Proposal

8
JUARFIANTI 100111273 Ruang : 9 HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI PROPOSAL Karya Tulis Ilmiah Disusun oleh : JUARFIANTI 100111273 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAMRATULANGI 1

Transcript of Proposal

Page 1: Proposal

JUARFIANTI 100111273 Ruang : 9

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI

PROPOSAL

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh :

JUARFIANTI

100111273

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAMRATULANGI

MANADO

2013

1

Page 2: Proposal

JUARFIANTI 100111273 Ruang : 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemberian air susu ibu (ASI) sangat penting bagi tumbuh kembang yang optimal

baik fisik maupun mental dan kecerdasan bayi. Oleh karena itu, pemberian ASI perlu

mendapat perhatian para ibu dan tenaga kesehatan agar proses menyusui dapat terlaksana

dengan benar. Selain itu, pemberian ASI dapat menurunkan resiko kematian pada bayi.

Kita ketahui bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator kesehatan di

suatu negara.

Salah satu penyebab utama kematian di Indonesia menurut Survei Kesehatan

Rumah Tangga (SKRT) 1995 adalah kejadian diare. Kejadian diare pada bayi dapat

disebabkan karena kesalahan pemberian makan, dimana bayi sudah diberi makan selain

ASI sebelum berusia 4 bulan.

Walaupun bayi umur 0-6 bulan mengalami pertumbuhan yang pesat, namun

sebelum mencapai usia 6 bulan, sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan

sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain ASI. ASI merupakan gizi

terbaik bayi, sumber makanan utama dan paling sempurna bagi bayi usia 0-6 bulan. ASI

mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan yang dibutuhkan seorang bayi yaitu energy,

lemak, laktosa, protein,mineral, immunoglobulin, lisosin dan laktoferin. WHO

merekomendasikan untuk memberikan ASI ekslusif selama 4-6 bulan. Namun pada 2001,

WHO merevisi rekomendasi ASI ekslusif tersebut dari 4-6 bulan menjadi 6 bulan.

Di negara berkembang seperti Indonesia, pajanan mikroorganisme patogen

maupun zat alergen lainnya masih merupakan masalah. Infeksi gastrointestinal maupun

nongastrointestinal lebih sering ditemukan pada bayi yang mendapat pengganti air susu

ibu (PASI) dibanding dengan yang mendapat air susu ibu (ASI). Hal ini menandakan

bahwa ASI merupakan komponen penting pada system imun mukosa gastrointestinal

maupun mukosa lain, karena sebagian besar mikroorganisme masuk ke dalam tubuh

melalui mukosa.

ASI terbukti melindungi anak terhadap berbagai penyakit infeksi seperti diare,

ISPA, dan lain-lain. Di Amerika, 400 bayi meninggal pertahun akibat muntah mencret.

2

Page 3: Proposal

JUARFIANTI 100111273 Ruang : 9

Sebanyak 300 bayi diantaranya adalah bayi yang tidak disusui. Kematian meningkat 23,5

kali pada bayi susu formula. Hasil penelitian di Vietnam terlihat bahwa lamanya ASI

ekslusif berhubungan dengan prevalensi diare dan ISPA. Pada anak dengan ASI ekslusif

kurang dari 3 bulan, diare muncul lebih awal dan prevalensinya lebih besar dibandingkan

dengan anak yang mendapat ASI ekslusif lebih dari 3 bulan. Pada anak yang mendapat

ASI ekslusif, diare muncul lebih jarang dan bila terjadi diare mempunyai dampak

negative yang lebih sedikit pada status gizi si anak untuk kehilangan berat badan dan

terganggu pertumbuhan linearnya lebih kecil.

Penggunaan susu formula beresiko tercemar berbagai virus, tetapi kebalikannya

ASI mengandung antibody terhadap berbagai jenis virus, antarlain Respiratory syncytial

virus (RSV), influenza virus, rotavirus, rhinovirus, dan lain-lain. Telah terbukti bahwa

ASI menghambat pertumbuhan virus-virus tersebut, misalnya kolostrum yang terdapat

dalam ASI mempunyai aktivitas menetralisasi RSV. Virus ini mengancam jiwa dan

sering sebagai penyebab bayi dirawat di beberapa negara berkembang. Bayi yang dirawat

karena menderita infeksi RSV jauh lebih sedikit pada kelompok yang mendapat ASI

dibanding bayi yang mendapat susu formula.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan angka kejadian diare

pada bayi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adakah hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan angka

kejadian diare pada bayi.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai hubungan

antara pemberian ASI ekslusif dengan angka kejadian diare pada bayi.

3

Page 4: Proposal

JUARFIANTI 100111273 Ruang : 9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. ASI Ekslusif

Secara alamiah, seorang ibu menghasilkan air susu ibu (ASI) segera setelah

melahirkan. ASI diproduksi oleh alveoli yang merupakan bagian hulu dari pembuluh

kecil air susu. ASI merupakan makanan paling cocok bagi bayi karena mempunyai

nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat oleh

manusia ataupun susu yang berasal dari hewan seperti susu sapi, susu kerbau atau

susu kambing. Pemberian ASI sangat dianjurkan oleh ahli gizi diseluruh dunia.

Air susu ibu (ASI) selain sebagai nutrisi dapat pula memberi perlidungan pada

bayi melalui zat kekebalan yang dikandungnya. Immunoglobulin ASI tidak diabsorpsi

bayi tetapi berperan memperkuat system imun local usus. ASI juga meningkatkan

IgA pada mukosa traktus respiratorius dan kelenjar saliva bayi. Ini disebabkan faktor

pertumbuhan dan hormone sehingga dapat merangsang perkembangan system imun

local bayi. Hal ini terlihat dari lebih rendahnya penyakit otitis media, pneumonia,

bakteremia, meningitis dan infeksi traktus urinarius pada bayi yang mendapat ASI

dibanding bayi yang mendapat PASI.

Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein

yang terdapat dalam susu formula. Adapun hasil eksperimen pada hewan uji

membuktikan bahwa limfosit yang terdapat di dalam ASI dapat melintasi dinding

usus bayi dan masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga dapat mengaktifkan system

imun bayi. Pemberian ASI yang dianjurkan adalah ASI ekslusif selama 6 bulan.

Idelanya bayi yang diberi ASI ekslusif tidak terkena diare karena ASI merupakan

makanan alami yang ideal bagi bayi dan sesuai dengan kondisi system pencernaan

bayi yang belum matur (pada bayi 0-6 bulan) sehingga tidak menyebabkan alergi

pada bayi. Namun ada juga bayi yang diberi ASI ekslusif terkena diare baik jarang

maupun sering. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor baik dari bayi maupun

perilaku ibu. Penyebab diare dari faktor bayi adalah adanya infeksi baik di dalam

ataupun diluar saluran pencernaan baik itu infeksi bakteri, virus, maupun infeksi

4

Page 5: Proposal

JUARFIANTI 100111273 Ruang : 9

parasit. Perilaku ibu juga dapat meningkatkan resiko terjadinya diare pada bayi

seperti tidak mencuci tangan setelah buang air besar dan sesudah membuang tinja

anak atau sebelum makan dan menyuapi anak.

Kolostrum merupakan ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari ke-4 atau

ke-7. Kolostrum kaya akan zat antibodi terutama IgA. Selain itu, didalam kolostrum

terdapat lebih dari 50 proses mendukung perkembangan imunitas termasuk faktor

pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Kolostrum mengandung sel darah putih dan

protein immunoglobulin pembunuh kuman dalam jumlah paling tinggi..

2. Diare

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah

cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200

gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai criteria frekuensi, yaitu buang air

besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa

disertai lender dan darah.

Ada dua jenis diare menurut lama terjadinya yaitu diare akut dan kronik. Diare

akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya

sehat serta berlangsung antara 3-5 hari. Sedangkan diare kronik adalah diare yang

berlanjut lebih dari 2 minggu, disertai kehilangan berat badan atau tidak

bertambahnya berat badan.

3. Hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan kejadian diare

Pemberian makanan berupa ASI sampai bayi mencapai usia 4-6 bulan, akan

memberikan kekebalan kepada bayi terhadap berbagai macam penyakit karena ASI

adalah cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari

berbagai penyakit infeksi, bakteri, virus, jamur dan parasit. Ada perbedaan yang

signifikan antara bayi yang mendapatkan ASI ekslusif dengan bayi yang diberi susu

formula. Bayi yang diberi susu formula biasanya mudah sakit dan sering mengalami

problema kesehatan seperti sakit diare dan lain-lain yang memerlukan pengobatan

sedangkan bayi yang diberikan ASI biasanya jarang mendapat sakit kalaupun sakit

biasanya ringan jarang memerlukan perawatan.

5

Page 6: Proposal

JUARFIANTI 100111273 Ruang : 9

6