Proposal

download Proposal

of 28

description

proposal

Transcript of Proposal

28

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. Slogan tersebut selalu tercantum pada setiap kemasan susu formula karena memang pada dasarnya hal tersbut adalah benar adanya. Dalam ASI terkandung berbagai macam gizi yang diperlukan oleh bayi. ASI juga diproduksi di dalam tubuh ibu dan langsung diminum oleh bayi sehingga masih dalam keadaan steril. Suhu ASI juga sudah sesuai dengan kondisi bayi sehingga tidak perlu takut terlalu panas atau terlalu dingin ketika diminumkan kepada bayi. Sampai dengan usia 4 bulan, ASI yang diberikan sudah cukup memenuhi kebutuhan bayi tanpa harus ditambah dengan makanan lain (Prawirohardjo, 2008). Namun, ternyata masih banyak ibu-ibu yang belum mempraktikkan ASI eksklusif ini dengan berbagai macam alasan.Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan, tahun 2002 pemberian ASI masih 40% dan pada 2007 turun menjadi 32% (www.mywvindonesia.org). Bahkan, data yang diakses melalui forum.vivanews.com yang dirilis 22 Mei 2012 menunjukkan bahwa berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, cakupan pemberian ASI eksklusif bayi 0-5 bulan sebesar 27,2 persen. Jika dilihat lebih detail, pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 5 bulan bahkan hanya 15,3 persen. Di Jawa Timur, cakupan ASI eksklusif adalah sebesar 57% (www.akbidibrahimy.ac.id). Di Kabupaten Situbondo, cakupan pemberian ASI eksklusif pada tahun 2004 adalah sebesar 53,16% (www.jatimprov.go.id), sedangkan pada tahun 2006 menurun menjadi 38,73% (www.docstoc.com). Sementara itu melalui studi pendahuluan yang dilakukan di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, dari 39 ibu yang memiliki balita pada tahun 2011, hanya sebanyak 12 ibu (30,8%) yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif adalah struktur masyarakat dan keluarga, kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan, iklan produksi makanan bayi, aktifitas atau kesibukan ibu, status soisal ekonomi, dan pengetahuan ibu (superbidanhapsari.wordpress.com). Menurut Judarwanto (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan ASI adalah (1) (32%) disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif, (2) 28% disebabkan oleh ibu bekerja sehingga ibu-ibu menghentikan pemberian ASI Eksklusif karena harus kembali bekerja, (3) (16%) disebabkan oleh gencarnya promosi susu formula, dimana ibu-ibu menghentikan pemberian ASI karena pengaruh iklan susu formula. Sedangkan lainnya (24%) disebabkan oleh (4) faktor sosial budaya yang meliputi nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat yang menghambat keberhasilan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif, (5) faktor dukungan dari petugas kesehatan dimana kegagalan pemberian ASI Eksklusif disebabkan kurangnya dukungan dari petugas kesehatan yang dianggap paling bertanggung jawab dalam keberhasilan keberhasilan penggalakan ASI dan (6) faktor dari keluarga dimana banyak ibu yang gagal memberikan ASI Eksklusif karena orang tua, nenek atau Ibu mertua mendesak ibu untuk memberikan susu tambahan formula (bangnesdotcom.bulanogspot.com). Di sisi lain, pemberian ASI eksklusif sangat bermanfaat bagi bayi. Berdasarkan hasil penelitian Ridwan Amirudin 2007, anak yang tidak diberi ASI ekslusif lebih cepat terserang penyakit kronis seperti kanker, jantung, hipertensi, dan diabetes setelah dewasa,.kemungkinan anak menderita kekurangan gizi dan obesitas (Amiruddin, 2007). Selain itu, ASI sebagai makanan bayi yang mengandung laktosa didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat yang bermanfaat sebagai zat antibodi, menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat pathogen, ASI tidak mengandung beta lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi (j3ffunk.bulanogspot.com). Oleh karena itu, bayi yang diberi susu selain ASI, mempunyai 17 kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena infeksi saluran pernafasan (ISPA) salah satu faktor adalah karena buruknya pemberian ASI (Dep.Kes,RI, 2005).Agar bayi terhindar dari berbagai penyakit sebagaimana tersebut di atas, maka perlu digalakkan kembali program pemberian ASI eksklusif sebagaimana pernah dicanangkan oleh Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990. Untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut, harus dikaji kembali faktor-faktor yang menjadikan ibu gagal dalam memberikan ASI eksklusif sehingga dapat dicari solusinya.Atas dasar pertimbangan tersebut, penulis bermaksud meneliti hubungan pengetahuan ibu dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo.B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Adakah hubungan pengetahuan ibu dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo.2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan ibu di Posyandu Melati, Desa Balung,, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. b. Mengidentifikasi tingkat kegagalan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Melati, Desa Balung,, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo.c. Menganalisa hubungan antara pengetahuan ibu dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.D. Manfaat Penelitian1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan akan membuka wawasan masyarakat akan pentingnya pemberian ASI eksklusif.2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan penelitian ini mampu menggerakkan kembali petugas kesehatan untuk melakukan kunjungan rumah, terutama untuk melakukan asuhan bayi baru lahir karena penyuluhan saja kadang belum cukup untuk mempertahankan perilaku kesehatan yang baik oleh ibu balita.3. Bagi Peneliti yang akan Datang

Menambah khazanah dan pustaka materi-materi yang dapat diteliti oleh peneliti selanjutnya.

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, raba, dan rasa (Notoatmojo,2003).

Pengetahuan atau kognitif merupakan unsur yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmojo,2003).b. Tingkat PengetahuanDalam bukunya, Notoatmojo,2003 merumuskan tingkatan penegtahuan sebagai berikut :

1) Tahu atau KnowTahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang diterima sebelumnya. Yang termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan pelajaran atau rangsangan yang diterima. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.2) Memahami atau ComprehensionMemahami berarti suatu kemampuan menjelaskan tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi, dapat menjelaskan, mengumpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.3) Aplikasi atau AplicationAplikasi sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yan telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.Dengan kata lain, aplikasi dapat diartikan sebgai pengguanaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip sebagaimana dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis atau AnalyseAdalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan dengan yang lain.

5) Sintesis atau SynthesisSintesis merujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau mrnghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu eseluruhan yang baru. Sintesis adalah kemampuan untuk menyususn formulasi yang baru dari formulasi yang ada. 6) Evaluasi atau EvaluationEvaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu obyek pengkuran berdasarkan kriteria yang sudah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menyatakan suatu hal materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden yang disesuaikan dengan tingkatan di atas.c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Faktor Internala) UsiaUsia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan lebih baik pengetahuannya. Dari segi kepercayaan, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya masyarakat daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya (Nursalam dan Pariani,2001).

Suratun, 2008 membagi kelompok usia menjadi 3 (tiga), yaitu:(1) Masa menunda kehamilan, yaitu < 20 tahun(2) Masa reproduktif atau masa subur, yaitu usia 20 tahun sampai dengan 35 tahun(3) Masa mengakhiri kehamilan, yaitu usia > 35 tahun.b) ParitasMenurut IBG Manuaba,1998, paritas dibagi menjadi tiga, yaitu:

(1) Primipara

Adalah wanita yang telah melahirkan bayi aterm sebanyak satu kali.

(2) Multipara

Adalah wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup beberapa kali dimana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali.

(3) Grandemultipara

Adalah wanita yang telah melahirkan janin aterm lebih dari lima kali.Notoatmojo, 2003 menjelaskan bahwa apabila seseorang sudah pernah hamil sebelumnya, dalam hamil anak kedua kalinya dan seterusnya, umumnya mempunyai pengetahuan yang baik karena mereka telah memperolah pengalaman dan informasi.c) IntelegensiIstilah intelegensi atau dalm bahasa inggris intelligence berasal dari kata inteliligere yang artinya menghubungkan atau menyatukan satu sama lain.

Merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir abstrak (Sukardi, 1997). Menurut Binet, sebagaimana dikutip oleh Winkel (1987) menyebuntukan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu dan untuk bersikap kritis terhadap diri sendiri (Sukardi, 1997).

Thorndike mengatakan bahwa intelegensi adalah hal yang dapat dinilai sebagai kemampuan untuk mennetukan ketidaklengkapan kemungkinan-kemungkinan dalam perjuangan hidup individu (Notoatmodjo, 1997).

Pendapat David Wechler yang dikutip oleh Sarlito Wirawan Sarwono (2000) menyebuntukan bahwa intelegensi adalah kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.

d) MotivasiMenurut Nancy Stevenson (2001), Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respons. Sedang menurut Sarwono, S.W. (2000), motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan.2) Faktor Eksternala) PendidikanSemakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam dan Pariani,2001).b) PekerjaanPekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan untuk menunjang kehidupan dan kehidupan keluarganya. Dengan bekerja, seseorang dapat berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat, dan memperoleh berbagai pengalaman (Notoatmojo,2003).c) Sumber InformasiMulyana,2000:7 mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan komunikasi social yang menjadi kunci dalam penyadaran dan ajakan kepada masyarakat untuk terlibat dalam program pembangunan tidak berlangsung dengan baik. Kegiatan ini seringkali dilakukan tanpa memperhatikan kondisi dan budaya masyarakat setempat sehingga hasil yang dicapai puj kurang maksimal. Fakta membuktikan bahwa kelompok budaya atau subkultur-subkultur yang ada dalam suatu budaya memiliki perangkat norma yang berlainan (http://www.infeksi.com/data/newsin.xmi).d) Sosial BudayaKebiasaan dari tradisi yang telah melekat dalam suatu masyarakat akan sangat mempengaruhi seseorang dalam menerima sesuatu pengetahuan yang baru.d. Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan (Notoatmojo,2003). Arikunto, 1998 mengklasifikasikan pengetahuan menjadi tiga, yaitu:

1) Baik bila menjawab benar 10-12 pertanyaan. Jawaban benar 10 adalah baik, sebesar 83% yang berarti > 76%,

2) Cukup bila menjawab benar 7-9 pertanyaan. Jawaban benar 7 adalah cukup, sebesar 58% yang berarti > 56%,

3) Kurang bila menjawab benar 0-6 pertanyaan. Jawaban benar 6 adalah kurang, sebesar 50% yang berarti 55%.2. ASI Eksklusif

a. Pengertian

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan (Depkes RI, 2004).b. Proses Terbentuknya ASI

Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :1) Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran maupun berat dari payudara mengalami peningkatan.2) Laktogenesis :a) Tahap 1 (kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel sekretorisb) Tahap 2 (hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi susu, payudara menjadi penuh dan hangat. Kontrol endokrin beralih menjadi autokrin.3) Galaktopoiesis4) Involution

c. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya ASI

1) Makanan Ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tambahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jikapada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.

2) Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.d. Manfaat ASI Eksklusif 1) Untuk Bayi

a) Melindungi dari infeksi gastrointestinal b) Bayi yang ASI ekslusif selama enam bulan tingkat pertumbuhannya sama dengan yang ASI eksklusif hanya empat bulan. c) ASI eksklusif enam bulan ternyata tidak menyebabkan kekurangan zat besi d) Saat bayi berumur 6 bulan keatas, sistem pencernaannya sudah relatif sempurna dan siap menerima MPASI. Beberapa enzim pemecah protein seperti asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dan sebagainya baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bulan. e) Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan. Saat bayi berumur < 6 bulan, sel-sel di sekitar usus belum siap untuk kandungan dari makanan. Sehingga makanan yang masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi. f) Menunda pemberian MPASI hingga 6 bulan melindungi bayi dari obesitas di kemudian hari. Proses pemecahan sari-sari makanan yang belum sempurna. Pada beberapa kasus yang ekstrem ada juga yang perlu tindakan bedah akibat pemberian MPASI terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainnya mengapa MPASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah ia berumur 6 bulan.2) Untuk Ibu a) Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga

b) Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya

c) Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalami menstruasi

d) Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kilogram dibanding ibu yang menyusui empat bulan. e) Lebih ekonomis

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif

Menurut Judarwanto (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan ASI adalah:

1) Sebanyak 32% disebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif; ibu-ibu menghentikan pemberian ASI karena produksi ASI kurang. Sebenarnya hal ini tidak disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup melainkan karena kurangnya pengetahuan ibu.2) Sebanyak 28% disebabkan oleh ibu bekerja sehingga ibu-ibu menghentikan pemberian ASI Eksklusif karena harus kembali bekerja.3) Sebanyak 16% disebabkan oleh gencarnya promosi susu formula, dimana ibu-ibu menghentikan pemberian ASI karena pengaruh iklan susu formula.4) Sebanyak 24% disebabkan oleh faktor sosial budaya yang meliputi nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat yang menghambat keberhasilan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif, faktor dukungan dari petugas kesehatan dimana kegagalan pemberian ASI Eksklusif disebabkan kurangnya dukungan dari petugas kesehatan yang dianggap paling bertanggung jawab dalam keberhasilan keberhasilan penggalakan ASI dan faktor dari keluarga dimana banyak ibu yang gagal memberikan ASI Eksklusif karena orang tua, nenek atau Ibu mertua mendesak ibu untuk memberikan susu tambahan formula (dikutip dari bangnesdotcom.bulanogspot.com).f. Cara-Cara Mencapai ASI Eksklusif WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif:

1) Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran

2) Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun.

3) Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam.

4) Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.

5) Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama anak.

6) Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenangB. Kerangka Konseptual

(Notoatmodjo, 2002 dan bangnesdotcom.bulanogspot.com)

Keterangan:

: diteliti

: tidak diteliti

Beberapa factor yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia, paritas, intelegensi, motivasi, pekerjaan, pendidikan, social budaya, dan sumber informasi. Akan tetapi, factor-faktor tersebut tidak diteliti oleh penulis. Penulis hanya meneliti pengetahuan ibu. Faktor ini berhubungan dengan terjadinya kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif. Namun, factor yang berhubungan dengan kegagalan dalam pemberian ASI eksklusif tidak hanya pengetahuan ibu, tetapi juga ibu yang bekerja, iklan susu formula yang sangat gencar, social budaya di masyarakat, serta dukungan dari keluarga maupun petugas kesehatan.BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancang-Bangun Penelitian

Rancang bangun penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2007). Penelitian ini mempergunakan jenis penelitian observasional analitik, dalam hal ini cross sectional study). Penelitian observasional analitik adalah penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel tanpa memberikan perlakuan apapun (Setiadi, 2007).B. Framework

C. Hipotesis PenelitianMenurut La Biondo-Wood dan haber (1994) dalam Nursalam (2003), hipotesis adalah suatu asumsi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bias menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian.H0 :Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo

H1 :Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo

D. VariabelVariabel adalah obyek penelitian, atas apa yang terjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002).1. Jenis Variabel

Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) jenis variabel, yaitu 1 (satu) variabel bebas dan 1 (satu) vaiabel tergantung.

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah pengetahuan.

Variabel tergantung adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2003). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kegagalan pemberian ASI eksklusif.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsure penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menntukan variabel dan mengukur suatu variabel (Setiadi, 2007).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan antara pengetahuan ibu dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo Tahun 2012

VariabelDOKriteriaSkala

Bebas:Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan yang dimiliki ibu balita tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ASI eksklusif, dinilai berdasarkan jawaban yang diberikan ibu melalui kuesioner 1. Baik bila menjawab benar 10-12 pertanyaan. Jawaban benar 10 adalah baik, sebesar 83% yang berarti > 76%

2. Cukup bila menjawab benar 7-9 pertanyaan. Jawaban benar 7 adalah cukup, sebesar 58% yang berarti > 56%

3. Kurang bila menjawab benar 0-6 pertanyaan. Jawaban benar 6 adalah kurang, sebesar 50% yang berarti 55%Ordinal

VariabelDOKriteriaSkala

Tergantung:

Kegagalan pemberian ASI eksklusif Pemberian ASI eksklusif yang dilakukan tidak sampai bayi berusia 6 bulan, dinilai berdasarkan pengakuan responden melalui kuesioner1. Sukses, apabila bayi diberi ASI saja sampai dengan usia 6 bulan

2. Gagal, apabila bayi sudah diberi MP-ASI pada saat usia < 6 bulan, termasuk di dalamnya susu formulaNominal

E. PopulasiPopulasi adalah kumpulan semua individu dalam suatu batas tertentu (Budiarto, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dari balita di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, yaitu 41 orang.F. SampelSampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 1993). Obyek yang dapat dijadikan sample dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam dan Pariani, 2001) Adapun kriteria inklusi yang dimaksud adalah:1. Pada saat dilakukan penelitian, bayi sudah melewati masa ASI eksklusef (beruasia > 6 bulan sampai dengan 5 tahun)

2. Ibu bisa membaca dan menulis

3. Bersedia untuk diteliti dan menandatangani lembar informed consent untuk menjadi responden.Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan tabulane Krejcie dan Morgan bahwa dengan populasi 41 orang, maka besar sampelnya adalah 36 orang. Sampel tersebut diambel dengan menggunakan teknik non probability sampling, yaitu consecutive sampling, adalah pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah klien yang diperlukan terpenuhi (Sastroasmoro dan Ismail, 1995).G. Lokasi dan Waktu Penelitian1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini memerlukan waktu kira-kira 2 (dua) bulan, dengan pertimbangan bahwa kegiatan posyandu dilaksanakan sebulan sekali.H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data1. Teknik Pengumpulan DataPenelitian dilakukan sesudah penulis mendapatkan ijin dari Kepala Puskesmas Kendit. Semua data yang digunakan adalah data primer karena dikumpulkan oleh penulis sendiri melalui kuesioner yang diberikan langsung oleh penulis kepada ibu. Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari ibu yang ditandai dengan penandatangaanan Informed Consent sebagai responden oleh ibu.2. Instrumen Pengumpulan DataUntuk variabulane pengetahuan, diberikan kuesioner yang berisi 15 pertanyaan dengan pilihan ganda, meliputi:

a. Pengertian ASI eksklusif b. Manfaat ASI eksklusif c. Proses terbentuknya ASId. Faktor yang mempengaruhi produksi ASIe. Cara menyusui yang benarf. Cara mencapai ASI eksklusif Kuesioner untuk variabulane kegagalan pemberian ASI eksklusif berisi dichotomy questions dan pilihan ganda yang menunjukkan diberikannya MP-ASI atau tidak pada saat bayi berusia 0-6 bulan.

I. Teknik Analisis DataKarena data yang digunakan adalah data ordinal untuk variabel pengetahuan dan data nominal untuk variabel kegagalan pemberian ASI eksklusif, maka diputuskan untuk melakukan analisa data dengan mempergunakan teknik Chi Square dengan rumus:

Keterangan :

fo: frekuensi hasil observasi

fh: frekuensi yang diharapkanPengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan harga 2 hitung dengan harga 2 berdasarkan tabel chi square pada derajat kesalahan atau yang sudah ditentukan, yaitu 0,05. Apabila nilai 2 hitung 2 tabel, maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan hubungan antara pengetahuan ibu dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo. Namun sebaliknya, apabila nilai 2 hitung > nilai 2 tabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti ada hubungan hubungan antara pengetahuan ibu dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit Kabupaten Situbondo.J. Etika Penelitian1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti dan telah memenuhi kriteria inklusi. Lembar persetujuan harus disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan mencantumkan pada lembar pengumpulan data yang diisi subyek, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.(Hidayat,2003)K. KeterbatasanPenelitian ini menerapkan desain observasional analitik cross sectional studydimana variabel bebas maupun tergantung diukur dan dikumpulkan dalam satu kali waktu. Hal ini berarti tidak ada follow up dalam penelitian ini.Menentukan sampel, yaitu sebagian ibu dari balita di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo

Menentukan teknik sampling, yaitu Consecutive Sampling

Memberikan Informed Consent

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan observasi langsung

Pengolahan Data

Analisa Data

Penyajian Data

Gambar V.1. Kerangka Kerja Hubungan antara pengetahuan ibu dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif

Menentukan populasi, yaitu seluruh ibu dari balita di Posyandu Melati, Desa Balung, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo

Pengetahuan

Faktor yang berpengaruh:

Ibu bekerja

Iklan susu formula

Social budaya

Dukungan keluarga dan petugas kesehatan

Kegagalan pemberian ASI eksklusif

Faktor yang berpengaruh:

Usia

Paritas

Intelegensi

Motivasi

Sosial budaya

Pekerjaan

Pendidikan

Sumber Informasi

21

_1299348360.unknown