PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya...

82
i HUBUNGAN STADIUM RISSER SIGN DENGAN UMUR KRONOLOGIS, BESAR SUDUT DAN INDEKS FLEKSIBILITAS PASIEN ADOLESCENT IDIOPATHIC SCOLIOSIS DI RS ORTHOPAEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA Tesis Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama Biomedik Oleh : Helmi Baedlowi S500109023 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya...

Page 1: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

i

HUBUNGAN STADIUM RISSER SIGN DENGAN UMUR

KRONOLOGIS, BESAR SUDUT DAN INDEKS FLEKSIBILITAS

PASIEN ADOLESCENT IDIOPATHIC SCOLIOSIS DI RS

ORTHOPAEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

Tesis

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga

Minat Utama Biomedik

Oleh :

Helmi Baedlowi

S500109023

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2015

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

ii

HUBUNGAN STADIUM RISSER SIGN DENGAN UMUR

KRONOLOGIS, BESAR SUDUT DAN INDEKS FLEKSIBILITAS

PASIEN ADOLESCENT IDIOPATHIC SCOLIOSIS DI RS

ORTHOPAEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

Tesis

Helmi Baedlowi

S500109023

Komisi Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing Pembimbing I dr. Ismail Mariyanto, SpOT(K) ........................ ............. NIP.19570907198410100 Pembimbing II Dr. Hari Wujoso, dr. SP. F, MM ........................ .............. NIP. 196210211995031001

Mengetahui

Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga

Program Pascasarjana UNS

Dr. Hari Wujoso, dr. Sp.F, MM

NIP : 196210221995031001

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir

dengan judul:

HUBUNGAN STADIUM RISSER SIGN DENGAN UMUR KRONOLOGIS,

BESAR SUDUT DAN INDEKS FLEKSIBILITAS PASIEN ADOLESCENT

IDIOPATHIC SCOLIOSIS DI RS ORTHOPAEDI PROF. DR. R. SOEHARSO

SURAKARTA

Karya Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi sebagian

persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat

Utama Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Karya Akhir ini tidak akan selesai tanpa dukungan dari berbagai pihak, baik

berupa dukungan moril maupun materiil. Penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. dr Dr. Hari Wujoso, dr. Sp.F, MM selaku KPS dan pembimbing yang telah

memberikan kesempatan dan saran selama penyusunan karya akhir ini.

2. dr. Ismail Mariyanto, Sp.OT(K) selaku pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, memberikan saran, nasehat, perhatian dan pengarahan

selama penyusunan karya akhir ini

3. Seluruh staf Magister Program Studi Kedokteran Keluarga Minat Utama

Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Istriku, bapak dan ibu serta seluruh keluarga besar kami yang telah

memberikan dukungan dan semangat serta doa sehingga bisa menyelesaikan

penulisan karya akhir ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

v

5. Seluruh rekan – rekan residen Orthopaedi & Traumatologi FK UNS yang

selama ini bersama dalam suka dan duka

6. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita

semua. Kami berharap kary akgir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak agar

dapat memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pasien. Amin. Terima kasih

Hormat kami,

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

vi

PERNYATAAN ORISINIL DAN PUBLIKASI ISI TESIS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa :

1. Tesis yang berjudul : “ Hubungan Stadium Risser Sign dengan Umur

Kronologis, Besar Sudut dan Indeks Fleksibilitas Pasien Adolescent

Idiophatic Scoliosis di RS Orthopaedi Prof. Dr. R. Soeharso

Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta

tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara

tertulis digunakan sebagai acuan serta daftar pustaka. Apabila

dikemudian hari terbukti terdapat plagiat di karya ilmiah ini, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan ( Permendiknas No. 17, tahun 2010 )

2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi tesis pada jurnal atau forum

ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai

author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu

sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan tesis )

saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini,

maka prodi Biosains PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal

ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Biosains PPs UNS. Apabila saya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

vii

melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia

mendapatkan sanksi akademik yang berlaku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .……………………………………………...... i

LEMBAR PENGESAHAN................................................................. ii

KATA PENGANTAR ........................................................................ iv

DAFTAR ISI........................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ...……………………………...…….………... x

DAFTAR TABEL ............................................................................... xi

DAFTAR GRAFIK ............................................................................... xii

DAFTAR SINGKATAN……………………………………………. xiii

BAB I PENDAHULUAN …....………..…………………………... 1

1.1. Latar Belakang...............……..………………………………... 1

1.2. Perumusan Masalah ..…………………...…………………..... 4

1.3. Tujuan Penelitian ...…………………………………………… 5

1.4. Manfaat Penelitian ...…………………………………………... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....…..………….………………… 7

2.1. Definisi Scoliosis ..…….……..………………………………… 7

2.2. Idiophatic Scoliosis...............….……......………………………. 7

2.3. Adolescent Idiophatic Scoliosis…....…….....……....................… 8

2.3.1. Jenis Kelamin ………...….....……............................................… 9

2.3.2. Sisa Pertumbuhan…..…….....……............................................… 9

2.3.3. Besar Sudut.………....................................................................... 12

2.4. Pemeriksaan Radiologi……………......................................... 13

2.4.1. Cara Mengukur Besar Sudut.………............................................. 16

2.4.2. Indeks Fleksibilitas.......….....……............................................... 18

2.5. Klasifikasi AIS.……………………............................................. 20 2.6. Treatment....……………........……………..…..……………….. 24

2.7. Kerangka Konsep.......................................................................... 27

2.8. Hipotesis....…………………….………………………………... 28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

ix

BAB III METODE PENELITIAN..………………......……………. 29

3.1. Jenis Penelitian…………….……..........…………..……....…...... 29

3.2. Cara Pengambilan Data..…….……..……………....………….… 29

3.3. Obyek Penelitian ….……...….…………………...…………...… 29

3.4. Besar Sampel ………...….……...……………………………...... 30

3.5. Variabel Penelitian…....………………………………….............. 31

3.6. Definisi Operasional Variabel ….…………………………......... 31

3.7. Langkah Pengolahan Data ….…..………..…….…...…………... 32

3.8. Kerangka Operasional................................................................... 33

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................... 34

4.1. Hasil Penelitian.................................................................................... 34

4.2. Pembahasan.......................................................................................... 42

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………………......……………..... 46

5.1. Simpulan…………….……..........…………..……....…................ 46

5.2. Saran..…….……..……………....………….….............................. 47

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 48

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Risser Sign......................……….......................................................... 10

Gambar 2.2 : Peak Height Velocity…….........................……………….…............. 11

Gambar 2.3 : Roentgen Spine PA View …………………………………................ 14

Gambar 2.4 : Goniometer………………………………............................................. 16

Gambar 2.5 : Pengukuran Cobb Angle…………………………………..................... 17

Gambar 2.6 : Rontgen Side-bending lateral view ......................................................... 19

Gambar 2.7 : Klasifikasi King’s..……...........................…............................................ 21

Gambar 2.8 : Lumbar Spine Modifier dan Thoracic Sagittal modifier……….......... 23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Stadium Risser Sign berdasar Usia Kronologis menurut Scholes….. 10

Tabel 2.2 : Probabilitas Progresivitas Kurva berdasarkan Stadium Risser Sign.. 11

Tabel 2.3 : Klasifikasi Lenke et al....................................................................... 22

Tabel 2.4 : Guidelines Terapi Pasien Idiopathic Scoliosis.................................. 24

Tabel 4.1: Deskripsi karakteristik jenis kelamin, besar sudut....….................... 34

Tabel 4.2: Deskripsi karakteristik stadium risser sign stage berdasarkan umur .. 36

Tabel 4.3: Deskripsi karakteristik Besar Sudut berdasarkan Stadium Risser ...... 38

Tabel 4.4: Deskripsi karakteristik Indeks Fleksibilitas berdasarkam Risser ….. 40

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

xii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Stadium Risser Sign Berdasarkan Umur Kronologis dan Jenis.......

Grafik 4.2. Stadium Risser Sign Berdasarkan Umur Kronologis.......................

Grafik 4.3. Besar Sudut berdasarkan Stadium Risser Sign dan Jenis Kelamin...

Grafik 4.4. Besar Sudut berdasarkan Stadium Risser Sign................................

Grafik 4.5. Indeks Fleksibilitas berdasarkan Risser dan Jenis Kelamin..............

36

37

38

39

40

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

xiii

DAFTAR SINGKATAN

AIS : Adolescent Idiopathic Scoliosis

PHV : Peak High Velocity

TRC : Tri Radiate Cartilage

PA : Postero Anterior

CSVL : Central Sacral Vertical Line

MT : Main Thoracic

DT : Double Thoracic

DM : Double Major

TM : Triple Major

TL/L : ThoracoLumbar/Lumbar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

xiv

HUBUNGAN STADIUM RISSER SIGN DENGAN UMUR KRONOLOGIS, BESAR SUDUT DAN INDEKS FLEKSIBILITAS PASIEN ADOLESCENT

IDIOPATHIC SCOLIOSIS DI RS ORTHOPAEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

(Tesis)

Helmi Baedlowi*, Ismail Maryanto**, Hari Wujoso*** *Mahasiswa Program Studi Magoster Kedokteran Keluarga – Minat Utama Biomedik,Pasac Sarjana Universitas Sebelas Maret,

Surakarta **Staff Pengajar Departemen Orthopaedi & Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret – RSO

Prof.DR.R.Soeharso,Surakarta ***Staff Pengajar Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta

ABSTRAK

Latar Belakang : Saat ini kita masih menggunakan literatur orang Eropa untuk menilai stadium Risser’s sign berdasarkan umur kronologis pasien adolescent idiopathic scoliosis. Belum diketahui bahwa standar tersebut sesuai untuk orang Indonesia yang hidup di daerah tropis. Begitu juga belum ada penelitian tentang hubungan stadium risser sign dengan besar sudut dan indeks fleksibilitas pasien adolescent idiopathic scoliosis orang indonesia Metode : Studi observasional analitik dengan menggunakan rancangan retrospektif. menilai hubungan stadium risser sign dengan umur kronologis, besar sudut dan indeks fleksibilitas pasien adolescent idiophatic scoliosis di Rumah Sakit Orthopaedi Surakarta mulai 1 Januari 2014 sampai 31 Desember 2014. Hasil Penelitian : Dari 104 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, didapatkan jumlah perempuan sebanyak 97 pasien dan laki-laki sebanyak 7 pasien dengan perbandingan 13:1. Rata-rata umur kronologis pasien laki-laki 15,44 tahun dan perempuan 14,33 tahun. Dengan menggunakan uji regresi didapatkan bahwa stadium risser sign berhubungan secara signifikan dengan umur kronologis dengan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05) dan koefisien regresi 0,673. Tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara stadium risser sign dengan Cobb Angle (besar sudut), dengan nilai signifikansi 0,188 (> 0,05) dan koefisien regresi 1,985. Stadium risser sign berhubungan negatif dengan indeks fleksibilitas dengan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05) dan koefisien regresi -0,062. Kesimpulan : Terdapat hubungan positif stadium risser sign dengan umur kronologis dan hubungan negatif stadium risser sign dengan indeks fleksibilitas. Tidak didapatkan hubungan stadium risser sign dengan besar sudut pasien AIS di RSO surakarta. Kata kunci : Stadium Risser Sign, Umur Kronologis, Besar Sudut, Indeks Fleksibilitas, Adolescent Idiopathic Scoliosis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

xv

CORRELATION RISSER SIGN STAGE WITHCHRONOLOGICAL AGE, CURVE MAGNITUDE AND FLEXIBILITY INDEXS OF

ADOLESCENT IDIOPHATIC SCOLIOSIS PATIENTS IN ORTHOPAEDIC HOSPITAL SURAKARTA

(Thesis) Helmi Baedlowi*, Ismail Maryanto**, Hari Wujoso*** *Postgraduate student, Biomedic Programme, Sebelas Maret University

**Department of Orthopaedic & Traumatology Faculty of Medicine, Soeharso Orthopaedic Hospital, Solo ***Postgraduate Department, Sebelas Maret University

ABSTRACT

Background: Recently, We are still used Europe literature to evaluate risser sign stage based on chronological age in adolescent idiopathic scoliosis patients. Therefore, it is unclear whether this standart appropriate for Indonesian people who live in tropic area. Likewise there is no study about correlation risser sign stage with curve magnitude and flexibility indexs in adolescent idiopathic scoliosis patients in Indonesia. Methods: Observasional analitic retrospective study that determine correlation risser sign stage with chronological age, curve magnitude and flexibility indexs in adolescent idiophatic scoliosis patients at Orthopaedic Hospital Surakartafrom Januari 1st 2014 to December 31st 2014. Result: The study consisted of 104 patients who met inclusion criteria (97 female, 7 male) with the ratio of females to males is 13:1. The mean chronological age in male patients 15,44 years and female 14,33 years. Regression analysis showed that risser sign stage was significantly correlated to chronological age with significance value 0,000 (less than 0,05) and regression coefficient 0,673. Risser sign stage was no significant correlated to cobb angle (curve magnitude), with significance value 0.188 (greater than 0,05) and the regression coefficient 1,985. Risser sign stage was negatively correlated to flexibility indexs with significance value of 0.000 (less than 0.05) and the regression coefficient -0,062. Conclusion: Risser sign stage had positive correlation with chronological age and negative correlation with flexibility indexs. No correlation Risser sign stage with curve magnitude of AIS patients in Orthopaedic Hospital Surakarta. Keyword : Risser Sign stage, Chronological Age, Curve Magnitude, Flexibility Indexs, Adolescent Idiopathic Scoliosis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Idiophatic scoliosis merupakan penyebab deformitas vertebra paling

banyak, 80 % semua kasus scoliosis adalah idiophatic scoliosis. Prevalensi

infantil dan juvenile idiophatic scoliosis lebih rendah dibanding adolescent

idiophatic scoliosis. Infantil scoliosis banyak ditemukan di daerah Eropa,

prevalensinya sekitar 1 % kasus idiophatic scoliosis. Sedangkan juvenile

idiophatic scoliosis sebesar 10-20 % kasus, lainnya sekitar 80-90 % kasus

adalah adolescent idiophatic scoliosis. Pada adolescent idiophatic scoliosis

prevalensi besar sudut >10°, perempuan lebih banyak dibanding laki-laki

dengan perbandingan 4:1. Pada kurva yang lebih besar yaitu > 30°

perbandingan perempuan dibanding laki-laki sebesar 10:1 (Rothman-simeon,

2011).

Adolescent idiopathic scoliosis merupakan deformitas struktural tiga

dimensi yang terjadi pada pasien selama masa pubertas, dimana penyebab

pastinya tidak diketahui. Pada pasien tertentu, AIS dapat berkembang secara

progresif sehingga menyebabkan gangguan kosmetik (kedua bahu dan

panggul tidak simetris) bahkan gangguan fungsi organ (cardiorespiratory)

karena pergeseran volume rongga dada. Untuk mencegah progresivitas maka

kita harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi progresivitas

scoliosis tersebut serta dapat mendeteksi AIS secara dini melalui program

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

2

screening sehingga pilihan tindakan untuk observasi, bracing maupun surgery

dapat ditentukan secara cepat dan tepat ( Tachdjian, 2008).

Resiko terjadinya progresivitas kurva ditentukan oleh jenis kelamin,

umur (skeletal maturity/sisa pertumbuhan) dan besar sudut awal serta

bentuk kurva itu sendiri. Jenis kelamin perempuan memiliki resiko 8 kali

lipat lebih tinggi untuk terjadinya deformitas lebih lanjut dibandingkan laki-

laki. Begitu juga dengan bentuk double kurva, memiliki resiko lebih tinggi

untuk terjadinya progresivitas dibandingkan single kurva ( Tachdjian, 2008).

Besar sudut pada pemeriksaan awal juga merupakan indikator penting

untuk progresivitas kurva. Semakin besar sudut scoliosis pada saat ditemukan

semakin tinggi pula resiko terjadinya progresivitas. Semakin muda umur

pasien saat diketemukannya deformitas (time of onset), semakin tinggi resiko

terjadinya progresivitas kurva. Progresivitas paling cepat ditemukan pada saat

growth spurts. Khususnya tahun terakhir sebelum menarche, progresivitas

kurva bisa mencapai 10-15° per tahun (Rothman-simeon, 2011).

Pasien dengan skeletal immature (premenarche, Risser grade 0) dengan

besar sudut lebih dari 20° memiliki resiko peningkatan deformitas sebesar

68%. Pasien dengan skeletal immature dengan kurva 30-50° memiliki resiko

menjadi progresif dengan peningkatan sudut sebesar 10-15° pertahunnya.

Sehingga pada pasien immature dengan kurva 25°-40° direkomendasikan

untuk menggunakan orthose dan dievaluasi setiap 6 bulan sekali untuk

melihat progresivitas besar sudutnya, sedangkan pasien immature dengan

kurva > 40° sudah merupakan indikasi untuk dilakukan operasi. Pada tulang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

3

yang sudah matur (Risser sign 5), kurva thoracic > 50° akan bertambah berat

sebesar 1° tiap tahunnya (Rothman-simeon, 2011).

Skeletal maturity dapat dilihat dari sudah menutupnya growth plate,

sedangkan growth plate pada spine ini tidak mudah untuk dilihat dari

gambaran radiologi. Pada tahun 1958 untuk pertama kalinya Joseph C. Risser

menjelaskan tentang Risser sign, merupakan tanda untuk menggambarkan

tingkat ossifikasi iliac apophysis. Joseph C. Risser menemukan bahwa

ossifikasi iliac apophysis terjadi bersamaan dengan spinal skeletal maturity,

sehingga tingkat ossifikasi iliac apophysis dapat digunakan sebagai indikasi

bahwa pertumbuhan spine telah berhenti atau belum. Tanda ini merupakan

informasi penting dalam manajemen adolescent scoliosis (Risser JC, 1958).

Hasil penelitian scholes menyatakan pada jenis kelamin perempuan lebih

cepat matur dibandingkan jenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian lain

menyatakan bahwa pubertas perempuan yang hidup menjauhi garis

khatulistiwa ( > 25° Lintang Utara) terjadi lebih lambat dibandingkan dengan

yang hidup didaerah tropis. Kemungkinan hubungan letak geografis terhadap

pathogenesis idiopathic scoliosis masih diperdebatkan. Letak garis lintang

memiliki pancaran cahaya matahari yang berbeda mempengaruhi produksi

melatonin dan memodifikasi umur pematangan ( Theodoros B et al, 2006).

Literatur tentang Risser’s sign berdasarkan umur kronologis pada pasien

AIS saat ini menggunakan standar penelitian orang Eropa yang hidup di

daerah subtropis. Belum diketahui bahwa standar tersebut sesuai untuk

diterapkan pada orang Indonesia yang hidup di daerah tropis. Belum ada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

4

penelitian yang membahas hubungan stadium Risser sign dengan umur

kronologis pada pasien AIS orang Indonesia. Begitu juga dengan hubungan

stadium risser sign dengan besar sudut dan indeks fleksibilitas pasien AIS

orang Indonesia.

Pada penelitian ini, penulis akan membahas tentang hubungan stadium

risser sign dengan umur kronologis, besar sudut dan indeks fleksibilitas

melalui gambaran radiologis pelvis AP, spine AP dan spine lateral bending

view pada pasien Adolescent Idiophatic Scoliosis laki-laki dan perempuan

yang datang ke RSO Surakarta.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan stadium riser sign dengan umur kronologis pada

pasien AIS di RSO Surakarta?

2. Apakah ada hubungan stadium risser sign dengan besar sudut pada pasien

AIS di RSO Surakarta?

3. Apakah ada hubungan stadium risser sign dengan indeks fleksibilitas pada

pasien AIS di RSO Surakarta?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

5

1.3. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan stadium riser sign dengan umur

kronologis pada pasien AIS di RSO Surakarta?

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan stadium risser sign dengan besar

sudut pada pasien AIS di RSO Surakarta?

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan stadium risser sign dengan

indeks fleksibilitas pada pasien AIS di RSO Surakarta?

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat teoritik :

Diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai hubungan

antara stadium risser sign dengan umur kronologis, besar sudut dan indeks

fleksibilitas kurva pasien adolescent idiopathic scoliosis di RSO surakarta

2. Manfaat praktis :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar mengenai

hubungan stadium risser sign dengan umur kronologis pasien AIS

di RSO Surakarta

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui hubungan

stadium risser sign dengan besar sudut pasien AIS di RSO

Surakarta

c. Hasil penelitian diharapkan membantu praktisi dalam

memperkirakan indeks fleksibilitas kurva berdasarkan stadium

risser sign pasien AIS orang indonesia

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

6

d. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi

epidemiologi mengenai umur kronologis, stadium risser sign, besar

sudut dan jenis kurva berdasar klasifikasi Lenke pasien AIS laki-

laki dibandingkan perempuan orang Indonesia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI SCOLIOSIS

Istilah scoliosis pertama kali digunakan oleh Galen (131-201 AD),

merupakan istilah dari yunani “crooked “ yang berarti melengkung. Pada

tahun 1741, Andre menggunakan crooked spine sebagai simbol orthopaedic.

Saat ini scoliosis diartikan sebagai deviasi ke lateral spine dari garis vertikal

normal dimana gambaran radiologi terdapat deviasi > 10°. Deformitas pada

scoliosis terjadi karena gerakan abnormal pada tiga bidang: 1) Ekstensi

intervertebral pada bidang sagital, menjadikan lordosis pada segmen scoliosis;

2) Tilting lateral intervertebral pada bidang frontal ; dan 3) komponen rotasi

pada bidang axial. Jika deformitas bertambah berat , perubahan struktural bisa

terjadi pada vertebra dan tulang rusuk. Hubungan antara organ intrathorak dan

abdomen menjadi berubah, bahkan bisa mengakibatkan gangguan fungsi

organ walapun jarang terjadi ( Rothman-Simeon, 2011)

2.2. IDIOPATHIC SCOLIOSIS

Disebut sebagai Idiophatic scoliosis karena penyebab definitif

deformitas tidak diketahui, merupakan jenis yang paling banyak , kurang lebih

80 % pasien dengan struktural scoliosis. Diagnosis idiophatic scoliosis ini

ditegakkan setelah dari pemeriksaan fisik dapat menyingkirkan penyebab dari

neurologic atau syndrome lain (seperti, neurofibromatosis) dan dari analisis

radiologi menyingkirkan kemungkinan kelainan kongenital. Berdasar umur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

8

idiopathic scoliosis dibagi menjadi 3 onset. Infantile idiopathic scoliosis,

scoliosis ditemukan pada pasien < 3 tahun. Istilah juvenile idiophatic scoliosis

digunakan pada pasien antara 3-10 tahun. Dan adolescent idiopathic scoliosis

digunakan bila deformitas terjadi setelah anak berusia > dari 10 tahun tetapi

sebelum terjadi skeletal maturity . Scoliosis yang ditemukan setelah terjadi

skeletal maturity disebut sebagai “adult scoliosis”. Adolescent idiopathic

scoliosis merupakan yang paling sering dari ketiga jenis diatas (Rothman

Simeon, 2011).

2.3. ADOLESCENT IDIOPATHIC SCOLIOSIS

Beberapa penelitian berdasarkan screening program di sekolahan,

terdapat hubungan yang berarti antara jenis kelamin dengan besar sudut

idiopathic scoliosis. Perbandingan antara perempuan dengan laki-laki dengan

kurva 6-10° adalah 1:1, pada deformitas dengan kurva 11-20° 1,4:1 dan kurva

>20° tetapi tidak memerlukan terapi sebesar 5,4:1 dan yang memerlukan

intervensi orthopaedi sebesar 7,2 : 1. Angka kejadian berdasarkan jenis

kelamin sama pada kurva < 10° dengan peningkatan lebih banyak terjadi pada

perempuan dengan bertambah besarnya kurva (Rothman Simeon, 2011).

Beberapa pasien mild idiopathic scoliosis tidak pernah menimbulkan

masalah karena deformitasnya. Beberapa literatur menyebutkan bahwa kurva

< 20° tanpa terapi memiliki resiko yang rendah untuk bertambah berat. Tetapi

pada beberapa pasien kurva dapat bertambah berat tiap tahunnya dan bahkan

dapat mengakibatkan masalah. Sehingga penting bagi kita untuk mengetahui

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

9

faktor yang berperan terhadap progresivitas kurva, yaitu antara lain jenis

kelamin pasien, sisa pertumbuhan, besar deformitas kurva dan bentuk kurva

(Weinstein SL et al. 2003). Tidak ada konsensus dalam literatur yang

menyebutkan tentang definisi progresi kurva. Kesepakatan terbaru

menyatakan definisi progresi adalah terjadinya pertambahan besar sudut

sebesar 5o atau 6o dari besar sudut awal.

2.3.1. Jenis Kelamin

Sebagian besar pasien yang mengalami progresivitas kurva dan

akhirnya memerlukan tindakan adalah pada jenis kelamin perempuan.

Walaupun alasan pasti dari fenomena ini tidak diketahui, pengaruh hormonal

masih menjadi dugaan.

2.3.2 Umur Kronologis

Pasien muda yang masih memiliki sisa pertumbuhan biasanya diukur

dari dua indikator maturitas : Risser’s Sign (Skeletal marker) dan pada

perempuan, status menarche ( physiologic marker).

Risser sign merupakan ukuran radiologi berdasarkan ossifikasi iliac

apofisis, dimana dibagi menjadi empat kuadran. Ossifikasi dimulai dari bagian

lateral iliac apofisis dan berkembang ke bagian medial. Risser’s sign dimulai

dari grade 0 yang artinya belum ada ossifikasi sampai grade 4 dimana pada

semua keempat kuadran apofisis memperlihatkan ossifikasi “Capping”.

Ketika apofisis ilium sudah fusi secara lengkap (Risser’s grade 5)

artinya skeletal maturity pada pasien sudah lengkap. Pasien dengan Risser’s

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

10

grade 0 atau 1 memiliki resiko paling besar untuk terjadinya progression

kurva karena sejumlah spinal growth masih tersisa secara signifikan.

Gambar 2.1 Risser Sign dimulai dari Grade 0 ( tidak ada ossifikasi) sampai dengan grade 4 (keempat kuadran memperlihatkan osifikasi iliak apofisis). Ketika osifikasi apofisis sudah menutup (fusi) secara lengkap pada semua crista iliaka (Risser grade 5), pasien mengalami skeletal maturity.

Tabel 2.1 Stadium Risser Sign berdasar Usia Kronologis menurut Scholes.

(year) (year)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

11

Status menarche merupakan patokan klinis yang hanya dapat

diterapkan pada perempuan. Seorang anak perempuan pre-menarche artinya

masih dalam periode pertumbuhan aktif. Setelah menarche, dia memasuki fase

penurunan kecepatan pertumbuhan, sehingga kurva pertumbuhannya

berkurang ( Tachdjian’s, 2008).

Gambar 2.2 Skema height velocity. Penutupan Triradiate cartilage (TRC) terjadi setelah periode Peak Height Velocity (PHV) dan sebelum menarche atau Risser sign grade 1 (Modified from sanders JO, Little DG, Richards BS: Prediction of the crankshaft phenomenon by peak height velocity. Spine 1997;22:1352)

Peak Height Velocity (PHV) merupakan pertumbuhan skeletal

maksimum yang tejadi selama growth spurts. Nilai PHV dihitung dari

perubahan tinggi pasien dalam beberapa waktu, dan dilaporkan pada beberapa

literatur nilainya sebesar 8,0 cm pertahun untuk perempuan dan 9,5 cm

pertahun pada laki-laki. PHV pada perempuan Amerika utara kira-kira terjadi

pada umur 11,5 tahun. penutupan triradiate cartilage terjadi setelah PHV dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

12

sebelum Risser grade 1 dan menarche. Pada anak laki-laki penggunaan PHV

digunakan untuk memprediksi sisa pertumbuhan lebih superior dibandingkan

penggunaan Risser sign atau usia kronologis dan PHV pada laki-laki

diperkirakan terjadi saat penutupan triradiate cartilage

2.3.3 Besar sudut

Ukuran atau besar sudut pada saat skoliosis ditemukan akan membantu

memperkirakan progresi kurva. Kombinasi dari faktor ini dan penilaian

tentang sisa pertumbuhan digunakan untuk memprediksi natural history pada

pasien skoliosis. Pasien imatur (premenarche, Risser grade 0) dengan kurva

lebih dari 20° memiliki resiko untuk terjadi pertambahan kurva. Pada pasien

imatur dengan kurva antara 25°-30° dipercaya secara signifikan dapat terjadi

progresi kurva, sehingga disarankan untuk menggunakan orthose pada saat

awal evaluasi ( Tachdjian’s, 2008).

Tabel 2.2 Probabilitas Progresivitas Kurva berdasarkan Risser Sign dan Besar sudut (1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

13

Risser sign ini juga digunakan untuk memperkirakan resiko terjadinya

progresivitas kurva. Ketika stadium Risser sign 0 atau 1 resiko untuk

terjadinya progresivitas kurva mencapai 60-70 %, tetapi pada Risser stage 3

resiko menurun menjadi hanya 10 % ( Morrissy et al 2006).

2.3.4 Bentuk Kurva

Bentuk kurva juga berguna untuk memperkirakan terjadinya progresi

kurva. Kurva doubel dan thoracic kurva paling sering terjadi pertambahan

deformitas, diikuti oleh thoracolumbar kurva. Sedangkan lumbar skoliosis

dilaporkan paling sedikit pertambahannya.

Secara umum, progresion rate skoliosis pada dewasa (adult) lebih

lambat dibandingkan pada puber (adolescence) dan bergantung pada ukuran

kurva. Tanpa memperhatikan bentuk kurva, kurva kurang dari 30° pada pasien

matur jarang terjadi progresi. Sebaliknya, kurva lebih dari 50° akan

bertambah, thoracic kurva akan berkembang 1° tiap tahunnya. Skoliosis

thoracic 50°- 60° akan bertambah dan secara potensial dapat mengakibatkan

gangguan fungsi paru. Lumbal kurva, khususnya lebih 50° akan meningkat

juga dan menyebabkan osteoarthritis.

2.4. PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Pemeriksaan awal pada skoliosis meliputi posteroanterior (PA) dan

lateral view dari spine. Pada PA view akan tampak bentuk kurva secara

keseluruhan, tipe skoliosis (kongenital atau idiopatik), skeletal maturity

(ditandai oleh Risser sign, triradiate cartilage). Lateral view digunakan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

14

menilai kontur sagital secara menyeluruh dari thoracic dan lumbal,

menentukan adanya dan besar hipokifosis thoracic, dan skreening

spondilolisis dan spondilolisthesis. Pada pasien dengan umur 10 tahun atau

lebih, radiografer harus menanyakan periode menstruasi terakhir dan

kemungkinan hamil, jika hamil maka pemeriksaan radiologi harus ditunda.

Gambar 2.3 Rontgen posteroanterior view memperlihatkan dua end vertebra dari jenis thoracic kurva yaitu pada T6 dan L1, dimana apex vertebra pada T10.

End vertebra adalah vertebra paling miring terhadap garis horizontal,

neutral vertebra adalah vertebra paling proksimal dimana pedikelnya tidak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

15

terjadi rotasi, sedangkan stable vertebra adalah vertebra paling proksimal yang

dibagi menjadi dua oleh garis central sacral vertical line (CSVL). CSVL

digambar secara vertikal dari pertengahan sacrum. Landmark ini penting saat

menentukan level untuk terapi bedah (Morrissy et al, 2006).

Setelah evaluasi radiologi awal dilakukan, usaha untuk mengurangi

komplikasi dari radiasi dilakukan dengan membatasi follow up film

berikutnya. Selama melakukan follow up hanya proyeksi PA yang dilakukan.

Tidak ada batasan waktu yang tetap untuk melakukan evaluasi radiologis.

Evaluasi tergantung pada kematangan pasien dan besar sudut. Sebagai contoh,

pasien premenarche Risser grade 0 umur 11 tahun dengan besar sudut thoracic

25° harus kembali untuk melakukan pemeriksaan radiologi setelah 4 bulan,

sedangkan pasien 2 tahun postmenarche Risser grade 4 umur 14 tahun dengan

besar sudut 30° dapat kembali melakukan pemeriksaan radiologis setelah 1

tahun. Kebanyakan kasus rentang evaluasi radiologis dilakukan 4-6 bulan.

Pemeriksaan radiologi dilakukan pasien berdiri tegak dengan lutut lurus dan

kedua kaki rapat. Pasien tanpa menggunakan alas kaki tetapi jika ekstremitas

bawah pasien diduga tidak sama, diberi alas kaki pada kaki yang pendek

supaya sama. Pada pasien yang tidak bisa berdiri dapat dilakukan dengan

duduk. Pada proyeksi lateral, bahu pasien fleksi kedepan dengan siku fleksi

penuh dan tangan menggenggam di atas clavicula. Posisi ini memungkinkan

keseimbangan fungsi sagital pasien tetap terjaga dan gambaran radiologis

lateral spine bisa didapat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

16

2.4.1 Cara Mengukur Besar sudut

Metode Cobb merupakan standart untuk menentukan besar sudut.

Pengukuran dilakukan dengan menentukan end vertebra yang merupakan

vertebra paling miring. Superior end vertebra merupakan vertebra teratas

paling miring sedangkan inferior end vertebra merupakan vertebra terbawah

paling miring. Spatium intervertebra pada sisi konkaf kurva selalu lebih lebar

pada daerah superior end vertebra dan semakin menyempit kearah bawah

sampai apek vertebra kemudian melebar lagi hingga spatium intervertebral ini

paling lebar pada daerah inferior end vertebra. Dengan menggunakan

goniometer plastik transparan, pemeriksa membuat garis tegak lurus

permukaan superior end vertebra dan permukaan inferior end vertebra. Sudut

yang terbentuk dari perpotongan kedua garis disebut sebagai Cobb angle. Jika

kurva kedua terletak dibawah kurva primer, inferior end vertebra kurva primer

menjadi superior end vertebra pada kurva kedua, dan garis yang sama yang

melewati permukaan inferior end vertebra tetap digunakan.

Gambar 2.4 Goniometer Plastik tranparan yang digunakan untuk mengukur sudut (Courtesy of Medtronic Sofamor Danek, Memphis Tenn)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

17

Gambar 2.5 Pengukuran Cobb Angle. Vertebra paling miring dinilai sebagai end vertebra. Dibuat garis tegak lurus superior dan inferior end plate vertebra. Sudut yang dibentuk dari perpotongan kedua garis merupakan Cobb Angle

Walaupun metobe Cobb memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi,

kadang-kadang terjadi perbedaan besar sudut pengukuran pada saat

pemeriksaan waktu yang berbeda. Rata-rata perbedaannya 2-7 °. Kesalahan

ini terjadi karena variasi kedua gambar radiologi akibat posisi dan postur

pengambilan gambar dan kesalahan akibat perbedaan pengukuran sudut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

18

Penemuan ini menarik dan harus menjadi perhatian karena beberapa

penelitian menggunakan indikator perubahan kurva hanya sebesar 5-6° untuk

menentukan sukses atau gagalnya terapi brace pada skoliosis. Informasi ini

penting sehingga kita harus cermat dalam membuat garis untuk mendapatkan

ukuran yang tepat.

2.4.2 Indeks Fleksibilitas Kurva

Penilaian tentang fleksibilitas kurva merupakan langkah penting dalam

proses pengambilan keputusan terapi bedah. Dari fleksibilitas seoarang ahli

bedah dapat menentukan jenis kurva termasuk struktural atau nonstruktural,

untuk menentukan level fusi secara tepat sebelum operasi, menghindari

dekompensasi, dan membantu memperkirakan besar koreksi yang dapat

dilakukan selama pembedahan. Untuk saat ini Gold Standar penentuan

fleksibilitas ditentukan berdasarkan rontgen supine side-bending view

(Morissy et al. 2006)

Dari rontgen AP view kita dapat menentukan mayor dan minor kurva

dan besar nilai cobb angle. Dari rontgen supine side-bending view ini kita

dapat menentukan jenis kurva tersebut struktural atau nonstruktural. Struktural

apabila dengan rontgen side-bending besar sudut >25°. Dalam klasifikasi

Lenke , mayor kurva biasanya selalu struktural dan minor kurva bisa

struktural atau non struktural ( Winiarski et al 2005).

Untuk menghitung persentase / indeks fleksibilitas kurva, kita

mengurangi besarnya Cobb angle dengan besarnya bending Cobb angle dan

kemudian membaginya dengan besar Cobb angle dikalikan 100%. Kita

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

19

menggunakan bending view terutama untuk menentukan level fusi sebelum

operasi.

Gambar 2.6 Rontgen PA, Lateral dan Side –bending view, Laki-laki 15 tahun dengan AIS Atas : preoperatif standing PA dan lateral view Bawah : Supine left dan right bending view

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

20

2.5. KLASIFIKASI AIS

Tujauan klasifikasi Adolescent idiopathic Scoliosis adalah untuk

mengelompokkan kedalam bentuk berbeda sehingga mudah dalam

komunikasi, membantu penanganan, dan memprediksi hasil atau prognosis.

2.5.1. Klasifikasi King’s

Dikelompokkan berdasarkan bentuk kurva, besar dan fleksibilitas skoliosis.

King et al menjelaskan klasifikasi mereka pada tahun 1983, umumnya dikenal

sebagai King’s Classification System for Adolescent Idiophatic Scoliosis

(Gambar 2.7 )

1 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

21

3 4

5

Gambar 2.7 Klasifikasi King’s

1. Thoracic dan lumbar, lumbar curve lebih besar dan lebih rigid

2. Thoracic dan lumbar, Thoracic curve lebih besar dan lebih rigid

3. Single thoracic tanpa lumbar curve 4. Long thoracic curve dengan L4 tilted

kedalam curve 5. Double thoracic curve

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

22

2.5.2. Klasifikasi Lenke

Lenke dan coworkers mengembangkan sistem klasifikasi baru untuk

adolescent idiopathic scoliosis pada tahun 1997. Dalam sistem klasifikasi baru

lebih komprehensif, dapat menentukan level instrumentasi dan fusi kurva

scoliosis yang harus dilakukan, memungkinkan analisis scoliosis secara tiga

dimensi dan mendapatkan reliabilitas intraobserver dan interobserver yang

lebih baik. Sistem klasifikasi Lenke bergantung dari pengukuran kurva baik

dibidang frontal maupun sagittal. Sangat komprehensif (42 bentuk kurva

berbeda dapat diturunkan) namun memungkinkan ahli bedah belajar secara

cepat. Tiga variable utama yang perlu dievaluasi adalah jenis kurva, lumbar

spine modifiers, and thoracic sagittal modifiers (Gambar 8).

Tabel 2.3. Klasifikasi Lenke et al. (1997) Sistem klasifikasi komprehensif untuk scoliosis menilai tiga variable jenis kurva, lumbar spine modifier, and thoracic sagittal modifier.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

23

Gambar 2.8 Lumbar Spine Modifier A: Central sacral vertical line diantara pedikel apek vertebra lumbal B: Central sacral vertical line menyentuh tepi corpus vertebra (apek vertebra lumbal) C: Central sacral vertical line di medial dari corpus vertebra ( apek vertebra lumbal) Klasifikasi ini berguna untuk komunikasi dan menentukan prognosis serta

panduan dalam menentukan terapi. Jika ada indikasi terapi bedah , maka level

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

24

fusi ditentukan mulai dari 1 level diatas upper end vertebra di bagian atas

sampai dengan neutral atau stable vertebra dibagian bawah menggunakan

instrumen Harrington rod. Direkomendasikan hanya melakukan fusi thoracic

untuk klasifikasi king’s type II. King’s klasifikasi diterima secara luas dan

digunakan sebagai guidline dalam penentuan level fusi menggunakan

instrumentasi distraksi harrington yang mulai dipakai sebagai standar operasi

idiophatic scoliosis sejak awal tahun 1980-an (Risser JC 1958).

2.6. TREATMENT

Kebanyakan adolescent idiopathic scoliosis tidak memerlukan terapi

karena kemungkinan progresi kurva kecil. Terapi hanya dianjurkan pada

pasien dimana secara subsansial beresiko mengalami peningkatan besar sudut

dan pasien dengan penampakan besar sudut yang berat. Pengetahuan tentang

faktor resiko sudah didiskusikan diatas dalam bab natural history dan berguna

untuk menentukan apakah pasien memerlukan terapi brace, surgery atau

cukup diobservasi.

Tabel 2.4 Guidelines Terapi Pasien Idiopathic Scoliosis

Dalam menentukan terapi, dokter harus menentukan potensi sisa

pertumbuhan, berat atau besar sudut saat diagnosis, bentuk dan lokasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

25

skoliosis. Pertimbangan kosmetik dan faktor sosial juga harus menjadi

pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pasien dewasa muda yang

sedang tumbuh aktif ( Risser grade 2 atau dibawahnya) dengan kurva 30-45°

harus mulai menggunakan brace pada saat awal terdiagnosis. Pada pasien

immature ( Risser grade 0 dan premenarche pada perempuan) dengan kurva

lebih dari 25 ° , bracing juga harus segera dipakai sesegera mungkin. Pada

kebanyakan kasus, pasien adolescent dengan kurva 45-50 ° memerlukan

operasi stabilisasi karena jenis terapi yang lain tidak efektif dalam mengontrol

dan mengoreksi skoliosis. Pasien dengan skeletal matur lebih dari 50-55° juga

memiliki resiko pertambahan besar sudut dan merupakan indikasi terapi

surgery.

Tujuan terapi surgery pada pasien adolescent idiopathic scoliosis

adalah untuk menghentikan deformitas yang progresif, mengoreksi

deformitas dengan tetap mempertahankan keseimbangan spine secara baik

diatas pelvis dibidang coronal maupun sagital (Morrissy et al, 2006).

Idealnya sistem instrumentasi yang digunakan harus aman , handal,

dan tidak patah atau rusak, dapat menahan tekanan dari semua arah tanpa

bantuan dari eksternal support (brace), mudah digunakan dalam waktu opersi

yang pendek, dapat mengembalikan kontur spine dibidang coronal, sagital dan

tranversal, serta tidak menimbulkan deformitas baru saat digunakan. Sistem

tersebut juga harus cost effektif. Tidak ada satu alatpun yang memenuhi

semua kriteria diatas, jadi seorang ahli bedah harus memilih alat yang ideal

untuknya. Pada tahun 1962, Harrington memperkenalkan sistem instrumentasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

26

yang efektif untuk scoliosis. Penggunaan distraksi harrington rod ini

dikombinasi dengan arthrodesis posterior dan immobilisasi dengan cast atau

brace selama 6-9 bulan post-operasi. Insidensi gangguan neurologis dengana

alat ini kurang dari 1% dan pseudoarthrosis kurang dari 10% ( canale S. Terry

et al, 2007).

Prinsip harrington rod sistem ini adalah kekuatan distraksi pada sisi

konkaf dan kompresi sisi konvek kurva dengan hook atau pedikel screw.

Perbaikan bidang coronal dari hasil distraksi harrington rod seringkali

menyebabkan hipokifosis thoracic dan flattening lumbar spine (flat back

deformity). Sehingga modifikasi konsep harrington yaitu dengan

menggunakan sublaminar wire untuk membentuk vertebra sesuai kontur rod

(mempertahankan kifosis thorak dan lordosis lumbal) dan mencegah rotasi

rod. Sublaminar wire ini berguna sekali terutama di apek vertebra dan

sekitarnya untuk menarik daerah tersebut sesuai kontur rod yang dibentuk.

Semakin rigid kurva semakin penting peran sublaminar wire tersebut.

Keberhasilan operasi scoliosis dalam jangka waktu lama ditentukan

oleh hasil spinal arthrodesis saat fusi anterior atau posterior dengan

menggunakan graft (canale S. Terry et al, 2007).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

27

2.7. KERANGKA KONSEP

Progresifitas Kurva

Umur Kronologis

Besar Sudut Indeks Fleksibilitas

Stadium Risser Sign

Adolescent Idiophatic Scoliosis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

28

2.8. HIPOTESIS

1. Ada hubungan stadium risser sign dengan umur kronologis pada pasien AIS

di RSO Surakarta.

2. Ada hubungan stadium risser sign dengan besar sudut pada pasien AIS di

RSO

3. Ada hubungan stadium risser sign dengan indeks fleksibilitas pada pasien AIS

di RSO

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan

menggunakan rancangan retrospektif, dengan menilai hubungan antara

stadium Risser sign dengan umur kronologis, besar sudut dan fleksibilitas

kurva pasien Adolescent Idiophatic Scoliosis laki-laki dan perempuan di

Rumah Sakit Orthopaedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta.

3.2 CARA PENGAMBILAN DATA

Data diambil secara retrospektif dengan melihat rekam medis dan

rontgen spine standing AP view , spine side-bending lateral view dan pelvis

AP view pasien AIS di Rumah Sakit Orthopaedi Prof.Dr.R.Soeharso

Surakarta, mulai 1 Januari 2014 sampai 31 Desember 2014 yang memenuhi

kriteria inklusi.

3.3 OBYEK PENELITIAN

Obyek penelitian yang digunakan adalah pasien Adolescent Idiophatic

Scoliosis laki-laki dan perempuan di Poliklinik Rumah Sakit Orthopedi Prof.

Dr. R. Soeharso Surakarta.

Dengan kriteria inklusi:

1. Pasien dengan Adolescent idiopathic scoliosis dengan besar sudut > 25 °

2. Usia antara 10-20 tahun

3. Gambaran radiologis spine standing PA view pre-op, side-bending lateral

view dan pelvis AP view jelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

30

Kriteria Eksklusi:

1. Pasien dengan kelainan kongenital ( Hemivertebra, wedge vertebra,

failure of segmentation)

2. Pasien dengan gangguan pertumbuhan (Achondroplasia,

Neurofibromatosis, osteogenesis imperfekta, marfan syndrome)

3. Pasien dengan degenerative neuromuscular (spina bifida, cerebral palsy,

muscular dystrofi)

4. Secondary scoliosis ( tumor, infeksi)

5. Gambar radiologi tidak jelas

3.4. BESAR SAMPEL

Sampel diambil pada semua pasien AIS yang ditangani di Klinik Spine

Rumah Sakit Orthopaedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta, mulai 1 Januari 2014

sampai 31 Desember 2014 yang memenuhi kriteria inklusi.

Besar sampel yang dibutuhkan sesuai rumus ukuran sampel ( Lameshow et. al

1990)

n = (Z 1-α/2)2 p.q dengan:

d2

n = Besar sampel

p = Prevalensi variabel dependen pada populasi

q = 1-p

Z 1-α/2 = statistik Z (misalnya Z=1.96 untuk α=0.05)

d = delta, presisi absolut atau margin of error yang diinginkan di

kedua sisi proporsi (misalnya +/- 5%)

n = (1,96)2 0,02(0,98)

(0,05)2

= 3,84x0,02x0,98

0,0025

= 30

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

31

3.5. VARIABEL PENELITIAN

No Variabel Bebas Variabel Terikat 1 Stadium Risser sign Umur kronologis 2 Stadium Risser sign Besar Sudut 3 Stadium Risser sign Indeks Flexibilitas

3.6. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

1. Umur kronologis adalah usia berdasarkan tanggal, bulan dan tahun

dihitung dari kelahiran

Alat ukur : Akte kelahiran

Satuan: tahun

Skala data: ratio

2. Risser Sign

Definisi : merupakan tanda untuk menggambarkan tingkat ossifikasi

apophysis iliaka dilihat dari rontgen pelvis AP view digunakan untuk

menilai tingkat kematangan tulang dan waktu yang masih tersisa dari

pertumbuhan tulang skeletal (skeletal growth).

Alat ukur : Rontgen Pelvis AP view dan meteran

Satuan : Persen

Skala data :

- Kategori Ordinal

1. Derajat 1 : jika penulangan sampai dengan 25%

2. Derajat 2 : jika penulangan sampai dengan 50 %

3. Derajat 3 : jika penulangan sampai dengan 75 %

4. Derajat 4 : jika penulangan sampai dengan 100%

5. Derajat 5 : jika terjadi fusi

3. Besar Sudut diukur dengan menggunakan metode cobb angle yaitu sudut

yang terbentuk dari perpotongan kedua garis tegak lurus permukaan

superior dan inferior end vertebra

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

32

Alat ukur : Rontgen Spine AP view dan Goniometer

Satuan: Derajat

Skala data : Ratio

4. Indeks Fleksibilitas adalah persentase besar sudut yang terkoreksi pada

rontgen lateral bending view terhadap besar sudut awal.

Indeks fleksibilitas = besar sudut awal – besar sudut lateral-bending x 100%

besar sudut awal

Alat ukur : Rontgen spine AP dan Lateral-bending View dan Goniometer

Satuan : Persen

Skala data : Ratio

3.7. ANALISIS STATISTIK

Menggunakan uji hubungan / korelasi pearson jika distribusi data normal. Jika

distribusi tidak normal dilakukan uji rank spearman.

3.8. LANGKAH PENGOLAHAN DATA

1. Data pasien adolescent idiopathic scoliosis dicatat identitas meliputi

nama, nomer rekam medik, umur, jenis kelamin, alamat dan usia

menarche pada perempuan

2. Data radiologis rontgen Spine standing AP, Spine side-bending lateral

dan Pelvis AP view pasien dijadikan data penelitian

3. Dari gambaran radiologis Pelvis AP view dinilai Stadium Risser sign

berdasarkan umur kronologis baik pada pasien laki-laki maupun

perempuan.

4. Dari gambaran radiologis Spine AP dan side-bending lateral view dinilai

besar sudut dan indeks flexibilitas kurva

5. Dilakukan analisa data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

33

2.8. KERANGKA OPERASIONAL

Spine AP/Lat view

Cobb angle Indek Fleksibilitas

Besar Sudut

Fleksibilitas kurva

Spine side-bending lateral view

Surgery Brace Observasi

Out Come

Indek Fleksibilitas

Stadium Risser Sign

Pilihan Terapi

Spine AP/Lat view

Pelvis AP view

Cobb angle

Besar dan Jenis kurva

Umur Kronologis

Indeks Fleksibilitas

Spine bending lateral view

Surgery Brace Observasi

Out Come

Adolescent Idiophatic Scoliosis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

Data dari 144 pasien dengan diagnosis adolescent idiopathic scoliosis

yang datang ke RSO Surakarta selama periode waktu 1 Januari 2014 sampai

dengan 31 Desember 2014 didapatkan 104 pasien memenuhi kriteria inklusi.

Sedangkan sebanyak 40 pasien di drop out karena gambaran radiologis tidak

jelas, data kurang lengkap dan usia dibawah 10 tahun.

Tabel 4.1 Deskripsi Karakteristik Jenis Kelamin pasien, Besar Sudut dan Jenis Kurva berdasarkan Klasifikasi Lenke Pasien AIS

Parameter Kelompok

Laki-laki (mean) Perempuan (mean)

Jumlah Pasien 7 97

Umur (tahun) 15,44 14,33

Besar Sudut 51,00 59,72

Klasifikasi Lenke 1 Jumlah pasien (%)

51,0 7 (100 %)

61,2 68 (70 %)

Lenke 2 Jumlah pasien (%)

- 58,8 6 (6 %)

Lenke 3 Jumlah pasien (%)

- 62,0 14 (14 %)

Lenke 4 Jumlah pasien (%)

- -

Lenke 5 Jumlah pasien (%)

- 32,8 6 (6 %)

Lenke 6 Jumlah pasien (%)

- 71,6 3 ( 3%)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

35

Deskripsi karakteristik jumlah sampel, umur kronologis, jenis kelamin,

besar sudut dan jenis kurva berdasarkan klasifikasi Lenke pasien yang

memenuhi kriteria inklusi dapat dilihat pada tabel 4.1. Jumlah sampel yang

memenuhi kriteria inklusi sebanyak 104 pasien, 7 laki-laki dan 97 perempuan.

Umur rata-rata kronologis pasien laki-laki 15 tahun 5 bulan (15,44) dan pasien

perempuan 14 tahun 4 bulan (14,33). Besar sudut rata-rata untuk jenis kelamin

laki-laki sebesar 51º dengan besar sudut paling kecil sebesar 38º dan terbesar

70º, sedangkan pada jenis kelamin perempuan besar sudut rata-rata sebesar

59,72º dengan besar sudut paling kecil sebesar 25º dan terbesar 105 º. Dari

104 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dapat dinilai hubungan antara

stadium risser sign dengan umur kronologis. Sedangkan untuk menilai

hubungan stadium risser sign dengan besar sudut dan indeks fleksibilitas ,

peneliti melakukan homogenisasi data dengan mengambil sampel hanya pada

pasien AIS lenke 1, yaitu sebanyak 75 pasien.

Karakteristik Stadium Risser Sign berdasarkan Umur Kronologis

pasien adolescent idiophatic scoliosis laki-laki dan perempuan dapat dilihat

pada tabel 4.2. Hasil tersebut menyatakan bahwa rata-rata stadium risser sign

jenis kelamin laki-laki memiliki umur kronologis yang lebih besar

dibandingkan jenis kelamin perempuan yaitu 15,44 tahun pada jenis kelamin

laki-laki dan 14,33 tahun pada jenis kelamin perempuan. Pada risser sign

stadium 1 rata-rata umur kronologis pasien laki-laki adalah 13,5 tahun

sedangkan perempuan 12,0 tahun; risser sign stadium 2 laki-laki 14,8 tahun

sedangkan perempuan 13,0 tahun ; risser sign stadium 3 laki-laki 15,0 tahun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

36

sedangkan perempuan 13,6 tahun ; risser sign stadium 4 laki-laki 15,7 tahun

sedangkan perempuan 15,0 tahun; risser sign stadium 5 laki-laki 17,2 tahun

sedangkan perempuan 15,7 tahun. Secara keseluruhan dapat dilihat risser sign

stadium 1 rata-rata umur kronologis 12,22; risser 2 rata-rata umur kronologis

13,18; risser 3 rata-rata umur kronologis 13,66; risser 4 rata-rata umur

kronologis 15,05; risser 5 rata-rata umur kronologis 15,84.

Tabel 4.2 Deskripsi karakteristik Stadium Risser Sign berdasarkan Umur Kronologis (tahun) pasien AIS

Laki-laki Perempuan Total

Risser 1 13.5 12.0 12.2

Risser 2 14.8 13.0 13.2

Risser 3 15.0 13.6 13.7

Risser 4 15.7 15.0 15.1 Risser 5 17.2 15.7 15.8

Rata-rata 15.44 14.34 14.41

Grafik 4.1 Stadium Risser Sign Berdasarkan Umur Kronologis dan Jenis Kelamin

Risser

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

37

Grafik 4.2 Stadium Risser Sign Berdasarkan Umur Kronologis

Setelah dilakukan analisis mengenai hubungan antara stadium risser

sign dengan umur kronologis menggunakan uji regresi didapatkan bahwa

stadium risser sign berhubungan secara signifikan dengan umur kronologis

dengan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05) dan koefisien regresi

0,673. Dari uji tersebut dapat dinyatakan bahwa semakin besar umur

kronologis, memiliki stadium risser sign yang semakin tinggi, atau sebaliknya.

Peneliti melakukan analisis data tentang hubungan antara stadium

risser sign dengan besar sudut hanya pada pasien AIS lenke 1 sehingga data

yang diperoleh bersifat homogen. Peneliti melakukan proses eksklusi pada

pasien dengan klasifikasi lenke 2 sampai dengan 5 sehingga didapatkan 75

dari 104 pasien yang diteliti. Dari 75 pasien yang sejenis yaitu Lenke 1

Risser

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

38

dilakukan analisis data, karakteristik besar sudut berdasarkan stadium risser

sign ini dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Deskripsi karakteristik Besar Sudut berdasarkan Stadium Risser Sign

Risser/ Besar Sudut

Laki-laki Perempuan Total

Risser 1 38,00 51,00 49,00

Risser 2 66,50 51,75 60,93

Risser 3 40,00 60,00 60,00

Risser 4 46,00 61,25 58,77

Risser 5 50,00 59,38 64,47

Rata-rata 51,00 61,03 60,09

Grafik 4.3 Besar Sudut berdasarkan Stadium Risser Sign dan Jenis kelamin

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

39

Grafik 4.4 Besar Sudut berdasarkan Stadium Risser Sign

Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa pada risser sign stadium 1

memiliki besar sudut rata-rata sebesar 49º; pada risser sign stadium 2 sebesar

60,9 º; Risser sign stadium 3 sebesar 60 º; Risser sign stadium 4 sebesar 58,7 º

dan Risser sign stadium 5 sebesar 64,5 º. Rata-rata besar sudut tidak

bertambah sesuai dengan kenaikan stadium risser sign. Dan setelah dilakukan

pengolahan data dengan uji regresi didapatkan bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara stadium risser sign dengan besar sudut, dengan nilai

signifikansi 0,188 (lebih besar dari 0,05) dan koefisien regresi 1.985.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

40

Dari 75 pasien yang memiliki bentuk kurva sejenis yaitu pasien AIS

Lenke 1 dilakukan analisis data untuk mengetahui hubungan antara stadium

risser sign dengan indeks fleksibilitas. Hasil dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Deskripsi karakteristik Indeks Fleksibilitas berdasarkam Risser pasien AIS

Grafik 4.5 Indeks Fleksibilitas berdasarkan Risser dan Jenis Kelamin

Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa pada risser sign stadium 1

lebih fleksibel dibandingkan dengan dengan stadium Risser sign diatasnya

baik pada kelompok jenis laki-laki maupun perempuan dan risser sign stadium

5 memiliki indeks fleksibilitas paling rigid dibandingkan stadium risser sign

dibawahnya. Setelah dilakukan pengolahan data dengan uji regresi didapatkan

Risser/ Indeks fleksibilitas

Laki- Laki Perempuan Total

Risser 1 0.54 0.67 0.64

Risser 2 0.52 0.53 0.53

Risser 3 0.37 0.45 0.44

Risser 4 0.32 0.43 0.42

Risser 5 0.30 0.36 0.35

Rata-rata 0,41 0,45 0,45

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

41

bahwa stadium riser sign berhubungan negatif dengan indeks fleksibilitas

dengan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05) dan koefisien regresi -

0,062. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi stadium

risser sign memiliki indeks fleksibilitas semakin rendah dan sebaliknya.

Tabel 4.5 Deskripsi karakteristik hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

No Variabel Bebas Variabel Terikat Koefisien Regresi

Signifikansi

1 Umur kronologis Stadium Risser sign

0,673 0,000

2 Stadium Risser sign Besar Sudut 1,985 .188

3 Stadium Risser sign Indeks Flexibilitas 0,062 .000

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara stadium

risser sign dengan umur kronologis, besar sudut dan indeks fleksibilitas pada

pasien AIS di RSO yang hasil analisis datanya dapat dilihat pada tabel 4.5.

dimana stadium risser sign ini berhubungan secara signifikan dengan umur

kronologis dan indeks fleksibilitas , tetapi tidak memiliki hubungan secara

signifikan dengan besar sudut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

42

4.2. PEMBAHASAN

Dari 104 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, didapatkan jumlah

sampel perempuan sebanyak 97 pasien dan laki-laki sebanyak 7 pasien

dengan perbandingan 13:1. Perbandingan jumlah sampel pada pasien

adolescent idiopathic scoliosis ini sesuai dengan prevalensi AIS yang ditulis

oleh Asher M, Beringer GB, Orrick J dalam J Kans Med Soc 1980 tentang “A

six-year report: Spinal deformity screening in Kansas school children”,

dimana pada pasien adolescent idiopathic scoliosis dengan kurva >21º jenis

kelamin perempuan memiliki prevalensi yang lebih banyak dibandingkan

jenis kelamin laki-laki dengan perbandingan 10:1.

Dari penelitian ini didapatkan data epidemiologi tentang umur

kronologis, besar sudut dan jenis kurva dan indeks fleksibilitas pasien

adolescent idiopathic scoliosis yang datang ke RSO. Umur rata-rata pasien

laki-laki adalah 15,44 tahun dengan umur perempuan 14,33 tahun. Besar

sudut rata-rata untuk jenis kelamin laki-laki sebesar 51º, sedangkan pada jenis

kelamin perempuan sebesar 59,72º.

Hipotesis untuk penelitian ini adalah terdapat hubungan antara

stadium risser sign dengan umur kronologis pasien Adolescent Idiophatic

Scoliosis di RSO surakarta. Dari hasil data didapatkan rata-rata stadium risser

sign jenis kelamin laki-laki memiliki umur kronologis yang lebih tinggi

dibandingkan jenis kelamin perempuan. Hasil analisis menggunakan uji

regresi didapatkan bahwa stadium Riser sign berhubungan secara signifikan

dengan Umur kronologis dengan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

43

0,05) dan koefisien regresi 0,673. Dari uji tersebut dapat dinyatakan bahwa

semakin besar umur kronologis, memiliki stadium risser sign yang semakin

tinggi, atau sebaliknya . Hasil ini sesuai dengan Risser’s atlas yang

dikemukakan oleh Risser JC. (1958). The Iliac Apophysis; an invaluable sign

in the management of scoliosis.

Walaupun demikian secara keseluruhan stadium risser sign baik laki-

laki maupun perempuan pasien yang datang ke RSO memiliki karakteristik

umur kronologis yang lebih muda dibandingkan Risser’s atlas. Hal ini sesuai

dengan penelitian Theodoros B Grivas, Elias Vasiliadis tentang “Hubungan

antara prevalensi adolescent idiophatic scoliosis dan umur saat menarche

pada lintang geografi yang berbeda” dimana dari hasil penelitiannya

didapatkan masa pubertas lebih lambat pada perempuan yang hidup di daerah

subtropis (> 25º LU). Kemungkinan hubungan letak geografis terhadap

pathogenesis idiopathic scoliosisi masih diperdebatkan, dimana letak garis

lintang yang berbeda memiliki pancaran cahaya matahari yang berbeda yang

mempengaruhi produksi melatonin dan memodifikasi umur pematangan.

Data tentang hubungan antara stadium risser sign dengan umur

kronologis pasien AIS di RSO ini penting untuk memperkirakan umur

kronologis pasien AIS terutama untuk tujuan legal di indonesia. Selama ini

kita menggunakan Risser Atlas untuk menentukan tindakan observasi, brace,

atau pembedahan. Risser Atlas ini datanya diambil dari sampel orang eropa

sehingga data tersebut perlu dimodifikasi. Penelitian tentang hubungan risser

sign dengan umur kronologis ini perlu dilakukan di center pendidikan lain di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

44

Indonesia sehingga kumpulan datanya dapat dijadikan referensi Standar

Risser Atlas Indonesia.

Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara

stadium risser sign dengan besar sudut pada pasien AIS di RSO. Dari data

tersebut diatas dapat dilihat bahwa rata-rata besar sudut tidak bertambah

sesuai dengan kenaikan stadium risser sign. Dan setelah dilakukan pengolahan

data dengan uji regresi didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara stadium risser sign dengan Cobb Angle (besar sudut), dengan nilai

signifikansi 0,188 (lebih besar dari 0,05) dan koefisien regresi 1.985. jadi

hipotesis kedua dalam penelitian ini tidak terbukti.

Rothman-simeon menyatakan bahwa pasien dengan Risser sign

stadium 1-2 dengan besar sudut lebih dari 20° memiliki resiko peningkatan

deformitas sebesar 68% atau pasien dengan besar sudut 30-50° memiliki

resiko terjadi peningkatan sudut sebesar 10-15° pertahunnya. Dalam

penelitian ini stadium risser sign tidak berhubungan dengan besar sudut,

diperlukan penelitian berbentuk kohort retrospektif untuk menilai bahwa

stadium risser sign mempengaruhi progresifitas besar sudut sesuai yang di

kemukakan oleh Rothman-simeon.

Hipotesis yang ketiga dari penelitian ini adalah terdapat hubungan

antara stadium risser sign dengan indeks fleksibilitas pada pasien AIS di RSO.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada risser sign stadium 1 lebih fleksibel

dibandingkan dengan dengan stadium Risser sign diatasnya baik pada

kelompok jenis laki-laki maupun perempuan dan risser sign stadium 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

45

memiliki indeks fleksibilitas paling rigid dibandingkan stadium risser sign

dibawahnya. Setelah dilakukan pengolahan data dengan uji regresi didapatkan

bahwa stadium riser sign berhubungan negatif dengan indeks fleksibilitas

dengan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05) dan koefisien regresi -

0,062. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi stadium

risser sign memiliki indeks fleksibilitas semakin rendah dan sebaliknya.

Hasil ini sesuai dengan hipotesis awal dan sesuai dengan prediksi

fleksibilitas yang dikemukakan oleh Vedat Deviren bahwa umur pasien

merupakan prediktor utama terhadap fleksibilitas kurva. Vedat Deviren dalam

penelitiannya “ Predictor of Flexibility and Pain Pattern in Thoracolumbar

and Lumbar Idiopathic Scoliosis” mengemukakan bahwa setiap 10 tahun

peningkatan usia akan menurunkan indeks fleksibilitas kurva struktural

sebesar 5 %.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

46

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Terdapat hubungan stadium risser sign dengan umur kronologis dan

indeks fleksibilitas, dan tidak didapatkan hubungan stadium risser sign dengan

besar sudut pasien AIS di RSO surakarta. Hubungan stadium risser sign

dengan umur kronologis memiliki korelasi positif. Semakin tinggi umur

kronologis memiliki stadium risser sign yang semakin besar. Hasil ini sesuai

dengan Risser’s atlas yang dikemukakan oleh Risser JC. (1958). The Iliac

Apophysis; an invaluable sign in the management of scoliosis.

Hubungan stadium risser sign dengan indeks fleksibilitas memiliki

korelasi negatif. Semakin tinggi stadium risser sign memiliki indeks

fleksibilitas semakin rendah dan sebaliknya. Hasil penilaian fleksibilitas pada

penelitian ini sesuai dengan prediksi fleksibilitas yang dikemukakan oleh

Vedat Deviren bahwa umur pasien merupakan predictor utama terhadap

fleksibilitas kurva. Risser stage 1 lebih fleksibel dibandingkan dengan dengan

Risser stage diatasnya dan Risser stage 5 memiliki indeks fleksibilitas paling

rigid.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

47

5.2 SARAN

Penilaian ini memiliki jumlah sampel dalam rentang waktu satu tahun,

sehingga tidak memiliki jumlah sampel yang cukup banyak pada pasien jenis

kelamin laki-laki dan tidak ditemukan bentuk kurva jenis Lenke 4 maka

diperlukan penelitian dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga

didapatkan jumlah sampel lebih banyak untuk lebih menguatkan

efektifitasnya.

Dalam penelitian ini stadium risser sign tidak berhubungan dengan

besar sudut, diperlukan penelitian berbentuk kohort retrospektif untuk menilai

bahwa stadium risser sign mempengaruhi progresifitas besar sudut sesuai

yang di kemukakan oleh Rothman-simeon.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

48

DAFTAR PUSTAKA

Tachdjian’s. (2008). Scoliosis. In: Pediatric Orthopaedics ( 4th edition).

Philadelphia, Saunders Elsevier: 265-338.

Rothman-Simeon. (2011). Idiophatic Scoliosis. In: The Spine. ( Sixth edition).

Philadelphia,Saunders Elsevier: 2011, 368-98.

Theodoros B Grivas, elis Vasiliadis. (2006). Association between Adolescent

Idiopathic Scoliosis Prevalence and Age at Menarche in Different

Geographic Latitudes. Scoliosis 2006, 1:9 doi:10.1186/1748-7161-1-9

Vedat Deviren, MD, Sigurd Berve. (2002). Predictor of Flexibility and Pain

Pattern in Thoracolumbar and Lumbar Idiopathic Scoliosis. Spine.

Volume 27, number 21, pp 2346-2349

Morrissy, Raymond T. Weinstein, Stuart L. (2006). Idiopathic Scoliosis. In:

Lovell & Winter’s Pediatric Orthopaedics, 6 th Edition. Lippincott

Williams & Wilkins: 694- 762

Canale S. Terry, james H. Beaty. (2007). Posterior Surgeries for Idiopathic

Scoliosis. In: Cambell’s Operative Orthopaedics. (Eleventh Edition).

Philadelphia : Elsevier.

Winiarski A, Zarzycki D, Koniarski A, Kalicinski M. (2005). The Natural

History of Idiopathic Scoliosis. Orthop Traumatol Rehabil :1-7.

Risser JC. (1958). The Iliac Apophysis; an invaluable sign in the management

of scoliosia. Clin Orthop Relat Res;11:111-119.

Weinstein SL, Dolan LA, Spratt KF, et a.l. (2003) . Health and function of

patients with untreated idiopathic scoliosis: A 50-year natural history

study. JAMA ; 289: 559–67.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

49

Rogala EJ, Drummond DS, Gurr J. (1978). Scoliosis: incidence and natural

history. A prospective epidemiological study. J Bone Joint Surg Am .

60(2):173-6.

Asher M, Beringer GB, Orrick J : A six-year report: Spinal deformity screening

in Kansas school children. J Kans Med Soc 1980; 81:568

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

50

Hubungan Stadium Risser Sign berdasarkan Umur kronologis

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Umur Kronologis (Tahun)

Risser Sex Mean Std. Deviation N

1 Laki-Laki 13.5000 . 1

Perempuan 11.9660 .58162 5

Total 12.2217 .81414 6 2 Laki-Laki 14.7900 .41012 2

Perempuan 12.9853 .65999 17 Total 13.1753 .84872 19

3 Laki-Laki 15.0000 . 1

Perempuan 13.5962 .69371 21 Total 13.6600 .74020 22

4 Laki-Laki 15.6700 . 1

Perempuan 15.0349 .67500 35 Total 15.0525 .67366 36

5 Laki-Laki 17.1650 1.18087 2

Perempuan 15.7016 .87433 19 Total 15.8410 .97545 21

Total Laki-Laki 15.4400 1.43579 7

Perempuan 14.3366 1.33197 97 Total 14.4109 1.36045 104

Correlations

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Umur (Tahun) 14.3145 1.45885 75 Risser 3.4267 1.22114 75

Correlations

Umur (Tahun) Risser

Umur (Tahun) Pearson Correlation 1 .804**

Sig. (2-tailed) .000

N 75 75 Risser Pearson Correlation .804** 1

Sig. (2-tailed) .000 N 75 75

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Riser berhubungan dengan Umur dengan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05) dan koefisien korelasi 0,804.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

51

Regression Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .804a .647 .642 .73063 1.952 a. Predictors: (Constant), Umur (Tahun) b. Dependent Variable: Risser

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 71.378 1 71.378 133.713 .000a

Residual 38.968 73 .534 Total 110.347 74

a. Predictors: (Constant), Umur (Tahun) b. Dependent Variable: Risser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -6.210 .838 -7.414 .000

Umur (Tahun) .673 .058 .804 11.563 .000 a. Dependent Variable: Risser Riser berhubungan dengan Umur kronologis dengan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05) dan koefisien regresi 0,673. Tanda (+) menunjukkan semakin besar umur, reser semakin tinggi, atau sebaliknya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

52

Hubungan Stadium Risser Sign terhadap Besar Sudut Descriptive Statistics

Dependent Variable:Cobb Angle (Besar Sudut) Sex Risser Mean Std. Deviation N

Laki-Laki 1 38,0000 , 1

2 66,5000 4,94975 2

3 40,0000 , 1

4 46,0000 , 1

5 50,0000 14,14214 2

Total 51,0000 13,05118 7 Perempuan 1 51,7500 15,45693 4

2 60,0000 18,39960 12 3 61,2500 10,61131 16 4 59,3810 14,67473 21 5 66,4000 19,78744 15 Total 61,0294 15,81891 68

Total 1 49,0000 14,73092 5 2 60,9286 17,14402 14 3 60,0000 11,49456 17 4 58,7727 14,60245 22 5 64,4706 19,61542 17 Total 60,0933 15,77988 75

Correlations

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Risser 3.4267 1.22114 75 Cobb Angle (Besar Sudut) 60.0933 15.77988 75

Correlations

Risser

Cobb Angle (Besar Kurva)

Risser Pearson Correlation 1 .154 Sig. (2-tailed) .188

N 75 75 Cobb Angle (Besar Sudut) Pearson Correlation .154 1

Sig. (2-tailed) .188 N 75 75

Riser tidak berhubungan dengan Cobb Angle (besar sudut) dengan nilai signifikansi 0,188 (lebih besar dari 0,05) dan koefisien korelasi 0,154.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

53

Regression Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .154a .024 .010 15.69908 1.821 a. Predictors: (Constant), Risser b. Dependent Variable: Cobb Angle (Besar Kurva)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 434.692 1 434.692 1.764 .188a

Residual 17991.654 73 246.461 Total 18426.347 74

a. Predictors: (Constant), Risser b. Dependent Variable: Cobb Angle (Besar Kurva)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 53.292 5.433 9.810 .000

Risser 1.985 1.494 .154 1.328 .188 a. Dependent Variable: Cobb Angle (Besar Kurva) Riser tidak berhubungan dengan Cobb Angle (besar sudut) dengan nilai signifikansi 0,188 (lebih besar dari 0,05) dan koefisien regresi 1,985.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

54

Hubungan Stadium Risser Sign berdasarkan Indeks fleksibilitas Descriptive Statistics

Dependent Variable:Fleksibility Index Lenke 1 Sex Risser Mean Std0, Deviation N

Laki-Laki 1 0,5400 0,00 1

2 0,5150 0,07778 2

3 0,3700 0,00 1

4 0,3200 0,00 1

5 0,3000 0,07071 2

Total 0,4086 0,11824 7 Perempuan 1 0,6700 0,18037 4

2 0,5325 0,13451 12 3 0,4500 0,02422 16 4 0,4286 0,09598 21 5 0,3620 0,15396 15 Total 0,4515 0,13508 68

Total 1 0,6440 0,16667 5 2 0,5300 0,12576 14 3 0,4453 0,03044 17 4 0,4236 0,09649 22 5 0,3547 0,14655 17 Total 0,4475 0,13346 75

Correlations

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Risser 3.4267 1.22114 75 Fleksibility Index .4475 .13346 75

Correlations

Risser Fleksibility Index

Risser Pearson Correlation 1 -.564**

Sig. (2-tailed) .000

N 75 75 Fleksibility Index Pearson Correlation -.564** 1

Sig. (2-tailed) .000 N 75 75

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Riser berhubungan dengan fleksibilitas dengan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05) dan koefisien korelasi 0,564.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

55

Regression Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .564a .318 .308 .11098 2.018 a. Predictors: (Constant), Risser b. Dependent Variable: Fleksibility Index

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .419 1 .419 34.012 .000a

Residual .899 73 .012 Total 1.318 74

a. Predictors: (Constant), Risser b. Dependent Variable: Fleksibility Index

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .659 .038 17.149 .000

Risser -.062 .011 -.564 -5.832 .000 a. Dependent Variable: Fleksibility Index Riser berhubungan negatis dengan fleksibilitas dengan nilai signifikansi 0,000 (lebih kecil dari 0,05) dan koefisien regresi - 0,062. Tanda (-) artinya semakin tinggi riser, fleksibilitas semakin rendah atau sebaliknya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

56

No Nama Jenis kelamin

Umur No RM Risser’s

Cobb Angle

Cobb bending (R)

Cobb bending (L)

Fleksibility index

AIS Lenke/ King

Keterangan

1. Nn. Ranum Caesar Pratiwi

P 14 thn 2 bln

230261 3 48 27

25 8

0,47 0,7

Lenke 3 King 2

Th6-Th12 (Th9) Th12-L4

2. Sdr. Nugroho Budi Santoso

L 15 thn 227643 3 40 25 0,37 Lenke 1 King 3

Th5-Th12(Th8)

3. Nn. Asita Delyana Devi

P 12 thn 191293 1 60 28

0,53 Lenke 1 King 3

Th4-L1 (Th9)

4. Nn. Lidia Anita

P 15 thn 24819 4 30 15 0,5 Lenke 1 king 2

Th5-Th12 (Th9)

5. Nn. rida Annisa Tazkhiya

P 13 thn 206794 2 58 35 0,4 Lenke 1 king3

Th6-Th12 (th9)

6. Nn. Aisiyah Herdianti

P 14 thn 8 bln

219568 3 45 36

25 16

0,44 0,55

Lenke 3 king2

Th5-Th12 (Th8) Th12-L4

7. Nn. Febriyanti

P 13 th 2bln 236052 4 37 25 0,37 Lenke1 King3

Th4-Th11 (Th7)

8. Sdr. Nurul huda

L 15 th8 bln 236308 4 46 31 0,32 Lenke 1 King3

Th5-Th12(Th8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

57

9. Nn. Anis fadila

P 15 th 7 bln

236313 4 52 30 0,42 Lenke 1 king3

Th5-Th12(Th8)

10. Nn.Dewi Nopita

P 12 thn 8 bln

236303 3 67 35 0,48 Lenke 1

Th5-Th12(Th8)

11. An. Amalia Ragil

P 13 thn 3 bln

222153 3 65 35 0,46 Lenke 1

Th4-Th11(Th7)

12. An. Maharani Wisnu

P 13 thn 6 bln

205294 2 64 30 0,53 Lenke 1

Th5-Th12(Th8)

13. Nn. Anggih Dewisartika

P 13 thn 6 bln

215503 3 77 40 0,48 Lenke 1

Th5-Th12(Th8)

14. Nn. Anita setyaningrum

P 14 thn 3 bln

201887 4 75 45 0,4 Lenke 1

Th6-Th12 (Th9)

15. Nn. Septiana Putrining Suci

P 14 thn 6 bln

233071 4 60 38

34 18

0,43 0,52

Lenke 3 king 2

Th5-Th12 (Th8) Th12-L4

16. Nn. Erin Nurhayati

P 14 thn 9 bln

213262 4 70 40 0,43 Lenke 1

Th5-Th12(Th8)

17. Nn. Fajarini Nurul

P 16 thn 158995 5 70 40 0,43 Lenke 1

Th5-Th12(Th8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

58

18. Nn. Hasna Rosyida

P 11 thn 8 bln

223111 3 58 30 0,48 Lenke 1

Th4-Th12(Th8)

19. Nn. Indah Saptianti

P 16 thn 10 bln

223106 5 55 35 0,36 Lenke 1

Th5-Th12(Th8)

20. Nn. Melisa Vicky

P 16 th 2 bln

222060 4 50 50

30 27

0,4 0,44

Lenke 3 King 2

Th4-Th11 (Th8) Th12-L4

21. Nn. Nur Halimah

P 15 th 8 bln

223020 5 30 18 0,73 Lenke 5 King 4

Th11-L4 (L1)

22. Nn. Resia Perwirani

P 16 th 1 bln

222261 5 68 45 0,33 Lenke 1

Th5-Th12(Th8)

23. Nn. Retno Ambarsari

P 15 thn 8 bln

202587 4 70 40 0,43 Lenke 1

Th5-Th12(Th8)

24. NN. Lusi Dyah Utami

P 13 th 10 bln

210373 5 100 82 0,18 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

25. Nn. Matsna suraya

P 14 thn 11 bln

194631 5 55 35 0,36 Lenke 1

Th5-Th12(Th8)

26. Nn. Agnes Astari Lilian

P 12 th 230838 2 80 35 0,56 Lenke 1 king 3

Th6-L1 (Th8-9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

59

27. Nn. Safira Ochieta

P 11 th 222663 1 30 2 0,93 Lenke 1 King 3

Th6-Th12 (Th8)

28. Nn. Tasana Adila

P 15 th 1 bln

185405 5 60 38 0,36 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

29. Nn. Shinta Sesotya

P 13 th 2 bln

222599 3 48 26 0,45 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

30. Nn. Tiffany Noveliagina

P 16 thn 222252 4 85 50 0,41 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

31. Nn. Titania Ramadhanti

P 15 th 6 bln

205516 4 60

34

0,43

Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

32. Ny. Endah Sejati

P 15 thn 223245 5 95 78 0,17 Lenke 1 king 3

Th4-Th12(Th8)

33. Sdr. hendro Prakoso

P 14 th 6 bln

222649 3 65

40

0,38

Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

34. Winona Mihaela Chrestella

P 13 thn 223123 3 68 35 0,48 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

35. Sdr. Fauzan teguh Handoyo

P 16 thn 223340 4 54 35 0,35 Lenke 1 king 3

Th6-Th12(Th9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

60

36. Sdr. Doni Prasetyo

P 17 thn 223128 5 68 45 0,33 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

37. sdr.Muhammad Syukur Kurniawan

P 15 th 8 bln

223130 4 50 34 0,32 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

38. Nn. Allya Innaz Mahardika

P 13 th 4 bln

219781 3 55 48

30 26

0,45 0,46

Lenke 1 king 3

Th4-Th12(Th8)

39. Nn.Anisa Nurmalitasari

P 13 th 2 bln

220521 3 55 30 0,45 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

40. Nn Desi Fani Astuti

P 15 th 2 bln

221048 4 78 45 0,42 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

41. Sdr. Achmad Ilfan Rifai

L 16 th 4 bln

220923 5 40 26 0,35 Lenke 1 King3

Th5-L1 (Th8)

42. Nn.Monica Melsa

P 14 th 9 bln

220151 4 103 52

90

25

0,12 0,52

Lenke 3 king2

Th5-Th12 (Th9) Th12-L4

43. Nn. Nadia Pradnya Paramitha

P 12 th 10 bln

216884 2 58 27 0,53 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

44. Nn. Input dwi S

P 15 th 3 bln

220755 4 65 38 0,41 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

61

45. Nn. Eva Oktarina

P 13 th 6 bln

220491 2 50 25 0,5 Lenke 1

Th5-Th12(Th8)

46. Nn. Gita Astyka Rahmanda

P 14 th 6 bln

220582 4 90 48

76 27

0,16 0,44

Lenke 3 King 2

Th5- Th11 (Th8) Th12-L4

47. sdr. Brian Evan

P 15 thn 213538 5 60 40 0,33 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

48. Nn. Matilda Stella

P 16 th 5 bln

220615 5 65 40 0,38 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

49. Nn. Peni Lastri Hapsari

P 13 th 7 bln

220237 3 55 30 0,45 lenke 1

Th5-Th12(Th8)

50. Nn Aprilia Ria Kasanah

P 14 th 6 bln

220441 4 45 28 0,37 Lenke 1 King 2

Th5-Th12 (Th9)

51. Nn. Annisa Chateliana P

P 14 thn 218095 3 70 40 0,43 Lenke1

Th5-Th12(Th8)

52. Sdr. bayu Aditya Purbandaru

L 14 th 6 bln

220270 2 63 27 0,57 Lenke1 King 3

Th5-Th12 (Th9) Th12-L4

53. Nn. Oktaria Stya Dewi

P 13 thn 219773 2 55 26 0,52 lenke1 Th5-Th12(Th8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

62

54. Sdr. Andreas Bambang

P 14 th 8 bln

220217 3 60 36 0,4 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

55. Nn. Anindhita Praba Kirana

P 13 th 3 bln

210852 2 60 34 0,43 Lenke 1 king 3

Th4-Th12(Th8)

56. Nn. Auliana P 14 thn 2134444

3 58 44

30

28

0,48 0,36

Lenke 2

Th5-Th12(Th8) Th1-Th5

57. An. Maudy Amalia Safitri

P 12 th 6 bln

220235 1 65 28 0,57 Lenke 1 king 3

Th4-Th11(Th7)

58. Nn. Rochimah Farida

P 14 th 10 bln

103260 4 68 40 0,41 Lenke 1 king 3

Th4-Th12(Th8)

59. nn. Agata Sekar Rumaras

P 14 thn 205141 3 52 28 0,46 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

60. Sdr. Collin Powel Silitonga

P 15 th 2 bln

220174 4 60 40 0,33 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

61. NN. Hana Nisrina Rahmawati

P 13 thn 211540 2 25 2 0,93 Lenke 1 King 3

Th4-Th11 (th8)

62. Nn. Ailsa Dewanti Eka Putri

P 12 th 6 bln

219775 2 85 45 0,47 Lenke 1 King3

Th5-L1 (Th9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

63

63. Nn. Dixerillia Aurora Bilqis

P 14 thn 212571 3 85 50 0,41 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

64. Sdr. Faizul Muin Arafat

P 14 th 6 bln

201746 2 65 40

36

30

0,45 0,25

Lenke 2

Th6-L1(Th8) Th1-Th6 (Th4)

65. Sdr. Khoirul fatoni

P 15 th 2bln 219800 4 66 45

42

32

0,36 0,29

Lenke 2

Th6-L1(Th8) Th1-Th6 (Th3)

66. Nn. Nancy Tamoni

P 15 thn 185359 4 50 35

30

24

0,4 0,31

Lenke 2

Th6-Th12 (Th7) Th1-Th5 (Th3)

67. Nn. Novia Murwaningsih

P 12 th 4bln 200397 1 58 30

26

18

0,55 O,4

Lenke 2

Th6-L1(Th8) Th1-Th5 (Th3)

68. Nn. Riana Andandewi

P 13 thn 194341 2 65 35 0,46 Lenke 1

Th4-Th11 (th8)

69. Nn. dita kumalasari

P 14 th 6 bln

194000 4 65 40 0,38 Lenke 1 king 3

Th4-Th11 (th8)

70. Nn. Adella putri

P 13 th 6 bln

236040 3 45 25 0,44 Lenke 1 king 3

Th4-Th11 (th8)

71. Nn. Nafiatul imtiyaz

P 15 thn 219816 4 66 40 0,39 Lenke 3 King2

Th5-Th12 (th8) Th12-L4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

64

72. Nn. Rika Atmatus

P 15 th 6 bln

244796 5 Th50 L 45

40

26

0,12 0,42

Lenke3 King2

Th6-L1 (th9) L1-L4

73. Nn. Alya rini Rahma

P 13 thn 245397 2 50 25 0,5 Lenke 1 king 3

Th4-Th11 (th8)

74. nn. Krismanda jatiningsh

P 15 thn 245088 4 70 40 0,43 Lenke 1 king 3

Th4-Th11 (th8)

75. Nn. Novia Murwaningsih

P 14 thn 200397 2 56 38

30

22

0,46 0,42

Lenke2

Th6-L1 (Th9) Th1-Th6 (Th3)

76. Nn. Rika Riyana

P 12 thn 244774 1 52 18 0,65 Lenke 1 King3

Th5-Th12 (th9)

77. Nn. Ahsana Syifaun Niswah

P 17 th 243500 5 88 60 0,32 Lenke 1 king 3

Th5- L1 (Th9)

78. Sdr. Bayu Aditya Purbandaru

L 15 tn 10 bln

220270 2 70 38 0,46 Lenke 1 king 3

Th5-Th12(Th8)

79. Nn Ilham Esa Tiffani

P 12 th 8 bln

227988 2 60 48

30

28

0,5 0,42

Lenke3

Th6-Th12 (Th9) Th12-L4

80. Nn. Rochima Farida

P 14 th 6 bln

103260 4 76 37 0,51 Lenke 1 king 3

Th6-Th12 (T9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

65

81. Nn Janice Michele Handoko

P 14 th 8 bln

243752 4 42 14 0,67 Lenke 1 king 3

Th5-L1 (Th8)

82. Nn. Agnes Clorinda Cleosa

P 15 thn 239143 4 60 95

30 78

0,5 0,18

Lenke6 king 1

Th1-Th11(Th7) Th11-L4

83. NN. Nurhasanah

P 15 thn 227736 4 30 8 0,73 Lenke 5 king 1

Th12-L4

84. Nn. Nurul Arfina

P 15 th 2 bln

203930 4 40 14 0,65 Lenke 5 King 1

Th12-L4

85. Sdr Daffa Argya Tsany

L 18 thn 239648 5 60 45 0,25 Lenke 1 King 3

Th5-th12 (th8)

86. Nn. Agnes Clorinda Cleosa

P 15 th 6 bln

239143 4 105 90 0,14 Lenke1 King 3

Th5-L1 (th9)

87. Nn. Jelvi Febrina AnjalinFika

P 15 thn 239139 5 80 49 0,38 Lenke 1 King 3

Th5-L1 (Th9)

88. Nn. Syella Telyvia Tania

P 15 th 6 bln

239059 4 35 10 0,71 Lenke 5 king 2

Th12-L4

89. Nn. Annisa Jingga R

P 13 th 6 bln

217428 3 65 36 0,45 Lenke 1 king3

Th5-Th12(Th8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

66

90. Nn. Cici Marantina

P 15 th 6 bln

178522 5 32 10 0,69 Lenke 1 king 4

Th5-L3 (Th10)

91. Sdr Faisal Praditya

L 13 th 6 bln

238905 1 38 17 0,54 Lenke 1 king4

Th5-L3 (Th10)

92. Kartika Ega Zerlina

P 12 th 8 bln

338937 2 37 10 0,73 Lenke 5 King 1

Th11-L4 (L2)

93. Nn. Noni Widya Margaretha

P 15 th 6 bln

238897 4 52 34 0,35 Lenke 1 King 3

Th5-Th12 (Th9)

94. Nn Salsabila Mellia Putri

P 13 th 6 bln

226942 3 55 30 0,43 Lenke 1 King 3

Th5-Th12(Th8)

95. Nn. Nurhasanah

P 14 thn 237130 4 45 14 0,69 Lenke 1 king 4

T5-L3 (Th9)

96. Nn. Hasna Rosyida

P 16 thn 223111 5 88 50

76 28

0,14 0,44

Lenke 3 king2

TH4-Th11 (T8) Th12-L4

97. Nn. nadya Ratih Marinka

P 13 th 8 bln

238461 3 50 76

20 50

0,6 0,34

Lenke 6 king 2

Th5-Th12(Th8)

98. Nn Meilinda Asrining

P 12 th 10 bln

222246 2 80 35 0,56 Lenke 1 king 3

Th5 –L1 (T8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET …...Surakarta” ini adalah karya ilmiah saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

67

99. Nn. Zaneta Mustofa

P 13 thn 206353 2 25 28

15 1

0,4 0,96

Lenke 3 King1

Th5-Th12 (Th9) L1-L4

100. Nn. yulia Rini Pujiastuti

P 14 th 6 bln

229772 4 25 2 0,92 Lenke 5 king1

Th12-L4

101. Nn. Emita Dewi Lilis

P 17 thn 247609 5 70

60 0,14 Lenke 1 King 3

Th6-L1 (Th9)

102. Nn. Nurul Aini

P 15 th 6 bln

245804 4 58 35 0,4 Lenke 1 King3

Th5- Th12 (Th9)

103. Nn. Septiana Putriningsuciadi

P 15 th 6 bln

233071 5 58 50

39 25

0,33 0,5

Lenke 3 King2

Th6-Th12 (Th9) Th12-L4

104. Nn. Sriverawati

P 15 thn 239381 5 30 10 0,67 Lenke 1 King3

Th5-th12 (T9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user