Profil Perusahaan Gas Negara

8
Profil Perusahaan Gas Negara Posted on 12/02/2013 by Budi Priswanto Dalam rangka menyambut 1 (satu) dekade pengabdian saya bekerja di Perusahaan Gas Negara (PGN) pada bulan April 2013 yang akan datang, pada kesempatan kali ini saya posting profil PGN yang saya sarikan dari berbagai sumber yang dapat saya peroleh. Sejarah dan Perkembangan PGN Merunut sejarah PGN akan membawa kita ke periode kolonialisasi Belanda saat pertama kali PGN didirikan sebagai sebuah perusahaan swasta Belanda dengan nama Firma I. J. N. Eindhoven & Co. Gravenhage pada tahun 1859. Firma ini bergerak di bidang pembuatan dan pendistribusian gas buatan atau yang lebih dikenal dengan sebutan gas kota yang dihasilkan dari batu bara dan minyak bakar. Pada tahun 1950, perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Belanda dan diberi nama NV. Netherland Indische Gaz Maatschapij (NV. NIGM). Pada tahun 1958, saat diambil alih oleh pemerintah Indonesia nama perusahaan diganti menjadi Badan Pengambil Alih Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas (BP3LG) yang kemudian beralih status menjadi BPU-PLN pada tahun 1961. Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan negara dan diberi nama Perusahaan Negara (PN) Gas. PN Gas memasuki periode baru dalam sejarahnya saat mulai mendistribusikan gas bumi yang berkualitas tinggi dan ramah lingkungan menggantikan gas kota yang berkualitas rendah dan tidak ramah lingkungan untuk pertama kalinya melalui jaringan pipa distribusi yang dimilikinya dalam jumlah yang terbatas di wilayah Cirebon pada tahun 1974. Setelah sukses dengan pendistribusian gas bumi di wilayah Cirebon tersebut, PN Gas kemudian mulai mendistribusikan gas bumi di wilayah-wilayah lain di Indonesia yaitu secara berturut-turut di Jakarta pada tahun 1979, Medan pada tahun 1985, Surabaya pada tahun 1994, dan Palembang pada tahun 1996.

Transcript of Profil Perusahaan Gas Negara

Page 1: Profil Perusahaan Gas Negara

Profil Perusahaan Gas NegaraPosted on 12/02/2013 by Budi Priswanto

Dalam rangka menyambut 1 (satu) dekade pengabdian saya bekerja di

Perusahaan Gas Negara (PGN) pada bulan April 2013 yang akan datang,

pada kesempatan kali ini saya posting profil PGN yang saya sarikan dari

berbagai sumber yang dapat saya peroleh.

Sejarah dan Perkembangan PGN

Merunut sejarah PGN akan membawa kita ke periode kolonialisasi

Belanda saat pertama kali PGN didirikan sebagai sebuah perusahaan

swasta Belanda dengan nama Firma I. J. N. Eindhoven & Co. Gravenhage

pada tahun 1859. Firma ini bergerak di bidang pembuatan dan

pendistribusian gas buatan atau yang lebih dikenal dengan sebutan gas

kota yang dihasilkan dari batu bara dan minyak bakar. Pada tahun 1950,

perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Belanda dan diberi nama

NV. Netherland Indische Gaz Maatschapij (NV. NIGM). Pada tahun 1958,

saat diambil alih oleh pemerintah Indonesia nama perusahaan diganti

menjadi Badan Pengambil Alih Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas

(BP3LG) yang kemudian beralih status menjadi BPU-PLN pada tahun

1961. Pada tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

19 tahun 1965, perusahaan ditetapkan sebagai perusahaan negara dan

diberi nama Perusahaan Negara (PN) Gas.

PN Gas memasuki periode baru dalam sejarahnya saat mulai

mendistribusikan gas bumi yang berkualitas tinggi dan ramah

lingkungan menggantikan gas kota yang berkualitas rendah dan tidak

ramah lingkungan untuk pertama kalinya melalui jaringan pipa distribusi

yang dimilikinya dalam jumlah yang terbatas di wilayah Cirebon pada

tahun 1974. Setelah sukses dengan pendistribusian gas bumi di wilayah

Cirebon tersebut, PN Gas kemudian mulai mendistribusikan gas bumi di

wilayah-wilayah lain di Indonesia yaitu secara berturut-turut di Jakarta

pada tahun 1979, Medan pada tahun 1985, Surabaya pada tahun 1994,

dan Palembang pada tahun 1996.

Pada tahun 1985, sekitar satu dekade setelah gas bumi pertama kali

didistribusikan di Cirebon, volume penjualan gas yang dilakukan oleh PN

Page 2: Profil Perusahaan Gas Negara

Gas telah meningkat sampai lebih dari lima kali dibandingkan dengan

volume penjualan gas bumi di tahun 1974 yang hanya sebesar sebesar 3

MMSCFD. Prestasi ini merupakan salah satu momentum dalam sejarah

PN Gas yang ditindaklanjuti oleh pemerintah Indonesia dengan merubah

status PN Gas menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Gas Negara pada

tahun 1986.

Keberhasilan Perum Gas Negara dalam bisnis distribusi gas bumi

mendorong pemerintah untuk memberikan tanggung jawab yang lebih

besar dengan memperluas cakupan bisnis Perum Gas Negara dari

semula hanya menangani bisnis distribusi gas bumi ditambah dengan

menangani bisnis transmisi gas bumi. Hal ini dilakukan oleh pemerintah

dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 37 tahun 1994

yang juga merubah status Perum Gas Negara menjadi Perusahaan Gas

Negara (PERSERO).

Selanjutnya, perkembangan PGN dapat dipaparkan kedalam beberapa

peride berikut ini:

Periode Strategi Pengembangan Usaha Tahap I (1996 – 2001)

Setelah mendapatkan tambahan tanggung jawab di bidang bisnis

transmisi gas bumi, PGN melaksanakan beberapa strategi bisnis selama

periode tahap pertama ini yaitu:

Merestrukturisasi kebijakan harga gas yang semula seluruh

komponennya dalam mata uang Rupiah menjadi strategi harga yang

mengkombinasikan mata uang Dollar dan mata uang Rupiah

dengan komposisi sekitar 75% dalam mata uang Dollar dan 25%

dalam mata uang Rupiah.

Penyelesaian pipa transmisi gas pertama PGN sepanjang 536 km

yang membentang dari Grissik sampai Duri pada tahun 1998.

Periode Strategi Pengembangan Usaha Tahap II (2001 – 2003)

Dalam periode tahap kedua ini PGN mendirikan sebuah anak

perusahaan, yang berupa sebuah konsorsium yang dinamakan PT.

Transasia, pada tahun 2002. Konsorsium ini bertanggung jawab atas

pengoperasian seluruh jaringan pipa transmisi Grissik – Duri. Setahun

Page 3: Profil Perusahaan Gas Negara

kemudian PGN menyelesaikan proyek konstruksi jaringan pipa transmisi

Grissik – Pulau Batam – Singapura sepanjang 470 km yang merupakan

pipa transmisi gas bumi pertama milik Indonesia yang digunakan untuk

mengekspor gas bumi ke luar negeri. Proyek ini dibiayai oleh Asian

development Bank (ADB) dan European Investment Bank (EIB).

Pada tahun yang sama, PGN melakukan restrukturisasi perusahaan

dengan membentuk Perusahaan Holding dan menggabungkan cabang-

cabang yang dimilikinya ke dalam tiga Strategic Business Unit (SBU)

yaitu SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat, SBU Distribusi

Wilayah II Jawa Bagian Timur, dan SBU Distribusi Wilayah III Sumatera

Bagian Utara.

Selanjutnya, setelah membuktikan dirinya mampu bersaing dalam pasar

global melalui penyelesaian jaringan pipa transmisi Grissik – Singapura,

PGN kembali mentransformasikan dirinya kali ini menjadi perusahaan

yang lebih transparan dengan mencatatkan saham perusahaan di Bursa

Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada akhir tahun 2003 serta

menerbitkan obligasi Eurobond I sehingga perusahaan memperoleh dana

untuk mengembangkan usaha sebesar USD 150 juta.

Periode Strategi Pengembangan Usaha Tahap III (2004 – 2007)

Pada awal tahun 2004, PGN kembali menerbitkan Eurobond II ke pasar

obligasi internasional untuk memperoleh dana sebesar USD 125 juta

yang akan digunakan untuk pembiayaan proyek jaringan pipa transmisi

gas bumi yang akan menghubungkan pulau Sumatera dengan pulau

Jawa. Periode tahap ketiga strategi pengembangan usaha ini merupakan

titik kritis bagi PGN dimana PGN menganggap perlu untuk

melaksanakan tiga proyek konstruksi jaringan pipa transmisi gas bumi

berskala besar dengan panjang total 10.640 km dan enam proyek

konstruksi jaringan pipa distribusi gas bumi sebagai berikut:

Proyek konstruksi jaringan pipa transmisi gas bumi jalur Sumatera

Selatan – Jawa Barat Tahap I dengan rute Pagardewa – Labuhan

Maringgai – Cilegon – Cimanggis.

Proyek konstruksi jaringan pipa transmisi gas bumi jalur Sumatera

Selatan – Jawa Barat Tahap II dengan rute Grissik – Pagardewa –

Page 4: Profil Perusahaan Gas Negara

Labuhan Maringgai – Muara Karang – Muara Tawar – Tanjung

Priok.

Proyek konstruksi jaringan pipa transmisi gas bumi jalur Duri –

Dumai – Medan.

Enam buah proyek konstruksi jaringan pipa distribusi gas bumi

yang bertujuan memenuhi permintaan pasar di wilayah Banten,

Jawa Barat, Pekanbaru, Jambi, lampung dan Jawa Tengah.

Periode Strategi Pengembangan Usaha Tahap IV (> 2010)

Periode berikutnya merupakan tahap “kedewasaan” PGN tercapai

setelah tahun 2010. Sejak saat itu, PGN telah menjadi perusahaan yang

memiliki performa finansial terutama yang meliputi asset-asset,

pendapatan, keuntungan dan kapitalisasi pasar yang terus berkembang

jauh lebih baik dari sebelumnya.

Ruang Lingkup Bisnis PGN

PGN merupakan perusahaan publik yang memiliki ruang lingkup bisnis

di bidang penyediaan kebutuhan gas bumi yang meliputi kegiatan

transmisi dan distribusi gas bumi dengan pengalaman selama empat

dekade.

Kegiatan usaha transmisi gas bumi PGN saat ini mengoperasikan tiga

jaringan pipa transmisi gas bumi yang meliputi jalur Grissik – Duri,

Grissik – Singapura, dan jaringan pipa transmisi Medan dengan total

panjang pipa sebesar 1.073 km dan volume penjualan gas bumi sebesar

kurang lebih 500 MMSCFD serta memiliki kontribusi sebesar 40% dari

total keuntungan yang diperoleh PGN. Selain itu, PGN juga

merencanakan untuk melaksanakan proyek konstruksi jaringan pipa

transmisi gas bumi sepanjang 2.814 km yang terdiri atas:

1. Jalur Pagar Dewa – Cilegon, Cilegon – Cimanggis, Grissik – Pagar

Dewa (Proyek Sumatera Selatan – Jawa Barat) dengan panjang pipa

sebesar 746 km.

2. Jalur Duri – Medan dengan panjang pipa sebesar 450 km.

Page 5: Profil Perusahaan Gas Negara

3. Jalur Kalimantan Timur – Jawa Timur – Jawa Barat dengan panjang

pipa sebesar 1.600 km.

Kegiatan usaha distribusi gas bumi PGN saat ini dilaksanakan melalui

tiga belas area penjualan yang berada di bawah pembinaan masing-

masing SBU yaitu area penjualan Jakarta, Bogor, Banten, Cirebon,

Bekasi, Karawang, Palembang, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Medan,

Batam, dan Pekanbaru dengan total panjang pipa sebesar lebih dari

2.500 km dan volume penjualan gas bumi sekitar 300 MMSCFD serta

memiliki kontribusi sebesar 60% dari total keuntungan yang diperoleh

PGN.

Mengingat wilayah usaha PGN yang luas yaitu meliputi pulau Sumatera

dan Jawa, maka untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada para

pelanggannya PGN membagi wilayah usaha distribusi gasnya ke dalam 3

(tiga) Wilayah Strategic Business Unit (SBU). Pembentukan SBU

bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan jaringan

dan fasilitas di wilayah SBU sehingga dapat meningkatkan kualitas

pelayanan menuju kepuasan pelanggan serta mempercepat penetrasi dan

ekspansi pasar. Ketiga SBU yang dimaksud adalah:

1. SBU Distribusi Wilayah I Jawa Bagian Barat, meliputi wilayah Jawa

Bagian Barat sampai dengan Sumatera Bagian Selatan.

2. SBU Distribusi Wilayah II Jawa Bagian Timur, meliputi wilayah

Jawa Bagian Timur yang terbagi atas 2 (dua) wilayah operasi yaitu

operasi wilayah I (Surabaya-Gresik) dan operasi wilayah II

(Sidoarjo-Mojokerto dan Pasuruan-Probolinggo), serta 3 (tiga) Area

Penjualan yaitu Area Surabaya-Gresik, Area Sidoarjo-Mojokerto,

dan Area Pasuruan-Probolinggo.

3. SBU Distribusi Wilayah III Sumatera Bagian Utara, meliputi

wilayah Medan dan sekitarnya, Kepulauan Riau, Riau dan Jambi.

Berikut adalah gambar batas wilayah operasi masing-masing SBU

Distribusi PGN:

Page 6: Profil Perusahaan Gas Negara

Pembagian Wilayah Operasi SBU

Kepemilikan Pemerintah dan Regulasi Bisnis PGN

Mengacu kepada Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 tahun

2001, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan

pemegang hak kepemilikan pemerintah atas PGN, Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas

(MIGAS) bertanggung jawab untuk melaksanakan supervisi dan

memberikan saran-saran yang bersifat teknis kepada PGN, sedangkan

Badan Pengatur Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas (BPH MIGAS)

bertindak sebagai regulator sebagaimana yang terlihat dari Gambar

berikut:

Skema Kepemilikan Pemerintah dan Regulasi atas PGN

Page 7: Profil Perusahaan Gas Negara

Visi, Misi dan Budaya PGN

Untuk menghadapi tantangan kompetisi usaha di masa depan, PGN telah

menetapkan Visi dan Misi perusahaan serta merumuskan nilai-nilai yang

dianut perusahaan ke dalam suatu budaya perusahaan.

Berikut adalah Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Budaya PGN:

Visi PGN

Menjadi perusahaan kelas dunia dalam pemanfaatan gas bumi.

Misi PGN

Meningkatkan nilai tambah Perusahaan bagi stakeholder melalui:

Penguatan bisnis inti di bidang transportasi, niaga gas bumi dan

pengembangannya.

Pengembangan usaha pengolahan gas.

Pengembangan usaha jasa operasi, pemeliharan dan keteknikan

yang berkaitan dengan industri migas.

Profitisasi sumber daya dan aset perusahaan dengan

mengembangkan usaha lainnya.

Nilai-Nilai Budaya PGN

Nilai Budaya PGN terkandung dalam ProCISE yang merupakan singkatan

dari Profesionalism, Continuous Improvement, Integrity, Safety, dan

Excellent Service.

This entry was posted in Review and tagged perusahaan gas negara, pgn, profil perusahaan gas negara,

profil pgn. Bookmark the permalink.