Proposal Bisnis Plan

download Proposal Bisnis Plan

of 32

Transcript of Proposal Bisnis Plan

1

PROPOSAL

USAHA PENGEMBANGAN PRODUK MAKANAN RINGAN KERIPIK PEDAS BERBASIS UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PEREKONOMIAN PEDESAAN

OLEH Fahmi Tri Wendrawan Yonathan Muhdian Abdullah (F34090009) (F34090037) (F34090073)

Institut Pertanian Bogor Fakultas Teknologi Pertanian Departemen Teknologi Industri Pertanian Bogor

2

Halaman Usulan Proposal

Judul Kegiatan

: Usaha pengembangan produk makanan ringan keripik pedas berbasis ubi jalar di desa Cikarawang sebagai upaya peningkatan perekonomian pedesaan. : Mini Industri Pembuatan Keripik : Kabupaten dan Kota Bogor : Rp 2.749.500,-

Bidang Fokus Kegiatan Lokasi Kegiatan Biaya Tim kegiatan No Nama

Tempat Tanggal Lahir

Posisi dalam Usaha

Pendidikan Sedang S 1

1

Fahmi Tri Wendrawan Muhdian Abdulah

Blora, 1 Mei 1991 Manager Pemasaran

2

Jakarta, 11 Mei 1991 Sukabumi, 4 Februari 1991

Sedang S 1 Manager Produksi

Yonathan 3

Manager Keuangan dan Administrasi

Sedang S 1

Alamat

: Perumahan Pakuan Regency, Cluster Jayadewata blok CIX 3 Kecamatan Dramaga, Bogor 16680 : 087872359920 : [email protected]

No Telepon Alamat E-mail

3

ABSTRAK

Jumlah pengangguran di Bogor relatif tinggi. Hingga akhir tahun 2011 jumlah pengangguran di daerah Bogor mencapai 231.561 orang dan pencari kerja sebanyak 15.470 orang. Jumlah ini ironis jika ditinjau dari potensi sumber daya alam yang ada. Jawa Barat adalah salah satu daerah sentra utama

produksi ubi jalar. Kabupaten Bogor menurut BPS (Badan Pusat Statistik) tercatat dapat memproduksi ubi jalar rata-rata sebanyak 48.737 ton/tahun. Potensi ketersediaan yang melimpah ini tidak didukung oleh teknologi pengolahan yang ada, ubi jalar cenderung dijual dalam keadaan mentah sehingga tidak memberikan nilai tambah yang lebih untuk masyarakat sekitar. Dengan mendirikan mini industri keripik pedas berbahan dasar ubi jalar akan menyerap tenaga kerja sehingga dapat menekan jumlah pengangguran. Keripik pedas merupakan salah satu makanan ringan yang dapat diolah dari ubi jalar dan digemari masyarakat. Harga keripik pedas di pasaran adalah antara Rp 15.000,- s/d Rp 25.000,- . Dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah dan pengolahan yang sederhana dapat menekan biaya pembuatan keripik pedas. Strategi pemasaran yang dilakukan secara langsung (direct selling) maupun melalui website serta didukung oleh harga produk yang realtif murah berimplikasi terhadap semakin tingginya daya serap pasar sehingga dapat berkembang dan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak.

Kata kunci : ubi jalar, nilai tambah, mini industri, pengolahan ubi jalar, keripik pedas.

4

DAFTAR ISI

I.PENDAHULUAN............................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan dan Sasaran 4 D. Manfaat Usaha 5

II. RENCANA BISNIS 7 A. Rencana Teknis Teknologi Produksi 7 1. Komposisi Keripik pedas......................10 2. Kapasitas Produksi Mini Industri .11 3. Analisis Lokasi Usaha...11 4. Sarana dan Prasarana Usaha..12 5. Proses Pembuatan..12

B. Bauran Pemasaran.15 1. Produk (Product ) ..15 2. Harga (Price ) 16 3. Sebaran Distribusi (Place ) ...16 4.Promosi (Promotion ).17

C. Aspek Sumberdaya Manusia 19 1. Struktur Organisasi Mini Industri.....19 2. Peran dan Tanggung Jawab Personalia dalam Organisai .19 3. Informasi Tentang Partner ....20

D. Aspek Keberlanjutan dan Masa Depan Usaha .20

5

E. Analisis SWOT..21 E. Aspek Keuangan 1. Rencana Usaha 25 2. Analisis Penyusutan..26 3. Proyeksi Rugi Laba ..27 4. Proyeksi Arus Uang Tunai (Cash Flow)...29 5. Analisis Kelayakan Usaha dan Titik Impas.....31 F. Aspek Dampak Lingkungan dan Sosial ....35

III. RANCANGAN KEGIATAN A. Waktu Pelaksanaan Penanggung jawab Kegiatan dan Subkegiatan......... B. Pelaksana Eksekutif ..................................................................................

IV. DAFTAR PUSTAKA ...39

6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi pengangguran di Indonesia tergolong tinggi. Semakin meledaknya jumlah penduduk yang tidak didukung oleh peningkatan lapangan pekerjaan menjadi salah satu faktor tingginya angka

pengangguran ini. Pada akhir tahun 2011 saja jumlah pengangguran di Indonesia berdasarkan angkatan kerja mencapai 7.700.086 orang dari total 117.370.485 orang angkatan kerja. Berikut selengkapnya data

pengangguran di Indonesia.

Tabel 1.1 Jumlah Angkatan kerja yang berkerja dan menganggur 2004-2011 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Bekerja 93.722.036 93.958.387 95.456.935 99.930.217 105.552.750 104.870.663 108.207.767 109.670.339 Menganggur 10.251.351 11.899.266 10.932.000 10.011.142 9.394.515 8.962.617 8.319.779 7.700.086

Sumber : Badan Pusat Statistik Menilik data tersebut meskipun tingkat pengangguran semakin menurun tetapi jumlah angkatan kerja setiap tahunnya mengalami peningkatan sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan jumlah lapangan kerja. Pada daerah Kabupaten Bogor sendiri jumlah pencari ker ja mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Berikut data angka pencari kerja di kabupaten Bogor menurut Badan Pusat Statistik daerah Bogor.

7

Tabel 1.2 Angka pencari kerja Kabupaten Bogor 2008 - 2010 TAHUN 2008 2009 2010 Sumber: Badan Pusat Statistik Melihat data tingkat pengangguran yang tinggi di daerah Kabupaten Bogor sangat ironis jika ditinjau dari potensi sumber daya alam ya ng ada di daerah tersebut. Salah satu komoditas unggulan yang berpotensi untuk dikembangkan di daerah Bogor adalah Ubi Jalar. Berikut data produksi Ubi Jalar untuk Kabupaten Bogor. Tabel 1.3 Angka Produksi Ubi Jalar Kabupaten Bogor 2003 -2009 TAHUN 2003 2004 2005 2006 2007 2009 PRODUKSI (ton) 53.678 55.456 50.182 56.694 16.980 35.183 JUMLAH (orang) 15.229 14.878 15.470

Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor Data diatas menunjukkan potensi Ubi Jalar yang masih sangat besar untuk dikembangkan. Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra utama produksi Ubi Jalar namun ironisnya tingkat produksi yang tinggi ini tidak didukung oleh pengolahan serta penambahan nilai pada Ubi Jalar. Ubi Jalar cenderung dijual langsung dalam keadaan mentah sehingga memberi pemasukkan yang sedikit baik untuk petani maupun masyarakat sekitar. Salah satu produk yang bernilai tinggi yang dapat dihasilkan dengan mengolah Ubi Jalar adalah membuat makanan ringan keripik

8

pedas. Trend makanan ringan berupa keripik pedas yang memiliki rasa pedas bervariasi dengan aneka merek dagang sekarang sudah berkembang pesat di kalangan masyarakat. Fenomena ini telah mencengangkan dunia bisnis kuliner karena meskipun keripik pedas bukan produk baru di Indonesia namun dengan memberi sedikit inovasi rasa pedas masyarakat senang hati menerima keberadaan keripik pedas ini. Contohnya salah satu merek produk keripik pedas asal bandung yang sekarang telah berkembang sangat pesat. Pemasaran kripik asal bandung ini sekarang bukan hanya seputar Bandung tapi sudah menyebar ke seluruh pelosok negeri bahkan sampai ke mancanegara. Selain prospek pasar yang demikian cerah untuk produk ini, modal untuk memulai usaha ini tergolong tidak terlalu besar karena pembuatannya yang sederhana dan dapat dimulai dengan skala rumah tangga. Produk keripik pedas yang beredar di pasaran harganya berkisar antara Rp. 15.000,- s/d Rp. 25.000,- yang masih terbilang mahal untuk mahasiswa dan masyarakat di sekitar lingkungan kampus IPB Dramaga. Namun dengan memberikan sedikit inovasi baik dalam proses produksi maupun kemasannya, produk ini dapat dijual kepada masyarakat dengan harga yang lebih murh dan terjangkau.

B. Perumusan Masalah Bagaimana cara mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Bogor? Bagaimana cara efisiensi produksi untuk menekan harga keripik pedas? Bagaimana komposisi keripik pedas yang masyarakat? Bagaimana cara menerapkan Good Manufacturing Practice (GMP) dan manajemen operasi dan produksi yang baik? Bagaimana cara memasarkan produk keripik pedas agar dapat bersaing dengan produk sejenis? sesuai dengan permintaan

C. Tujuan dan Sasaran Mengurangi tingat pengangguran di Kabupaten Bogor Mendirikan mini industri yang profitable dan sustainable.

9

Mendirikan perusahaan yang mampu melakukan efisiensi produksi untuk menekan harga keripik pedas. Mendirikan mini industri yang mampu memproduksi keripik pedas sesuai dengan selera masyarakat. Mendirikan mini industri yang mampu menerapkan GMP dan manajemen operasi dan produksi yang baik. Memasarkan produk keripik pedas sehingga dapat bersaing dengan produk sejenis di pasaran.

D. Luaran yang Diharapkan Terciptanya sebuah usaha pembuatan keripik pedas yang profitable dan sustainable, yang dapat menyerap tenaga kerja serta mengurangi tingkat pengangguran yang ada melalui manajemen yang profesional berupa strukturisasi mini industri yang dapat mengefisiensikan biaya secara significant, dan keberlangsungan usaha yang berkelanjutan agar terbentuknya jaringan pemasaran mulai dari penyediaan bahan baku hingga distribusi yang melibatkan pihak-pihak yang terkait (stakeholder). Aspek dampak sosial dan lingkungan juga menjadi salah satu perhatian agar dapat meminimalisir segala kerugian yang ditimbulkan dengan adanya mini industri ini. E. Manfaat Usaha 1. Masyarakat Mini industri keripik pedas yang akan didirikan di desa Cikarawang Bogor, akan menciptakan lapangan kerja baru karena mini industri ini akan mempekerjakan 5 orang karyawan tetap sebagai tenaga kerja. 3. Pemerintah Usaha ini turut membantu menyukseskan program pemerintah untuk mngurangi tingkat pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan baru.

10

4.Pelaksana Program Tumbuhnya jiwa sosial untuk membantu pengembangan

perekonomian daerah sekitar serta meningkatkan jiwa technopreneur yang kreatif dan inovatif sehingga mampu berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran.

11

BAB II RENCANA BISNIS A. Rencana Teknis Teknologi produk Tujuan utama pembuatan keripik pedas ini adalah untuk membuat makanan ringan dari bahan dasar ubi jalar yang memiliki rasa enak dan harga yang terjangkau sehingga digemari oleh konsumen. Untuk memperoleh keripik pedas yang enak dan terjangkau ini maka diperlukan uji komposisi sehingga dapat dihasilkan komposisi terbaik yang disukai oleh konsumen. Faktor-faktor yang menentukkan kualitas keripik antara lain : a. Bahan dasar yang digunakan kualitasnya harus benar-benar baik sehingga keripik yang dihasilkan akan baik pula. Dipilih ubi jalar yang masih baru dan tidak mengalami kecacatan. b. Bahan pembantu, berupa minyak goreng dalam pembuatan keripik harus dalam keadaan baik, warnanya cerah dan tidak tengik. Fungsi minyak goreng sebagai media untuk menggoreng sangat berpengaruh pada keripik yang dihasilkan. c. Pengaruh suhu penggorengan, berpengaruh terhadap hasil keripik. Pengaruh suhu dilakukan dengan mengatur besar kecilnya suhu kompor, jika minyak terlalu panas maka keripik akan cepat gosong. 1. Penentuan Formula Keripik Komposisi yang digunakan sebagai bahan dasar membuat keripik yaitu bahan utama (ubi jalar) dan bahan-bahan lainnya (tepung pati jagung, tepung terigu, tepung pati sagu dan garam). Penetuan formula menggunakan bahan utama dengan jumlah tetap (berat setelah dilakukan perebusan). Penambahan bahanbahan lain dilakukan secara trial dan error. Penambahan pati jagung berfungsi untuk meningkatkan total padatan dalam adonan sehingga mudah untuk dicetak, mengurangi jumlah minyak yang terserap dalam produk setelah penggorengan, meningkatkan kerenyahan, dan

12

meningkatkan kualitas makanan secara keseluruhan (Huang dan Rooney 2001). Penambahan garam pada adonan berfungsi untuk meningkatkan citarasa dan menguatkan flavour (Christian 2005). Tabel 4.1 Formulasi Keripik Ubi Jalar Percobaan Hancuran Ke Ubi Jalar 1 10 2 10 3 10 4 10 5 10 6 10 7 10 8 10 9 10 Tepung Terigu 2 3 3,5 4 5 5 5,5 Perbandingan Tepung Tepung Jagung Sagu 6 4 3 3 1 2 1 1 0,5 0,5 0,5 0,3 0,4 0,4 0,3 Produk Keripik (kg) 0,90 0,70 0,85 0,95 1,20 1,10 0,85 1,00 1,05

Garam 0,5 0,4 0,3 0,4 0,2 0,1 0,05 0,05 0,1

Grafik 1.1 Perbandingan Tingkat Kesukaan Panelis terhadap komposisi keripik. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Percobaan KeMeninjau dari data tersebut maka dapat diperoleh formula keripik terbaik adalah formula pada percobaan ke-8, yaitu dengan perbandingan 10;5;0.3;0.4;0.05 seperti yang terdapat pada tabel 4.1 dan grafik 1.1. Percobaan ke-8 memiliki tingkat kesukaan konsumen tertinggi. Hal ini menunjukkan bahwa formula tersebut cukup digemari oleh konsumen karena setiap hasil percobaan ditanggapi oleh konsumen secara langsung melalui kuisioner.

13

2. Penentuan Formula Seasoning Penentuan Formula seasoning dilakukan untuk memperoleh formula seasoning untuk keripik pedas terbaik dengan tingkat kepedasan yang digemari masyarakat atau konsumen. Untuk itu digunakan tiga sampel seasoning yang memiliki tingkat kepedasan yang berbeda-beda yaitu antara lain :

Tabel 4.2 Perbandingan Sampel Seasoning Keripik Pedas Perbandingan Keadaan Sampel A Warna Aroma Rasa Lebih Merah Sangat Pedas Sangat Pedas Sampel B Merah Pedas Pedas Sampel C Merah Pucat Kurang Pedas Kurang Pedas

Tabel 4.3 Hasil Penskoran dan Penilaian Sampel Sampel A Aspek Warna Aroma Rasa Warna Aroma Rasa Warna Aroma Rasa Skor 244 223 225 240 234 229 186 205 201 % 76,2 69,6 73,4 75 73,1 74,6 58,1 64,0 62,8 Kriteria Suka Suka Kurang Suka Suka Suka Suka Kurang Suka Suka Kurang Suka

B

C

Berdarkan data yang diperoleh maka dapat terlihat bahwa sampel B adalah seasoning keripik pedas ubi jalar yang paling disukai baik dari aspek warna, aroma maupun rasa. Untuk itu pilihan seasoning yang akan digunakan sebagai bumbu pedas untuk keripik adalah formula seasoning untuk sampel B.

3. Kapasitas Produksi Mini Industri Potensi permintaan makanan ringan keripik pedas ubi jalar ini sangat prospektif. Pemasaran yang akan dilakukan di sekitar kampus dengan pengenalan

14

serta promosi keripik pedas dengan harga yang relatif murah dari pesaing yang sejenis akan membuat keripik ini berpotensi untuk bekembang. Sebagai produksi awal usaha ini akan memproduksi .... ton keripik pedas. Dalam waktu yang akan datang, seiring dengan bertambahnya modal dan kemampuan pemasaran, maka kapasitas produksi akan ditingkatkan. 4. Analisis Lokasi Usaha Usaha yang akan dilaksanakan di Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi akan dilakukan dalam skala rumah tangga di salah satu rumah penduduk. 5. Sarana dan Prasarana Usaha Usaha yang dilakukan telah memiliki berbagai sarana dan prasarana pendukung produksi sehingga dinilai siap untuk melakukan kegiatan usaha dalam skala produksi tertentu. Berbagai sarana dan prasarana tersebut tertera dalam tabel berikut: Tabel 4. Sarana dan Prasarana Penunjang Produksi No. 1 Jenis Sarana dan Prasarana Sarana Transportasi : Sepeda motor Sarana Administrasi : 2 Laptop ATK 1 unit Memadai 1 unit Jumlah

6. Proses Pembuatan a. Alat dan Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan keripik pedas ini antara lain : ubi jalar, tepung pati jagung, tepung pati sagu, tepung terigu, garam, seasoning, bahan bakar (gas) dan minyak goreng. Alat-alat yang digunakan antara lain : pisau, kompor, tampah, plastik, sendok besar,

15

dandang, wajan, ampia (alat penipis), alat pencetak, timbangan, baskom, saringan minyak, dan sodet.

b. Proses Pembuatan Produk Pembuatan produk keripik pedas ini memiliki bebrapa tahap yang dapat dilihat sebagai berikut :

Ubi Jalar

Disortasi dan dicuci Direbus selama 30 menit

Didinginkan Dikupas Dihancurkan Adonan Ubi Jalar

Ditambah Tepung Terigu

Ditambah Tepung Pati Jagung Tepung sagu dan garam Ditipiskan dan dicetak Digoreng dan ditiriskan Seosoning Gambar 1.1 Skema Pembuatan produk keripik pedas dari ubi jalar

16

Pembuatan produk keripik pedas dari ubi jalar dilaksanakan dengan urutan sesuai gambar 1. Secara garis besar meliputi persiapan Bahan dan Pembuatan produk.

Persiapan Bahan Tahap persiapan bahan adalah pengadaan bahan baku agar dapat digunakan dalam proses pembuatan. Tahap ini terbagi atas pembuatan hancuran ubi jalar dan persiapan bahan-bahan lain. Hancuran ubi jalar diperoleh dengan cara melakukan perebusan ubi jalar. Sebelum perebusan ubi jalar dicuci terlebih dahulu dengan air untuk menghilangkan kotoran terutama tanah yang melekat di kulitnya. Ukuran ubi jalar mempengaruhi waktu perebusan, ukuran ubi jalar yang relatif kecil umumnya lebih cepat matang dibandingkan ubi jalar yang ukurannya lebih besar. Setelah perebusan, ubi jalar dikupas secara manual dengan menggunakan pisau atau sendok agar mempermudah pencampuran dengan bahan lain pada saat pembuatan adonan. Bahan tambahan lain yang digunakan untuk pembuatan keripik pedas ini seperti tepung pati jagung, tepung terigu, tepung pati sagu dan garam dapat diperoleh dari supplier. Pengadaan barang secara bersamaan dapat dilakukan agar biaya pengeluaran lebih efisien.

Pembuatan Keripik Tahapan pembuatan keripik meliputi: Pembuatan adonan, pencetakan adonan yang telah dihaluskan, penggorengan, penirisan minyak yang menempel, dan penambahan seasoning. Pada mini industri ini pembuatan keripik hanya dilakukan dalam skala rumah tangga sehingga alat-alat yang digunakan masih sederhana dan umumnya dilakukan secara manual. Adonan dibuat dengan cara mencampur semua bahan (hancuran ubi jalar, tepung terigu, tepung maizena, tepung sagu dan garam) sampai homogen kemudian dicampurkan kedalam mixer. Keripik dicetak dengan berbagai variasi bentuk. Kemudian keripik digoreng dan ditiriskan dari minyak goreng. Seasoning ditaburkan sambil mengaduk produk sehingga tercampur rata.

17

B. Bauran Pemasaran 1. Produk (Product) Mini industri ini akan memproduksi keripik yang berbahan dasar ubi jalar. Keripik ini dicampur dengan seasoning pedas yag disukai konsumen. Adapun keunggulan produk yaitu: Harga kripik pedas yang lebih rendah dibandingkan produk sejenis. Keripik dikemas dengan takaran yang lebih kecil sehingga dapat dijual sesuai dengan kantong mahasiswa. 2. Harga (Price) Berdasarkan hasil analisis finansial yang dilakukan maka produk akan dijual ke masyarakat dan konsumen sebesar Rp. 5000,- per bungkusnya.

3. Strategi Pemasaran (Places) Produk keripik pedas ini rencananya akan didistrubusikan melalui beberapa strategi pemasaran yaitu : 1) Direct Selling, yaitu strategi pemasaran yang langsung menjual produk kepada konsumen tanpa sarana distribusi. Konsep direct selling adalah menjual langsung produk ke konsumen dengan tatap muka, direct selling untuk produk keripik pedas ini akan dilakukan dengan dua cara yaitu door to door (pintu ke pintu) dengan menawarkan produk ini dari satu rumah ke rumah lain dan cara agreement yaitu menitipkan produk di kantin dengan sistem kerjasama oleh pemilik kantin. Tujuan pemasaran ini adalah mahasiswa dan masyarakat di sekitar kampus. 2) Website, yaitu strategi pemasaran melalui internet dengan membuka situs online sendiri untuk pemesanan pembelian keripik pedas ini. Kemajuan zaman memang tidak bisa terelakkan, media pemasaran dengan website ini menjadi salah satu unggulan karena produk akan dianggap lebih professional oleh masyarakat dengan memiliki website sendiri. Website dibuat interaktif dengan fitur yahoo chat dan cbox sehingga peminat bisa leluasa bertanya mengenai produk sehingga berujung pada pemesanan

18

produk. Sasarannya adalah masyarakat diluar daerah bogor. Website yang telah dibuat dapat diakses http://www.keripikpedas.co.cc/ 3) Jejaring sosial, media pemasaran yang tidak dapat dipungkiri adalah melalui situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Banyak pengalaman produk-produk kuliner dan jajanan ringan yang berhasil dipasarkan melalui jejaring sosial facebook dan twitter ini. Sasaran konsumennya adalah masyarakat luar bogor. Untuk mengakses jejaring sosiail produk keripik pedas dapat diakses melalui url facebook http://www.facebook.com/ dan url twitter http://www.twitter.com/ 4) Iklan Baris Online, perkembangan media iklan online sudah menjamur di dunia maya, banyak penyedia layanan iklan gratis ini di situs-situs yang ada. Mengiklankan produk di iklan baris dapat membantu untuk mempopulerkan produk keripik pedas ini sehingga kesempatan pasar akan semakin terbuka. Media iklan baris online yang akan digunakan antara lain adalah www.tokobagus.com/. 5) Retail, strategi pemasaran dengan retail adalah dengan memasok langsung produk dalam mini market atau supermarket. Strategi ini rencananya akan dilakukan saat perkembangan produksi sudah berkapasitas sangat besar.

4. Promosi (Promotion) Promosi dan sosialisasi produk keripik pedas ini sangat penting mengingat produk keripik pedas berbahan dasar ubi ini tergolong baru sehingga perlu untuk dipromosikan dan disosialisasikan kepada masyarakat dan konsumen. Kurangnya promosi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pemasaran produk makanan. Beberapa promosi yang akan dilakukan antara lain : 1) Sales Promotion, yaitu promosi produk keripik pedas pada penjualan, promosi ini dapat berbentuk diskon harga maupun pemberian produk gratis untuk pembelian produk dengan jumlah tertentu sehingga keinginan konsumen untuk mencoba produk semakin tinggi. 2) Advertising, untuk promosi dengan advertising pada produk keripik pedas akan dilakukan dengan penyebaran pamflet mengenai produk keripik

19

pedass ini sehingga konsumen bisa mengenal dan mengetahui keberadaan keripik pedas ini. C. Aspek Sumber Daya Manusia 1.Struktur Organisasi Mini Industri

Manager Produksi

Manager Pemasaran

Manager Keuangan dan Administrasi

Pembimbing

Koordinator Proses Produksi

Karyawan tetap

Gambar 5. Struktur Organisasi Mini Industri

5. Prakiraan Jumlah Tenaga Kerja Untuk pelaksanaan usaha keripik ubi jalar ini setidaknya memerlukan 5 orang tenaga kerja dengan pembagian kerja sebagai berikut : Tabel 6. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Kerja No 1 Prasyarat Tidak ditentukan Fungsi Mengkoordinasikan seluruh proses produksi 2 3 Tidak ditentukan Tidak ditentukan Bagian Pengupasan Ubi Bagian pengirisan dan pengeringan ubi 4 Tidak ditentukan Bagian keripik ubi penggorengan 1 1 1 Jumlah (orang) 1

20

5

Tidak ditentukan

Bagian keripik ubi

Pengemasan

1

2. Peran dan Tanggung Jawab Personalia dalam Organisasi Manajer Produksi bertanggung jawab terhadap segala aspek dalam pelaksanaan Produksi Keripik pedas dan melakukan kontrol terhadap karyawan yang bertugas dari laporan koordinator produksi setiap harinya. Koordinator produksi bertanggung jawab untuk mengendalikan bagian produksi dari bahan baku hingga menjadi produk. Manajer Pemasaran bertanggung jawab terhadap segala aspek pasca produksi serta penyaluran produk ke konsumen secara langsung maupun tidak langsung. Manager Administrasi dan Keuangan bertanggung jawab terhadap aspek komputerisasi, pembukuan, humas, dan kegiatan administrasi lainnya. Seluruh manajer saling berkoordinasi dan dibimbing oleh pembimbing dalam mini industri ini. Selain itu, pembimbing dapat melakukan kontrol terhadap segala aspek dalam usaha ini serta dapat memberikan saran ataupun kebijakan yang dapat disetujui bersama.

3. Informasi tentang Partner Dalam usaha ini, kami bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mendukung keberhasilan mini industri pembuatan keripik pedas, yaitu meliputi pihak penyedia sarana produksi, pihak penyedia sarana pemasaran dan pihak institusi untuk pembimbingan. a. Institut Pertanian Bogor (sebagai partner untuk konsultasi budidaya) . Alamat : Kampus IPB Darmaga, Jl. Raya Darmaga, Bogor, Jawa Barat. Telepon: (0251) 622642. Faks.: (0251) 622708. Website: www.ipb.ac.id. b. M. Linggar Munggaran Direktur kantin F-Mart Sebagai mitra tempat menjual langsung produk keripik pedas. Alamat Kantin Sapta, Gedung Fateta Lt. Dasar, Fateta, Dramaga, Bogor. hp : 0808568423096 email : [email protected]

21

D. Aspek Keberlanjutan dan Masa Depan Usaha Potensi pasar keripik pedas di daerah Bogor terutama di lingkungan kampus masih sangat besar, harga keripik pedas yang sekarang beredar di pasaran masih belum terjangkau di kantong mahasiswa dan masyarakat sekitar. Bahan baku ubi jalar yang tergolong relatif murah dan melimpah di daerah bogor menambah potensi mini industri ini untuk dapat berkembang dengan baik. Keripik pedas merupakan makanan ringan yang kebanyakan digemari oleh kalangan remaja, lingkungan kampus yang penuh dengan remaja mahasiswa membuat prngembangan usaha ini menjanjikan. Melihat potensi pasar yang diproyeksikan akan semakin tumbuh, maka mini industri ini akan menambah kapasitas produksi dikemudian hari. Peningkatan kapasitas produksi akan diiukuti dengan penyerapan tenaga kerja sehingga kedepannya dapat mengurangi tingkat pengangguran di kabupaten Bogor. Untuk mencegah kemungkinan kenaikan harga saat memperluas pasar, dapat disiasati dengan membuka agen penyalur resmi di luar daerah namun masih dalam manajemen mini industri sehingga rantai distribusi tetap terkontrol dan menguntungkan berbagai pihak khususnya konsumen.

Kapasitas 100 kg/hari

Kapasitas 500 kg/hari

Kapasitas 1 ton kg/hari

Memiliki agen penyalur diluar bogor 100.000 200.000 ekor

Gambar 4. Proyeksi Masa Depan Usaha

22

E. Analisis SWOT

1.Kondisi Internal

1.1 Kekuatan Pemilihan lokasi usaha di Desa Cikarawang yang merupakan daerah yang menghasilkan sumber bahan baku utama ubi jalar sehingga menjadi efisien karena mengurangi biaya transport pengadaan bahan baku. Selain itu lokasi ini dekat dengan tujuan pasar utama yaitu lingkungan kampus IPB Dramaga. Metode pengecilan ukuran kemasan membuat harga keripik menjadi yang termurah untuk produk kompetitor yang sejenis. Kemampuan manajerial baik produksi, keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia sudah terasah pada dari berbagai pengalaman

usaha,pelatihan dan keaktifan pada beberapa organisasi kampus Bimbingan dari dosen serta beberapa lembaga penelitian membuat kemampuan manajerial berjalan lebih baik Relasi penyedia bahan baku ubi jalar sudah dimiliki.

1.2 Kelemahan Produk yang masih tergolong baru sehingga kurang dikenal oleh masyarakat. Sarana transportasi yang minim membuat biaya operasional meningkat. Skala produksi kecil sehingga biaya operasional cukup tinggi beberapa rupiah

2. Kondisi Eksternal

2.1 Peluang Keripik Pedas yang dipasarkan merupakan keripik dengan rasa, tekstur dan aroma yang paling disukai masyarakat maupun konsumen.

23

Harga di pasaran produk sejenis masih cukup tinggi karena kemasan yang besar sehingga kurang terjangkau untuk kalangan mahasiswa dan masyarakat sekitar.

Sektor ekonomi memiliki pengaruh cukup besar terhadap jalannya suatu usaha. Kondisi ekonomi yang tidak stabil berdampak pada terhambatnya perkembangan usaha bahkan dapat menyebabkan sebagian usaha bangkrut.

Kemajuan teknologi dan informasi memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan usaha. Internet memudahkan

konsumen dalam memperoleh informasi terbaru tentang produk makanan terbaru yang murah dll. Konsumen diberi kemudahan dalam berkomunikasi dengan produsen begitu pula sebaliknya. 2.2 Ancaman Persepsi negatif konsumen terhadap produk sebelum mau mencobanya terlebih dahulu. Kesulitan bahan baku yang disebabkan karena kegagalan panen, hama, dsb.

3. Upaya Minimalisasi Dampak Kelemahan

Pengenalan produk kepada masyarakat dan konsumen dilakukan dengan melakukan sales promotion dengan memberi diskon produk sehingga konsumen tergiur untuk mencoba dan membeli produk. Pengenalan produk juga dilakukan dengan menyebarkan advertising berupa selebaran iklan mengenai produk kepada masyarakat secara rutin.

Pada awal usaha untuk meminimalisir biaya transport akan difokuskan untuk mendapatkan pasar di sekitar lokasi produksi yaitu di lingkungan kampus IPB Dramaga dan sekitarnya.

Skala produksi yang masih rendah membuat biaya operasional lebih tinggi beberapa rupiah, dalam hal ini diupayakan untuk permulaan pemasaran menggunakan metode direct selling serta margin keuntungan yang tidak terlalu besar.

24

Analisis Finansial

Biaya Investasi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Komponen Biaya Kompor Gas Tabung gas 3 kg Selang tabung Penggorengan Saringan Spatula/sodet Timbangan Nampan/nyiru Sealer panci Baskom Alat Pencetak Pisau Total biaya Investasi Jumlah (unit) 2 2 2 2 2 2 1 8 1 2 2 2 3 Harga satuan (Rp) 100000 130000 70000 20000 5000 10000 100000 12000 160000 50000 10000 200000 10000 Harga Total 200000 260000 140000 40000 10000 20000 100000 96000 160000 100000 20000 400000 30000 1576000

Biaya Produksi (Per 1 kali produksi) No. 1 2 3 4 5 6 Komponen Biaya Ubi Jalar Minyak goreng Bumbu perasa (seasoning) Tepung terigu Tepung Jagung Garam Jumlah (Kg/bungkus) 50 5 1 1 0.5 3 Total Biaya Produksi (1 kali) Total Biaya Produksi (20 kali per bulan) Biaya Operasional (per bulan) No. 1 2 3 4 Komponen Biaya Kemasan Pembuatan label Sewa tempat produksi Transportasi jumlah (buah/pak) 50 3000 1 Harga satuan (Rp) 6000 500 500000 200000 Harga Total 300000 1500000 500000 200000 2500000 Harga per kg/liter/bungkus (Rp) 700 12000 6000 8000 10000 1000 Harga total 35000 60000 6000 8000 5000 3000 117000 2340000

Total Biaya Operasional

25

Total Biaya Kegiatan No. 1 2 3 Jenis Biaya Biaya Investasi Biya Produksi Biaya Operasional Total Biaya Jumlah Biaya (Rp) 1576000 2340000 2500000 6416000

Biaya Penyusutan Alat (Investasi) Umur ekonomis peralatan Nilai akhir Biaya Penyusutan per tahun 5 tahun 10% 283680

Harga Pokok Produksi Biaya Tetap Biaya tak tetap Biaya total HPP 283680 4840000 5123680 1707.8933

NOTE : 1 bungkus = 100 gram 1 kali produksi = 15 kg/hari 1 bulan produksi = 15 kg/hari x 20 hari/bulan = 300 kg jumlah kemasan total = 300.000 gram/100 gram = 3000 bungkus

26

Periode (T) Investasi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Biaya ( C ) Biaya Variabel 1576000 0 0 4840000 0 4840000 0 4840000 0 4840000 0 4840000 0 4840000 0 4840000 0 4840000 0 4840000 0 4840000 0 4840000 0 4840000

B-C Total Penerimaan Cost (B) 1576000 0 -1576000 4840000 15000000 10160000 4840000 15000000 10160000 4840000 15000000 10160000 4840000 15000000 10160000 4840000 15000000 10160000 4840000 15000000 10160000 4840000 15000000 10160000 4840000 15000000 10160000 4840000 15000000 10160000 4840000 15000000 10160000 4840000 15000000 10160000 4840000 15000000 10160000

DF Akumulasi PV (B-C) (i = PV 10%) 1.00 -1576000.00 -1576000.00 0.91 9236363.64 7660363.64 0.83 8396694.21 16057057.85 0.75 7633358.38 23690416.23 0.68 6939416.71 30629832.93 0.62 6308560.64 36938393.58 0.56 5735055.13 42673448.71 0.51 5213686.48 47887135.19 0.47 4739714.98 52626850.17 0.42 4308831.80 56935681.97 0.39 3917119.82 60852801.79 0.35 3561018.02 64413819.81 0.32 3237289.11 67651108.92 NPV1 67651108.92

Payback Period

27

i) Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) adalah perbedaan antara nilai sekarang (present value) dari manfaat dan biaya. NPV menggambarkan kas yang tersedia pada saat akan mengembalikan dana investasi. Usaha yang laba ditandai dengan nilai NPV positif. Nilai NPV usaha diproyeksikan sebesar Rp 67,651.108,- dengan discount rate sebesar 10%. ii) Pay Back Period Pay Back Period adalah jangka waktu investasi yang telah ditanam dapat dikembalikan dengan menggunakan penerimaan bersih yang diterima setiap tahun.Pay Back Periodeusaha yang dijalankan diproyeksikan selama 1 bulan.

28

F. Aspek Dampak Lingkungan dan Sosial 1. Dampak Lingkungan Pada tiap industri, terutama industri makanan, tentu mempunyai limbah, baik padat, cair maupun gas. Hal tersebut juga pada Mini Industri ini, dimana limbah terbesar yaitu limbah padat berupa kulit ubi jalar. Meskipun limbah kulit ubi tersebut bukanlah masalah besar terhadap dampak lingkungan karena limbah tersebut merupakan limbah organik yang potensial untuk dikonversi menjadi pupuk organik, namun pemanfaatan limbah kulit tersebut dapat diperluas dengan memanfaatkan kandungan lain selain zat unsur hara organik seperti Natrium dan Magnesium. Pada kulit ubi jalar, terdapat senyawa antosianin karotenoid yang tidak hanya mempunyai fungsi yang sama dengan klorofil, namun juga mampu membentuk Vitamin A. Kandungan antosianin dapat dimanfaatkan sebagai pigmen atau zat warna alami. Selain itu, kandungan kulit ubi jalar terdapat vitamin A, Vitamin C dan Vitamin E. Namun, pemanfaatan kulit ubi jalar sebagai pigmen alami baik untuk industri maupun untuk keperluan sehari-hari belum banyak yang sehingga kami hanya memanfaatkannya sebagai pakan ternak dan pupuk organik.

2. Dampak Sosial Sebagaimana tujuan awal usaha ini dibuat, salah satunya yaitu

mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar Cikarawang untuk meningkatkan kesejahteraan hidup khususnya bagi pelaku usaha ini. Dengan memanfaatkan tenaga kerja asli masyarakat Desa Cikarawang, pendirian lahan usaha dan juga mnimnya resiko dampak limbah terhadap lingkungan didaerah sekitar desa tersebut, akan terjalin kehidupan sosial yang cukup baik antara pelaku usaha dengan masyarakat sekitar dan juga hubungan baik antara pelaku uasaha dengan gabungan petani masyarakat sekitar dapat memudahkan pelaksanaan usaha tersebut.

29

BAB III RANCANGAN KEGIATAN A. Waktu pelaksanaan NO NAMA KEGIATAN PJ APRIL 1 1 PERSIAPAN USAHA a. Pengurusaan perizinan F 2 3 4 MEI 1 2 3 4 JUNI 1 2 3 4

JUL

b. Pembelian alat dan bahan Y baku c. Pembangunan mini industri 2 REKRUTMENTENAGAKERJA a. Pencarian tenaga kerja b. Wawancara c. Pelatihan 3 PELAKSANAAN PRODUKSI a. Proses produksi b. Pemasaran produk M F F Y M M

c. Evaluasi kualitas produk di M lapang 4 6 RAPAT DEWAN DIREKSI PERLUASAAN PASAR F F

Keterangan

F M Y

: Fahmi Tri Wendrawan : Muhdian Abdullah : Yonathan

30

Pelaksana Eksekutif

NAMA

ALAMAT

TELEPHONE

SPESIFIKASI KOMPETISI

JABATAN DALAM PERUSAHAAN

FAHMI TRI WENDRAWAN

Perumahan Pakuan Regensi Cluster Jaya Dewata 087872359920

Pemasaran, Komputerisasi, Manajemen SDM MANAJER PEMASARAN

YONATHAN

Wisma Pakis, Balio 01/10, Desa Blumbang Jaya, Kec. Bogor Barat. 085723248134 RT Komputerisasi, pembukuan, akutansi MANAJER ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

MUHDIAN ABDULLAH

Wisma Pakis, Balio 01/10, Desa Blumbang Jaya, Kec. Bogor Barat. 084719433090 RT Produksi, Efisiensi Produktifitas. MANAJER PRODUKSI

31

Daftar Pustaka [BPS]. 2009. Ubi Jalar. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=24&notab=12 [Deptan].2010. Ubi Jalar. http:// http://tanamanpangan.deptan.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar Bouwkamp C. Sweet Potato Products : A Natural Resources for The Tropics. Florida Bocaroton : CRC Press, Inc; 1985. Christian, Y. Kajian Formulasi Reconstituted Chips Campuran Ubi Jalar (Ipomea batatas L) dan Tepung Pati Jagung (Zea Mays L.) serta Analisis Finansial dan Aspek Pasar dan Pemasarannya. Skripsi . Bogor : Program Sarjana Institut Pertanian Bogor. Maharani G, Siahaan L, Sarungallo M, Clara LS, Isnurdiansyah. 2008. Chips Bi_Corn Alternatif Snack Bergizi Tinggi. Makalah. Bogor : Program Sarjana Ekonomi Institut Pertanian Bogor. Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993

32

LAMPIRAN Lampiran Gambar :

Gambar Produk Keripik Pedas.