Propinsi Kalimantan Selatan Secara Geografis

download Propinsi Kalimantan Selatan Secara Geografis

of 7

description

provinsi

Transcript of Propinsi Kalimantan Selatan Secara Geografis

Propinsi Kalimantan Selatan secara geografis, terletak di antara 114 19' 13'' - 116 33' 28'' Bujur Timur dan 1 21' 49'' 4 10' 14'' Lintang Selatan. Secara administratif, Propinsi Kalimantan Selatan terletak di bagian selatan Pulau Kalimantan dengan batas-batas : Sebelah barat dengan Propinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah selatan dengan Laut Jawa dan sebelah utara dengan Propinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan letak tersebut, luas wilayah Propinsi Kalimantan Selatan hanya 6,98 persen dari luas Pulau Kalimantan secara keseluruhan.Secara administratif wilayah Propinsi Kalimantan Selatan dengan kota Banjarmasin sebagai ibukotanya, meliputi 11 kabupaten dan 2 kota. Kabupaten terbaru adalah Kabupaten Tanah Bumbu (pecahan Kabupaten Kotabaru) dan Kabupaten Balangan (pecahan Kabupaten Hulu Sungai Utara). Persentase luas tertinggi adalah Kabupaten Kotabaru (25,11%); Kabupaten Tanah Bumbu (13,50%) dan terendah adalah Kota Banjarmasin (0,19%) dan Kota Banjarbaru (0,98%).Bentuk geologi wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar berupa Aluvium Muda dan formasi Berai.Kemiringan tanah dengan 4 kelas klasifikasi menunjukkan bahwa sebesar 43,31 persen wilayah Propinsi Kalimantan Selatan mempunyai kemiringan tanah 0-2%. Rincian luas menurut kemiringan adalah sebagai berikut : 0-2% : 1 625 384 Ha (43,31%) >2-15% : 1 182 346 Ha (31,50%) >15-40% : 714 127 Ha (19,02%) >40% : 231 195 Ha (6,16%)Adapun luas wilayah Kalimantan Selatan menurut kelas ketinggian yang dibagi menjadi 6 kelas ketinggian menunjukkan wilayah Kalimantan Selatan sebagian besar berada pada kelas ketinggian >25 -100 m di atas permukaan laut yakni 31,09 persen.Tanah di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan sebagian besar berupa hutan ( 43 persen).Wilayah Kalimantan Selatan juga banyak dialiri sungai.Sungai tersebut antara lain Sungai Barito, Sungai Riam Kanan, Sungai Riam Kiwa, Sungai Balangan, Sungai Batang Alai, Sungai Amandit, Sungai Tapin, Sungai Kintap, Sungai Batulicin, Sungai Sampanahan dan sebagainya.Umumnya sungai-sungai tersebut berpangkal pada pegunungan Meratus dan bermuara di Laut Jawa dan Selat Makasar.IklimTemperatur udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Temperatur rata-rata di daerah Kalimantan Selatan pada tahun 2004 berkisar antara 23,30C sampai 32,70C.Sedangkan kelembaban udara rata-ratanya berkisar antara 47%-s.d 98% tiap bulan.

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan geografi dan perputaran/ pertemuan arus udara. Catatan curah hujan tahun 2004 disajikan pada Tabel 1.2.2. Curah hujan tertinggi di daerah ini terjadi pada bulan Januari yaitu 626,1 mm sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu 0,0 mm. Jumlah hari hujan selama tahun 2004 adalah 181 hari dengan hari terbanyak hujan terjadi pada bulan Januari yaitu 27 hari. Rata-rata tekanan udara di daerah ini berkisar antara 1.009,3 mm-1.013,6 mm selama tahun 2004. Antara curah hujan dan keadaan angin biasanya ada hubungan erat satu sama lain. Walaupun demikian di beberapa tempat, hubungan tersebut agaknya tidak selalu ada.Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan angin bertiup dari barat dan barat laut.Oleh karena itu musim tersebut dikenal juga dengan musim barat. Pada musim kemarau angin bertiup dari benua Australia, keadaan angin saat itu bisa juga kencang Keadaan angin di Kalimantan Selatan pada tahun 2004 yang dipantau dari Stasiun Meteorologi Syamsuddin Noor menunjukkan kecepatan angin pada tahun 2004 rata-rata 4 knot. Untuk penyinaran matahari dipantau pada jam 06.00-18.00 terlihat intensitas yang beragam tiap bulannya. Penyinaran matahari dengan intensitas tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu rata-rata 6,9 jam/hari dan intensitas terendah terjadi pada bulan Desember yaitu rata-rata 2,0 jam/hari.

Pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1956. Saat ini secara administrasi wilayah Propinsi Kalimantan Selatan terdiri dari 11 Kabupaten dan 2 kota yaitu Kabupaten Tanah Laut, Kotabaru, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu, dan Balangan serta Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru. dengan jumlah kecamatan sebanyak 119 kecamatan dan 1.947 desa/kelurahan pada Tahun 2004, dan terdapat 5 unit pemukiman transmigrasi. Unit pemukiman transmigrasi terdapat di Kabupaten Batola, Balangan, Tanah Bumbu, Banjar dan Kotabaru. Secara rinci jumlah kabupaten/kota, kecamatan dan desa sb

Pertanian merupakan sektor yang berkontribusi besar terhadap PDRB Provinsi Kalimantan Selatan. Pada sub sektor pertanian tanaman pangan komoditi utama yang dikembangkan adalah padi sawah dan padi sebagian lagi adalah palawija. Lahan yang digunakan dalam rangka memproduksi tanaman pangan pada umumnya menggunakan lahan sawah yang terdiri dari lahan basah dan perairan pasang surut.Dengan luas areal produksi (panen) 397.998 ha hasil produksi padi tahun 2004 mencapai 1.403.250 ton.Sedangkan pada tanaman jagung, dengan luas areal produksi mencapai 15.491 ha, dapat memproduksi jagLingsebanyak45.686 ton.Kacang kedelai dengan luas areal produksi mencapai 4.382 ha dapat memproduksi 5,423 ton, tanaman singkong dan umbi-umbian merah dengan luas areal produksi mencapai 7.345 ha dapat memproduksi sebanyak 88.779 ton.Selain mengembangkan sektor pertanian, Provinsi Kalimantan Selatan juga mempunyai sektor perkebunan baik yang dikelola perusahaan besar swasta dan pemerintah perkebunan yang dikelola rakyat pada bersifat campuran dan hanya seluruh komoditi utama, sedangkan perkebunan yang dikelola oleh pemerintah adalah komoditi perusahaan besar swasta adalah kelapa sawit. Perkebunan karet dengan luas areal memproduksi sebanyak 91.406,42 ton, teh dengan areal produksi 1.499 ha memproduksi teh sebanyak 244,98 ton. Perkebunan kopi dengan luas areal 5.970 ha memproduksi sebanyak 2.223,66 ton.Perkebunan sawit dengan luas areal memproduksi 303.085,59 ton.Perkebunan dengan luas areal 3.515 ha memproduksi 160.753 ha memproduksi 303.085.599 ton. Perkebunan kakao luas areal 3.515 ha memproduksi 484,32 ton. Perkebunan lada dengan luas areal 1.165 ha memproduksi 634,24 ton, Perkebunan vanili dengan luas areal 6 ha memproduksi 2,63 ton dan perkebunan kelapa dengan luas areal 45.334 ha dapat memproduksi 31.582,85 ton.Pada sub sektor kehutanan hutan rakyat guna menunjang pembangunan hutan yang berkelanjutan. Selain itu juga telah dikembangkan HTI dan HPH.Luas areal hutan di Provinsi Kalimantan Selatan adalah 1.659.003 ha termasuk didalamnya; hutan lindung, hutan alam, hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, hutan konversi dan hutan bakau.Luas lahan kritis adalah sebesar 500.077 ha dan luas lahan reboisasi alam14.454 ha.Produksi sektor kehutanan terdiri dari dua jenis yaitu kayu dan non kayu. Hasil hutan non HPH berupa kayu bulat pada tahun 2004 adalah sebesar 719.980,01 m dan kayu olahan sebesar 1.568.715,38 m. Produksi rotan adalah sebesar 239.206 ton; produksi kayu manis adalah sebesar 1.056 ton, produksi karet adalah sebesar 91.406 ton.Sektor perikanan yang meliputi perikanan laut dan perikanan darat juga dikembangkan oleh provinsi ini. Khusus perikanan laut hanya terdapat pada 5 kabupaten yaitu: Kabupaten Batola, Banjar, Tala, Tanah Bumbu dan Kota Baru. Perikanan laut dikembangkan oleh sekitar 8.929 kepala keluarga, menggunakan 9.598 unit kapal penangkap ikan dengan total tangkapan mencapai 116.375 ton. Sedangkan dalam upaya pengembangan perikanan darat dilakukan melalui tambak, kolam dan keramba. Total produksi perikanan darat mencapai 11.706 ton yang terdiri dari tambak dengan luas areal 663,80 ha dengan produksi mencapai 3.830,90 ton; Kolam dengan luas areal 598,91 ha dengan produksi 2.871, 50 ton. Keramba dengan jumlah sebanyak 3.360 unit memproduksi 5.005 ton.Sub sektor peternakan di Provinsi Kalimantan Selatan dikembangkan 3 (tiga) jenis ternak yang terdiri dari ternak besar (sapi, kerbau, kuda), ternak kecil (kambing, domba, babi) dan jenis unggas (ayam dan itik). Produksi total daging dari jenis ternak besar menghasilkan daging sebanyak 6.703.428 kg yang antara lain terdiri dari: Sapi dengan jumlah populasi 173,648 ekor memproduksi 5.881.834 kg; Kerbau dengan jumlah populasi 38.488 ekor memproduksi 819.040 kg; Kuda dengan jumlah populasi 794 ekor memproduksi 2.554 kg.Produksi total daging dari jenis ternak kecil menghasilkan daging sebanyak 602.925 kg yang antara lain terdiri dari: Kambing dengan jumlah populasi 91.911 ekor memproduksi 370.613 kg; Domba dengan jumlah populasi 3.419 ekor memproduksi 27.574 kg; Babi dengan jumlah populasi 6.523 memproduksi 204.738 kg.Sedangkan produksi total dari jenis menghasilkan daging sebanyak 18.699.466 kg dan telur sebanyak 37.217.980 butir.Sektor pertambangan di Provinsi Kalimantan Selatan di dominasi oleh migas dan batu bara, namun migas cenderung mengalami penurunan, batu bara justru mengalami peningkatan yang cepat. Produksi batu bara pada tahun 2O04 mencapai 45.032.100 m3 ton dengan peningkatan mencapai 7% dari tahun 2003 yang hanya mencapai 41.344.695 m ton, sedangkan produksi minyak mentah 394.976.000 ton dan produksi gas alam sebanyak 23.240,50 ton.Potensi tambang di Kalimantan Selatan di kelompokkan dalam 3 kelompok yaitu: tambang golongan A, tambang golongan B, dan tambang golongan C. Kelompok tambang golongan A antara lain terdiri dari batubara dengan potensi cadangan sebanyak 5,6 miliar ton, Minyak bumi dengan potensi cadangan sebanyak 101.974.400 m, dan biji nikel dengan potensi cadangan sebesar 42.242.000 ton. Kelompok tambang golongan B antara lain terdiri dari biji besi dengan potensi cadangangan sebanyak 194.817.800 ton, biji mas dengan potensi cadangan sebanyak 23.227.517 ton, krikil berntan dengan potensi cadangan sebanyak 23.154.000 ton. Kelompok tambang golongan C antara lain terdiri dari batu gamping dengan potensi cadangan sebanyak 10.291.116.760 ton, marmer dengan potensi cadangan sebanyak 1.236.097.000 m , kaolin dengan potensi cadangan sebanyak 194.187.800 ton

Pariwisata di daerah Kalsel termasuk sektor yang juga potensial untuk dikembangkan.Daerah Kalsel memiliki beberapa obyek wisata yang menarik, baik bagi turis domestik maupun mancanegara.Obyek tersebut berupa wisata alam yang terdiri dari banyak sungai, hutan, danau, dan pegunungan, serta wisata budaya dan sejarah berupa peninggalan beranekaragam seni dan budaya. Hanya sayang, potensi yang cukup baik untuk menambang devisa (pendapatan asli daerah) ini sampai sekarang belum dikembangkan secara optimal. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kalsel baik dari mancanegara (wisman) maupun nusantara (wisnu) pada 1997 dan 1998 adalah seperti berikut: wisman sebanyak 20.707 orang dan 13.866 orang, sedangkan wisnu 212.516 orang dan 183.883 orang. Penurunan itu disebabkan oleh masalah keamanan dan suhu politik yang panas di Indonesia, serta maraknya kerusuhan di kota-kota besar di Indonesia, seperti kerusuhan Mei 1998 di Jakarta, Solo, Medan, Surabaya, dan sebagainya. Kondisi keamanan dan suhu politik yang memanas selama beberapa tahun terakhir sangat tidak kondusif bagi pengembangan sektor pariwisata di Indonesia pada umumnya, dan di Kalsel pada khususnya.Potensi ekonomi dan perdagangan di Kalimantan Selatan pada dasarnya cukup baik dan prospektif, mengingat letak geografisnya yang langsung berbatasan dengan Laut Jawa. Propinsi ini selanjutnya dapat dikembangkan sebagai pusat ekonomi/perdagangan antar propinsi yang antara lain meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Selatan, dan Utara. Karena letak geografisnya yang sangat strategis tersebut, daerah Kalimantan Selatan sangat potensial dan perlu dikembangkan secara lebih optimal.

Penduduk asli Kalimantan Selatan umumnya suku bangsa Banjar yang intinya terdiri dari sub suku, yaitu Maayan, Lawangan dan Bukiat yang mengalami percampuran dengan suku bangsa Melayu, Jawa dan Bugis. Identitas utama yang terlihat adalah bahasa Banjar sebagai media umum.Penduduk pendatang seperti Jawa, Melayu, Madura, dan Bugis sudah lama datang ke Kalimantan Selatan. Suku bangsa Melayu datang sejak zaman Sriwijaya atau sebagai pedagang yang menetap, suku bangsa Jawa datang pada periode Majapahit bahkan sebelumnya, dan orang Bugis datang mendirikan kerajaan Pegatan di masa lalu.Suku-suku Maayan, Lawangan, Bukit, dan Ngaju dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Jawa, dipersatukan oleh kerajaan yang beragama Buddha, Hindu dan terakhir Islam, dari kerajaan Banjar, sehingga menumbuhkan suku bangsa Banjar yang berbahasa Banjar. Kerajaan banjar pada abad ke-16 dan 17 sudah mengadakan hubungan dengan kesultanan Demak dan Mataram.Kerajaan inipun tidak luput incaran bangsa asing seperti Belanda dan Inggris yang silih berganti mendatangi pelabuhan Banjar.Ketika terjadi perlawanan terhadap Belanda pada abad ke 29, tampil pemimpin-pemimpin seperti Sultan Hidayat dan Pangeran Antasari menghadapi Belanda.Masyarakat adat Kalimantan Selatan terutama suku Banjar mengenal berbagai upacara adat yang berkenaan dengan kehidupan manusia.Sejak masih dalam kandungan hingga saat kematian. Misalnya adanya adat berpantang bagi wanita hamil, upacara Bapalas bidan, yakni ketika bayi yang dilahirkan berumur 40 hari dan sekaligus memberikan nama, upacara perkawianan terdiri dari beberapa tahap, sejaka Babasasuluh yaitu mencari data-data tentang calon istri, Badatang yakni melamar, Bantar Patalian yaitu acara penyerahan seperangkat barang atau mas kawin, Quran dan puncak upacara adalah pengantin Batatai atau bersanding. Terakhir adalah upacara Pemakanan Pengantin yaitu kedua mempelai menjalani bulan madu, selama 7 hari 7 malam hanya makan dan minum di balik tabir tertutup.Pada masyarakat Banjar berkembang seni sastra dan seni suara yang indah, yang semula dari pergaulan sehari-hari di anatara mereka saling sindir menyindir kadang-kadang dengan bahasa syair dan pantun-pantun dan ada kalanya bersifat humor di antara muda-mudinya.Sindir menyindir ini lama kelamaan berkembang menjadi seni sastra yang indah hingga kini misalnya pepatah-pepatah.Di dalam seni rupa, suku Banjar mengenal sulaman-sulaman yang indah yang biasanya sebagai pelengkap peralatan upacara seni ukir, terdapat pada ukiran kayu pada bangunan rumah atau mesjid, juga pada kerajinan barang-barang dari Kuningan seperti tempat sirih, peludahan, bokor, kapit, abun dan sebagainya. Anyaman dari pandan ataupun rotan umumnya di kerjakan oleh wanita untuk mengisi waktu senggang berkembang pula di daerah lain.Untuk seni bangunan terutama bangunan rumah, masyarakat suku Banjar sudah memiliki arsitektur yang cukup tinggi nilainya.Rumah-rumah tradisional berupa rumah panggung dengan atap yang menjulang tinggi.Dar samping bila di lihat seperti piramide. Ruamh-rumah panggung tersebut berbeda satu sama lainnya karenanya, dapat diketahui status sosial pemiliknya. Dahulu rumah-rumah tersebut dibedakan dalam beberapa golongan atas, seperti bangsawan, ulama, pedagang mempunyai rumah bubungan tinggi yang disebut gajah baliku, palimasan palimbangan, gajak manyusu, rumah balai laki, dan rumah balai bini.Sedangkan bagi kebanyakan rumah adalah rumah cacak burung, rumah tadah alas, rumah gudang atau pondok biasa.Rumah bagi orang biasa umumnya berbentuk segi empat silang atau segi empat memanjang.