Project: What’s Next?

24
SERI STUDI KASUS #67 APRIL 2020 Project: What’s Next? [X]

Transcript of Project: What’s Next?

SERI STUDI KASUS #67

APRIL 2020

Project: What’s Next?

[X]

Penulis:Perdana KarimFelice Valeria

Editor:Treviliana Eka Putri

Design dan Tata Letak:Naufal A. Radityasakti

1 GoogleX Project: What’s Next?

PengantarManusia saat ini sangat bergantung kepada teknologi. Teknologi telah menjadi bagian yang penting dan integral bagi kehidupan kita. Dari komputer yang dapat kita masukkan ke dalam kantong celana kita (smartphone) hingga Artificial Intelligence yang bisa kita ajak bicara, teknologi tidak lagi dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Meskipun hal tersebut tampak seperti fenomena yang baru, manusia sejak pun selalu bergantung pada teknologi zaman mereka. Kita selalu bergantung pada teknologi yang telah menciptakan kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan lebih baik. Dulu, teknologi yang dapat kita andalkan jauh lebih sederhana dibandingkan dengan teknologi saat ini. Tidak peduli sekecil apapun kemajuan teknologinya, sebagian besar kemajuan teknologi tersebut memiliki dampak terhadap kehidupan manusia. Dari api yang menuntun nenek moyang kita melewati kegelapan dan memberi mereka kehangatan, hingga penemuan listrik yang menerangi kita dari kegelapan dan memberi kita kehangatan yang bisa kita kendalikan, manusia selalu bergantung pada teknologi yang membantu kita menjalani keseharian kita. Di zaman Revolusi Industri 4.0 ini, dimana teknologi semakin terintegrasi dalam kehidupan kita, pertanyaan jutaan dolar, atau dalam hal ini miliaran dolar, adalah; Apa berikutnya?

Google, yang dulunya adalah sebuah mesin pencari sederhana yang menghubungkan para pengguna awal internet ke situs web dan informasi yang mereka butuhkan, telah kini menjadi sebuah perusahaan besar yang tidak lagi hanya terbatas kepada mesin pencari. Tentu saja ia masih memiliki fitur mesin pencari tersebut dan menjadi salah satu fitur yang paling banyak digunakan hingga saat ini, tetapi Google telah memperluas dirinya menjadi lebih dari itu. Saat ini, Google telah menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar yang telah berkembang dengan sangat pesat hingga ke tingkat yang tidak dapat dibayangkan oleh siapa pun. Dari perangkat lunak yang kami gunakan di smartphone kami, hingga ke sistem penyimpanan berbasis awan, Google telah menjadi bagian integral dari kehidupan digital kami yang tidak dapat dipisahkan dari kami. Tanpa kami sadari, hampir semua orang menggunakan produk dari Google. Mengetahui skala jangkauan yang dimiliki Google, Google sendiri telah mengambil inisiatif untuk menciptakan produk-produk yang dapat membantu melancarkan kehidupan manusia sehari-hari. Salah satu produk tersebut, yang akan dibahas dalam studi kasus ini adalah, Google X Project.

2GoogleX Project: What’s Next?

bukan hanya tentang menciptakan sesuatu, akan tetapi juga tentang mengetahui apakah sesuatu itu berhasil atau gagal.2

Di dalam case study ini kami akan memfokuskan kepada “GoogleX Project” dan bagaimana proyek tersebut dapat membantu kehidupan kita, terutama berbicara tentang potensi yang akan didapatkan dari proyek ini apabila dibandingkan dengan m e t o d e konvensional yang telah kita gunakan selama ini. Di dalam GoogleX Project

terdapat tiga tahap yang dilalui oleh setiap produk dari proyek tersebut, yakni: In development,

Graduated, dan Discontinued. Produk dari proyek tersebut yang akan dibahas adalah proyek yang berada di dalam tahap Graduated. Kami akan membahas empat produk dari

GoogleX Project, yang menurut kami memiliki dampak yang lebih terhadap

kehidupan kita.

GoogleX Project, yang dipimpin oleh Astro Teller, yang kerap dipanggil sebagai “Captain of the Moonshots”, adalah sebuah fasilitas penelitian dan pengembangan yang didirikan oleh Google pada tahun 2010. Tujuan dari GoogleX, sebagaimana yang telah dipaparkan dalam situsnya adalah

“We create radical new technologies to solve some of the world’s hardest problems”

3 GoogleX Project: What’s Next?

Internet tidak diragukan lagi telah menjadi bagian penting dari hampir semua aspek dalam kehidupan manusia. Dunia saat ini dapat saling terhubung melalui internet, yang membuatnya menjadi sangat menguntungkan dalam banyak hal. Di Indonesia sendiri, menurut APJII, penetrasi internet itu sendiri telah meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2018, jumlah pengguna internet di negara ini telah meningkat sebesar 10,2% atau 27.916.716 juta dari tahun sebelumnya, yang membuat total jumlah pengguna internet di Indonesia menjadi 171.176.716 juta.3 Sementara itu, di tingkat global, jumlah pengguna internet

telah mencapai 3,14 miliar pada tahun 2019. Meskipun demikian, terlepas dari tingginya proporsi penetrasi internet, masih ada berjuta-juta orang yang belum mendapatkan akses yang layak ke internet (kesenjangan digital) – secara lokal dan global – terutama di daerah-daerah pedesaan, yang tidak diragukan lagi akan menghalangi para penduduk untuk memperoleh berbagai informasi akan peluang-peluang yang tersedia di internet. Untuk selanjutnya, penting untuk memastikan kelayakan akses ke internet, yang dapat dilakukan dengan meningkatkan konektivitas internet, terutama di daerah-daerah pedesaan.

LoonMemperluas konektivitas internet dengan balonstratosfer.

4GoogleX Project: What’s Next?

Loon, sebuah proyek yang diprakarsai oleh Google pada 2013 untuk meningkatkan konektivitas internet di daerah-daerah terpencil dan pedesaan di seluruh dunia melalui jaringan balon, mencoba memperluas jaringan internet dari daratan ke langit. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan digital dan meningkatkan kesiapsiagaan bencana dari internet. Melalui balon, perluasan konektivitas internet untuk mencakup area yang lebih luas dapat dilakukan karena mereka dapat mengangkat antena secara mandiri (yang membatasi area jangkauan menara sel) ke stratosfer yang berjarak lebih dari 100 km (bahkan dalam kondisi yang rumit), di mana sinyal kemudian dikirim kembali ke perangkat LTE masing-masing pengguna.5 Kombinasi ilmu material, pembelajaran mesin, pemodelan atmosfer, dan pengembangan sistem komunikasi6 telah membuat proyek tersebut menjadi layak untuk diperhitungkan dan dieksekusi karena kemajuan yang ditawarkannya dengan mempertimbangkan infrastruktur internet. Saat ini, proyek tersebut dioperasikan secara independen di bawah perusahaan induk Google, Alphabet.

Keberhasilan pelaksanaan Project Loon dapat dilihat dengan jelas selama terjadinya beberapa bencana. Pertama, Badai Maria yang terjadi di Puerto Rico pada 2017, di mana infrastruktur konektivitas pulau itu rusak parah, yang selanjutnya dimitigasi oleh Project Loon. Dalam menanggapi bencana tersebut, layanan internet darurat didistribusikan oleh Project Loon bersama pemerintah Puerto Rico dan mitra

internasional lainnya melalui internet bertenaga balon. Proyek ini juga bekerja sama dengan AT&T dan T-Mobile, sebagai penyedia layanan

internet, untuk membantu orang-orang dengan layanan internet basic dan komunikasi untuk menyediakan aksesibilitas informasi

kepada orang-orang tersebut.7 Di sisi lain, Project Loon juga telah membantu orang-orang di daerah banjir Piura,

Chimbote, dan Lima di Peru selama banjir ekstrem pada tahun 2017 untuk dapat

terhubung satu sama lain melalui internet.8 Karena infrastruktur

komunikasi di lapangan rusak parah, orang-orang tidak

dapat memperoleh informasi penting yang terbaru mengenai

situasi yang ada, yang tentunya sangat berbahaya.

5 GoogleX Project: What’s Next?

Untuk selanjutnya, internet bertenaga balon menjadi sangat penting untuk menjaga konektivitas internet di antara mereka karena informasi yang diperlukan dapat disampaikan kepada mereka.

Selain bencana alam, pentingnya Project Loon juga dapat dapat membantu dalam menanggapi ketidakefektifan infrastruktur internet berbasis darat atau bawah tanah yang akan digunakan di daerah terpencil, seperti kabel serat optik. Kabel serat optik tergolong mahal untuk diimplementasikan di daerah pedesaan – biasanya, daerah pedesaan terletak di pegunungan atau pantai, yang akan membuat sulit untuk menyesuaikan infrastruktur karena ada lebih banyak biaya yang harus ditanggung untuk dapat memfasilitasi populasi yang sangat tersebar di seluruh daerah-daerah tersebut.9 Akibatnya, investasi infrastruktur-infrastruktur di daerah pedesaan lebih sedikit dibandingkan bisnis di perkotaan – seperti dalam kasus Indonesia. Untuk selanjutnya, implementasi Project Loon dapat menjadi alternatif untuk infrastruktur internet berbasis bawah tanah atau darat untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu, Project Loon juga dapat mengurangi kesenjangan sosial di antara komunitas pedesaan dengan komunitas perkotaan, seperti memberikan mereka akses ke sumber daya pendidikan daring, informasi (yang terpenting selama wabah COVID-19), dan konektivitas di antara orang-orang. Project Loon juga ramah lingkungan karena menggunakan energi terbarukan dalam melaksanakan proyek; energi matahari digunakan untuk mengoperasikan balon secara fungsional, dan energi angin digunakan untuk bahan bakar kontrol motoriknya.10 Akibatnya, penggunaan sumber daya energi tak terbarukan secara otomatis berkurang, yang akan menghasilkan berbagai keuntungan bagi lingkungan.

Meskipun demikian, terlepas dari banyaknya manfaat yang ditawarkan oleh proyek tersebut, Project Loon juga menimbulkan beberapa kekhawatiran selama implementasi, seperti bagaimana kerahasiaan privasi data mungkin terancam karena Google akan memiliki lebih banyak akses ke data konsumennya untuk memeriksa perilaku mereka. Selain itu, kegagalan perangkat keras dalam mengoperasikan balon juga menjadi perhatian utama karena dioperasikan secara mandiri, yang karenanya sulit dijangkau dan diperbaiki sejak awal. Oleh karena itu, mungkin ada risiko bahwa balon akan tiba di area yang tidak diinginkan setelah melayang di udara, yang menjadi masalah keamanan utama. Mempertimbangkan masalah ini, pemeliharaan yang teratur harus dilakukan oleh tim proyek untuk mengantisipasi setiap operasi yang gagal di udara, yang mungkin menimbulkan beberapa dampak serius pada keselamatan manusia jika balon tidak ditangani dengan benar.

6GoogleX Project: What’s Next?

Meskipun demikian, terlepas dari banyaknya manfaat yang ditawarkan oleh proyek tersebut, Project Loon juga menimbulkan beberapa kekhawatiran selama implementasi, seperti bagaimana kerahasiaan privasi data mungkin terancam karena Google akan memiliki lebih banyak akses ke data konsumennya untuk memeriksa perilaku mereka. Selain itu, kegagalan perangkat keras dalam mengoperasikan balon juga menjadi perhatian utama karena dioperasikan secara mandiri, yang karenanya sulit dijangkau dan diperbaiki sejak awal. Oleh karena itu, mungkin ada risiko bahwa balon akan tiba di area yang tidak diinginkan setelah melayang di udara, yang menjadi masalah keamanan utama. Mempertimbangkan masalah ini, pemeliharaan yang teratur harus dilakukan oleh tim proyek untuk mengantisipasi setiap operasi yang gagal di udara, yang mungkin menimbulkan beberapa dampak serius pada keselamatan manusia jika balon tidak ditangani dengan benar.

Sama seperti proyek sebelumnya, proyek ini memiliki tujuan untuk membantu kehidupan manusia agar lebih baik dengan tetap menjaga kelangsungan alam serta membantu dengan masalah-masalah sosial, dalam hal ini akses terhadap listrik. Makani merupakan kata yang berasal dari bahasa Hawaii yang memiliki makna angin. Proyek ini adalah salah satu dari GoogleX Project

yang bertujuan untuk menciptakan solusi alternatif agar dapat memberikan orang akses ke listrik yang ramah lingkungan dan murah untuk diproduksi.11 Makani, sama halnya dengan kincir angin, dapat menghasilkan listrik melalui kekuatan angin. Akan tetapi, perbedaan antara Makani dan kincir angin adalah, penerapan Makani jauh lebih sederhana, memakan biaya yang lebih sedikit, serta

7 GoogleX Project: What’s Next?

MakaniMemanfaatkan energi angin denganlayang-layang untuk menciptakanlistrik yang terbarukan.

lebih ramah lingkungan daripada kincir angin. Jadi, apa yang membuat Makani lebih murah dan ramah lingkungan daripada kincir angin biasa? Secara singkat, listrik yang dihasilkan dari Makani dihasilkan melalui layang-layang, daripada menggunakan turbin angin konvensional. Tetapi seperti halnya kincir angin, proyek ini masih membutuhkan penggunaan turbin angin untuk menghasilkan listrik, tetapi tidak seperti kincir angin, Makani tidak memerlukan perencanaan logistik yang sama dengan yang dibutuhkan untuk kincir angin. Bayangkan diri Anda bermain dengan layang-layang pada hari yang berangin di taman, layang-layang tersebut pada akhirnya akan lepas landas dan meluncur sendiri dan semakin tinggi tergantung pada angin, dan akan mulai melingkar sendiri (sebuah fenomena yang dikenal sebagai "crosswind flight"). Sekarang bayangkan jika layang-layang tersebut memiliki turbin angin yang berputar ketika dilewati oleh angin dan terhubung ke stasiun darat yang pada akhirnya akan menghasilkan listrik, itulah Makani. Daripada berbicara tentang bagaimana teknis dan cara kerja proyek ini, mari kita bicara tentang bagaimana proyek ini bermanfaat sebagai sarana energi murah yang ramah lingkungan, dan potensi dampaknya terhadap kehidupan manusia. Tetapi sebelum itu dan tanpa mengabaikan teknisnya, yang juga kami temukan menarik, inilah visualisasi cepat tentang bagaimana proyek ini bekerja.12

8GoogleX Project: What’s Next?

ENERGY GENERATIONThe airflow acting on a moving kite is many times faster than the wind experienced by a stationary object. This powerful apparent wind spins the kite’s rotors, generating a large amount of electricity.

NAVIGATIONOnboard computers running custom flight controller so�ware guide the autonomous kite’s flight path.

SENSORSData from GPS and other sensors help the so�ware steer the kite.

G-FORCESThe kite’s airframe has to handle loads of 7-15 Gs.

Dari kedua gambar tersebut tampak sekali perbedaan antara kincir angin biasa dengan Makani sebagai alat untuk menciptakan sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. Perbedaan utama adalah jumlah ruang yang dibutuhkan untuk kincir angin konvensional dan Makani. Sebuah kincir angin biasa akan membutuhkan lahan yang besar sedangkan Makani tidak membutuhkan jumlah lahan yang sama. Ini adalah keuntungan yang dimiliki Makani dibandingkan kincir angin konvensional, Makani dapat diterapkan di tempat-tempat yang tidak memiliki cukup lahan yang diperlukan untuk kincir angin konvensional. Dapat diperkirakan bahwa satu kincir angin konvensional akan membutuhkan setidaknya jarak 150 meter dan ketinggian 9 meter dari benda lainnya.13 Yang berarti bahwa jika akan dibangun sebuah ladang kincir angin maka akan membutuhkan sejumlah lahan besar dimana lahan tersebut juga dianggap

9 GoogleX Project: What’s Next?

THE KITE RESTS ON A GROUND STATION READY FOR LAUNCH

THE KITE THEN TRANSITIONS INTO CROSSWIND FLIGHT AERODYNAMIC LIFT ALLOWS THE WING TO FLY AUTONOMOUSLY IN LOOPS OPTIMIZED FOR MAXIMUM POWER GENERATION BY OUR FLIGHT CONTROLLER

THE KITE CLIMBS TO A DESIRED ALTITUDE AND POSITIONS ITSELF DOWNWIND. THE ROTORS INITIALLY CONSUME A SMALL AMOUNT OF ENERGY TO PRODUCE THRUST.

WIND PROPELS THE KITE AROUND THE LOOP. THE ROTORS SPIN, DRIVING ONBOARD GENERATORS TO PRODUCE ELECTRICITY THAT IS TRANSFERRED BACK TO THE GROUND VIA THE TETHER.

1.2.

3. 4.

sebagai sumber daya yang berharga. Sedangkan Makani tidak akan membutuhkan jumlah lahan yang sama dengan kincir angin, karena yang dibutuhkan hanyalah stasiun darat dan semua keajaiban terjadi di udara, meskipun Makani membutuhkan ketinggian setidaknya 300 meter agar dapat dimulai crosswind flight-nya.14 Dari perbandingan tersebut terlihat jelas bahwa Makani memakan jumlah lahan yang lebih sedikit namun membutuhkan ketinggian yang lebih.

Tidak hanya itu saja, Makani tidak memakan biaya pembangunan sebanyak pembangunan kincir angin serta tidak membutuhkan pekerjaan logistik yang sama seperti kincir angin. Sebuah proyek kincir angin akan membutuhkan sejumlah dana yang besar, sementara Makani tidak akan (walaupun belum ada data aktual tentang berapa banyak biaya yang sebenarnya diperlukan untuk melaksanakan proyek ini, kami menganggap bahwa lebih murah daripada kincir angin jika kami mempertimbangkan faktor-faktor seperti pekerjaan logistik yang diperlukan untuk membangun kincir angin dan pengeluaran lain yang biasanya tidak diperhitungkan).15 Misalnya, di Indonesia proyek kincir angin mereka menelan biaya sekitar $160,7 juta, namun data tersebut hanyalah biaya yang diperlukan untuk bahannya saja, belum mempertimbangkan pekerjaan tenaga kerja intensif yang akan diperlukan dalam membangun satu kincir angin.16 Dalam hal logistik, dibutuhkan banyak waktu dan energi untuk membangun kincir angin karena bahan-bahan yang dibutuhkan tidak dapat dengan mudah diangkut, terutama jika kincir angin dibangun di daerah terpencil yang cenderung tidak memiliki jalan yang memfasilitasi pengangkutan bahan-bahan tersebut. Yang kemungkinan besar akan terjadi karena kincir angin membutuhkan banyak tanah untuk dibangun dan juga perlu dibuat di daerah yang tidak padat penduduknya, karena kincir angin menghasilkan suara yang cukup berkontribusi terhadap polusi suara.17

10GoogleX Project: What’s Next?

Sehingga, mengapa menurut kami Makani adalah solusi yang lebih baik dan layak untuk menciptakan energi terbarukan dari angin jika dibanding dengan kincir angin, adalah karena Makani jauh lebih fleksibel dibanding dengan kincir angin konvensional. Sifat dasar dari kincir angin adalah ketika mereka berhasil dibangun, mereka dibangun secara permanen dan akan selalu berada di tempat dimana mereka dibangun selama bertahun-tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa kincir angin dapat memberi manfaat bagi manusia dalam jangka waktu yang panjang. Sebagaimana kincir angin adalah sebuah investasi besar yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai titik impas dalam hal biaya dan energi yang akan dihasilkan.18 Hal yang sama dapat dikatakan juga untuk Makani, sebagaimana akan pula memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai titik impas bagi manusia, akan tetapi, salah satu keuntungan yang dimiliki oleh Makani adalah fleksibilitas untuk bisa

diimplementasikan di mana saja. Berbeda dengan kincir angin, Makani tidak memiliki hambatan dalam hal di mana Makani harus

dibangunkan. Sebagaimana yang sudah dijelaskan di dalam paragraf sebelumnya, kincir angin sangat terbatas dalam hal pembangunan, sebagaimana mereka memerlukan lahan

yang cukup besar dan jauh dari daerah yang berpenduduk padat. Bahkan di beberapa kasus, kincir angin tidak dapat

dibangun di daerah yang sebenarnya sangat menguntungkan bagi kincir angin hanya karena

hambatan yang dimiliki oleh kincir angin dalam pembangunannya. Daerah yang sangat menguntungkan bagi kincir angin adalah daerah seperti daerah pesisir, di puncak bukit, dataran terbuka, dan celah-celah di pegunungan - tempat di mana angin kuat dan dapat diandalkan.19 Namun, hampir tidak mungkin untuk membangun kincir angin di daerah pesisir pantai karena struktur geografisnya yang tidak kuat untuk menopang bobot yang besar dari kincir angin biasa. Sementara itu, Makani, karena kesederhanaannya dibandingkan dengan kincir angin, dapat dibangun di mana saja tanpa harus khawatir tentang biaya logistik dan keterbatasan geografis yang sama dengan kincir angin.

11 GoogleX Project: What’s Next?

Singkatnya, proyek Makani lebih unggul dibandingkan dengan kincir angin konvensional, dan jika diterapkan dengan baik, bisa menjadi langkah selanjutnya untuk energi yang lebih bersih, berkelanjutan, dan terbarukan. Makani tidak terbatas seperti kincir angin konvensional. Makani lebih murah, lebih kecil, dan dapat diimplementasikan hampir di mana saja.

Pemanasan global telah menjadi masalah utama dalam dekade terakhir. Dengan berlalunya waktu, alih-alih mengurangi dampak yang akan ditimbulkan oleh pemanasan global, kita hanya mempercepat proses dari pemanasan global. Manusia terus-menerus memproduksi dan mengkonsumsi produk dan energi tanpa pernah memikirkan dampaknya di kemudian hari. Salah satu kontributor utama pemanasan global adalah emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida.20 Di Amerika Serikat sendiri, pada 2017, sebanyak 29% emisi karbon dioksida berasal dari transportasi.21 Hal ini menunjukkan bahwa cara kita sebagai manusia melakukan perjalanan dan bahkan cara kita mengirim barang-barang kita, berperan besar terhadap kontribusi pemanasan global. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah Project Wing, sebuah layanan pengiriman drone yang bersifat otonom yang memiliki tujuan untuk meningkatkan akses kita terhadap produk-produk, mengurangi kemacetan lalu lintas, dan membantu mengurangi emisi karbon dioksida yang disebabkan oleh pengiriman barang.22

12GoogleX Project: What’s Next?

WingMengubah caramengirim barang

13 GoogleX Project: What’s Next?

Metode pengiriman konvensional yang telah kita gunakan selama ini dilakukan melalui daratan, lautan, atau udara. Meskipun sejauh ini tidak ada pengganti untuk pengiriman barang melalui laut, karena kenyataannya adalah pengiriman barang melalui laut biasanya untuk barang dalam jumlah yang banyak yang dimaksudkan untuk perdagangan transnasional, namun, hal yang sama tidak dapat dikatakan untuk pengiriman barang melalui daratan. Kami juga tidak dapat menyangkal fakta bahwa pengiriman barang melalui daratan merupakan pilihan yang masih layak, namun, pengiriman barang melalui dapat dikatakan layak jika digunakan untuk mengangkut barang besar dan dalam jumlah yang banyak serta dalam jarak yang jauh. Sedangkan untuk pengiriman barang yang dalam jumlah yang sedikit, berukuran kecil, serta tidak memiliki jarak tempuh yang jauh, Project Wing dapat digunakan sebagai metode alternatif pengiriman barang yang memiliki keunggulan sebagaimana dapat mengurangi emisi karbon dioksida serta waktu pengiriman yang cepat. Project Wing dapat menjadi solusi yang memungkinkan untuk menyelesaikan masalah logistik yang muncul untuk pengiriman barang dalam jarak pendek. Inilah da�ar manfaat yang dapat diberikan oleh Project Wing:

Metode konvensional yang digunakan untuk pengiriman barang antar kota cenderung untuk menggunakan kendaraan-kendaraan bermotor yang berkontribusi kepada emisi gas karbon yang mengakibatkan pemanasan global. Project Wing berpotensi untuk mengurangi jumlah emisi gas karbon yang disebabkan oleh metode pengiriman barang yang sangat bergantung kepada kendaraan bermotor. Sebagaimana Project Wing adalah sebuah layanan pengiriman drone otonom, drone tersebut tidak akan menghasilkan emisi karbon sama sekali, sebagaimana drone tersebut menggunakan sel baterai sebagai sumber energinya. Tentu saja, meskipun Project Wing sama sekali tidak menghasilkan emisi karbon namun, untuk memproduksi drone serta baterainya tentu saja hal tersebut berkontribusi pada emisi karbon. Namun, jejak karbon yang dihasilkan dari memproduksi drone tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan jejak karbon yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor seperti mobil. Rata-rata jejak karbon yang dihasilkan oleh kendaraan berbasis listrik dalam masa hidupnya jauh lebih rendah daripada kendaraan yang berbasis bensin.23 Hal tersebut sangat bermanfaat bagi lingkungan karena dengan implementasi proyek tersebut dapat mengurangi jejak karbon kita dalam jangka waktu yang panjang.

1. MENGURANGI EMISI KARBON

Sebagaimana Project Wing adalah sebuah layanan pengiriman berbasis drone, hal tersebut dapat membantu kita untuk menjangkau tempat-tempat yang tidak dimungkinkan oleh metode pengiriman barang konvensional. Untuk daerah rural yang tidak memiliki infrastruktur jalan yang baik, serta daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau karena kesulitan geografis, semua kesulitan tersebut dapat ditangani oleh Project Wing. Project Wing sangat bermanfaat khususnya bagi barang-barang yang sensitif terhadap waktu, seperti makanan. Sistem pengiriman drone telah menjadi pengganti yang andal untuk mengirimkan makanan kepada orang dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek. Mempertimbangkan bahwa sebagian besar sistem pengiriman makanan bergantung pada mobil dan motor, metode-metode ini cenderung untuk taat pada undang-undang yang mengatur lalu lintas, yang walaupun ada untuk melindungi kita dari bahaya kecelakaan, juga bisa dikatakan sebagai penyebab dari kecelakaan tersebut. Sebagaimana kebanyakan perusahaan makanan yang menawarkan jasa pengiriman makanan juga menawarkan promosi-promosi seperti, “Sampai dalam 30 menit atau gratis!”. Promosi-promosi tersebut telah terbukti berbahaya bagi sebagian besar pekerja pengiriman karena mereka dipaksa untuk terburu-buru melalui lalu lintas dan tidak mematuhi undang-undang lalu lintas, yang cenderung menyebabkan kecelakaan.24 Selain dapat mengantarkan makanan anda lebih cepat, Project Wing juga dapat menjamin keselamatan para pekerja dengan m e n g h i n d a r i kecelakaan agar tidak terjadi sama sekali.

14GoogleX Project: What’s Next?

2. METODE PENGIRIMAN YANG CEPAT,DAPAT DIANDALKAN, DAN AMAN

Intinya, meskipun kedua solusi tersebut terkesan sangat utopik, kita tidak dapat menyangkal bahwa kita, sebagai manusia, masih sangat bergantung kepada sistem-sistem pengiriman barang yang masih kita gunakan selama ini. Ketergantungan itulah yang akan suatu saat menjadi salah satu dari sekian banyak faktor penghancur bumi ini. Meskipun demikian, bukan berarti kita harus berputus asa dan menerima kenyataan apa adanya, ketika ada sebuah solusi yang diberikan kepada kita, kita harus memastikan bahwa kita mengambilnya dan menggunakannya dengan bijak. Project Wing-lah yang dapat menjadi solusi dari masalah tersebut. Meskipun dalam jangka waktu yang pendek Project Wing belum tentu dapat memberikan dampak yang signifikan, Project Wing akan membantu dalam jangka waktu yang panjang. Alih-alih sebagai metode pengiriman barang alternatif, suatu saat Project Wing dapat menjadi satu-satunya metode pengiriman barang. Meskipun sistem pengiriman berbasis drone dapat dikatakan masih terlalu dini, ini adalah satu-satunya cara terbaik kami dalam mengurangi jumlah emisi gas karbon.

Sementara sebagian besar kecelakaan mobil disebabkan oleh kesalahan manusia, teknologi dapat dimanfaatkan sebagai alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam rangka menegakkan keselamatan, Waymo, proyek mobil self-driving Google, diperkenalkan untuk mengubah mobilitas jutaan orang di seluruh dunia untuk mengurangi kematian yang disebabkan oleh kesalahan manusia di jalan, serta memberikan efisiensi waktu karena kemacetan lalu lintas berkurang. Pada dasarnya, kendaraan Waymo memiliki kemampuan untuk mendeteksi berbagai objek 360 derajat di sekitar kendaraan, termasuk dalam gelap, melalui beberapa sensor dan perangkat lunak. Kendaraan Waymo juga berguna untuk digunakan oleh mereka yang tidak dapat mengemudi, di mana mereka dapat membawa penumpang secara khusus dari lokasi A ke lokasi B. Mobil-mobil juga dapat melakukan tugas-tugas sulit, seperti mendeteksi keadaan darurat dan memprediksi apa yang manusia lain akan dilakukan di jalan.25

15 GoogleX Project: What’s Next?

WaymoMengubah mobilitas dengan mobil

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam Laporan Status Global tentang Keselamatan Jalan 2018, ada total 1,35 juta kematian lalu lintas tahunan, dan cedera

lalu lintas telah menjadi pembunuh utama orang berusia 5-29 tahun.26 Untuk selanjutnya, Waymo dapat berfungsi sebagai kendaraan alternatif untuk mengurangi kematian akibat

kecelakaan di jalan yang disebabkan oleh kesalahan manusia; misalnya, orang yang mabuk cenderung mengalami kecelakaan mobil. Selain itu, kurangnya kemampuan pengemudi untuk menavigasi lingkungan mengemudi yang kompleks juga dapat menjadi salah satu penyebab kecelakaan mobil. Sementara itu, menurut perusahaan, sepanjang pengembangan dan operasi, Waymo dipandu oleh data yang dikumpulkannya lebih dari 20 juta mil mengemudi oleh kendaraannya, serta 10 miliar mil simulasi.27 Oleh karena itu, semua jenis kondisi jalan dan lalu lintas cenderung dapat ditangani secara akurat oleh mobil-mobil Waymo, termasuk selama musim salju, hujan, dan kabut. Melalui sistem radar yang diperbarui, kecepatan benda yang bergerak dapat dikenali dalam setiap jenis situasi.

Meskipun demikian, terlepas dari efisiensi dan keamanan yang ditawarkannya, Waymo juga dapat memicu beberapa bahaya. Selain masalah yang jelas menimbulkan ancaman privasi bagi pengguna, mobil otonom memiliki potensi untuk mengalami kegagalan mesin, yang dapat

menimbulkan beberapa bahaya bagi kendaraan

lain dan pejalan kaki di jalan jika itu terjadi. Pada tahun 2018, ada kecelakaan mobil self-driving Uber di

16GoogleX Project: What’s Next?

Tempe, Arizona di Amerika Serikat, yang menyebabkan kematian seorang wanita berusia 49 tahun bernama Elaine Herzberg. Dalam kecelakaan ini, kesalahan manusia memainkan peran karena sang safety driver, Rafaela Vasquez, tidak bertanggung jawab atas perannya sebagai pengawas untuk sistem mengemudi otomatis. Pada intinya, meskipun sikapnya yang berpuas diri mungkin menjadi salah satu penyebab kecelakaan, kegagalan Uber untuk melakukan langkah-langkah keamanan yang memadai untuk penilaian risiko dan mitigasi dapat disebabkan oleh belum adanya divisi keselamatan di perusahaan.28 Kurangnya safety driver, yang pada awalnya dua orang tetapi diubah menjadi satu orang oleh perusahaan, juga harus diperhitungkan sebagai faktor yang berkontribusi. Dengan merefleksikan kasus tersebut, perusahaan Waymo harus mengantisipasi kecelakaan seperti itu terjadi pada mobil-mobil Waymo di masa depan.

115 MPH

20º<

<

19.5ºAuto

Controls

Track 01

Lorem ipsum

En5 min

Km 236

17 GoogleX Project: What’s Next?

Dapat dilihat bahwa Google X bukan perusahaan teknologi biasa; sebagai organisasi penelitian dan pengembangan semi-rahasia,

semua produknya diciptakan dan dikembangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah dunia yang kurang bisa diselesaikan; misalnya, mengatasi

degradasi lingkungan melalui penggunaan energi terbarukan secara signifikan. Untuk selanjutnya, pengembangan teknologi dan perlindungan lingkungan akan dapat dihasilkan secara bersamaan; oleh karena itu, proyek dapat dianggap sebagai investasi yang sangat potensial dalam waktu dekat. Di sisi lain, lab misterius Google ini juga bertujuan untuk mengembangkan proyek yang tujuannya dapat dicapai dalam jangka waktu lima hingga sepuluh tahun, serta untuk mempengaruhi kehidupan milyaran orang di dunia secara bersamaan. Proyek “pelayaran ke bulan” yang diprakarsai oleh perusahaan sendiri bertujuan untuk menjadi titik temu dari masalah besar, solusi radikal, dan teknologi terobosan. Proyek yang lulus atau “Graduated” dapat menjadi alternatif bagi pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan berbagai masalah penting yang tersisa di negara ini, yang sering diperburuk oleh sejumlah besar biaya yang harus ditanggung untuk diterapkan. Misalnya, Proyek Loon dapat digunakan untuk meminimalkan kesenjangan digital yang lazim di Indonesia sebagai alternatif untuk kabel serat optik, yang sering dianggap terlalu mahal untuk diterapkan di daerah pedesaan. Sementara itu, proyek-proyek lain yang disebutkan di atas (Waymo, Makani, dan Wing) lebih peduli dengan mengatasi masalah kerusakan lingkungan, di mana penggunaan energi terbarukan sangat ditekankan pada implementasinya. Implementasi dari proyek-proyek tersebut di Indonesia, selain mendorong proyek-proyek investasi hijau yang digalakkan oleh pemerintah dan menarik lebih banyak investasi pada

Kesimpulan

En5 min

18GoogleX Project: What’s Next?

infrastruktur tersebut, juga dapat mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di masa depan. Namun, sayangnya, mungkin hanya ada beberapa pasar yang tersedia untuk memfasilitasi pengembangan infrastruktur seperti itu karena dapat diklasifikasikan sebagai teknologi baru, yang dampak jangka panjangnya belum diketahui; terutama mengingat kesenjangan infrastruktur yang lazim di Indonesia, serta ketidakpastian pertumbuhan ekonomi dan peraturan pemerintah. Untuk selanjutnya, pemerintah harus mengambil langkah bertahap dalam membuat penerapan proyek ke dalam realisasi awalnya melalui penilaian menyeluruh dan analisis cost-benefit dari pelaksanaan proyek-proyek tersebut dengan menggunakan ketersediaan sumber daya manusia, infrastruktur dan kesenjangan keuangan, pengembangan teknologi di negara tersebut , keadaan ekonomi, serta peraturan yang sudah ada sebelumnya sebagai indikator-indikator utama kesiapan.

19 GoogleX Project: What’s Next?

Referensi1X, the moonshot factory. 2020. X – The Moonshot Factory. [daring] Tersedia di:

<https://x.company/> [Diakses pada 10 Maret 2020].2Fast Company. 2020. The Truth About Google X: An Exclusive Look Behind The Secretive Lab’S

Closed Doors. [daring] Tersedia di: <https://www.fastcompany.com/3028156/the-google-x-factor> [Diakses pada 10 Maret 2020].

3PENETRASI & PROFIL PERILAKU PENGGUNA INTERNET INDONESIA: SURVEI 2018. (2018). [ebook] Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Tersedia di: https://apjii.or.id/survei2018 [Diakses pada 13 Maret 2020].

4Kemp, S., 2020. Digital Trends 2020: Every Single Stat You Need To Know About The Internet. [daring] The Next Web. Tersedia di: <https://thenextweb.com/growth-quarters/2020/01/30/digital-trends-2020-every-single-stat-you-need-to-know-about-the-internet/> [Diakses pada 18 April 2020].

5X, the moonshot factory. 2020. X - Loon. [daring] Tersedia di: <https://x.company/projects/loon/> [Diakses pada 13 Maret 2020].

6Ibid.7Westgarth, A., 2017. Turning On Project Loon In Puerto Rico. [daring] Medium. Tersedia di:

<https://medium.com/loon-for-all/turning-on-project-loon-in-puerto-rico-f3aa41ad2d7f> [Diakses pada 13 Maret 2020].

9Haryanto, A., 2018. Tantangan Bangun Jaringan Internet Di Pedesaan. [daring] detikinet. Tersedia dit: <https://inet.detik.com/telecommunication/d-4038505/tantangan-bangun-jaringan-internet-di-pedesaan> [Diakses pada 13 Maret 2020].

10 Krishna, R., 2013. The Ups And Downs Of Project Loon. [daring] Ranjay Krishna. Tersedia dit: <http://ranjaykrishna.com/blog/project-loon> [Diakses pada 13 Maret 2020].

11X, the moonshot factory. 2020. X - Makani. [daring] Tersedia di: <https://x.company/projects/makani/> [Diakses pada 10 Maret 2020].

12 Ibid.13Gaughan, R., 2018. How Much Land Is Needed For Wind Turbines?. [daring] Sciencing.com.

Tersedia di: <https://sciencing.com/much-land-needed-wind-turbines-12304634.html> [Diakses pada 10 Maret 2020].

14X, the moonshot factory. 2020. X - Makani. [daring] Tersedia di: <https://x.company/projects/makani/> [Diakses pada 10 Maret 2020].

15Data produksi kincir angin hanya menunjukkan data untuk biaya bahan yang dibutuhkan untuk membuat kincir angin, tetapi tidak memperhitungkan biaya tambahan seperti biaya tanah, upah pekerja, dan sebagainya.

20GoogleX Project: What’s Next?

Sehingga, mengapa menurut kami Makani adalah solusi yang lebih baik dan layak untuk menciptakan energi terbarukan dari angin jika dibanding dengan kincir angin, adalah karena Makani jauh lebih fleksibel dibanding dengan kincir angin konvensional. Sifat dasar dari kincir angin adalah ketika mereka berhasil dibangun, mereka dibangun secara permanen dan akan selalu berada di tempat dimana mereka dibangun selama bertahun-tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa kincir angin dapat memberi manfaat bagi manusia dalam jangka waktu yang panjang. Sebagaimana kincir angin adalah sebuah investasi besar yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai titik impas dalam hal biaya dan energi yang akan dihasilkan.18 Hal yang sama dapat dikatakan juga untuk Makani, sebagaimana akan pula memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai titik impas bagi manusia, akan tetapi, salah satu keuntungan yang dimiliki oleh Makani adalah fleksibilitas untuk bisa

diimplementasikan di mana saja. Berbeda dengan kincir angin, Makani tidak memiliki hambatan dalam hal di mana Makani harus

dibangunkan. Sebagaimana yang sudah dijelaskan di dalam paragraf sebelumnya, kincir angin sangat terbatas dalam hal pembangunan, sebagaimana mereka memerlukan lahan

yang cukup besar dan jauh dari daerah yang berpenduduk padat. Bahkan di beberapa kasus, kincir angin tidak dapat

dibangun di daerah yang sebenarnya sangat menguntungkan bagi kincir angin hanya karena

hambatan yang dimiliki oleh kincir angin dalam pembangunannya. Daerah yang sangat menguntungkan bagi kincir angin adalah daerah seperti daerah pesisir, di puncak bukit, dataran terbuka, dan celah-celah di pegunungan - tempat di mana angin kuat dan dapat diandalkan.19 Namun, hampir tidak mungkin untuk membangun kincir angin di daerah pesisir pantai karena struktur geografisnya yang tidak kuat untuk menopang bobot yang besar dari kincir angin biasa. Sementara itu, Makani, karena kesederhanaannya dibandingkan dengan kincir angin, dapat dibangun di mana saja tanpa harus khawatir tentang biaya logistik dan keterbatasan geografis yang sama dengan kincir angin.

21 GoogleX Project: What’s Next?

25X, the moonshot factory. 2020. X - Waymo. [daring] Tersedia di: <https://x.company/projects/waymo/> [Diakses pada 18 April 2020].

26 World Health Organization. 2018. Global Status Report On Road Safety 2018. [daring] Tersedia di: <https://www.who.int/publications-detail/global-status-report-on-road-safety-2018> [Diakses pada 13 Maret 2020].

27Lavars, N., 2020. Waymo's New Self-Driving Tech Spots Pedestrians Half A Kilometer Away. [daring] New Atlas. Tersedia dit: <https://newatlas.com/automotive/waymo-fi�h-gen-autonomous-driving-system/> [Diakses pada 13 Maret 2020].

28Hawkin, A., 2019. The World’S First Robot Car Death Was The Result Of Human Error — And It Can Happen Again. [daring] The Verge. Tersedia di: <https://www.theverge.com/2019/11/20/20973971/uber-self-driving-car-crash-investigation-human-error-results> [Diakses pada 13 Maret 2020].

16CNBC Indonesia. 2019. PLTB Terbesar Kedua RI Mirip Di Eropa Berbiaya Rp2,2 T. [daring] Tersedia di: <https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190908151757-37-97876/pltb-terbesar-kedua-ri-mirip-di-eropa-berbiaya-rp22-t> [Diakses pada 10 Maret 2020].

17Energy.gov. n.d. Advantages And Challenges Of Wind Energy. [daring] Tersedia di: <https://www.energy.gov/eere/wind/advantages-and-challenges-wind-energy> [Diakses pada 10 Maret 2020].

18Windustry. n.d. How Much Do Wind Turbines Cost?. [daring] Tersedia di: <http://www.windustry.org/how_much_do_wind_turbines_cost> [Diakses pada 10 Maret 2020].

19Darvill.clara.net. n.d. Energy Resources: Wind Power. [daring] Tersedia di: <http://www.darvill.clara.net/altenerg/wind.htm> [Diakses pada 10 Maret 2020].

20Florides, G.A. and Christodoulides, P., 2009. Global warming and carbon dioxide through sciences. Environment international, 35(2), pp.390-401.

21US EPA. n.d. Sources Of Greenhouse Gas Emissions | US EPA. [daring] Tersedia di: <https://www.epa.gov/ghgemissions/sources-greenhouse-gas-emissions> [Diakses pada 10 Maret 2020].

22X, the moonshot factory. 2020. X - Wing. [daring] Tersedia di: <https://x.company/projects/wing/> [Diakses pada 10 Maret 2020].

23Transportenvironment.org. 2020. Electric Cars | Transport & Environment. [daring] Tersedia di: <https://www.transportenvironment.org/what-we-do/electric-cars> [Diakses pada 10 Maret 2020].

24Nytimes.com. n.d. Domino's Ends Fast-Pizza Pledge A�er Big Award To Crash Victim. [daring] Tersedia di: <https://www.nytimes.com/1993/12/22/business/domino-s-ends-fast-pizza-pledge-a�er-big-award-to-crash-victim.html> [Diakses pada 10 Maret 2020].

22GoogleX Project: What’s Next?

Center for Digital Society

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Gadjah MadaGedung BC Lt. 2, Ruang BC 201-203 Jalan Socio Yustisia 1Bulaksumur, Yogyakarta, 55281, Indonesia

Telepon : (0274) 563362, Ext. 116Email : [email protected] Web: cfds.fisipol.ugm.ac.id