Proposal

19
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Aceh Besar yang memiliki nilai ekonomi penting dalam usaha pertanian. Permintaan jagung untuk kebutuhan bahan pakan ternak terus meningkat, sementara kemampuan produksi masih terbatas. Jagung merupakan salah satu tanaman yang banyak dikembangkan di Kabupaten Aceh Besar seperti Kecamatan Lembah Seulawah dan Kecamatan Seulimum. Varietas yang ditanam di kedua kabupaten tersebut umumnya lokal hibrida dan petani menanam untuk keperluan pemasaran local seperti untuk sayur-sayuran dan kebutuhan pakan ternak. Varietas jagung hibrida dari tahun ke tahun terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Di pasaran telah beredar berbagai varietas jagung hibrida seperti Bisi 2, Bisi 16, Bisi 816, NK 22, NK 33, Pionir, Semar dsb. Varietas jagung hibrida memiliki keunggulan yaitu potensi hasil tinggi, sebagai contoh Bima-5 potensi produksinya mencapai 14,4 ton pipilan kering per hektar, sementara hasil uji multilokasi di beberapa daerah menunjuk-kan hasil rata-rata 11,3 ton pipilan kering per hektar. Disamping itu varietas jagung Bima-5 memiliki tongkol ganda dengan ukuran sama besar, panjang tongkol 18,2 cm, jumlah baris biji pertongkol 12-14 baris, tinggi tanaman 204 cm dan masak fisiologis pada umur 103 hari (Balitsereal, 2007 dalam Suharno, dkk (2010).

Transcript of Proposal

Page 1: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 1/19

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Jagung merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Aceh Besar

yang memiliki nilai ekonomi penting dalam usaha pertanian. Permintaan jagung

untuk kebutuhan bahan pakan ternak terus meningkat, sementara kemampuan

produksi masih terbatas. Jagung merupakan salah satu tanaman yang banyak 

dikembangkan di Kabupaten Aceh Besar seperti Kecamatan Lembah Seulawah dan

Kecamatan Seulimum. Varietas yang ditanam di kedua kabupaten tersebut umumnya

lokal hibrida dan petani menanam untuk keperluan pemasaran local seperti untuk 

sayur-sayuran dan kebutuhan pakan ternak. Varietas jagung hibrida dari tahun ke

tahun terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.

Di pasaran telah beredar berbagai varietas jagung hibrida seperti Bisi 2, Bisi 16, Bisi

816, NK 22, NK 33, Pionir, Semar dsb. Varietas jagung hibrida memiliki keunggulan

yaitu potensi hasil tinggi, sebagai contoh Bima-5 potensi produksinya mencapai 14,4

ton pipilan kering per hektar, sementara hasil uji multilokasi di beberapa daerah

menunjuk-kan hasil rata-rata 11,3 ton pipilan kering per hektar. Disamping itu

varietas jagung Bima-5 memiliki tongkol ganda dengan ukuran sama besar, panjang

tongkol 18,2 cm, jumlah baris biji pertongkol 12-14 baris, tinggi tanaman 204 cm

dan masak fisiologis pada umur 103 hari (Balitsereal, 2007 dalam Suharno, dkk 

(2010).

Page 2: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 2/19

2

Namun demikian, petani di beberapa desa telah menggunakan varietas

hibrida seperti Bisi 2, Bisi 16, ha-silnya dipanen muda sebagai bahan snack 

(makanan ringan). Sebagai bahan pangan, jagung dikonsumsi karena nilai gizi dan

sumber energi yang tinggi dengan komposisi gizi karbohidrat 71 %, protein 10 %,

dan lemak 4. Nilai gizi jagung adalah 3.578 kalori/ kg, sedangkan beras 3.629 kalori

dan terigu 3.327 kalori (Downswell et.al., 1996). Dilihat dari proporsi kandungan

nutrisinya, kandungan protein dalam biji adalah rendah, selain rendah kualitasnya

sangat miskin asam amino essensial yaitu tryptophan dan lysine ( Dias Paes and

Bicudo, 1994 dalam Suharno, dkk (2010)).

Di Desa Blang Lambaro Kecamatan Lembah Seulawah, para petani selain

menanam varietas hibrida untuk dipanen dalam bentuk tongkol kering, banyak pula

petani menanam jagung varietas hibrida untuk dipetik dalam keadaan tongkol muda.

Penanaman jagung muda oleh petani umumnya dilakukan pada skala kecil sekitar

0,125 ha dan ditanam secara rotasi, artinya dilakukan secara terus menerus, sehingga

dalam setahun mampu ditanam 3 (tiga) kali pertanaman atau Indeks Pertanaman (IP)

 jagung 300%. Panen jagung muda dirasakan menguntungkan petani, karena dapat

dipanen mulai umur 60 hari setelah tanam. Panen jagung hibrida muda sangat

diminati di lapangan, karena umurnya pendek, pemasarannya cukup lancar.

Permintaan masyarakat terhadap jagung hibrida tongkol muda dan pipilan

selalu meningkat, hal ini disebabkan karena kandungan karbohidrat dalam biji jagung

mengandung gula pereduksi (glukosa dan fruktosa), sukrosa, polisakarida dan pati

yang menyebabkan rasa manis. Jagung manis dapat dikonsumsi segar ataupun diolah

menjadi sayuran.

Page 3: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 3/19

3

Dalam mengusahakan tanamannya, petani terkendala oleh sarana produksi

seperti bibit unggul, pupuk dan pestisida. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik 

diperlukan pemberian pupuk yang memadai. Pemupukan nitrogen merupakan faktor

yang sangat berpengaruh terhadap hasil jagung manis. Pada umumnya untuk 

mencapai hasil maksimum petani sering memberikan pupuk melebihi kebutuhan

tanaman dan kurang memperhatikan waktu pemberian yang tepat.

Rendahnya produktivitas dalam kegiatan pertanian disamping menyebabkan

tingkat pendapatan rendah, juga menunjukkan bahwa usahatani yang dikembangkan

mempunyai jumlah produksi yang rendah. Penyebab kondisi ini selain masalah

penggunaan sarana produksi dan faktor produksi juga masalah eksternal diantaranya

masalah modal usaha dan masalah iklim.

Permasalahan yang banyak dijumpai di lapangan, masalah modal usaha

merupakan masalah utama, dimana modal usaha merupakan faktor utama bagi para

petani dalam menentukan jenis faktor produksi yang berkualitas, seperti penggunaan

bibit unggul, jenis pupuk dan jumlah yang baik, serta penggunaan tenaga kerja yang

tepat. Kondisi ini bertolak belakang bila dilihat dilapangan dimana sebagian para

petani melakukan improvisasi sarana produksi seperti penggunaan bibit jagung

dimana mereka membuat benih jagung sendiri, kemudian adanya usaha memadukan

pupuk buatan dengan pupuk organik dan sebagainya.

Hal ini secara tidak langsung sangat mempengaruhi produksi dan

produktivitas usahatani jagung di daerah penelitian dan berimbas kepada tingkat

pendapatan yang rendah yang disebabkan kualitas dan kuantitas jagung yang

dihasilkan dibawah standar. Selain faktor modal usaha, faktor iklim mempunyai

Page 4: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 4/19

4

peran penting terhadap keberhasilan usahatani tersebut, seperti curah hujan, dan

kelembaban, didaerah penelitian tingkat curah hujan dan kelembaban sangat sesuai

dengan kebutuhan usahatani jagung.

Melihat kondisi di atas, secara tidak langsung telah menggambarkan bahwa

permasalahan faktor produksi yaitu modal usaha serta faktor iklim merupakan faktor

yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan usahatani jagung itu sendiri. Sesuai

dengan kenyataan diatas penulis ingin melihat peluang usahatani jagung di dalam

meningkatkan pendapatan.

1.2.  Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka adapun identifikasi masalah adalah

sebagai berikut :

1.  Seberapa besar pendapatan usahatani jagung hibrida panen mudah dan

panen tua (pipil) ?

2.  Seberapa besar perbedaan pendapatan antara usahatani jagung hibrida

panen muda dengan usahatani jagung panen tua (pipil)

3.  Faktor apa saja yang mempengaruhi petani melakukan pemanenan muda

pada jagung hibrda dan panen tua (pipil)

1.3.  Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:

1.  Untuk mengetahui besarnya pendapatan usahatani jagung hibrida panen

mudah dan panen tua (pipil)

Page 5: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 5/19

5

2.  Untuk mengetahui besarnya perbedaan pendapatan antara usahatani

 jagung hibrida panen muda dengan usahatani jagung panen tua (pipil)

3.  Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi petani melakukan

pemanenan muda pada jagung hibrda dan panen tua (pipil)

1.4.  Manfaat Penelitian

1.5.  Kerangka Pemikiran

Pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas, didasarkan atas proses-

proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Para petani mengatur dan menggiatkan

pertumbuhan tanaman dan hewan itu dalam usahatani ( farm). Kegiatan-kegiatan

produksi di dalam usahatani merupakan suatu bagian usaha (business), dimana biaya

dan penerimaan adalah penting. Bagi masyarakat yang menggantungkan hidup

mereka di sektor pertanian dan tanaman pangan seperti usahatani padi, mampu

menciptakan pendapatan yang baik, akan tetapi sektor ini tergantung atau

dipengaruhi oleh perkembangan usahatani tersebut.

Sampai sekarang, sektor pertanian masih merupakan sektor penting dalam

pertumbuhan ekonomi nasional. Sebagian besar penduduk Indonesia (lebih dari 60

persen) tinggal di pedesaan dan lebih dari separuh penduduk tersebut

menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian (Daniel, 2002).

Usahatani adalah sebagian dari kegiatan di permukaan bumi dimana seorang

petani, sebuah keluarga atau manajer yang digaji bercocok tanam atau memelihara

ternak. Petani yang berusaha tani sebagai suatu cara hidup, melakukan pertanian

karena dia seorang petani. Apa yang dilakukan petani ini hanya sekedar memenuhi

Page 6: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 6/19

6

kebutuhan. Dalam arti petani meluangkan waktu, uang serta dalam

mengkombinasikan masukan untuk menciptakan keluaran adalah usaha tani yang

dipandang sebagai suatu jenis perusahaan. (Maxwell L. Brown, 1974 dalam

Soekartawi, 2002).

Pengelolaan usahatani yang efisien akan mendatangkan pendapatan yang

positif atau suatu keuntungan, usaha tani yang tidak efisien akan mendatangkan suatu

kerugian. Usaha tani yang efisien adalah usaha tani yang produktivitasnya tinggi. Ini

bisa dicapai kalau manajemen pertaniannya baik. Dalam faktor-faktor produksi

dibedakan menjadi dua kelompok :

a.  Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam-macam tingkat

kesuburan, benih, varitas pupuk, obat-obatan, gulma dsb

b.  Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat

pendidikan, status pertanian, tersedianya kredit dan sebagainya (Soekarwati,

2000). 

Dalam usahatani modal merupakan barang ekonomi yang digunakan untuk 

memperoleh pendapatan dan untuk mempertahankan pendapatan keluarga tani.

Menurut Mubyarto, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor

produksi lain (tanah + tenaga kerja) menghasilkan barang-barang yaitu berupa hasil

pertanian (Mubyarto, 1999). Soekartawi mengelompokkan modal menjadi 2

golongan, yaitu :

a.  Barang yang tidak habis dalam sekali produksi misal peralatan pertanian,

bangunan, yang dihitung biaya perawatan dan penyusutan selama 1 tahun.

b.  Barang yang langsung habis dalam proses produksi seperti benih,

Page 7: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 7/19

7

pupuk, obat-obatan dan sebagainya. (Soekartawi, 1995).

Biaya produksi mempunyai peranan penting dalam menentukan dan memilih

 jenis usahatani yang akan diusahakan, besarnya biaya produksi suatu jenis barang

sangat mempengaruhi harga pokok dari hasil produksi yang dilaksanakan

(Soekartawi, 1995). Biaya produksi terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya

variabel (variable cost ) adalah biaya yang digunakan dalam satu kali proses produksi

yang habis dipakai termasuk didalamnya antara lain biaya sarana produksi dan biaya

tenaga kerja. Adapun yang dimaksud dengan biaya tetap ( fixed cost ) adalah biaya

yang tidak habis dipakai dalam satu kali proses produksi.

Menurut Mubyarto (1982) petani membandingkan antara nilai hasil yang

diterima dengan biaya yang dikeluarkan banyak jenis usaha yang telah dilaksanakan

oleh petani untuk menambah pendapatan namun penerapan pola tanam lebih

menguntungkan meskipun produksinya masih rendah, kenyataan ini perlu mendapat

perhatian agar usaha untuk menaikkan pendapatan dalam mensejahterakan usahatani

dan jagung yang lebih baik dengan membandingkan antara produksi yang diperoleh

pada saat panen dengan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.

Besarnya keuntungan sangat tergantung pada hasil yang diperoleh biaya

produksi yang digunakan dan baik buruknya pengaturan pengunaan biaya, biaya

produksi yang besar dan harga produksi tetap. Apabila tidak dikelola secara baik 

tentu hasilnya akan berkurang sebaliknya biaya produksi yang rendah dan harga tetap

namun dikelola secara baik akan memberikan keuntungan yang sesuai.

Untuk mengukur tingkat pendapatan suatu usahatani, maka dilakukan

penghitungan tingkat produksi usahatani sebagai output dan mengelompokkan

berbagai biaya yang terjadi selama melakukan kegiatan usahatani sebagai input

Page 8: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 8/19

8

usahtani. Setiap usaha diharapkan dapat menggunakan biaya produksi seefisien

mungkin sehingga dapat menimbulkan pendapatkan yang maksimal.

Ditinjau dari sudut ekonomi, usahatani yang produktif berarti usahatani itu

produktifitasnya tinggi. Mubyarto (1989), memberikan pengertian bahwa

produktifitas ini sebenarnya merupakan penggabungan antara efesiensi usaha (fisik)

dengan kapasitas tanah. Efesiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi (output)

yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input  

Biaya produksi adalah sebagai biaya kompensasi yang diterima oleh para

pemilik faktor-faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam

proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai. Dalam analisis ekonomi,

biaya diklasifikasikan kedalam beberapa golongan sesuai dengan tujuan spesifik dari

analisis yang dikerjakan, yaitu sebagai berikut: 

1.  Biaya uang dan biaya in natura. Biaya-biaya yang berupa uang tunai, misalnya

upah tenaga kerja untuk biaya persiapan atau penggarapan tanah, termasuk upah

untuk ternak, biaya untuk membeli pupuk dan pestisida dan lain-lain. Sedangkan

biaya-biaya panen, bagi hasil, sumbangan, dan mungkin pajak-pajak dibayarkan

dalam bentuk natura.

2.  Biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya

tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah

yang berupa uang. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya

berhubungan langsung dengan besarnya produksi, misalnya pengeluaran-

pengeluaran untuk bibit, pupuk dan sebagainya.

Page 9: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 9/19

9

3.  Biaya rata-rata dan biaya marginal. Biaya rata-rata adalah hasil bagi antara biaya

total dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Sedangkan biaya marginal, adalah

biaya tambahan yang dikeluarkan petani atau pengusaha untuk mendapatkan

tambahan satu satuan produk pada suatu tingkat produksi tertentu. (Daniel,

2002).

Semakin kecil biaya yang terjadi selama produksi tanpa mengurangi tingkat

produksi, maka akan semakin meningkatkan pendapatan dan semakin

memaksimalkan keuntungan.

Ditinjau dari segi rumah tangga perusahaan, maka pendapatan pada

prinsipnya mempunyai sifat menambah atau menaikkan nilai kekayaan pemilik 

perusahaan, baik dalam bentuk penerimaan maupun tagihan. Untuk memperjelas

pengertian tentang pendapatan, dikemukakan pengertian pendapatan dari para ahli :

M. Fuad, dkk. (2004), mengemukakan bahwa “Pendapatan adalah

bertambahnya aktiva perusahaan atau uang tunai, piutang, kekayaan lain yang

 berasal dari penjualan barang atau jasa yang mengakibatkan modal bertambah”. 

Dumairy (1999), menambahkan bahwa Pendapatan adalah jumlah balas jasa

yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi

meliputi uapah/gaji, sewa tanah, bunga dan keuntungan. Kemudian pendapatan

nasional menurut Lincolin Arsyad  (2004), merupakan nilai produksi barang-barang

dan jasa-jasa yang dihasilkan suatu perekonomian (negara) dalam waktu satu tahun.

Soekarwati (1995), berpendapat bahwa pendapatan usaha tani adalah selisih

antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan.

Page 10: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 10/19

10

Jadi, Pd = TR – TC

Pd = Pendapatan Usaha Tani

TR = Total Penerimaan

TC = Total Biaya

Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

pendapatan adalah semua barang, jasa dan uang yang diperoleh atau diterima oleh

seseorang atau masyarakat dalam suatu periode tertentu dan biasanya diukur dalam

satu tahun yang diwujudkan dalam skop nasional (national Income) dan ada kalanya

dalam skop individual yang disebut pendapatan perkapita ( personal income).

Purwanto (1983) dalam Suharno, dkk (2010), menyatakan bahwa pendapatan

dibagi dua bentuk, yaitu pendapatan kotor dan bersih. Pendapatan kotor adalah hasil

yang diperoleh dari penerimaan hasil usaha yang belum dikurangi dengan biaya

produksi. Sedangkan pendapatan bersih meliputi penerimaan yang telah dikurangi

dengan semua pengeluaran untuk keperluan usaha. Pendapatan sangat dipengaruhi

oleh besarnya skala usaha, pemilikan cabang usaha, efesiensi dalam penggunaan

tenaga kerja, tingkat produksi, pemasaran, umur petani, dan tingkat pengetahuan

yang dimiliki.

Selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran total usahatani

disebut pendapatan bersih usahatani. Pendapatan besih usahatani mengukur imbalan

yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi kerja,

pengelolaan, dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan

kedalam usahatani. Karena itu ia merupakan ukuran keuntungan usahatani yang

dapat dipakai untuk membandingkan penampilan beberapa usahatani. Bagaimanapun

Page 11: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 11/19

11

 juga, pendapatan bersih usahatani merupakan langkah untuk menghitung ukuran-

ukuran keuntungan lainnya yang mampu memberikan penjelasan lebih banyak 

(Soekartawi, 2002).

Usaatani jagung hibrida merupakan salah satu alternatif yang banyak 

dilakukan oleh para petani di Kecamatan Lembah Seulawah, selain jagung manis.

Pengembangan jagung hibrida di Kecamatan Lembah Seulawah saat ini terdapat dua

variasi produksi yaitu variasi tongkol panen muda yang mempunyai harga jual lebih

tinggi atau harganya hampir sama dengan harga jagung manis, sedangkan variasi

satu lagi adalah produksi panen tua dalam bentuk pipilan.

Adapun perbedaan ini menurut Suharno, dkk (2010) Produksi jagung muda

varietas hibrida Bisi 2 diperoleh 38.598 tongkol/ha. Harga jual jagung muda Rp 400

pertongkol, maka diperoleh penerimaan Rp 15.439.200. Dalam usahatani jagung

hibrida Bisi 2 ini diperoleh hasil sampingan berupa paselle (jagung sayur) sebesar Rp

2.400.000,- Sehingga diperoleh nilai penerimaan sebesar Rp 17.839.200,- Adapun

biaya agribisnis jagung muda varietas Bisi 2 di Desa Alebo yaitu Rp 5.635.000 maka

diperoleh keuntungan sebesar Rp 12.204.000,- per hektar. Agribisnis jagung muda

varietas hibrida ini dinilai sangat layak dengan R/C Ratio 3,16.

Menurut Rahmaniza (2011) dalam penelitian Analisis Keuntungan Peralihan

Tanaman Jagung Ke Tanaman Pisang Barangan di Kecamatan Lembah Seulawah

Aceh Besar diketahui bahwa besarnya pendapatan bersih pada usahatani jagung

hibrida di Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar Rp. Rp.15.182.954

per per Tahun dan pada usahatani pisang Rp.16.753.956per Tahun.

Page 12: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 12/19

12

Alham (2010) mengatakan bahwa usahatani jagung hibrida yang dilakukan

oleh petani di Nagari Panampuang menjual produksinya dalam dua bentuk yaitu

 jagung muda dan pipilan kering. Besarnya pendapatan yang diperoleh oleh petani

 jagung muda adalah Rp.3.178.500,89 /ha/MT sedangkan petani jagung pipilan

memperoleh Rp.10.424.280,93 ha/MT. Berdasarkan uji statistik pada taraf nyata 5%

maka diperoleh thitung sebesar 21,42 sedangkan ttabelnya 2,0244, dimana thitung besar dari

ttabel artinya terdapat perbedaan nyata pendapatan antara petani jagung hibrida muda

dan pipilan. Keuntungan yang didapatkan oleh petani jagung muda adalah

Rp.1.755.874,75 /ha/MT, sedangkan petani jagung pipilan memperoleh

Rp.8.613.734,08 /ha/MT. Berdasarkan uji pada taraf nyata 5% maka diperoleh t

hitung sebesar 25,94 sedangkan t tabelnya 2,0244, dimana t hitung besar dari t tabel

artinya terdapat perbedaan nyata keuntungan antara petani jagung hibrida muda dan

pipilan.

Menurut Alham (2010), diketahui alasan petani memilih menjual jagung

muda atau pipilan karena aspek ekonomis. Namun aspek ekonomis yang dimaksud

adalah dari dua persepektif yang berbeda, dimana petani jagung muda lebih

ekonomis dari segi waktu, cepat dapat uang, meminimalisir resiko, dan pergiliran

tanaman berikutnya lebih cepat. Sedangkan aspek ekonomis yang dimaksud oleh

petani jagung pipilan adalah banyaknya uang atau keuntungan yang diterima oleh

petani tersebut. Untuk memperoleh hasil yang optimal petani sebaiknya melakukan

usahatani jagung hibrida sesuai dengan anjuran antara lain menggunakan pupuk 

sesuai dengan anjuran. Menerapkan jarak tanam yang sesuai dengan anjuran, dan

melakukan pemeliharaan tanaman yang intensif terutama penyiangan. Hasil

Page 13: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 13/19

13

penelitian ini juga bisa menjadi panduan bagi petani setempat untuk memilih menjual

 jagung muda atau pipiian, dengan pertimbangan-pertimbangan atau aspek yang baik 

menurut mereka.

1.6.  Hipotesis

Adapun hipotesis yang dapat diturunkan berdasarkan kerangka pemikiran dan

penelitian sebelumnya yaitu

1.  Besarnya pendapatan yang diterima oleh petani usahatani jagung hibrida

panen muda dan panen tua (pipil) sudah layak.

2.  Terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara pendapatan antara

usahatani jagung hibrida panen muda dengan usahatani jagung panen tua

(pipil).

3.  Faktor harga dan permintaan yang mempengaruhi petani melakukan

pemanenan muda pada jagung hibrda dan panen tua (pipil)

.

Page 14: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 14/19

14

BAB II

METODE PENELITIAN

1.  Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Blang Lambaro Kecamatan Lembah

Seulawah Kabupaten Aceh Besar. Adapun kondisi responden yang diteliti terbatas

pada desa Blang Lambaro Kecamatan Lembah Seulawah. Pemilihan lokasi ini di

sengaja ( purposive sampling) di sebabkan karena wilayah Blang Lambaro

Kecamatan Lembah Seulawah merupakan salah satu daerah pengembangan lahan

tanaman Jagung Hibrida untuk wilayah Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten

Aceh Besar. Objek penelitian yang diambil adalah para petani, yang mempunyai

lahan pertanian tanaman Jagung Hibrida di daerah kawasan Blang Lambaro

Kecamatan Lembah Seulawah. Adapun ruang lingkup penelitian ini khususnya

hanya pada respon petani terhadap peralihan tanaman jagung ke tanaman Jagung

Hibrida di desa Blang Lambaro Kecamatan Lembah Seulawah.

2.  Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survey. Metode Survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk 

memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-

keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari

suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 2005 : 44).

Page 15: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 15/19

15

3.  Populasi, Metode Pengambilan Sampel dan Besarnya Sampel

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan petani yang terdapat

di desa Blang Lambaro yang mengusahakan jagung kemudian beralih ke usahatani

Jagung Hibrida. Total populasi adalah 20 orang petani, sedangkan besarnya sampel

yang diambil adalah 10 orang petani (50%).

4.  Batasan Variabel

Untuk menguji hipotesis yang diturunkan di atas di perlukan variabel-

variabel adalah sebagai berikut:

a.  Peralihan

Peralihan adalah bergantinya suatu usahatani menjadi usahatani yang baru

yang disebabkan tanaman baru lebih menguntungkan dibandingkan tanaman

lama.

b.  Luas Lahan Garapan

1.  Luas lahan garapan yaitu luas lahan yang ditanami tanaman jagung dan

dinyatakan dalam satuan Ha

2.  Luas lahan garapan yaitu luas lahan yang ditanami tanaman Jagung

Hibrida dan dinyatakan dalam satuan Ha

c.  Biaya Produksi

1.  Biaya Produksi jagung adalah besarnya biaya yang dikeluarkan selama

proses produksi jagung baik tunai maupun biaya tidak tunai yang diukur

dalam Rupiah/Ha/Musim Tanam

Page 16: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 16/19

16

2.  Biaya Produksi Jagung Hibrida adalah besarnya biaya yang dikeluarkan

selama proses produksi jagung baik tunai maupun biaya tidak tunai yang

diukur dalam Rupiah/Ha/Musim Tanam

d.  Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah curahan tenaga kerja baik tenaga kerja pria, wanita dan

anak-anak yang bersumber dari dalam keluarga dan luar keluarga yang

dipergunakan dalam usahatani jagung dan Jagung Hibrida. Keseluruhan

tenaga kerja tersebut dikonfirmasikan kedalam Hari Kerja Pria (HKP) dengan

menggunakan formula (Mubyarto, 1982:210) sebagai berikut

w

 jht  L

 

Dimana:

L = Hari Kerja Pria (HKP)

t = Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

h = Jumlah Hari Kerja (hari)

 j = Jumlah jam kerja (jam)

w = Rata-rata jam kerja per hari per orang

e.  Jumlah Produksi

1.  Jumlah Produksi jagung, yaitu besarnya hasil usahatani jagung yang

dinyatakan dalam satuan Kg/Ha/MT

2.  Jumlah Produksi Jagung Hibrida, yaitu besarnya hasil usahatani jagung

yang dinyatakan dalam satuan Tandan/Ha/MT

Page 17: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 17/19

17

f.  Harga Jual

1.  Harga jual jagung yaitu harga rata-rata yang berlaku di daerah penelitian

untuk tingkat pedagang dan dinyatakan dalam satuan Rupiah/Kg

2.  Harga jual Jagung Hibrida yaitu harga rata-rata yang berlaku di daerah

penelitian untuk tingkat pedagang dan dinyatakan dalam satuan

Rupiah/Tandan

g.  Nilai Hasil Produksi

1.  Nilai hasil produksi jagung, yaitu keseluruhan produksi dengan satuan

harga yang berlaku di daerah penelitian dalam satuan Rp/Ha/MT

2.  Nilai hasil produksi Jagung Hibrida, yaitu keseluruhan produksi dengan

satuan harga yang berlaku di daerah penelitian dalam satuan Rp/Ha/MT

h.  Pendapatan Usahatani

1.  Pendapatan usahatani jagung, yaitu pendapatan bersih (keuntungan), yaitu

merupakan selisih nilai hasil produksi dengan nilai total biaya produksi

yang dikeluarkan baik tunai maupun tidak tunai dan dinyatakan dalam

Rp/Ha/MusimPanen.

2.  Pendapatan usahatani Jagung Hibrida, yaitu pendapatan bersih

(keuntungan), yaitu merupakan selisih nilai hasil produksi dengan nilai

total biaya produksi yang dikeluarkan baik tunai maupun tidak tunai dan

dinyatakan dalam Rp/Ha/MusimPanen.

Page 18: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 18/19

18

5.  Metode Analisis

Untuk menganalisis adanya pengaruh diolah dengan melihat adanya

perbedaan pendapatan usahatani, digunakan uji t (tidak berhubungan) dengan

formulanya (Sudjana, 1992) sebagai berikut:

 

  

 

21

2

2

2

1

___

2

___

1 X - X

nn

SS

t cari

 

Dimana :

___

1X = Rata-rata pendapatan petani jagung hibrida panen muda___

2X = Rata-rata pendapatan usahatani Jagung panen pipil

S12= Varians pendapatan usahatani panen muda

S22= Varians pendapatan usahatani Jagung panen pipil

n1 = Jumlah sampel usahatani panen muda

n2 = Jumlah sampel usahatani Jagung panen pipil

Adapun kriteria hipotesis sebagai berikut :

Jika tcari> tabel maka Ho ditolak, terima Ha baik pada 95 %

Jika tcari< tabel maka Ho diterima, tolak Ha baik pada 95 %

Dengan hipotesis yang diformulasikan sebagai berikut :

Ha = Pendapatan usahatani Jagung hibrida lebih besar dari pada pendapatan

usahatani jagung panen pipil

Ho = Pendapatan usahatani jagung hibrida panen pipil sama dengan pendapatan

usahatani Jagung hibrida panen pipil.

Page 19: Proposal

5/17/2018 Proposal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-55b082cae2265 19/19

19

DAFTAR PUSTAKA

Alham, Fiddini (2010)  Analisa Perbandingan Pendapatan Dan Keuntungan

Usahatani Jagung Hibrida Yang Dijual Muda Dengan Pipilan Di Nagari

Panampuang Kecamatan IV Angkat Kabupaten Agam. Other Thesis,

Fakultas Pertanian.

Daniel, M. 2002. Pengantar Ilmu Pertanian. Bumi Askara. Jakarta.

Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.

Mubyarto dan Sunanto. 1989. Pengntar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Mubyarto, 1982. Pengantar Ekonomi Pertanian, LP 3 ES, Jakarta.

M. Fuad, dkk. 2004. Pengantar Bisnis. Penerbit Gramedia. Jakarta.

Rahmaniza, 2011.  Analisis Keuntungan Peralihan Tanaman Jagung Ke Tanaman

Pisang Barangan di Kecamatan Lembah Seulawah Aceh Besar ” Skripsi

Tidak Dipublikasikan.

Soekarwati. 1995. Analisis usahatani. UI Press. Jakarta.

________. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. RinekaCipta. Jakarta.

Sudjana. 1982. Metode Statistika Bandung. Tarsito Bandung. Bandung.

Suharno, Syamsiar, Suarni. 2010. Analisis Agribisnis Jagung Muda Varietas Hibrida

di Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara. Prosiding Pekan

Serealia Nasional, 2010

Nazir, M. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.