Proposal

Click here to load reader

Transcript of Proposal

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Gedung D, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50299 Telp. (024)8508112Telp. Dekan 8508005, Jur. Matematika 8508032 Biologi, 8508033 Fisika, 8508034 Kimia , 8508035

Nama NIM Jurusan Program Studi

: Dewi Astriani : 4301408053 : Kimia : Pendidikan Kimia

Semester / Jenjang : 6 / S1

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Judul SkripsiHASIL TIPE BELAJAR KIMIA MENGGUNAKAN BERBANTUAN PEMBELAJARAN MEDIA CHEMO-

PENINGKATAN KOOPERATIF

JOYFULL

LEARNING

EDUTAIMENT (CET) DOX-CARD PADA MATERI POKOK REDOKS KELAS X SMA NEGERI 7 SEMARANG

1.2

Latar Belakang

Keberhasilan proses pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum, lingkungan belajar dan lainnya. Guru dan siswa merupakan dua faktor terpenting dalam proses pembelajaran. Pentingnya faktor guru dan siswa dapat dirunut melalui pemahaman hakekat pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Pada prinsipnya belajar adalah proses perubahan, perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan sebagau hasil belajar meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dari pengertian tersebut dapat diambil beberapa elemen penting yang terdapat didalamnya. Elemen-elemen tersebut yaitu (1) belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi cara berpikir (kognitif), cara bersikap (afektif) dan perbuatan (psikomotor), (2) menambah atau menumpulkan sejumlah pengetahuan (3) siswa diumpamakan sebagai sebuah botol kosong yang siap diisi penuh dengan pengetahuan, dan siswa diberi bermacam-macam materi pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya (Syam, 2005:2)

Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang menghambat maupun yang mendukung. Selain itu, guru harus memahami tentang model atau strategi pembelajaran yang efektif yang dapat membantu siswa agar dapat belajar secara optimal dan mampu meningkatkan hasil belajar dalam proses pembelajaran. Hasil belajar siswa adalah merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga masalah hasil belajar siswa merupakan salah satu problem yang tidak pernah habis dibicarakan dalam dunia pendidikan. Dalam proses pembelajaran tak jarang terjadi kegagalan komunikasi dalam penyampaian materi, yaitu materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa secara optimal, lebih parahnya lagi adalah siswa salah menangkap isi pesan yang disampaikan oleh guru. Untuk meminimalisir kegagalan komunikasi tersebut, maka guru perlu menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran dan sumber belajar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi (Sadiman 2002:6). Media yang efektif adalah media yang mampu mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. Media Chemo-Edutaiment (CET) merupakan media pembelajaran kimia dengan bernbantuan multimedia misalnya gambar, modelmolekul, CD. Komputer dan media lain yang disesuaikan dengan pokok bahasan (Supartono 2006:20). Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional yang paling umum dilakukan oleh guru. Pembelajaran dengan menggunakan model ceramah yang dilakukan di kelas dengan guru sebagai pemberi materi dan siswa sebagai pendengar. Model ini mempunyai kekurangan yaitu dapat membuat siswa menjadi pasif, materi dapat cepat terlupakan, pembelajaran terasa membosankan dan kretifitas siswa kurang berkembang sihingga prestasi belajar kurang memuaskan. Sehingga perlu adanya inovasi dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan dan menarik minat siswa untuk belajar aktif. Model pembelajaran Joyfull Learning adalah model pembelajaran yang didesain untuk membuat siswa aktif, kreatif, inovatif, dan merasa senang selama proses pembelajaran sehingga siswa dengan kesadaran sendiri ingin dan cinta belajar. Pembelajaran kreatif dan menyenangkan, juga merupakan usaha membangun pengalaman belajar siswa dengan berbagai keterampilan proses untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru, melalui penciptaan kegiatan belajar yang beragam dan mengkondisikan suasana belajar sehingga mampu memberikan pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa, serta siswa lebih terpusat perhatiannya secara penuh. Pembelajaran kreatif dan menyenangkan dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:

a. Memahami sifat yang dimiliki anak Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan kebebasan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak orang kaya,anak orang miskin, anak Indonesia, atau bukan anak Indonesia yang terlahir tidak mengalami gangguan jiwa memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan wahana yang perlu dikelola secara baik demi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan YME tersebut. Suasana pembelajaran abad 21 mengisyaratkan guru memuji anak atas hasil karyanya, mengajukan pertanyaan yang menantang, dan mendorong anak untuk melakukan percobaan. b. Mengenal anak secara perorangan Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam pembelajaran kreatif dan menyenangkan perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Peningkatan Hasil Belajar Kimia Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Joyfull Learning Berbantuan Media Chemo-Edutaiment (CET) Dox-Card Pada Materi Pokok Redoks Kelas X SMA Negeri 7 Semarang.

1.3

Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini:1. Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe Joyfull Learning berbantuan media

Chemo-Edutaiment (CET) Dox-Card dapat meningkatkan hasil belajar kimia pada materi pokok Redoks Kelas X SMA Negeri 7 Semarang?2. Berapa besar peningkatan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Joyfull Learning berbantuan media Chemo-Edutaiment (CET) Dox-Card pada materi pokok Redoks Kelas X SMA Negeri 7 Semarang?

1.4

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk:1. Mengetahui peningkatan hasil belajar kimia menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

Joyfull Learning berbantuan media Chemo-Edutaiment (CET) Dox-Card pada materi pokok Redoks kelas X SMA Negeri 7 Semarang.

2. Mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar kimia menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe Joyfull Learning berbantuan media Chemo-Edutaiment (CET) Dox-Card pada materi pokok Redoks kelas X SMA Negeri 7 Semarang.

1.5

Manfaat Penelitian

1. Memberi informasi mengenai peningkatan Hasil Belajar Kimia Menggunakan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Joyfull Learning Berbantuan Media Chemo-Edutaiment (CET) Dox-Card Pada Materi Pokok Redoks Kelas X SMA Negeri 7 Semarang. 2. Sebagai pertimbangan guru mata pelajaran kimia dalam memilih model pembelajaran yang tepatuntuk meningkatkan hasil belajar kimia. 3. Menambah wawasan bagi peneliti dan sebagai acuan untuk pengembangan penelitian berikutnya.

1.6 1.1

Penegasan Istilah Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami aktivitas belajar (Anni 2004: 4). Hasil belajar menurut peneliti adalah hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh siswa setelah belajar.

1.2

Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugastugas terstruktur dalam sebuah tim atau kelompok kecil (Lie 2004: 12)

1.3 Model Pembelajaran Joyfull Learning

Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan di kelas (Joyce dalam Fibonacci : 2009). Model pembelajaran Joyfull Learning merupakan pembelajaran yang dirancang untuk disajikan secara menyenangkan, interaktif dan bermakna oleh guru dari awal sampai akhir pelajaran, dari kegiatan pendahuluan, inti sampai penutup untuk diterapkan dalam keseluruhan kegiatan belajar mengajar di kelas.

1.4 Media Pembelajaran Chemo-Edutaiment (CET)

Media pembelajaran Chemo-Edutaiment adalah suatu media pembelajaran yang inovatifdan menghibur (Supartono 2006: 45). Media pembelajaran Chemo-Edutaiment yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dox-Card, yaitu suatu kartu permainan berisi soal-soal latihan materi tertentu. 1.5 Materi Pokok Redoks

Menurut KTSP, materi pokok redoks merupakan pokok bahasan pelajaran kimia SMA kelas X semester II. Dalam pokok bahasan redoks akan dibahas tentang perkembangan reaksi redoks, menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa, tata nama IUPAC serta penerapan reaksi redoks dalam kehidupan seharihari.

Model Pembelajaran Joyfull

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar Dunia pendidikan tidak bisa lepas dari kata belajar. Dalam kehidupanpun tidak bisa lepas dari kata belajar. Belajar merupakan suatu proses dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang semula tidak bisa menjadi bisa, maupun menjadi paham dari sesuati hal yang semula tidak dipahami. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia yang mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan (Anni dkk 2006: 2). Sedangkan menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian/ilmu, berlatih, atau berubahnya tingkah laku/tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Anni dkk (2006) mengungkapkan konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama yaitu: 1. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Untuk mengukur apakah seseorang telah belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi perbedaan perilaku, maka dapat disimpulkan bahwa seorang telah belajar. 2. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti tinggi dan berat badan, dan kekuatan fisik, tidak disebut sebagai hasil belajar. 3. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Lamanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seorang sukar diukur. Biasana perubahan perilaku dapat berlangsung selama satu hari, satu minggu, satu bulan atau bahkan bertahun-tahun. Pengertian yang telah dikemukakan diatas merupakan konsep belajar yang dikenal dengan belajar sebagai hasil yaitu perubahan tingkah laku seseorang setelah melalui proses belajar. Dengan demikian yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh individu dan dapat mengubah tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap karena pengalaman atau interaksi dengan lingkungan.

2.2 Hasil belajar Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajat=r setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada yang dipelajari oleh pembelajar. Jika pembelajar meempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep (Anni dkk. 2006: 4) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Bloom dalam Sudjana (1990:2) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu: 1. Ranah kognitif, berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan dan kemahiran intelektual yang mencakup enam tingkatan yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian (evaluasi). 2. Ranah afektif, meliputi perubahan yang berubungan dengan minat, sikap, nilai-nilai, penghargaan dan penyesuaian diri, mencakup lima tingkatan yaitu, penerimaan. Tanggapan (respon, aktif berpartisipasi), penilaian (penerimaan nilai-nilai dan setia pada nilai-nilai tertentu), pengorganisasian (menghubungkan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup/ pembentukan pola hidup). 3. Ranah psikomotorik, berkaitan dengan ketrampilan dan kemampuan bertindak yang mencakup lima tingkatan yaitu peniruan (menirukan gerak), penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak), ketepatan (melakukan gerak dengan benar), perangkaian

(melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar), dan naturalisasi (melakukan gerak secara wajar). Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah perubahan pada diri siswa yang mencakup ranah kognitif yang dilihat dari perubahan perilaku setelah proses pembelajaran dan ranah psikomotorik yang dilihat dari hasil kegiatan praktikum.

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Lie (2004: 12) menyatakan bahwa sistem pemelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan siswa dalam tugas-tugas terstruktur dalam sebuah tim/kelompok kecil. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan.

Model Pembelajaran Joyfull Learning Menurut Joyce (dalam Fibonacci: 2009) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial untuk menetukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, dan lain-lain. Sedangkan menurut Sudrajat (2008) model pembelajaran adalah suatu kesatuan yang utuh yang terangkai dari pendekatan, strategi, metode, metode, teknik bahkan teknik pembelajaran (http://www.psb-psma.org/content/blog/pengertianpendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-model-pembelajaran