PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM JURUSAN SYARI AH …repository.iainbengkulu.ac.id/2906/1/Savtaria...
Transcript of PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM JURUSAN SYARI AH …repository.iainbengkulu.ac.id/2906/1/Savtaria...
30
PERAN PERBANKAN SYARI’AH DALAM PEMBERDAYAAN
EKONOMI UMAT
(STUDI KASUS BPRS MUAMALAT HARKAT PROVINSI BENGKULU)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam
(S.EI.)
Disusun Oleh :
Nama : Savtaria Andrama HB
Nim : 207 313 3597
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM JURUSAN SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) BENGKULU 2011
31
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang berjudul “PERAN PERBANKAN SYARI’AH DALAM
PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT (STUDI KASUS BPRS MUAMALAT
HARKAT PROVINSI BENGKULU)” ditulis oleh :
Nama : Savtaria Andrama Handaya Bakti
NIM : 207 313 3597
Jurusan/Prodi : Syari’ah/Ekonomi Islam
Setelah diperiksa dan diperbaiki, maka skripsi ini telah memenuhi syarat
ilmiah dan di setujui untuk di uji.
Bengkulu, 15 Juni 2011
Pembimbing I
Drs. SUANSAR KHATIB, SH.MAg
NIP. 19570817 19910310 01
Pembimbing II
Desi Isnaini, M.A
Nip. 19741202 20060420 01
ii
32
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BENGKULU Alamat : jln. Raden Fatah Pagar Dewa Telp. (0736) 51171, 51276Fax (0736) 51172 Bengkulu
PENGESAHAN
Skripsi ini berjudul “Peran Perbankan Syari’ah Dalam Pemberdayaan
Ekonomi Umat (Studi Kasus BPRS Muamalat Harkat Provinsi Bengkulu)” telah
dimunaqasayahkan oleh tim sidang munaqasyah jurusan Syari’ah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkulu, atas nama Savtaria Andrama HB NIM. 207
313 3597 jurusan Syari’ah program studi Ekonomi Islam pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 30 Juni 2011
Dan dinyatakan LULUS, dapat diterima dan disyahkan sebagai syarat, guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.EI) dalam ilmu Syari’ah.
Bengkulu, Juli 2011
Ketua STAIN Bengkulu
Dr. H. Sirajuddin. M, M.Ag., MH
NIP. 19600307 199202 1 001
Sidang Munaqosyah
KETUA
Dra. Fatimah Yunus, M.A
NIP.19630319 200003 2 003
SEKRETARIS
Desi Isnaini, M.A
NIP. 19741202 200604 2 001
Penguji I
Drs. Kurnadi Sahab, M.Si
NIP. 19590808 199101 1 001
Penguji II
Asnaini, M.A
NIP. 19730412 199803 2 003
33
iv
34
MOTO
…
apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang
dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.
Kekayaan yang termahal adalah kecerdasan, kehancuran terbesar adalah
kebodohan, keliaran yang paling liar adalah kesombongan, dan prestasi yang terbaik adalah kebaikan akhlak.
(Imam Ali bin Abi Thalib)
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang diam bertakwa dan berbuat
kebaikan, jika ia tampak tak banyak yang mengenali jika ia hilang tak ada yang
mencarinya.
v
35
PERSEMBAHAN
Aku terlahir atas nama cinta ayah dan ibuku, aku berhasil atas kasih sayang, motivasi dan
pembelajaran dari mereka, kakak dan adik serta kawan-kawan yang selalu memberi dukungan
untuk sebuah tahta keberhasilan ini. Tanpa do’a dan dukungan mereka tentu aku tidak akan
berhasil maka dari itu akan ku bagi keberhasilan ini agar mereka tahu kalian lah yang membuat
aku seperti ini.
1. Ayahda tercinta Moh. Sobri, Amd.Pd. dan ibunda Nur Aina yang telah membesarkan,
mendidik, dan menyekolakan ku dan atas kekuatan doa suci mereka aku bisa mencapai
perguruan tinggi dan dapat menyelesaikannya.
2. Kakanda Akbal Savtari, adik-adik ku Tri Drama Putra dan Permeta Savtari yang selalu
memberikan cahaya semangat dan kasih sayang mereka kepada ku sehingga aku termotivasi
untuk belajar.
3. Sahabat-sahabat seperjuangan Prodi Ekonomi Islam bersama-sama menuntut ilmu untuk
mencapai sebuah kesuksesan, Atri Meldi, Suratno, Ahmad Syauqi, Ojie Shatria Shinawa,
Herlina Yustati, Ummul Fadhilah Sari, Rika Rahim, Widia Julike, Anita Nuzuliah, Rini
Sumira, Amie Amielia terima kasih untuk semuanya.
4. Organisasi Gerakan Mahasiswa Pecinta Alam (GEMPA) STAIN Bengkulu tempat aku
belajar manjadi insan organisasi.
5. Agama, bangsa dan negara tercinta.
6. Almamater STAIN Bengkulu.
vii
36
ABSTRAK
Penelitian ini mengangkat masalah tentang peran perbankan syari’ah dalam
pemberdayaan ekonomi umat, meliputi sasaran dan teknik dalam pemberdayaan
ekonomi umat, pengupayaan yang dilakukan pihak bank dalam proses kegiatan
operasionalisasinya, kendala-kendala serta indikator keberhasilan dari pemberdayaan
ekonomi umat. Hal ini dilatar belakangi oleh belum adanya perubahan yang cukup
baik sejak perbankan syari’ah berdiri di Indonesia. Oleh karena itu penulis
malakukan penelitian agar mengetahui permasalahan yang terjadi sehingga dapat
menimbulkan solusi pada pihak-pihak yang berkaitan baik pihak bank maupun
masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perbankan syari’ah
mampu memberdayakan ekonomi umat dengan sistem operasional, produk-produk
yang dikeluarkan dan proses pelaksanaan yang dilakukan.
Penelitian ini di laksanakan di PT. BPRS Muamalat Harkat Provinsi
Bengkulu dengan Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kualitatif
(Qualitative research) yakni dengan mengumpulkan data-data dari lapangan (field
research) kemudian di analisa. Adapun subjek atau sumber data di peroleh dari
Direktur PT. BPRS Muamalat Harkat Provinsi Bengkulu dengan melakukan
wawancara bebas serta dilengkapi dengan data-data lembaga BPRS Muamalat harkat
Provinsi Bengkulu. Dan dua orang nasabah pembiayaan ekonomi kecil dan
menengah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang di analisa secara Deskriftif Kualitatif.
Kesimpulan yang di peroleh dari penelitian ini adalah : PT. BPRS Muamalat
Harkat Provinsi Bengkulu telah melaksanakan proses pembiayaan terhadap ekonomi
kecil dan menengah. Kegiatan pemberdayaan terhadap ekonomi kecil dengan akad
al-Qardhul hasan dengan modal dari dana ZISWAF sedangkan untuk ekonomi
menengah dengan akad al-murabahah, al-musyarakah dan mudahrabah yang
dananya dari pihak ketiga baik itu tabungan, giro, deposito. Kemudian pihak bank
dalam rangka memberdayakan ekonomi umat melakukan sosialisasi dan pembinaan
terhadap masyarakat mengenai ekonomi syari’ah baik akad kerjasama, produk,
sistem operasional dan lain-lain yang dianggap perlu untuk disampaikan kepada
masyarakat.
viii
37
KATA PENGANTAR
Assalamua‟laikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Shalawat serta salam selau kita limpahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW. Karena atas kerja keras beliau dalam menyampaikan misi
kebaikan dan keteraturan dimuka bumi ini telah membawa manusia menjadi mahluk
Allah yang berpengetahuan seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, hal
ini dikarenakan keterbatasan dari penulis tetapi penulis tetap berusaha untuk
menyelesaikanya. Dalam penyelesaian skripsi ini banyak sekali bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak maka dari itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Sirajuddin, M. M.Ag. M.H selaku Ketua STAIN Bengkulu, serta
bapak Dr. Zubaedi, M.Ag. sebagai Pembantu Ketua I, Bapak Drs. Poniman, S.IP.
M.Hum. sebagai Pembantu Ketua II, Bapak Drs. Zulkarnain Dali, M.Ag. sebagai
Pembantu Ketua III, Bapak Drs. HM. Nasron, HK.M.Pd.I. sebagai Pembantu
Ketua IV yang telah memberikan fasilitas untuk mahasiswa dalam menimba ilmu
di STAIN Bengkulu.
2. Ketua Jurusan Syari’ah bapak Drs. Parmi Nurdin, SH. MH. yang selalu
mendorong dalam keberhasilan penulis.
ix
38
3. Ketua Program Studi Ekonomi Islam ibu Desi Isnaini, M.A. sekaligus sebagai
Pembimbing dua yang telah senantiasa membimbing, mengarahkan dan
memberikan petunjuk serta motivasi kepada penulis baik saat masih belajar dan
dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
4. Bapak Drs. Suansar Khatib, S.H. M.Ag selaku pembimbing pertama yang selalu
membantu dan membimbing penulis dari awal penulisan skripsi sampai dengan
selesai.
5. Bapak Ibu dosen dan karyawan jurusan Syari’ah STAIN Bengkulu yang telah
memberikan banyak bantuan kepada penulis selama menempuh pendidikan di
jurusan Syar’ah STAIN Bengkulu.
6. Kepada kepala serta staf perpustakaan STAIN Bengkulu yang telah memberikan
fasilitas bagi penulis dalam menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini.
Akhir kata tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan skripsi ini masih
banyak kekurangan dengan demikian kritik dan saran sangatlah diharapkan, semoga
skripsi ini bermanfaat adanya.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Bengkulu, 2011
SAVTARIA ANDRAMA HB
x
39
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN MOTO ................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. v
SURAT PERNYATAAN ......................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang .............................................................................. 1
b. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah ...................................... 6
c. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ................................................. 6
d. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7
e. Definisi Operasional ..................................................................... 8
f. Sistematika Penulisan ................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Peran Perbankan Syari’ah .............................................................. 10
B. Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Perbankan Syari’ah ......... 22
BAB III METODELOGI PENELITIAN
a. Jenis Penelitian ............................................................................. 30
b. Pendekatan Penelitian .................................................................. 30
c. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 31
d. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 32
e. Analisis Data ................................................................................ 34
xi
40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah dan Perkembangan BPRS Muamalat
Harkat Bengkulu ..................................................................... 35
2. Sistem Operasional ................................................................... 37
3. Produk dan Jasa BPRS Muamalat Harkat Bengkulu ............... 40
4. Manajemen dan Struktur Organisasi ........................................ 44
B. Hasil Penelitian
1. Pembiayaan pada Ekonomi Kecil ............................................ 54
2. Pembiayaan Pada Ekonomi Menengah .................................... 60
3. Indikator Keberhasilan ............................................................. 67
4. Kendala Dalam Pemberdayaan ................................................ 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi perekonomian di Indonesia tidak lepas dari jasa lembaga
keuangan perbankan. Tingkat kebutuhan masyarakat menjadi hal utama
terciptanya kondisi tersebut. Kebutuhan akan modal usaha oleh ekonomi kecil,
menengah dan besar menjadi bagian penting bagi bank dalam melaksanakan
kegiatannya pada proses pembiayaan. Tetapi pengusaha kecil dan menengah sulit
dalam mendapatkan modal usaha, selain administrasi yang sulit juga prinsip
bunga yang diterapkan dan cenderung merugikan pengusaha kecil. Adanya
program Kredit Usaha Mikro oleh pemerintah kenyataannya belum memberikan
kesejahteraan bagi masyarakat, hal ini karena faktor internal pengusaha yang
belum baik. (Google.com, Editorial: 2011). Permasalahan adalah pada modal,
sistem, serta moral dalam berusaha. Berbeda dengan ekonomi mikro Islami,
dalam bukunya Adiwarman Karim (2010: 2) mengatakan bahwa faktor moral atau
norma terangkum dalam tatanan syari’ah akan ikut menjadi variabel paling
penting dan perlu menjadi alat analisis. Sistem bunga pada bank konvensional
lebih pada keuntungan saja tidak ada aspek moral dalam kegiatannya sehingga
dapat merugikan masyarakat kecil.
Seiring dengan berjalannya waktu, muncul perbankan Syari’ah sebagai
lembaga keuangan yang tugasnya menghimpun dana dan menyalurkan dana dari
masyarakat serta lalu lintas pembayaran dengan prinsip syari’ah. Sistem ekonomi
1
2
ii
Islam yang dijalankan oleh perbankan Syari’ah terutama dalam pembiayaan
diharapkan akan berdampak positif bagi Negara dan masyarakat Indonesia.
Karena perbankan Syari’ah mengutamakan kepentingan bersama, memberi
manfaat bersama, bersifat terbuka, merdeka, dan memberi kesempatan seluas-
luasnya kepada seluruh lapisan masyarakat untuk berkembang dalam
melaksanakan kegiatan usaha, karena berlandaskan pondasi yang kuat yaitu Al-
qur’an dan Hadist yang didalamnya terdapat aturan-aturan yang jelas, adil,
terbuka dan sesuai konsep yang diharapkan masyarakat.
Al-Qur’an menjelaskan secara jelas konsep ekonomi yang baik sesuai
dengan kaidah Islam yaitu tanpa adanya unsur riba, spekulasi, penipuan, tidak
saling merugikan dan saling mempercayai dalam melakukan transaksi ekonomi
(M. Syafei Antonio, 2001 : 5). Dijelaskan dalam Al-qur’an surat Ar-Rum ayat
39.
Artinya : “ Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah
pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.
dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah
orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya")”.(Ar-Rum : 39)
Dalam menjalankan sistem ekonomi terutama dalam transaksi perbankan
harus menjalankan konsep sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai yang ada dalam
3
iii
Al-Qur’an demi terwujudnya kemaslahatan umat. Berbeda dengan Sistem bunga
yang diterapkan tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam dan dapat menimbulkan
dampak negatif bagi masyarakat yaitu sikap masyarakat yang berorientasi pada
keuntungan. Dalam ekonomi konvensional telah membangun struktur kehidupan
masyarakat yang lebih berorientasi pada aspek material (Heri Sudarsono, 2007:
18). Oleh sebab itu peran bank syari’ah sangat penting dalam memberikan jasa
pelayanan kepada masyarakat dengan sistem operasional yang baik dan produk
dan jasa yang dikeluarkan serta berpegang pada aspek moral sehingga aspek
material dapat dihilangkan.
Pembiayaan salah satu peran pokok bank Syari’ah dengan memberikan
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan baik itu
pembiyaan modal kerja (produksi) maupun pembiyaan konsumsi yang sesuai
dengan prinsip ekonomi Islam (Syafei Antonio, 2001: 160). Kegiatan perbankan
Syari’ah tersebut tidak lepas dari peran pemerintah dan lembaga-lembaga lain.
Dengan disahkannya UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syari’ah, telah
menunjukkan eksistensi pemerintah dalam mengembangkan sistem ekonomi
Islam di Indonesia. Untuk itu sebuah harapan besar bagi seluruh rakyat Indonesia
agar sistem ekonomi Islam dapat menjadi tolak ukur dari perkembangan ekonomi.
Selanjutnya bank Syari’ah dalam pemberdayaan ekonomi umat dapat dijalankan
sesuai dengan mekanisme yang tidak merugikan masyarakat.
Bank Pembiyaaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Muamalat Harkat Provinsi
Bengkulu merupakan salah satu lembaga keuangan dengan prinsip syari’ah.
4
iv
Operasionalisasi yang diterapkan dalam lembaga serta produk dan jasa yang
dikeluarkan sesuai dengan konsep Islam dan dalam pengawasan Dewan Pengawas
Syari’ah (DPS). Untuk itu perannya sebagai penghimpun dana penyalur dana dari
masyarakat berlandaskan pada rasa keadilan, maka tidak hanya dana-dana yang
berorientasi pada keuntungan tetapi juga dana-dana umat berupa Zakat, Infaq,
shadaqah, dan Wakaf (ZISWAF) disalurkan untuk yang membutuhkan. Secara
Umum prinsip kegiatan usaha perbankan syari’ah yaitu bagi hasil dapat dilakukan
dalam empat akad utama, yaitu Mudharabah, Musyarakah, Muzaraah, dan
musaqah. (M. Syafei Antonio, 2001: 143). Konsep pelaksanaan kegiatan-kegiatan
tersebut merupakan konsep dasar operasional yang secara penuh akan berdampak
positif terhadap sistem ekonomi karena berlandaskan pada konsep bagi hasil
(propit sharing). Untuk itu perbankan Syari’ah sangat menjanjikan sekali dalam
memberikan kontribusi yang baik pada masyarakat terutama ekonomi kecil dan
menengah.
Untuk itu prinsip ekonomi Islam harus di aplikasikan dengan sebaik
mungkin dengan melihat kondisi-kondisi dan peluang yang baik, dalam rangka
pemberdayaan ekonomi umat. Sekarang ini keadaan ekonomi masih terpuruk dan
belum dapat diselesaikan oleh pemerintah maka dengan adanya lembaga
keuangan yang berprinsip syari’ah diharapkan dapat memainkan perannya dalam
memajuhkan perekonomian di Indonesia yaitu dengan pemberdayaan ekonomi
umat.
5
v
Berdasarkan penjelasan di atas terdapat sesuatu kebenaran antara harapan,
keinginan dan kenyataan yang sebenarnya, maka penulis tertarik untuk
mengangkat dan menuangkan dalam bentuk penulisan ilmiah skripsi yang
berjudul “ PERAN PERBANKAN SYARI’AH DALAM PEMBERDAYAAN
EKONOMI UMAT (STUDI KASUS P.T BPRS MUAMALAT HARKAT
PROVINSI BENGKULU)”.
6
vi
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Dari latar belakang di atas agar pembahasannya tidak meluas maka penulis
membatasi permasalahan yaitu peran Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah
(BPRS) Muamalat Harkat Provinsi Bengkulu dalam pemberdayaan ekonomi
umat.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka penulisan merumuskan masalah
yang dibahas yaitu sebagai berikut :
a. Peran BPRS Muamalat Harkat Provinsi Bengkulu dalam pemberdayaan
ekonomi pada pembiayaan ekonomi kecil.
b. Peran BPRS Muamalat Harkat Provinsi Bengkulu dalam pemberdayaan
ekonomi pada pembiayaan ekonomi menengah.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran Bank
Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) Muamalat Harkat Provinsi Bengkulu
dalam pemberdayaan ekonomi umat.
2. Kegunaan Penlitian
a. Secara Teoritis
Hasil penelitian di harapkan dapat menjadi khazanah pengetahuan bagi
kita semua mengenasi Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS)
7
vii
terutama pada proses pembiayaan pada ekonomi kecil dan menengah dan
memberikan suatu kontribusi atau sumbangan informasi untuk penelitian
selanjutnya bagi calon peneliti yang ingin mempelajari dalam meneliti
bidang kajian ini.
b. Secara Praktis
Secara prkatis skiripsi ini dapat dijadikan bahan masukan berharga bagi
masyarakat, mahasiswa dan pihak lembaga BPRS Muamalat Harkat
Provinsi Bengkulu.
D. Difinisi Operasional
1. Peran
Dalam kamus ilmiah populer peran adalah fungsi, kedudukan, bagian
kedudukan (Pius A Partanto & M. Dahlan, 1999 : 585). Jadi peran merupakan
suatu bentuk fungsi atau kedudukan suatu lembaga atau badan dalam
meletakkan mekanisme dari kegiatan yang dilaksanakan.
Dalam hal ini peran BPRS Muamalat Harkat Provinsi Bengkulu yaitu
kegiatan dalam menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat serta jasa
lainnya. Penelitian ini lebih ditekankan pada proses pembiayaan terhadap
ekonomi kecil dan menengah meliputi teknik, pengupayaan yang dilakukan,
indikator keberhasilan, dan kendala-kendala, untuk melihat bagaimana peran
BPRS Muamalat Harkat dalam pemberdayaan ekonomi umat.
8
viii
2. Perbankan Syari’ah
Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya (UU No. 21 th
2008: 3). Perbankan syari’ah yang menjadi studi penelitian adalah Bank
Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) pada PT. BPRS Muamalat Harkat
Provinsi Bengkulu.
3. Pemberdayaan
Pemberdayaan kata dasarnya yaitu daya yang berarti kemampuan, kekuatan
dan upaya untuk melakukan usaha (Pius A Partanto & M. Dahlan 1999 : 94).
Dalam hal ini pihak lembaga mampu untuk memberdayakan masyarakat
dengan kegiatan yang telah dilaksanakan. Ini dapat dilihat dari pengupayaan,
indikator keberhasilan dan kendala yang terjadi.
4. Ekonomi Umat
Ekonomi merupakan kegiatan manusia dalam mencukupi kebutuhan hidupnya
(Pius A Partanto & M. Dahlan 1999: 131). Dalam hal ini ekonomi umat
mengarah pada ekonomi kecil dan menengah dalam mencukupi kebutuhan
hidupnya dengan usaha yang dilakukan.
E. Tinjauan Pustaka
Agar penelitian ini tidak tumpang tindih dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti lainnya maka perlu dilakukan telaah kepustakaan, pembahasan
tentang peran perbankan Syari’ah dalam pemberdayaan ekonomi umat yang
9
ix
menjadi fokus penelitian penulis belum ada yang membahasnya, baik di jurnal
atau artikel maupun skripsi. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk menulis
skripsi ini berjudul: Peran Perbankan Syari’ah Dalam Pemberdayaan Ekonomi
(Studi Kasus BPRS Muamalat Harkat Provinsi Bengkulu). Tetapi berdasarkan
wilayah penelitian sudah ada dua orang yang telah meneliti di lembaga BPRS
Muamalat Harkat Provinsi Bengkulu yaitu :
1. Atas nama Doni AG Subrata, Judul Karya Ilmiah “Upaya Bank Pembiayaan
Rakyat Syari’ah (BPRS) Muamalat Harkat Bengkulu dalam meningkatkan
jumlah nasabah”. Penelitianya membahas tentang bagaimana upaya BPRS
Muamalat Harkat dalam meningkatkan jumlah nasabah
2. Atas nama Rabi’atul Fauziah, judul karya ilmiah “Persamaan dan Perbedaan
sistem penyaluran dana pada BAZDA dengan produk Qardhul Hasan pada
P.T BPRS Muamalat Harkat Provinsi Bengkulu. Permasalahan yang diangkat
yaitu bagaimanakah persamaan dan perbedaan sistem penyaluran dana
terutama untuk kebutuhan produktif pada BAZDA dengan produk qardhul
hasan pada P.T BPRS Muamalat Harkat Provinsi Bengkulu.
Sedangkan permasalahan yang saya angkat yaitu mengenai peran
perbankan syari’ah dalam pemberdayaan ekonomi umat, dengan BPRS
Muamalat Harkat Provinsi Bengkulu menjadi studi lapangan dari penelitian
ini. Jadi jelas bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan
penelitian sebelumnya. Tetapi karya ilmiah di atas dapat dijadikan rujukan
oleh penulis sebagai data penunjang.
10
x
F. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, analisanya akan dibagi dalam beberapa bab yaitu :
Bab I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, definisi operasional, tinjauan
pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, meliputi peran perbankan syari’ah dan pemberdayaan
ekonomi umat melalui perbankan syari’ah.
Bab III Metodelogi Penelitian, meliputi jenis penelitian, pendekatan
penelitian, sumber data, metode atau teknik pengumpulan data, dan
analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian, meliputi tinjauan umum BPRS Muamalat Harkat
Bengkulu dan pembahasan mengenai peran perbankan syari’ah dalam
pemberdayaan ekonomi umat.
Bab V Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.
xi
11
BAB II LANDASAN
TEORI
A. Peran Perbankan Syari’ah
Dalam kamus ilmiah populer peran adalah fungsi, kedudukan, bagian
kedudukan (Pius A Partanto & M. Dahlan, 1999 : 585). Dalam hal ini perbankan
Syari’ah mempunyai fungsi dan kedudukan dalam kegiatan operasionalnya secara
umum mengenai keuangan yang dalam prosesnya dengan konsep ekonomi Islam.
Istilah bank berasal dari bahasa Italia yaitu Banca yang berarti meja yang
dipergunakan oleh para penukar uang dipasar (Iswardono, 1999: 49). Seiring
perkembangan dari fungsinya bank merupakan tempat penitipan atau
penyimpanan uang, pemberi atau penyalur kredit dan juga perantara didalam lalu
lintas pembayaran. Menurut Undang-undang RI No 10 tahun 1998 Bank adalah
badan usaha yang mengimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Kasmir, 2007:
23). Jadi peran bank secara umum adalah menghimpun dan menyalurkan dana
yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dari hal di atas peran perbankan syari’ah dapat kita pahami adalah
lembaga keuangan yang peranannya menghimpun (funding) dan menyalurkan
dana (Lending) dari masyarakat serta jasa-jasa lainnya dengan prinsip syari’ah
yang tujuannya untuk kemaslahatan umat. Artinya peran yang dilakukan oleh
11
12
xii
perbankan syari’ah lebih luas, tidak hanya kegiatan tersebut pada tatanan ekonomi
saja melainkan sebagai ibadah kepada Allah SWT.
Perbankan syari’ah merupakan segala yang menyangkut tentang bank
syari’ah dan unit usaha syari’ah yang dalam kegiatan operasional sesuai dengan
prinsip syari’ah. Jadi seluruh badan atau lembaga yang kegiatannya dalam
menghimpun dana, menyalurkan serta mengelolahnya dengan prinsip syari’ah
merupakan bagian dari perbankan syari’ah.
Dalam (UU No. 21 th. 2008: 3) dijelaskan bahwa Bank syari’ah adalah
Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan
menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan Bank Pembiayaan
Rakyat Syari’ah (BPRS) Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jelas bahwa kegiatan operasional
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) lebih kecil dari pada bank umum
syari’ah. Tetapi kegiatan dalam menghimpun dan meyalurkan dana serta jasa-jasa
lain tetap sama dalam pelaksanaan kegiatannya.
Peran-peran Bank Syari’ah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sebagai Menghimpun dana (Funding)
Dalam hal ini bank Syari’ah menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk Al-Wadi’ah yaitu titipan atau simpanan pada bank Syari’ah. Prinsip
wadi‟ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain baik perorang
xiii
14
xiv
Dengan demikian konsep al-Wadi‟ah Yad al-amanah dimana
pihak yang menerima titipan tidak boleh menggunakan uang atau barang
yang dititipkan. Pihak penerima titipan dapat mengenakan biaya penitipan.
b. Wadi‟ah Yad adh-Dhamanah
Karakteristik dari Wadi‟ah Yad adh-Dhamanah yaitu :
1) Harta atau barang yang dititipkan boleh dan dapat dimanfaatkan oleh
yang menerima titipan
2) Karena dimanfaatkan, barang dan harta yang dititipkan tersebut tentu
dapat menghasilkan manfaat. Sekalipun demikian, tidak ada keharusan
bagi penerima untuk memberikan hasil pemanfaatan kepada penitip.
3) Produk ini disesuaikan dengan akad yaitu giro dan tabungan
4) Jumlah pemberian bonus sepenuhnya merupakan kewenangan
menajeman bank Syari’ah karena pada prinsipnya dalam akad ini
penekanannya adalah titipan.
5) Produk tabungan juga dapat menggunakan akad wadi‟ah karena
prinsipnya tabungan mirip dengan giro yaitu simpanan yang bisa
diambil setiap saat. Perbedaan tabungan tidak dapat ditarik dengan cek
atau alat lain yang dipersamakan.
15
xv
Nasabah
(Penitip)
Mekanisme proses Wadi‟ah Yad adh-Dhamanah dapat dilihat pada
skema berikut :
1. Titip dana
4. Beri bonus
Nasabah
(Penitip)
2. Bagi Hasil 3. Pemanfaatan
dana
Nasabah
Pengguna dana
Gambar : 1.2 (Sumber: Buku Syafe’I Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek. h. 149)
Dari hal di atas Wadi‟ah Yad adh-Dhamanah, pihak yang
menerima titipan boleh menggunakan dan menafaatkan uang atau barang
yang dititipkan. Tentu pihak bank mendapatkan hasil dari pengguna dana,
bank memberikan insentif kepada penitip dalam bentuk bonus.
c. Investasi Mudharabah
Prinsip lain dalam pengimpunan dana yaitu investasi mudharabah
yaitu kerja sama antara pemilik dana (shahibul maal) yaitu nasabah dan
pengelola dana (Mudharib) dalam hal ini pihak bank. Gemala Dewi dalam
bukunya (2005: 83) bahwa pemilik dana sebagai deposan di bank Syari’ah
yang berperan sebagai investor murni yang menangung aspek sharing risk
dan return dari bank. Dari hal ini bahwa masyarakat menabung di bank
16
xvi
Deposan
(Penabung)
Syari’ah dengan akad mudharabah dalam transaksi tersebut pihak nasabah
akan mendapat bagi hasil dari pengelolahan dana oleh pihak bank.
Dalam Ada dua jenis akad al-Mudharabah yaitu :
1. Mudharabah Mutalaqah
Syafe’I Antonio (2001: 150) prinsip ini (shahibul maal) tidak
memberikan batasan-batasan atas dana yang dinvestasikan dengan kata
lain mudahrib mempunyai wewenang penuh tanpa terikat waktu, jenis
usaha, tempat, dan jenis pelayanan.
Skema Mudharabah Mutalaqah
Investasi 2. Pembiayaan
Bank
Dunia
Usaha
4. Bagi Hasil
3. Bagi Hasil
Gambar : 1.3 (Sumber: Buku Syafe’I Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek. h. 151)
2. Mudharabah Muqayyadah
Syafe’I Antonio (2001: 151) Dalam akad ini shihibul maal
memberikan batasan atas dana yang di investasikan. Mudharib hanya
bias mengelola dana tersebut sesuai dengan batasan jenis usaha,
tempat dan waktu tertentu saja. Dana didapat dari investor yang
dihubungi pihak bank untuk membiayai proyek tertentu.
17
xvii
Skema Mudharabah Muqayyadah
1. Proyek tertentu
Special
Projet
4. Penyaluran Dana
5. Bagi hasil
Bank
(Mudharib)
6. Bagi Hasil 3. Investasi 6. Hubungi Investor
Investor
(shihibul maal)
Gambar : 1.4 :
(Sumber: Buku Syafe’I Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek. h. 152)
2. Sebagai Menyalur dana (Lending)
Peran perbankan syari’ah dalam penyaluran dana yaitu dengan sistem
pembiayaan yaitu pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pihak-pihak yang memerluhkan dana.
Dalam buku Syafei’I Antonio (2001: 160) Menurut sifat penggunaannya,
pembiayaan dapat dibagi dua jenis yaitu pembiayaan produktif dan
pembiyaaan konsumtif dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Pembiayaan Produktif
Pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang ditunjukkan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan
usaha baik usaha produksi, perdangangan, maupun investasi.
18
xviii
Pembiyaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut :
1) Pembiayaan Modal Kerja
Pembiyaan modal kerja yaitu pembiyaaan untuk memenuhi
kebutuhan peningkatan produksi baik hasil maupun kualitas, untuk
keperluan perdagangan atau peningkatan utility dari suatu barang
(Syafei’I Antonio, 2001: 161).
Bank Syari’ah dapat membantu memenuhi seluruh kebutuhan
modal kerja tersebut bukan dengan meminjamkan uang, bank
bertindak sebagai penyandang dana (shahibul maal), sedangkan
nasabah sebagai pengusaha (mudharib). Skema pembiayaan semacam
ini disebut dengan Mudharabah. Akad mudharabah pada pembiayaan
berbeda dengan akad mudharabah pada penghimpunan dana. Yang
membedakan yaitu Mudharabah pada pelaksanaan penghimpunan
dana, nasabah sebagai pemillik dana sedangkan pihak bank sebagai
pengelola dana. Sedang pada pembiyaan pihak bank sebagai pemilik
dana (shihibul maal) dan pengola usaha sebagai (Mudharib) (Gemala
Dewi, 2005: 82).
Fasilitas ini dapat diberikan untuk jangka waktu tertentu,
sedangkan bagi hasil dibagi secara periodik dengan nisbah yang
disepakati. Setelah jatuh tempo nasabah mengembalikan jumlah dana
tersebut berserta porsi bagi hasil (yang belum dibagikan) yang menjadi
bagian bank.
19
xix
2) Pembiayaan Investasi
Pembiayaan investasi diberikan kepada para nasabah untuk
keperluan investasi, yaitu keperluan penambahan modal guna
mengadakan rehabilitasi, perluasan usaha, ataupun pendirian proyek
baru (Syafe’I Antonio, 2001: 167).
Ciri-ciri pembiayaan investasi adalah :
a) Untuk pengadaan barang-barang Modal
b) Mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah
c) Berjangka waktu menengah dan panjang
Pada umumnya pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah
besar dan pengedapannya cukup lama. Oleh karena itu perlu disusun
proyeksi arus kas yang mencakup semua komponen biaya dan
pendapatan sehingga akan dapat diketahui berapa dana tersedia setelah
semua kewajiban terpenuhi. Pembiayaan invetasi bank Syari’ah
menggunakan skema musyarakah mutanaqishah. (Syafe’I Antonio,
2001: 167). Dalam hal ini bank memberikan pembiayaan dengan
prinsip penyertaan, dan secara bertahap bank melepaskan
penyertaannya dan pemilik perusahaan akan mengambil alih kembali,
baik dengan menggunakan surplus cah flow yang tecipta maupun
dengan menambah modal baik yang berasal dari setoran pemegang
saham yang ada maupun dengan mengundang pemegang saham baru.
20
xx
b. Pembiayaan konsumtif
Pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut (Syafe’I Antonio, 2001: 161). Kebutuhan
konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan primer (pokok atau dasar) dan
kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok, baik
berupa barang, seperti makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal
maupun berupa jasa, seperti pendidikan dasar dan pengobatan. Sedangkan
kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan, yang secara kuantitatif
maupun kualitatif lebih tinggi atau mewah dari kebutuhan primer, baik
berupa barang, seperti pakaian atau perhiasan, bangunan rumah,
kendaraan, dan sebagainya, maupun berupa jasa seperti pendidikan,
pelayanan kesehatan, parawisata, hiburan dan sebagainya.
Pada umumnya, bank konvensional membatasi pemberian kredit
untuk pemenuhan barang tertentu yang disertai dengan bukti kepemilikan
yang sah seperti rumah, dan kendaraan yang kemudian menjadi barang
jaminan. Bank syari’ah dapat menyediakan pembiayaan komersil untuk
pemenuhan kebutuhan barang konsumsi dengan menggunakan skema
sebagai berikut :
1) Al-bai‟bitsman ajil (salah satu bentuk murabahah) atau jual beli
dengan angsuran.
21
xxi
2) Al-ijarah al-muntahia bit-tamlik Al-ijarah al-muntahia bit-tamlik atau
sewa beli yaitu pihak bank membelikan barang atau harta kemudian
bank menyewakan kepada nasabah dalam tempo tertentu
3) Al-musyarakah mutanqishah atau descereasing participation, dimana
secara bertahap bank menurunkan jumlah partisipasinya. Yaitu dalam
pembelian barang pihak nasabah dan bank berkongsi dalam membeli
barang tersebut.
4) Ar-Rahn untuk memenuhi kebutuhan jasa yaitu dengan mengadaikan
barang yang mempunyai nilai ekonomis.
(Syafei’I Antonio, 2001: 168)
Dijelaskan juga dalam buku Syafe’i Antonio bahwa Pembiyaaan
konsumsi tersebut lazim digunakan untuk pemenuhan kebutuhan
sekunder. Adapun kebutuhan primer pada umumnya tidak dapat dipenuhi
dengan pembiayaan komersil. Sesorang yang belum mampu memenuhi
kebutuhan pokoknya tergolong fakir miskin. Oleh karena itu ia wajib
diberi zakat atau sedekah atau diberikan pinjaman kebajikan (al-qardh al-
hasan) yaitu pinjaman dengan kewajiban pengembalian pinjaman
pokoknya saja tanpa imbalan apapun.
Dari penjelasan di atas pembiayaan konsumtif mempunyai
karakteristik tolong menolong dalam masyarakat. Di mana untuk
memenuhi kebutuhan primer dapat diberikan dari dana ZIS, berbeda
22
xxii
dengan bank konvensional saat meminjam harus disertai jaminan atau
angunan atas dana yang dipinjamkan.
3. Jasa (Fee Based Services)
Dalam buku Syafe’I Antonio (2001: 120-134) ada beberapa jasa dalam
perbankan syari’ah dalam memainkan perannya sebagai lembaga keuangan
antara lain sebagai berikut :
a. Al-Wakalah (Deputyship)
Wakalah atau wikalah berarti penyerahan, pendeglasian, atau pemberian
mandat. Artinya pelimpahan kekuasaan oleh seseorang kepada yang lain
dalam hal-hal yang diwakilkan. Rukun wakalah yaitu dua orang yang
melakukan transaks, shighah atau ijab dan qabul, dan Muwakil fih atau
sesuatu yang diwakilkan. (Abdullah bin Muhammad ath-Thayyar dkk,
2009: 252). Dalam hal ini pihak bank dapat manjadi wakil atas kedua bela
pihak yang berhubungan.
b. Al-Kafalah (Guaranty)
Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafil)
kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang
ditanggung. Dalam pengertian lain yaitu mengalihkan tanggung jawab
seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang
lain sebagai penjamin.
c. Al-Hawalah (Transfer Service)
23
xxiii
Al-Hawalah adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada
orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah para ulama
merupakan pemindahan beban utang dari muhil (orang yang berutang)
menjadi tanggung jawab muhal „alaih atau orang yang berkewajiban
membayar utang. Dalam praktek perbankan biasanya diterapkan seperti
factoring atau anjak piutang yaitu para nasabah yang memiliki piutang
kepada pihak ketiga memindahkan piutang itu kepada bank, bank lalu
membayar utang tersebut dan bank menangihnya dari pihak ketiga. Post-
dated check dimana bank hanya bertindak sebagai juru tagih tanpa
membayar dulu piutang tersebut.
d. Ar-Rahn
Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik peminjam sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang ditahan tersebut
memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian pihak yang menahan
memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau
sebagian piutangnya. Praktek dalam bank syari’ah sebagai produk
pelengkap artinya sebagai akad tambahan (jaminan atau collateral). Biaya
yang didapat dari nasabah adalah biaya penitipan, pemeliharaan,
penjagaan, dan penaksiran.
e. Al-Qardh
Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
24
xxiv
mengharapkan imbalan. Dalam literatur fiqih klasik qardh dikategorikan
dalam akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. Dalam
praktek perbankan produk dikenal dengan al-qardhul hasan yaitu
pemberian pembiyaan modal tanpa ada imbalan atas pinjaman tersebut.
B. Pemberdayaan Ekonomi Umat Melalui Perbankan Syari’ah
Peran lain dari perbankan syari’ah yaitu memberdayakan ekonomi umat,
bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Untuk itu dalam mewujudkan perekonomian umat bank syari’ah memberikan
pembiayaan ekonomi kecil dan menengah yang perannya sebagai berikut :
1. Dengan Pembiayaan Qardhul Hasan
Qardhul Hasan merupakan pemberian harta kepada orang lain yang
dapat ditagih kembali dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan
imbalan (Gemala Dewi, 2005: 95). Jadi pinjaman Qardhul Hasan merupakan
pinjaman uang yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata. Peminjam
hanya mengembalikan modal saja tanpa dibebankan tambahan bagi hasil dari
usaha yang dijalankan.
Firman Allah mengenai ini yaitu Al-Qur’an surat Al-Hadid ayat 11 :
25
xxv
Artinya : “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang
baik, Maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu
untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak”. (Al-Hadid
:11)
Dalam ayat sangat jelas sekali bahwa pinjaman yang tidak
mengharapkan imbalan merupakan suatu bentuk konsep hidup sosial
masyarakat yang baik dan akan mendapat balasan yang lebih dari yang
dilakukan. Allah menyerukan hal itu kepada manusia dengan membelanjakan
harta dijalan-Nya agar konsep hidup tolong menolong dapat terjalin
dimasyarakat.
Aplikasi qardhul hasan dalam perbankan syari’ah selain dari untuk
pembiayaan ekonomi kecil dalam buku Antonio Syafe’i (2001: 133) antara
lain :
a. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas
dan bunafitasnya yang membutuhkan dana talangan segera dengan masa
yang relatif pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya
sejumlah uang yang dipinjamkan.
b. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat sedangkan ia tidak
biasa menarik dananya karena tersimpan dalam bentuk deposito.
26
xxvi
Skema Al-Qardhul hasan digambarkan sebagai berikut :
Akad
Nasabah Bank
Tenaga kerja Modal
100 %
Proyek Usaha Modal
Kembali
Keuntungan
Gambar : 1.5 (Sumber: Buku Syafe’I Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek. h. 134)
Sumber dana pembiayaan qardhul hasan yaitu :
a. Modal bank diberikan untuk dana talangan nasabah yang sangat
diperlukan oleh nasabah
b. Untuk usaha kecil dan keperluan sosial dana bersumber dari dana Zakat,
Infaq, Shadaqah (ZIS), serta pendapatan-pendapatan yang diragukan.
2. Dengan pembiayaan Murabahah
Al-Murabahah adalah bentuk jual beli pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati, penjual harus menetukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahan. Dalam hal ini margin keutungan yaitu selisih
harga jual dikurangi harga asal yang merupakan pendapatan bank (Gemala
27
xxvii
Dewi, 2005: 88). Dalam perbankan biasanya diterapkan pada produk
pembiayaan untuk pembelian barang-barang yang dibutuhkan. Biasanya usaha
ekonomi kecil dan menengah sering menggunakan akad ini terkhusus untuk
Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS). Para nasabah lebih memilih
produk ini untuk menambah fasilitas barang-barang tersebut.
Skema Al-Murabahah
1. Negoisasi
2. Akad Jual Beli
Bank Nasabah
6. Bayar
5. Terima barang
Produsen
5. Beli Barang 4. Pengiriman
Gambar : 1.6
(Sumber: Gemala Dewi, Perasuransian dan Lembaga Perbankan Syari‟ah. h. 89)
3. Dengan Konsep Muzara‟ah
Al-Muzara‟ah adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik
lahan dan penggarap untuk ditanami lahan memberikan lahan pertanian
kepada penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan bagian
tertentu dari hasil panen (Syafe’I Antonio, 2001: 99). Dengan demikian
28
xxviii
produk ini sangat memberikan kontribusi yang baik untuk masyarakat kecil
yang ingin berkembang. Menurut Hanafiyah dalam buku Hendi Suhendi
(2005: 158) rukun Muzaraah yaitu tanah, perbuatan pekerja, modal, dan alat-
alat menanam. Dalam konteks perbankan ini dapat memberikan pembiayaan
bagi nasabah yang bergerak dalam bidang pertanian atas dasar prinsip bagi
hasil dari hasil panen.
Skema Al-Muzara‟ah
Akad
Pemilik lahan Penggarap
Lahan, benih,
pupuk, dsb
Lahan Pertanian Keahilian,
tenaga,
waktu
Hasil Panen
Gambar : 1.7
(Sumber: Buku Syafe’I Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek. h. 99)
Dari hal di atas pemilik lahan dapat dikatakan pihak bank, Pihak bank
menyediakan lahan, pupuk, dan lain-lain kepada pihak yang diberi
kepercayaan untuk menggarap lahan tersebut. Hasil panen akan dibagi sesuai
dengan kesepakatan.
29
xxix
4. Dengan konsep Musaqah
Al-Musaqah adalah bentuk yang lebih sederhana dari muazara‟ah di
mana penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan.
Sebagai imbalan penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen
(Syafe’I Antonio, 2001 : 100).
Skema Al-Musaqah
Akad
Pemilik lahan Penggarap
Lahan, benih,
pupuk, dsb
Lahan Pertanian Penyiraman,
dan
pemelihraan
Hasil Panen
Gambar : 1.8
(Sumber: Buku Syafe’I Antonio, Bank Syari‟ah dari Teori ke Praktek. h. 100)
Dari hal di atas pemilik lahan menyediakan lahan, pupuk, dan lain-lain
yang sudah ada tanamannya kepada pihak yang diberi kepercayaan untuk
penyiraman dan pemeliharaannya saja pada lahan tersebut. Komisi didapat
dari hasil panen.
41
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafe’i. 2001. Bank Syari‟ah Dari Teori ke Praktek. Jakarta :
Gema Insani Press.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
P.T Rineka Cipta
Ath-Thayyar, Abdullah bin Muhammad dan Abdullah bin Muhammad Al-Muthlaq
dan Muhammad bin Ibrahim Al-Musa. 2009. Ensiklopedi Fiqih Muamalah
dalam Pandangan 4 Mahzab. Riyadh: Madarul-Wathan Lin-Nasyr.
Azizy, Qodri A. 2004. Membangun Fondasi Ekonomi Umat. Cet. II. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Azri, Sabahuddin. 2005. Menimbang Ekonomi Islam. Bandung : Nuansa. Chapra.
Umar. 2000. Sistem Moneter Islami. Jakarta : P.T Gema Insani Press. Danim,
Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Dewi, Gemala. 2005. Peransuransian dan Lembaga Perbankan Syari‟ah. Jakarta :
Gema Insani Press
Hamidi, Lutfi. 2003. Jejak-jejak Ekonomi Syari‟ah. Jakarta: Senayan Abadi
Publishing.
Iswanto. 1999. Uang dan Bank. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Karim, Adiwarman. 2001. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta : Gema
Insani Press
42
Karim, Adiwarman. 2010. Teori Mikro Islami. Edisi III. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kasmir. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Raja Grapindo
Persada.
Pius A Partanto & M. Dahlan Al Barry. 1999. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya :
Arkola.
Pedoman Penulisan Skripsi STAIN Bengkulu
Qardhawi, Yusuf. 1997. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta : PT. Gema Insani
Press.
Qardhawi, Yusuf. 1997. Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam. Jakarta :
Rabbani PressQardhawi, Yusuf
Sudarsono, Heri. 2007 Cet. 5. Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar. Jakarta :
Ekonesia
Suhendi, Hendi. 2005. Fiqih Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
UU. No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah. (PDF)
Profil Bank Mumalat Harkat Provinsi Bengkulu.