Proposal

6
1.1 Latar Belakang Masalah Pada era kompetisi yang makin ketat ini, keberhasilan menciptakan persepsi positif di benak konsumen merupakan faktor penting dalam kesuksesan produk/merek, bahkan mungkin lebih penting daripada keunggulan teknologi. Keunggulan kompetitif dalam fungsi teknis produk adalah penting, tetapi akhirnya yang menentukan produk dapat berhasil di pasar adalah konsumen. Bagaimana menciptakan nilai emosional di produk/merek dan menimbulkan rasa kepemilikan kepada merek tersebut sehingga konsumen bersedia menyisihkan share of walletnya untuk produk/merek kita adalah kunci keberhasilan merek di pasar. Ketika seseorang bermaksud membeli mobil baru untuk keluarganya, tentu langkah pertama yang dilakukan adalah mendatangi beberapa showroom mobil untuk mencari informasi harga serta spesifikasi mobil yang hendak dibelinya. Informasi yang diperoleh dari sales man showroom adalah jenis mobil dan segala spesifikasi yang diperlukan, termasuk cara pembelian secara tunai maupun kredit, dan mungkin tidak segan- segan mempersilahkan untuk melakukan test drive. Calon pembeli mungkin akan merasakan kenyamanan atas spesifikasi dari mobil yang ditawarkan melalui test

Transcript of Proposal

Page 1: Proposal

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era kompetisi yang makin ketat ini, keberhasilan menciptakan

persepsi positif di benak konsumen merupakan faktor penting dalam kesuksesan

produk/merek, bahkan mungkin lebih penting daripada keunggulan teknologi.

Keunggulan kompetitif dalam fungsi teknis produk adalah penting, tetapi

akhirnya yang menentukan produk dapat berhasil di pasar adalah konsumen.

Bagaimana menciptakan nilai emosional di produk/merek dan menimbulkan

rasa kepemilikan kepada merek tersebut sehingga konsumen bersedia

menyisihkan share of walletnya untuk produk/merek kita adalah kunci

keberhasilan merek di pasar.

Ketika seseorang bermaksud membeli mobil baru untuk keluarganya,

tentu langkah pertama yang dilakukan adalah mendatangi beberapa showroom

mobil untuk mencari informasi harga serta spesifikasi mobil yang hendak

dibelinya. Informasi yang diperoleh dari sales man showroom adalah jenis

mobil dan segala spesifikasi yang diperlukan, termasuk cara pembelian secara

tunai maupun kredit, dan mungkin tidak segan-segan mempersilahkan untuk

melakukan test drive. Calon pembeli mungkin akan merasakan kenyamanan

atas spesifikasi dari mobil yang ditawarkan melalui test drive yang sudah

dilakukan dan berjanji akan kembali lagi untuk melakukan transaksi.

Ketika seorang calon konsumen berbelanja di sebuah swalayan, dan

datang Sales Promotion Girl (SPG) sebuah produk susu berkalsium tinggi

menawarinya untuk mencicipi segelas kecil susu tersebut. Sales Promotion Girl

tersebut menerangkan kandungan nutrisi dan gizi dari produk yang dijualnya

dan berusaha meyakinkan calon pembelinya akan manfaat susu itu bagi kaum

berusia baya. Setelah mencicipi dan rasanya sesuai dengan seleranya, calon

konsumen tersebut menanyakan harga produk susu dan akhirnya membeli

sekotak. Kedua contoh di atas merupakan beberapa contoh dari experiential

marketing . Experiential marketing dapat sangat berguna untuk sebuah

Page 2: Proposal

perusahaan yang ingin meningkatkan merek yang berada pada tahap penurunan,

membedakan produk mereka dari produk pesaing,

menciptakan sebuah citra dan identitas untuk sebuah perusahaan, meningkatkan

inovasi dan membujuk pelanggan untuk mencoba dan membeli produk. Hal

yang terpenting adalah menciptakan pelanggan yang loyal. Pengalaman

pelanggan melibatkan panca indera, hati, pikiran yang dapat

menempatkan pembelian produk atau jasa di antara konteks yang lebih besar

dalam kehidupan .

Zarem (2000, p.28-31) mengutip pernyataan Sanders, Direktur Yahoo,

yang menyatakan bahwa pengalaman merupakan dasar perekonomian baru

untuk semua industri. Sebagai contoh industri penerbangan berkompetisi

menawarkan harga yang kompetitif dan keselamatan yang tinggi. Mereka

berusaha menawarkan pengalaman terbang (flying experience) sebagai senjata

bersaingnya. Lebih lanjut Sanders menyatakan bahwa saat ini adalah masanya

‘experience’ economy. Tanpa mempedulikan produk atau jasa yang dijual,

seorang pemasar perlu memberikan pengalaman yang tak terlupakan pagi

pelanggannya karena hal inilah yang sangat mereka hargai.

Pengalaman yang dirasakan pelanggan sangatlah unik dan memberikan

dampak yang berbeda dalam proses pemasaran , oleh karena itu perlu diketahui

apakah yang dimaksud dengan experiential marketing bagaimana hubungan

antara experiential marketing dan peningkatan penjualan. Pengalaman

konsumen dan loyalitas konsumen .

Page 3: Proposal

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah penelitian ini dapat dirumuskan kedalam

beberapa pertanyaan berikut ini.

1. Apakah ada hubungan positif antara experiential marketing dan

peningkatan penjualan?

2. Apakah ada hubungan positif antara experiential marketing dan

pengalaman konsumen ?

3. Apakah ada hubungan positif antara experiential marketing dan

loyalitas konsumen ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan positif antara experiential marketing

dan peningkatan penjualan.

2. Untuk mengetahui hubungan positif antara experiential marketing

dan pengalaman konsumen.

3. Untuk mengetahui hubungan positif antara experiential marketing

dan loyalitas konsumen

Page 4: Proposal

1.4 Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan aspek

praktis, yaitu memberikan masukan, menerapkan dan memperluas

pengetahuan tentang experiential marketing kepada perusahaan

untuk dijadikan pertimbangan dalam memecahkan permasalahan

yang berkaitan dengan kegiataan pemasaran .

2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi

peneliti selanjutnya didalam melakukan penelitian, khususnya

dibidang Experiential Marketing .