PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA GUKGUK’s Voice: … · gonggongan anjing. Gukguk’s voice dibuat...
Transcript of PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA GUKGUK’s Voice: … · gonggongan anjing. Gukguk’s voice dibuat...
i
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
GUKGUK’s Voice:
(Sirene Otomatis Pengusir Babi Hutan dari Kebun Petani)
BIDANG KEGIATAN:
PKM – GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh :
ARIS MUDA (NIM 140110130012 / Angkatan 2013)
ISMEILA WIDIA A (NIM 140110130050 / Angkatan 2013)
DISKA ARMEINA (NIM 140110140044 / Angkatan 2014)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015
i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
RINGKASAN ...................................................................................................... iv
BAB I: PENDAHULUAN ....... ………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ..................................................................... 2
BAB II: GAGASAN ............................................................................................. 3
2.1 Kondisi Kekinian...........................................................................3
2.2 Solusi Yang Pernah ditawarkan ................................................... 5
2.3 Perbaikan Gagasan ...................................................................... 6
2.4 Pihak Yang dipertimbangkan ....................................................... 8
2.5 Langkah-Langkah Strategis …………………….…………….. 8
BAB III: KESIMPULAN ...... ………………………………………................ 11
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….12
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................ …………………………………… 13
i
GUKGUK’S VOICE:
SIRENE OTOMATIS PENGUSIR BABI HUTAN DARI KEBUN PETANI
Aris Muda, Ismeila Widia A, Diska Armeina
Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran
Jl. Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor
RINGKASAN
Indonesia adalah negara berkembang yang kaya akan akan sumber daya
alam. Sebagian besar masyarakatnya bekerja dalam bidang pertanian. Namun,
dengan banyaknya sumber daya alam dan orang-orang yang bekerja didalamnya,
angka impor dalam sektor pertanian Indonesia masih tinggi. Bahkan, cenderung
meningkat di setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satu
nya adalah kerusakan lahan yang diakibatkan adanya serangan segorombolan
babi hutan ke lahan pertanian warga yang merusak tanaman kacang-kacangan,
umbi-umbian dan akar-akaran.
Sudah banyak cara untuk menghentikan serangan babi hutan tersebut baik
secara langsung mapun tidak langsung. Pengendalian babi hutan secara tidak
langsung dilakukan dengan cara pemagaran, pengusiran hingga penjagaan
dimalam hari. Sedangkan pengendalian babi hutan secara langsung dilakukan
dengan cara : jerat, perangkap, berburu, hingga meracun. Namun, cara tersebut
tidak membuat babi hutan jera.
Gukguk’s voice adalah solusinya. Gukguk’s voice ini merupakan alat
sejenis sirene otomatis untuk mendeteksi keberadaan babi hutan di sekitar
perkebunan petani yang mana sensor yang akan dibuat dapat megeluarkan bunyi
gonggongan anjing. Gukguk’s voice dibuat oleh teknisi dan programmer dengan
mendeteksi babi hutan berdasarkan ciri-ciri babi hutan tersebut, setelah terdeteksi
maka akan mengeluarkna suara gonggongan anjing.
Untuk mengimplementasikan gagasan ini, langkah awal yang dilakukan
adalah adanya kesinergisan antara pemerintah yaitu Kementrian Pertanian, pihak
teknis: programmer dan teknisi, dan masyarakat setempat. Selanjutnya, teknisi dan
programmer merancang sirene otomatis gukguk’s voice. Setelah itu, diadakan
sosialisasi kepada masyarakat terutama kalangan masyarakat yang memiliki
masalah besar terkait dengan adanya babi hutan yang merusak perkebunan dan
ladang mereka. Diharapkan masyarakat pula dapat mendukung
pengimplementasian gagasan ini guna menstabilkan sektor pertanian.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Babi hutan adalah hama yang sangat meresahkan para petani. Bagaimana
tidak, tanaman yang ditanam para petani seperti kacang, singkong , tunas
kelapa dan lainnya selalu dirusak, sehingga para petani ladang yang
mengandalkan hasil dari bertanam tersebut selalu mengalami kerugian
dikarenakan tidak panen. (melung.desa.id/2012/08/14/hama-babi-hutan.
Diakses tanggal 25 Maret 2015)
Jenis babi hutan yang sering merusak tanaman petani adalah Sus scrofa
vittatus. Jenis lain adalah Sus barbatus atau babi janggut, tetapi jarang
ditemukan. Kedua spesies tersebut dilaporkan dijumpai di Sumatera dan
Kalimantan. S.s vittatus mempunyai garis putih di moncongnya, sedangkan
S.barbatus berwarna agak muda, kepalanya lebih panjang dan berambut
panjang tegak di sekeliling kepalanya. (Sudharto dan Desmier de Chenon,
1997)
Salah satu komponen habitat yang diperlukan oleh babi hutan adalah air dan
lumpur, yang digunakan sebagai tempat berkubang. Aktivitas berkubang
tertinggi terjadi pada jam 11.00-13.00, dan frekuensi aktivitas mencari makan
tertinggi terjadi pada jam 05.00-07.00. (Sipayung,1992)
Berbagai kasus kerusakan kebun petani oleh hama babi hutan terjadi hamper
di seluruh wilayah Sumatera. Bengkulu merupakan salah satu provinsi yang
terkenal dengan banyaknya jumlah babi yang menyerang tanaman petani,
bahkan di pemukiman penduduk pun menjadi sasran serangan babi. Bengkulu
memiliki kawasan hutan cukup luas maka tidak mengherankan banyaknya
jumlah babiberkeliaran. Terutama saat ini, hutan- hutan yang ada bukan lagi
hutan primer melainkan hutan belukar yang disukai babi hutan.
(scheinblyton.blogspot.com/2013/11/pengendalian-babi-hutan-sebagai-hama.
Diakses tanggal 25 Maret 2015)
2
Selain Bengkulu, provinsi Jambi juga merupakan wilayah yang banyak
terdapat babi hutan. Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Jambi tahun
2010, tercatat luas serangan babi hutan pada kelapa sawit mencapai 694,8 Ha,
dengan kerugian mencapai Rp. 98.325.797,00 sedangkan pada perkebunan
karet mencapai 1.235 Ha dengan kerugian sebesar Rp. 355.231.480,00.
Serangan babi hutan selalu meningkat saat musim penghujan, sehingga babi
hutan akan mencari tempat yang kering di sekitar perkebunan.
Aceh, yang merupakan wilayah paling utara pulau Sumatera juga
merupakan daerah hidup babi hutan. Puluhan babi hutan meresahkan warga di
sejumlah desa di kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh, belakangan ini.
Kawanan babi hutan itu merusak sawah dan masuk pemukiman pada malam
hari. Akibatnya, puluhan hektar kebun maupun sawah petani rusak.
(KOMPAS yang diterbitkan Tanggal 3 Juli 2014)
Oleh karena itu, penulis menggagas Gukguk’s Voice sebagai alat yang
digunakan untuk mengusir babi hutan dari kebun petani.
1.2 Tujuan dan manfaat
1. Mengurangi keruskan kebun petani yang disebabkan oleh hama babi
hutan.
2. Mengurangi perburuan babi hutan yang menyebabkan spesies babi hutan
punah.
3. Meningkatkan produktivitas hasil pertanian
3
BAB II
GAGASAN
2.1 Kondisi Kekinian
Sumber daya alam indonesia begitu melimpah. Baik dari sector
pertambangan (minyak bumi, gas alam, logam dll), perikanan maupun
pertanian. Tidaklah heran jika Indonesia dijuluki sebagai “Negara Agraris”.
Bahkan, Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi
kedua di dunia setelah Brazil.
Sebagai negara berkembang yang masih mengandalkan sumber daya alam
sebagai kebutuhan pokok dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi sehari-hari,
sehingga tidak heran jika sebagian besar penduduk Indonesia ber
matapencaharian sebagai petani (sawah, ladang, perkebunan, dll) yaitu sekitar
38,07 juta orang dari total pekerja di Indonesia. Namun, Hasil Sensus Pertanian
(ST) 2013 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia
tiap tahunnya masih mengalami peningkatan impor produk pertanian baik dari
sisi nilai maupun volume.
Tabel.1 Rekapitulasi Impor Pertanian Menurut Sub Sektor
Periode Tahun 2001-2004, 2005-2009, dan 2010-2013
Sub Sektor Indikator Tahun
2001-2004
Tahun
2005-2009
Tahun
2010-2013
Average
Growth Rate
of Expor Index
(%) 2001-
2013
Tan Pangan Volume
(Ton) 37.960.037 44.993.974 53.416.129 3.62
Nilai (000
US$) 7.839.371 13.677.563 22.660.814 13.06
Holtikultura Volume
(Ton) 2.649.133 6.019.861 7.390.148 10.96
4
Nilai (000
US$) 1.252.777 3.677.818 6.411.264 20.43
Perkebunan Volume
(Ton) 5.869.063 13.781.058 10.954.403 6.13
Nilai (000
US$) 2.777.262 15.060.508 20.644.645 17.64
Perternakan Volume
(Ton) 3.107.333 4.931.850 4.868.891 4.36
Nilai (000
US$) 3.000.965 8.493.705 11.530.551 11.43
Pertanian Volume
(Ton) 49.585.567 69.726.743 76.629.572 2.88
Nilai (000
US$) 14.870.375 40.909.595 61.247.274 13.58
Sumber : BPS, 2014
Melihat kondisi impor pertanian Indonesia yang semakin meningkat
tiap tahunnya seperti tampak pada Tabel.1 diatas, oleh karena itu, perlu
adanya perbaikan untuk menekan tinggi angka impor dalam sektor pertanian
baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Namun ditengah krisisnya neraca pembayaran Indonesia dalam
sektor pertanian, akhir-akhir ini banyak bermunculan kasus perusakan lahan
pertanian. Kerusakan tersebut disebabkan oleh serangan gerombolan babi
hutan meyerang lahan pertanian (kebun, ladang ddl) bahkan terkadang
hingga permukiman warga. Salah satunya yang terjadi di Kecamatan
Cijaku, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Segerombolan babi hutan yang berjumlah sekitar 15-25 ekor
merusak 15 hektar lahan pertanian warga Cibaragalak, Banten. Menurut
warga setempat, Babi hutan tersebut datang pada malah hari merusak dan
memakan tanaman jagung, kacang tanah, singkong, dan padi huma yang
5
akan dipanen dua bulan lagi. Warga merasa resah karena akibat dari
serangan babi hutan tersebut, mereka mengalami gagal panen sehingga
kerugian yang akibat hal itu pun cukp besar megingat tidak hanya satu jenis
tanaman saja yang diserang oleh babi hutan tersebut.
2.2 Solusi Yang Pernah Ditawarkan
Babi hutan digolongkan sebagai hama dengan alasan merusak
tanaman perkebunan da pertanian. Metode pengendalian babi hutan:
1. Secara langsung
a. Jerat, peluang besar yang tertangkap adalah anak babi hutan,
karena babi hutan dewasa biasanya lebih berhati-hati. Pemasangan
jerat lebih baik dilakukan di setiap tahun dibualn Juli, karena bulan
Juli memperkirakan anak babi hutan berhenti menyusui dan mulai
mencari makan sendiri.
b. Perangkap, pemasangan perangkat lebih baik di tempat yang sering
dilewati babi hutan, dan pemasangan perangkap sebaiknya
dilakukan pda bulan Januari-Februari (masa melahirkan), Maret-
Juni(masa menyusui), dan November -Desember (masa bunting)
c. Berburu, biasanya dilaksanakan 1 bulan sekali. Lokasi untuk
berburu, dimana tempat yang memiliki jejak-jejak babi hutan yang
ada disana. Tempat tinggal babi hutan biasanya di batang pohon
yangg dibuat lubang, terkadang di lumpur. Sebenarnya babi hutan
bersembunyi dimana saja, asalkan tidak tersinar matahari secara
langsung.
d. Pemakaian lapun, menggunakna jaring yang terbuat dari kawat
baja, yang dapat digunakan untuk menangkap babi hutan secara
hidup-hidup pd waktu berburu
e. Meracun, penggunaan racun disarankan merupakan pilihan
erakhir, karena efek samping dari racun sangat berbahaya
f. Lubang parit, lubang parit yag mengelilingi kebun dengan
kedalaman 1 meter dan lebar 1 meter
6
2. Metode tidak langsung
a. Pemagaran, tanaman perkebunan dan pertanian yang dapat dipagar
hanya lahan-lahan yang datar. Ini hanya pencegahan babi hutan
merusak tanaman perkebunan dan pertanian. Lahan/wilayah yang
akan dilindungi dari hama babi hutan dipagar dengan kayu yang
kuat. Balok kayu dipancang pada tanah dengan tinggi 1,5 meter
berdiameter 8-10 cm dengan jarak + 2 meter. Kemudian pada balok
tersebut dipasang balok melintang berjarak 25 – 30 cm dengan
jalan dipaku pada tiang pancang. Cara ini tidak mengurangi
populasi langsung, hanya mengamankan pertanaman.
b. Pengusiran. Di sekeliling pertanaman yang dilindungi, dipasang
kawat yang ditopang oleh tiang pancang atau ditambatkan di
pohon, kemudian dikaitkan kaleng-kaleng bekas yang diisi batu
kerikil pada setiap 0,5 m. Apabila babi hutan berusaha masuk
kawasan pertanaman menyebabkan bunyi yang berasal dari kaleng-
kaleng tersebut, sehingga mengagetkan babi tersebut. metode ini
yang paling sering digunakan warga sekitar.
c. Penjagaan dimalam hari
2.3 Perbaikan Gagasan
Selama ini pengusiran babi hutan dari kebun petani dilakukan
dengan cara memburu ataupun memasang perangkap untuk menjerat babi
hutan. Perburuan babi dengan cara melakukan pengejaran menggunakan
anjing disertai senjata tajam dapat mengurangi populasi babi hutan yang
nantinya akan menyebabkan kepunahan babi hutan.
Pembuatan perangkap oleh para petani untuk menjerat babi hutan
tidak memberikan hasil yang memuaskan karena kebanyakan yang terkena
perangkap adalah babi hutan yang masih muda dan anak-anak. Sementara
babi hutan yang sudah dewasa bisa mengantisipasi perangkap tersebut.
Sehingga pengusiran dengan menggunakan perangkap tidap memberikan
7
hasil yang baik. Bahkan babi hutan yang terkena jerat bisa semakin ganas
dan menyerang warga.
Cara lain yang biasa dilakukan oleh petani agar tanamannya tidak
dirusak oleh babi hutan adalah dengan menjaga kebunnya di malam hari.
Namun hal ini akan memakan banyak waktu para petani.
Gukguk’s voice adalah sebuah sirene otomatis yang dapat mengusir
babi hutan dari kebun petani. Alat ini dilengkapi oleh sensor untuk
mendeteksi datangnya babi hutan ke kebun petani.
Sensor pada alat ini dapat mendeteksi keberadaan babi hutan sejauh
radius 200 m. Cara kerja sensor ini hamper sama dengan sensor-sensor yang
digunakan di took swalayan. Bedanya sensor ini dapat menangkap bau babi
hutan sehingga dapat mendeteksi keberadaan babi hutan tersebut.
Ketika sensor pada Gukguk’s Voice mendeteksi keberadaan babi
hutan, Gukguk’s Voice akan mengeluarkan sebuah sirene bersuara
gongongan anjing. Babi hutan yang secara alami takut kepada anjing akan
menjauh kita mendengar suara anjing. Suara gonggongan anjing tersebut
menyebabkan babi hutan mengurungkan niatnya untuk merusak kebun
petani.
Gukguk’s Voice didesain dengan canggih dengan sensor pendeteksi
babi hutan dalam radius jauh. Bau babi yang ditangkap oleh sensor akan di
di konversi menjadi suatu cairan yang dapat membunyikan suara sirene
pada Gukguk’s voice. Sirene ini didesain menyerupai suara gonggongan
anjing yang dapat mengusi babi hutan. Sumber energi Pada Gukguk’s voice
berasal dari sebuah baterai yang dapat di isi ulang.
Gukguk’s voice sebagai solusi kerusakan tanaman petani yang
disebabkan oleh babi hutan. Dengan Gukguk’s voice, petani tidak perlu lagi
melakukan perburuan ataupun memasang perngkap untuk menjerat babi
8
sehingga populasi babi hutan pun akan seimbang dan juga tidak akan
merusak lingkungan.
2.4 Pihak Yang Dipertimbangkan
Dalam pelaksanaan penelitian ini, pihak-pihak yang terlibat dalam
memproduksi maupun mensosialisasikan penggunaan Gukguk’s voice adalah:
a. Kementrian Pertanian
Salah satu tujuan dibuatnya gukguk’s voice yaitu untuk mestabilkan hasil
sektor pertanian, maka dibutuhkan dukungan dari Kementrian Pertanian
untuk membantu sosialisasi kepada masyarakat.
b. Ahli biologi
Ahli biologi adalah pihak yang akan mendeskrisikan babi hutan dalam
pembuatan sensor pendeteksi babi hutan.
c. Teknisi dan Programmer
Teknisi ataupun ahli teknik dan programmer sangat diperlukan dalam
pembuatan Gukguk’s Voice. Dalam membuat desain Gukguk’s voice
,pembuatan sensor maupun pembuatan Gukguk’s voice secara keseluruhan
sangat membutuhkan teknisi yang sangat handal.
d. Dinas Kehutanan
Dinas kehutanan berperan dalam mensosialisasikan cara pemasangan
maupun penggunaan Gukguk’s voice Voice pada kebun Petani.
2.5 Langkah-langkah Strategis
Gukguk’s voice ini merupakan alat sejenis sirene otomatis untuk
mendeteksi keberadaan babi hutan di sekitar perkebunan petani yang mana
sensor yang akan dibuat dapat megeluarkan bunyi gonggongan anjing.
Langkah pertama untuk mengimplementasikan gagasan ini yaitu
adanya kesinergisan antara pemerintah yaitu Kementrian Pertanian, pihak
teknis: programmer dan teknisi, dan masyarakat setempat.
9
Selanjutnya langkah kedua yaitu membuat sirene otomatis tersebut
dengan batuan dari teknisi dan programmer dapat membuat sirene otomatis
dangan menggunakan sensor pendeteksi yang dapat mengeluarkan bunyi.
Contoh Skema Sirene/Alarm otomatis
Gambar 2. Contoh Skema sirine
Pada rangkaian sensor gerak menggunakan infra merah ini, di
bagian pemancar menggunakan komponen IC NE 555 yang berguna untuk
membangkitkan sinyal di dalam rangkaian tersebut. Pada komponen ini
dihasilkan frekuensi sekitar 5 kHz. Hasil dari pengolahan rangkaian tersebut
akan dipancarkan oleh lampu LED infra merah yang dipasang di rangkaian
sensor gerak tersebut. Komponen IC NE 555 ini berfungsi sebagai multi
vibrator a stabil. IC NE 555 ini akan dihubungkan langsung dengan lampu
LED infra merah yang akan menghasilkan frekuensi seperti yang sudah
disebutkan diatas sebesar 5 kHz. Dan sinyal infra merah ini akan ditangkap
oleh transistor Q1. Jika kondisi kosong atau tidak ada yang bergerak, maka
output pin IC 2 akan rendah. Sementara untuk keadaan dimana ada benda
bergerak, maka sinyal infra merah tersebut akan ditangkap oleh transistor
Q1 dan bisa menyebabkan output pin pada IC 2 akan berpotensi tinggi yang
menunjukkan adanya gerakan di sekitar sensor tersebut. Bisa juga
menambahkan alarm seperti bell, suara atau bermacam-macam penanda
yang bisa anda pasangkan pada rangkaian tersebut
(rangkaianelektronika.org).
Tidak hanya itu, dengan adanya kerjasama antara programmer dan
teknisi, sensor gerak ini diatur sedemikian rupa sehingga dapat mendeteksi
10
babi hutan yang berkeliaran di sekitar kebun pertani dengan
mengidentifikasi ciri-ciri dan gerak-gerik (contohnya, morfologi babi) dari
babi hutan dan dapat mengeluarkan bunyi gonggongan anjing dari jarak
yang ditentukan.
Setelah alat ini terbentuk, akan bekerja sama pula dengan dinas
kehutan mengenai pemasangan dan pengawasan alat ini. Selanjutnya akan
diadakan sosialisasi kepada masyarakat terutama kalangan masyarakat yang
memiliki masalah besar terkait dengan adanya babi hutan yang merusak
perkebunan dan ladang mereka. Diharapkan masyarakat pula dapat
mendukung pengimplementasian gagasan ini guna menstabilkan sektor
pertanian.
Sinergisitas antara
Pemerintah, Masyarakat dan
pihak teknis
Prosess pembuatan alat oleh
teknisi dan programmer
Sosialisasi
kepada
masyarakat
Gambar 2. Diagram/alur
pengimpletasian gagasan
11
BAB III
KESIMPULAN
1. Gukguk’s voice adalah sebuah sirene otomatis yang dapat mengusir babi
hutan dari kebun petani. Alat ini dilengkapi oleh sensor untuk mendeteksi
datangnya babi hutan ke kebun petani.
2. Ketika sensor pada Gukguk’s voice mendeteksi keberadaan babi hutan,
Gukguk’s voice akan mengeluarkan sebuah sirene bersuara gongongan
anjing.
3. Gukguk’s voice didesain dengan canggih dengan sensor pendeteksi babi
hutan dalam radius jauh. Bau babi yang ditangkap oleh sensor akan di di
konversi menjadi suatu cairan yang dapat membunyikan suara sirene pada
Gukguk’s voice. Sirene ini didesain menyerupai suara gonggongan anjing
yang dapat mengusi babi hutan. Sumber energi pada Gukguk’s voice berasal
dari sebuah baterai yang dapat di isi ulang.
4. Dengan Gukguk’s voice, petani tidak perlu lagi melakukan perburuan
ataupun memasang perngkap untuk menjerat babi sehingga populasi babi
hutan pun akan seimbang dan juga tidak akan merusak lingkungan.
5. Dengan tidak adanya babi hutan yang menyerang lahan pertanian warga,
maka produktivitas pertanian pun dapat meningkat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.http://www.mediaindonesia.com/read/2010/02/26/125807/123/101/Puluha
n-Babi-Hutan-Rusak-15-Hektare-Tanaman-Pertanian. Diakses pada 25 Maret 2015 pukul
18.03 WIB.
Anonim. 2012. http://www.melung.desa.id/2012/08/14/hama-babi-hutan. Diakses
tpada 25 Maret 2015
Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2014. Jurnal
Statistik Ekspor-Impor Komoditas Pertanian. Kementrian Pertanian RI
Anonim.http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/lahan-pertanian-diserang-babi-
hutan/. Diakses pada 24 Maret 2015 pukul 17.30 WIB
Anonim. 2014. http://wartaekonomi.co.id/read/2014/08/13/33519/bps-prihatin-
dengan-kondisi-pertanian-indonesia.html.
KOMPAS. Terbit pada 3 Juli 2014
13
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
14
15
16
17
Lampiran 2. Susunan Tim Penyusun dan Pembagian Tugas
No
.
Nama/NIM Program
Studi
Bidang
Ilmu
Alokasi Waktu
(Jam/Minggu)
Uraian TUgas
1 Aris Muda/
14011013001
2
S-1
Matematika
MIPA 10 -
Mengorganisasik
an aktivitas
kelompok
-Membuat
pembagian tugas
pada anggota
-merencanakan
pertemuan
kelompok
-memimpin
jalannya diskusi
2 Ismeila
Widia A/
14011013005
0
S-1
Matematika
MIPA 8 -mengerjakan
tugas anggota
-mengatur
keuangan
kelompok
-mencari kasus
3 Diska
Armeina/
14011014004
4
S-1
Matematika
MIPA 8 -mencari
referensi
-mengerjakan
tugas anggota
-Menyusun PKM
& logbook
18
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim