Proposal

4
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA PADA MATA PELAJARAN JARINGAN DASAR KOMPETENSI DASAR MEMAHAMI PROTOKOL PENGALAMATAN JARINGAN (STUDI KASUS KELAS X TKJ SMK N 1 BANYUMAS) a. Latar belakang Berdasarkan prinsip pendidikan yang dikemukakan oleh Dewey bahwa “learning by doing experiencing”, para ahli membentuk metode pembelajaran yang disebut problem based learning. Metode ini mengarahkan agar sekolah menjadi laboratorium tempat pemecahan masalah bagi kehidupan nyata siswa. Berkenaan dengan hal tersebut, guru harus melibatkan siswa di berbagai proyek yang berorientasi pada masalah dan membantu mereka dalam penyelidikan berbagai masalah tersebut. Hal ini bertujuan agar melatih siswa untuk berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, yang mana tentunya akan melibatkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi dan intuisi. Sesuai dengan standar isi yang terkandung dalam aspek mata pelajaran TIK yakni pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi, metode di atas sangatlah cocok untuk diterapkan di sekolah. Berbeda dengan metode konvensional yang hanya didominasi oleh guru, serta aktivitas siswa yang hanya mencatat dan menyalin. Selain itu kurang adanya interaksi

description

PTK

Transcript of Proposal

Page 1: Proposal

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA PADA MATA

PELAJARAN JARINGAN DASAR KOMPETENSI DASAR MEMAHAMI

PROTOKOL PENGALAMATAN JARINGAN

(STUDI KASUS KELAS X TKJ SMK N 1 BANYUMAS)

a. Latar belakang

Berdasarkan prinsip pendidikan yang dikemukakan oleh Dewey bahwa “learning

by doing experiencing”, para ahli membentuk metode pembelajaran yang disebut

problem based learning. Metode ini mengarahkan agar sekolah menjadi laboratorium

tempat pemecahan masalah bagi kehidupan nyata siswa. Berkenaan dengan hal tersebut,

guru harus melibatkan siswa di berbagai proyek yang berorientasi pada masalah dan

membantu mereka dalam penyelidikan berbagai masalah tersebut. Hal ini bertujuan agar

melatih siswa untuk berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, yang mana

tentunya akan melibatkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi dan intuisi.

Sesuai dengan standar isi yang terkandung dalam aspek mata pelajaran TIK yakni

pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi, metode di atas sangatlah cocok untuk

diterapkan di sekolah. Berbeda dengan metode konvensional yang hanya didominasi oleh

guru, serta aktivitas siswa yang hanya mencatat dan menyalin. Selain itu kurang adanya

interaksi antara siswa dengan siswa serta siswa dengan guru, sehingga komunikasi tidak

berjalan dengan baik.

Akibatnya tidak ada pengembangan dalam berpikir dan tidak mampu melakukan

penalaran terhadap masalah yang timbul. Hal ini akan sangat berpengaruh terutama

dalam kompetensi dasar memahami protokol pengalamatan jaringan, dimana manfaat dan

permasalahan yang berkenaan dengan kompetensi dasar ini dapat dengan mudah ditemui

di dunia nyata.

b. Permasalahan

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di kelas X TKJ SMK N 1

Banyumas, didapatkan sebuah permasalahan bahwa pembelajaran dalam protokol

pengalamatan jaringan masih menggunakan metode konvensional dimana guru lebih

mendominasi di kelas. Hal ini juga bersesuai dengan hasil kuesionare siswa yang

Page 2: Proposal

menghasilkan 44% siswa merasa metode yang diterapkan oleh guru kurang menarik.

Sehingga ketika 75% siswa masih belum yakin apakah mampu menerapkan ilmu yang

diperoleh ke dalam kehidupan nyata mereka. Selain itu, metode konvensional ini tidak

mampu mengasah cara berpikir siswa dan siswa menjadi terlihat pasif.

c. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan metode problem based learning ke

dalam pembelajaran Jaringan Dasar di SMK N 1 Banyumas, sehingga diharapkan siswa

mampu meningkatkan tingkat pemahaman dan penalaran siswa terhadap permasalahan-

permasalahan yang timbul di lingkungan sekitar mereka terutama mengenai protokol

pengalamatan jaringan.

d. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Leonardus Baskoro Pandu dengan

judul Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keaktifan dan

Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Komputer (KK6) di SMK N 2 Wonosari Yogyakarta,

mampu menghasilkan peningkatan dalam aktivitas listening dari 86% menjadi 88%, oral

dari 45% menjadi 61%, emotional dari 65% menjadi 84%, visual dari 35% menjadi 78%,

writing dari 65% menjadi 73%, motor dari 39% menjadi 69% dan mental dari 66%

menjadi 68%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Problem based

learning dapat membantu meningkatkan keaktifan siswa kelas X SMK N 2 Wonosari

Yogyakarta. Keaktifan siswa dilihat dari aspek memperhatikan, bertanya kepada guru,

menjawab pertanyaan, berpendapat, kerjasama dalam kelompok, mengerjakan soal,

belajar menggunakan sumber, dan presentasi kelompok, sebagian besar aspek mengalami

peningkatan.

e. Kesimpulan Sementara

Melalui penerapan metode pembelajaran berbasis masalah, siswa mengalami

peningkatan dalam memahami dan melakukan penalaran terhadap masalah terutama

berkaitan dengan protokol pengalamatan jaringan.

f. Daftar Pustaka

Leonardus Baskoro Pandu. “Penerapan Model Problem Based Learning Untuk

Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Komputer

Page 3: Proposal

(KK6) di SMK N 2 Wonosari Yogyakarta”, Skripsi Program Studi Pendidikan

Teknik Mekatronika Universitas Negeri Yogyakarta, 2013

Hariatik. “Karakteristik Materi yang Menggunakan PBL Dalam Proses Pembelajaran”.

Kediri. 2013

Herman Tatang. “Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah

Menengah Pertama”. Yogyakarta. 2007