PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

114
SEJARAH TEATER „O‟ USU (TAHUN 1991-2010) SKRIPSI SARJANA Dikerjakan O L E H Nama : Ayu Diah Nim : 130706024 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara

Transcript of PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

Page 1: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

SEJARAH TEATER „O‟ USU (TAHUN 1991-2010)

SKRIPSI SARJANA

Dikerjakan

O

L

E

H

Nama : Ayu Diah

Nim : 130706024

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

SEJARAH TEATER „O‟ USU (TAHUN 1991-2010)

SKRIPSI SARJANA

Dikerjakan Oleh:

Nama : Ayu Diah

Nim : 130706024

Diketahui Oleh:

Pembimbing

Dra. Junita Setiana Ginting, M.Si.

NIP. 196709081993032002

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya USU Medan

untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam Bidang Ilmu

Sejarah.

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

Lembar Persetujuan Ujian Skripsi

SEJARAH TEATER „O‟ USU (TAHUN 1991-2010)

Dikerjakan Oleh:

Nama : Ayu Diah

Nim : 130706024

Telah disetujui untuk diajukan dalam ujian Skripsi oleh:

Pembimbing

Dra. Junita Setiana Ginting, M.Si. Tanggal:

NIP. 196709081993032002

Ketua Program Studi Ilmu Sejarah

Drs. Edi Sumarno, M.Hum Tanggal:

NIP. 196409221989031001

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

LEMBAR PERSETUJUAN KETUA PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

DISETUJUI OLEH :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

Ketua Program Studi Ilmu Sejarah,

Drs. Edi Sumarno, M.Hum Tanggal: ………………2017

NIP 196409221989031001

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah

satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam Jurusan Ilmu Sejarah pada Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Pada :

Tanggal :

Hari :

Fakultas Ilmu Budaya USU

Dekan,

Dr. Budi Agustono, MS

NIP. 196008051987031001

Panitia Ujian:

No. Nama Tanda Tangan

1. Drs. Edi Sumarno, M.Hum. ................................

2. Dra. Nina Karina, M.Sp. ................................

3. Dra. Junita Setiana Ginting, M.Si ................................

4. Dr. Suprayitno, M.Hum ................................

5. Dra. Farida Hanum Ritonga, M.SP ................................

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah

memberikan rahmat, nikmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelasaikan seluruh proses dalam penulisan skripsi ini. Tidak lupa penulis haturkan

sholawat berangkaikan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, kiranya

semoga mendapatkan syafaatnya di hari kemudian kelak. Penulisan skripsi adalah salah

satu syarat yang wajib dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dalam perjalanan panjang

melakukan penelitian dan pengumpulan data sungguh sebuah kebahagiaan dan anugerah

bagi penulis dapat menyelesaikan sebuah tulisan sejarah yang berbentuk Skripsi dengan

judul Sejarah Teater „O‟ USU (Tahun 1991-2010).

Penulis menyadari skrispsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna, maka dari

itu dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif

untuk perbaikan skripsi ini nantinya. Semoga skripsi ini dapat memberikan pengetahuan

yang bermanfaat dan menambah ilmu bagi kita semua.

Medan, September 2017

Penulis

Ayu Diah

NIM. 130706024

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

ii

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud dan selesai tanpa adanya bantuan,

dorongan, pelayanan, serta semangat baik yang bersifat moril maupun materil yang

diberikan oleh banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada

yang terhormat:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara, serta kepada Wakil Dekan beserta Staf pegawai

Fakultas Ilmu Budaya, USU.

2. Bapak Drs. Edi Sumarno, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Ilmu Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya USU beserta Ibu Dra. Nina Karina, M.SP., selaku

Sekretaris Program Studi Ilmu Sejarah yang turut membantu dalam kelancaran

penulisan ini.

3. Ibu Dra. Ratna, M.S., selaku Dosen Penasehat Akademik penulis yang telah

sabar dalam membimbing, memotivasi, memberikan nasehat dan bantuan

kepada penulis.

4. Ibu Dra. Junita Setiana Ginting, M.Si., selaku dosen pembimbing saya yang

telah memberikan petunjuk, waktu luang dan bantuan. Segala pemikiran yang

ibu kemukakan saya jadikan inspirasi dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

iii

5. Seluruh staf pengajar Bapak/ Ibu dosen yang telah memberi ilmunya kepada

penulis, baik dari segi pengetahuan, pengalaman, serta wawasan selama penulis

menjadi mahasiswa baik di dalam maupun di luar jam pelajaran. Tidak lupa

juga kepada Staf Administrasi Program Studi Ilmu Sejarah, Bang Ampera yang

telah banyak membantu penulis selama penulis menjadi mahasiswa.

6. Kepada kedua orang tua saya yang paling berjasa dalam hidup saya, yang

sangat saya sayangi, cintai dan hormati Bapak Wahyu Susanto, S.H. dan Ibu

Halimah. Skripsi dan gelar sarjana ini saya persembahkan kepada ayah dan ibu

saya. Terimakasih atas segala yang telah Bapak dan Ibu berikan kepada saya,

bimbingan serta do‟a adalah yang paling utama, ayah, mamak, adek akhirnya

sarjana.

7. Kepada kedua kakak saya, Siti Mahyani Lubis, S.Pd beserta keluarga, Siti

Mahyana Lubis, Amd beserta keluarga, serta abang yang sangat saya sayangi

M. Sahlan Lubis, Amd., dan adik saya Askeyla Huslimah yang selalu

menghibur saya dikala jenuh. Terimakasih kepada keluarga saya yang telah

memberikan nasehat, dan kasih sayang kepada adik, adik sekarang sudah besar,

sudah sarjana.

8. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Universitas Negeri

Medan, Perpustakaan Tuanku Luckman Sinar, Perpustakaan Daerah, yang

sudah terbuka lebar dengan segala data-data dan pelayanannnya, semoga

semakin jaya.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

iv

9. Para informan yang telah bersedia untuk memberikan informasi, dan berbagai

cerita tentang pengalaman-pengalaman semasa mendirikan UKM Teater „O‟

USU. Terima kasih telah membagikan ilmunya untuk kami.

10. Keluarga Besar Teater „O‟ USU, rumah kedua bagi saya yang telah

memberikan saya motivasi, serta pelajaran yang tidak saya dapatkan di

kampus. Terkhusus kepada abang saya M. Ihsan Nasution yang selalu siap

sedia membantu adiknya ketika meminta pertolongan. Juga kepada abangda

Agus Mulia, Mukhlis Win Ariyoga, Joko Syahputra, Yusrianto Nasution, yang

telah membantu saya dan memberikan motivasi dan semangat.

11. Untuk teman-teman seperjuangan “HISTORIER 2013”, terkhusus kepada

sahabat-sahabat dekat, Mentari, Sri Handayani, SS., Juwita Malau, M.

Rasyidin, Hilda Mauliza, Edo Syahputra, Hengki. Terima kasih untuk

kebersamaan selama ini, dan membantu saya. Semoga kelak tidak akan lupa

bahwa kita pernah menjalani canda, tawa, dan tangis bersama-sama. Semua itu

akan menjadi sebuah kisah klasik untuk kita di masa depan.

12. Kepada kedua sahabat special dalam keadaan susah dan senang, Nova

Wulandari S, Hafira Thania. Terima kasih telah memberi motivasi serta tidak

pernah lelah mendengarkan curhatan saya, semua kenangan yang telah terjadi

telah tersimpan di ingatan saya.

13. Kepada Keluarga Besar KKN PPM USU, terkhusus kepada Masrah dan Icut

yang telah membantu saya dan memberikan motivasi dan selalu ada ketika

saya membutuhkan pertolongan.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

v

14. Special Thanks kepada Suci adik kos yang cantik dan murah hati. Terima kasih

untuk setiap bantuan yang telah diberikan. Terima kasih untuk selalu

menemani saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. Kepada senior dan junior yang ada di Ilmu Sejarah USU, terima kasih untuk

semangat yang telah ditularkan kepada saya.

Akhirnya untuk semua yang membantu baik langsung maupun tidak langsung

dalam penulisan skripsi ini penulis ucapkan terimakasih, semoga kebaikan dan bantuan

yang telah kalian beri mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Esa, Amin.

Medan, September 2017

Penulis

Ayu Diah

NIM. 130706024

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang Sejarah Teater „O‟ (Tahun

1991-2010). Adapun yang menjadi persoalan skripsi ini adalah latar belakang sejarah

pembentukan Teater „O‟, perkembangan Teater „O‟ 1991-2010, kontribusi Teater „O‟

terhadap mahasiswa USU. Adapun tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui latar

belakang sejarah pembentukan Teater „O‟, Menjelaskan perkembangan Teater „O‟ 1991-

2010, mengetahui kontribusi Teater „O‟ terhadap mahasiswa USU. Kajian yang

digunakan dalam penulisan penulisan skripsi ini adalah metode sejarah melalui

heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukan bahwa Teater „O‟ pada

dasarnya adalah ukm yang didirikan oleh mahasiswa Sastra dan masih dinaungi oleh

Fakultas Sastra. Teater „O‟ dibentuk untuk aktifitas mahasiswa pada waktu sepulang

kuliah. Sejak 1991 naskah Teater „O‟ sudah beralur cerita dengan berlakon Komedi.

Teater „O‟ telah memproduksi sebanyak 97 kali pementasan dari tahun 1991-2010.

Karya-karya Teater „O‟ pernah dijadikan sebagai alat perjuangan seperti aksi membela

buruh, palestina, dll melalui panggung pementasan. Seiring dengan perkembangan,

tahun 2010 Teater „O‟ telah menjadi ukm Universitas. Perkembangan ini sangat

berpengaruh terhadap kreativitas Teater „O‟. Dengan dibuatnya Teater „O‟ menjadi ukm

Universitas, kini mahasiswa dari fakultas lain bisa ikut bergabung dan berkreativitas di

Teater „O‟ USU.

Kata kunci: Mahasiswa, Teater, Ukm.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

vii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii

GLOSSARY ............................................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 7

1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 8

1.4 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 9

1.5 Metode Penelitian ............................................................................. 11

BAB II SEJARAH TEATER „O‟ USU

2.1 Latar Belakang Berdirinya Teater „O‟ USU ..................................... 14

2.2 Proses Pembentukan Teater „O‟ USU .............................................. 16

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

viii

2.2.1 Pihak Yang Terlibat ............................................................. 18

2.2.2 Pemilihan Nama ................................................................... 22

2.2.3 Tantangan dan Hambatan ..................................................... 23

BAB III PERKEMBANGAN TEATER „O‟ USU 1991-2010

3.1 Manajemen ....................................................................................... 24

3.1.1 Pengurus ............................................................................... 24

3.1.2 Anggota ................................................................................ 30

3.1.3 Perekrutan Anggota .............................................................. 31

3.1.4 Seleksi .................................................................................. 32

3.1.5 Pelatihan ............................................................................... 35

3.1.6 AD/ART ............................................................................... 40

3.1.7 Dana ..................................................................................... 41

3.2 Kegiatan ............................................................................................ 42

3.2.1 Pementasan ........................................................................... 42

3.2.2 Latihan .................................................................................. 45

3.3 Komunikasi dan Hubungan dengan Teater Lain .............................. 49

3.4 Hubungan dengan Pihak Sponsor ..................................................... 50

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

ix

3.5 Tantangan dan Hambatan dalam Perkembangan .............................. 51

3.5.1 Dana ..................................................................................... 51

3.5.2 Disiplin Anggota .................................................................. 52

3.5.3 Ide dan Kreativitas ............................................................... 53

3.5.4 Persaingan Antar Teater ....................................................... 54

BAB IV KONTRIBUSI TEATER „O‟ SEBAGAI PENDUKUNG

KREATIVITAS

4.1 Kontribusi Teater „O‟ Terhadap Anggota......................................... 56

4.2 Kontribusi Alumni ............................................................................ 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 60

5.2 Saran ................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63

DAFTAR INFORMAN .................................................................................. 65

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

x

GLOSSARY

Abstak : Yang diangan-angankan. Tidak konkrit.

Absurd : Tak beralasan, sesuatu yang ganjil atau tidak sesuai dengan

Aturan umum.

Adegan (scene) : Bagian babak, biasanya sebuah adegan hanya menggambarkan

Satu suasana yang merupakan rangkaian suasana sebelum atau

sesudahnya.

Aksen : Tekanan pada bagian kata atau suku kata dalam pengucapan

kalimat.

Alur (plot) : Rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan seksama

dan menggerakan jalan cerita melalui rumitan ke arah klimaks

dan selesaian.

Animasi : Teknik menghidupkan gambar-gambar dalam pembuatan film

kartun.

Antagonis : Tokoh pertentangan, lawan tokoh protagonist.

Babak : Bagian besar dari suatu drama atau lakon (terdiri atas beberapa

adegan). Drama tiga babak, drama empat babak, dst.

Blocking : Teknik pengaturan langkah-langkah para pemain di panggung,

dalam membawakan sebuah cerita drama.

Casting : Memilih para pemain sesuai tokoh dalam naskah/scenario yang

hendak dipentaskan.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

xi

Dialog : Percakapan antara dua orang atau lebih. Dialog merupakan

unsur penting dalam cerita.

Drama : Secara harfiah drama berasal dari Yunani, draomai yang berarti

berbuat atau bertindak. Menurut Moulton, drama adalah hidup

yang dilukiskan dengan gerak. Drama adalah kualitas dalam

komunikasi, situasi, action (segala yang terlihat dalam pentas)

yang menimbulkan perhatian, kehebatan, dan ketegangan pada

pendengar atau penonton.

Durasi : Waktu keberlangsungan. Panjang-pendek sebuah pertunjukan

atau cerita.

Ekspresi : Ungkapan, pernyataan, raut muka.

Farce : Drama banyolan.

Gesture : Gerak tangan atau badan-dalam berakting orang berbicara

disertai gesture tertentu (sesuai dengan sikap dan kepribadian)

: Tokoh pertentangan, lawan tokoh protagonist.

Intonasi : Tinggi rendahnya suara pada saat berbicara.

Antagonis : Tokoh pertentangan, lawan tokoh protagonist.

Babak : Bagian besar dari suatu drama atau lakon (terdiri atas beberapa

adegan). Drama tiga babak, drama empat babak, dst.

Karakter : Sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

Seseorang dengan yang lain.

Komedi : Lakon gembira dengan struktur horizontal.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

xii

Lakon : Istilah ini bermakna cerita. Berasal dari bahasa jawa yang

Berarti perjalanan cerita.

Monolog : Percakapan seorang pelaku dengan dirinya sendiri.

Opera : Drama yang disajikan dengan nyanyian dan musik. Nyanyian

digunakan sebagai dialog. Opera yang lebih pendek disebut

operette.

Satire : Drama karikatural sebagai sindiran.

Setting : Tempat kejadian cerita. Pengertian setting meliputi latar

belakang fisik, ruang, dan lingkungan tempat terjadinya cerita.

Stage : Panggung, arena.

Tokoh (character) : orang yang memainkan peran tertentu dalam drama.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Nama-nama Pendiri Teater „O‟

Lampiran 2. AD/ART Teater „O‟

Lampiran 3. Produksi Pementasan Teater „O‟ dari Tahun 1991-2010

Lampiran 4. Naskah-naskah Karya Teater „O‟ dari Tahun 1991-2010

Lampiran 5. Naskah Karya Yusrianto Nasution

Lampiran 6. Foto Pementasan Naskah Drama “Presiden Ha..Hi.. Tahun 2006.

Lampiran 7. Foto Pementasan Naskah Drama “Rahwana” Tahun 2006

Lampiran 8. Foto Pementasan Naskah Drama “Loker” Tahun 2007

Lampiran 9. Foto Latihan Rutin Teater „O‟ Tahun 2007

Lampiran 10. Foto Pementasan Naskah Drama “Dua Sejoli” Tahun 2008

Lampiran 11. Foto Pementasan Naskah Drama “Salah Diagnosa” Tahun 2009

Lampiran 12. Foo Pementasan Naskah Drama “Udara Kotor” Tahun 2009

Lampiran 13. Foto Pementasan Naskah Drama “Detektif Danga-Danga” Tahun 2010

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seni merupakan sebuah sistem yang koheren, karena bisa menjalankan

komunikasi secara efektif, yaitu melalui bagiannya yang dapat mengungkapkan

perasaan sang pencipta kepada manusia supaya mereka bisa merasakan apa yang

dirasakan oleh pencipta seni.1

Teater adalah tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya kata

teater memiliki arti sebagai segala hal yang dipertunjukan di depan orang banyak seperti

drama, lakon atau kisah hidup manusia yang dipertunjukkan di atas pentas. Seni

pertunjukan yang telah berumur tua adalah teater. Teater muncul di dunia ini dimulai

oleh kegiatan seorang yang bernama Thespis berkebangsaan Yunani. Beliau berlakon

dengan menampilkan cerita-cerita Yunani kuno. Pada awal lahir teater ini orang tidak

tahu nama pertunjukan tersebut, yang penting mereka hanya melihat gerak-gerakan

mempesona dan dialog-dialog yang memikat penonton tidak beanjak dari tempat

berdirinya.2

Dalam sejarahnya, teater sangat berperan penting dalam menggerakan jiwa

bangsa. Pada masa Orde Baru teater merasakan benar betapa kuatnya kehidupan politik

merasuki dan bahkan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

1Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan, 1982, hal.

22. 2I Made Bandem dan Sal Murgiyanto, Teater Daerah Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, 1996,

hal. 9.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

2

Berbeda dengan perjuangan yang dilakukan secara terang-terangan oleh para

pejuang melalui orasi-orasi di depan publik, seniman teater melakukannya dengan

membuat pertunjukan teater yang dapat mengajak para pendengarnya untuk ikut

berjuang.3

Di dalam teater penampilan perilaku manusia dilakukan dengan gerak, tari, dan

juga nyanyi yang pada bagiannya diiringi musik. Di dalamnya terdapat dialog dan

akting pemain. Pertunjukan seni teater dilakukan untuk menghibur serta dapat

memberikan informasi bagi para pendengar melalui akting yang dilakukan para pemain.

Seni teater sering berlangsung di dalam gedung, panggung atau pentas, sebelumnya,

Teater Barat terlebih dahulu muncul dan berkembang lebih awal dari pada teater di

Indonesia, karena itu pada era setelah Indonesia merdeka, teater sangat mempengaruhi

perkembangan teater di Indonesia.4

Teater di Indonesia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok, yakni teater

tradisional, teater masa peralihan dan teater modern. Teater tradisional adalah teater

yang lahir dan berkembang di daerah tertentu, dan perkembangannya sesuai dengan

kebudayaan daerah tersebut. Teater masa peralihan (transisi) berkembang ketika

kebudayaan Barat mulai berpengaruh dalam seni drama di Indonesia. Pada masa

menjelang kemerdekaan, muncullah teater-teater masa peralihan, termasuk stambul dan

dardanela.

3Departemen pendidikan dan kebudayaan RI, Partisipan seniman dalam perjuangan

kemerdekaan di Indonesia , Jakarta: 1999, hal. 107.

4Dananjaya J, Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka 1990, hal. 142-

143.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

3

Teater modern, teater yang pementasannya sudah berangkat dari naskah, mulai

ada sejak tahun 1960-an. Teater modern lazim juga disebut seni drama, kaitannya antara

bentuk-bentuk teater dalam perkembangannya masih tetap terasa. Akan tetapi hubungan

itu telah mengalami perubahan sesuai dengan kreasi orang-orang teater dalam

memodernisasikannya.

Sumatera Utara khususnya di Kota Medan merupakan lahan yang subur bagi

kegiatan seni teater.5 Medan umumnya sudah banyak terbentuk kelompok teater

kampus, salah satunya adalah Teater „O‟ USU.

Teater ini berdiri sejak tahun 1991, dengan motto: "Hadir dan ada bukan sekadar

datang dan bernafas". Pendiri dari teater ini adalah para aktivis Sastra di Fakultas Sastra

USU. Kelahiran Teater „O‟ sesungguhnya dirangsang oleh diskusi sekelompok

mahasiswa Sastra USU terhadap kelesuan aktivitas dan kreativitas didalam kampus.

Kemunculannya merupakan ilustrasi gagasan dan kreasi dari pergulatan kegelisahan

mahasiswa di kampus dan masyarakat.6

Teater „O‟ merupakan bagian suatu seni yang bernilai postif bagi para

mahasiswa yang dapat mengembangkan bakat melalui suatu karya yang indah dan

bermakna.. Dalam membangkitkan perteateran ini banyak sekali rintangan dan

hambatan yang dilalui, dan dalam karyanya tidak semua orang akan menyukai

ketertarikan dalam seni ini. Namun dengan niat yang tulus mereka mencoba menyatukan

persepsi untuk menguatkan institusional perteateran.

5Muhammad TWH, Sejarah Teater Dan Film Di Sumatera Utara , Medan: Yayasan Pelestarian

Fakta Perjuangan Kemerdekaan R.I, 1992, hal 1-2.

6Yusrianto dkk, Raja Tebalek , Medan: Madju, 2009, hal. 1-4

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

4

Teater kampus bukan sekadar ekstrakurikuler yang hanya menjadi tempat untuk

melampiaskan hobi. Justru, selayaknya para pelakunya bisa lebih kreatif dan produktif

dari pada seniman Taman Budaya SUMUT. Aktor teater, memiliki kemampuan

imajinasi dan siasat yang cerdas untuk berhadapan dengan sistem akademik yang ketat

dan kaku. Seorang aktor, bisa leluasa berkreasi meskipun dalam ruang gerak, dan waktu

yang sempit. Ia bisa lahir dan tumbuh dimana saja, Nano Riantiarno juga membenarkan

bahwa kampus universitas adalah rahim yang subur bagi aktivitas teater.

Teater adalah teater, dia tak pernah memilih tanah kelahiran. Jika seniman yang

melahirkannya memiliki tanggung jawab artistik serta kemampuan dan naluri manajerial

yang cukup, teater akan cukup, teater akan hidup. Jika tidak, dia akan mati. Dalam

berteater dikenal ada istilah 4 sadar atau 4 kesadaran yg wajib dimiliki, dipahami,

dihayati dan dilaksanakan oleh setiap orang yg mengaku dirinya adalah seniman teater.

Keempat sadar tersebut adalah SADAR DIRI, SADAR RUANG, SADAR TEMPAT

dan SADAR WAKTU.7

Disadari atau tidak hal ini membuat Teater 'O' jadi unik kalau boleh dikatakan

demikian. Alasan pertama karena dalam sejarah perkumpulan organisasi kemahasiswaan

yang menaungi bidang kesenian, Teater 'O' dapat tumbuh dan berkembang disela-sela

keluar masuknya mahasiswa karena habisnya masa studi. Kedua karena anggota teater

ini masih dimiliki, dicintai para alumninya dan masih selalu berkecimpung dalam setiap

agenda kegiatan yang diselenggarakan sebagai pemerhati bidang sosial dan seni-- sangat

luar biasa.

7Ibid.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

5

Teater 'O' berdiri atas dasar kesadaran yg tinggi dari orang yang cinta dan ingin

melihat kehidupan kesenian di Fakultas Sastra USU atau di USU khususnya, di kota

Medan pada umumnya. Seiring perjalanan waktu, begitu banyak warna yang

memberikan entitas atau identitas baru bagi Teater 'O' sehingga tampilan berubah dari

dasar pemikiran pembentukannya.

Dalam pembentukannya ciri khas teater adalah naskah itu berbentuk cakapan

atau dialog. Dalam menyusun dialog pengarang harus benar-benar memperhatikan

pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari.8 Setiap mengadakan

pementasan, Teater „O‟ terlebih dahulu harus mempersiapkan naskah, sehingga nantinya

pemain-pemain dapat menciptakan suatu gerakan untuk di pertunjukan. Pembuatan

naskah dilakukan oleh anggota Teater „O‟, sehingga kreativitas dan ide tercipta di setiap

anggota.

Teater sering dihubungkan dengan drama, walaupun sebenarnya perkataan teater

mempunyai makna yang lebih luas. Saat ini perkembangan teater di Indonesia sangat

begitu pesat. Hal ini terlihat dari banyaknya pertunjukan di televisi, organisasi remaja di

sekolah dan universitas, Teater (gedung bioskop), Opera, dan Teater Arena (Gedung

Pertunjukan).9

8Herman J. Waluyono, Pementasan dan Pengajarannya. Surakarta: Lembaga Pengembangan

Pendidikan, 2008, hal. 7.

9N. Riantiarno, Teguh Karya dan Teater Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993, hal. 33.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

6

Munculnya Teater „O‟ USU di kalangan mahasiwa sangat bernilai positif. Hal ini

dapat mengembangkan kreativitas mahasiswa-mahasiswi USU untuk berkarya dan

mengembangkan bakat mereka di dalamnya. Seniman harus melakukan perannannya

dengan sangat baik. Karya seni yang tercipta memberikan dampak yang cukup besar

untuk bangsa Indonesia.

Kesenian memiliki ruang lingkup yang luas, Teater adalah bagian dari padanya.

Perbedaan mencolok dibandingkan cabang kesenian lain adalah teater bukan bersifat

personal. Teater adalah karya gabungan dari beberapa seniman. Kumpulan seniman itu,

mengembang suatu ide yang hendak disampaikan, mulai dari penulis naskah,

penyutradaraan, penataan artistik dan pemainnya.10

Pada masa revolusi seniman teater sangat berperan dalam menggerakan jiwa

bangsa. Menciptakan pertunjukan seni teater untuk dipergunakan sebagai media

penyebar informasi kepada rakyat. Satu bentuk dukungan sebagai ungkapan mereka

dalam mengeskspresikan dirinya, para seniman teater berlomba-lomba untuk

menghasilkan karya yang dapat menggunggah semangat setiap pejuang. Rasa cinta

terhadap tanah air dan perasaan untuk saling mengerti keadaan bangsa pada masa itulah

yang menyebabkan mereka ikut turut andil dalam perjuangan.11

Penulis tertarik menulis tentang ini karena sejarah Teater „O‟ merupakan teater

yang sampai sekarang masih aktif berdiri dan sudah berumur 25 tahun. Kedua Teater

10

Radhar Panca Dahana, Ideologi Politik dan Teater Modern Indonesia, Magelang: Yayasan

Adikarya IKAPI, 2000, hal. 28.

11

Djoko Sapardi, Sastra Pada Masa Revolusi, dalam buku Denyut Nadi Revolusi Indonesia,

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997. hal. 279.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

7

„O‟ menarik karena ber genre “Komedi” (farce-satire), berbeda dengan genre teater-

teater lain yang ada di Kota Medan.

Dari uraian tersebut penelitian ini diberi judul “Sejarah Teater „O‟ USU

(Tahun 1991-2010)”. Penelitian ini menarik buat penulis untuk mengkajinya karena

belum ada yang meneliti tentang Teater „O‟ tersebut. Batasan waktu periodenya yaitu

tahun 1991-2010. Penulis mengawali tahun 1991 karena tahun ini berdirinya Teater „O‟

USU. Penulis membatasi akhir penulisan pada tahun 2010 karena pada tahun tersebut

terjadi proses peralihan Teater „O‟ dari UKM Fakultas menjadi UKM Universitas. Pada

saat itu juga pementasan Teater „O‟ terbesar dengan menggandeng sponsor dari luar

negeri (AusAID), Lembaga milik Australia yang bekerja sama dengan Indonesia dalam

bidang Kebudayaan dan pementasan terbesar sepanjang sejarah di lima kota di SUMUT.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di deskrpsikan di atas, dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan latar belakang sejarah terbentuknya Teater „O‟ USU ?

2. Bagaimana perkembangan Teater „O‟ USU 1991-2010 ?

3. Apa kontribusi Teater „O‟ terhadap mahasiswa USU ?

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat yang penting tentunya, bukan hanya

bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum. Tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui latar belakang sejarah pembentukan Teater „O‟ USU.

2. Menjelaskan perkembangan Teater „O‟ USU 1991-2010.

3. Mengetahui kontribusi Teater „O‟ terhadap mahasiswa USU.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi disiplin Ilmu Sejarah, dapat menambah referensi dan khasanah

penelitian tentang sejarah teater yang dapat digolongkan ke dalam penulisan

sejarah lokal.

2. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang

kesenian Indonesia khususnya tentang Teater.

3. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan masukan bagi

mahasiswa kampus USU dalam berkesenian sehingga dapat meningkatkan

kebudayaan yang ada di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

9

1.4 Tinjauan Pustaka

Dalam memahami masalah penelitian ini, diperlukan beberapa referensi yang

dapat dijadikan panduan penulisan yang nantinya dalam bentuk tinjauan pustaka.

Sumber bacaan tersebut diperoleh dari beberapa buku pendukung antara lain :

I Made Bandem dan Sal Murgiyanto dalam Teater Daerah Indonesia (1996)

menjelaskan mengenai seluk-beluk teater daerah di Indonesia. Menambah wawasan

tentang kekayaan teater yang beranekaragam. Buku ini membahas dan memaparkan soal

teater daerah secara menyeluruh. Teater bukan hanya bersifat modern, tetapi juga ada

yang bersifat kedaerahan dapat memberi inspirasi kepada kreator-kreator modern untuk

membuat karya-karya baru yang segar dan mencerminkan kebudayan Indonesia. Buku

ini membantu penulis untuk memahami tentang awal perkembangan teater yang ada di

Indonesia.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I dalam Partisipan Kemerdekaan di

Indonesia (1999) menjelaskan bagaimana peranan seni teater dalam menggerakan jiwa

bangsa pada masa revolusi untuk ikut melawan bangsa penjajah yang kembali datang ke

Indonesia. Pertunjukan seni teater pada masa itu menjadi suatu hal yang digunakan

sebagai media informasi kepada rakyat. Buku ini membantu penulis untuk memahami

bahwa teater memberikan pengaruh besar pada masa revolusi.

Ensiklopedia Nasional Indonesia (1990) menjelaskan tentang perkembangan dan

fungsi teater. Buku ini memberikan informasi tentang teater tradisional, teater masa

peralihan, dan teater modern, serta menjelaskan tentang teater yang ada di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

10

Buku ini membantu penulis untuk memahami tentang perbandingan teater yang bersifat

modern, dan yang bersifat tradisional.

Muhammad TWH dalam Sejarah Teater dan Film Di Indonesia (1992)

membahas tentang bagaimana perkembangan Teater dan Film di Sumatera Utara. Buku

ini menambahkan pengetahuan tentang latar belakang sejarah Teater dan Film di

Sumatera Utara dalam melestarikan seni budaya kita. Buku ini juga menjelaskan

manfaat teater sebagai sarana komunikasi dalam menyampaikan pesan-pesan dan cita-

cita kemerdekaan kepada rakyat. Buku ini membantu penulis untuk memahami awal

perkembangan masuknya teater dan film di Sumatera Utara, khususnya di kota Medan.

Yusrianto Nasution dalam Raja Tebalek (2009) membahas tentang gambaran

kecil awal mula terbentuknya Teater „O‟ USU. Buku ini memberikan gambaran

bagaimana tentang berkesenian, dan menyampaikan pentingnya melestarikan

kebudayaan seni dalam teater di lingkungan kampus. Buku ini membantu penulis

mendapatkan informasi awal terbentuknya Teater O USU.

Herman J. Waluyono dalam Pementasan dan Pengajarannya (2008)

menjelaskan tentang memahami naskah drama teater, buku ini membahas teori-teori

yang dikemukankan para tokoh. Memberikan masukan dalam penulisan naskah drama

teater. Buku ini membantu penulis untuk mendapatkan informasi tentang pembuatan

naskah teater yang benar.

N. Riantiarno dalam Teguh Karya dan Teater Populer (1993) mengkaji tentang

tokoh dan para sastrawan yang terkenal, seperti W.S Rendra dan Teguh Karya. Dari

buku ini kita dapat mengetahui tentang karya-karya yang telah diciptakan para

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

11

sastrawan hebat tersebut. Buku ini membantu penulis untuk memahami bagaimana

dapat menciptakan suatu karya yang baik antara sastrawan dan seniman.

Radhar Panca Dahana dalam Ideologi Politik dan Teater Modern Indonesia

(2000) menjelaskan tentang hubungan teater modern dengan dunia politik, buku ini juga

meberikan informasi tentang kebijakan Orde Baru dengan pola perkembangan satu jenis

teater rakyat. Buku ini membantu penulis untuk memahami tentang menyikapi seberapa

jauh penetrasi negara, secara politis khususnya mengimbas dan memberikan pengaruh

pada kerja artistik. Khususnya dalam seni pertunjukan teater modern.

Djoko Sapardi dalam Sastra Pada Masa Revolusi (1997) menjelaskan tentang

perjuangan seniman teater pada masa revolusi. Memberikan informasi yang positif

tentang cara orasi melalui pertunjukan teater. buku ini membantu penulis untuk

mendapatkan sumber tentang peranan seniman pada masa Revolusi.

1.5 Metode Penelitian

Setiap penelitian diwajibkan menggunakan metode, terutama metode penelitian.

Metode penelitian adalah suatu cara atau aturan yang sistematis yang digunakan sebagai

proses untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip untuk mencari kebenaran dari

sebuah permasalahan. Dalam menulis peristiwa sejarah pada masa lampau yang

direalisasikan dalam bentuk penulisan sejarah (historiografi), tentu harus menggunakan

metode sejarah. Metode sejarah merupakan proses menguji dan menganalisis secara

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

12

kritis rekaman dan jejak-jejak peninggalan sejarah.12

Ada beberapa tahapan yang

digunakan dalam penelitia ini yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi.

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah heuristik atau

pengumpulan data dan bahan-bahan sebanyak mungkin yang memberi penjelasan

tentang Sejarah Teater „O‟ USU. Pengumpulan data ini dilakukan dengan dengan dua

cara yaitu melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi pustaka dilakukan untuk

pengumpulan sumber-sumber tertulis seperti, buku, skripsi, jurnal, yang dapat

memberikan keterangan tentang Sejarah Teater „O USU. Untuk mengumpulkan data-

data penulis melakukan kunjungan ke Perpustakaaan Universitas Sumatera Utara,

Perpustakaan Unimed, Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Tengku Lukman Sinar.

Metode selanjutnya yang digunakan adalah metode wawancara yang dilakukan kepada

abangda Yusrianto Nasution, Yos Rizal, Mukhlis Win Ariyoga, Agus Mulia, Yulhasni,

dan Rahmad Efendi Siregar, selaku pendiri Teater „O‟ USU. Wawancara juga dilakukan

kepada mantan-mantan ketua Teater „O‟ Bambang Riyanto dan Joko Syahputra yang

memberi informasi tentang perkembangan teater selama menjabat sebagai ketua.

Tahapan kedua yang dilakukan adalah kritik. Dalam tahapan ini kritik dilakukan

terhadap sumber yang telah terkumpul pada kegiatan heuristik kemudian di saring dan

diseleksi. Data yang terkumpul tersebut baik merupakan data hasil wawancara maupun

data tulisan/pustaka akan disaring dan diseleksi guna mengetahui keontetikan serta

keabsahannya. Kritik sumber ini terbagi dua, yakni kritik intern dan ekstern. Kritik

ekstern dilakukan untuk menyeleksi sumber dan bahan-bahan yang digunakan. Dalam

12

Louis Gottchalk, Mengerti Sejarah, terjemahan dari Nugroho Notosusanto, Jakarta:UI Press,

1985, hal. 39.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

13

hal ini kritik sumber harus benar, tidak dipalsukan, bukan karangan khayalan, dan

terutama dapat dipercaya. Selanjutnya kritik intern adalah berupa pengujian atas

keaslian isi data yang telah diperoleh.

Tahapan ketiga adalah interpretasi. Interpretasi merupakan penafsiran-

penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah dikritik. Dalam tahap ini penulis

melakukan analisis dan sintesa. Analisis berarti menguraikan. Dari proses tersebut

diperoleh fakta-fakta. Kemudian data-data yang diperoleh disintesakan sehingga

memperoleh sebuah kesimpulan.

Tahap terakhir dari penelitian sejarah adalah historiografi. Historiografi

merupakan proses penulisan fakta-fakta yang telah diperoleh secara kronologis dan

kritis-analitis. Pada tahap ini, studi ini berusaha untuk memahami sejarah sebagaimana

yang dikisahkan, sehingga mampu disajikan dengan jelas “Teater „O‟ USU (Tahun

1991-2010)”. Penulisan tersebut akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang

berpedoman pada outline yang telah dirancang sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

14

BAB II

SEJARAH TEATER „O‟ USU

2.1 Latar Belakang Berdirinya Teater „O‟ USU

Sebelum Tahun 1991, sudah terbentuk teater di Fakultas Sastra USU. Teater ini

dibentuk oleh sekelompok mahasiswa Fakultas Sastra. Dalam perkembangannya teater

ini dibentuk oleh Senat Mahasiswa dan belum memiliki nama. Para anggotanya masih

ikut bergabung dengan aktor-aktor teater di “Taman Budaya”. Buoy Harjo salah satu

anggota di Teater Nasional yang sudah berpengalaman di dunia teater, melatih para

mahasiswa Fakultas Sastra di Taman Budaya. Pembagian tugas antara senior di kampus

dan Buoy Hardjo untuk melatih sangat terarah. Para senior melatih fisik dan Buoy

Hardjo melatih anggota yang baru hingga menjadi aktor yang baik. Buoy hardjo tidak

meminta imbalan apa pun untuk tugas ini. Baginya merupakan kebanggaan untuk

menyalurkan ilmu kepada para mahasiswa.13

Beberapa kali teater Fakultas Sastra USU mengikuti sebuah pementasan

bersama aktor-aktor di Taman Budaya. Banyak orang yang mulai berkomentar, terutama

pelaku teater yang ada di Taman Budaya bahwa teater di Fakultas Sastra adalah teater

yang hanya aktif jika mendapatkan kegiatan pementasan saja. Ketika komentar itu terus

berkembang, maka munculah gagasan mahasiswa dan beberapa dosen untuk

mengembangkan perteateran yang ada di Sastra, sehingga tumbuh gagasan untuk

berkumpul mendiskusikan nama teater tersebut.

13

Wawancara Yusrianto Nasution (pendiri Teater „O‟), Medan, Senin 22 Mei 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

15

Keinginan untuk mengembangkan teater ini sangat diminati oleh para

mahasiswa Sastra. Mereka mengajak para mahasiswa baru untuk ikut bergabung masuk

ke dalam seni teater. Saat itu mereka tidak melakukan Open Recruitment. Bagi yang

berminat dan ingin ikut berteater silahkan bergabung, jika tidak berminat tidak ada

masalah.

Teater yang baru dibentuk itu masih disebut dengan Teater Senat Mahasiswa.

Mayoritas yang masuk dari Jurusan Bahasa Indonesia. Keberadaan teater tersebut masih

belum banyak yang tahu dan yang ikut bergabung hanya 2 sampai 7 orang. Anggota

keseluruhan yang digabung dengan para pendiri masih sekitar 40 orang dan anggotanya

semua dari Fakultas Sastra. Sebagian ada yang keluar masuk dari teater tersebut, semua

itu tidak menjadi penghalang bagi mereka yang ingin memberikan sebuah apresiasi

tentang berkesenian khususnya teater. Dalam jumlah anggota yang masih sedikit mereka

tetap melakukan pelatihan. Proses dilakukan 2 kali dalam seminggu yaitu pada hari

senin dan rabu, tempat yang mereka pilih untuk latihan adalah sekitar pelataran kampus

depan pendopo Fakultas Sastra USU.14

Letak Sekretariat yang mereka tempati masih berpindah-pindah,. Terkadang

mereka berkumpul di Pendopo Sastra atau hanya di ruang kelas. Dalam proses ke

aktifan yang diliat dari fakultas, akhirnya Teater Senat Mahasiswa ini diberi ruang kecil

14

Wawancara Yulhasni (pendiri Teater „O‟), Medan, Kamis 08 Juni 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

16

bertepatan didepan mushola, tempat ini diberikan agar mereka dapat berkumpul dengan

kondusif untuk mengurus segala keperluan teater.15

2.2 Proses Pembentukan Teater „O‟ USU

Pada tanggal 1 Oktober 1991, kelompok teater senat mahasiswa mengadakan

diskusi di depan pelataran pendopo Fakultas Sastra USU. Diskusi tersebut dihadiri

mahasiswa stambuk 1986, 1988, 1987, 1989 dan 1991. Sebagian seperti Yusrianto

Nasution, Sastra Maulud, Agus Bambang Hermanto, Ibrahim Sembiring, mengajak para

anggotanya untuk bergabung mendiskusikan nama teater yang telah dibentuk tersebut.

Berawal dari musyawarah dan diskusi mereka memberi nama teater ini dengan

sebutan Teater „O‟. Pada tanggal 1 Oktober 1991 resmilah berdirinya Teater „O‟ di

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara (USU). Kemudian setelah itu terbentuknya

juga generasi pertama Teater „O‟, lewat latihan dan kerja keras sekelompok mahasiswa

baru angkatan 1991 yang ikut menampilkan diri dalam rutinitas pementasan Teater „O‟.

Teater „O‟ lahir lewat proses panjang dan di bentuk oleh sekelompok mahasiswa

yang mempunyai jiwa berkesenian didalam dirinya. Mereka membuat sebuah aktivitas

yang positif bagi mahasiswa untuk membangun kreatifitas didalam kampus USU.

Kemunculannya merupakan gagasan dan kreasi dari teater-teater yang ada di Kota

Medan.

15

Wawancara Yusrianto Nasution (pendiri Teater „O‟), Medan, Senin 22 Mei 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

17

“Teater „O‟ terus berproses sebagaimana jam yang akan terus berdetak, bagai air

terus mengalir, dan menjadikan hambatan sebagai penguat dalam memasuki tatanan

kehidupan zaman, farce, tragedi, komedi, dan juga melodrama adalah kompleksitas

kehidupan yang siap ditampilkan dalam pementasan. Proses kreatif yang dijalankan

tetap berpijak pada idealisme dan keseimbangan hidup, sehingga tercapai ketinggian

prestasi yang mensejahterakan seni”.16

Pada tahun 1991 sampai tahun 1995 keanggotaan Teater „O‟ tidak mengalami

perkembangan. Hal ini karena faktor keterlibatan hanya anggota lama, mungkin karena

tidak adanya juga keanggotaan dari Fakultas lain sehingga Teater „O‟ kurang mengalami

perkembangan. Saat itu Teater „O‟ masih dipegang oleh Fakultas Sastra, sehingga

Teater „O‟ tidak mendapatkan dana bantuan dari Universitas setiap mengadakan

pementasan. Walau begitu program kerja dan produksi pementasan Teater „O‟ masih

bisa terlaksanakan dengan baik. Hal ini membuat adanya bantuan dari pihak sponsor

serta pengumpulan dana dari tiap anggota dapat membantu pendanaan untuk kegiatan

pementasan Teater „O‟, dengan anggota yang masih sedikit Teater ‟O‟ mampu

membangkitkan kekompakan pengurus dalam manajemen dalam melakukan kegiatan

pementasan.17

Setelah Teater „O‟ sudah mempunyai nama dan resmi pembentukannya di

Fakultas, maka pengurus Teater „O‟ membuat permohonan agar diberi sekretariat yang

lebih luas kepada pihak Dekanat, dilihat anggota yang sudah semakin banyak tidak

16

Raja Tebalek, Op.cit, hal 5. 17Wawancara Yulhasni (pendiri Teater „O‟), Kamis 08 Juni 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

18

memungkinkan untuk bisa bertahan diruangan yang kecil. Pihak Dekanat menyetujui

permohonan tersebut dan sekretariat Teater „O‟ di pindahkan ke Gedung Pagelaran.

Letak geografis Teater „O‟ di Jl. Universitas tepatnya berada di dalam Fakultas

Sastra, Teater „O‟ berbatasan dengan Perpustakaan Sastra di sebelah Utara, Departemen

Sastra Jepang di sebelah Timur, Kantin Sastra di sebelah selatan, dan Gedung

Etnomusikologi disebelah Barat. Ruangan yang diberikan cukup besar sehingga bisa

digunakan untuk kegiatan pementasan Teater „O‟, didalammnya bisa mencapai 600

orang kurang lebih.

2.2.1. Pihak Yang Terlibat

Kehadiran Teater „O‟ karena adanya orang-orang yang terlibat dalam

pembentukannya. Disini kita dapat melihat dan mengingat jelas orang-orang yang

berperan penting dalam mendirikan teater ini. Adapun nama-nama pendiri Teater „O‟

diuraikan bisa dilihat di Lampiran 1.

Setelah pembentukan nama, Teater „O‟ semakin aktive melakukan pelatihan

dengan angkatan pertama. Latihan dilakukan untuk penjiwaan didalam berteater dapat

semakin melekat dihati dan pikiran mereka. Selain itu latihan ini dapat menciptakan

kekompakan yang erat antar anggota dan pendiri Teater „O‟. Tempat yang dipilih untuk

latihan adalah sekitar halaman pendopo dan lapangan basket Fakultas Sastra. Para

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

19

anggota dapat mengekspresikan segala bakat akting yang ada didalam diri mereka,

sehingga tanpa harus malu-malu dilihat banyak orang.18

Proses latihan Teater „O‟ selalu ditonton banyak orang terutama mahasiswa-

mahasiswi Fakultas Sastra USU, ada juga mahasiswa dari luar Fakultas yang sengaja

datang untuk melihat penampilan akting Teater „O‟. Menurut mereka setiap melihat

akting yang dilakukan Teater „O‟ dapat menjadi suatu hiburan tersendiri di Fakultas

Sastra. Karena seringnya orang melihat proses latihan Teater „O‟, ada beberapa orang

yang menawarkan Teater „O‟ untuk tampil disuatu acara Festival Budaya Islam di

Masjid Agung Medan. Disitulah pertama kali Teater „O‟ tampil, dan membuat

pementasan pada tahun 1991. Teater „O‟ membawakan naskah yang berjudul “99 Untuk

Tuhanku (dramatisasi puisi) Karya: Emha Ainun Nadjib, yang disutradarai oleh

Yusrianto Nasution.

Saat memulai pementasan Tahun 1991, hampir semua naskah Teater „O‟ sudah

beralur cerita dengan berlakon “Komedi” (farce-satire). Pendapat D. Zawawi Imron juga

yang melatar belakangi ide Teater „O‟ untuk membuat alur ceritanya komedi “Manusia

adalah satu-satunya makhluk yang bisa tertawa. Karena, makhluk lain yang selain

manusia tidak ada yang bisa tertawa,kuda dan monyet hanya bisa nyengirdan sulit

terbahak seperti manusia. Karena bisa tertawa itulah manusia menjadi lain dari binatang

dan kemudian tak boleh disebut sebagai binatang. Karena itu tertawa menjadi penting

dan mungkin sangat penting bahkan sehat lahir bathin sering butuh lelucon dan penggeli

18

Wawancara Agus Mulia (Pendiri Teater „O‟), Selasa 27 Juni 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

20

hati. Kebudayaan pun lalu memenuhi kebutuhan terhadap tertawa ini dengan

menampilkan para aktor (pelawak), dalam sebuah pertunjukan atau teater”.19

Teater „O‟ ingin membuat dan mencari sesuatu yang beda dengan teater-teater

yang ada di kota Medan. Dengan komedi teater ini dapat menghibur dan membuat

penonton tertawa. Didalam perkembangan teater dunia, ada satu masa orang-orang

disekitar banyak yang jenuh dan tidak mau menonton teater dengan alur cerita

percintaan atau keromantisan, kebanyakan dari beberapa kelompok teater-teater yang

ada selalu membuat alur ceritanya dengan serius dan monoton. Teater „O‟ punya alasan

tersendiri mengapa membuat alur ceritanya komedi, setiap pemain teater pasti ingin

melihat semua penontonnya merasa bahagia dan tidak mau beranjak dari tempat

duduknya. Teater „O‟ tidak ingin membuat penontonnya merasa kecewa dan bosan jika

melihat pertunjukan teater. Dengan komedi kita dapat menceritakan apa saja tanpa

menyinggung perasaan orang lain, seperti mengkritik soal pemerintahan, tentang

kampus, atau norma-norma dimasyarakat yg mulai melenceng. Didalam berteater kita

juga dapat menyampaikan sesuatu ungkapan hati tanpa harus capek berteriak-teriak

dijalanan.

Teater „O‟ pernah dikritik dan dicap sebagai Teater Lenong karena membawa

alur ceritanya komedi. Akan tetapi Teater „O‟ menjadikan kritikan tersebut suatu

masukan untuk kedepannya agar penonton yang menyaksikan selalu banyak dan senang.

Yang pasti, komedi tradisional seperti ketoprak, ludruk, reog, calung, lenong, dan

makyong, bukan sesuatu yang asing lagi untuk dikolaborasikan dalam komedi „O‟.

19

A. Adjib Hamzah, Pengantar Bermain Teater, Bandung: CV Rosda, 1985, hal 20-21.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

21

Teater „O‟ juga sangat menyukai kepada keusilan dan kejahilan Benyamin S, dan juga

termotivasi akan tokoh teater W.S. Rendra. Bahkan teknik “Karikatur” ala Donald

Bebek dan Mickey Mouse pun dibuat secara transparan. Komedi harus bisa

membukakan mata penonton kepada kenyataan kehidupan sehari-hari yang lebih dalam.

Dengan begitu menjadi suatu kewajiban jika komedi „O‟ harus kritis dan cerdas. Tinggi

rendahnya mutu kecerdasan dalam komedi mencerminkan kemajuan peradapan suatu

bangsa.20

Selain nama sebuah organisasi pada umumnya harus mempunyai lambang atau

logo untuk dapat lebih dikenal dan diketahui secara sah, maka dari itu Teater „O‟

mencoba mendesain sebuah konsep yang kelak bisa melengkapi lambang di kop surat

dan stempel Teater „O‟. Lambang dibuat oleh seorang pendiri Teater „O‟ yang bernama

Rahma Efendi Siregar.

Desainnya sangat sederhana saja sebuah lingkaran O yang bersimbol didalamnya

sebuah lingkaran kekeluargaan, kemudian dibagian atas dan bawah terdapat dua kepala

dirangkul dan dieratkan oleh sebuah lingkaran besar. Dalam pengertiannya kepala

dibagian atas adalah kepala para pendiri, senior, dan alumni, sedangkan kepala dibagian

bawah adalah kepala junior, dan generasi penerus. Kepala yang diatas senantiasa

mencurahkan segala ilmu kepada junior-juniornya. Kepala yang dibawah senantiasa

menerima ilmu dari seniornya, Selain untuk sekedar mengingatkan bulan kelahirannya

bulan Oktober maka dibuatlah sepuluh segitiga, lima dikepala atas dan lima dikepala

bawah 1 Oktober. Kemudian ada beberapa yang memberikan modifikasi, seperti

20

Wawancara Mukhlis Win Ariyoga (pendiri Teater „O‟), Minggu 16 Juli 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

22

dibagian segitiga diberi warna merah, lalu ada yang menambahkan tulisan “Keluarga

Besar Teater O”. Lambang yang dibuat dengan sederhana dan simple itu juga berguna

untuk menyiapkan kelengkapan-kelengkapan administrasi, dalam perkembangannya

lambang tersebut sampai sekarang masih bisa diterima dan bertahan di Teater „O‟

USU.21

2.2.2. Pemilihan Nama

Proses pemilihan nama Teater „O‟ dilakukan dengan diskusi dan kesepakatan

bersama. Para pendiri dan anggota saling bermusyawarah untuk memberikan nama

teater ini. Banyak sekali usulan-usulan yang keluar dari pikiran mereka, ada yang dari

mereka mengusulkan nama teater Cadas, ada yang mengusulkan teater Saguntala atau

disebut dengan istilah (Sakit Guling Tahan Lapar), ada juga yang mengusulkan dengan

sebutan Teater „O‟, dan banyak lagi usulan lainnya. Dengan proses perbincangan dan

kesepakatan bersama pada akhirnya mereka mencetuskan nama teater tersebut dengan

sebutan Teater „O‟. Makna dari „O‟ tersebut diartikan sebagai lingkaran kekeluargaan,

bisa bermakna roda yang terus bergerak / berputar, dan bisa berarti Nol yang dimulai

dari bawah atau (tidak ada apa-apa). Sebutan „O‟

21

Wawancara Rahmat Efendi Siregar (Pendiri Teater „O‟), Minggu 09 Juli 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

23

juga bisa berarti Oktober, karena pada proses pemilihan nama tersebut bertepatan pada

bulan Oktober.22

Dari beberapa makna nama itu kemudian mereka memberi slogan teater tersebut

“ Hadir dan Ada Bukan Sekadar datang dan Bernafas”, yang berartikan setiap

keanggotaan harus hadir dan ada melakukan sesuatu hal yang bermakna dan bukan

hanya sekedar datang lalu bernafas tanpa membawa ilmu dan manfaat dari teater ini.

Selain itu, setiap keanggotaan harus berlomba-lomba mencuri perhatian banyak orang

dengan menunjukan karya-karya indah yang dia ciptakan. Semakin bagus sesuatu yang

ditampilkan maka teater ini semakin dicintai banyak orang.

2.2.3. Tantangan dan Hambatan

Pada sebuah organisasi tantangan dan hambatan pasti sering kali di temukan,

terutama tantangan dalam menghadapi anggota. Banyaknya anggota yang keluar masuk

dalam berorganisasi, karena beberapa dari anggota hanya masih sekedar ikut-ikutan saja,

selain itu masih sedikitnya minat dari mahasiswa untuk ikut berteater. Masyarakat

sekitar juga belum respek tentang keberadaan Teater yang ada di Kota Medan dan juga

tidak ada kemauan untuk melihat pementasan teater yang diadakan. Saat itu masih

melakukan sistem represif, sehingga ruang kreasi dan kebebasan persepsi masih

dibatasi.

22

Wawancara Yulhasni (Pendiri Teater „O‟), Kamis 08 Juni 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

24

Hambatan lainnya adalah kesulitan pendanaan organisasi. Saat itu organisasi

Teater „O‟ masih dipegang oleh Fakultas dan belum dibantu oleh Universitas. Maka

para anggota mencari dana hanya dengan mengandalkan dari pihak sponsor dan

penjualan tiket. Kadang untuk mencari dana pementasan para anggota Teater „O‟

melakukan ngamen bareng dan mengumpulkan uang kas dari uang saku mereka. Selain

itu tidak adanya perlengkapan pementasan seperti make up, alat musik, dan kostum,

tidak adanya bantuan yang turun membuat Teater „O‟ menyediakan segala keperluannya

sendiri ketika membuat pementasan.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

25

BAB III

PERKEMBANGAN TEATER „O‟ USU 1991-2010

3.1 Manajemen

3.1.1. Pengurus

Pengurus Teater „O‟ adalah anggota yang aktif dan masih berstatus mahasiswa.

Sejak berdiri pada 1 Oktober 1991, Teater „O‟ telah sembilan kali mengalami pergantian

pengurus. Pengurus tersebut dipilih dan diganti berdasarkan hasil “Muso” ( Musyawarah

„O‟) setiap dua tahun sekali dan sesuai dengan AD-ART Teater „O‟.23

Berikut daftar

pengurus-pengurus Teater‟O‟ dari tahun 1991 sampai 2010.

- Periode 1991 s.d 1994

Ketua: Andri Fauzi, Sekretaris: Yulhasni

- Periode 1994 s.d 1996

Ketua: Feri Hariyanto, Sekretaris: Elva Yusanti

- Periode 1996 s.d 2000

Ketua: Mukhlis Win Ariyoga, Sekretaris: Agus Mulia

- Periode 2000 s.d 2002

Ketua: Muhammad Tohfa, Sekretaris: Joeraidi

- Periode 2002 s.d 2003

Ketua: Joeraidi, Sekretaris: Awaluddin Samosir

23

Wawancara Agus Mulia (Pendiri Teater „O‟), Selasa 27 Juni 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

26

- Periode 2003 s.d 2004

Ketua: Zulkifli Sinulingga, Sekretaris:

- Periode 2004 s.d 2006

Ketua: Irvan Sugito, Sekretaris: Zulkarnaen

- Periode 2006 s.d 2008

Ketua: Zulkarnaen, Sekretaris: Yuzika

- Periode 2008 s.d 2010

Ketua: Bambang Riyanto, Sekretaris: Tia Nanda P

Pengurus dipilih langsung oleh rapat anggota dan alumni Teater „O‟ USU,

Setiap yang tergabung dikeanggotan Teater „O‟ berhak mencalonkan dirinya sebagai

ketua dan sekretaris. Untuk menjadi calon seorang ketua umum minimal didukung oleh

tiga orang peserta. Dalam kepengurusannya ketua dan sekretaris dibantu oleh kadiv-

kadiv yang ada dibidangnya masing-masing seperti: divisi musik dan tari, perfiliman,

peralatan dan perlengkapan, teater, ilmiah, dan sastra. Secara menyeluruh kepengurusan

kadiv selalu mengalami perubahan ditiap bidang, sehingga tidak bisa ditetapkan setiap

tahunnya.

Adapun kriteria umum dan khusus ketua umum Teater „O‟ USU adalah.

1. Kriteria Umum

- Terdaftar sebagai Mahasiswa di USU.

- Terlibat aktif dalam pementasan Teater „O‟ USU.

- Memiliki visi dan misi tentang Teater Kampus.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

27

2. Kriteria Khusus

- Indeks prestasi (IP) terakhir minimal 2.5.

- Sanggup hadir setiap hari kecuali Minggu dan Libur Nasional di Sekretariat

Teater „O‟ USU.

- Sanggup menjaga inventaris Teater „O‟ USU.

- Sanggup bekerjasama dengan jajaran pengurus Teater „O‟ USU.

- Sanggup menyelenggarakan pementasan dua kali dalam setahun.

- Sanggup menjaga nama baik Teater „O‟ USU.

- Sanggup bekerja sama dengan Dekanat, Pemerintahan Mahasiswa FIB USU,

HMJ dan Organisasi mahasiswa lainnya di lingkungan FIB USU, UKM USU,

dan Organisasi USU pada umumnya.

- Tidak menjadi pengurus inti pada organisasi lain.24

Tahun 1991-1994

Desember 1991 masa periode jabatan ketua Andri Fauzi, Teater „O‟

mendapatkan tawaran pementasan teater di Mesjid Agung Medan. Saat itu Mesjid

Agung sedang mengadakan Festival Budaya Islam dan mereka menawarkan kepada

Teater „O‟ untuk dapat mengisi acara difestival tersebut. Disitulah pertama kali Teater

„O‟ mulai tampil, dan membuat pementasan pada tahun 1991. Teater „O‟ membawakan

naskah yang berjudul “99 Untuk Tuhanku (dramatisasi puisi) Karya: Emha Ainun

24

Data umum Teater „O‟ tahun 2009.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

28

Nadjib, yang disutradarai oleh Yusrianto Nasution. Setelah Festival itu, Teater „O‟ mulai

membuat produksi pementasan sampai tahun 1992-1994.25

Tahun 1995-1996

Pada tahun ini Teater „O‟ mengalami penurunan. Saat itu Teater „O‟ beralih dari

naskah komedi ke naskah yang serius dan absurd.26

Seperti naskah Malam Terakhir

karya Yukio Mishima, Silhuet dan Rimba Cermin-cermin karya: Z. Pangaduan Lubis.

Hasilnya naskah tersebut membuat para penonton tidak tertarik dan meninggalkan

pementasan tersebut dan seketika penonton setia tidak mau lagi menonton pertunjukan

yang diadakan Teater „O‟ sehingga produksi pementasan berkurang dan Teater „O‟

mengalami kefakuman. Selain itu terjadinya konflik antar senior dan jenior angkatan

1991 membuat kepengurusan jadi tidak terkoordinir. Adanya beberapa aktivis seni yang

beralih kejalanan sehingga pertunjukan Teater „O‟ tidak lagi dilakukan dipanggung

namun kegerakan massa seperti aksi untuk membela buruh, palestina dll, masa itu

mempunyai dampak besar untuk Teater „O‟, bahwa seni bukan hanya untuk seni namun

juga bisa sebagai alat perjuangan.27

Tahun1997-2008

Teater „O‟ kembali membuat naskahnya menjadi komedi dan menghidupkan

kepengurusan yang sempat pecah. Para pengurus mulai melakukan perkembangan

25

Wawancara Yusrianto Nasution (Pendiri Teater „O‟), Medan, Senin 22 Mei 2017. 26

Absurd adalah sifat yang muncul dari aliran filsafat eksistensialisme, yang menceritakan

tentang pandangan kehidupan ini mencekam, tanpa makna, memuakan. 27

Wawancara Mukhlis Win Ariyoga (Pendiri Teater „O‟), di Taman Budaya Sumatera Utara,

Minggu 16 Juli 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

29

diberbagai kegiatan, seperti membuat produksi pementasan di kampus USU,

Gelanggang Mahasiswa, Pendopo, Gedung Serba Guna, diwilayah Kota Medan, Padang

Sidimpuan dan melakukan pertemuan ke-9 Sastrawan Nusantara (Nasional) di Teater

Arena INS Kayutanam Kota Padang Sumatera Barat. Setiap tahunnya Teater „O‟

semakin menunjukan peningkatan, selalu mengeluarkan karya-karya barunya dengan

membuat pertunjukan pementasan, sehingga antusias penonton mulai kembali muncul

untuk melihat pertunjukan Teater „O‟.28

Tahun 2008-2010

Struktur kepengurusan Teater „O‟ mulai dibenahi, sekretaris dan bendahara juga

ikut dipilih langsung oleh keanggotaan Teater „O‟ USU. Kartu identitas anggota yang

sebelumnya pernah dibuat lalu tidak diteruskan lagi sekarang mulai dimunculkan

kemudian dibuat baju keseragam untuk pengurus serta anggota Teater „O‟ yang

sebelumnya tidak pernah terpikirkan, selama ini Teater „O‟ hanya memakai kaos-kaos

pementasan. Kemudian disepakati juga pemilihan anggota Teater „O‟ dilakukan dengan

audisi, sebelum menjadi anggota resmi setiap orang harus mendaftar terlebih dahulu,

selanjutnya diseleksi dan disah kan melalui Workshop. Semenjak itu workshop

dijadikan program tetap dari kepengurus Teater „O‟ USU sampai sekarang. Ditahun

2009 Teater „O‟ mengalami perkembangan yang pesat, mulai padatnya program kerja

dan banyaknya mahasiswa yang mendaftar untuk ikut bergabung kedalam organisasi

Teater „O‟. Melihat dari beberapa jurusan dan Fakultas lain yang mulai banyak

mendaftar, maka ditahun 2010 kepengurusan menyepakati untuk mengubah Teater „O‟

28

Wawancara Yos Rizal (Pendiri Teater „O‟), Minggu 14 Mei 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

30

ini dari UKM Fakultas menjadi UKM Universitas. Namun ketika itu banyak terjadi

perdebatan antara alumni dengan kepengurusan Teater „O‟, ada yang tidak menyepakati

kalau Teater „O‟ keluar dari UKM Fakultas. Para alumni khawatir kalau Teater „O‟

keluar dari Fakultas sekretariat tidak lagi di dalam Fakultas Sastra tetapi diluar Sastra.

Beberapa penolakan juga datang dari Dosen, Dekan, dan PD II, yang tidak menyetujui

diangkatnya Teater „O‟ menjadi UKM Universitas., jika Teater „O‟ diangkat menjadi

UKM Universitas maka otomatis UKM Teater „O‟ tidak lagi membawa nama Fakultas

dan dikhawatirkan bisa melemahkan Fakultas Sastra yang memang seharusnya

melakukan kegiatan di seni dan Sastra. Kemudian para pengurus mengajak para pendiri

Teater „O‟ untuk berdiskusi tentang masalah ini, kepengurusan mengatakan bahwa

perubahan Teater „O‟ dari UKM Fakultas menjadi UKM Universitas itu sebuah tujuan

yang baik untuk kedepannya.29

Melihat banyaknya minat mahasiswa USU untuk bergabung kedalam Teater „O‟

merupakan peluang yang sangat besar, sehingga tidak bisa lagi mengataskan nama

Fakultas, kemudian seluruh anggota yang bergabung juga sudah dari Fakultas lain dan

menyeluruh se-Universitas. Persoalan bantuan dari pihak kampus juga menjadi

permasalahan, kalau Teater „O‟ mengharapkan dana dari Fakultas itu bantuannya sangat

minim, karena Fakultas sendiri tidak menyediakan dana khusus untuk ukm-ukmnya di

Fakultas. Sedangkan dari Universitas sudah ada dana rutin setiap tahunnya untuk

diberikan bantuan kepada seluruh UKMnya. Jika Teater „O menjadi UKM Universitas

itu bisa sangat membantu soal pendanaaan dari kepengurusan Teater „O‟. Ketika suatu

29

Wawancara Bambang Riyanto (Mantan Ketua Teater „O‟ periode 2008- 2010), Selasa 18 Juli

2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

31

UKM ingin berproses dana adalah salah satu yang sangat dibutuhkan, maka atas dasar-

dasar pemikiran itu kemudian Teater „O‟ terus berjuang menjadi UKM Universitas.

Untuk meyakinkan Universitas Teater „O‟ mengajukan proposal dan

mengumpulkan data-data seluruh anggota, terutama anggota dari fakultas lain, data yang

dikumpul seperti nama, nim, jurusan serta foto. Selain itu Teater „O‟ juga melakukan

pertemuan dengan pihak Universitas, dengan perjuangan yang keras oleh pengurus

tahun 2009-2010, maka pihak Universitas yakin dan diresmikanlah UKM Teater „O‟

menjadi UKM Universitas pada tahun 2010.

3.1.2. Anggota

Sesuai dengan AD-ART anggota Teater „O‟ adalah mahasiswa di Universitas

Sumatera Utara, terdapat juga dosen, alumni dan pelajar. Anggota Teater „O‟ tidak

dibatasi usia, status, dan asal-usulnya, selain itu Teater „O‟ juga memiliki anggota yang

bergabung didalam Komunitas „O‟.30

Komunitas „O‟ mempunyai ketertarikan dan minat

yang sama namun tidak ingin terikat didalam suatu organisasi kampus, karena setiap

anggota yg resmi dan aktif wajib selalu hadir dan ada disekretariat Teater „O‟.

Jumlah anggota Teater „O‟ dari tahun 1991 sampai 2010 berjumlah 200 orang,

namun yang masih aktif hanya sekitar 50 orang, selebihnya sudah menjadi alumni dan

sudah ada yang bekerja. Pada tahun 1991 sampai 1999 anggota Teater „O‟ paling

banyak berjumlah sekitar 50 orang, anggota yang bertahan masih yang lama dan disetiap

tahunnya hanya bertambah 5 sampai 15 saja. Jumlah anggota yang sedikit di karenakan

30

Komunitas ‘O’ adalah sekelompok orang yang tidak aktif sebagai anggota tetapi juga ikut

berpartisipasi dan membantu kegiatan yang diselenggarakan oleh Teater „O‟.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

32

belum banyaknya minat orang untuk bergabung untuk berkesenian teater, dan anggota

yang masuk hanya sekedar ikut-ikutan lalu keluar. Tahun 2000-an Teater „O‟

mengalami perkembangan, di tahun tersebut Teater „O‟ mulai melakukan Open

Recruitment, membuat promosi disekeliling kampus dengan mencetak spanduk dan

membagikan brosur kepada mahasiswa-mahasiswi diberbagai Fakultas kampus USU.

Sambutan mahasiswa pun cukup tinggi sehingga yang mendaftar mulai banyak sampai

170 orang.31

3.1.3. Perekrutan Anggota

Setiap tahunnya Teater „O‟ melakukan perekrutan anggota baru atau yang

sering disebut Open Recruitment. Pendaftaran dibuka setiap setahun sekali pada bulan

11 bertepatan masuknya mahasiswa baru. Dalam prosesnya perekrutan ini dilakukan

untuk menumbuhkan generasi baru yang nantinya akan meneruskan kepengurusan di

Teater „O‟ USU.32

Kontribusi yang diberikan Teater „O‟ kepada mahasiswa USU adalah

memberikan pengajaran tentang cara berakting, berteater secara gratis tanpa dipungut

biaya, Teater „O‟ menyediakan tempat kreatifitas bagi mahasiswa yang ingin

berkesenian khususnya teater. Selain itu secara tidak langsung Teater ‟O‟ juga

mengangkat nama USU dengan memunculkan karya-karya terbaiknya diperteateran

yang ada di Sumatera Utara. Para mahasiswa juga diajarkan bagaimana cara membuat

karya dan kreatifitas yang baik seperti membuat naskah, cerpen, puisi, dan novel. Selain

31

Wawancara Yos Rizal (Pendiri Teater „O‟), Minggu 14 Mei 2017. 32

Wawancara Sastra Maulud (Pendiri Teater „O‟), Senin 24 Juli 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

33

itu ada juga pengajaran cara melukis, menari, membuat musik serta Artistik. Sifat

kemandirian juga dibina bagi para anggotanya sehingga mereka tidak bergantung

kepada orang lain.

3.1.4. Seleksi

Selesai melakukan pendaftaran para calon anggota melakukan beberapa tahap

seleksi, seleksi ini dibuat untuk mengetahui bakat-bakat apa saja yang dimiliki para

calon anggota.33

Seleksi harus melewati sebanyak 7 post yang terdiri dari:

1. Post Wawancara

Wawancara dilakukan dengan penyampaian dan sejumlah pertanyaan, para calon

anggota diberi pertanyaan apa tujuan untuk masuk ke UKM Teater „O‟ USU, serta

diberi penyampaian tentang kesiapan diri untuk dapat bertanggung jawab dalam

kepengurusan Teater „O‟ kedepannya.

2. Post Tata Rias/Make Up

Make up dalam seni teater sangat berperan penting dalam menentukan karakter

dan ekspresi wajah ketika tampil didalam suatu pementasan. Tokoh dalam teater

memiliki karakter berbeda-beda, dan membutuhkan penampilan yang berbeda sesuai

karakternya. Sebagai seorang pemain teater, kita diharuskan bisa mempelajari cara

menata rias wajah diri sendiri sesuai karakter tokoh yang sudah ditentukan dinaskah.

33

Data Umum Teater „O‟ tahun 2010.

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

34

Maka disini para calon anggota dites kemampuannya dalam merias wajahnya sendiri

dengan make up sesuai karakter yang dimilikinya.

3. Post Akting

Untuk menjadi seorang aktor kita diwajibkan harus bisa berakting di atas

panggung, dan dibagian post ini setiap orang harus mengekspresikan suatu perwatakan

yang khas dari seorang tokoh dan diberikan peran menjadi diri orang lain sesuai naskah

yang sudah di tentukan.

4. Post Puisi

Dibagian post ini setiap calon anggota diberikan naskah puisi untuk dibaca

dengan gerak, dan mimik layaknya bermain peran teater yang dilakukan disebuah pentas

panggung yang ditonton orang banyak.

5. Post Musik

Dipost ini adalah tempat seleksi bagi para calon anggota yang memiliki bakat

memainkan alat musik, satu-persatu dites kemampuannya dalam memainkan alat musik

seperti gitar, kajon, dan biola. Teater sangat erat kaitannya dengan musik, musik

berguna untuk mengiringi suatu pertunjukan teater, peranan musik dalam pertunjukan

drama sangatlah penting. Musik dapat menjadi bagian lakon, pembukaan adegan,

member efek pada lakon, serta sebagai penutup cerita. Maka dipost ini sangat

dibutuhkan seseorang yang dapat memainkan alat musik untuk pementasan Teater „O‟.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

35

6. Post Tari

Disini adalah post bagi para calon anggota yang memiliki bakat menari, setiap

orang melakukan beberapa gerakan tarian tradisional seperti tarian batak, melayu, karo,

dll. Seni teater juga sering menggabungkan tari tradisional dengan olah peran (teater).

Didalam beberapa pertunjukan teater, terkadang kita diwajibkan untuk bisa memerankan

seorang tokoh penari yang lemah gemulai. Seorang aktor tidak hanya dibutuhkan

sebagai pemain akting yang baik saja, namun juga dianjurkan untuk bisa menguasai

bakat yang lainnya seperti menari.

7. Post Melukis

Dalam suatu pementasan teater kita juga membutuhkan seseorang yang

mempunyai bakat melukis untuk mendekorasi pemandangan latar belakang yang terhias

diatas panggung. Dibagian post ini adalah tempat seleksi orang-orang yang mempunyai

bakat dalam melukis khususnya artistik, setiap orang diwajibkan untuk melukiskan apa

saja sesuai karyanya sendiri.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

36

3.1.5. Pelatihan

Latihan Teater „O‟ dilakukan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari senin dan

rabu selesai jadwal kuliah mahasiswa kampus USU. Latihan diwajibkan bagi para

senior, pengurus, dan seluruh anggota yang telah resmi masuk di UKM Teater „O‟. Bagi

anggota baru, untuk menjadi anggota resmi di Teater „O‟ mereka diharuskan selalu

melakukan pelatihan magang selama 1 tahun dan akan diresmikan sebagai anggota saat

workshop. Sebelum melakukan latihan teater atau latihan perdevisi, biasanya seluruh

anggota Teater „O‟ melakukan suatu latihan dasar Fisik seperti olah nafas, olah Vokal,

olah pikir, olah tubuh, dan olah rasa.

Menurut Stanislavski ikatan antara aspek psikologi dan aspek fisik dalam diri

manusia tidak bisa dipisahkan, setiap tindakan fisik selalu terdapat sesuatu yang bersifat

psikologis.34

Dalam melakukan suatu kegiatan fisik haruslah terlebih dahulu melakukan

aktifitas tersebut dengan benar dan terhindar dari cidera. Hal tersebut juga harus

diterapkan sebelum melakukan pertunjukan atau sebelum masuk kedalam naskah yang

dibawakan dalam suatu pertunjukan teater.

34

Z. Pangaduan Lubis, Seni Pertunjukan, Medan: Balai Pengkajian dan Pengembangan, 1996,

hal-5.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

37

Setelah melakukan latihan fisik para anggota mulai melakukan latihan perdevisi.

Divisi-divisi Teater „O‟ terbagi dalam 6 bagian yaitu:

1. Divisi Teater,

2. Divisi Sastra,

3. Divisi Perfiliman,

4. Divisi Ilmiah

5. Divisi Musik dan Tari

6. Divisi Peralatan dan Perlengkapan

- Divisi Teater

Divisi ini melatih para anggota tentang keaktoran, cara berdialog, melatih

vokal, serta melatih gesture. Latihan keaktoran dilakukan dengan praktek langsung

membaca beberapa naskah yang pernah dibuat oleh Teater „O‟. Untuk dapat memilih

pemeran dengan tepat, maka pelatih teater membuat daftar yang berisi inventarisasi

watak pelaku yang harus dibawakan. Seorang aktor harus mampu berakting bagus

dengan dialog serta gesture yang baik sesuai naskah. Naskah berbentuk cakapan dan

dialog, dalam membaca naskah para pelatih memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam membaca naskah seorang aktor berdialog dengan

volume suara yang baik, sehingga terdengar sampai jauh. Meskipun diucapkan dengan

cepat artikulasi yang disampaikan pun harus tetap jelas, jangan sampai terjadi kata-kata

yang diucapkan menjadi tumpang tindih. Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi

juga berupa gesture atau gerak tubuh,. Seorang pemain jangan sampai terlihat ragu-ragu

Universitas Sumatera Utara

Page 56: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

38

dalam memainkan gerak tubuh, seorang pemain harus menghayati peran sesuai dengan

yang ditentukan dalam naskah. Jangan sampai melakukan bloking, usahakan antara

pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi sehingga penonton tidak

dapat melihat pemain yang ditutupi.

- Divisi Sastra

Dalam hal ini latihan yang dilakukan dari divisi sastra adalah menciptakan

penulisan karya sastra seperti membuat naskah pementasan dan puisi kepada seluruh

anggota dan calon anggota baru yang nantinya akan menjadi penerus para senior.

- Divisi Perfiliman

Ada pun maksud dari pelatihan divisi perfilman di dalam Teater „O‟ yaitu

karena didalam perteateran banyak gestur yang dipakai juga didalam perfilman.

Sehingga para anggota Teater „O‟ dapat mempelajari gesture yang dipakai dalam

perfilman, berakting dan berteater bisa dikatakan sejalan sehingga Teater „O‟

memasukan divisi film kedalam suatu latihan rutin.

- Divisi Ilmiah

Fungsi latihan ilmiah adalah memberikan wawasan ilmu terkait bidang seni

teater seperti mempelajari sejarah pengetahuan teater yang ada di Indonesia, teater

Tradisional, teater, Kontemporer, serta teater Modern. Divisi ilmiah juga melatih

anggotanya untuk dapat membuat seminar teater, menjadi pelatih teater disekolah, dan

menyelenggarakan workshop teater.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

39

- Divisi Musik dan Tari

Pentingnya latihan musik di Teater „O‟ adalah sebagai pendukung setiap suasana

yang diiringi didalam pementasan teater, tanpa adanya musik pertunjukan akan terasa

bosan jika tidak didukung oleh penata musik yang sesuai dengan konteks cerita yang

ditampilkan. Perlunya latihan divisi musik adalah agar para anggotanya dapat

menciptakan suatu karya musik yang baik untuk ditampilkan saat pementasan Teater

„O‟.

Divisi tari melatih para anggota untuk dapat menarikan tarian tradisional,

modern, dan kontemporer. Dalam pertunjukan teater, seni tari sering dihubungkan

dalam suatu pementasan teater, tari yang difungsikan sebagai pertunjukan mengarah

pada segi konsep, ide, tema, dan juga tujuan. Tarian yang dipersiapkan untuk

pertunjukan teater biasanya mengandung nilai estetis yang tinggi dan membutuhkan

latihan yang cukup lama.

- Divisi Peralatan dan Perlengkapan

Divisi ini memberikan pelatihan tentang rangkaian listrik dan pemasangan

lampu pertunjukan kepada anggotanya baik pria maupun wanita. Latihan dilakukan

dengan praktek langsung memasang lampu dan mensetting pencahayaan panggung.

Universitas Sumatera Utara

Page 58: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

40

Setelah anggota baru melakukan pelatihan magang selama setahun, Teater „O‟

USU menggelar workshop untuk meresmikan angkatan baru. Workshop juga dilakukan

untuk mengikat silaturahmi antara anggota baru dengan alumni, senior, dan pengurus.

Seperti tahun-tahun sebelumnya workshop teater digelar selama tiga hari dialam

terbuka, dimana tempat yang dipilih seperti di Perkebunan Tambunan Langkat,

Sibolangit, dll. Dengan latihan dialam terbuka jiwa dan pikiran akan menjadi tenang,

seni teater akan lebih berekspresi bila dilakukan di suasana yang hening, tenang, dan

fresh. Itulah kenapa pendalam latihan teater dilakukan di alam terbuka, selain

kelapangan pikiran dan jiwa, suasana kekeluargaan dan keakraban juga begitu terasa

dalam kegiatan ini.35

Workshop bertujuan mengasah dan memperdalam bakat para anggota didunia

teater, mereka diberi materi secara langsung oleh abang/kakak pendiri Teater „O‟ yang

sebelumnya sudah berpengalaman didunia teater. Anggota baru dilatih bagaimana

menjadi seorang aktor yang baik, menjadi sutradara, serta menjadi pimpinan produksi.

Selain melakukan pelatihan, para anggota juga diselingkan dengan bermain game, kerja

kelompok, dan melakukan diskusi-diskusi dengan para alumni. Workshop teater dialam

terbuka sudah menjadi tradisi yang melekat disetiap pengurus, kegiatan ini rutin di gelar

karena dinilai membawa manfaat dan dampak yang signifikan bagi setiap individu

anggota.

35

Wawancara dengan Bambang Riyanto (Mantan Ketua Teater „O‟ periode 2008-2010), Selasa

18 Juli 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 59: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

41

Pendalaman pelatihan teater memang penting dilakukan, sebab anggota Teater

„O‟ rata-rata hanya mengerti teater secara autodidak. Latar belakang pendidikan mereka

tidak mengajarkan soal dunia teater karena untuk meratakan pengetahuan dan bakat

mereka perlu diberi pengetahuan mengenai teater secara khusus lewat workshop.

Dikegiatan ini para anggota juga dibina untuk menjalin kekompakan secara tim bukan

individu, bisa saling menghargai,menghormati, dan bersikap tidak sombong, sebab bila

ada satu orang yang egois, maka suatu pementasan tidak akan berjalan dengan baik.

3.1.6. AD/ART

AD/ART Teater „O‟ sudah ada sejak terbentuk kepengurus tahun 1991. AD/ART

dibuat oleh pendiri dan pengurus periode 1991-1994. Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga Teater „O‟ merupakan landasan operasional dalam menjalankan suatu

organisasi. Didalamnya terdapat visi, misi, tujuan, tugas pokok, serta bidang

kepengurusan, terdapat jumlah pendanaan dan siapa saja yang memberi bantuan serta

berapa jumlah nominal bantuan yang diberikan. AD/ART disyahkan oleh forum yang

merupakan anggota organisasi Teater „O‟ USU. Ini digunakan untuk landasan kerja

kepengurusan serta menjadi peraturan dalam keanggotaan Teater „O‟, selain itu menjaga

agar tidak terjadi kesewenangan dalam mengelolah dana, serta mempunyai hak dalam

melaksanakan aktivitas organisasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

42

AD/ART Teater „O‟ tidak pernah diganti dan dirubah. Sampai sekarang masih

digunakan oleh keanggotaan Teater „O‟.36

Adapun isi dari AD/ART Teater‟O‟ bisa

dilihat di lampiran 2.

3.1.7. Dana

Dana keuangan organisasi Teater „O‟ bersumber dari:

1. Bantuan dari pihak Universitas,

2. Bantuan dari pihak Dekanat,

3. Iuran anggota tiap bulan,

4. Bantuan dari pihak Sponsor,

5. Bantuan dari Alumni, Abang/Kakak Teater „O.37

Bantuan yang diterima oleh UKM Teater „O‟ dari pihak Universitas sekali dalam

setiap tahunnya, jika memerlukan dana yang cukup besar pengurus Teater „O‟

melakukan surat permohonan bantuan dengan membuat proposal dan diajukan ke pihak

Biro Rektor, Dekanat atau ke pihak Sponsor. Selain itu untuk penambahan dana,

pengurus berusaha mencukupi kebutuhan tersebut melalui berbagai cara yaitu ngamen

puisi, mengisi musik di kafe, simulasi pasien, pementasan teater dan lain-lain.

Beberapa dana yang telah diterima Teater „O‟ dari pihak rektorat antara lain:

1. Bantuan dana dari setiap kegiatan yang diajukan Teater „O‟.

36

Data Umum Teater „O‟ tahun 2009. 37

Wawancara Bambang Riyanto (Mantan Ketua Teater „O‟ periode 2008-2010), Selasa18 Juli

2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 61: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

43

2. Bantuan dana pengembangan yang telah Teater „O‟ belikan beberapa peralatan

yang membantu dalam melaksanakan pementasan seperti alat musik, kostum, dll.

3. Bantuan dana diluar kampus.

3.2 Kegiatan

3.2.1. Pementasan

Sejak tahun 1991 sampai 2010, Teater „O‟ telah memproduksi sebanyak 97 kali

pementasan. Data-data pementasan bisa dilihat di lampiran 3. Setiap tahunnya Teater

„O‟ wajib mengadakan 2 kali pementasan untuk melaksanakan program kerja, selain itu

Teater „O‟ sering mendapat permintaan untuk mengisi kegiatan diacara tempat-tempat

lain sehingga produksi Teater „O‟ bisa lebih dari yang ditentukan. Untuk menghasilkan

produksi yang baik, para anggota Teater „O‟ harus menerapkan prinsip kerja sama

dalam berteater, didalamnya terlibat banyak orang dengan beragam keahlian. Melalui

kekompakan para anggota maka sebuah pementasan Teater „O‟ dapat terwujud sesuai

harapan.

Teater „O‟ merupakan kegiatan yang cukup eksis dan selalu diingat oleh para

penggemarnya. Hampir tiap tahun Teater „O‟ selalu melahirkan karya-karya barunya

untuk dipertunjukan, sehingga menimbulkan antusias yang tinggi bagi para penikmat

teater di Kota Medan. Tanggapan penonton ketika melihat Teater „O‟ tampil selalu

memberikan kesan yang baik dan mereka selalu mengerti makna dari alur cerita yang

dipentaskan oleh Teater „O‟. Teater „O‟ juga sering berinteraksi dengan ukm-ukm yang

Universitas Sumatera Utara

Page 62: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

44

ada diUSU dan diluar kampus, selalu rajin nampil puisi diberbagai acara, dengan

kegiatan-kegiatan itu membuat Teater „O‟ selalu diingat dan orang lain selalu tau

keberadaan Teater „O‟. Setiap pementasan yang dibuat oleh Teater „O‟ jumlah

penontonnya selalu banyak dan memenuhi target, dalam melakukan pementasan

program kerja biasanya Teater „O‟ selalu membuat pementasannya di Pagelaran

Fakultas Sastra dan jumlah penonton didalamnya bisa mencapai 200 orang dalam 1 hari.

Pementasan besar Teater „O‟ biasanya dilakukan di Taman Budaya Sumatera Utara, dan

jumlah penontonnya bisa mencapai tiga ribu lebih dalam 3 hari pementasan.

Selain aktivitas berteater, anggota Teater „O‟ juga sangat kreatif dalam menulis

naskah, baik naskah drama, monolog, cerpen, artikel, mau pun puisi. Teater „O‟ telah

menghasilkan 41 naskah drama, 6 naskah monolog, 3 naskah parodi, 1 naskah reportoar,

dan 1 buku kumpulan puisi dan 1 buku kumpulan naskah drama “Raja Tebalek".38

Adapun naskah-naskah tersebut bisa dilihat di lampiran 4.Naskah-naskah ini merupakan

karya dari para pendiri Teater „O‟ USU, yang dibuat untuk keperluan produksi

pementasan Teater „O‟, namun dibeberapa pementasan lainnya Teater „O‟ juga sering

menggunakan naskah dari karya orang lain.

Naskah dapat diberi batasan sebagai salah satu jenis karya sastra yang ditulis

dalam bentuk dialog atau ragam tutur , ragam tutur itu adalah ragam sastra. Naskah

38

Agus Mulia, “Antopologi Naskah Drama Teater „O‟ Universitas Sumatera Utara” Laporan

Penelitian, Medan: Balai Bahasa, 2006.

Universitas Sumatera Utara

Page 63: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

45

dibangun dalam struktur batin (semantik/makna) yang didasarkan atas konflik batin dan

mempunyai kemungkinan dipentaskan.39

Tujuan sebuah pementasan teater adalah perencanaan sebuah produksi hingga

sampai ketangan konsumen (penonton), produksi harus mempunyai management karena

dibutuhkan koordinasi dan keteraturan.40

Dalam pengelolahan pertunjukan atau menyiapkan produksi teater ada dua kerja

pokok yaitu menyiapkan tontonan dan mendatangkan penonton. Dalam menyiapkan

tontonan pemain Teater „O‟ harus benar-benar tau alur cerita yang akan kita sampaikan

kepada penonton, pemilihan materi benar-benar harus dipikirkan yang nantinya akan

mendatangkan penonton. Selain itu Pengendalian keuangan Teater „O‟ harus

diperhatikan, pengeluaran dan pemasukan harus diatur sehingga produksi dapat dicapai

dan keuangan stabil. Para pengurus management Teater „O‟ terlebih dahulu harus

menyusun anggaran, mencatat pengeluaran, dan memonitor anggaran selesai

pementasan, dan itu diatur oleh Bendahara Teater „O‟. Bendahara Teater „O‟ perlu

memberikan laporan akhir (LPJ), mencatat sejumlah pendapatan akhir pada halaman

yang sama yang memuat pengeluaran, sehingga laba atau rugi dapat dibaca.41

Untuk mendatangkan penonton para anggota Teater „O‟ melakukan promosi

keberbagai tempat, dengan kegiatan publikasi, iklan, kampanye, penjualan tiket ke jalan-

jalan dan menghubungkan sponsor. Publikasi dibuat dengan tulisan seperti media cetak,

kolom pemberitahuan, pemasangan iklan, poster, flyers dan selebaran. Publikasi yang

39

Ahmad Badrun, Pengantar Ilmu Sastra, Surabaya: Usaha Nasional, 1983, hal 3. 40

Adang Ismet, Seni Peran, Bandung: Katalog Dalam Terbitan, 2005, hal 20. 41

Wawancara Agus Bambang Hermanto (pendiri Teater „O‟), Jum‟at 11 Agustus 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 64: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

46

dibuat Teater „O‟ biasanya harus menarik sehingga membuat minat mahasiswa dan

masyarakat sekitar untuk datang menyaksikannya produksi pementasan dan

meningkatkan pejualan tiket.

3.2.2 Latihan

Kegiatan rutin yang dilaksanakan Teater „O‟ yaitu latihan untuk

mempersiapkan para pemain dipementasan teater. Latihan rutin berisi latihan-latihan

keaktoran, meliputi olah tubuh, olah vocal dan olahrasa, sedangkan proses pementasan

berisi tentang manajemen produksi yang terbagi menjadi tim produksi dan tim artistik.

Tim produksi terdiri dari pimpinan produksi, sekretaris, bendahara, humas, dokumentasi

dan konsumsi, sedangkan tim artistik terdiri dari sutradara, penulis naskah, Stage

manager, kostum, dan properti.

Latihan rutin diadakan tiga kali dalam satu minggu, dan proses pementasan

teater dilaksanakan 3-5 kali perminggu, sesuai dengan kebutuhan pementasan. Proses

pementasan teater tersebut membutuhkan waktu antara 3-7 bulan. Penggarapan naskah

atau yang sering disebut dengan proses pementasan naskah merupakan salah satu

aplikasi dari latihan rutin dan pelatihan yang dilakukan oleh anggota Teater „O‟. Selain

untuk mengasah kreatifitas dan menggali ilmu teater, dalam proses tersebut berusaha

untuk menanamkan atau membentuk karakter yang ideal dengan harapan bisa diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara

Page 65: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

47

Karakter merupakan kebutuhan bangsa. Salah satu bapak pendiri bangsa,

Bung Karno, menegaskan “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan

pembangunan karakter (Character building) karena character building inilah yang akan

membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju dan jaya, serta bermartabat. Kalau

character building ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa

kuli”.42

Di dalam sebuah pementasan Teater „O‟ seorang pemain atau aktor harus

mampu melatih menghidupkan suasana sehingga penonton dapat masuk kedalam alur

cerita yang disampaikan. Setiap tokoh dalam cerita harus memperlihatkan tindakan

(action).43

pertunjukan yang dibuat Teater „O‟ harus memiliki moralitas yang tinggi dan

budi pekerti yang luhur sehingga pertunjukan teater dapat menghasilkan perubahan

terhadap penonton. Suatu karya teater juga mengandung nilai sosial dan budaya, maka

seorang aktor harus memberikan manfaat dan contoh norma-norma yang baik untuk

masyarakat dan para penonton.

Pemain merupakan tulang punggung pementasan, pemainlah yang secara

langsung tampil saat pementasan dan beradapan dengan penonton. Untuk

mentranformasikan naskah diatas panggung yang mampu menghidupkan tokoh dalam

naskah lakon menjadi sosok yang nyata. Pemain mempunyai wewenang membuat

refleksi dari naskah melalui dirinya. Agar bisa merefleksikan tokoh menjadi sesuatu

42

Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, hal 1-2.

43Action diartikan sebagai gerak laku pemeran yang terjadi dalam suatu adegan dengan perintah

dari sutradara.

Universitas Sumatera Utara

Page 66: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

48

yang hidup, pemain dituntut menguasai aspek-aspek pemerananyang dilatih secara

khusus yaitu jasmani (tubuh/fisik), rohani (jiwa/emosi), dan intelektual. Dalam

pementasan sebuah naskah drama, para pemain dibutuhkan latihan proses kreatif yang

disebut dramatisasi cerita drama. Proses kreatif ini dapat dilakukan dengan latihan

berimrovisasi.44

Dalam melatih pemain para anggota Teater „O‟ melakukan latihan teknik olah

tubuh, pikiran, dan suara. Olah tubuh tujuannya untuk mendapatkan tubuh yang kuat

dan lentur dan menarik saat mengeskpresikan diri dalam suatu karya teater. latihan olah

tubuh yang dilakukan anggota Teater „O‟ seperti latihan tari, samadi, dan pernafasan

sedangkan melakukan olah pikiran bertujuan agar pemain Teater‟O‟ bisa lebih kristis

dan tanggap, latihan yang dilakukan olah pikiran seperti membaca naskah. Olah suara

atau vocal merupakan tenaga dalam suara, dengan vocal yang baik akan bisa memberi

kontribusi yang besar bagi keberhasilan pementasan seni teater. Bagus dan tidaknya

suatu vocal terletak pada kuat atau tidaknya suara yang diproduksi lewat mulut,

biasanya dalam latihan olah suara para anggota Teater „O‟ melakukannya dialam

terbuka sekitar lapangan pendopo dengan melakukan teriak- teriak vocal “AIUEO” agar

kekuatan suara bisa lebih baik.45

Selain dilatih menjadi seorang pemain/aktor, para anggota juga dilatih

bagaimana menjadi seorang sutradara, pimpinan produksi, dan tim artistik yang nantinya

44

Improvisasi merupakan cara pengungkapan yang dilakukan secara spontan atau tanpa terencana

terlebih dahulu. Biasanya drama yang bersifat improvisasi hanya menggunakan kerangka naskah yang

menyajikan kronologi cerita.

45

Wawancara Syaiful Hidayat (Pendiri Teater „O‟), Kamis 17 Agustus 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 67: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

49

membantu dalam menyukseskan suatu pementasan. Suatu pementasan tidak akan sukses

tanpa ada bantuan dari kerja sama tim dan pengurus.

Para aktor yang telah memiliki banyak pengalaman mengajarkan

pengetahuannya kepada aktor muda biasanya bisa menjadi sutradara, proses atau tahap

pertama yang harus dilakukan oleh sutradara adalah menentukan lakon yang akan

dimainkan. Sutradara bisa memilih lakon yang sudah tersedia di naskah yang sudah

jadi, karya orang lain atau membuat naskah lakon sendiri. Sutradara merupakan

penanggung jawab proses transformasi naskah lakon kebentuk pemanggungan.

Sutradara adalah pimpinan utama kerja kolektif sebuah teater, baik buruknya

pementasan teater sangat ditentukan oleh kerja sutradara. Sutradara dituntut mempunyai

pengetahuan yang luas untuk mengatasi kendala teknis yang timbul dalam

penciptaannya.46

Dalam membuat produksi pementasan, Teater „O‟ memiliki management

kepengurusan yang bertugas membantu kelangsungan kegiatan. Masing-masing anggota

telah diberikan kewajiban dalam melakukan tugasnya. Suksesnya suatu pementasan

teater terjadi karena adanya kerja sama antar pengurus dan anggota yang dibagi dalam

suatu kelompok. Ada pun pembagian tugas-tugas dalam suatu produksi pementasan

antara lain menjadi pimpinan produksi, dekretaris produksi, bendahara, seksi publikasi,

seksi dokumentasi, seksi konsumsi, seksi keamanan, seksi acara dan seksi koordinasi.

Tim Artistik dalam pementasan teater adalah orang-orang yang bertanggung jawab

46Endjat Djaenuderadjat dkk, Seni Pertunjukan dan Seni Media, Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada, 2009, hal 125.

Universitas Sumatera Utara

Page 68: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

50

dalam mengurus panggung atau pentas, dekorasi, tata lampu, tata suara, tata musik,

kostum, dan tata rias. Pertunjukan teater akan berlangsung dengan baik dengan adanya

bantuan dari tata artistik yang mendukung.

Tahap terakhir yang dilakukan saat latihan adalah mengevaluasi para pemain,

setelah pemain berakhir adakan evaluasi menyeluruh kepada anggota Teater „O‟. Para

senior dan alumni Teater „O‟ biasanya memberikan masukan, ide positif kepada pemain

dan tim produksi awalnya, lalu para anggota bersama-sama mengevalusi kelemahan

masing-masing. Pada tahap ini hubungan baik dan kekompakan antar pemain, tim

produksi, dan tim artistik sudah terbina sehingga mereka dapat saling terbuka dan

membuka diri terhadap masukan orang lain.

3.3 Komunikasi dan Hubungan dengan Teater Lain

Hubungan Teater „O‟ dengan Teater lain yang ada dikota Medan terjalin sangat

baik dan saling menghargai. Teater-teater yang ada dikota Medan selalu berpartisipasi

dalam kegiatan-kegiatan dan produksi pementasan yang dibuat oleh Teater „O‟, bantuan

yang mereka lakukan seperti menyebarkan undangan dan menjual tiket kemasyarakat.

Begitupun sebaliknya Teater „O‟ juga membantu diberbagai kegiatan produksi

pementasan Teater lain. Teater „O‟ USU juga tergabung didalam komunitas Kotak,

Kotak adalah komunitas teater anak kampus. Komunitas teater ini dibuat agar

silaturahmi dan kedekatan sesama teater kampus terus terjalin dengan baik dan nantinya

juga bisa saling membantu diberbagai kegiatan. Komunitas kotak terdiri dari 10

komunitas teater yaitu Teater „O‟ USU, Teater Lkk Unimed, Teater Lksm UIN_SU,

Universitas Sumatera Utara

Page 69: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

51

Teater Kuast Panca Budi, Teater Sisi UMSU, Teater SH-82 UMSU, Teater Kosong

Satoe (01) USI, Teater Post Arca ITM.

Setiap dua bulan sekali komunitas Kotak mengadakan arisan perkumpulan dan

membuat kegiatan program kerja seperti menampilkan Musikalisasi Puisi, Pementasan

Teater, Persembahan Tari Daerah, Monolog, Pantomim dan menampilkan irama musik

yang dipertunjukan oleh beberapa UKM teater kampus. Kegiatan ini dibuat untuk

membangkitkan rasa kepedulian mahasiswa-mahasiswi terhadap seni khususnya di Kota

Medan ini sendiri yang masih kurang tertarik dan peduli akan budaya. Kegiatan dibuat

secara bergantian ditiap Universitas dan acara dilaksanakan di UKM teater yang

tergabung didalam Komunitas Kotak, karena kegiatan ini terus berlanjut maka

komunikasi Teater „O‟ dengan teater lain pun terus berjalan dengan baik sampai

sekarang.47

3.4 Hubungan dengan Pihak Sponsor

Hubungan Teater „O‟ dengan Pihak Sponsor selama ini berjalan dengan baik dan

tidak ada masalah, beberapa sponsor ada yang mempercayai untuk bekerja sama dengan

pengurus Teater „O‟ USU. Banyak sponsor-sponsor yang sudah membantu kegiatan

Teater „O‟ selama ini, seperti bantuan dari pihak sponsor Honda, Pegadaian, Bank BNI,

RRI Medan, dan perusahaan Telkomsel. Biasanya bantuan yang diberi oleh pihak

sponsor adalah bantuan dana, dan setiap dana yang dibantu oleh pihak sponsor tidak

pernah dipulangkan kembali.

47

Wawancara Yulhasni (Pendiri Teater „O‟), Kamis 08 Juni 2017.

Universitas Sumatera Utara

Page 70: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

52

Ketika Teater „O‟ sudah menjadi UKM Universitas pada tahun 2010, ada

sambutan yang cukup baik, Teater „O‟ mendapatkan proyek pementasan tour lima kota

yang bekerja sama dengan PKPA yang disponsori oleh AusAID. Teater „O‟

membawakan naskah yang berjudul “Detektif Danga-Danga” yang disutradarai oleh

Yusrianto Nasution, naskah tersebut menceritakan tentang perlindungan anak yang

diperjual belikan, dalam proses ceritanya tetap alur Komedi. PKPA mendanai Teater „O‟

mentas di lima kota, pementasan pertama dilakukan di kota Siantar, yang kedua di kota

Tebing Tinggi, yang ketiga di kota Binjai, lalu yang keempat di Langkat, dan yang

terakhir di kota Medan.

3.5 Tantangan dan Hambatan dalam Perkembangan

3.5.1. Dana

Dana merupakan hal yang sangat penting untuk menjalankan setiap kegiatan-

kegiatan yang telah direncanakan oleh Teater „O‟. Layaknya seperti organisasi lain

Teater „O‟ juga sangat membutuhkan pendanaan untuk perkembangan pementasannya.

Tanpa adanya dana tidak mungkin kegiatan dapat berjalan dengan baik. Untuk

melangsungkan pementasan Teater „O‟ harus memiliki Peralatan panggung, kostum

teater, make up karakter, dan alat musik. Dalam pembuatan produksi pementasan teater

memang membutuhkan dana yang sangat besar, selain untuk membeli peralatan para

pengurus juga membutuhkan dana dalam mencetak tiket, poster, selebaran, dan dana

transportasi. Karena Teater „O‟ tidak memiliki cukup dana yang besar, sehingga

peralatan di sekretariat Teater „O‟ menjadi tidak lengkap dan itu sangat menjadi

Universitas Sumatera Utara

Page 71: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

53

penghambat untuk keanggotaan Teater „O‟. Teater „O‟ adalah organisasi yang berada

dibawah naungan Universitas Sumatera Utara akan tetapi bantuan dana yang diberikan

oleh pihak rektorat tidak sepadan dengan jumlah dana yang akan dikeluarkan untuk

melaksanakan suatu kegiatan. Hal ini menjadi salah satu hambatan untuk melaksanakan

pementasan besar atau kolosal seperti di Taman Budaya. kurangnya dana yang diberikan

membuat beberapa program kerja Teater „O‟ menjadi tidak terlaksana dengan baik,

sehingga kedepannya bisa menimbulkan penurunan kreativitas bagi para anggota Teater

„O‟.

3.5.2. Disiplin Anggota

Perbedaan jadwal kuliah sering kali menjadi suatu hambatan bagi para anggota

untuk hadir disiplin kesekretariat Teater „O‟. Jadwal kuliah yang tabrakan membuat

beberapa anggota terlambat latihan rutin, sehingga tidak mendapatkan bahan materi

yang sudah diberikan. Kurangnya kesadaran anggota untuk berlatih sesuai jadwal yang

sudah ditentukan, disetiap organisasi pasti terdapat sebagian orang yang mau disiplin

dan sebagian lagi ada yang tidak menuruti peraturan. Beberapa anggota ada juga yang

meninggalkan tanggung jawabnya sebagai pengurus demi mengikuti kegiatan diluar dan

membuat kegiatan Teater ‟O‟ jadi tidak terurus. Tidak aktifnya anggota perdivisi tanpa

korfirmasi yang menyebabkan beberapa kegiatan tertunda untuk dilaksanakan. Hal-hal

tersebut yang menimbulkan kurangnya disiplin anggota dalam mengikuti peraturan yang

sudah dibuat oleh Teater „O‟.

Universitas Sumatera Utara

Page 72: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

54

Selain itu para anggota kurang dalam memperhatikan management

kepengurusannya. Tidak melakukan program-program kerja yang terstruktur sehingga

proses latihan di Teater „O‟ belum maksimal dan mengalami penurunan di generasi.

Karena hal ini beberapa anggota jadi tidak bisa tampil seluruhnya dan bisa membuat

anggota menjadi fakum. Keanggotaan yang tidak terarah akan mengakibatkan tidak

munculnya aktor-aktor baru, sutradara baru, penulis naskah baru untuk Teater „O‟

kedepannya. Hal ini bisa berdampak negative kepada para anggota baru jika dibiarkan

terus-menerus.

3.5.3. Ide dan Kreativitas

Tantangan dan hambatan dalam ide dan Kreatifitas Teater „O‟ adalah:

1. Kurangnya keinginan anggota baru untuk belajar membuat naskah pementasan,

puisi, cerpen, dari para senior yang sudah berpengalaman.

2. Kurangnya berdiskusi dengan para senior dan alumni membuat para anggota tidak

mendapat idea atau masukan dalam memecahkan suatu masalah.

3. Tidak ada keinginan untuk tampil disuatu kegiatan pementasan Teater „O‟.

4. Proses latihan yang tidak benar-benar dilakukan membuat besik keaktornya kurang

baik.

5. Tidak tersistemnya program-program latihan membuat proses latihan belum

maksimal dan kreativitas yang didapat hanya setengah-setengah.

6. Tidak adanya transfer ilmu yang terkordinir membuat tidak munculnya generasi

baru untuk menjadi sutradara.

Universitas Sumatera Utara

Page 73: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

55

7. Kurangnya interaksi dengan teater yang ada ditaman budaya.

3.5.4. Persaingan Antar Teater

Tantangan dalam persaingan antar teater di Kota Medan adalah soal karya-karya

yang mampu menarik minat masyarakat yang mau menonton pertunjukan Teater. Di

zaman yang modern seperti sekarang ini, sebagian masyarakat kurang meminati teater

dan lebih memilih menonton film di bioskop. Hal ini membuat Teater „O‟ harus bisa

melakukan sebuah produksi pementasan yang lebih baik, dan membuat naskah dengan

alur ceritanya yang menarik, sehingga bisa mendatangkan minat masyarakat untuk mau

menonton pertunjukan teater yang telah dipentaskan. Teater „O‟ harus mampu dalam

membuat karya yang berkualitas, menceritakan norma-norma yang baik dan

memberikan kesan yang baik, dan penyampaian cerita yang jelas sehingga para

penonton mengerti akan alur yang disampaikan oleh pemain. Setiap organisasi Teater

kampus yang ada di Kota Medan minimal mempunyai ciri khas tersendiri, dan tidak bisa

disamakan dengan teater-teater lain. Karena jika memiliki kesamaan dalam alur cerita

atau genre bisa menimbulkan kesan plagiat dalam kreativitasnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 74: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

56

BAB IV

KONTRIBUSI TEATER „O‟ SEBAGAI PENDUKUNG KREATIVITAS

Kontribusi merupakan perilaku yang dapat dilaksanakan oleh individu-individu

dalam masyarakat sebagai organisasi. Kontribusi juga dapat dikatakan sebagai perilaku

individu, yang penting bagi struktur sosial masyarakat.48

Kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam memberikan ide-ide barunya.

Orang yang kreatif adalah orang yang melihat hal yang sama, tapi berpikir dengan cara

yang berbeda. Orang yang kreatif bisa tampil menonjol di antara kerumunan orang lain.

Perbedaan lewat munculnya ide-ide inilah yang membuat berbagai peluang baru

terbuka, kreatifitas lebih bersifat subyektif dan sulit diukur.49

Demikian juga Teater „O‟ memberi konstibusi dan perananan tersebut kepada

anggotanya.

4.1 Kontribusi Teater „O‟ Terhadap Anggota

Kontribusi yang diberikan Teater „O‟ kepada para anggotanya adalah memberikan

pengajaran tentang kreativitas dalam suatu kegiatan yang positif untuk mengisi waktu

kosong yang bermanfaat. Selain berakting para anggotanya diajarkan bagaimana cara

membuat karya yang baik seperti membuat naskah, cerpen, puisi, dan novel. Selain itu

ada juga diajarkan cara berakting yang baik, berteater, melukis, menari, membuat musik

48

S. Uriana Rahmawati, Fungsi Media Pembelajaran, Jakarta: FITK, 2010.

49D. Supriadi, Kreativitas dan Perkembangan Kebudayaan, Bandung: Alfabeta, 2004, hal 40.

Universitas Sumatera Utara

Page 75: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

57

serta Artistik. Sifat kemandirian juga dibina bagi para anggotanya sehingga mereka

tidak bergantung kepada orang lain, pengajaran diberi secara gratis tanpa dipungut biaya

sama sekali. Setiap perlombaan yang diikuti oleh Teater „O‟ selalu melibatkan

mahasiswa kampus, dan itu bisa membuat para mahasiswa semakin banyak

mendapatkan prestasi.

Didalam teater juga diajarkan nilai-nilai kemanusiaan, seperti bagaimana

menghargai peran yang dibawakan. Dengan bermain drama atau teater seseorang bisa

mengenal berbagai karakter yang dimiliki manusia dan memilih mana yang baik dan

buruk. Teater „O‟ telah berkontribusi dalam meningkatkan kualitas karakter anggota-

anggotanya, berperan dalam menanamkan nilai moral masa depan dan melatih

pendidikan karakter, dan semua itu akan berguna bagi para mahasiswa pendidikan yang

nantinya bisa melatih kepekaan berkomunikasi ketika berada di dunia kerja.

Membentuk karakter anggota di Teater „O‟ dapat melatih situasi dan kondisi

lingkungan sekitar melalui latihan emosi dan ekspresi, mengembangkan potensi diri

melalui latihan konsentrasi dan meditasi menumbuhkan kemampuan para anggota yang

nantinya dapat beradaptasi dan berinteraksi dengan baik. Selain itu para anggota juga

diajarkan sikap enterpreunership, tentu saja juga melahirkan sikap yang professional.

Teater „O‟ salah satu yang dapat menjadikan mahasiswa memiliki soft skill dan hard

skill dibidang kesenian, khususnya dalam berteater.

Universitas Sumatera Utara

Page 76: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

58

Anggota Teater „O‟ juga bisa mengenal lebih jauh perkembangan teater kampus

yang nantinya menjadi wadah pertemuan Teater Mahasiswa Nusantara, disitu kita juga

belajar untuk memahami budaya Indonesia. Selain paham akan manfaat bagaimana

belajar jadi seorang leadership, ajang diskusi, namun juga media belajar diluar bidang

dan sebagai media penyalur bakat, khususnya dibidang kesenian. Para anggota diajarkan

melatih mental, mandiri, cepat mengambil keputusan, dan mampu menyelesaikan

masalah dengan cepat dan pengajaran itu bisa bermanfaat untuk kedepannya. Teater „O‟

merupakan ukm yang berajas kekeluargaan sehingga para mahasiswa menjalin

silaturahmi dengan baik. Setiap permasalahan, suka-duka yang terjadi selalu

diselesaikan secara bersama, dan saling membantu. Ukm Teater „O‟ merupakan kegiatan

yang sangat aktif setiap harinya dikampus USU, dengan adanya aktivitas yang dilakukan

para mahasiswa itu dapat mengurangi kenakalan remaja yang bisa menyia-nyiakan

waktu mereka. Teater „O‟ mengajarkan sifat kekompakan dan saling membantu kepada

setiap anggotanya, jika ada yang sakit atau kemalangan semua anggota pasti

berpartisipasi dan menolong temannya.

4.2 Kontribusi Alumni

Dalam perkembangannya anggota Teater „O‟ selalu membangun keakrapan

dengan setiap alumni. Dari pengalaman para alumni serta ilmu yang akan memberikan

berbagai konsep, ide, pemikiran, masukan, dan kritik nantinya akan membangun kepada

para pengurus dan keanggotaan yang baru, melalui diskusi-diskusi dengan para alumni,

kreatifitas para anggota diharapkan dapat berkembang dan tearah.

Universitas Sumatera Utara

Page 77: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

59

Dalam pementasan yang dilaksanakan Teater „O‟ alumni juga berpartisipasi

menyukseskan diberbagai kegiatan yang dibuat oleh anggota Teater „O‟, membantu

mesutradarai setiap kegiatan yang diaadakan oleh Teater „O‟. Untuk pembuataan naskah

para anggota Teater „O‟ juga masih dibantu oleh alumni-alumni yang berpengalaman

didalam bidangnya.

Adapun salah satu contoh naskah pementasan Teater „O‟ yang dibuat oleh

abangda Yusrianto Nasution selaku alumni di Teater „O‟ USU lihat dilampiran 4.

Naskah ini digunakan saat Teater „O‟ melakukan pementasan besar tour dilima kota

yang menggadeng sponsor dari AusAID.50

Selain itu alumni juga membantu pendanaan Teater „O‟ dengan seikhlas hati,

tanpa ada tindakan pemaksaan atau penekanan yang menimbulkan ketegangan atau

gangguan dalam pikiran pihak-pihak yang bersangkutan. Teater „O‟ adalah merupakan

organisasi kekeluargaan, setiap bantuan yang diberi oleh para alumni adalah bentuk rasa

kecintaannya terhadap keluarganya.

Kegiatan yang dilakukan Teater „O‟ adalah untuk membuat aktivitas yang positif

di Universitas Sumatera Utara. Kreativitas yang dilakukan UKM Teater „O‟ seperti

membuat kegiatan pementasan, mengikuti lomba, membuat karya-karya yang baik

nantinya mengharumkan nama baik dari Universitas. Universitas juga berkontribusi

penting dalam perkembangan UKM Teater „O‟, karena setiap tahunnya pihak

Universitas memberikan dana bantuan untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh

50

Data Umum Teater „O‟ 2010.

Universitas Sumatera Utara

Page 78: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

60

Teater „O‟. Setiap Ukm yang ada diUSU selalu diberi bantuan dana oleh pihak

Universitas, maka para mahasiswanya harus dapat mengelolah pendanaannya dengan

sebaik mungkin. Dalam perkembangannya pihak Universitas juga memberikan bantuan

seperti memberikan sekretariat kepada Teater „O‟ untuk anggota mengurus

administratife dan diskusi program kerja. melengkapi peralatan pementasan seperti

kostum, alat musik dan memberikan bantuan renovasi gedung pagelaran.

Pihak Fakultas Sastra juga berkontribusi dalam perkembangan Teater „O‟

USU, sekretariat Teater „O‟ terletak didalam Fakultas Sastra sehingga hubungan Teater

„O‟ dengan pihak Fakultas sangat erat terjadi. Kreativitas yang dilakukan UKM Teater

„O‟ seperti membuat kegiatan pementasan, mengikuti lomba, nantinya juga dapat

mengharumkan nama baik dari Fakultas. Dalam perkembangannya pihak Fakultas juga

memberikan dana bantuan kepada ukm teater „O‟. Setiap kegiatan pementasan yang

dilaksanakan oleh Teater „O‟ pihak Fakultas selalu memberikan dukungan yang positif

kepada para anggota Teater „O‟. Latihan rutin yang dilakukan oleh anggota Teater „O‟

selalu didalam Fakultas Sastra, dan aktivitas itu bisa menghidupkan suasana Fakultas

dengan kegiatan yang bermanfaat bagi para mahasiswanya.

Pementasan Teater „O‟ diharapkan dapat dijadikan ajang ekspresi yang positif

serta memberikan nilai norma-norma yang baik. Teater „O‟ juga dapat dipakai sebagai

salah satu media pendidikan dalam rangka interaksi secara kelompok, teater dapat

dipakai sebagai media untuk mengungkapkan pemikiran, perasaan, dan emosi-emosi

seperti kemarahan, kesedihan, kegembiraan, kesombongan, keangkuhan, dan

keramahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 79: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

61

Karya-karya yang dibuat Teater „O‟ tidak lain untuk membuat masyarakat dapat

menikmati dan menyukai pertunjukan teater. Tujuan sebuah pementasan teater adalah

mendatangkan penonton dari masyarakat sekitar, tanpa adanya penonton kegiatan

pementasan Teater „O‟ tidak akan berjalan dengan sukses. Dengan adanya dukungan

yang positif dari masyarakat, Teater „O‟ mengalami perkembangan yang lebih baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 80: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Teater „O‟ merupakan unit kegiatan mahasiswa kampus USU yang berdiri pada

tanggal 1 Oktober 1991. Teater „O‟ didirikan oleh sekelompok mahasiswa di Fakultas

Sastra melalui diskusi untuk membangun aktivitas dan kreativitas di kampus USU.

Teater adalah salah satu ekspresi dalam dunia Seni Pertunjukan dan sangat populer

ditengah-tengah masyarakat. Sumatera Utara merupakan lahan yang subur bagi kegiatan

seni teater, khususnya di Kota Medan sudah banyak terbentuknya kelompok teater

kampus. Dalam sejarahnya teater sangat penting dalam menggerakan jiwa bangsa, Pada

masa Orde Baru teater merasakan benar betapa kuatnya kehidupan politik merasuki dan

bahkan menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Setiap negara memiliki seni

teater yang berbeda-beda dan mempunyai ciri khas, makna, dan peran yang berbeda

pula. Seni teater memiliki peran yang sangat penting dalam menunjukan jati diri suatu

negara karna setiap unsure estetis dan pesan moral yang terkandung dalam seni teater

dapat di apresiasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap tahun Teater „O‟ melakukan 2 kali pementasan untuk melaksanakan

program kerja dan melihat bakat para anggota dalam bermain akting diatas pentas. Sejak

tahun 1991 sampai 2010, Teater „O‟ telah memproduksi sebanyak 97 kali pementasan.

Selain aktivitas berteater anggota Teater „O‟ sangat kreative dalam menulis naskah, baik

naskah drama, monolog, cerpen, artikel,maupun puisi.

Universitas Sumatera Utara

Page 81: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

63

Aktivitas yang dilakukan Teater „O‟ mampu mengembangkan bakat dan menjadi sebuah

kegiatan yang positive bagi mahasiswa sepulang dari kuliah. Teater „O‟ patut

dibanggakan yang mana mampu bertahan dan berkembang walau banyak tantangan

yang harus dihadapi.

Adapun tantangan dan hambatan yang terjadi dalam perkembangan Teater „O‟

seperti kesulitan pendanaan, Disiplin anggota, ide dan kreativitas membuat para alumni

terus berpartisipasi dalam membantu kegiatan yang dilaksanakan. Teater „O‟ merupakan

UKM yang berajas kekeluargaan, sampai sekarang para alumni, senior tetap

memberikan ide, dan ilmunya kepada para pengurus dan anggota baru agar untuk

kedepannya Teater „O‟ bisa mengalami perkembangan yang lebih baik lagi.

5.2 Saran

Teater „O‟ merupakan UKM yang telah lama berdiri dan sudah menjadi UKM

Universitas, diharapkan untuk kedepannya keanggotaan Teater „O‟ dapat terus

mengembangkan kreatifitasnya dengan baik. Sehubung dengan konflik-konflik atau pun

kendala baik itu secara internal maupun eksternal yang dihadapi dalam melangsungkan

perkembangan Teater „O‟ yang lebih baik di USU, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan baik oleh pihak rektorat yang juga menaungi organisasi kampus dan juga

oleh anggota Teater „O‟ yang mengurus perkembangannya:

a. Diharapkan semangat dan perhatian yang lebih baik lagi untuk para anggota dalam

mengelolah management di Teater „O‟ USU, sehingga bisa memunculkan para

Universitas Sumatera Utara

Page 82: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

64

penerus yang baik dalam bidang keaktoran, penyutradaraan, tim produksi, serta tim

artistik.

b. Membuat sistem Open recruitmen yang terarah, sehingga tidak membuat terjadinya

penumpukan anggota yang nantinya mengakibatkan sebagian anggota tidak

mendapatkan bagian main dalam pementasan.

c. Selain itu juga perlu diperhatikan mutu ataupun kualitas pertunjukan, bukan sekedar

mentas atau asal naik panggung saja, melainkan harus meningkatkan pesan dan

kesan bagi penikmat atau pun penonton.

d. Diharapkan para anggota baru dapat lebih mengembangkan karyanya dalam menulis

naskah, sehingga tidak hanya mengharapkan naskah yang dibuat dari para pendiri

atau senior Teater „O‟.

e. Lebih diperhatikan lagi segala peralatan atau barang yang ada di sekretariat Teater

„O‟, agar tidak rusak dan hilang.

f. Bantuan materil yang diberikan Universitas, Dekanat, dan para alumni diharapkan

bisa digunakan dengan baik dan kegunaannya bisa dimanfaatkan dengan terarah.

Universitas Sumatera Utara

Page 83: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

65

DAFTAR PUSTAKA

Badrun, Ahmad. 1983. Pengantar Ilmu Sastra. Surabaya: Usaha Nasional.

Bandem, I Made dan Sal Murgianto. 1996. Teater Daerah Indonesia. Yogyakarta:

Kanisius.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1999. Partisipan Seniman dalam

Perjuangan Kemerdekaan di Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa.

Djaenuderadjat, Endjat. 2009. Seni Pertunjukan dan Seni Media. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Gottchalk, Louis. 1985. Mengerti Sejarah, (terj. Nugroho Notosusanto), Jakarta: UI

Press.

Hamza, A.Adjib. 1998. Pengantar Bermain Teater. Bandung: CV Rosda.

Hariyanto, Samadi Muchlas. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:

PT. Remaja Rosdakaya.

Ismet, Adang. 2005. Seni Peran. Bandung: Katalog Dalam Terbitan.

J, Dananjaya. 1990. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka

J. Waluyono, Herman. 2008. Pementasan dan Pengajarannya. Surakarta: Lembaga

Pengembangan Pendidikan.

Koentjaraningrat. 1982. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan.

Marie, anne dan Grey. 2008. Event Sponsorship. Jakarta: PPM.

Mulia, Agus. 2006. “Antologi Naskah Drama Teater „O‟ Universitas Sumatera Utara”.

Laporan Penelitia). Medan: Balai Bahasa Medan.

Rahmawati, S. Uriana. 2010. Fungsi Media Pembelajaran. Jakarta:

FITK.

Riantiarno, N. 1993. Teguh Karya dan Teater Populer. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Universitas Sumatera Utara

Page 84: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

66

Panca, Dhana, Rhadar. 2000. Ideologi Politik dan Teater Modern Indonesia.

Magelang: Yayasan Adikarya IKAPI.

Pangaduan, Z. 1996. Seni Pertunjukan. Medan: Balai Pengkajian dan Pengembangan

Sapardi, Djoko. 1997. Sastra Pada Masa Revolusi, dalam buku Denyut Nadi

Revolusi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Supriadi, D. 2004. Kreativitas dan Perkembangan Kebudayaan. Bandung: Alfabeta.

TWH, Muhammad. 1992. Sejarah Teater dan Film Di Sumatera Utara. Medan:

Yayasan Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan R.I.

Yusrianto. 2009. Raja Tebalek. Medan: Madju.

Universitas Sumatera Utara

Page 85: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

67

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Yusrianto Nasution

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 52 tahun

Pekerjaan : PNS – RRI Medan Kepala Seksi Perencana dan Evaluasi

Alamat : Jl. Sei Musi dusun 8 Medan Griya

2. Nama : Yulhasni

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : Anggota KPU SUMUT / Dosen USU

Alamat : Komplek Alam Patumbak Permai Blok E9

3. Nama : Mukhlis Win Ari Yoga

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : Pekerja Seni di Taman Budaya SUMUT

Alamat : Komplek Ring Road

4. Nama : Agus Mulia

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : Peneliti di Balai Bahasa SUMUT

5. Nama : Sastra Maulud

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 52 tahun

Pekerjaan : PNS Dinas Pasar Tempo Medan

Universitas Sumatera Utara

Page 86: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

68

6. Nama : Yos Rizal

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 51 tahun

Pekerjaan : Dosen Universita Sumatera Utara

7. Nama : Rahmat Efendi Siregar

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : KPU di Padang Lawas Selatan

8. Nama : Agus Bambang Hermanto

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 50 tahun

Pekerjaan : PNS-Balai Bahasa Medan

9. Nama : Bambang Riyanto

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 26 tahun

Pekerjaan : Wartawan

10. Nama : Syaiful Hidayat

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 54 tahun

Pekerjaan : Guru di Budi Utomo Medan

Universitas Sumatera Utara

Page 87: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

69

Lampiran

Lampiran 1

Nama-nama pendiri Teater „O‟ USU.

No. Nama Stambuk Jurusan Pekerjaan

1. Yusrianto Nasution 1986 Sastra Melayu PNS – RRI Medan

Kepala Seksi

Perencanaan dan

Evaluasi Siaran

2. Sastra Maulud 1986 Sastra Arab PNS-Dinas Pasar

Tempo Medan

3. Agus Bambang 1988 Sastra Indonesia PNS-Balai Bahasa

Hermanto Medan

4. Yos Rizal 1987 Sastra Melayu Dosen-Universitas

Sumatera Utara

5. Syaiful Hidayat 1984 Sastra Indonesia Guru di Budi Utomo

Medan

6. Jumahir 1986 Sastra Melayu Guru di Belawan

7. M. Khaidirwan Jamili 1986 Sastra Melayu BNN di Kisaran

8. Moratua Naibaho 1988 Sastra Melayu Guru di Sipirok

9. Ibrahim Sembiring 1989 Sastra Indonesia PNS-Balai Bahasa

Aceh

10. Iskandar 1889 Sastra Inggris Wiraswasta

11. Alm. Mukhlis

Sinambela 1889 Sastra Indonesia -

12. Mukhlis Win Ariyo 1991 Sastra Indonesia Pekerja Seni-Taman

Budaya SUMUT

Universitas Sumatera Utara

Page 88: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

70

13. Agus Mulia 1991 Sastra Indonesia Peneliti-Balai

Bahasa SUMUT

14. Didik Luhur Pambudi 1991 Sastra Indonesia Politis di Jakarta

15. Yulhasni 1991 Sastra Indonesia Anggota KPU

SUMUT/Dosen

16. Syaiful Bahri Lubis 1991 Sastra Indonesia Kepala Kantor

Bahasa Jambi

17. Rahmat Efendi Siregar 1991 Sastra Indonesia KPU di Padang

Lawas Selatan

18. Sri Wardatul Hayati 1991 Sastra Indonesia Guru di Belawan

19. Rosliani 1991 Sastra Indonesia PNS-Balai Bahasa

SUMUT

20. Hermansyah Putra 1991 Sastra Indonesia Wiraswasta

21. M. Ali Sadikin 1991 Sastra Indonesia Dosen di Binjai

Universitas Sumatera Utara

Page 89: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

71

Lampiran 2

AD/ART Teater „O‟ USU, sumber Data Umum Teater „O‟ 2009.

I. Anggaran Dasar Teater „O‟:

Pasal 1 (Nama): Organisasi ini bernama Teater‟O‟.

Pasal 2 (Waktu): Organisasi ini didirikan 1 Oktober 1991 di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3 (Tempat Kedudukan): Organisasi ini berkedudukan di Universitas Sumatera Utara Medan.

Pasal 4 (Asas): Organisasi ini berasaskan Pancasila.

Pasal 5 (Sifat): Organisasi ini bersifat independen dan kekeluargaan.

Pasal 6 (Tujuan): Organisasi ini bertujuan menumbuh kembangkan aktivitas dan kreativitas Teater „O‟

yang professional.

Pasal 8 (Lambang): Lambang Teater „O‟ akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga(ART).

Pasal 9 (Kekuasaan): Rapat Anggota (RA) adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam organisasi.

Pasal 10 (Ketua):

1. Ketua organisasi ini adalah anggota Teater „O‟ dan dipilih dalam Rapat Anggota.

2. Ketua organisasi dalam melaksanakan kewajibannya dibantu oleh seluruh pengurus.

Pasal 11 (Struktur Organisasi):

1. Ketua Umum dan Staff Ketua, Sekretaris Umum, dan Bendahara.

2. Pengurus harian dibantu oleh divisi-divisi.

Pasal 12 (Keanggotaan)

1. Anggota Teater „O‟ adalah orang yang terdaftar dalam keanggotaan Teater „O‟. Anggota terdiri

dari: a) Anggota Biasa b)Anggota kehormatan.

Pasal 13 (Hak)

1. Anggota biasa adalah mahasiswa USU alumni USU yang mempunyai: a) Hak bicara b) Hak

memilih dan dipilih c) Hak membela diri.

2. Anggota kehormatan adalah orang yang telah banyak berjasa dan menaruh perhatian terhadap

pembinaan dan pengembangan Teater „O‟.

Pasal 14 (Kewajiban):

Setiap anggota berkewajiban:

1. Menjunjung tinggi dan menjaga kehormatan organisasi.

2. Menaati anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

3. Aktif melaksanakan program-program kerja organisasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 90: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

72

Pasal 15 (Keuangan):

Keuangan organisasi bersumber dari:

1. Iuaran anggota.

2. Bantuan yang tidak mengikat.

3. Usaha lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 16 (Musyawarah):

musyawarah dalam organisasi dilakukan untuk mencapai mufakat. Musyawarah dalam bentuk:

1. Rapat anggota.

2. Rapat pengurus.

3. Rapat luar biasa.

Referendum dilakukan apabila:

1. Rapat luar biasa gagal dalam mengambil keputusan.

2. Membubarkan organisasi.

3. Referendum harus melibatkan seluruh anggota Teater „O‟.

Perubahan Anggaran Dasar:

1. Anggaran Dasar dapat dirubah untuk memajukan Teater „O‟.

2. Anggaran Dasar hanya dapat dirubah dalam Rapat Anggota.

II. Anggaran Rumah Tangga Teater „O‟:

Pasal 1 (Keanggotaan): Setiap Mahasiswa dan Alumni USU yang ingin menjadi Anggota Teater „O‟ harus

mengajukan permohonan dan menyertakan kesediaan untuk mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran

Rumah Tangga Teater „O‟

Pasal 2

Anggota terdaftar adalah mereka yang telah melalui persyaratan sebagai berikut:

1) Lulus tes kemampuan

2) Turut serta dalam kepanitiaan dan pementasan minimal 1 kali.

Pasal 3 (Hak)

Setiap anggota Teater „O‟ berhak:

1. Mengajukan usul kepada pengurus guna kemajuan Teater „O‟.

2. Memilih dan dipilih menjadi pengurus Teater „O‟.

3. Mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Teater „O‟.

Pasal 4 (Kewajiban)

Setiap anggota Teater „O‟ berkewajiban:

1. Melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan yang berlaku dalam AD dan ART.

2. Menjaga nama baik Teater „O‟.

3. Membayar uang pangkal dan iuran bulanan.

Universitas Sumatera Utara

Page 91: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

73

4. Berpartisipasi dalam setiap kegiatan Teater „O‟.

5. Menjaga dan memelihara inventaris Teater „O‟.

6. Melaksanakan keputusan Rapat Anggota.

7. Bagi anggota kehormatan tidak diberlakukan point ke-3

8. Setiap anggota Teater „O‟ yang mendapatkan job karena mengatas namakan Teater „O‟ wajib

menyumbang 10% penghasilannnya ke kas Teater „O‟.

9. Setiap kepanitiaan yang dibentuk oleh pengurus Teater „O‟ apabila menguntungkan wajib

menyumbangkan keuntungannya sebesar 25% ke kas Teater „O‟.

Pasal 5 ( Hak dan Kewajiban Anggota) : Hak dan kewajiban anggota tidak dapat diserahkan kepada

siapapun dengan jalan apapun.

Pasal 6

1. Dalam keadaan tertentu anggota Teater „O‟ dapat menjadi anggota organisasi lain.

2. Pengurus harian Teater‟O‟ tidak dibenarkan merangkap jabatan sebagai pengurus harian pada

organisasi lain.

3. Sutradara dan pemeran utama tidak dibenarkan menjadi sutradara dan pemeran utama pada

pementasan lain.

Pasal 7

Keanggotaan Teater „O‟ berakhir karena:

1. Meninggal dunia.

2. Mengundurkan diri

3. Diberhentikan dan dipecat.

Pasal 8 (Skorsing dan Pemecatan)

Setiap anggota Teater „O‟ dapat diskor dan dipecat karena:

1. Bertindak bertentangan dengan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Teater „O‟.

2. Bertindak merugikan, mencemarkan dan merusak nama baik Teater „O‟.

Pasal 9 (Tata cara Skorsing dan Pemecatan)

Skorsing dan pemecatan dapat dilakukan dengan cara:

5 Diajukan langsung oleh pengurus dalam rapat anggota

6 Dilakukan dengan cara memberikan peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali kecuali dalam

hal-hal luar biasa.

7 Skorsing dan pemecatan disahkan oleh rapat anggota.

Pasal 10 : Anggota yang diskor atau yang diberhentikan dapat melakukan pembelaan diri dalam forum

yang dibentuk oleh rapat pengurus dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan tertulis.

Pasal 11: Banding terhadap putusan yang diambil oleh forum yang dimaksud pasal 10 dapat dilakukan

yang bersangkutan pada Rapat Anggota.

Pasal 12 (Rapat Anggota)

Rapat anggota memiliki hak dan kewajiban sebagai:

1. Memilih dan menetapkan kepengurusan

Universitas Sumatera Utara

Page 92: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

74

2. Berhak membatalkan keputusan pengurus apabila bertentangan dengan AD/ART dan ketetapan

rapat anggota.

3. Mengubah AD/ART bila dipandang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi.

4. Meminta dan mensahkan laporan pertanggung jawaban pengurus siakhir kepengurusan.

5. Mensahkan pemecatan anggota yang diajukan oleh rapat pengurus Teater „O‟.

6. Menerima banding yang diajukan oleh anggota/pengurus yang diskor, dipecat sementara.

7. Melaksanakan rapat anggota minimal tiga bulan sekali.

Pasal 13 (Tata tertib Rapat Anggota)

1. Peserta rapat anggota terdiri dari pengurus, anggota, badan pekerja dan undangan.

2. Pengurus adalah penanggung jawab pelaksana rapat anggota.

3. Rapat anggota baru dapat dikatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 jumlah orang.

4. Pimpinan rapat anggota terdiri dari satu orang peserta tertua dan termuda ditambah 1 orang

alumni.

5. Apabila jumlah anggota yang hadir dalam rapat anggota kurang dari 2/3 maka rapat anggota

diundur 2x24 jam dan setelah itu dinyatakan sah.

6. Setelah laporan pertanggung jawaban pengurus diterima oleh rapat anggota maka pengurus

dinyatakan dimisioner.

7. Peserta rapat anggota wajib melaksanakan dan menjaga ketertiban rapat anggota.

8. Peserta rapat anggota dilarang meninggalkan ruangan rapat tanpa seizing pimpinan rapat.

9. Peserta rapat anggota wajib menjaga kesopanan dalam rapat baik tindakan maupun pembicaraan.

10. Peserta rapat anggota dilarang membawa minuman beralkohol, obat-obatan dan zat adiktif

lainnya.

11. Anggota terdaftar memiliki hak bicara dak hak suara.

12. Undangan dan peninjau hanya memiliki hak bicara.

Pasal 14 (Pengurus Harian)

1. Pengurus harian berstatus sebagai pemimpin tertinggi organisasi.

2. Masa jabatan pengurus adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan/serah terima jabatan dari

pengurus demisioner.

3. Formasi pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.

4. Bidang-bidang dalam kepengurusan adalah anggota pleno pengurus.

5. Tugas dan kewajiban pengurus adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan hasil-hasil rapat anggota.

b) Melaksanakan program kerja.

c) Menetapkan skorsing/terhadap anggota/pelanggar yang melanggar AD/ART dan

mencemarkan nama baik Teater „O‟.

d) Pengurus bertanggung jawab kepada rapat anggota.

e) Melaksanakan rapat pengurus setiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

f) Dalam keadaan tertentu (luar biasa) pengurus dapat meresuffle anggota/pengurus.

g) Melaksanakan pelatihan, perekrutan dan pembinaan anggota.

h) Menetapkan dan melaksanakan pementasan minimal dua kali setahun.

i) Mengkordinasikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan anggota Teater „O‟.

j) Mengadakan workshop untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan anggota.

k) Membuat laporan pertanggung jawaban pada setiap kegiatan dan pementasan yang telah

dilaksanakan kepada anggota.

l) Membuat dan mempertanggung jawabkan laporan pertanggung jawaban diakhir

kepengurusan.

6. Pengurus baru dapat menyelenggarakan tugasnya setelah dilakukan serah terima jabatan dengan

pengurus demisioner.

7. Selambat-lambatnya setelah 15 (lima belas) hari setelah personal terbentuk, maka pengurus

demisioner mengadakan serah terima jabatan dengan pengurus baru.

Universitas Sumatera Utara

Page 93: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

75

8. Rapat pengurus merupakan pengambilan keputusan tertinggi dibawah rapat anggota.

Pasal 15 (Divisi-divisi)

1. Divisi-divisi adalah unit yang menangani kegiatan khusus dalam kegiatan seni, seperti:

a. Divisi Teater

b. Divisi Musik

c. Divisi Tari

d. Divisi Puisi

e. Divisi Ilmiah

f. Divisi Pengembangan dan Penelitian

2. Setiap divisi mempunyai ketua divisi

3. Setiap divisi bertanggung jawab sepenuhnya kepada masing-masing ketuanya sebagai

penanggung jawab.

4. Tugas dan kewajiban divisi-divisi

a. Melaksanakan hasil-hasil ketetapan rapat anggota.

b. Melaksanakan program kerja.

c. Melaksanakan rapat anggota pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

mengundang pengurus harian.

d. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan anggota.

e. Menetapkan dan melaksanakan pementasan minimal 2x setahun kecuali divisi litbang.

f. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan kepada anggota Teater „O‟.

g. Membuat dan mempertanggung jawaban setiap kegiatan yang telah dilaksanakan secara

tertulis.

Pasal 16

1. Alumni Teater „O‟ adalah anggota Teater „O‟ yang telah menyelesaikan studinya.

2. Teater „O‟ dan alumni Teater „O‟ memiliki hubungan historis, aspiratif, dan bersifat

kekeluargaan.

3. Hak dan kewajiban alumni Teater „O‟ adalah:

a. Memberikan saran dan usulan secara lisan atau tertulis kepada pengurus, baik diminta

maupun tidak diminta.

b. Mengikuti setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurus.

c. Memiliki hak bicara dalam rapat anggota.

d. Memiliki hak untuk dipilih menjadi pengurus Teater „O‟.

e. Alumni dapat menjadi pendukung (non art) dan pemain (art) dalam setiap pementasan dan

kegiatan.

f. Memiliki hak untuk menjadi sutradara dan ketua penyelenggara dalam setiap pementasan

dan kegiatan.

Pasal 17

1. Seluruh keuangan yang diperoleh dipergunakan sebaik-sebaiknya untuk kegiatan, pementasan

dan kesejahterakan anggota.

2. Besarnya uang pangkal adalah Rp……

3. Besarnya uang iuran anggota ialah Rp…….per bulan.

4. Sumber keuangan lain dapat diperoleh melalui usaha-usaha yang sah bantuan yang tidak

mengikat.

5. Sisa anggaran yang diperoleh dari setiap kegiatan dan pementasan dimasukan kedalam kas

Organisasi.

Pasal 18: Lambang organisasi Teater „O‟ diterapkan dalam rapat anggota.

Universitas Sumatera Utara

Page 94: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

76

Penyutradaraan :

1. Penyutradaraan suatu pementasan dapat dipimpin oleh insane/anggota teater yang diberi kuasa

untuk menyutradarai oleh pengurus.

2. Setiap anggota berhak menjadi sutradara apabila dipandang layak berdasarkan kemampuan,

kemapanan pengetahuan dan kreativitas selama menjadi anggota.

Pelatihan dan Workshop

1. Pelatihan dan workshop dapat dilakukan kapan saja bila dipandang perlu dalam meningkatkan

kualitas dan kuantitas anggota.

2. Latihan minimal dilaksanakan dua kali seminggu kecuali bila ada pementasan.

3. Pelatihan dapat diberikan kepada siapa saja yang dipandang layak dan mampu meningkatkan

kualitas anggota.

4. Workshop dilakukan minimal satu kali dalam triwulan.

5. Pelatihan dititik beratkan pada latihan kemampuan fisik dan kemampuan berdialog secara

inprovisasi gerak.

6. Pelatihan bagi non art dapat dilakukan oleh insane teater dan anggota.

7. Pengurus dapat mengirimkan anggota untuk menimba pengetahuan tentang art dan non art ke

kelompok teater yang ada di Indonesia.

Perubahan AD/ART:

1. Perubahan AD/ART dapat dilakukan oleh rapat anggota.

2. Rencana perubahan AD/ART disampaikan kepada anggota selambat-lambatnya dua minggu

sebelum rapat anggota.

Pembubaran:

1. Pembubaran Teater „O‟ hanya dapat dilakukan oleh Rapat anggota.

2. Keputusan pembubaran Teater „O‟ sekurang-kurangnya harus disetujui oleh 2/3 peserta

(anggota) rapat anggota.

3. Harta dan benda Teater „O‟ sesudah dibubarkan diserahkan kepada yayasan amal atau dibagikan

kepada seluruh anggota Teater „O‟.

Inventaris:

1. Seluruh harta benda yang terdaftar merupakan milik organisasi.

2. Harta benda organisasi dapat dipinjamkan kepada kelompok teater lain ataupun anggota dengan

syarat jaminan peminjaman dan diketahui oleh pengurus.

3. Setiap harta benda yang dihasilkan dari suatu pementasan merupakan milik organisasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 95: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

77

Lampiran 3

Produksi Pementasan Teater „O‟ dari 1991 sampai 2010.

Tahun 1991

NO. P. Naskah Sutradara Tempat Waktu Even

1.

99 Untuk Tuhanku

(dramatisasi puisi)

Karya: Emha Ainun Nadjib

Yusrianto

Nasution

Open Stage

Mesjid Agung

Medan

29 Des

Festival

Budaya

Islam

Tahun 1992

2.

SOK (Les Precieusses)

Karya: Moliere, Adaptasi:

Buoy Hardjo

Buoy Hardjo

Gelanggang

Mahasiswa

USU

27 Juni Prod.

pementasan

3.

SOK (Les Precieusses)

Karya: Moliere, Adaptasi:

Buoy Hardjo

Buoy Hardjo

Gelanggang

Mahasiswa

USU

12 Sept Prod.

pementasan

4.

SOK (Les Precieusses)

Karya: Moliere, Adaptasi:

Buoy Hardjo

Buoy Hardjo

Gelanggang

Mahasiswa

USU

13 Sept Prod.

pementasan

5.

SOK (Les Precieusses)

Karya: Moliere, Adaptasi:

Buoy Hardjo

Buoy Hardjo

Gelanggang

Mahasiswa

USU

14 Sept Prod.

pementasan

6.

SOK (Les Precieusses)

Karya: Moliere, Adaptasi:

Buoy Hardjo

Buoy Hardjo

Gelanggang

Mahasiswa

USU

15 Sept Prod.

pementasan

7.

SOK (Les Precieusses)

Karya: Moliere, Adaptasi:

Buoy Hardjo

Buoy Hardjo

Gelanggang

Mahasiswa

USU

7 Okt Prod.

pementasan

Tahun 1993

8. Wek-Wek

Karya: D. Djayakusuma

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa

USU

16 Okt Prod.

pementasan

Tahun 1994

9.

Rezim

Karya: Rahmad Efendi

Siregar

Teater‟O‟ Gedung Serba

Guna FS USU 14 Juli

Pra-Tur

Sumatera

Badko

HMI

Sumut

10

Rezim

Karya: Rahmad Efendi

Siregar

Teater‟O‟ Gedung

Nasional 18 Juli

Tur

Sumatera

Badko

HMI

Sumut

Universitas Sumatera Utara

Page 96: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

78

11.

Rezim

Karya: Rahmad Efendi

Siregar

Teater‟O‟

Padang

Sidimpuan Gor

Kisaran

22 Juli

Tur

Sumatera

Badko

HMI

Sumut

12.

Rezim

Karya: Rahmad Efendi

Siregar

Teater‟O‟ Gedung Wanita 20 Agust

Tur

Sumatera

Badko

HMI

Sumut

13.

Rezim

Karya: Rahmad Efendi

Siregar

Mukhlis Win

Ariyoga

Taman Budaya

Medan

2 Des

(Siang)

Dewan

Kesenian

Medan

14. Malam Terakhir

Karya: Yukio Mishima

Moratua

Naibaho

Gelanggang

Mahasiswa

USU

2 Des

malam

Prod.

pementasan

Tahun 1995

15. Silhuet

Karya: Z. Pangaduan Lubis

Ibrahim

Sembiring

Gelanggang

Mahasiswa

USU

14

Januari

Prod.

pementasan

16. Sayembara Bohong

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Taman Budaya

Medan 8 Des

Dewan

Kesenian

Medan

Tahun 1996

17. Poligami 3000-sekian

Karya: Ibrahim Sembiring

Ibrahim

Sembiring

Bengkel Seni

Unand Padang 2 Juni

Kunjungan

antar

kampus

18.

Bunuh Diri (Monolog)

Karya: Didik Luhur

Pambudi

Didik Luhur

Pambudi

Gedung

Serbaguna FS

USU

10 Okt Prod.

pementasan

19. Sang Oportunis (Monolog)

Karya: Ibrahim Sembiring

Ibrahim

Sembiring

Gedung

Serbaguna FS

USU

28 Nov Prod.

pementasan

Tahun 1997

20. Sayembara Bohong

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa

USU

27 Maret Prod.

pementasan

21. Wek-Wek

Karya: D. Djayakusuma

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa

USU

11 Sept Prod.

pementasan

22. Silhuet

Karya: Z. Pangaduan Lubis

Yusrianto

Nasution

Teater Arena

INS Kayutanam

Padang

9 Des

Pertemuan

ke-9

Sastrawan

Tahun 1998

23. Silhuet

Karya: Z. Pangaduan Lubis

Yusrianto

Nasution

Taman Budaya

Medan 23 Maret

Dewan

Kesenian

Sumut

24. Wanita

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Lapangan

Merdeka

Medan

21 April Hari

Kartini

Universitas Sumatera Utara

Page 97: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

79

25. Anak Perempuan Ayah

Karya: Bambang Pribadi

Bambang

Pribadi Pendopo USU 10 Agust

Prod.

pementasan

26. Anak Durhaka

Karya: H.M. Affan H.M. Affan Pendopo USU 11 Agust

Prod.

pementasan

27. Nama Besar

Karya: Yulhasni

Mukhlis Win

Ariyoga

Gedung Asrama

Haji Medan 26 Agust

Badko

HMI

Sumut

28. Rimba Cermin-Cermin

Karya: Z. Pangaduan Lubis

Moratua

Naibaho

Gelanggang

Mahasiswa

USU

17 Okt Prod.

pementasan

29.

Di Gapura Swarga

(Dramatisasi Puisi)

Karya: Amir Hamza

Yusrianto

Nasution

Taman Budaya

Medan 15 Nov

Dewan

Kesenian

Sumut

Tahun 1999

30. Gara-Gara

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa

USU

26 Maret Prod.

pementasan

31. Gara-Gara

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa

USU

22 Mei

Masyarakat

Seni

Pertunjuka

n Indonesia

(MSPI)

32. Sang Oportunis (Monolog)

Karya: Ibrahim Sembiring

Ibrahim

Sembiring

Gelanggang

Mahasiswa

USU

23 Mei

Masyarakat

Seni

Pertunjuka

n Indonesia

(MSPI)

33. KLOP

Karya: Putu Wijaya

Yusrianto

Nasution

Taman Budaya

Medan 29 Okt

Dewan

Kesenian

Sumut

34. Sang Oportunis (Monolog)

Karya: Ibrahim Sembiring

Ibrahim

Sembiring

Gedung

Nasional

P.Sidempuan

10 Nov Prod.

pementasan

Tahun 2000

35.

SOK (Les Precieusses)

Karya: Moliere, Adaptasi:

Buoy Hardjo

Yusrianto

Nasution

Taman Budaya

Medan 10 April

Prod.

pementasan

36. Reportase Juni-Juli

Karya: Teater „O‟ Teater „O‟

Open Stage FS

USU 11 Juli

Prod.

pementasan

37. PREEK!!!

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gedung Serba

Guna FS USU 4 Agust

Prod.

Eksebisi

38. PREEK!!!

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gedung

Pertunjukan

UNAND

Padang

11 Agust

Pertemuan

Teater

Eksperime

ntal

Nusantara

39. Sang Oportunis

Karya: Ibrahim Sembiring

Ibrahim

Sembiring

Gedung Asrama

Haji Medan 17 Agust

Badko

HMI

Sumut

40. PREEK!!!

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa 17 Nov

Prod.

pementasan

Universitas Sumatera Utara

Page 98: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

80

Tahun 2001

41. Bahayanya Tembakau

Karya: Anton Chekov

Bambang

Pribadi Pendopo USU 10 Agust

Eksebisi

Teater

Mahasiswa

se-

Indonesia

Tahun 2002

42. SIMPATIK

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

PT. Telkom

Divre I Medan 31 Juli

PT.

Telkom

43. Gara-Gara

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Taman Budaya

Medan 29 Agust

Prod.

pementasan

44. Gara-Gara

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa

USU

2 Nov Prod.

pementasan

Tahun 2003

45. Hikayat Pangeran Jongkok

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa

USU

21 April

Medan

Dalam

Lakon

(KNPI

SUMUT)

46. Wek-Wek

Karya: D. Djayakusuma

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa

USU

21 Sept Prod.

pementasan

Tahun 2004

47. Profesor Botol

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa

USU

13 Feb Prod.

pementasan

48. Hikayat Pangeran Jongkok

Karya: Yusrianto Nasution

Mukhlis Win

Ariyoga

Tapian Daya

Medan 16 April

Pekan Raya

Sumatera

Utara

49.

Presiden

Ha...Ha...Hi...Hi…

Karya: Yulhasni

Mukhlis Win

Ariyoga

Gelanggang

Mahasiswa

USU

2 Sept Prod.

pementasan

50.

Setan (Monolog)

Karya/Adaptasi: Zulkarnen

Sinulingga

Zulkarnen

Sinulingga

Gedung

Pagelaran FS

USU

30 Sept HUT ke-13

Teater „O‟

Tahun 2005

51.

Amuk Aceh II

Karya: Mukhlis Win

Ariyoga

Mukhlis Win

Ariyoga

Gedung

Pagelaran FS

USU

5 Feb

Program

Peduli

Tsunami

Aceh

52. Juru Runding (Monolog)

Karya: Yulhasni

Yusrianto

Nasution

Taman Budaya

Medan 21 Maret

Fest.

Monolog

Sumut

53. Hikayat Pangeran Jongkok

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa

USU

28 Mei Prod.

pementasan

54.

Tukang Sapu dan

Pengantar Koran

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Taman Budaya

Medan 26 Juni

Festival

Kebebasan

Berekspresi

(KIPPAS)

Universitas Sumatera Utara

Page 99: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

81

55. Juru Runding (Monolog)

Karya: Yulhasni

Yusrianto

Nasution

Gedung

Pagelaran FS

USU

18 Agust Prod.

pementasan

56. Juru Runding (Monolog)

Karya: Yulhasni

Yusrianto

Nasution

Gedung

Pagelaran FS

USU

19 Agust Prod.

pementasan

57. Juru Runding (Monolog)

Karya: Yulhasni

Yusrianto

Nasution

Gedung

Pagelaran FS

USU

20 Agust Prod.

pementasan

58. Best Of The Best (Parodi)

Karya: Irvan Sugito Irvan Sugito

Gedung Hotel

Grand Angkasa 6 Des

Eksebisi

Iklan

59. Rahwana

Karya: Abdul Mukhid

Yusrianto

Nasution

Taman Budaya

Medan 29 Des

Festival

Teater

Sumatera

Utara

Tahun 2006

60.

Negeri Dalam Mimpi versi

Teater „O‟

Naskah: Teater „O‟

Teater „O‟ Fak. Ekonomi

USU 11 Maret

Mild in

Campus

(Sampoern

a)

61.

Negeri Dalam Mimpi versi

Teater „O‟

Naskah: Teater „O‟

Teater „O‟ Fak. ISIPOL

USU 12 Maret

Mild in

Campus

(Sampoern

a)

62.

Negeri Dalam Mimpi versi

Teater „O‟

Naskah: Teater „O‟

Teater „O‟ Fak. Sastra

USU 13 Maret

Mild in

Campus

(Sampoern

a)

63. Sayembara Bohong

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa

USU

10 Juli Prod.

pementasan

64.

Salah Kaprah”dbd”

Karya: Mukhlis Win

Ariyoga

Mukhlis Win

Ariyoga

Lapangan

Krakatau

Medan

7 Agust

Dinas

Kesehatan

Kota

Medan

65.

Aku Mungkin Seorang

Babi

Karya/adaptasi: Didik

Luhur Pambudi

Didik Luhur

Pambudi

Gedung

Pagelaran FS

USU

22 Sept Prod.

pementasan

66. Tamu Agung

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Taman Budaya

Medan 8 Des

Dewan

Kesenian

Medan

Tahun 2007

67. LOKER

Karya: Yulhasni

Yusrianto

Nasution

Taman Budaya

Medan 12 Mei

Sabtu

Ketawa ala

Kampusi

68. Hikayat Pangeran Jongkok

Karya: Yusrianto Nasution Zulkarnaen

Taman Budaya

Medan 21 Juli

Temu

Sastrawan

Sumatera

Universitas Sumatera Utara

Page 100: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

82

69. BBM

Karya: Zulkarnaen Zulkarnaen Pendopo USU 21 Juli

Dies

Natalis

USu

70. Dialog Berak

Karya: Zulkarnaen Zulkarnaen

Gedung

Pagelaran FS

USU

6 Sept Prod.

pementasan

Tahun 2008

71. Klise

Karya: Bambang Riyanto Zulkarnaen

Gedung

Syafiatul

Medan

5 Feb

LKMI-

HMI

Medan

72. Sang Punggawa

Karya: Zulkarnaen Zulkarnaen

Open stage FS.

USU 12 Feb

„Bhunkasai

‟ Japan

73. Dokter oh Dokter

Karya: Bambang Riyanto Zulkarnaen Aula FK USU 15 Maret

Hari

Seabad

Dokter

74. Sama-Sama OON (SOS)

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gelanggang

Mahasiswa

USU

30 Agust Prod.

pementasan

75.

Anak Raja Terjerat

Narkoba (Parodi)

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Lapangan

Benteng Medan 27 Sep

Sian

Painting

Exibition

76.

Episode Daun Kering

Karya/adaptasi: Bambang

Riyanto

Bambang

Riyanto

Gedung

Pagelaran FS

USU

17 Okt HUT ke-17

Teater „O‟

77.

Gaya Mahasiwa

(Monolog)

Karya: Bambang Riyanto

Bambang

Riyanto

Gedung

Pagelaran FS

USU

17 Okt HUT ke-17

Teater „O‟

78. Dua Sejoli

Karya: Bambang Riyanto

Bambang

Riyanto

Gedung

Pagelaran FS

USU

17 Okt HUT ke-17

Teater „O‟

79.

Tarian Terakhir (Monolog)

Karya: Mukhlis Win

Ariyoga

Mukhlis Win

Ariyoga

Pusat

Pelenggang

Cahaya,

Malaysia

28 Des

Kompetisi

Monodram

a (Black

Box) USM

2008

80. Tim Sar

Karya: Teater „O‟

Mukhlis Win

Ariyoga

Aula Pertanian

USU 8 Des

Sampoerna

Resque PT

Sampoerna

81. ODHA

Karya: Bambang Riyanto

Mukhlis Win

Ariyoga

Aula FKM

USU 11 Des

Hari AIDS

se-Dunia

82. Berjuang

Karya: Bambang Riyanto

Bambang

Riyanto Pendopo USU 27 Des

Musik “All

About

Grunge”

Tahun 2009

83. Catatan Akhir Kunti

Karya: Hunny Humaira Sapta Hadi

Gedung

Pagelaran FS

USU

5 Maret Prod.

pementasan

84. Hilang

Karya: Tika Yenika

Gedung

Pagelaran FS

USU

5 Maret Prod.

pementasan

Universitas Sumatera Utara

Page 101: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

83

85.

Rabiah Indon (Monolog)

Karya/adaptasi: Agus

Mulia

Mukhlis Win

Ariyoga

Gedung

Pagelaran FS

USU

5 Maret Prod.

pementasan

86. Salah Diagnosa

Karya: Yusrianto Nasution

Mukhlis Win

Ariyoga TVRI SUMUT 24 Maret

Prod.

pementasan

87. Salah Diagnosa

Karya: Yusrianto Nasution

Mukhlis Win

Ariyoga

Aula FISIP

USU 20 April

Teater „O‟

Road to

Campus

88. Salah Diagnosa

Karya: Yusrianto Nasution

Mukhlis Win

Ariyoga

Open stage

FKM USU 25 April

Teater „O‟

Road to

Campus

89.

Anak Raja Terjerat

Narkoba (Parodi)

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Lapangan

Merdeka

Medan

29 Mei PW Sian &

Poldasu

90. Udara Kotor

Karya: Teater „O‟

Bambang

Riyanto

Bundaran SIB

Medan 16 Juni

Teater „O‟

& Green

Teacer

Indonesia

91.

BADCOP

Karya: Mukhlis Win

Ariyoga

Mukhlis Win

Ariyoga

Gelanggang

Mahasiswa

USU

24 Juli Teater „O‟

& Kontras

92.

Michael Sang Pencabut

Nyawa (Monolog)

Karya: Agus Mulia

Mukhlis Win

Ariyoga

Gedung

Serbaguna 19 Agust

Prod.

Pementasa

n FS USU

Tahun 2010

93. Detektif Danga-Danga

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Pujasera Siantar

Hotel 6 Maret

Pentas lima

kota PKPA

& USAID

94. Detektif Danga-Danga

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gedung Pattar

Hall Binjai 12 Maret

Pentas lima

kota PKPA

& USAID

95. Detektif Danga-Danga

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gedung Kartini

Tebing Tinggi 19 Maret

Pentas lima

kota PKPA

& USAID

96. Detektif Danga-Danga

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Gedung PKK

Stabat

27

Maret

Pentas lima

kota PKPA

& USAID

97 Detektif Danga-Danga

Karya: Yusrianto Nasution

Yusrianto

Nasution

Taman Budaya

Sumatera Utara 10 April

Pentas lima

kota PKPA

& USAID

Sumber: Agus Mulia, Antologi Naskah Drama Teater ‘O’ Universitas Sumatera Utara (Laporan Penelitian), Medan: Balai Bahasa Medan, 2006, hal 218-223.

Universitas Sumatera Utara

Page 102: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

84

Lampiran 4

Naskah-naskah karya Teater „O‟ USU dari tahun 1994-2010.

No. Naskah Drama Karya Tahun

1. Rezim Rahmad Efendi 1994

2. Sayembara Bohong Yusrianto Nasution 1995

3. Poligami 3000-sekian Ibrahim Sembiring 1996

4. Pertempuran Para Bajingan Didik Luhur Pamudi 1996

5. Bunuh Diri (Monolog) Didik Luhur Pamudi 1996

6. Sang Oportunis (Monolog) Ibrahim Sembiring 1996

7. Wanita Yusrianto Nasution 1998

8. Anak Perempuan Ayah Bambang Pribadi 1998

9. Anak Durhaka H.M. Affan 1998

10. Nama Besar Yulhasni 1998

11. Gara-Gara Yusrianto Nasution 1999

12. Kutukan H.M. Affan 1999

13. PREEK!!! Yusrianto Nasution 1999

14. Reportase Juni-Juli (Reportoar) Yusrianto Nasution 2000

15. Simpatik Yusrianto Nasution 2002

16. Hikayat Pangeran Jongkok Yusrianto Nasution 2003

17. Profesor Botol Yusrianto Nasution 2004

18. Presiden Ha…Ha...Hi…Hi… Yulhasni 2004

19. Amuk Aceh I Mukhlis Win Ariyoga 2004

20. Kampung Rambutan Yulhasni 2004

21. Gabion Muh. Ramadhan Batubara 2004

22. Amuk Aceh II Mukhlis Win Ariyoga 2005

23. Tukang Sapu dan Pengantar Koran Yusrianto Nasution 2005

24. Raja Minyak Yulhasni 2005

25. Kebiri Muh. Ramadhan Batubara 2005

26. Juru Runding (Monolog) Yulhasni 2005

27. Best Of The Best (Parodi) Irvan Sugito 2005

28. Salah Kaprah “dbd” Mukhlis Win Ariyoga 2006

29. Aku Mungkin Seorang Babi Didik Luhur Pamudi 2006

30. Tamu Agung Yusrianto Nasution 2006

31. Loker Yulhasni 2007

32. BBM Zulkarnaen 2007

33. Dialog Berak Zulkarnaen 2007

34. Klise Bambang Riyanto 2008

35. Sang Punggawa Zulkarnaen 2008

36. Dokter Oh Dokter Bambang Riyanto 2008

37. Sama-Sama OON (SOS) Yusrianto Nasution 2008

38. Episode Daun Kering Bambang Riyanto 2008

39. Dua Sejoli Bambang Riyanto 2008

40. Tim Sar Teater „O‟ 2008

41. ODHA Bambang Riyanto 2008

42. Berjuang Bambang Riyanto 2008

43. Gaya Mahasiswa (Monolog) Bambang Riyanto 2008

44. Tarian Terakhir (Monolog) Mukhlis Win Ariyoga 2008

45. Anak Raja Terjerat Narkoba (Parodi) Yusrianto Nasution 2008

Universitas Sumatera Utara

Page 103: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

85

46. Salah Diagnosa Yusrianto Nasution 2009

47. Udara Kotor Teater „O‟ 2009

48. BADCOP Mukhlis Win Ariyoga 2009

49. Rabiah Indon (Monolog) Agus Mulia 2009

50. Michael Sang Pencabut Nyawa

(Parodi)

Agus Mulia 2009

51. Detektif Danga-Danga Yusrianto Nasution 2010

52. Buku Kumpulan Puisi (Kado Ketiga

Belas)

Teater „O‟ 2004

53. Buku Kumpulan Naskah Drama

(Raja Tebalek)

Teater „O‟ 2009

Sumber: Data Umum Teater „O‟ tahun 2010.

Universitas Sumatera Utara

Page 104: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

86

Lampiran 5

4. Naskah karya Yusrianto Nasution, sumber: Data Umum Teater „O‟ 2010.

DETEKTIF DANGA-DANGA,

EPISODE ANAK PERAWAN DI SARANG MUCIKARI

BABAK I

Lampu menyala

Dua buah rumah sederhana, sisi kanan panggung rumah Pak Main dan sisi kiri rumah Pak Bjon. Di antara

kedua rumah, berdiri sebuah tiang jemuran. Ada kursi dan sejenis level kayu.

(Musik: irama Batak dalam tempo lambat)

Tengah malam.

Main pulang ke rumah dalam keadaan mabuk, setengah sadar.

Dengan bernyanyi-nyanyi kecil, Main muncul dari sisi kiri panggung.

Rambut kusut, mata berat, dan baju terbuka sedada. Main berjalan gontai menuju jendela rumah Pak Bjon.

01. MAIN:

(mengetuk-ngetuk jendela rumah Pak Bjon)

Ren… Reni. Renisayang, buka pintu dong.

(bergerak ke arah pintu rumah Pak Bjon… dan mengetuk pintu dengan keras)

Rennnn! Reniiiiii!!! Buka pintulaaahhhh..!!

(bergerak lagi)

02. PAK BJON:

(membuka pintu jendela)

Nggak ada orang…

(kemudian membukapintu rumah)

Nggak ada orang …

(membuka lagi pintu jendela)

Bah! Hei!! Salah kamar! Istri kau di situ! Main...Main…. Udah tua masih kayakanak-anak. Tiap hari

mabuk…mabuk…. Nggak punya otak! Mengganggu aja…. Tidur di paret aja, Main!

(menutup pintu jendela)

Mendengar ribut-ribut, Reni keluar rumah.

03. RENI:

Bang! Bang!!! Nggak ada sopan-santun kau itu ya.Pak Bjon ituudah tua Bang.

04. MAIN: Buat apa tua, kalo diajak berantam nggak berani.

Bagus premanSambu itu aku ajak berantam….

(mengepalkan tangan dan membuka jurus)

05. RENI:

Masok kau Bang….Masookk…!!

06. MAIN: Hei…Apanya kau ini? Awak yang minum, kau pulak yang mabok.

Udah tebalek kutengok….

07. RENI: Masok Bang….Masookkk…..!

Universitas Sumatera Utara

Page 105: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

87

08. MAIN:

Apanya yang dimasukkan??? Hah, sudahlah. Capek kali kurasa. Kau suruhlah dia itu keluar…biar

kutunggu di sini

(duduk di bangku)

09. RENI:

Bang, Pak Bjon itu udah tua, mestinya kau belajar sama beliau.

10. MAIN: Ha? Belajar? Belajar jualan mainan anak-anak.

(menirukan gaya pedagang mainan anak-anak)

Oek..oek… sayang anak. Oek… oek… sayang anak… sayang anak..

Terus aku harus ngembus balon?

(bergaya menghembus balon)

Eh, kalo habis nafasku, mau kau tanggung jawab. Mau kau?

11. RENI: Memang dasar kau udah heng.

12. MAIN:

Kalo cuma jualan, untuk apa heng.

13. RENI: Tahu kau apa itu heng???

14. MAIN:

Nggak tahu aku, kau tanya aja ke dewan sana. Capek aku.

15. RENI: Dasar! Jaka Sembung bawa golok.

16. MAIN:

Hei… hei…. Apa maksud kau, apa kau bilang?

17. RENI: Gak nyambung goblok!

(masuk ke dalam)

18. MAIN: Udah sedeng kutengok.

(menunjuk ke arah Reni)

Pak Bjon keluar dari dalam rumah.

19. PAK BJON: Hah, ribut terus. Ribut terus, pagi,siang, sore, malam ribut terus.

Nggak bisa tidur aku.

20. MAIN:

Hei, aku tidak menerima laporan. Ingat itu!

Eeee…tunggu dulu..tunggu dulu! Tadi kita punya masalahkan? Iyakan?

Ayo! Sekarang kita lanjutkan…. Ayo, ayo, ayo!! Kita lanjutkan.

(sambil membuka jurus dan menabrak-nabrakkan badannya ke Pak Bjon)

Universitas Sumatera Utara

Page 106: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

88

21. PAK BJON:

Main, jangan kau pancing-pancing kesabaranku.Ada batasnya, gawat nanti kau, In.

22. MAIN:

Apa? Apa batasnya? Apa? Ayo!

23. PAK BJON:

(mulai emosi)

In,kau….

24. MAIN:

Ha, kukasih kau….

(menengadahkan wajah dan badannya)

Udah pukul… pukul..pukul nah, kukasih gratis kau!

25. PAK BJON:

Nggak bisa dikasihani kau? Serius kau ini, In?

26. MAIN:

Serius, kenapa?!

(semakin menantang)

27. PAK BJON:

(semakin emosi, membuka jurus)

Ayo…ayo…! Nampaknya kau, dikasih hati minta jantung, dikasih jantung minta tulang. Kau kira aku

tukang daging, iya! Ha!

Apa, ayo! Kenapa kau lari?

28. MAIN:

(menghindar, agak ketakutan… tiba-tiba)

Tunggu!!! Pak Bjon tunggu disini ya, betul Pak Bjon ya….

(masuk ke rumah)

29. PAK BJON:

Iya, cepat kau! Kau lawanpun tak takut aku…. Hoi, Main, pengecut. Cepat kau keluar, biar kukanankan

kau pake kiri…ha, cepat kau…!!

(mengepalkan-ngepalkan tinjunya ke arah rumah Main)

30. MAIN:

Udahlah Pak Bjon! Ngantuk aku… besok ajalah yah……

31. PAK BJON:

Heeeeeee…dasar pengecut, mabuk kau!

(masuk)

Lampu perlahan redup… padam.

Universitas Sumatera Utara

Page 107: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

89

Lampiran 6

Lampiran 6: Foto Pementasan Naskah Drama “Presiden Ha…Hi...”

Karya : Yulhasni (Tahun 2006).

Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)

Universitas Sumatera Utara

Page 108: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

90

Lampiran 7

Lampiran 7: Foto Pementasan Naskah Drama “Rahwana”

Karya : Abdul Mukhid (Tahun 2006).

Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)

Universitas Sumatera Utara

Page 109: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

91

Lampiran 8

Lampiran 8: Foto Pementasan Naskah Drama “Loker”

Karya : Yulhasni (Tahun 2007).

Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)

Universitas Sumatera Utara

Page 110: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

92

Lampiran 9

Lampiran 9: Foto Latihan Rutin Teater „O‟

(Tahun 2007)

Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)

Universitas Sumatera Utara

Page 111: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

93

Lampiran 10

Lampiran 10: Foto Pementasan Naskah Drama “Dua Sejoli”

Karya: Bambang Riyanto (Tahun 2008)

Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)

Universitas Sumatera Utara

Page 112: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

94

Lampiran 11

Lampiran 11: Foto Pementasan Naskah Drama “Salah Diagnosa”

Karya: Yusrianto Nasution (Tahun 2009)

Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)

Universitas Sumatera Utara

Page 113: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

95

Lampiran 12

Lampiran 12: Foto Pementasan Naskah Drama “Udara Kotor”

Karya: Yusrianto Nasution (Tahun 2009)

Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)

Universitas Sumatera Utara

Page 114: PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA ...

96

Lampiran 13

Lampiran 13: Foto Pementasan Naskah Drama “Detektif Danga-Danga”

Karya: Yusrianto Nasution (Tahun 2010)

Sumber : Koleksi Agus Mulia (Pendiri Teater‟O‟)

Universitas Sumatera Utara