjadi habitat biota laut dengan jenisnya yang langka dan beberapa bersifat endemik. Potret:Mark Erdmann.

Penelitian hayati laut di daerah Raja Ampat. Potret: Mark Erdmann.

Allen (2009) yang tertarik pada ikan karang memulai penelitiannya sejak 1974 hingga sekarang. DiRaja Ampat ia berhasil menemukan 25 spesies ikan baru, yang menambah panjang daftar hinggamenjadi 1.320 spesies, termasuk daerah di sekitarnya (Kepala Burung) yang jumlah spesies ikannyamencapai 1.511 jenis. Ia berkeyakinan dapat memperpanjang lagi daftar tersebut denganmenambahkan 200 spesies baru.

Ikan-ikan itu dikelompokkan menjadi 3 keluarga-kunci (key-family) yaitu keluarga damselfishes (116spesies), keluarga wrasses (117 spesies) dan keluarga gobies (155 spesies). Di Raja Ampat Allenmenemukan garden eels (7 spesies), jawfishes (10 spesies) dan dottybacks (21 spesies) yangsebenarnya merupakan spesies-spesies langka di dunia.

Dari kiri ke kanan, searah jarum jam: belut emas bertotol coklat (Gorgasia naeocepacea), Ammer's dottyback jantan(Pseudochromis sp.), Ammer's dottyback betina (Pseudochromis sp.), Erdmann's tilefish (Hoplatilus erdmanni) dan

Paracheilinus nursalim. Potret: Gerald Allen.

Jenis-jenis ikan endemik yang hanya ditemukan di Raja Ampat, dan tidak dijumpai di daerah lainmencakup beberapa spesies dari 25 spesies endemik regional yang berhabitat di daerah KepalaBurung. Spesies endemik yang dimaksud antara lain Eviota raja (raja goby), Pseudochromis sp.

Page 17: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 35

(ammer’s dottyback) dan Apogon leptofasciatus (slim-lined cardinalfish). Spesies endemik daerahKepala Burung yang juga dijumpai di Raja Ampat di antaranya Paracheilinus nursalim (fakfakflasherwrasse), Corythoichthys benedetto (ornate pipefish), Hoplotilus erdmanni (erdmann’s tilefish),dan Manonichthys jamali (jamal’s dottyback). Keluarga Melanotaeniidae yang diwakili oleh spesiesikan pelangi air tawar dan juga bersifat endemik salah satunya ditemukan di Waigeo (Melanotaeniacatherinae).

Dari kiri atas ke kanan, searah jarum jam: Corythoichthys benedetto, Eviota raja, Melanotaenia catherinae, Chrysipterahemicyanea, Chaetodontoplus dimidiatus, dan Manonichthys jamali. Potret: Gerald Allen.

Dari kiri atas ke kanan, searah jarum jam: Chrysiptera hemicyanea, Chrysiptera demoiselle, Acrechthys radiatus, Antennariuspictus, Abalistes stellatus dan Pomacentrus auriventris. Potret: Gerald Allen.

Dari kiri atas ke kanan, searah jarum jam: Chlorurus bowersi, Gracila albomarginata, Pseudanthias randalli, Ptereleotris zebra,Pseudanthias dispar dan Pictichromisporphyrea. Potret: Gerald Allen.

Page 18: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 36

Dari kiri atas ke kanan, searah jarum jam: Cryptocentrus cyanotaenia, Oplopomus oplopomus, Mononichthys splendens,Apogon oxygrammus, Synchiropus moyeri dan Amblyeleotris latifasciata. Potret: Gerald Allen.

Dari kiri ke kanan: Cheilinus undulatus, Neoglyphidodon nigroris, dan Chrysiptera bleekeri. Potret: Gerald Allen.

Dari kiri ke kanan: Premnas biaculeatus, Cephalopholis miniata dan Meiachantus grammistes. Potret: Gerald Allen.

Dari kiri ke kanan: Apolemichthys trimaculatus, Pomacanthus navarchus, dan Zebrasoma veliferum.Potret: Gerald Allen & Maurine Shimlock.

Page 19: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 37

Kiri atas: Pomancanthus annularis, kiri bawah: Plectorhinchus polytaenia; tengah: Cephalopolis miniata; kanan: Plectorhinchuslineatus dan Plectorhinchus polytaenia. Potret: Gerald Allen & Stephen Wong.

Dari kiri ke kanan, searah jarum jam: Golden sweepers-Parapriacanthus ransonneti (potret: Maurine Shimlock), dottyback-Pseudochromis splendens (potret: Denise Nielsen Tackett), acoel flatworms (potret: Denise Nielsen Tackett), ribbon sweetlips-Plectorhinchus polytaenia (potret: Stephen Wong), zooids-Perophora namei (potret: Larry Tackett), serta banded shrimpgobies-

Cryptocentrus cinctus dan alpheid shrimp-Alpheus sp. (potret: Mark Strickland).

Dari kiri ke kanan, searah jarum jam: Golden sweepers-Parapriacanthus ransonneti (potret: Denise Nielsen Tackett), orbicularcardinalfish-Sphaeramia orbicularis (potret: Claudia Pellarini-Joubert), Chrypsiptera hemicyanea (potret: Roger Steene), saddled

butterflyfish-Chaetodon ephippium (potret: Roger Steene), beaked coralfish-Chelmon rostrautus (potret: Roger Steene), sertaoxeye scads-Selar boops (potret: David Doubilet).

Page 20: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 38

Kiri: orbicular cardinalfish-Sphaeramia orbicularis yang berenang di sekitar sponge ungu yang menempel pada akar bakau diPulau Gam (potret: Thomas Haider), tengah atas: scissortail fusilier-Caesio caerulaurea, lunar fusilier-Caesio lunaris dan bigeye

trevally-Carnx sexfasciatus (potret: Thomas Haider), tengah bawah: barakuda-Sphyraena barracuda yang bersembunyidi antara bluetail unicornfish-Naso caeruleacauda (potret: David Doubilet), dan kanan: ribbon sweetlips-Plectorhinchus

polytaenia (potret: Jennifer Hayes).

Kiri: trevally raksasa, napolean wrasse dan hiu karang whitetip di Terumbu Sardine antara pulau-pulau Kri dan Gam (potret: TimLaman), tengah atas: western clownfish-Amphiprion oceallaris di antara anemon hijau-Heteractis magnifica (potret: Claudia

Pellarini-Joubert), tengah bawah: sepasang ikan spine cheeh anemone-Premnas biaculeatus (potret: Claudia Pellarini-Joubert),kanan atas: nudibranch-Chromodoris magnifica (potret: Dos Winkel) dan kanan bawah: javanese damsel-Neoglyphidodon

oxydon (potret: Jennifer Hayes).

Dari kiri atas ke kanan, searah jarum jam: sapphire tunicate-Perophora namei (potret: Roger Steene), sepasang mozambiqueghostgobies-Pleurosicya mossambica (potret: Dos Winkel), redfin athias-Pseudanthias dispar (potret: Thomas Haider), anekaikan karang (potret: Mark Erdmann), picture dragonet-Synchiropus picturatus (potret: Paul Munzinger) dan ribbon sweetlips-

Plectorhinchus polutaenia (potret: Thomas Haider).

Page 21: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 39

Kiri atas: hiu wobbgong-Eucrossorhinus dasypogon (potret: David Doubilet), kiri bawah: hiu raja epaulette-Hemiscylliumfreycineti (potret: Thomas Haider), tengah: ubur-ubur bulan-Aurelia aurita di Pulau Gam (potret: Max Ammer), kanan atas: potret

dekat ubur-ubur bulan (potret: Max Ammer), dan kanan bawah: commensal shrimp-Urocaridella antonbruunii di mulut seekormoray eel-Gymnothorax javanicus (potret: Jennifer Hayes).

Kudalaut kerdil (pygmy seahorse) yang juga menjadi penciri karakteristik biota laut di Raja Ampatditeliti secara seksama oleh Denise Nielsen Tackett, seorang naturalist dari Virginia Barat, AS. Untukmenghormati ketekunannya, namanya digunakan untuk salah satu spesies kudalaut kerdil yaituHippocampus denise. Keberadaan kudalaut berukuran kecil sudah diketahui sejak pertengahan Abad19. Penemuan kudalaut kerdil di Kaledonia Baru⎯Hippocampus bargibanti⎯pada tahun 1970menjadi tonggak penelitian biota ini untuk tahun-tahun selanjutnya. Kudalaut kerdil yang tersebar diIndo-Pasifik, Australia, Jepang dan Laut Merah hanya mewakili 8 spesies yang telah dikenali yaituHippocampus bargibanti, H. minotaur (spesies yang hidup di laut dalam, lebih dari 60 m), H. denise,H. colemani, H. severnsi, H. satomiae dan H. waleananus. Selama penelitiannya di Raja Ampat sejaktahun 1996, setidaknya 5 spesies di antara 8 spesies yang ada terdapat di perairan dangkal RajaAmpat.

Kiri dan tengah: Hippocampus denise dan Hippocampus bargibanti (potret: Larry Tackett) serta kanan atas dan bawahHippocampus sp. (potret: David Doubilet).

Page 22: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 40

Kanan atas dan bawah: Hippocampus denise; tengah: sepasang Hippocampus denise, dan kanan: Hippocampus bargibantivarian kuning. Potret Larry Tackett.

Tiga spesies baru nudibranchs di Raja Ampat ditemukan oleh Takako Uno (2009). Salah satunyadiberi nama Tatako’s trapania. Khususnya untuk ikan-ikan karang dangkal (hingga kedalaman 60 m),Allen (2009) mengklaim bahwa Raja Ampat merupakan daerah terkaya di planet ini. Sebagai habitatikan karang dengan jumlah spesiesnya yang sangat banyak, Raja Ampat tidak dapat ditandingi olehdaerah lain yang seukuran.

Spesies Manta birostris di kawasan laut Raja Ampat. Potret: Claudia Pellarini-Joubert & Leon Joubert.

Kiri atas: koral berbentuk kipas Melithaea sp. dan ikan-ikan perak Hypoatherina barnesi, kiri bawah: koral kipas Neptune diPulau Wayilbatan, tengah: keindahan terumbu koral di Misool Tenggara, kanan atas: terumbu koral di Pulau Boo, serta kanan

bawah: koloni ascidian-Clavelina sp. dan Didemnum spp. Potret: Maurine Shimlock dan Roger Steene.

Page 23: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 41

Daerah perairan laut Raja Ampat menjadi surga bagi para penyelam (divers). Mereka menyebutdaerah ini sebagai “the king of diving”. Selama menyelam, mereka akan disambut oleh Manta ray danpygmy seahorse, termasuk pemandangan bawahlaut yang sangat indah yang diciptakan oleh tamankoloni koral dan biota laut lainnya.

Sperm whale-Physeter macrocephalus yang dijumpai di perairan Selat Dampier antara Batanta dan Waigeo. Potret: Tim Laman.

Kiri: cumi-cumi-Serpia sp., tengah atas: hiu wobbegong-Eucrossorhinus dasypogon dan golden sweeper-Parapriacantusransonneti, tengah bawah: udang-Pontonides unciger, dan kanan: udang pena laut-Dasycaris symbiotes.

Potret: Maurine Shimlock.

Jenis biota laut lainnya yang memperkaya aspek keragaman hayati di Raja Ampat antara lain ikanpaus, hiu, lumba-lumba, cumi-cumi, udang, kepiting, serta moluska (keong, kerang).

2.4.2. Situs warisan budaya

Kawasan Geopark Raja Ampat memiliki ragam budaya yang tinggi. Kajian sejarah kepurbakalaan diRaja Ampat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat yang bekerjasamadengan Universitas Cenderawasih antara tahun 2007-2010 menyebutkan bahwa Kecamatan TelukMayalibit dan Kecamatan Waigeo Selatan di Waigeo adalah tempat asal-usul nenek moyangpenduduk Raja Ampat. Hubungan sejarah antara Raja Ampat dengan daerah di sebelah timur(Daratan Papua) dan barat (Maluku) terkaji melalui penelitian di Kecamatan Selat Sagawin (Batantabagian utara) dan di Kecamatan Samate (Salawati bagian utara).

Kajian di Misool pada tahun 2010 mendudukkan pentingnya pulau ini sebagai pusat prasejarah yangdimulai sejak masa Megalitikum. Budaya yang menghasilkan bangunan dari batu-batu besar yangdibentuk sesuai keperluan itu diperkirakan masuk ke Papua Barat melalui Maluku. Benteng, artefak,dan lukisan gua menjadi benda peninggalan budaya masa lampau di Misool, yang jumlahnya relatiflebih banyak dibanding daerah lainnya.

Menurut catatan para pelaut Portugis dan Spanyol Abad 15, sebagaimana ditulis dalam laporanpenelitian Universitas Cenderawasih (2010), raja-raja di Raja Ampat sudah lama menjalin hubungandagang dengan kerajaan lain dari Maluku dan Biak-Numfor di Teluk Cenderawasih. Para raja di RajaAmpat menerima barang-barang dari rakyatnya, sebagai bentuk upeti, sebelumnya akhirnya

Page 24: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 42

dikumpulkan untuk dijual atau diberikan kepada raja dari daerah lain sebagai hadiah. Barang-barangkomoditas utama seperti kulit penyu, burung cenderawasih, mutiara dan teripang yang dimonopolioleh kerajaan-kerajaan di Raja Ampat, dan tidak banyak dimiliki oleh kerajaan-kerajaan di sekitarnya,sering menjadi pemicu perselisihan. Tidak jarang Kerajaan Bacan melakukan provokasi dari arahselatan, sementara dari utara bendera peperangan dikibarkan oleh Kerajaan Tidore. Kedua kerajaanitu berasal dari daerah Maluku.

Dalam keadaan damai, sering terjadi tukar-menukar hadiah dan cinderamata sebagai tandapersahabatan antar kerajaan. Bermacam-macam benda bernilai yang merupakan komoditi yangdimonopoli oleh kerajaan-kerajaan di Raja Ampat dikirim ke Maluku. Sebagai imbal-baliknya raja-rajadari Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan mengirim guci, gong, porselin tua. Merekapun menghadiahkangelar-gelar kebangsawanan Maluku seperti Sangaji, Kapitan Laut, Dimara, Jojau dan sebagainya.

Ketika pedagang dari Eropa Barat memasuki Kepulauan Raja Ampat dan Kepulauan Maluku padaAbad 15, sebelum akhirnya diambil-alih dan dimonopoli oleh VOC hingga akhir Abad 19 terjadiperubahan sistem perdagangan. Perdagangan bergeser dari monopoli oleh raja menjadiperdagangan yang dilakukan oleh rakyat. Pendudukpun bebas melakukan perdagangan sendiri baikdi antara penduduk asli Raja Ampat, maupun dengan pedagang asing asal Buton, Bugis, Seram danTimor yang sudah lama menetap di pulau-pulau Raja Ampat. Pada saat ini perdagangan menjadisemakin luas, di mana pedagang setempat melakukan kegiatannya dengan pedagang musiman dariMakassar dan Surabaya.

Salah satu bentuk perdagangan adalah sistem kontrak, yang melibatkan pemilik sumberdaya(pemberi kuasa) dengan orang lain yang diberi kuasa. Sistem kontrak ini dilakukan melalui perjanjiantertulis yang disaksikan para kepala adat setempat. Perjanjian berisi pemberian kuasa untukmengolah sumberdaya seperti tanaman kelapa dan pinang dari pemilik kepada pihak yang menerimakuasa. Besar kecilnya kontrak yang disesuaikan dengan potensi sumberdaya yang ada menjadibagian dari kesepakatan bersama.

Selama beberapa abad lalu, para raja dan bangsawan di Raja Ampat memiliki kekuasaan untukmengumpulkan sumbangan (upeti) dari rakyatnya. Keadaan ini menyebabkan mereka tidak memilikikecakapan untuk mengolah sumberdaya alam yang ada di sekitarnya. Sifat superior merekamewajibkan rakyatlah yang mengolah sumberdaya tersebut. Di masa sekarang, ketika perdaganganmelalui sistem kontrak banyak dilakukan oleh penduduk setempat, mereka memiliki keenggananuntuk melakukannya. Agaknya pengangkuan sosial masih menjadi tujuan pokok hidupnya dibandingmelakukan aktivitas ekonomi.

Benda-benda sejarah dan peninggalan budaya masa lalu tersebar di banyak tempat di wilayahKepulauan Raja Ampat. Situs-situs warisan budaya itu kelestariannya dilindungi oleh Undang-UndangNomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Situs-situs warisan budaya di kawasan Geopark Raja Ampat di antaranya adalah:

1. Gong korois dan tempat duduk raja di Kampung MumesBenda bersejarah di Mumes yang terletak di Kecamatan Teluk Mayalibit, Waigeo, berupatempat duduk yang terbuat dari batu dan sisa-sisa bangunan tembok. Batu berbentuk tabungsetinggi 1 m dan bergaris tengah 30 cm ini dipercaya sebagai tempat duduk Raja Arifin, yangpernah berkuasa di Waigeo. Ia adalah raja yang tidak mau mengakui kekuasaan SultanJamaludin dari Ternate, dan memilih berperang melawannya. Akhir hayat Raja Arifin tidakdiketahui, karena dikisahkan ia hilang bersama ombak. Sisa bangunan tembok diduga sebagaibekas rumah raja.

Di tempat ini juga ditemukan gong, yang menurut ceritanya adalah alat yang digunakan untukmemberi isyarat datangnya musuh. Dengan membunyikan gong tersebut, rakyat diminta untukbersiap-siap menghadapi serangan musuh. Gong diberi nama korois, yang artinya "tidakpandang bulu". Masyarakat setempat merawat benda-benda peninggalan sejarah ini denganbaik.

2. Kuburan tua di Kampung LopintolKuburan yang diyakini sebagai tempat peristirahatan Danu Arif Syaifuddin dan anakperempuannya ini terletak tidak jauh dari pantai. Ia berasal dari Ternate, datang ke Lopintol

Page 25: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 43

untuk berdagang sembari menyiarkan agama Islam. Setelah meninggal, anak keturunannyamenjadi suku pendatang pertama yang mendiami Kampung Lopintol. Masyarakat setempatmensakralkan kuburan yang sudah berumur ratusan tahun ini, dan membersihkannya setiapbulan. Kuburan tua inipun dianggap memiliki nilai religius. Penduduk setempat meyakini bahwatanpa kehadiran Danu Arif Syaifuddin maka Lopintol tidak akan berkembang seperti sekarang.

3. Pemukiman masyarakat Betew di Waigeo SelatanPulau Bunmkum di Waigeo Selatan adalah tempat pemukiman pertama orang Betew yangberasal dari Biak. Bahasa Biak-Numfor menyebutnya meos di korano vyak, atau kolano fatmenurut bahasa lokal yang digunakan oleh masyarakat suku Amber Worem, Syam danLangganyam yang tinggal di Teluk Mayalibit. Sebagai kelompok pendatang yang asalnyasangat jauh, mereka melakukan interaksi dalam bentuk ikatan persaudaraan dengan pendudukasli khususnya suku Amber Worem, Langganyam dan Syam. Daerah di sekitar TelukMayalibitpun menjadi tempat penyimpanan makanan (kamon atau kabila) bagi masyarakatBetew.

Masyarakat Betew sering menolong penduduk asli mengusir perampok dan bajak laut (wairakatau raek) yang mengganggu ketenangan hidup mereka. Oleh karenanya orang Betewpunmenjadi batih atau kerabat bagi penduduk asli, dan memperoleh julukan mabri yang artinyaorang berani atau ksatria. Masyarakat Betew akhirnya banyak memperoleh kebun dengan carabarter atau melalui kedudukannya sebagai batih. Dan pemukiman masyarakat Betew yangterdapat di luar Teluk Mayalibit menjadi semacam "penjaga pintu" (smamarek ma sorswarekma swawur warek kedwai) yang akan mengusir orang jahat masuk ke perairan bagian dalamTeluk Mayalibit.

4. Gua makam di Kampung WawiyaiSebelum agama Kristen masuk ke Raja Ampat, masyarakat di Kampung Wawiyai mempunyaicara tersendiri untuk memakamkan anggota keluarga yang meninggal. Jenasah tidak dikubur didalam tanah, melainkan dimasukkan ke dalam sebatang pohon yang dilubangi bagiantengahnya sehingga mirip perahu bersama-sama dengan harta bendanya. Batang kayu inikemudian diletakkan di dalam gua yang banyak ditemukan di sekitar Wawiyai. Guapun akhirnyapenuh dengan tulang-belulang manusia, yang dipercaya sebagai nenek-moyang masyarakatWawiyai.

5. Benteng perdamaian (klaudi) di Kampung TomololBenteng dari batu yang terletak di Kampung Tomolol, Misool Timur ini berlapis tiga, berderetsejajar pantai. Tinggi benteng berkisar antara 1-2 m, dan panjang sekitar 5 m.

Dikisahkan, ada sepasang suami istri sedang mencari ikan dan siput di pantai. Tiba-tiba daridalam air muncul bayang-bayang orang, yang mengatakan supaya mereka memberi tahukepada pimpinannya bahwa 3 hari lagi akan ada orang yang menemuinya di pantai. Ia berkata-kata dengan menyebut jou, yang artinya orang terhormat. Suami-istri itupun lalu menyampaikanpesan kepada Sawoi, pimpinan adat setempat. Sawoi-pun mengajak masyarakat untukbersiap-siap. Ia belum tahu tujuan orang yang akan datang tersebut, bermaksud baik atauburuk. Kaum perempuan disuruh menyiapkan noken yang diisi dengan buah-buahan (bonpu),konde dari mabruk (mjab), konde dari kakatua raja (witna haloi) dan kulit kerang (ven aunu)sebagai barang persembahan. Sedang penduduk laki-laki diminta menyiapkan peralatanperang mereka seperti panah (pasi), tombak (halong), acu (taran), alat penikam seperti tombakyang terbuat dari batang nibun (fapa), parang (jo), dan peralatan lain seperti batu gosok (kafatfaijo) dan kulit bia triton (falu).

Rombongan lalu pergi ke pantai, di tempat yang telah dijanjikan. Tetapi sebelumnya merekamembuat 3 jajaran benteng sepanjang 5-7 m yang disusun dari tumpukan batu. Jarak antarbenteng sekitar 5 m. Kaum perempuan bersembunyi di sebalik benteng pertama yang beradadi pinggir laut. Di benteng kedua di belakangnya kaum laki-laki siap dengan persenjataannya.Sedang benteng ke tiga disiapkan menjadi perlindungan manakala terjadi apa-apa.

Menjelang tengah hari datang seekor maleo (hanlai) yang berhenti di tempat yang dijanjikan.Tiba dari arah laut muncul perahu bersusun (kalalas), dan mendaratlah seseorang denganpakaian kebesarannya. Ia menyatakan dirinya sebagai Sultan Tidore. Para perempuanpun

Page 26: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 44

berbegas memberikan barang-barang persembahannya kepada sultan. Sebaliknya, sultanmembagikan gong (dong), piring antik (bem powol), tempat kapur (bailit) dan baki (dakansa).Selain itu ia juga memberikan gelar kepada Sawoi dan orang-orang Matbat lainnya.

Sultan yang melihat Sawoi membawa peralatan perang menanyakan barang itu untuk apa.Dijawab oleh Sawoi, sebagai alat untuk menjaga diri karena belum tahu orang yang inginbertemu dengan mereka berniat baik atau jahat. Sultan memerintahkan semua peralatanperang dikumpulkan. Dihadapan Sawoi dan semua yang hadir ia melarang masyarakat Matbatberperang untuk selamanya. Ia bersumpah, jika ada yang melanggar maka senjata-senjata ituakan menuntut masyarakat Matbat hingga keturunan-keturunannya.

Tumpukan batu yang menyerupai benteng itupun selanjutnya dinamakan benteng perdamaian(klaudi), dan masyarakat Matbat sejak itu tidak pernah berperang lagi. Mereka takut dengansumpah Sultan, sehingga mereka senantiasa menjaga kerukunan dan kedamaian baik dengansesama mereka maupun orang pendatang dari luar.

6. Kampung tua Tomolol/Tamudi/TamuloSuku Matbat di Misool Timur dulunya hidup di daerah pegunungan (mat= orang, bat=gunung,pedalaman), sehingga masyarakat pantai menyebutnya mat hai lomul. Orang pantai sendirimemperoleh sebutan mat low apa. Kampung tua Tomolol terletak sekitar 2 km dari kampungsekarang. Dulunya kampung tua itu bernama Tamudi, yang dalam bahasa Matbat artinya mataair yang ke luar dari batu di dekat pohon mu. Ketika Sultan Ternate berkunjung ke kampungtersebut, ia mengganti nama Tamudi menjadi Tamulo. Di zaman Belanda namanya berubahmenjadi Bemlol, sebelum akhirnya berganti ke nama semula yaitu Tomolol hingga sekarang.

Dikisahkan, pada zaman dulu pernah terjadi air bah yang datang dari laut. Semua pendudukmati, kecuali 2 orang kakak beradik yang selamat karena mereka berlari naik ke gunung. Anaklaki-laki yang sulung membawa ayam putih, dan adiknya yang perempuan membawa kucing.Setelah air surut, mereka kembali ke kampungnya yang sudah porak poranda. Untukmempertahankan keturunan, mereka lalu melakukan pernikahan sedarah. Lahirlah 6 anak(Mjam, Moom, Mloy, Falon, Fadimpo, Faam), yang selanjutnya menjadi leluhur Suku Matbat.

Kampung Tomolo-pun menjadi semakin padat, sehingga tersulut oleh perselisihan antarkelompok terjadilah perang saudara. Kelompok yang kalah mengungsi ke tempat lain,mendirikan pemukiman baru yang sekarang dikenal dengan kampung Folley dan Len Malas.Saat ini Folley menjadi kota Kecamatan Misool Timur.

7. Tempat keramat (tiplo) dan Gua Tengkorak (Manyai Mleugi)Lokasi ini terletak di 4 km utara Kampung Toimolol, yang dapat dicapai dengan menggunakanperahu selama 20-30 menit. Penduduk setempat menyebut lokasi ini sebagai tempat yangdikeramatkan (tiplo). Letaknya berada di sebuah teluk kecil yang di kelilingi oleh pulau-pulaubatugamping.

Bagi masyarakat Matbat yang beragama Islam tempat ini memiliki nilai religi. Alkisah, tempat inimenjadi lokasi penyebaran agama Islam pertama di Misool. Agama ini diajarkan olehAbdulrahman dan Jaiunun, sepasang suami-istri yang datang dari Banda. Setelah meninggal,keduanya di makamkan di tempat ini juga.

Gua Tengkorak yang berjarak 15-20 menit dari tiplo dengan perahu adalah gua batugampingyang dulunya dipenuhi dengan tulang-tulang manusia. Kerangka tersebut sudah banyak yanghilang karena dicuri, sehingga sekarang tinggal beberapa potong, termasuk satu tengkorak.Tulang-belulang manusia ini adalah para musuh Suku Matbat, yang di masa lalu masih seringterjadi perang antar suku.

8. Lukisan gua dan tulisan pada batu (malelen)Lukisan-lukisan gua di Raja Ampat dijumpai di Kampung Aukwar, Selpele, dan di Misool. DiMisool, tempatnya yang merupakan satu kompleks (sehingga lebih dari satu lokasi) dapatdicapai melalui laut dengan berperahu selama 1-2 jam dari Kampung Tomolol.

Page 27: Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Baratrajaampat.travel/wp-content/uploads/2017/pdf/RajaAmpatGeoparkArea... · Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Proposal Calon Geopark Nasional Raja Ampat, Papua Barat

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat 45

Beberapa gua di lokasi ini mengawetkan lukisan-lukisan gua dengan tema atau motif yangberaneka macam. Cap telapak tangan, lukisan binatang (ikan, kuskus, kadal, udang, belut,penyu, ular), lukisan bumerang, perahu dan sebagainya tergambarkan di langit-langit dandinding gua atau ceruk. Di dinding gua juga terdapat tulisan-tulisan kuno, yang oleh penduduksetempat dinamakan malelen. Lukisan-lukisan gua di Misool mengarah pada suatu pernyataanyang diungkapkan secara simbolis, baik itu mengenai penghormatan kepada nenek-moyang,upacara kesuburan, serta kehidupan sosial kelompok-kelompok tertentu.

Sedimen gua juga mengawetkan sisa-sisa tulang manusia, artefak, kulit kerang yang menjadisisa makanan manusia prasejarah, dan pecahan tembikar. Yang menarik di situs ini barangkaliadalah cap telapak kaki, yang jarang dijumpai di tempat lain. Lukisan bermotif manusia yangmenggambarkan orang mati dimaknai sebagai upaya agar rohnya dapat tetap tinggal di tempatitu. Tulang-tulang yang terserak di bawah lukisan bolehjadi adalah sosok yang digambarkan.

9. Gua keramat (lengsom)Gua yang terletak di kampung Linmalas, Misool ini dapat dicapai dengan jalan kaki selama 15menit. Gua tembus ini memiliki dua pintu masuk dan satu pintu ke luar. Onggokan batu terserakdi depan gua. Stalaktit menghiasi langit-langit gua.

Dinamakan gua keramat karena gua ini pada zaman dahulu digunakan sebagai tempat tinggalsekaligus tempat perlindungan bagi perempuan dan anak-anak ketika terjadi perang suku.Upacara-upacara tradisional Mon juga dilakukan di tempat ini. Salah satu bagian dari ritualadalah meletakkan benda-benda persembahan kepada fun atau arwah nenek-moyang.

10.Batu meja (papat meja) dan batu perahu (wangkapatanian)Lokasi ini terletak sekitar 5 km dari Kampung Lenmalas, Misool; dan dapat dicapai denganmenggunakan perahu selama 15-20 menit. Susunan 3 bongkahan batugamping di lepas pantai(sea-stacks) dengan permukaannya yang rata mengimajinasikan bangun meja dan kursi.Legenda masyarakat setempat mengisahkan bahwa meja batu (morohajei) yang diapit oleh duakursi batu itu adalah bekas tempat pertemuan antara kepala Suku Matbat dengan raja-raja dariMaluku pada Abad 18-19 untuk urusan upeti.

Ketika laut pasang, sebuah pulau batugamping (sea-stack) berukuran 35 x 15 m akanmempunyai bangun seperti perahu yang sedang terapung di laut. Menurut legenda setempat,batu itu dulunya adalah perahu milik keluarga Falon yang sering digunakan untuk berperang.Karena selalu kalah, perahupun kemudian dikutuk menjadi batu (wangkapatanian).