PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara...

147
PEMAKNAAN KETUHANAN PADA PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA KAWERUH HAK 101 CILACAP Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Heribertus Damar Wiyono 109114121 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara...

Page 1: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

PEMAKNAAN KETUHANAN PADA PENGHAYAT KEPERCAYAAN

TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA KAWERUH HAK 101 CILACAP

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Heribertus Damar Wiyono

109114121

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

iv

Kiss the Rain

Makna hidup paling sejati ditemukan dalam pergaulan

Di sanalah Tuhan berkenan hadir

Greget

Dari ketiadaan sampai titik di mana kejenuhan muncul

Puji Langgeng

Sampai akhirnya tinggal sebuah kenangan

Iluh

Masa kecil, remaja yang terenggut, balas dendam

Kembali lagi pada kenangan abadi

Ketika dua orang berjauhan

Namun saling mendoakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

v

Karya tulis ini saya persembahkan kepada yang saya sayangi.

Kepada sebuah kenangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

vii

PEMAKNAAN KETUHANAN PADA PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP

TUHAN YANG MAHA ESA KAWERUH HAK 101 CILACAP

Program Studi Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Heribertus Damar Wiyono

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemaknaan ketuhanan pada penghayat

ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Masa Esa Kaweruh Hak 101 Cilacap. Metodologi

penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan penelitian

terdiri dari dua orang tetua penghayat Kaweruh Hak 101 berjenis kelamin pria dengan usia 46

tahun dan 49 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam semi

terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan kedua informan mendeskripsikan narasi pemaknaan

ketuhanan yang bersifat normatif terutama berdasarkan nilai-nilai yang dipelajari dari ajaran

Kaweruh Hak 101. Kedua informan secara mendasar mendeskripsikan bahwa ketuhanan

merupakan penghayatan atas Tuhan yang harus didasarkan pada kepercayaan aseli. Kepercayaan

aseli atau prinsip hak adalah spiritualitas yang tumbuh berkembang pada suatu budaya kultural

tertentu yang hanya tepat untuk masyarakat yang hidup dengan latar belakang budaya tersebut.

Kebenaran spiritual adalah kesesuaian kepercayaan seseorang dengan kepercayaan aseli di mana

orang tersebut tinggal dan tumbuh dewasa. Penelitian ini berhenti pada taraf deskriptif oleh

sebab data penelitian yang kurang mendalam. Pengalaman informan yang menjadi fokus

eksplorasi penelitian kurang tergali karena kecenderungan informan untuk kembali pada narasi-

narasi normatif. Namun mungkin memang demikianlah cara informan untuk menghayati Tuhan

Yang Maha Esa yaitu dengan kecenderungan ortodoksional seturut dengan ajaran prinsip hak

dalam Kaweruh Hak 101.

Kata kunci: Ketuhanan, ajaran kepercayaan terhadap Tuhan YME, kepercayaan aseli, prinsip

hak, narasi normatif/ kecenderungan ortodoksional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

viii

MEANING OF DEITY OF THE BELIEVER OF KAWERUH HAK 101, CILACAP

Study of Psychology

Sanata Dharma University Yogyakarta

Heribertus Damar Wiyono

ABSTRACT

The aim of this research is to unravel the way to believe toward God within believer of Kaweruh

Hak 101 Cilacap. Methodology used in this research is qualitative with descriptive approach.

The informans used are two gentleman of Kaweruh Hak 101, 46 and 49 years old. Data

collecting process done by a deep interview semi structured. The result shows that the two

informans show an identic way to believe God the most one. Thats the normative narrative story

according to Kaweruh Hak 101 ortodoxy. Deity being believed by right principal or according

indigenous spirituality. Indigeous spirituality or right principal is a believe or spirituality that

born and grow within such specific culture like Java culture and that indigenous spirituality is

just suitable to that indigenous people within that indigenous spirituality. That is the only way to

reach the spiritual truth. This research failed to be analyzed by the approach beyond descriptive

approach due to the failure to conduct a deep interview so this research must end with descrptive

analysis only. Informans‟s spiritual experience that should being unraveled in this research was

failed because the informans‟s tendency to make a normative narrative story again and again.

But maybe that is the true way of the informans to believe in God. This way called ortodoxional

tendension according to prinsip hak in the Kaweruh Hak 101.

Keywords: Deity, believe toward God, indigenous spirituality, right principal, normative

narrative story/ ortodoxional tendension.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

x

KATA PENGANTAR

Terima kasih atas rahmat Tuhanyang Maha Kuasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan baik. Saya sebagai penulis masih menyadari adanya kekurangan dalam skripsi ini. Dalam

penyusunan skripsi ini banyak pihak yang terlibat dan membantu penulis. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Gusti Allah ya Rama Pransoeh sesembahan kawula, Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria,

RPS. Sastrosuwignyo, Panutan Kawula.

2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi, Universitas

Sanata Dharma.

3. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si selaku Ketua Program Studi Psikologi, Universitas

Sanata Dharma, dan juga sebagai dosen penguji 1.

4. Bapak Dr. YB. Cahya Widiyanto, M. Si selaku dosen pembimbing skripsi yang bersedia

meluangkan banyak waktu dan penuh kesabaran membimbing penulis selama

penyusunan skripsi.

5. Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma.

6. Bapak Drs. Wahyudi yang telah menjadi dosen penguji 2.

7. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah

mengajar dan mendidik penulis hingga menjadi seperti ini.

8. Semua karyawan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikan pelayanan terbaik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………….……………………………..i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……………...………………………ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….………………….iii

HALAMAN MOTO……………………………………………………………………………..iv

HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………………………………v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………………...…………vi

ABSTRAK……………………………………………………………………………...……….vii

ABSTRACT……………………………………………………………………………..………viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……………………………….ix

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...…….x

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………xii

BAB I PENDAHULUAN………………..………….……..…….……………..………………..1

A. Latar Belakang…………………………...………………..………………………..……..1

B. Rumusan Masalah…………………………..………………..………………..…………..3

C. Tujuan Penelitian…………………..………………..……………………...……………..3

D. Manfaat Penelitian………………………………………………………………….……..3

1. Manfaat Teoritis………………………..………………..…………………..………..3

2. Manfaat Praktis……………………..………………..………………………………..3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………..………..…………………….…..5

A. KeTuhanan Secara Umum……………………………………………….………………..5

1. Definisi KeTuhanan………………………………………………………….………..5

2. Perbandingan Istilah……………………………………………..…………………….5

a. Kejawen……………………………………………………………….…………..5

b. Kebatinan……………………………………………………………………...…..6

c. Spiritualitas………………………….…………………………………………….6

d. Religiositas………………………………..……………………………………….7

B. Kaweruh Hak 101……………………………….............………………………………...7

1. Profil Umum………………………………...………………………………………...7

2. Inti Ajaran………………………………...…………………………………………...9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

xiii

a. Prinsip Hak………………………………...…………………………….………...9

b. Sembahyangan………………………………...………………………….……...10

c. Selamatan dan Puasa…………………………………………………...………...11

d. Hubungan dengan Sesama………………………..……………………………...11

3. Makna Hidup dalam Kaweruh Hak 101…………………………...………………...12

4. Membaca Kaweruh Hak 101 dari Sisi Lain………………………………..………...13

a. Berdasarkan Teori Agama Sigmund Freud………………………………….…...13

b. Berdasarkan Teori Ilmu Jiwa Suryomentaram………………………………......14

3. Kerangka Berpikir Teoritis…………………………………………………………..15

4. Pertanyaan Penelitian………………………………………………………………...16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………..…………...……...…………..17

A. Jenis Penelitian……………………………..………………..…………………………...17

B. Fokus Penelitian……………………..………………..……………………..…………...18

C. Sasaran Komunitas Penelitian……………………..……………………………………..18

1. Karakteristik Komunitas Penelitian…………………………..……………….……..18

2. Alasan Pemilihan Komunitas Penelitian……………………………………………..19

D. Informan Penelitian……………………………..………………..…………………..…..21

E. Sumber Data…………………………..………………..………………………….……..21

F. Kehadiran Peneliti………………………..………………..……………………………..22

G. Prosedur Pengumpulan Data………………………………..………………..…………..22

H. Metode Analisis Data……………………………..………………..………………...…..24

I. Kualitas Riset Kualitatif………………………..………………..………………...……..26

1. Triangulasi Teori…………………………...………………………………………...26

2. Expert Judgement…………………………..……………………...…………………26

3. Member Checking……………………………………………………………………27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………...…………..………..28

A. Pelaksanaan Penelitian…………………………..………………..……………….……..28

1. Konteks Lapangan……………………..………………..……………….…………..28

2. Profil Informan………………………..………………..…………………..………...29

a. Informan1……………………..………………..………………………………...29

b. Informan2……………………..………………..………………………………...30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

xiv

3. Pelaksanaan Wawancara……………………………..…………………………..…..31

B. Hasil Penelitian……………………………..………………..…………………………..31

1. Kredibilitas Data……………………………………………………………………..31

2. Informan 1………………………..………………..………………………..………..32

a. Sifat dan Kesetaraan Tuhan, Alam, dan Manusia………………………………..32

b. Tuhan mewujud dalam sifat kuasa alam berunsur lima……………………….....35

c. Manusia mewujudkan Tuhan dalam doa, sembah, dan selamatan (pembersihan

diri). ………………..………………..………………..………………………….38

d. Tuhan mengada dalam hukum karma………………………………..…………..42

e. Implementasi komunisme sebagai wujud penghayatan ketuhanan…………..….44

f. Keyakinan akan turunnya dana amanah Sukarno………………………………..45

g. Tindakan revolusioner………………………………..………………..………...49

h. Prinsip hak sebagai dasar kebenaran dan keselamatan…………………………..53

3. Informan 2………………..………………..………………..………………………..58

a. Rasa percaya dan tidak merugikan orang lain sebagai prinsip dasar

berketuhanan………………..………………………..…………………………..58

b. Prinsip hak sebagai dasar kebenaran dan keselamatan. …………………………61

c. Ketuhanan dalam diri manusia (dan proses pembentukannya) ……………….....66

d. Mewujudkan ketuhanan dalam sembahyangan dan selamatan…………………..71

e. Wujud dan sifat ketuhanan……………………………..…………………….…..76

f. Kembali bersatu dengan Tuhan sebagai bentuk nyata keselamatan di dunia dan

akhirat. ………………………………..……..………………..………………....81

C. Pembahasan………………..…………………………………………..……..…………..83

1. Penghayatan Spiritual Informan 1……………………….………..……..…………..83

2. Penghayatan Spiritual Informan 2…………………………….…..…..……………..85

D. Diskusi………………..………………..…………………………..…………..….……..87

1. Kecenderungan Perilaku Berkepercayaan Ortodoksional………………….....……..87

2. Perbandingan Model Penghayatan Antar Informan…………………………..……...89

BAB V KESIMPULAN………………..………………..………………….……..……..……..91

A. Kesimpulan………………..……………….………………………….……………..…..91

1. Informan 1……..……………….………………………….………………………….91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

xv

2. Informan 2……..……………….………………………….………………………….92

B. Kelemahan Penelitian………………..………………………………..…………….…...94

C. Saran Penelitian Selanjutnya………………………………………….………….….…...94

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….……..…96

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

KeTuhanan adalah bentuk kepercayaan manusia pada Tuhan. KeTuhanan pada

umumnya diwujudkan manusia dalam institusi agama maupun kepercayaan (Suseno, 1993;

Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks

Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni Saudi, Buddha Teravada Thailand, dan lain

sebagainya sedangkan contoh institusi kepercayaan antara lain Paguyuban Ngesthi Tunggal

(Pangestu), Ngudi Utama, Sapto Darmo, Kaweruh Hak 101 yang diangkat dalam penelitian

ini, dan lain sebagainya (Dwiyanto, 2011).

Manusia menghayati keTuhanan secara unik. Penghayatan ini pada umumnya

menimbulkan banyak kejadian yang dicatat oleh sejarah baik berdampak baik maupun

buruk seperti perang (Armstrong, 2006). Armstrong (2006) menyatakan bahwa keTuhanan

dapat berdampak buruk apabila manusia menghayati kepercayaannya secara kurang

mendalam. Dengan demikian penelitian mendalam tentang penghayatan manusia pada

Tuhan merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Penelitian tentang penghayatan

keTuhanan seperti ini diharapkan mampu menumbuhkan pemahaman pada masyarakat

bahwasanya menghayati keTuhanan semata-mata memiliki tujuan yang baik (Armstrong,

2013).

Penelitian ini mengangkat kepercayaan Kaweruh Hak 101 dari Cilacap, Jawa

Tengah. Kaweruh Hak 101 merupakan salah satu Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

2

Esa yang memiliki badan hukum resmi. Ajaran utama Kaweruh Hak 101 adalah untuk hidup

selaras dengan alam. KeTuhanan dapat dipahami melalui penyatuan umat dengan alam.

Tujuan penghayatan ini adalah untuk kembali kepada asal usul yaitu kesatuan dengan

Tuhan. 101 adalah lambang untuk kembali, juga dimaknai sebagai lambang kembalinya ada

itu sendiri (1) yang sempat tak ada (0). Ajaran menekankan praktek nyata dalam kehidupan

sehari-hari (Sumartoyo & Rories, 2013).

Penghayat Kaweruh Hak 101 memiliki militansi yang kuat dalam menghayati

keTuhanan seturut dengan buku ajaran Kaweruh Hak 101. Hal tersebut ditunjukkan dengan

keputusan seluruh penghayat untuk mengosongkan kolom agama dalam Kartu Tanda

Penduduk (KTP) mereka. Kenyataan ini membuat Kaweruh Hak 101 menjadi komunitas

yang tepat sebagai sasaran penelitian karena totalitas dalam menghayati Kaweruh Hak 101

tersebut. Dengan demikian penghayat Kaweruh Hak 101 telah melepaskan diri dari

penghayatan agama manapun.

Masalah global dalam penghayatan keTuhanan sebagaimana yang dipaparkan

Armstrong (dalam Armstrong, 2001; Armstrong, 2004; Armstrong, 2006; Armstrong, 2007;

Armstrong, 2013) juga terjadi dalam komunitas penghayat kepercayaan Kaweruh Hak 101.

Sebagaimana observasi yang dilakukan peneliti, militanisme yang berlebihan juga terjadi

pada penghayat Kaweruh Hak 101. Hal tersebut menyebabkan masalah relasi sehari-hari di

antara sesama penghayat Kaweruh Hak 101 maupun di antara penghayat Kaweruh Hak 101

dan masyarakat bukan penghayat (yang pada umumnya memeluk agama Islam). Dengan

demikian penelitian ini juga diharapkan mampu memberi sumbangsih bagi masyarakat

tentang bagaimana untuk menjadi unik dalam penghayatan keTuhanan di tengah masyarakat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

3

global sehingga tidak menimbulkan dampak buruk ke arah radikalisme dan fanatisme

(Mulyatno, 2015).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pemaknaan keTuhanan pada penghayat kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa Kaweruh Hak 101?

C. Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan pemaknaan keTuhanan pada penghayat kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa Kaweruh Hak 101?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat teoritis untuk memahami pemaknaan keTuhanan pada

penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kaweruh Hak 101 sebagai salah

satu keTuhanan dalam konteks budaya Jawa. Dengan demikian penelitian ini

memberikan salah satu fragmentasi dari keseluruhan konstruksi keTuhanan Jawa atau

Jawadipa. Penelitian ini juga memberi sumbangan bagi ilmu psikologi agama yaitu

perilaku atau cara manusia menghayati Tuhan.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat secara praktis untuk memberikan informasi salah satu

bentuk keTuhanan di Indonesia yaitu kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Kaweruh Hak 101. Informasi ini dapat menjadi referensi praktis bagi masyarakat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

4

ingin mendalami ilmu keTuhanan lokal Indonesia (khususnya Kaweruh Hak 101) baik

sebagai bahan penelitian selanjutnya maupun untuk memenuhi kebutuhan spiritualitas

pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KeTuhanan Secara Umum

1. Definisi KeTuhanan

KeTuhanan adalah faham tentang Tuhan yaitu perilaku manusia untuk

mempercayai hal-hal bersifat religius seperti berdoa, praktik tradisi ritual-ritual, yang

pada dasarnya adalah wujud kepercayaan kepada Tuhan beserta atribut-atribut yang

dimiliki oleh oknum Tuhan tersebut (Adams, 1995 dalam James & Wells, 2003;

Armstrong, 2015). KeTuhanan pada umumnya diwadahi oleh institusi agama maupun

kepercayaan. Contoh institusi agama adalah Islam (lebih spesifik lagi Nahdatul Ulama,

Muhammadiyah, dll), Katolik (lebih spesifik lagi Katolik Roma, dll), Budha (lebih

spesifik lagi Sangha Teravada, Sangha Mahayana, dll), dll. Contoh institusi

kepercayaan misalnya Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu, Hardo Pusoro, Dono Jati,

Kaweruh Hak 101 (yang diangkat dalam penelitian ini), Paguyuban Sumarah,

Paguyuban Pancasila Handayaningrat, dll (Dwiyanto, 2011).

2. Perbandingan Istilah (dalam kaitannya dengan keTuhanan)

a. Kejawen

Kejawen adalah faham keTuhanan yang berkembang dalam konteks

budaya Jawa. Secara lebih spesifik, kejawen adalah perpaduan ajaran Islam sufistik

dan Jawa Buda (sinkretis ajaran Siwa, Buddha Mahayana/ Tantrayana, dan

Jawadipa). Kejawen inilah yang diprakarsai oleh Wali Sangan terutama Sunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

6

Ampel dan Sunan Kalijaga (Shashangka, 2015). Ajaran kejawen inilah yang

akhirnya sering disebut sebagai Islam abangan (Geertz, 2014). Istilah kejawen perlu

dijelaskan mengingat penelitian ini mengambil tema penghayat Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kaweruh Hak 101 yang ada dalam konteks

budaya Jawa. Perlu ditekankan bahwa penggunaan istilah kejawen untuk

Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa manapun adalah kurang tepat.

Dengan demikian penelitian ini tidak menggunakan istilah kejawen namun tetap

menggunakan istilah kepercayaan.

b. Kebatinan

Kebatinan adalah istilah yang berkembang dari Jawadipa (ajaran spiritual

Jawa yang diyakini keasliannya, yang lepas dari pengaruh spiritualitas luar

Jawadwipa atau Pulau Jawa) (Shashangka, 2015). Melihat dari penjelasan

Shashangka (2015), istilah kebatinan dan kejawen memiliki kemiripan arti. Dengan

demikian dalam konteks penelitian ini istilah kebatinan tidak tepat untuk dipakai.

Dengan demikian istilah yang dipakai dalam penelitian ini adalah kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

c. Spiritualitas

Spiritualitas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia rohani

atau jiwa khususnya yang bertentangan dengan dunia material (APA, 2007).

Definisi ini terlihat terlalu luas bila digunakan dalam konteks penelitian ini.

Spiritualitas terlihat tidak terbatas pada permasalahan keTuhanan. Dengan demikian

istilah penghayatan keTuhanan tetap lebih tepat dipakai dalam konteks penelitian

ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

7

d. Religiositas

Religiositas merupakan sistem kepercayaan spiritual yaitu sesuatu

(perilaku) yang berhubungan dengan dunia roh seperti berdoa, menyembah,

meditasi, maupun keikutsertaan dalam institusi agama tertentu (APA, 2007). Secara

umum istilah spiritualitas dan religiositas memiliki arti yang relatif sama. Dengan

demikian istilah religiositas tidak dipakai dalam penelitian ini.

e. Penghayatan

Adapun penjelasan tentang istilah-istilah kejawen, kebatinan, spiritualias,

dan religiositas di atas perlu diberikan untuk semakin menegaskan bahwa istilah

yang lebih tepat dipakai untuk penelitian ini adalah penghayatan keTuhanan

karena demikianlah tema yang ditetapkan dalam penelitian ini. Penghayatan

berarti cara manusia menghayati sesuatu (APA, 2007; KBBI, 2008). Dengan

demikian penghayatan keTuhanan adalah cara manusia menghayati keTuhanan.

B. Kaweruh Hak 101

1. Profil Umum

Kaweruh Hak 101 adalah salah satu kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

di Indonesia yang memiliki badan hukum resmi (berdasarkan Peraturan Mendagri

Nomor 33 Tahun 2013 tentang Pedoman Pendaftaran Ormas Di Lingkungan

Kemendagri dan Pemda). Dengan demikian Kaweruh Hak 101 merupakan organisasi

masyarakat (ormas) yang memiliki kesetaraan dengan agama namun Kaweruh Hak

101 bukanlah suatu agama. Terkait dengan teknis penyebutan, ormas Kaweruh Hak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

8

101 kemudian akan disebut dengan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Kaweruh Hak 101 (Sumikan & Rories, 2013).

Pusat Padepokan Kaweruh Hak 101 beralamatkan di Desa Ayam Alas,

Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kaweruh

Hak 101 juga memiliki beberapa padepokan cabang antara lain di Kabupaten Bandung

(Jawa Barat), Kabupaten Banyumas, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Purwokerto

(Jawa Tengah). Baik padepokan pusat maupun padepokan cabang adalah berupa

rumah yang juga merupakan rumah tinggal penghayat yang menjadi ketua pengurus

padepokan. Adapun padepokan pusat merupakan rumah tinggal Rades Sumikan

sendiri, Ketua Umum Kaweruh Hak 101 (pimpinan pusat Kaweruh Hak 101). Kondisi

padepokan tersebut cukup sederhana, lantai belum diperhalus dengan plester, dinding

masih berupa anyaman kayu, dan kapasitas terbatas untuk sekitar 40 orang (Sumikan

& Rories, 2013).

Anggota Kaweruh Hak 101 adalah penghayat yang menghayati ajaran Kaweruh

Hak 101 dalam kehidupan sehari-hari. Keanggotaan ini bersifat sangat bebas untuk

masuk dan keluar. Hingga tahun 2015 tidak ada yang disebut sebagai anggota tetap

maupun anggota tidak tetap. Hanya saja pada kenyataannya, anggota Kaweruh Hak

101 yang ada memiliki komitmen tinggi untuk menghayati Kaweruh Hak 101 secara

total. Hal ini berarti Kaweruh Hak 101 telah menggantikan agama semula yang dianut

penghayat (sebelum bergabung dengan Kaweruh Hak 101, hampir semua penghayat

merupakan pemeluk agama Islam). Komitmen tersebut ditunjukkan oleh keputusan

oleh kebanyakan penghayat (sebenarnya hampir semua) untuk mengosongkan kolom

agama dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) mereka (Sumikan & Rories, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

9

2. Inti Ajaran

a. Prinsip Hak

Kaweruh Hak 101 mengajarkan prinsip hak sebagai ajaran yang utama.

Prinsip hak merupakan satu keyakinan yang menyatakan kebenaran hakiki.

Kebenaran hakiki adalah kesesuaian hidup dengan budaya aseli tempat seseorang

dibesarkan. Dengan demikian pada intinya prinsip hak adalah keyakinan bahwa

hidup yang benar adalah hidup yang menjalani tradisi aseli tempat seseorang

tumbuh berkembang menjadi dewasa. Sebagai contoh orang Banyumas yang benar

adalah orang Banyumas yang hidup seturut tradisi asli Banyumas baik dari segi

kepercayaan kepada Yang Ilahi, gaya makan, gaya berpakaian, dan gaya hidup pada

umumnya. Dalam konteks penelitian ini, prinsip hak akan difokuskan pada segi

kepercayaan kepada Yang Ilahi atau Tuhan Yang Maha Esa saja (Sumikan &

Rories, 2013).

Kaweruh Hak 101 sendiri diyakini sebagai ajaran aseli tradisi Banyumasan

(Jawa Tengah bagian barat selatan meliputi Kabupaten Cilacap, Kabupaten

Banyumas, Kabupaten Purwokerto, Kabupaten Kebumen, dan sebagian wilayah

Kabupaten Tegal, Kabupaten Purworejo, dan Kabupaten Banjarnegara). Dengan

demikian Kaweruh Hak 101 adalah ajaran yang diyakini sebagai ajaran hak

sebagaimana prinsip hak bagi masyarakat Banyumasan (Sumikan & Rories, 2013).

Keyakinan ini secara sederhana menyatakan bahwa masyarakat Banyumasan yang

masih menganut ajaran keTuhanan yang berasal bukan dari wilayah Banyumasan

adalah masyarakat yang masih keliru dalam menghayati keTuhanan. Tuhan

menciptakan manusia dalam susunan masyarakat yang tinggal pada suatu tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

10

secara turun menurun. Dengan demikian timbulah tradisi dalam masyarakat tersebut

dan salah satu tradisi tersebut adalah tradisi keTuhanan maka tradisi itulah yang

seharusnya dianut oleh masyarakat tersebut. Begitulah inti dari ajaran prinsip hak

(Sumikan & Rories, 2013).

b. Sembahyangan

Penghayatan praktis ajaran Kaweruh Hak 101 dalam hidup sehari-hari

diwujudkan dalam sembahyangan. Sembahyangan adalah doa atau komunikasi

yang dijalin penghayat Kaweruh Hak 101 dengan Tuhan maupun dengan Alam

(perwujudan Tuhan juga). Sembahyangan adalah cara penghayat memberikan

sembah yaitu penghormatan kepada Tuhan yang telah memberikan segalanya bagi

kehidupan manusia. Pemberian ini pada umumnya dilakukan Tuhan melalui alam.

Maka dari itu dalam ajaran Kaweruh Hak 101 alam juga dianggap sebagai Tuhan

itu sendiri (Sumikan & Rories, 2013).

Kaweruh Hak 101 mengajarkan sembahyangan harian dan selapanan.

Sembahyangan selapanan adalah sembahyangan yang dilakukan 35 hari sekali

sebagaimana penanggalan Jawa. Sembahyangan yang dianggap lebih penting

adalah sembahyangan pagi dan sore hari. Sembahyangan ini dilakukan penghayat

Kaweruh Hak 101 setiap hari untuk menjalin komunikasi aktif dengan Tuhan Yang

Maha Esa. Sembahyangan pagi dilakukan agar Tuhan senantiasa melindungi

penghayat dari marabahaya dan memberkati penghayat dengan segala kebutuhan

yang diperlukan. Sembahyang sore atau malam dilakukan untuk mengucap syukur

pada Tuhan yang telah memberi keselamatan dan berkah dalam satu hari tersebut

(Sumikan & Rories, 2013).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

11

c. Selamatan dan Puasa

Selamatan dan puasa adalah ritual yang tidak dapat dipisahkan. Kaweruh

Hak 101 meyakini beberapa hari tertentu sebagai hari sakral yang harus disucikan

dengan tindakan selamatan dan puasa. Hari sakral tersebut antara lain Jumat

Kliwon, Selasa Kliwon, hari kelahiran (weton), 1 Sura, 21 Mulud, dan 1 Pasa.

Selamatan dan puasa dilakukan agar penghayat lebih dapat mengenali siapa

sebenarnya hidup mereka (hakekat hidup), dapat makin mengenali Sang Guru

Pribadi, dan dapat semakin hidup dengan suci seturut dengan konsep kesucian yang

tuwuh atau muncul secara ajaib dalam benak seorang penghayat (Sumikan &

Rories, 2013).

Selamatan dilakukan dengan cara melakukan sembahyangan dengan

membakar kemenyan dan memberikan persembahan berupa sesaji makanan berupa

tumpeng beserta sayuran serta lauk pauknya. Persembahan sesaji makanan ini nanti

harus dimakan sendiri maupun bersama-sama dengan anggota keluarga maupun

penghayat yang lain. Selamatan ini harus dilakukan pada penghujung hari sakral

yang mana pada hari tersebut seorang penghayat telah menjalani puasa. Puasa

sendiri cukup sederhana yaitu tidak makan dan minum dalam waktu 24 jam yaitu

selama hari sakral tersebut berlangsung (Sumikan & Rories, 2013).

d. Hubungan dengan Sesama

Hubungan dengan sesama manusia adalah ujung dari ajaran Kaweruh Hak

101. Baik ajaran inti yaitu prinsip hak, ajaran tentang tata cara sembahyangan,

ajaran tata selamatan, merupakan gambaran awal tentang bagaimana seharusnya

penghayat Kaweruh Hak 101 hidup dalam masyarakat. Secara sederhana ajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

12

prinsip hak misalnya, mengajarkan bahwa penghayat Kaweruh Hak 101 seharusnya

tetap memegang akar tradisi nenek moyang dalam kehidupan sehari-hari misalnya

dengan tetap menghormati dan memakai cara hidup peninggalan nenek moyang

(meski tidak semua atau secara ketat, contoh: berbahasa yang halus dengan orang

yang lebih tua). Sembahyangan dan selamatan sendiri menjurus pada ajaran bahwa

hubungan dengan sesama manusia harus saling sembah dan nylamati (Sumikan &

Rories, 2013). Tentang hubungan dengan sesama ini akan lebih dijelaskan pada

bagian selanjutnya yaitu makna hidup dalam Kaweruh Hak 101.

3. Makna Hidup dalam Kaweruh Hak 101

Makna hidup dalam Kaweruh Hak 101 dibangun dari penghayatan atas ajaran

prinsip hak, sembahyangan, dan selamatan. Makna hidup ini terwujud dalam

hubungan dengan sesama. Pada dasarnya Kaweruh Hak 101 tidak mengajarkan untuk

memilah masyarakat menjadi mana yang patut dijadikan teman dan mana yang tidak

patut dijadikan teman. Dengan ini penghayat Kaweruh Hak 101 diharapkan dapat

hidup tapa ngrame yaitu hidup tetap memegang teguh kebenaran di tengah masyarakat

yang mungkin memiliki budaya hidup yang kurang baik. Kaweruh Hak 101

menekankan terus menerus bahwa makna hidup hanya dapat ditemukan dalam

hubungan pergaulan maupun pertemanan dengan sesama manusia dalam sistem

masyarakat (Sumikan & Rories, 2013).

Sembahyangan dan Selamatan dalam Kaweruh Hak 101 pada awalnya memang

terlihat sebagai ritus yang tertuju pada Tuhan atau sifat-sifat adiindrawi yang tidak

kasat mata. Namun demikian, hubungan dengan Tuhan tersebut merupakan sanepa

atau gambaran tentang bagaimana yang seharusnya dalam hubungan manusia dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

13

sesamanya. Sebagaimana manusia dengan Tuhan harus sangat menghormati

demikianlah manusia dengan sesamanya harus saling menghormati. Sembahyangan

adalah wujud nyata bagaimana penghayat Kaweruh Hak 101 memaknai hubungan

dengan sesama yang harus saling sembah yaitu saling menghormati. Selamatan juga

adalah wujud nyata bagaimana penghayat Kaweruh Hak 101 memaknai hubungan

dengan sesama yang harus saling nyelamati yaitu saling membantu setiap orang yang

memerlukan bantuan (Sumikan & Rories, 2013).

4. Membaca Kitab Kaweruh Hak 101 dari sisi lain

a. Berdasarkan Teori Agama Sigmund Freud

Kaweruh Hak 101 berdasarkan kacamata teori agama Sigmund Freud (dalam

Pals, 2012) merupakan cara seseorang mencari akar kepribadiannya. Hal ini

nampaknya seturut dengan ajaran prinsip hak dalam Kaweruh Hak 101. Dengan

demikian keTuhanan dalam Kaweruh Hak 101 merupakan bentuk pencarian

penghayat atas kepribadiannya yang mana semakin mendalam hanya akan

ditemukan keTuhanan yaitu sifat-sifat Tuhan (Sumikan & Rories, 2013).

Menurut teori agama Sigmund Freud (dalam Pals, 2012) keTuhanan atau

hasrat manusia untuk menghayati Tuhan didasarkan atas pengalaman masa lalu

yang bersifat tidak disadari. Manusia pada dasarnya ingin menyadari kompleksitas

masa lalu tersebut. Dengan demikian berkeTuhanan merupakan cara kontruktif

manusia untuk melepaskan diri dari neurotisisme masa lalu yang seringkali

termanifestasi dalam perbuatan buruk (perilaku yang mana manusianya tidak

menyadari apa sebenarnya latar belakang atau motif dari pada perilakunya tersebut)

pada saat ini (Strachey & Freud, 1961 dalam Pals, 2012). Kajian singkat ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

14

dimanfaatkan sebagai referensi pembahasan yaitu sejauh mana informan dapat

menyadari motif berkeTuhanan yaitu pengalaman masa lalu yang menyebabkan

bentuk penghayatan keTuhanan informan pada saat ini.

b. Berdasarkan Teori Ilmu Jiwa Suryomentaram

Memakai kacamatan ilmu jiwa kramadangsa Suryomentaram untuk

membaca Kaweruh Hak 101 menimbulkan pembacaan ajaran Kaweruh Hak 101

sebagai ajaran tentang rasa hidup. Baik ajaran prinsip hak, sembahyangan,

selamatan, dan puasa adalah tentang bagaimana seorang manusia berusaha

merasakan apakah yang sejati ingin dicapai dalam kehidupan ini yaitu hubungan

dengan sesama manusia yang penuh makna. Berdasarkan ajaran Suryomentaram,

rasa tersebut tidak akan jauh dari rasa senang susah yang mulur mungkret, rasa

sama yang dibangun dari pertentangan rasa iri, sombong, dan tenteram

(bahwasanya semua rasa yang dirasakan manusia adalah sama), rasa abadi yaitu

tentang kekekalan rasa sama yang tetap untuk selamanya (yang dibangun dari rasa

sesal, khawatir, lalu menimbulkan rasa tabah), dan lain-lain (Suryomentaram,

1985). Kajian singkat ini bertujuan untuk memberikan referensi pada pembahasan

makna keTuhanan yang diungkapkan (dirasakan) oleh informan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

15

C. Kerangka Berpikir Teoritis

Penjelasan:

Hakekat penelitian kualitatif adalah untuk mencapai tujuan penelitian dengan metode

utama berupa klasifikasi tema-tema yang muncul dalam paparan narasi informan (tema

umum dari paparan penghayatan keTuhanan tiap informan). Tema utama yang dihasilkan

dari klasifikasi tema kemudian akan menjadi bahan pembahasan utama dengan metode

fenomenologi deskriptif. Pembahasan adalah inti dari usaha mencapai tujuan penelitian.

Bagian selanjutnya yaitu diskusi menerangkan pembahasan (capaian tujuan penelitian)

secara teoritik berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan. Hasil akhir berupa

kesimpulan yang pada intinya adalah pemaparan kembali bagian pembahasan tema-tema

Paparan Penghayatan

Tema Umum

Klaster Tema

Tema Utama

Pembahasan

Diskusi

Kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

16

utama informan. Ketercapaian tujuan penelitian akan ditekankan kembali secara ringkas

dalam bagian kesimpulan.

D. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pemaknaan keTuhanan pada penghayat kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa Kaweruh Hak 101?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Hakekat penelitian kualitatif adalah untuk menjawab pertanyaan penelitian

dengan metode utama berupa klasifikasi tema-tema yang muncul dalam setiap informasi

yang diperoleh peneliti dari informan baik berupa paparan naratif maupun hasil

observasi. Keyakinan filosofis dasar ini mengindikasikan bahwa pendekatan penelitian

kualitatif tidak terlalu esensial untuk ditegakkan batasan-batasan metodenya.

Kontekstualitas pendekatan penelitian kualitatif dengan demikian akan kembali lagi pada

tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dengan ini penetapan pendekatan penelitian

menjadi perlu sejauh untuk menjawab rumusan masalah, bukan untuk membatasi metode

analisis data (Smith, 2013; Creswell, 2014).

Jenis penelitian ini sendiri adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi

deskripif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian ilmiah yang tidak menggunakan

metode kuantifikasi numerik untuk memperoleh data kualitatif. Data kualitatif sendiri

adalah segala data penelitian ilmiah yang bukan berbentuk kuantitatif numerik (APA,

2007). Dengan demikian, cakupan pendekatan penelitian kualitatif adalah sangat luas.

Smith (2008) menggolongkan cakupan pendekatan penelitian kualitatif ini menjadi tujuh

pendekatan utama yaitu naratif (narasi deskripif), fenomenologi, fenomenologi deskriptif,

grounded theory, analisis percakapan, analisis diskursus, fokus grup, dan fenomenologi

interpretatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

18

Studi kualiatif dengan pendekaan fenomenologi deskriptif yang baik harus

mampu untuk menggambarkan pengalaman seobjektif mungkin berdasarkan kesadaran

atau pemaknaan informan yang paling hakiki dalam dimensi pribadi maupun dalam

dimensi sosialnya (Smith, 2013; Husserl dalam Tjaya, 2015). Proses pencarian makna

informan dalam studi kualiatif fenomenologi deskriptif ini selalu didasarkan atas

interpretasi data oleh peneliti. Dengan demikian peneliti dituntut untuk tidak apriori

sehingga subyektifitas peneliti dalam analisis data dapat tereduksi. Pendekatan

fenomenologi deskriptif dipakai dalam penelitian ini karena lebih relevan untuk

menjawab pertanyaan penelitian yang ingin menggali makna dari pengalaman

penghayatan keTuhanan informan. (Smith, 2008; Smith, 2009; Smith, 2013).

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemaknaan keTuhanan

partisipan yang menjadi informan. Eksplorasi ini difokuskan atas cara-cara informan

untuk memaknai Tuhan yang secara umum lebih tergali melalui paparan penghayatan

informan atas Kaweruh Hak 101.

C. Sasaran Komunitas Penelitian

1. Karakteristik Komunitas Penelitian

Informan penelitian adalah dari komunitas yang telah dipilih (secara acak)

sebelumnya sebagai sasaran penelitian berdasarkan tujuan penelitian. Komunitas yang

dipilih sebagai sasaran melaksanakan penelitian adalah Organisasi Kemasyarakatan

Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kaweruh Hak 101 di Jl.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

19

Kapiwara RT 001, RW 007, Desa Ayam Alas, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap,

Jawa Tengah 53282. Komunitas Kaweruh Hak 101 telah terdaftar sebagai Ormas

berbadan hukum dengan Akta AHU-221.AH.02.01/2008 Nomor 20.-/04 September

2013 (Sumartoyo & Rories, 2013).

Penghayat kepercayaan Kaweruh Hak 101 mengadakan kegiatan rutin berupa

sembahyangan dan sarasehan setiap Malam Jumat Manis pukul 07.00 – 24.00 WIB

yang bertempat di Padepokan Kaweruh Hak 101, Jl. Kapiwara RT 001, RW 007, Desa

Ayam Alas, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah 53282. Padepokan

ini dapat menampung sampai 50 orang penghayat yang hadir dalam kegiatan

sembahyangan dan sarasehan.

Penghayat Kaweruh Hak 101 telah memiliki buku ajaran kepercayaan sendiri.

Buku ini berisi tata cara sembahyangan, nota-nota keputusan hukum keorganisasian,

dan ajaran kepercayaan dalam lagu Sabdo Palon. Buku ini dipergunakan sebagai

pegangan utama penghayat Kaweruh Hak 101 dalam menghayati ajaran Kaweruh Hak

101 sehingga legal secara hukum berdasarkan Peraturan Mendagri No. 33 Tahun 2013

Tentang Pedoman Pendaftaran Organisasi Kemasyarakatan Di Lingkungan

Kemendagri dan Pemda (Sumartoyo & Rories, 2013). Permen ini juga menjadi dasar

bagi penghayat Kaweruh Hak 101 untuk mengosongkan kolom agama dalam Kartu

Tanda Penduduk (KTP).

2. Alasan Pemilihan Komunitas Penelitian

Penelitian kualitatif tidak mengenal sampling atau dasar pemilihan komunitas

atau informan penelitian. Maka dari itu penelitian ini memilih komunitas Kaweruh

Hak 101 secara bebas. Adapun secara praktis, komunitas penghayat kepercayaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

20

Kaweruh Hak 101 dipilih karena organisasi ini masih tergolong kecil dan tidak

memiliki kompleksitas teologis sebagaimana dalam agama-agama besar seperti Islam,

kristiani, Hindu, maupun Buddha. Kesederhanaan latar belakang teologis organisasi

masyarakat yang setara dengan agama ini diharapkan relatif lebih memudahkan proses

interpretasi atau analisis data oleh peneliti pemula. Ormas kecil juga dapat menjadi

prototipe ekuivalen bagi agama besar dalam hal penghayatan tuhan. Adapun setiap

agama besar juga dimulai dari pembentukan sekte kecil (Armstrong, 2015;

Haryatmoko, 2015).

Selain itu, komunitas penghayat kepercayaan Kaweruh Hak 101 dipilih karena

organisasi ini telah berbadan hukum dan memiliki standar kegiatan organisasi yang

pasti. Kaweruh Hak 101 merupakan satu-satunya organisasi penghayat kepercayaan

yang berbadan hukum di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Hal ini menunjukkan

totalitas komitmen penghayat untuk menghayati kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa secara terlepas dari keikutsertaan pada agama-agama besar seperti Islam

atau Kristiani. Totalitas ini juga ditunjukkan oleh pengosongan kolom agama dalam

KTP. Totalitas ini cenderung tidak dimiliki oleh penghayat kepercayaan lain di luar

Kabupaten Cilacap yang secara umum menganggap kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa sebagai spiritualitas kedua setelah agama. Dengan demikian,

pemilihan Kabupaten Cilacap dikarenakan oleh totalitas penghayat-penghayat

kepercayaan secara umum dengan mengosongkan kolom agama dalam KTP

sedangkan pemilihan organisasi kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Kaweruh Hak 101 karena Kaweruh Hak 101 merupakan satu-satunya organisasi

penghayat kepercayaan yang telah berbadan hukum ( http:// kebudayaan. kemdikbud.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

21

go.id/ditpkt /2014/04/10/sejarah- direktorat-pembinaan -kepercayaan- terhadap-tuhan-

yme-dan-tradisi/*; Hasil wawancara dan catatan lapangan).

D. Informan Penelitian

Pemilihan informan penelitian dilakukan tanpa dasar apapun karena hasil

penelitian tidak dimaksudkan untuk dapat digeneralisasi. Hasil penelitian merupakan data

unik tentang penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dari dua orang

informan yang dipilih secara bebas tanpa dasar apapun.

E. Sumber Data

Sumber data utama dari penelitian ini diperoleh dari wawancara semi terstruktur

yang dilakukan dengan dua informan penelitian. Wawancara semi terstruktur dilakukan

agar penelitian menghasilkan data yang terbuka pada berbagai kemungkinan hal baru

yang ingin diungkapkan informan. Selain itu, wawancara semi terstruktur juga dapat

menghasilkan data yang lebih mendalam dibandingkan bila menggunakan wawancara

terstruktur yang cenderung kaku (Smith, 2013). Pada dasarnya peneliti menyiapkan daftar

pertanyaan untuk memandu proses wawancara. Namun demikian daftar itu tidak

digunakan secara kaku. Peneliti lebih fleksibel dalam mengikuti arah pembicaraan

dengan informan. Adapun informan pada dasarnya juga dibebaskan untuk mengarahkan

pembicaraan selama masih ada dalam konteks tujuan penelitian (Smith, 2013).

Sumber data lain adalah observasi lapangan yang dilakukan sebelum, selama, dan

sesudah wawancara. Observasi juga menghasilkan catatan lapangan dari kegiatan

sembahyangan dan sarasehan Malam Jumat Manis di Padepokan Kaweruh Hak 101.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

22

Adapun buku ajaran Kaweruh Hak 101 (Sumartoyo & Rories, 2013) juga menjadi

sumber data tambahan yang berguna untuk mengetahui tata cara sembahyangan dan

point-point ajaran Kaweruh Hak 101. Data-data sekunder ini tidak diikutsertakan dalam

proses interpretasi analisis data. Data-data sekunder ini dicadangkan dengan

kemungkinan akan bermanfaat dalam proses diskusi setelah pembahasan pada Bab IV.

F. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lokasi penelitian bersifat semi observatoris. Di luar

wawancara peneliti juga menghadiri sembahyangan dan sarasehan Malam Jumat Manis

yang diselenggarakan penghayat Kaweruh Hak 101. Kehadiran peneliti ini diharapkan

dapat semakin memperkaya pemahaman atas pengalaman dan motif-motif spiritual

informan. Kehadiran peneliti dalam sembahyangan dan sarasehan juga akan

meningkatkan pemahaman atas konteks sosial budaya lokasi penelitian yaitu tradisi

spiritual dan kehidupan sehari-hari adat Banyumasan.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pencatatan

lapangan dan perekaman wawancara mendalam tak terstruktur dengan bantuan daftar

pertanyaan terbuka berdasarkan fokus penelitian. Wawancara mendalam merupakan

usaha eksplorasi pengalaman spiritual informan dengan cara menggali pemaknaan

informan yang paling primer (Moore dalam Suseno, 2006). Upaya menggali makna

primern ini juga menggunakan prinsip berpikir kritis yaitu selalu mengejar maksud-

maksud penjelasan subyek yang belum jelas (Moore & Parker, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

23

Tabel. 1

Panduan Pertanyaan Wawancara

________________________________________________________________________

No Pertanyaan Wawancara

________________________________________________________________________

1. Bagaimanakah pengalaman anda dalam menghayati ajaran Kaweruh Hak 101?

2. Bagaimanakah makna dari pengalaman tersebut?

3. Mengapa anda akhirnya memutuskan untuk menghayati Kaweruh Hak 101?

4. Ceritakan pengalaman duka terkait dengan penghayatan Kaweruh Hak 101?

5. Bagaimanakah cara mengatasi masalah dalam penghayatan Kaweruh Hak 101?

6. Bagaimana akhir dari masalah tersebut?

7. Bagaimanakah gambaran Tuhan dalam Kaweruh Hak 101?

8. Bagaimana cara anda menghayati Tuhan Yang Maha Esa?

Tahapan wawancara:

1. Mengikuti acara sembahyangan dan sarasehan Kaweruh Hak 101.

2. Mencari dan menghubungi informanberdasarkan sampling bertujuan.

3. Mengenal informanlebih jauh dengan berkunjung (raport).

4. Melakukan wawancara utama dengan meminta ijin untuk merekam suara. Adapun

informed concent atau ijin dilakukan secara lisan untuk benar-benar menganonimkan

informanpenelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

24

Keterangan:

Pengambilan data dilakukan sebanya tiga kali. Wawancara pertama dilakukan

setelah kunjungan pertama (raport). Pengambilan data pertama ini bertujuan untuk

eksplorasi pengalaman informansecara lebih bebas. Dua kali pengambilan data yang

selanjutnya mulai difokuskan pada pengalaman penghayatan informan atas penghayatan

keTuhanan dalam Kaweruh Hak 101. Adapun wawancara dilakukan menggunakan

bahasa Indonesia dan bahasa Jawa (Jogja-Banyumasan) secara campur. Peneliti juga

tidak terpaku pada daftar pertanyaan yang telah dibuat. Wawancara dibawa mengalir

seperti percakapan antara guru dan murid dengan peneliti menempatkan diri sebagai

murid. Wawancara direkam dengan digital recorder dari ponsel.

H. Metode Analisis Data

Metode analisis data kualitatif harus selalu mengacu pada keyakinan filosofis

dasar penelitian kualitatif yaitu untuk menjawab rumusan masalah dan mencapai tujuan

penelitian. Dasar utama metode analisis data dari semua pendekatan penelitian kualitatif

adalah klasifikasi tema dalam rangka menemukan tema-tema utama yang muncul dalam

paparan informan. Metode analisis data dalam penelitian fenomenologi deskriptif inipun

selalu mengacu pada tujuan penelitian. Adapun spesifikasi metode analisis data berikut

ini dilakukan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

Tujuan utama analisis data kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif

adalah untuk memahami dan mendeskripsikan (mengeksplorasi) pemaknaan informan

atas pengalamannya yang dalam hal ini adalah seputar penghayatan keTuhanan dalam

Kaweruh Hak 101. Adapun proses analisis data adalah sebagai berikut (Smith, 2013):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

25

1. Melakukan transkrip wawancara dan catatan lapangan.

2. Membaca transkrip secara berulang-ulang sampai memahami konteks pemaknaan

informan.

3. Menuliskan tema sementara pada kolom sebelah kanan transkrip wawancara.

Tema sementara ini menjadi bahan klasifikasi tema untuk menentukan tema

utama.

4. Menentukan tema utama dengan cara mengklasifikasikan tema-tema sementara

kedalam beberapa kategori tema yang lebih luas. Kategori-kategori tema itulah

yang akan menjadi tema utama.

5. Menuliskan pembahasan dengan menguraikan tema-tema utama secara deskriptif

(belum disertai analisis teoritis).

6. Menuliskan diskusi penelitian secara deskriptif. Diskusi merupakan hasil analisis

teoritis atas hasil penelitian yang telah dijelaskan secara deskriptif pada bagian

pembahasan.

7. Perbandingan hasil penelitian antar informan. Ini merupakan perbandingan makna

antar informan bermanfaat untuk memperkaya interpretasi dalam diskusi meski

tidak akan mempengaruhi kesimpulan penelitian. Penelitian kualitatif dengan

pendekatan narasi deskriptif sebenarnya tidak mengharuskan adanya

perbandingan makna antar informan. Namun demikian hal ini tetap dapat

dilakukan untuk memperluas sudut pandang makna-makna pengalaman informan

meski tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

26

I. Kualitas Riset Kualitatif

Kualitas riset kualitatif ditandai oleh kredibilitas data hasil penelitian lapangan.

Data yang kredibel merupakan data yang sesuai dengan tujuan penelitian atau konteks

permasalahan yang ingin diteliti (Poerwandari, 2007). Kredibilitas data teruji dengan tiga

cara yaitu:

1. Triangulasi Teori

Triangulasi teori adalah penggunaan kajian teori dalam bab II untuk mendukung

pengambilan data di lapangan agar sesuai konteks penelitian yaitu tujuan penelitian

yang telah ditetapkan pada bab I (Patton dalam Sulistiany, 1999; Creswell, 2014).

Triangulasi teori dijelaskan dalam bab IV dengan menyatakan bahwa data yang

diperoleh telah sesuai dengan tujuan penelitian. Hal ini nantinya ditunjukkan oleh

pembahasan data yang juga dilakukan sesuai dengan kajian teori yang telah dilakukan

pada bab II. Adapun dalam triangulasi teori, penggunaan kajian teori dalam bab II

tidak bersifat kaku sehingga penggunaan teori baru amat dimungkinkan. Teori baru ini

tidak lantas ditambahkan ke dalam bab II karena untuk menunjukkan bahwa ada

temuan yang baru di luar kajian teori yang telah dilakukan dalam bab II.

2. Expert Judgement

Expert Judgement atau justifikasi ahli adalah cara menjamin kredibilitas data

dengan cara mempertimbangkan justifikasi pengamat di luar peneliti untuk menilai

apakah data sudah sesuai dengan tujuan penelitian atau belum (Patton dalam

Sulistiany, 1999). Justifikasi ahli dilakukan selama proses bimbingan penelitian

dengan dosen pembimbing. Dengan demikian bagian kredibilitas data expert

judgement ini tidak perlu dijelaskan kembali dalam bagian pembahasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

27

3. Member Checking

Kredibilitas data dijamin juga dengan cara member checking yaitu cara peneliti

memastikan kebenaran data penelitian dengan cara selalu menanyakan kepada

informan tentang kebenaran pemahaman peneliti atas paparan informan. Hal ini

dilakukan selama pengambilan data sehingga bagian kredibilitas data member

checking ini tidak perlu dijelaskan dalam bagian pembahasan (Rager, 2005; Creswell

dalam Harper & Cole, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Konteks Lapangan

Penelitian ini mengambil informan dari komunitas Penghayat Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kaweruh Hak 101 di Jl. Kapiwara RT 001, RW

007, Desa Ayam Alas, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah 53282.

Komunitas Kaweruh Hak 101 yang telah terdaftar sebagai Ormas berbadan hukum

dengan Akta AHU-221.AH.02.01/2008 Nomor 20.-/04 September 2013 (Sumartoyo

& Rories, 2013). Latar belakang budaya komunitas ini adalah Jawa Banyumasan.

Komunitas juga melakukan kegiatan rutin berupa sembahyangan dan sarasehan yaitu

tiap malam Jumat Manis di tempat yang sama.

Konteks spiritual masyarakat Cilacap cenderung beragam meski masih

bersifat agraris. Ragam ditunjukkan oleh banyaknya komunitas penghayat

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di samping agama-agama besar yang

telah mapan seperti Islam, Budha, dan Kristiani. Cukup disayangkan, organisasi

penghayat kepercayaan yang telah berbadan hukum resmi baru Kaweruh Hak 101 di

tengah puluhan organisasi lain yang tersebar secara sporadis. Semangat agraris

ditunjukkan oleh komitmen untuk mengosongkan kolom agama dalam Kartu Tanda

Penduduk (KTP) yang menandakan totalitas diri sebagai penghayat. Sisi buruk dari

semangat agraris ini adalah fundamentalisme atau militanisme yang muncul pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

29

beberapa organisasi penghayat yang belum berbadan hukum. Fanatisme tersebut

misalnya ditunjukkan oleh adanya organisasi penghayat tertentu yang

mendiskriminasi warga yang tidak tergabung dalam kepenghayatan misalnya karena

masih memegang teguh agama konvensional.

Secara holistik, dilaporkan oleh beberapa orang dalam pengamatan lapangan

yang dilakukan peneliti, isu toleransi cenderung terjadi secara sporadis. Terdapat

daerah yang memegang teguh semangat toleransi namun juga ada daerah yang kurang

toleran. Salah satu penghayat Kaweruh Hak 101 juga pernah menjadi dampak

intoleransi dari kaum mayoritas Islam. Sebaliknya, di alamat padepokan Kaweruh

Hak 101 sendiri tercipta toleransi yang baik antar warga penghayat dan agama.

2. Profil Informan

a. Informan 1

Informan pertama adalah salah satu penghayat dalam komunitas Kaweruh

Hak 101. Informan1 beralamat di Desa Glempang Pasir, Kec. Adipala, Kab.

Cilacap, Jawa Tengah. Profesi informan1 adalah petani sekaligus pedagang

makanan. Informan1 adalah lulusan SLTP, berusia 46 tahun, telah menikah, dan

memiliki tiga orang anak. Istri bekerja sebagai TKI di luar negri.

Informan1 adalah orang yang sangat ramah dan antusias dalam menjawab

setiap pertanyaan peneliti. Informan1 senang sekali bercerita sampai sering sulit

untuk disela peneliti yang ingin beralih topik. Informan1 juga orang yang

memiliki disiplin spiritual misalnya dilihat dari cara berpakaian yang dilengkapi

dengan ikat kepala, atribut-atribut rumah yang kental dengan suasana spiritualitas

Jawa, dan pemakaian bahasa Jawaa halus yang sangat baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

30

b. Informan 2

Informan kedua adalah salah satu penghayat dalam komunitas Kaweruh

Hak 101. Informan kedua juga merupakan ahli waris pendiri yang dahulu masih

bernama Kaweruh Hak saja. Informan 2 bermukim di Jl. Kapiwara RT 001, RW

007, Desa Ayam Alas, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yaitu

di depan sanggar pertemuan atau padepokan Kaweruh Hak 101. Sehari-hari,

informan 2 berprofesi sebagai petani dan supir mobil bila sedang ada job.

Pendidikan terakhir informan 2 yang kini berusia 49 tahun adalah SLTP.

Informan 2 juga telah menikah dan dikaruniai tiga orang anak. Istri bekerja

sebagai ibu rumah tangga.

Sebagai tuan rumah dan ahli waris organisasi, informan 2 dikenal sangat

ramah dan selalu senang menerima tamu. Keluarga informan 2 senang

menyediakan makanan alakadarnya pada setiap tamu. Tamu sering hadir untuk

meminta nasihat spiritual maupun penyembuhan-penyembuhan alternatif dengan

metode spiritual. Informan 2 nampak memiliki kekuatan adialami yang enggan

dinyatakannya. Informan 2 hanya ingin berbagi dan tidak ingin sombong dengan

kemampuan yang dimiliki. Informan 2 memang terkesan memiliki daya magi

yang membuat tiap tamu merasa sudah diketahui maksud kehadirannya. Namun

demikian, peneliti sendiri merasa nyaman dengan informan 2 yang tidak

cenderung intimidatif.

Informan 2 sangat kooperatif selama proses wawancara dengan peneliti.

Antusiasme terkadang sampai beberapa kali membuat nafas informan2 tidak

teratur. Mungkin informan 2 memiliki penyakit asma atau sesak nafas. Paparan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

31

informan2 tergolong cepat hingga terkadang sulit dipahami karena logat

Banyumasan yang jauh lebih kental dari pada informan 1. Ketika menjawab

pertanyaan wawancara dengan bahasa Indonesiapun, logat Banyumasan informan

2 masih amat kental. Namun demikian, intonasi suara informan2 tergolong sangat

baik.

3. Pelaksanaan Wawancara

Tabel. 2

Pelaksanaan Wawancara

_____________________________________________________________________

Informan Waktu Lokasi

_____________________________________________________________________

1 17 April 2015/ 07.30 – 10.30 WIB Rumah Informan1

23 Mei 2015/ 07.45 – 10.45 WIB Rumah Informan1

26 Juni 2015/ 07.15 – 11.15 WIB Rumah Informan1

2 17 April 2015/ 18.00 – 20.00 WIB Rumah Informan2

23 Mei 2015/ 18.00 – 20.00 WIB Rumah Informan2

26 Juni 2015/ 18.00 – 20.00 WIB Rumah Informan2

B. Hasil Penelitian

1. Kredibilitas Data

Kredibilitas data ditunjukkan oleh kesesuaian hasil penelitian dengan tujuan

penelitian yang telah ditetapkan. Kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi teori.

Triangulasi teori setelah pengambilan data pada dasarnya dilakukan sepanjang

pembahasan dan diskusi. Triangulasi teori adalah implementasi teori dalam kajian

pustaka untuk membahas hasil penelitian dalam rangka menunjukkan bahwa data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

32

hasil penelitian telah sesuai dengan tujuan penelitian atau secara umum data hasil

penelitian telah sesuai dengan konteks penelitian.

2. Informan 1

a. Sifat dan Kesetaraan Tuhan, Alam, dan Manusia

Manusia adalah wujud nyata atas gambaran Yang Mahakuasa. Kuasa adalah

manusia itu sendiri. Apa yang diketahui manusia adalah apa yang dikuasainya. Ini

adalah satu bentuk penghayatan spiritual informan 1 atas keTuhanan dalam

Kaweruh Hak 101. Kaweruh hak adalah ajaran yang memang secara mendasar

sudah dimengerti manusia.

Jadi ini kan langsung kepada yang Kuasa kan gitu. Yang diartikan

kuasa kan kita ya kan! “Kamu kan kuasa! Jadi apa yang kita tahu sudah

kita kuasai. Jadi sebenarnya kalau kita pelajari dengan ajaran rasa jati,

maka ini dinamakan ajaran Kaweruh Hak 101 itu maknanya adalah

ajaran yang sudah dipahami. Jadi Kaweruh itu mengartikan bahwa kita

itu mengerti, mengerti kahanan yang sudah kita alami. Maka Kaweruh,

kita mengerti, eee, apa, yang kita ajarkan adalah perjalanan hidup. „Ruh‟

itu ngerti atau sudah menjalani. Jadi Kaweruh Hak itu adalah apa yang

kita punya, jadi gitu.

(1.6-18)

Manusia adalah apa yang dimengerti oleh seorang individu. Informan 1

adalah bagian dari manusia tersebut. Sebagai manusia, informan 1 menghayati

kesetaraan dengan Tuhan dalam wujud mencari kemahaan Tuhan. Informan 1

senantiasa mencari sifat-sifat Tuhan. Sifat Tuhan tersebut nyata dalam ajaran

kepercayaan asli (Jawa). Informan 1 ingin mengatakan bahwa keTuhanan itu pada

dasarnya sudah ada dalam diri sendiri.

“Makanya orang Jawa itu „ngudi kaweruh‟ yang artinya bahwa

tiada Tuhan selain Allah, ya kita sendiri (manusia adalah „Allah‟ itu

sendiri). Eee dari sifat Allah ya sifat Tuhan yang tidak wujud, karena

penyatuan dari unsur alam, alam ya Allah, Allah ya awak kita kalau

orang itu pahami, jadi semuanya yang kuasa adalah diri kita. Hak sendiri

(itu) punya kita. Iya, hak kan punya kita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

33

(1.52-69)

Kesetaraan Tuhan dengan manusia yang nyata dalam diri sendiri dihayati

informan 1 sebagai teka-teki alam yang harus dipecahkan. Pemecahan teka-teki

alam tersebut adalah salah satu bentuk penghayatan spiritual informan 1 atas

kesetaraan Tuhan dengan manusia termasuk dirinya. Teka-teki alam tersebut juga

menandakan jaman akhir. Dengan demikian kesetaraan Tuhan dengan manusia

juga dihayati informan 1 sebagai pertanda jaman akhir.

“Ini kan teka-teki eee teka-tekinya alam. Siapa yang bisa

memecahkan dengan teka-teki ini alam, (akan mengetahui) kahanan alam

yang sebenarnya. Dengan adanya suatu situasi yang seperti ini, ini sudah,

lambang-lambang su dah mengakhiri, inilah yang dinamakan zaman

akhir”.

(1.321-328)

Manusia yang setara dengan Tuhan adalah utusan Tuhan yaitu perantara

antara dunia manusia dan dunia keTuhanan. Perantaraan ini ada pada rasa.

Informan 1 sedang dalam proses merasakan hal ini. Inilah mengapa informan 1

menyebut dirinya Rasa Jati. Dengan demikian Rasa Jati adalah julukan informan

1 dalam penghayatan kesetaraannya dengan Tuhan.

“Manusia hanya utusaning Tuhan. Perantaraning Tuhan, kan

seperti itu. Makannya rasa adalah utusan. Saya sendiri ya sedang

memproses. Saya, nama saya adalah Rasa Jati. Diberi suatu apa, tetenger

(julukan). Tetenger. Saya diberi tenger karena saya menjalankan proses

pembersihan diri. Akhirnya tahun 1999 diberi suatu nama: Begawan Rasa

Jati.”

(1.1388-1398)

Informan 1 menegaskan kembali bahwa penghayatan kesetaraan dengan

Tuhan dan alam berarti mengerti diri sendiri sebagai keseluruhan wujud

(spiritualitas). Penghayatan spiritualitas informan 1 adalah bentuk dari proses

penghayatan atas diri sendiri sebagaimana dalam ungkapan „aku ya kamu, kamu

ya aku, gusti ya saya, saya ya gusti‟. Itulah wujud alam yang dihayati informan 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

34

“Lha saya tanyakan, tiyange ki jane sapa (anda ini siapa)? Gene

ngerti perilakuku lan perjalanku, uripku mbiyen dugi siki (ternyata tahu

perilaku dan perjalanan hidup saya dari dulu sampai sekarang). Ya aku

yo ngerti. Sing sebenere aku ya koe (yang sebenarnya aku adalah kamu).

Koe ya aku (kamu adalah aku). Karena sifatku, wujudku, ya wis ana nang

awakmu (sudah ada dalam badanmu). Wujudku kie mulane berbuat nang

endi bae, walaupun ditutup tembok sing kandel pira, umpamane mlebu

silir angin, aku yo ngerti (inilah wujudku, makannya mau dimanapun,

ditutup tembok setebal apapun, tapi ibarat angin masih bisa masuk, aku

ya tetap tahu). Karena aku yo koe, koe ya aku (karena aku ya kamu, kamu

ya aku). Mustine ada tembung kawula gusti, gusti ya kawula ya iku (kalau

ada ungkapan kita ya Allah, Allah ya kita ya itulah). Itulah sejatine

wujudanku (itulah sejatinya perwujudanku) menjadi satu dengan wujud

alam, yang beraneka sumber itu lima menjadi satu lha itulah wujudan koe

ya aku (perwujudan kamu ya aku).”

(1.3842-3862)

Meditasi adalah sarana yang ditempuh informan 1 untuk menyempurnakan

penghayatan kesetaraan Tuhan, alam, dan manusia. Meditasi membuat penyatuan

hati, jiwa, dan pikiran sehingga menghasilkan energi alam positif yaitu Tuhan itu

sendiri. Dengan demikian Allah adalah energi positif yang dihasilkan oleh

perenungan manusia selama proses meditasi.

“Meditasi adalah penyempurnaan atau menyatunya hati, jiwa, dan

pikiran, menjadikan energi alam atau energi positif yaitu yang disebut

dengan Allah (postulasi wangsit gaib). Jadi ini hakekatnya Allah? Allah

adalah energi alam atau energi positif.”

(1.6820-6824)

Dalam kesetaraan dengan alam yang juga adalah Tuhan, informan 1

menghayati perwujudan Tuhan dalam bentuk sifat keTuhanan itu sendiri.

Informan 1 mengulangi tentang sifat sebagai wujud keTuhanan karena memang

pusat penghayatan informan 1 adalah diri sendiri. Salah satu wujud Tuhan adalah

kebijaksanaan karena ini termasuk energi positif. Namun informan 1 juga

menghayati Tuhan sebagai tanpa wujud. Dengan demikian perwujudan Tuhan

(yang antropomorfik) bukanlah pokok penghayatan yang penting untuk informan

1. Penghayatan keTuhanan informan 1 lebih bersifat formal non material yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

35

berbentuk spiritualitas (sifat keTuhanan, dll) dari pada wujud Tuhan yang lebih

fisikal. Dengan ini disimpulkan bahwa penghayatan kesetaraan Tuhan, alam, dan

manusia oleh informan 1 bukanlah pada taraf antropomorfis namun lebih pada

taraf spiritual atau formal non material.

“Ya bisa sebenarnya. Ya kalau sifat Tuhan ya bisa wujud ya bisa

tidak. Kalau bisa wujud, kalau sifat Tuhan, disaat orang itu bisa

melakukan dengan sistim kebijaksanaan. Na itu sifat Tuhan itu bisa

berwujud. Juga bisa tidak.”

(1.7466-7473)

b. Tuhan mewujud dalam sifat kuasa alam berunsur lima

Informan 1 menghayati keTuhanan dalam bentuk perwujudan sifat kuasa

alam berunsur lima yang terdiri dari air, tanah, api, angina, dan cahaya. Wujud ini

bukan pada taraf antropomorfik namun manifestasi sifat kuasa. Sifat kuasa ini

sudah menyatu dalam diri manusia (menekankan kembali kesetaraan Tuhan,

alam, dan manusia). Penghayatan wujud keTuhanan dalam sifat kuasa alam

berunsur lima ini makin menjelaskan penghayatan kesetaraan Tuhan, alam, dan

manusia.

“Ya kuasa itu kan di apa eee, sifat kuasa itu ada lima unsur.

Wujud alam atau sifat alam, zat alam atau sumber alam. Ya itu antara

(lain terdiri) dari air, tanah, api, angin, dan cahya (cahaya). Inilah sifat

kuasa. Nah sifat kuasa ini sebenarnya sudah manunggal (menjadi satu)

dalam diri kita. Makanya manusia itu dinamakan sifat kuasa. Punya sifat

kuasa. Makanya kalau orang Jawa ya bisa dinamakan gusti (tuan), ya

bisa dinamakan kawula (hamba). Makane gusti kawula, kawula ya gusti

(dalam arti spiritual). Ya sing (berarti yang) kuasa.”

(1.7466-7473)

Sifat kuasa alam berunsur lima dihayati informan 1 sebagai kesimpulan

kompleksitas segala wujud atau isi alam semesta. Bagi informan 1 segala sesuatu

ada lima hal seperti dalam leluhur (ada kakek, nenek, ayah, ibu, dan diri sendiri),

dalam hal agama (ada kristen, budha, katolik, hindu, dan islam), dalam hal negara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

36

(ada Jawa, Cina, Landa/Barat, Arab). Kebenaran material unsur lima dalam segala

aspek ini tentu sangat diragukan. Namun demikian yang ingin dinyatakan

informan 1 adalah penyederhanaan penghayatan wujud keTuhanan agar mudah

diingat sebagaimana aksara Jawa.

“Hak kita. Makanya semua kan sama. Dari wadah 20 hanacaraka

datasawala padajayanya magabathanga, huruf Jawa itu dibagi menjadi

empat unsur, lima lima lima, makanya perubahan alam itu lima lima lima.

Makanya lima ini sebagai negara dasar. Ini dasar. Ini adalah sarana. Ini

adalah unsur alam, zat alam, sifat alam. Banyu bumi geni angin cahya.

Inilah sifat kuasa yang menguasai diri manusia. Inilah unsur alam, inilah

sifat kuasa. Tanpa ini satupun, ini hilang satu, ini tidak kuasa. Misalnya

tidak ada airnya, manusia lemes, tidak kuasa. Tanpa anginnya, tidak

kuasa. Makanya janganlah menghilangkan dasar. Lha dasar ini kalau

dibabarkan, kalau dipecahkan menjadi banyak. Jadi asal usul, kaki, nini,

bapak, biyung, diri kita. Dari sifat agama ana Kristen, ana Budha, ana

Katolik, ana Hindu, ana Islam, ana Kejawen. Ini semua berunsur dari

lima. Makanya inilah eeee lima ini sebagai jimat yang harus kita ugemi,

harus kita satukan, dari berbagai negara: Jawa, Cina, Landa, Arab. Sifat

yang kuasa.”

(1.79-99)

Adapun sebenarnya penjabaran sifat kuasa alam berunsur lima ini kurang

relevan signifikan dengan tema utama (penghayatan keTuhanan itu sendiri)

namun tetap dicantumkan karena informan 1 berulang kali mengulangi tentang

sifat kuasa alam berunsur lima ini. Nampaknya informan 1 sekadar ingin

melakukan penyederhanaan penghayatan dalam arti menekankan bahwa semua

manusia pada dasarnya adalah sama dan setara sebagaimana kesetaraan Tuhan,

alam, manusia, serta segala aspek yang ada dalam ketiga alam tersebut.

“Karena manusia itu sama rasanya. Rasa itu dimana saja itu

sama. Kalau kita e dicubit sakit mesti sakit. Enggak orang Jawanya,

orang Cinanya, orang Landanya, orang Arabnya, itu sama. Rasa tidak

(pernah bohong). Warna juga. Yang ada satu perbedaan hanya kulit,

warna (warna kulit), nah itu sama eee dimana kalau warna itu satu

(nampaknya informan 1 agak kebingungan sehingga mungkin tidak

konsisten) ya kan, tapi berbeda-beda. Dari ee, umpamanya orang Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

37

itu cenderung dengan hitam, orang Cina putih, orang sana itu bule, kan

seperti itu.”

(1.136-146)

Apa yang ingin dinyatakan informan 1 dalam penghayatan keTuhanan

sebagai sifat kuasa alam berunsur lima adalah tentang dasar penghayatan

keTuhanan itu sendiri. Unsur lima adalah dasar penghayatan keTuhanan dari

mana penghayatan tersebut tumbuh. Unsur lima pada dasarnya ada pada diri

sendiri yang adalah sifat kuasa sebagaimana telah dijelaskan dalam tema utama

sebelumnya. Dengan demikian diri sendiri adalah sifat kuasa alam berunsur lima,

demikian juga sebaliknya.

“Makanya lima ini kita harus pelajari karna lima ini adalah

dasar. Jadi (dari) perwujudan kuasa jadi kemanunggalan (kebersatuan)

ini jadi satu. Sifat kuasa, sifat alam, zat alam ini, ini yang dinamakan sifat

kuasa atau wujud kuasa setelah ini manunggal (dalam) diri kita.

Makannya manusia adalah di, di apa, dinamakan mahluk kuasa di bumi.

Ya tahu dasarnya! Apapun agama harus tahu dasarnya ini.”

(1.7964-7974)

Sifat kuasa alam berunsur lima harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-

hari. Cara yang ditempuh informan 1 untuk mewujudkan atau menghayati sifat

kuasa alam berunsur lima adalah dengan cara membuat sesaji minuman lima

macam yaitu kopi pahit, kopi manis, teh pahit, teh manis, dan air bening. Sesaji

ini adalah kebaktian kepada alam berunsur lima (air, tanah, api, angin, dan

cahaya) dan kebaktian kepada nenek moyang (yaitu kakek, nenek, ayah, ibu, dan

diri sendiri). Ibadah kebaktian sesaji ini dilakukan informan 1 untuk semakin

menghayati diri sendiri agar jernih yaitu bisa melihat dan memikirkan yang benar

tentang penghayatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa terutama terkait dengan

sifat kuasa alam berunsur lima.

“Susah untuk mewujudkan, iya. Berarti koe rak (kamu tidak) bisa

mewujudna (mewujudkan) sifat Tuhan tu apa. Berarti koe nek wong (kamu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

38

kalau orang) Jawa napa (bagaimana)? Soale wong (soalnya orang) Jawa

bisa mujudaken (mewujudkan). Sarananya wedang (minuman) kopi pahit,

kopi legi (manis), teh pahit, teh legi (manis), banyu bening (air bening).

Berarti wis (sudah) bisa mujudaken (mewujudkan) sifat Tuhan. Suatu

contoh ini bekti karo (berbakti kepada) alam, banyu (air), bumi, geni

(api), angin, cahya. Bekti maring (berbakti kepada) asal usul, kaki

(kakek), nini (nenek). Umpamane (misalnya), wedang (minuman) kopi

pahit, kopi legi (manis), bekti karo kaki nini (wujud kebaktian kepada

kakek nenek). Teh pahit, teh legi (manis), bekti karo rama biyung (wujud

berbakti kepada ayah dan ibu). Wedang bening nggo dewek men dewek ki

wening (air bening ini untuk diri sendiri agar diri sendiri ini menjadi

bening), jernih. La nek dewek (kalau diri sendiri) jernih berarti bisa

memikirkan, bisa melihat.”

(1.9832-9855)

c. Manusia mewujudkan Tuhan dalam doa, sembah, dan selamatan (pembersihan

diri).

Penghayatan keTuhanan informan 1 terwujud dalam ritual doa, sembah,

dan selamatan. Pokok tema utama ini ingin menekankan cara informan 1

menghayati keTuhanan yang pada akhirnya menjurus kepada prinsip hak.

Doa adalah ritual yang dilakukan informan 1 untuk mendapat pemahaman

dari Yang Mahakuasa yang juga adalah diri sendiri. Doa ini dapat dilakukan

sebagaimana agama dan kepercayaan tiap orang. Pada intinya doa mengajak

orang untuk merenung dan memperoleh pemahaman cerah atas suatu hal terutama

angan-angan atau keinginan yang menjadi intensi dalam suatu doa. Bagi informan

1, doa yang pada dasarnya ditujukan pada diri sendiri bertujuan untuk mendapat

pemahaman yang tepat untuk mewujudkan keinginan yang menjadi intensi dalam

doa.

“Donga itu dalam arti ngedongna (membuat jadi paham)

pengangen-angen (angan-angan). Ngedongna (menyampaikian doa)

kepada Yang Mahakuasa apa yang menjadi kendala dalam diri kita.

Permintaan kita, panuwun (permohonan) kita, permintaan (dll).

Makannya semua (dalam hal sembahyangan) punya hak (berdasarkan

tradisi budaya masing-masing daerah), tidak harus seperti itu (memakai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

39

tradisi agama tertentu). Toh kita punya sendiri. Tata lan carane sendiri-

sendiri.”

(1.996-1004)

Informan 1 menegaskan bahwa berdoa adalah kepada diri sendiri sehingga

lebih mirip bila disebut sebagai proses permenungan. Doa adalah meminta pada

diri sendiri yang adalah sifat kuasa yang sudah menjadi satu dengan diri sendiri.

Hal ini menegaskan tentang kebersatuan atau kesetaraan tuhan dengan manusia

sehingga doa tidak ditujukan pada objek di luar diri manusia seakan tuhan adalah

entitas yang berjarak tertentu.

“Apa yang kamu inginkan e apa yang kamu minta, mintalah diri

sendiri karena ini sifat kuasa. Nenuwun (berdoa) kepada yang

mahakuasa. Kan sifate kuasa itu sudah manunggal di dalam diri kita.”

(1.1012-1015)

Informan 1 menekankan bahwa doa adalah seperti semadi dengan sedikit

kata-kata. Doa atau semadi cukup dilakukan selama lima menit atau ukuran waktu

yang cukup bagi manusia untuk memperoleh keheningan atau ketentraman

pikiran. Dengan ini manusia akan memperoleh pikiran dan rasa jernih yang

membawa pada perubahan. Perubahan di sini dimaknai sebagai wujud nyata

perilaku manusia setelah berdoa dalam rangka mencapai apa yang diinginkan

dalam doa.

“Inilah mangesthi (cara berdoa) kita. Terus kunci. Terus apa yang

kita inginkan, apa yang kita angan-angankan, ini kita nenuwun (meminta)

kepada yang mahakuasa (saat sembahyang semadi). Makannya ee

megeng (semadi) lima menit. Itu artinya kita jangan tarik napas lima

menit. Ya kalau tidak kuat ya dilepas nanti sambung lagi, napas, sambung

lagi. Agar kita mengerti jati diri kita. Agar kita diberi suatu rasa jernih

kita. Karena lima menit adalah suatu dasar perubahan. Karena kalau

perubahan itu mesti lima. Makannya ya pemerintahan ya lima tahun lima

tahun.”

(1.1177-1186)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

40

Sebagaimana doa ditujukan pada diri sendiri, informan 1 menghayati

bahwa keterkabulan doa tergantung dengan usaha manusia pribadi untuk

mencapai apa yang diintensikan dalam doa. Doa harus disertai usaha nyata. Hal

ini seturut dengan penghayatan kesetaraan manusia dengan Tuhan dalam arti

manusia sendiri yang pada akhirnya mengabulkan apa yang didoakannya. Dalam

doa manusia mendapatkan petunjuk yaitu hasil permenungan pikiran dan rasa

jernih. Petunjuk tersebut harus dilakukan secara nyata sehingga doa menjadi

terkabul.

“Atau kalau engga berusaha, mendonga-dongan tok (doa saja) ya,

makannya harus diimbangi. Ada doa ada sarana. Atau berusaha. Pastilah

doa itu akan nguntungna (menguntungkan) atau menjelaskan keinginan

kita kepada Yang Mahakuasa. Lha Yang Kuasa akhire mewujudkan atau

menjalankan. Kan seperti itu. Jadi ada keseimbangan. Ya iya! Mbok arep

neng kono pirang wulan po pirang taun (meski mau tirakat dengan tinggal

di Petilasan Srandil beberapa bulan atau tahun), (tapi) kalau ga berusaha

ya engga (akan terkabul doanya). Pasti ada perantaranya. Agar setelah

kita menjalankan meditasi, mendapat petunjuk, nah, petunjuk itu

dijalankan. O harus dagang pie, uripno (mungkin petunjuk itu dalam hal

kiat-kiat cara berdagang yang baik, ya lakukanlah). Jalankan! Usaha!”

(1.2073-2090)

Doa berbeda dengan selamatan. Selamatan merupakan kebaktian utama

manusia kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Selamatan adalah puncak penghayatan

informan 1 sebagai manusia kepada Tuhan yang memberi kehidupan berupa alam.

Sembah adalah ritual yang dilakukan dalam selamatan.

“O keslametan. Selamatan itu hanya mewujudkan bekti kepada

Yang Mahakkuasa. Yang Kuasa kan ngijabahi (merestui) lho. Makannya

puncet itu mengerucut keatas (inti ritual slamatan). Agar Yang Kuasa itu

memberi suatu alam. Ini alam.

(1.2004-2012)

Selamatan adalah kewajiban yang harus dilakukan informan 1 agar

mendapat kekuatan dalam hidup. Selamatan dilakukan pada saat wetonan (ulang

tahun hari pasaran Jawa) dan ditujukan pada sedulur papat lima pancer yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

41

kakang kawah adi ari-ari. Sedulur papat lima pancer adalah gambaran keTuhanan

yang memberi keselamatan pada informan 1 sebagai manusia di alam semesta.

“Wajib. Iya. Dulunya hukumnya wajib, pakem! Karena ini adalah

agar kita itu menjalankan kehidupan diberi suatu kekuatan. Suatu dasar

wetonan. Ibaratnya yang menjaga kita, yang membuka jalan kita, yang

menutup jalan kita. Kan itu ada kakang kawah, jabang bayi, adi ari-ari,

kan seperti itu.”

(1.4899-4905)

Sembah, sembahyangan, dan selamatan pada dasarnya dilakukan informan

1 untuk melakukan pembersihan diri agar mencapai kesucian (keyakinan bahwa

diri sendiri suci dan jernih). Maka dari pada itu salah satu wujud nyata

pembersihan diri yang dilakukan informan 1 adalah mengambil jarak dengan

perempuan dalam hal ini adalah istri dengan cara meminta istri bekerja di luar

negri.

“Lha untuk menjalankan proses kesucian, ya berhubungan dengan

perempuan tu saya jauh. Karena, perempuan itu sifat penggoda. Makanya

istri saya sudah sembilan tahun saya kirim ke luar negri. Ya disamping

untuk membantu ekonomi untuk menyekolahkan, la saya juga akan konsen

dalam menjalankan proses pembersihan.”

(1.6320-6325)

Cara pembersihan diri lain yang juga ditempuh informan 1 adalah dengan

puasa yaitu puasa ngadem, mutih, dan pati geni. Puasa ngadem berarti informan 1

hanya memakan makanan yang tidak dibumbui. Puasa mutih berarti informan 1

hanya makan nasi dan air bening. Puasa pati geni berarti informan 1 tidak makan

tidak minum sama sekali dan tidak terkena sinar matahari dalam jangka waktu

tertentu.

“Makanya ada ngadem, ada mutih, ada pati geni. Kalo ngadem,

(hanya makan) makanan yang ga kena bumbon (bumbu) atau serba

anyep. Lah mutih, itu hanya (makan) makanan ee, nasi saja sama air

bening. Lah, pati geni itu yang tidak apa-apa. Tidak makan tidak minum.

Tidak makan tidak minum, dan tidak kena sinar.”

(1.6217-6234)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

42

Doa, sembah, dan selamatan dilakukan informan 1 untuk membersihkan

diri sehingga memperoleh keyakinan bahwa diri sendiri sudah berpikir secara

jernih dan benar. Dari sini dapat disimpulkan bahwa aktivitas doa, sembah, dan

selamatan adalah cara informan 1 menghayati keTuhanan yaitu melalui tindakan

nyata.

d. Tuhan mengada dalam hukum karma

Informan 1 menghayati keTuhanan sebagai kekuasaan hukum karma

dalam mengatur kejadian alam. Hukum karma ini adalah salah satu cara Tuhan

mengada dalam dunia (menekankan kembali nonantropomorfisme keTuhanan

informan 1). Penghayatan hukum karma ini juga seturut penghayatan kesetaraan

Tuhan, alam, dan manusia yang membuat segala kejadian alam harus kembali

pada penghayatan manusia atas dirinya sendiri.

Tuhan (sebagai pihak lain) tidak dapat disalahkan atas suatu hal apapun.

Segala fenomena alam harus dihayati dengan kembali pada diri sendiri karena diri

sendiri sudah menjadi satu dan setara dengan Tuhan. Kesetaraan ini terwujud

dalam sifat kuasa alam misalnya dalam bentuk pengendalian diri yang bisa ada

dan bisa hilang. Dengan demikian suatu hal adalah baik atau buruk adalah

tanggung jawab pribadi seorang manusia. Ini adalah karma pribadi manusia yaitu

bentuk nyata manusia sebagai kuasa.

“Tidak bisa disalahkan. Ya yang salah diri sendiri karna kamu

tidak ingat dengan apa yang ada di (dalam) diri kamu. Karna diri kamu

sudah ee, kemanunggalan dari sifat Tuhan atau sifat kuasa. Kalau kamu

tidak bisa mengendalikan diri, sifat kuasa kamu hilang. Akhire (akhirnya)

kamu bisa melakukan hal-hal yang tidak baik atau pelanggaran. Ya

(tentang) pertanggungjawab(an), ya pertanggungjawab ya di (ada pada)

masing-masing (pribadi manusia). Makanya kita, kita dinamakan ya sing

(yang) kuasa ya kawula.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

43

(1.7521-7533)

Manusia harus bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri karena pada

dasarnya diri sendiri sudah didiami sifat kuasa Tuhan yang juga adalah sifat kuasa

alam. Kemanunggalan ini adalah yang menjadi wujud atau perilaku manusia.

Apabila penghayatan atas tuhan itu baik maka wujud perilakunya pasti juga baik,

demikian juga sebaliknya. Dengan demikian baik buruknya suatu hal yang terjadi

pada manusia sangat tergantung pada dirinya sendiri.

“Mulane tembung (makanya ada ungkapan), arep bisa ya nang

koe (kalau mau bisa ya tergantung dirimu), arep apik ya nang koe (mau

menjadi bagus ya tergantung dirimu), arep elek ya nang koe (mau menjadi

jelek ya tergantung dirimu).”

(1.11198-11203)

“Kalau kamu bisa bertanggung jawab ya kamu harus tahu

perbuatanmu sendiri. Makanya masing-masing bertanggungjawab dan

dipertanggungjawabkan dengan perilakunya sendiri. Karna (diri) sendiri

adalah kedunungan (ditempati) sifat Tuhan, sifat alam, sifat kuasa..”

(1.7535-7546)

Penghayatan informan 1 atas hukum karma sebagai bagian dari

penghayatan keTuhanan ingin menekankan pentingnya penghayatan kesetaraan

manusia dengan tuhan dan alam yang mewujud dalam sifat kuasa alam berunsur

lima. Penghayatan atas hukum karma juga menegaskan pentingnya penghayatan

sembah dan selamatan dalam rangka pembersihan diri. Pada akhirnya informan 1

menekankan bahwa penghayatan perwujudan tuhan dalam hukum karma adalah

bentuk nyata tanggungjawab manusia di dunia yaitu untuk menghayati keTuhanan

karena unsur manusia juga adalah unsur keTuhanan itu sendiri. Dengan demikian

menghayati keTuhanan adalah tanggungjawab dan kewajiban hidup bagi

informan 1.

“Makanya kita sebagai umat yang dimuliakan, umat yang

disempurnakan, umat yang dikuasakan di alam manusia, dan kita manusia

harus tahu dengan unsur alam itu. Makanya dengan sarana air wujud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

44

lima, itu sumber agar mereka itu dibekteni atau dihormati (inilah agama

alam), atau diberi sesuatu kehidupan. Ini kan sumber. Makanya diberikan

sarana wujud lima kanggo (untuk) bekti (mewujudkan kebaktian kepada

alam). Itu seperti itu. Ya bisa makanya yang kuasa bisa eee apa,

bertanggungjawab dan juga bisa tidak bertanggungjawab.

Bertanggungjawabnya apa? Koe bektio ing aku (manusia berbaktilah

kepada tuhan), koe ngerti (maka manusia menjadi tahu) unsur sifat-

sifatku.”

(1.7596-7612)

e. Implementasi komunisme sebagai wujud penghayatan keTuhanan

Informan 1 menghayati keTuhanan dalam bentuk implementasi paham

komunisme dalam kehidupan sehari-hari. Penghayatan ini ada dalam taraf wacana

informan 1 yang secara praktis belum dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

Penghayatan ini adalah cita-cita informan 1 terkait dengan bentuk masyarakat

yang berkeTuhanan sebagaimana penghayatannya sendiri atas keTuhanan.

Paham komunisme informan 1 mengajak antar manusia untuk saling

bertukar kepemilikan sehingga tidak saling menguasai. Bagi informan 1 paham

kepemilikan atas suatu hal adalah pelanggaran yang tidak sesuai dengan arti hak.

“Coba kita rasakan dari jaman dahulu eee setelah bangsa kita

adalah me, apa memberikan suatu apapun yang dari bangsa lainnya.

Intinya mari kita bersama-sama untuk tukar-tinukar. Ya kan. Kok lama-

lama malah menjadi menguasai dari hak-hak kita, jadi seperti itu. Nah

inilah yang dinamakan pelanggaran. Kan seperti itu. Jadi kita eee kalau

memahami dalam arti „hak‟, eeee kita harus ngerti dalam arti kehidupan

sendiri.”

(1.36-49)

Perlu dijelaskan sebelumnya bahwa paham komunistik ini dimasukkan

dalam salah satu pokok tema utama karena muncul secara cukup sering dalam

narasi informan 1. Adapun informan 1 justru memiliki kecenderungan

penghayatan yang ujung-ujungnya berkisar wacana paham komunistik ini.

Informan 1 merasa mendapat mandat dari Yang Mahakuasa untuk menjadi

pemimpin komunis. Informan 1 menyatakan bahwa tanah tidak lagi menjadi hak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

45

miliki seseorang dan tidak boleh diperjualbelikan. Tanah harus dibagikan secara

merata untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Makannya setelah pemimpin, setelah saya nanti diberi suatu

mandat oleh Yang Mahakuasa, tanah pun ndak ada. Ga harus

dijualbelikan. Sing ora duwe wis dinggoni, anaaa (yang tidak punya ya

ditinggali saja)! Diolah, dirumat, nggo nyukupi kebutuhane keluarga

(diolah dan dirawat untuk mencukupi kebutuhan keluarga).”

(1.3787-3792)

Sifat wacana dalam penghayatan informan 1 ini tidak perlu diragukan lagi

dalam arti penghayatan komunisme informan 1 adalah salah satu bentuk cita-cita

iman atas keTuhanan yang ia hayati. Informan 1 menghayati bahwa alam adalah

hak Allah sehingga manusia hanya boleh memakai, mengolah, dan merawatnya.

“Mulane wong kudu ngerti dasar (makannya orang harus tahu

dasarnya). Orang ga duwe (orang tidak punya) hak apa-apa. Kabeh

(semua) hak Allah, hak Tuhan. Kita hanya hak pakai. Hak ngolah, hak

ngrumat (merawat). Ini hak kita yang sebenarnya.”

(1.3811-3817)

Penghayatan cara hidup komunistik oleh informan 1 mengandung cita-cita

yaitu agar manusia tidak terbelenggu oleh harta. Informan 1 ingin sebagai

manusia tidak terbelenggu oleh keterikatan dengan harta duniawi. Mungkin inilah

alasan utama wacana komunistik yaitu agar penghayatan keTuhanan informan 1

tidak diganggu oleh keterikatan dengan harta duniawi.

“Karena sudah terbelenggu oleh faktor apa, pekerjaan, terus

dengan dia ga menyadari bahwa yang dia jalankan itu malah banyak

merugikan diri kita sendiri sebenarnya karna terbelenggu oleh harta itu.”

(1.4068-4071)

f. Keyakinan akan turunnya dana amanah Sukarno

Kecenderungan penghayatan keTuhanan informan 1 juga menjurus pada

keyakinan akan turunnya dana amanah Sukarno. Dana amanah ini diyakini secara

sakral dan profan sekaligus. Perlu ditekankan di awal bahwa keyakinan akan

turunnya dana amanah ini bersifat terbatas sebagai wacana. Dana ini ingin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

46

digunakan informan 1 untuk membeli rumah yang sekarang ditinggali dan

membangunnya menjadi padepokan penghayat kepercayaan informan 1 sendiri

yang terpisah dari Kaweruh Hak 101. Selain itu dana amanah juga akan

digunakan sebagai santunan bagi keluarga-keluarga penghayat yang kurang

mampu.

“Tentang dana operasional itu, bisa dikatakan dari pemerintah, ya

bisa dari hal yang gaib itu. Memang itu iya. Terutama memang nanti,

(rumah) ini kita beli. Setelah ini (di)beli, dibangun. Karna ini men

supados nika (agar supaya), para kadang niku mantep (memantapkan

warga penghayat), ya kangge bekal kangge nataraga (untuk memenuhi

kehidupan pribadi keluarga-keluarga anggota penghayat Kaweruh Hak

101). Penataan raga sama awal pembangunan, membeli tempati ini, ya

mudah-mudahan nanti sama sebelah sana.

(1.6944-6969)

Dana amanah akan digunakan informan 1 untuk membantu keluarga

penghayat agar semakin berdaya secara ekonomi. Keluarga penghayat yang

berasal dari kaum buruh tani akan dibekali modal berupa bibit dan pupuk yang

semuanya gratis.

“Umpamane apa kita membekali apa, petani, itu bertanam jagung,

nanti bibit juga diberi, ee apa pupuk juga diberi. Nanti kita juga apa

pupuk jangan memakai pupuk kimia. Dikembalikan ke alam. Kandang iya,

organik. Nanti itu bisa kita, dari hasil itu kita olah.”

(1.13403-13412)

Informan 1 ingin membangun pendopo kepercayaan terhadap tuhan yang

maha esa miliknya sendiri yang terpisah dan lain dari Kaweruh Hak 101. Pendopo

tersebut akan dibangun dengan dana amanah yang masih sebatas wacana

keyakinan. Pendopo akan terdiri dari tiga petak susun berukuran masing-masing 9

m persegi. Informan 1 akan menggunakan pendopo tersebut untuk sumber

spiritual yang lebih mendasar dari pada Kaweruh Hak 101.

Untuk pendopo itu kan tiga susun. Sembilan kali tiga. Sembilan

kali tiga bangunan. Jadi sembilan, sembilan, sembilan. Ini unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

47

bangunannya seperti itu. Ayam Alas nanti nggih (juga) dibangun. Nggih

(ya). Sing dasar kan niki (yang menjadi dasar adalah di tempat saya ini).

Sarana pokok, asal usul medaling (keluarnya) penghayat Kaweruh Hak.

Eeee, eee napa (apa), pendataan atau penyemangatan, asalnya dari sini.”

(1.6944-6969)

Pendopo informan 1 akan dibangun dengan kayu nangka dan glugu. Kayu

nangka dan glugu dihayati informan 1 sebagai pedoman hidup yaitu agar dalam

hidup ini berperilaku selugu mungkin. Keluguan adalah sifat yang dipegang

informan 1.

“Ini agar kita ada kemanunggalan (kebersatuan). Mulane

(makanya) wujud bangunan ini murni karna apa anane (apa adanya).

Minangka urip (sebagai kehidupan), sejatine salugune (sejatinya apa

adanya, selugu mungkin).”

(1.8877-8880)

(Terkait dengan tema keyakinan dana amanah ini peneliti menganalisa

kemungkinan keluguan informan 1 dengan kebenaran dana amanah itu sendiri.

Dana amanah adalah mitos yang sudah lama berkembang dalam masyarakat dan

menyebabkan banyak orang tertipu oleh daya tarik dana amanah yang sebenarnya

masih mitos. Bisa jadi indikasi keluguan informan 1 inilah yang membuat

informan 1 terbelenggu oleh keyakinan dana amanah. Adapun analisa ini sekadar

ditambahkan pada bagian ini karena tidak terkait dengan tujuan penelitian. Pada

dasarnya peneliti dalam penelitian ini akan lebih menghargai bentuk narasi

penghayatan keTuhanan informan 1 terkait dengan keyakinan dana amanah secara

deskriptif apa adanya)

Informan 1 menyatakan bahwa inti spiritualitasnya adalah pengalaman

spiritual di Gunung Lawu. Adapun pengalaman spiritual ini menjurus pada

keyakinan cairnya dana amanah. Pengalaman spiritual informan 1 di Gunung

Lawu berwujud membuka pintu tiga belas dan mendapatkan petunjuk dari Eyang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

48

Brawijaya. Eyang Brawijaya akan mendampingi hidup informan 1 dan akan

memberikan apa yang menjadi kepunyaannya kepada informan 1 yaitu simpanan

yang ada di belakang sana (yang dimaksud adalah dana amanah).

“Setelah saya dari Lawu, akhire (akhirnya) disitu membuka pintu

tiga belas, itu akhire luhur-luhur (akhirnya para leluhur) yang sudah

(meninggal) akhirnya masuk. Masuk ke Sumikan. Sumikan sebagai

mediator. Setelah masuk itu, saya mendapatkan petunjuk. Dulu eyang

Brawijaya itu ngendika (berbicara), dhawuh (memerintahkan), setelah

aku wis metu (setelah saya keluar), wis dibuka nang sliramu (sudah

dibuka dalam tubuhmu), aku arep ngamping-ngampingi koe (saya akan

menemani dirimu). Besuk tak tuduhaken duwekku (besok akan saya

tunjukkan milik kepunyaanku/harta amanah). Simpananku sing nang buri

kae ana (yang ada dibelakang sana/dana amanah). Na itu seperti itu.”

(1.8650-8665)

Informan 1 meyakini bahwa dana amanah dapat dicairkan apabila

informan 1 melakukan pengajaran spiritualitas. Ajaran spiritualitas yang

dimaksud dalam hal ini adalah Kaweruh Hak 101 (menurut versi informan 1 yaitu

penghayatan khas informan 1 sendiri).

“Nah caranya, wis, setelah aku metu (saya keluar), saya keluar

dari apa, kawah Candradimuka, karna lantaran saya katanya yang

membuka, akhirnya dia akan memberitahukan hal-hal sesuatu setelah

kamu bisa ngaweruhaken (mengajarkan) tata cara kie (ini), hakku ya

hakmu, ini akan saya berikan bekal. Diberitahukan penyimpanan saya itu

banyak sekali (dana amanah) yang hubungane (hubungannya) dengan,

yang ini akan diberitahukan.”

(1.8811-8820)

Selain pengalaman di Gunung Lawu, penghayatan dana amanah oleh

informan 1 juga didasarkan atas ritual di Curuk Gong, Kabupaten Banyumas

selama sembilan hari. Selama sembilan hari tersebut informan 1 mengatakan telah

bertarung dengan kuasa gaib sampai harus mengalami operasi yang juga bersifat

gaib. Informan 1 mengatakan bahwa kepalanya masih terasa sakit. Pada hari

terakhir informan 1 melakukan wiridan semalam suntuk sampai akhirnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

49

terdengar bunyi „gong‟ yang menandakan pengesahan dana amanah. Dengan

bunyi pengesahan tersebut informan 1 menjadi begitu yakin bahwa dana amanah

suatu saat nanti akan turun.

“Seperti itu. Tapi namanya sesudah perjalanan ini, cuma ini juga

kita menjalankan ritual juga. Ini untuk penuwunan (permohonan ujub) ini

9 hari. Sembilan hari itu menjalankan. Itu saya pertarungan dengan hal

yang gaib, sampai saya itu dioperasi ini. Kepala saya sampai sekarang

masih sakit. Itu aneh. Secara gaib. Untuk mendapatkan hak ini. Ya dana

ini. Ya maneges sembilan hari. Dengan sarana di, itu yang pertama ingin

saya pengesahan ini di curuk Gong. Di Banyumas. Ya disitu setelah kita

wirid satu malam itu, akhirnya disitu bener, bunyi gong itu sudah

dibunyikan. Itu sudah pengesahan.”

(1.12405-12427)

Adapun dampak nyata penghayatan dana amanah ini rencananya akan

diwujudkan informan 1 dalam bentuk berhenti dari bekerja sebagai penjual nasi

goreng. Informan 1 merasa tak perlu lagi berjualan nasi goreng kalau dana

amanah yang jumlahnya banyak tersebut sudah berhasil dicairkan.

“Ya nanti setelah selesai pengeluaran dana malah sudah waktunya

saya selesai untuk mengolah. Iya! Aaaa, dodolan (jualannya) sudah

selesai.”

(1.13262-13265)

g. Tindakan revolusioner

Informan 1 menghayati kepercayaan terhadap keTuhanan dengan cara

memiliki wacana tindakan revolusioner. Wacana ini timbul atas dasar keyakinan

informan 1 bahwasanya pada suatu saat impian pasti akan menjadi kenyataan.

Informan 1 yakin bahwa lambang bendera Negara Indonesia yang berwarna

merah dan putih bukanlah hal yang baik karena tumpang tindih. Bendera Negara

harus diubah menjadi merah putih sejajar. Dengan ini bangsa Indonesia akan

memiliki keberanian yang lebih tinggi.

“Makanya lambang, makanya lambangnya masih merah putih

tumpang suh (tumpang tindih). Karena dia belum tahu dasarnya. Kepriwe

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

50

(bagaimana) lah, makanya perlu dibongkar! Bongkar ya seperti apa

(informan 1 menunjukkan bendera merah putih yang berjajar)? Kekuatan

kita untuk masa depan. Tetep merah putih karena merah putih adalah

lambang dasar, tapi untuk pe ini, ini seperti ini. Ini namanya sepadha-

padha, imbang. Kalau ini masih tumpang suh (tumpang tindih), unggul-

unggulan. Kan seperti itu. Merah dulu karna merah ini sifat keberanian.

Nek nang pinggir ngko malah mbabrah (kalau dipinggir malah akan

mengacau). Mulane kenapa kok merah kon cekelan (diminta berpegangan

pada) tiang? Karena agar kuat, akhirnya sama. Ini 101 hari saya

menjalankan meditasi di laut. Keluarlah dasar ini untuk perubahan ke

depan.”

(1.6696-6718)

Selain bendera Negara Indoensia yang perlu diubah, informan 1 juga

meyakini bahwa dunia juga harus memiliki bendera persatuan. Bendera dunia

harus terdiri dari empat warna yaitu kuning, merah, putih, dan hijau. Bendera

dunia ini dinamai Kalacakra yang bermakna sebagai senjata perlindungan.

Dengan demikian mahluk halus tidak akan masuk ke dalam dunia karena

keburukan dalam bentuk apapun akan terhalang.

“Lah kalau bendera dunia, ini ada empat warna. Ini kuning,

merah, putih, hijau. Ini global dunia. Ini gambar ini, ini, seperti ini. Iya!

Ini namanya Kalacakra. Kala itu adalah pengadang (penghadang), cakra

itu senjata. Makanya pengadang-adang (untuk menghadang). Makanya

rumah ini sudah di apa, diberi suatu jaring. Makanya mahluk halus tidak

bisa masuk ke dalam, kecuali hal-hal yang gaib, yang benar. Tapi yang

jelek, yang kotor itu kena kalla (penghadang). Jadi seperti itu. Kallacakra.

Ya. Makanya kenapa ada delapan? Karna mata angin ada delapan.

Makanya kita tutup semua. Kita pasang.”

(1.6720-6739)

Informan 1 juga memiliki wacana tindakan revolusioner berupa

pemindahan ibu kota Negara Indonesia dari Jakarta ke Purbalingga. Purbalingga

dihayati sebagai pusat Indonesia yaitu purba yang berarti asal. Negara yang

dihayati sebagai hidup oleh informan 1 harus kembali kepada asal usul.

“Makanya nanti era perpindahan, pusat pemerintahan setelah

tatanan nanti kembali ke Jawa Tengah. Purbalingga nanti. Nanti pusat

pemerintahan disana. Ibu kota negara. Ini kan alam akan kembali ke asal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

51

Asalnya apa? Purbalingga. Makanya nanti pusat pemerintahan akan

pulang ke asal usul. Itu yang dinamakan Purbalingga. Purba itu asal.”

(1.13463-13476)

Wacana tindakan revolusioner informan 1 dilatarbelakangi oleh keyakinan

bahwa informan 1 telah mendapat wahyu atau wangsit atau bisikan ghaib berupa

panggilan hidup sebagai Begawan atau nabi yang berjuluk Rasa Jati. Tanggung

jawab Begawan Rasa Jati yang diberikan oleh leluhur informan 1 dirasakan

terlalu berat oleh informan 1. Rasa berat ini karena panggilan sebagai Begawan

Rasa Jati memiliki sifat kedewataan. Begawan Rasa Jati dimaknai informan 1

sebagai utusan Yang Kuasa yang harus selalu mengikuti petunjuk Yang Kuasa

tersebut dalam menjalani kehidupan ini.

“Saya dulu kenapa saya dinamai e Begawan Rasa Jati? Itu dua

ribu, dua ribu, eh seribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan (tahun

1999). Mau masuk ke wadah 2000. Itu saya diberi nama sama (le)luhur,

sama Eyang, sama Gaib, itu diberi nama Begawan Rasa Jati. Itu, setelah

saya diberi nama itu saya merasa itu kok abot temen (sangat berat).

Karena sifat begawan itu adalah hubungannya dengan kadewatan (para

Dewa). Kan seperti itu. Para Dewa, makanya nama begawan itu adalah

utusaning urip sekan sing Kuasa (utusan hidup dari yang Kuasa).

Namanya Begawan Rasa Jati. Lha itu akhirnya dengan perjalanannya itu

ga mudah. Ya itu karena lelaku. Iya. Kita harus mengikuti petunjuk.

(misalnya) disana ada sumbernya, saya harus datang kesana, kesana,

kesana. Lha itu akhirnya menjadi satu. Kan seperti itu.”

(1.6366-6386)

Informan 1 menghayati petunjuk gaib sebagai penuntun dalam menjalani

kehidupan termasuk dalam menghayati wacana tindakan revolusioner. Petunjuk

gaib yang menuntun kepada sumber tersebut harus diikuti perintahnya agar

menjadi kesatuan dengan Yang Kuasa. Mengikuti petunjuk ini dihayati informan

1 seperti menjari jejak burung di udara, seperti mencari sarang angin, dan seperti

mencari galian tanaman kangkung. Yang dimaksud informan 1 sebagai jejak

burung di udara adalah petilasan-petilasan dalam tradisi Jawa. Sarang angina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

52

adalah cerita-cerita yang muncul dari petilasan-petilasan tersebut. Dengan ini

informan 1 mendatangi tiap petilasan tersebut untuk menggali ilmu. Salah satu

ilmu yang diperoleh informan 1 adalah keyakinan yang membawa informan 1

untuk memiliki wacana tindakan revolusioner.

“Iya. Kita harus mengikuti petunjuk. (misalnya) disana ada

sumbernya, saya harus datang kesana, kesana, kesana. Lha itu akhirnya

menjadi satu. Kan seperti itu. Makanya ada, ada welingan (pengingat) itu,

goleki tlepake kuntul malayang (carilah jejak burung kuntul yang

terbang), lan goleki susuhing angin (carilah sarang angin), lha temokna

galihing kangkung (carilah galian kangkung). Kan seperti itu. Nah setelah

saya jalani itu, akhirnya ketemu semua. Lha, tlepake kuntul malayang ya

itu, petilasan-petilasan. Tlepak (artinya) tilas (bekas). Na setelah disana

sampai kita datangi kesana kan akhirnya keluarlah cerita-cerita, berarti

susuhing angin. Akhire kita mengerti, oh biyen disini sini, seperti ini

seperti ini kan seperti itu. Akhire terdatalah, masuklah dalam

pengetahuan. Lah, setelah semua didatangi-didatangi, akhire kita ngesthi,

nggalih, atau kita merenung atau menggalih diri kita sendiri. Oh sana-

sana-sana, akhire manunggal (menjadi tunggal). Manunggalaken. Dadi

(jadi) galihing ongkang-ongkang ki (adalah) menggalih, manekung,

maneges (memohon petunjuk) kepada Yang Mahakuasa agar kita diberi

suatu petunjuk-petunjuk. Itu seperti itu. Lha itu lah orang yang tidak

memahami sampai ke situ. Akhire kita tahu sumbernya. Iya! Ya ga jauh

lah. Paling ya dari, ya yang pokok-pokok lah. Makam raja, gunung Dieng,

gunung Slamet, gunung Merapi.”

(1.6384-6417)

Sebagaimana telah dijelaskan informan 1, salah satu petilasan yang

menjadi pusat pengalaman spiritual adalah petilasan Gunung Lawu. Di petilasan

tersebut informan 1 mendapat penglihatan Prabu Brawijaya dan para roh kusuma

bangsa. Baik roh Prabu Brawijaya maupun para roh kusuma bangsa tersebut

sedang dalam keadaan terbelenggu oleh Raden Patah. Informan 1 melihat mereka

keluar dan bebas dari belenggu Raden Patah. Sekeluar para roh kusuma bangsa

dan roh Prabu Brawijaya, informan 1 diingatkan oleh mereka untuk menjalani

laku spiritual. Informan 1 akan mendapat perlindungan dari para roh tersebut.

Informan 1 juga melihat bahwa keadaan berbalik menjadi roh Raden Patah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

53

terbelenggu. Dengan pengalaman ini informan 1 mendapat keyakinan wacana

tindakan revolusioner. Informan 1 akan menjadi perantara Yang Kuasa untuk

mempersatukan nusantara Indonesia. Informan 1 pada akhirnya menjelaskan

bahwa ini adalah pelajaran yang sulit dimengerti.

“Na itu roh-roh kesumaning (kusuma) bangsa, bangsa ya Prabu

Brawijaya seangkatannya itu dimasukkan kesitu. Dibelenggu oleh Raden

Patah. Lha setelah mereka keluar, naa, saya buka itu. Setelah keluar dia

weling (mengingatkan) sama saya (yang isinya) wis ter nanggonmu laku,

aku tak ngampingi (sekarang dalam perjalanan hidupmu, saya yang akan

menemani). Aku saiki wis nang jaba, na gentenan kae lebokna, Raden

Patah (sekarang saya sudah diluar, gantian sekarang, masukkanlah itu

Raden Patah). Na ini, ini untuk mendampingi perjalanan saya untuk

penyatuan. Saya menyatukan nuswantara (nusantara, Indonesia), dari

Sabang sampai Merauke. Jadi, Asia Timur ini nanti bisa bersatu.

Makanya kemarin adanya eee apa, KAA, ini penyatuan global Asia Timur.

Nanti kan cuma antara Timur dan Barat (dua kubu dunia). Kalau Barat

itu bagian Landa mengana (kesana), Timur artinya Cina mengini (kesini).

Makanya Jawa, Cina, Landa, Arab ini Landa mengana (kesana), Cina

mengene (kesini) atau Asia. Ini, ini pelajaran dalam susah dimengerti

kalau, tapi saya, sedikit saya beritahukan (kepada) panjenengan (anda).”

(1.6483-6506)

h. Prinsip hak sebagai dasar kebenaran dan keselamatan

Pokok yang utama dan terutama dari penghayatan spiritual keTuhanan

informan 1 adalah prinsip hak sebagai dasar kebenaran dan keselamatan.

Penghayatan prinsip hak ini sangat didasari oleh ajaran pokok dalam kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kaweruh Hak 101. Penghayatan mengenai

prinsip hak ini adalah dasar (bukan ujung) dari seluruh pokok atau tema

penghayatan spiritual informan 1 yang sebelum-sebelumnya.

Informan 1 meyakini bahwa pada dasarnya semua tradisi spiritual

memiliki dasar kepenghayatan yang sama berupa hakekat utusan atau panutan

yang sama. Inilah prinsip hak sebagai dasar spiritualitas umum. Informan 1

menyatakan bahwa dalam konteks Jawa, yang menjadi utusan adalah Kanjeng Ibu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

54

Ratu Kidul, dalam konteks Cina adalah Dewi Quan Im, dalam konteks Negara

Barat adalah Bunda Maria dan dalam konteks Arab adalah Siti Fatimah. Baik Ibu

Ratu Kidul, Dewi Quan Im, Bunda Maria, dan Siti Fatimah dihayati informan 1

sebagai sama secara hakekat.

“Makanya Kanjeng Ibu Ratu Kidul kalau di Cina menjadi Dewi

Quan Im, di Landa menjadi e bunda Maria, di Arab menjadi Siti Fatimah.

Sudah punya haknya masing-masing. Ini satu tapi menjadi wujud yang

berbeda. O nek nang Cina aku dadine ganti Dewi Quan Im (kalau di Cina,

konsep biyung adalah Dewi Quan Im). Itu kan utusan! Wadah, dasar,

makannya dipuja dan dipuji. Di Landa menjelma menjadi bunda Maria,

ya dasarnya ibu, ya pendamping dari Tuhan Yesus, dari juruselamat, kan

seperti itu.”

(1.872-883)

Prinsip hak informan 1 menyatakan bahwa spiritualitas merupakan hak

yaitu apa-apa yang pada dasarnya telah diketahui oleh seorang individu baik

secara individual maupun secara kolektif dalam suatu masyarakat. Prinsip hak ini

dilambangkan dengan angka 101 sebagaimana dalam ajaran Kaweruh Hak 101.

101 adalah lambang keseimbangan hidup di mana apa yang diajarkan dalam

hidup adalah apa yang pada dasarnya telah menjadi pengetahuan misalnya berupa

bahasa sendiri, aksara sendiri, dan budaya sendiri. Inilah yang dihahati informan 1

sebagai kesempurnaan hidup yaitu hidup dengan tata cara kehidupan ulayat.

Informan 1 menghayati bahwa manusia yang telah mengetahui prinsip hak ini

pasti tidak akan melanggar haknya misalnya dengan hidup menggunakan tata cara

kehidupan hak bangsa lain.

“101 adalah merupakan suatu melambangkan keseimbangan

hidup atau kemasan. Makannya yang kita ajarkan adalah apa yang kita

tahu sendiri, apa yang kita punya sendiri, dari bahasa, tulis, budaya yang

intinya yah kalau kita sendiri kita pakai sendiri inilah yang namanya

kesempurnaan. Kan seperti itu. Haknya sendiri. Jadi manusia sebenarnya

kalau tahu hak, pasti ga mau melanggar yang bukan haknya.”

(1.20-34)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

55

Sekali lagi informan 1 menegaskan bahwa kesempurnaan hidup adalah

hidup dengan menjalankan tradisi budayanya sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

“Apakah ini yang dinamakan kasampurnan? Belum! Makanya

mau tuwuhing (tumbuhnya) keadilan ini harus kita punya data sendiri-

sendiri. Ajaran sendiri agar kita tidak tumpang suh (suatu keadaan

dimana sudah ada ajaran namun juga memakai ajaran lain).”

(1.244-249)

Pengertian tentang kesempurnaan hidup dihayati informan 1 timbul dari

pembersihan diri. Dengan ini manusia akan mengerti prinsip hak atau dasar bagi

kesempurnaan hidup.

“Lah kepengin (ingin) ngerti ya diresiki (dibersihkan)! Karena

kalau semua tanpa dibersihkan itu tidak mungkin akan mengerti. Makanya

dasarnya, dalamnya, sumbernya. Sumbernya kan disini.”

(1.5960-5963)

Prinsip hak dihayati informan 1 sebagai kaweruh yaitu pengetahuan

dasariah. Pengetahuan ini yang menuntun informan 1 untuk mengosongkan kolom

agama dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pengetahuan dasar adalah hak yaitu

apa-apa yang memang pada dasarnya sudah diketahui oleh manusia sebagai milik

atau haknya.

“Karena kita sudah bisa menyatukan dengan alam (tentang

pengosongan kolom agama). Kita sudah, makanya kenapa kok dinamakan

Kaweruh? Kaweruh itu artinya kita sudah mengetahui, mengerti, weruh.

Weruh kan mengerti. Weruh, mengetahui kahanan. Kahanan itu alam

yang sudah memberi suatu gambaran.”

(1.6039-6044)

Informan 1 menghayati bahwa prinsip haknya yang Jawa merupakan

sumber, wadah, atau pokok yang menjadi dasar kehidupan. Prinsip hak Jawa

sebagaimana tertuang dalam aksara Jawa merupakan ajaran yang pada akhirnya

kembali kepada Yang Mahakuasa. Bagian ini ingin menyatakan bahwa informan

1 menghayati prinsip hak Jawa sebagai haknya sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

56

“Karna Jawa adalah suatu sifat wadah, sumber, pokok. Makanya

kenapa Jawa itu untuk wadahing urip (wadah kehidupan)? Mulane

(makanya) dinamakan, ini ada tetembungan (ungkapan), hanacaraka,

datasawala, padajayanya, manggabathanga (filsafat tulis Jawa).

Makanya dengan isinya ini, semuanya ajaran sebenarnya sama. Menuju

kepada yang mahakuasa.”

(1.7723-7733)

Informan 1 menjelaskan bahwa praktek nyata prinsip hak atau menjalani

kesempurnaan hidup adalah dengan hidup memakai tradisi budaya sendiri.

Informan 1 menghayati bahwa kesempurnaan ini harus dilaksanakan dengan

mempelajari budaya sendiri yaitu hak manusia itu sendiri. Orang harus

mempelajari tradisi spiritual atau ajaran spiritual dalam tradisi budaya di mana ia

dibesarkan. Manusia juga harus mempelajari dan memakai aksara budayanya

sendiri. Selain itu manusia juga harus mempelajari dan memakai bahasa

budayanya sendiri. Sebagai contoh orang Cina haruslah hidup dengan memakai

tradisi budayanya sendiri (Tionghoa) sehingga dapat disebut kesempurnaan.

“Tapi kalau kita mempelajari punya sendiri, hak sendiri, dengan

ajaran sendiri, tulis sendiri, dan bahasa sendiri, kita tahu semua. Ya ini

yang dinamakan kasampurnan (kesempurnaan). Umpamane wong

(misalnya orang) Cina, ya tahu bahasa dia sendiri. Tahu apa dan artinya

tahu. Sempurna.”

(1.7752-7759)

Menjalani prinsip hak dengan cara yang demikian terkesan tidak

kontekstual dengan perkembangan jaman dikarenakan manusia modern

cenderung hidup dalam masyarakat multikultur. Contoh masyarakat multikultur

adalah hasil kawin silang antar budaya, pola perpindahan penduduk dari satu

lokasi budaya satu menuju lokasi budaya lain, dan lain sebagainya. Ini adalah

sekadar kritik sosial yang tidak dimaksudkan sebagai pembahasan karena tidak

relevan dengan tujuan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

57

Pelanggaran terhadap prinsip hak dihayati informan 1 sebagai kondisi

hidup yang amat menderita. Pelanggaran terhadap prinsip hak adalah perilaku

manusia yang hidup tidak menggunakan tata cara haknya. Pelanggaran ini adalah

ciri khas akhir jaman di mana banyak kesurupan masal, bencana alam, dan roh

menyasar ketika sudah harus meninggal dari dunia ini. Contoh pelanggaran

prinsip hak adalah masyarakat Jawa yang menggunakan tata cara spiritual agama

Islam. Masyarakat Jawa tersebut malah menggunakan bahasa Arab untuk berdoa

yang menyebabkan ketidakpahaman ketika si manusia sudah meninggal sehingga

roh si manusia menjadi tersesat dan tidak dapat kembali kepada asalnya yaitu

tidak dapat menjadi satu dengan Tuhan. Hal ini juga menyatakan penghayatan

informan 1 bahwa asal muasal roh manusia juga tergantung dari latar belakang

budaya tempat ia dilahirkan.

“Makanya disaat akhiring (pada akhir) jaman, ya disaat akhiring

(di akhir) hayat, kita setelah pulang ke rahmat Alloh, ini banyaknya

kesurupan masal, bencana alam, disebabkan karna dia itu tidak tahu

jalan. Karna apa? La wong Jawa diduduhna (ditunjukkan agama Islam),

dibahasani secara bahasa Arab. Apakah tahu dia? Akhirnya menyasar.

Saya harus kemana? Kok dia itu, dengan bahasa itu saya ga tahu! Pasti

ga tahu. Akhire inilah unsur-unsur penyasaran. Akhire tidak bisa

manunggaling kawula gusti (tidak dapat mengalami bersatunya manusia

dengan Tuhan setelah kematian). Ora bisa (kembali) maring asal-usul

(tidak bisa pulang kepada asal-usulnya).”

(1.7764-7780)

Informan 1 pada akhirnya menyatakan bahwa prinsip hak pada intinya

adalah apa-apa yang sudah ada sebagai pengetahuan individual termasuk yang ada

pada informan 1. Hal ini menyebabkan apapun permasalahan, persoalan, maupun

pertanyaan yang diajukan pasti memiliki jawabannya (dalam hal ini harus

dilepaskan dari justifikasi benar atau tidak benar, baik atau tidak baik suatu narasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

58

jawaban penghayatan). Informan 1 merasa selalu memiliki jawaban atas segala

pertanyaan karena menghayati diri sebagai sumber atau wadah.

“Iya. Makanya ini kalau diuraikan panjang. Makanya disini

(dalam hati) ditanyakan apa(pun), ana wae (pasti ada saja jawabannya)!

Pasti ada mulane anacarakan (pasti ada, hal ini seturut dengan filsafat

hanacaraka). Segala cara, segala polah lan tingkah, ditanyakan apa kalau

belum meninggal ada terus. Karna ini adalah sumber. Wadah. Ini

wadah.”

(1.7980-7988)

3. Informan 2

a. Rasa percaya dan tidak merugikan orang lain sebagai prinsip dasar berkeTuhanan

Informan 2 menghayati kepercayaan terhadap Tuhan sebagai rasa percaya

yang tidak merugikan orang lain. Rasa adalah apa yang bisa dikatakan. Apa yang

bisa dikatakan ini dihayati tidak merugikan pihak lain misalnya dalam kaitan

dengan pergaulan sehari-hari, keorganisasian, dan hubungan dengan pemerintah.

Dengan demikian spiritualitas dapat menciptakan persatuan.

“Enggin leres (ya benar). Jadi sing jenenge rasa niku bisa

dikatakan kaya gitu (jadi yang namanya rasa dapat dikatakan seperti itu).

Pada intine niki nggih nek teng kula niku sing jelas niku ampun ngantos

merugikan satu orang dengan yang lain (pada intinya kalau saya yang

jelas jangan sampai merugikan orang lain). Jadi kaya niku (jadi seperti

itu). Mboten teng bidang pergaulane, mboten teng bidang organisasine,

mboten teng bidang istilahe umpamane teng pemerentahane ya ampun

mboten teng pemerentahane ampun ngrugekaken (tidak dalam pergaulan,

tidak dalam hal organisasi, tidak dalam hal pemerintahan, semuanya

jangan merugikan). Teng perhitungane niku apa nggih, cara kula niku

supados isine nyawiji mas (dalam perhitungannya kalau cara saya isinya

adalah bersatu mas)!”

(2.110-123)

Rasa percaya dihayati informan 2 sebagai sifat yang cenderung

ortodoksional. Rasa percaya adalah keharusan seperti dalam ungkapan dekat

tanpa menyentuh dan jauh tanpa batasan. Terkait dengan Tuhan, informan 2 juga

menyatakan bahwa sifatnya adalah kepercayaan bahwa Tuhan itu Mahaadil,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

59

Mahaasih, dan Mahawelas. Dalam hal ini ingin diungkapkan bentuk kepercayaan

informan 2 dan telah jelas bahwa bentuk kepercayaan tersebut cenderung

ortodoksional.

“Nek teng mriki niki tetep harus percaya (kalau disini tetap harus

percaya). Umpamane arahe nggih niku, cerak tanpa gepokan, adoh tanpa

wangenan (misalnya arah Tuhan itu dekat tanpa bersentuhan dan jauh

tanpa batasan). Tapi nama Tuhan, sifat Tuhan, utawa (atau) yang

menjalankan keTuhanan, Tuhan itu Mahaadil, Mahaasih, Mahawelas.

Kula nggih kudu duwe sifat sing kaya niku (saya juga harus memiliki sifat

seperti itu). Intine niku (intinya begitu). Niku sing termasuk menghayati

keTuhanan niku kaya niku (itu yang termasuk menghayati keTuhanan itu

seperti itu).”

(2.1380-1391)

Sifat percaya (saja) dihayati informan 2 mengingat penghayat kepercayaan

adalah orang-orang yang kurang berpendidikan maka dasar kepercayaan harus

diletakkan atas hal yang sederhana tersebut. Sifat sederhana ini mengarah pada

pelaksanaan prinsip hak yang akan diuraikan dalam pokok tema selanjutnya. Bagi

informan 2 kesederhaan berspiritualitas adalah dengan melaksanakan prinsip hak

yaitu berspiritualitas sebagaimana tradisi kebudayaan di mana seseorang

dibesarkan.

“Njentreng kawibawan niku (hal itu menunjukkan kewibawaan).

Karena penghayat kepercayaan pada umume tiyang bodo (pada umumnya

orang bodoh). Atine bodo tapi domas (hatinya bodoh tapi domas/para

emas). Bodo tapi mangesthi kaya niku (bodoh namun menghayati seperti

itu). Makane kedah wonten sipat ngandele (makannya harus ada sifat

percayanya). Lha sipat ngandele napa (sifat percaya itu apa)? Umpamane

kawula wonten ing alam pepadhang dituwuhaken wonten ing bumi

nuswantara ing tanah Jawa (misalnya kita ada dalam alam terang

kemudian dimunculkan di bumi nusantara, di tanah Jawa). Niku se

Indonesia tapi tetep teng tanah Jawa (memang orang Indonesia namun di

tanah Jawa). Wonten tulisane (ada tulisannya), adat, budaya, tradisi,

bahasa, sampai tulisan.”

(2.189-202)

Informan 2 menghayati rasa sebagai sesuatu yang tidak pernah bohong.

Rasa selalu dihayati sebagai benar. Rasa ini perlu dijelaskan secara cukup lebar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

60

karena nanti akan menjadi dasar bagi pokok tema utama informan 2 yaitu prinsip

hak. Rasa ini sesederhana ketika seseorang makan buah salak pasti rasanya salak.

Rasa adalah dasar kepercayaan spiritualitas informan 2 yang dipelajarinya dari

Kaweruh Hak 101.

“Rasa sing sabenere, cara ing perhitungan sing boten goroh (rasa

yang sebenarnya menurut perhitungan adalah yang tidak berbohong).

Rasane niku nggih niki umpamane salak, nggih kudu rasa salah (rasa itu

ini misalnya salak, ya rasanya harus salak). Kan berarti boten goroh (kan

berarti tidak bohong)! Rasa jati niku nggih sebenere nggih ampun goroh

(rasa jati itu ya sebenarnya jangan bohong). Kaya niku (seperti itu).

Ampun goroh (jangan bohong)! Intine kaya niku (intinya seperti itu). Bekti

to uripe dewek lah (setia dengan hidupnya sendiri lah). Intine niku

(intinya itu). Niku nek dari Kaweruh Hak ya kaya niku (itu kalau dari

Kaweruh Hak ya seperti itu).”

(2.415-428)

Informan 2 kembali menegaskan bahwa prinsip percaya kepada tuhan

didasarkan pada rasa percaya itu sendiri. Dengan demikian informan 2 tidak

melanggar jalur hukum yang berlaku di Negara Indonesia. Penghayat kepercayaan

yang belum memiliki rasa percaya pasti belum (setia/beriman) 100%. Hal ini

menyebabkan perpecahan. Pada intinya informan 2 ingin menegaskan bahwa

dasar berspiritualitas adalah rasa percaya (yang cenderung ortodoksional) dan

bukan yang lain (paparan ini sedang dalam konteks mengkritik informan 1 yang

cenderung melanggar hukum dalam berkomunitas penghayat Kaweruh Hak 101).

“He em. Jadi kalau dari prinsip saya, memang yang jelas itu, kan

tadi saya bilang, saya selalu bicara harus sesuai dengan jalur hukum.

Intinya begitu kan. Ya. Kalau saya, yang jelas itu saya belum percaya

100%. Saya cuma hanya begini, yang jelas, saya di penghayat

kepercayaan terhadap Tuhan yang mahakuasa ini ga mau istilahnya crah

atau pecah. Jadi selalu di mau omong apa yang penting jangan

melanggar dari istilahnya jangan menentang hukum, jangan menentang

pemerintah, ga apa-apa. Tapi kalau sudah menentang, saya pecat dari

kepengurusan Kaweruh Hak. Tapi kalau belum, gapapa. Misalkan kok

sudah menantang pemerintah, sudah melanggar jalur-jalur hukum,

pokoknya saya sebagai ketua Kaweruh Hak, saya pecat! Intinya begitu.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

61

(2.4394-4420)

Adapun rasa percaya sebagai dasar penghayatan spiritual informan 2

didasarkan atas pengalaman spiritual berupa kebiasaan puasa sedari SD misalnya

setiap wetonan atau ulang tahun hari Jawa informan 2. Laku spiritual informan 2

ini membuat informan 2 mendapat petunjuk gaib dari Tuhan yang menyatakan

bahwa menghayati Kaweruh Hak 101 tidaklah merugikan.

“Wahyu. Nggih. Tapi kan setelah itu sudah punah. Sudah punah

setelah itu, saya kan kemarin terus terang, dari sekolah kelas empat SD,

saya sudah berjalan puasa. Dengan sendirinya kula istilahe napa (saya

istilahnya apa), saged mesti tiap weton kula mesti puasa (bisa memastikan

setiap weton saya pasti puasa). Lha terus, terus ngelampahi, ya jenenge

riwayat hidup nggih, kula seneng istilahe maneges maring penguwasaning

Gusti, lumantar weteng kula kentok, niku akhire kula angsal pituduh-

pitudhuh, sing pada intine ajaran ini mboten ngrugekaken (kemudian

melakukan itu terus, ya namanya riwayat hidup ya, saya senang

memastikan kepada kekuasaan Tuhan melalui perut yang lapar, begitu

akhirnya saya mendapat petunjuk-petunjuk yang intinya ajaran ini tidak

merugikan).”

(2.223-236)

a. Prinsip hak sebagai dasar kebenaran dan keselamatan.

Tema pokok yang utama dan terutama dari informan 2 dalam menghayati

keTuhanan adalah keyakinan prinsip hak sebagai dasar kebenaran dan

keselamatan. Penghayatan prinsip hak ini dibangun atas dasar spiritualitas dalam

organisasi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kaweruh Hak

101. Menghayati Kaweruh Hak 101 maupun secara lebih khusus prinsip hak

adalah kodrat yang dihayati informan 2. Informan 2 merasa tidak dapat

mengingkari hak atau kodrat ini. Dengan demikian bagi informan 2 hak

merupakan kodrat.

“Lha, kula ajeng mboten (makannya saya mau) menghindari

kepripun (bagaimana)? Lha niku pada intine niku hake kula (hal itu pada

intinya adalah hak/kodrat saya)

(2.204-206)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

62

Informan 2 menghayati prinsip hak sebagai rasa jati yang pada intinya

adalah ajaran keTuhanan yang memang sudah ada (yang dimaksud adalah

Kaweruh Hak 101). Dengan ini informan 2 merasa memiliki kewajiban selain

untuk memeluk Kaweruh Hak 101 juga untuk mengembangkannya.

“Na niku karena niki rasa jati niku pada intine niku sampun

menggalih, oleh pituduh sing pada intine niku ngembangake ajaran sing

wonten ing riki menuju ke arah keTuhanan (ya itu karena rasa jati itu

pada intinya sudah memikirkan dengan hati atau merasakan,

mendapatkan petunjuk yang pada intinya untuk mengembangkan ajaran

yang ada disini menuju ke arah keTuhanan). Pada intine kaya niku

(seperti itu).”

(2.77-84)

Informan 2 menghayati bahwa prinsip hak ada dalam tiap budaya spiritual

di suatu tempat. Dalam konteks Arab ada Nur Muhammad sebagai guru di alam

halus sedangkan dalam konteks Jawa entitas yang sama disebut sebagai Sukma

Sejati. Informan 2 memaksudkan baik Nur Muhammad maupun Sukma Sejati

adalah Utusan yang pada taraf alam halus adalah sama sedang dalam alam dunia

ini mengada dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda. Ini adalah prinsip hak

yang dihayati informan 2 yaitu kesetaraan atau kesamaan hakekat spiritual pada

tiap tradisi budaya.

“Nek niki, nek sebenere Kaweruh Hak kaya niki (sebenarnya

Kaweruh Hak seperti ini). Nek Nur Muhammad ngertos (kalau Nur

Muhammad tahu). Sing jenenge Nur Muhammad termasuk niku guru

saking ngrika (kalau yang namanya Nur Muhammad termasuk guru dari

sana, alam halus). Carane ngriki kan wonten Sukma Sejati niku (caranya

kalau disini ada Sukma Sejati).”

(2.1515-1521)

Kaweruh Hak pada dasarnya adalah prinsip hak yang dihayati informan 2

dan bukan melulu menjurus pada ajaran dalam organisasi Kaweruh Hak 101.

Prinsip hak ini dihayati selalu ada meski di tempat-tempat yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

63

“O tidak! Ya memang Kaweruh Hak itu yang jelas kan tadi saya

bilang, ga istilahnya mungkin ga ada Srandil pun, karna saya ini hidup di

tanah Jawa, pasti ada ini, ada Kaweruh Hak.”

(2.2752-2761)

Informan 2 menghayati prinsip hak sebagai jalan hidup yang benar.

Dengan demikian kebenaran hidup terjadi apabila manusia menjalankan prinsip

hak dengan benar. Informan 2 menyatakan bahwa prinsip hak yang benar tidak

harus selalu yang bersesuaian dengan latar belakang tradisi budaya tempat

seseorang dibesarkan namun lebih dihayati sebagai kesesuaian ortodoksional

perilaku menghayati seseorang pada agama atau kepercayaan yang telah dipilih

untuk dipeluk. Misalnya seorang Islam yang menjalankan prinsip hak benar

adalah mereka yang mampu melaksanakan ajaran Islam secara sempurna.

“Na! Begini. Soal keyakinan, itu agama. Agama itu yo bener asal

ya menjalankan sebener-benere (ortodoksi). Mulane niku nek koe (kalau

anda) agama Islam, ya sesuailah muslim. Harus shalat lima waktu, harus

istilahe apa dihadisnya apa harus diikuti. Itu yang bener. Itu. Tapi kalau

misalkan saya muslim, saya islam tapi ga sesuai dengan hatinya, berarti

boten (tidak) bener. Kalau itu berarti melanggar itu. Namanya itu

penodaan. Itu kalau dari prinsip Kaweruh Hak kaya gitu (seperti itu).”

(2.2913-2922)

Namun demikian informan 2 tetap lebih menyarankan untuk memegang

prinsip hak yang bersesuaian dengan tradisi budaya tempat seseorang dibesarkan.

Ini adalah penghayatan prinsip hak informan 2 yang lebih ia pegang. Sebagai

contoh seseorang yang hidup di tengah budaya Jawa maka sebaiknya memegang

prinsip hak Jawa karena sudah menyesuaikan diri dengan bahasa, tulisan, dan tata

cara adat sebagaimana digunakan sehari-hari. Untuk menghayati prinsip hak yang

sesuai dengan tradisi budaya setempat ini diperlukan kesadaran diri. Kesadaran

ini adalah pengetahuan bahwa bagi tiap tradisi budaya sudah tersedia ajaran atau

kepercayaannya sendiri-sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

64

“Ya sebenernya begini, kalau orang menyadari, memang ya ini,

saya kan hidup di tanah Jawa, na kan gitu ya, lha ada bahasanya, ada

tulisannya, sudah ada, sudah saya critakan (ada) adat, tradisi, budaya,

bahasa, tulisan, kan sudah ada. Kalau memang dia menyadari memang

harus ini dihayati, punya sendiri ini. Itu karna apa? Arab ada sendiri,

Cina ada sendiri, Landa ada sendiri, Jawapun ada sendiri! Itu memang

kalau yang sudah menyadari itu begitu. Tapi seandainya engga ya

gapapa, ga ada hukumnya. Yang penting kamu di agama apapun yang

penting sesuai (dengan) aturan agama itu. Jangan sampai melanggar.

Misalkan kamu di Muslim, agama Islam misalkan, harus sesuai hadist.

Hadistnya apa? Lha kalau melanggar dari hadist, berarti kamu masih

salah.” Na kan begitu misalkan begitu, jelas. Bukan istilahnya harus

orang Jawa harus (berspiritualitas) Jawa itu engga! Jadi yang penting

sesuai aturan pada intinya. Makanya kebenaran-kebenaran itu aturan.

(2.3939-3974)

Informan 2 juga mencontohkan secara khusus misalnya dalam konteks

penghayat kepercayaan Kaweruh Hak 101 sendiri. Penghayat yang menghayati

prinsip hak harus menjalankan ortodoksi Kaweruh Hak 101 secara setia misalnya

untuk sembahyang pagi sore, puasa bulan Mulud, puasa bulan Sura, puasa bulan

Sadran, dan lain-lain sehingga dengan demikian si penghayat dapat dikatakan

telah hidup dengan benar.

Aturan misalkan kalau Kaweruh Hak 101, saya sudah

menggunakan ini, pagi dan sore misalnya harus sembahyang, ya itu yang

dijalani. Ya itu yang benar. Misalkan harus puasa. Bulan Mulud puasa,

bulan Sura puasa, kemarin (bulan) Sadran puasa, ya sudah sesuai itu, itu

sudah bener. Tapi kalau belum, berarti belum benar.”Kan udah di apa,

udah diturunkan kok ga dijalani, berarti membohongi diri sendiri. Kan

begitu.”

(2.3939-3974)

Penghayatan prinsip hak informan 2 bukanlah perilaku ikut-ikutan namun

keputusan yang disadari penuh apa hakekat maknanya. Sebagai contoh

sembahyangan sebagai wujud kebersatuan dengan Tuhan dihayati sebagai

kebersatuan hati, jiwa, pikiran dengan Tuhan sehingga menghasilkan rasa positif.

“Na seperti itu! Iya, apapun yang kita dilaksanakan, apapun yang

kita kerjakan (kegiatan kita), soal spiritual atau sembahyangan, kita harus

tahu inti dan perjalanan atau isinya itu harus tahu. Jangan ikut-ikutan itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

65

nanti bahaya. Misalkan gini seperti ini, dia cuma ikut-ikutan misalkan, ini

artinya apa, mereka kan ga tahu kan berarti cuma ikut-ikutan. Makanya

saya selalu memberitahu karena apa? Supaya mereka kalau nanti ditanya,

misalnya tadi ngomong, manunggaling kawula gusti artinya apa? Kan

sudah saya jawab karena hati, jiwa, pikiran supaya menyatu, manunggal,

akhirnya mempunyai rasa yang positif kan misalkan itu. Kan udah sedikit

memberitahu bekal untuk menjawab intinya begitu.”

(2.4001-4016)

Meskipun penghayatan prinsip hak ini cenderung ortodoksioan, informan

2 tetap menyatakan bahwa tradisi spiritual Jawa (Kaweruh Hak) yang ia hayati

sebagai prinsip hak bukan hanya doktrin saja. Kepercayaan kepada Tuhan bagi

informan 2 merupakan ajaran pengertian yang tidak hanya di bibir namun juga di

dalam hati. Pada intinya apapun bentuk narasi penghayatan informan 2 harus

dipandang sebagai keunikan cara informan 2 untuk menghayati keTuhanan.

“Jadi bisa ngedalaken ajaran niki niku merangkum, menyusun,

niki pada intine men supados ngerti, mangertos bahwa wong Jawa niku

wonten ajaran dan tuntunane (jadi bisa mengeluarkan ajaran ini adalah

untuk merangkum, menyusun, yang pada intinya supaya mengerti bahwa

orang Jawa ada ajaran dan tuntunannya sendiri). Jadi mboten ming

pakem tok (jadi bukan hanya hukum/doktrin saja). Pakem tok perkara

ning cangkem ming ilang (kalau hanya hukum berarti hanya dimulut yang

cepat hilang).”

(2.207-216)

Pada paparan berikut ini informan 2 pada intinya menjelaskan bahwa

kebenaran prinsip hak adalah menjalankan ortodoksi ajaran kepercayaan yang

telah dipilih untuk dipeluk. Ingin dinyatakan di sini bahwa model penghayatan

kepercayaan informan 2 memiliki kecenderungan ortodoksional. Informan 2

menjelaskan bahwa benar adalah sudah menjalankan apa yang menjadi peraturan

dalam organisasi kepercayaan yang dianut.

“Ya. Na gini ya, bener kaya pener (benar adalah tepat). Nek pener

(kalau tepat) itu sendiri. Jadi misalkan gini. Waduh saya pener (aduh,

saya tepat)! Nek pener durung mesti bener (kalau tepat belum tentu

benar). Kan kaya gitu (seperti itu). Pener jelaslah belum tentu bener. Lah

nek bener itu termasuke umpamane teng (misalnya kebenaran dalam)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

66

Kaweruh Hak. Teng (dalam) Kaweruh Hak cantumane (diajarkan untuk)

sembahyang pagi dan sore. Kok nglampahi (kalau menjalankan), berarti

wis bener (berarti sudah benar, relativitas ortodoksi).”

(2.2861-2872)

b. KeTuhanan dalam diri manusia (dan proses pembentukannya)

Informan 2 menghayati keTuhanan sebagai manifestasi sifat keTuhanan

dalam diri manusia. KeTuhanan adalah segala sesuatu yang ada dalam diri

manusia yang memiliki sifat ilahi. Informan 2 menghayati diri manusia bersifat

ilahi karena terdiri dari air, api, bumi, angina, dan cahaya yang manunggal

menjadi satu melalui perantaraan ayah dan ibu. Anak yang dihasilkan ayah dan

ibu ini dihayati sebagai benih cinta yang suci.

“Na! Asal usul manusia adalah dari banyu (air) geni (api) bumi

angin cahaya manunggal (menjadi satu dengan) roh suci yang diciptakan

serta dikehendaki oleh Tuhan melalui perantara bapak ibu dan punya

rasa cinta kasih dan saling mencintai dan membebaskan yang

menimbulkan adanya benih hidup manusia menjadi mahluk manusia.

Nggih! Soale asal-usul manusia ya tetep bapak ibu. Percaya itu sebabnya

dibadan kita jalas ini (terdiri atas) banyu (air), bumi, geni (api), angin. Ini

ada perantara pasti. Ada perantara bapak dan ibu. Kalau ga ada

perantara bagaimana? Dulunya kan ada roh suci yang manunggal

menjadi manusia itu. Pokoe simpel kula, niku mawon (pada intinya saya

sederhana, itu saja)!”

(2.94-107)

Manusia yang terlahir suci dihayati informan 2 dapat memiliki sifat

keTuhanan misalnya dapat menebak sesuatu dengan tepat. Kemampuan menebak

dengan tepat ini timbul dari proses konsentrasi. Informan 2 menjelaskan hal ini

dengan terbata-bata khas dialek Cilacap. Paparan ini dan bagian pokok tema ini

ingin menunjukkan bahwa informan 2 menghayati keTuhanan dengan cara

menjalankan disiplin diri sehingga ia merasa yakin bahwa ia memiliki sifat

keTuhanan itu sendiri.

“Lha umpamane kaya kula, nika nek dong lagi kedunu, nika Tuhan

dong onten, nika kula saged nocoki (misalnya seperti saya, ketika sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

67

berkonsentrasi, saat ada Tuhan, saya dapat menebak dengan tepat).

Berarti pun pada bae ana keTuhanan karena ngerti mereka dari rumah

kesini dan kebutuhane atau waktune (ini berarti sudah ada sifat

keTuhanan karena mengetahui mereka dari rumah kesini dengan

kebutuhan dan waktunya). Kan berarti pun wonten sifat Tuhan (ini berarti

sudah ada sifat Tuhan). Intine kaya niku (intinya seperti itu).”

(2.1452-1461)

Informan 2 menghayati bahwa hati, jiwa, pikiran, pola pikir yang menjadi

satu akhirnya dapat menimbulkan kondisi hening. Kondisi hening menimbulkan

kekuatan alam. Kekuatan alam inilah yang dirasakan ada dalam diri informan 2.

Kekuatan alam menyebabkan informan 2 merasa sangat yakin bisa

menyembuhkan orang sakit misalnya dengan perantaraan air yang diberikan

kepada pasien.

“Terus nanti hati, jiwa, pikiran, pola pikir, menjadi satu akhirnya

menjadikan kalau hening heneng (kalau berdiam bisa menjadi semakin

memahami kondisi batin), lha terus menjadikan kekuatan alam. Misalkan

kekuatan alam begini, na misalkan pada orang sakit, lantaran (dengan

perantaraan) air misalkan, ini karena saya sudah manunggaling kawula

gusti, sembahyang semadi itu, sudah cipta rasa karsa, atau hati pikiran

jiwa pola pikir, lha hening (lalu berdoa), lantaran (dengan perantaraan)

air, dia bisa sembuh.”

(2.4018-4028)

Penghayatan keTuhanan sebagai sifat keTuhanan dalam diri informan 2

ini timbul dalam diri informan 2 sejak dari masa kecil informan 2. Sejak masa SD

informan 2 sudah rajin menjalankan puasa. Puasa inilah yang dihayati informan 2

menjadi daya pendorong kepekaan rasa yang saat ini dimilikinya. Dengan puasa

informan 2 menjadi sering mendapatkan petunjuk-petunjuk ilahi.

“Wahyu. Nggih. Tapi kan setelah itu sudah punah. Sudah punah

setelah itu, saya kan kemarin terus terang, dari sekolah kelas empat SD,

saya sudah berjalan puasa. Dengan sendirinya kula istilahe napa (saya

istilahnya apa), saged mesti tiap weton kula mesti puasa (bisa memastikan

setiap weton saya pasti puasa). Lha terus, terus ngelampahi, ya jenenge

riwayat hidup nggih, kula seneng istilahe maneges maring penguwasaning

Gusti, lumantar weteng kula kentok, niku akhire kula angsal pituduh-

pitudhuh, sing pada intine ajaran ini mboten ngrugekaken (kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

68

melakukan itu terus, ya namanya riwayat hidup ya, saya senang

memastikan kepada kekuasaan Tuhan melalui perut yang lapar, begitu

akhirnya saya mendapat petunjuk-petunjuk yang intinya ajaran ini tidak

merugikan).”

(2.223-236)

Pengalaman lain yang menjadi dasar penghayatan sifat keTuhanan dalam

diri informan 2 adalah ketika merantau sampai Cilacap dengan tetap menjalankan

puasa tiap hari rabu pon, kamis wage, dan jumat kliwon dilanjutkan selasa

kliwon, rabu legi, dan kamis pahing, dilanjutkan minggu wage, senin kliwon, rabu

legi, dan kamis pahing. Pada intinya informan 2 ingin menjelaskan betapa ketat ia

menjalankan puasa selama lima belas tahun terakhir yaitu jika dihitung hari maka

setengah tahun sendiri informan 2 menjalankan puasa penuh. Hal ini ingin

menjelaskan akar perilaku yang menyebabkan munculnya penghayatan sifat

keTuhanan dalam diri informan 2 sebagai salah satu cara informan 2 menghayati

keTuhanan.

“Setelah mriki-mriki-mriki kan kula merantau (setelah makin

kesini kan saya merantau). Merantaupun kula terus melampahi puasa

terus (meski merantau saya tetap melakukan puasa terus). Kula

perjalanan puasa niki nggih, apa adanya (perjalanan puasa ini ya apa

adanya). Jadi nek setiap wetone kula tigang dinten (jadi kalau setiap

weton saya puasa tiga hari). Nek (yaitu) setiap rebu pon, kemis wage,

jumat kliwon, terus (kemudian) selasa kliwon, rebu legi, ro (dan) kemis

pahing. Terus minggu wage, senen kliwon, eh nganu dadi (oh begini, jadi)

senen pahing, selasa pon, rebu wage. Niku kula nek setahun pendhet ping

sekawan kadang ping gangsal (itu saya kalau setahun diambil untuk

puasa empat atau kadang lima kali). Berarti nek dikumpulkan niku

setahun sing puasa setengah tahun, sing boten setengah tahun (berarti

kalau dikumpulkan itu dalam setahun yang puasa ada setengah tahun dan

yang tidak puasa setengah tahun). Niku kula nek boten salah niku kirang

langkung 15 tahun (saya kalau tidak salah menjalankan puasa itu selama

15 tahun).”

(2.242-264)

Sifat keTuhanan informan 2 sering termanifestasi ketika informan 2

dihadapkan pada orang sakit yang secara sengaja menghadap informan 2 untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

69

mendapatkan kesembuhan secara ilahi. Informan 2 menyatakan bahwa bila ada

pasien yang berhasil sembuh tentulah itu berasal dari kekuasaan Tuhan. Informan

2 adalah perantaraan saja. Di sini terlihat bahwa penghayatan keTuhanan

informan 2 ini termanifestasi dalam bentuk nyata yaitu fenomena sakral yang

cenderung kurang dapat dijelaskan dengan nalar.

“Na dadi setelah niku, tiyang niku gadhah mungkin usiping

panguasaning Gusti, kula sing dados lantaran lha kula sing

perkembangan pertama iku pancen, umpamane wonten tiyang sakit,

semampune suwunaken kalih penguwasane Gusti, ndilalah mantun, tumut

(nah jadi setelah itu, orang itu mungkin karena kehendak Tuhan, maka

saya yang jadi perantara, dalam perkembangan pertama dulu memang,

misalnya ada orang sakit, semampunya dimintakan kepada kekuasaan

Tuhan, ternyata sembuh, lalu ikut). Niku (gitu) lho.”

(2.291-306)

Selain orang sakit yang sering mencari kesembuhan dengan meminta

bantuan informan 2, sering juga orang-orang dengan keinginan tertentu datang

menghadap informan 2 untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk. Misalnya orang

yang ingin merantau jauh menghadap informan 2 untuk mendapatkan petunjuk

sehingga apa yang menjadi keinginan orang tersebut menjadi kenyataan. Informan

2 menyatakan kembali bahwa ia hanyalah perantara. Hal ini ingin semakin

menunjukkan bahwa penghayatan kepercayaan terhadap tuhan oleh informan 2 ini

memiliki dampak yang sangat nyata dalam taraf praktis kehidupan sehari-hari

(kepercayaan bagi informan 2 bukan hanya narasi penghayatan apalagi narasi-

narasi wacana).

“Lha terus wonteng tiyang sing ajeng merantau umpamane,

kangelan, ndilalah mriki, kula suwunaken saking penguasaning Gusti

nggih ndilalah keturutan (kemudian ada orang yang ingin merantau

misalnya, kesulitan, kebetulan kesini, maka saya mintakan dari kekuasaan

Tuhan, ya akhirnya terkabul). Riki nggih boten saged nanging ming

nyuwunaken, keturutan, tumut (sini juga tidak bisa tapi hanya

memintakan, terkabul, dan ikut tergabung dalam Kaweruh Hak 101).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

70

Nggih enten sing ajeng ndaftar tentara (ada yang akan jadi tentara), dadi

guru umpamane sami keturutan (menjadi guru misalnya, pada terkabul).

Kula pada intine teng mriki saged ngrembaka, niki intine kaya niku

(semua hal itu intinya bagi saya adalah agar Kaweruh Hak 101 bisa

berkembang, ini intinya seperti itu).”

(2.308-323)

Informan 2 menegaskan kembali bahwa untuk memperoleh kemampuan

ilahi orang perlu menjalankan laku puasa misalnya puasa 40 hari selama bulan

Sura. Puasa dijalankan dengan tidak makan daging, tidak makan nasi dan

sebangsanya misalnya yang berbahan dasar terigu. Dengan proses penyucian diri

ini orang akan mendapatkan kemampuan-kemampuan ilahi.

“Intine (itulah intinya)! Nek menyucikan diri niku (kalau

menyucikan diri itu), pada intine niku sing jelas niku sepindah nek intine

pendalamane di niku wulan Sura (pada intinya yang jelas itu, pertama,

kalau intinya pendalamannya itu di bulan Sura). Sing jelas niku

ngelampahi 40 hari (yang jelas itu melakukan puasa 40 hari). Niku nek

saged niku puasa (itu kalau bisa itu puasa). Sing jelas niku nggih ampun

nedhi iwak, ampun nedhi sekul, ampun nedhi sing bangsane terigu (yang

jelas itu ya jangan makan daging, jangan makan nasi, jangan makan yang

berbahan dasar terigu).”

(2.481-491)

Pada paparan terakhir berikuti ini informan 2 menjelaskan pusat

pengalaman spiritualnya yang menjadi dasar penghayatan keTuhanan terutama

terkait dengan sifat keTuhanan yang ia miliki.

“Tapi niki crita kalih njenengan nggih (tapi ini cerita dengan

anda ya). Setelah kula waune islam kula meriang teng mriki (setelah

tadinya saya islam, saya mengalami sakit meriang). Kula puasa mariteg

(maka saya memutuskan untuk puasa). Setelah puasa, niki dasare niki lak

impen, setelah puasa niku kula duwe keluarga kula terus magrib, nika

kula dibela demit, kula saknglekan, dikupluki niku (setelah puasa, ini

berdasarkan wangsit dalam mimpi, setelah puasa itu saya dipermainkan

setan [disakiti tapi juga diberi pecis] kala sedang shalat magrib

berjamaah bersama keluarga). Sambe niku, kula jumatan (setelah itu saya

sholat jumat). Dikupluki, kula kaya niku (saya diberi peci begitu).

Umpamane malih, teng ngomah pas magrib, umpamane ngisak, kula

mungkin ngagge cara mrika (misalnya lagi, dirumah setelah saat magrib,

melakukan sholat isya). Kula nggih rajin solat tapi balike kaya niku

(mimpi ini menunjukkan ketaatan berbadah saya namun tak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

71

perubahan hidup). Carane nembe totoge durung getur banyune rung kena

isine (ini ibarat saya baru tahu aturan luarannya namun belum tahu

makna dalamnya). Terus kula rialat malih (maka dari pada itu saya puasa

dan tirakat lagi). Lha sing niki berangsur-angsur, tiyange mantun (ini

saya lakukan sampai akhirnya sembuh dari meriang itu). Berarti carane

teng perhitungan kudu ken niku, ben menjalankan niku (dengan demikian

perhitungannya adalah agar saya menjalankan kebiasaan prihatin itu dan

meninggalkan agama yang nyata tidak bermanfaat).”

(2.1282-1310)

Paparan ini ingin menyatakan bahwa penghayatan keTuhanan informan 2

didasarkan atas pengalaman nyata yang menegaskan bahwa penghayatan

keTuhanan adalah keputusan hidup yang dipilih secara tidak sembarangan.

Penghayatan keTuhanan bagi informan 2 adalah panggilan yang dihayati secara

ilahi. Atas dasar inilah informan 2 menghayati sifat keTuhanan yang ada dalam

dirinya sebagai bagian integral dari penghayatan kepercayaan terhadap tuhan itu

sendiri. Sifat keTuhanan selalu melekat pada penghayat kepercayaan terhadap

tuhan sebagaimana pada informan 2 sendiri.

c. Mewujudkan keTuhanan dalam sembahyangan dan selamatan

Informan 2 menghayati kepercayaan terhadap tuhan dalam wujud

sembahyangan dan selamatan. Sembahayangan dan selamatan adalah nafas hidup

penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Aktivitas ini membawa

informan 2 untuk mengerti rasa jati yaitu rasa yang sebenarnya. Informan 2 ingin

menjelaskan bahwa sembahyangan dan selamatan adalah kewajiban yang tidak

boleh ditinggalkan bahkan oleh penghayat yang masih anak-anak.

“Ooo nggih (o, ya). Jadi pada intine (intinya), pada intine menuju

rasa jati, yang jelas niku sepindah, saking ajaran niki kawitane saking

sepindah niku terutama kudu ngerti rasa sing sebenere niku nggih (pada

mulanya ajaran ini menekankan untuk harus mengerti rasa yang

sebenarnya)! Terutama kangge lare-lare (terutama untuk anak-anak). Nek

kula niku sing jelas terutama niku sebab lahir, wetonan niku kedah puasa

misalkan sehari semalam (kalau saya itu yang utama adalah praktek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

72

kelahiran dengan puasa pada hari weton/ ulang hari kelahiran

berdasarkan penanggalan Jawa). Terus sembahyang semadi miturut

menembah penguwasaning Gusti, na niku tatacarane niku tetep kaya nika

(kemudian berdoa meditasi menyembah kekuasaan Tuhan sebagaimana

diajarkan dalam buku pedoman). Nek sing jelas sembahyange nggih

mboten ngangge kemenyan (yang jelas berdoanya tidak memakai

kemenyan).”

(2.35-51)

Sembahyangan dan selamatan adalah kewajiban penghayat termasuk

informan 2 yaitu untuk memberikan kebaktian kepada Tuhan. Kebaktian berarti

pemberian raga, nyawa, dan sukma agar manunggal menjadi satu dengan Tuhan.

Pada intinya penghayatan sembahyangan dan selamatan dilakukan sebagai bentuk

nyata semangat penyatuan diri dengan Yang Ilahi. Hal ini ingin menunjukkan

bahwa konsep penyatuan diri dengan Yang Ilahi bukanlah narasi spiritual belaka

namun terwujud secara operasional dalam tindakan nyata yaitu sembahyangan

dan selamatan.

“Itu buat caos bekti (pemberian pada Tuhan sebagai wujud

berbakti) saya. Artinya raga, nyawa, sukma supaya manunggal. Supaya

ini cahya atau raga, nyawa, sukma manunggal jadi satu gitu. Atau

manunggaling kawula gusti (dilambangkan dalam pemberian bunga).

Terus ada lain-lain. Buah apa, memang itu wutuh (utuh), utuh, cuma buat

ujub kita menghormati istilahe niku (istilahnya seperti itu). Menghormati

karena apa ya, ya saya ga makan tapi yang ga kelihatan, yang disebut

saya percaya atau sedulur papat lima pancer (saudara empat, lima

sumber) itu, supaya saya itu menghayati sama dia (perwujudan

keTuhanan).”

(2.1975-1987)

Adapun yang dimaksud dengan sembahyangan adalah sembahyangan pagi

dan sore sebagaimana diatur dalam buku pedoman Kaweruh Hak 101. Inti dari

pada sembahyangan bukanlah permohonan kepada Tuhan namun lebih

merupakan penyembahan kepada kekuasaan Tuhan.

“Soal isine panyuwunan silahkan (tentang isi permohonannya

bebas). Arep sedina ping enem ping pitu boten masalah (mau sehari enam

kali tujuh kali tidak masalah). Soal panuwunan (itu terkait dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

73

permohonan). Tapi nek sembahyang niku kedah ping kalih (tapi kalau

sembahyang itu harus dua kali). Menembah maring penguwasaning Gusti

langsung (menyembah kepada kekuasaan Tuhan secara langsung).”

(2.599-606)

Jadi, yang diberi sembah adalah kekuasaan Tuhan dan bukan leluhur.

Adapun yang diberikan kepada leluhu sewaktu selamatan bukan sembah

melainkan bakti. Sembah dan bakti merupakan dua hal yang berbeda tujuan dan

bentuknya. (Bentuk berupa dasaran kalimat-kalimat sebagaimana diatur dalam

buku pedoman Kaweruh Hak 101).

“Dadi nek nyembah tetap marang panguwasaning Gusti (jadi

kalau menyembah tetap kepada kekuasaan Tuhan), tapi nek caos bekti

kalih leluhur boten napa-napa (tetapi kalau berbakti kepada leluhur tidak

apa-apa). Kalih tiyang sepuh, kalih leluhur, terus pripun malih (dengan

orang tua, dengan leluhu, terus bagaimana lagi)?”

(2.912-917)

Sembahyangan sering menggunakan dupa. Dupa bermakna sebagai

lambang pemujaan kepada Tuhan. Sembahyangan diharapkan menjadi seperti

asap dupa yang membumbung tinggi menuju Tuhan.

“Nah dupa. Dupa itu sebenarnya begini mas. Itu sangatlah

penting karna apa? Dupa sebenere itu kalau di pujan pranatan Jawa

(sebenarnya dalam tata cara kebaktian Jawa terhadap Tuhan), itu dupa

itu memuji, memuja dhumateng Pangeran (dupa adalah lambang

pemujaan manusia kepada Tuhan).”

(2.2778-2783)

Salah satu rumusan sembahyangan adalah sebagai berikut: Apa yang

menjadi keinginan saya dapat terkabul yaitu ingin menyatakan bahwa Tuhan ada

dalam diri saya dan diri saya dalam Tuhan. Tuhanlah yang melindungi saya karna

saya adalah titah Tuhan.

“Atur panyuwun kula saged ketrima (doa permohonan saya bisa

diterima). Badhe netepi Gusti kawula, kawula Gusti (ingin memenuhi

manunggaling kawula gusti). Gusti kon ngayomi kawula (Tuhanlah

pelindung saya), kawula titah Paduka (saya adalah titah Tuhan). Jane

niku boten (sebenarnya itu tidak) salah. Lha kula titah niku (karena saya/

kita ini titah itu). Kawula titah Paduka (saya adalah titah Tuhan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

74

Mangesthi dhumateng Gusti (berbakti kepada Tuhan). Manunggaling

(menjadisatunya) rasa sejati. Saged damel (bisa membuat) adil makmur

aman tentrem, tapis resik sagung bangsa manungsa ingkang sampurna

(bersihnya kehidupan bangsa manusia yang sempurna), sineksen

gumelaring jagad (disaksikan oleh dunia).”

(2.2813-2825)

Selamatan dilakukan tiga kali tiap tahun, pertama yaitu pada bulan Mulud

sebagai penyucian mulut dari dosa-dosa yang mungkin dibuat oleh mulut. Dengan

selamatan ini mulut diharapkan kembali menjadi suci setelah dalam satu tahun

mungkin telah melakukan ucapan-ucapan yang tidak baik.

“Tiga kali, nggih (ya). Bulan Mulud kok slametan niku karna napa

(bulan Mulud kok selamatan itu karena apa)? Mulud niku kan kathah

(mulud itu kan banyak). Mulud kan kados kaya niki (mulud kan seperti

ini). Mbok wonten lepat, sing kaya niki dislameti (mungkin ada kesalahan

yang seperti ini ya diselamati). Dislametaken, suwunaken ing

panguwasaning Gusti, men bar diluwari, urip pangucap sing apik

(diselamatkan berarti dimintakan kepada kekuasaan Tuhan agar diberi

jalan keluar, agar dalam hidup memiliki ucapan yang baik). Umpamane

aja nganti ngucap sing boten sae (misalnya jangan sampai mengucapkan

yang tidak baik). Kaya niku (seperti itu).”

(2.778-789)

Setelah bulan Mulud, selamatan dilakukan pada bulan Sura yaitu pada

tanggal 1 Sura. Selamatan ini bertujuan untuk membasuh raga atau salira agar

kembali menjadi baru. Selain itu selama sebulan penuh juga dilakukan puasa.

Pada intinya selamatan ini dilakukan sebagai proses pembersihan diri yang dari

padanya kemudian muncullah penghayat keTuhanan baik oleh informan 2

maupun penghayat yang lain.

“Lha sing tembung wulan Sura slametan tanggal 1 niku wulan

Sura mungguhing Kaweruh Hak kan tahun saka, 1 Sura niku (nah terkait

dengan bulan Sura melakukan selamatan tanggal 1 bulan Sura itu karena

menurut Kaweruh Hak 1 Sura adalah tahun saka/tahun baru). Na, sura

pada wae mesuh salira (nah, sura sama dengan membasuh raga). Lha

salirane niku carane empun-empun niku, lha niku wulan besar niku,

karena kan wulan gedhe, kula nglampahi rialat dalam arti ngalahaken

(nah, raganya itu sudah kotor, maka pada bulan besar itu karena bulan

besar, saya melakukan tirakat dalam arti mengalahkan). Ngalahaken

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

75

wulan gedhe men supaya mriki saged menang (mengalahkan bulan besar

supaya disini bisa menang).”

(2.791-805)

Tata cara selamatan bulan Sura adalah melarung sesaji ke pantai selatan.

Tujuan dari selamatan ini adalah membersihkan apa yang nantinya menjadi

makanan sehari-hari kadang penghayat. Larungan berarti mengembalikan kepada

asal muasal segala sesuatu. Air dihayati sebagai asal muasal segala cipta yang ada

di bumi. Dengan ini informan 2 ingin menyatakan penyatuan manusia dengan asal

muasal yaitu Tuhan sendiri.

“Na intinya dilarung ya itu. Itu tujuannya apa? Memang itu

supaya kita nanti makan hasil sudah bersih. Karena apa? Saya sudah

istilahnya apa ya, cara ibaratnya mengembalikan asal. Asalmu asalku,

asalku asalmu. Jadi asal usul itu. Saya makan buah, dari istilahnya dari

yang Mahakuasa lantaran (dengan perantaraan) air. Kalau ga ada air

pastilah ga ada tuwuhan (tidak ada tumbuhan). Ga ada tumbuhan itu

makanya saya mengembalikan kepada air. Intinya itu.”

(2.2049-2058)

Informan 2 menjelaskan pada intinya selamatan adalah caranya untuk

mendapat keselamatan karena semua orang harus selamat dari segala sesuatu yang

mengancam keselamatan. Kebaktian kepada leluhur adalah cara yang dihayati

informan 2 untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Leluhur yang ada

di alam gaib itu dihayati tidak kelihatan namun melihat yang masih hidup di alam

dunia. Apabila leluhur di alam gaib diberi kebaktian maka mereka juga akan

memberikan keselamatan kepada yang masih hidup. Dengan demikian

penghayatan kepada tuhan juga terwujud dalam selamatan yang ditujukan pada

leluhur.

“Na mula kaya niki, slametan, carane mriki nika kan tiyang

sadaya kudu slamet (nah makannya seperti ini, slametan, prinsip disini itu

kan semua orang harus selamat). Lha niku jane cara teng perhitungan

kangge njangkepi (nah itu sebenarnya cara di diperhitungan untuk

menggenapkan). Kangge njangkepi karena mbekteni leluhur (untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

76

menggenapkan karena berbakti kepada leluhur), justru yang dialam gaib

pasti menyaksikan. Walaupun kita boten (tidak) nglihat tetapi mereka tapi

tahu. Dadi kula minangka bekti (jadi saya selamatan sebagai wujud

berbakti). Walaupun ingkang boten gadhah raga tapi masih utuh

(walaupun yang tidak memiliki raga tapi masih utuh, rohnya). Tapi sari-

sarine niku kan saged, saged istilahe, dadi napa nggih, dadi sing dibekteni

niku rasane niku tetep beda (tapi sari-sarinya itu kan bisa, bisa istilahnya,

jadi apa ya, jadi yang mendapat bakti itu rasanya tetap beda). Niku (itu).

Niku mungguhe Kaweruh Hak kaya niku (itu menurut Kaweruh Hak

seperti itu).”

(2.861-879)

d. Wujud dan sifat keTuhanan

Informan 2 menghayati kepercayaan terhadap tuhan dalam bentuk narasi

wujud dan sifat keTuhanan atas dasar rasa percaya. Tuhan terwujud dalam sosok

panutan yaitu yang disebut sebagai Tuhan Agung Yang Menciptakan, Sang Guru

Dunia Yang Murah Kasih. Inilah wujud dan sifat keTuhanan yang dihayati

informan 2.

“Dados, niku sipat ngandele niku werna-werna (jadi sifat percaya

atau kepercayaan itu ada banyak jenisnya). Onten sumpahe barang,

wonten nganune barang (ada sumpahnya juga, dan lain-lain). Lha soal

panutan niku sedaya kabeh wonten panutane (kalau tentang sosok

panutan, semua itu ada panutannya). Lha panutane kados kula nggih pun

dipasahake kaya niku (kalau panutan untuk seperti saya ya sudah

dijelaskan seperti itu), dhuh panutaningsun kang paring gesang

nguwasani donya Gusti Agung Kang Murba Ing Dumadi, Sang Guru

Jagad Kang Murah Asih (oh panutanku, yang memberi hidup dan

menguasai dunia, Tuhan Yang Mahaagung, yang menciptakan, sang guru

dunia yang murah kasih). Na niku panutane Kaweruh Hak (nah itulah

panutan Kaweruh Hak).”

(2.527-541)

Tuhan juga dihayati informan 2 dalam bentuk sebab akibat atau hukum

karma. Apa yang terjadi dalam hidup manusia merupakan akibat dari pola pikir

dan perilaku manusia. Hal inilah pula yang menentukan hidup yang selanjutnya.

Dengan demikian tuhan mewujud lebih dalam sifat karmic sebab akibat dan

bukan sosok dalang yang menentukan jalan cerita dari luar hidup manusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

77

“Niku berarti, nek agama memang keras-keras kaya niku (jadi

berarti kalau agama-agama memang keras-keras seperti itu). Sedaya nek

agama keras kaya niku (semua kalau agama keras seperti itu). Seje kalih

kaya niki (tidak demikian kalau disini). Pun nek niki sebab akibat (kalau

disini tergantung dari hukum sebab akibat). Tergantung pola pikir, tindak,

istilahe dasare manungsa, tinggalake apa teng alam donya (tergantung

pola pikir, tindakan dasar manusia, apa yang telah dibuat didunia selama

hidup, ini akan menentukan kehidupan yang selanjutnya). Intine kaya niku

(intinya seperti itu).”

(2.1407-1417)

Tuhan dihayati informan 2 sebagai ada dan mengada dengan cara tertentu

yang mungkin lain dari yang selama ini dipikirkan manusia. Secara cenderung

ortodoksional informan 2 tetap menyatakan bahwa pada intinya Tuhan mengada

dalam sifat Mahawelas, Mahaasih, Mahapencipta, dan Mahatahu. Hal ini juga

memuat harapan yaitu agar dengan percaya kepada Tuhan manusia juga memiliki

sifat keTuhanan misalnya bisa menjadi tahu sesuatu sebelum kejadian menjadi

nyata.

“Intine niku Tuhan jelas ada (intinya Tuhan jelas ada).

Ngejawantahe apa (mengejawantah seperti apa)? Ya kui kan Tuhan

Mahawelas, Mahaasih, kan niku Mahapencipta, terus Mahatahu (nah

bentuknya kan Tuhan yang Mahawelas, Mahakasih, juga Mahapencipta,

kemudian Mahatahu). Lha nek mengaji (bila meneladani untuk memiliki

sifat) tentang keTuhanan, kitalah mudah-mudahan seperti itu. Mudah-

mudahan karena menghayati keTuhanan, kula niku minimale nggih saged

ngertos sakurunge ana, umpamane kaya niku (saya setidaknya dapat

mengetahui suatu hal sebelum terjadi, misalnya seperti itu).”

(2.1434-1444)

Informan 2 menyatakan lagi penghayatannya bahwa wujud Tuhan

mengada dalam sifat karmik sehingga Tuhan terkesan sebagai Mahakuasa dan

memang Tuhan dihayati informan 2 sebagai sifat Mahakuasa yaitu Mahakuasa

sifat karmik yang menguasai hidup manusia.

Nandhang mrata satanah Jawi (penderitaan itu merata di seluruh

tanah Jawa), dadi karsaning Kang Murbeng Alam (menjadi kehendak Dia

Yang Menjadikan Alam), meruhna para kawulane (agar manusia

mengerti), lamun jagad puniku (bahwa dunia memang keras seperti itu),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

78

mengku pangeraning Gaib (maka manusia perlu selalu berbakti kepada

Kuasa Tuhan), nraju becik myang ala (mengalahkan yang buruk dengan

yang baik), kang nandur angundhuh (siapa menanam akan menuai),

nandhang wohira priyangga (manusia diibaratkan dengan biji), den

alamnya kinarya mratandhani (alam adalah yang menandai tumbuh

tidaknya biji tersebut), jagad ana kang ngasta (dunia ada yang

menguasai, Tuhanlah yang berkuasa atas tumbuh tidaknya biji tersebut,

keberhasilan manusia).

(2.1810-1823)

Informan 2 menghayati Tuhan yang berwujud dan bersifat dekat dengan

manusia ibarat berada di ubun-ubun. Hal ini berarti bahwa Tuhan selalu menyertai

manusia.

“Oo itu maksude yang namanya itu yang uyeng-uyeng, jadi

istilahnya begini, panutan itu selalu mengikuti kita. Intinya gitu. Panutan

itu selalu mengikuti kita (bukan Tuhan tapi sifat keTuhanan itu selalu

mengikuti manusia ibarat ubun-ubun). Lha Panutan saya memang Gusti

Agung Kang Murbeng Ing Dumadi Sang Guru Jagad Kang Murah Asih.

Itu, selalu mengikuti kita ini. Lungguh aneng uyeng-uyeng (duduk di ubun-

ubun). Uyeng-uyeng (ubun-ubun) ini, ya disini kan. Maka mengikuti kita

lah intine (intinya).”

(2.2509-2519)

Informan 2 menghayati sifat Tuhan juga sebagai Sang Empunya segala

sesuatu. Dengan demikian yang benar bukanlah „saya‟ memiliki Tuhan namun

Tuhanlah yang memiliki „saya‟. Tuhanlah yang memerintah „saya‟ dan bukanlan

„saya‟ yang memerintah Tuhan. Hal ini ingin menegaskan lagi wujud sifat Tuhan

yang mengada secara karmik dalam hidup manusia.

“Makanya saya itulah ciptaannya Tuhan. Saya punyanya Tuhan

itu maksudnya kan orang kadang-kadang bilang aku duwene (saya

memiliki) Tuhan tok. Itu salah. Sebenarnya, saya yang punyanya Tuhan

(bukan sebaliknya). Jadi bukan istilahnya saya yang punya Tuhan itu

enggak! Kalau saya punya Tuhan, Tuhan diperentah sama saya, disuruh.

Kan bedanya begitu. Makanya kadang-kadang orang bicarapun harus, ya

cara kula itu ya harus ini lah, bisa memilah dan memilih. Jadi sebenernya

sayalah yang ciptaan Tuhan. Intinya kan begitu.”

(2.2524-2534)

Bagi informan 2 Tuhan tidak memiliki awal dan tidak memiliki akhir

namun tidak berwujud (secara antropomorfik). Wujud Tuhan adalah sifat (dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

79

hal ini menjadi makin relevan untuk mengganti setiap kata „Tuhan‟ menjadi

„keTuhanan‟). Tuhan atau keTuhanan (yang pada hakekatnya sama) terwujud

dalam sifat-sifat baik misalnya belas kasih, senang memberi pertolongan, tidak

jahil, dan lain sebagainya.

“Kalau Tuhan, kalau saya istilahnya kalau bagi saya Tuhan tidak

berawal tidak berakhir, tapi tidak wujud. Tidak wujud kalau saya. Dan

wujud Tuhan hanya sifat. Ya itu, sifatnya cuma istilahnya, kalau memang

kamu yang berkeTuhanan, jangan jahil, jangan methakil (berbuat

sombong dan semaunya sendiri), seneng asih, seneng welas (berbelas

kasihan), seneng tetulung (memberi pertolongan). Itu sifat Tuhan itu. Jadi,

welas asih lah intinya itu. Jelaslah itu untuk keTuhanan.”

(2.4076-4089)

Pada paparan berikut informan 2 kembali menyatakan bahwa Tuhan

mengada dalam sifat karmik sehingga atas segala penderitaan manusia, Tuhan

tidak dapat disalahkan. Dalam kasus difabilitas manusia, Tuhan juga tidak dapat

disalahkan karena segala sesuatu itu sudah menjadi bagian dari karma manusia.

Informan 2 menyatakan bahwa siapa membuat akan memakai, siapa menanam

akan menuai, orang berhutang akan membayar hutang, dan inilah hukum karma.

“O, kalau lahir cacat, itu biasanya orang sebab akibat. Intinya

bagaimana? Manusia misalnya orang tuanya, itu mungkin itu berjalannya

ya itu yang tadi saya omong. Mungkin jahil, methakil (jahat), atau sering

istilahnya membunuh, jahat lah intinya. Itu biasanya begitu. Itu sebab

akibat. Ya jelas itu! Makanya di Kaweruh Hak ini orang itu harus berbuat

baik dan benar. Selalu setiap hari harus ingat itu. Baik dan benar, karena

ada sebab dan akibat. Sapa gawe, ngaggo (siapa yang membuat akan

memakai). Sapa nandur, ngunduh (siapa yang menanam akan menuai).

Nyilih mbalekna (siapa meminjam harus mengembalikan). Wong utang ya

kudu nyaur (orang yang berhutang ya harus mengembalikan).”

(2.4218-4234)

Dengan demikian Tuhan dinyatakan sebagai cipta, rasa, dan karya. Dalam

hal ini informan 2 sangat menolak bentuk antropomorfisme Tuhan karena Ia tetap

mengada lebih dalam bentuk sifat-sifat karmik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

80

“Makanya kalau yang namanya Tuhan itu (adalah) cipta, rasa,

karya saya saja.”

(2.4610-4611)

Wujud Tuhan yang berupa sifat-sifat karmik yang mulia juga memiliki

kedudukan di alam semesta. Kedudukan Tuhan dihayati informan 2 ada dalam air,

bumi, api, dan angin karena keempat elemen itulah yang menyebabkan

berjalannya alam semesta termasuk segala bencana yang timbul di dunia seperti

tsunami dan kebakaran. Keempat elemen itu pula yang dalam dunia ini memiliki

sifat kuasa alam. Adapun Tuhan dihayati mengada dalam sifat kuasa alam itu tadi.

“Itu sifat-sifat Tuhan itu. Lha kalau kedudukan Tuhan, itu juga

ada. Duduknya itu ya banyu (air), bumi, geni (api), angin. Itu termasuk

kedudukan yang Mahakuasa semua. Buktinya apa? Misalkan ada tsunami.

Kita kan ga bisa nuntut karena itulah dia ujud kuasa itu. Misalkan api.

Api nglalap rumah atau alat apa, misalkan kebakaran. Kita kan ga bisa

nuntut karna mereka itu sifatnya yang kuasa. Kalau prinsip saya begitu.

Prinsip saya Kaweruh Hak gitu. Itu bukan maksudnya Yang Kuasa,

sifatnya lho. Iya! Sifat kuasa itu. Lima sifat kuasa. Coba sekarang

misalkan air naik ke daratan. Itukan sifat kuasa. Kan ga bisa nuntut.

Karna mereka yang kuasa. Itu sifat kuasa.”

(2.2069-2084)

Peneliti sempat mendesak tentang ada tidaknya Tuhan secara

antropomorfis dan informan 2 kembali menegaskan bahwa Tuhan tidak mengada

secara antropomorfis. Informan 2 menyatakan bahwa seturut juga dengan ajaran

dalam Kaweruh Hak, Tuhan bersifat ada dan mengadanya ini adalah secara sifat-

sifat kuasa alam yaitu sifat karmik yang mulia. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa informan 2 menghayati kepercayaan terhadap Tuhan yang

berwujud sifat kuasa alam kamik yang mulia.

“O enggak (tidak)! Kalau dari Kaweruh Hak itu percaya ada

Tuhan tapi ga istilahe itu Tuhan itu duduk nyateti (mencatat bahwa) kamu

ga sembahyang, dosa, catet, itu enggak. Kalau dari ini ga kaya gitu. Tapi

tetep percaya adanya Tuhan.”

(2.2126-2130)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

81

e. Kembali bersatu dengan Tuhan sebagai bentuk nyata keselamatan di dunia dan

akhirat.

Informan 2 menghayati kepercayaan terhadap Tuhan sebagai bentuk

kebersatuan dengan Tuhan yang adalah keselamatan di dunia dan di akhirat.

Akhirat bukanlah surga atau neraka karena surga dan neraka adalah kondisi baik

buruk dalam dunia ini. Akhirat adalah perjalanan menuju persatuan dan persatuan

dengan Tuhan sebagai tujuan akhir keberadaan manusia.

Kalau surga neraka itu gini, kalau di Kaweruh Hak, kalau yang

sudah memuncak itu sudah manunggaling kawula gusti. Istilahnya gini,

mereka jadi panguwasaning (penguasa) gaib. Ya, penghayatan Kaweruh

Hak yang jelas menjadi panguwasaning gaib (orang yang sudah mati bisa

menjadi penguasa alam gaib). Artine (artinya menjadi) para dewata. Itu

terang-terangan yang sudah memuncak lho.”

(2.2257-2265)

Kembali bersatu dengan Tuhan dihayati informan 2 sebagaimana dalam

ungkapan „manunggaling kawula gusti‟ yang berarti kembali kepada asal usul:

badan kembali kepada air, api, angin, dan tanah sedangkan ruh kembali kepada

Hyang Gaib.

“Ya manunggaling kawula gusti misalkan ya gini, jadi kan kita

asal usulnya badan kita ini, jadi pulang ke sana, air, api, dan angin. Jadi

raga ini harus pulang ke sana. Sudah manunggal sebab tanah, angin, air,

dan api. Lha itu tu kan pangeran semua itu, jadi kuasa semua. Jadi,

manunggal kesana. Jadi yang saya bilang tadi itu, manunggal ke sang

hyang gaib itu.”

(2.2286-2293)

Kembali kepada Tuhan sebagai asal usul keberadaan manusia diiabatkan

informan 2 seperti dupa yang asapnya membumbung ke angkasa. Terbakarnya

dupa adalah cara informan 2 menghayati kembalinya manusia pada Tuhan: dupa

adalah tanah yang adalah struktur pembentuk badan manusia. Dupa adalah juga

perkataan dan doa-doa informan 2. Api dupa adalah hati manusia. Terbakarnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

82

dupa adalah simbol perjalanan hidup manusia. Kembali kepada Tuhan adalah

seperti asap dupa yang menyatu dengan angkasa dan menghilang di awang-

awang.

“Jadi saya ada Panutane, jadi ada dupa. Lha dupa kukus itu

supaya (memakai dupa yang dibakar itu agar), kan disitu disebut,

prapteng kawula dhasaring bumi (dari saya dibangunlah dasar kehidupan

di muka bumi), dupanipun atur kawula (dupanya adalah perkataan dan

doa-doa saya), sekaripun kawula (bunganya adalah saya), budi luhur.

Jadi saya mempunyai budi luhur kang (yang) utama. Na bramanipun

manah kawula (apinya adalah hati saya). Brama nggih rasa kula (apinya

juga rasa saya). Brama niku manah kawula (api itu adalah hati saya). Na

kukusing dupa lampah kawula (terbakarnya dupa adalah perjalanan

hidup saya). Benjing nek kula wangsul mrika men kaya kukusing dupa

niku (besok kalau saya kembali kepada Tuhan adalah agar seperti asap

dupa yang dibakar itu, naik, menghilang karena bersatu dengan alam, ya

sifat keTuhanan itu, manunggaling kawula Gusti). Na, kukusing dupa

lampah kawula (terbakarnya dupa adalah perjalanan hidup saya). Dupa

dipun obong saged kumelun mlebeting bawana (dupanya dibakar agar

menguap jadi asap memasuki dunia), jujug dhumateng kalih ingkang

paring gesang kang nguwasani gumelaring jagad (menuju kepada yang

memberi kehidupan, yang menguasai keberadaan dunia) Gusti Agung

Kang Murba Ing Dumadi Sang Guru Jagad Kang Murah Asih. Kan kaya

niku (seperti itu).”

(2.2785-2811)

Bagi informan 2 inti berkepercayaan adalah mengerti tujuan utama laku

spiritual yaitu kembali kepada Tuhan. Dengan demikian orang berkepercayaan

atau beragama tidak menjadi fanatik karena segala tradisi spiritual pada dasarnya

mengajak umat untuk kembali kepada Tuhan yang sama meski dengan jalan yang

beraneka ragam. Dengan menghayati tujuan yang satu itu informan 2 menjadi

memiliki hati, jiwa, pikiran yang positif.

“Ini, justru ini bahan nantinya supaya kita menjadi agama yang

baik. Kalau kenapa, kalau kita misalkan sudah di agama, belum tahu

dalemnya, itu percuma. Makanya itu harus, kalau bisa misalkan ya, eee

agama apa aja kalau belum tahu dalemnya, itu biasanya fanatik. Tapi

setelah sudah mendalam sekalian, yaitu yang disebut manunggale kawula

Gusti, itu biasanya sudah tidak fanatik. Mungkin intinya begitu. Kenapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

83

namanya Kaweruh Hak itu mengajarkan manunggaling kawula Gusti?

Intinya itu ajaran takwa, satu. Kedua, kalau memang kita selalu

mempelajari antara lain kalau yang ada disini, hati, jiwa, pikiran,

menyatu itu akan terjadi rasa kuasa yang positif.”

(2.3062-3076)

Informan 2 menghayati bahwa inti kehidupan bukanlah apa yang sekarang

ada di dunia ini seperti mencari nafkah atau makanan saja namun lebih kepada

tujuan hidup manusia setelah meninggal. Informan 2 lebih menghayati bahwa

tujuan hidupnya adalah untuk kembali bersatu dengan Tuhan setelah kematian. Ini

adalah inti dari ajaran Kaweruh Hak.

“Hidup ini ga semata-mata hanya mencari nafkah atau pangan

(makanan). Engga. Namun kita harus (juga) tahu bagaimana nanti, hidup

saya pulang kemana. Intinya Kaweruh Hak kaya niku (seperti itu). Hidup

ini harus (tahu) pulang kemana itu. Ini gitu. Ha jelas!! Makanya itu harus

tahu!”

(2.4042-4048)

Gambaran hidup di alam langgeng atau alam akhir adalah merasa nyaman

tanpa tempat tinggal. Ini adalah gambaran kondisi „manunggaling kawula gusti‟

setelah manusia meninggal. Inilah yang dihayati informan 2 sebagai tujuan utama

kehidupannya.

“Enggak!! Jadi enak tanpa mangan, kepenak tanpa manggon

hidup kita nanti besok di alam langgeng itu.”

(2.4998-4999)

C. Pembahasan

1. Penghayatan Spiritual Informan 1

Informan 1 menghayati keTuhanan Kaweruh Hak 101 sebagai kesetaraan

Tuhan, alam, dan manusia. Tuhan tersebut mengada dalam sifat kuasa alam yang

memiliki lima unsur dan hukum karma. Manusia sendiri termasuk informan 1

mewujudkan Tuhan atau keTuhanan tersebut dalam perilaku doa (pribadi),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

84

sembahyangan (bersama komunitas), dan selamatan (bersama komunitas). Atas dasar

kepercayaan terhadap keTuhanan ini informan 1 memiliki keyakinan komunistik untuk

diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari, keyakinan akan cairnya dana amanah

Soekarno yang saat ini tersimpan di Bank Dunia, dan keyakinan atas tindakan

revolusioner yang akan berdampak signifikan bagi dunia. Namun demikian pada

akhirnya harus diingat bahwa dampak-dampak penghayatan spiritual informan 1 ini

bersifat sebatas wacana yang sebagian besar belum terealisasi dalam kehidupan nyata

informan 1.

Adapun inti dari pada penghayatan spiritual informan 1 seturut dengan ajaran

Kaweruh Hak 101 adalah kepercayaan atas prinsip hak sebagai dasar kebenaran dan

kepercayaan. Prinsip hak ini adalah kecenderungan kepercayaan ortodoksional

informan 1 atas Kaweruh Hak 101. Kepercayaan ortodoksional ini menyatakan bahwa

kebenaran dan keselamatan manusia dapat diperoleh melalui ketaatan penghayat

dalam melaksanakan ajaran agama atau kepercayaan yang telah dipilih untuk dipeluk.

Ketaatan menjalankan ortodoksi agama atau kepercayaan tersebut memang lebih

mudah apabila agama dan kepercayaan yang dipeluk sesuai dengan latar belakang

budaya dan sosial di mana seorang penghayat dibesarkan. Namun demikian yang

menjadi pokok tetaplah kesetiaan pada ortodoksi agama atau kepercayaan yang dianut

meski agama atau kepercayaan tersebut tidak sesuai dengan latar belakang budaya dan

sosial di mana seorang penghayat dibesarkan.

Analisis fenomenologi interpretatif tidak dapat dilakukan berdasarkan hasil

penelitian ini karena informan 1 tidak menunjukkan bentuk-bentuk narasi yang

berbasis pada pengalaman masa lalu. Narasi penghayatan informan 1 yang cenderung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

85

ortodoksional memiliki taraf analisis deskriptif yang dalam hal ini dapat kembali

mengacu pada buku ajaran Kaweruh Hak 101 (Sumartoyo & Rories, 2013).

Kepercayaan ortodoksional yang berdampak pada analisis deskriptif dapat terjadi

karena pada dasarnya informan 1 mendasarkan kepercayaan spiritualnya pada ajaran

Kaweruh Hak 101 yang mengutamakan prinsip hak. Dengan demikian tiap kali

wawancara mengarah pada pengalaman unik informan 1 maka informan 1 akan

kembali memaparkan narasi penghayatan ortodoksioan yang didasarkan atas ajaran

prinsip hak dalam Kaweruh Hak 101 tersebut.

Adapun sebelum berkesimpulan secara deskriptif, penelitian ini tetap dicoba

agar hasil penelitian dapat dianalisis dengan pendekatan fenomenologi interpretatif

namun hal ini gagal dilakukan karena triangulasi teoritik yang ketat hanya

menyebabkan justifikasi-justifikasi atas narasi informan 1. Justifikasi teoritik tersebut

dirasa tidak perlu karena kepercayaan ortodoksional adalah keunikan penghayatan

spiritual informan 1. Memang secara deskriptif itulah yang menjadi keotentikan

penghayatan spiritual informan 1 sehingga dengan demikian tidak perlu dipaksakan

teoritisasi hasil penelitian berdasarkan berbagai sumber literature ilmiah. Dengan kata

lain, hasil penelitian deskriptif apabila terbukti kredibel berdasarkan data penelitian

mata tetap dapat dikatakan ilmiah (Creswell, 2014)

2. Penghayatan Spiritual Informan 2

Informan 2 menghayati keTuhanan Kaweruh Hak 101 sebagai rasa percaya

pada Tuhan yang tidak merugikan orang lain dalam bentuk apapun. Kepercayaan

merupakan prinsip pribadi untuk pribadi sehingga jangan sampai membuat orang lain

dirugikan misalnya disebabkan oleh kepercayaan pribadi yang menyebabkan pihak

lain harus dilukai dan tidak dihargai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

86

KeTuhanan yang sakral juga dihayati ada dalam diri manusia sehingga

menyebabkan manusia memiliki sifat Tuhan yang adikodrati. KeTuhanan ini dalam

kehidupan sehari-hari terwujud dalam perilaku sembahyangan dan selamatan. Wujud

dan sifat keTuhanan ini juga ada di alam yaitu sifat kuasa alam atau hukum karma

yang selalu baik karena adil bagi seluruh manusia. Dengan demikian pada akhirnya

manusia termasuk informan 2 meyakini bahwa tujuan akhir kehidupan adalah untuk

kembali bersatu dengan Tuhan di akhirat. Ini adalah jalan kebenaran dan keselamatan

hidup manusia.

Inti penghayatan spiritual informan 2 adalah prinsip hak yaitu kepercayaan

ortodoksional yang mengajak manusia untuk setia pada ajaran agama atau kepercayaan

yang telah dipilih. Prinsip hak atau rasa jati ini dapat diterapkan dalam seluruh tradisi

kepercayaan spiritual. Dengan demikian Kaweruh Hak 101 bukanlan kepercayaan

eksklusif yang menyalahkan agama atau kepercayaan lain.

Informan 2 memang meyakini bahwa jalan keselamatan termudah adalah

melalui agama tradisi si penghayat. Dalam hal ini adalah lebih mudah selamat apabila

penghayat menghayati agama atau ajaran yang sesuai dengan tradisi budaya atau sosial

tempat di mana ia dibesarkan. Dalam hal ini informan 2 menyatakan bahwa

kepercayaan bersifat kodrati atau rasial. Namun di luar itu informan 2 tidak ingin

terjebak pada kepercayaan yang cenderung ortodoktif eksklusif tersebut. Informan 2

tetap menyatakan bahwa keselamatan atas dasar prinsip hak juga dapat diraih semua

penghayat asal dapat menghayati ortodoksi agama atau kepercayaannya dengan setia.

Secara psikologis, kepercayaan yang cenderung ortodoksional menyebabkan

analisis fenomenologi interpretatif tidak dapat dilakukan. Analisis harus dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

87

secara deskriptif karena triangulasi teoritik tidak dapat dilakukan karena selain

memaksa, dasar narasi pengalaman masa lalu informan 2 juga tidak terungkap secara

terang benderang. Informan 2 tidak mengungkap narasi pengalaman masa lalu terkait

dengan kepercayaan spiritualnya karena selalu kembali pada narasi-narasi kepercayaan

ortodoksionalnya yaitu prinsip hak seturut dengan ajaran Kaweruh Hak 101 yang

diyakini.

Secara psikologis memang inilah keunikan dan keotentikan penghayatan

spiritual informan 2. Pembahasan teoritik dengan berbagai literatur hanya

menyebabkan bahasan memaksa yang menjadi kurang relevan dengan pesan atau

narasi yang ingin diungkapkan informan 2. Dengan demikian untuk sementara

disimpulkan bahwa penghayatan spiritual informan 2 bersifat deskriptif yang memang

demikian ortodoksional adanya karena memang itulah keunikan penghayatan informan

2 atas ajaran Kaweruh Hak 101 yang diyakini.

D. Diskusi

1. Kecenderungan Perilaku Berkepercayaan Ortodoksional

Pada dasarnya bentuk atau narasai penghayatan spiritual informan 1 dan

informan 2 secara psikologis didorong oleh kecenderungan perilaku kepercayaan

ortodoksional. Kecenderungan ini merupakan salah satu akar eksklusifitas perilaku

beragama yang dari abad ke abad menimbulkan konflik horizontal antar pemeluk

agama atau kepercayaan yang beraneka ragam (Armstrong, 2004; Armstrong, 2006,

Armstrong, 2013). Namun tidak dalam konteks penelitian ini. Kepercayaan

ortodoksional tiap informan yang juga disebut prinsip hak ini tidak mengajarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

88

eksklusifitas yang pada akhirnya hanya membenarkan doktrin Kaweruh Hak 101 dan

menyalahkan dogma-dogma agama atau kepercayaan lain.

Prinsip hak merupakan ajaran ortodoksional dasar yang diyakini tiap informan.

Keyakinan ini mengajarkan manusia untuk setia pada ortodoksi agama atau

kepercayaan yang telah dipilih untuk dianut. Kebenaran dan keselamatan ditentukan

oleh seberapa ketat atau setia seseorang dalam menjalankan ajaran agama atau

kepercayaannya. Demikianlah baik informan 1 maupun informan 2 menghayati

kebenaran dan keselamatan mereka yaitu didasarkan pada kesetiaan mereka pada

ajaran-ajaran Kaweruh Hak 101.

Kaweruh Hak 101 sebagaimana yang dipercayai oleh kedua informan memang

mengajarkan satu ajaran yang cenderung dogmatis eksklusif yaitu bahwasanya ajaran

agama atau kepercayaan yang tepat untuk seorang penghayat adalah yang sesuai

dengan latar belakang budaya dan sosial di mana si penghayat dibesarkan. Sebagai

contoh seorang manusia Jawa hanya tepat bila memeluk agama atau kepercayaan

Jawa. Apabila manusia Jawa tersebut memeluk agama atau kepercayaan yang tidak

asli Jawa maka konsekuensinya adalah pada beratnya menjalankan ortodoksi agama

atau kepercayaan tersebut dikarenakan perlunya perilaku adaptasi ulang. Kedua

informan berdasarkan ajaran Kaweruh Hak 101 menyatakan adalah lebih mudah

meraih keselamatan dengan memeluk agama atau kepercayaan asli karena penghayat

pada dasarnya sudah beradaptasi misalnya dalam bentuk kesesuaian bahasa dan tata

cara peribadahan.

Namun demikian di atas kecenderungan ajaran dogmatis eksklusif tersebut

kedua informan tetap lebih menunjukkan kecenderungan kepercayaan ortodoksional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

89

sebagai tema paling utama dalam menghayati keTuhanan Kaweruh Hak 101.

Berhubung point utama berkepercayaan adalah kesetiaan pada ortodoksi agama atau

kepercayaan yang dianut maka kedua informan juga menunjukkan bentu-bentuk

penghayatan yang ortodoksional terutama seturut dengan ajaran Kaweruh Hak 101

(Sumikan & Rories, 2013). Secara psikologis kecenderungan kepercayaan

ortodoksional ini memang menjadi cara unik kedua informan menghayati keTuhanan.

Dengan demikian interpretasi fenomenologis yang didasarkan pada pengalaman masa

lalu dan studi pustaka ketat tidak dapat dilakukan sehingga pada akhirnya penelitian

ini terbatas menjadi penelitian narasi deskriptif sebagaimana kecenderungan

ortodoksional yang juga naratif deskriptif.

2. Perbandingan Model Penghayatan Antar Informan

Baik informan 1 maupun informan 2 sama-sama meyakini prinsip hak sebagai

dasar kebenaran spiritualitas dan keselamatan hidup manusia. Kecenderungan

kepercayaan ortodoksional ini terjadi pada kedua informan karena memang keduanya

menghayati ajaran yang sama yaitu Kaweruh Hak 101. Selain itu penelitian ini

memang difokuskan pada penghayatan spiritual informan 1 dan 2 atas ajaran Kaweruh

Hak 101 yang telah dijalankan selama ini.

Perbedaan informan 1 dan informan 2 lebih terletak pada dampak kepercayaan

ortodoksional yang mereka yakini. Informan 2 tidak memiliki ekses kepercayaan yang

terlalu jauh dari akar ortodoksi. Hal ini dapat dilihat dari tema-tema utama di samping

tema utama prinsip hak yang pada dasarnya masih terkait dengan prinsip hak. Berbeda

dengan informan 2, informan 1 memiliki ekses kepercayaan yang dirasa tidak terlalu

terkait dengan prinsip hak sebagai tema pokok. Ekses ini ada dalam bentuk

kepercayaan atas turunnya dana amanah Soekarno, implementasi komunisme, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

90

tindakan revolusioner yang pada dasarnya masih berupa wacana yang belum

terealisasi dalam kehidupan nyata.

Apapun bentuk narasi penghayatan kepercayaan spiritual informan 1 maupun

informan 2 harus dihargai sebagai bentuk unik dan otentik mereka. Memang

demikianlah informan 1 maupun informan 2 menghayati Kaweruh Hak 101. Dalam

konteks psikologi sosial hal tersebut harus diakui apa adanya. Namun demikian

penelitian ini dapat juga dikembangkan dalam konteks psikologi klinis yang akan lebih

meragukan bentuk narasi penghayatan misalnya sebagai bentuk-bentuk neurotisisme.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

91

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Informan 1

Informan 1 menghayati keTuhanan Kaweruh Hak 101 sebagai kesetaraan Tuhan,

alam, dan manusia. Tuhan, alam, dan manusia pada hakekatnya adalah sama. Tuhan

tersebut mewujud ke dalam sifat kuasa alam yang memiliki lima unsur misalnya tanah,

air, api, udara, dan cahaya. Informan 1 meyakini bahwa manusia dapat mewujudkan

keTuhanan dalam perilaku nyata yaitu doa, sembahyangan, dan selamatan. Perilaku ini

adalah wujud nyata manusia yang membersihkan diri dari segala tindakan amoral dalam

kehidupan sehari-hari. Tuhan juga mengada dalam hukum karma. Selain itu informan 1

memiliki keyakinan komunis atas dasar spiritualitas yang diyakini. Komunisme dalam

kehidupan sehari-hari merupakan wujud nyata perilaku berkeTuhanan informan 1.

Namun demikian sebagian paham komunisme informan 1 tinggal sebagai wacana yang

belum direalisasikan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Masih atas dasar kepercayaan

pada keTuhanan Kaweruh Hak 101, informan 1 memiliki keyakinan yang teguh atas

cairnya dana amanah Soekarno yang kini tersimpan di Bank Dunia. Informan 1 memiliki

cita-cita spiritual terkait dengan cairnya dana amanah tersebut misalnya untuk membeli

pekarangan yang kini menjadi tempat tinggal informan 1 yang nantinya akan difungsikan

sebagai padepokan ajaran spiritual informan 1 yang terpisah dari Kaweruh Hak 101.

Informan 1 juga meyakini akan terealisasinya wacana-wacana revolusioner seperti

pemindahan ibu kota Negara Indonesia dari Jakarta menuju Purbalingga. Adapun wacana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

92

tindakan revolusioner ini masih didasarkan informan 1 pada penghayatan spiritual

keTuhanan Kaweruh Hak 101. Adapun dasar spiritual yang paling mendasar dari

informan 1 justru disimpulkan pada akhir bagian sebagai penegas bahwa lepas dari

berbagai keyakinan-keyakinan revolusioner, informan 1 pada dasarnya menghayati

Kaweruh Hak 101 sebagai ajaran kepercayaan ortodoksional. Ajaran kepercayaan

ortodoksional adalah prinsip hak yang diyakini informan 1 sebagai sumber kebenaran dan

keselamatan. Bagi informan 1, Kaweruh Hak 101 mengajarkan pada penghayat untuk

setia pada ortodoksi agama atau kepercayaan yang dipilih karena hanya dengan cara

demikian keselamatan dapat diperoleh. Jadi, Kaweruh Hak 101 bukanlah ajaran ortodoksi

semitik yang eksklusif namun ajaran dasar yang mengingatkan manusia untuk setia pada

pilihan spiritualnya. Secara psikologis informan 1 memang menunjukkan kecenderungan

perilaku kepercayaan yang bersifat ortodoksional. Akar pengalaman masa lalu informan

1 kurang dapat tersentuh dalam penelitian ini karena kecenderungan ortodoksional terus

menerus muncul sehingga pada akhirnya narasi penghayatan informan 1 bersifat sangat

deskriptif.

2. Informan 2

Informan 2 menghayati keTuhanan Kaweruh Hak 101 sebagai ajaran yang

didasarkan atas rasa percaya dan tidak merugikan orang lain. Informan 2 juga menghayati

adanya sifat keTuhanan dalam diri manusia yaitu ketika manusia mampu melakukan

tindakan-tindakan ilahi yang secara nalar tidak mungkin misalnya menyembuhkan orang

sakit secara gaib dan memprediksi masa depan secara akurat. Informan 2 mewujudkan

keTuhanan dalam sembahyangan dan selamatan. Sembahyangan dan selamatan adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

93

perilaku simbolik manusia yang ingin memperoleh keselamatan dari Tuhan. Selain itu

informan 2 juga menghayati keTuhanan sebagai sifat-sifat Tuhan yang baik pada manusia

misalnya berupa hukum karma yang selalu adil bagi manusia. Tujuan penghayatan

spiritual informan 2 adalah untuk kembali kepada Tuhan sebagai bentuk nyata

keselamatan di dunia dan di akhirat. Pada akhirnya disimpulkan bahwa prinsip utama

penghayatan spiritual keTuhanan informan 2 seturut dengan ajaran Kaweruh Hak 101

adalah berupa kecenderungan kepercayaan ortodoksional sebagaimana informan 1.

Informan 2 menghayati bahwa prinsip hak yang adalah kesetiaan pada ortodoksi agama

atau kepercayaan yang dipilih merupakan jalan kebenaran dan keselamatan sebagaimana

yang diyakini informan 1. Secara psikologis dapat disimpulkan bahwa penghayatan

spiritualitas Kaweruh Hak 101 oleh informan 2 berupa kecenderungan kepercayaan

ortodoksional atas ajaran Kaweruh Hak 101. Penelitian tidak sampai menyentuh akar

pengalaman masa lalu sebagai dasar berkepercayaan informan 2 yang unik dan otentik.

Namun demikian kecenderungan untuk selalu kembali pada kepercayaan ortodoksional

secara deskriptif dapat dikatakan sebagai keunikan perilaku penghayatan spiritual

informan 2. Memang demikianlah cara informan 2 menghayati keTuhanan Kaweruh Hak

101.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

94

B. Kelemahan Penelitian

1. Jumlah informan dalam penelitian ini dirasa kurang memadahi sehingga variasi data

penelitian kurang beragam. Namun demikian apabila kecenderungan penghayatan

spiritual ortodoksional memang menjadi ciri umum penghayat Kaweruh Hak 101 maka

sebanyak apapun informan akan selalu menunjukkan bentuk penghayatan yang relatif

sama.

2. Masih terkait dengan jumlah informan, di sisi lain mungkin akan lebih baik apabila cukup

satu informan saja yang dipilih namun pengambilan data dengan teknik wawancara

dilakukan semendalam mungkin sampai menyentuh akar pengalaman-pengalaman

spiritual informan yang dalam penelitian ini dirasa kurang tereksplorasi padahal

penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretatif (daripada penelitian

kualitatif dengan pendekatan naratif deskripif) seharusnya dapat menyentuh akar

pengalaman spiritual informan yang kemudian pasti akan menjadi ciri khas dan keunikan

informan dalam menghayati keTuhanan.

C. Saran Penelitian Selanjutnya

1. Tujuan penelitian dirasa terlalu luas sehingga kajian teoritis tidak dapat dilakukan secara

menyeluruh dan mendalam. Dengan demikian disarankan agar penelitian selanjutnya

melakukan reduksi tujuan penelitian agar lebih fokus untuk menggali motif psikologis

atas perilaku berkeTuhanan. Sebagai contoh disarankan untuk mereduksi tujuan

penelitian kepada topik selamatan saja, sembahyangan saja, atau isi dari doa syahadat

sembahyangan itu saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

95

2. Motif perilaku berkeTuhanan dapat dipandang dari perspektif psikologi budaya, psikologi

klinis, psikologi kepribadian, dan lain-lain. Oleh sebab itu disarankan agar penelitian

selanjutnya lebih fokus pada satu bidang kajian psikologis saja agar analisis data lebih

mendalam.

3. Apabila penelitian ini hendak dilakukan ulang maka adalah lebih baik bila digunakan satu

informan saja dengan pendekatan penelitian kualitatif menyeluruh (tanpa membatasi

metode berdasarkan pendekatan tertentu) agar mampu menggali motif primern perilaku

berkeTuhanan.

4. Isu teologi dan psikologi kontekstual nampak amat mendesak agar riset ilmiah seperti ini

mampu makin menumbuhkan manfaat praktis perilaku spiritual.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

96

DAFTAR PUSTAKA

APA. 2007. APA Dictionary of Psychology. Washington: APA.

Armstrong, K. 2001. The Battle for God. USA: The Ballantine Book.

Armstrong, K. 2003. Melintas Gerbang Sempit: Kisah Biarawati, Autobiografi Spiritual: Pustaka

Promethea.

Armstrong, K. 2003. Islam: Sejarang Singkat. Yogyakarta: Penerbit Jendela.

Armstrong, K. 2004. Berperang Demi Tuhan. Jakarta: Serambi.

Armstrong, K. 2006. Sejarah Tuhan. Bandung: Mizan.

Armstrong, K. 2007. The Great Transformation Awal Sejarah Tuhan. Bandung: Mizan.

Armstrong, K. 2013. Compassion: 12 Langkah Menuju Hidup Berbelas Kasih. Bandung: Mizan.

Armstrong, K. 2013. Masa Depan Tuhan. Bandung: Mizan.

Armstrong, K. 2013. Sejarah Alkitab. Bandung: Mizan.

Armstrong, K. 2015. Sejarah Tuhan, Kisah 4000 Tahun Pencarian Tuhan dalam Agama-Agama

Manusia. Bandung: Mizan.

Bloom, P. 2005. Is God an Accident?. The Atlantic Monthly, December 2005.

Brahm, A. 2011. Hidup Senang Mati Tenang. Tangerang: Ehipassiko.

Chodjim, A. 2014. Sunan Kalijaga Mistik dan Makrifat. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Chodjim, A. 2014. Syekh Siti Jenar Makna Kematian. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Chodjim, A. 2013. Syekh Siti Jenar Makrifat Kesunyataan 1. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.

Couteau, J. 2015. Semoga Belum Terlambat. Artikel Kompas Minggu, 25 Oktober 2015 hlmn.

13.

Creswell, J. W. 2012. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Ed. 3.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

97

Creswell, J. W. 2014. Penelitian Kualitatif & Desain Riset Memilih Di Antara Lima Pendekatan

ed. 3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danesi, M. (2011). Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Dwiyanto, D. 2011. Bangkitnya Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME. Yogyakarta:

Ampera Utama.

Echols, J. M., & Shadily, H. 2000. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Jakarta.

Eliade, M. 1959. The Sacred and the Profane: the Nature Religion. New York: Harcourt,

Bracean Company.

Eliade, M. 2002. Mitos: Gerak Kembali Yang Abadi Kosmos Dan Sejarah. Yogyakarta: Ikon

Teralitera.

Endraswara, S. 2010. Etika Kebijaksanaan Dalam Ajaran Budi Pekerti Luhur Penghayat

Kepercayaan Kejawen. Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 1, Juli 2010: 1-10.

Endraswara, S., Pujiharto., Taum, Y. Y., Widayat, A., & Santosa, E. 2013. Folklore dan Folklife

dalam Kehidupan Dunia Modern: Kesatuan dan Keberagaman. Yogyakarta: Penerbit

Ombak.

Feist, J., & Feist, G. J. 2008. Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Foucault, M. 1999. Agama, Seksualitas, Kebudayaan: Esai, Kuliah, dan Wawancara Terpilih

Foucault. Jogjakarta: Jalasutra.

Frager, R. 2014. Psikologi Sufi untuk Transformasi Hati, Jiwa, dan Ruh. Jakarta: Penerbit

Zaman.

Frankl, V. E. 1963. Man‟s Search for Meaning: An Introduction to Logotherapy. London:

Hodder and Stougton.

Freud, S. 2002. Civilization and Its Discontents: Peradaban dan Kekecewaan-Kekecewaan.

Yogyakarta: Jendela.

Freud, S. 2002. Psikoanalisis Sigmund Freud. Yogyakarta: Ikon Teralitera.

Freud, S. 2002. Totem dan Tabu. Yogyakarta: Jendela.

Freud, S. 2010. Cinta yang Menyimpang. Surabaya: Portico Publishing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

98

Fromm, E. 2011. Manusia Menjadi Tuhan. Yogyakarta: Jalasutra.

Gaarder, J. 2006. Dunia Sophie: Sebuah Novel Filsafat. Bandung: Mizan.

Geertz, C. 2014. Agama Jawa: abangan, santri, priyayi dalam kebudayaan Jawa. Jakarta:

Komunitas Bambu.

Heridiansyah, H. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta Selatan:

Penerbit Salemba Humanika.

Irmawati. Pemberdayaan kearifan lokal melalui pendekatan psikologi ulayat untuk

pembangunan bangsa. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Kampus USU, 20

September 2008.

Jacobs, T. 2002. Paham Allah. Yogyakarta: Kanisius.

James, A., & Wells, A. 2003. Religion and mental health: Towards a cognitive-behavioural

framework. British Journal of Health Psychology 2003, 8, 359–376 © 2003 The British

Psychological Society

James, W. 2015. The Varieties of Religious Experience: Pengalaman-Pengalaman Religius.

Yogyakarta: IRCiSoD.

Jatmika, S. 2009. Urip Mung Mampir Ngguyu. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Jatmiko, A. 2012. Tafsir Ajaran Serat Wedhatama. Yogyakarta: Pura Pustaka.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Gramedia.

Mangunwijaya, Y. B. 1988. Sastra dan Religiositas. Yogyakarta: Kanisius.

Moore, B. N., & Parker, R. 1986. Critical Thinking: Evaluating Claims and Arguments in

Everyday Life. USA: Mayfield Publishing Company.

Mulyatno, C. B. 2015. Gereja dan Dialog Budaya: Perspektif Kitab Suci Perjanjian Baru. Diktat

Extention Course Semester Gasa 2015-2016#2. Yogyakarta: STT Wedhabakti.

Munandar, A. A. 2008. Ibukota Mahapahit, Masa Jaya dan Pencapaian. Jakarta: Komunitas

Bambu.

Muzakki, S. 2012. Ritual Malem Minggu Wage Paguyuban Tunggul Sabdo Jati di Gunung

Srandil Desa Glempang Pasir, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Skripsi FBS UNY.

Nadjib, E. A. 1994. Gerakan Punakawan Atawa Arus Bawah. Yogyakarta: Yayasan Bentang

Budaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

99

Negara, S. P. 2010. Gunung Srandil & Selok: Tempat Olah dan Laku Spiritual Kejawen para

Pemimpin Indoneisa. Yogyakarta: Penerbit Narasi.

Nugroho, J. 2007. Proses dan Fungsi Ritual Tirakatan di Petilasan Sri Aji Jayabaya Desa

Menang Kota Kediri Propinsi Jawa Timur: Sebuah Kajian Folklore. Skripsi Prodi Sastra

Indonesia USD 2007.

Oxford Advanded Learner‟s Dictionary. 2010. UK: Oxford University Press.

Osborne, R. 2000. Freud Untuk Pemula. Yogyakarta: Kanisius.

Pals, D. L. 2012. Tujuh Teori Agama Paling Komprehensif. Yogyakarta: IRCiSoD.

Pasiak, T. 2012. Tuhan dalam Otak Manusia. Bandung: Mizan Media Utama.

Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951 tentang semboyan resmi Negara Republik Indonesia

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2013 tentang pedoman pendaftaran organisasi

kemasyarakatan di lingkungan Kementrian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

Poerwandari, K. 2005. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi LPSP3 Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia.

Prawirohardjono, P. 2006. Ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa “Ngesthi Kasampurnan”.

Magelang: Ngesthi Kasampurnan.

Purwadi. 2005. Upacara Tradisional Jawa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwadi. 2009. Misteri Gajah Mada. Yogyakarta: Gerai Ilmu.

Purwantari, R. S. 2007. Menguak Pesugihan Bulus Jimbung di Klaten. Yogyakarta: Penerbit

Kunci Ilmu.

Rahimsyah, M. B. 2006. Siti Jenar Cikal Bakal Faham Kejawen Pergumulan Tasawwuf Versi

Jawa. Surabaya: Pustaka Agung Harapan.

Sadra, M. 2011. Manifestasi-Manifestasi Ilahi. Jakarta: Sadra Press.

Sastrapratedja, M. 2001. Allah Sebagai Dasar Ada: Filsafat dan Teologi Paul Tillich.

Yogyakarta: Sanata Dharma.

Shashangka, D. 2011. Sabda Palon. Jakarta Selatan: Dolphin.

Shashangka, D. 2014. Induk Ilmu Kejawen. Jakarta Selatan: Dolphin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

100

Shashangka, D. 2015. Ilmu Jawa Kuno. Jakarta Selatan: Dolphin.

Smith, J. A. 2008. Qualitative Psychology: a practical guide to reserch methods 2nd

. edition.

London: Sage Publication.

Smith, J. A., Flowers, P., & Larkin, M. 2009. Interpretative Phenomenological Analysis: theory,

method and research. Los Angeles: Sage.

Smith, L., & Raeper, W. 2000. Ide-Ide Filsafat dan Agama Dulu dan Sekarang. Yogyakarta:

Kanisius.

Smith, J. A. 2013. Dasar-dasar Psikologi Kualitatif: Pedoman Praktis Metode Penelitian.

Bandung: Nusa Media.

Snyder, C. R., Lopez, S. J., & Pedrotti, J. T. 2011. Positive Psychology: The Scientific and

Practical Explirations of Human Strengths 2nd

ed. USA: Sage Publications, Inc.

Soedarsono, R. M., & Murniatmo, G. 1986. Unsur Tasawuf dan Mitologi dalam Beberapa Karya

Sastra Islam-Jawa. Yogyakarta: Depdikbud Dirjen Kebudayaan.

Soesilo. 2005. Kejawen: Philosofi dan Perilaku. Malang: Yayasan Yusula.

Sternberg, R. J. 2008. Psikologi Kognitif edisi keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Stern, K. 1954. The Third Revolution: A Study of Psychiatry and Religion. New York: Image

Books.

Strachey, J., & Freud, A. 1961. The Standard Edition of the Complete Psychological Works of

Sigmund Freud. London: Hogarth Press.

Subagya, R. 1976. Kepercayaan Kebatinan Kerohanian Kejiwaan dan Agama. Yogyakarta:

Kanisius.

Sulistiany, R. 1999. Potret Jalanan. Jakarta: PT. Balai Pustaka.

Sumartoyo, K. N. S., & Rories, R. S. 2013. Paguyuban Kaweruh Hak 101 Kabupaten Cilacap.

Cilacap: Kawruh Hak 101.

Sunardi, S. T. 1996. Nietzsche. Yogyakarta: LKIS.

Suryomentaram, K. A. 1985. Ilmu Jiwa Kramadangsa I. Jakarta: Idayu.

Susanti, D. 2014. Cerita Rakyat Gunung Srandil di Desa Glempang Pasir Kecamatan Adipala

Kabupaten Cilacap Tinjauan Folklor. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo Vol. 04/ No. 03/ Mei 2004.

Susanto, H. 1987. Mitos Menurut Pemikiran Mircea Eliade. Yogyakarta: Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

101

Suseno, F. M. 1993. Beriman dalam Masyarakat: Butir-butir Teologi Kontekstual. Yogyakarta:

Kanisius.

Suseno, F. M. 2006. Pengantar Etika Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.

Suyami. 2008. Upacara Ritual di Kraton Yogyakarta: Refleksi Mithologi dalam Budaya Jawa.

Yogyakarta: Kepel Press.

Syam, A. 2010. Hubungan Antara Kesehatan Spiritual Dengan Kesehatan Jiwa Pada Lansia

Muslim Di Sasana Tresna Werdha KBRP Jakarta Timur. Tesis FIK UI.

Tjaya, T. H. 2015. Diskursus Mengenai Tuhan di Luar Metafisika. Majalah Basis Nomor 09-10,

Tahun ke-64, 2015.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dan Amandemennya. Surakarta: Pustaka

Mandiri.

Undang – Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Undang – Undang No. 9, Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka

Umum.

Undang – Undang No. 23 Tahun 2006 Tentang Kependudukan.

Undang – Undang No. 41 Tahun 2009 & Undang – Undang No. 43 Tahun 2009 tentang

pedoman pelayanan kepada Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Warsito., Rasjidi, H. M., & Bakry, H. 1973. Disekitar Kebatinan. Jakarta: Bulan Bintang.

Wasito, D. 1961. Kitab Agung Pandom Suci. Wonosari: Dewan Agama Pran-Soeh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

102

Sampel Transkrip & Analisis Tematik: Pengambilan Data 1, 2, & 3

Inisial Informan : Informan 1, Sesepuh 1 Kaweruh Hak 101

Pekerjaan : Wiraswasta Tani dan Pedagang Makanan

Alamat : Desa Glempang Pasir, Kec. Adipala, Kab. Cilacap, Jawa Tengah.sdfsdfdf

Usia : 46 tahun

Pendidikan Terakhir : SLTP

Status : Menikah

Pekerjaan Istri : TKI

Hari / Tanggal : Jumat, 17 April 2015/ 23 Mei 2015/ 26 Juni 2015

Waktu : 07.30 – 10.30 WIB/ 07.45 – 10.45 WIB/ 07.15 – 11.15 WIB

Tempat Kegiatan : Rumah informan 1

Tabel.1

Sampel Transkrip & Analisis Tematik

Sampel Transkrip Kode

Baris

Analisis Tematik

Transkrip Wawancara 1

P: “Nuwun sewu kula rekap ngge hp gapapa?”

R1: “O nggih. Gapapa. Ajaran rasa kan ajaran dari pengamalan

ee, perjalanan kepribadian.”

P: “Ya.”

R1: “Jadi ini kan langsung kepada yang Kuasa kan gitu. Yang

diartikan kuasa kan kita ya kan!”

P: “Ya.”

R1: “Kamu kan kuasa! Jadi apa yang kita tahu sudah kita

kuasai. Jadi sebenarnya kalau kita pelajari dengan ajaran rasa

jati, maka ini dinamakan ajaran Kaweruh Hak 101 itu

maknanya adalah ajaran yang sudah dipahami.”

P: “Ya.”

R1: “Jadi Kaweruh itu mengartikan bahwa kita itu mengerti,

mengerti kahanan yang sudah kita alami. Maka Kaweruh, kita

mengerti, eee, apa, yang kita ajarkan adalah perjalanan hidup.

„Ruh‟ itu ngerti atau sudah menjalani. Jadi Kaweruh Hak itu

adalah apa yang kita punya, jadi gitu.”

P: “Ya.”

R1: “101 adalah merupakan suatu melambangkan

keseimbangan hidup atau kemasan. Makannya yang kita

ajarkan adalah apa yang kita tahu sendiri, apa yang kita punya

sendiri, dari bahasa, tulis, budaya yang intinya yah kalau kita

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

Manusia

(sebagaimana

adanya) adalah

gambaran atas Yang

Kuasa.

(1.6-18)

101, lambang

keseimbangan dalam

arti kesempurnaan

dalam pemakaian

tradisi sendiri.

(1.20-34)

Kode: Ver. B/1-1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

103

sendiri kita pakai sendiri inilah yang namanya kesempurnaan.

Kan seperti itu.”

P: “Ya. Hak nya itu.”

R1: “Haknya sendiri. Jadi manusia sebenarnya kalau tahu hak,

pasti ga mau melanggar yang bukan haknya.”

P: “Ya.”

R1: “Kalau untuk Kaweruh atau pengerten ya kita iya, tapi

untuk menghaki, menguasai, itu sebenarnya tidak boleh

(peneliti langsung terbersit sistem komunisme dalam agama

sebagaimana jaman rasul Yesus). Itu yang dinamakan

larangan. Kan seperti itu.”

P: “Ya.”

R1: “Coba kita rasakan dari jaman dahulu eee setelah bangsa

kita adalah me, apa memberikan suatu apapun yang dari

bangsa lainnya. Intinya mari kita bersama-sama untuk tukar-

tinukar. Ya kan.”

P: “Ya.”

R1: “Kok lama-lama malah menjadi menguasai dari hak-hak

kita, jadi seperti itu.”

P: “Ya.”

R1: “Nah inilah yang dinamakan pelanggaran. Kan seperti

itu.”

P: “Ya.”

R1: “Jadi kita eee kalau memahami dalam arti „hak‟, eeee kita

harus ngerti dalam arti kehidupan sendiri (tertangkap nada

tidak yakin dalam berkata-kata).”

P: “Ya.”

R1: “Makanya orang Jawa itu „ngudi kaweruh‟ yang artinya

bahwa tiada Tuhan selain Allah, ya kita sendiri (manusia

adalah „Allah‟ itu sendiri). Eee dari sifat Allah ya sifat Tuhan

yang tidak wujud, karena penyatuan dari unsur alam, alam ya

Allah, Allah ya awak kita kalau orang itu pahami, jadi

semuanya yang kuasa adalah diri kita.”

P: “Ya. Hak sendiri kalau diartikan apa ya?”

R1: “Hak sendiri (itu) punya kita. Iya, hak kan punya kita.”

P: “Misalnya?”

R1: “Misalnya ajaran.”

P: “Ajaran.”

R1: “Tulis.”

P: “Tulis.”

R1: “Budaya yang isinya unsur dari kepenghayatan itu atau ee

atau ajaran itu yang digali adalah punya sendiri yang harus kita

beritahukan. Yang harus kita ajarkan. Agar kita itu tidak ada

rasa menghaki haknya orang lain.”

P: “Ya.”

R1: “Toh kita juga ada sama seperti mereka.”

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

Pola hidup

komunistik (dampak

keyakinan spiritual).

(1.36-49)

Manusia adalah

Allah, alam adalah

Allah.

(1.52-69)

Aksara Jawa (bagian

dari filsafat lima:

lima jari, Pancasila,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

104

P: “Ya.”

R1: “Makanya tulis Jawa yang huruf 20 ini mengartikan

hanacaraka datasawala padajayanya manggabathanga. Itu kan

artinya. Hana itu ada. Hanacaraka, ada tata cara seperti dia.

Ana carane ya ana datane, ya padajaya, sama ya,

manggabathanga, monggo diajarkan! Kan seperti itu.”

P: “Ya.”

R1: “Inilah wadah kita. Inilah,”

P: “Hak kita.”

R1: “Hak kita. Makanya semua kan sama. Dari wadah 20

hanacaraka datasawala padajayanya magabathanga, huruf Jawa

itu dibagi menjadi empat unsur, lima lima lima, makanya

perubahan alam itu lima lima lima. Makanya lima ini sebagai

negara dasar. Ini dasar. Ini adalah sarana. Ini adalah unsur

alam, zat alam, sifat alam. Banyu bumi geni angin cahya.

Inilah sifat kuasa yang menguasai diri manusia. Inilah unsur

alam, inilah sifat kuasa. Tanpa ini satupun, ini hilang satu, ini

tidak kuasa.”

P: “Ya.”

R1: “Misalnya tidak ada airnya, manusia lemes, tidak kuasa.

Tanpa anginnya, tidak kuasa. Makanya janganlah

menghilangkan dasar. Lha dasar ini kalau dibabarkan, kalau

dipecahkan menjadi banyak. Jadi asal usul, kaki, nini, bapak,

biyung, diri kita. Dari sifat agama ana Kristen, ana Budha, ana

Katolik, ana Hindu, ana Islam, ana Kejawen.”

P: “Kejawen.”

R1: “Ini semua berunsur dari lima. Makanya inilah eeee lima

ini sebagai jimat yang harus kita ugemi, harus kita satukan,

dari berbagai negara: Jawa, Cina, Landa, Arab. Sifat yang

kuasa.”

P: “Ya.”

R1: “Ini sifat lima ini yang kuasa. Makanya dalam dasar

Pancasila, inilah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

itu bangsa umat manusia secara umum.”

P: “Ya. Jadi ini hak kita.”

R1: “Ini hak kita!”

P: “Yang hanacaraka tadi? Pancasila juga?”

R1: “Iya, Pancasila juga.”

P: “Apa lagi misalnya yang menjadi hak kita?”

R1: “Yang menjadi hak kita dari ajaran, ajaran ya tuntunan,

dari sumber-sumbernya. Sumber alam, na ini kan yang wujud

lima kan sumber alam. Ini kalau dari orang Jawa ya, lima ini

sebagai dasar, ini kalau yang dipahami menjadi jimat. Jimat

kalimasada ini kekuatan.”

P: “Ya.”

R1: “Lha kalau dari segi agama, ini lima sahadat.”

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

Jimat Kalimasada,

lima sumber alam)

adalah simbolisme

kesempurnaan hidup

manusia dan alam.

(1.71-115)

Contoh filosofi lima.

(1.79-99)

Ibid.

Ibid.

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

105

P: “Ya.”

R1: “Ya. Ini kalau untuk negara ini menjadi dasar. Semua

negara itu dasarnya Pancasila. Karena dasar pancasila ini eee

bisa diambil dari unsur alam, sumber alam, zat alam, wujud

alam.”

P: “Ya.”

R1: “Inilah sumber kekuatan adalah sumber kehidupan bagi

umat manusia dimana saja sumbernya dari lima ini.”

P:(perlu kembali diingat bahwa bagi informan 1, tuhan ya

alam ya awak ya kita manusia ini sendiri yang memiliki sifat

kuasa) “Unsurnya dari hanacaraka tadi ya?”

R1: “Hanacaraka.”

P: “Aksara, tulisa,”

R1: “Hanacaraka, dari data, hanacaraka ini cara, cara apa saja

ini disini sudah ada. Mau cara apa aja, disini ada, bukanya dari

sini.”

P: “Rasa?”

R1: “Iya, di rasa. Nah, datasawala, semua sudah tertulis.

Manusia dimana saja sudah tertulis, sama.”

P: “Ya.”

R1: “Karena manusia itu sama rasanya. Rasa itu dimana saja

itu sama. Kalau kita e dicubit sakit mesti sakit. Enggak orang

Jawanya, orang Cinanya, orang Landanya, orang Arabnya, itu

sama. Rasa tidak (pernah bohong). Warna juga.”

P: “Ya.”

R1: “Yang ada satu perbedaan hanya kulit, warna (warna

kulit), nah itu sama eee dimana kalau warna itu satu

(nampaknya informan 1 agak kebingungan sehingga mungkin

tidak konsisten) ya kan, tapi berbeda-beda. Dari ee,

umpamanya orang Jawa itu cenderung dengan hitam, orang

Cina putih, orang sana itu bule, kan seperti itu.”

P: “Ya.”

R1: “Jadi itu dari haknya masing-masing. Jadi kalau kita ee

makanya kita sebagai negara (dengan) dasar Pancasila berarti

ini adalah sumber. Jadi eee kalau untuk kepenghayatan, untuk

keagamaan semua itu sudah kasampurnan semua. Cina bisa

menyempurnakan. Ee kalau utama Jawa. Kalau itungan dari

lima ini, ini pasti dari Jawa dulu. Jawa Cina Landa Arab. Ini

Arab kan penutup, ini kiblat kan ada empat. Ini sudah diberi

suatu haknya masing-masing.”

P: “Ya.”

R1: “Jawa timur, Cina selatan, eee Landa barat, lha Arab ini

utara. Ini kalau kita jumbuhkan (sesuaikan) dengan data-data

terdahulu, atau dikatakan kitab.”

P: “Kitab?”

R1: “Iya. Kalau cara nganu ya, ya, kitab kan sudah dibukukan,

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

Ibid.

Ibid.

Ibid.

Dasar dari filosofi

lima adalah rasa

sendiri (filosofi lima

adalah tema pecahan

dari kecenderungan

monistik).

(1.136-146)

Rasa adalah prinsip

hak itu sendiri.

(1.148-159)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

106

tapi kalau kita penghayat itu tuwuhnya (tumbuhnya) dari jati

diri.”

P: “Dari jati diri!”

R1: “Ya. Dari rasa.”

P: “Bagaimana rasa itu muncul?”

R1: “Na. Kalau ingin kita ee diberi suatu petunjuk, dari rasa

kita sendiri, bersihkan diri kita! Sucikan!”

P: “Ya.”

R1: “Na suatu contoh dalam suci dari perilaku yang baik

(sebagai cara mensucikan diri) ya, dari perilaku atau

perjalanan yang baik, apa pola makan (yang baik).”

P: “Ya.”

R1: “Ya yang bersih. Pola pikir (yang bersih) dan dalam arti

kalau makannya bersih eee kita makan itu jangan sembarang

makan!”

P: “Ya.”

R1: “Karena ada makanan yang dilarang dan ada yang tidak

dilarang. Yang dilarang satu contoh makanan yang mencuri

(hasil curian), makanan yang ber-roh tanpa bisa

menyempurnakan.”

P: “Ya.”

R1: “Itu bisa mengganggu. Karena apa? Hubungan roh, roh itu

penjegal, roh itu pengganggu. Tapi ada juga roh suci, kalau

yang bersih.”

P: “Ya.”

R1: “Nah, hal umumnya kalau sekarang itu banyak ee orang

yang memakan roh yang tidak disempurnakan, dalam arti asal

potong. Toh roh itu akan menjegal, akan menggoda, akan

mengganggu, akan menghambat pola pikir kita.”

P: “Ya.”

R1: “Tapi kalau orang Jawa itu umumnya kalau makan ikan

atau daging itu yang sudah diselamatkan.”

P: “Ya.”

R1: “Utawa (atau) suatu contoh kaya nggo slametan (seperti

untuk selamatan). Slametan itu motongnya didongani

(didoakan), mau makan ya didongani. Didongani itu

penyampaian, kesempurnaan roh. Karena memang ee roh itu

atau kaya ayam itu kan ibaratnya kaya utusan rasa. Utusan rasa

dinamakan rasul, rosul, rasulan, kan seperti itu.”

P: “Ya.”

R1: “Rasul itu utusan rasa. Ya rasa kita. Disaat kita ingin

penyelamatan, kita menyelamatkan dari unsur hewan dan kita

sendiri. Karena kita ga mungkin kita bisa langsung, pasti ada

utusan. Nah utusan inilah yang dikatakan rasulan. Utusan rasa

untuk menyampaikan kepada yang mahakuasa disaat kita habis

ada suatu apa, eeee, menjalani suatu proses ujian apa apa ini

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

Penyucian diri

adalah langkah

untuk mengetahui

rasa sejati.

(1.167-200)

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

107

akan kita itu diselamatkan. Soalnya bergunanya hewan yang

bisa menyempurnakan itu manusia. Tumbuh-tumbuhan juga

manusia karena manusia adalah umat yang dimuliakan. Umat

yang disempurnakan. Jadi dari mahluk tiga unsur ini, dari wit

(tumbuhan), hewan, dan manusia ini, ini manusia yang

disempurnakan. Jadi alam ini cuma ada tiga: wit-witan, hewan,

dan manusia. Tiga unsur karena wadah ini tiga.”

P: “Ya.”

R1: “Untuk kita hidup atau keluar dari gua garbaning ibu, ini

kita keluarnya bukan sendiri. Ada tiga. Makanya kalau

dikatakan kakang kawah, jabang bayi, ari-ari. Makanya

kalau rumatan, ini tiga kalau umat penghayat di rumah ini agar

ini ada penjagaan. Kalau orang Jawa dikatakan malaikat,

pendamping. Kalau orang Jawa sedulur tuwa sedulur enom

(saudara tua dan saudara muda).”

P: “Ya.”

R1: “Kakang kawah adi ari-ari. Ini yang dinamakan

keseimbangan: Sukma, raga, nyawa. Inilah unsur dari

kehidupan yang dasar untuk wadah. Makanya 101 adalah

keseimbangan ini. Makanya kalau orang Jawa itu rumatan

urip, rumatan rasa. Kalau rasa itu dari kecil sampai tua tidak

berbeda. Rasa itu sama dan rasa itu adalah menghidupkan,

menyemangatkan, menyatukan, itu rasa. Ini tugasnya adalah

menyatukan.”

P: “Ya.”

R1: “Makanya dalam eee kahanan (keadaan alam) yang sudah

seperti ini, ini manusia sudah kehilangan rasa. Suatu contoh,

bukan haknya dihaki.”

P: “Ya.”

R1: “Bukan tuntunannya tapi dikaweruhaken (diajarkan,

kritikan kepada kaum agama impor) kan seperti itu. Toh

manusia, umat ini sudah dibekali sendiri-sendiri oleh yang

mahakuasa. Jawa ada, Cina ada, Landa ada, Arab ada. Kenapa

kok bangsa sana masing mengukuhi sini? Kenapa sini juga

memakai ajaran sana? Toh kita juga semua ada!”

P: “Ya.”

R1: “Apakah ini yang dinamakan kasampurnan? Belum!

Makanya mau tuwuhing (tumbuhnya) keadilan ini harus kita

punya data sendiri-sendiri. Ajaran sendiri agar kita tidak

tumpang suh (suatu keadaan dimana sudah ada ajaran namun

juga memakai ajaran lain, semacam sinkretisisme

spiritualitas).”

P: “Ya.”

R1: “Atau gontok-gontokan, atau saling menjelekkan, atau

saling menguasai. Nah ini karena tembung alam sudah alam

akhir, zaman akhir, ini nyata. Ini alam akan memproses secara

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

Ibid.

Selamatan di sini

belum jelas apa

relevansinya.

Relevansi selamatan

adalah untuk

mewujudkan

keseimbangan (101)

dalam arti penyatuan

unsur alam.

(1.224-231)

Mengulang tentang

prinsip hak.

Ibid.

Kesempurnaan

diraih dalam

implementasi prinsip

hak.

(1.244-249)

Ibid. Dampak

pelanggaran prinsip

hak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

108

sedikit demi sedikit. Dengan adanya suatu perubahan-

perubahan. Suatu penataan-penataan, suatu perubahan

kepemimpinan-kepemimpinan, ini akan, semuanya akan

dipersatukan. Maka kata globalisasi, ini alam akan

dipersatukan sesuai jalurnya sendiri-sendiri. Jawa sendiri,

Cina sendiri, Landa sendiri, Arab sendiri.”

P: “Ya.”

R1: “Ini negara yang tertulis oleh alam. Alam yang punya tulis

yang disahkan oleh alam karena kiblat cuma ada empat: wetan,

kidul, kulon, elor. Ini kiblat atau sifat kuasa atau sifat alam.”

P: “Ya.”

R1: “Makanya Jawa dari dulu ini ajaran Jawa dihapus oleh

bangsa lain karena bangsa lain ini kan masuk kesini.

Membikin susunannya disini.”

P: “Ya.”

R1: “Makannya dengan ajarannya sunan ya wali ini kan kata

sanepa (ungkapan atau peribahasan Jawa dari hal sehari-hari

yang memiliki makna prediktif/ ramalam). Dengan bangsa

jahililah ya bangsa Arab dulu ini ajaran pengawalan susunan

ini ada di Indonesia. Makannya ada sunan ada wali. Susunan

itu sembilan karena susunan itu adalah angka satu sampai

sembilan. Ini namanya susunan (sembilan adalah susunan)

makannya satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan

sembilan. Ini susunan. Jadi susunan (itu) sembilan. Sepuluh

adalah syekh, sah, adalah suatu kesempurnaan. Nek Jawa ya

siji loro telu papat lima enem pitu wolu sanga sepuluh, sepuluh

ya apa, ayuh sepada-pada.”

P: “Ya.”

R1: “Sepuluh-puluh, bareng-bareng. Makannya sepuluh adalah

suatu nomer eee, nomer standar, kestandaran.”

P: “Untuk meningkatkan rasa itu, selain tadi sudah mensucikan

diri itu, terus makan yang bener, itu apa lagi?”

R1: “Yak setelah kita tahu rasa, kaweruhaken, ajaraken,

pengertekaken. Setelah kita sudah tahu yang sebenarnya, kita

ajarkan kepada anak putu (cucu) kita, kepada orang-orang

disamping kita: ngelingaken aja kaya kie (mengingatkan

jangan seperti itu). Nah inilah ajaran rasa jati. Rasa yang

sebenarnya.”

P: “Rasa yang sebenarnya.”

R1: “Iya, jadi rasa yang sebenarnya. Apa yang kita jalani,

makanya nek Jawa niku ajarane kaki (kalau ilmu Jawa itu

ajarannya kakek yang ibarat kaki manusia yang membawa

manusia melangkah kemana-mana), kaki nini. Karena kaki itu

adalah perjalanan hidup. Toh kita nanti setelah menjadi tua

akan menjadi kaki juga.”

P: “Ya.”

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

Mengulang prinsip

kesatuan alam.

Kurang relevan

dengan tujuan

penelitian:

keyakinan rasial

yang menganggap

Islam berakar dari

budaya Jawa.

Kesempurnaan juga

diraih dengan

menurunkan ajaran

spiritual kepada

anak cucu.

(1.286-298)

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

109

R1: “Makannya ajaran kaki. Kaki ini sudah mulai proses

perjalanan hidup. Jadi dia tahu yang dia jalankan, yang harus

kita beritahukan karena (seperti ajaran) kalau yang bagus kita

ajarkan kalau yang jelek jangan.”

P: “Ya.”

R1: “Ini untuk pelajaran sendiri saja kan seperti itu. Jadi

perjalanan ini yang diajarkan ini yang bagusnya aja agar dia itu

dari penerusnya itu menjadi orang yang baik (memiliki

generasi penerus yang baik), kan seperti itu. Ini sebenarnya

yang tugas manusia ini untuk mengajarkan yang sebenarnya.

Yang bukan hak jangan menghaki ya kan. Ini yang ajaran ini

nanti akan lama kelamaan kalau yang sebenarnya karena ini

akan masuk era peradilan.”

P: “Ya.”

R1: “Dalam arti era peradilan ini manusia harus mempunyai

keseimbangan. Yang tidak imbang ya jangan karena ini, kalau

disesuaikan dengan, makannya dari dulu ini kalau orang Jawa

itu pastilah sebutannya itu emas.”

P: “Ya.”

R1: “Emas itu imbang, imbang itu adalah adil, kan seperti itu.”

P: “Ya.”

R1: “Ini kan teka-teki eee teka-tekinya alam. Siapa yang bisa

memecahkan dengan teka-teki ini alam, (akan mengetahui)

kahanan alam yang sebenarnya. Dengan adanya suatu situasi

yang seperti ini, ini sudah, lambang-lambang sudah

mengakhiri, inilah yang dinamakan zaman akhir. Makannya

Amerikan itu memfilmkan, menggambarkan kiamat 2012 ya,

ini artinya memang benar bahwa kiamat alam itu yang terisi

hanya 12 makannya tahun 12.”

P: “Ya.”

R1: “Ini alam yang terisi cuma itu dan wadah 20 berarti setelah

2012, ini 2000 sudah masuk ke dalam wadah. Wadahing urip,

20, kan seperti itu. 12 berarti masuk kedalam suatu susunan. Ji

ro lu pat mo nem tu wolu sanga sepuluh sewelas rolas telulas

patbelas limalas nembelas pitulas wolulas sangalas rongpuluh.

Jadi arep (akan) masuk wadah, keseimbangan. Nah inilah.”

P: “Ya.”

R1: “Na memang kalau pelajaran ini, ini janganlah dipahami

oleh orang biasa kalau orang belum bisa menyucikan diri

dalam arti menyucikan diri ini kita harus bisa menyetop. Jadi

seperti itu.”

P: “Ya.”

R1: “Jadi kita harus bisa memilah dan memilih hal yang

sebenarnya. Sesuai rasa lah. Kalau rasa kan ini kan

pengendalian. Rasa ini adalah yang bisa mengimbangi atau

menjadi suatu kendali bagi manusia sendiri.”

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

344

345

Ibid.

Mengulang tentang

keseimbangan.

Teka-teki alam

adalah salah satu

sumber pemaknaan

hakekat ketuhanan.

(1.321-328)

Ibid.

Mengulang tentang

penyucian diri.

Mengulangi tentang

prinsip kesesuaian

dengan rasa sendiri.

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

110

P: “Ya.”

R1: “Makannya hak jangan menghaki haknya orang lain.

Hakilah diri sendiri. Karena semua sudah ada (pada diri

sendiri). Makannya tadi guru jati. Guru jati adalah diri sendiri.

Sifat kuasa karena sudah manunggal dalam diri kita.

Makannya ada tembung (kata) Jawa: ya Gusti ya Kawula.”

P: “Ya.”

R1: “Kita kuasa kalau kita sudah tahu berarti kita menguasai.

Kan seperti itu.”

P: “Ya.”

R1: “Na ini yang harus dipahami. Memang pelajaran ini masih

sulit dimengerti dengan (oleh) orang-orang yang belum ada

dasar. Apalagi e manusia sekarang itu manusia yang auskoma,

yaitu kotor. Dalam arti kotor karena apa? Sudah banyak sekali

apa, pelanggaran-pelanggarannya. Kan seperti itu. Makannya

dengana tuntunan luar itu dikatakan dasarnya itu langgar

(kritik terhadap Islam), mushala, mesjid, jadi pondok.”

P: “Ya.”

R1: “Kalau mengerti dasar itu, ya pastilah mereka melanggar

haknya orang lain.”

P: “Ya.”

R1: “Makannya dengan perputaran perjalanan hidup,

perjalanan tuntunan, sampai akhir ini ya dinamakan pondok.

Apa? Pondok adalah menumpang. Ini Jawa ada makna. Kata

itu ada makna. Kata adalah sifat kuasa. Makannya wujudnya

kuasa kan hanya nama. Sebuah nama itu sifat kuasa. Tidak

wujud.”

P: “Ya.”

R1: “Setelah nama itu menjadi gumpalan satu dari banyu,

bumi, angin, geni, cahaya, ini menjadi wujud (tentang asal

muasal mahluk-mahluk berwujud). Wujud kita, wujud

manusia yang ingin kita apa, memberikan suatu ajaran yang

mulia. Kalau manusia haruslah tahu dasarnya.”

P: “Ya.”

R1: “Makannya, perjalanan hidup manusia ini eee ada tiga.

Pertama yang kuasa menciptakan tumbuh-tumbuhan yang

dinamakan wit-witan. Wit-witan itu berdasarkan pada kawitan

(kemulaian), awalah, makannya wit-witan, (berarti) awalan,

dasar, kan seperti itu. Lah menciptakan lagi hewan. Hewan

sudah diberi ee ini bisa wit-witan ini bisa tumbuh, bisa besar,

bisa beranak, tapi tidak bisa berbicara.”

P: “Ya.”

R1: “Menciptakan lagi kedua, hewan. Hewan bisa ada, bisa

tumbuh, bisa besar, bisa beranak, bisa bersuara, tapi tidak

punya akal budi baik. Lah diciptakanlah terakhri: manusia.

Manusia sudah diberi rasa. Rasa rumangsa (misalnya).”

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

Segala hal tentang

dasar adalah prinsip

hak, jati diri, yang

cenderung monistik.

Kritik pada Islam ini

kurang relevan

dengan penelitian

namun menarik

karena sering

dipaparkan

informan.

Mengulang tentang

prinsip dasar.

Contoh manusia

yang berkuasa

menjadikan alam

berputar.

(1.380-391)

Mengulang tentang

penyatuan rasa

manusia dan Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

111

P: “Ya.”

R1: “Kalau sudah manusia, makannya kalau manusia tidak

punya rasa ya jadi seperti hewan. Seperti contoh kalau

sekarang ini masih belum sempurna, belum sampai ketiga. Ini

baru kedua ini. Lha kalau sudah ketiga berarti ini sempurna.

Sukma raga nyawa sudah manunggal. Makannya rasa jati.

Kaweruhkan rasa yang sebenarnya. Kalau rasa ya rasa

manusia. Manungsa (ibaratnya), manungsa ini sudah

manunggaling rasa. Makannya dalam ajaran Kaweruh Hak

101, sembahyangannya: sampurnaning sudah manunggaling

rasa jati (sempurna bila sudah menjadi satu rasa jati itu).

Panjenengan ada bukunya?”

P: “Sudah.”

R1: “Itu pelajari! Pahami dengan kata-kata! Karena kata-kata

itu bukanlah kita yang menciptakan tapi dari dulu sudah ada

dari jaman kerajaan.”

P: “Kerajaan.”

R1: “Makannya 101 ki (artinya) ki mbiyen ana (dahulu ada)

ajarannya, mengapa siki (sekarang) ilang (hilang) malah

ngenggo (memakai) ajaran yang belum jelas (merujuk ke

agama-agama impor)?”

P: “Ya.”

R1: “Tidak tahu dan mengerti bahasanya.”

P: “Ya.”

R1: “Apakah ini yang dinamakan bukan menyasar? Kan

seperti itu! Banyaknya orang menyasar, banyaknya roh

gentayangan disebabkan karena tidak mengerti ajaran yang

sebenarnya. Lho suatu contoh wong Jawa dijujugna nganggo

bahasa Arab (orang Jawa yang diminta berdoa dengan bahasa

Arab, merujuk pada kritik agama Islam), bahasa Cina, bahasa

Landa, apakah tahu dia? Pasti bingung! Lha makannya kaya

sekarang sudah ditayangkan dengan adanya suatu media yang

mentayangkan yang menggambarkan yang menjelaskan

dengan dunia lain itu (komentar atas tayangan Dunia Lain di

Trans 7), agar manusia itu tanggap.”

P: “Ya.”

R1: “Kenapa kok banyak roh-roh gentayangan? Kenapa

banyak roh-roh menyusupi? Karena dia tidak bisa

manunggaling Gusti. Tidak tahu jalan arah kita bisa

manunggal kepada Yang Mahakuasa, bali marang asal usule

(kembali kepada asal usulnya). Kan seperti itu.”

P: “Ya.”

R1: “Tapi kalau kita sendiri pakai sendiri (memakai agama hak

sendiri) ya kita tahu: ini bahasaku, ini ajaranku, karena ini

negaraku. Kan sempurna itu namanya. Kata sempurna pasti

lebur, kembali ke asal. Kan seperti itu. Inilah yang harus kita

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

405

406

407

408

409

410

411

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

101: dulu pernah

ada lalu hilang lalu

ada lagi.

Mengulang tentang

dampak buruk

keingkaran dari rasa

sejati atau agama

tradisi

Roh gentayangan

adalah dampak

negatif keingkaran

manusai pada agama

tradisi.

(1.416-432)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

112

pelajari eee untuk semuanya lah bukan kita (saja). Tapi yang

mengawali dasar adalah diri kita. Sadarlah kita! Eling! (ingat)

Karena nek wong eling mesti ingat (karena kalau orang

teringat pasti ingat, kebalikan dari yen lali ora kelingan).”

P: “Ya.”

R1: “Eling itu sadar. Kalau sudah sadar ya kembalilah kepada

ajaran sendiri, bangsa sendiri. Budayakanlah punya sendiri!

Karena (milik) sendiri tidak ada suatu pelanggaran apapun.

Inilah yang menuju kekesempurnaan. Makannya alam ini

sudah memberikan suatu lambang, gambar, iya kan. Yang

intinya dengan kahanan (keadaan) alam yang rusak.

Makannya (jaman ini) jaman rosok jaman rusak. Ini jaman

sudah rusak. Orang yang namanya galih (hati) suruh digalih

(digali) itu dipenggalihkan (dirasakan) itu dipikirkan,

dirasakan. Kok malah digalih itu diambilin. Dirusak alamnya.

Digali alamnya. Iya kan! Ini alam ini untuk diolah. Digalih itu

diolah agar kita menghasilkan buah ya, bahan makan, itu

digalih (itu) diolah maksudnya. Kalau orang Jawa itu galihan

itu olahan. Digalih=diolah atau ditanami lah. Tanah itu

ditanami bukan(nya) dirusak.”

P: “Ya.”

R1: “Manusia makannya menuruti manusia itu hawa nafsu

yang tidak ada batasnya, terus ingin ini ini, ini ini, kan! Ini kita

sudah sampai pada apa sih kekurangan kita? Udahlah cukup!

Udahlah sadar! Bahwa kalau alam ini kita rusak terus ini akan

menimbulkan suatu bencana yang luar biasa.”

P: “Ya.”

R1: “Suatu contohlah dengan bencana alam ya kan, yang

sudah apa, alamnya rusak, apakah kedepannya ini (lebih)

rusak? Sedangkan, tuntunannya (kita itu) tidak tahu unggah-

ungguh (atau) sopan santun, suba sita (moralitas), itu tidak

tahu karena rusaknya alam. Alam ya alah, alah ya awak. Ini

karena apa? Sumber alam sudah dirusak dan dijualbelikan.

Karena alam itu bukan untuk dijualbelikan atau perdagangan

itu bukan. Alam itu dirumat, dijaga, atau diapa, diolah dengan

kebersamaan. Kan seperti itu!”

P: “Ya.”

R1: “Kalau kita olah bersama, kita nikmati bersama kan enak.

Makannya dengan tembung alam akhir, jaman akhir, jaman

kemasan, ini sumber alam sudah dikemas semua. Sudah

diperjualbelikan semua makannya kita itu sudah tidak punya

apa-apa.”

P: “Ya.”

438

439

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

455

456

457

458

459

460

461

462

463

464

465

466

467

468

469

470

471

472

473

474

475

476

477

478

479

Ajakan untuk ingat

pada agama tradisi

agar tidak

mengalami

kegentayangan roh

setelah meninggal.

Agama tradisi juga

mewujud dalam

kearifan local berupa

tindakan merawat

alam sekitar.

(1.443-479)

Ibid.

Ibid.

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

113

Analisis Tema Utama: Pengambilan Data 1, 2, & 3

Inisial Informan : Informan 1, Sesepuh 1 Kaweruh Hak 101

Pekerjaan : Wiraswasta Tani dan Pedagang Makanan

Alamat : Desa Glempang Pasir, Kec. Adipala, Kab. Cilacap, Jawa Tengah.

Usia : 46 tahun

Pendidikan Terakhir : SLTP

Status : Menikah

Pekerjaan Istri : TKI

Hari / Tanggal : Jumat, 17 April 2015/ 23 Mei 2015/ 26 Juni 2015

Waktu : 07.30 – 10.30 WIB/ 07.45 – 10.45 WIB/ 07.15 – 11.15 WIB

Tempat Kegiatan : Rumah informan 1

Tabel. 2

Analisis Tema Utama

Tema Utama Kode Baris

Tema Utama 1: Sifat dan Kesetaraan Tuhan, Alam, dan Manusia

- Manusia (sebagaimana adanya) adalah gambaran atas Yang

Kuasa.

- Manusia adalah Allah, alam adalah Allah.

- Teka-teki alam adalah salah satu sumber pemaknaan hakekat

ketuhanan.

- Pengakuan kenabian Begawan Rasa Jati: wujud kesatuan Tuhan

dan manusia.

- Gaib adalah gambaran (misteri eksistensi) diri sendiri.

- Aforisme 1: Tuhan adalah energy positif (energeiai, dalam

Armstrong, 2013)

- Aforisme 2: Tuhan nyata dalam setiap aspek kemanusiaan sejati

(pola pikir, perilaku, moral, batin).

- Tuhan dapat berwujud dapat pula tidak (bisa ada atau tak ada).

- Contoh ketika Tuhan Tidak Ada.

(1.6-18)

(1.52-69)

(1.321-328)

(1.1388-1398)

(1.3842-3862)

(1.6820-6824)

(1.6826-6829)

(1.7466-7473)

(1.7477-7490)

Tema Utama 2: Tuhan mewujud dalam sifat kuasa alam berunsur lima

- Tuhan adalah pencipta alam yang Mahaberbelaskasih.

- Tuhan itu jauh tanpa kelihatan, dekat tanpa bersentuhan.

- Tuhan sebagai sifat kuasa alam yang terdiri dari lima unsur.

- Tuhan dapat berwujud dapat pula tidak (bisa ada atau tak ada).

- Contoh unsur lima.

- Dasar dari unsur lima adalah rasa sendiri

- Mengulang unsur lima sebagai dasar atau hak

- Contoh perwujudan: selamatan wedang sebagai kebaktian

(1.1166-1171)

(1.4976-4991)

(1.7436-7450)

(1.7466-7473)

(1.79-99)

(1.136-146)

(1.7964-7974)

(1.9832-9855)

Kode: Ver. B/1-1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

114

kepada sifat kuasa seturut unsur lima.

- Unsur lima adalah sumber kehidupan.

- Perubahan alam ini juga masih terkait dengan unsur lima: tiap

500 tahun ada bencana alam dan datang era baru.

(1.9859-9866)

(1.10649-10652)

Tema Utama 3: Manusia mewujudkan Tuhan dalam doa, sembah, dan

selamatan (pembersihan diri).

- Makna doa: memperjelas kemauan Tuhan yang sudah terwujud

di alam.

- Doa kepada diri sendiri.

- Sembah adalah wujud doa penyatuan manusia dengan Tuhan ya

dengan alam.

- Pengabul doa juga diri sendiri yaitu dengan tindakan praksis.

- Etika doa: pagi mohon petunjuk dan sore minta maaf.

- Mengulang tentang perwujudan selamatan: inti selamatan adalah

perwujudan kepercayaan kepada Tuhan.

- Selamatan pada intinya sama dengan ajakan untuk menyucikan

diri dalam rangka kembali kepada kesatuan dengan Tuhan.

- Selamatan: wujud bakti kepada Tuhan dalam rangka penyatuan

denganNya.

- Selamatan memberi kekuatan hidup untuk menghadapi masalah.

- Proses pembersihan yang dilakukan informan 1: Istri dikirim

menjadi TKW

- Puasa (ngadem, mutih, pati geni) sebagai pembersihan diri.

(1.996-1004)

(1.1012-1015)

(1.1177-1186)

(1.2073-2090)

(1.11239-11247)

(1.11393-11407)

(1.1922-1929)

(1.2004-2012)

(1.4899-4905)

(1.6320-6325)

(1.6217-6234)

Tema Utama 4: Tuhan mengada dalam hukum karma

- Tuhan karmik tidak dapat disalahkan

- Segala aspek fenomena dunia adalah masalah karma.

- Menghormati alam ya menghormati Tuhan agar menimbulkan

karma baik.

- Segalanya tergantung diri sendiri. Tuhan yang adalah alam tidak

memiliki determinisme atau campur tangan atas fenomena alam.

(1.7521-7533)

(1.7535-7546)

(1.7596-7612)

(1.11198-11203)

Tema Utama 5: Implementasi komunisme sebagai wujud penghayatan

ketuhanan

- Pola hidup komunistik (dampak keyakinan spiritual)

- Tema penyatuan ini cenderung mengarah kepada pola hidup

komunistik.

- Keyakinan diri sebagai sosok revolusioner sistem komunis.

- Semua adalah hak Allah, manusia hanya memakai saja.

- Kritik kepada budaya kapitalis (bagian dari kecenderungan

komunistik).

- Kecenderungan komunistik setelah turunnya dana amanah yang

begitu diyakini kebenarannya itu. Informan yakin bahwa

revolusi ini akan terjadi.

- Ini adalah beberapa aforisme karangan informan 1 (hasil dari

petunjuk gaib): Kapitalisme (jerat hutang-mungkin bersumber

dari proyeksi diri) merusak tanah air.

(1.36-49)

(1.596-598)

(1.3787-3792)

(1.3811-3817)

(1.4068-4071)

(1.6781-6796)

(1.6298-6304)

Tema Utama 6: Keyakinan akan turunnya dana amanah Sukarno

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

115

- Kontroversi dana amanah yang kontradiktif dipercayai secara

amat profan namun juga tetap sakral.

- Kepercayaan dana amanah berhubungan dengan status Begawan

Rasa Jati.

- Pengalaman mistik di Gunung Lawu: seakan mendapat tugas

kenabian bagi Kaweruh Hak 101 dan membuka Kawah

Candradimuka (gudang Yuwana) tapi sebenarnya menuju ke

dana amanah.

- Bekal: dana amanah, wahyu sebenarnya yang diterima di

Gunung Lawu.

- Pendopo: rencana realisasi dana amanah.

- Makna bangunan pendopo itu.

- Sakralitas dan profanitas dana amanah yang sama-sama kuat.

- Ritual 9 hari untuk mencairkan dana amanah.

- Berhenti jualan nasi goreng setelah cairnya dana amanah.

- Rencana realisasi dana amanah: pembekalan kelompok tani.

- Ritual 9 hari untuk mencairkan dana amanah.

(1.6944-6969)

(1.7013-7016)

(1.8650-8665)

(1.8811-8820)

(1.8843-8849)

(1.8877-8880)

(1.12366-12374)

(1.12405-12427)

(1.13262-13265)

(1.13403-13412)

(1.12405-12427)

Tema Utama 7: Tindakan revolusioner

- Tindakan revolusioner: ingin mengubah bendera Negara

menjadi merah putih berjajar (hasil meditasi di laut).

- Pembentukan bendera dunia (sangat futuristic dimana ada

penyatuan global seperti mimpi Einstein dalam Isaacson, 2014)

- Ingin memindah Ibu Kota Negara Indonesia ke asal mula yaitu

Purbalingga.

- Tentang jati diri informan 1: dipanggil sebagai Begawan Rasa

Jati (Nabi dalam Spiritualitas Rasa Jati termasuk Kaweruh Hak

101)

- Tugas BRJ: mencari dan mengajarkan spiritualitas rasa jati (dari

berbagai sumber di Tanah Jawa)

- Petunjuk dari Gunung Lawu: menggali sumur 500 tahun yang

berisi ajaran Rasa Jati. Ajaran inilah yang juga menjadi inti dari

Kaweruh Hak 101.

- Tugas BRJ: mempersatukan Nusantara dan membebaskan kaum

tertindas (seperti Mesias).

- Hasil pengalaman gaib di Gunung Lawu: diutus untuk berjualan

nasi goreng.

(1.6696-6718)

(1.6720-6739)

(1.13463-13476)

(1.6366-6386)

(1.6384-6417)

(1.6421-6448)

(1.6483-6506)

(1.8274-8287)

Tema Utama 8: Prinsip hak sebagai dasar kebenaran dan keselamatan

- Ada keselamatan bagi masyarakat dalam setiap agama

tradisinya.

- Dunia digelar dan digulung dalam diri sendiri: masih tentang

diri sendiri yang tahu segala sesuatu.

- 101, lambang keseimbangan dalam arti kesempurnaan dalam

pemakaian tradisi sendiri.

- Relevansi selamatan adalah untuk mewujudkan keseimbangan

(101) dalam arti penyatuan unsur alam.

- Kesempurnaan diraih dalam implementasi prinsip hak.

(1.872-883)

(1.5420-5422)

(1.20-34)

(1.224-231)

(1.244-249)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

116

- Makna Ibu: keselamatan ada dalam aksi kembali kepada agama

tradisi

- Prinsip hak tercapai melalui pembersihan diri (selamatan).

- Gambaran hidup orang Jawa: lugu, menerima kodrat, seturut

prinsip hak, apa adanya.

- Kaweruh: hak atau ajaran moral yang sudah dimengerti secara

mendasar.

- Idealnya, prinsip hak bukanlah ortodoksi radikal baru, namun

tentang dasar segala spiritualitas (inipun merupakan ortodoksi).

- Kecenderungan ortodoktif: spiritualitas yang sempurna adalah

yang sesuai tradisi lokal orang itu.

- Roh menyasar karena tidak menjalankan haknya.

- Prinsip Hak: Tiap agama tradisi memiliki utusan sendiri.

- Prinsip hak menyebabkan semua pertanyaan memiliki jawaban

(meski terkadang memakai metode gothak gathik gathuk).

(1.906-915)

(1.5960-5963)

(1.1274-1297)

(1.6039-6044)

(1.7723-7733)

(1.7752-7759)

(1.7764-7780)

(1.7818-7826)

(1.7980-7988)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

117

Sampel Transkrip & Analisis Tematik: Pengambilan Data 1, 2, 3

Inisial Informan : Informan 2, Sesepuh 2 Kaweruh Hak 101

Pekerjaan : Wiraswasta dan buruh harian lepas

Alamat : Jl. Kapiworo, RT 1, RW 7, Desa Ayam Alas, Kec. Kroya, Kab. Cilacap.

Usia : 49 tahun

Pendidikan Terakhir : SLTP

Status : Menikah

Pekerjaan Istri : Wiraswasta

Hari / Tanggal : Jumat, 17 April 2015/ 23 Mei 2015/ 26 Juni 2015

Waktu : 18.00 – 20.00 WIB/ 18.00 – 20.00 WIB/ 18.00 – 20.00 WIB

Tempat Kegiatan : Rumah informan 2

Tabel. 3

Sampel Transkrip & Analisis Tematik

Sampel Transkrip Kode

Baris

Analisis Tematik

Transkrip Wawancara 1

P: “Mau nyuwun (meminta) ijin menggali ajaran Kaweruh

Hak tentang rasa jati itu untuk penelitian skripsi kula (saya).”

R2: “Nggih (ya).”

P: “Nggih.”

R2: “Jadi Kaweruh Hak niki (ini) termasuk pada intine

(intinya) Kaweruh Hak 101.”

P: “Nggih.”

R2: “Tapi rasa jati niku rasa sing sebenere (rasa jati adalah

yang sebenarnya). Nah, tembung rasa sing sakbenere niku

empun kula kula bukukaken (pernyataan rasa yang sebenarnya

itu telah saya bukukan).”

P: “Nggih.”

R2: “Niku (isinya) antara (lain tentang) sebab akibat, terus

nggih bermacam-macam lah pirembuge ikut (isinya yang

dibahas itu ada bermacam-macam).”

P: “Nggih.”

R2: “Wong sopo nandur, ngunduh, tergantung kan gaweyane

(siapa menanam akan menuai tergantung dari apa

pekerjaannya/perbuatan yang dilakukannya), kan niku (kan

begitu).”

P: “Nggih.”

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

Prinsip hak atau rasa

sejati terkait dengan

hukum karma atau

sebab akibat.

(2.10-22)

Kode: Ver. B/1-2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

118

R2: “Tapi sing digalih saserepan panjenengan, sing teng

pengunek-unek niku teng bidang napa niku umpamane (namun

yang hendak digali untuk pengetahuanmu atau yang ada di

uneg-uneg itu dalam bidang apa misalnya)?”

P: “Jadi kalau teng (di) Jogja niku enten (itu ada) Ki Ageng

Suryamentaram nika (itu), nika lak (itu kan ajarannya) ilmu

jiwa kramadangsa. Jadi bagaimana manusia itu menghayati

hidup dengan rasanya. Nah kalau teng mriki (disini) kan rasa

jati. Nah itu yang ingin lebih saya dalami. Jadi rasa jati niku

pripun (itu bagaimana) dalam rangka menghayati Tuhan Yang

Maha Esa?”

R2: “Ooo nggih (o, ya). Jadi pada intine (intinya), pada intine

menuju rasa jati, yang jelas niku sepindah, saking ajaran niki

kawitane saking sepindah niku terutama kudu ngerti rasa sing

sebenere niku nggih (pada mulanya ajaran ini menekankan

untuk harus mengerti rasa yang sebenarnya)! Terutama kangge

lare-lare (terutama untuk anak-anak). Nek kula niku sing jelas

terutama niku sebab lahir, wetonan niku kedah puasa misalkan

sehari semalam (kalau saya itu yang utama adalah praktek

kelahiran dengan puasa pada hari weton/ ulang hari kelahiran

berdasarkan penanggalan Jawa). Terus sembahyang semadi

miturut menembah penguwasaning Gusti, na niku tatacarane

niku tetep kaya nika (kemudian berdoa meditasi menyembah

kekuasaan Tuhan sebagaimana diajarkan dalam buku

pedoman). Nek sing jelas sembahyange nggih mboten ngangge

kemenyan (yang jelas berdoanya tidak memakai kemenyan).”

P: “Nggih.”

R2: “Kasarane ngangge model sembah sungkem, terus

menghaturkan landesaning urip teguh wiyana (model doanya

menggunakan sembah sungkem mohon restu dan

menghaturkan dasar hidup yang teguh dan selamat). Niku sing

kanggo dasare ngajari lare-lare kanggo masa depan (itu yang

untuk dasar mengajarkan anak-anak di masa depan). Nggih

niku istilahe aja nganti, men ajaran Jawa saged dikembangkan

(hal tersebut bertujuan agar ajaran Jawa dapat

dikembangkan).”

P: “Nggih.”

R2: “Kan pada umume sing mriki-mriki, mas Damar niku,

penghayat ngakune penghayat tapi boten saged ngedalake

istilahe ajaran dan tuntunan (karena pada umumnya yang kini

terjadi itu ada penghayat yang mengaku penghayat namun

tidak dapat mengeluarkan ajaran dan tuntunan).”

P: “Nggih.”

R2: “Sing kathah kaya niku (yang banyak seperti itu). Sing

jelas boten ngedalaken ajaran dan tuntunan (yang jelas tidak

mengeluarkan ajaran dan tuntunan). Ngertine niku ya sing

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

Cara berketuhanan

dengan kembali

pada rasa sejati

dengan puasa weton

dan doa semadi.

(2.35-51)

Informasi tambahan:

kritik pada

penghayat yang

belum berbadan

hukum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

119

jenengane wong Jawa, mbok koe nganti koe kolep nek durung

kena ilmune na kan kaya gitu (tahunya itu yang namanya

orang Jawa kalau belum menghayati berkebatinan sampai

dalam ya belum memiliki ilmu, kan begitu).”

P: “Nggih.”

R2: “Na niku karena niki rasa jati niku pada intine niku

sampun menggalih, oleh pituduh sing pada intine niku

ngembangake ajaran sing wonten ing riki menuju ke arah

ketuhanan (ya itu karena rasa jati itu pada intinya sudah

memikirkan dengan hati atau merasakan, mendapatkan

petunjuk yang pada intinya untuk mengembangkan ajaran

yang ada disini menuju ke arah ketuhanan). Pada intine kaya

niku (seperti itu).”

P: “Nggih. Tapi kalau pandangan orang Kaweruh Hak sendiri

tentang Tuhan Yang Maha Esa sendiri itu sebenarnya pripun

(bagaimana)?”

R2: “Haa. Kalau Tuhan Yang Maha Esa itu ya, jauh bisa

dikatakan ga kelihatan, dekatpun tanpa senggolan

(bersentuhan). Tapi percaya ada.”

P: “Nggih.”

R2: “Na niku (nah begitu).”

P: “Asal usul manusia menurut Kaweruh Hak.”

R2: “Na! Asal usul manusia adalah dari banyu (air) geni (api)

bumi angin cahaya manunggal (menjadi satu dengan) roh suci

yang diciptakan serta dikehendaki oleh Tuhan melalui

perantara bapak ibu dan punya rasa cinta kasih dan saling

mencintai dan membebaskan yang menimbulkan adanya benih

hidup manusia menjadi mahluk manusia.”

P: “Nggih. Jadi perantara itu bapak ibu niku?”

R2: “Nggih! Soale asal-usul manusia ya tetep bapak ibu.

Percaya itu sebabnya dibadan kita jalas ini (terdiri atas) banyu

(air), bumi, geni (api), angin. Ini ada perantara pasti. Ada

perantara bapak dan ibu. Kalau ga ada perantara bagaimana?

Dulunya kan ada roh suci yang manunggal menjadi manusia

itu. Pokoe simpel kula, niku mawon (pada intinya saya

sederhana, itu saja)!”

P: “Nggih. Cuma kalau kita kejawen itu kan ini bukan hanya

sekadar doktrin tapi dari rasa itu kan nggih?”

R2: “Enggin leres (ya benar). Jadi sing jenenge rasa niku bisa

dikatakan kaya gitu (jadi yang namanya rasa dapat dikatakan

seperti itu). Pada intine niki nggih nek teng kula niku sing jelas

niku ampun ngantos merugikan satu orang dengan yang lain

(pada intinya kalau saya yang jelas jangan sampai merugikan

orang lain). Jadi kaya niku (jadi seperti itu). Mboten teng

bidang pergaulane, mboten teng bidang organisasine, mboten

teng bidang istilahe umpamane teng pemerentahane ya ampun

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

Prinsip rasa jati

mengarah ke arah

ketuhanan.

(2.77-84)

Keberadaan Tuhan

itu tak dapat diindra

(cenderung

adiindrawi).

(2.88-90)

Perpaduan unsur

ketuhanan dan alam

membentuk mahluk

bernama manusia.

(2.94-107)

Prinsip ketuhanan

intinya tidak

merugikan orang

lain atau pihak lain

dengan cara apapun.

(2.110-123)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

120

mboten teng pemerentahane ampun ngrugekaken (tidak dalam

pergaulan, tidak dalam hal organisasi, tidak dalam hal

pemerintahan, semuanya jangan merugikan). Teng

perhitungane niku apa nggih, cara kula niku supados isine

nyawiji mas (dalam perhitungannya kalau cara saya isinya

adalah bersatu mas)!”

P: “Nggih.”

R2: “Nyawiji, manunggal ing penguasane Gusti (bersatu,

menunggal dalam kekuasaan Tuhan). Jadi teng donya niku

banyak niku-niku tapi teng mriki tetep pener (jadi meski

kehidupan dunia itu banyak hal yang berliku-liku namun saya

dihati tetap benar). Intine niku jadi ampun istilahe ampun

ngrugekaken teng bidang sosial (jadi intinya jangan sampai

merugikan dalam bidang sosial). Intine gitu (intinya begitu).”

P: “Nggih.”

R2: “Niki kajenge njenengan lebih gamblang (ini sebaiknya

dibaca dibuku agar anda memahami secara lebih gamblang).”

P: “Niki kadose mboten wonten ing buku (ini nampaknya tidak

ada dalam buku).”

R2: “Dereng (belum)! Niku dereng karena carane kan riyin

mendadak, nanti tak tetepaken (buku itu kan sebenarnya

mendadak, maka yang lain nanti akan ditetapkan kemudian).

Na niki kan carane nembe kangge dasar sembahyangane (buku

ini kan baru untuk dasar sembahyangan/ ritual doa). Na niki

dikatakan model terjemahane kaya niku (nah ini dikatakan

model terjemahannya). Na cara kula niku wedarane tubuh

manusia itu (menurut cara saya itu adalah wahyu tentang tubuh

manusia). Asal-usule (asal-usulnya) manusia sudah dibukukan.

Terus tema kasampurnan ini disini sudah ada. Na itu kan

maksude kaya (maksudnya seperti) itu.”

P: “Jadi perlu setunggal (satu) buku yang khusus ajaran

wewarah (ajaran) ngaten (begitu)?”

R2: “Nggih (ya)! Nah ini kan kula lagi kursus membukukan

wewarah ajaran yang tentang tubuh manusia, kebahagiaan, nek

istilahe mriki apa, sing jelas niki mungkin ketika

membutuhkan (ini saya sedang kursus untuk membukukan

ajaran Kaweruh Hak 101 misalnya tentang tubuh manusia,

kebahagiaan, dan berbagai hal yang mungkin dibutuhkan).”

P: “Nggih.”

R2: “Karena Kaweruh Hak 101 niki dimulainya tu dari Iman

(nama orang). Karena waktu itu tidak menentu, atine (hatinya)

tidak menentu itu karena belum ada yang wani (berani)

tanggung jawab, istilahe (maksudnya) membukukan. Nah,

saya yang membabarkan buku. Nah ajaran niki silsilahe niku

(ajaran ini silsilahnya) tetep dari Iman Slira Diwisma, (yang

diteruskan oleh) Rangga Jatikesuma, terus teng mriku wonten

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

Tentang teknis buku

ajaran doa Kaweruh

Hak 101.

Teknis sejarah

kepemimpinan

rohani dalam

Kaweruh Hak 101.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

121

sing jenenge (kemudian disitu ada yang namanya) Sura

Manggala.”

P: “Nggih.”

R2: “Sura Manggala niku mbah kula (itu kakek saya). Sura

Manggala niku bergaule kalih (bergaulnya itu dengan) Iman

maune niku (gitu tadinya). Nah setelah kalih niku (setelah

demikian), eyange kula niku critane ing jaman perang niku

nrajang (kakek saya cerita bahwa pada jaman perang dulu ikut

berjuang). Terus teng mriki karena jaman riyin kan jaman

kulon istilahe nggih, nlusup-nlusup pada intine angsal tiyang

mriki (kemudian bisa sampai disini karena menyusup dan

dapat istri orang sini). Terus ngajaraken (mengajarkan)

masalah nggih niki intine kaya niku (yang intinya seperti itu).

Dadi intine sedaya iku mangga lah kados kula niki kan

pengesuh (jadi intinya silakan seperti saya ini kan pengasuh)

penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Kaweruh Hak 101 niku mboten ajeng istilahe ngrugekaken

sing pada intine niku kula badhe membela, membantu

pemerintah (tidak akan merugikan namun pada intinya saya

akan membela dan membantu pemerintah).”

P: “Nggih.”

R2: “Njentreng kawibawan niku (hal itu menunjukkan

kewibawaan). Karena penghayat kepercayaan pada umume

tiyang bodo (pada umumnya orang bodoh). Atine bodo tapi

domas (hatinya bodoh tapi domas/para emas). Bodo tapi

mangesthi kaya niku (bodoh namun menghayati seperti itu).

Makane kedah wonten sipat ngandele (makannya harus ada

sifat percayanya). Lha sipat ngandele napa (sifat percaya itu

apa)? Umpamane kawula wonten ing alam pepadhang

dituwuhaken wonten ing bumi nuswantara ing tanah Jawa

(misalnya kita ada dalam alam terang kemudian dimunculkan

di bumi nusantara, di tanah Jawa). Niku se Indonesia tapi tetep

teng tanah Jawa (memang orang Indonesia namun di tanah

Jawa). Wonten tulisane (ada tulisannya), adat, budaya, tradisi,

bahasa, sampai tulisan.”

P: “Nggih.”

R2: “Lha, kula ajeng mboten (makannya saya mau)

menghindari kepripun (bagaimana)? Lha niku pada intine niku

hake kula (hal itu pada intinya adalah hak/kodrat saya). Jadi

kaya niku (jadi seperti itu). Jadi bisa ngedalaken ajaran niki

niku merangkum, menyusun, niki pada intine men supados

ngerti, mangertos bahwa wong Jawa niku wonten ajaran dan

tuntunane (jadi bisa mengeluarkan ajaran ini adalah untuk

merangkum, menyusun, yang pada intinya supaya mengerti

bahwa orang Jawa ada ajaran dan tuntunannya sendiri). Jadi

mboten ming pakem tok (jadi bukan hanya hukum/doktrin

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

Awalnya Kaweruh

Hak 101 didirikan

untuk membantu

pemerintah

mengusir bangsa

penjajah Jepang

maupun Belanda.

Sifat percaya

menjadi dasar untuk

memegang prinsip

hak.

(2.189-202)

Prinsip hak sudah

menjadi kodrat

sebagaimana ras

akibat kelahiran.

(2.204-206)

Kodrat prinsip hak

menimbulkan agama

tradisi (ajaran

kebenaran sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

122

saja). Pakem tok perkara ning cangkem ming ilang (kalau

hanya hukum berarti hanya dimulut yang cepat hilang).”

P: “Ilang (hilang).”

R2: “Niku mungguhe penghayat niku kaya niku (jadi kalau

terkait dengan penghayat adalah seperti itu).”

P: “Kalau yang pertama itu kan mbah Iman?”

R2: “Slira Diwisma.”

P: “Nika (itu) yang pertama mendapat wahyu?”

R2: “Wahyu. Nggih. Tapi kan setelah itu sudah punah. Sudah

punah setelah itu, saya kan kemarin terus terang, dari sekolah

kelas empat SD, saya sudah berjalan puasa. Dengan sendirinya

kula istilahe napa (saya istilahnya apa), saged mesti tiap weton

kula mesti puasa (bisa memastikan setiap weton saya pasti

puasa). Lha terus, terus ngelampahi, ya jenenge riwayat hidup

nggih, kula seneng istilahe maneges maring penguwasaning

Gusti, lumantar weteng kula kentok, niku akhire kula angsal

pituduh-pitudhuh, sing pada intine ajaran ini mboten

ngrugekaken (kemudian melakukan itu terus, ya namanya

riwayat hidup ya, saya senang memastikan kepada kekuasaan

Tuhan melalui perut yang lapar, begitu akhirnya saya

mendapat petunjuk-petunjuk yang intinya ajaran ini tidak

merugikan).”

P: “Nggih.”

R2: “Artine kaya niki mboten ngrugekaken, sing ora corak-

corok, kan kaya gitu (artinya seperti ini tidak merugikan

adalah karena tidak digembar-gemborkan, jadi seperti itu).”

P: “Nggih.”

R2: “Setelah mriki-mriki-mriki kan kula merantau (setelah

makin kesini kan saya merantau). Merantaupun kula terus

melampahi puasa terus (meski merantau saya tetap melakukan

puasa terus). Kula perjalanan puasa niki nggih, apa adanya

(perjalanan puasa ini ya apa adanya). Jadi nek setiap wetone

kula tigang dinten (jadi kalau setiap weton saya puasa tiga

hari). Nek (yaitu) setiap rebu pon, kemis wage, jumat kliwon,

terus (kemudian) selasa kliwon, rebu legi, ro (dan) kemis

pahing. Terus minggu wage, senen kliwon, eh nganu dadi (oh

begini, jadi) senen pahing, selasa pon, rebu wage.”

P: “Nggih.”

R2: “Niku kula nek setahun pendhet ping sekawan kadang

ping gangsal (itu saya kalau setahun diambil untuk puasa

empat atau kadang lima kali). Berarti nek dikumpulkan niku

setahun sing puasa setengah tahun, sing boten setengah tahun

(berarti kalau dikumpulkan itu dalam setahun yang puasa ada

setengah tahun dan yang tidak puasa setengah tahun).”

P: “Nggih.”

R2: “Niku kula nek boten salah niku kirang langkung 15 tahun

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

prinsip hak).

(2.207-216)

Puasa sejak kecil,

sering mendapat

petunjuk gaib yang

intinya tentang

prinsip hak yang

tidak merugikan

pihak lain.

(2.223-236)

Pengalaman ruhani

dengan puasa keras.

(2.242-264)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

123

(saya kalau tidak salah menjalankan puasa itu selama 15

tahun).”

P: “Nggih.”

R2: “Na setelah kaya niku kula pun istilahe pun gadhah estri,

lan terang-terangan mawon, estri niku riyin neh kula merantau

(nah setelah seperti itu, saya punya istri, jujur saja, istri saya

itu didapat dari tanah rantau). Setelah merantau kula

menjalankan niki, boten kembul kaling wong wedok nem

tahun, boten nedhi sekul kalih ulam nem tahun, menyebabkan

susunan niku (setelah merantau saya menjalankan ini, tidak

berhubungan seks dengan istri selama enam tahun, tidak

makan nasi dan daging selama enam tahun, menyebabkan

susunan itu).”

P: “Nggih.”

R2: “Kula dengan sendirinya niki nulis, nyusun, sebab

mendukung sing wargane Iman, anake Iman, boten ngerti

intine sebab akibat, boten ngerti susunan niku boten, ming

ngertie wonten dhawuh ning sembayangane dereng mutlak

(saya dengan sendirinya ini menulis, menyusun, sebab

mendukung pengikutnya Iman, anaknya Iman, yang tidak tahu

intinya sebab akibat, tidak tahu susunan itu, hanya tahunya ada

perintah ilahi tapi sembahyangannya belum

mutlak/dibakukan).”

P: “Nggih.”

R2: “Yen baku, bakukan (kalau memang baku, bakukan)! Na.

Dadi sembahyangane do dibakukan (jadi sembahyangannya

dibakukan).”

P: “Nggih.”

R2: “Na setelah kula, istilahe rasa tanggung jawab,

dakwahaken ananing ajaran dan tuntunan (nah setelah itu saya

karena ada rasa tanggung jawab, diperintahkan untuk

mengajarkan adanya ajaran dan tuntunan ini). Kula akhire kula

tanggung jawab merga kula nglampahi piyambakan (saya

akhirnya bertanggung jawab karena saya mengalami sendiri).

Na dadi setelah niku, tiyang niku gadhah mungkin usiping

panguasaning Gusti, kula sing dados lantaran lha kula sing

perkembangan pertama iku pancen, umpamane wonten tiyang

sakit, semampune suwunaken kalih penguwasane Gusti,

ndilalah mantun, tumut (nah jadi setelah itu, orang itu mungkin

karena kehendak Tuhan, maka saya yang jadi perantara, dalam

perkembangan pertama dulu memang, misalnya ada orang

sakit, semampunya dimintakan kepada kekuasaan Tuhan,

ternyata sembuh, lalu ikut). Niku (gitu) lho.”

P: “Nggih.”

R2: “Lha terus wonteng tiyang sing ajeng merantau

umpamane, kangelan, ndilalah mriki, kula suwunaken saking

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

277

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

Puasa hubungan

seks dengan istri

juga dilakukan di

samping puasa

makan.

(2.266-275)

Buku ajaran doa

Kaweruh Hak 101

adalah hasil puasa

keras selama

bertahun-tahun.

(2.277-289)

Menyembuhkan

orang sakit adalah

sarana dakwah

ajaran Kaweruh

Hak.

(2.291-306)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

124

penguasaning Gusti nggih ndilalah keturutan (kemudian ada

orang yang ingin merantau misalnya, kesulitan, kebetulan

kesini, maka saya mintakan dari kekuasaan Tuhan, ya akhirnya

terkabul). Riki nggih boten saged nanging ming nyuwunaken,

keturutan, tumut (sini juga tidak bisa tapi hanya memintakan,

terkabul, dan ikut tergabung dalam Kaweruh Hak 101).”

P: “Nggih.”

R2: “Nggih enten sing ajeng ndaftar tentara (ada yang akan

jadi tentara), dadi guru umpamane sami keturutan (menjadi

guru misalnya, pada terkabul). Kula pada intine teng mriki

saged ngrembaka, niki intine kaya niku (semua hal itu intinya

bagi saya adalah agar Kaweruh Hak 101 bisa berkembang, ini

intinya seperti itu).”

P: “Nggih.”

R2: “Jadi menjalankan pertolongan sing (yang) secara tim.

Tapi kula boten istilahe ngaran-ngarani (saya tidak

menentukan apapun seperti biaya). Kula senes (saya bukan)

dukun. Umpamane mahar sementen niku boten (misalnya

mahar harus sebesar itu, tidak). Sukarela. Kula diwehi ya

maturnuwun, boten nggih boten napa-napa (saya diberi ya

terimakasih, tidak ya tidak apa-apa).”

P: “Nggih.”

R2: “Sebabe sing nyembuhaken, sing mantunaken sanes kula

(sebab yang menyembuhkan bukan saya). Kula (saya) sebagai

perantara. Dadi kaya niku (jadi seperti itu), mas Damar. Kula

sing jelas kaya niku (saya yang jelas seperti itu).”

P: “Nggih.”

R2: “Dadi niki kula memastikan niku, carane per jemaah, cara

kula nggih, men genah (jadi ini saya memastikan itu,

prinsipnya perorangan, supaya mereka bisa memahami).

Nggih napa malih kira-kira (nah apa lagi kira-kira)?”

P: “Mbok menawi besuk badhe wonten program penulisan,

wewarah, buku khusus kitab sucinipun, kula kalih mas Tian

niku siap (barangkali kelak ada program penulisan ajaran dan

buku khusus kitab suci, saya dan mas Tian itu siap

membantu).”

R2: “O enggih (o, ya) Siap. Maturnuwun (terimakasih). Kula

malah keleresan niku (saya malah kebetulan itu). Mungkin

panjenengan ngeprint mawon (mungkin anda yang mencetak

saja).”

P: “Supados bukune niku menarik ngaten (supaya bukunya

menarik, gitu).”

R2: “O njih, njih monggo (o, ya silakan). Matur nuwun

(trimakasih). Njih (ya).”

P: “Nggih (ya).”

R2: “Niki sing kathah nyuwun saking agama niku (ini yang

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

Keberhasilan

mendoakan orang

lain juga jadi sarana

penyebaran Ajaran

Kaweruh Hak.

(2.308-323)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

125

banyak minta dari kalangan agama). Saking agama niku nek

tiap disukani niku, o gilo niki sing tak goleki (dari agama bila

diberi itu mengatakan bahwa inilah yang dicari). Justru niku

sing kathah sing kiai (justru itu banyak yang kiai). Niki aneh

kayanipun (ini mungkin aneh).”

P: “Mbok bilih kula wonten contonipun (mungkin saya ada

contohnya). Sekedap (sebentar).”

R2: “Nggih.”

P: “Nika penghayatipun kula saking simbah turun temurun (ini

penghayatnya saya dan kakek turun temurun). Pusatipun teng

(pusatnya di) Magelang.”

R2: “Sinten namine (siapa namanya)?”

P: “E ajaran Umat Pransoeh Rama Resi Pransoeh

Sastrasuwignya.”

R2: “Oo, nggih nggih nggih (o, ya).”

P: “Na nika kados ngeten nika lak buku khusus kitab sucinipun

(nah seperti inilah buku khusus kitab sucinya).”

R2: “Nggih (ya). Sami (sama).”

P: “Nggih mbok menawi benjing Kaweruh Hak badhe ndamel,

kula kalih mas Tian saged mbantu (ya barangkali kelak

Kaweruh Hak akan membuat, saya dan mas Tian bisa

membantu).”

R2: “Njih njih matur nuwun (ya, ya terimakasih).”

P: “Nggih.”

R2: “Kula sing penting alon-alon tapi pasti dari pada mangkeh

buru-buru tapi boten kuat terutama pendanaane soale tiyang

niku kathah sing dibutuhkan (saya yang penting pelan-pelan

tapi pasti dari pada nanti buru-buru tapi tidak kuat terutama

pendanaannya soalnya orang itu banyak yang dibutuhkan).”

P: “Nggih.”

R2: “Sampun apik sanget (sudah bagus sekali).”

P: “Menawi tenggen kula nika sampun nate enten diskusi,

sebenarnya yang dimaksud dengan benar niku napa (kalau

ditempat saya pernah ada diskusi, sebenarnya yang dimaksud

dengan benar sendiri itu apa)? Kados wau (seperti tadi) kan

rasa jati rasa yang sebenarnya.”

R2: “Apa.”

P: “Apa sebenare niku (itu)?”

R2: “Nggih (ya). Cara istilahe saking (dari) Kaweruh Hak niku

(itu) rasa sing (yang) sebenernya apa?”

P: “Nggih.”

R2: “Nah rasa sing sakbenerna nggih pengrasane dewek (rasa

yang sebenarnya adalah perasaannya sendiri). Umpamane kaya

niki, umpamane teh, umpamane sing niki gula (misalnya

seperti ini, misalnya teh, misalnya yang memakai gula).

Umpamane rasa sing sebenere nek legi lah (misalnya rasa yang

344

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

370

371

372

373

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

Selingan tentang

teknis penulisan

buku ajaran

lanjutan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

126

sebenernya ya manis lah). Nah terus malih umpamane garem

(nah terus misalnya garam). Nek garem kudune nggih sik jelas

kudu asin (kalau garam yang jelas harus asin). Dadine rasa

sejati, lingkupe niku kathah (jadi rasa sejati memiliki lingkup

yang banyak).”

P: “Nggih.”

R2: “Makane pada intine niku apa sih rasa sing sebenere

(makanya pada intinya itu, apa sih rasa yang sebenarnya)?

Nggih leres niku panjenengan (ya benar itu anda).”

P: “Nggih.”

R2: “Rasa sing sabenere, cara ing perhitungan sing boten

goroh (rasa yang sebenarnya menurut perhitungan adalah yang

tidak berbohong). Rasane niku nggih niki umpamane salak,

nggih kudu rasa salah (rasa itu ini misalnya salak, ya rasanya

harus salak). Kan berarti boten goroh (kan berarti tidak

bohong)! Rasa jati niku nggih sebenere nggih ampun goroh

(rasa jati itu ya sebenarnya jangan bohong). Kaya niku (seperti

itu).”

P: “Nggih.”

390

391

392

393

394

395

396

397

398

399

400

401

402

403

404

405

406

407

408

409

410

Rasa sejati adalah

rasa dalam diri

sendiri. Rasa tidak

pernah bohong

(kecuali ada

kesalahan

neurologis).

Nampaknya yang

benar bukan yang

semata indrawi

empiris tapi rasional.

Kebenaran adalah

yang masuk nalar.

(2.400-409)

Rasa tidak pernah

bohong.

(2.415-428)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

127

Analisis Tema Utama: Pengambilan Data 1, 2, 3

Inisial Informan : Informan 2, Sesepuh 2 Kaweruh Hak 101

Pekerjaan : Wiraswasta dan buruh harian lepas

Alamat : Jl. Kapiworo, RT 1, RW 7, Desa Ayam Alas, Kec. Kroya, Kab. Cilacap.

Usia : 49 tahun

Pendidikan Terakhir : SLTP

Status : Menikah

Pekerjaan Istri : Wiraswasta

Hari / Tanggal : Jumat, 17 April 2015/ 23 Mei 2015/ 26 Juni 2015

Waktu : 18.00 – 20.00 WIB/ 18.00 – 20.00 WIB/ 18.00 – 20.00 WIB

Tempat Kegiatan : Rumah informan 2

Tabel. 2

Analisis Tema Utama

Tema Utama Kode Baris

Tema Utama 1: Rasa percaya dan tidak merugikan orang lain sebagai

prinsip dasar berketuhanan

- Prinsip ketuhanan intinya tidak merugikan orang lain atau pihak

lain dengan cara apapun.

- Ketuhanan dilandasi oleh rasa percaya.

- Sifat percaya menjadi dasar untuk memegang prinsip hak.

- Karena rasa tidak pernah bohong.

- Rasa adalah pengetahuan natural yang memang sudah dimiliki

diri sendiri.

- Rasa adalah kehidupan itu sendiri.

- Prinsip Hak melarang tindakan penyombongan diri dengan dalih

apapun.

- Kata-kata “sesuai jalur hukum” dan “jangan menentang

pemerintah” ini mungkin didorong oleh sejarah di mana pada

masa lalu masyarakat Cilacap pernah melakukan suatu gerakan

seperti Malari namun gagal. Sayang tidak ada dokumentasi

sejarah yang kredibel. Hal ini sebagai informasi tambahan yang

sebenarnya kurang sesuai dengan tujuan penelitian. Intinya,

penghayatan ketuhanan jangan menjadi dalih tindakan subversif.

- Puasa sejak kecil, sering mendapat petunjuk gaib yang intinya

tentang prinsip hak yang tidak merugikan pihak lain.

(2.110-123)

(2.1380-1391)

(2.189-202)

(2.415-428)

(2.1736-1737)

(2.1998-2001)

(2.717.727)

(2.4394-4420)

(2.223-236)

Tema Utama 2: Prinsip hak sebagai dasar kebenaran dan keselamatan.

- Prinsip hak sudah menjadi kodrat sebagaimana ras akibat

kelahiran.

(2.204-206)

Kode: Ver. B/1-2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

128

- Prinsip rasa jati mengarah ke arah ketuhanan.

- Tiap budaya memiliki tradisi spiritualnya atas dasar sosok

Utusan (nabi).

- Rasa adalah pengetahuan natural yang memang sudah dimiliki

diri sendiri.

- Kaweruh Hak adalah prinsip Hak yang memang ada dalam

setiap tradisi budaya termasuk Jawa.

- Kebenaran spiritual dalam rupa pelaksanaan ortodoksi

membawa keselamatan manusia (inilah inti konsep keselamatan

dalam prinsip hak).

- Mengulang kembali tentang prinsip hak. Ingat, keselamatan

lebih mudah diraih melalui jalan agama tradisi.

- Kebenaran juga didasarkan atas ortodoksi dan ortodoksi sendiri

selalu relevan dengan prinsip hak.

- Salah satu pelaksanaan prinsip hak adalah memiliki

pertanggungjawaban iman atas pilihan spiritualitas, jadi bukan

sekadar ikut-ikutan pihak tertentu. Rasa positif itulah kunci dari

prinsip hak ini.

- Kodrat prinsip hak menimbulkan agama tradisi (ajaran

kebenaran sesuai prinsip hak).

- Kebenaran adalah kesesuaian dengan pakem atau ortodoksi yang

sudah ada (idealnya).

- Contoh kebenaran ortodoktif: menjalankan aturan puasa.

(2.77-84)

(2.1515-1521)

(2.1736-1737)

(2.2752-2761)

(2.2913-2922)

(2.3939-3974)

(2.3975-3983)

(2.4001-4016)

(2.207-216)

(2.2861-2872)

(2.2874-2878)

Tema Utama 3: Ketuhanan dalam diri manusia (dan proses

pembentukannya)

- Perpaduan unsur ketuhanan dan alam membentuk mahluk

bernama manusia.

- Ramalan akurat, kemampuan ketuhanan dalam diri manusia.

- Ketuhanan dalam manusia mampu menimbulkan kemampuan

mukjizati demi kebaikan kehidupan.

- Puasa sejak kecil, sering mendapat petunjuk gaib yang intinya

tentang prinsip hak yang tidak merugikan pihak lain.

- Pengalaman ruhani dengan puasa keras.

- Puasa hubungan seks dengan istri juga dilakukan di samping

puasa makan.

- Buku ajaran doa Kaweruh Hak 101 adalah hasil puasa keras

selama bertahun-tahun.

- Menyembuhkan orang sakit adalah sarana dakwah ajaran

Kaweruh Hak.

- Keberhasilan mendoakan orang lain juga jadi sarana penyebaran

Ajaran Kaweruh Hak.

- Puasa adalah usaha menyucikan diri.

- Laku rohani adalah usaha untuk mengerti jati diri. Inilah unsur-

unsur jati diri.

- Sembuh dari sakit karna percaya kepada Tuhan YME (agama

(2.94-107)

(2.1452-1461)

(2.4018-4028)

(2.223-236)

(2.242-264)

(2.266-275)

(2.277-289)

(2.291-306)

(2.380-323)

(2.481-491)

(2.504-520)

(2.481-491)

(2.504-520)

(2.1282-1310)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

129

tradisi).

- Bertemu dengan sosok mistik setelah menyanyikan lagu ajaran

Kaweruh Hak 101. Sosok mistik ini nampaknya tidak terkait

dengan ketuhanan.

- Menjadi penghayat adalah panggilan ilahi.

- Laku spiritual tidak sampai menemukan wujud Tuhan.

(2.1783-1792)

(2.3552-3554)

(2.4334-4335)

Tema Utama 4: Mewujudkan ketuhanan dalam sembahyangan dan

selamatan

- Cara berketuhanan dengan kembali pada rasa sejati dengan

puasa weton dan doa semadi.

- Berketuhanan harus ada dalam tindakan nyata misalnya berupa

doa dan sembah pagi sore.

- Selamatan adalah kebaktian pada leluhur karna leluhur adalah

salah satu perwujudan ketuhanan.

- Berketuhanan harus ada dalam tindakan nyata misalnya berupa

doa dan sembah pagi sore.

- Sembah adalah doa wajib pagi sore, berbeda dengan doa minta-

minta yang dapat dilakukan setiap waktu.

- Perbedaan sembah dan kebaktian.

- Dupa adalah lambang pemujaan atau sembah pada Tuhan.

- Dupa adalah lambang doa kepada Tuhan, semoga diterima.

- Selamatan bulan mulud: mohon ampun atas tutur kata yang

kurang tepat.

- Selamatan bulan Sura: peringatan tahun baru Jawa untuk

menyucikan diri.

- Unsur Selamatan: Puasa, menahan diri dari godaan duniawi

yang menyenangkan raga/ nafsu.

- Unsur Selamatan, berdoa, tetap diwujudkan dengan usaha

manusiawi, tidak ada yang instan.

- Selamatan adalah wujud kebaktian kepada leluhur (bagian dari

ketuhanan).

- Makna selamatan: membantu leluhur yang belum manunggal

dengan Tuhan agar segera manunggal.

- Selamatan larungan berfungsi sebagai penyucian bahan

makanan, bersyukur pada Tuhan yang sudah memberi makanan.

(2.35-51)

(2.587-597)

(2.1975-1987)

(2.587-597)

(2.599-606)

(2.912-917)

(2.2778-2783)

(2.2813-2825)

(2.778-789)

(2.791-805)

(2.807-818)

(2.832-851)

(2.861-879)

(2.881-888)

(2.2049-2058)

Tema Utama 5: Wujud dan sifat ketuhanan

- Tuhan yang mencipta dunia, berbelas kasih, guru dunia, itu

adalah Panutan.

- Ketuhanan identik dengan hukum sebab akibat.

- Contoh perwujudan keberadaan Tuhan.

- Sosok gaib dapat dilihat sebagai perwujudan Tuhan.

- Tuhan selalu menyertai manusia.

- Bukan saya yang punya Tuhan tapi Tuhanlah yang memiliki

saya.

- Tuhan itu tanpa awal dan akhir, dan tidak berwujud. Dia terdiri

dari sifat-sifat kuasa yaitu hal-hal baik.

(2.527-541)

(2.1407-1417)

(2.1434-1444)

(2.1810-1823)

(2.2509-2519)

(2.2524-2534)

(2.4076-4089)

(2.4218-4234)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI … · Armstrong, 2003). Contoh institusi agama antara lain Katolik Roma, Katolik Ortodoks Rusia, Anglikan Kerajaan Inggris, Islam Sunni

130

- Karma adalah salah satu sifat ketuhanan.

- Ketuhanan bersifat seturut akal budi.

- Tuhan bersemayam dalam unsur alam yang memiliki kuasa.

- Tegas bahwa Tuhan disini tidak antropomorfik.

- Tuhan itu tanpa awal dan akhir, dan tidak berwujud. Dia terdiri

dari sifat-sifat kuasa yaitu hal-hal baik.

(2.4610-4611)

(2.2069-2084)

(2.2126-2130;

2.2146-2159)

(2.4076-4089)

Tema Utama 6: Kembali bersatu dengan Tuhan sebagai bentuk nyata

keselamatan di dunia dan akhirat.

- Tujuan akhir adalah bersatu dengan Tuhan.

- Manusia akan kembali kepada asal usulnya.

- Makna dupa dalam sembah. Asap dupa adalah lambang

kehidupan yang naik kembali menuju kepada Tuhan.

- Hakekat dari ajaran spiritual adalah kebersatuan dengan Tuhan.

- Persatuan manusia dengan Tuhan membuat manusia memiliki

sifat ketuhanan.

- Manusia harus tahu pulang ke mana setelah meninggal.

Kepulangan ini tergantung dari tradisi spiritual yang dijalankan.

- Gambaran kembali kepada kesatuan dengan Tuhan.

- Selamatan membantu leluhur untuk manunggal dengan Tuhan.

(2.2257-2265)

(2.2286-2293)

(2.2785-2811)

(2.3062-3076)

(2.3092-3100)

(2.4042-4048)

(2.4998-4999)

(2.2006-2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI