Proposal Biodiesel

37
PEMBUATAN BIODIESEL DARI AMPAS TAHU Proposal Praktikum Kimia Terpadu Tahun Ajaran 2014/2015 Oleh Kelompok 45 Kelas XIII-6 Dwipayana 11.57.06978 Muhamad Rizky Ananda 11.57.07080 Nadya Azizah Daniar 11.57.07108 Yuli Nurul Maulida 11.57.07189 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

description

asdafadfsdf

Transcript of Proposal Biodiesel

PEMBUATAN BIODIESEL DARI AMPAS TAHUProposal Praktikum Kimia TerpaduTahun Ajaran 2014/2015

Oleh Kelompok 45Kelas XIII-6

Dwipayana11.57.06978Muhamad Rizky Ananda11.57.07080Nadya Azizah Daniar11.57.07108Yuli Nurul Maulida11.57.07189

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIAPusat Pendidikan dan Pelatihan IndustriSMK SMAK BogorBogor2014LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan oleh:

Disetujui oleh,

Ir. Tin KartiniNIP 19640416 199403 2 003Pembimbing

Disahkan oleh,

Ir. Tin KartiniNIP 19640416 199403 2 003Kepala Laboratorium SMK-SMAK BogorBAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGIndonesia selama ini mengalami ketergantungan terhadap minyak bumi sehingga jumlah pasokan dan cadangan minyak bumi semakin berkurang. Bertambah banyaknya industri yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan bakar juga menjadi salah satu faktor semakin bertambahnya kebutuhan pasokan bahan bakar fosil. Sementara itu, bahan bakar fosil termasuk ke dalam SDA yang tidak dapat diperbaharui. Karena alasan tersebut, diperlukan bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui sehingga bahan bakar tersebut tidak akan habis serta harganya yang terjangkau. Tim Lemigas, Balitbang Departemen ESDM, menjelaskan bahwa minyak nabati merupakan salah satu alternatif yang dapet digunakan baik sebagai pengganti maupun substitusi bahan bakar diesel. Indonesia secara geografis diuntungkan untuk pengembangan bahan dasar biodiesel, seperti kelapa,kemiri, kelapa sawit, kacang tanah, dan kedelai dapat dipakai untuk bahan bakar minyak sehingga dapat mengontrol harga CPO. Sebagai bahan bakar pengganti, diharapkan minyak nabati tersebut dapat menghasilkan pemakaian bahan bakar diesel fosil. Sebagai substitusi bahan bakar diesel diharapkan minyak nabati dapat mengurangi kebutuhan terhadap bahan bakar diesel fosil.Penggunaan biodiesel mempunyai banyak keuntungan diantaranya adalah :1. Dapat mengurangi emisi/pancaran gas yang menyebabkan pemanasan global.2. Dapat mengurangi emisi udara beracun dari knalpot, bersifat biodegradable, cocok untuk lingkungan sensitif dan mudah digunakan.3. Karena biodiesel mempunyai efek pelumasan, penggunaan biodiesel akan menurunkan biaya pemeliharaan (penggantian filter oli, penggantian filter bahan bakar, penggantian jumlah filter udara) dan peningkatan kualitas udara emisi cerobong dilihat dari ammonia, klorin bebas, NO2, dan hidrolic acid.

B. TUJUANTujuan pembuatan biodiesel dengan bahan baku ampas tahu yaitu:1. Mengurangi ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap bahan bakar fosil.2. Mengembangkan potensi minyak nabati sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.3. Menjadikan biodiesel sebagai alternatif bahan bakar yang dapat diperbaharui.4. Memanfaatkan limbah dari ampas tahu sehingga bias digunakan kembali.5. Mengurangi pencemaran.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. BIODIESELBiodieselmerupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkylesterdari rantai panjangasam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesindieseldan terbuat dari sumberterbaharuisepertiminyak sayurataulemak hewan.Sebuah proses daritransesterifikasilipiddigunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuangasam lemakbebas. Setelah melewati proses ini, tidak sepertiminyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifatpembakaranyang mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendahbelerangyang rendah pelumas.Biodiesel merupakan kandidat yang paling baik untuk menggantikanbahan bakar fosilsebagai sumberenergitransportasiutama dunia, karena biodiesel merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol dimesinsekarang ini dan dapat diangkut dan dijual dengan menggunakaninfrastrukturzaman sekarang.Penggunaan dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama diEropa,Amerika Serikat, danAsia, meskipun dalam pasar masih sebagian kecil saja dari penjualan bahan bakar. PertumbuhanSPBUmembuat semakin banyaknya penyediaan biodiesel kepadakonsumendan juga pertumbuhan kendaraan yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar.Teknologi biodiesel memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :1. Menguatkan (security of supply)bahan bakar diesel yang independet dalam negeri2.Mengurangi impor BBM atauAutomatic Diesel Oil3. Meningkatkan kesempatan kerja orang indonesia di dalam negeri4. Meningkatkan kemampuan teknologi pertanian dan industri di dalam negeri5. Memperbesar basis sumber daya bahan bakar minyak nabati (BBN)6. Meningkatkan pendapatan petani kacang tanah7. Mengurangi pemanasan global dan pencemaran udara,karena biodiesel ramah lingkungan. ( Prakoso, T., 2008 )8.Biodiesel tidak beracun.9.Biodiesel adalah bahan bakarbiodegradable.10.Biodiesel lebih aman dipakai dibandingkan dengan diesel konvensional.11.Biodiesel dapat dengan mudah dicampur dengan diesel konvensional, dan dapat digunakan di sebagian besar jenis kendaraan saat ini, bahkan dalam bentuk biodiesel B100 murni.12.Biodiesel dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil, dan meningkatkan keamanan dan kemandirian energi.13. Biodiesel dapat diproduksi secara massal di banyak negara, contohnya USA yang memiliki kapasitas untuk memproduksi lebih dari 50 juta galon biodiesel per tahun.14. Produksi dan penggunaan biodiesel melepaskan lebih sedikit emisi dibandingkan dengan diesel konvensional, sekitar 78% lebih sedikit dibandingkan dengan diesel konvensional.15. Biodiesel memiliki sifat pelumas yang sangat baik, secara signifikan lebih baik daripada bahan bakar diesel konvensional, sehingga dapat memperpanjang masa pakai mesin.16. Biodiesel memilikidelaypengapian lebih pendek dibandingkan dengan diesel konvensional.17. Biodiesel tidak memiliki kandungan sulfur, sehingga tidak memberikan kontribusi terhadap pembentukan hujan asam.

Dibandingkan dengan minyak solar, biodiesel mempunyai beberapa keunggulan. Keunggulan utamanya adalah emisi pembakarannya yang ramah lingkungan karena mudah diserap kembali oleh tumbuhan dan tidak mengandung SOx. Perbandingan emisi pembakaran biodiesel dengan minyak solar disajikan dalam Tabel 3.Tabel 1 perbandingan emisi pembakaran biodiesel dengan solarSenyawa emisiBiodieselSolar

SO2, ppm078

NO, ppm3764

NO2, ppm11

CO, ppm1040

Partikulat, mg/Nm30,255,6

Benzen, mg/Nm30,35,01

Toluen, mg/Nm30,572,31

Xilen, mg/Nm30,731,57

Etil benzen, mg/Nm30,30,73

(Sumber : Internasional Biodiesel, 2001)

B. MINYAK KEDELAIMinyak kedelaiadalahminyak nabatiyang dihasilkan dari bijikedelai. Minyak kedelai merupakan salah satu minyak goreng yang paling banyak digunakan. Selain itu, minyak kedelai juga digunakan sebagaiminyak pengering(drying oil), yaitu minyak yang mampu mengeras seiring waktu selama terpapar dengan udara dan membentuk lapisan kedap air. Sehingga minyak ini juga digunakan sebagai salah satu bahan bakutintadancatlukis.Per 100 gram minyak kedelai mengandung lemak jenuh 16 gram, lemak tak jenuh tunggal 23 gram, dan lemak tak jenuh majemuk 58 gram. Konstituen asam lemak tak tenuh utama dalam minyak kedelaiasam alfa-linoleat7-10 persen,asam linoleat51 persen, danasam oleat23 persen. Minyak ini juga mengandung asam lemak jenuhasam stearat4 persen danasam palmitat10 persen. Asam linoleat begitu mudah teroksidasi sehingga menjadi kurang nyaman ketika digunakan sebagai bahan memasak, sehingga berbagai perusahaan bioteknologi mengembangkan kedelaitransgenikyang menghasilkan biji dengan kadar asam linoleat yang rendah. Dahulu, proses hidrogenasi dilakukan untuk menjenuhkan asam linoleat.

C. AMPAS TAHUKonsumsi tahu di Indonesia mencapai 920.000 ton setiap tahunnya. Besarnya konsumsi masyarakat terhadap tahu menyebabkan produksi tahu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dengan ini, banyak pabrik tahu yang didirikan dan masalah yang dihadapi adalah pemanfaatan limbah tahu yang belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah pabrik tahu biasanya berupa padatan putih yang masih mengandung air. Air yang masih terkandung dalam ampas tahu disebut dengan whey, atau lebih sering disebut limbah tahu cair, sedangkan ampas putih disebut ampas tahu padat.Sedangkan ampas tahu selama ini dikenal pemanfaatannya sebatas untuk pakan ternak, pembuatan tempe gembus dan apabila dibuang ke lingkungan akan menghasilkanleachatedalam proses pembusukannya. Keberadaanleachatedalam tanah berbahaya bagi kesehatan karena mengandung bahan terlarut (nitrit) dan dapat mencemari air permukaan dan air tanah (Ambarwati dkk., 2004). Padahal ampas tahu memiliki senyawa-senyawa anorganik seperti kalsium dan posfor serta senyawa organik seperti protein dan lemak yang memiliki nilai ekonomi tinggi bila dimanfaatkan secara optimal. Senyawa ampas tahu yang sampai saat ini sedikit pemanfaatannya adalah lemak, kandungan terbesar di dalam minyak. Minyak pada ampas tahu ini dapat dijadikan sebagai bahan baku biodiesel.Ampas tahu berasal dari kedelai sehingga komposisi kimia yang terkandungnya hampir sama dengan kedelai. Ampas tahu tersedia dalam bentuk basah yang bercampur dengan whey, dengan komposisi ampas 88,96%. Komposisi ampas tahu pada setiap pabrik tahu berbeda-beda tergantung dari cara pengolahan dan kualitas bahan baku.Tabel 2 Komposisi Kimia Ampas TahuKomponenKadar(%)

Bahan Kering13.3

Protein Kasar21.0

Serat3.58

Lemak10.49

NDF (Neutral Detergent Fiber)25.63

ADF (Acid Detergent Fiber)51.93

Abu2.96

Ca0.53

P0.24

Eb (Energi per bit) (Kkal/kg)4730

Minyak dan lemak terdiri atas trigliserida campuran, yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Trigliserida dapat berwujud padat atau cair, bergantung pada komposisi asam lemak yang menyusunnya. Trigliserida pada ampas tahu berbentuk cair karena mengandung asam lemak tak jenuh lebih banyak dari pada asam lemak jenuhnya.Lemak dan minyak merupakan nutrisi yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Sebagai sumber energi, lemak lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram lemak/minyak dapat menghasilkan 9 Kal/g sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 Kal/g.Kebutuhan lemak dan minyak di dunia meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan makin bertambahnya jumlah penduduk. Mengingat kebutuhan lemak yang terus meningkat maka perlu dicari suatu sumber lemak dan minyak alternatif yang mengandung senyawa-senyawa yang mendukung kesehatan yaitu senyawa asam lemak tidak jenuh jamak (Polyunsaturated FattyAcid /PUFA). Salah satu sumber alternatif yang dapat digunakan adalah ampas tahu.

BAB IIIA. Metode Sintesis1. Persiapan Ampas Tahua. PenyaringanDisiapkan ampas tahu kemudian disaring dan dipisahkan dari kandungan air nya.

b. PengeringanAmpas tahu dikeringkan dibawah sinar matahari.

2. Ekstraksi Minyak KedelaiAmpas tahu di ekstraksi menggunakan soxhlet dalam pelarut benzene selama 3-4 jam. Setiap 10 gram Ampas Tahu di ekstraksi menggunakan pelarut benzene sebanyak 250 ml.

3. DegummingProses degumming dilakukan dengan memanaskan minyak sampai 80 oClalu ditambah asam fosfat 20% sebanyak 0,3% (v/b) dan diaduk selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan pemisahan minyak dan gum menggunakan corong pisah. Minyak kemudian dicuci dengan air panas. Pencucian dan pemisahan minyak dengan air dilakukan berulang hingga air cucian terlihat jernih atau mencapai pH 6,57.

4. Analisis Awala. Kadar AirJika kadar air didapat lebih besar dari 2%, maka harus dilakukan pemanasan pada 100-110 C untuk menghilangkan kandungan air. Keberadaan air ini akan menyebabkan reaksi penyabunan sehingga konversi minyak kemiri menjai biodiesel tidak optimum.

b. Kadar asam lemak bebasKadar asam lemak bebas ditentukan untuk mengetahui apakah reaksi konversi minyak menjadi biodiesel dilakukan melalui dua tahap atau satu tahap. Karena apabila kadar asam lemak yang didapat lebih dari 0.5% dapat terjadi reaksi penyabunan sehingga menghambat proses transesterifikasi maka dilakukan proses esterifikasi terlebih dahulu baru transesterifikasi (dua tahap).

5. Esterifikasia. Minyak dimasukkan pada labu Erlenmeyer 2 liter, lalu dibubuhi 1 ml H2SO4 pekat dan dipanaskan pada suhu 60oC sambil diaduk dengan magnetic stirrer.b. Ditambahkan 100 ml methanolc. Dibiarkan selama 120 menit.d. Dipisahkan Crude gliserol (cairan coklat kental yang berada di lapisan bawah) yang terbentuk dengan cara memipetnya.

6. Transesterifikasia. Direaksikan 200 ml methanol dan 3.5 gram NaOH dalam Erlenmeyer 500 ml, diaduk dengan magnetic stirrer sampai homogen (terbentuk larutan Kalium Metoksida).b. Minyak dari reaksi esterifikasi yang telah dipisahkan dari crude gliserol, dipanaskan pada suhu 60oCdalam Erlenmeyer 2L sambil diaduk dengan magnetic stirrer.c. Dicampurkan larutan metoksida.d. Dibiarkan selama 30 menit dengan suhu konstan 60oC sambil diaduk dengan magnetic stirrer.

Hasil transesterifikasi berupa gliserol dan biodiesel dipisahkan. Pada lapisan atas terbentuk biodiesel dan lapisan bawah gliserol. Biodiesel yang dihasilkan merupakan biodiesel kasar dan perlu dimurnikan dengan proses pencucian.

7. Pemurnian BiodieselPencucian biodiesel dilakukan dengan metode water washing. Air hangat ditambahkan ke dalam biodiesel lalu dilakukan pengandukan dan pemisahan.Pencucian dilakukan berulang-ulang hingga air cucian jernih. Selanjutnyadilakukan pengeringan untuk membuang sisa metanol dan air dalam biodiesel.

Ampas TahuEkstrasiBenzeneMinyakPencampuranH2SO4MetanolPencampuranCampuran Alkohol dan Katalis AsamEsterifikasiPemisahanMetoksidaFAME dan TriglisedridaMetaholDisarin & DikeringkanPencampuranMetaholNaOHTransesterifikasiPemisahanGliserolBiodiesel KasarPemurnianPemurnianSludgeRefined GliserolBiodiesel

B. Metode Analisis

1. Bilangan Asam (ASTM D-664)

Dasar : Bilangan asam adalah banyaknya mg basa untuk menetralkan keasaman lemak dalam 100 g lemak,contoh dapat dilarutkan dengan alcohol : benzene (1:1),asam lemak bebas hasil hidrolisis oleh air dititar dengan NaOH menggunakan indicator PP dengan warna titik akhir merah muda seulas.

Cara Kerja: a. Ditimbang 2.000 gram minyak biodiesel dalam Erlenmeyer 30 mL.b. Dilarutkan dengan alcohol : benzene (1:1).c. Dibubuhi 3 tetes indicator PP.d. Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai titik akhir berwarna merah muda seulas yang stabil selama 10 menit.e. Analisis diulang sebanyak dua kali.

2. Indeks Setana (ASTM D-967)

Dasar : Indeks setana dapat ditentukan dengan nomograph atau dengan menggunakan rumus empiris setelah mengetahui derajat API gravity, dan mid boiling point biodiesel.

Perhitungan: Indeks setana = -430.24 + 0.016 G2 + 0.192 G Log M + 65.01 (Log M)2 -0.0001809 M2 Atau Indeks setana = 454.74 1641.461 D + 774.74 D2 0.554 B + 97.803 (Log B)2

Keterangan:D = Densitas pada suhu 150oCG = API gravityB = Mid Boiling point (oC) (dilihat berdasarkan densitas pada suhu 150oC)M = Mid Boiling Point (oF) (dilihat berdasarkan API gravity)

3. Bilangan Iod (AOCS CD 1-25)Dasar: Bilagan iod adalah banyaknya gram I2 yang dapat mengadisi 100 gram minyak atau lemak. Minyak larut dalam lemak khloform dengan adanya larutan Wijs menghasilkan ICl yang dapat mengadisi minyak menjadi jenuh. Kelebihan ICl dapat mengoksidasi KI menjadi I2. I2 yang dibebaskan dititar dengan larutan tio. Dilakukan blanko untuk mengetahui ICl mula-mula.

Cara Kerja:a. Ditimbang 0.5 g contoh ke dalam Erlenmeyer asah.b. Ditambahkan 15 mL khloroform dan 100 mL larutan Wijs (dipipet).c. Didiamkan selama kurang lebih 30 menit di tempat yang gelap sambal sesekali di kocok.d. Ditambahkan 10 mL KI 30% dan 100mL air bebas O2.e. Dititar dengan tio 0.1 N sampai kuning muda seulas.f. Ditambahkan 1 mL larutan Kanji.g. Dititar kembali sampai larutan tak berwarna.h. Dilakukan titrasi blanko dan analisis diulang sebanyak dua kali.

4. Nilai kalor (ASTM D-240)Dasar: Nilai kalor ditetapkan dengan menggunakan alat kalorimeter. Nilai kalor biodiesel dapat dibaca langsung pada alat kalorimeter.

Cara Kerja:a. Dimasukkan contoh biodiesel ke dalam alar adiabatic calorimeter.b. Dibaca nilai kalor biodiesel pada alat adiabatic calorimeter.

5. Kadar Sulfur (ASTM D-1266)Dasar: Belerang yang dibakar dengan oksigen pada tekanan 30 atm pada bom calorimeter dan dioksidasi menjadi SO2 dan SO3. SO3 akan diikat oleh Na2CO3 sehingga membentuk endapan Na2SO4 . Na2SO4 ini akan bereaksi dengan BaCl2 dalam suasana asam membentuk BaSO4. Kemudian endapan disaring,dipijarkan pada suhu 800 oC dan ditimbang sebagai BaSO4

Cara Kerja: a. Ditimbang dengan teliti 1.000 g contoh dalam cawan contoh,kemudian dimasukkan keadaam bom yang telah 5 mL Na2CO3.b. Bom ditutup hingga rapat dan diiisi dengan gas oksigen 30 atm,lalu dimasukkan kedalam penangas dan alat dinyalakan.c. Dibakar contoh dengan pembakar listrik,setelah itu alar dimatikan tanpa mengeluarkan bom dari penangas sekurang-kurangnya 10 menit dan bom diangkat.d. Dibuang kelebihan oksigen,dibakar contoh yang telah dibilas dnegan aquades dan dimasukkan kedalam piala gelas.e. Kemudian diasamkan dengan larutan HCl 1:1,disaring dengan kertas saring no.41 dan ditambahkan BaCl2.2H2O 10% berlebih kemudian dipanaskan.f. Didiamkan endapan selama minimal 1 jam dalam keadaan panas sehingga endapan yang terbentuk sempurna.g. Disaring dengan kertas saring tak berabu no.42 dan dicuci dengan air bebas Cl-.h. Dikeringkan endapan ,dipijarkan dalam cawan selama 1 jam pada 800 oC,didingankan dan ditimbang (digunakan jasa analisis).

6. Massa Jenis pada 15 oC (ASTM D-1298)Dasar: Massa Jenis diukur dengan membandingkan bobot sejumlah volume biodiesel dengan besarnya volume biodiesel dengan besarnya volume biodiesel tersebut pada suhu 15 oC.

Cara Kerja:a. Ditimbang bobot kosong piknometer 50 mL.b. Diisi dengan biodiesel.c. Didiamkan dalam thermostat selama 1 jam sampai suhu analit (24+50C) tercapai dan dicatat dengan ketelitian 0.10C .d. Ditera piknometer sampai batas yang ditentukan.e. Ditimbang dan anlisis diulang selama 3 kali.

7. Viskositas Metode Ostwald (ASTM D-445)Dasar: Viskositas kinematic dapat ditentukan dengan mengukur waktu aliran cairan melalui pipa kapiler yang dinyatakan dalam centi stoke/detik (cS/t). Viskositas kinematic dari contoh merupakan perkalian dari aliran waktu alir pada 37.80C dengan factor tabung viscometer.Cara Kerja:a. Viskometer Ostwald dibersihkan dengan cairan pembersih,lalu dibilas hati-hati dengan air suling.b. Dikerjakan dengan aseton diudara terbuka.c. Alat dicelupkan keadalam thermostat air yang bertemperatur 25 oC agar tercapai aquilibrium.d. Diletakkan gelas yang berisi air ddidalam thermostat tersebut.e. Dimasukkan air suling yang telah disetimbangkan temperatutnya kedalam viscometer (densitas air juga diukur pada suhu yang sama).f. Contoh diukur viskositasnya pada alat tersebut pada kondisi yang sama dengan pengukuran viskositas air.

8. Penetapan Kadar Air cara Karl Fischer (ASTM D-2709)Dasar: Penetapan kadar air ini didasarkan atas reduksi iod oleh belerang dioksida (SO2) bila ada air dan basa yaitu piridin. Dalam metode ini dipakai pereaksi Fischer yang terdiri dari iod,belerang dioksida,dan piridin dalam methanol mutlak (Anhydrous). Pereaksi ini ditambahkan kedalam contoh dan methanol mutlak hingga semua air bereaksi. Kelebihan air sebagai penunjuk (indicator) dan titik akhir reaksi ialah bila terbentuk warna coklat merah. Dapat juga ditambahkan pereaksi Fischer berlebihan dan dititar kembali dengan larutan air methanol baku(standar).

Cara Kerja:a. Dinyalakan alat dan stirrer.b. Ditambahkan pelarut sampai elektroda terendam sebagian.c. Pelarut dinetralkan dengan cara penambahan pereaksi Karl Fischer sampai titik akhir secara otomatis.d. Dipipet 10 mL contoh dan dimasukkan kedalam pelarut.e. Hasil penentuan kadar air akan ditampilkan pada layar dan tercetak pada kertas cetakan dalam satuan persen,ppm,atau milligram.f. Dibuang contoh kedalam tempat pembuangan yang telah disediakan,kemudian tempat contoh dibilas dengan pelarut hingga bersih.g. Setelah selesai,alat dan stirrer dimatikan.

9. Kadar Abu (ASTM D-482)Dasar: Abu adalah unsur-unsur mineral zat organic merupakan sisa yang tertinggal setelah contoh dibakar sampai bebas karbon dan air. Kadar abu dapat ditentukan kandungannya dengan metode gravimetric. Contoh dipijarkan pada suhu 700-800 oC,didinginkan dan ditimbang.

Cara Kerja: a. Ditimbang 5-10 gram contoh (contoh telah dihomogenkan kedalam cawan porselen yang telah diketahui bobot kosongnya).b. Dipanaskan dengan nyala teklu contoh sampai titik menyala.c. Dimasukkan kedalam tanur dengan suhu 700-800 oC selama 1 jam.d. Didinginkan dalam desikator.e. Ditimbang hingga mendapat bobot tetap.

10. Kadar Abu Sulfat (ASTM D-874)

Dasar: Biodiesel diabukan pada suhu 775 oC,lalu abu tersebut ditambah beberapa tetes H2SO4 pekat dan dipanaskan lagi pada suhu 775 oC.

Cara kerja:a. Ditimbang 5-10 g contoh (contoh telah dihomogenkan kedalam cawan porselen yang telah diketahui bobot kosongnya).b. Dipanaskan dengan nyala teklu,contoh sampai tidak menyala.c. Ditambahkan H2SO4 1:1 beberapa tetes dan dipanaskan di hotplate sampai H2SO4 habis.d. Dimasukkan kedalam tanur dengan suhu 700-800 oC selama 1 jam.e. Didinginkan,diteteskan 3 tetes H2SO4 1:1.f. Dipanaskan di hotplate sampai H2SO4 habis (kering),lalu dipanaskan dengan nyala teklu.g. Dimasukkan kedalam tanur dengan suhu 700-800 oC selama 1 jam.h. Didinginkan menggunakan desikator.i. Ditimbang hingga diperoleh bobot tetap.

11. Residu Karbon Condrason (ASTM D-189)Dasar: Jumlah residu karbon yang tersisa sebanyak 10% hasil destilasi dibakar tanpa adanya oksigen. Residu yang berupa kerak akan terbentuk dalam waktu yang akan ditentukan pemanasannya dan dapat ditentukan kadarnya dengan metode gravimetri.

Cara Kerja: a. Dimasukkan 10% volume terakhir destilasi ke dalam cawan yang telah diketahui bobot kosongnya.b. Diletakkan dalam alat CCR sedemikian rupa hingga udara luar tidak mungki masuk.c. Dibakar denga pembakar meker selama 30menit.d. Cawan didinginkan dan ditimbang.e. Dihitung kadarnya dalam %(w/w).

12. Titik nyala (ASTM 93)

Dasar: Suhu terendah pada saat nyala api diarahkan kecontoh uji sehingga uap contoh uji terbakar pada kondisi pengujian.Cara kerja: a. Contoh dimasukkan kedalam alat flash point.b. Di uji pada suhu 15 kurang lebih 5 oC atau 110oC lebih rendah dari titik nyala contoh yang diperkirakan.c. Diaduk contoh 120 kurang lebih 10 rpm dengan arah cenderung ke bawah.d. Suhu dinaikan selama uji pada kecepatan 1-1.5 oC per menit.e. Titik nyala ditentukan pada suhu saat nyala api disambar oleh biodiesel atau contoh.

13. Titik Awan (ASTM D-2500)Dasar: Titik awan diukur sebagai suhu ketika mulai terbentuknya laisan awan atau kabur pada biodiesel.

Cara kerja:a. Contoh dimasukkan ke dalam tabung penguji.b. Dimasukkan thermometer 1 cm di atas tabung penguji.c. Didinginkan contoh sampai terbentuk awan dan dicatat suhunya sebagi titik awan.

14. Titik Tuang (ASTM D-97)Dasar: Titik tuang diukur sebagi suhu ketika biodiesel mulai tidak akan mengalir jika dituang.Cara Kerja:a. Contoh dimasukkan ke dalam tabung penguji.b. Dimasukkan thermometer 1 cm di atas tabung penguji.c. Didinginkan contoh.d. Tiap penurunan 50F tabung dimiringkan dalam posisi horizontal untuk melihat contoh masih bergerak atau tidak selama 5 detik.e. Dicatat suhu ketika contoh tak bergerak dan ditambahkan 50 oF yaitu sebagai nilai titik tuang.

BAB IV

TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

BAB VDAFTAR KEBUTUHAN ALAT DAN BAHAN

A. Alat dan Bahan Untuk Pembuatan BiodieselAlat dan bahan yng diperlukan dalam pembuatan biodiesel skala 2-3 Liter meliputi :Daftar Alat untuk Sintesis BiodieselNo.AlatUkuranJumlah

1Hotplate Magnetic Stirrer1

2Erlenmeyer500 Ml2

2 L1

3Piala Gelas400 mL4

800 mL2

4Teklu1

5Kaki Tiga1

6Kasa Asbes1

7Labu Kocok1

8Penyangga Labu Kocok1

9Statif1

10Jerigen5 L1

11Pengaduk1

12Kaca Arloji1

13Termometer1

14Labu Semprot500 mL1

15Soxlet4

16Labu Lemak4

17Rotary Evaporator1

Daftar Bahan untuk Sintesis BiodieselNo.BahanJumlah

1Ampas Tahu10 Kg

2Benzene2 L

3NaOH p.a8 g

4H2SO4 2.5 %5 mL

5H3PO4 20%5 mL

B. Alat dan Bahan Untuk AnalisisAlat dan bahan yang diperlukan dalam analisis kualitas biodiesel meliputi :

Daftar Alat Untuk AnalisisNo.ParameterAlatUkuranJumlah

1Bilangan AsamErlenmeyer300 mL2 buah

Piala Gelas400 mL2 buah

Buret50 mL1 buah

Corong1 buah

Gelas Ukur1 buah

Labu Semprot1 buah

Statif1 buah

2Kadar AirKarl Fischer1 set

Syring5 mL1 buah

3Massa JenisPiknometer50 mL1 buah

Piala Gelas100 mL1 buah

4ViskositasViskometer Ostwald1 set

Termostat1 set

Piala Gelas400 mL2 buah

Labu Semprot1 buah

5Kadar AbuCawan Porselen1 buah

Teklu1 buah

Meker1 buah

Kaki Tiga1 buah

Desikator1 buah

Neraca Analitik1 set

Segitiga Porselen1 buah

6Kadar Abu SulfatCawan Porselen1 buah

Teklu1 buah

Meker1 buah

Kaki Tiga1 buah

Desikator1 buah

Neraca Analitik1 set

Segitiga Porselen1 buah

7Titik NyalaAlat Flash Point1 set

Termometer1 buah

8Titik TuangAlat pendingin1 set

Termometer1 buah

Tabung Gelas pendingin1 buah

9Titik AwanAlat pendingin 1 set

Termometer1 buah

Tabung Gelas pendingin1 buah

10Kadar SulfurKalorimeter Bom1 set

11Residu Karbon CondrasonCawan Porselen1 buah

Segitiga Porselen1 buah

12Nilai KalorAdiabatic1 buah

Daftar Bahan Untuk AnalisisNo.ParameterJumlahKonsentrasiJumlah

1Bilangan AsamAlkohol:Benzene (1:1)-100 mL

Indikator PP-

NaOH0.1 N100 mL

2Bilangan Iod cara IodometriKI10%80 Ml

CHCl3-75 mL

Larutan Wijs-50 mL

Air bebas O2-

Na2S2O30.1 N100 mL

Indikator Kanji-

3Viskositas metode OstwaldAquadest-

Aseton-50 mL

4Kadar Abu SulfatH2SO498%1 mL

5Kadar Air Karl FischerKarl Fischer reagent

Alkohol

BAB VI ANGGARAN

Tabel 7 Anggaran Sintetis dan Analisis Untuk Pembuatan BiodieselNo.Nama Bahan JumlahHarga (Rp)

1Benzene2 L2.548.800

2Methanol1 L126.800

3NaOH10 g950

4H2SO4 (p)5 ml900

5H3PO45 ml3.900

6Alkohol150 ml27.000

7CHCl375 ml14.750

8Larutan Wijs50 ml23.000

9KI10 g26.000

10Na2SO31 g500

11Aseton50 ml5.500

12PP0,1 g1.150

13Kanji0,5 g500

14Jasa Analisis250.000

Sub Jumlah3.029.750

Biaya tak terduga302.975

Jumlah Biaya3.332.725