Proposal

download Proposal

of 24

description

pro

Transcript of Proposal

11

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDewasa ini akibat perkembangan jaman, transportasi merupakan hal yang dianggap penting untuk penunjang kebutuhan manusia. Dengan taraf kehidupan masyarakat, mobil merupakan salah satu sarana tranportasi darat yang sangat berperan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, baik untuk menjalankan kegiatan roda perekonomian sehari-hari maupun pembangunan. Untuk itu diperlukan suatu wadah yang memudahkan konsumen mendapatkan mobil yang diinginkannya, termasuk dalam hal perawatan dan modifikasi.Kota Palembang sebagai salah satu dari sembilan kota besar di Indonesia yang basisnya adalah kota metropolitan dengan jumlah penduduk saat ini 1.452.840 juta jiwa merupakan pangsa pasar yang menjanjikan untuk pemasaran mobil-mobil. Karena hal inilah dapat ditaksir akan menjaring konsumen khususnya di kota Pelembang terkait bisnis jual-beli mobil dengan dibangunnya showroom-showroom sebagai fasilitas pemasaran mobil.Pihak swasta menjadi aktor utama dalam pembangunan ini untuk membuat suatu pusat pelayanan mobil dengan fungsi bangunan yaitu sebagai bangunan yang komersial dengan visi, misi, dan tujuan komersial pula. Ditargetkan agar dapat memperluas jaringan konsumen serta menarik perhatian publik tentunya.Showroom yang dimaksudkan di atas adalah Showroom Premium Car dengan fasilitas mewah dan bertaraf internasional yang akan di bangun di jalan Tanjung si Api-api simpang Bandara SMB II. Proyek ini tentunya diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat menuju taraf hidup yang lenih baik serta terobosan-terobosanya yang inovatif di kota Palembang ini.Sebelum melaksanakan suatu pembangunan konstruksi yang pertama-tama dilaksanakan di lapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur bawah). Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan teknik sipil karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang bekerja diatasnya yaitu beban konstruksi atas.. Dalam laporan ini, penulis membahas perencanaan pondasi dengan tipe tiang pancang dan struktur pile cap serta perbandinganya di lapangan.

1.2Perumusan MasalahRumusan masalah yang diambil dalam kerja praktek adalah :1. Bagaimana prosedur pelaksanaan pekerjaan konstruksi tiang pancang dan pile cap pada proyek pembangunan Showroom Premium Car simpang bandara SMB II Palembang.2. Kendala apa saja yang dihadapi pada proses perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi pondasi tiang pancang dan pile cap pada proyek pembangunan Showroom Premium Car simpang bnadara SMBB II Palembang.3. Bagaimana menghitung daya dukung tiang pancang dan penulangan pile cap serta bagaimana perbandingan hasil perhitungan dengan kondisi nyata di lapangan terkait pembangunan Showroom Premium Car simpang bandara SMB II Palembang.

1.3 Maksud dan TujuanMaksud dilaksanakannya kerja praktek adalah untuk mengetahui dan memahami pelaksanaan pekerjaan dan perhitungan konstruksi tiang pancang dan pile cap pada proyek bangunan gedung bertingkat.Tujuan dari kerja praktek adalah:1. Memahami prosedur dan langkah-langkah pekerjaan konstruksi pondasi tiang pancang dan pile cap2. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di lapangan pada pekerjaan pelaksanaan konstruksi pondasi tiang pancang dan pile cap3. Menganalisa perhitungan daya dukung tiang pancang dan penulangan pile cap serta membandingkan hasil perhitungan dengan kondisi nyata di lapangan1.4 Ruang Lingkup PenulisanPenulisan laporan hasil kerja praktek ini berdasarkan hal-hal yang berhubungan dengan pembangunan proyek. Agar pembahasan menjadi jelas dan tidak meluas, maka penulisan laporan ini dititikberatkan pada tinjauan pelaksanaan dan perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang dan pile cap pada proyek pembangunan Showroom Premium Car simpang bandara SMB II Palembang.1.5 Metode PenulisanDi dalam penyusunan laporan ini digunakan beberapa metode pembahasan diantaranya:1. Studi PustakaDigunakan beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas baik itu dari buku-buku referensi, jurnal maupun situs internet.2. Tahapan ObservasiTinjauan secara rutin dan langsung pada Proyek Pembangunan Showroom Premium Car simpang bandara SMB II Palembang.3. DokumentasiMelakukan dokumentasi di lapangan guna melengkapi laporan Kerja Praktek.

1.6 Rencana Sistematika PenulisanLaporan Kerja Praktek ini dibagi menjadi 6 Bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut:1. Bab I. PendahuluanPembahasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan penulisan, ruang lingkup pembahasan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.2. Bab II. Uraian Umum ProyekDalam bab ini dibahas tentang gambaran umum proyek, data umum proyek, rencana perencanaan proyek, pihak-pihak yang terlibat dalam proyek, dan struktur organisasi proyek3. Bab III. Dasar TeoriBerupa bahasan mengenai landasan dasar berkaitan dengan bagian pekerjaan yang ditinjau, yaitu pengertian dasar pondasi, jenis-jenis pondasi tiang pancang bersumber dari berbagai buku dan literatur yang berkaitan4. Bab IV. Tinjauan Pelaksanaan PekerjaanPada bab ini membahas tentang tahapan dalam pelaksanaan pembangunan di lapangan yang terkait dengan pekerjaan pondasi, pemancangan, pembesian, pemancangan tiang pancang serta pemasangan pile cap dan tataan batu kali yang masih termasuk dalam bagian pondasi.5. Bab V. Tinjauan Perhitungan dan PembahasanPembahasan mengenai perhitungan daya dukung tiang pancang dengan menggunakan metode statis.6. Bab VI. Kesimpulan dan SaranBerisi kesimpulan akhir dari penulisan laporan kerja praktek serta saran yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek

II. GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1Data-data Proyek2.1.1Data-data Umum Proyek Uraian proyek pelaksanaan konstruksi pembangunan hotel The Excelton Palembang ini adalah sebagai berikut:Nama Proyek: Pembangunan Showroom Premium Car PalembangLokasi Proyek: Jalan Tanjung si Api-api simpang Bandara SMB II, PalembangPemilik Proyek: Khurmin HalimKonsultan Perencana: Ir. Christina Batara Konsultan Pengawas: Kontraktor: PT. ALKON NUSAJenis/Type Kontrak: Swasta atau swakelolaPeriode Pelaksanaan:

2.1.2Data-data Teknis Proyek Struktur Bangunan Terdiri Dari :Luas Bangunan: Jumlah Lantai: 2 lantaiPondasi: Tiang Pancang Bentuk Penampang Tiang : Persegi Dimensi Tiang: 20 cm x 20 cm , 25 cm x 25 cmKedalaman Lubang : 12 mMutu Beton: K-250Mutu Baja: U-24 , U-29Jumlah Titik Pancang: 270 titikBalok : Besi D25, D16 dan D13Kolom : Besi D25 dan D19Plat : Wiremesh M8-150 untuk lantai dasar dan besi 10 untuk lantai 1 hingga atap 2Sengkang : Tumpuan Balok 12-100 dan Lapangan Balok 12- 200 Tumpuan Kolom 12-150 dan Lapangan Kolom 12- 300Mutu Beton: K-250 untuk balok dan pelat K-250 untuk kolomMutu Baja: BJTD-40 (400 N/mm2)Plat Lantai: 15 cm untuk lantai parkir 12 cm untuk lantai selain parkir2.2Lokasi Proyek

Sumber : Dokumentasi PribadiGambar II.1 Peta Lokasi Proyek Pembangunan Showroom Premium Car simpang bandara SMB II Palembang

Sumber : Google MapGambar II.2 Peta Lokasi Proyek Pembangunan Hotel The Excelton Palembang

2.3Struktur Organisasi

OWNERKhurmin HalimKONSULTAN PERENCANAIr. Christina BataraKONTRAKTORPT.ALKON NUSAKONSULTAN PENGAWASAdapun struktur organisasi kegiatan pembangunan Showroom Premium Car dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Sumber : Data ProyekGambar II.3 Struktur Organisasi Kegiatan Proyek Pembangunan Showroom Premium Car simpang bandara SMB II Palembang

Keterangan : Hubungan Fungsional Hubungan Kontraktual

STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTORPT.POLYGON ABADI

Project ManagerIr.Joni KasimSite ManagerM.Ihsan,S.TAdministrasiEndang,S.ELogistikArfanDrafterFirdaus,S.TSurveyorSuhaimiPelaksana METri Kurniawan,STPelaksana Struktur dan FinishingArdiyanto,S.T.MandorAhmad

Sumber : Data ProyekGambar II.4 Struktur Organisasi Kontraktor 2.4Unsur Pelaksana ProyekUnsur pelaksana proyek pembangunan Showroom Premium Car ini adalah :2.4.1 Pemberi Tugas (Employer)Dalam proyek pembangunan Showroom Premium Car ini selaku owner sekaligus pemberi tugas adalah

2.4.2 KontraktorDalam proyek pembangunan Showroom Premium Car ini selaku kontraktor adalah PT. ALKONNUSA2.4.3 KonsultanDalam proyek pembangunan Showroom Premium Car ini selaku konsultan adalah

2.5Persyaratan Umum, Administrasi dan Teknis Proyek2.5.1 Persyaratan UmumPersyaratan umum dari proyek merupakan persyaratan yang harus dipatuhi antara pemilik proyek dan kontraktor yang memuat hal-hal umum mengenai peraturan pelaksanaan, rencana kerja, dan syarat-syarat penawaran yang dibuat dalam bentuk bentuk pasal.

2.5.2 Persyaratan AdministrasiPersyaratan administrasi meliputi dua hal yaitu persyaratan dalam penawaran dan persyaratan dalam pelaksanaan pekerjaan.2.5.3 Persyaratan TeknisPersyaratan teknis merupakan persyaratan yang menyangkut ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam proyek pembangunan Showroom Premium Car simpang bandara SMB II Palembang2.6Pendanaan dan PembiayaanPembiayaan proyek pembangunan Showroom Premium Car simpang bandara SMB II Palembang ini berasal dari dana pribadi penananam saham. Tahapan pembayaran proyek ini diatur sebagai pembayaran termin berdasarkan persentase per tahap sampai pekerjaan tersebut berdasarkan kemajuan pekerjaan.

III. DASAR TEORI 3.1 Gambaran Umum PondasiMenurut Bowles (1989), pondasi di definisikan sebagai bagian bangunan bawah tanah yang berfungsi untuk meneruskan (mentransmisikan) beban-beban bagian bangunan atas tanah. Beban ini berasal dari kolom dengan intensitas tegangan dapat mencapai 140 m Pa untuk baja dan 10 m Pa untuk beton. Setiap konstruksi yang akan dibangun haruslah ditopang dengan aman oleh pondasi sebagai jantungnya suatu konstruksi. Oleh karena itu, perencanaan pondasi sebelum pelaksanaan harus diperhitungkan dengan tepat agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan beban yang bekerja pada bangunan tersebut yang meliputi beban berguna, beban gempa, tekanan angin serta beban lainnya.

3.2 Klasifikasi PondasiBerdasarkan elevasi kedalamannya dan kemampuan pondasi dalam mentransmisikan beban bangunan atas maka pondasi dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok ,yaitu pondasi dangkal (shallow foundations) dan pondasi dalam (deep foundations).1. Pondasi DangkalPondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung dan digunakan bila tanah pendukung pondasi terletak di permukaan atau pada kedalaman maksimum 3 m serta memiliki kapasitas daya dukung yang cukup untuk memikul beban yang diterapkan. Jenis pondasi dangkal antara lain sebagai berikut:1. Pondasi telapak 2. Pondasi memanjang3. Pondasi kombinasi 4. Pondasi rakit (raft foundation),2. Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak jauh dari permukaan. Kedalamannya adalah perbandingan antara kedalaman pondasi dan lebar pondasi lebih dari empat (. Jenis pondasi dalam antara lain:1. Pondasi Sumuran (Pier Foundation) 2. Pondasi Tiang Pancang (pile foundation)3.3 Bored PileBored pile adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya kemudian diisi tulangan dan dicor dengan beton. Tiang ini biasanya dipakai pada tanah yang stabil dan kaku sehingga memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah mengandung air, pipa besi dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa ini ditarik ke atas pada waktu pengecoran beton. Pada tanah yang keras atau batuan lunak, dasar tiang dapat dibesarkan untuk menambah tahanan dukung ujung tiang.Adapun jenis jenis pondasi bored pile (Braja M. Das, 1941):1) Bored pile lurus untuk tanah keras2) Bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk trapesium3) Bored pile yang ujungnya diperbesar berbentuk bel4) Bored pile lurus untuk tanah batuan 3.4Kapasitas Dukung Bored pile 3.4.1 Kapasitas Dukung Satu Tiang Dalam menentukan kapasitas dukung satu tiang digunakan metode pendekatan analitis dari hasil pengujian karakteristik fisik dan mekanik tanah di laboratorium dan metode empiris dengan mengandalkan hasil pengujian di lapangan. 3.4.1.1 Kapasitas Daya Dukung Satu Tiang Berdasarkan Rumus Statis Analitis (Terzaghi,1943), kapasitas daya dukung satu tiang dapat dihitung dengan menggunakan persamaanQu= Qp + Qs (Pers III.1)dimana Qp adalah beban yang mampu dipikul oleh tiang dan Qs adalah tahanan kulit. Dengan memodifikasi persamaan Terzaghi untuk menentukan kapasitas daya dukung pada pondasi dangkal dimana faktor Nc, Nq, N akan berubah, maka kapasitas daya dukung satu tiang (Qp) dapat dihitung sebagai berikut:Qp = Ap ( cNc + qNq) .. (Pers III.2)dimana: Ap: Luas penampang ujung tiang (m2) c: Kohesi pada tanah (kg/m2) q: Tegangan vertikal efektif pada titik tiang Nc, Nq: Faktor kapasitas dukung

Tabel III.1. Hubungan antara dan Nq26283031323334353637383940

Nq(driven pile)1015212429354250627786120145

Nq( bore pile )581012141721253038436072

Sumber : (Naval Facilities Engineering Command Design Manual 7.02, 1986)Kapasitas tahanan kulit dapat dihitung dengan menggunakan kombinasi tahanan total dan tahanan efektif dimana kapasitas tahanan kulit dihitung sebagaiQs = As fs (L) ...(Pers. III.3)dimana: As: Luas selimut tiang fs : Tahanan kulit berdasarkan tipe tiang dan sudut gesek L : Pertambahan panjang

Tabel III.2. Hubungan antara tipe tiang dan sudut gesek tiangBahan Tiang = d

Baja20

Beton0,75

Kayu0,75

Sumber : (Naval Facilities Engineering Command Design Manual 7.02, 1986)Meyerhoff (1976) mengusulkan persamaan untuk tahanan gaya gesek untuk bored pile. ...... (Pers. III.4 )dimana: = tahanan gesek pada tiang = tekanan efektif di tengah tiang = luas selimut tiang = 0,10 untuk = 33 = 0,20 untuk = 35 = 0,30 untuk = 37 Meyerhoff (1976), kapasitas daya dukung satu tiang untuk tanah non-kohesif dihitung dengan menggunakan persamaan: Qp = Ap.qp = Ap. q. Nq*..(Pers III.5)

Tabel III.3 Nilai Nq* (Meyerhof, 1976)2023262930333639404345

Nq*12.417.929.546.556.796168276346650930

Sumber: Analysis and Design of Shallow and Deep Foundation,1971

Sedangkan kapasitas daya dukung satu tiang untuk tanah kohesif dihitung dengan menggunakan persamaan:Qp = 9CuAp .(Pers III.6)

3.4.1.2Kapasitas Daya Dukung Berdasarkan Rumus Statis Empiris1. Kapasitas Daya Dukung Menggunakan Hasil Sondir (Cone Peneration Test)Pengujian sondir (cone penetration test) adalah pengujian tanah yang sederhana dengan menggunakan alat sondir dengan kemampuan yang disesuaikan dengan beban yang nantinya akan bekerja (20 KN atau 100 KN). Dalam pengujian tersebut sebuah kerucut didorongkan ke dalam stratum tanah yang akan diselidiki dan tahanan yang terjadi diukur dengan menggunakan konus. Konus dibedakan dua tipe, yaitu konus dan bikonus. Untuk menghitung daya dukung bored pile berdasarkan data hasil pengujian sondir dapat dilakukan dengan metode Aoki dan De Alencar. Daya dukung ultimit pondasi bored pile dinyatakan dengan rumus:Qult = Qb x Ap. (Pers III.7)

dimana:Qult = Kapasitas daya dukung bored pileqb = Tahanan ujung sondirAp = Luas penampang tiang Kapasitas dukung ujung per satuan luas (qb) diperoleh sebagai berikut:qb = .(Pers III.8)dimana:qca (base) = perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D dibawah ujung tiangFb = faktor empirik yang tergantung pada tipe tanahFaktor Fb diberikan pada Tabel III.4

Tabel III.4. Faktor empirik FbTipe tiang pancangFb

Bored pile3.5

Baja1.75

Beton Pratekan1.75

Sumber: (Titi & Farsakh, 1999)

Pada perhitungan kapasitas bored pile dengan sondir tidak diperhitungkan daya dukung selimut bored pile. Hal ini dikarenakan perlawanan geser tanah yang terjadi pada pondasi bored pile dianggap sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

2. Kapasitas Daya Dukung Tunggal Menggunakan Hasil Penetrasi Standar (Standard Penetration Test)SPT adalah suatu metode uji yang dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh tanah terganggu dengan teknik penumbukan. Pengujian ini menggunakan jenis alat yang sederhana, yaitu berupa tabung standar dengan diameter 5 cm dan panjang 56 cm. Uji SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding ke dalam tanah disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63.5 kg yang dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0.76 m. (ASTM D 1586 dalam Bowles, 1983)Pelaksanaan pengujian dibagi dalam 3 tahapan dengan tebal contoh tanah 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, tahap kedua dicatat sebagai jumlah pukulan dan tahap ketiga adalah penjumlahan nilai pukulan N atau perlawanan SPT yang dinyatakan dalam pukulan/0.3 m. Pelaksanaan dilakukan di dasar lubang bor.Meyerhof menggunakan dua macam rumus, yaitu:a. Tiang berpenampang bundarPu = 40.N.Ap + 0.2. NSPT. As........................... (Pers III.9)b. Tiang berpenampang H atau IPu = 40.N.Ap + 0.1. NSPT. As........................... (Pers III.10)Keterangan:Pu: daya dukung maksimumN: nilai standar penetrasi pada ujung tiangNSPT: nilai rata-rata standar penetrasi sepanjang tiangAp: luas penampang ujung tiang (m2)As: luas selimut tiang (m2)Cara menghitung Ap dan AsPenampang bundarAp = x d2 ..................................................................(Pers III.11)As = .d.L ...................................................................(Pers III.12)Penampang HAp = H x B ...................................................................(Pers III.13)As = 2 (H+B)L .............................................................(Pers III.14)

3.4.1.3 Metode Loading Test Pengujian pembebanan pada tiang pancang dilakukan dengan menggunakan alat PDA Test (Pile Driving Analyzer). Test pembebanan yang dilakukan merupakan aksial loading test untuk tiang tekan. 3.4.2Kapasitas Dukung Tiang KelompokKonstruksi pondasi kemungkinannya sangat jarang terdiri dari sebuah tiang pancang tunggal. Pada umumnya, akan ada paling sedikit dua atau tiga tiang pancang di bawah elemen pondasi atau kaki pondasi karena persoalan penjajaran dan eksentrisitas yang kurang baik. Bila beberapa tiang pancang dikelompokkan, tekanan tanah (baik gesekan samping maupun dukungan titik) akan mengakibatkan tumpang tindihnya garis-garis tegangan dari tiang-tiang yang berdekatan (group action). Pengurangan daya dukung ketompok tiang yang disebabkan oteh group action ini biasanya dinyatakan datam suatu angka efisiensi.Efisiensi sebuah kelompok tiang pancang adalah perbandingan kapasitas kelompok terhadap jumlah kapasitas masing-masing tiang pancang (Bowles, 1983). Misalkan banyaknya baris adalah n dan banyaknya kolom adalah m dan jarak antara masing-masing tiang adalah s maka banyaknya tiang pancang (k) adalah k = mk. Garis keliling kelompok tersebut adalah:p = 2 [(m-1) s + s (n-1)] + 8 .............................................(Pers III.15)atau p = 2 (m + n 2) s +4D.........................................................(Pers III.16)Efisiensi kelompok Eg adalah perbandingan hambatan kulit pada garis keliling kelompok pfLf terhadap jumlah tahanan kulit masing-masing tiang pancang Dkf Lf. Persamaan Converse-Labarre (Moorhouse dan Sheehan (1968) sering digunakan untuk menghitung efisiensi kelompok tiang pancang, ...........................................(Pers III.17)maka, kapasitas tiang kelompok = dimana :m= jumlah tiang dalam deretan barisn= jumlah tiang dalam deretan kolom= arc tan (d/s) dalam derajats= jarak antar tiang (as ke as)d= diameter tiang

3.5 Pile cap3.5.1 Gambaran Umum Pile capPile cap merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk untuk mengikat tiang-tiang menjadi satu kesatuan dan memindahkan beban kolom kepada tiang (Pamungkas, Anugrah. 2013). Pile cap biasanya terbuat dari beton bertulang. Perencanaan pile cap ditakukan dengan anggapan sebagai berikut:1. Pile cap sangat kaku2. Ujung atas tiang menggantung pada pile cap. Karena itu, tidak ada momen lentur yang diakibatkan oleh pile cap ke tiang3. Tiang merupakan kolom pendek dan elastis. Karena itu distribusi tegangan dan deformasi membentuk bidang rata

3.5.2 Jenis-Jenis Pile CapBerikut ini adalah gambar dari beberapa tipe pile cap

Sumber : Teng, Wayne C., Foundation Design Gambar 3.1. Pola susunan tiang pancang 3.5.3 Perhitungan Tulangan Pile CapPada perhitungan pile cap yang akan di bahas adalah mengenai perhitungan pembebanan pada kolom dan perhitungan rencana tulangan pile.3.5.3.1 Perhitungan Pembebanan KolomAnalisa struktur kolom pada bangunan ditinjau dengan analisa struktur program SAP 2000 dengan mengacu kepada peraturan SK-SNI-T-15-1991-03. Analisa ini memperhitungkan pembebanan akibat pelat, pembebanan angin, pembebanan atap yang dijadikan input SAP 2000. Pada perhitungan pembesian kolom ini akan di dapat output berupa perhitungan momen dan gaya aksial (Pmax dan Mmax).3.5.3.2Perhitungan Tulangan Pile CapDi atas pondasi tiang, terutama jika menggunakan kelompok tiang diberi pengikat yang diberi nama pile cap. Tulangan pile cap ini diperhitungkan dengan memperhatikan tegangan pons atau tegangan geser. Adapun tahap-tahap perhitungannya yaitu: Tegangan Geser Izin (izin)= .(Pers III.18)Panjang Area Geser (sv)= s + ( h hb )....(Pers III.19)Luas Area Geser (Av)= 4 sv ( h hb )..(Pers III.20)maka Tegangan Gesser (bpu)= (Pers III.21)dimana bpu = < izin (Aman)Setelah nilai tegangan pons atau tegangan geser di dapat dilanjutkan dengan menghitung nilai Mu. Gambar diatas dijadikan sebagai contoh untuk mencari nilai Mu.Sebelum mencari nilai Mu, terlebih dahulu dicari berat sendiri dari pile cap, yaitu volume ukuran pile cap. Setelah didapat berat sendiri pile cap maka selanjutnya dicari beban per tiang pancang (V) dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:V = ( Pers III.22)Keterangan:Pkolom = Jumlah beban yang terjadi pada kolomMy= Momen arah xMx= Momen arah yx= Jarak tiang ke titik pusat berat kelompok tiang pada baris arah xy= Jarak tiang ke titik pusat berat kelompok tiang pada baris arah yx2= Jumlah kuadrat semua koordinat tiang arah xy2= Jumlah kuadrat semua koordinat tiang arah yPada perencanaan pile cap diambil momen maksimum sebagai nilai Mu, kemudian dilanjutkan dengan mencari jarak dari serat tepi tekan terluar terhadap titik berat tulangan tarik (d):d = h (h selimut beton + tulangan utama).......................... (Pers III. 23)Momen maksimum digunakan untuk mencari nilai kRn =...................................................................... (Pers III.24)m=......................................................................(Pers III.25) = ................................................(Pers III.26)min= .......................................................................... (Pers III.27)Untuk efisiensi tulangan makamin x 25 %.................................................................................... (Pers III.28)min maksKemudian dicari luas tulangan dengan menggunakan persamaanAs = . b . d ..................................................................(Pers III.29)As=diambil 50% dari tulangan utama..........................(Pers III.30)Dari luas tulangan yang didapat akan diperoleh rencana tulangan melalui tabel hubungan antara luas penampang tulangan dengan diameter tulangan.Keterangan:Mu= Momen terfaktor pada penampang pile capb= lebar pile capd= tinggi efektif pile capfy= tegangan luluh bajafc= kuat tekan beton= rasio penulanganAs= luas penampang tulangan baja tarikAs= luas penampang tulangan baja tekan

IV. RENCANA TINJAUAN PELAKSANAAN

4.1 Pekerjaan PendahuluanPelaksanaan suatu proyek memerlukan sistematis kerja yang baik agar proyek dapat terlaksanaan secara efektif dan efisien. Tahapan awal dari suatu proyek adalah pekerjaan persiapan. Pekerjaan persiapan meliputi pendahuluan, antara lain :1. Rencana kerja (time schedule)2. Penyelidikan tanah3. Pembersihan lokasi4. Pengukuran dan pemasangan Bouwplank5. Pembuatan bedeng kerja dan Direksi Keet

4.2 Pekerjaan Pondasi Setelah pekerjaan persiapan selesai, maka dilakukan pekerjaan pondasi. Pada pembangunan hotel The Excelton Palembang ini direncanakan menggunakan pondasi bored pile.Pekerjaan pondasi bored pile meliputi:1. Pekerjaan Persiapan2. Penentuan letak titik bored pile3. Pengeboran4. Pembesian bored pile5. Pengecoran bored pile

4.3 Pekerjaan Pile CapSetelah pekerjaan bored pile selesai, pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pile cap. Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Adapun pekerjaan pile cap pada bored pile yaitu :1. Pembesian pile cap2. Pembuatan bekisting3. Pengecoran pile cap

4.4 Pekerjaan Pemasangan Pasangan Batu KaliPasangan batu kali merupakan pengisi antara 1 pile cap dengan pile cap lainnya. Pasangan batu kali juga berfungsi sebagai dinding penahan antara sloof dan tanah dasar.

V.RENCANA TINJAUAN PERHITUNGAN5.1 Kapasitas Dukung Satu Tiang Berdasarkan studi literatur untuk menghitung kapasitas daya dukung bored pile dengan menggunakan metode statis

5.2 Kapasitas Dukung Tiang KelompokUntuk menghitung kapasitas daya dukung tiang kelompok menggunakan persamaan Converse-Labarre dari Uniform Building Code dari AASHTO

5.3 Perhitungan Pile Cap Pada perhitungan pile cap yang perlu dihitung adalah pembebanan bangunan diatas pondasi sehingga dapat direncanakan penulangan pile cap yang akan digunakan.

DAFTAR PUSTAKABowles, Joseph E., Analisa dan Desain Pondasi. Jilid 1 Cetakan ke-4. Penerbit Erlangga,1984Bowles, Joseph E., Analisa dan Desain Pondasi. Jilid 2 Cetakan ke-4. Penerbit Erlangga,1984Das, M.B., Principles of Foundation Engineering. Seventh Edition. Brooks/Col Engineering Div, Monterey, California State University, 1984Hardiyatmo, H.C., Teknik Pondasi I. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996Kusuma, Gideon H., Dasar dasar Perencanaan Beton Bertulang. Penerbit Erlangga, Ciracas-Jakarta, 1993Sunggono, K. H., Buku Teknik Sipil. Penerbit Nova, Bandung, 1984Reese, Lymon.C., Isinhower, William M, and Shin-Tower Wang, Analysis and Design of Shallow and Deep Foundation. John Wiley & Sons, Inc, Hoboken, New Jersey, 2006Elvaria, Anna. 2013. Tinjauan Pelaksanaan dan Perhitungan Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang dan Pile Cap Pada Proyek Pembangunan Gedung BPK-RI Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya.Girsang, Priscilia. 2009. Analisa Daya Dukung Pondasi Bored Pile Tunggal Pada Proyek Pembangunan Gedung Crystal Square Jl. Imam Bonjol No.6 Medan. Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.Gunanta, Rifzon. 2013. Tinjauan Pelaksanaan dan Perhitungan Daya Dukung Pondasi Bored Pile dan Pile Cap Pada Proyek Pembangunan Gedung Asrama SMA Negeri 17 Palembang. Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya.Naval Facilities Engineering Command Design Manual 7.02. Foundation and Earth Structure, Alexandria, Virginia 22332-2300, 1986