Proposal Budidaya Sapi Potong

download Proposal Budidaya Sapi Potong

of 21

Transcript of Proposal Budidaya Sapi Potong

proposal budidaya sapi potongBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan perkapita penduduk telah menyebabkan meningkatnya permintaan dan konsumsi daging, termasuk daging sapi. Hal ini tampak jelas dari pertumbuhan jumlah sapi yang dipotong maupun daging sapi yang dikonsumsi secara nasional beberapa tahun terakhir. Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 200 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi sekitar 1,7 juta kg/orang/tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta ekor sapi lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging. Kenyataan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa impor sapi, daging dan susu cukup tinggi, karena pasokan dari dalam negeri masih belum mencukupi. Pasokan daging sapi dalam negeri untuk kebutuhan konsumsi baru mencapai sekitar 60 % dan pasokan susu dalam negeri baru mampu menyediakan 20 %. Hal ini disebabkan oleh kurangnya populasi sapi potong dan sapi perah yang tersedia sebagai bibit. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daging sapi potong di dalam Negeri, baik yang berasal dari sapi potong impor maupun sapi potong lokal, telah banyak berkembang akhirakhir ini berbagai usaha penggemukan sapi potong yang dilakukan oleh para feedlotters ataupun para peternak kecil di Indonesia. Bagi peternak kecil, yang kebanyakan adalah petani di desadesa, usaha penggemukan sapi ini merupakan alternatif yang bisa di lakukan untuk menambah pendapatan keluarga. Dengan penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat di peroleh hasil berupa nilai tambah berat badan sapi potong dengan kualitas dagingnya yang lebih baik

1.2 Tujuan Sebagai suatu rencana pengembangan, maka pengajuan proposal ini mempunyai maksud dan tujuan diantaranya :

1. 2. 3.

Membantu Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) Nasional 2014. Mengembangkan potensi peternakan sapi pada kelompok. dapat

Petani dapat memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan sebagai pakan ternak, dan memanfaatkan limbah ternak sebagai pupuk untuk lahan pertanian. 4. 5. Mengurangi angka pengangguran dan urbanisasi. Memberdayakan masyarakat kecil

BAB II PROFIL RINGKAS 2.1 Profil Kelompok Tani/Ternak Pematang Kulim Sejahtera (PKS) 1. Sekilas perjalanan kelompok. Pada saat ini kelompok tani yang terbina adalah kelompok tani Pematang Kulim Sejahtera (PKS), yang didirikan pada tanggal 20 September 2010. Aktifitas awal yang dilakuka adalah: a. Badidaya sapi bali.

b. Penggemukan sapi bali jantan. c. Penyediaan sapi bali untuk keperluan Idul Adha.

d. Penanaman cabe. 2. Administrasi kelompok. Pada perjalananya kelompok Tani/Ternak Pematang Kulim Sejahtera melengkapi setiap kegiatan dengan menuangkanya dalam pencatatan. Saat ini kami memiliki beberapa buku pencataan diantaranya : a. Buku kas

b. Buku iventaris. c. Buku catatan jumlah ternak (kelahiran,penjualan, dan kematian ternak).

d. Buku catatan perkawinan ternak. e. f. Buku tamu. Buku catatan hasil rapat dan hasil rapat.

Deskripsi kerja: Untuk mengoptimalkan kinerja pengelola dan anggota Kelompok, maka masing-masing elemen dalam struktur manajemen diatas mempunyai tugas dan kewenangan yang tercover dalam deskripsi kerja sebagai berikut :JABATANHARIAN

OPERASIONALKHUSUS

Ketua

JABATAN Sekretaris

1. .Mengawasi dan membina anggota dalam pelaksanaan pemeliharaan ternak. 2. Melakukan iventarisir terhadap asset kelompok. 3. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait. 4. Ikut serta dalam penyediaan pakan sapid an pemeliharaan sapi. OPERASIONALHARIAN

1. Memberikan pandangan arah pemeliharaan dan tujuan pemeliharaan yang nantinya dibahas dalam apat bulanan.

KHUSUS

JABATAN

1.Membuat pencatatan kegiatan kelompok. 2.Ikut serta dalam penyediaan pakan sapi dan pemeliharaan sapi. OPERASIONALHARIAN

1.Membuat proposal kerjasama bersama dengan bendahara.KHUSUS

Manager Keuangan

1.Mengelola keuangan. Membagi dan mendistribusikan dana pada pos-pos anggaran yang telah diputuskan. 2.Membuat administrasi keuangan. 3. Ikut serta dalam penyediaan pakan sapi dan pemeliharaan sapi OPERASIONALHARIAN

1.Mengatur, mencatat danmenjaga/mengamank an kelancaran arus kas. 2.Membuat laporan keuangan bulanan dan tiap periode.

JABATAN

KHUSUS

Staf Kesehatan hewan JABATAN Anggota

1.Mengontrol, mengawasi dan mengevaluasi bobot 1. Membuat laporan pertumbuhan dan kesehatan ternak. pertumbuhan dan 2. Ikut serta dalam penyediaan pakan sapi dan kesehatan sapi-sapi pemeliharaan sapi. ternak tiap bulan. OPERASIONALHARIAN KHUSUS

1.memelihara ternak sapi yang dipelihara melipui penyediaan pakan, penyediaan air minum, menjaga kebaersihan kandang, dan mengawasi kesehatan ternak.

1. ikut serta mencurahkan fikiran serta masukan pada saat rapat kelompok. 2. turut sertamengawasi jalanya administrasi kelompok.

3. Fasilitas kelompok.

Saat ini kelompok kami memiliki satu unit kandang koloni dengan ukuran Lebar 7m2 dan panjang 26 m2 , dengan kapasitas 70 ekor ternak sapi bali. Jumlah ternak yang kami miliki hingga Desember 2011 adalah 50 ekor dengan rincian 19 ekor induk produktif, 20 ekor jantan sapi bali dan 11 ekor pedet. 4. Hasil yang telah dicapai. Sebagai kelompok yang begerak pada bidang pembibitan dan penggemukan sapi bali, kelomok kami telah menunjukkan perkembangan diantaranya bertambahnya populasi ternak melalui ternak yang lahir, penjualan sapi bali jantan sebanyak 60 ekor ( Januari Desember 2011). Selain itu kelompok Tani/Ternak juga telah memanfaatkan hsil sampingan peternakan berupa urin dan feses sapi yang dimanfaatkan sendiri sebagai pupuk organik bagi perkebunan sayur dan HMT, serta kami juga telah dapat memenuhi sebahagian kecil permintaan masyarakat sekitar akan kebutuhan pupuk kandang. 5. Harapan. Melihat dari pergerakan dan perkembangan Kelompok Tani/Ternak Pematang Kulim Sejahtera, minat masyarakat sekitar untuk beternak juga semakin meningkat, ini terlihat dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok yang semula hanya 10 orang dan saat ini telah bertambah menjadi 15 orang. Masyarakat sangat optimis dengan apa yang kami lakukan serta berharap mereka juga dapat menerapkan pola usaha yang kami lakukan yaitu integrasi ternak dengan perkebunan kelapa sawit dan tanaman sayur. Sebagai program jangka panjang kami ingin menjadikan Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar khususnya Dusun V Pematang Kulim Sebagai daerah sentra penghasil ternak di Provinsi Riau.

SUSUNAN KEPENGURUSAN

Pembina Riau Kampar Ketua Sekretaris Bendahara Anggota 2. Zulkarnain 3. Nafri Efendy 4. Sutarno 5. Paidi .S 6. Jasmin 7. Adi 8. Eman 9. Rudi Hartono 10. Teguh 11. Bram 12. Cecep 13. Topo 14. Hamdani

: - Dinas Peternakan Provinsi - Dinas Peternakan Kabupaten

: Supri : Zulkarnain : Nafri Efendi : 1. Supri

BAB III ASPEK TEKNIS 3.1 PENGGEMUKAN SAPI POTONG Untuk memaksimalkan hasil dan mempersingkat waktu pemeliharaan, sapi sapi yang dipelihara sebagai bakalan penggemukan juga diberi pakan tambahan yang kaya nutrisi seperti dedak padi (bekatul), ampas tahu dan kulit nanas yang didapat dari daerah sekitar peternakan. Sementara itu untuk pakan hijauan didapat dari setiap anggota yang berkewajiban untuk menyediakanya baik itu yang berasal dari rumput liar (rumput di sekitar perkebunan kelapa sawit) maupun yang berasal dari rumput yang ditanam (rumput gajah dan setaria). Dengan melakukan sistem pemeliharan seperti ini maka panen sapi dapat dilakukan dalam waktu 4 5 bulan.

3.2 SAPI BAKALAN Sapi bakalan yang digunakan adalah anakan sapi yang dihasilkan dari pemeliharaan induk sendiri, maupun anakan yang dibeli dari masyarakat sekitar dengan jenis sapi bali dan simental. Adapun kriteria sapi yang dijadikan bakalan adalah sebagai berikut : 1. Sapi Bali - Jenis kelamin jntan dengan umur diatas 2 tahun. - Tinggi gumba minimal 110 cm. - Kulit licin, halus dan mengkilap. - Tatapan mata tajam. - Tidak cacat. - Dada dalam. - Kaki kompak dan kokoh. - Memiliki nafsu makan yang tinggi. 2. Sapi simental dan peranakan boss Taurus - Umur diatas 2 tahun. - Kulit halus, licin dan mengkilap. - Kaki kompak. - Tinggi gumba minimal 115 cm. - Tidak cacat. - Dada dalam. - Memiliki nafsu makan yang tinggi. 3.3 Penanganan Selama Masa Penggemukan Untuk memperoleh hasil yang diinginkan maka perlu diperhatikan tata cara dalam pemeliharaan ternak, terpenuhinya kebutuhan pakan dan minum ternak, terjaminya sanitasi kandang, dan program kesehatan yang berkesinambungan. Untuk pemenuhan pakan berupa hijauan, dilakukan dengan memberikan rumput (HMT) yang bayak terdapat di sekitar pemukiman anggota, pemanfaatan limbah pertanian seperti daun kelapa sawit, dan hijauan yang dibudidayakan. Sedangkan pemenuhan pakan penguat dilakukan dengan mendatangkan bahan-

bahan penyusunya dari daerah sekitar dan sebelum diberikan kepada ternak dilakukan peramuan ransum sesuai dengan kebutuhan nutrisi ternak. Sanitasi juga merupakan salah satu indikator penentu keberhasilan usaha peternakan sapi. Menjaga kebersihan kandang meliputi pembersihan lantai kandang dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore, pembersihan saluran pembuangan air agar tidak terjadi genangan, dan mengasapi kandang pada sore hari. Program kesehatan yang dilakukan meliputi pengawasan terhadap kesehatan individu ternak yang dipelihara dan biasanya ini dilakukan oleh setiap anggota disaat pemberian pakan dan pembesihan kandang. Untuk mencegahan parasit eksteren maupun interen maka ternak yang dipelihara diberi obat cacing yaitu ketika ternak baru datang dan dilakukan secara berkala, serta penyemprotan pada ternak dan sekitar kandang untuk mencegah berkembang biaknya kutu dan lalat. Selain itu juga dilakukan pemberian vitamin tambahan yang dibutuhkan tenak. 3.4 Pemasaran Pemasaran merupakan pekerjaan akhir dalam pemaliharaan sapi potong. Untuk sapi hasil penggemukan dipasarkan dengan menggunakan taksiran maupun dengan penimbangan ternak. Pada umumnya pembeli sapi yang sebahagian merupakan pedangang daging langsung datang ke kandang untuk memeilh sapi, dengan demikian maka pengeluaran ongkos angkut ternak kepasar untuk di jual dapat di hemat. Umumnya pembeli sapi akan senang untuk membeli sapi dalam keadaan gemuk dan tidak menitik beratkan pada satu jenis sapi tertentu.

BAB IV ANALISIS EKONOMI DAN BIAYA Perhitungan kebutuhan modal yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha penggemukan sapi potong beserta asumsinya adalah sebagai berikut : Asumsi : Kandang beserta peralatan penunjang pemeliharaan sapi telah tersedia. Hijauan pakan ternak di sediakan oleh anggota kelompok. Bahan pembuat ransum dibeli dari daerah sekitar peternakan dan setelah dilakukan perhitungan didapat harga per Kg ransum adalah Rp 3.000. Jumlah konsentrat yang dibrikan per ekor/hari adalah 3 kg. Pemeliharaan dilakukan selama 100 hari. Tambahan pendapatan dari penjualan feses dan urin dengan asumsi setiap ekor sapi dapat menghasilkan 15 kg feses dan 5 liter urin dengan harga feses Rp 200/kg dan urin 500/liter

1. 2. 3. 4. 5. 6.

7. Sapi yang digunakan adalah jenis peranakan boss Taurus. 8. Jumlah yang dipelihara 20 ekor. 9. Harga per ekor sapi Rp 11.000.000, dengan bobot hidup 370 kg. Kebutuhan Modal untuk usaha peternakan sapi potong dan pembiakan sapi dengan konsep berbasis agribisnis secara global digunakan untuk Pembelian ternak serta biaya operasional.Usaha penggemukan sapi kelompok Tani/Ternak Pematang Kulim Sejahtera ini membutuhkan biaya sebesar Rp 263.800.000 (Duaratus Enampuluh Tiga Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah).

Adapun perincian anggaran biaya adalah sebagai berikut :

KOMPONENAKTIVA TETAP (SARANA) : 1. Gudang pakan 2. Timbangan sapi

URAIAN

BIAYA

WAKTU

JUMLAH

1 unit 1 set

Rp 5.000.000 Rp 10.000.000 Rp 15.000.000

12 bulan 12 bulan Jumlah

Rp Rp Rp

416.666,66 833.333,33 1.250.000

AKTIVA LANCAR (MODAL KERJA) : 1. 2. 3. 4. Pembelian sapi Konsentrat Suplemen Biaya lain-lain 20 ekor 20 ekor 20 ekor Rp 11.000.000 Rp 9.000 Rp 10.000 Rp 2.000.000 100 hari 8 kali Jumlah Biaya Keseluruhan: 1. AKTIVA TETAP 2. AKTIVA LANCAR Rp 220.000.000 Rp 18.000.000 Rp 800.000 Rp 2.000.000 Rp 248.800.000 Rp 1.250.000 Rp 248.800.000

JUMLAH Keterangan ; I. AKTIVA TETAP (SARANA) : 1. Gudang pakan, untuk tempat penampungan bahan pakan dan pembuatan ransum.

Rp 250.050.000

2. Timbangan sapi, dipergunakan untuk mengukur dan memantau pertumbuhan sapi selama masa penggemukan serta penimbangan akhir ternak pada saat penjualan. 3. Kandang ternak telah disediakan II. AKTIVA LANCAR (MODAL KERJA) : 1. Pembelian sapi jenis bakalan berumur sekitar 2 tahun dalam keadaan normal ditetapkan sesuai harga pasar sebesar Rp.11.000.000,-. Sebanyak 20 ekor dengan perkiraan bobot badan 370 kg. 2. Selain pakan, sapi-sapi juga diberikan tambahan suplemen berupa vitamin, yaitu 2 kali dalam satu bulan. Hal tersebut bertujuan agar sapi-sapi selalu dalam keadaan sehat dan bertambahnya nafsu makan. 3. Biaya lain-lain, sebagai cadangan lain-lain untuk pos anggaran tak terduga.

ANALISIS KEUANGAN I. II. III. IV. A. PENDAPATAN Setelah 100 hari dilakukan penjualan 20 ekor sapi dengan harga jual pasar Rp 28.000,- per-kg berat hidup (harga bulan oktober 2011) dengan asumsi bobot sapi akhir 450 kg. Tambahan pendapatan dari penjualan feses Rp 6.000.000 dan dari hasil penjualan urin Rp 5.000.000 Perolehan penjualan selanjutnya dikurangi sejumlah biaya pengeluaran (biaya pokok produksi) sehingga diperoleh laba kotor . Setelah pengurangan diatas sisa penjualan tersebut menjadi laba bersih yang menjadi laba bagi hasil (revenue sharing) dimana :

1. 50% diberikan kepada pengelola. 2. 50 % diberikan kepada investor.

Laba Usaha Laba usaha = Pendapatan (Biaya Tetap + Biaya Variabel) = 20 x 450 x 28.000 + 11.000.000 250.050.000 = 263.000.000 250.050.000 = 12.950.000

Perhitungan keuntungan diatas dihitung berdasarkan kemungkinan keuntungan terkecil dari usaha, sehingga keuntungan masih bisa naik melebihi nilai yang tertera diatas.

BAB V PENUTUP Usaha penggemukan sapi potong dengan skala usaha 20 ekor selama 100 hari per periode, yang terkonsep secara agribisnis terpadu memiliki peluang pengembangan yang sangat luas. Ditinjau dari sisi peluang pasar yang cukup terbuka lebar, ditinjau dari sisi profit yang cukup menguntungkan serta dari sisi kemanfaatan yang cukup besar dan menjanjikan, baik bermanfaat bagi kelompok tani, masyarakat dan lingkungan sekitar. Demikian proposal usaha penggemukan sapi Kelompok Ternak Pematang Kulim Sejahtera (PKS) ini disusun, sebagai bahan pertimbangan dan acuan pelaksanaan program . Besar harapan kami dengan terealisasinya kegiatan ini menjadi salah satu alternatif solusi yang berdampak positif terutama terhadap masyarakat sasaran dan lingkungan sosial sekitarnya. Akhirnya atas perhatian, dukungan dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Ketua Kelompok Peternakan Pematang kulim sejahtera (PKS )

Sekretaris

Supri

Zulkarnain , SPt

Diketahui oleh Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kampar

(.......................................)

Posted 31st December 2011 by semua tentang ternak 0

Add a comment

serba serbi ternak

Classic Flipcard Magazine Mosaic Sidebar Snapshot Timeslide

proposal budidaya sapi potong

proposal budidaya sapi potongBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan perkapita penduduk telah menyebabkan meningkatnya permintaan dan konsumsi daging, termasuk daging sapi. Hal ini tampak jelas dari pertumbuhan jumlah sapi yang dipotong maupun daging sapi yang dikonsumsi secara nasional beberapa tahun terakhir. Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 200 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi sekitar 1,7 juta kg/orang/tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta ekor sapi

lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging. Kenyataan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa impor sapi, daging dan susu cukup tinggi, karena pasokan dari dalam negeri masih belum mencukupi. Pasokan daging sapi dalam negeri untuk kebutuhan konsumsi baru mencapai sekitar 60 % dan pasokan susu dalam negeri baru mampu menyediakan 20 %. Hal ini disebabkan oleh kurangnya populasi sapi potong dan sapi perah yang tersedia sebagai bibit. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daging sapi potong di dalam Negeri, baik yang berasal dari sapi potong impor maupun sapi potong lokal, telah banyak berkembang akhirakhir ini berbagai usaha penggemukan sapi potong yang dilakukan oleh para feedlotters ataupun para peternak kecil di Indonesia. Bagi peternak kecil, yang kebanyakan adalah petani di desadesa, usaha penggemukan sapi ini merupakan alternatif yang bisa di lakukan untuk menambah pendapatan keluarga. Dengan penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat di peroleh hasil berupa nilai tambah berat badan sapi potong dengan kualitas dagingnya yang lebih baik

1.2 Tujuan Sebagai suatu rencana pengembangan, maka pengajuan proposal ini mempunyai maksud dan tujuan diantaranya : 1. 2. 3. Membantu Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) Nasional 2014. Mengembangkan potensi peternakan sapi pada kelompok. dapat

Petani dapat memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan sebagai pakan ternak, dan memanfaatkan limbah ternak sebagai pupuk untuk lahan pertanian. 4. 5. Mengurangi angka pengangguran dan urbanisasi. Memberdayakan masyarakat kecil

BAB II PROFIL RINGKAS 2.1 Profil Kelompok Tani/Ternak Pematang Kulim Sejahtera (PKS) 1. Sekilas perjalanan kelompok.

Pada saat ini kelompok tani yang terbina adalah kelompok tani Pematang Kulim Sejahtera (PKS), yang didirikan pada tanggal 20 September 2010. Aktifitas awal yang dilakuka adalah: a. Badidaya sapi bali.

b. Penggemukan sapi bali jantan. c. Penyediaan sapi bali untuk keperluan Idul Adha.

d. Penanaman cabe. 2. Administrasi kelompok. Pada perjalananya kelompok Tani/Ternak Pematang Kulim Sejahtera melengkapi setiap kegiatan dengan menuangkanya dalam pencatatan. Saat ini kami memiliki beberapa buku pencataan diantaranya : a. Buku kas

b. Buku iventaris. c. Buku catatan jumlah ternak (kelahiran,penjualan, dan kematian ternak).

d. Buku catatan perkawinan ternak. e. f. Buku tamu. Buku catatan hasil rapat dan hasil rapat.

Deskripsi kerja: Untuk mengoptimalkan kinerja pengelola dan anggota Kelompok, maka masing-masing elemen dalam struktur manajemen diatas mempunyai tugas dan kewenangan yang tercover dalam deskripsi kerja sebagai berikut :JABATANHARIAN

OPERASIONALKHUSUS

Ketua

JABATAN

1. .Mengawasi dan membina anggota dalam pelaksanaan pemeliharaan ternak. 2. Melakukan iventarisir terhadap asset kelompok. 3. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait. 4. Ikut serta dalam penyediaan pakan sapid an pemeliharaan sapi. OPERASIONALHARIAN

1. Memberikan pandangan arah pemeliharaan dan tujuan pemeliharaan yang nantinya dibahas dalam apat bulanan.

KHUSUS

Sekretaris

JABATAN

1.Membuat pencatatan kegiatan kelompok. 2.Ikut serta dalam penyediaan pakan sapi dan pemeliharaan sapi. OPERASIONALHARIAN

1.Membuat proposal kerjasama bersama dengan bendahara.KHUSUS

Manager Keuangan

1.Mengelola keuangan. Membagi dan mendistribusikan dana pada pos-pos anggaran yang telah diputuskan. 2.Membuat administrasi keuangan. 3. Ikut serta dalam penyediaan pakan sapi dan pemeliharaan sapi OPERASIONALHARIAN

1.Mengatur, mencatat danmenjaga/mengamank an kelancaran arus kas. 2.Membuat laporan keuangan bulanan dan tiap periode.

JABATAN

KHUSUS

Staf Kesehatan hewan JABATAN Anggota

1.Mengontrol, mengawasi dan mengevaluasi bobot 1. Membuat laporan pertumbuhan dan kesehatan ternak. pertumbuhan dan 2. Ikut serta dalam penyediaan pakan sapi dan kesehatan sapi-sapi pemeliharaan sapi. ternak tiap bulan. OPERASIONALHARIAN KHUSUS

1.memelihara ternak sapi yang dipelihara melipui penyediaan pakan, penyediaan air minum, menjaga kebaersihan kandang, dan mengawasi kesehatan ternak.

1. ikut serta mencurahkan fikiran serta masukan pada saat rapat kelompok. 2. turut sertamengawasi jalanya administrasi kelompok.

3. Fasilitas kelompok. Saat ini kelompok kami memiliki satu unit kandang koloni dengan ukuran Lebar 7m2 dan panjang 26 m2 , dengan kapasitas 70 ekor ternak sapi bali. Jumlah ternak yang kami miliki hingga Desember 2011 adalah 50 ekor dengan rincian 19 ekor induk produktif, 20 ekor jantan sapi bali dan 11 ekor pedet. 4. Hasil yang telah dicapai. Sebagai kelompok yang begerak pada bidang pembibitan dan penggemukan sapi bali, kelomok kami telah menunjukkan perkembangan diantaranya bertambahnya populasi ternak melalui ternak yang lahir, penjualan sapi bali jantan sebanyak 60 ekor ( Januari Desember 2011). Selain itu kelompok Tani/Ternak juga telah memanfaatkan hsil sampingan peternakan berupa urin dan feses sapi yang dimanfaatkan sendiri sebagai pupuk organik bagi perkebunan sayur dan HMT, serta kami juga telah dapat memenuhi sebahagian kecil permintaan masyarakat sekitar akan kebutuhan pupuk kandang. 5. Harapan.

Melihat dari pergerakan dan perkembangan Kelompok Tani/Ternak Pematang Kulim Sejahtera, minat masyarakat sekitar untuk beternak juga semakin meningkat, ini terlihat dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok yang semula hanya 10 orang dan saat ini telah bertambah menjadi 15 orang. Masyarakat sangat optimis dengan apa yang kami lakukan serta berharap mereka juga dapat menerapkan pola usaha yang kami lakukan yaitu integrasi ternak dengan perkebunan kelapa sawit dan tanaman sayur. Sebagai program jangka panjang kami ingin menjadikan Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampar Timur, Kabupaten Kampar khususnya Dusun V Pematang Kulim Sebagai daerah sentra penghasil ternak di Provinsi Riau.

SUSUNAN KEPENGURUSAN

Pembina Riau Kampar Ketua Sekretaris Bendahara 2. 3. 4. 5. 6. 7. Anggota Zulkarnain Nafri Efendy Sutarno Paidi .S Jasmin Adi

: - Dinas Peternakan Provinsi - Dinas Peternakan Kabupaten

: Supri : Zulkarnain : Nafri Efendi : 1. Supri

8. Eman 9. Rudi Hartono 10. Teguh 11. Bram 12. Cecep 13. Topo 14. Hamdani

BAB III ASPEK TEKNIS 3.1 PENGGEMUKAN SAPI POTONG Untuk memaksimalkan hasil dan mempersingkat waktu pemeliharaan, sapi sapi yang dipelihara sebagai bakalan penggemukan juga diberi pakan tambahan yang kaya nutrisi seperti dedak padi (bekatul), ampas tahu dan kulit nanas yang didapat dari daerah sekitar peternakan. Sementara itu untuk pakan hijauan didapat dari setiap anggota yang berkewajiban untuk menyediakanya baik itu yang berasal dari rumput liar (rumput di sekitar perkebunan kelapa sawit) maupun yang berasal dari rumput yang ditanam (rumput gajah dan setaria). Dengan melakukan sistem pemeliharan seperti ini maka panen sapi dapat dilakukan dalam waktu 4 5 bulan. 3.2 SAPI BAKALAN Sapi bakalan yang digunakan adalah anakan sapi yang dihasilkan dari pemeliharaan induk sendiri, maupun anakan yang dibeli dari masyarakat sekitar dengan jenis sapi bali dan simental. Adapun kriteria sapi yang dijadikan bakalan adalah sebagai berikut : 1. Sapi Bali - Jenis kelamin jntan dengan umur diatas 2 tahun. - Tinggi gumba minimal 110 cm. - Kulit licin, halus dan mengkilap. - Tatapan mata tajam. - Tidak cacat. - Dada dalam. - Kaki kompak dan kokoh. - Memiliki nafsu makan yang tinggi.

2.

Sapi simental dan peranakan boss Taurus - Umur diatas 2 tahun. - Kulit halus, licin dan mengkilap. - Kaki kompak. - Tinggi gumba minimal 115 cm. - Tidak cacat. - Dada dalam. - Memiliki nafsu makan yang tinggi. 3.3 Penanganan Selama Masa Penggemukan Untuk memperoleh hasil yang diinginkan maka perlu diperhatikan tata cara dalam pemeliharaan ternak, terpenuhinya kebutuhan pakan dan minum ternak, terjaminya sanitasi kandang, dan program kesehatan yang berkesinambungan. Untuk pemenuhan pakan berupa hijauan, dilakukan dengan memberikan rumput (HMT) yang bayak terdapat di sekitar pemukiman anggota, pemanfaatan limbah pertanian seperti daun kelapa sawit, dan hijauan yang dibudidayakan. Sedangkan pemenuhan pakan penguat dilakukan dengan mendatangkan bahanbahan penyusunya dari daerah sekitar dan sebelum diberikan kepada ternak dilakukan peramuan ransum sesuai dengan kebutuhan nutrisi ternak. Sanitasi juga merupakan salah satu indikator penentu keberhasilan usaha peternakan sapi. Menjaga kebersihan kandang meliputi pembersihan lantai kandang dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore, pembersihan saluran pembuangan air agar tidak terjadi genangan, dan mengasapi kandang pada sore hari. Program kesehatan yang dilakukan meliputi pengawasan terhadap kesehatan individu ternak yang dipelihara dan biasanya ini dilakukan oleh setiap anggota disaat pemberian pakan dan pembesihan kandang. Untuk mencegahan parasit eksteren maupun interen maka ternak yang dipelihara diberi obat cacing yaitu ketika ternak baru datang dan dilakukan secara berkala, serta penyemprotan pada ternak dan sekitar kandang untuk mencegah

berkembang biaknya kutu dan lalat. Selain itu juga dilakukan pemberian vitamin tambahan yang dibutuhkan tenak. 3.4 Pemasaran Pemasaran merupakan pekerjaan akhir dalam pemaliharaan sapi potong. Untuk sapi hasil penggemukan dipasarkan dengan menggunakan taksiran maupun dengan penimbangan ternak. Pada umumnya pembeli sapi yang sebahagian merupakan pedangang daging langsung datang ke kandang untuk memeilh sapi, dengan demikian maka pengeluaran ongkos angkut ternak kepasar untuk di jual dapat di hemat. Umumnya pembeli sapi akan senang untuk membeli sapi dalam keadaan gemuk dan tidak menitik beratkan pada satu jenis sapi tertentu.

BAB IV ANALISIS EKONOMI DAN BIAYA Perhitungan kebutuhan modal yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha penggemukan sapi potong beserta asumsinya adalah sebagai berikut : Asumsi : Kandang beserta peralatan penunjang pemeliharaan sapi telah tersedia. Hijauan pakan ternak di sediakan oleh anggota kelompok. Bahan pembuat ransum dibeli dari daerah sekitar peternakan dan setelah dilakukan perhitungan didapat harga per Kg ransum adalah Rp 3.000. Jumlah konsentrat yang dibrikan per ekor/hari adalah 3 kg. Pemeliharaan dilakukan selama 100 hari. Tambahan pendapatan dari penjualan feses dan urin dengan asumsi setiap ekor sapi dapat menghasilkan 15 kg feses dan 5 liter urin dengan harga feses Rp 200/kg dan urin 500/liter

1. 2. 3. 4. 5. 6.

7. Sapi yang digunakan adalah jenis peranakan boss Taurus. 8. Jumlah yang dipelihara 20 ekor. 9. Harga per ekor sapi Rp 11.000.000, dengan bobot hidup 370 kg.

Kebutuhan Modal untuk usaha peternakan sapi potong dan pembiakan sapi dengan konsep berbasis agribisnis secara global digunakan untuk Pembelian ternak serta biaya operasional.Usaha penggemukan sapi kelompok Tani/Ternak Pematang Kulim Sejahtera ini membutuhkan biaya sebesar Rp 263.800.000 (Duaratus Enampuluh Tiga Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah).

Adapun perincian anggaran biaya adalah sebagai berikut :

KOMPONENAKTIVA TETAP (SARANA) : 1. Gudang pakan 2. Timbangan sapi

URAIAN

BIAYA

WAKTU

JUMLAH

1 unit 1 set

Rp 5.000.000 Rp 10.000.000 Rp 15.000.000

12 bulan 12 bulan Jumlah

Rp Rp Rp

416.666,66 833.333,33 1.250.000

AKTIVA LANCAR (MODAL KERJA) : 1. 2. 3. 4. Pembelian sapi Konsentrat Suplemen Biaya lain-lain 20 ekor 20 ekor 20 ekor Rp 11.000.000 Rp 9.000 Rp 10.000 Rp 2.000.000 100 hari 8 kali Jumlah Biaya Keseluruhan: 1. AKTIVA TETAP 2. AKTIVA LANCAR JUMLAH Keterangan ; I. AKTIVA TETAP (SARANA) : 1. Gudang pakan, untuk tempat penampungan bahan pakan dan pembuatan ransum. 2. Timbangan sapi, dipergunakan untuk mengukur dan memantau pertumbuhan sapi selama masa penggemukan serta penimbangan akhir ternak pada saat penjualan. 3. Kandang ternak telah disediakan II. AKTIVA LANCAR (MODAL KERJA) : 1. Pembelian sapi jenis bakalan berumur sekitar 2 tahun dalam keadaan normal ditetapkan sesuai harga pasar sebesar Rp.11.000.000,-. Sebanyak 20 ekor dengan perkiraan bobot badan 370 kg. 2. Selain pakan, sapi-sapi juga diberikan tambahan suplemen berupa vitamin, yaitu 2 kali dalam satu bulan. Hal tersebut bertujuan agar sapi-sapi selalu dalam keadaan sehat dan bertambahnya nafsu makan. 3. Biaya lain-lain, sebagai cadangan lain-lain untuk pos anggaran tak terduga. Rp 220.000.000 Rp 18.000.000 Rp 800.000 Rp 2.000.000 Rp 248.800.000 Rp 1.250.000 Rp 248.800.000 Rp 250.050.000

ANALISIS KEUANGAN

I. II.

A. PENDAPATAN Setelah 100 hari dilakukan penjualan 20 ekor sapi dengan harga jual pasar Rp 28.000,- per-kg berat hidup (harga bulan oktober 2011) dengan asumsi bobot sapi akhir 450 kg. Tambahan pendapatan dari penjualan feses Rp 6.000.000 dan dari hasil penjualan urin Rp 5.000.000 Perolehan penjualan selanjutnya dikurangi sejumlah biaya pengeluaran (biaya pokok produksi) sehingga diperoleh laba kotor . Setelah pengurangan diatas sisa penjualan tersebut menjadi laba bersih yang menjadi laba bagi hasil (revenue sharing) dimana :

III. IV.

1. 50% diberikan kepada pengelola. 2. 50 % diberikan kepada investor.

Laba Usaha Laba usaha = Pendapatan (Biaya Tetap + Biaya Variabel) = 20 x 450 x 28.000 + 11.000.000 250.050.000 = 263.000.000 250.050.000 = 12.950.000

Perhitungan keuntungan diatas dihitung berdasarkan kemungkinan keuntungan terkecil dari usaha, sehingga keuntungan masih bisa naik melebihi nilai yang tertera diatas.

BAB V PENUTUP Usaha penggemukan sapi potong dengan skala usaha 20 ekor selama 100 hari per periode, yang terkonsep secara agribisnis terpadu memiliki peluang pengembangan yang sangat luas. Ditinjau dari sisi peluang pasar yang cukup terbuka lebar, ditinjau dari sisi profit yang cukup menguntungkan serta dari sisi kemanfaatan yang cukup besar dan menjanjikan, baik bermanfaat bagi kelompok tani, masyarakat dan lingkungan sekitar.

Demikian proposal usaha penggemukan sapi Kelompok Ternak Pematang Kulim Sejahtera (PKS) ini disusun, sebagai bahan pertimbangan dan acuan pelaksanaan program . Besar harapan kami dengan terealisasinya kegiatan ini menjadi salah satu alternatif solusi yang berdampak positif terutama terhadap masyarakat sasaran dan lingkungan sosial sekitarnya. Akhirnya atas perhatian, dukungan dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Ketua Kelompok Peternakan Pematang kulim sejahtera (PKS )

Sekretaris

Supri

Zulkarnain , SPt

Diketahui oleh Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kampar

(.......................................)

Posted 31st December 2011 by semua tentang ternak 0

Add a comment

Loading Send feedback