Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM...

16
Tim Monev PMDM mengunjungi lokasi rumah genset di Desa Tole, Kecamatan Towuti. Kegiatan pengadaan genset itu telah menggerakkan ekonomi warga, mulai dari sektor pertanian hingga UMKM. Keberhasilan kegiatan ini ada pada keterbukaan, kebersamaan yang tulus, dan perencanaan matang seputar pengelolaan dan pemeliharaan yang menjadikannya layak menjadi kegiatan percontohan. Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk Memelihara Kegiatan Laporan Utama > Hal 7 PTPM Pertanian Berkelanjutan Lahan Makin Produktif, Hasil Panen Meningkat Wawasan > Hal 11 Organik, Masa Depan Pertanian Dunia Event > Hal 16 Pujasera, Etalase Baru Magani Informasi, Interaksi, Inspirasi DOKTER MENJAWAB > HAL 14 Pahami Layanan dan Prosedur BPJS Kesehatan WAWASAN > HAL 12 Kiat Budidaya Udang Windu SOSOK > HAL 10 Darlan, PPL Desa Ledu-Ledu: “Petani Itu Butuh Contoh Nyata dari Penyuluh” TabloidVerbeek @TabloidVerbeek EDISI 26 I JULI 2016 I 16 HALAMAN Dipublikasikan oleh Divisi Komunikasi PT Vale Indonesia Tbk - Tidak Diperjualbelikan - SCAN ME!

Transcript of Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM...

Page 1: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Tim Monev PMDM mengunjungi lokasi rumah genset di Desa Tole, Kecamatan Towuti. Kegiatan pengadaan genset itu telah menggerakkan ekonomi warga, mulai dari sektor pertanian hingga UMKM. Keberhasilan kegiatan ini ada pada keterbukaan, kebersamaan yang tulus, dan perencanaan matang seputar pengelolaan dan pemeliharaan yang menjadikannya layak menjadi kegiatan percontohan.

Program Mitra Desa MandiriMunculnya Kesadaran untuk Memelihara Kegiatan

Laporan Utama > Hal 7PTPM Pertanian BerkelanjutanLahan Makin Produktif, Hasil Panen Meningkat

Wawasan > Hal 11Organik, Masa Depan

Pertanian DuniaEvent > Hal 16

Pujasera, Etalase Baru Magani

I n f o r m a s i , I n t e r a k s i , I n s p i r a s iDOKTER MENJAWAB > HAL 14

Pahami Layanan dan Prosedur BPJS Kesehatan

WAWASAN > HAL 12

Kiat Budidaya Udang Windu

SOSOK > HAL 10

Darlan, PPL Desa Ledu-Ledu:“Petani Itu Butuh Contoh Nyata dari Penyuluh”

TabloidVerbeek @TabloidVerbeek

E D I S I 2 6 I J U L I 2 0 1 6 I 1 6 H A L A M A N

D i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T V a l e I n d o n e s i a T b k- T i d a k D i p e r j u a l b e l i k a n -

SCAN ME!

Page 2: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 20162 EDITORIAL

Tabloid ini diterbitkan sebagai upaya mengampanyekan transparansi dari pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. Juga sebagai media alternatif masyarakat dalam memperoleh informasi dan wawasan. Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email atau surat ke alamat redaksi.

Herawati, staf BP3K Model-Kecamatan Nuha membaca tabloid Verbeek di sela-sela kesibukannya menjadi Penyuluh Pertanian

Lapangan (PPL). Tips seputar pertanian menjadi artikel favoritnya di Verbeek.

Pelindung: Dewan Direksi PT Vale | Penasihat: Basrie Kamba (Direktur Komunikasi & Hubungan Luar), Busman Dahlan Shirat (Senior Manajer Program Pengembangan Sosial) | Penanggung Jawab: Bayu Aji Suparam (Senior Manajer Komunikasi) | Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela | Editor:La Ode M. Ichman, Aswaddin, Asriani Aminuddin, Megawati Ihyamuis, Iskandar Ismail, Baso Haris, Misdar | Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati, Maman Ashari, Wahyudi | Fotografer: Doni Setiadi | Desain & Tata Letak: Azwar Marzuki | Alamat Redaksi: Kantor Departemen Komunikasi & Hubungan Luar, Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.

Tabloid Verbeek@TabloidVerbeekTabloidVerbeekTabloid Verbeek08114056715 570946F9

Pembaca yang budiman,Monitoring dan evaluasi (Monev) meru-

pakan kegiatan yang tidak dapat ditawar bagi berhasilnya suatu program atau organi-sasi yang dijalankan secara rasional. Secara akademik, monitoring didefinisikan sebagai suatu kegiatan mengamati dengan seksama suatu keadaan atau kondisi mutakhir, ter-masuk perilaku atau kegiatan. Tujuannya adalah agar semua informasi yang dipero-leh dapat menjadi landasan dalam pengam-bilan keputusan atau kebijakan ke depan.

Sementara evaluasi adalah proses me-nentukan nilai atau pentingnya suatu ke-giatan, kebijakan, atau program. Evaluasi merupakan penilaian obyektif dan siste-matik atas suatu intervensi yang direnca-nakan, sedang berlangsung, maupun yang telah diselesaikan. Hal-hal yang dievaluasi bisa berupa proyek, program, kebijakan, organisasi, dsb.

Sebagai program yang diselenggarakan secara sistematik dan rasional, PMDM (Pro-gram Mitra Desa Mandiri) juga melakukan Monev menjelang akhir siklus kedua. Ha-silnya menggembirakan. Program ini telah mendorong warga ikut berpartisipasi aktif dalam wujud gotong-royong dan telah men-jadikan kegiatan-kegiatan yang diusulkan sebagai milik sendiri.

PMDM juga telah memunculkan kesadar-an baru untuk hidup lebih sehat. Di Desa Mahalona, misalnya, awalnya hampir selu-ruh warga tidak memiliki jamban keluarga. Mereka lazim buang air di sungai yang ber-jarak 300 meter dari rumah. Setelah diada-kan sosialisasi sanitasi lingkungan, banyak warga membangun jamban keluarga sehat.

Pembaca, Verbeek kali ini menyajikan hasil Monev menjelang akhir siklus kedua PMDM sebagai laporan utama. Sebagaimana biasa, kami sajikan pula artikel-artikel lain yang menarik. Anda bisa membaca tulisan seputar dunia pertanian peluang di sektor komoditas perkebunan, tentang penting-nya seorang guru untuk terus belajar, atau pengetahuan umum bagi keluarga tentang mengatasi perundungan anak.

Masih ada dua desa yang belum menun-taskan tahapan kegiatan disiklus kedua ini. Hal itu disebabkan dukungan para pemang-ku kepentingan di desa dan kompetensi pe-laku pelaksana kegiatan belum maksimal. Hal ini menjadi catatan penting bagi Tim PMDM untuk meningkatkan kualitas koordi-nasi dan penguatan kapasitas para pelaku.

Selamat membaca.

KONTRIBUSI FOTO DAN LAPORANHalo Verbeek,Beberapa kali saya mengirimkan foto dan la-

poran singkat tentang kegiatan-kegiatan PMDM melalui email Tabloid Verbeek. Apakah foto dan laporan saya bisa dimuat? Terima kasih.

Alwi Chaidir Fasilitator Teknik PMDM-Kabupaten Luwu Timur.

Halo Pak Alwi, Laporan dan foto-foto kiriman Bapak sudah beberapa kali kami tayangkan, baik di edisi cetak maupun di Facebook Tabloid Verbeek, dan kami selalu menuliskan sumber foto serta laporan. Kontribusi bisa dilakukan oleh seluruh pelaku PMDM maupun penerima manfaat.

EDISI KHUSUS DAERAH TERPENCILJika saya perhatikan, Verbeek jarang mengulas

kegiatan PMDM di tempat-tempat yang jauh, se-perti di Kecamatan Malili dan desa-desa pelosok. Kendala jarak dan akses pasti ada. Bisakah suatu saat Verbeek membuat edisi khusus tentang kegiatan PMDM di desa terpencil? Rasanya bagus kalau kemajuan desa-desa tersebut berkat PMDM dipotret lebih dalam.

Sangkala, Fasilitator PMDM-Kecamatan Malili.

Di beberapa edisi, Verbeek sudah mengulas pelaksanaan PMDM di desa-desa terpencil. Selain itu, Verbeek membuka kontribusi laporan maupun foto dari pelaku PMDM demi pemerataan publikasi kegiatan. Terima kasih atas masukan dari Pak Sangkala.

DISTRIBUSI DI MUSYAWARAH DESASebagai Komite Desa, kami sering meng-

undang masyarakat untuk musyawarah yang membahas kegiatan PMDM. Bisakah kami mendapatkan tabloid Verbeek edisi terbaru di setiap musyawarah? Karena banyak masyarakat yang suka membaca Verbeek tapi tidak tahu di mana bisa dapat secara rutin. Kadang kami lihat di kantor desa tapi cepat sekali habis. Kalau dibagikan saat ada musyawarah mungkin lebih efektif dan tokoh-tokoh masyarakat di desa bisa kebagian semua. Terima kasih.

Suarni, Anggota Komite Desa Sorowako, Kecamatan Nuha.

Saat ini, Verbeek baru bisa kami distribusikan ke Kantor Camat, Kantor Kepala Desa, dan beberapa fasilitas umum. Pembaca juga bisa mendapatkan tabloid Verbeek di kantor Departemen Komunikasi dan Hubungan Luar PT Vale. Masyarakat juga bisa mengakses Verbeek melalui media sosial dan website resmi PT Vale Indonesia Tbk.

SURAT PEMBACA

Page 3: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 2016

LAPORAN UTAMA 3

Tm Monev mendatangi Pustu di Desa Mahalona, Kecamatan Towuti. PMDM sektor kesehatan menyalurkan bantuan berupa mobiler, alat kesehatan, dan perlengkapan penunjang Pustu.

Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut. Sebelum dibangun, kegiatan Posyandu dilakukan di bangunan yang sempit dan minim perlengkapan.

Program Mitra Desa Mandiri

Mendalami Program Lewat MonevDi pengujung siklus kedua, tim Monev kembali meninjau kegiatan-kegiatan PMDM.

D idampingi para fasilitator, menjelang akhir siklus kedua Program Mitra Desa Mandiri (PMDM), Tim Program

Pengembangan Sosial PT Vale melaku-kan monitoring-evaluasi (Monev). Ketika Monev dilaksanakan pertengahan Janua-ri 2016, kegiatan-kegiatan PMDM di desa sudah banyak yang rampung, dan pelaku PMDM sedang mempersiapkan Musyawa-rah Desa Pertanggungjawaban. Berbagai temuan menarik hingga evaluasi program digali dari kegiatan Monev.

Sebagai contoh, Monev di kawasan Ma-halona, Kecamatan Towuti, memberi gam-baran bahwa PMDM telah mendorong gaya hidup sehat. Di Desa Mahalona, sebelum tersentuh PMDM, hampir seluruh warga tidak memiliki jamban keluarga. Mereka terbiasa buang air di sungai yang jarak-nya 300 meter dari rumah. Setelah diada-kan sosialisasi sanitasi lingkungan, banyak warga mulai sadar untuk membangun jam-ban keluarga sehat.

“Setelah edukasi, kita dorong warga un-tuk membangun jamban. Dana PMDM ha-nya stimulan saja, Rp1,3 juta per unit, tidak akan cukup untuk menyelesaikan pemba-ngunan jamban. Ternyata mereka setuju dan tidak keberatan menambah biayanya,” kata Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Mahalona, Marlan.

“Sebenarnya masyarakat mampu mem-bangun jamban sendiri, tapi karena tidak ada edukasi, ya mereka tidak tahu apa pentingnya. Edukasi dan stimulan inilah yang merupakan peran penting PMDM,” lanjut Marlan.

Tim Monev menemui Misna, satu dari 16 keluarga penerima manfaat bantuan pembangunan jamban di Desa Mahalona. Anggota keluarga petani merica itu menya-takan bahwa setelah mendapat bantuan berupa lima sak semen, kloset, pipa, dan pasir, ayahnya membangun kamar mandi di bagian belakang rumah dengan ukuran cukup besar, sekitar 3 x 3 meter. “Totalnya lebih Rp10 juta. Bapak yang tambah-tam-bah sendiri beli materialnya, karena yang dari bantuan tidak cukup,” kata Misna. Ke-tika ditanya siapa yang memberi bantuan, Misna hanya mengangkat bahu.

Pada siklus kedua yang bergulir sepan-jang 2015, PMDM mendukung pemba-ngunan 372 unit jamban keluarga di empat wilayah terdampak operasi PT Vale, plus 2 WC umum di Kecamatan Towuti. Pada siklus pertama, jumlah jamban yang diba-ngun 558 unit, sehingga selama dua siklus PMDM telah mewujudkan pembangunan 930 unit jamban keluarga sehat.

Posyandu dan PAUDSelain mengunjungi penerima manfaat

jamban keluarga sehat, Tim Monev meli-

hat lokasi Posyandu Kalapi di Desa Mahal-ona, yang dibangun dengan dana PMDM sektor kesehatan. Tahun lalu, PMDM juga mendanai pembangunan Posyandu Ma-honi di desa yang sama.

Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan sebesar Rp83 juta juga dialokasikan untuk pembangunan Posyan-du Mekarsari. Tim Monev mengapresiasi pembangunan Posyandu itu, karena sela-ma ini kegiatan bulanan Posyandu dilaku-kan di sebuah bangunan kayu semi per-manen, sempit, dan minim perlengkapan.

Sepanjang 2015, PMDM membangun empat Posyandu, masing-masing satu unit di Desa Asuli, Mahalona, Libukan Mandiri, dan Bantilang. Seluruhnya di Kecamatan Towuti. Di desa-desa lainnya, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk me-renovasi Posyandu, penambahan fasilitas, pelatihan kader, dan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi bayi dan Balita pe-serta Posyandu.

Di sektor pendidikan, PMDM memba-ngun 10 unit prasarana pendidikan anak usia dini (PAUD). Pendidikan merupakan bidang baru dalam cakupan PMDM pada siklus kedua. TK Darmawanita, Desa Ka-losi, Kecamatan Towuti, merupakan salah satu bangunan PAUD baru yang dikunjungi Tim Monev.

Tim melihat urgensi pembangunan fa-silitas pendidikan usia dini di desa hasil

pemekaran wilayah Mahalona itu kare-na memang selama ini bangunan PAUD belum ada. Anak-anak usia TK belajar di bangunan Unit Permukiman Transmigra-si (UPT) tanpa kelengkapan penunjang. Dana PMDM sektor pendidikan sebesar Rp80 juta seluruhnya dialokasikan untuk pembangunan gedung sekolah.

Pada kesempatan terpisah, Tim Monev mengunjungi lokasi pembangunan PAUD di Desa Nuha, Kecamatan Nuha. Untuk rehabilitasi berat bangunan, dana PMDM

dialokasikan senilai Rp30.766.000 juta, dan Rp10 juta untuk pengadaan mobiler, alat permainan, serta buku-buku baca-an. Bangunan PAUD itu akan dimanfa-atkan untuk fasilitas kelompok berma-in (KB) dan Taman Pendidikan Al-Qur-an (TPA), karena selama ini anak-anak belajar mengaji di teras masjid. Melalui Monev, pelaku PMDM dan PT Vale bisa melihat secara langsung tonggak penca-paian selama satu siklus Program Mitra Desa Mandiri.[]

Page 4: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 2016

LAPORAN UTAMA4

Tim Monev melihat genset di Desa Tole, Kecamatan Towuti, yang merupakan bantuan PMDM. Kegiatan tersebut menjadi salah satu best practice PMDM 015 berkat keberhasilan pelaku PMDM dan masyarakat desa merumuskan mekanisme pengelolaan dan pemeliharaan.

Monev PMDM Sektor Ekonomi

Munculnya Kesadaran untuk Memelihara KegiatanWarga Desa Tole menepis kekhawatiran PMDM lemah dalam pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan.

Dari kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) PMDM siklus kedua, terli-hat sejumlah kegiatan punya dam-

pak positif, tepat sasaran, dan mengarah pada kemandirian serta keberlanjutan. Salah satunya adalah pengadaan genset di Desa Tole, Kecamatan Towuti. Kegiat-an ini menerapkan konsep dan perenca-naan yang matang.

Jika pengunjung datang ke desa di ka-wasan Mahalona itu sebelum Oktober 2015, kondisi Desa Tole gelap-gulita di malam hari. Mungkin hanya segelintir orang yang memiliki genset pribadi dan bisa menikmati “kemewahan” menyala-kan satu atau dua bola lampu. Selebihnya hanya ditemani pelita. Anak-anak harus rela belajar dengan penerangan lilin.

Ketika PMDM bergulir, masyarakat sepakat untuk mengalokasikan seluruh anggaran sektor ekonomi sebanyak Rp140 juta untuk pengadaan genset dan 6.000 meter kabel induk. Genset terse-but digunakan oleh 185 KK dari 207 KK yang ada di Desa Tole. Dari jumlah yang merasakan manfaat genset, tujuh di an-taranya masuk kategori Rumah Tangga Miskin (RTM).

Unsur swadaya juga tampak. PMDM menyediakan kabel induk, sementara warga membeli sendiri kabel sekunder untuk mengalirkan listrik ke dalam ru-mah. Tidak ada warga yang menyatakan keberatan atas gagasan swadaya.

PemeliharaanPerencanaan matang terlihat ketika

Tim Monev menggali sisi pengelolaan dan pemeliharaan kegiatan. Setiap bulan, genset yang menerangi Desa Tole mem-butuhkan 1.300 liter solar yang harus di-beli dengan harga Rp13 juta. Untuk itu, warga menyepakati mekanisme iuran yang dibagi dalam enam kelas pembayar-an, bergantung pada jumlah alat elektro-nik yang dipakai tiap rumah.

Sebagai contoh, kelas I atau kelas pa-ling bawah diwajib-kan membayar Rp50 ribu per bulan untuk bisa menikmati nyala tiga bola lampu. Sementara kelas V membayar iuran Rp200 ribu untuk bisa menyalakan 4-6 bola lampu ditambah tiga perkakas elektronik rumah tangga.

Mereka juga menyepakati mekanisme sanksi. Jika ada warga yang belum mem-bayar iuran hingga jatuh tempo, yaitu tanggal 1-7 setiap bulan, mereka dike-nai denda Rp5.000 per hari atau Rp40 ribu jika sudah menunggak sebulan. Bagi

warga yang tidak membayar selama tiga bulan berturut-turut, listrik akan dicabut.

Jumlah pemasukan dari iuran warga per bulan mencapai Rp17,5 juta. Pema-sukan itu dialokasikan ke dalam tiga pos pengeluaran, yaitu 60% untuk pembelian solar, 20% untuk gaji dua orang pengelo-la, 20% untuk pemeliharaan genset dan dana cadangan desa.

Dalam merumuskan aturan pengelola-an itu, mereka tetap berpihak pada ma-syarakat miskin dan rentan, sesuai prin-sip PMDM. “Ada lima rumah yang kami masukkan ke dalam kelas khusus kare-na mereka masyarakat miskin. Di antara mereka ada perempuan tua yang tidak punya anak laki-laki sebagai tulang pun-ggung keluarga. Bagi warga yang masuk kelas khusus, cukup membayar separuh dari iuran kelas I,” kata Budianto, ang-

gota Tim Pemelihara Kegiatan.Tim Pemelihara dan Pengelola men-

catat setiap pemasukan dan pengeluar-an dengan rapi di sebuah buku kas ber-ukuran besar.

Laporan keuangan pengelolaan genset diumumkan setiap hari Jumat di masjid setempat sebagai bagian dari perwuju-dan prinsip transparansi. Selain itu, la-poran keuangan juga ditempel di Kantor Kepala Desa. Jika pengelola menemui ma-salah, hal itu juga segera disosialisasikan melalui forum masjid atau musyawarah desa sehingga masyarakat secara gotong-royong mengupayakan solusi bersama.

Menghidupkan ekonomiSelain menghidupkan suasana desa,

kehadiran listrik di Desa Tole telah menggerakkan perekonomian masya-rakat. “Sekarang penjual makanan dan minuman semakin kreatif. Karena me-reka sudah bisa pakai blender dan alat-alat lain, jualannya makin bervariasi. Pendapatan mereka juga meningkat,” Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Tole, Ramli Rauf. Karena itulah, gagasan pengadaan genset mereka kategorikan

dalam kegiatan PMDM sektor ekonomi.Dia menambahkan, listrik telah meng-

hidupkan usaha kecil dan petani bisa ber-diskusi di malam hari di balai pertemuan warga, diterangi cahaya lampu. Untuk bangunan publik seperti balai desa dan rumah ibadah, warga telah sepakat un-tuk menggratiskan iuran listrik.

Usaha kecil ikut terdongkrak. Jika be-berapa bulan lalu, Mirah, seorang pemi-lik warung, hanya bisa membuka wa-rung hingga sore hari, kini warung ma-kannya buka hingga pukul 10 malam. Penghasilan pun naik 3 kali lipat dari bulan-bulan sebelumnya. Jika sebelum-nya Mirah mendapat pemasukan Rp100-150 ribu rupiah, dengan adanya listrik Mirah dapat mengantongi hingga Rp400 ribu per hari.

Hal serupa dialami Aris Mijah, salah seorang penerima manfaat yang masuk kategori RTM. “Dulu saya hanya meng-gunakan lampu pelita untuk penerang-an dan saya tidak bisa bekerja di malam hari. Namun dengan adanya penerang-an saya tetap bisa menjalankan usaha menjahit pada malam hari,” kata Aris.[] (Laporan: Iskandar Ismail)

Gense t d igunakan o l eh 185 KK d i Desa To l e , t u juh d i an ta ranya masuk kategor i Rumah Tangga M isk in (RTM) .

Page 5: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 2016

LAPORAN UTAMA 5

[Atas] Petani sayur di Dusun Roroi, Desa Parumpanai, Kecamatan Wasuponda, kini bisa menanam aneka jenis tanaman hortikultura tanpa khawatir lahan mereka terendam banjir. [Bawah kanan] Hasil panen petani labu di Dusun Roroi diangkut untuk dijual ke pasar terdekat. Seorang petani labu bahkan mendapat penghasilan Rp20 juta dari hasil panen yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan. [Bawah kiri] Pipa air bersih di Dusun Landangi, Desa Matano, Kecamatan Nuha, yang telah membuka akses air bersih bagi warga dusun.

Monev PMDM Sektor Ekonomi dan Kesehatan

Memajukan Desa Lewat InfrastrukturDi Nuha dan Wasuponda, dua pembangunan infrastruktur berdampak besar pada ekonomi desa dan akses air bersih.

D esa Matano merupakan daerah de-ngan wilayah terluas di Kecamat-an Nuha. Topografi Desa Matano

yang berbukit dan jarak ke ibukota ke-camatan yang relatif jauh, 27 kilometer, membuat dusun-dusun di Desa Matano masuk dalam kategori dusun terpencil.

Dusun Landangi, misalnya. Dari So-rowako yang juga berada di Kecamatan Nuha, dusun tersebut bisa ditempuh de-ngan perahu menyeberangi Danau Mat-ano, dilanjutkan dengan berkendara atau perjalanan darat selama empat jam me-ngitari kaki gunung melalui Kecamatan Malili. Perjalanan tidak mudah, karena akses menuju Dusun Landangi sebagian besar masih berupa jalan berbatu dan jalan tanah.

Karena lokasinya terpisah dari pusat pertumbuhan, infrastruktur dasar di Dusun Landangi masih minim. Air ber-sih menjadi kendala bagi kebanyakan warga, karena rumah mereka jauh dari sumber air. “Selama ini mereka tarik se-lang saja dari sumber air. Hasilnya, ya, distribusi air tidak rata dan sering sekali bocor. Banyak juga yang mengambil air langsung dari gunung. Mereka berjalan jauh sambil membawa tempat-tempat untuk ambil air,” kata Fasilitator Tek-nik PMDM Alwi Chaidir, saat meninjau kegiatan pada awal 2016.

Dalam musyawarah desa, warga mengusulkan kegiatan pemasangan pipa air bersih untuk didanai Program PMDM. Usulan tersebut terealisasi. Ang-garan sebesar Rp47 juta digunakan un-tuk memasang pipa sepanjang 2.400 meter dari sumber air di bukit hingga ke bak penampungan.

Usulan tersebut semakin matang ka-rena Pemerintah Desa Matano bersedia membiayai pembuatan bak penampun-gan air yang menghabiskan dana Rp22 juta. Pengerjaan dilakukan secara go-tong-royong oleh masyarakat. Kemit-raan tiga pilar antara PT Vale, pemerin-tah, dan masyarakat terlihat jelas dalam kegiatan ini. Ada 28 KK di Dusun Lan-dangi yang merasakan manfaat akses air bersih.

“Mereka tinggal sambung dengan se-lang, atau ambil air dari bak penampun-gan yang jaraknya 10-20 meter saja dari rumah warga,” kata Alwi.

Mendorong ekonomiDi Desa Parumpanai, Kecamatan Wa-

suponda, tepatnya di Dusun Roroi, se-buah kegiatan usulan warga memiliki dampak besar terhadap perekonomian petani. Sudah bertahun-tahun warga dusun tidak bisa memanfaatkan area

di sekitar sawah untuk menanam aneka jenis tanaman perkebunan dan sayur-sayuran. Padahal potensi tanaman pa-ngan, perkebunan, hingga hortikultura di Dusun Roroi cukup baik. Padi, sawit, dan kakao bisa tumbuh subur di desa ini.

Semua itu karena lahan perkebunan warga tergenang banjir yang tak kunjung surut hingga hitungan bulan, ketika mu-sim penghujan tiba. Penyebabnya adalah pendangkalan saluran pembuangan dari

sawah. Karena itu, warga mengusulkan kegiatan normalisasi saluran pembuang-an yang bisa mendorong sektor perta-nian dan berujung pada kesejahteraan penduduk.

Anggaran PMDM senilai Rp35 juta dialokasikan untuk membiayai norma-lisasi tersebut. Dampaknya terasa oleh sekitar 100 KK. “Sekarang mereka sudah berhasil panen labu, jagung, kedelai, se-mangka, dan lain-lain. Ada petani labu

yang sudah dapat Rp20 juta dari hasil panennya selama dua bulan. Sebelum-nya dia tidak bisa tanam sama sekali,” kata Suhaebah, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa Parumpanai. Sebuah inisiatif yang memajukan perekonomi-an warga, sekaligus mengatasi masalah banjir yang sudah lebih dari 10 tahun menghambat kemajuan warga di desa di sebelah barat Kecamatan Wasuponda itu.[Foto: Suhaebah, Alwi Chaidir]

Page 6: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 2016

LAPORAN UTAMA6

TK Al-Mukminun, satu-satunya Taman Kanak-Kanak di Desa Pasi-Pasi, Kecamatan Malili, mendapat bantuan dari PMDM berupa pengecatan dinding, pengadaan alat permainan luar ruang, dan pembangunan toilet. Seluruh kegiatan tersebut dimaksudkan demi mengoptimalkan proses belajar siswa usia dini.

Kegiatan kursus jahit bagi 40 orang warga Desa Laskap, Kecamatan Malili, yang sebagian besar masuk kategori RTM. Lulus dari kursus, peserta langsung diserap menjadi karyawan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan mendapat pekerjaan pertama mereka untuk membuat seragam sekolah secara massal.

Sebelum

Sesudah

PMDM Sektor Ekonomi dan Pendidikan

Membuka Lapangan Kerja, Memperbaiki Fasilitas BelajarDi Kecamatan Malili, sejumlah kegiatan PMDM menarik untuk disimak.

Y ang pertama adalah kegiatan kursus menjahit bagi warga Desa Laskap yang diadakan selama tiga bulan, mulai akhir Januari 2016. Kegiatan

yang tampak sederhana itu ternyata memiliki visi keberlanjutan yang digagas oleh pemerintah desa dan pelaku PMDM.

Dalam musyawarah desa, masyarakat mencari ke-giatan yang bisa mengangkat ekonomi warga, khu-susnya kelompok rumah tangga miskin. “Di Laskap masih minim sekali tukang jahit. Yang ada pun be-lum profesional, jadi hanya bisa mengerjakan peker-jaan jahit sederhana dan hanya bisa terima sedikit orderan,” kata Erna, Kader Pemberdayaan Masya-rakat Desa Laskap.

Karena itulah dana PMDM bidang ekonomi senilai Rp21 juta dialokasikan untuk membiayai enam war-ga mengikuti kursus jahit. Namun kuota enam orang dianggap terlalu sedikit. Maka atas inisiatif kepala desa, peserta ditambah menjadi 40 orang. Mereka yang mendapat kesempatan mengikuti kursus 80% berasal dari kelompok rumah tangga miskin (RTM).

Dukungan terhadap kegiatan tersebut juga datang dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), yang mem-belikan 20 unit alat jahit, mulai dari mesin jahit, me-sin potong, hingga mesin bordir. Setelah menamat-kan kursus, para peserta direkrut menjadi karyawan BUMDes. “Dukungan pemerintah desa dan BUMDes bagus sekali. Sekarang malah peserta kursus sudah menerima pesanan seragam sekolah yang dikerja-kan bersama,” kata Erna.

Mengoptimalkan proses belajarKegiatan lain di Kecamatan Malili yang juga me-

narik untuk dicermati adalah renovasi TK Al-Mukmi-nun di Desa Pasi-Pasi. Lembaga pendidikan anak usia dini itu merupakan satu-satunya di Desa Pasi-Pasi, namun kondisinya memprihatinkan. Tampak luar bangunan tersebut seperti tak terawat. Dindingnya kotor, tidak ada satu pun alat permainan di halaman, dan tidak ada kamar kecil bagi siswa maupun guru. Gedung pendidikan yang miskin fasilitas itu mem-buat kegiatan belajar-mengajar jauh dari optimal.

Dana PMDM bidang pendidikan dialokasikan un-tuk perbaikan prasarana di TK Al-Mukminun. Din-ding sekolah dicat dan dilukis oleh seniman setem-pat dengan biaya Rp5.574.000. Kini tampilan luar TK Al-Mukminun mencerminkan dunia anak yang ceria dan penuh sukacita. Tak lupa visi dan misi TK Al-Mukminun Pasi-Pasi dituliskan di dinding luar. Maka setiap siswa, guru, dan orangtua murid punya gambaran yang jelas tentang pola didik di sekolah. Kini jumlah siswa di TK Al-Mukminun bertambah, dari 19 menjadi 25 siswa.

Untuk menunjang kegiatan belajar, sejumlah alat permainan dipasang di halaman sekolah dengan dana Rp15 juta. Kini siswa bisa menikmati asyiknya berma-in ayunan dan seluncuran di jam istirahat dan pulang sekolah. Selain itu, dana sebesar Rp10.630.000 dia-lokasikan untuk pembangunan toilet yang letaknya bersebelahan dengan gedung utama sekolah. Dengan berbagai penambahan dan perbaikan infrastruktur, diharapkan kegiatan belajar anak-anak usia dini di Desa Pasi-Pasi bisa dioptimalkan.[]

Page 7: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 2016

LAPORAN UTAMA 7

Anggota Kelompok Tani Harapan Mulya, Desa Libukan Mandiri, Kecamatan Towuti, memanen padi yang mereka tanam dengan pola SRI Organik. Sudah dua musim tanam mereka bertani dengan metode tersebut. Produktivitas meningkat, tanah makin subur, pola pikir berubah ke arah yang lebih baik, dan kekerabatan petani makin kuat.

Diskusi petani, Pemerintah Daerah, dan PT Vale di penghujung syukuran panen raya. Petani melaporkan capaian sekaligus tantangan yang mereka hadapi untuk mempraktikkan budidaya padi SRI Organik.

PTPM Pertanian Berkelanjutan

Lahan Makin Produktif, Hasil Panen MeningkatPetani Mahalona mencatatkan kenaikan volume produksi di musim tanam kedua padi SRI Organik.

B udidaya System of Rice Intensificati-on (SRI) Organik yang dipraktikkan di Desa Libukan Mandiri, Kecamatan

Towuti, kembali berbuah manis. Setelah sukses melakukan panen perdana pada Desember 2015 dengan hasil 5,3 ton gabah per hektar, di musim kedua petani berhasil menaikkan produktivitas lahan. Terbukti, hasil panen mereka naik menjadi 6,8 ton gabah per hektar.

Tiga puluh petani dari Kelompok Tani (Poktan) Harapan Mulya mulai menggarap lahan pada Januari dan melakukan panen raya pada pertengahan Mei 2016. Poktan Harapan Mulya menerapkan pola budida-ya SRI Organik di hamparan sawah selu-as 22 hektar di desa mereka yang berada di kawasan Mahalona. Luas lahan SRI Or-ganik meningkat dari 18,5 hektar di mu-sim perdana. “Target kami semula hanya 20 hektar, ternyata kami bisa melampaui target yang kami pasang sendiri. MOL dan kompos yang berhasil kami buat juga cu-kup untuk menggarap lahan seluas itu. Bangga juga rasanya,” kata Sujarwo, Sek-retaris Poktan Harapan Mulya.

Sukses petani meningkatkan produksi beras organik tak lepas dari keberhasilan mereka membuat sendiri 2.342 liter mik-ro organisme lokal (MOL) dan 1.092 ton kompos. MOL dan kompos merupakan kunci sukses pola budidaya SRI Organik.

Seluruh gabah kering yang dihasilkan petani Mahalona diserap oleh PT Bumi Ti-mur Agro sebagai Badan Usaha Milik Dae-rah (BUMD) yang bergerak di bidang ag-roindustri. Selanjutnya, BUMD yang akan melakukan penggilingan gabah, menge-mas, dan mendistribusikan beras organik dengan label beras Batara Guru. Beras ter-sebut telah dinyatakan 100% bebas resi-du kimia oleh Laboratorium Kimia Agro Jawa Barat. Distribusi beras Batara Guru telah menjangkau pasar tradisional dan warung sembako di Luwu Timur, kope-rasi karyawan PT Vale, bahkan hingga ke supermarket besar di Makassar.

Terus belajarBerbuat salah itu manusiawi, menga-

kui kesalahan adalah mulia. Kalimat itu sangat cocok menggambarkan kebesar-an hati anggota Poktan Harapan Mulya. Di musim tanam kedua, mereka menggan-ti benih padi dengan varietas yang bera-sal dari padi konvensional. “Karena kami sudah merasa mampu menanam dengan metode SRI Organik, kami mau coba-coba meng-organik-kan benih konvensional. Ternyata hasilnya tidak sebaik yang kami harapkan. Kalau pakai benih yang sama de-ngan musim lalu, hasil panen pasti lebih banyak. Ini murni kesalahan kami sebagai petani,” kata Sujarwo.

Petani juga mengakui “kesalahan” ka-rena mengubah jarak tanam yang semula 30x30 cm menjadi 27x27 cm. Hal itu me-reka lakukan karena mereka ingin mela-kukan trial and error terhadap pembela-jaran yang selama ini mereka dapatkan. Akibatnya, anakan tanaman padi tidak da-pat tumbuh maksimal.

Meskipun berdampak pada produkti-vitas, semangat petani untuk terus bela-jar layak diapresiasi. Pakar SRI Organik Alik Sutariat memberi saran bagi petani untuk membuat lahan percontohan yang tidak terlalu luas jika mereka ingin mem-bandingkan dan memelajari teknik budi-daya. Perlakukan trial and error tidak di-sarankan untuk seluruh hamparan lahan.

Demikian juga dalam hal pemilihan bi-bit. Ada baiknya petani memperhatikan selera pasar dalam menentukan varietas dan berkoordinasi dengan Badan Pelaksa-na Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) serta pendamping dari Yayasan Aliksa Organik SRI. “Pasar menyu-kai beras Mahalona salah satunya karena aromanya yang harum. Sehingga untuk musim berikut sebaiknya dipilih varietas aromatik meskipun varietas yang sekarang ini juga bagus,” kata Alik.

Dukungan berbagai pihakDi musim tanam kedua, dukungan bagi

pertanian ramah lingkungan semakin de-ras. Tidak tanggung-tanggung, Kepala Desa Libukan Mandiri Sahril ikut mem-bantu petani membuat kompos. “Awalnya

saya ragu kerena ini bukan cara bertani yang biasa kami lakukan selama puluh-an tahun. Karena saya tidak mau ini gagal dan membuat malu di depan Pemerintah Kabupaten dan PT Vale yang sudah mem-bantu, saya pantau terus perkembangan petani. Sampai turun ke sawah juga saya lakukan,” kata Sahril.

Untuk musim tanam selanjutnya, Pok-tan Harapan Mulya mematok target per-luasan lahan SRI Organik menjadi 40 hek-tar. Dari sisi ketersediaan lahan, hal itu sangat memungkinkan kerena area yang potensial dijadikan lahan pertanian di Desa Libukan Mandiri seluas 700 hek-tar. “Untuk selanjutnya, Pemerintah Desa dibantu Koramil akan mendorong perte-

muan-pertemuan kelompok tani. Total ada 13 kelompok tani di desa kami. Coba bayangkan kalau mereka semua nantinya jadi petani organik, pasti Libukan Mandi-ri akan semakin maju dan bisa jadi desa percontohan,” lanjut Sahril.

Penerapan SRI Organik untuk tanaman pangan merupakan bagian dari Program Pertanian Berkelanjutan yang digagas PT Vale dan Pemerintah Daerah Luwu Timur, dengan menggandeng konsultan pertani-an Yayasan Aliksa Organik SRI. Praktik SRI Organik dimulai pada Februari 2015 setelah petani dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) mendapatkan pelatihan yang dilanjutkan dengan pendampingan sepanjang musim tanam.[]

Page 8: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 2016

LAPORAN UTAMA8

Padi SRI Organik di kawasan Mahalona dibudidayakan dalam sebuah hamparan tunggal seluas 22 hektar. Petani bertekad menambah luasan padi organik di musim tanam berikutnya.

Petani di Desa Libukan Mandiri, Kecamatan Towuti, akan mengembangkan pertanian organik tidak sebatas tanaman pangan, melainkan ke tanaman hortikultura hingga peternakan. Diharapkan Libukan Mandiri bisa menjadi ikon desa organik di Luwu Timur.

PTPM Pertanian Berkelanjutan

Memperluas Jangkauan Pertanian Ramah LingkunganBeras organik diharap bisa menjadi ikon pertanian Luwu Timur.

S epanjang dua musim tanam, SRI Or-ganik terus menampakkan kema-juan. Tanah makin subur, panen

meningkat. Dalam seremoni sederhana panen raya yang dilakukan pada perte-ngahan Mei 2016 di Desa Libukan Man-diri, Kepala Badan Pelaksana Penyuluh-an Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Luwu Timur Nursih Hariani yang mewakili Bupati Lutim mengungkapkan harapan agar “virus” ramah lingkungan bisa menular ke penjuru Luwu Timur. “Pada akhirnya, semoga cita-cita kita ber-sama untuk menjadikan beras organik se-bagai ikon Luwu Timur bisa terwujud,” kata Nursih.

Seremoni panen raya musim kedua juga dihadiri oleh Wakil Ketua II DPRD Lutim Aris Situmorang yang juga men-jabat Ketua Asosiasi Masyarakat Orga-nik (AKAR) Lutim, Direktur Komunikasi dan Hubungan Luar PT Vale Indonesia Tbk Basrie Kamba, Direktur Utama PT Bumi Timur Agro Bakri Madong, Dan-ramil Nuha, Towuti, Wasuponda Alex M, serta Kepala Desa Libukan Mandiri Sahril.

Aris Sitomorang memberi apresiasi kepada Kelompok Tani (Poktan) Harap-an Mulya karena semangat mereka telah menginspirasi petani-petani di kecamatan lain di Luwu Timur. Saat ini, SRI Organik dipraktikkan di 27 desa di 7 kecamatan se-Luwu Timur dengan 90 petani yang terlibat sebagai pelaku. Dia menambah-kan, di musim tanam ketiga, proses ser-tifikasi beras organik Luwu Timur akan dilakukan demi menjamin mutu dan me-ningkatkan kesejahteraan petani. Serti-fikasi dilakukan oleh Indonesia Organic Farming Certification (INOFICE).

Poktan Harapan Mulya menyatakan kesiapan menjadi petani kader untuk me-

nyebarkan “virus” pertanian ramah ling-kungan. “Kalau ada petani di tempat lain yang tertarik belajar budidaya SRI Orga-nik, kami siap membantu memberikan pelatihan,” kata Paimin, Ketua Poktan Harapan Mulya.

Jangkauan pertanian ramah lingkung-an memang perlu diperluas karena bukan hanya memperbaiki alam dan produkti-vitas lahan, melainkan juga memperbaiki kesehatan petani. “Dulu kalau waktunya menyemprot racun kimia saya sering ma-rah-marah sampai bertengkar sama istri karena pusing sekali kepala kalau kena ra-cun. Belum lagi badan gatal-gatal semua. Sekarang alhamdulillah sudah tidak ada keluhan-keluhan itu. Badan lebih sehat, emosi juga lebih stabil,” kata Sujarwo, Sek-retaris Poktan Harapan Jaya, Desa Libu-kan Mandiri, Kecamatan Towuti.

Mendukung program pemerintah

Petani Libukan Mandiri bertekad me-wujudkan desa mereka sebagai desa or-ganik. Tidak sebatas tanaman pangan, mereka berniat menerapkan praktik ra-mah lingkungan pada tanaman hortikul-tura bahkan peternakan.

Melalui praktik ini, Basrie Kamba me-ngatakan, petani di Desa Libukan telah andil mewujudkan satu dari sembilan agenda prioritas (Nawacita) Jokowi-JK yang bercita-cita mengembangkan Indo-nesia Go Organik melalui 1.000 Desa Orga-nik. “Bersama Pemerintah, PT Vale hanya memberikan pemahaman, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan budidaya padi organik yang sehat, ramah lingkung-an dan berkelanjutan. Bibit, kompos, dan peralatan semua disediakan mandiri oleh petani. Tidak ada uang di sini. Budaya ini

harus dijaga, bukan dikontaminasi,” kata Basrie Kamba.

“Langkah ini juga berperan menurun-kan beban subsidi pupuk di Kabupaten Lutim,” kata Nursih Hariani. Anggaran subsidi dari Pemerintah Pusat ke Peme-rintah Kabupaten Luwu Timur untuk pengadaan 31.000 ton pupuk pada 2015 telah mencapai Rp123 miliar.

Desa Libukan Mandiri, dengan 22 hek-tar hamparan sawah yang digarap dengan pola SRI Organik, berpotensi mencatatkan diri sebagai desa dengan hamparan sa-wah organik terluas di Indonesia. Apalagi jika target Poktan Harapan Mulya untuk menambah luas lahan padi SRI Organik menjadi 40 hektar bisa terwujud di mu-sim tanam ketiga.

Makin kompakMeskipun produktivitas naik dan pe-

tani bisa melewati musim tanam dengan sukses, berbagai kendala masih mereka rasakan dalam menerapkan pertanian ramah lingkungan. Kendala pertama ada-lah kesulitan mendapatkan bahan orga-nik yang bersumber dari kotoran hewan. Kedua, mereka mencacah bahan organik yang digunakan sebagai bahan baku kom-pos secara manual, tidak menggunakan mesin penghancur. Hal itu menyita wak-tu dan tenaga ekstra. Selain itu, keterba-tasan alat pengolahan lahan membuat musim tanam tidak bisa dilakukan seca-ra serentak.

Terkait kualitas beras yang dihasilkan, perangkat yang digunakan untuk dalam pengeringan gabah sangat memengaruhi. Saat ini, petani di Libukan Mandiri masih menjemur gabah dengan alas terpal. Ke-tiadaan lantai jemur membuat proses pe-ngeringan tidak bisa dijalankan optimal.

Namun kendala-kendala tersebut ti-dak menyurutkan semangat petani. Me-reka mencari jalan keluar dengan me-maksimalkan potensi yang ada. “Perta-nian organik ini memang susah di awal. Kelihatannya berat sekali tapi kalau su-dah dijalani, kesulitan bisa diatasi. Yang penting kami tetap gotong-royong. Mulai dari pengolahan lahan sampai memben-dung tanggul kami semua gotong-royong,” kata Sujarwo.

Kelompok tani yang guyub merupakan “efek samping” paling nyata yang terli-hat sejak petani menerapkan metode SRI Organik. “Dulu kita kerja sendiri-sendiri, cuek, dan sepertinya saling tidak peduli. Tapi sejak SRI ini kita ngumpul setiap hari. Kalau ada yang kelihatan mondar-mandir pasti kita penasaran dia lagi ngapain, ta-nya-tanya, diskusi. Kampung jadi ramai rasanya,” kata Elis Setyawati, seorang wa-nita tani anggota Poktan Harapan Mulya.

Terlebih dengan dibangunnya Sek-retariat Kelompok Tani yang lokasinya berdekatan dengan area persawahan, anggota Poktan Harapan Mulya punya prasarana untuk berkumpul dan berdis-kusi. Ketika tabloid Verbeek berkunjung ke Sekretariat pertengahan Mei, sekitar 7 orang anggota Poktan sedang mempel-ajari cara memakai alat pengukur kadar air gabah yang baru saja mereka dapat-kan. Awalnya mereka terkendala kare-na buku manual alat impor itu ditulis menggunakan Bahasa Inggris. Namun setelah berdiskusi dan mencoba bebe-rapa kali dengan diselingi canda-tawa, akhirnya mereka bisa mengoperasikan-nya. Rumah kayu sederhana itu menja-di saksi keberhasilan-keberhasilan kecil yang menuntun petani menjadi lebih arif dan berdaya.[]

Page 9: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 2016

LAPORAN UTAMA 9

Kegiatan pengemasan beras Batara Guru di fasilitas milik Badan Usaha Milih Daerah (BUMD) di Kecamatan Malili.

Beras Batara Guru kemasan 5kg yang siap didistribusikan. Beras tersebut telah dinyatakan 100% bebas residu kimia berdasarkan uji Laboratorium Kimia Agro, Jawa Barat..

PTPM Pertanian Berkelanjutan

Menjamin Mutu, Mengejar SertifikasiPetani padi Luwu Timur bertekad mendapatkan sertifikasi organik di akhir musim tanam ketiga.

S alah satu diskusi yang mengemuka dalam seremoni panen raya di Desa Libukan Mandiri, Kecamatan Towu-

ti, pertengahan Mei 2016 adalah seputar sertifikasi padi organik. Satu bulan sebe-lumnya, tim dari Indonesian Organic Farm Certification (INOFICE)—lembaga sertifi-kasi organik yang telah terverifikasi Oto-ritas Kompeten Pangan Organik (OKPO) Kementerian Pertanian RI dan menda-patkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN)—berkunjung ke kawasan Mahalona untuk melakukan sosialisasi.

Ada empat aspek yang akan dinilai se-lama proses pengajuan sertifikasi, yaitu aspek budidaya, upaya pencegahan kon-taminasi, kelembagaan tani, dan doku-mentasi atau pencatatan kegiatan. Petani yang mempraktikkan teknik budidaya SRI Organik sudah satu langkah lebih dekat menuju padi bersertifikasi.

Ketua Asosiasi Masyarakat Organik (AKAR) Lutim Aris Situmorang menar-getkan musim tanam ketiga sebagai ti-tik awal proses sertifikasi. Setelah sosi-alisasi, INOFICE mengirimkan formulir permohonan sertifikasi dan meminta ke-lengkapan dokumentasi. “Mulai sekarang petani harus rajin mencatat. Setiap kegi-atan yang dilakukan di sawah dan hasil pengamatan harus dicatat dengan detail supaya dokumen yang diperlukan bisa dilengkapi,” kata Aris.

Tahap selanjutnya adalah pelaksana-an inspeksi yang meliputi wawancara, inspeksi fisik (peninjauan lahan dan cara budidaya, inspeksi administrasi), serta pengambilan sampel untuk dianalisis bila diperlukan. Setelah itu Komisi Sertifika-si membahas hasil inspeksi dan menen-tukan kelulusan sertifikasi. Jika dinyata-kan lulus, INOFICE akan mengeluarkan sertifikat.

INOFICE melaksanakan proses sertifi-kasi berdasarkan SNI 6729:2013 tentang Sistem Pertanian Organik yang merupa-kan standar acuan pertanian organik di Indonesia. Standar ini mencakup tata cara usaha tani, penggunaan input produksi, pengolahan, pengangkutan, penyimpan-an, pengemasan, serta tata cara sertifikasi produk organik oleh lembaga sertifikasi organik. Setelah lulus sertifikasi, pelaku usaha tani bisa mencantumkan label or-ganik pada produk yang dihasilkan

Keuntungan sekaligus tantangan

Petani Libukan Mandiri menyambut rencana sertifikasi dengan antusias. “Ka-lau beras kami sudah disertifikasi, pem-beli tidak ragu lagi bahwa ini benar-benar beras organik. Kalau tidak ada labelnya kan bisa saja petani bilang ini beras or-

ganik padahal sebenarnya bukan atau be-lum 100% organik,” kata Sutrisno, anggo-ta Kelompok Tani Harapan Mulya.

Selain meningkatkan kepercayaan konsumen, sertifikasi organik juga da-pat meningkatkan wawasan terhadap produk, ikut berpartisipasi dalam pro-gram keamanan pangan, mendukung sis-tem jaminan mutu, meningkatkan citra dan kompetensi organisasi petani mau-pun pelaku usaha tani, dan memperbe-sar kesempatan untuk memasuki pasar global. “Harga juga lebih stabil kalau kita pegang sertifikasi. Kalau tidak, petani te-rus dipermainkan oleh tengkulak,” tam-bah Sutrisno.

Di sisi lain, sertifikasi organik memun-culkan tantangan baru bagi petani. “Kami harus bisa menjaga standar dan kuali-tas. Itu tantangan utama. Bisa saja kan pembeli atau pihak manapun tiba-tiba datang untuk mengecek langsung teknik budidaya kami. Kalau tiba-tiba pembeli nemu botol racun kimia di sawah, bisa-bisa mereka lapor dan sertifikat kami di-cabut,” kata Tugiman, anggota Kelompok Tani Harapan Mulya.

Salah satu sistem pengawasan mutu yang sedang didorong pembentukannya di Luwu Timur adalah sistem kontrol in-ternal (internal control system/ICS). Ke-untungan memiliki ICS adalah prosedur pengawasan mudah dilakukan serta tidak memerlukan biaya mahal karena peng-awasan dapat dilakukan secara internal oleh pihak terkait yaitu petani, pembeli, dan badan independen.

Inspeksi tahunanSatu kali mendapat hak untuk mema-

sang label organik pada kemasan beras, bukan berarti sertifikasi organik bisa digunakan seumur hidup. Ada inspeksi yang dilakukan setiap tahun dan sete-lah tiga tahun dilakukan re-sertifikasi. “Karena itu, lebih baik petani dan pela-ku usaha berupaya keras di awal supaya tahun-tahun berikutnya tinggal menjaga standar. Dari awal budidaya dilakukan dengan benar, pengolahan pasca-panen dibenahi, pasar diperluas, dan sebagai-nya,” kata Yayan Royan, inspektor dari INOFICE.

Petani dan inspektor menilai bahwa petani Mahalona punya modal yang kuat untuk mendapatkan sertifikasi. Pertama karena ada AKAR Lutim sebagai asosi-asi yang mendukung praktik pertanian berkelanjutan dalam segala aspek. Selain

itu, beras Batara Guru telah dinyatakan 100% bebas residu kimia berdasarkan uji laboratorium, kawasan Mahalona me-rupakan hamparan persawahan organik skala besar sehingga kontaminasi udara dari sawah konvensional dapat diputus, pengairan langsung (tidak melewati sa-wah konvensional) sehingga kontaminasi air bisa dicegah, dan lahan yang masih “perawan” yang membuat residu di da-lam tanah masih sangat minim.

“Sebenarnya dengan menerapkan me-tode SRI Organik sudah jadi modal besar untuk mendapat sertifikasi. Selain itu, kami juga melihat petani di Mahalona sangat guyub. Ini modal yang tak kalah besar karena dari guyub itulah petani terbiasa gotong-royong yang di kelak akan memperkuat kelembagaan tani. Itu juga poin yang dinilai dalam sertifikasi,” tambah Yayan.[]

Page 10: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 201610 SOSOK

Selepas menjalankan tugas sebagai PPL, setiap hari Darlan menggarap sawah seluas 20 are miliknya yang menerapkan teknik budidaya SRI Organik.

Darlan, PPL Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda

“Petani Perlu Contoh Nyata dari Penyuluh”

B ersama 10 Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) lain dan seorang koordinator, Darlan sehari-hari

menghidupkan Balai Penyuluhan Perta-nian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Wasuponda. Nyaris setiap hari mereka melakukan kunjungan la-pangan untuk bertemu petani, perorang-an maupun kelompok.

Darlan mendapat tugas mendampingi 25 kelompok tani di Desa Ledu-Ledu, yang 16 di antaranya menggarap ko-moditas tanaman pangan. “Wilayah bi-naan saya itu paling banyak kelompok-nya. Kadang saya kewalahan juga, tapi ya tetap harus dilaksanakan. Namanya juga tugas,” begitu kata pria lulusan Fa-kultas Pertanian Universitas Bosowa 45 Makassar itu.

Semangatnya tak perlu diragukan lagi. Selain sebagai PPL, Darlan aktif di Aso-siasi Masyarakat Organik (AKAR) Luwu Timur. “Kalau sudah bicara pertanian organik, saya makin semangat. Yang bi-kin saya paling suka itu, karena konsep-nya selaras dengan alam. Produksi naik, alam terjaga. Ini, kan, ideal sekali,” kata Darlan yang lahir dan besar dari kelu-arga petani.

Di sela-sela kesibukannya, Darlan me-nyempatkan diri berbincang sejenak de-ngan redaksi Verbeek sambil memper-lihatkan beberapa petak sawah yang dijadikan demplot pertanian. Berikut petikan perbincangan kami.

Besar di keluarga petani, Anda tidak bosan melihat sawah seumur hidup? Mengapa tidak mencari profesi lain?

Sepertinya hidup saya tidak bisa jauh dari sawah, memang. Bertani adalah ke-giatan yang sangat akrab dengan saya sejak kecil, sehingga saya merasa inilah keahlian saya. Saya tidak canggung ber-interaksi dengan petani, tanah, sawah. Jadi saya bisa lebih maksimal menekuni bidang pertanian. Sejak 2007 saya sudah menjadi PPL. Tugas pertama di Kabupa-ten Enrekang, daerah asal saya, sebelum pindah ke Wasuponda tahun 2013.

Bagaimana cara Anda mendampingi 25 kelompok tani seorang diri?

Dalam satu hari saya bisa kunjungi 2-3 kelompok tani. Ya pintar-pintar saja atur waktu, meskipun kadang-kadang kesulitan juga. PPL itu punya kewajiban membuat jadwal kunjungan selama satu tahun. Jadi perencanaan di awal memang penting sekali untuk manajemen waktu. Sekarang saya bersyukur karena sudah ada satu PPL yang menemani saya di wi-layah binaan Desa Ledu-Ledu, jadi kami

bisa bagi-bagi tugas. Desa saya ini yang paling banyak jumlah kelompok taninya di Kecamatan Wasuponda sehingga me-mang sebaiknya ada lebih dari satu PPL.

Menurut Anda, seberapa penting peran PPL penting bagi kemajuan petani?

PPL itu membimbing petani dalam tiga aspek: pengetahuan, keterampilan, sikap. Petani mungkin sudah hafal soal pengetahuan pertanian, tapi belum tentu bisa menerapkan keterampilan bertani. Petani mungkin sudah mahir pengetahu-an dan keterampilan, tapi sikapnya da-lam bertani belum tentu baik, misalnya enggan aktif berkelompok. Itulah yang kami bina. Yang paling sulit itu penya-daran sikap, membentuk karakter. Ka-lau karakter petani sudah baik, terbuka menerima penjelasan, mau menyerap hal-hal baik, pasti mereka lebih maju.

Sulitkah mengubah sikap petani?Banyak petani sudah puluhan tahun

menggarap sawah pakai teknik yang me-reka yakini. Bibit tua baru ditanam, satu lubang ditanam banyak bibit, sawah di-genangi, dan sebagainya. Itu cara-cara yang sangat jauh dari teknik peningkatan produksi. Lalu pada 2013 ada program SL-PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu—red) yang fokusnya pada peningkatan produksi dan efisiensi input pertanian. Petani di sini sulit seka-li menerima teknik-teknik baru. Mereka tidak percaya. Namun setelah kami buat demplot dan hasil panen naik drastis, dari 3 ton jadi 9,6 ton, barulah mereka terbuka. Petani itu sangat membutuh-kan contoh nyata.

Bagaimana kiat menghadapi kelompok tani yang “bandel”?

Kalau ada kelompok yang su-lit diajak diskusi bersama atau tidak mau terima saran-saran bagus, saya justru bikin dem-plot di sawah mereka. Ini yang sedang saya lakukan sekarang. Ada kelompok yang cuek sekali dengan teknologi baru. Me-reka bertanam sesuai keyakinan, benih di-hakika begitu saja. Itu, hambur kiri-kanan…hahahaha. Nah, salah satu pe-tak sawahnya saya bikin demplot SRI Organik. Saya sen-diri yang kerja-kan. Pulang ker-ja, saya gasrok

sendiri. Mereka lihat dari jauh sambil bisik-bisik, tidak tahu bisik apa. Nan-ti kalau sudah kelihatan berhasil, baru saya mau dekati mereka lagi.

Berarti mengajak petani untuk menerapkan metode SRI Organik sangat sulit?

Tadi saya cerita ada SL-PTT tahun 2013. Saat petani sedang semangat-semangatnya menerapkan SL-PTT kare-na lihat hasilnya, masuk lagi SRI Organik. Awalnya saya kesulitan. Tapi kemudian setelah semakin mendalami SRI Organik, saya makin yakin inilah metode terbaik, karena membebaskan petani dari keter-gantungan pada bahan kimia. Petani ting-

gal memanfaatkan sumber daya alam di sekitarnya untuk men-

dukung kegiatan bertani. Masuk musim tanam ke-dua ini, sudah ada yang merasakan hasilnya dan mereka senang. Apala-gi dukungan dari berba-gai pihak terus menga-lir. Saya yakin program

ini akan sukses.

Anda cukup aktif di media sosial. Apakah media sosial bisa mendukung pekerjaan?

Media sosial itu seperti parang. Kita mau pakai untuk kejahatan bisa, untuk kebaikan bisa. Tergantung manusianya. Bagi saya, media sosial itu baik, karena kita bisa cerita ke lebih banyak orang tentang banyak hal yang baik-baik. Ba-gus untuk menyebarkan informasi de-ngan cepat.

Saya punya pengalaman berharga. Ta-hun 2015, saya ikut lomba Penyuluh Te-ladan. Sudah masuk tiga besar. Ketika diminta presentasi, dua kandidat yang lain punya dokumentasi kegiatan yang lengkap. Ada foto dan video. Sementara saya cuma siapkan foto seadanya saja. Di situ saya kalah. Saya berpikir, kalau saja waktu itu saya manfaatkan media sosial sebaik-baiknya untuk dokumentasi, tidak repot lagi saya siapkan materi presenta-si. Buat arsip pribadi juga bagus. Mulai dari situ saya jadi aktif di media sosial.[]

Page 11: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 201611WAWASAN

Organik, Masa Depan Pertanian DuniaSelain menyehatkan tubuh dan lingkungan, pertanian organik meningkatkan kesejahteraan petani serta menambah devisa negara.

“M ulailah sedikit-sedikit bera-lih ke pertanian organik ka-rena harga beras yang dijual

sangat tinggi. Selain itu, dapat menembus pasar Eropa dan Amerika,” kata Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dikutip dari tabloid Sinar Tani.

Sejak era Revolusi Hijau, kebanyakan petani lebih suka menggunakan pupuk ki-mia karena praktis, murah, dan mudah di-peroleh. Namun penggunaan pupuk kimia berdampak pada kondisi lahan pertanian. Hasil penelitian mengindikasikan sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan.

Kini, tren telah bergeser. Isu lingkung-an dan keamanan pangan serta keinginan masyarakat modern yang semakin gencar mempraktikkan gaya hidup sehat, sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi pa-ngan organik. Pertanian organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian, mengurangi pencemaran ling-kungan, meningkatkan kualitas lahan se-cara berkelanjutan, dan mendukung gaya hidup sehat.

Setiap tahun, Lembaga Riset Pertani-an Organik (FiBL) dan Federasi Interna-sional Gerakan Pertanian Organik (IFO-AM) meluncurkan laporan berjudul “The World of Organic Agriculture” atau Dunia

Pertanian Organik. Laporan edisi terakhir 2016 menuliskan, pertanian organik telah dipraktikkan di 172 negara, dan 43,7 juta hektar lahan pertanian dikelola secara or-ganik oleh sekitar 2,3 juta petani. Penjual-an makanan dan minuman organik seca-ra global telah mencapai 80 miliar dollar AS pada 2014. Direktur Eksekutif IFOAM Markus Arbenz menyatakan peran penting sektor organik dalam menerangi kegiatan pertanian dunia.

Pasar eksporLaporan FiBL-IFOAM mengungkap, se-

jauh ini konsumsi dan pasar produk perta-nian organik masih sangat terkonsentrasi di negara-negara industri maju. Sepuluh negara tertinggi dalam konsumsi per kapi-ta negara-negara industri maju. Meskipun negara kita masih punya pekerjaan rumah untuk menggenjot konsumsi pangan orga-nik, data tersebut bisa dilihat sebagai pelu-ang ekspor yang bisa ditangkap oleh petani organik Indonesia. Di tengah panasnya isu impor beras, justru seharusnya Indonesia bisa mengekspor beras organik.

Salah satu beras premium yang berha-sil menembus pasar mancanegara berasal dari Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Beras yang diekspor adalah beras organik yang dibudidayakan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Simpatik. Gapoktan ter-

sebut mampu mengekspor beras organik ke Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Italia, Jerman, Belgia, dan Belanda. Ekspor perdana sebanyak 18 ton ke AS dilepas Menteri Pertanian saat itu, Anton Apri-yantono, pada Agustus 2009. Volume eks-por terus meningkat, dan pada 2015 total ekspor mencapai 132,4 ton.

Gapoktan Simpatik mengembangkan padi organik saat Badan Litbang Pertani-an mengadakan pelatihan System of Rice Intensification (SRI) di Tasikmalaya pada 2000. Kini 11 kelompok tani di bawah Ga-poktan Simpatik lolos sertifikasi nasional dan internasional beras organik. Produk mereka menembus pasar ekspor melalui eksportir PT Bloom Agro.

Selain Gapoktan Simpatik, gapoktan/poktan dan pelaku usaha padi organik yang telah tersertifikasi saat ini berada di Yog-yakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Ba-rat, dan Bali.

Keuntungan yang didapat dengan eks-por beras, selain menambah devisa ne-gara, dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Harga beras organik lebih tinggi dibandingkan beras non-organik. Harga beras organik di Eropa diperkirakan men-capai 5-6 Euro atau sekitar Rp90 ribu/kg. Anda tertarik? Mulailah beralih ke perta-nian ramah lingkungan.[]

T ren te l ah be rgese r . I su l i ngkungan dan keamanan pangan se r ta ke ing inan masyarakat modern un tuk memprak t i kkan gaya h idup sehat sangat be rpengaruh te rhadap po la konsums i pangan o rgan ik .

Page 12: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 201612 WAWASAN

Tambak percontohan (demfarm) komoditas udang di Provinsi Lampung.Tambak tersebut merupakan milik nelayan, sementara pemerintah memfasilitasi keperluan budidaya, seperti kincir air, plastik, pakan. Demfarm menghasilkan 23 ton udang per hektar. Lampung adalah penghasil udang terbesar yang berkontribusi 60% untuk pasokan udang nasional.(Foto: lampungprov.go.id)

Kiat Budidaya Udang Windu Perhatikan lokasi dan penyiapan sumber air tambak.

B anyaknya lahan rata di tepi teluk di Luwu Timur, membuka poten-si pembuatan empang kian besar.

Empang merupakan tempat budidaya ikan bolu (bandeng) atau udang windu. Di beberapa tempat di Malili dan sekitar-nya, budidaya bolu dan udang windu tam-pak maju. Seperti apa memulai budidaya udang windu tanpa merusak kelestarian hutan bakau?

Udang windu (Penaeus monodon) me-rupakan salah satu komoditi perikanan andalan Indonesia. Statistik perikanan tahun 2014, produksi udang windu na-sional mencapai 141.340 ton. Sebanyak 40% dari produksi tersebut berasal dari hasil budidaya. Sedangkan harga jual udang windu di pasar domestik antara Rp80.000-Rp120.000 per kilogram.

Namun sejak tahun 2000-an, dunia bu-didaya udang windu nasional dihadapi dua masalah besar. Pertama soal penyakit dan kedua soal konversi lahan mangrove menjadi tambak. Penyakit udang windu membuat turunnya volume produksi. Se-dangkan persoalan kedua berhubungan dengan aspek lingkungan.

Penyiapan lokasiLangkah awal budidaya udang windu

adalah penyiapan lahan atau lokasi. Loka-si yang paling ideal untuk tambak udang windu sebaiknya berada di area pasang surut air laut (dengan selisih ideal pasang-surut sedalam satu meter).

Kedua, lokasinya dekat sumber air, baik dari muara, sungai maupun lang-sung dari laut. Tidak terletak di daerah

bercurah hujan tinggi (bebas banjir) atau-pun tidak di daerah yang mempunyai mu-sim kemarau panjang. Sehingga air tam-bak tidak mengalami perubahan salinitas terlalu besar.

Tanah tidak mudah bocor (porous). Tanah yang baik yaitu yang bertekstur lempung (komposisi liat, pasir dan debu berimbang) dan liat berpasir. Yang ter-akhir, adanya akses yang dapat dilalui transportasi darat atau air juga keterse-diaan listrik dan air bersih.

Langkah selanjutnya adalah memba-ngun pintu air. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuatnya adalah materi pintu air berbentuk bujur sangkar terbuat dari kayu dengan ukuran 0,8-1 meter yang dilengkapi saringan. Hal ini untuk menghalau masuknya ikan atau he-wan liar lainnya ke dalam tambak. Jalur pengisian air dan penguras air sebaiknya terpisah. Tiap tambak seluas 1 hektar, se-baiknya memiliki dua pintu air.

Untuk menambah volume oksigen da-lam tambak, bisa dijuga ditambahkan kin-cir kayu pada setiap 1 hektar lahan. Tiap kincir memiliki 6-8 kipas dengan pengge-rak mesin diesel. Perhatikan juga tangki bahan bakar mesin, jangan sampai ada tetesan solar masuk ke dalam tambak karena dapat mematikan udang. Posisi-kan pompa di pinggir tambak dan memu-dahkannya ketika menarik dan menguras air tambak.

Pengisian air tambakUntuk pekerjaan ini, pengisian air tam-

bak sebaiknya pada saat pasang air laut.

Gunakan pompa melalui pintu air. Pas-tikan air tidak keruh dan jangan sampai lumpur laut masuk mencemari tambak. Gunakan air tandan untuk membantu pengisian air tambak. Air dalam tandon harus didesinfektan menggunakan kapo-rit sebelum dimasukkan dalam tambak.

Pengisian tambak biasanya memakan waktu 4-6 hari. Pada hari pertama sebaik-nya pengisian air cukup sedalam 30 senti-meter, hal ini untuk proses pengendalian hama dan penyakit. Pada tahap ini juga perlu dilakukan pembasmian predator (hewan pesaing) dengan pemberian sapo-nin (bungkil biji teh) dengan dosis 20 ppm.

Ikan predator yang mati dari pembasmian harus dibuang

secepatnya karena bila mengendap dapat me-

micu tumbuhkan bak-teri. Pengendalian

hama tidak dian-jurkan menggu-nakan pestisi-da karena ber-bahaya untuk manusia dan p r o d u k n y a nanti. Dua hal yang perlu di-perhatikan ke-tika pengisian

air tambak ada-lah soal tendon

dan saringan air.

TandonTandon berfungsi me-

nampung air yang akan di-gunakan dalam proses budida-

ya. Rasio besar tandon dengan luas tambak adalah 1:2 (satu tandon untuk dua tambak). Tandon perlu diisi dengan beberapa biota, misalnya rumput laut yang berguna menyerap nutria, ikan mu-jair untuk memangsa udang liar sehingga tidak masuk ke dalam tambak atau ikan bandeng untuk menambah kandungan oksigen dalam air tambak.

Saringan AirSaringan yang digunakan adalah ber-

bahan waring hijau berbentuk bulat de-ngan diameter satu milimeter dan diikat-kan ke pipa. Pasangkan saringan ini pada pintu air. Saringan ini berguna untuk menghalau masuknya organisme yang tidak diinginkan.[]

Page 13: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 201613SAFETY

Stop Bullying di Sekolah!Gunakan strategi konsekuensi untuk menghadapi pelaku bullying.

D i edisi sebelumnya, Verbeek telah membahas definisi dan dampak dari bullying atau perundungan/

penggencetan dalam bahasa Indonesia. Bullying merupakan bentuk kekerasan yang dilakukan berulang-ulang, terjadi karena adanya ketimpangan kekuatan (misalnya anak yang lebih besar atau le-bih tua mengganggu juniornya di sekolah yang bertubuh kecil), dan umumnya pe-laku senang melihat korbannya ketakut-an atau cemas.

Kami juga sudah memaparkan “gejala” yang ditampakkan seorang anak ketika menjadi korban atau pelaku penggen-cetan, sekaligus cara untuk menghenti-kannya. Selain verbal dan fisik, ada juga bullying sosial dan cyber.

Contoh bullying sosial antara lain me-nyebarkan gosip, mempermalukan sese-orang di depan umum, menertawakan, atau menggunakan bahasa tubuh yang merendahkan. Sedangkan cyber bullying dilakukan melalui media elektronik se-perti website, chatting room, email, SMS, dan lain-lain. Cyber bullying umumnya terjadi saat anak mengakses internet atau HP di rumah.

Melindungi korban tentu sebuah ke-wajiban bagi orangtua, guru, orang de-wasa, atau sesama anak. Tapi bagaimana dengan pelaku? Menyalahkan, memarahi, atau mengancam pelaku penggencetan ti-dak akan menyelesaikan masalah. Anda perlu menunjukkan sikap tegas tapi tetap menghargai pribadi anak, memberi con-toh baik dalam relasi sehari-hari, meng-gali akar masalah, dan memberikan kon-sekuensi yang tepat bagi pelaku bullying.

Dampingi pelakuAnak-anak yang menggencet anak lain

harus tahu bahwa perilaku mereka salah dan menyakiti. Anda perlu menunjukkan

bahwa bullying adalah perbuatan serius. Dengan tenang namun tegas, katakan, “Penggencetan tidak bisa ditoleransi.” Contohkan perilaku saling menghargai ketika Anda sedang menegur si penggen-cet, bukan memarahi atau balas mem-permalukan dia di depan banyak orang.

Orangtua dan guru perlu menggali alasan di balik praktik bullying. Terka-dang seorang anak menjadi perundung karena dia ingin menjadi bagian dari se-buah kelompok. Jika demikian, anak ter-sebut bisa Anda libatkan ke dalam ke-giatan positif, seperti olahraga tim atau klub ekstrakulikuler. Anak tipe ini bisa diberi peran sebagai ketua tim dan beri kesempatan dia untuk berteman tanpa perlu menyakiti.

Ada juga anak yang menjadi penggen-cet karena dia mengalami kejadian buruk dalam hidup, misalnya ada masalah di ru-mah, menjadi korban penganiayaan, atau merasa stres. Ada juga kemungkinan dia menjadi korban bullying di tempat lain. Anak-anak seperti ini memerlukan pen-dampingan ekstra, misalnya mendatang-kan psikolog untuk berkonsultasi.

Dampingi anak yang melakukan bull-ying untuk “memperbaiki” situasi. Tuju-annya adalah membuat mereka melihat dampak sebuah perilaku terhadap pera-saan orang lain. Sebagai contoh, si anak diminta menulis surat permintaan maaf kepada korban.

Bisa juga dengan memberi kesempat-an si penggencet untuk berbuat baik ter-hadap korban atau melakukan kebaikan kecil untuk masyarakat sekitar. Buatlah dia merasa senang dengan melakukan hal-hal baik.[]

Gunakan Konsekuensi untuk Memberi Pelajaran

Konsekuensi yang melibatkan pembelajaran atau membangun empati bisa mencegah kejadian bullying berulang di kemudian hari. Guru perlu menjalankan atau membuat kode etik siswa yang melibatkan konsekuensi dan mengajarkan disiplin. Sebagai contoh, anak yang me-lakukan tindakan penggencetan diminta untuk:• Memimpin diskusi kelas dengan tema “menjadi teman yang

baik”.• Menuliskan cerita tentang dampak bullying atau manfaat kerja sama tim.• Bermain peran atau membuat presentasi tentang pentingnya menghargai teman, tentang

dampak buruk menyebarkan berita buruk, atau tentang kerja sama.• Mengerjakan pekerjaan rumah bertema bullying.• Membaca buku cerita bertema bullying.• Membuat poster kampanye anti-bullying, anti-cyber bullying, dan cara menjadi cerdas di du-

nia maya.

Dukung Hobi Anak

Kenalkan anak dengan berbagai aktivitas, gali mi-natnya, dan biarkan dia menjalani hobi. Anak bisa berolahraga, ikut pa-duan suara, bermain teater, atau mengi-kuti berbagai ekstrakulikuler di sekolah. Kegiatan-kegi-atan semacam itu akan memberi kesempatan anak untuk bersenang-senang dan bertemu anak lain yang sehobi. Me-reka bisa membangun kepercayaan diri dan pertemanan yang dapat menghindarkan anak dari lingkaran bullying.

Page 14: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 201614 KESEHATAN

[Atas] Loket BPJS Kesehatan di RS Inco. Rumah Sakit tersebut merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut yang baru bisa diakses setelah pasien mendapat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. [Bawah] Kartu BPJS Kesehatan yang bisa didapat oleh peserta setelah mendaftar melalui Kantor BPJS Kesehatan terdekat maupun mendaftar secara online.

Pahami Manfaat dan Layanan BPJS KesehatanMaksimal 2019, seluruh warga Indonesia wajib menjadi peserta BPJS.

Oleh Desi Adriani Lubis, Kepala Layanan Operasional BPJS Kesehatan Luwu Timur

B PJS Kesehatan merupakan layanan penting bagi kesehatan masyara-kat. Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk oleh Pemerintah RI untuk menjamin kesehatan masya-rakat Indonesia. Setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS.

Setiap perusahaan diharuskan men-daftarkan pekerjanya sebagai anggota BPJS. Sementara individu atau keluar-ga yang tidak bekerja pada perusahaan wajib mendaftarkan diri dan anggota keluarganya dan membayar iuran BPJS Kesehatan secara mandiri. Iuran peserta kelas I, II, dan III masing-masing sebe-sar Rp80.000, Rp51.000, dan Rp25.500 per bulan. Bagi warga miskin, iuran BPJS ditanggung Pemerintah. Untuk masing-masing kelas, tidak ada perbedaan jenis obat, kualitas obat, dan penanganan me-dis. Yang membedakan hanya pelayanan non-medisnya, seperti kelas ruang inap.

Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh warga Indonesia wajib memiliki jaminan kesehatan tersebut. Saat ini, lebih dari 166 juta masyarakat Indonesia telah ter-daftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.

Pendaftaran peserta BPJS Kesehatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu offline dan online. Ketika Anda memilih mendaftar secara offline, Anda bisa men-datangi kantor BPJS Kesehatan terdekat. Bagi warga Sorowako dan sekitarnya, pendaftaran dapat dilakukan di Kantor BPJS Kesehatan di Malili. Jika memung-

kinkan, mendaftarlah secara kolektif melalui Ketua RT

agar lebih mudah. Se-sampainya di kantor

BPJS Kesehatan, Anda akan dimin-

ta mengisi for-mulir dan dibe-ri akun virtual sebagai media pembayaran maupun trans-fer dana klaim saat dibutuh-kan. Lakukan

pembayaran di bank yang telah

ditunjuk lalu kem-balilah ke kantor

BPJS Kesehatan untuk menyerahkan bukti trans-

fer. Tunggu hingga kartu BPJS Kesehatan selesai dicetak.

Sementara untuk pendaftaran seca-ra online, Anda perlu memiliki alamat email serta nomor handphone aktif. Buka situs www.bpjs-kesehatan.go.id, isi data dengan benar yang mencakup data diri serta pilihan kelas yang ditawarkan, alamat lengkap, dan fasilitas kesehatan yang Anda pilih sebagai tempat rujukan. Tunggu notifikasi nomor registrasi di email Anda, lalu cetak lembar akun vir-tual yang diberikan. Lakukan pembayar-an iuran bulan pertama di bank yang te-lah ditunjuk. Setelah akun kepersertaan BPJS Kesehatan aktif, silakan cek email Anda karena akan ada balasan dari BPJS berupa e-ID Card yang bisa dicetak sen-diri. Kartu peserta BPJS Kesehatan akan aktif dan bisa digunakan untuk berobat dalam waktu 14 hari.

Rujukan berjenjangHampir semua pengobatan penyakit,

termasuk tindakan operasi, ditanggung oleh BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan menjamin biaya kesehatan peserta dari seluruh jenjang usia dan semua tingkat keparahan penyakit yang diderita. Na-mun ada beberapa jenis layanan dan pengobatan yang tidak ditanggung, se-perti pengobatan kecelakaan kerja (ka-rena dijamin oleh BPJS Ketenagakerjaan) dan pengobatan kecelakaan lalu lintas (karena ditanggung Jasa Raharja). Pe-layanan kosmetika, gangguan kesehatan akibat ketergantungan obat-obatan, dan pengobatan akibat menyakiti diri sendiri juga tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan.

Tidak seperti asuransi kesehatan swasta, BPJS Kesehatan menerapkan sistem rujukan berjenjang. Pasien ha-rus mendatangi Fasilitas Kesehatan Ting-kat Pertama (FKTP) terlebih dulu. Yang termasuk FKTP adalah Puskesmas dan

dokter keluarga. Ketika pasien memerlu-kan pelayanan dokter spesialis, barulah peserta BPJS Kesehatan dapat dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut, seperti tempat praktik dokter spesialis atau rumah sakit. Singkat kata, tanpa ru-jukan dari Puskesmas, pasien tidak bisa langsung berobat di rumah sakit. Hingga 1 Juni 2016, sebanyak 22.068 fasilitas kesehatan, 1.868 apotek, dan 925 optik di seluruh Indonesia membuka layanan bagi peserta BPJS Kesehatan. Anda bisa melihat daftar Faskes BPJS Kesehatan di situs http://bpjs-kesehatan.go.id.

Namun dalam keadaan gawat darurat, peserta dapat dilayani di Faskes ting-

kat manapun tanpa surat rujukan, baik yang bekerja sama maupun yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Jika kondisi kegawat daruratan telah teratasi dan dapat dipindahkan, maka pasien segera dirujuk ke fasilitas kese-hatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Kriteria gawat darurat telah disusun oleh BPJS Kesehatan, misalnya anak panas tinggi hingga >40OC, cedera kepala berat, gagal napas, trauma mata, demam berdarah dengue (DBD), kejang, dan sebagainya. Penentuan apakah kon-disi pasien masuk dalam kategori gawat darurat yang dijamin BPJS atau bukan di-lakukan oleh Faskes, bukan oleh pasien.[]

Page 15: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 201615GALERI FOTO

Galeri FotoMomen yang tertangkap kamera sepanjang pelaksanaan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM). Jika Anda memiliki fotofoto yang terkait dengan pelaksanaan PTPM, silakan kirim ke Redaksi Tabloid Verbeek melalui email [email protected] (ukuran foto minimal 500KB). Foto yang dimuat akan mendapatkan suvenir menarik.Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) dan pelatihan dasar teknik budidaya padi dengan metode SRI Organik yang diikuti oleh tujuh Kelompok Tani di Desa Ledu-Ledu, Kecamatan Wasuponda, April 2016. Peserta belajar cara membuat kompos dan Mikro Organisme Lokal (MOL) yang dipandu fasilitator dari Yayasan Aliksa Organik SRI.

Suasana Musyawarah Desa Sosialisasi (MDSos) di Kecamatan Nuha, Mei 2016. MDSos merupakan tahap awal pelaksanaan siklus baru PMDM yang dihadiri oleh Pemerintah Kecamatan, PT Vale, dan masyarakat. Dengan MDSos 2016, dimulailah siklus ketiga PMDM.

Kegiatan peningkatan kapasitas kelompok perempuan melalui pelatihan pembuatan makanan ringan di Desa Matompi, Kecamatan Towuti, Februari 2016. Kegiatan yang didanai oleh PMDM itu juga bertujuan untuk menggerakkan ekonomi skala rumah tangga yang dimotori perempuan.

Kegiatan PMDM peningkatan kapasitas pemuda melalui pelatihan pengelasan yang dilakukan di Desa Baruga, Kecamatan Towuti, Januari 2016. Usai mengikuti pelatihan, keterampilan yang didaat para pemuda desa langsung diaplikasikan dalam proyek pengerjaan lampu penerangan jalan.

Pelatihan perdana pengenalan tanaman obat keluarga (TOGA) kepada staf Dinas Kesehatan, Puskesmas Nuha, BP3K, BP4K, dan masyarakat. Pelatihan obat herbal itu akan berlangsung setiap bulan selama satu tahun. Diharapkan dalam setahun bisa terwujud Posyandu Herbal yang dikelola mandiri oleh masyarakat.

Page 16: Program Mitra Desa Mandiri Munculnya Kesadaran untuk ... · Di Desa Libukan Mandiri, dana PMDM sektor kesehatan dialokasikan untuk membangun satu-satunya Posyandu di desa tersebut.

Verbeek edisi 26 | 201616 EVENT

Suasana peresmian Pujasera Simpang Tiga, Kelurahan Magani, Kecamatan Nuha, pertengahan April 2016.

Pujasera, Etalase Baru Kelurahan MaganiS orowako tampak semarak di Sabtu

pagi, pertengahan April 2016. Sejak pukul 07.00 WITA, area Camp Site

sudah dipenuhi warga Kecamatan Nuha dan siswa-siswi sekolah dasar. Keceria-an itu didedikasikan untuk menyambut HUT Kabupaten Luwu Timur ke-13. Se-nam pagi dan jalan sehat menjadi pem-buka rangkaian acara yang berlangsung hingga tengah hari. Bupati Luwu Timur M. Thoriq Husler dan Wakil Bupati Irwan Bachri Syam yang hadir dalam kesempat-an itu melebur dengan masyarakat saat melakukan jalan sehat.

Usai rangkaian acara di Camp Site, rom-bongan bergerak ke Pujasera Magani un-tuk meresmikan fasilitas publik yang di-bangun dengan dana Program Mitra Desa Mandiri (PMDM) PT Vale. Lurah Magani Chaeruddin M. Arfah mengatakan bah-wa Pujasera tersebut merupakan etalase Kelurahan Magani dan Sorowako secara keseluruhan. Ketika pengunjung datang ke Sorowako, Pujasera itulah yang akan dilihat untuk pertama kali. Pujasera Sim-pang Tiga dibangun dengan dana sebesar Rp108 juta dari PMDM Kelurahan Maga-ni dan Rp117 juta dari dana PMDM Keca-matan Nuha. “Selain itu, ada pihak-pihak lain yang membantu dalam bentuk mate-rial bangunan dan ada juga swadaya para penjual. Kemitraan, yang menjadi sema-

ngat PMDM, terlihat jelas di Pujasera ini.”Senior Manager Program Pengembang-

an Sosial PT Vale Busman Dahlan Shirat mengingatkan perlunya menjaga dan me-rawat fasilitas yang diperuntukkan bagi publik. Sementara Bupati Lutim berha-rap PMDM yang diterapkan di area pem-berdayaan PT Vale bisa menjadi contoh bagi pemanfaatan dana CSR perusahaan di tempat-tempat lain. “Ke depan akan ada Perda CSR untuk menghimpun selu-ruh pengusaha di Luwu Timur. Jadi peng-usaha-pengusaha yang ada di sini tahu

persis kemana harus mengalokasikan ke-wajiban CSR-nya.” Usai memberi sambut-an, Bupati Luwu Timur M. Thoriq Husler membuka tirai dan melakukan seremoni gunting pita untuk meresmikan Pujasera Simpang Tiga, Kelurahan Magani.

Acara ditutup dengan ramah-tamah antara Bupati dan jajarannya dengan se-luruh penjual yang ada di Pujasera Sim-pang Tiga. Hari itu, 19 pedagang makanan tampak antusias bersalaman, berbincang, hingga berfoto bersama Bupati. Mereka juga mengungkapkan sukacita atas ba-

ngunan Pujasera yang kini tertata rapi dan indah dipandang. Iuran kebersihan, keamanan, dan perawatan bangunan ti-dak dianggap memberatkan oleh peda-gang. “Iuran kebersihan dan keamanan dipungut setiap hari, Rp5.000. Karena harian jadi tidak memberatkan. Jumlah-nya juga wajar. Untuk perawatan bayar Rp30.000 per bulan ke pengelola. Jadi kalau ada kerusakan kita tinggal lapor. Enak sistemnya,” kata Amil Bejo, pemilik Warung Jayadi yang sejak 2004 berjualan di lokasi Pujasera Magani.[]

Kuis

Mendatar3. Silabus pendidikan5. Pendidikan Anak Usia Dini (di-

singkat)12. Perpindahan penduduk kota

ke desa13. Bahan bakar fosil14. Cairan yang dihasilkan lebah16. Bahan pembuat MOL17. Ilmu hayat18. Nama ikan endemik di Luwu

Timur.20. Nama danau di Luwu Timur

Kirimkan jawaban melalui email [email protected] atau melalui surat ke alamat redaksi tabloid Verbeek, Kantor Communications & External Affairs PT Vale, Jl. Ternate 44, Pontada, Kec. Nuha, Kab. Luwu Timur, 92984. Sepuluh pengirim yang beruntung akan mendapatkan suvenir dari redaksi. Nama-nama pemenang kuis diumumkan melalui Facebook Tabloid Verbeek.

Menurun1. Naiknya suhu permukaan laut di Pa-

sifik yang mengakibatkan kemarau panjang

2. Seorang yang berprofesi pengajar3. Koperasi Unit Desa (disingkat)4. Salah satu ikan empang6. Nama virus baru yang disebarkan

nyamuk DBD7. Bahan untuk membuat tas rajutan8. Terbitnya matahari9. Salah satu nama komoditas10. Pertanian tanpa pupuk kimia11. Lengkung spektrum warna di langit12. Bahan makanan favorit untuk sarapan13. Warisan tak benda Indonesia15. Zat kimia pembasmi hama18. Bahan pembuat mi

Teka-Teki Silang