Proposal

35
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN MENGKONSUMSI VITAMIN A DI DESA MANDALA SENA KECAMATAN SILANGKITANG KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2013 AISYAH SIREGAR NIM: 1111192545

description

power point proposal

Transcript of Proposal

Page 1: Proposal

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN MENGKONSUMSI VITAMIN A

DI DESA MANDALA SENA KECAMATAN SILANGKITANG

KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN 2013

AISYAH SIREGAR

NIM: 1111192545

Page 2: Proposal

LATAR BELAKANGPemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas sangat berpengaruh untuk meningkatkan kwalitas vitamin A pada bayi, karena ASI yang diberikan merupakan sumber utama vitamin A pada bayi pada enam bulan pertama kehidupan Pemberian tablet vitamin A pertama dilakukan segera setelah melahirkan tablet kedua diberikan sedikitnya satu hari setelah pemberian tablet pertama dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian. Tanda-tanda awal kekurangan vitamin A adalah penglihatan berkurang pada malam hari (rabun senja), kulit kering, meningkatnya risiko infeksi (menuju ke gejala kanker) Kekurangan vitamin A yang dapat menyebabkan kebutaan yang parah. (Dewi, 2008)

Page 3: Proposal

Sejak tahun 1992, Indonesia dinyatakan bebas masalah xeropthalmia, namun 50% balita masih mempunyai serum retinol kurang dari 20 μg/dl yang akan berdampak pada risiko kebutaan dan kematian karena infeksi (DepKes RI 2009).

Survei pemetaan vitamin A yang dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, dilaporkan bahwa prevalensi xeropthalmia sebesar 0,12% lebih rendah dari batas WHO yaitu sebesar 0,5%. Namun, bila dilihat dari kecenderungan pencapaian cakupan pemberian kapsul vitamin A yang mengalami penurunan sejak tahun 2005, dikhawatirkan akan muncul kembali kasus tersebut (DinKes PropSU, 2009).

Page 4: Proposal

Pedoman nasional tahun 2004 merekomendasikan bahwa 100% ibu nifas harus menerima kapsul vitamin A dosis tinggi. Ibu nifas harus diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi,hal ini dikarenakan pemberian 1 kapsul vitamin Amerah (200.000 SI) cukup meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari, pemberian 2 kapsul vitamin A diharapkan cukup menambah kandungan vitamin A dalam ASI sampai bayi berusia 6 bulan, kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan dan mencegah infeksi pada ibu nifas (Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A, 2009).

Page 5: Proposal

Berdasarkan data Profil kesehatan Indonesia 2009 didapatkan persentase cakupan pemberian vitamin A ibu nifas di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 57,7% dan mengalami peningkatan pada tahun 2008 dengan cakupan pemberian vitamin A sebesar 58,60% yang selanjutnya semakin meningkat menjadi 63% pada tahun 2009. Cakupan pemberian vitamin A untuk ibu nifas di Indonesia masih tergolong rendah, walaupun demikian ada kecenderungan cakupannya makin meningkat selama tiga tahun terakhir. (Riskesdas, 2010).

Page 6: Proposal

Pada pasca persalinan, atau masa nifas, ibu yang mendapat kapsul vitamin A hanya 52,2 persen (rentang: 33,2% di Sumatera Utara dan 65,8% di Jawa Tengah). Berdasarkan tingkat pendidikan, cakupan Ibu nifas yang tidak sekolah mendapat kapsul vitamin A hanya 31% dibanding yang tamat PT (62,5%). Demikian pula kesenjangan yang cukup lebar antara ibu nifas di perkotaan dan perdesaan, serta menurut tingkat pengeluaran (Riskesdas, 2010).

Page 7: Proposal

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi ibu nifas dalam mendapatkan dan mengkonsumsi kapsul vitamin A seperti penggetahuan ibu yang rendah, tempat persalinan juga mempanguruhi cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas. Tingkat pendidikan, cakupan ibu nifas yang tidak tamat sekolah mendapat kapsul vitamin A hanya 31%, hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan kebutuhan akan vitamin A masih rendah dikalangan ibu nifas. Cakupan Ibu nifas yang mendapatkan kapsul tertinggi adalah pada kelompok usia 20-34 tahun (52,8%) dibanding kelompok lainnya. Semakin banyak ibu melahirkan (paritas) maka akan semakin kecil persentase ibu nifas tersebut mendapat kapsul vitamin A (Riskesdas, 2010).

Page 8: Proposal

Berdasarkan data Riskesda pada tahun 2010, cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas di Provinsi Sumatera Utara sebesar 33,2% yang menjadikan Provinsi Sumatera Utara menjadi provinsi yang memiliki cakupan pemberian vitamin A ibu nifas terendah di Indonesia.

Labuhan Batu Selatan merupakan salah satu kabupaten yang mengalami pemekaran, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2008 pada tanggal 24 Juni 2008. Laporan bidang pelayanan kesehatan dinas kesehatan Kabupaten Labuhan Batu Selatan pada tahun 2010, bahwa cakupan program pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas sebesar 41,93%, dimana hanya 2 dari 11 puskesmas yang memiliki jumlah cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas mendekati target 100%, bahkan terdapat 5 puskesmas yang jumlah cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas kurang dari 50 %.

Page 9: Proposal

Survey awal yang dilakukan di Puskesmas Aek Goti kecamatan Silangkitang, bahwa pada periode Agustus 2012 sampai Februari 2013 jumlah ibu nifas sebanyak 355 hanya 61 orang atau 17,8% yang menerima pemberian vitamin A.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti akan melakukan penelitian tentang ”Hubungan Pengetahuan Ibu Nifas Dengan Manfaat Mengkonsumsi Vitamin A di Desa Mandala Sena Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun 2013”.

Page 10: Proposal

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas dirumuskan adakah hubungan pengetahuan ibu nifas dengan konsumsi vitamin A di Desa Mandala Sena Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2013.

Page 11: Proposal

Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu nifas dengan konsumsi vitamin A pada ibu nifas.

Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan pengetahuan ibu nifas tentang pentingnya vitamin A

2. Mendeskripsikan tentang konsumsi vitamin A pada ibu nifas.

Page 12: Proposal

MANFAAT PENELITIAN

1) Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat di bangku kuliah dan mendapatkan pengetahuan tentang ibu nifas dan konsumsi vitamin A.

2) Bagi ibu nifas

Dengan penelitian ini diharapkan ibu nifas mendapatkan pengetahuan, serta meningkatkan keinginan untuk mengkonsumsi vitamin A.

3) Bagi Petugas Kesehatan

Untuk menambah wawasan bagi petugas kesehatan, khususnya bidan sebagai penolong persalinan dalam meningkatkan status gizi dan kesehatan ibu nifas.

4) Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana ilmu pengetahuan dan wawasan pembaca khususnya mahasiswa mengenai pemberian vitamin A oleh bidan untuk ibu nifas, dan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.

Page 13: Proposal

Hipotesa Penelitian

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

“ada hubungan pengetahuan ibu nifas dengan mengkonsumsi vitamin A di Desa Mandala Sena Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2013”.

Page 14: Proposal

TINJAUAN PUSTAKA1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan/kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Soekidjo Notoatmodjo, 2003).

Page 15: Proposal

2. Masa Nifas

Masa nifas disebut juga masa postpartum yaitu waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan dengan saat melahirkan (Suherni,2008) .

Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) adalah:

a. Puerperium dini: masa kepulihan, yakni saat-saat ibu dibolehkan berdiri dan berjalan-jalan,

b. Puerperium intermedial : masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu,

c. Remot Puerperium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mengalami komplikasi (Suherni, 2008).

Page 16: Proposal

3. Vitamin A

Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak atau minyak. Vitamin A stabil terhadap panas, asam dan alkali tetapi sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak pada suhu tinggi (Soejarwo, 2002).

Vitamin A merupakan komponen penting dari retina (selaput jala), maka fungsi utama adalah untuk penglihatan. Disamping itu vitamin A juga membantu pertumbuhan dan mempunyai peranan penting dalam jaringan epitel (Karta Sapoetra & Warsetyo, 2003).

Page 17: Proposal

Vitamin A sangat penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta fungsi mata. Sekalipun pada waktu lahir bayi memiliki simpanan vitamin A, ASI tetap menjadi sumber penting dari vitamin A dan karoten (zat gizi yang banyak terdapat secara alami dalam buah-buahan dan sayur-sayuran).

Karoten dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hati, telur, dan keju merupakan sumber-sumber vitamin A yang baik. Vitamin A juga terdapat dalam beta-karoten serta karotenoid lainnya. Tubuh manusia dapat sintesa vitamin A dari karoten atau pro vitamin A yang terdapat di sayuran dan buah-buahan yang berwarna, seperti wortel, tomat, apel, semangka, dan sebagainya

Page 18: Proposal

Kekurangan vitamin A dapat menimbulkan beberapa gangguan terhadap kesehatan tubuh, antara lain : Hemeralopia atau rabun ayam, rabun senja; Frinoderma, pembentukan epitel kulit tangan dan

kaki terganggu, sehingga kulit tangan dan / atau tampak bersisik;

Perdarahan pada selaput usus, ginjal, dan paru-paru;

Kerusakan pada kornea dengan menimbulkan bintik, seroftalmin (kornea mengering), dan akhirnya kerotik;

Terhentinya proses pertumbuhan; Terganggunya pertumbuhan bayi (Depkes RI,

2005).

Page 19: Proposal

Kebutuhan vitamin A yang dianjurkan untuk anak balita 250 mikrogram retinol (vitamin A) atau 750 mikrogram beta-karotin sehari (Kardjati, dan Alisjahbana,2005). Sedangkan kebutuhan wanita menyusui berumur 19 tahun keatas dianjurkan mengkonsumsi 1.300 mikrogram vitamin A per hari.

Pada ibu hamil dan menyusui, vitamin A berperan penting untuk memelihara kesehatan ibu selama masa kehamilan dan menyusui. Buta senja pada ibu menyusui, suatu kondisi yang kerap terjadi karena kurang Vitamin A (KVA).

Page 20: Proposal

Pemberian kapsul vitamin A secara periodik dilakukan kepada:

1. Bayi umur 6-11 bulan, baik sehat maupun tidak sehat, dengan dosis 100.000 SI (warna biru). Satu kapsul diberikan satu kali secara serentak pada bulan Februari dan Agustus.

2. Anak balita umur 1-5 tahun, bulan, baik sehat maupun tidak sehat, dengan dosis 200.000 SI (warna merah). Satu kapsul diberikan satu kali secara serentak pada bulan Februari dan Agustus.

3. Ibu nifas, paling lambat 30 hari setelah melahirkan, diberikan satu kapsul vitamin A dosis 200.000 SI (warna merah), dengan tujuan agar bayi memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI (Depkes RI,2003).

Page 21: Proposal

4. Perilaku

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas daripada manusia itu sendiri. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulasi yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (longlasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama. Jadi, pentingnya pengetahuan disini adalah dapat menjadi dasar dalam merubah perilaku sehingga perilaku itu langgeng (Notoatmodjo, 2007).

Page 22: Proposal

METODE PENELITIAN1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitiandeskriptif dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dari variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010) yaitu untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu nifas dengan manfaat mengkonsumsi Vitamin A di desa Mandala Sena kecamatan Silangkitang kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2013.

Page 23: Proposal

2. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Januari - Juli tahun 2013.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di desa Mandala Sena kecamatan Silangkitang kabupaten Labuhan Batu Selatan.

Page 24: Proposal

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Machfoedz, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di Desa Mandala Sena Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan sebanyak 42 orang.

Sampel pada penelitian ini adalah total sampling yaitu seluruh populasi ibu nifas yang ada Desa Mandala Sena Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan sebanyak 42 orang.

Page 25: Proposal

4. Kerangka Konsep

5. Definisi Operasional Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang

konsumsi vitamin A. Konsumsi vitamin A adalah konsumsi vitamin A oleh ibu nifas setelah

melahirkan.

PENGETAHUAN IBU NIFAS

KONSUMSI VITAMIN A

Page 26: Proposal

No Variabel penelitianJumlah

Soal Nilai SkorHasil Ukur Skala

ukur

Kriteria Nilai

Bebas

1 Pengetahuan Ibu nifas

20 Benar = 1Salah = 0

a. 76%-100%

b. 51%-75%c. <51%

a. Baikb. Cukupc. Kurang

Ordinal

Terikat

1. Konsumsi Vitamin A

1 - Ya-Tidak

Ordinal

6. Aspek Pengukuran

Tabel Aspek Pengukuran

Page 27: Proposal

7. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang didapat langsung dari responden melalui pengisian kuesioner oleh peneliti. Responden pada penelitian ini adalah ibu nifas Desa Mandala Sena Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Kuesioner diisi langsung oleh responden untuk mengetahui pengetahuan ibu.

2. Data Sekunder

Alat perolehan data sekunder adalah diperoleh melalui catatan atau laporan data yang ada di Puskesmas Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

Page 28: Proposal

8. Pengolahan Data Editing Coding Pemberian skor nilai Tabulasi

9. Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini melalui prosedur bertahap antara lain:

Analisa Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmojo, 2010)

Analisa Bivariat

Iman (2012) analisis bivariat untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable). Maka peneliti menggunakan analisis bivariat uji Chi Square independensi dikarenakan peneliti ingin mengetahui hubungan pengetahuan ibu nifas dengan konsumsi vitamin A.

Page 29: Proposal

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN1. Profil DesaDesa Mandala Sena Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Suka

Dame Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa

Sabungan Sebelah Timur berbatasan dengan Perkebunan

Nomark Sebelah Barat berbatasan dengan Desa

UlumahuamJumlah penduduk Desa Mandala Sena Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan pada tahun 2012 berdasarkan data dari kantor kepala desa sebanyak 5497 jiwa dengan 1232 kepala keluarga.

Page 30: Proposal

Analisa Univariate

Tabel 4.1. Frequency Pengetahuan Ibu Nifas

Dari tabel 4.1 diketahui bahwa mayoritas pengetahuan ibu nifas kurang yaitu sebanyak 32 orang (76.2%), pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (19%), dan pengetahuan baik sebanyak 2 orang (4.8%).

Jumlah

Kategori Frequency Persentase

Kurang 32 76.2

Cukup 8 19

Baik 2 4.8

Total 42 100

Page 31: Proposal

Tabel 4.2. Frequency Konsumsi Vitamin A

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa mayoritas ibu nifas tidak mengkonsumsi vitamin A sebanyak 27 orang (64.3%), dan yang mengkonsumsi vitamin A 15 orang (35.7%).

Jumlah

Kategori Frequency Persentase

Tidak 27 64.3

Ya 15 35.7

Total 42 100

Page 32: Proposal

Analisa BivariateTabel 4.3. Tabulasi Silang Hubungan

Pengetahuan Ibu Nifas dengan Konsumsi Vitamin A

Kategori Pengetahuan

Konsumsi Vitamin AX2

Hitung

Sig(p)

Tidak Ya Total

Freq (%) Freq (%) Freq (%)

Kurang 24 57.1 8 19 32 76.2

Cukup 3 7.1 5 11.9 8 18 7.700 0.021Baik 0 0 2 4.8 2 4.8

Total

Page 33: Proposal

Dari tabel 4.3 diketahui responden dengan kategori pengetahuan kurang dan tidak mengkonsumsi vitamin A sebanyak 24 orang (57.1%), dan yang mengkonsumsi vitamin A sebanyak 8 orang (19%). Responden yang pengetahuan cukup dan tidak mengkonsumsi vitamin A sebanyak 3 orang (7.1%), dan yang mengkonsumsi vitamin A sebanyak 5 orang (11.9%). Responden yang berpengetahuan baik yang mengkonsumsi vitamin A sebanyak 2 orang, sedangkan yang tidak mengkonsumsi vitamin A tidak ada. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,021. Dengan demikian nilai p < α (0,05), berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu nifas dengan konsumsi vitamin A di Desa Mandala Sena Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2013.

Page 34: Proposal

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan kurang 32 orang (76.2%) 24 orang (57.1%) diantaranya tidak mengkonsumsi vitamin A pada masa nifas dan hanya 8 orang (19%) saja yang mengkonsumsi vitamin A. Sedangkan responden yang berpengetahuan baik dan mengkonsumsi vitamin A pada masa nifas hanya 2 orang (4.8%).

Sesuai dengan hasil penelitian Naibaho (2011) di Puskesmas Poriaha Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah bahwa hanya 1 dari 9 ibu nifas (11,1%) yang mengetahui tentang pemberian dan manfaat pemberian kapsul vitamin A untuk ibu nifas

Page 35: Proposal

Pada Puskesmas Aek Goti kecamatan Silangkitang, bahwa pada periode Agustus 2012 sampai Februari 2013 jumlah ibu nifas sebanyak 355 hanya 61 orang atau 17,8% yang menerima pemberian vitamin A.

Menurut asumsi peneliti berdasarkan dengan teori dan hasil penelitian yang didapat hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,021 < α (0,05), berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu nifas dengan konsumsi vitamin A di Desa Mandala Sena Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan tahun 2013.