PROPERTI INVESTASI & AKUNTASI AKTIVA TETAP

58
PROPERTI INVESTASI & AKUNTASI AKTIVA TETAP

description

PROPERTI INVESTASI & AKUNTASI AKTIVA TETAP. Properti Investasi :. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PROPERTI INVESTASI & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Page 1: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

PROPERTI INVESTASI &

AKUNTASI AKTIVA TETAP

Page 2: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Properti Investasi:Menurut SAK-ETAP yg diatur IAI (2009:66-67) adalah properti dalam bentuk aset berwujud tanah/bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau keduanya yg dikuasai oleh pemilik untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau keduanya tetapi tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyedia barang/jasa atau untk tujuan administratif, atau untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.

Page 3: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Aset Tetap :• Menurut SAK-ETAP yg diatur oleh IAI (2009:68)

Adalah aset berwujud yg dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyedian barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode

• Menurut pajak sesuai Ps 11 UU PPh No. 36 tahun 2008Adalah harta berwujud yg dpt disusutkan dan terletak atau berada di Indonesia, dimiliki dan dipergunakan untk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yg merupakan objek pajak serta mempunyai manfaat lebih dari 1 tahun.

Page 4: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Menurut Peratuaran Perpajakan:Penyusutan Aset Tetap :• Untk tahun 2000 dan sebelumnya (UU PPh No. 17 tahun

1983) dimulai pada saat tahun pengeluaran.• Untk tahun 2001 (UU PPh No. 17 tahun 1983) sampai

dengan sekarang (UU PPh No. 36 tahun 2008) penyusutan dimulai pada saat bulan pengeluaran aset tetap tsb , kecuali apabila aset yg masih dalam proses pengerjaan yaitu pada bulan selesainya pengerjaan aset tsb. Dng persetujuan DJP, WP diperkenankan melakukan penyusutan mulai bln aset tsb digunakan untk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan atau pada bulan aset bersangkutan mulai menghasilkan.

Page 5: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

• Menurut Akuntansi maupun pajak, tanah yg berstatus hak milik, Hak Guna Bangun (HGB), Hak Guna Usaha (HGU), dan hak pakai untuk pertama kalinya tidak disusutkan, kecuali nilainya berkurang dalam pemakaian.

Page 6: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

WP baik pribadi maupun badan (PKP atau non-PKP) yg membangun sendiri sebuah bangunan dng luas bangunan 300 m2 atau lebih tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan dikenakan PPN membangun sendiri sesuai dng Pasal 16C UU PPN No. 42 tahun 2009 sebesar 10% X 40% X jumlah biaya yg dikeluarkan dan/atau yg dibayarkan, tetapi tdk termasuk harga perolehan tanah. Saat terhutangnya PPN adalah pada saat setiap bulan sejak saat dimulainya kegiatan membangun sendiri secara fisik, misalnya saat pengalian fondasi, pemasangan tiang pancang, ataupun kegiatan fisik lainnya. WP wajib menyetorkan setiap tanggal 15 bulan berikutnya setelah bulan terjadinya pengelurana atau berakhirnya masa pajak. Jika WP PKP maka wajib melaporkan dng menggunakan SPT Masa PPN masa pajak yg sama dng bln pengeluaran , jika WP non-PKP maka wajib menggunakan SSP lembar ke 3 paling lambat akhir bulannya setelah berakhir masa pajak . PPN Pasal 16C yg dibayar atas kegiatan membangun sendiri tidak dapat dikreditkan dengan pajak Keluaran.

Page 7: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

CATATAN: Sejak tanggal 22 Nopember 2012 sesuai PER-23/Pj/2012 kegiatan membangun sendiri dengan luas bangunan 200 m2 atau lebih dikenakan PPN membangun sendiri (PPN Pasal 16C) sebesar 10% X 20% X jumlah biaya yg dikeluarkan.

Page 8: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

AKUNTANSI AKTIVA TETAP

Page 9: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Penggolongan Aset yaitu:• Aset Tetap Berwujud/tangible fixed assets

Aset - aset yg berwujud yg sifatnya permanen yg digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal . (permanen menunjukkan bahwa aset tsb dapat digunakan untuk jangka waktu cukup lama) Misal: tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan dll.

• Aset Tetap Tidak Berwujud/ intangible fixed assets Aset - aset yg umurnya lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik. Misal : patent,hak cipta, franchise dll.

Page 10: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

PSAK No. 16 Revisi Tahun 2007 :

Aset Tetap : Adalah aset berwujud yg diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu , yg digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dri satu tahun.

Page 11: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Pengakuan Aset Tetap :Pernyataan SAK No. 16 (Revisi 2007) bertujuan untk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dpt memahami informasi mengenai investasi entitas di aset tetap, dan perubahan dalam investasi tsb. Pernyataan tsb tidaklah berlaku untuk hak penambangan dan reservasi tambang seperti minyak, gas alam dan sumber daya alam sejenis yg tidak dapat diperbarui. Namun demikian pernyataan tsb tetap berlaku untk aset yg digunakan untk mengembangkan aset yg terkait dengan hak penambangan dan reservasi tambang tsb. Terhadap biaya yg dikeluarkan untk perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset atau suatu benda berwujud dapat diakui dan dikelompokkan sebagai aset tetap sesuai ketentuan akuntansi komersial jika :- Besarnya kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan

berkenaan dng aset tsb akan mengalir ke entitas; dan - biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

Page 12: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Pengukuran Biaya Perolehan :

• Pengukuran awal aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan. Pengertian biaya perolehan aset adalah setara dengan nilai tunainya dan diakui pada saat terjadinya. Jika pembayaran aset tsb ditangguhkan sampai melampaui jangka waktu kredit normal, maka perbedaan nilai tunai dengan pembayran total diakui sebagai beban bunga selama periode. Tetapi dikecualikan bila dikapitalisasi sesuai dng perlakuan alternatif yg diizinkan PSAK No. 26 (biaya Pinjamnan).

Page 13: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

• Perolehan aset tetap ada bermacam-macam seperti: pertukaran aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan nonmoneter.

• Biaya perolehan suatu aset diukur dng menggunakan nilai wajar, tetapi dikecualikan terhadap:1. Transaksi pertukaran tdk memiliki substansi

komersial; atau 2. Nilai wajar suatu aset yg diterima dan

diserahkan tidak dapat diukur secara andal.

Page 14: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Perolehan Aset Tetap:• UU PPh No. 36 tahun 2008 Pasal 10 : Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi

jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 18 ayat (4) UUD PPh No. 36 tahun 2008 adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan/ diterima. Termasuk dalam harga perolehan adalah harga beli dan biaya yg dikeluarkan dalam rangka memperoleh harta tersebut, seperti bea masuk, biaya pengangkutan dan biaya pemasangan. Jika terdapat hubungan istimewa antara pembeli dan penjual maka jumlah yang seharusnya dikeluarkan / diterima.

Page 15: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Pembelian Dalam Negeri:Contoh: Tgl 1 januari 2012 PT. S membeli kendaraan operasional seharga Rp 200 juta belum termasuk PPN 10%. Maka jurnal yg dibuat PT. S sbb:a. Jika PT.S adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP)

b. Jika PT. S adalag Non – PKP

Kendaraan = 110% X Rp 200.000.000= Rp 220.000.000

Tanggal Keterangan Debet Kredit

01/01/2012 KendaraanPajak Masukan Kas/Bank

200.000.00020.000.000

220.000.000

Tanggal Keterangan Debet Kredit

01/01/2012 Kendaraan Kas/Bank

220.000.000220.000.000

Page 16: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Pembelian Impor dari Luar Negeri: Contoh:Tgl 01 Januari 2012 PT. s mengimpor komputer dari Taiwan dng nilai inpor sebesar Rp 150.000.000 dan PPN sebesar 10 %. Jurnal yg dibuat oleh PT. S sbb: a. Jika PT. S adalah PKP yang mempunyai API

PPN Masukan = 10 % X Rp 150.000.000 = Rp 15.000.000 PPh 22 = 2,5% X Rp 150.000.000 = Rp 3.750.000

Tanggal Keterangan Debet Kredit

01/01/2012 Peralatan KantorPajak MasukanPPh 22 dibayar dimuka Kas/Bank

150.000.00015.000.000

3.750.000168.750.000

Page 17: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

b. Jika PT. S adalah Non - PKP yang mempunyai API

Komputer = 110 % X Rp 150.000.000 = Rp 165.000.000 PPh 22 = 2,5% X Rp 150.000.000 = Rp 3.750.000

c. Jika PT. S adalah PKP yang tidak mempunyai API

PPh 22 = 7,5% X Rp 150.000.000 = Rp 11.250.000

Tanggal Keterangan Debet Kredit

01/01/2012 Peralatan KantorPPh 22 dibayar dimuka Kas/ Bank

165.000.0003.750.000

168.750.000

Tanggal Keterangan Debet Kredit

01/01/2012 Peralatan KantorPajak MasukanPPh 22 dibayar dimuka Kas/Bank

150.000.00015.000.00011.250.000

176.250.000

Page 18: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

d. Jika PT. S adalah PKP yang tidak mempunyai API

Komputer = 110 % X Rp 150.000.000 = Rp 165.000.000 PPh 22 = 7,5% X Rp 150.000.000 = Rp 11.250.000

Tanggal Keterangan Debet Kredit 01/01/2012 Peralatan Kantor

PPh 22 dibayar dimuka Kas/ Bank

165.000.00011.250.000

176.250.000

Page 19: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

SEWA :Menurut Akuntansi Dalam SAK-ETAP yg diatyr oleh IAI (2009:83-88), klasifikasi sewa sbb: A. Sewa pembiayaan (finance lease)

Jika sewa tsb mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan resiko kepemilikan aset. Ciri-cirinya sbb:a) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada

akhir masa sewa;b) Lessee mempunyai opsi untk membeli aset pada harga yg

cukup rendah dibandingkan dng nilai wajar pada tanggal opsi mulai dpt dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dpt dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan;

Page 20: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

c) Masa sewa adalah untk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak dialihkan yaitu masa sewa sama atau lebih dari 75 % umur ekonomis aset sewaan.

d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secaea substansial mendekati nilai wajar aset sewaan yaitu pembayaran sewa minimum sama atau lebih dari 90 % nilai wajar aset sewaan; dan

e) Aset sewaan bersifat khusus dan di mana hanya lessee yg dpt menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.

B. Sewa operasi (operating lease)Jika dalam sewa tsb tidak mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset.

Page 21: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

C. Transaksi jual dan sewa-balik (sales and leaseback) harus diperlakukan sebagai dua transaksi yg

terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa. Selisih antara harga jual dan nilai buku aset yg dijual harus diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan . Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara proporsional dengan beban penyusutan aset sewaan (apabila termasuk jenis sewa pembiayaan) atau secara proporsional dengan beban sewa (apabila termasuk jenis sewa operasi).

Page 22: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Menurut Perpajakan :

Dalam :• KMK-1169/KMK.01/1991• SE-29/PJ.42/1992 jo SE-02/PJ.31/1993• SE-10/PJ.42/1994 jo SE-129/PJ /2010

Page 23: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

23

PENGERTIAN DAN PEMBAGIAN LEASING (SGU)

Adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara SGU dengan hak opsi maupun

tanpa hak opsi untuk digunakan oleh Lessee selama jangkawaktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala

Dengan Hak OpsiFinance Lease

Tanpa Hak OpsiOperating Lease

SGU LangsungDirect Lease

Jual & Sewa KembaliSale & Lease Back

SGU SindikasiSyndicated Lease

TeknisPelaksanaan

Jenis SGU

Page 24: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

24

UNSUR-UNSUR LEASING (SGU)

Lessor

Lessee

Barang Modal

Perjanjian SGU

Badan

Badan/OP

AT Berwujud

Dgn syarat tertentu

Minimalharus

memuat

1. Jenis transaksi SGU;2. Identitas masing-masing pihak;3. Nama, jenis, tipe dan lokasi penggunaan barang;4. Harga perolehan, nilai pembayaran, pembayaran SGU, angsuran pokok, imbalan jasa,

nilai sisa, simpanan jaminan, dan ketentuan asuransi atas brg modal;5. Masa SGU;6. Ketentuan masa SGU yg dipercepat dan kerugian yg harus ditanggung Lessee atas risiko

brg modal;7. Opsi bagi Lessee (utk finance lease);8. Tanggungjawab atas brg modal.

Page 25: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

25

KRITERIA PENGGOLONGAN LEASING

UU KUP

KriteriaFinance

Lease

1.Jumlah pembayaran selama masa SGU I + nilai sisa brg, harus dpt menutup cost brg + profit Lessor;2.Masa SGU minimal : - 2 th utk brg modal Gol. I - 3 th utk brg modal Gol. II & III - 7 th utk brg modal Gol. Bangunan;3.Perjanjian memuat hak opsi bagi Lessee.

KriteriaOperating

Lease

1.Jumlah pembayaran selama masa SGU I tidak dpt menutup cost brg + profit Lessor;2.Perjanjian tidak memuat hak opsi bagi Lessee.

Page 26: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

26

PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS LEASING (SGU)

UU KUP

a. Selama masa SGU tidak boleh menyusutkan brg modal, sampai hak opsi dipakai;

b. Dasar penyusutan setelah pemakaian hak opsi adalah nilai sisa brg ybs;

c. Dapat membebankan pemba- yaran SGU dari pengh bruto;

d. Bila masa SGU lebih pendek, biaya akan dikoreksi.e. Lesse tidak memotong PPh

Pasal 23.

a. Objek PPh adalah Imbalan Jasa (pembyrn - angs.pokok);b. Tidak boleh menyusutkan brg modal;c. Bila masa SGU lebih pendek, penghasilan akan dikoreksi;d. Dapat membentuk cadangan;e. Kerugian piutang tak tertagih dibebankan ke cadangan ybs;f. Dlm hal cadangan > kerugian, sisanya mrpk penghasilan, demikian sebaliknya;g. Angsuran PPh Ps 25 dihitung dari laporan keuangan tri-wulan

disetahunkan dibagi 12.h. Jasa pembiayaan SGU dengan

Hak Opsi tidak terutang PPN,tetapi penyerahan dari Lessor keLesse terutang PPN

Finance Lease

LessorLessee

Page 27: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

27

PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS LEASING (SGU)

UU KUP

a. Seluruh pembayaran dpt dibebankan sbg biaya;

b. Tidak boleh membeban-kan biaya penyusutan brg modal;

c. Wajib memotong PPh Ps. 23 atas pembayarankpd Lessor.

a. Objek PPh adalah seluruh pembayaran yg diterima;

b. Dapat membebankan biaya penyusutan brg modal;

c. Tidak diperkenankan membentuk cadangan penghapusan piutangragu-ragu.

OperatingLease

Lessor Lessee

Page 28: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

CONTOH:

Lessor PT. XYZ meng-SGU-kan mesin golongan II dengan harga Rp. 200.000.000,- kepada PT. ABC (Lessee). Jangka waktu leasing 24 bulan dan nilai sisa barang setelah periode leasing adalah nihil. Dalam kontrak SGU tidak tercantum klausula pilihan bagi lessee untuk membeli mesin tersebut dengan harga murah pada akhir periode SGU. Pembayaran perbulan Rp. 8.000.000,-

Page 29: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

PERLAKUAN PAJAKNYA :

Jumlah seluruh pembayaran yang akan diterima lessor PT.XYZ sebesar Rp. 8.000.000,- X 24 bulan =Rp. 192.000.000,- Jumlah tersebut lebih kecil dan harga pokok mesin sebesar Rp. 200.000.000,- Selain itu tidak ada klausula pilihan bagi penyewa untuk memiliki mesin tersebut pada akhir periode leasing. Oleh karena itu SGU ini tergolong SGU tanpa hak opsi (Operting Lease) atau sewa menyewa biasa.

Page 30: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

PERLAKUAN PAJAKNYA :

Lessor : PT. XYZ Lesse : PT. ABC

Menerima sewa setiap bulan Rp. 8.000.000Memungut PPN 10% Rp. 800.000Dipotong PPh 23: 6% (Rp. 480.000)Diterima lessee Rp. 8.320.000Menyusutkan mesin pertahun sebesarRp.50.000.000

Membayar sewa setiap bulan Rp. 8.000.000Membayar PPN Rp. 800.000Memotong PPh 23: 6% (Rp. 480.000) Dibayar ke Lessor Rp. 8.320.000

Page 31: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

CONTOH :

Lessor PT.XYZ meng-SGU-kan mesin golongan II (masa manfaat 8 tahun) dengan harga pokok Rp. 200.000.000,- kepada PT. ABC (Lessee). Jangka waktu leasing 36 bulan dan nilai sisa barang setelah periode leasing adalah nihil. Dalam kontrak SGU tercantum klausula pilihan bagi lessee untuk membeli mesin tersebut dengan harga murah pada akhir periode SGU. Pembayaran perbulan Rp. 8.000.000,- ,terdiri dari pelunasan pokok hutang leasing sebesar Rp. 5.555.555,-dan bunga Rp.2.444.445,-

Page 32: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

PERLAKUAN PAJAKNYA :

Jumlah seluruh pembayaran yang akan diterima lessor PT. XYZ sebesar Rp. 8.000.000,- X 36 bulan = Rp. 288.000.000,- . Jumlah tersebut dapat menutupi harga pokok mesin sebesar Rp. 200.000.000,-dan nilai sisa barang setelah periode leasing. Selain itu terdapat klasula pilihan bagi penyewa untuk memiliki mesin tersebut. Jangka waktu leasing adalah 3 tahun (36 bulan) sedangkan barang termasuk golongan II. Hal ini memenuhi syarat Finance Lease karena untuk barang golongan II jangka waktu minimal 3 tahun. Oleh karena ke-3 syarat terpenuhi maka SGU ini tergolong SGU dengan hak opsi (Finance Lease).

Page 33: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

PERLAKUAN PAJAKNYA :

Lessor PT. XYZ Lessee PT. ABC

Mencatat piutang leasing sebesar Rp. 288.000.000Menerima pendapatan bunga/bulan Rp. 2.444.445Menerima pelunasan pokok/bunga Rp. 5.555.555 _____________Jumlah yang diterima Rp. 8.000.000Tidak menyusutkan mesinMendebetkan biaya penyisihan piutang Leasing 2,5% dari saldo piutang leasing (Deductible Expense)

Membayar biaya leasing Rp. 8.000.000Tidak menyusutkan mesinTidak memungut PPh 23

Page 34: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Penyusutan Aset Tetap:Dalam SAK-ETAP yg diatur oleh IAI (2009:71-73): a. Metode garis lurus (straight line method) menghasilakan pembebanan yg tetap selama umur manfaat

aset jika nilai residunya tidak berubah.b. Metode saldo menurun ( diminishing balance method)

Menghasilkan pembebanan yg menurun selama umur manfaat aset.

c. Metode jumlah unit produksi (sum of the unit of production method) Menghasilkan pembebanan berdasarkan pada penggunan atau output yg diharapkan dari suatu aset.

Page 35: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Berdasarkan UU PPh No. 36 tahun 2008 :Pengeluaran untk memperoleh harta berwujud yg mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun harys dibebenakan sebagai pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dng mengalokasikan pengeluran tsb selama masa manfaat harta tsb melalui penyusutan. Dan penggunaan metode penyusutan tsb harus taat asas.Metode yg diperbolehkan: 1. Metode garis lurus (straight line method) untuk kelompok

bangunan dan bukan bangunan.2. Metode saldo menurun ( declining balance method) untuk

kelompok bukan bangunan saja, dan pada akhir masa manfaat disusustkan sekaligus (closed ended)

* Di dalam perpajakan tdk mengenal nilai sisa karena prinsip penyusutan dalam pasal 11 UU PPh No. 36 tahun 2008 adalah mekanisme pengalokasian biaya yg dikeluarkan untk perolehan aset selama masa manfaat.

Page 36: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Penyusutan aset tetap menurut perpajakan: • Untuk tahun 2000 dan sebelumnya (UU PPh No. 7

tahun 1983) yaitu dimulai pada saat pengeluaran.• Untuk tahun 2001 (UU PPh No. 17 tahun 2000)

sampai sekarang (UU PPh No. 36 tahun 2008) yaitu dimulai pada saat bulan pengeluaran aset tetap tersebut, kecuali aset yg masih dalam proses pengerjaan yaitu pada bulan selesainya pengerjan tersebut. Dengan persetujuan DJP, WP diperkenankan melakukan penyusutan mulai bulan aset tsb digunakan untk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan atau pada bulan aset yg bersangkutan mulai menghasilkan.

Page 37: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

37

PENYUSUTAN

UU PPh Pasal 11 ayat (1), (2) dan (7)

METODE GARIS LURUS

METODE SALDOMENURUN

Pada Akhir Masa ManfaatDisusutkan sekaligus

(Closed Ended)

DITETAPKAN MENTERI

KEUANGAN

BANGUNAN SELAIN BANGUNAN

USAHA TERTENTU

HARTA BERWUJUD

Kecuali : Tanah yg berstatus Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, & Hak Pakai

Page 38: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

38

MASA MANFAAT DAN TARIF PENYUSUTAN

UU PPh Pasal 11 ayat (6) dan (7); Per Men Keu 96/PMK.03/2009; PER-55/PJ/2009

Kelompok Harta Berwujud

Masa Manfaat (Tahun)

Tarif penyusutan

Garis Lurus

Saldo Menurun

I. Bukan bangunan       Kel. 1 4 25% 50% Kel. 2 8 12,5% 25% Kel. 3 16 6,25% 12,5% Kel. 4 20 5% 10% II. Bangunan       Permanen 20 5% - Tidak Permanen 10 10% - Daftar harta Bkn Bangunan yg tdk tercantum, digol. Kel. 3 WP dg permohonan ke DJP melalui Kanwil, dpt menggunakan

masa manfaat yg sebenarnya

Page 39: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

39

PENYUSUTAN – KELOMPOK HARTA BUKAN BANGUNANR

1. Semua jenis usahaa. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termasuk meja,

bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.

b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya.

c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.

d. Sepeda motor, sepeda dan becak. e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang

bersangkutan. f. Dies, jigs, dan mould. g. Alat-alat komunikasi seperti pesawat telepon, faksimile,

telepon seluler dan sejenisnya

KELOMPOK I : 4 THN, 25% (GL) atau 50% (SM)

Per Men Keu 96/PMK.03/2009

Page 40: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

40

PENYUSUTAN – KELOMPOK HARTA BUKAN BANGUNAN

Per Men Keu 96/PMK.03/2009

2. Pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan• Alat yang digerakkan bukan dengan mesin seperti cangkul,

peternakan, perikanan, garu dan lain-lain3. Industri makanan dan minuman

• Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya

4. Transportasi dan Pergudangan• Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai angkutan

umum5. Industri semi konduktor

• Flash memory tester, writer machine, biporar test system, elimination (PE8-1), pose checker

6. Jasa Persewaan Peralatan Tambat Air Dalam • Anchor, Anchor Chains, Polyester Rope, Steel Buoys, Steel

Wire Ropes, Mooring Accessories7. Jasa telekomunikasi selular

• Base Station Controller

KELOMPOK I : 4 THN, 25% (GL) atau 50% (SM)

Page 41: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

41

PENYUSUTAN – KELOMPOK HARTA BUKAN BANGUNANRE

KELOMPOK II : 8 THN, 12,5% (GL) atau 25% (SM)

1. Semua jenis usahaa. Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari

dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.

b. Mobil, bus, truk, speed boat dan sejenisnya.

c. Container dan sejenisnya.

2. Pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanana. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin

bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dan sejenisnya.

b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan

Per Men Keu 96/PMK.03/2009

Page 42: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

42

PENYUSUTAN – KELOMPOK HARTA BUKAN BANGUNAN

KELOMPOK II : 8 THN, 12,5% (GL) atau 25% (SM)

3. Industri makanan dan minuman a. Mesin yang mengolah produk asal binatang, unggas dan

perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan . b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin

minyak kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.

c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.

d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahan makanan dan makanan segala jenis

4. Industri mesina. Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin ringan

(misalnya mesin jahit, pompa air).

Per Men Keu 96/PMK.03/2009

Page 43: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

43

PENYUSUTAN – KELOMPOK HARTA BUKAN BANGUNAN

KELOMPOK II : 8 THN, 12,5% (GL) atau 25% (SM)

5. Perkayuan, kehutanan a. Mesin dan peralatan penebangan kayu. b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan

atau barang kehutanan.

6. KonstruksiPeralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump truck, crane buldozer dan sejenisnya.

7. Transportasi dan Pergudangana. Truk kerja untuk pengangkutan dan bongkar muat, truk peron, truck

ngangkang, dan sejenisnya; b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk

pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu - batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;

Per Men Keu 96/PMK.03/2009

Page 44: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

44

PENYUSUTAN – KELOMPOK HARTA BUKAN BANGUNAN

KELOMPOK II : 8 THN, 12,5% (GL) atau 25% (SM)

8. Telekomunikasia. Perangkat pesawat telepon; b. Pesawat telegraf termasuk pesawat pengiriman dan penerimaan

radio telegraf dan radio telepon.

9. Industri semi konduktorAuto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser marker (FUM A-01), logic test system, marker (mark), memory test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual, pass oven, pose checker, re-form machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/forming machine, wire bonder, wire pull tester.

Per Men Keu 96/PMK.03/2009

Page 45: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

45

PENYUSUTAN – KELOMPOK HARTA BUKAN BANGUNAN

KELOMPOK II : 8 THN, 12,5% (GL) atau 25% (SM)

10.Jasa Persewaan Peralatan Tambat Air Dalam Spoolling Machines, Metocean Data Collector.

11.Jasa Telekomunikasi SelulerMobile Switching Center, Home Location Register, Visitor Location Register. Authentication Centre, Equipment Identity Register, Intelligent Network Service Control Point, intelligent Network Service Managemen Point, Radio Base Station, Transceiver Unit, Terminal SDH/Mini Link, Antena

Per Men Keu 96/PMK.03/2009

Page 46: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

46

PENYUSUTAN – KELOMPOK HARTA BUKAN BANGUNAN

KELOMPOK III : 16 THN, 6,25% (GL) atau 12,5% (SM)

1. Pertambangan selain minyak dan gas Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan, termasuk mesin-mesin yang mengolah produk pelikan

2. Permintalan, pertenunan dan pencelupana. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk tekstil

(misalnya kain katun, sutra, serat-serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, tule)

b. Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing, printing, finishing, texturing, packaging dan sejenisnya

3. Perkayuana. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk-produk kayu, barang2

dari jerami, rumput dan bahan anyaman lainnya. b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu

Per Men Keu 96/PMK.03/2009

Page 47: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

47

PENYUSUTAN – KELOMPOK HARTA BUKAN BANGUNAN

KELOMPOK III : 16 THN, 6,25% (GL) atau 12,5% (SM)

4. Industri kimia a. Mesin peralatan yang mengolah/menghasilkan produk industri

kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industri kimia (misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan resinoida-resinonida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias, sabun, detergent dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan sinematografi.

b. Mesin yang mengolah/menghasilkan produk industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah)

Per Men Keu 96/PMK.03/2009

Page 48: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

48

PENYUSUTAN – KELOMPOK HARTA BUKAN BANGUNAN

KELOMPOK III : 16 THN, 6,25% (GL) atau 12,5% (SM)

5. Industri mesina. Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan

berat (misalnya mesin mobil, mesin kapal)

6. Transportasi dan Pergudangana. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk

pengangkutan barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.

b. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT s.d. 1.000 DWT.

c. Dok terapung. d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yg mempunyai berat >250 DWT. e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis

7. Transportasi dan PergudanganPerangkat radio navigasi, radar dan kendali jarak jauh

Per Men Keu 96/PMK.03/2009

Page 49: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

49

PENYUSUTAN – KELOMPOK HARTA BUKAN BANGUNAN

KELOMPOK IV : 20 THN, 5% (GL) atau 10% (SM)

1. Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi

2. Transportasi dan Pergudangana. Lokomotif uap dan tender atas rel. b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan

tenaga listrik dari sumber luar. c. Lokomotif atas rel lainnya. d. Kereta, gerbong penumpang & barang, tms kontainer khusus dibuat

& diperlengkapi utk ditarik dg satu atau bbrp alat pengangkutan. e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk

pengangkutan barang-barang tertentu (misal. gandum, batu-batuan, biji tambang dsj) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dsj, yg memp. berat >1.000 DWT.

f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran-keran terapung dsb, yang mempunyai berat > 1.000 DWT.

g. Dok-dok terapung

Per Men Keu 96/PMK.03/2009

Page 50: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Pertukaran Aset Tetap :Dalam SAK-ETAP yg diatur oleh IAI (2009:70), jika aset tetap diperoleh melalui pertukaran dng aset nonmoneter atau kombinasi aset moneter dan aset nonmoneter maka biaya perolehan diukur pada nilai wajar, kecuali: • transaksi pertukaran tdk memiliki substansi komersial;

atau• Nilai wajar aset yg diterima atau aset yg diserahkan

tidak dapat diukur secara andal, maka biaya perolehan diukur pada jumlah tercatat aset yg diserahkan.

Page 51: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Menurut Pasal 10 Ayat(2) UU PPh No. 36 tahun 2008, nilai perolehan atau nilai penjulan dalam hal terjadi tukar menukar harta adalah jumlah yg seharusnya dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar. Selisih antara harga pasar dengan nilai sisa buku harta yg dipertukarkan merupakan keuntungan yg dikenakan pajak. Contoh : Tuan A ingin menukarkan mesin yang dimilikinya dengan mobil yang dimiliki Tuan B. Harga pasar mesin tersebut adalah Rp. 5.000.000,- dengan Nilai Sisa Buku Fiskal (NSBF) sebesar Rp. 1.000.000,- . mobil Tuan B sendiri memiliki harga pasar Rp. 6.000.000,- dengan NSBF sebesar Rp. 3.000.000,- Berapa keuntungan yang didapat dan transaksi tersebut?

Page 52: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Jawaban :

Selisih lebih harga pasar dan NSBF adalah keuntungan yang dikenakan pajak.Keuntungan Tuan A sebesar selisih harga pasar mobil yang diterima dengan NSBF mesin yang diserahkan = Rp. 6.000.000,- - Rp 1.000.000,- = Rp. 5.000.000,- dan keuntungan Tuan B adalah sebesar selisih harga pasar mesin yang diterima dengan NSBF mobil yang diserahkan Rp. 5.000.000,- - Rp. 3.000.000,- = Rp. 2.000.000,-

Page 53: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Perbedaan mendasar antara perlakuan menurut

akuntansi & perpajakan berkaitan dng aset tetap

Page 54: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

No Uraian Akuntansi Perpajakan

1. Biaya Perolehan a. Setara hrg tunainya pd tgl pengakuan. Jika pembyr an ditangguhkan lebih dari wkt kredit normal, maka sebesar nilai tunai semua pembyr masa akan datang

b. Untk pertukaran aset menggunakan nilai wajar

a. Untk transaksi yg tdk memp. Hub istimewa berdasarkan hrg yg sesungguhnya.

b. Untk transaksi yg memp. Hub istimewa dihit berdasarkan hrg pasar.

c. Untk transaksi tukar menukar adalah berdasarkan hrg pasar.

d. Dlm rangka likuidasi, peleburan, pemekaran, pemecatan atau penggabungan adalah hrg pasar kecuali ditentukan oleh Mneteri Keuangan.

e. Revaluasi adalah sebesar nilai setelah revaluasi.

Page 55: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

2. Penentuan masa manfaat

Tergantung pd justifikasi manajemen dng mempertimbangkan faktor-faktor seperti daya pakai aset, perkembangan teknologi, pembatasan hukum.

Sudah diatur dalam PMK.

3. Saat dimulainya penyusutan

Penyusutan dimulai ketika aset tersedia untk digunakan

a. Penyusutan dimulai sejak bln timbulnya pengeluaran ats perolehan aset.

b. Penyusutan dimulai sejak bln selesainya pengerjaan harta (untk harta yg msh dlm proses pengerjaan).

c. Dng persetujuan DJP, WP dpt melakukan penyusutan mulai pada bln harta tsb digunakan untuk 3M penghasilan atau pd bln harta yg bersangkutan mulai menghasilkan

Page 56: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

4. Penghitungan juml bln sejak dimulainya penyusutan

Juml bln dpt dibulatkan ke atas atau ke bawah. Misalnya pembelian di atas tgl 15 dibulatkan ke bawah dan belum diakuinya penyusutan.

Juml bln selalu dibulatkan ke atas, walaupun dibeli di atas tgl 15 setiap bulannya.

5. Metode penyusutan a. Metode garis lurusb. Metode saldo

menurunc. Metode juml unit

produksiEntitas hrs memilih metode penyusutan yg mencerminkan ekspektasi dlm pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset.

a. Kelompok bangunan hrs menggunkan metode grs lurus

b. Kelompok selain bangunan boleh menggunakan metode grs lurus atau metode saldo menurun asalkan diterapkan secara taat asas.

6. Nilai residu Nilai residu hrs direview minimum setiap akhir tahun buku.

Tidak mengakui adanya nilai residu

Page 57: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

7 Sistem penyusutan Penyusutan secara individual, kecuali untk peralatan kecil (small tools), boleh secara golongan

a. Penyusutan individualb. Penyusutan

gabungan/grup

8. Aset yg boleh disusutkan Semua aset tetap yg dimiliki entitas, kecuali tanah, dan aset tetap yg memenuhi definisi properti investasi

Hanya aset yg dimiliki dan digunakan untk 3M penghasilan yg merupakan objek pajak tdk final

9. Pengeluaran yg dapat memperpanjang umur masa manfaat

Disusutkan sesuai masa manfaat yg ditinjau ulang, dlm hal ini jumlah tercatat aset tetap harus ditambahkan dng pengeluaran biaya perbaikan tsb.

Disusutkan terpisah dari aset lamanya, seolah-olah seperti aset dng masa manfaat baru sehingga akan menjadi lebih lama pembebanannya.

Page 58: PROPERTI  INVESTASI  & AKUNTASI AKTIVA TETAP

Sekian