Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah...

46
2-1 Profil Kota Bontang

Transcript of Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah...

Page 1: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-1

Profil Kota

Bontang

Page 2: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-2

2.1 WILAYAH ADMINISTRASI

Kota Bontang merupakan salah satu kota di Provinsi Kalimantang Timur yang terletak

sekitar 120 km dari Kota Samarinda Ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Kota Bontang

terletak diantara 0001’ Lintang Utara – 0012’ Lintang Utara dan 117028’ Bujur Timur

dengan luas wilayah seluas 49.757 ha yang didominasi oleh lautan, yaitu seluas 34.977

ha (70,30%) sedangkan wilayah daratannya hanya seluas 14.780 ha (29,70%). Wilayah

Kota Bontang terletak di bagian tengah wilayah Provinsi Kalimantan Timur, berada di

pesisir pantai timur. Batas wilayah Kota Bontang sebagai berikut :

Batas Utara : Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur

Batas Timur : Selat Makassar

Batas Selatan : Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kertanegara

Batas Barat : Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur

Wilayah administratif Kota Bontang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan

Bontang Utara, Kecamatan Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang Barat. Kecamatan

Bontang Utara terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Guntung, Kelurahan Loktuan,

Kelurahan Gunung Elai, Kelurahan Api-api, Kelurahan Bontang Baru, dan Kelurahan

Bontang Kuala. Kecamatan Bontang Selatan terdiri dari 6 Kelurahan yaitu Kelurahan

Satimpo, Kelurahan Tanjung Laut, Kelurahan Berbas Pantai, Kelurahan Berebas Tengah,

Kelurahan Tanjung Laut Indah dan Kelurahan Bontang Lestari. Kecamatan Bontang Barat

terdiri dari 3 Kelurahan yaitu Kelurahan Belimbing, Kelurahan Gunung Telihan dan

Kelurahan Kanaan. Berdasarkan prosentasi tersebut wilayah adimistratif berdasarkan

Kecamatan bahwa Kecamatan Bontang Selatan memiliki luasan terbesar 10.440 ha di

bandingkan Kecamatan Bontang Utara 2.620 ha dan Bontang Barat 1.720 ha.

Gambar 2.1

Prosentasi Luas Wilayah Administratif Kota Bontang Berdasarkan Kecamatan

Page 3: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-3

GAMBAR 2.2

Page 4: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-4

2.2 POTENSI WILAYAH KOTA BONTANG

Kota Bontang memiliki banyak potensi investasi yang masih terbuka untuk terus

dikembangkan, diantaranya dalam bidang pertanian, pertambangan, industri,

perdagangan, jasa, dan pariwisata.

2.2.1 Bidang Pertanian

Bidang pertanian dapat kita bagi dalam 3 (tiga) jenis, yaitu : (1) Padi, palawija dan

hortikultura; (2) Perkebunan dan peternakan; dan (3) Perikanan.

1. Padi, Palawija dan Hortikultura

Potensi pertanian tanaman pangan di Kota Bontang tidak terlalu menonjol, mengingat

Bontang adalah daerah perkotaan. Selama ini Kota Bontang masih mengandalkan suplai

bahan-bahan makanan dari daerah lain.

Untuk tahun 2014 produksi padi di Kota Bontang mengalami peningkatan jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 2.789,38 kwintal dengan luas

panen mencapai 62 Ha.

Untuk tanaman sayur-sayuran pada tahun 2014 luas panennya juga mengalami

peningkatan terutama tanaman jamur dan sawi.

Produksi buah-buahan pada tahun 2014 tertinggi adalah mangga, diikuti pisang dan

pepaya.

Tabel 2.1 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung

di Kota Bontang Tahun 2013-2014

Page 5: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-5

Tabel 2.2 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah dan Kacang Hijau

di Kota Bontang Tahun 2013-2014

Tabel 2.3 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu dan Ubi Jalar

di Kota Bontang Tahun 2013-2014

Tabel 2.51 Produksi Tanaman Sayuran Menurut Kecamatan dan jenis Sayuran

di Kota Bontang Tahun 2013-2014

Page 6: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-6

Tabel 2.5 Produksi Buah-buahan di Kota Bontang Tahun 2013-2014

2. Perkebunan dan Peternakan

Populasi ternak di Kota Bontang tahun 2013 didominasi oleh hewan ternak Babi, yaitu

sebanyak 3.343 ekor, diikuti oleh populasi sapi sebanyak 712 ekor dan kambing 493.

Sedangkan populasi unggas yang paling dominan adalah ayam Kampung, yaitu sebanyak

76.673 ekor, diikuti oleh populasi itik 5.030 ekor.

Tabel 2.6 Produksi Tanaman Perkebunan di Kota Bontang Tahun 2012-2013

Tabel 2.7

Populasi Ternak di Kota Bontang Tahun 2013-2014

Page 7: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-7

Tabel 2.8 Populasi Unggas di Kota Bontang Tahun 2013-2014

3. Perikanan

Wilayah laut di Kota Bontang lebih luas daripada wilayah daratan, oleh karena itu wajar

jika hasil produksi perikanan didominasi oleh perikanan laut. Hasil produksi perikanan

laut yang paling banyak adalah ikan baronang lingkis (1.690,4 ton) diikuti ikan layang

(1.505,5 ton). Sedangkan produk olahan hasil perikanan laut yang terbanyak adalah

Baronang Lingkis yang diasinkan yaitu sebanyak 845,2 ton.

Produksi perikanan budidaya tambak yang diusahakan di Kota Bontang terbanyak adalah

bandeng (6,2 ton), diikuti udang putih (4,8 ton), dan udang windu (4,2 ton). Ikan lele

merupakan produk budidaya kolam yang terbanyak yaitu 29,6 ton, dan ikan nila dengan

3,9 ton.

Tabel 2.9 Produksi Perikanan Tangkap di Kota Bontang Tahun 2013-2014

Page 8: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-8

Tabel 2.10 Produksi Ikan/Tumbuhan/Hewan Laut di Kota Bontang Tahun 2013-2014

Page 9: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-9

Tabel 2.11 Produksi Perikanan Budidaya Keramba dan Rumput Laut di Kota Bontang Tahun 2014

Tabel 2.12

Produksi Perikanan Budidaya Tambak di Kota Bontang Tahun 2013-2014

Tabel 2.13

Produksi Perikanan Budidaya Kolam di Kota Bontang Tahun 2013-2014

2.2.2 Bidang Pertambangan

Wilayah Kota Bontang tidak memiliki Sumber Daya Alam (SDA) pertambangan yang

potensial, khususnya pertambangan skala besar. Selain karena luas wilayah daratannya

lebih kecil dari luas lautan, juga karena kondisi geologinya yang membuat Kota Bontang

tidak memiliki kandungan bahan tambang. Lokasi pertambangan skala besar ada di

sekitar Kota Bontang, yaitu Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Adapun pertambangan skala kecil yang ada di Kota Bontang hanya pada tambang galian

C, yang menghasilkan pasir (tanah urug).

Page 10: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-10

2.2.3 Bidang Industri

Banyaknya Industri Logam, Mesin, Elektronika dan Aneka industri kecil di tahun 2013

menunjukkan peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya, dari 383 unit usaha

menjadi 400 unit usaha. Sedangkan untuk Industri Kimia, Agro, dan Hasil Hutan

mengalami pengurangan jumlah unit usaha dari tahun sebelumnya. Di tahun 2013

tercatat ada 389 unit usaha dengan nilai investasi sebesar 13.718,824 juta rupiah.

Gas alam cair merupakan komoditi utama yang menopang perekonomian Kota Bontang

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 produksi LNG, yang dikelola oleh PT Badak NGL,

mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013. Tercatat produksi total

LNG pada tahun 2014 sebesar 22.244.537 m3 dengan produksinya tertinggi sebesar

2.119.998 m3 pada bulan Januari 2014. Untuk nilai ekspor LNG tertinggi terjadi pada

bulan Juni 2014 sebesar 1.823.228 m3. Total eksporpada tahun 2014 sebesar 19.328.825

m3.

Komoditi unggulan di Kota Bontang setelah gas alam cair adalah pupuk. Pada tahun

2014 produksi ammonia (dapat dijual) PT Pupuk Kaltim tercatat sebanyak 662.823 ton,

sedangkan produksi urea (curah dan kantong) sebanyak 3.019.345 ton. Sedangkan untuk

penyaluran ammonia (dapat dijual) sebanyak 313.550 ton kedalam negeri dan 343.931

ton keluar negeri. Sedangkan urea (curah dan kantong) disalurkankan kedalam negeri

sebanyak 2.086.091 ton dan keluar negeri sebanyak 704.436 ton.

Tabel 2.14 Banyaknya Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Aneka Industri serta Tenaga Kerja dan

Investasi di Kota Bontang Tahun 2010-2014

Page 11: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-11

Tabel 2.15 Produksi Ekspor dan Pengapalan LNG Menurut Bulan Tahun 2010-2014

Tabel 2.16

Produksi dan Penyaluran Amoniak (dapat dijual) Tahun 2009-2014

Page 12: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-12

Tabel 2.17 Produksi Urea Curah dan Urea Kantong Tahun 2014

Tabel 2.18

Penyaluran/Distribusi Urea Curah dan Urea Kantong Tahun 2014

2.2.4 Bidang Perdagangan

Pada tahun 2014, banyaknya perusahaan di Kota Bontang menurut bentuk Badan Hukum

adalah sejumlah 384 perusahaan. Sedangkan banyaknya usaha menurut kategori

perdagangan besar sebanyak 13, perdagangan menengah sebanyak 62 dan perdagangan

kecil sebanyak 216.

Page 13: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-13

Sementara itu Kota Bontang memiliki sarana perdagangan seperti pasar umum sebanyak

3 tempat dan toko sebanyak 209 tempat.

Jumlah koperasi pada tahun 2014 sebanyak 112 unit atau bertambah dari tahun

sebelumnya, dengan volume usaha mencapai 328 Miliar rupiah lebih.

Tabel 2.19 Jumlah Perusahaan Berbadan Hukum di Kota Bontang Tahun 2008-2014

Tabel 2.20 Jumlah Usaha di Kota Bontang Tahun 2009-2014

Tabel 2.21

Jumlah Sarana Perdagangan di Kota Bontang Tahun 2007-2013

Page 14: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-14

Tabel 2.22 Jumlah Koperasi di Kota Bontang Tahun 2010-2014

2.2.5 Bidang Jasa

Perkembangan dan Potensi dalam lingkup bidang jasa di Kota Bontang cukup luas dan

terus berkembang, antara lain : jasa telekomunikasi, jasa kelistrikan, jasa air bersih,

jasa transportasi dan angkutan, pos dan ekspedisi pengiriman, jasa keuangan dan bank,

jasa boga/catering, jasa konsultan dan konstruksi, jasa security (keamanan), dan lain-

lain.

2.2.6 Bidang Pariwisata dan Perhotelan

Kota Bontang memiliki potensi wisata yang beragam, antara lain Wisata Alam, Wisata

Seni dan Budaya, Wisata Kuliner, Wisata Belanja, Wisata Bahari, dan Wisata Religi.

Potensi wisata yang beragam tersebut terbentuk karena faktor letak geografis Kota

Bontang, juga dipengaruhi pula oleh faktor heterogenitas enis dari masyarakat Kota

Bontang yang berada di dalamnya.

a. Wisata Alam dan Kawasan Wisata

Wisata Pulau Beras Basah

Pulau Beras Basah merupakan pulau yang terletak di perairan selatan Kota Bontang

dengan luas ± 2 ha. Panorama pantai serta perairan di sekitarnya direncanakan menjadi

sebuah kawasan wisata antara lain menyelam/diving, snorkling, memancing, fotografi

dan bersantai.

Daya tarik lainnya adalah Pulau Kedindingan yang berpotensi untuk pengembangan daya

tarik wisata menyelam, snorkeling dan bersantai. Di sekitar pulau ini akan direncanakan

sebuah kawasan wisata anjungan dengan fasilitas antara lain : area jetski, banana boat,

water boom, diving, snorkeling, area bermain anak, ruang makan, dapur, ruang

peralatan dan area bersantai. Daya tarik lainnya yang terdapat di perairan Kedindingan

beberapa jenis aneka ragam hayati seperti terumbu karang dan ikan.

Page 15: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-15

Gambar 2.3 Obyek Wisata Pulau Beras Basah

Wisata Bawah Laut

Sebagian wilayah laut Kota Bontang juga memiliki terumbu karang yang potensial untuk

dijadikan obyek wisata bawah laut. Lokasi wisata terumbu karang sebagian besar

berada di area obyek wisata pulau-pulau kecil yang perairannya dangkal seperti di

sekitar Pulau Beras Basah.

Gambar 2.4 Wisata Bawah Laut

Wisata Mangrove (Hutan Bakau)

Potensi terbesar Bontang adalah wilayah pesisir dan laut yang kaya akan sumber daya

laut. Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang.

Ikan laut, rumput laut, padang lamun, hutan mangrove, teripang, dan biota laut lainnya

banyak terdapat di pesisir dan laut. Menurut hasil survei Marine Resources Evaluation

Project (MREP) pada 1995, diketahui bahwa sumber pesisir dan laut di Kota Bontang

meliputi: hutan mangrove sekitar 600 ha, padang lamuh 13.990.8 ha, terumbu karang

8.744 ha dan rumput laut sekitar 16 ha. Potensi tersebut dapat dikembangkan

pemberdayaan sumberdaya alam yang akan menjadi salah satu sektor unggulan di Kota

Page 16: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-16

Bontang. Adapun potensi tersebut, berupa ekosistem terumbu karang di sepanjang

perairan laut, terutama terumbu karang tepi. Sedangkan eskosistem padang lamun dan

hutan mangrove berada di sekitar Pulau Melahing, Agar-agar Panjang, Karang Segajah,

Badak-badak, Tanjung Paukung, Nyerekat, Tanjung Laut, dan Teluk Sekambing.

b. Wisata Seni dan Budaya

Pesta Laut, Bontang Kuala

Pesta laut sebagai pelestarian adat budaya Bontang Kuala yang digelar setiap bulan

Desember. Pesta laut merupakan refleksi penghormatan kepada cipta karsa dan karya

leluhur, khususnya di bidang adat seni dan budaya. ”Hal ini harus terus dilestarikan,

karena adat budaya merupakan identitas dan hak masyarakat yang harus dihormati.

Pesta laut yang dilaksanakan ini bertujuan selain menjadi ajang promosi bagi daerah

Bontang juga melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya lokal, serta sebagai

wahana informasi kepada masyarakat seni dan budaya daerah.

Gambar 2.5 Pesta Laut di Bontang Kuala

Erau Pelas Benua, Guntung

Guntung merupakan satu-satunya bagian Kota Bontang yang sebagian besar warganya

masih keturunan Kutai. Letaknya pun didekat perbatasan wilayah Kutai Timur. Namun

seiring perkembangan, wilayah ini mulai bercampur dengan suku-suku lainnya, baik dari

Kalimantan maupun luar Kalimantan. Tak heran kalau di Bontang, upacara Erau hanya

diadakan di Guntung setiap tahunnya.

Erau berasal dari kata Eroh, yaitu ramai dan penuh suka cita. Pelas berarti

membersihkan wilayah mereka dari unsur-unsur negatif. Caranya dengan melakukan

Page 17: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-17

penyembelihan binatang yang kemudian darahnya dipercikan ke permukaan bumi,

sebagai tanda syukur atas rejeki yang diberikan oleh Maha Pencipta. Karena itu

pelaksanaannya biasanya dilakukan setelah panen.

Gambar 2.6 Erau Pelas Benua, Guntung

2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI

2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan

Sebagai kota yang sedang berkembang terutama dengan keberadaan dua perusahaan

besar berskala nasional yakni PT Badak LNG dan PT.Pupuk Kaltim menjadi daya tarik

utama bagi para pendatang, maka setiap tahun jumlah penduduk Kota Bontang semakin

meningkat. Pertambahan tersebut tidak hanya disebabkan faktor alami pertumbuhan

penduduk yakni kelahiran dan kematian tetapi juga faktor lain yang tidak kalah

pentingnya yakni migrasi.

Jumlah penduduk Kota Bontang pada tahun 2014 adalah 159.614 jiwa, penyebaran

jumlah penduduk di tiga kecamatan tidak merata seperti tahun-tahun sebelumnya,

yakni jumlah penduduk di Kecamatan Bontang Selatan sebesar 63.348 jiwa, sedangkan

di Kecamatan Bontang Utara adalah 68.906 jiwa dan di Kecamatan Bontang Barat

27.361 jiwa. Adapun jumlah KK keseluruhan di Kota Bontang pada tahun 2014 adalah

31.923 KK, dengan penyebaran jumlah KK antara lain di Kecamatan Bontang Selatan

sebanyak 12.670 KK, sedangkan di Kecamatan Bontang Utara sebanyak 13.781 KK dan di

Kecamatan Bontang Barat sebanyak 5.472 KK. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk

Page 18: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-18

dan KK keseluruhan di Kota Bontang pada tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.70

berikut.

Tabel 2.23 Jumlah Penduduk dan KK Keseluruhan di Kota Bontang Tahun 2014

No Kecamatan Penduduk (jiwa) Jumlah KK

1

Kec. Bontang Selatan 63.348 12.670

Kel. Bontang Lestari 4.178 836

Kel. Satimpo 7.517 1.503

Kel. Berbas Pantai 9.175 1.835

Kel. Berbas Tengah 14.747 2.949

Kel. Tanjung Laut 14.915 2.983

Kel. Tj. Laut Indah 12.816 2.563

2

Kec. Bontang Utara 68.905 13.781

Kel. Bontang Kuala 4.380 876

Kel. Bontang Baru 10.781 2.156

Kel. Api-Api 15.406 3.081

Kel. Gunung Elai 14.587 2.917

Kel. Lok Tuan 19.195 3.839

Kel. Guntung 4.556 911

3

Kec. Bontang Barat 27.361 5.472

Kel. Kanaan 3.742 748

Kel. Gunung Telihan 11.615 2.323

Kel. Belimbing 12.004 2.401

Kota Bontang 159.614 31.923

Sumber: Kota Bontang Dalam Angka Tahun 2015, dan Hasil Analisis, 2016

2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin dan Persebaran Penduduk

Pada tahun 2014, jumlah keluarga miskin yang termasuk dalam Pra Sejahtera sebesar

134 keluarga, yang terbagi dalam 50 keluarga bertempat tinggal di Bontang Selatan, 67

keluarga bertempat tinggal di Bontang Utara dan 17 keluarga yang bertempat tinggal di

Bontang Barat. Sedangkan keluarga miskin yang termasuk dalam kategori Sejahtera I

pada tahun 2014 jumlahnya 163, dengan sebaran 60 keluarga di Bontang Selatan, 83

keluarga di Bontang Utara dan 20 keluarga di Bontang Barat.

Di Kota Bontang garis kemiskinan menunjukkan perkembangan yang semakin membaik,

artinya secara relatif dapat dikatakan kemiskinan berangsur-angsur berkurang dari

tahun ketahun. Pada tahun 2007 hingga 2013 menunjukkan persentase yang terus

menurun dari kisaran 7,87 % terus menurun hingga 5,16 % penduduk miskin dari total

penduduk Kota Bontang. Sedangkan garis kemiskinan juga menunjukkan perkembangan

yang semakin positif atau terus meningkat dari tahun ketahun. Jika pada tahun 2007

berada pada kisaran 215.107 maka pada tahun 2013 angkanya sudah menjadi 422.951.

Page 19: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-19

Tabel 2.24 Banyaknya Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I Menurut

Kecamatan Di Kota Bontang Tahun 2014

No Kecamatan Pra Sejahtera (KK) Sejahtera I (KK)

1 Kec. Bontang Selatan 50 60

2 Kec. Bontang Utara 67 83

3 Kec. Bontang Barat 17 20

Tahun 2014 134 163 Sumber: Bontang Dalam Angka Tahun 2015

Tabel 2.25 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin Kota Bontang Tahun 2007-2013

2.3.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 5 Tahun Kedepan

Penduduk Kota Bontang tahun 2014 sebanyak 159.614 jiwa. Dibandingkan dengan

jumlah penduduk tahun 2011 yang mencapai 148.412 jiwa, maka laju pertumbuhan

penduduk di Kota Bontang rata-rata adalah sebesar 1,31% per tahun. Dari data

penduduk tersebut, selanjutnya akan dihitung proyeksi penduduk sampai tahun

perencanaan yaitu sampai tahun 2020 dengan rumus:

Pn = Po x (1 + r)n

Maka jumlah penduduk tahun 2019 adalah

Pn = Po x (1 + r)n

P2020 = P2015 x (1 + r)5

P2020 = 172.622 Jiwa

Berdasarkan hasil perhitungan dengan beberapa metode, maka proyeksi penduduk tiap

kecamatan di Kota Bontang dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Page 20: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-20

Tabel 2.26 Proyeksi Penduduk 5 (Lima) Tahun Kedepan

No kec Data Eksisting Jumlah Penduduk (Jiwa)

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Bontang Selatan 63.348 64.181 65.024 65.879 66.745 67.622 68.510

Bontang Utara 68.906 69.812 70.729 71.659 72.601 73.555 74.521

3 Bontang Barat 27.360 27.720 28.084 28.453 28.827 29.206 29.590

Kota Bontang 159.614 161.712 163.837 165990 168.172 170.382 172.622

Sumber: Bontang dalam Angka Tahun 2015 dan Hasil Analisis, 2016

2.3.4 Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi

2.4 Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

2.4.1 Data Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

A. Data Perkembangan PDRB

Hingga saat ini sektor industri pengolahan migas masih merupakan andalan bagi

pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bontang, dengan kontribusi

sebesar 73,67% pada tahun 2014 dan laju pertumbuhan PDRB (dengan migas) 1,99%

sedangkan tanpa migas sebesar -1,37%. Penurunan laju pertumbuhan PDRB (dengan

migas) seiring dengan penurunan produksi gas yang diolah oleh PT Badak NGL.

Sedangkan sektor ekonomi lainnya mengalami pertumbuhan diatas laju pertumbuhan

agregat. Diantaranya adalah sektor Jasa Pendidikan sebesar 13,05%, sektor Pengadaan

Listrik dan Gas 10,69%, Sektor Transportasi dan Pergudangan 3,94%, sektor Konstruksi

2,07%. Sementara itu sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami

pertumbuhan sebesar 20,28%%.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bontang dari tahun ke tahun jika dilihat tanpa migas

ternyata cukup berfluktuasi, dengan pertumbuhan 4,85% tahun 2011, 15,62% tahun 2012,

8,64% tahun 2013 dan 3,71% tahun 2014.

Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun sejumlah 163.651 jiwa, pendapatan

perkapita atau pendapatan yang diterima penduduk Kota Bontang pada tahun 2013

sebesar Rp 350.119.768,27(dengan migas), sedangkan pendapatan perkapita tanpa

migas pada tahun 2013 sebesar Rp 69.717.485,13 atau tumbuh sebesar 10,95% dari

tahun sebelumnya.

Page 21: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-21

Tabel 2.27 Perkembangan PDRB Menurut Harga Berlaku, Harga Konstan Tahun 2000, Indeks Implisit dan

Pertumbuhan Kota Bontang dengan Migas 2010-2014

Tabel 2.28 Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha di Kota Bontang

Tabel 2.29 Perkembangan PDRB Menurut Harga Berlaku, Harga Konstan Tahun 2000, Indeks Implisit dan

Pertumbuhan Kota Bontang dengan Migas

Page 22: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-22

Tabel 2.30 Perkembangan PDRB Menurut Harga Berlaku, Harga Konstan Tahun 2010, Indeks Implisit dan

Pertumbuhan Kota Bontang Tanpa Migas

2.4.2 Data Pendapatan Perkapita dan Proporsi Penduduk Miskin

A. Data Pendapatan Perkapita

B. Proporasi Penduduk Miskin

Pada tahun 2014, jumlah keluarga miskin yang termasuk dalam Pra Sejahtera sebesar

134 keluarga, yang terbagi dalam 50 keluarga bertempat tinggal di Bontang Selatan, 67

keluarga bertempat tinggal di Bontang Utara dan 17 keluarga yang bertempat tinggl di

Bontang Barat. Sedangkan keluarga miskin yang termasuk dalam kategori Sejahtera I

pada tahun 2014 jumlahnya 161, dengan sebaran 60 keluarga di Bontang Selatan, 83

keluarga di Bontang Utara dan 20 keluarga di Bontang Barat.

Di Kota Bontang garis kemiskinan menunjukkan perkembangan yang semakin membaik,

artinya secara relatif dapat dikatakan kemiskinan berangsur-angsur berkurang dari

tahun ketahun. Pada tahun 2007 hingga 2013 menunjukkan persentase yang terus

menurun dari kisaran 7,87 % terus menurun hingga 5,16 % penduduk miskin dari total

penduduk Kota Bontang. Sedangkan garis kemiskinan juga menunjukkan perkembangan

yang semakin positif atau terus meningkat dari tahun ketahun. Jika pada tahun 2007

berada pada kisaran 215.107 maka pada tahun 2013 angkanya sudah menjadi 422.951.

Berdasarkan karakteristiknya penduduk miskin Kota Bontang umumnya pendidikan yang

memadai (relatif rendah), tidak memiliki modal usaha, terkendala faktor budaya (malas

dan tidak kreatif) serta memiliki kesehatan yang rendah.

Menyadari kompleksitas masalah kemiskinan di Kota Bontang yang tidak hanya semata

berkaitan dengan rendahnya pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat, akan tetapi

berkaitan pula dengan rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan, maka sebagai

wujud komitmen Pemerintah Kota Bontang dalam penanggulangan kemiskinan di daerah

ini.

Page 23: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-23

Tabel 2.31 Jumlah Penduduk Miskin di Kota Bontang

2.4.3 Data Kondisi Lingkungan Strategis

A. Morfologi dan Topografi

Morfologi wilayah Kota Bontang berupa permukaan tanah yang datar, landai dan

berbukit dan bergelombang. Topografi kawasan Bontang memiliki ketinggian antara 1-

120 meter dpl dengan kemiringan lereng yang bervariasi dari Pantai Timur dan Selatan

hingga bagian Barat. Kemiringan lahan Kota Bontang dengan kemiringan 0-2% (datar)

mempunyai luasan 7.211 ha atau 48,79 %. Kemiringan lahan bergelombang (3-15%)

seluas 4.001 ha atau 27,07%. Proporsi luas lahan dengan kemiringan yang curam (16-40%)

hampir sama dengan yang bergelombang yaitu 24,14 % atau 3.568 ha.

Tabel 2.32

Luas Kemiringan Lahan (Rata-rata) Kota Bontang

Page 24: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-24

Gambar 2.37 Peta Topografi Kota Bontang

Page 25: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-25

Gambar 2.8 Peta Kemiringan Lereng Kota Bontang

B. Geologi

Ditinjau dari aspek geologi, Kota Bontang termasuk dalam sub bagian cekungan Kutai

dengan batas fisik di sebelah Timur Selat Makasar, sebelah Selatan Sungai Santan,

sebelah Barat Gunung Lobang Batik dan sebelah Utara Sungai Temputuk. Dari aspek

litologi, formasi batuan di Kota Bontang terdiri dari :

- Endapan Alluvium, yang tersusun oleh kerakal, kerikil, lempung, dan lumpur sebagai

endapan sungai, rawa, pantai dan delta.

- Formasi Kampung baru, yang tersusun atas batu pasir kuarsa dengan sisipan lempung,

lanau dan serpih dengan sifat lunak dan mudah hancur. Formasi ini memiliki aquifer

potensial di daerah Bontang dengan jenis batuan yang bertindak sebagai aquifer

berupa kerikil, pasir kuarsa yang bersifat lepas, batu pasir dan pasir lempung.

- Formasi Balikpapan, yang terdiri atas perselingan batu pasir kuarsa, batu lempung

lanauan dan serpih dengan sisipan napal, batu gamping dan batu bara. Formasi

Balikpapan merupakan formasi terbesar di Kawasan Pesisir Bontang dengan arah

Utara Selatan.

- Formasi Pulau balang, merupakan perselingan batu pasir kuarsa, batu pasir dan batu

lempung dengan sisipan batu bara.

Page 26: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-26

- Formasi Bebulu, merupakan formasi batuan kecil-kecil di Kawasan Pesisir Bontang

yang tersusun atas batu gamping dengan sisipan lempung, lanauan dan sedikit napal.

- Formasi Pamaluan, tersusun atas batu lempung dan serpih dengan sedikit napal,

batu pasir dan batu gamping.

Jenis tanah didominasi oleh podsolid merah kuning, aluvial dan komplek latosol. Jenis

tanah ini memiliki lapisan kuning (top soid) yang tipis, peka erosi dan miskin unsur hara.

Untuk pemanfaatan lahan pertanian dan perkebunan dibutuhkan pengolahan awal

berupa perbaikan tanah (soil stabilization) dan pengamanan hutan, sehingga kestabilan

tanah dan ketersediaan air tanah tetap terjaga.

Gambar 2.9 Jenis Tanah Padsolik Merah Kuning di Kota Bontang

Gambar 2.10 Peta Geologi Kota Bontang

Page 27: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-27

Gambar 2.11 Peta Jenis Tanah Kota Bontang

C. Geohidrologi

Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menempati wilayah Kota Bontang merupakan bagian

dari Sub DAS Santan Ilir. Sungai-sungai yang mengalir di wilayah adalah Sungai Guntung,

Sungai Bontang, Sungai Busuh, Sungai Nyerakat Kanan dan Sungai Nyerakat Kiri yang

semuanya bermuara di Selat Makasar. Sungai-sungai tersebut berhulu di bagian barat

wilayah Kota Bontang atau di wilayah Kabupaten Kutai Timur. Sungai-sungai tersebut

juga mengalirkan air yang berasal dari mata air, terutama air yang keluar dari batuan

pasir halus, pasir kasar dan lempung pasiran yang berasal dari formasi Balikpapan.

Secara administratif DAS Bontang terletak di Kecamatan Sangatta Kabupaten Kutai

Timur (DAS Bontang hulu), Kecamatan Bontang Barat (DAS Bontang Tengah), Kecamatan

Bontang Selatan (DAS Bontang Tengah), Kecamatan Bontang Utara (DAS Bontang Tengah)

dan Kecamatan Bontang Baru (DAS Bontang Hilir). DAS Bontang memiliki luas 59,710

km2 dan panjang sungai utama 41,173 km dengan alur berkelok-kelok (meandering).

DAS Bontang yang melintasi Kota Bontang memiliki luas kurang lebih 300 Km2 dan

panjang sungai utama 17 km.

Page 28: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-28

Tabel 2.33 Sistem Hidrologi (DAS) di Kota Bontang

Wilayah Kota Bontang terletak di daerah khatulistiwa sehingga memiliki iklim tropis

basah dengan ciri-ciri khas hujan terjadi disepanjang tahun dengan suhu rata-rata 240 -

330C. Oleh karena itu, di wilayah ini hampir tidak memiliki perbedaan pergantian

musim hujan dan kemarau.

Gambar 2.12 Kondisi DAS Bontang

Gambar 2.13 Kondisi Hidrologi (DAS)

di Kota Bontang

Page 29: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-29

Gambar 2.14 Peta DAS Kota Bontang

Page 30: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-30

Gambar 2.15 Peta Hidrologi Kota Bontang

Page 31: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-31

D. Klimatologi

Secara klimatologi, Kota Bontang memiliki iklim tropis yang sama dengan wilayah

lainnya di Indonesia pada umumnya. Wilayah Kota Bontang termasuk daerah

khatulistiwa dan dipengaruhi iklim tropis basah dengan ciri-ciri khas hujan terjadi di

sepanjang tahun dengan suhu rata-rata 24°-33°C. Oleh karena itu, hampir tidak

memiliki perbedaan pergantian musim hujan dan kemarau. Angin musim Barat pada

umumnya terjadi pada bulan November-April dan musim angin timur terjadi pada bulan

Mei-Oktober.

Curah hujan dipengaruhi oleh bertiupnya angin muson barat yang basah pada bulan

Desember-Februari yang menyebabkan hujan, sedangkan pada bulan Juni-September

bertiup angin muson timur yang menyebabkan terjadinya kemarau. Pada bulan Maret-

Mei dan September-Nopember merupakan bulan-bulan peralihan. Pada bulan-bulan

peralihan terjadi cuaca yang sama yaitu adanya arus angin konveksi yang memungkinkan

hujan walaupun pada saat musim kemarau. Curah hujan selama tahun 2013 sangat

beragam, dimana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari (curah hujan 306,0

mm dan 16 hari hujan), terendah pada bulan Maret (curah hujan 89,3 mm dengan 19

hari hujan). Sedangkan rata-rata curah hujan dan hari hujan pada tahun 2013 lebih

tinggi dibandingkan dengan tahun 2012.

Tabel 2.34 Curah Hujan di Kota Bontang

Page 32: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-32

Tabel 2.35 Kelembaban dan Suhu Udara di Kota Bontang Tahun 2013

Tabel 2.36 Tekanan Udara dan Kecepatan Angin di Kota Bontang Tahun 2013

Page 33: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-33

2.4.4 Data Risiko Bencana Alam

A. Ancaman Angin Puting Beliung

Ancaman angin puting beliung dapat terjadi di Kota Bontang. berasarkan Gambar 3.2,

luas daerah yang potensi tinggi adalah 42% sedangkan sisanya merupakan potensi sedang

hingga rendah. Bencana angin puting beliung disebabkan adanya perbedaan tekanan

udara yang ekstrim akibat adanya perbedaan karakteristik jenis material permukaan

bumi. Jenis material akan mempengaruhi daya hantar dan daya simpan panas. Apabila

dibandingkan antara tanah dengan aspal maka daya simpan panas aspal lebih besar

daripada tanah apalagi tanahnya adalah tanah yang lembab. Selain karakteristik jenis

material permukaan bumi juga disebabkan adanya kegiatan manusia. Kegiatan manusia

yang berupa transportasi, pertambangan, dan sejenisnya akan menimbulkan panas.

Ditambah lagi apabila mengeluarkan polusi udara baik yang berupa debu maupun zat

kimia lain akan semakin meningkatkan potensi adanya angin puting beliung. Hal ini

disebabkan adanya partikel debu dan zat pencemar udara juga dapat menyimpan panas.

Gambar 2.16 Peta Ancaman Bencana Angin Puting Beliung

Page 34: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-34

B. Ancaman Banjir

Secara umum, permasalahan banjir di Kota Bontang disebabkan oleh faktor alam dan

faktor manusia. Faktor alam dipengaruhi oleh curah hujan dan topografi. Wilayah

Bontang mengalami banjir karena curah hujan tinggi sekitar 2.200-2.700 mm/tahun. Di

samping itu, banjir juga disebabkan oleh topografi Kota Bontang yang berbentuk

(seperti) distribusi poisson, yakni tinggi di Barat dan Selatan lalu rendah di Timur dan

Utara. Faktor manusia yang menyebabkan banjir antara lain perilaku membuang

sampah/limbah padat ke sungai, membangun permukiman di bantaran sungai, dan

merusak hutan yang menjadi daerah tangkapan air.

Air limpasan dari daerah tinggi di Bontang Selatan dan Barat potensial membanjiri

kawasan dataran rendah di Bontang Utara. Limpasan ini kurang efektif dilayani oleh

Sungai Bontang karena secara morfologis sudah tidak ideal. Saluran pengelak banjir

(kanal banjir) dibutuhkan untuk mengalirkan limpasan air hujan ke laut secepat

mungkin ketika sudah melebihi kapasitas sungai dan tampungan yang ada. Kanal buatan

juga perlu dibangun untuk menghubungkan kawasan-kawasan rendah dan cekungan atau

lembah ke Sungai Guntung.

Gambar 2.17 Kenampakan Bekas Banjir

Daerah yang terkena ancaman banjir terletak di sekitar sempadan sungai. Sungai yang

terdapat di Kota Bontang kondisi fisiknya sangat buruk. Banyak sungai yang telah

mengalami pendangkalan ditambah adanya permukiman yang tinggal di sekitarnya.

Pembuatan rumah yang terletak di sempadan sungai akan meningkatkan pendangkalan.

Pendangkalan sungai disebabkan oleh adanya pembuangan limbah rumah tangga baik

yang berupa limbah organik maupun limbah non organic. Adanya kondisi fisik sungai

Page 35: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-35

yang bersifat meandering (pembelokkan sungai) yang cukup tinggi menyebabkan waktu

yang dibutuhkan untuk sampai ke muara akan semakin lama. Semakin lama run off

menuju muara maka potensi banjirnya akan semakin besar. Pendangkalan sungai juga

disebabkan karena adanya erosi yang terjadi di dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).

Adanya pembukaan lahan akan menyebabkan peningkatan erosi. Semakin besar erosi

maka pendangkalan juga akan semakin banyak sehingga menyebabkan akan semakin

luas daerah yang akan terkena banjir.

Banjir rob juga terjadi di Kota Bontang. Banjir rob terjadi pada saat air laut sedang

pasang dan ketika itu terjadi hujan. Run off yang seharusnya menuju ke laut akan

terhalang karena adanya kenaikan muka air laut. Terdapat beberapa wilayah di Kota

Bontang yang berpotensi rawan banjir rob, seperti Kelurahan Bontang Kuala, Guntung

(Gusung), Gunung Elai (Tanjung Limau), dan Loktuan.

Gambar 2.18 Peta Ancaman Bencana Banjir

Page 36: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-36

C. Ancaman Epidemi Penyakit

Peta ancaman bencana epidemi penyakit dalam hal ini terkait dengan adanya penyakit

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), demam berdarah, malaria dan sejenisnya.

Kejadian bencana epidemic penyakit ini walaupun belum dapat dikatakan terjadi

Kejadian Luar biasa (KLB) tetapi berdasarkan data di Bontang dalam angka tahun 2012

jumlahnya cukup banyak.

Tabel 2.37 Jumlah Penduduk yang Terkena Penyakit

Adanya penyakit seperti Tabel 3.1 dapat disebabkan oleh banyaknya industri,

transportasi ditambah oleh adanya sanitasi lingkungan yang kurang bagus yang dapat

menyebabkan kualitas kesehatan menurun. Kondisi ini merupakan efek samping dari

adanya pembangunan daerah industri. Walaupun industri tidak secara langsung

mempengaruhi akan tetapi keberadaan industri menyebabkan semakin banyak orang

yang akan datang pada suatu daerah. Pembangunan yang tidak memperhatikan factor

lingkungan akan semakin menyeabkan tingginya potensi ancaman bencana epidemic

penyakit. Kuman dan virus akan semakin berkembang pesat pada daerah yang memiliki

sanitasi yang buruk.

Page 37: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-37

Gambar 2.19 Peta Ancaman Bencana Epidemi Penyakit

D. Ancaman Gempabumi

Ancaman gempabumi ditentukan berdasarkan perhitungan Peak Ground acceleration

(PGA) yang biasa disebut percepatan tanah apabila terkena goncangan. Berdasarkan

sejarah terjadinya gempabumi, Kota Bontang belum pernah terjadi. Akan tetapi

gempabumi terjadi di daerah utara Kota Bontang pada tahun 1921, 1923, 1926, dan

1975. Adanya gempabumi yang terjadi di daerah utara mungkin dapat berpengaruh pada

Kota Bontang walaupun secara kekuatan relatif akan berbeda jauh.

Page 38: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-38

Gambar 2.20 Peta Ancaman Bencana Gempabumi

E. Ancaman Kebakaran

Ancaman kebakaran terutama di Kota Bontang potensinya sangat besar. Ancaman

kebakaran potensinya sangat besar karena sebagian besar rumah yang padat

penduduknya terbuat dari kayu. Kayu merupakan barang yang mudah terbakar. Apabila

terbakar pada daerah yang padat penduduk dan rumahnya sangat berdekatan maka

kejadian kebakarannya pun akan semakin besar.

Kebakaran yang terjadi di Kota Bontang bukan hanya di daerah permukiman. Kebakaran

juga terjadi pada kawasan hutan ketika pembukaan lahan. Pembakaran sisa-sisa pohon

dan tanaman yang telah di tebang merupakan metode yang sangat murah dan cepat.

Akan tetapi metode pembakaran tidak memperhatikan factor lingkungan. Adanya

pembakaran hutan selain akan menyebabkan polusi udara juga akan mengganggu

keseimbangan ekosistem. Keseimbangan ekosistem apabila terganggu juga akan

berdampak pada manusia. Ketika tempat tinggal terusik maka populasi suatu tingkatan

ekosistem akan mengalami peningkatan atau penurunan yang signifikan. Sebagai contoh

Page 39: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-39

apabila ekosistem terganggu menyebabkan hewan pemangsa pindah ke ekosistem yang

lain. Pindahnya hewan pemangsa ini mengakibatkan hewan atau konsumen tingkat II

akan semakin bertambah banyak. Pertambahan jumlah populasi konsumen tingkat II

akan menyebabkan gangguan terhadap manusia.

Gambar 2.21 Peta Ancaman Bencana Kebakaran

F. Ancaman Longsor

Bencana tanah longsor yang terdapat di Kota Bontang terjadi akibat adanya pembukaan

lahan dari hutan menjadi jalan atau pengguaan lainnya. Semakin tingginya potensi

longsor dapat ditandai dengan semakin banyaknya erosi yang terjadi di Kota Bontang.

Adanya erosi merupakan indikasi yang sangat kuat bahwa potensi longsornya juga akan

semakin tinggi. Erosi mencerminkan bahwa kekuatan daya tarik antar agregat-agregat

tanah sudah mulai berkurang. Ketika kekuatan gaya tarik antar agregat sudah berkurang

Page 40: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-40

maka kemungkinan longsor akan semakin besar. Kemungkinan ini dapat terjadi apabila

tanah sudah mengalami kejenuhan air dan ketika mengalami pembebanan.

Pembebanan tanah merupakan efek dari adanya pembangunan suatu daerah. adanya

pembangunan akan mengakibatkan adanya perubahan penggunaan lahan yang dari

penggunaan lahan alami atau non terbangun menjadi penggunaan lahan terbangun.

Adanya perubahan penggunaan Gambar 3.8 merupakan salah satu bukti bahwa

pembukaan lahan dari lahan hutan menjadi lahan yang terbangun. Lahan yang

terbangun seharusnya perlu dilakukan upaya agar ketika pembangunan tidak berdampak

pada degradasi lahan dan lingkungan.

Gambar 2.22 Kenampakan Gully Erosion Akibat Pembukaan Lahan

Page 41: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-41

Gambar 2.23 Peta Ancaman Bencana Tanah Longsor

G. Ancaman Tsunami

Potensi bencana tsunami yang ada di Kota Bontang sebenarnya merupakan efek

kenaikan gelombang air laut. Adanya gelombang air laut disebabkan terjadinya tsunami

di daerah dekat dengan Selat Makasar. Selat Makasar merupakan daerah yang tingkat

kerawanan tsunaminya relatif tinggi karena terletak di jalur sesar. Semakin dekat

dengan jalur sesar yang memisahkan antara Pulau Kalimantan dengan Pulau Sulawesi

maka potensi gempabumi dan tsunami juga akan semakin besar. Apabila terjadi tsunami

di dekat selat makasar maka akan terjadi pantulan gelombang. Pantulan gelombang ini

disebabkan bentuk dan ketinggian morfometri pantai atau batimetri Pulau Sulawesi

lebih tinggi atau dalam dan curam jika dibandingkan dengan pantai Pulau Kalimantan

seperti pada Gambar 3.10. Pantulan gelombang ini walaupun hanya sekedar pantulan

gelombang tetapi tetap harus diwaspadai mengingat letak industri badak dan pupuk

kaltim letaknya tidak jauh dari pantai.

Page 42: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-42

Gambar 2.24 Ilustrasi Kenampakan Batimetri Perairan Laut

Daerah yang memiliki ancaman tinggi terhadap tsunami terletak di pinggir pantai.

Apabila dilihat Gambar 3.11 daerah yang termasuk ancamannya tinggi mempunyai luas

hanya 4,12% dari total wilayah. berbeda pada daerah selatan Kota Bontang yang

pantainya memiliki tingkat ancaman yang rendah. Bentuk pantai di daerah Bontang

Lestari relatif curam sehingga aman apabila terjadi efek samping tsunami di Selat

Makasar.

Page 43: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-43

Gambar 2.25 Peta Ancaman Bencana Tsunami

H. Ancaman Kegagalan Teknologi

Kota Bontang sebenarnya memiliki beberapa perusahaan yang termasuk dalam

perusahaan yang berisiko tinggi untuk terjadi kegagalan teknologi. Akan tetapi dalam

hal ini pengamatan risiko bencana kegagalan teknologi fokusnya pada 2 perusahaan

besar yakni PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dan PT Badak. Kedua perusahaan ini

mempunyai potensi kegagalan teknologi yang tinggi disebabkan bahan yang digunakan

dalam proses aktivitasnya mengandung unsur kimia yang mudah mengalami ledakan.

Ledakan ini dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor alami. Wilayah yang

memiliki potensi ancaman kegagalan teknologi adalah wilayah di sekitar Pabrik yang

meliputi Kecamatan Bontang Utara, Bontang Barat dan Kecamatan Bontang Selatan

bagian utara. Wilayah kecamata tersebut merupakan konsentrasi utama aktivitas Pabrik

baik PT. Pupuk Kaltim Maupun PT Badak. Selain itu, jalur-jalur pipa Gas yang melewati

beberbagai wlayah hutan dan permukiman juga berpotensi mengalami ancaman

Page 44: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-44

kegagalan teknologi. Jalur-jalur pipa tersebut perlu diamankan dan dijauhan dari

aktivitas penduuduk. Selain itu, wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami kebakaran

hutan dan merupakan jalur pipa, perlu dilakukan pengamanan, hal ini penting

mengingat suhu lingkungan yang tinggi akibat kebakaran hutan dapat memicu terjadinya

ledakan pipa. Wilayah-wilayah Pabrik dan jalur pipa yang berpotensi mengalami

kegagalan teknologi disajikan pada Gambar 3.12.

Gambar 2.26 Peta Kawasan Industri Kota Bontang

Adapun penyebab terjadinya kegagalan teknologi sebagai berikut:

Faktor Internal

a. Faktor Kegagalan Operasi

Adanya kegagalan dalam proses pengoperasian dapat diakibatkan oleh adanya

penyimpangan kondisi yang terjadi pada tangki, seperti adanya kelebihan tekanan atau

sebaliknya berupa kekurangan tekanan (rendah/vakum) dan kelebihan volume yang

melebihi batas setting yang ditetapkan. Variasi penyebab penyimpangan-penyimpangan

ini dapat disebabkan oleh adanya kegagalan kerja kompresor, kegagalan sistem

Page 45: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-45

instrumentasi atau disebabkan adanya perubahan kondisi temperatur lingkungan yang

cukup signifikan yang dapat mempengaruhi sistem tekanan dalam tangki. Kegagalan

operasi juga dapat disebabkan oleh kesalahan prosedur. Kejadian kesalahan internal

sebagai contoh kejadian yang terjadi pada tahun 1985 yang terjadi di Bhopal India.

Kejadian Bhopal merupakan ledakan pabrik pupuk yang terletak di daerah permukiman

pada sehingga pada saat itu mengakibatkan banyak korban baik manusia maupun hewan

ternak. Ledakan ini terjadi akibat adanya air yang digunakan untuk proses pendinginan

pada saat itu kurang padahal proses produksi pembuatan pupuk sedang berlangsung. Hal

ini mengakibatkan kondisi tanki sangat panas sehingga ketika mencapai titik panas

tertentu. Ledakan ini mengingat bahan yang digunakan sebagai bahan baku mengalami

reaksi yang eksplosif sehingga peristiwa ledakan tidak dapat dihindari.

b. Faktor Kerusakan Konstruksi

Kerusakan konstruksi tangki menyebabkan adanya kebocoran tanki. Kebocoran tanki ini

dapat terjadi akibat beberapa faktor seperti adanya kesalahan dalam mendesign,

kesalahan dalam pengerjaan saat konstruksi atau kesalahan dalam pemilihan spesifikasi

material yang digunakan yang kemudian berakibat pada turunnya kualitas yang

berpengaruh terhadap faktor fatique dan kemudahan korosi. Ketika terjadi kebocoran

pada zat kimia tertentu yang mudah mengalami kebakaran maka ledakan dapat lebih

mudah terjadi. Adanya manajemen proses dalam proses cek kondisi mesin dan kalibrasi

alat sangat diperlukan secara rutin agar apabila terjadi kebocoran dapat diantisipasi

sejak dini.

c. Faktor Kegiatan Khusus

Kegiatan khusus yang dapat menimbulkan kebocoran atau paparan amoniak ke

lingkungan adalah kegiatan pemindahan amoniak ke tangki lain atau kegiatan loading ke

kapal, atau saat adanya program pengosongan tangki yang harus membuang sisa cairan

amoniak ke chemical pond, termasuk saat pemindahan amonia water ketangki WWT

(waste water tank) di pabrik urea.

Faktor Eksternal

a. Faktor Alam

Faktor alam seperti gempabumi atau tsunami atau mungkin adanya sambaran petir

dapat menimbulkan kerusakan tangki yang mengakibatkan bocornya amoniak ke

lingkungan. Faktor alam ini berdasarkan kejadian masa lalu atau sejarahnya belum

pernah terjadi di Provinsi Kalimantan Timur. Faktor ini dapat dianggap tidak ada,

Page 46: Profil Kota Bontangsippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen...Bontang memiliki wilayah laut yang luas, yakni 70,29 persen dari luas Bontang. Ikan laut, rumput laut, padang

2-46

sedang untuk kasus sambaran petir daerah Bontang tidak masuk dalam daerah/peta

petir, tidak seperti didaerah Cilacap Jawa Tengah.

b. Faktor Keamanan

Faktor keamanan yang dapat mengancam keselamatan sistim tangki adalah situasi

keamanan yaitu adanya perang atau sabotase. Faktor keamanan seperti halnya diatas

dimasukkan dalam prediksi tidak ada.

2.4.5 Isu-isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur

Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur di Kota Bontang antara lain dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.38 Isu-isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur di Kota Bontang

SEKTOR ISU STRATEGIS

Perumahan dan Permukiman

Ditetapkan 24 titik lokasi kawasan permukiman kumuh di Kota Bontang, dengan luas 123,21 Ha.

Air Minum Cakupan pelayanan air minum di Kota Bontang dirasa masih belum optimal, baik dari sisi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas (66,% oleh perpipaan PDAM).

Air Limbah Kepemilikan jamban di Kota Bontang adalah 97.44% dengan rincian kepemilikan jamban pribadi sebesar 96.11% dan MCK/WC Umum sebesar 1,33%. Sedangkan sisanya sebesar 3,27% masyarakat BAB ditempat lainnya yaitu WC helikopter, sungai/pantai/laut, kebun/pekarangan, selokan/parit/got, lubang galian dan lain-lain. (Data EHRA 2015).

Persampahan Pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan Data EHRA 2015 :Sebelum membuang sampah sebagian besar 84,15% rumah tangga tidak pernah melakukan pemilahan sampah dan hanya sebesar 15,85% rumah tangga yang selalu melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang. Perilaku masyarakat dalam membuang sampah yaitu sebagian besar masyarakat melakukan dengan cara dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebesar 82,79%, sedang lainnya dikumpulkan oleh kolektor informal 3,69%, dibakar 8,20%, dibuang ke sungai/laut/danau 2,97%, dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan 0,72% dan 1,02% ditempat lainnya.

Drainase Drainase: 7,99% Rumah Tangga pernah mengalami kebanjiran sekali dalam setahun, 5,23% mengalami beberapa kali dalam satu tahun, 1,13% pernah mengalami banjir sekali / beberapa kali dalam sebulan dan 1.02% tidak tahu. Lama air banjir/genangan mengering yaitu Kurang dari 1 jam sebesar 24,62%, antara 1-3 jam 23,08%, setengah hari 24,62%, selama satu hari 12,31%, lebih dari 1 hari 10,77% dan selebihnya 4,62% tidak tahu.

Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2016