Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

18

Click here to load reader

description

Waduk Batu Tegi berada di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Provinsi Lampung yang dikenal juga dengan nama Bumi Ruwa Jurai yang beribukota Bandar Lampung adalah daerah yang kaya akan potensi alam dengan beragam kebudayaan ini telah dihuni oleh manusia dimasa prasejarah, dan dibatasi oleh laut Jawa pada bagian timur, selat Sunda pada bagian selatan, samudera Indonesia pada bagian barat dan pada bagian utaranya provinsi Sumatera Selatan dan provinsi Bengkulu. Provinsi Lampung banyak disinggahi oleh pendatang, sehingga daerah ini dihuni oleh berbagai suku, agama dan ras yang majemuk, kemudian orangpun banyak menyebut dan mengenal provinsi Lampung sebagai miniaturnya Indonesia. Provinsi Lampung menempati pada posisi sangat strategis karena letaknya di ujung pulau Sumatera bagian selatan yang merupakan pintu gerbang menuju pulau Sumatera dari pulau Jawa dan melalui perjalanan laut dapat menuju langsung keperairan internasional.

Transcript of Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

Page 1: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-1

Bab 5 Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

Waduk Batu Tegi berada di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Berikut ini uraian mengenai profil provinsi dan kabupaten tersebut, serta khususnys Waduk Batu Tegi.

5.1. Pemerintahan

Provinsi Lampung yang dikenal juga dengan nama Bumi Ruwa Jurai yang beribukota Bandar Lampung adalah daerah yang kaya akan potensi alam dengan beragam kebudayaan ini telah dihuni oleh manusia dimasa prasejarah, dan dibatasi oleh laut Jawa pada bagian timur, selat Sunda pada bagian selatan, samudera Indonesia pada bagian barat dan pada bagian utaranya provinsi Sumatera Selatan dan provinsi Bengkulu. Provinsi Lampung banyak disinggahi oleh pendatang, sehingga daerah ini dihuni oleh berbagai suku, agama dan ras yang majemuk, kemudian orangpun banyak menyebut dan mengenal provinsi Lampung sebagai miniaturnya Indonesia. Provinsi Lampung menempati pada posisi sangat strategis karena letaknya di ujung pulau Sumatera bagian selatan yang merupakan pintu gerbang menuju pulau Sumatera dari pulau Jawa dan melalui perjalanan laut dapat menuju langsung keperairan internasional.

Selain itu provinsi Lampung memiliki potensi alam seperti pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, pertambangan, dan kekayaan lainnya diantaranya hutan suaka alam, gunung berapi dan budaya tradisi lama yang mudah dikunjungi dari semua daerah. Potensi wisata alam berupa pasir pantai yang keputih-putihan dengan air laut yang bersih dan tenang dapat dijadikan kawasan wisata dengan aktivitas bahari. Kawasan ini juga merupakan pusat kegiatan nelayan dan dunia usaha swasta mengembang kan usaha penangkapan/budidaya sub sektor perikanan dan kelautan. Fasilitas pelabuhan, selain pelabuhan penyeberangan Bakauheni, terdapat juga pelabuhan panjang untuk mengangkut hasil bumi keluar daerah Lampung, diantaranya hasil kopi yang merupakan komoditas unggulan provinsi ini, disamping komoditas lain yang pengangkutannya tidak dilakukan melalui bandar udara Raden Inten II, bandar udara ini hanya melayani angkutan penumpang.

Kondisi provinsi Lampung yang sedemikian rupa akan menjadi daya tarik dan sangat menjanjikan bila dikelola secara sinergis dan berkesinam-bungan akan memberikan peluang bagi upaya investasi diberbagai aspek kehidupan, baik di perairan maupun di daratan, pada gilirannya akan memberikan manfaat secara ekonomis bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat provinsi Lampung ini.

Page 2: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-2

Sejarah perkembangan wilayah Tanggamus, menurut catatan yang ada pada tahun 1889 pada saat Belanda mulai masuk di Wilayah Kota Agung, yang ada pada saat itu pemerintahannya dipimpin oleh seorang Kontroller yang memerintah di Kota Agung. Pada waktu itu pemerintahan telah dilaksanakan olehPemerintah Adat yang terdiri dari 5 (lima) Marga yaitu : Marga Gunung Alip (Talang Padang), Marga Benawang, Marga Belunguh, Marga Pematang Sawa, Marga Ngarip. Masing-masing marga tersebut dipimpin oleh seorang Pasirah yang membawahi beberapa Kampung.

Perkembangan selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 114/1979 tanggal 30 Juni 1979 dalam rangka mengatasi rentang kendati dan sekaligus merupakan persiapan pembentukan Pembantu Bupati Lampung Selatan untuk Wilayah Kota Agung yang berkedudukan di Kota Agung serta terdiri dari 10 Kecamatan dan 7 Perwakilan Kecamatan dengan 300 Pekon dan 3 Kelurahan serta 4 Pekon Persiapan. Pada akhirnya Kabupaten Tanggamus terbentuk dan menjadi salah satu dari 10 Kabupaten/ Kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten Tanggamus dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 2 Tahun 1997 yang di undangkan pada tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan menjadi Kabupaten pada tanggal 21 Maret 1997.

Sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat adapt di Kabupaten Tanggamus, pada tanggal 12 januari 2004 Kepala Adat Saibatin Marga Benawang merestui tegak berdirinya Marga Negara Batin, yang sebelumnya merupakan satu kesatuan adat dengan Marga Benawang. Pada tanggal 10 Maret 2004 di Pekon Negara Batin dinobatkan kepala adat Marga Negara Batin dengan gelar Suntan Batin Kamarullah Pemuka Raja Semaka V.

Dengan berdirinya Marga Negara Batin tersebut, masyarakat adapt pada tahun 1889 terdiri dari 5 marga, saat ini menjadi 6 marga, yaitu : Marga Gunung Alip (Talang Padang), Marga Benawang, Marga Belunguh, Marga Pematang Sawa, Marga Ngarip, Marga Negara Batin.

5.2. Wilayah Administratif

Kabupaten Tanggamus adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Lampung, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di Kota Agung.

Kabupaten Tanggamus diresmikan berdasarkan Undang-undang No.2 tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.356,61 km2.

Nama Kabupaten Tanggamus diambil dari nama Gunung Tanggamus yang berdiri tegak tepat di jantung kabupaten Tanggamus. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Lampung Selatan di sebelah timur dan perairan Samudera Indonesia. Pada awalnya

Page 3: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-3

Kabupaten Tanggamus secara administrasi terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan dan 6 (enam) perwakilan kecamatan. Tahun 2000 ke enam kecamatan perwakilan tersebut menjadi kecamatan definitif, sehingga menjadikan jumlah kecamatan menjadi 17 kecamatan yaitu: 1- Adi Luwih 2- Cukuh Balak 3- Gading Rejo 4- Kelumbayan 5- Kota Agung 6- Pagelaran 7- Pardasuka 8- Pematang Sawa 9- Pringsewu 10- Pugung 11- Pulau Panggung 12- Semaka 13- Sukoharjo 14- Sumberejo 15- Talang Padang 16- Ulubelu 17- Wonosobo

Kota Pringsewu sendiri sekarang sudah merupakan pecahan dari Kabupaten Tanggamus.

5.3. Fisik Dasar

Daerah Lampung terletak di ujung bagian selatan pulau Sumatra, antara 3045 dan 60 L.S. serta 1050 dan 1030 B.T. Propinsi perbatasan sebelah utara dengan propinsi Sumatra Selatan dan propinsi Bengkulu, sebelah timur dengan laut Jawa, sebelah selatan dengan laut sunda, dan sebelah barat berbatasan dengan Samudra Indonesia. Secara geografis Kabupaten tanggamus terletak pada posisi 104°18’ - 105°12’ Bujur Timur dan 5°05’ - 5°56’ Lintang Selatan.

Secara garis besar daerah Lampung sebelah Barat dan Selatan adalah daerah pegunungan dan bagian Tengah, Utara dan Timur merupakan daerah rendah. Gunung-gunung yang tinggi adalah gunung Tanggamus, gunung Rajabasa, gunung Tebak, dan lain-lain. Sedangkan sungai-sungai antara lain sungai Sekampung di Lampung selatan, Way Seputih di Lampung Tengah dan Way Tulang Bawang di Lampung Utara. Sungai-sungai ini menyebabkan daerah Lampung yang dialiri menjadi subur, sehingga banyak penduduk pulau lain terutama Jawa dan Bali ingin membuka sawah baru di daerah ini.

Luas wilayah Kabupaten Tnggamus adalah 3.356,61 km2 yang meliputi wilayah daratan maupun perairan. Satu dari dua teluk besar yang ada di

Page 4: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-4

Propinsi Lampung terdapat di Kabupaten Tanggamus yaitu teluk Semaka dengan panjang daerah pantai 200 km dan sebagai tempat bermuaranya 2 (dua) sungai besar yaitu Way Sekampung dan Way Semaka. Selainitu Wilayah Kabupaten Tanggamus dipengaruhi oleh udara tropical pantai dan dataran pegunungan dengan temperaturudara yang sejuk dengan rata-rata 28°C.

Gunung Tanggamus di Kabupaten Tanggamus memang unik dan memiliki tantangan tersendiri. Menuju lokasi itu saja sudah punya cerita khusus, apalagi jalur pendakian ke tempat peristirahatan pertama hingga puncak.

Dari kejauhan, gunung setinggi 2.100 meter itu seolah menyimpan misteri. Kabut tebal bak pernah berhenti menutupi puncaknya. Tempat itu paling mudah dicapai dari Kota Bandar Lampung melewati kota Pringsewu, Kabupaten Tanggamus. Setelah menempuh jarak 90 kilometer melalui jalan berkelok dan naik turun, perjalanan selama dua jam berakhir di Desa Gisting.

Dari pertigaan Pasar Gisting, pengunjung masih harus menempuh jarak sekitar lima kilometer untuk bisa sampai ke titik awal pendakian, tepatnya di Desa Tanggamus. Di rumah Pak Kidi,, salah satu penduduk, yang sudah biasa disinggahi para pendaki, kami mampir. Di rumah itu seluruh perbekalan, peralatan pendakian dan kemah, serta perlengkapan lainnya dicek ulang.

5.4. Kependudukan, Sosial dan Budaya

Kabupaten Tanggamus berpenduduk sebanyak 800.080 jiwa (2000) dengan kepadatan penduduk 243 jiwa/km2.

Penduduk daerah Lampung terdiri dari penduduk dari Lamoung yang berjumlah 25% dan penduduk pendatang 75%, dari jumlah penduduk. Suku-suku pendatang adalh dari Jawa, Palembang dan Sunda serta Banten, Bali, Tapanuli, Minang,Bugis dan beberapa suku bangsa lainnya. Struktur sosial masyarakat Lampung adalah bersifat genealogis teritorial, hal ini membuata mereka selalu terikat pada harga meraka. Di desa-desa, umumnya berdiam warga yang berasal dari satu cikal bakal yang sama yang disebut Buay atau Kampung-kanpung atau dipedesaan didirikan Nuwo Balak yaitu rumah besar sebagai tempat berdiam keluarga besar (extended family). semula tiap buay mendiami suatu wilayah disebut Marga atau Merga, dan merga ini terdiri dari beberapa kampung disebut Tiyuh. Tiyuh biasanya didiami beberapa suku, dan suku terdiri dari beberapa cangkoi, selanjudnya cangkoi terdiri dari beberapa Nuwo.

Dengan demikian marga, tiyuh dan kampung adalah faktor kesatuan wilayah, sedang buay, suku, cangkoi, dan nuwo menunjukan kesatuan genealogis. Mata pencaharian masyarakat Lampung adalah bertani

Page 5: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-5

dengan hasil utanma padi, perkebunan menghasilkan kopi, lada, karet, cengkeh, kelapa, tembakau dan vanili.

Di masa lampau daerah Lampung telah berdiri kerajaan seperti yang disbutkan dalam buku sejarah kuno dari Dinasati Han dari Cina, tentang negara To Lang Poliwang yang terletak di wilayah Lampung. Secara historis genealogis, masyarakat tradisional Lampung terdiri dari 2 golongan, yaitu golongan Lampung kepaduan di pedalaman dan golongan paminggir di pesisir. antara kedua golongan tersebut terdapat corak kebudayaan yang agak berlainan.

Kekerabatan masyarakat Lampung bersifat patrilineal yaitu garis keturunan sepihak, dari pihak laki-laki atau ayah. Sistem perkawinan yang umum dilakukan adalah dengan memakai sereh atau uang jujun atau tukar, di mana setelah kawin istri masuk clan suamnya. Bila suaminya meninggal, maka ia dikawinkan dengan saudara laki-laki suaminya, hal ini disebut perkawinan nyemalang.

Dalam masyarakat Lampung ada beberapa bagian siklus kehidupan seseorang yang dianggap penting sehingga perlu diadakan upacara-upacara adat yang bercampur dengan unsur agama Islam. Di antaranya adalah upacara kuruk liman, disaat kandungan umur 7 bulan, upacara saleh darah yaitu upacara kelahiran, upacara mahan manik yatiu upacara turun tanah, bayi berumur 40 hari, upacara khitanan bila bayi berumur 5 tahun, upacara serah sepi bila anak berumur 17 tahun dan sebagainya. Juga upacara perkawinan, kematian dan upacara adat lainnya seperti cokok pepadun yaitu pelantikan pengimbang baru sebagai kepala adat.

Masyarakat Lampung kaya akan berbagai cabang kebudayaan seperti bahasa, kesenian dan lain-lain. Dalam bidang kesenian ada beraneka ragam misalnya seni tari dengan tari-tarian adat misalnya tari melintang tari keris, tari piring, tari sebarudangan,tari sahwi dan lain-lain, dan seni tradisional yakni Diker dan Zikir dengan iringan kendang, Adi-adi Loru Lomban, yaitu semacam pantun bersahut dengan iringan harmonium. Sedangkan seni kerajianan berupa tikar daun pandan, bakul tempat sirih dari rotan, tikar bambu untuk menjemur padi, dan lain-lain. Seni pahat seni ukir dan seni lukis tidak dapat berkembang.

Di bidang seni bangunan terutama untuk bertempat tinggal, ada beberapa macam rumah yakni rumah tradisional berbentuk rumah panggung atau rumah di atas tiang dan rumah modern yakni rumah di atas tanah. Rumah-rumah tradisional sampai kini masih dapat ditemui terutama di pedalaman.

Menurut fungsinya rumah tradisional mempunyai bentuk dan warna yang berbeda-beda atau lain. Nuwo Tuho yakni rumah pengimbang atau rumah bangsawan yang dianggap tertua dan dihormati oleh seluruh masyarakat

Page 6: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-6

adat setempat, Nuwo Balak yakni rumah besar milik keluarga besar milik keluarga masyrakat Pepadun, Lamban Balak rumah besar milik keluarga besar masyarakat Paminggir, Nuwo Menyanak yakni rumah bagi keluarga kecil, Nuwo Sesat yaitu rumah tempat pertemuan (balai adat), Nuwo Kattua yakni rumah tempat bekerja bagi seorang penyimbang yang mempunyai kedudukan sebagai pesirah, dan Tanggo Rajo yakni rumah yang dibangun di pinggir kali, tempat perahu layar berlabuh dan membayar ulasan.

Di Kota Agung - ibukota Kabupaten Tanggamus, yang menghadap laut Teluk Semangka ini kerap berlangsung kegiatan upacara pernikahan/adat berbagai etnik, utamanya Lampung. Pelaksanaan major-event Festival Tanggamus sebagai peristiwa-pariwisata yang tiap tahun digelar seputar bulan maret, kegiatannya dipusatkan disini.

5.5. Perekonomian

5.5.1. Pendapatan Daerah

Kegiatan ekonomi Tanggamus mencirikan dirinya sebagai wilayah agraris. Hasil-hasil pertanian tanaman pangan dan perkebunan serta perikanan adalah jantung bagi kelangsungan ekonomi penduduk selama ini. Tanggamus masih sangat bergantung pada ketiga lapangan usaha tersebut. Dari kegiatan ekonomi selama ini, ketiganya bersama-sama dengan peternakan dan kehutanan merupakan penyumbang terbesar dari 9 lapangan usaha. Dari hasil aktivitas ekonomi penduduk keseluruhan tahun 2001 sebesar Rp 2,2 triliun, hampir 50 persennya berasal dari gabungan kelima lapangan usaha itu.

5.5.2. Perekonomian Sektoral

Tanggamus benar-benar tidak memiliki pabrik pengolahan komoditas apa pun. Fungsi daerah ini murni sebagai penghasil saja.

1. Pertanian

Di Kabupaten Tanggamus memang ada bendungan besar seperti Batu Tegi, tetapi belum bermanfaat optimal untuk pertanian di wilayah itu. Ini memang proyek hasil studi banding 20 tahun yang lalu. Sudah barang tentu menjadi bendungan yang sudah agak ketinggalan zaman.

2. Perkebunan

Tanggamus yang sangat dikenal dengan komoditas kopinya, dukungan itu belum ada. Perjalanan tanaman kopi sejak ditanam hingga masa panen di daerah ini hanya sampai berbentuk biji

Page 7: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-7

kering asalan saja. Tidak ada proses pengolahan biji hingga menjadi bubuk kopi siap minum. Akibatnya, nilai tambah tidak ada.

Padahal, akan lain ceritanya jika wilayah yang termasuk sentra kopi robusta ternama di Provinsi Lampung ini memiliki pabrik pengolahan sendiri. Nilai tanaman kopi menjadi lebih tinggi karena adanya proses produksi. Apalagi, selama ini biji kopi Indonesia yang diekspor, termasuk biji kopi Tanggamus, menurut Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), memiliki mutu yang lebih rendah daripada biji kopi negara-negara pengekspor lain di pasar dunia. Setidaknya, kelemahan ini akan bisa ditutupi jika kopi yang diekspor sudah dalam bentuk akhir, yaitu bubuk kopi siap minum. Sayangnya, hingga kini, hal itu belum terjadi. Kopi Tanggamus keluar dari wilayahnya masih dalam bentuk biji asalan.

3. Pariwisata

Daerah ini cukup kaya akan potensi wisata bahari dan wisata tirta. Dari enam kecamatan yang berbatasan dengan Samudra Hindia, dua di antaranya telah memiliki lokasi yang dimanfaatkan sebagai wisata pantai. Dua kecamatan itu adalah Kota Agung dengan wisata Pantai Pahabung, Terbaya, Tanjung Beringin, dan Pantai Way Gelang, serta Kecamatan Cukuh Balak dengan Pantai Pasir Putih, Paku, dan Pantai Pulau Tabuhan. Sementara untuk wisata tirta terdapat air terjun Way Lalaan di Kota Agung dan air terjun Kaca Marga di Cukuh Balak dan Talang Ogan di Pulau Panggung. Wisata tirta lainnya adalah pemandian air panas. Sayangnya, sebagian besar potensi ini belum banyak dikenal orang. Sedikit sekali informasi yang bisa didapat mengenai tempat-tempat ini. Padahal, beberapa di antaranya terdapat di ibu kota kabupaten, yaitu Kota Agung. Pusat aktivitas ekonomi kabupaten semestinya juga menjadi pusat informasi seluruh potensi wilayah.

4. Perikanan

Letak sebagian wilayah Tanggamus di pesisir Samudra Hindia ini juga membuka peluang bagi penduduk berprofesi sebagai nelayan. Di wilayah selatan kabupaten yang membentuk teluk bernama Teluk Semangka, terdapat potensi perikanan. Di tempat ini juga terdapat pelabuhan perikanan yang menampung ikan hasil tangkapan nelayan-nelayan sekitarnya. Meski jumlah nelayan tidak sampai satu persen dari total jumlah penduduk, hanya sekitar 3.000 orang, produksi perikanan laut bersama dengan perikanan darat memberi kontribusi cukup besar bagi perekonomian Tanggamus secara keseluruhan. Jumlah nelayan terbesar berasal dari Kecamatan Kota Agung. Pada tahun 2001, total produksi perikanan sebanyak 12,7 juta kilogram dari

Page 8: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-8

perikanan laut dan darat, dan 165.100 ton berasal dari budi daya tambak. Perputaran uang di lapangan usaha perikanan itu telah menyumbang 11,3 persen dari seluruh aktivitas ekonomi penduduk Tanggamus.

5. Perdagangan

Selain sebagai daerah agraris, perdagangan juga merupakan salah satu kegiatan yang cukup menjanjikan di Tanggamus. Dilihat dari sumbangannya pada aktivitas ekonomi penduduk, share perdagangan ternyata paling besar. Pada tahun yang sama kontribusinya sebesar Rp 465,4 miliar atau 21 persen dari total kegiatan ekonomi. Meski demikian, untuk urusan ekspor komoditas, Tanggamus masih mengandalkan eksportir dari luar daerah karena kabupaten ini belum memiliki eksportir sendiri. Penjualan komoditas ke eksportir ditangani oleh pedagang-pedagang pengumpul.

Pertanian dan perdagangan telah memutar roda ekonomi daerah berpenduduk sekitar 800.000 jiwa ini. Dalam jangka pendek, langkah untuk memajukan wilayah tak bisa lepas dari ketergantungan dua sektor tersebut.

6. Kehutanan

Dibandingkan kabupaten lain di Provinsi Lampung, Kabupaten Tanggamus termasuk daerah rawan kejahatan. Terutama kejahatan berkaitan dengan sumber daya alam (SDA). Seperti pembalakan liar (illegal logging), penambangan liar (illegal mining) dan pencurian ikan (illegal fishing).

Rusaknya hutan di kawasan Tanggamus tidak hanya berdampak di Tanggamus. Tetapi, pasokan air ke lima kabupaten/kota di Lampung akan terganggu, sebab pasokan air banyak dari Tanggamus. Kalau hutan di sini gundul, itu sama saja dengan membuat Lampung hancur.

7. Pariwisata

1) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan II

Taman Nasional Bukit Barisan II (TNBBS-II) merupakan kawasan hutan lindung yang dihuni oleh satwa langka yang dilindungi oleh pemerintah seperti : gajah, harimau, badak, kerbau hutan, burung, dan sebagainya. Kecuali itu kawasan ini juga ditumbuhi oleh flora yang sangat langka misalnya bunga bangkai dan berbagai macam anggrek. TNBBS-II di

Page 9: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-9

ujung selatan Pulau Sumatera yang sebagian wilayahnya merupakan wilayah territorial Kabupaten Tanggamus. Lokasi TNBBS-II sangat tepat untuk pengembangan kegiatan wisata buru, yaitu eko wisata maupun kegiatan penelitian habitat dan fauna yang ada. Lokasi bunga bangkai terletak diperbasan Wilayah Kabupaten Tanggamus dengan Wilayah Kabupaten Lampung Barat. Untuk mencapai lokasi habitat tanaman bunga bangkai, dapat digunakan dengan kendaraan umum/ pribadi dari Kota Agung dengan waktu tempuh selama ± 50 menit perjalanan dan jarak tempuh ± 40 km.

2) Air Terjun Way Lalaan

Air terjun Way Lalaan merupakan air terjun bertingkat dengan jarak satu sama lainnya - 200 M, berasal dari aliran Way (sungai) Lalaan yang bermuara ke Teluk Semangka. Obyek wisata air terjun Way Lalaan terletak di Gunung Tanggamus dengan jarak hanya 2 Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tanggamus atau 80 Km dari Kota Bandar Lampung. Air terjun ini telah di kenal sejak Tahun 1937 yaitu pada zaman pemerintahan kolonial Belanda yang telah membuat tangga semen menuju lembah air terjun. Fasilitas yang tersedia yaitu shelter, kamar ganti pakaian dan pelataran parkir.

Berkendaraan dengan kecepatan sedang, 15 menit dari Batu Keramat tiba di Pekon Way Lalaan. Masuk ± 100 m dari sisi kiri jalan objek wisata-tirta Air Terjun Way Lalaan layak dikunjungi. Tumpahan air terjun dari ketinggian ± 11 m menciptakan bunyi gemuruh yang sayup-sayup mulai terdengar sejak anak tangga teratas jalan masuk menurun sepanjang 75m. Pelataran parkir yang cukup luas, Shelter serta mushola adalah fasilitas yang tersedia selain kamar bilas. Dipinggiran kolam yang terbentuk dari jatuhan air ini aman untuk mandi dan berendam. Lokasi obyek ini hanya beberapa ratus meter dari kompleks perkantoran Pusat Pemerintahan Kabupaten Tanggamus.

Page 10: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-10

Gambar 5.1 : Peta Pariwisata Kabupaten Tanggamus

Page 11: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-11

3) Gisting dan Kawasan Batu Keramat

Kawasan dataran tinggi Gisting dan Batu Keramat menyimpan potensi keindahan dimana dari ketinggian tempat kawasan ini dapat dinikmati udara sejuk pegunungan dangan pemandangan kesibukan Teluk Semangka yang dihiasi kapal-kapal tanker raksasa dan kapal nelayan serta pelabuhan laut Kota Agung. Terletak hanya 4 Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tanggamus.

Masuk ke wilayah Kecamatan Kota Agung, di wilayah dataran tinggi Batu Keramat (± 300 m dpl.), sebuah gapura menyambut wistawan yang tiba di wialyah ibukota kabupaten. Situasi alamnya mengingatkan wisatawan pada pemandangan daerah pegunungan di Puncak Pas Jawa Barat dengan jalan aspal mulus yang menurun berkelok-kelok.Bedanya wisatawan disuguhi tambahan pemandangan indah hamparan Teluk Semangka yang terbentang luas.

4) Pantai Terbaya

Pantai Terbaya yang terletak di sisi kiri jalan 3 kilometer menjelang pusat kota Kota Agung dari arah Bandar Lampung adalah obyek wisata-bahari yang ramai dikunjungi wisatawan saat liburan dan akhir-pekan. Posisi jalan raya dan pintu masuk lokasi berada pada ketinggian ± 25 m dpl. (diatas permukaan laut). Situasi ini memungkinkan pengunjung menikmati pemandangan yang luas ke arah Teluk Semangka serta pantai berpasir yang rentangnya seolah tak bertepi di kedua ujungnya. Di jalan menurun menuju pantai, terdapat sumber mata air jernih yang dapat digunakan untuk cuci-bilas. Pengelolaan pantai yang masih belum tersentuh peralatan moderen serta tradisi masyarakatnya yang masih terjaga baik, menjadikan tempat ini tampak asli-alami.

5) Kompleks Megalitik Dan Prasasti Batu Bedil

Bagi peminat situs arkeologi (wisata-sejarah & budaya), di Kecamatan Pulau Panggung, wisatawan dapat berkunjung ke kompleks megalitik dan prasasti Batu Bedil. Prasasti yang dibuat pada era Kerajaan Sriwijaya ini menjadi bukti sejarah adanya penduduk di wilayah ini pada masa lalu yang berhubungan dengan kerajaan tersebut. Terdapat 3 kompleks terpisah yang berdekatan di Pekon Batu Bedil Hulu & Hilir 10 menit berkendaraan ke arah utara dari gerbang kompleks Bendungan Batu Tegi.

Page 12: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-12

Kembali ke wilayah Kecamatan Talang Padang. Daerah penghasil beras berkualitas unggul, yakni beras Talang-Padang ini adalah kecamatan terakhir dari arah Bandar Lampung sebelum memasuki ke wilayah Kecamatan Kota Agung. Selain etnik Lampung dialek A dan sebagian kecil dialek O, masyarakat di wilayah yang dinamis ini adalah etnik Semendo, Jawa, Sunda-Banten dan Jaseng (akronim Jawa-Serang)—sebutan di Lampung bagi etnis Banten berbahasa jawa. Sejak beberapa generasi mereka berinteraksi-asimilasi sehingga banyak yang mampu berdialog dalam lima bahasa sekaligus.

6) Villa Internasional Perdana

Sarana akomodasi hotel kelas: Melati, dapat dijumpai di pekon Gisting bawah antara lain, Villa Internasional Perdana (VIP), Hotel Hosana dan Mess Pemda Tangggamus, serta beberapa rumah makan. Sebuah Rumah Sakit Katolik yang dilengkapi Instalasi Gawat Darurat terdapat disini.

Bagi perorangan maupun club Pencinta Alam yang ingin melakukan pendakian –hiking ke Gunung Tanggamus, di pekon Gisting Bawah ini dapat melakukan persiapan akhir sebelum mendaki menuju check-point di Dusun Tanggamus (akhir jalan aspal) 3 km ke arah utara. Gunung Tanggamus dapat didaki hingga puncaknya dengan berjalan kaki ± 5 jam dari titik ini.

7) Pantai Way Gelang

Bentangan garis pantai yang melengkung menyatu dengan kaki Gunung Tanggamus di wilayah perairan kabupaten ini,banyak yang berpotensi sebagai obyek wisata-bahari. Walaupun belum dikelola-optimal, beberapa pantai telah menjadi tempat yang sering dikunjungi wisatawan lokal dan luar daerah. Way Gelang adalah salah satu diantaranya, rentang pantai berpasir kecoklatan ini memiliki panjang ± 5 km.

8) Lamban/Menhan

Tiba di Kecamatan Pagelaran, selain pemandangan sawah dan pekon-pekon silih berganti tampak pula sederetan hasil kerajinan rotan dijajakan ditepi jalan. Terdapat kolam-kolam pemeliharaan ikan di wilayah ini yang merupakan salah satu sentral penghasil perikanan-darat dari 17 Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Tanggamus. Sejak memasuki wilayah

Page 13: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-13

ini sesekali wisatawan dapat menyaksikan pemandangan pekon-pekon etnis Lampung. Lamban/Mahhan—rumah penduduk asli Lampung sub-etnik Pepadun yang dominan di wilayah pedalaman, maupun sub-etnik Saibatin dari wilayah pesisir masih banyak terlihat, bahkan ada yang telah berumur 100-an tahun, salah satu diantaranya di Pekon Tanjung Heran-Kecamatan Pugung.

9) Pantai Pulau Tabuan

Pulau Tabuan adalah merupakan suatu wilayah teritorial Kabupaten Tanggamus yang berlokasi di perairan Teluk Semaka dengan luas wilayah 600 hektar. Dalam waktu dekat ini telah direncanakan oleh pemerintah kabupaten akan dibangun dermaga yang berfungsi sebagai dermaga penyeberangan transportasi laut dan nelayan dengan luas lokasi ± 2500 m. Lokasi ini dapat dijangkau dengan transportasi air berupa kapal motor/ speed boat yang memakan waktu ± 1 jam perjalanan dari pelabuhan laut.

10) Pantai Harapan

Pantai Harapan Kota Agung terletak ± 10 km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tanggamus. Pada saat ini terdapat pelabuhan laut penyeberangan yang melayani rute Kota Agung – Pulau Tabuan – Tirom – Tampang – Belimbing. Saat ini di sekitar lokasi telah berkembang beberapa fasilitas pendukung, seperti fasilitas perdagangan berupa pasar dan pertokoan, sarana akomodasi berupa 2 buah hotel melati dan tiga buah rumah makan.

11) Air Terjun Jeram Semaka

Air Terjun Jeram Semaka terletak di Pekon Way Kerap Kecamatan Semaka yang berjarak ± 25 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Tanggamus. Secara fisik, air terjun ini terdiri dari 3 tingkat di mana sumber mata airnya berasal dari TNBBS II, dimana pada saat ini lokasi masih sangat alami. Objek wisata ini cukup potensial untuk dikembangkan karena selain memiliki daya tarik tersendiri seperti keadaan alamnya yang indah, berbukit, dan berhutan lebat dengan suhu udara yang berkisar 20°-30°C, juga memiliki lokasi pengembangan mencapai ± 5 Ha dengan potensi penduduk daerah ini sebagai penghasil lada dan kopi terbesar di Propinsi Lampung selain itu merupakan salah satu daerah lumbung padi.

Page 14: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-14

12) Pemandian dan Pemancingan Wonotirto

Lokasi ini terletak di Kecamatan Talang Padang – desa Wonoharjo yang berjarak ± 10 km dari njalan raya Kota Agung Bandar Lampung. Objek wisata ini dilengkapi dengan fasilitas kolam renang, pemandian, perahu dayung, pondok untuk bermalam dan pondok-pondok untuk berteduh, santai.

13) Pantai Badak / Muli Indah

Tempat rekreasi ini terletak di Desa Badak Kecamatan Cukuh Batak Kabupaten Tanggamus pada jalur Bandar Lampung – Kedondong – Pardasuka – Putih Doh, ± 87 Km dari Bandar Lampung. Pantai Muli Indah merupakan pantai alam yang baru dibuka dan fasilitas yang ada masih sederhana berupa sebuah kios makanan/minuman dan saran MCK.

14) Pantai Batu Balai

Pantai yang masih alami dangan air laut yang jernih ini terletak di pinggir jalan lintas barat yang menghubungkan wilayah Lampung Barat. Terletak di Desa Suka Banjar Kecamatan Kota Agung dan dapat dicapai dengan kendaraan roda empat sekitar 7 Km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Tanggamus.

15) Pantai Sawmil

Pantai Sawmil terletak ± 20 km dari pusat pemerintahan kabupaen Tanggamus dengan luas lokasi yang dapat dikembangkan ± 300 Ha. Lokasi ini sangat cocok untul pengembangan objek dan sarana pariwisata seperti wisata bahari, sky air, tempat rekreasi pantai, perhotelan, lapangan golf, sepak bola, voli pantai, dan sebagainya. Selain dapat dijangkau dengan transportasi darat, lokasi ini juga dapat dijangkau dengan transportasi laut melalui pelabuhan laut Kota Agung dengan kapal motor temple yang memakan waktu selama ± 40 menit perjalanan.

16) Makam Kuno Pangeran Jiwa Kesuma

Terletak di Kecamatan Wonosobo kurang lebih 7 km dari Kota Agung. Makam ini merupakan makam keluarga Pangeran Jiwa Kesuma yang hidup pada masa peralihan Hindu - Islam. Ciri makam ini masih menonjolkan ornamen / ragam hias Hindu. Terdapat pula makam " Ikhawan " (

Page 15: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-15

makam bujang dan gadis sebagai korban persembahan dalam kepercayaan Hindu pada masa itu ).

5.6. Prasarana Lingkungan

Mendekati pusat kota-kecamatan Talang Padang, di sudut kanan persimpangan tampak mencolok papan penunjuk arah menuju Bendungan Batu Tegi (Tegi = tegak/berdiri-bahasa Lampung). Lokasi yang berjarak 20 km dari persimpangan ini memiliki areal yang sangat luas. Bila tidak menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung dapat menggunakan jasa ojek dari pangkalan-pangkalan yang ada untuk sampai ke lokasi.

Waduk Batu Tegi, yang merupakan waduk terbesar di Asia Tenggara, berlokasi di Pekon Way Harong, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Waduk itu dibangun untuk pengembangan irigasi Way Sekampung, yang meliputi : Metro, Bandar Lampung, Lampung Tengah, dan Lampung Timur. Tetapi, karena air yang dilepas untuk irigasi memiliki energi besar, dimanfaatkan pula untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Gambar 5.2 : Waduk Batu Tegi

Disamping fungsi utama sebagai PLTA dan Irigasi/pengairan, sebagai objek wisata, bendungan/waduk ini memiliki pesona pemandangan yang menakjubkan. Danau yang terbentuk oleh genangan air bendungan ini amat luas. Dikelilingi perbukitan, obyek ini bak terlukis dikanvas yang bagaikan magnet menyedot perhatian pengunjung hingga betah berlama-lama memandangnya.

Jika beruntung, berbagai jenis ikan tawar dapat dibeli antara lain: baung,

Page 16: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-16

gabus, patin, dan sebagainya yang merupakan tangkapan penduduk sekitar dengan perahu motor yang kerap sandar pada jeti—dermaga apung—dua sampai empat kali sehari. Peminat juga dapat pula menyewa perahu mereka untuk sekedar berkeliling danau atau memancing dengan sewa Rp. 25.000,00 untuk satu rombongan kecil (3 s.d 5 orang) selama 1 jam. Walaupun objek ini belum memiliki fasilitas yang memadai bagi wisatawan, namun sejak tahun 2002 lalu ramai dikunjungi oleh masyarakat Tanggamus maupun luar daerah terutama saat liburan dan akhir pekan.

Kondisi hutan seluas 43.312 hektare di daerah tangkapan air (catchment area) Waduk Batu Tegi, Kecamatan Pulau Panggung, Tanggamus, memprihatinkan. Dari total luas kawasan hutan itu, 27.936 hektare (53%) di antaranya rusak. Jadi perlu segera direhabilitasi. Karena kondisi tersebut, daya dukung waduk terhadap fungsi irigasi, perikanan, pariwisata, dan pembangkit listrik sudah jauh menurun.

Air yang keluar dari Waduk Batu Tegi dan dibendung di Bendung Argoguruh untuk kemudian dialirkan melalui Way Sekampung dan Way Seputih, memiliki potensi pengairan seluas 66.591 hektar di empat kabupaten/kota. Namun, akibat tingkat kebocoran yang ditandai dengan kecilnya debit air, maksimal hanya seluas 54.032 hektar yang bisa terairi. Di Satuan Wilayah Sungai (SWS) Seputih—Sekampung sekitar 215,729 kilometer atau 42,21 persen dari total saluran irigasi di Daerah Irigasi (DI) Sekampung Sistem sepanjang 510,989 kilometer rusak.

Dari saluran irigasi primer dan sekunder sepanjang 510,989 kilometer, sekitar 347,404 kilometer diantaranya sudah berbentuk saluran konkret atau dalam bentuk lining. Dari saluran konkret itu pun, sudah rusak sepanjang 52,154 kilometer. Itu baru saluran primer dan sekunder. Sementara untuk saluran tersier dan saluran usaha tani, diprediksi sudah rusak juga.

Di musim hujan, debit air bisa saja bertambah. Namun memasuki musim kering atau musim gadu, debit yang teralirkan berkurang. Akibatnya, pertanian lebih banyak didukung dari lahan lebak. Turunnya daya tangkap air karena kecepatan kerusakan lahan dengan kemampuan tanam tak berimbang. Untuk itu dibutuhkan upaya rehabilitas. rehabilitasi dimulai dari hutan lindung Register 30, 32, 39, dan 45—keempatnya wilayah hutan lindung yang menaungi Waduk Batu Tegi. Tahun 2006, dengan model sharing, Departemen Kehutanan dan Dinas Kehutanan Lampung merehabilitasi 5.000 ha lahan hutan yang terbuka dan rusak. Sebanyak 1,5 juta batang bibit pohon akan ditanam.

Sebagai waduk yang baru berusia tiga tahun, kondisi kritisnya daerah tangkapan air sangat berbahaya. Waduk Batu Tegi tidak pernah mencapai elevasi air yang diharapkan, setinggi 275 meter. Di musim kemarau 2006,

Page 17: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-17

permukaan air turun lebih dari tiga meter, bahkan penurunan debit air waduk hingga 12,6 meter. Akibatnya, waduk gagal mengairi lahan sawah yang ditergetkan seluas 66.500 ha.

Rendahnya kemampuan tangkap daerah tangkapan air membuat debit air yang keluar tidak mencapai debit normal, 15 meter kubik per detik, yang menyebabkan PLTA Batu Tegi hanya mampu memproduksi 1 x 14 megawatt dari kapasitas 2 x 14 MW. Energi yang dihasilkan 100 gwh per tahun.

Kondisi hutan bakau di Lampung yang mengalami kerusakan parah perlu mendapatkan perhatian agar segera direhabilitasi. Dibutuhkan upaya mengamankan dan merehabilitasi wilayah sekitar waduk besar yang kini area tangkapan air (catchment area) telah mengalami gangguan yang membuat debit air di Waduk Batu Tegi menyusut drastis.

Untuk mendukung penyelamatan Waduk Batu Tegi, telah dilakukan penanda-tanganan Deklarasi Penyelamatan Waduk Batu Tegi oleh 10 bupati dan wali kota se-Lampung yang disaksikan Menteri Kehutanan dan Gubernur Lampung. Kese-pakatan terdiri atas tiga poin, yakni merehabilitasi kawasan catchment area, me-ngendalikan degradasi lingkungan, serta bekerja sama masyarakat untuk meng-fungsikan Waduk Batu Tegi sebagai PLTA, irigasi, air baku, perikanan, dan pariwi-sata.

5.7. Transportasi

Kota Agung ibukota Kabupaten Tanggamus, salah satu ‘kota-tua’ di Propinsi Lampung memiliki pelabuhan lokal. Selain sebagai tempat pendaratan ikan, moda transportasi laut yang berlabuh & berangkat dari sisi menghubungkan wilayah-wilayah antara lain: Tampang Kecamatan Pemantang Sawa, Pulau Tabuhan dan sebagainya. Laut dengan tingkat pencemaran yang rendah di teluk ini kaya akan berbagai jenis biota laut. Jenis ikan antara lain: tongkol-lurik, kembung-sate, selar serta cumi dan udang lobster hidup di perairan ini. Kehadiran Bluemarlin pada musim tertentu merupakan atraksiyang jarang dilewatkan oleh penggemar olahraga memancing.

5.8. Kelembagaan Pembangunan

Para investor berpendapat bahwa kinerja Pemerintah Daerah pada aspek infrastruktur, kinerja Pemerintah Daerah masih di bawah rata-rata kinerja, sementara itu aparat Pemerintah Daerah menilai bahwa aspek sumber daya masih di bawah rata-rata kinerja. Sedangkan untuk aspek-aspek yang lain, kedua belah pihak memiliki persepsi yang sama, bahwa kinerja pada aspek yuridis / formal dan lingkungan usaha berada di atas rata-rata kinerja, sedangkan aspek pasar berada di bawah rata-rata kinerja. Berdasarkan simpulan tersebut, penelitian ini menyarankan agar aparat

Page 18: Profil Kewilayahan Waduk Batu Tegi

5-18

Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus mencermati perbedaan persepsi yang terjadi, serta meningkatkan kinerja atas aspek-aspek yang dianggap penting untuk pengambilan keputusan investasi, tetapi kinerja aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus masih di bawah rata-rata, yaitu aspek infrastruktur (menurut versi investor) serta aspek sumber daya (menurut versi aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus).