Proposal Baja Ringan Reval
-
Upload
awhie-dway -
Category
Documents
-
view
382 -
download
24
Transcript of Proposal Baja Ringan Reval
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia terletak di daerah gempa. Dengan adanya situasi demikian
mendorong adanya kebutuhan masyarakat akan rumah yang ramah bencana
khususnya bencana gempa. Untuk mengantisipasi hal ini dbutuhkan rumah
dengan struktur yang kuat untuk menahan beban gempa.
Beberapa struktur yang umum digunakan dalam pembuatan rumah
diantaranya; struktur baja, struktur beton, struktur kayu. Untuk struktur baja,
material yang digunakan biasanya berupa material baja ringan. Namun pada saat
ini, material baja ringan masih sangat jarang digunakan pada rumah sederhana
tahan gempa terutama sebagai komponen struktur kolom. Hal ini sangat
disayangkan mengingat material baja ringan memiliki banyak keunggulan.
Beberapa keunggulan baja sebagai bahan struktur dapat diuraikan sebagai
berikut. Batang struktur dari baja mempunyai ukuran tampang yang lebih kecil
daripada batang struktur dengan bahan lain, karena ini kekuatan baja jauh lebih
tinggi daripada beton maupun kayu. Kekuatan yang tinggi ini terdistribusi secara
merata.
Adanya produk baja ringan yang dipakai sebagai material struktur atap
memberikan gagasan utnutk melakukan inovasi, yaitu penggunaan material baja
ringan pada struktur utama bangunan.
Berdasarkan latar belakang diatas, adanya pemikiran untuk merancang
sebuah rumah dengan struktur dari baja ringan dan mampu menahan adanya suatu
beban akibat gempa menjadi sebuah ide yang harus dikembangkan. Untuk itu
perlu dilakukan tinjauan khusus terhadap beban gempa sebab Indonesia memiliki
daerah dengan kekuatan gempa yang besar.
1.2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana respon yang dihasilkan baja ringan sebagai kolom saat
dikenai beban mati, beban hidup, beban angin dan beban gempa?
2. Apa saja yang perlu dilakukan agar kolom dari baja ringn aman
digunakan pada rumah sederhana tahan gempa?
3. Bagaimana mendapatkan sambungan yang kokoh pada kolom dengan
elemen struktural yang lain?
4. Bagaimana pelaksanaan penggunaan kolom dari baja ringan di lapangan?
5. Menjajaki pemakaian baja ringan sebagai struktur balok yang
direncanakanpada sebuah rumah sederhana.
6. Menerangkan kemampuan baja ringan pada daerah dengan kekuatan
gempa besar khususnya Indonesia.
1.3. Tujuan dan Manfaat
1. Menguji respon yang dihasilkan baja ringan saat dikenai beban-beban.
2. Menguraikan hal-hal yang perlu dilakukan agar kolom dari baja ringan
aman digunakan pada rumah sederhana tahan gempa.
3. Menjajaki sambungan yang sesuai dengan kebutuhan kolom.
4. Menerangkan tentang pelaksanaan penggunaan kolom dari baja ringan di
lapangan.
5. Dapat memberikan manfaat dalam bidang teknik sipil, terutama dalam
menambah pengetahuan tentang penggunaan baja rinngan sebagai kolom
pada rumah sederhana tahan gempa.
1.4. Batasan Masalah
1. Penelitian hanya terbatas pada tahap uji numerikal.
2. Tipe profil uang digunakan dalam pengujian hanyalah profil plain
channels.
3. Perencanaan pada elemen struktur hanya meninjau satu komponen saja
yaitu balok, baik balok induk maupun balok anak.
4. Balok yang ditinjau hanya balok pada lantai ke 2.
5. Beban gravitasi yang ditinjau adalah beban yang ada di atas balok, yaitu
balok anak, lantai pada lantai ke 2 dan beban dinding.
6. Analisa pembebanan struktur menggunakan program ETABS V9.6.
7. Tidak meninjau sisi ekonomis.
8. Perencanaan rumah tahan gempa dengan bahan baja ringan mengadopsi
aturan dari inggris yaitu British Standard (BS) yang sudah memakai
bahan baja ringan sebagai struktur utama pembangunan rumah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumah Sederhana Tahan Gempa
Rumah sederhana adalah bangunan layak huni yang bagian
huniannya langsung berada di atas permukaan tanah, berupa rumah
tunggal, rumah kopel dan rumah deret. Rumah ini memiliki harga yang
terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah. Luas
lantai bangunan tidak lebih dari 70 m2, yang dibangun di atas tanah dengan
luas kaveling 54 m2 sampai dengan 200 m2.
Untuk analisa gempa dilakukan perhitungan dengan analisa statik
ekuivalen, sebab struktur yang ada merupakan rumah sederhana yang
merupakan struktur gedung beraturan (SNI 1726 pasal 6)
Menurut SNI-1762-2002 bangunan tahan gempa harus dapat
memenuhi beberapa persyaratan saat dikenai beban gempa, antara lain :
a. Menghindari terjadinya korban jiwa manusia.
b. Membatasi kerusakan gedung.
c. Mempertahankan setiap saat layanan vital dari fungsi gedung.
2.2. Baja Cold Formed (Baja Ringan)
Menurut Wei Wen Yu (2000) baja ringan dapat di bagi menjadi 2
kelompok yaitu :
a. Hot Rolled Shapes ( Baja Canai Panas ), yaitu profil baja yang
dibentuk dengan cara blok-blok baja yang panas diproses
melalui rol-rol dalam pabrik.
b. Cold Formed Steel ( Baja ringan ), yaitu profil baja yang
dibentuk dari lembaran yang sudah jadi, menjadi profil baja
dalam keadaan dingin.
2.3. Balok
Balok menerima beban tegak lurus sumbu memanjang (beban
lateral dan beban lentur )
2.4. Metode Penelitian
1. Studi Literatur
Untuk studi literature menggunakan standar-standar perencanaan
yang baik dari Indonesia maupun Inggris yaitu SNI dan British
Standard serta aturan-aturan yang lain seperti PPIUG maupun
pedoman teknis dari PU. Untuk referensi banyak memakai text book
dan beberapa paper.
2. Pengumpulan Data-Data Perancangan dan Pemilihan Bentuk Profil.
Tipe-tipe profil yang digunakan dalam studi merupakan produk dari
perusahaan Bluescope Steel. Tipe-tipe profil tersebut yaitu :
a. LC15230 ( back to back ) sebagai kolom.
b. LC12730 ( back to back ) sebagai balok induk.
c. LC10330 ( back to back ) sebagai balok anak.
d. LC06425 sebagai kuda-kuda.
Data-data perancangan yang digunakan antara lain :
a. Kegunaan : Tempat tinggal
b. Zona gempa : 6
c. Jumlah Lantai : 2 (dua) lantai
d. Tinggi bangunan : 6 m (tinggi portal)
e. Lebar bangunan : 5 m
f. Panjang bangunan : 7 m
g. Struktur : Struktur balok material Baja Canai Dingin
dengan bentuk Double Canal.
h. Spesifikasi Bahan :
E = 200 kN/mm2
G = 79 kN/mm2
ν = 0,30
α = 12 x 10-6 pero C
3. Perhitungan Pembebanan
Pembebanan yang akan ditentukan adalah berupa : pembebanan
atap, pembebanan dinding, dan pembebanan lantai; dengan rincian
masing-masing pembebana tersebut diberi beban berupa :
1) Beban mati
Untuk mendapatkan nilai pembebanan mati pada atap
diperlukan beberapa data seperti : berat seng, berat profil
gording, alat pengikat, dll sehingga didapatkan nilai
pembebanan mati total.
2) Beban hidup
Data untuk beban hidup yaitu berupa : beban hidup terbagi
rata ( air hujan ), beban pekerja dan peralatan dan beban
angin.
4. Analisa Struktur
Untuk Bracing yang digunakan menggunakan tipe coldform bentuk
siku dengan tipe LA4630
Data-data profile (LA4630)
H = 46 mm
B = 35 mm
t = 3,0 mm
A = 225 mm2
W = 1,79 kg/m
Ix = 0,0614 x 106 mm4
Iy = 0,012 x 106 mm4
Ix’ = 0,0484 x 106 mm4
Iy’ = 0,025 x 106 mm4
E = 205 kN/mm2 = 205.000 N/mm2
Berdasarkan BS 5950-5 tabel 4
Us = 400 N/mm2
Ys = 300 N/mm2
Py = 300 N/mm2
5. Kontrol Penampang Balok
Kontrol penampang balok meliputi : kontrol lendutan; kontrol tekuk
(momen lentur) yang terbagi atas tekuk lateral dan tekuk lokal;
kontrol geser; dan kontrol kombinasi geser dan lentur.
6. Perencanaan Sambungan
a. Kemampuan baut terhadap kekuatan geser
b. Kemampuan baut terhadap kekuatan tumpu
c. Kemampuan baut terhadap kekuatan tarik
Diharapkan hubungan antara elemen struktur khususnya pada
balok tidak mengalami rotasi (mampu mempertahankan sudut-
sudut di antara komponen) sehingga dibuat tipe sambungan kaku
sesuai dengan SNI 1752 pasal 13.1.2.1.
Dalam perencanaan kita menggunakan profil LC12730 sebagai
balok dimana terdiri dari 2 profil yang digabungkan satu sama
lainnya. Akan tetapi untuk menghindari terjadinya tekuk pada
salah satu profil perlu diberi pelat kopel sejauh jarak tertentu.
7. Analisa Perilaku Balok
Dalam Studi ini akan meninjau lebih jauh mengenai perilaku balok
itu sendiri terhadap lentur. Kita dapat menganalisanya dengan sebuah
program yaitu Xtract.