Pengajuan Usulan Ujian Proposal, Seminar Hasil Proposal dan ...
Proposal Angger
Transcript of Proposal Angger
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 1/26
1
EFISIENSI, EFEKTIVITAS DAN REALISASI PAJAK PARKIR
DI KABUPATEN BANTUL
A. LATAR BELAKANG
Pajak merupakan sumber utama penerimaan pemerintah Republik
Indonesia disamping sek tor migas dan ek spor bar ang- bar ang non migas. Sebagai
salah satu penerimaan pemerintah, pajak da pat diper gunakan untuk membiayai
k egiatan pemerintah (budgeter) maupun untuk meningkatkan k egiatan
masyar akat. Alokasi pajak untuk pembangunan pr asar ana, dan perbaikan k ualitas
sumber daya manusia berpengaruh positif ter hada p k egiatan ekonomi masyar akat
(Sugianto, 1996).
Pelak sanaan pembangunan di segala bidang berlangsung secar a
ber k esinambungan dan ditu jukan untuk k emak mur an r akyat. Pemerintah pusat
melalui otonomi daer ah memberi wewenang k epada pemerintah daer ah untuk
sepenuhnya mengatur rumah tangganya sendiri termasuk dalam hal pengelolaan
k euangan untuk membiayai k eperluan daer ah. Sehubungan dengan pajak,
pemerintah daer ah da pat memper oleh penda patan dari sek tor pajak melalui
pungutan- pungutan yang dik umpulkan dan dik elola oleh pemerintah sendiri.
Dasar huk umnya (k ewenangannya) diteta pkan ber dasar kan k etentuan UU No. 18
Tahun 1997 tentang pajak daer ah dan retribusi daer ah serta Per atur an Pemerintah
Republik Indonesia No.65 Tahun 2001 tentang Pajak Daer ah.
Salah satu o b jek pajak daer ah yang disosialisasikan pada tahun 2009 oleh
Pemerintah Daer ah K a bupaten Bantul pada Per da No. 05 Tahun 2009 tentang
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 2/26
2
perubahan k edua atas Per atur an Daer ah K a bupaten Bantul No. 02 Tahun 2000
tentang retribusi par k ir di tepi jalan umum. Berbeda dengan retribusi par k ir yang
dik enakan k epada pemakai jika memanf aatkan sebagian dari badan jalan yang
merupakan f asilitas milik negar a, pajak par k ir dik enakan ter hada p pemilik
per or angan atau badan swasta yang memilik i lahan par k ir di luar tanah milik
negar a. Ob jek pajak ini dihar a pkan mempunyai potensi yang cuk up tinggi guna
menambah Penerimaan Asli Daer ah (PAD) pemerintah daer ah K a bupaten Bantul
untuk membiayai penyelenggar aan pemerintah dan pembangunan daer ah.
Pelak sanaan pembangunan merupakan suatu pr oses yang
ber k esinambungan yang mencak up segala bidang. Pembangunan ini ditunjukkan
untuk meningkatkan tar af hidup masyar akat. Untuk menca pai sasar an
pembangunan diperlukan duk ungan dana yang diupayakan terutama dari sumber -
sumber dalam negeri salah satunya adalah Pajak . Oleh karena itu diperlukan k er ja
sama dan bantuan segena p la pisan masyar akat, terutama bagi masyar akat wajib
yang hendak ik ut serta dan partisipasinya mewu judkan k epedulian ter hada p
pembangunan.
Ek stensifikasi pajak bukan saja tanggung jawa b pemerintah pusat sebagai
pengelola sumber penerimaan negar a teta pi juga tanggung jawa b bersama antar a
Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daer ah. Pemerintah Pusat melalui otonomi
daer ah memberikan wewenang k epada Pemerintah Daer ah. Dasar dari pemberian
otonomi ini adalah Pemerintah Daer ah memilik i k ewenangan yang luas, nyata dan
bertanggungjawa b secar a pr o porsional atau daer ahnya. Artinya, pelimpahan
tanggung jawa b akan diik uti oleh pengatur an, pembagian, dan pemanf aatan
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 3/26
3
sumber daya r asional yang ber k eadilan, serta perimbangan k euangan pusat dan
daer ah (Mar diasmo, 2003).
Kemungk inan ter da pat beber a pa hal yang menjadi celah atau k elemahan
dari pajak par k ir ini yaitu terletak pada (1) Belum adanya catatan sebenar nya
mengenai besar potensi yang dimilik i; (2) Peneta pan tar get yang masih jauh dari
potensi sebenar nya; (3) Ketidak seimbangan antar a potensi sebenar nya yang
dimilik i dengan realisasi pemungutan Pajak Par k ir yang sudah dilak ukan; (4)
Analisis tingkat efisiensi dan efek tifitas pemungutan Pajak Par k ir. Ber dasar kan
latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul
³Efisiensi, Efek tifitas dan Realisasi Pajak Par k ir di K a bupaten Bantul´.
B. PERUMUSAN MASALAH
Ber dasar kan ur aian diatas, perumusan masalah dari penelitian ini adalah
sebagai berik ut:
1. Apakah hasil pemungutan pajak par k ir di wilayah K a bupaten Bantul
sesuai dengan potensi yang sebenar nya?
2. Apakah pemungutan pajak par k ir yang dilak ukan oleh K PPD
K a bupaten Bantul selama ini efisien?
3. Apakah pemungutan pajak par k ir yang dilak ukan oleh K PPD
K a bupaten Bantul selama ini efek tif ?
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 4/26
4
C. BATASAN MASALAH
Agar penelitian lebih ter ar ah, maka perlu adanya batasan masalah
penelitian yang meliputi:
1. Analisis potensi dan perbandingan antar a tar get dan realisasi 4 (empat)
o b jek pajak par k ir dilak ukan di wilayah pasar seni Ga busan,
K asongan, Pasar Bantul dan Pantai Depok .
2. Analisis tingkat efisiensi pr ak tik pemungutan pajak par k ir K a bupaten
Bantul.
3. Analisis tingkat efek tifitas pr ak tik pemungutan pajak par k ir K a bupaten
Bantul.
D. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertu juan untuk :
1.
Mengetahui seber a pa besar potensi pajak par k ir sebenar nya di
K a bupaten Bantul.
2. Mengetahui tingkat efisiensi pr ak tik pemungutan pajak par k ir yang
dilak ukan oleh K PPD K a bupaten Bantul selama ini.
3. Mengetahui tingkat efek tifitas pr ak tik pemungutan pajak par k ir yang
dilak ukan oleh K PPD K a bupaten Bantul selama ini.
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 5/26
5
E. MANFAAT PENELITIAN
Dihar a pkan dari penelitian ini da pat memberikan manf aat sebagai berik ut:
1. Sebagai pertimbangan dalam usaha meningkatkan sumber penda patan
daer ah K a bupaten Bantul.
2. Sebagai tambahan inf ormasi mengenai pemungutan pajak par k ir yang
selama ini telah dilak sanakan oleh Pemda K a bupaten Bantul.
3. Bagi akdemisi, dosen, dan mahasiswa dihar a pkan akan menambah
wawasan dan sebagai referensi di dalam penelitian yang se jenis.
F. LANDASAN TEORI
F.1 Pajak
Pajak adalah pungutan Negar a k epada r akyat yang bersif at memak sa tan pa
ada kontr a prestasi (timbal balik ) secar a langsung. Menurut Fieldmann dalam
Suandy (2000) mengatakan ³ Belastingen zijn aan de Overheid (volgens algemene,
door haar vastgestelde normen) verschuldigde afdwingbareprestite geen
tegenprestatie tegenover staat en uitsluitend dienen tot decking ven publieke
uitgaven´, yang artinya Pajak adalah prestasi yang dipak sakan sepihak oleh dan
terutang k epada penguasa (menurut norma-norma yang diteta pkannya secar a
umum) tan pa adanya kontr a prestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluar an- pengeluar an umum.
Pajak juga da pat diartikan sebagai pungutan yang dilak ukan oleh
pemerintah ber dasar kan per atur an perundang-undangan yang hasilnya
diper gunakan untuk pembiayaan pengeluar an umum pemerintah, yang balas
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 6/26
6
jasanya tidak secar a langsung diberikan k epada pembayar nya, sedangkan
pelak sanaannya di mana perlu da pat dipak sakan (Usman, 1980). Sedangkan
Smeets dalam Suandy (2000) mengartikan pajak adalah ³ Belastingen zijn aan
overhead (volgens normen) verschuligde, afdwingbare pretties, zonder dat
hiertegenover, in het individuele geval, aanwijsbare tegenprestatites staan; zij
strekken tot dekking van publieke uitgaven´, yang artinya adalah prestasi k epada
pemerintah yang ter hutang melalui norma umum, dan yang da pat dipak sakan,
tan pa adanya kontr a prestasi yang da pat ditunjukkan dalam hal yang individual,
mak sudnya adalah untuk membiayai pengeluar an pemerintah.
Soemitr o dalam Waluyo dan Wir awan (2001) mengartikan pajak sebagai
iur an r akyat k epada kas negar a ber dasar kan undang-undang (yang langsung da pat
dipak sakan) dengan tiada menda pat jasa timbale balik (kontr a presasi) yang
langsung da pat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluar an
umum.
Dari definisi-definisi tersebut da pat disimpulkan bahwa pajak memilik i
unsur -unsur sebagai berik ut:
1. Pajak merupakan per aliha k ekayaan dari or ang atau badan k e pemerintah.
2. Pajak dipungut ber dasar kan atau dengan k etentuan undang-undang serta
atur an pelak sanaannya, sehingga da pat dipak sakan.
3. Dalam pembayar an pajak tidak ditunjukkan adanya kontr a prestasi
langsung secar a individual yang diberikan oleh Pemerintah Pusat atau
Daer ah.
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 7/26
7
F.2 Fungsi Pajak
Pemerintah dalam melak ukan pungutan pajak harus teta p menempatkan
sesuai dengan fungsinya. Ada pun fungsi pajak da pat dik elompokkan menjadi
empat, yaitu:
1. Fungsi Budgeter
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengisi kas negar a (daer ah)
yang digunakan untuk membiayai k egiatan pemerintahan tau
pembangunan.
2. Fungsi Regulator
Pajak berfungsi sebagai alat mengatur untuk emnca pai tu juan,
misalnya, pajak minuman k er as dimak sudkan agar r akyat menghindari
atau mengur angi konsumsi minuman k er as, pajak ek spor dimak sudkan
untuk mengekang pertumbuhan ek spor komoditi tertentu dalam r angka
menghindari k elangkaan pr oduk tersebut di dalam negeri.
3. Fungsi Demok r asi
Pemungutan pajak berfungsi sebagai bentuk persamaan partisipasi
dala pembangunan oleh masyar akat.
4. Fungsi Redistribusi
Pemungutan pajak berfungsi sebagai wu jud penegakan k eadilan
sosial, dengan diwu judkan dalam struk tur tarif pr ogresif.
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 8/26
8
F.3 Sistem Pemungutan Pajak
Suandy (2000) mengemukakan bahwa ada beber a pa sistem pemungutan
pajak, yaitu:
1. Official Assessment System
Wewenang pemungutan pajak ada pada fisk us. Fisk us ber hak
menentukan besar nya utang pajak or ang pribadi maupun badan dengan
mengeluar kan Sur at Keteta pan Pajak (SK P) yang merupakan buk ti
timbulnya suatu utang pajak . Wajib Pajak pasif menunggu k eteta pan fiskal
mengenai utang pajaknya.
2. Semi Self Assesment System
Suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk
menentukan besar nya pajak yang terutang oleh seser oang ber ada pada
k edua belah pihak, yaitu Wajib Pajak dan fisk us. Mekanisme pelak sanaan
dalam sistem ini ber dasar kan suatu angga pan bahwa Wajib Pajak pada
awal tahun menak sir sendiri besar nya pajak terutang yang sesungguhnya
diteta pkan oleh fisk us.
3. W itholding System
Suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang untuk
menentukan besar nya pajak yang terutang oleh seseor ang ber ada pada
pihak k etiga, dan bukan oleh fisk us maupun oleh Wajib Pajak itu sendiri.
4. F ull Self Assessment System
Suatu sistem pemungutan pajak dimana Wajib Pajak boleh
menghitung dan mela por kan sendiri besar nya pajak yang harus disetor kan.
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 9/26
9
Wajib Pajak harus ak tif menghitung dan mela por kan jumlah pajak
terutangnya tan pa campur tangan fisk us.
F.4 Pajak Daerah
Pajak Daer ah merupakan salah satu andalan Penda patan Asli Daer ah
disamping Retribusi Daer ah, Hasil Perusahaan Pemilik Daer ah dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daer ah Lainnya yang dipisahkan. Menurut UU No.18
Tahun 1997 tentang Pajak Daer ah dan Retribusi sebagaimana telah diubah
ter akhir dengan UU No. 34 Tahun 2000, Pajak Daer ah adalah iur an wajib yang
dilak ukan oleh or ang pribadi atau badan k epada Pemerintah Daer ah tan pa imbalan
langsung yang seimbang. Pajak Daer ah da pat dipak sakan ber dasar kan per atur an
perundang-undangan yang berlak u, yang hasilnya digunakan untuk membiayai
penyelenggar aan Pemerintah Daer ah dan pembangunan daer ah.
Kriteria Pajak Daer ah tidak jauh berbeda dengan k riteria pajak pusat, yang
membedakan k eduanya adalah pihak pemungutnya. Menurut Davey dalam
Suandy (2000) ada empat k riteria dari Pajak Daer ah yaitu:
1. Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daer ah ber dasar kan per atur an
dari daer ah sendiri.
2. Pajak yang dipungut ber dasar kan per atur an Pemerintah Pusat dan
peneta pan tarif nya dilak ukan oleh Pemerintah Daer ah.
3. Pajak yang diteta pkan dan dipungut oleh Pemerintah Daer ah.
4. Pajak yang dipungut dan diadministr asikan oleh pemerintah teta pi
hasil pungutannya diberikan k epada Pemerintah Daer ah.
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 10/26
10
Berik ut jenis-jenis pajak daer ah beserta tarif nya:
a. Pajak Hotel 10% (sepuluh persen);
b. Pajak Restor an 10% (sepuluh persen);
c. Pajak Hibur an 35% (tiga puluh lima persen);
d. Pajak Rek lame 25% (dua puluh lima persen);
e. Pajak Pener angan Jalan 10% (sepuluh persen);
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 20% (dua puluh persen)
g. Pajak Par k ir 20% (dua puluh persen).
Dari k riteria di atas, da pat disimpulkan bahwa pengertian Pajak Daer ah
adalah pajak yang diteta pkan dan dipungut di wilayah daer ah dan ada bagi hasil
antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daer ah.
F.5 Ciri-Ciri Pajak Daerah
Untuk mempertahankan prinsip- prinsip Pajak Daer ah maka perpajakan
daer ah harus memilik i cirri-ciri tertentu. Ada pun cirri-ciri yang dimak sud adalah
sebagai berik ut:
1. Pajak Daer ah secar a ekonomis da pat dipungut, ber arti perbandingan
antar a penrimaan pajak harus lebih besar dibandingkan ongkos
pemungutannya.
2. Relatif sta bil, artinya penerimaan pajaknya tidak berfluk tuatif terlalu
besar , kadang-kadang meningkat secar a dr astic dan adakalanya
menurun secar a tajam.
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 11/26
11
3. Tax base Pajak Daer ah harus merupakan perpaduan antar a prinsip
k euntungan (benefit) dan k emampuan untuk membayar (ability to
pay).
F.6 Pengertian Pajak Parkir
Sesuai dengan Per da K a bupaten Bantul No. 05 Tahun 2009, pajak par k ir
merupakan pajak yang dipungut atas penyelenggar aan tempat par k ir di luar badan
jalan oleh or ang pribadi atau badan, baik yang disediakan ber kaitan dengan pokok
usaha maupun yang disediakan sebagi suatu usaha, termasuk penyediaan tempat
penitipan k endar aan bermotor yang emungut biaya. Perbedaan antar a Pajak Par k ir
dengan retribusi par k ir di tepi jalan umum yang selanjutnya disebut retribusi yaitu
terletak pada penggunaan lahan par k ir nya. Pada retribusi dik enakan ter hada p
pembayar an atas penggunaan tempat-tempat par k ir di tepi jalan umum, yang
masih merupakan f asilitas milik pemerintah, yang diteta pkan walikota atau bupati,
pajak par k ir dik enakan ter hada p pembayar an atas penyelenggar aan ten pat par k ir
di luar badan jalan, yang ber arti f asilitas milik pribadi dan biasanya dik elola oleh
pihak swasta. Berik ut kondisi-kondisi yang termasuk o b jek pajak par k ir:
a. Penyelenggar aan tempat par k ir oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daer ah.
b. Penyelenggar aan par k ir oleh k edutaan, konsulat, perwak ilan negar a
asing dan perwak ilan lembaga-lembaga inter nasional dengan asas
timbal balik .
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 12/26
12
c. Penyelenggar aan tempat par k ir lainnya yang diatur dengan Per atur an
Daer ah.
Sub jek pajak par k ir adalah or ang pribadi atau badan yang melak ukan
pembayar an tempat par k ir. Pembayar an merupakan jumlah yang diterima atau
seharusnya diterima sebagai pembayar an k epada pemilik atau penyelenggar a
tempat par k ir (di luar badan jalan yang disediakan oleh or ang pribadi atau badan).
Secar a garis besar , sub jek pajak adalah pihak- pihak (or ang pribadi atau
badan) yang akan dik enakan pajak, sedangkan o b jek pajak adalah segala sesuatu
yang dik enakan pajak dan Wajib Pajak adalah sub jek pajak yang menurut
k etentuan perundang-undangan perpajakan dibwajibkan untuk melak ukan
pembayar an pajak yang terutang, termasuk pemungut atau pemotong pajak .
Dengan kata lain setia p Wajib Pajak adalah sub jek pajak .
F.7 Value For Money
Dalam kontek s otonomi daer ah, value for money merupakan jembatan
untuk menghantar kan Pemerintah Daer ah menca pai good governance. Value for
money tersebut harus dio per asionalkan dalam pengelolaan k euangan daer ah dan
anggar an daer ah. Untuk menduk ung dilak ukannya pengelolaan dana publik
( public money) yang mendasar kan konsep value for money, maka diperlukan
sistem pengelolaan k euangan daer ah dan anggar an daer ah yang baik . Hal tersebut
da pat terca pai a pa bila Pemerintah Daer ah memilik i sistem ak untansi yang baik .
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 13/26
13
K onsep value of money ter diri atas tiga elemen utama, yaitu:
1. Ekonomi
2. Efisiensi
3. Efek tifitas
F.7.1 Ekonomi
Ekonomi ter kait dengan pengkonversian in put primer berupa sumber daya
k euangan (uang atau kas) menjadi in put sek under berupa tenaga k er ja, bahan,
infr astruk tur dan bar ang modal yang dikonsumsi untuk k egiatan o per asi
or ganisasi. K onsep ekonomi sangat ter kait dengan konsep biaya untuk
memper oleh in put. Ekonomi memilik i pengertian bahwa sumber daya in put
hendaknya diper oleh dengan har ga lebih rendah ( spending less), yaitu har ga yang
mendekati har ga pasar. Secar a matematis, ekonomi merupakan perbandingan
in put dengan nilai rupiah untuk memper oleh in put tersebut.
Rumus penguk ur an ekonomi sebagai berik ut:
Ekonomi =
F.7.2 Efisiensi
Ber kaitan dengan pajak, penguk ur an efisiensi dilak ukan dengan menguk ur
bagian dari hasil pajak yang akan digunakan untuk menutup biaya pemungutan
pajak (Devas, 1989). Biaya yang dimak sud adalah jumlah dari biaya pendaftar an,
pendataan, dan peneta pan besar nya pajak terutang, serta biaya penagihan
In put
Har ga In put (Rp)
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 14/26
14
sedangkan realisasi yang dimak sud adalah penca paian tar get yang telah dica pai.
Efisiensi semak in besar jika biaya untuk memper oleh penerimaan ditekan
serendah mungk in ter hada p hasil pajak (Devas, 1989).
Rumus penguk ur an efisiensi untuk pemungutan pajak adalah:
Efisiensi =
Penerimaan pajak da pat dikatakan efisien a pa bila realisasi penerimaan
pajak lebih besar dari biaya pemungutan. Semak in k ecil r asio maka semak in
efisien (Medi, 1986).
Dari metode Nick Devas, maka k riteria penguk ur an efisiensi dari
penelitian ini adalah:
1. Apa bila hasilnya < 20% ber arti sangat efisien
2.
Apa bila hasilnya 20% X 85% ber arti efisien
3. Apa bila hasilnya > 85% ber arti tidak efisien
F.7.3 Efektifitas
Efek tifitas yaitu hubungan antar output dan tu juan atau da pat juga
dikatakan merupakan uk ur an seber a pa jauh tingkat output tertentu, k ebi jakan dan
pr osedur dari or ganisasi. Efek tifitas juga ber hubungan dengan der ajat
k eber hasilan suatu o per asi pada sek tor publik sehingga suatu k egiatan dikatakan
efek tif jika k egiatan tersebut mempunyai pengaruh besar ter hada p k emampuan
Biaya Pemungutan Pajak
Realisasi Pajak
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 15/26
15
menyediakan pelayanan masyar akat yang merupakan sasar an yang telah
ditentukan (Devas, 1989).
Efek tifitas digunakan untuk menguk ur hubungan antar a hasil pungutan
suatu pajak dengan tu juan atau tar get yang telah diteta pkan (Mar diasmo, 2002).
Rumus penguk ur an efek tifitas untuk pemungutan pajak adalah sebagai berik ut:
Efek tifitas =
Dari pengertian efek tifitas tersebut disimpulkan bahwa efek tifitas
bertu juan untuk menguk ur r asio k eber hasilan, semak in besar r asio maka semak in
efek tif , standar minimal r asi k eber hasilan adalah 100% atau satu dimana realisasi
sama dengan tar get yang telah ditentukan. R asio di bawah standar minimal
k eber hasilan da pat dikatakan tidak efek tif. Selama ini belum ada uk ur an bak u
mengenai efek tifitas, uk ur an efek tifitas biasanya dinyatakan secar a k ualitatif
dalam bentuk per nyataan saja ( judgment ).
Tingkat efek tifitas da pat digolongkan k edalam beber a pa kategori yaitu:
1. Hasil perbandingan tingkat penca paian di atas 100% ber arti sangat efek tif
2. Hasil perbandingan tingkat penca paian sama dengan 100% ber arti efek tif
3. Hasil perbandingan tingkat penca paian di bawah 100% ber arti tidak efek tif
Realisasi Pajak
Tar get Pajak
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 16/26
16
Gambar 1.
Value for Money Chain
Apa bila dikaitkan dengan manajemen k iner ja berbasis outcome, f ok us
terpenting manajemen k iner ja sek tor publik adalah pada penca paian efek tifitas.
Untuk menca pai efek tifitas or ganisasi harus efisien, sebaliknya or ganisasi yang
efisien belum tentu efek tif. Sebagai contoh, pemerintah mungk in ber hasil
membangun gedung pertemuan dengan pemanf aatan dana yang efisien, namun
gedung tersebut bisa jadi tidak efek tif karena tidak digunakan secar a o ptimal
sehingga tingkat k emanf aatannya rendah. Tingkat efek tifitas gedung yang rendah
akan menimbulkan inefisiensi, karena gedung tersebut akan mengkonsumsi biaya
pemelihar aan yang merupakan biaya teta p. Yang perlu dilak ukan or ganisasi
adalah tidak sek edar melak ukan efisiensi biaya akan teta pi menca pai efek tifitas
Value For Money
(3E)
In put Primer (Rp)
In put(masukan)
Output(k eluar an)
Outcome(hasil)
Ekonomi
(spending less
Efisiensi
(spending well
Efek tifitas
(spending wisel
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 17/26
17
biaya, yaitu dengan mengupayakan setia p biaya yang dik eluar kan da pat menca pai
hasil yang dik ehendak i. Jika efek tiftas biaya telah terpenuhi, setia p biaya yang
dik eluar kan tidak sia-sia.
G. PENILITIAN TERDAHULU
Hasil penelitian yang dilak ukan oleh Sumar di (2004) melalui analisis
potensi dan realisasi Pajak Par k ir Non Badan Jalan K ota Sur akarta Tahun 2004
menyimpulkan bahwa pada pr ak teknya hasil pajak par k ir tidak sesuai dengan
realisasinya atau belum bisa dimak simalkan. Potensi pajak par k ir sebenar nya kota
Sur akarta pada tahun 2004 k ur ang lebih Rp 117.511.250,00 namun baru
ditar gertkan Rp 75.000.000,00 (63,82%) ber arti potensi pajak par k ir nampak
bahwa potensi masih cuk up besar dengan uk ur an r aiso cak upan sebesar 26,59%.
Hasil penelitian yang dilak ukan oleh Sur anta dan Syafiqur ahman (2005)
ditemukan bahwa masih banyak instansi atau per or angan yang menjalankan usaha
jasa par k ir yang berpotensi diteta pkan sebagai wajib pajak par k ir dan da pat
dipungut pajak dari o b jek pajak tersebut.
Hasil penelitian yang dilak ukan oleh Mulyadi (2007) ditemukan bahwa
pemungutan pajak di K PP sidoar jo dikategorikan sangat efisien dengan tingkat
r ata-r ata efisiensi dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 sebesar 28%.
Pemungutan pajak di K PP sidoar jo dikategorikan efek tif dengan tingkat r ata-r ata
efek tifitas 100,21%.
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 18/26
18
H. METODE PENELITIAN
Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berik ut :
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diper oleh secar a langsung dari
sumber asli (tidak melalui per antar a), data diper oleh berupa hasil
wawancar a. Data Primer secar a khusus diper oleh dengan car a wawancar a
langsung dengan pihak K antor Pelayanan Pajak Daer ah K a bupaten Bantul.
2. Data Sek under
Data sek under adalah data yang diper oleh secar a tidak langsung
yang peneliti per oleh dari buk u, artik el, Undang ± Undang dan per atur an
Daer ah (per da) yang berlak u.
H.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang di lak ukan adalah dengan k egiatan langsung k e
o byek penelitian, teknik yang digunakan meliputi:
1. Wawancar a
Wawancar a (inteview) dengan pihak K PPD yang secar a langsung
ber hubungan dengan pihak ter kait untuk memper oleh data yang ber hubungan
dengan pr ak tik pemungutan pajak par k ir , temuan masalah atau hal ± hal yang
ber hubungan dengan wajib pajak par k ir yang digunakan oleh peneliti sebagai
o b jek penelitian.
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 19/26
19
2. Dok umentasi
Dok umentasi yaitu mengumpulkan dan memilah data yang di
perlukan untuk di jadikan data penelitian.
3. Observasi
Dalam hal ini peneliti melak ukan pengamatan secar a langsung dan
pencatatan k eadaan atau fenomena yang di jumpai, k egiatan yang di
lak ukan oleh peneliti adalah k egiatan menghitung sub jek pajak par k ir atau
or ang pribadi atau badan yang secar a langsung melak ukan pembayar an
atas par k ir. Penulis mencatat k endar aan berupa mo bil, sepeda motor dan
bus yang masuk pada wilayah penyelenggar a par k ir pada tiga wak tu yang
berbeda untuk masing ± masing k endar aan. Tiga wak tu yang berbeda
tersebut merupakan sample dari total wak tu efek tif dalam satu hari yaitu
12 jam. Penulis menentukan wak tu dalam satu hari 6 jam yaitu:
a.
08.00 ± 10.00, dengan sebagai asumsi wak tu tersebut adalah
wak tu dimana kondisi k er amaian pada tingkat ³sedang´ untuk
masing - masing o b jek penelitian.
b. 14.00 ± 16.00, dengan asumsi wak tu tersebut adalah wak tu
dimana kondisi k er amaian pada tingkat ³r amai´ untuk masing ±
masing o b jek penelitian.
c. 18.00 ± 20.00, dengan asumsi wak tu tersebut adalah wak tu
dimana kondisi k er amaian pada tingkat ³sepi´ untuk masing ±
masing o b jek penelitian.
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 20/26
20
Pemilihan wak tu tersebut dihar a pkan da pat mewak ili jumlah jam efek tif
dalam satu hari yaitu 12 jam. Dari satu hari tersebut da pat mewak ili satu bulan
efek tif yaitu 30 hari.
H.2 Metode Analisis Data
Setelah semua data yang diperlukan ter k umpul, taha p selanjutnya adalah
menganalisa data. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
desk riptif k ualitatif berupa analisis potensi pajak par k ir pada o b jek penelitian
yang telah ditentukan sebelumnya dan analisis untuk menghitung efisiensi dan
efek tifitas pemungutan pajak par k ir yang dilak ukan oleh K PPD K a bupaten
Bantul.
Yang dimak sud secar a desk riptif adalah menggambar kan dan menjelaskan
data ber dasar kan teori yang telah ada, sedangkan penelitian dilak ukan dengan
mengur aikan data ± data yang telah diper oleh.
Analisis data dimulai dengan:
1. Penghitungan tingkat efisiensi dan efek tifitas pemungutan Pajak Par k ir
K a bupaten Bantul. Penguk ur an Efisiensi yang dilak ukan dengan menguk ur bagian
dari hasil pajak yang akan digunakan untuk menutup biaya pemungutan pajak
(Devas, 1989). Biaya yang dimak sud adalah jumlah dari biaya pendaftar an,
pendataan, dan peneta pan besar nya pajak terutang, serta biaya penghasilan
sedangkan realisasi yang dimak sud adalah penca paian tar get yang telah dica pai.
Efisiensi lebih besar jika biaya untuk memper oleh penerimaan ditekan serendah
mungk in ter hada p hasil pajak .
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 21/26
21
Rumus penguk ur an efisiensi adalah:
Efisiensi =
Penerimaan pajak da pat dikatakan efisien a pa bila realisasi penerimaan
pajak lebih besar dari biaya pemungutan. Dari metode Nick Devas, maka k riteria
penguk ur an penelitian efisiensi yang dilak ukan yaitu:
a. Apa bila hasilnya <20% ber arti sangat efisien.
b. Apa bila hasilnya antar a 20% sampai dengan 85% ber arti efisien.
c. Apa bila hasilnya >85% ber arti tidak efisien.
Penerimaan pajak da pat dikatakan efisien a pa bila realisasi penerimaan
pajak lebih besar dari biaya pemungutan. Semak in k ecil r asio maka semak in
efisien (medi, 1996).
Sedangkan efek tifitas diartikan sebagai se jauh mana unit yang dik eluar kan
mampu menca pai tu juan yang diteta pkan. Efek tifitas digunakan untuk menguk ur
hubungan antar a hasil pungutan suatu pajak dengan tu juan atau tar get yang telah
diteta pkan (Mar diasmo, 2002).
Rumus penguk ur an efek tifitas adalah sebagai berik ut:
Efek tifitas =
Tingkat efek tifitas digolongkan k edalam beber a pa kategori yaitu:
Biaya Pemungutan Pajak
Realisasi Pajak
Realisasi Pajak
Tar get Pajak
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 22/26
22
a. Hasil perbandingan tingkat penca paian diatas 100% ber arti sangat
efek tif.
b. Hasil perbandingan tingkat penca paian 100% ber arti efek tif
c. Hasil perbandingan tingkat penca paian dibawah 100% ber arti tidak
efek tif.
2. Per hitungan Potensi penerimaan Pajak Par k ir dengan car a pengkalian data
hasil o bservasi o byek penelitian dengan tarif Pajak Par k ir sehingga ditemukan
estimasi jumlah pajak terutang yang ditanggung oleh wajib pajak tersebut. Data di
per oleh dengan metode pemantauan dan o bservasi, pemantauan dilak ukan selama
6 (enam) jam untuk setia p k endar aan yang di jadikan o b jek penelitian. Kertas k er ja
(wor k sheet) ta bel per hitungan potensi adalah sebagai berik ut:
No Wak tu Jumlah
Kendar aan
Tarif Par k ir x Jumlah Kendar aan Total
Mo bil Motor Mo bil Motor
1 10.00 ± 12.00 xxx xxx xxx*tarif xxx*tarif X
2 14.00 ± 16.00 xxx xxx xxx*tarif xxx*tarif X
3 18.00 ± 20.00 xxx xxx xxx*tarif xxx*tarif X
Total A
R ata-r ata Per jam A/6 B
R ata-r ata Satu Hari (12 jam) B*12 C
Estimasi Penerimaan Par k ir/Bulan C*30 D
Estimasi Potensi Pajak Par k ir/Bulan D*20% E
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 23/26
23
I. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Ba b ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tu juan penelitian,
manf aat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Ba b ini menjelaskan tentang kajian teori, dan hasil penelitian ter dahulu.
BAB III METODE PENELITIAN
Ba b ini menjelaskan tentang o b jek yang diteliti, sumber data yang
digunakan dan penguk ur annya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Ba b ini mengur aikan bagaimana data diolah beserta pembahasannya.
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
Ba b ini berisi k esimpulan, k eterbatasan penelitian dan sar a untuk
penelitian mendatang
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 24/26
24
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Govindar ajan, 2002 :114, M anagement Control System, Diter jemahkan
oleh Drs. F.X Kur niawan T jak r awala, M. Si, Ak, Edisi 1, Salemba Emban
Patria, Jakarta.
Azhari A. Samudr a, M si, 1995, Perpajakan di Indonesia, PT Gr amedia Utama,
Jakarta.
B. Usman dan K. Subr oto 1980, pajak ± pajak Indonesia, cetakan k e 11 (sebelas),
Yayasan Bina Pajak, Jakarta.
Davey, Keneth J.,1983, financing Regional Government, John Wiley and sons,
New Yor k, dalam suandy, Erly, 2000, Hukum Pajak, Salemba Empat,
Jakarta.
Devas, Nick, (1988) ³Keuangan Daer ah Dalam r angka Pelak sanaan Otonomi
Daer ah yang Nyata dan Bertanggung Jawa b´. Litbang Depdagri, Jakarta,
dalam Jusuf SK , (2007) ³Kebi jakan Pengelolaan Daer ah K ota Tar akan´.
Pa par an Pada seminar dan Lokakar ya Nasional Reflek si Enam Tahun
Pelak sanaan Otonomi Daer ah, Jakarta.
Devas, Nick, 1989, Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia, UI Press, Jakarta.
Feldman. N. J, 1949, De Overheidsmiddelen Van Indonesia, Leiden, dalam
Suandy, Erly, 2000, Hukum Pajak. Salemba Empat, Jakarta.
Huk um.bantulka b.go.id
Mahmudi, 2007, M anajemen Kinerja Sektor Publik, UPP STIM YK P N,
Yogyakarta.
Mar diasmo,2003, Perpajakan, edisi Revisi, cetakan pertama, Andi, Yogyakarta.
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 25/26
25
Medi, Setianus, 1996, Kiner ja Pengelolaan Keuangan Daer ah Pr o pinsi Nusa
Tenggar a Timur , ³Tesis S2´ Pr ogr am Pasca Sar jana UGM Yogyakarta.
Mulyadi, Redo, (2007) ³ Analisis Potensi, Efisiensi dan Efektivitas Pemungutan
pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Sidoarjo Timur´. Sk ripsi S1,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Per atur an Daer ah K a bupaten Bantul nomor 05 tahun 2009 tentang perubahan
k edua atas per atur an daer ah ka bupaten bantul nomor 02 tahun 2000
tentang retribusi par k ir di tepi jalan umum, Yogyakarta
Pu ji, Br amastyo, 2008, Analisis Potensi, Efisiensi dan Efektivitas Pemungutan
Pajak Hotel dalam M eningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Temanggung, Sk ripsi, UII, Yogyakarta
Republik Indonesia, Per atur an Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun
2001 tentang, Pajak Daer ah.
Republik Indonesia, Undang ± Undang Nomor 3
4 Tahun 2000 tentang, Pajak
Daer ah dan Retribusi Daer ah.
Smeets, M.J.H, 1051, De economische Betekenis der Belastingen, dalam Suandy,
Erly, 2000, Hukum pajak. Salemba Empat, Jakarta
Suandy, Erly,2000, Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyanto, Catur , (1996) ́ Pengaruh pajak Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia 1970 ± 1994´. Jur nal Ekonomi dan Industri, PAU studi
ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
5/13/2018 Proposal Angger - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-angger 26/26
26
Sumar di, (2005) ³ Analisis Potensi dan Realisasi Pajak Parkir Non Badan Jalan
Kota Surakarta Tahun 2004´ Jur nal Dinamika Vol. 1 no.1,Mei 2005,26-
37.
Sur anta Sri dan Syafiqurr ahman Muhammad, (2005) ³ Ekstensifikasi Pajak
Daerah M elalui Pajak Parkir Sebagai Upaya Peningkatan Pendapatan
Asli Daerah Di Surakarta´ Jur nal Empirika Vol. 18, No.1, Juni 2005, 52-
67.