PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi...

262
BAHAN AJAR TEKNIS CUKAI PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI KEPABEANAN DAN CUKAI OLEH: SURONO SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TAHUN 2013

Transcript of PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi...

Page 1: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

BAHAN AJAR TEKNIS CUKAI

PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN

SPESIALISASI KEPABEANAN DAN CUKAI

OLEH:

SURONO

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

TAHUN 2013

Page 2: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia ilmu bagi umat manusia yang senantiasa berpikir. Karunia utama yang

penulis rasakan saat ini adalah diberikannya kesempatan untuk memberikan

sumbang pemikiran dalam bentuk bahan ajar yang ditujukan bagi Sekolah Tinggi

Akuntansi Negara, khususnya Program Diploma I Spesialisasi Bea dan Cukai

untuk mata pelajaran Teknis Cukai.

Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program

Diploma I Bea dan Cukai untuk mata diklat teknis cukai yang berisi pengetahuan

teknis untuk melaksanakan kegiatan di bidang cukai. Untuk penulisan ini penulis

mengambil referensi utama dari Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995

sebagaimana telah diamandemen dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun

2007 tentang Perubahan atas Undang-undang RI nomor 11 tahun 1995 tentang

Cukai dan juga peraturan pelaksanaan dari Undang-undang tersebut. Selain hal

tersebut, penulis juga mengambil referensi tambahan dari buku-buku terkait dan

juga artikel-artikel on-line dengan tujuan agar penyajian modul ini dapat lebih

menarik dan up to date.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa, tulisan ini masih jauh

dari tingkat sempurna. Untuk itu diharapkan kritik dan masukannya untuk

pengembangan dan penyempurnaan ke depan. Terakhir, semoga Bahan Ajar

singkat ini dapat bermanfaat bagi Mahasiswa STAN pada umumnya dan bagi

siapa saja yang tertarik membacanya.

Jakarta, Agustus 2013

Surono

Page 3: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | ii

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL viii PENDAHULUAN 1

BAB 1 PERIZINAN DI BIDANG CUKAI 5

A. Ketentuan Umum Penerbitan Izin NPPBKC 5

1. Kewajiban Memiliki Izin NPPBKC 2. Kegiatan di Bidang Cukai 3. Pemegang Izin dan Masa Berlakunya NPPBKC 4. Pengecualian Kewajiban Memiliki Izin NPPBKC

5 7 9

10

B. Tatacara Pengajuan Izin NPPBKC 12

. 1. Alur Proses Perizinan NPPBKC

2. Persyaratan Pemberian Izin NPPBKC Etil Alkohol

3. Persyaratan Pemberian Izin NPPBKC MMEA

4. Persyaratan Pemberian Izin NPPBKC Hasil Tembakau

5. Penomoran NPPBKC

12

17

21

27

29

C.. Pembekuan, Pencabutan dan Perubahan NPPBKC 32

1. Pembekuan NPPBKC 2. Pencabutan NPPBKC 3. Perubahan NPPBKC

32 33 34

BAB 2 TATACARA PENETAPAN TARIF CUKAI, PENYEDIAAN DAN

PEMESANAN PITA CUKAI 38

A. Tarif Cukai dan Harga Dasar BKC 38

. 1. Tarif Cukai

2. Harga Dasar BKC

38

42

B. Tatacara Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau 45

1. Jenis Hasil tembakau

2. Golongan Pengusaha Pabrik Hasil Tembakau

3. Batasan HJE

4. Struktur Tarif Cukai Hasil Tembakau

46

48

51

53

C. Tatacara Penetapan Tarif Cukai MMEA dan Etil Alkohol 60

1. Tarif Cukai MMEA dan Etil alkohol

2. Mekanisme Penetapan Tarif Cukai MMEA

60

63

Page 4: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | iii

D. Tatacara Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau 67

1. Proses Pemungutan Cukai Hasil Tembakau

2. Pengenalan Pita Cukai

3. Lokasi Penyediaan Pita Cukai

4. Mekanisme Penyediaan Pita Cukai

67

69

72

72

E. Tatacara Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau 77

1. Mekanisme Pemesanan CK-1 77

BAB 3 FASILITAS DAN KEMUDAHAN PEMBAYARAN CUKAI 82

A. Fasilitas Tidak Dipungut Cukai 82

1. Gambaran Umum

2. Jenis-jenis Fasilitas Tidak Dipungut Cukai

82

83

B Fasilitias Pembebasan Cukai 88

1. Gambaran Umum 2. Jenis-jenis Fasilitas Pembebasan Cukai

88 89

C Penundaan Pembayaran Cukai 101

1. Gambaran Umum 2. Ketentuan Penundaan Cukai

101 102

D. Pembayaran Berkala 108

1. Gambaran Umum

2. Ketentuan Pembayaran Berkala

108

109

BAB 4 TATACARA PELUNASAN DAN PENAGIHAN CUKAI 115

A. Tatacara Pelunasan Cukai 115

1. Konsep Pelunasan Cukai 2. Pelunasan Cukai dengan Cara Pembayaran 3. Pelunasan Cukai dengan Cara Pelekatan Pita Cukai 4. Pembubuhan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya

115 118 119 121

B. Penghitungan Pungutan Cukai 121

1. Penghitungan Cukai Etil Alkohol 2. Penghitungan Cukai MMEA 3. Penghitungan Cukai Hasil Tembakau

122 123 125

C. Tatacara Penagihan dan Pengangsuran Cukai 128

1. Penagihan Cukai 2. Pengangsuran 3. Masa Daluwarsa Tagihan Cukai

128 130 132

BAB 5 PENCATATAN, PEMBUKUAN, DAN PENCACAHAN BKC 135

A. Pencatatan dan Pembukuan BKC 135

1. Kewajiban Pembukuan 135

2. Kewajiban Pencatatan 139

B. Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka Pengawasan BKC yang Masih Terhutang Cukai

144

1. Pemberitahuan BKC yang Selesai Dibuat 145

2. Pemberitahuan Rencana Produksi PBCK-1 149

3. Laporan Penggunaan dan Persediaan BKC yang Mendapat Fasilitas Cukai

150

Page 5: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | iv

4. Pencatatan oleh Pejabat Bea dan Cukai 155

C. Pencacahan BKC 159

1. Konsep Pencacahan 159

2. Waktu Pelaksanaan Pencacahan 160

3. Penyelesaian Hasil Temuan Pencacahan 160

BAB 6 MUTASI BKC 167

A. Jenis Kegiatan Mutasi BKC 167

1. Konsep Mutasi BKC 167

2. Penimbunan BKC 168

3. Pemasukan dan Pengeluaran BKC 169

4. Pengangkutan BKC 172

B. Dokumen Mutasi BKC 174

1. Dokumen Pemberitahuan Pemasukan dan Pengeluaran 174

2. Dokumen Pelindung Pengangkutan 178

C. Tatalaksana Mutasi BKC 181

1. Pengeluaran BKC dari Pabrik dengan Pelunasan 181

2. Pengeluaran BKC dari Pabrik dengan Tujuan Diekspor 183

3. Pengeluaran BKC sebagai Bahan Bakar dengan Tujuan ke Pabrik BKC Lain

184

BAB 7 TATACARA PEMUSNAHAN DAN PENGOLAHAN KEMBALI BKC

189

A. Gambaran Umum 189

1. Konsep Pemusnahan dan Pengolahan Kembali 189

2. Struktur Pengembalian Cukai atas BKC yang Diolah Kembali atau Dimusnahkan

190

3. Cara Pengolahan Kembali dan Pemusnahan BKC 191

B. Pengolahan Kembali dan Pemusnahan BKC yang Pelunasannya dengan Pelekatan Pita Cukai

191

1. Subyek yang Berhak Mendapat Pengembalian Cukai 191

2. Ketentuan dan Persyaratan 192

3. Mekanisme Pengolahan Kembali atau Pemusnahan 193

C. Pengolahan Kembali atau Pemusnahan BKC yang Pelunasannya dengan Pembayaran

203

1. Subyek yang Berhak Mendapat Pengembalian Cukai 203

2. Ketentuan dan Persyaratan 203

3. Mekanisme Pengolahan Kembali atau Pemusnahan 204

BAB 8 KEWENANGAN PEJABAT BEA DAN CUKAI 208

A. Gambaran Umum 208

B. Kewenangan Umum 209

1. Pengertian dan Jenis Kewenangan Umum 209

2. Kewenangan dan Penindakan terhadap BKC atau Barang Lain yang Terkait dengan BKC

211

3. Kewenangan Pejabat Bea dan Cukai untuk Tidak 219

Page 6: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | v

Melayani Pemesanan Pita Cukai

4. Kewenangan Audit di Bidang Cukai 221

5. Penyerahan Perkara atas Dugaan Pelanggaran Cukai dari Instansi Penegak Hukum Lain

222

C. Kewenangan Khusus 223

1. Kewenangan Khusus Direktur Jenderal 224

2. Kewenangan Khusus Penyidik di Bidang Cukai 224

BAB 9 KEBERATAN DAN BANDING DI BIDANG CUKAI 231

A. Keberatan di Bidang Cukai 231

1. Gambaran Umum 231

2. Konsep Keberatan di Bidang Cukai 231

3. Pejabat yang Berwenang Memutuskan Keberatan 232

4. Persyaratan Administrasi dan Jaminan dalam Pengajuan Keberatan Persyaratan Administrasi

233

5. Mekanisme Pengajuan Keberatan 235

B. Pengajuan Banding 236

1. Konsep Banding di Bidang Cukai 236

2. Persyaratan Administrasi Banding 237

3. Mekanisme Pengajuan Banding 237

4. Jenis Putusan Pengadilan Pajak atas Perkara Banding 238

C. Pengajuan Gugatan 239

1. Konsep Gugatan di Bidang Cukai 239

2. Mekanisme Pengajuan Gugatan 240

PENUTUP 245

GLOSARIUM 246

DAFTAR PUSTAKA 248

BIODATA PENULIS 250

Page 7: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | vi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Hal.

1.1 Alur Proses Pemberian Izin NPPBKC 13

1.2 Contoh Permohonan PMCK-6 15

1.3 Contoh NPPBKC Hasil Tembakau 31

2.1 Kalkulasi HJE Hasil Tembakau 44

2.2 Alur Proses Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau

atas Merek-Merek Baru 54

2.3 Mekanisme Penetapan Tarif Cukai MMEA 64

2.4 Contoh Permohonan Penetapan Tarif Cukai MMEA 66

2.5 Alur Proses Pemungutan Cukai Hasil Tembakau 68

2.6 Contoh P3C Pengajuan Awal 74

2.7 Alur Proses Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau 78

2.8 Contoh Pengajuan CK-1 79

3.1 Contoh PBCK-1 87

3.2 Skema Permohonan Pembebasan atas Etil alkohol

untuk Pembuatan BHA 91

5.1 Catatan Sediaan Hasil Tembakau (CSCK-1) 141

5.2 Catatan Sediaan Retur Hasil Tembakau (CSCK-2) 142

5.3 Catatan Sediaan Pita Cukai (CSCK-3) 143

5.4 Contoh Halaman Pertama CK-4A 146

5.5 Contoh CK-4B 148

5.6 Contoh CK-4C 149

5.7 Laporan Penggunaan LACK-1 151

5.8 Laporan LACK-10 154

5.9 Laporan Pengangkutan BKC Tertentu 155

5.10 Contoh Buku Rekening BKC (BRCK-1) 158

5.11 Contoh Buku Rekening Kredit (BRCK-3) 158

6.1 Dokumen Cukai PMBKC 176

6.2 Lembar Lanjutan PMBKC 177

6.3 Dokumen CK-6 180

6.4 Flowchart Pelayanan Pengeluaran BKC dengan

Dokumen PMBKC Pelunasan

Page 8: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | vii

6.5 Flowchart Pelayanan Pengeluaran BKC dengan

Dokumen PMBKC Pelunasan 183

6.6 Flowchart Pelayanan Pengeluaran BKC sebagai

Bahan Baku untuk Pembuatan BKC Lainnya 185

7.1 Struktur Tatalaksana Pengolahan Kembali dan

Pemusnahan BKC 191

7.2

Flowchart Prosedur Pengolahan

Kembali/Pemusnahan BKC yang Masih Berada di

Dalam Pabrik

194

7.3 Prosedur Pengolahan Kembali /Pemusnahan BKC

yang Berasal dari Peredaran Bebas 198

7.4 Prosedur Pemusnahan BKC di Tempat

Pemusnahan di Luar Pabrik 200

Page 9: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | viii

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul Tabel

Halaman

2.1 Penggolongan dan Batasan Produksi Hasil

Tembakau 49

2.2 Tarif Cukai dan Batasan Minimal HJE Hasil Tembakau

Dalam Negeri 58

2.3 Tarif Cukai dan Batasan Minimal HJE Hasil Tembakau

yang Diimpor 59

2.4 Tarif Cukai MMEA dan Konsentrat yang Mengandung Etil

Alkohol 62

Page 10: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 1

PENDAHULUAN

Mata pelajaran Teknis Cukai merupakan salah

satu mata pelajaran utama atau yang lebih dikenal

dengan istilah mata kuliah keahlian berkarya (MKB)

dalam kurikulum Program Diploma I Kepabeanan dan

Cukai Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Mata

pelajaran ini memberikan pengetahuan dan ketrampilan teknis dasar di bidang

cukai bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

Berdasarkan kurikulum diklat disebutkan bahwa mata pelajaran teknis

cukai I merupakan salah satu mata pelajaran pokok dengan alokasi waktu

sebanyak 3 (tiga) SKS. Materi yang disampaikan dalam mata diklat Teknis Cukai

adalah pengetahuan umum mengenai konsep cukai dan aplikasinya serta

panduan umum yang bersifat operasional mengenai pelaksanaan Undang-

undang Cukai sesuai yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan dan juga

petunjuk pelaksanaan yang dikeluarkan oleh DJBC.

Kami berusaha agar materi yang disampaikan dalam Bahan Ajar ini tidak

membuat mahasiswa menjadi jenuh. Oleh karenanya layout dan variasi

penulisan yang kami tampilkan, baik dalam bentuk tabel atau gambar mudah-

mudahan dapat membuat Mahasiswa nyaman.

Secara umum materi pelajaran yang disampaikan dalam Bahan ajar

Teknis Cukai ini terdiri dari 9 (sembilan) Bab, yang disusun secara sequential.

Artinya bahwa penyampaian tiap-tiap bab disusun secara berurutan yang

disesuaikan dengan urutan kegiatan yang sesungguhnya terjadi di bidang

pelayanan cukai. Secara ringkas dapat kami sebutkan urutan waktu

penyampaian materi Kegiatan Belajar Teknis Cukai, sebagai berikut :

Page 11: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 2

1) Perizinan di Bidang Cukai

Pokok bahasan pada bab 1 ini akan mencakup penjelasan mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan perizinan di bidang cukai. Untuk lebih fokus, uraian

penjelasan akan dibagi berdasarkan kategori ketentuan umum dan

ketentuan khusus perizinan cukai.

2) Penetapan Tarif dan Harga Dasar Barang Kena Cukai (BKC),

Penyediaan dan Pemesanan Pita Cukai

Pokok bahasan pada bab 2 ini akan mencakup mekanisme penetapan tarif

cukai yang di dalamnya juga akan mencakup Harga Jual Eceran BKC.

Kemudian dalam bab ini juga akan dijelaskan mengenai mekanisme

penyediaan dan pemesanan pita cukai.

3) Fasilitas dan Kemudahan Cukai

Pokok bahasan bab 3 ini akan mencakup penjelasan mengenai fasilitas

pembebasan dan fasilitas tidak dipungut cukai. Kemudian akan dijelaskan

pula kemudahan-kemudahan berkaitan dengan mekanisme pembayaran

cukai.

4) Pelunasan dan Penagihan Cukai

Pokok bahasan bab 4 ini akan mencakup penjelasan mengenai mekanisme

pelunasan cukai terhadap masing-masing BKC. Metode penyampaian materi

akan lebih banyak ditekankan pada simulasi cara menghitung pungutan

cukai baik terhadap BKC produksi dalam negeri maupun produk BKC impor.

5) Pencatatan, Pembukuan dan Pencacahan BKC

Pokok Bahasan yang disampaikan berisi materi teknis operasional terkait

dengan kegiatan pencatatan, pembukuan dan pencacahan BKC. Materi

belajar akan difokuskan pada tata cara pengelolaan administrasi pencatatan

dan pelaporan oleh pengusaha pabrik BKC tertentu dan bendahara Bea dan

Cukai.

6) Mutasi BKC

Pokok bahasan pada bab 6 ini akan mencakup penjelasan mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan mekanisme pemasukan, penimbunan, pengeluaran,

pengangkutan dan perdagangan BKC. Uraian penjelasan akan mencakup

Page 12: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 3

alur proses mutasi BKC dan pengenalan terhadap dokumen pelindung

mutasi BKC.

7) Pemusnahan dan Pengolahan Kembali BKC

Pokok bahasan pada bab 7 ini akan mencakup teknis operasional di bidang

cukai yang terkait dengan kategori pengembalian cukai, khususnya karena

alasan pemusnahan dan pengolahan kembali. Topik Pemusnahan dan

pengembalian cukai di materi Bab 7 ini merupakan hanya sebagian saja dari

keseluruhan topik pengembalian di bidang cukai.

8) Kewenangan Pejabat Bea dan cukai

Pokok bahasan pada bab 8 ini akan berisi penjelasan mengenai

kewenangan umum dan kewenangan khusus di bidang cukai.

9) Keberatan dan Banding di Bidang Cukai

Pokok bahasan bab 9 ini akan mencakup penjelasan mengenai mekanisme

keberatan, mekanisme banding dan mekanisme gugatan di bidang cukai.

Tujuan Pembelajaran Umum

Standar kompetensi yang ingin dicapai terhadap Mahasiswa yang mempelajari

modul ini adalah agar siswa mampu menjelaskan ketentuan teknis operasional di

bidang Cukai

Tujuan Pembelajaran Khusus

Kompetensi dasar yang diharapkan setelah mempelajari modul ini adalah agar

peserta mampu menjelaskan ketentuan teknis operasional cukai yang berkaitan

dengan :

1) Perizinan di Bidang Cukai

2) Penetapan Tarif dan Harga Dasar BKC, serta Penyediaan dan pemesanan

Pita Cukai

3) Fasilitas Cukai dan Kemudahan Pembayaran Cukai

4) Pelunasan dan Penagihan Cukai

5) Pencatatan, pembukuan dan pencacahan di bidang cukai

6) Mutasi BKC

Page 13: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 4

7) Pemusnahan dan pengolahan kembali BKC

8) Kewenangan pejabat di bidang cukai

9) Keberatan dan banding di bidang cukai

Akhirnya kami berharap agar Bahan Ajar ini diharapkan dapat memberikan

pemahaman dan wawasan yang tepat mengenai tatacara teknis operasional di

bidang cukai kepada Mahasiswa STAN. Untuk selanjutnya kami akan berusaha

agar bahan ajar ini akan terus di-update sesuai dengan perkembangan terbaru

tatalaksana teknis operasional di bidang cukai .

The magic word:

Sukses terdiri dari 1% bakat dan 99%

keringat"

-Thomas

Alfa Edison-

Page 14: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 5

PERIZINAN DI BIDANG CUKAI

A. Ketentuan Umum Penerbitan Izin NPPBKC

1. Kewajiban Memiliki Izin NPPBKC

Setiap orang yang menjalankan kegiatan di

bidang cukai wajib memiliki izin dari otoritas

pemerintah. Hal ini secara tegas diatur di dalam

ketentuan pasal 14 Undang-undang Cukai.1 Ketentuan

perizinan dalam pasal 14 tersebut juga menegaskan

posisi Menteri Keuangan sebagai pihak yang berhak

mengeluarkan izin, meskipun dalam pelaksanaan

operasionalnya wewenang tersebut didelegasikan kepada Direktur Jenderal Bea

dan Cukai c.q. Kepala Kantor Bea dan Cukai.

Sifat pungutan cukai yang merupakan pajak tidak langsung memberikan

ruang bagi pemerintah untuk melakukan penarikan cukai pada sektor hulu

(produsen BKC). Hal ini akan lebih mudah dilakukan daripada proses

pemungutannya dilakukan pada tingkat hilir (konsumen langsung). Untuk

memudahkan kontrol terhadap pengusaha BKC maka pemerintah mewajibkan

pengusaha untuk memiliki izin di bidang cukai. Adanya kewajiban untuk memiliki

1 Undang-undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diamandemen dengan

Undang-undang Nomor 39 tahun 2007

1

Tujuan Pembelajaran Khusus:

Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan

tatalaksana perizinan di bidang cukai

BAB

Page 15: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 6

izin di bidang cukai Perizinan terhadap pengusaha BKC dikeluarkan dalam

bentuk Nomor Pokok Pengusaha BKC (NPPBKC).

Sebagai pelaksanaan ketentuan perizinan di bidang cukai tersebut,

pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2008

tentang Nomor Pokok Pengusaha BKC. Kemudian untuk pengaturan teknis

tatacara penerbitan NPPBKC, Menteri Keuangan telah menerbitkan tiga

peraturan teknis yang memberikan panduan bagi aparatur DJBC dalam

melaksanakan ketentuan perizinan di bidang cukai. Ketiga peraturan teknis

tersebut adalah :

a) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2008 jo. PMK

191/PMK.04/2010 tentang Tata Cara Pemberian, Pembekuan, dan

Pencabuan NPPBKC untuk Pengusaha Pabrik dan Importir Hasil

Tembakau ;

b) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.04/2008 tentang Tata Cara

Pemberian, Pembekuan, dan Pencabuan NPPBKC untuk Pengusaha

Pabrik, Importir, Penyalur dan Pengusaha tempat Penjalan Eceran MMEA ;

c) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202/PMK.04/2008 tentang Tata Cara

Pemberian, Pembekuan, dan Pencabuan NPPBKC untuk Pengusaha

Pabrik, Pengusaha Tempat Penyimpanan, Importir dan Pengusaha Tempat

Penjualan Eceran Etil Alkohol.

NPPBKC yang diberikan Menteri sama sekali tidak mengurangi kewajiban

untuk memenuhi izin-izin dari instansi terkait lainnya berdasarkan lingkup tugas,

fungsi dan wewenangnya masing-masing, sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Sebagai contoh, untuk izin NPPBKC sebagai

Penyalur atau Pengusaha Tempat Penjualan Eceran MMEA maka Pengusaha

diwajibkan pula untuk memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman

Beralkohol (SIUP-MB) yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan dan juga

rekomendasi dari Kepolisian setempat.

Page 16: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 7

2. Kegiatan di Bidang Cukai

Izin di bidang cukai wajib dimiliki oleh setiap orang yang menjalankan

kegiatan di bidang cukai. Pengertian “orang” dalam ketentuan tersebut mencakup

subyek orang pribadi atau subyek badan hukum. Adapun pengertian “kegiatan” di

bidang cukai adalah kegiatan-kegiatan yang meliputi :

a. Memproduksi (membuat) BKC

Pengertian memproduksi BKC adalah kegiatan menghasilkan BKC di

Indonesia. Konteks tempat dalam pengertian ini harus dimaknai secara

cermat, karena makna “di Indonesia” memiliki pengertian yang berbeda

dengan makna “di daerah pabean”. Perbedaan konsep ini terutama akan

menjadi masalah yang cukup pelik ketika dihadapkan pada konsep “free

trade zone (FTZ)”. Proses produksi BKC hanya dapat dilakukan di dalam

pabrik. Pengertian Pabrik adalah tempat tertentu termasuk bangunan,

halaman, dan lapangan yang merupakan bagian daripadanya, yang

dipergunakan untuk menghasilkan BKC dan/atau untuk mengemas BKC

dalam kemasan untuk penjualan eceran. Pihak yang mengusahakan pabrik

BKC disebut sebagai Pengusaha Pabrik. Pihak pengusaha pabrik inilah

yang wajib memiliki izin NPPBKC sebelum melakukan kegiatan

memproduksi BKC.

b. Menyimpan Etil Alkohol dalam Tempat Penyimpanan (TP) Etil Alkohol

Pengertian tempat penyimpanan mencakup tempat, bangunan, dan/atau

lapangan yang bukan merupakan bagian dari Pabrik, yang dipergunakan

untuk menyimpan BKC berupa etil alkohol yang masih terutang cukai

dengan tujuan untuk disalurkan, dijual atau diekspor. Kegiatan TP etil alkohol

merupakan mata rantai distribusi dalam perdagangan etil alkohol.

Keberadaan TP etil alkohol dibutuhkan untuk mendukung pabrik etil alkohol

yang jumlahnya cukup terbatas. Pihak yang mengusahakan tempat

penyimpanan disebut sebagai Pengusaha Tempat Penyimpanan. Pihak

inilah yang wajib memiliki izin NPPBKC sebelum melakukan kegiatan

menyimpan BKC etil alkohol.

Page 17: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 8

c. Melakukan kegiatan impor BKC

Pengertian impor BKC adalah memasukkan BKC ke dalam daerah pabean

Indonesia. Tatalaksana kegiatan impor BKC secara umum diatur dalam

ketentuan tatalaksana kepabeanan. Undang-undang cukai hanya mengatur

penetapan suyek dan obyek berkaitan dengan kegiatan impor BKC. Pihak

yang memasukkan BKC ke dalam daerah pabean Indonesia disebut sebagai

importir. Importir berkewajiban memiliki NPPBKC sebelum melakukan

kegiatannya. Dalam aturan pelaksanaannya, khusus terhadap BKC MMEA

hanya dimungkinkan importasinya oleh importir yang ditunjuk oleh Menteri

Perdagangangan. Hingga saat ini (Oktober 2010) telah ditunjuk 8 importir

yang dapat melakukan importasi MMEA, yaitu :

- PT. Sarinah

- PT. Jaddi International

- PT. Indowines

- PT. Mitra Indo Maju

- PT. Muliatama Mitra Sejahtera

- PT. Aska Indoco

- PT. Boga Citra Nusapratama

- PT. Pantja Artha Niaga

Importasi MMEA yang dilakukan oleh importir yang ditnjuk hanya boleh

dilakukan di pelabuhan-pelabuhan yang ditunjuk dengan jumlah kuota yang

ditetapkan oleh Menteri Perdagangan.

d. Melakukan kegiatan penyaluran BKC

Kegiatan penyaluran BKC adalah kegiatan menyalurkan atau menjual BKC

yang sudah dilunasi yang semata-mata ditujukan bukan kepada konsumen

akhir. Berdasarakan aturan Undang-undang cukai dan PP Nomor 72 tahun

2008, kegiatan cukai sebagai penyalur MMEA dan etil alkohol diwajibkan

untuk memiliki NPPBKC. Dalam pelaksanaannya sesuai dengan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.04/2008 dan PMK Nomor

202/PMK.04/2008, kewajiban untuk memiliki NPPBKC terhadap kegiatan

usaha sebagai penyalur hanya diatur terhadap BKC berupa MMEA saja.

Page 18: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 9

Konsep penyalur BKC pada dasarnya hampir mirip dengan konsep tempat

penyimpanan etil alkohol. Hanya saja tempat penyimpanan etil alkohol

mendapat pengecualian dalam hal status BKC yang disimpan di dalamnya,

yaitu masih terutang cukai. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan,

mengapa kegiatan penyaluran etil alkohol belum diatur secara tegas dalam

peraturan operasional oleh Menteri Keuangan. Pihak yang melakukan

kegiatan penyaluran BKC disebut sebagai Penyalur. Pihak inilah yang wajib

memiliki izin NPPBKC sebelum melakukan kegiatan menyalurkan BKC.

e. Melakukan kegiatan penjualan eceran BKC

Pengertian TPE adalah tempat untuk menjual secara eceran BJKC berupa

MMEA atau Etil Alkohol kepada konsumen akhir. Pihak yang mengusahakan

tempat penjualan eceran BKC disebut sebagai Pengusaha TPE. Pihak inilah

yang wajib memiliki izin NPPBKC sebelum melakukan kegiatan menjual

secara eceran BKC. Kewajiban memiliki NPPBKC diwajibkan khusus

terhadap BKC berupa etil alkohol dan MMEA. Hal ini dengan pertimbangan

bahwa karakteristik BKC tersebut memiliki tingkat kerawanan yang tinggi

dalam peredarannya di masyarakat.

3. Pemegang Izin dan Masa Berlakunya NPPBKC

Izin NPPBKC sebagai Pengusaha di bidang Cukai diberikan kepada :

a) Orang (baik sebagai pribadi atau badan hukum) yang berkedudukan di

Indonesia;

b) Orang (baik sebagai pribadi atau badan hukum) yang secara sah mewakili

badan hukum atau orang pribadi yang berkedudukan di luar Indonesia.

Dalam hal pemegang izin NPPBKC adalah orang pribadi, apabila yang

bersangkutan meninggal dunia, maka izin NPPBKC dapat dipergunakan selama

dua belas bulan sejak tanggal meninggalnya yang bersangkutan oleh ahli waris

atau yang dikuasakan dan setelah lewat jangka waktu tersebut izin wajib

diperbaharui.

Masa berlakunya pemberian izin NPPBKC terhadap pengusaha pabrik dan

importir BKC adalah selama yang bersangkutan masih menjalankan kegiatan

Page 19: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 10

usahanya. Pengertiannya adalah bahwa Orang yang mendapat penunjukkan

sebagai pemegang NPPBKC baik mewakili kepentingan pribadinya (sebagai

pengusaha perorangan) ataupun mewakili kepentingan suatu Badan Usaha

harus bertindak sebagai subyek yang wajib bertanggung jawab penuh terhadap

kegiatan di bidang cukai. Apabila yang bersangkutan tidak lagi menjalankan

kegiatan usaha di bidang cukai tersebut, maka izin NPPBKC yang dipegangnya

tersebut menjadi batal.

Berkaitan dengan posisi pemegang NPPBKC di suatu Badan Usaha yang

telah dipindahtangankan, maka pemilik baru harus segera mengajukan

permohonan perubahan NPPBKC dengan melampirkan bukti-bukti

pemindahtanganan tersebut. Bukti-bukti yang wajib dilampirkan antara lain

adalah: salinan akte notaris, perdsetujuan akta perubahan Anggaran Dasar

perusahaan dan sebagainya.

Masa berlakunya pemberian izin NPPBKC terhadap Pengusaha Tempat

Penyimpanan, Pengusaha Penyalur dan Tempat Penjualan Eceran adalah

selama lima tahun, dan setiap kali dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang

sama. Adapun maksud dari pembatasan jangka waktu hanya selama lima tahun

ini didasarkan atas pertimbangan bahwa karakteristik BKC etil alkohol dan

MMEA tersebut mudah menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan

menimbulkan kerawanan sosial, sehingga pengawasan terhadap peredaran dan

penggunaannya perlu lebih diperketat.

4. Pengecualian Kewajiban Memiliki Izin NPPBKC

Terhadap orang tertentu yang memproduksi BKC ataupun melakukan

kegiatan usaha yang berkaitan dengan BKC, dikecualikan dari kewajiban

memiliki NPPBKC. Hal ini berkaitan dengan pemberian fasilitas di bidang cukai

sebagaimana diatur dalam pasal 8 dan pasal 9 Undang-undang Nomor 11 Tahun

1995 jo. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai dan juga

mempertimbangkan efektifitas pengawasan. Adapun subyek yang dikecualikan

dari kewajiban untuk memiliki NPPBKC adalah sebagai berikut :

Page 20: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 11

1) Orang yang membuat tembakau iris yang dibuat dari tembakau hasil

tanaman di Indonesia yang tidak dikemas untuk penjualan eceran atau

dikemas untuk penjualan eceran dengan bahan pengemas tradisional yang

lazim dipergunakan, apabila :

- Dalam pembuatannya tidak dicampur atau ditambah dengan tembakau

yang berasal dari luar negeri atau bahan lain yang lazim dipergunakan

dalam pembuatan hasil tembakau;

- Pada pengemas atau tembakau irisnya tidak dibubuhi atau dilekati atau

dicantumkan cap, merek dagang, etiket, atau sejenis dengan itu.

2) Orang yang membuat minuman mengandung etil alkohol yang diperoleh dari

hasil peragian atau penyulingan, apabila :

- Dibuat oleh rakyat Indonesia;

- Pembuatannya dilakukan secara sederhana;

- Produksi tidak melebihi 25 (dua puluh lima) liter setiap hari;

- Tidak dikemas dalam kemasan penjualan eceran.

3) Orang yang mengimpor BKC yang mendapat fasilitas pembebasan cukai :

- Untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

- Untuk keperluan perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang

bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik;

- Untuk keperluan tenaga ahli bangsa asing yang bertugas pada Badan

atau Organisasi Internasional di Indonesia;

- Yang dibawa oleh penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas

atau kiriman dari Luar Negeri, dalam jumlah tertentu;

- Untuk tujuan sosial.

4) Pengusaha Tempat Penjualan Eceran etil alkohol yang jumlah penjualannya

dalam sehari maksimal 30 (tiga puluh) liter

5) Pengusaha Tempat Penjualan Eceran MMEA dengan kadar paling tinggi 5%

(lima persen).

Page 21: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 12

B. Tatacara Pengajuan Izin NPPBKC

1. Alur Proses Perizinan NPPBKC

Untuk mendapatkan izin NPPBKC sebagai Pengusaha BKC maka

Pengusaha wajib mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Bea dan

Cukai setempat. Sesuai dengan ketentuan Undang-undang Cukai, pemberian

izin NPPBKC merupakan wewenang yang dimiliki oleh Menteri Keuangan, akan

tetapi dalam pelaksanaan operasionalnya wewenang ini telah didelegasikan

hingga pada level Kepala Kantor Bea dan Cukai. Hal ini dimaksudkan untuk lebih

memberi kemudahan kepada para pengusaha yang ingin mendapatkan izin

kegiatan di bidang cukai.

Proses pengajuan izin NPPBKC secara umum dilaksanakan dalam dua

tahapan. Tahapan pertama adalah tahap permohonan pemeriksaan lokasi, yaitu

permintaan untuk dilakukannya pemeriksaan lokasi atas bangunan atau tempat

usaha yang akan dijadikan lokasi kegiatan di bidang cukai. Tahapan ini bertujuan

untuk menyaring permohonan NPPBKC yang betul-betul layak untuk diproses

lebih lanjut. Berdasarkan aturan PP nomor 72 tahun 2008 ketentuan persyaratan

fisik lokasi subyek NPPBKC semakin diperketat. Hal ini sejalan dengan kebijakan

pemerintah yang secara bertahap akan semakin membatasi jumlah produsen

BKC. Output dari proses tahap pertama ini adalah Berita Acara Pemeriksaan

Lokasi.

Tahapan kedua dalam proses perizinan NPPBKC adalah pengajuan

permohonan izin NPPBKC dengan menggunakan format dokumen PMCK-6.

Pengajuan PMCK-6 harus dilampiri dengan dokumen perizinan dari instansi

terkait. Izin NPPBKC yang dikeluarkan oleh NPPBKC merupakan izin terakhir

yang harus dipenuhi oleh pengusaha yang akan melakukan kegiatan cukai.

Secara umum proses pemberian izin NPPBKC kepada subyek NPPBKC

dapat kami jelaskan dalam gambar 1.1 berikut. Mekanisme pengajuan NPPBKC

ini kami rangkum dari tiga Peraturan Menteri Keuangan yang berkaitan dengan

NPPBKC yang telah disebutkan sebelumnya.

Page 22: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 13

Gambar 1.1

Alur Proses Pemberian Izin NPPBKC

Penjelasan :

a) Tahap pertama pengajuan NPPBKC diawali dengan permohonan

pemeriksaan lokasi yang dimintakan izin. Permohonan pemeriksaan lokasi

atas bangunan atau tempat usaha minimal harus dilampiri dengan :

- Salinan atau fotocopi izin usaha;

- Gambar denah lokasi bangunan atau tempat usaha;

- Salinan atau fotocopi izin mendirikan bangunan (IMB);

- Salinan atau fotocopi izin berdasarkan Undang-undang Mengenai

Gangguan

b) Atas permohonan yang diajukan tersebut, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai

akan melakukan wawancara terhadap pemohon. Tujuan wawancara adalah

untuk memeriksa kebenaran data pemohon selaku penanggung jawab dan

juga kebenaran mengenai data-data yang dilampirkan. Hasil wawancara

akan dituangkan dalam suatu Berita Acara Wawancara.

Page 23: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 14

c) Langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan lokasi terhadap

bangunan atau tempat usaha yang dimintakan izin NPPBKC. Proses

pemeriksaan lokasi ini harus dilaksanakan paling lambat dalam jangka waktu

30 hari sejak permohonan diterima. Hasil pemeriksaan lokasi akan

dituangkan dalam suatu berita acara pemeriksaan lokasi (BAP) yang

ditandatangani oleh Pemeriksa dan Pengusaha yang bersangkutan.

d) Berita Acara Pemeriksaan Lokasi dan Gambar Denah lokasi harus memuat

secara rinci :

- persil, bangunan, ruangan, tempat dan pekarangan yang termasuk bagian

dari bangunana atau tempat usaha yang dimohonkan izinnya ;

- batas-batas bangunan atau tempat usaha yang dimohonkan izinnya;

- luas bangunan atau Tempat Usaha yang dimohonkan izin NPPBKC.

e) Berita Acara Pemeriksaan Lokasi yang menyatakan Lokasi yang

bersangkutan Layak untuk diberikan izin NPPBKC , digunakan sebagai salah

satu persyaratan untuk memperoleh NPPBKC . Berita Acara tersebut hanya

dapat digunakan dalam jangka waktu paling lamabat tiga bulan sejak tanggal

BAP ditandatangani.

f) Tahapan Kedua dalam alur proses pemberian izin NPPBKC adalah

pengajuan permohonan izin NPPBKC dalam suatu format permohonan

standar (PMCK 6) dengan disertai lampiran perizinan dari instansi terkait dan

data identitas diri pemohon. Lampiran persyaratan izin dari instansi terkait

untuk masing-masing jenis kegiatan di bidang cukai tidaklah sama. Khusus

untuk persyaratan izin terhadap kegiatan dibidang cukai MMEA dan Etil

Alkohol agak lebih ketat dibandingkan dengan persyaratan izin untuk

kegiatan cukai hasil tembakau.

g) Kepala Kantor atas nama Menteri Keuangan harus memutuskan disetujui

atau ditolaknya permohonan PMCK.6 dalam jangka waktu 30 hari sejak

permohonan diterima secara lengkap.

h) Dalam hal permohonan disetujui maka akan diterbitkan Keputusan

Pemberian NPPBKC, namun bila permohonan ditolak maka diterbitkan surat

penolakan yang memberikan penjelasan mengenai alasan penolakan. Salah

satu dasar pertimbangan penolakan oleh Kepala Kantor adalah apabila

Page 24: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 15

nama pabrik, tempat penyimpanan, importir, penyalur atau TPE yang

diajukan memiiliki kesamaan nama, baik tulisan maupun pengucapannya

dengan nama subyek cukai sejenis lainnya yang telah mendapatkan

NPPBKC lebih dahulu.

Gambar 1.2 Contoh Permohonan PMCK-6

Page 25: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 16

Page 26: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 17

2. Persyaratan Pemberian izin NPPBKC Etil Alkohol

a. Kewajiban dan Persyaratan Lokasi Bangunan atau Tempat Usaha

Sebelum mengajukan proses permohonan izin NPPBKC, pengusaha wajib

memenuhi persyaratan fisik lokasi yang dimintakan izin. Berikut ini akan kami

jelaskan beberapa ketentuan khusus yang harus dipenuhi dalam proses

pemberian izin dalam kegiatan cukai berkaitan dengan BKC etil alkohol.

Kewajiban bagi Pabrik Etil Alkohol :

a) Tidak berhubungan langsung dengan bangunan, halaman, atau tempat-

tempat lain yang bukan bagian pabrik yang dimintakan izin;

b) Tidak berhubungan langsung dengan rumah tinggal;

c) Berbatasan langsung dan dapat dimasuki dari jalan umum, kecuali yang

lokasinya dalam kawasan industri;

d) Memiliki luas bangunan minimal 5.000 (lima ribu) meter persegi;

e) Memiliki ruang laboratorium dan peralatannya;

f) Memiliki bangunan, ruangan dan tempat yang dipakai untuk membuat etil

alkohol;

g) Memiliki bangunan, ruangan, tempat, pekarangan dan tangki atau wadah

lainnya untuk menyimpan bahan baku atau bahan penolong;

h) Memiliki bangunan, ruangan, tempat, pekarangan dan tangki atau wadah

lainnya untuk menyimpan hasil akhir yang bukan BKC (dalam hal pabrik

dengan proses produksi terpadu);

i) Memiliki bangunan, ruangan, tempat, pekarangan dan tangki atau wadah

lainnya untuk menampung etil alkohol yang telah dirusak sehingga tidak

baik untuk diminum (spiritus bakar);

j) Memiliki bangunan, ruangan, tempat, pekarangan dan tangki atau wadah

lainnya untuk menampung produk sampingan;

k) Memiliki peralatan pemadam kebakaran yang memadai;

l) Memiliki ruangan yang memadai bagi pejabat bea dan cukai dalam

melakukan pekerjaan atau pengawasan; dan

Page 27: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 18

m) Memiliki pagar dan/atau dinding keliling dari tembok, dengan ketinggian

minimal 2 (dua) meter yang merupakan batas pemisah yang jelas, kecuali

sisi bagian depan disesuaikan dengan aturan pemerintah daerah setempat.

Kewajiban bagi Tempat Penyimpanan etil alkohol :

a) Tidak berhubungan langsung dengan bangunan,halaman, atau tempat-

tempat lain yang bukan bagian tempat penyimpanan yang dimintakan izin;

b) Dilarang berhubungan langsung dengan rumah tinggal;

c) Berbatasan langsung dan dapat dimasuki dari jalan umum, kecuali yang

lokasinya dalam kawasan industri;

d) Memiliki tempat penimbunan permanen berupa tangki dengan kapasitas

keseluruhan minimal 200.000 (dua ratus ribu) liter etil alkohol, dilengkapi

dengan fasilitas penunjang berupa pompa, alat ukur volume dan suhu, dan

tabel volume yang disahkan oleh Dinas Meteorologi;

e) Memiliki luas lokasi minimal 5.000 (lima ribu) meter persegi;

f) Memiliki pagar dan/atau dinding keliling dari tembok, dengan ketinggian

minimal 2 (dua) meter yang merupakan batas pemisah yang jelas, kecuali

sisi bagian depan disesuaikan dengan aturan pemerintah daerah setempat.

g) Memiliki ruang laboratorium dan peralatannya;

h) Memiliki aset milik sendiri untuk menjalankan usaha tempat penyimpanan

yang meliputi gudang dan tangki tempat penimbunan etil alkohol yang

masih terutang cukai;

i) Memiliki bangunan, ruangan, tempat, pekarangan dan tangki atau wadah

lainnya untuk menampung etil alkohol yang telah dicampur;

j) Memiliki peralatan pemadam kebakaran yang memadai;

k) Memiliki ruangan yang memadai bagi pejabat bea dan cukai dalam

melakukan pekerjaan atau pengawasan.

Ketentuan persyaratan fisik pendirian Tempat Penyimpanan sebagaimana

dimaksud diatas berlaku juga bagi persyaratan pendirian Tempat Penyimpanan

Khusus Pencampuran dan Tempat Penyimpanan Khusus Tujuan Ekspor.

Page 28: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 19

Kewajiban bagi Tempat Usaha Importir :

a) Tidak menggunakan tempat penimbunan etil alkohol yang berhubungan

langsung dengan bangunan, halaman, atau tempat-tempat lain yang bukan

bagian tempat usaha importir yang dimintakan izin;

b) Memiliki jarak lebih dari 100 (seratus) meter dengan tempat ibadah umum,

sekolah atau rumah sakit;

c) Berbatasan langsung dan dapat dimasuki dari jalan umum, kecuali yang

berada di kawasan perdagangan;

d) Memiliki persil, bangunan, ruangan, tempat dan pekarangan yang termasuk

bagian dari tempat usaha importir;

e) Memiliki bangunan,ruangan dan tempat yang digunakan untuk menimbun

etil alkohol yang diimpor; dan

f) Memiliki pagar dan/atau dinding keliling dari tembok dengan ketinggian

paling rendah 2 (dua) meter yang merupakan batas pemisah yang jelas,

kecuali sisi bagian depan disesuaikan dengan aturan pemerintah daerah

setempat.

Kewajiban bagi Tempat Penjualan Eceran :

a) Dilarang berhubungan langsung dengan bangunan, halaman, atau tempat-

tempat lain yang bukan bagian dari TPE yang dimintakan izin, kecuali yang

berada di kawasan industri atau kawasan perdagangan;

b) Berbatasan langsung dan dapat dimasuki dari jalan umum, kecuali yang

berada di kawasan perdagangan;

c) Memiliki bangunan, ruangan dan tempat yang digunakan untuk menimbun

etil alkohol.

b. Persyaratan Administrasi

Untuk mendapatkan NPPBKC terhadap kegiatan yang berkaitan dengan

BKC etil alkohol maka pengusaha harus memenuhi persyaratan administrasi

sebagai berikut:

Page 29: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 20

Untuk Pabrik Etil Alkohol dan Tempat Penyimpanan Etil Alkohol,

persyaratan administrasi yang wajib dilengkapi adalah :

a) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah setempat;

b) Izin berdasarkan Undang-undang gangguan dari Pemerintah Daerah

setempat;

c) Izin Usaha Industri dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang Perindustrian dan/atau Perdagangan;

d) Izin Usaha Perdagangan dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang Perindustrian dan/atau Perdagangan;

e) Khusus untuk Pengusaha Pabrik Etil Alkohol, dilengkapi dengan izin atau

rekomendasi dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang

Kesehatan;

f) Khusus untuk Pengusaha Pabrik Etil Alkohol, dilengkapi dengan izin atau

rekomendasi dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang

Tenaga Kerja;

g) Nomor Pokok Wajib Pajak ;

h) Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari Kepolisian Republik Indonesia,

apabila pemohon merupakan orang pribadi;

i) Kartu Tanda Pengenal diri, apabila pemohon merupakan orang pribadi;

j) Akta Pendirian Usaha, apabila pemohon merupakan Badan Hukum; dan

k) Surat Pernyataan di atas materei yang cukup akan menyelenggarakan

pembukuan perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang

berlaku dan menyimpan dokumen, buku, dan laporan selama 10 (sepuluh)

tahun pada tempat usahanya.

l) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lokasi dari Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai setempat.

Untuk persyaratan administrasi terhadap Importir etil alkohol yang

mengajukan permohonan NPPBKC:

a) Izin sebagai importir dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang perdagangan;

b) Nomor Pokok Wajib Pajak ;

c) Akta Pendirian Usaha, apabila pemohon merupakan Badan Hukum; dan

Page 30: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 21

d) Nomor Identitas Kepabeanan

e) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lokasi dari Kantor Bea dan Cukai setempat.

Persyaratan administrasi terhadap Pengusaha Tempat Penjualan eceran

etil alkohol yang mengajukan permohonan NPPBKC:

a) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah setempat;

b) Izin berdasarkan Undang-undang gangguan dari Pemerintah Daerah

setempat;

c) Izin usaha perdagangan dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang Perdagangan;

d) Izin atau rekomendasi dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang tenaga kerja;

e) Nomor Pokok Wajib Pajak;

f) Surat Keterangan Catatan kepolisian dari Kepolisian Republik Indonesia,

apabila pemohon merupakan orang pribadi;

g) Kartu tanda pengenal diri, apabila pemohon merupakan orang pribadi;

h) Akta pendirian usaha, apabila pemohon merupakan Badan Hukum.

i) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lokasi dari Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai setempat.

j) Dalam hal status kepemilikan tempat usaha adalah bukan pemilik bangunan,

maka harus disertai dengan surat perjanjian sewa-menyewa yang disahkan

notaris untuk jangka waktu paling singkat 5 (lima) tahun.

3. Persyaratan Pemberian izin NPPBKC MMEA

a. Kewajiban dan Persyaratan Lokasi Bangunan atau Tempat Usaha

Berkaitan dengan pemberian izin NPPBKC terhadap Pengusaha yang

melakukan kegiatan cukai MMEA diatur hal-hal yang bersifat khusus terhadap

proses pemberian izin NPPBKC untuk jenis BKC berupa MMEA. Berikut ini akan

kami jelaskan beberapa ketentuan khusus yang harus dipenuhi dalam proses

pemberian izin dalam kegiatan cukai MMEA.

Page 31: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 22

Kewajiban yang harus dipenuhi terhadap Pabrik MMEA :

a) Tidak berhubungan langsung dengan bangunan, halaman, atau tempat-

tempat lain yang bukan bagian pabrik yang dimintakan izin;

b) Berbatasan langsung dan dapat dimasuki dari jalan umum;

c) Memiliki luas bangunan minimal 300 (tiga ratus) meter persegi;

d) Memiliki persil, bangunan, ruangan, tempat dan pekarangan yang termasuk

bagian dari pabrik;

e) Memiliki bangunan, ruangan dan tempat yang dipakai untuk membuat

MMEA;

f) Memiliki bangunan, ruangan, tempat, dan tangki atau wadah lainnya untuk

menimbun MMEA yang selesai dibuat;

g) Memiliki bangunan, ruangan, tempat, dan tangki atau wadah lainnya untuk

menimbun MMEA yang cukainya sudah dibayar atau dilunasi;

h) Memiliki bangunan, ruangan, tempat, dan tangki atau wadah lainnya untuk

menimbun MMEA yang selesai dibuat;

i) Memiliki bangunan, ruangan, tempat, pekarangan dan tangki atau wadah

lainnya untuk menyimpan bahan baku atau bahan penolong;

j) Memiliki bangunan, ruangan, tempat, pekarangan dan tangki atau wadah

lainnya yang digunakan untuk kegiatan produksi dan penimbunan bahan

baku atau bahan penolong;

k) Memiliki ruangan yang memadai bagi pejabat bea dan cukai dalam

melakukan pekerjaan atau pengawasan; dan

l) Memiliki pagar dan/atau dinding keliling dari tembok, dengan ketinggian

minimal 2 (dua) meter yang merupakan batas pemisah yang jelas, kecuali

sisi bagian depan disesuaikan dengan aturan pemerintah daerah setempat.

Kewajiban bagi Tempat Usaha Importir MMEA :

a) Tidak menggunakan tempat penimbunan etil alkohol yang berhubungan

langsung dengan bangunan, halaman, atau tempat-tempat lain yang bukan

bagian tempat usaha importir yang dimintakan izin;

b) Memiliki jarak lebih dari 100 (seratus) meter dengan tempat ibadah umum,

sekolah atau rumah sakit;

Page 32: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 23

c) Berbatasan langsung dan dapat dimasuki dari jalan umum, kecuali yang

berada di kawasan perdagangan;

d) Memiliki persil, bangunan, ruangan, tempat dan pekarangan yang termasuk

bagian dari tempat usaha importir;

e) Memiliki bangunan,ruangan dan tempat yang digunakan untuk menimbun

MMEA yang diimpor; dan

f) Memiliki pagar dan/atau dinding keliling dari tembok dengan ketinggian

paling rendah 2 (dua) meter yang merupakan batas pemisah yang jelas,

kecuali sisi bagian depan disesuaikan dengan aturan pemerintah daerah

setempat.

Kewajiban bagi Tempat Usaha Penyalur MMEA :

a) Dilarang menggunakan tempat penimbunan MMEA yang berhubungan

langsung dengan bangunan, halaman, atau tempat-tempat lain yang bukan

bagian tempat usaha importir yang dimintakan izin;

b) Memiliki jarak lebih dari 100 (seratus) meter dengan tempat ibadah umum,

sekolah atau rumah sakit;

c) Berbatasan langsung dan dapat dimasuki dari jalan umum, kecuali yang

berada di kawasan perdagangan;

d) Memiliki luas bangunan minimal 100 (seratus) meter persegi;

e) Memiliki persil, bangunan, ruangan, tempat dan pekarangan yang termasuk

bagian dari tempat usaha penyalur;

f) Memiliki bangunan, ruangan dan tempat yang digunakan untuk menimbun

MMEA; dan;

g) Memiliki peralatan pemadam kebakaran yang memadai;

h) Memiliki pagar dan/atau dinding keliling dari tembok dengan ketinggian

paling rendah 2 (dua) meter yang merupakan batas pemisah yang jelas,

kecuali sisi bagian depan disesuaikan dengan aturan pemerintah daerah

setempat.

Page 33: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 24

Kewajiban bagi Pengusaha TPE MMEA :

a) Dilarang berhubungan langsung dengan bangunan, halaman, atau tempat-

tempat lain yang bukan bagian dari TPE yang dimintakan izin, kecuali yang

berada dikawasan industri atau kawasan perdagangan;

b) Berbatasan langsung dan dapat dimasuki dari jalan umum, kecuali yang

berada di kawasan perdagangan;

c) Memiliki jarak lebih dari 100 (seratus) meter dengan tempat ibadah umum,

sekolah dan rumah sakit, kecuali tempat ibadah umum yang disediakan oleh

pengusaha hotel, restoran, atau tempat hiburan ;

d) Memiliki persil, bangunan,ruangan, tempat dan pekarangan yang termasuk

bagian dari TPE;

e) Memiliki persil, bangunan,ruangan dan tempat yang digunakan untuk

menimbun MMEA.

b. Persyaratan Administrasi

Untuk mendapatkan NPPBKC terhadap kegiatan yang berkaitan dengan

BKC MMEA maka pengusaha harus memenuhi persyaratan administrasi sebagai

berikut:

Pengusaha Pabrik MMEA harus memiliki izin-izin dari instansi terkait,

yaitu:

a) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah setempat;

b) Izin berdasarkan Undang-undang gangguan dari Pemerintah Daerah

setempat;

c) Izin Usaha Industri dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang Perindustrian dan/atau Perdagangan;

d) Izin Usaha Perdagangan dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang Perindustrian dan/atau Perdagangan;

e) izin atau rekomendasi dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang Kesehatan;

f) izin atau rekomendasi dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang Tenaga Kerja;

Page 34: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 25

g) Nomor Pokok Wajib Pajak ;

h) Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari Kepolisian Republik Indonesia,

apabila pemohon merupakan orang pribadi;

i) Kartu Tanda Pengenal diri, apabila pemohon merupakan orang pribadi;

j) Akta Pendirian Usaha, apabila pemohon merupakan Badan Hukum; dan

k) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lokasi dari Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai setempat.

l) Dalam hal status kepemilikan tempat usaha adalah bukan pemilik bangunan,

maka harus disertai dengan surat perjanjian sewa-menyewa yang disahkan

notaris untuk jangka waktu paling singkat 5 (lima) tahun.

Bagi Importir MMEA yang mengajukan permohonan NPPBKC, maka harus

melengkapi perizinan dari instansi terkait, sebagai berikut :

a) Izin sebagai importir dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang perdagangan. Dalam hal ini, penunjukan sebagai importir MMEA

bersifat terbatas, artinya bahwa hanya importir terdaftar (IT) tertentu saja

yang mendapat izin khusus dari Menteri Perdagangan yang boleh

mengimpor MMEA. Untuk saat ini, hanya PT. Sarinah yang mendapat izin

khusus untuk mengimpor MMEA;

b) Nomor Pokok Wajib Pajak ;

c) Akta Pendirian Usaha, apabila pemohon merupakan Badan Hukum; dan

d) Nomor Identitas Kepabeanan;

e) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lokasi dari Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai setempat.

Bagi Pengusaha Penyalur MMEA yang mengajukan permohonan

NPPBKC, maka harus melengkapi perizinan dari instansi terkait, sebagai berikut

:

a) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah setempat;

b) Izin berdasarkan Undang-undang gangguan dari Pemerintah Daerah;

c) Izin usaha perdagangan dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang Perdagangan. Dalam hal ini ada dua izin yang harus dimiliki, yaitu

Surat izin usaha Perdagangan (SIUP) dan Surat Izin Usaha Perdagangan

Minuman Beralkohol (SIUPMB);

Page 35: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 26

d) Izin atau rekomendasi dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang tenaga kerja;

e) Nomor Pokok Wajib Pajak;

f) Surat Keterangan Catatan kepolisian dari Kepolisian Republik Indonesia,

apabila pemohon merupakan orang pribadi;

g) Kartu tanda pengenal diri, apabila pemohon merupakan orang pribadi;

h) Akta pendirian usaha, apabila pemohon merupakan Badan Hukum.

i) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lokasi dari Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai setempat.

j) Dalam hal status kepemilikan tempat usaha adalah bukan pemilik bangunan,

maka harus disertai dengan surat perjanjian sewa-menyewa yang disahkan

notaris untuk jangka waktu paling singkat 5 (lima) tahun.

Bagi Pengusaha Tempat Penjualan Eceran MMEA yang mengajukan

permohonan NPPBKC, maka harus melengkapi perizinan dari instansi terkait,

sebagai berikut :

a) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah setempat;

b) Izin berdasarkan Undang-undang gangguan dari Pemerintah Daerah

setempat;

c) Izin usaha perdagangan dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang Perdagangan. Dalam hal ini ada dua izin yang harus dimiliki, yaitu

Surat izin usaha Perdagangan (SIUP) dan Surat Izin Usaha Perdagangan

Minuman Beralkohol (SIUPMB);

d) Izin atau rekomendasi dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang tenaga kerja;

e) Nomor Pokok Wajib Pajak;

f) Surat Keterangan Catatan kepolisian dari Kepolisian Republik Indonesia,

apabila pemohon merupakan orang pribadi;

g) Kartu tanda pengenal diri, apabila pemohon merupakan orang pribadi;

h) Akta pendirian usaha, apabila pemohon merupakan Badan Hukum.

i) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lokasi dari Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai setempat.

Page 36: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 27

j) Dalam hal status kepemilikan tempat usaha adalah bukan pemilik bangunan,

maka harus disertai dengan surat perjanjian sewa-menyewa yang disahkan

notaris untuk jangka waktu paling singkat 5 (lima) tahun.

4. Persyaratan Pemberian izin NPPBKC Hasil Tembakau

a. Kewajiban dan Persyaratan Lokasi Bangunan atau Tempat Usaha

Berkaitan dengan pemberian izin NPPBKC terhadap pengusaha yang

melakukan kegiatan cukai Hasil Tembakau diatur hal-hal yang bersifat khusus

terhadap proses pemberian izin NPPBKC. Berikut ini akan kami jelaskan

beberapa ketentuan khusus yang harus dipenuhi dalam proses pemberian izin

dalam kegiatan cukai Hasil Tembakau.

Kewajiban bagi pabrik Hasil Tembakau

a) Tidak berhubungan langsung dengan bangunan, halaman, atau tempat-

tempat lain yang bukan bagian pabrik yang dimintakan izin;

b) Tidak berhubungan langsung dengan rumah tinggal

c) Berbatasan langsung dan dapat dimasuki dari jalan umum;

d) Memiliki luas bangunan minimal 200 (dua ratus) meter persegi

Kewajiban bagi Tempat Usaha Importir Hasil Tembakau

a) Tidak menggunakan tempat penimbunan hasil tembakau yang

berhubungan langsung dengan bangunan, halaman, atau tempat-tempat

lain yang bukan bagian tempat usaha importir yang dimintakan izin;

b) Tidak berhubungan langsung dengan rumah tinggal;

c) Berbatasan langsung dan dapat dimasuki dari jalan umum.

b. Persyaratan Administrasi

Untuk mendapatkan NPPBKC terhadap kegiatan yang berkaitan dengan

BKC Hasil Tembakau maka pengusaha minimal harus memenuhi persyaratan

administrasi sebagai berikut:

Pabrik Hasil Tembakau, harus memenuhi persyarataan administrasi :

a) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemerintah Daerah setempat;

Page 37: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 28

b) Izin berdasarkan Undang-undang gangguan dari Pemerintah Daerah

setempat;

c) Izin Usaha Industri dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang Perindustrian dan/atau Perdagangan;

d) Izin Usaha Perdagangan dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya

di bidang Perindustrian dan/atau Perdagangan;

e) izin atau rekomendasi dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang Tenaga Kerja;

f) Nomor Pokok Wajib Pajak ;

g) Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari Kepolisian Republik Indonesia,

apabila pemohon merupakan orang pribadi;

h) Kartu Tanda Pengenal diri, apabila pemohon merupakan orang pribadi;

i) Akta Pendirian Usaha, apabila pemohon merupakan Badan Hukum;

j) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lokasi dari Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai setempat;

k) Dalam hal status kepemilikan tempat usaha adalah bukan pemilik

bangunan, maka harus disertai dengan surat perjanjian sewa-menyewa

yang disahkan notaris untuk jangka waktu paling singkat 5 (lima) tahun;

l) Surat pernyataan bermaterei cukup bahwa pemohon tidak berkeberatan

untuk dibekukan atau dicabut NPPBKC yang telah diberikan dalam hal

nama pabrik yang bersangkutan memiliki kesamaan nama, baik tulisan

maupun pengucapannya dengan nama pabrik lain yang telah mendapat

NPPBKC.

Importir Hasil Tembakau yang mengajukan permohonan NPPBKC harus

memenuhi persyaratan administrasi :

a) Izin sebagai importir dari instansi yang tugas dan tanggung jawabnya di

bidang perdagangan;

b) Nomor Pokok Wajib Pajak ;

c) Akta Pendirian Usaha;

d) Nomor Identitas Kepabeanan (NIK)

Page 38: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 29

e) Surat penunjukan sebagai agen penjualan dari produsen hasil tembakau

yang diimpor;

f) Berita Acara Hasil Pemeriksaan Lokasi dari Kantor Bea dan Cukai.

5. Penomoran NPPBKC

Untuk memberikan keseragaman dalam hal identifikasi data pemegang

NPPBKC maka penomoran NPPBKC ditetapkan secara standar dengan mengacu

kepada ketentuan Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : SE-

03/BC/2009. Adapun sistem penomoran yang harus digunakan dalam pemberian

izin NPPBKC adalah sebagai berikut :

a) Sistem Penomoran NPPBKC terdiri dari 10 (sepuluh) digit, dengan rincian :

- 4 (empat) digit pertama merupakan kode Kantor penerbit NPPBKC .

Tabel kode Kantor penerbit NPPBKC dapat anda lihat dalam Lampiran

SE-03/BC/2009.

- 1 (satu) digit kelima merupakan kode jenis usaha, dengan rincian bahwa

kode angka “1” untuk pabrik , angka “2” untuk importir, angka “3” untuk

Tempat Penyimpanan, angka “4” untuk Tempat Penjualan Eceran, dan

angka “5” untuk Penyalur.

- 1 (satu) digit keenam merupakan kode jenis BKC, dengan rincian bahwa

kode angka “1” untuk jenis BKC etil alkohol, angka “2” untuk jenis BKC

MMEA, dan angka “4” untuk jenis BKC hasil tembakau.

- 4 (empat) digit terakhir merupakan nomor urut NPPBKC sesuai

dengan nomor urut pemberian di masing-masing Kantor Bea dan Cukai.

b) Dalam rangka tertib administrasi dan menghindari duplikasi, pemberian

nomor urut NPPBKC baru maupun pembaharuan, untuk 4 (empat) digit

keempat dimulai dengan angka 1001 (seribu satu) .

c) Contoh Penomoran NPPBKC :

Pengusaha Pabrik MMEA PT. “A” (pabrik baru) berada di wilayah

pengawasan KPPBC Tipe Madya Cukai Malang mengajukan permohonan

NPPBKC. Setelah dilakukan proses penelitian administratif dan

pemeriksaan lokasi sesuai ketentuan yang berlaku, kedapatan Pabrik

Page 39: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 30

MMEA PT. “A” telah memenuhi persyaratan dan layak diberikan NPPBKC.

Maka terhadap Pabrik MMEA PT. “A” diberikan NPPBKC dengan nomor

0706.1.2. 1001, artinya bahwa :

- Angka 0706 adalah kode Kantor Penerbit NPPBKC untuk KPPBC

Tipe Madya Cukai Malang

- Angka 1 adalah kode untuk pabrik BKC

- Angka 2 adalah kode untuk MMEA

- Angka 1001 adalah nomor urut yang diberikan untuk pabrik MMEA

PT “A” (urutan ke-1 atas NPPBKC yang diterbitkan oleh KPPBC Tipe

Madya Cukai Malang)

TPE MMEA PT. “B” (TPE lama) telah mempunyai NPPBKC dengan

nomor 0603.4.2. 0205 berada di wilayah pengawasan KPPBC Tipe

Madya Cukai Kudus. Sesuai ketentuan, maka NPPBKC wajib diperbaharui

oleh pemegang NPPBKC dengan mengajukan permohonan dan wajib

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sesuai PMK Nomor

201/PMK.04/2008. Setelah dilakukan proses penelitian administratif dan

pemeriksaan lokasi sesuai ketentuan yang berlaku kedapatan TPE

MMEA PT. “B” telah memenuhi persyaratan dan layak diberikan NPPBKC.

Berdasarkan catatan pada KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus, diketahui

bahwa KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus belum pernah menerbitkan

NPPBKC TPE MMEA. Maka terhadap TPE MMEA PT. “B” diberikan

NPPBKC dengan nomor 0603.4.2. 1001, artinya bahwa :

- Angka 0603 adalah kode Kantor penerbit NPPBKC untuk KPPBC

Tipe Madya Cukai Kudus

- Angka 4 adalah kode untuk TPE

- Angka 2 adalah kode untuk MMEA

- Angka 1001 adalah nomor urut yang diberikan untuk TPE MMEA

PT. “B”

Page 40: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 31

Gambar 1.3

Contoh NPPBKC Hasil Tembakau

Page 41: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 32

C. Pembekuan, Pencabutan, dan Perubahan NPPBKC

1. Pembekuan NPPBKC

Yang dimaksud dengan pembekuan izin adalah tidak diperbolehkannya

Pengusaha yang memiliki NPPBC untuk melakukan kegiatan usaha di bidang

cukai sampai dengan diterbitkannya keputusan pemberlakuan kembali atau

pencabutan izin, tanpa mengurangi kewajiban yang harus diselesaikan kepada

negara. Izin NPPBKC bagi Pengusaha BKC dapat dibekukan, dalam hal :

a) adanya bukti permulaan yang cukup bahwa pemegang izin NPPBKC

melakukan pelanggaran pidana di bidang cukai, antara lain :

- Laporan Kejadian

- Berita Acara Wawancara

- Laporan Hasil Penyelidikan

- Keterangan saksi ahli

- Barang bukti

Bukti permulaan yang cukup dalam pengertian disini adalah suatu kondisi

yang memungkinkan penyidik bea cukai untuk mulai melakukan kegiatan

penyidikan pidana cukai. Kegiatan penyidikan bea cukai diawali dengan

dikeluarkannya surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) kepada

penuntut umum.

b) adanya bukti yang cukup sehingga persyaratan perizinan tidak lagi dipenuhi,

yaitu :

- Pemegang izin NPPBKC tidak lagi mewakili kepentingan Badan Hukum

atau orang pribadi yang berkedudukan di luar Indonesia

- Persyaratan fisik lokasi bangunan atau tempat usaha tidak lagi dipenuhi

- Persyaratan administrasi pemberian izin NPPBKC tidak lagi dipenuhi

- Adanya kesamaan nama perusahaan dengan nama pabrik, importir,

penyalur, atau TPE lainnya yang telah mendapatkan NPPBKC

c) pemegang izin berada dalam pengawasan kurator sehubungan dengan

utangnya. Kondisi ini terjadi ketika perusahaan pemegang NPPBKC digugat

Page 42: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 33

pailit namun belum mendapatkan keputusan Hakim yang bersifat tetap.

Selama belum ada keputusan yang bersifat final, maka status NPPBKC yang

bersangkutan hanya dibekukan saja.

2. Pencabutan NPPBKC

Pengertian pencabutan izin NPPBKC adalah bahwa Izin kegiatan di bidang

Cukai yang dimiliki Pengusaha BKC tidak lagi berlaku baik karena kemauan

sendiri ataupun dicabut oleh otoritas yang sah. Izin NPPBKC dapat dicabut,

dalam hal :

a) atas permohonan pemegang izin yang bersangkutan ;

b) tidak dilakukan kegiatan selama satu tahun ;

c) persyaratan perizinan tidak lagi dipenuhi ;

d) pemegang izin tidak lagi secara sah mewakili badan hukum atau orang

pribadi yang berkedudukan di luar Indonesia ;

e) pemegang izin dinyatakan pailit ;

f) tidak dipenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ;

g) pemegang izin dipidana berdasarkan keputusan hakim yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap karena melanggar ketentuan undang-

undang cukai ;

h) pemegang izin melanggar ketentuan Pasal 30 ; atau

i) Izin NPPBKC dipindahtangankan, dikuasakan, dan/atau dikerjasamakan

dengan orang/pihak lain tanpa persetujuan Menteri.

Dalam hal izin NPPBKC dicabut maka terhadap BKC yang belum dilunasi

cukainya yang masih berada di dalam Pabrik atau Tempat Penyimpanan harus

dilunasi cukainya dan dikeluarkan dari Pabrik atau Tempat Penyimpanan dalam

waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya surat keputusan pencabutan izin.

Dalam hal ketentuan tersebut tidak dipenuhi, maka BKC yang bersangkutan

dimusnahkan atau diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan. BKC

yang telah dilunasi cukainya dan berada di tempat usaha importir, penyalur, dan

pengusaha tempat penjualan eceran, yang izinnya telah dicabut, harus

dipindahkan ke tempat usaha importir BKC, penyalur, atau pengusaha tempat

penjualan eceran lainnya atau dimusnahkan.

Page 43: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 34

3. Perubahan NPPBKC

Perubahan nama perusahaan, kepemilikan perusahaan,

lokasi/bangunan/tempat usaha yang tercantum dalam NPPBKC, hanya dapat

dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai

atau Pejabat yang ditunjuknya atas nama Menteri Keuangan. Untuk hal tersebut,

Subyek pemegang NPPBKC yang akan melakukan perubahan nama

perusahaan, kepemilikan perusahaan, lokasi/bangunan Pabrik atau Tempat

Penyimpanan, harus mengajukan permohonan perubahan NPPBKC kepada

Menteri Keuangan c.q. Kepala Kantor Pelayanan dilampiri dengan bukti dokumen

perubahan terdiri dari :

a. Untuk perubahan nama Perusahaan :

1) akta notaris;

2) persetujuan akta perubahan anggaran dasar perusahaan dari instansi

yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum, khusus bagi

pengusaha yang berstatus badan hukum;

3) perubahan Izin Usaha Industri dari instansi yang tugas dan tanggung

jawabnya di bidang perindustrian dan/atau perdagangan;

4) perubahan Izin Usaha Perdagangan dari instansi yang tugas dan

tanggung jawabnya di bidang perindustrian dan/atau perdagangan; dan

5) perubahan Nomor Pokok Wajib Pajak.

b. Untuk perubahan kepemilikan Perusahaan :

1) akta notaris;

2) persetujuan akta perubahan anggaran dasar perusahaan dari instansi

yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang hukum, khusus bagi

pengusaha yang berstatus badan hukum;

3) perubahan Izin Usaha Industri dari instansi yang tugas dan tanggung

jawabnya di bidang perindustrian dan/atau perdagangan; dan

4) perubahan Izin Usaha Perdagangan dari instansi yang tugas dan

tanggung jawabnya di bidang perindustrian dan/atau perdagangan.

c. Untuk perubahan lokasi/bangunan Pabrik atau Tempat Penyimpanan

1) Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari pemerintah daerah setempat;

Page 44: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 35

2) Izin berdasarkan Undang-Undang Gangguan dari pernerintah daerah

setempat;

3) perubahan Izin Usaha Industri dari instansi yang tugas dan tanggung

jawabnya di bidang pcrindustrian dan/atau perdagangan;

4) perubahan Izin Usaha Perdagangan dari instansi yang tugas dan

tanggung jawabnya di bidang perindustrian dan/atau perdagangan; dan

5) perubahan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Dalam hal permohonan diterima secara lengkap dan benar, Direktur

Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat yang ditunjuknya atas nama Menteri

Keuangan dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari sejak

permohonan diterima, menetapkan Keputusan Perubahan NPPBKC dengan

menggunakan format standar. Dalam hal permohonan diterima secara tidak

lengkap atau tidak benar, Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat yang

ditunjuknya memberitahukan secara tertulis kepada pemohon untuk melengkapi

kekurangan persyaratan atau memperbaiki data permohonan dalam jangka

waktu paling lama 15 (lima belas) hari.

Apabila dalam jangka waktu tersebut, Pemohon tidak melengkapi

kekurangan persyaratan atau memperbaiki data permohonan, Direktur Jenderal

Bea dan Cukai atau Pejabat yang ditunjuknya mengeluarkan surat

pemberitahuan penolakan yang memuat alasan penolakan. Keputusan

perubahan NPPBKC atau surat pemberitahuan penolakan disampaikan kepada

pemilik NPPBKC bersangkutan dan salinannya disampaikan kepada Direktur

Cukai dan Kepala Kantor Wilayah.

Page 45: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 36

1) Pemberian NPPBKC kepada para Pengusaha yang bergerak di bidang cukai

merupakan salah satu mekanisme pengawasan yang diterapkan oleh DJBC

dalam rangka untuk pengamanan penerimaan negara dan

pengendalian/pengawasan BKC

2) Subyek yang wajib memiliki NPPBKC adalah : Pengusaha Pabrik BKC,

Pengusaha tempat Penyimpanan etil alkohol, Penyalur MMEA dan etil alkohol,

Importir BKC, Pengusaha TPE MMEA dan Etil alkohol;

3) Pada prinsipnya izin NPPBKC dikeluarkan oleh Menteri Keuangan, namun

dalam praktek operasionanalnya izin tersebut didelegasikan kewenangannya

kepada Kepala Kantor Bea dan Cukai setempat;

4) Jangka waktu berlakunya izin NPPBKC adalah: khusus izin NPPBKC bagi

Pengusaha Pabrik Importir BKC adalah selama pengusaha yang bersangkutan

menjalankan kegiatan usahanya. Untuk izin NPPBKC bagi pengusaha tempat

penyimpanan, penyalur atau pengusaha Tempat penjualan Eceran adalah

selama lima tahun;

5) Izin NPPBKC dapat dibekukan dalam hal:

a) adanya bukti permulaan yang cukup bahwa pemegang izin NPPBKC

melakukan pelanggaran pidana di bidang cukai;

b) adanya bukti yang cukup sehingga persyaratan perizinan tidak lagi dipenuhi;

c) pemegang izin berada dalam pengawasan kurator sehubungan dengan

utangnya

6) Izin NPPBKC terhadap Pengusaha BKC dapat dicabut, dalam hal :

a) atas permohonan pemegang izin yang bersangkutan ;

b) tidak dilakukan kegiatan selama satu tahun ;

c) persyaratan perizinan tidak lagi dipenuhi ;

d) pemegang izin tidak lagi secara sah mewakili badan hukum atau orang

pribadi yang berkedudukan di luar Indonesia ;

e) pemegang izin dinyatakan pailit ;

f) tidak dipenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ;

g) pemegang izin dipidana berdasarkan keputusan hakim yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap karena melanggar ketentuan UU Cukai

h) pemegang izin melanggar ketentuan Pasal 30;

RANGKUMAN :

Page 46: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 37

Latihan :

Agar Anda dapat lebih memahami materi bahasan pada Bab 1, coba kerjakan

latihan-latihan berikut ini.

1) Jelaskan siapa saja yang wajib memiliki izin NPPBKC dan juga yang

dikecualikan untuk memiliki izin NPPBKC ?

2) Jelaskan persyaratan fisik minimal yang berkaitan dengan luas lokasi

tempat usaha yang harus dimiliki oleh pengusaha dalam melakukan

kegiatan di bidang cukai ?

3) Jelaskan mekanisme pemberian izin NPPBKC ?

4) Jelaskan pengertian pembekuan dan pencabutan NPPBKC ?

5) Jelaskan mekanisme perubahan NPPBKC ?

LATIHAN :

Page 47: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 38

TATACARA PENETAPAN TARIF CUKAI

PENYEDIAAN DAN PEMESANAN PITA

CUKAI

A. Tarif Cukai dan Harga Dasar BKC

1. Tarif Cukai

Pada Bab 2 ini kita akan mendalami materi

bahasan mengenai tata cara penetapan tarif dan

harga dasar BKC, penyediaan dan pemesanan pita

cukai. Sebelum kita masuk pada pembahasan

mengenai hal tersebut, ada baiknya kami mereview

kembali pengetahuan mengenai konsep tarif cukai

sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang

Cukai. Pemahaman yang tepat mengenai konsep tarif cukai, akan memudahkan

anda dalam melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan penetapan tarif

cukai di tempat kerja masing-masing.

Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam pasal 5 Undang-undang Cukai

diatur mengenai tarif cukai sebagai berikut :

1) BKC berupa hasil tembakau, dikenakan cukai berdasarkan tarif paling tinggi

a) Untuk yang dibuat di Indonesia :

– 275% (dua ratus tujuh puluh lima persen) dari harga dasar apabila

harga dasar yang digunakan adalah harga jual pabrik(HJP) ; atau

2

Tujuan Pembelajaran Khusus :

Setelah mengikuti pembelajaran ini Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan

tatacara penetapan tarif dan harga dasar BKC, penyediaan dan pemesanan pita cukai

BAB

Page 48: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 39

– 57% (lima puluh tujuh persen) dari harga dasar apabila harga dasar

yang digunakan adalah Harga Jual Eceran (HJE).

b) Untuk yang diimpor :

– 275% (dua ratus tujuh puluh lima persen) dari harga dasar apabila

harga dasar yang digunakan adalah nilai pabean ditambah bea

masuk ; atau

– 57% (lima puluh tujuh persen) dari harga dasar apabila harga dasar

yang digunakan adalah HJE.

2) BKC lainnya dikenakan cukai berdasarkan tarif paling tinggi :

a) Untuk yang dibuat di Indonesia :

– 1.150% (seribu seratus lima puluh persen) dari harga dasar apabila

harga dasar yang digunakan adalah harga jual pabrik ; atau

– 80% (delapan puluh persen) dari harga dasar apabila harga dasar

yang digunakan adalah HJE.

b) Untuk yang diimpor :

– 1.150% (seribu seratus lima puluh persen) dari harga dasar apabila

harga dasar yang digunakan adalah nilai pabean ditambah bea

masuk ; atau

– 80% (delapan puluh persen) dari harga dasar apabila harga dasar

yang digunakan adalah HJE.

Ketentuan pasal 5 Undang-undang Cukai tersebut sekaligus memberikan

pedoman mengenai sistem tarif cukai yang dapat diberlakukan terhadap BKC

Undang-undang cukai memberikan keleluasaan bagi pemerintah untuk

menerapkan alternatif sistem tarif cukai sebagai berikut :

a. Tarif cukai advalorum atau persentase

Dalam sistem tarif advalorum, pungutan cukai dihitung berdasarkan

besaran persentase tertentu yang dikalikan dengan harga dasar tertentu .

Cukai = Tarif % x Harga Dasar

Page 49: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 40

Keuntungan dalam sistem tarif advalorum adalah mudah dalam mengikuti

perkembangan harga pasar. Hal ini karena komponen tarif cukai bersifat variabel

terhadap harga jual BKC. Sebagai contoh, apabila pengusaha dikenakan tarif

cukai advalorum sebesar 30% dari HJE (misal Rp. 10.000,-) maka pungutan

cukai akan mudah ditentukan yaitu sebesar Rp.3.000,-.

Ketika kebijakan HJE dinaikkan oleh Pemerintah menjadi sebesar Rp.

12.000,- maka dengan sendirinya beban cukai dapat diestimasikan meningkat

secara variabel menjadi Rp. 3.600,-. Dari sisi pemahaman maupun cara

perhitungan cukainya, maka sistem tarif cukai advalorum juga lebih simpel dan

mudah.

Kerugian atau lebih tepatnya kesulitan yang dihadapi pemerintah terhadap

penerapan sistem tarif cukai advalorum adalah dalam hal pengawasan di

lapangan. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

- Dengan penerapan sistem tarif cukai advalorum, kebijakan pemerintah

cenderung menggunakan instrumen HJE sebagai cara untuk meningkatkan

penerimaan cukai setiap tahunnya atau untuk maksud pembatasan-

pembatasan tertentu.

- Kenyataan riil yang ada di pasar menunjukkan bahwa HJE yang ditetapkan

pemerintah (official price) selalu lebih tinggi dibandingkan dengan harga

transaksi di tingkat konsumen (demand price). Hal ini terjadi karena adanya

mekanisme pasar yang terbentuk terhadap konsumsi BKC tersebut.

- Adanya disparitas harga yang cukup tinggi antara HJE penetapan

pemerintah (official price) dengan harga transaksi pasar (demand price)

membuat produsen rokok membayar cukai lebih besar dari yang

seharusnya. Dampaknya adalah timbulnya upaya-upaya penghindaran cukai

dalam berbagai bentuk, antara lain: penggunaan pita cukai palsu, rokok

tanpa pita cukai (rokok polos), penggunaan pita cukai yang bukan haknya,

dan lain sebagainya. Pemerintah khususnya DJBC dengan jumlah sumber

daya yang terbatas akan kesulitan leakukan pengawasan terhadap

peredaran rokok-rokok ilegal di seluruh Indonesia.

Page 50: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 41

b. Tarif Cukai Spesifik

Dalam sistem tarif cukai spesifik, pungutan cukai dihitung dengan cara

mengalikan antara Tarif cukai dalam satuan Rupiah dengan jumlah satuan

spesifik tertentu, misalnya : jumlah dalam liter, jumlah dalam batang, dan

sebagainya.

Sistem tarif cukai spesifik sudah lebih dahulu diterapkan terhadap BKC

berupa etil alkohol dan MMEA sejak awal pemberlakukan Undang-undang

Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai, dan bahkan sejak masa penerapan

Ordonansi Cukai Bir dan Cukai Alkohol Sulingan. Sejak penerapan Peraturan

Menteri Keuangan nomor 203/PMK.04/2008 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau

pada tanggal 1 Februari 2009, pemungutan cukai hasil tembakau secara resmi

menggunakan sistem tarif spesifik.

Keuntungan dan kerugian sistem tarif spesifik ini merupakan kebalikan dari

sistem tarif advalorum. Dari sisi keuntungan, sistem tarif spesifik relatif akan

memudahkan aparatur DJBC dalam pengawasan terhadap peredaran BKC di

pasaran. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa sistem tarif advalorum cenderung

membuat disparitas harga jual BKC menjadi semakin besar. Hal ini tidak terjadi

pada sistem tarif spesifik, oleh karena kebijakan kenaikan cukai cenderung

menggunakan instrumen tarif. Komponen harga tidak lagi bersifat variabel

terhadap pungutan cukai. Diharapkan dengan pemberlakukan sistem tarif

spesifik akan mengurangi disparitas harga antara official price dengan demand

price.

Kerugian yang dihadapi dalam penerapan sistem tarif spesifik lebih kepada

sifat tarif spesifik yang tidak dapat mengikuti perkembangan harga pasar.

Ekstremnya dapat dikatakan bahwa berapapun peningkatan harga yang terjadi di

Cukai = Tarif Rp x Jumlah Satuan Spesifik (liter atau batang)

Page 51: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 42

pasar tidak akan mempengaruhi besarnya pungutan cukai. Hal inilah yang terjadi

pada BKC berupa etil alkohol dan MMEA. Khusus untuk Hasil Tembakau

pemerintah pada dasarnya tidak menerapkan sistem tarif spesifik murni, karena

masih menggunakan variabel lain yaitu: batasan golongan berdasarkan jumlah

produksi dan batasan HJE dalam strata tertentu. Kita akan membahas lebih

lanjut hal ini pada bagian berikutnya.

c. Tarif Cukai Gabungan

Ketentuan Pasal 5 Undang-undang Cukai membolehkan Pemerintah untuk

mengubah tarif advalorum atau tarif spesifik menjadi tarif gabungan. Kita tidak

akan membahas kerugian atau kelebihan sistem tarif gabungan ini, karena pada

prakteknya sistem tarif gabungan bukanlah suatu pilihan tarif yang permanen.

Sistem tarif gabungan biasanya hanya digunakan pada masa transisi ketika

pemerintah hendak mengalihkan suatu sistem tarif advalorum menjadi sistem

tarif spesifik atau sebaliknya. Tujuannya adalah agar tidak menimbulkan gejolak

berlebihan dan sekaligus sebagai transisi terhadap proses pengalihan tarif baru.

2. Harga Dasar BKC

Istilah harga dasar dalam konsep pemungutan cukai muncul bersama-sama

dengan ketentuan tarif cukai dalam Pasal 5 Undang-undang Cukai. Selanjutnya

di dalam pasal 6 Undang-undang Cukai, ketentuan mengenai harga dasar

dipertegas kembali sebagaimana bunyi pasal berikut :

a) Harga dasar yang digunakan untuk perhitungan cukai atas BKC yang dibuat

di Indonesia adalah harga jual pabrik atau HJE.

b) Harga dasar yang digunakan untuk perhitungan cukai atas BKC yang

diimpor adalah nilai pabean ditambah bea masuk atau HJE.

Cukai = (Tarif % x Harga Dasar) + (Tarif Rp x Jumlah Satuan tertentu)

Page 52: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 43

Berdasarkan ketentuan pasal 5 dan pasal 6 Undang-undang Cukai dapat

disimpulkan bahwa harga dasar yang dapat digunakan dalam rangka

penghitungan sistem tarif cukai advalorum adalah :

a. HJE

Pengertiannya adalah harga yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai

dasar penghitungan besarnya tarif cukai. Oleh karena penetapan HJE Hasil

tembakau dilakukan oleh Pemerintah, maka Mark (2003) mengistilahkan HJE

tersebut sebagai official price. Akan tetapi ketika Dalam konteks sistem

pemungutan cukai MMEA istilah HJE cenderung lebih mengarah kepada Harga

Pemberitahuan.

b. Harga Jual Pabrik

Pengertiannya adalah harga penyerahan pabrik kepada penyalur atau

konsumen yang didalamnya belum termasuk cukai. Bila kita meninjau definisi

yang diberikan dalam penjelasan pasal 6 ayat (1) Undang-undang Cukai dapat

disebutkan bahwa istilah harga jual pabrik similar dengan istilah harga pokok

penjualan (HPP). Dalam konsep akuntansi, harga pokok penjualan adalah

seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga

perolehan dari barang yang dijual. Ada dua manfaat dari HPP, yaitu:

a) sebagai patokan untuk menentukan harga jual, dan

b) untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan.

Untuk lebih jelasnya, anda dapat membandingkan komponen harga jual

pabrik dan HJE dalam dokumen CK-21A berikut ini. Dokumen CK-21A

merupakan dokumen mengenai kalkulasi HJE yang wajib diberitahukan oleh

Pengusaha Hasil Tembakau pada saat mengajukan permohonan penetapan tarif

dan HJE hasil tembakau atas merek-merek baru yang akan dipasarkan.

Page 53: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 44

Gambar 2.1

Kalkulasi HJE Hasil Tembakau

Poin 1 sampai dengan poin ke-17 merupakan perhitungan untuk memperoleh

harga jual pabrik, sedangkan komponen untuk menghitung HJE, masih harus

ditambah dengan poin ke-18 sampai ke-22.

Page 54: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 45

c. Nilai Pabean + Bea Masuk

Harga dasar yang dapat digunakan Pemerintah sebagai patokan dalam

rangka penghitungan tarif cukai khususnya tarif cukai atas BKC yang diimpor

adalah nilai pabean + Bea Masuk. Istilah nilai pabean dan bea masuk adalah

istilah yang diatur di dalam Undang-undang Kepabeanan. Sebagai tambahan

penjelasan, untuk penentuan harga dasar dalam penghitungan nilai cukai atas

BKC yang diimpor maka Pemerintah lebih memilih untuk menggunakan patokan

harga dasar berupa HJE yang ditetapkan oleh pemerintah.

B. Tatacara Penetapan Tarif Cukai Hasil tembakau

Untuk menindaklanjuti ketentuan mengenai tarif cukai sebagaimana diatur

di dalam Pasal 5 ayat (5) Undang-undang Cukai, pemerintah mengeluarkan

peraturan operasional dalam bentuk Peraturan Menteri Keuangan1. Untuk saat

ini (Nopember 2010), Peraturan Menteri Keuangan yang paling update yang

mengatur mengenai tatacara penetapan tarif cukai hasil tembakau adalah

Peraturan menteri Keuangan nomor 179/PMK.011/2012 tentang Tarif Cukai Hasil

Tembakau. Kebijakan pemerintah yang mengalihkan sistem tarif cukai advalorum

menjadi sistem tarif cukai spesifik membuat fokus kebijakan pemerintah lebih

mengarah kepada pengaturan terhadap besaran tarif cukai dibandingkan dengan

HJE.

Dalam sistem penetapan tarif cukai spesifik pada BKC hasil tembakau,

pada dasarnya pemerintah tidak menetapkan sistem tarif spesifik murni

sebagaimana halnya pada etil alkohol maupun MMEA. Untuk sistem tarif cukai

hasil tembakau setidaknya ada empat besaran pokok yang mempengaruhi nilai

cukai hasil tembakau, yaitu :

1) Jenis hasil tembakau;

2) Golongan Produsen yang ditentukan berdasarkan jumlah produksi hasil

tembakau selama satu tahun takwim;

3) Batasan HJE, artinya adalah batas HJE minimum yang boleh diajukan

Pengusaha dalam rangka penetapan Tarif cukai; dan

Page 55: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 46

4) Tarif cukai spesifik dalam nilai satuan Rupiah .

1. Jenis Hasil Tembakau

Kebijakan pemerintah yang mengakomodasikan berbagai jenis hasil

tembakau yang ada di pasaran ke dalam struktur tarif cukai yang berbeda-beda

membuat sistem pemungutan cukai hasil tembakau di Indonesia agak sedikit

komplek dan rumit. Kebijakan penjenisan hasil tembakau ini sudah ada sejak

pemberlakuan Ordonansi Cukai Hasil Tembakau oleh Pemerintah Kolonial

Belanda berdasarkan Tabsacccijns Ordonnantie, Stbl. 1932 Nomor 517.

Kategori hasil tembakau yang diakomodasikan dalam PMK nomor

179/PMK.011/2012 terdiri atas 9 jenis produk. Masing-masing jenis hasil

tembakau tersebut memiliki struktur tarif cukai yang berbeda-beda. Penjelasan

terhadap jenis hasil tembakau dapat kami sampaikan sebagai berikut:

a) Sigaret Kretek Mesin (SKM); adalah sigaret yang dalam pembuatannya

dicampur dengan cengkih, atau bagiannya, baik

asli maupun tiruan tanpa memperhatikan

jumlahnya yang dalam pembuatannya mulai dari

pelintingan, pemasangan filter, pengemasannya

dalam kemasan untuk penjualan eceran, sampai

dengan pelekatan pita cukai, seluruhnya, atau

sebagian menggunakan mesin.

b) Sigaret Putih Mesin (SPM), adalah sigaret yang dalam pembuatannya

tanpa dicampuri dengan cengkih, kelembak, atau

kemenyan yang dalam pembuatannya mulai dari

pelintingan, pemasangan filter, pengemasannya

dalam kemasan untuk penjualan eceran, sampai

dengan pelekatan pita cukai, seluruhnya, atau

sebagian menggunakan mesin.

Page 56: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 47

c) Sigaret Kretek Tangan (SKT) adalah sigaret yang dalam pembuatannya

dicampur dengan cengkih, atau bagiannya, baik asli maupun tiruan tanpa

memperhatikan jumlahnya yang dalam proses pembuatannya mulai dari

pelintingan, pengemasan dalam kemasan untuk penjualan eceran, sampai

dengan pelekatan pita cukai, tanpa menggunakan mesin.

d) Sigaret Putih Tangan (SPT) adalah sigaret yang dalam pembuatannya

tanpa dicampuri dengan cengkih, kelembak, atau kemenyan yang dalam

proses pembuatannya mulai dari pelintingan, pemasangan filter,

pengemasan dalam kemasan untuk penjualan eceran, sampai dengan

pelekatan pita cukai, tanpa menggunakan mesin.

e) Sigaret Kretek Tangan Filter (SKTF); adalah sigaret yang dalam

pembuatannya dicampur dengan cengkih, atau bagiannya, baik asli maupun

tiruan tanpa memperhatikan jumlahnya yang dalam proses pembuatannya

mulai dari pelintingan, pemasangan filter, pengemasan dalam kemasan

untuk penjualan eceran, sampai dengan pelekatan pita cukai, tanpa

menggunakan mesin.

f) Sigaret Putih Tangan Filter (SPTF); adalah sigaret yang dalam

pembuatannya tanpa dicampuri dengan cengkih, kelembak atau kemenyan

yang dalam proses pembuatannya mulai dari pelintingan, pemasangan filter,

pengemasan dalam kemasan untuk penjualan eceran, sampai dengan

pelekatan pita cukai, tanpa menggunakan mesin.

g) Sigaret Kelembak Kemenyan (KLM) adalah sigaret yang

dalam pembuatannya dicampur dengan kelembak dan/atau

kemenyan asli maupun tiruan tanpa memperhatikan

jumlahnya.

h) Cerutu (CRT); adalah hasil tembakau yang

dibuat dari lembaran-lembaran daun tembakau

diiris atau tidak, dengan cara digulung demikian

rupa dengan daun tembakau untuk dipakai, tanpa

mengindahkan bahan pengganti atau bahan

Page 57: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 48

pembantu yang digunakan dalam pembuatannya.

i) Rokok Daun atau Klobot (KLB); adalah hasil tembakau yang dibuat

dengan daun nipah, daun jagung (klobot), atau sejenisnya, dengan cara

dilinting, untuk dipakai, tanpa mengindahkan bahan pengganti atau bahan

pembantu yang digunakan dalam pembuatannya.

j) Tembakau Iris (TIS); adalah hasil tembakau yang dibuat dari daun

tembakau yang dirajang, untuk dipakai, tanpa mengindahkan bahan

pengganti atau bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatannya.

k) Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL); adalah hasil tembakau

yang dibuat dari daun tembakau selain yang disebut dalam angka 1 sampai

dengan angka 8 yang dibuat secara lain sesuai dengan perkembangan

teknologi dan selera konsumen, tanpa mengindahkan bahan pengganti atau

bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatannya.

2. Golongan Pengusaha Pabrik Hasil Tembakau

Dalam struktur tarif cukai hasil tembakau, golongan pengusaha pabrik

merupakan salah satu variabel yang menentukan besarnya nilai cukai.

Penggolongan pabrikan hasil tembakau dikelompokkan berdasarkan masing-

masing jenis dan jumlah produksi hasil tembakau untuk setiap satu tahun

takwim. Pengertiannya adalah apabila seorang Pengusaha memproduksi dua

jenis hasil tembakau (misal: SKM dan SPM), maka kemungkinan Pabrikan

tersebut untuk menempati golongan yang berbeda, dapat saja terjadi ( Jenis

SKM sebagai Golongan I dan jenis SPM sebagai Golongan II).

Secara umum penggolongan hanya dibedakan berdasarkan dua kelompok

saja yaitu Golongan I dan Golongan II, namun khusus untuk jenis SKT/SPT

penggolongan dibedakan menjadi tiga golongan. Untuk jenis SKT, kebijakan

yang diambil pemerintah adalah tetap memberikan insentif terhadap sektor

industri yang padat karya (labour intensive), walaupun secara gradual

Pemerintah mulai melaksanakan kebijakan yang mengarah kepada pengurangan

jumlah konsumsi hasil tembakau. Kebijakan tersebut tertuang di dalam Roadmap

Page 58: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 49

Kebijakan Industri Hasil Tembakau. Penggolongan pengusaha pabrik hasil

tembakau dapat anda lihat pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1

Penggolongan dan Batasan Produksi Hasil Tembakau

No.

URUT

JENIS

HASIL TEMBAKAU

GOLONGAN

PENGUSAHA

PABRIK

BATASAN PRODUKSI

(per tahun takwin)

1. SKM I

II

Lebih dari 2 milyar batang

Tidak Lebih dari 2 milyar batang

2. SPM I

II

Lebih dari 2 milyar batang

Tidak Lebih dari 2 milyar batang

3. SKT atau SPT I

II

III

Lebih dari 2 milyar batang

Lebih dari 400 jt batang, tetapi

tidak lebih dari 2 milyar batang

Tidak lebih dari 400 jt batang

4. SKTF atau SPTF I

II

Lebih dari 2 milyar batang

Tidak Lebih dari 2 milyar batang

5. TIS Tanpa Gol. Tanpa Batasan Jumlah Produksi

6. KLM atau KLB Tanpa Gol. Tanpa Batasan Jumlah Produksi

7. CRT Tanpa Gol. Tanpa Batasan Jumlah Produksi

8. HPTL Tanpa Gol. Tanpa Batasan Jumlah Produksi

Sumber : PMK Nomor 179/PMK.011/2012

Apabila jumlah produksi suatu pabrikan hasil tembakau telah melampaui

batasan jumlah produksi untuk golongan diatasnya, maka pengusaha yang

bersangkutan wajib mengajukan penyesuian kenaikan golongan. Pengajuan ini

tetap harus dilakukan oleh yang bersangkutan meskipun belum genap satu tahun

takwim atau masih dalam periode satu tahun takwim berjalan. Penyesuaian tarif

cukai atas kenaikan golongan ini akan mulai berlaku setelah 6 (enam) bulan

Page 59: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 50

sejak tanggal keputusan mengenai penyesuaian golongan Pengusaha Pabrik

hasil tembakau, dan tidak melebihi tahun takwim berjalan.

Contoh :

1) Pabrik “A”, produksi pabrik berdasarkan dokumen pemesanan pita cukai

(CK-1) telah melampaui Batasan Jumlah Produksi Pabrik yang bersangkutan

pada tanggal 25 April 2012, maka kepala Kantor:

menetapkan Keputusan Penyesuaian Golongan Pengusaha Pabrik hasil

tembakau pada tanggal 25 April 2012 dan keputusan ini mulai berlaku

pada tanggal 25 April 2012; dan

menetapkan Keputusan Penyesuaian Tarif Cukai Hasil Tembakau pada

tanggal 25 April 2012 dan keputusan ini mulai diberlakukan mulai tanggal

25 Oktober 2012.

2) Pabrik “B”, produksi pabrik berdasarkan dokumen pemesanan pita cukai

(CK-1) melampaui Batasan Jumlah Produksi Pabrik yang bersangkutan pada

tanggal 25 September 2012, maka kepala Kantor:

menetapkan Keputusan Penyesuaian Golongan Pengusaha Pabrik hasil

tembakau pada tanggal 25 September 2012 dan keputusan ini mulai

berlaku pada tanggal 25 September 2012; dan

menetapkan Keputusan Penyesuaian Tarif Cukai Hasil Tembakau pada

tanggal 25 September 2012 dan keputusan ini mulai diberlakukan mulai

tanggal 31 Desember 2012.

Dalam hal hasil produksi selama satu tahun takwim ternyata kurang dari

batasan jumlah produksi pabrik yang berlaku bagi golongan yang telah

ditetapkan, maka Pengusaha Pabrik hasil tembakau yang bersangkutan dapat

mengajukan permohonan untuk penurunan golongan. Permohonan penurunan

golongan diajukan paling lambat pada bulan Januari tahun takwim berikutnya

sebelum dokumen pemesanan pita cukai pertama kali diakjukan. Atas

permohonan tersebut, Kepala kantor wajib menetapkan keputusan menerima

atau menolak permohonan dalam jangka waktu maksimal 10 (sepuluh) hari

terhitung sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar. Keputusan

Page 60: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 51

untuk menerima permohonan penurunan golongan hanya diberikan untuk satu

tingkat lebih rendah dari golongan pengusaha pabrik sebelumnya.

3. Batasan HJE

Meskipun tidak lagi menjadi fokus utama kebijakan di bidang cukai hasil

tembakau, instrumen HJE tetap menjadi salah komponen yang cukup

menentukan dalam pengambilan kebijakan mengenai tarif cukai hasil tembakau.

Batasan HJE minimal yang boleh diajukan oleh setiap pengajuan penetapan tarif

cukai hasil tembakau tetap harus memenuhi batasan HJE yang ditetapkan oleh

Pemerintah sebagaimana yang tercantum dalam lampiran I PMK Nomor

179/PMK.011/2012 (lihat Tabel 2.2)

Untuk penetapan tarif cukai atas pengajuan merek-merek baru produk hasil

tembakau maupun untuk penetapan kembali atas merek yang sudah ada

sebelumnya, maka penentuan batasan HJE yang bersangkutan harus mengacu

kepada :

1) HJE yang tercantum dalam penetapan tarif cukai yang masih berlaku

berdasarkan struktur tarif yang lama ;

2) HJE yang diberitahukan oleh Pengusaha Pabrik Hasil Tembakau, khusus

untuk pengajuan merek baru

3) HJE yang telah mengalami kenaikan

HJE yang menjadi dasar acuan sebagaimana tersebut diatas, harus dalam

kelipatan Rp. 25,00 .

HJE per batang atau gram untuk setiap jenis hasil tembakau untuk tujuan

ekspor harus ditetapkan sama dengan HJE per batang atau gram untuk setiap

jenis hasil tembakau dari jenis dan merek hasil tembakau yang sama yang

ditujukan untuk pemasaran di dalam negeri. Penetapan HJE atas produk hasil

tembakau yang diekspor tetap diperlukan untuk pencatatan administrasi,

meskipun untuk produk hasil tembakau yang diekspor tidak perlu dilekati dengan

pita cukai dan juga mendapat fasilitas tidak dipungut cukai .

Pengusaha pabrik atau importir hasil tembakau tidak dapat menurunkan

HJE yang masih berlaku atas merek hasil tembaklau yang dimilikinya. Ketentuan

Page 61: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 52

mengenai HJE atas merek-merek baru yang boleh diajukan oleh Pengusaha

Pabrik atau Importir adalah tidak boleh lebih rendah dari HJE yang masih

berlaku atas merek hasil tembakau yang dimilikinya dalam satuan batang atau

gram untuk jenis hasil tembakau yang sama. Pengertian ini dapat kami

perjelas dengan contoh-contoh kasus sebagai berikut :

1) Pabrik “PR GG” merupakan pabrik yang sudah lama berdiri, termasuk

Pengusaha Pabrik jenis SKM golongan I, mengajukan penetapan tarif

cukai atas merek ”C” dengan HJE diberitahukan adalah Rp 8.050 isi 12

batang. Untuk pengajuan tersebut yang bersangkutan melampirkan merek-

merek lama yang masih berlaku yang dimilikinya, sebagai berikut :

- Merek A, SKM, isi @ 16 batang HJE Rp. 10.650,- tarif Rp.325,-

- Merek B, SKM, isi @ 20 batang, HJE Rp. 13.375,- tarif Rp.325,-

Pertanyaannya tentu saja adalah, apakah pengajuan terhadap “merk C”

dapat diterima oleh KPPBC setempat. Untuk menentukan hal ini, kita harus

meneliti terlebih dahulu HJE yang diajukan.

- HJE sebesar Rp. 8.050,- bila dibagi 12 batang hasilnya adalah Rp.

670,83

- Untuk HJE atas merek “A” : Rp.10.650,- dibagi 16 hasilnya adalah Rp.

665,63

- Untuk HJE atas merek “B” : Rp. 13.375,- dibagi 20 hasilnya adalah

Rp. 668,75

Oleh karena HJE atas merek C telah melebihi batas minimal HJE terendah

yang dimilikinya (merek A), maka pengajuan HJE atas merek C dapat

disetujui oleh KPPBC setempat. Selanjutnya perhitungan penetapan tarif

cukai atas merek C dapat merujuk pada ketentuan Lampiran I PMK nomor

190/PMK.011/2010, yaitu berada dalam batasan HJE per batang atau gram

golongan I layer 1 dengan rentang HJE lebih dari Rp 660 per batang, maka

penetapan tarif cukainya adalah Rp 325 per batang.

2) Pabrik “XYZ” merupakan pabrik yang sudah lama berdiri, termasuk

Pengusaha Pabrik jenis SPM golongan II, mengajukan penetapan tarif

cukai atas merek ”C” dengan HJE diberitahukan adalah Rp 6.000 isi 20

Page 62: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 53

batang. Untuk pengajuan tersebut yang bersangkutan melampirkan merek-

merek lama yang masih berlaku yang dimilikinya, sebagai berikut :

- Merek A, SPM, isi @ 20 batang HJE Rp. 6.025,- tarif Rp.215,-

- Merek B, SPM, isi @ 20 batang, HJE Rp. 6.200,- tarif Rp.215,-

Apakah pengajuan terhadap “merk C” dapat diterima oleh KPPBC setempat?

Untuk menentukan hal ini, kita harus meneliti terlebih dahulu HJE yang

diajukan.

- HJE Merek C sebesar Rp. 6.000,- bila dibagi dengan isi 20 batang

hasilnya adalah Rp. 300,00

- Untuk HJE atas merek “A” : Rp.6.025,- dibagi 20 hasilnya adalah Rp.

301,25

- Untuk HJE atas merek “B” : Rp. 6.200,- dibagi 20 hasilnya adalah Rp.

310,00

Oleh karena HJE atas merek C masih dibawah batas minimal HJE terendah

yang dimilikinya (merek A), maka pengajuan HJE atas merek C harus

ditolak oleh KPPBC setempat. HJE minimal yang boleh diajukan atas merek

C adalah Rp. 6.025,- dengan penetapan tarif cukai Rp. 215 per batang.

4. Struktur Tarif Cukai Hasil Tembakau

Instrumen terakhir yang paling menentukan besarnya nilai cukai adalah

instrumen tarif spesifik itu sendiri. Dengan penerapan sistem tarif spesifik, maka

kebijakan pemerintah akan lebih dikonsentrasikan pada penentuan besaran tarif

cukai hasil tembakau yang ideal. Pengertian ideal disini adalah pemerintah harus

mengharmonisasikan berbagai kepentingan yang berkaitan dengan kebijakan

cukai hasil tembakau, antara lain: kepentingan penerimaan negara, kebijakan

pembatasan konsumsi, insentif terhadap industri hasil tembakau yang

berorientasi labor intensive, dan lain-lain. Hal inilah yang membuat struktur tarif

cukai hasil tembakau menjadi tidak sederhana dan bersifat komplek.

Struktur tarif cukai hasil tembakau hasil produksi dalam negeri dapat anda

lihat pada tabel 2.2. Struktur tarif cukai tersebut dikutip dari PMK nomor

Page 63: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 54

179/PMK.011/2012. Adapun penetapan tarif cukai hasil tembakau oleh

pengusaha, harus memperhatikan komponen sebagai berikut :

1) Jenis hasil tembakau;

2) Golongan pengusaha Pabrik;

3) Batasan HJE per batang atau gram.

Tarif cukai hasil tembakau untuk masing-masing Pengusaha Pabrik atau

Importir ditetapkan oleh kepala Kantor dengan menerbitkan keputusan mengenai

tarif cukai hasil tembakau. Tarif cukai hasil tembakau ditetapkan dengan

menggunakan jumlah dalam rupiah untuk setiap satuan batang atau gram hasil

tembakau. Mekanisme pengajuan penetapan tarif cukai dapat kami jelaskan

dalam gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2

Alur Proses Penetapan Tarif Cukai Hasil Tembakau

atas Merek-Merek Baru

Page 64: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 55

Penjelasan :

1) Pengusaha BKC sebelum memasarkan hasil produksinya ke pasar, baik

pasar dalam negeri maupun pasar internasional (ekspor), wajib terlebih

dahulu mengajukan permohonan kepada Kepala KPPBC setempat untuk

penetapan HJE dan tarif cukai atas produk hasil tembakau tersebut;

2) Disamping surat permohonan maka lampiran yang harus diikutsertakan

dalam proses pengajuan penetapan tarif cukai hasil tembakau tersebut

antara lain adalah: contoh etiket atau kemasan, daftar merek-merek hasil

tembakau yang dimiliki dan masih berlaku (jika ada), dan surat pernyataan

diatas materei bahwa merek atau desain kemasan yang dimohonkan tidak

memiliki kesamaan pada pokoknya atau pada keseluruhannya dengan

merek atau desain yang telah dimiliki atau dipergunakan oleh pabrik atau

importir lainnya.

3) KPPBC akan melakukan penelitian terhadap permohonan yang diajukan

dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh ) hari sejak tanggal

permohonan diterima secara lengkap. Fokus penelitian yang dilakukan

pihak KPPBC antara lain adalah: persyaratan administrasi, Batasan minimal

HJE yang boleh diajukan, dan penetapan tarif sesuai struktur tarif dalam

PMK nomor 179/PMK.011/2012

4) Dalam hal berdasarkan penelitian oleh Kepala Kantor

a) permohonan disetujui atau dikabulkan, kepala Kantor menerbitkan

keputusan penetapan tarif cukai hasil tembakau;

b) permohonan ditolak, kepala Kantor menerbitkan surat penolakan dengan

disertai alasan penolakan.

Dalam hal batas waktu maksimal telah dilewati, namun keputusan belum

juga dikeluarkan oleh KPPBC, maka pengajuan penetapan tarif cukai hasil

tembakau tersebut dianggap disetujui

5) Dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung sejak tanggal

penetapan, Kepala Kantor wajib mengirimkan lembar tembusan keputusan

penetapan hasil tembakau disertai berkas lampiran kepada Kepala Kantor

Wilayah dan Direktur Cukai.

Page 65: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 56

Keputusan tentang Penetapan HJE yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor

Bea dan Cukai dinyatakan tidak berlaku, apabila selama lebih dari enam bulan

berturut-turut Pengusaha Pabrik atau Importir yang bersangkutan :

1) tidak pernah merealisasikan pemesanan pita cukainya dengan

menggunakan dokumen pemesanan pita cukai; atau

2) tidak pernah merealisasikan ekspor hasil tembakaunya dengan

menggunakan Dokumen pemberitahuan pengeluaran BKC yang belum

dilunasinya dari pabrik hasil tembakau untuk tujuan ekspor

Untuk dapat menggunakan kembali HJE atas merek hasil tembakau yang

dinyatakan tidak berlaku, Pengusaha Pabrik atau Importir harus mengajukan

kembali Permohonan Penetapan HJE sesuai dengan ketentuan dan prosedur

yang berlaku. Dalam hal penetapan kembali, maka tarif cukai atas merek

tersebut tidak boleh lebih rendah dari yang pernah berlaku dan HJE-nya minimal

sama dengan HJE yang pernah berlaku.

Dalam rangka kegiatan pengawasan terhadap peredaran BKC hasil

tembakau si pasaran, maka unit-unit Pengawasan yang ada di Kantor-kantor Bea

dan Cukai wajib melakukan kegiatan pemantauan terutama terhadap harga

transaksi pasar. Apabila dalam kegiatan pemantauan ditemukan disparitas harga

yang sudah cukup besar antara HJE penetapan pemerintah dengan harga

transaksi pasar, maka harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :

1) Dalam hal harga transaksi pasar atas suatu merek hasil tembakau telah

melampaui batasan HJE per batang atau gram diatasnya, maka pengusaha

pabrik atau importir wajib mengajukan penyesuaian tarif cukai. Contoh :

Merek A, SKM, Gol.I, isi @ 16 batang, HJE penetapan adalah Rp.

10.650,- dengan tarif cukai Rp. 355 per batang. Pemantauan HJE oleh

pejabat bea dan cukai dalam suatu wilayah dan dalam periode

pemantauan tertentu menunjukkan bahwa harga transaksi pasar untuk

merek A tersebut sudah mencapai Rp. 10.750,-.

Dalam kondisi perbedaan harga ini Direktur Cukai atas nama Direktur

Jenderal akan segera memberitahukan kepada Pengusaha yang

bersangkutan untuk segera mengajukan penyesuaian tarif cukai. Hal ini

dikarenakan HJE merek A sebesar Rp. 10.650,- per kemasan atau Rp.

Page 66: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 57

665,63 per batang telah melampaui batasan layer ke-2 Golongan I untuk

produk SKM. Atas merek A tersebut wajib disesuaikan tarif cukai dan HJE

nya menjadi Rp. 10.750, - (layer 1) dengan tarif cukai spesifik sebesar Rp.

375,- per batang.

2) Dalam hal harga transaksi pasar atas suatu merek yang penetapan tarif

cukainya berada pada posisi batasan HJE per batang atau gram tertinggi

(layer 1) untuk masing-masing golongan pengusaha pabrik hasil tembakau,

dan telah melampaui 5% (lima persen) dari HJE yang berlaku atas harga

yang tercantum dalam pita cukai maka pengusaha pabrik atau importir hasil

tembakau wajib mengajukan permohonan penyesuaian kenaikan HJE

sebagai dasar perhitungan PPN Hasil Tembakau. Dalam hal ini tarif cukai

untuk merek hasil tembakau tersebut tidak akan mengalami kenaikan karena

sudah pada level tertinggi di golongannya masing-masing. Contoh :

Merek B, SKM, Gol.I, isi @ 16 batang, HJE penetapan adalah Rp.

10.750,- dengan tarif cukai Rp. 375 per batang. Pemantauan HJE oleh

pejabat bea dan cukai dalam periode pemantauan tertentu menunjukkan

bahwa harga transaksi pasar untuk merek A tersebut sudah mencapai

Rp. 11.400,-. (sudah melebihi 5%) .

Untuk kasus yang seperti ini, maka Direktur Cukai atas nama Direktur

Jenderal akan segera memberitahukan kepada Pengusaha yang

bersangkutan untuk segera mengajukan penyesuaian HJE saja. Hal ini

dikarenakan HJE merek B sebesar Rp. 11.400,- per kemasan atau Rp.

712,5 per batang telah melampaui 5% dari HJE penetapannya .

Page 67: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 58

Tabel 2.2

Tarif Cukai dan Batasan Minimal HJE HT Dalam Negeri

No.

Urut

Gol. Pengusaha Pabrik

Hasil Tembakau

Batasan HJE per batang atau gram Tarif Cukai

per batang

Jenis Golongan

1.

SKM

I Lebih dari Rp.669 Rp.375

Paling rendah Rp.631 sampai dengan Rp.669 Rp.355

II Lebih dari Rp.549 Rp.285

Paling rendah Rp.440 s.d. Rp.549 Rp.245

2.

SPM

I Paling rendah Rp.680 Rp.380

II Lebih dari Rp.444 Rp.245

Paling rendah Rp.345 s.d. Rp.444 Rp.195

3.

SKT

atau

SPT

I Lebih dari Rp.749 Rp.275

Lebih dari Rp.550 sampai dengan Rp.749 Rp.205

II Lebih dari Rp.379 Rp.130

Lebih dari Rp.349 sampai dengan Rp.379 Rp.110

Paling rendah Rp.336 s.d. Rp.349 Rp.110

III Paling rendah Rp.250 Rp.80

4. SKTF

atau

SPTF

I Lebih dari Rp.669 Rp.375

Paling rendah Rp.631 s.d. Rp.669 Rp.355

II Lebih dari Rp.549 Rp.285

Paling rendah Rp.440 sampai dengan Rp.549 Rp.245

5. TIS Tanpa Gol. Lebih dari Rp.260 Rp.25

Lebih dari Rp.160 sampai dengan Rp.260 Rp.20

Paling rendah Rp.50 s.d. Rp.160 Rp.5

6. KLB Tanpa Gol. Lebih dari Rp.260 Rp.25

Lebih dari Rp.180 sampai dengan Rp.260 Rp.20

7. KLM Tanpa Gol. Paling rendah Rp.180 Rp.20

8. CRT Tanpa Gol. Lebih dari Rp.180.000 Rp.100.000

Lebih dari Rp.50.000 s.d. Rp.180.000 Rp.20.000

Lebih dari Rp.20.000 s.d. Rp.50.000 Rp.10.000

Lebih dari Rp.5000 s.d 20.000 Rp.1.200

Paling Rendah Rp.450 s.d. Rp.5000 Rp.250

9. HPTL Tanpa Gol. Paling rendah Rp.275 Rp.100

Page 68: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 59

Tabel 2.3

Tarif Cukai dan Batasan Minimal HJE HT yang Diimpor

No.

Urut

Jenis HT Batasan HJE terendah per batang

atau gram

Tarif Cukai per batang

atau gram

1. SKM Rp 670 Rp 375

2. SPM Rp 680 Rp 380

3. SKT atau SPT Rp 750 Rp 275

4. SKTF atau SPTF Rp 670 Rp 375

5. TIS Rp 261 Rp 25

6. KLB Rp 261 Rp 25

7. KLM Rp 180 Rp 20

8. CRT Rp 180.001 Rp 100.000

9. HPTL Rp. 275 Rp 100

Page 69: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 60

C. Tatacara Penetapan Tarif Cukai MMEA dan Etil Alkohol

1. Tarif Cukai MMEA dan Etil Alkohol

Mekanisme penetapan tarif cukai MMEA dan etil alkohol jauh lebih

sederhana bila dibandingkan dengan mekanisme penetapan tarif cukai hasil

tembakau. Instrumen yang berpengaruh terhadap pungutan cukai MMEA lebih

sedikit, mudah dipahami dan bahkan untuk pungutan cukai etil alkohol berlaku

tarif yang bersifat flat dalam satuan rupiah tertentu.

Adanya perbedaan kebijakan pemerintah yang cukup ekstrim antara sistem

tarif cukai hasil tembakau dengan sistem tarif cukai lainnya (MMEA dan Etil

Alkohol) menurut hemat kami antara lain didorong oleh karena kondisi dan

pemahaman sebagai berikut :

a) Tingkat konsumsi hasil tembakau di Indonesia cukup tinggi membuat potensi

penerimaan cukai yang diperoleh cukup signifikan dalam rangka menambah

penerimaan sektor pajak. Oleh karenanya kebijakan cukai hasil tembakau

sering kali harus disesuaikan dengan kebutuhan APBN.

b) Karakteristik BKC hasil tembakau yang secara historis telah membeda-

bedakan jenis hasil tembakau dan golongan pengusaha pabrik membuat

pemerintah berupaya untuk mengakomodasikan berbagai kepentingan yang

berbeda tersebut

c) Karakteristik pemungutan cukai atas BKC selain hasil tembakau pada

dasarnya lebih mengarah kepada karakteristik dasar sebagai barang yang

peredarannya perlu diawasi dan juga karena sifat pemakaiannya yang dapat

menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat. Stuktur tarif cukai dibuat

lebih sederhana dan cenderung cukup tinggi dengan tujuan agar

pembatasan tersebut dapat dicapai.

a. Tarif Cukai Etil alkohol

Dasar pemungutan cukai etil alkohol adalah sebagaimana yang diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan2. Kebijakan yang diterapkan pemerintah

Page 70: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 61

terhadap tarif cukai etil alkohol tersebut terlihat sangat minimalis dan cenderung

bersifat tetap selama kurun waktu yang cukup lama. Berdasarkan catatan kami,

dapat disebutkan bahwa sejak pemberlakuan Undang-undang Nomor 11 tahun

1995 tentang Cukai, tarif cukai etil alkohol hanya dua kali saja mengalami

peninjauan.

Semula tarif cukai etil alkohol ditetapkan secara flat Rp. 2.500,- per liter

sesuai Keputusan Menteri Keuangan nomor 230/KMK.05/1996. Kemudian

dilakukan peninjauan berdasarkan PMK nomor 89/PMK.04/2006 sehingga tarif

cukai etil alkohol saat ini menjadi Rp. 10.000,- per liter dan bersifat flat. Terakhir,

tarif cukai etil alkohol mengalami penyesuaian kembali dengan pemberlakuan

PMK nomor 62/PMK.04/2010 sehingga tarif cukai etil alkhol saat ini adalah Rp.

20.000,- per liter tanpa membedakan kadar alkohol yang terkandung di dalamnya

dan juga tidak dibedakan antara etil alkohol yang dibuat di dalam negeri atau

yang berasal dari impor.

b. Tarif Cukai MMEA

Apabila kita meninjau kebijakan tarif yang diterapkan terhadap cukai

MMEA, maka akan terlihat pula bahwa tarif cukai spesifik yang ditetapkan atas

MMEA cenderung bersifat stabil. Berdasarkan pengamatan kami, tarif cukai

MMEA sejak awal pemberlakuan Undang-undang Nomor 11 tahun 1995 tentang

Cukai pada tahun 1996, tercatat hanya mengalami lima kali perubahan saja,

yaitu :

1) Tarif cukai MMEA berdasarkan Kep. Menteri Keuangan Nomor

231/KMK.05/1996;

2) Tarif cukai MMEA berdasarkan Kep. Menteri Keuangan Nomor

546/KMK.04/2000;

3) Tarif cukai MMEA berdasarkan Kep. Menteri Keuangan Nomor

125/KMK.04/2002;

4) Tarif cukai MMEA berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

90/KMK.04/2006; dan

5) Tarif cukai MMEA berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

62/PMK.011/2010.

Page 71: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 62

Dalam sistem tarif cukai spesifik atas pemungutan cukai MMEA maka

pungutan cukai ditentukan berdasarkan komponen-komponen sebagai berikut 3:

1) Golongan MMEA, yang dibedakan berdasarkan kadar alkohol masing-

masing MMEA

2) Jumlah dalam satuan liter

3) Tarif cukai spesifik dalam satuan rupiah

Struktur tarif cukai MMEA dan Konsentrat yang mengandung etil alkohol

yang berlaku saat ini adalah sesuai yang ditetapkan dalam PMK nomor

62/PMK.011/2010 yang mulai berlaku sejak tanggal 1 April 2010, sebagaimana

terlihat pada Tabel dibawah ini. Istilah konsentrat dalam Peraturan Menteri

Keuangan tersebut mengacu pada pengertian pekatan dalam konsentrasi yang

tinggi (istilah awamnya adalah “biang”) yang mengandung etil alkohol dengan

konsentrasi kadar etil alkohol yang sangat tinggi.

Tabel 2.4

Tarif Cukai MMEA dan Konsentrat yang Mengandung Etil Alkohol

GOLONGAN

PENGUSAHA

KADAR

(%)

TARIF CUKAI

DALAM NEGERI

Rp/ltr

IMPOR

Rp/ltr

A .…s/d 5 11.000,- 11.000,-

B > 5 s/d 20 30.000,- 40.000,-

C > 20 75.000,- 130.000,-

KONSENTRAT

MENGANDUNG EA*)

100.000,- 100.000,-

Page 72: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 63

2. Mekanisme Penetapan Tarif Cukai MMEA

Dalam rangka melaksanakan kegiatan pengawasan terhadap peredaran

MMEA sebagaimana tujuan dasar yang ingin dicapai terhadap pemungutan cukai

MMEA, maka Pemerintah memandang perlu untuk mencatat setiap jenis MMEA

yang beredar di masyarakat. Untuk melaksanakan hal tersebut telah diterbitkan

peraturan pelaksanaan dari PMK nomor 62/PMK.011/2010 kedalam suatu

petunjuk pelaksanaan berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai

nomor P-22/BC/2010 tentang tatacara pemungutan cukai etil alkohol, MMEA dan

konsentrat mengandung etil alkohol.

Dengan dikeluarkannya aturan mengenai mekanisme penetapan tarif

cukai MMEA, setidaknya ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh, yaitu:

1) Kantor Bea dan Cukai akan mengetahui produk-produk MMEA saja yang

beredar di pasar secara legal, artinya produk yang diberitahukan HJE nya

kepada Kantor Bea Cukai setempat. Apabila di pasaran diketahui adanya

produk MMEA yang tidak tercatat pemberitahuan HJEnya, maka sudah

dapat dipastikan produk MMEA tersebut adalah produk ilegal.

2) Kantor Bea dan Cukai dapat memiliki data pembanding mengenai jenis,

merek dan kadar MMEA untuk setiap produk MMEA yang diajukan

pemberitahuan HJEnya, sehingga pada saat pencacahan atau pemantauan

di lapangan ditemukan adanya MMEA yang tidak sesuai dengan spesifikasi

yang diajukan maka hal ini dapat ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang

berlaku.

Pengusaha Pabrik atau Importir MMEA sebelum memproduksi atau

mengimpor setiap jenis MMEA, harus mendapatkan penetapan tarif cukai dari

Kepala Kantor Bea dan Cukai. Penetapan tarif cukai MMEA dilakukan

berdasarkan kadar etil alkohol yang terkandung di dalamnya. Secara umum

mekanisme penetapan tarif cukai MMEA tidak jauh berbeda dengan mekanisme

penetapan tarif cukai hasil tembakau. Titik perbedaan utamanya terletak pada

jangka waktu penyelesaian penetapan tarif. Khusus penetapan tarif cukai MMEA

wajib dilaksanakan dalam jangka waktu maksimal 5 hari kerja. Gambaran

Page 73: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 64

sederhana mekanisme penetapan tarif cukai MMEA dapat anda lihat pada

flowchart pada gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.3

Mekanisme Penetapan Tarif Cukai MMEA

Penjelasan :

1) Pengusaha yang akan memproduksi/mengimpor MMEA wajib mengajukan

permohonan penetapan tarif cukai MMEA dengan mengisi formulir

permohonan sesuai contoh pada gambar 3.4.

Persyaratan administrasi yang harus dilengkapi oleh pengusaha pabrik untuk

kategori MMEA produksi dalam negeri adalah :

a) contoh label/etiket;

b) contoh barang, kecuali untuk produk yang pernah diajukan;

c) fotokopi hasil uji kadar alkohol yang dilakukan oleh instansi/lembaga

pemerintah yang berwenang;

d) fotokopi sertifikat telah terdaftar sebagai produk yang layak dikonsumsi

dari instansi/lembaga yang mengawasi peredaran makanan/minuman;

e) Perhitungan HJE

Page 74: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 65

Persyaratan administrasi yang harus dilengkapi oleh Importir yang

mengajukan permohonan penetapan tarif cukai terhadap MMEA eks impor,

adalah sebagai berikut :

a) daftar rincian yang memuat jenis dan negara asal MMEA yang akan

diimpor;

b) label/etiket/brosur yang memberikan informasi tentang bentuk

kemasan penjualan eceran dan kadar etil alkohol;

c) fotokopi sertifikat telah terdaftar sebagai produk yang layak dikonsumsi

dari instansi/lembaga yang mengawasi peredaran makanan/minuman;

d) Perhitungan HJE.

2) Atas permohonan tersebut, Kepala Kantor harus membuat keputusan

untuk menolak dengan menyebutkan alasan penolakan atau menerbitkan

keputusan penetapan tarif cukai MMEA, dalam jangka waktu 5 (lima) hari

kerja. Dalam hal jangka waktu 5 (hari) belum juga mendapatkan keputusan

maka permohonan dianggap disetujui.

3) Dalam hal terdapat keragu-raguan atas kadar etil alkohol yang terkandung

dalam MMEA yang diajukan penetapan tarif cukainya, Kepala Kantor dapat

melakukan pengujian ulang ke laboratorium atas biaya Pengusaha Pabrik

atau Importir yang bersangkutan. Jangka waktu pengujian ulang kadar etil

alkohol tersebut tidak dihitung sebagai bagian jangka waktu penerbitan

selama 5 (hari).

4) Bentuk persetujuan dan penetapan tarif cukai atas MMEA dituangkan

dalam surat keputusan penetapan tarif cukai MMEA.

5) Keputusan penetapan tarif cukai MMEA diserahkan kepada yang

bersangkutan dan salinan keputusan wajib disampaikan kepada Direktur

Cukai serta Kepala Kantor Wilayah setempat.

6) Dalam hal terdapat perubahan jenis, merek, jenis kemasan, isi kemasan,

kadar, dan desain label/etiket yang telah ditetapkan sebelumnya, terhadap

MMEA produksi dalam negeri, Pengusaha Pabrik mengajukan permohonan

penetapan tarif cukai yang baru kepada Kepala Kantor.

7) Dalam hal terdapat perubahan perhitungan HJE yang telah ditetapkan

sebelumnya, terhadap MMEA produksi dalam negeri, Pengusaha Pabrik

Page 75: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 66

cukup menyampaikan perhitungan HJE yang sudah disesuaikan kepada

Kepala Kantor.

Gambar 2.4

Contoh Permohonan Penetapan Tarif Cukai MMEA

Sumber : KPM Cukai Kediri

Page 76: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 67

D. Tatacara Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau

Pemungutan cukai hasil tembakau oleh pemerintah dalam proses

pelaksanaannya tidaklah sederhana. Hal ini terkait dengan sistem pelunasan

cukai hasil tembakau yang menggunakan pita cukai sebagai tanda

pelunasannya. Oleh karena itu pengusaha yang akan memproduksi hasil

tembakau wajib mendapatkan terlebih dahulu pita-pita cukainya dari Kantor Bea

dan Cukai setempat.

1. Proses Pemungutan Cukai Hasil Tembakau

Sebelum kita membahas materi penyediaan pita cukai hasil tembakau, ada

baiknya kita meninjau terlebih dahulu gambaran umum mekanisme pemungutan

cukai hasil tembakau. Proses ini diawali mulai dari penetapan tarif cukai hingga

diterimanya pita cukai oleh pengusaha untuk dilekati pada hasil tembakau.

Pemahaman yang komprehensif mengenai sistem pemungutan cukai hasil

tembakau akan membantu anda memahami materi pelajaran ini dengan efektif.

Dalam sistem pemungutan cukai hasil tembakau, sebagai tanda pelunasan

cukai maka BKC hasil tembakau wajib dilekati dengan pita cukai. Oleh karena itu,

setiap pengusaha yang akan memproduksi hasil tembakau untuk penjualan

eceran harus memperoleh pita cukai terlebih dahulu dari DJBC. Untuk

mendapatkan pita-pita cukai tersebut setidaknya ada tiga tahapan yang harus

dilalui oleh pengusaha pabrik atau importir sebelum pita cukai hasil tembakau

diterimanya. Ketiga tahapan tersebut adalah :

a) Pengajuan penetapan Tarif dan HJE hasil tembakau;

b) Permohonan Penyedian Pita Cukai (P3C); dan

c) Permohonan pemesanan pita cukai dengan dokumen CK-1.

Alur proses penyediaan dan pemesanan pita cukai hasil tembakau, kami

tampilkan dalam suatu flowchart sederhana sesuai Gambar 4.1 berikut ini.

Page 77: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 68

Gambar 2.5

Alur Proses Pemungutan Cukai Hasil Tembakau

Penjelasan :

1) Pengusaha yang akan memproduksi atau menjual hasil tembakau untuk

penjualan eceran, wajib mengajukan produk hasil tembakau yang akan

diproduksi kepada KPPBC setempat untuk mendapatkan penetapan tarif

cukai hasil tembakau;

2) Apabila permohonan telah memenuhi kelayakan, Kepala KPPBC akan

menerbitkan keputusan penetapan tarif cukai atas merek-merek hasil

tembakau;

3) Sebelum memproduksi merek hasil tembakau yang telah ditetapkan tarif

cukainya, pengusaha wajib mengajukan permohonan penyediaan pita

cukai melalui KPPBC setempat. Proses ini diperlukan, oleh karena pita

cukai untuk masing-masing pengusaha akan berbeda-beda tergantung

penetapan tarif dan HJE-nya. Bahkan untuk pengusaha golongan II jenis

produk SKM, SPM dan SKTF serta pengusaha golongan III jenis produk

Page 78: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 69

SKT pita cukai dicetak dengan kode personalisasi untuk masing-masing

pabrik.

4) Atas permohonan penyediaan pita cukai (P3C) akan dilakukan penelitian

sesuai mekanisme yang berlaku, dan akan diteruskan kepada Direktorat

Cukai KPDJBC baik menggunakan Sistem Aplikasi Cukai maupun secara

manual menggunakan saluran komunikasi yang tersedia.

5) Data pemesanan pita cukai oleh masing-masing pengusaha akan dicatat

dan akan dibuatkan Order Bea dan Cukai (OBC) kepada perusahaan

percetakan yang ditunjuk (PERURI).

6) Pita cukai yang selesai dicetak akan didistribusikan melalui gudang pita

cukai KPDJBC. Dalam hal ini persediaan pita cukai dapat disimpan di

Gudang Pita Cukai KPDJBC atau di masing-masing KPPBC, hal ini diatur

dalam mekanisme standar.

7) Apabila pita cukai untuk seorang pengusaha pabrik disediakan di KPPBC,

maka persediaan pita cukai akan dikirim kepada Bendaharawan KPPBC.

8) Pengusaha yang pita cukainya telah tersedia baik di KPPBC atau di Kantor

Pusat wajib mengajukan pemesanan pita cukai dengan menggunakan

dokumen pemesanan CK-1.

9) Apabila proses administrasi CK-1 telah diselesaikan, pita cukai diserahkan

kepada pengusaha untuk dilekatkan pada BKC yang akan diproduksi untuk

penjualan eceran.

2. Pengenalan Pita Cukai

Dalam mekanisme pelunasan cukai, BKC yang hingga saat ini

menggunakan model pelunasan dengan cara pelekatan pita cukai adalah hasil

tembakau dan MMEA. Masing-masing pita cukai sebagai tanda pelunasan cukai

tersebut dibedakan bentuk dan spesifikasinya.

Pita cukai yang diperuntukan sebagai tanda pelunasan cukai hasil

tembakau berbentuk lembaran dalam tiga seri, yaitu seri I, seri II dan seri III.

Perbedaan utama dari masing-masing seri pita cukai adalah terletak pada jumlah

keping pita cukai tiap lembar dan ukuran masing-masing pita cukai, yaitu :

1) Seri I berjumlah 120 keping per lembar, ukuran 0,8 x 11,4 cm;

Page 79: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 70

2) Seri II berjumlah 56 keping per lembar, ukuran 1,3 cm x 17,5 cm;

3) Seri III berjumlah 150 keping per lembar, ukuran 1,9 cm x 4,5 cm .

Adanya perbedaan ukuran ini dimaksudkan agar pita cukai yang digunakan

dapat sesuai atau seimbang dengan ukuran kemasan hasil tembakau yang

digunakan oleh setiap produk hasil tembakau. Sebagai contoh, untuk kemasan

SPM isi @ 20 batang (ukuran standar), maka produsen lebih cocok

menggunakan pita cukai seri I atau seri III. Pilihan terhadap seri pita cukai mana

yang akan digunakan oleh Pengusaha diserahkan sepenuhnya kepada

pengusaha yang bersangkutan.

Pita cukai yang diperuntukan sebagai tanda pelunasan cukai MMEA baik

yang diperuntukkan bagi MMEA impor maupun MMEA dalam negeri berbentuk

lembaran dalam satu seri. Setiap lembar pita cukai masing-masing terdiri dari 60

keping pita cukai dengan ukuran per kepingnya adalah : 1,5 cm x 7 cm. Setiap

keping pita cukai MMEA terdapat foil hologram berukuran 0,6 cm X 1,9 cm yang

sekurang-kurangnya memuat teks BC dan teks RI.

Secara umum desain pita cukai baik untuk pita cukai hasil tembakau dan

MMEA antara lain adalah sebagai berikut:

1) Pada setiap keping pita cukai terdapat foil hologram dengan ukuran tertentu;

2) Desain pita cukai memuat lambang negara Republik Indonesia;

3) Memuat lambang Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

4) Memuat tarif cukai

5) Memuat angka tahun anggaran;

6) Memuat HJE;

7) Adanya teks “REPUBLIK” atau “INDONESIA”

8) Jumlah isi kemasan;

9) Jenis Hasil tembakau;

10) Kode personalisasi, khusus pita cukai yang diperuntukan bagi pabrik hasil

tembakau tertentu (Golongan II : jenis produk SKM, SPM, SFTF dan SPTF,

Golongan II dan III : jenis produk SKT dan SPT)

Page 80: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 71

Setiap tahunnya desain dan warna pita cukai selalu dilakukan peninjauan

dan pergantian, terutama terhadap warna dasar pita cukai. Tujuannya adalah

untuk menjaga agar pita cukai tidak dipalsukan. Untuk pita cukai hasil tembakau

tahun edar 2013 telah ditetapkan cetakan dasar masing-masing warna sebagai

berikut :

1) Warna ungu dominan dikombinasi warna merah, digunakan untuk hasil

tembakau dari jenis SKM, SPM, SKT, SKTF, SPT, dan SPTF yang

diproduksi oleh Pengusaha Pabrik Golongan I;

2) Warna coklat dominan dikombinasi warna hijau, digunakan untuk hasil

tembakau dari jenis SKM, SPM, SKT, SKTF, SPT, dan SPTF yang

diproduksi oleh Pengusaha Pabrik Golongan II;

3) Warna hijau dominan dikombinasi warna jingga, digunakan untuk hasil

tembakau dari jenis SKT dan SPT yang diproduksi oleh Pengusaha Pabrik

Golongan III;

4) Warna biru dominan dikombinasi warna jingga digunakan untuk hasil

tembakau dari jenis Tembakau Iris (TIS), Rokok Daun atau Klobot (KLB),

Sigaret Kelembak Menyan (KLM), Cerutu (CRT), dan Hasil Pengolahan

Tembakau Lainnya (HPTL); dan

5) Warna merah dominan dikombinasi warna ungu, digunakan untuk hasil

tembakau yang diimpor untuk dipakai di dalam daerah pabean.

Untuk desain dan warna pita cukai MMEA edisi tahun 2013 juga

mengalami perubahan. Komposisi warna pita cukai MMEA edisi tahun 2013

menjadi sebagai berikut:

1) Warna merah dominan dikombinasi warna ungu, digunakan untuk MMEA

Golongan B dengan kadar etil alkohol di atas 5% sampai dengan 20%

2) Warna biru dominan dikombinasi warna jingga, digunakan untuk MMEA

Golongan C dengan kadar etil alkohol di atas 20%

3) Warna coklat dominan dikombinasi warna hijau, digunakan untuk MMEA

Golongan A (kadar etil alkohol maksimal 5%) yang diimpor untuk dipakai di

dalam daerah pabean

4) Warna ungu dominan dikombinasi warna merah, digunakan untuk MMEA

Page 81: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 72

Golongan B (kadar etil alkohol lebih dari 5% sampai 20%) yang diimpor

untuk dipakai di dalam daerah pabean

5) Warna hijau dominan dikombinasi warna jingga, digunakan untuk MMEA

Golongan C (kadar etil alkohol di atas 20%) yang diimpor untuk dipakai di

dalam daerah pabean

3. Lokasi Penyediaan Pita Cukai

Lokasi penyediaan pita cukai hasil tembakau untuk pengusaha pabrik hasil

tembakau ditentukan di dua tempat, yaitu :

a) Pabrik dengan total produksi semua jenis hasil tembakau dalam 1 tahun

takwim sebelumnya sampai dengan 100.000.000 (seratus juta) batang

dan/atau gram, pita cukainya disediakan di Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai.

b) Pabrik dengan total produksi semua jenis hasil tembakau dalam 1 tahun

takwim sebelumnya lebih dari 100.000.000 ( seratus juta ) batang dan/atau

gram, pita cukainya disediakan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea

dan Cukai.

c) Khusus pita cukai hasil tembakau untuk Importir disediakan di Kantor Pusat

DJBC.

Dalam hal-hal tertentu pita cukai hasil tembakau pada butir a diatas, atas

permohonan pengusaha yang bersangkutan dapat disediakan di Kantor Pusat

DJBC.

4. Mekanisme Penyediaan Pita Cukai

Dalam bahan ajar ini, penjelasan kami mengenai mekanisme penyediaan

pita cukai akan lebih difokuskan pada BKC hasil tembakau. Hal ini mengingat

alokasi waktu penyampaian materi yang terbatas. Untuk mekanisme penyediaan

pita cukai MMEA pada dasarnya tidak terlalu berbeda. Penjelasannya dapat

Anda dapatkan pada saat kuliah tatap muka nantinya.

Adapun petunjuk pelaksanaan penyediaan dan pemesanan pita cukai hasil

tembakau diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor P-

Page 82: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 73

16/BC/2008 jo. P-29/BC/2009 yang merupakan tindak lanjut dari Peraturan

Menteri Keuangan nomor 108/PMK.04/2008 jo. PMK nomor 09/PMK.04/2009

tentang Pelunasan Cukai. Beberapa poin penting dalam Juklak penyediaan dan

pemesanan pita cukai (P3C) tersebut akan kami ringkaskan dalam penjabaran

pada sub pokok bahasan ini.

a. P3C Pengajuan Awal

Untuk penyediaan pita cuka hasil tembakau, pengusaha wajib mengajukan

permohonan penyediaan pita cukai P3C kepada Kepala Kantor Bea dan Cukai.

Permohonan penyediaan pita cukai setiap bulannya dapat dilaksanakan mulai

tanggal 1 sampai dengan tanggal 10 untuk kebutuhan 1 bulan berikutnya.

Pengajuan rutin P3C setiap awal bulan ini disebut sebagai P3C pengajuan awal.

Contoh formulir P3C pengajuan awal dapat anda lihat pada Gambar 2.5

Dikecualikan dari batas waktu P3C pengajuan awal (tanggal 10 setiap

bulannya), dapat diberikan dalam hal :

a) Pengusaha baru mendapatkan NPPBKC ;

b) Pengusaha mengalami kenaikkan golongan ;

c) Pengusaha yang NPPBKC-nya diaktifkan kembali setelah pembekuannya

dicabut ;

d) Untuk kebutuhan pita cukai bulan Januari ; atau

e) Terdapat kebijakan di bidang tarif cukai atau HJE.

P3C pengajuan awal hanya dapat diakukan 1 kali dalam 1 periode persediaan

untuk setiap jenis pita cukai.

Jumlah pita cukai yang dapat diajukan oleh pengusaha pada P3C

pengajuan awal untuk setiap jenis pita cukai :

a) Paling banyak 100 % dari rata-rata perbulan jumlah pita cukai yang dipesan

dengan CK-1 dalam kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum P3C pengajuan

awal, dengan memperhatikan batasan produksi golongan pengusaha pabrik.

Contoh : Data CK-1 atas PT XX pada bulan Maret = 500 lbr, April = 1.000

lbr, dan Mei=600 lbr, Juli = belum ada (bulan Juli baru sampai tanggal 10).

Maka pengajuan P3C PT XX untuk kebutuhan bulan Agustus 2009 adalah :

P3C = 100% X 1/3 (Realisasi CK-1 Maret+April+Mei)

Page 83: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 74

= 100% X 1/3 (500+1000+600) = 700 lembar

b) Dalam hal data rata-rata perbulan jumlah yang dipesan dengan CK-1 dalam

kurun waktu tiga bulan terakhir sebelum P3C pengajuan awal untuk jenis pita

cukai yang diajukan tidak tersedia, jumlah pita cukai yang dapat diajukan

sesuai kebutuhan perbulan dengan memperhatikan batasan produksi

golongan pengusaha pabrik.

Contoh . PT. “AA” adalah Produsen SPM Golongan II, belum pernah

mengajukan CK-1 atas merek yang telah mendapat penetapan tarif

cukainya. Maka untuk pengajuan awal yang bersangkutan dapat

mengajukan P3C sesuai kebutuhan awalnya dan tidak boleh melewati

batasan maksimal di Golongan II, yaitu untuk kebutuhan 2 milyar batang

dibagi 12 bulan atau sekitar 166,67 juta batang.

Gambar 2.6 Contoh P3C Pengajuan Awal

Sumber : KPM Cukai Kediri

Page 84: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 75

b. P3C Pengajuan Tambahan

Dalam hal pita cukai yang disediakan berdasarkan P3C pengajuan awal

tidak mencukupi, maka pengusaha dapat mengajukan P3C pengajuan

tambahan. Pengajuan P3C tambahan dilakukan paling lambat pada tanggal 20

pada bulan pengajuan CK-1. Jenis pita cukai yang diajukan pada P3C tambahan

harus sama dengan jenis pita cukai yang sudah diajukan pada P3C pengajuan

awal untuk periode yang sama. P3C pengajuan tambahan hanya dapat dilakukan

1 kali dalam periode persediaan untuk setiap jenis pita cukai.

Jumlah pita cukai yang diajukan oleh pengusaha dalam P3C pengajuan

tambahan paling banyak 50 % untuk setiap jenis pita cukai dari P3C pengajuan

awal yang telah diajukan. Periode pengajuannya juga harus dalam periode yang

sama dengan periode P3C pengajuan awal dan harus memperhatikan batasan

produksi golongan pengusaha pabrik.

Contoh : Pengajuan P3C untuk kebutuhan bulan Juli 2013

P3C = 50 % X 1/3 (Realisasi CK-1 Maret+April+Mei)

= 50 % X 1/3 (110+200+260)

= 50 % X 190 = 95 lembar, dibulatkan menjadi 90 lembar

Pembulatan jumlah pita cukai yang diajukan dengan P3C dilakukan dengan cara

membulatkan jumlah ke bawah dan harus dalam kelipatan 10 (sepuluh) lembar.

Dalam hal jumlah pita cukai yang dapat diajukan dengan P3C kurang dari 10

lembar, maka jumlah pengajuan pita cukai dalam P3C adalah 10 lembar.

c. P3C pengajuan tambahan izin Direktur Jenderal

Apabila kebutuhan pita cukai berdasarkan batas pengajuan P3C awal dan

tambahan ternyata dirasakan masih kurang maka Pengusaha dapat mengajukan

P3C pengajuan tambahan izin Direktur Jenderal. Pengertiannya bahwa P3C

dapat diajukan dengan jumlah yang melebihi batas ketentuan P3C awal dan

tambahan. Pengajuan ini ditujukan kepada Direktur Jenderal melalui Kantor Bea

dan Cukai setempat. Permohonan P3C izin Direktur Jenderal harus diserta

alasan yang jelas sesuai kondisi perusahaan yang sebenarnya sehingga

membutuhkan pita cukai dalam jumlah yang tidak biasanya.

Page 85: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 76

Harus diingat bahwa P3C pengajuan tambahan izin Direktur Jenderal

hanya dapat diajukan setelah pengajuan P3C pengajuan tambahan. Jangka

waktu penyampaiannya, paling lambat sampai dengan tanggal 25 pada bulan

pengajuan CK-1. Jenis pita cukai yang diajukan pada P3C tambahan izin DJBC,

harus sama dengan jenis pita cukai yang sudah diajukan pada P3C pengajuan

awal dan P3C pengajuan tambahan untuk periode yang sama. P3C pengajuan

tambahan izin DJBC hanya dapat dilakukan 1 kali dalam periode persediaan

untuk setiap jenis pita cukai.

Kepala Kantor melakukan penelitian atas P3C pengajuan tambahan izin

Direktur Jenderal beserta surat yang menyebutkan alasan pengajuan dengan

memeriksa sekurang-kurangnya :

a) Eksistensi perusahaan terkait persyaratan perizinan yang meliputi: denah

pabrik hasil tembakau dann alamat lokasi;

b) Kapasitas produksi, jumlah alat produksi dan jumlah karyawan; dan

c) Pembukuan/pencatatan serta pelaporan produksi hasil tembakau sesuai

ketentuan.

Pengecualian dari kegiatan penelitian diberikan kepada pengusaha yang

beresiko rendah berdasarkan profil pengusaha. Atas kegiatan pemeriksaan

tersebut Kepala Kantor membuat Laporan Hasil Pemeriksaan.

Apabila hasil pemeriksaan menyimpulkan bahwa P3C pengajuan

tambahan izin Direktur Jenderal layak untuk diteruskan, Kepala Kantor segera

meneruskan berkas tersebut ke Kantor Pusat DJBC dengan disertai Surat

Rekomendasi, yang sekurang-kurangnya berisi :

Hasil penelitian atau pemeriksaan terhadap berkas dokumen P3CT izin

Direktur Jenderal;

Sisa persediaan pita cukai yang belum direalisasikan dengan CK-1, dalam

hal penyediaan pita cukainya di KPPBC;

Data rata-rata perbulan CK-1 dalam 6 bulan terakhir untuk setiap jenis pita

cukai; dan

Pendapat Kepala Kantor.

Page 86: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 77

Atas P3C pengajuan tambahan izin DJBC dan Surat Rekomendasi Kepala

Kantor, Direktur Jenderal dapat mengabulkan seluruhnya atau sebagaian dan

juga dapat menolak permohonan.

Pengajuan P3C dari Kantor Bea dan Cukai kepada Kantor Pusat DJBC

bagi Kantor-Kantor yang telah menerapkan Sistem Aplikasi Cukai (SAC),

dilakukan secara elektronik melalui Sistem Aplikasi Cukai Sentralisasi. Untuk

Kantor yang tidak menerapkan Sistem Aplikasi Cukai Sentralisasi, Kepala Kantor

menyampaikan P3C pengajuan dan P3C pengajuan tambahan ke Kantor Pusat

DJBC paling lambat pada hari kerja berikutnya dengan cara dikirim melalui

faksimili atau media komunikasi lainnya.

E. Tata Cara Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau

1. Mekanisme Pemesanan CK-1

Pengusaha yang telah mengajukan P3C dan telah mendapatkan

konfirmasi bahwa pita cukainya telah selesai dicetak, dapat mengajukan CK-1

kepada Kepala Kantor untuk mendapatkan pita cukai. Jumlah pita cukai yang

dapat dipesan dengan CK-1 harus disesuaikan dengan jumlah persediaan pita

cukai yang ada di Kantor Bea dan Cukai atau Kantor Pusat DJBC.

Pemesanaan pita cukai dengan CK-1 hanya dapat diajukan oleh

pengusaha dalam hal :

NPPBKC yang bersangkutan tidak dalam keadaan dibekukan ;

Tidak memiliki utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan

cukai, dan/atau sanksi admnistrasi berupa denda yang belum dibayar

sampai dengan tanggal jatuh tempo ;

Telah melunasi biaya pengganti penyediaan pita cukai dalam waktu yang

ditetapkan .

Secara umum alur proses pemesanan CK-1 digambarkan dalam skema

sederhana sesuai Gambar 2.7 berikut. Alur proses yang digambarkan disini

adalah mekanisme penyampaian CK-1 secara elektronik melalui Sistem Aplikasi

Page 87: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 78

Cukai tersentralisasi sesuai panduan yang diberikan dalam Peraturan Direktur

Jenderal nomor P-29/BC/2009. Khusus Kantor-kantor pelayanan yang belum

menggunakan SAC, maka apabila pita cukai penyediaannya di Kantor Pusat

DJBC, setelah proses administrasi selesai di KPPBC, lembar ketiga CK-1

diserahkan kepada pengusaha untuk mengurus pengambilan pita cukainya di

Kantor Pusat DJBC.

Gambar 2.7 Alur Proses Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau

Page 88: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 79

Gambar 2.8 Contoh Pengajuan CK-1

sumber: KPBC Madya Malang

Page 89: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 80

RANGKUMAN :

1) Dalam sistem tarif cukai hasil tembakau setidaknya ada empat besaran

pokok yang mempengaruhi nilai cukai hasil tembakau, yaitu :

a) jenis hasil tembakau

b) Golongan Produsen yang ditentukan berdasarkan jumlah produksi hasil

tembakau selama satu tahun takwim;

c) Batasan HJE, artinya adalah batas HJE minimum yang boleh diajukan

Pengusaha dalam rangka penetapan Tarif cukai; dan

d) Tarif cukai spesifik dalam nilai satuan Rupiah

2) Pengusaha Pabrik atau Importir MMEA wajib memberitahukan HJE dari

minuman mengandung etil alkohol yang diproduksi atau diimpor untuk setiap

jenis dan merek minuman mengandung etil alkohol kepada Kepala Kantor

Bea dan Cukai yang mengawasi.

3) Dalam sistem pemungutan cuka hasil tembakau yang pelunasannya

dilakukan dengan pelatan pita cukai, ada tahapan yang harus dilalui

pengusaha atau importir BKC sebelum memperoleh pita cukai yaitu :

a) Pengajuan penetapan Tarif dan HJE hasil tembakau;

b) Permohonan Penyedian Pita Cukai (P3C); dan

c) Permohonan pemesanan pita cukai dengan dokumen CK-1

4) Pita cukai yang diperuntukan sebagai tanda pelunasan cukai hasil tembakau

berbentuk lembaran dalam tiga seri, yaitu seri I, seri II dan seri III. Ukuran

masing-masing pita cukai, yaitu :

a) Seri I berjumlah 120 keping per lembar dengan ukuran 0,8 x 11,4 cm;

b) Seri II berjumlah 56 keping per lembar dengan ukuran 1,3 cm x 17,5 cm;

c) Seri III berjumlah 150 keping per lembar dengan ukuran 1,9 cm x 4,5 cm .

Page 90: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 81

1) Jelaskan bagaimana implementasi sistem tarif cukai sebagaimana diatur

dalam pasal 5 ayat (3) Undang-undang Cukai terhadap ketiga BKC yang

menjadi obyek pungutan cukai !

2) Jelaskan instrumen apa saja yang berpengaruh terhadap pungutan cukai

hasil tembakau !

3) Jelaskan mekanisme pengajuan penetapan tarif cukai hasil tembakau atas

merek-merek baru yang dimiliki pengusaha pabrik !

4) Jelaskan mekanisme penyediaan pita cukai hasil tembakau !

5) Dimana pita cukai disediakan dan bagaimana mekanisme pemesanannya !

LATIHAN :

Page 91: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 82

FASILITAS DAN KEMUDAHAN

PEMBAYARAN CUKAI

A. Fasilitas Tidak Dipungut Cukai

1. Gambaran Umum

Pengertian tidak dipungut cukai secara

harfiah adalah adanya pengecualian dari kewajiban

pemungutan cukai terhadap obyek dan/atau subyek

cukai tertentu. Dalam pengertian yang lebih tegas

konsep tidak pungut cukai mengandung pengertian

bahwa obyek cukai dikecualikan dari kategori BKC

atau subyek cukai bukan termasuk sebagai subyek yang harus menanggung

beban cukai dengan alasan penghindaran cukai berganda, azas domisili dalam

pungutan cukai dan juga akibat adanya kemusnahan atau kerusakan BKC.

Bila kita meninjau cukai dari sudut pandang azas perpajakan, pada

dasarnya cukai adalah pajak atas barang (pajak obyektif) yang pelaksanaannya

berlaku azas domisili. Sumitro (1977) menjelaskan pengertian azas domisili

sebagai suatu azas pemungutan pajak yang digantungkan atas domisili (tempat

kediaman) wajib pajak di suatu negara. Pemberlakuan pungutan Cukai sesuai

yang diamanahkan dalam Undang-undang Cukai hanya berlaku di wilayah

hukum Indonesia. Orang yang berkedudukan sebagai wajib cukai atas suatu

pungutan cukai adalah orang yang berdomisili di Indonesia. Hal ini diikuti dengan

kewajiban untuk memiliki izin NPPBKC.

3

Tujuan Pembelajaran Khusus :

Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan

mekanisme pemberian fasilitas dan kemudahan di bidang cukai

BAB

Page 92: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 83

Dengan demikian, ketika suatu produk BKC yang berasal dari luar negeri

kemudian diangkut terus ke luar negeri atau produk BKC dalam negeri yang

diekspor, maka sudah selayaknya mendapatkan pengecualian dari pemungutan

cukai. Hal ini dengan mempertimbangkan bahwa obyek dan subyek cukai

tersebut tidak memenuhi azas domisili.

2. Jenis-Jenis Fasilitas Tidak Dipungut Cukai

Sebagai tindak lanjut dari ketentuan pasal 8 Undang-undang Cukai,

pemerintah telah menerbitkan peraturan Menteri Keuangan yang berkaitan

dengan fasilitas tidak dipungut cukai. Jenis-jenis fasilitas tidak dipungut cukai

yang diatur dalam ketentuan Pasal 8 Undang-undang Cukai adalah sebagai

berikut :

a. Tembakau Iris tradisional

Kami menggunakan istilah tembakau iris tradisional dengan melihat pada

karakateristik tembakau iris sebagaimana yang dimaksudkan dalam ketentuan

tidak dipungut cukai dan juga untuk maksud memudahkan penyebutan. Lebih

lengkapnya dapat dijelaskan bahwa tembakau iris yang dibuat dari tembakau

hasil tanaman di Indonesia yang tidak dikemas untuk penjualan eceran atau

dikemas untuk penjualan ecaran dengan bahan pengemas tradisional yang lazim

dipergunakan, apabila :

a) dalam pembuatannya tidak dicampur atau ditambah dengan tembakau yang

berasal dari luar negeri atau bahan lain yang lazim dipergunakan dalam

pembuatan hasil tembakau, seperti : saus, aroma, dan air gula;

b) pada kemasannya ataupun tembakau irisnya tidak dibubuhi merk dagang,

etiket atau yang sejenis itu.

b. MMEA tradisional

Cukai tidak dipungut atas MMEA yang diperoleh dari hasil peragian atau

penyulingan, apabila :

a) dibuat oleh rakyat Indonesia;

Page 93: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 84

b) Pembuatannya dilakukan secara secara sederhana, dengan menggunakan

peralatan sederhana yang lazim digunakan oleh rakyat Indonesia dan

produksinya tidak melebihi 25 (dua puluh lima ) liter per hari;

c) semata-mata untuk mata pencaharian;

d) tidak dikemas dalam kemasan untuk penjualan eceran.

Pada dasarnya pengecualian pungutan cukai terhadap tembakau iris tradisional

maupun MMEA tradisional adalah untuk memberikan keringanan kepada

masyarakat di beberapa daerah yang secara historis telah memanfaatkan kedua

produk tersebut sebagai sumber mata pencahariannya. Contoh:

- Di beberapa daerah di Jawa sudah menjadi kelaziman bagi masyarakat

pribumi untuk menjual tembakau iris secara sederhana dan dalam jumlah

yang terbatas dalam suatu kemasan tradisionil semacam: besek dari kulit

bambu, daun jati, dan sebagainya.

- Masyarakat Bali telah mengenal arak sebagai minuman tradisional yang

biasa dikonsumsi dalam upacara-upacara adat.

- Masyarakat di beberapa daerah di Jawa Timur atau di daerah Sumatera

utara biasa mengkonsumsi minuman tuak yang beralkohol cukup tinggi yang

diproduksi secara sederhana.

c. BKC yang diangkut terus dan diangkut lanjut

Cukai tidak dipungut atas BKC yang berasal dari luar negeri apabila

diangkut terus atau diangkut lanjut dengan tujuan luar Daerah Pabean. Konsep

barang yang diangkut terus dalam pengertian ini sama halnya dengan konsep

diangkut terus dalam pengertian Undang-undang kepabeanan. Konsep

pengenaan cukai dan bea masuk pada dasarnya menerapkan azas domisili,

sehingga hal ini mengandung konsekuensi bahwa terhadap subyek pajak atas

barang yang diangkut terus adalah bukan subyek pajak dalam negeri dan tidak

dapat dikenakan pungutan bea masuk atau cukai. Akan tetapi, Selama obyek

cukai berada di wilayah Indonesia, kewajiban membayar cukai masih melekat

sampai dapat dibuktikan bahwa BKC tersebut benar-benar telah diangkut terus

dengan menggunakan dokumen kepabeanan (BC1.2).

Page 94: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 85

d. BKC yang diekspor.

Cukai tidak dipungut atas ekspor BKC yang belum dilunasi cukainya yang

berasal dari pabrik atau tempat penyimpanan. Sebelum pelaksanaan ekspor

BKC tersebut, atas pengeluaran BKC dari pabrik/tempat penyimpanan wajib

dilindungi dokumen PMBKC (CK-5). Selanjutnya untuk mengekspor barang yang

bersangkutan, pengusaha tetap mengajukan dokumen Pemberitahuan Ekspor

Barang sesuai mekanisme aturan kepabeanan. Dalam hal ekspor BKC

merupakan barang yang telah dilunasi cukainya yang berasal dari peredaran

bebas, maka fasilitas tidak dipungut cukai tetap diperlakukan (dilakukan

pengembalian cukai) sepanjang eksportir adalah pengusaha pabrik yang memiliki

NPPBKC.

e. BKC yang dimasukkan kedalam Pabrik atau Tempat Penyimpanan

Cukai tidak dipungut atas BKC yang berasal dari Pabrik atau yang berasal

dari Impor apabila dimasukkan ke dalam Pabrik/tempat penyimpanan lainnya.

Sebelum pemasukan BKC ke dalam Pabrik/Tempat penyimpanan lainnya,

Pengusaha Pabrik, Importir BKC, atau Pengusaha Tempat Penyimpanan harus

memberitahukan kepada kepala Kantor yang mengawasi dengan menggunakan

formulir PMBKC. Umumnya kegiatan pemindahan BKC antar pabrik dan/atau

tempat penyimpanan adalah untuk penambahan persedian yang ada, namun

dalam kasus-kasus tertentu dapat saja berupa pemindahan BKC sebagai akibat

pencabutan izin NPPBKC terhadap suatu pabrik atau tempat penyimpanan.

f. BKC yang digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam

pembuatan barang yang hasil akhirnya merupakan BKC

Cukai tidak dipungut atas BKC yang berasal dari Pabrik atau yang

berasal dari Impor apabila dimasukkan ke dalam Pabrik lainnya untuk digunakan

sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang hasil akhir

yang merupakan BKC. Konsep pengecualian cukai dalam kondisi ini lebih

dititikberatkan kepada kebijakan pemerintah untuk menghindari penerapan cukai

berganda.

Page 95: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 86

Pengusaha Pabrik yang akan menghasilkan barang hasil akhir yang

merupakan BKC dengan menggunakan bahan baku atau bahan penolong, harus

menyampaikan rencana produksinya kepada DirekturJenderal melalui kepala

Kantor dan kepala Kantor Wilayah yang mengawasinya, dengan menggunakan

formulir PBCK-1. Sebelum pengeluaran BKC dari Pabrik, Tempat Penyimpanan,

atau Kawasan Pabean dengan tujuan untuk dimasukkan ke dalam Pabrik,

Pengusaha harus memberitahukan kepada kepala Kantor yang mengawasi

dengan menggunakan formulir pemberitahuan mutasi BKC.

Page 96: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 87

Gambar 3.1 Contoh PBCK-1

sumber: KPM Cukai Kediri

Page 97: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 88

g. BKC yang telah musnah atau rusak sebelum dikeluarkan dari Pabrik

atau Tempat Penyimpanan atau sebelum diberikan persetujuan impor

untuk dipakai.

Untuk BKC yang telah musnah atau rusak sebelum dikeluarkan dari pabrik

atau tempat penyimpanan atau sebelum diberikan persetujuan impor untuk

dipakai, diatur sebagai berikut :

a) harus memberitahukan kepada Kepala Kantor Bea dan Cukai yang

mengawasi dengan menyebutkan sebab-sebab kemusnahan atau

kerusakan barang;

b) dilakukan pemeriksaan fisik atas BKC tersebut yang hasilnya dituangkan

dalam Berita Acara Pemeriksaan (BACK-1) ;

c) BACK-1 digunakan sebagai dasar pencatatan dalam Buku Rekening BKC

dan Buku Persediaan BKC ;

d) BKC yang rusak dimusnahkan dibawah pengawasan Pejabat Bea Cukai.

Pengusaha Pabrik, Pengusaha Tempat Penyimpanan, Importir atau setiap

orang yang melanggar ketentuan tentang tidak dipungutnya cukai dikenai sanksi

administrasi berupa denda paling banyak Sepuluh kali Nilai Cukai dan paling

sedikit Dua kali Nilai Cukai yang seharusnya dibayar. Yang dimaksud dengan

pelanggaran disini adalah bila BKC didapati menyimpang dari tujuan pemberian

fasilitas. Contoh: misalnya BKC yang diekspor tidak dapat dibuktikan bahwa

BKC yang bersangkutan telah benar-benar diekspor.

B. Fasilitas Pembebasan Cukai

1. Gambaran Umum

Pengertian pembebasan cukai adalah suatu bentuk fasilitas yang diberikan

kepada Pengusaha Pabrik, Pengusaha tempat penyimpanan, Pengusaha

Tempat Penyimpanan khusus pencampuaran, atau Importir untuk tidak

membayar cukai yang terutang4. Bila kita melihat dari sisi subyek dan obyek

cukai maka secara prinsip konsep pembebasan cukai berbeda dengan konsep

Page 98: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 89

tidak dipungut cukai. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa tidak pungut cukai

mengandung pengertian bahwa obyek cukai dikecualikan dari kategori BKC atau

subyek cukai bukan termasuk sebagai subyek yang harus menanggung beban

cukai dengan alasan penghindaran cukai berganda, azas domisili dalam

pungutan cukai dan juga akibat adanya kemusnahan atau kerusakan BKC.

Dalam konsep pembebasan cukai, obyek cukai pada dasarnya adalah

BKC yang terutang cukai, hanya saja karena adanya kebijakan-kebijakan

tertentu dari pemerintah maka subyek cukai dapat dikecualikan dari kewajiban

membayar cukai yang terutang. Salah satu dasar pertimbangan pemberian

fasilitas pembebasan cukai adalah adanya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun

2006 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi, serta Peningkatan

Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Bila kita melihat karakteristik BKC khususnya

BKC berupa etil alkohol, maka penggunaan BKC tersebut tidak semata-mata

untuk memproduksi MMEA. Cukup banyak industri-industri manufacturing

seperti: farmasi, kosmetik, bahan bangunan, Bio etanol dan lain sebagainya yang

menggunakan etil alkohol sebagai bahan baku atau bahan penmolong untuk

memproduksi barang-barang non BKC.

2. Jenis-Jenis Fasilitas Pembebasan Cukai

a. Bahan Baku/Bahan Penolong Pembuatan Barang Hasil Akhir Bukan

BKC

Pembebasan cukai dapat diberikan atas etil alkohol yang berasal dari

Pabrik, Tempat Penyimpanan, Tempat Penyimpanan Khusus Pencampuran,

atau Asal Impor, yang digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong

dalam pembuatan Barang Hasil Akhir (BHA). Termasuk dalam pengertian

pembuatan Barang Hasil Akhir sebagaimana dimaksud diatas, adalah

pembuatan yang dilakukan melalui proses produksi terpadu.

Page 99: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 90

Proses Produksi Terpadu

Istilah proses produksi terpadu adalah suatu rangkaian proses produksi

yang dilakukan di pabrik etil alkohol, mulai dari pembuatan etil alkohol sebagai

bahan baku sampai dengan pembuatan barang hasil akhir yang bukan BKC. Etil

alkohol sebagai barang hasil akhir yang dibuat melalui proses produksi terpadu

dapat diberikan pembebasan cukai. Untuk dapat memperoleh pembebasan cukai

atas etil alkohol dimaksud, Pengusaha Pabrik yang melakukan Proses Produksi

Terpadu mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur

Jenderal melalui Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan dengan

menggunakan contoh format PMCK–1.

Contoh :

- Pabrik Etil Alkohol yang juga memproduksi Produk farmasi

- Pabrik Etil Alkohol yang juga memproduksi produk sanitari

Proses Produksi Non Terpadu

Untuk memperoleh pembebasan cukai etil alkohol yang digunakan sebagai

bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang hasil akhir non

terpadu, Pengusaha Pabrik, Pengusaha Tempat Penyimpanan, Pengusaha

Tempat Penyimpanan Khusus Pencampuran, atau Importir, mengajukan

permohonan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal melalui Kepala

Kantor Pelayanan dengan menggunakan contoh format PMCK-2 sebagaimana

ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri Keuangan ini. Secara umum

skema sederhana proses pengajuan pembebasan atas penggunaan etil alkohol

untuk pembuatan barang hasil akhir digambarkan dalam gambar 3.2 berikut ini.

Beberapa contoh, industri yang menggunakan etil alkohol sebagai bahan baku

ata bahan penolong, antara lain:

- Pabrik Farmasi

- Pabrik Bio Etanol

- Pabrik cat dan Bahan Bangunan

- Pabrik Kosmetika

- dll

Page 100: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 91

Gambar 3.2 Skema Permohonan Pembebasan atas

Etil Alkohol untuk Pembuatan BHA

Penjelasan:

1) Pengusaha Pabrik mengajukan permohonan pembebasan etil alkohol

yang akan digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong untuk

pembuatan BHA menggunakan format PMCK-1 (untuk proses produksi

terpadu) atau PMCK-2 (non terpadu). Permohonan sebagaimana

dimaksud diatas, diajukan berdasarkan pesanan produsen Barang Hasil

Akhir, dan pemohon harus mencantumkan rincian jumlah etil alkohol yang

dimintakan pembebasan cukai serta rincian jumlah dan jenis Barang Hasil

Akhir yang akan diproduksi.Dalam hal permohonan tersebut diajukan oleh

Importir, harus dicantumkan pelabuhan pemasukan etil alkohol, dan

dalam hal permohonan diterima secara lengkap dan benar.

2) Kepala KPPBC akan melakukan penelitian administrasi dan untuk

permohonan pertama kali wajib dilakukan pemeriksaan fisik lokasi tempat

yang akan dipakai menimbun etil alkohol di lokasi pabrikan BHA.

Page 101: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 92

3) Apabila permohonan telah lengkap dan layak diterima, Kepala Kantor

membuat rekomendasi mengenai permohonan yang diajukan.

4) Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat yang ditunjuknya atas

nama Menteri Keuangan dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari sejak

permohonan diterima secara lengkap dan benar, menetapkan keputusan

atas permohonan yang diajukan sebagaimana dimaksud diatas dan

kepada pengusaha Barang Hasil Akhir bersangkutan diberikan NPP.

Produsen yang memperoleh pembebasan cukai etil alkohol untuk

digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan Barang

Hasil Akhir sebagaimana dimaksud diatas, wajib menyampaikan laporan bulanan

kepada Direktur Jenderal melalui Kepala Kantor Pelayanan paling lama tanggal

10 pada bulan berikutnya berdasarkan catatan pembukuan sebagaimana

dimaksud dalam huruf b, yang memuat :

a. jumlah etil alkohol yang memperoleh pembebasan cukai yang diterima;

b. jumlah etil alkohol yang digunakan;

c. sisa etil alkohol yang belum digunakan yang masih ada dalam perusahaan

pada akhir bulan; dan

d. jenis dan jumlah Barang Hasil Akhir yang menggunakan etil alkohol yang

diproduksi selama satu bulan, dengan menggunakan contoh format

LACK-4 .

b. Untuk Keperluan Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Pembebasan cukai atas etil alkohol yang digunakan untuk keperluan

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, dengan kadar paling rendah

85 % (delapan puluh lima persen). Selanjutnya untuk memperoleh pembebasan

cukai sebagaimana dimaksud, Pengusaha Pabrik, Pengusaha Tempat

Penyimpanan, Pengusaha Tempat Penyimpanan Khusus Pencampuran, atau

Importir mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur

Jenderal melalui Kepala Kantor Pelayanan dengan menggunakan contoh format

PMCK-3.

Page 102: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 93

Permohonan diajukan berdasarkan pesanan lembaga/badan resmi

pemerintah yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan dengan mencantumkan rincian jumlah etil alkohol yang dimintakan

pembebasan cukai dan tujuan pemakaiannya. Dalam hal permohonan diterima

secara lengkap dan benar, Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat yang

ditunjuknya atas nama Menteri Keuangan dalam waktu paling lama 10 (sepuluh)

hari sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar, menetapkan

keputusan atas permohonan yang diajukan, dan kepada lembaga atau badan

bersangkutan diberikan NPP.

Kepala lembaga atau badan sebagai lembaga/badan penerima

pembebasan cukai, wajib menyampaikan laporan bulanan kepada Direktur

Jenderal melalui Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasinya, paling lama

tanggal 10 pada bulan berikutnya, yang memuat :

a) Jumlah etil alkohol yang memperoleh pembebasan cukai yang diterima;

b) Jumlah etil alkohol yang digunakan; dan

c) Jumlah etil alkohol yang belum digunakan yang masih ada pada akhir bulan,

dengan menggunakan contoh format LACK-5 .

c. Untuk Keperluan Perwakilan Asing dan Tenaga Ahli Bangsa Asing

Untuk Keperluan Perwakilan negara Asing

Pembebasan cukai dapat diberikan atas minuman yang mengandung etil

alkohol dan hasil tembakau untuk keperluan perwakilan negara asing beserta

para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik.

Dalam hal ini jumlah BKC yang dapat dibebaskan pada prinsipnya tidak dibatasi

secara khusus, namun tetap berpedoman kepada asas timbal balik.

BKC yang diberikan pembebasan cukai dapat diperoleh dari Toko Bebas

Bea atau diimpor langsung sesuai ketentuan yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan kepabeanan yang berlaku. Untuk memperoleh

pembebasan cukai sebagaimana diatas, yang bersangkutan mengajukan

permohonan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal dengan diketahui

oleh Departemen Luar Negeri.

Page 103: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 94

Untuk keperluan Tenaga ahli Bangsa asing

Pembebasan cukai dapat diberikan atas minuman yang mengandung etil

alkohol dan hasil tembakau untuk keperluan tenaga ahli bangsa asing yang

bertugas pada badan atau organisasi internasional di Indonesia. Untuk

memperoleh pembebasan cukai sebagaimana dimaksud diatas, tenaga ahli yang

bersangkutan mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur

Jenderal dengan diketahui oleh Sekretariat Negara.

Jumlah BKC yang dapat diberi pembebasan cukai kepada tenaga ahli

bangsa asing, paling tinggi :

a) Minuman yang mengandung etil alkohol: 10 (sepuluh) liter setiap orang

dewasa setiap bulan

b) Hasil tembakau berupa: sigaret maksimal 300 (tiga ratus) batang ; atau

Cerutu maksimal 100 (seratus) batang; atau Tembakau iris/hasil tembakau

lainnya: maksimal 500 (lima ratus) gram; untuk setiap orang dewasa setiap

bulan atau dalam hal lebih dari satu jenis hasil tembakau, setara dengan

perbandingan jumlah setiap jenis hasil tembakau tersebut.

BKC yang diberikan pembebasan cukai untuk keperluan keperluan

tenaga ahli bangsa asing yang bertugas pada badan atau organisasi

internasional di Indonesia, hanya dapat diperoleh pada Toko Bebas Bea

sesuai ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan

kepabeanan yang berlaku.

d. Barang Bawaan Penumpang, Awak Sarana Pengangkut, atau Kiriman

dari Luar Negeri

Pembebasan cukai dapat diberikan atas minuman yang mengandung etil

alkohol dan hasil tembakau yang dibawa oleh penumpang, awak sarana

pengangkut, atau kiriman dari luar negeri. Jumlah BKC yang mendapatkan

pembebasan cukai adalah dalam jumlah setingi-tingginya sebagai berikut:

1) untuk penumpang yang datang dari luar negeri, paling tinggi:

- MMEA maksimal : 1 (satu) liter setiap orang dewasa.

Page 104: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 95

- Hasil tembakau : Sigaret: 200 (dua ratus) batang ; atau Cerutu: 25 (dua

puluh lima) batang ; atau Tembakau iris/hasil tembakau lainnya : 100

(seratus) gram untuk setiap orang dewasa atau dalam hal lebih dari satu

jenis hasil tembakau, setara dengan perbandingan jumlah setiap jenis

hasil tembakau tersebut.

2) untuk awak sarana pengangkut, paling tinggi :

- MMEA maksimal : 350 (tiga ratus lima puluh) mililiter setiap orang

dewasa.

- Hasil tembakau : Sigaret: 40 (empat puluh) batang ; atau Cerutu: 10

(sepuluh) batang ; atau Tembakau iris/hasil tembakau lainnya : 40

(empat puluh) gram untuk setiap orang dewasa atau dalam hal lebih dari

satu jenis hasil tembakau, setara dengan perbandingan jumlah setiap

jenis hasil tembakau tersebut.

3) Untuk barang kiriman dari luar negeri paling tinggi :

- MMEA : 350 (tiga ratus lima puluh) mili liter untuk setiap alamat

penerima kiriman

- Hasil tembakau: sigaret maksimal 40 empat puluh) batang ; atau Cerutu:

10 (sepuluh) batang ; atau Tembakau iris/hasil tembakau lainnya : 40

(empat puluh) gram untuk setiap alamat penerima kiriman atau dalam

hal lebih dari satu jenis hasil tembakau, setara dengan perbandingan

jumlah setiap jenis hasil tembakau tersebut.

Dalam hal jumlah BKC yang dibawa oleh penumpang, awak sarana pengangkut,

atau kiriman dari luar negeri melebihi jumlah yang ditetapkan sebagaimana

diatas, atas kelebihannya wajib dimusnahkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai.

e. Untuk Tujuan Sosial

Pembebasan cukai untuk tujuan sosial, dapat diberikan atas etil alkohol

dengan kadar paling rendah 85 % (delapan puluh lima persen) yang digunakan

untuk tujuan sosial. Yang dimaksud dengan tujuan sosial adalah untuk keperluan

rumah sakit. Untuk memperoleh pembebasan sebagaimana dimaksud diatas,

Pengusaha Pabrik, Pengusaha Tempat Penyimpanan, Pengusaha Tempat

Page 105: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 96

Penyimpanan khusus pencampuran, atau Importir mengajukan permohonan

kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal melalui Kepala Kantor

Pengawasan dan Pelayanan, dengan menggunakan contoh format PMCK-3.

Permohonan sebagaimana dimaksud diatas, diajukan berdasarkan pesanan

rumah sakit dengan mencantumkan rincian jumlah etil alkohol yang dimintakan

pembebasan cukai dan tujuan pemakaiannya.

Jika permohonan diterima secara lengkap dan benar, Direktur Jenderal

Bea dan Cukai atau Pejabat yang ditunjuknya atas nama Menteri Keuangan

dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari sejak permohonan diterima secara

lengkap dan benar, menetapkan keputusan atas permohonan yang diajukan,

dan kepada rumah sakit bersangkutan diberikan NPP. Keputusan

pembebasan ataupun penolakan disampaikan kepada pemohon dan

salinannya disampaikan kepada kepala/pimpinan rumah sakit bersangkutan,

Kepala Kantor Wilayah dan Direktur Cukai.

Kepala/pimpinan rumah sakit wajib menyampaikan laporan bulanan

penerimaan dan penggunaan etil alkohol kepada Direktur Jenderal melalui

Kepala Kantor Pelayanan, paling lambat tanggal 10 pada bulan berikutnya,

yang memuat :

a) Jumlah etil alkohol yang memperoleh pembebasan cukai yang diterima;

b) Jumlah etil alkohol yang digunakan; dan

c) Jumlah etil alkohol yang belum digunakan yang masih ada pada akhir

bulan, dengan menggunakan contoh format LACK-6.

f. BKC Yang Dimasukkan ke Tempat Penimbunan Berikat

Pembebasan cukai dapat diberikan atas BKC yang berasal dari dalam

negeri atau luar negeri yang dimasukkan ke Tempat Penimbunan Berikat.

Pengusaha Pabrik, Pengusaha Tempat Penyimpanan atau Pengusaha Tempat

Penyimpanan Khusus Pencampuran, sebelum mengeluarkan BKC dari Pabrik,

Tempat Penyimpanan atau Tempat Penyimpanan khusus pencampuran untuk

dimasukkan ke Tempat Penimbunan Berikat, wajib memberitahukan kepada

Kepala Kantor Pelayanan dengan menggunakan contoh format PMBKC. Dalam

hal BKC yang akan dimasukkan ke Tempat Penimbunan Berikat berasal dari

Page 106: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 97

Kawasan Pabean, pelaksanaannya mengikuti tata laksana yang diatur dalam

peraturan perundang-undangan Kepabeanan.

Selanjutnya BKC yang memperoleh pembebasan cukai sebagaimana

dimaksud diatas, digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong pada

pembuatan BKC yang dijual atau diserahkan di dalam negeri, maka terhadap

BKC dimaksud wajib dilunasi cukainya. Dalam hal BKC yang berasal dari

Tempat Penimbunan Berikat yang dimasukkan ke Toko Bebas Bea, dijual

kepada pembeli yang berhak sesuai ketentuan yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan kepabeanan yang berlaku.

g. Etil Alkohol Yang Didenaturasi Menjadi Spiritus Bakar

Ketentuan Pembebasan

Pembebasan cukai dapat diberikan atas etil alkohol yang

dirusak/didenaturasi menjadi spiritus bakar sehingga tidak baik untuk diminum.

Perusakan etil alkohol menjadi spiritus bakar hanya diizinkan kepada Pengusaha

Pabrik, Pengusaha Tempat Penyimpanan, atau Pengusaha Tempat

Penyimpanan Khusus Pencampuran dan dilakukan di tempat tertentu di Pabrik

atau Tempat Penyimpanan dengan diawasi Pejabat Bea dan Cukai.

Pengusaha Pabrik, Pengusaha Tempat Penyimpanan, atau Pengusaha

Tempat Penyimpanan Khusus Pencampuran, sebelum melakukan perusakan etil

alkohol menjadi spiritus bakar wajib mengajukan permohonan kepada Menteri

Keuangan up. Direktur Jenderal melalui Kepala Kantor Bea dan Cukai setempat

dengan menggunakan contoh format PMCK-4 . Khusus untuk permohonan

pertama kali, sebelum pengajuan PMCK-4, pengusaha pabrik terlebih dahulu

wajib untuk mengajukan permohonan pemeriksaan lokasi bangunan kepada

Kepala Kantor Bea dan Cukai setempat.

Direktur Jenderal u.b. Direktur Cukai atas nama Menteri Keuangan dalam

waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima secara

lengkap, harus menetapkan keputusan mengabulkan atau menolak permohonan.

Page 107: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 98

Izin pembebasan cukai terhadap etil alkohol untuk didenaturasi menjadi spiritus

bakar berlaku dalam periode 12 bulan dan tidak dapat dipindahtangankan.

Atas pelaksanaan perusakan etil alkohol menjadi spiritus bakar dibuatkan

Berita Acara Perusakan Etil Alkohol dengan menggunakan contoh format BACK-

6. Etil alkohol yang telah dirusak menjadi spiritus bakar harus dikeluarkan dari

Pabrik paling lambat 8 (delapan) hari setelah pelaksanaan perusakan dan etil

alkohol yang telah dirusak menjadi spiritus bakar harus dikeluarkan dari Tempat

Penyimpanan, Tempat Penyimpanan Khusus Pencampuran paling lambat 1

(satu) hari setelah pelaksanaan perusakan.

Pengusaha Pabrik, Pengusaha Tempat Penyimpanan, atau Pengusaha

Tempat Penyimpanan Khusus Pencampuran wajib menyampaikan laporan

bulanan tentang jumlah etil alkohol yang dirusak menjadi spiritus bakar dan

jumlah spiritus bakar yang dihasilkan kepada Direktur Jenderal melalui Kepala

Kantor Pelayanan, paling lambat pada tanggal 10 pada bulan berikutnya dengan

menggunakan contoh format LACK-7. Dalam hal etil alkohol yang telah dirusak

menjadi spiritus bakar disuling ulang (redestilasi) atau dipisahkan bahan

perusaknya, baik seluruhnya maupun sebagian, dianggap sebagai BKC yang

wajib dilunasi cukainya.

Tatacara Perusakan Etil Alkohol menjadi Spiritus Bakar

Tata cara perusakan Etil Alkohol menjadi spiritus bakar diatur sebagai

berikut :

- Perusakan etil alkohol menjadi spiritus bakar (brand spiritus) dilakukan di

Pabrik Etil Alkohol

- Atas kegiatan perusakan Etil Alkohol menjadi spiritus bakar tersebut

dilakukan pemeriksaan dan pengawasan oleh pejabat bea dan cukai.

- Perusakan Etil Alkohol dilakukan dengan cara mencampur Etil Alkohol

dengan bahan perusak dengan rumus Pencampuran:

Page 108: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 99

Contoh :

PT PS sebagai pabrik etil alkohol mengajukan permohonan PMCK-6 untuk

pembuatan brand spiritus. Jumlah etil alkohol yang diajukan pembebasan adalah

1000 liter kadar 90%. Hitung jumlah bahan pencampur, jumlah spiritus bakar

yang duhasilkan dan bahan-bahan pencampur yang dibutuhkan.

Jawab :

- Jumlah Bahan Pencampur

- Jumlah Spiritus Bakar :

1.000 Liter + 31, 5 Liter = 1.031,5 Liter

- Komposisi bahan pencampur :

Jumlah Methanol

Jumlah Kerosin

Jumlah Bahan Pewarna :

Perbandingan 80 liter Etil Alkohol dengan kadar 50 % dicampur 1,4 liter bahan pencampur. Bahan perusakan dimaksud butir 3 diatas, diperoleh dari pencampuran bahan-bahan dengan perbandingan :

a) 400 liter metanol tidak berwarna dicampur dengan 96 gram bahan warna biru kering ( methylen blue) atau bahan warna violet ( methylen violet) ;

b) 400 liter hasil pencampuran tersebut, dicampur dengan 160 liter kerosen (minyak tanah) sehingga menjadi 560 liter bahan pencampur.

Page 109: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 100

h. Untuk Konsumsi Penumpang Atau Awak Sarana Pengangkut

Pembebasan Cukai dapat diberikan atas minuman yang mengandung etil

alkohol dan hasil tembakau yang berasal dari Pabrik atau yang diimpor untuk

dikonsumsi oleh penumpang atau awak sarana pengangkut yang berangkat

langsung ke luar Daerah Pabean melalui darat, laut, atau udara. Untuk

memperoleh pembebasan cukai sebagaimana dimaksud diatas, Pengusaha

Pabrik atau Importir mengajukan permohonan kepada Menteri Keuangan c.q.

Direktur Jenderal melalui Kepala Kantor Pelayanan dengan menggunakan

contoh format PMCK-5.

Permohonan pembebasan cukai, diajukan berdasarkan pesanan

pengusaha pengangkutan atau pengusaha jasa boga (catering) yang ditunjuk

oleh pengusaha pengangkutan dengan mencantumkan rincian jumlah minuman

mengandung etil alkohol dan/atau hasil tembakau yang dimintakan pembebasan

cukai. Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud diajukan oleh Importir,

harus dicantumkan pelabuhan pemasukan minuman mengandung etil alkohol

dan/atau hasil tembakau.

Jika permohonan diterima secara lengkap dan benar, Direktur Jenderal

Bea dan Cukai atau Pejabat yang ditunjuknya atas nama Menteri Keuangan

dalam waktu paling lama 10 (sepuluh) hari, sejak permohonan diterima secara

lengkap dan benar, menetapkan keputusan atas permohonan yang diajukan

tersebut, dan kepada pengusaha pengangkutan atau pengusaha jasa boga

(catering) diberikan NPP.

Keputusan sebagaimana dimaksud diatas, disampaikan kepada pemohon

dan salinannya disampaikan kepada pengusaha pengangkutan atau pengusaha

jasa boga (catering) yang ditunjuk oleh pengusaha pengangkutan, Kepala Kantor

Wilayah dan Direktur Cukai. Pengusaha Pabrik atau Importir sebelum

mengeluarkan minuman yang mengandung etil alkohol dan hasil tembakau dari

Pabrik atau Kawasan Pabean, wajib memberitahukan kepada Kepala Kantor

Pelayanan yang membawahi dengan menggunakan contoh format PMBKC.

Atas penggunaan fasilitas pembebasan tersebut, pengusaha

pengangkutan atau pengusaha jasa boga, wajib menyampaikan laporan bulanan

Page 110: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 101

tentang realisasi penerimaan dan penggunaan BKC kepada Direktur Jenderal

melalui Kepala Kantor Pelayanan, paling lambat pada tanggal 10 pada bulan

berikutnya, yang memuat :

a) Jumlah MMEA dan hasil tembakau yang memperoleh pembebasan cukai

yang diterima ;

b) Jumlah MMEA dan hasil tembakau yang digunakan;

c) Jumlah MMEA dan hasil tembakau yang belum digunakan yang masih ada

pada akhir bulan, dengan menggunakan contoh format LACK-8 .

C. Penundaan Pembayaran Cukai

1. Gambaran Umum

Istilah Penundaan yang dimaksudkan dalam konteks materi belajar ini

adalah suatu bentuk kemudahan pembayaran berupa penangguhan pembayaran

cukai selama jangka waktu tertentu (antara satu hingga tiga bulan) tanpa

dikenakan bunga yang diberikan kepada Pengusaha Pabrik atau Importir BKC.

Penundaan dapat diberikan kepada pengusaha pabrik atau importir atas

pemesanan pita cukai bagi yang melaksanakan pelunasan dengan cara

pelekatan pita cukai.

Filosofi dasar pemberian penundaan pembayaran adalah untuk

memberikan keringanan finansil kepada Pengusaha Pabrik atau importir atas

pemesanan pita cukai yang harus dipesan terlebih dahulu sebelum produknya

siap untuk dijual. Logika berfikirnya dapat kami jelaskan berikut ini :

Ketentuan dasar cukai mengatur bahwa saat pelunasan cukai (paling

lambat) adalah ketika produk BKC dikeluarkan dari pabrik atau tempat

penimbunan sementara (khusus BKC impor).

Atas BKC yang pelunasannya dengan cara pelekatan pita cukai maka

sebelum BKC diproduksi, Pengusaha Pabrik terlebih dahulu harus memiliki

pita cukai dengan cara mengikuti mekanisme yang berlaku (P3C dan

pengajuan CK-1). Untuk menjaga agar kelangsungan produksi tetap

Page 111: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 102

berlangsung, Pengusaha wajib memiliki persediaan pita cukai dalam jumlah

yang cukup. Hal iini tentu saja akan membuat cost tersendiri bagi pengusaha

pabrik apabila pemesanan pita cukai dilakukan secara tunai.

Berdasar filosofi inilah dapat kita ambil kesimpulan bahwa penundaan

pembayaran adalah sangat wajar diberikan kepada pengusaha atau reksan.

Perlu anda ingat bahwa pemesanan pita cukai dengan pengajuan dokumen

CK-1 yang dibayar secara tunai bukanlah suatu bentuk pelunasan cukai.

Pelunasan cukai atas BKC hasil tembakau dan MMEA tertentu terjadi pada

saat pita cukai dilekatkan pada kemasan penjualan eceran.

Ketentuan mengenai penundaan pembayaran cukai diatur dalam pasal 7A ayat

(2) Undang-undang Cukai, dan sebagai aturan pelaksanaannya telah diterbitkan

dalam suatu Peraturan menteri Keuangan .

2. Ketentuan Penundaan Cukai

a. Batasan Nilai Penundaan

Perhitungan besarnya nilai cukai yang dapat diberikan penundaan:

a) untuk pengusaha pabrik, sebanyak 2 (dua) kali dari nilai cukai rata–rata per

bulan yang paling tinggi, yang dihitung dari pemesanan pita cukai dalam

kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir atau dalam waktu 3 (tiga) bulan terakhir;

b) untuk importir, sebanyak 1 (satu) kali dari nilai cukai rata–rata per bulan yang

paling tinggi, yang dihitung dari pemesanan pita cukai dalam kurun waktu 6

(enam) bulan terakhir atau dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan terakhir.

c) bagi pengusaha pabrik yang telah mengekspor hasil tembakau melebihi

yang dijual di dalam negeri, diberikan penundaan sebanyak 3 (tiga) kali dari

nilai cukai rata-rata perbulan yang paling tinggi, yang dihitung dari

pemesanan pita cukai dalam kurun waktu 6 (enam) bulan terakhir atau

dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan terakhir

d) Nilai cukai yang dapat diberikan penundaan sebagaimana dimaksud pada

poin (a) dan (b) dapat ditambah paling banyak 50% (lima puluh persen) dari

hasil perhitungan dengan mempertimbangkan kinerja keuangan perusahaan.

Page 112: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 103

e) Dalam hal terjadi perubahan ketentuan peraturan perundang-undangan

mengenai HJE dan/atau tarif cukai yang mengakibatkan kenaikan nilai cukai

yang wajib dibayar, pengusaha pabrik dan importir dapat mengajukan

permohonan penyesuaian nilai cukai yang diberikan penundaan.

b. Jangka Waktu Penundaan

Penundaan pembayaran cukai diberikan dalam jangka waktu:

a) 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal dokumen pemesanan pita cukai,

untuk pengusaha pabrik; atau

b) 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal dokumen pemesanan pita cukai,

untuk importir.

c) Dikecualikan dari ketentuan jangka waktu penundaan adalah bagi

pengusaha pabrik yang telah mengekspor hasil tembakau melebihi yang

dijual di dalam negeri sebelum tahun anggaran berjalan yang dihitung

berdasarkan dokumen pemesanan pita cukai, dapat diberikan penundaan

dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari.

Apabila tanggal jatuh tempo bertepatan dengan hari libur, hari yang diliburkan,

atau bukan hari kerja perbankan yang mengakibatkan pembayaran tidak dapat

dilakukan, pembayaran cukai yang terutang wajib dilakukan pada hari kerja

sebelum jatuh tempo.

Penetapan jangka waktu penundaan bila dibandingkan dengan jangka

waktu yang tersebut dalam pasal 7A ayat (2) Undang-undang Cukai, maka akan

terdapat sedikit perbedaan. Jangka waktu penundaan berdasarkan Undang-

undang Cukai dinyatakan dalam satuan hari bukan dalam satuan bulan.

Dalam praktek yang terjadi di lapangan, batasan waktu dengan

menggunakan satuan hari sering menimbulkan selisih paham atau perbedaan

persepsi mengenai tanggal jatuh tempo penundaan. Oleh karenanya aturan PMK

nomor 69/PMK.04/2009 menggunakan satuan bulan sebagai dasar penentuan

jangka waktu penundaan pembayaran. Hal ini bertujuan untuk memudahkan

tugas pejabat Bea dan Cukai yang menangani kegiatan pemberian kemudahan

pembayaran.

Page 113: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 104

Contoh : PT. XY pabrik HT dalam negeri mengajukan CK-1 pada tanggal 04

Februari 2010 dengan penundaan pembayaran, maka jatuh tempo CK-1 yang

bersangkutan adalah tanggal 04 April 2010.

c. Kewajiban Jaminan dan Persyaratan Penundaan

Untuk pemesanan pita cukai dengan mendapatkan penundaan maka

pengusaha pabrik atau importir wajib mempertaruhkan jaminan. Ketentuan

jaminan yang harus dipertaruhkan adalah sebagai berikut:

a) Terhadap pengusaha pabrik wajib menyerahkan jaminan berupa jaminan

bank, jaminan dari perusahaan asuransi, atau jaminan perusahaan; atau

b) Terhadap importir wajib menyerahkan jaminan bank.

Untuk mendapatkan penundaan dengan jaminan perusahaan, pengusaha

pabrik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) merupakan pengusaha berisiko rendah berdasarkan profil pengusaha pabrik;

b) merupakan Pengusaha Kena Pajak;

c) tidak pernah melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-

undangan di bidang cukai dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir;

d) tidak mempunyai tunggakan utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya,

kekurangan cukai, sanksi administrasi berupa denda, dan/atau bunga di

bidang cukai, kecuali sedang diajukan keberatan;

e) tidak sedang melakukan pengangsuran pembayaran atas surat tagihan;

f) memiliki laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan

publik dengan opini wajar tanpa pengecualian selama 2 (dua) tahun terakhir;

g) memiliki kinerja keuangan yang baik.

Untuk mendapatkan penundaan dengan jaminan bank atau jaminan dari

perusahaan asuransi, pengusaha pabrik harus memenuhi persyaratan :

1) merupakan Pengusaha Kena Pajak;

2) tidak pernah melakukan pelanggaran pidana di bidang cukai dalam kurun

waktu 1 (satu) tahun terakhir;

Page 114: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 105

3) tidak mempunyai tunggakan utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya,

kekurangan cukai, sanksi administrasi berupa denda, dan/atau bunga di

bidang cukai, kecuali sedang diajukan keberatan;

4) dalam hal pengusaha pabrik mendapatkan pemberian pengangsuran, jumlah

angsurannya sudah mencapai 75% (tujuh puluh lima persen) atau lebih dari

total tagihan;

5) memiliki laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan

publik dengan opini wajar tanpa pengecualian selama 1 (satu) tahun terakhir;

6) memiliki kinerja keuangan yang baik.

Untuk mendapatkan penundaan dengan jaminan bank, importir harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) merupakan Pengusaha Kena Pajak;

2) tidak pernah melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-

undangan di bidang kepabeanan dan cukai dalam kurun waktu 1 (satu)

tahun terakhir;

3) tidak mempunyai tunggakan utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya,

kekurangan cukai, sanksi administrasi berupa denda, dan/atau bunga di

bidang cukai, kecuali sedang diajukan keberatan;

4) memiliki laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan

publik dengan opini wajar tanpa pengecualian selama 2 (dua) tahun terakhir;

5) memiliki kinerja keuangan yang baik.

d. Pejabat yang Berwenang Memberikan Penundaan

Penetapan terhadap permohonan penundaan yang diajukan oleh

pengusaha pabrik atau importir dilaksanakan berdasarkan ketentuan sebagai

berikut:

1) untuk permohonan penundaan dengan nilai cukai sampai dengan Rp

5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) ditetapkan oleh Kepala Kantor

Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai atas nama Menteri Keuangan.

2) untuk permohonan penundaan dengan nilai cukai sampai dengan Rp

50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) ditetapkan oleh Kepala Kantor

Page 115: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 106

Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Madya atas nama Menteri

Keuangan.

3) untuk permohonan penundaan melalui Kantor Pelayanan Utama Bea dan

Cukai, ditetapkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai atas

nama Menteri Keuangan.

4) penundaan ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri

Keuangan, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) untuk permohonan penundaan dengan nilai cukai lebih dari Rp

5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) bagi pengusaha pabrik atau

importir yang berada pada pengawasan kantor sebagaimana dimaksud

pada poin (1).

b) untuk permohonan penundaan dengan nilai cukai lebih dari Rp

50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) bagi pengusaha pabrik atau

importir yang berada pada pengawasan kantor Bea Cukai tipe madya.

e. Pembekuan dan Pencabutan Penundaan Cukai

Kemudahan penundaan cukai yang diberikan kepada pengusaha dapat

dibekukan selama 6 (enam) bulan, dalam hal :

1) pelanggaran perdagangan BKC berupa pemberian hadiah uang, barang atau

yang semacam itu, baik dikemas menjadi satu maupun tidak menjadi satu

dengan BKC;

2) pengusaha pabrik atau importir diduga melakukan pelanggaran pidana di

bidang cukai;

3) pengusaha pabrik atau importir melakukan pelanggaran administrasi di

bidang cukai;

4) pengusaha pabrik atau importir tidak menyelesaikan kewajiban pembayaran

cukai sampai jatuh tempo penundaan; atau

5) hasil pemeriksaan sediaan pita cukai atau hasil audit yang dilakukan pejabat

bea dan cukai, kedapatan selisih kurang atau lebih yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan dari jumlah pita cukai yang seharusnya ada sesuai

buku atau catatan sediaan pita cukai.

Page 116: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 107

6) pengusaha pabrik yang mendapatkan penundaan dengan jaminan bank atau

jaminan dari perusahaan asuransi atau importir yang mendapatkan

penundaan dengan jaminan bank, sedang melakukan pengangsuran

pembayaran atas surat tagihan kurang dari 75% (tujuh puluh lima persen)

dari jumlah tagihan.

Pengusaha pabrik atau importir yang dibekukan keputusan pemberian

penundaannya, tidak dapat mengajukan permohonan penundaan baru selama

masa pembekuan. Pembekuan keputusan pemberian penundaan dilakukan oleh

kepala kantor dengan menerbitkan surat pemberitahuan disertai alasan

pembekuan.

Keputusan pemberian penundaan yang telah dibekukan dapat diberlakukan

kembali, apabila:

1) jangka waktu 6 (enam) bulan telah dilewati;

2) pengusaha tidak terbukti melakukan pelanggaran pidana di bidang cukai;

3) pengusaha pabrik atau importir telah melakukan pemenuhan kewajiban yang

ada akibat pelanggaran di bidang cukai dan/atau telah membayar sanksi

administrasi berupa denda;

4) pengusaha pabrik atau importir telah membayar utang cukai yang tidak

dibayar pada waktunya dan sanksi administrasi berupa denda; atau

5) pengusaha pabrik yang melakukan pengangsuran pembayaran cukai, telah

melakukan pengangsuran pembayaran atas surat tagihan sebesar 75%

(tujuh puluh lima persen) atau lebih dari jumlah tagihan.

Keputusan pemberian penundaan dicabut dalam hal:

1) atas permohonan pengusaha pabrik atau importir yang bersangkutan;

2) NPPBKC pengusaha pabrik atau importir yang bersangkutan dicabut;

3) persyaratan mendapatkan penundaan tidak lagi dipenuhi;

4) jangka waktu 6 (enam) bulan telah dilewati namun pengusaha pabrik atau

importir tidak menyelesaikan kewajiban di bidang cukai;

5) pengusaha pabrik atau importir belum menyelesaikan utang cukai,

kekurangan cukai, dan/atau sanksi administrasi berupa denda sampai jatuh

tempo; dan/atau

Page 117: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 108

6) pengusaha pabrik atau importir dijatuhi sanksi pidana di bidang cukai yang

telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pengusaha pabrik atau importir yang dicabut keputusan pemberian

penundaannya, dapat mengajukan kembali permohonan penundaan setelah 6

(enam) bulan sejak tanggal pencabutan.

D. Pembayaran Berkala

1. Gambaran Umum

Pengertian pembayaran berkala adalah pemberian kemudahan

pembayaran berupa penangguhan pembayaran hutang-hutang cukai yang timbul

atas pengeluaran BKC dari pabrik, dan wajib dilunasi paling lambat pada setiap

tanggal 5 bulan berikutnya, tanpa dikenai bunga. Dalam hal jatuh tempo

pembayaran berkala jatuh pada hari libur, hari diliburkan, atau bukan hari kerja

dari Bank Persepsi, Bank Devisa Persepsi, atau Pos Persepsi, yang

mengakibatkan pembayaran tidak dapat dilakukan, maka pembayaran cukai

yang terutang wajib dilakukan pada hari kerja sebelum jatuh tempo.

Pembayaran berkala merupakan salah satu bentuk kemudahan

pembayaran yang diberikan oleh pemerintah kepada industri BKC yang berskala

besar dan memiliki reputasi yang baik. Referensi ketentuan mengenai tatacara

pembayaran berkala diatur dengan Peraturan Menteri.

Pembayaran secara berkala dapat diberikan kepada pengusaha pabrik yang

melaksanakan pelunasan cukainya dengan cara pembayaran, yang memenuhi

persyaratan sebagai berikut:

1) tidak pernah melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-

undangan di bidang cukai dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir;

2) memiliki volume produksi BKC dalam negeri paling sedikit 10 (sepuluh) juta

liter pertahun;

3) tidak mempunyai utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya,

kekurangan cukai, sanksi administrasi berupa denda, dan/atau bunga di

bidang cukai kecuali sedang diajukan keberatan;

Page 118: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 109

4) dalam hal pengusaha pabrik mendapatkan pemberian pengangsuran,

jumlah angsurannya sudah mencapai 75% atau lebih dari total tagihan;

5) memenuhi kewajiban perpajakan dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir

dengan baik;

6) memiliki laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh akuntan

publik dengan opini wajar tanpa pengecualian dalam kurun waktu 2 (dua)

tahun terakhir;

7) menerapkan teknologi berupa sistem komputer yang dapat memonitor

setiap saat proses produksi dan pengeluaran BKC.

2. Ketentuan Pembayaran Berkala

Kewajiban Jaminan dan Persyaratan Permohonan

Untuk dapat mengeluarkan BKC dengan pembayaran secara berkala,

pengusaha pabrik harus menyerahkan jaminan kepada kepala kantor. Jenis

jaminan yang dapat diserahkan dalam rangka pembayaran secara berkala

sebagaimana dimaksud, berupa: Jaminan bank atau Jaminan dari perusahaan

asuransi. Atas jaminan yang diserahkan dalam rangka pembayaran secara

berkala sebagaimana dimaksud pada kepala kantor menerbitkan Bukti

Penerimaan Jaminan (BPJ).

Dalam rangka mengajukan permohonan untuk dapat melakukan

pembayaran cukai secara berkala, pengusaha pabrik harus terlebih dahulu

mengajukan permohonan secara tertulis kepada kepala kantor untuk dilakukan

pemeriksaan sistem komputer sebagai salah satu syarat diberikannya

pembayaran berkala. Atas pemeriksaan tersebut, pejabat bea dan cukai

membuat Berita Acara Pemeriksaan yang berisi hasil pemeriksaan fisik dengan

menggunakan contoh format standar dengan disertai tata letak (lay out) dan

bagan alur sistem monitoring proses produksi dan pengeluaran BKC.

Setelah dilakukan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pemohon

mengajukan permohonan secara tertulis kepada kepala kantor untuk

Page 119: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 110

memperoleh pembayaran cukai secara berkala. Permohonan tersebut harus

dilampiri dengan :

1) Laporan keuangan perusahaan selama 2 (dua) tahun terakhir berturut-turut

yang telah diaudit oleh akuntan publik dengan opini wajar tanpa

pengecualian;

2) Rekapitulasi produksi setiap bulan dan rekapitulasi pembayaran cukai setiap

bulan, dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir; dan

3) Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPT) Masa Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) dan SPT Tahunan Pajak Penghasilan (PPh) dalam kurun waktu 2

(dua) tahun terakhir.

Atas permohonan pebayaran berkala, kepala kantor atas nama Menteri

Keuangan menyetujui atau menolak permohonan dalam jangka waktu 14 (empat

belas) hari terhitung sejak pengajuan permohonan diterima secara lengkap.

Keputusan pemberian pembayaran secara berkala sebagaimana dimaksud

berlaku paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan keputusan

pemberian pembayaran secara berkala.

Sanksi atas Wanprestasi

Dalam hal pengusaha pabrik yang mendapatkan persetujuan

pembayaran secara berkala tidak menyelesaikan pembayaran cukai sampai

dengan jatuh tempo pembayaran secara berkala, berlaku ketentuan sebagai

berikut :

1) dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar 10% (sepuluh persen)

dari nilai cukai yang terutang; dan

2) jaminan yang diserahkan pengusaha pabrik dicairkan.

Apabila sampai dengan jatuh tempo pembayaran, pengusaha pabrik tidak

menyelesaikan kewajibannya, bank penjamin atau surety harus melakukan

pencairan jaminan bank atau jaminan dari perusahaan asuransi paling lama 30

(tiga puluh) hari sejak jatuh tempo pembayaran secara berkala. Pencairan

jaminan bank atau jaminan dari perusahaan asuransi dilakukan dengan

menggunakan Surat Pencairan Jaminan (SPJ) sesuai dengan format standar.

Page 120: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 111

Bank penjamin atau surety harus mencairkan jaminan sebesar nilai cukai

yang terutang dan memberitahukan pencairan tersebut kepada kepala kantor.

Dalam hal bank penjamin atau surety tidak melakukan pencairan jaminan berlaku

ketentuan sebagai berikut:

1) jaminan baru yang diterbitkan oleh bank penjamin atau surety yang

bersangkutan tidak dilayani sampai dengan kewajiban pencairan jaminan

dipenuhi; dan

2) terhadap cukai yang terutang dilakukan penagihan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pembekuan dan Pencabutan

Keputusan pemberian pembayaran secara berkala dapat dibekukan

selama 6 (enam) bulan sejak ditemukan pelanggaran apabila pengusaha pabrik

melakukan pelanggaran di bidang cukai. Keputusan pemberian pembayaran

secara berkala sebagaimana dimaksud dibekukan dalam hal pengusaha pabrik

yang mendapatkan pembayaran secara berkala sedang melakukan

pengangsuran pembayaran atas surat tagihan kurang dari 75% (tujuh puluh lima

persen) dari jumlah tagihan. Surat tagihan tersebut berasal dari tagihan selain

utang cukai yang tidak diselesaikan pembayaran cukainya pada saat jatuh tempo

pembayaran secara berkala.

Pengusaha pabrik yang keputusan pemberian pembayaran secara

berkalanya dibekukan, tidak dapat mengajukan permohonan pembayaran secara

berkala baru selama masa pembekuan. Pembekuan keputusan pemberian

pembayaran secara berkala dilakukan oleh kepala kantor dengan menerbitkan

surat pemberitahuan disertai alasan pembekuan. Pemberlakuan kembali

keputusan pemberian pembayaran secara berkala yang telah dibekukan dapat

dilakukan dengan ketentuan:

1) apabila telah melewati jangka waktu 6 (enam) bulan sejak dibekukan

sementara; atau

2) pengusaha pabrik telah melakukan pengangsuran pembayaran atas surat

tagihan sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) atau lebih dari jumlah

tagihan.

Page 121: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 112

Pemberlakuan kembali keputusan pemberian pembayaran secara berkala

dilakukan oleh kepala kantor dengan menerbitkan surat pemberitahuan disertai

alasan pemberlakuan kembali.

Keputusan pemberian pembayaran secara berkala sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 6 ayat (2) dapat dicabut dalam hal:

1) atas permohonan pengusaha pabrik yang bersangkutan;

2) NPPBKC pengusaha pabrik yang bersangkutan dicabut;

3) persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 5 ayat (4)

tidak lagi dipenuhi;

4) pengusaha pabrik tidak melakukan pembayaran cukai sampai dengan jatuh

tempo pembayaran secara berkala;

5) pengusaha pabrik belum menyelesaikan utang cukai dan/atau sanksi

administrasi berupa denda sampai jatuh tempo; dan/atau

6) pengusaha pabrik dijatuhi sanksi pidana di bidang cukai yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pengusaha pabrik yang dicabut keputusan pemberian pembayaran secara

berkala, dapat mengajukan permohonan untuk pemberian pembayaran secara

berkala kembali, setelah 1 (satu) tahun sejak tanggal pencabutan. Cukai yang

terutang atas pengeluaran BKC sebagai akibat dari pencabutan keputusan

pemberian pembayaran secara berkala, wajib dilunasi dengan cara tunai.

Page 122: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 113

RANGKUMAN :

1) Konsep tidak pungut cukai mengandung pengertian bahwa obyek cukai

dikecualikan dari kategori BKC atau subyek cukai bukan termasuk sebagai

subyek yang harus menanggung beban cukai, dengan alasan penghindaran

cukai berganda, azas domisili dalam pungutan cukai dan juga akibat adanya

kemusnahan atau kerusakan BKC.

2) Jenis-jenis fasilitas tidak dipungut cukai yang diatur dalam Undang-undang

Cukai adalah:

a) Tembakau iris yang dibuat dari tembakau hasil tanaman di Indonesia

yang tidak dikemas untuk penjualan eceran atau dikemas untuk

penjualan ecaran dengan bahan pengemas tradisional yang lazim

dipergunakan;

b) MMEA tradisionil yang diperoleh dari hasil peragian atau penyulingan

oleh masyarakat pribumi, dibuat secara sederhana, semata-mata untuk

mata pencaharian dan tidak dikemas untuk penjualan eceran;

c) BKC yang diangkut terus dan diangkut lanjut;

d) BKC yang diekspor;

e) BKC yang dimasukkan kedalam Pabrik atau Tempat Penyimpanan;

f) BKC yang telah musnah atau rusak sebelum dikeluarkan dari Pabrik atau

Tempat Penyimpanan atau sebelum diberikan persetujuan impor untuk

dipakai.

3) Pembebasan cukai adalah suatu bentuk fasilitas yang diberikan kepada

Pengusaha Pabrik, Pengusaha tempat penyimpanan, Pengusaha Tempat

Penyimpanan khusus pencampuran, atau Importir untuk tidak membayar

cukai yang terutang.

4) Jenis-jenis fasilitas pembebasan cukai adalah:

a) BKC yang digunakan sebagi bahan baku/bahan penolong pembuatan

barang hasil akhir bukan BKC;

b) BKC yang digunakan untuk untuk keperluan penelitian dan

pengembangan Ilmu pengetahuan;

c) BKC yang digunakan untuk keperluan perwakilan asing dan tenaga ahli

bangsa asing;

Page 123: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 114

d) BKC sebagai barang bawaan penumpang, awak sarana pengangkut, atau

kiriman dari luar negeri;

e) BKC yang digunakan untuk Tujuan Sosial

f) BKC yang dimasukkan ke Tempat Penimbunan Berikat

g) Etil Alkohol Yang Didenaturasi Menjadi Spiritus Bakar

h) BKC yang digunakan untuk konsumsi penumpang atau awak sarana

pengangkut

5) Pembayaran berkala merupakan bentuk kemudahan pembayaran yang

diberikan kepada subyek cukai yang cara pelunasannya dengan

pembayaran. Bentuknya adalah penangguhan pembayaran tanpa dikenakan

bunga atas kewajiban pembayaran cukai, dan wajib diselesaikan paling

lambat tanggl 5 bulan berikutnya.

6) Penundaan pembayaran merupakan bentuk kemudahan pembayaran yang

diberikan kepada subyek cukai yang cara pelunasannya dengan pelekatan

pita cukai. Bentuknya adalah penangguhan pembayaran tanpa dikenakan

bunga atas kewajiban pembayaran cukai, dan wajib diselesaikan paling

lambat antara 1(satu) sampai 3(tiga) bulan

1) Apa yang dimaksud dengan Fasilitas Tidak Dipungut Cukai dan apa

persyaratan yang harus dipenuhi, jelaskan !.

2) Apa yang dimaksud dengan Fasilitas Pembebasan Cukai dan apa

persyaratan yang harus dipenuhi, jelaskan !

3) Jelaskan perbedaan antara fasilitas pembebasan dengan fasilitas tidak

dipungut cukai!

4) Jelaskan Mengapa terhadap Pabrik Hasil tembakau perlu diberikan

kemudahan pembayaran berupa penundaan cukai !

5) Terhadap BKC yang dibawa Penumpang, dalam jumlah tertentu diberikan

pembebasan cukai. Jelaskan apa yang harus dilakukan petugas Bea dan

Cukai, ketika penumpang membawa BKC dalam jumlah yang lebih dan

yang bersangkutan siap membayar pungutan pajak berapapun mahalnya !

LATIHAN :

Page 124: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 115

TATA CARA PELUNASAN DAN

PENAGIHAN CUKAI

A. Tatacara Pelunasan Cukai

1. Konsep Pelunasan Cukai

Pokok bahasan yang akan disampaikan

dalam Bab 4 ini adalah mengenai tata cara

pelunasan cukai, penghitungan pungutan cukai

dan penagihan pungutan cukai. Sebelum kita

masuk pada pokok bahasan ada baiknya kita

mereview kembali konsep dasar berkaitan

dengan pelunasan cukai, tentunya dengan sudut pandang yang lebih

operasional. Artinya bahwa, pelajaran mengenai konsep-konsep dasar tentang

pelunasan cukai yang anda peroleh dalam materi belajar Undang-undang Cukai

akan kita tinjau dari sudut pelaksanaan operasionalnya.

a. Saat Terutang Cukai

Konsep yang paling mendasar yang harus diketahui berkaitan dengan

pelunasan cukai adalah pemahaman mengenai saat terutang cukai (tatbestand).

Dalam pasal 3 ayat (1) Undang-undang Cukai dinyatakan bahwa :

a) BKC yang dibuat di Indonesia terutang cukai pada saat selesai dibuat

menjadi BKC ;

4

Tujuan Pembelajaran Khusus:

Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan Tata

cara pelunasan dan penagihan Cukai

BAB

Page 125: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 116

b) BKC yang berasal dari impor terutang cukai pada saat pemasukannya ke

dalam Daerah Pebean Indonesia.

Pengertian yang dapat kita pahami untuk point (1) dari bunyi pasal tersebut

adalah konsep waktu mengenai saat timbulnya hutang cukai atas BKC yang

dibuat di Indonesia. Untuk BKC yang dibuat di Indonesia, terutang cukai pada

saat selesai dibuat. Istilah “selesai dibuat”dalam penjelasan pasal ditafsirkan

sebagai “saat proses pembuatan BKC itu selesai dengan tujuan untuk dipakai”.

Bila pengertian tersebut kita kaitkan dengan masing-masimg BKC maka

kita dapat memahami istilah selesai dibuat tersebut sebagai berikut :

a) Pengertian “selesai dibuat” untuk BKC etil alkohol adalah saat proses

produksi telah menghasilkan etil alkohol (C2H5OH) atau dalam konsep

sederhananya adalah saat etil alkohol tersebut menetes dari tangki-tangki

produksi untuk ditempatkan kedalam wadah penampungan atau tangki

penyimpanan barang jadi.

b) Pengertian “selesai dibuat” untuk produk BKC MMEA adalah pada saat

MMEA tersebut keluar dari keran-keran produksi untuk ditempatkan ke

dalam wadah penampungan atau langsung ke dalam kemasan penjualan

eceran.

c) Pengertian “selesai dibuat” untuk produk hasil tembakau adalah pada saat

proses produksi hasil tembakau telah menghasilkan produk hasil tembakau

yang siap untuk dikonsumsi. Sebagai contoh: untuk sigaret, saat selesai

dibuat adalah saat proses pelintingan dan pemotongan telah selesai

sehingga sigaret tersebut sudah berbentuk batang demi batang. Beberapa

pendapat mengatakan saat selesai dibuat ini adalah saat BKC dikemas

untuk penjualan eceran.

Dalam hal BKC yang telah selesai dibuat yang masih berada di dalam

pabrik ternyata telah dikonsumsi sebelum dikeluarkan dari pabrik, maka terhadap

BKC tersebut dianggap telah dikeluarkan. Oleh karenanya, Pengusaha Pabrik

wajib melunasi hutang cukai yang timbul atas BKC yang selesai dibuat tersebut.

Dalam hal ini, petugas Bea dan cukai berwenang untuk melakukan pengawasan

terhadap BKC yang sudah berstatus terutang cukai. Bentuk pengawasan yang

Page 126: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 117

paling sederhana adalah dengan mewajibkan pengusaha pabrik untuk

melaporkan jumlah produksi BKC yang dihasilkan setiap harinya dengan

menggunakan dokumen CK-4.

Untuk pengertian pada poin (2) dari pasal 3 ayat (1) diatas mengenai

istilah saat terutang cukai terhadap BKC impor, pengertiannya sama dengan hal-

hal yang dijelaskan dalam Undang-undang Kepabeanan. Saya yakin anda

semua sudah mempelajari konsep dasar ini pada mata pelajaran Undang-

undang Kepabeanan.

b. Saat Pelunasan Cukai

Pasal 7 ayat (1) dan (2) Undang Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang

Perubahan atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai mengatur

ketentuan mengenai saat pelunasan cukai, yaitu :

a) Untuk BKC yang dibuat di Indonesia, pelunasan cukainya dilakukan pada

saat pengeluaran BKC dari Pabrik atau Tempat Penyimpanan.

b) Untuk BKC yang di impor, pelunasan cukainya dilakukan pada saat BKC

tersebut dikeluarkan dari Kawasan Pabean atas impor untuk dipakai.

Pasal 7 ayat (1) dan (2) ini tidak berdiri sendiri, akan tetapi masih diikuti

dengan ayat (3) yang mengatur mengenai cara pelunasan cukai. Pelunasan

cukai atas kedua BKC diatas dilaksanakan dengan cara :

a) pembayaran

b) pelekatan pita cukai

c) pembubuhan tanda pelunasan cukai lainnya.

Pada dasarnya titik perikatan pembayaran cukai antara subyek cukai

dengan pemerintah sesuai dengan bunyai pasal 7 ayat (1) dan (2) tersebut

adalah pada saat dikeluarkan dari pabrik atau saat dikeluarkan dari kawasan

pabean. Hal ini mengandung pengertian bahwa, pengusaha harus memastikan

bahwa seluruh BKC yang akan dikeluarkan dari pabrik untuk dikonsumsi atau

didistribusikan maka BKC tersebut harus telah dilunasi cukainya. Ketika pejabat

Bea dan Cukai menemukan adanya pengeluaran BKC tanpa dokumen yang jelas

Page 127: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 118

yang ternyata belum dilunasi cukainya, maka tindakan tersebut dianggap suatu

pelanggaran (baik pelanggaran sesuai pasal 52 atau pasal 25 ayat 4).

Berkaitan dengan konsep cara pelunasan, hal ini mengandung pengertian

bahwa sebelum BKC dikeluarkan dari pabrik atau kawasan pabean, maka

terhadap BKC tersebut wajib dipenuhi kewajiban pembayaran cukainya baik

dengan cara pembayaran, pelekatan pita cukai atau dengan cara pembubuhan

tanda pelunasan cukai lainnya (hal ini tergantung mekanisme yang diatur

pemerintah). Sebagai contoh, untuk produk hasil tembakau yang pelunasannya

dilakukan dengan cara pelekatan pita cukai. Dalam hal ini, cukai dianggap telah

dilunasi pada saat pita cukai dilekati pada kemasan penjualan eceran yang

bersangkutan.

2. Pelunasan Cukai dengan Cara Pembayaran

Mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan nomor 108/PMK.04/2008

tentang Pelunasan Cukai sebagaimana telah diubah terkhir dengan PMK nomor

159/PMK.04/2009, pelunasan cukai dengan cara pembayaran dilakukan atas

BKC berupa :

a) MMEA yang dibuat di Indonesia dengan kadar etil alkohol sampai dengan

5% (lima persen); dan

b) Etil alkohol.

Pelunasan cukai dengan cara pembayaran, dilakukan dengan

membayar cukai sebelum BKC bersangkutan dikeluarkan dari Pabrik atau

Tempat Penyimpanan. Pembayaran cukai MMEA dalam negeri yang kadar etil

alkoholnya tidak lebih dari 5% atau etil alkohol yang dibuat di Indonesia dilakukan

secara tunai dan dilaksanakan melalui Bank Persepsi atau Kantor Pos Persepsi .

Dikecualikan dari kewajiban pembayaran tunai adalah Pengusaha Pabrik yang

mendapat kemudahan pembayaran secara berkala. Khusus untuk pembayaran

cukai etil alkohol yang berasal dari impor harus dilakukan melalui Bank Devisa

Persepsi atau Kantor Pos Persepsi.

Page 128: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 119

3. Pelunasan Cukai dengan Cara Pelekatan Pita Cukai

a. BKC yang Pelunasannya dengan Cara Pelekatan Pita Cukai

Pelunasan cukai dengan cara pelekatan pita cukai dilakukan atas BKC

berupa :

a) Hasil Tembakau (baik yang dibuat di Indonesia atau yang diimpor);

b) MMEA yang diimpor untuk dipakai di dalam Daerah Pabean Indonesia.

c) MMEA yang dibuat di Indonesia dengan kadar etil alkohol lebih dari 5% (lima

persen).

Pelekatan pita cukai oleh Pengusaha Pabrik dilakukan dengan cara

melekatkan pita cukai yang seharusnya dan dilekatkan sesuai ketentuan yang

berlaku di bidang cukai, sebelum hasil tembakau atau MMEA dikeluarkan dari

pabrik. Pelekatan pita cukai oleh importer dilakukan dengan melekatkan pita

cukai yang seharusnya dilekatkan sesuai ketentuan yang berlaku di bidang cukai,

sebelum diterbitkannya Surat Perintah Pengeluaran Barang.

Lokasi Pelekatan Pita Cukai

Proses pelekatan pita cukai baik dalam rangka pelunasan BKC dalam

negeri atau BKC eks. Impor, harus dilakukan di dalam suatu tempat yang

mendapat pengawasan Bea dan Cukai. Lokasi pelekatan pita cukai dapat

dilaksanakan di tempat-tempat sebagai berikut :

a) Untuk pelekatan pita cukai hasil tembakau dan MMEA yang dibuat di dalam

negeri harus dilakukan di dalam pabrik yang bersangkutan;

b) Untuk hasil tembakau dan MMEA asal impor, dapat dilakukan di negara asal

barang, di tempat penimbunan sementara, dan/atau di tempat penimbunan

berikat;

Ketentuan Pelekatan Pita Cukai

Pita cukai yang dilekatkan pada kemasan penjualan eceran MMEA yang

berasal dari impor dan yang dibuat di Indonesia dengan kadar alkohol lebih dari

5%, harus memenuhi ketentuan :

a) sesuai dengan Tarif Cukai dan Kadar etil alkohol pada isi kemasan ;

Page 129: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 120

b) merupakan hak Importir BKC atau Pengusaha Pabrik yang bersangkutan

dan sesuai dengan peruntukannya ;

c) utuh, tidak rusak, dan/atau bukan bekas pakai ;

d) tidak lebih dari satu keping ; dan

e) dilekatkan pada kemasan yang tertutup dan menutup tempat pembuka

kemasan yang tersedia sehigga pita cukai akan rusak apabila tutup kemasan

dibuka ;

f) harus menggunakan bahan perekat yang kuat sehingga tidak mudah

dilepaskan dari kemasan, dalam keadaan utuh;

g) dilekatkan tidak melebihi batas waktu pelekatan pita cukai yang ditetapkan.

Pita cukai yang dilekatkan pada kemasan penjualan eceran hasil tembakau

baik yang berasal dari impor atau yang dibuat di Indonesia, harus memenuhi

ketentuan :

a) sesuai dengan Tarif Cukai dan Kadar etil alkohol pada isi kemasan ;

b) merupakan hak pengusaha pabrik atau Importir BKC yang bersangkutan dan

sesuai dengan peruntukannya ;

c) utuh, tidak rusak, dan/atau bukan bekas pakai ;

d) tidak lebih dari satu keping ; dan

e) dilekatkan pada kemasan yang tertutup dan menutup tempat pembuka

kemasan yang tersedia;

f) harus menggunakan bahan perekat yang kuat sehingga tidak mudah

dilepaskan dari kemasan, dalam keadaan utuh;

g) dilekatkan tidak melebihi batas waktu pelekatan pita cukai yang ditetapkan.

Dalam hal pita cukai yang dilekatkan tidak sesuai dengan ketentuan

sebagaimana dimaksud diatas, cukainya dianggap tidak dilunasi. Disamping hal

tersebut, pelekatan pita cukai oleh Pengusaha Pabrik atau importir juga harus

memenuhi ketentuan waktu pelekatan, sebagai berikut:

a) dalam hal pergantian tahun anggaran dan/atau desain : pelekatan pita

cukai harus dilakukan paling lambat tanggal 1 (satu) bulan berikutnya

setelah pergantian tahun anggaran dan/atau desain yang baru;

b) dalam hal terdapat perubahan kebijakan di bidang tarif dan/atau HJE

(HJE), atas pita cukai yang dipesan sebelum berlakunya perubahan,

Page 130: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 121

pelekatan pita cukai harus harus dilakukan paling lambat tanggal 1 (satu)

bulan berikutnya setelah diberlakukan perubahan.

c) dalam hal pelekatan pita cukai dilakukan di luar negeri, importasi paling

lambat dilakukan pada tanggal 1 (satu) bulan berikutnya setelah pergantian

tahun anggaran dan/atau desain yang baru, yang dibuktikan dengan tanggal

manifest kedatangan sarana pengangkut (inward manifest BC 1.1).

4. Pembubuhan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya

Cara pelunasan yang ketiga yang diatur di dalam ketentuan Pasal 7

Undang Undang Nomor 11 Tahun 1995 Jo. Undang Undang Nomor 39 Tahun

2007, adalah mekanisme pelunasan cukai dengan cara pembubuhan tanda

pelunasan cukai lainnya. Mekanisme pelunasan dengan pembubuhan tanda

pelunasan cukai pada dasarnya adalah mekanisme pelunasan alternatif yang

disediakan Undang-undang dalam rangka mengantisipasi perkembangan

teknologi pelunasan ke depannya. Untuk sekarang ini, teknologi sekuriti telah

lazim menggunakan barcode dan hologram sebagai media pengaman untuk

suatu produk agar tidak mudah dipalsukan. Ke depan, dapat saja pemerintah

mengambil kebijakan untuk menggunakan sistem pelunasan cukai menggunakan

barcode atau hologram .

Pelunasan cukai dengan cara pembubuhan tanda pelunasan cukai lainnya,

dilakukan sebelum BKC tersebut dikeluarkan dari Pabrik, Tempat Penimbunan

Sementara (TPS), Tempat Penimbunan Berikat (TPB), atau di Tempat

pembuatan BKC di luar negeri. Hal-hal yang menyangkut lokasi pembubuhan

tanda pelunasan cukai maupun ketentuan yang harus dipenuhi dalam hal

pembubuhan tanda pelunasan cukai lainnya, pada dasarnya hampir sama

dengan mekanisme pelunasan dengan cara pelekatan pita cukai.

B. Penghitungan Pungutan Cukai

Sebagai calon pelaksana pemeriksa di unit-unit Kepabeanan dan Cukai

sudah selayaknya anda memiliki pengetahuan yang cukup mengenai cara

Page 131: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 122

penghitungan cukai. Konsep penghitungan cukai sebenarnya tidaklah terlalu

sulit. Akan tetapi pengalaman membuktikan bahwa apabila anda tidak pernah

mempraktekkan proses penelitian cukai ini, anda akan mengalami kesulitan

apabila ditempatkan di unit-unit pelayanan cukai. Untuk itu, mari kita bahas

materi ini dengan sungguh-sungguh dan silahkan mencoba mengerjakan soal-

soal latihan yang disediakan pada akhir Bab 5 ini.

1. Penghitungan Cukai Etil Alkohol

Sebagaimana telah kita pelajari pada bab sebelumnya bahwa sistem

pemungutan cukai etil alkohol menggunakan sistem tarif cukai spesifik murni.

Pengertiannya bahwa cukai dipungut berdasarkan jumlah satuan spesifik tertentu

tanpa membedakan kadar etil alkohol yang terkandung di dalamnya dan juga

tanpa membedakan apakah etil alkohol tersebut diperoleh dari impor atau

diproduksi di dalam negeri. Dengan kata lain tarif cukai etil alkohol bersifat flat.

Cara pelunasan etil alkohol dilaksanakan dengan pembayaran tunai atau berkala

sebelum BKC yang bersangkutan dikeluarkan dari pabrik.

Dalam menghitung pungutan cukai etil alkohol, variabel yang terlibat di

dalamnya sangat sederhana, yaitu :

1) Jumlah dalam satuan liter

2) Tarif cukai sepesifik, yaitu Rp. 20.000,- per liter

Rumus penghitungan cukai etil alkohol :

Contoh Penghitungan:

1) Pabrik etil alkohol “PS” di Medan mengajukan permohonan pengeluaran

BKC dengan pelunasan cukai (dokumen CK-5) kepada KPPBC medan,

dengan rincian:

- 20 drum isi @ 200 liter, etil alkohol kadar 96%.

Page 132: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 123

Pertanyaan, Berapa nilai cukai yang harus dibayar Pengusaha ?

Jawab :

Pungutan Cukai yang harus dilunasi = 20 x 200 ltr x Rp. 20.000,-

= Rp. 80.000,-

2) Importir “ACW” mengimpor BKC berupa etil alkohol dari luar negeri dengan

rincian data sebagai berikut :

- Jumlah etil alkohol yang diimpor sebanyak 14.000 liter

- Harga barang tersebut sesuai invoice adalah C& F USD 0.5 per liter

- Biaya insurance yang dikeluarkan importir adalah USD 1,000.00

- NDPBM diasumsikan Rp. 10.000 per 1 USD

- Pos Tarif dan pembebanan sesuai HS adalah :

Pos Tarif : 2207.10.00.00 (BM 30%, PPN 10%, PPh. Psl. 22 2,5%)

Pertanyaan : Hitung pungutan yang harus dilunasi Importir sebelum

barangnya dapat dikeluarkan dari Kawasan Pabean.

Jawab :

- Pungutan Cukai = 14.000 liter x Rp. 20.000,- = Rp. 280.000.000,-

- Nilai Pabean = CIF x NDPBM

= USD (14.000 x 0,5) + 1,000

= USD 8,000.00 x Rp. 10.000,- = Rp. 80.000.000,-

- Bea Masuk = 30 % x Rp. 80.000.000,- = Rp. 24.000.000,-

- Nilai Impor = Nilai Pabean + BM + Cukai

Rp. 80.000.000,- + 24.000.000,- + Rp. 280.000.000,- = Rp. 384.000.000,-

- PPN impor = 10% x Rp. 384.000.000,- = Rp. 38.400.000,-

- PPh. Psl 22 = 2,5% x Rp. 384.000.000,- = Rp. 9.600.000,-

- Total Pungutan : BM + Cukai + PPN + PPh. Psl 22 :

Rp. 24.000.000,- + Rp. 280.000.000,- + 38.400.000,- + Rp. 9.600.000,-

= Rp. 352.000.000,-

2. Penghitungan Cukai MMEA

Berdasarkan PMK nomor 159/PMK.04/2009 mekanisme pelunasan cukai

untuk BKC MMEA mengalami perubahan yang cukup mendasar. Terhadap

Page 133: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 124

MMEA yang diimpor dan MMEA produksi dalam negeri dengan kadar lebih dari

5%, cara pelunasan cukainya dilakukan dengan pelekatan pita cukai. Untuk

MMEA produksi dalam negeri yang kadarnya kurang dari 5%, cara pelunasannya

tetap dengan cara pembayaran.

Berbeda dengan cara penghitungan cukai etil alkohol, dalam menghitung

pungutan cukai MMEA, variabel yang menentukan besarnya nilai cukai lebih

banyak, yaitu :

a) Jumlah barang dalam satuan liter

b) Tarif cukai spesifik sesuai golongan

c) Golongan MMEA yang dibedakan berdasarkan kadar etil alkohol yang

terkandung di dalamnya.

Rumus penghitungan cukai MMEA :

Contoh Penghitungan pungutan cukai MMEA :

1) Pabrik “MB” sebagai produsen bir merek “BB” (isi per botol 330 ml) dengan

kadar alkohol 3%, mengajukan permohonan pengeluaran BKC dengan

pelunasan cukai (CK-5) sebanyak 1.000 krat isi @ 12 botol. HJE per

kemasan @ Rp 8.900,- Pertanyaan, berapa cukai yang harus dilunasi

sebelum pengeluaran dari Pabrik ?

Jawab :

Tarif cukai untuk MMEA kadar 3% (Golongan A) ; Rp. 11.000,- / liter

Pungutan Cukai = 1.000 x 12 x 0,33 x Rp. 11.000,-

= Rp. 43.560.000,-

2) Produsen MMEA “PT IS” telah mengajukan dokumen penyediaan pita

cukai MMEA (P3C) untuk kebutuhan bulan Februari 2010 sebanyak 1.000

lembar pita cukai Gol B. Pada tanggal 8 Februari 2010, Pengusaha

Page 134: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 125

tersebut mengajukan CK-1A dengan total rincian pengajuan, sebagai

berikut :

No. Merk Kemasan Isi Gol. Tarif Lembar

1. CLB Vodka Botol Kaca 250 ml B 300

2. CLB Whisky Botol Kaca 620 ml B 100

Pertanyaan :

Berapa nilai cukai yang harus dibayar untuk pemesanan CK1A tersebut ?

Jawab :

Pertama kali yang harus diingat bahwa pita cukai MMEA diterbitkan

dalam satu seri saja, dengan jumlah keping pita cukai per lembarnya

sebanyak 60 keping.

Perhitungan cukai untuk merk CLB Vodka :

Jumlah Liter = jumlah lembar PC x 60 x 0,25 liter

= 300 x 60 x 0,250 = 4.500 liter

Cukai = Jumlah liter x tarif cukai spesifik Gol B

= 4.500 x Rp. 30.000,- = Rp. 135.000.000,-

Perhitungan cukai untuk merk CLB Whisky :

Jumlah liter = 100 x 60 x 0,620 = 3.720 liter

Cukai = 3.720 x Rp. 30.000 = Rp. 111.600.000,-

3. Penghitungan Cukai Hasil Tembakau

Sejak diberlakukannya PMK nomor 203/PMK.04/2008 sistem

pemungutan cukai hasil tembakau telah beralih dari sistem tarif cukai advalarom

dan/atau gabungan menjadi sistem tarif cukai spesifik. Fokus kebijakan

berkaitan dengan cukai hasil tembakau cukai saat ini tidak lagi mengarah kepada

kebijakan atas HJE hasil tembakau, namun lebih mengarah kepada kebijakan

yang berkaitan dengan besaran tarif cukai spesifik. Meskipun demikian variabel

HJE hasil tembakau tetap berpengaruh kepada besarnya nilai cukai yang harus

dilunasi oleh pengusaha, oleh karena penentuan strata penetapan tarif cukai

spesifik dibedakan pula berdasar batasan HJE atas hasil tembakau.

Page 135: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 126

Berkaitan dengan cara pelunasan cukai hasil tembakau yang dilakukan

dengan cara pelekatan pita cukai, maka komponen-komponen data yang

disebutkan dalam permohonan CK-1 menjadi referensi dalam penghitungan

pungutan cukai. Komponen-komponen data yang disebutkan dalam CK-1 antara

lain:

1) Seri pita cukai; untuk pita cukai hasil tembakau dibedakan menjadi tiga seri:

seri I = 120 keping per lembar, seri II =56 keping per lembar dan seri III =

150 keping per lembar;

2) Isi per bungkus; penghitungan cukai hasil tembakau menggunakan satuan

per batang, sehingga jumlah batang dalam satu bungkus harus diketahui;

3) HJE; komponen ini menentukan tingkat tarif spesifik yang harus dikenakan

(apakah berada di layer 1, layer 2 atau layer 3) dan juga komponen yang

harus diperhatikan dalam penghitungan PPN hasil tembakau;

4) Jumlah lembar; pengertiannya adalah jumlah lembar pita cukai yang dipesan

Hal lain yang harus diperhatikan dalam perhitungan cukai hasil tembakau

adalah kewajiban pemungutan pajak pertambahan nilai (PPN) hasil tembakau.

Ketentuan mengenai PPN hasil tembakau secara khusus diatur di dalam PMK

nomor 406/KMK.04/2000, antara lain mengatur hal-hal sebagai berikut:

1) PPN atas hasil tembakau dipungut oleh pabrikan hasil tembakau buatan

dalam negeri dan disetor pada Bank Persepsi bersamaan dengan saat

pembelian pita cukai dengan pembayaran tunai atau saat pelunasan hutang

cukai tembakau atas pita cukai yang telah dipesan.

2) PPN yang dikenakan atas penyerahan hasil tembakau buatan dalam negeri

atau atas impor hasil tembakau buatan luar negeri dihitung dengan

menerapkan tarif efektif dikalikan dengan HJE. Besarnya tarif efektif

sebagaimana dimaksud ditetapkan sebesar 8,4%.

3) Terhadap hasil tembakau impor maka PPN yang dipungut adalah PPN

Dalam Negeri dan PPN impor. Dalam hal ini, penghitungan jumlah PPN

Dalam Negeri yang harus disetor yaitu sebesar tarif efektif x HJE dikurangi

Pajak Pertambahan Nilai Impor.

Page 136: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 127

4) HJE hasil tembakau yang diberikan secara cumacuma kepada karyawan

Pabrik adalah 50% dari HJE hasil tembakau untuk jenis dan merek yang

sama, yang dijual untuk umum;

5) HJE hasil tembakau yang diberikan secara cumacuma kepada pihak ketiga

adalah sebesar 75% dari HJE hasil tembakau untuk jenis dan merek yang

sama, yang dijual untuk umum;

Rumus penghitungan :

Tarif Cukai Spesifik : Sesuai struktur tarif yang ditetapkan Menkeu.

Jumlah Batang : Jumlah Lembar x Jumlah Keping Seri x Isi per kemasan

HJE total : HJE per kemasan x Jumlah lembar PC x Jumlah Keping Seri

Contoh Perhitungan:

1) Produsen SKM “PT LM” telah mengajukan dokumen penyediaan pita cukai

(P3C) Hasil Tembakau untuk kebutuhan bulan Februari 2013. Pada tanggal

4 Februari 2013, Pengusaha tersebut mengajukan CK-1 dengan total rincian

pengajuan, sebagai berikut :

No Gol Seri Pita

Cukai

Jumlah

(Lbr)

Merek Isi/Bks HJE/

Bungkus

Page 137: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 128

1. II SERI III 1.000 A 12 Btg Rp. 6.600,-

2. II SERI I 500 B 20 Btg Rp.9.000,-

Sebagai tambahan informasi, bahwa Tarif cukai berdasarkan PMK

No.179/PMK.011/2012 yang telah ditetapkan terhadap produk Hasil

tembakau, yaitu:

a. Merk A, Tarif cukai spesifik adalah Rp. 285/btg

b. Merk B, Tarif cukai spesifik adalah Rp. 245/btg

c. Tarif PPN HT adalah 8,4%

Berdasarkan data-data tersebut, Hitung :

A. Total Nilai cukai yang terhutang !

B. Total PPN Hasil Tembakau yang terhutang !

Jawab :

Perhitungan Cukai dan PPN untuk merk A

Jumlah batang = 1.000 lbr x 12 x 150 keping = 1.800.000 batang

Cukai terhutang = Rp. 285 x 1.800.000 = Rp. 513.000.000,-

PPN terhutang = 8,4% x Rp. 6.600 x 1.000 lbr x 150 = Rp. 83.160.000,-

Perhitungan Cukai dan PPN untuk merk B

Jumlah batang = 500 lbr x 20 x 120 keping = 1.200.000 batang

Cukai terhutang = Rp. 245 x 1.200.000 = Rp. 294.000.000,-

PPN terhutang = 8,4% x Rp. 9.000 x 500 lbr x 120 = Rp. 45.360.000,-

Total Cukai terhutang : Rp. 513.000.000 + Rp. 294.000.000

= Rp. 807.000.000,-

Total PPN terhutang : Rp. 83.160.000 + 45.360.000

= Rp. 128.520.000,-

C. Tatacara Penagihan dan Pengangsuran Cukai

1. Penagihan Cukai

Berdasarkan ketentuan pasal 10 Undang-undang Cukai diatur kewajiban

DJBC untuk melakukan penagihan terhadap utang-utang cukai, yaitu :

Page 138: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 129

a) Utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya;

b) Kekurangan cukai; dan/atau

c) Sanksi Administrasi berupa Denda.

Pengertian utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya mengacu

kepada kemudahan pembayaran yang diberikan oleh pemerintah kepada

pengusaha di bidang cukai, baik dalam bentuk pembayaran berkala maupun

penundaan pembayaran. Timbulnya utang cukai merupakan suatu konsekuensi

logis terhadap kemudahan pembayaran yang diberikan, baik karena unsur

kelalaian administrasi, kesulitan keuangan, dan lain sebagainya. Sebagai

penjelasan awal mengenai istilah kemudahan pembayaran dapat kami sebutkan

sebagai berikut : (akan dipelajari lebih lanjut pada Bab 6)

a) Pembayaran berkala; merupakan bentuk kemudahan pembayaran yang

diberikan kepada subyek cukai yang cara pelunasannya dengan

pembayaran. Bentuknya adalah penangguhan pembayaran tanpa dikenakan

bunga atas kewajiban pembayaran cukai, dan wajib diselesaikan paling

lambat tanggl 5 bulan berikutnya.

b) Penundaan pembayaran; merupakan bentuk kemudahan pembayaran yang

diberikan kepada subyek cukai yang cara pelunasannya dengan pelekatan

pita cukai. Bentuknya adalah penangguhan pembayaran tanpa dikenakan

bunga atas kewajiban pembayaran cukai, dan wajib diselesaikan paling

lambat antara 1(satu) sampai 3(tiga) bulan, tergantung kategori subyek

cukaiUtang cukai akibat kemudahan yang diberikan dalam bentuk

kemudahan penundaan pembayaran cukai.

Yang dimaksud dengan kekurangan cukai, adalah kewajiban cukai yang

timbul sebagai akibat adanya temuan dalam penelitian dokumen, dan hasil

pengecekan lainnya, antara lain:

a) Kekurangan cukai akibat kesalahan perhitungan dalam dokumen

pemberitahuan atau pemesanan pita cukai ; dan

b) Kekurangan cukai akibat hasil pencacahan fisik terhadap BKC berupa etil

alkohol dan MMEA

Berkaitan dengan kekurangan cukai sebagai akibat pengenaan sanksi

administrasi berupa denda maksudnya adalah sanksi yang dikenakan kepada

Page 139: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 130

Pengusaha BKC sebagai akibat tindakan pelanggaran, baik pelanggaran

administrasi dan/atau pelanggaran pidana yang dilakukan Pengusaha tersebut.

Kewajiban membayar utang cukai, kekurangan cukai dan sanksi

administrasi denda wajib diselesaikan pembayarannya paling lama 30 (tiga

puluh) hari sejak tanggal diterimanya surat tagihan. Apabila pembayaran atas

tagihan tersebut melebihi jangka waktu 30 hari, maka si pengusaha akan dikenai

bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 24 (dua puluh

empat) bulan dari nilai utang cukai atau kekurangan cukai, atau sanksi

administrasi denda yang tidak terbayar.

Mekanisme penagihan selanjutnya terhadap kewajiban-kewajiban cukai

yang tidak diselesaikan dalam jangka waktu 30 hari akan dilakukan oleh Seksi

Perbendaharaan dengan berpedoman kepada Undang-undang nomor 19 Tahun

1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 19 Tahun

2000, tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

2. Pengangsuran

Berkaitan dengan penagihan utang cukai yang tidak dilunasi pada

waktunya, kekurangan cukai; dan/atau sanksi administrasi berupa denda, lebih

lanjut Menteri Keuangan mengatur secara teknis penyelesaian dengan cara

pengangsuran. Beberapa poin pokok dalam aturan PMK Nomor

116/PMK.04/2008 dapat kami jelaskan sebagai berikut :

1) Yang dimaksud dengan Pengangsuran adalah pemberian kemudahan

kepada pengusaha pabrik dalam melakukan pembayaran tagihan utang

cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan cukai, dan/atau sanksi

administrasi berupa denda dengan cara beberapa kali pembayaran secara

teratur sampai batas waktu yang ditetapkan.

2) Pengangsuran diberikan kepada pengusaha pabrik yang mengalami

kesulitan keuangan atau dalam keadaan kahar (force majeur), yang

mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan kewajiban terhadap utang cukai

yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan cukai, dan/atau sanksi

administrasi berupa denda di bidang cukai ;

Page 140: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 131

3) Pengangsuran bagi pengusaha pabrik yang mengalami kesulitan keuangan

sebagaimana dimaksud diatas, diberikan apabila pengusaha pabrik tersebut

tidak mempunyai kewajiban pengangsuran sebelumnya yang tidak dibayar

sesuai jumlah dan waktu yang telah ditetapkan.

4) Pengangsuran bagi pengusaha pabrik yang mengalami keadaan kahar

(force majeur) sebagaimana dimaksud pada butir 2, diberikan apabila :

telah terbukti terjadi kahar (force majeur) berdasarkan surat keterangan

dari instansi terkait; dan

telah dibuatkan berita acara pemeriksaan lapangan oleh Pegawai Bea

dan Cukai.

5) Pengangsuran diberikan untuk jangka waktu paling lama 12 (dua belas)

bulan terhitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran sebagaimana

tercantum dalam surat tagihan. Atas pengangsuran tersebut, pengusaha

dikenai bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan, bagian dari bulan

dihitung satu bulan penuh, terhitung sejak tanggal jatuh tempo pembayaran

sebagaimana tercantum dalam surat tagihan.

6) Untuk mendapatkan pengangsuran, pengusaha pabrik harus mengajukan

permohonan secara tertulis kepada Direktur Jenderal melalui kepala kantor

yang menerbitkan surat tagihan, dalam jangka waktu paling lama 15 (lima

belas) hari sejak tanggal diterima surat tagihan. Permohonan sebagaimana

dimaksud pada butir 6 harus dilampiri dengan :

a) laporan keuangan tahun terakhir atau surat keterangan dari instansi

terkait tentang terjadinya kahar (force majeur); dan

b) menyerahkan jaminan sebesar 25 % (dua puluh lima persen) dari

tagihan utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan

cukai, dan/atau sanksi administrasi berupa denda ditambah dengan

bunga.

c) Jaminan sebagaimana dimaksud pada butir 7 huruf b berupa jaminan

bank atau jaminan dari perusahaan asuransi.

7) Atas permohonan sebagaimana dimaksud diatas, Direktur Jenderal

menetapkan keputusan menerima atau menolak permohonan yang

Page 141: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 132

bersangkutan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung

sejak permohonan diterima secara lengkap. Apabila dalam jangka waktu

sebagaimana dimaksud pada butir 8, Direktur Jenderal tidak memberikan

keputusan, permohonan dianggap dikabulkan.

8) Keputusan pemberian pengangsuran dinyatakan tidak berlaku apabila:

a) NPPBKC dicabut;

b) pengusaha pabrik yang bersangkutan tidak membayar angsuran sesuai

jumlah dan waktu yang telah ditetapkan; atau

c) seluruh tagihan telah dibayar.

Dalam hal keputusan pemberian pengangsuran dinyatakan tidak berlaku

sebagaimana dimaksud pada poin a dan b, jaminan dicairkan dan dilakukan

penagihan aktif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam hal keputusan pemberian pengangsuran dinyatakan tidak berlaku

sebagaimana dimaksud pada poin c, jaminan dikembalikan kepada

pengusaha pabrik.

3. Masa Daluwarsa Tagihan Cukai

Berdasarkan ketentuan pasal 13 Undang-undang Cukai diatur bahwa:

hak menagih utang berdasarkan undang-undang Cukai menjadi kedaluwarsa

setelah sepuluh tahun sejak timbulnya hutang pajak. Artinya bahwa apabila DJBC

tidak dapat menemukan adanya bukti-bukti mengenai kekurangan pembayaran

cukai selama kurun waktu sepuluh tahun, maka hak penagihan terhadap utang

cukai yang timbul setelah jangka waktu 10 tahun tersebut menjadi kadaluwarsa.

Jangka waktu sepuluh tahun tidak dapat diperhitungkan sebagai kadaluwarsa

dalam hal adanya pengakuan hutang dari pihak wajib cukai.

Page 142: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 133

RANGKUMAN :

1) Sistem pelunasan cukai yang diatur dalam ketentuan Undang-undang cukai

terdiri atas tiga cara yaitu:

a) Sistem pembayaran

b) Sistem pelekatan pita cukai

c) Sistem pembubuhan tanda pelunasan cukai lainnya

2) BKC yang cara pelunasannya dengan cara pembayaran adalah :

a) etil alkohol produksi dalam negeri;

b) etil alkohol yang diimpor; dan

c) MMEA produksi dalam negeri dengan kadar tidak lebih dari 5%

3) BKC yang cara pelunasannya dilakukan dengan pelekatan pita cukai

adalah:

a) Hasil tembakau produksi dalam negeri

b) Hasil tembakau yang diimpor; dan

c) MMEA produksi dalam negeri dengan kadar lebih dari 5%

d) MMEA yang diimpor

4) Rumus Penghitungan cukai MMEA :

5) Rumus penghitungan cukai hasil tembakau dan PPN hasil tembakau:

Tarif Cukai Spesifik : Sesuai PMK No. 181/PMK.011/2009

Jumlah Batang : Jumlah Lembar x Jumlah Keping Seri x Isi per kemasan

Page 143: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 134

LATIHAN :

HJE total : HJE per kemasan x Jumlah lembar PC x Jumlah Keping Seri

1) Jelaskan metode pelunasan yang diatur dalam Undang-undang cukai !

2) Jelaskan konsep terutang cukai dan saat pelunasan cukai !

3) Jelaskan penerapan sistem pelunasan cukai dengan cara pembayaran !

4) Menurut pandangan anda mana yang lebih efektif, sistem pelunasan cukai

dengan pembayaran atau pelekatan pita cukai ! Jelaskan.

5) Pabrik etil alkohol “PS” di Medan mengajukan permohonan pengeluaran

BKC dengan pelunasan cukai kepada KPPBC medan, dengan rincian:

450 drum isi @ 200 liter, etil alkohol kadar 95%.

Pertanyaan: Berapa nilai cukai yang harus dibayar Pengusaha sebelum

BKC dikeluarkan dari Pabrik ?

Page 144: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 135

PENCATATAN, PEMBUKUAN, DAN

PENCACAHAN BKC

A. Pencatatan dan Pembukuan BKC

1. Kewajiban Pembukuan

Dalam rangka meningkatkan pengawasan atas

produksi, peredaran dan pemakaian atas BKC, maka

terhadap para pengusaha BKC dan Pejabat Bea dan

Cukai diwajibkan untuk memenuhi ketentuan sebagaimana

diatur dalam Pasal 16, 16A, 16B, 17, 18 dan Pasal 19

Undang-Undang Cukai mengenai penyelenggaraan buku, catatan dan dokumen

di bidang cukai. Kewajiban penyelenggaraan pembukuan yang dimaksudkan

dalam ketentuan Undang-undang Cukai pada dasarnya membedakan istilah

pembukuan dengan istilah pencatatan. Kita akan membahasnya lebih detail

dalam sub pokok bahasan ini.

a. Konsep Pembukuan di Bidang Cukai

Konsep Pembukuan di bidang cukai adalah suatu proses pencatatan yang

dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi yang meliputi

dan mempengaruhi keadaan harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya yang

secara khusus menggambarkan jumlah harga perolehan dan penyerahan barang

atau jasa, yang kemudian diikhtisarkan dalam laporan keuangan. Pembukuan

5

Tujuan Pembelajaran Khusus:

Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang

pencatatan, pembukuan dan pencacahan BKC (BKC)

BAB

Page 145: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 136

yang diselenggarakan oleh pengusaha harus berdasarkan sistem yang lazim

digunakan di Indonesia yaitu berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Pengertian buku berdasarkan referensi aturan Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) nomor 109/PMK.04/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan

Pembukuan adalah ledger yang merupakan kumpulan catatan hasil klasifikasi

transaksi keuangan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan. Dalam

pelaksanaan sistem pembukuan cukai, maka format buku, catatan, dokumen dan

laporan keuangan internal perusahaan dapat disusun sendiri sesuai SAK.

Pengertian catatan dalam konsep pembukuan adalah jurnal yang

merupakan kumpulan data dan/atau informasi yang bersumber dari dokumen,

yang dibuat secara teratur dan sistematis, baik yang tertulis di atas kertas atau

sarana lain yang terekam dalam bentuk apa pun yang dapat dibaca. Kemudian

pengertian dokumen adalah media yang berisi data dan/atau keterangan yang

dibuat dan/atau diterima oleh orang dalam rangkapelaksanaan kegiatannya, baik

yang tertulis di atas kertas atau sarana lain yang terekam dalam bentuk apapun

yang dapat dilihat dan dibaca.

b. Subyek Cukai yang Wajib Pembukuan

Berdasarkan ketentuan teknis di bidang pembukuan cukai, diatur kriteria

subyek cukai yang wajib menyelenggarakan pembukuan, yaitu:

1) Pengusaha Pabrik BKC

Pengusaha pabrik yang dimaksudkan disini adalah pengusaha pabrik yang

berstatus sebagai pemegang NPPBKC dan merupakan pengusaha kena

pajak (PKP). Batasan status PKP mengacu pada Peraturan Menteri

Keuangan Nomor: 68/PMK.03/2010 tentang Batasan Pengusaha Kecil Pajak

Pertambahan Nilai, bahwa batasan peredaran bruto usaha wajib pajak yang

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak adalah lebih besar dari Rp 600

juta, atas penyerahan barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak selama

satu tahun buku.

2) Pengusaha Tempat Penyimpanan

Pengusaha tempat penyimpanan etil alkohol yang berstatus sebagai

pemegang NPPBKC, tidak dibedakan berdasarkan status PKP-nya.

Page 146: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 137

3) Importir BKC

Importir BKC yang berstatus sebagai pemegang NPPBKC, tidak dibedakan

berdasarkan status PKP-nya.

4) Penyalur BKC tertentu

Penyalur yang wajib pembukuan adalah penyalur yang berstatus sebagai

pemegang NPPBKC dan merupakan pengusaha kena pajak (PKP).

Pengusaha pabrik non PKP dikecualikan dari kewajiban pembukuan.

c. Pedoman Penyelenggaraan Pembukuan

Sebagai tindak lanjut ketentuan pasal 16 ayat (1) Undang-undang Cukai

mengenai pembukuan, pemerintah telah menerbitkan PMK nomor

109/PMK.04/2008. Beberapa hal pokok yang diatur secara khusus dalam

peraturan tersebut antara lain:

1) Pelaksanaan pembukuan dapat diselenggarakan secara tertulis maupun

dalam bentuk data elektronik

2) Pembukuan atas kegiatan usaha di bidang cukai wajib diselenggarakan

dengan baik yang mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang

sebenarnya dan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta,

kewajiban, modal, pendapatan, biaya, dan arus keluar masuknya BKC.

3) Pembukuan wajib diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf

latin, angka arab, mata uang rupiah, serta bahasa Indonesia, atau dengan

mata uang asing dan bahasa lain yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.

4) Terhadap sediaan barang harus dilakukan penatausahaan dengan baik,

paling sedikit memuat jenis, spesifikasi, jumlah pemasukan dan pengeluaran

barang;

5) Terhadap subyek cukai yang memperoleh dan/atau menggunakan fasilitas

cukai, diwajibkan melakukan penatausahaan sediaan barang sehingga dapat

diketahui jenis, spesifikasi, jumlah pemasukan dan pengeluaran sediaan

barang yang berkaitan dengan fasilitas cukai yang diperoleh dan/atau

digunakan;

6) Subyek cukai yang menyelenggarakan pembukuan, wajib melakukan

penyusunan dan penyajian laporan keuangan dengan berdasarkan pada

Page 147: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 138

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Penyusunan

laporan keuangan wajib disajikan paling sedikit setahun sekali.

7) Buku, catatan, dokumen dan surat dalam bentuk data elektronik yang

disusun dalam rangka penyelenggaraan pembukuan wajib dijaga atau

dijamin keandalan sistem pengolahan datanya supaya dapat dibuka, dibaca,

atau diambil kembali setiap waktu.

8) Asli dari laporan keuangan, buku, catatan, dokumen, dan surat dapat

dialihkan ke dalam bentuk data elektronik. Namun demikian, bukti asli

tersebut yang mempunyai kekuatan pembuktian otentik dan masih

mengandung kepentingan hukum tertentu, wajib tetap disimpan.

9) Setiap pengalihan laporan keuangan, buku, catatan, dokumen, dan surat

wajib dilegalisasi oleh pimpinan atau orang yang ditunjuk di lingkungan

badan hukum yang bersangkutan, dengan dibuatkan berita acara. Berita

acara sebagaimana dimaksud paling sedikit memuat:

keterangan tempat, hari, tanggal, bulan, dan tahun dilakukannya

legalisasi;

keterangan bahwa pengalihan laporan keuangan, buku, catatan,

dokumen, dan surat yang dibuat di atas kertas ke dalam disket, compact

disk, tape backup, hard disk atau media lainnya telah dilakukan sesuai

dengan aslinya;

tanda tangan dan nama jelas orang bersangkutan.

10) Laporan keuangan, buku, catatan, dan dokumen yang menjadi bukti dasar

pembukuan, dan dokumen lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha, serta

surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang cukai, baik tertulis di atas

kertas atau sarana lain yang terekam dalam bentuk apapun yang dapat

dilihat dan dibaca, wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun pada tempat

usahanya di Indonesia, termasuk tempat-tempat lain yang khusus

diperuntukkan sebagai tempat penyimpanan laporan keuangan, buku,

catatan, dokumen, dan surat.

11) Terhadap pengusaha yang kategorinya wajib pembukuan namun tidak

menyelenggarakan pembukuan dimaksud, dikenai sanksi administrasi

berupa denda sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

Page 148: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 139

2. Kewajiban Pencatatan

a. Konsep Pencatatan

Pengertian pencatatan di bidang cukai adalah suatu proses pengumpulan

dan penulisan data secara teratur tentang pemasukan, produksi, dan

pengeluaran BKC, dan penerimaan, pemakaian, dan pengembalian pita cukai

atau tanda pelunasan cukai lainnya. Sistem pencatatan merupakan bentuk yang

lebih sederhana dibandingkan dengan sistem pembukuan. Khusus untuk

pencatatan, pengusaha yang diwajibkan menyelenggarakan pencatatan harus

menggunakan pedoman pencatatan sebagaimana diatur di dalam PMK nomor

110/PMK.04/2008 tentang Kewajiban Pencatatan Bagi Pengusaha pabrik Skala

Kecil, Penyalur Skala Kecil yang Wajib Memiliki Izin, dan Pengusaha Tempat

Penjualan Eceran yang Wajib Memiliki Izin.

Dalam pelaksanaan sistem pencatatan cukai, maka format buku catataan,

disediakan oleh DJBC. Kewajiban pencatatan lebih ditujukan kepada pengusaha

yang tergolong pengusaha kecil yang masih perlu diberikan pembinaan terhadap

administrasi BKC-nya. Pencatatan wajib dibuat secara lengkap yang

mencerminkan:

1) pemasukan, produksi, dan pengeluaran BKC yang sebenarnya, untuk

Pengusaha Pabrik skala kecil; atau

2) pemasukan dan pengeluaran BKC yang sebenarnya, untuk penyalur dan

pengusaha tempat penjualan eceran etil alkohol atau MMEA skala kecil yang

wajib memiliki NPPBKC.

b. Subyek Cukai Yang Wajib Melakukan Pencatatan

Subyek cukai yang tidak diwajibkan menyelenggarakan pembukuan namun

wajib menyelenggarakan pencatatan adalah:

1) Pengusaha Pabrik BKC skala kecil

Kategori Pengusaha berskala kecil mengacu kepada ketentuan perpajakan,

yaitu orang pribadi yang tidak dikukuhkan sebagai PKP.

2) Penyalur etil alkohol atau MMEA berskala kecil, yang wajib memiliki

NPPBKC

Page 149: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 140

Sama halnya dengan konsep pabrik berskala kecil, maka pengertian

penyalur berskala kecil juga mengacu pada status perusahaan yang bukan

PKP.

3) Pengusaha Tempat Penjualan Eceran etil alkohol atau MMEA, yang wajib

memiliki NPPBKC. Khusus terhadap pengusaha tempat penjualan eceran

baik etil alkohol maupun MMEA hanya diwajibkan untuk menyelenggarakan

pencatatan di bidang cukai, tidak dibedakan berdasarkan status PKP-nya.

c. Pedoman Penyelenggaraan Pencatatan

Beberapa pedoman penyelenggaraan pencatatan sebagaimana diatur

dalam PMK nomor 110/PMK.04/2008, antara lain:

Khusus terhadap pengusaha pabrik BKC skala kecil yang pelunasannya

dengan pelekatan pita cukai, berlaku ketentuan kewajiban pembuatan

pencatatan secara lengkap yang mencerminkan penerimaan, pemakaian

dan pengembalian pita cukai yang sebenarnya.

Pengadaan Buku catatan sediaan dilakukan sendiri oleh Pengusaha yang

bersangkutan, namun sebelum digunakan buku tersebut harus mendapat

pengesahan dan ditandatangani terlebih dahulu oleh Kepala Kantor Bea dan

Cukai setempat atau pejabat yang ditunjuknya.

Berkaitan dengan penyelenggaraan pencatatan, pengusaha yang

menyelenggarakan pencatatan tersebut wajib menyimpan buku catatan

sediaan yang dimilikinya selama 10 (sepuluh) tahun pada tempat usahanya

di Indonesia.

d. Buku Catatatan di Bidang Cukai

Pencatatan yang diselenggarakan oleh pengusaha skala kecil mengacu

pada contoh format yang telah ditentukan oleh DJBC. Buku-buku catatan yang

wajib diselenggarakan mencakup kegiatan pencatatan sediaan BKC dan catatan

sediaan pita cukai. Beberapa buku catataan yang wajib diselenggarakan antara

lain mencakup:

Page 150: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 141

1) Buku CSCK-1

CSCK-1 (Gambar I.1) adalah buku catatan sediaan hasil tembakau untuk

mencatat seluruh produksi hasil tembakau yang dihasilkan oleh pabrik hasil

tembakau. Buku CSCK-1 ini akan menjadi dasar bagi pabrikan hasil

tembakau skala kecil untuk melaporkan produksi harian kepada Kantor Bea

dan Cukai dengan menggunakan dokumen pemberitahuan BKC selesai

dibuat (CK-4C).

Gambar 5.1 Catatan Sediaan Hasil tembakau (CSCK-1)

2) Buku CSCK-2

CSCK-2 (Gambar 5.1) adalah buku catatan sediaan hasil tembakau untuk

mencatat hasil tembakau yang dikembalikan dari peredaran dan produk

rusak yang telah dilekati pita cukai. Pencatatan terhadap hasil tembakau

yang telah dilekati pita cukai tersebut bertujuan untuk membedakan

dengan sediaan hasil tembakau yang baru diproduksi dan belum dilekati

pita cukainya, di dalam pabrik.

Page 151: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 142

Gambar 5.2 Catatan Sediaan Retur Hasil Tembakau CSCK-2

3) Buku CSCK-3

CSCK-3 (Gambar 5.2) adalah buku catatan sediaan pita cukai yang

digunakan untuk mencatat persediaan pita cukai yang telah diterima

pengusaha pabrik atas pemesanan pita cukainya. Pencatatan terhadap

persediaan pita cukai penting kegunaannya terutama pada saat pengusaha

pabrik akan mengembalikan pita cukai yang tidak habis digunakan. Salah

satu persyaratan pengembalian pita cukai adalah kewajiban untuk

melampirkan matriks asal pemesanan pita cukai (CK-1).

Page 152: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 143

Gambar 5.3 Catatan Sediaan Pita Cukai (CSCK-3)

4) Buku CSCK-4

CSCK-4, adalah buku catatan sediaan etil alkohol yang berada di dalam

pabrik etil alkohol atau tempat penyimpanan etil alkohol. Buku ini

digunakan untuk mencatat produksi etil alkohol yang dihasilkan oleh

pengusaha pabrik skala kecil, pemasukan etil alkohol dari pabrik etil

alkohol lain atau dari proses impor. Bagi pengusaha tempat penyimpanan,

CSCK-4 ini digunakan untuk mencatat sediaan etil alkohol yang dimasukan

ke dalam tempat penyimpanan.

5) Buku CSCK-5 (Gambar I.4)

CSCK-5 adalah buku catatan sediaan MMEA hasil produksi pabrikan

berskala kecil. Buku CSCK-5 ini akan menjadi dasar bagi pabrikan MMEA

skala kecil untuk melaporkan produksi harian kepada Kantor Bea dan

Cukai dengan menggunakan dokumen pemberitahuan BKC selesai dibuat

(CK-4B).

Page 153: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 144

6) Buku CSCK-6,

CSCK-6 (Gambar I.5) adalah catatan sediaan minuman mengandung etil

alkohol yang dikembalikan dari peredaran, dalam rangka proses

pemusnahan atau pengolahan kembali di dalam pabrik.

7) Buku CSCK-7

CSCK-7 (Gambar I.6) adalah catatan sediaan BKC untuk memonitor

pergerakan BKC yang belum dilunasi cukainya yang ditimbun di dalam

Pabrik BKC skala kecil untuk dipergunakan sebagai bahan baku atau

bahan penolong untuk pembuatan BKC lainnya. Pengusaha pabrik skala

kecil wajib menempatkan sedemikian rupa BKC dan hasil produksinya di

dalam tempat atau ruangan terpisah. Tujuan pemisahan tersebut adalah

agar dapat diketahui jenis dan jumlah BKC yang belum dilunasi cukainya

yang dipergunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong. Atas

pengelolaan Buku catatan sediaan CSCK-7, pengusaha wajib membuat

laporan bulanan penggunaan atau persediaan dengan format LACK-1.

B. Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka Pengawasan BKC yang Masih

Terhutang Cukai

Kewajiban untuk menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan oleh

subyek cukai pada hakekatnya ditujukan untuk kepentingan pengawasan

terhadap BKC, baik yang masih terhutang cukai maupun yang sudah dilunasi

cukainya. Khusus terhadap BKC yang masih terhutang di dalam pabrik atau

tempat penyimpanan BKC, Undang-undang Cukai mewajibkan Pejabat Bea dan

Cukai untuk melakukan pengawasan secara aktif. Bentuk pengawasan yang

dilakukan adalah dengan penyelenggaraan Buku Rekening BKC dan Buku

Rekening Kredit BKC. Disamping hal tersebut, terhadap pengusaha pabrik dan

tempat penyimpanan BKC diwajibkan untuk menyampaikan laporan BKC yang

selesai dibuat dalam periode tertentu.

Page 154: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 145

1. Pemberitahuan BKC yang Selesai Dibuat

Disamping kewajiban pembukuan atau pencatatan, seluruh pengusaha

pabrik diwajibkan untuk memberitahukan secara berkala kepada Kepala Kantor

bea dan Cukai setempat mengenai BKC yang selesai dibuat. Pengusaha pabrik

yang dimaksud adalah:

1) pengusaha pabrik etil alkohol;

2) pengusaha pabrik minuman yang mengandung etil alkohol; atau

3) pengusaha pabrik hasil tembakau.

Pemberitahuan BKC yang selesai dibuat, disusun sesuai format yang disediakan

untuk masing-masing pabrik BKC.

Pemberitahuan BKC yang selesai dibuat untuk Pengusaha Pabrik Etil

Alkohol, dibuat setiap hari dengan menggunakan dokumen Pemberitahuan Etil

Alkohol Yang Selesai Dibuat (CK-4A). CK-4A (Gambar I.7) tersebut wajib

diserahkan oleh pengusaha pabrik etil alkohol kepada kepala kantor yang

mengawasi pada hari kerja berikutnya dan dapat disampaikan dalam bentuk data

elektronik. Dokumen CK-4A tersusun dalam 2 halaman, halaman 1 berisi

pemberitahuan produksi dan halaman 2 berisi rincian jumlah produksi. Format

lengkap CK-4A terlihat pada gambar berikut ini.

Page 155: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 146

Gambar 5.4 Contoh Halaman Pertama CK-4A

Page 156: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 147

Halaman kedua CK-4A

Pemberitahuan BKC yang selesai dibuat untuk Pengusaha Pabrik MMEA,

dibuat setiap hari dan disampaikan paling lambat keesokan harinya. Format

pemberiktahuan menggunakan dokumen Pemberitahuan Etil Alkohol Yang

Selesai Dibuat (CK-4B). Dokumen CK-4B tersusun dalam 2 halaman, halaman

pertama berisi pemberitahuan produksi dan halaman kedua berisi rincian jumlah

produksi. Sama halnya dengan CK-4A, maka format CK-4B ini dapat dibuat

dalam format dokumen elektronik. Berikut contoh halaman kedua dokumen CK-

4B.

Page 157: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 148

Gambar 5.5 Contoh CK-4B

Pemberitahuan BKC yang selesai dibuat untuk Pengusaha Pabrik Hasil

Tembakau dibuat setiap 14 harian, dengan menggunakan dokumen

Pemberitahuan Hasil Tembakau Yang Selesai Dibuat (CK-4C). Pemberitahuan

BKC yang selesai dibuat sebagaimana dimaksud, wajib diserahkan oleh

pengusaha pabrik hasil tembakau kepada kepala kantor yang mengawasi pada:

a) paling lambat tanggal 3 untuk periode pembuatan BKC hasil tembakau dari

tanggal 15 sampai dengan akhir bulan sebelumnya; dan

b) setiap tanggal 17 untuk periode pembuatan BKC hasil tembakau dari tanggal

1 sampai dengan tanggal 14 pada bulan yang sama.

c) Dalam hal tanggal 1 dan tanggal 15 merupakan hari libur, kewajiban

penyerahan sebagaimana dimaksud, dapat dilakukan pada hari kerja

berikutnya.

Dokumen CK-4C (Gambar I.9) tersusun dalam 2 halaman, halaman pertama

berisi pemberitahuan produksi dan halaman kedua berisi rincian jumlah produksi.

Susunan komponen rincian jumlah produksi, sebagaimana terlihat pada gambar

dibawah ini.

Page 158: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 149

Gambar 5.6 Contoh CK-4C

2. Pemberitahuan Rencana Produksi PBCK-1

Dokumen PBCK-1 merupakan pemberitahuan rencana produksi BKC yang

menggunakan BKC lainnya sebagai bahan baku atau bahan penolong dengan

fasilitas tidak dipungut cukai. Pengusaha pabrik yang akan menghasilkan barang

hasil akhir berupa BKC dengan menggunakan bahan baku berpa BKC lainnya

maka harus melaporkan rencana produksinya dengan menggunakan dokumen

PBCK-1. Dokumen PBCK-1 wajib disampaikan kepada Direktur Jenderal Bea

dan Cukai melalui Kepala Kantor pelayanan dan Kepala Kantor Wilayah Bea

dan Cukai sebelum dimulainya kegiatan produksi tiap awal tahun. Rencana

produksi dibuat untuk periode kegiatan selama satu tahun ke depan.

Page 159: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 150

3. Laporan Penggunaan dan Persediaan BKC yang Mendapat fasilitas

Cukai

Pengusaha yang mendapatkan skema fasilitas cukai maupun sebagai

pengguna BKC dengan fasilitas cukai diwajibkan untuk melaporkan penggunaan

dan persediaan BKC-nya kepada Direktur Jenderal melalui Kantor Bea dan

Cukai. Disamping itu, Kepala Kantor Bea dan Cukai juga memiliki kewajiban

untuk melaporkan terhadap BKC yang mendapat fasilitas pembebasan cukai ini

kepada Direktur Jenderal. Bentuk-bentuk laporan tersebut antara lain sebagai

berikut.

a. Laporan Penggunaan dan Persediaan LACK-1

Dokumen LACK-1 (Gambar I.10) merupakan Laporan Penggunaan dan

Persediaan BKC sebagai Bahan Baku atau Bahan Penolong dengan fasilitas

tidak dipungut cukai. Pengusaha pabrik BKC yang menggunakan bahan baku

atau bahan penolong berupa BKC lainnya diwajibkan untuk mengelola dan

menempatkan sedemikian rupa sehingga dapat diketahui jenis dan jumlah BKC

yang belum dilunasi cukainya. Pengelolaan BKC yang digunakan sebagai bahan

baku dilakukan dengan menyelenggarakan pencatatan atas pemasukan,

penimbunan, dan pemakaian BKC tersebut baik dengan format CSCK-7 (bagi

pengusaha kecil) maupun format internal masing-masing pabrik. Contoh

Pabrikan tersebut, antara lain: Pabrik MMEA yang menggunakan bahan baku etil

alkohol, Pabrik SKM/SPM yang menggunakan bahan baku tembakau iris.

Bentuk dan format dokumen pelaporan atas penggunaan atau persediaan

BKC yang digunakan sebagai bahan baku/bahan penolong adalah sesuai

dengan dokumen LACK-1. Pengusaha pabrik wajib menyerahkan laporan

LACK-1 kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui Kepala Kantor yang

mengawasi pabrik. LACK-1 disampaikan dalam jangka waktu paling lama pada

hari kesepuluh bulan berikutnya.

Page 160: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 151

Gambar 5.7 Laporan Penggunaan LACK-1

b. Laporan Penjualan/Penyerahan LACK-2

Dokumen LACK-2 merupakan Laporan Penjualan atau Penyerahan BKC

sebagai Bahan Baku atau Bahan Penolong dengan Fasilitas Tidak Dipungut

Cukai. Pengusaha yang diwajibkan untuk melaporkan LACK-2 ini adalah

Pengusaha pabrik BKC yang melakukan penjualan atau penyerahan BKC untuk

digunakan oleh Pabrik BKC lainnya. Contoh: Pabrik etil alkohol PT “X” memasok

bahan baku untuk membuat MMEA kepada Pabrik BKC MMEA. Dalam hal ini,

Pengusaha pabrik PT “X” wajib melaporkan kegiatan tersebut kepada Direktur

Jenderal Bea dan Cukai melalui Kepala Kantor paling lambat tanggal 10 setiap

bulannya.

c. Laporan Penggunaan dan Persediaan LACK-3

Dokumen LACK-3 merupakan Laporan Penggunaan etil alkohol dengan

fasilitas pembebasan cukai melalui proses produksi terpadu. Laporan ini dibuat

oleh Pengusaha Pabrik non BKC yang menggunakan etil alkohol sebagai bahan

Page 161: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 152

baku atau bahan penolong untuk proses produksi non BKC yang dilakukan

secara terpadu. Pengertian terpadu adalah proses produksi yang dilakukan

secara terintegrasi dalam suatu lokasi yang sama atau berdampingan. Contoh:

Pabrik etil alkohol yang didirikan khusus untuk dipakai dalam pabrik farmasi.

d. Laporan Penggunaan dan Persediaan LACK-4

Dokumen LACK-4 merupakan Laporan Penggunaan etil alkohol dengan

fasilitas pembebasan cukai yang tidak melalui proses produksi terpadu. Laporan

ini dibuat oleh Pengusaha Pabrik non BKC yang menggunakan etil alkohol

sebagai bahan baku atau bahan penolong untuk proses produksi non BKC yang

dilakukan secara terpisah. Artinya bahwa kedudukan pabrik etil alkohol terpisah

dengan lokasi pabrik non BKC yang menggunakan etil alkohol sebagai bahan

baku atau bahan penolong tersebut.

e. Laporan Penggunaan dan Persediaan LACK-5

Dokumen LACK-3 merupakan Laporan Penggunaan etil alkohol dengan

fasilitas pembebasan cukai yang digunakan untuk keperluan penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan. Laporan ini dibuat oleh Kepala Lembaga atau

institusi tertentu yang menggunakan etil alkohol sebagai bahan untuk penelitian

atau pengembangan ilmu pengetahuan.

f. Laporan Penggunaan dan Persediaan LACK-6

Dokumen LACK-6 merupakan Laporan Penggunaan etil alkohol dengan

fasilitas pembebasan cukai yang digunakan untuk rumah sakit yang bertujuan

sosial. Laporan ini harus dibuat oleh Kepala Rumah sakit tertentu yang

menggunakan etil alkohol untuk keperluan sosial di Rumah sakit.

g. Laporan Penggunaan dan Persediaan LACK-7

Dokumen LACK-7 merupakan laporan bulanan tentang perusakan etil

alkohol menjadi spiritus bakar (brand spiritus) dan pengeluarannya. Laporan ini

harus disampaikan oleh Kepala Kantor yang mengawasi pabrik/tempat

penyimpanan yang melakukan proses denaturasi etil alkohol menjadi spiritus

Page 162: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 153

bakar kepada Direktur Cukai. dengan tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah,

paling lambat pada tanggal 10 bulan berikutnya.

h. Laporan Penggunaan dan Persediaan LACK-8

Dokumen LACK-8 merupakan Laporan realisasi penerimaan dan

pengeluaran BKC yang ditujukan untuk konsumsi penumpang atau awak sarana

pengangkut. Laporan ini dibuat oleh pengusaha jasa boga atau pengusaha

pengangkutan yang mendapatkan fasilitas pembebasan cukai atas BKC yang

ditujukan untuk konsumsi penumpang atau awak sarana pengangkut yang

berangkat langsung ke luar daerah pabean.

i. Laporan Penjualan/Penyerahan LACK-9

Dokumen LACK-9 merupakan Laporan Penjualan atau Penyerahan BKC

dengan Fasilitas pembebasan Cukai. Pengusaha yang diwajibkan untuk

melaporkan kegiatan dengan dokumen LACK-9 ini adalah Pengusaha pabrik

BKC yang melakukan penjualan atau penyerahan BKC untuk digunakan oleh

subyek penerima fasilitas pembebasan cukai. Dalam hal ini, Pengusaha pabrik

BKC wajib melaporkan kegiatan tersebut kepada Direktur Jenderal Bea dan

Cukai melalui Kepala Kantor paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.

j. Laporan Penjualan/Penyerahan LACK-10

Kepala Kantor Pelayanan wajib menyampaikan laporan bulanan tentang

pengeluaran dan pencampuran etil alkohol sebagai bahan baku atau bahan

penolong dalam pembuatan Barang Hasil Akhir yang bukan merupakan BKC

kepada Direktur Cukai dan Kepala Kantor Wilayah paling lambat pada tanggal 10

bulan berikutnya. Penyampaian laporan ini menggunakan format LACK-10,

sebagaimana gambar 5.8.

Page 163: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 154

Gambar 5.8 Laporan LACK-10

Page 164: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 155

k. Laporan Pengangkutan BKC Tertentu

Atas pengangkutan BKC tertentu sebagaimana telah dijelaskan

sebelumnya wajib dilindungi dokumen CK-6. Subyek cukai yang wajib

memberitahukan kegiatan pengangkutan atas BKC tertentu tersebut adalah

Pengusaha Penyalur dan Pengusaha TPE . Penggunaan dokumen CK-6 oleh

pengusaha tersebut wajib dilaporkan kepada Kepala Kantor Bea dan Cukai

setempat setiap bulan dalam jangka waktu paling lama hari kesepuluh bulan

berikutnya. Pelaporan atas kegiatan pengangkutan BKC tertentu menggunakan

format formulir laporan pengangkutan etil alkohol/MMEA yang sudah dilunasi

cukainya di peredaran bebas (Gambar 5.9)

Gambar 5.9 Laporan Pengangkutan BKC Tertentu

4. Pencatatan oleh Pejabat Bea dan Cukai

Selain kewajiban pembukuan atau pencatatan oleh pihak subyek cukai,

kepada Pejabat Bea dan Cukai yang mengawasi subyek cukai juga diwajibkan

menyelenggarakan buku catatan. Penyelenggaraan pencatatan oleh pejabat bea

dan cukai mencakup dua jenis buku yaitu buku rekening BKC dan buku rekening

Page 165: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 156

kredit. Pedoman penyelenggaraan buku rekening BKC dan buku rekening kredit

diatur dalam peraturan Menteri keuangan.

Penyelenggaraan buku rekening BKC (BRCK) oleh Pejabat Bea dan Cukai

dilakukan dengan ketentuan:

1) buku rekening BKC untuk etil alkohol yang masih terutang cukai dan masih

berada di pabrik diselenggarakan untuk setiap pengusaha pabrik etil alkohol

sesuai format BRCK-1 (Gambar I.13);

2) buku rekening BKC untuk etil alkohol yang masih terutang cukai dan masih

berada di tempat penyimpanan diselenggarakan untuk setiap pengusaha

tempat penyimpanan sesuai format BRCK-1; atau

3) buku rekening BKC untuk MMEA yang masih terutang cukai dan masih

berada di pabrik diselenggarakan untuk setiap pengusaha pabrik MMEA

sesuai format BRCK-2.

Berkaitan dengan pencatatan dalam Buku Rekening Kredit Pejabat bea

dan cukai wajib menyelenggarakan buku tersebut terhadap:

1) buku rekening kredit untuk setiap pengusaha pabrik yang mendapatkan

kemudahan pembayaran berkala dan penundaan pembayaran cukai sesuai

format BRCK-3; atau

2) buku rekening kredit untuk setiap importir BKC yang mendapatkan

penundaan pembayaran cukai sesuai format BRCK-3 (Gambar I.13).

Dalam penyelenggaraan buku rekening BKC dan buku rekening kredit

beberapa pedoman yang harus anda laksanakan, antara lain sebagai berikut:

Buku rekening kredit (BRCK-3) digunakan untuk mencatat jumlah cukai yang

diberikan penundaan pembayaran atau mendapat kemudahan pembayaran

secara berkala serta penyelesaiannya.

Buku Rekening BKC (BRCK-1 dan BRCK-2) digunakan untuk mencatat

jumlah BKC berupa etil alkohol atau minuman yang mengandung etil alkohol

yang dibuat, dimasukkan, dikeluarkan, potongan, kekurangan, dan

kelebihan hasil pencacahan, yang masih terutang cukai dan berada di

Pabrik atau Tempat Penyimpanan.

Page 166: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 157

Buku Rekening kredit dan Buku Rekening BKC harus diselenggarakan

secara terpisah untuk masing-masing subyek cukai yang diawasi oleh

Pejabat Bea dan Cukai. Contoh:

KPPBC Medan membawahi empat Pabrikan Rokok yang mendapat

penundaan pembayaran dan tiga pabrikan etil alkohol . Maka

penyelenggaraan Buku Rekening Kredit akan terdiri dari: BRCK-3 untuk

empat pabrikan rokok, sedangkan penyelenggaraan Buku rekening BKC

untuk pabrikan etil alkohol juga ada tiga.

Buku rekening BKC ditutup dalam kondisi-kondisi sebagai berikut:

a) setiap akhir tahun kalender ; hal ini berkaitan dengan akhir tahun buku

atau akhir tahun anggaran dari pihak pemerintah.

b) setelah dilakukan pencacahan ; Pencacahan diselenggarakan secara

reguler pada setiap awal bulan dan/atau pada waktu-waktu tertentu

secara insidentil.

c) atas permintaan Pengusaha Pabrik atau Pengusaha Tempat

Penyimpanan.

Penutupan buku rekening BKC, dilakukan dengan cara membuat garis

horisontal dengan tinta merah dan ditandatangani oleh Pejabat Bea dan

Cukai. Penutupan buku rekening BKC tersebut harus diberitahukan kepada

Pengusaha Pabrik atau Pengusaha Tempat Penyimpanan yang

bersangkutan dengan Surat Pemberitahuan Penutupan Buku Rekening

BKC.

Penyelenggaraan buku rekening BKC dan buku rekening kredit dapat

dilakukan dengan media elektronik.

Page 167: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 158

Gambar 5.10 Contoh Buku Rekening BKC (BRCK-1)

Gambar 5.11 Contoh Buku Rekening Kredit (BRCK-3)

Page 168: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 159

C. Pencacahan BKC

DJBC sebagai institusi pemerintah yang berkepentingan dalam hal

pengawasan terhadap kegiatan di bidang cukai senantiasa harus melakukan

upaya-upaya pengawasan baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat

refresif. Kegiatan pengawasan yang bersifat preventif secara aktif dilaksanakan

baik secara reguler maupun insidentil oleh Kantor Bea dan Cukai. Salah satu

bentuk pengawasan secara aktif dilakukan dengan pencacahan yang

dilaksanakan terhadap pabrik dan tempat penyimpanan etil alkohol dan pabrik

MMEA. Kegiatan pencacahan tersebut secara khusus diatur dalam pasal 20

sampai dengan pasal 23 Undang-undang Cukai. Pelaksanaan lebih lanjut

mengenai kegiatan pencacahan diatur dalam PMK nomor 115/PMK.04/2008

tentang Pencacahan dan Potongan Atas Etil Alkohol dan MMEA .

1. Konsep Pencacahan

Berdasarkan Undang-undang Cukai, pengertian Pencacahan adalah

kegiatan untuk mengetahui jumlah, jenis, mutu, dan keadaan BKC. Kegiatan

pencacahan dilakukan terhadap BKC tertentu berupa :

a. Etil Alkohol yang masih terutang cukai yang berada di dalam Pabrik atau

Tempat Penyimpanan; dan/atau

b. Minuman Mengandung Etil Alkohol yang masih terutang cukai yang berada

di dalam pabrik.

Kegiatan pencacahan dilaksanakan dalam rangka pengawasan secara aktif

untuk menghindari kemungkinan terjadinya manipulasi atau pelarian cukai.

Dalam kegiatan pencacahan Pejabat bea dan cukai yang melakukan

pencacahan harus berdasarkan surat tugas dari kepala kantor yang mengawasi

pabrik atau tempat penyimpanan dengan disaksikan oleh pengusaha pabrik atau

pengusaha tempat penyimpanan.

Atas kegiatan pencacahan yang dilakukan oleh pejabat bea dan cukai,

pengusaha pabrik atau tempat penyimpanan wajib menunjukkan semua etil

alkohol atau MMEA yang berada di dalam pabrik atau tempat penyimpanan serta

menyediakan tenaga dan peralatan untuk keperluan pencacahan. Hasil

Page 169: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 160

pencacahan yang dilakukan oleh pejabat bea dan cukai dibuatkan berita acara

hasil pencacahan (BACK-5) dan ditandatangani oleh pejabat bea dan cukai serta

pengusaha yang bersangkutan. Dalam hal pengusaha yang bersangkutan

menolak dan berkeberatan atas hasil pencacahan, maka Berita Acara tersebut

cukup ditandatangani sepihak. Pengusaha selanjutnya dapat menempuh

mekanisme keberatan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

2. Waktu Pelaksanaan Pencacahan

Kegiatan Pencacahan terhadap etil alkohol dan MMEA yang masih

terutang cukai dilakukan pada:

a. setiap awal bulan untuk periode satu bulan sebelumnya;

b. setiap saat atas permintaan pengusaha pabrik atau pengusaha tempat

penyimpanan;

c. setiap saat apabila ada dugaan kuat terjadinya pelanggaran atas ketentuan

yang diatur dalam Undang-Undang Cukai; atau

d. sebelum dan sesudah pemuatan ke kapal untuk tujuan ekspor.

3. Penyelesaian Hasil Temuan Pencacahan

Terhadap kegiatan pencacahan yang dilakukan oleh pejabat Bea dan

Cukai setidaknya akan menghasilkan salah satu temuan sebagai berikut:

a. Jumlah fisik hasil pencacahan menunjukkan adanya kekurangan dibanding

jumlah yang tercantum dalam buku Rekening BKC.

b. Jumlah fisik hasil pencacahan menunjukkan adanya kelebihan dibanding

jumlah yang tercantum dalam buku rekening BKC.

c. Jumlah fisik hasil pencacahan, kedapatan sama dibandingkan dengan

jumlah yang tercantum dalam buku rekening BKC.

Dalam hal terjadi selisih kurang

Dalam hal jumlah hasil pencacahan sebagaimana dimaksud diatas

kedapatan lebih kecil daripada jumlah yang tercantum dalam buku rekening

BKC, maka terhadap:

Page 170: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 161

Pengusaha pabrik MMEA, akan dikenakan tagihan cukai atas jumlah

kekurangan cukai yang terjadi. Untuk hal tersebut Kepala Kantor akan

menerbitkan penetapan dalam bentuk surat tagihan cukai (STCK).

Pengusaha Pabrik atau Tempat Penyimpanan etil alkohol, akan dikenakan

tagihan cukai atas kekurangan yang terjadi. Perhitungan atas kekurangan

jumlah etil alkohol yang ada terlebih dahulu harus diperhitungkan dengan

potongan yang dapat diberikan.

Pengertian potongan adalah keringanan yang diberikan kepada pengusaha

pabrik atau pengusaha tempat penyimpanan atas kekurangan BKC yang didapat

pada waktu pencacahan. Potongan hanya diberikan khusus untuk selisih kurang

yang terjadi pada BKC berupa etil alkohol. Dasar pemikiran pemberian potongan

adalah pertimbangan bahwa kekurangan yang terjadi pada etil alkohol dapat

terjadi karena sebab-sebab alamiah seperti penguapan atau penyusutan.

Dalam PMK nomor 115/PMK.04/2008 diatur bahwa besarnya potongan

yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

untuk pengusaha pabrik etil alkohol, diberikan potongan sebesar:

- 0,5 % (setengah persen) setiap bulan dari jumlah etil alkohol yang ada

pada waktu pencacahan terakhir; dan

- 0,5 % (setengah persen) dari jumlah etil alkohol yang dibuat dan

dimasukkan sejak pencacahan terakhir;

untuk pengusaha tempat penyimpanan diberikan potongan sebesar:

- 0,5 % (setengah persen) setiap bulan dari jumlah etil alkohol yang ada

pada waktu pencacahan terakhir;

- 0,5 % (setengah persen) dari jumlah etil alkohol yang dimasukkan sejak

pencacahan terakhir; dan

- 1 % (satu persen) dari jumlah selisih antara jumlah etil alkohol hasil

pencacahan sebelum pemuatan ke kapal dan sesudah pemuatan ke

kapal.

Dalam menghitung besarnya potongan sebagaimana dimaksud di atas, jumlah

hari dalam 1 (satu) bulan dihitung sebagai 30 (tiga puluh) hari.

Page 171: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 162

Apabila kekurangan yang terjadi melebihi batas kelonggaran

sebagaimana yang diatur dalam Pasal 23 ayat (1) Undang-undang Cukai, maka

terhadap kekurangan yang terjadi akan dikenakan sanksi administrasi berupa

denda, paling banyak sepuluh kali nilai cukai dan paling sedikit dua kali nilai

cukai yang kedapatan kurang atau lebih. Adapun batas kelonggaran yang

diberikan terhadap kasus selisih kurang dalam pencacahan adalah sebesar tiga

kali potongan yang diberikan.

Contoh Kasus:

Pada tanggal 01 Februari 2013 Pejabat Bea dan Cukai dari KPPBC Medan

melakukan pencacahan terhadap pabrikan etil alkohol “PT PS” yang berlokasi di

Tanjung Morawa. Dari hasil pencacahan tersebut dan juga data yang tercantum

dalam BRCK-1 yang bersangkutan didapati hal-hal sebagai berikut:

Pencacahan terakhir terhadap PT PS dilakukan pada tanggal 02 Januari

2013, dengan jumlah saldo sebanyak 150.000 liter

Produksi Pabrik sampai dengan saat pencacahan 80.000 liter

Pengeluaran 100.000 liter

Pemasukan (retur) dari Tempat Penyimpanan 10.000 liter

Saldo menurut Buku BRCK-1 140.000 liter

Hasil pencacahan pejabat Bea dan Cukai 130.000 liter

Selisih kurang sebelum potongan 10.000 liter

Potongan: 0,5% x (150.000 + 80.000 + 10.000) 1.200 liter

Kekurangan (akan ditagih cukai dengan STCK) 8.800` liter

Apakah dalam kasus kekurangan ini akan dikenakan sanksi administrasi denda?

Kita lihat perhitungan batas kelonggarannya sebagai berikut:

Batas kelonggaran: 3 x potongan = 3 x 1.200 liter = 3.600 liter

Oleh karena jumlah kekurangan setelah potongan (8.800 liter) lebih besar

daripada batas kelonggaran (3.600) liter, maka terhadap PT. PS akan dikenakan

sanksi administrasi denda.

Page 172: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 163

Dalam hal terjadi selisih lebih

Dalam hal jumlah hasil pencacahan sebagaimana dimaksud diatas

kedapatan lebih besar daripada jumlah yang tercantum dalam buku rekening

BKC, maka terhadap Pabrik atau Tempat penyimpanan etil alkohol tidak

diberikan potongan. Selisih lebih tersebut akan dimasukkan pada kolom debet

Buku Rekening BKC yang bersangkutan dan diperhitungkan dalam saldo hasil

pencacahan. Atas jumlah selisih lebih tersebut tidak akan ditagihkan cukainya,

oleh karena BKC yang kedapatan lebih masih berada di dalam Pabrik yang

bersangkutan.

Apabila jumlah selisih lebih tersebut melebihi batas kelonggaran

sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (2) Undang-undang Cukai, maka

terhadap Pengusaha yang bersangkutan akan dikenakan sanksi administrasi

berupa denda, paling banyak sepuluh kali nilai cukai dan paling sedikit dua kali

nilai cukai yang kedapatan kurang atau lebih. Adapun batas kelonggaran yang

diberikan terhadap kasus selisih lebih dalam pencacahan adalah maksimal satu

persen dari jumlah barang yang seharusnya ada menurut Buku rekening BKC.

Contoh Kasus:

Pada tanggal 01 Maret 2013 Pejabat Bea dan Cukai dari KPPBC Medan

melakukan pencacahan terhadap pabrikan etil alkohol “PT MA” yang berlokasi di

Deli Serdang. Dari hasil pencacahan tersebut dan juga data yang tercantum

dalam BRCK-1 yang bersangkutan didapati hal-hal sebagai berikut:

Pencacahan terakhir terhadap PT PS dilakukan pada tanggal 02 Februari

2013, dengan jumlah saldo sebanyak 40.000 liter

Produksi Pabrik sampai dengan saat pencacahan 50.000 liter

Pengeluaran 45.000 liter

Saldo menurut Buku BRCK-1 45.000 liter

Hasil pencacahan pejabat Bea dan Cukai 47.000 liter

Selisih lebih 2.000 liter

Potongan: tidak diberikan - liter

Kelebihan sebesar 2.000 liter akan ditambahkan pada saldo buku sehingga

saldo buku untuk penutupan BRCK-1 menjadi: 47.000 liter

Page 173: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 164

Dalam kasus kelebihan BKC ini kita analisa terlebih dahulu, apakah melebihi

batas kelonggarannya atau tidak:

Batas kelonggaran: 1 % x Saldo yang seharusnya ada

= 1% x 45.000 liter = 450 liter

Oleh karena jumlah kelebihan BKC (2.000 liter) lebih besar daripada batas

kelonggaran (450 liter), maka terhadap PT. MA akan dikenakan sanksi

administrasi denda.

Dalam hal hasil pencacahan sesuai dengan saldo BRCK

Dalam hal jumlah hasil pencacahan sebagaimana dimaksud diatas

kedapatan sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam buku rekening BKC,

maka terhadap Pabrik atau Tempat penyimpanan etil alkohol tidak diberikan

potongan. Hasil pencacahan yang sesuai tersebut akan menjadi dasar bagi

penutupan Buku Rekening BKC yang dikelola Kepala Seksi Perbendaharaan.

Hasil Selisih lebih tersebut akan dimasukkan pada kolom debet Buku Rekening

BKC yang bersangkutan dan diperhitungkan dalam saldo hasil pencacahan. Atas

jumlah selisih lebih tersebut tidak akan ditagihkan cukainya, oleh karena BKC

yang kedapatan lebih masih berada di dalam Pabrik yang bersangkutan.

Page 174: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 165

Sebagai rangkuman atas kegiatan belajar Bab 1 ini, dapat kami sampaikan

sebagai berikut:

1) Konsep Pembukuan di bidang cukai adalah suatu proses pencatatan yang

dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi yang

meliputi dan mempengaruhi keadaan harta, utang, modal, pendapatan, dan

biaya yang secara khusus menggambarkan jumlah harga perolehan dan

penyerahan barang atau jasa, yang kemudian diikhtisarkan dalam laporan

keuangan.

2) Pembukuan wajib diselenggarakan oleh Pengusaha Pabrik, Tempat

penyimpanan, importir BKC atau penyalur yang memiliki izin NPPBKC.

3) Konsep pencatatan di bidang cukai adalah suatu proses pengumpulan dan

penulisan data secara teratur tentang pemasukan, produksi, dan

pengeluaran BKC, dan penerimaan, pemakaian, dan pengembalian pita

cukai atau tanda pelunasan cukai lainnya.

4) Subyek cukai yang tidak diwajibkan menyelenggarakan pembukuan namun

wajib menyelenggarakan pencatatan adalah:

a. Pengusaha Pabrik BKC skala kecil;

b. Penyalur etil alkohol atau MMEA berskala kecil, yang wajib memiliki

NPPBKC;

c. Pengusaha Tempat Penjualan Eceran etil alkohol atau MMEA, yang wajib

memiliki NPPBKC.

5) Bentuk buku catatan yang disediakan oleh DJBC untuk digunakan

pengusaha pabrik skala kecil antara lain:CSCK-1, CSCK-2 dan CSCK-3 bagi

pabrik hasil tembakau; CSCK-4 bagi pabrik etil alkohol; CSCK-5 dan CSCK-

6 bagi pabrik MMEA; dan CSCK-7 bagi pabrik BKC pengguna fasilitas tidak

dipungut cukai.

6) Disamping kewajiban pembukuan atau pencatatan, pengusaha pabrik

diwajibkan untuk memberitahukan secara berkala kepada Kepala Kantor

Bea dan Cukai setempat.

RANGKUMAN :

Page 175: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 166

7) Untuk melakukan pengawasan secara aktif, pejabat Bea dan Cukai wajib

melaksanakan kegiatan pencacahan baiak secara reguler maupun insidentil.

Pengertian Pencacahan adalah kegiatan untuk mengetahui jumlah, jenis,

mutu, dan keadaan BKC. Pencacahan dilakukan terhadap:

a. Etil Alkohol yang masih terutang cukai yang berada di dalam Pabrik atau

Tempat Penyimpanan; dan/atau

b. MMEA yang masih terutang cukai yang berada di dalam pabrik.

Untuk menguji pemahaman anda terhadap materi kegiatan belajar 5, silahkan

kerjakan soal-soal latihan berikut.

1) Jelaskan perbedaan konsep pembukuan dan pencatatan !

2) Terhadap pengusaha skala kecil hanya diwajibkan pencatatan, jelaskan

pengertian dan kategori pengusaha apa saja yang termasuk skala kecil !

3) Jelaskan pencatatan yang wajib diselenggarakan oleh pejabat bea dan cukai

berkaitan dengan BKC yang diawasi !

4) Dalam rangka pengawasan secara aktif, Pejabat Bea dan Cukai melakukan

kegiatan pencacahan. Jelaskan konsep dan prosedur pencacahan !

5) Jelaskan tindakan apa saja yang mungkin dilakukan sehubungan dengan

hasil temuan pencacahan !

LATIHAN :

Page 176: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 167

MUTASI BKC

A. Jenis Kegiatan Mutasi BKC

1. Konsep Mutasi BKC

Ketentuan Undang-undang Cukai sesuai

karakteristik dasar pengenaannya antara lain

ditujukan untuk tujuan pembatasan yaitu

pengendalian konsumsi, pengawasan peredaran, dan

juga untuk maksud mengurangi dampak negatif.

Adanya sifat dan karakteristik yang khusus tersebut

mendorong pemerintah untuk melakukan pengawasan atas kegiatan

penimbunan, pemasukan, pengeluaran dan pengangkutan BKC terutama

terhadap BKC berupa etil alkohol dan MMEA. Kedua jenis BKC tersebut secara

spesifik memiliki tingkat kerawanan sosial yang jauh lebih tinggi dibanding BKC

hasil tembakau.

Amanat Undang-undang cukai yang terkait dengan pengendalian konsumsi

dan pengawasan peredaran BKC tertentu diimplementasikan oleh Menteri

Keuangan dalam PMK nomor 235/PMK.04/2009 tentang Penimbunan,

Pemasukan, Pengeluaran dan Pengangkutan BKC. Aturan operasional PMK ini

mengatur kewajiban penggunaan dokumen pemberitahuan mutasi BKC dan

dokumen pelindung pengangkutan BKC terhadap kegiatan penimbunan,

pemasukan, pengeluaran dan pengangkutan BKC tertentu.

6

Tujuan Pembelajaran Khusus:

Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan

mekanisme pemasukan, penimbunan, pengeluaran, pengangkutan dan perdagangan BKC

BAB

Page 177: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 168

Pengertian mutasi BKC adalah setiap kegiatan penimbunan, pemasukan,

pengeluaran dan pengangkutan BKC baik yang digunakan sebagai bahan baku

untuk produk lain maupun sebagai barang jadi yang siap untuk dikonsumsi yang

masih terutang cukai dan juga pengangkutan BKC tertentu yang telah dilunasi

cukainya di peredaran bebas. Terhadap setiap pergerakan BKC yang masih

terhutang cukai dan juga BKC tertentu (etil alkohol dan MMEA) wajib dilindungi

dokumen. Hal tersebut diatur di dalam ketentuan Undang-undang Cukai

khususnya di Pasal 25 ayat (1), dan Pasal 27 ayat (1) dan (2).

Sesuai dengan ketentuan Pasal 25 ayat (1) Undang-undang Cukai, atas

kegiatan pemasukan atau pengeluaran BKC ke atau dari pabrik atau tempat

penyimpanan wajib diberitahukan kepada Kepala kantor dan dilindungi dengan

dokumen cukai. Demikian pula ketentuan pasal 27 ayat (1) dan (2) Undang-

undang Cukai yang mengharuskan adanya dokumen pelindung terhadap

pengangkutan BKC yang belum dilunasi cukainya, termasuk BKC tertentu yang

sudah dilunasi cukainya. Pengaturan lebih lanjut mengenai mutasi BKC diatur

lebih lanjut dalam peraturan Menteri Keuangan terkait.

2. Penimbunan BKC

Pengertian kegiatan penimbunan dalam konteks mutasi BKC adalah

kegiatan menimbun BKC yang belum dilunasi cukainya, baik yang berasal dari

impor maupun yang dibuat di dalam negeri di Tempat Penimbunan Sementara

(TPS) atau Tempat Penimbunan Berikat (TPB). Atas kegiatan penimbunan BKC

yang berasal dari proses impor, maka mekanisme yang haru dipenuhi adalah

sesuai dengan yang diatur dalam peraturan Perundang-undangan di bidang

Kepabeanan. Terhadap kegiatan penimbunan BKC yang berasal dari dalam

negeri, wajib dilindungi dengan dokumen cukai.

Disamping pengertian penimbunan di TPS atau TPB, istilah penimbunan

BKC juga dapat diartikan sebagai penimbunan BKC yang belum dilunasi

cukainya di dalam pabrik BKC lainnya dan digunakan sebagai bahan baku atau

bahan penolong. Atas BKC yang ditimbun di dalam pabrik yang dimiliki oleh

Pengusaha Pabrik skala kecil, memiliki kewajiban:

Page 178: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 169

1) menyelenggarakan pencatatan atas pemasukan, penimbunan, dan

pemakaian BKC pada catatan sediaan;

2) menempatkan sedemikian rupa BKC dan hasil produksinya di dalam tempat

atau ruangan sehingga dapat diketahui jenis dan jumlah BKC yang belum

dilunasi cukainya yang dipergunakan sebagai bahan baku atau bahan

penolong;

3) membuat laporan penggunaan/persediaan BKC setiap bulan dengan

menggunakan formulir laporan penggunaan/persediaan BKC; dan

4) menyerahkan laporan sebagaimana dimaksud pada poin (3) kepada

Direktur Jenderal melalui kepala Kantor yang mengawasi Pabrik dalam

jangka waktu paling lama pada hari kesepuluh bulan berikutnya.

Terhadap BKC yang ditimbun di dalam Pabrik BKC milik Pengusaha Pabrik

yang telah ditetapkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, mempunyai kewajiban:

1) menyelenggarakan pencatatan atas pemasukan, penimbunan, dan

pemakaian BKC tersebut sesuai dengan ketentuan pembukuan di bidang

cukai;

2) menempatkan sedemikian rupa BKC tersebut dan hasil produksinya di

dalam tempat atau ruangan sehingga dapat diketahui jenis dan jumlah BKC

yang belum dilunasi cukainya yang dipergunakan sebagai bahan baku atau

bahan penolong;

3) membuat laporan penggunaan/persediaan BKC setiap bulan dengan

menggunakan formulir laporan penggunaan/persediaan BKC; dan

4) menyerahkan laporan sebagaimana dimaksud pada poin (3) kepada Direktur

Jenderal melalui kepala Kantor yang mengawasi Pabrik dalam jangka waktu

paling lama pada hari kesepuluh bulan berikutnya.

3. Pemasukan dan Pengeluaran BKC

Secara umum pengertian kegiatan pemasukan dan pengeluaran BKC

adalah pemasukan atau pengeluaran ke dan dari pabrik/tempat penyimpan atas

BKC yang cukainya belum dilunasi. Atas kegiatan tersebut pejabat bea dan

cukai dapat melakukan pengawasan langsung terhadap pemasukan dan

pengeluaran BKC, terutama dalam hal:

Page 179: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 170

1) pemasukan dan pengeluaran BKC berupa etil alkohol ke atau dari Pabrik

atau Tempat Penyimpanan;

2) pemasukan dan pengeluaran BKC berupa MMEA dengan kadar berapapun

ke atau dari Pabrik yang produksi minuman mengandung etil alkoholnya

dalam satu tahun melebihi 50.000 (lima puluh ribu) liter; dan/atau

3) terdapat dugaan bahwa Pengusaha Pabrik atau Pengusaha Tempat

Penyimpanan akan atau telah melakukan penyimpangan terhadap peraturan

perundang-undangan di bidang cukai.

Istilah pengawasan langsung dalam kegiatan pemasukan dan pengeluaran

adalah menempatkan petugas bea dan cukai di lokasi pabrik atau tempat

penyimpanan yang menjadi obyek pengawasan. Pengawasan terhadap

pemasukan dan pengeluaran BKC dilakukan berdasarkan perintah kepala Kantor

yang mengawasi Pabrik atau Tempat Penyimpanan. Dalam hal pemasukan

atau pengeluaran BKC dilakukan di bawah pengawasan pejabat bea dan cukai,

yang menjadi dasar untuk membukukan dalam Buku Rekening BKC adalah yang

didapati oleh pejabat bea dan cukai yang bersangkutan.

Secara khusus kriteria pemasukan dan pengeluaran BKC mencakup

kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Pemasukan atau Pengeluaran BKC dengan fasilitas tidak dipungut cukai:

1) pengeluaran BKC yang belum dilunasi cukainya dari Pabrik atau Tempat

Penyimpanan dengan tujuan untuk dimasukkan ke Pabrik atau Tempat

Penyimpanan lainnya dengan fasilitas tidak dipungut cukai;

2) pemasukan BKC yang belum dilunasi cukainya ke Pabrik atau Tempat

Penyimpanan yang berasal dari Kawasan Pabean, Tempat Penimbunan

Sementara, atau Tempat Penimbunan Berikat dengan fasilitas tidak

dipungut cukai;

3) pemasukan dan pengeluaran BKC berupa hasil tembakau yang belum

dilunasi cukainya dari tempat pembuatan di luar Pabrik ke dalam Pabrik

dan sebaliknya;

4) pengeluaran BKC yang belum dilunasi cukainya dari Pabrik atau Tempat

Penyimpanan dengan tujuan untuk diekspor dengan fasilitas tidak

dipungut cukai.

Page 180: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 171

b. Pemasukan atau Pengeluaran BKC dengan fasilitas pembebasan cukai:

1) pengeluaran BKC yang belum dilunasi cukainya dari Pabrik atau Tempat

Penyimpanan ke Tempat Penimbunan Berikat dengan fasilitas

pembebasan cukai;

2) pengeluaran etil alkohol yang belum dilunasi cukainya dari Pabrik atau

Tempat Penyimpanan dengan fasilitas pembebasan cukai untuk

digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan

barang hasil akhir yang bukan merupakan BKC;

3) pengeluaran etil alkohol yang belum dilunasi cukainya dari Tempat

Penimbunan Sementara atau Tempat Penimbunan Berikat dengan

fasilitas pembebasan cukai untuk digunakan sebagai bahan baku atau

bahan penolong dalam pembuatan barang hasil akhir yang bukan

merupakan BKC;

4) pengeluaran etil alkohol yang telah dirusak sehingga tidak baik untuk

diminum dari Pabrik atau Tempat Penyimpanan;

5) pengeluaran BKC yang belum dilunasi cukainya dari Pabrik atau Tempat

Penyimpanan dengan fasilitas pembebasan cukai untuk keperluan

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;

6) pengeluaran BKC yang belum dilunasi cukainya dari Pabrik atau Tempat

Penyimpanan dengan fasilitas pembebasan cukai untuk keperluan

perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di

Indonesia berdasarkan asas timbal balik;

7) pengeluaran BKC yang belum dilunasi cukainya dari Pabrik atau Tempat

Penyimpanan dengan fasilitas pembebasan cukai untuk tujuan sosial;

8) pengeluaran BKC yang belum dilunasi cukainya dari Pabrik atau Tempat

Penyimpanan dengan fasilitas pembebasan cukai untuk dikonsumsi oleh

penumpang dan awak sarana pengangkut yang berangkat langsung ke

luar Daerah Pabean;

9) pengeluaran BKC yang belum dilunasi cukainya dari Kawasan Pabean,

Tempat Penimbunan Sementara, atau Tempat Penimbunan Berikat

dengan fasilitas pembebasan cukai untuk keperluan perwakilan negara

Page 181: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 172

asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan

asas timbal balik;

10) pengeluaran BKC yang belum dilunasi cukainya dari Kawasan Pabean,

Tempat Penimbunan Sementara, atau Tempat Penimbunan Berikat

dengan fasilitas pembebasan cukai untuk dikonsumsi oleh penumpang

dan awak sarana pengangkut yang berangkat langsung ke luar Daerah

Pabean.

c. Pemasukan atau Pengeluaran BKC yang sudah dilunasi cukainya :

1) pemasukan BKC yang sudah dilunasi cukainya ke Pabrik dengan tujuan

untuk dimusnahkan atau diolah kembali;

2) pemasukan BKC yang sudah dilunasi cukainya ke tempat lain di luar

Pabrik dengan tujuan untuk dimusnahkan untuk mendapatkan

pengembalian cukai;

3) pengeluaran BKC berupa etil alkohol atau minuman mengandung etil

alkohol, yang sudah dilunasi cukainya baik dengan cara pembayaran

maupun dengan cara pelekatan pita cukai, dari Pabrik atau Tempat

Penyimpanan;

4) pengeluaran BKC berupa etil alkohol atau minuman mengandung etil

alkohol, yang sudah dilunasi cukainya baik dengan cara pembayaran

maupun dengan cara pelekatan pita cukai, dari Tempat Penimbunan

Sementara atau Tempat Penimbunan Berikat.

4. Pengangkutan BKC

Pengertian pengangkutan adalah perpindahan dengan menggunakan

sarana pengangkut atas BKC yang masih terutang cukai atau yang cukainya

telah dilunasi dari suatu tempat ke tempat lainnya yang melewati peredaran

bebas. Pada prinsipnya pengangkutan BKC harus sudah selesai dilaksanakan

dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen pelindung pengangkutan.

Dalam hal terdapat hambatan yang menyebabkan pengangkutan BKC tidak

selesai dilaksanakan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam

Dokumen Cukai, pengusaha yang bersangkutan dapat meminta perpanjangan

Page 182: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 173

jangka waktu kepada Kepala Kantor Bea dan cukai setempat, sebelum

berakhirnya jangka waktu yang telah ditetapkan.

Pengangkutan BKC yang belum dilunasi cukainya, baik dalam keadaan

telah dikemas dalam kemasan untuk penjualan eceran maupun dalam keadaan

curah atau dikemas dalam kemasan bukan untuk penjualan eceran, wajib

dilindungi dengan Dokumen Cukai. Dikecualikan dari kewajiban dilindungi

dengan dokumen cukai, yaitu terhadap pengangkutan BKC berupa:

1) tembakau iris yang dibuat dari tembakau hasil tanaman di Indonesia yang

tidak dikemas untuk penjualan eceran atau dikemas untuk penjualan eceran

dengan bahan pengemas tradisional yang lazim dipergunakan, apabila

dalam pembuatannya tidak dicampur atau ditambah dengan tembakau yang

berasal dari luar negeri atau bahan lain yang lazim dipergunakan dalam

pembuatan hasil tembakau dan/atau pada kemasannya ataupun tembakau

irisnya tidak dibubuhi merek dagang, etiket, atau yang sejenis itu; dan

2) minuman yang mengandung etil alkohol hasil peragian atau penyulingan

yang dibuat oleh rakyat di Indonesia secara sederhana, semata-mata untuk

mata pencaharian dan tidak dikemas untuk penjualan eceran.

Pengangkutan BKC yang sudah dilunasi cukainya, dari suatu tempat ke

tempat lainnya dalam peredaran bebas, yang terdiri dari:

1) etil alkohol dalam jumlah lebih dari 6 (enam) liter; atau

2) MMEA dengan kadar lebih dari 5% (lima persen) dalam jumlah lebih dari 6

(enam) liter, wajib dilindungi dengan dokumen Cukai.

Pengangkutan BKC tersebut wajib dilaporkan kepada kepala Kantor yang

mengawasi penyalur atau tempat penjualan eceran, setiap bulan dalam jangka

waktu paling lama pada hari kesepuluh bulan berikutnya dengan menggunakan

formulir laporan pengangkutan etil alkohol/MMEA yang sudah dilunasi cukainya

di peredaran bebas.

Page 183: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 174

B. Dokumen Mutasi BKC

1. Dokumen Pemberitahuan Pemasukan dan Pengeluaran

Ketentuan pasal 25 ayat (1) Undang-undang Cukai mengatur mengenai

kewajiban penggunaan dokumen cukai sebagai berikut: “Pemasukan atau

Pengeluaran BKC ke atau dari pabrik atau tempat penyimpanan wajib

diberitahukan kepada Kepala kantor dan dilindungi dokumen cukai”. Sebagai

tindak lanjut atas kewajiban penggunaan dokumen cukai tersebut, sejak

pemberlakuan Undang-undang Cukai pada tahun 1996, DJBC telah menyusun

berbagai bentuk dan format dokumen cukai sebagai dokumen pelindung

pemasukan atau pengeluaran. Beberapa diantaranya, yang mungkin pernah

anda kenal antara lain:

1) Dokumen CK-5: Pemberitahuan pengeluaran dan pemasukan BKC yang

belum dilunasi cukainya dari pabrik atau tempat penyimpanan ke pabrik atau

tempat penyimpanan lainnya;

2) Dokumen CK-7: Pemberitahuan Pemasukan Hasil Tembakau yang belum

dilunasi cukainya dari tempat pembuatan di luar pabrik ke dalam pabrik dan

sebaliknya;

3) Dokumen CK-8: Pemberitahuan pengeluaran BKC yang belum dilunasi

cukainya dari pabrik atau tempat penyimpanan untuk tujuan ekspor

4) Dokumen CK-10: Pemberitahuan pengeluaran etil alkohol yang belum

dilunasi cukainya dari pabrik atau tempat penyimpanan untuk bahan baku

atau bahan penolong.

Penggunaan dokumen cukai yang sangat bervariasi membuat kesan

bahwa sistem administrasi di bidang cukai sangat kompleks dan tidak sederhana.

Berdasarkan aturan terdahulu, yaitu KMK nomor 247/KMK.05/1996 tentang

Penimbunan, Pemasukan, Pengeluaran, Pengangkutan dan Perdagangan BKC,

setidaknya terdapat 20 jenis dokumen cukai yang digunakan sebagai dokumen

pesanan pita cukai, dokumen pemasukan dan pengeluaran, dokumen

penimbunan dan dokumen pengangkutan. Hal ini masih ditambah lagi dengan

penggunaan dokumen pelaporan yang jumlahnya sekitar 9 jenis (LACK-1 sampai

dengan LACK-9). Sejalan dengan perkembangan pelaksanaan di lapangan,

Page 184: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 175

tuntutan untuk menyederhanakan sistem administrasi di bidang cukai semakin

menguat.

Pemberlakuan Undang-undang nomor 39 tahun 2007 sebagai perubahan

atas undang-undang nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai telah mendorong

pemerintah untuk menciptakan sistem administrasi cukai yang lebih sederhana.

Sebagai bentuk implementasinya adalah penerbitan PMK nomor

235/PMK.04/2009 yang menyederhanakan dokumen penimbunan, pemasukan,

pengeluaran dan pengangkutan serta dokumen pelaporan.

Bentuk dan format baru dokumen pelindung pemasukan dan pengeluaran

sesuai dengan PMK nomor 235/PMK.04/2009 mengakomodasi hampir seluruh

kegiatan pemasukan dan pengeluaran di bidang cukai. Format baru dokumen

pemasukan dan pengeluaran sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan

tersebut menggunakan format Pemberitahuan Mutasi BKC (PMBKC) atau CK-5.

Bentuk format baru PMBKC dapat anda lihat dalam gambar 6.1 dan 6.2 berikut

ini.

Page 185: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 176

Gambar 6.1

Dokumen Cukai PMBKC

Page 186: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 177

Gambar 6.2 Lembar Lanjutan PMBKC

Page 187: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 178

Format PMBKC (CK-5) digunakan untuk hampir seluruh kegiatan

pemasukan atau pengeluaran BKC baik yang cukainya telah dilunasi maupun

yang masih terutang cukai. Dapat dikatakan bahwa PMBKC merupakan single

document bagi kegiatan cukai yang cukup kompleks tersebut. Beberapa

kategori kegiatan mutasi BKC yang dilindungi dengan dokumen CK-5, anatara

lain:

1) pengeluaran BKC yang belum dilunasi cukainya dari Pabrik atau Tempat

Penyimpanan dengan tujuan untuk dimasukkan ke Pabrik atau Tempat

Penyimpanan lainnya dengan fasilitas tidak dipungut cukai;

2) pemasukan BKC yang belum dilunasi cukainya ke Pabrik atau Tempat

Penyimpanan yang berasal dari Kawasan Pabean, Tempat Penimbunan

Sementara, atau Tempat Penimbunan Berikat dengan fasilitas tidak dipungut

cukai;

3) pemasukan dan pengeluaran BKC berupa hasil tembakau yang belum

dilunasi cukainya dari tempat pembuatan di luar Pabrik ke dalam Pabrik dan

sebaliknya;

4) pengeluaran BKC yang belum dilunasi cukainya dari Pabrik atau Tempat

Penyimpanan dengan tujuan untuk diekspor dengan fasilitas tidak dipungut

cukai;

5) pengeluaran BKC yang belum dilunasi cukainya dari Pabrik atau Tempat

Penyimpanan ke Tempat Penimbunan Berikat dengan fasilitas pembebasan

cukai;

6) pengeluaran etil alkohol yang belum dilunasi cukainya dari Pabrik atau

Tempat Penyimpanan dengan fasilitas pembebasan cukai untuk digunakan

sebagai bahan baku atau bahan penolong dalam pembuatan barang hasil

akhir yang bukan merupakan BKC;

2. Dokumen Pelindung Pengangkutan

Ketentuan pasal 27 ayat (1) Undang-undang Cukai mengatur mengenai

kewajiban penggunaan dokumen pengangkutan BKC sebagai berikut:

“Pengangkutan BKC yang belum dilunasi cukainya harus dilindungi dengan

dokumen cukai” . Kemudian pasal 27 ayat (2) juga mengatur dokumen

Page 188: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 179

pengangkutan sebagai berikut: “Pengangkutan BKC tertentu, walaupun sudah

dilunasi cukainya, harus dilindungi dengan dokumen cukai”.

Sesuai dengan pengertian pengangkutan yang telah dijelaskan

sebelumnya, pergerakan BKC yang belum dilunasi cukainya di peredaran bebas

harus dilindungin dengan dokumen cukai untuk menjamin hak-hak negara yang

berkaitan dengan pungutan cukainya. Istilah BKC tertentu dalam konteks pasal

27 ayat (2) di atas mengacu kepada BKC berupa etil alkohol dan MMEA dalam

jumlah dan kadar yang ditetapkan.

Dokumen pelindung pengangkutan yang digunakan terhadap

pengangkutan BKC yang belum dilunasi cukainya baik telah dikemas dalam

kemasan untuk penjualan eceran maupun dalam keadaan curah atau dikemas

tidak untuk penjualan eceran tetap menggunakan dokumen pemasukan dan

pengeluaran sesuai format PMBKC (CK-5).

Contoh:

PT. GM sebagai pabrik hasil tembakau jenis SKT membeli bahan baku

pembuatan hasil tembakau berupa tembakau iris yang dikemas dalam

bentuk bundel/bal dari suatu tempat di luar pabrik, maka atas pengangkutan

dan pemasukan BKC tersebut ke dalam pabrik wajib dilindungi dokumen

cukai PMBKC.

Pabrik etil alkohol PT XY memasok etil alkohol untuk kebutuhan pabrik

MMEA PT ZZ, maka atas pengeluaran, pengangkutan dan pemasukan BKC

berupa etil alkohol tersebut ke dalam pabrik ZZ wajib dilindungi dengan

dokumen PMBKC.

Pabrik farmasi PT KF mendapat fasilitas pembebasan atas etil alkohol yang

digunakannya. BKC etil alkohol tersebut diperoleh dari proses impor melalui

importir pemmegang NPPBKC PT. GX. Atas pengeluaran dan pengangkutan

BKC etil alkohol dari Tempat penimbunan Sementara wajib dilindungi

dokumen PMBKC.

Dokumen pelindung pengangkutan yang digunakan terhadap

pengangkutan BKC tertentu yang sudah dilunasi di peredaran bebas dilindungi

Page 189: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 180

dokumen CK-6. Kategori BKC tertentu yang wajib dilindungi dokumen CK-6

adalah sebagai berikut:

etil alkohol dalam jumlah lebih dari 6 (enam) liter; dan

minuman mengandung etil alkohol dengan kadar lebih dari 5% (lima persen)

dalam jumlah lebih dari 6 (enam) liter, wajib dilindungi dengan Dokumen

Cukai.

Format dokumen CK-6 sebagai pelindung BKC tertentu di peredaran bebas

dapat dilihat dalam Gambar 6.3 berikut ini.

Gambar 6.3

Dokumen CK-6

Page 190: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 181

C. Tata Laksana Mutasi BKC

Alur kegiatan mutasi BKC sangat beragam dan masing-masing memiliki

spesifikasi yang berbeda, walaupun dokumen yang digunakan sama. Pada sub

bagian ini penulis hanya akan menjelaskan beberapa alur kegiatan mutasi BKC

yang dilakukan dalam praktek kegiatan sehari-hari. Format alur kegiatan yang

digunakan disini mengacu kepada standar operasional prosedur yang telah

dipraktekkan di beberapa Kantor madya Cukai.

1. Pengeluaran BKC dari Pabrik dengan Pelunasan

Untuk kegiatan mutasi berupa pengeluaran BKC dari pabrik dengan

pelunasan cukai (Gambar II.4), maka pengusaha pabrik menyerahkan PMBKC

kepada KPPBC dengan dilampiri bukti pembayaran dari Bank Persepsi berupa

SSPCP yg telah mendapatkan nomor transaksi pembayaran negara (NTPN).

Pengusaha menyerahkan dokumen PMBKC pelunasan lembar ke-1, 3, 4, 5 yang

telah didaftarkan kepada Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai (PKC).

Kepala Seksi PKC menerima, meneliti, mendisposisi PMBKC (CK-5) pelunasan

kepada Kasubsi Hanggar Pabean dan Cukai untuk diproses lebih lanjut.

Kasubsi Hanggar Pabean dan Cukai menerima, meneliti dan menunjuk

pelaksana pemeriksa untuk melakukan pengawasan terhadap jumlah dan jenis

barang yang diberitahukan. Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan

Cukai membuat konsep surat tugas untuk melakukan pengawasan terhadap

jumlah dan jenis barang yang diberitahukan. Kemudian, Kasubsi Hanggar

menerima, meneliti dan memaraf konsep surat tugas dan menyampaikan kepada

Kepala Seksi PKC. Kepala Seksi PKC menerima, meneliti, dan menandatangani

surat tugas.

Pelaksana pemeriksa yang ditunjuk menerima surat tugas dari Kepala

Seksi PKC, dan segera melakukan tugas pengawasan atas pengeluaran BKC

yang bersangkutan:

melakukan pengawasan terhadap jumlah dan jenis barang yang dikeluarkan;

membuat catatan pemeriksaan dan pengeluaran pada halaman ke-2 pada

lembar 1, 3, 4, dan 5 PMBKC dan menyerahkan kepada Pengusaha;

mencatat dokumen PMBKC ke dalam buku pengawasan.

Page 191: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 182

Gambar 6.4 Flowchart Pelayanan Pengeluaran BKC dengan Dokumen PMBKC Pelunasan

PENGUSAHA

KEPALA SEKSI PELAYANAN

KEPABEANAN DAN CUKAI

KASUBSI HANGGAR PABEAN

DAN CUKAI

PELAKSANA PADA SEKSI PELAYANAN KEPABEANAN DAN

CUKAI

PELAKSANA PEMERIKSA

Konsep

Surat Tugas

Meneliti

dan

memaraf

Meneliti

dan

TTD

Konsep

Surat Tugas

Sumber: Bag. OTL DJBC

Page 192: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 183

2. Pengeluaran BKC dari Pabrik dengan Tujuan Diekspor

Alur proses kegiatan mutasi berupa pengeluaran BKC dari pabrik dengan

tujuan diekspor, dapat dilihat dalam flowchart berikut (Gambar II.5).

Gambar 6.5 Flowchart Pelayanan Pengeluaran BKC dengan Dokumen PMBKC Pelunasan

PENGUSAHA

KEPALA SEKSI PELAYANAN

KEPABEANAN DAN CUKAI

KASUBSI HANGGAR PABEAN

DAN CUKAI

PELAKSANA PADA SEKSI PELAYANAN KEPABEANAN DAN

CUKAI

PELAKSANA PEMERIKSA

BENDAHARAWAN

Konsep

Surat Tugas

M meneliti

Da dan

M memaraf

M meneliti

D dan

M memaraf

T

Konsep

Surat Tugas

Sumber: Bag. OTL DJBC

Page 193: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 184

Sesuai flowchart pada gambar 6.5, pengusaha pabrik menyerahkan

PMBKC tujuan ekspor (dalam rangkap 5) yang telah didaftarkan kepada Kepala

Seksi PKC. Kepala Seksi PKC menerima, meneliti, mendisposisi PMBKC CK-5

Pelunasan kepada Kasubsi Hanggar Pabean dan Cukai untuk diproses lebih

lanjut.

Kasubsi Hanggar Pabean dan Cukai menerima, meneliti dan menunjuk

pelaksana pemeriksa untuk melakukan pengawasan stuffing BKC yang

diberitahukan. Pelaksana pada Seksi PKC membuat konsep surat tugas untuk

melakukan pengawasan stuffing BKC. Kasubsi Hanggar Pabean dan Cukai

menerima, meneliti dan memaraf konsep surat tugas.

Kepala Seksi PKC menerima, meneliti, dan menandatangani surat tugas.

Pelaksana Pemeriksa yang ditunjuk menerima surat tugas dan melakukan

pengawasan stuffing BKC yang diberitahukan. Selanjutnya membuat Berita

Acara (BA) penyegelan dan memberikan catatan pengawasan pada PMBKC,

untuk selanjutnya disampaikan kepada Kepala Seksi PKC.

Kepala Seksi PKC menerima BA Penyegelan dan PMBKC yang sudah

diberi catatan pengawasan kemudian mendisposisikan untuk disampaikan

kepada Bendaharawan. Pelaksana pada Seksi PKC BA Penyegelan dan PMBKC

sesuai peruntukan:

lembar ke-1 untuk pelindung pengeluaran dan pengangkutan BKC

lembar ke-2 untuk Bendaharawan

lembar ke-3 untuk Pengusaha Pabrik atau Tempat Penyimpanan Asal

3. Pengeluaran BKC Sebagai Bahan Baku dengan Tujuan ke Pabrik BKC

Lain

Alur proses kegiatan mutasi berupa pengeluaran BKC dari pabrik dengan

tujuan ke pabrik BKC lainnya, sebagai bahan baku pembuatan BKC lainnya,

dapat dilihat dalam flowchart berikut (Gambar II.6). Dalam hal ini pengusaha

Pabrik BKC tujuan telah mengajukan permohonan PBCK-1 kepada Kantor Bea

dan Cukai setempat.

Page 194: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 185

Gambar 6.6 Flowchart Pelayanan Pengeluaran BKC

sebagai Bahan Baku untuk Pembuatan BKC Lainnya

PENGUSAHA KEPALA KPPBC

KEPALA SEKSI PKC

KASUBSI HANGGAR PABEAN

DAN CUKAI

PELAKSANA PEMERIKSA

KEPALA SEKSI PERBEND.

KPPBC TUJUAN

Sumber: Bag. OTL DJBC

Page 195: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 186

Sesuai dengan flowchart pada Gambar II.6, pengusaha mengajukan

rencana pengeluaran BKC dilengkapi dengan PMBKC rangkap 5 kepada Kepala

Kantor. Kepala Kantor menerima PMBKC (CK.5) dan mendisposisi kepada

Kepala Seksi PKC. Kepala Seksi PKC menerima dan mendisposisi kepada

Kasubsi Hanggar Pabean dan Cukai.

Kasubsi Hanggar Pabean dan Cukai menerima dan mendisposisi kepada

Pelaksana Pemeriksa pada seksi PKC. Berkas akan diteliti dan juga kelengkapan

PMBKC-nya. Apabila pengisian PMBKC dianggap belum lengkap maupun

terdapat persyaratan yang belum dilampirkan, berkas dokumen akan

dikembalikan kepada pengusaha untuk diperbaiki. Dalam hal sudah lengkap,

Pelaksana Pemeriksa menyampaikan dokumen kepada Kasubsi Hangar Pabean

dan Cukai.

Kasubsi Hangar Pabean dan Cukai melakukan penelitian dan dalam hal

sudah benar membukukan dan menomori PMBKC. Kasi PKC menerima dan

menandatangani dokumen PMBKC (CK.5) dan mendisposisi kepada Kasubsi

Hanggar untuk penyelesaian lebih lanjut. Berkas dokumen PMBKC selanjutnya

akan didistribusikan oleh Pelaksana Pemeriksa, sesuai peruntukan dan

melakukan pengawasan pengeluaran BKC. Lembar peruntukan PMBKC adalah

sebagai berikut:

lbr ke-1 kepada pengusaha untuk pelindung BKC

lbr ke-2 kepada bendaharawan asal

lbr ke-3 kepada pengusaha

lbr ke-4 kepada penerima BKC

lbr ke-5 kepada bendaharawan tujuan

Pelaksana Pemeriksa pada Seksi KPC selanjutnya akan membuat konsep

Surat Tugas pengawasan pengeluaran, dan menyampaikannya kepada Kasubsi

Hanggar. Kasubsi Hanggar menerima konsep dan memaraf, selanjutnya

disampaikan kepada Kepala Seksi KPC. Kepala Seksi menerima dan

menandatangani surat tugas a.n. Kepala Kantor. Berdasarkan surat tugas,

Pelaksana Pemeriksa yang ditunjuk akan menerima ST dan melaksanakan

pengawasan pengeluaran. Selanjutnya pemeriksa menerima PMBKC lbr ke-1

Page 196: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 187

dari pengusaha, menuangkan hasil pemeriksaan pada dokumen PMBKC dan

melakukan penyegelan serta membuat BA Penyegelan. Kemudian PMBKC

lembar ke-1 dijadikan dokumen pelindung BKC.

Pengusaha Asal mengirimkan BKC dengan dilindungi dokumen PMBKC ke

tempat tujuan. Pemasukan BKC ke Pabrik/TP tujuan diawasi oleh pelaksana

pemeriksa dari KPPBC tujuan. Selanjutnya PMBKC yang sudah diberikan

catatan pemasukan dikirim kepada KPPBC asal. Kepala Seksi Perbendaharaan

KPPBC asal menerima PMBKC lembar ke-1 dari kantor tujuan, dan

merekonsiliasi dengan PMBKC lembar ke-2.

Sebagai rangkuman materi Bab 6, dapat disampaikan sebagai berikut:

Pengertian mutasi BKC adalah setiap kegiatan penimbunan, pemasukan,

pengeluaran dan pengangkutan BKC baik yang digunakan sebagai bahan

baku untuk produk lain maupun sebagai barang jadi yang siap untuk

dikonsumsi yang masih terutang cukai dan juga pengangkutan BKC tertentu

yang telah dilunasi cukainya di peredaran bebas.

Pengertian kegiatan penimbunan dalam konteks mutasi BKC adalah kegiatan

menimbun BKC yang belum dilunasi cukainya, baik yang berasal dari impor

maupun yang dibuat di dalam negeri di Tempat Penimbunan Sementara

(TPS) atau Tempat Penimbunan Berikat (TPB).

Pengertian kegiatan pemasukan dan pengeluaran BKC adalah pemasukan

atau pengeluaran ke dan dari Pabrik/Tempat Penyimpan atas BKC yang

cukainya belum dilunasi.

Pengertian pengangkutan adalah perpindahan dengan menggunakan sarana

pengangkut atas BKC yang masih terutang cukai atau yang cukainya telah

dilunasi dari suatu tempat ke tempat lainnya yang melewati peredaran bebas.

Format baru dokumen pelindung pemasukan dan pengeluaran sesuai dengan

PMK nomor 235/PMK.04/2009 adalah format PMBKC atau CK-5. Bentuk dan

format baru dokumen CK-5 tersebut telah mengakomodasi hampir seluruh

RANGKUMAN :

Page 197: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 188

kegiatan pemasukan dan pengeluaran di bidang cukai.

Dokumen pelindung pengangkutan yang digunakan terhadap pengangkutan

BKC yang belum dilunasi cukainya baik telah dikemas dalam kemasan untuk

penjualan eceran maupun dalam keadaan curah atau dikemas tidak untuk

penjualan eceran tetap menggunakan dokumen pemasukan dan pengeluaran

sesuai format PMBKC (CK-5).

Dokumen pelindung pengangkutan yang digunakan terhadap pengangkutan

BKC tertentu yang sudah dilunasi di peredaran bebas dilindungi dokumen

CK-6.

Untuk menguji pemahaman anda dalam materi bab 2, silahkan anda kerjakan

soal-soal latihan berikut:

1) Jelaskan pengertian mutasi BKC dan untuk apa DJBC mengawasi

pergerakan BKC!

2) Jelaskan apa yang melatarbelakangi penggunaan dokumen CK-5 format

baru oleh DJBC!

3) Jelaskan kegunaan dokumen PMBKC!

4) Jelaskan konsep dokumen pemasukan/pengeluaran dan dokumen

pengangkutan!

5) Mengapa dalam pergerakan BKC etil alkohol dan MMEA tertentu wajib

dilindungi dengan dokumen CK-6? Jelaskan!

LATIHAN :

Page 198: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 189

TATACARA PEMUSNAHAN

DAN PENGOLAHAN KEMBALI BKC

A. Gambaran Umum

1. Konsep Pemusnahan dan Pengolahan Kembali

Pengertian pengolahan kembali BKC

adalah kegiatan menarik kembali BKC yang

sudah dilunasi cukainya dari peredaran bebas

ke dalam pabrik untuk dilakukan pengolahan

kembali. Umumnya produk BKC yang dapat

diolah kembali adalah produk-produk yang

belum mengalami kadaluwarsa, namun karena adanya cacat produksi

mengharuskan BKC tersebut ditarik dari peredaran bebas. Pengertian

pemusnahan BKC adalah kegiatan penarikan BKC yang sudah dilunasi cukainya

dari peredararan bebas untuk dilakukan pemusnahan di dalam pabrik atau di

tempat-tempat lainnya dibawah pengawasan DJBC.

Pengolahan kembali atau pemusnahan BKC yang dilakukan oleh

pengusaha Pabrik bertujuan untuk pengembalian cukai, sebagaimana diatur

dalam pasal 12 ayat 1 huruf (c) Undang-undang Cukai. Selanjutnya Pasal

tersebut ditindak lanjuti oleh Menteri Keuangan dengan PMK nomor

113/PMK.04/2008 tentang Pengembalian Cukai dan/atau Sanksi Administrasi

Berupa Denda.

7

Tujuan Pembelajaran Khusus:

Setelah mengikuti pembelajaran ini Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan

mekanisme pemusnahan dan pengolahan kembali BKC

BAB

Page 199: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 190

Mengacu pada ketentuan pasal 12 Undang-undang Cukai, pengembalian

cukai yang telah dibayar diberikan dalam hal:

1) terdapat kelebihan pembayaran karena kesalahan penghitungan;

2) BKC diekspor;

3) BKC yang mendapat pembebasan cukai

4) BKC yang dibuat di Indonesia diolah kembali di pabrik atau dimusnahkan;

5) pita cukai dikembalikan karena rusak atau tidak terpakai

6) terdapat kelebihan pembayaran sebagai akibat putusan Pengadilan Pajak.

Sebagai acuan petunjuk teknis pengembalian cukai, khususnya mengenai

pemusnahan dan pengolahan kembali, DJBC telah mengeluarkan Peraturan

Dirjend P-19/BC/2008 tentang Pengembalian Cukai atas BKC yang Diolah

Kembali atau Dimusnahkan yang diperbaharui dengan P-03/BC/2010. Topik

bahasan inilah yang akan dijabarkan secara mendalam dalam kegiatan belajar

Bab 3 ini.

2. Struktur Pengembalian Cukai atas BKC yang Diolah Kembali atau

Dimusnahkan

Dalam ketentuan tatalaksana pengembalian cukai atas BKC yang diolah

kembali atau dimusnahkan sebagaimana diatur dalam P-19/BC/2008 jo. P-

03/BC/2010, dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:

1) tatalaksana pengolahan kembali dan pemusnahan atas BKC yang

pelunasannya dengan cara pelekatan pita cukai

2) tatalaksana pengolahan kembali dan pemusnahan atas BKC yang

pelunasannya dengan cara pembayaran

Untuk memudahkan pemahaman anda maka dalam pembahasan kegiatan

belajar selanjutnya akan kami bedakan menurut dua kategori tersebut.

Gambaran singkat peta konsep tatalaksana pengembalian atas BKC diolah

kembali dan dimusnahkan dapat dilihat dalam Gambar III.1 berikut.

Page 200: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 191

Gambar 7.1 Struktur Tatalaksana Pengolahan Kembali dan Pemusnahan BKC

3. Cara Pengolahan Kembali dan Pemusnahan BKC

Kegiatan pengolahan kembali BKC baik yang berasal dari peredaran bebas

maupun yang masih berada di dalam pabrik dilakukan dengan cara:

BKC dipindahkan ke dalam kemasan penjualan eceran yang baru atau

diproduksi ulang untuk menjadi BKC baru.

BKC diproduksi ulang untuk menjadi BKC baru.

Untuk kegiatan pemusnahan BKC baik yang dilakukan di dalam pabrik

maupun di luar pabrik, maka pemusnahan dilakukan dengan cara:

Membakar habis BKC;

Menghancurkan BKC dengan menggunakan mesin atau alat penghancur;

Memasukkan BKC ke dalam lubang galian yang telah diberi air kemudian

ditimbun dengan tanah.

B. Pengolahan Kembali dan Pemusnahan BKC yang Pelunasannya

dengan Pelekatan Pita Cukai

1. Subyek yang Berhak Mendapat Pengembalian Cukai

Pengembalian cukai atas kegiatan pengolahan kembali atau pemusnahan

BKC yang dibuat di Indonesia yang pelunasannya dengan cara pelekatan pita

cukai hanya diberikan kepada Pengusaha Pabrik. BKC yang dapat ditarik dari

peredaran bebas untuk diolah kembali atau dimusnahkan dengan mendapat

pengembalian pita cukai hanya diizinkan apabila pemesanan pita cukainya

Page 201: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 192

dilakukan pada tahun anggaran berjalan atau pada satu tahun anggaran

sebelumnya.

2. Ketentuan dan Persyaratan

Sebelum melakukan kegiatan pengolahan kembali atau pemusnahan,

pengusaha pabrik harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Bea dan Cukai

setempat. Pejabat yang berwenang memberikan persetujuan pengolahan

kembali atau pemusnahan BKC adalah sebagai berikut:

1) Kepala KPPBC Tipe A1 ke bawah yang mengawasi pabrik, dalam hal nilai

cukai yang dimintakan pengembalian tidak melebihi Rp. 100.000.000,-

(seratus juta rupiah);

2) Kepala KPPPBC Tipe Madya, dalam hal nilai cukai yang dimintakan

pengembalian tidak melebihi Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

3) Kepala Kantor wilayah atau Kepala KPU Bea dan Cukai dalam hal nilai cukai

melebihi batasan poin 1) dan 2) diatas.

Pemusnahan atau pengolahan kembali atas BKC yang telah dilunasi

cukainya hanya dapat dilakukan oleh Pengusaha Pabrik dan pelaksanaannya

dibawah pengawasan Pejabat Bea dan Cukai setempat. Untuk melaksanakan

tugas pengawasan tersebut, Kepala Kantor Bea dan Cukai yang mengawasi

pabrik membentuk Tim Pengawas yang beranggotakan Pejabat Bea dan Cukai

dari Kantor setempat. Khusus permohonan pengolahan kembali atau

pemusnahan yang nilainya melebihi Rp. 500.000.000,- Tim Pengawas

beranggotakan pejabat dari Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai setempat.

Pemusnahan atau pengolahan kembali BKC yang telah dilekati pita

cukainya yang masih berada di dalam pabrik hanya dapat dilakukan paling

banyak 2 (dua) kali dalam satu bulan. Apabila pengusaha pabrik bermaksud

melakukan kegiatan pemusnahan atau pengolahan lebih dari dua kali dalam satu

bulan, maka yang bersangkutan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari

Kepala Kantor Wilayah.

Page 202: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 193

Pemusnahan atau pengolahan kembali BKC yang telah dilekati pita

cukainya yang berasal dari peredaran bebas hanya dapat dilakukan paling

banyak 4 (empat) kali dalam satu tahun anggaran. Apabila pengusaha pabrik

bermaksud melakukan kegiatan pemusnahan atau pengolahan lebih dari empat

kali dalam satu tahun anggaran, maka yang bersangkutan harus mendapatkan

persetujuan tertulis dari Kepala Kantor Wilayah.

Atas pengolahan kembali di pabrik atau pemusnahan BKC dengan

mendapat pengembalian cukai, maka terhadap pita cukai yang dirusak akan

dikenakan biaya pengganti penyediaan pita cukai sesuai dengan ketentuan yang

berlaku, yaitu:

Rp. 25,- per keping untuk pita cukai hasil tembakau seri I

Rp. 40,- per keping untuk pita cukai hasil tembakau Seri II

Rp. 25,- per keping untuk pita cukai hasil tembakau Seri III

Rp. 300,- per keping untuk pita cukai MMEA

Pengembalian cukai atas pengolahan kembali atau pemusnahan BKC

terlebih dahulu diperhitungkan dengan utang cukai. Dalam hal pengusaha pabrik

tidak memiliki utang cukai, pengembalian cukai atas permintaannya, dapat:

diperhitungkan untuk pemesanan pita cukai berikutnya, untuk BKC yang

pelunasannya cukainya dengan cara pelekatan pita cukai.

dikembalikan kepada pengusaha pabrik sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Mekanisme Pengolahan Kembali atau Pemusnahan

a. BKC yang masih berada di dalam Pabrik untuk diolah kembali atau dimusnahkan di dalam pabrik

Proses permohonan pengolahan kembali dan pemusnahan atas BKC yang

masih berada di dalam pabrik pada dasarnya terbagi menjadi 2 tahapan, yaitu:

1) Tahapan pengajuan PBCK-7 hingga diterbitkannya Berita Acara

Pemeriksaan BKC (dengan dokumen BACK-1)

2) Tahapan pengolahan Kembali atau Pemusnahan (pengajuan PBCK-3)

Pada tahapan pertama, dimulai dengan pengajuan berkas permohonan

PBCK-7 untuk dilakukan pemeriksaan terhadap BKC yang akan

Page 203: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 194

dimusnahkan/diolah kembali. Atas pengajuan PBCK-7 ini Kepala Kantor akan

mendisposikan kepada seksi kepabeanan dan cukai untuk dilakukan penelitian.

Apabila permohonan layak untuk diteruskan, maka Kepala Kantor akan

menugaskan pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan fisik terhadap BKC yang

dimohonkan pengolahan kembali atau pemusnahan. Output terakhir dari

kegiatan tahap pertama ini adalah diterbitkannya Berita Acara Pemeriksaan BKC

oleh pejabat pemeriksa (BACK-1). Atas BKC yang telah selesai diperiksa

dilakukan pengamanan dengan cara penyegelan.

Gambar 7.2 Flowchart Prosedur Pengolahan Kembali/Pemusnahan BKC

yang Masih Berada di Dalam Pabrik

Page 204: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 195

Selanjutnya tahapan ke-2 dari proses permohonan pengolahan kembali

atau pemusnahan BKC adalah dengan mengajukan berkas PBCK-3 yang telah

dilampiri dengan copy PBCK-7 dan berita acara pemeriksaan atas BKC tersebut.

Kantor Bea dan Cukai melakukan penelitian dan pengadministrasian berkas

dokumen PBCK-3.

Dalam hal nilai pengajuan pengembalian masih dalam lingkup

kewenangan Kepala Kantor, maka Kepala Kantor akan mengeluarkan surat

persetujuan pengolahan kembali atau pemusnahan dan membentuk Tim

Pengawas yang bertugas mengawasi pelaksanaan pengolahan kembali atau

pemusnahan. Anggota Tim Pengawas paling sedikit terdiri dari 3 orang Pejabat

Bea dan Cukai dari KPPBC. Tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim

Pengawas disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah.

Dalam hal nilai cukai yang diajukan pengembalian berada pada

kewenangan Kepala Kantor wilayah maka Kepala Kantor membuat surat

rekomendasi dan mengirimkannya kepada Kepala Kantor Wilayah. Surat

Page 205: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 196

persetujuan pengolahan kembali atau pemusnahan diterbitkan oleh Kepala

Kantor Wilayah dan juga pembentukan Tim Pengawas yang terdiri dari paling

banyak dua orang pejabat Kanwil dan paling sedikit tiga orang pejabat dari

KPPBC.

Tim Pengawas melakukan kegiatan pengawasan atas pelaksanaan

pengolahan kembali atau pemusnahan. Sebelum pengolahan kembali atau

pemusnahan dilakukan terlebih dahulu dilakukan pengecekan sebagai berikut:

mencocokkan jumlah, jenis, merek, tanda atau nomor pengenal koli serta

jenis segel atau tanda pengaman sebagaimana yang tertera pada BACK-1.

memeriksa keutuhan segel atau tanda pengaman BKC yang akan diolah

kembali atau dimusnahkan.

dalam hal segel kedapatan utuh, melakukan pemeriksaan secara acak,

paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari jumlah BKC yang akan diolah

kembali atau dimusnahkan dan paling sedikit 2 koli. Dalam hal kedapatan

rusak atau dalam hal hasil pemeriksaan awal kedapatan tidak sesuai,

melakukan pemeriksaan 100% (seratus persen) terhadap BKC yang

bersangkutan.

Sebagai output kegiatan pengawasan yang dilakukan maka Tim Pengawas

membuat Berita Acara Pemusnahan atau Pengolahan Kembali BKC (BACK-3).

BACK-3 yang diterbitkan Tim Pengawas akan menjadi dasar diterbitkannya

dokumen Tanda Bukti Perusakan Pita Cukai (CK-2) oleh kepala Kantor.

b. BKC yang berasal dari peredaran bebas yang akan diolah kembali atau

dimusnahkan di pabrik

Pengajuan CK-5 paling lambat tanggal 1 bulan keempat sejak batas waktu

pelekatan sesuai ketentuan yang berlaku. Pemasukan kembali BKC dari

peredaran bebas ke dalam pabrik untuk diolah kembali atau dimusnahkan

dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal

CK-5. Apabila jangka waktu 30 hari tersebut tersebut tidak dipenuhi, atas

pengolahan kembali BKC atau pemusnahan tidak diberikan pengembalian cukai.

Apabila tanggal pemasukan jatuh pada hari libur atau yang diliburkan, maka

Page 206: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 197

pemasukan dilakukan pada hari kerja terakhir sebelum hari libur atau yang

diliburkan.

Untuk pemasukan ke pabrik, pengusaha Pabrik harus memberitahukan

secara tertulis kepada Kepala Kantor. Pemberitahuan wajib disampaikan

sebelum pemasukan BKC yang telah dilunasi cukainya dari peredaran bebas ke

dalam pabrik untuk diolah kembali atau dimusnahkan dengan menggunakan

pemberitahuan mutasi BKC (CK-5).

Proses permohonan pengolahan kembali dan pemusnahan atas BKC yang

berasal dari peredaran bebas pada dasarnya terbagi menjadi 2 tahapan, yaitu:

1) Tahapan pemasukan BKC ke dalam Pabrik (CK-5)

2) Tahapan pengolahan Kembali atau Pemusnahan (pengajuan PBCK-3)

Pada tahapan pertama, dimulai dengan pengajuan berkas permohonan

CK-5 dalam rangka pemasukan BKC yang akan diolah kembali atau

dimusnahkan oleh Pengusaha Pabrik atau kuasanya. Proses ini dapat saja

melibatkan dua KPPBC yang berbeda. Pengajuan permohonan penarikan BKC

ke pabrik dengan dokumen CK-5 dapat diajukan kepada KPPBC yang terdekat

dengan lokasi BKC yang akan ditarik. Sebagai contoh: Distributor PT. Djarum di

wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya dapat saja mengajukan CK-5 kepada

KPPBC Medan dalam rangka penarikan BKC ke pabrik yang ada di Jawa tengah.

Dalam hal ini PT. Djarum wajib memberikan kuasa kepada Distributornya untuk

bertindak atas nama PT.Djarum. Harus diingat bahwa subyek yang berhak

memperoleh pengembalian cukai hanyalah pengusaha pabrik.

Atas pengajuan CK-5 ini Kepala Kantor akan mendisposikan kepada seksi

kepabeanan dan cukai untuk dilakukan penelitian. Apabila permohonan layak

untuk diteruskan, maka Kepala Kantor akan menugaskan pemeriksa untuk

melakukan pemeriksaan fisik terhadap BKC yang dimohonkan pengolahan

kembali atau pemusnahan. Output terakhir dari kegiatan tahap pertama ini

adalah diterbitkannya Berita Acara Pemeriksaan BKC oleh pejabat pemeriksa

(BACK-1). Atas BKC yang telah selesai diperiksa dilakukan pengamanan

dengan cara penyegelan. BKC selanjutnya akan dikirim ke Pabrik asal dengan

Page 207: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 198

dilindungi CK-5 tembusan. Pengiriman BKC ke pabrik asal selambat-lambatnya

30 hari sejak tanggal pemberitahuan CK-5.

Selanjutnya, Kepala Kantor tempat pemeriksaan BKC menyampaikan

pemberitahuan CK-5 kepada Kepala Kantor pengawasan Pabrik. Proses

pemasukan BKC ke dalam pabrik dilakukan pengawasan oleh pejabat

pemeriksa. Untuk itu, Kepala Kantor pengawasan pabrik menugaskan pemeriksa

untuk melaksanakan pengawasan terhadap pemasukan BKC ke dalam Pabrik.

Sampai disini tahap pertama kegiatan selesai. Kemudian dapat dilanjutkan pada

tahap kegiatan berikutnya, yaitu permohonan pengolahan kembali atau

pemusnahan BKC dengan pengajuan PBCK-3.

Tahapan kedua dari mekanisme permohonan pengolahan kembali atau

pemusnahan ini kurang lebih sama dengan tahapan yang kami jelaskan untuk

proses pengolahan kembali atau pemusnahan atas BKC yang masih berada di

dalam pabrik. Titik perbedaannya hanya terletak pada dokumen lampiran PBCK-

3 yang harus disertakan, yaitu CK-5 tembusan dan BACK-1. Flowchart

sederhana untuk kedua tahapan tersebut dapat dilihat dalam gambar 7.3.

Gambar 7.3 Prosedur Pengolahan Kembali/Pemusnahan BKC

yang Berasal dari Peredaran Bebas

Page 208: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 199

c. BKC yang berasal dari peredaran bebas yang akan dimusnahkan di

Luar Pabrik

Apabila kegiatan pemusnahan BKC akan dilakukan di luar pabrik, maka

Pengusaha Pabrik dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala

Kantor setempat. Pemusnahan BKC yang dilakukan di luar pabrik hanya

diberikan untuk BKC dengan nilai cukai sampai dengan Rp. 100.000.000,-

(seratus juta rupiah). Atas permohonan tertulis pengusaha pabrik, Kepala Kantor

memberikan putusannya. Kegiatan pemusnahan BKC di luar pabrik hanya dapat

dilakukan paling banyak 2 (dua) kali dalam satu tahun anggaran. Dalam hal

pemusnahan BKC dilakukan di beberapa tempat pemusnahan secara

bersamaan, maka kegiatan tersebut dihitung sama dengan satu kali pemberian

persetujuan pemusnahan di luar pabrik.

Untuk pemusnahan BKC di Tempat Pemusnahan di luar pabrik,

pengusaha Pabrik atau kuasanya harus memberitahukan secara tertulis kepada

Kepala Kantor Pengawasan Tempat Pemusnahan sebelum pemasukan BKC

yang telah dilunasi cukainya dari peredaran bebas ke Tempat Pemusnahan.

Page 209: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 200

Pemberitahuan pemusnahan ini diajukan dengan menggunakan pemberitahuan

mutasi BKC (CK-5).

Proses permohonan pemusnahan BKC di luar pabrik pada dasarnya juga

terbagi menjadi 2 tahapan, yaitu:

1) Tahapan pemasukan BKC ke dalam Tempat Pemusnahan (CK-5)

2) Tahapan pengolahan Kembali atau Pemusnahan (pengajuan PBCK-3)

Flowchart sederhana pada gambar III.4 berikut akan memberikan gambaran

singkat mengenai alur proses permohonan pemusnahan BKC yang berasal dari

peredaran bebas untuk dilakukan pemusnahannya di luar pabrik.

Gambar 7.4

Prosedur Pemusnahan BKC di Tempat Pemusnahan di Luar Pabrik

Page 210: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 201

Tahapan pertama dimulai dengan pengajuan berkas permohonan CK-5

dalam rangka pemasukan BKC yang akan dimusnahkan oleh Pengusaha Pabrik

atau kuasanya. Proses ini dapat saja melibatkan dua KPPBC yang berbeda.

Pengajuan permohonan penarikan BKC ke Tempat Pemusnahan di Luar Pabrik

dapat diajukan kepada KPPBC yang terdekat dengan lokasi Tempat

Pemusnahan.

Atas pengajuan CK-5 ini Kepala Kantor akan mendisposisikan kepada

Seksi Kepabeanan dan Cukai/Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai/Sub

seksi Perbendaharaan dan Pelayanan untuk dilakukan penelitian. Apabila

permohonan layak untuk diteruskan, maka Kepala Kantor akan menugaskan

pemeriksa untuk melakukan pemeriksaan fisik terhadap BKC yang dimohonkan

pemusnahan di Tempat Pemusnahan di Luar pabrik. Output terakhir dari

kegiatan tahap pertama ini adalah diterbitkannya Berita Acara Pemeriksaan BKC

oleh pejabat pemeriksa (BACK-1). Atas BKC yang telah selesai diperiksa

dilakukan pengamanan dengan cara penyegelan. BKC selanjutnya akan ditimbun

di Tempat Pemusnahan sambil menunggu persetujuan pemusnahan dari Kantor

Bea dan Cukai yang mengawasi Tempat Pemusnahan.

Page 211: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 202

Selanjutnya, Kepala Kantor tempat pemeriksaan BKC menyampaikan

pemberitahuan CK-5 kepada Kepala Kantor pengawasan Pabrik. Sampai disini

tahap pertama kegiatan selesai. Kegiatan berikutnya dapat dilanjutkan pada

tahap kedua, yaitu permohonan pengolahan kembali atau pemusnahan BKC

dengan pengajuan PBCK-3.

Selanjutnya tahapan ke-2 dari proses permohonan pemusnahan BKC di

Luar Pabrik adalah dengan mengajukan berkas PBCK-3 rangkap 5, yang telah

dilampiri dengan copy CK-5 dan berita acara pemeriksaan BACK-1. Kantor Bea

dan Cukai yang mengawasi Tempat Pemusnahan melakukan penelitian dan

pengadministrasian berkas dokumen PBCK-3. Kepala Kantor menerbitkan

persetujuan pemusnahan dan membentuk Tim Pengawas yang beranggotakan

minimal 3 orang pejabat di lingkungan KPPBC setempat. Tembusan Surat

Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas disampaikan kepada Kepala

Kantor Wilayah dan Kepala Kantor yang mengawasi pabrik.

Tim Pengawas melakukan kegiatan pengawasan atas pelaksanaan

pengolahan kembali atau pemusnahan. Sebelum pengolahan kembali atau

pemusnahan dilakukan pengecekan terlebih dahulu, sebagai berikut:

1) mencocokkan jumlah, jenis, merek, tanda atau nomor pengenal koli serta

jenis segel atau tanda pengaman sebagaimana yang tertera pada BACK-1.

2) memeriksa keutuhan segel atau tanda pengaman BKC yang akan diolah

kembali atau dimusnahkan.

3) dalam hal segel sebagaimana huruf c kedapatan utuh, melakukan

pemeriksaan secara acak, paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari jumlah

BKC yang akan diolah kembali atau dimusnahkan dan paling sedikit 2 koli.

Dalam hal kedapatan rusak atau dalam hal hasil pemeriksaan awal

kedapatan tidak sesuai, melakukan pemeriksaan 100% (seratus persen)

terhadap BKC yang bersangkutan.

Sebagai output kegiatan pengawasan yang dilakukan maka Tim Pengawas

membuat Berita Acara Pemusnahan atau Pengolahan Kembali BKC (BACK-3).

Selanjutnya berkas berupa PBCK-3 lembar asli dan lembar tembusan,

pemberitahuan mutasi BKC (CK-5) lembar asli, BACK-1 lembar asli beserta

Page 212: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 203

BACK-3 lembar asli dan lembar tembusan dikirimkan kepada Kepala Kantor yang

mengawasi pabrik. Berkas BACK-3 dan lampirannya tersebut akan menjadi

dasar diterbitkannya dokumen Tanda Bukti Perusakan Pita Cukai (CK-2) oleh

Kepala Kantor yang mengawasi pabrik.

C. Pengolahan Kembali atau Pemusnahan BKC yang Pelunasannya

dengan Pembayaran

1. Subyek yang Berhak Mendapat Pengembalian Cukai

Pengembalian cukai atas kegiatan pengolahan kembali atau pemusnahan

BKC yang dibuat di Indonesia yang pelunasannya dengan cara pembayaran

hanya diberikan kepada Pengusaha Pabrik. Pembatasan subyek yang berhak

untuk mendapatkan pengembalian cukai terbatas hanya kepada pengusaha

pabrik adalah untuk mencegah penyalahgunaan pengembalian cukai oleh pihak

yang tidak berhak. Disamping hal tersebut kedudukan pengusaha pabrik adalah

sebagai subyek yang bertanggung jawab terhadap hutang cukai. Dengan

demikian ketentuan pengembalian cukai tidak dapat diberikan kepada

Pengusaha Penyalur atau Tempat penjualan Eceran apabila BKC yang dijualnya

disita oleh instansi terkait dan dimusnahkan di luar ketentuan Undang-undang

Cukai.

2. Ketentuan dan Persyaratan

Sebelum melakukan kegiatan pengolahan kembali atau pemusnahan

pengusaha pabrik harus mendapatkan persetujuan dari Pejabat Bea dan Cukai

setempat. Pejabat yang berwenang memberikan persetujuan pengolahan

kembali atau pemusnahan adalah:

1) Kepala KPPBC Tipe A1 ke bawah yang mengawasi pabrik, dalam hal nilai

cukai yang dimintakan pengembalian tidak melebihi Rp. 100.000.000,-

(seratus juta rupiah);

2) Kepala KPPPBC Tipe Madya, dalam hal nilai cukai yang dimintakan

pengembalian tidak melebihi Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

3) Kepala Kantor wilayah atau Kepala KPU Bea dan Cukai dalam hal nilai cukai

melebihi batasan poin 1) dan 2) diatas.

Page 213: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 204

Pemusnahan atau pengolahan kembali atas BKC yang telah dilunasi

cukainya hanya dapat dilakukan oleh Pengusaha Pabrik dan pelaksanaannya

dibawah pengawasan Pejabat Bea dan Cukai setempat. Untuk melaksanakan

tugas pengawasan tersebut, Kepala Kantor Bea dan Cukai yang mengawasi

pabrik membentuk Tim Pengawas yang beranggotakan Pejabat Bea dan Cukai

dari Kantor setempat. Khusus permohonan pengolahan kembali atau

pemusnahan yang nilainya melebihi Rp. 500.000.000,- Tim Pengawas

beranggotakan pejabat dari Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan Bea dan

Cukai setempat.

Pemusnahan atau pengolahan kembali BKC yang dimasukkan ke dalam

pabrik yang berasal dari peredaran bebas dapat dilakukan paling banyak 2

(dua) kali dalam satu tahun anggaran. Apabila pengusaha pabrik bermaksud

melakukan kegiatan pemusnahan atau pengolahan lebih dari dua kali, maka

yang bersangkutan harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Kantor Wilayah.

Pengembalian cukai atas pengolahan kembali atau pemusnahan BKC

terlebih dahulu diperhitungkan dengan utang cukai. Dalam hal pengusaha pabrik

tidak memiliki utang cukai, pengembalian cukai atas permintaannya dikembalikan

kepada pengusaha pabrik sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Mekanisme Pengolahan Kembali atau Pemusnahan

Pengusaha Pabrik harus memberitahukan secara tertulis kepada Kepala

Kantor sebelum pemasukan BKC yang telah dilunasi cukainya dari peredaran

bebas ke dalam pabrik untuk diolah kembali atau dimusnahkan dengan

menggunakan CK-5. Pemasukan kembali BKC tersebut dari peredaran bebas ke

dalam pabrik untuk diolah kembali atau dimusnahkan dilaksanakan dalam jangka

waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal CK-5. Apabila jangka waktu

30 hari tersebut tersebut tidak dipenuhi, atas pengolahan kembali BKC atau

pemusnahan tidak diberikan pengembalian cukai. Apabila tanggal pemasukan

jatuh pada hari libur atau yang diliburkan, maka pemasukan dilakukan pada hari

kerja terakhir sebelum hari libur atau yang diliburkan.

Page 214: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 205

Apabila kegiatan pemusnahan BKC akan dilakukan di luar pabrik, maka

Pengusaha Pabrik dapat mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala

Kantor setempat. Pemusnahan BKC yang dilakukan di luar pabrik hanya

diberikan untuk BKC dengan nilai cukai sampai dengan Rp. 100.000.000,-

(seratus juta rupiah). Atas permohonan tertulis pengusaha pabrik, Kepala Kantor

memberikan putusannya. Kegiatan pemusnahan BKC di luar pabrik hanya dapat

dilakukan paling banyak 2 (dua) kali dalam satu tahun anggaran. Dalam hal

pemusnahan BKC dilakukan di beberapa tempat pemusnahan secara

bersamaan, maka kegiatan tersebut dihitung sama dengan satu kali pemberian

persetujuan pemusnahan di luar pabrik. Alur proses permohonan pengolahan

kembali dan pemusnahan atas BKC yang pelunasannya dengan cara

pembayaran pada dasarnya sama saja dengan flowchart sederhana yang kami

gambarkan dalam Gambar 7.2 dan 7.4 sebelumnya.

Sebagai rangkuman materi kegiatan belajar Bab 7 dapat disampaikan sebagai

berikut:

Pengertian pengolahan kembali BKC adalah kegiatan menarik kembali BKC

yang sudah dilunasi cukainya dari peredaran bebas ke dalam pabrik untuk

dilakukan pengolahan kembali. Pengertian pemusnahan BKC adalah

kegiatan penarikan BKC yang sudah dilunasi cukainya dari peredararan

bebas untuk dilakukan pemusnahan di dalam pabrik atau di tempat-tempat

lainnya dibawah pengawasan DJBC. Pengolahan kembali atau pemusnahan

BKC yang dilakukan oleh pengusaha Pabrik bertujuan untuk pengembalian

cukai.

Pengembalian cukai atas kegiatan pengolahan kembali atau pemusnahan

BKC yang dibuat di Indonesia yang pelunasannya dengan cara pembayaran

hanya diberikan kepada Pengusaha Pabrik.

Pengertian kegiatan pemasukan dan pengeluaran BKC adalah pemasukan

atau pengeluaran ke dan dari Pabrik/Tempat Penyimpan atas BKC yang

RANGKUMAN :

Page 215: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 206

cukainya belum dilunasi.

Pemusnahan atau pengolahan kembali BKC yang cara pelunasannya

dengan pembayaran, yang dimasukkan ke dalam pabrik dan berasal dari

peredaran bebas dapat dilakukan paling banyak 2 (dua) kali dalam satu

tahun anggaran.

Pemusnahan atau pengolahan kembali BKC yang telah dilekati pita cukainya

yang masih berada di dalam pabrik, hanya dapat dilakukan paling banyak 2

(dua) kali dalam satu bulan.

Pemusnahan atau pengolahan kembali BKC yang telah dilekati pita cukainya

yang berasal dari peredaran bebas hanya dapat dilakukan paling banyak 4

(empat) kali dalam satu tahun anggaran.

Pemusnahan BKC yang berasal dari peredaran bebas untuk dilakukan

pemusnahan di luar pabrik hanya diberikan untuk permohonan dengan nilai

cukai maksimal Rp 100 juta.

Pejabat yang berwenang memberikan persetujuan pengolahan kembali atau

pemusnahan adalah sebagai berikut:

Kepala KPPBC Tipe A1 ke bawah yang mengawasi pabrik, dalam hal nilai

cukai yang dimintakan pengembalian tidak melebihi Rp. 100.000.000,-

(seratus juta rupiah);

Kepala KPPPBC Tipe Madya, dalam hal nilai cukai yang dimintakan

pengembalian tidak melebihi Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Kepala Kantor wilayah atau Kepala KPU Bea dan Cukai dalam hal nilai cukai

melebihi batasan poin a dan b diatas.

Terhadap permohonan pengembalian cukai atas pengolahan kembali dan

pemusnahan BKC akan dikenakan pungutan berupa biaya pengganti

pencetakan pita cukai (khusus BKC yang cara pelunasannya dengan

pelakatan pita cukai)

Page 216: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 207

Untuk menguji pemahaman anda dalam materi kegiatan belajar Bab 7, silahkan

anda kerjakan soal-soal latihan berikut:

1) Jelaskan konsep pengolahan kembali dan pemusnahan, dan jelaskan

mengapa atas kegiatan tersebut diberikan pengembalian cukai!

2) Seorang distributor MMEA mengumpulkan produk-produk yang sudah

kadaluwarsa di pasar untuk dikembalikan ke pabrik pembuatnya. Jelaskan

apakah kegiatan tersebut dapat diberikan pengembalian cukai!

3) Jelaskan mekanisme pemusnahan BKC hasil tembakau yang akan

dilakukan di luar pabrik yang dapat diberikan pengembalian cukai!

4) Jelaskan batasan kewenangan pejabat Kepala kantor terkait dengan

pemberian persetujuan pemusnahan atau pengolahan kembali!

5) Jelaskan batasan dan persyaratan pengajuan permohonan pengolahan

kembali dan pemusnahan, untuk masing-masing kategori BKC !

LATIHAN :

Page 217: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 208

KEWENANGAN PEJABAT BEA DAN CUKAI

A. Gambaran Umum

Ketentuan umum di bidang cukai

sebagaimana diatur dalam Undang-undang Cukai

membawa konsekuensi adanya hak dan kewajiban

bagi wajib cukai dan juga pihak pemungut cukai

(fiskus). Hak yang dimiliki oleh wajib cukai antara

lain: hak mendapatkan fasilitas dan kemudahan di

bidang cukai, hak mengajukan keberatan, banding dan gugatan atas putusan

pejabat Bea dan cukai, hak mendapatkan pelayanan yang baik dalam prosedur

tata laksana di bidang cukai, dan sebagainya. Disisi lain, wajib cukai diwajibkan

untuk memenuhi segala ketentuan yang diatur dalam Undang-undang cukai,

antara lain: perizinan di bidang cukai, mengajukan pemberitahuan kegiatan di

bidang cukai, membuat laporan-laporan di bidang cukai, membuat pembukuan

atau pencatatan, melunasi pungutan cukai, memenuhi ketentuan larangan, dan

sebagainya.

Dari sisi fiskus, kewajiban yang harus dipenuhi oleh DJBC erat kaitannya

dengan tugas pengawasan dan pelayanan terhadap subyek cukai. Dalam rangka

pelayanan di bidang cukai, DJBC berkewajiban memberikan pelayanan yang

baik, memberikan fasilitas dan kemudahan di bidang cukai sesuai ketentuan,

memungut cukai dan penerimaan terkait cukai lannya, dan sebagainya. Dalam

8

Tujuan Pembelajaran Khusus:

Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang

kewenangan pejabat Bea dan dan Cukai

BAB

Page 218: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 209

rangka pengawasan dibidang cukai, DJBC berkewajiban melakukan pengawasan

terhadap kegiatan mutasi BKC, pencacahan BKC tertentu, dan sebagainya.

Disamping kewajiban tersebut, pejabat Bea dan Cukai diberikan hak oleh

Undang-undang Cukai untuk melaksanakan seluruh ketentuan yang diatur dalam

Undang-undang cukai. Hak yang diberikan kepada pejabat Bea dan Cukai

terwujud dalam bentuk kewenangan pengawasan terhadap BKC dan barang lain

yang terkait dengannya, maupun para pengusaha atau orang yang terlibat

didalam ketentuan Undang-undang Cukai.

Jenis kewenangan pejabat Bea dan Cukai dalam melaksanakan Undang-

undang Cukai pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Kewenangan umum atau kewenangan administrasi

Referensi aturan yang menjadi dasar pelaksanaan kewenangan umum

pejabat Bea dan Cukai diatur dalam pasal 33 s.d. pasal 40 Undang-undang

Cukai. Yang termasuk kriteria kewenangan umum ini antara lain: penindakan

di bidang cukai; pemblokiran pemesanan pita cukai; meminta bantuan aparat

Kepolisian, Tentara Nasional Indonesia dan instansi lainnya; audit di bidang

cukai, dan sebagainya.

2) Kewenangan khusus atau kewenangan yuridis

Referensi aturan yang menjadi dasar pelaksanaan kewenangan khusus

antara lain: pasal 40A Undang-undang Cukai yang mengatur mengenai

kewenangan khusus Direktur Jenderal Bea dan Cukai, pasal 63 dan 64

Undang-undang Cukai mengenai penyidikan di bidang cukai.

B. Kewenangan Umum

1. Pengertian dan Jenis Kewenangan Umum

Secara definisi pengertian kewenangan umum adalah kewenangan pejabat

Bea dan Cukai untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka

penegakan aturan di bidang Cukai. Tindakan yang dilakukan tersebut dapat

terkait dengan BKC, barang lain yang terkait dengan BKC, sarana pengangkut,

bangunan atau tempat lain, pembukuan atau pencatatan pengusaha BKC,

maupun pelayanan pemesanan pita cukai. Istilah kewenangan umum ini menurut

Page 219: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 210

referensi Undang-undang Cukai dapat juga dimaknai sebagai kewenangan

administratif di bidang cukai.

Sifat kewenangan umum ini dapat melekat kepada siapa saja pejabat

Bea dan Cukai yang sedang menjalankan tugas. Untuk melaksanakan

kewenangan yang bersifat umum, seorang pejabat Bea dan Cukai harus

berdasarkan Surat Perintah Penindakan dari Direktur Jenderal Bea dan Cukai,

Kepala Kantor atau Pejabat yang ditunjuk untuk menangani pengawasan. Surat

Perintah Penindakan paling sedikit memuat:

Nama pejabat Bea dan Cukai yang diperintahkan;

Alasan dan tujuan penindakan;

Jangka waktu berlakunya surat perintah penindakan;

Kewajiban membuat laporan hasil penindakan.

Dalam kondisi-kondisi tertentu, Surat Perintah Penindakan tidak diperlukan

antara lain dalam hal:

1) Pengejaran terus menerus atas orang atau pengangkut, dan/atau sarana

pengangkut yang patut diduga melanggaran peraturan perundang-undangan

cukai.

2) Pengawasan secara tetap atau berkala, terhadap pabrik, tempat

penyimpanan dan/atau tempat lain yang didalamnya terdapat BKC.

3) Audit cukai, kecuali audit investigasi dugaan adanya tindak pidana.

4) Terdapat kekhawatiran pelaku pelanggaran akan melarikan diri atau

menghilangkan barang bukti, melakukan penindakan terhadap:

Orang atau pengangkut, dan/atau sarana pengangkut; atau

Pabrik, Tempat Penyimpanan, dan/atau tempat lain yang didalamnya.

Jenis-jenis Kewenangan Umum

Berdasarkan ketentuan pasal 33 s.d. 40 Undang-undang Cukai,

kewenangan umum dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1) Kewenangan untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap BKC

dan/atau barang lain yang terkait dengan BKC berupa tindakan:

penghentian, pemeriksaan , penegahan dan penyegelan;

Page 220: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 211

2) Kewenangan untuk mengambil tindakan berupa tidak melayani pemesanan

pita cukai (CK-1/CK-1A) atau tanda pelunasan cukai lainnya;

3) Kewenangan untuk menegah BKC, barang lain yang terkait dengan BKC

dan juga sarana pengakut yang terkait dengan BKC;

4) Kewenganan pemeriksaan terhadap pabrik, tempat penyimpanan, tempat-

tempat lainnya dan bangunan;

5) Kewenangan audit di bidang cukai terhadap pengusaha BKC dan

pengusaha penerima fasilitas cukai;

6) Kewenangan untuk melakukan penyegelan yang diperlukan terhadap

bagian-bagian dari pabrik, tempat penyimpanan, tempat usaha importir,

tempat usaha penyalur, tempat penjualan eceran, tempat lain, atau sarana

pengangkut yang didalamnya terdapat BKC.

2. Kewenangan Penindakan tehadap BKC atau Barang Lain yang Terkait dengan BKC

Dalam lingkup kewenangan administratif, pejabat Bea dan Cukai berhak

untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan terhadap BKC atau barang

lain yang terkait dengan BKC, dalam rangka penegakan aturan di bidang cukai.

Bentuk-bentuk tindakan yang diperlukan tersebut berupa: penghentian,

pemeriksaan, penegahan dan penyegalan terhadap BKC atau barang lain yang

terkait dengan BKC. Bahkan, apabila diperlukan dapat saja pejabat Bea dan

Cukai melakukan tindakan penegahan dan penyegelan terhadap sarana

pengangkutnya.

Sebelum diuraikan lebih jauh mengenai kewenangan penindakan di bidang

cukai ini, ada baiknya penulis jelaskan terlebih dahulu pengertian barang lain

yang terkait dengan BKC. Istilah tersebut merujuk kepada pengertian bahwa

barang-barang yang bukan merupakan BKC akan tetapi masih memiliki

keterkaitan erat dengan dugaan tindak pelanggaran di bidang cukai. Sebagai

contoh: pita cukai yang diindikasikan palsu, mesin pembuat pita cukai palsu, dsb.

Harus dipahami bahwa kewenangan penindakan di bidang cukai bersifat

selektif dan harus benar-benar didasarkan atas informasi dan/atau fakta yang

akurat. Untuk keperluan penindakan tersebut, pejabat Bea dan Cukai dapat

Page 221: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 212

dilengkapi dengan senjata api serta dapat meminta bantuan Kepolisian RI,

Tentara Nasional Indonesia dan instansi terkait lainnya.

Segera setelah melakukan penindakan cukai, pejabat yang ditunjuk

melakukan penindakan wajib melaporkan secara tertulis kepada DirekturJenderal

atau pejabat yang ditunjuk, dalam waktu paling lama 1 X 24 (satu kali dua puluh

empat) jam dengan membawa orang, pengangkut, dan/atau sarana pengangkut

bersama barang bukti pelanggaran ke Kantor DJBC. Apabila barang bukti tidak

memungkinkan untuk dibawa, maka terhadap barang bukti tersebut dapat

dilakukan penyegelan untuk pengamanannya.

Dalam kegiatan penindakan cukai terhadap BKC atau barang lain yang

dibawa oleh sarana pengangkut maka tindakan penghentian, pemeriksaan,

penegahan hingga penyegelan, merupakan tindakan yang berkesinambungan

dan tidak boleh terputus. Setelah melakukan tindakan penghentian, maka

pejabat Bea dan Cukai harus segera melanjutkan dengan tindakan pemeriksaan

terhadap BKC atau barang lain yang dibawa oleh sarana pengangkut tersebut.

Kemudian harus segera diputuskan, apakah akan dilakukan penegahan atau

tidak terhadap BKC/barang lain/sarana pengangkut tersebut.

Penghentian

Pejabat Bea dan Cukai berwenang untuk menghentikan BKC dan sarana

pengangkut dan/atau barang lain yang terkait dengan BKC yang berada dalam

sarana pengangkut. Tindakan penghentian harus dilakukan secara selektif

berdasarkan adanya informasi adanya dugaan pelanggaran peraturan

perundang-undangan dibidang cukai.

Istilah sarana pengangkut yang dimaksud adalah;

1) Alat yang digunakan untuk mengangkut BKC dan/atau barang lain yang

terkait dengan BKC didarat, diair, atau dudara; dan

2) Orang pribadi yang mengangkut/membawa BKC dan/atau barang lain

yang terkait dengan BKC.

Penghentian terhadap sarana pengangkut dilakukan dengan menggunakan

isyarat kepada pengangkut berupa; isyarat tangan, bunyi, lampu, radio dan

Page 222: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 213

isyarat lainnya yang lazim digunakan. Atas perintah penghentian terhadap

orang dan/atau pengangkut tersebut, maka yang bersangkutan wajib berhenti

dan bagi yang menggunakan sarana pengangkut wajib menghentikan sarana

pengangkutnya atau menghentikan kegiatan mengangkutnya. Kemudian

pengangkut diminta untuk menunjukkan dokumen cukai dan/atau pelengkap

cukai yang diwajibkan.

Disisi lain Pejabat Bea dan Cukai yang melaksanakan kegiatan ini wajib

menunjukkan Surat Perintah Penindakan dan juga identitas yang jelas sebagai

pejabat Bea dan Cukai. Tindakan selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan

terhadap BKC atau barang lain atau sarana pengangkut yang dihentikan.

Pemeriksaan

Kewenangan pejabat Bea dan Cukai untuk melakukan pemeriksaan pada

dasarnya ditujukan untuk membuat terang dan jelas dugaan pelanggaran di

bidang cukai. Ruang lingkup kewenangan pemeriksaan tidak hanya dilakukan

dalam lingkup pemeriksaan BKC yang diangkut dengan sarana pengangkut,

akan tetapi juga pemeriksaan terhadap pabrik, tempat penyimpanan, tempat

usaha importir, penyalur, tempat penjualan eceran dan temapat-tempat lain yang

terkait dengan dugaan pelanggaran.

Pemeriksaan dilakukan berdasarkan informasi adanya dugaan

pelanggaran di bidang cukai atau dalam rangka pelaksanaan tugas rutin

berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang cukai. Sebelum

pemeriksaan, pejabat Bea dan Cukai wajib menunjukkan Surat Perintah

Penindakan kepada pengusaha pabrik, tempat penyimpanan atau orang yang

menguasai tempat lain yang digunakan untuk menyimpan BKC atau barang lain

yang terkait BKC yang terhadapnya dilakukan pemeriksaan.

Berkaitan dengan pemeriksaan BKC/barang lain/sarana pengangkut,

pejabat Bea dan Cukai diberi kewenangan melakukan pemeriksaan terhadap:

1) Sarana pengangkut, BKC, dan/atau barang lain yang terkait dengan BKC

yang berada disarana pengangkut.

Page 223: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 214

2) BKC dan/atau barang lain yang terkait dengan BKC yang berada disarana

pengangkut.

3) Memerintahkan kepada pengangkut untuk membuka pengemas BKC

dan/atau barang lain yang terkait dengan BKC.

4) Meminta keterangan baik kepada pengusaha pabrik maupun karyawan

perusahaan atau orang yang menguasai sarana pengangkut, BKC atau

barang lain yang terkait.

Dalam hal perintah Pejabat Bea dan Cukai tidak dipenuhi, pejabat Bea dan

Cukai dapat membuka sendiri:

1) Sarana pengangkut yang digunakan mengangkut BKC yang dipakai di

darat, di udara maupun yang dipakai di air dan orang pribadi yang

membawa BKC atau barang lain yang terkait.

2) Pengemas BKC dan/atau barang lain yang terkait dengan BKC.

Atas pemeriksaan dimaksud dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Khusus terhadap sarana pengangkut yang telah disegel oleh Dinas Pos

atau Penegak hukum lain, maka pemeriksaan tidak bisa dilakukan secara

sepihak oleh pejabat Bea dan Cukai. Pemeriksaan hanya dapat dilakukan

pembukaan segel dan diperiksa bersama-sama dengan dinas pos atau penegak

hukum lain yang menyegel BKC/Tempat tersebut.

Untuk melakukan pemeriksaan sarana pengangkut, sebaiknya

dilakukan pemeriksaan di lokasi kejadian, namun tetap memperhatikan

kepentingan umum lain. Sebagai contoh: jangan memeriksa ditengah jalan

karena dapat mengganggu kelancaran lalu lintas, jangan memeriksa di tengah

keramaian karena dapat mengundang massa yang tidak paham dengan tugas

DJBC. Apabila tidak dapat diperiksa ditempat, maka sebaiknya dibawa ke Kantor

atau tempat lain yang layak guna memudahkan pemeriksaan.

Hasil pemeriksaan terhadap BKC/barang lain/sarana pengangkut dapat

berupa alternatif sebagai berikut:

1) Dalam hal hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya pelanggaran,

terhadap sarana pengangkut berikut BKC dan/atau barang lain yang terkait

Page 224: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 215

dengan BKC yang berada di sarana pengangkut diizinkan untuk meneruskan

perjalanan.

2) Dalam hal hasil pemeriksaan menunjukkan adanya pelanggaran di bidang

cukai, Pejabat Bea dan Cukai berwenang menegah sarana pengangkut,

BKC dan/atau barang lain yang terkait dengan BKC yang berada di sarana

pengangkut.

3) Dalam hal hasil pemeriksaan terhadap sarana pengangkut menunjukkan

adanya dugaan pelanggaran tindak pidana di bidang cukai, sarana

pengangkut berikut BKC dan/atau barang lain yang terkait dengan BKC yang

dibawa, diserahkan kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil DJBC.

Atas hasil pemeriksaan tersebut, kepada Pengangkut diberikan berita acara

pemeriksaan. Apabila dari hasil pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran

ketentuan perundang-undangan cukai, maka pejabat Bea dan Cukai menegah

sarana pengangkut, BKC dan/atau barang lain yang terkait.

Berkaitan dengan kewenangan pemeriksaan bangunan, Pejabat Bea dan

Cukai diberikan kewenangan melakukan pemeriksaan terhadap:

1) Pabrik, Tempat Penyimpanan atau tempat lain yang digunakan untuk

menyimpan BKC dan/atau barang lain yang terkait dengan BKC yang belum

dilunasi cukainya atau yang mendapat pembebasan cukai ;

2) Bangunan atau tempat lain yang berhubungan dengan pabrik, tempat

penyimpanan atau tempat lainnya, BKC dan/atau barang lain yang terkait

dengan tempat-tempat yang diperiksa tersebut;

3) Meminta catatan sediaan barang, dokumen cukai dan dokumen pelengkap

cukai yang wajib diselenggarakan menurut undang-undang cukai.

4) Meminta keterangan yang diperlukan baik kepada pengusaha pabrik

maupun karyawan, atau orang menguasai pabrik, tempat penyimpanan dan

tempat lain yang terkait dengan BKC.

Kewajiban yang harus dipenuhi pengusaha pabrik, tempat penyimpanan

atau tempat lain terkait dengan pemeriksaan, wajib menunjukan;

1) Tempat- tempat yang menjadi bagian dari bangunan yang diperiksa

2) BKC atau barang lain yang terkait.

Page 225: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 216

Dalam hal pengusaha atau orang mengusai pabrik, tempat penyimpanan,

bangunan atau tempat lain tidak bersedia atau menghalangi pemeriksaan, maka

pejabat Bea dan Cukai berwenang untuk membuka dan melakukan pemeriksaan

sendiri. Pemeriksaan sendiri tersebut haruslah disaksikan oleh pengusaha atau

orang yang menguasai, atau ketua RT/RW, atau aparatur dilingkungan sekitar

pabrik, tempat penyimpanan, bangunan atau tempat lain yang dilakukan

pemeriksaan.

Apabila didapati adanya pelanggaran dibidang cukai dan lokasi pabrik dan

BKC tidak mungkin dilakukan pengawasan terus-menerus oleh pejabat Bea dan

Cukai, maka dapat dilakukan penyegelan atas bangunan atau tempat-tempat

atau bagian-bagian lain yang terhadapnya dilakukan pemeriksaan.

Penegahan

Pejabat Bea dan Cukai berwenang menegah BKC/barang lain maupun

sarana pengangkut yang terkait dengan pelanggaran di bidang cukai.

Berdasarkan konsep aturan Undang-undang Cukai, penegahan didefinisikan

sebagai tindakan yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai untuk:

1) menunda pengeluaran, pemuatan, atau pengangkutan terhadap BKC

dan/atau barang lainnya yang terkait dengan BKC; dan/atau

2) mencegah keberangkatan sarana pengangkut.

Dalam menjalankan penindakan di bidang cukai, pejabat Bea dan Cukai

memiliki kewenangan untuk menegah:

1) Sarana pengangkut, BKC dan/atau barang lain yang terkait dengan BKC

yang berada dalam sarana pengangkut; atau

2) BKC dan/atau barang lain yang terkait dengan BKC yang berada di pabrik,

tempat penyimpanan, tempat usaha penyalur, TPE dan tempat-tempat

bedasarkan dugaan adanya pelanggaran atau adanya pelanggaran terhadap

peraturan perundang-undangan dibidang cukai.

Kegiatan penegahan bertujuan untuk mengambil tindakan penyelesaian

atas pelangggaran yang dibuat. Jangka waktu yang diperkenankan untuk

melakukan penegahan adalah selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal

Page 226: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 217

penegahan. Kemudian, penyelesaian atas tindakan penegahan dapat dilakukan

dengan cara-cara antara lain:

1) Menerbitkan STCK.1 penagihan dan pengenaan denda.

2) Menyerahkan kepada PPNS jika diduga merupakan tindak pidana cukai

3) Menyerahkan kepada penyidik umum jika hal tersebut adalah tindak pidana

selain tindak pidana cukai;

4) Melepaskan sarana pengangkut/BKC atau barang lain jika dalam penegahan

dan pemeriksaan tidak ditemukan adanya pelanggaran.

Penyegelan

Penyegelan adalah tindakan yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai

untuk mengunci, menyegel, dan/atau melekatkan tanda pengaman. Hal ini

dilakukan untuk menjamin pengawasan yang lebih baik dalam rangka

pengamanan keuangan negara.

Kewenangan penyegelan dapat dilaksanakan terhadap obyek-obyek

sebagai berikut:

1) Bagian-bagian dari pabrik atau tempat penyimpanan;

2) Tempat lain yang didalamnya terdapat BKC dan/atau barang lain yang

terkait dengan BKC

3) Bagian tempat usaha importir BKC, tempat usaha penyalur dan/atau TPE

4) Sarana pengangkut yang didalamnya terdapat BKC dan/atau barang lain

yang terkait BKC;

5) BKC dan/atau barang lain yang terkait;

6) Bangunan atau ruangan tempat untuk menyimpan laporan keuangan, buku,

catatan, dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, dan dokumen

lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk sarana media

penyimpan data elektronik, pita cukai atau tanda pelunasan lainnya, sediaan

barang, dan/atau barang yang dapat memberi petunjuk tentang keadaan

kegiatan usaha dan/atau tempat lain yang dianggap penting, serta

melakukan pemeriksaan ditempat tersebut.

Page 227: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 218

Pada dasarnya tindakan penyegelan merupakan tindakan alternatif apabila

dipandang diperlukan. Alasan-alasan yang dapat menjadi dasar dilakukan

tindakan penyegelan adalah:

Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan adanya pelanggaran saat

pemeriksaan sarana pengangkut, BKC dan/atau barang lain yang terkait;

Berdasarkan hasil pemeriksaan adanya pelanggaran saat pemeriksaan di

pabrik, bangunan atau tempat, BKC dan/atau barang lain yang terkait;

Untuk menjamin laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen lain

yang berkaitan dengan usaha, termasuk data elektronik serta surat yang

berkaitan dengan kegiatan dibidang cukai dan barang yang penting agar

tidak dihilangkan, tidak berubah atau tidak dipindahkan sampai dengan

pemeriksaan dan/atau tindakan dilanjutkan;

Tidak dimungkinkan untuk dilakukan pengawasan terus menerus oleh

pejabat Bea dan Cukai;

Diperlukan pengamanan atas BKC yang belum dilunasi cukainya, yang

belum dipungut cukainya, dan/atau yang mendapat pembebasan cukai; atau

Adanya dugaan pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-

undangan dibidang cukai.

Untuk setiap tindakan penyegelan yang dilakukan oleh pejabat Bea dan

Cukai wajib dibuatkan Berita Acara Penyegelan yang ditandatangani oleh

Pejabat Bea dan Cukai dan pengusaha/pengangkut, atau pihak yang menguasai

bangunan, sarana pengangkut, BKC atau barang lainnya yang terkait dengan

BKC, pada saat dilakukan penyegelan. Berita acara penyegelan paling sedikit

memuat:

Nomor dan jenis kunci, segel atau tanda pengaman;

Waktu penyegelan atau pelekatan tanda pengaman;

Jumlah dan objek yang dilakukan penyegelan;

Alasan penyegelan, segel atau tanda pengaman; dan

Nama,NIP, dan tanda tangan pejabat Bea dan Cukai yang melakukan

penyegelan kunci, segel atau tanda pengaman.

Terhadap obyek BKC, sarana pengangkut dan bangunan yang disegel,

maka berlaku ketentuan sebagai berikut:

Page 228: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 219

Kunci, segel, atau tanda pengaman yang telah dipasang tidak boleh dibuka,

dilepas, dirusak, atau dilakukan perbuatan sedemikian rupa sehingga kunci,

segel, atau tanda pengaman tidak berfungsi sebagaimana mestinya, tanpa

izin Pejabat Bea dan Cukai

Atas bangunan, bagian dari bangunan, atau tempat lain yang disegel, tidak

boleh dimasuki, melakukan kegiatan di dalamnya, atau memindahkan

barang-barang yang ada di dalamnya.

Setiap tindakan yang menyangkut pembukaan segel atau memasuki

bangunan secara tidak sah, dapat dinyatakan sebagai tindakan perusakan

segel;

Orang yang memiliki atau yang menguasai objek penyegelan bertanggung

jawab atas keutuhan kunci, segel, atau tanda pengaman lain sampai dengan

berakhirnya penyegelan.

Tindakan pembukaan segel karena telah berakhirnya tindakan pengamanan

terhadap obyek penyegelan dilakukan dengan membuat Berita Acara

Pembukaan Segel. Berita Acara tersebut harus ditandatangani oleh pejabat Bea

dan Cukai dan pihak yang menguasai obyek penyegelan.

3. Kewenangan Pejabat Bea dan Cukai untuk Tidak Melayani Pemesanan

Pita Cukai

Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh Undang-undang Cukai,

pejabat Bea dan Cukai dapat melakukan tindakan berupa tidak melayani

pemesanan pita cukai yang diajukan oleh pengusaha pabrik atau importir.

Tindakan ini merupakan bentuk sanksi pemblokiran sementara terhadap

pengusaha yang tidak memenuhi ketentuan di bidang cukai sebagaimana

mestinya. Untuk melakukan tindakan ini, maka seyogyanya pejabat Bea dan

Cukai yang mengambil tindakan harus mendapatkan Surat Perintah Penindakan

dari Kepala Kantor Bea dan Cukai.

Beberapa kategori pelanggaran yang menjadi dasar tindakan pemblokiran

atas pengajuan dokumen pemesanan pita cukai adalah:

Page 229: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 220

pengusaha pabrik atau importir BKC diduga melakukan pelanggaran pidana.

Hal ini harus dibuktikan dengan adanya surat bukti penindakan atau adanya

rekomendasi dari unit penindakan atau penyidikan DJBC;

pengusaha pabrik atau importir yang mendapat penundaan pembayaran

cukai yang mempertaruhkan jaminan, tidak menyelesaikan pembayaran

cukai sampai dengan jatuh tempo;

pengusaha pabrik atau importir BKC tidak menyelesaikan utang cukai,

kekurangan cukai dan sanksi administrasi berupa denda sampai dengan

jatuh tempo pembayaran;

pengusaha pabrik atau importir BKC tidak membayar biaya pengganti

pencetakan pita cukai dalam jangka waktu yang ditentukan (paling lama 30

hari sejak diterima surat tagihan).

Tindakan pemblokiran terhadap dokumen pemesanan pita cukai akan

berakhir dan pemesanan pita cukai dapat dilayani kembali oleh Pejabat Bea dan

Cukai, apabila:

pengusaha pabrik atau importir BKC tidak terbukti melakukan pelanggaran

pidana di bidang cukai;

pengusaha pabrik yang mendapat penundaan pembayaran cukai dengan

menyerahkan jaminan perusahaan, telah membayar utang cukai yang tidak

dibayar pada waktunya dan sanksi administrasi berupa denda atau telah

mendapat persetujuan pengangsuran;

pengusaha pabrik atau importir BKC telah menyelesaikan utang cukai,

kekurangan cukai, sanksi administrasi berupa denda sampai dengan jatuh

tempo pembayaran serta kewajiban bunga yang timbul; atau

pengusaha pabrik atau importir BKC telah membayar biaya pengganti

pencetakan pita cukai.

Perlu diingat bahwa setiap kegiatan penindakan yang dilakukan oleh

pejabat Bea dan Cukai wajib dibuatkan surat bukti penindakan (SBP).

Dikecualikan dari kewajiban penyerahan SBP adalah kegiatan penindakan dalam

rangka audit di bidang cukai.

Page 230: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 221

4. Kewenangan Audit di Bidang Cukai

Berdasarkan ketentuan pasal 39 Undang-undang Cukai Pejabat Bea dan

Cukai diberikan kewenangan untuk melakukan audit terhadap pengusaha pabrik,

pengusaha tempat penyimpanan, importir BKC, penyalur dan pengguna BKC

yang mendapatkan fasilitas pembebasan. Tujuan audit di bidang cukai adalah

untuk menguji tingkat kepatuhan pengusaha BKC atau pengusaha yang

mendapat fasilitas cukai, dalam pelaksanaan pemenuhan ketentuan dalam

undang-undang cukai dan peraturan pelaksanannya.

Ketentuan operasional mengenai audit di bidang cukai diatur dalam PMK

nomor 91/PMK.04/2008 tentang Audit Cukai. Definisi audit cukai menurut PMK

tersebut adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan, laporan keuangan, buku,

catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan, dan dokumen lain

yang berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk data elektronik, serta surat

yang berkaitan dengan kegiatan di bidang cukai dan/atau sediaan barang dalam

rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan di bidang cukai.

Pelaksanaan audit di bidang cukai dilaksanakan oleh Tim Audit yang terdiri

dari: Pengawas Mutu audit (PMA), Pengendali teknis Audit (PTA), Ketua Auditor

dan anggota minimal sebanyak satu Auditor. Jenis audit di bidang cukai

dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:

1) Audit umum, yaitu audit yang memiliki ruang lingkup menyeluruh terhadap

pemenuhan kewajiban cukai.

2) Audit khusus, yaitu audit yang memiliki ruang lingkup pemeriksaan tertentu

terhadap pemenuhan kewajiban tertentu.

3) Audit Investigasi, yaitu audit yang dilakukan untuk menyelidiki dugaan tindak

pidana dibidang cukai.

Dalam melaksanakan Audit, Tim Audit yang mendapatkan surat tugas

ataupun surat perintah dari Direktur Jenderal atau Kepala Kantor, diberikan

wewenang berdasarkan Undang-undang Cukai, untuk :

meminta laporan keuangan; buku, catatan, dan dokumen yang menjadi bukti

dasar pembukuan, dan dokumen lain yang berkaitan dengan kegiatan

Page 231: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 222

usaha, termasuk data elektronik serta surat yang berkaitan dengan kegiatan

di bidang cukai;

meminta keterangan lisan dan/atau tertulis kepada pengusaha pabrik,

pengusaha tempat penyimpanan, importir BKC, penyalur, pengguna BKC

yang mendapatkan fasilitas pembebasan cukai, dan/atau pihak lain yang

terkait;

memasuki bangunan atau ruangan tempat untuk menyimpan. laporan

keuangan, buku, catatan, dan dokumen yang menjadi bukti dasar

pembukuan, dan dokumen lain yang berkaitan dengan kegiatan usaha,

termasuk sarana/media penyimpan data elektronik, pita cukai atau tanda

pelunasan cukai lainnya, sediaan barang, dan/atau barang yang dapat

memberi petunjuk tentang keadaan kegiatan usaha dan/atau tempat lain

yang dianggap penting, serta melakukan pemeriksaan di tempat tersebut;

melakukan tindakan pengamanan yang dipandang perlu terhadap bangunan

atau ruangan penyimpanan.

5. Penyerahan Perkara atas Dugaan Pelanggaran Cukai dari Instansi

Penegak Hukum Lain

Dalam hal penegakan aturan cukai, Undang-undang Cukai merupakan

Undang-undang yang memiliki kedudukan sebagai lex specialist terhadap

Undang-undang lainnya. Dalam prinsip ilmur hukum berlaku prinsip lex spesialis

derogat lex generalis, yang artinya bahwa ketentuan khusus dapat

menyampingkan ketentuan dalam UU yang bersifat umum.

Konsekuensi prinsip dasar ini adalah dimungkinkan adanya penyerahan

perkara di bidang cukai oleh penegak hukum lain kepada DJBC. Dalam

penyerahan perkara tersebut, hendanya dilakukan sesuai ketentuan sebagai

berikut:

1) Penindakan tersebut karena tertangkap tangan oleh penegak hukum lainnya;

2) Telah dilakukan penelitian/penyelidikan awal oleh penegak hukum tersebut

mengenai kesalahan, telah memiliki bukti permulaan yang cukup, dan orang

yang bertanggung jawab terhadap pelanggaran tersebut;

Page 232: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 223

3) Paling sedikit dilengkapi dengan laporan kejadian/laporan polisi,

pemeriksaan dan/atau permintaan keterangan awal yang dituangkan dalam

berita acara, dan kesimpulan pemeriksaan.

Atas penyerahan perkara kepada DJBC tersebut, pejabat Bea dan Cukai

yang menerima berkas penyerahan tersebut melakukan penelitian. Hasil

penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Apabila tidak ditemukan adanya dugaan pelanggaran pidana, maka pejabat

Bea dan Cukai menyampaikan surat pemberitahuan mengenai penolakan

kepada penegak hukum lain yang melakukan penindakan dibidang cukai

serta alasan penolakan. Tembusan surat penolakan disampaikan kepada

Direktur Jenderal sebagai laporan.

Apabila ditemukan adanya dugaan pelanggaran, pejabat Bea dan Cukai

menindak lanjuti dengan menerima penyerahan dugaan pelanggaran yang

yang ditemukan penegak hukum lain disertai barang hasil penindakan, alat

bukti terkait dan orang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut.

Terhadap penyerahan berkas perkara di bidang cukai harus dibuatkan berita

acara serah terima.

C. Kewenangan Khusus

Istilah kewenangan khusus pada dasarnya merupakan analogi dari konsep

kewenangan umum yang diatur dalam Undang-undang Cukai. Pengertian

kewenangan khusus adalah kewenangan yang bersifat khusus yang hanya

dapat dijalankan oleh pejabat Bea dan Cukai tertentu. Dalam ketentuan Undang-

undang cukai, bentuk kewenangan khusus ini dibedakan menjadi dua kategori,

yaitu: kewenangan khusus Direktur Jenderal dan kewenangan penyidikan yang

hanya dapat dijalankan oleh penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Bea dan

Cukai.

Page 233: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 224

1. Kewenangan Khusus Direktur Jenderal

Ketentuan pasal 40A Undang-undang Cukai memberikan kewenangan

khusus kepada Direktur Jenderal karena jabatan atau atas permohonan yang

bersangkutan. Bentuk kewenangan khusus Direktur Jenderal, adalah:

a. Membetulkan surat tagihan atau surat keputusan keberatan, yang dalam

penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau

kekeliruan dalam penerapan ketentuan undang-undang; atau

b. Mengurangi atau menghapus sanksi adminstrasi berupa denda dalam hal

sanksi tersebut dikenakan pada orang yang dikenai sanksi adminstrasi

karena kekhilafan atau bukan karena kesalahannya.

Pengertian “membetulkan” dalam kewenangan khusus tersebut dapat

berarti menambah, mengurangi atau menghapus sesuai dengan sifat kesalahan

dan kekeliruan yang dibuat. Secara jabatan, Direktur Jendral memiliki

kewenangan untuk membetulkan atau membatalkan surat tagihan yang tidak

benar. Sebagai contoh: penerbitan surat tagihan yang tidak memenuhi

persyaratan formal, meskipun persyaratan materialnya telah dipenuhi. Hal ini

dilaksanakan untuk menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance) sehingga apabila terdapat kekeliruan manusiawi dalam suatu

penetapan perlu dibetulkan sebagaimana mestinya.

2. Kewenangan Khusus Penyidikan di Bidang Cukai

Kewenangan khusus lainnya yang diatur oleh Undang-undang Cukai

kepada pejabat Bea dan Cukai diatur dalam pasal 63 mengenai kewenangan

penyidikan. Penyidikan merupakan tindak lanjut dari kegiatan penindakan

maupun penyelidikan di bidang cukai, yang terkait dengan dugaan pelanggaran

pidana di bidang cukai. Istilah kewenangan khusus penyidikan ini dapat juga

dimaknai sebagai kewenangan yuridis.

Untuk menjadi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) maka pejabat Bea

dan Cukai harus memenuhi syarat telah mengikuti pendidikan PPNS dan lulus

serta mempunyai sertifikat/tanda lulus pada Diklat PPNS tersebut. Diklat PPNS

diselenggarakan oleh unsur pembina penyidik yaitu Kepolisian RI. Untuk

Page 234: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 225

menjalankan kewenangan penyidikan, seorang pejabat Bea dan Cukai terlebih

dahulu harus diangkat sebagai penyidik berdasarkan Undang-undang nomor 8

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

PPNS Bea dan Cukai karena kewajibannya berwenang;

1) menerima laporan atau keterangan dari seorang tentang adanya tindak

pidana;

2) memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau

saksi;

3) melakukan penangkapan dan penahanan terhadap orang yang disangka

melakukan tindak pidana dibidang cukai (penangkapan dan penahanan

dilakukan terutama dalam keadaan tertangkap tangan);

4) memotret dan/atau merekam melalui media audio visual terhadap orang,

barang, sarana pengangkut, atau apa saja yang dapat diajukan bukti

adanya tindak pidana dibidang cukai;

5) memeriksa catatan dan pembukuan yang diwajibkan menurut undang-

undang ini dan pembukuan lainnya;

6) mengambil sidik jari orang;

7) menggeledah rumah tinggal, pakaian dan badan;

8) menggeledah tempat atau sarana pengangkut dan memeriksa barang yang

terdapat didalamnya apabila dicurigai adanya tindak pidana dibidang cukai;

9) menyita benda-benda yang diduga keras merupakan barang yang dapat

dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana dibidang cukai;

10) memberikan tanda pengaman dan mengamankan apa saja yang dapat

dipakai sebagai bukti sehubungan dengan tindak pidana dibidang cukai;

11) mendatangkan tenaga ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan

pemeriksaan perkara;

12) menyuruh berhenti seorang tersangka pelaku tindak pidana dibidang cukai

serta memeriksa tanda pengenal diri tersangka;

13) menghentikan penyidikan;

14) melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak

pidana dibidang cukai menurut hukum yang bertanggung jawab.

Page 235: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 226

Pada dasarnya penyidik dianggap ”mulai melakukan penyidikan”, jika

dalam kegiatan yang dilakukan telah menggunakan tindakan upaya paksa dari

penyidik, seperti pemanggilan ”Untuk Keadilan”, pemeriksaan, penggeledahan,

penyitaan dan sebagainya. Untuk memulai proses penyidikan, penyidik

seyogyanya telah memiliki minimal dua alat bukti yang sah. Penyidik Bea dan

cukai memberitahukan dimulainya penyidikan langsung kepada penuntut umum

(jaksa) dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Dimulainya Proses

penyidikan (SPDP). Penyampaian SPDP ini harus dilampiri dengan laporan

kejadian, resume berita acara pemeriksaan saksi, tersangka, berita acara

penggeledahan, dan sebagainya.

Secara umum, kegiatan-kegiatan pokok dalam rangka penyidikan tindak

pidana dibidang cukai tidak memiliki perbedaan dengan yang diterapkan dalam

penyidikan kepabeanan. Kategori kegiatan-kegiatan pokok penyidikan dapat

digolongkan menjadi Penindakan, Pemeriksaan, dan Penyelesaian dan

Penyerahan Berkas Perkara.

a. Penindakan

Penindakan adalah tindakan hukum yang dilakukan terhadap orang

maupun benda yang ada hubungannya dengan tindak pidana yang terjadi. Harus

dipahami bahwa istilah “penindakan” dalam kerangka kegiatan penyidikan

merupakan sesuatu yang berbeda dengan istilah penindakan dalam menjalankan

kewenagan umum. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan

penindakan penyidikan adalah sebagai berikut;

1) Pemanggilan tersangka dan saksi;

Pejabat Bea dan Cukai yang berwenang mengeluarkan surat panggilan

adalah penyidik, oleh sebab itu surat panggilan ditanda tangani oleh penyidik

dan diketahui oleh Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Kantor adalah juga

adalah seorang penyidik, maka surat panggilan ditanda tangani oleh Kepala

Kantor.

2) Penangkapan/Penahanan;

Penangkapan dilakukan terhadap seseorang yang diduga keras melakukan

tindak pidana yang didasarkan bukti permulaan dan pantas diduga sebagai

Page 236: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 227

pelaku tindak pidana atau tidak memenuhi panggilan secara syah dua kali

berturut-turut. Penangkapan dapat dilakukan paling lama satu hari. Segera

setelah penangkapan agar diadakan pemeriksaan untuk memperoleh hasil

apakah penangkapan tersebut akan dilanjutkan dengan penahanan atau

tidak. Penahanan dilakukan karena adanya dugaan kuat atau kekhawatiran

bahwa tersangka akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang

bukti atau mengulangi tindak pidana. Perintah penahanan oleh penyidik

hanya paling lama 20 hari, tetapi apabila diperlukan dapat diperpanjang

paling lama 40 hari.

3) Penggeledahan

Pelaksanaan penggeledaan harus dilakukan berdasarkan surat Perintah

Penggeledahan yang didasari; Laporan kejadian, hasil pemeriksaan

tersangka dan/atau saksi dan pengembangan hasil pemeriksaan tersangka

atau saksi. Penggeledahan rumah hanya dapat dilakukan setelah izin Ketua

Pengadilan Negeri setempat, kecuali dalam keadaan yang sangat perlu dan

terdesak. Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggeledahan

rumah disamping izin Ketua Pengadilan dan surat perintah penggeledahan

juga harus disaksikan oleh aparat pemerintah setempat bersama 2 orang

saksi dari lingkungan yang bersangkutan bila penghuni tidak menyetujui.

4) Penyitaaan

Penyitaan dilakkan dengan surat perintah penyitaan dan telah mendapat izin

khusus dari ketua pengadilan negeri. Dalam keadaan sangat perlu dan

memerlukan tindakan segera, penyitaan dapat dilakukan tanpa izin dari

ketua pengadilan negeri tetapi terbatas pada benda-benda bergerak dan

sesudahnya segera melaporkan kepada Ketua pengadilan negeri setempat.

b. Pemeriksaan

Pemeriksaan merupakan kegiatan untuk mendapatkan keterangan,

kejelasan, keidentikkan tersangka dan atau saksi dan atau barang bukti maupun

tentang unsur-unsur tindak pidana yang telah terjadi, sehingga kedudukan atau

saperanan seseorang maupun barang bukti didalam tindak pidana tersebut

menjadi jelas. Berdasarkan aturan KUHAP, yang berwenang melakukan

Page 237: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 228

pemeriksaan adalah penyidik. Pemeriksaan dapat dilakukan terhadap tersangka

dan saksi-saksi/ahli.

c. Penyelesaian dan penyerahan berkas perkara

Langkah terakhir dari kegiatan penyidikan adalah penyelesaian dan

penyerahan berkas perkara kepada penuntut umum. Pemberkasan merupakan

kegiatan untuk memberkas isi berkas perkara dengan susunan dan syarat-syarat

pengikatan serta penyegelan yang berlaku. Penyerahan berkas perkara

merupakan kegiatan pengiriman berkas perkara berikut tanggung jawab

tersangka dan barang buktinya kepada penuntut umum. Apabila dalam waktu 14

hari sejak berkas perkara diterima oleh penuntut umum, berkas perkara tidak

dikembalikan kepada PPNS Bea dan cukai, maka penyidikan dianggap selesai

(P-21). Akan tetapi, jika berkas dikembalikan oleh penuntut umum sebelum

melampaui 14 hari, penuntut umum memberi petunjuk jelas yang memuat hal-hal

yang harus dilengkapi, diistilahkan dengan P-19.

Page 238: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 229

Jenis kewenangan pejabat Bea dan Cukai dalam melaksanakan Undang-

undang Cukai pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) kewenangan umum disebut juga kewenangan administrasi

2) kewengan khusus atau kewenangan yuridis

Kewenangan umum adalah kewenangan pejabat Bea dan Cukai untuk

mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka penegakan aturan di

bidang Cukai. Sifat kewenangan umum ini dapat melekat kepada siapa saja

pejabat Bea dan Cukai yang sedang menjalankan tugas.

Jenis-jenis kewenangan umum yang diatur oleh Undang-undang Cukai,

antara lain:

1) Kewenangan untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap BKC

dan/atau barang lain yang terkait dengan BKC berupa tindakan:

penghentian, pemeriksaan , penegahan dan penyegelan;

2) Kewenangan untuk mengambil tindakan berupa tidak melayani

pemesanan pita cukai atau tanda pelunasan cukai lainnya;

3) Kewenangan untuk menegah BKC, barang lain yang terkait dengan BKC

dan juga sarana pengakut yang terkait dengan BKC.

4) Kewenganan pemeriksaan terhadap pabrik, tempat penyimpanan,

tempat-tempat lainnya dan bangunan

5) Kewenangan audit di bidang cukai terhadap pengusaha BKC dan

pengusaha penerima fasilitas cukai.

6) Kewenangan untuk melakukan penyegelan yang diperlukan terhadap

bagian-bagian dari pabrik, tempat penyimpanan, tempat usaha importir,

tempat usaha penyalur, tempat penjualan eceran, tempat lain, atau

sarana pengangkut yang didalamnya terdapat BKC.

Kewenangan khusus adalah kewenangan yang hanya dapat dijalankan oleh

pejabat Bea dan Cukai tertentu. Kewenangan khusus hanya dapat

dijalankan oleh Direktur Jenderal Bea dan cukai dan pejabat Bea dan Cukai

tertentu yang diangkat sebagai PPNS Bea dan Cukai

Jenis kewenangan khusus yang diatur dalam Undang-undang Cukai adalah:

a) Kewenangan khusus Direktur Jenderal Bea dan cukai yang berkaitan

RANGKUMAN :

Page 239: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 230

dengan pembetulan, pengurangan atau penghapusan sanksi

administrasi atau surat keputusan keberatan;

b) Kewenangan khusus pejabat Bea dan cukai yang diangkat sebagai PPNS

Bea dan Cukai, untuk melaksanakan kewenagan penyidikan.

1) Sebelum hasil tembakau diproduksi dan dijual secara eceran, pengusaha

pabrik harus memiliki persediaan pita cukai terlebih dahulu. Jelaskan secara

singkat dan gunakan flowchart sederhana bagaimana prosesnya pita cukai

dapat sampai ke tempat pengusaha pabrik!

2) Mengapa pita cukai untuk hasil tembakau disediakan dalam tuga seri yang

berbeda? Jelaskan alasannya menurut anda!

3) Jelaskan upaya-upaya pemerintah terhadap pencegahan atau manipulasi

pungutan cukai atas BKC yang seharusnya dipungut!

4) Jelaskan mekanisme penyediaan pita cukai hasil tembakau!

5) Apa konsekuensi yang harus ditanggung pengusaha, apabila pita cukai yang

telah dimohonkan penyediaannya ternyata tidak seluruhnya diajukan CK-1

atau CK-1A? Jelaskan!

LATIHAN :

Page 240: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 231

KEBERATAN DAN BANDING

DI BIDANG CUKAI

A. Keberatan di Bidang cukai

1. Gambaran Umum

Salah satu prinsip yang dianut di dalam Undang-

undang Nomor 11 Tahun 1995 sebagaimana telah

diubah dengan Undang Undang Nomor 39 Tahun

1995 tentang Cukai adalah prinsip keadilan dalam

keseimbangan yang mengandung makna bahwa

kewajiban cukai hanya dibebankan kepada orang-

orang yang memang seharusnya diwajibkan untuk itu

dan semua pihak yang terkait diperlakukan dengan cara yang sama dalam hal

dan kondisi yang sama pula. Apabila wajib cukai merasa tidak diperlakukan

secara adil maka yang bersangkutan dapat menempuh cara-cara yang dapat

memberikan rasa keadilan tersebut. Dalam hal ini Undang-undang Cukai telah

memberikan sarana tersebut dalam bentuk mekanisme keberatan kepada DJBC

serta pengajuan banding dan gugatan kepada Lembaga Pengadilan yang

bersifat independen.

Ketentuan yang mengatur mengenai Keberatan, Banding dan Gugatan

adalah Pasal 41 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 sebagaimana

telah diubah dengan Undang Undang Nomor 39 Tahun 2007. Sebagai tindak

lanjut di tingkat pelaksanaan, pemerintah telah menerbitkan PMK nomor

114/PMK.04/2008 tentang Keberatan di Bidang Cukai. Petunjuk teknis

9

BAB

BAB

Tujuan Pembelajaran Khusus :

Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan

mekanisme keberatan, banding dan gugatan di bidang cukai

Tujuan Pembelajaran Khusus :

Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan

mekanisme keberatan dan banding di bidang cukai

Page 241: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 232

pelaksanaan keberatan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Direktur Jenderal

Nomor P-28/BC/2009 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan

di Bidang Cukai sebagaimana telah diubah dengan P-36/BC2010.

2. Konsep Keberatan di Bidang Cukai

Pengertian keberatan dalam konteks Undang-undang Cukai adalah subyek

cukai tidak bisa menyetujui atau tidak bisa menerima sanksi atau keputusan

yang ditetapkan oleh pejabat bea dan cukai berkaitan dengan kepentingannya.

Sebagaimana diatur di dalam Pasal 41 ayat (2) Undang-undang Cukai

disebutkan bahwa :

“Orang yang berkeberatan atas penetapan pejabat bea dan cukai dalam penegakan Undang-undang Cukai, yang mengakibatkan kekurangan cukai dan/atau sanksi administrasi berupa denda, dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada Direktur Jenderal dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya surat tagihan dengan menyerahkan jaminan sebesar kekurangan cukai dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang ditetapkan”.

Obyek yang dapat diajukan keberatan adalah penetapan pejabat Bea dan

Cukai yang meliputi:

1) penetapan yang mengakibatkan kekurangan cukai; dan/atau

2) penetapan yang mengakibatkan pengenaan sanksi administrasi denda.

Pengertian penetapan sebagaimana dimaksud adalah penetapan atas

surat tagihan cukai (STCK-1) yang menjadi dasar bagi wajib cukai untuk

melakukan pembayaran atas kekurangan cukai dan/atau sanksi administrasi

berupa denda.

3. Pejabat yang Berwenang Memutuskan Keberatan

Berdasarkan ketentuan pelaksanaan keberatan sebagaimana diatur dalam

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, kewenangan memutuskan perkara

keberatan di bidang cukai yang dimiliki Direktur Jenderal didelegasikan kepada:

1) Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai (PPKC) untuk

dan atas nama Dirjend Bea dan Cukai membuat dan menandatangani

keputusan keberatan, dalam hal keberatan diajukan atas penetapan pejabat

bea dan cukai yang disebabkan adanya Laporan Hasil Audit;

Page 242: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 233

2) Kepala Kantor Wilayah untuk dan atas nama Dirjend Bea dan Cukai

membuat dan menandatangani keputusan keberatan, dalam hal keberatan

diajukan atas penetapan pejabat bea dan cukai selain yang disebabkan

adanya Laporan Hasil Audit;

3) Kepala Kantor Pelayanan Utama (Kepala KPU) Bea dan Cukai untuk dan

atas nama Dirjend Bea dan Cukai membuat dan menandatangani keputusan

keberatan, dalam hal keberatan diajukan atas penetapan pejabat bea dan

cukai di KPU selain yang disebabkan adanya Laporan Hasil Audit; dan

4) Kepala KPPBC untuk dan atas nama Dirjend Bea dan Cukai membuat dan

menandatangani keputusan penolakan keberatan, dalam hal pengajuan

keberatan melewati jangka waktu yang ditetapkan.

4. Persyaratan Administrasi dan Jaminan dalam Pengajuan Keberatan

Persyaratan Administrasi

Dalam pengajuan permohonan keberatan hal yang pertama yang harus

dilakukan oleh pengusaha adalah memenuhi persyaratan administrasi

sebagaimana diatur dalam Peraturan Dirjend. Kelengkapan syarat administrasi

ini sangat menentukan diterima atau tidaknya permohonan keberatan yang

bersangkutan.

Adapun persyaratan administrasi yang harus dilengkapi dalam pengajuan

permohonan ditetapkan adalah:

1) Menggunakan formulir yang ditetapkan dan dapat diperoleh di Kantor

Pengawasan dan Pelayanan maupun di KPU Bea dan Cukai setempat.

2) Melampirkan bukti penyerahan jaminan berupa jaminan tunai, jaminan bank

dan jaminan dari perusahaan asuransi sebesar tagihan yang harus

dibayar.

3) Melampirkan foto copy surat tagihan STCK-1.

4) Jangka waktunya masih dalam waktu paling lama 30 hari sejak diterimanya

STCK-1. Jika waktu ini dilampaui, maka yang bersangkutan gugur haknya

untuk mengajukan keberatan dan penetapan pejabat Bea dan Cukai

dianggap diterima. Jika hari ke 30 tersebut jatuh pada hari libur atau yang

Page 243: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 234

diliburkan atau bukan hari kerja, batas akhir pengajuan permohonan adalah

pada hari kerja sebelum liburan.

5) Permohonan keberatan harus memuat alasan dan bukti yang jelas

mengenai:

Jenis keberatan misalnya keberatan terhadap kekurangan cukai dan/atau

sanksi administrasi berupa denda;

Argumentasi atau alasan pengajuan keberatan; dan

Data dan/atau bukti lain yang mendukung pengajuan keberatan.

6) Dalam hal keberatan berkaitan dengan lebih dari satu jenis penetapan, maka

berkas lampiran permohonan dibuat dan dilengkapi untuk masing-masing

jenis penetapan tersebut dan masing-masing diajukan dalam satu

permohonan keberatan.

Persyaratan jaminan

Orang yang mengajukan keberatan dibidang cukai diwajibkan

menyerahkan jaminan kepada bendahara penerima di kantor Bea dan Cukai.

Besarnya jaminan yang wajib diserahkan adalah sebesar kekurangan cukai

dan/atau denda yang ditetapkan. Penyerahan jaminan oleh yang mengajukan

keberatan diberi bukti penerimaan jaminan (BPJ) oleh bendahara penerima.

Jenis jaminan yang dapat diserahkan dalam rangka penjaminan di bidang

cukai, mencakup:

1) Jaminan Bank;

2) Jaminan Perusahaan asuransi (excise bond); dan

3) Jaminan Perusahaan (Corporate guarantee).

Jaminan bank adalah garansi dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh

bank, yang mewajibkan pihak bank membayar kepada pihak yang menerima

garansi apabila pihak yang dijamin cidera janji (wanprestasi). Excise bond adalah

sertifikat jaminan yang diterbitkan oleh surety (penjamin) yang memberikan

jaminan pembayaran kewajiban cukai kepada obligee (penerima jaminan) dalam

hal principal (pihak terjamin) gagal memenuhi pembayaran kewajiban cukai

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jaminan

perusahaan adalah surat pernyataan tertulis dari pengusaha yang berisi

Page 244: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 235

kesanggupan untuk membayar seluruh utang cukainya kepada Direktur Jenderal

atau pejabat bea dan cukai yang ditunjuk sehubungan dengan penundaan dalam

jangka waktu yang ditentukan dengan menjaminkan seluruh aset

perusahaannya.

5. Mekanisme Pengajuan Keberatan

Pengajuan keberatan atas putusan di bidang cukai diajukan dalam jangka

waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya surat tagihan. Dalam hal

selama kurun waktu 30 hari tidak ada pengajuan keberatan, maka hak untuk

mengajukan keberatan setelah jangka waktu tersebut menjadi gugur dan

penetapan pejabat bea dan cukai dianggap telah disetujui.

Kepala Kantor Bea dan Cukai yang menerima berkas permohonan

keberatan dari pengusaha pabrik wajib meneliti :

a. pemenuhan persyaratan pengajuan keberatan (adanya bukti penyerahan

jaminan sebesar tagihan, fotokopi surat tagihan);

b. Pemenuhan jangka waktu pengajuan keberatan

Dalam hal persyaratan telah dipenuhi, maka berkas permohonan

diteruskan kepada Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuknya dalam jangka

waktu 3 (tiga) hari kerja sejak berkas diterima secara lengkap .

Dirjend Bea dan Cukai atau pejabat yang mendapat peimpahan wewenang

harus memberikan keputusannya dalam jangka waktu selambat-lambatnya 60

(enam puluh) hari sejak tanggal berkas keberatan diterima secara lengkap dan

benar. Sebelum keputusan diterbitkan, pihak yang mengajukan keberatan dapat

menyampaikan alasan, penjelasan tambahan, atau bukti pendukung lain secara

tertulis kepada Direktur Jenderal. Sebaliknya, Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

apabila diperlukan, dapat meminta bukti dan/atau data lain yang diperlukan untuk

memutuskan keberatan kepada pihak yang mengajukan keberatan atau pihak yang

terkait. Dalam hal data yang diperlukan tidak lengkap, DIrektur Jenderal

memberikan keputusan berdasarkan data yang telah ada.

Keputusan atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau

sebagian, atau menolak. Apabila sampai batas waktu 60 (enam puluh) hari

Page 245: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 236

Direktur Jenderal Bea dan Cukai tidak menerbitkan keputusan, keberatan

dianggap diterima dan jaminan dicairkan. Pihak yang mengajukan keberatan dapat

menanyakan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai apabila

sampai dengan 70 (tujuh puluh) dari sejak batas keberatan diterima secara

lengkap dan benar oleh Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai, keputusan atas

keberatan belum diterima. Atas pertanyaan tersebut Direktur Jenderal wajib

menyampaikan penjelasan secara tertulis tentang penyelesaian keberatan yang

bersangkutan.

Dalam hal keberatan atas keputusan di bidang cukai dikabulkan, maka

jaminan wajib dikembalikan kepada yang bersangkutan. Apabila keputusan atas

keberatan dinyatakan ditolak, maka jaminan yang dipertaruhkan akan dicairkan

untuk membayar cukai dan/atau sanksi administrasi berupa denda yang

ditetapkan.

B. Pengajuan Banding

1. Konsep Banding di Bidang Cukai

Berdasarkan Undang-undang nomor 14 tahun 2002 tentang Pengadilan

Pajak, pengertian banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib

Pajak atau penanggung pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan

banding, berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Keputusan pejabat yang dapat diajukan banding adalah sengketa pajak yang

timbul dalam bidang perpajakan, yang terjadi antara wajib pajak atau penaggung

pajak dengan pejabat pajak (fiskus).

Berdasarkan Undang-undang Cukai, orang yang berkeberatan terhadap

putusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai yang menolak keberatan, dapat

mengajukan banding ke pengadilan pajak dalam jangka waktu 60 hari sejak

tanggal penetapan atau putusan. Pasal 43A Undang-undang Cukai mengatur

jenis putusan yang dapat diajukan banding ke pengadilan pajak, yaitu keputusan

Direktur jenderal bea dan Cukai atas keberatan yang berkaitan dengan

penetapan pejabat bea dan cukai yang mengakibatkan kekurangan cukai

dan/atau sanksi administrasi berupa denda.

Page 246: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 237

2. Persyaratan Administrasi Banding

Keputusan pejabat Bea dan Cukai yang menolak keberatan yang diajukan

pemohon dapat diajukan upaya hukum lanjutan berupa banding ke pengadilan

pajak. Untuk mengajukan banding maka pemohon harus memenuhi persyaratan

administrasi yang ditentukan. Kelengkapan syarat administrasi ini sangat

menentukan diterima atau tidaknya permohonan banding yang bersangkutan.

Adapun persyaratan administrasi yang harus dilengkapi dalam pengajuan

permohonan banding, antara lain:

1) Jangka waktu masih dalam 60 hari sejak putusan keberatan yang ditetapkan

oleh Dirjend Bea dan Cukai saat pengajuan banding.

2) Melunasi pajak 50% dari yang disengketakan.

3) Permohonan banding diajukan dalam bahasa Indonesia.

4) Terhadap satu keputusan diajukan satu surat banding.

5) Pada surat banding dilampirkan salinan keputusan yang dibanding.

3. Mekanisme Pengajuan Banding

Berdasar ketentuan Undang-undang Pengadilan pajak, secara umum

upaya banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima

keputusan yang dibanding, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-

undangan perpajakan. Khusus terhadap upaya banding di bidang cukai, jangka

waktu pengajuannya paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak tanggal penetapan

atau keputusan. Akan tetapi, jangka waktu sebagaimana dimaksud tidak

mengikat apabila keterlambatan pengajuan disebabkan karena keadaan di luar

kekuasaan pemohon.

Upaya banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dan

dicantumkan tanggal diterima surat keputusan yang dibanding. Berkaitan

dengan upaya banding yang berkaitan dengan besarnya jumlah pajak yang

terutang, banding hanya dapat diajukan apabila jumlah yang terutang dimaksud

telah dibayar sebesar 50% (lima puluh persen). Hal ini sesuai dengan azas

presumptio justal causa, atau istilah lainnya “Vermoden van rechtmatig heid”

yang artinya bahwa penetapan pejabat pajak selalu dianggap benar sebelum

Page 247: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 238

ditentukan lain oleh atasan pejabat yang bersangkutan atau pengadilan.

Ketentuan ini agak berbeda dengan ketentuan jaminan yang wajib

dipersyaratkan dalam mekanisme keberatan di bidang cukai yang mewajibkan

untuk menjamin tagihan cukai dan/atau sanksi denda sebesar 100%.

Banding dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli warisnya, seorang

pengurus, atau kuasa hukumnya. Pemohon Banding dapat melengkapi Surat

Bandingnya untuk memenuhi ketentuan yang berlaku sepanjang masih dalam

jangka waktu pengajuan banding. Selama proses banding diajukan, pemohon

dapat mengajukan surat pernyataan pencabutan kepada Pengadilan Pajak. Atas

pencabutan banding maka perkara tersebut dihapuskan dari daftar sengketa,

dengan ketentuan:

1) dikeluarkan penetapan Ketua Pengadilan dalam hal surat pernyataan

pencabutan diajukan sebelum sidang dilaksanakan;

2) dikeluarkan putusan Majelis/Hakim Tunggal melalui pemeriksaan dalam hal

surat pernyataan pencabutan diajukan dalam sidang atas persetujuan

terbanding.

3) Banding yang telah dicabut melalui penetapan atau putusan sebagaimana

dimaksud tidak dapat diajukan kembali.

4. Jenis Putusan Pengadilan Pajak atas Perkara Banding

Hasil putusan hakim Pengadilan pajak terhadap perkara banding dapat

berupa:

1) Menolak banding

2) Mengabulkan sebagian

3) Mengabulkan seluruhnya

4) Menambah pajak yang harus dibayar

5) Tidak dapat diterima (tidak tergolong sengketa pajak)

Putusan pengadilan pajak atas perkara banding bersifat final dan tetap,

artinya bahwa putusan tersebut konsekuensinya langsung dapat dieksekusi. Sifat

pengadilannya adalah pengadilan pertama dan terakhir, artinya tidak ada kasasi

dalam pengadilan pajak.

Page 248: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 239

Dalam undang-undang pengadilan pajak, pemohon keadilan tidak

diberikan kesempatan untuk mengajukan kasasi. Dasar pertimbangannya adalah

untuk menjamin kepastian keuangan negara yang setiap tahunnya ditentukan

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Apabila sengketa pajak

dikasas, maka hal ini akan memakan waktu lama, sehingga tidak ada kepastian

penerimaan negara dalam satu tahun anggaran tersebut. Walaupun demikian,

bagi pencari keadilan dibidang perpajakan masih mempunyai hak atau

kesempatan untuk menempuh jalur peninjauan kembali (PK) dengan syarat

ditemukan adanya bukti baru yang bersifat menentukan.

C. Pengajuan Gugatan

1. Konsep Gugatan di Bidang Cukai

Pengertian gugatan sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 14

tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak adalah upaya hukum yang dapat dilakukan

oleh Wajib Pajak atau penanggung pajak terhadap suatu keputusan yang dapat

diajukan gugatan, berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakaan

yang berlaku. Pasal 43B Undang-undang Cukai mengatur jenis putusan yang

dapat diajukan gugatan adalah keputusan pencabutan izin NPPBKC bukan

atas kemauan sendiri.

Lebih lanjut dapat dirincikan jenis keputusan pencabutan izin NPPBKC

yang dapat dilakukan sepihak, yaitu:

1) Pencabutan izin NPPBKC akibat persyaratan perizinan tidak lagi dipenuhi.

2) Pencabutan izin NPPBKC pemegang izin tidak lagi secara sah mewakili

badan hukum atau orang pribadi yang berkedudukan di luar Indonesia.

3) Pencabutan izin NPPBKC pemegang izin dinyatakan pailit.

4) Pencabutan izin NPPBKC tidak lagi dipenuhi oleh karena pemegang

NPPBKC meninggal dunia.

5) Pencabutan izin NPPBKC pemegang izin dipidana berdasarkan keputusan

hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melanggar

ketentuan Undang-undang Cukai.

6) Pencabutan izin NPPBKC pemegang izin melanggar ketentuan Pasal 30.

Page 249: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 240

7) Pencabutan izin NPPBKC

8) Izin NPPBKC dipindahtangankan, dikuasakan, dan/atau dikerjasamakan

dengan orang/pihak lain tanpa persetujuan Menteri.

Bila kita membandingkan konsep banding dan gugatan sebagaimana

penjelasan diatas dapat kita jelaskan perbedaan banding dan gugatan sebagai

berikut:

- konsep banding merupakan mekanisme lanjutan dari proses keberatan di

tingkat institusi pemungut pajak. Konsep banding berkaitan dengan

penetapan Bea dan Cukai yang mengakibatkan kekurangan cukai dan/atau

sanksi denda.

- Konsep gugatan bukan merupakan proses lanjutan dari proses keberatan.

- Gugatan diajukan oleh subyek pajak atas penetapan pajak yang tidak

berakibat pada kekurangan cukai dan/atau sanksi denda. Atas penetapan

pejabat bea dan cukai yang dapat digugat, tidak perlu melewati mekanisme

keberatan terlebih dahulu, tapi dapat langsung diajukan kepada pengadilan

pajak.

2. Mekanisme Pengajuan Gugatan

Gugatan diajukan secara tertulis oleh pemohon dalam Bahasa Indonesia

kepada Pengadilan Pajak. Gugatan dapat diajukan oleh penggugat, ahli

warisnya, seorang pengurus, atau kuasa hukumnya dengan disertai alasan-

alasan yang jelas, mencantumkan tanggal diterima, pelaksanaan penagihan,

atau keputusan yang digugat dan dilampiri salinan dokumen yang digugat.

Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap pelaksanaan

penagihan Pajak adalah 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan

penagihan. Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap Keputusan selain

yang berkaitan dengan pelaksanaan penagihan pajak adalah 30 (tiga puluh) hari

sejak tanggal diterima Keputusan yang digugat. Jangka waktu tidak mengikat

apabila jangka waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar

kekuasaan penggugat. Dalam hal keadaan diluar kekuasaan penggugat

Page 250: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 241

tersebut, perpanjangan jangka waktu adalah 14 (empat belas) hari terhitung

sejak berakhirnya keadaan di luar kekuasaan penggugat.

Terhadap upaya Gugatan yang diajukan pemohon dapat diajukan surat

pernyataan pencabutan kepada Pengadilan Pajak. Gugatan yang dicabut

sebagaimana dimaksud dihapus dari daftar sengketa dengan :

1) penetapan Ketua pengadilan pajak, dalam hal surat pernyataan pencabutan

diajukan sebelum sidang;

2) putusan Majelis/Hakim Tunggal melalui pemeriksaan dalam hal surat

pernyataan pencabutan diajukan setelah sidang atas persetujuan tergugat.

Gugatan yang telah dicabut melalui penetapan atau putusan tidak dapat

diajukan kembali.

Upaya Gugatan tidak menunda atau menghalangi dilaksanakannya

penagihan Pajak atau kewajiban perpajakan. Penggugat dapat mengajukan

permohonan agar tindak lanjut pelaksanaan penagihan Pajak sebagaimana

ditunda selama pemeriksaan Sengketa Pajak sedang berjalan, sampai ada

putusan Pengadilan Pajak. Permohonan penundaan dapat dikabulkan hanya

apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang mengakibatkan

kepentingan penggugat sangat dirugikan jika pelaksanaan penagihan Pajak yang

digugat itu dilaksanakan.

Page 251: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 242

Ketentuan Undang-undang Cukai memiliki prinsip keadilan dalam

keseimbangan. Salah satu wujud pelaksanaan prinsip ini adalah

diakomodasikannya ketentuan keberatan, banding dan gugatan.

Orang yang berkeberatan atas penetapan pejabat bea dan cukai dalam

penegakan Undang-undang Cukai, yang mengakibatkan kekurangan cukai

dan/atau sanksi administrasi berupa denda, dapat mengajukan keberatan

secara tertulis kepada Direktur Jenderal dalam jangka waktu 30 (tiga

puluh) hari sejak tanggal diterimanya surat tagihan dengan menyerahkan

jaminan sebesar kekurangan cukai dan/atau sanksi administrasi berupa

denda yang ditetapkan”.

Pejabat yang berwenang memutuskan keberatan di bidang cukai adalah

Dirjend Bea dan Cukai yang dalam pelaksanaannya didelegasikan kepada:

1) Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai (PPKC)

untuk dan atas nama Dirjend Bea dan Cukai membuat dan

menandatangani keputusan keberatan, dalam hal keberatan diajukan atas

penetapan pejabat bea dan cukai yang disebabkan adanya Laporan Hasil

Audit;

2) Kepala Kantor Wilayah untuk dan atas nama Dirjend Bea dan Cukai

membuat dan menandatangani keputusan keberatan, dalam hal

keberatan diajukan atas penetapan pejabat bea dan cukai selain yang

disebabkan adanya Laporan Hasil Audit;

3) Kepala Kantor Pelayanan Utama (Kepala KPU) Bea dan Cukai untuk dan

atas nama Dirjend Bea dan Cukai membuat dan menandatangani

keputusan keberatan, dalam hal keberatan diajukan atas penetapan

pejabat bea dan cukai di KPU selain yang disebabkan adanya Laporan

Hasil Audit; dan

4) Kepala KPPBC untuk dan atas nama Dirjend Bea dan Cukai membuat

RANGKUMAN :

Page 252: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 243

dan menandatangani keputusan penolakan keberatan, dalam hal

pengajuan keberatan melewati jangka waktu yang ditetapkan.

Keputusan atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,

atau menolak. Apabila keputusan atas keberatan dinyatakan ditolak, maka

jaminan yang dipertaruhkan akan dicairkan untuk membayar cukai dan/atau

sanksi administrasi berupa denda yang ditetapkan.

Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau

penanggung pajak terhadap suatu keputusan yang dapat diajukan banding,

berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakaan yang berlaku.

Berdasarkan Undang-undang Cukai, orang yang berkeberatan terhadap

putusan Dirjend Bea dan Cukai yang menolak keberatan, dapat mengajukan

banding ke pengadilan pajak dalam jangka waktu 60 hari sejak tanggal

penetapan atau putusan.

Hasil putusan hakim Pengadilan pajak terhadap perkara banding dapat

berupa:

a) Menolak banding

b) Mengabulkan sebagian

c) Mengabulkan seluruhnya

d) Menambah pajak yang harus dibayar

e) Tidak dapat diterima (tidak tergolong sengketa pajak)

Pengertian gugatan sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 14

tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak adalah upaya hukum yang dapat

dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung pajak terhadap suatu

keputusan yang dapat diajukan gugatan, berdasarkan peraturan perundang-

undangan perpajakaan yang berlaku.

Undang-undang Cukai mengatur jenis putusan yang dapat diajukan gugatan

adalah keputusan pencabutan izin NPPBKC bukan atas kemauan

sendiri.

Page 253: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 244

1) Apa yang dimaksud dengan keberatan di bidang cukai, Jelaskan!

2) Apa perbedaan antara keberatan di bidang cukai dengan keberatan di

bidang kepabeanan? jelaskan!

3) Jelaskan konsep banding berdasarkan Undang-undang Peradilan Pajak!

Apa yang berbeda dengan Undang-undang Cukai? Jelaskan!

4) Jelaskan perbedaan banding dengan gugatan!

5) Jelaskan mekanisme pengajuan keberatan dan banding di bidang cukai!

LATIHAN :

Latihan

Harta akan membawa manusia pada kenikmatan dunia.

Tapi...ilmu yang bermanfaat akan membawa manusia pada

kenikmatan yang abadi

Page 254: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 245

PENUTUP

Sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara anda dituntut untuk

memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang cukup sebagai bekal anda dalam

bekerja. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai membutuhkan pegawai yang

berkompetensi tinggi untuk memenuhi tuntutan pekerjaan yang semakin berat.

Untuk memenuhi tuntutan tersebut, calon-calon pegawai DJBC salah satunya

harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan teknis di bidang cukai

Tanpa usaha yang sungguh-sungguh dan tekad yang kuat, saya yakin

anda akan sulit memahami dan memiliki ketrampilan teknis cukai dengan baik.

Kata kunci yang dapat saya berikan sebagai tips untuk memahami pelajaran

teknis cukai secara efektif adalah “belajar secara menyeluruh”. Jangan anda

belajar hanya untuk keperluan praktis saja, tapi pelajari secara menyeluruh

konsep-konsep yang ada. Dengan mempelajarai bahan ajar teknis cukai ini

diharapkan anda mendapatkan gambaran yang utuh mengenai kegiatan-kegiatan

yang ada di bidang cukai. Gambaran dan pemahaman yang tepat mengenai

tatalaksana teknis cukai akan membawa anda menjadi seorang calon pelaksana

pemeriksa yang profesional dan berkompeten dalam ruang lingkup tugas di

bidang cukai.

Akhirnya semoga bahan ajar ini bermanfaat khususnya bagi mahasiswa

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dan umumnya bagi siapapun yang

mempelajari bahan ajar ini. Ingatlah bahwa keberhasilan orang-orang hebat di

bidang apapun bukan semata-mata merupakan anugerah dari yang Maka Kuasa

saja, namun kesuksesan dibangun dari kemauan untuk belajar sepanjang masa,

Longlife Learning.

Page 255: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 246

GLOSARIUM

BACK: format berita acara di bidang cukai

BRCK: Buku Rekening di bidang Cukai yang diselenggarakan oleh

Bendaharawan Bea dan Cukai untuk mencatat BKC yang terhutang cukai

yang berada di pabrik/tempat penyimpanan dan juga untuk mencatat

besarnya penundaan/pembayaran berkala di bidang cukai

Corporate guarantee: jaminan di bidang cukai yang diberikan oleh perusahaan

CSCK: Buku catatan sediaan di bidang cukai yang wajib diselenggarakan oleh

Wajib Cukai skala kecil atau yang tidak bersatatus sebagai Pengusaha

Kena pajak

Excise bond: jaminan di bidang cukai yang diberikan oleh perusahaan asuransi

PBCK: Format pemberitahuan di bidang cukai yang wajib diajukan oleh

Pengusaha BKC dalam rangka tujuan tertentu, antara lain: penggunaan

bahan baku berupa BKC lainnya (PBCK-1), pemberitahuan pengolahan

kembali atau pemusnahan BKC

Preventif: upaya pencegahan

Presumptio justal causa: artinya bahwa penetapan pejabat pajak selalu

dianggap benar sebelum ditentukan lain oleh atasan pejabat yang

bersangkutan atau pengadilan.

LACK: Format Laporan di bidang cukai yang wajib dibuat oleh perusahaan

pengguna fasilitas dibidang cukai (LACK-1 s.d. LACK-9) dan juga yang

dibuat oleh Kantor Bea dan Cukai (LACK-10)

ledger: kumpulan catatan hasil klasifikasi transaksi keuangan sebagai dasar

pembuatan laporan keuangan

Lex spesialis derogat lex generalis: yang artinya bahwa ketentuan khusus

dapat menyampingkan ketentuan dalam UU yang bersifat umum.

Stuffing: proses pemuatan barang ke dalam kontainer

Selectivity in coverage : adanya pemilihan cakupan obyek secara terbatas atau

selektif

Supply price : harga penawaran produsen

Page 256: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 247

Vermoden van rechtmatig heid: artinya bahwa penetapan pejabat pajak selalu

dianggap benar sebelum ditentukan lain oleh atasan pejabat yang

bersangkutan atau pengadilan.

Page 257: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 248

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan artikel :

Agung, R.B. Permana. (1999). Paper Kecil Tentang Cukai.

Brotodihardjo, R. Santoso. (1995). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Eresco.

Surono (2009). Modul Teknis Cukai untuk DTSD Kepabeanan dan Cukai Perpajakan, Jakarta: Pusdiklat Bea dan Cukai,.

Peraturan:

Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengaan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.04/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembukuan di bidang Cukai

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.04/2008 tentang Kewajiban Pencatatan Bagi Pengusaha Pabrik Skala Kecil, Penyalur Skala Kecil Yang Wajib Memiliki Izin, Dan Pengusaha Tempat Penjualan Eceran Yang Wajib Memiliki Izin.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2008 tentang Pemberitahuan BKC Yang Selesai Dibuat

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.04/2008 tentang Penyelenggaraan Buku Rekening BKC dan Buku Rekening Kredit

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.04/2008 tentang Pengembalian Cukai dan/atau Sanksi Administrasi Berupa Denda

Peraturan Menteri Keuangan nomor 114/PMK.04/2008 tanggal 15 Agustus 2008 tentang Keberatan di Bidang Cukai

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.04/2008 tentang Pencacahan dan Potongan Atas Etil Alkohol dan Minuman Yang Mengandung Etil Alkohol

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 116/PMK.04/2008 tentang Tatacara Pengangsuran Pembayaran Tagihan Cukai Yang Tidak Dibayar Pada Waktunya, Kekurangan Cukai dan/atau Sanksi Administrasi Berupa Denda di Bidang Cukai

Page 258: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 249

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 200/PMK.04/2008 jo. PMK nomor 191/PMK.4/2010 tentang Tatacara Pemberian, Pembekuan dan Pencabutan NPPBKC untuk Pengusaha Pabrik dan Importir Hasil Tembakau

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.04/2008 tentang Tatacara Pemberian, Pembekuan dan Pencabutan NPPBKC untuk Pengusaha Pabrik, Importir, Penyalur dan Pengusaha Tempat penjualan Eceran MMEA

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202/PMK.04/2008 tentang Tatacara Pemberian, Pembekuan dan Pencabutan NPPBKC untuk Pengusaha Pabrik, IPengusaha Tempat Penyimpanan, Importirr dan Pengusaha Tempat penjualan Eceran Etil Alkohol

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 237/PMK.04/2009 tentang Tidak Dipungut Cukai

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 235/PMK.04/2009 tentang Penimbunan, Pemasukan, Pengeluaran, dan Pengangkutan BKC

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.04/2009 tentang Tatacara Penghentian, Pemeriksaan, Penegahan, Penyegelan, Tindakan Berupa Tidak Melayani Pemesanan Pita Cukai Atau Tanda Pelunasan Cukai Lainnya dan Bentuk Surat Perintah Penindakan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.04/2010 tentang Tarif Cukai Etil Alkohol, MMEA dan Konsentrat yang Mengandung Etil Alkohol

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 179/PMK.04/2012 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.04/2012 tentang Tatacara Pembebasan Cukai

Page 259: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 250

BIODATA PENULIS

Nama : Surono

Alamat korespondensi : Jl. Kampung Pluis No.52, RT.04/05, Grogol Utara,

Kebayoran lama, Jakarta Selatan

Unit Instansi : Pusdiklat Bea dan Cukai

Telp./Faks : 021-47862387

HP : 081212173686

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

Tahun

Lulus Perguruan Tinggi Bidang Spesialisasi

1994 STAN - Program Diploma III Bea dan Cukai

2000 STIA - LAN Manajemen perekonomian Negara

2007 Pasca Sarjana, Universitas

Sumatera Utara

Ilmu Manajemen

Nama mata kuliah yang diasuh

No Nama Mata Kuliah

1. Pengantar Cukai

2. Teknis Cukai

3. Teknis Perbendaharaan Penerimaan

4. Teknis Perdagangan Internasional

Pengalaman publikasi di berkala ilmiah 5 tahun terakhir

Nama Tahun

terbit Judul artikel

Nama

berkala

Volume

dan

halaman

Status

akreditasi

Majalah 2011 Potensi Kerjasama Diklat

BPPK : Mewujudkan Mimpi

Menjadi Center of Excellence

Edukasi

Keuangan

Edisi

6/2011

-

Page 260: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 251

Majalah 2011 Kementerian Keuangan: 65

tahun Menapak Sejarah

Keuangan Bangsa", pada

Majalah Edukasi Keuangan

Edukasi

Keuangan

Edisi

8/2011

-

Majalah 2011 Sertifikasi Widyaiswara:

Suatu Upaya untuk

Menjamin Kualitas

Penyelenggaraan Diklat

Edukasi

Keuangan

Edisi

9/2011

-

Majalah 2012 Memaknai Suatu Perubahan Edukasi

Keuangan

Edisi

10/2012

-

Majalah 2012 Penerapan Free Trade

Agreement :

Antara Harapan Dan

Kenyataan

Edukasi

Keuangan

Edisi

11/2012

-

Website

Pusdiklat

BC

10 Mei

2011

Mengenal Lebih Mendalam

Pungutan Cukai

Artikel

Web

Edisi Mei

2011

-

Website

Pusdiklat

BC

10 Mei

2011

Fasilitas Kepabeanan: Suatu

Upaya Pemberian

Kemudahan dan Insentif

Fiskal Bagi Industri dan

Perdagangan

Artikel

Web

Edisi Mei

2011

-

Website

BPPK

26 Mei

2011

Roadmap Industri Hasil

Tembakau:

Menyeimbangkan Fungsi

Budgetair dan Regulatory

Easylib - -

Website

Pusdiklat

BC

05

Agustus

2011

Perbedaan Perlakuan

Fasilitas Kepabeanan Antara

Skema PP Nomor 8 Tahun

1957 dengan Skema PP

Nomor 19 Tahun 1955

Artikel

Web

Edisi

Agustus

2011

-

Website

Pusdiklat

BC

16 Mei

2012

Mungkinkah Pengenaan

Cukai Terhadap Barang Tak

Berwujud dan Jasa

Artikel

Web

Edisi Mei

2012

-

Page 261: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 252

Website

Pusdiklat

BC

16 Mei

2012

Fasilitas Fiskal atas Impor

Mesin, Barang dan Bahan

Dalam Rangka Penanaman

Modal

Artikel

Web

Edisi Mei

2012

-

Pengalaman penerbitan buku 10 tahun terakhir

Judul Buku Tahun Penerbit ISBN

Modul Sistem Pengawasan Pelaksanaan Tugas dan Evaluasi Kinerja untuk DTSS KI

2009 Pusdiklat BC -

Modul Pemeriksaan kepatuhan

Internmal untuk DTSS KI

2009 Pusdiklat BC -

Modul Tatalaksana Organisasi KPU

dan KPPBC Madya untuk DTSS KI

2009 Pusdiklat BC -

Modul Transaksi Perdagangan

Internasional untuk Diklat PFPD

2009 Pusdiklat BC -

Modul Teknik Perdagangan

Internasional untuk DTSS PCA

2009 Pusdiklat BC -

Modul Konsep Intelijen untuk DTSS

Intelijen

2010 Pusdiklat BC -

Modul Kegiatan Intelijen untuk

DTSS Intelijen

2010 Pusdiklat BC -

Modul Pemetaan dan pelaporan

Intelijen Taktis

2010 Pusdiklat BC -

Model Sasaran Operasi Intelijen

untuk DTSS Intelijen Taktis

2010 Pusdiklat BC -

Modul Tatakerja Pemeriksaan Fisik

Barang Dengan Alat Pemindai dan

Analisis Temuan Pelanggaran

untuk DTSS Ketrampilan

Penggunaan HICO Scan

2010 Pusdiklat BC -

Bahan Ajar Teknis Cukai I untuk

Program Diploma III

2010 STAN -

Page 262: PROGRAM DIPLOMA I KEUANGAN SPESIALISASI … · Bahan Ajar ini disusun untuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Program ... Alur Proses Perizinan NPPBKC 2. Persyaratan Pemberian Izin

hal | 253

Modul Prinsip Dasar Cukai untuk

DTSS Cukai Lanjutan

2011 Pusdiklat BC -

Modul Perizinan Cukai untuk DTSS

Cukai Lanjutan

2011 Pusdiklat BC -

Modul Penetapan Tarif dan Harga

Dasar BKC untuk DTSS Cukai

Lanjutan

2011 Pusdiklat BC -

Modul Pelunasan Cukai untuk

DTSS Cukai Lanjutan

2011 Pusdiklat BC -

Modul Fasilitas Cukai untuk DTSS

Cukai Lanjutan

2011 Pusdiklat BC -

Modul Teknis Cukai II untuk

Program Diploma III

2011 STAN -

Tangerang Selatan, Agustus 2013

Surono