Programa Penyuluhan Tahun 2011 Bpp Cijati

69
i PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN BPP KECAMATAN CIJATI KABUPATEN CIANJUR Tahun Anggaran 201 1 Diserahkan kepada : BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) KABUPATEN CIANJUR Disusun di : Cijati Pada Tanggal : 30 Desember 2010 Koordinator PPL Kec. Cijati D A N DA N HE N D A Y A N A, SP Nip.19760910.200604 .1.014 KCD Pertanian TPH Kecamatan Cijati I IP S A RIPUD I N NIP.19690507.200701 .1.007 Menyetuj ui Ketua Gapoktan Jati Mekar Kecamatan Cijati KH. ASEP RID W AN Mengetahu i

Transcript of Programa Penyuluhan Tahun 2011 Bpp Cijati

Microsoft Word - Programa Penyuluhan Tahun 2011 BPP Cijati.doc

PROGRAMAPENYULUHAN PERTANIANBPP KECAMATAN CIJATI KABUPATEN CIANJUR Tahun Anggaran2011Diserahkan kepada :BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) KABUPATEN CIANJURDisusun di : CijatiPada Tanggal : 30 Desember 2010Koordinator PPL Kec. CijatiDANDAN HENDAYANA, SP Nip.19760910.200604.1.014KCD Pertanian TPH Kecamatan CijatiIIP SARIPUDIN NIP.19690507.200701.1.007

Menyetujui

Ketua Gapoktan Jati MekarKecamatan CijatiKH. ASEP RIDWANMengetahuiCamat CijatiENGKOS KOSASIH,SH,.MSI NIP. 19620705.198503.1.025PROGRAMAPENYULUHAN PERTANIANBPP KECAMATAN CIJATI KABUPATEN CIANJUR Tahun Anggaran2011MENGETAHUI/MENYETUJUI KEPALA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) KABUPATEN CIANJURSUGANDA, SP,M.SI Nip.19540817.197603.1.003KATA PENGANTARPrograma Penyuluhan Pertanian Tingkat Kecamatan Cijati Tahun 2011 adalah suatu rangkaian rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang memuat keadaan, masalah, tujuan, cara mencapai tujuan, strategi dan kebijakan serta prioritas Program Pembangunan Pertanian dalam satu tahun anggaran yakni tahun 2011.Programa Penyuluhan Pertanian ini disusun secara partisipatif, pokokpokok permasalahan, potensi, peluang dan tantangan yang harus dihadapi pada saat ini dan di masa yang akan datang.Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Programa PenyuluhanPertanian ini kami ucapkan terima kasih. Semoga Programa Penyuluhan Pertanian Tahun 2011 ini dapat bermanfaat bagi lajunya pertumbuhan sektor pertanian di Kecamatan Cijati.Cijati, Desember 2010PenyusunDAFTAR ISIKATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ivBAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1BAB II KEADAAN UMUM ................................................................... 42.1 Keadaan Fisik Wilayah....................................................... 42.2 Keadaan Demografis ......................................................... 52.3 Keadaan Sosial Ekonomi ................................................... 52.4 Keadaan Pertanian ............................................................ 62.5 Keadaan Kelembagaan Pertanian ..................................... 13BABIIITUJUAN3.1 Tujuan Umum Program Penyuluhan ................................14

3.2 Tujuan Khusus Program Penyuluhan................................14

BABIVMASALAH

4.1 Masalah Yang Bersifat Perilaku ......................................16

4.2 Masalah Yang Bersifat Non Perilaku ..............................18

BABVRENCANA KEGIATAN PENYULUHAN

5.1 Rencana Kegiatan Penyuluhan ......................................20

5.2 Rencana Kegiatan Fasilitasi .............................................20

BABVIPENUTUP

6.1 Kesimpulan ......................................................................26

6.2 Saran ................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA......................................................................28

LAMPIRAN ................................................................................39

DAFTAR TABELNo1

4Judul TabelTabel.1 Jumlah luas areal tanaman komoditas tanaman pangan di Kecamatan Cijati

Tahun 2010

Tabel .2 Matriks analisis masalah perilaku budidaya di Kecamatan Cijati Tahun 2010Hal8

16

5Tabel 3. Data Jumlah Penduduk Kecamatan Cijati Tahun 201030

6Tabel 4. Data Jumlah Penduduk Kecamatan Cijati Berdasarkan Derajat Pendidikan Tahun30

2010

7Tabel 5. Data Jumlah KK Penduduk Kecamatan Cijati Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun30

2010

8Tabel 6. Jumlah Luas Lahan Sawah dan Lahan Darat di Kecamatan Cijati31

9Tabel 7. Jumlah Luas Lahan Sawah berdasarkan jenis pengairan yang ada31

di Kecamatan Cijati

1. PENDAHULUANPelaksanaan penyuluhan yang efektif dan efisien menuntut adanya suatu perencanaan dan penentuan target sasaran yang jelas dan terukur. Dalam ruang lingkup ilmu manajemen, aspek perencanaan mempunyai peranan yang sangat krusial. Oleh karena itu perencanaan pelaksanaan penyuluhan merupakan suatu keniscayaan yang harus ditempuh manakala tujuan peningkatan produksi dan kesejahteraan petani ingin tercapai. Perencanaan penyuluhan yang tertuang dalam rencana programa merupakan langkah awal dan sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan penyuluhan untuk kurun waktu tertentu.Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman, sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian diharapkan dapat menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian dengan kontent yang spesifik lokalita dan strategis. Serta mempunyai daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah dan pendapatan petani. Kegiatan yang tercantum dalam programa penyuluhan pertanian harus mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dalam memberikan dukungan terhadap programprogram pertanian lainnya.Dengan adanya progarama penyuluhan pertanian secara khusus ditujukan untuk mengarahkan pola, dan kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan dapat lebih terarah dan terpadu. Memuat segala aspek yang dibutuhkan terutama dalam meningkatan kualitas system penyuluhan pertanian dewasa ini.Mengingat penyuluhan merupakan bagian dari upaya untuk mencerdaskankehidupan bangsa, dan memajukan kesejahteraan umum. Secara inheren didalamnya mengandung maksud untuk memenuhi hak azasi setiap warga negara. Dalam ruang lingkup pembangunan pertanian, peranan penyuluhanmempunyai posisi yang penting. System penyuluhan merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan pangan, papan dan sandang serta bahan baku industri. Memperluas lapangan kerja dan usaha, serta bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya petani. Secara makro pelaksanaan system penyuluhan harus berorientasi pada :1. Pengentasan masyarakat dari belenggu kemiskinan khususnya bagi masyarakat pedesaan2. Meningkatkan pendapatan masyarakat pertanian yang bertujuan secara agregat meningkatkan dan mamajukan pendapatan nasional3. Menjaga kelestarian dan keberlangsungan lingkungan hidup danekosistem, serta sumberdaya hayati.Dengan pelaksanaan system penyuluhan yang baik, terpola, tersusun, dan tepat serta akurat. Diharapkan dapat memberikan kontribusi yang produktif berupa peningkatan indicator indicator dalam sector pertanian pada umumnya, dan sub sector pertanian tanaman pangan, hortikulutra, perikanan/peternakan dan kehutanan, pada khususnya.Untuk melaksanakan system penyuluhan yang efektif dan efisien beberapa halyang perlu untuk diperhatikan adalah :a. Komponen sumberdaya manusia yang memadai dan berkualitas b. Kemampuan pengelolaan (manajerial) yang memadaic. Kemampuan dan kapasitas jiwa kewirausahaan, kemampuan pengelolaan system manajemen usaha yang produktifd. Kemampuan dalam mengelola organisasi bisnis usaha tani dan usaha peningkatan agribisnis secara umum.Dengan penerapan seluruh komponen tersebut diharapkan pelaku pembangunan pertanian kita, dapat membangun usaha pertanian mulai dari mata rantai hulu sampai hilir. Mempunyai daya saing yang kompetitif dan mampu berperan serta dalam melestarikan lingkungan hidup sejalan dengan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.Berangkat dari asumsi yang tersebut di atas, bahwa aspek perencanaan dalam menentukan system penyuluhan merupakan bagian yang krusial dan esensi. Dengan demikian penyusunan Rencana Penyuluhan Pertanian (Programa Penyuluhan Pertanian) merupakan suatu keniscayaan, untuk dapat melaksanakan seluruh pelaksanaan penyuluhan yang berhasil.Sebagai kelanjutan atau perpanjangan tangan dari kelembagaan penyuluhan nasional, Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) berkewajiban melaksanakan suatu analisis dan kajian yang berkenaan dengan ruang lingkup permasalahan objek penyuluhan khususnya pertanian. Hasil kajian ini dituangkan dalam bentuk programa penyuluhan, yang merupakan suatu pedoman atau acuan dalam pelaksanaan penyuluhan secara teknis dilapangan.Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Cijati, untuk tahun 2010 telah menyusun suatu referensi rencana kerja system penyuluhan. Selanjutnya rencana kerja penyuluhan ini dituangkan dalam rencana umum program Rencana Penyuluhan Pertanian (Programa) sebagai landasan hukum seluruh pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan untuk satu tahun kedepan.2. KEADAAN UMUM2.1 Keadaan Fisik WilayahWilayah Kecamatan Cijati memiliki luas wilayah 5109,7 Ha, 29,02 % merupakan wilayah pesawahan, dan 70,98 % merupakan wilayah daratan. Wilayah pesawahan yang dimiliki sebagian besar merupakan lahan sawah tadah hujan, dan berada dengan ciri topografi daratan yang relatif datar atau landai. Sedangkan lahan darat di sebagian wilayah sebelah selatan merupakan dataran tinggi bergelombang dengan tingkat kemiringan 15 30%. Ketinggian permukaan daratan dilihat dari permukaan laut mempunyai ketinggian antara 50 sampai 700 meter dpl.Jenis tanah yang ada disebagian besar wilayah ini memiliki klasifikasi jenis tanah alluvial, grumosol, dan latosol. Dan ciri sebagian besar kondisi tanah di wilayah ini adalah aluvial yakni lempung berpasir, dengan kandungan pasir berkisar kurang lebih 20%. Kondisi agroklimat secara umum memiliki ciri iklim tropis, dimana temperature udara secara rata rata berada dalaminterval 20 300 Celcius.Pergantian musim jika berada dalam kondisi normal memiliki tingkat pergantian antara bulan September s/d Maret merupakan musim hujan, dan bulan April s/d Agustus merupakan musim kemarau. Tingkat curah hujan 5 sampai 7 bulan basah, terutama pada musim hujan, antara Oktober Maret. Batas wilayah secara administratif mempunyai batas batas wilayah sebagai berikut :Jarak hubungan transportasi darat dari ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten berjarak sekitar 92 km, sedangkan jarak hubungan transportasi darat ke ibukota propinsi kurang lebih 152 km.2.2 Keadaan DemografisMasyarakat Kecamatan Cijati merupakan masyarakat dengan strata masyarakat pedesaan. Berdasarkan data jumlah penduduk yang ada sebanyak 34.264 jiwa 50,80 % diantaranya adalah perempuan dan sisanya49,20% adalah penduduk lakilaki.Berdasarkan latar belakang pendidikan sebagian besar masyarakat Cijati berlatar belakang pendidikan SD (67,76%), lulusan SLTP 15,11%, tamat SLTA8,66%, dan 1,07 % merupakan mereka yang mengenyam pendidikan tinggi. Dengan demikian jika melihat faktor sumberdaya manusia, maka dapat dikatakan bahwa kondisi masyarakat Cijati merupakan masyarakat rawan terhadap pengembangan pendidikan. Artinya peningkatan derajat partisipasi masyarakat untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi perlu mendapat perhatian yang lebih, guna meningkatkan angka partisipasi pendidikan yang lebih baik.Hal ini mengingat proporsi jumlah penduduk dengan pendidikan dasar danmenengah cukup jauh berbeda. Sehingga untuk masa yang akan datang peningkatan akses terhadap kepentingan pendidikan harus lebih dioptimalkan.2.3 Keadaan Sosial EkonomiDengan pertimbangan aspek kesejahteraan ekonomi maka masyarakat di kecamatan Cijati sebagian besar memiliki jenis pekerjaan sebagai petani dan buruh tani. Dari tabel di bawah ini 46,67% dan 33,14 % masyarakat Cijati adalah mereka yang memiliki pekerjaan sebagai petani dan buruh tani. Hanya sebagian kecil saja masyarakat Cijati yang memiliki pekerjaan di luar pertanian, diantaranya 8,25 % adalah pedagang, 2,97 % adalah pengrajin,dan 5,94% adalah pertukangan serta 3,04 % adalah mereka yang berprofesi sebagai PNS.Hal ini berdampak pada ketergantungan yang cukup besar terhadap sektor pertanian, sehingga peranan sektor pertanian menjadi penting. Karena merupakan kegiatan utama dalam menggerakan kegiatan ekonomi di Cijati. Dengan kata lain jika kondisi pertaniannya produktif maka pendapatan masyarakat akan meningkat. Begitu pun sebaliknya jika kondisi pertanian mengalami penurunan produktivitasnya maka akan berimbas kepada tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat. Oleh karena itu pembangunan masyarakat dengan bertumpu pada keberpihakan teradap pertanian dipandang perlu untuk ditingkatkan dan lebih dioptimalkan. Selain itu kondisi pertanian di Cijati dapat dijadikan potensi utama, jika dilihat dari kemampuan sebagian masyarakatnya yang berkonsentrasi di sektor ini.Selain aspek potensi ekonomi pertanian, kegiatan perekonomian di Cijatijuga didukung dengan kehadiran lembaga perdagangan yang ada yakni pasar tradisional yang ada dibeberapa desa. Walaupun sifatnya hanya pasar harian, namun kegiatan ini cukup memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan transaksi perdagangan, berupa komoditas pertanian hasil bumi, hasil perikanan, peternakan, dan lainnya.Disamping itu kegiatan dalam pasar tradisional ini juga memberikan peluang terhadap perputaran keuangan yang terjadi di Cijati. Beberapa lokasi pasar tradisional di Cijati ini dintaranya ada di ; Desa Cijati, Desa Bojonglarang, dan Desa Padaasih. Lembaga perekonomian yang sifatnya formal dan definitif di Kecamatan Cijati sampai dengan saat ini yang belum hadir, seperti; Bank unit , LPK/BPR, atau lembaga keuangan lainnya.2.4 Keadaan Pertanian2.4.1 Potensi UsahaTotal luas sawah baku Kecamatan Cijati adalah sebanyak 1492,3 hektar. Dari jumlah lahan sawah yang ada, Desa Bojonglarangmempunyai luas lahan sawah terbesar yakni 16,85% dari luas baku sawah keseluruhan. Disusul oleh Desa Parakan Tugu dengan 13,97% dan Desa Cibodas 11, 98%.Berdasarkan jenis pengairannya kondisi lahan sawah yang ada diKecamatan Cijati dapat digambarkan dalam 3 jenis :a. Sawah dengan pengairan irigasi teknisb. Sawah dengan pengairan irigasi pedesaan c. Sawah tadah hujanSawah dengan pengairan irigasi teknis hanya 10,27 %, sedangkan sawah dengan irigasi pedesaan mencapai 69,16 % dan sisanya sawah dengan jenis sawah tadah hujan sebanyak 20,58%. Kondisi ini membawa implikasi terhadap pelaksanaan pola tanam padi sawah yang dilaksanakan masyarakat cijati. Dengan melihat kondisi nyata tersebut maka hanya sawah yang dengan pengairan irigasi teknis yang berpotensi melaksanakan pola tanam padi padi palawija, yakni dapat dilaksanakan di desa Cijati, Cibodas, dan Sukaluyu. Sedangkan untuk sawah dengan irigasi pedesaan bila kondisi sumber airnya memungkinkan maka pola tanam padi padi palawija dapat terrealisir. Namun jika terdapat masalah seperti saranan saluran irigasinya terganggu dan sumber airnya tidak muncul maka pola tanam yang bisa dilaksanakan adalah padi palawija bera.Artinya dengan kondisi seperti ini sasaran tanam padi sawah secarateoritis hanya dapat dilaksanakan sekali dalam setahun. Akan halnya dengan sawah tadah hujan maka sistem penanaman padi hanya dapat terjadi sekali dalam setahun, karena terhambat aspek pengairannya yang bersumberkan dari turunnya hujan. Hal yang paling ekstrem dari kondisi sawah yang tadah hujan ini, adalah jika pergantian musim tidak normal, akan membuat petani sulit memperkirakan kapan akan melaksanakan musim tanam. Sehinggamengancam kepada tidak produktifnya lahan sawah yang dimiliki. Hal ini berimbas pada pendapatan keluarga yang menurun.Berdasarkan jenis komoditi pertanian yang diusahakan sebagian besar masyarakat di Kecamatan Cijati, tanaman pangan merupakan komoditas yang paling dominan.Tabel.1 Jumlah luas areal tanaman komoditas tanaman pangan di KecamatanCijati Tahun 2010NoNama DesaPadiSawah(Ha)PadiLadang(Ha)Kedelai(Ha)KacangTanah(Ha)Jagung(Ha)Ubi Kayu(Ha)Ubi Jalar(Ha)KacangHijau (Ha)

1PARAKAN TUGU208.2157

2CARINGIN1538915974

3CIBODAS25032

4CIJATI10812

5SUKAMAHI177.74

6BOJONGLARANG141658

7SINARBAKTI1746394

8PADAASIH108.41012016

9SUKALUYU17210011

JUMLAH1492.3354112244736118

Dari tabel tersebut maka dapat tergambarkan bahwa tanaman padi sawah merupakan komoditas dominan yang diusahakan oleh petani di Cijati.2.4.2 Produktivitas UsahaDalam aspek pencapaian produksi dan produktivitas tanaman padi khususnya, untuk tahun 2010 penanaman tanaman padi sawah seluas 3211 ha, dan padi ladang 354 ha. Dari luas areal penanaman padi tersebut luas panen yang dicapai yaitu sebanyak 2890 ha dari sasaran luas tanam, sisanya mengalami puso. Produksi rata rata per hektar tanaman padi sawah untuk tahun 2010 untuk wilayah Kecamatan Cijati mencapai 6,19 ton per hektar. Sehingga untuk masa tanam tahun 2010 dari 2890 ha luas panen yang dicapai maka diperoleh tingkat produksi padi sebanyak 20.109 ton GKP setaradengan 17.395 ton GKG. Naik 8,21% bila dibandingkan dengan tahun2009 atau terjadi peningkatan produksi GKG sebanyak 1.320 ton. Sedangkan untuk komoditas padi ladang luas panen yang dicapai di wilayah Kecamatan Cijati mencapai 319 ha dengan jumlah produksi sebanyak 700 ton GKG.Secara keseluruhan dengan memperhatikan kondisi hasil pertanian yang ada di Kecamatan Cijati, secara garis besar posisi pertanian tanaman padi sawah masih memiliki posisi yang utama dan dominan sebagai komoditas terbesar yang dihasilkan oleh masyarakat petani di Kecamatan Cijati.2.4.3 Lingkungan Usahaa. Kondisi Sarana dan PrasaranaBarang kali sudah menjadi rahasia umum, bahwa secara topografi kiondisi permukaan rupa daratan wilayah Cianjur Selatan merupakan daerah yang bergelombang dan labil. Hal ini membawa dampak tingkat kerawanan dan munculnya bencana cukup besar. Oleh karena itu kenyataan menunjukkan bahwa kondisi sarana transportasi untuk menjangkau seluruh lokasi pertanian yang ada di wilayah Kecamatan Cijati masih minim dari kelayakan sarana yang memadai khususunya sarana transportasi darat.Hal ini berpengaruh terhadap ketersediaan sarana pertanian danpemasaran hasil pertanian menambah resiko dan biaya. Sehingga kalkulasi marjin pemasaran dan penjualan hasil menjadi berkurang karena terlalu besarnya biaya pemasaran dan penjualan yang dihadapi. Dampak dari kedaan ini adalah harga jual yang diterima petani menjadi kurang layak dan tidak adil. Sedangkan harga input produksi yang dihadapi petani bertambah mahal.b. Kondisi Perkembangan HargaSalah satu aspek penting dalam menilai pengembangan sector pertanian di Kecamatan Cijati selain beberapa hal yang telah diuraikan di atas diantaranya adalah aspek perkembangan harga. Untuk perkembangan harga jual gabah seringkali kedaan yang terjadi adalah sejauhmana factor hubungan suplly dan permintaan akan gabah yang terjadi. Sudah menjadi kelaziman bilamana pada saat musim panen harga gabah selalu menurun, dan pada saat musim kering perkembangan harga gabah sering kali melonjak tajam. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa perkembangan harga gabah yang paling tinggi untuk tahun 2010 terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan September. Dengan puncak harga tertinggi terjadi pada bulan Juli dan Agustus. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa harga gabah untuk GKP mencapai angka Rp.2800 3000 / kg dan Rp. 3200 3400 / kg untuk GKG.c. Faktor Iklim dan CuacaAspek perubahan iklim dan cuaca yang terjadi di wilayah Kecamatan Cijati sampai dengan saat ini masih menjadi aspek yang belum dapat diatasi. Sama seperti yang terjadi di berbagai wilayah lain, akibat yang ditimbulkan karena perubahan iklim dan cuaca yang tidak normal ini menjadikan pola tanam dan pengaturan jadwal tanam menjadi terganggu. Walaupun memang aspek ini bersifat uncontrol tetapi sejauh ini kemampuan petani untuk memprediksi dan meramalkan perubahan iklim dan cuaca berdasarkan gejalagejala yang umum dan nampak masih belum memadai.2.4.4 Keadaan Perilakua. Keadaan Kemampuan Kualitas SDM PetaniBerdasarkan hasil pengamatan terhadap latar belakang pendidikan khususnya untuk masyarakat Kecamatan Cijati. Aspek kualitas SDM menjadi salah satu factor yang mempunyai peranan besar dalam upaya membantu pencapaian keberhasilan pembangunan pertanian. Dalam hal ini kaitan yang sangat penting adalah upaya perubahan pola dan perilaku dalam tata cara atau metode serta aplikasi anjuran teknologi kerap kali menghadapi kendala kurang terapresiasi karena factor pemahaman petani terhadap tujuan, manfaat , dan dampak dari penerapan anjuran teknologi yang direkomendasikan.Beberapa hal yang berkaitan dengan factor lemahnya kualitasSDM sejauh ini adalah :- Kurangnya basis informasi yang dimiliki petani sehingga memberikan pengaruh terhadap kemampuan untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan pengelolaan usaha tani, secara mandiri dan independen sulit untuk dilaksanakan.- Salah satu sumber pengetahuan dalam aplikasi dan pelaksanaan usaha tani sejauh ini hanya berdasarkan kepada pengalaman. Lemahnya dukungan skill dan keahlian usaha tani yang lebih adaptif terhadap adopsi teknologi belum optimal.- Lemahnya kemampuan inovatif, dan kreativitas dalam melakukan dan pemberdayaan pengelolaan usaha tani yang dilaksanakan.b. Keadaan Kualitas Kelompok TaniBeberapa hal yang masih menjadi bahan perbaikan dan peningkatan kinerja kelompok tani terutama masalah pengelolaan lembaga kelompok tani, diantaranya :a. Kelengkapan administrasi kelompok tani : AD/ART, Profilkelompok tani, buku adm, dsb.b. Kesekretariatan alamat kelompok tanic. Intensitas dan frekuensi pertemuan kelompok tani dalam kegiatan pelaksanaan penyuluhan pertaniand. Pelaksanaan kegiatan pelatihan, sekolah lapang, kursus tanidsbe. Pembagian kerja dan tugas dalam struktur organisasi kelompokf. Pemberdayaan kelompok tani melalui kegiatan produktif dalam rangka menciptakan kemampuan dan kemandirian kelompok tani.g. Pembinaan kelompok tani melalui kegiatan pemberianbantuan dan subsidi.h. Kegiatan pemberdayaan kelompok melalui kegiatan perlombaan dan ajang kompetensi lainnya2.4.5 Kebutuhan Pelaku Utama dan Pelaku UsahaDalam upaya membantu kelancaran usaha pertanian yang dilaksanakan di Kecamatan Ciajti, saat ini beberapa aspek yang masih menjadi fokus perhatian untuk mendapat penanganan diantaranya adalah :a. Aspek ketersediaan saprodi yang harus mendapat ketersediaan yang memadai, sehingga lebih memberikan jaminan keamanan pada saat petani menggunakannya. Diantaranya adalah ketersediaan benih unggul, pupuk , dan saprodi lainnya.b. Sarana pengairan (irigasi) yang belum memadaic. Akses pembiayaan yang harus ditingkatkan. Lemahnya institusi permodalan usaha tani yang dijalankan membawa pengaruh yang besar terhadap proses perbaikan dan perkembangan pola usaha usaha tani yang efisien dan efektif. Daya jangkau terhadap akses pembelian input produksi seperti pupuk, alat dan mekanisasi pertanian yang masih kurang membawa dampak terhadap proses usaha tani yang inefisiensi. Salah satu kasus diantaranya pemberian pupuk yang kurang seimbang dikarenakan ketidakmampuan untuk mengadakan jenis pupuk yang dianjurkan.2.5 Keadaan Kelembagan PertanianJumlah kelembagaan tani yang ada sampai dengan tahun 2010 ini sebanyak86 kelompok tani, 5 kelompok ternak, 9 gabungan kelompok tani desa, 1 kelompok wanita tani, dan 2 kelompok PPPA.Dari jumlah kelompok tani tersebut, jumlah petani anggota yang tercatatresmi adalah sebanyak 2.342 orang, dengan luas garapan milik kelompok seluas 1.400 hektar. Artinya 93,81% luas sawah di Kecamatan Cijati telah terwadahi dalam kelembagaan kelompok tani.Berdasarkan hasil penilaian terakhir kelas kemampuan kelompok sebagian besar merupakan kelompok pemula yakni sebanyak 53 kelompok tani, 35 kelompok adalah kelompok lanjut, dan 4 kelompok tani madya.3. TUJUAN3.1 Tujuan Umum Program Penyuluhan Kecamatan Cijati Tahun 2011Tujuan program pelaksanaan penyuluhan di Kecamatan Cijati untuk tahun2011 menekankan kepada aspek :a. Peningkatan pengetahuan terhadap pola pelaksanaan usaha tani. b. Peningkatan attitude (peningkatan mentalitas) petani terhadapdampak perubahan dan alih teknologi usaha tani yang dilaksanakan.c. Peningkatan skill keahlian dan keterampilan dalam pelaksanaan usaha tani.3.2 Tujuan Khusus Program Penyuluhan Kecamatan Cijati Tahun 2010Pencapaian peningkatan tingkat produktivitas dan skala produksi baik untuk komoditas tanaman utama padi sawah, palawija, maupun komoditas lainnya dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, diantaranya :a. Meningkatkan tingkat produktivitas padi sawah dari 60,19 kw/haGKG menjadi 62,34 kw/ha GKG. Dengan cara :1. Penggunaan bibit unggul2. Perbaikan jarak tanam yang optimal3. Pemupukan yang berimbang4. Pencegahan dan Pengendalian OPT5. Perbaikan sarana irigasi6. Mengamankan proses panen dan pasca panenb. Meningkatkan tingkat produktifitas padi gogo dari 27,92 kw /haGKG menjadi 31,98 kw/ha GKG. Dengan cara :1. Penggunaan bibit unggul2. Perbaikan jarak tanam yang optimal3. Pemupukan yang berimbang4. Pengendalian OPT5. Mengamankan proses panen dan pasca panenc. Mengamankan hasil panen gabah agar losses < 10 %, melalui perbaikan teknik dan metode proses panen dan perbaikan cara pengelolaan pasca panen.d. Tercapainya peningkatan Indeks Penamanan (IP) tanaman padidari IP 1oo menjadi IP 200 seluas 435 ha. Dan IP200 menjadi IP300 seluas 629 ha. Dengan cara Meningkatkan dan memperbaiki saluran pengairan irigasi pedesaan terutama untuk beberapa lokasi seperti di ; Desa Cijati, Sukamahi, Sukaluyu. Bojonglarang, Caringin, Parakan Tugu dan Padaasih.e. Meningkatkan dan mengoptimalkan peran dan serta petanidalam wadah kelompok tani4. MASALAH4.1 Masalah Yang Bersifat PerilakuBerdasarkan kajian terhadap kedaan aktual yang ada, maka masalah masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan selama tahun 2010 adalah menekankan kepada perilaku budidaya atau usaha tani. Dalam hal ini aspek budidaya menekankan kepada pengertian sejauhmana aplikasi proses manipulasi terhadap lingkungan dengan suatu perlakukan baik bersifat teknis, bilogis, maupun mekanis dapat memberikan hasil atau nilai tambah produksi.Sejauh ini dalam kualifikasi aspek teknis budidaya khususnya untukkomoditas tanaman pangan padi, beberapa hal yang terkait dengan masalah ini untuk wilayah Kecamatan Cijati sebagaimana tercantum pada tabel dibawah ini.Tabel .2 Matriks analisis masalah perilaku budidaya di Kecamatan Cijati Tahun 2010NoAspekPenerapanAnjuran Teknologi Usaha TaniUraian PelaksanaanPenerapan AnjuranTeknologi Usaha TaniKeragaan MasalahYang Ada diLapanganKeterangan

1AspekPengolahan tanahDominan menggunakan alatmekanisasi misalnya traktor. Masih rendah penggunaan metode tanpa olah tanah, dan penggunaan asupan pupuk dasar bahan organik. Tingkat pemahaman petani terhadap metode TOT dan bahan organik masih kurangHanya 45% petaniyang mampu melaksanakan pengolahan tanah yang menggunakan anjuran teknologi PTTMemiliki skalaprioritas menengah untuk peningkatan dan perbaikan

2Penggunaan benih unggulTelah teraplikasikan sebanyak93% dari luas lahan sawahyang adaBeberapa jenis varietas benihunggul yang digunakanadalah : Ciherang, Cigeulis, Mekongga Situ Bagendit (padiHanya tersisa 7 % petani yang belum tersentuh dengan anjuran penggunaan benih unggulSecara umum aspek ini memiliki tingkat aplikasi yang baik. Dan dalam jangka 1 tahun diharapkan100% petani

ladang), dan IR64.sudahmenggunakanbenih Unggul

3Penggunaan jarak tanamHampir seluruh wilayah lahan sawah menggunakan jarak tanam yang teratur.Jarak tanam 25 x 25 cm digunakan hampir 80%.

Jaraktanam dengan menggunakan tandur jajar 2 baris hanya disebagian kecil yakni hanya + 20 %.Terjadi peningkatan jumlah Petani yang menggunakan

sistem tanam jajar

2 : 1 hanya sekitar20 %Memiliki skala prioritas utama untuk peningkatan dan perbaikan

4Pemupukan90% lahan pesawahan yangada masih intensif pupukanorganik. Penggunaan pupuk kimia seperti urea, SP36, KCL, NPK cukup besar. Penggunaan dosis dan takaran belum sesuai dengan tingkat kebutuhan tanaman. Penggunaan pupuk alam (organik) masih tergolong cukup sedikit.Terjadi perubahanperilaku petanidalam aplikasi pupuk dengan menggunakan kombinasi pupuk organik dan takaran pupuk kimia yang adaptif sebesar 10%Memiliki skalaprioritas utamauntuk peningkatan dan perbaikan

5Pengelolaandan penggunaan airOptimalisasi pengelolaan airdengan menggunakan pengairan bergilir belum tercapai.

Terhambat dengan sarana pengairanyang belum

memadai.Kemampuan kelompok tanidalam menggunakan alat mekanis mesin pompa masih terhambat masalah biaya operasional

Fluktuasi musim dan cuaca masih berpengaruh besar karena lahan sawah tadah hujan cukup besarSulitnyapengelolaan pengairan yang disebabkan oleh karakteristik lingkungan sawah yang sebagian besar mengandalkan irigasi pedesaan dan tadah hujanMemiliki skalaprioritas jangka panjang untuk peningkatan dan perbaikan

6Pencegahan dan

Pengendalian

OPTDi beberapa lokasi memiliki kecendrungan serangan

hama yang mempunyai frekuensi dan intensitias yang cukup tinggi diantaranya adalah serangan hama ; ekong mas, tikus dan ulat.

OPT yang pernah mengganggu dengan intensitas yang tinggi adalah ; wereng, penggerek batang, hama putih dan walang sangit.

90% Pengendalian OPT

intensif dengan pestisida.Hampir seluruh petani masih

membutuhkan pestisida dan bahan kimia dalam pengendalian OPTMemiliki skala prioritas

menengah untuk peningkatan dan perbaikan

Programa Penyuluhan Pertanian BPP Cijati TA.2011 227Pola tanamSejauh ini pola tanam yangdilakukan diantaranya :a. 25 % pola : Padi padi padib. 25% pola :Padi padi palawijac. 50 % pola :Padi padi beraDominan 50 %pola :Padi padi beraMemiliki skalaprioritasmenengah untuk peningkatan dan perbaikan

8PenggunaanZPTMasih rendah penggunaan zat hormon pengatur tumbuh (ZPT). Hal ini ditunjukan hanya dibeberapa lokasi petani yang berkesempatan menggunakannyaHanya + 15,5 %Memiliki skala prioritas menengah untuk peningkatan dan perbaikan

9Pengelolaan panen dan

pasca panenTingginya kehilangan hasil produksi (15%20%) karena

kurangnya sarana pendukung pengelolaan kegiatan panen, dan pasca panen.Masih tinggi kehilangan hasil

akibat pengendalian pasca panen sebagai akibat

sistem pemanenan yang manual dan alat yang kurang memadaiMemiliki skala prioritas utama untuk peningkatan dan perbaikan

Selain aspek perilaku budidaya, aspek lainnya adalah menyangkut perilaku dalam mengelola kelompok tani. Sejauh ini petani yang tergabung dalam kelompok tani belum tumbuh kesadaran bersama dalam upaya mengembangkan peran dan fungsi kelompok dalam membantu pelaksanaan usaha tani.4.2 Masalah Yang Bersifat Non PerilakuBeberapa aspek yang masih menjadi masalah yang berkaitan dengan aspek non perilaku diantaranya adalah :a. Ketersediaan saprodi yang belum yang memadai secara jumlah danjadwal penggunaan, sehingga memberikan akibat petani tidak dapat menggunakan saprodi secara optimal karena jumlah dan jadwal pengadaan kurang sesuai dengan jadwal tanam.b. Sarana pengairan yang masih belum memadai.c. Akses pembiayaan yang masih lemah. Lemahnya institusi permodalan usaha tani yang dijalankan membawa pengaruh yangbesar terhadap proses perbaikan dan perkembangan pola usaha usaha tani yang efisien dan efektif. Daya jangkau terhadap akses pembelian input produksi seperti pupuk, alat dan mekanisasi pertanian yang masih kurang membawa dampak terhadap proses usaha tani yang inefisiensi. Salah satu kasus diantaranya pemberian pupuk yang kurang seimbang dikarenakan ketidakmampuan untuk mengadakan jenis pupuk yang dianjurkan.5. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN5.1 Rencana Kegiatan PenyuluhanDari perumusan aspek masalah, tujuan dan sasaran sebagaimana disebutkan di atas maka beberapa hal yang penting untuk menjadi bahan rencana penyuluhan di Kecamatan Cijati selama tahun 2011 adalah sebagai berikut :a. Kegiatan penyuluhan aspek perubahan perilaku dalam pelaksanaanusaha tani, dengan pendekatan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang bersifat partisipatif, berorientasi mengatasi masalahb. Kegiatan penyuluhan yang bersifat benah kelompok, dengan tujuan untuk meningkatkan peran serta kelembagaan kelompok tani di tengah tengah masayarakat.Uraian rencana kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan untuk tahun2011, secara lebih rinci diuraikan pada tabel dibawah ini.5.2 Rencana Kegiatan FasilitasiDalam pelaksanaan rencana kegiatan yang bersifat mengikhtiarkan atau fasilitatif terhadap keadaan masalah yang ada. Ditujukan untuk memberikan kemudahan dan kelancaran, dalam rangka memberikan keleluasaan dan dukungan yang berupa perbaikan sarana fisik maupun sarana non fisik.Uraian rencana kegiatan fasilitatif yang akan dilaksanakan untuk tahun2011, secara lebih rinci diuraikan pada tabel dibawah ini.MATRIKS RENCANA KEGIATAN PENYULUHANKecamatan : Cijati Kabupaten : Cianjur Tahun : 2011NoTujuanMasalahMateriMetodeVolume(kali/unit)LokasiWaktuPelaskanaPenanggungJawabPihak YangTerlibatBiaya (Rp)SumberBiaya

12311121314151617181920

1Meningkatkan

Produktivitas gabah padi sawah dari 60,19 menjadi 62,34 kw/ha GKGPengolahan

tanah menggunakan teknologi anjuran masih rendahSistem pengolahan

tanah dengan menggunakan sistem TOT dan OTSPenyuluhan122 kaliDesa : Parakan

tugu, Caringin, Cibodas, Cijati, Sukamahi, Bj.larang, Sinarbakti, Padaasih,SukaluyuFeb Maret, Juni Juli , dan Sep OktoberPPL + Ketua KT,

dan AnggotaPPL WilbinPPL, POPT,BPP ,

Dinas Pert TPH3,050,000Swadaya

Penggunaan

benih unggul masih belum maksimalPanca usaha tani

dan komponen PTTPenyuluhan122 kaliDesa : Parakan tugu, Caringin, Cibodas, Cijati, Sukamahi, Bj.larang, Sinarbakti, Padaasih,SukaluyuMaret,

Juni , OktoberPPL + Ketua KT,

dan AnggotaPPL WilbinPPL, POPT,BPP ,

Dinas Pert TPH3,050,000Swadaya

Penggunaan

Jarak Tanam dengan tandur jajar 2 : 1 masih kurangPanca usaha tani

dan komponen PTTPenyuluhan122 kaliMaret,

Juni , OktoberPPL + Ketua KT,

dan AnggotaPPL WilbinPPL, POPT,BPP ,

Dinas Pert TPH3,050,000Swadaya

Aplikasi

pemupukan dengan konsep pemupukan berimbang dan penggunaan bahan organik masih kurangPanca usaha tani

dan komponen PTTPenyuluhan122 kaliDesa : Parakan tugu, Caringin, Cibodas, Cijati, Sukamahi, Bj.larang, Sinarbakti, Padaasih,SukaluyuJuni DesemberPPL + Ketua KT,

dan AnggotaPPL WilbinPPL, POPT,BPP ,

Dinas Pert TPH3,050,000Swadaya

Sekolah Lapang40 unit40,000,000Bantuan

Pemerintah

Demplot40 ha80,000,000

Programa Penyuluhan Pertanian BPP Cijati TA.2011 2612311121314151617181920

Pengendalian

OPT dengan penggunaan sistem PHT masih kurangPanca usaha tani

dan komponen PTT

serta pola PHTPenyuluhan183 kaliDesa : Parakan tugu, Caringin, Cibodas, Cijati, Sukamahi, Bj.larang, Sinarbakti, Padaasih,SukaluyuJanuari Februari, Juli Agustus, Oktober DesemberPPL + Ketua KT,

dan AnggotaPPL WilbinPPL, POPT,BPP ,

Dinas Pert TPH3,050,000Swadaya

Penggunaan ZPT

masih kurangPanca usaha tani

dan komponen PTTPenyuluhan123 kaliPPL + Ketua KT,

dan AnggotaPPL WilbinPPL, POPT,BPP ,

Dinas Pert TPH3,050,000Swadaya

Perbaikan dan

peningkatan kualitas kesuburan tanahPengelolaan dan

Pengolahan lahan engan menggunakan bahan organikSekolah lapang24 kaliDesa SukamahiFeb MeiPPL + Ketua KT,

dan AnggotaPPL WilbinPPL, POPT,BPP ,

Dinas Pert TPH2,500,000Bantuan

Pemerintah

2Meningkatkan

Produktivitas gabah padi gogo dari 27,92 kw/ha menjadi31,98 kw/ha GKGPengolahan

tanah menggunakan teknologi anjuran masih rendahSistem pengolahan

tanah dengan menggunakan sistem TOT dan OTSPenyuluhan32 kaliDesa Caringin,Sinarbakti, Padaasih,SukaluyuAgustus SeptemberPPL + Ketua KT,

dan AnggotaPPL WilbinPPL, POPT, dan

BPP800,000Swadaya

Penggunaan

benih unggul masih belum maksimalPanca usaha tani

dan komponen PTTPenyuluhan32 kaliSeptember

OktoberPPL + Ketua KT,

dan AnggotaPPL WilbinPPL, POPT, dan

BPP800,000Swadaya

Aplikasi

pemupukan dengan konsep pemupukan berimbangPanca usaha tani

dan komponen PTTPenyuluhan32 kaliDesa Caringin, Sinarbakti, Padaasih,SukaluyuOktober NopemberPPL + Ketua KT,

dan AnggotaPPL WilbinPPL,dan BPP800,000Swadaya

Pengendalian

OPT dengan penggunaan sistem PHT masih kurangPanca usaha tani

dan komponen PTT

serta pola PHTPenyuluhan32 kaliOktober NopemberPPL + Ketua KT,

dan AnggotaPPL WilbinPPL, POPT, dan

BPP800,000Swadaya

3Mengamankan gabah

hasil panen agar losses