Proposal Agustago

download Proposal Agustago

of 22

description

Proposal PKL

Transcript of Proposal Agustago

  • 1

    PROPOSAL

    PRAKTEK KERJA LAPANGAN PKL

    PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PT. A PIT. B

    Oleh:

    MUHAMMAD AGUS

    12.090130.07

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MULAWARMAN

    SAMARINDA

    2015

  • 2

    PROPOSAL

    PRAKTEK KERJA LAPANGAN PKL

    PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PT. A PIT. B

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

    pada Program Studi D-3 Teknik Pertambangan,

    Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman

    Oleh:

    MUHAMMAD AGUS

    12.090130.07

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MULAWARMAN

    SAMARINDA

    2015

  • 3

    LEMBAR PENGESAHAN

    Nama Kegiatan : Praktek Kerja Lapangan PKL

    Tempat : PT. Ryan Eka Pratama

    Waktu : 23 Februari s/d 06 April 2015 (Ditentukan / Kebijakan Perusahaan)

    Samarinda, 02 Februari 2015

    Pemohon

    Muhammad Agus NIM : 1209013007

    Mengetahui, Ketua PS. D3 Teknik Pertambangan

    Universitas Mulawarman

    Dr. Ir. Sakdillah, MM NIP : 19561224 199512 1 001

    Dosen Pembimbing

    Ir. H. Adi Uzaimi Winaswangusti NIP : 19671213 199512 1 001

  • 4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Demi meningkatkan daya saing dari negara negara yang berada pada kawasan asia

    tenggara. Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat untuk membentuk

    sebuah pasar tunggal atau kemudian diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

    yang terletak di kawasan asia tenggara pada akhir 2015 mendatang. Hal ini nantinya akan

    memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara negara lain

    diseluruh asia tenggara sehingga persaingan ekonomi antar negara di asean akan semakin

    ketat. Tidak hanya berpengaruh pada persaingan ekonomi akan tetapi MEA ini juga sangat

    berpengaruh pada pasar tenaga kerja. Dikarenakan, pasar tenaga kerja terbuka luas dan bebas

    sehingga para pemuda pemudi Indonesia dituntut untuk mempunyai kompetensi lebih. Agar

    nantinya dapat bersaing dengan tenaga kerja asing.

    Sebagaimana fungsi mahasiswa sebagai Agen of Change, mahasiswa dituntut untuk mampu

    meningkatkan kualitas SDM yang dia miliki. Baik dalam segi intelektual, soft skill ataupun

    hard skill. Serta mahasiswa juga diharapkan mampu melakukan pengabdian terhadap

    masyarakat dengan mengimplementasikan disiplin ilmu yang telah ia pelajari pada masa

    kuliah.

    Program studi D3 Teknik Pertambangan merupakan salah satu pendidikan ilmu terapan,

    dimana ilmu terapan merupakan Jalur Profesional. Sehingga meningkatkan kulitas diri telah

    menjadi kewajiban tersendiri bagi mahasiswa. Melihat kondisi yang di hadapi oleh

    mahasiswa pada saat ini perlu diadakannya kegiatan penunjang kualitas dari mahasiswa itu

    sendiri. Sebuah kegiatan yang tersistematik dan terencana dengan harapan kegiatan tersebut

    mampu menjadi suplemen bagi perkembangan kualitas mahasiswa. Melalui kegiatan ini juga

    mahasiswa dididik agar menjadi intelektual muda yang tanggap terhadap permasalahan

    permasalahan yang timbul di tengah tengah kehidupan masyarakat serta mampu

    memecahakan permasalahan tersebut, khususnya dalam hal pertambangan.

  • 5

    Pertambangan merupakan kegiatan dalam rangka mengambil cadangan berharga di dalam

    bumi yang telah melewati berbagai macam kegiatan sehingga pada akhirnya layak untuk di

    tambang karena bernilai ekonomis. Dalam rangka analisis terhadap penyebaran endapan

    berharga terutama batubara, pemerintah melalui Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah

    mengeluarkan suatu parameter penelitian yang tertuang dalam SNI 13-6011-1999 yang terdiri

    dari sumberdaya batubara dan cadangan batubara. Istilah sumberdaya batubara (coal

    resources) adalah endapan batubara yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata,

    kemudian sumberdaya batubara dengan keyakinan geologi dapat berubah menjadi cadangan

    batubara (coal reserverses) setelah dilakukan pengajian kelayakan tambang dan memenuhi

    kriteria layak tambang.

    Perhitungan cadangan merupakan proses kuantifikasi formal suatu endapan bahan galian

    (bijih dan batubara). Perhitungan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang didasarkan

    pada pertimbangan empiris maupun teoritis.Volume, tonase, kadar dan kuantitas mineral

    merupakan atribut-atribut (variable/parameter) yang umum diperhitungkan. Perhitungan

    atribut tersebut harus optimal dalam arti tak bias dan tingkat kesalahan yang tidak melebihi

    kriteria yang dapat dipertanggung jawabkan.

    Prinsip perhitungan cadangan adalah berdasarkan hasil suatu kisaran. Model cadangan yang

    dibuat adalah hasil pendekatan dari kondisi yang sebenarnya yang dihasilkan dari kegiatan

    eksplorasi. Hasil dari perhitungan ini masih mengandung ketidakpastian .Oleh karena itu

    tugas akhir ini diharapkan dapat meminimalkan ketidakpastian tersebut dengan melakukan

    suatu simulasi Permodelan Endapan Batubara dan Analisis Perhitungan Cadangan

    Tertambang dengan menggunakan Metode Block.

    1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

    Adapun tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :

    a) Memperluas ilmu pengetahuan yang dimiliki dan dapat mengaplikasikannya setelah

    selesai dalam kegiatan praktek kerja lapngan tersebut.

    b) Memberikan pengalaman bagi mahasiswa tentang dunia kerja sebenarnya.

  • 6

    c) Memberikan pengetahuan atau pemahaman kepada mahasiswa tentang penerapan baik

    teori maupun praktek yang mereka dapatkan di banku kuliah pada lapangan kerja

    sesungguhnya.

    d) Memberikan ilmu ilmu tambahan yang tidak didapatkan pada bangku perkuliahan.

    e) Untuk memenuhi persyaratan akademis pada dalam rangka penyusunan tugas akhir pada

    Program Studi D3 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman.

    1.3 Dasar Kegiatan

    Adapun dasar atau landasan dalam pelaksanaan kegiata ini adalah :

    a) Tri Dharma Perguruan Tinggi

    b) Program Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

    c) Link adn Match yang diterima dari lapangan

  • 7

    BAB II

    URAIAN KEGIATAN

    2.1 Nama Kegiatan

    Praktek Kerja Lapangan

    2.2 Tema Kegiatan

    Perhitungan Cadangan Batubara di PT. A, PIT B

    2.3 Waktu dan Tempat Kegiatan

    Pelaksanaan kegiatan PKL disesuaikan dengan kurikulum di Program Studi D3 Teknik

    Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman dan juga disesuaikan dengan waktu

    yang tersedia pada perusahaan tempat berlangsungnya kegiatan PKL. Diharapkan kegiatan

    PKL ini dapat berlangsung selama 6 minggu yaitu mulai 23 pebruari 06 aprilt 2015.

    2.4 Peserta

    Peserta kegiatan PKL ini adalah mahasiswa Program Studi D3 Teknik Pertambangan

    Fakultas Teknik Universitas Mulawarman. Adapun biodata dari mahasiswa tersebut:

    Nama : Muhammad Agus

    Nomor Induk Mahasiswa : 1209013007

    Tempat/Tanggal Lahir : Paser, 16 Agustus 1993

    Jenis Kelamin : Laki laki

    Kewarganegaraan : Indonesia

    Agama : Islam

    Alamat Lengkap : Jln. Propinsi KM.07 RT.005 RW.002 No.014 Kel.

    Nipah Nipah, Kec. Penajam, Kab. Penajam Paser Utara

    Program Studi : D3 Teknik Pertambangan

    Fakultas : Teknik

    Universitas : Mulawarman

  • 8

    Semester : VI (Enam)

    No. Handphone : 0821-5343-3848

    Email : [email protected]

    2.5 Agenda Kegiatan

    Adapun penjadwalan selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini berlangsung adalah

    sebagai berikut :

    Keterangan : Jadwal dan kegiatan ini bersifat fleksible, dan dapat berubah ubah

    sewaktu waktu sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan oleh pihak perusahaan

    2.6 Bimbingan dan Supervisi

    Program Praktek Kerja Lapangan ini sangat memerlukan adanya bimbingan yang memadai.

    Tentunya kerjasama anatara staf staf dari lingkungan perusahaandan staf pengajar (dosen)

    Program Studi D3 Teknik Pertambangan menjadi hal yang penting dalam membimbing

    mahasiswa PKL dapat terlaksana dengan baik. Mahasiswa yang mengikuti program praktek

    kerja lapangan dibimbing oleh:

    a) Staf karyawan dari perusahaan

    b) Dosen Pembimbing dari Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

    2.7 Relevansi

    Kegiatan Minggu

    I II III IV V VI

    Pengenalan(Umum)

    Pengamatan proses dan

    pengambilan data laporan

    Presentasi Hasil PKL

  • 9

    Kegiatan praktek kerja lapangan ini bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir

    sehingga mampu menambah ilmu pengetahuan mengenai perhitungan overburden. Selain itu

    bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai masukan yang bermanfaat mengenai metode

    perhitungan overburden. Serta bagi pihak lain, terutama rekan rekan mahasiswa serta para

    pembaca adalah sebaggai sumbangan pemikiran dan informasi dalam bidang perhitungan

    overburden.

    2.8 Metodologi Penelitian

    Studi Literatur

    Pengumpulan Data

    Data Topografi Data Survey Data Litologi

    Pengolahan Data

    Perhitungan Cadangan

    Kesimpulan

  • 10

    2.9 Pembiayaan Kegiatan

    Demi kelancaran pelaksanaan prakaek kerja lapangan ini diharapkan selama kegiatan

    berlangsung penulis mendapatkan bantuan dari instansi perusahaan dalam bentuk tempat

    tinggal (mess), konsumsi dan transportasi.

  • 11

    BAB III

    LANDASAN TEORI

    3.1 Pengertian Batubara

    Batubara (coal) adalah sedimen batuan organik yang mudah terbakar (dengan komposisi

    utama karbon, hidrogen, dan oksigen), terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan selama periode

    waktu yang panjang (puluhan sampai ratusan juta tahun). Sisa-sisa tumbuhan dapat berasal

    anatara lain dari lumut, ganggang, kayu, buah, dan dedaunan yang merupakan sumberdaya

    senyawa organik (sellulosa, karbohidrat, lignin, protein, dan lemak). Selain terbentuknya dari

    senyawa-senyawa organik, juga disertai senyawa anorganik terutama unsur mineral yang

    berasal dari lempung, pasir kuarsa, batu kapur dan sebagainya. Akibat pengaruh tekanan dan

    mikroba disertai beberapa peristiwa kimia dan fisika ataupun keadaan geologi, sisa-sisa

    tumbuhan ini akan hancur, menggumpal, bersatu dengan yang lainnya yang akhirnya

    membentuk lapisan batubara. (Andi, 2010, h.1)

    3.2 Endapan Batubara

    Endapan batubara ialah endapan yang mengandung hasil akumulasi material organik yang

    berasal dari bekas tumbuhan yang telah melalui proses penggambutan dan pembatubaraan

    litifikasi dara membentuk lapisan batubara. Material tersebut telah mengalami kompaksi ,

    ubahan kimia dan proses metamorfosis oleh peningkatan panas dan tekanan selama periode

    geologis. Bahan-bahan organik yang terkadang dalam lapisan batubara mempunyai berat

    lebih dari 50% atau volume bahan organik tesebut, termasuk kandungan lengas

    bawaan(inherent moisture), lebih dari 70 %. (SNI 5015-2015)

  • 12

    Tabel Parameter kondisi geologi

    Kondisi Geologi

    Parameter

    Sederhana Moderat Kompleks

    I.A. AspekSedimentasi

    1. VariasiKetebalan

    2. Kesinambungan

    3. Percabangan

    I.B AspekTektonik

    1. Sesar

    2. Lipatan

    3. Intrusi

    4. Kemiringan

    sedikit bervariasi

    ribuan meter hampir

    tidak ada

    hampir tidakada

    hampir tidak terlipat

    tidak berpengaruh

    landai

    bervariasi

    ratusan meter

    beberapa

    jarang

    terlipat sedang

    berpengaruh

    sedang

    Sangat bervariasi

    puluhan meter

    banyak

    rapat

    terlipat kuat

    sangat berpengaruh

    terjal

    II. Variasi Kualitas Sedikit bervariasi bervariasi Sangat bervariasi

    3.3 Sumberdaya Batubara

    Sumberdaya batubara (coal resources) adalah bagian dari endapan batubara dalam bentuk

    dan kualitas tertentu serta mempunyai prospek beralasan yang memungkinkan untuk

    ditambang secara ekonomis . Lokasi, kualitas, kuantitas, karakteristik geologi dan

    kemenerusan dari lapisan batubara yang telah diketahui, di perkirakan atau di

    interprestasikan dari bukti geologi tertentu. Sumberdaya batubara di bagi sesuai dengan

    tingkat kepercayaan geologi kedalam kategori tereka, terunjuk dan terukur.

    3.4 Klasifikasi Sumberdaya Batubara

    Menurut Standar Nasional Indonesia (5015 : 2011) klasifikasi sumberdaya batubara

    merupakan pengelompokkan batubara yang didasarkan atas tingkat keyakinan geologi dan

    kelayakan ekonomi, sehingga pada akhirnya diperoleh kelas-kelas sumberdaya batubara:

    a. Sumberdaya Batubara Tereka (Inferred Coal Resources)

    Bagian dari total estimasi sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya hanya

    dapat diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Estimasi dari

    kategori kepercayaan ini dapat berubah secara berarti dengan eksplorasi lanjut.

  • 13

    b. Sumberdaya Batubara Terunjuk (Indicated Coal Resources)

    Bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya dapat

    diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang masuk akal, didasarkan pada

    informasi yang didapatkan dari titik-titik pengamatan yang mungkin didukung

    oleh data pendukung.

    c. Sumberdaya Batubara Terukur (Measured Coal Resources)

    Bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya dapat

    diperkirakan dengan tingkat kepercayaan tinggi, didasarkan pada informasi yang

    didapat dari titik-titik pengamatan yang diperkuat dengan data-data pendukung.

    Tabel jarak titik informasi menurut kondisi geologi

    Standar Nasional Indonesia (5015 : 2011)

    Kondisi

    Geologi Kriteria

    Sumberdaya

    Terukur Terunjuk Tereka Hipotetik

    Sederhana

    Jarak titik

    informasi

    (m)

    x 500m 500 < x 1000m 1000 < x 1500m Tidak terbatas

    Moderat x 250m 250 < x 500m 500 < x 1000m Tidak terbatas

    Kompleks x 100m 100 < x 200m 200 < x 400m Tidak terbatas

    3.5 Klasifikasi Menurut Sistem United States Geological Survey (USGS, 1983)

    Sistem United States Geological Survey merupakan salah satu metode perhitungan

    sumberdaya batubara, karena pada pengukuran bahan galian yang berbentuk perlapisan

    (tabular) memiliki ketebalan dan kemiringan lapisan yang relatif konsisten. Sumberdaya

    yang dihitung terdiri dari sumberdaya terukur (measured coal) dan sumberdaya terunjuk

    (indicated coal), yang keduanya termasuk ke dalam jenis sumberdaya demonstrated coal.

    Teknik perhitungan dalam sistem United States Geological Survey dengan membuat

    lingkaran-lingkaran (setengah lingkaran) pada setiap titik informasi endapan batubara.

  • 14

    Klasifikasi Sumberdaya Menurut Sistem United States Geological Survey

    (USGS, 1983)

    Sumberdaya Radius Lingkaran

    Sumberdaya Terukur 0-400 meter

    Sumberdaya Terunjuk 400-1200 meter

    Klasifikasi sumberdaya menurut Sistem United States Geological Survey hanya berlaku

    untuk kemiringan lapisan lebih kecil atau sama dengan 30 (30), sedangkan untuk

    batubara dengan kemiringan lapisan lebih besar dari 30 (>30) caranya dengan

    mencari harga proyeksi radius lingkaran-lingkaran tersebut ke permukaan terlebih dahulu.

    Perhitungan tonnase sebagai berikut :

    Dimana:

    W = Tonnase (MT)

    L = Luas Daerah Terhitung ( )

    T = Tebal Rata-Rata Batubara (m)

    Bj = Berat Jenis Batubara (ton/ )

    W = L T Bj

  • 15

    Gambar 3.1

    Teknik Perhitungan Sumberdaya Batubara Berdasarkan

    Sistem United States Geological Survey (1983)

    3.6 Klasifikasi Cadangan Batubara

    Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 5015:2011) , cadangan batubara (coal

    reserves) adalah bagian dari sumberdaya terunjuk dan terukur yang dapat ditambang secara

    ekonomis. Estimasi cadangan batubara harus memasukkan perhitungan dilution dan losses

    yang muncul pada saat batubara ditambang. Penentuan cadangan secara tepat dapat menjadi

    bagian dari studi kelayakan. Penentuan tersebut harus telah mempertimbangkan semua

    faktor-faktor yang berkaitan seperti metode penambangan.

    Jumlah cadangan batubara dunia diperkirakan mencapai 1.062 miliar ton , cukup untuk

    konsumsi dunia selama 190 tahun berdasarkan tingkat produksi tahun 2010, sebagai

    perbandingan cadangan minyak dunia hanya cukup untuk konsumsi 35 tahun.

  • 16

    Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI 5015:2011), cadangan batubara (coal reserve)

    dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu:

    a. Cadangan Terkira (Probable Reserve)

    Sumberdaya batubara terunjuk dan sebagian sumberdaya batubara terukur yang

    tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan

    tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat

    dilakukan secara ekonomis.

    b. Cadangan Terbukti (Proved Reserve)

    Sumberdaya batubara terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua

    faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara

    ekonomis.

    Selain kedua kategori cadangan batubara di atas, ada pula tiga tipe cadangan batubara dari

    sumberdaya terukur yang perlu diketahui berdasarkan standar Australia, yaitu:

    1. Cadangan Tertambang (Mineable Reserves)

    Cadangan batubara insitu dari sumberdaya terukur atau terunjuk yang dapat

    ditambang atas pertimbangan lingkungan, peraturan pemerintah dan teknologi yang

    digunakan saat ini. Pada perhitungan cadangan tertambang ini juga diperhitungkan

    faktor kehilangan (losses), yaitu faktor-faktor kehilangan cadangan akibat tingkat

    keyakinan geologi maupun akibat teknis pertambangan. Beberapa faktor losses

    tersebut antara lain:

    a) Geological Losses

    Geological Losses adalah faktor kehilangan akibat adanya variasi ketebalan,

    parting, maupun pada saat pengkorelasian batubara. Biasanya untuk kemudahan,

    langsung diambil nilai umum yaitu 5-10%. Namun dapat juga dengan

    memperhatikan pola variasi ketebalan batubara.

    b) Mining losses

    Mining losses adalah faktor kehilangan akibat teknis penambangan, seperti faktor

    alat, faktor keselamatan, dan lain-lain. Secara umum, untuk metode strip mining

    digunakan mining losses sebesar 10%, sedangkan untuk tambang bawah tanah

    digunakan mining losses sebesar 40-50%.

    c) Processing losses

    Processing losses adalah faktor kehilangan akibat diterapkannya metode pencucian

    batubara atau kehilangan pada proses lanjut di stockpile. Faktor kehilangan ini

  • 17

    sangat tergantung pada hasil uji ketercucian (washability test), dimana harga

    perolehan (yield) ditentukan dari hasil uji tersebut.

    2. Cadangan Terperoleh (Recoverable Reserves)

    Cadangan batubara dari cadangan tertambang (mineable reserves) yang pasti

    tertambang atas dasar perhitungan biaya operasi penambangan yang ditetapkan saat

    ini serta telah memperhitungkan faktor persentase perolehan penambangan.

    3. Cadangan Terpasarkan (Marketable Reserves)

    Cadangan batubara dari cadangan terperoleh (recoverable reserves) yang dapat dijual

    atas perhitungan Run Of Mine (ROM), pencampuran batubara (coal blending) dan

    kualitas batubara.

    3.7 Tahapan Perhitungan Cadangan

    Pada prinsipnya perhitungan cadangan adalah tindak lanjut dari perhitungan sumberdaya

    yang kemudian dilakukan suatu kajian kelayakan untuk mengetahui apakah penambangan

    layak untuk dilaksanakan. Oleh karena itu tahapan awal perhitungan cadangan adalah

    melakukan perhitungan sumberdaya

    Data-data yang digunakan dalam perhitungan sumberdaya pada umumnya terdiri dari 3 (tiga)

    bagian yaitu :

    a. Peta Topografi

    Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti

    menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang

    berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan

    satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-

    ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang

    dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi

    adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik

    (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan

    tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan

    pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri

    permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.

  • 18

    Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan

    alam (asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar.

    Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan informasi spasial dari

    unsur-unsur pada muka bumi dan dibawah bumi meliputi, batas administrasi,

    vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia. (Djauhari, 2009, h.255)

    b. Peta geologi

    Peta geologi pada dasarnya merupakan suatu sarana untuk menggambarkan tubuh

    batuan, penyebaran batuan, kedudukan unsur struktur geologi dan hubungan antara

    satuan batuan serta merangkum berbagai data lainnya. Peta geologi juga merupakan

    gambaran teknis dari permukaan bumi dan sebagian bawah permukaan yang

    mempunyai arah, unsur-unsrnya yang merupakan gambaran geologi, Dinyatakan

    sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang pasti.

    Pada dasarnya peta geologi merupakan rangkaian dari hasil berbagai kajian

    lapangan. Hal ini pula yang menyebabkan mengapa pemetaan geologi diartikan

    sama dengan geologi lapangan. Peta geologi umumnya dibuat di atas suatu peta

    dasar (peta topografi/rupabumi) dengan cara memplot singkapan-singkapan batuan

    beserta unsur struktur geologinya di atas peta dasar tersebut. Pengukuran kedudukan

    batuan dan struktur di lapangan dilakukan dengan menggunakan kompas geologi.

    Kemudian dengan menerapkan hukum-hukum geologi dapat ditarik batas dan

    sebaran batuan atau satuan batuan serta unsur unsur strukturnya sehingga

    menghasilkan suatu peta geologi yang lengkap.

    Peta geologi dibuat berlandaskan dasar dan tujuan ilmiah dimana memanfaatkan

    lahan, air dan sumberdaya ditentukan atas dasar peta geologi. Peta geologi

    menyajikan sebaran dari batuan dan tanah di permukaan atau dekat permukaan

    bumi, yang merupakan penyajian ilmiah yang paling baik yang menghasilkan

    informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan untuk mengidentifikasi

    dan mencegah sumberdaya yang bernilai dari resiko bencana alam dan menetapkan

    kebijakan dalam pemanfaatan lahan. (Djauhari, 2009, h.250)

  • 19

    c. Data Pemboran

    Selain peta penyebaran titik bor, data-data pemboran yang perlu ditampilkan

    meliputi: koordinat titik bor, elevasi titik bor, sudut kemiringan pemboran (jika

    melakukan bormiring), total kedalaman, serta data log bor yang terutama

    menunjukkan posisi(kedalaman), deskripsi dan ketebalan batubara serta batuan

    lainnya. Pada umumnyapemboran eksplorasi untuk endapan batubara dilakukan

    dengan bor coring. Jika tidakmaka data pemboran harus dilengkapi dengan logging

    geofisika untuk meyakinkankondisi dan jenis batuan di sepanjang lubang bor. Data

    lubang bor dapat dilengkapijuga dengan data uji paritan atau uji sumuran.

    3.8 Perhitungan Cadangan Batubara Dengan Metode Neighboorhood Nearest Point

    (NNP)

    Neighboorhood Nearest Point memperhitungkan nilai di suatu blok didasari oleh nilai titik

    yang paling dekat dengan blok tersebut. Dalam kerangka model blok, dikenal jenis

    penaksiran poligon dengan jarak titik terdekat (rule of nearest point), yaitu titik (blok)

    terdekat memberikan nilai pembobotan satu untuk titik yang ditaksir, sedangkan titik (blok)

    yang lebih jauh memberikan nilai pembobotan nol (tidak mempunyai pengaruh).(Hustrulid

    W, M Kuchta, and Martin R .2013,h.245)

    Gambar 2.5

    Metode Neighboorhood Nearest Point Pada Model Blok

  • 20

    3.9 Perhitungan Cadangan Batubara Dengan Metode Blok Model

    Di dalam pertambangan, orang-orang ingin tahu sebanyak mungkin tentang deposit batubara

    mereka dan akibatnya mereka meminta estimasi rinci atas dasar kemungkinan terburuk di

    dalam penambangan.

    Permodelan dengan komputer untuk mempresentasikan endapan bahan galian umumnya

    dilakukan dengan model blok (block model). Volume overburden dan batubara dapat dengan

    mudah didapat dari volume blok. Dimensi block model dibuat sesuai dengan desain

    penambangannya, yaitu mempunyai ukuran yang sama dengan tinggi jenjang. Semua

    informasi seperti jenis batuan, kualitas batubara, dan topografi dapat dimodelkan dalam

    bentuk blok.

    lokasi blok tergantung pada berbagai faktor . Misalnya faktor elevasi dan juga bisa

    didasarkan pada overburden yang ada , jenis mineralisasi (oksida - sulfida) , zona kelas

    rendah kelas tinggi , dan lain-lain

    blok kotak pada data lubang bor dari Gambar F.2 akan ditunjukkan pada Gambar F.3 . Seperti

    dapat dilihat , beberapa blok memiliki lubang bor di dalamnya tetapi kebanyakan tidak.

    (Hustrulid W, M Kuchta, and Martin R .2013,h.245)

    Gambar F.2 Contoh dimensi hasil penaksiran dengan model blok

  • 21

    Gambar F.3 Block grid superimposed

    III.4 Perhitungan Cadangan Dengan Metode Poligon (Area of Influence)

    Metoda ini umum diterapkan pada endapan-endapan yang relatif homogen dan mempunyai

    geometri yang sederhana. Kadar pada suatu luasan di dalam poligon ditaksir dengan nilai data

    yang berada di tengah-tengah poligon sehingga metoda ini sering disebut dengan metoda

    poligon daerah pengaruh (area of influence). Daerah pengaruh dibuat dengan membagi dua

    jarak antara dua titik conto dengan satu garis sumbu (lihat Gambar F.4). (Sudarto,dkk .2005.

    h.VI-8)

    Gambar F.4 Metode Poligon

  • 22

    BAB IV

    PENUTUP

    Praktek kerja lapangan merupakan salah kegiatan yang mewadahi mahasiswa untuk

    meningkatkan kemampuan mahasiswa tersebut dibidangnya masing masing. Karena

    mahasiswa akan menerima hal yang tidak mereka dapatkan di dunia kampus.

    Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan ini diharapkan mahasiswa D3 Teknik

    Pertambangan memiliki kompetensi yang lebih dari sebelum mahasiswa tersebut

    melaksanakan praktek kerja lapangan. Sehingga tujuan dari pelaksanaan prkatek kerja

    lapangan tersebut dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Selain itu juga

    diharapkan terjalin kerjassama yang baik, antara pihak perusahaan dengan Fakultas Teknik

    Universitas Mulawarman guna mendukung kegiatan praktek kerja lapangan yang akan

    mendatang karena dasar dari kegiatan praktek kerja lapangan ini yang merupakan kegiatan

    periodik.

    Demikian proposal ini kami sampaikan, semoga bisa menjadi bahan pertimbangan dan

    sebagai pedoman kerja dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan. Apabila ada hal yang

    belum dikemukakan dan terdapat ketidaksesuaian jadwal atau hal lain maka prosal ini dapat

    diubah sesuai dengan kesepakatan. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan Rahmat dan

    Berkahnya kepada kita semua, atas segala perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

    Samarinda, Februari 2015

    Mahasiswa PKL