PROFIL -...

31
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH 2019 PROFIL INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

Transcript of PROFIL -...

Page 1: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PROVINSI JAWA TENGAH2019

PROFIL

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

Page 2: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

3

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan buku

Investment Project Ready To Offer (IPRO) dan Profil Pengembangan Potensi dan

Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Kawasan Kedungsepur. Penyusunan

profil dilatarbelakangi perlunya penyiapan wilayah pengembangan industry di luar

wilayah pusat pengembangan industry nasional di Kedungsepur. Penyiapan wilayah

tersebut, disamping untuk penyebaran investasi, juga untuk mendukung

pengembangan industry di Kedungsepur serta mengoptimalkan pemanfaatan

pembangunan infrastruktur wilayah, baik yang sudah terbangun maupun antisipasi

tahap perencanaan. Adapun tujuan penyusunan profil adalah menyediakan informasi

kesiapan pengembangan Kawasan industry di wilayah Kedungsepur ( Kabupaten

Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kota Salatiga dan

Kabupaten Grobogan).

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada narasumber dari Pemerintah

Kabupaten/Kota, pihak-pihak terkait, maupun pendamping kegiatan dari Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UNIKA Soegijapranata, Semarang. Dengan harapan agar

informasi ini dapat memicu tumbuhnya industry di Kawasan Kedungsepur.

Semarang, 2019

KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PROVINSI JAWA TENGAH

RATNA KAWURI, SH

Page 3: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

2

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI

DI WILAYAH KEDUNGSEPURDPMPTSP PROVINSI JAWA TENGAH

INVESTMENT PROJECT READY

TO OFFER

( IPRO)

REGIONAL KEDUNGSEPUR

Page 4: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

3

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI

1. Kabupaten Kendal

Pengembangan Area Obyek Wisata Air Terjun Curug Sewu

Lokasi Desa Curug Sewu Kecamatan Patean Kabupaten Kendal

Kondisi Eksisting

Zona Rencana

Aspek Manajemen dan

Organisasi

Pola manajemen: Build-Operate-Transfer (BOT).

Aspek Keuangan Investasi: 32.551.668.000 (termasuk tanah, bangunan dan

pemeliharaan)

IRR : 25%

NPV: Rp 420.607.000.195,89

BCR: Rp2,348145265

PP: tahun ke 5

Narahubung DPMPSTP Kabupaten Kendal

Page 5: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

4

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI

Kawasan Industri Kendal

Lokasi Kecamatan Kaliwungu

Kondisi Eksisting Kawasan Industri Khusus: luas total 1.000 Ha (Masterplan

Kawasan Industri)

Dalam perencanaan terdapat wilayah pelabuhan meliputi

wilayah perairan dan daratan yang terbagi menjadi beberapa

zona.

Rel Kereta Api

Transportasi Kereta Api meliputi Rencana jaringan rel aktif

894 km (double track: 123) menghubungkan 35 kabupaten/kota

dan semua provinsi di Pulau Jawa.

Aspek Legalitas RDTR kawasan industri Kaliwungu, yakni tertuang dalam

Perda Kabupaten Kendal Nomor 24 tahun 2007

Page 6: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

5

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI

DI WILAYAH KEDUNGSEPURDPMPTSP PROVINSI JAWA TENGAH

2. Kabupaten Demak

Kawasan Industri Sayung

Aspek Legalitas • JIPS memang telah didesain sebagai zona industri

dalam RTRW- Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Demak.

• JIPS secara resmi telah memperoleh lisensi

KLIK (Kemudahan Layanan Investasi Langsung

Konstruksi) dari BKPM lewat surat keputusan No.17/2017

Aspek Manajemen dan

Organisasi

PT Jawa Tengah Lahan Andalan

Aspek Sosial dan Lingkungan Kawasan industri ini dibangun dengan sangat

mempertimbangkan aspek-aspek yang ramah lingkungan serta

berorientasi pada industri yang berkelanjutan (sustainable

industry).

Pantai Morosari

Aspek Sosial dan Lingkungan Ketersediaan SDM sangat memadai karena para pelaku usaha

UMKM sudah siap untuk pekerjanya masing-masing

Aspek Keuangan - Rencana Investasi Rp 30 M

- Pengunjung tahun 2017 sebanyak 23.751 wisatawan

Narahubung DPMPSTP Kabupaten Demak

Page 7: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

6

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI

3. Kabupaten Semarang

Pengembangan Wisata Tlogo Wening

Lokasi Desa Delik, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang,

Provinsi Jawa Tengah

AGROEDUPARK TLOGO

WENING

Page 8: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

7

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI

Aspek Teknis Rencana Pengembangan Kawasan Wisata Edupark Tlogo:

1. Pengembangan Kawasan Hotel & Resort, Perdagangan dan

Komersil, Perkemahan di bagian bawah (11 Ha) dan atas

(12 Ha);

2. Pembangunan Kawasan Hiburan dan Amphiteater (3 Ha);

3. Pembangunan Kawasan Eduwisata-Pertanian-Peternakan-

Perkebunan (11 Ha);

4. Pembangunan Kawasan Hiburan Anak (5 Ha);

Peta Pengembangan Kawasan Wisata Edupark Tlogo

Aspek Keuangan Nilai investasi yang diperlukan untuk proyek Pengembangan

Kawasan Wisata Agroedupark Tlogo Wening sebesar Rp

361.500.000.000,00 (tiga ratus enam puluh satu milyar lima

ratus juta rupiah)

Narahubung DPMPTSP Kabupaten Semarang dengan alamat jalan Gatot

Subroto 104 Ungaran Telepon (024) 6921908 website

www.dpmptsp.semarangkab.go.id email

[email protected] dengan PIC:

- Windarsih, SE, MT, Kepala Seksi Promosi dan

Pengembangan pada Bidang Penanaman Modal

DPMPTSP Kabupaten Semarang, No. HP

+6281228467576, email

[email protected]

Penggemukan Sapi

Lokasi Desa Barukan, Kecamatan Tengaran, Ungaran

Aspek Legalitas Aset milik Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang.

Aspek Keuangan Pembiayaan bisnis menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh

badan usaha atau investor.

Narahubung 1. Ir. Samsul Hidayat, Plt. Kepala Bidang Penanaman Modal

(Sekretaris Dinas) pada DPMPTSP Kabupaten Semarang

No. HP +62817-240-020, email [email protected]

Lahan milik

Kawasan

Kawasan Hotel

& Resort,

Kawasan

LEGE

Kawasan

1

2

Page 9: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

8

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI

DI WILAYAH KEDUNGSEPURDPMPTSP PROVINSI JAWA TENGAH

Kawasan Industri BAWEN

1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di tepi jalan tol) Luas

lahan : 183 ha. Akses langsung ke jln arteri primer

2. Jarak ± 2 km ke gerbang tol Bawen

3. Air bersih dari PT. Sarana Tirta Ungaran

4. IPAL terpadu dgn TPA Blondo

5. Kondisi lahan berbukit kemiringan 8-40%

6. Rencana pemindahan pusat pemerintaha

Page 10: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

9

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI

4. Kota Semarang

PROFIL PELUANG DAN POTENSI INVESTASI EXPO CENTER

Aspek Teknis Lokasi di Kecamatan Pedurungan.

Skenario pilihan teknis berupa bentuk kerjasama yang kami

tawarkan adalah jenis Bangun Guna Serah (BGS)

Narahubung Drs. Ulfi Imran Basuki. Kepala DPM PTSP Kota Semarang. Jl.

Pemuda 148 Semarang. HP 081 1299 2236.

Page 11: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

10

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI

DI WILAYAH KEDUNGSEPURDPMPTSP PROVINSI JAWA TENGAH

5. Kota Salatiga

Zona Industri Salatiga

Lokasi Lokasi di Kelurahan Noborejo dan Kelurahan Randuacir

dengan luas 79 Ha.

Aspek Legalitas • Peruntukan Lahan sudah sesuai RTRW

• Status kepemilikan lahan adalah aset milik Pemkot Salatiga

dan sebagian milik warga

Aspek Manajemen dan

Organisasi

Skema Investasi Swasta murni

Aspek Keuangan Harga tanah di kisaran Rp. 800.000 s/d Rp. 2.000.000,-

Narahubung - Henri Wahyu S.

- Kasi Promosi DPMPTSP Kota Salatiga, Jl. Pemuda 2

Salatiga

- HP. 085640005450

Page 12: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

11 PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

6. Kabupaten Grobogan

PROFIL PELUANG DAN POTENSI INVESTASI KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI

DS. HARJOWINANGUN KEC. GODONG

Narahubung Dyah Prijatiningtyas, S.Psi.PSI. (Kasi. Promosi Penanaman Modal)

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Grobogan.

Hp. 081329949376

Kawasan Peruntukan Industri Ds. Genagan Kecamatan Tegawanu

Narahubung Dyah Prijatiningtyas, S.Psi.PSI. (Kasi. Promosi Penanaman Modal)

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Grobogan.

Hp. 081329949376

Page 13: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

13

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

PROFIL PENGEMBANGAN DAN

PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI

DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PROVINSI JAWA TENGAH

2019

Page 14: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

13

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerataan pertumbuhan investasi di Jawa Tengah yang kurang merata

antar delapan wilayah regionalisasi berdampak pada perekonomian daerah,

yakni kesenjangan ekonomi antar wilayah regional tersebut. Wilayah

regionalitas yang diminati oleh investor akan menjadi konsentrasi investasi,

sehingga memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih cepat, dan

tenaga kerjapun terserap. Sebaliknya, wilayah regionalitas yang kurang

diminati investor akan cenderung tumbuh lebih lambat, dan penyerapan tenaga

kerja juga lemah. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan pemerataan

investasi yang akan mendorong pertumbuhan kegiatan ekonomi secara lebih

merata. Sehingga akan mampu memberikan kesempatan kerja yang lebih luas

kepada masyarakat.

1.2. Permasalahan

Upaya-upaya dalam mendorong peningkatan investasi di Jawa Tengah

akan terus dilakukan. Tersedianya informasi profil pengembangan dan

penyiapan kewilayahan investasi akan dapat memudahkan investor untuk

menanamkan modalnya di Jawa Tengah sesuai dengan bidang usaha yang

diminati. Regionalisasi kewilayahan di Jawa Tengah juga akan membantu

investor untuk memilih lokasi yang tepat sesuai dengan bidang usaha yang

diminati. Jika hal ini dapat terealisasi dengan baik, selain dapat meningkatkan

realisasi investasi di Jawa Tengah, juga akan berdampak pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat, pemerataan pembangunan di semua wilayah,

pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, permasalahan yang terjadi di Wilayah

Kedungsepur pertama, adalah kurangnya pemerataan penyebaran realisasi

investasi di wilayah Kedungsepur. Kedua, Penguatan struktur industri dengan

tumbuhnya industri hulu dan industri antara berbasis sumber daya alam.

Page 15: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

14

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

BAB II KONDISI UMUM PEREKONOMIAN KAWASAN

KEDUNG SEPUR

Mengenai laju pertumbuhan ekonominya, secara rata-rata dalam lima tahun

terakhir (2014-2018) berkisar antara 5 – 6.5 persen pertahun. Laju pertumbuhan

tertinggi dialami oleh Kota Semarang dengan rata-rata pertumbuhan 6,22 persen

pertahun. Sementara itu, laju pertumbuhan paling rendah dialami oleh Kabupaten

Grobogan dengan laju pertumbuhan 5,26 persen pertahun. Pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Grobogan juga lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jawa Tengah yang tumbuh dengan laju 5,31 persen pertahun.

Pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah pada berbagai bidang dapat

dikatakan berhasil. Hal tersebut tercermin pada meningkatnya kualitas sumberdaya

manusia yang ditujukan oleh kenaikan pada indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Sebagaimana telah diketahui, IPM mencakup tiga elemen yakni status kesehatan,

status pendidikan dan status ekonomi. Daerah dengan IPM tertinggi adalah Kota

Semarang disusul Kota Salatiga. Kabupaten Grobogan memilki IPM terendah dan

lebih rendah dibanding IPM Provinsi Jawa Tengah.

Page 16: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

15

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

BAB III KAJIAN INVESTASI SEKTORAL

3.1. Location Quotient (LQ)

Pendekatan LQ merupakan salah satu kajian yang dapat digunakan sebagai

dasar perencanaan wilayah berbasis potensi lokal. Sektor basis dapat menjadi acuan

arah pengembangan karena sebab sektor/subsektor yang teridentifikasi sebagai

sector/subsector basis dapat memberikan efek akselerasi yang tinggi pada

pertumbuhan ekonomi. Jika teridentifikasi sebagai sektor/subsektor basis berarti

sektor/subsektor tersebut diyakini mampu mengekspor hasil-hasil produksinya keluar

wilayah. Hal tersebut berarti hasil-hasil produksi tersebut menyebabkan terjadinya

arus uang dari luar wilayah masuk ke daerah dan memberikan efek pengganda yang

tinggi.

Pada dasarnya metode LQ membandingkan peran relatif sektor tertentu

terhadap nilai total regional PDRB dengan peran relatif sektor yang sama di tingkat

yang lebih tinggi, yakni dengan Propinsi untuk tingkat Kabupaten dan Nasional untuk

tingkat provinsi. Jika LQ > 1 dinyatakan sebagai produk, subsektor dan sektor basis

dan LQ < 1 dinyatakan sektor/subsektor/produk non basis. Sektor basis diyakini

memiliki efek akselerasi yang lebih besar dibanding sektor non basis karena sektor

tersebut memiliki kemampuan ekspor.

3.1.1. LQ Sektoral Wilayah Regional Kedungsepur

a. Sektor Pertanian, kehutanan dan Perikanan

Perhitungan LQ sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menunjukkan

bahwa sektor tersebut merupakan sektor basis di Kabupaten Kendal,

Demak, dan Grobogan.

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Perhitungan LQ pada sektor pertambangan dan penggalian pada semua

kabupaten dan kota di kawasan regional Kedungsepur menunjukkan tidak

ada satu kabupaten pun yang memiliki LQ lebih besar 1. Jadi sektor

pertambangan dan penggalian bukan merupakan sektor basis atau bukan

sektor unggulan di kawasan regional Kedungsepur.

Page 17: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

16

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

c. Sektor Industri Pengolahan

Sektor basis pada sektor industri pengolahan adalah kabupaten Kendal,

dan Kabupaten Semarang. Keterbatasan kawasan lahan atau lokasi yang

dapat dikembangkan sebagai kawasan industri di kota Semarang berimbas

positif pada kedua Kabupaten tersebut.

d. Sektor Pengadaan Listrik dan Gas

Sektor Pengadaan Listrik dan Gas merupakan sektor basis atau sektor

unggulan di Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kab. Demak, Kota

Semarang dan Kota Salatiga.

e. Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Semua Kabupaten/Kota (kecuali Kabupaten Grobogan) yang berada

kawasan regional Kedungsepur memiliki keunggulan pada sektor

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang.

f. Sektor Konstruksi

Terkait sektor konstruksi, perhitungan LQ menunjukkan bahwa sektor

konstruksi merupakan sektor basis di Kabupaten Semarang, Kota

Semarang dan Kota Salatiga.

g. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor

merupakan sektor basis di Kabupaten Demak, Kota Semarang dan

Kabupaten Grobogan.

h. Sektor Transportasi dan Pergudangan

Sektor transportasi dan pergudangan merupakan sektor basis atau sektor

unggulan di Kota Semarang, Kabupaten Grobogan dan Kota Salatiga.

i. Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Sektor penyediaan akomodasi dan air minum merupakan sektor unggulan

di Kota Salatiga. Selain di kota Salaliga, sektor ini juga merupakan sektor

unggulan di Kabupaten Kendal, Kota Semarang dan Kabupaten Grobogan.

j. Sektor Informasi dan Komunikasi

Sektor Informasi dan komunikasi merupakan sektor unggulan di Kota

Semarang.

Page 18: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

17

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

k. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi

Untuk sektor jasa keuangan dan asuransi, Kabupaten Semarang, Kota

Semarang, Kabupaten Grobogan dan Kota Salatiga lebih unggul dari 2

wilayah lain di Kedungsepur.

l. Sektor Real Estate

Nilai LQ di sektor real estate lebih besar 1 ada di Kabupaten Semarang,

Kota Semarang, Kabupaten Grobogan dan Kota Salatiga.

m. Sektor Jasa Perusahaan

Untuk sektor jasa perusahaan, nilai LQ lebih besar 1 berada di Kabupaten

Semarang, Kota Semarang dan Kota Salatiga.

n. Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib terdapat 4 kabupaten dan 2 kota di kawasan regional Kedungsepur.

o. Sektor Jasa Pendidikan

Terdapat tiga kabupaten dengan sektor basis sektor Jasa Pendidikan

antara lain : Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan dan Kota Salatiga.

p. Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan aktivitas

sosial. Bertitik tolak dari perhitungan LQ, sektor jasa kesehatan dan

kegiatan sosial merupakan sektor basis di Kabupaten Grobogan dan Kota

Salatiga.

q. Sektor Jasa Lainnya

Kategori ini (sebagai kategori sisaan) mencakup kegiatan reparasi

komputer dan barang-barang rumah tangga dan barang pribadi, berbagai

kegiatan jasa perorangan yang tidak dicakup di sektor lain dalam klasifikasi

ini yang unggul adalah Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.

3.2. Shiftshare

3.2.1. Shiftshare Provinsi Jawa Tengah

Analisis pergeseran (shift share) digunakan untuk menganalisis sumber-sumber

pertumbuhan regional, mencari kecenderungan penyebab perubahan struktur

ekonomi atau sektor ekonomi, menentukan besar dan arah perubahan industri

regional (Glasson, 1977; Arsyad,1999).

Page 19: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

18

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

Terdapat tiga komponen utama dalam analisis shift share. Ketiga komponen tersebut

adalah: (1) perekonomian nasional/perekonomian acuan (national growth

component/provincial share), (2) bauran industri (industrial mix component), dan (3)

daya saing wilayah atau keunggulan kompetitif sektor tertentu di wilayah setempat

competitive effect component).

3.2.1. Shiftshare Kawasan Kedung Sepur

Tabel 3.20 menyajikan hasil perhitungan komponen provincial share (PS) pada

analisis Shiftshare kabupaten kota yang berada di kawasan regional Kedungsepur.

Terlihat pada tabel tersebut, semua kabupaten kota memiliki angka PS positif. Kondisi

tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan pertumbuhan sektor-sektor

ekonomi pada kabupaten/kota dari kawasan regional Kedungsepur secara positif

dipengaruhi oleh pertumbuhan provinsi Jawa Tengah. Artinya, kebijakan-kebijakan

umum provinsi Jawa Tengah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan sektor-sektor

pembangunan di kawasan Kedungsepur. Kebijakan umum yang dimaksud adalah

berbagai kebijakan yang tertuang dalam RPJPD dan RPJMD provinsi Jawa Tengah

serta berbagai kebijakan pendukung lainnya.

Tabel 3.20 Provinsial Share Sektoral Kawasan Kedungsepur Kab.

Kendal Kab. Demak

Kab. Semarang

Kt. Semarang

Kab. Grobogan

Kt. Salatiga

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 789.050 578.064 509.980 154.921 744.933 56.915

Pertambangan dan Penggalian 14.130 9.442 10.410 29.157 26.115 687

Industri Pengolahan 1.438.866 563.758 1.577.399 3.993.680 241.191 325.001

Pengadaan Listrik dan Gas 7.939 2.230 5.414 19.234 2.292 2.646

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

3.148 1.690 3.662 16.708 1.159 1.079

Konstruksi 229.511 182.100 538.646 4.122.845 127.247 151.889

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

443.862 354.407 495.751 2.427.232 506.683 163.233

Transportasi dan Pergudangan 74.462 61.039 84.859 522.203 111.249 34.484

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

109.634 55.762 126.879 483.066 103.631 84.986

Informasi dan Komunikasi 120.999 42.485 141.803 1.318.763 58.675 42.608

Jasa Keuangan dan Asuransi 66.389 49.873 135.025 641.937 85.004 39.154

Real Estate 28.304 27.533 126.559 444.892 52.129 56.764

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

75.120 83.253 126.322 525.272 85.536 66.814

Jasa Pendidikan 74.672 76.407 123.992 327.934 96.494 44.537

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 20.986 14.423 26.333 100.733 21.945 14.486

Jasa lainnya 45.759 53.601 46.295 169.004 62.703 11.519

Total 3.551.341 2.160.764 4.095.777 15.381.380 2.332.439 1.107.898

Sumber: BPS, Diolah 2019

Page 20: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

19

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

Daya saing sektoral yang tercermin pada komponen Competitive

effect/Differential Shift/keunggulan kompetitif. , untuk sektor pertanian menunjukkan

nilai positif.

Tabel 3.22 Differential Sektoral Kawasan Kedungsepur Kab.

Kendal Kab. Demak

Kab. Semarang

Kt. S Emarang

Kab. Grobogan

Kt. Salatiga

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 448.099 -135.249 178.264 96.265 209.456 25.168

Pertambangan dan Penggalian 116.303 -11.888 -13.340 -46.589 -24.025 -2.051

Industri Pengolahan 575.216 614.020 973.578 2.233.362 215.302 169.647

Pengadaan Listrik dan Gas 1.458 2.204 2.529 14.977 1.594 1.169

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

1.442 728 181 481 209 -204

Konstruksi 136.812 64.393 154.610 1.358.927 44.327 82.111

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

163.764 203.390 147.526 662.039 88.417 27.271

Transportasi dan Pergudangan 19.741 29.097 40.097 373.120 59.115 27.342

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 92.142 -9.248 25.581 201.930 -9.083 25.204

Informasi dan Komunikasi 98.678 30.874 86.511 715.271 13.970 -21.705

Jasa Keuangan dan Asuransi 10.175 14.301 64.006 225.987 51.644 4.322

Real Estate 45.963 14.209 53.571 261.567 20.611 27.782

Jasa Perusahaan 8.124 2.753 11.335 70.557 523 6.823

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

26.705 11.286 42.881 118.757 19.353 428

Jasa Pendidikan 49.370 50.593 108.008 239.929 29.911 25.940

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.946 4.728 3.796 40.303 -9.618 4.896

Jasa lainnya 15.033 30.959 14.727 100.808 22.200 -1.410 1.812.969 917.153 1.893.862 6.667.692 733.906 402.734

Sumber: BPS, Diolah 2019

Page 21: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

20

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

BAB IV ANALISIS INPUT-OUPUT DALAM RANGKA KAJIAN POTENSI INVESTASI PROVINSI JAWA TENGAH

Analisis input output ini muncul berdasarkan gagasan bahwa suatu sektor

saling berkaitan dengan sektor yang lainnya sehingga membentuk sebuah sistem

perekonomian. Sebuah sektor menjadi input dalam proses produksi yang dilakukan

oleh masing-masing sektor lainnya dalam perekonomian sehingga menghasilkan

output dari sektor tersebut. Analisis input output ini memiliki kelebihan yaitu dapat

memberikan gambaran tentang struktur perekonomian yang dimiliki baik oleh sebuah

negara, daerah, maupun antar daerah untuk periode tertentu secara lebih rinci

Daya Penyebaran dan Daya Kepekaan

a. Daya Penyebaran

Untuk melihat keterkaitan ke belakang (backward linkages) antar sektor

ekonomi dalam suatu wilayah dapat diketahui melalui daya penyebaran. Apabila

pertumbuhan setiap sektor dalam suatu wilayah memiliki pengaruh atau daya dorong

yang kuat terhadap sektor lainnya maka dapat disimpulkan bahwa daya penyebaran

sektor tersebut tinggi.

Jumlah daya penyebaran yang merupakan jumlah dampak yang ditimbulkan

karena perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap output seluruh

perekonomian di suatu wilayah dapat digambarkan dalam rumus sebagai berikut :

Keterangan :

rj adalah jumlah dampak perubahan permintaan akhir sektor j terhadap output

perekonomian total.

b1j adalah dampak yang terjadi terhadap output sektor i akibat perubahan

permintaan akhir sektor j atau elemen matrik kebalikan output (I-A)-1 dari baris

i kolom ke j dan A adalah matriks koefisien teknologi.

rj = b1j + b2j +... +bnj = i bij

Page 22: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

21

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

Dengan menghitung jumlah daya penyebaran maka akan diketahui dampak

terjadinya perubahan permintaan akhir suatu sektor terhadap output sektor ekonomi

di suatu wilayah secara keseluruhan. Selanjutnya jumlah daya penyebaran tersebut

dapat dilakukan normalisasi ke dalam bentuk indeks daya penyebaran untuk

mengetahui perbandingan antar sektor yang digambarkan dalam rumus sebagai

berikut : j =

n

i

n

j

ij

n

i

ij

bn

b

1

Keterangan : j = indeks daya penyebaran sektor j

bij = elemen matrik kebalikan output (I-A)-1 dari baris i kolom ke j

n = banyaknya sektor matriks

Indeks daya penyebaran dikategorikan dalam 3 kelompok, yaitu :

1. j = 1 berarti daya penyebaran sektor j sama dengan rata-rata daya

penyebaran seluruh sektor ekonomi

2. j > 1 berarti daya penyebaran sektor j berada di atas rata-rata daya

penyebaran seluruh sektor ekonomi

3. j < 1 berarti daya penyebaran sektor j di bawah rata-rata daya penyebaran

seluruh sektor ekonomi.

Derajat Kepekaan

Derajat kepekaan (DK) digunakan sebagai salah satu ukuran untuk

mengetahui jumlah output yang harus disediakan oleh suatu sektor untuk satu unit

perubahan permintaan akhir terhadap sektor perekonomian suatu wilayah. Selain itu

untuk mengetahui keterkaitan ke depan (forward linkages) antar sektor ekonomi

dalam suatu wilayah maka dilakukan analisis dengan mengukur derajat kepekaan

(DK) yang dirumuskan sebagai berikut :

j =

n

i

n

j

ij

n

i

ij

bn

b

1

Keterangan : j = indeks daya kepekaan sektor j

bij = elemen matrik kebalikan output (I-A)-1 dari baris i kolom ke j

Page 23: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

22

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

n = banyaknya sektor matriks

Indeks derajat kepekaan dikategorikan dalam 3 kelompok, yaitu :

1. j = 1 berarti derajat kepekaan sektor j sama dengan rata-rata daya penyebaran

seluruh sektor ekonomi

2. j > 1 berarti derajat kepekaan sektor j berada di atas rata-rata daya

penyebaran seluruh sektor ekonomi

3. j < 1 berarti derajat kepekaan sektor j di bawah rata-rata daya penyebaran

seluruh sektor ekonomi.

b. Indeks Penyebaran dan Indeks Kepekaan

Dalam menentukan sektor unggulan dilakukan menggunakan indeks

penyebaran dan indeks derajat kepekaan yang telah dihitung sebelumnya.

Untuk kebutuhan tersebut, sektor-sektor ekonomi di Jawa Tengah dibedakan

menjadi 4 kelompok sebagai berikut :

1. Kelompok I: sektor-sektor dengan DP dan DK tinggi (DP>1 dan DK>1)

2. Kelompok II: sektor-sektor dengan DP rendah tetapi DK tinggi (DP<1 dan

DK>1)

3. Kelompok III: sektor-sektor dengan DP dan DK rendah (DP<1 dan DK<1)

4. Kelompok IV: sektor-sektor dengan DP tinggi tetapi DK rendah (DP>1 dan

DK<1)

Gambaran sektor-sektor unggulan dan sektor bukan unggulan yang didapat dari

analisis input-output semestinya menjadi dasar pengambilan kebijakan

pengembangan sektoral untuk daerah-daerah yang berada di lingkup Provinsi Jawa

Tenga

Page 24: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

23

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

BAB V ACUAN DASAR PENGEMBANGAN WILAYAH INDUSTRI

JAWA TENGAH

5.1. Perwilayahan Industri Nasional, Wilayah Pengembangan Industri dan

Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI)

Pengembangan perwilayahan industri dilaksanakan dalam rangka

percepatan penyebaran dan pemerataan industri ke seluruh wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia, dengan sasaran sebagai berikut:

1. Peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan non-migas luar Jawa

dibanding Jawa dari 28% : 72 % pada tahun 2013 menjadi 40% : 60% pada

tahun 2035.

2. Peningkatan kontribusi investasi sektor industri pengolahan non-migas di

luar Jawa terhadap total investasi sektor industri pengolahan non migas

nasional.

3. Pertumbuhan kawasan industri sebanyak 36 kawasan yang memerlukan

ketersediaan dengan lahan sekitar luas 50.000 Ha yang diprioritaskan

berada di luar Jawa sampai dengan tahun 2035.

4. Pembangunan Sentra IKM baru minimal 1 Sentra IKM per Kabupaten/Kota,

terutama di luar Jawa.

5.2. Bidang usaha prioritas unggulan di Jawa Tengah

Bidang usaha prioritas unggulan di Jawa Tengah termaktub dalam peraturan

daerah nomor 10 tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2017-2037. Penetapan bidang usaha didasarkan pada tiga kriteria

pokok:

1. Kriteria Keunggulan; mencakup faktor pemasaran, ketersediaan dan kontinuitas

bahan baku, dukungan SDM, dukungan kebijakan dan kelembagaan pemerintah.

2. Kriteria Manfaat; mencakup faktor nilai tambah ekonomi, nilai tambah sosial dan

prestise/kekhasan daerah.

3. Kriteria Penerimaan Stakeholders; mencakup faktor kesiapan dan kesediaan

masyarakat, pemerintah dan pelaku usaha.

Page 25: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

24

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

5.3. RUPM Provinsi Jawa Tengah

5.3.1. Persebaran Penanaman Modal

Arah kebijakan untuk mendorong persebaran penanaman modal di Provinsi

Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

a) Pengembangan wilayah melalui regionalisasi yang meliputi wilayah:

Kedungsapur, Wanarakuti , Subosukowonosraten , Bergasmalang

Petanglong, Barlingmascakeb, Purwomanggung dan Banglor.

b) Pengembangan wilayah melalui regionalisasi mengutamakan

pengembangan sektor basis.

5.3.2. Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi

a) Pangan

Sasaran penanaman modal bidang pangan pada masing-masing komoditi

dilakukan untuk mewujudkan: (i) swasembada beras berkelanjutan; (ii)

mengurangi ketergantungan impor dan swasembada kedelai; (iii) swa

sembada gula berkelanjutan; (iv) mengembangkan kluster pertanian

dalam arti luas; dan (vi) mengubah produk primer menjadi produk olahan

untuk ekspor.

b) Infrastruktur

Arah kebijakan pengembangan penanaman modal di bidang infrastruktur

adalah sebagai berikut:

1) Optimalisasi kapasitas dan kualitas infrastruktur yang saat ini sudah

tersedia.

2) Pengembangan infrastruktur baru dan perluasan layanan infrastruktur

sesuai strategi peningkatan potensi ekonomi di kabupaten/kota.

3) Pengintegrasian pembangunan infrastruktur nasional, provinsi dan

kabupaten/kota di Jawa Tengah.

4) Percepatan pembangunan infrastruktur terutama pada wilayah sedang

berkembang dan belum berkembang.

5) Percepatan pemenuhan kebutuhan infrastruktur melalui

mekanisme skema Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) atau non

KPS.

6) Percepatan pembangunan infrastruktur strategis yang diharapkan

Page 26: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

25

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

7) sebagai prime mover seperti Bandar Udara, Pelabuhan dan Jalan Tol,

jalan strategis nasional, jalan kolektif primer dan jalan arteri primer.

8) Pengembangan sektor strategis pendukung pembangunan

infrastruktur, antara lain pengembangan industri semen dan

eksplorasi bahan mineral/material bangunan yang tersedia di alam.

c) Energi

Arah kebijakan pengembangan penanaman modal bidang energi adalah

sebagai berikut:

1) Optimalisasi potensi dan sumber energi baru dan terbarukan serta

mendorong penanaman modal infrastruktur energi untuk memenuhi

kebutuhan listrik.

2) Peningkatan pangsa sumberdaya energi baru dan terbarukan untuk

mendukung efisiensi, konservasi, dan pelestarian lingkungan hidup

dalam pengelolaan energi.

3) Pengurangan energi fosil untuk alat transportasi, listrik, dan industri

dengan substitusi menggunakan energi baru dan terbarukan

(renewable energy) dan air sebagai sumber daya energi.

4) Pemberian kemudahan dan/atau insentif penanaman modal serta

dukungan akses pembiayaan domestik dan infrastruktur energi,

khususnya bagi sumber energi baru dan terbarukan.

5) Pemberdayaan pemanfaatan sumber daya air sebagai sumber daya

energi, sumber kehidupan dan pertanian.

6) Pengembangan sektor strategis pendukung sektor energi, antara lain

industri alat transportasi, industri mesin dan industri penunjang

pionir/prioritas.

5.3.3. Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan (Green Investment)

Arah kebijakan Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan (Green

Investment) adalah sebagai berikut:

a) Perlunya bersinergi dengan kebijakan dan program pembangunan

lingkungan hidup, khususnya program pengurangan emisi gas rumah

kaca pada sektor kehutanan, transportasi, industri, energi, dan limbah,

serta program pencegahan kerusakan keanekaragaman hayati

Page 27: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

26

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN

INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

b) Pengembangan sektor-sektor prioritas dan teknologi yang ramah

lingkungan, serta pemanfaatan potensi sumber energi baru dan

terbarukan.

c) Pengembangan ekonomi hijau (green economy).

d) Pemberian kemudahan dan/atau insentif penanaman modal

diberikan kepada penanaman modal yang mendorong upaya- upaya

pelestarian lingkungan hidup termasuk pencegahan pencemaran,

pengurangan pencemaran lingkungan, serta mendorong perdagangan

karbon (carbon trade).

e) Peningkatan penggunaan teknologi dan proses produksi yang ramah

ingkungan secara lebih terintegrasi dari aspek hulu hingga aspek hilir.

f) Pengembangan wilayah yang memperhatikan tata ruang dan kemampuan

atau daya dukung lingkungan.

Page 28: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

26 27

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

BAB VI POTENSI DAN PELUANG INVESTASI KEDUNGSEPUR

JAWA TENGAH

6.1. Kabupaten Kendal

NO NAMA PROYEK DESKRIPSI KETERANGAN

1 Pengembangan Area Obyek Wisata Air Terjun Curug Sewu

Penyediaan sarana penunjang berupa bangunan komersial (Hotel resort), lokasï: Desa Curugsewu Kecamatan Patean

Aset Pemda, Studi Pemanfaatan Tanah Sekitar Obyek Wisata Air Terjun Curug Sewu Transprtasi ke lokasi belem memadai

2 Kawasan Industri Kecamatan Kaliwungu

1000 Ha, masterplan kawasan industri,

kebutuhan air baku masih harus ditingkatkan

(saat ini diambil dari Kali Blorong) dengan

membangun embung/waduk, Kebutuhan energy

= gas, jaringan sudah ada di semarang

dibutuhkan 7km untuk menuju industry,

Kebutuhan listrik, diharapkan ada gardu.

6.2. Kabupaten Demak

NO NAMA PROYEK DESKRIPSI KETERANGAN

1 Kawasan Industri Sayung

Desa Batu dan Wonokerto Kec. Karangtengah

PT LESSO Technology Indonesia, PT Catur Adi Manunggal PT Indo Bestinox CV Harum Sejahtera

2 Pengembangan wisata pantai morosari

Desa Bedono Kecamatan Sayung

Tanah sudah dimiliki oleh Pemkab, infrastruktur sudah memadai karena telah dibangun akses ke pantai

6.3. Kabupaten Semarang

NO NAMA PROYEK

DESKRIPSI KETERANGAN

1 KPI/KI Kawasan industri terutama Bawen

Status siap jual (sudah clear and clean legalitas)

2 Tlogo Wening

Jenis investasi yang ditawarkan pada Pengembangan Kawasan Wisata Agroedupark Tlogo Wening Kabupaten Semarang adalah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Sudah ada kajian Pengembangan Agroeduwisata: a. Pengembangan Kawasan Hotel & Resort,

Perdagangan dan Komersil, Perkemahan di bagian bawah (11 Ha) dan atas (12 Ha);

b. Pembangunan Kawasan Hiburan dan Amphiteater (3 Ha);

c. Pembangunan Kawasan Eduwisata-Pertanian-Peternakan-Perkebunan (11 Ha);Pembangunan Kawasan Hiburan Anak (5 Ha);

Page 29: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

26 28

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

3 Penggemukan Sapi

Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat peternakan yang mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan dimasa depan

Lokasi proyek Pengembangan Usaha Penggemukan Ternak Sapi Potong Mulyorejo Kabupaten Semarang berada di Eks – Perkebunan Mulyorejo, Desa Barukan, Kecamatan Tengaran. Jarak yang ditempuh dari Ungaran menuju objek ini tidak terlalu jauh, kurang lebih 40 km, dengan luas lahan ±18 Ha. Ketersediaan pakan ternak konsentrat sapi potong disupply dari beberapa penyedia atau pabrikan pakan ternak di Kabupaten Semarang, antara lain: a. BERKAH JAY A FEED b. AGNA FEED c. SUMBER REJEKI SR d. KARFEED KARFEED e. SULUR SARI SS f. GIE TUNG g. TUNAS BOGA TB h. ANDINI FEED BAF

6.4. Kota Semarang

NO NAMA PROYEK DESKRIPSI KETERANGAN

1 Expo Center, sudah di

keris jateng, nunggu

proses selanjutnya

1,43 Ha, jasa persewaan

gedung

pertemuan/pameran

Sudah ada kajian dan DED,

kecamatan pedurungan, saat ini

masih jadi kantor kecamatan

6.5. Kabupaten Grobogan

NO NAMA PROYEK DESKRIPSI KETERANGAN

1 Kawasan Peruntukan Industri

Desa Harjo Winangun, Godong

25, Ha

2 Kawasan Peruntukan Industri

Desa Genagan dan Mangunsari, Tegawanu

90 Ha

6.6. Kota Salatiga

NO NAMA PROYEK DESKRIPSI KETERANGAN

1 Zona Industri Kota Salatiga

Lokasi di Kelurahan Noborejo dan Kelurahan Randuacir dengan luas 79 Ha.

Perusahaan eksisting: PT. SCI PT. Indo Design Mebel PT. Metinca PT. Indo Sakura PT. Unza Vitalis PT. Tripilar PT. Puhan PT. SPBE Noborejo PT. Tri Arta

Page 30: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

26 29

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

BAB VII PENUTUP

7.1. Kesimpulan

1. Sektor Basis Regional Kedugsepur menurut Kabupaten/Kota adalah

sebagai berikut:

a. Kabupaten Kendal memiliki sektor Basis pada sektor pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri

Pengolahan, Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur ulang serta Penyediaan Akomodasi Makan

dan Minum

b. Kabupaten Demak memiliki sektor Basis Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan; Pengadaan air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

ulang; Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib, Jasa Pendidikan dan Jasa Lainnya.

c. Kabupaten Semarang memiliki banyak sektor basis, diantaranya sektor

pertambangan dan penggalian, Industri Pengolahan, Pengadaan air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur ulang; Konstruksi, Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum, Jasa Keuangan dan Asuransi, Real

Estate, Jasa Perusahaan, dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib.

d. Kota Semarang memiliki 11 sektor basis, yaitu: Pengadaan Listrik dan

Gas, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang,

Konstruksi, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan dan

Asuransi, Real Etsate, Perusahaan Jasa, Administrasi Pemerintahan,

dan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib,

e. Kota Salatiga memiliki 13 sektor basis yaitu: Sektor Pengadaan Listrik

dan Gas, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang, Konstruksi, Transportasi dan Pegudangan, Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Penyediaan

Page 31: PROFIL - web.dpmptsp.jatengprov.go.idweb.dpmptsp.jatengprov.go.id/packages/upload/portal/files/Kedungsepur 2019.pdf1. Lokasi: Kel. Harjosari & Ds. Lemahireng Kec. Bawen (lokasi di

26 30

PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR

f. Akomodasi dan Makan Minum, Real Estate, Jasa Perusahaan,

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib, Jasa

Pendidikan, Serta Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.

g. Kabupaten Grobogan memiiki sektor basis di Sektor Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor, Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan

Akomodasi dan Makan Minum, Jasa Keuangan dan Asuransi, Real

Estate, Penyediaan Jasa Pendidikan, Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial serta Jasa Lainnya.

2. Memperhatikan Peluang Investasi yang diunggulkan oleh Kabupaten/Kota

Regional Kedungsepur dapat dilihat bahwa secara keseluruhan terdapat

kesesuaian antara peluang investasi yang diusulkan dengan potensi

investasi berdasarkan analisis LQ.

7.2. Saran Tindak Lanjut

Bertitiktolak dari hasil analisis potensi dan peluang investasi Regional

Kedungsepur menurut Kabupaten/kota serta dapat dirumuskan saran tindak

lanjut sebagai berikut:

1. Secara keseluruhan ada kesesuaian antara peluang investasi yang

diusulkan dengan potensi investasi.

2. Pemerintah perlu menetapkan daerah prioritas untuk proyek investasi

tertentu untuk menghindari persaingan yang justru dapat saling mematikan.

3. Konektivitas antara daerah perlu ditingkatkan agar antara daerah yang satu

dengan daerah lain dapat saling mendukung, tercipta “simbiosis

mutualisma antar daerah”.

4. Kawasan industri, transportasi dan pergudangan dapat menjadi prioritas

untuk diunggulkan.