Proposal
Click here to load reader
-
Upload
kakak-adek -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Proposal
PROPOSAL USULAN APBN
DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
TAHUN ANGGARAN 2016
A. PENDAHULUAN
Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) sebagai unit yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan ketenagaan kesehatan, melalui Kemenkes dalam Peraturan
Presiden Nomor. 7 Tahun 2005 mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJM-N) Tahun 2004-2009 bab 28 bidang kesehatan disebutkan bahwa
pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan sumber
daya manusia (SDM). Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Manusia Kesehatan Nomor : 1575/MENKES/PER/XI/2005 menetapkan
kebijakan pembangunan tenaga kesehatan melalui upaya pokok penyusunan
kebijakan dan rencana pendayagunaan, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.
Dalam era otonomi daerah, pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas
Kesehatan Provinsi maupun Dinas Kesehatan Kabupaten/kota memiliki peran besar
dalam pelaksanaan program-program PPSDM Kesehatan di wilayah mereka.
Akan tetapi, hingga saat ini belum diperoleh gambaran yang akurat mengenai kondisi
PPSDM kesehatan yang ada di wilayah mereka. Untuk itu diperlukan upaya khusus
dalam memperoleh data terkini mengenai PPSDM Kesehatan yang ada di Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dengan upaya tersebut, diharapkan
penyediaan data dan informasi PPSDM kesehatan dapat dilakukan dan dilaporkan
dengan lebih valid, reliable dan tepat waktu.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam pengumpulan dan pemutakhiran data
PPSDM Kesehatan yang ada saat ini serta dalam menjembatani kebutuhan akan
analisis terhadap data yang terkumpul untuk diolah menjadi informasi yang
bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai dasar dalam proses perencanaan
maupun pengambilan keputusan bagi pimpinan. Upaya tersebut berupa kegiatan
"Penyusunan, pengumpulan, pengolahan, pemutakhiran serta analisis data
PPSDM Kesehatan pada Dinas Kesehatan Provinsi di seluruh Indonesia". Setelah
data telah dimutakhirkan (diup-date) dan dikumpulkan, diperlukan tahapan lebih lanjut
sehingga data yang dikumpulkan dapat diolah dan dianalisis.
I. LATAR BELAKANG
Dasar Hukum
Undang-undang nomor 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan.
UU No.9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian.
Peraturan pemerintah nomor 32 tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
511/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
932/Menkes/SK/VIII/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan
Sistem Informasi Kesehaan Daerah Kabupaten/Kota.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725 tahun 2003 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan di Bidang Kesehatan.
UU nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
UU No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :1575/Menkes/SK/XI/2005 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan, maka Pusdiklat SDM
Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan SDM Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
1575/MENKES/PER/XI/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :1575/Menkes/SK/XI/2005 Tentang
Organisasi dan tata kerja Departemen Kesehatan, maka Pusdiklat SDM
Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan SDM Kesehatan.
Peraturan Pemerintah Nomor : 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737).
Peraturan Pemerintah Nomor : 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737).
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 574/Menkes/SK/IV/2000
Tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
Permenkes RI No.317/Menkes/Per/III/2010 Tentang Pendayagunaan Tenaga
Kesehatan Warga Negara Asing.
Peraturan Menteri Kesehatan No.1144/Menkes/Per/VIII/2010 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1790/MENKES/PER/I/2011
Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan pasal 4 mengenai Uji Kompetensi
dilaksanakan oleh MTKP.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1796/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
Upaya pemerataan dan pemanfaatan suatu pengembangan tenaga kesehatan
yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana kebutuhan tenaga kesehatan,
baik untuk memenuhi kebutuhan pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
maupun pelayanan kesehatan swasta.
II. ANALISIS SITUASI
Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan program negara yang bertujuan
memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat.
Untuk mewujudkan tujuan Sistem Jaminan Sosial Nasional perlu dibentuk badan
penyelenggara yang berbentuk badan hukum berdasarkan prinsip
kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas,
kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan dana jaminan sosial
seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan
peserta.Dewan Jaminan Sosial (DJSN) sesuai mandatnya yang tertera dalam UU
No.40 Tahun 2004 tentang SJSN, berupaya untuk melakukan sinkronisasi dalam
upaya mencapai kepesertaan jaminan kesehatan.
Kegiatan Dokumen Data dan Informasi PPSDM Kesehatan Provinsi/Kab/Kota
perlu dilaksanakan agar buku Dokumen Data dan Informasi PPSDM Provinsi Kepulauan
Riau dapat tersusun berdasarkan data-data yang diperoleh dari Kab/Kota beserta
hasil analisisnya.
Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) sebagai unit yang bertanggung
jawab dalam pengelolaan ketenagaan kesehatan, melalui Kemenkes Dalam
Peraturan Presiden Nomor. 7 Tahun 2005 mengenai Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJM-N) Tahun 2004-2009 bab 28 bidang kesehatan disebutkan
bahwa pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
Sumber Daya Manusia (SDM). Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan No.1575/MENKES/PER/XI/2005
menetapkan kebijakan pembangunan tenaga kesehatan melalui upaya pokok
penyusunan kebijakan dan rencana pendayagunaan, pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan.
Perlunya meningkatkan wawasan tentang Kebijakan Penyelenggaraan
Pemeriksaan serta melaksanakan standar daan prosedur pemeriksaan kesehatan
CJH, menetapkan status kesehatan CJH sesuai dengan kategori yang telah
ditentukan, menuliskan kode diagnosis hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan
menggunakan ICD – X dan melakukan dan palaporan dibuku bantu dari BKJH
dengan benar dan lengkap. Uji kompetensi mengukur pengetahuan, keterampilan,
dan sikap tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesi, sehingga mendapatkan
sertifikat kompetensi sebagai pengakuan terhadap kompetensi seseorang tenaga
kesehatan untuk dapat menjalankan praktik dan/atau pekerjaan profesinya di seluruh
Indonesia. Untuk mencapai kepesertaan menyeluruh jaminan kesehatan tidak bisa
dilakukan oleh hanya satu dua instansi saja. Upaya tersebut harus dilakukan
bersama-sama oleh semua pemangku kesehatan. Daya manusia kesehatan
(PPSDMK) sebagai unit yang bertanggungjawab dalam pengelolaan ketenagaan
kesehatan.Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam pengumpulan dan
pemutakhiran data PPSDM Kesehatan yang ada saat ini serta dalam menjembatani
kebutuhan akan analisis terhadap data yang terkumpul untuk diolah menjadi
informasi yang bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai dasar dalam proses
perencanaan maupun pengambilan keputusan bagi pimpinan. Upaya tersebut
berupa kegiatan "Penyusunan, pengumpulan, pengolahan, pemutakhiran serta
analisis data PPSDM Kesehatan pada dinas kesehatan provinsi di seluruh
Indonesia". Setelah data telah dimutakhirkan (di-update) dan dikumpulkan,
diperlukan tahapan lebih lanjut sehingga data yang dikumpulkan dapat diolah dan
dianalisis. Hasil dari kegiatan-kegiatan tersebut nantinya akan disajikan dalam
bentuk dokumen deskripsi data dan informasi PPSDM Provinsi, yang merupakan
kompilasi dari data PPSDM Kesehatan dari setiap Kab/Kota di seluruh Indonesia.
Perlunya proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interprestasi data
secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang
membutuhkan untuk diambil tindakan.
III. PERMASALAHAN
Masih adanya tenaga kerja WNA yg belum memiliki izin tetapi sudah melakukan praktek di wilayah Indonesia.
Perlunya koordinasi dari beberapa instansi terkait perizinan TK-WNA seperti
antara lain Dinas Kesehatan dan Imigrasi.
Masih adanya penduduk yang tidak mampu, tidak tercover sehingga tidak masuk
peserta BPJS.
Untuk mencapai kepesertaan menyeluruh (universal coverage) jaminan
kesehatan tidak bisa dilakukan oleh hanya satu dua instansi saja. Upaya
tersebut harus dilakukan secara bersama-sama oleh semua pemangku
kepentingan (stakeholders). Apa yang dilakukan oleh setiap Institusi (pemangku
kepentingan) haruslah sinkron antara satu dan lainnya sehingga tidak terjadi
pemborosan sumberdaya dalam upaya mencapai kepersertaan menyeluruh
jaminan kesehatan. Upaya tersebut tentu saja patut dihargai agar pencapaian
kepersertaan menyeluruh jaminan kesehatan dapat dilakukan secara lebih
produktif maka rencana-rencana yang sudah disusun oleh masing-masing
instansi terkait perlu disinkronkan dan dipadukan sebagai suatu rencana aksi
bersama.
Belum tersedia data mengenai pelaksanaan program-program PPSDM yang
valid, reliable dan tepat waktu, baik di tingkat pusat, provinsi maupun
Kabupaten/Kota yang dapat dijadikan sebagai bahan dalam proses
perencanaan dan pengambilan keputusan yang evidence based oleh
pimpinan.
Belum sempurnanya pemahaman pengelola program PPSDM di
Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam penyusunan Dokumen data dan Informasi
PPSDM Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 sesuai dengan pedoman atau
ketentuan yang telah ditetapkan
Belum sempurnanya pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan.
Belum adanya pelatihan petugas pemeriksa kesehatan calon jemaah haji.
Belum adanya pemenuhan tenaga kesehatan di Puskesmas dan RS Pemerintah
melalui mekanisme PNS, PPPK dan penugasan khusus.
Belum terpenuhinya tenaga kesehatan di Puskesmas dan RS pemerintah secara
merata.
Perlunya proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interprestasi data
secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit
yang membutuhkan untuk diambil tindakan.
IV. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Dilaksanakan pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan.
Dilaksanakan pendidikan dan pelatihan aparatur.
Dilaksanakan pembinaan operasional majelis tenaga kesehatan Provinsi.
Dilaksanakan fasilitasi perencanaan kebutuhan SDMK Kabupaten/Kota
Provinsi Kepulauan Riau.
Dilaksanakan aparatur yang mendapat sertifikat pada pelatihan terakreditasi.
Dilaksanakan pembinaan dan pengawasan TK-WNA.
Dilaksanakan pemenuhan tenaga kesehatan di Puskesmas dan RS
pemerintah melalui mekanisme PNS, PPPK dan penugasan khusus.
Kemenkes telah menyiapkan juga regulasi yang mengatur TK-WNA yang
nantinya akan dapat bekerja di Indonesia melalui Permenkes no.317 tahun
2010 tentang pendayagunaan TK-WNA di Indonesia. Di dalam peraturan
tersebut disebutkan beberapa persyaratan TK-WNA yang akan di daya
gunakan di Indonesia di antaranya bahwa TK-WNA harus berasal dari Negara
yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, TK-WNA yang akan di
daya gunakan di Indonesia harus memiliki kompetensi yang lebih baik
dibandingkan tenaga kesehatan kita dan harus memenuhi persyaratan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di Negara kita. Pendayagunaan tenaga
kesehatan TK-WNA di Indonesia adalah dalam rangka ahli ilmu pengetahuan
dan teknologi sehinggga harus memiliki tenaga pendamping yang merupakan
tenaga kesehatan Indonesia dengan kompetensi yang sama, dan TK-WNA di
indonesia tidak dapat melakukan praktek secara mandiri sehingga
pendayagunaan TK-WNA harus melalui pengguna.
Di penuhinya tenaga kesehatan di Puskesmas dan RS pemerintah
mekanisme PNS,PPPK dan penugasan khusus.
Terwujudnya penyelenggaraan pemeriksaan melalui pendekaran etika, moral,
keilmuan dan profesional dengan menghasilkan kualifikasi data yang dapat
dipercaya, tepat dan lengkap sebagai baan penyelenggaraan pembinaan
Jemaah Haji di tanah air dan pengelolaan kesehatan Jemaah Haji di Arab
Saudi. Pemeriksaan kesehatan tersebut dilakukan 2(dua) tahap yaitu tahap I
dilakukan oleh puskesmas dan tahap II dilakukan di Kabupaten/Kota.
Pemeriksaan kesehatan tahap I berfungsi sebagai alat pembinaan kesehatan
Jemaah Haji baik yang sehat maupun yang sakit dengan harapan yang sehat
tetap terpelihara kesehatannya.
Peningkatan wawasan peserta melaui pemberian materi dasar (kebijakan).
Pembekalan kemampuan teknis dan manajerial yang harus dilakukan di
Puskesmas.
Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pelatihan dan tujuan kurikulum
pelatihan pemahaman pengelola program PPSDM di kabupaten/kota dan
Provinsi dalam penyusunan Dokumen data dan Informasi PPSDM Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2016 sesuai dengan pedoman atau ketentuan yang
telah ditetapkan
Perlunya dilakukan pelatihan kegiatan advokasi berbasis surveilans yang
merupakan pengamatan masalah kesehatan yang dilakukan secara
sistematis, secara terus menerus terhadap distribusi dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya melalui proses analisis berdasarkan data yang terkumpul
dari sumber-sumber data yang didapat dari kegiatan surveilans baik kegiatan
surveilans yang dilakukan oleh unit surveilans maupun oleh unit program.
Proses kegiatan surveilans terdiri dari pengumpulan data, pengolahan, analis
dan interprestasi yang diolah menjadi suatu informasi, penyebaran data atau
informasi.
V. PENUTUP
Demikianlah proposal ini dibuat untuk pengajuan anggaran tahun
2016, besar harapan kami agar dapat disetujui atas perkenaan saudara kami
ucapkan terimakasih.
Tanjungpinang, April 2015
Kepala bidang Pengembangan
drg. ANI DEWIYANAPembina Tk. I / IV bNIP. 19620422 198803 2 003
Hal 8