PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara...

26
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU TINDAKAN UNIVERSAL PRECAUTION PADA PERAWAT DI RSUD KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : Istanto ST.14033 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Transcript of PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara...

Page 1: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU

TINDAKAN UNIVERSAL PRECAUTION PADA PERAWAT

DI RSUD KOTA SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

Istanto

ST.14033

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal
Page 3: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Istanto

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Perilaku Tindakan

Universal Precaution Pada Perawat di RSUD Kota Surakarta

Abstrak

Universal precautions merupakan upaya pencegahan infeksi yang telah

mengalami perjalanan panjang, dimulai sejak dikenalnya infeksi nosokomial (infeksi

yang ditimbulkan dari tindakan medis) yang terus menjadi ancaman bagi petugas

kesehatan dan pasien (Depkes RI, 2010). Hasil observasi di RSUD Kota Surakarta pada

bulan Agustus 2015 didapat 8 dari 10 perawat yang tidak memakai sarung tangan steril

saat melakukan tindakan invasif ke pasien seperti pemasangan infus dan melepas infus.

Hasil observasi di ruangan juga didapatkan 6 dari 10 perawat tidak mencuci tangan

dengan benar saat sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Hasil wawancara dengan

perawat ruangan yang ditemui peneliti didapatkan 8 dari 10 perawat tidak mengetahui

istilah universal precaution. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap dengan perilaku tindakan universal precaution pada perawat di

RSUD Kota Surakarta.

Rancangan penelitian cross sectional. Teknik sampling Consecutive Sampling.

Sampel penelitian sebanyak 80 perawat. Variabel yang diamati pengetahuan, sikap dan

perilaku tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta. Penelitian

menggunakan uji statistik chi-square.

Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku

tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta dengan nilai χ2

hitung

adalah sebesar 2,210 (p= 0,331 > 0,05). Ada hubungan yang signifikan antara sikap

dengan perilaku tindakan universal precaution pada perawat di RSUD Kota Surakarta

dengan nilai χ2

hitung adalah sebesar 5,091 (p= 0,024 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha

diterima.

Rekomendasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

perawat di RSUD Kota Surakarta untuk meningkatkan usaha pencegahan dan

pengendalian penyakit infeksi dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku universal

precautions serta diberlakukan di semua unit pelayanan kesehatan maupun perorangan.

Kata Kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, universal precaution

Daftar pustaka : 42 (2000-2015)

Page 4: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2016

Istanto

Correlation of Knowledge and Attitude to the Behavior of

Universal Precaution of the Nurses of General Local Hospital of Surakarta City

ABSTRACT

Universal precaution is an effort to prevent infections, which have a long history

as of the recognition of nosocomial infections (infections caused by medical treatment)

which continuously become a threat to the health taskforces and clients (Department of

Health of the Republic of Indonesia). The objective of this research is to investigate the

correlation of the knowledge and the attitude to the behavior of universal precaution of

the nurses of Local General Hospital of Surakarta.

The research used the cross-sectional design. Its samples were taken by using the

consecutive sampling and consisted of 80 nurses. The variables observed were

knowledge, attitude, and behavior of universal precaution of the nurses of the hospital.

The data of research were analyzed by using the statistical test of chi-square.

There was not any significant correlation between the knowledge and the

behavior of universal precaution of the nurses as indicated by the value of χ2

count = 2.210

(p= 0.331 > 0.05). There was a significant correlation between the attitude and the

behavior of universal precaution of the nurses as shown by the value of χ2

count = 5.091 (p=

0.024 < 0.05) so that H0 was not verified, but Ha was verified.

The results of this research are expected to be considered by the nurses of the

hospital as to improve the effort of preventing and controlling infectious diseases by

improving the behavior of universal precautions at all health units and individuals.

Keywords : Knowledge, attitude, behavior, universal precaution

References : 42 (2000-2015)

Page 5: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

1

PENDAHULUAN

Universal Precaution atau yang

dalam istilah Indonesia dikenal dengan

kewaspadaan universal merupakan suatu

cara penanganan baru untuk

meminimalkan pajanan darah dan cairan

tubuh dari semua pasien tanpa

memperdulikan status infeksi. Pencegahan

penularan infeksi nosokomial dengan

pemutusan rantai penularan pada jalan

masuk (portal of entry) dilakukan dengan

memperhatikan teknik aseptik pada setiap

tindakan terhadap pasien (Patricia A. et al,

2002) dalam (Yulianti, dkk. 2011).

Salah satu strategi yang

bermanfaat dalam pengendalian infeksi

nosokomial adalah peningkatan

kemampuan petugas kesehatan dalam

metode universal precautions (Depkes,

2010). Universal precautions merupakan

upaya pencegahan infeksi yang telah

mengalami perjalanan panjang, dimulai

sejak dikenalnya infeksi nosokomial

(infeksi yang ditimbulkan dari tindakan

medis) yang terus menjadi ancaman bagi

petugas kesehatan dan pasien (Depkes RI,

2010). Pedoman ini untuk mencegah

transmisi dari berbagai penyakit yang

ditularkan melalui darah di lingkungan

fasilitas pelayanan kesehatan. Tindakan

universal precautions meliputi

pengelolaan alat kesehatan, cuci tangan

untuk mencegah infeksi silang, dan

penggunaan alat pelindung diri misalnya

kaca mata pelindung, masker muka,

sarung tangan dan celemek untuk

mencegah kemungkinan percikan dari

tubuh. Universal precautions diharapkan

akan mendapat perlindungan maksimal

dari infeksi yang telah diagnosis maupun

yang belum diketahui (Kurniawati dan

Nursalam, 2007). Universal precautions

juga berguna untuk menurunkan transmisi

infeksi saluran kemih, infeksi luka

operasi, pneumonia, sepsis, dan phlebitis

pada individu dan tenaga kesehatan,

sehingga dapat diberlakukan di semua

unit pelayanan kesehatan maupun

perorangan (Nasronudin, 2007).

Universal precautions tidak

hanya melindungi petugas dari risiko

terpajan oleh infeksi namun juga

melindungi klien yang mempunyai

kecenderungan rentan terhadap segala

infeksi yang mungkin terbawa oleh

petugas (Kurniawati & Nursalam, 2007).

Usaha pencegahan dan pengendalian

penyakit infeksi antara lain dapat

dilakukan dengan meningkatkan perilaku

universal precautions bagi perawat.

Tindakan universal precautions

diperlukan kemampuan perawat untuk

mencegah infeksi, ditunjang oleh sarana

dan prasarana, serta Standar Operasional

Prosedur (SOP) yang mengatur langkah-

langkah tindakan universal precautions

(Kurniawati & Nursalam, 2007).

Page 6: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

2

Hasil penelitian dari Kusmiyati

(2009), bahwa faktor yang mempengaruhi

rendahnya perilaku perawat dalam

tindakan universal precautions yaitu:

pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana

alat pelindung pribadi dan motivasi

perawat. Ketidakpatuhan atau keengganan

petugas untuk melakukan prosedur

universal precautions adalah karena

dianggap terlalu merepotkan dan tidak

nyaman. Tugas perawat yang sangat

banyak juga menjadi faktor lain

menyebabkan perawat sulit untuk

menerapkan universal precautions.

Penerapan universal precaution

dalam praktek sehari-hari dipengaruhi

berbagai faktor, diantaranya adalah faktor

perilaku. Perilaku manusia dipengaruhi

oleh dua faktor besar yang

mempengaruhinya yaitu faktor

pengetahuan dan sikap. Perilaku

merupakan hasil daripada segala macam

pengalaman serta interaksi manusia

dengan lingkungannya yang terwujud

dalam bentuk pengetahuan, sikap dan

tindakan. Perilaku merupakan

respon/reaksi seorang individu terhadap

stimulus yang berasal dari luar maupun

dari dalam dirinya (Notoatmodjo, 2010).

Notoatmodjo (2005) menyatakan

bahwa pengetahuan merupakan pedoman

dalam membentuk tindakan dan perilaku

seseorang. Adanya pengetahuan akan

menimbulkan kesadaran seseorang yang

akhirnya memicunya untuk berperilaku

sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya tersebut. Sikap merupakan

reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup suatu stimulus atau objek. Sikap

tidak dapat dilihat langsung, tetapi dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku

yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian

reaksi terhadap stimulus tertentu yang

dalam kehidupan sehari-hari adalah

merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial.

Penelitian yang dilakukan oleh

Anwar (2005), menunjukkan bahwa

prosedur tindakan pencegahan universal

masih sering diabaikan, faktor-faktor

yang mempengaruhi yaitu kurangnya

pengetahuan dan minimnya dana yang

dibutuhkan untuk mendukung

pelaksanaan prosedur tindakan

pencegahan universal (Anwar, 2005).

Penelitian yang dilakukan Giharyati

(2004), ada 2 orang perawat kamar bedah

di RS Roemani Semarang yang terinfeksi

Hepatitis, hal ini dapat terjadi karena

kurangnya disiplin perawat dalam

menjalankan prosedur tindakan

pencegahan universal khususnya dalam

pemakaian alat pelindung pribadi.

Di RSUD Kota Surakarta belum

pernah dilakukan penelitian tentang

perilaku pencegahan universal.

Berdasarkan observasi di lapangan pada

Page 7: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

3

bulan Agustus 2015 didapat 8 dari 10

perawat yang tidak memakai sarung

tangan steril saat melakukan tindakan

invasif ke pasien seperti pemasangan infus

dan melepas infus. Hasil observasi di

ruangan juga didapatkan 6 dari 10 perawat

tidak mencuci tangan dengan benar saat

sebelum dan sesudah melakukan tindakan.

Hasil wawancara dengan perawat

ruangan yang ditemui peneliti didapatkan

8 dari 10 perawat tidak mengetahui istilah

universal precaution. Sementara hasil

wawancara dengan koordinator ruangan

pada bulan Agustus 2015 didapatkan

bahwa 4 dari 10 perawat bersikap acuh

terhadap tindakan universal precaution,

misalnya apabila telah diketahui bahwa

pasien yang dihadapi tidak terinfeksi

Hepatitis B. Padahal banyak penyakit

infeksi lain selain Hepatitis B yang

mungkin diderita pasien dan mungkin

penyakit itu jauh lebih berbahaya dari

Hepatitis B, seperti HIV dan Hepatitis C.

Kurangnya sosialisasi SOP menjadi

kendala bagi perawat dalam melakukan

tindakan pencegahan universal. Terlebih

SOP tentang universal precaution sedang

dalam proses penyusunan sehingga belum

disahkan oleh pembuat kebijakan.

Berdasarkan fenomena di atas,

maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan

pengetahuan dan sikap dengan perilaku

tindakan universal precaution pada

perawat di RSUD Kota Surakarta”.

Perumusan Masalah

“Apakah ada hubungan pengetahuan dan

sikap dengan perilaku tindakan universal

precaution pada perawat di RSUD Kota

Surakarta?“

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dan sikap dengan

perilaku tindakan universal

precaution pada perawat di RSUD

Kota Surakarta.

2. Tujuan khusus

2.1. Mengidentifikasi pengetahuan

perawat tentang universal

precaution di RSUD Kota

Surakarta.

2.2. Mengidentifikasi sikap perawat

tentang universal precaution di

RSUD Kota Surakarta.

2.3. Mengidentifikasi perilaku

perawat tentang universal

precaution di RSUD Kota

Surakarta.

2.4. Menganalisa hubungan

pengetahuan dengan perilaku

universal precaution pada

perawat di RSUD Kota Surakarta.

2.5. Menganalisa hubungan sikap

dengan perilaku universal

Page 8: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

4

precaution pada perawat di RSUD

Kota Surakarta.

Manfaat Penelitian

1. Bagi RSUD Kota Surakarta

Memberikan masukan bagi RSUD

Kota Surakarta sebagai layanan

kesehatan untuk mengetahui sejauh

mana pengetahuan dan perilaku

perawat dalam penerapan universal

precaution yang merupakan salah satu

strategi pengendalian infeksi dan

penularan penyakit, sehingga bisa

menjadi pertimbangan untuk

menentukan kebijakan dalam

mencegah infeksi dan penularan

penyakit.

2. Perawat di RSUD Kota Surakarta

Memberi masukan kepada profesi

keperawatan RSUD Kota Surakarta

mengenai pentingnya menerapkan

tindakan pencegahan universal untuk

mencegah terjadinya infeksi dan

penularan penyakit pada pasien dan

tenaga kesehatan.

3. Instansi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan dapat

memberikan masukan bagi

perkembangan ilmu pengetahuan,

khususnya disiplin ilmu keperawatan

mengenai pentingnya menerapkan

universal precautions untuk

mencegah terjadinya infeksi dan

penularan penyakit pada pasien dan

tenaga kesehatan.

4. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberi informasi bagi masyarakat

sebagai bahan kajian pengetahuan

terutama yang berkaitan di bidang

pelayanan keperawatan, sehingga

diharapkan masyarakat juga dapat

memberikan masukan dan saran

dalam peningkatan layanan

keperawatan sesuai harapan

masyarakat.

5. Peneliti

Sebagai masukan bagi penulis untuk

mengetahui sejauh mana

pengetahuan, sikap dan perilaku

perawat dalam penerapan universal

precaution yang merupakan salah

satu strategi pengendalian infeksi dan

penularan penyakit, sehingga bisa

menjadi pertimbangan untuk

menentukan kebijakan dalam

mencegah infeksi dan penularan

penyakit bagi dirinya sendiri dan

petugas lain.

LANDASAN TEORI

1. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan

domain yang sangat penting untuk

dikuasai, karena dengan mengetahui

sesuatu kita dapat melaksanakan dan

Page 9: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

5

menjadikan pedoman untuk tindakan

selanjutnya (Sastroasmoro, 2008).

Pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterprestasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif,

yaitu (A. Wawan dan Dewi, 2011):

a. Baik : hasil presentase 76% -

100%.

b. Cukup : hasil presentase 56% -

75%.

c. Kurang : hasil presentase < 56%.

2. Sikap

Sikap adalah keteraturan tertentu

dalam hal perasaan (afeksi),

pemikiran (kognisi), dan predisposisi

tindakan (konasi) seseroang terhadap

sutatu aspek di lingkungan sekitarnya

(Azwar, 2012).

Beberapa teknik pengukuran sikap

antara lain (A. Wawan dan Dewi,

2011):

a. Skala Thurstone (Method of

Equel-Appearing Intervals)

Metode ini mencoba

menempatkan sikap seseorang

pada rentangan kontinum dari

yang sangat unfavorabel hingga

sangat favorabel terhadap suatu

obyek sikap. Favorabilitas penilai

diekspresikan melalui titik skala

rating yang memiliki rentang 1-

11. Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 sangat setuju. Tugas

penilai ini buka untuk

menyampaikan setuju tidaknya

mereka terhadap pernyataan itu.

Responden diminta untuk

menunjukkan seberapa besar

kesetujuan atau

ketidaksetujuannya pada masing-

masing item sikap tersebut.

b. Skala Likert (Method of

Summated Ratings)

Likert (1932) mengajukan

metodenya sebagai alternatif

yang lebih sederhana

dibandingkan dengan skala

Thurstone. Skala Thurstone yang

terdiri dari 11 point

disederhanakan menjadi dua

kelompok, yaitu yang favorabel

dan unfavorabel. Sedangkan item

yang netral tidak disertakan.

Untuk mengatasi hilangnya netral

tersebut, Likert menggunakan

teknik konstruksi test yang lain.

Masing-masing responden

diminta melakukan egreement

atau disegreement untuk masing-

masing item dalam skala yang

terdiri dari 5 point (sangat setuju,

setuju, ragu-ragu, tidak setuju,

sangat tidak setuju). Semua item

yang favorabel kemudian diubah

nilainya dalam angka, yaitu untuk

sangat setuju nilainya 5

sedangkan untuk yang sangat

tidak setuju nilainya 1.

Page 10: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

6

Sebaliknya, untuk item yang

unfavorabel nilai skala sangat

setuju adalah 1 sedangkan untuk

yang sangat tidak setuju nilainya

5.�

3. Perilaku

Perilaku adalah keseluruhan dari

penghayatan dan perbuatan yang

dilakukan seseorang akibat kegiatan

kognitif, afektif dan motorik (Pieter

dan Lubis, 2010).

Secara lebih operasional perilaku

dapat diartikan suatu respon

organisme atau seseorang terhadap

rangsangan (stimulus) dari luar subjek

tersebut. Respon ini bernentuk dua

macam, yakni (A. Wawan dan Dewi,

2011):

a. Bentuk pasif adalah respon

internal, yaitu yang terjadi di

dalam diri manusia dan tidak

secara langsung dapat terlihat oleh

orang lain, misalnya berpikir,

tanggapan atau sikap batin dan

pengetahuan.

b. Bentuk aktif, yaitu apabila

perilaku itu jelas dapat

diobservasi secara langsung,

karena perilaku tersebut sudah

tampak dalam bentuk tindakan

nyata (overt behaviour).

4. Universal Precaution

Kewaspadaan Universal (KU) atau

Universal Precautions (UP) adalah

suatu cara untuk mencegah penularan

penyakit dari cairan tubuh, baik dari

pasien ke petugas kesehatan dan

sebaliknya juga dari pasien ke pasien

lainnya (Kurniawati dan Nursalam,

2007). Nasronudin (2007), universal

precautions merupakan suatu

pedoman yang ditetapkan oleh the

Centers for Disease Control and

Prevention CDC Atlanta dan the

Occupational Safety and Health

Administration (OSHA), untuk

mencegah transmisi dari berbagai

penyakit yang ditularkan melalui

darah di lingkungan fasilitas

pelayanan kesehatan.

Kerangka Konsep

Hipotesis

HA1 = Ada hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku

tindakan universal precaution pada

perawat di RSUD Kota Surakarta.

H01 = Tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan perilaku

tindakan universal precaution pada

perawat di RSUD Kota Surakarta.

HA2 = Ada hubungan antara sikap

dengan perilaku tindakan universal

Page 11: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

7

precaution pada perawat di RSUD

Kota Surakarta.

H02 = Tidak ada hubungan antara sikap

dengan perilaku tindakan universal

precaution pada perawat di RSUD

Kota Surakarta.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif, yaitu lebih

menekankan analisisnya pada data-data

numerikal (angka) yang diolah dengan

metoda statistika. Pada dasarnya,

pendekatan kuantitatif dilakukan pada

penelitian interensial (dalam rangka

pengujian hipotesis) dan menyandarkan

kesimpulan hasilnya pada suatu

probabilitas kesalahan penolakan hipotesis

nihil. Pada umumnya, penelitian

kuantitatif merupakan penelitian sampel

besar (Azwar, 2012).

Penelitian ini menggunakan

pendekatan crossectional yaitu jenis

penelitian yang menekankan waktu

pengukuran atau observasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali

pada satu saat. Pada jenis ini, variabel

independen dan dependen dinilai secara

simultan pada suatu saat, jadi tidak ada

tindak lanjut. Dalam studi ini akan

diperoleh prevalensi atau efek suatu

fenomena (variabel independen)

dihubungkan dengan penyebab (variabel

dependen) (Nursalam, 2013).

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD

Kota Surakarta pada bulan Agustus -

Desember 2015.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini

adalah semua semua perawat di RSUD

Kota Surakarta, dengan jumlah populasi

100 perawat.

Penelitian ini menarik sampel

dengan menggunakan rumus Slovin

dalam Husein Umar (2007: 78) yaitu:

21 Ne

Nn

+=

Maka didapat sampel dalam

penelitian ini sebanyak 80 perawat di

RSUD Kota Surakarta.

Teknik sampling dalam penelitian

ini adalah Consecutive Sampling.

Consecutive Sampling yaitu pemilihan

sampel dengan menetapkan subjek yang

memenuhi kriteria penelitian dimasukkan

dalam penelitian sampai kurun waktu

tertentu, sehingga jumlah responden dapat

terpenuhi (Nursalam, 2008).

Kriteria inklusi dalam penelitian

ini adalah:

1. Perawat dengan masa kerja minimal 1

tahun

2. Bersedia menjadi responden.

Page 12: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

8

Kriteria eksklusi dalam penelitian

ini adalah:

1. Perawat yang sedang cuti/libur.

Variabel, Definisi Operasional dan

Skala Pengukuran

Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil pengujian validitas

diketahui bahwa item pertanyaan tentang

pengetahuan no. 6 dan 9, item pertanyaan

tentang sikap no. 1, 12 dan 16, item

pertanyaan tentang perilaku no. 2 dan 14

dinyatakan tidak valid, hal ini karena nilai

-0,008-0,280 < 0,361. Selanjutnya butir

pertanyaan yang tidak valid dari masing-

masing variabel didrop dan tidak

digunakan pada penelitian berikutnya,

sedangkan sisanya butir pertanyaan dari

masing-masing variabel dinyatakan valid

(nilai 0,364-0,701 > 0,361) digunakan

pada penelitian berikutnya.

Hasil pengujian reliabilitas pada

variabel pengetahuan, sikap dan perilaku

diperoleh nilai Cronbach’s Alpha > 0,60

sehingga seluruh uji instrumen yang

terdiri dari validitas dan reliabilitas

memenuhi persyaratan untuk dipakai

dalam pengambilan keputusan penelitian.

Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan secara

deskriptif, yaitu menampilkan

proporsi prosentase untuk variabel

pengetahuan dan sikap dengan

perilaku tindakan universal

precaution pada perawat.

2. Analisa Bivariat

Pada penelitian ini digunakan uji chi-

square, yaitu untuk menguji hipotesis

bila dalam populasi terdiri atas dua

atau lebih kelas dimana datanya

berbentuk kategorik. Rumus chi-

square seperti di bawah ini

(Sugiyono, 2007):

�=

−=

k

i h

h

F

FFx

1

2

02 )(

Keterangan:

X2

= Chi kuadrat

F0 = Frekuensi yang diobservasi

Fh = Frekuensi yang diharapkan

Page 13: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

9

Dasar digunakan taraf signifikan yaitu

� (0,05)

a. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis

penelitian ditolak.

b. Jika nilai p � 0,05 maka hipotesis

penelitian diterima.

HASIL PENELITIAN

1. Analisis Univariat

1.1. Umur

Hasil distribusi berdasarkan umur

responden dapat diketahui bahwa sebagian

besar umur 21 - 30 tahun sebanyak 63

responden (78,8%).

1.2. Jenis Kelamin

Hasil distribusi berdasarkan jenis kelamin

responden dapat diketahui bahwa sebagian

besar perempuan sebanyak 43 responden

(53,8%).

1.3. Pendidikan

Hasil distribusi berdasarkan pendidikan

responden dapat diketahui bahwa sebagian

besar pendidikan terakhir D3

Keperawatan sebanyak 52 responden

(65,0%).

1.4. Lama Bekerja

Hasil distribusi berdasarkan lama bekerja

responden dapat diketahui bahwa

sebagian besar lama bekerja antara 1 - 7

tahun sebanyak 76 responden (95,0%).

1.5. Tingkat pengetahuan perawat

tentang universal precaution

Hasil perhitungan berdasarkan tingkat

pengetahuan responden dapat diketahui

bahwa sebagian besar responden

penelitian dengan tingkat pengetahuan

perawat tentang universal precaution

pada kategori cukup, yaitu sebanyak 43

responden (53,8%).

1.6. Sikap perawat tentang universal

precaution

Hasil perhitungan berdasarkan sikap

perawat dapat diketahui bahwa sebagian

besar sikap perawat tentang universal

precaution pada kategori sikap positif

(sikap mendukung), yaitu sebanyak 67

responden (72,8%).

Page 14: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

10

1.7. Perilaku tindakan perawat tentang

universal precaution

Hasil perhitungan berdasarkan perilaku

tindakan perawat dapat diketahui bahwa

sebagian besar perilaku tindakan perawat

tentang universal precaution pada

kategori perilaku baik, yaitu sebanyak 45

responden (56,2%).

2. Analisis Bivariat

Hasil perhitungan pada tabel 4.8 diketahui

tingkat pengetahuan perawat tentang

universal precaution sebagian besar

kategori cukup dengan perilaku tindakan

universal precaution pada kategori

perilaku baik, yaitu sebanyak 25 orang

(31,2%), sedangkan yang paling sedikit

pada kategori kurang dengan perilaku

tindakan universal precaution pada

kategori perilaku tidak baik sebanyak 6

orang (7,5%).

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel

4.8 dengan menggunakan alat analisis chi-

square (�2) dapat diketahui bahwa nilai

χ2

hitung adalah sebesar 2,210 (p= 0,331 >

0,05) sehingga H0 diterima dan Ha

ditolak. Hal ini berarti tidak ada

hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan perilaku tindakan

universal precaution pada perawat di

RSUD Kota Surakarta.

PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden

1.1. Umur

Hasil distribusi berdasarkan umur

responden dapat diketahui bahwa

sebagian besar umur antara 21 -

30 tahun sebanyak 63 responden

(78,8%), sedangkan paling sedikit

umur antara 41 - 50 tahun

sebanyak 1 responden (1,2%).

Hal tersebut mengindikasikan

bahwa perawat di RSUD Kota

Surakarta didominasi oleh rata-

rata umur yang cenderung masih

muda dan produktif untuk

bekerja. Menurut Mubarak dkk

(2007), dengan bertambahnya

umur seseorang akan terjadi

perubahan pada aspek psikis dan

psikologis (mental). Pertumbuhan

fisik secara garis besar ada empat

kategori perubahan, yaitu

perubahan ukuran, perubahan

proporsi, hilangnya ciri-ciri lama

dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini

terjadi akibat pematangan fungsi

organ. Pada aspek psikologis dan

Page 15: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

11

mental taraf berfikir seseorang

semakin matang dan dewasa.

1.2. Jenis kelamin

Hasil distribusi berdasarkan jenis

kelamin responden dapat

diketahui bahwa sebagian besar

perempuan sebanyak 43

responden (53,8%), sedangkan

laki-laki sebanyak 37 responden

(46,2%). Hal ini mengindikasikan

bahwa perawat di RSUD Kota

Surakarta didominasi oleh

perempuan. Menurut Mubarak

dkk (2007) jenis kelamin

terbentuk dalam dimensi biologis.

Jenis kelamin mengacu pada

seseorang berperilaku dan

mencerminkan penampilan sesuai

dengan jenis kelaminnya.

1.3. Pendidikan

Hasil distribusi berdasarkan

pendidikan responden dapat

diketahui bahwa sebagian besar

pendidikan terakhir D3

Keperawatan sebanyak 52

responden (65,0%), sedangkan S1

Keperawatan sebanyak 28

responden (35,0%). Hal tersebut

mengindikasikan bahwa perawat

di RSUD Kota Surakarta

didominasi oleh pendidikan

terakhir D3 Keperawatan. Hal ini

dikarenakan formasi penerimaan

pegawai terutama perawat adalah

D III perawat. Namun di

kemudian hari tetap diberikan

kesempatan kepada pegawai

tersebut untuk melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih

tinggi, yaitu jenjang S I

keperawatan serta program

profesi perawat.

Pendidikan berarti bimbingan

yang diberikan seseorang kepada

orang lain terhadap suatu hal agar

mereka dapat memahami. Tidak

dapat dipungkiri bahwa makin

tinggi pendidikan seseorang

semakin mudah pula mereka

menerima informasi, dan pada

akhirnya makin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya.

Sebaliknya, jika seseorang

tingkat pendidikannya rendah,

akan menghambat perkembangan

sikap seseorang terhadap

penerimaan informasi dan nilai-

nilai baru diperkenalkan

(Mubarak dkk, 2007).

1.4. Lama bekerja

Hasil distribusi berdasarkan lama

bekerja responden dapat

diketahui bahwa sebagian besar

lama bekerja antara 1 - 7 tahun

sebanyak 76 responden (95,0%),

sedangkan paling sedikit lama

bekerja antara 15 - 20 tahun

hanya 1 responden (1,2%). Hal

Page 16: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

12

ini mengindikasikan bahwa

perawat di RSUD Kota Surakarta

kebanyakan dengan lama bekerja

antara 1 - 7 tahun. Hal ini

dikarenakan RSUD Kota

Surakarta merupakan institusi

yang belum lama berdiri,

sehingga banyak pegawai yang

baru direkrut.

Ada kecenderungan pengalaman

yang kurang baik dari seseorang

akan berusaha untuk melupakan,

namun jika pengalaman terhadap

objek tersebut menyenangkan

maka secara psikologis akan

timbul kesan yang membekas

dalam emosi sehingga

menimbulkan sikap positif

(Mubarak dkk, 2007).

1.5. Pengetahuan perawat tentang

universal precaution di RSUD

Kota Surakarta

Hasil perhitungan berdasarkan

tingkat pengetahuan responden

dapat diketahui bahwa tingkat

pengetahuan pada kategori kurang

sebanyak 9 responden atau 11,2%,

cukup sebanyak 43 responden

atau 53,8% dan baik sebanyak 28

responden atau 35,0%. Maka

dapat disimpulkan sebagian besar

responden penelitian dengan

tingkat pengetahuan tentang

universal precaution

pada kategori cukup, yaitu

sebanyak 43 responden atau

53,8%. Hasil tersebut ditunjukkan

dengan prosedur penerapan APD

dalam standard precaution belum

sepenuhnya dijalankan dengan

baik oleh perawat. Tingkat

pengetahuan pada responden

dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor tersebut dapat

berupa karakteristik responden

yaitu usia dan jenis pendidikan

responden. Pada hasil penelitian

didapatkan rata-rata usia

responden adalah 21 - 30 tahun

yang menunjukkan bahwa

responden berada dalam

kelompok usia dewasa muda.

Pada tahap usia ini, merupakan

masa transisi baik transisi secara

fisik (phisically transition),

transisi peran sosial (social

transition) serta transisi

intelektual (cognitive transition)

(Santrock 1999). Pada hasil

penelitian juga diperoleh bahwa

sebagian besar pendidikan

responden adalah D3

keperawatan yaitu sebanyak 65 %

yang juga sangat berpengaruh

terhadap tingkat pengetahuan

responden tentang universal

precaution.

Page 17: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

13

Penelitiannya Yulianti, dkk

(2011) yang dilaksanakan di RS

PKU

Muhammadiyah, Yogyakarta

terhadap 34 tenaga perawat

menunjukkan hasil bahwa

sebanyak 26 perawat dengan

persentase 76,47% tingkat

pengetahuan tentang universal

precaution pada kategori tinggi.

Seorang perawat dikatakan

profesional, jika memiliki

pengetahuan, keterampilan serta

memiliki sikap profesional sesuai

kode etik profesi pengetahuan

perawat dapat terus meningkat

apabila rumah sakit dapat terus

meningkatkan kemampuan

dengan berbagai pelatihan dan

edukasi berkesinambungann bagi

seluruh karyawan pada semua

aspek pencegahan infeksi.

Pengetahuan (knowledge)

merupakan domain yang sangat

penting untuk dikuasai, karena

dengan mengetahui sesuatu kita

dapat melaksanakan dan

menjadikan pedoman untuk

tindakan selanjutnya

(Sastroasmoro, 2008).

1.6. Sikap perawat tentang universal

precaution di RSUD Kota

Surakarta

Hasil perhitungan berdasarkan

sikap perawat dapat diketahui

bahwa pada kategori sikap

negatif (sikap tidak mendukung)

sebanyak 29 responden atau

36,2% dan sikap positif (sikap

mendukung) sebanyak 51

responden atau 63,8%. Maka

dapat disimpulkan sebagian besar

sikap perawat tentang universal

precaution pada kategori sikap

positif (sikap mendukung), yaitu

sebanyak 67 responden atau

72,8%. Hal ini berarti sebagian

besar perawat RSUD Kota

Surakarta merasa senang dan

nyaman serta mampu

menempatkan diri dalam

penerapan universal precaution.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa responden menyadari

pentingnya mengetahui dan

menerapkan universal precaution

sebagai upaya pencegahan

penularan penyakit, serta sebagai

pendukung program keselamatan

dan kesehatan kerja bagi petugas.

Sebagian besar responden juga

merasa tidak terbatasi aktifitas

dan interaksinya dengan pasien

saat penerapan universal

Page 18: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

14

precaution. Hal ini ditunjukkan

dengan lebih dari 90% responden

menyatakan setuju dan sangat

setujuterhadap pernyataan sikap

pada kuisioner no 1 – 3. Hal ini

menunjukkan bahwa responden

mampu menerima, menghargai

dan dan bertanggung jawab

terhadap stimulus dalam hal ini

penerapan universal precaution.

Haryanti (2009) dalam (Moch.

Udin, 2012) penelitiannya di

RSUD Salatiga mengidentifikasi

40% perawat yang bersikap

bertanggungjawab dengan baik

terhadap penggunaan APD. Setiap

individu memiliki sikap yang

berbeda-beda satu sama lain.

Individu memiliki sikap yang

positif ketika individu merasa

senang dan mampu menempatkan

dirinya pada tingkatan sikap yang

ada (Sarlito, 2009). Menurut

Azwar (2009) Sikap seseorang

terhadap suatu objek adalah

perasaan mendukung atau

memihak (favorable) maupun

perasaan tidak mendukung atau

tidak memihak (unfavorable)

pada objek tersebut.

1.7. Perilaku tindakan perawat tentang

universal precaution di RSUD

Kota Surakarta

Hasil perhitungan berdasarkan

perilaku tindakan perawat dapat

diketahui bahwa pada kategori

perilaku tidak baik sebanyak 35

responden atau 43,8% dan

perilaku baik sebanyak 45

responden atau 56,2%. Maka

dapat disimpulkan sebagian besar

perilaku tindakan perawat tentang

universal precaution pada

kategori perilaku baik, yaitu

sebanyak 45 responden atau

56,2%. Hal ini berarti bahwa

sebagian besar perawat

menyadari pentingnya tindakan

universal precaution sebagai

upaya pengendalian infeksi yang

harus diterapkan dalam pelayanan

kesehatan. Perilaku tindakan

perawat tentang universal

precaution dipengaruhi oleh

stimulus motivasi, persepsi dan

kognitif. Program pelatihan APD

dapat membantu responden untuk

meningkatkan kemampuan

kognitif dan keterampilan ketika

bekerja. Habni (2009) dalam

(Moch. Udin, 2012) dalam

penelitiannya menjelaskan bahwa

76% perawat yang tidak

mendapatkan pelatihan tentang

pencegahan infeksi nosokomial

cenderung memiliki perilaku

yang tidak sesuai dalam

Page 19: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

15

melakukan pencegahan infeksi

nosokomial.

Sudhiarti dan Sholikah (2012)

menyatakan bahwa komponen

perilaku dalam struktur bersikap

menunjukan bagaimana

kecenderungan berperilaku yang

ada dalam diri seseorang

berkaitan dengan objek sikap

yang dihadapinya, perubahan

perilaku yang terjadi dalam diri

seseorang dapat diketahui melalui

persepsi, akan tetapi setiap orang

mempunyai persepsi yang

berbeda, meskipun mengamati

objek yang sama.

2. Hubungan antara pengetahuan

dengan perilaku tindakan universal

precaution pada perawat di RSUD

Kota Surakarta

Hasil penelitian ini adalah tidak ada

hubungan yang signifikan antara

pengetahuan dengan perilaku tindakan

universal precaution pada perawat di

RSUD Kota Surakarta. Secara teori

memang disebutkan bahwa semakin

tinggi tingkat pengetahuan responden

tentang universal precaution,

diharapkan mempunyai perilaku yang

sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat faktor lain selain

pengetahuan yang dapat

mempengaruhi perilaku tindakan

universal precaution. Notoatmodjo

(2005) menyatakan bahwa

pengetahuan merupakan pedoman

dalam membentuk tindakan dan

perilaku seseorang. Adanya

pengetahuan akan menimbulkan

kesadaran seseorang yang akhirnya

memicunya untuk berperilaku sesuai

dengan pengetahuan yang dimilikinya

tersebut.

Pratek suatu keprofesian memerlukan

suatu dasar pengetahuan dari praktek

dan pengetahuan ilmiah.

Pengembangan ilmu ini penting

dalam pengembangan profesi

keperawatan, karena perawat yang

melakukan suatu tindakan atas dasar

pengetahuan dan informasi secara

ilmiah akan menjadi perawat

profesianal dan mempunyai tanggung

jawab yang besar kepada klien serta

akan membantu meningkatkan

pencapaian identitas profesi

(Nursalam, 2000). Sebagaimana

pendapat tersebut diatas, ketika

perawat memahami tentang universal

precaution, maka perawat akan

mematuhi prosedur yang ada karena

perawat menyadari hal itu tidak

hanya bermanfaat untuk pasien saja,

namun juga untuk perawat sendiri.

Hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa responden hanya mengetahui

saja namun belum bisa

mengaplikasikannya. Hal ini sesuai

Page 20: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

16

dengan teori Bloom dalam

Notoatmojo (2003) yang menyatakan

bahwa domain pengetahuan berawal

dari tahu hingga domain aplikasi.

Domain tahu hanya mengetahui

prinsip-prinsip universal precaution,

namun belum bisa menerapkannya

dalam perilaku ketika bekerja. Lebih

jauh lagi Bloom juga menyatakan

bahwa perilaku tidak hanya

dipengaruhi oleh pengetahuan saja

(faktor predisposisi), akan tetapi

dapat dipengaruhi oleh faktor

pendukung dan faktor pendorong.

Faktor pendukung meliputi

ketersediaan sarana dan prasarana di

rumah sakit yang dapat

mempengaruhi penerapan universal

precautions pada responden. Faktor

pendorong yang dapat mempengaruhi

responden dalam penerapan universal

precautions meliputi sumber daya

manusia yang berinteraksi langsung

dengan responden. Sumber daya

manusia yang berinteraksi langsung

dengan responden adalah perawat

pelaksana lain, kepala ruang, dokter

dan tenaga medis lain. Perawat

pelaksana lain serta kepala ruang

sebagai partner kerja dapat melakukan

pengawasan terhadap responden

dalam penerapan universal

precautions.

Hasil penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian Kusmiyati (2009)

dan Mahardini (2010) dengan hasil

penelitian diperoleh ada hubungan

yang signifikan antara tingkat

pengetahuan perawat dengan

kepatuhan perawat dalam penerapan

universal precautions.

Sedangkan penelitiannya Moch. Udin

Kurnia Putra (2012) sejalan dengan

hasil penelitian saat ini yang

menunjukkan hasil bahwa tidak

terdapat hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan perilaku

penggunaan APD (Alat Pelindung

Diri). Hasil penelitian lain, yang

sejalan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh

Setiana (2011) tentang pengetahuan,

sikap dan praktek mahasiswa profesi

Fakultas Kedokteran Diponegoro

terhadap perilaku pencegahan infeksi

di RSUD dr Karyadi Semarang pada

54 responden, didapatkan hasil bahwa

tidak ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dan praktik mahasiswa

profesi Fakutas Kedokteran

Diponegoro terhadap perilaku

pencegahan infeksi dengan nilai p-

value (p=0,295 > 0,005). Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan

penelitian Ilya Kagan (2009) bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan dengan

Page 21: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

17

tindakan mematuhi universal

precaution. Dalam penelitiannya juga

dijelaskan bahwa terdapat faktor lain

selain engetahuan yang dapat

mempengaruhi tindakan mematuhi

universal precaution.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Elshafi dkk (1995) tentang the

relationship between the knowledge of

nursing staff and their compliance to

universal precaution for prevention of

hepatitis B viral infection dalam

Journal Egypt Public Health

Assosiation yang dilakukan terhadap

perawat Rumah Sakit Santa Fever

dengan interview melalui kuisioner

dan observasi ceklist, juga sejalan

dengan penelitian ini. Penelitian ini

menyatakan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara

pengatahuan perawat dengan kinerja

prawat dalam universal precaution.

Penelitian ini menggambarkan

perlunya peningkatan pengetahuan

dan pelatihan in servis tentang kontrol

infeksi pada tenaga keperawatan.

3. Hubungan antara sikap dengan

perilaku tindakan universal

precaution pada perawat di RSUD

Kota Surakarta

Hasil penelitian ini adalah ada

hubungan yang signifikan antara sikap

dengan perilaku tindakan universal

precaution pada perawat di RSUD

Kota Surakarta. Disimpulkan bahwa

semakin baik sikap yang dimiliki

perawat tentang universal

precautions maka diharapkan

semakin baik pula perilaku yang

ditunjukkannya. Dalam hal ini sikap

akan terwujud dalam bentuk perilaku

tergantung pada situasi-situasi yang

dihadapi perawat saat itu.

Hasil penelitian ini sesuai dengan

teori perilaku Bloom dalam

Notoatmojo (2003) yang menjelaskan

bahwa perilaku merupakan fungsi

dari faktor predisposisi yaitu faktor

yang ada dalam diri individu yang di

dalamnya terdapat sikap dari

individu. Sikap individu

mempengaruhi tindakan responden

dalam penerapan universal

precautions. Tindakan universal

precautions diperlukan kemampuan

perawat untuk mencegah infeksi,

ditunjang oleh sarana dan prasarana,

serta Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang mengatur langkah-

langkah tindakan universal

precautions (Kurniawati & Nursalam,

2007). Notoatmodjo (2005)

menyatakan bahwa sikap belum tentu

terwujud dalam bentuk tindakan,

sebab untuk mewujudkan tindakan

perlu faktor lain, yaitu adanya

fasilitas atau sarana dan prasarana

sebagai mediator agar sikap dapat

Page 22: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

18

meningkat menjadi tindakan. Fishbein

(1980, dalam Azwar 2007),

mengemukakan teori tindakan

beralasan dengan melihat penyebab

timbulnya perilaku atau hubungan

sikap dengan perilaku. Teori tindakan

beralasan mengatakan bahwa sikap

mempengarhi perilaku lewat proses

pengambilan keputusan yang teliti dan

beralasan serta dampaknya terbatas

pada tiga hal. Pertama, perilaku tidak

banyak ditentukan oleh sikap umum,

tetapi oleh sikap yang spesifik

terhadap ssuatu. Kedua, perilaku

dipengaruhi tidak hanya oleh sikap,

tetapi juga oleh norma – norma

subjektif yakni keyakinan individu

mengenai apa yang orang lain

inginkan agar individu perbuat.

Ketiga, sikap bersama suatu perilaku

beserta norma-norma subjektif

membentuk suatu intensi atau niat

untuk berperilaku tertentu.

Menurut teori WHO, terdapat 4

determinan mengapa seseorang

berperilaku. Pertama, pemikiran dan

perasaan. Hasil pemikiran dan

perasaan seseorang atau dapat disebut

pula pertimbangan pribadi terhadap

obyek kesehatan merupakan langkah

awal seseorang untuk berperilaku.

Pemikiran dan perasaan dapat

dipengaruhi oleh beberapa hal seperti

pengetahuan, kepercayaan, dan sikap.

Kedua, adanya acuan atau referensi

dari seseorang yang dipercayai.

Perilaku seseorang dapat dipengaruhi

oleh orang yang dianggap penting

oleh dirinya seperti tokoh

masyarakat. Apabila seseorang itu

dipercaya, maka apa yang dilakukan

atau dikatakannya akan cenderung

untuk diikuti. Ketiga, sumber daya

yang tersedia. Adanya sumber daya

seperti fasilitas, uang, waktu, tenaga

kerja akan mempengaruhi terjadinya

perilaku seseorang atau masyarakat.

Pengaruh ini dapat bersifat positif

maupun negatif. Keempat,

kebudayaan, kebiasaan, nilai, maupun

tradisi yang ada di masyarakat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian Kusmiyati (2009) dan

Mahardini (2010) dengan hasil

penelitian diperoleh ada hubungan

yang signifikan antara sikap dengan

perilaku perawat dalam menjalankan

universal precautions. Penelitian

Moch. Udin Kurnia Putra (2012)

tentang hubungan pengetahuan dan

sikap dengan perilaku penggunaan

alat pelindung diri pada mahasiswa

profesi Fakultas Keperawatan

Universita Indonesia (2012), pada

113 responden menunjukkan hasil

bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara sikap dengan

perilaku penggunaan alat pelindung

Page 23: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

19

diri pada mahasiswa profesi Fakultas

Keperawatan Universita Indonesia

2012 dengan nilai p-value ( p=0,004 <

0,005 ). Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sudhiharti, Solihah

(2011) tentang Hubungan

pengetahuan dan sikap dengan

perilaku perawat dalam pembuangan

sampah medis di Rumah Sakit

Muhammadiyah Yogyakarta pada 60

responden yang menunjukkan

hubungan yang kuat dan positip antara

sikap dan perilaku perawat dengan

nilai p-value (p=0,000 < 0,005),

dengan nilai correlation coefisien r=

0,414. Yang mempunyai arti bahwa

sikap mempunyai kontribusi terhadap

perilaku perawat sebesar 41,4%.

Namun penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Resfi,. Rahmalia,. Jumaini (2012)

tentang faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku perawat

terhadap upaya pencegahan infeksi

luka post operasi pada pasien bedah

ekstremitas bawah RSUD Arifin

Ahmad Riau pada 73 responden,

menunjukkan hasil bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara sikap

dengan upaya pencegahan infeksi luka

post operasi pada pasien bedah

ekstremitas bawah dengan nilai p-

value (p=0,922>0,005)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan perawat

tentang universal precaution

sebagian besar dengan kategori

cukup, yaitu sebanyak 43

responden atau 53,8%.

2. Sikap perawat tentang universal

precaution sebagian besar dengan

kategori sikap positif (sikap

mendukung), yaitu sebanyak 67

responden atau 72,8%.

3. Perilaku tindakan perawat tentang

universal precaution sebagian

besar dengan kategori perilaku

baik, yaitu sebanyak 45 responden

atau 56,2%.

4. Tidak ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan

dengan perilaku tindakan

universal precaution pada perawat

di RSUD Kota Surakarta dengan

nilai χ2

hitung adalah sebesar 2,210

(p= 0,331 > 0,05) sehingga H0

diterima dan Ha ditolak.

5. Ada hubungan yang signifikan antara

sikap dengan perilaku tindakan

universal precaution pada perawat di

RSUD Kota Surakarta dengan nilai

χ2

hitung adalah sebesar 5,091 (p= 0,024

< 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha

diterima.

Page 24: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

20

Saran

1. Tingkat pengetahuan perawat tentang

universal precaution sebagian besar

dengan kategori cukup, yaitu

sebanyak 43 responden atau 53,8%.

2. Sikap perawat tentang universal

precaution sebagian besar dengan

kategori sikap positif (sikap

mendukung), yaitu sebanyak 67

responden atau 72,8%.

3. Perilaku tindakan perawat tentang

universal precaution sebagian besar

dengan kategori perilaku baik, yaitu

sebanyak 45 responden atau 56,2%.

4. Tidak ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan dengan perilaku

tindakan universal precaution pada

perawat di RSUD Kota Surakarta

dengan nilai χ2

hitung adalah sebesar

2,210 (p= 0,331 > 0,05) sehingga H0

diterima dan Ha ditolak.

5. Ada hubungan yang signifikan antara

sikap dengan perilaku tindakan

universal precaution pada perawat di

RSUD Kota Surakarta dengan nilai

χ2

hitung adalah sebesar 5,091 (p= 0,024

< 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha

diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2000. Psikologi Sosial.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. 2009. Sikap Manusia, Teori

dan Pengukurannya. Jakarta:

Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2012. Metode Penelitian.

Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

A. Wawan dan Dewi M. 2011. Teori &

Pengukuran Pengetahuan, Sikap

dan Perilaku Manusia.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Depdikbud. 2001. Pedoman Pembinaan

Program Bimbingan di Sekolah.

Jakarta: Balai Pustaka.

Depkes, RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan

Kewaspadaan Universal di

Pelayanan Kesehatan. Jakarta:

Direktorat Jendral Pemberantasan

Penyakit Menular dan

Penyehatan Lingkungan.

Dahlan. 2008. Statistik untuk Kedokteran

dan Kesehatan, Deskriptif,

Bivariat, dan Multivariate,

Dilengkapi dengan Menggunakan

SPSS. Salemba Medika: Jakarta.

Dharma, Kusuma Kelana. 2011.

Metodologi Penelitian

Keperawatan: Panduan

Melaksanakan dan Menerapkan

Hasil Penelitian. Jakarta: Trans

Info Media.

Gerungan. 1996. Psikologi Sosial.

Bandung: Penerbit PT. Eresco.

Page 25: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

21

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program

SPSS. Edisi Keempat. Semarang:

Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Herpan dan Wardani, Yuniar. 2012.

Analisis Perawat dalam

Pengendalian Infeksi Nosokomial

di RSU PKU Muhammadiyah

Bantul Yogyakarta. Jurnal

KESMAS UAD Volume 6, No. 3,

September 2012, ISSN :1978-

0575. Yogyakarta: Universitas

Ahmad Dahlan.

Hidayat. A.A.A. 2007. Metode Penelitian

Keperawatan dan Tekhnik

Analisa Data. Jakarta: Salemba

Medika.

Husein Umar. 2007. Metode Penelitian

Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis.

Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Kurniawati & Nursalam. 2007. Asuhan

Keperawatan pada Pasien

Terinfeksi. Jakarta: Salemba

Medika.

Kusmiyati, S. 2009. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Perilaku

Universal Precautions di Ruang

ICU Rumah Sakit Telogorejo

Semarang. Semarang : Skripsi

tidak dipublikasikan.

Mahardini, R. 2010. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kepatuhan

Perawat Menerapkan Universal

Precaution Ketika Melakukan

Kemoterapi Pasien Kanker Di

Baangsal RSUD Dr. Moewardi

Surakarta. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Maja, TMM. 2009. Precaution use by

occupational health nursing

students during clinical

placement. Adelaide: Tswane

University of Technology.

Moch. Udin Kurnia Putra. 2012.

Hubungan Tingkat Pengetahuan

Dan Sikap Dengan Perilaku

Penggunaan Alat Pelindung Diri

pada Mahasiswa Profesi Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia. Skripsi. Universitas

Indonesia.

Moenir. 1992. Manajemen Pelayanan

Umum. Jakarta: Bumi Aksara.

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007.

Promosi Kesehatan Sebuah

Pengantar Proses Belajar

Mangajar dalam Pendidikan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nasronudin. 2007. Penyakit Infeksi Di

Indonesia Solusi Kini Dan

Mendatang. Surabaya: Airlangga

University Press.

Nawawi, H. 2000. Administrasi Personel

Untuk Peningkatan Produktivitas

Kerja. Jakarta: Haji Intermedia.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi

Kesehatan, Teori dan Aplikasi.

Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku

Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan

Metodologi Penelitian

Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Page 26: PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES · PDF filekewaspadaan universal merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh ... SOP tentang universal

22

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian

Ilmu Keperawatan: Pendekatan

Praktis. Edisi 3. Jakarta: Salemba

Medika.

Patricia A. Dempsey & Arthur D.

Dempsey. 2002. Riset

Keperawatan. Penerbit Buku

Kedokteran. Jakarta: EGC.

Pieter, Herri Zan dan Lubis, Namora

Lumongga. 2010. Pengantar

Psikologi dalam Keperawatan.

Jakarta: Kencana.

Soetjipto dan Sjafioedin. 1994.

Metodologi Ilmu Sosial. Jakarta.

Sarlito, Sarwono W. 2009. Pengantar

Psikologi Umum. Jakarta:

Rajawali Press.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian

Kesehatan: Penuntun Praktis

Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra

Cendikia Press.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods

For Business: Metodologi

Penelitian Untuk Bisnis, Buku 2.

Jakarta: Salemba Empat.

Sudiharti dan Solikhah. 2012. Hubungan

Pengetahuan dan Sikap dengan

Perilaku Perawat dalam

Pembuangan Sampah Medis di

Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta.

Jurnal KESMAS UAD Volume 6,

No. 1, Januari Tahun 2012,

ISSN:1978-0575. Yogyakarta:

Universitas Ahmad Dahlan.

Sugiyono. 2007. Statistik Untuk

Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tietjen, Linda. 2004. Panduan Pecegahan

Infeksi untuk Fasilitas Pelayanan

Kesehatan dengan Sumber Daya

Terbatas. Penerjemah Saifuddin,

Abdul dkk. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka.

Walgito, Bimo. 2010. Pengantar

Psikologi Umum. Yogyakarta:

C.V Andi Offset.

WHO. 2004. Practical guidelines for

infection control in health care

facility India: WHO Regional

office South East Asia.

WHO dalam Prosedur Tetap RSUD Kota

Surakarta. 2015. Prosedur Tetap

Keperawatan RSUD Kota

Surakarta.

Yulianti, dkk. 2011. Hubungan Tingkat

Pengetahuan Perawat Dengan

Penerapan Universal Precaution

Pada Perawat di Bangsal Rawat

Inap Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Yogyakarta.

Jurnal KES MAS Vol. 5, No. 2,

Juni 2011 : 162-232. ISSN : 1978

– 0575.