Profil Pengaman Pantai Sumatera Barat

45
1 Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai PROFIL PENGAMANAN PANTAI BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA V PROVINSI SUMATERA BARAT I. Gambaran Umum Wilayah Sumatera Barat terletak antara 0 derajat Lintang Utara hingga 3 derajat Lintang Selatan, serta 98 derajat dan 101 derajat Bujur Timur. Wilayah Sumatera Barat dilalui oleh garis khatulistiwa (garis lintang nol derajat), tepatnya berada di kecamatan Bonjol kabupaten Pasaman Barat, kondisi ini menyebabkan wilayah Sumatera Barat beriklim tropis. Luas wilayah sekitar 4.229.730 Ha, setara dengan 2,17 % dari luas wilayah Negara Kasatuan Republik Indonesia, dengan luas perairan laut diperkirakan 186.500 Km2 dan panjang garis pantai 2.420.57 Km. Keadaan topografi wilayah Sumatera Barat bervariasi, mulai dari wilayah datar, landai, bergelombang serta wilayah dengan kondisi alam yang terjal/curam dan berbukit. Dengan kondisi topografi ini, di Sumatera Barat banyak sekali didapati obyek wisata alam. Suhu udara rata-rata di pantai Sumatera Barat berkisar antara 21 sampai 38 derajat celcius, daerah perbukitan berkisar antara 15 sampai 34 derajat celcius, sedangkan pada daerah datar di sebelah timur Bukit Barisan dengan suhu antara 19 sampai 34 derajat celcius. Hampir setiap tahun di Sumatera Barat terjadi dua puncak curah hujan maksimum, yaitu pada bulan Maret dan Desember. Curah hujan paling rendah terjadi pada bulan Juni/Juli. Jumlah curah hujan rata-rata maksimum mencapai 4000 mm/tahun terutama di wilayah pantai barat, sedangkan di beberapa tempat di bagian timur curah hujan relatif kecil antara 1500 sampai 2000 mm/tahun. Adapun Batas-batas wilayah Sumatera Barat dengan propinsi lainnya sebagai berikut : Sebelah Utara : berbatasan dengan Propinsi Sumatera Utara Sebelah Selatan : berbatasan dengan Propinsi Bengkulu dan Jambi Sebelah Timur : berbatasan dengan Propinsi Jambi dan Riau Sebelah Barat : berbatasan dengan Samudra Hindia

description

Profil Pengaman Pantai Sumatera Barat

Transcript of Profil Pengaman Pantai Sumatera Barat

  • 1Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    PROFILPENGAMANAN PANTAI

    BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA VPROVINSI SUMATERA BARAT

    I. Gambaran Umum

    Wilayah Sumatera Barat terletak antara 0 derajat Lintang Utara hingga 3 derajat

    Lintang Selatan, serta 98 derajat dan 101 derajat Bujur Timur. Wilayah Sumatera Barat

    dilalui oleh garis khatulistiwa (garis lintang nol derajat), tepatnya berada di kecamatan

    Bonjol kabupaten Pasaman Barat, kondisi ini menyebabkan wilayah Sumatera Barat

    beriklim tropis. Luas wilayah sekitar 4.229.730 Ha, setara dengan 2,17 % dari luas

    wilayah Negara Kasatuan Republik Indonesia, dengan luas perairan laut diperkirakan

    186.500 Km2 dan panjang garis pantai 2.420.57 Km.

    Keadaan topografi wilayah Sumatera Barat bervariasi, mulai dari wilayah datar,

    landai, bergelombang serta wilayah dengan kondisi alam yang terjal/curam dan

    berbukit. Dengan kondisi topografi ini, di Sumatera Barat banyak sekali didapati obyek

    wisata alam. Suhu udara rata-rata di pantai Sumatera Barat berkisar antara 21 sampai

    38 derajat celcius, daerah perbukitan berkisar antara 15 sampai 34 derajat celcius,

    sedangkan pada daerah datar di sebelah timur Bukit Barisan dengan suhu antara 19

    sampai 34 derajat celcius. Hampir setiap tahun di Sumatera Barat terjadi dua puncak

    curah hujan maksimum, yaitu pada bulan Maret dan Desember. Curah hujan paling

    rendah terjadi pada bulan Juni/Juli. Jumlah curah hujan rata-rata maksimum mencapai

    4000 mm/tahun terutama di wilayah pantai barat, sedangkan di beberapa tempat di

    bagian timur curah hujan relatif kecil antara 1500 sampai 2000 mm/tahun.

    Adapun Batas-batas wilayah Sumatera Barat dengan propinsi lainnya sebagai

    berikut :

    Sebelah Utara : berbatasan dengan Propinsi Sumatera Utara

    Sebelah Selatan : berbatasan dengan Propinsi Bengkulu dan Jambi

    Sebelah Timur : berbatasan dengan Propinsi Jambi dan Riau

    Sebelah Barat : berbatasan dengan Samudra Hindia

  • 2Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    Dengan dukungan sarana dan prasarana serta fasilitas transportasi yang memadai,

    daerah Sumatera Barat dapat dengan mudah dikunjungi dari daerah manapun, baik

    melalui perjalanan darat, laut maupun udara.

    Propinsi Sumatera Barat terdiri dari 19 daerah kabupaten dan kota, dengan rincian ,

    13 daerah kabupaten dan 6 daerah kota. Dari 19 daerah ini terbagi lagi atas 158

    daerah kecamatan. Jumlah daerah kecamatan pada setiap kabupaten dan kota sebagai

    berikut :

    Sumber : Profil Pendidikan Kab/Kota 2005/2006

    No. Daerah Kabupaten dan Kota Jumlah

    Kecamatan

    1 Kabupaten Agam 15

    2 Kabupaten Pasaman 12

    3 Kabupaten Pasaman Barat 7

    4 Kabupaten Limapuluh Kota 13

    5 Kabupaten Solok 14

    6 Kabupaten Solok Selatan 5

    7 Kabupaten Padang pariaman 17

    8 Kabupaten Pesisir Selatan 11

    9 Kabupaten Tanah Datar 14

    10 Kabupaten Sawahlunto Sijunjung 8

    11 Kabupaten Darmasraya 4

    12 Kabupaten Kepulauan Mentawai 4

    13 Kota Bukittinggi 3

    14 Kota Padang 11

    15 Kota Padang Panjang 2

    16 Kota Sawahlunto 4

    17 Kota Solok 2

    18 Kota Payakumbuh 3

    19 Kota Pariaman 3

    NAMA DAERAH KABUPATEN DAN KOTA

    DAN JUMLAH KECAMATAN SE SUMATERA BARAT

  • 3Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    II. Kondisi Secara Umum Permasalahan Pantai di Provinsi Sumatera barat

    Propinsi Sumatera Barat merupakan salah satu derah pesisir yang mempunyai

    permasalahan pantai yang komplet, berbatasan sebelah Barat dengan Lautan Hindia

    yang meliputi 5 (lima) Kabupaten (Pasaman, Agam, Padang Pariaman, Pesisir Selatan

    dan Mentawai) serta 2 (dua) Kota (Kota Padang dan Kota Pariaman).

    Wilayah Provinsi Sumatera Barat

  • 4Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    Pantai Sumatera Barat mempunyai panjang total lebih kurang 420 km dimana 45%

    (lebih kurang 180 km) di antaranya mengalami kerusakan akibat abrasi/erosi.

    Sumatera Barat juga merupakan salah satu daerah yang sangat rawan terkena

    bencana tsunami, dikarenakan daerahnya merupakan daerah pesisir yang cukup landai

    dan padat penduduk terutama di daerah Kota Padang dan Kota Pariaman, serta

    beberapa daerah di Kab. Padang Pariaman, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Agam, Kab.

    Pasaman Barat dan daerah Kepulauan Mentawai. Kerusakan pantai ini menyebabkan

    kerugian ekonomi yang signifikan terutama pada area Kota Padang karena Kota

    Padang adalah pusat ekonomi yang ada di Sumatera Barat. Terdapat 13 (tiga belas)

    pantai diperkirakan kritis di Sumatera Barat yakni seperti tertera di Tabel 1.1.

    Permasalahan pantai dan muara juga cukup banyak dan perlu penanggulangan agar

    lingkungan pantai tetap berfungsi. Secara umum permasalahan-permasalahan yang terjadi

    di pantai adalah sebagai berikut:

    a. Abrasi

    No. Pantai Lokasi No. Pantai Lokasi

    1. Air Bangis Kab. Pasamanan Barat 7. Padang Kota Padang

    2. Sasak Kab. Pasamanan Barat 8. Bungus Kota Padang

    3. Tiku Kab. Agam 9. CarocokPainan

    Kab. Pesisir Selatan

    4. Pasir Baru Kab. Padang Pariaman 10. Luhung Kab. Pesisir Selatan

    5. Pariaman Kota. Pariaman 11. Surantih Kab. Pesisir Selatan

    6. Ketaping Kab. Padang Pariaman 12. Kambang Kab. Pesisir Selatan

    Daftar Pantai Kritis di Provinsi Sumatera Barat

    Peristiwa Abrasi diPantai Padang

  • 5Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    Terkikisnya batuan atau material keras seperti dinding atau tebing batu di

    sepanjang pantai, yang biasanya diikuti dengan longsoran atau tuntuhan material

    di daerah pantai yang menyebabkan mundurnya garis pantai dari kedudukan

    semula yang disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara pasokan dan

    kapasitas angkutan sedimen.

    b. Perubahan Garis Pantai

    Penyebab utama terjadinya perubahan garis pantai adalah transport sedimen

    sepanjang pantai. Perubahan profil pantai sangat dipengaruhi oleh angkta

    sedimen tagak lurus pantai dan sedimen sejajar pantai. Sifat dinamis pantai

    sangat diperngaruhi oleh littoral transport, yaitu gerakan sedimen di daerah

    dekat pantai oleh gelombang dan arus. Littoral transport dibedakan menjadi dua

    macam, yaitu transport sepanjang pantai (longshore transport), dan transport

    tagak lurus pantai (onshore-ofshore transport). Laju transport sepanjang pantai

    tergantung pada distribusi gelombang, sudut datang, gelombang, dan enerti

    gelombang. Oleh karena itu, perlu dikaji terlebih dahulu kondisi iklim di daerah

    yang akan diteliti perubahan garis pantainya.

    Perubahan Garis Pantai

  • 6Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    c. Rusaknya fasilitas pengaman pantai

    Proses abrasi dan akresi yang terjadi di pantai berpengaruh cukup besar

    terhadap bangunan-bangunan pantai.

    Kerusakan bangunan Pengaman Pantai

  • 7Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    PROFIL PROJECTPANTAI AIR BANGISKECAMATAN SEI BEREMAS

    PROVINSI SUMATERA BARAT

    I. Lokasi

    Pantai Air Bangis terletak di Desa Air Bangle, Kecamatan Sei Beremas, Kabupaten

    Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.

    Secara geografis, Pantai Air Bangis terletak pada :

    99o 20 5,28 E dan 0o 14 34 N

    Batas Ekologi Pantai Air Bangis adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara : Kecamatan Ranah Batahan

    Sebelah Timur : Kecamatan Koto Balingka

    Sebelah Selatan : Selat Mentawai

    Sebelah Barat : Selat Mentawai

    II. Gambaran Umum

    Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu kabupaten di Sumatra Barat,

    Indonesia. Dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU

    No.38 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003, potensi terbesar Pasaman Barat

    terletak pada sektor perkebunan kelapa sawit, jeruk dan salak.

    Kota-kota penting di Pasaman Barat antara lain Simpang Empat, Sasak, Kinali,

    Talu, Air Bangis, Silaping, Ujung Gading, Muara Kiawai, Sungai Aur, Parit,

    Paraman Ampalu, Sikabau, Pulau Panjang, Cubadak, Simpang Tonang, Simpang

    Tiga, Desa Baru, Sigantang, dan lain-lain.

    Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu dari 3 (tiga) Kabupaten

    Pemekaran di Propinsi Sumatera Barat, berdasarkan Undang-undang Nomor 38

    Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Solok Selatan dan

    Pasaman Barat. Kabupaten Pasaman Barat dengan luas wilayah 3.887,77 km,

  • 8Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    jumlah penduduk 388.893 jiwa dengan administrasi pemerintahan yang meliputi

    11 (sebelas) kecamatan.

    Secara geografis Kabupaten Pasaman Barat terletak diantara 00 33 Lintang

    Utara sampai 00 11 Lintang Selatan dan 99 10 sampai 100 04 Bujur Timur.

    Lokasi pantai Air Bengis

  • 9Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    III. Panjang Pantai

    Garis pantai pada Pantai Air bangis yang perlu ditangani adalah sepanjang 3,000

    m

    IV. Latar Belakang Permasalahan

    Salah satu permasalahan yang dihadapi di pantai Air Bengis ini adalah abrasi

    pantai yang telah merusak bangunan bangunan ataupun fasilitas yang ada

    disekitar pantai. Kondis-kondisi bangunan yang terancam adalah ; rumah

    penduduk sebanyak 250 bh, sekolah 5 bh, industri perikanan sebanyak 10 bh,

    jalan propinsi sepanjang 3 km, fasilitas umum sebanyak 3 bh.

    IV.I Kondisi Topografi

    Secara umum topografi daerah Kabupaten Pasaman Barat adalah datar

    dan sedikit bergelombang, sedangkan daerah bukit dan bergunung hanya

    terdapat di Kecamatan Talamau, dan Gunung Tuleh. Ketinggian daerah

    bervariasi dari 0 sampai 913 meter diatas permukaan laut. Wilayah datar

    dengan kemiringan 0-3%, datar bergelombang dengan kemiringan 3-8%,

    berombak dan bergelombang dengan kemiringan lereng 8%-15% serta

    wilayah bukit bergunung dengan kemiringan lereng diatas 15%.

    Peristiwa abrasi di pantai air bengis

  • 10

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    PROFIL PROJECTPANTAI SASAK

    KECAMATAN SASAK RANAH PASISIEPROVINSI SUMATERA BARAT

    I. Lokasi

    Pantai Sasak terletak di Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kabupaten Pasaman

    Barat, Propinsi Sumatera Barat.

    Secara geografis, Pantai Sasak terletak pada :

    0o 00 38 N dan 99o 42 33 E

    Batas Ekologi Pantai Galesong Utara adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara : Kabupaten Lembah Melintang

    Sebelah Timur : Kabupaten Kinali

    Sebelah Selatan : Selat Mentawai

    Sebelah Barat : Selat Mentawai

    II. Gambaran Umum

    Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu kabupaten di Sumatra Barat,

    Indonesia. Dibentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU

    No.38 Tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003, potensi terbesar Pasaman Barat

    terletak pada sektor perkebunan kelapa sawit, jeruk dan salak.

    Kota-kota penting di Pasaman Barat antara lain Simpang Empat, Sasak, Kinali,

    Talu, Air Bangis, Silaping, Ujung Gading, Muara Kiawai, Sungai Aur, Parit, Paraman

    Ampalu, Sikabau, Pulau Panjang, Cubadak, Simpang Tonang, Simpang Tiga, Desa

    Baru, Sigantang, dan lain-lain.

    Kabupaten Pasaman Barat merupakan salah satu dari 3 (tiga) Kabupaten

    Pemekaran di Propinsi Sumatera Barat, berdasarkan Undang-undang Nomor 38

    Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Solok Selatan dan

    Pasaman Barat. Kabupaten Pasaman Barat dengan luas wilayah 3.887,77 km,

  • 11

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    jumlah penduduk 388.893 jiwa dengan administrasi pemerintahan yang meliputi 11

    (sebelas) kecamatan.

    Secara geografis Kabupaten Pasaman Barat terletak diantara 00 33 Lintang Utara

    sampai 00 11 Lintang Selatan dan 99 10 sampai 100 04 Bujur Timur.

    Lokasi pantai Sasak

  • 12

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    III. Panjang Pantai

    Garis pantai pada Pantai Sasak yang perlu ditangani adalah sepanjang 5,000

    m

    IV. Latar Belakang Permasalahan

    Salah satu permasalahan yang dihadapi di pantai Sasak ini adalah abrasi

    pantai yang telah merusak bangunan bangunan ataupun fasilitas yang ada

    disekitar pantai. Kondis-kondisi bangunan yang terancam adalah ; rumah

    penduduk sebanyak 300 bh, sekolah 2 bh, tempat ibadah 6 bh,daerah wisata ,

    jalan desa sepanjang 7 km.

    IV.I Kondisi Topografi

    Secara umum topografi daerah Kabupaten Pasaman Barat adalah datar

    dan sedikit bergelombang, sedangkan daerah bukit dan bergunung hanya

    terdapat di Kecamatan Talamau, dan Gunung Tuleh. Ketinggian daerah

    bervariasi dari 0 sampai 913 meter diatas permukaan laut. Wilayah datar

    dengan kemiringan 0-3%, datar bergelombang dengan kemiringan 3-8%,

    berombak dan bergelombang dengan kemiringan lereng 8%-15% serta

    wilayah bukit bergunung dengan kemiringan lereng diatas 15%.

    Peristiwa akibat Abrasi pantai sasak

  • 13

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    IV.II Kondisi Iklim

    Kondisi Iklim di Kecamatan Ranah Sasak Pasisie merupakan salah satu

    faktor yang menentukan pertumbuhan tanaman dan faktor lingkungan

    lainnya serta menjadi salah satu penentu evaluasi lahan. Curah hujan sebagai

    unsur utama dari iklim sering diperhitungkan dalam budidaya tanaman.

    Berdasarkan data curah hujan di stasiun terdekat (Sukamenanti dan Lubuk

    Basung) terungkap bahwa curah hujan rata-rata tahunan berkisar antara

    3.423-4.765 mm/tahun dengan bulan basah (>200 mm) hampir sepanjang

    tahun tanpa bulan kering (

  • 14

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    Photo dokumentasi Kondisi Pantai Saat ini.

  • 15

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    PROFIL PROJECTPANTAI TIKU

    KECAMATAN TANJUNG MUTIARAPROVINSI SUMATERA BARAT

    I. Lokasi

    Pantai Galesong Utara terletak di Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam,

    Propinsi Sumatera Barat.

    Secara geografis, Pantai Tiku terletak pada :

    0o 18 48 S danm 99o 49 54 E

    Batas Ekologi Pantai Tiku adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara : kecamatan Lubuk Basung

    Sebelah Timur : Kecamatan Koto Aur malintang

    Sebelah Selatan : Kecamatan Batang Gasan

    Sebelah Barat : Selat Mentawai.

    II. Gambaran Umum

    Pada kabupaten Agam terdapat 2 buah gunung, yaitu Gunung Marapi di

    kecamatan Banuhampu dengan ketinggian 2.891 meter dan Gunung Singgalang di

    kecamatan IV Koto dengan ketinggian 2.877 meter. Pada kabupaten ini terdapat

    sebuah danau yang dikenal dengan nama Danau Maninjau yang memiliki luas 9.950

    ha dan terletak di wilayah pegunungan yang terbentuk dari 2 jalur utama, yaitu

    Basin Batang Agam di bagian utara dan Batang Sri Antokan di bagian selatan.

    Kabupaten Agam mempunyai posisi yang strategis karena dilewati oleh jalur arteri

    primer yang menghubungkan Kota Padang dengan Kota Medan, maupun Kota

    Pekanbaru. Secara geografis wilayah kabupaten Agam terletak antara 00 2" Lintang

    Selatan, 99 52" - 100 23" Bujur Timur. Kabupaten Agam memiliki batas wilayah

    dengan beberapa kabupaten di Sumatera Barat.

  • 16

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    III. Panjang Pantai

    Garis pantai pada Pantai Tiku yang perlu ditangani adalah sepanjang 5,100 m

    IV. Latar Belakang Permasalahan

    Salah satu permasalahan yang dihadapi di pantai Tiku ini adalah abrasi akibat

    gelombang arus pantai, dampak yang di timbulkan adalah selain Jarak garis pantai

    dengan permukiman nelayan yang hanya sekitar 3 - 5 m tetapi juga menimbulkan

    kerusakan pada bangunan pengaman pantai yang ada. Dalam kurun waktu 10 tahun

    Lokasi pantai Tiku

  • 17

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    terakhir telah terjadi abrasi pantai Tiku sekitar 200350 m sepanjang 5 km yang

    merupakan perkampungan penduduk dan perkebunan kelapa sawit di desa Ujung

    Labung, Muaro Putuih, Masang, Labuhan dan Subang-subang Kenagarian Tiku V

    Jorong Kec. Tanjung Mutiara.

    IV.I Kondisi Topografi

    Topologi wilayah Kecamatan Tanjung Mutiara terdiri dari daerah

    pantai, daratan. Untuk Kemiringan dan luas wilayahnya dibagi menjadi 4

    bagian yaitu :

    1. Wilayah datar dengan kemiringan 0,3 % dengan luas wilayahnya

    662 km.

    2. Wilayah Datar Berombak dengan kemiringan antara 3 8 %

    dengan luas wilayahnya 153 km.

    Rusaknya Bangunan Pengaman Pantai

  • 18

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    3. Wilayah berombak dan bergelombang dengan kemiringan antara 8

    15 % dengan luas wilayahnya 801 km.

    4. Wilayah Bukit Bergunung dengan kemiringan sebesar 15 % dengan

    luas wilayahnya 616 km.

    IV.II Kondisi Iklim

    Iklim rata di kawasan ini adalah minimun 25 C, dengan kelembaman

    udara rata-rata 88 %, kecepatan angin minimun 4 km/jam dan maksimum 20

    km/jam. Dan rata-rata penyinaran matahari adalah 58%

    V. Kondisi saat ini

  • 19

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    PROFIL PROJECTPANTAI SUNGAI LIMAU

    KECAMATAN SUNGAI LIMAUPROVINSI SUMATERA BARAT

    I. Lokasi

    Pantai Sungai Limau terletak di Kecamatan Sungai limau, Kabupaten Padang

    pariaman, Propinsi Sumatera Barat.

    Secara geografis, Pantai Sungai Limau terletak pada :

    0o 31 19,2 S dan 100o 03 17,3 E

    Batas Ekologi Pantai Sungai Limau adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara : kecamatan Sungai Geringging

    Sebelah Timur : Kecamatan Patamuan

    Sebelah Selatan : Kecamatan Koto Timur

    Sebelah Barat : Selat Mentawai.

    II. Gambaran Umum

    Pada awalnya Kabupaten Padang Pariaman sesuai dengan Peraturan

    Komisaris Pemerintah di Sumatera No 81/Kom/U/1948 tentang Pembagian

    Kabupaten di Sumatera Tengah yang terdiri dari 11 Kabupaten diantaranya

    disebut dengan nama Kabupaten Samudera dengan ibukotanya Pariaman,

    meliputi daerah kewedanaan Air Bangis, Pariaman, Lubuk Alung, Padang

    Luar-Kota, Mentawai dan Nagari-Nagari Tiku, Sasak dan Katiagan. Kabupaten

    Samudera ini terdiri dari 17 wilayah (gabungan nagari-nagari).

    Kabupaten Padang Pariaman dibentuk dengan Undang-Undang Nomor

    12 Tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom

    Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah, dimanana

    Propinsi Sumatera tengah dibentuk menjadi 14 Kabupaten, yang salah

  • 20

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    satunya adalah Kabupaten Padang/Pariaman dengan batas-batas sebagai

    yang dimaksud dalam pasal 1 dari Surat Ketetapan Gubernur Militer Sumatera

    Tengah tanggal 9 Nopember 1949 No. 10/G.M/S.T.G./49, dikurangi dengan

    daerah Kampung-Kampung Ulak Karang, Gunung Pangilun, Marapalam, Teluk

    Bajur, Seberang Padang dan Air Manis dari kewedanaan Padang Kota yang

    telah dimasukkan kedalam daerah Kota Padang, sebagai dimaksud dalam

    Surat ketetapan Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Tengah Tanggal

    15 Agustus 1950 No. 65/G.P./50 Bupati Padang Pariaman semasa Agresi

    Milter Belanda Tahun 1948 adalah Mr. BA. Murad

    Sampai akhir tahun 2007 Kabupaten Padang Pariaman memiliki 17

    Kecamatan, 46 nagari dan 364 korong. Kecamatan yang paling banyak

    memiliki nagari adalah Kecamatan Nan Sabaris dan Kecamatan Enam

    Lingkung yang mempunyai 5 (lima) nagari, sedangkan kecamatan yang paling

    sedikit memiliki nagari adalah Kecamatan Lubuk Alung dan Kecamatan IV

    Koto Aur Malintang yang hanya mempunyai 1 (satu ) nagari. Sampai akhir

    tahun 2007, Kecamatan VII Koto Sungai Sarik masih merupakan kecamatan

    yang memiliki korong terbanyak, yakni 41 korong, dan yang paling sedikit

    adalah kecamatan IV Koto Aur Malintang, yakni 5 korong.

  • 21

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    III. Panjang Pantai

    Garis pantai pada Pantai Sungai Limau yang perlu ditangani adalah sepanjang

    3,800 m

    IV. Latar Belakang Permasalahan

    Salah satu permasalahan yang dihadapi di pantai Sungai Limau ini adalah

    abrasi akibat gelombang arus pantai, pada tanggal 17 - 18 mei 2007 terjadi

    Lokasi pantai Sungai Limau

  • 22

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    abrasi pantai yang cukup parah yang mengakibatkan kerusakan pemukiman pada

    sekitar pantai tersebut. Dampak yang di timbulkan juga berpengaruh terhadap

    rumah dan fasilitas umum lainnya yang berada di sekitar pantai sungai limau,

    antara lain : rumah penduduk sejumlah 100 bh, bangunan sekolah sebanyak 1

    buah, Tempat ibadah sebanyak 2 buah, berpengaruh terhadap daerah wisata

    dan sarana transportasi berupa jalan pedesaan sejauh 1,000 m.

    Persoalan abrasi pantai juga memberikan pengaruh kerusakan terhadap

    ekosistem pantai. Yaitu yang terjadi adalah hilangnya mangroove, sand dunes,

    dan terumbu karang (degradasi daya dukung lingkungan dan kerusakan biota

    pesisir dan laut)

    IV.I Kondisi Topografi

    Topografi wilayah Kabupaten Padang Pariaman termasuk iklim tropis

    besar yang memiliki musim kering yang sangat pendek dan daerah lautan

    sangat dipengaruhi oleh angin laut. Suhu udara terpanas jatuh pada bulan

    Mei, sedangkan suhu terendah terdapat pada bulan September.

    Abrasi di pantai sungi limau

  • 23

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    Dilihat dari topografi wilayah, Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari

    wilayah daratan pada daratan Pulau Sumatera dan 6 pulau-pulau kecil,

    dengan 40 % daratan rendah yaitu pada bagian barat yang mengarah ke

    pantai. Daerah dataran rendah terdapat disebelah barat yang terhampar

    sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 10 meter di atas permukaan

    laut, serta 60% daerah bagian timur yang merupakan daerah bergelombang

    sampai ke Bukit Barisan. Daerah bukit bergelombang terdapat disebelah timur

    dengan ketinggian 10 1000 meter di atas permukaan laut.

    IV.II Kondisi Iklim

    Suhu udara berkisar antara 24,4 C 25,7 C, jadi untuk rata-rata

    suhu maksimum 31,08 C dan rata-rata suhu minimum yaitu 21,34 C,

    dengan kelembapan relatif 86,75 %. Rata-rata curah hujan secara

    keseluruhan untuk Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2007 adalah

    sebesar 368,4 mm, dengan rata-rata hari hujan sebanyak 19 hari per bulan

    dan kecepatan angin rata-rata yaitu 2.14 knot/jam.

  • 24

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    PROFIL PROJECTPANTAI PASIR BARU

    KECAMATAN KOTO TIMURPROVINSI SUMATERA BARAT

    I. Lokasi

    Pantai Pasir Baru terletak di Kecamatan Koto Timur, Kabupaten Padang

    Pariaman, Propinsi Sumatera Barat.

    Secara geografis, Pantai Pasir Baru terletak pada :

    0o 33 28,8 LS dan 110o 05 0,95 BT

    Batas Ekologi Pantai Pasir Baru adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara : kecamatan Sungai limau

    Sebelah Timur : Kecamatan Pariaman Timur

    Sebelah Selatan : Selat Mentawai

    Sebelah Barat : Selat Mentawai

    II. Gambaran Umum

    Pada awalnya Kabupaten Padang Pariaman sesuai dengan Peraturan

    Komisaris Pemerintah di Sumatera No 81/Kom/U/1948 tentang Pembagian

    Kabupaten di Sumatera Tengah yang terdiri dari 11 Kabupaten diantaranya

    disebut dengan nama Kabupaten Samudera dengan ibukotanya Pariaman,

    meliputi daerah kewedanaan Air Bangis, Pariaman, Lubuk Alung, Padang Luar-

    Kota, Mentawai dan Nagari-Nagari Tiku, Sasak dan Katiagan. Kabupaten

    Samudera ini terdiri dari 17 wilayah (gabungan nagari-nagari).

    Kabupaten Padang Pariaman dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 12

    Tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956 tentang Pembentukan Daerah otonom

    Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah, dimanana

    Propinsi Sumatera tengah dibentuk menjadi 14 Kabupaten, yang salah satunya

  • 25

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    adalah Kabupaten Padang/Pariaman dengan batas-batas sebagai yang dimaksud

    dalam pasal 1 dari Surat Ketetapan Gubernur Militer Sumatera Tengah tanggal 9

    Nopember 1949 No. 10/G.M/S.T.G./49, dikurangi dengan daerah Kampung-

    Kampung Ulak Karang, Gunung Pangilun, Marapalam, Teluk Bajur, Seberang

    Padang dan Air Manis dari kewedanaan Padang Kota yang telah dimasukkan

    kedalam daerah Kota Padang, sebagai dimaksud dalam Surat ketetapan

    Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sumatera Tengah Tanggal 15 Agustus 1950

    No. 65/G.P./50 Bupati Padang Pariaman semasa Agresi Milter Belanda Tahun

    1948 adalah Mr. BA. Murad

    Sampai akhir tahun 2007 Kabupaten Padang Pariaman memiliki 17

    Kecamatan, 46 nagari dan 364 korong. Kecamatan yang paling banyak memiliki

    nagari adalah Kecamatan Nan Sabaris dan Kecamatan Enam Lingkung yang

    mempunyai 5 (lima) nagari, sedangkan kecamatan yang paling sedikit memiliki

    nagari adalah Kecamatan Lubuk Alung dan Kecamatan IV Koto Aur Malintang

    yang hanya mempunyai 1 (satu ) nagari. Sampai akhir tahun 2007, Kecamatan

    VII Koto Sungai Sarik masih merupakan kecamatan yang memiliki korong

    terbanyak, yakni 41 korong, dan yang paling sedikit adalah kecamatan IV Koto

    Aur Malintang, yakni 5 korong.

    Demikian pula dengan dukungan sarana dan prasarana transportasi darat,

    seperti; akses jalan menuju kota Makassar, jarak yang relatif tidak jauh dari

    pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, jalan beraspal dan sarana transportasi laut

    yang memadai berupa pelabuhan atau dermaga, Takalar siap menunjang

    aktivitas berdagangan dalam taraf internasional.

    III. Panjang Pantai

    Garis pantai pada Pantai Pasir Baru yang perlu ditangani adalah sepanjang

    1,800 m

  • 26

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    IV. Latar Belakang Permasalahan

    Salah satu permasalahan yang dihadapi di pantai Sungai Pasir Biru ini adalah

    abrasi akibat gelombang arus pantai yang mengakibatkan kerusakan pemukiman

    pada sekitar pantai tersebut. Dampak yang di timbulkan juga berpengaruh

    terhadap rumah dan fasilitas umum lainnya yang berada di sekitar pantai Pasir

    Baru, antara lain : rumah penduduk sejumlah 120 bh, bangunan sekolah

    sebanyak 2 buah, Tempat ibadah sebanyak 1 buah, prasarana jalan sepanjang 2

    km. Juga berpengaruh terhadap daerah wisata.

    Lokasi pantai Pasir Baru

  • 27

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    IV.I Kondisi Topografi

    Topografi wilayah Kabupaten Padang Pariaman termasuk iklim tropis

    besar yang memiliki musim kering yang sangat pendek dan daerah lautan

    sangat dipengaruhi oleh angin laut. Suhu udara terpanas jatuh pada bulan

    Mei, sedangkan suhu terendah terdapat pada bulan September.

    Dilihat dari topografi wilayah, Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari

    wilayah daratan pada daratan Pulau Sumatera dan 6 pulau-pulau kecil,

    dengan 40 % daratan rendah yaitu pada bagian barat yang mengarah ke

    pantai. Daerah dataran rendah terdapat disebelah barat yang terhampar

    sepanjang pantai dengan ketinggian antara 0 10 meter di atas permukaan

    laut, serta 60% daerah bagian timur yang merupakan daerah bergelombang

    Abrasi pada pantai Pasir Biru

  • 28

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    sampai ke Bukit Barisan. Daerah bukit bergelombang terdapat disebelah timur

    dengan ketinggian 10 1000 meter di atas permukaan laut.

    IV.II Kondisi Iklim

    Suhu udara berkisar antara 24,4 C 25,7 C, jadi untuk rata-rata

    suhu maksimum 31,08 C dan rata-rata suhu minimum yaitu 21,34 C,

    dengan kelembapan relatif 86,75 %. Rata-rata curah hujan secara

    keseluruhan untuk Kabupaten Padang Pariaman pada tahun 2007 adalah

    sebesar 368,4 mm, dengan rata-rata hari hujan sebanyak 19 hari per bulan

    dan kecepatan angin rata-rata yaitu 2.14 knot/jam.

    V. Foto Kondisi saat ini

  • 29

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    PROFIL PROJECTPANTAI PARIAMAN

    KOTA PARIAMANPROVINSI SUMATERA BARAT

    I. Lokasi

    Pantai Pariaman terletak di Kota Pariaman, Propinsi Sumatera Barat.

    Secara geografis, Pantai Pariaman terletak pada :

    0o 33 56,16 LS dan 100o 06 44,64 BT

    Batas Ekologi Pantai Pariaman adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara : kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang

    Pariaman

    Sebelah Timur : Kecamatan VII Koto Sungai Sarik, Kabupaten padang

    Pariaman

    Sebelah Selatan : Kecamatan Nan Sabaris, Kabupaten Padang pariaman

    Sebelah Barat : Samudera Indonesia

    II. Gambaran Umum

    Kota Pariaman merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota yang ada di Prov.

    Sumatera Barat. Kota Pariaman diresmikan sebagai Kota Otonom dengan

    diberlakukannya UU Nomor 12 tahun 2002. Secara geografis terletak pada 0 3300

    - 04043 Lintang Selatan dan 10010 33 - 100 1055 Bujur Timur. Kota

    Pariaman terbentang pada jalur strategis lintas Sumatera Bahagian Barat yang

    menghubungkan Prov. Sumatera Utara dan ibukota Provinsi Sumatera Barat, Kota

    Padang.

    Berjarak kira-kira 56 kilometer dari Padang, atau kira-kira 1 jam perjalanan

    dengan bis dan kira-kira 25 km dari Bandara Internasional Minangkabau. Kabupaten

    induk adalah Padang Pariaman, maka seluruh wilayah berbatasan dengan

  • 30

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    Kabupaten Padang Pariaman. Secara administratif Kota Pariaman memiliki tiga

    kecamatan yakni: Kecamatan Pariaman Utara, Pariaman Tengah dan Pariaman

    Selatan. Kota Pariaman merupakan hamparan dataran rendah yang terletak di pantai

    barat Provinsi Sumatera Barat dengan ketinggian antara 2 sampai dengan 35 meter

    diatas permukaan laut dengan luas daratan 73,54 km dan luas lautan 282,69 km

    dengan 6 buah pulau-pulau kecil: Pulau Bando, Pulau Gosong, Pulau Ujung, Pulau

    Tangah, Pulau Angso dan Pulau Kasiak. Panjang pantai lebih kurang 12,7 kilometer.

    Potensi sumber daya alam di Kota Pariaman cukup banyak. Kota Pariaman

    mempunyai daerah perairan laut yang luas. Sumber daya alam laut yang masih

    sangat besar untuk dikembangkan antara lain aneka jenis ikan, budidaya kerapu,

    ikan hias, rumput laut, udang, kepiting dan mutiara laut. Aneka biota disamping

    untuk konsumsi, juga mempunyai potensi sebagai bahan baku industri, terutama

    industri farmasi. Penelitian di bidang ini perlu dipacu agar biologi sumber daya laut

    yang ada dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Kota Pariaman.

    Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh mitra kerja BAPPEDA Kota

    Pariaman pada bulan Agustus sampai September 2005 menunjukkan bahwa potensi

    terumbu karang di lepas pantai Kota Pariaman sudah mulai rusak. Kerusakan itu

    terjadi di sekitar pulau-pulau kecil yang diakibatkan oleh jangkar kapal yang

    berlabuh. Potensi kelautan yang belum dimanfaatkan sama sekali adalah energi

    yang dihasilkan oleh ombak dan gelombang laut yang menghempas ke pantai.

    Energi kinetik yang dihasilkan oleh ombak dan gelombang laut sebenarnya dapat

    dikonversi menjadi energi listrik. Disamping itu pengembangan konservasi juga

    harus sudah dimulai. Disamping energi yang dihasilkan oleh ombak dan gelombang

    laut, energi tenaga surya juga sebenarnya dapat dimanfaatkan. Rata-rata

    penyinaran matahari dalam dalam sehari antara 7 sampai dengan 10 jam. Jika

    energi ini dapat dikumpulkan dalam sel-sel penyerap panas matahari, maka dapat

    digunakan untuk pembangkit tenaga listrik skala kecil dan menengah.

  • 31

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    III. Panjang Pantai

    Garis pantai pada Pantai Pariaman yang perlu ditangani adalah sepanjang

    7,400 m

    IV. Latar Belakang Permasalahan

    Salah satu permasalahan yang dihadapi di pantai Sungai Pariaman ini adalah

    abrasi akibat gelombang arus pantai, pada tanggal 17 - 18 mei 2007 terjadi

    abrasi pantai yang cukup parah yang mengakibatkan kerusakan pemukiman pada

    sekitar pantai tersebut. Dampak yang di timbulkan juga berpengaruh terhadap

    Lokasi pantai Pariaman

  • 32

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    rumah dan fasilitas umum lainnya yang berada di sekitar pantai sungai limau,

    antara lain : rumah penduduk sejumlah 275 bh, bangunan sekolah sebanyak 4

    buah, Tempat ibadah sebanyak 5 buah, berpengaruh terhadap daerah wisata

    dan sarana transportasi berupa jalan pedesaan sejauh 2,000 m.

    IV.I Kondisi Topografi

    Seperti pada umumnya daerah lain yang berada di bagian pantai barat

    pulau Sumatera, Kota Pariaman memiliki jenis batuan resen dan tuna vulkan.

    Keadaan topografi wilayah, geomorfologi dan bentuk wilayah secara bersama-

    sama membentuk pola aliran sungai. Kota Pariaman dilalui oleh 4 buah sungai

    yaitu Batang Manggung yang melalui Kecamatan Pariaman Utara, Batang

    Piaman dan Batang Jirak yang melewati Kecamatan Pariaman Tengah dan

    Batang Mangau yang melalui Pariaman Selatan.

    Kondisi topografi Kota Pariaman dapat dikelompokkan kepada jenis

    morfologi dataran dengan ketinggian antara 2 35 meter di atas permukaan

    Peristiwa gelombang tinggi di pariaman

  • 33

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    laut dengan sedikit daerah perbukitan. Luas kemiringan lahan dapat dirinci

    sebagai berikut:

    Kondisi

    Topografi

    Pariaman

    utara

    Pariaman

    tengah

    Pariaman

    selatan

    Jumlah ( Ha )

    Datar (0-2%) 2479 2313 1994 6786

    Bergelombang

    (3-15%)

    0 64 120 184

    Curam (16-

    40%)

    366 0 0 366

    Sangat Curam

    (>40%)

    0 0 0 0

    Jumlah (ha) 2845 2377 2114 7336

    IV.II Kondisi Iklim

    Kota Pariaman merupakan daerah yang beriklim tropis basah yang

    sangat dipengaruhi oleh angin barat dan memiliki bulan kering yang sangat

    pendek. Curah hujan pertahun mencapai angka sekitar 4.055 mm (tahun

    2006) dengan lama hari hujan 198 hari. Suhu rata-rata 25,34C, dengan

    kelembaban udara rata-rata 85,25 dan kecepatan angin rata-rata 1,80

    km/jam.

    Musim kemarau dan musim hujan selalu berubah-ubah menurut waktu.

    Iklim yang demikian memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai jenis

    tanaman, akan tetapi curah hujan dan tingkat kelembaban yang tinggi yang

    menimbulkan berbagai permasalahan, misalnya tanaman yang membutuhkan

    iklim musim kemarau tidak dapat tumbuh dengan baik, merupakan kendala

    bagi penanganan pasca panen komoditas tertentu yang memerlukan cuaca

    panas dan cerah selama proses pengeringan, kendala dalam penyimpanan

    komoditas, berkurangnya jumlah hari kerja produktif dan pengaruhnya

    negatif terhadap sejumlah komoditas. Iklim juga sangat mempengaruhi

    besarnya tangkapan ikan bagi nelayan.

  • 34

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    V. Kondisi saat ini

    Berdasarkan kondisi lapangan saat ini dan menurut keterangan dari

    para penduduk sekitar adalah sudah adanya bangunan pengamanan pantai

    di sekitar pantai Pariaman sampai dengan tahun 2007 yang dibangun

    sepanjang 1,500 m dengan besar anggaran Rp. 60,180,000,000. Yang

    terdiri dari pemasangan groin dan revetment untuk meminimalisir dampak

    yang ditimbulkan oleh arus pantai yang cukup tinggi.

    Bangunan pengaman pantai yang telah terbangun

  • 35

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    PROFIL PROJECTPANTAI PADANG (ZONA A)

    KOTA PADANGPROVINSI SUMATERA BARAT

    I. Lokasi

    Pantai Padang (zona a) terletak di Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat.

    Secara geografis, Pantai Padang (zona a) terletak pada :

    0o 55 56,64 - 0o 58 6,24 LS dan

    100o 20 47,04 - 100o 21 12,96 BT

    Batas Ekologi Pantai Padang (zona a) adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara : kecamatan Padang Utara

    Sebelah Timur : Kecamatan Padang Timur

    Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Selatan

    Sebelah Barat : Samudera Indonesia

    II. Gambaran Umum

    Kota Padang adalah ibukota Propinsi Sumatera Barat yang terletak di pantai

    barat pulau Sumatera dan berada antara 0o 44' 00" dan 1o 08' 35" Lintang Selatan

    serta antara 100o 05' 05" dan 100o 34' 09" Bujur Timur. Menurut PP No. 17 Tahun

    1980, luas Kota Padang adalah 694,96 km2 atau setara dengan 1,65 persen dari

    luas Propinsi Sumatera Barat. Kota Padang terdiri dari 11 kecamatan dengan

    kecamatan terluas adalah Kota Tangah yang mencapai 232,25 km2.

    Dari keseluruhan luas Kota Padang sebagian besar atau 52,52 persen berupa hutan

    yang dillindungi oleh pemerintah. Berupa bangunan dan perkarangan seluas 9,01

    persen atau 62,63 km2 sedangkan yang digunakan untuk lahan sawah seluas 7,52

    persen atau 52,25 km2.

  • 36

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    Selain di daratan pulau Sumatera, Kota Padang memiliki 19 pulau dimana yang

    terbesar adalah Pulau Sikuai di Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 38,6 km2,

    Pulau Toran di kecamatan Padang Selatan seluas 25 km2 dan Pulau Pisang Gadang

    seluas 21,12 km2 juga di Kecamatan Padang Selatan.

    Wilayah daratan Kota Padang yang ketinggiannya sangat bervariasi, yaitu antara 0-

    1853 m diatas permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk

    Kilangan. Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai

    kecil, dengan sungai terpanjang yaitu Batang Kandis sepanjang 20 km. Tingkat

    curah hujan Kota Padang mencapai rata-rata 405,58 mm perbulan dengan rata-rata

    hari hujan 17 hari per bulan pada tahun 2003. suhu udaranya cukup tinggi yaitu

    antara 230-320 C pada siang hari dan pada malam hari adalah antara 220-280 C.

    Kelembabannya berkisar antara 78-81 persen.

    Lokasi pantai Padang Seksi A

  • 37

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    III. Panjang Pantai

    Garis pantai pada Pantai Padang Zona A yang perlu ditangani adalah sepanjang

    4,500 m

    IV. Latar Belakang Permasalahan

    Pada segmen ini terjadi setelah Banjir Kanal selesai dibangun. Debit air dan

    suplai pasir terbagi dari Bt Arau ke Banjir Kanal, sehingga keseimbangan pantai

    terganggu. Variasi garis pantai pada gedung Wisma Pancasila selama periode

    tahun 1938 1969 (Gambar 3.1), garis pantai berkurang 67 dan laju erosi

    adalah 2,2 m setiap tahun.

    Pada tahun 1963 jalan Samudera antara Ujung Pandan dan Olo Ladang

    terdapat permukiman nelayan dan kantor pemerintah telah hancur akibat erosi

    pantai. Pada tahun 1964 bencana terjadi lagi dan menyebabkan kerusakan yang

    lebih besar, dimana jalan Samudera sekitar Koto Marapak dan 10 rumah nelayan

    hancur. Pada tahun 1964 dibangun dinding penahan pantai (seawall) darurat

    untuk menjaga garis pantai stabil, namun demikian erosi pantai di depan seawall

    tetap terjadi. Dikarenakan erosi pada dasar pantai (seabed) di depan dinding

    penahan terus menerus berlangsung maka pada tahun 1968 dinding penahan

    pantai rubuh. Kemudian pada tahun 1969 dibangun krib pengaman pantai (groin)

    yang berfungsi efektif sampai dengan tahun 1983. .

    Erosi di pantai padang

  • 38

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    IV.I Kondisi Topografi

    Pada awalnya luas Kota Padang adalah 33 Km2, yang terdiri dari 3

    Kecamatan dan 13 buah Kampung, yaitu Kecamatan Padang Barat, Padang

    Selatan dan Padang Timur. Dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979

    dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tanggal 21 Maret 1980

    wilayah Kota Padang menjadi 694,96 Km2, yang terdiri dari 11 Kecamatan

    dan 193 Kelurahan. Dengan dicanangkannya pelaksanaan otonomi daerah

    sejak Tanggal 1 Januari 2001, maka wilayah administratif Kota Padang dibagi

    dalam 11 Kecamatan dan 103 Kelurahan.

    IV.II Kondisi Iklim

    Tingkat curah hujan Kota Padang mencapai rata-rata 405,58 mm

    perbulan dengan rata-rata hari hujan 17 hari per bulan pada tahun 2003.

    suhu udaranya cukup tinggi yaitu antara 230-320 C pada siang hari dan pada

    malam hari adalah antara 220-280 C. Kelembabannya berkisar antara 78-81

    persen.

    V. Kondisi saat ini

    Berdasarkan kondisi lapangan saat ini dan menurut keterangan dari

    para penduduk sekitar adalah sudah terbangun bangunan pengaman pantai

    berupa revetment dengan panjang 2,000 m dan groin namun sampai saat

    ini masih tetap terjadi erosi di beberapa sisi pantai.

    Bangunan revetment dan groin di pantai padang

  • 39

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    Photo dokumentasi Kondisi Pantai Saat ini.

  • 40

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    PROFIL PROJECTPANTAI PADANG (ZONA C)

    KOTA PADANGPROVINSI SUMATERA BARAT

    I. Lokasi

    Pantai Padang (zona c) terletak di Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat.

    Secara geografis, Pantai Padang (zona a) terletak pada :

    0o 51 50,0 - 0o 54 12,96 LS dan

    100o 20 47,04 - 100o 21 12,96 BT

    Batas Ekologi Pantai Padang (zona c) adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara : kecamatan Kubung

    Sebelah Timur : Kecamatan Kubung

    Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Utara

    Sebelah Barat : Samudera Indonesia

    II. Gambaran Umum

    Kota Padang adalah ibukota Propinsi Sumatera Barat yang terletak di pantai

    barat pulau Sumatera dan berada antara 0o 44' 00" dan 1o 08' 35" Lintang Selatan

    serta antara 100o 05' 05" dan 100o 34' 09" Bujur Timur. Menurut PP No. 17 Tahun

    1980, luas Kota Padang adalah 694,96 km2 atau setara dengan 1,65 persen dari

    luas Propinsi Sumatera Barat. Kota Padang terdiri dari 11 kecamatan dengan

    kecamatan terluas adalah Kota Tangah yang mencapai 232,25 km2.

    Dari keseluruhan luas Kota Padang sebagian besar atau 52,52 persen berupa hutan

    yang dillindungi oleh pemerintah. Berupa bangunan dan perkarangan seluas 9,01

    persen atau 62,63 km2 sedangkan yang digunakan untuk lahan sawah seluas 7,52

    persen atau 52,25 km2.

  • 41

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    Selain di daratan pulau Sumatera, Kota Padang memiliki 19 pulau dimana yang

    terbesar adalah Pulau Sikuai di Kecamatan Bungus Teluk Kabung seluas 38,6 km2,

    Pulau Toran di kecamatan Padang Selatan seluas 25 km2 dan Pulau Pisang Gadang

    seluas 21,12 km2 juga di Kecamatan Padang Selatan.

    Wilayah daratan Kota Padang yang ketinggiannya sangat bervariasi, yaitu antara 0-

    1853 m diatas permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah Kecamatan Lubuk

    Kilangan. Kota Padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai

    kecil, dengan sungai terpanjang yaitu Batang Kandis sepanjang 20 km. Tingkat

    curah hujan Kota Padang mencapai rata-rata 405,58 mm perbulan dengan rata-rata

    hari hujan 17 hari per bulan pada tahun 2003. suhu udaranya cukup tinggi yaitu

    antara 230-320 C pada siang hari dan pada malam hari adalah antara 220-280 C.

    Kelembabannya berkisar antara 78-81 persen.

    Lokasi pantai Padang Zona C

  • 42

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    III. Panjang Pantai

    Garis pantai pada Pantai Padang Zona C yang perlu ditangani adalah sepanjang

    4,000 m

    IV. Latar Belakang Permasalahan

    Garis pantai pada segmen ini mengalami kemunduran terutama pada bagian

    Selatan dan mengalami penambahan/kemajuan pada bagian Utaranya.

    Pada Kampung Air Tawar daerah permukiman baru terbentuk 18 tahun yang

    lalu, ini menunjukan adanya penambahan garis pantai sebelum tahun 1983.

    Pada Kampung Air Tawar Barat garis pantai terus terjadi kemunduran sejak

    tahun 1989. Pada bulan Juni 1991 gelombang menghantam bagian Utara dari

    Batang Kuranji dimana sepanjang 750 m garis pantai mengalami kerusakan dan

    14 rumah hancur. Pada September 1991 erosi yang cukup serius terjadi pada

    segmen pantai ini, dimana 6 (enam) buah rumah runtuh dan kedalaman erosi

    pantai 2 m. Tetapi kemudian terjadi deposit pasir dekat mulut Batang Kuranji

    pada bulan Januari 1992.

    Pada Tahun 1983 Kampung Pasir Parupuk Tabing terjadi penambahan garis

    pantai 40 m selama 45 tahun terakhir.

    Pada Tahun 2000 s/d 2007 pada Kampung Pasir Parupuk Tabing terjadi Abrasi

    Pantai tiap tahunnya sehingga garis pantai berkurang 20 m selama 6 tahun

    menimbulkan kerusakan dan kehancuran serta rumah penduduk dan sarana

    umum lainnya terancam.

    Dampak erosi pantai

  • 43

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    IV.I Kondisi Topografi

    Pada awalnya luas Kota Padang adalah 33 Km2, yang terdiri dari 3

    Kecamatan dan 13 buah Kampung, yaitu Kecamatan Padang Barat, Padang

    Selatan dan Padang Timur. Dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979

    dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tanggal 21 Maret 1980

    wilayah Kota Padang menjadi 694,96 Km2, yang terdiri dari 11 Kecamatan

    dan 193 Kelurahan. Dengan dicanangkannya pelaksanaan otonomi daerah

    sejak Tanggal 1 Januari 2001, maka wilayah administratif Kota Padang dibagi

    dalam 11 Kecamatan dan 103 Kelurahan.

    IV.II Kondisi Iklim

    Tingkat curah hujan Kota Padang mencapai rata-rata 405,58 mm

    perbulan dengan rata-rata hari hujan 17 hari per bulan pada tahun 2003.

    suhu udaranya cukup tinggi yaitu antara 230-320 C pada siang hari dan pada

    malam hari adalah antara 220-280 C. Kelembabannya berkisar antara 78-81

    persen.

    V. Kondisi saat ini

    Berdasarkan kondisi lapangan saat ini dan menurut keterangan dari

    para penduduk sekitar adalah sedang di bangun pembangunan prasarana

    pengaman pantai berupa groin sebagian sisi pantai.

    Data pembangunan prasarana pengaman pantai adalah sebagai

    berikut :

    a. Kontraktor pelaksana : PT. ASHFRI PUTRALOKA

    b. Biaya : Rp. 8.347.425.000

    c. Waktu Pelaksanaan : 240 hari kalender

    Proses pekerjaan T.A 2010

  • 44

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai

    Photo dokumentasi Kondisi Pantai Saat ini.

  • 45

    Subdit Pengamanan Pantai, Direktorat Rawa dan Pantai