PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil...

86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN WISATAWAN DI MUSEUM PURBAKALA SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN Disusun Oleh : DONYTA AYU MEI W D1209029 SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil...

Page 1: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN

WISATAWAN DI MUSEUM PURBAKALA SANGIRAN

KABUPATEN SRAGEN

Disusun Oleh :

DONYTA AYU MEI W

D1209029

SKRIPSI

Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi

Tugas-Tugas Dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

Page 2: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN WISATAWAN DI

MUSEUM PURBAKALA SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Drs. H. Totok Sarsito, SU, MA Mahfud Anshori, S.Sos

NIP. 19570821 198303 2 001 NIP. 19790908 20312 1 001

Page 3: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah kesadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

(Q.S Ar Ra’d:11)

“Jika tidak mencoba tak akan tahu hasilnya”.

(Penulis)

“Gunakan masa lalu sebagai pelajaran dimasa yang akan datang”

(Penulis)

Page 5: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Bp. Joko Widodo & Ibu Suparmi Donie Niko & Diyah Ayu Maulana Setyadi Putra

Teman-teman & Keluarga Besar

Page 6: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis haturkan kehadirat

Allah SWT atas berkat dan rahmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga

mampu menyelesaikan skripsi dengan judul PROMOSI PARIWISATA DAN

TINGKAT KUNJUNGAN WISATAWAN DI MUSEUM PURBAKALA

SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN.

Rasa pesimisme penulis sempat menghantui penulis untuk menyelesaikan

skripsi sebagai pra syarat kelulusan, akhirnya terselaisaikan dengan tersendat-sendat

dan rasa putus asa, tetapi ini lebih baik dari tidak sama sekali

Penelitian ini berawal dari ketertarikan peneliti tentang promosi yang

mempromosikan Museum Purbakala Sangiran yang berada di Sragen, Jawa Tengah.

Berbagai promosi yang dilakukan oleh dan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, pemuda,

dan Olah Raga Kabupaten Sragen

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari

sempurna, oleh karena pengetahuan penulis yang masih banyak kekurangan. Namun

penulis tetap berusaha menyajikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan

demikian semoga skripsi ini mempunyai manfaat bagi penulis sendiri pada khususnya

dan bagi pembaca pada umumnya, serta pihak-pihak yang berkepentingan ini.

Akhirnya dengan segenap hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu mengarahkan dan memberikan

Page 7: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dorongan bagi penulis hingga tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. DRS. Pawito, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prahastiwi Utari, Ph. D, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. DRS. Hamid Arifin, M. Si, selaku Pembimbing Akademik.

4. Prof. H. Totok Sarsito, SU, MA, Ph. D dan Mahfud Anshori, S. Sos, M.Si Selaku

Dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu untuk konsultasi dalam

pembuatan skripsi ini.

5. DR. H. Sutopo JK, MS selaku Ketua Penguji Skripsi yang bersedia meluangkan

waktu untuk menguji penulis serta memberikan masukan kepada penulis.

6. Drs. Widyantoro, M.Si selaku Sekretaris Penguju Skripsi yang bersedia

meluangkan waktu untuk menguji penulis serta memberikan masukan kepada

penulis.

7. P. Poedarwanto, S.Sos, MM, selaku kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen

beserta staf-stafnya yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian dan

juga bersedia membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini.

8. Sukronedi, S.Si, MA selaku Kasi Pemanfaatan BPSMPS, penulis mengucapkan

banyak terima kasih atas segala bantuan dan keterbukaan yang diberikan kepada

penulis

9. Drs. Soedjito & Wiwit Hermanto, S.I Kom, terima kasih atas waktunya.

Page 8: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10. Seluruh informan, khususnya wisatawan Museum Purbakala Sangiran, penulis

mengucapkan banyak terima kasih atas segala bantuan dan keterbukaan yang

diberikan kepada penulis.

Seperti yang telah penulis ungkapkan bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai segala macam kritik, saran,

dan masukan yang membangun. Semoga sripsi inijuga dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 2012

Penulis

Page 9: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. iii

HALAMAN MOTTO.............................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................. v

KATA PENGANTAR............................................................................................. vi

DAFTAR ISI........................................................................................................... ix

ABSTRAK.............................................................................................................. xi

ABSTRACT……………………………………………………………………... xii

BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah................................................................................. 4

C. Rumusan masalah..................................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian...................................................................................... 5

E. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6

F. Tinjauan Pustaka....................................................................................... 6

1. Pengertian Komunikasi...................................................................... 6

2. Promosi............................................................................................... 13

3. Pengertian Pariwisata......................................................................... 15

4. Pengertian Wisatawan......................................................................... 17

5. Modal Kepariwisataan (Tourist Asset)............................................... 18

6. Objek dan Daya Tarik Wisata............................................................. 20

7. Jenis dan Bentuk Pariwisata............................................................... 20

8. Perencanaan, Tujuan, Dampak Pengembangan Pariwisata................ 23

G. Kerangka Pemikiran................................................................................. 28

H. Definisi Konsep........................................................................................ 30

I. Metodologi Penelitian............................................................................... 31

Page 10: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Jenis Penelitian................................................................................... 31

2. Lokasi Penelitian................................................................................. 33

3. Sumber Data....................................................................................... 33

4. Metode Pengumpulan Data................................................................ 34

5. Teknik Sampling................................................................................. 35

6. Teknik Validitas................................................................................. 35

7. Teknik Analisis Data.......................................................................... 36

BAB II : DESKRIPSI LOKASI.............................................................................. 39

A. Museum Purbakala Sangiran.................................................................... 39

B. Sejarah Sangiran Dome............................................................................. 41

C. Sejarah Museum Purbakala Sangiran....................................................... 44

D. Potensi Wisata Museum Purbakala Sangiran............................................ 45

E. Fasilitas-fasilitas Di Museum Purbakala Sangiran................................... 46

F. Cara Mencapai Museum Purbakala Sangiran........................................... 48

G. Struktur Organisasi Dinas Pariwisata....................................................... 49

BAB III : PROMOSI MUSEUM PURBAKALA SANGIRAN............................. 51

A. Latar Belakang Dibangunnya Museum Purbakala Sangiran.................... 52

B. Promosi Museum Purbakala Sangiran...................................................... 54

BAB IV : PENUTUP............................................................................................... 69

A. Kesimpulan............................................................................................... 69

B. Saran......................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 72

LAMPIRAN

Page 11: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK DONYTA AYU MEI WULANDARI (D1209029), PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN WISATAWAN DI MUSEUM PURBAKALA SANGIRAN KABUPATEN SRAGEN. SKRIPSI (S-1). Jurusan Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012. Dibawah bimbingan Prof. H. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D dan Mahfud Anshori, S.Sos, M.Si Penelitian ini mengambil obyek penelitian di sebuah objek pariwisata di Kabupaten Sragen yaitu Museum Purbakala Sangiran, Museum Purbakala Sangiran adalah salah satu lokasi wisata yang sangat penting bagi dunia pendidikan, terutama pada bidang ilmu arkeologi, ilmu geologi, ilmu pleoantrhopologi, ilmu antropologi, dan ilmu biologi di dunia. . Tujuan penelitian ini diadakan adalah untuk mengetahui bentuk promosi apa saja yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Sragen dalam mempromosikan Museum Purbakala Sangiran, tindakan apa saja yang dilakukan Dinas Pariwisata Sragen dalam mempromosikan Museum Purbakala Sangiran, pengaruh apa yang saja yang dirasakan oleh Dinas Pariwisata Sragen setelah dilakukan promosi pada Museum Purbakala Sangiran. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa bentuk promosi yang diandalkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen untuk mempromosikan Museum Purbakala Sangiran mulai dari tahun 2000 yaitu, dengan menggunakan leaflet dan mengikuti beberapa pameran dan beberapa tahun terakhir ini bentuk promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dengan menggunakan baliho, leaflet, petunjuk jalan, booklet, internet, dan pameran-pameran. , tindakan promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen untuk mempromosikan Museum Purbakala Sangiran dengan menggunakan beberapa cara diantaranya, dengan pemasangan baliho, penyebaran leaflet kepada masyarakat, pemasangan penunjuk jalan di daerah-daerah yang strategis, pembuatan booklet, sosialisasi lewat internet, dan mengikuti beberapa pameran di beberapa wilayah dan negara. Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen berusaha mengoptimalkan dana yang diberikan oleh Pemerintah untuk kepentingan promosi serta meningkatkan pelyanan dalam bidang fasilitas-fasilitas umum dan sumber daya manusia agar wisatawan lebih merasa nyaman., pengaruh dari beberapa bentuk promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata adalah meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Museum Purbakala Sangiran terutama dalam 10 tahun terakhir ini, dan Museum Purbakala Sangiran merupakan tujuan wisata yang di unggulkan di Kabupaten Sragen sekaligus menjadi wisata edukasi di bidang ilmu arkeologi, ilmu geologi, ilmu pleoantrhopologi, ilmu antropologi, dan ilmu biologi dunia.

Page 12: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

DONYTA AYU MEI WULANDARI (D1209029), TOURISM PROMOTION AND TOURIST VISITATION LEVEL IN SANGIRAN ANCIENT MUSEUM OF SRAGEN REGENCY. THESIS (S-1). Communication Science Department. Social and Political Sciences Faculty. Surakarta Sebelas Maret University. 2012. Under Guidance of Prof. H. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D and Mahfud Anshori, S.Sos, M.Si

This research was conducted in a tourist object in Sragen Regency, namely

Sangiran Ancient Museum. Sangiran Ancient Museum is a very important tourist location to education realm, particularly in archeology, geology, paleoanthropology, anthropology and biology in the world.

The objective of research is to find out the form of promotion conducted in Sangiran Ancient Museum, the measures the Sragen Tourism Office takes in promoting the Sangiran Ancient Museum, the effect the Sragen Tourism Office feels after conducting promotion in Sangiran Ancient Museum.

From the result of research conducted, it could be found that the form of promotion the Sragen Tourism Office relies on to promote the Sangiran Ancient Museum in 2000 included: using leaflet and following several exhibitions and in recent years the form of promotion the Sragen Tourism Office uses included billboard, leaflet, direction board, booklet, internet, exhibitions. The measures the Sragen Tourism Office took in promoting the Sangiran Ancient Museum included: installing billboard, distributing leaflet to the society, putting direction board in strategic areas, making booklet, making socialization via internet, and participating in some exhibitions in some areas and countries. The Sragen Tourism Office attempted to optimize the fund the Government had given for the promotion interest as well as for improving the service in public facility and human resource in order to make the tourist more comfortable. The effects of some promotion forms the Sragen Tourism Office had conducted were the increased number of tourists visiting Sangiran Ancient Museum particularly in the last 10 years, and the Sangiran Ancient Museum became the superior tourist destination in Sragen Regency and education tourism in archeology, geology, paleoanthropology, anthropology, and biology in the world.

Page 13: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pariwisata sekarang ini berkembang dengan pesat, hal tersebut

dapat terlihat dari bermunculannya objek-objek wisata yang baru. Banyak pula

objek wisata yang sengaja dibuat oleh pemilik modal untuk mencari keuntungan

dalam bidang investasi. Pemilik tempat wisata pun tak kurang akal, mereka

mempromosikan objek wisata yang mereka kelola tidak hanya dengan gethok

tular atau dari mulut ke mulut tetapi juga dengan melalui berbagai media promosi

yang sekarang ini mudah diproduksi. Media promosi yang biasa mereka gunakan

antara lain billboard, koran, radio, televisi, majalah, dan lain sebagainya.

Objek wisata yang terdapat di Kabupaten Sragen sebenarnya cukup

banyak, tetapi kurang terekspose oleh masyarakat khususnya masyarakat di luar

kota Sragen, sehingga masyarakat lebih mengenal kota Solo, Jogjakarta,

Karanganyar dibandingkan dengan Kabupaten Sragen. Di kabupaten Sragen

sendiri terdapat terdapat berbagai objek wisata diantaranya Sangiran, Ndayu Park,

Pemandian air Panas Bayanan, Desa Batik Kliwonan, Waduk Kedung Ombo, dan

lain sebagainya.

Kunjungan wisatawan merupakan salah satu parameter yang dapat

menggambarkan seberapa dikenal dan disenanginya sebuah objek wisata tersebut.

Begitu halnya juga dengan objek wisata situs purbakala Sangiran yang berada di

Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ini. Walaupun sebagai sarana rekreasi

Page 14: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dan sebagai salah satu situs yang diperuntukan bagi kepentingan ilmu

pengetahuan objek wisata situs purbakala Sangiran ini tetap menjadi primadona

apabila berkunjung ke kabupaten Sragen. Selain di Sangiran beberapa fosil

manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium

Paleoantropologi, Yogyakarta. Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran

merupakan situs prasejarah yang memiliki peran yang sangat penting dalam

memahami proses evolusi manusia dan merupakan situs purbakala yang paling

lengkap di Asia bahkan di dunia.

Berdasarkan hal tersebut, Situs Sangiran ditetapkan sebagai Warisan

Dunia Nomor 593 oleh Komite World Heritage pada saat peringatan ke-20 tahun

di Merida, Meksiko. Penelitian tentang manusia purba dan binatang purba diawali

oleh G.H.R.Von Koenigswald, seorang ahli paleoantropologi dari Jerman yang

bekerja pada pemerintah Belanda di Bandung pada tahun 1930-an. G.H.R.Von

Koenigswald adalah orang yang telah berjasa melatih masyarakat Sangiran untuk

mengenali fosil dan cara yang benar untuk memperlakukan fosil yang ditemukan.

Hasil penelitian kemudian dikumpulkan di rumah Kepala Desa Krikilan,

Totomarsono, sampai tahun 1975.

Pada 16 Februari 2012 Bapak Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung ke Sangiran dan mengatakan kalau seluruh bangsa Indonesia pantas bangga, karena memiliki Sangiran yang telah menjadi bagian dari peradaban dunia sejak dari jutaan tahun yang lalu. Ada temuan-temuan yang menunjukkan Sangiran pernah menjadi pusat peradaban manusia di masa lampau. Melihat itu, Presiden mengajak anak muda untuk berwisata dan belajar dari museum. Sementara itu Mendikbud juga memberikan paparan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat berkunjung ke Sangiran bahwa museum di situs Sangiran merupakan salah satu pusat evolusi manusia dan peradaban yang terpenting di dunia, Sangiram juga menjadi pusat kajian evolusi manusia purba dan sekaligus sebagai rujukan situs-situs terbesar di Asia, dan Sangiran merupakan pusat wisata edukasi berkaitan dengan evolusi manusia, lingkungan dan budaya. (travel.detik.com)

Page 15: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Museum Purbakala Sangiran merupakan tujuan bagi peneliti-peneliti dunia

terutama Asia dalam bidang evolusi manusia dan peradaban purba sekaligus

menjadi objek wisata edukasi yang mempelajari tentang lingkungan dan budaya

pada masa lampau. Sangiran pun sudah banyak dilirik peneliti maupun

masyarakat internasional karena beragamnya koleksi-koleksi temuan proses

evolusi manusia purba, Menurut MOU yang disepakati oleh Pemerintah Provinsi

dan Pemerintah Kabupaten maka pemasaran/promosi untuk Museum Purbakala

Sangiran dilakukan secara beriringan dengan berbagi media promosi. Promosi

terus menerus dilakukan oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olah

Raga Kabupaten Sragen dan BPSMPS (Balai Pelestarian Situs Manusia Purba

Sangiran) agar masyarakat dunia mengetahui keberadaan dan pentingnya Museum

Purbakala Sangiran. Promosi-promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata,

Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sragen dan BPSMPS mulai dari

promosi regional, nasional, maupun internasional. Promosi yang terus menerus

dilakukan agar masyarakat dunia/ internasional mengetahui tentang Sangiran,

karena Museum Purbakala Sangiran sangat penting bagi pendidikan dan

menyimpan misteri tentang peradaban dunia. Dinas Pariwisata, Kebudayaan,

Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sragen dan BPSMPS melakukan promosi

dengan berbagai cara tetapi berjalan sendiri-sendiri dan sampai sekarang belum

ada kerjasama dalam bidang promosi tetapi promosi yang dilakukan tetap berjalan

lancar tanpa ada tumpang tindih.

Museum adalah sarana yang efektif dalam membantu proses penelitian

atau pembelajaran karena museum memberikan bukti nyata yang dapat disaksikan

Page 16: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

secara langsung oleh kita sehingga mempermudah pemahaman kita dalam

menyimpulkan suatu pemikiran tentang suatu bentuk gambaran masa purbakala.

Tetapi dalam kenyataannya masyarakat sekarang kurang tertarik berkunjung ke

museum, karena sekarang ini banyak dibangun mall-mall dan pusat hiburan yang

memberikan hiburan bagi masyarakat. Sehingga keberadaan museum akan

tersisihkan bahkan masyarakat akan malas dan tidak tertarik mengunjungi

museum, begitu juga museum Sangiran. Banyak masyarakat yang tidak

mengetahui keberadaan dan fungsi dari museum. Untuk itu diperlukan upaya

mempromosikan objek wisata Museum Purbakala Sangiran kepada masyarakat

luas baik dalam maupun luar negeri.

B. Pembatasan Masalah

Museum Purbakala Sangiran merupakan Warisan Dunia Nomor 593 oleh

Komite World Heritage pada saat peringatan ke-20 tahun di Merida, Meksiko dan

sudah sangat mendunia, sehingga promosi yang dilakukan juga sudah

internasional. Penelitian ini berpusat dan terarah pada promosi dan tingkat

kunjungan wisatawan di Museum Purbakala Sangiran yang dilakukan oleh Dinas

Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sragen.

C. Rumusan Masalah

Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sragen

yang bertugas dan bertanggung jawab untuk mempromosikan Museum Purbakala

Sangiran. Berbagai langkah telah diambil untuk mempromosikan Museum

Page 17: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Purbakala Sangiran, diantaranya mengikuti dan mengadakan pameran,

memasukkan sejarah Museum Purbakala Snagiran sebagai bagian dari kurikulum

pendidikan mulai dari SD sampai SMA, mencetak leaflet, mencetak buku, serta

menjual souvenir khas sangiran. Walaupun demikian sekali pun berbagai tindakan

telah diambil untuk mempromosikan Museum Purbakala Sangiran, masih banyak

masyarakat yang kurang tahu tentang keberadaan Museum Purbakala Sangiran.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan sekaligus menjelaskan

“Sejauh mana promosi pariwisata Museum Purbakala Sangiran Kabupaten Sragen

berpengaruh pada tingkat kunjungan wisatawan ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Bentuk promosi apa saja yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan,

Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sragen dalam mempromosikan Museum

Purbakala Sangiran

2. Tindakan apa saja yang dilakukan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan

Olah Raga Kabupaten Sragen dalam mempromosikan Museum Purbakala

Sangiran

3. Pengaruh apa yang saja yang dirasakan oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan,

Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sragen setelah dilakukan promosi pada

Museum Purbakala Sangiran.

Page 18: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat diperoleh menfaat sebagai

berikut:

1. Secara Teoritis :

Mengetahui dan mendapatkan gambaran promosi pariwisata Museum

Purbakala Sangiran Kabupaten Sragen dan tingkat kunjungan wisatawan

sebagai Salah satu objek wisata menarik di Kabupaten Sragen .

2. Secara Praktis :

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dan

berarti dalam meningkatkan pengembangan kegiatan promosi Museum

Purbakala Sangiran Kabupaten Sragen.

E. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah “komunikasi” (Bahasa Inggris “communication”) berasal

dari Bahasa Latin “ communicatus” atau communication atau communicare yang

berarti berbagi atau menjadi milik bersama”. Dengan demikian, kata komunikasi

menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai

kebersamaan.

Menurut Webster New Collogiate Dictionary komunikasi adalah “suatu

proses pertukaran informasi di antara individu melalui system lambanglambang,

tanda atau tingkah laku”.

Page 19: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Berikut ini adalah beberapa definisi tentang komunikasi yang dikemukakan oleh

para ahli sebagai berikut :

1. Carl Hovland, Janis & Kelley Komunikasi adalah suatu proses melalui dimana sesirang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentukk perilaku orang-orang lainnya (khalayak).

2. Bernard Berelson & Gary A.Steiner Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan symbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan lain-lain.

3. Harold Lasswell Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” mengatakan “apa” “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”. (who says what in which channel to whom and with what effect)

4. Barnlund Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.

5. Weaver Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang lainnya.

6. Gode Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menkadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. (Riswandi, 2009:1-2)

Dari berbagai penjelasan komunikasi di atas, tampak adanya sejumlah

komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya

komunikasi. Komponen-komponen tersebut adalah sebagi berikut :

§ Komunikator : orang yang menyampaikan pesan;

§ Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang;

§ Komunikan : orang yang menerima pesan;

§ Media : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila

komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;

Page 20: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

§ Efek : dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Sam Abede Pareno,

2002:4)

Komponen-komponen di atas menekankan faktor-faktor yang penting di

dalam suatu komunikasi yang efektif sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

komunikasi merupakan penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari

komunikator kepada komunikan melalui media tertentu dan menghasilkan

dampak-dampak tertentu pula. Seorang komunikator harus tahu apa yang akan

mereka jangkau dan bagaimana tanggapan yang mereka inginkan. Mereka juga

harus tahu dan mengerti bagaimana cara menyandikan pesan mereka dengan baik

agar dapat dimengerti oleh khalayak, sasaran mereka, dan mereka juga harus

menyediakan saluran-saluran umpan balik sehingga mereka dapat mengerti

bagaimana tanggapan khalayak terhadap pesan yang mereka sampaikan. Terkait

dengan pemasaran, Sciffman dan Lazarkanuk mendefinisikan komunikasi sebagai

the unique tool that marketers use to persuede consumers to act in desire way,

yaitu alat yang digunakan pedagang untuk membujuk konsumen agar berbuat

sesuai keinginannya.

Yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana cara agar suatu pesan

yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada

komunikan. Fungsi komunikasi ialah pengutaraan pikiran dan perasaannya dalam

bentuk pesan untuk membuat komunikan menjadi tahu atau berubah sikap,

pendapat, atau perilakunya. ( Onong U Effendy, 2004:16)

Page 21: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Gambar 1.1

Model Komunikasi

Sumber : Terrence A Shimp, ”Advertising, Promotion and Aspect of

Integrated Marketing Communication” New York Dryen Press, 1997

Model komunikasi pemasaran meliputi elemen yang merupakan bagian

dalam komunikasi pada umumnya, yaitu pengirim (sender) dan penerima

(receiver), pesan (message), dan media serta 4 elemen lainnya yang merupakan

fungsi komunikasi yaitu encoding (memberi kode), decoding (mengartikan kode)

response dan feedback. Elemen terakhir yaitu noise. . ( Onong U Effendy,

2004:16)

Pertama, pengirim pesan harus memahami siapa audiens yang ingin dituju

dan respon apa yang diharapkan. Pengirim pesan juga haris menerjemahkan pesan

ke dalam simbol-simbol tertentu seperti tulisan, kata-kata, gambar, dan bahasa

Source Message Message Channel

Receive (Decoder)

Noise

Feedback

Page 22: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

tubuh sehingga dapat dipahami dan diinterpretasikan sama oleh penerima dalam

proses decoding. Selain itu, untuk menjangkau penerima pesan, harus dipilih

media yang efektif dan efisien agar dapat menjangkau audiens sasaran dan

mengembangkan saluran umpan balik sehingga dapat memantau respon audiens.

Kendati demikian, proses komunikasi bukanlah hal yang mudah dilakukan. Hal

ini karena adanya kemungkinan gangguan (noise) yang dapat menghambat

efektivitas komunikasi. Gangguan tersebut dapat berupa intervensi pesan pesaing,

gangguan fisik, masalah semantik, perbedaan budaya, dan ketiadaan umpan balik.

Hambatan lain yang tidak kalah besarnya adalah perhatian yang selektif (selective

attention), pengubahan yang selektif (selective distorsion), dan pengingatan

kembali yang selektif (selective rettention) pada penerima pesan.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (communicator)

memiliki ketrampilan yang beragam, misalnya sebagai penulis, pembicara,

pendengar, pemikir ataupun pemecah masalah. Ketrampilan ini akan

mempengaruhi kemampuan mereka dalam menganalisia pesan yang diterima.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketepatan dalam memahami pesan

antara lain:

1. Pengetahuan komunikator terhadap masalah yang dibicarakan.

2. Sikap dan perilaku pihak yang terlibat dalam proses komunikasi.

3. Latar belakang budaya juga akan mempengaruhi ketepatan pesan.

4. Iklim organisasi

5. Proses komunikasi yang terlibat

Page 23: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Faktor-faktor ini dapat terjadi pada pihak pengirim maupun penerima

pesan yang dapat meningkatkan atau menurunkan ketepatan pesan. Tanpa

ketrampilan komunikasi, pengetahuan terhadap masalah yang dibicarakan,

pertimbangan terhadap perilaku dan budaya penertima pesan maka pesan yang

disampaikan akan mengalami gangguan. (Sri Astuti Pratminingsih, 2006:4-5)

Dalam sebuah kegiatan pemasaran, penyampaian informasi secara tepat

sangat dibutuhkan. Dalam proses penerimaan suatu produk, konsumen akan

terfokus pada proses mental yang dilalui, mulai dari mendengar informnasi

sampai memakainya. Dengan informasi yang baik, secara otomatis akan

mendorong konsumen untuk mencari informasi mengenai produk yang kurang

diketahuinya.

Disadari atau tidak, dalam hal hidup manusia selalu membutuhkan

informasi. Informasi merupakan sarana yang penting bagi kemajuan serta

keberhasilan seseorang. Dengan informasi orang dapat mengetahui apa yang telah,

sedang ataupun akan terjadi di suatu masyarakat atau negara. Dengan informasi

pula orang dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki

hidupnya.

Tentang arti pentingnya informasi tersebut, Phil Astrid S Susanto

menyatakan sebagai berikut :

”Dalam hidup manusia, maka informasi mempunyai peranan yang

penting,; 90 persen kegiatan manusia dilakukan dengan berkomunikasi.

Dalam komunikasi maka terjadilah proses penyesuaian diri manusia

Page 24: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

dengan situasinya, sebagaimana juga usaha untuk menguasai keadaan;

karenanya manusia melakukan komunikasi. (Astrid S. Susanto, 1997:2)

Mengenai pentingnya kegiatan komunikasi bagi manusia, Charles R

Wright menyetakan sebagai berikut :

Bahwa kegiatan komunikasi merupakan kegiatan yang sangat mendasar dan vital bagi umat manusia. Dikatakan setiap individu mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya, dengan demikian menetapkan kredibilitasnya sebagai seorang anggota masyarakat, sehingga meningkatkan kesempatan individu tersebut untuk tetap hidup; sedangkan tidak adanya kemampuan itu pada seseorang individu dianggap sebagai suatu patologi kepribadian yang serius. (Charles R. Wright, 1989:72)

Dari pengertian di atas, bahwa kebutuhan informasi akan terbentuk apabila

terdapat kesenjangan antara apa yang akan dicarinya dengan apa yang telah

diperolehnya mengenai sesuatu yang penting di sekitarnya. Dalam hal ini,

kebutuhan informasi dapat terjadi manakala individu memandang pengetahuan

yang dimiliki tentang suatu objek atau lingkungan tidak memadai.

Komunikasi pada akhirnya berkembang menjadi lebih khusus dalam

bidang pemasaran, yaitu komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran dapat

diartikan sebagai proses komunikasi yang terjadi antara pembeli dan penjual yang

di dalamnya meliputi pemberian stimulus dengan harapan memperoleh respon

yang diinginkan dan dapat digunakan dalam mengambil keputusan pemasaran.

(Tom Brannan, 1998)

Page 25: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2. Promosi

Promosi merupakan jenis kegiatan pemasaran perusahaan yang ditujukan

untuk mendorong permintaan. Semakin gencar kegiatan promosi yang dilakukan

perusahaan diharapakan konsumen semakin tertarik dan terpengaruh untuk

membeli produkbarang maupun jasa yang dihasilkan dan ditawarkan oleh

perusahaan.

Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang

bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak

mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi membeli dan tetap mengingat

produk tersebut. (Saladin, 2003: 123)

Ada beberapa tujuan promosi yang ingin dicapai perusahaan, yakni :

· Modifikasi Tingkah Laku Promosi berusaha merubah tingkah laku dan pendapat dan memperkuat tingkah laku yang ada. Penjual (sebagai sumber) selalu berusaha menciptakan kesan baik tentang dirinya (promosi kelembagaan) atau mendorong pembelian barang dan jasa perusahaan. · Memberitahu

Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memeberitahu pasar yang dituju tentang penawaran pasar. · Membujuk

Promosi bersifat membujuk (persusive) umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Namun pernyataannya sekarang ini justru yang banyak muncul adalah yang bersifat persuasif · Mengingat

Promosi yang bersifat mengingat dilakukan terutama untuk mempertahankan merk produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. (Dharmesta dan Iraqan, 2005: 353-355) Selain memiliki tujuan tertentu, promosi juga memiliki beberapa fungsi

antara lain :

Page 26: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Perhatian calon

pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses pengambilan

keputusan di dalam membeli suatu barang dan jasa.

2. Menciptakan dan menumbuhkan interes pada diri calon pembeli. Perhatian

yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan dilanjutkan pada tahap

berikutnya atau mungkin berhenti. Yang dimaksudkan dengan tahap

berikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang akan

menjadi fungsi utama promosi.

3. Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk memiliki barang

yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya.

Setelah seseorang tertarik pada sesuatu, maka timbul rasa ingin memilikinya.

Bagi calon pembeli merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaiannya, dan

sebagainya), maka rasa ingin memilikinya ini semakin besar dan diikuti oleh

suatu keputusan untuk membeli.

(peminatanmanajemenpemasaran007.blogspot.com, 6 Juli 2011).

Bauran promosi atau promotional mix, seperti yang diungkapkan oleh J.

Staton adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel

periklanan, personal selling, dan alat promosi lain, yang semuanya direncanakan

untuk mencapai tujuan programm penjualan. (Basu Swastha, 1999:349)

Menurut Kotler, bauran komunikasi pemasaran terdiri atas lima alat utama :

· Iklan (advertising) Yaitu semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu. · Promosi penjualan (sales promotion)

Berbagai intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.

Page 27: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

· Hubungan masyarakat dan publisitas (public relations and publicity) Berbagai program untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. · Penjualan personal (personal selling)

Interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. · Pemasaran langsung (direct marketing)

Penggunaan surat, telepon, faksmili, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dengan calon pelanggan.

Di dunia pariwisata, promosi priwisata digunakan untuk menarik

wisatawan agar mau berkunjung ke sebuah objek wisata, begitu juga dengan

pemerintah daerah Kabupaten Sragen yang melakukan promosi agar para

wisatawan mau berkunjung ke Museum Purbakala Sangiran.

Dalam hal ini, promosi pariwisata meliputi cara kerja/sistem/bentuk yang

tetap dan berulang, dan juga merupakan tindakan pelaku yang selalu

memperhatikan respon penerimanya. Promosi komunikasi pemasaran Museum

Purbakala Sangiran Kabupaten Sragen dapat berupa bentuk-bentuk sebagaimana

yang digambarkan oleh Kotler, antara lain periklanan (advertising), Promosi

penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public

relations and publicity), penjualan personal (personal selling), pemasaran

langsung (direct marketing).

3. Pengertian Pariwisata

Secara etimologis kata ”pariwisata” diambil dari bahasa Sansekerta yang

merupakan gabungan dari kata ”pari” yang berarti berulang-ulang, banyak,

Page 28: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

berkali-kali, sedangkan kata ”wisata” berarti perjalanan atau bepergian, jadi

pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berulang-ulang.

Kepariwisataan dapat dipandang sebagai sesuatu yang abstrak, misal

sebagai suatu gejala yang melukiskan kepergian orang-orang di dalam negaranya

sendiri (pariwisata domestik) atau penyebaran orang-orang pada tapal batas suatu

negara (pariwisata internasional). Proses bepergian mengakibatkan terjadinya

interaksi dan hubungan-hubungan saling pengertian insani, perasaan-perasaan,

motivasi, tekanan-tekanan, kepuasan, kenikmatan, dan lain-lain diantara sesama

pribadi atau antar kelompok. (H. Oka A. Yoeti, 1990:109)

Pariwisata adalah salah satu dari industri gaya baru tersebut, yang mampu

menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja,

pendapatn, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam

negara penerima wisatawan. (Salah Wahab: 1996:5)

Pemasaran wisata diartikan sebagai proses manajemen dimana organisasi

pariwisata nasional dan/atau badan-badan usaha wisata dapat mengidentifikasi

wisata pilihannya baik yang aktual maupun potensial, dapat berkomunikasi

dengan mereka untuk meyakinkan dan mempengaruhi kehendak, kebutuhan,

motivasi, kesukaan, hal yang tidak disukai, baik pada tingkat lokal, regional,

nasional, maupun internasional, serta merumuskan dan menyesuaikan produk

wisata mereka secara tepat, dengan maksud mencapai kepuasaan optimal

wistawan sehinnga dengan begitu mereka dapat meraih saran-sarannya. (Salah

Wahab, 1997:28)

Page 29: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Suatu pendekatan pemasaran bermula dari pihak pelanggan atau pembeli.

Perubahan-perubahan teknologi, sosiologi, ekonomi, dan bahkan politik,

membuktikan kebijakan untuk menciptakan mempertahankan kepuasan pelanggan

sebagai tujuan akhir dan pusat kebijakan organisasi pariwisata dalam mencapai

tujuan-tujuannya.

Dalam kepariwisataan yang kini merupakan salah satu industri yang

komplek maka organisasi-organisasi pariwisata nasional khususnya di negara-

negara penerima wisatawan, harus ditata, diorganisasi dan dijalankan menurut

konsep-konsep manajemen dan pemasaran ilmiah modern. Hal ini dilakukan

apabila tujuan-tujuan untuk meningkatkan pertumbuhan pariwisata yang ingin

dicapai.

4. Pengertian Wisatawan

Pengertia wisatawan menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1999, Bab I

pasal 1.2 adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Menurut Soekadijo

wisatawan itu ialah orang yang mengadakan perjalan dari tempat kediamannya

tanpa menetap ditempat yang didatanginya atau hanya untuk sementara waktu

tinggal di tempat yang didatanginya (1996:3). Sementara itu Oka A. Yoeti

berpendapat, wisatawan adalah orang yang ingin memenuhi kebutuhan–kebutuhan

setelah kebutuhan pokok terpenuhi. Kebutuhan itu antara lain seperti melihat

objek wisata, tata cara hidup masyarakat bangsa dan hasil kebudayaan (1999:35).

Ia menambahkan bahwa dalam industri pariwisata, wisatawanlah yang menjadi

pelanggan unit-unit usaha kepariwisataan yang tersebar di DTW di Indonesia.

Page 30: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Dari Undang-Undang dan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan

wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan ke suatu tempat yang

bertujuan menikmati keindahan suatu objek serta ingin tinggal meneta atau

melakukan kegiatan bisnis. Jadi pebgertian wisatawan difokuskan pada orang atau

kelompok orang sementara pariwisata berfokus pada kegiatan dalam masyarakat

yang berhubungan dengan wisatawan.

5. Modal Kepariwisataan (Tourism Asset)

Menurut Soekadijo modal kepariwisataan (tourism assets)

sering disebut juga sumber kepariwisataan. Suatu daerah atau tempat hanya dapat

menjadi tujuan wisata kalau kondisinya sedemikian rupa, sehingga ada yang dapat

dikembangkan menjadi atraksi wisata. Modal kepariwisataan itu mengandung

potensi untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata. Terdapat tiga modal

kepariwisataan, yaitu :

a. Modal dan potensi alam

Yang dimaksud dengan alam di sini ialah alam fisik, fauna, dan floranya.

Semua kondisi alam yang dapat menarik kedatangan wisatawan itu juga dapat

dinikmati oleh wisatawan tamasya, yang sekedar datang untuk melihat-lihat

perkemahan di hutan, bungalo-bungalo di tempat peristirahatan atau sekedar

menyaksikan orang-orang beramai-ramai berekreasi.

Page 31: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Modal dan potensi kebudayaan

Yang dimaksud kebudayaan di sini ialah kebudayaan damlam arti luas,

tidak hanya meliputi kebudayaan tinggi seperti kesenian atau perikehidupan

keraton dan sebagainya, akan tetapi juga meliputi adat istiadat dan segala

kebiasaan yang hidup di tengah-tengah suatu masyarakat: pakaiannya, cara bicara,

kegiatannya di pasar, dan sebagainya. Karena luasnya kebudayaan dalam arti ini,

ada baiknya untuk membuat klasifikasi dari apa saja yang termasuk kebudayaan

itu. Klasifikasi kebudayaan itu dapat diwujudkan sebagai berikut:

1. Kebudayaan warisan (tourist heritage)

· Semua berwujud artifact.

2. Kebudayaan hidup

· Kebudayaan tradisional,

· Kebudayaan kontemporer.

c. Modal dan potensi manusia

Bahwa manusia dapat menjadi atraksi wisata dan menarik kedatangan

wisatawan bukan hal yang luar biasa, meskipun gagasannya mungkin akan

membuat orang tersentak. Sudah tentu manusia sebagai atraksi wisata tidak

bolehkedudukannya begitu direndahkan sehingga kehilangan martabatnya sebgai

manusia. Tidak boleh manusia yang satu sekedar menjadi objek kesenangan atau

pemuas nafsu bagi manusia yang lain. (1996:49-57)

Page 32: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

6. Objek dan Daya Tarik Wisata

Menurut Undang-Undang Kepariwisataan No. 9 Tahun 1990, objek dan

daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. (Nyoman S

Pendit, 1999:16)

Di Kabupaten Sragen terdapat banyak objek wisata yang dapat di

kunjungi para wisatawan, antara lain: Museum Purbakala Sangiran, Pemandian

Air Panas Bayanan, Kolam Renang Kartika, Gunung Kemukus, dan lain-lain.

Objek wisata yang indah dan terawat akan mendatangkan banyak

wisatawan baik dari dalam maupun dari luar negeri. Sebuah contoh dikemukakan

oleh Totok Sarsito bahwa:

Suatu air terjun yang berada di tengah-tengah hutan lebat dan tertutup oleh tumbuh-tumbuhan liar baru bisa menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi setelah dibersihkan, dibuatkan jalan dan tangga untuk menuju ke lokasi air terjun itu, dan mungkin juga dibuatkan taman-taman bunga, bangunan-bangunan untuk peristirahatan atau untuk berteduh, pagar-pagar pengaman dan lain sebagainnya, sehingga menjadi tempat yang layak untuk dikunjungi. (2006 :68) Dari contoh di atas dapat di simpulkan bahwa sebuah tempat dapat

dijadikan sebagi objek wisata apabila segala sesuatu yang diperlukan untuk

menjadikan tempat tersebut sebagai objek wisata maka semua harus disediakan

mulai dari tempat yang indah dan bersih, jalan yang mudah dilalui, penginapan

yang nyaman, sampai dengan fasilita-fasilitas yang mendukung lainnya sehingga

para wisatawan mau berkunjung ke objek wisata tersebut.

7. Jenis dan Bentuk Pariwisata

Pariwisata banyak sekali jenis dan bentuknya, Nyoman S. Pendit

(1999:42-48) merinci penggolongan pariwisata menjadi beberapa jenis yaitu :

Page 33: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

a. Wisata Budaya Merupakan perjalanan wista yang dilakukan dengan meksud untuk mengetahui dan memepelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat- istiadatmereka, cara hidup mereka, budaya dan seni didaerah atau negara yang dikunjungi. b. Wisata Kesehatan Hal ini dimaksudkan dengan perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan

untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani dengan mengunjungi tempat-tempat peristirahatan seperti mata air panas, dll.

c. Wisata Olah raga Wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk berolahraga atau untuk mengikuti kegiatan olah raga, misalnya Asean Games, Olympiade, bisa juga kegiatan berburu dan memancing atau berenang.

d. Wisata Komersial Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri dan pemran dagang.

e. Wisata Industri Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu komplek atau daerah perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

f. Wisata Politik Perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian aktif dalam kegiatan politik. Misaknya penobatana Ratu Inggris, Perayaan Kemerdekaan, Kongres atau konvensi politik yang disertai darmawisata.

g. Wista Konvensi Perjalanan yang dilakukan untuk mengikuti konvensi atau konferensi. Misalnya APEC, KTT Non Blok.

h. Wisata Sosial Merupakan pengorganisasian atau perjalanan yang murah serta mudah untuk memberi kesempatan golongan masyarakat ekonomi lemah untuk berwisata, seperti misalnya: kaum buruh, pemuda, pelajar, petani, dll.

i. Wisata Pertanian Perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan untuk kepentingan studi, riset atau studi banding atau sekedar melihat-lihat pemandangan alam yang natural dan indah.

j. Wisata Maritim Wisata ini dikaitkan dengan kegiatan olah raga air, lebih-lebih di danau, pantai, laut, kegiatannya seperti memancing, berenang, menyelam, berselancar, dll.

k. Wisata Cagar Alam Perjalanan untuk berkunjung ke daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan. Dengan tujuan untuk menikmati keindahan alam, melihat berbagai binatang ataupuin tumbuhan.

l. Wisata Buru

Page 34: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Jenis wisata ini banyak dilakukan di negara-negara yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen perjalanan.

m. Wisata Pilgrim Wisata ini banyak dikaitakn dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan perombongan ketempat-tempat suci, ke makam, dll.

n. Wisata Bulan Madu Perjalanan yang dilakukan oleh sepasang pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas khusus seperti kamr pengantin, dekorasi, cermin, dll.

Di Sragen terdapat wisata kesehatan, wisata maritim, dan wisata industri.

Di beberapa daerah dikembangkan wisata industi yang menitik beratkan pada

indutri batik yang mulai bangkit dan menjadi salah satu ciri khas kota Sragen.

Di sisi lain itu Nyoman S, Pendit (1999:40-41) juga menjelaskan

mengenai bentuk-bentuk pariwisata yaitu :

1. Menurut asal wisatawan. Pertama-tama perlu diketahui apakah asal wisatawan ini dari dalam atau dari luar negeri. Kalau asalnya adalah dalam negeri sendiri yang berarti bahwa sang wisatawan ini hanya pindah tempat sementaradi dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri selama ia mengadakan perjalanan, maka ia dinamakan pariwisata domestik, sedangkan kalau datang dari luar negeri dinamakan pariwisata internasional.

2. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran. Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi efek positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjungi wistawan ini disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian orang warga negaranya keluar negeri memberikan efek negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri negarannya yang dinamakan pariwisata pasif.

3. Menurut jangka waktu. Kedatangan wisatawan disuatu tempat diperhitungkan pula menurut waktu lamanya dia tinggal ditempat bersangkutan. Hal ini meninmbulkan istilah pariwisata jangka pendek dan panjang, yang mana tergantung pada ketentuan-ketentuan yang berlaku di suatu negara untuk mengukur panjang atau pendeknya waktu yang dimaksudkan.

4. Menurut jumlah wisatawan. Perbedaan ini di perhitungkan atas jumlahnya wistawan yang datang, apakah sang wisatawan datang sendiri atau dalam suatu rombongan. Maka timbullah istilah pariwisata tinggal dan pariwisata rombongan.

5. Menurut alat angkut yang dipergunakan

Page 35: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Dilihat dari segi penggunanaan alat pengangkut yang dipergunakan sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api, dan pariwisata mobil, tergantung apakah wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api, atau mobil.

Di Sragen wisatawannya sebagian besar adalah wisatawan domestik dan

sebagian kecil wisatawan asing, mereka biasanya datang sendiri atau

berombongan dengan menggunakan alat angkut seperti bus, mobil, dan sepeda

motor.

8. Perencanaan, Tujuan, dan Dampak Pengembangan Pariwisata

a. Perencanaan Pengembangan Pariwisata

Dalam pengembangan pariwisata diperlukan perencanaan terlebih dahulu.

Oka A. Yoeti (1997: 13-14), merumuskan prinsip-prinsip perencanaan pariwisata:

1. Perencanaan pengembangan kepariwisataan haruslah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan regional atau nasional dari pembangunan perekonomian negara. Karena itu perencanaan pembangunan kepariwisataan hendaknya termasuk dalam kerangka kerja dari pembangunan. 2. Seperti halnya perencanaan sektor perekonomian lainnya perencanaan pengembangan kepariwisataan menghendaki pendekatan terpadu dengan sektor-sektor lainnya yang banyak berkaitan dengan bidang kepariwisataan. 3. Perencanaan pengembangan kepariwisataan pada suatu daetah haruslah

dibawah koordinasi perencanmaan fisik daerah tersebut secara keseluruhan. 4. Perencanaan suatu daerah utuk tujuan pariwisata harus pula berdasarkan suatu

studi yang khusus dibuat untuk itu dengan memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan alam dan budaya daerah sekitar.

5. Perencanaan fisik suatu daerah untuk tujuan pariwisata harus didasarkan atas penelitian yang sesuai dengan lingkungan sekitar dengan memperhatikan factor geografis yang lebih luas dan tidak meninjau dari segi administrasi saja.

6. Rencana dan penelitian yang berhubungan dengan pengembangan kepriwisataan pada suatu daerah harus memperhatikan factor ekologo daerah bersangkutan.

7. Perencanaan pengembangan kepariwisataan tidak hanya memeperhatikan masalah social yang mungkin ditimbulkan.

8. Pada masa-masa yang akan dating jam kerja para buruh dan karyawan akan semakin singkat dan waktu senggang akan semakin panjang, karena itu dalam

Page 36: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

perencanaan pariwisata, khususnya di daerah yang dekat dengan industri perlu diperhatikan pengadaan fasilitas rekrasi dan hiburan disekitar daerah yang tersebut sebagai pre-urban.

9. Pariwisata walau bagaimana bentujnya, tujuan pembangunannya tidak lain untuk meningkatkan kesejahteraan orang banyak tanpa membedakan ras, agama, dan bahasa, karena itu pengembangan kerjasama dengan bangsa lain yang saling menguntungkan.

Dengan adanya perencanaan maka para pelaksana dalam suatu organisasi

akan mengetahui apa yang harus dilakukan, memudahkan dalam melakukan

kerjasama, koordinasi serta diharapkan mampu memperkecil resiko yang timbul.

Dinas Pariwisata melakukan perencanaan pengembangan pariwisata setelah

melalui berbagai survey dan studi kelayakan terhadap potensi wisata yang ada di

Kabupaten Sragen serta keinginan wisatawan.

b. Tujuan pengembangan Pariwisata

Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata,

baik secara lokal, regional atau ruang lingkup nasional pada suatu negara sangat

erat dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara tersebut. Dengan

perkataan lain, pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan wisata

selalu akan memperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat

banyak.

Alasan kedua pengembangan pariwisata itu lebih bersifat non-ekonomis.

Wisatawan yang datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata adalah untuk

menikmati keindahan obyek tersebut, sehingga hal ini akan mendorong untuk

senantiasa memelihara dan menjaga kelestarian suatu obyek wisata. Adanya

Page 37: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

kegiatan kepariwisataan akan timbul hasrat dan keinginan untuk memelihara

semua aset wisata.

Alasan ketiga untuk menghilangkan kepicikan berfikir, mengurangi salah

pengertian, dapat mengetahui tingkah laku orang lain yang datang berkunjung

terutama bagi masyarakat dimana proyek kepariwisataan dibangun (Oka A Yoeti,

1997 :33-34)

Dalam Undang-Undang No.9 tahun 1969 tentang kepariwisataan pasal 3

dinyatakan tujuan penyelenggaraan atau pengembangan kepariwisataan bertujuan

a. Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan mutu

obyek wisata dan daya tarik wisata.

b. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa

c. Memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja.

d. Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

e. Mendorong pendayagunaan produksi nasional (Oka A. Yoeti, 1997:195)

c. Dampak Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata ini mempunyai dampak positif maupun

negative, maka diperlukan perencanaan yang matang sehingga dapat mengurangi

akibat negatif yang dapat ditimbulkannya. Mengenai dampaik positif dari

pengembangan pariwisata dijelaskan oleh James J. Spillence (1994) sebagai

berikut :

Page 38: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

a. Penciptaan lapangan pekerjaan dimana pada umumnya pariwisata merupakan industri padat karya dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal dan peralatan.

b. Sebagai sumber devisa asing c. Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual, disini pariwisata secara wajar

cenderung mendistribusikan pembangunan dari pusat industri kearah wilayah desa yang belum berkembang, bahkan pariwisata disadari dapat menjadi dasar pembangunan regional.

Dampak positif lain dikemukakan R.G Soekadijo antara lain:

1. Menyumbangkan kepada neraca pembayaran sebagai penghasil valuta keras; 2. Menyebabkan pembangunan ke daerah-daerah nonindustri; 3. Menciptakan kesempatan kerja; 4. Dampak pada pembangunan ekonomi pada umumnya melalui ‘dampak

pergandaan’ (multiplier effect); 5. Keuntungann sosial yang timbul karena perhatian ralyat pada umumnya

terhadap maslah-masalah dunia bertambah luas dank arena adanya pemahaman baru tentang “orang asing dan selera asing”. (1996: 269-270)

Dampak negatif diutarakan oleh Totok Sarsito dalam Jurnal Dinamika

Kebudayaan bahwa:

Banyak orang yang mengatakan bahwa kepariwisastaan telah menyebabkan rusaknya atau merosotnya kebudayaan daerah. Pendapat ini barangkali terlampau berlebihan, karena seolah-olah pariwisata hanya bisa merusak dan tidak bisa mengembangkan kebudayaan daerah, dan juga seolah-olah rusaknya atau merosotnya kebudayaan daerah semata-mata disebabkan oleh kepariwisataan. Padahal apabila kita amati, ada faktor-faktor lain selain kebudayaan yang tidak hanya bisa mengembangkan akan tetapi juga merusak atau memerosotkan kebudayaan daerah, seperti mass media cetak maupun elaktronik. Kerusakan atau kemunduran kebudayaan dalam tiga wujud kebudayaan yaitu : wujud ideal, wujud kelakuan, dan wujud fisik secara umum memang disebabkan oleh semakin banyaknya orang-orang asing (maupun luar negeri ) yang semakin banyaknya berkunjung ke daerah tersebut. Semakin banyaknya wisatawan yang datang di suatu daerah sasaran wisata yang semakin kompleks, yang dampak negatifnya akan berpengaruh terhadap kebudayaan yang ada di daerah tersebut. (2006 :68-69) Sementara itu Oka A. Yoeti mengutarakan tentang dampak negarf

pengembangan pariwisata yaitu :

a. Pertumbuhan industri pariwisata yang cepat tanpa terkendali dapat mengakibatkan harga tanah menjadi meningkat, dapat menciptakan

Page 39: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

permintaan yang berlebihan terhadap barang-barang bangunan dan konstruksi untuk keperluan fasilitas industri pariwisata.

b. Kemungkinan adanya pencemaran potensi pariwisata mnenjadi semakin besar, sehingga terjadipengerusakan terhadap cagar alam, obyek wisata, tempat-tempat bersejarah dan lingkungan yang dapat menimbulkan polusi.

c. Dapat menimbulkan komersialisasi budaya untuk pariwisata yang akan merusak nilai-nilai budaya dengan kehilangan sifat asli dan dapat melenyapkan kepribadian yang selama ini selalu dibanggakan.

d. Sering dicanangkan bahwa melalui kegiatan kepariwisataan dapat diciptakan saling pengertian diantara bangsa-bangsa di dunia. Kenyataannya pernyataan yang semacam itu jauh dari apa yang diharapkan. Pada banyak negara di dunia dijumpai kerusuhan sosial yang ditimbulkan oleh kegiatan kepariwisataan.

e. Pengaruh negatif terhadap kehidupan sosial dan ekonomi karena pariwisata dapat pula timbul sebagai akibat kurang tepatnya perhitungan dalam perencanaan. Disamping dapat menimbulkan pengangguran. Bagi suatu daerah yang hidup dan kehidupannya banyak bergabtung pada kegiatan kepariwisataan, kejadian seperti tersebut diatas snagt tidak menguntungkan.

d. Faktor Pendukung dan penghambat Pariwisata

Menurut Ensiklopedia Administrasi yang dimaksud faktor ialah suatu

unsur yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya suatu hasil atau

keadaan (Westra, 1989:162). Jadi faktor pendukung segala unsur yang

mendukung atau memperlancar terjadinya suatu hasil atau keadaan, sedangkan

factor penghambat adalah suatu unsure yang menghambat atau menghalangi

terjadinya suatu hasil atau keadaan.

Menurut Yoeti faktor-faktor lain yang mempunyai peranan penting dalam

menunjang keberhasilan usaha pengembangan kawasan wisata. Menurutnya

pengembangan pariwisata memerlukan pendekatan terpadu (intergreted Aproach)

dengan sektor-sektor lain yang berkaitan dengan sektor kepariwisataan (1997: 13).

Ia juga menambahkan organisasi kepariwisataan seharusnya berkoordinasi dengan

berbagai usaha, lembaga, instansi, dan jawata yang ada dan bertujuan untuk

mengembangkan industri pariwisata (1997: 48)

Page 40: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Berdasarkan pendapat diatas maka yang menjadi faktor pendukung usaha

pengembangan pariwisata adalah :

1. Tersedianya sumber daya alam.

2. Sumber daya manusi berkualitas.

3. Tardapatnya sarana komunikasi, informasi dan transportasi.

4. Keamanan wisata yang cu,kup baik.

5. Adanya dana atau investasi untuk pengembangan pariwisata yang cukup .

Sedangkan faktor penghambat pengembangna pariwisata adalah :

1. Kurangnya sarana dan prasaran wisata.

2. Keterbatasan dana dalam pengembangn pariwisata.

3. Kemampuan SDM yang kurang berkualitas.

4. Gangguan keamanan.

5. Letak obyek wisata yang sulit dijangkau (terlalu jauh dari kota).

6. Kurangnya promosi wisata.

F. Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka berfikir ini akan dijelaskan mengenai alur berfikir yang

digunakan dalam penelitian ini. Di Kabupaten Sragen terdapat obyek wisata alam

dan wisata budaya yang selama ini memberikan manfaat bagi pemerintah karena

pendapatan dari sektor pariwisata dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Dengan kata lain kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah

tidak dapat dipandang sebelah mata. Oleh karena itu sektor ini harus

Page 41: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi yang lebih banyak lagi

terhadap pendapatan asli daerah.

Semenjak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun 1999 tentang

Otonomi Daerah, pemerintah daerah dituntut mampu lebih mandiri dalam

mengelola daerahnya sendiri. Tingkat kunjungan wisatawan merupakan

sumbangan terbesar dalam menyumbang pendapatan asli daerah dalam bidang

pariwisata

Kerangka berfikir ini digunakan dimulai dari kunjungan wisatawan yang

berkunjung ke Museum Purbakala Sangiran dalam hal ini Dinas Pariwisata

sebagai organisasi pelaksana dan berkoordinasi dengan instansi terkait

mempromosikan Museum Purbakala Sangiran agar lebih menarik untuk

dikunjungi para wisatawan baik dalam maupun luar negeri.

Hubungan variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Page 42: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

G. Definisi Konsep

Secara konsep, gambaran dari bauran komunikasi pemasaran yang

digambarkan oleh Kotler merupakan wujud dari pola komunikasi pemasaran. Pola

dalam pengertian ini, dimaksudkan sebagai suatu cara kerja atau sistem yang

digunakan oleh suatu perusahaan, dapat juga dimaksudkan bentuk (struktur) yang

tetap dan berulang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997: 778). Pola juga

dimaksudkan sebagai tindakan pelaku (komunikator) dengan mempertimbangkan

respon (efek) dari pihak penerima (komunikan). Nicholas Abercrombie, 1984:

153)

Dalam hal ini, promosi pariwisata meliputi cara kerja/sistem/bentuk yang

tetap dan berulang, dan juga merupakan tindakan pelaku yang selalu

memperhatikan respon penerimanya. Pola komunikasi pemasaran Museum

Purbakala Sangiran Kabupaten Sragen dapat berupa bentuk-bentuk sebagaimana

Museum Purbakala Sangiran Kab. Sragen

Promosi pariwisata Museum Purbakala Sangiran Kabupaten Sragen dan tingkat kunjungan

wisatawan

Marketing Mix Interpersonal · Wisatawan

Instansi-instansi terkait

Kunjungan Masyarakat

Page 43: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

yang digambarkan oleh Kotler, antara lain periklanan (advertising), promosi

penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public

relations and publicity), penjualan personal (personal selling), pemasaran

langsung (direct marketing).

Implementasi konsep pola komunikasi Museum Purbakala Sangiran

tersebut adalah bentuk kegiatan yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten

Sragen untuk melestarikan peninggalan purbakala, seperti kegiatan periklanan,

promosi penjualan, public relatioans, serta personal selling.

H. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Jenis Penelitian Eksploratif

Penelitian eksploratif merupakan sebuah penelitian yang brtujuan untuk

menjajagi dan mejelajahi suatu permaslahan secara mendalam. (H. Nawawi, 1995:

21). Penelitian ini masih bersifat terbuka, sehingga memungkinkan peneliti untuk

mengalami perubahan orientasi di lapangan. Penelitian ini mempunyai tiga tujuan

yang khas, yaitu :

1. Untuk memuaskan keingintahuan peneliti dalam memperoleh pemahaman

dan pengaertian yang lebih mendetail mengenai suatu permasalahan.

2. Untuk menguji kelayalan suatu teori dalam memperoleh hasil penelitian

yang lebih cermat.

Page 44: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

3. Menyempurnakan metode-metode penelitian.

b. Strategi Penelitian : Studi Kasus

Strategi penelitian kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki

fenomena kontemporer di dalam konteks kehidupan yang nyata (”bagaiman”,

”mengapa”), bilaman batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan

tegas, dan di mana multisumber bukti dimanfaatkan. (Robert K. Yin, 2004: 18).

Studi kasus memungkinkan peneliti untuk mengadakan penelitian secara

mendetail dengan mempertahankan karakteristik holistik dan bermakna dari

peristiwa-peristiwa di kehidupan nyata yang diteliti.

c. Desain Penelitian : Desain Kasus Tunggal Holistik

Melalui desain penelitian ini, peneliti mengkaji sifat umum atau

keseluruhan dari peristiwa atau fenomena yang diteliti. Selama penyelenggaraab

penelitian yang bersangkutan, memungkinkan terjadinya perubahan arah atau

orientasi dari peneliti. Pernyataan-pernyataan awal peneliti mungkin telah

merefleksikan suatu orientasi, tetapi begitu studi kasus berlangsung maka

orientasi yang berbeda muncul, dan bahan buktinya mulai mengarah ke

pertanyaan-pertanyaan yang lain.

d. Pendekatan Penelitian : Kualitatif

Pendekatan penelitian kualitatif lebih mementingkan makna dan tdak

ditentukan oleh kuantitasnya. Data yang dikumpulkan berwujud kata-kata dalam

kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih dari sekedar angka atau jumlah.

Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran

penyajian laporan yang berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto,

Page 45: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumenresmi lainnya.

(Lexy J Moleong, 2004: 3)

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Museum Purbakala Sangiran yang

berada di Kabupaten Sragen propinsi Jawa Tengah karena Sangiran merupakan

situs terpenting untuk perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan terutama

untuk penelitian di bidang antropologi, arkeologi, biologi, paleoantropologi,

geologi, dan tentu saja untuk bidang kepariwisataan. Keberadaan Situs Sangiran

sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah karena situs

ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil

flora dan fauna purba beserta gambaran stratigrafinya.

3. Sumber Data

¨ Data Primer

Sumber data primer adalah semua pihak yang terkait langsung dengan

permasalahan yang diteliti, yaitu meliputi : Dinas Pariwisata Kabupaten

Sragen, pegawai-pegawi serta beberapa orang yang terkait dan relevan dengan

penelitian ini.

¨ Data Sekunder

Sumber data dalam penelitian ini adalah sejumlah data yang meliputi

keterangan-keterangan yang diperoleh melalui studi pustaka, termasuk

Page 46: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

literatur, dokumen, dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan

permaslahan yang diteliti.

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, digunakan

tiga metode pengumpulan data, yakni :

a. Data Primer

· Observasi

Yaitu metode penmgumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat

fenomena yang diselidiki melalui penglihatan dan pendengaran pada kegiatan

komunikasi pemasaran Museum Purbakala Sangiran.

· Wawancara

Merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab dengan responden

dan informan, dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan

penelitian. Tujuan umum wawancara adalah untuk mendapatkan pernyataan

empiris mengenai keadaan pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan,

motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan

sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari

pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan

harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang. (HB Sutopo, 1998: 58)

Page 47: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Data Sekunder

· Dokumentasi

Metode ini diperlukan guna melengkapi hal-hal yang dirasa belum cukup dalam

data-data yang telah diperoleh melalui pengumpulan lewat dokumen atau catatan

yang ada dan dianggap relevan dengan masalah yang diteliti.

5. Teknik Sampling

Penelitian ini digunakan purposive sampling, berguna untuk mendapatkan

sampel (responden) yang tepat, dimana pengguna sampling mengambil orang

pertama dan selanjutnya mengikuti petunjuknya untuk mendapatkan sampling

berikutnya sehingga data lengkap dan mendalam Peneliti menggunakan teknik

Snow Ball Sampling karena sesuai dengan kebutuhan yang didasarkan pada

kenyataan dilapangan. (Sutopo, 2002:37). Teknik ini mendasarkan pada informan

yang berkaitan dengan promosi di Museum Purbakala Sangiran. Dalam penelitian

ini, penulis mengambil sampel pengunjung, pegawai, serta karyawan yang terkait

dan relevan dengan penelitian ini.

6. Teknik Validitas Data

Penelitian ini menggunakan teknik trigulasi. Trigulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data dengan melakukan pengecekan atau membandingkan

data tersebut.

Dalam penelitian ini, teknik validitas data yang digunakan adalah teknik trigulasi

sumber. Trigulasi sumber berarti membandingkan dan mengecak balik derajat

Page 48: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

metode kualitatif. (Lexy J Moleong. 1991: 178). Cara ini mengarahkan peneliti

agar di dalam mengumpulkan data menggunakan beragam sumber data yang

tersedia. Hal ini dapat diartikan bahwa data yang sama atau sejenis akan lebih

mantap kebenarannya bila lebih digali dan beberapa sumber data yang berbeda.

Dalam penelitian ini, validitas dapat diperoleh dengan mengumpulkan sumber

data yang berbeda untuk permasalahan yang sama.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah

reduksi, display data, kesimpulan dan verifikasi. (HB Sutopo: 37)

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model

Analisis Interaktif (Interactive Models of Analysis), seperti yang dikemukakan

oleh Miles dan Huberman. Penelitian ini bergerak di antara tiga komponen, yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, di mana aktivitas ketiga

komponen tersebut bukanlah linear namun lebih merupakan siklus dalam struktur

kerja interaktif.

Di dalam penelitian kualitatif, proses analisis yang digunakan tidak

dilakukan setelah data terkumpul seluruhnya, tetapi dilakukan pada waktu

bersamaan dengan proses pengumpulan data. Hal ini dilakukan karena analisis ini

Page 49: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dmaksudkan untuk memperoleh gambaran khusus yang bersifat menyeluruh

tentang apa yang tercakup dalam permasalahn yang akan diteliti. Setelah data

terkumpul, dilakukan reduksi data. Data ini sebagai bahan deskripsi keadaan,

kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

· Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakn proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan

abstraksi data (kasar) yang ada dalam fieldnote. Proses ini berlangsung terus

sepanjang pelaksanaan riset yang dimulai dari bahan reduction yang sudah

dimulai sejak peneliti mengambil keputusan. Data reduction adalah bagian dari

analisis, suatu bentuk analisis yang mempertegas, memperpendek, membuat

fokus, membuang hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa

sehingga kesimpulan akhir dapat dilakukan.

· Penyajian Data (Data Display)

Merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan

kesimpulan riset yang dilakukan. Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti

akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu

pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut. Display

meliputi berbagai jenis matriks, gambar/skema, jaringan kerja keterkaitan

kegiatan, tabel. Kesemuanya dirancang guna merakit informasi secara teratur

supaya mudah dilihat dan dimengerti.

· Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mulai mengerti apa

arti hal-hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-

Page 50: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pola, pernyataan-pernyataan, dan proposisi-proposisi. Kesimpulan akhir tidak

akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat gambaran berikut :

Gambar 1

Model Analitis Interaktif

(H.B Sutopo, 1988: 37)

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

Reduksi Data

Pengumpulan Data

Page 51: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

A. Museum Purbakala Sangiran

Museum Sangiran adalah museum arkeologi yang terletak di Kecamatan

Kalijambe, Kabupaten Sragen, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Museum ini

berdekatan dengan area situs fosil purbakala Sangiran yang merupakan salah satu

Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs Sangiran memiliki luas mencapai 56 km²

meliputi tiga kecamatan di Sragen (Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh) serta

Kecamatan Gondangrejo yang masuk wilayah Kabupaten Karanganyar. Situs

Sangiran, secara astronomis terletak antara 110049’ hingga 110053’ Bujur Timur,

dan antara 07024’ hingga 07030’ Lintang Selatan, di dalam kawasan Kubah

Sangiran yang merupakan bagian dari depresi Solo, di kaki Gunung Lawu (17 km

dari kota Solo). Museum Sangiran beserta situs arkeologinya, selain menjadi

obyek wisata yang menarik juga merupakan arena penelitian tentang kehidupan

pra sejarah terpenting dan terlengkap di Asia, bahkan dunia. Karena potensi

tersebut maka situs Sangiran, sampai sekarang selalu menjadi ajang penelitian dan

studi evolusi manusia purba oleh para ahli dari berbagai penjuru dunia.

Penelitian di Sangiran yang lebih intensif dilakukan tahun 1930-an oleh J.C. van Es, dan dilanjutkan oleh GHR von Koenigswald. Tahun 1934 von Koenigswald berhasil menemukan tidak kurang dari seribu buah alat batu buatan manusia purba yang pernah hidup di Sangiran. Alat-alat batu tersebut umumnya dibuat dari batuan kalsedon yang dipecahkan sehingga mempunyai sisi tajaman yang dapat digunakan untuk memotong, menyerut, ataupun untuk melancipi tombak kayu. (http://sangiran.sragenkab.go.id).

Page 52: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Di museum dan situs Sangiran dapat diperoleh informasi lengkap tentang

pola kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu

pengetahuan seperti Antropologi, Arkeologi, Geologi, Paleoanthropologi. Di

lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama kalinya ditemukan fosil rahang

bawah Pithecantropus erectus (salah satu spesies dalam taxon Homo erectus) oleh

arkeolog Jerman, Profesor Von Koenigswald. Penelitian tentang manusia purba

dan binatang purba diawali oleh G.H.R.Von Koenigswald, seorang ahli

paleoantropologi dari Jerman yang bekerja pada pemerintah Belanda di Bandung

pada tahun 1930-an. Beliau adalah orang yang telah berjasa melatih masyarakat

Sangiran untuk mengenali fosil dan cara yang benar untuk memperlakukan fosil

yang ditemukan. Hasil penelitian kemudian dikumpulkan di rumah Kepala Desa

Krikilan, Bapak Totomarsono, sampai tahun 1975.

Lembaga-lembaga penelitian baik luar negeri maupun dalam negeri, yang

pernah mengadakan penelitian di Sangiran antara lain adalah the American

Museum of National History, the Biologisch-Archaeologisch Instituut, Groningen,

Netherland, Tokyo University, Padova University, National d’Historie Naturelle

Paris, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, Pusat Penelitian

Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Yogyakarta, dan lain-lain.

Untuk melestarikan dan melindungi Situs Sangiran, maka pada tahun 1997

Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan

Kawasan Sangiran dan sekitarnya seluas ± 56 Km² sebagai Daerah Cagar Budaya

(Sk Menteri P dan K No. 070/O/1977, tanggal 15 Maret 1977). Arealnya

mencakup sebagian wilayah Kabupaten Sragen dan sebagian wilayah Kabupaten

Page 53: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Karanganyar. Wilayah Kabupaten Sragen yang ditetapkan sebagai Daerah Cagar

Budaya antara lain adalah sebagian dari Kecamatan Kalijambe, sebagian dari

Kecamatan Plupuh, dan sebagian dari Kecamatan Gemolong. Sedang wilayah

Kabupaten Karanganyar yang masuk Daerah Cagar Budaya Sangiran hanya satu

kecamatan yaitu sebagian dari Kecamatan Gondangrejo.

Pada tanggal 25 Juni 1995, situs Sangiran telah dinominasikan ke

UNESCO agar tercatat sebagai salah satu warisan dunia. Akhirnya pada tanggal 5

Desember tahun 1996, melalui persidangan yang ketat, Situs Sangiran secara

resmi diterima oleh UNESCO sebagai salah satu dari Warisan Budaya Dunia dan

dicatat dalam “World Heritage List” nomer 593 dengan nama :”Sangiran Early

Man Site”, (Dokumen WHC-96/ Conf. 2201/21). Ketetapan ini kemudian secara

resmi disebarluaskan oleh UNESCO melalui UNESCO-PERS Nomor 96-215.

B. Sejarah Sangiran Dome

Sangiran dikenal juga dengan istilah “Sangiran Dome” artinya Kubah

Sangiran. Dinamakan demikian karena kawasan situs ini secara geomorfologis

merupakan daerah perbukitan dengan struktur kubah atau dome di bagian

tengahnya. Struktur kubah tersebut telah mengalami proses deformasi yaitu proses

patahan, longsoran, dan erosi, sehingga berubah bentuk menjadi lembah

Lapisan tanah yang tersingkap di Kubah Sangiran tersebut berturut-turut

dari pusat kubah sampai ke bibir kubah terbagi menjadi empat formasi stratigrafi

yaitu Formasi Kalibeng, Formasi Pucangan, Formasi Kabuh, dan Formasi

Notopuro. Formasi Kalibeng adalah lapisan tanah tertua dan Formasi Notopuro

Page 54: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

adalah lapisan tanah termuda. Berdasarkan hasil studi terhadap struktur dan

tekstur lapisan tanah formasi-formasi tersebut serta studi terhadap kandungan

fosilnya maka sejarah terbentuknya kawasan Sangiran dapat diketahui

¨ Stratigafi Tanah

1. Formasi Kalibeng

Formasi Kalibeng adalah lapisan tanah yang paling tua di Sangiran,

berumur 3.000.000 – 1.800.000 tahun yang lalu. Formasi tanah ini hanya

tersingkap dibagian tengah Sangiran Dome, yaitu pada Kali Puren yang

merupakan cabang dari Kali Cemoro. Formasi Kalibeng terdiri dari empat

lapisan. Lapisan terbawah ketebalan mencapai 107 meter merupakan endapan

laut dalam, berupa lempung abu-abu kebiruan dan lempung lanau dengan

kandungan moluska laut. Lapisan kedua ketebalan 4 - 7 meter merupakan endapan

laut dangkal berupa pasir lanau dengan kandungan fosil moluska jenis turitella

dan foraminifera. Lapisan ketiga berupa endapan batu gamping balanus dengan

ketebalan 1 - 2,5 meter. Lapisan keempat berupa endapan lempung dan lanau hasil

sedimentasi air payau dengan kandungan moluska jenis corbicula.

2. Formasi Pucangan

Formasi ini terbagi dua yaitu Formasi Pucangan Bawah dan Formasi

Pucangan Atas. Formasi Pucangan Bawah ketebalannya 0,7 – 50 meter berupa

endapan lahar dingin atau breksi vulkanik yang terbawa aliran sungai dan

mengendapkan moluska air tawar di bagian bawah dan diatome (ganggang kersik)

di bagian atas. Formasi Pucangan Atas ketebalan mencapai 100 meter berupa

Page 55: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

lapisan napal dan lempung yang merupakan pengendapan rawa-rawa. Pada

formasi ini terdapat sisipan endapan moluska marin yang menunjukkan bahwa

pada waktu itu pernah terjadi transgresi laut.

3. Formasi Kabuh

Formasi Kabuh merupakan lapisan stratigrafi yang paling banyak

menghasilkan fosil mamalia, fosil manusia purba, dan alat-alat batu. Formasi ini

berumur 800.000 – 250.000 tahun yang lalu..

Formasi Kabuh terbawah mengandung lapisan yang dikenal dengan istilah grenzbank artinya lapisan pembatas Lapisan ini ini merupakan batas antara Formasi Pucangan dengan Formasi Kabuh. Ketebalan lapisan antara 0,1 sampai 46,3 meter. Kandungan lapisan ini antara lain berupa batu gamping calcareous dan batu pasir konglomerat. Temuan dari lapisan ini antara lain ikan hiu, kura-kura, buaya, binatang mamalia darat, dan fosil manusia purba. Lapisan ini juga mengandung temuan alat batu paling tua ciptaan homo erectus yang pernah hidup di Sangiran.

Formasi Kabuh Bawah ketebalan lapisannya sekitar 3,5 – 17 meter. Lapisan ini banyak menghasilkan fosil mamalia dan fosil manusia purba. ketebalan lapisannya sekitar 5,8 – 20 meter. Lapisan ini juga banyak mengandung fosil mamalia dan fosil manusia purba. Formasi Kabuh Tengah ketebalan 5 - 20 meter dan banyak menghasilkan fosil-fosil manusia purba. Formasi Kabuh Atas ketebalan lapisannya sekitar 3 - 16 meter. (http://sangiran.sragenkab.go.id) 4. Formasi Notopuro

Formasi ini secara tidak selaras tersebar di bagian atas perbukitan di

sekeliling Kubah Sangiran. Ketebalan lapisan mencapai 47 meter dan terbagi

menjadi tiga lapisan yaitu formasi Notopuro Bawah dengan ketebalan 3,2 – 28,9

meter, formasi Notopuro Tengah dengan ketebalan maksimal 20 meter, dan

formasi Notopuro Atas dengan ketebalan 25 meter.

(http://sangiran.sragenkab.go.id)

Page 56: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

C. Sejarah Museum Purbakala Sangiran

Sejarah Museum Purbakala Sangiran bermula dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh von Koenigswald sekitar tahun 1930-an. Di dalam kegiatannya von Koenigswlad dibantu oleh Toto Marsono, Kepala Desa Krikilan pada masa itu. Setiap hari Toto Marsono atas perintah von Koenigswald mengerahkan penduduk Sangiran untuk mencari “balung buto” (Bahasa Jawa = tulang raksasa). Demikian penduduk Sangiran mengistilahkan temuan tulang-tulang berukuran besar yang telah membatu yang berserakan di sekitar ladang mereka. (www.sangiran.info) Fosil-fosil tersebut kemudian dikumpulkan di Pendopo Kelurahan Krikilan

untuk bahan penelitian von Koenigswald, maupun para ahli lainnya. Fosil-fosil

yang dianggap penting dibawa oleh masing-masing peneliti ke laboratorium

mereka, sedang sisanya dibiarkan menumpuk di Pendopo Kelurahan Krikilan.

Setelah von Koenigswald tidak aktif lagi melaksanakan penelitian di

Sangiran, kegiatan mengumpulkan fosil masih diteruskan oleh Toto Marsono

sehingga jumlah fosil di Pendopo Kelurahan semakin melimpah. Dari Pendopo

Kelurahan Krikilan inilah lahir cikal-bakal Museum Sangiran.

Untuk menampung koleksi fosil yang semakin hari semakin bertambah maka pada tahun 1974 Gubernur Jawa Tengah melalui Bupati Sragen membangun museum kecil di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen di atas tanah seluas 1000 m². Museum tersebut diberi nama “Museum Plestosen”. Seluruh koleksi di Pendopo Kelurahan Krikilan kemudian dipindahkan ke Museum tersebut. Saat ini sisa bangunan museum tersebut telah dirombak dan dialihfungsikan menjadi Balai Desa Krikilan. (www.sangiran.info)

Di Museum Sangiran terus dilakukan pembenahan dan penambahan

bangunan maupun fasilitas pendukung untuk mempertegas keberadaannya sebagai

warisan dunia yang memiliki peran penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan

maupun untuk menciptakan kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke

tempat ini. Museum Sangiran sekarang telah berevolusi menjadi sebuah museum

yang megah dengan arsitektur modern.

Page 57: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tahun 1998 Dinas Pariwisata Propinsi Jawa Tengah melengkapi

Kompleks Museum Sangiran dengan Bangunan Audio Visual di sisi timur

museum. Dan tahun 2002 Bupati Sragen mengubah interior Ruang Kantor dan

Ruang Pertemuan menjadi Ruang Pameran Tambahan.

Tahun 2003 Pemerintah pusat merencanakan membuat museum yang lebih representatif menggantikan museum yang ada secara bertahap. Awal tahun 2004 ini telah selesai didirikan bangunan perkantoran tiga lantai terdiri ruang basemen untuk gudang, lantai I untuk Laboratorium, dan lantai II untuk perkantoran. Program selanjutnya adalah membuat ruang audo visual, ruang transit untuk penerimaan pengunjung, ruang pameran bawah tanah, ruang pertemuan, perpustakaan, taman purbakala, dan lain-lain. (www.sangiran.info)

D. Potensi Wisata Museum Purbakala Sangiran

Sragen merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang

berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Timur. Di tengah-tengah wilayah

mengalir Sungai Bengawan Solo yang merupakan sungai terpanjang di Pulau

Jawa; daerah sebelah selatan merupakan bagian dari lereng Gunung Lawu;

sebelah utara merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng; dan sebelah barat

merupakan kawasan yang sangat terkenal dengan sebutan “Kubah Sangiran”.

Kawasan Situs Sangiran merupakan salah satu onjek wisata ilmiah yang sangat

menarik. Potensi kepariwisataannya sangat tinggi nilainya bagi Sragen. Sejak

ditetapkan wilayah ini sebagai “World Haritage” oleh UNESCO dan sangat

diperhatikan dalam pengembangannya. Sangiran mempunyai arti yang sangat

besar dalam sumbangannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia

khususnya ilmu Arkeoligi, ilmu Geologi, ilmu Paleoanthropologi, Anthropologi,

dan ilmu Biologi. Museum ini dibangun pada tahun 1980 yang menempati areal

seluas 16.675 m² bangunan tersebut bergaya joglo yang terdiri atas :

Page 58: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

· Ruang Pameran, yaitu ruang utama tempat koleksi terdisplay;

· Ruang Laboratorium, yaitu tempat dilakukannya proses konservasi terhadap

fosil-fosil yang ditemukan;

· Ruang Pertemuan, yaitu ruang yang digunakan untuk segala kegiatan yang

diadakan di museum;

· Perustakaan, ruang penyimpanan koleksi buku-buku;

· Ruang penyimpanan, yaitu ruang yang digunakan untuk menyimpan koleksi-

koleksi fosil

· Mushola

· Toilet

Jumlah koleksi yang ada di museum ini hingga kini mencapai 13.806 buah yang tersimpan dalam dua tempat yaitu 2.931 tersimpan di ruang display dan 10.875 tersimpan di dalam gudang penyimpanan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan ruang yang ada di ruang display, namun dalam anggaran tahun 2003 dilakukan pengembangan ruang display sehingga dapat memamerkan lebih banyak lagi koleksi yang ada. Koleksi yang tersimpan di dalam museum ini dikategorikan dalam beberapa kelompok yaitu : · Cetakan Fosil Manusia · Fosil Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata) · Fosil Binatang Air · Batuan · Fosil Tumbuhan Laut · Alat-alat Batu (Elfrida Anjarwati, 2009:29-35) E. Fasilitas-Fasilitas Di Museum Purbakala Sangiran

1. Ruang Audio Visual

Suatu ruangan yang dibangun khusus untuk pemutaran film kisah

kehidupan manusia prasejarah. Hal ini untuk melengkapi tentang informasi yang

Page 59: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

diperoleh wisatawan yang sudah menyaksikan fosil-fosil tinggalan dari kehidupan

masa prasejarah di Sangiran.

2. Museum Lapangan

Wilayah seluas 56 Km² merupakan museum lapangan yang terletak di

dalam zona inti yang banyak sekali mengandung fosil yang lengkap dengan

kronologi stratigrafinya yang terbagi dalam cluster Ngebung, Bukuran, dan Dayu.

Lokasi-lokasi inilah yang menjadi tempat ditemukannya fosil manusia purba.

3. Tempat Penjualan Souvenir

Masyarakat Sangiran sangat potensial untuk dikembangkan untuk

mendukung kepariwisataan Situs Sangiran karena mereka mempunyai

ketrampilan dalam membuat handycraft. Partisipasi masyarakat sekitar sebagai

aktor pendukung sangat diharapkan dan perlu mendapat binaan sehingga terwujud

suatu koordinasi yang sangat bagus antara Pemerintah Daerah dan masyarakat.

Dengan demikian tingkat perekonomian semakin membaik. Keberadaan

masyarakat pengrajin ini sudah mewakili dari Sapta Pesona yang harus ada dalam

suatu objek wisata. Handycraft adalah hasil kerajinan asli dari masyarakat

Sangiran sehingga wisatawan tidak perlu susah untuk mendapatkan souvenir dari

Sangiran.

Souvenir-souvenir yang dijajakan oleh para pedagang yang berada di

lingkungan museum sangat unik, beragam berbeda dengan yang lain, diantaranya

yaitu kalung, gelang, bros, anting, cincin yang berasal dari batu-batuan ada juga

pipa rokok yang terbuat dari gading tiruan serta aneka kerajinan dari batu marmer

Page 60: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

berupa telur, hiasan dinding, peralatan rumah tangga dan ada juga kaos yang

bergambar tokoh-tokoh pewayangan.

F. Cara Mencapai Museum Purbakala Sangiran

Pemerintah Kabupaten Sragen berusaha terus mengembangkan kawasan

ini untuk menunjang kelestarian, pemeliharaan, dan pengelolaan pariwisata

khususnya dalam pengembangan bidang kepariwisataan. Museum yang

representatif akan dibangun dalam waktu dekat untuk menunjang Museum

Purbakala Sangiran sebagai aset wisata maupun sebagai pusat penelitian ilmu

pengetahuan khususnya dalam kaitan dengan studi evolusi manusia.

Pemerintah Kabupaten Sragen memberikan petunjuk bagi wisatawan yang

ingin berkunjung ke Museum Purbakala Sangiran dengan beberapa pilihan

sebagai berikut :

1. Dengan Pesawat

§ Dari Bandara Adisumarmo (Solo) ambil jalan darat menuju ke Museum

Purbakala Sangiran

2. Jalan Darat

§ Dari Surakarta/Solo â Kalijambe â Sangiran (± 17 km ke arah utara)

§ Dari Semarang â Purwodadi â Kalijambe â Sangiran

§ Dari Surabaya â Sragen â Kalijambe â Sangiran

§ Dari Jogjakarta â Solo â Kalijambe â Sangiran

Page 61: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

G. Struktur Organisasi Dinas Pariwisata

Dalam upaya pengembangan pariwasata di Kabupaten Sragen, maka

dibentuklah Dinas Pariwisata dan bibentuklah Bidang-bidang serta Seksi-seksi

yang mampu menangani semua perkembangan pariwisata di Kabupaten Sargen.

Berikut adalah struktur organisasinya :

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA

NO JABATAN NAMA DAN NIP PANGKAT DAN GOLONGAN

KET.

1. Kepala Dinas P.Poedarwanto, S.Sos, MM NIP. 19570121.198303.1.011

Pembina I (IV/b)

2. Bidang Promosi Dan Kerja Sama Pariwisata

Sri Wahyuningsih, SH, MM NIP. 19680310 199403 2 013

Pembina (IV/a)

3. Seksi Promosi Dan Usaha Pemasaran Pariwisata

Bonita Rintyowati, SS, MM NIP. 19750406 200312 2 005 Tangguh Mursito Aji, SST.Par NIP. 19800321 200501 1 008 Nanang Maulana Gunawan, S.IP NIP. 19780304 200604 1 010

Penata (III/c) Penata Muda Tk I (III/b) Penata Muda Tk I (III/b)

Staf Staf

4. Seksi Kerjasama Pariwisata Yustina Nugrahaeni, SS NIP. 198330302 200604 2 010 Sri Indrasti, Amd NIP. 19730703 201001 2 004 Harjendro (OJT)

Penata Muda Tk I (III/b) Pengatur (II/c)

Staf Staf Staf

5. Bidang Pengembangan Daya Tarik Dan Sarana Prasarana Pariwisata

Dra. Nunuk Sri Rejeki, MM NIP. 19690530 199303 2 002

Pembina (IV/a)

6. Seksi Pengemabngan Daya Tarik Pariwisata

Yanuar Putranto S, Amd NIP. 19860104 200903 1 002 Wisnu Prabowo Yuni W, S.IP NIP. 19760616 200604 1 012

Pengatur (II/c) Penata Muda Tk I (III/b)

Staf Staf

7. Seksi Pengembangan Sarana Prasarana

Muhammad Al Aziz, SE, MM NIP. 19700314 200501 1 003 Terry Sulistyaningrum, SST NIP. 19830030 200804 2 003 Heni Purwaningsih, Amd NIP. 19860829 201001 2 021

Penata (III/c) Penata Muda (III/a) Pengatur (II/c)

Staf Staf

Page 62: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Agar lebih jelasnya dapat dilihat bagan struktur organisasi sebagai berikut :

KEPALA DINAS

BIDANG PROMOSI DAN KERJASAMA

PARIWISATA

SEKSI PROMOSI DAN USAHA

PEMASARAN PARIWISATA

SEKSI KERJASAMA PARIWISATA

BIDANG PENGEMBANGAN DAYA

DAN DASARANA PRASARANA PARIWISATA

SEKSI PENGEMBANGAN DAYA

TARIK PARIWISATA

SEKSI PENGEMBANGAN SARANA

DAN PRASARANA PARIWISATA

Page 63: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

BAB III

PROMOSI MUSEUM PURBAKALA SANGIRAN

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang strategis untuk

pengembangan suatu daerah. Kabupaten Sragen sekarang ini sudah sangat

berkembang dengan adanya beberapa objek wisata yang menjadi pilihan para

wisatawan, salah satunya Museum Purbakala Sangiran yang menyimpan berbagai

benda-benda bersejarah dan Museum Purbakala Sangiran merupakan salah satu

objek wisata yang sebenarnya menjadi aset penting bagi pendidikan ilmu

arkeologi, ilmu geologi, ilmu pleoantrhopologi, ilmu antropologi, dan ilmu

biologi di dunia.

Dalam upaya mengenalkan Museum Purbakala Sangiran ke masyarakat

luas, Dinas Pariwisata Sragen melakukan berbagai cara dalam mempromosikan

Museum Purbakala Sangiran tersebut. Di dunia pariwisata, promosi priwisata

digunakan untuk menarik wisatawan agar mau berkunjung ke sebuah objek

wisata, begitu juga dengan pemerintah daerah Kabupaten Sragen yang melakukan

promosi agar para wisatawan mau berkunjung ke Museum Purbakala Sangiran.

Dalam bab ini akan dibahas tentang promosi yang dilakukan Dinas

Pariwisata Kabupaten Sragen, yang merupakan upaya untuk menarik wisatawan

agar mau berkunjung ke Museum Purbakala Sangiran. Proses promosi yang

dilakukan Dinas Kabupaten Sragen menggunakan berbagai bentuk promosi yang

diketahui masyarakat luas.

Page 64: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

A. Latar Belakang Dibangunnya Museum Purbakala Sangiran

Dimulai dari penelitian pada tahun 1930-an, cikal bakal Museum

Purbakala Sangiran terbentuk. Penelitian yang dilakukan oleh von

Koeningigswald yang dibantu oleh Kepala Desa Krikilan dan akhirnya

mengerahkan penduduk untuk mencari tulang belulang.

Setelah sekian banyak terkumpul fosil-fosil, pada akhirnya dikumpulkan

di Pendopo Kelurahan Krikilan. Berawal dari Pendopo Kelurahan Krikilan

kemudian setelah 40-an tahun dibangunlah museum kecil pada tahun 1974 oleh

Gubernur Jawa Tengah melalui Bupati Sragen di Desa Krikilan, Kecamatan

Kalijambe, Kabupaten Sragen di atas tanah seluas 1000 m². Kemudian Museum

Purbakala Sangiran mengalami beberapa perombakan dan pada tahun 2003

Pemerintah pusat merencanakan membuat museum yang lebih representatif

menggantikan museum yang ada secara bertahap. Awal tahun 2004 ini telah

selesai didirikan bangunan perkantoran tiga lantai terdiri ruang basemen untuk

gudang, lantai I untuk Laboratorium, dan lantai II untuk perkantoran. Program

selanjutnya adalah membuat ruang audio visual, ruang transit untuk penerimaan

pengunjung, ruang pameran bawah tanah, ruang pertemuan, perpustakaan, taman

purbakala, dan lain-lain. Seperti yang diungkapkan Ibu Bonita Rintyowati, SS,

MM Kasi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen :

“Itu jaman dulu jaman mbah Toto sebagai Lurah Krikilan yang penduduknya menemukan tulang-belulang kemudian dikumpulkan dan akhirnya menjadi Sangiran seperti saat ini.” (Wawancara tanggal 12 Desember 2011)

.

Page 65: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Pada tahun 1997 Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

telah menetapkan kawasan Sangiran dan sekitarnya sebagai Daerah Cagar Budaya

(Sk Menteri P dan K No. 070/O/1977, tanggal 15 Maret 1977).

Selanjutnya pada tanggal 25 Juni 1995, situs Sangiran telah

dinominasikan ke UNESCO agar tercatat sebagai salah satu warisan dunia.

Akhirnya pada tanggal 5 Desember tahun 1996, Situs Sangiran secara resmi

diterima oleh UNESCO sebagai salah satu dari Warisan Budaya Dunia dan

dicatat dalam “World Heritage List” nomer 593 dengan nama :”Sangiran Early

Man Site”, (Dokumen WHC-96/ Conf. 2201/21). Ketetapan ini kemudian secara

resmi disebarluaskan oleh UNESCO melalui UNESCO-PERS Nomor 96-215.

Seperti yang diungkapkan Ibu Bonita Rintyowati, SS, MM Kasi Promosi Dinas

Pariwisata Kabupaten Sragen :

“Sangiran itu kawasan konservasi kalau boleh itu harusnya dilindungi negara semua jadi masyarakat disitu hanya boleh mendiami gak boleh mngembil kekayaan yang ada di sana.” (Wawancara tanggal 12 Desember 2011)

Hal tersebut juga diungkapakan oleh Bapak P. Poedarwanto, S.Sos, MM

sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen sebagai berikut :

“Sangiran itu sudah ditetapkan UNESCO sebagi warisan budaya dunia, itu prosesnya panjang sekali sehingga menjadi akses siapapun tempat penelitian, pembelajaran, dan sekaligus tempat tujuan wisata. Oleh karena itu bukan hanya Kabupaten saja, tanggung jawabnya pemerintah Kabupatem, Propinsi, dan Pusat dalam hal pembangunan kawasan. Itu sudah ada normna-norma kebijakan yang diambil bersama-sama.” (Wawancara tanggal 12 Desember 2011)

Page 66: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

B. Promosi Museum Purbakala Sangiran

Usaha pengembangan pariwisata memang terus digalakkan lagi agar

masyarakat memiliki kesadaran untuk mengetahui ilmu pendidikan terutama bagi

para akademisi, sehingga lebuh mengerti dan tidak ketinggalan dengan ilmu yang

berkembang sekarang ini.

Kondisi seperti ini menjadikan Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen lebih

mempromosikan Museum Purbakala Sangiran agar dikenal oleh seluruh

masyarakat baik lokal maupun internasional.

Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang

sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan atau lembaga dalam memasarkan

produk jasa. Kegiatan promosibukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi

antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat unuk

mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembeliaan atau penggunaan jasa sesuai

dengan keinginan dan kebutuhannya. Pengertian promosi sebagai bentuk strategi

komunikasi dalam bidang pemasaran juga seringkali diidentikan hampir sama

dengan pengertian komunikasi pemasaran, terutama perangkat dalam promosi

yang biasa digunakan adalah sama dengan perangkat bauran komunikasi

pemasaran. Perangkat tersebut sering dikenal dengan sebutan promotional mix.

Promotional mix menurut William J. Staton adalah kombinasi strategi yang paling

baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang

lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.

(Basu Swastha dan Irawan, 1999:349)

Page 67: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Kegiatan promosi yang dilakukan dalam pemasaran pariwisata tidak lepas

pula pada terjadinya proses komunikasi secara efektif. Maksudnya adalah segala

hal yang terkait dengan upaya promosi sebenarnya merupakan bentuk penyampain

informasi (pesan) dari sumber, dalam hal ini dalah penyedia jasa kepada si

penerima pesan (calon konsumen) karena fungsi komunikasi ialah pengutaraan

pikiran dan perasaanya dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan mnjadi

tahu atau berubah sikap, pendapat, atau perilakunya. (Onong U Efendy, 2004:16)

Pada kegiatan promosi dalam suatu kegiatan pemasaran (komunikasi pemasaran),

proses tersebut diterapkan ke dalam sebuah model komunikasi yang sering

digunakan oleh instansi atau pemasar itu sendiri, yakni model komunikasi yang

menjawab pertanyaan Who Says What In which Chanel To Whom With What

Effect? Paradigma tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur

yaitu komunikator (sender), pesan (message), media (channel), komunikan

(receiver), efek (effect). (Onong U Efendy, 2005:10)

Mengacu pada model komunikasi di atas, maka unsur-unsur tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Komunikator (sender)

Komunikator dalam proses komunikasi yang dilaksanakan oleh Dinas

Pariwisata Kabupaten Sragen dalam upaya mempromosikan Museum Purbakala

Sangiran kepada target pengunjung secara umum dijalankan oleh Kasi Promosi

Dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sragen dengan mengerahkan semua

staff yang ada, sehingga promosi dapat dilakukan dengan terkonsep dan ke

berbagai kalangan masyarakat.

Page 68: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Museum Purabakala Sangiran merupakan objek wisata edukasi yang

menyimpan berbagai koleksi-koleksi purba yang sangat penting bagi ilmu

pengetahuan baik untuk ilmuwan-ilmuwan lokal maupun ilmuwan-ilmuwan

internasional dan merupakan objek wisata yang unggulkan di Kabupaten Sragen,

dalam upaya pengembangan Museum Purbakala Sangiran diperlukan berbagai

macam promosi yang dapat menarik para pengunjung agar mau berkunjung ke

Museum Purbakala Sangiran. Promosi yang dilakukan pada zaman dahulu hanya

menggunakan metode gethok tular yang efektif menyebar ke berbagai lapisan

mayarakat dan ke berbagai wilayah tetapi memerlukan waktu yang cukup lama

untuk menyebarkan informasi tentang Museum Purbakala Sangiran.

Perkembangan dan kemajuan teknologi pada awal tahun 2000 promosi sudah

mulai berkembang, yaitu sudah menggunakan leaflet dan pameran-pameran

berskala kecil, seperti yang di utarakan Mbak Yustina Nugraheni, SS staf

kerjasama pariwisata sebagai berikut :

“Pada awal-awal tahun 2000an tu masih pakai leaflet sama pameran-pameran yang masih regional.” (Wawancara tanggal 31 Desember 2011)

Sekarang ini berbagai upaya promosi yang lebih baik dari pada tahun-

tahun yang lalu telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen untuk

lebih menarik minat wisatawan agar mau berkunjung ke Museum Purbakala

Sangiran, menurut Ibu Bonita Rintyowati, SS, MM Kasi Promosi Dinas

Pariwisata Kabupaten Sragen :

“Kalau promosi kita itu bekerjasama dengan pihak Promosi Kebudayaan dan Pariwisata Jawa tengah dan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata seSolo Raya dalam kerjasama-kerjasama itu bentuk teknisnya berupa pameran, cetak leaflet, cetak buku, pemasangan baliho, dan petunjuk arah.

Page 69: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Kalau pameran minimal dalam setahuhn bisa dua kali baik tingkat nasional maupun regional bahkan tingkat internasional.” (Wawancara tanggal 12 Desember 2011)

b. Pesan (message)

Dalam melaksanakan upaya promosinya, Dinas Pariwisata Kabupaten

Sragen berusaha menyampaikan informasi mengenai keberadaan, ajakan atau

himbauan untuk berkunjung dan melihat keanekaragaman koleksi Museum

Purbakala Sangiran kepada target pengunjung. Dinas Pariwisata Kabupaten

Sragen mencoba memberi semua informasi tentang Museum Purbakala Sangiran

mulai dari ssejarah Museum Purbakala Sangiran, koleksi-koleksi yang ada,

fasilitas-fasiltas yang ada di dalanya, harga tiket masuk, sampai rute untuk menuju

ke Museum Purbakala Sangiran. Semua hal tersebut yang menjadi pesan untuk

disampaikan Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen kepada target pengunjung yang

ditujunya. Pesan yang disampaikan diharapkan dapat berhasil mempengaruhi dan

membujuk calon target pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat untuk

mengunjungi Museum Purbakala Sangiran.

c. Media (channel)

Dalam mengkomunikasikan informasi, dibutuhkan media penyampaian

pesan, yaitu sarana dengan apa pesan-pesan tersebut disampaikan sehingga pesan-

pesan itu mudah ditangkap dan diterima. (Philip Kotler, 1992:246)

Page 70: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Pemilihan media yang tepat akan menentukan efektif atau tidaknya proses

penyampaian pesan. Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen menggunakan berbagai

macam media dalam melaksanakan upaya promosinya atau

mengkomunikasikannya kepada khalayak. Media yang digunakan terdiri dari

media personal maupun non personal yang di tujukan kepada massa, kelompok,

ataupun antar personal. Secara lebih lanjut, media-media tersebut digunakan

sebagai perangkat dalam bauran promosi atau komunikasi pemasaran.

Media yang digunakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen sudah

cukup mudah diterima oleh masyarakat, sehingga masyarakat mudah memahami

isi pesan yang terdapat dalam media-media yang digunakan untuk

mempromosikan Museum Purbakala Sangiran. Media-media promosi tersebut

antara lain :

· Pemasangan Baliho

Pemasngan baliho yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata berisi tentang

ajakan dan informasi keberadaan Museum Purbakala Sangiran. Baliho tersebut

sudah mengerti oleh masyarakat dan juga merupakan penunjuk arah. Menurut

pengamatan penulis baliho yang berukuran kira-kira 3m x 5m ini sudah cukup

bagus dan penempatannya juga strategis, berada di Kecamatan Sidoharjo dan

Kecamatan Kalijambe.

Page 71: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Foto Baliho Diambil 10 Desember 2011

· Pembuatan Booklet

Pembuatan booklet yang memiliki 39 halaman dan menggunakan 2 bahasa

yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ini dilakukan dengan maksud untuk

memperkenalkan kepada masyarakat dalam maupun luar negeri tentang sejarah

terbentuknya Museum Purbakala Sangiran, koleksi-koleksi yang dimiliki Museum

Purbakala Sangiran, sampai fasilitas-fasilitas yang ada di sana. Menurut

pengamatan penulis, booklet ini cukup menarik untuk dibaca. Buku tersebut juga

lumayan menarik masyarakat unutk mengetahui tentang sejarah Museum

Purbakala Sangiran.

Foto Booklet Dok. Dinas Pariwisata Sragen

Page 72: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

· Mencetak Leaflet

Dinas Pariwisata mencetak lefmet berguna untuk menginformasikan

sedikit sejarah Museum Purbakala Sangiran, informasi tiket, dan terdapat juga

informasi rute jalan menuju Museum Purbakala Sangiran. Leaflet yang memiliki 4

muka ini, menurut penulis leaflet ini sudah cukup menarik tampilannya dan

mudah dimengerti oleh masyarakat luas.

Foto Leaflet Dok. Dinas Pariwisata Sragen

· Petunjuk Jalan

Petunjuk jalan yang dipasang oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen

cukup banyak di temui di sekitar Kabupaten Sragen menuju Museum Purbakala

Sangiran. Penunjuk jalan yang berukuran kira-kira 0.4m x 1m ini berwarna coklat

sangat mudah ditemukan di beberapa daerah di antaranya : Kecamatan Sidoharjo,

Kecamatan Masaran, Kecamatan Plupuh, Kecamatan Gemolong, dan Kecamatan

Kalijambe. Informasi yang diberikan sangat jelas dan mudah dimengerti oleh

masyarakat.

Page 73: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Foto Petunjuk Jalan Diambil 10 Desember 2011

· Pameran

Pameran-pameran yang diikuti Dinas Pariwisata untuk mengenalkan

Museum Purbakala Sangiran kepada masyarakat luas. Pameran-pameran yang

diikuti oleh Museum Purbakala Sangiran merupakn agenda tetap yang wajib

diikuti agar masyarakat lebih mengenal sehingga tertarik untuk mengunjungi

Museum Purbakala Sangiran. Berbagai pameran dalam maupun luar negeri telah

diikuti agar masyarakat luas mengetahui keberadaan dan berbagai koleksi

purbakala yang dimiliki Museum Sangiran. Diantaranya pameran se Solo Raya,

Jakarta, Jogjakarta, Thailand, Turki, dll.

Foto Pameran Dok. Dinas Pariwisata Sragen

Page 74: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tak hanya itu saja, bahkan promosi dilakukan juga dengan media internet

yang dapat diakses siapa saja, kapan saja, dan dimana saja sehingga para penikmat

internet dapat mendapatkan informasi yang lebih jelas sebelum berkunjung ke

Museum Purbakala Sangiran. Seperti yang diungkapkan Anita Dika seorang

pelajar MTs Muh 2 Karanganyar :

“Saya pernah lihat sedikit ulasan tentang Sangiran lewat internet mbak dan dari ibu guru di sekolah”. (Wawancara tanggal 10 Desember 2011)

d. Komunikan (receiver)

Pihak komunikan (penerima pesan dari komunikator) adalah target

audience yang dituju. Audience yang dimaksud mencakup konsumen, yaitu para

konsumen yang telah menjadi pengunjung tetap dan wisatawan yang berkunjung

ke Museum Purbakala Sangiran tersebut.

Berbagai lapisan masyarakat yang memiliki latar belakang yang berbeda

mulai dari ibu rumah tangga, siswa, guru, sampai mahasiswa cukup senang

menikmati keberadaan Museum Purbakala Sangiran, mereka beberapa kali

berkunjung ke Museum Purbakala Sangiran walaupun hanya ingin menghilangkan

rasa penasrannya terhadap Museum Purbakala Sangiran, refresing bersama

keluarga, sampai yang ingin mengetahui lebih banyak pengetahuan tentang ilmu

arkeologi, ilmu geologi, ilmu pleoantrhopologi, ilmu antropologi dan ilmu

biologi. Seperti pernyataan-pernyataan wisatawan sebagai berikut :

Dra. Siti Khoiriyah seorang Guru MTs Muh 2 Karanganyar yang

mendampingi para siswa :

Page 75: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

“ Pembelajaran mung di kelas dicritakne tok gak efektif, akan lebih bagus jika langsung ke lapangan jadi anak-anak lebih paham tentang pelajaran yang diberikan.” (Wawancara tanggal 10 Desember 2011)

Anton, mahasiswa UNS 21 tahun dari Gondang Rejo :

“Saya mau survey, ngerjain penelitian rencana untuk TA.” (Wawancara tanggal 10 Desember 2011)

e. Efek (effect)

Seluruh rangkaian komunikasi yang dilakukan Dinas Pariwisata

Kabupaten Sragen dalam upaya mempromosikan Museum Purbakala Sangiran

dimulai dari kegiatan penyampaian pesan dari komunikator (Dinas pariwisata

Kabnpaten Sragen) kepada komunikan (target audience) melalui media tertentu,

diharapkan mendapat feed back atau umpan balik.

Umpan balik atau efek memainkan peranan yang amat penting dalam

komunikasi sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya

komunikasi yang dilancarkan komunikator. Oleh karena itu umpan balik bersifat

positif, dapat pula negatif. Umpan balik positif adalah tanggapan atau respon atau

reaksi komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikasi

berjalan lancar. Sebaliknya, umpan balik negatif adalah tanggapan komunkan

yang tidak menyenangkan komunikatornya sehingga komunikator enggan untuk

melanjutkan komunikasinya. (Onong U Efendy, 2005:14)

Sebagai atribut sumber, seluruh kegiatan promosi yang direncanakan,

dijalankan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen. Akan tetapi, seperti yang

telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tidak tertutup hanya bagian promosi dan

usaha pemasaran saja yang bertugas melaksanakan upaya promosi kepada

Page 76: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

khalayak, melainkan setiap staff Dinas Pariwisata atau masyarakat Kabupaten

Sragen secara umum secara tidak langsung juga berkewajiban unutuk turut andil

dalam mempromosikan Museum Purbakala Sangiran ini demi kepentingan

bersama. Dengan demikian, diharapakn seluruh upaya promosi dapat

menghasilkan umpan balik atau respon yang positif dari target audience (prospek)

yang ingin diraihnya.

Konsep yang secara umum sering digunakan Dinas Pariwisata Sragen

untuk mencapai pesan adalah apa yang disebut bauran komunikasi pemasaran,

yang disebut juga dengan bauran promosi. (Sutisna:267)

Bauran promosi atau promotion mix, seperti yang diungkapkan oleh J. Staton

adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan,

personal selling, dan alat promosi lainnya, yang semuanya direncanakan untuk

mencapai tujuan program penjualan. (Basu Swastha, 1999:349)

Berbagai kegiatan promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata

Kabupaten Sragen dapat terlaksana dengan baik sehingga kegiatan tersebut

berjalan dengan efektif. Kegiatan promosi yang dilakukan mampu menarik

wisatawan untuk mengunjungi Museum Purbakala Sangiran. Hal ini dapat dilihat

arus kunjungan wisatawan baik lokal maupun internasional yang selalu di rekap

setiap bulan.

Peningkatan pengunjung Museum Purbakala Sangiran dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Page 77: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

No. Tahun Jumlah Pengunjung

1. 2000 25.598

2. 2001 22.776

3. 2002 15.996

4. 2003 22.970

5. 2004 24.887

6. 2005 30.879

7. 2006 40.744

8. 2007 50.546

9. 2008 55.978

10. 2009 83.094

11. 2010 98.502

12. Sampai Nopember 2011 112.316

Tabel Jumlah Pengunjung Musem Purbakala Sangiran

(Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen)

Museum Purbakala Sangiran sudah banyak mengalami perubahan yang

cukup besar terutama pada bangunan yang sekarang, pada tahun 1990an masih

sederhana sekali tetapi sekarang setelah dibangun oleh pemerintah berubah

menjadi bangunan yang megah dan memiliki desain bangunan yang jauh berbeda

dibandingkan dengan yang dahulu dan dikelilingi oleh lembah dan hijaunya

pepohonan serta segarnya udara menambah daya tarik Museum Purbakala

Sangiran dimata pengunjung, bahkan penataan interior yang cukup bagus serta

memiliki banyak sekali koleksi yang tersimpan di dalamnya, Jumlah koleksi yang

ada di Museum Purbakala Sangiran hingga kini mencapai 13.806 buah yang

Page 78: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

tersimpan dalam dua tempat yaitu 2.931 tersimpan di ruang display dan 10.875

tersimpan di dalam gudang penyimpanan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan

ruang yang ada di ruang display. Pada tanggal 15 Desember 2011 telah dibuka

ruang pameran utama yang memajang koleksi-koleksi utama dari Museum

Purbakala Sangiran dan dilengkapi dengan audio yang cukup bagus. Sehingga

banyak pengunjung yang berkunjung ke Museum Purbakala Sangiran terutama

pada saat libur sekolah, tak hanya itu pada tiap tahun pengunjung Museum

Purbakala Sangiran memenuhi dari target yang direncanakan pada akhir tahun

sebelumnya. Sehingga Museum Purbakala Sangiran dapat dikatakan sebagai salah

satu tujuan wisata yang diunggulkan di Kabupaten Sragen, seperti yang

diungkapkan Ibu Ika salah satu staf Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen yang

diperbantukan di Museum Purbakala Sangiran dan juga sebagai salah satu turis

guide :

“Karena pengunjung mayoritas adalah para akademisi jadi sepi itu pada masa ujian dan kalau ramai pada masa liburan atau pada akhir bulan, kalau sepi ya gak sampai sepi-sepi banget paling gak ya ada 50 pengunjung per hari kalau pas ramai ya sekitar 150 sampai 200 pengunjung per hari.” (Wawancara tanggal 8 Desember 2011)

Pernyataan di atas juga di pertegas lagi oleh Bapak P. Poedarwanto, S.Sos,

MM sebagai Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen sebagai berikut :

“2009 sebagai titik awal kami dalm melaksanakan promosi, 2010 dapat meningkat 75 %, 2011 kita bisa mencapai lebih dari 100% dari 2010, itu bentuk sudah mulai dirasakan. Pengunjungnya meningkat itu bentuk promosi yang nyata yang kita alami. Museum Purbakala Sangiran menjadi salah satu unggulan di Kabupaten Sragen bahkan di Jawa Tengah sudah menjadi tujuan utama, kita masih mengejar untuk destinasi nasional maupun internasional terutama untuk wisatawan asing.” (Wawancara tanggal 14 Desember 2011)

Page 79: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Berbagai cara bentuk promosi telah dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten

Sragen sehingga dapat menarik para wisatawan untuk berkunjung ke Museum

Purbakala Sangiran dan sekarang lebih dikenal diberbagai kalangan. Tak sedikit

pula hambatan yang dirasakan Dinas Pariwisata dalam meningkatkan jumlah

pengunjung di Museum Purbakala Sangiran, diantaranya belum optimalnya

pengguanaan dana sebesar 25% dari anggaran pemerintah untuk promosi

pariwisata sehingga belum optimalnya promosi yang dilakukan oleh Dinas

Pariwisata Kabupaten Sragen dan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat

tentang berwisata sambil belajar di ungkapkan oleh Ibu Bonita Rintyowati, SS,

MM Kasi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen :

“Terutama kesadaran masyarakat untuk memahami ilmu arkeologi hambatannya itu, kalau orang awam yang dilihat cuma tulang. Padahal sejarahnya luar biasa cuma orang kan gak mau tau. Orang kalau mau piknik maunya cuma seneng bukan karena edukasi. Sangiran itu mboseni walaupun gedunge apike koyo ngopo sing di tonton mung balung.” (Wawancara tanggal 12 Desember 2011)

Upaya-upaya Dinas dalam mengatasi hambatan di atas dengan terus

membenahi bangunan, menambah jumlah koleksi yang dipamerkan,

menggunakan sarana promosi yang lebih murah separti penggunaan internet serta

membuka jaringan dengan ilmuwan-ilmuwan yang berada di luar negeri maupun

dengan meningkatkan sumber daya karyawan dalam melayani para pengunjung di

Museum Purbakla Sangiran diungkapkan juga oleh Ibu Bonita Rintyowati, SS,

MM Kasi Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen :

“Menariknya bangunan, penataan interiornya, penataan sound system di ruang Biorama yang dapat dinikmati setelah tanggal 15 Desember besok, mengembangkan fasilitas umum yang ada di Sangiran.” (Wawancara tanggal 12 Desember 2011)

Page 80: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Berbagai tanggapan para pengunjung tentang keberadaan Museum

Purbakala Sangiran pun beragam, banyak yang memuji dan mengacungkan

jempol bagi keberadaan Museum Purbakala Sangiran karena telah menjadi salah

satu sumber pendidikan terutama dibidang ilmu arkeologi. Berbagai saran pun

disampaikan oleh para wisatawan diantaranya jalan yang cukup rusak untuk

menuju ke Museum Purbakala Sangiran sampai fasilitas-fasilitas yang ada dalam

lingkungan Museum Purbakala Sangiran antara lain belum adanya restoran,

penginapan, dan tempat parkir yang panas, seperti yang diutarakan oleh para

pengunjung sebagai berikut :

Handayani, ibu rumah tangga berusia 31 tahun :

“Jalannya mbak yang sulit, agak rusak.” (Wawancara tanggal 10 Desember 2011)

Yoga seorang pelajar yang berusia 17 tahun :

“Parkirnya panas mbak sama tempat duduk buat istirahat setelah keliling-keliling.” (Wawancara tanggal 10 Desember 2011)

Para pengunjung juga mengharapkan Museum Purbakala Sangiran agar

terus dijaga dan dirawat kelestariannya, kebersihan, serta keamanannya supaya

para wisatawan lebih betah dan ingin mengunjungi lagi dilain waktu serta agar

lebih mengundang wisatawan lain yang belum pernah mengunjungi Museum

Purbakala Sangiran. Seperti diungkapkan oleh Bapak Anton seorang pelaut (36)

dari Klaten :

“Ketertiban atau kebersihan harap lebih dijaga.” (Wawancara tanggal 10 Desember 2011)

Page 81: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari analisa data yang disajikan pada bab sebelumnya yang telah

dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti secara keseluruhan mengenai kegiatan

promosi pariwisata dan tingkat kunjungan wisatawan di Museum Purbakala

Sangiran Kabupaten Sragen, maka pada bab ini peneliti dapat mengambil

beberapa kesimpulan, sebagai berikut :

1. Bentuk promosi yang diandalkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen

untuk mempromosikan Museum Purbakala Sangiran mulai dari tahun 2000

yaitu, dengan menggunakan leaflet dan mengikuti beberapa pameran dan

beberapa tahun terakhir ini bentuk promosi yang dilakukan oleh Dinas

Pariwisata dengan menggunakan baliho, leaflet, petunjuk jalan, booklet,

internet, dan pameran-pameran.

2. Tindakan promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen

untuk mempromosikan Museum Purbakala Sangiran dengan menggunakan

beberapa cara diantaranya, dengan pemasangan baliho, penyebaran leaflet

kepada masyarakat, pemasangan penunjuk jalan di daerah-daerah yang

strategis, pembuatan booklet, sosialisasi lewat internet, dan mengikuti

beberapa pameran di beberapa wilayah dan negara. Dinas Pariwisata

Kabupaten Sragen berusaha mengoptimalkan dana yang diberikan oleh

Pemerintah untuk kepentingan promosi serta meningkatkan pelyanan dalam

Page 82: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

bidang fasilitas-fasilitas umum dan sumber daya manusia agar wisatawan

lebih merasa nyaman.

3. Pengaruh dari beberapa bentuk promosi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata

adalah meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Museum

Purbakala Sangiran terutama dalam 10 tahun terakhir ini, dan Museum

Purbakala Sangiran merupakan tujuan wisata yang di unggulkan di Kabupaten

Sragen sekaligus menjadi wisata edukasi di bidang ilmu arkeologi, ilmu

geologi, ilmu pleoantrhopologi, ilmu antropologi, dan ilmu biologi dunia.

4. Para wisatawan mengatakan bahwa Museum Purbakala Sangiran sekarang ini

sudah berbeda dengan Museum Purbakala Sangiran pada tahun 1900an, yang

dilihat dari segi bangunan penataan koleksi-koleksi yang sudah teratur dan

rapi, petunjuk jalan juga banyak ditemui di beberapa daerah, tetapi sebagian

besar wisatawan mengeluhkan akses jalan yang rusak, sehingga kurang

nyaman untuk dilalui.

B. Saran

Dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis terdapat beberapa saran

yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kemajuan Dinas Pariwisata Kabupaten

Sragen

1. Perlu adanya pomosi yang lebih luas agar Museum Purbakala Sangiran lebih

dikenal masyarakat baik dalam maupun luar negeri.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai objek wisata. Hal

ini dapat dilakukan dengan meningkatkan informasi keanekaragaman koleksi-

Page 83: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

koleksi Museum Purbakala Sangiran yang dapat menarik perhatian

masyarakat.

3. Merubah tampilan-tampilan atau desain bentuk promosi baik yang berupa

booklet, leaflet, baliho, penunjuk jalan bahkan di internet sekaligu sehingga

masyarakat lebih tertarik untuk membaca informasi yang disampaikan.

4. Diperbaiki fasilitas-fasilitas umum, seperti jalan yang rusak dan bergelombang

di Kecamatan Gemolong dan di sekitar Kecamatan Plupuh serta smua akses

jalan menuju Museum Purbakala Sangiran agar wisatawan lebih nyaman

untuk mengunjungi Museum Purbakala Sangiran.

5. Memberikan informasi dan data yang selengkap-lengkapnya bagi para peneliti

yang tertarik meneliti Museum Purbakala Sangiran.

Page 84: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abede Sam Pareno. 2002. Kuliah Komunikasi. Surabaya: Papyrus

Abererombie, Nicholas. 1984. Dictionary of Sociology. Australia: Penguin Books

Anjarwati, Elfrida.2009. Kehidupan manusia Purba di Kubah Sangiran (word

Heritage No. 593), Sragen

Astrid S. Susanto. 1997. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Jilid I. Bandung:

Bina Cipta

Astuti, Sri Pratminingsih. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Graha Ilmu

Brannan, Tom. 1998. Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Umum

Kotler, Philip. 1992. Manajemen Pemasaran, Jilid I. Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks Jakarta

Kotler, Philip dan A.B Susanto. 1999. Manajemen Pemasaran diIndonesia.

Jakarta: Salemba Empat

Moleong, Lexy J. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Nawawi. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

Nyoman S Pendit, 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:

Pradnya Paramita

Page 85: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Onong U. Effendy. 2001. Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Onong U. Effendy. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Riswandi. 2009, Ilmu Komunikasi, Jakarta, Graha Ilmu

Soekadijo, R.G. 1996. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Spillane, James J. 1994. Pariwisata Indonesia (Siasat Ekonomi Dan Rekayasa

Kebudayaan), Yogyakarta: Kanisius

Sutisna. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sutopo, HB. Pengantar Penelitian Kualitatif, Dasar-dasar Teoritis dan

Terapannya dalam Penelitian. Surakarta: Lembaga Penelitian UNS

Sutopo, HB. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif, Dasar-dasar Teoritis dan

Praktis. Surakarta: Lembaga Penelitian UNS

Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surakarta: Sebelas Maret

University press

Swastha, Basu. 1984. Azas-Azas Marketing. Yogyakarta: Liberty

Swastha, Basu. 1999. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty

Wahab, Salah. 1989. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramita

Wahab, Salah. 1996. Manajemen Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita

Wahab, Salah. 1997. Pemasaran Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita

Wright, Charles r. 1989. Sosiologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya

Yeshin, Tony. 1998. Marketing Communication Strategy, 1998-99. Oxford:

Butterworth Heineann

Page 86: PROMOSI PARIWISATA DAN TINGKAT KUNJUNGAN …/Promosi... · Selain di Sangiran beberapa fosil manusia purba disimpan juga di Museum Geologi, Bandung, dan Laboratorium Paleoantropologi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Yin, Robert K. 2004. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Yoeti, Oka A. 1990. Pemasaran Pariwisata. Bandung: PT. Angkas

________. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

B. Jurnal

Drs. Totok Sarsito, SU, MA. Pengembangan Kebudayaan Daerah di Era

Kemajuan di Bidang Kepariwisataan. Dinamika Kebudayaan. Vol.VIII

No.2. 2006. 68-69

C. Website

http://sangiran.sragenkab.go.id

www.sangiran.info