Promosi Kesehatan Silabus 9

download Promosi Kesehatan Silabus 9

If you can't read please download the document

description

Promosi Kesehatan Silabus 9

Transcript of Promosi Kesehatan Silabus 9

PROMOSI KESEHATANRANCANGAN PEMBELAJARAN DENGAN SASARAN KOMUNITASOleh :Kelompok 9D-IV Keperawatan Tingkat 1 Semester IIDewa Gede Sastra Ananta Wijaya(P07120214005)I Wayan Yoga Adi Purnama (P07120214025)I Putu Dharma Partana(P07120214038)KEMENTERIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN DENPASARJURUSAN KEPERAWATANTAHUN PELAJARAN 2014/2015BABPENDAHULUANKONSEP-KONSEP KUNCIPETUNJUKTUJUAN PEMBELAJARANTujuan Pembelajaran UmumTujuan Pembelajaran KhususPENYAJIAN MATERITUGAS DAN LATIHANPENUTUPRANGKUMANTES AKHIR BABSoalKunci JawabanDAFTAR PUSTAKAPENDAHULUANPromosi Kesehatan menurut (WHO,1984) Pendidikan Kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan perilaku tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku tersebut. Ottawa Charter (1986) the process of enabling people to control over and improve their health. (Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya). Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan kegiatan terdepan yang harus terpadu dengan program-program kesehatan lainnya. Pentingnya pendekatan Promosi Kesehatan untuk setiap upaya kesehatan yang akan menjaga keberlangsungan proses pemberdayaan sehingga masyarkat dapatmenerima dan meneruskan kegiatan dengan sumberdaya yang dimiliki". Sekarangpromosikesehatan ditafsirkan dan digunakan dalam berbagai macam cara. Bisa saja didiskripsikan sebagai proses bagi individual maupun kelompok yang terdorong untuk menggunakan gaya hidup sehat, yang sasaran utamanya adalah perubahanperilaku.Kesehatan didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting, namun banyak orang masih belum menyadari bahwa begitu pentingnya kesehatan didalam kehidupannya. Masyarakat memiliki hak didalam memperoleh pelayanan kesehatan hal ini berdasarkan undang-undang dasar 1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayat I. Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang harus diambil dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Tindakan yang perlu bagi masyarakat adalah salah satunya dengan promosi kesehatan. Promosi kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat harus memiliki prinsip, metode, media juga strategi dan akan diintervensikan ketika dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarkat.Sehingga promosi kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat dimengerti masyarakat dan ditampilkan dalam bentuk perubahan perilaku masyarakat yang lebih baik dalam prilaku kesehatan.Perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan masyarakat, dituntut harus mampu memperkanalkan bagaimana cara hidup sehat dengan masyarakat dalam lingkup kelompok atau komunitas. Oleh karena itu, kami tertarik untuk membahas tentang Promosi kesehatan pada masyarakat ,agar nantinya dapat mengemban tugas secara professional dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.Konsep-konsep Kunci Pengkajian Rancangan Pembelajaran dengan Sasaran KomunitasDiagnosis KeperawatanPerencanaan Tindakan Keperawatan (SATPEL)PetunjukPelajari materi Bab I dengan tekun dan disiplin !Penyajian setiap bab meliputi: judul bab dan konsep-konsep kunci, petunjuk,kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman, dan soal-soal akhir bab yang disertai dengan kunci jawabn dan umpan balik untuk megetahui sejauh mana anda anda telah menguasai materi, dan di akhir bab diberikan sumber pendukung.Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan (embedded tests). Tes ini dapat menjadi tuntutan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian-demi bagian. Bila anda ragu terhadap jawaban tes ini, maka ulangi lagi membaca bagan yang belum anda pahami.Kerjakanlah soal-soal latihan dan soal-soal akhir bab dengan tekun dan disiplin!Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan anda!Ikuti urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap!Selamat belajar, semoga sukses!Tujuan PembelajaranTujuan Pembelajaran UmumMahasiswa mampu memahami materi tentang Rancangan Pembelajaran dengan Sasaran Komunitas.Tujuan Pembelajaran KhususMahasiswa mampu memahami :Menjelaskan Pengkajian Rancangan Pembelajaran dengan Sasaran KomunitasMenjelaskan Diagnosis KeperawatanMenjelaskan Perencanaan Tindakan Keperawatan (SATPEL)PENYAJIAN MATERIPengkajian Rancangan Pembelajaran dengan Sasaran KomunitasPengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).Tujuan Pengkajian Tujuan Pengkajian adalah diperolehnya informasi dari individu, keluarga, atau kelompok tentang kondisi kesehatan dan berbagai hal yang dapat memengaruhi proses pelaksanaan pendidikan kesehatan. Informasi tersebut diperlukan karena akan memengaruhi pemilihan materi, metode,, dan media pendidikan kesehatan. MetodePengamatan langsung dan wawancara serta mempelajari data yang telah ada (medical record atau kartu rawat jalan)Aspek yang dikaji Riwayat Keperawatan, Informasi yang diperlukan melalui pengkajian riwayat keperawatan merupakan hal-hal yang dapat memengaruhi kebutuhan belajar, meliputi :Usia, misalnya cara penyampaian informasi pada lansia secara lambat dan berulang;Pemahaman dan persepsi klien tentang masalah kesehatan, misalnya tuberculosis bukan merupakan penyakit keturunan;Keyakinan dan praktik tentang kesehatan, misalnya lebih memilih dukun daripada dokter.Faktor budaya. Misalnya kebiasaan makan makanan berlemak tinggi pada suku tertentu.Faktor ekonomi, Pemberian contoh dalam penyusunan menu makanan disesuaikan dengan keadaan ekonomi klien.Gaya belajar. Misalnya, beberapa klien hanya dapat menerima informasi dengan baik jika menggunakan alat bantu atau demonstrasiFaktor pendukung pada klien. Contohnya, adanya keterlibatan keluarga sebagai pengawas minum obat (PMO) pada keluarga dengan klien tuberculosis dalam kepatuhan pengobatan.Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat juga digunakan untuk mengkaji kebutuhan belajar klien antara lain:Status mental, contohnya klien yang sedang tegang atau bersedih akan sulit menerima informasi yang akan diberikan;Tingkat energy dan status gizi, contohnya pada keadaan kurang asupan makanan (malnutrisi), klien akan sulit menerima informasi;Kapasitas fisik klien untuk belajar dan untuk melakukan aktivitas sehari-hari;Kemampuan penglihatan, pendengaran, dan koordinasi otot.Hasil PengkajianKetidaksiapan untuk belajar. Beberapa klien sering tidak siap untuk belajar. Untuk itu, perawat perlu mengkaji penyebab ketidaksiapan belajar tersebut yang meliputi:Ketidaksiapan fisik, seperti adanya kelelahan, nyeri, dan keterbatasan pergerakan;Ketidaksiapan emosi, seperti adanya kecemasan, bersedih, dan marah;Ketidaksiapan kognitif, seperti adanya pengaruh dari obat-obat yang diminum.Motivasi, Motivasi yang ada pada diri klien sangat berpengaruh dalam kebutuhan klien untuk belajar dan mendapatkan informasi. Perawat dapat meningkatkan motivasi klien untuk belajar dengan cara:Melakukan pendekatan persuasive kepada klien;Memberikan pemahaman sesuai dengan tingkat pengetahuan klien.Tingkat kemampuan membaca. Tingkat kemampuan mambaca sangat berpengaruh terhadap kemampuan untuk menerima informasi selama ini. Untuk itu, perawat perlu mengkaji tingkat kemampuan membaca klien untuk menetapkan strategi pembelajaran yang tepat.Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas:Sanders Interactional FrameworkModel ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini juga dikenal sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)Kliens interactional frameworkMasyarakat sebagai system socialPola komunikasiPengambilan keputusanHubungan dengan system lainBatas wilayahPenduduk dan lingkungannyaKarakter penduduk (demografi)Faktor lingkungan, biologi dan socialLingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)Community assessment wheel (community as client model)Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core) Community core (data inti)Aspek yang dikaji:Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitasDemografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agamaPhisical environment pada komunitasSebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan dilakukan dengan metode winshield survey atau survey dgn mengelilingi wilayah komunitasPelayanan kesehatan dan socialPelayanan kesehatan :HospitalPraktik swastaPuskesmasRumah perawatanPelayanan kesehatan khususPerawatan di rumahCounseling support servicesPelayanan khusus (social worker)Dari tempat pelayanan tersebut aspek yg didata:Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana transportasi)statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulanKecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayananEkonomiAspek/komponen yang perlu dikaji:Karakteristik pendapatan keluarga/RT@ rata-2 pendapatan keluarga/rumah tangga% pendapatan kelas bawah% keluarga mendapat bantuan social% keluarga dengan kepala keluarga wanita@rata-2 pendapatan peroranganKarakteristik pekerjaan@ status ketergantunganJumlah populasi secara umum (umur > 18 th)% yg menganggur% yg bekerja% yg menganggur terselubungJumlah kelompok khusus@ kategori yang bekerja, jml dan %Keamanan transportasiKeamanan-Protection service-Kwalitas udara, air bersihTransportasi (milik pribadi/umum)Politik & Government-Jenjang pemerintahan-Kebijakan Dep.KesKomunikasi-Formal-In formalPendidikanStatus pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitasRecreationMenyangkut tempat rekreasi Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi) Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian komunitasPengumpulan dataPengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :Wawancara atau anamnesaWawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).PengamatanPengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).Pemeriksaan fisikDalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).Pengolahan dataSetelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut :Klasifikasi data atau kategori dataPenghitungan prosentase cakupanTabulasi dataInterpretasi dataAnalisis dataAnalisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatanBerdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005)Prioritas masalahDalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005):Perhatian masyarakatPrevalensi kejadianBerat ringannya masalahKemungkinan masalah untuk diatasi Tersedianya sumberdaya masyarakatAspek politisSeleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:Sesuai dengan peran perawat komunitasJumlah yang beresikoBesarnya resikoKemungkinan untuk pendidikan kesehatanMinat masyarakatKemungkinan untuk diatasiSesuai dengan program pemerintah Sumber daya tempatSumber daya waktuSumber daya danaSumber daya peralatanSumber daya manusiaDiagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009).Tujuan: dirumuskannya masalah yang dihadapi klien dengan pendidikan kesehatan yang diberikanMetode: analisis data (informasi) berdasarkan hasil pengkajian.Rumusan diagnosis keperawatan: berkaitan dengan kebutuhan belajar secara umum, dapat dikelompokkan dalam kategori diagnosis yang didasarkan pada respons klien dan etiologi.Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya terjadiEtiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang meliputi :Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakatLingkungan fisik, biologis, psikologis, dan socialInteraksi perilaku dan lingkungan3)Symptom atau gejala :Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnoseSerangkaian petunjuk timbulnya masalahPerumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :1)Dengan rumus PESRumus : DK = P + E + S DK : Diagnosis keperawatan P : Problem atau masalah E : Etiologi S : Symptom atau gejala2)Dengan rumus PERumus : DK = P + E DK : Diagnosis keperawatan P : Problem atau masalah E : EtiologiJadi, menegakkan diagnosis keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :1)Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah2)Sumber daya yang tersedia dari masyarakat3)Partisipasi dan peran serta masyarakatSedangkan diagnosis keperawatan komunitas menurut Mueke, 1984 terdiri dari :1)Masalah sehat sakit2)Karakteristik populasi3)Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle)Logan & Dawkins, 1986. Dalam bukunya : Family centered Nursing in the COMMUNITYDiagnosis resiko:.(masalah)Diantara:.(community)Sehubungan dengan:.(karakteristik community dan lingkungan)Yang dimanifestasikan oleh/didemonstrasikan oleh..:(indikator kesehatan/ analisa data)3. PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1) Pengertian Perencanaan KeperawatanPerencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).Rencana tindakan keperawatan komunitas dirumuskan bersama-sama dengan warga setempat pada waktu pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) di tingkat RT dan tingkat Desa. Pada proses ini diperoleh kesepakatan dengan warga yang meliputi waktu, tempat dan penanggung jawab setiap kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan yang direncanakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang muncul antara lain : upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pelaksanaan pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang masalah yang muncul di masyarakat, selain itu juga dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan kebersihan lingkungan yang akan dilaksanakan di setiap RT.Dalam proses perencanaan tindakan keperawatan komunitas ini mahasiswa masih mendapatkan beberapa faktor pendukung dan penghambat antara lain:1. Faktor pendukung.Faktor pendukung yang dalam hal ini yaitu sebagian besar warga sudah mempunyai kegiatan yang terjadwal sehingga dapat digunakan untuk tempat memberikan penyuluhan kesehatan, antusias warga yang baik untuk melakukan kegiatan kebersihan lingkungan dapat mempermudah proses perencanaan kegiatan, selain itu jadwal kegiatan Posyandu yang ada dapat mempermudah dalam menentukan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.2. Faktor penghambat.Kurangnya pemahaman warga tentang pendanaan kegiatan yang akan dilaksanakan membuat warga kurang termotivasi untuk menyampaikan pendapat tentang rencana yang akan dilakukan. Masih banyak warga yang kurang bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik sehingga mahasiswa sulit memahami arah pembicaraan warga, dan begitu pula sebaliknya, hal ini disebabkan.2) Strategi intervensi dan Pengorganisasian MasyarakatStrategi intervensi keperawatan komunitas adalah:Kemitraan (partnership)Kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Perawat spesialis komunitas perlu membangun dukungan, kolaborasi, dan koalisi sebagai suatu mekanisme peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi implementasi PKP. Anderson dan McFarlane (2000) dalam hal ini mengembangkan model keperawatan komunitas yang memandang masyarakat sebagai mitra (community as partner model). Fokus dalam model tersebut menggambarkan dua prinsip pendekatan utama keperawatan komunitas, yaitu (1) lingkaran pengkajian masyarakat pada puncak model yang menekankan anggota masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan kesehatan, dan (2) proses keperawatan.Asumsi dasar mekanisme kolaborasi perawat spesialis komunitas dengan masyarakat tersebut adalah hubungan kemitraan yang dibangun memiliki dua manfaat sekaligus yaitu meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dan keberhasilan program kesehatan masyarakat (Kreuter, Lezin, & Young, 2000). Mengikutsertakan masyarakat dan partisipasi aktif mereka dalam pembangunan kesehatan dapat meningkatkan dukungan dan penerimaan terhadap kolaborasi profesi kesehatan dengan masyarakat (Schlaff, 1991; Sienkiewicz, 2004). Dukungan dan penerimaan tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatnya sumber daya masyarakat yang dapat dimanfaatkan, meningkatnya kredibilitas program kesehatan, serta keberlanjutan kemitraan perawat spesialis komunitas dengan masyarakat (Bracht, 1990).Kemitraan dalam PKP dapat dilakukan perawat komunitas melalui upaya membangun dan membina jejaring kemitraan dengan pihak-pihak yang terkait (Robinson, 2005) dalam upaya penanganan pada baik di level keluarga, kelompok, maupun komunitas.Pihak-pihak tersebut adalah profesi kesehatan lainnya, stakes holder (Puskesmas, Dinas Kesehatan Kota, Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Pemerintah Kota), donatur/sponsor, sektor terkait, organisasi masyarakat (TP-PKK, Lembaga Indonesia/LLI, Perkumpulan , atau Klub Jantung Sehat Yayasan Jantung Indonesia), dan tokoh masyarakat setempat.pemberdayaan (empowerment)Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Hitchcock, Scubert, & Thomas, 1999). Pemberdayaan, kemitraan dan partisipasi memiliki inter-relasi yang kuat dan mendasar. Perawat spesialis komunitas ketika menjalin suatu kemitraan dengan masyarakat maka dirinya juga harus memberikan dorongan kepada masyarakat.Kemitraan yang dijalin memiliki prinsip bekerja bersama dengan masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat, oleh karena itu perawat spesialis komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat (Yoo et. al, 2004). Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Nies & McEwan, 2001).Kemandirian agregat dalam PKP berkembang melalui proses pemberdayaan. Tahapan pemberdayaan yang dapat dilalui oleh agregat (Sulistiyani, 2004), yaitu:Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan kemampuan dalam mengelola secara mandiri. Dalam tahap ini, perawat komunitas berusaha mengkondisikan lingkungan yang kondusif bagi efektifitas proses pemberdayaan agregat .Tahap transformasi kemampuan berupa pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan secara mandiri agar dapat mengambil peran aktif dalam lingkungannya. Pada tahap ini agregat memerlukan pendampingan perawat komunitas.Tahap peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sehingga terbentuk inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian mengelola. Pada tahap ini dapat melakukan apa yang diajarkan secara mandiri.Pendidikan kesehatanStrategi utama upaya prevensi terhadap kejadian adalah dilakukannya kegiatan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mengurangi disabilitas serta mengaktualisasikan potensi kesehatan yang dimiliki oleh individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat (Swanson & Nies, 192011).Pendidikan kesehatan dapat dikatakan efektif apabila dapat menghasilkan perubahan pengetahuan, menyempurnakan sikap, meningkatkan ketrampilan, dan bahkan mempengaruhi perubahan di dalam perilaku atau gaya hidup individu, keluarga, dan kelompok (Pender, Murdaugh, & Parsons, 2002). Pendidikan kesehatan diharapkan dapat mengubah perilaku untuk patuh terhadap saran pengelolaan secara mandiri.Pendidikan kesehatan dapat dilakukan secara individu, kelompok, maupun komunitas. Upaya pendidikan kesehatan di tingkat komunitas penting dilakukan dengan beberapa alasan, yaitu: individu akan mudah mengadopsi perilaku sehat apabila mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya terutama dukungan keluarga, intervensi di tingkat komunitas dapat mengubah struktur sosial yang kondusif terhadap program promosi kesehatan, unsur-unsur di dalam komunitas dapat membentuk sinergi dalam upaya promosi kesehatan (Meillier, Lund, & Kok, 1996).Intervensi keperawatan melalui pendidikan kesehatan untuk menurunkan risik dan komplikasinya dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) pencegahan primer, (2) pencegahan sekunder, dan (3) pencegahan tersier. Pendidikan kesehatan dalam tahap pencegahan primer bertujuan untuk menurunkan risiko yang dapat mengakibatkan . Pendidikan kesehatan dalam tahap pencegahan sekunder bertujuan untuk memotivasi kelompok berisiko melakukan uji skrining dan penatalaksanaan gejala yang muncul, sedangkan pada tahap pencegahan tersier, perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan yang bersifat readaptasi, pendidikan kesehatan untuk mencegah komplikasi terulang dan memelihara stabilitas kesehatan .Proses kelompokProses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat melalui pembentukan sebuah kelompok atau kelompok swabantu (self-help group). Intervensi keperawatan di dalam tatanan komunitas menjadi lebih efektif dan mempunyai kekuatan untuk melaksanakan perubahan pada individu, keluarga dan komunitas apabila perawat komunitas bekerja bersama dengan masyarakat. Berbagai kelompok di masyarakat dapat dikembangkan sesuai dengan inisiatif dan kebutuhan masyarakat setempat, misalnya Posbindu, Bina Keluarga , atau Karang . Kegiatan pada kelompok ini disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai oleh agar dapat mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif selama mungkin (Depkes RI, 1992).Menurut penelitian, yang mengikuti secara aktif sebuah kelompok sosial dan menerima dukungan dari kelompok tersebut akan memperlihatkan kondisi kesehatan fisik dan mental yang lebih baik daripada yang lebih sedikit mendapatkan dukungan kelompok (Krause, 192011). Bentuk dukungan kelompok ini juga terkait dengan rendahnya risiko morbiditas dan mortalitas (Berkman, Leo-Summers, & Horwitz, 1992). Meskipun penjelasan risiko morbiditas dan mortalitas tersebut tidak lengkap dikemukakan, beberapa laporan menekankan bahwa dukungan yang diterimadapat meningkatkan pemanfaatan dan kepatuhan individu terhadap pelayanan yang diinginkan dengan mengikuti informasi yang diberikan, ikut serta dalam kelompok dan meningkatkan perilaku mencari bantuan kesehatan (Cohen, 1988).Berdasarkan strategi intervensi yang telah ditentukan oleh perawat komunitas seperti tersebut di atas, selanjutnya dilakukan pengorganisasian masyarakat. Pengorganisasian masyarakat sebagai suatu proses merupakan sebuah perangkat perubahan komunitas yang memberdayakan individu dan kelompok berisiko (agregat) dalam menyelesaikan masalah komunitas dan mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Menurut Helvie (1998), terdapat tiga model pengorganisasian masyarakat yaitu:Model pengembangan masyarakat (locality development)Model pengembangan masyarakat didasarkan pada upaya untuk memaksimalkan perubahan yang terjadi di komunitas, di mana masyarakat dilibatkan dan berpartisipasi aktif dalam menentukan tujuan dan pelaksanaan tindakan. Tujuan dari model pengembangan masyarakat adalah (1) agar individu dan kelompok-kelompok di masyarakat dapat berperan-serta aktif dalam setiap tahapan proses keperawatan, dan (2) perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan kemandirian masyarakat yang dibutuhkan dalam upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatannya di masa mendatang (Nies & McEwan, 2001; Green & Kreuter, 1991). Sejalan dengan Mapanga dan Mapanga (2004) tujuan dari proses keperawatan komunitas pada adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian fungsional agregat melalui pengembangan kognisi dan kemampuan merawat dirinya sendiri.Pengembangan kognisi dan kemampuan agregat difokuskan pada dayaguna aktifitas kehidupan, pencapaian tujuan, perawatan mandiri, dan adaptasi terhadap permasalahan kesehatan sehingga akan berdampak pada peningkatan partisipasi aktif .Model perencanaan sosial (social planning)Model perencanaan sosial dalam pengelolaan agregat lebih menekankan pada teknik menyelesaikan masalah kesehatan agregat dari pengelola program di birokrasi, misalnya Dinas Kesehatan atau Puskesmas. Kegiatan bersifat kegiatan top-down planning. Tugas perencana program kesehatan adalah menetapkan tujuan kegiatan, menyusun rencana kegiatan, dan mensosialisasikan rencana tindakan kepada masyarakat. Perencana program harus memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks termasuk kemampuan untuk mengorganisasikan lintas sektor terkait.model aksi sosial (social action)Model aksi sosial menekankan pada pengorganisasian masyarakat untuk memperjuangkan isu-isu tertentu terkait dengan permasalahan yang sedang dihadapi agregat , misalnya kampanye gaya hidup sehat untuk mencegah penyakit diabetes. Tingkat dan bentuk intervensi keperawatan komunitas. (Hitchcock, Schubert, & Thomas 1999; Helvie, 1998).3) Bentuk intervensi keperawatan yang dapat dilakukan oleh perawat komunitas terdiri dari:1. Observasi.Observasi diperlukan dalam pelaksanaan keperawatan . Observasi dilakukan sejak pengkajian awal dilakukan dan merupakan proses yang terus menerus selama melakukan kunjungan (Hitchcock, Schubert & Thomas, 1999). Lingkungan yang perlu diobservasi yaitu keadaan, kondisi rumah, interaksi antar keluarga, tetangga dan komunitas. Observasi diperlukan untuk menyusun dan mengidentifikasi permasalahan yang terjadi.2. Terapi modalitas.Terapi modalitas adalah suatu sarana penyembuhan yang diterapkan pada dengan tanpa disadari dapat menimbulkan respons tubuh berupa energi sehingga mendapatkan efek penyembuhan (Starkey, 2004). Terapi modalitas yang diterapkan pada, yaitu: manajemen nyeri, perawatan gangren, perawatan luka baru, perawatan luka kronis, latihan peregangan, range of motion, dan terapi hiperbarik.3. Terapi komplementer (complementary and alternative medicine/ CAM).Terapi komplementer adalah penyembuhan alternatif untuk melengkapi atau memperkuat pengobatan konvensional maupun biomedis (Cushman & Hoffman, 2004; Xu, 2004) agar bisa mempercepat proses penyembuhan. Pengobatan konvensional (kedokteran) lebih mengutamakan penanganan gejala penyakit, sedangkan pengobatan alami (komplementer) menangani penyebab penyakit serta memacu tubuh sendiri untuk menyembuhkan penyakit yang diderita (Sustrani, Alam & Hadibroto, 2005).Ranah terapi komplementer dan bentuk-bentuk terapi komplementer (Cushman & Hoffman, 2004):1. Pengobatan alternative : Terapi herbal, akupunktur, pengobatan herbal Cina2. Intervensi tubuh dan pikiran : Meditasi, hipnosis, terapi perilaku, relaksasi Benson, relaksasi progresif, guided imagery, pengobatan mental dan spiritual3. Terapi bersumber bahan organik : Terapi diet , terapi jus, pengobatan orthomolekuler (terapi megavitamin), bee pollen, terapi lintah, terapi larva4. Terapi pijat, terapi gerakan somatis, dan fungsi kerja tubuh : Pijat refleksi, akupresur, perawatan kaki, latihan kaki, senam5. Terapi energi : Qigong, reiki, terapi sentuh, latihan seni pernafasan tenaga dalam, Tai Chi6. Bioelektromagnetik : Terapi magnetBentuk intervensi terapi modalitas dan komplementer memerlukan kajian dan pengembangan yang disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat, terutama pada agregat .4) Contoh perencanaan keperawatan1. Perumusan TujuanDalam perumusan tujuan harus memenuhi criteria sebagai berikut:a. berfokus pada masyarakatb. jelas dan singkatc. dapat diukur dan diobservasid. realistice. ada target waktuf. melibatkan peran serta masyarakatDalam pencapaian tujuan dengan menggunakan formulasi criteria yang mencakup:T= S + P + K.1 + K.2Keterangan:S : subjekP : predikatK.1 : kondisiK.2 : kriteriaSelain itu dalam perumusan tujuan: Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapakan Perilaku yang diharapkan berubah S : spesifik M : measurable atau dapat diukur A : attainable atau dapat dicapai R : relevant / realistic atau sesuai T : time-bound atau waktu tertentu S : sustainable atau berkelanjutanContoh:Goal dan TujuanNama komuniti :Masalah :Goal :No Tanggal diterapkan Tujuan Tanggal dicapaiContoh kasus:Mahasiswa poltekkes Denpasar melaksanakan praktek keperawatan komunitas di desa sraya kabupaten Karangasem membuat jamban umum melalui swadaya masyarakat secara gotong royong dalam waktu 1,5 bulanJadi kaitan dengan rumus di atas dapat diketahui bahwa:Subjek : mahasiswa akper gersikPredikat : membuat jamban umumKondisi : swdaya dan gotong royongCriteria : waktu 1,5 bulan2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakanLangkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat:Identifikasi alternatif tindakan keperawatanTetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakanMelibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya miniPertimbangkan sumberdaya masyarakat dan fasilitas yang tersediaTindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat.Mengarah kepada tujuan yang akan dicapaiTindakan harus bersifat realisticDisusun secara berurutan3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuanPenentuan kriteria dalam perancanaan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:a. Menggunakan kata yang tepatb. Dapat dimodifikasikanc. Bersifat spesifikSiapa yang melakukan?Apa yang dilakukan?Di mana dilakukan?Kapan dilakukan?Bagaimana melakukan?Frekuensi melakukan?Contoh kasus:Mahasiswa Poltekkes Denpasar melakukan praktek keperawatan komunitas di Desa Seraya Kabupaten Karangasem membuat jamban umum melalui swadaya masyarakat secara gotong royong dalam waktu 1,5 bulan.Dari contoh di atas, maka rencana tindakan yang dibuat adalah:Mahasiswa memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat dengan topic Pentingnya Jamban Bagi Kesehatan Masyarakat sebanyak 4 kali sesuai dengan schedule kegiatan (setiap hari senin di balai desa).Mahasiswa melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat baik formal maupu informal untuk mengalang dukungan.Mahasiswa melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam menggalang dana untuk pembuatan jamban umum melalui Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM) yang ada atau iuran desa.Mahasiswa menetapkan waktu peresmian pembuatan jamban umum oleh kepala desa dan tokoh-tokoh masyarakat yang lain.Melalui tokoh-tokoh masyarakat formal maupun informal menghimbau dan mengajak masyarakat secara gotong-royong membangun jamban umumKerjasama dengan instansi terkait untuk mendapatkan bantuan teknis pembuatan jamban umum yang emnuhi syarat kesehatan (tenaga sanitarian)TUGAS DAN LATIHANMubarak membagi tahap pengkajian yaitu, kecuali ?Pengumpulan dataPengolahan dataAnalisis data Penulisan MasalahPenentuan masalahPemeriksaan fisik yang digunakan untuk mengkaji kebutuhan belajar klien antara lain, kecuali ?PemahamanStatus Mental dan Status GiziPenglihatanPendengaranKoordinasi OtotTeori yang membahas tentang pengkajian komunitas mengenai Komunitas sebagai system sosial (dimensi system),Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat) dan Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi) adalah teori?Community assessment wheel (community as client model)Kliens interactional frameworkSanders Interactional FrameworkCommunity core (data inti)Phisical environment pada komunitasAspek yang dikaji pada Community core (data inti) adalah, kecuali ?HistorisHukumDemografiVital StatistikNilai AgamaPerumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu ...PES dan PAKPAK DAN PEPES dan PEPAB dan PESPES dan PEBMenurut Mubarak (2009) diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik jika berupa?Aktual, dan yang mungkin terjadiNyata dan tidak mungkin terjadiMungkin terjadi dan opiniOpini dan aktualSemua jawaban salahSeleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988) mempunyai kriteria penapisan yang berjumlah..1112131415Model pengembangan masyarakat didasarkan pada upaya untuk...memaksimalkan perubahan yang terjadi di komunitasmemaksimalkan seluruh keluarga yang ada di suatu desamemaksimalkan bantuan bantuan yang disalurkan ke desa itumembuat pengembangan terhadap sumberdaya kesehatansemua benarTerapi komplementer adalah penyembuhan alternatif untuk...melengkapi atau memperkuat pengobatan konvensional maupun biomedismemperbaiki sistem pengorganisasian di desa yang terbelakangmemantau perkembangan suatu desamemperbaiki struktural desameningkatkan keselamatan bayiDalam perumusan tujuan harus memenuhi criteria sebagai berikutkecuali..berfokus pada masyarakatjelas dan singkatdapat diukur dan diobservasirealisticmudah di terapkanDAFTAR PUSTAKAEfendi,Ferry.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba MedikaErna,Fauziana. Makalah Pendekatan Dalam Promosi Kesehatan. (Online). Available:http://www.academia.edu/7857490/MAKALAH_PENDEKATAN_DALAM_PROMOSI_KESEHATAN (diakses pada tanggal 28 April 2015 pukul 21.00 WITA)Endah Nurhidayah, Rika. 2009. Pendidikan Keperawatan. (online). Available : http://usupress.usu.ac.id/files/Pendidikan%20Keperawatan_Final_Normal_Web.pdf (diakses pada tanggal 28 April 2015 pukul 20.25 WITA)Soerya, 2012. Rencana keperawatan komunitas. (Online). Available : http://soeryaciputra.blogspot.com/2012/09/rencana-keperawatan-komunitas.htmlSinta, 2011. Perawat komunitas. (online). Available :http://andaners.wordpress.com/2010/11/16/perawat-komunitas-sebagai-perawat-edukator-diabetes/. Diakses 20 Januari 2011