Proposal Besokjd

download Proposal Besokjd

of 43

Transcript of Proposal Besokjd

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHAREDALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADAMATERI PELUANG KELAS XI SMA PGRI JOGOROTOTAHUN PELAJARAN 2009/2010 Usulan penelitian untuk skripsi S-1 Program Studi Pendidikan Matematika Disusun Oleh: MIRA NOVIANA NIM : 095.072 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA JOMBANG 2011 2 KATA PE ANTAR DenganmengucappujidansyukurkehadiratAllahSWTyangtelah mlimpahkanrahmatdanhidayah-Nyasehinggapenelitidapatmenyelesaikan penelitianyangberjudulPeningkatankemampuanprestasibelajarsiswamelalui modelpembelajaran think-pair-sharedalammenyelesaikansoalmatematikapada materi peluang kelas XI SMA PGRI Jogoroto tahun pelajaran 2009/2010. Penelitianinidisusununtukmemenuhisalahsatupersyaratanujian Sarjana Pendidikan Matematika STKIP PGRI Jombang. Peneliti ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu terselesaikannya penelitian ini. Secara khusus penliti mengucapkan terima kasih kepada: 1.Winari, SH, M.Hum., selaku Ketua Yayasan STKIP PGRI Jombang. 2.Dra.HenySulistyowati,M.Hum.,selakuKetuaPUSLITSTKIPPGRI Jombang. 3.Wiwin Sri Hidayati, S.Pd.,M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Matematika. 4.Dra. Siyono, WM., M.Pd, selaku pembimbing dalam penelitian ini. Berkat jasa dan bimbingan beliau penelitian ini bisa terselesaikan dengan baik. 5.Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika dan semua pihak yang telah membantu penyusunan penelitian ini. ii 3 Kritikdansaranperbaikansangatdibutuhkanolehpenelitidemi kesempurnaan penelitian ini. Dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi program studi pendidikan matematika. Jombang,Desember 2009 Peneliti 4 Daftar isi HALAMAN JUDUL ................................ ................................ ....................i Kata pengantar ................................ ................................ ..............................ii Daftar isi ................................ ................................ ................................ ....... iv BAB IPENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ................................ ................................ .... 1 B.Batasan Masalah ................................ ................................ ...............5 C.Rumusan Masalah ................................ ................................ ............. 6 D.Tujuan Masalah ................................ ................................ .................6 E.Manfaat Masalah ................................ ................................ ...............7 F.Definisi Operasional................................ ................................ .......... 7 BAB IILANDASAN TEORI A.Hakekat Belajar dan Pembelajaran Matematika ................................ . 9 B.Model Belajar dan Pembelajaran Matematika ................................ .... 11 C.Pembelajaran Kooperatif Melalui Metode Pembelajaran Think Paire Share ................................ ................................ ................................ . 12 D.Teori yang Berpengaruh untuk Pengembangan dan Perbaikan Pembelajaran Matematika ................................ ................................ . 17 E.Materi Peluang ................................ ................................ ..................21 BAB IIIMETODE PENELITIAN A.Rancangan Penelitian ................................ ................................ ........ 24 B.Subyek Penlitian ................................ ................................ ...............25 C.Metode Pengumpulan Data ................................ ...............................26 D.Analisis Data ................................ ................................ .....................27 BAB IVPEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Data................................ ................................ ...................30 B.Analisis Data dan Eksperimen ................................ ...........................30 BAB VPENUTUP A.Simpulan ................................ ................................ ...........................37 B.Saran ................................ ................................ ................................ . 37 DAFTAR PUSTAKA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negaraberkembangselaluberusahauntukmengejarketinggalannya, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidangpendidikanpemerintahselaluberusahauntukmeningkatkankualitas pendidikandenganberbagaicarasepertimenggantikurikulum, meningkatkan kualitasgurumelaluipenataranpenataranataumelanjutkansekolahke tingkatyanglebih tinggi,memberinamaBantuan Operasional Sekolah(BOS)dan sebagainya. SesuaidenganpembukaanUUD1945dinyatakanbahwatujuankita membentukNegaraKesatuanRepublikIndonesiaialahuntukmencerdaskan kehidupanbangsa.Bangsayangcerdasadalahbangsayangdapat survivedi dalammenghadapiberbagaikesulitan.KenyataannyaialahdewasainiNegara Kesatuan Republik Indonesia di landa dan masih bearda ditengah-tengah krisis yangmenyeluruhkitalandaolehkrisispolitik,krisisekonomi,krisishokum, krisiskebudayaandantidakdapatdisangkaljugadalambidangpendidikan memengpendidikantidakterlepasdarikehidupanpolitik,ekonomi,hukum, dan kebudayaan suatu bangsa. Pendidikanmerupakanmasalahyangmenarikuntukdibahas,karena pendidikanmempunyaiperananpentingdalammenjaminperkembangandan kelangsunganhidupsuatubangsa,karenapendidikanmencrminkansumber 1 2 dayamanusia(SDM)yangpadaprinsipnyamenjadirodapenggerak pemerintahan. Dengan memperhatiakan isi dalam Undang undang Republik Indonesia No.20Tahun2003TentangSistemPendidikanNasionalmenyatakansecara tersurat pada pasal 1 ayat 1 dengan rumusan sebagai berikut: pendidikan adalah usahasadardanterencanauntukmewujudkansuasanabelajardanproses pembelajaranagarpesetadidiksecaraaktifmengembangkanpotensidirinya untukmemilikikekuatanspiritualkeagamaan,pengendaliandiri,kepribadian, kecerdasan,akhlakmulia,sertaketerampilanyangdiperlikan dirinta,masyarakat, bangsa dan Negara. Matematikaadalahsalahsatucabangilmuyangsangatpentingdalam duniapendidikankarenamerupakantiangperkembanganilmupengetahuan dan tekhnologi, tetapi banyak yang menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit (Hudoyo,1999:45) kesulitan itu semakin bertambah seiring dengan bertambahnya materi yang diberikan oleh guru. Untukmencapaitujuaniniperangurusangatmenentukan.Menurut Sanjaya(2006:19)peranguruadalah:sebagaisumberbelajar,fasilitator, pengelola,demonstrator,pembimbingdanevaluator.Sebagaimotivatorguru harusmampumembangkitkanmotivasisiswa agar belajarsiswadalamproses pembelajaran berhasil dengan baik. Salahsatucarauntukmembangkitkanaktivitasbelajarsiswadalam prosespembelajaranadalahdenganmengganticaraataumodel pembelajaranyangselamainitidakdiminatilagiolesiswa,seperti 3 pembelajaranyangdilakukandenganceramahdanTanyajawab,model pembelajaraninimembuatsiswajenuhdantidakkreatif.Suasanabelajar mengajaryangdiharapkanadalahmenjadikansiswasebagaisubjekyang berupayamenggali sendiri,memecahkansendirimasalah masalahdari suatu konsepyangdipelajari,sedangkangurulebihbanyakbertindaksebagai motivatordanfasilitator. Situasibelajaryangdiharapkandi siniadalahsiswa yang lebih banyak berperan (kreatif) (Hamalik,2001:170) Untukmengatasi hal tersebut diperlikan upaya dari seorangguru banyak metodepengajaranyangbisadigunakanbergantagantisecara variasi.Ceramah,diskusikelompok,Tanyajawab,simulasi,seminar,diskusi paneldansebagainya. Metodepengajaranyangcocokdengankebutuhan akan menyebabkan tingkat penguasaan belajar akan meningkat. Pengajarmatematikaseringmenggunakan modelpembelajaranceramah dalammenyampaikanpelajaran.Modelpembelajaraninitidakdapat membangkitkanaktivitassiswadalambelajar.Halinitampakdariperilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru.Siswatidakmaubertanyaapalagimengemukakanpendapattentang materi yang diberikan.Oleh karena itu, peneliti berusaha mengatasi kekurangan kekurangandidalampembelajaraninidenganmenggunakanmodel pembelajaran kooperatif. Pembelajarankooperatifiniadalahtekhnikkelompokpembelajaran kepalabernomoryangdikembangkanolehKagen(1993)untukmelibatkan siswadalammenelaahmateridanmencekpemahamanterhadapisi 4 materi.Slavin(1991)menyatakanbahwadalambelajarkooperatifsiswa bekerjadalamkelompoksalingmembantuuntukmenguasaibahanajaratau materi.Denganpembelajaraninisiswaakanlebihmudahuntukmenemukan danmemahami konsep konsepyang sulit, jika mereka salingmendiskusikan masalahtersebutdengantemanya.Siswayangberkemampuanlemahdalam belajarakanmendapatbantuandaritemanyanglebihpandai,sebaliknyajika anakyangpandaidapatmengembangkankemampuandenganmengajarkan materi pelajaranyang telahiakuasaikepada temanyangberkemampuanlebih rendah.Disampingitu,pembelajarankooperatifinijugamempunyaidampak yang positif terhadap prestasi akademik. Melihatkindisiini,penelitiberusahauntukmencarikanmodel pembelajaran lain yaitu Model pembelajaran Think Paire Share. Pada tahap inidiharapkansiswauntukberdiskusididalamkelasdanberbagiide.Guru memberwaktu4-5menituntukberpasangan.Daridiskusiyangtelah dialksanakan,didalamkelastersebutternyatasiswamasihkurangmampu dalammengemukakanpendpat, sebabkemampuandasar siswa rendah.Dalam bekerjakelompok,hanya satuatauduaorangsajayangaktif, sedangkanyang lainnyamembicarakanhallainyangtidakberhubungandengantugas kelompok.Dalammelaksanakandiskusikelompok,penelitijugamelihat diantaraanggotakelompokadayangsukamengganggutemankarena mereka beranggapanbahwadalambelajarkelompok(diskusi)tidakperlusemuanya bekerja.Karenatidaksemuaanggotakelompokyangaktif,makatanggung jawabdalamkelompokmenjadikurang,bahkandalamkerjakelompok 5 (diskusi), peneliti juga menemukan ada diantara anggota kelompok yang egois sehingga tidak mau menerima pendapat teman. Melihatkenyataankenyataanyangpenelititemuipadasikapsiswadi dalamprosespembelajarantersebutdiatas,penelitiberpendapatbahwa aktivitassiswadiSMAPGRIJOGOROTOdalampembelajaran Matematikasangatkurang.Dalamhalinipenelitiberanimengungkapkan karenamemangaktivitassiswaSMAPGRIJOGOROTOmasihjauhdari pengertianaktivitasyangdiungkapkandariparaahli,sepertiDierich(dalam Hamalik,2001:172),mengemukakanbahwajenisaktivitasdalamkegioatan lisan atau oral adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatukejadian,mengajukanpertanyaan,memberisaran,mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. Penelitian ini mengambil dari materi tentang peluang karena materi yang disajikankedalamsoaluraiansehinggadapatmeningkatkanantusiassiswa dalam pembelajaran, karena siswa di tuntut untuk aktif berdiskusi dengan baik dariuraianmasalahdiataspenelitimengambiljudulPeningkatan Kemampuan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Think PaireShareDalamMenyelesaikanSoalMatematikaPadaMateri Peluang Kelas XI SMA PGRI JOGOROTO Tahun pelajaran 2009/2010. B. Batasan Masalah Batasanmasalahinibersifatpenyederhanaandanpenyempitanruang lingkup masalah. Oleh karena itu, penulis membatasi masalah sebagai berikut: 1Model pembelajaran yang digunakan adalah Think Paire Share. 6 Think (berfikir), Paire (diskusi / berpasangan), Share (berbagi). 2Materi yang di bahas hanya mencakup pada materi peluang yaitu permutasi, kombinasi, peluang bersyarat. C. Rumusan Masalah Berdasarkanlatarbelakangmasalahyangtelahdiuraikandiatasmaka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.Apakah penggunaan model pembelajaran Think Paire Share dalam menyelesaikansoalmatematikapadamateripeluangdapat meningkatkanhasilbelajarsiswakelasXISMAPGRIJOGOROTO 2009 / 2010 ? 2.Apakahketuntasanbelajarsiswapadamateripeluangdapatdicapai denganpenerapanmodelpembelajarankooperatiftipeThinkPaire Share ? D. Tujuan Penelitian Suatupenelitian pastimempunyai tujuan,dandidalam tujuanpenelitian ini adalah: 1.Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran Think Paire Share dalam menyelesaikan soal matematika pada materi peluang dapatmeningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA PGRI JOGOROTO 2009/2010. 7 2.Untuk mengetahui apakah ketuntasan belajar siswa pada materi peluang dapat dicapai dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Paire Share. E. Manfaat Penelitian Hasilpenelitianinidiharapkannantinyabisamembermanfaatbagi semua pihak di antaranya adalah : 1.Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini di harapakan dapat memberikan sumbangan khasanah ilmu pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang studi matematika. 2.Manfaat Praktis. 1.Bagi siswa Hasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikanpengetahuan, wawasan dan pengalaman kepada siswa dalam materi peluang. 2.Bagi Guru Hasilpenelitianinidiharapkandapatdijadikansebagaibahan perbandinganolehgurumatematikauntukdigunakandalam pembelajaran matematika khususnya materi peluang. F. Definisi Operasional Untukmenghindarisalahtafsirpemahamndalampenulisaniniperlu penulis memberikan pengertian definisi definisi variable tersebut: 1.Peningkatan adalah naik / tambah (Kamus Besar Bahasa Indonesia). 8 2.Pembelajaran kooperatif adalah Penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas (Depdiknas, 2004:13). 3.Think Paire Share adalah Merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa (Trianto, 2007:61).4.Presentasi adalah Hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok (Djamarah, 2005:19). 5.Belajar adalah Suatu prosesusaha yang dilakukanseseorang untuk memperoleh suatu perubahantingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2003:2).JadiyangdimaksuddenganPeningkatanKemampuanPrestasiBelajar SiswaMelaluiModelPembelajaranThink-PaireShareDalam MenyelesaiaknSoalMatematikapadaMateripeluangKelasXISMAPGRI JOGOROTOadalahsuatuusahasadardanterencanauntukmewujudkan suasanaprosesbelajarpembelajaransiswamelaluimodelpembelajaran tersebutakanmeningkatdandengankemampuanpengetahuanatau keterampilanmelaluimodelpembelajarankooperatiftersebut,maka kemampuan prestasi belajar siswa dapat di tingkatkan terutamamata pelajaran soal matematika pada materi peluang. 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Matematika Padahakikatnyabelajaradalahperubahanyangterjadipadadiri seseorangsetelahberakhirnyamelakukanaktifitasbelajarwalaupunpada kenyataannyatidaksemuaperubahantermasukkategoribelajar(Sudjana, 1991:29). Sama halnya dengan belajar, mengajarpun pada hakekatnya adalah suatu proses,yaituprosesmengatur,mengorganisasikanlingkunganyangadadi sekitaranakdidik,sehinggadapatmenumbuhkandanmendoronganakdidik melakukanprosesbelajar.Menurutpengertiansecarapsikologi,belajar merupakansuatuprosesperubahanyaituperubahantingkahlakusebagaihasil dariinteraksidenagnlingkungandalammemenuhikebutuhanhidupnya. Pengertiandaribelajarialahsuatuprosesusahayangdilakukanseseorang untukmemperolehsuatukeseluruhan,sebagaihasilpengalamannyasendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,2006:2). Belajarmenunjukpadaapayangharusdilakukanseseorangsebagai subjekyangmenerimapelajaran(sasarandidik),sedangkanmengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Belajaradalahsuatuprrosesyangditandaidenganadanya perubahanpadadiri seseorang. Perubahansebagaihasilprosesbelajardapatdi tunjukkandalamberbagaibentuksepertiberubahpengetahuannay, 9 10 pemahamannya,kecakapanndankemampuan,dayareaksinya,daya penerimaannya dan lain lain aspek yang ada pada individu (Sudjana,1991:28) MenurutGagne(dalamDimyanti,2006:10)belajarmerupakankegiatan yangkomplekshasilbelajarberupakapasitas.Belajaradalahseperangkat proseskognitifyangmengubahsifatstimuluslingkungan,melewati pengolahan informasi menjadi kapasitas baru. Katapembelajaranadalahterjemahdariinstructionyangbanyak dipakaidalamduniapendidikandiAmerikaSerikatistilahinibanyakdi pengaruhiolehaliranpsikologikogntifwholistikyangmenempatkansiswa sebagaisumberdarikegiatan.Selainituistilahinijugadipengaruhioleh perkembangan tekhnologi yang yangdi asumsikan dapatmempermudah siswa mempelajarisegalasesuatulewatberbagaimacammediasepertibahan-bahan cetak,program televise, gambar, audio dan lain sebagainya, sehinggasemua itu mendorong terjadinya perubahan peranan guru dalam mengelola proses belajar mrngajardarigurusebagaisumberbelajarmenjadigurusebagaifasilitator dalam belajar mengajar. Dandidalamistilahpembelajaranyanglebihdipengaruhioleh perkembanganhasil-hasiltekhnologiyangdapatdimanfaatkanuntuk kebutuhanbelajarsiswadiposisikansebagaisubyekbelajaryangmemegang perananyangutama,sebagaidalamsettingprosesbelajarmenggajarsiswadi tuntutberaktifitassecarapenuhbahkansecaraindividualmempelajaribahan ppelajaran. (Sanjaya, 2005:78). 11 B. Model Pembelajaran Kooperatif Menurutslavinpembelajarankooperatifadalahpembelajaranyang dilakukansecarabrkelompok,siswadalamsatukelasdijadikankelompok kelompokkecilyangterdiridari4sampai5oranguntukmemahamikonsep yangdifasilitasiolehgurumodelpembelajarankooperatifadalahmodal pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagamananggotakelompoksebagaiwadfahsiswabekerjasamadan memecahkansuatumasalahmelaluiinteraksisocialdengantemasebayanya, memberikankesempatanpadapesertadidikuntukmempe;ajarisuatudengan baikpadawaktuyangbersamaandaniamenjadinarasumberbagi temanyang lain. Model pembelajaran kooperatif memiliki cirri-ciri: 1.Untuk menuntaskan belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif. 2.Kelompok di bentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. 3.Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka di upayakanagar dalam tiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, dan4.Pengargaan lebih di utamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. MenurutIbrahim,unsure-unsurdasarpembelajarankooperatifsebagai berikut:12 1.Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, 2.Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, 3.Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4.Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya, 5.Siswa akan dikenakan evaluasi atau di berikan penghargaan yang juga akan di kenakan untuk semua anggota kelompok, 6.Siswa berbagi kepemimpian dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, dan 7.Siswa akan di minta mempertanggungjawabkan secara individu materi yang di tangani dalam kelompok kooperatif.C. PembelajaranKooperatifMelaluiMetodePembelajaranThinkPaire Share. Hal ini sesuai dengan pengertiandarimodel pembelajaran Think Paire Shareitusendiri,sebagaimanayangdikemukakanolehLie(2005:57)bahwa, ThinkPaireShareadalahpembelajaranyangmembersiswakesempatan untukbekerjasamadenganoranglain.Dalamhalini,gurusangatberperan pentinguntukmembimbingsiswamelakukandiskusi,sehinggaterciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dengan demikian jelas bahwa melalui model pembelajaran Think Paire Share,siswasecaralangsungdapatmemecahkanmasalah,memahamisuatu 13 materisecaraberkelompokdansalingmembantuantarasatudenganyang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.Halinimenunjukkanbahwapenggunaanmodelpembelajaran ThinkPaireSharesebagaisalahsatuupayadalammeningkatkanprestasi belajar siswa. TPS(ThinkPaire-Share)atau(BerfikirBerpasangan-Berbagi) merupakanjenispembelajarankooperatifyangdirancanguntuk mempengaruhipolainteraksisiswa.TPSmenghendakisiswabekerjasaling membantudalamkelompokkecil(2-6anggota)danlebihdirincikanoleh penghargaan kooperatif, dari pada penghargaan individual (Ibrahim dkk:2000). MetodepengajarantipeThinkPaireShareinidikembangkanoleh FrankLymandankawan-kawandariUniversitasMarylandyangmampu mengubahasumsibahwametoderesitasidandiskusiperludiselenggarakan dalamsettingkelompokkelassecarakeseluruhan.MetodeThinkPaire Sharememberwaktukepadaparasiswauntukberfikirdanmeresponserta salingmembantuyanglain.Sebagaicontoh,seoranggurubarusaja menyelesaikansajianpendekatauparasiswatelahselesaimembaca tugas.Selanjutnya,gurumemintaparasiswauntukmenyadarisecaralebih seriusmengenaiyangtelahdijelaskanolehguruatauyangtelahdibaca.Guru lebihmemilihmetodeThinkPaireSharedaripadametodeTanyajawab untuk kelompok secara keseluruhan (Whole-group question and answer). 14 TPSdigunakanuntukmengajarkanisiakademikatauuntukmengecek pemahaman siswa terhadap isi tertentu. Guru menciptakan interaksi yang dapat mendorong rasaingin tahu,inginmencoba,bersikapmandiri,daninginmaju. Gurumemberinformasi,hanayinformasiyangmendasarsaja,sebagaidasar pijakanbagianakdidikdalammencaridanmenemukansendiriinformasi lainnya.Ataugurumenjelaskanmateridenganmengaitkannyadengan pengalaman dan pengetahuan anak sehingga memudahkan mereka menanggapi danmemahamipengalamanyangbarubahkanmembuatanakdidikmudah memusatkanperhatian.Karenanyagurusangatperlumemperhatikan pengalamandanpengetahuananakdidikyangdidapatinyadalamkehidupan sehari-hari. Selainitu,titikpusat(fokus)dapatterciptamelaluiupayamerumuskan masalahyanghendakdipecahkan,merumuskanpertanyaanyanghendakdi jawab,ataumerumuskankonsepyanghendakditemukan.Dalamupayaitu, gurumenggunakanstrategipembelajarankooperatiftipeTPS.StrategiTPSdi maksudkan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional seperti resitasi, dimanagurumengajukanpertanyaankepadaseluruhsiswakelasdansiswa memberikanjawabansetelahmengangkattangandanditunjuk.Strategiini menantang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu dilakukan di dalam lingkunganselurhkelompok.Andaikangurubarusajamenyelesaikansuatu pengkajian singkat, atau siswa telah membaca suatu tugas atau situasi teka-teki telahditemukan.Dangurumenginginkansiswamemikirkansiswasecaraleih mendalamtentangapayangtelahdijelaskanataudialami.Guru 15 akanmembiarkandanmemberikesempatankepadaanakdidikuntukmencari danmenemukansendiriinformasi.Untukmenggairahkananakdidikdalam menerimapelajarandariguru,anakdidikdiupayakanuntukbelajarsambil bekerja bersama dalam kelompok. Anak didik yang bergairah belajar seseorang diri akan semakin bergairah biladilibatkandalamkerjakelompok.Tugasyangberatdikerjakanseorang diri akan menjadi mudah bila di kerjakan bersama. Anak didik yang egois akan menyadaripentingnyakehidupanbersamadalamhaltertentu.Dananakdidik untuk terbiasa menghargai pendapat orang lain dari belajar bersama yaitu anak didikyangbelummengertipenjelasanguruakanmenjadimengertidarihasil penjelasandandiskusimerekadalamkelompok.Dalamkasu-kasustertentu penjelasan anak didik lebih efektif dimengerti daripada penjelasan dari guru.StrategiTPS(ThinkPaire-Share)membersiswawaktulebihbanyak untukberfikir,menjawab,dansalingmembantusatusamalain.Sedangkan kelemahan dari TPS (Think Paire - Share) antara lain:1.Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas. 2.Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas. 3.Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang berharga. Untuk itu guru harus dapat membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat memunimalkan jumlah waktu yang terbuang. Sesuaidengannamanya,berikutiniadalahlangkah-langkahyang diterapkan dalam TPS (Think Paire - Share). 16 Tahap 1: Think (berfikir) Gurumengajukanpertanyaanatauisuyangberhubungandengan pelajaran.Kemudian.Siswadimintauntukmemikirkanjawabanpertanyaan tersebut secara mandiri untuk beberapa saat. Tahap 2: Pairing (berpasangan) Gurumemintasiswaberpasangandengansiswayanglainuntuk mendiskusikan apa yang telah di pikirkan pada tahap pertama. Interaksi selama periodeinidapatmenghasilkanjawabanbersamajikapertanyaantelah diajukanataupenyampaianidebersamajikaisukhusustelahdi identifikasi.Biasanyagurumengizinkantidaklebihdari4atau5menituntuk berpasangan. Langkah 1: Bekerja berpasangan Tim atau kelompok di bagi dalam pasangan-pasangan. Satu siswa di dalam pasangan itu mengerjakan lembar kegiatan atau masalah, sementara siswa yang lain membantu atau melatih. Langah 2: pelatih mengecek. Siswa yang menjadi pelatih mengecek pekerjan partnernya. Apabila pelatih dan partnernya itu tidak sependapat terhadap satu jawaban atau ide, mereka boleh memintapetunjuk dari pasangan lain. Langkah 3: pelatih memuji Apabila pelatih dan partner sependapat, pelatih memberikan pujian. Langkah 4: Bertukar pikiran 17 Seluruh partner bertukar peran dan mengulangi langkah 1-3 sampai semuanya setuju dengan jawaban yang di kerjakan. Tahap 3: Sharing(Berbagi). Padatahapakhir,gurumemintapasangan-pasangantersebutuntuk berbagiataubekerjasamadengankelassecarakeseluruhanmengenaiyang telahmerekabicarakan.Langkahiniefektifjikaguruberkelilingkelasdari pasanganyangsatukepasanganuanglain,sehinggasperempatatauseparuh dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melaporkan.D. TeoriyangBerpengaruhuntukpengembangandanPerbaikan Pembelajaran Matematika. 1.Teori Thorndike Disebut denagn teori penyerapan, yaitu teori yang memandang peserta didik selembar kertas putih, penerima pengatahuan yang siap menerima pengetahuan secara pasif. 2.Teori Ausubel Mengemukakan pentingnya kebermaknaan pembelajaran akan membuat pembelajaran lebih bermanfaat dan akan lebih mudah di pahami dan diingat oleh peserta didik. 3.Teori Jean Piaget Merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat perkembangan intelektuaal anak sebelum suatu bahan pelajaran matematika di berikan. 18 4.Teori Vygotsky Mengembangkan model kontruktivistik belajar mandiri menjai belajar kelompok melalui kegiatan yang beraneka ragam dengan guru sebagi fasilitator. 5.Teori Jerome Bruner Berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke yang rumit, mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan mulai yang nyata ke yang abstrak. 6.Pemecahan Masalah(George Polya) Merupakan realisasi darikeinginan meningkatkan pembelajaran matematika sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yng luas dan mendalamketika menghadapi suatu masalah. 7.Teori Van Hiele Menyatakan bahwa eksistensi dari lima tingkatan yang berbeda tentang pemikiran geometriik, yaitu visualisasi, analisis, informal, deduksi, dan nigor. 8.RME (Realistic Mathematics Education) Memulai pembelajaran matematika dengan cara mengkaitkannya dengan situasi dunia nyata. 9.Peta Konsep Merupakan hubungan antar konsep menjadi jelas dan keseluruhan konsep teridentifikasi. (Gatot Muhsetya:1.20 ) 19 E. Materi Peluang Materitentangpeluangdapatdiartikankemungkinandarisuatu kejadian.Teoripeluangberawaldaripermainanjudiolehkarenaituuntuk mempelajarinyabanyakmenggunakanbenda-bendayangdipakaipada permainan judi, seperti dadu, kartu dan uang logam. Agar pemahaman terhadap peluangsuatukejadianmenjadilebihbaikperludipahamibeberapahal, sebagai berikut:a.Ruang Sampel Ruang sampel diartikan himpunan semua dari hasil yang mungkin muncul. (TIM MAT.1990:104)Contoh: percobaan melempar sebuah dadu satu kali, ruang sampelnya ialah: S: n(S) : 6 b.Kejadian Kejadian (peristiwa) diartikan suatu peristiwa yang merupakan himpunan dari ruang sampel. P(A) = Contoh:sebuahbilanganasliambilsecaraacak(random)daribilangan-bilanganasli1,2,3,7,8,dan9.JikaAadalahkejadian munculnya bilangan genap, hitunglah nilai peluang kejadian AJawab:karenapengambilanbilangansecaraacak,makabilangan-bilangan itumemiliki kesempatan yang sama untuk terambil, sehingga n = 20 9.KejadianAadalahkejadianmunculnyabilangangenpa,yaitu 2,4,6 dan 8 sehingga k = 4 P(A) = Jadi nilai peluang kejadian A adalah (Wirodikromo.2006:58) c.Peluang suatu kejadian Peluang suatu kejadiandiartikan yang menyatakantafsiran kemungkinan kejadian itu dapat terjadi. P(A) = Keterangan: p(A): peluang terjadinya kejadian A n(A): banyaknya kejadian A n(S): banyaknya anggota ruang sampel. Contoh: dua buah dadu berisi enam dilempar secara bersama-sama sebanyak satu kali hitunglah peluang kejadian-kejadian berikut: a.Kejadian munculnya mata dadu pertama angka 6. b.Kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu sama dengan 9. Jawab: ruangcontohpadapercobaanmelemparduabuahdaduberisienam secara bersama-sama adalah S = dengan banyak anggota S = 6 x 6 = 36, sehingga n(S) = 36. a.Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu pertama angka 6, maka A = sehingga n(A) = 6 21 Jadi,peluangkejadianmunculnyamatadadupertama angka6 adalah P(A1) = = = b.Misalkan A adalah kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu sama dengan 9, maka A = sehingga n(A) = 4 Jadi, peluang kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu sama dengan 9 adalah P(A2) = = = (Wirodikromo 2006:60) d.Frekuensi harapan Frekuensi harapan suatu kejadian adalah banyak kejadian / peristiwa yang diharapkan dapat terjadi pada sebuah percobaan, di definisikan: Fh(A) = n x P(A) Contoh:sebuahdaduberisienamdilemparsebanyak300kali.Hitunglah frekuensiharapanuntukkejadianmunculnyamatadaduangka ganji ? Jawab:banyakpercbaann=300misalnyaEadalahkejadianmunculnya mata dadu angka ganjil, maka P(A) = Fh(A) = n x P(A) = 300 x = 150 Jadi,frekuensiharapankejadianmunculnyamatadaduangka ganjiladalah 150 kali (Wirodikromo.2006:62) 22 e.Peluang kejadai majemukPeluang kejadian majemuk merupakan peluang kejadian yang berbeda akan tetapi diinta terjadinya didalam waktu yang bersamaan. f.Kejadian saling lepas Kejadian saling lepas(saling asing), jika kejadian A dan B tidak dapat trrjadi bersama-sama, dan kejadian tidak mempunyai titiks ampel persekutuan, dan peluang kejadian saling lepas ini dapat di definisikan: P(A B) = P(A) + P(B) Contoh: sebuah dadu berisi enam di lempar sekali. Berapa peluang kejadian munculnya mata dadu angka