Proposal Angger

26
 1 EFISIENSI, EFEKTIVITAS DAN REALISASI PAJAK PARKIR DI KABUPATEN BANTUL A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber utama penerimaan pemerintah Republik  Indonesi a disamping sek tor migas dan ek spor bar ang-  bar ang non migas. Sebagai salah satu penerimaan pemerintah, pajak  da  pat diper gunakan untuk membiayai k egiatan pemerintah (budgeter) maupun untuk meningkat kan k egiatan masyar akat. Alokasi p ajak untuk pembangunan pr asar ana, dan perbaikan k ualit as sumber daya manusia berpengaruh positif ter hada  p k egiatan ekonomi masyar akat (Sugianto, 1996). Pel ak sanaan pembangunan di segala bidang berl angsung secar a  ber k esi nambungan dan ditu  jukan untuk  k emak mur an r akyat. Pemerintah pusat melalui otonomi daer ah memberi wewenang k epada pemerintah daer ah untuk  sepenuhnya mengatur rumah tangganya sendiri termasuk  dalam hal pengelolaan k euangan untuk membiayai k eperluan daer ah. Sehubungan dengan pajak,  pemerintah daer ah da  pat memper oleh penda  patan dari sek t or pajak mel alui  pungutan-  pungutan yang dik umpulkan dan dik elola oleh pemerintah sendiri. Dasar huk umnya (k ewenangannya) diteta  pkan ber dasar kan k etentuan UU No. 18 Tahun 1997 tentang pajak  daer ah dan retribusi daer ah serta Per atur an Pemerintah Republik Indonesia No .65 Tahun 2001 tentang Pajak Daer ah. Salah satu o  b  jek pajak  daer ah yang disosialisasikan pada tahun 2009 oleh Pemerintah Daer ah K a  bupaten Bantul pada Per da No. 05 Tahun 2009 tentang 

Transcript of Proposal Angger

Page 1: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 1/26

 

1

EFISIENSI, EFEKTIVITAS DAN REALISASI PAJAK PARKIR 

DI KABUPATEN BANTUL

A.  LATAR BELAKANG

Pajak  merupakan sumber utama penerimaan pemerintah Republik  

Indonesia disamping sek tor migas dan ek spor bar ang- bar ang non migas. Sebagai

salah satu penerimaan pemerintah, pajak   da pat diper gunakan untuk  membiayai

k egiatan pemerintah (budgeter) maupun untuk  meningkatkan  k egiatan 

masyar akat. Alokasi pajak untuk pembangunan pr asar ana, dan perbaikan k ualitas

sumber daya manusia berpengaruh positif ter hada p k egiatan ekonomi masyar akat

(Sugianto, 1996).

Pelak sanaan pembangunan  di segala bidang berlangsung secar a 

 ber k esinambungan  dan  ditu jukan untuk   k emak mur an r akyat. Pemerintah pusat

melalui otonomi daer ah memberi wewenang  k epada pemerintah  daer ah untuk  

sepenuhnya mengatur rumah tangganya sendiri termasuk   dalam hal pengelolaan 

k euangan untuk  membiayai k eperluan  daer ah. Sehubungan  dengan pajak, 

 pemerintah  daer ah  da pat memper oleh penda patan  dari sek tor pajak  melalui

 pungutan- pungutan  yang  dik umpulkan  dan  dik elola  oleh pemerintah sendiri.

Dasar huk umnya (k ewenangannya) diteta pkan ber dasar kan k etentuan UU No. 18

Tahun 1997 tentang pajak  daer ah dan retribusi daer ah serta Per atur an Pemerintah 

Republik Indonesia No.65 Tahun 2001 tentang Pajak Daer ah.

Salah satu o b jek pajak  daer ah yang disosialisasikan pada tahun 2009 oleh 

Pemerintah Daer ah K a bupaten Bantul pada  Per da No. 05 Tahun 2009 tentang 

Page 2: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 2/26

 

2

 perubahan  k edua  atas Per atur an Daer ah K a bupaten Bantul No. 02 Tahun 2000

tentang retribusi par k ir di tepi  jalan umum. Berbeda dengan retribusi par k ir yang 

dik enakan  k epada pemakai  jika memanf aatkan sebagian  dari badan  jalan  yang 

merupakan f asilitas milik   negar a, pajak  par k ir  dik enakan ter hada  p pemilik  

 per or angan  atau badan swasta  yang memilik i lahan par k ir  di luar tanah milik  

negar a. Ob jek  pajak  ini dihar a pkan mempunyai potensi yang cuk up tinggi guna 

menambah Penerimaan Asli Daer ah (PAD) pemerintah daer ah K a bupaten Bantul

untuk membiayai penyelenggar aan pemerintah dan pembangunan daer ah.

Pelak sanaan pembangunan merupakan suatu pr oses yang 

 ber k esinambungan yang mencak up segala bidang. Pembangunan ini ditunjukkan 

untuk  meningkatkan tar af  hidup masyar akat. Untuk  menca pai sasar an 

 pembangunan diperlukan duk ungan dana yang diupayakan terutama dari sumber -

sumber dalam negeri salah satunya adalah Pajak . Oleh karena itu diperlukan k er  ja 

sama  dan bantuan segena p la pisan masyar akat, terutama bagi masyar akat wajib

yang  hendak  ik ut serta  dan partisipasinya mewu judkan  k epedulian ter hada p

 pembangunan.

Ek stensifikasi pajak bukan saja tanggung  jawa b pemerintah pusat sebagai

 pengelola sumber penerimaan negar a teta pi  juga tanggung  jawa b bersama  antar a 

Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daer ah. Pemerintah Pusat melalui otonomi

daer ah memberikan wewenang k epada Pemerintah Daer ah. Dasar dari pemberian 

otonomi ini adalah Pemerintah Daer ah memilik i k ewenangan yang luas, nyata dan 

 bertanggungjawa  b secar a pr o porsional atau daer ahnya. Artinya, pelimpahan 

tanggung   jawa b akan  diik uti oleh pengatur an, pembagian,  dan pemanf aatan 

Page 3: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 3/26

 

sumber  daya r asional yang ber k eadilan, serta perimbangan  k euangan pusat dan 

daer ah (Mar diasmo, 2003).

Kemungk inan ter da pat beber a pa  hal yang menjadi celah  atau k elemahan 

dari pajak  par k ir ini yaitu terletak  pada (1) Belum adanya catatan sebenar nya 

mengenai besar potensi yang dimilik i; (2) Peneta pan tar get yang masih  jauh dari

 potensi sebenar nya; (3) Ketidak seimbangan  antar a potensi sebenar nya  yang 

dimilik i dengan realisasi pemungutan  Pajak   Par k ir  yang sudah  dilak ukan; (4)

Analisis tingkat efisiensi dan efek tifitas pemungutan  Pajak   Par k ir. Ber dasar kan 

latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat penelitian dengan  judul

³Efisiensi, Efek tifitas dan Realisasi Pajak  Par k ir di K a bupaten Bantul´.

B.  PERUMUSAN MASALAH

Ber dasar kan ur aian  diatas, perumusan masalah  dari penelitian ini adalah 

sebagai berik ut:

1.  Apakah  hasil pemungutan pajak  par k ir  di wilayah K a bupaten Bantul

sesuai dengan potensi yang sebenar nya? 

2.  Apakah pemungutan pajak  par k ir  yang  dilak ukan  oleh K PPD

K a bupaten Bantul selama ini efisien? 

3.  Apakah pemungutan pajak  par k ir  yang  dilak ukan  oleh K PPD

K a bupaten Bantul selama ini efek tif ? 

Page 4: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 4/26

 

4

C.  BATASAN MASALAH

Agar penelitian lebih ter ar ah, maka perlu adanya batasan masalah 

 penelitian yang meliputi:

1.  Analisis potensi dan perbandingan antar a tar get dan realisasi 4 (empat)

o b jek  pajak  par k ir  dilak ukan  di wilayah pasar seni Ga busan, 

K asongan, Pasar Bantul dan Pantai Depok .

2.  Analisis tingkat efisiensi pr ak tik  pemungutan pajak par k ir K a bupaten 

Bantul.

3.  Analisis tingkat efek tifitas pr ak tik pemungutan pajak par k ir K a bupaten 

Bantul.

D.  TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertu juan untuk :

1. 

Mengetahui seber a pa besar potensi pajak  par k ir sebenar nya  di

K a bupaten Bantul.

2.  Mengetahui tingkat efisiensi pr ak tik  pemungutan pajak  par k ir  yang 

dilak ukan oleh K PPD K a bupaten Bantul selama ini.

3.  Mengetahui tingkat efek tifitas pr ak tik  pemungutan pajak  par k ir  yang 

dilak ukan oleh K PPD K a bupaten Bantul selama ini.

Page 5: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 5/26

 

5

E.  MANFAAT PENELITIAN 

Dihar a pkan dari penelitian ini da pat memberikan manf aat sebagai berik ut:

1.  Sebagai pertimbangan dalam usaha meningkatkan sumber penda patan 

daer ah K a bupaten Bantul.

2.  Sebagai tambahan inf ormasi mengenai pemungutan pajak par k ir yang 

selama ini telah dilak sanakan oleh Pemda K a bupaten Bantul.

3.  Bagi akdemisi,  dosen,  dan mahasiswa  dihar a pkan  akan menambah 

wawasan dan sebagai referensi di dalam penelitian yang se jenis.

F.  LANDASAN TEORI

F.1 Pajak 

Pajak  adalah pungutan Negar a k epada r akyat yang bersif at memak sa tan pa 

ada  kontr a prestasi (timbal balik ) secar a langsung. Menurut Fieldmann  dalam

Suandy (2000) mengatakan ³ Belastingen zijn aan de Overheid (volgens algemene,

door haar vastgestelde normen) verschuldigde afdwingbareprestite geen

tegenprestatie tegenover staat en uitsluitend dienen tot decking ven publieke

uitgaven´, yang  artinya Pajak   adalah prestasi yang dipak sakan sepihak  oleh dan 

terutang  k epada penguasa (menurut norma-norma  yang  diteta pkannya secar a 

umum) tan pa  adanya  kontr a prestasi dan semata-mata  digunakan untuk  menutup

 pengeluar an- pengeluar an umum.

Pajak    juga  da pat diartikan sebagai pungutan  yang  dilak ukan  oleh 

 pemerintah ber dasar kan per atur an perundang-undangan  yang  hasilnya 

diper gunakan untuk  pembiayaan pengeluar an umum pemerintah,  yang balas

Page 6: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 6/26

 

6

 jasanya tidak  secar a langsung  diberikan  k epada pembayar nya, sedangkan 

 pelak sanaannya  di mana perlu da pat dipak sakan (Usman, 1980). Sedangkan 

Smeets dalam Suandy (2000) mengartikan pajak   adalah ³  Belastingen zijn aan

overhead (volgens normen) verschuligde, afdwingbare pretties, zonder dat 

hiertegenover, in het individuele geval, aanwijsbare tegenprestatites staan; zij

 strekken tot dekking van publieke uitgaven´, yang artinya adalah prestasi k epada 

 pemerintah  yang ter hutang melalui norma umum,  dan  yang  da pat dipak sakan, 

tan pa  adanya  kontr a prestasi yang  da pat ditunjukkan  dalam hal yang individual, 

mak sudnya adalah untuk membiayai pengeluar an pemerintah.

Soemitr o dalam Waluyo dan Wir awan (2001) mengartikan pajak  sebagai

iur an r akyat k epada kas negar a ber dasar kan undang-undang (yang langsung da pat

dipak sakan) dengan tiada menda pat  jasa timbale balik  (kontr a presasi) yang 

langsung  da pat ditunjukkan  dan  yang  digunakan untuk  membayar pengeluar an 

umum.

Dari definisi-definisi tersebut da pat disimpulkan bahwa pajak  memilik i

unsur -unsur sebagai berik ut:

1.  Pajak merupakan per aliha k ekayaan dari or ang atau badan k e pemerintah.

2.  Pajak   dipungut ber dasar kan  atau dengan  k etentuan undang-undang serta 

atur an pelak sanaannya, sehingga da pat dipak sakan.

3.  Dalam pembayar an pajak  tidak   ditunjukkan  adanya  kontr a prestasi

langsung secar a individual yang  diberikan  oleh  Pemerintah  Pusat atau

Daer ah.

Page 7: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 7/26

 

7

F.2 Fungsi Pajak 

Pemerintah  dalam melak ukan pungutan pajak   harus teta  p menempatkan 

sesuai dengan fungsinya. Ada pun fungsi pajak   da pat dik elompokkan menjadi

empat, yaitu:

1.  Fungsi Budgeter  

Pajak  berfungsi sebagai alat untuk  mengisi kas negar a (daer ah)

yang  digunakan untuk  membiayai k egiatan pemerintahan tau

 pembangunan.

2.  Fungsi  Regulator  

Pajak  berfungsi sebagai alat mengatur untuk  emnca pai tu juan, 

misalnya, pajak  minuman  k er as dimak sudkan  agar r akyat menghindari

atau mengur angi konsumsi minuman  k er as, pajak  ek spor  dimak sudkan 

untuk  mengekang pertumbuhan ek spor  komoditi tertentu dalam r angka 

menghindari k elangkaan pr oduk tersebut di dalam negeri.

3.  Fungsi Demok r asi

Pemungutan pajak  berfungsi sebagai bentuk  persamaan partisipasi

dala pembangunan oleh masyar akat.

4.  Fungsi Redistribusi

Pemungutan pajak  berfungsi sebagai wu jud penegakan  k eadilan 

sosial, dengan diwu judkan dalam struk tur tarif pr ogresif.

Page 8: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 8/26

 

8

F.3 Sistem Pemungutan Pajak  

Suandy (2000) mengemukakan bahwa  ada beber a pa sistem pemungutan 

 pajak, yaitu:

1.  Official Assessment System 

Wewenang pemungutan pajak   ada pada fisk us. Fisk us ber hak  

menentukan besar nya utang pajak   or ang pribadi maupun badan  dengan 

mengeluar kan Sur at Keteta pan  Pajak  (SK P) yang merupakan buk ti

timbulnya suatu utang pajak . Wajib Pajak pasif menunggu k eteta pan fiskal

mengenai utang pajaknya.

2.  Semi Self Assesment System 

Suatu sistem pemungutan pajak   dimana wewenang untuk  

menentukan besar nya pajak   yang terutang  oleh seser oang ber ada pada 

k edua belah pihak, yaitu Wajib Pajak  dan fisk us. Mekanisme pelak sanaan 

dalam sistem ini ber dasar kan suatu angga pan bahwa Wajib Pajak  pada 

awal tahun menak sir sendiri besar nya pajak  terutang  yang sesungguhnya 

diteta pkan oleh fisk us.

3.  W itholding System 

Suatu sistem pemungutan pajak   dimana wewenang untuk  

menentukan besar nya pajak   yang terutang  oleh seseor ang ber ada pada 

 pihak  k etiga, dan bukan oleh fisk us maupun oleh Wajib Pajak itu sendiri.

4.   F ull Self Assessment System 

Suatu sistem pemungutan pajak   dimana Wajib Pajak  boleh 

menghitung dan mela por kan sendiri besar nya pajak  yang harus disetor kan.

Page 9: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 9/26

 

9

Wajib Pajak   harus ak tif menghitung  dan mela por kan   jumlah pajak  

terutangnya tan pa campur tangan fisk us.

F.4 Pajak Daerah

Pajak  Daer ah merupakan salah satu andalan  Penda patan Asli Daer ah 

disamping Retribusi Daer ah, Hasil Perusahaan  Pemilik  Daer ah  dan Hasil

Pengelolaan Kekayaan Daer ah Lainnya  yang  dipisahkan. Menurut UU No.18

Tahun 1997 tentang  Pajak  Daer ah  dan Retribusi sebagaimana telah  diubah 

ter akhir dengan UU No. 34 Tahun 2000, Pajak Daer ah  adalah iur an wajib yang 

dilak ukan oleh or ang pribadi atau badan k epada Pemerintah Daer ah tan pa imbalan 

langsung  yang seimbang. Pajak  Daer ah  da pat dipak sakan ber dasar kan per atur an 

 perundang-undangan  yang berlak u,  yang  hasilnya  digunakan untuk  membiayai

 penyelenggar aan Pemerintah Daer ah dan pembangunan daer ah.

Kriteria Pajak Daer ah tidak   jauh berbeda dengan k riteria pajak pusat, yang 

membedakan  k eduanya  adalah pihak  pemungutnya. Menurut Davey  dalam

Suandy (2000) ada empat k riteria dari Pajak Daer ah yaitu:

1.  Pajak   yang  dipungut oleh  Pemerintah Daer ah ber dasar kan per atur an 

dari daer ah sendiri.

2.  Pajak   yang  dipungut ber dasar kan per atur an  Pemerintah  Pusat dan 

 peneta pan tarif nya dilak ukan oleh Pemerintah Daer ah.

3.  Pajak  yang diteta pkan dan dipungut oleh Pemerintah Daer ah.

4.  Pajak   yang  dipungut dan  diadministr asikan  oleh pemerintah teta pi

hasil pungutannya diberikan k epada Pemerintah Daer ah.

Page 10: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 10/26

 

10

Berik ut  jenis-jenis pajak  daer ah beserta tarif nya:

a.  Pajak Hotel 10% (sepuluh persen);

 b.  Pajak Restor an 10% (sepuluh persen);

c.  Pajak Hibur an 35% (tiga puluh lima persen);

d.  Pajak Rek lame 25% (dua puluh lima persen);

e.  Pajak  Pener angan Jalan 10% (sepuluh persen);

f.  Pajak  Pengambilan Bahan Galian Golongan C 20% (dua puluh persen)

g.  Pajak  Par k ir 20% (dua puluh persen).

Dari k riteria  di atas,  da pat disimpulkan bahwa pengertian Pajak  Daer ah 

adalah pajak  yang diteta pkan dan dipungut di wilayah daer ah dan ada bagi hasil

antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daer ah.

F.5 Ciri-Ciri Pajak Daerah 

Untuk  mempertahankan prinsip- prinsip Pajak  Daer ah maka perpajakan 

daer ah harus memilik i cirri-ciri tertentu. Ada pun cirri-ciri yang dimak sud adalah 

sebagai berik ut:

1.  Pajak  Daer ah secar a ekonomis da pat dipungut, ber arti perbandingan 

antar a penrimaan pajak   harus lebih besar  dibandingkan  ongkos

 pemungutannya.

2.  Relatif sta bil,  artinya penerimaan pajaknya tidak  berfluk tuatif terlalu

 besar ,  kadang-kadang meningkat secar a  dr astic dan  adakalanya 

menurun secar a tajam.

Page 11: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 11/26

 

11

3.  Tax base Pajak  Daer ah  harus merupakan perpaduan  antar a prinsip

k euntungan (benefit) dan  k emampuan untuk  membayar (ability to

 pay).

F.6 Pengertian Pajak Parkir 

Sesuai dengan Per da K a bupaten Bantul No. 05 Tahun 2009, pajak  par k ir 

merupakan pajak  yang dipungut atas penyelenggar aan tempat par k ir di luar badan 

 jalan oleh or ang pribadi atau badan, baik  yang disediakan ber kaitan dengan pokok  

usaha maupun yang disediakan sebagi suatu usaha, termasuk  penyediaan tempat

 penitipan k endar aan bermotor yang emungut biaya. Perbedaan antar a Pajak  Par k ir 

dengan retribusi par k ir di tepi  jalan umum yang selanjutnya disebut retribusi yaitu

terletak  pada penggunaan lahan par k ir nya. Pada retribusi dik enakan ter hada p

 pembayar an  atas penggunaan tempat-tempat par k ir  di tepi  jalan umum,  yang 

masih merupakan f asilitas milik pemerintah, yang diteta pkan walikota atau bupati, 

 pajak  par k ir dik enakan ter hada  p pembayar an atas penyelenggar aan ten pat par k ir 

di luar badan  jalan, yang ber arti f asilitas milik pribadi dan biasanya dik elola oleh 

 pihak swasta. Berik ut kondisi-kondisi yang termasuk  o b jek pajak par k ir:

a.  Penyelenggar aan tempat par k ir oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah 

Daer ah.

 b.  Penyelenggar aan par k ir  oleh  k edutaan,  konsulat, perwak ilan  negar a 

asing  dan perwak ilan lembaga-lembaga inter nasional dengan  asas

timbal balik .

Page 12: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 12/26

 

12

c.  Penyelenggar aan tempat par k ir lainnya yang  diatur  dengan Per atur an 

Daer ah.

Sub jek  pajak  par k ir  adalah  or ang pribadi atau badan  yang melak ukan 

 pembayar an tempat par k ir. Pembayar an merupakan  jumlah  yang  diterima  atau

seharusnya  diterima sebagai pembayar an  k epada pemilik   atau penyelenggar a 

tempat par k ir (di luar badan  jalan yang disediakan oleh or ang pribadi atau badan).

Secar a  garis besar , sub jek  pajak   adalah pihak- pihak  (or ang pribadi atau

 badan) yang akan dik enakan pajak, sedangkan o b jek pajak  adalah segala sesuatu

yang  dik enakan pajak   dan Wajib Pajak   adalah sub jek  pajak   yang menurut

k etentuan perundang-undangan perpajakan  dibwajibkan untuk  melak ukan 

 pembayar an pajak   yang terutang, termasuk  pemungut atau pemotong pajak .

Dengan kata lain setia p Wajib Pajak  adalah sub jek pajak .

F.7 Value For Money

Dalam kontek s otonomi daer ah,  value for money merupakan  jembatan 

untuk  menghantar kan Pemerintah Daer ah menca pai   good governance. Value for 

money tersebut harus dio per asionalkan  dalam pengelolaan  k euangan  daer ah  dan 

anggar an  daer ah. Untuk  menduk ung  dilak ukannya pengelolaan  dana publik  

(  public money) yang mendasar kan  konsep value for money, maka  diperlukan 

sistem pengelolaan k euangan daer ah dan anggar an daer ah yang baik . Hal tersebut

da pat terca pai a pa bila Pemerintah Daer ah memilik i sistem ak untansi yang baik .

Page 13: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 13/26

 

13 

K onsep value of money ter diri atas tiga elemen utama, yaitu:

1.  Ekonomi

2.  Efisiensi

3.  Efek tifitas

F.7.1 Ekonomi

Ekonomi ter kait dengan pengkonversian in put primer berupa sumber daya 

k euangan (uang  atau kas) menjadi in put  sek under berupa tenaga  k er  ja, bahan, 

infr astruk tur  dan bar ang modal yang  dikonsumsi untuk   k egiatan  o per asi

or ganisasi. K onsep ekonomi sangat ter kait dengan  konsep biaya untuk  

memper oleh in  put. Ekonomi memilik i pengertian bahwa sumber  daya in put

hendaknya diper oleh dengan har ga lebih rendah ( spending less), yaitu har ga yang 

mendekati har ga pasar. Secar a matematis, ekonomi merupakan perbandingan 

in put dengan nilai rupiah untuk memper oleh in put tersebut.

Rumus penguk ur an ekonomi sebagai berik ut:

Ekonomi =

F.7.2 Efisiensi

Ber kaitan dengan pajak, penguk ur an efisiensi dilak ukan dengan menguk ur 

 bagian  dari hasil pajak  yang  akan  digunakan untuk  menutup biaya pemungutan 

 pajak  (Devas, 1989). Biaya yang dimak sud adalah  jumlah dari biaya pendaftar an, 

 pendataan,  dan peneta pan besar nya pajak  terutang, serta biaya penagihan 

In put

Har ga In put (Rp)

Page 14: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 14/26

 

14

sedangkan realisasi yang dimak sud  adalah penca paian tar get yang telah  dica pai.

Efisiensi semak in besar   jika biaya untuk  memper oleh penerimaan  ditekan 

serendah mungk in ter hada p hasil pajak (Devas, 1989).

Rumus penguk ur an efisiensi untuk pemungutan pajak  adalah:

Efisiensi =

Penerimaan pajak   da pat dikatakan efisien  a pa bila realisasi penerimaan 

 pajak  lebih besar  dari biaya pemungutan. Semak in  k ecil r asio maka semak in 

efisien (Medi, 1986).

Dari metode Nick  Devas, maka  k riteria penguk ur an efisiensi dari

 penelitian ini adalah:

1.  Apa bila hasilnya < 20% ber arti sangat efisien 

2. 

Apa bila hasilnya 20% X 85% ber arti efisien 

3.  Apa bila hasilnya > 85% ber arti tidak efisien 

F.7.3 Efektifitas

Efek tifitas yaitu hubungan  antar  output dan tu juan  atau da pat  juga 

dikatakan merupakan uk ur an seber a pa  jauh tingkat output tertentu, k ebi jakan dan 

 pr osedur  dari or ganisasi. Efek tifitas  juga ber hubungan  dengan  der ajat

k eber hasilan suatu o per asi pada sek tor publik  sehingga suatu k egiatan dikatakan 

efek tif  jika  k egiatan tersebut mempunyai pengaruh besar ter hada p k emampuan 

Biaya Pemungutan Pajak  

Realisasi Pajak  

Page 15: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 15/26

 

15

menyediakan pelayanan masyar akat yang merupakan sasar an  yang telah 

ditentukan (Devas, 1989).

Efek tifitas digunakan untuk  menguk ur  hubungan  antar a  hasil pungutan 

suatu pajak  dengan tu juan  atau tar get yang telah  diteta pkan (Mar diasmo, 2002).

Rumus penguk ur an efek tifitas untuk pemungutan pajak  adalah sebagai berik ut:

Efek tifitas =

Dari pengertian efek tifitas tersebut disimpulkan bahwa efek tifitas

 bertu juan untuk menguk ur r asio k eber hasilan, semak in besar r asio maka semak in 

efek tif , standar minimal r asi k eber hasilan adalah 100% atau satu dimana realisasi

sama  dengan tar get yang telah  ditentukan. R asio  di bawah standar minimal

k eber hasilan  da pat dikatakan tidak  efek tif. Selama ini belum ada uk ur an bak u

mengenai efek tifitas, uk ur an efek tifitas biasanya  dinyatakan secar a  k ualitatif 

dalam bentuk per nyataan saja ( judgment ).

Tingkat efek tifitas da pat digolongkan k edalam beber a pa kategori yaitu:

1.  Hasil perbandingan tingkat penca paian di atas 100% ber arti sangat efek tif 

2.  Hasil perbandingan tingkat penca paian sama dengan 100% ber arti efek tif 

3.  Hasil perbandingan tingkat penca paian di bawah 100% ber arti tidak efek tif 

Realisasi Pajak  

Tar get Pajak  

Page 16: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 16/26

 

16

Gambar 1.

Value for Money Chain

Apa bila  dikaitkan  dengan manajemen  k iner  ja berbasis outcome, f ok us

terpenting manajemen  k iner  ja sek tor publik   adalah pada penca paian efek tifitas.

Untuk  menca pai efek tifitas or ganisasi harus efisien, sebaliknya  or ganisasi yang 

efisien belum tentu efek tif. Sebagai contoh, pemerintah mungk in ber hasil

membangun  gedung pertemuan  dengan pemanf aatan  dana  yang efisien,  namun 

gedung tersebut bisa  jadi tidak  efek tif  karena tidak   digunakan secar a  o ptimal

sehingga tingkat k emanf aatannya rendah. Tingkat efek tifitas gedung yang rendah 

akan menimbulkan inefisiensi, karena gedung tersebut akan mengkonsumsi biaya 

 pemelihar aan  yang merupakan biaya teta  p. Yang perlu dilak ukan  or ganisasi

adalah tidak  sek edar melak ukan efisiensi biaya  akan teta  pi menca pai efek tifitas

Value For Money

(3E)

In put Primer (Rp)

In put(masukan)

Output(k eluar an)

Outcome(hasil)

Ekonomi

(spending less

Efisiensi

(spending well

Efek tifitas

(spending wisel

Page 17: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 17/26

 

17

 biaya, yaitu dengan mengupayakan setia p biaya yang dik eluar kan da pat menca pai

hasil yang  dik ehendak i. Jika efek tiftas biaya telah terpenuhi, setia  p biaya  yang 

dik eluar kan tidak sia-sia.

G. PENILITIAN TERDAHULU

Hasil penelitian  yang  dilak ukan  oleh Sumar di (2004) melalui analisis

 potensi dan realisasi Pajak  Par k ir Non Badan Jalan K ota Sur akarta Tahun 2004

menyimpulkan bahwa pada pr ak teknya  hasil pajak  par k ir tidak  sesuai dengan 

realisasinya atau belum bisa dimak simalkan. Potensi pajak par k ir sebenar nya kota 

Sur akarta pada tahun 2004 k ur ang lebih Rp 117.511.250,00 namun baru

ditar gertkan Rp 75.000.000,00 (63,82%) ber arti potensi pajak  par k ir  nampak  

 bahwa potensi masih cuk up besar dengan uk ur an r aiso cak upan sebesar 26,59%.

Hasil penelitian yang  dilak ukan  oleh Sur anta  dan Syafiqur ahman (2005)

ditemukan bahwa masih banyak instansi atau per or angan yang menjalankan usaha 

 jasa par k ir  yang berpotensi diteta pkan sebagai wajib pajak  par k ir  dan  da pat

dipungut pajak  dari o b jek pajak tersebut.

Hasil penelitian  yang  dilak ukan  oleh Mulyadi (2007) ditemukan bahwa 

 pemungutan pajak   di K PP sidoar  jo  dikategorikan sangat efisien  dengan tingkat

r ata-r ata efisiensi dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 sebesar 28%.

Pemungutan pajak  di K PP sidoar  jo dikategorikan efek tif dengan tingkat r ata-r ata 

efek tifitas 100,21%.

Page 18: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 18/26

 

18

H. METODE PENELITIAN

Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berik ut :

1.  Data Primer 

Data  Primer  adalah  data  yang  diper oleh secar a langsung  dari

sumber  asli (tidak  melalui per antar a),  data  diper oleh berupa  hasil

wawancar a. Data Primer secar a khusus diper oleh dengan car a wawancar a 

langsung dengan pihak K antor Pelayanan Pajak Daer ah K a bupaten Bantul.

2.  Data Sek under 

Data sek under  adalah  data  yang  diper oleh secar a tidak  langsung 

yang peneliti per oleh dari buk u, artik el, Undang ± Undang dan per atur an 

Daer ah (per da) yang berlak u.

H.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data  yang  di lak ukan  adalah  dengan  k egiatan langsung  k e

o byek penelitian, teknik  yang digunakan meliputi:

1.  Wawancar a 

Wawancar a (inteview) dengan pihak  K PPD yang secar a langsung 

 ber hubungan dengan pihak ter kait untuk memper oleh data yang ber hubungan 

dengan pr ak tik pemungutan pajak par k ir , temuan masalah atau hal ± hal yang 

 ber hubungan dengan wajib pajak par k ir yang digunakan oleh peneliti sebagai

o b jek penelitian.

Page 19: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 19/26

 

19

2.  Dok umentasi

Dok umentasi yaitu mengumpulkan  dan memilah  data  yang  di

 perlukan untuk  di jadikan data penelitian.

3.  Observasi

Dalam hal ini peneliti melak ukan pengamatan secar a langsung dan 

 pencatatan  k eadaan  atau fenomena  yang  di jumpai,  k egiatan  yang  di

lak ukan oleh peneliti adalah k egiatan menghitung sub jek pajak par k ir atau

or ang pribadi atau badan  yang secar a langsung melak ukan pembayar an 

atas par k ir. Penulis mencatat k endar aan berupa mo bil, sepeda motor  dan 

 bus yang masuk pada wilayah penyelenggar a par k ir pada tiga wak tu yang 

 berbeda untuk  masing ± masing  k endar aan. Tiga wak tu yang berbeda 

tersebut merupakan sample dari total wak tu efek tif dalam satu hari yaitu

12 jam. Penulis menentukan wak tu dalam satu hari 6  jam yaitu:

a. 

08.00 ± 10.00,  dengan sebagai asumsi wak tu tersebut adalah 

wak tu dimana kondisi k er amaian pada tingkat ³sedang´ untuk  

masing - masing o b jek penelitian.

 b.  14.00 ± 16.00,  dengan  asumsi wak tu tersebut adalah wak tu

dimana kondisi k er amaian pada tingkat ³r amai´ untuk masing ± 

masing o b jek penelitian.

c.  18.00 ± 20.00,  dengan  asumsi wak tu tersebut adalah wak tu

dimana kondisi k er amaian pada tingkat ³sepi´ untuk masing ± 

masing o b jek penelitian.

Page 20: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 20/26

 

20

Pemilihan wak tu tersebut dihar a pkan  da pat mewak ili  jumlah  jam efek tif 

dalam satu hari yaitu 12  jam. Dari satu hari tersebut da pat mewak ili satu bulan 

efek tif yaitu 30 hari.

H.2 Metode Analisis Data

Setelah semua  data yang  diperlukan ter k umpul, taha p selanjutnya  adalah 

menganalisa data. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis

desk riptif  k ualitatif berupa  analisis potensi pajak  par k ir pada  o b jek  penelitian 

yang telah  ditentukan sebelumnya  dan  analisis untuk  menghitung efisiensi dan 

efek tifitas pemungutan pajak  par k ir  yang  dilak ukan  oleh K PPD K a bupaten 

Bantul.

Yang dimak sud secar a desk riptif adalah menggambar kan dan menjelaskan 

data ber dasar kan teori yang telah  ada, sedangkan penelitian  dilak ukan  dengan 

mengur aikan data ± data yang telah diper oleh.

Analisis data dimulai dengan:

1.  Penghitungan tingkat efisiensi dan efek tifitas pemungutan  Pajak   Par k ir 

K a bupaten Bantul. Penguk ur an Efisiensi yang dilak ukan dengan menguk ur bagian 

dari hasil pajak   yang  akan  digunakan untuk  menutup biaya pemungutan pajak  

(Devas, 1989). Biaya  yang  dimak sud  adalah   jumlah  dari biaya pendaftar an, 

 pendataan,  dan peneta pan besar nya pajak  terutang, serta biaya penghasilan 

sedangkan realisasi yang dimak sud  adalah penca paian tar get yang telah  dica pai.

Efisiensi lebih besar  jika biaya untuk  memper oleh penerimaan ditekan serendah 

mungk in ter hada p hasil pajak .

Page 21: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 21/26

 

21

Rumus penguk ur an efisiensi adalah:

Efisiensi =

Penerimaan pajak   da pat dikatakan efisien  a pa bila realisasi penerimaan 

 pajak  lebih besar dari biaya pemungutan. Dari metode Nick Devas, maka k riteria 

 penguk ur an penelitian efisiensi yang dilak ukan yaitu:

a.  Apa bila hasilnya <20% ber arti sangat efisien.

 b.  Apa bila hasilnya antar a 20% sampai dengan 85% ber arti efisien.

c.  Apa bila hasilnya >85% ber arti tidak efisien.

Penerimaan pajak   da pat dikatakan efisien  a pa bila realisasi penerimaan 

 pajak  lebih besar  dari biaya pemungutan. Semak in  k ecil r asio maka semak in 

efisien (medi, 1996).

Sedangkan efek tifitas diartikan sebagai se jauh mana unit yang dik eluar kan 

mampu menca pai tu juan yang diteta pkan. Efek tifitas digunakan untuk  menguk ur 

hubungan antar a hasil pungutan suatu pajak  dengan tu juan atau tar get yang telah 

diteta pkan (Mar diasmo, 2002).

Rumus penguk ur an efek tifitas adalah sebagai berik ut:

Efek tifitas =

Tingkat efek tifitas digolongkan k edalam beber a pa kategori yaitu:

Biaya Pemungutan Pajak  

Realisasi Pajak  

Realisasi Pajak  

Tar get Pajak  

Page 22: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 22/26

 

22

a.  Hasil perbandingan tingkat penca paian  diatas 100% ber arti sangat

efek tif.

 b.  Hasil perbandingan tingkat penca paian 100% ber arti efek tif 

c.  Hasil perbandingan tingkat penca paian  dibawah 100% ber arti tidak  

efek tif.

2.  Per hitungan  Potensi penerimaan  Pajak   Par k ir  dengan car a pengkalian  data 

hasil o bservasi o byek  penelitian  dengan tarif  Pajak   Par k ir sehingga  ditemukan 

estimasi  jumlah pajak terutang yang ditanggung oleh wajib pajak tersebut. Data di

 per oleh dengan metode pemantauan dan o bservasi, pemantauan dilak ukan selama 

6 (enam) jam untuk setia p k endar aan yang di jadikan o b jek penelitian. Kertas k er  ja 

(wor k sheet) ta bel per hitungan potensi adalah sebagai berik ut:

 No Wak tu Jumlah 

Kendar aan 

Tarif Par k ir x Jumlah Kendar aan Total

Mo  bil Motor Mo  bil Motor 

1 10.00 ± 12.00 xxx  xxx  xxx*tarif  xxx*tarif X

2 14.00 ± 16.00 xxx  xxx  xxx*tarif  xxx*tarif X

3 18.00 ± 20.00 xxx  xxx  xxx*tarif  xxx*tarif X

Total A

R ata-r ata Per  jam A/6 B

R ata-r ata Satu Hari (12  jam) B*12 C

Estimasi Penerimaan Par k ir/Bulan C*30 D

Estimasi Potensi Pajak  Par k ir/Bulan D*20% E

Page 23: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 23/26

 

23 

I.  SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Ba b ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tu juan penelitian, 

manf aat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Ba b ini menjelaskan tentang kajian teori, dan hasil penelitian ter dahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Ba b ini menjelaskan tentang  o b jek   yang  diteliti, sumber  data  yang 

digunakan dan penguk ur annya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ba b ini mengur aikan bagaimana data diolah beserta pembahasannya.

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN

Ba b ini berisi k esimpulan,  k eterbatasan penelitian  dan sar a untuk  

 penelitian mendatang 

Page 24: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 24/26

 

24

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Govindar ajan, 2002 :114,  M anagement Control System, Diter  jemahkan 

oleh Drs. F.X Kur niawan T jak r awala, M. Si, Ak, Edisi 1, Salemba Emban 

Patria, Jakarta.

Azhari A. Samudr a, M si, 1995, Perpajakan di Indonesia, PT Gr amedia Utama, 

Jakarta.

B. Usman dan K. Subr oto 1980,  pajak ± pajak Indonesia, cetakan k e 11 (sebelas), 

Yayasan Bina Pajak, Jakarta.

Davey, Keneth J.,1983,  financing  Regional Government, John Wiley  and sons, 

  New Yor k,  dalam suandy, Erly, 2000,   Hukum Pajak, Salemba Empat, 

Jakarta.

Devas, Nick, (1988) ³Keuangan Daer ah Dalam r angka  Pelak sanaan Otonomi

Daer ah yang Nyata dan Bertanggung Jawa b´. Litbang Depdagri, Jakarta, 

dalam Jusuf SK , (2007) ³Kebi jakan Pengelolaan Daer ah K ota Tar akan´.

Pa par an  Pada seminar  dan Lokakar ya Nasional Reflek si Enam Tahun 

Pelak sanaan Otonomi Daer ah, Jakarta.

Devas, Nick, 1989,  Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, UI Press, Jakarta.

Feldman. N. J, 1949,   De Overheidsmiddelen Van Indonesia, Leiden,  dalam

Suandy, Erly, 2000,  Hukum Pajak. Salemba Empat, Jakarta.

Huk um.bantulka b.go.id 

Mahmudi, 2007,   M anajemen Kinerja Sektor Publik, UPP STIM YK P N, 

Yogyakarta.

Mar diasmo,2003,  Perpajakan, edisi Revisi, cetakan pertama, Andi, Yogyakarta.

Page 25: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 25/26

 

25

Medi, Setianus, 1996, Kiner  ja  Pengelolaan Keuangan Daer ah  Pr o pinsi Nusa 

Tenggar a Timur , ³Tesis S2´ Pr ogr am Pasca Sar  jana UGM Yogyakarta.

Mulyadi, Redo, (2007) ³  Analisis Potensi, Efisiensi dan Efektivitas Pemungutan

  pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Sidoarjo Timur´. Sk ripsi S1, 

Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta 

Per atur an Daer ah K a bupaten Bantul nomor 05 tahun 2009 tentang perubahan 

k edua  atas per atur an  daer ah  ka bupaten bantul nomor 02 tahun 2000

tentang retribusi par k ir di tepi  jalan umum, Yogyakarta 

Pu ji, Br amastyo, 2008,   Analisis Potensi, Efisiensi dan Efektivitas Pemungutan

  Pajak Hotel dalam  M eningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Temanggung, Sk ripsi, UII, Yogyakarta 

Republik  Indonesia,  Per atur an Pemerintah Republik  Indonesia Nomor 65 tahun 

2001 tentang, Pajak Daer ah.

Republik  Indonesia, Undang ± Undang Nomor 3

4 Tahun 2000 tentang,  Pajak  

Daer ah dan Retribusi Daer ah.

Smeets, M.J.H, 1051,  De economische Betekenis der Belastingen, dalam Suandy, 

Erly, 2000,  Hukum pajak. Salemba Empat, Jakarta 

Suandy, Erly,2000,  Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyanto, Catur , (1996)  ́ Pengaruh pajak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

  Indonesia 1970 ± 1994´. Jur nal Ekonomi dan Industri,  PAU studi

ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 

Page 26: Proposal Angger

5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 26/26

 

26

Sumar di, (2005) ³ Analisis Potensi dan  Realisasi Pajak Parkir Non Badan Jalan

  Kota Surakarta Tahun 2004´ Jur nal Dinamika Vol. 1 no.1,Mei 2005,26-

37.

Sur anta Sri dan Syafiqurr ahman Muhammad, (2005) ³  Ekstensifikasi Pajak 

 Daerah  M elalui Pajak Parkir Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan

 Asli Daerah Di Surakarta´ Jur nal Empirika Vol. 18, No.1, Juni 2005, 52-

67.