program pascasarjana universitas sebelas maret surakarta 2011

download program pascasarjana universitas sebelas maret surakarta 2011

If you can't read please download the document

Transcript of program pascasarjana universitas sebelas maret surakarta 2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP

    KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN

    (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Dengan Metode Bagian

    Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga

    FIK Unimed)

    TESIS

    Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

    Oleh :

    Sabar Surbakti A120809122

    PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA 2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

    PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN

    DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP KETERAMPILAN MENEMBAK

    HOKI LAPANGAN

    (Studi Eksperimen Pendekatam Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III

    Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed)

    Disusun Oleh :

    Sabar Surbakti A120809122

    Telah Disetujui Oleh Pembimbing

    Dewan Pembimbing

    Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

    Pembimbing I

    Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd

    ........................

    ......................

    Pembimbing II Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., AIFO. ........................

    ......................

    Mengetahui,

    Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana

    Prof. Dr. Sugiyanto NIP. 19491108 197609 1 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

    PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP

    KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN

    (Studi Eksperimen Pendekatam Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan

    Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed)

    Disusun Oleh :

    Sabar Surbakti A120809122

    Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Penguji

    Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

    Ketua : Prof. Dr. Sugiyanto . ..

    Sekretaris : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd .. ..

    Anggota Penguji : 1. Prof.Dr.H.M. Furqon H, M.Pd ... .

    2. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., AIFO ..................... ....................

    Surakarta, Agustus 2011

    Mengetahui,

    Direktur PPs UNS Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana UNS Prof. Drs. Suranto. M.Sc.,Ph.D Prof. Dr. Sugiyanto NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19491108 197609 1 001

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

    PERNYATAAN

    Nama : Sabar Surbakti

    NIM : A120809122

    Program Studi : Ilmu Keolahragaan

    Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul Perbedaan Pengaruh

    Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan

    Menembak Hoki Lapangan adalah benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya

    saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

    Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

    menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

    dari tesis tersebut.

    Surakarta, Agustus 2011

    Yang membuat pernyataan,

    Sabar Surbakti

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    MOTTO

    SELALU MEMBERI KEPADA ORANG YANG MEMBUTUHKAN BANTUAN KITA.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    PERSEMBAHAN

    Karya Tulisan Tesis Ini Penulis Persembahkan Kepada:

    v Ayah(alm), Ibunda, Saudara-Saudaraku dan Keponakan. v Istri Tercinta Riahta br Sembiring, S.Pd Dan

    Anakku Cintai OTNIEL SURBAKTI v Dan Buat Mertuaku

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

    karena atas berkat, rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini

    dengan bejudul, Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan

    Gerak Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menembak Hoki Lapangan.

    Dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih

    yang tak terhingga, terutama kepada dosen pembimbing yaitu yang terhormat

    Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd dan Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., PFark.,

    MARS., AIFO yang telah dengan sabar membimbing saya, dan senantiasa

    memberikan semangat, ilmu, arahan, masukan, koreksi sehingga tesis ini dapat

    terselesaikan. Serta kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu

    Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, yang dengan tulus telah

    memberikan ilmu dan pengetahuan, serta berbagai pengalaman kepada penulis

    selama menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana

    Universitas Sebelas Maret.

    Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih yang tak

    terhingga kepada :

    1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan

    kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program

    Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

    2. Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan tugas

    belajar kepada penulis untuk melanjutkan Pendidikan di Program Studi Ilmu

    Keolahragaan PPS Universitas Sebelas Maret.

    3. Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana

    Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

    melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir.

    4. Prof. Dr. Sugiyanto., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan PPs

    Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memberikan motivasi, bimbingan,

    serta dorongan untuk segera menyelesaikan tesis ini.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    5. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., PFark., MARS., AIFO., selaku Sekretaris

    Program Studi Ilmu Keolahragaan PPs Universitas Sebelas Maret yang

    senantiasa memeberikan motivasi, bimbingan, serta dorongan untuk segera

    menyelesaikan tesis ini.

    6. Drs. Chairul Azmi, M.Pd. selaku Pembantu Rektor II Universitas Negeri

    Medan.yang memberikan dukungan moral, dorongan, dan motivasi dalam

    penyelesain tesis ini.

    7. Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan

    Universitas Negeri Medan yang memberikan ijin penelitian kepada penulis

    serta bimbingan dan motivasinya untuk menyelesaikan tesis ini.

    8. Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd. selaku Pembantu Dekan III FIK Unimed

    yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan motivasi yang

    sangat membangun dalam penulisan tesis ini

    9. Prof. Dr. Albinus Silalahi, MS. Yang selama ini memberikan pengetahuan,

    pengalaman, dorongan, semangat untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.

    10. Dr. Asep Suharta M.Pd. yang tidak bosan-bosannya memberikan semangat,

    dan motivasi dalam penyelesain tesis ini.

    11. Ketua dan seketaris Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FIK

    Unimend.Yang mendukung dari awal sampai selesai penulisan tesis ini

    12. Seluruh Rekan-rekan Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Keolahragaan

    Unimed serta adinda Andarias Ginting. Ibrahim Sembiring yang telah

    memberikan, dorongan, semangat dan motivasi yang sangat besar untuk

    menyelesaikan tesis ini.

    13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

    membantu dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini.

    Terakhir harapan penulis mudah-mudahan kebaikan dan bantuan yang

    telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal oleh Tuhan Yang

    Maha Esa, serta memberikan ampunan-Nya kepada kita semua Amin

    Surakarta, Agustus 2011

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL TESIS .......................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..................................................... iii

    HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

    MOTTO .......................................................................................................... v

    PERSAMBAHAN .......................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

    ABSTRAK ...................................................................................................... xvi

    ABSTRACT ..................................................................................................... xviii

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6

    C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 7

    D. Rumusan Masalah .......................................................................... 7

    E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

    F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8

    BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ............................................ 10

    A. Kajian Teori .................................................................................... 10

    1. Permainan Hoki Lapangan .......................................................... 10

    a. Konsep Permainan Hoki Lapangan ........................................ 13

    b. Teknik Dasar Permainan Hoki Lapangan ............................... 14

    c. Keterampilan Menembak Hoki Lapangan .............................. 15

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    d. Lingkaran Tembakan (Shooting Circle) ................................. 21

    e. Teknik Menembak dan Mencetak Gol ................................... 22

    2. Pendekatan Pembelajaran ........................................................... 26

    a. Konsep Belajar Gerak ............................................................. 26

    b. Belajar Keterampilan Gerak Hoki Lapangan ......................... 30

    c. Pendekatan Pembelajaran Menembak Hoki Lapangan .......... 38

    1). Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif ..................... 42

    2). Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif ...................... 45

    3. Kemampuan Gerak .................................................................... 49

    a. Konsep Kemampuan Gerak ................................................... 51

    b. Peranan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan

    Menembak Hoki Lapangan ................................................... 53

    B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 58

    C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 60

    D. Hipotesis ........................................................................................... 62

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 63

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 63

    1. Tempat Penelitian ......................................................................... 63

    2. Waktu Penelitian.......................................................................... 63

    B. Metode Penelitian ............................................................................. 64

    1. Jenis Penelitian ............................................................................ 64

    2. Desain Penelitian ......................................................................... 64

    C. Variabel Penelitian ............................................................................ 65

    D. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 65

    E. Populasi dan Sampel ......................................................................... 67

    1. Populasi Penelitian ........................................................................ 67

    2. Sampel Penelitian .......................................................................... 67

    F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 68

    G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 70

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 77

    A. Deskripsi Data................................................................................... 77

    B. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................ 80

    1. Uji Normalitas .............................................................................. 80

    2. Uji Homogenitas ........................................................................... 82

    C. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 82

    1. Pengujian Hipotesis I .................................................................... 84

    2. Pengujian Hipotesis II .................................................................. 85

    3. Pengujian Hipotesis III ................................................................. 85

    D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 86

    1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Bagian Prograsif

    Dan Bagian Repetitif ..................................................................... 86

    2. Perbandingan Antara Taraf Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah 87

    3. Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Bagian

    Dengan Tingkat Kemampuan Gerak .............................................. 88

    BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 92

    A. Kesimpulan ...................................................................................... 92

    B. Implikasi........................................................................................... 93

    C. Saran................................................................................................. 94

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 95

    LAMPIRAN ................................................................................................... 98

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Perbandingan antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif

    dan Repetitif .......................................................................................... 48

    Tabel 2. Rancangan Faktorial 2 x 2 ................................................................... 64

    Tabel 3. Data Reliabilitas dan Objektivitas Barrow Motor Ability Test ............... 68

    Tabel 4. Standard untuk Menginterpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ..... 69

    Tabel 5. Ringkasan ANAVA ............................................................................ 72

    Tabel 6. Deskripsi Data Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Tiap

    Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran

    dan Tingkat Kemampuan Gerak ......................................................... 77

    Tabel 7. Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Masing-Masing Sel

    (Kelompok Perlakuan) ........................................................................ 79

    Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data .............................................. 81

    Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ............................................ 82

    Tabel 10. Ringkasan Nilai Rata-rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan

    Berdasarkan Jenis Pendekatan Pembelajaran Bagian dan

    Tingkat Kemampuan Gerak ................................................................ 83

    Table 11. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Metode

    Pembelajaran (A1 dan A2) ................................................................... 83

    Table 12. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kemampuan

    Gerak (B1 dan B2) ............................................................................... 83

    Table 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor .................................... 84

    Table 14. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah

    Analisis Varians .................................................................................. 84

    Table 15. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor,

    A dan B Terhadap Keterampilan Menembak Hoki Lapangan ........... 89

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Lingkaran Tembakan Hoki Lapangan .......................................... 21

    Gambar 2. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki

    Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan

    Pembelajaran Bagian Dan Tingkat Kemampuan Gerak ............... 78

    Gambar 3. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki

    Lapangan pada Tiap Kelompok Perlakuan .................................. 79

    Gambar 4. Interaksi Antara Dua Faktor Penelitian Pendekatan Pembelajaran 89

    Gambar 5. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Nilai Hasil Belajar

    Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan ..................................... 90

    Gambar 6. Lapangan Tes Zig-Zag Run .......................................................... 100

    Gambar 7. Diagram Lapangan Tes Wall Pass ................................................ 101

    Gambar 8. Tes Goal Shooting dan Sasaran Skor ............................................ 104

    Gambar 9. Sampel Melakukan Tes Standing Broad Jump ............................ 191

    Gambar 10. Sampel Melakukan Tes Softball Throw ....................................... 191

    Gambar 11. Sampel Melakukan Tes Zig-Zag Run ........................................... 192

    Gambar 12. Sampel Melakukan Tes Wall Pass ............................................... 192

    Gambar 13. Sampel Melakukan Tes Medicine Ball Put .................................. 193

    Gambar 14. Sampel Melakukan Tes 60 Yard Dash ( Lari 50 Meter) .............. 193

    Gambar 15. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Kanan .................... 194

    Gambar 16. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Tengah .................... 194

    Gambar 17. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Kiri ......................... 195

    Gambar 18. Sasaran Tembakan Hoki Lapangan .............................................. 195

    Gambar 19. Sampel Beserta Peneliti ................................................................ 196

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. Administrasi Test Kemampuan Gerak Umum .......................... 99

    Lampiran 2. Administrasi Tes Keterampilan Menembak Hoki Lapangan .... 103

    Lampiran 3. Daftar Rekapitulasi Barrow Motor Ability Test Untuk

    Menentukan Reliabilitas Data .................................................... 106

    Lampiran 4. Rekapitulasi T-score Hasil Test Kemampuan Gerak ................ 136

    Lampiran 5. Rekapitulasi Data Kemampuan Gerak Dasar Beserta

    Klasifikasinya ............................................................................. 138

    Lampiran 6. Rekapitulasi Data Hasil Test Kemampuan Gerak Dasar Beserta

    Klasifikasinya ............................................................................ 140

    Lampiran 7. Hasil Maching Kelompok Kemampuan Gerak

    Tinggi dan Rendah ..................................................................... 141

    Lampiran 8. Program Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif ............... 142

    Lampiran 9. Program Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif ............... 148

    Lampiran 10. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

    Arah Kanan ............................................................................... 155

    Lampiran 11. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

    Arah Tengah .............................................................................. 159

    Lampiran 12. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

    Arah Kiri ................................................................................... 163

    Lampiran 13.Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

    Arah Kanan ............................................................................... 167

    Lampiran 14. Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

    Arah Tengah .............................................................................. 171

    Lampiran 15. Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari

    Arah Kiri ................................................................................... 175

    Lampiran 16. Rekapitulasi Nilai Tes Keterampilan Menembak

    Hoki Lapangan .......................................................................... 179

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xv

    Lampiran 17. Rekapitulasi T-score Hasil Tes Ketepatan Dan Kecepatan

    Keterampilan Menembak Hoki Lapangan, Klasifikasi

    Kemampuan Gerak Beserta Pembagian Sampel Kesel-sel

    Secara Acak ............................................................................... 180

    Lampiran 18. Rekapitulasi Data Tes Ketepatan Dan Kecepatan Keterampilan

    Menembak Hoki Lapangan Kelompok 1 .................................. 181

    Lampiran 19. Rekapitulasi Data Tes Ketepatan Dan Kecepatan Keterampilan

    Menembak Hoki Lapangan Kelompok II ................................. 182

    Lampiran 20. Tabel Kerja Untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis

    Varians ..................................................................................... 183

    lampiran 21. Hasil Penghitungan Data Untuk Uji Homogenitas dan Analisis

    Varians ...................................................................................... 184

    Lampiran 22. Uji Normalitas Data Dengan Teknik Liliefors ......................... 185

    Lampiran 23. Uji Homogenitas Dengan Uji Bartlet ....................................... 189

    Lampiran 24. Analisis Varians........................................................................ 190

    Lampiran 25. Uji Rata-rata Rentang Newman-Keuls ...................................... 191

    Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 182

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvi

    ABSTRAK

    SABAR SURBAKTI. NIM. A120809122. 2011. PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed). Komisi pembimbing I : Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd. Pembimbing II : Prof. Dr. H. Muchsin Doewes, dr., PFark., MARS., AIFO. Tesis. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan, (2). Perbedaan hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah, (3). Interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan

    Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen, rancangan faktorial 2x2. Besarnya sampel penelitian 40 orang berasal dari jumlah populasi 98 orang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel independen yakni : variabel manipulatip : metode pendekatan pembelajaran bagian progresif dan metode pendekatan pembelajaran bagian repetitif, variabel atributip yakni : kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah serta variabel dependen yakni : hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, barrow motor ability test, data keterampilan menembak Hoki Lapangan dengan tes goal shooting straight, right, left. Teknik analisis data mengunakan analisis varians (ANAVA) dangan taraf signifikansi = 0,05.

    Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1). Ada Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 13,25 > Ftabel = 4.11. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata metode pendekatan pembelajaran bagian progresif lebih baik dari pada metode bagian repetitif yang dibuktikan dengan rata-rata score yaitu 53,20 dan 46,73. 2) Ada perbedaan hasil belajar keterampilan menembak Hoki lapangan yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 5.38 > Ftabel = 4.11. Dari analisis lanjutan diperoleh hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik dari pada yang memiliki kemampuan gerak rendah, dengan rata-rata score yaitu 52,03 dan 47,90. 3). Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran bagian dan tingkat kemampuan gerak terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Hasilnya sangat bermakna, karena Fhitung = 14,50 > Ftabel = 4.11.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvii

    Berdasarkan hasil rata-rata score dinyatakan bahwa ; Mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian progresif daripada metode pendekatan repetitif (58,65 dan 47,75). Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian repetitif daripada metode pendekatan progresif, (48,05 dan 45,40)

    Kata-kata kunci : Pendekatan Pembelajaran Prograsif, Pendekatan Pembelajaran

    Repetitif, Kemampuan Gerak dan Keterampilan Menembak Hoki Lapangan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xviii

    ABSTRACT

    SABAR SURBAKTI. NIM. A120809122, 2011. DIFFERENCES INFLUENCE APPROACH TO LEARNING AND MOTOR ABILITY STUDY RESULTS FIELD HOCKEY SHOOTING SKILLS. (Experimental study Approach of Study with Progressive Method Shares and Repetitive At Student Of Male Semester of III Majors Education Of Training, Faculty of sport sciences, State university of medan). Commission Counsellor of I : Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd. Counsellor Of II: Prof. Dr. H. Muchsin Doewes, dr., PFARK., MARS., AIFO. Thesis. Sport Science Studies Program, Post Graduate Program, Sebelas Maret University. Surakarta.

    This study aims to determine: (1). The difference between the influence of the progressive learning approach with the repetitive learning approach to learning the results of field hockey shooting skills, (2). Difference learning outcomes field hockey shooting skills among high motor ability and low motor ability (3). Interaction between learning approach to motion capabilities of the learning skills of shooting field hockey

    Research conducted at the Faculty of Sport Sciences, State University of Medan. The experiment was conducted with experimental methods, 2x2 factorial design. The amount of the sample 40 people from a population of 98 people. The sampling technique with the purposive sampling. Variable study consists of two independent variables namely: manipulatip variables: the progressive method of teaching approaches and methods of the repetitive learning approach, namely atributip variables: the ability of high motor ability and low motor ability as well as the dependent variable ie: learning outcomes field hockey shooting skills. Data collection techniques with Test and Measurement, barrow motor ability test, the data field hockey shooting skills to the test goal shooting - straight, right, left. Techniques of data analysis using analysis of variance (ANAVA) view of significance level = 0.05.

    Based on the results of research can be concluded: 1). There is a difference between the influence of the progressive learning approach with the repetitive learning approach to learning the results of field hockey shooting skills.This is evidenced from the value of Fcalculated = 13.25 > Ftable = 4.11. From further analysis it was found that the progressive learning approach is better than the repetitive method which is evidenced by an average score of 53.20 and 46.73. 2) There is a difference in learning outcomes field hockey shooting skills of a significant difference between students who have high and low motor mobility. This is evidenced from the value of Fcalculated = 5.38 > Ftable = 4.11. Further analysis of the results obtained from studying the field hockey shooting skills in students who have a high movement capability is better than having a low motor mobility, with an average score of 52.03 and 47.90. 3). There is a significant interaction effect between learning approach and the level of mobility to the learning outcomes field

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xix

    hockey shooting skills. The result is very meaningful, because the Fcount = 14.50 > Ftable = 4.11.

    Based on the average score was stated that; Students with high movement capability is better suited if given the progressive approach to learning rather than repetitive approach method (58.65 and 47.75). Students who have low mobility are more suitable if given the repetitive learning approach rather than a progressive approach, (48.05 and 45.40)

    Key words: Learning Approach Prograsif, repetitive Learning Approach, Ability and Motion Field Hockey Shooting Skills.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Perguruan tinggi adalah sebagai lembaga formal dalam sistem pendidikan,

    tidak terlepas dari usaha usaha peningkatan prestasi belajar bagi mahasiswa.

    Kegiatan proses pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam keseluruhan

    kegiatan pendidikan diperguruan tinggi. Hal ini berarti berhasil tidaknya

    pencapaian tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku,

    pengetahuan, maupun keterampilan mahasiswa tergantung pada bagaimana proses

    pembelajaran yang dialami mahasiswa sebagai calon pendidik dikemudian hari.

    Proses pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya

    manusia yang berkualitas pula. Begitu pula halnya dengan pendidikan

    dilingkungan perguruan tinggi. Untuk menjamin pelaksanan program pendidikan

    berjalan dengan baik maka antara tujuan dan sasaran yang dinyatakan dalam

    desain kurikulum maupun silabus dan rancangan pedoman pembelajaran dengan

    pelaksanaan dilapangan harus sejalan dan searah. Pelaksanaan Program

    pendidikan yang bermutu, yang diselenggarakan dengan mematuhi kaidah-kaidah

    pedagogik, memberikan sumbangan sangat berharga bagi perkembangan peserta

    didik secara menyeluruh. Dalam hal ini yang berkembang bukan saja aspek

    kognitif, afektif dan psikomotor tetapi aspek Physiologi (faal tubuh), physicologi

    (fisik) dan psykologi (kejiwaan) sehingga ketika mahasiswa tersebut terjun

    kelapangan mereka sudah siap dan berguna dilingkungan masyarakat.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    Sejalan dengan usaha pencapaian keterampilan sebagai suatu proses

    pembelajaran di perguruan tinggi, sudah tentu akan menuntut sistem pendidikan

    dan pengajaran yang lebih baik pula termasuk didalamnya struktur program

    sampai kepada bagaimana pendekatan pembelajaran yang dilakukan dalam

    belajar. Pencapaian tujuan pendidikan memerlukan banyak faktor pendukung

    yang diperlukan antara lain: faktor guru/dosen, mahasiswa, sarana prasarana dan

    juga pendekatan pembelajarannya. Pendekatan pembelajaran yang dipilih dan

    diperkirakan haruslah sesuai dengan kondisi serta cocok digunakan dalam proses

    pembelajaran baik teori maupun praktek. Proses pembelajaran dapat dikatakan

    afektif apabila perubahan prilaku yang terjadi pada mahasiswa dapat tercapai

    secara optimal.

    Proses belajar mengajar khususya di perguruan tinggi memerlukan adanya

    suatu pendekatan pembelajaran untuk membantu kelancaran proses pembelajaran,

    semakin tepat pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar maka

    semakin efektif, tujuan juga akan lebih cepat tercapai. Pendekatan pembelajaran

    merupakan bagian dari strategi yang merupakan langkah-langkah taktis bagi dosen

    dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Pendekatan

    pembelajaran yaitu cara bekerja yang telah diperkirakan dengan seksama sehingga

    merupakan pola tertentu untuk mencapai tujuan, sedangkan metode mengajar adalah

    cara mengajar yang sudah merupakan pola tertentu guna mencapai tujuan pengajaran.

    Salah satu usaha yang tidak pernah guru/dosen tinggalkan adalah bagaimana

    memahami kedudukan pendekatan saat proses pembelajaran mengajar salah satu

    komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    Pendekatan pembelajaran banyak sekali yang dapat kita terapkan dalam

    suatu pembelajaran diantaranya adalah pendekatan pembelajaran bagian progresif

    (maju berkelanjutan) dan pendekatan pembelajaran bagian repetitif (berulang).

    Pendekatan pembelajaran bagian progresif adalah cara mengajar dimana unsur

    pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru

    disatukan, selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula, setelah

    dikuasai digabungkan dengan unsur satu, dua dan tiga, sedangkan pendekatan

    pembelajaran bagian repetitif adalah pelaksanaan pertama kali yang diajarkan

    adalah unsur kesatu dan kedua secara bersamaan.

    Hampir seluruh kegiatan pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan

    kemampuan psikomotor membutuhkan suatu pendekatan pembelajaran untuk

    meningkatkan keterampilan dalam permaian olahraga. Tujuannya agar peserta

    didik dapat meningkatkan kemampuannya menuju tingkat kesulitan gerak yang

    lebih tinggi dan kompleks. Olahraga permainan Hoki Lapangan merupakan salah

    satu cabang olahraga yang menuntut kemampuan gerak yang kompleks agar dapat

    memainkan bola dengan stick saat bermain dengan sebaik-baiknya.

    Hoki Lapangan merupakan salah satu cabang olahraga permainan.

    Permainan olahraga ini terdiri dari beberapa teknik dasar keterampilan yang perlu

    diperhatikan dan diperkenalkan kepada mahasiswa. Untuk dapat menguasai teknik

    dasar permainan Hoki Lapangan dengan baik, diperlukan latihan serta belajar

    dengan tekun serta diberikan secara bertahap dan makin lama makin meningkat,

    mulai yang belum bisa menjadi bisa dan kemudian menjadi terampil melakukan

    teknik-teknik gerakan. Dengan demikian pengaturan pembelajaran yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    dipraktekkan dimulai dari yang mudah meningkat kepada pembelajaran yang

    lebih sukar atau dari yang sederhana ke gerakan yang kompleks.

    Kemampuan para mahasiswa berbeda-beda, maka dalam menentukan

    suatu materi pembelajaran harus juga memperhitungkan kemampuan yang

    dicapai serta beberapa lama anak yang bersangkutan mengikuti atau mengenal

    olahraga yang bersangkutan. Hasil maksimal dengan sendirinya akan tercapai bila

    bahan pembelajaran keterampilan disesuaikan dengan tingkat psikis mahasiswa

    yang bersangkutan. Kemampuan gerak juga salah satu yang mempengaruhi

    didalam mempelajari keterampilan gerak dalam Hoki. Sejalan dengan

    meningkatnya kemampuan gerak dapat diindentifikasikan dalam bentuk gerakan

    dengan mekanika tubuh yang makin efisien, lancar, dan terkontrol, pola gerakan

    makin bervariasi dan bertenaga. Berbagai macam kegiatan yang mungkin dapat

    dilakukan apabila seorang anak memperoleh kesempatan melakukan gerakan-

    gerakan yang lebih luas atau pada masa anakya tidak terkekang.

    Gerakan-gerakan yang dilakukan bentuknya dapat menyerupai gerakan

    orang yang sudah mahir pada umumnya hanya terletak pada pelaksanaan gerak

    yang masih lemah dan kurang bertenaga. Hal ini disebabkan kapasitas fisik

    seseorang pemula belum dapat menyamai kapasitas fisik seorang yang sudah

    terlatih atau seorang atlet. Disamping itu kapasitas masing-masing seseorang

    tidak sama, hal ini disebabkan karena perbedaan koordinasi tubuh, ukuran tubuh,

    dan kekuatan otot, sehingga terdapat kemampuan gerak tinggi dan kemampuan

    gerak rendah. Sehingga kemampuan sesorang dalam gerak dasar ini juga akan

    berpengaruh terhadap kemampuannya dalam melakukan geraka-gerakan

    keterampilan teknik dasar dalam permainan Hoki Lapangan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    Hoki Lapangan adalah satu mata kuliah yang ada pada jurusan pendidikan

    kepelatihan olahraga, dimana mata kuliah ini diberikan pada semester III untuk

    Hoki Dasar dan semester IV Hoki Lanjutan. Tujuan mata kuliah Hoki Lapangan

    agar mahasiswa dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik sesuai dengan

    peraturan yang sudah ditetapkan dan mahasiswa bisa menerapkannya di sekolah

    maupun di masyarakat di samping itu juga sebagai perkembangan fisik,

    perkembangan gerak, perkembangan mental, dan perkembangan sosial.

    Mata kuliah Hoki lapangan dasar adalah mata kuliah yang wajib diambil

    oleh mahasiswa, mata kuliah ini 2 SKS disamping itu juga mata kuliah ini sebagai

    salah satu syarat untuk bisa mengambil mata kuliah Hoki Lapangan lanjutan bila

    mahasiswa sudah lulus mata kuliah Hoki Dasar. Disamping itu juga mahasiswa

    juga dalam proses pembelajarannya dituntut pada pertumbuhan dan

    pengembangan jasmani, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang

    hal sesuai dengan soft skill.

    Permainan Hoki Lapangan, Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai

    agar dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik dan benar dan menghasilkan gol

    untuk kemenangan adalah teknik dasar keterampilan menembak (shooting) bola

    ke gawang. Seorang mahasiswa ataupun pemain bila ingin dapat menguasai

    teknik menembak dengan benar maka teknik dasar nya harus benar. Bila teknik

    dasar ini tidak dikuasai dengan baik maka seorang mahasiswa ataupun pemain

    tidak dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik sehingga dalam menciptakan

    sebuah gol untuk meraih kemenangan tidak akan dapat tercapai.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis pada mahasiswa-

    mahasiswa terdahulu yang sudah mengambil mata kuliah Hoki Lapangan Dasar,

    setelah lulus masih ada kekurangan-kekurangan yang dilakukan dalam permainan

    Hoki Lapangan terutama teknik keterampilan menembak, mahasiswa belum dapat

    melakukan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil teknik menembak

    dengan kreteria baik sekali = 5 orang, baik = 15 orang, dan kurang sekali = 20

    orang. Rendahnya nilai tes keterampilan menembak berdampak pada nilai akhir

    mata kuliah yang juga rendah, jika dikonversikan dengan huruf maka rata-rata

    nilai mahasiswa adalah nilai C, nilai ini dalam standar penilaian KBK merupakan

    syarat minimal kelulusan bagi mahasiswa.

    Berdasarkan uraian diatas, perlu diadakan penelitian yang ada hubungan

    dengan pendekatan pembelajaran pada saat proses belajar mengajar permainan

    Hoki khususnya menembak. Dalam penelitian ini, akan diteliti perbedaan

    pengaruh pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan bagian repetitif dan

    kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki.

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

    dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

    1. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan

    mempunyai tujuan untuk mengembangkan kebugaran fisik, mental, emosi dan

    sosial melalaui media aktivitas fisik.

    2. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, mengajar harus didukung

    dengan prinsip-prinsip ilmiah.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    3. Pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif, mempengaruhi

    keterampilan menembak Hoki Lapangan.

    4. Kemampuan gerak yang dimiliki oleh mahasiswa mempunyai peranan yang

    sangat penting terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.

    5. Teknik dasar menembak Hoki Lapangan.

    C. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, masalah penelitian

    ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

    1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan

    pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki

    Lapangan.

    2. Perbedaan peningkatan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara

    kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah.

    3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak

    terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini

    dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

    1. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif

    dan repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan?

    2. Adakah perbedaan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan

    gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah?

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan

    gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan?

    E. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

    tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian

    progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap

    keterampilan menembak Hoki Lapangan.

    2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan menembak Hoki

    Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah.

    3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan

    kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.

    F. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini bermamfaat baik secara teoritis maupun praktis. Hasil

    yang diperoleh diharapkan dapat:

    1. Secara teoritis mendukung dan memperkaya ilmu pengetahuan pada pendekatan

    pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif

    terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan yang sudah ada, khususnya

    teori pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan

    pembelajaran bagian repetitif dan kemampuan gerak.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    2. Memberikan acuan dan masukan bagi para dosen dalam memilih pendekatan

    pembelajaran yang sesuai, menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat

    dengan mempertimbangkan kemampuan gerak mahasiswanya.

    3. Bagi peneliti secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan

    pembanding dan perimbang bila para peneliti akan mengadakan penelitian

    tentang pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan

    pembelajaran bagian repetitif dan kemampuan gerak terhadap keterampilan

    menembak Hoki Lapangan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    BAB II

    KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A. Kajian Teori

    1. Permainan Hoki Lapangan

    Hoki salah satu cabang olahraga Internasional yang dimainkan oleh

    putra dan putri dengan memakai alat yang keras berupa tongkat atau stick dan

    bola sebesar bola tennis. (PB PHSI, 2001/2002:2-3), dalam peraturan

    permainan Hoki Lapangan disebutkan bahwa, Bola yang digunakan bulat,

    keras dan boleh terbuat dari sembarang bahan, berat bola antara 156 dan 163

    gram dengan garis tengah bola antara 224 dan 235 mm, permukan bola mulus

    tapi jahitannya atau lekuk-lekuk diperkenankan, bola berwarna putih atau

    sesuai persetujuan. Stick yang dipergunakan memiliki pegangan yang lurus

    dan kepala yang bengkok, semua pinggiran harus membulat, seluruh

    permukaan stick mulus dan bebas dari proyeksi yang kasar atau tajam, bagian

    stick datar dibelahan kiri dan melengkung dibagian kanan. Bagian stick yang

    boleh memainkan bola adalah wajah stick yaitu seluruh panjang belahan kiri

    stick yang kepalanya (bagian bawah) berbidang datar. Stick termasuk semua

    pembalutnya harus lolos sebuah gelang pengukur berdiameter dalam 51 mm,

    dengan berat maksimum stick adalah 737 gram.

    Hoki dimainkan dilapangan yang berumput rata, terdiri dari dua regu

    yang masing-masing regu berjumlah sebelas (11) orang pemain dengan

    susunan penjaga gawang (goal kiper), pemain belakang ( back), pemain

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    tengah/gelandang (half), pemain depan/penyerang (forwart) dengan lapangan

    berbentuk empat persegi panjang berukuran 100 x 60 yard ( 91,40 x 55,00 m).

    Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya

    kedalam gawang lawan dengan menggunakan stick sesuai dengan peraturan

    permainan. (PB PHSI, 2001/2002:5) dalam peraturan permainan Hoki

    disebutkan pula bahwa, Sebuah goal tercipta bila saat bola berada dalam

    lingkaran kena stick peserang dan setelah itu tidak melintas keluar lingkaran

    lagi dan bola seutuhnya melintas garis gawang di antara kedua tiang gawang,

    di bawah mistar gawang.

    Kemenangan suatu regu ditentukan oleh jumlah gol terbanyak yang

    berhasil dicetak oleh salah satu regu ke dalam gawang lawannya. Permainan hoki

    terbagi dalam dua babak, setiap babak lama permainannya 35 menit (2 x 35

    menit) dengan masa isrirahat selama 5-10 menit. Permainan dipimpin oleh dua

    orang wasit, wasit satu dan wasit dua dan sebelum memulai pertandingan

    terlebih dahulu wasit mengundi untuk menentukan/memilih bola atau lapangan

    bagi masing-masing regu. Untuk memulai babak kedua dilakukan pertukaran

    gawang.

    Hoki merupakan sebuah olahraga gerak cepat dengan keahlian tinggi,

    dengan para pemain yang menggunakan gerakan cepat dengan stik,

    mengumpan yang akurat dan cepat, dan pukulan yang keras, dalam upaya

    untuk menjaga possession (penguasaan) dan menggerakkan bola kearah

    gawang. Setiap pemain membawa sebuah stick, normalnya kecil dengan

    panjang 90 cm (3 kaki) dan secara tradisional terbuat dari kayu tetapi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    seringkali dibuat dengan fiberglass, kevlar dan campuan karbon fiber, dengan

    pegangan bulat yang rata pada sisi kanan dan sebuah kait di bagian bawahnya.

    Logam tidak dapat diguankan pada stick hoki.

    Saat ini ditemukan bahwa semakin dalam lengkungan bagian depan

    maka semakin mudah untuk menambah kecepatan dari dragflick dan membuat

    pemukulan menjadi lebih mudah dilakukan. Pertama-tama, sesudah fitur ini

    diperkenalkan, Dewan Pengurus Hoki menempatkan suatu batas 50 mm pada

    ke dalaman maksimum lengkungan di atas panjang stick tetapi pengalaman

    yang ditunjukkan dengan cepat ini terlalu berlebihan. Peraturan baru sekarang

    membatasi lengkungan ini menjadi di bawah 25 mm untuk membatasi

    kekuatan flick terhadap bola (http://www Field hockey Wikipedia, the free

    encyclopedia.htm).

    Teknik utama untuk menggerakkan bola disekitar lapangan yang

    digunakan oleh para pemain adalah: dribble, dimana pemain mengontrol

    bola dengan stick dan lari dengan bola, yang mendorong bola sambil lari;

    dorongan, dimana pemain menggunakan pergelangan tangan mereka untuk

    mendorong bola; flick atau scoop, yang hampir sama dengan dorongan

    tetapi dengan gerakan pergelangan tambahan untuk menggerakkan stick

    melalui sebuah sudut dan mengangkat bola dari tanah; dan memukul, dimana

    sebuah angkatan ke belakang dilakukan dan kontak dengan bola dibuat benar-

    benar dengan penuh kekuatan. (http://www Field hockey Wikipedia, the free

    encyclopedia.htm).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    a. Konsep Permainan Hoki Lapangan

    Permainan Hoki hampir sama dengan sepak bola namun ada

    perbedaannya, dalam permainan Hoki istilah, tembakan jarak jauh tidak

    ditemui, penentuan suatu goal terjadi/syah jika dilakukan dalam daerah

    lingkaran pukulan sesuai dengan peraturan, sementara teknik dasarnya

    adalah memukul, mendorong, menghentikan bola, mengontrol bola,

    mengangkat bola semuanya dilakukan dengan menggunakan stick.

    Meskipun permainannya hampir sama dengan sepak bola namun Hoki

    mempunya unsur tersendiri untuk dipelajari dan dikuasai terutama mengenai

    pengolahan bola atau stick work. Dalam (Jones, C.I.M., Syikes, J.A., and

    Cadman, J.F, 1971: 33) Stick Work is the fondation of hockey and mastery

    of the skills is an indispensable part of players equipment.

    Tujuan teknik dasar adalah untuk dapat mengolah bola ball controll dan

    keterampilan menggunakan stick adalah unsur utama dalam bermain, hal ini

    merupakan keterampilan dasar yang dituntut oleh permainan Hoki.

    Selanjutnya (Glencross, 1984 : 25) mengemukakan bahwa, In

    order to execute skills with a high degree of consistency under the pressures

    of competition, players mush first learn to perform the skills using correct

    methods. Kemudian (Harsono, 1988:235) mengatakan : Dan

    kesempurnaan teknik kelak tidak akan dapat dikuasai apabila teknik-teknik

    yang mendasar tersebut belum dikuasai dengan baik, apabila keterampilan

    teknik belum dikuasai maka sukar kelak akan dapat melatih keterampilan

    taktis dengan efisien dan efektif . Dengan demikian penguasaan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    keterampilan dasar dalam permainan Hoki akan sangat menentukan

    keberhasilan dalam suatu pertandingan. Pukulan atau dorongan yang kuat

    akan menghasilkan kecepatan bola yang tinggi maka dituntut seorang atlit

    Hoki harus memiliki power otot lengan yang baik.

    b. Teknik Dasar Permainan Hoki

    Telah diutarakan bahwa semua jenis olahraga memiliki spesifikasi

    teknik dan cara. Teknik yang mengandung pengertian sama dengan

    keterampilan dalam suatu cabang olahraga disebut keterampilan dasar atau

    Fundamental Skills =Basic Skills . (Glencross, 1984 : 25) mengemukakan

    The Basic Skills

    1. The grips.

    2. Moving with the ball The dribbling ball.

    3. Receiving and controlling the ball; the trapping skills, the areal trap

    4. Distributing the ball; the push, the hit, the flick, the scoop,the reverse

    push, the reverse hit, the reverse stick flick or scoop.

    5. The dispossessions The tacling skills

    6. Specialist skill; goal shooting, goal keeping

    Untuk dapat bermain dengan baik maka seseorang pemain Hoki

    harus mengembangkan semua sistem organ tubuhnya. Sementara

    penguasaan teknik bermain dengan sempurna masih diperlukan pembinaan

    yang spesifik sesuai dengan sifat dari keterampilan dasarnya.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    Agar dapat menggunakan stick untuk memainkan bola baik

    mengontrol bola, merobah arah, menghindar dari takle lawan,

    memperhatikan posisi kawan satu tim pada saat dribble dan pass bola, maka

    si atlet harus mengembangkan koordinasi yang sebaik mungkin. Untuk

    dapat mempassing bola atau menshooting bola dengan kuat, cepat dan

    terarah baik dengan hitting atau pushing atau dengan teknik stroke lainnya

    pemain harus memiliki power otot lengan yang diperlukan untuk gerak

    mengayun stick kebelakang dan kedepan, sebelum, pada saat dan setelah

    perkenaan stick dengan bola.

    c. Keterampilan Menembak Hoki Lapangan

    Sebelum membahas keterampilan menembak Hoki Lapangan,

    peneliti terlebih dahulu membahas tentang pengertian keterampilan, dimana

    keterampilan berkaitan dengan tugas gerak yang akan dilakukan baik secara

    efisien dan efektif.

    Untuk menulusuri konsep keterampilan menembak Hoki Lapangan,

    maka perlu ditulusuri tentang konsep keterampilan dan konsep keterampilan

    dalam olahraga. Keterampilan berasal dari kata terampil atau Skill.

    (Antonio Dal. Mote,1978: 96), mengartikan keterampilan sebagai suatu

    kemampuan melaksanakan gerakan-gerakan secara tepat, cepat dan

    harmonis sehingga tidak mungkin disederhanakan lagi. (Gagne and Robert,

    M. 1988:89), mengartikan terampil sebagai suatu rangkaian respon gerakan

    terpadu yang menyatu dalam penampilan yang unik. Selanjutnya (Singer,

    R.N, 1980:32) mengartikan bahwa keterampilan adalah gerak otot atau

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    gerakan tubuh untuk mengsukseskan pelaksanaan aktivitas yang diinginkan.

    Berdasarkan ketiga pendapat tersebut jelas tampak kesamaan arti dari

    konsep keterampilan, yakni kemampuan melakukan tugas gerak yang

    dilakukan secara efektif dan efisien. Keterampilan dalam olahraga terkait

    erat dengan kemampuan melakukan suatu rangkaian tugas gerak yang

    dilakukan secara efektif dan efisien. Kata efektif dalam arti keberhasilan

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efisien terkait dengan

    pencapaian dalam jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas

    gerak tersebut. (Schmidt, R.A,1991:4), mejelaskan keterampilan sebagai

    kemampuan menghasilkan beberapa hasil akhir dengan ketentuaan yang

    maksimum, pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Oleh sebab itu

    keterampilan dalam olahraga berhubungan dengan kerja otot dalam

    melakukan serangkaian tugas gerak yang dilakukan secara maksimal dengan

    jumlah energi yang dikeluarkan seminimum mungkin. Menurut (Magill,

    R.A, 1980:11), dari dimensi penggunaan otot, keterampilan dibagi menjadi:

    (1) keterampilan kasar (gross skill) dan (2) keterampilan halus (fine skill).

    Dari dimensi stabilitas lingkungan yang dihadapi, keterampilan terdiri dari:

    (1) keterampilan terbuka (open Skill) dan (2) keterampilan tertutup (closed

    skill). Dari dimensi awal dan akhirnya suatu kegiatan keterampilan dibagi

    menjadai tiga kelompok: (1) keterampilan terputus (diskrit); (2)

    keterampilan berangkai (serial): dan (3) keterampilan berkelanjutan

    (Kontinyu). Dari dimensi pengunaan otot, permainan hoki dominan

    merupakan keterampilan kasar (groos skill) dan sedikit unsur keterampilan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    halus (fine skill) kemudian dari dimensi stabilitas lingkungan yang dihadapi,

    permainan hoki termasuk keterampilan terbuka (open skill), serta dari

    dimensi awal sampai akhirnya tindakan, permainan hoki termasuk

    keterampilan terputus (diskrit skill).

    Berdasarkan pengertian keterampilan secara umum yang

    dikemukakan di atas, peneliti mengkaji tentang pengertian belajar gerak

    (motor learning). (Singer, R. N, 1980: 9), mengemukakan bahwa belajar

    gerak merupakan perubahan yang relatif permanen dalam performan atau

    yang berhubungan dengan perubahan perilaku akibat latihan atau

    pengalaman sebelumnya dalam situasi tertentu. Dalam konteks yang hampir

    sama, (Siedentop, Daryl, 1994: 291), menegaskan bahwa belajar gerak sebagai

    perubahan yang relatif permanen (melekat) di dalam performan

    keterampilan gerak yang dihasilkan dari pengalaman atau latihan.

    Selanjutnya ditambahkan, meskipun tekanan belajar gerak ialah penguasaan

    keterampilan, tidaklah berarti aspek lain seperti peranan domain kognitif

    diabaikan, sebab penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan

    dan pemilikan pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi fisik

    sebagaimana halnya kepercayaan dan semangat juang (Rusli Lutan 1988: 101-

    102). (Annario, Anthony., Charles, Cowel, C., and Helen, W. Haselton 1980:

    8-11), mengemukakan bahwa salah satu pertanda seseorang telah belajar

    gerak adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan

    tingkah laku tersebut meliputi suatu kemampuan, baik yang bersifat

    pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), konatif termasuk keterampilan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    (psikomotor) ataupun fisik (physical). Lebih lanjut dijelaskan, perubahan

    tingkah laku kognitif i tu pada dasarnya terjadi pada aspek pikiran, atau

    intelek yang meliputi pengetahuan dan fakta, informasi, keterampilan dan

    kemampuan intelektual.

    Perubahan perilaku afektif berhubungan dengan perkembangan

    emosi dan tingkah sosial, yang meliputi respon terhadap aktivitas jasmani,

    perwujudan diri, harga diri dan konsep diri. Perubahan perilaku psikomotorik

    yang dituju adalah perubahan yang terjadi pada gerak, meliputi gerak perseptual,

    gerak dasar dan keterampilan olahraga dan lari. Sedangkan perubahan perilaku,

    berhubungan dengan perubahan pada aspek kemampuan fisik, meliputi kekuatan

    otot, daya tahan otot, daya tahan umum dan kelentukan. Proses belajar gerak

    terjadi karena adanya masukan yang diterima oleh indera penglihatan.

    pendengaran, rasa dan indera kinestesi. Masukan tersebut diteruskan

    kesistem syaraf pusat untuk diproses yang kemudian ditafsirkan serta

    disimpan. Pada akhirnya masukan tersebut diterjemahkan dalam bentuk

    gerakan (hasil atau keluaran). Masukan sensori berkaitan dengan

    penerimaan stimulus oleh organ-organ sensori, yaitu stimulus dari luar

    tubuh dan yang terjadi dalam tubuh. Masukan sensori ini kemudian

    diproses dalam sistem ingatan, yang selanjutnya diteruskan kepenyimpanan

    jangka pendek (sementara). Informasi persepsi ini hanya dapat bertahan

    dalam sistem penyimpanan untuk sementara, yang apabila tidak digunakan

    dalam waktu yang singkat akan dilupakan/hilang. Pada penyimpanan jangka

    pendek ini masukan yang dapat disimpan terbatas, sehingga apabila ada

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    masukan informasi berikutnya maka masukan yang pertama akan hilang

    dengan sendirinya apabila tidak ada penguatan untuk mengingat masukan

    tersebut. Selanjutnya masukan yang telah diproses dalam sistem penyimpanan

    jangka pendek diteruskan ke saluran konsentrasi terbatas, dan pada saluran

    konsentrasi terbatas ini, proses informasi seseorang hanya dapat

    menyelesaikan satu masalah saja dalam satu saat. Proses informasi yang

    telah diselesaikan dalam saluran konsentrasi terbatas kemudian disimpan

    dalam gudang penyimpanan hasil belajar (penyimpanan jangka panjang).

    Semua proses informasi di atas adalah merupakan proses kegiatan kognitif,

    yang belum tentu informasi tersebut dapat dilakukan atau diterjemahkan dalam

    bentuk gerakan.

    Beberapa cara dan jenis pukulan yang dapat dilakukan untuk

    menembak ke gawang diantaranya saat dalam permainan belangsung, shoot

    corner, finalti corner, dan free hit. Kemudian jenis pukulan yang digunakan

    hit, reverse hit, reverse flick, push, flick, scoop, dan taving. Semua bertujuan

    untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan tetapi harus

    dilakukan di area lingkaran tembakan.

    Semua keterampilan harus dikembangkan untuk digunakan dalam

    permainan umum juga bermanfaat dalam lingkaran gol. Pada dasarnya,

    keterampilan menggiring yang pendek dan tajam menciptakan peluang bagi

    anda untuk mendapatkan bola, keterampilan memerangkap bola yang kokoh

    membuat anda mampu mengontrol bola dalam suatu posisi yang baik untuk

    membuat tembakan gol yang efektif dan sedikit variasi pada metode

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    melempar yang anda gunakan dalam permainan umum juga digunakan

    untuk mencetak gol. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan saat

    mencetak gol, antara lain menembus lingkaran dengan posisi yang sebaik

    mungkin untuk memberi anda peluang terbaik untuk mencetak gol,

    penempatan (seringkali lebih bermanfaat dari pada tembakan yang kuat),

    dan eksekusi keahlian yang tepat dan pemilihan tembakan yang cerdas

    adalah yang terpenting. Dikatakan oleh (Purwanto, 2004: 18), teknik

    memukul bola ada dua macam hitting dan taping. Hitting merupakan teknik

    yang efektif untuk operan-operan jarak jauh dan untuk dan untuk situasi

    khusus, seperti: pukulan bebas (free hits), pukulan dari sudut jauh (long

    corner), pukulan gawang, dan tembakan ke gawang. Sedangkan taping

    merupakan teknik yang efektif untuk operan-operan jarak pendek. Dalam

    melakukan latihan menembak nantinya, dan dalam pelaksaan tes

    keterampilan menembak dilakukan dengan pukulan hit. Adapun teknik

    melakukan hit adalah sebagai berikut:

    Berdiri dengan kaki kiri sedikit lebih ke depan daripada kaki kanan

    menyamping arah sasaran, badan condong ke depan, lutut kaki kiri

    ditekuk, kaki kanan hmis, stick dipegang kedua tangan lurus di depan

    badan, bola diletakkan di depan kaki kiri.

    Stick diangkat setinggi bahu.

    Dengan gerakan secara berurutan, stick diangkat ke arah kanan

    setinggi bahu, kemudian ayunkan kedua lengan dari samping kanan atas

    kebawah memukul bola ke arah sasaran di kiri badan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    Ayunan stick ke arah kiri tidak melebihi tinggi bahu kiri.

    Pandangan mengikuti arah jalannya bola.

    d. Lingkaran Tembakan (Shooting Circle)

    Dalam Hoki Lapangan mencetak sebuah gol atau melakukan

    tembakan ke gawang seorang pemain harus terlebih dahulu memasuki areal

    lingkaran menembak atau dengan kata lain seorang pemain harus

    menyentuh bola dengan sticknya (tongkat pemukul) didalam lingkaran

    menembak baru dikatakan sah terjadinya sebuah gol. Tepat dimuka tiap

    gawang ditarik garis sepanjang 3,66 meter sejajar dan berjarak 14,63 meter

    dari garis gawang, diukur dari sudut muka dalam kedua tiang gawang

    sampai sisi luar garis 3,66 meter itu. Kedua ujung garis ini dihubungkan

    dengan garis gawang oleh sebuah busur seperempat lingkaran, dengan sudut

    muka dalam dari kedua tiang titik pusatnya. Daerah yang dibatasi garis-garis

    itu dan garis gawang (termasuk seluruh garis-garis itu) disebut lingkaran

    pukulan atau lingkaran tembakan.

    Gambar 1. Lingkaran Tembakan Hoki Lapangan (Purwanto, 2004 : 8)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    e. Teknik Menembak dan Mencetak Gol

    Menurut (Micthell, C. & Taverner. WWW. HumanKinetics.com

    Field Hockey Techniques & Tactics - Google Book Search.htm). Steve

    davies mengatakan tentang bagaimana cara menembak serta mencetak gol

    . Berikut ini adalah tipsnya:

    (a) Sikap.

    Sebagai seorang pemain harus tekun untuk mencetak gol dan memiliki

    keinginan untuk membuat nama anda masuk dalam daftar pencetak gol

    apapun motivasinya harus cerdik dan mencoba melepaskan diri dari

    pemain bertahan. Perlu memiliki derajat keegoisan tentang permainan

    guna mengambil resiko pada waktu yang tepat. Seorang pemain yang

    sangat baik adalah seseorang yang dapat membuat keputusan yang tepat

    tentang kapan waktu untuk menembak dan kapan waktu menemukan

    sebuah pilihan yang lebih baik didalam lingkaran tersebut.

    (b) Keterampilan

    Keterampilan merangkap yang baik dibawah tekanan adalah penting.

    Jika anda tidak dapat membuat perangkap yang baik, tidak akan

    menciptakan peluang untuk mencetak gol, jadi tetaplah merendah dan

    waspadalah. Berhati-hatilah dengan apa yang ada disekitar dan

    mengetahui dimana pemain bertahan dan pemain pendukung disekitar

    dan memiliki perasaan yang baik tentang dimana seorang pemain

    berada dalam kaitannya dengan gol. Kemampuan untuk membaca

    permainan (antisipasi permainan sebelum terjadi) atau yang kedua

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    menembak apa yang dilakukan oleh pemain bertahan dan rekan timnya

    selanjutnya akan memberi anda keunggulan. Seorang striker perlu

    memiliki berbagai macam, pemilihan tembakan yang bagus dan

    pengambilan keputusan untuk mengembalikannya. Jadi berlatihlah pada

    tembakan-tembakan yang belum anda kuasai. Kecepatan tangan dan

    kaki penting untuk membuat tembakan yang berkualitas dalam waktu

    yang singkat.

    (c) Memukul/Pukulan

    Jika memukul bola di gawang, atlet jarang memiliki waktu untuk

    melakukan ayunan besar ke belakang. Waktu yang digunakan untuk

    melakukan hal ini akan memberi pemain bertahan peluang untuk

    mencuri bola dari bawah hidung anda, karena anda tidak melindungi

    bola dengan menjaga agar stick (tongkat) tetap didekatnya. Dapat

    memperpendek ayunan kebelakang dengan membuat tangan kiri

    menurunkan tongkat untuk bertemu dengan tangan kanan. Hal ini

    mungkin tidak alami bagi, tetapi dengan latihan dapat menguasai hal

    ini. Dengan ayunan kebelakang yang lebih pendek, tembakan menjadi

    pukulan yang lebih berguna dari pada yang sebaliknya gunakan dalam

    permainan umum. Akan tetapi hal ini efektif karena hal ini cepat dan

    lebih memperdaya daripada sebuah pukulan dengan ayunan kebelakang

    yang lebih lamban dan berputar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    (d) Penempatan

    Tembakan yang baik ke gawang selalu berkaitan dengan keakurasian

    dan keutamaan penempatan bola. Bahkan meskipun memukul bola

    sekeras mungkin, itu tidak akan menjadi tembakan yang efektif kecuali

    berada pada sasaran. Hal itu berarti bahwa hal ini setidaknya

    memerlukan sebuah pengaman bagi penjaga gawang, memberikan

    peluang sebuah tip-in (sedikit sentuhan) bagi pemain depan atau

    memberikan peluang untuk sebuah lambungan. Kadang-kadang para

    pemain mengorbankan keakurasian dan penempatan untuk kekuatan,

    akan tetapi hal ini tidak perlu menjadi kompromi yang terbaik bagi tim.

    Kebalikan dari hal ini (mengorbankan kekuatan untuk keakurasian)

    biasanya lebih bermanfaat.

    (e) Gerakan kaki

    Seperti pada kasus dengan semua keterampilan permainan tersebut,

    gerakan kaki yang baik dapat menimbulkan perbedaan antara

    pelaksanaan sebuah keterampilan dengan ketelitian dan membuang-

    buang kesempatan yang baik. Gerakan kaki merupakan komponen yang

    cenderung diabaikan oleh para pemain saat mereka sibuk, lelah atau

    dibawah tekanan. Dapatkan komponen ini dengan tepat, dan akan

    berada pada posisi untuk mencetak gol dengan ketelitian dan kekuatan

    maksimum. Saat telah membuat perangkap, jagalah agar stick tetap

    pada bola saat memposisikan kaki pada posisi terbaik. Hal ini

    melibatkan keseimbangan antara kaki anda dengan sasaran dengan cara

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    yang sama untuk sebuah operan. Walaupun ini merupakan gerakan kaki

    yang ideal saat memukul bola, perlu menyesuaikan posisi ideal ini jika

    anda sibuk. Di lain pihak, pemain dapat memilih untuk tidak memukul

    bola dan memilih pilihan tembakan yang lain karena tidak ada waktu

    yang cukup untuk menempatkan kaki anda pada posisi yang baik.

    Seorang pemain juga dapat membuat operan atau mendapatkan sudut

    penalty sebagai pengganti tembakan/shooting. Jika anda menjaga stick

    pada bola ketika anda membuat kaki anda tetap pada posisi, akan

    melindungi bola dari lawan sambil anda mengarahkan gerakan kaki ke

    kiri. Ketika kaki sejajar dengan arah sasaran (atau seperti saat mau

    mengoper pada permainan umum), siap untuk melakukan tembakan.

    Posisi yang ideal (kaki sejajar dengan sasaran) tetap sama apakah

    memilih untuk memukul atau mendorong bola, tetapi tidak akan selalu

    memiliki waktu untuk membuat posisi ini sempurna, terutama didalam

    lingkaran serangan. Kesalahan umum yang lain bagi pemain depan

    adalah kerepotan dengan tembakan, dan untuk itu jangan

    memperhatikan posisi kaki. Situasi yang tidak seimbang kadang-kadang

    dibutuhkan, tetapi akan mendapatkan nilai yang lebih baik untuk

    menceta gol jika anda menyediakan waktu bagi untuk membawa

    gerakan kaki anda kekanan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    2. Pendekatan Pembelajaran

    a. Konsep Belajar Gerak

    Berdasarkan teori belajar, berkembang pandangan tentang difinisi belajar

    sebagai berikut: menurut (Oemar Hamalik, 2006: 154), "belajar adalah

    perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman".

    Selanjutnya oleh (Hergenhahm, B.R. and Mattew, H.O, 1997:2) bahwa dalam

    belajar ditunjukkan dengan adanya: (1) suatu perubahan tingkah laku, (2)

    perubahan tingkah laku relatif permanen, (3) perubahan tingkah laku akibat dari

    pengalaman atau praktek, (4) pengalaman atau praktek harus diperkuat. Jenis

    perubahan dan belajar itu sendiri merupakan perubahan perilaku dan penjelasan

    tentang belajar yang dilakukan dengan membandingkan perilaku apa yang

    mungkin ada sebelum individu ditempatkan pada situasi belajar dan perilaku

    apa yang terjadi setelah perlakuan. Perubahan tersebut merupakan

    peningkatan kemampuan untuk beberapa jenis "Performance" dan juga

    merupakan sebuah cara pandang yang berbeda yang disebut sikap atau nilai.

    Perubahan tersebut harus lebih dari sekedar kemampuan sesaat tetapi harus dapat

    dipanggil kembali setelah beberapa waktu. Belajar harus dapat dibedakan

    dari jenis perubahan yang mencirikan perkembangan seperti perubahan tinggi

    atau perkembangan otot selama latihan.

    Menurut (Kingsley, H.L., and Garry, 1957: 12) "Learning is the by

    process which behavior (in the broader sense) is originated or changed thought

    practice and training". Sehingga apabila seorang anak belum berhasil dalam

    belajar, ia harus mengulang proses atau aktivitas yang pernah dilakukan. Proses

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    ia sesuatu yang ada di lingkungannya, melalui manusia, hewan, tumbuh-

    tumbuhan maupun benda-benda lain yang dijadikan bahan belajar. Setiap

    aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan yang dapat berupa

    tingkah laku, kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola beraktivitas.

    Perubahan sebagai prestasi belajar biasanya merupakan peningkatan menjadi

    lebih baik. Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan terdapat

    beberapa perumusan yang berbeda, tetapi secara umum dapat didifinisikan

    bahwa pengertian belajar menurut penulis adalah suatu proses perubahan tingkah

    laku, cara pandang, dan kemampuan seseorang dan perubahan yang terjadi

    relatif tetap atau permanen yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan.

    Belajar adalah seperangkat yang bertalian dengan latihan atau

    pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan yang permanen dalam prilaku

    terampil. Gerak dapat diartikan sebagai perubahan tempat, posisi, kecepatan

    tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan

    waktu serta dapat diamati secara objektif. (http://por.sps.upi.edu.). Pengertian

    belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya.

    Belajar gerak merupakan salah satu bentuk belajar yang mempunyai

    penekanan pada suatu spesifik yaitu untuk tujuan peningkatan kualitas gerak tubuh.

    Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon

    muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh

    (Sugiyanto, 2000: 7-37). Di dalam pendidikan jasmani, belajar gerak berperan

    dalam aspek-aspek pengembangan keterampilan gerak tubuh, penguasaan pola-

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    pola gerak keterampilan olahraga, dan pengekspresian pola-pola prilaku

    personal dan interpersonal yang baik di dalam pertandingan.

    Pengertian belajar gerak menurut (Amung Ma'mun, 2000:45) adalah

    sebagai salah satu proses yang mengarah pada upaya untuk memperoleh

    perubahan perilaku yang berhubungan dengan gerak. Berdasarkan pengertian

    belajar gerak di atas, maka dapat ditarik 3 hal pokok yaitu: (1) Belajar merupakan

    proses yang didalamnya terjadi pemberian latihan dan pengalaman,

    (2) Terjadinya perubahan-perubahan dari gerakan yang ditampilkan, (3)

    Perubahan yang terjadi relatif permanen.

    Untuk mengetahui belajar gerak dalam pembelajaran maka terlebih

    dahulu kita perlu mengetahui pengertian pendidikan jasmani. Istilah

    pendidikan jasmani dimaksudkan sebagai terjemahan dari istilah "Physical

    Education", berasal dari Amerika Serikat dan Indonesia meminjam istilah itu

    untuk menyebutkan suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan

    memanfaatkan kegiatan jasmani. Sedangkan istilah "olahraga" seperti yang

    berkembang di Indonesia dewasa ini dianggap sebagai terjemahan dari istilah

    "sport" namun dalam bahasa sehari-hari kedua istilah tersebut yaitu Pendidikan

    Jasmani dan Olahraga masih sering digunakan secara berganti-ganti.

    Peranan belajar gerak dalam pendidikan jasmani dilihat dari segi aspek

    fisik adalah aspek yang pertama untuk meningkatkan kemampuan fisik,

    sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh. Untuk

    meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada

    prinsip-prinsip latihan fisik (physical training), sedangkan untuk meningkatkan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    kualitas gerak, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip

    belajar gerak (motor learning). Proses belajar dan berlatih diperlukan untuk

    menguasai keterampilan gerakan. Gerakan biasa dikuasai dengan baik apabila

    dipraktekkan berulang-ulang. Jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan

    proses belajar dan berlatih untuk setiap kategori gerakan keterampilan tidak

    sama. Semakin kompleks gerakan keterampilan yang dipelajari akan memerlukan

    waktu yang lebih lama. Lamanya waktu yang dperlukan bukan hanya tergantung

    pada kompleksnya gerakan, tetapi juga dipengaruhi oleh bakat si pelajar. Tahapan-

    tahapan atau fase-fase dalam belajar gerak. Fitts dan Posner dalam (Sugiyanto.

    2000:315) mengemukakan bahwa proses belajar gerak meliputi tiga tahap atau

    fase, yaitu: 1) Fase kognitif atau fase awal, 2) Fase asosiatif atau fase

    menengah, 3) Fase otonom atau fase akhir. Penjelasan setiap fase belajar

    gerak tersebut adalah sebagai berikut:

    1) Fase Awal, merupakan fase awal dalam belajar gerak keterampilan,

    karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri pelajar adalah

    pelajar menjadi tahu tentang gerakan yang di pelajari, sedangkan

    penguasaan gerakannya masih belum baik karena masih dalam taraf

    mencoba-coba gerakan, disini gerakan yang di pelajari adalah shooting

    dalam permainan hoki.

    2) Fase Asosiatif, disebut juga fase menengah. Fase ini ditandai dengan

    tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar sudah mampu melakukan

    geraka-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat

    pelaksanaanya. Dengan tetap mempraktekkan berulang-ulang,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    pelaksanaan gerakan akan menjadi efesien, lancar, sesuai dengan

    keinginan dan kesalahan gerakan semakin berkurang. Pada fase asosiatif

    ini merangkaikan bagian-bagian gerakan menjadi rangkaian gerakan

    secara terpadu merupakan unsur penting untuk menguasai berbagai

    gerakan keterampilan. Setelah rangkaian-rangkaian gerakan bisa

    dilakukan dengan baik, maka pelajar segera bisa dikatakan memasuki

    fase belajar yang disebut fase otonom.

    3) Fase Otonom, bisa dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak. Fase

    ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar mampu

    melakukan gerakan keterampilan secara otomatis tanpa terpengaruh

    walaupun pada saat melakukan gerakan itu pelajar harus memperhatikan

    hal-hal selain gerakan yang dilakukan. Hal ini bisa terjadi karena

    gerakannya sendiri sudah bisa dilakukan secara otomatis.

    b. Belajar Keterampilan Gerak Hoki Lapangan

    Keterampilan dalam berbagai cabang olahraga memiliki struktur

    tersendiri, lengkap dengan konsep dan prinsip yang mendasarinya. Memahami

    konsep-konsep itu merupakan syarat untuk menguasai keterampilan yang

    dipelajari. Semakin terkuasai konsepnya, semakin mudah suatu keterampilan

    dikuasai. Menurut (Magill, R.A, 1980: 11) mengklasifikasikan keterampilan

    gerak berdasarkan beberapa sudut pandang, yaitu:

    a. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan.

    Kecermatan pelaksanaan gerakan bisa ditentukan antara lain oleh jenis otot-

    otot yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar, dan ada

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    yang melibatkan otot-otot halus. Berdasarkan jenis otot-otot yang

    terlibat, keterampilan gerak dikategorikan menjadi dua (2) yaitu:

    1) Keterampilan gerak agal (gross motor skills) adalah gerakan yang di dalam

    pelaksanaan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya;

    keterampilan gerakan meloncat tinggi dan lempar lembing.

    2) Keterampilan gerak halus (fine motor skills) adalah gerakan yang di dalam

    pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan,

    contohnya; gerak menarik pelatuk senapan, dan pelepasan busur dalam

    memanah.

    Pada keterampilan gerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian

    tubuh secara keseluruhan; sedangkan pada keterampilan gerak halus hanya

    melibatkan sebagian dari anggota badan yang digerakkan oleh anggota

    badan yang digerakkan oleh otot-otot halus.

    b. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan

    Gerakan keterampilan ada yang mudah bisa diketahui bagian awal dan

    bagian akhir gerakannya; tetapi ada juga yang sukar untuk bisa diketahui,

    Deagan karakteristick seperti itu, keterampilan gerak bisa dibedakan

    menjadi 3 kategori, yaitu:

    1) Keterampilan gerak diskret (discrete motor skill) adalah keterampilan

    gerak di mana dalam pelaksanaannya bisa dibedakan secara jelas titik awal

    dan titik akhir dari gerakan.

    2) Keterampilan gerak serial (serial motor skill) adalah keterampilan gerak

    diskret yang diiakukan beberapa kali secara berlanjut.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    3) Keterampilan gerak kontinyu (continous motor skill) adalah keterampilan

    gerak yang tidak bisa dengan mudah ditandai titik awal atau titik akhir

    dari gerakannya.

    Keterampilan gerak kontinyu untuk melakukannya dipengaruhi

    oleh kemauan si pelaku dan stimulusi eksternal, dibandingkan dengan

    pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya sewaktu memukul bola,

    yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku

    untuk memukulnya, sedangkan bentuk gerakannya sendiri tidak

    berubah-ubah atau tidak terpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku

    c. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan

    Gerakan keterampilan dilakukan ada kalanya pelaku menghadapi kondisi

    lingkungan yang tidak berubah dan ada kalanya berubah-ubah. Berdasarkan

    kondisi lingkungan seperti ini gerakan keterampilan dibedakan menjadi 2, yaitu:

    1) Keterampilan tertutup (closed skill) adalah keterampilan gerak dimana

    pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan

    stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri.

    2) Keterampilan terbuka (open skill) adalah keterampilan gerak dimana

    dalam pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah,

    dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari

    lingkungannya. Perubahan kondisi ini bisa bersifat kontemporal dan bersifat

    spasial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan menggiring bola.

    Dalam hal ini pelaku dipaksa mengamati kecepatan, arah, dan jarak bola,

    kemudian menyesuaikan stick dengan bola.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    Pembelajaran dalam mata kuliah Hoki Lapangan harus mampu

    membangkitkan minat anak untuk menggali potensinya dalam hal gerak. Karena

    itu anak harus diberi dorongan untuk terus menerus menjelajahi kemampuan-

    kemampuannya. Tugas ini tidak mudah dan hasilnya tidak segera. Dari

    pertemuan ke pertemuan, mungkin dosen hanya akan melihat kemajuan yang

    lambat, tersendat-sendat, serta seolah-olah berjalan di tempat. Memang itulah

    yang harus disadari oleh semua dosen.

    Tidak ada kemajuan dalam hal belajar gerak yang bersifat kejutan. Semua

    kemajuan mengikuti pola yang teratur. Jangan mengharapkan keajaiban. Harus

    sabar dan bersikap optimis bahwa mahasiswa kita akan mencapai kemajuan. Bila

    tiba waktunya, jangan kaget jika tiba-tiba dosen sadar mahasiswa sudah

    bertambah tinggi dan besar serta semakin terampil gerakannya. Itulah upah

    dari kesabaran dosen dalam mendidik mahasiswa.

    Disitulah dosen akan merasakan betapa mulianya tugas dosen. Di pihak

    lain, sebagai dosen kita harus maklum bahwa setiap mahasiswa memiliki

    kekhasannya masing-masing. Artinya, ada mahasiswa yang kelihatan mudah

    dalam mempelajari gerak-gerak tertentu, sementara yang lainnya menemui

    kesulitan.

    Ada mahasiswa yang gigih ingin bisa, ada juga mahasiswa yang

    mudah menyerah. Perbedaan individual dalam hal kematangan dan

    pengalaman masa lalunya, menyebabkan kita sulit untuk menyeragamkan

    kecepatan kemajuan mahasiswa dalam hal belajar gerak.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    Keluhan-keluhan seperti "saya tidak bisa" atau "saya tidak berbakat"

    dan ucapan sejenis lainnya akan sering terdengar dari mulut anak-anak.

    Bahkan ada anak yang belum mencoba sekalipun sudah mengatakan tidak

    mau melakukan, karena dia yakin tidak akan berhasil. Bagaimanakah dosen

    seharusnya menghadapi kasus serupa itu? Tentu jawaban dan caranya harus

    benar-benar tepat agar tidak kian 'membenamkan' mahasiswa dalam citra

    rendah diri yang dibuatnya sendiri. Menanamkan kesadaran pada mahasiswa

    bahwa mempelajari keterampilan dan gerak, bukanlah proses yang tergesa-gesa.

    Sebab diperlukan waktu dan usaha yang tidak sebentar untuk menguasai

    sesuatu. Yang penting jangan cepat menyerah. Ungkapan dosen seperti,

    "cobalah lakukan lagi. Kamu bukan tidak bisa, tapi belum bisa", adalah salah satu

    ungkapan yang bisa membesarkan hati mahasiswa.

    Perbedaan para mahasiswa tersebut harus membuat dosen matakuliah

    Hoki Lapangan menjadi lebih arif dalam menentukan tugas bagi masing-

    masing mahasiswa. Jangan sampai mahasiswa diberi tugas yang seragam

    dengan kriteria keberhasilan yang sama bagi semua orang. Kenali kemampuan

    mahasiswa, baik perkelompok maupun perorangan, agar penentuan tugas

    mereka bisa disesuaikan. Dengan cara itu mahasiswa akan merasa bahwa dosen

    memang mendorong semua mahasiswa untuk mau dan mampu belajar.

    Melalui program pendidikan jasmani yang tera