PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN...
Transcript of PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN...
PROFIL KESIAPAN SEKOLAH DALAM MENERAPKAN STEM
(SCIENCE, TECHNOLOGI, ENGINEERING, MATHEMATIC) EDUCATION
SMA NEGERI KOTA BOGOR TAHUN AJARAN 2018/2019
(Penelitian deskriptif di wilayah SMA Negeri Kota Bogor)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Uswatun Amaliah
11150163000063
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLOH
JAKARTA
2020 M/1441 H
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
USWATUN AMALIAH (11150163000063), Profil Kesiapan Sekolah dalam
Menerapkan Stem (Science, Technologi, Engineering, Mathematic) Education Sma
Negeri Kota Bogor Tahun Ajaran 2018/2019
Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan sekolah SMA Negeri di
Kota Bogor. Penelitian dilaksanakan di Kota Bogor. Metode penelitian yang digunakan
deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu SMA Negeri 1 Kota Bogor, SMA Negeri
5 Kota Bogor dan SMA Negeri 9 Kota Bogor. Pemilihan subjek menggunakan
stratified sampling yaitu strata sekolah berdasarakn nilai UN. Teknik pengumpulan
data dengan angket. Validitas penelitian menggunakan judgement ahli untuk validasi
isi angket kepala sekolah dan angket guru dan validasi konstruk dengan analisis faktor
konfirmatori (CFA) untuk angket minat siswa. Analisis data menggunakan skor
kesiapan menurut Aydin & Tascy (2005). Temuan penelitian menunjukan secara
umum SMA Negeri di Kota Bogor siap menerapkan STEM education. Berdasarkan
strata sekolah, SMAN dengan strata 1 paling siap menerapkan STEM education
dengan skor kesiapan 4,1, SMAN dengan strata 2 dikategorikan siap tetapi
membutuhkan peningkatan dalam menerapkan STEM education dengan skor kesiapan
3,8, dan SMAN dengan strata 3 siap tetapi membutuhkan peningkatan menerapkan
STEM education dengan skor kesiapan 3,8. Temuan itu menunjukan bahwa perlu
adanya peningkatan pada beberapa aspek agar siap dalam menerapkan STEM
education.
Kata Kunci: Kesiapan sekolah, STEM education.
v
ABSTRACT
USWATUN AMALIAH (11150163000063), School Readiness Analysis in
Implementing STEM education. Thesis of Physics Education Study Program Faculty
of Tarbiyah and Teacher Training UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019
The study aims to determine the level of readiness of state high schools in Bogor City.
The study was conducted in the city of Bogor. The research method used is descriptive
quantitative. The research subjects are Bogor City 1 High School, Bogor City High
School and Bogor City 9 High School. The subject selection uses stratified sampling
which is the school strata based on the UN scores. Data collection techniques with a
questionnaire. The validity of the study used e x ̅ ̅pert judgment for the validation of
the principal's questionnaire constructs and the teacher's questionnaire and content
validation with the confirmatory factor analysis (CFA) for the student interest
questionnaire. Data analysis uses readiness scores according to Aydin & Tascy (2005).
The research findings indicate that in general SMA Negeri Bogor is ready to implement
STEM education. Based on the school strata, SMAN with strata 1 is most ready to
apply STEM education with a readiness score of 4.1, SMAN with strata 2 is categorized
as ready but requires an increase in implementing STEM education with a readiness
score of 3.8, and SMAN with strata 3 is ready but requires an increase in applying
STEM education with a readiness score of 3.8. The findings show that there needs to
be an increase in several aspects to be ready in implementing STEM education.
Keywords: School readiness, STEM education.
vi
KATA PENGANTAR
Maha besar Allah, segala puji bagi Allah. Tuhan maha cinta yang tidak henti
memberi rahman dan rahim bagi setiap hamba seluruh alam semesta. Tiada Tuhan
melainkan Allah, Dia yang berkuasa atas segala sesuatu.
Puji syukur kedirat Allah yang telah mendesign alam semesta dengan segala
keteraturan dan ketepatan yang luar biasa. Shalawat dan salam tetap tercurahkan
kepada Rasulullah, guru besar sepanjang zaman, kehadiranya menciptakan jalan
kebahagian abadi.
Ucapan terima yang tak terkira dan penghormatan setinggi-tingginya kepada
kedua orang tua yang selalu ikut berjuang dalam setiap langkah penulis, memberikan
doa dan dukungan terbaik. Semoga Allah SWT meridhoi dan selalu bersama kita
semua. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang
membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik dorongan moril maupun materil. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Tadris Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd dan Ibu Ai Nurlaela, M.Si, selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah memberikan pengetahuan, tenaga dan waktunya
selama proses penulisan skripsi.
4. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswi Tadris Fisika.
5. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Prodi Tadris Fisika yang telah mengenalkan, mengajari bagaimana
vii
menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi serta memberikan pelayanan terbaik
kepada penulis.
6. SMAN 1 Kota Bogor, SMAN 5 Kota Bogor dan SMAN 9 Kota Bogor yang
bersedia menjadi tempat pembelajaran bagi penulis untuk mencari bahan
tulisannya. Terima kasih telah mengajarkan bahwa pintar saja tidak cukup, perlu
keberanian pula untuk meraih apa yang kita ingin capai.
7. Seluruh keluarga besar Bani Radun terkhusus Mba Mela, mas Ojin dan Hana yang
telah mengiringi perjalangan penulis dengan cinta dan kasih sayang.
8. Sahabat seperjuangan Tadris Fisika 2015: Vella, Upe, Elisa, Haris dan seluruh
sahabat yang berdedikasi memberikan warna-warni selama penulis menjalankan
studi di kampus ini.
9. Muhammad Tri Zaenuddin yang telah menularkan semangatnya dan mengajarkan
bahwa “ jadilah umat Rasululloh yang bisa dibanggakan”.
10. Abu Khasan, Endah Mawaddah dan Amanati Fisti sahabat terkasih yang menjadi
udara segar dalam setiap kelelahan yang melanda.
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas doa dan
dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis secara terbuka menerima setiap saran dan kritik yang konstruktif dari semua
pihak. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Desember 2019
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA MUNAQOSAH .......................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................................................iii
ABSTRAK ................................................................................................................................ iv
ABSTRACT .............................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 5
F. Manfaat penelitian ......................................................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................................................... 7
A. Landasan Teori .............................................................................................................. 7
1. Kesiapan .................................................................................................................... 7
2. Pendidikan STEM (Science, Teknologi, Engineering, Mathematic) ........................ 7
3. Analisa STEM pada Kurikulum 2013 ....................................................................... 8
4. ndikator STEM ........................................................................................................ 10
B. Kerangka Berpikir ....................................................................................................... 12
C. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................................... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................... 17
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................................... 17
ix
B. Metode Penelitian ........................................................................................................ 17
C. Populasi dan Sampel .................................................................................................... 17
D. Instrumen Penelitian .................................................................................................... 19
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 32
F. Teknik Analisis Data ................................................................................................... 32
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 35
A. Temuan Penelitian ....................................................................................................... 35
B. Pembahasan ................................................................................................................. 65
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 85
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 85
B. Saran ............................................................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 85
LAMPIRAN........................................................................................................................... 95
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 132
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education
Perspektif Kepala Sekolah ...................................................................................................... 20
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education
Perspektif Guru ....................................................................................................................... 24
Tabel 3. 3 Hasil Analisis Faktor Konfirmatori Instrumen Angket Minat Siswa ..................... 31
Tabel 3. 4 Rentang Nilai dan Kategori (Aydin & Tasci: 2005) .............................................. 33
Tabel 4. 1 Skor Kesiapan SMA A dalam Menerapkan STEM Education .............................. 35
Tabel 4. 2 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Kurikulum ............................................ 36
Tabel 4. 3 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Kurikulum ............................................ 36
Tabel 4. 4 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Ektrakulikuler ...................................... 37
Tabel 4. 5 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Seleksi Masuk Jurusan ......................... 37
Tabel 4. 6 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Fasilitas Sekolah .................................. 38
Tabel 4. 7 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Lulusan Guru ....................................... 38
Tabel 4. 8 Skor Kesiapan Guru SMA A ................................................................................. 39
Tabel 4. 9 Skor Kesiapan Guru SMA A Indikator Tujuan Pembelajaran ............................... 40
Tabel 4. 10 Skor Kesiapan Guru SMA A Indikator Konten dan Isi ....................................... 40
Tabel 4. 11 Skor Kesiapan Guru SMA A Indikator Aktivitas Belajar .................................... 41
Tabel 4. 12 Skor Kesiapan Guru SMA A Indikator Evaluasi Belajar..................................... 41
Tabel 4. 13 Skor Kesiapan Minat Siswa SMA A ................................................................... 42
Tabel 4. 14 Skor Kesiapan SMA B dalam Menerapkan STEM Education ............................ 42
Tabel 4. 15 Skor Kesiapan Kepala Sekolah ............................................................................ 43
Tabel 4. 16 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Kurikulum .......................................... 43
Tabel 4. 17 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Ekstrakulikuler ................................... 44
Tabel 4. 18 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Seleksi Masuk Jurusan ....................... 44
Tabel 4. 19 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Fasilitas Sekolah ............................... 45
Tabel 4. 20 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Lulusan Guru ..................................... 45
Tabel 4. 21 Skor Kesiapan Guru SMA B ................................................................................ 46
Tabel 4. 22 Skor Kesiapan Guru SMA B Indikator Tujuan Pembelajaran ............................. 46
Tabel 4. 23 Skor Kesiapan Guru SMA B Indikator Konten dan Isi ....................................... 47
Tabel 4. 24 Skor Kesiapan Guru SMA B Indikator Aktivitas Belajar .................................... 47
Tabel 4. 25 Skor Kesiapan Guru SMA B Indikator Evaluasi Belajar ..................................... 48
Tabel 4. 26 Skor Kesiapan Minat Siswa SMA B ................................................................... 48
Tabel 4. 27 Skor Kesiapan SMA C dalam Menerapkan STEM Education ............................ 49
Tabel 4. 28 Skor Kesiapan Kepala Sekolah ............................................................................ 49
Tabel 4. 29 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Kurikulum .......................................... 50
Tabel 4. 30 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Ektrakulikuler ................................... 50
Tabel 4. 31 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Seleksi Masuk Jurusan ....................... 51
Tabel 4. 32 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Fasilitas Sekolah ................................ 51
Tabel 4. 33 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Lulusan Guru ..................................... 52
xi
Tabel 4. 34 Skor Kesiapan Guru SMA C ................................................................................ 52
Tabel 4. 35 Skor Kesiapan Guru SMA C Indikator Tujuan Pembelajaran ............................. 53
Tabel 4. 36 Skor Kesiapan Guru SMA C Indikator Konten dan Isi ....................................... 53
Tabel 4. 37 Skor Kesiapan Guru SMA C Indikator Aktivitas Belajar .................................... 54
Tabel 4. 38 Skor Kesiapan Guru SMA C Indikator Evaluasi Belajar ..................................... 54
Tabel 4. 39 Skor Kesiapan Minat Siswa SMA C .................................................................... 55
Tabel 4. 40 Skor Kesiapan Kepala Sekolah SMA N Kota Bogor ........................................... 56
Tabel 4. 41 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Kurikulum .......................................... 57
Tabel 4. 42 . Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Ektrakulikuler .................................. 57
Tabel 4. 43 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Seleksi Masuk Jurusan ....................... 58
Tabel 4. 44 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Fasilitas .............................................. 58
Tabel 4. 45 Skor Kesiapan Kepala Sekolah Indikator Lulusan Guru ..................................... 59
Tabel 4. 46 Skor Kesiapan Guru SMA N Kota Bogor ............................................................ 59
Tabel 4. 47 Skor Kesiapan Guru Indikator Tujuan Pembelajaran .......................................... 61
Tabel 4. 48 Skor Kesiapan Guru Indikator Konten dan Isi ..................................................... 61
Tabel 4. 49 Skor Kesiapan Guru Indikator Aktivitas Belajar ................................................. 61
Tabel 4. 50 Skor Kesiapan Guru Indikator Evaluasi Pembelajaran ........................................ 62
Tabel 4. 51 Skor Kesiapan Minat Siswa SMAN Kota Bogor ................................................. 63
Tabel 4. 52 Skor Kesiapan Minat Siswa Indikator Sains ........................................................ 63
Tabel 4. 53 Skor Kesiapan Minat Siswa Indikator Matematika ............................................. 64
Tabel 4. 54 Skor Kesiapan Minat Siswa Indikator Teknik ..................................................... 64
Tabel 4. 55 Skor Kesiapan Minat Siswa Indikator Teknologi ............................................... 64
Tabel 4. 56 Skor Kesiapan Minat Siswa Indikator Karir dalam STEM .................................. 65
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................................ 14
Gambar 4. 1 Hasil Skor Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education ................. 55
Gambar 4. 2 Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education indikator Kesiapan
Kepala Sekolah .................................................................................................. 56
Gambar 4. 3 Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education Faktor Kesiapan Guru
................................................................................................................................................ 60
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Validasi Konstruk Angket Kepala Sekolah dan Angket Guru oleh Ahli ............ 95
Lampiran 2 Validasi Isi Angket Minat Siswa ( Analisis Faktor Instrumen Minat Siswa) ...... 98
Lampiran 3 Lampiran Instrumen Penelitian ........................................................................ 104
Lampiran 4 Instrumen Angket Kepala Sekolah .................................................................... 109
Lampiran 5 Instrumen Angket Guru ..................................................................................... 111
Lampiran 6 Angket Minat Siswa .......................................................................................... 113
Lampiran 7 Temuan Penelitian Angket Kepala Sekolah ...................................................... 114
Lampiran 8 Temuan Penelitian Angket Guru ....................................................................... 118
Lampiran 9 Data Penelitian Angket Minat Siswa ................................................................. 119
Lampiran 10 Stratified Sampling .......................................................................................... 120
Lampiran 11 Surat Permohonan Pembimbing Skripsi .......................................................... 121
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian ........................................................................................ 123
Lampiran 13 Uji referensi ..................................................................................................... 126
Lampiran 14 Dokumentasi Penelitia ..................................................................................... 132
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan di masa depan harus menekankan pentingnya pengembangan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ditujukan untuk mencapai keunggulan
bangsa di era keterbukaan dan persaingan global. Berdasarkan laporan Forum
Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) yang termuat dalam surat kabar
mangatakan bahwa 52% pekerjaan di masa depan tidak mengalami pergeseran
keterampilan, angka ini menunjukan akan terjadi pergeseran keterampilan di dunia
kerja sebesar 42% pada tahun 2022. Menurut WEF kebutuhan teknologi semakin
meningkat, maka keterampilan-keterampilan yang akan semakin dibutuhkan di
masa mendatang adalah daya pikir analitis serta pembelajaran secara aktif sekaligus
keterampilan yang berkaitan dengan teknologi.1
Pembelajaran yang berkaitan dengan teknologi menjadi fokus semua
Negara saat ini yang ingin mengembangkan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi abad 21. Lembaga yang berperan dalam pembelajaran abad 21 yaitu
Partnership for 21st Century Learning telah mengembangkan framework
pembelajaran di abad 21 yang menuntut peserta didik untuk memiliki keterampilan,
pengetahuan dan kemampuan dibidang teknologi, media, dan informasi,
keterampilan pembelajaran dan inovasi serta keterampilan hidup dan karir.2 Salah
satu pembelajaran yang dapat mengembangkan pendidikan abad 21 adalah STEM
(Science, Teknologi, Enginnering and Math). Ada kecocokan alami antara
keterampilan abad ke-21 dan prinsip dasar STEM merancang instruksi abad 21
1 Mutia Fauziah, “ Di tahun 2020, “skill” apa yang paling dibutuhkan untuk bekerja?”.2019,
(www.kompas.com) 2 Partnership for 21 st Century Skills. 2008. 21 st Century Skills, education & Competitiveness
Resource and Policy Guide. hal 12
2
dimulai dengan mengidentifikasi tema dasar dan konsep itu menggabungkan
beberapa konten subjek. Melalui integrasi sains, teknologi, rekayasa dan
matematika. Kurikulum STEM mencontohkan pembelajaran lintas-kurikuler itu
adalah fondasi dari kurikulum abad ke-213. Dalam rangka penguasaan kecakapan
abad 21 maka pembelajaran IPA dipandang bukan hanya untuk pengalihan
pengetahuan dan keterampilan saja kepada siswa, tetapi pembelajaran abad 21
bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi (analisis, sistesis,
kritis, kreatif dan inovatif) melalui pengalaman kerja ilmiah. Untuk membangun
pembelajaran siswa pada aras berpikir tingkat tinggi, pendekatan STEM saat ini
menjadi alternative yang dapat digunakan untuk membangun generasi yang mampu
menghadapi abad 21 yang penuh tantangan. Melalui pembelajaran STEM siswa
menjadi pemecah masalah, innovator, pencipta dan kolaborator dan terus mengisi
jalur kritis insyinyur, ilmuwan dan inovator yang penting bagi masa depan.
Menurut Direktur Eduspec Indonesia Indra Charismiadji STEM merupakan
sebuah keharusan dipersiapkan di Indonesia untuk mempersiapkan anak didik
menghadapi persaingan global karena perkembangan pendidikan sangat cepat, oleh
karena itu Indonesia harus menyesuaikan agar dapat bersaing di era global. 4
Menurut M.Ikhlasul Amal, peneliti pada Pusat Penelitian Metalurgi dan Material,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan untuk mewujudkan hal
tersebut Indonesia harus menyesuaikan pola pendidikan. Indonesia harus
menerapkan pendidikan yang memasukan aspek Science, Teknologi, Enginnering
and Math (STEM), “aspek Science, Teknologi, Enginnering and Math (STEM)
merupakan pondasi pengembangan berbagai teknologi maju terkini ujar M.
Ikhlasul Amal 5
3 Suee Z. Beers. 2010. 21st Century Skills: Preparing Students For Their Future. STEM. hal 4 4 Herning Banirestu.”Eduspec Indonesia Perkenalkan Pendidikan Berbasis STEM”,
https://www.SWA.co.id (online) terbit pada 3 September 2016 diakses tanggal 3 Desember 2018. 5 Hazliansyah,” Indonesia Perlu Masukkan Aspek STEM dalam Pendidikan”,
3
Negara-negara maju telah terlebih dahulu mengembangkan STEM
education sebagai pembelajaran wajib pada sekolah dasar dan menengahnya.
European Commission menerapkan digital competence sebagai salah satu dari
delapan kompetensi utama untuk pembelajaran. 6 Finlandia menyelesaikan
reformasi Kurikulum Inti Nasional untuk pendidikan pra-dasar dan untuk
pendidikan dasar wajib pada bulan Desember 2014. Kompetensi digital, sebagai
bagian dari inti. Kurikulum tujuan umum untuk mengajar dan belajar, dijelaskan
dengan cara yang jauh lebih menyeluruh daripada di kurikulum inti nasional yang
ada (Søby, 2015) fenomena itu tertanam dalam semua kompetensi dasar, tetapi
paling eksplisit ke dalam bidang multi-literacies dan ICT.
Indonesia tidak mau ketinggalan dalam usaha untuk mengembangkan
keterampilan abad 21 ini, salah satunya dengan menggalakan pembelajaran STEM
ini, bentuk keseriusan Indonesia untuk menerapkan STEM education adalah
pemerintah mengeluarkan pedoman pembelajaran menggunakan STEM education,
mengadakan seminar pembelajaran STEM education kepada tenaga pendidik.
Besar kemungkinan STEM akan diterapkan di sekolah Indonesia. Ketika STEM
akan diterapkan pastinya diperlukan informasi mengenai kesiapan sekolah untuk
menerapkan STEM. Namun ada baiknya sebelum STEM dilakukan perlu uji coba
di sekolah-sekolah tertentu sehingga diperlukan informasi untuk uji coba
berdasarkan profil kesiapan sekolah.
Peneliti mencoba melakukan penelitian untuk mengetahui profil kesiapan
Sekolah Menengah Atas dalam menerapkan STEM education di wilayah Kota
Bogor. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Profil Kesiapan Sekolah dalam
https://www.republika.com (online) terbit pada 08 Maret 2015 diakses pada tanggal 04 Desember 2018
6 Riina Vuorikari, Yves Punie.2016. Dig.Com2.o: The European Digital Competence Framework for citizens update Phrase 1: The Conseptual Reference Model. European Commision hal 17
4
Menerapkan Stem (Science, Technologi, Engineering, Mathematic) Education
SMA Negeri Kota Bogor Tahun Ajaran 2018/2019”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa dapat diidentifikasi masalah, yakni sebagai
berikut
1. Profil kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education belum banyak
informasinya, akibatnya perlu diadakan penelitian terkait hal tersebut
2. Profil kesiapan sekolah menerapkan STEM education berdasarkan strata
sekolah belum diketahui.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian mengacu kepada indikator STEM menurut
a. Measuring the Monitoring Progress K-12 STEM education Indikators:
A Road Map. Internasional (SRI International),
b. Paparan Kemendikbud RI mengenai STEM education
c. Indikator STEM education menurut STEM Indonesia
2. Pada penelitian ini hanya menganalisis indikator 1 menurut SRI internasional
yaitu Sekolah Fokus STEM. Indicator 1 juga mempunyai 7 aspek sebagai
indikator sekolah siap melaksanakan pendidikan STEM, yaitu sebagai berikut:
a. Sekolah yang menjadikan sains, teknologi, teknik dan atau matematika
sebagai penekanan khusus.
b. Sekolah menyediakan program penekanan khusus dalam mata pelajaran
STEM yang semua siswa berpartisipasi (sekolah STEM inklusif) atau
beberapa siswa berpartisipasi ( sekolah STEM selektif)
5
c. Adanya seleksi penerimaan masuk sekolah dengan menggunakan nilai tes
atau pencapaian lainnya, khususnya nilai matematika dan pengetahuan
yang diminati.
d. Siswa mempunyai minat tinggi pada STEM.
e. Sekolah mempunyai akses untuk mempelajari STEM seperti laboratorium
dan digital literasi.
f. Tidak hanya menggunakan buku teks sebagai bahan ajar, melainkan
video, situs web dan lain sebagainya.
g. Guru merupakan lulusan dari perguruan tinggi. 7
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana profil kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education di
wilayah Kota Bogor?
2. Bagaimana profil kesiapan sekolah berdasarkan strata dalam
mengimplementasikan STEM education di wilayah Kota Bogor?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini ialah:
1. Mengetahui profil kesiapan sekolah mengimplementasikan STEM education
di wilayah Kota Bogor.
2. Mengetahui profil kesiapan sekolah berdasarkan strata dalam
mengimplementasikan STEM education di wilayah Kota Bogor.
7 STEM Road Map summary education .2015 Measuring the Monitoring Progress K-12 STEM
education Indikators: A Road Map. : SRI international hal 7
6
F. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah:
1. Bagi Kepala Sekolah guru dapat digunakan sebagai evaluasi jika ingin
menerapkan STEM education dan sebagai bahan pertimbangan sekolah
sebelum menerapkan STEM education..
2. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan baru dalam bidang penelitian
pendidikan serta memotivasi peneliti untuk terus belajar.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Kesiapan
Menurut Chaplin kesiapan merupakan tingkatan kedewasaan yang bersifat
positif dalam melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Slameto mengemukakan
bahwa kesiapan adalah syarat seseorang untuk belajar agar dapat berinteraksi
dengan cara tertentu.8
Menurut Djamarah dan Aswan dalam Kadek Sri faktor yang
mempengaruhi kesiapan adalah sebagai berikut:
a. Kesiapan Fisik
Kesiapan fisik berhubungan dengan kesehatan yang akan berpengaruh pada
hasil belajar dan penyesuaian social individu. Hal ini dapat mempengaruhi
proses belajar.
b. Kesiapan Psikis
Kesiapan psikis berhubungan erat dengan kecerdasan, daya ingat tinggi,
kebutuhan yang terpenuhi, dan berhubungan erat dengan motivasi untuk
belajar.
c. Kesiapan Materiil
Kesiapan materiil sebagai bahan pendukung dalam proses pembelajaran.
2. Pendidikan STEM (Science, Technologi, Engineering, Mathematic)
Ketika mendefinisikan pendidikan STEM, akan sangat membantu untuk
meninjau definisi setiap disiplin dan perannya dalam pendidikan STEM. Menurut
8 Yosiana Nur Agusta.2015.Hubungan antara orientasi masa depan dan daya juang terhadap
Kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir fakultas ilmu social dan ilmu politik di Universitas
Mulawarmam www.ejournal_psikologi.fisip.unmul.org diakses pada 12 desember 2018. Hal 371
8
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan STEM education
menunjukan kepada peserta didik mengenai konsep, prinsip, teknik, sains,
teknologi, teknik dan matematika (STEM) digunakan secara berkaitan untuk
mengembangkan produk, proses, dan system yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Definisi masing-masing empat disiplin STEM beserta perannya masing-
masing yaitu:
1) Sains ialah ilmu pengetahuan tentang fenomena alat yang melibatkan observasi
dan pengukuran.
2) Teknologi ialah keseluruhan system dari orang dan organisasi, pengetahuan,
proses dan perangkat-perangkat baru untuk memodifikasi alam agar dapat
dimanfaatkan oleh manusia.
3) Teknik merupakan tubuh pengetahuan tentang desain dan penciptaan benda
buatan manusia dan sebuah proses untuk memecahkan masalah agar dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Teknik memanfaatkan konsep dalam sains,
matematika dan alat-alat teknologi.
4) Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan antara jumlah, angka, dan
ruang. Matematika digunakan dalam sains, teknik dan teknologi.9
3. Analisa STEM pada Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan secara bertahap sejak tahun pelajaran
2013/2014 di sejumlah satuan pendidikan meliputi SD, SMP, SMA, dan SMK.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Dalam rangka mewujudkan manusia
9 Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Ilmu
Pengetahuan Alam.2019. Filosofi STEM. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan RI. Hal 13
9
Indonesia yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif maka pembelajaran di
kelas harus mengarah pada pencapaian tujuan Kurikulum. Hal tersebut dieksplisitkan
dalam Permendikbud tentang Standar Proses, di mana dinyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah (saintifik) dalam pembelajaran
dan penilaian otentik yang menggunakan prinsip penilaian sebagai bagian dari
pembelajaran. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran diperkuat dengan menerapkan
model pembelajaran discovery / inquiry learning, problem based learning dan project
based learning. Tidak semua topik sains pada kurikulum dapat dibelajarkan
menggunakan pendekatan STEM hal ini sesuai dengan karakteristik keilmuannya.
Selain itu pada pembelajaran STEM konsep, prinsip, dan teknik dari sains, teknologi,
enjiniring, dan matematika digunakan secara terintegrasi atau terkoneksi dalam
pengembangan produk, proses, dan sistem yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari mereka. Untuk mengidentifikasi topik-topik yang dapat diajarkan dengan
pendekatan STEM dapat dilakukan dengan menganalisis materi/topik/konsep sains
pada kurikulum 2013. Identifikasi dilakukan terhadap Kompetensi Dasar (KD) pada
ranah pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan kegiatan perancangan baik
itu berupa proses, sistem, maupun produk. Hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah
analisis STEM pada topik terpilih. Pada proses analisis ini harus diidentifikasi
kegiatan-kegiatan yang sesuai pada keempat ranah sains, teknologi, enjiniiring, dan
matematika.
Pada kegiatan analisis kurikulum untuk perencanaan pembelajaran dengan
pendekatan STEM dapat dilanjutkan dengan merumuskan indikator pencapaian
kompetensi (IPK) sebagai penanda pencapaian KD yang dapat diukur/diobservasi yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Kriteria yang dapat digunakan dalam
10
menyusun IPK yaitu Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian (UKRK). IPK ini
juga harus menggambarkan pencapaian hasil belajar dengan pendekatan STEM. 10
4. Indikator STEM
Menurut STEM Road Map Summary education (SRI International) (2015) bahwa
“ada indikator-indikator yang digunakan sebelum menerapkan sekolah fokus pada
STEM yang selektif dan fokus pada STEM yang inklusif “
Indikator 1: Sekolah yang Fokus pada STEM
Indikator 2: Waktu yang dialokasikan untuk Mengajarkan Ilmu Pengetahuan dalam
Kelas K-5
Indikator 3: Peluang Belajar yang Terkait dengan Sains di Sekolah Dasar
Indikator 4: Adopsi Bahan Ajar Standar-Selaras
Indikator 5: Ruang Kelas Konten dan Praktek
Indikator6: Pengetahuan Guru dan Pengetahuan Materi Matematika untuk
pengajaran.
Indikator 7: Partisipasi Guru dalam Pengembangan Profesi STEM-Spesifik
Indikator 8: Partisipasi pemimpin instruksional dalam PD untuk Mendukung
Pembelajaran STEM
Indikator 9: Inklusi Sains dalam Sistem Akuntabilitas Federal dan Negara
Indikator 10: Dimasukkannya Sains dalam Mayor Federal K-12 Pendidikan Inisiatif
Indikator 11: Staf Negara dan Distrik yang Didedikasikan untuk Mendukung
Instruksi Sains
Indikator 12: Penggunaan Standar-penilaian Standar oleh Negara Bagian
Indikator 13: Pengeluaran untuk Meningkatkan Tenaga Kerja Pengajar STEM K12
Indikator 14: Pendanaan Federal untuk Penelitian Pendidikan STEM
10 Paparan Pusat pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
2018. Analisa STEM dalam Implementasi Kurikulum.Kementrian pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
11
Pada penelitian ini hanya menggunakan indikator 1: sekolah fokus STEM, pada
indikator 1 mempunyai 7 indikator yaitu sebagai berikut
1. Sekolah yang menjadikan sains, teknologi, teknik dan atau matematik sebagai
penekanan khusus.
2. Sekolah menyediakan program penekanan khusus dalam mata pelajaran STEM
yang semua siswa berpartisipasi (sekolah STEM inklusif) atau beberapa siswa
berpartisipasi ( sekolah STEM selektif)
3. Adanya seleksi penerimaan masuk sekolah dengan menggunakan nilai tes atau
pencapaian lainnya, khususnya nilai matematika dan pengetahuan yang diminati.
4. Siswa mempunyai minat tinggi terhadap STEM.
5. Sekolah mempunyai akses untuk mempelajari STEM seperti laboratorium dan
digital literasi.
6. Tidak hanya menggunakan buku teks sebagai bahan ajar, melainkan video, situs
web dan lain sebagainya.
7. Guru merupakan lulusan dari perguruan tinggi. 11
Kementrian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia juga telah
memaparkan perihal indikator sekolah siap melaksanakan program pendidikan STEM.
Berdasarkan aspek kurikulum penunjang STEM education , indikator kesiapan sekolah
antara lain sebagai berikut
1. Tujuan pembelajaran
“ menyiapkan siswa untuk menjadi SDM yang mampu integratif”
2. Konten dan Isi
a. KI dan KD (KO pengetahuan dan keterampilan)
b. Standar Proses menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning,
Project Based Learning, model pembelajaran 5E (Engage, E x ̅ ̅plore, E x ̅̅plain,
Elaborasi, Evaluation)
11 STEM Road Map summary education .2015 Measuring the Monitoring Progress K-12 STEM
education Indikators: A Road Map. : SRI international hal 7
12
c. Aktivitas belajar yang digunakan berupa Integrasi sains, teknologi, teknik dan
matematik dalam proses pemecahan masalah.12
STEM indonesia merupakan sebuah organisasi pendidikan yang berfokus pada
penyelenggaraan STEM di Indonesia. Ada beberapa indikator kesiapan sekolah jika
ingin menerapkan pendidikan STEM yaitu sebagai berikut
1. Standar proses yang digunakan dalam pembelajaran yaitu Engineering Design
Process (EDP).
2. Aktivitas belajar menggunakan scientific & engineering practice.
3. Evaluasi pembelajaran menggunakan asesmen otentik dan HOTS.13
B. Kerangka Berpikir
STEM merupakan model pembelajaran populer di dunia dan efektif meningkatkan
keterampilan anak. Pada abad ke-21 ini pembelajaran yang biasa saja tidak bisa
menjawab persaingan global yang semakin ketat.14 STEM telah banyak dikembangkan
di Negara-negara maju sebagai pembelajaran wajib bagi warga Negara nya guna
mempersiapan sumber daya manusia yang melek teknologi. Indonesia juga mulai
merintis memberlakukan STEM sebagai pendekatan pembelajaran. Kementrian
Pendidikan dan kedudayaan mempersiapkan pendekatan dengan membuat pedoman
implementasi pendidikan STEM, menggalakan seminar mengenai pendekatan STEM
kepada pendidik dan calon pendidik. STEM Road Map education menjelaskabeberapa
indikator bagi sekolah jika ingin menerapakan model STEM dalam Pembelajaran. 15
12 Paparan Pusat pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
2018. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum.Kementrian pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Hal 43
13STEM Indonesia.2017 Karakteristik pendidikan STEM.Hal 9 14 Suee Z. Beers. 2010. 21st Century Skills: Preparing Students For Their Future. STEM. hal 4
15 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan. Pusat
Kurikulum dan Pembelajaran. 2019. Pedoman Implementasi Muatan/Mata Pelajaran Informatika Kurikulum 2013. Kemendikbud
13
Oleh sebab itu, penelitian tentang profil kesiapan sekolah dalam menerapkan
STEM education yang sangat penting dilakukan sebagai bahan persiapan sekolah jika
ingin menerapkan STEM dalam pembelajaran di sekolah. Kerangka berpikir penelitian
ini dapat dilihat pada gambar
14
Kompetensi abad ke-21
Revolusi Industri 4.0
Negara maju mulai menerapkan
pembelajaran yang dibutuhkan untuk
menunjang kompetensi abad ke -21
Indonesia mulai menggalakan dengan
STEM education sebagai pendekatan
pembelajaran
Perlu Adanya informasi mengenai kesiapan
sekolah dalam menerapkan STEM
education
Profil kesiapan sekolah dalam
menerapakan STEM education
Mengetahui profil kesiapan sekolah
menerapkan STEM education
Rekomendasi bagi sekolah dalam
menerapkan STEM education
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir Penelitian
15
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Tndra Tyler-Wood, Gerald Knezek, Rhonda R
Chistenses dengan judul Instruments for Assessing Interest in STEM content and
Careers. Penelitian ini menyatakan bahwa keberhasilan pada carir STEM
bergantung pada minatnya pada STEM, Penelitian ini menggunakan survey
semantic yang dapat menunjukan minat siswa terhadap STEM.16
2. Penelitian yang dilakukan oleh Barbara Means, Haiwen Wang, Viki Young,
Vanessa L. Peters, dan Sharon J dengan judul STEM-Focused High Schools as a
Strategy for Enhancing Readiness for Postsecondary STEM Programs. Penelitian
ini menyatakan bahwa studi sekolah menengah STEM inklusif penting mengingat
tren saat ini untuk menciptakan lebih banyak sekolah STEM di seluruh Amerika
Serikat, sekolah-sekolah seperti ini menjanjikan peningkatan STEM bukan hanya
perkembangannya melainkan kekayaan outputnya.17
3. Penelitian yang dilakukan oleh Aydin, C. H., & Tasci, D. yang berjudul
Meansuring Readliness for e-learning: Reflections from an Emerging Country.
Penelitian ini membahas tentang kesiapan dan penggunaan e-learning. E-learning
mempunyai banyak manfaat jika suatu lembaga yang menggunakannya, tetapi
harus dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kesiapannya. Artikel ini
mencakup deskripsi instrument survey yang telah dikembangkan untuk menilai
kesiapan, instrumen ini juga dapat digunakan, dan mudah diadaptasi untuk
digunakan dalam mengukur kesiapan lainnya dalam perusahaan dari Negara-
negara berkembang lainnya.18
16 Tndra Tyler-Wood, Gerald Knezek, Rhonda R Chistenses (2010). Instruments for
Assessing Interest in STEM content and Careers. Journal of Information Technologi for Teacher
education . 17 Barbara Means, Haiwen Wang, Viki Young, Vanessa L. Peters, dan Sharon J (2016)
STEM-Focused High Schools as a Strategy for Enhancing Readiness for Postsecondary STEM
Programs. Journal of Research in Science Teach 18 Aydin, C. H., & Tasci, D. (2005). Measuring Readiness for e-Learning: Reflections
from an Emerging Country. education al Technology & Society, h 244-257.
16
4. Penelitian yang dilakukan oleh Jeanne Century, Liz Noble, Melanie LaForce, yang
berjudul Identifying and meansuring STEM Schools and program. Penelitian ini
bertujuan untuk meninjau literature untuk mengidentifikasi cara-cara di mana
sekolah dan program STEM dicirikan dan alat sumber daya yang telah
dikembangkan oleh Negara bagian. 19
5. Penelitian Ejiwale. J. yang berjudul Barrier to Successful Implementation of STEM
education, penelitian dilaksanakan di Negara Amerika Serikat.Penelitian ini berisi
tentang definisi pendidikan STEM serta hambatan untuk keberhasilan
implementasi pendidikan STEM serta bagaimana cara agar sekolah berhasil dalam
menerapkan pendidikan STEM.20
6. Penelitian yang dilakukan oleh Nur hidayah, yang berjudul Kesiapan Sekolah
dalam Implementasi Program Full Day School (FDS) SD Muhammadiyah di Kota
Yogyakarta. Penelitian ini mendeskripsikan kesiapan sekolah Muhammadiyah
dalam implementasi program FDS . penelitian ini menggunakan deskriptif
kualitatif, data primer diperoleh melalui wawancara terhadap kepala sekolah, guru,
dan siswa, serta observasi untuk melihat kesiapan sekolah dalam implementasi
program Full Day School.21
7. Penelitian yang dilakukan oleh Faridatur Rohmah, yang berjudul Analisis Kesiapan
Sekolah Terhadap Penerapan Pembelajaran Online (E-Learning) di SMA Negeri 1
Kutowinangun. Penelitian ini mendeskripsikan kesiapan sekolah dan mengetahui
faktor-faktor yang kuat yang perlu dipertahankan dan faktor yang masih lemah
yang membutuhkan peningkatan dalam penerapan E-learning. 22
19 Jeanne Century, Liz Noble, Melanie LaForce. 2015. Identifying and meansuring STEM
Schools and program..National Science Fondation 20 Ejiwale. J. 2013. Barrier to Successful Implementation of STEM education. Journal of
Education Learning Vol.7 (2) pp. 66-74 21 Nur Hidayah. 2017. Kesiapan Sekolah dalam implementasi Program Full Day School (FDS)
SD Muhammadiyah di Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar 2614-0136 (online), Yogyakarta hal.3
22 Faridatur Rohmah. 2017. Analisis Kesiapan Sekolah terhadap Penerapan Pembelajaran Online (E-learning) di SMA Negeri 1 Kutowinangun. Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas wilayah Kota Bogor pada
semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan,
yaitu bulan Juli 2019.
B. Metode Penelitian
Penelitian adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural
sesuai dengan kondisi objektif di lapangan mengenai suatu situasi dan kejadian-
kejadian,23 sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan sekolah
dalam menerapkan STEM education. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah segala sesuatu baik objek maupun subjek yang memenuhi syarat
tertentu yang berhubungan dengan penelitian.24 Populasi dalam penelitian ini adalah
Sekolah Menengah Atas Negeri yang berada dalam wilayah Kota Bogor. SMAN Kota
Bogor dipilih karena berdasarkan pada data bahwa SMA Negeri Kota Bogor memiliki
rerata nilai UN tertinggi di Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 69,12. 25Sampel adalah
bagian dari populasi yang terpilih untuk dilakukan penelitian.26 Sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah 3 Sekolah Menengah Atas Negeri di wilayah
Kota Bogor.
23 Nur hadi waryanto. 2017. Tingkat Kesiapan (Readliness) Implementasi E-Learning Di
Sekolah Menengah Atas Kota Yogyakarta. E-Journal Fmipa Uny: Yogyakarta hal 120 24 Nanang Martono.2014. Metode Penelitian kuantitatif: Analisis isi dan Analisis Data
Sekunder. Raja Grafindo Persada: Jakarta hal 76 25 Pusat Penilaian Pendidikan . Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik indonesia.
Di akses pada. https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/ di unduh pada 10 November 2019
26 Ibid, hal 76
18
Teknik pengambilan sampel menggunakan Stratified Sampling, teknik sampling
ini digunakan untuk mengambil sampel penelitian berdasarkan tingkatan (strata) di
dalam populasi27Dalam penelitian ini sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan
strata sekolah. Berdasarkan nilai UN tahun 2018/2019, setelah sekolah digolongkan
berdasarkan strata sekolahnya, maka selanjutnya dilakukan teknik random sampling
untuk memilih sekolah yang akan menjadi sampel penelitian. Sampel diambil
berdasarkan kategori strata 1 yaitu di wakili oleh SMA N 1 Kota Bogor selanjutnya
disebut sebagai SMA A, kategori strata 2 yaitu di wakili oleh SMA N 5 Kota Bogor
selanjutnya disebut sebagai SMA B dan kategori strata 3 yaitu di wakili oleh SMA N
9 Kota Bogor selanjutnya disebut sebagai SMA C.28 Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sumber data primer, yaitu data yang diambil langsung di
lapangan.
SMAN Kota Bogor Strata Sekolah berdasarkan Nilai UN Sampel penelitian
SMAN 1 Kota Bogor Strata 1 SMAN 1 Kota Bogor
SMAN 2 Kota Bogor
SMAN 3 Kota Bogor
SMAN 5 Kota Bogor Strata 2 SMAN 5 Kota Bogor
SMAN 8 Kota Bogor
SMAN 6 Kota Bogor
SMAN 4 Kota Bogor Strata 3 SMAN 9 Kota Bogor
SMAN 7 Kota Bogor
SMAN 9 Kota Bogor
SMAN 10 Kota Bogor
27 Sugiyono.2017. Metode Penelitian Kombinasi. Alfabeta: Bandung hal 126 28 Pusat Penilaian Pendidikan . Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik indonesia.
Di akses pada. https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/ di unduh pada 10 November 2019
19
D. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat ukur penelitian komponen kunci dalam suatu
penelitian.29 Instrumen dalam suatu penelitian adalah hal yang sangat menjamin mutu
dari sebuah penelitiannya. Mengingat fokus pada penelitian yang akan dilaksanakan
adalah penelitian analisis kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education , maka
instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen non tes berupa
angket.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menyediakan angket untuk mendatangi
langsung subjek dan menyebarkan survey. Penelitian ini menggunakan tiga angket (1)
angket kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education yang ditujukan kepada
kepala sekolah, angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
responden diminta untuk memilih jawaban dengan memberikan tanda checklist (2)
angket yang tujukan kepada guru mata pelajaran sains, yaitu fisika, kimia dan biologi
(3) angket minat siswa menggunakan skala perbedaan makna (semantic differential
scale). Skala ini didasarkan pada pandangan bahwa objek itu mempunyai dua macam
makna bagi seseorang, yaitu makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif
suatu objek dapat dengan mudah dinyatakan namun tidak dengan makna konotatifnya.
Angket minat siswa terhadap STEM education diadopsi dari instrumen penelitian yang
dilakukan oleh Tndra Tyler-Wood, Gerald Knezek, Rhonda R Chistenses dengan judul
Instruments for Assessing Interest in STEM content and Careers,30 angket ini telah
memalui uji alih bahasa oleh Pusat Bahas UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta pada tanggal
8 Juni 2019.
29 Ibid hal 147
30 Tndra Tyler-Wood, Gerald Knezek, Rhonda R Chistenses dengan judul Instruments for
Assessing Interest in STEM content and Careers.2010.
20
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Instrumen Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education Perspektif Kepala Sekolah
No Aspek Kesiapan Sekolah
dalam Menerapkan STEM
education
Indikator Kesiapan Sekolah dalam
Menerapkan STEM education
Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Kurikulum penunjang STEM
education
Tujuan
Menyiapkan siswa untuk menjadi
SDM yang mampu integratif31
Sekolah mengadakan kegiatan
yang dapat mengintegrasikan
sains dan teknologi dalam semua
mapel
Konten dan Isi
KI dan KD:
- KO pengetahuan dan
keterampilan32
Standar proses
- Engineering design
process (EDP)33
Saya menginstruksikan guru-guru
untuk menggunakan model
pembelajaran Project Based
Learning
Saya menginstruksikan guru-guru
untuk menggunakan model
31 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal 43 32 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal 43 33 STEM Indonesia. 2018.Karakteristik pendidikan STEM.hal 9
21
- Model Pembelajaran
Problem Based Learning34
- Model Pembelajaran
Project Based Learning35
- Model Pembelajaran 5E
(Engage, E x ̅ ̅plore, E
x ̅ ̅plain, Elaborasi,
Evaluation)36
pembelajaran Problem Based
Learning
Saya menginstruksikan guru-guru
untuk menggunakan model
pembelajaran 5E (Engage, E
x ̅ ̅plore, E x ̅ ̅plain, Elaborasi,
Evaluation)
Aktivitas belajar
- Integrasi sains, teknologi,
teknik dan matematik
dalam proses pemecahan
masalah37
- Scientific & enginering
practice38
Saya menginstruksikan guru-guru
untuk mengintegrasikan antara
sains, teknologi, teknik dan
matematik dalam proses
pembelajaran
Saya menginstruksikan guru-guru
untuk melakukan kegiatan
34 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal 44 35 STEM Indonesia .Karakteristik pendidikan STEM. hal 12 36 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. hal 44 37 STEM Indonesia .Karakteristik pendidikan STEM. hal 7 38 STEM Indonesia .Karakteristik pendidikan STEM. hal 9
22
melatih kemampuan siswa dalam
memecahkan suatu permasalahan
(problem solving) dalam konteks
dunia nyata (real world)
Evaluasi
Asesmen otentik dan HOTS39
Sekolah mengadakan pelatiahan
mengenai soal HOTS kepada
guru-guru
2 Ekstrakulikuler penunjang
STEM education
Ekstrakulikuler
- Robotik-STEM40
Sekolah saya mempunyai
ekstrakulikuler robotik
Sekolah saya mempunyai
ekstrakulikuler Karya ilmiyah
Remaja
3 Seleksi masuk jurusan
pengetahuan alam atau
pengetahuan social
Seleksi masuk jurusan IPA atau
IPS41
- Seleksi masuk jurusan
menggunakan tes
matematika
Seleksi masuk jurusan IPA atau
IPS tes matematika
Seleksi masuk jurusan IPA atau
IPS tes sains
39 STEM Indonesia. Karakteristik pendidikan STEM. hal 12 40 Meansuring the Monitoring Progress K-12 STEM education Indikator: A Road map2015.SRI education hal 9 41 Meansuring the Monitoring Progress K-12 STEM education Indikator: A Road map2015.SRI education hal 7
23
- Seleksi masuk jurusan
menggukan tes sains
4 Fasilitas penunjang STEM
education
Fasilitas Penunjang STEM
education 42
- Menggunakan e-learning
- Mempunyai laboratorium
penunjang STEM
education
- Pembelajaran
menggunakan media
audiovidio pembelajaran
Sekolah saya menggunakan e-
learning dalam proses
pembelajaran
Sekolah saya memiliki
infrastruktur teknologi informasi
yang mendukung e-learning
Kecepatan akses internet cukup
untuk mendukung e-learning
Sekolah saya mempunyai
laboratorium computer
Sekolah saya mempunyai
laboratorium sains
Sekolah saya mempunyai
laboratorium digital
Sekolah saya menggunakan
media audiovidio dalam
pembelajaran
42 Meansuring the Monitoring Progress K-12 STEM education Indikator: A Road map2015.SRI education hal 10
24
5 Guru Kompetensi keterampilan43
- Guru sains dan matematika
merupakan lulusan
perguruan tinggi
Guru sains dan matematika
merupakan lulusan perguruan
tinggi dan linier dengan mata
pelajaran
guru mendapatkan pelatihan
mengenai Pendidikan STEM
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Instrumen Kesiapan Sekolah dalam Menerapkan STEM Education Perspektif Guru
No Aspek Kesiapan
Sekolah dalam
Menerapkan STEM
education
Indikator Kesiapan
Sekolah dalam
Menerapkan STEM
education
Pertanyaan Jawaban
S
L
S
R
K
D
J
R
T
P
1 Kurikulum Penunjang
STEM education
Tujuan
Menyiapkan siswa untuk
menjadi SDM yang
mampu integratif44
Pembelajaran di kelas mengintegrasikan
dengan beberapan pelajaran yang lain
(misal: guru fisika memasukan materi
biologi dan materi kimia dalam
pembelajaran)
Sebagai guru fisika, saya berkolaborasi
dengan guru biologi dan guru kimia
43 Meansuring the Monitoring Progress K-12 STEM education Indikator: A Road map2015.SRI education hal 9 44 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Filosofi STEM. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. hal 17
25
untuk membuat projek yang ditugaskan
kepada siswa
Konten dan Isi
KI dan KD:
- KO pengetahuan
dan
keterampilan45
Standar proses
- Engineering
design process
(EDP)46
- Model
Pembelajaran
Problem Based
Learning47
- Model
Pembelajaran
Saya menggunakan model pembelajaran
problem based learning, yaitu
pembelajaran yang berbasis pemecahan
masalah.
Dalam proses pembelajaran mengaitkan
materi tersebut dengan konteks
kehidupan sehari-hari untuk
memecahkan suatu permasalahan
Saya menggunakan model pembelajaran
project based learning, yaitu
pembelajaran yang melibatkan suatu
proyek dalam pembelajaran.
Saya menggunakan model pembelajaran
5E (Engage, E x ̅ ̅plore, E x ̅ ̅plain,
Elaborasi, Evaluation)
45 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Folosofi STEM. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Hal 34 46 STEM Indonesia. Karakteristik pendidikan STEM.hal 9 47 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 44
26
Project Based
Learning48
- Tahapan Model
Pembelajaran 5E
(Engage,
explore, Explain,
Elaborasi,
Evaluation)49
Aktivitas Belajar
- Integrasi sains,
teknologi, teknik
dan matematik
dalam proses
pemecahan
masalah50
Dalam proses pembelajaran siswa
merencanakan solusi untuk pemecahan
masalah sains
Dalam proses pembelajaran siswa
melakukan investasi terhadap
permasalahan yang ditemukan untuk
mencari solusi
48 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 44 49 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Integrasi STEM dalam Implementasi Kurikulum
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 44 50 Paparan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.Filosofi STEM. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Hal 18
27
- Scientific &
Enginering
Practice51
Dalam proses pembelajaran melakukan
analisis
Dalam proses pembelajaran melakukan
interpretasi data
Dalam proses pembelajaran
menggunakan proses berpikir komputasi
Dalam proses pembelajaran
menggunakan proses berpikir matematis
Dalam proses pembelajaran siswa
membangun eksplanasi yaitu
penjelasan- penjelasan tentang proses
mengapa dan bagaimana permasalahan
(fenomena alam) tersebut dapat terjadi
Dalam proses pembelajaran siswa
mendesain solusi pemecahan masalah
sains
Dalam prose pembelajaran siswa terilbat
dalam argument berdasarkan bukti
Dalam proses pembelajaran siswa
mendapatkan solusi pemecahan masalah
51 STEM Indonesia. Karakteristik pendidikan STEM. hal 9
28
Dalam pembelajaran siswa
mengevaluasi solusi yang telah
didapatkan
Dalam pembelajaran siswa
mengkomunikasikan informasi yang
telah didapatkan
(misalnya presentasi hasil temuan di
depan kelas)
Evaluasi
- Asesmen otentik
dan HOTS52
Soal-soal ulangan harian menggunakan
soal HOTS
Soal-soal ulangan tengah semester
menggunakan soal HOTS
Soal-soal ulangan semester
menggunakan soal HOTS
Soal-soal penilaian dapat mengukur
keterampilan berpikir kritis
Soal-soal penilaian dapat mengukur
keterampilan berpikir kreatif
Soal-soal penilaian dapat mengukur
keterampilan berpikir komunikatif
52 STEM Indonesia. Karakteristik pendidikan STEM.STEM Indonesia hal 12
29
Soal-soal penilaian dapat mengukur
keterampilan berpikir kolaborasi
30
Validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen (alat
pengukur) mengukur apa yang harus diukur. Menurut Kenneth Bailey mengelompokan
tiga jenis utama validasi yaitu; validasi isi, validasi konstruk dan validasi empiris.53
Dalam penelitian ini mengunakan tiga instrumen, yaitu angket kepala sekolah, angket
guru dan angket minat siswa.
Instrumen non tes angket kepala sekolah dan angket guru menggunakan
validasi isi dengan expert judgement, dengan cara peneliti membuat instrumen setelah
terbentuk instrumen yang telah disusun oleh peneliti terlebih dahulu dikonsultasikan
dengan para ahli. Para ahli tersebut adalah dosen pembimbing dan dosen ahli.
Instrumen yang telah disesuaikan tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan kepada para ahli. Para
ahli diminta pendapatnya mengenai instrumen yang telah disusun.54 Hasil penilaian
ahli diolah dengan menggunakan content validity ratio (CVR) dan content validity
indeks. Perhitungan nilai CVR dan CVI sebagai berikut:
𝐶𝑉𝑅 =𝑛𝑒 −
𝑁2
𝑁2
Keterangan
CVR = ratio validasi isi
𝑛𝑒 = jumlah ahli pemberi nilai penting/layak/relevan
N = jumlah ahli
CVR mempunyai nilai berkisar antara -1 sampai +1. Nilai positif menunjukan
bahwa setidaknya bahwa setengah ahli mengkategorikan item sebagai penting/layak.
Semakin besar nilai CVR dari 0, maka semakin penting dan semakin tinggi validitas
isinya. Setelah mendapatkan nilai CVR, maka selanjutnya yang perlu dihitung adalah
nilai CVI. Rumus menghiting CVI adalah sebagai berikut: 55
53 Sugiono. Metode Penelitian Kombinasi.2017. Penerbit Alfabeta. Bandung Hal 170 54 Ibid, hal 172
55 Iwan Permana Suwarna, Laporan penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan “Pengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa melalui Computer Base Test pada
31
𝐶𝑉𝐼 =∑𝐶𝑉𝑅
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
Kategori hasil perhitungan CVI dapat dilihat
Rentang nilai Kategori
0,00 – 0,33 Tidak sesuai
0,34 - 0,67 Sesuai
0,68 – 1,00 Sangat sesuai
Hasil uji validasi isi sebagai berikut
Aspek yang dinilai Nilai CVI Kategori
Materi 0,98 Sangat sesuai
Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data minat siswa terhadap
STEM menggunakan validasi konstruk yaitu dengan analisis faktor konfirmatori untuk
mengetahui apakah semua pertanyaan dapat digunakan untuk mengambil data minat
siswa terhadap STEM. Analisis faktor konfirmatori (CFA) sesuai dengan peneliti
terdahulu oleh Alana Unfriend, Malinda Faber, Daniel S.Stanhope dan Eric Wiebe.56
Tabel 3. 3 Hasil Analisis Faktor Konfirmatori Instrumen Angket Minat Siswa
Faktor No Pertanyaan
Faktor 1 19, 4, 9, 20, 14, 24, dan 15
Faktor 2 12, 16, 17, 18, 21
Faktor 3 1, 2, 3, 5
Faktor 4 6 ,7, 8, 10
Faktor 5 11, 13
Faktor 6 23, 25
Persentase 100 %
Penjelasan mengenai analisis faktor konfirmatori terdapat pada lampiran 2.
Program Studi Pendidikan Fisika, (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITPEN)LP@M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016, h. 50.
56 Alana Unfriend, Malinda Faber, Daniel S.Stanhope dan Eric Wiebe. The Developmentand
Validation of a Measure of Student Attitudes Toward Science, Technology, Enginneering, and Math
(S-STEM).2015
32
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara pengambilan data untuk mendukung
tercapainya penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik kuisioner (angket).
Dalam penelitian ini objek penelitian yang digunakan adalah kepala sekolah, guru
fisika, guru kimia dan guru biologi serta siswa.
Kuisioner meliputi berbagai instrumen di mana responden menanggapi atau
memberikan jawaban terhadap petanyaan yang diberikan oleh peneliti. 57 Dalam
penelitian ini menggunakan dua kuisioner. Teknik kuisioner yang pertama ditujukan
kepada kepala sekolah sampel untuk mengetahui keadaan sekolah yang terkait dengan
penerapan STEM education, dan teknik kuisioner yang kedua ditujukan kepada siswa
kelas X ̅ I̅ MIA untuk mengetahui minat siswa terhadap STEM education, dengan
menggunakan STEM semantics survey. Waktu pengumpulan data menggunakan
teknik kuisioner ini dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian. .
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini ada tiga angket yaitu (1) angket penelitian kesiapan
sekolah dengan responden kepala sekolah (2) angket dengan responden guru mata
pelajaran sains (3) angket minat siswa dengan responden siswa dengan menggunakan
STEM semantic survey. Hasil dari penelitian ini menggunakan kriteria yang dijadikan
kesepakan dalam penilaian. Menurut Arikunto & Jabar (2009:32) alasan diperlukannya
kriteria sebagai hasil dari penelitian adalah diantaranya karena, (1) dengan adanya
kriteria akan lebih yakin dalam melakukan penilaian terhadap objek yang ingin diteliti
(2) kriteria yang digunakan, dapat digunakan untuk mempertanggungjwabakan hasil
penilaian yang ada (3) mencegah unsur subjektif pada hasil penelitian (4) hasil
penelitian akan sama meskipun dilakukan pada waktu dan kondisi fisik yang berbeda
(5) mengarahkan peneliti jika dalam penelitian yang dilaksanakan lebih dari satu.
57 Ibid hal 192
33
Analisis Tingkat Kesiapan
Aydin & Tasci mengemukaan alat ukur kesiapan, untuk menganalisis data yang
telah didapatkan dalam penelitian. Lembar penelitian menggunakan skor 5,4,3,2,1
untuk setiap pertanyaan yang diajukan dalam angket, selanjutnya dihitung rata-rata
akhir dengan menggunakan rumus
�̅� =𝑥
𝑛
Keterangan �̅�= rata-rata akhir
x ̅ ̅ = jumlah total skor
n = jumlah pertanyaan
Ada tiga skor rata-rata, yaitu skor rata-rata dari setiap pertanyaan, skor rata-rata
pertanyaan untuk satu faktor yang sama dan skor rata-rata total dari semua pertanyaan.
semua skor total akan dinilai menurut skala penilaian yang dikemukaan oleh Aydin &
Tasci.
Tabel 3. 4 Rentang Nilai dan Kategori (Aydin & Tasci)
Rentang Nilai Kategori
1 ≤ �̅� ≤ 2.6 Tidak siap, membutuhkan banyak peningkatan
2.6 ≤ �̅� ≤ 3.4 Tidak siap, membutuhkan sedikit peningkatan
3.4 ≤ �̅� ≤ 4.1 Siap, tetapi membutuhkan sedikit peningkatan
4.1 ≤ �̅� ≤ 5 Siap
Skor rata-rata dari tiap pertanyaan, skor rata-rata dari satu faktor yang sama dan skor
rata-rata total dari semua pertanyaan harus 𝑥 ̅ ≥ 3,41 untuk dianggap siap dalam
menerapkan STEM education. 58
58 Aydin, C. H., & Tasci, D. (2005). Measuring Readiness for e-Learning: Reflections from an
Emerging Country. education al Technology & Society, h 244-257
34
Penelitian ini menggunakan tiga angket, yaitu angket kesiapan kepala sekolah,
angket kesiapan guru dan angket minat siswa terhadap STEM. Anget kesiapan kepala
sekolah dengan alternatif jawaban ( Ya dan Tidak) dengan skor 1-0, dikonversi
kedalam skala kesiapan menurut Aydin & Tasci (2005) dengan skala 1-5, sama hal nya
dengan angket minat siswa memiliki skala (-3) sampai 3 dikonversi ke skala ke skala
kesiapan menurut Aydin & Tasci (2005) dengan skala 1-5.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap kesiapan sekolah di SMAN
Kota Bogor dalam menerapkan STEM education dapat disimpulkan bahwa:
1. Profil kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education di SMAN Kota
Bogor dilihat dari tiga aspek yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. Profil kesiapan
kepala sekolah sebesar 88%. Profil kesiapan kompetensi guru sebesar 47% dan
profil minat siswa SMAN Kota Bogor terhadap STEM education ialah minat
sedang, sehingga skor kesiapan STEM education di SMAN Kota Bogor sebesar
3,85 dengan kategori siap namun membutuhkan sedikit peningkatan.
2. Skor kesiapan sekolah strata 1 > strata 2 > strata 3, artinya sekolah strata 1 siap
menerapkan STEM education, untuk sekolah strata 2 dan 3 mempunyai kategori
siap namun membutuhkan sedikit peningkatan. Profil kesiapan sekolah dalam
menerapkan STEM education berdasarkan srata sekolah adalah sebagai berikut
a. Profil kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education di SMA A
dilihat dari tiga aspek yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. Profil kesiapan
kepala sekolah sebesar 86%. Profil kesiapan kompetensi guru sebesar 75%
dan profil minat siswa SMA A terhadap STEM education ialah minat tinggi,
sehingga skor kesiapan STEM education sebesar 4,1 dengan kategori siap
melaksanakan STEM education.
b. Profil kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education di SMA B dilihat
dari tiga aspek yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. Profil kesiapan kepala
sekolah sebesar 86%. Profil kesiapan kompetensi guru sebesar 67% dan profil
minat siswa SMA B terhadap STEM education ialah minat sedang, sehingga
skor kesiapan STEM education sebesar 3,8 dengan kategori siap
melaksanakan STEM education namun memerlukan sedikit peningkatan.
86
c. Profil kesiapan sekolah dalam menerapkan STEM education di SMA C dilihat
dari tiga aspek yaitu kepala sekolah, guru dan siswa. Profil kesiapan kepala
sekolah sebesar 77%. Profil kesiapan kompetensi guru sebesar 64% dan profil
minat siswa SMA C terhadap STEM education ialah minat sedang, sehingga
skor kesiapan STEM education sebesar 3,8 dengan kategori siap
melaksanakan STEM education namun memerlukan sedikit peningkatan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang dilakukan yaitu
1. Sekolah Menengah Atas Negeri yang mempunyai kualifikasi strata 3 harus
melakukan peningkatan pada semua faktor kesiapan penerapan STEM education.
2. Penelitian deskriptif memperhitungkan jumlah sampel penelitian, semakin
banyak sampel semakin baik penelitiannya.
3. Perhitungan tingkat kepercayaan diperlukan untuk penelitian deskriptif
85
DAFTAR PUSTAKA
Ace, Suryadi.2002. Pendidikan, Investasi SDM, dan Pembangunan. Balai Pustaka:
Jakarta
Anis Pratiwi. C 2017.”Kesiapan Sekolah Menengah Ata di Kabupaten Sleman untuk
Memanfaatkan Internet sebagai sumber Belajar Fisika”, Skripsi pada
Universitas Saata Dharma Yogyakarta: Yogyakarta
Arifin, Zaenal.2011. Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosda karya:Bandung
Aydin, C. H., & Tasci, D. (2005). Measuring Readiness for e-Learning: Reflections
from an Emerging Country. education al Technology & Society
Century, J., Liz Noble, Melanie LaForce.2015.Identifying and meansuring STEM
Schools and program..National Science Fondation
Etistika, Dwi Agus, Amat Nyoto.2016. Transformasi Pendidikan Abad 21
sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era Global.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 2016- Universitas
Kanjuruhan Malang : Malang
Hazliansyah,” Indonesia Perlu Masukkan Aspek STEM dalam Pendidikan”,
https://www.republika.com (online) terbit pada 08 Maret 2015 diakses pada
tanggal 04 Desember 2018
Hidayah, Nur.2017. Kesiapan Sekolah dalam implementasi Program Full Day School
(FDS) SD Muhammadiyah di Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar 2614-0136 (online), Yogyakarta
Kelentrik, Marijana & Karriane Helland dan Ann- Therese Arstorp.2017. Professional
Digital Competence Framework for Teacher in Norway.Senter For LKTI
Utdaningen, dipublikasikan pada Mei 2017 dan diakses pada tanggal 10
desember 2018
86
Margono, 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta
Maturradiyah, N & A. Rusilowati.2015. Analisis Buku Ajar Fisika SMA
Kelas X ̅ I̅I di Kabupaten Pati Berdasarkan Muatan Literasi Sains. Unnes
Physics education Journal (Online)
Nur Agusta, Yosianaa.2015. Hubungan antara orientasi masa depan dan daya juang
terhadap Kesiapan kerja pada mahasiswa tingkat akhir fakultas ilmu social dan
ilmu politik di Universitas Mulawarmam
www.ejournal_psikologi.fisip.unmul.org diakses pada 12 Desember 2018.
Partnership for 21 st Century Skills. 2008. 21 st Century Skills, education &
Competitiveness Resource and Policy Guide
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Konseptualisasi dan Implementasi
Muatan/Kurikulum Informatika Pada Jenjang pendidikan Dasar dan
Menengah.
Prahananda, Redjo.” Kemendikbud Hidupkan Mata Pelajaran Informatika”,
https://Indopos.co.id (online) terbit pada 01 September 2018 diakses pada
tanggal 03 Desember 2018
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta : Indeks
Singarimbun, Marsi. & Effendi, Sofian;.2011. Metode Penelitian Survey. Jakarta:
Penerbit LP3ES
STEM Road Map summary education .2015 Measuring the Monitoring Progress K-
12 STEM education Indikators: A Road Map. :SRI international
Sudjana, Nana. & Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Penerbil
Sinar Baru Argensindo: Bandung
Suharsaputra, Uhar.2014. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Tindakan.
Bandung: Rafika Aditama.
Utsman, 2017. Validitas dan Reliabilitas untuk mengevaluasi mutu penelitian
kualitatif. Jurnal Universitas Negeri Semarang (online)
UU no 20 Tahun 2003
87
Vuorikari. Riina & Yves Punie.2016. Dig.Com2.o: The European Digital Competence
Framework for citizens update Phrase 1: The Conseptual Reference Model.
European Commision
Wibowo.Ibnu.”STEM, Model pembelajaran terpopuler di dunia dan efektif
menigkatkan keterampilan anak”, https://www.infoitas.com (online) terbit pada
20 Desember 2016 diakses pada tanggal 3 Desember 2018.
Z. Beers.Suee.2010. 21st Century Skills: Preparing Students For Their Future. STEM.