PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

31
BAB 1 TERAPI BERMAIN “MEWARNAI GAMBAR” 1.1 LATAR BELAKANG Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di 1

description

TAB

Transcript of PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

Page 1: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

BAB 1

TERAPI BERMAIN “MEWARNAI GAMBAR”

1.1 LATAR BELAKANG

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan

anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit,

aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan

kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai

perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih,

dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami

anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.

Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan

dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan

dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi

melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit

pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan

perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat

beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental,

emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan

kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah

sakit (Wong, 2009).

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak

usia pra sekolah ( 4 – 6 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak

pada usia pra sekolah dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang

1

Page 2: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

bermain dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar

menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan

tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi

salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan

anak.

Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain

dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil

warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif

sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya

kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi

kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada

anak usia pra sekolah dengan cara mewarnai gambar

1.2 TUJUAN

a. TUJUAN UMUM

Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak

b. TUJUAN KHUSUS

1. Anak dapat lebih mengenali warna

2. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak

3. Mengembangkan imajinasi pada anak

2

Page 3: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN BERMAIN

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang

tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan

membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang

bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan

sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara

sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa

mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi, 2001). Bermain merupakan suatu

aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan,

memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan

diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi

kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar

anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan

hasil akhir.

2.2 KATEGORI BERMAIN

1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy ini siatif dari anak

sendiri.

Contoh: bermain sepak bola.

3

Page 4: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan

aktivitas (hanya melihat)

Contoh: Memberikan support.

2.3 CIRI-CIRI BERMAIN

1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda

2. Selalu ada timbal balik interaksi

3. Selalu dinamis

4. Ada aturan tertentu

5. Menuntut ruangan tertentu

2.4 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI

1. Social affective play

Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh

lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara

memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan

dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

2. Sense of pleasure play

Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di

sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat,

misalnya bermain air atau pasir.

3. Skill play

Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan

tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya

mengendarai sepeda.

4

Page 5: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

4. Dramatika play role play

Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah

atau ibu.

2.5 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL

1. Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa

orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak

balita.

2. Paralel play

Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-

masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang

lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya

dilakukan oleh anak pre school.

Contoh : bermain balok

3. Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas

yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada

pembagian tugas, anak bermain sesukanya.

4. Kooperatif play

Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang

terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya

dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.

5

Page 6: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

2.6 FUNGSI BERMAIN

Anak dapat melangsungkan perkembangannya

1. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK

Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,

misalnya meraih pensil.

2. PERKEMBANGAN KOGNITIF

Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).

3. KREATIFITAS

Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun

balok.

4. PERKEMBANGAN SOSIAL

Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan

mempelajari belajar dalam kelompok.

5. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)

Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah

laku terhadap orang lain.

6. PERKEMBANGAN MORAL

Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,

menyesuaikan dengan aturan kelompok.

Contoh : dapat menerapkan kejujuran

7. TERAPI

Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan

yang tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.

6

Page 7: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

8. KOMUNIKASI

Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum

dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar,

bermain peran.

2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan

2. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif

terganggu

3. Jenis kelamin

4. Lingkungan lokasi, negara, kultur

5. Alat permainan senang dapat menggunakan

6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

2.8 TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN

1. Tahap eksplorasi

Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain

2. Tahap permainan

Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan

3. Tahap bermain sungguhan

Anak sudah ikut dalam permainan

4. Tahap melamun

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan

berikutnya.

7

Page 8: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

2.9 TAHAP TUMBUH KEMBANG dan KARAKTERISTIK BERMAIN

ANAK USIA PRA SEKOLAH ( 4 – 6 TAHUN).

1. Tahap tumbuh kembang anak usia prasekolah (3-6 tahun)

a) Definisi tumbuh kembang pada anak

1) Pertumbuhan (Growth)

Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau

dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan

ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter) (Soetjiningsih

: 1998).

Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan

jumlah atau ukura\ sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan

ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004).

2) Perkembangan (Development)

Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada

perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke

tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan

pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).

Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh

yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai

hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih : 1998).

b) Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah

1) Pertumbuhan

8

Page 9: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun

prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun

hanya sedikit mendekati 90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD

meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmHg. Berat badan anak

meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun

adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah

bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat panjang lahir

pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun

kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang

lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada

ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin,

walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan

kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak

berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi.

2) Perkembangan

(a) Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin

besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.

(b) Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi,

makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.

(c) Mulai memahami waktu.

(d) Penggunaan tangan primer terbentuk.

c) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )

9

Page 10: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk pada fase

falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh

yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan

mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.

Negatif : Memegang genetalia

Positif : Egosentris: sosial interaksi : mempertahankan keinginan       

d) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )

Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs

rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan

melalui kemampuan bereksplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar

mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif berkembang

dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak

mulai menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah

menghasilkan suatu prestasinya.

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi.

Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah,

mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya

mengompol dan menghisap jempol.

e) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )

Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional.

Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat

egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat, dirasakan dan

dengan pengalaman lainnya.

10

Page 11: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Prokonseptual ( 2- 4 tahun )

Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan

bermasyarakat.

Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan error dan

menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbul

kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

2) Intuitive thuoght ( 4-6 tahun )

Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal

balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orang dewasa tetapi sudah

bisa memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.

f) Perkembangan Moral ( Kahlberg )

Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase

prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah melalui

budaya sebagai dasar peletakan nilai moral.

Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:

1) Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan

2) Orientasi hukuman dan ketaatan

3) Anak berfokus pad motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan

2. Tugas perkembangan anak usia prasekolah

a) Personal / sosial

11

Page 12: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi mandiri

2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya

3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak

4) Keluarga merupakan kelompok utama

5) Kelompok meningkat kepentingannya

6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya

7) Agresif

b) Motorik

1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah

2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga roda

3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya

c) Bahasa dan kognitif

1) Egosentrik

2) Ketrampilan bahasa makin baik

3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?

4) Pemecahan masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk memahami,

mengatasi masalah.

d) Ketakutan

12

Page 13: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

1) Pengrusakan diri

2) Dikebiri

3) Gelap,Ketidaktahuan

4) Objek bayangan, tak dikenal

1.10 BERMAIN DI RUMAH SAKIT

A. TUJUAN

1. Melanjutkan tugas kembang selama perawatan

2. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan

yang tepat

3. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau

dirawat

B. PRINSIP

1. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana

2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang

3. Kelompok umur sama

4. Melibatkan keluarga/orangtua

C. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN

1. Lakukan saat tindakan keperawatan

2. Sengaja mencari kesempatan khusus

D. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Alat bermain

2. Tempat bermain

E. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH

13

Page 14: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

1. Faktor pendukung

Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan

keluarga

2. Faktor penghambat

Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

2.11 BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

a. Definisi

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai

gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang

sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan

yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta

meningkatkan komunikasi pada anak.

b. Manfaat

1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan

sangat terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic

play”).

2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat

membentuk, mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan

ketrampilan motorik halus.

3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia pra sekolah, karena

menggunakan media kertas gambar dan crayon.

14

Page 15: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada

anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.

5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena

proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress,

kognitifnya tidak akurat dan negative.

6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk

meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang

aman dari rasa marah dan benci.

7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan

metode penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama

dirawat di rumah sakit.

15

Page 16: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

SATUAN ACARA KEGIATAN

TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

Judul : Terapi bermain “mewarnai gambar”

Tanggal pelaksanaan : 19 Juli 2013

Waktu : 10.20 – 11.00 WIB

Tempat : Di Ruang Bedah H.

Peserta : 10 anak

SASARAN

1. Anak usia pra sekolah (4-6 tahun)

2. Anak yang dirawat di ruang Bedah H.

3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi

proses terapi bermain

4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai

5. Anak yang dapat memegang crayon

6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar

MEDIA

1. Crayon

2. Tissue

3. Karpet

4. Kertas bergambar

5. Lembar penilaian

16

Page 17: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Fasilitator

: Peserta

: Observer

SRATEGI PELAKSAAN

No. Waktu Kegiatan Peserta

1. 5 menit Pembukaan :

1. Membuka kegiatan dengan

mengucapkan salam.

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan dari terapi

bermain

4. Kontrak waktu anak dan orang tua

Menjawab salam

Mendengarkan

Memperhatikan

Memperhatikan

2. 20 menit Pelaksanaan :

1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan

terapi bermain mewarnai kepada

anak

2. Memberikan kesempatan kepada

anak untuk bertanya jika belum jelas

Memperhatikan

Bertanya

Antusias saat

17

Page 18: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

3. Membagikan kertas bergambar dan

crayon

4. Fasilitator mendampingi anak dan

memberikan motivasi kepada anak

5. Menanyakan kepada anak apakah

telah selesai mewarnai gambar

6. Memberitahu anak bahwa waktu

yang diberikan telah selesai

7. Memberikan pujian terhadap anak

yang mampu mewarnai gambar

sampai selesai

menerima

peralatan

Memulai untuk

mewarnai

gambar

Menjawab

pertanyaan

Mendengarkan

Memperhatikan

3. 10 menit Evaluasi :

1. Memotivasi anak untuk

menyebutkan apa yang diwarnai

2. Mengumumkan nama anak yang

dapat mewarnai dengan contoh

3. Membagikan reward kepada seluruh

peserta

Menceritakan

Gembira

Gembira

4. 5 menit Terminasi:

1. Memberikan motivasi dan pujian

kepada seluruh anak yang telah

mengikuti program terapi bermain

2. Mengucapkan terima kasih kepada

anak dan orang tua

Memperhatikan

Gembira

Mendengarkan

Menjawab salam

18

Page 19: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

3. Mengucapkan salam penutup

KRITERIA EVALUASI

1. Evalusi Struktur

a. Anak hadir di ruangan minimal 6 orang.

b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang hematologi Bedah H. Lantai 3.

c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar

b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir

c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar

3. Kriteria Hasil

a. Anak terlihat senang dan gembira

b. Kecemasan anak berkurang

c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh

d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai

PENGORGANISASIAN

1. Pembimbing Pendidikan : Kristiawati, S. Kep.M.Kep.Sp.Kep.An

2. Pembimbing Ruangan :

3. Leader : Endri Ekayamti

4. Fasilitator : Anna Mariance

Dieny Prasilo

Retno Yuliati

Ayu Wulandari

19

Page 20: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

5. Observer : Septi Nursanindah

Mardiyatni

Atik Purwanti

6. Anak : anak berusia 4-6 tahun dirawat di ruang Bedah H.

TUGAS MASING-MASING

1. Leader : Memimpin jalannya program terapi

2. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi

3. Observer : Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

4. Anak : Mengikuti jalannya terapi bermain

PERKIRAAN HAMBATAN :

1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di

jadwalkan)

2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain

ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH

1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)

2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama

program terapi.

20

Page 21: PROPOSAL Bermain Mewarnai Gambar

DAFTAR PUSTAKA

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada :

http://info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 21 Desember 2009

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB

sauders Company, Philadelpia USA

Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC :

Jakarta www.Pediatrik.com Selasa 21 Desember 2009. Jam 15.25

Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

Whaley and Wong, 1991, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition.

Mosby Year Book. Toronto Canada

21