PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU...
Transcript of PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU...
-
ANALISIS NARATIF PADA FILM DOKUMENTER ALKINEMOKIYE
PRODUKSI WATCHDOC
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh
Habib Fadli Zein
NIM 1113051000105
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/ 2020 M
-
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Habib Fadli Zein
NIM : 1113051000105
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS NARATIF
PADA FILM DOKUMENTER ALKINEMOKIYE PRODUKSI
WATCHDOC” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan
tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam
penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya
bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat
dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 21 Juli 2020
Habib Fadli Zein
NIM 1113051000105
-
iii
ANALISIS NARATIF PADA FILM DOKUMENTER ALKINEMOKIYE
PRODUKSI WATCHDOC
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
Habib Fadli Zein
NIM 1113051000105
Pembimbing
Ade Rina Farida, M.Si
NIP. 197705132007012018
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/ 2020
-
iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul “ANALISIS NARATIF PADA FILM DOKUMENTER
ALKINEMOKIYE PRODUKSI WATCHDOC” telah diujikan dalam Sidang
Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada 27 Juli 2020. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos) pada
Jurusan Jurnalistik.
Jakarta, 27 Juli 2020
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Kholis Ridho, M.Si Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A
NIP. 19781142009121002 NIP. 197104122000032001
Anggota
Penguji I Penguji II
Dr. Rubiyanah, M.A Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A
NIP. 197308221998032001 NIP. 197104122000032001
Pembimbing
Ade Rina Farida,M.Si
NIP. 197705132007012018
-
v
ABSTRAK
Nama : Habib Fadli Zein
NIM : 1113051000105
Analisis Naratif Pada Film Dokumenter Alkinemokiye Produksi Watchdoc
Film dokumenter berjudul “ALKINEMOKIYE” bercerita tentang
perjuangan buruh dan pensiunan PT Freeport Indonesia di Timika, Papua. Para
pekerja buruh yang melakukan aksi mogok kerja menuntut kenaikan upah kerja
mereka yang semula $3,5 perjam menjadi $7,5 perjam. Hal ini menyebabkan 8000
karyawan PT.Freeport melakukan demo untuk menuntut hak mereka sebagai
pekerja yang memiliki resiko tinggi dalam kerjaannya. Disamping itu mereka
menuntut kenaikan upah karena sesuai dengan pendapatan dan keuntungan
PT.Freeport yang semakin naik.
Melihat uraian diatas peneliti memunculkan pertanyaan. Bagaimana narasi
yang ada pada alur film dokumenter Alkinemoikye ?. Peran tokoh apa saja yang
dimunculkan pada film alkinemokiye ?.
Penelitian ini dilakukan dengan mengobservasi alur film dokumenter
alkinemokiye menggunakan teori analisis naratif dengan pendekatan kualitatif.
Peneliti secara rinci menganalisa narasi yang dimunculkan dalam film tersebut
untuk mengetahui secara detil peran tokoh apa saja yang dimunculkan dalam film
dokumenter Alkinemokiye.
Hasil dari penelitian ini adalah film dokumenter ini menampilkan beberapa
tokoh yang berjuang menuntut kenaikan upah kerja mereka. Lalu, dalam film ini
dimunculkan konflik – konflik yang terjadi di penambangan emas milik
PT.Freeport seperti penembak gelap yang membunuh para pekerja dan juga warga
papua yang berada disekitar wilayah penambangan.
Kata Kunci: Konflik, Analisis Naratif, Freeport, Mogok Kerja
-
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT karena atas nikmat dan karuniaNya penelitian skripsi ini dapat berjalan
dengan baik tanpa halangan yang berarti. Shalawat dan serta salam juga tidak lupa
ditunjukkan kepada Rasulullah Muhamad SAW.
Begitu banyak kesan dan manfaat yang dirasakan oleh penulis saat
menyelesaikan skripsi ini. Penulis tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga
mendapatkan pelajaran bahwa tidak ada kesuksesan tanpa usaha dan kerja keras.
Penelitian skripsi ini tentu memiliki beragam tantangan dalam
pengerjaannya. Namun, dengan adanya dukungan dan semangat dari berbagai
pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya. Karena itu,
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Dr. Suparto, M.Ed., Wakil Dekan I, Dr. Siti Napsyiah, Wakil Dekan II
Dr. Sihabuddin Noor, M.Ag., dan Wakil Dekan III Drs. Cecep Sastra Wijaya,
M.A.
2. Ketua Program Studi Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si., Sekertaris Program
Studi Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A yang begitu bijaksana,
sabar, dan telah meluangkan waktunya untuk berkonsultasi dan membantu
dalam hal perkuliahan.
3. Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A, sebagai Dosen Pembimbing yang telah
begitu bijaksana memberikan ilmu dan waktunya kepada penulis di tengah
kesibukannya yang padat, serta membimbing penulis dengan sabar hingga
skripsi ini selesai dengan baik.
4. Ade Rina Farida, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing yang telah begitu bijaksana
memberikan ilmu dan waktunya kepada penulis di tengah kesibukannya yang
padat, serta membimbing penulis dengan sabar hingga skripsi ini selesai
dengan baik.
-
vii
5. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan
senantiasa sabar dalam memberikan membelajaran.
6. Orang tua tercinta, Bapak saya Drs. Eddie Kurnia dan Ibu Laela Jamilah yang
sangat luar biasa memerjuangkan dan mendukung saya untuk bisa meraih
pendidikan setinggi-tingginya, memberikan kasih sayang dan doa yang tak
terhingga sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Istri saya tercinta, Atika Sundari, S.Pd. SD yang selalu memberikan dukungan
kepada saya dan juga selalu mendampingi saya dalam merampungkan skripsi
ini.
8. Kepada Dhandy Laksono yang karya filmnya telah di teliti untuk skripsi ini.
9. Teruntuk kakak saya, Fikri Habibullah Muharram,LC dan kakak ipar saya
Hartya Trisnanti, STP yang selalu memberi motivasi dan dukungan tiap saat.
10. Segenap keluarga besar Multitalent Project yang selalu memberikan tempat dan
waktu bagi saya untuk belajar dan berkarya.
11. Untuk teman-teman Jurnalistik 2013, Aldiansyah Nurrachman, Irfan Farhani,
Rheza Alfian, Muharromah dan kawan-kawan lain yang tidak bisa saya
sebutkan semua satu persatu. Terima kasih telah banyak membantu dan
memberi dukungan kepada saya. Semoga kita sukses dan silaturahim di antara
kita tetap terjaga sampai kapan pun.
12. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi civitas akademika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta maupun bagi khalayak luas.
Aamiin Ya Rabbal Alamiin
Jakarta, 21 Juli 2020
Habib Fadli Zein
-
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ......... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 5
D. Metodologi Penelitian ................................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 8
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 12
A. Pengertian Film ........................................................................... 12
B. Jenis - jenis Film...........................................................................14
C. Film Dokumenter.........................................................................16
D. Analisis Naratif ............................................................................ 21
E. Pengertian Naratif ........................................................................ 22
BAB III GAMBARAN UMUM.......................................................................... 31
A. Profil Watchdoc ........................................................................... 31
1. Nilai, Visi, dan Misi Watchdoc ............................................ 3333
2. Karya-karya Wacthdoc ............................................................ 34
B. Sejarah Singkat PT. Freeport ................................................... 3838
-
ix
C. Sinopsis Film ALKINEMOKIYE ........................................... 4040
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA .................................................... 45
A. Analisis dan Pembahasan ............................................................ 45
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 70
A. Kesimpulan .................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75
LAMPIRAN ......................................................................................................... 77
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
PT Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-
McMoRan Copper & Gold Inc. PT Freeport Indonesia menambang, memproses dan
melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak.
Perusahaan ini beroperasi di daerah dataran tinggi Tembagapura, Kabupaten
Mimika, Provinsi Papua, Indonesia. Freeport Indonesia memasarkan konsentrat
yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.
Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua,
masing-masing tambang Erstberg (dari 1967) dan tambang Grasberg (sejak 1988),
di kawasan Tembaga Pura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Freeport
berkembang menjadi perusahaan dengan penghasilan 2,3 miliar dolar AS. PT
Freeport mengklaim telah menyumbang sebesar 33 miliar dolar dari tahun 1992–
2004. Angka ini hampir sama dengan 2 persen PDB Indonesia. Dengan harga emas
mencapai nilai tertinggi dalam 25 tahun terakhir, yaitu 540 dolar per ons, Freeport
diperkirakan akan mengisi kas pemerintah sebesar 1 miliar dolar.
Pada tahun 2003 Freeport Indonesia mengaku bahwa mereka telah
membayar TNI untuk mengusir para penduduk setempat dari wilayah mereka.
Menurut laporan New York Times pada Desember 2005, jumlah yang telah
dibayarkan antara tahun 1998 dan 2004 mencapai hampir 20 juta dolar AS. Freeport
Indonesia sering dikabarkan telah melakukan penganiayaan terhadap para
https://id.wikipedia.org/wiki/Freeport-McMoRan_Copper_%26_Gold_Inc.https://id.wikipedia.org/wiki/Freeport-McMoRan_Copper_%26_Gold_Inc.https://id.wikipedia.org/wiki/Tembagapurahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Mimikahttps://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Mimikahttps://id.wikipedia.org/wiki/Provinsi_Papua
-
2
penduduk setempat. Pada Tahun 2011 seorang buruh bernama Petrus Ajam Seba
seorang buruh di PT. Freeport terbunuh.1
Banyak warga Papua yang melakukan aksi mogok kerja karena alasan
mereka bayaran yang diperoleh tidak sesuai dengan keuntungan yang di dapatkan
oleh PT. Freeport, sehingga mereka menuntut kenaikan upah kerja yang awalnya
USD 3,5 /jam menjadi USD 7,5 /jam. Apalagi para pensiunan pekerja tambang
emas tersebut tidak mendapatkan jaminan dihari tua melainkan hanya janji – janji
palsu yang diberikan oleh PT. Freeport, akibatnya banyak pensiunan yang memilih
menggadaikan rumahnya untuk membuka warung kecil sebagai penyambung
hidup, hal itu dapat kita temui dalam cuplikan film dokumenter ALKINEMOKIYE.
Berkaitan dengan peristiwa ini, pemberitaan media massa, baik media cetak
maupun media elektronik seperti televisi juga berperan aktif dalam menyampaikan
perkembangan dari peristiwa tersebut. Penggunaan media massa untuk
penyampaian pesan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi komunikasi yang
ada, sehingga timbul komunikasi melalui media massa.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang sangat mengandalkan pada
ketepatan jumlah pesan yang disampaikan dalam waktu yang singkat.2 Media massa
sendiri adalah media yang digunakan sebagai sarana komunikasi yang melibatkan
penerima pesan yang tersebar dimana-mana tanpa diketahui keberadaannya. Media
massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak dengan menggunkan alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar,
1 Kronologis bentrok PT. Freeport,(https://www.tribunnews.com/regional/2011/10/11/kronologis-
bentrok-pt-freeport,diakses 22 Oktober 2019, 14:25 WIB) 2 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.3.
https://www.tribunnews.com/regional/2011/10/11/kronologis-bentrok-pt-freeport,diakseshttps://www.tribunnews.com/regional/2011/10/11/kronologis-bentrok-pt-freeport,diakses
-
3
film, radio, televisi serta internet. Media massa mempunyai beberapa peranan
penting yang dimainkan dalam masyarakat.3
Salah satu media yang mengangkat kasus mengenai perlawanan masyarakat
Papua terhadap kebijakan Pemerintah Indonesia ini adalah Watchdoc, sebuah
rumah produksi yang mendokumentasikan hasil liputan reportase mengenai kasus
mogoknya pekerja PT. Freeport di Kabupaten Mimika Papua yang kemudian di
kemas menjadi sebuah film dokumenter yang berjudul ALKINEMOKIYE.
Film sendiri merupakan medium komunikasi yang sangat efektif dalam
menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat. Karena dengan kelebihan yang
dimiliki film, pesan-pesan audio visual. Film dokumenter juga dikenal sebagai film
yang mendokumentasikan peristiwa nyata, dilakukan pada lokasi yang
sesungguhnya. Juga sebuah gaya dengan efek realitas yang diciptakan dengan cara
penggunaan kamera, suara, dan lokasi. Karena itu, film dokumenter bisa menjadi
wahana untuk mengungkapkan realitas dan menstimulasi perubahan.4
Untuk mengungkap maksud dari film tersebut, peneliti menggunakan teori
analisis naratif. Naratif adalah salah satu bentuk wacana yang terikat oleh unsur
perbuatan dan waktu. Naratif merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha
mengisahkan sautu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah audiens
mengalami sendiri peristiwa tersebut.5 Naratif juga sebuah teori yang mencoba
mempelajari perangkat dan konvensi yang mengatur organisasi cerita (fiksi atau
3 Paul F, Lazarsfeld and Robert K. Merton, Media Studies: Mass Communication, Popular
taste and Organized Sosial Action, 2nd ed. (New York: NY University Press, 2000), h. 19. 4 Dzinga Vetrov, Defining Documentery Film (New York: LB Tauris, 2007), h.1-5. 5Gorys Keraf, Argumentasi dan Naratif (Jakarta: Gramedia, 1994), h.135.
-
4
factual) secara berurutan, dan bagaimana hal tersebut memengaruhi penontonnya
dengan berbagai cara.6
Ada beberapa tokoh yang membahas secara mendalam teori naratif ini,
diantaranya Tzvetan Todorov dan Vladimir Propp. Tzvetan Todorov menekankan
teori naratifnya pada keseimbangan cerita dan membaginya ke dalam tiga alur,
yaitu awal, tengah, dan akhir.7 Sedangkan Vladimir Propp menekankan teori
naratifnya pada pelaku (peran) yang dimunculkan dalam sebuah cerita.8
Dengan latar belakang seperti dijelaskan sebelumnya, peneliti akhirnya
mengangkat penelitian yang berjudul: “Analisis Naratif Pada Film Dokumenter
Alkinemokiye Produksi Watchdoc”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Pada film ini, penelitian membatasi objek penelitian hanya pada
aspek alur cerita dan tokoh (peran) yang dimunculkan film dokumenter
yang berjudul ALKINEMOKIYE karya Watchdoc yang di upload pada
tanggal 10 Februari 2012.
2. Rumusun Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah utama
yang dititikberatkan pada penelitian ini adalah bagaimana film dokumenter
ALKINEMOKIYE dinarasikan? Lebih khusus pertanyaan skripsi ini adalah:
6 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, 3rd ed (London: Routledge,
2003),h.32. 7 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, 3rd ed.,h.33. 8 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, 3rd ed. h.32.
-
5
a. Bagaimana alur cerita dalam film dokumenter Alkinemokiye ?
b. Peran (tokoh) apa saja yang dimunculkan oleh film dokumenter
ALKINEMOKIYE ?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara
detil narasi film dokumenter ALKINEMOKIYE, selain itu penelitian ini juga
bertujuan:
a. Untuk menganalisa narasi pada alur film dokumenter Alkinemokiye
b. Untuk mengetahui peran (tokoh) apa saja yang dimunculkan oleh
film dokumenter ALKINEMOKIYE.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif
bagi pengembangan wacana keilmuan khususnya di bidang media serta
jurnalistik, serta diharapkan mampu menjadi referensi khususnya bagi
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
ingin mengetahui mengenai film dokumenter.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan bagi
akademisi, praktisi jurnalistik, mahasiswa jurnalistik dan pembaca pada
umumnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh
lapisan masyarakat yang ingin belajar mengenai analisis film
dokumenter dengan pendekatan analisis naratif.
-
6
D. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Riset ini bertujuan untuk
menjelaskan fenomena atau sesuatu yang terjadi sedalam-dalamnya melalui dua
sumber data, yaitu data primer dan data sekunder. Data premier diperoleh dari
gambar dan visual serta naskah dari film dokumenter ALKINEMOKIYE,
sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang mendukung data
premier seperti buku, kamus, jurnal, berita di media massa mengenai mogok massal
sebagian pekerja di PT.FREEPORT juga perkembangan kasusnya, serta
wawancara.
Menurut Crasswell yang dikutip dalam buku karya Agus Salim, beberapa
asumsi dalam pendekatan kualitatif yaitu pertama, peneliti kualitatif lebih
memperhatikan proses daripada hasil. Kedua, peneliti kualitatif lebih
memperhatikan interpretasi. Ketiga, peneliti kualitatif merupakan alat utama dalam
pengumpulan data dan analisis data serta peneliti kualitatif harus terjun langsung
ke lapangan, melakukan observasi di lapangan. Keempat, peneliti kualitatif
menggambarkan bahwa peneliti terlibat dalam proses interpretasi data, dan
pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar.9
Tujuan dari penulisan skripsi ini hanya memberi gambaran oleh karena itu
penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif timbul karena ada atau
munculnya suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada
kerangka teoritis untuk menjelaskannya. Artinya penelitian deskriptif digunakan
untuk mendapat suatu gambaran yang dapat menjelaskan peristiwa menarik
tersebut. Metode kualitatif dengan desain deskriptif, yaitu penelitian yang memberi
9 Agus Salim, Teori dan Paradigma Sosial dari Denzin Guba dan Penerapannya,
(Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 2001) h.204.
-
7
gambaran secara cermat mengenai individu atau kelompok tertentu serta tentang
keadaan dan gejala yang terjadi.
Untuk mempertajam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis
naratif atau narasi. Lebih khusus, naratif yang digunakan adalah naratif milik
Tzvetan Todorov dengan teori naratifnya yang menekankan pada keseimbangan
cerita dan membaginya menjadi beberapa alur, yaitu alur awal, tengah dan akhir.
Juga analisis naratif milik Vladimir Propp yang menekankan tentang pelaku.10
1. Subjek dan objek penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah film dokumenter ALKINEMOKIYE
sedangkan objek penelitian ini adalah potongan gambar serta visual yang
terdapat dalam film tersebut berdasarkan alur cerita awal, tengah, dan akhir,
serta peran para aktor dalam film tersebut.
2. Sumber Data
a. Data primer, adalah data yang diperoleh dari gambar dan visual serta
Naskah film dokumenter ALKINEMOKIYE yang kemudian dipilih dan
ditentukan agar mendukung penelitian ini.
b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur yang
mendukung data primer seperti buku, kamus, jurnal, berita di media massa
mengenai mogoknya 8.000 karyawan PT. FREEPORT.
3. Teknik Penelitian
a. Dokumentasi
Dokumentasi tersebut berupa tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku,
naskah, dokumen ataupun arsip-arsip lain yang terkait dengan pembahasan
10Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, 3rd ed. h. 33.
-
8
penelitian ini. Dari dokumentasi tersebut, nantinya akan peneliti gunakan
untuk mengumpulkan data dengan mempelajari bahan tertulis sehingga dapat
membantu peneliti dalam mencari informasi yang terkait dengan
permasalahan penelitian.
4. Pedoman penulisan
Penulisan dalam penelitian ini menggunakan teknik yang mengacu
pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality
Development and Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini mengunakan beberapa referensi yang dapat
dijadikan ajuan. Tinjauan pustaka yang dipilih adalah skripsi yang
disusun oleh Muharromah dengan judul “Konflik Agraria Suku Marind
Orang Mahuze dan Kebijakan Pemerintah Indonesia : Studi Film
Dokumenter The Mahuzes Karya Watchdoc””. Dalam penelitian tersebut
dijelaskan dan digambarkan bagaimana tujuh adegan yang diteliti tersebut
memiliki makna denotasi di mana para jurnalis melakukan proses
peliputan jurnalistik di wilayah konflik bersenjata.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah
metodologi kualitatif, yaitu pendekatan penelitian yang datanya tidak
menggunakan data statistik, namun dalam bentuk narasi atau gambar-
gambar. Sifat dari penelitian tersebut adalah deskripif yang memaparkan
-
9
sebuah situasi atau perstiwa. Adapun teori yang digunakan dalam
penelitian tersebut adalah teori simiotika model Roland Barthes.
Selain skripsi di atas, peneliti juga meninjau skripsi yang ditulis
Awwaliyah Nasyiah Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul
“Semiotika Citra Kesultanan Turki Usmani Dalam Film Dracula
Untold”. Pada skripsi Awwaliyah, dijelaskan bagaimana film Dracula
Untold membangun citra positif dan negatif Turki Usmani. Citra positif
dalam film Dracula Untold terhadap Turki Usmani yang digambarkan
Awwaliyah adalah memiliki prajurit yang tangguh dan memiliki wilayah
kekuasaan yang luas. Sedangkan citra negatifnya, Turki Usmani adalah
dinasti yang kejam, selalu mengedepankan kekerasan dalam mencapai
kehendaknya.
Penelitian Awwaliyah menggunakan pendekatan kualitatif dengan
analisis semiotika Rolland Barthes, yakni mencari makna denotasi,
konotasi, dan mitos. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan
konseptualisasi tentang citra, yakni citra positif dan negatif.
Selanjutnya, peniliti juga meninjau skripsi R. Novayana Kharisma
Mahassiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang
berjudul “Representasi Kekerasan Dalam Film Rumah Dara: Studi
Analisis Semiotik Tentang Representasi Kekerasan Dalam Film Rumah
Dara”. Pada penelitian tersebut, dijelaskan bahwa dalam film Rumah
-
10
Dara ditemukan perilaku kekerasan fisik, kekerasan seksual, kekerasan
verbal, dan kekerasan psikologis. Kekerasan tersebut dilakukan karena
ingin menyelamatkan diri dari serangan keluarga Ibu Dara yang dialami
tokoh-tokoh utama, kekerasan yang dihadirkan merupakan bumbu untuk
menimbulkan kengerian dan ketakutan bagi penontonnya.
Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif
dengan analisis semiotika John Fiske (grammar and tv culture) melalui
level realitas, level representasi, dan level ideologi. Pada level realitas,
dianalisis penandaan yang terdapat pada kostum, make up, setting dan
dialog. Selanjutnya, pada level representasi dianalisis penandaan pada
level kerja kamera, pencahayaan dan penataan suara. kemudian pada
ideologi dianalisis penandaan terhadap ideologi yang terkandung dalam
film.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penelitian ini, peneliti menyusunnya ke dalam lima
bab. Diawali dari bab I yaitu pendahuluan, hingga bab V yang berisi penutup berupa
kesimpulan dan saran. Masing-masing bab memiliki sub-bab, berikut
penjelasannya:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan-batasan
masalah, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II KERANGKA TEORITIS
-
11
Bab ini membahas tentang konflik, agraria, dan konflik agraria. Dalam bab
ini juga dijelaskan film dokumenter, analisis naratif, dan teori naratif menurut
Tzvetan Todorop dan Vladimir Propp.
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini menggambarkan mengenai Watchdoc selaku pembuat Film
ALKINEMOKIYE yang kemudian dilengkapi dengan sinopsis film tersebut. Selain
itu,pada bab ini juga dijelaskan mengenai sejarah singkat berdirinya
PT.FREEPORT dan Kebijakan Pemerintah Indonesia terkait pendapatan Negara.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini membahas tentang analisis naratif berupa alur cerita dari awal,
tengah, dan akhir, juga pelaku (peran) berdasarkan temuan data dari film
ALKINEMOKIYE serta penggambaran konflik yang terjadi pada film tersebut.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan penelitian terhadap beberapa pertanyaan dari rumusan
masalah yang kemudian diikuti oleh saran dari peneliti.
-
12
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Film
1. Film
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film adalah selaput tipis
yang dibuat dari selluloiduntuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat
potret) atau tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). 11 Film
adalah potongan gambar berupa adegan yang mempunyai jalan cerita maju,
mundur atau campuran dan di dalamnya memiliki pesan kepada penonton.
Lumiere bersaudara membuat penemuan yang dapat menampilkan
orang yang duduk dalam ruang gelap menonton gambar bergerak yang
diproyeksikan ke layar. Pada tahun 1985 melalui alat cinematographe sebuah
alat berfungsi fotografi sekaligus alat proyeksi. Thomas Edison (1896)
kemudian menemukan Vitascope yang diputar perdana di New York,
sehingga dimulailah industri film.12
Film seperti pabrik mimpi, yang membuat orang menonton agar dapat
merasakan dan mencari-cari apakah ada kesusuaian antara pengalaman
pribadi dengan cerita film, dengan itu banyak pelajaran penting di dalamnya.
Sehingga film dapat membentuk budaya khalayak dalam kehidupan sehari-
hari, kita dapat meniru cara berbicara, gaya, mode, dari para aktris di
11Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002),h. 316. 12 Apriadi Tamburaka, Literasi Media: CERDAS BERMEDIA KHLAYAK MEDIA MASSA,
(Depok: Raja Grafindo Persada, 2013), h. 60-61.
-
13
dalamnya, bahkan penonton dapat memperoleh pengetahuan baru di
dalamnya yang tidak pernah terintas di benak sebelumnya. Ada tiga
komponen penting dalam industri fim di Amerika Serikat yakni: (1) produksi
film, (2) distribusi film, (3) pemutaran film.13
Film dianggap lebih sebagai media hiburan ketimbang media
pembujuk, namun yang jelas, film sebenarnya punya kekuatan bujukan atau
persuasi yang besar. Kritik publik dan adanya lembaga sensor juga
menunjukan bahwa sebenarnya film sangat berpengaruh. 14
Dilihat dari sejarahnya, penemuan film sebenarnya berlangsung
cukup panjang. Ini disebabkan karena film melibatkan masalah-masalah
teknik yang cukup rumit, seperti masalah optik, lensa, kimia, proyektor,
kamera, roll film, bahkan sampai pada masalah psikologi. Usaha untuk
memepelajari bagaimana gambar dipantulklan lewat cahaya, konon telah
dilakukan sekitar 600 tahun sebelum masehi. Ketika itu Archimedes berusaha
memantulkan cahaya matahari kearah kapal-kapal perang romawi untuk
mempertahankan Syracuse. Benar tidaknya cerita ini, yang jelas bahwa usaha
memproyeksikan bayangan gambar telah dilakukan pada tahun 1645 oleh
seorang pendeta Jerman bernama Athanasius Kinscher dengan memakai
lentera untuk pelajaran agama College Romano. Namun bayangan yang
13 Apriadi Tamburaka, Literasi Media: CERDAS BERMEDIA KHLAYAK MEDIA MASSA,
h. 63-64. 14William L. Rivers, Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2003), ed.2, h. 252.
-
14
dibuat itu belum pernah ada yang melihat sebelumnya, sehingga para murid-
muridnya menyebut sebagai permainan setan. 15
B. Jenis-jenis Film
Dalam perkembangannya, baik karena kemajuan teknik-teknik
yangsemakin canggih maupun tuntutan masa penonton, pembuat film
semakinbervariasi. Untuk sekedar memperlihatkan variasi film yang
diproduksi, makajenis-jenis film dapat digolongkan sebagai berikut:16
1. Teatrical Film (Film teaterikal)
Film teatrikal disebut juga film cerita, merupakan film yang
didalamnya terdapat unsur drama yang memainkan emosi penonton. Film
teatrikal ini digolongkan mejadi empat, yakni:
a. Film Aksi (Action film), film yang adegannya sebagian besar
menonjolkan kekutan fisik serta ketangkasan dalam bertarung seperti
peperangan, tembak-tembakan, perkelahian dan adegan yang
mendebarkan lainnya. Misalnya film The Avengers , The Transporter,
dan film tentang superhero.
b. Film Spikodrama, semacam film horror yang bertemakan mengenai
kekuatan supernatural, maupun hal-hal yang gaib. Misalnya film
MUNAFIK, MEREKA YANG TAK TERLIHAT, DANUR.
15Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.
137. 16 Yoyon Mudjiono, Kajian Semiotika Dalam Film, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 1, No.1,
April 2011, h. 133.
-
15
c. Film komedi, film yang isi ceritanya tentang kelucuan para aktor/aktris.
Alur ceritanya penuh lelucon sehingga tidak kaku dan membuat
penonton tertawa. Misalnya film warkop, Mr.Bean.
d. Film musik, dalam film musik ini beberapa dialog antar tokoh biasanya
dijadikan lagu hingga para aktor/aktris diharuskan untuk bernyanyi.
Misalnya film petualangan sherina, lala-land.
2. Film Non-teaterikal (Non-teatrical film)
Film-film jenis ini lebih cenderung untuk menjadi alat komunikasi
untuk menyampaikan informasi (penerangan) maupun pendidikan. Film
non-teaterikal dibagi menjadi tiga jenis yakni:17
a. Film pendidikan, film ini adalah untuk para siswa yang sudah
tertentu bahan pelajaran yang akan diikutinya. Sehingga film
pendidikan menjadi pelajaran ataupun instruksi belajar yang
direkam dalam wujud visual. Isi yang disampaikan sesuai dengan
kelompok penontonnya, dan dipertunjukkan di depan kelas. Setiap
film ini tetap memerlukan adanya guru atau instruktur yang
membimbing siswa.18
b. Film animasi, atau film kartun ceritanya biasanya campur. Ada yang
drama, komedi, action, namun aktor/aktris yang ditampilkan
17Yoyon Mudjiono, Kajian Semiotika Dalam Film, Jurnal Ilmu Komunikasi, h. 134. 18Yoyon Mudjiono, Kajian Semiotika Dalam Film, Jurnal Ilmu Komunikasi, h. 135.
-
16
tidaklah nyata melainkan sebuah animasi. Misalnya film produksi
Walt Disney.
c. Film dokumenter, adalah film yang ceritanya diangkat dari kisah
nyata. Alur ceritanya dibuat semirip mungkin dengan kejadian asli.
Film dokumenter dibuat dengan tujuan tertentu misalnya untuk
pendidikan, sosial, propaganda, dan menyampaikan suatu informasi.
C. Film Dokumenter
Dibandingkan produksi film fiksi, produksi film dokumenter hanya
membutuhkan tim kecil, umunya dua hingga lima orang. Jumlah tim yang
sangat sedikit ini sangat efektif dan praktis jika saat syuting diperlukan
gerak yang cepat dan leluasa. Dengan begitu kamera selalu siap merekam
gambar peristiwa yang tiap saat dapat saja terjadi tanpa diduga atau
direncanakan.19
Dari beberapa jenis film yang ada, film dokumenter menjadi pilihan
cocok untuk dijadikan sumber belajar oleh guru di sekolah bagi siswa-
siswanya. Karena film dokumenter merupakan penuturan fakta-fakta yang
sebenarnya sehingga tidak ada perekayasaan dalam produksinya. Film
dokumenter yang dijadikan dalam proses pembelajaran adalah film-film
yang mengangkat tema kebudayaan baik adat istiadat maupun kesenian-
kesenian daerah dan juga tema yang berkaitan dengan keilmuan, apapun
bidang keilmuannya seperti biologi, sejarah, fisika dan lainnya selagi
19Gerzon R. Ayawaila, Dokumenter, Dari Ide Sampai Produksi, (Jakarta: FFTV-IKJ Press,
2008), h.8.
-
17
pemaparan dalam film dokumenternya memberi pengetahuan yang positif
kepada penontonnya.20
Ada empat kriteria yang menerangkan bahwa dokumenter adalah film
nonfiksi.21
1. Setiap adegan dalam film dokumenter merupakan rekaman
kejadian sebenarnya, tanpa interpretasi imajinatif seperti halnya
dalam film fiksi. Pada dokumenter latarbelakang harus spontan
otentik dengan situasi dan kondisi asli (apa adanya).
2. Yang dituturkan dalam film dokumenter berdasarkan peristiwa
nyata (realita), sedangkan pada film fiksi isi ceritanya berdasarkan
karangan (imajinatif).
3. Sebagai sebuah film nonfiksi, sutradara melakukan observasi pada
suatu peristiwa nyata lalu melakukan perekaman gambar sesuai
dengan apa adanya.
4. Apabila struktur cerita pada film fiksi mengacu pada alur cerita
atau plot, dalam dokumenter konsentrasinya lebih pada isi dan
pemaparan.
Ada banyak tipe, kategori, dan bentuk penuturan dalam dokumenter.
Dalam beberapa hal terlihat adanya kemiripan; yang membedakan adalah
spesifikasinya. Belakang hari banyak juga dokumenter yang menggabungkan
20Riki Rikarno,Film Dokumenter Sebagai Sumber Belajar Siswa, Jurnal Ekspresi Seni, Vol
17, No. 1, Juni 2015, h. 132. 21Gerzon R. Ayawaila, Dokumenter, Dari Ide Sampai Produksi, h.23-24.
-
18
gaya dan bentuk dari bermacam pendekatan seni audio-visual. Beberapa
contoh yang berdasarkan gaya dan bentuk bertutur itu antara lain: 22
1. Laporan perjalanan.
Umumnya setiap perjalanan ekspedisi dibuat dokumentasinya,
baik berupa film maupun foto. Sekarang ini, tipe laporan perjalanan
memiliki variasi yang tidak selalu berupa rekaman perjalanan petualangan
tetapi juga perjalanan seseorang ke berbagai negara yang dianggap
memiliki panorama dan budaya unik. Bentuk dokumenter ini juga dikenal
dengan nama travel film, travel documenterary, adventure film, dan road
movies.
2. Sejarah
Umunya dokumenter sejarah berdurasi panjang. Dengan adanya
siaran televisi, dokumenter sejarah dapat direpresentasikan secara utuh,
mengingat lewat tayangan televisi dokumenter tersebut dapat ditayangkan
secara terperinci tanpa terikat oleh waktu sebagaimana film.
3. Potret/biografi
Isi film jenis ini merupakan representasi kisah pengalaman hidup
seorang tokoh terkenal ataupun anggota masyarakat biasanya yang riwayat
hidupnya diangap hebat, menarik, unik, atau menyedihkan. Bentuk potret
pada umunya berkaitan dengan aspek human interest, sementara isi tuturan
bisa merupakan kritik, penghormatan, atau simpati.
4. Perbandingan
22Gerzon R. Ayawaila, Dokumenter, Dari Ide Sampai Produksi, hal.41-53.
-
19
Dokumenter ini dapat dikemas ke dalam bentuk dan tema yang
bervariasi, selain dapat pula digabungkan dengan bentuk penuturan
lainnya, untuk mengetengahkan sebuah perbandingan.
5. Kontradiksi
Dari sisi bentuk maupun isi, tipe kontradiksi memiliki kemiripan
dengan tipe perbandingan. Hanya saja tipe kontradiksi cenderung lebih
kritis dan radikal dalam mengupas permasalahan. Perbedaan jelas anatara
perbandingan dan kontradiksi adalah: tipe perbandingan hanya
memebrikan alternative saja, sedangkan tipe kontradiksi lebih
menekankan pada visi dan solusi mengenai proses menuju suatu inovasi.
6. Ilmu pengetahuan
Dokumenter tipe ilmu pengetahuan terbagi dalam dua bentuk
kemasan, dengan tujuan publik berbeda. Bila ditunjukan untuk publik
khusus bisa disebut film edukasi, sedangkan jika ditunjukan untuk publik
umum dan luas disebut film instruksional.
7. Nostalgia
Dokumenter nostalgia bisa mengenai seorang wartawan perang,
yang setelah sekian tahun kemudian kembali ke lokasi tempat dia dulu
pernah bertugas meliput berita peperangan atau revolusi. Bentuk nostalgia
terkadang dikemas dengan menggunakan penuturan perbandingan, yang
mengetengahkan perbandingan mengenai kondisi dan situasi masa lampau
dan masa kini.
8. Rekonstruksi
-
20
Pada umunya, dokumenter bentuk ini dapat ditemui pada
dokumenter investigasi dan sejarah, termasuk pula pada film etnografi dan
antropologi visual. Dalam tipe ini, pecahan-pecahan atau bagian–bagian
peristiwa masa lampau maupun masa kini disusun atau direkontruksi
berdasarkan fakta sejarah.
9. Investigasi
Dokumenter invetigasi mencoba mengungkap misteri sebuah
peristiwa yang belum atau tidak pernah terungkap jelas. Yang dipilih
biasanya berupa peristiwa besar yang pernah menjadi berita hangan dalam
media massa. Tipe ini disebut pula investigative journalism, karena
metode kerjanya dianggap berkaitan erat dengan jurnalistik, karena itu ada
pula yang menyebutnya dokumenter jurnalistik.
10. Association picture story
Disebut juga sebagai film eksperimen atau film seni. Sejumlah
pengamat film menganggap bentuk ini merupakan jenis film seni atau
eksperimen. Di sini dapat dilihat dan dirasakan bahwa anasir musik
memiliki peran penting, yakni memberi nuansa gerak kehidupan yang
dapat membangkitkan emosi.
11. Buku harian
Dokumenter jenis ini disebut juga diary film. Dari namanya, buku
harian jelas bahwa bentuk penuturannya sama seperti catatan pengalaman
hidup sehari-hari dalam buku harian pribadi. Karena buku harian bersifat
pribadi, tak mengherankan bila terlihat pula penuturan dokumenter sangat
-
21
subjektif, karena berkaitan dengan visi atau pandangan seseorang terhadap
komunitas atau lingkungan tempat dia berada.
12. Dokudrama
Jenis dokumenter ini merupakan bentuk dan gaya bertutur yang
memiliki motivasi komersial. Karena itu subjek yang berperan di sini
adalah artis film. Cerita yang disampaikan merupakan rekonstruksi suatu
peristiwa atau potret mengenai sosok sesorang, apakah seorang tokoh atau
masyarakat awam.
D. Analisis Naratif
Analisis naratif ialah bagian dari kritik sastra yang melakukan
pendekatan terhadap teks dengan menggunakan kategori-kategori struktur
penyusun suatu kisah: plot, narator, tokoh, pembaca, sudut pandang,
waktu, dan tempat. Analisis ini memusatkan perhatian kepada teks secara
keseluruhan untuk menguak dunia kisah yang disajikan pengarang sebagai
suatu makna permukaan (surface meaning).
-
22
E. Pengertian Naratif
Teori naratif atau narasi adalah sebuah teori yang mencoba memahami
perangkat dan konvensi yang mengatur tentang sebuah cerita. Cerita tersebut
bisa cerita yang berbentuk fiksi atau fakta yang sudah disusun secara berurutan.
Hal ini memungkinkan khalayak untuk ikut terlibat dan masuk ke dalam cerita
tersebut.23
Analisis narasi berfokus pada struktur formal, namun tetap dalam
perspektif narasi. Dalam analisis narasi, teks dipandang sebagai sebuah jalinan
kisah(stories). Pesan yang sudah digarap kemudian dihadirkan atau diedit dalam
versisekuel suatu peristiwa, yang mana elemen-elemennya digambarkan dan
diberi karakter menurut struktur yang dipakainya. Prosedur analisis ini
memfokuskan pada rekonstruksi dan deskripsi dari struktur narasi yang menjadi
dasar dari pelaku, pilihan, kesulitan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
diri sang tokoh.24
Secara umum, analisis narasi mengharuskan kita mengungkapkan
struktur benda-benda kultural. Menaruh perhatian terhadap analisis narasi
menandakan bahwa kita tidak “terseret” oleh sebuah kisah yang kita teliti, tapi
tidak menolak untuk memercayai kisah tersebut. Kita mencoba menginterupsi
sebuah kisah guna menganalisis dan menyelidiki kisah tersebut.25
23 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, 3rd ed (London:
Routledge, 2003), Hal. 32.
24 Barie Gunter, Media Research Method (London: Sage Publication, 2000), Hal. 90.
25 Jane Stokes, How to Do Media and Cultural Studies: Panduan untuk
MelaksanakanPenelitian dalam Kajian Media dan Budaya (Yogyakarta: Bentang, 2006),
Hal.73.
-
23
Seperti kebanyakan pendekatan semiotik, analisis narasi mencoba untuk
memisahkan teks dari konteksnya.26Pengertian yang menarik mengenai definisi
narasi dikemukakan oleh Baringan, menurutnya ini merupakan cara mengelola
data spasial dan temporal menjadi penyebab dan menimbulkan efek
keterkaitannya sebuah peristiwa antara awal, tengah dan akhir cerita yang
kemudian menimbulkan penilaian tentang sifat dari kejadian tersebut.27 Segala
hal yang terjadi pasti disebabkan oleh sesuatu dan terikat satu sama lain oleh
hukum sebab akibat. Dalam sebuah film cerita sebuah kejadian pasti disebabkan
oleh kejadian sebelumnya.
Misalnya, pada shot A tampak seorang bocah sedang menendang bola
dan shot B memperlihatkan kaca jendela yang pecah. Shot B terjadi karena shot
A. Penonton akan mudah memahaminya karena adanya hubungan sebab akibat.
Penonton secara sadar juga mengetahui jika lokasi dua peristiwa tersebut
berdekatan dan terjadi dalam waktu yang singkat. Namun jika urutannya dibalik
menjadi shot B lalu shot A. Penonton akan sulit memahami karena tidak ada
hubungan logika anatara kaca yang pecah dengan seorang bocah yang
menendang bola.28
F. Pola Struktur Naratif
Pola struktur naratif dalam film secara umum dibagi menjadi tiga
tahapan yakni, permulaan, pertengahan, serta penutupan. Tahap pembukaan
26Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, Hal. 32. 27 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, Hal. 33.
28 Himawan Pratista, Memahami film,(Yogyakarta, Homerian Pustaka, 2008), h.33-34.
-
24
biasanya hanya memiliki panjang cerita seperempat durasi filmnya. Tahap
pertengahan adalah yang paling lama dan biasanya panjangnya lebih dari
separuh dari durasi film.29
a. Tahap Permulaan
Tahap permulaan atau pendahuluan adalah titik paling kritis
dalam sebuah cerita film karena dari sinilah segalanya bermula.
Pada titik inilah ditentukan aturan permainan cerita film. Pada tahap
ini biasanya telah ditetapkan pelaku utama dan pendukung.
Permulaan Pertengahan Penutupan
Aspek ruang dan Konflik Konfrontasi Akhir
Waktu para
pelaku
Konfrontasi Resolusi
Masalah Pengembangan
masalah
Tujuan
b. Tahap Pertengahan
Tahap pertengahan sebagaian besar berisi usaha dari tokoh
utama atau protagonis untuk menyelesaikan solusi dari masalah
yang telah ditentukan pada tahap permulaan. Pada tahap inilah alur
cerita mulai berubah arah dan biasanya disebabkan oleh aksi di luar
29 Himawan Pratista, Memahami film, h. 45.
-
25
perkiraan yang dilakukan oleh karakter utama dan pendukung.
Tindakan inilah yang nantinya memicu munculnya konflik. Konflik
sering kali berisi konfrontasi (fisik) antara protagonis dengan
antagonis. Pada tahap ini juga umumnya karakter utama tidak
mampu begitu saja menyelesaikan masalahnya karena terdapat
elemen-elemen kejutan yang membuat masalah menjadi lebih sulit
atau kompleks dari sebelumnya. Pada tahap ini tempo cerita semakin
meningkat hingga klimaks cerita.
c. Tahap Penutupan
Puncak dari konflik atau konfrontasi akhir, pada titik inilah
cerita film mencapai pada titik ketegangan tertinggi. Setelah konflik
berakhir maka tercapailah penyelesaian masalah, kesimpulan cerita,
atau resolusi. Mulai titik inilah tempo cerita makin menurun hingga
akhir cerita film berakhir. Ketiga tahapan tersebut tidak harus saling
terikat aturan-aturan diatas, cerita dapat berkembang dan berubah
sesuai dengan tuntutan naratif atau campur tangan sineas.30
G. Urutan Waktu
Urutan waktu menunjuk pada pola berjalannya waktu cerita sebuah
film. Urutan waktu cerita secara umum dibagi menjadi dua macam pola
yakni, linear dan nonlinear.
a. Pola Linear
30 Himawan Pratista, Memahami film,h. 45-46
-
26
Plot film sebagian besar dituturkan dengan pola linear dimana waktu
berjalan sesuai urutan aksi peristiwa tanpa adanya interupsi waktu yang
signifikan. Penuturan cerita secara linier memudahkan kita untuk
melihat hubungan kasualitas jalinan satu peristiwa dengan peristiwa
lainnya. Jika urutan waktu cerita dianggap sebagai A-B-C-D-E maka
urutan waktu plotnya juga sama, yakni A-B-C-D-E. Jika misalnya cerita
film berlangsung selama sehari, maka penuturan kisahnya disajikan
secara urutan dari pagi, siang, sore hingga malam harinya.
b. Pola Nonlinear
Nonlinear adalah pola urutan waktu plot yang jarang digunakan dalam
film cerita. Pola ini memanipulasi urutan waktu kejadian dengan
mengubah urutan plotnya sehingga membuat hubungan kausalitas
menjadi tidak jelas. Pola nonlinear cenderung menyulitkan penonton
untuk bisa mengikuti alur cerita filmnya. Jika urutan waktu cerita
dianggap A-B-C-D-E maka urutan waktu plotnya dapat C-D-E-A-B
atau D-B-C-A-E atau lainnya. jika cerita film berlangsung selama
sehari, maka penuturan kisahnya disajikan secara tidak urut, misalkan
malam, pagi, sore dan siang. Tentu saja pola seperti ini akan
menyulitkan penonton untuk memahami ceritanya.31
Ada beberapa tokoh yang mengkaji mengenai ini seperti Vladimir
Propp, Tzevan Todorov, Joseph Campbell, serta Levi-Strauss. Mereka
menganalisis dengan berbagai objek seperti mitos, novel dan dongeng untuk
31Himawan Pratista, Memahami film,h. 37
-
27
menjelaskan bagaimana narasi membentuk nilai-nilai budaya tertentu yang
sesuai.
a. Joseph Campbell
Joseph Campbell adalah Seorang penulis Amerika, pemikirannya
mengenai analisis narasi dipengaruhi oleh Carl G. Jung. Mengenai teori
narasi Campbell berpendapat, bahwa mitos dan simbol-simbol tertentu
merupakan 'pola dasar' yang telah menjadi pusat keberadaan manusia.32
Joseph Campbell sebagaimana dikutip oleh Kevin O‟Donnell
mengatakan bahwa ada empat manfaat mitos bagi manusia.
“Pertama, mitos berfungsi untuk menghubungkan nurani kita yang
sadar dengan keluasan dan misteri kosmos/alam semesta. Dengan mitos
manusia mengekspresikan perasaan kagum yang tak tergambarkan.Kedua,
mitos memiliki fungsi intepretatif (menafsirkan). Dengan mitos, manusia
berusaha memahami, mengharmonisasikan, dan mensistematiskan alam dan
gejalanya.Ketiga, mitos memiliki fungsi etis, yaitu mempertahankan
peraturan sosial dan tempat seseorang dalam kelompok. Dan terakhir, mitos
memiliki fungsi yang berkaitan dengan pertumbuhan pribadi dan
individuasi, “Pemusatan dan pemekaran individu ke dalam kesatuan
utuh/integritas,” sesuai dengan diri sendiri, komunitas, alam semesta, dan
32Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, Hal. 33.
-
28
ilahi. Mitos berusaha menempatkan kita ke dalam alam semesta dan ke
dalam diri kita sendiri.”33
Oleh karenanya, analisis narasi yang digunakan oleh Campbell sangat
memfokuskan pada simbol-simbol yang dimunculkan pada suatu kisah
untuk mengetahui esensi tentang keberadaan tokoh dalam cerita tersebut.
Biasanya teori Campbell lebih cocok digunakan untuk film horor atau
misteri.
b. Tzvetan Todorov
Tzvetan Todorov menekankan analisisnya pada keseimbangan sebuah
cerita. Menurutnya, dalam sebuah cerita akan ditemukan hal-hal yang
berpotensi menimbulkan pertentangan dan mengganggu keseimbangan
cerita. Namun, hal tersebut akan membawa kita kepada cerita selanjutnya
dengan keseimbangan baru yang berbeda atau tetap dengan keseimbangan
seperti sebelumnya.34
Seperti dijelaskan, bahwa untuk mencapai ke cerita selanjutnya
Todorov beranggapan ada sebuah konflik yang akan mengantarkan audiens
untuk bisa menikmati alur dalam sebuah cerita. Dalam hal ini, cerita berarti
sebuah bagian-bagian yang di dalamnya terdapat konflik yang cukup
kompleks untuk dapat mengalir hingga akhir.35
33Kevin O’Donnell, Sejarah Ide-Ide (Yogyakarta: Kanisius, 2009), Hal. 20-25.
34Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, Hal. 36.
35Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, Hal. 36.
-
29
c. Vladimir Propp
Proop mendaraskan analisisnya pada fungsi pelaku. Ia menjelaskan
bahwa suatu fungsi dipahami sebagai tindakan seorang tokoh yang dibatasi
dari maknanya demi berlangsungnya suatu tindakan. Propp menyadari
bahwa suatu cerita pada dasarnya memiliki konstruksi. Konstruksi itu terdiri
atas motif-motif yang terbagi dalam tiga unsur, yaitu pelaku, perbuatan, dan
penderita. Teori Propp diilhami oleh strukturalisme dalam ilmu bahasa
(linguistik) sebagaimana dikembangkan oleh Saussure.36
Propp membagi tokoh menjadi delapan, yaitu:
The hero (tokoh pahlawan yang ditonjolkan untuk selalu benar).
The villain (adalah musuh yang selalu bertikai dengan pahlawan).
The donor (seorang yang memberikan senjata kepada pahlawan).
The dispatcher (seseorang yang muncul untuk memberikan
petunjukkepada pahlawan).
The false hero (tokoh yang diawal diasumsikan menjadi
seorangpahlawan).
The helper (tokoh yang memberikan dukungan kepada pahlawan).
The princess (tokoh yang biasanya yang dimunculkan untuk
menjadipendamping pahlawan sebagai penghargaan dan biasanya
seorang puteri membutuhkan pahlawan untuk menjaganya dari kejahatan
musuh).
36Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s Book, Hal. 33.
-
30
Her father (seorang raja yang bisanya mempunyai anak seorang puteri).
-
31
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Watchdoc
Watchdoc adalah rumah produksi dokumenter audio visual yang didirikan
oleh dua orang pegiat media, yaitu Andhy Panca Kurniawan dan Dandhy Dwi
Laksono sejak tahun 2009.1
Aandhy Panca Kurniawan adalah Pemimpin Redaksi Voice of Human
Rights (VHR) News Centre –sebuah media alternatif yang bergerak dibidang
sindikasi berita Hak Asasi Manusia (HAM) berupa Website, jaringan radio dan
penerbitan buku. Selain itu, pada 2005 hingga 2007 Panca menjadi pemimpin
redaksi Saluran Informasi Akar Rumput (SIAR) dan menjadi salah satu pendiri
media perdamaian di Maluku, yang diberi nama Bakubae Media. Hingga kini Panca
menjadi pelatih untuk isu-isu pembangunan media alternatif di Indonesia.
Sementara itu, Dandhy Dwi Laksono merupakan seorang jurnalis yang pada
2008 lalu mendapat sekaligus tiga penghargaan dari tiga karya yang berbeda saat
memimpin tim redaksi di RCTI.
Sebelumnya,Dandhy pernah juga menjadi pemimpin redaksi situs dan
majalah Acehkita.com, produser di SCTV dan hingga kini menjadi pelatih
jurnalistik audiovisual di berbagai tempat.
Pada dasarnya, berdirinya Watchdoc sebagai rumah produksi dokumenter
adalah sikap ketidakpuasan kedua pendiri Watchdoc atas kegiatan jurnalistik yang
berkembang di Indonesia. Menurut Dandhy,2 media – khususnya di Indonesia –
1 Data diambil dari media profile Watchdoc pada 2 September 2018 2Artikel, watchdoc mengimbangi hiburan dengan pengetahuan lewat dokumenter. 2014.
poster.co.id
-
32
saat ini sudah dikuasai oleh kekuatan bisnis sehingga sulit bagi dirinya untuk
menggantungkan harapan yang tinggi pada media massa di Indonesia untuk sebuah
perubahan yang lebih baik.
Karya-karya Watchdoc merupakan bentuk kritik Dandhy Dwi Laksono dan
Andhy Panca Kurniawan terhadap “keberisikan” program-program stasiun TV
Indonesia seperti reality show, sinetron, serta infotainmen yang membosankan,
tidak bermutu, dan lebih banyak menyajikan konten negatif.
Pada akhirnya, Dandhy menganggap jurnalisme yang ada saat ini
merupakan jurnalisme infotaiment. Menurutnya, jurnalisme jenis ini tak hanya
berlaku pada pemberitaan tentang selebritas melainkan sudah menjalar kepada
setiap jenis pemberitaan seperti korupsi dan politik.
Melalui tayangan yang menawarkan wawasan, pembelajaran, dan inspirasi,
mereka tidak takut melawan kebudayaan para stasiun TV di Indonesia yang selalu
mengejar rating dan share.
“Saya dan Panca punya latar belakang yang agak berbeda,
walaupun sama-sama berasal dari industri media. Panca dari media
alternatif, sedangkan saya dari media industri. Kami punya keresahan yang
sama bahwa tayangan televisi dari 11 stasiun televisi nasional di Indonesia
relatif monoton. Isinya hanya sinetron, infotainmen, serta talkshow politik
yang membosankan dan tidak mencerdaskan. Sedangkan, ada program
berita informatif yang ditayangkan pada pukul dua dini hari—berarti di
Jayapura jam 4 pagi. Bagaimana penonton Indonesia bisa mendapat
informasi yang baik jika (tayangan tersebut) ditaruh saat jam orang orang
tidur?”3
3Artikel, watchdoc mengimbangi hiburan dengan pengetahuan lewat dokumenter. 2014.
poster.co.id
-
33
Dandhy menjelaskan, atas dasar cover both sides wartawan selalu mencari
narasumber sesuai kapasitasnya. Namun, pada dasarnya pertanyaan yang sudah di
konstruksi oleh sang wartawan membuat berita akan mengarah kepada keinginan
wartawan atau media sendiri. Kekhawatiran itulah yang kemudian membuat
Watchdoc berdiri. Tanpa adanya intervensi dari pihak luar mereka bebas
mendokumentasikan isu sosial, ekonomi hingga politik tanpa harus dibatasi waktu
yang sedikit. Selain itu, subjektivitas dalam film dokumeter menurutnya tidak
selalu mengkambing hitamkan kaidah jurnalistik.
1. Nilai, Visi, dan Misi Watchdoc
a. Nilai-Nilai Dasar Wathcdoc
Watchdoc adalah rumah produksi audio visual yang
mengedepankan kerja keras dan belajar terus menerus sebagai
landasannya, agar dapat menghasilkan karya yang maksimal dan
bermanfaat bagi banyak orang. Dalam melakukan kerja-kerjanya
watchdoc tidak bekerja sama dengan kelompok anti demokrasi dan
menjunjung tinggi prinsip-prinsip anti korupsi (amplop), anti
kekerasan, menghargai perbedaan serta menerapkana firmatif action
bagi perempuan dan kelompok minoritas.
b. Visi
Lahirnya industri kreatif yang mampu bersaing dalam
meproduksi tayangan-tayangan audio visual yang cerdas, mendidik
dan mengadvokasi kepentingan masyarakat indonesia pada
khususnya dan internasional pada umumnya.
-
34
c. Misi
Membangun redaksi yang kuat dan mampu menghasilkan produk-
produk audio visual yang baik.
Bekerja sama dengan sebanyak-banyaknya media massa baik di
dalam negeri maupun internasional.
Menjadi jembatan/sahabat bagi perusahaan, komunitas, organisasi
dan entitas lainnya dalam mewujudkan misi mereka.
Membangun perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial,
ekonomi, budaya dan nilai-nilai kesejarahan.
2. Karya-karya Wacthdoc
Berikut ini merupakan karya-karya Watchdoc :
a. Dokumenter Hak Asasi Manusia
Biografi Munir – Kiri Hijau Kanan Merah.
Dokumenter Kongres Pejuang HAM (Dian jadi Bara).
Kontras –Kekerasan di Aceh
b. Dokumenter Sosial
Lini Massa – Gerakan Sosial Media di Indonesia.
Lini Massa 2 – Gerakan Sosial Media di Indonesia.
Lini Massa 3 – Gerakan Sosial Media di Indonesia
Baret Coklat – Upaya Reformasi Satpol PP.
c. Dokumenter Lingkungan
Kaki Langit Ullu Massen – Konservasi ekosistem berbasis adat di
Aceh.
-
35
Keurajeun Mukim – Menghidupkan kembali struktur adat mukim
untuk kehidupan sosial dan lingkungan hidup.
Zamrud Khatulistiwa – Cerita tentang perjalanan keliling
Indonesia oleh 2 wartawan senior, Farid Gaban dan Akhmad
Yunus.
WWF – Ekspedisi Saireri KM Gurano Bintang.
d. Dokumenter Sejarah
“Mereka Kini” - 13 Episode, Cerita tentang profil pelaku sejarah
dan apa kabar mereka hari ini – ditayangkan di Kompas TV (masih
berlangsung – diputar ulang).
“Bab Yang Hilang” – 13 Episode, Cerita tentang kasus-kasus yang
sengaja ditutupi/bias pemahaman di masyarakat. – ditayangkan di
Kompas TV (masih berlangsung – diputar ulang).
“Bab Yang Hilang 2”-13 Episode, Sebuah program dokumenter
yang mengangkat mengenai Sejarah Indonesia yang jarang
dipublikasikan.
“Memoar” – 13 episode, cerita tentang profil pelaku sejarah yang
sudah meninggal dunia – ditayangkan di Kompas TV.
“Jalan Pedang”– 11 episode, Sebuah program dokumenter sejarah
yang mengangkat pemberontakan di Indonesia dari Aceh sampai
Papua.
“Cerita Indonesia”– 13 episode, Sebuah program yang membahas
tentang perjalanan karir dari seorang seniman Indonesia.
-
36
“Jalan Soeharto” – 15 episode, Sebuah program dokumenter sejarah
yang secara khusus membahas tentang perjalanan seorang presiden
Soeharto yang selama 32 tahun menjabat sebagai pemimpin
Indonesia.
e. Dokumenter Jurnalistik
Satu paket video dokumenter semi tutorial yang berisi 5 tema
jurnalisme investigasi - kerjasama dengan LSPP.
Sejarah Jurnalisme Investigasi di Indonesia.
Profil Junalis Investigasi.
Perencanaan Peliputan Investigasi.
Metode Investigasi.
Etika dan Hukum dalam Peliputan Investigasi.
f. Dokumenter Bisnis
“Market Story”–13 episode, sebuah program dokumenter yang
memuat tentang potret pasar-pasar tradisional sebagai sebuah
ekosistem ekonomi dipenjuru Nusantara.
“Urban Business” – 13 episode, sebuah program dokumenter yang
membahas tentang bisnis urban, wirausaha ,ekonomi kreatif di
Jakarta dan sekitarnya.
“Klasik” – 13 episode, sebuah program dokumenter yang khusus
mengupas tentang barang atau jasa yang telah ada sejak puluhan
tahun yang lalu, namun masih bertahan hingga saat ini.
g. Company Profile
Arsip Nasional Republik Indonesia.
-
37
Boehringer Ingelheim.
Diorama Arsip Nasional.
JAS – Japan Airline Service.
PT. Kaltim Pasifik Amoniak.
Mitrabara
ICTWatch
h. Iklan Layanan Masyarakat
Iklan Layanan Masyarakat soal Peran Perempuan - Arsip Nasional
Republik Indonesia (ANRI) memperingati “Hari Ibu.”
Iklan Diorama Arsip Nasional – layanan baru di Gedung Arsip
Nasional yang berupa replika sejarah perjalanan bangsa.
i. 13 (tiga belas) Episode talkshow dengan variasi sisipan mini feature
di Q TV dengan nama “Speak Out!.”
Talkshow yang berjumlah 13 episode ini mengangkat tema-
tema seputarHak Asasi Manusia (HAM) yang dekat dengan
kehidupan masyarakat luas seperti, pendidikan, kesehatan,
perumahan, dll. Talkshow dikemas dengan renyah dan hangat, dalam
setiap episode disisipi paket mini feature berdurasi 2 menit sebanyak
dua kali dan ditambah klip suara-suara masyarakat terkait harapan
mereka. Talkshow dipandu oleh Direktur LBH Jakarta, Asfinawati.
j. DPD RI
Film Dokumenter tentang perbatasan di Indonesia yang
berjudul “Dibatas Merah Putih” sebanyak 3 episode – Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat, Papua.
-
38
k. Dokumenter Jurnalistik
Satu paket video dokumenter semi tutorial yang berisi 3 tema
jurnalisme investigasi – kerjasama dengan LSPP.
Pentingnya Anggaran Publik.
Mekanisme dan Prosedur Penganggaran.
Titik-Titik Rawan Korupsi Proses Penganggaran Dalam.
l. World Bank
Pembuatan Video Dokumenter PEACH.
m. International Organization For Migration ( IOM)
Pembuatan Film Dokumenter Kasus Human Trafficking.
B. Sejarah Singkat PT. Freeport
PT Freeport Indonesia adalah sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-
McMoRan Copper & Gold Inc. PT Freeport Indonesia menambang, memproses dan
melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak.
Perusahaan ini beroperasi di daerah dataran tinggi Tembagapura, Kabupaten
Mimika, Provinsi Papua, Indonesia. Freeport Indonesia memasarkan konsentrat
yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.
Freeport Indonesia telah melakukan eksplorasi di dua tempat di Papua,
masing-masing tambang Erstberg (dari 1967) dan tambang Grasberg (sejak 1988),
di kawasan Tembaga Pura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Freeport
berkembang menjadi perusahaan dengan penghasilan 2,3 miliar dolar AS. PT
Freeport mengklaim telah menyumbang sebesar 33 miliar dolar dari tahun 1992–
2004. Angka ini hampir sama dengan 2 persen PDB Indonesia. Dengan harga emas
-
39
mencapai nilai tertinggi dalam 25 tahun terakhir, yaitu 540 dolar per ons, Freeport
diperkirakan akan mengisi kas pemerintah sebesar 1 miliar dolar.
Pada tahun 2003 Freeport Indonesia mengaku bahwa mereka telah
membayar TNI untuk mengusir para penduduk setempat dari wilayah mereka.
Menurut laporan New York Times pada Desember 2005, jumlah yang telah
dibayarkan antara tahun 1998 dan 2004 mencapai hampir 20 juta dolar AS. Freeport
Indonesia sering dikabarkan telah melakukan penganiayaan terhadap para
penduduk setempat. Pada Tahun 2011 seorang buruh bernama Petrus Ajam Seba
seorang buruh di PT. Freeport terbunuh4.
Banyak warga Papua yang melakukan aksi mogok kerja karena alasan
mereka bayaran yang diperoleh tidak sesuai dengan keuntungan yang di dapatkan
oleh PT. Freeport, sehingga mereka menuntut kenaikan upah kerja yang awalnya
USD 3,5 /jam menjadi USD 7,5 /jam. Apalagi para pensiunan pekerja tambang
emas tersebut tidak mendapatkan jaminan dihari tua melainkan hanya janji – janji
palsu yang diberikan oleh PT. Freeport, akibatnya banyak pensiunan yang memilih
menggadaikan rumahnya untuk membuka warung kecil sebagai penyambung
hidup.
4 Kronologis bentrok PT. Freeport,(
https://www.tribunnews.com/regional/2011/10/11/kronologis-bentrok-pt-freeport,diakses 10 Juli
2020, 12.45)
https://www.tribunnews.com/regional/2011/10/11/kronologis-bentrok-pt-freeport
-
40
C. Sinopsis Film ALKINEMOKIYE
Film dokumenter berjudul “ALKINEMOKIYE” bercerita tentang
perjuangan buruh dan pensiunan PT Freeport Indonesia di Timika, Papua. Nama
Alkinemokiye diadopsi dari bahasa asli suku Amungme yang berarti ‘usaha keras
demi kehidupan yg lebih baik’ (From Struggle Dawns New Hope). Amungme
merupakan suku terbesar di Timika, Papua.
Dalam film ini, dikisahkan tentang sebuah tambang emas terbesar di dunia
namun karyawannya sendiri tidak hidup sejahtera, mereka tinggal di rumah
berdinding papan kayu dengan jendela tanpa kaca. Tidak heran jika warga di sekitar
perusahaan tersebut masih ada yang kelaparan dan kesulitan BBM, bahkan
pensiunan karyawannya hanya diberi janji-janji palsu. 15 tahun mereka melawan
lewat pengadilan hanya untuk mendapatkan kenyataan bahwa surat pensiun mereka
ternyata tidak bisa digunakan untuk mengklaim uang pensiun. Beberapa pensiunan
lainnya ada yang pasrah dengan nasib mereka, sampai menggadaikan rumah untuk
dijadikan modal usaha, misalnya warung kecil.
Film “Alkinemokiye” banyak memuat informasi ‘panas’. Ditambah lagi
dengan beberapa adegan kekerasan, seperti konflik bersenjata antara Polisi vs
warga Papua, penembakan mobil-mobil sipil yang melintas, hingga acara deklarasi
kemerdekaan rakyat Papua. Sehingga pihak Polda Ubud melarang penayangan film
ini dalam acara “Screen Below The Wind Festival” di Ubud, Bali, pada 16
November 2012 lalu. Dan itu belum ditambah kemungkinan adanya instruksi dari
beberapa pihak yang merasa ‘gerah’ jika film ini sampai menyebar ke masyarakat
luas.
http://screenbelowthewindfest.net/
-
41
Beberapa bagian dalam Film Alkinemokiye juga diperkaya dengan
sejumlah gambar dan footage-footage dari pekerja PT Freeport sendiri terkait teror
dan kekerasan yang terjadi di Timika dan di Abepura, juga dalam Kongres Rakyat
Papua III (Oktober 2011). Beberapa fakta yang menarik dalam film Alkinemokiye
adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 15 September 2011, sejumlah 8.000 dari total 22.000
pekerja Freeport Indonesia melakukan aksi mogok menuntut kenaikan
upah dari US $3,5/jam sampai US $7,5/jam. Inilah pemogokan kerja
terlama dan paling banyak melibatkan karyawan sejak Freeport mulai
beroperasi di Indonesia pada tahun 1967.
PT Freeport enggan mengabulkan tuntutan kenaikan upah tersebut,
malah telah mengeluarkan dana sebesar Rp 711 milyar untuk “uang jasa
keamanan” yang diberikan kepada para aparat pemerintah Republik
Indonesia dalam 10 tahun terakhir.
Dua tahun sekitar bulan Juli 2009 – November 2011, setidaknya 11
karyawan Freeport dan sub-kontraktor ditembak mati secara misterius
oleh para penembak gelap.
D. Kebijakan Pemerintah Indonesia Terkait Pendapatan Negara
Indonesia merupakan negara kepulauan yang telah berdaulat secara de facto
dan de jure. Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya, keanekaragaman, dan
sumber daya alam. Kekayaan sumber daya bangsa maritim ini dapat dibuktikan
dengan penjajahan berbagai negara lain terhadap bangsa ini selama ratusan tahun
yang tergiur dengan potensi letak wilayah dan sumber daya alam yang dimiliki
-
42
Indonesia. Bangsa yang terjajah tersebut kini telah memperoleh kemerdekaannya
hingga hampir tujuh puluh lima tahun. Tapi tak sedikit dari bangsa Indonesia yang
belum tergolong sejahtera karena sikap Pemerintah yang belum sepenuhnya
menyejahterakan rakyatnya.
Negara-negara Barat mulai menjalin kerjasama yang erat dengan Indonesia
ketika Indonesia sedang dilanda krisis hebat sehingga menerima kerjasama yang
ditawarkan oleh Amerika. Kerja sama itu tertuang dalam beberapa kesepakatan,
salah satunya adalah kontrak karya yang pertama dengan PTFI. Pemerintah
menyetujui kontrak karya tersebut sehingga Freeport memperoleh izin dalam
melakukan kegiatan penambangan di Irian Barat. Pada masa Orde Baru, kehidupan
politik sangat represif. Banyak tekanan yang kuat dari pemerintah terhadap pihak
oposisi atau orang-orang yang berpikir kritis. Krisis multidimensional yang terjadi
mulai mempengaruhi pola pikir masyarakat. Kepercayaan kepada pemerintah pun
mulai luntur. Pada tahun 1991, kontrak karya II PTFI lahir di tengah-tengah
pemerintahan represif yang sedang terjadi5 . Sekali lagi , pemerintah menjalin kerja
sama dengan pihak Amerika . Kerja sama itu juga turut serta mengembalikan
kepercayaan rakyat Indonesia yang mulai pudar terhempas krisis yang terjadi .
Butir-butir klausula mulai terbentuk pada Kontrak Karya II6 .
Hampir lima puluh tahun berada di Indonesia, PTFI telah memberikan
beberapa kontribusi kepada Indonesia. Dari segi ekonomi, PTFI telah berkontribusi
langsung sebesar US$ 15,8 miliar dan US$ 29,5 miliar melalui keuntungan tidak
5 Ibid 6 Mesti Sinaga, Jejak Panjang Freeport di Tanah Papua,(
http://lipsus.kontan.co.id/v2/freeport/ tanggal 1 Juli 2020 pukul 21.12)
http://lipsus.kontan.co.id/v2/freeport/
-
43
langsung. Freeport juga berperan dalam pembangunan Papua. Sebelum tahun 1967,
daerah Timika hanya berupa hutan belantara. Pada tahun 1970, Freeport bersama-
sama membangun rumah-rumah penduduk yang sekarang menjadi kota Timika. Di
samping itu, PTFI juga membantu menyejahteraan warga lokal dengan memberi
sekitar 30.000 warga lokal pekerjaan di PTFI4 . Baru-baru ini, dengan berpedoman
pada UU no.24 2009 tentang Mineral dan Batu Bara, Menteri ESDM Ignasius Jonan
menerbitkan Perpu No.1 tahun 20175 . Hal-hal berkenaan dengan jumlah divestasi,
kewajiban pemegang kontrak karya, dan hak pemegang kontrak karya yang
tertuang dalam Perpu ini menjawab renegosiasi yang sempat diadakan bersama
PTFI pada 2014 silam6 . Pemerintah mewajibkan pihak pemegang kontrak karya
untuk mengubah izinnya menjadi IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus) jika
masih ingin memeroleh izin ekspor. Dengan demikian, mau tidak mau pihak
tersebut harus memenuhi kewajiban pemegang IUPK. Berikut poin penting yang
ada dalam Perpu No.1 tahun 2017 :
1. Perubahan ketentuan tentang divestasi saham sampai dengan 51%
secara bertahap yakni, tahun keenam 20% (dua puluh persen), tahun
ketujuh 30% (tiga puluh persen), tahun kedelapan 37% (tiga puluh
tujuh persen), tahun kesembilan 44% (empat puluh empat persen)
dan tahun kesepuluh 51% (lima puluh satu persen) dari jumlah
seluruh saham.
2. Perubahan jangka waktu permohonan perpanjangan untuk izin usah
pertambangan (IUP) dan izin usaha pertambangan khusus (IUPK),
paling cepat 5 tahun sebelum berakhirnya jangka waktu izin usaha.
-
44
3. Pemerintah mengatur tentang harga patokan penjualan mineral dan
batubara.
4. Pemerintah mewajibkan pemegang kontrak karya itu untuk merubah
izinnya menjadi rezim perijinan pertambangan khusus operasi
produksi.
5. Penghapusan ketentuan bahwa pemegang KK yang telah melakukan
pemurnian dapat melakukan penjualan hasil pengolahan dalam
jumlah dan waktu tertentu.
6. Pengaturan lebih lanjut terkait tatacara pelaksanaan peningkatan
nilai tambah dan penjualan mineral logam akan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Menteri.7
7 Kementerian ESDM, Ini Enam Pokok Point Penting PP Nomor 1 Tahun 2017,
(http://www.esdm.go.id/index.php/post/view/Ini-Enam-Pokok-Point-Penting-PP-Nomor-1-Tahun-
2017/ diakses pada 1 Juli 2020 Pukul 23.11)
file:///C:/Users/User/Downloads/(http:/www.esdm.go.id/index.php/post/view/Ini-Enam-Pokok-Point-Penting-PP-Nomor-1-Tahun-2017/file:///C:/Users/User/Downloads/(http:/www.esdm.go.id/index.php/post/view/Ini-Enam-Pokok-Point-Penting-PP-Nomor-1-Tahun-2017/file:///C:/Users/User/Downloads/(http:/www.esdm.go.id/index.php/post/view/Ini-Enam-Pokok-Point-Penting-PP-Nomor-1-Tahun-2017/
-
45
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis
Pada pembahasan ini penulis melakukan kajian dengan teknik analisis
naratif milik Tzvetan Todorov dan Vladimir Propp yang terdiri dari analisis alur
film dan analisis pelaku atau peran para aktor film. Pada alur film, penulis
membaginya menjadi tiga bagian yaitu alur awal, alur tengah, dan alur akhir.
Sementara pada pelaku atau peran para tokoh dalam film penulis membaginya
menjadi delapan bagian yaitu the hero, the villain, the donor, the dispatcher, the
false hero, the helper, the princes, dan the father.
1. Alur Film
Alur film atau bisa juga disebut plot film merupakan urutan peristiwa
dalam sebuah film yang sambung menyambung dan saling melengkapi. Film
ALKINEMOKIEY memiliki durasi kesulurahan selama 60 menit dan 0,9 detik.
Sesuai penjelasan di atas, penulis membaginya kedalam tiga bagian yaitu alur
awal pada menit 1:00 hingga menit ke 20:3, alur tengah pada menit 20:03 hingga
menit ke 40:6 , dan alur akhir pada menit 40:06 sampai menit ke 60:09.
Alur Awal
Alur awal merupakan bagian dari sebuah cerita atau film yang
mengantarkan penonton untuk mengikuti alur-alur berikutnya, atau bisa juga
disebut bagian pendahuluan. Film ALIKINEMOKIYE memiliki adegan pada
alur awal yang merupakan gambaran umum dari kesuluruhan film. Pada alur
-
46
awal ini, film ALIKNEMOKIYE menampilkan data dan fakta terkait
permasalahan yang menjadi dasar dari film tersebut.
1) Adegan Pertama (Pembukaan)
Film ALKINEMOKIYE dimulai dengan sebuah kalimat yang juga
merupakan tema besar yang diusung Watchdoc dalam membuat film-film
dokumenter di daerah-daerah Indonesia.
Gambar 1. Temuan fakta pekerja PT.Freeport Mogok Kerja (00:06)
Setelah itu, film ini dibuka dengan temuan data bahwa pada 11
September 2011, 8.000 dari 22.000 karyawan PT.Freeport Indonesia mogok
kerja karena menuntut kenaikan upah dari $3,5 menjadi $7,5 Per jam.
Tak hanya itu, pada prolog ini juga, film ALIKINEMOKIYE
menunjukan data-data dan fakta menggunakan video teks bahwa pada Juli
2009 – November 2011 sedikitnya ada 11 Karyawan Freeport dan Kontraktor
yang tewas menjadi korban penembak gelap dan yang lebih menarik bahwa
pada dalam 10 Tahun terakhir sampai dengan tahun 2012 PT.Freeport telah
mengeluarkan Rp711 Milyar uang keamanan untuk Aparat RI.
-
47
Gambar 2. Tampak Tambang PT. Freeport di ketinggian 4.650 MDPL (01:08)
Narasi pertama menyebutkan bahwa lokasi penambangan Emas dan
Tembaga milik PT.Freeport berada di ketinggian 4.650 Meter Diatas
Permukaan Laut (MDPL). Terlihat dalam video itu juga ada seorang yang
mendokumentasikan dan menjelaskan kepada keluarganya bahwa itulah
tempat mereka mencari nafkah .
Gambar 3. Kenaikan harga emas sejak 2001 – 2011 (03:05)
Pada narasi berikutnya dijelaskan bahwa naiknya harga emas dari tahun
ketahun yang mengalami pelonjakan drastis terhitung mulai tahun 2001 harga
emas $250 dan kemudian pada tahun 2011 harga emas mencapai $1,450. Pada
-
48
scene ini terlihat perbandingan antara emas ditiap tahunnya sehingga ini yang
menjadi tolak ukur tuntutan kenaikan gaji karyawan PT.Freeport yang semula
$3,5 menjadi $7,5 Per jamnya.
Gambar 4. Salah satu karyawan PT.Freeport yang Mogok Kerja (04:56)
Setelah itu, narasi menjelaskan bahwa Etinus Tabuni salah seorang
karyawan yang berprofesi sebagai operator alat berat, Etinus memiliki gaji
kotor sebesar Delapan Juta Rupiah yang dipotong cicilan kredit sebesar
Empat Juta Rupiah perbulannya, bagi masyarakat Papua biaya segitu di
yakini akan kurang karena biaya hidup yang cukup tinggi untuk ditandingi.
Etinus dan 8.000 karyawan lainnya Mogok Kerja karena menuntut kenaikan
gaji mereka.
2) Adegan Kedua (Pembukaan)
Adegan kedua dimulai dengan aktivitas warga di Perkampungan
karyawan yang mana dinarasikan bahwa Tabuni tidak mogok kerja sendiri,
lalu dilanjutkan dengan kegiatan wawancara oleh salah satu karyawan lainnya
yaitu Nua Magay,
-
49
Gambar 5. Salah satu kendaraan karyawan PT.Freeport yang Mogok Kerja (05:38)
yang merupakan pekerja di tambang Grasberg juga diam di rumah.
Sudah sebelas tahun lamanya Nua Magay bekerja sebagai sopir truk jenis
caterpillar haul truck dengan gaji pokok 3,4 juta rupiah perbulan.
Gambar 6. Salah satu kendaraan karyawan PT.Freeport yang Mogok Kerja (06:05)
-
50
Lalu masuk scene yang memperlihatkan suasana pertamakali terjadi
pemogokan yaitu pada tanggal 15 September 2011, didalam scene ini terlihat
para pekerja yang terlibat aksi dalam pemogokan berjalan bersama tanpa ada
sedikitpun sikap anarkisme yang dibuat oleh para karyawan.
Gambar 7. Suasana hari terakhir para karyawan yang mogok kerja (08.05)
Gambar 8. Potret terakhir alat – alat kerja yang ditinggalkan oleh para pekerja (09.01)
-
51
Dalam moment ini pula karyawan yang ikut aksi mogok mengabadikan
momen berupa video amatir atau foto alat – alat berat yang terakhir mereka
tinggalkan.
Gambar 9. Penjelasan gaji karyawan berdasarkan jenjangnya (13.46)
Didalam data yang tertulis 24 kategori ini hanya untuk karyawan dan
belum termasuk manajemen, berbeda dengan kepangkatan di tentara yang
memiliki 22 kategori mulai dari Prajurit hingga Jendral. Gaji terendah yang
didapatkan oleh para pekerja PT. Freeport pada tahun 2010 adalah untuk
golongan F1 yaitu 3,3 juta rupiah dan untuk golongan A5 yaitu 5,5 juta
rupiah, dengan perbedaan gaji yang seperti ini perbedaan antar golongan tak
lebih dari 200 ribu rupiah.
Gambar 9. Sudiro, Ketua Serikat Pekerja Buruh PT.Freeport (15.06)
-
52
Sudiro adalah pekerja PT.Freeport yang sudah meniti karir 17 tahun dan
mendapatkan gaji 5,5 juta rupiah perbulan disisi lain total pendapatan
pimpinan Freeport di amerika James R. Moffett mencapai $36.000.000
pertahun atau rata – rata 27 Miliar Rupiah perbulan.
a. Alur Tengah
Alur tengah merupakan inti dari sebuah film, alur tengah juga
merupakan rangkaian dari tahapan-tahapan yang membentuk seluruh proses
narasi. Pada bagian ini mulai muncul konflik, yang merupakan
pengembangan dari situasi awal di bagian pendahuluan dan semua cerita
biasanya terfokus pada bagian ini. Alur tengah pada film ini dibagi kedalam
enam adegan, berikut penjelasannya.
1) Adegan pertama
Adegan pertama dari alur tengah ini dibuka dengan gambaran narasi
dimana pada tahun 1973 proyek diresmikan Presiden Soeharto dan kegiatan
eksploitasi tembaga dimulai.
Gambar 10. Pada tahun 1973 Proyek diresmikan oleh presiden soeharto
-
53
Tepatnya pada tanggal 10 oktober 2011 di mile 26 atau yang biasa
disebut terminal gorong – gorong Timika,kurang lebih 1000 karyawan yang
berunjuk rasa dihadapi dengan senjata. Dalam video amatir itu terlihat aksi
gencatan senjata yang dilakukan oleh pihak kepolisian terhadap para peserta
unjuk rasa.
Gambar 11. Unjuk rasa yang berujung gencatan senjata (22:52)
Akibat insiden tersebut seorang kontraktor karyawan PT. Freeport
Petrus Ayamiseba tewas tertembak peluru tajam dilokasi.
Gambar 12. Salah satu peserta unjuk rasa yang tewas tertembak peluru tajam dilokasi
-
54
Dalam video dokumenter yang ditampilkan1 terlihat puluhan peluru
yang dikumpulkan oleh para massa demonstran. “kami hanya menuntut
keadilan dan kesejahteraan karyawan kami bukan penjahat kenapa kami
ditembak,kenapa digunakan peluru seperti ini,kami tidak berbuat onar pak!.
Kami sebagai warga negara Republik Indonesia kami hanya meminta
kesejahteraan bagi warga negara Republik Indonesia. Dimanakah
kesejahteraan itu ?kenapa kami ditembak?kami punya rekan – rekan sebagai
pekerja kami memiliki kontribusi terhadap negara Republik
Indonesia,kenapa kami ditembak bagaikan binatang?” .
Didalam kasus PT.Freeport resiko mati tidak hanya untuk mereka
yang mogok kerja namun mereka yang juga masih tetap bekerja ada yang
menjadi korban penembak gelap.
Gambar 13. Data korban penembak gelap di PT. Freeport.
1 Scene Film Alkinemokiye menit 24:33
-
55
Gambar 14. Korban penembak gelap yang masih terjadi di Papua
c. Alur Akhir
Alur akhir merupakan bagian penutup, pada bagian ini konflik –
konflik yang muncul pada alur tengah bagian perkembangan biasanya
diselesaikan atau ditemukan benang merah masalahnya juga ditemukan jalan
keluarnya, tetapi bisa juga diberikan tambahan adegan yang kemudian
digantungkan untuk memulai adegan baru dalam sekuel film selanjutnya atau
dibiarkan seperti itu agar para penonton yang menyimpulkan sendiri. Alur
akhir pada film ini dibagi menjadi beberapa part, berikut penjelasannya.
1) Adegan Pertama
Adegan pertama pada alur akhir – akhir ini diawali dengan gambaran
seorang pensiunan PT.Freeport yang tinggal dirumah papan. Ia mengalami
hal senasib dengan para pensiunan yang lainnya yang hanya dijanjikan uang
pensiunan, namun itu hanya angan – angan yang fana dan tidak pernah
terwujud sampai sekarang. Diakhir masa kerja pria yang tinggal di rumah itu
tidak mendapatkan haknya sebagai pensiunan hanya mendapatkan uang
-
56
pravatisasi saja, itulah yang membuat para pekerja PT. Freeport kecewa
dengan kebijakan yang dilakukan oleh pihaknya.
Gambar 15. Keadaan rumah pensi