PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK...

106
1 KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGANMASALAH KELEBIHAN VOLUME CAIRAN DI RSUD BANGIL OLEH: NINIK WULANDARI 141210026 PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017

Transcript of PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK...

Page 1: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

1

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK

DENGANMASALAH KELEBIHAN VOLUME CAIRAN

DI RSUD BANGIL

OLEH:

NINIK WULANDARI

141210026

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

Page 2: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

2

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK

DENGAN MASALAH KELEBIHAN VOLUME CAIRAN

DI RSUD BANGIL

Di ajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperwatan

(A.Md.Kep) pada Diploma III Keperaatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendika Medika Jombang.

Oleh :

NINIK WULANDARI

141210026

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

Page 3: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

3

Page 4: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

4

Page 5: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

5

RIWAYAT HIDUP

Page 6: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

6

Penulis, dilahirkan di Jombang, pada tanggal 25 November 1995 dari

ayah yang bernama Alm. Mat Sakri dan ibu yang bernama Sukinah, penulis

merupakan putri bungsu, yang ketiga dari dua bersaudara.

Tahun 2008 penulis lulus dari SDN Sumberagung, tahun 2011 penulis

lulus dari SMPN 2 Jatirejo, tahun 2014 penulis lulus dari SMK Kesehatan

Mojokerto Dan melalui jalur PMDK, penulis memilih program studi Diploma III

Keperawatan dari lima pilihan studi yang ada di STIKes ICME Jombang

Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Jombang, Januari 2017

(NINIKWULANDRI )

141210026

Page 7: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

7

MOTTO

“Yakinlah tidak ada hasil yang sia-sia selama kita mau berusaha, mengasah

kemampuan, berdoa & berkarya”

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini saya ucapkan terima kasih dan saya persembahkan kepada:

1. Terima kasih kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia Nya

saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar.

2. Terima kasih untuk kedua orang tua yang selalu mendukung dan

mendo’akan yang terbaik untukku dalam berkarir demi masa depanku.

3. Terima kasih untuk dosen pembimbing yang selama ini sudah banyak

memberikan saran dan masukan tentang materi dalam penyelesaian tugas

ini.

4. Terima kasih untuk sahabat-sahabat yang juga sealu menyemangati untuk

menyelesaikan tugas ini.

5. Terima kasih untuk teman sejawat yang sama-sama berjuang dan selalu

saling mendukung agar terselesainya tugas akhir ini secara bersama-sama.

Page 8: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulisan panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan

Karunia- Nya akhirnya penulisan dapat menyelesaikan Studi Kasus yang berjudul

“Asuhan Keperawatan pada pasien Gagal Ginjal Kronik dengan masalah

Kelebihan Volume Cairan” dapat selesai tepat waktu.

Karya tulis ini ditulis sebagai persyaratan kelulusan dalam menempuh

programpendidikan di STIKes ICME Jombang Program Studi D-III Keperawatan

Sehubungan dengan penulisan menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada H.Bambang Tutuko.S.kep.Ns,SH.M.Hum

selaku ketua STIKes ICME Jombang. Maharani Tri Puspitasari.,S.Kep.Ns.,MM

selaku ketua program studi D-III Keperawatan.

Ns. Inayatur Rosyidah, S.Kep.,M.kep. sebagai pembimbing anggota. Dwi

Puji W.S.Kep.Ns sebagai pembimbing anggota. Ungkapan terimakasih juga

disampaikan kepada Bapak, Ibu dan Teman-teman atas Do’a dorongan moral

sehingga proposal karya tulis ini dapat diselesaikan.

Penyusun sadar bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masin belum

sempurna oleh karena itu penyusun sangat harap saran dan kritikan dari pembaca

yang bersifat membangun demi kesempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Jombang, januari 2017

(penulis )

Page 9: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

9

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN

MASALAH KELEBIHAN VOLUME CAIRAN

(Studi Kasus di Ruang Melati RSUD Bangil Pasuruan)

Oleh:

Ninik wulandari*Inayatur Rosyidah**Dwi Puji Wijayanti***

Kelebihan Volume Cairan pada klien gagal ginjal kronik sudah tidak dialami

orang tua lagi, tetapi pada usia remaja juga sudah banyak yang mengalami gagal ginjal.

Tujuan studi kasus ini adalah melaksanakan Asuhan Keperawatan kepada klien yang

menggalami gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan diruang melati RSUD

Bangil.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi

kasus. Subyek pada studi kasus ini adalah 2 klien yang mengalami Gagal ginjal kronik

dengan masalah Kelebihan Volume Cairan. Dengan teknik pengumpulan data meliputi

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.

Hasil studi kasus pada tahap pengkajian diketahui bahwa Responden 1

mengatakan bengkak di abdomen, kaki, dan tangan sejak 10 hari yang lalu, klien juga

mempunyai riwayat diabetes melitus dan hipertensi. Sedangkan Responden 2 mengatakan

bengkak pada kaki sejak 2 bulan yang lalu, nyeri saat BAK seperti ditusuk-tusuk, skala

nyeri 5, dan nyeri terjadi hilang timbul. Diagnosa keperawatan yang di tetapkan adalah

kelebihan volume cairan. Intervensi dan implementasi yang digunakan untuk Responden

1dan Responden 2 adalah NOC Fluid Monitoring dan NIC Fluid Monitoring.

Kesimpulan dari Asuhan Keperawatan pada “ Responden 1” dan “ Responden 2”

yang mengalami gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan yaitu masalah yang

dialami klien belum teratasi.

Kata Kunci : Gagal Ginjal, Kelebihan Volume Cairan

Page 10: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

10

ABSTRACT

NURSING CARE ON CHRONIC RENAL FAILURE CLIENTS WITH

THE PROBLEM OF EXCESS LIQUID VOLUME

(case study in the local hospital of Bangil, Pasuruan)

By

Ninik wulandari*Inayatur Rosyidah**Dwi Puji Wijayanti***

Excess fluid volume in chronic renal failure client is not experienced by parents

anymore, but in adolescence also have many who experience gahal kidney. The purpose

of this case study is to carry our nursing case tp clients who have chronic renal failure

with excess fluid volume in room jasmine RSUD Bangil.

The method used is descriptive method with case study approach. Subjects in this

case study were 2 clients who experienced chronic renal failure with excess fluid volume

problems. with data collection techniques include interviews, observation, physical

examination and documentation studies.

The results of the case study at the assessment stage found that respondent 1 said

swelling in the abdomen, legs and arms since 10 days ago, the client also has a history of

diabetes mellitus and hypertension. While respondent 2 said swelling in the legs since 2

months ago, pain when BAK like pierced, scaly pain 5, and pain lost, A defined nursing

diagnosis is the volume of fluid overload of the intervention and the application used for

respondent 1 and respondent 2 is the monitoring of Nursing Outcomes Classification

(NOC) fluid and Nursing Interventions Classification (NIC) fluid monitoring.

The conclusions of nursing care on “Respondent 1” and “Respondent 2” who

experience chronic renal failure with excess fluid volume is the problem experienced by

the client has not been resolved.

Keywords : Renal failure, Excess fluid volume

Page 11: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii

MOTTO ........................................................................................................iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iv

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ v

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

ABSTRAK ................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN .............................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Batasan Masalah ........................................................................ 4

1.3 Rumusan Masalah ...................................................................... 4

1.4 Tujuan ......................................................................................... 4

1.5 Manfaat ....................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Gagal Ginjal Kronik............................................................ 7

2.2 Konsep Kelebihan volume cairan .................................................... 19

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 36

3.2 Batasan Istilah ................................................................................... 36

3.3 Partisipan ........................................................................................... 37

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 38

3.5 Pengumpulan Data ............................................................................ 38

3.6 Uji keabsahan Data ........................................................................... 40

3.7 Analisa Data ....................................................................................... 41

3.8 Etik Penelitian .................................................................................... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ................................................................................................... 32

4.2 Pembahasan...................................................................................... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan....................................................................................... 54

5.2 Saran .................................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ ....57

LAMPIRAN

Page 12: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

12

DAFTAR TABEL

Tabel 2.3 Intervensi Kelebihan Volume Cairan .........................................34

Tabel 4.1 Identitas Klien .............................................................................44

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit.........................................................................44

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan..........................................................45

Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik.......................................................................46

Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Diagnostik.....................................................47

Tabel 4.6 Terapi.........................................................................................48

Tabel 4.1.3 Analisa Data............................................................................48

Tabel 4.1.4 Diagnosa Keperawatan.............................................................49

Tabel 4.1.5 Intervensi.................................................................................49

Tabel 4.1.6 Implementasi............................................................................50

Tabel 4.1.7 Evaluasi....................................................................................52

Page 13: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

13

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

Lampiran 1 Lembar Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Pre Survey Data Dan Studi Pendahuluan

Lampiran 3 Lembar Disposisi

Lampiran 4 Surat Penelitian

Lampiran 5 Lembar Pengajuan Bimbingan Kepala Ruangan

Lampiran 6 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7 Lembar Pernyataan Bersedia Menjadi Responden

Lampiran 8 Format Pengkajian Asuhan Keperawatan

Lampiran 9 Berita Acara

Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah Pembimbing I

Lampiran 12 Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah Pembimbing II

Lampiran 13 Lembar Bebas Plagiat

Page 14: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

14

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

LAMBANG

1. % : Presentase

2. ≤ : Lebih kecil dari atau sama dengan

3. < : Lebih kecil dari

4. > : Lebih besar sari

5. O2 : Oksigen

6. Kg : Kilogram

7. m : Meter

8. cm : Sentimeter

9. N : Normal

10. BB : Berat badan

11. NaCl : Natrium Klorida

12. MmHg : Mili meter air raksa

SINGKATAN

1. WHO : World Health Organization

2. TD : Tekanan Darah

3. RR : Respiratory Rate

4. RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

5. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

6. ICMe : Insan Cendekia Medika

7. ADL : Activity Daily Living

8. MRS : Masuk Rumah Sakit

Page 15: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

15

9. No. RM : Nomor Rekam Medik

10. RS : Rumah Sakit

11. NIC : Nursing Interventions Classification

12. NOC : Nursing Outcome Classification

13. ARF : Acute Renal Failure

14. BNO : Blass Niar Oversight

15. BUN : Bload Urea Nitrogen

16. CCT : Clirens Creanitin Test

17. CHF : Cronic Heart Failure

18. CKD : Cronic Kidway Disease

19. CT : Computer Tomography

20. CVP : Central Veneus Pressur

21. DM : Diabetes Militus

22. ECG : Electrocardiogram

23. EEG : Elektoenchepalography

24. EKG : Elektrokardiografi

25. GFR : Glomerulus Filtration Rate

26. GGK : Gagal Ginjal Kronik

27. Hb : Hemoglobin

28. ISK : Infeksi Saluran Kemih

29. IV : Intavena

30. IVP : Intervenous Phylography

31. MRI : Magnetic Resumence Imaging

32. Ph : Potential of Hydrogen

Page 16: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

16

33. BUN : Blood Urea Nitrogen

34. LDH : Laktat Dehidrogenase

35. RBC : Red Blood Cells

36. RR : Respiration Rate

37. USG : Ultrasonografi

38. WBC : White Blood Cell

39. LDL : Low Density Lopoprotein

40. VLDL : Very Low Density Lipoprotein

41. GFR : Glomerular Filration Rate

42. Na : Natrium

Page 17: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan kemunduran fungsi ginjal

dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan

keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit yang mengakibatkan retensi

urea dan sampahnitrogen lain dalam darah, gagal ginjal kronik bersifat

progresif dan irreversibel biasanya akibat akhirnya kehilangan fungsi ginjal

lanjut secara bertahap. Saat ini kejadian penyakit gagal ginjal kronik

cenderung meningkat setiap tahunnya. penderita gangguan gagal ginjal kronik

tergolong cukup tinggi dan menjadi masalah kesehatan bukan hanya di

Indonesia bahkan di negara maju, penduduk di kota-kota besar yang banyak

penderita gagal ginjal kronik, dari tahun ke tahun jumlah pasien gagal ginjal

kronik meningkat, salah satu masalah yang sering muncul adalah Kelebihan

volume cairan (Nurat&Kusuma,2013). Fenomena yang terjadi saat ini jumlah

penderita GGK mengalami kenaikan, bukan hanya orang tua saja tetapi pada

usia remaja, hampir seluruh pasien mengalami keluhan diantaranya edema.

The Centers for Disease Control and Prevention 2010. menyatakan

bahwa penyakit gagal ginjal kronik menduduki urutan ke 8 penyebab

kematian terbanyak di Amerika Serikat. Jumlah penderita gagal ginjal kronik

di Australia juga mengalami peningkatkan, Jumlah penderita gagal ginjal

kronik di Australia diperkirakan mencapai 1,7 juta jiwa pada tahun 2011

Kidney Health Australia, dari WHO tahun 2009 di perkirakan penderita gagal

Page 18: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

18

ginjal kronik hingga tahun 2015 sebanyak 36 juta orang warga dunia

meninggal akibat penyakit gagal ginjal kronik, indonesia merupakan tingkat

penderita gagal ginjal yang cukup tinggi tidak memandang usia pria maupun

wanita yang menderita gagal ginjal kronik ini telah menjadi personal

kesehatan seirus masyarakat didunia. pada survei yang dilakukan oleh

(persatuan nefrologi indonesia) menjelaskan diperkirakan terdapat 70.000

penderita gagal ginjal kronik di indonesia terdeteksi menderita gagal ginjal

kronik. Menurut Riskesdas tahun 2013, provinsi Di jawa timur,1-3 dari

10.000 penduduknya mengalami gagal ginjal kronik, Sedangkan data di Jawa

Timur pada tahun 2011 pasien ginjal sejumlah 477 orang, tahun 2012

sejumlah 340 orang, dan Januari-Mei 2013 sejumlah 392 orang (Listyanti,

2013).

Menurut jurnal penelitian Siwi ikaristi yang berjudul “analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal

ginjal kronik dengan hemodialisis di RSUD Prof. Dr. Margono soekarjo

purwokerto, volume 4 no.1 maret 2009” mengatakan bahwa penderitan gagal

ginjal kronik 64,29%, Hal tersebut terjadi dari tidak kepatuhannya

mengurangi asupan cairan di dapat dari RS Patih Rapih yogyakarta.

Berdasarkan data jumlah kasus gagal ginjal kronik dari rekam medik di

RSUD bangil, pasuruan tahun 2016 berjumlah 75 orang yang mengalami

GGK 75-80% dan data januari 2017 berjumlah 6 orang yang menderita

gagal ginjal kronik 10% yang menggalami edema.

Kelebihan volume cairan pada gagal ginjal kronik disebabkan

glomerulonefritis,ginjalpolikistik, nefropatidiabetik, penyebab lain seperti

Page 19: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

19

hipertensi, obstruksi (Mansjoer, 2008).Semua penyebab tersebut dapat

menimbulkan fungsi renal menurun karena produk akhir metabolisme protein

tertimbun dalam darah, sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan

memengaruhi seluruh system tubuh. Semakin banyak timbunan produksi

sampah maka gejala semakin berat. Gangguan clearance renal terjadi akibat

penurunan jumlah glomerulus yang dapat menurukan clearance kretinin dan

meningkatkan kadar kretinin serum. Retensi cairan dan natrium dapat

mengakibatkan edema dan hipertensi. Kehilangan garam mengakibatkan

resiko hipotensi dan hipovolemia.Muntah dan diare menyebabkan perpisahan

air dan natrium sehingga status uremik memburuk, asidosis metabolik akibat

ginjal tidak mampu mensekresi asam yang berlebihan (Nursalam & Fransisca,

2006).masalah keperawatan pada gagal ginjal kronik yang sering muncul

salah satunya kelebihan volume cairan, dampak yang timbul diantaranya

adalah terjadinya retensi kerusakan integritas kulit, perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan, intoleransi aktivitas, cedera kepala, pola nafas tidak efektif,

ansietas(wijaya & putri,2013). Dampak lain yang diakibatkan oleh ketidak

patuhan asupan cairan dan elektrolit adalah terjadinya edema. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh siswi ikaristi,2009) menyebutkan

banyak pasien gagal ginjal kronik yang dalam dalam masa penggobatan

tanda-tanda edema di sekitara bagian tubuh karena tidak melakukan

kekurangan volume cairan.

Kelebihan volume cairan dapat diatasi dengan pemberian intervensi

diantaranya melakukan pertahankan catatan intake dan output yang akurat,

monitor hasil laboratorium: (Hb) yang sesuai dengan retensi cairan: (BUN),

Page 20: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

20

osmolitas urin, monitor status hemodinamik termasuk (CVP,MAP,PAP, dan

PCNP), kaji lokasi yang terjadi edema dan luas daerah edema, batasi

masukan cairan pada keadaan hipotermi dilusi dengan serum (Na< 130

meq/L). Dan hal tersebut bisa dicegah dengan gaya hidup yang sehat yaitu

dengan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, obat-obatan, minuman

yang berasa, minum air cukup dengan jumlah yang dibutuhkan 1500ml/hari,

makan-makanan sehat, menjaga berat badan, mengurangi dan mengelola

stres. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang

penyakit dengan gangguan sistem ginjal khususnya pada penyakit gagal ginja

kronik (GGK) dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “

Asuhan keperawatan pada klien gagal ginjal kronik dengan masalah

kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-Pasuruan”.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada: Asuhan keperawatan

pada klien yang mengalami gagal ginjal kronik dengan masalah kelebihan

volume cairan di RSUD Bangil-Pasuruan.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan kilen yang menggalami gagal

ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-Pasuruan?

1.4 Tujuan

1.4.1 Tujuan Umum

Page 21: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

21

Tujuan umum dilakukanya penulisan karya tulis ilmiah ini untuk

memberikan asuhan keperawatan pada klien gagal ginjal kronik

dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-Pasuruan.

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penulisan karya ilmiah ini untuk:

1. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami

gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD

Bangil-Pasuruan.

2. Melakukan perumusan diagnosis keperawatan pada klien gagal

ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-

Pasuruan.

3. Melakukan perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami

gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD

Bangil-Pasuruan.

4. Melakukan implementasi keperawatan pada klien gagal ginjal

kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-Pasuruan.

5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami

gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD

Bangil-Pasuruan.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Page 22: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

22

Manfaat teoritis studi kasus ini adalah untuk pengembangan ilmu

keperawatan terkait Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

Gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi klien dan keluarga klien

Dapat membantu memberikan informasi mengenai faktor-faktor

yang mempengaruhi gagal ginjal kronik.

2. Bagi perawat

Dapat digunakan dalam pengkajian sampai evaluasi keperawatan

dengan teliti yang mengacu pada fokus permasalahan yang tepat

sehingga dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara tepat

khususnya gagal ginjal kronik.

3. Bagi istansi pendidikan (dosen)

Dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan

pendidikan.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat dijadikan referensi

untuk penelitian selanjutnya khususnya tentang masalah kelebihan

volume cairan.

Page 23: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

62

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep Gagal Ginjal Kronik

2.1.1 Definisi

Gagal ginjal kronik merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit nefron)

yang berlangsung perlahan-lahan, karena penyebab yang berlangsung lama dan

menetap, yang mengakibatkan penumpulkan sisa metabolit (toksik uremik)

sehingga ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan bisa lagi dan menimbulkan

sakit (Aspiani, 2015).

Gagal Ginjal yaitu ginjal kehilangan kemampuannya untuk

mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan

makanan normal.Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu

Kronik dan Akut. Gagal Ginjal Kronik merupakan perkembangan gagal ginjal

yang progresif dan lambat pada setiap nefron (biasanya berlangsung beberapa

tahun dan tidak reversible), Gagal Ginjal Akut seringkali berkaitan dengan

penyakit kritis, berkembang sepat dalam hitungan beberapa hari hingga

minggu, dan biasanya reversible bila pasien dapat bertahan dengan penyakit

kritisnya. (Price & Wilson,2006).

Penyakit gagal ginjal terjadi karena ginjal yang tidak mampu

mengangkut sampah metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya.

Adapun ketidakmampuan ginjal melakukan fungsinya tersebut, prosesnya

diawali dari suatu bahan yang biasanya dieliminasi oleh urin menumpuk dalam

Page 24: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

63

cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi

endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit dan asam basa (Kusuma, 2010).

Gagal ginjal kronis (GGK) merupakan gangguan fungsi renal yang

progresil dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit

menyebabkan uremia. (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).

Dialisis atau transplantasi ginjal kadang-kadang diperlukan untuk kelangsungan

hidup pasien (Brunner & Suddarth, 2002).

2.1.2 Etiologi

Gagal ginjal kronik sering kali menjadi penyakit komplikasi dari

penyakit lainya, sehingga merupakan penyakit sekunder (secondary illness).

Penyebab yang sering adalah diabetes mellitus dan hipertensi selain itu, ada

beberapa penyebab lainya dari gagal ginjal kronis, yaitu (Prabowo, 2014) :

1. Penyakit glomerular kronis (glomerulonefritis),

2. Infeksi kronis (pyelonefritis kronis, tuberkulosis),

3. Kelainan kongenital (polikistik ginjal),

4. Penyakit vaskuler (renal nephrosclerosis),

5. Obstruksi saluran kemih (nephrolithisis),

6. Penyakit kolagen (systemic lupus erythematosus),

7. Obat-obatan nefrotoksik (aminoglikosida)

2.1.3 Patofisiologi

Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian besar nefron termasuk

glomelurus dan tubulus diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron

Page 25: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

64

utuh),nefron –nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi

yang meningkatkan disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan

GFR/daya sering. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi

sampai ¾ dari nefron-nefron rusak. Beban bahan harus dilarut menjadi lebih

besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri

dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak

oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbunya gejala-gejala

pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal

bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80%-90%. Pada tingkat ini fungsi renal

yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15ml/menit atau lebih

rendah itu.(Barbara C Long,1996,368).

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang

normalnya disekresikan kedalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia

dan mempengaruhi setiap sistem tubuh, semakin banyak timbunan produk

sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik

setelah dialisi.(Brunne&suddarth,2001:1448).

2.1.4 Manifestasi klinis

a. Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR dapat menurun

hingga 25% dari normal.

b. Insufiensi ginjal selama keadaan ini pasien mengalami poliuria dan nokturia,

GFR 10% hingga 25%dari normal, kadar creatinin serum dan BUN sedikit

meningkat diatas norma.

Page 26: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

65

c. Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah, letargi,

anoreksia, mual, muntah, nokturia, kelebihan volume cairan/volume overload,

neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang sampai koma),

yang ditandai dengan GFR kurang dari 5-10 ml/menit, kadar kreatinin dan

BUN meningkat tajam, dan terjadi perubahan biokimia dan gejala yang

komplek. (aplikasi nanda noc nic 2015)

2.1.5 Manifestasi klinik

1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369):

a. Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat

badan berkurang, mudah tersinggung, depresi

b. Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas

dangkal atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, udem

yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga

sangat parah.

2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain :

a. hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem

renin - angiotensin – aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem

b. pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi

pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah,

dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak

mampu berkonsentrasi).

Page 27: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

66

3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:

a. Gangguan kardiovaskuler

Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi

perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan

irama jantung dan edema.

b. Gangguan Pulmoner

Nafas dangkal, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.

c. Gangguan gastrointestinal

Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan

metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran

gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.

d. Gangguan muskuloskeletal

Resiles leg sindrom (pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan),

burning feet syndrom (rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak

kaki), tremor, miopati (kelemahan dan hipertropi otot –otot

ekstremitas).

e. Gangguan integument

Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning – kuningan akibat

penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.

Page 28: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

67

f. Gangguan endokrim

Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan

menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan

metabolic lemak dan vitamin D.

g. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa

biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan

natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia,

hipokalsemia.

h. System hematologi

anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin,

sehingga rangsangan eritopoesis pada sumsum tulang berkurang,

hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana

uremia toksi, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan

trombositopeni.

2.1.6 Komplikasi

Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit gagal ginjal kronik

adalah (Prabowo, 2014):

1. Penyakit tulang

Penurunan kadar kalium (hipokalsemia) secara langsung akan

mengakibatkan dekalsifikasi matriks tulang, sehingga tulang akan

menjadi rapuh (osteoporosis) dan jika berlangsung lama akan

menyebabkan fraktur pathologis.

Page 29: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

68

2. Penyakit kardiovaskuler

Ginjal sebagai kontrol sirkulasi sistemik akan berdampak secara sistemik

berupa hipertensi, kelainan lipid, intoleransi glukosa, dan kelainan

hemodinamik (sering terjadi hipertrofi ventrikel kiri).

3. Anemia

Selain berfungsi dalam sirkulasi, ginjal juga berfungsi dalam rangkaian

hormonal (endokrin). Sekresi eritropoetin yang mengalami defesiensi di

ginjal akan mengakibatkan penurunan hemoglobin.

4. Disfungsi seksual

Dengan gangguan sirkulasi pada ginjal, maka libido sering mengalami

penurunan dan terjadi impotensi pada pria, pada wanita, dapat terjadi

hiperprolaktinemia.

2.1.7 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan yang dapat di lakukan pada pasien gagal ginjal kronis

adalah (Aspiani, 2015):

a. Pemeriksaan laboratorium

Penilaian GGK dengan gangguan yang serius dapat di lakukan dengan

pemeriksaan laboratorium, seperti kadar serum sodium/natrium dan

potasium/kalium, PH, kadar serum phosphor, kadar Hb, hematokrit, kadar

urea nitrogen dalam darah (BUN), serum dan konsentrasi kreatinin urien,

urinalis.

Page 30: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

69

Pada stadium yang cepat pada insufisiensi gagal, analisa urien dapat

menunjang dan sebagai indikator untuk melihat kelainan fungsi

ginjal.Batas kreatinin urien rata-rata dari tamping selama 24 jam. Analisa

urien rutin dapat menunjukan kadar protein, glukosa, RBC/eritrosit, dan

WBCs/leukosit serta penurunan osmolaritas urine. Pada gagal ginjal yang

progresif dapat terjadi output urine yang kurang dan frekuensi urien

menurun.

Monitor kadar BUN dan kadar kreatinin sangat penting bagi pasien dapat

gagal ginjal. Urea nitrogen adalah produk akhir dari metabolisme protein

serta urea yang harus dikeluarkan oleh ginjal normal kadar BUN dan

kreatinin sekitar 20:1. Bila ada peningkatan BUN

b. Pemeriksaan radiologi

Beberapa pemeriksaan radiologi yang biasa digunakan untuk mengetahui

gangguan fungsi ginjal antara lain:

1) Flat plat radiography keadaan ginjal, ureter dan vesika urinaria untuk

mengidentifikasi bentuk, ukuran, posisi dan klasifikasi dari ginjal,

pada gambaran ini akan terlihat bahwa ginjal mengecil yang mungkin

disebabkan karena adanya proses infeksi.

2) Computer Tomograpy (CT) Scan yang digunakan untuk melihat

secara jelas struktur anatomi ginjal yang penggunaanya dengan

memakai kontras atau tanpa kontras.

3) Intervenotus Pyelography (IVP) digunakan untuk mengevaluasi

keadaan fungsi ginjal dengan memakai kontras. IVP biasa digunakan

Page 31: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

70

pada kasus gangguan ginjal yang disebabkan oleh trauma,

pembedahan, anomali kongetal, kelainan prostat, kalkuli ginjal,

abses/batu ginjal, serta obstruksi saluran kecing.

4) Aortorenal Angiography digunakan untuk mengetahui sistem arteri,

vena dan kapiler pada ginjal dengan menggunakan kontras.

Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada kasus renal arteri stenosis,

aneurisma ginjal, arterovenous fistula, serta beberapa gangguan

bentuk vaskuler.

5) Magnetic Resonance Imaging (MRI) digunakan untuk mengevaluasi

kasus yang disebakan oleh obstruksi urophati, Acute Renal Failure,

proses infeksi pada gagal ginjal setra post transplantasi ginjal.

c. Biopsi Ginjal

Untuk mendiagnosa kelainan ginjal dengan mengambil jaringan ginjal

lalu dianalisa.Biasanya biopsi dilakukan pada kasus glomerulonefritis,

nefrotik sindro, penyakit ginjal bawaan, ARF dan perencanaan

transplantasi ginjal.

Diagnosis penyakit GGK dapat ditemukan berdasarkan :

1) Anamnesis

2) Pemeriksaan fisik

3) Pemeriksaan laboratorium

4) Pemeriksaan penunjang lainnya seperti :

a) BNO →untuk melihat besarnya batu, adanya obstruksi

b) IVP →untuk menilai sistem pelvioxalises – ureter.

Page 32: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

71

c) USG → untuk menilai besar, bentuk, tebal parekim ginjal.

d) Renogram →untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri.

e) Radiologi →jantung, paru, dan tulang.

f) Pyelografi retrograde →bila dicurigai adanya obstruksi

reversible.

g) EKG →hiperventrikel, aritmia, hiperkalemia.

h) Biopsi ginjal.

5) Pemeriksaan Lab CCT (Clirens Creatinin Test) →untuk

mengetahui laju filtrasi glomelurus.

2.1.8 Penatalaksanaan

Mengingat fungsi ginjal yang rusak sangat sulit untuk dilakukan

pengembalian, maka tujuan dari penatalaksanaan klien gagal ginjal kronis

adalah untuk mengoptimalkan fungsi ginjal yang ada dan mempertahankan

keseimbangan secara maksimal untuk memperpanjang harapan hidup klien.

Sebagai penyakit yang kompleks, gagal ginjal kronis membutuhkan

penatalaksanaan terpadu dan serius, sehingga akan menimalisir komplikasi

dan meningkatkan harapan hidup klien.

Oleh karena itu beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan

penatalksanaan pada klien gagal ginjal kronik (Prabowo, 2014):

1. Perawatan kulit yang baik

Perhatikan hygiene kulit pasien dengan baik memlalui personal hygiene

(mandi/sekat) secara rutin.Gunakan sabun yang mengandung lemak dan

lotion tanpa alkohol untuk mengurangi rasa gatal. Jangan gunakan

Page 33: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

72

gliserin/sabun yang mengandung gliserin karena akan mengakibatkan

kulit tambah kering.

2. Jaga kebersihan oral

Lakukan perawatan oral hygiene melalui sikat gigi dengan bulu sikat

yang lembut/spon. Kurangi kosumsi gula (bahan makanan manis) untuk

mengurangi rasa tidak nyaman dimulut.

3. Beri dukungan nutrisi

Kolaborasi dengan nutrionist untuk menyediakan menu makanan favorit

sesuai anjuran diet.Beri dukungan intake tinggi kalori, rendah natrium

dan kalium.

4. Pantau adanya hiperkalemia

Hiperkalemia biasanya ditujukan dengan adanya kejang kram pada lengan

dan abdomen, dan diare.selain itu pemantauan hiperkalemia dengan hasil

ECG. Hiperkalemia bisa diatasi dengan dialisi.

5. Atasi hiperfosfatemia dan hipokalsemia

Kondisi hiperfosfatemia dan hipokalsemia bisa diatasi dengan pemberian

antasida (kandungan aluminium/ kalsium karbonat).

6. Kaji status hidrasi dengan hati-hati

Dilakukan dengan memeriksa ada/tidaknya distensi vena jugularis,

ada/tidaknya crackles pada auskultasi paru. Selain itu,status hidrasi bisa

dilihat dari keringat berlebihan pada aksila, lidah yang kering, hipertensi,

dan edema perifer. Cairan hidrasi yang diperoleh adalah 500-600 ml atau

lebih dari haluaran urine 24 jam.

Page 34: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

73

7. Kontrol tekanan darah

Tekanan diupayakan dalam kondisi normal.Hipertensi dicegah dengan

mengontrol volume intravaskuler dan obat-obatan anti hipertensi.

8. Pantau ada/tidaknya komplikasi pada tulang dan sendi.

9. Latih klien napas dalam dan batuk efektif untuk mencegah terjadinya

kegagalan napas akibat obstruksi.

10. Jaga kondisi septik dan aseptik setiap prosedur perawatan (pada

perawatan luka operasi)

11. Observasi adanya tanda-tanda perdarahan

Pantau kadar hemoglobin dan hematokrit klien. Pemberian heparin

selama klien menjalani dialisis harus disesuaikan dengan kebutuhan.

12. Observasi adanya gejala neurologis

Laporkan segera jika dijumpai kedutan, sakit kepala, kesadaran derilium,

dan kejang otot.Berikan diazepam/fenitoin jika dijumpai kejang.

13. Atasi komplikasi dari penyakit

Sebagai penyakit yang sangat mudah menimbulkan komplikasi, maka

harus dipantau secara ketat.Gagal jantung kongesif dan edema pulmonal

dapat diatasi dengan membatasi cairan, diet rendah natrium, diuretik,

preparat inotopik (digitalis / dobutamin) dan lakukan dialisis jika

perlu.Kondisi asidosis metabolik bisa diatasi dengan pemberian natrium

bikarbonat atau dialisis.

Page 35: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

74

14. Laporkan segera jika ditemui tanda- tanda perikarditis (friction rub dan

nyeri dada)

15. Tata laksanaan dialisis/transplatansi ginjal. Untuk membantu

mengoptimalkan fungsi ginjal maka dilakukan dialisis. Jika

memungkinkan koordinasikan untuk dilakukan transplatansi ginjal.

2.2 Konsep Kelebihan Volume Cairan

Konsep Kelebihan Volume Cairan menurut Andi Eka Pranata tahun 2013

adalah sebagai berikut :

2.2.1 Definisi

Gangguan volume cairan adalah suatu keadaan ketika individu beresiko

menggalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu kelainan

cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler.

2.2.2 Penyebab Kelebihan Volume Cairan

Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran

cairan.Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam

aliran darah menjadi sangat kecil.Minum air dalam jumlah yang sangat banyak

biasanya tidak menyebabkan overhidrasi jika kelenjar hipofisia, ginjal dan

jantung berfungsi secara normal.Overhidrasi lebih sering terjadi pada orang –

orang yang ginjalnya tidak membuang cairan secara normal, misalnya pada

penderita penyakit jatung, ginjal atau hati.Orang-orang tersebut harus

membatasi jumlah air yang mereka minum dan jumlah garam yang mereka

makan.

Hipervolemia ini dapat terjadi jika terdapat:

Page 36: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

75

1) Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air.

2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.

3) Kelebihan pemeberian cairan intravena (IV).

4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma.

2.2.3 Manajemen Kelebihan Volume Cairan

1) Timbang klien tiap hari dari monitor kenaikan/penurunan berat-badan

2) Monitoring status hemodinsamika (CVP)

3) Monitoring serum albumin dan kadar protein total

4) Monitoring patensi respiratori dan gejala adanya kesulitan bernapas

(dispneu, takipneu, dan napas pendek)

5) Monitoring fungsi ginjal (BUN dan kadar kreatinin)

6) Monitoring intake dan output

7) Monitoring tanda tanda vital

8) Monitoring adanya edema perifer

9) Gunakan set infuse perintravena dengan aliran rendah

10) Kolaborasi penggunaan diuretic

11) Monitoring efek dari terapi diuretic (peningkatan output urine, penurunan

CVP/PCWP dan penurunan suara napas)

12) Terangkan kepada pasien tentang rasional penggunaan diuretic

13) Monitoring kadar kalium setelah pemberian diuretik

14) Siapkan klien untuk prosedur dialysis jika dibutuhkan

15) Monitoring perubahan berat badan sebelum dan setelah dialysis jika

dibutuhkan

Page 37: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

76

16) Elevasikan kepada klien untuk meningkatkan ventilasi

2.2.4 Batasan Karateristik

1) Bunyi napas

2) Gangguan elektrolit

3) Anasarka

4) Ansietas

5) Azotemia

6) Perubahan tekanan darah

7) Perubahan status mental

8) Perubahan pola pernapasan

9) Penurunan hematokrit

10) Penurunan hemoglobin

11) Dispnea

12) Edema

13) Peningkatan tekanan vena sentral

14) Asupan melebihi haluaran

15) Distensi vena jugularis

16) Oliguria

17) Orthopnea

18) Efusi pleura

19) Refleks hepatojugular positif

20) Perubahan tekanan arteri pulmonal

Page 38: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

77

21) Kongesti pulmonal

22) Gelisah

23) Perubahan berat jenis urine

24) Bunyi jantung S3

25) Perubahan berat badan waktu singkat

2.2.5 Faktor yang berhubungan

1) Gangguan mekanisme regulasi

2) Kelebihan asupan cairan

3) Kelebihan asupan natrium

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian pada klien gagal ginjal kronis sebenarnya hampir sama

dengan klien gagal ginjal akut, namun disini pengkajian lebih penekanan pada

support system untuk mempertahankan kondisi keseimbangan dalam tubuh

(hemodynamically process). Dengan tidak optimalnya/gagalnya fungsi ginjal,

maka tubuh akan melakukan upaya kompensasi selagi dalam batas ambang

kewajaran. Tetapi, jika kondisi ini berlanjut (kronis), maka akan menimbulkan

berbagai manifestasi klinis yang menandakan gangguan sistem tersebut. Berikut

ini, adalah pengkajian keperawatan pada klien dengan gagal ginjal kronis

(Prabowo, 2014).

1. Biodata

Tidak ada spesifikasi khusus untuk kejadian gagal ginjal, namun laki-

laki sering memiliki resiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola

Page 39: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

78

hidup sehat.Gagal ginjal kronis merupakan periode lanjut dari insidensi

gagal ginjal akut, sehingga tidak berdiri sendiri.

2. Keluhan utama

Keluhan sangat bervariasi, terlebih jika terdapat penyakit sekunder

yang menyertai. Keluhan bisa berupa urine output yang menurun (oliguria)

sampai pada anuria, penurunan kesadaran karena komplikasi pada system

sirkulasi-ventilasi, anoreksia, mual dan muntah, diaphoresis, fatique, napas

berbau urea, dan pruritus, kondisi ini dipicu oleh karena penumpukan

(akumulasi) zat sisa metabolisme/toksin dalam tubuh karena ginjal

mengalami kegagalan filtrasi.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada klien dengan gagal ginjal kronis biasanya terjadi penurunan

urien output, penurunan kesadaran, perubahan pola nafas karena

komplikasi dari gangguan system ventilasi, fatigue,perubahan fisiologi

kulit, bau urea pada napas. Selain itu, karena berdampak pada proses

metabolisme (sekunder karena intoksikasi), maka akan terjadi anoreksia,

nause dan vomit sehingga beresiko untuk terjadi gangguan nutrisi .

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Gagal ginjal kronik dimulai dengan periode gagal ginjal akut dengan

berbagai penyebab (multikausa). Oleh karena itu, informasi penyakit

terdahulu akan menegaskan untuk penegak masalah. Kaji riwayat penyakit

ISK , payah jantung, penggunaan obat berlebihan (overdosis) khususnya

obat yang bersifat nefrotoksik, BPH dan lain sebagainya yang mampu

Page 40: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

79

mempengaruhi kerja ginjal selain itu, ada beberapa penyakit yang langsung

mempengaruhi/menyebabkan gagal ginjal yaitu diabetes melitus,

hipertensi, batu saluran kemih (uroluhiasis)

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Gagal ginjal kronis bukan penyakit menular dan menurun, sehingga

silsilah keluarga tidak terlalu berdampak pada penyakit ini.Namun,

pencetus sekunder seperti DM dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap

kejadian penyakit gagal ginjal kronis, karena penyakit tersebut bersifat

herediter. Kaji pola kesehatan keluarga yang ditetapkan jika ada anggota

keluarga yang sakit, misalnya minum jamu saat sakit.

6. Riwayat psikososial

Kondisi ini tidak selalu ada gangguan jika klien memiliki koping

adaptif yang baik. Pada klien gagal ginjal kronis, biasanya perubahan

psikososial terjadi pada waktu klien menggalami perubahan struktur fungsi

tubuh dan menjalani poses dialisa. Klien akan mengurung diri dan lebih

banyak diri (murung). Selain itu, kodisi ini juga dipicu oleh biaya yang di

keluarkan selama proses pengobatan, sehingga klien menggalami

kecemasan

7. Keadaan Umum dan Tanda-tanda Vital

Kondisi klien gagal ginjal kronis biasanya lemah (fatigue), tingkat

kesadaran bergantung pada tingkat toksisitas. Pada pemeriksaan TTV

sering didapatkan RR meningkat (tachypneu), hipertensi/hipotensi sesuai

dengan kondisi fluktuatif.

Page 41: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

80

Pemeriksaan B1-B6 (Aspiani- 2015)

a) Pernafasan (B1: Breathing )

Gejala :

(1) Nafas pendek

(2) Dispnue nocturnal

(3) Paroksismal nocturnal dyspnue

(4) Batuk dengan atau tanpa sputum, kental dan banyak

Tanda :

(1) Takhipnoe

(2) Dyspnoe

(3) Peningkatan frekuensi

(4) Batuk produktif dengan / tanpa sputum

(5) Pernafasan kusmaul

(6) Apneu

(7) Edema pulmonal

(8) Pneumonia

(9) Effusi pleura

(10) Hiperventilasi

b) Cardiovasculer (B2 : Bleeding)

Gejala :

(1) Riwayat hipertensi lama atau berat

(2) Palpitasi nyeri dada atau angina dan sesak nafas.

(3) Gangguan irama jantung

Page 42: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

81

(4) Edema

(5) Peningkatan tekanan darah

(6) Nyeri dada dan sesak nafas

(7) Gangguan irama jantung

Tanda :

(1) Hipertensi

(2) Nadi kuat

(3) Oedema jaringan umum, piting pada kaki, telapak tangan

(4) Disritmia jantung

(5) Nadi lemah dan halus

(6) Hipotensi ortostatik

(7) Pericardial friction rub.

(8) Pucat, kulit coklat kehijauan, kuning kecenderungan perdarahan

(9) Anemia (normocromik, normositik)

(10) Gangguan fungsi trombosit, trombositopenia

(11) Gangguan leukosit.

(12) CHF (Cronic Heart Failure/ Gagal jantung kongesif)

(13) Dysrhytmia

(14) Cardiomegali

(15) Atherosclerosis

c) Persyarafan (B3 : Brain )

Gejala :

(1) Disorientasi

Page 43: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

82

(2) Gangguan tingkat kesadaran (somnolen sampai koma)

(3) Perubahan dalam fungsi berfikir dan perilaku

(4) Sakit kepala

(5) Gelisah

(6) Letragi

(7) Insomnia

(8) Apatis

Tanda :

(1) Miopati

(2) Ensefalopati metabolic

(3) Burning feet syndrome

(4) Restles sleg syndrome

(5) Neurophaty perifer

(6) Nocturnal leg cramping (kram kaki pada malam hari)

d) Endokrin dan metabolik

(1) Gangguan toleransi glukosa

(2) Gangguan metabolisme lemak

(3) Gangguan seksual, libido, fertilasi dan ereksi menurun pada laki-laki

(4) Gangguan metabolisme vitamin D

(5) Peningkatan BUN dan serum kreatinin

(6) Gangguan pemecahan insulin

(7) Hypertriglyceridemia

(8) Asidosis

Page 44: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

83

(9) Peningkatan asam urat

e) Perkemihan – Eliminasi Uri (B4 : Bledder)

Gejala:

(1) Penurunan frekuensi urien

(2) Oliguria (produksi urine kurang dari 400cc / 24 jam)

(3) Anuria (produksi urine kurang dari 100cc / 24jam )

Tanda :

(1) Perubahan warna urine ,(pekat, merah, coklat, berawan)

(2) Sedimen urine mengandung : RBC (Red Blood Cells), granular,

hialyn.

f) Pencernaan – Eliminasi Alvi (B5 : Bowel)

Gejala:

(1) Anoreksia

(2) Nausea

(3) Vomiting

Tanda:

(1) Fektor uremicium

(2) Gastritis erosive

(3) Abdomen kembung

(4) Diare atau konstipasi

g) Tulang – Otot – Integument (B6 : Bone)

Gejala :

(1) Nyeri panggul

Page 45: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

84

(2) Nyeri tulang

(3) Nyeri sendi

(4) Sakit kepala

(5) Kram otot

(6) Nyeri kaki

(7) Kulit gatal

(8) Ada/berulangnya infeksi

Tanda:

(1) Pruritus

(2) Demam (sepsis, dehidrasi)

(3) Ptekie, area ekimosis pada kulit

(4) Fraktur tulang

(5) Defosit fosfat kalsium pada kulit dan jaringan lunak

(6) Keterbatasan gerak sendi

(7) Kulit berwarna pucat, gatal- gatal dengan eksoriasis, echymosis, urea

frost, bekas garukan karena gatal

(8) Peningkatan alkaline phospatase

(9) Renal osthedistrophy

8. Pola aktifitas sehari-hari

a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Pada pasien gagal ginjal kronik terjadiperubahan persepsi dan

tatalaksanahidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak

gagal ginjal kronik sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap

Page 46: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

85

dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan

perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang benar

dan mudah dimengerti pasien.

b. Pola nutrisi dan metabolisme

Anoreksisa, mual, muntah dan rasa pahit pada rongga mulut, intake

minum yang kurang dan mudah lelah.Keadaan tersebut dapat

mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat

mempengaruhi status kesehatan klien.

Gejala:

a) Peningkatan berat badan ceoat (edema).

b) Penurunan berat badan (malnutrisi).

c) Anoreksia (nafsu makan kurang/tidak ada).

d) Nyeri ulu hati.

e) Mual muntah.

f) Bau mulut (amonia).

g) Stomatis, ginggivitis.

h) Metalic taste (rasa pengecapan secara logam).

i) Hematemesis melena.

j) Esofagitis.

Penggunaan diuritik

Tanda :

a) Gangguan setatus mental.

b) Ketidak mampuan berkonsentrasi.

Page 47: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

86

c) Kehilangan memori, kacau.

d) Penurunan tingkat kesadaran.

e) Kejang.

f) Rambut tipis.

g) Kuku rapuh.

9. Pola Eliminasi (urine-alvi)

Gejala :

a. Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, (gagal tahap lanjut).

b. Abdomen kembung, diare atau konstipasi.

Tanda :

a. Perubahan warna urine (pekat, merah, coklat, berawan).

b. Oliguria atau anuria.

10. Pola tidur dan istirahat

Gelisah , cemas, gangguan tidur.

11. Pola Aktifitas dan latihan

Klien mudah mengalami kelelahan dan lemas menyebabkan klien tidak mampu

melaksanakan aktivitas sehari-hari secara maksimal.

Gejala :

a. Kelalahan ekstremitis.

b. Malaise.

Tanda :

a. Kelemahan otot.

b. Kehilangan tonus.

Page 48: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

87

c. Penjurunan rentang gerak.

12. Pola hubungna dan peran

Kesulitan menentukan kondisi (tidak mampu bekerja mempertahankan fungsi

peran).

13. Pola sensori dan kognitif

Klien dengan gagal ginjal kronik cenderung mengakami neuropati/mati rasa

pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma.Klien mampu melihat

dan mendengar dengan baik/tidak, klien mengalami disoientasi/tidak.

14. Pola persepsi dan konsep diri

Adanaya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderitaan

mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya

biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan

dan gangguan peran pada keluarga (self esteem).

15. Pola seksual dan reproduksi

Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi

sehingga menyebabkan gangguan potensi seksual (impotensi), gangguan

kualitas maupun ereksi, serta memberdampak pada proses ejakulasi serta

organisme.

Gejala :

a. Penurunan libido.

b. Amenorea.

c. Infertilitas, Gynecomastia.

Page 49: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

88

16. Pola mekanisme penanggulangan stres dan kejang.

Lamanya waktu perawatan, perjalana penyakit yang kronik, faktor stres,

perasaan tidak berdaya, takn ada harapan, tak ada kekuatan, karena

ketergantungan, menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa

marah,kecemasan, mudah tersinggung dan lain-lain, dapat menyebabkan klien

tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif adaptif.

Gejala :

a. Faktor setres, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.

Tanda :

b. Ansietas, takut.

c. Marah, mudah terangsang.

d. Perubahan kepribadian.

17. Pola tata nilai dan kepercayaan

Adanaya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta

gagalginjal kronik dapat menghambat klien dalam melaksanakan ibadah

maupunmempengaruhi pola ibadah klien.

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik menurutNANDA tahun

2015-1017 :

a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru,

penurunancurah jantung, penurunan periver yang mengakibatkan asidosis

laktat.

b. Nyeri akut

Page 50: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

89

c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urine,

diet berlebihan dan retensi cairan serta natrium.

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet, dan perubahan

membranemukosa mulut.

e. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perlemahan

aliran darah keseluruhan tubuh.

f. Intoleransi aktivitas kulit berhubungan dengan keletihan,

anemia,retensi,produk sampah.

g. Kerusakan integrasi kulit berhubungan dengan pruritas, gangguan status

metabolik sekunder.

2.3.3 Interverensi Keperawatan

Tabel 2.1 interverensi Keperawatan NANDA NOC NIC

No diagnosa Keperawatan Tujuan dan

Kriteria Hasil Intervensi

1 Kelebihan volumecairan NOC NIC

Definisi : PeningkatanRetensi

cairan isotoni

Batasan karakteristik :

a. bunyi nafas adventisus

b. gangguan elektrolit

c. anasarka

d. ansietas

e. azotemia

f. perubahan tekanandarah

distensi

g. perubahan status mental

h. perubahan pola pernafasan

i. penurunan hemoglobin

j. dispnea

k. edema

a. Fluid Monitoring

Kiteria Hasil :

a. Terbebas dari

edema, efusi,

anasarka,dan

eliminasi

b. bunyi nafas bersih

tidak ada dyspneu

/ ortopneu

c. terbebas dari

distensi vena

jugularisreflek

hepatojugular

d. memelihara

tekanan vena

Fluid Monitoring

a. Tentukan riwayat

jumlahdan tipe

intake cairandan

eliminasi

b. Tentukan

kemungkinanfakto

r resiko dari

ketidakseimbanga

n cairan

(hiperdistentermia,

terapi diuretik,ke

lainan renal, gagal

jantung,diaphoresi

s, disfungsi hati,

Page 51: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

90

l. peningkatan tekanan vena

sentral

m. asupan melebihi haluaran

n. distensi vena jugularis

o. oliguria

p. ortopnea

q. efusi pluera

r. refleksi hepatojugular

positif

s. perubahan tekanan arteri

pulmonal

t. kongesti pulmonal

u. gelisah

v. perubahan berat jenis

urine

w. bunyi jantung S3

x. penambahan berat badan

dalam waktu singkat

Faktor-faktor yang

berhubungan:

a. Gangguan mekanisme

Regulasi

b. Kelebihan asupan Cairan

c. Kelebihan asupan Natrium

sentral, tekanan

kapiler paru,

output jantung

dan vital

signdalam batas

normal

e. Terbatas dari

kelelahan,kecemas

an atau

kebingungan

f. Menjelaskan

indikatorkelebihan

cairan

dll)

c. Monitor berat

badan

d. Monitor serum

danelektrolit urine

e. Monitor serum dan

osmolaritas urine

f. Monitor BB,HR,

dan RR

g. Monitor tekanan

darah orthostatic

dan perubahan

irama jantung

h. Monitor parameter

hemodinamik

infasif

i. catat secara akurat

intake dan output

j. monitor adanya

distensi leher,

rinchi,

odemperifer dan

penambahan BB

k. Monitor tanda dan

gejala dari odem

2.3.4 Implementasi keperawatan

Implementasi adalah realisasi rencan tindakan untuk mencapai tujuan yangtelah

di tetapkan.Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data

berkelanjutan, mengobservasi respon Klien selama dan sesudah pelaksanaan

tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah, 2012).

2.3.5 Evaluasi keperawatan

Page 52: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

91

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan

keadaanpasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang

dibuatpada tahap perencanaan (Rohmah, 2012)

Evaluasi keperawatan gagal ginjal kronik dengan diagnosaKeperawatan :

kelebihan Volume Cairan menurut Aspiani tahun 2015 adalah :

1. Klien mengatakan terbatas dari edema, BB satbil.

2. Klien dapat mempertahankan bunyi paru bersih dan adanya kemudahan

dalam bernafas.

3. Klien dapat mempertahankan turgor kulit normal, tidak ada oliguria.

BAB III

Page 53: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

92

METODE PENILITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian, mulai tahap persiapan sampai tahap

penyususnan masalah dalam penelitian (Suryono, 2013). Dalam penelitian studi

kasus ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus.

Desain penilitian dalam metode penilitian deskritif tentang gagal ginjal

kronik dengan kelebihan volume ciran menggunakan rancangan penelitian studi

khusus adalah studi yang mengeksplorasikan suatu maslah dengan batasan

terperinci, memiliki pengambilan data dan menyertakan berbagai sumber

informasi Studi khusus ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang

mempelajari berupa program, peristiwa, aktivitas, atau individu. Seseorang

penelitian studi kasus dalam kegiatan studi kasusnya, baik dinyatakan secara

eksplisit atau tidak, menerapkan paradigma tertentu sehingga kasus menjadi

terarah (Saryono, 2013)

Rancangan studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup satu

unit secara itensif misalnya satu klien atau dua klien. Meskipun subjek cenderung

sedikit namun jumlah variable yang berhubungan dengan maslah studi

kasus.Rancanagan dari suatu studi kasus bergantung pada keadaaan kasus namun

tetap mempertimbangkan faktor penelitian waktu. Riwayat dan pola dari

rancangan ini adalah pengkajian secara rinci meskipun jumlah respondennya

sediki, sehingga akan dapatkan gambaran satu unit subjek secara jelas

(Nursalam, 2011).

Page 54: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

93

3.2 Batasan istilah

Batasan istilah merupakan pernyataan yang menjelaskan istilah-istilah kunci

yang menjadi fokus studi kasus. Dalam penelitian studi kasus batasan istilah

adalah:

1. Asuhan Keperawatan Suatu metode yang sistemis dan terorganisasidalam

pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi danresponsi

untuk individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan

kesehatanyang dialami, baik aktual maupun potensial

2. Gagal Ginjal Kronik : Gagal ginjal kronik merupakan kondisi penyakit

pada ginjal yang persisten (keberlangsungan > 3 bulan) dengan kerusakan

ginjal.

3. Masalah : diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnyadengan

apa yang benar-benar terjadi, antara teori dangan praktek, antara aturan

dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana.

4. Kelebihan Volume Cairan: Kelebihan volume cairan adalah suatu keadaan

ketika individu beresika mengalami penurunan, peningkatan, atau

perpindahan cepat dari satu kelainan cairan intravaskuler, interstisial dan

intraseluler.

3.3 Partisipan

Partisipan merupakan sejumlah orang yang turut berperan serta dalam suatu

kegiatan, keikutsertaan dan peran serta. Partisipasian pada studi kasus ini dipilih

menggunakan metode puposive. Metode purposive adalah metode pemilihan

partisipan dalam suatu setudi kasus dengan menentukan terlebih dahulu karena

Page 55: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

94

yang akan dimasukkan dalam setudi kasus, dimana partisipan yang diambil dapat

memberikan informasi yang berharga bagi studi kasus (Nursalam, 2011). Studi

kasus ini menggunakan 2 klien dengan karateristik:

1. klien 2 yang menggalami gagal ginjal kronik

2. klien yang kooperatif

3. klien yang mengalami kelebihan volume cairan

3.4 Lokasi dan Waktu Penentuan

3.4.1Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di ruangan Melati Rumah Sakit Umum Daerah Bangil

Pasuruan.

3.4.2 Waktu Penelitian

Pada studi kasus ini penelitian dimulai pada bulan Januari 2017.

3.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses

pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatupenelitian

(Nursalam, 2011). Dalam kasus ini menggunakan metode pengumpulan data

dalam penelitian deskriptif, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang di lakukan dengan

tanya jawab (dialog) langsung antara pewawancara dan responden

(Saryono, 2013). Bebrapa hal yangperlu di perhatikan seorang peneliti saat

mewawancarai adalah intonasi suara , kecepatan berbicara, sensitivitas

pertanyaan, kontak mata, dan kepakaan non verbal. Dalam mencari

Page 56: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

95

informasi, penelitian melakukan 2 jenis wawancara, yaitu autoanemnesa

(wawancara yang di lakukan dengan subjek (klien) dan aloanamnesa

(wawancara dengan kluarga klien).

2. Observasi dan pemeriksaan fisik

Menurut soekidjo 2012, observasi merupakan suatu prosedur yang

berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar, san mencatat

sejumlah aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubunganya

dengan masalah yang diteliti. Jadi dalam melakukan observasi bukan hanya

mengunjungi, melihat atau menonton saja, tetapi disertai perhatian khusus

dan melakukan pencatatan-pencatatan. Hal – hal yang diperhatikan dalam

melakukan observasi:

a. Pemeriksaan yang dilakukan tidak selalu dijelaskan secara rinci kepada

klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena

terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau

mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi tidak murni)

b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien

c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan

dimengerti oleh perawat lain.

Dalam penelitian ini observasi dan pemeriksaan fisik dilakukan dengan

menggunakan pendekatan IPPA:

a. Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian

tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Fokus inspeksi pada setiap

bagian tubuh meliputi ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi simetris.

Page 57: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

96

b. Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan

dan jari- jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk

mengumpulkan data, misalnya tentang temperature, turgor, bentuk

kelembaban, vibrasi, ukuran.

c. Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk bagian permukaan

tubuh tertentu untuk memandingkan dengan bagian tubuh lainya (kiri

kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.

d. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan

mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan

alat yang disebut dengan stetoskop.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan kegiatan mencari data atau variable dari

sumber berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasati,

notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Yang diamati dalam studi

dokumentasi adalah benda mati (Saryono, 2013). Dalam studi kasus ini

menggunkan studi dokumentasi berupa catatan rekam medik, litelatur,

pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan diagnostik, jurnal, dan data lain

yang relevan.

3.5 Uji Keabsahan Data

Page 58: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

97

Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menghasilkan validitas dan studi

kasus yang tinggi. Disamping integritas peneliti (kareana peneliti menjadi

instrumen utama), uji keabsahan data dilakukan dengan :

1) Memperpanjang waktu pengamatan/tindakan samping kegiatan studi kasus

berakhir dan memperoleh validitas tinggi. Dalam studi kasus ini waktu

yang tentukan adalah 3 hari akan tetapi apabila belum mencapai validitas

data yang diinginkan maka waktu untuk mendapatkan data studi kasus

diperpanjang satu hari, sehingga waktu yang diperlukan dalam studi kasus

adalah 4 hari.

2) Triangulasi merupakan metode yang dilakukan penelitian

padapengumpulan dan menganalisis data dengan memanfaatkan pihak

lainuntuk memperjelas data atau informasi yang telah di perbolehkan

dariresponden, ataupun pihak lain dalam setudi kasus ini yaitu keluarga

klien yang pernah menderita penyakit yang sama dengan klien dan perawat

yang pernah mengatasi masalah yang sama dengan klien.

3.6 Analisa data

Analisa penelitian dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu

pengumpulan data sampai dengan semua data berkumpul. Analisa data dilakukan

dengan cara mengumpulkan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori

yang ada dan selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya

dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis yang digunkan dengan cara

menarasikan jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil interprestasi wawancara

mendalam yang di lakukan untuk menjawab rumusan maslah. Teknik analisi

Page 59: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

98

digunakan dengan caraobservasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang

menghasilkan data untuk selanjutnya diinterperentasi dan dibandingkan teori

yang ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intevensi

tersebut.Langkah-langkah analisis penelitian pada studi kasus, yaitu :

1. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi (pengamatan)

dokumentasi hasil studi di tempat pengambilan studi kasus.Hasil ditulis

dalam bentuk catatan, kemudian disalin dalam bentuk transkip (catatan

terstruktur).

2. Mereduksi data wawancara seluruh data yang diperoleh dari lapangan

tersebut, dicatat kembali dalam bentuk uraian atau laporan yang lebih rinci

dan sistematis dan dijadikan satu dalm bentuk transkip dan dikelompokkan

menjadi dan subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkanhasil

pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai normal.

3. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengna tabel, gambar, bagan maupun teks

naratif.Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas

dari klien.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan

hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan.Penelitian kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.Data

Page 60: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

99

yang di kumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan,

tindakan, dan evaluasi.

3.7 Etika Penelitian

Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari :

1. Informed Consent (persetujuan menjadi klien)

Memberikan bentuk persetujuan antara dan responden studi kasus dengan

memberikan lembar persetujuan. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek

mengerti maksud dan tujuan studi kasus.

2. Anonimity (tanpa nama)

Dimana subyek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan. Kerahasiaan dari responden dijamin dengan jalan

mengaburkan identitas dari responden atau tanpa nama(anonymity)

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasianya oleh peneliti

studi kasus (Nursalam, 2014).

Page 61: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

100

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan di RSUD Bangil, kabupaten pasuruan, yang

merupakan rumah sakit type B non pendidikan, melati kelas III 7 tempat tidur,

dengan 16 ruangan. Ny. P ruangan 4F dan Tn. W ruangan 7C di rawat di ruang

melati kelas III.

4.1.2 Pengkajian

1) Identitas klien

IDENTITAS KLIEN KLIEN 1 KLIEN 2

Nama

Umur

Agama

Pendidikan

Pekerjaan

Status perkawinan

Dx medis

Ny. P

45 tahun

Islam

SD

Penjahit

Kawin

CKD Std V + HF

Tn. W

58 tahun

Islam

SD

Sopir

Kawin

CKD Std V + anemi

2) Riwayat Penyakit

RIWAYAT PENYAKIT KLIEN 1 KLIEN 2

Keluhan utama Klien mengatakan sesak Klien mengatakan sesak

Riwayat penyakit sekarang Klien mengatakan bengkak

di abdomen, kaki, tangan

sejak 10 hari yang lalu, perut

klien teraba keras dan terlihat

besar sejak 1 minggu yang

lalu, klien juga mengeluh

pusing, mual dan muntah 2x

sehari. Pada tanggal 9

februari 2017 pukul 23.00

klien mengeluh sesak nafas

dan akhirnya dibawa ke

RSUD Bangil oleh

keluarganya dan dirawat

diruang melati.

Klien mengatakan bengkak

pada kaki sejak 2 bulan yang

lalu, nyeri saat BAK seperti

di tusuk-tusuk, skala nyeri 5,

dan nyeri terjadi hilang

timbul. Klien mengatakan

pusing,dada terasa berat,

mual, muntah 3x sehari. Pada

tanggal 18 februari 2017

pukul 12.30 klien mengeluh

sesak dan akhirnya dibawa

ke RSUD Bangil oleh

keluarganya dan dirawat

diruang melati.

Riwayat penyakit dahulu Klien mempunyai riwayat Klien mempunyai riwayat

Page 62: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

101

penyakit darah tinggi,

diabetes melitus.

penyakit diabetes melitus

Riwayat keluarga Keluarga klien tidak ada

yang mempunyai penyakit

yang diderita klien saat ini,

seperti diabetes melitus,

hipertensi, HF

Keluarga klien tidak ada

yang mempunyai penyakit

yang diderita klien saat ini,

seperti diabetes melitus

3) Perubahan Pola Kesehatan

No Pola Sebelum MRS Setelah MRS

Klien 1 Klien 2 Klien 1 Klien 2

1. Nutrisi dan

Cairan

Makan 3x1

nasi dan

sayur serta

lauk, Minum

500cc

perhari.

Makan 3x1

nasi dan

sayur serta

lauk, Minum

500-600cc

perhari, klien

terbiasa

minum soda

gembira.

Makan diet

lunak

RPDJRG

Minum

dibatasi

hanya

250cc/24 jam

karena

pasien

odema.

Makan diet

lunak

RPDJRG

Minum

dibatasi hanya

250cc/24 jam

karena pasien

odema.

2. Istirahat / Tidur Tidur siang

tidak teratur

karena

pekerjaan

klien sebagai

penjahit.

Tidur malam

tidak teratur

karena

pekerjaan

klien sebagai

penjahit.

Tidur siang

tidak teratur

karena

pekerjaan

klien sebagai

supir.

Tidur malam

tidak teratur

karena

pekerjaan

klien sebagai

supir.

Klien tidak

bisa tidur

karena sesak

nafas

Klien tidak

bisa tidur

karena sesak

nafas

3. Eliminasi BAB 1x /hari

BAK sering

pada malam

hari tapi

sedikit

BAB 1x /hari

BAK sering

pada malam

hari menetes

dan seperti

tidak tuntas

BAB(-)

BAK 200cc

dalam 24

jam warna

kecoklatan

bau khas

BAB(-)

BAK 250cc

dalam 24 jam

warna kuning

tua bau khas

Page 63: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

102

4. Personal

Hygiene

Mandi

2x/hari

mengganti

pakaian

2x/hari

keramas

2x/minggu

sikat gigi

2x/hari

Mandi

2x/hari

mengganti

pakaian

2x/hari

keramas

2x/minggu

sikat gigi

2x/hari

Mandi diseka

oleh keluarga

2x pagi dan

sore hari

mengganti

pakaian 1x

pada pagi

hari dibantu

oleh keluarga

klien

keramas(-)

sikat gigi(-)

Mandi diseka

oleh keluarga

2x pagi dan

sore hari

mengganti

pakaian 1x

pada pagi hari

dibantu oleh

keluarga klien

keramas(-)

sikat gigi(-)

5. Aktivitas Klien bekerja

sebagai

penjahit

Klien bekerja

sebagai sopir

Klien hanya

bedrest saja

Klien hanya

bedrest saja

4) Pemeriksaan fisik

OBSERVASI KLIEN 1 KLIEN 2

S

N

TD

RR

GCS

37,0 C

92x/menit

160/100 mmhg

26x/menit

4 5 6

36,9 C

100x/menit

140/80 mmhg

30x/menit

4 5 6

Pemeriksa

Fisik (6B)

BI Breathing

Inspeksi: klien nampak sesak

nafas

Palpasi: tidak teraba

massa/benjolan

Perkusi: bunyi timpani

Auskultasi: Bunyi nafas ronchi

Inspeksi: bentuk dada simetris

Palpasi: tidak teraba

massa/benjolan

Perkusi: bunyi timpani

Auskultasi: Bunyi nafas ronchi

B2 Blood Inspeksi: ada pembesaran jantung

Palpasi: terdapat massa/ benjolan

disebelah kiri

Auskultasi: suara jantung tidak

normal ada bunyi tambahan S3

Inspeksi: tidak ada pembesaran

jantung

Palpasi: tidak teraba adanya massa/

benjolan

Auskultasi: suara jantung normal

B3 Brain Inspeksi: kesadaran

composmentis, GCS 456

Inspeksi: kesadaran composmentis,

GCS 456

B4 Bladder Inspeksi: tidak terlihat

pembesaran kandung kemih

,klien terpasang selang kateter

Palpasi: tidak ada nyeri tekan

Inspeksi: tidak terlihat pembesaran

kandung kemih, klien terpasang

selang kateter

Palpasi: ada nyeri tekan

B5 Bowel dan

Reproduksi

Inspeksi: odema pada perut

Palpasi: tidak teraba pembesaran

lien atau hepar

Perkusi: terdengar keras karena

perut klien odema

Auskultasi: bising usus(+)

Ispeksi: tidak ada odema pada perut

Palpasi: tidak teraba pembesaran

lien atau hepar

Perkusi: klien tidak kembung

Auskultasi: bising usus(+)

Page 64: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

103

B6 Bone

Muskuloskelet

al

Inspeksi: terdapat odema pada

kaki dan tangan

Palpasi : akral hangat, turgor

kembali lebih dari 2 detik

Inspeksi: terdapat odema pada kaki

Palpasi : akral hangat, turgor

kembali lebih dari 2 detik

Data

Psikososial

Klien terlihat gelisah dan murung

karena penyakit yang diderita

tidak kunjung sembuh

Klien terlihat gelisah dan murung

karena penyakit yang diderita tidak

kunjung sembuh

5) Hasil Pemeriksaan Diagnostik

Jenis Pemeriksaan Klien 1

Pemeriksaan

tanggal

10 februari 2017

Klien 2

Pemeriksaan

tanggal

16 februari 2017

Nilai

Normal

HEMATOLOGI

Darah Lengkap

Leukosit (WBC)

Neutrofil

Limfosit

Monosit

Eosinofil

Basofil

Neutrofil %

Limfosit %

Monosit %

Eosinofil %

Basofil %

Eritrosit (RBC)

Hemoglobin (HGB)

Hematokrit (HCT)

MCV

MCH

MCHC

RDW

PLT

MPV

KIMIA KLINIK

FAAL GINJAL

BUN

Kreatinin

ELEKTROLIT

ELEKTROLIT SERUM

Natrium (Na)

9,90

9,0

0,8

0,1

0,0

0,0

H 90,9

L 7,8

L 1,0

L 0,0

0,3

L 3,010

L 7,33

L 22,50

L 74,90

L 24,30

32,50

13,60

229

5,84

H 156

13,408

139,10

7,27

5,4

0,7

0,6

0,5

0,1

H 74,2

L 9,9

7,9

6,5

1,5

L1,560

L 4, 39

L 14, 00

89, 30

28, 00

L 31, 40

L 11, 40

193

7, 24

H 114

14, 036

143, 30

3, 70 – 10, 1

39, 3 – 73, 7

18, 0 – 48, 3

4, 40 – 12, 7

0, 600 – 7, 30

0, 00- 1, 70

4, 2 – 11, 0

12, 0 – 16, 0

38 – 47

81, 1 – 96, 0

27, 0 – 31, 2

31, 8 – 35, 4

11, 5 – 14, 5

155- 366

6, 90 – 10, 6

7, 8 – 20, 23

0, 6 – 1, 0

135 – 147

Page 65: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

104

Kalium (K)

Klorida (CI)

Kalsium Ion

GULA DARAH

Glukosa darah sewaktu

KIMIA KLINIK

FAAL HATI

AST/SGOT

ALT/SGPT

LEMAK

Trigliserida

Kolestrol

Kolestrol HDL

Kolestrol LDL

4,59

101,80

L 1,135

172

19,13

13,20

H 205

188

28,67

H 109,14

4, 10

99, 86

H 1, 550

122

3, 5 – 5

95 – 105

1, 16 – 1, 32

< 200

< 31

< 39

< 150

< 200

>44

< 100

6) Terapi

Klien 1 Klien 2

Infus Nacl 500cc LL/24 jam Infus Nacl 500cc LL/24 jam

Injeksi Lasix 2-1-1 x 20 mg

Furosemid 1 x 20 mg

Omeprazole 1 x 40 mg

Po Adalat 1 x 30 mg

Clonidin 3 x 1 tablet

ISDN 3 x 5 mg

Nebul :

Ventolin 2 x 2,5 mg

Injeksi Lasix 2 x 40 mg

Omeprazole 1 x 40 mg

Po Amlodipin 1 x 5 mg

Allopurinol 1 x 300 mg

Foralit 1 x 400 mg

Nebul :

Ventolin 2 x 2,5 mg

4.1.3 Analisis Data

ANALISIS DATA ETIOLOGI MASALAH

Klien 1

DS:

Klien mengatakan bengkak dikaki dan tangan

sejak 10 hari yang lalu, perut klien terasa

keras dan terlihat besar sejak seminggu yang

lalu.

DO :

1. K/U lemah

2. Klien gelisah

3. Klien Odem pada tangan dan kaki

4. Klien terpasang kateter output:

200cc intake : 250cc/ 24jam

5. Klien posisi semi flower

Gangguan mekanisme

regulasi

Kelebihan

volume

cairan

Page 66: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

105

6. Elektrolit

a. Na : 139,.10 mmol/L

b. K : 4,59 mmol/L

c. Cl : 101,80 mmol/L

d. Kalsium Ion : L 1,135

mmol/L

7. BB : 65 kg

8. TD : 160/100 mmHg

9. RR : 26x/menit

10. N :92x/menit

11. S : 37,0 C

12. Glukosa darah sewaktu : 172

mg/dl

13. Terdapat bunyi tambahan jantung

S3

Klien 2

DS :

Klien mengatakan bengkak pada kaki sejak 2

bulan yang lalu, saat buang air kecil terasa

nyeri seperti ditusuk- tusuk

DO :

1. K/U lemah

2. Klien gelisah

3. Odemapada kaki

4. Klien memakai O2 masker 8 Lpm

5. Klien posisi semi flower

6. Klien terpasang kateter ourput :

250ccintake : 250cc/24jam

7. Elektrolit

a. Na : 143,30 mmol/L

b. K : 4,10 mmol/L

c. Cl : 99, 86 mmol/L

d. Kalsium Ion : H 1,550

mmol/L

8. Hb : 4,39 g/dl

9. TD : 140/80 mmHg

10. RR : 30 x/menit

11. N : 100x/menit

12. S : 36,9 C

13. BB: 60 kg

14. Tidak ada bunyi tambahan

jantung S3

Gangguan mekanisme

regulasi

Kelebihan

volume

cairan

Page 67: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

106

4.1.4 Diagnosa Keperawatan

Klien 1 Klien 2

Kelebihan volume cairan berhubungan

dengan gangguan mekanisme regulasi

Kelebihan volume cairan berhubungan

dengan gangguan mekanisme regulasi

4.1.5 Intervensi

Diagnosa

keperawatan

Tujuan dan kreteria hasil Intervensi

Klien 1

Kelebihan volume

cairan

NOC

a. Fluid monitoring Kreteriahasil:

a. Terbebasdariederna

b. Memelihara vital

sign dalambatas

normal

c. Terbebasdari

kecemasan

d. Menjelaskan

indicator

kelebihancairan

NIC

Fluid Monitoring

a. Tentukanriwayatjumlahd

antipe intake

cairandaneliminasi

b. Tentukankemungkinanfa

ctorresikodariketidaksei

mbangancairangagal

jantung

c. Monitor beratbadan

d. Monitor serum

danelektrolit urine

e. Monitor serum

danosmolaritas urine

f. Monitor BP, HR, dan

RR

g. Monitor tekanandarah

orthostatic

danperubahaniramajantu

ng

h. Catatsecaraakurat intake

dan output

i. Monitor adanyadistensi

leher, ronchi,

odemperiferdanpenamba

han BB

j. Monitor

tandadangejaladariodem Klien 2

Kelebihan volume

cairan

NOC

NIC

Page 68: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

107

a. Fluid monitoring Kriteriahasil:

a. Terbebasdarieder

na

b. Vital sign

dalambatas

normal

c. Terbebasdarikece

masan

d. Menjelaskanindic

ator kelebihan

cairan.

Fluid Monitoring

a. Tentukanriwayatjumlahd

antipe intake

cairandaneliminasi

b. Tentukankemungkinanfa

ctor

resikodariketidakseimba

ngancairan, kelainan

renal

c. Monitor beratbadan

d. Monitor serum

danelektrolit urine

e. Monitor serum

danosmolaritas urine

f. Monitor BP, HR, dan

RR

g. Monitor tekanan darah

orthostatic

danperubahaniramajantu

ng

h. Catatsecara akurat intake

dan output

i. Monitor adanya ronchi,

odemperiferdanpenamba

han BB

j. Monitor

tandadangejaladariodem

4.1.6 Implementasi

DIAGNOSA

KEPERAW

ATAN

11 FEBRUARI 2017 12 FEBRUARI 2017 13 FEBRUARI

2017

Klien 1

Kelebihan

volume

cairan b.d

penurunan

haluaran

urien, diet

berlebihan

dan retensi

cairan serta

natrium

Implementasi Implementasi Implementasi

08.00

a. Melakukan a. 16.00 a. 08.00

Page 69: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

108

08.30

09.00

10.00

10.30

11.00

11.30

bina

hubungan

saling

percaya pada

pasien dan

keluarga

pasien untuk

menjalin

kerja sama

yang baik

dari

komunikasi

terapeutik.

b. Memonitor

adanya

kenaikan

tekanan

darah.

c. Memonitor

adanya

odema

tungkai

odema pada

tangan dan

ascites.

d. Memonitor

tingkat

kecemasan

klien.

e. Memonitor

frekuensi

pernafasan.

f. Memberikan

injeksi ,

furosemid 20

mg,

omeprazole

40 mg (IV).

g. Mencatat

secara akurat

intake dan

output.

Memonitor

Adanyaken

aikantekan

andarah.

b. 16.30

Memonitor

adanya

odema

tungkai

odema

pada

tangan dan

ascites.

c. 17.30

Memonitor

tingkat

kecemasan

klien.

d. 18.00

Memonitor

frekuensi

pernafasan.

e. 18.30

Memberika

n injeksi ,

furosemid

20 mg,

omeprazol

e 40 mg

(IV).

f. 19.00

Mencatat

secara

akurat

intake dan

output

Memonitor

adanya

kenaikan

tekanan

darah

b. 08.30

Memonitor

adanya

odema

tungkai

odema pada

tangan dan

ascites.

c. 09.00

Memonitor

tingkat

kecemasan

klien.

d. 09.30

Memonitor

frekuensi

pernafasan.

e. 10.00

Memberika

n injeksi ,

furosemid

20 mg,

omeprazole

40 mg (IV).

f. 10.30

Mencatat

secara

akurat

intake dan

output

Klien 2 17 FEBRUARI 2017 18 FEBRUARI 2017 19 FEBRUARI

2017

Page 70: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

109

16.00

16.30

17.00

17.30

18.00

18.30

19.00

a. Melakukan

bina

hubungan

saling

percaya pada

pasien dan

keluarga

pasien untuk

menjalin

kerja sama

yang baik

dari

komunikasi

terapeutik.

b. Memonitor

adanya

kenaikan

tekanan

darah.

c. Memonitor

adanya

odema

tungkai

odema pada

tangan dan

ascites.

d. Memonitor

tingkat

kecemasan

klien.

e. Memonitor

frekuensi

pernafasan.

f. Memberikan

injeksi ,

omeprazole

40 mg (IV).

g. Mencatat

secara akurat

intake dan

output.

a. 08.00

Memonitor

adanya

kenaikan

tekanan

darah

b. 08.30

Memonitor

adanya

odema

tungkai

odema

pada

tangan dan

ascites.

c. 09.00

Memonitor

tingkat

kecemasan

klien.

d. 09.30

Memonitor

frekuensi

pernafasa.

e. 10.00

Memberika

n injeksi ,

omeprazol

e40 mg

(IV).

f. 10.30

Mencatat

secara

akurat

intake dan

output

a. 16.00

Memonitor

adanya

kenaikan

tekanan

darah

b. 16.30

Memonitor

adanya

odema

tungkai

odema pada

tangan dan

ascites.

c. 17.00

Memonitor

tingkat

kecemasan

klien.

d. 17.30

Memonitor

frekuensi

pernafasan.

e. 18.00

Memberika

n injeksi ,

omeprazole

40 mg (IV).

f. 18.30

Mencatat

secara

akurat

intake dan

output

4.1.7 Evaluasi

Page 71: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

110

Dx Hari 1 Hari 2 Hari 3

Klien 1

Kelebih

an

volume

cairan

S : klien mengatakan

sesak nafas

O :

a. GCS = 456

b. Kesadaranco

mposmentis

c. K/U

lemah,gelisa

h,klientampa

kpucat,

odempadatan

gandan kaki

d. CRT >2detik

e. TD : 150/80

mmHg

f. N :

90x/menit

g. RR :

26x/menit

h. S : 37,0 C

i. Klienmemak

ai O2 masker

8Lpm.

j. Intake :

250cc/24jam

k. Output :

200cc/24jam

A : masalah belum

teratasi

P : lanjutkan intervensi

a, d, e, f, g, k.

S : klien mengatakan

sesak nafas

O :

a. GCS= 456

b. Kesadarancomp

osmentis

c. K/U lemah,

gelisah,klien

tampak pucat,

odem

padatangandan

kaki

d. CRT >2detik

e. TD : 160/90

mmHg

f. N : 89x/menit

g. RR : 28x/menit

h. S:36,8 C

i. Klienmemakai

O2masker

8Lpm.

j. Intake 250cc/

24jam

k. Output : 200cc/

24jam

A : masalah belum

teratasi

P : lanjutkan

intervensi a, d, e, f, g,

k.

S : klien mengatakan

sesak nafas

O :

a. GCS = 456

b. Kesadarancompos

mentis

c. K/Ubaik,

odempadatangand

an kaki

d. CRT >2detik

e. TD :140/80

mmHg

f. N: 82x/menit

g. RR: 24x/menit

h. S: 36,5 C

i. Klienmemakai O2

nasal kanul 4Lpm

j. intake :

250cc/24jam

k. output :

200cc/24jam

A : masalah teratasi

sebagian

P : lanjutkan intervensi a,

d, e, f, g, k.

Klien 2

Kelebih

an

volume

cairan

S : klien mengatakan

mual, badan terasa

lemas nyeri perut skala

4

O :

a. GCS: 456

b. Kesadarancomp

S : klien mengatakan

mual, badan terasa

lemas. Nyeri perut

berkurang dengan

skala nyeri 2

O :

a. GCS: 456

b. Kesadarancom

S : klien mengatakan

mual, badan terasa lemas,

nyeri perut berkurang

dengan skala nyeri 2

O :

a. GCS: 456

b. Kesadarancompos

Page 72: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

111

osmentis

c. K/U lemah,

gelisah

d. tranfusi PRC

1/harisampaihb>

11

e. odemapada kaki

f. CRT >2detik

g. TD : 100/70

mmHg

h. N: 84x/menit

i. RR: 26x/menit

j. S : 38 C

k. memakai O2

masker 8Lpm

l. Hb : 8,47 g/dl

m. Intake :

250cc/24jam

n. Output : 200cc/

24jam

A : masalah belum

teratasi

P : lanjutkan intervensi

a, d, e, f, g, k.

posmentis

c. K/U lemah,

gelisah

d. tranfusi PRC

1/harisampaih

b> 11

e. odemapada

kaki

f. CRT >2detik

g. TD : 120/80

mmHg

h. N: 86x/menit

i. RR: 28x/menit

j. S : 37,2 C

k. memakai O2

masker 8Lpm

l. Hb : 8,96 g/dl

m. Intake :

250cc/24jam

n. Output :

200cc/24jam

A : masalah belum

teratasi

P : lanjutkan

intervensi a, d, e, f, g,

k.

mentis

c. K/U lemah, gelisah

d. PRC :

1/harisampai HB >

11

e. Odemapada kaki

f. CRT >2detik

g. TD : 110/70

mmHg

h. N: 82x/menit

i. RR: 24x/menit

j. S : 37,8 C

k. memakai O2

masker 8Lpm

l. Hb : 8,98 g/dl

m. Intake :

250cc/24jam

n. Output :

200cc/24jam

A : masalah teratasi

sebagian

P : lanjutkan intervensi a,

d, e, f, g, k.

4.2 Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan antara kesenjangan

yang terjadi antara praktek dan teori pada studi kasus yang dilakukan di

RSUD Bangil Pasuruan dengan teori yang ada. Disini penulis akan

menjelaskan kesenjangan tersebut pembahasan ini dimaksudkan agar dapat di

ambil suatu pemecahan masalah dari kesenjangan-kesenjangan yang terjadi,

Page 73: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

112

sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan

keperawatan sebagai berikut:

4.2.1 Pengkajian

1. Data subjektif

Dari hasil pengkajian yang didapatkan antara 2 klien terdapat keluhan

utama yang sama yaitu bengkak pada bagian tubuh. Akan tetapi bengkak yang

di alami oleh klien 1 lebih parah dibandingkan klien 2. klien 1 mengalami

bengkak pada tangan dan kaki dan ascites pada perut karena ada komplikasi

heart failure dan klien 1 menggalami sesak nafas, pusing, mual, dan muntah.

sedangkan klien 2 hanya bengkak pada kaki, merasakan sesak nafas, nyeri

seperti ditusuk-tusuk, dada terasa berat, pusing, mual, dan muntah.

Menurut peneliti pada pengkajian studi kasus ini menemukan

perbedaan pada keluhan utama yang dialami oleh klien 1 danklien 2, yang

disebabkan olehklien 1 mengalami kardiomegali,

terjadinyakardiomegaliadanyajantungbengkakakibatdarimelonggarnyaototjant

ungsehingga volume bilikjantungmenjadilebihbesar, paling

seringdisebabkantekanandarahtinggi (hipertensi) yang

menyebabkanpembesaranventrikelkiri(hipertrofi),

padaawalpembengkakanjantungmasihdapatmempompadarahsecara normal

namunseiringberkembangnyapembengkakanterjadinyamenurunyakerjajantung

sehinggakemampuanjantungmemompasemakinmenurunakhirnyaterjadilahgag

aljantung.Sedangkanklien 2 tidakmenggalamikardiomegalidanhipertensi.

Page 74: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

113

PernyataantersebutditunjangolehPrabowo (2014) sudah sangat jelas

mengatakan bahwa manifestasi penderita gagal ginjal kronik salah satunya

adalah terjadinya edema perifer yang terlihat karena adanya gangguan system

kardiovaskuler.

2. Data objektif

Data objektif pada observasi tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik, yang

didapatkan perbedaan antara klien 1 dan klien 2. Tekanan darah pada klien 1

160/100 mmHg dan pada klien 2 140/80 mmHg. frekuensi pernafasan antara

klien 1 dan klien 2 juga berbeda, klien 1 26x/menit dan klien 2 30x/menit.

Pada pemeriksaan fisik B1 klien 1 dan klien 2 tidak menggalami perbedaan

pada perkusi terdapat bunyi timpani dan auskultasi terdapat bunyi ronchi, B2

klien 1 dan klien 2 menggalami perbedaan pada klien 1 terdapat pembesaran

jantung, terdapat benjolan sebelah kiri, suara jantung tidak normal dan ada

tambahan bunyi jantung S3, sedangkan klien 2 suara jantung normal. B3 klien

1 dan klien 2 menggalami kesadaran composmentis dengan GCS 4-5-6. B4

ada perbedaan antara klien 1 dan klien 2, perbedaan tersebut antara klien 1

tidak ada nyeri tekan dan klien 2 menggalami nyeri tekan seperti ditusuk-

tusuk, skala nyeri 5. B5 ada perbedaan antara klien 1 dan klien 2, pada klien 1

terdapat odema pada perut dan menggalami kembung, klien 2 tidak

menggalami odema dan tidak kembung. B6 klien 1 menggalami odema pada

kaki dan tangan dengan turgor kulit lebih dari 2 detik dan akral hangat, klien 2

odema pada kaki dengan turgor kulit lebih dari 2 detik dan akral hangat.

Page 75: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

114

Menurut peneliti terjadi perbedaan tekanan darah antara klien 1 dan klien

2 ini disebabkan karena klien 1 mengalami komplikasi penyakit seperti

pembesaran jantung dan terdapat benjolan sebelah kiri sehingga memicu

kenaikan tekanan darah secara signifian karena klien 1 juga mempunyai

riwayat darah tinggidandiabetes melitus, klien 1 jugaterdapat edema

parusertasuaratambahanpadajantungterdapatbunyitambahanS3, Klien 2 tidak

menggalami komplikasi penyakit seperti pembesaran jantung sehingga tidak

ada kenaikan tekanan darah yang secara signifian dan klien 2 tidak memiliki

riwayat darah tinggidan diabetes mellitus, sertaklien 2 tidakterdapat edema

parudansuaratambahanpadajantungsepertisuaratambahanS3.

Pernyataantersebutditunjangoleh Prabowo (2014) menjelaskan bahwa

salah satu penyakit komplikasi yang diderita oleh penderita gagal ginjal

kronik adalah penyakit kardiovaskuler seperti kardiomegali.

4.2.2 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan pada klien 1 dan klien 2 dari hasil pengkajian,

hasil pemeriksaan fisik, hasil dari pemeriksaan diagnostic yang didapatkan

menunjukan masalah yang dialami kedua klien adalah kelebihan volume

cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi. Yang dilihat dari

batasan karateristik dari klien 1 dan klien 2 menggalami sama, tetapi dari

Page 76: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

115

BUN, Kreatinin, Elektrolit seperti natrium, kalium, kalsium, dan kalsium ion

diatas batas normal yang di tentukan.

Menurut peneliti kelebihan volume cairan disebabkan karena adanya

retensi cairan dan natrium sehingga terjadi edema, hipertensi dan ascites.

Kehilangan garam mengakibatkan resiko hipotensi dan hypovolemia

perpisahan air dan natrium sehinga status uremi memburuk, Kelebihanvolume

cairandapatdilihatdaripemeriksaanpenunjangdengannilaimelebihibatas normal

sehinggakonsentrasidarinatriumdalamalirandarahmenjadisangatkecil.

Diagnose keperawatan yang diambil untuk klien 1 dan klien 2 didasarkan

pada batasan karakteristik dan tanda gejala yang dialami oleh kedua klien.

PernyataantersebutditunjangolehPrabowo (2014) kelebihan volume

cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi dengan data

subjektif klien mengeluh sesak nafas, adanya periorbital dan ederma perifer,

klien mual dan muntah. Data objektif perubahan tekanan darah, edema, dan

oliguria.

4.2.3 Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan yang diberikan untuk klien 1 dan klien 2

adalah NOC fluid monitoring: fluid monitoring adalah tentukan riwayat

jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi, tentukan kemungkinan faktor

resiko dari ketidak seimbangan cairan gagal jantung, monitor berat badan,

monitor serum dan elektrolit urien, monitor serum dan osmolaritas urine,

Page 77: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

116

monitor BP, HR, dan RR, monitor tekanan darah orthostatic dan perubahan

irama jantung, catat secara akurat intake dan output, monitor adanya distensi

leher, ronchi, odem perifer dan penambahan BB, monitor tanda dan gejala

dari odem.

Menurut peneliti intervensi yang dilakukan untuk kedua klien untuk

menjaga kestabilan tekanan darahdengan tanda tanda vital karena klien 1

terjadinya hipertesi 160/100mmHg karena mempunyai penyakit lain yang

menyertai yaitu heart failure dan pada hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan

penunjang menunjukkan bahwa klien 1 mengalami kardiomegali di

bandingkan klien 2 tidak mempunyai hipertensi 140/80mmHg dan tidak

mempunyai penyakit lain yaitu heart failure.

Pernyataantersebutditunjangoleh Pranata (2013) intervensi

keperawatan dengan masalah kelebihan volume cairan menggunakan NOC

Fluid Monitoring dengan NIC Fluid Monitoring monitor tekanan darah

orthostatic.

4.2.4 Implementasi keperawatan

Implementasi yang dilakukan hanya 11 intervensi,pada klien 1

implementasi yang dilakukanyaitu :

memonitoringadanyakenaikantekanandarah,

memonitoradanyaodematungkaiodemapadatangandan ascites,

memonitortingkatkecemasanklien,

Page 78: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

117

memonitorfrekuensipernafasandanberkolaborasidengantimmedisdalampember

ianterapiinjeksifurosemid 20mg, omeprazole 40mg. padaklien 2implementasi

yang dilakukanyaitu :memonitoringadanyakenaikantekanandarah,

memonitoradanyaodematungkaiodemapadatangandan ascites,

memonitortingkatkecemasanklien,

memonitorfrekuensipernafasandanberkolaborasidengantimmedisdalampember

ianterapiinjeksi omeprazole 40mg.

Menurutpenelitidari 20 intervensi yang adapadateorihanya 10

intervensi yang

dilakukankarenamelihatdarikeadaanklien.Implementasipadaklien 1 danklien 2

sudahsesuaidenganhasilpemeriksaankeduaklien.Perbedaanpadaklien 1

diberikanterapiadalat 1x30mg, clonidin 3x1 tablet, ISDN 3x5mg.

sedangkanklien 2 diberikanterapiamlodipin 1x5mg, allopurinol 1x300mg,

foralit 1x400mg.

PernyataantersebutditunjangolehLisazieePujiastuti (2014),

selamatahapimplementasiperawatmelaksanakanrencanaasuhanperawatan.Instr

uksikeperawatandiimplementasikanuntukmembantukliensecaramandirimaupu

nberkolaborasidengan team medislainya.

4.2.5 Evaluasi keperawatan

Evaluasi pada klien 1 dan klien 2 yang dilakukan selama 3 hari pada

hari pertama klien 1 masih mengeluh sesak nafas dengan frekuensi 26x/menit

Page 79: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

118

dengan memakai masker 8Lpm. Pada hari kedua klien masih mengeluh sesak

nafas dengan frekuensi 28x/menit dengan memakai masker 8Lpm. Pada hari

ketiga klien masih menggeluh sesak nafas dengan frekuensi 24x/menit

dengan memakai nasal canul 4Lpm. tidak terdapat perubahan evaluasi. Klien

tetap saja sesak nafas, tetapi hari ketiga frekuensi mulai berkurang dengan

memakai nasal canul. Pada klien 2 evaluasi hari pertama klien mengeluh

mual, badan terasa lemas dan nyeri perut skala 4. Pada hari kedua klien

mengeluh mual, badan terasa lemas dan nyeri perut berkurang dengan nyeri

skala 2. Pada hari ke tiga klien mengeluh mual badan terasa lemas dan nyeri

skala 2.pada hari kedua terjadi perubahan evaluasi yaitu klien mengeluh nyeri

berkurang dengan skala 2, akan tetapi klien mengeluh mual, dan badan terasa

lemas.

Menurut peneliti terjadinya perubahan evaluasi antara klien 1 dan

klien 2 berbeda dikarenakan kondisi tubuh klien itu sendiri. Evaluasi

keperawatan mengalami perubahan pada kedua klien dikarenakan intervensi

yang diberikan sesuai dengan kondisi klien, tetapi untuk klien 2 lebih cepat

untuk tercapainya evaluasi dalam rentang maksimal karena dari keadaan

umum klien juga sudah cukup baik dilihat dari perubahan keluhan dan tanda

gejala yang ada. Pada klien 1 mengalami perlambatan perubahan kondisi klien

karena ada penyakit lain yang menyertai sehingga perlu adanya tindakan yang

lebih lanjut. Dengan demikian untuk mengatasi keluhan utama yang

menyangkut kelebihan volume cairan belum terpenuhi untuk klien 1 dan 2.

Page 80: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

119

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan

keadaan pasien(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kreteria hasil yang

dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah,2012). Evaluasi keperawatan gagal

ginjal kronik dengan diagnose keperawatan : kelebihan volume cairan

menurut Aspiani tahun 2015 adalah, klien mengatakan terbebas dari ederma,

BB stabil, klien dapat mempertahankan bunyi paru bersih dan adanya

kemudahan dalam bernafas, klien dapat mempertahankan turgor kulit normal,

tidak ada oliguria.

Page 81: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

120

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan apa yang penulis didapatkan dalamlaporan kasus dan

pembahasan pada asuhan keperawatan dengan masalah kelebihan volume

cairan pada Responden 1 dan Responden 2 dengan kasus gagal ginjal kronik

di ruang melati RSUD Bangil Pasuruan, maka penulis mengambil

kesimpulan:

1) Pengkajian

Pengkajian keperawatan yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2

mengalami perbedaan. Pada klien 1 mengeluh sesak nafas sedangkan pada

klien 2 mengalami nyeri diseluruh bagian perut. Pada klien 1 ditemukan

oderma pada tangan, kaki,dan ascites karena adanya komplikasi pada system

kardiovaskuler. Sedangkan pada klien 2 oderma hanya terdapat pada kaki

saja.

2) Diagnose keperawatan

Diagnose keperawatan yang diambil oleh peneliti untuk klien 1 dan

klien 2 adalah kelebihan volume cairan berhubung dengan gangguan

Page 82: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

121

mekanisme regulasi. Diagnose ini diambil berdasarkan batasan karakteristik,

tanda dan gejala yang dialami masing-masing klien.

3) Intervensi keperawatan

Intervensi yang dilakukan oleh peneliti untuk klien 1 dan klien 2 sudah

sesuai dengan apa yang ada pada nanda NOC dan NIC yaitu fluid monitoring.

Fluid monitoring meliputi monitoring adanya tanda dan gejala ederma,

monitoring tekanan darah serta monitoring input dan output klien. Ada

perbedaan intervensi antara klien 1 dan klien 2 mengenai monitoring tekanan

darah. Pada klien 1 monitoring hipertensi, sedangkan pada klien 2 monitoring

adanya hipotensi dan hipovolemi.

4) Implementasi

Implementasi keperawatan antara klien 1 dan klien 2 menggunakan

intervensi keperawatan NOC dan NIC fluid manajemen. Implementasi

dilakukan sesuai dengan intervensi akan tetapi pada intervensi mengenai

monitoring tekanan darah ada perbedan antara klien 1 dan klien 2. Pada klien 1

monitoring adanya hipertensi, sedangkan pada klien 2 monitoring adanya

hipotensi dan hopovolemia.

5) Evaluasi

Page 83: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

122

Evaluasi pada klien 1 dan klien 2 yang dilakukan selama 3 hari, pada hari

pertama klien 1 masih mengeluh sesak nafas dan masih terdapat odema pada

tangan, kaki, erut skrotum. Pada hari kedua klien masih mengeluh sesak nafas dan

odema tidak berkurang sama sekali. Pada hari ketiga tidak terdapat perubahan

evaluasi. Klien tetap saja sesak nafas dan odema yang tidak berkurang. Pada klien

2 hari pertama mengeluh nyeri perut skala 4 dan odema pada kaki. Pada hari

kedua sudah terjadi perubahan evaluasi yaitu klien sudah tidak merasakan nyeri

perut lagi, klien mengeluh mual, mutah, dan badan terasa lemas akan tetapi masih

ada odem pada kaki. Pada hari ketiga klien masih mengeluh mual muntah badan

terasa lemas dan kembali nyeri perut. Dengan demikian intervensi dan

implementasi yang sudah dilakukan selama tiga hari didapatkan evaluasi dengan

masalah kelebihan volume cairan masih dalam tahap masalah belum teratasi.

5.2 Saran

1) Bagi perawat

Dapat dijadikan bahan masukan bagi perawat di rumah sakit dalam

melakukan tindakan asuhan keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu

pelayanan yang baik khususnya pada klien gagal ginjal kronik dengan masalah

kelebihan volume cairan.

2) Bagi dosen ( institut pendidikan)

Page 84: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

123

Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau referensi tambahan untuk

meberikan pendidikan kepada mahasiswa tentang asuhan keperawatan pada

klien gagal ginjal kronik dengan masalah kelebihan volume cairan.

3) Bagi keluarga dan pasien

Dapat menambah pengetahuan tentang penyakit gagal ginjal kronik

DAFTAR PUSTAKA

Andre Saferi Wijaya, (2013), Keperawatan Medikal Bedah, Yogyakarta :

Nuha Medika.

Dwi Anggraeni, (2013), Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

dalam Bidang Kesehatan, Yogyakarta : Salemba Medika.

Huda Amin & Kusuma Hardi. (2016), Asuhan Keperawatan Praktis

Berdasarkan diagnosa NANDA NIC-NOC, Yogyakarta : Mediaction

Jogya.

ICME STIKes, (2016), Buku Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah : Studi

Kasus, Jombang : STIKes Icme.

John Gibson, (2003), Fisiologin & Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2:

Jakarta : Kedokteran EGC.

Jurnal e-Clinic (eCI)Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016.

Jurnal Keperawatan (Pengaruh Kelebihan Kenaikan Berat Badan Terhadap

Kejadian Komplikasi Gagal Jantung Pada Pasien Gagal Ginjal

Kronik yang Mengalami Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit Se-

Provinsi Gorontalo): 2015.

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume

4 No 1 Maret 2009.

Nursalam, (2008), Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan, Surabaya : Salemba Medika.

Page 85: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

124

Padila, (2012), Keperawatan Medikal Bedah, Yogyakarta : Nuha Medika.

Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Soekidjo, (2010), Metodologi Penelitian Kesehatan : Jakarta : Rineka Cipta.

Wijaya & Putri, (2013), Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa)

: Jakarta : Kedokteran EGC.

Page 86: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

125

JADWAL KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN Th. 2016

No Kegiatan

Bulan

September Desember Januari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pendaftaran Mahasiswa Peserta Studi Kasus

2 Pembimbingan Proposal Studi Kasus

3 Pendaftaran Ujian Proposal Studi Kasus

4 Ujian Proposal Studi Kasus

5 Revisi Proposal Studi Kasus

6 Pengambilan dan pengolahan data

7 Pembimbingan Hasil

8 Pendaftaran Ujian Sidang Studi Kasus

9 Ujian Sidang Studi Kasus

10 Revisi Studi Kasus dan Pengumpulan Studi Kasus

Page 87: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

126

Lampiran 2

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal Pengkajian

Tanggal MRS Jam MRS

Diagnosa Masuk no.register

A. Identitas Pasien

Nama : Penanggung Jawab :

Usia : Nama :

Jenis Kelamin : Usia :

Suku : Jenis Kelamin :

Agama : Hubungan :

Pendidikan : Alamat :

Alamat :

B. Riawayat Penyakit Sekarang

1. Keluhan Utama

2. Riwayat Penyakit Sekarang

3. Riwayat Penyakit Dahulu

4. Riwayat Penyakit Keluarga

5. Riwayat Psikologi

6. Riwayat Psikososial

7. Riwayat Spiritual

C. Pemeriksaan Penunjang

Page 88: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

127

D. Observasi dan Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda vital

TD : mmHg

N : x/menit

S : C

RR : x/menit

2. Sistem Pernafasan (B1)

3. Sistem Kardiovaskuler (B2)

4. Sistem Persyarafan (B3)

5. Sistem Perkemihan (B4)

6. Sistem Pencernaan (B5)

7. Sistem Muskuloskeletal (B6)

Page 89: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

128

E. Pola Kesehatan

No Pola Sebelum MRS Saat MRS

1. Nutrisi dan Cairan

2. Istirahat / Tidur

3. Eliminasi

4. Personal Hygiene

5. Aktivitas

Page 90: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

129

ANALISA DATA

Nama : No.RM :

No Data Etiologi MK

Page 91: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

130

F. Diagnosa Keperawatan

1...........................................................................................................................

2...........................................................................................................................

3...........................................................................................................................

4...........................................................................................................................

5...........................................................................................................................

Page 92: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

131

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Page 93: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

132

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama : No. RM :

Hari/Tanggal No.Diagnosa

Waktu

Implementasi Paraf

Page 94: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

133

EVALUASI

No Hari/Tanggal Dx Waktu Evaluasi Paraf

Page 95: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

134

Lampiran 3

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN

Nama : Ninik wulandari

NIM : 141210026

Judul : Asuhan Keperawatan pada Klien gagal ginjal kronik dengan masalah kelebihan

volume cairan di RSUD bangil pasuruan.

Bahwa saya meminta Bapak/Ibu/Saudara/I untuk berperan serta dalam pembuatan

laporan kasus sebagai partisipan dengan mengisi lembar pengkajian.

Sebelumnya saya akan memberikan penjelasan tentang tujuan laporan kasus ini dan

saya akan merahasiakan identitas, data maupun informasi yang klien berikan. Apabila ada

pertanyaan yang akan diajukkan menimbulkan ketidaknyamanan bagi klien, peneliti akan

menghentikan pada saat ini dan klien berhak mengundurkan diri.

Demikian permohonan ini saya buat dan apabila klien mempunyai pertanyaan, klien

dapat menanyakan langsung kepada peneliti yang bersangkutan.

Pasuruan, januari 2017

Peneliti

(Ninik wulandari)

Page 96: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

135

Lampiran 4

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Bahwa saya dimintsi untuk berperan serta dalam KaryaTulisIlmiahini penelitian sebagai

responden dengan mengisi lembar pengkajian.

Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan proposal penelitian ini dan saya

telah mengerti bahwa penelitian akan merahasiakan identitas, data maupun informasi yang saya

akan berikan. Apabila ada pertanyaan yang diajukan menimbulkan ketidak nyamanan bagi saya,

peneliti akan menghentikan pada saat ini dan saya berhak mengundurkan diri.

Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela tanpa ada unsur

pemaksaan dari siapapun, saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian.

Pasuruan , Januari 2017

Responden

( )

Page 97: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

136

Page 98: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

137

Page 99: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

138

Page 100: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

139

Page 101: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

140

Page 102: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

141

Page 103: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

142

Page 104: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

143

Page 105: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

144

Page 106: PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI …repo.stikesicme-jbg.ac.id/228/1/NINIK WULANDARI .pdf · SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 .

145