PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - dp2m.umm.ac.iddp2m.umm.ac.id/files/file/Files PKM 2010/Files Contoh...
Transcript of PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - dp2m.umm.ac.iddp2m.umm.ac.id/files/file/Files PKM 2010/Files Contoh...
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PENINGKATAN KADAR TANIN DAN PENURUNAN KADAR KLORIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN NILAI GUNA TEH CELUP
Jenis Kegiatan: PKM Penulisan Ilmiah (PKMI)
Diusulkan Oleh: Ketua : Riana Dyah Suryaningrum (06330059) Angkatan 2006/2007 Anggota : Mohammad Sulthon (04330045) Angkatan 2004/2005
Sigit Prafiadi (06330078) Angkatan 2006/2007 Khoirin Maghfiroh (06330087) Angkatan 2006/2007
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MALANG
2007
HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA ILMIAH
1. Judul Kegiatan : Peningkatan Kadar Tanin Dan Penurunan Kadar Klorin
Sebagai Upaya Peningkatan Nilai Guna Teh Celup 2. Bidang Ilmu : (√ ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi dan rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan 3. Ketua Pelaksana Kegiatan/Penulis Utama :
a. Nama Lengkap : Riana Dyah Suryaningrum b. NIM : 06330059 c. Jurusan : Pendidikan Biologi d. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang e. Alamat Rumah : Jl. Hang Tuah 18D Sanur, Bali f. No. Telp/Hp : 085232843210 g. Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana kegiatan/Penulis : 3 Orang 5. Dosen pendamping
a. Nama Lengkap : Dr. H. Moch. Agus Krisno B. M,Kes. b. NIP : 104.8909.0118 c. Alamat Rumah : Jl.Cengger Ayam Dalam 1 / 38 Malang d. No. Telp/Hp : (0341) 471052/ 085234020855
Menyetujui Malang, 3 Maret 2007 Ketua Jurusan Pendidikan Biologi Penulis Utama Drs. Nurwidodo M,Kes. Riana Dyah Suryaningrum NIP : 131.953.396 NIM 06330059 Pembantu Rektor III Dosen Pendamping Drs. H Joko Widodo M,Si. Dr. H.M. Agus Krisno B. M,Kes. NIP. 104.8611.0039 NIP–UMM 104.8909.0118
LEMBAR PENGESAHAN SUMBER PENULISAN ILMIAH PKMI
1. Judul Tulisan : Peningkatan Kadar Tanin Dan Penurunan Kadar Klorin Sebagai
Upaya Peningkatan Nilai Guna Teh Celup 2. Sumber Penulisan ( ) Kegiatan Praktek Lapangan/Kerja dan sejenisnya, KKN, Magang, Kegiataan
Kewirausahaan : ( √ ) Kegiatan Ilmiah Lainnya :
Tugas Mata Kuliah Biologi Umum yang dibina oleh Ibu Dra. Elly Purwanti, M.P dengan judul ”Pengaruh Jenis Teh Dan Lama Pencelupan Terhadap Kadar Tanin Dan Klorin Pada Teh Celup, dengan peneliti Riana Dyah Suryaningrum, Muhammad Sulthon, Sigit Prafiadi dan Khoirin Maghfiroh
Keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.
Malang, 1 Maret 2007 Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Biologi , Penulis Utama, Drs. Nurwidodo, M,Kes. Riana Dyah SuryaningrumNIP 131.953.396. NIM 06330059
PENINGKATAN KADAR TANIN DAN PENURUNAN KADAR KLORIN
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN NILAI GUNA TEH CELUP
Riana Dyah Suryaningrum, Mohammad Sulthon, Sigit Prafiadi, Khoirin Maghfiroh,
Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Muhammadiyah Malang.
ABSTRAK
Teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat karena selain ekonomis, teh juga dianggap dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Salah satu senyawa yang berperan bagi kesehatan tubuh adalah tannin. Akan tetapi semakin maju jaman maka masyarakat lebih memilih teh celup karena mudah dan praktis. Konsumen beranggapan bahwa semakin lama teh celup direndam dalam air maka semakin banyak khasiat yang bisa didapatkan. Tanpa disadari, semakin lama teh celup direndam dalam air maka zat pemutih kertas yang disebut klorin yang terdapat pada kantong teh celup juga akan terlarut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar tanin dan klorin berdasarkan lama waktu pencelupan dan jenis teh pada teh celup serta untuk mengetahui perbedaan kadar tanin dan klorin dengan perlakuan pembanding. Jenis penelitian termasuk dalam pra eksperimen. Populasi penelitian adalah semua teh celup yang berukuran 2 gram. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 24 kantong teh celup yang terbagi atas 8 perlakuan yang masing-masing terdiri atas 3 ulangan. Pembanding yang digunakan yaitu teh seduh dan kantong teh celup. Rancangan percobaan menggunakan RAL.
Hasil uji ANAVA 2 faktor menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar tanin berdasarkan perlakuan lama pencelupan dan jenis teh, sedangkan kadar klorin hanya dipengaruhi oleh lama waktu pencelupan. Uji Duncan’s 5% menunjukkan bahwa kadar tanin tertinggi diperoleh pada perlakuan A4B1 (83,503 ppm) dan kadar tanin terendah diperoleh pada perlakuan A1B2 (53,397 ppm). Kadar klorin tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 (0,036 ppm) dan perlakuan A1 menghasilkan kadar klorin paling rendah (0,010 ppm). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kadar tanin pada teh celup lebih tinggi dari teh seduh dan kadar klorin pada kantong teh celup lebih tinggi dari kadar klorin pada teh celup. Kata kunci : Teh, lama pencelupan,jenis teh, tanin, dan klorin PENDAHULUAN
Teh merupakan salah satu hasil olahan komoditi pertanian yang dibuat dari daun
pucuk tanaman Camellia sinensis. Dengan proses yang berbeda akan dihasilkan jenis teh
yang berbeda, diantaranya yaitu teh hijau (diproses tanpa fermentasi) dan teh hitam
(diproses dengan fermentasi penuh).
Sebagai salah satu minuman yang banyak digemari, teh ternyata mempunyai
kelebihan yaitu memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa teh mampu mencegah serangan influenza, mencegah penyakit jantung dan stroke,
menstimulir sistem sirkulasi, memperkuat pembuluh darah, menurunkan kolesterol dalam
darah dan masih banyak penyakit lainnya yang mampu diatasi dengan teh (Yudana dan
Luize, 1998)
Zat flavonoid atau tanin yang ada dalam daun teh, memang berfungsi sebagai
penangkal radikal bebas yang mengacaukan keseimbangan tubuh dan menjadi salah satu
pemicu kanker. Selain itu kehadiran polifenol, theofilin, dan senyawa lainnya di daun teh
membantu menghambat perkembangan virus ataupun kelainan faal yang menimbulkan
kanker.. Hara (1993) mengatakan bahwa tanin dapat dipakai sebagai antimikroba (bakteri
dan virus). Tanin juga berkhasiat sebagai astringen yang dapat menciutkan selaput lendir
sehingga mempercepat penyembuhan sariawan.
Sebagai masyarakat yang selalu mengikuti perkembangan jaman dan teknologi,
konsumen lebih memilih sesuatu yang mudah dan praktis begitu pula dengan pola
konsumsi teh. Menurut Sari (2003), konsumen lebih menyukai teh celup dari pada teh
seduh karena membutuhkan waktu lama untuk menyeduhnya. Teh celup merupakan bubuk
teh yang dibungkus kertas berpori-pori halus dan tahan panas. Penggunaan teh celup sangat
mudah karena konsumen hanya tinggal mencelupkan teh yang telah dikemas tersebut ke
dalam air panas sampai warna air berubah. Selain itu menurut Anonymous (2005),
seringkali konsumen berlama-lama mencelupkan teh celupnya ke dalam air panas dengan
asumsi bahwa semakin lama kantong teh celup dicelupkan dalam air panas maka semakin
banyak khasiat teh tertinggal dalam minuman. Tetapi tidak demikian karena menurut
Fulder (2004), waktu penyeduhan yang lebih lama (4-8 menit) tidak lagi memiliki efek
menenangkan karena daun teh sudah tidak lagi mengandung komposisi apapun yang
dianggap menenangkan. Tetapi yang harus diwaspadai dari penggunaan teh celup adalah
adanya bahan kimia dalam kantong teh celup. Menurut Anonymous (2003), dalam kantong
teh celup terdapat klorin, yaitu zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas dan
berfungsi sebagai pemutih, disinfektan kertas, sehingga kertas bebas dari bakteri pembusuk
dan tahan lama. Selain itu, kertas dengan klorin memang tampak lebih bersih. Karena
bersifat disinfektan, klorin dalam jumlah besar tentu berbahaya. Tak jauh beda dari racun
serangga Zat ini akan larut bersamaan dengan proses pencelupan. Klorin atau chlorine, zat
kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas. Fungsinya,..
Dikarenakan belum ada informasi tentang “Peningkatan Kadar Tanin Dan
Penurunan Kadar Klorin Sebagai Usaha Meningkatkan Nilai Guna Teh”, maka perlu
dilakukan penelitian untuk meminimalisasikan efek negatif teh bagi kesehatan pada
masyarakat.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pra
eksperimen (Pre Experiment Design). Menurut Rofieq (2001), yang dimaksud dengan
penelitian pra eksperimen adalah penelitian yang hanya mengandung sebagian saja dari 3
prinsip eksperimen, yaitu replikasi dan randomisasi tanpa perlakuan kontrol.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Desember-15 Desember 2006 di
Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Populasi dari penelitian ini
adalah semua teh celup yang berukuran 2 gram. Teh yang digunakan yaitu teh hijau dan teh
hitam. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 24 kantong
teh celup yang terbagi atas 8 perlakuan dan 3 ulangan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling yaitu
pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain variabel bebas yakni lama pencelupan dan jenis teh, variabel terikat yakni kadar tanin
dan klorin, serta variabel kontrol yaitu suhu air penyeduh (800C) dan air yang digunakan
(aquadest).
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ceret, kompor, beaker glass,
termometer, pinset jam/stop watch, gelas ukur, piper ukur, erlenmeyer, buret, karet hisap,
tabung reaksi, kuvet, tijmbangan analitik, spektofotometri, dan batang pengaduk.
Sedangkan bahan-bahannya antara lain teh celup, teh hitam celup, aquades, FeCl3
0,1 M,
K3Fe(CN)
6 0,008 M, Na
2S
2O
35H
2O, HCl, KI, dan indikator kanji.
Cara kerja proses penyeduhan teh celup pertama air direbus kemudian air rebus
tersebut dituangkan sebanyak ± 250 ml ke dalam gelas sambil memasukkan termometer ke
dalamnya dan menunggu hingga suhu air turun sampai 80oC dan kemudian teh celup
dimasukkan pada air tersebut setelah itu teh celup direndam masing-masing 2 menit, 4
menit, 6 menit, dan 8 menit dan kemudian diambil teh celup tersebut.
Cara kerja proses perendaman kentong teh celup pertama air direbus sampai benar-
benar mendidih lalu tuangkan air rebusan tersebut sebanyak ± 250 ml ke dalam gelas
sambil memasukkan termometer ke dalamnya dan menunggu hingga suhu air turun sampai
80oC, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan kantong teh celup tersebut lalu
memasukkan kantong teh celup ke dalam air setelah itu teh celup direndam masing-masing
2 menit, 4 menit, 6 menit, dan 8 menit dan kemudian diambil teh celup tersebut dengan
piset.
Analisis Kadar Tanin
Kadar tanin pada air hasil pencelupan teh celup dianalisisi dengan metode
spektrofotometri dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Mengambil 1,0 ml supernatan kemudian mencampurkannya dengan aquades
dalam tabung reaksi ukuran 18 x 150 mm. Menambahkan 0,3 ml FeCl3 0,1 M lalu
mengocoknya. Menambahkan 0,3 ml K3Fe(CN)
6 0,008 M dan mendiamkannya
selama 10 menit. Membaca absorbansinya sampel pada λ=720 nm. Nilai absorbansi
blangko=0,625. Kandungan tanin dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Analisis Kadar Klorin
Kadar klorin dalam air hasil pencelupan teh celup dianalisis dengan metode thiosulfat
titration denga langkah-langkah sebagai berikut:
Mengambil volume sampel sebanyak 200 ml. Menuangkan 5 ml asam asetik (glacial)
ke dalam sampel lalu menambahkan ± 1 g KI (warna kuning akan tampak) dan
mengaduknya terus. Menambahkan 2 ml kanji dan sampel akan berwarna biru.
Menitrasi sampel dengan Na2S
2O
3 0,010 N dengan mikroburet sampai warna biru
hilang pada titik akhir titrasi. Menghitung jumlah klor aktif dengan rumus:
Dimana: A : ml titran Na
2S
2O
3 untuk sampel
B : ml titran Na2S
2O
3 untuk blangko sampel (bisa positif atau negatif)
N : normaliti larutan titran Na2S
2O
3sV : volume sampel (ml)
Analisa Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA faktorial. Sebelum melangkah pada
uji anova maka data perlu di uji asumsi terlebih dahulu yang meliputi uji Normalitas (Uji
Liliefors) dan Uji Homogenitas (Uji Barttlet), dengan maksud untuk mengetahui apakah
varians datanya normal, homogen atau tidak.
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian kadar tanin dan klorin dari berbagai lama
pencelupan dan jenis teh celup, maka didapatkan hasil seperti tercantum pada tabel berikut:
Tabel 1 Tabel Data Pengamatan Kadar Tanin Pada Teh Celup (ppm) Ulangan Total Rerata Perlakuan
1 2 3 A1B1 52.39 54.9 55.22 162.51 54.17 A2B1 70.03 79.34 76.4 225.77 75.257 A3B1 77.32 70.67 74.04 222.03 74.01 A4B1 81.24 87.64 81.63 250.51 83.503 A1B2 52.6 50.35 57.24 160.19 53.397 A2B2 58.99 61.27 63.56 183.82 61.273 A3B2 60.32 60.67 63.04 184.03 61.343 A4B2 76.4 66.34 60.06 202.8 67.6
1591.66
Tabel 4.2 Tabel Data Pengamatan Kadar Klorin Pada Teh Celup (ppm) Ulangan Total Rerata Perlakuan
1 2 3 A1B1 0.004 0.009 0.011 0.024 0.008 A2B1 0.012 0.011 0.014 0.037 0.01233 A3B1 0.014 0.012 0.02 0.046 0.01533 A4B1 0.023 0.02 0.025 0.068 0.02267 A1B2 0.008 0.005 0.004 0.017 0.005667 A2B2 0.012 0.014 0.017 0.043 0.01433 A3B2 0.016 0.011 0.014 0.041 0.01367 A4B2 0.027 0.029 0.02 0.076 0.02533
0.352
Tabel 4.3 Ringkasan Anava Faktorial Kadar Tanin Pada Teh Celup SK db JK KT F hit F tab (5%)
Perlakuan 7 2402.330 343.19 20.088 ** 2.66 A 3 1488.091 496.030 29.035 ** 3.24 B 1 703.95 703.95 41.205 ** 4.49
A/B 3 210.290 70.097 4.112 * 3.24 Galat 16 273.348 17.084 Total 23 2675.678
Keterangan : * : Berbeda nyata ** : Berbeda sangat nyata Tabel 4.4 Ringkasan Uji Duncan’s Kadar Tanin dari Berbagai Lama Pencelupan dan
Jenis Teh pada Teh Celup Perlakuan Rerata Notasi
A1B2 A1B1 A2B2 A3B2 A4B2 A3B1 A2B1 A4B1
53.397 54.17
61.273 61.343
67.6 74.01
75.257 83.503
a a b b c d d e
Keterangan : Perlakuan yang diikuti dengan notasi huruf yang sama berarti tidak
berbeda nyata Tabel 4.5 Ringkasan Anava Faktorial Kadar Klorin Pada Teh Celup
SK db JK KT F hit F tab (5%)
Perlakuan 7 0.0009303 0.0001329 13.543 ** 2.66 A 3 0.0009013 0.0003004 30.612 ** 3.24 B 1 0.000000167 0.000000167 0.017 ns 4.49 A/B 3 0.0000288 0.0000096 0.981 ns 3.24 Galat 16 0.000157 0.000009813 Total 23 0.001087
Keterangan : ** : beda nyata
Tabel Ringkasan Uji Duncan’s Kadar Klorin dari Berbagai Lama Pencelupan pada
Teh Celup Perlakuan Rerata Notasi
A1 A2 A3 A4
0,01025 0,01975 0,0215 0,036
a b b c
PEMBAHASAN Tanin
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan kadar tanin pada teh celup dan teh seduh (sebagai pembanding) dimana perlakuan yang diberikan yaitu dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
Gambar 1 Rerata Kadar Tanin pada Teh Celup dan Teh Seduh Berdasarkan Lama Pencelupan dan Jenis Teh
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa rerata kadar tanin yang dihasilkan pada
teh celup semakin meningkat. Sedangkan pada perlakuan pembanding didapatkan hasil
yang fluktuatif. Diagram tersebut juga mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara tanin
pada teh celup dengan teh seduh (perlakuan pembanding).
Dari diagram tersebut perlakuan A4B1 (lama pencelupan 8 menit dengan jenis teh
hijau) mempunyai kadar tanin tertinggi yaitu sebesar 83,503 ppm. Hal ini karena pada
perlakuan tersebut, teh celup yang digunakan memiliki ukuran bahan yang kecil dengan
jumlah yang lebih banyak. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suyitno
(1989), bahwa material yang dihancurkan sampai ukuran kecil, sel yang dirusak lebih
banyak sehingga pelarut dapat lebih cepat mengalir ke bagian sel. Selain itu lama
pencelupan 8 menit merupakan waktu yang cukup lama sehingga tanin dapat larut
maksimal dimana Suyitno (1989) juga mengatakan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah waktu, dimana semakin lama waktu kontak maka
semakin banyak zat yang larut dalam air. Winarno (1986) mengatakan bahwa bahan
seperti garam, vitamin yang larut dalam air, mineral dan senyawa-senyawa cita rasa seperti
yang terkandung dalam teh dan kopi dapat larut dalam air. Sedangkan jenis teh juga
berpengaruh terhadap kadar tanin. Hal ini karena menurut (Sartika, 2006) terdapat
perbedaan cara pengolahan pada teh hijau dan teh hitam dimana perbedaan cara
pengolahan ini berpengaruh terhadap kadar tanin pada masing-masing jenis teh. Sartika
(2006) juga mengatakan bahwa dalam daun teh terdapat enzim yang disebut enzim katekol
oksidase dimana enzim ini dapat mengubah senyawa tanin menjadi senyawa turunan. Pada
awal proses pengolahan teh hijau, dilakukan proses pemanasan dimana menurut Hartoyo
(2003) proses ini bertujuan untuk menginaktifkan enzim katekol oksidase. Dengan
inaktifnya enzim tersebut maka tanin yang terdapat dalam daun teh akan tetap utuh dan
tersimpan dalam jaringan tanaman sehingga dengan demikian kadar tanin dalam teh hijau
akan tetap tinggi. Sedangkan pada pengolahan teh hitam, dilakukan proses fermentasi
dimana proses ini diartikan sebagai proses oksidasi enzim katekol oksidase. Oksidasi
enzim katekol oksidase dapat mengubah tanin menjadi senyawa turunan. Menurut Fulder
(2004), proses fermentasi pada teh hitam dapat mengubah sebagian tanin menjadi senyawa
turunan yaitu theaflavin dan thearubigin. Dengan terbentuknya senyawa turunan maka
kadar tanin dalam daun teh akan berkurang sehingga kadar tanin dalam teh hitam lebih
rendah dari teh hijau. Karena memiliki kandungan tanin lebih tinggi maka teh hijau dapat
melarutkan tanin lebih banyak dari teh hitam sehingga kadar tanin dalam air hasil
pencelupan teh hijau lebih tinggi jika dibandingkan dengan kadar tanin dalam air hasil
pencelupan teh hitam.
Kadar tanin terendah diperoleh pada perlakuan A1B2 karena jenis teh hitam (B2)
memiliki kandungan tanin lebih rendah dari dari teh hijau dan waktu pencelupan 2 menit
merupakan waktu yang paling singkat sehingga tanin belum dapat larut secara maksimal.
Kadar tanin pada teh celup berbeda dengan teh seduh dimana pada teh celup, kadar
tanin tertinggi yaitu sebesar 83,503 ppm sedangkan pada teh seduh yaitu sebesar 75,283
ppm. Data tersebut menunjukkan bahwa kadar tanin pada teh celup lebih tinggi dari teh
seduh. Hal ini disebakan oleh perbedaan kadar tanin yang terdapat pada daun teh (Camelia
sinensis). Meskipun dari tanaman yang sama, akan tetapi pada setiap pohon memiliki
perbedaan kadar komposisi kimia. Fulder (2004) mengatakan bahwa perbedaan kadar
komposisi kimia daun teh dipengaruhi oleh faktor lingkungan (saat penanaman) seperti
suhu, kelembaban dan tinggi rendahnya permukaan tanah. Selain itu, perbedaan tersebut
juga disebabkan oleh adanya perbedaan ukuran dan jumlah ukuran partikel bahan.
Selain ukuran bahan relatif kecil, pada teh celup terdapat kantong yang
membungkus bahan (daun teh kering). Kantong yang berfungsi sebagai kertas saring
tersebut diduga dapat mempercepat proses penyerapan air. Menurut Amiruddin (1993),
kertas saring adalah kertas yang terdiri atas selulosa murni dan air dapat melekat pada
serat-serat selulosa. Semakin cepat air terserap masuk ke dalam kantong teh celup maka
semakin cepat air tersebut dapat berdifusi kedalam sel melalui dinding sel daun teh.
Dengan demikian makin cepat tanin dapat larut dalam air.
Tanin merupakan golongan flavonoid dimana senyawa ini bukan merupakan salah satu
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Akan tetapi keberadaan tanin dalam tubuh sangat
bermanfaat yaitu berperan sebagai antioksidan. Katekin merupakan penyusun tanin dimana
katekin ini mempunyai sifat antioksidatif yang berperan dalam melawan radikal bebas
yang sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat menimbulkan berbagai penyakit salah
satunya yaitu kanker (Sukardi, 2004).
Klorin
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan kadar klorin pada teh celup dan kantong
teh celup (sebagai pembanding ) dimana perlakuan yang diberikan yaitu dapat dilihat pada
diagram dibawah ini:
Gambar 4.2 Diagram Rerata Kadar Klorin pada Teh Celup dan Kantong Teh Celup Berdasarkan Lama Pencelupan dan Jenis Teh
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan rerata kadar klorin
dari setiap perlakuan. Berdasarkan analisis anava faktorial, perlakuan lama pencelupan (A)
berpengaruh sangat nyata terhadap kadar klorin. Hasil uji Duncan’s 0,05 menunjukkan
bahwa kadar klorin tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 (Lama Pencelupan 8 menit)
yaitu sebesar 0,036 dan kadar klorin terendah diperoleh pada perlakuan A1 (Lama
Pencelupan 2 menit) yaitu sebesar 0,010. Seperti terlihat pada diagram dibawah ini:
Gambar 4.3 Diagram Rerata Kadar Klorin pada Teh Celup Berdasarkan Lama
Pencelupan Diagram tersebut menunjukkan bahwa semakin lama pencelupan, kadar klorin
semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin lama waktu pencelupan maka semakin banyak
klorin yang larut dalam air. Sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Suyitno,
dkk (1989) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah waktu,
dimana semakin lama waktu kontak maka makin banyak zat yang dapat larut dalam air.
Hal ini didukung pula oleh sifat klorin yang dapat larut dalam air dan bereaksi (Cotton dan
Wilkinson, 1989). Menurut Keenan (1989), reaksi antara klorin dengan air adalah sebagai
berikut:
Cl2 + HOH → HClO + HCl
Sedangkan perlakuan jenis teh dan interaksi antara lama pencelupan dan jenis teh,
berdasarkan analisis anava faktorial tidak menunjukkan beda nyata yang artinya bahwa
perlakuan jenis teh dan interaksi antara lama pencelupan dan jenis teh tidak berpengaruh
terhadap kadar klorin. Hal ini diduga karena dalam teh tidak terkandung klorin sehingga
meskipun jenis teh yang berbeda tersebut dicelupkan ke dalam air maka jumlah klorin
tidak akan bertambah.
Menurut Anonymous (2005), rerata kadar klorin pada kantong teh celup adalah
berkisar antara 0,04-1,1 ppm sedangkan rerata kadar klorin pada penelitian ini berkisar
antara 0,008-0,025 ppm. Data tersebut menunjukkan bahwa kadar klorin pada teh celup
lebih kecil dari kadar klorin pada kantong teh celup. Hal ini berarti bahwa keberadaan teh
berpengaruh terhadap kelarutan klorin dalam air. Penghambatan kelarutan klorin pada teh
ini diduga karena adanya komposisi lain yang terkandung dalam teh dimana komposisi
tersebut mampu berikatan dengan klorin sehingga menyebabkan klorin sulit larut dalam
air. Adapun reaksi kimia antara komposisi kimia teh dengan klorin adalah sebagai berikut:
Menurut WHO (2004), nilai ambang batas residu klorin dalam air adalah 0,5 ppm.
Klorin yang dihasilkan pada teh celup adalah berkisar antara 0,008-0,025 ppm. Data
tersebut menunjukkan bahwa air hasil pencelupan teh celup mengandung klorin yang aman
untuk dikonsumsi manusia. Akan tetapi perlu diwaspai akumulasi kronik dalam tubuh
karena klorin dapat menimbulkan efek bagi kesehatan.
Keseimbangan kadar tanin dan klorin
Kadar tanin dan klorin tertinggi terdapat pada lama pencelupan delapan menit. Jim
whimpey (2007) mengatakan bahwa sebaiknya jangan biarkan teh celup Anda tercelup
lebih dari lima menit, maka untuk mendapatkan kadar tanin dan klorin yang seimbang
sebaiknya lama pencelupan tidak melebihi lima menit. Agar konsumsi teh secara rutin
tidak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan karena akumulasi zat klorin yang
berlebihan dalam tubuh.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang kadar tanin dan klorin dari berbagai lama
pencelupan dan jenis teh pada teh celup, maka dapat disimpulkan:
1. Terdapat perbedaan kadar tanin dari berbagai lama pencelupan dan jenis teh pada teh
celup. Sedangkan kadar klorin hanya dipengaruhi oleh lama waktu pencelupan.
2. Kadar tanin tertinggi diperoleh pada perlakuan A4B1 (lama pencelupan 8 menit
dengan jenis teh hijau) yaitu sebesar 83,503 ppm. Sedangkam kadar klorin tertinggi
yaitu sebesar 0,036 ppm yang diperoleh pada perlakuan A4 (waktu pencelupan 8
menit).
3. Terdapat perbedaan kadar tanin antara teh celup dan teh seduh.
4. Lama pencelupan sebaiknya tidak lebih dari lima menit agar tidak menimbulkan
dampak negatif bagi kesehatan.
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Drs. Nurwidodo, M.Kes yang telah memberikan fasilitas untuk dapat menyelesaikan PKMI ini.
2. Drs. H. Moh.Agus Krisno B. M.Kes yang telah membimbing untuk dapat menyelesaikan PKMI tepat waktu.
3. Dra. Roro Eko Susetyorini, M.Si sebagai kepala laboratorium kimia Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Teman-teman yang telah mendukung dalam pnelitian dan penyelesaian PKMI ini. DAFTAR PUSTAKA Amiruddin, A., 1993. Kamus Kimia: Kimia Organik. Jakarta: Depdikbud Anonymous. Camellia sinensis. http://en.wikipedia.org/wiki/Camellia_sinensis (Di akses tanggal 23 Mei 2005, Anonymous. Klorin Dan Kloramin. http://o_fish.com/HamaPenyakit/klorin.htm Di akses tanggal 25 Mei 2005. Anonymous.Teh Cegah Gigi Berlubang. http://makasar.tvri.co.id/lihat.php? berita=1511&kat=info_kesehatan Di akses tanggal 7 April 2005 Anonymous. Proses Produksi Teh Celup Sosro. http://www.sosro.com/indonesia/ ts_proses_tcs_green_tea.htm Di akses tanggal 13 Juni 2005 Anonymous.2005. Kadar Klorin Dalam The Celup. http://www.kompas .com Di akses tanggal 28 Juli 2005 Cotton, F.A dan Wilkinson, Georffrey. 1989. Kimia Organik Dasar. Jakarta: UI Press Fulder, S., 2004. Khasiat Teh Hijau. Jakarta: Prestasi Pustaka Hartoyo, arif. 2003. Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius Keenan, C.W dan Wood, J.H., 1989. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga Rofieq, A., 2001. Pengantar Metodologi Penelitian. Malang: UMM Press Sari, D.Y., 2003. Teh Celup Pemicu Kanker http://www.kompas.com/kesehatan/news/0302/12/232807.htm Sartika, Dewi. Teh Hijau Bisa Sembuhkan Penyakit Ginjal. http://www . indomedia.com/ bpost/012000/23/serba/serba4.htm. Diakses tanggal 5 April 2006 Suyitno,dkk. 1989. Petunjuk Laboratorium Rekayasa Pangan. Yogyakarta: Pau Pangan dan Gizi UGM Yudana dan Luize. 1998. Mengenal Ragam Dan Manfaat Teh (http://www.indomedia.com/intisari/1998/mei/teh.htm )
LAMPIRAN Biodata Penulis Utama dan Anggota Nama Lengkap : Riana Dyah Suryaningrum NIM : 06330059 Tempat tanggal lahir : Denpasar, 15 Desember 1987 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Hang Tuah No.18 D Sanur, Bali Pendidikan :
1. SD : SDN 19 Mataram/1994-2000 2. SLTP : SLTPN 1 Denpasar/2000-2003 3. SMA : SMAN 1 Denpasar/2003-2006 4. Universitas : S1 Pendidikan Biologi FKIP UMM-sekarang.
Aktivitas Non Akademik : 1. Anggota Teater Angin tahun 2003-2006 2. Anggota IMM Komisariat Raushan Fikr tahun 2006-sekarang.
Karya Tulis Ilmiah : 1. Waspada Jantung Koroner pada buletin Raushan Fikr tahun 2006 2. Susu Tidak Selalu Menggemukkan pada buletin Raushan Fikr tahun 2006
Nama Lengkap : Mohammad Sulthon NIM : 04330045 Tempat Tanggal Lahir: Pasuruan, 08 Oktober 1985 Jenis Kelamin : laki-laki Alamat : Jl. Kabupaten Rt:01 Rw:04 Wonorejo Pasuruan Pendidikan :
1. SD : SDN 04 Wonorejo/1992-1998 2. SMP : SMPN 1 Sambisirah/1999-2001 3. SMA : MA Tribakti Kediri/2001-2004 4. Universitas : S1 Pendidikan Biologi FKIP UMM - Sekarang.
Aktivitas Non Akademik :
1. Anggota JKM tahun 2003-2004. 2. Anggota PMII tahun 2004-2005. 3. Ketua PMII tahun 2005-2006. 4. Koordinator bakat dan minat tahun 2005-2006. 5. Ketua BEM FKIP tahun 2006-sekarang.
Karya Tulis ilmiah
1. Pengawet mayat pada makanan pada majalah SPORA tahun 2005-2006. Nama Lengkap : Sigit Prafiadi NIM : 06330078 Tempat Tanggal Lahir: Parafi, 06 September 1987 Jenis Kelamin : laki-laki Alamat : Jl. Poros Sp.III Prafi, Kec.Warmare, Kab.Manokwari, Irian Jaya Barat (IJB) Pendidikan :
1. SD : SD Inpres N 1 Prafi/1994-1999 2. SMP : SLTP N 2 Warmare/1999-2002 3. SMA : SMA N 1 Warmarer/2002-2004 4. Universitas : S1 Pendidikan Biologi FKIP UMM - Sekarang
Nama Lengkap : Khoirin Maghfirah NIM : 06330087 Tempat Tanggal Lahir : Lamongan, 21 Mei 1989 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. Raya Jombang, babat, Lamongan Pendidikan :
1. SD : SD Inpres N 1 Prafi/1994-1999 2. SMP : SLTP N 2 Warmare/1999-2002 3. SMA : SMA N 1 Warmarer/2002-2004Universitas 4. Universitas : S1 Pendidikan Biologi FKIP UMM - Sekarang