Proposal Anis.doc
-
Upload
iman-setiawan -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Proposal Anis.doc
A. Judul Penelitian
Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)
terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X di SMK Swasta Nusantara Lubuk
Pakam Tahun Ajaran 2014/2015.
B. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui
pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memliki karir yang baik serta
dapat bertingkah laku sesuai norma-norma yang berlaku. Pendidikan merupakan
salah satu faktor untuk meningkatkan potensi belajar dan kualitas sumber daya yang
produktif. Proses belajar mengajar merupakan bagian penting dalam suatu
pendidikan. Peran lembaga pendidikan sangat mendorong suatu proses belajar
mengajar dan membantu terbentuknya sumber daya yang handal.Pelaksanaan
pembelajaran didalam kelas merupakan salah satu tugas utama seorang guru, oleh
karena itu setiap guru memerlukan pendekatan yang tepat untuk proses belajar
mengajar yang dilaksanakannya. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui
adanya ketidak aktifan siswa, siswa lebih banyak menunggu apa yang akan
disampaikan guru dari pada mencari sendiri.
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis dengan salah seorang guru
mata pelajaran akuntansi bernama Akhir Pohan, S.Pd di SMK Swasta Nusantara
Lubuk pakam mengatakan bahwa hasil pembelajaran akuntansi masih rendah.
Rendahnya hasil belajar dikarenakan dalam proses pembelajaran guru masih
1
menggunakan model konvensional dimana menyampaikan materi pembelajaran
secara ceramah, pemberian contoh soal dan diakhiri dengan pemberian tugas. Selain
itu siswa kurang memahami bagaimana membuat jurnal umum, siswa juga kurang
memilki keberanian untuk menyampaikan pendapat, enggan untuk bertanya apabila
menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga hasil
pembelajaran yang dihasilkan masih rendah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Hal ini dapat dilihat dari data nilai rata – rata siswa pada mata pelajaran akuntansi
pada siswa kelas X hanya mencapai 65,20. Nilai tersebut belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Oleh sebab itu, guru
hendaknya memilih dan menggunakan metode, teknik yang bisa membuat siswa ikut
terlibat serta aktif dalam pembelajaran, baik secara mental, fissik maupun sosial.
Guru merupakan faktor penentu terhadap berhasil tidaknya suatu proses
pembelajaran, peran guru yaitu sebagai mediator dalam mentransfer ilmu
pengetahuan terhadap siswa. Akan tetapi masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalm mengungkapkan permasalahan yang mereka hadapi pada suatu materi
kepada guru pada saat proses belajar mengajar. Mereka lebih suka mengungkapkan
permasalahan yang mereka hadapi kepada teman mereka sendiri. Sehingga terkadang
mereka memecahkan permasalahan yang mereka hadapi dengan cara mereka sendiri.
Hal ini menunjukkan siswa butuh belajar dalam kelompok kecil yang bersikaf
kolaboratif. Suatu pembaharuan dalam pembelajaran untuk memungkinkan siswa
berkerjasama dengan teman mereka. Salah satu model pembelajaran adalah model
pembelajaran Children Learning In Science.
2
Model pembelajaran Children Learning In Science. adalah Model
pembelajaran CLIS ini memfokuskan sistem pembelajaran yang menuntut siswa
harus lebih aktif dan kreatif serta mampu menggali semua potensi yang ada didalm
dirinya. Siswa memanfaatkan sumber belajar yang ada disekitar lingkungannya yang
di alaminya sendiri, karena model ini melatih siswa untuk memetakan, memunculkan
gagasan, merumuskan serta mengenbangkan gagasan yang di perolehnya. Dalam
model pembelajaran CLIS siswa diberikan kebebasan penuh untuk mengemukakan
ide atau gagasan, bebas bertanya dan menjawab yang nantinya semua bentuk jawaban
dan pertanyaan akan dijelaskan oleh guru secara ilmiah untuk menghindari kesalahan
konsep (miskonsepsi) dalam diri siswa sendiri.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)
Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X-AK SMK Nusantara Lubuk pakam
Tahun Ajaran 2014/2015.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka
permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Apakah rendahnya hasil belajar akuntansi siswa disebabkan karena penggunaan
model pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat ?
2. Bagimana cara meningkatkan hasil belajar akuntansi siswa kelas X –AK SMK
Swasta Nusantara Lubukpakam dengan menerapkan model pembelajran Children
Learning In Science ?
3
3. Apakah dengan menerapkan model pembeljaran dapat meningkatkan Children
Learning In Science?
4. Hasil belajar akuntansi siswa kelas X - SMK Swasta Nusantara Lubukpakam?
D. Batasan Masalah
Dalam penelitian yang dilakukan, perlu dibuat batasan masalah supaya
masalah yang akan diteliti lebih jelas dan terarah. Mengingat luasnya permasalahan
dalam penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan mengenai :
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Children Learning in Science di SMK
Swasta Nusantara Lubuk pakam ?
2. Bagaimana hasil belajar akuntansi siswa di SMK Swasta Nusantara Lubuk
pakam?
3. Apakah ada peningkatan hasil belajar akuntansi siswa setelah menerapkan model
pembelajaran Children Learning In Science di SMK Swasta Nusantara Lubuk
pakam ?
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
yang menjadikan rumusan masalah adalah
1. Apakah dengan menerapkan Penerapan Model Pembelajaran Children Learning
In Science Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X AK – SMK Swasta
Nusantara Lubuk pakam ?
4
2. Apakah dengan menerapkan model pembelajaran CLIS dapat meningkatkan
aktivitan belajar akuntansi siswa kelas X-AK SMK Swasta Nusantara Lubuk
Pakam ?
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan model Children Learning In Science akuntansi
SMK Swasta Nusantara Lubuk pakam.
2. Untuk mengetahui hasil belajar akuntansi siswa kelas X -AK SMK Swasta
Nusantara Lubuk pakam.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar akuntansi siswa kelas X –AK SMK
Swasta Nusantara Lubuk pakam dengan menggunakan model pembelajaran
Children Learning In Science.
G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian selanjutnya
yang relevan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
pengetahuan akuntansi dalam peemilihan metode pembelajaran yang tepat.
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Memudahkan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
b. Bagi Guru
Sebagai motivasi bagi guru untuk menerapkan pendekatan keterampilan
proses dalam pembelajaran untuk menghasilkan output yang berkualitas.
Selain itu sebagai media alternative dalam penyampaian materi kepada siswa
dengan cara yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami siswa.
c. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan serta pengalaman sebagai calon guru. Serta
mengajarkan kepada penulis untuk berusaha sejak sekarang untuk belajar
menetapkan model atau metode pembelajaran yang tepat.
H. Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah landasan berfikir dari suatu penelitian yang mana
pernyataan atau kebenarannya tidak perlu dibuktikan serta dapat diterima oleh
masyarakat secara umum. Dengan demikian asumsi atau anggapan dasar merupakan
landasan teori di dalam pelaporan hasil penelitian.
Adapun yang menjadi anggapan dasar penelitian ini adalah : “Penerapan
pembelajaran dengan menggunakan Model Childrean Learning In Science akan
meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa kelas X - AK SMK Swasta Nusantara
Lubukpakam”
6
I. Tinjauan Pustaka
1. Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)
Model pembelajaran Children Learning In Sciance (CLIS) merupaka salah
satu pembelajaran yang di kembangkan dari teori konstruktivisme Piaget.
Mentransformasikan imformasi yang komplek, kemudian mengecek informasi yang
ditemukan tersebut. Siswa harus memahami dan dapat menerapkan pengetahuannya,
mereka harus memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan
berusaha dengan susah payah menyimpulkan ide-ide yang ditemukan. Teori
perkembangan piaget mewakili kontruktivisme yang memandang perkembangan
kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna
dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi
mereka.
Nur (dalam Trianto, 2010:28) mengemukakan “konstruktivisme merupakan
salah satu pandangan bahwa siswa membangun sendiri pengetahuan secara aktif
berdasarkan pengetahuan dan pengalam yang ada berdasarkan apa yang dialaminya
sehari-hari’’. Menurut teori kontruktivisme ini, suatu prinsip penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan didalam
benaknya.
Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan
kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri,dan
mengajarkan siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka
sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa
7
kepahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak
tangga tersebut.
Model pembelajaran CLIS mengembangkan strutur kognitif siswa untuk
memnaggun pengetahuannya sendiri melalui berpikir rasional. Model pembelajaran
CLIS memfokuskan sistem pembelajaran yang menuntut siswa harus lebih aktif dan
kreatif serta mampu menggali kemampuan yang ada didalam dirinya.
Wali (2008:2) menyatakan bahwa “model CLIS (Cildren Learning In Science)
merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau gagasan
siswa tenteng suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta merekonsruksi ide
atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan”.
Handayani, dkk (2004:4) menyatakan:
Model pembelajaran Cildren Learning In Science (CLIS) adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan ketranpilan berpikir rasional siswa yang dilandasi pandangan konstruktivisme dengan memperhatikan pengalaman dan komsep awal siswa sebagia sumber belajar. Yang perlu di perhatikan dalam pembelajaran CLIS adalah situasi belajar yang terbuka dan kesempatan bertanya secara bebas.
Dari kutipan diatas disimpulkan bahwa model pembelajaran CLIS adalah
model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif melalui pengamatan atau
melalui pengalaman yang dialami sendiri oleh siswa. Sehingga siswa tersebut mampu
mengembangkan ide dan gagasannya untuk membangun pengetahuannya. Dengan
melibatkan siswa secara aktif maka proses pembelajaran akan lebih menarik dan
menyenangkan bagi siswa.
8
Menurut Driver (dalam handayani, 2004:7 ) model pembelajaran CLIS
memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan CLIS yaitu:
a. Membiasakan siswa untuk belajar mandiri dalam memecahkan seuatu masalah.
b. Menciptakan kreativitas siswa untuk belajar sehingga tercipta suasana kelas yang
lebih nyaman dan kreaktif, terjadinya kerja sama sesama siswa, dan siswa terlebih
langsung dalam melakukan kegiatan.
c. Menciptakan belajar menjadi lebih bermakna, karna timbulnya kebanggaan siswa
menumukan sendiri komsep ilmiah yang sedang dipelajari dan siswa akan bangga
dengan hasil temuannya.
d. Guru dapat menciptakan alat- alat media pengajaran yang sederhana yang dapat
ditemukan pada kehidupan sehari- hari.
e. Kelebihan yang menonjol dari model pembelajaran ini adalah sederetan setiap
tahap kegiatan yang dilakukan siswa,sehingga pemahamam belajar siswa dapat
meningkat.
Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran CLIS adalah :
a. Siswa yang belum mampuh belajar mandiri dan belajar kelompok akan
mengalami kesulitan untuk menguasai komsep dengan baik.
b. Guru dituntut dapat menyiapkan model pembelajaran ini untuk setiap
komsep/subkomsep dan mempunyai tahapan yang terlalubanyak. Sehingga waktu
yang digunakan kurang sehingga dibutuhkan strategi untuk menyiasati
kekurangan waktu tersebut.
9
Langkah- langkah pada penerapan model pembelajaran CLIS menurut Driver
(dalam hamdayani, 2004:8) terdiri dari lima tahapan yaitu:
1. Tahap Orientasi (Orientation)
Dalam tahap ini guru memusatkan perhatian siswa dengan menyebutkan
venomenal yang terjadi di alam,kejadian yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-
hari atau demostrasi. Selanjutnya menghubungkannya dengan topik yang akan di
bahan
2. Tahap pemunculan gagasan (Elicitation Of Ideas)
Tahap ini dilakukan oleh guru untuk memunculkan gagasan siswa tentang
topik yang dibahas dalam pembelajaran. Cara yang dilakukan bisa dengan siswa
untuk menulis apa saja yang mereka ketahui tentang topik yang dibahas atau bisa
dengan cara menjawab pertanyaan uraian terbuka yang diajukan oleh guru. Bagi guru
tahapan ini merupakan upaya ekspolorasi pengetahuan awal siswa.
3. Tahap Penyusuan Ulang Gagasan ( Restructuring Of Ideas)
Menjadi tiga bagian yaitu:
a. Pengunkapan dan pertukaran gagasan
Siswa mendiskusisikan jawaban padalangkah pemeunculan gagasan
dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Hasil diskusi ditulis dan
dijelaskan oleh seorang siswa pada setiap kelompok. Melalui diskusi ini siswa
dapat mengungkapkan dan saling bertukar gagasan
10
b. Pembukaan pada situasi konflik
Pada tahap ini siswa diberi kesempatan mencari pengertian ilmiah
yang sedang dipelajari dalam buku tes. Selanjutnya siswa mencari beberapa
perbedaan antara komsepsi awal mereka dengan komsepsi ilmiah yang ada
dalam buku tes maupun hasil pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan.
c. Kontruksi Gagasan Baru dan Evaluasi
Tahap ini bermaksut untuk mengevaluasi gagasan yang sesuai dengan
fenomena yang dipelajari guna mengkontruksi gagasan baru caranya
fenomena yang dipelajari oleh siswa diberi kesempatan melakukan percobaan
observasi.
4. Tahap Penerapan Gagasan (Application Of Ideas)
Disetiap kelompok diberikan pengamatan dan percobaan baru yang lebih
komplek tetapi memiliki keterkaitan dengan komsep yang sedang dipelajari sehingga
pengetahuan siswa bertambah dan berkembang dalam menganalisis isu-isu dan
memecahkan masalah yang ada dilingkungan.
5. Tahap Pemantapan Gagasan (Review Change In Ideas)
Pada tahap ini komsep ilmiah yang telah diperoleh siswa perlu umpan balik
oleh guru guna memperkuat konsep ilmiah tersebut. Dengan demikian, diharapkan
siswa yang konsepsi awalnya tidak konsistem dengan konsep ilmiah. Dengan sadar
mengubah konsep awal menjadi konsep ilmiah.
11
Sintaks model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS)
a. Tahap 1 Orientasi (Orientation)
Guru menyampaikan materi dan guru memusatkan perhatian siswa.
b. Tahap 2 Pemunculan Gagasan (Elicitation Of Ideas)
Guru untuk memunculkan gagasan siswaa tentang tofik yang dibahas dalam
pembelajaran
c. Tahap 3 Penyusunan ulang gagasan
Guru memonitor interaksi para siswa yang berdiskusi, mendengarkan gagasan
siswa
d. Tahap 4 Penerapan gagasan (Aplication of Ideas)
Guru memonitor para siswa yang sedang berdiskusi,dan setiap kelompok
diberikan pengamatan dan percobaan yang lebih komplek dan berkaitan dengan
materi yang sedang dipelajari.
e. Tahap 5 Pemantapan gagasan (Review Change In Ideas)
Guru menutup diskusi dengan merangkum atau menperjelas hasil diskusi
yang telah diselenggarakan oleh siswa.
Di sekolah sangat penting yaitu untuk dapat meningkatkatkan aktivitas belajar
siswa agar dapat mencapai tujuan yang di harapkan. Proses yang di lakukan dalam
kelas merupakan aktivitas mentranformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Guru di harapkan mampu mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar dan
potensi yang di miliki siswa serta guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam
berpikir (psikis) maupun dalam berbuat (fisik). Pembelajaran yang di lakukan lebih
berpusat pada siswa sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran.
12
2. Hasil Belajar Siswa
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Winkel (dalam
Purwato, 2009:39) mengatakan bahwa “Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dansikap”
Menurut Slameto (2010:2) menyatakan bahwa “ Belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan,sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.
Proses belajar merupakan proses yang unik dan kelompok. Keunikan itu
disebabkan karena hasil belajar hanya terjadi pada individu yang yang belajar,tidak
pada orang lain, dan setiap individu menanpilkan perilaku belajar yang berbeda.
Perbedaan penampilan itu disebabkan karena setiap individu mempunyai kerakteristik
individualnya yang khas, seperti minat intelegensi, perhatian bakat dan sebagainya.
Individu yang berbeda dapat melakukan proses belajar dengan kemampuan yang
berbeda dalam aspek kongnitif, dan psikomotorik.
Berdasarkan teori belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses untuk membuat perubahan dalam diri individu dengan cara berinteraksi
dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam aspek kongnitif, afektif, dan
psikomotorik.
Menurut Winkel (dalam purwanto.2009:45) menyatakan bahwa “Terhadap
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibabkan manusiaberubah dalam sikap
13
dan tingkah lakunya”. Menurut Sutjana (2010:22) Menyatakan bahwa “Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”.
Menurut Syah (2010:50) untuk “memperoleh hasil belajar utuh tidak terlepas
dari aspek-aspek pembelajaran itu: 1) Aspek kognitif, 2) Aspek efektif, 3) Aspek
psikomotorik”.
Aspek kognitif yaitu perilaku yang merupakan hasil berpikir (ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis sintesa dan evaluasi). Aspek efektif merupakan
perilaku yang dimunculkan sebagai pertanda suatu kecendrungan untuk memilih atau
merumuskan dalam merespon suatu obyek tertentu (penerimaan, tanggapan, penilain,
organisasi, dan karakteristik). Aspek psikomotorik yaitu perilaku yang di munculkan
oleh hasil belajar tubuh manusia (persepsi, kesiapan, gerak terbibing, gerak terbiasa,
gerak komplek,penyesuain pola gerakan dan kreativitas).
Sehubungan dengan aspek-aspek tersebut ada beberapa paktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu factor internal dan faktok eksternal.
Faktor ini terdiri dari factor biologis dan psikologis.
a. Faktor Biologis (Jasmaniah)
Faktor ini meliputi segala hal yang berhubungan dengan keaadaan fisik, yaitu
pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat pada anggota tubuhnya.
Kedua kondisi kesehatan fisik, bagaimana kondisi kesehatan fisik yang sehat dan
segar (fit) sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang.
14
b. Faktor Psikologis (Rohaniah)
Faktor-faktor psikologis yang pada umumnya dipandang lebih mempengaruhi
keberhasilan belajar seseorang adalah sebagai berikut: 1) intelegensi atau tingkat
kecerdasan dasar, 2) sikap siswa, 3) bakat siswa, 4) minat siswa, 5) motivasi siswa.
Faktor eksternal bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor ini meliputi:
a. Faktor lingkungan sosial
Factor lingkungan social seperti para guru, para staf admininstrasi dan teman-
teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Selanjutnya yang
termaksut lingkungan social siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman
sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Namun lingkungan social yang
lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar mengajar adalah orang tua dan keluarga
siswa itu sendiri.
b. Faktor lingkungan Non sosial
Faktor-faktor yang termaksuk non lingkungan social adalah gedung sekolah
dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar. Factor ini
dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Dari kutipan diatas disimpulkan bahwa terhadap hasil belajar adalah
perubahan perilaku yang diperoleh seseorang dari penguasaan terhadap suatu materi
dalam proses belajar mengajar melalui evaluasi.
Menurut Soetarjo (dalam Tahar 2006:94), mengatakan Hasil belajar adalah
tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti
program belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan”.
15
Menurut Kardiman (2007: 2), “Akuntansi adalah proses pengidentifikasian,
pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang memungkinkan dilakukannya
penilaian dan keputusan yang tepat bagi pemakaian informasi tersebut”.
Sedangkan menurut Syarif (2007 :5),” Akuntansi adalah seni pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan yang tepat dinyatakan dalam uang, transaksi-
transaksi dan kejadian-kejadian yang bersifat keuangan dan penafsiran dari pada
hasil-hasilnya”,
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah sebuah seni
pencatatan, penggolongan dan peringkasan data-data keuangan menjadi suatu system
informasi keuangan dan berdasarkan informasi tersebut dapat dilakukan penilain dan
keputusan yang tepat bagi para pemakainya.
Sedangkan menurut Intang (2008:478), “Hasil belajar akuntansi adalah tingkat
penguasaan yang dicapai oleh peserta didik dalam mata pelajaran akuntansi
bedasarkan tujuan pengajaran yang ingin dicapai yang diperoleh melalui tes hasil
belajar akuntansi”.
Menurut Sudarmoto (2006:38) bahwa “Hasil belajar merupakan hasil akhir
tentang tinggi rendahnya siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran
dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari sebelumnya”.
Adapun dalam penelitian ini hasil belajar akuntasi yang akan dicapai dalam
proses belajar mengajar melalui standar kompentensi yaitu memahami penyusunan
siklus akuntansi perusahaan dagangan,dengan kopetensi dasar dengan mencatat
dasar-dasar akuntansi khusus kelas X SMK Swasta Nusantara Lubuk Pakam .
16
Dengan demikian hasil belajar akuntansi adalah suatu perubahan kempuan
dalam diri siswa berupa pengetahuan, sikap, dan ketranpilan yang diperoleh setelah
mengalami proses pembelajaran dalam mata pembelajaran akuntansi dan setelah
dilakukan tes dalam suatu kopetensi dasar yang diperoleh melalui nilai. Hasil belajar
akuntansi dapat jugak di katakan sebagai hasil dari suatu interaksi proses belajar
mengajar yang menyebabkan perubahan pada diri dan koognitif siswa sehingga dapat
di ketahui sejauh mana proses pembelajaran tersebut dapat tercapai.
J. Desain Penelitian
Sesuai dengan penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) maka penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang tiap siklusnya
terdiri dari 4 tahapan sebagai berikut : 1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Pengamatan
4) Refleksi (Arikunto, 28:16)
`
17
Model Penelitian Tindakan Kelas
SIKLUS I
SIKLUS II
Model Penelitian Tindakan Kelas, Arikunto.dkk(2008:16)
SIKLUS I
1. Perencanaan I
Pada tahap ini peneliti melakukan
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Membuat lembar observasi
18
Perencanaan
Pengamatan
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Perencanaan
Refleksi
?
c. Membuat tes yang akan diajukan pada akhir pembelajaran.
2. Pelaksanaan I
Dari rencana yang telah dibuat, maka dilakukan tindakan, yaitu :
a. Guru menyampaikan materi dan guru memusatkat perhatian siswa.
b. Guru untuk memunculkan gagasan siswa tentang topik yang dibahas dalam
pembelajaran.
c. Guru memonitor interaksi para siswa yang berdiskusi,mendengarkan gagasan
siswa.
d. Guru memonitor para siswa yang sedang berdiskusi, dan setiap kelompok
diberikan pengamatan dan percobaan yang lebih komplek dan berkaitan
dengan materi yang sedang dipelajari.
e. Guru menutup didkus dengan merangkum atau memperjelas hasil diskusi
yang telah diselenggarakan oleh siswa.
3. Observasi I
Observasi akan di lakukan di kelas pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Observasi di fokuskan pada latihan atau tes yang diberikan pada siswa
di akhir pelaksanaan tindakan, situasi kegiatan belajar mengajar.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan kembali tes yang telah diberikan dan
mengevaluasi hasil jawabannya. Dari hasil tes tersebut digunakan sebagai dasar untuk
perencanaan siklus berikutnya.
19
SIKLUS II
Kegiatan siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan
sebelumnya yakni siklus I. Akan tetapi pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan
dari tahap pelaksanaan siklus I. Di tahap ini peneliti meningkatkan proses
pembelajarannya dilakukan. Dalam setiap kelompok mendapat bimbingan dari guru
akuntansi, sehingga pelaksanaan model pembelajarannya bisa dilaksanakan lebih
efektif.
K. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang di dalamnya terdapat sejumlah subjek
yang dapat dijadikan sebagai data, yang diharapkan dapat memberikan data-data yang
dibutuhkan peneliti.
Arikunto (2002:108) mengatakan bahwa: “Populasi adalah sekumpulan unsur
atau elemen yang menjadi objek penelitian”. Pada penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh siswa kelas X SMK Swasta Nusantara Lubuk Pakam Tahun
Ajaran 2014/2015 yang terdiri dari satu kelas dengan jumlah 27 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang di jadikan sebagai sumber data dan
merupakan responden dalam penelitian. Maka sampel penelitian ini adalah siswa
kelas X SMK Swasta Nusantara Lubuk Pakam yang terdiri dari satu kelas X dengan
jumlah 27 siswa.
20
L. Variabel dan Indikator
1. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yakni variabel bebas dan terikat, yakni :
a. Variabel bebas (X) : Model Pembelajaran Children Learning In Sciance
b. Variabel Terikat (Y) : Hasil Belajar Akuntansi Siswa
Defenisi Operasional
a. Defenisi operasionalnya adalah:
Model pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) adalah model yang
menuntut siswa untuk menyusun konsep awal tentang materi yang dipelajari,
kemudian mereka sendiri yang membandingkan konsep awalnya dengan
komsep ilmiah yang benar dengan membaca teks buku. Setiap tahap dalam
model pembelajaran CLIS melibatkan siswa secara aktif sehingga diharapkan
dengan model pembelajaran yang dilakukan lebih menarik dalam membantu
pemahaman siswa atas materi yang disampaikan dan pada hakirnya akan
tercapai peningkatan hasil belajar akuntansi siswa.
b. Aktivitas belajar adalah segala jenis kegiatan yang dilakukan oleh siswa
dalam belajar dengan tujuan perubahan tingkah laku,baik menyangkut
pengetahuan,keteranpilin maupun sikap,baik meliputi segenap aspek organism
ataupun pribadi.
c. Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai siswa setelah proses belajar
akuntansi sesuai dengan standar ketuntasan belajar berdasarkan nilai yang
diraih melalui suatu tes dan evaluasi.
21
2. Indikator
a. Untuk model Childrean Learning In Science, indikator pelaksana model
tersebut dilaksanakan dalam dua siklus’
b. Dan indikator untuk hasil belajar adalah skor tes akhir yang diperoleh dari
jawaban responden melalui tes hasil belajar.
M. Instrumen Penelitian
Arikunto (2008: 134) menyatakan: “Instrumen penelitian adalah alat fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sitematis
sehingga mudah diperoleh”.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Perangkat pembelajaran
a. Silabus
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Instrumen pengumpulan Data
a. Tes awal hasil belajar
b. Tes akhir hasil belajar
22
N. Teknik Pengumplan Data
1. Tes
Tes yang diberikan adalah tes pelajaran ekonomi dengan kompetensi dasar
Uang dan Perbankan benbentuk essay test sebanyak lima butir soal pada setiap siklus.
Tes diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa melalui
pembelajaran ekonomi. Setiap jawaban diberikan skor 20. Pemberian test dilakukan
sebanyak tiga kali, yaitu test awal (sebelum pemberian tindakan), test belajar I
(setelah selesai siklus I), dan test hasil siklus II (setelah selesai siklus II).
2. Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dalam
proses belajar dengan menggunakan tipe examples non examples.
O. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah :
1. Reduksi Data
Proses reduksi data dilakukan dengan menyeleksi, menyederhanakan dan
mentransformasikan data yang telah disajikan dalam bentuk catatan lapangan.
Kegiatan reduksi ini bertujuan untuk melihat kesalahan jawaban siswa dalam
menyelesaikan soal-soal ekonomi dan tindakan apa yang dilakukan untuk
memperbaiki kesalahan tersebut.
23
2. Menyajikan Data
Data kesalahan jawaban siswa yang telah direduksi kemudian disajikan dalam
bentuk paparan kesalahan jawaban siswa. Kegiatan analisis berupa paparan data
adalah sebagai kumpulan informasi yang terorganisasi dan terkategorikan ketuntasan
belajar siswa yaitu data yang diperoleh dari nilai akhir dari tiap siklus.
Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar
yang ditetapkan, yakni siswa dinyatakan tuntas belajar secara individu bila telah
memperoleh skor % dari skor total, dan ketuntasan klasikal tercapai bila di kelas
telah terdapat siswa tuntas belajar.
Untuk mengukur tingkat atau presentase penguasaan materi pelajaran
digunakan rumus :
(Arikunto,2008)
Keterangan:
DS = Daya Serap
Dengan Kriteria :
0% % Siswa belum tuntas belajar
70% Siswa telah tuntas belajar apabila
24
Dari uraian diatas dapat diketahui siswa yang tuntas dalam pembelajaran dan
siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran.
Selanjutnya dapat diketahui ketuntasan klasikal secara keseluruhan dengan
rumus sebagai berikut :
(Arikunto, 2008)
Keterangan:
D = Persentase kelas yang telah mencapai daya serap
X = Jumlah siswa yang telah mencapai daya serap
N = Jumlah subjek penelitian
Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal belajar, jika di kelas tersebut telah
terdapat 80% siswa yang telah mencapai daya serap maka ketuntasan klasikal
secara keseluruhan telah tercapai.
25
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,dkk. 2008, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta;Bumi Aksara.
Daryanto, H. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati, Mujiono. 2009, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan, Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Handayani, Sri dkk. 2004. Pengembangan Model pembelajaran Children Learning In Science Meningkatkan Keterampilan Berpikir Rasional.
Hopkins. 1993. Dalam Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajagrapindo Persada.
http://Ippm.ut.ac.id/htmpublikasi/51%Handayani.pdf.(Diakses 8 Januari 2015
http://www.eureka pendidikan.com/2014/10/defenisi-metode-menurut-para-ahli.html. Diakses 28 Januari 2015.
Sudjana. 2009, Penilaian Proses Belajar Mengajar, Bandung :Remaja Rosda Karya.
http://re-searchengines.com/ Christiana6-04. htmI. Diakses 28 januari 2015.
Indra, 2015. http://indramunawar.blogspot.com/2015/28/Hasil-Belajar-Pengertian-Defenisi-html. Diakses tanggal 28 Januari 2015.
26
PROPOSAL PENELITIAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI
SISWA KELAS X SMK SWASTA NUSANTARA LUBUK PAKAM
OLEH :
DENI ARDIANISNPM: 111364055
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH
MEDAN2015
27
DAFTAR ISI
A. Judul Penelitian ..................................................................................... 1
B. Latar Belakang ...................................................................................... 1
C. Identifikasi Masalah .............................................................................. 3
D. Batasan Masalah ................................................................................... 4
E. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
F. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
G. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
H. Anggapan Dasar .................................................................................... 6
I. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 7
J. Desain Penelitian ................................................................................... 17
K. Populasi dan Sampel ............................................................................. 19
L. Variabel dan Indikator .......................................................................... 20
M. Instrumen Penelitian ............................................................................. 21
N. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 22
O. Teknik Analisi Data .............................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 25
28i
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA
AL WASHLIYAH MEDAN
TANDA PERSETUJUAN PROPOSAL
NAMA : deni ardianis
NPM : 111364055
JURUSAN : P.IPS
PROGRAM STUDI : Pendidikan Ekonomi
JENJANG PENDIDIKAN : Strata Satu (S-1)
JUDUL SKRIPSI : Penerapan Model Pembelajaran Children Learning
In Science (CLIS) terhadap Hasil Belajar Akuntansi
Siswa Kelas X di SMK Swasta Nusantara Lubuk
Pakam Tahun Ajaran 2014/2015
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Mhd. Ayyub Lubis, M.Pd., Ph.D Dra. Surtiani Ibtisam, M.Si.
Disetujui Oleh :Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
Dra. Nurjannah, M.Si
29