PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

53
PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MULUT FKG USU TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh: Serelady Maredlyn Sitorus NIM: 130600093 Pembimbing: Dr. Wilda Hafni Lubis, drg., M.Si Aida Fadhilla Darwis, drg., MDSc FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara

Transcript of PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Page 1: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MULUT

FKG USU TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi

syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

Serelady Maredlyn Sitorus

NIM: 130600093

Pembimbing:

Dr. Wilda Hafni Lubis, drg., M.Si

Aida Fadhilla Darwis, drg., MDSc

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Penyakit Mulut

Tahun 2017

Serelady Maredlyn Sitorus

Profil Penderita Angular Cheilitis di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU

Tahun 2016

x + 34 halaman.

Angular cheilitis merupakan peradangan yang ditandai dengan lesi berupa

fisur pada sudut mulut yang meluas ke kulit disebut sebagai daerah mukokutan.

Angular cheilitis dapat menyebabkan keluhan subjektif pada penderitanya seperti rasa

sakit ketika makan dan berbicara serta saat membersihkan rongga mulut. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penderita angular cheilitis di

Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016. Penelitian dilakukan pada

159 sampel berdasarkan data jurnal kepaniteraan klinik Departemen Ilmu Penyakit

Mulut FKG USU tahun 2016. Penentuan sampel dilakukan dengan metode total

sampling dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Data sampel dikumpulkan

dengan cara mencatat data sekunder dari jurnal kepaniteraan klinik yang terdiri dari

usia, jenis kelamin, Body Mass Index (BMI), kebersihan rongga mulut, distribusi lesi

dan waktu penyembuhan. Data diolah dengan sistem komputerisasi dan disajikan

dalam bentuk tabel. Hasil penelitian ini menunjukkan distribusi dan frekuensi

angular cheilitis paling banyak ditemukan pada rentang usia 5-14 tahun (88,7%),

jenis kelamin laki-laki (56,6%), BMI kategori underweight (79,9%) dan kebersihan

rongga mulut dengan kategori sedang (58,5%). Distribusi lesi yang paling sering

terjadi secara bilateral (72,3%) dan waktu penyembuhan yang paling banyak >7 hari

(58%). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan distribusi dan frekuensi sampel

penelitian yang mengalami angular cheilitis pada kelompok usia anak-anak, jenis

kelamin laki-laki, status gizi yang buruk, dan kondisi kebersihan rongga mulut yang

buruk.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Daftar Rujukan: 46 (1979-2017)

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 13 Oktober 2017

Pembimbing: Tanda tangan

1. Dr. Wilda Hafni Lubis, drg., M.Si .......................

NIP: 19510611 198303 2 001

2. Aida Fadhilla Darwis, drg., MDSc ......................

NIP: 19860218 201012 2 004

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini dipertahankan di hadapan tim penguji

pada tanggal 13 Oktober 2017

TIM PENGUJI

KETUA : Dr. Wilda Hafni Lubis, drg., M.Si

Aida Fadhilla Darwis, drg., MDSc

ANGGOTA : Nurdiana, drg., Sp.PM

Indri Lubis, drg

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi dengan

judul “Profil Penderita Angular Cheilitis di Departemen Ilmu Penyakit Mulut

FKG USU Tahun 2016” ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat dan terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada

kedua orang tua tersayang, Ibunda D.R. Simanjuntak dan Ayahanda R.D. Sitorus,

demikian juga kepada adik penulis Yolanda Florence Sitorus, yang senantiasa

mendukung penulis dalam mengerjakan skripsi ini, memberi bantuan moril dan

materil, serta senantiasa mendoakan penulis. Pada kesempatan ini pula, penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Wilda H Lubis, drg., M.Si dan Aida

Fadhilla Darwis, drg., MDSc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan

sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran memberikan

bimbingan, motivasi, arahan dan saran-saran yang sangat berharga yang telah

diberikan untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih

kepada:

1. Dr. Trelia Boel, M. Kes., Sp. RKG selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara;

2. Sayuti Hasibuan, drg., SP. PM selaku Ketua Departemen Ilmu Penyakit

Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara;

3. Isnandar, drg., Sp. BM, selaku penasehat akademik yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara;

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

4. Nurdiana, drg., Sp. PM dan Indri Lubis, drg selaku tim penguji skripsi yang

telah meluangkan waktu dan memberikan saran yang bermanfaat kepada penulis;

5. Seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara;

6. Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sumatera Utara beserta

staf yang telah memberikan izin, bantuan, dan saran kepada penulis dalam

pelaksanaan penelitian;

7. Sahabat-sahabat terbaik penulis, (Alzeressy Putri, Eva riris, Yuki swan,

Cia, Ayu G, Anne marie, Kurnia, Kiky, Destri, Aude) yang telah banyak

menghabiskan waktunya bersama penulis dan memberikan motivasi selama kuliah

dan pengerjaan skripsi, serta seluruh teman-teman stambuk 2013 yang tidak dapat

disebutkan satu persatu;

8. Teman-teman seperjuangan skripsi, kakak, dan abang koas di Departemen

Ilmu Penyakit Mulut;

Akhir kata penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran

yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat. Akhirnya, tiada lagi

yang dapat penulis ucapkan selain ucapan syukur sedalam-dalamnya, semoga Tuhan

Yang Maha Esa memberi berkat-Nya pada kita semua.

Medan, 13 Oktober 2017 Penulis,

(Serelady Maredlyn Sitorus) NIM: 130600093

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ............................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5 2.1 Angular Cheilitis .......................................................................... 5 2.1.1 Definisi ....................................................................................... 5 2.1.2 Etiologi ....................................................................................... 5 2.1.3 Gambaran Klinis ........................................................................ 6 2.1.4 Diagnosis .................................................................................... 8 2.1.5 Perawatan .................................................................................. 8 2.2 Nutrisi ............................................................................................ 9 2.2.1 Klasifikasi Nutrisi ...................................................................... 9 2.2.2 Manifestasi Kekurangan Nutrisi ................................................ 10 2.2.2.1 Sistemik .................................................................................... 10 2.2.2.2 Oral ........................................................................................... 11 2.2.3 Penilaian Status Nutrisi .............................................................. 11

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

2.2.4 Hal-hal yang Memengaruhi Status Nutrisi ................................. 12 2.3 Pengaruh Status Nutrisi dengan Angular Cheilitis....................... 13 2.4 Kerangka Teori ............................................................................ 14 2.5 Kerangka Konsep ......................................................................... 15

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 16 3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 16 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 16 3.3 Populasi Penelitian ........................................................................ 16 3.4 Sampel Penelitian .......................................................................... 16 3.5 Variabel Penelitian ........................................................................ 17 3.5.1 Variabel Tergantung................................................................... 17 3.5.2 Variabel Bebas ........................................................................... 17 3.6 Defenisi Operasional ..................................................................... 17 3.7 Sarana Penelitian ........................................................................... 19 3.7.1 Alat .............................................................................................. 19 3.7.2 Bahan .......................................................................................... 19 3.8 Cara Pengumpulan Data ................................................................ 20 3.9 Pengolahan Data............................................................................ 20 3.10 Analisa Data ................................................................................. 20 3.11 Etika Penelitian ............................................................................ 21 BAB 4 HASIL PENELITIAN ......................................................................... 22 4.1 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Usia ................................... 22 4.2 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin .................... 23 4.3 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan BMI ................................... 23 4.4 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Kebersihan Rongga Mulut 24 4.5 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Distribusi Lesi ................... 24 4.6 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Waktu Penyembuhan ........ 25 BAB 5 PEMBAHASAN .................................................................................. 26 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 29 6.1 Kesimpulan .................................................................................... 29 6.2 Saran ............................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Klasifikasi Mikronutrisi ....................................................................... 10

2 Klasifikasi Kegemukan Berdasarkan BMI ........................................... 12

3 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Usia ........................................ 22

4 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 23

5 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan BMI ......................................... 23

6 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Kebersihan Rongga Mulut ...... 24

7 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Distribusi Lesi ........................ 25

8 Distribusi dan Frekuensi Berdasarkan Waktu Penyembuhan .............. 25

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Angular Cheilitis Tipe 1 ......................................................................... 6

2 Angular Cheilitis Tipe 2 ......................................................................... 6

3 Angular Cheilitis Tipe 3 ......................................................................... 7

4 Angular Cheilitis Tipe 4 ......................................................................... 7

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Izin Ketua Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU

2. Surat Persetujuan Komisi Etik

3. Form Pengumpulan Data

4. Hasil Perhitungan Statistik

5. Rincian Biaya Penelitian

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur sudut mulut merupakan peralihan antara kulit dan mukosa yang dikenal

sebagai angulus oris sangat peka terhadap peradangan. Sudut mulut dibasahi oleh saliva

dan terpapar dengan sejumlah mikroba yang beraneka ragam, sehingga daerah tersebut

cenderung menjadi rentan terhadap setiap perubahan dan kestabilan lingkungan dan

salah satu efeknya dapat menyebabkan angular cheilitis.1 Angular cheilitis merupakan

inflamasi yang ditandai dengan adanya fisur berwarna kemerahan pada sudut mulut.2

Mikroorganisme utama terjadinya angular cheilitis yaitu infeksi Candida albicans,

Staphylococcus dan Streptococcus sedangkan faktor predisposisi terjadinya angular

cheilitis diantaranya penurunan vertikal dimensi, defisiensi nutrisi, defisiensi imun, serta

trauma mekanis.2,3,4,5

Beberapa penelitian telah melaporkan prevalensi angular cheilitis. Penelitian

yang dilakukan oleh Matthew di India, dari 1190 pasien yang mengunjungi Departemen

Penyakit Mulut, dilaporkan bahwa 41,2% menderita lesi oral dan 0,58% diantaranya

menderita angular cheilitis.6 Penelitian yang dilakukan oleh Parlak et al. mengenai

prevalensi lesi oral anak usia 13-16 tahun di Turki dilaporkan bahwa 26,2% menderita

lesi oral dan angular cheilitis merupakan prevalensi tertinggi (9%).7 Penelitian Vallejo

di Spanyol sebanyak 2,9% menderita angular cheilitis pada orang dewasa dan

meningkat 7,9% pada pengguna gigi tiruan.8 Penelitian Feng et al. di China

menunjukkan 10,8% prevalensi lesi mukosa oral, dan 0,86% diantaranya yaitu angular

cheilitis.9 Penelitian di Slovenia, prevalensi angular cheilitis ditemukan sebanyak 2,7%

pada kelompok usia 75 tahun.10 Penelitian oleh Lubis terhadap 200 anak umur 6-12

tahun di enam panti asuhan kota Medan, 47% menderita angular cheilitis.3

Angular cheilitis dapat memengaruhi fungsi dan estetis.11 Warnakulasuriya,

Samarayanke, dan Peiris dalam penelitiannya menyatakan bahwa 13 dari 49 orang yang

menderita angular cheilitis, mengeluhkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada sudut

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

mulut saat membuka mulut.4 Selain itu, anak-anak yang menderita angular cheilitis

cenderung terisolasi dan tidak ingin bergaul karena merasa berbeda dengan teman-

teman sebayanya.11

Penelitian oleh Zhiri di Arab menyebutkan bahwa prevalensi angular cheilitis

sebanyak 16,9%.12 Penelitian Crivelli et al. mengenai prevalensi lesi oral pada anak

sekolah dasar umur 4-13 tahun di Argentina berdasarkan tingkatan ekonomi, dilaporkan

bahwa 1,1% anak sekolah dasar dengan tingkat ekonomi tinggi menderita angular

cheilitis, sedangkan pada anak sekolah dasar dengan tingkat ekonomi yang lebih rendah

ditemukan menderita angular cheilitis sebanyak 6,5%.13 Badan Pusat Statistik

memperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 243,2 juta

orang. Sekitar 37,3 juta penduduk hidup dibawah garis kemiskinan, lima juta balita

berstatus gizi kurang, dan lebih dari 100 juta penduduk berisiko terhadap masalah

kurang gizi.14 Status gizi individu atau komunitas dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan

ekologi sosial.15 Salah satu permasalahan yang ada di Indonesia menurut Dinas

Kesehatan Republik Indonesia yaitu gizi buruk di Indonesia menduduki peringkat lima

besar pada tahun 2012.14 World Health Organization (WHO) memperkirakan 181,9 juta

(32%) anak kekurangan gizi di negara berkembang, sehingga menyebabkan tingginya

persentase angular cheilitis.3 Kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan terjadinya

angular cheilitis antara lain kekurangan riboflavin (Vitamin B2), niacin (Vitamin B3),

pyridoxine (Vitamin B6), atau cyanocobalamin (Vitamin B12) dan kekurangan zat besi.

Berdasarkan penelitian Bamji di Hyberabad, India terhadap 407 orang anak usia 5-13

tahun telah ditunjukkan bahwa gejala defisiensi nutrisi yang paling jelas yaitu angular

cheilitis yaitu 41,3%.16 Oleh karena itu perlu dilakukan pendataan untuk mengetahui

frekuensi penyakit pada suatu populasi sebagai langkah awal dalam upaya perencanaan,

pencegahan, dan perawatan suatu penyakit.17

Berdasarkan fakta diatas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian

tentang profil terhadap angular cheilitis di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU

tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis berdasarkan

usia di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016?

2. Bagaimana distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis berdasarkan

jenis kelamin di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016?

3. Bagaimana distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis berdasarkan

BMI di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016?

4. Bagaimana distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis berdasarkan

kebersihan rongga mulut di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016?

5. Bagaimana distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis berdasarkan

distribusi lesi di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016?

6. Bagaimana distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis berdasarkan

waktu penyembuhan di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis

berdasarkan usia di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016.

2. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis

berdasarkan jenis kelamin di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016.

3. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis

berdasarkan BMI di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016.

4. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis

berdasarkan kebersihan rongga mulut di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU

tahun 2016.

5. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis

berdasarkan distribusi lesi di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016.

6. Untuk mengetahui distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis

berdasarkan waktu penyembuhan di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun

2016.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi data informasi kepada instansi

kesehatan dan tenaga-tenaga kesehatan mengenai gambaran angular cheilitis.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi atau sumbangan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan bagi Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara mengenai profil penderita angular

cheilitis.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi data distribusi dan

frekuensi angular cheilitis di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU pada

penelitiaan selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bidang Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi Dinas Kesehatan dan

tenaga kesehatan untuk dapat membuat program penyuluhan pengetahuan mengenai

angular cheilitis.

2. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

tentang angular cheilitis.

3. Peneliti

Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan melakukan survei di bidang

kesehatan gigi dan mulut tentang penderita angular cheilitis.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Angular Cheilitis

Angular cheilitis memiliki nama lain angular cheilosis, commissural cheilitis,

angular stomatitis, atau perleche. Angular cheilitis memiliki gejala berupa rasa sakit,

gatal, kering, dan sensasi terbakar.17

2.1.1 Definisi

Angular Cheilitis merupakan peradangan yang terjadi pada kedua sudut mulut.

Angular cheilitis ditandai dengan lesi berupa fisur yang meluas pada sudut mulut ke

kulit yang disebut sebagai daerah mukokutan.18 Mucocutaneous junction merupakan

daerah peralihan antara kulit dan mukosa mulut, epitel di daerah ini lebih tipis

dibanding dengan epitel kulit sehingga menyebabkan area ini rentan terhadap infeksi.11

2.1.2 Etiologi

Angular cheillitis disebabkan agen infeksi seperti Candida, Staphylococcus dan

Streptococcus.2,5 Faktor lain yang dapat menjadi pemicu terjadinya angular cheiltis

yaitu penurunan vertikal dimensi, defisiensi nutrisi, kebiasaan buruk, kebersihan rongga

mulut yang buruk dan defisiensi sistem imun. Kandida merupakan agen infeksi

terjadinya angular cheilitis pada penderita seperti diabetes, down syndrome, Human

Immunodeficiency Virus (HIV).2

Penurunan vertikal dimensi menyebabkan bibir atas akan menurun serta ditahan

oleh bibir bagian bawah di sudut mulut sehingga menciptakan lipatan dan kerutan.2,5,19

Terkumpulnya saliva pada sudut mulut mengakibatkan kelembapan dan memudahkan

terjadinya infeksi dari mikroorganisme.

Defisiensi nutrisi menyebabkan keutuhan epitel berkurang. Defisiensi vitamin B

seperti niacin, piridoksin, dan riboflavin menyebabkan angular cheilitis. Niacin dan

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

piridoksin merupakan prekursor dari koenzim nikotinamide adenine dinukleotide

(NAD) dan nikotinamide adenine dinukleotide phosphate (NADP), sedangkan zat besi

sangat penting dalam pembentukan hemoglobin.5,19,20 Hemoglobin berperan penting

dalam transport oksigen ke sel. Oleh sebab itu, defisiensi zat besi akan mengakibatkan

kapasitas oksigen yang dibawa oleh darah menurun sehingga regenerasi sel-sel epitel

pada jaringan terganggu.

2.1.3 Gambaran klinis

Gambaran klinis terlihat fisur, eritema, crusting, atau bahkan ulserasi pada salah

satu atau kedua sudut mulut.2,6,11,21

Tipe- tipe angular cheilitis dibagi atas beberapa yaitu:4,22,23

a.Tipe 1: Lesi ringan ditandai dengan fisur tunggal yang terbatas pada sudut

mulut (Gambar 1).

Gambar 1. Lesi angular cheilitis tipe 1

b.Tipe 2: Lesi yang terdiri dari fisur tunggal yang lebih panjang dan lebih dalam

dibandingkan lesi di tipe 1, meluas sedikit melibatkan kulit disekitarnya ≤10 mm

(Gambar 2).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Gambar 2. Lesi angular cheilitis tipe 2

c. Tipe 3: Lesi yang ditandai dengan beberapa fisur pada sudut mulut dan meluas

ke perbatasan kulit sekitar dengan ukuran >10 mm, ≤ 20 mm (Gambar 3).

Gambar 3. Lesi angular cheilitis tipe 3

b. Tipe 4: Lesi tanpa fisur dengan eritema luas yang berdekatan pada kulit

hingga vermillion border >20 mm (Gambar 4).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Gambar 4. Lesi angular cheilitis tipe 4

2.1.4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis. Tidak ada

pemeriksaan penunjang spesifik pada angular cheilitis, namun untuk mengetahui jenis

mikroba yang menginfeksi terjadinya angular cheilitis dapat dilakukan pemeriksaan

mikrobiologi yaitu swab pada daerah lesi.4 Begitu juga untuk mengetahui penyebab

yang berkaitan dengan nutrisi, maka dilakukan pemeriksaan penunjang untuk

mengetahui status nutrisi dengan pemeriksaan laboratorium, atau dapat dilakukan

pemeriksaan sederhana dengan metode antropometri.11

2.1.5 Perawatan

Perawatan yang dilakukan pada penderita angular cheilitis yaitu eliminasi faktor

etiologi utama dan faktor predisposisi, serta mencegah terjadinya infeksi sekunder.

Penyebab utama dari angular cheilitis yaitu bakteri dan jamur. Perawatan dapat

dilakukan dengan memberikan antijamur maupun antibakteri. Namun, kebanyakan

infeksi yang mengakibatkan angular cheilitis sulit dibedakan karena merupakan infeksi

kombinasi. Perawatan dapat dilanjutkan dengan menyingkirkan faktor predisposisi

diantaranya memperbaiki vertikal dimensi, mengoreksi kelainan penyakit sistemik

seperti diabetes melitus dan anemia, serta memelihara kebersihan rongga mulut.2,24

Infeksi sekunder merupakan infeksi yang timbul selama atau setelah perawatan

penyakit. Contohnya kebersihan rongga mulut yang buruk dan kebiasaan menjilat sudut

mulut maka dapat memengaruhi prognosis perawatan.25

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

2.2 Nutrisi

Nutrisi merupakan asupan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan fisiologis

dan biologis dalam tubuh serta berperan terhadap keutuhan jaringan melalui proses

metabolisme.26 Nutrisi terbagi atas dua bagian besar yaitu makronutrisi dan

mikronutrisi.27

2.2.1 Klasifikasi Nutrisi

1. Makronutrisi

Makronutrisi diperlukan dalam jumlah besar oleh tubuh. Makronutrisi meliputi

karbohidrat, lemak, dan protein. Karbohidrat merupakan sumber kebutuhan energi

utama bagi tubuh dalam bentuk glukosa. Energi yang digunakan untuk melakukan

aktivitas dalam kehidupan sehari-hari didapatkan dari energi yang dilepaskan oleh

tubuh pada proses pembakaran zat makanan.27-29

Lemak meliputi beraneka ragam zat yang larut dalam lipid, sebagian besar

merupakan trigliserida atau trigliserol. Trigliserida dipecah untuk menghasilkan energi

utama bagi tubuh, dalam jaringan adiposa. Asam lemak spesifik yang terdapat dalam

trigliserida penting bagi struktur dan fungsi membran sel. Asam lemak ini disebut

dengan asam lemak esensial.27-29

Protein merupakan zat yang tersusun dari berbagai asam amino. Fungsi protein

bagi tubuh yaitu sebagai bahan pembangun tubuh, untuk menggantikan sel-sel tubuh

yang rusak. Anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan membutuhkan lebih

banyak protein dari pada usia lanjut.28 Berdasarkan sumbernya protein dibagi menjadi

dua macam yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani berasal dari daging,

telur, susu, keju, dan ikan. Protein nabati terutama berasal dari biji-bijian, kacang-

kacangan, gandum, dan sayuran.28,29

2. Mikronutrisi

Mikronutrisi mencakup mineral dan vitamin. Mineral dan vitamin merupakan

zat yang berperan dalam menjaga keseimbangan dalam tubuh terutama untuk membantu

proses metabolism dan pertukaran zat.27-29

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Tabel 2.1 Klasifikasi mikronutrisi berdasarkan sifat kimia 28

Nama Anggota utama dalam

kelompok

Peranan

Mineral Kalsium, fospor, natrium,

kalium, besi, tembaga,

magnesium, selenium

Peran struktural kofaktor

untuk enzim,

keseimbangan asam-basa

Vitamin larut air Vitamin B kompleks,

vitamin C

Metabolisme, pembelahan

sel, antioksidan, kofaktor,

untuk enzim, sintesis

neurotransmitter (zat

pengantar impuls saraf)

Vitamin larut lemak Vitamin A, D,E, K Struktural, integritas sel,

homeostatis, peran

antioksidan

2.2.2 Manifestasi Kekurangan Nutrisi

Kemampuan bertahan hidup, terkait dengan adanya sistem pemeliharaan dan

perbaikan dalam tubuh yang berfungsi dengan baik untuk mengatasi berbagai perubahan

yang terjadi, serta membatasi kerusakan yang menyebabkan penyakit. Oleh karena itu,

nutrisi berperan sebagai zat yang dibutuhkan oleh tubuh, diperoleh dengan

mengonsumsi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.27-29 Akibat kekurangan

nutrisi dapat bermanifestasi secara sistemik maupun lokal di rongga mulut.

2.2.2.1 Sistemik

Sejumlah perubahan fisiologis berlangsung dalam tubuh. Gizi yang tidak

adekuat dapat menimbulkan kondisi kesehatan yang buruk. Defisiensi nutrisi terjadi

akibat tidak adekuatnya asupan nutrisi yang esensial bagi tubuh sehingga dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

menyebabkan keadaan malnutrisi. Malnutrisi energi protein mencerminkan kekurangan

gizi berat bermanifestasi marasmus, kwashiorkor, dan gambaran kombinasi kwashiorkor

marasmik.28

2.2.2.2 Oral

Defisiensi mikronutrisi seperti vitamin B kompleks dapat berpengaruh terhadap

rongga mulut yang mengakibatkan angular cheilitis, glositis, pembesaran papila

fungiformis, atropi dan inflamasi papila filiformis, eritema pada gingiva cekat, mukosa

yang terlihat biru pucat, lidah yang keungu-unguan dengan gejala seperti sensitivitas

panas pada mukosa mulut, sensasi lidah terbakar, hilangnya kemampuan mengecap dan

selera makan.27,30,31

2.2.3 Penilaian Status Nutrisi

Penilaian status nutrisi dapat dilakukan dengan menggunakan 4 metode yaitu

pemeriksaan klinis, analisis diet, antropometri, dan laboratorik.32 Cara pengukuran

status gizi yang paling sering digunakan pada masyarakat yaitu antropometri.28

Penilaian status nutrisi dengan metode antropometri dapat membantu melihat pola

perkembangan dan pertumbuhan seseorang seperti tinggi dan berat badan. Oleh sebab

itu dilakukan pengukuran dengan indeks masa tubuh (IMT)/BMI (Tabel 2.2) dengan

melakukan pembagian terhadap berat badan (kilogram) dan tinggi yang dikuadratkan

(meter).32

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Tabel 2.2 Klasifikasi kegemukan, berdasarkan BMI (WHO, 2000)28

Kategori Kisaran IMT (kg/m2)

Underweight <18,5

Normal 18,5-24,9

Pre Obese 25-29,9

Obesitas I 30-34,9

Obesitas II 35-39,9

Obesitas III ≥40

2.2.4 Hal-hal yang Memengaruhi Status Nutrisi

Status nutrisi merupakan parameter yang digunakan dalam penilaian fisik

dengan pemeriksaan jasmani. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa sekolah akan

mengalami proses percepatan pada umur 10-12 tahun, dimana pertambahan berat badan

pertahunnya sampai 2,5 kg.33 Status nutrisi dipengaruhi oleh faktor primer dan faktor

sekunder. Adapun faktor primer yaitu cara pemenuhan nutrisi seseorang salah dalam

kuantitas dan atau kualitas oleh penyediaan pangan, kemiskinan, kebiasaan makan yang

salah.34,35,36 Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak

sampai di sel-sel tubuh.34 Selain dari faktor primer dan sekunder, aspek psikologis

memengaruhi perilaku seseorang yang berdampak terhadap asupan makanan serta

dipengaruhi oleh kondisi mood/ perasaan. Adanya perubahan fisiologis seperti

berkurangnya kualitas gigi, mulut kering dengan berkurangnya aliran saliva. Aktivitas

fisik yang berkurang diakibatkan oleh kemajuan teknologi menyebabkan kebutuhan

untuk menggunakan tenaga atau energi tidak optimal.28

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

2.3 Pengaruh Status Nutrisi dengan Angular Cheilitis

Berkurangnya nutrisi ke jaringan dapat menyebabkan jaringan tidak dapat

beregenerasi dan mudah rusak. Sejumlah kasus dengan defisiensi zat besi dan vitamin B

kompleks ditemukan 25% menderita angular cheilitis. Penelitian menunjukkan pada

pasien anemia ditemukan 11%-31,8% menderita angular cheiltis.37 Gangguan zat besi

menyebabkan menurunnya kemampuan sel imun. Oleh sebab itu memudahkan

timbulnya kandida pada daerah mukokutan.2

Gangguan metabolisme protein dan karbohidrat akan mengakibatkan penurunan

asam amino dan adenosin triposphat (ATP) yang mengakibatkan reparasi dan

regenerasi sel terhambat sehingga menyebabkan keutuhan sel epitel berkurang, salah

satunya epitel rongga mulut yang rentan terhadap terjadinya infeksi bakteri dan

jamur.5,14 Penelitian Bamji di Hyberabad, India terhadap 407 orang anak usia 5-13 tahun

telah menunjukkan bahwa diantara tanda defisiensi nutrisi yang paling jelas adalah

angular cheilitis 41,3%.16

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

2.4 Kerangka Teori

Agen infeksi

1. Candida albicans

2. Streptococcus 3. Staphylococcus

Angular cheilitis

Penurunan vertikal dimensi

Defisiensi sitem imun

-Diabetes

-Downsyndrome

-HIV Kebiasaan buruk

Kebersihan rongga mulut

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

2.5 Kerangka Konsep

Profil Penderita angular cheilitis di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG

USU tahun 2016

1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. BMI 4. Kebersihan rongga mulut 5. Distribusi lesi 6. Waktu Penyembuhan

Angular Cheilitis

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan survei deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan

rancangan yang mendeskripsikan sebuah peristiwa.38 Penelitian survei deskriptif pada

penelitian ini dilakukan berdasarkan pengumpulan data sekunder pada penderita

angular cheilitis meliputi usia, jenis kelamin, BMI, kebersihan rongga mulut, distribusi

lesi, dan waktu penyembuhan pada sampel di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG

USU.

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU pada bulan

mei 2017. Lokasi ini dipilih karena FKG USU merupakan instansi yang fokus terhadap

pendidikan, pelayanan kesehatan, penelitian dan pengabdian di bidang kesehatan gigi

dan mulut.

3.3 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh data pada jurnal kepaniteraan klinik

di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016 dengan diagnosa angular

cheilitis pada periode 1 Januari - 31 Desember 2016.

3.4 Sampel Penelitian

Cara mengambil sampel penelitian ini dengan menggunakan total sampling yaitu

yaitu suatu teknik pengambilan sampel yang diambil meliputi keseluruh unsur populasi

meliputi 159 jurnal kepaniteraan klinik dengan pencatatan data seperti usia, jenis

kelamin, BMI, kebersihan rongga mulut, distrbusi lesi dan waktu penyembuhan pada

periode 1 Januari - 31 Desember 2016.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

3.5 Variabel penelitian

3.5.1 Variabel tergantung

Angular cheilitis

3.5.2 Variabel bebas

1. Usia

2. Jenis kelamin

3. BMI

4. Kebersihan rongga mulut

5. Distribusi lesi

6. Waktu penyembuhan

3.6 Definisi Operasional

Variabel Definisi

operasional

Cara ukur Hasil ukur Skala ukur

Angular

cheilitis

Lesi berupa fisur,

berwarna

kemerahan pada

sudut mulut yang

terjadi pada salah

satu atau kedua

sudut mulut.18

Jurnal

kepaniteraan

klinik

a. Ada

b. Tidak ada

Kategorik

Usia Usia pasien

angular cheilitis

yang tertera pada

jurnal

kepaniteraan

klinik

Jurnal

kepaniteraan

klinik

a. 1-4 tahun

b. 5-14 tahun

c. 15-24 tahun

d. 25-34 tahun

e. 35-44 tahun

f. 45-54 tahun

g. 55-64 tahun39

Kategorik

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Jenis kelamin Jenis kelamin

penderita angular

cheilitis yang

tertera pada jurnal

kepaniteraan

klinik

Jurnal

kepaniteraan

klinik

a. Perempuan

b. Laki-laki

Kategorik

BMI Data pengukuran

dari jurnal dengan

menggunakan

perhitungan berat

badan (kg) dibagi

dengan tinggi

badan kuadrat

(m2) dan

diklasifikasi

menurut WHO

tahun 200039

Perhitungan

manual

a. Underweight

b. Normal

c. Obesitas

Kategorik

Kebersihan

rongga mulut

Indeks kebersihan

rongga mulut yang

tertera pada jurnal

kepaniteraan

klinik

Jurnal

kepaniteraan

klinik

a. Baik

b. Sedang

c. Buruk

Kategorik

Distribusi lesi Tanda klinis pada

sudut mulut yang

berada pada satu

atau kedua sisi

sudut mulut

berupa fisur,

Jurnal

kepaniteraan

klinik

a. Unilateral

b. Bilateral

Kategorik

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

eritema atau

crusting

berdasarkan

jurnal

kepaniteraan

klinik

Waktu

penyembuhan

Waktu

penyembuhan

yang dialami oleh

pasien saat

pertama kali

datang dikurangi

dengan lamanya

perawatan saat

kontrol yang

tertera pada jurnal

kepaniteraan

klinik

Jurnal

kepaniteraan

klinik

a. 1-7 hari

b. > 7 hari

Kategorik

3.7 Sarana Penelitian

3.7.1 Alat

Alat-alat tulis seperti pensil, pulpen dan penghapus.

3.7.2 Bahan

Bahan yang digunakan adalah jurnal kepanitraan klinik dengan diagnosis

angular cheilitis di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU dari bulan Januari

sampai bulan Desember tahun 2016.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

3.8 Cara Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi pendahuluan.

b. Peneliti meminta izin kepada Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU.

c. Peneliti meminta izin kepada komisi etik (Ethical Clearance).

2. Tahap pelaksanaan

a. Tahap awal dari pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan

jurnal sesuai dengan kebutuhan peneliti.

b. Pengumpulan data dilakukan peneliti pada sampel jurnal yang terdiri dari

usia, jenis kelamin, BMI, kebersihan rongga mulut, distribusi lesi dan waktu

penyembuhan pada penderita angular cheilitis.

3. Penulisan laporan

Hasil dari pengumpulan data tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel dan dilihat

persentasenya kemudian diuraikan dalam hasil penelitian dan penarikan kesimpulan.

3.9 Pengolahan Data

Data diolah dengan sistem komputerisasi dan disajikan dalam bentuk tabel.

3.10 Analisa Data

Data diolah dan dihitung menggunakan sistem komputerisasi. Data tersebut

disajikan untuk mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Analisis data yang akan

digunakan terhadap variabel dari hasil penelitian dan dianalisis untuk mengetahui

distribusi dan frekuensi serta persentase dari tiap variabel, yang meliputi:

1. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan usia.

2. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis bersadarkan jenis kelamin.

3. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan BMI.

4. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan kebersihan rongga

mulut.

5. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan distribusi lesi.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

6. Distribusi dan frekuensi penderita angular cheilitis berdasarkan waktu

penyembuhan.

3.11 Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup beberapa hal sebagai berikut:

1. Persetujuan Komisi Etik (Ethical Clearence)

Peneliti mengajukan persetujuan pelaksanaan penelitian kepada komisi etik

penelitian kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun

nasional.

2. Persetujuan Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU (Surat Izin)

3. Kerahasiaan (Confidentiallity)

Sampel pada penelitian ini akan diberi jaminan atas data-data yang diberikan

agar identitas subjek pada sampel penelitian ini dapat dirahasiakan dan tidak akan

dipublikasikan tanpa seizin dari subjek peneltian.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Sampel merupakan data sekunder diperoleh dari jurnal kepanitraan klinik di

Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU tahun 2016 dengan jumlah sampel

sebanyak 159 jurnal kepaniteraan klinik.

4.1 Distribusi dan Frekuensi Angular Cheilitis Berdasarkan Usia

Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan usia (tabel 1) diperoleh

jumlah paling banyak berada pada rentang usia 5-14 tahun 141 orang (88,7%) dan

diikuti dengan rentang usia 15-24 tahun 7 orang (4,4%). Selanjutnya usia 1-4 tahun 4

orang (2,5%), usia 25-34 tahun 2 orang (1,3%), usia 35-44 tahun 2 orang (1,3%), usia

45-54 tahun 1 orang (0,6%), usia 55-64 tahun 2 orang (1,3%).

Tabel 1. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan usia

No Usia Frekuensi Persentase

1 1-4 4 2,5%

2 5-14 141 88,7%

3 15-24 7 4,4%

4 25-34 2 1,3%

5 35-44 2 1,3%

6 45-54 1 0,6%

7 55-64 2 1,3%

Jumlah 159 100%

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

4.2 Distribusi dan Frekuensi Angular Cheilitis Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan jenis kelamin (tabel 2)

diperoleh jumlah perempuan 69 orang (43,4%), sedangkan pada jenis kelamin laki-laki

90 orang (56,6%). Distribusi dan frekuensi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin

diperoleh rasio perbandingan antara perempuan dan laki-laki sebesar 1:1,30.

Tabel 2. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan jenis kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Persentase

1 Perempuan 69 43,4%

2 Laki-laki 90 56,6%

Jumlah 159 100%

4.3 Distribusi dan Frekuensi Angular Cheilitis Berdasarkan BMI

Distribusi sampel berdasarkan BMI (tabel 3), diperoleh bahwa jumlah yang

paling banyak dengan BMI kategori underweight 127 orang (79,9%). Sampel dengan

BMI normal 28 orang (17,6%), serta sampel dengan BMI obesitas 4 orang (2,5%).

Tabel 3. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan BMI

No BMI Frekuensi Persentase

1 Underweight 127 79,9%

2 Normal 28 17,6%

3 Obesitas 4 2,5%

Jumlah 159 100%

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

4.4 Distribusi dan Frekuensi Angular cheilitis Berdasarkan Kebersihan

Rongga Mulut

Distribusi sampel berdasarkan kebersihan rongga mulut (tabel 4), diperoleh hasil

yang paling banyak terdapat pada kategori sedang yaitu 93 orang dengan persentase

58,5%, diikuti dengan kategori kebersihan rongga mulut yang buruk 45 orang (28,3%),

dan jumlah paling sedikit dengan kebersihan rongga mulut yang baik 21 orang (13,2%).

Tabel 4. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan kebersihan rongga mulut

No Kebersihan rongga

mulut

Frekuensi Persentase

1 Baik 21 13,2%

2 Sedang 93 58,5%

3 Buruk 45 28,3%

Jumlah 159 100%

4.5 Distribusi dan Frekuensi Angular Cheilitis Berdasarkan Distribusi Lesi

Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan distribusi lesi (tabel 5),

diperoleh hasil yang paling banyak yaitu bilateral atau pada kedua sudut mulut 115

orang (72,3%), sedangkan pada distribusi lesi unilateral atau salah satu sudut mulut

sebanyak 44 orang (27,7%).

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Tabel 5. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan distribusi lesi

No Distribusi lesi Frekuensi Persentase

1 Unilateral 44 27,7%

2 Bilateral 115 72,3%

Jumlah 159 100%

4.6 Distribusi dan Frekuensi Angular Cheilitis Berdasarkan Waktu

Penyembuhan

Distribusi sampel berdasarkan waktu penyembuhan (tabel 6), diperoleh hasil

yang paling banyak yaitu pada waktu >7 hari 92 orang (57,9%). Sedangkan pada kurun

waktu 1-7 hari terdapat 67 orang (42,1%).

Table 6. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan waktu penyembuhan

No Waktu

penyembuhan

Frekuensi Persentase

1 1-7 hari 67 42,1%

2 >7 hari 92 57,9%

Jumlah 159 100%

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

BAB 5

PEMBAHASAN

Angular cheilitis dapat terjadi pada semua usia, namun pada umumya sering

menyerang anak-anak. Penelitian yang dilakukan oleh Herlin et al. diketahui kelompok

usia yang sering terjadi angular cheilitis yaitu 5-11 tahun (89,2%).17 Pendapat tersebut

sejalan dengan penelitian ini bahwa distribusi dan frekuensi sampel berdasarkan usia

paling banyak berada pada rentang usia 5-14 tahun 141 orang (88,7%). Tingginya

kelompok usia anak-anak yang menderita angular cheilitis diduga berhubungan dengan

faktor asupan nutrisi. Keseimbangan asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak harus

terpenuhi karena sedang menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan

energi pada anak digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas seperti bermain atau

berolah raga, sehingga apabila kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi maka dapat

menyebabkan manifestasi penyakit salah satunya pada rongga mulut yaitu angular

cheilitis.17,31,37

Berdasarkan jenis kelamin (tabel 2), didapatkan bahwa jumlah sampel berjenis

kelamin laki-laki lebih banyak dijumpai dibandingkan perempuan yaitu 90 orang

(56,6%) dengan perbandingan 1,3:1. Angular cheilitis dapat terjadi pada laki-laki

maupun perempuan. Perbedaan yang menyebabkan hal tersebut diduga berkaitan

dengan hal kebiasaan. Perempuan cenderung memperhatikan hiegenitas diri, salah

satunya dalam menjaga kebesihan rongga mulut. Kebersihan rongga mulut yang baik

dapat menurunkan risiko terjadinya angular cheilitis.17 Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Citra et al. yaitu bahwa jumlah penderita yang

mengalami angular cheilitis lebih banyak terjadi pada anak laki-laki (51%).10

Berdasarkan BMI (tabel 3), pada penelitian ini didapatkan bahwa penderita angular

cheilitis memiliki kondisi underweight atau status gizi yang buruk 127 orang (79,9%).

BMI merupakan salah satu cara penilaian status gizi. Penelitian yang dilakukan oleh

Citra et al. ditemukan bahwa tingginya frekuensi anak dengan status gizi dibawah

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

normal yang mengalami angular cheilitis mencapai 84%.10 Salah satu faktor

predisposisi terjadinya angular cheilitis yaitu defisiensi nutrisi.40 Defisiensi nutrisi

dapat menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh, sehingga berbagai

mikroorganisme seperti bakteri dan jamur mudah menginfeksi jaringan.15 Hal tersebut

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lubis, yang menyebutkan bahwa

defisiensi nutrisi berhubungan dengan terjadinya angular cheilitis (53,23%).3

Kebersihan rongga mulut (tabel 4) merupakan salah satu faktor predisposisi

terjadinya angular cheilitis. Penelitian ini menunjukkan bahwa kebersihan di rongga

mulut paling banyak dengan kategori sedang 93 orang (58,5%). Mikroorganisme rongga

mulut merupakan salah satu faktor lokal yang berkontribusi dalam terjadinya angular

cheilitis. Mikroorganisme yang terlibat dalam terjadinya angular cheilitis seperti

Candida albicans, Staphylococcus, dan Streptococcus.2 Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ohman dan Warnakulasuriya yaitu ditemukannya

mikroorganisme seperti Candida albicans dan Staphylococcus yang diisolasi dari lesi

angular cheilitis.4,22 Penelitian David et al. menyebutkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara kondisi rongga mulut yang buruk terhadap angular cheilitis.23

Mikroorganisme rongga mulut merupakan flora normal yang ada di rongga mulut,

namun mikroorganisme tersebut dapat berubah menjadi patogen.41,42

Berdasarkan distribusi lesi (tabel 5), distribusi lesi yang paling banyak ditemukan

pada sampel yaitu bilateral atau pada kedua sudut mulut 115 orang (72,3%). Penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Warnakulasuriya et al. yaitu

ditemukan lesi paling banyak terjadi secara bilateral (76%).4 Demikian halnya

penelitian yang dilakukan oleh David et al, distribusi lesi tertinggi terjadi secara

bilateral (65%).23 Distribusi lesi angular cheilitis dapat terjadi unilateral maupun

bilateral. Lesi yang terjadi unilateral pada umumnya diakibatkan oleh kebiasaan buruk

yaitu menjilat sudut mulut. Lesi yang terjadi bilateral umumnya diakibatkan oleh

adanya defisiensi nutrisi.24 Angular cheilitis yang berhubungan dengan kekurangan gizi

memberikan gambaran lesi yang terjadi bilateral yang umumnya meluas beberapa

milimeter pada sudut mulut yaitu 1-10 mm.3

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Waktu penyembuhan yang paling banyak ditemukan berada pada kurun waktu

>7 hari (14 hari) 92 orang (58%). Perawatan angular cheilitis dilakukan berdasarkan

etiologi utama yaitu infeksi patogen dari mikroorganisme bakteri dan jamur. Penelitian

ini ditemukan lama waktu penyembuhan dengan sampel terbanyak yaitu selama 14 hari.

Proses penyembuhan terhadap jaringan terjadi karena adanya sel-sel imun. Sel-sel

proinflamasi sitokin seperti interleukin-1, interleukin-8, dan tumor necrosis factor

(TNF) membantu melawan agen infeksi, mempersiapkan jaringan, dan meningkatkan

aktivasi sel-sel fagosit. Selanjutnya, setelah adanya pelepasan sitokin maka akan

dilanjutkan dengan pembentukan sel fibroblas yang akan memengaruhi proses

reepitelisasi.42 Penelitian yang dilakukan oleh Ohman menyebutkan pengobatan dengan

nystatin sembuh dalam waktu 28 hari dan perawatan dengan fusidic acid sembuh dalam

waktu 14 hari.44

Proses penyembuhan dapat terganggu dengan melibatkan faktor lokal dan

sistemik. Faktor lokal yang dapat memengaruhi proses penyembuhan yaitu oksigenasi,

dan infeksi. Oksigen sangat penting bagi sel untuk bermetabolisme khususnya ATP

yang berperan dalam penyembuhan jaringan. Apabila kekurangan oksigen maka waktu

penyembuhan akan berlangsung lebih lama. Demikian halnya dengan infeksi, ketika

mikroorganisme menginfeksi jaringan yang terluka, maka akan menyebabkan inflamasi

berlangsung lebih lama. Mikroorganisme tersebut menyebabkan meningkatnya sel-sel

imun seperti interleukin-1 dan TNF-α dan akan memperpanjang fase inflamasi. Jika hal

tersebut terus berlanjut maka dapat menyebabkan jaringan gagal untuk sembuh. Faktor

sistemik yang memengaruhi waktu penyembuhan yaitu usia, hormon, stres, dan,

penyakit sistemik seperti diabetes.45 Lama waktu penyembuhan pada fase inflamasi 4-6

hari dan fase proliferasi berlangsung selama 4-14 hari.46

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Departemen Ilmu Penyakit

Mulut FKG USU, maka dapat di simpulkan sebagai berikut:

1. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan usia diperoleh hasil

bahwa rentang usia yang paling banyak yaitu 5-14 tahun 141 orang (88,7%).

2. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan jenis kelamin diperoleh

hasil bahwa jumlah laki-laki lebih banyak yaitu 90 orang (56,6%) dibandingkan dengan

perempuan sebanyak 69 orang (43,4%).

3. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan BMI diperoleh hasil

bahwa paling banyak berada pada kategori underweight sebanyak 127 orang (79,9%).

4. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan kebersihan rongga

mulut diperoleh hasil bahwa paling banyak yaitu kategori sedang sebanyak 93 orang

(58,5%).

5. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan distribusi lesi diperoleh

hasil paling banyak yaitu bilateral sebanyak 115 orang (72,3%).

6. Distribusi dan frekuensi angular cheilitis berdasarkan waktu penyembuhan

diperoleh hasil paling banyak yaitu >7 hari sebanyak 92 orang (57,9%).

6.2 Saran

1. Berdasarkan distribusi dan frekuensi BMI yang mengalami underweight

dengan rentang usia 5-14 tahun, maka dapat dijadikan data penyuluhan bagi instansi

kesehatan.

2. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pemeriksaan status

nutrisi yang lebih akurat seperti pemeriksaan darah agar dapat berguna bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu penyakit mulut.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

3. Mahasiswa klinik di Departemen Ilmu Penyakit Mulut FKG USU disarankan

untuk mencatat data jurnal kepaniteraan klinik dengan baik agar dapat menyajikan data

yang lengkap sebagai data penelitian.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

DAFTAR PUSTAKA

1. Sarumahi T, Mahalakshmi K, Saranvanakumar B, Hemalatha VT, Aartthinisha V.

A review of oral candidiasis in oral mucosal lesions. RJPBCS 2014: 1167-9.

2. Scully C. Oral and maxillofacial medicine, the basis of diagnosis and treatment.

Toronto: Wright, 2004: 189-92.

3. Lubis S. Hubungan status gizi dengan terjadinya keilitis angularis pada anak umur

6-12 tahun di enam panti asuhan di kota madya Medan. Dentika Dent J. 2006:

180-1.

4. Warnakulasuriya KAAS, Samayaranke LP. Peiris JSM: Angular cheilitis in a

group of srilanka adults: a clinical and microbiologic study. J Oral Pathol Med

1991; 20: 172-5.

5. Unur M, Kayhan KB, Altop MS, Metin ZB, Keskin Y. The prevalence of oral

mucosal lessions in children: a single center study. J Istanbul univ Dent 2015; 49

(3): 29-38.

6. Mathew AL, Pai KM, Sholapukar AA, Vengal M. The prevalence or oral mucosal

lessions in patients visiting a dental school in Southern India. Indian J Dent Res

2008; 19: 99-103.

7. Parlak AH, Koybasi S, Yavuz T, et al. Prevalence of oral lessions in 13-16-years

old students in Duzce, Turkey. Oral Disease 2006; 554-555.

8. Garcia-Pola Vallejo MJ, Martinez Diaz-Canel AI, Garcia Martin JM, Garcia M.

Risk factors for oral soft tissue lessions in an adult spanish population. Community

Dent Oral 2002; 30: 277-285.

9. Feng J, Zengtong Z, Xuemen S, et al. Prevalence and distribution of oral mucosal

lesions: a cross-sectional study in Shanghai, China. J Oral pathol Med 2015: 490-

491.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

10. Hery C, Mintjelungan CN, Joenda S. Hubungan status gizi dengan kejadian

angular cheilitis pada anak-anak di lokasi pembuangan akhir sumompo Manado.

J eG. 2013: 32-7.

11. Kavcic MK, Skaleric U. Prevalence of oral mucosal lessions in a population in

Ljubljana, Slovenia. J Oral Pathol 2000: 331-5.

12. Zwiri AMA. Prevalence and associated factors of denture wearing associated

oral lessions among dental patients attending college of dentistry clinics in aljouf

university. European Scientific Journal 2016: 12: 326-328.

13. Crivelli MR, Aguas S, Adler I, Quarracino, Bazerque P. Influence of

sosioeconomic status on oral mucosa lessions prevalence in school children.

Commun Dent. Oral Epidemol 1988; 16: 58-60.

14. Iman D, Hendarti HT, Radithia D. Prevalensi angular cheilitis pada anak usia 5-

18 tahun di panti asuhan habibie Surabaya. Oral Medicine Dental Journal ; (6):

74-78.

15. Vieira-Andrade RG, Martins-Junior PA, Correa-Faria P, et al. Oral mucosal

conditions in preschool children of low sosioeconomic status: prevalence and

determinant factors. Eur J Pediatr 2013; 172: 675-681.

16. Bamji MS, Sarma KVR, Radhaniah G. Relationship between biochemical and

clinical indices of b-vitamin deficiency. a study in rural school boys. Br. J. Nutr

1979; 41: 431- 441.

17. Sriwahyuni H, Hernawati S, Mashartini A. Insidensi dan distribusi penderita

angular cheilitis pada bulan oktober-desember tahun 2015 di RSGM Universitas

Jember 2017; 5: 120-121.

18. Greenberg M, Glick M, Ship JA. eds. Burket’s oral medicine. 11 th ed.,

Hamilton: BC Decker Inc, 2008: 80-81.

19. Blanck HM, Bowman BA, Serdula MK, et al. Angular stomatitis and riboflavin

status among adolescent bhutanese refugees living in Southeastern Nepal. Am J

Clin Nutr 2002; 76: 430-5.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

20. Sahetapy OM, Hadi P, Jusri M. Prevalensi angular cheilitis pada anak anemia

defisiensi zat besi di panti asuhan al-Kahfi Surabaya. Oral Medicine Dental

Journal 2015; 7: 48-53.

21. Zaidan TF. Angular cheilitis and iron deficiency anemia. MDJ 2008; 5: 120-6.

22. Ohman SC, Dahlen G, Moller A, Ohman A. Angular cheilitis: a clinical and

microbial study. J Oral Pathol 1986; 15: 213-7.

23. Cross D, Eide ML, Kotinas A. The clinical features of angular cheilitis occuring

orthodontic treatment: a multi-centre observational study. Journal of orthodontics

2010; 37 (2): 80-6.

24. Hari S, Anil S. Angular cheilitis: review of etiology and clinical management.

K.D.J 1989; 13 (2): 229-31.

25. Sharmila R, Muralidharan NP. Angular cheilitis in complete dentures. Journal of

Pharmaceutical Science and Research 2015; 7 (8): 589-599.

26. Decker RT, Sirois DA, Mobley CC. Nutrition and oral medicine. Totowa:

Humana Press, 2005: 3-4.

27. Stageman, Cynthia A. The dental hygienist’s guide to nutritional care. 3 rd ed

Texas: Elsevier, 2010: 5-10.

28. Barasi ME. Nutrition at a glance. Alih bahasa. Hermin H. Jakarta: Erlangga,

2007: 6-15, 82-93.

29. Irianto K, Kusno W. Gizi dan pola hidup sehat. Bandung: Yrama Widya, 2004:

22-45.

30. Aher A, Aher P. Study of haematology parameters and various risk factors in

children suffering from iron defficiency anemia. Ejbps 2016; 5: 470-3.

31. Vedi A, Goel R, Veeresha KL, Sogi GM, Swanty A. Oral health and

malnutrition. International Journal of Anvanced Research 2015; 3: 381-6.

32. Shrivastava SR, Shrivastava PS, Ramasamy J. Assessment of nutritional status in

the community and clinical settings. J Med Sci 2014; 34 (5): 211-3.

33. Pahlevi AE. Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar. KEMAS 2012; 2:

122-6.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

34. Faiqotul, Asih SW, Joelianto R. Hubungan antara kebiasaan makan dengan status

gizi pada anak usia pra sekolah (3-6 th) di kelurahan tenggara kabupaten

Bondowoso. The Indonesian Journal of Health Science 2011; 2: 69-72.

35. Budiyanto MAK. Dasar-dasar ilmu gizi. Malang: UMM Pres, 2004: 245-246.

36. Sebataraja RL, Oenzil F, Asterina. Hubungan status gizi dengan status sosial

ekonomi keluarga murid sekolah dasar di daerah pusat pinggiran dan pinggiran

kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas 2014; 3 (2): 182-7.

37. Park KK, Brodell RT, Helms SE. Angular cheilitis, part 2: nutritional, systemic,

and drug-related causes and treatment. Cutis 2011; 88: 27-28.

38. Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran: EGC, 2003: 28-9.

39. World Health Organization: International statistical classification of disease and

related health problems. WHO, Geneva, 2016.

40. Fajriani. Management of angular cheilitis in children. J Dentomaxillofac Sci

2017; 2: 1-3.

41. Park KK, Brodell RT, Helms SE. Angular cheilitis, part 1: local etiologies. Cutis

2011; 87: 289-293.

42. Samarayanke LP. Nutritional factors and oral candidosis. J Oral Pathol 1986; 15:

61-5.

43. Glaser JKK, Marucha PT, Malarkey WB, Mercado AM, Glaser R. Slowing of

wound healing by psychological stress. Lancet 1995; 346: 1194-96.

44. Ohman SC, Jontell M. Treatment of angular cheilitis: the significance of

microbial analysis, antimicrobial treatment, and interfering factor. Acta

Odontologica Scandinavica 2015; 46: 267-272.

45. Guo S, Dipietro LA. Factors affecting wound healing. J Dent Res 2009; 89: 219-

225.

46. Broughton G, Janis JE, Attinger CE. The basic science of wound healing. Plast.

Reconstr. Surg 2006; 117 (suppl): 12S-19S.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Lampiran 3

Form Pengumpulan Data

No Nama Usia Jenis kelamin

BMI Gambaran klinis

Kebersihan rongga mulut

Waktu penyembuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan 69 43.4 43.4 43.4 Laki-Laki 90 56.6 56.6 100.0 Total 159 100.0 100.0

BMI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Underweight 127 79.9 79.9 79.9 Normal 28 17.6 17.6 97.5 Obesitas 4 2.5 2.5 100.0 Total 159 100.0 100.0

Lampiran 4

Frequency table

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-4 4 2.5 2.5 2.5 5-14 141 88.7 88.7 91.2 15-24 7 4.4 4.4 95.6 25-34 2 1.3 1.3 96.9 35-44 2 1.3 1.3 98.1 45-54 1 .6 .6 98.7 55-64 2 1.3 1.3 100.0 Total 159 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Kebersihan rongga mulut

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Baik 21 13.2 13.2 13.2

Sedang 93 58.5 58.5 71.7 Buruk 45 28.3 28.3 100.0 Total 159 100.0 100.0

Distribusi Lesi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Unilateral 44 27.7 27.7 27.7

Bilateral 115 72.3 72.3 100.0 Total 159 100.0 100.0

Waktu Penyembuhan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-7 Hari 67 42.1 42.1 42.1 >7 Hari 92 57.9 57.9 100.0 Total 159 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Lampiran 5

Rincian Biaya Penelitian

Besar biaya yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini sebesar Rp 538.000,-

dengan rincian berikut:

Proposal

1. Bahan ATK

- Kertas A4 1 rim @Rp 30.000,-

- Kertas Kuarto 1 rim @Rp 30.000,-

= Rp 60.000,-

2. Penjilidan = Rp 49.000,-

3. Biaya Literatur

- Fotokopi = Rp 50.000,-

Penelitian

1. Alat

- Alat Tulis (Pulpen, pensil, buku) = Rp 20.000,-

Hasil

1. Bahan ATK

- Kertas A4 1 rim @Rp 30.000,-

- Kertas Kuarto 1 rim @Rp 30.000,-

= Rp 60.000,-

2. Penjilidan = Rp 49.000,-

3. Biaya Literatur

- Fotokopi = Rp 50.000,-

4. Biaya tak terduga = Rp 200.000,-

Total = Rp 538.000,-

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PROFIL PENDERITA ANGULAR CHEILITIS DI DEPARTEMEN ILMU ...

Universitas Sumatera Utara