Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011 · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur...
Transcript of Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011 · Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur...
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu komponen utama dalam Index
Pembangunan Manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya SDM yang
sehat, cerdas, terampil dan ahli menuju keberhasilan Pembangunan Kesehatan.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan kepada prinsip-
prinsip dasar, meliputi : (1) perikemanusiaan (2) hak asasi manusia (3) adil dan
merata (4) pemberdayaan dan kemandirian masyarakat (5) kematian
(6) pengutamaan dan manfaat (7) tata kepemerintahan yang baik, dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, dan usia lanjut
(Usila) serta keluarga miskin.
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025 menetapkan
bahwa Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terwujud. Selanjutnya, dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-1014 telah ditetapkan
bahwa Visi Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat yang Mandiri
dan Berkualitas”.
Dalam mewujudkan Visi Kementerian Kesehatan dan untuk
meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu, maka
pada periode 2010-2014, Kementerian Kesehatan melakukan terobosan dalam
bentuk reformasi kesehatan masyarakat yang mencakup tujuh upaya, yaitu :
1. Revitalisasi pelayanan kesehatan dasar; 2. Penyediaan, distribusi, dan retensi
Sumber Daya Manusia Kesehatan; 3. Menjamin ketersediaan, pemerataan dan
keterjangkauan obat melalui peningkatan akses obat bagi masyarakat;
4. Penyediaan Jaminan Kesehatan menuju Jaminan Kesehatan Semesta
(Universal Coverage); 5. Peningkatan ketersediaan, pemerataan, dan kualitas
tenaga kesehatan terutama di DTPK dan DBK dalam rangka mendekatkan akses
pelayanan kesehatan pada masyarakat; 6. Reformasi Birokrasi Kesehatan;
7. Meningkatkan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan agar bertaraf
internasional.
Upaya nyata Kementerian Kesehatan dalam mencapai terobosan
Reformasi Kesehatan periode 2010-2014 adalah pelayanan kesehatan berbasis
masyarakat dengan menekankan upaya promotif dan preventif, menekan
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
2
pencegahan penyakit tidak menular yang disebabkan pola makan dan pola hidup
yang tidak sehat, serta pengendalian penyakit menular. Selain itu juga
diupayakan dengan meningkatkan pelayanan kesehatan primer dan rujukan di
rumah sakit daerah maupun pusat
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu,
masyarakat, pemerintah dan swasta. Apapun peran yang dimainkan pemerintah,
tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga
kesehatan mereka, hanya sedikit yang akan dapat dicapai. Perilaku yang sehat
dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan Pembangunan
Kesehatan. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan tidak semata-mata ditentukan
oleh hasil kerja keras sektor kesehatan, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh
hasil kerja keras serta kontribusi positif berbagai sektor pembangunan lainnya.
Tantangan dan permasalahan pembangunan kesehatan makin bertambah
berat, kompleks dan bahkan terjadi secara tidak terduga, karena Indonesia
merupakan negara yang daerahnya rawan bencana. Upaya meningkatkan status
kesehatan masyarakat tidak akan tercapai apabila tidak mengikut sertakan peran
masyarakat dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat tidak lagi sebagai obyek
melainkan sebagai subyek dalam pembangunan kesehatan, seperti yang telah
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Masalah kesehatan perlu diatasi oleh masyarakat sendiri dan pemerintah. Selain
itu banyak permasalahan kesehatan yang wewenang dan tanggung jawabnya
berada di luar sektor kesehatan.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat jelas tidak mungkin hanya
dilakukan oleh sektor kesehatan saja, karena masalah kesehatan ditimbulkan oleh
berbagai determinan antara lain perilaku, ekonomi, sosial budaya, dan politik.
Kesehatan juga sesuatu yang kompleks, dipengaruhi oleh banyak faktor baik
internal (perilaku dan keturunan) maupun eksternal (lingkungan fisik dan non
fisik).
Pemerintah memiliki tanggung jawab yang harus dilaksanakannya yang
meliputi tanggung jawab untuk merencanakan, mengatur, menyelenggarakan,
membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh masyarakat. Tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara
dan meningkatkan kesehatan segenap warga negara, yaitu setiap individu,
keluarga dan masyarakat Indonesia, tanpa meninggalkan upaya menyembuhkan
penyakit dan atau memulihkan kesehatan penderita.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
3
Untuk dapat terselenggaranya tugas ini, upaya kesehatan yang harus
diutamakan adalah yang bersifat promotif dan preventif, yang didukung oleh
upaya kuratif dan atau rehabilitatif. Dalam pengertian ini, upaya kesehatan akan
lebih memprioritaskan kepada upaya mempertahankan orang sehat agar tetap
sehat, dan bila terjadi kesakitan tentu harus diberikan pelayanan pengobatan yang
memadai. Selain itu, agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat secara paripurna, perlu pula diciptakan
lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, upaya penyehatan lingkungan juga harus
diprioritaskan. Upaya pembangunan kesehatan juga diarahkan guna mencapai
tujuan Millenium Development Goals (MDGs).
Dalam rangka memberikan gambaran situasi kesehatan di Kota Gorontalo
Tahun 2011 maka diterbitkan Buku Profil Kesehatan Kota Gorontalo, Dengan
maksud kiranya Profil Kesehatan Kota Gorontalo merupakan salah satu sarana
untuk menilai pencapaian kinerja pembangunan kesehatan di Kota Gorontalo.
Dalam Profil Kesehatan ini menyajikan data yang diantaranya upaya
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang menyangkut Kesehatan
Ibu dan Anak, Keluarga Sadar Gizi, Kesehatan Usia lanjut, Pengendalian
Penyakit Menular dan tidak menular, Kesehatan Lingkungan, Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di berbagai tatanan, serta pembinaan
Kelurahan Siaga Aktif.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Profil Kesehatan Kota Gorontalo tahun 2011
adalah menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat, upaya kesehatan,
sumber daya kesehatan dan factor-faktor terkait lainnya, dengan membandingkan
hasil cakupan dari tahun 2006 sampai dengan 2011, Sehingga dapat dijadikan dasar
dalam monitoring dan evaluasi program serta pengambilan keputusan untuk
perencanaan kedepan.
C. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kota Gorontalo tahun 2011
adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan
tujuan, serta sistematika penyajiannya.
Bab II : Gambaran Umum. Bab ini menyajikan gambaran umum Kota
Gorontalo seperti letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya
seperti kependudukan, ekonomi, dan pendidikan.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
4
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan.
Bab ini berisi uraian tentang indikator derajat kesehatan yaitu : angka
kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat.
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan.
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang pemberantasan penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyaakat, pelayanan
kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situsi bencana.
Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir
indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta
upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggaraan oleh Kabupaten/
Kota.
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan.
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya
Bab VI : Kesimpulan.
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan Kota Gorontalo tahun 2011. Selain
keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan
hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
Lampiran :
Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian di tingkat Kota
Gorontalo serta 79 tabel data kesehatan dan data terkait kesehatan yang
responsif gender. Profil Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak
(berupa buku) atau dalam bentuk lain (softcopy, tampilan di situs internet,
dan lain-lain).
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
Bab ini akan menguraikan gambaran umum Kota Gorontalo yang meliputi :
Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk
menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, Jumlah Rumah Tangga/Kepala
Keluarga, Kepadatan Penduduk, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin,
Persentase Penduduk Berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf, Persentase
Penduduk Laki-laki dan Perempuan berusia 10 tahun ke atas menurut tingkat
pendidikan yang ditamatkan.
a. Luas Wilayah
Berdasarkan data statistik tahun 2011, Kota Gorontalo memiliki luas
sebesar 64,79 km2 atau 0,53 % dari luas Provinsi Gorontalo. Secara geografis
Kota Gorontalo terletak terletak pada 000 28’ 17” – 000 35’ 56” Lintang Utara
dan 1220 59’ 44” – 1230 05’ 59” Bujur Timur.
Gambar 1. Peta Wilayah Kota Gorontalo
Secara administratif Kota Gorontalo terdiri dari 9 kecamatan dan 50
kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango
- Sebelah Timur : Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
6
- Sebelah Selatan : Teluk Tomini (Teluk Gorontalo)
- Sebelah Barat : Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo
b. Jumlah Kecamatan
Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di
bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-
kelurahan. Kota Gorontalo berdasarkan data Statistik terdiri dari Sembilan
kecamatan yang terdiri dari:
- Kecamatan Kota Timur
- Kecamatan Kota Selatan
- Kecamatan Kota Utara
- Kecamatan Kota Tengah
- Kecamatan Kota Barat
- Kecamatan Dungingi
- Kecamatan Dumbo Raya
- Kecamatan Hulonthalangi
- Kecamatan Sipatana
c. Jumlah Kelurahan
Kota Gorontalo memiliki 50 kelurahan hasil perpecahan dari sembilan
kecamatan yakni :
- Kecamatan Kota timur terdiri dari 5 kelurahan.
- Kecamatan Kota Selatan terdiri dari 6 kelurahan.
- Kecamatan Kota Utara terdiri dari 6 kelurahan.
- Kecamatan Kota Tengah terdiri dari 6 Kelurahan.
- Kecamatan Kota Barat terdiri dari 7 kelurahan.
- Kecamatan Dungingi terdiri dari 4 Kelurahan.
- Kecamatan Dumbo Raya terdiri dari 5 kelurahan.
- Kecamatan Hulonthalangi terdiri dari 5 kelurahan.
- Kecamatan Sipatana terdiri dari 5 Kelurahan.
d. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Jumlah Penduduk Kota Gorontalo menurut hasil sensus penduduk oleh
BPS sampai dengan akhir Desember 2010 sebesar 185.378 jiwa. Terdiri dari
90.763 jiwa penduduk laki-laki dan 94.615 jiwa penduduk perempuan, dan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 2,93 % .
Umur dan Jenis kelamin merupakan faktor penting dalam demografi.
Dengan melihat data jumlah penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin, maka
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
7
penduduk dapat diklasifikasikan. Komposisi penduduk menurut usia dan jenis
kelamin itu pada setiap negara tidak selalu sama.
Jumlah penduduk Kota Gorontalo tahun 2011 menurut kelompok umur
dan jenis kelamin dapat dilihat pada grafik 1 di bawah ini.
Tabe1.1 Jumlah Penduduk Kota GorontaloMenurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2011
Kelompok UmurPenduduk
JumlahRasio Jenis
KelaminLaki-laki Perempuan
0-4 Tahun 9.163 8.795 17.958 104
5-14 Tahun 18.238 17.222 35.460 106
15-44 Tahun 46.783 49.313 96.096 95
45-64 Tahun 14.159 15.580 29.739 91
≥ 65 Tahun 2.420 3.705 6.125 65
Total 90.763 94.615 185.378 96
Pada Tabel 1 Penduduk Kota Gorontalo pada tahun 2011 terdiri dari
90,763 penduduk laki-laki dan 94,615 penduduk perempuan. Berdasarkan data
tersebut dapat dihitung bahwa rasio jenis kelamin penduduk mencapai 96 persen.
Ini berarti ada 96 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Jika dilihat menurut
kelompok umur, rasio jenis kelamin tertinggi terdapat pada kelompok umur
5–14 tahun yaitu 105 persen, sedangkan paling rendah pada kelompok umur
> 60 tahun hanya sebesar 65 persen. Gambaran ini sejalan dengan kenyataan
bahwa pada usia tua kemampuan bertahan hidup (survival rate) perempuan lebih
tinggi dibanding laki-laki.
e. Jumlah Rumah Tangga / Kepala Keluarga
Di Kota Gorontalo terdapat sebanyak 51.631 rumah tangga, dengan
jumlah penduduk 185. 378 jiwa.
Pada Tabel. 2 gambaran jumlah rumah tangga dan rata-rata jiwa per
rumah tangga untuk Kota Gorontalo tahun 2011, dari jumlah penduduk
185.378 jiwa total jumlah rumah tangga yang ada sebanyak 51.631 jiwa,
dimana satu rumah tangga terdiri dari 3 sampai 4 jiwa. Begitu juga bila
diamati tiap kecamatan maka rata-rata anggota rumah tangga yang mendiami
satu rumah tangga adalah berkisar antara 3 sampai 6 jiwa.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
8
Tabel 2. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-rata Jiwa Per Rumah TanggaMenurut Kecamatan di Kota Gorontalo
Tahun 2011
NO KecamatanJumlah
PendudukJumlah Rumah
Tangga
Rata-Rata Jiwa per Rumah
Tangga
1 Kota Timur 25.585 6.586 3.88
2 Kota Selatan 21.408 7.104 3.01
3 Kota Utara 17.155 4.172 4.11
4 Kota Tengah 28.305 9.481 2.99
5 Kota Barat 20.751 5.354 3.88
6 Dungingi 22.659 6.240 3.63
7 Dumbo Raya 17.411 4.436 3.92
8 Hulonthalangi 15.076 3.855 3.91
9 Sipatana 17.028 4.403 3.87
Kota 185.378 51.631 3.59
f. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk masih menjadi masalah di Indonesia, hal ini disebabkan
karena persebaran penduduk yang tidak merata. Kepadatan penduduk erat kaitannya
dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya yakni
dalam hal daya dukung lingkungan.
Tabel 3. Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo
Tahun 2011
No KecamatanLuas Wilayah
(km²)Jumlah
Kelurahan
Kepadatan Penduduk per km²
1 Kota Timur 5.77 6 4.434
2 Kota Selatan 3.42 5 6.260
3 Kota Utara 8.36 6 2.052
4 Kota Tengah 4.13 6 6.854
5 Kota Barat 15.16 7 1.369
6 Dungingi 4.10 5 5.527
7 Dumbo Raya 8.66 5 2.011
8 Hulonthalangi 10.97 5 1.374
9 Sipatana 4.22 5 4.035
Kota 64.79 50 2.861
Tabel 3 dapat dilihat kepadatan penduduk Kota Gorontalo dengan luas wilayah
64,79 km2 dengan 50 kelurahan, dengan kepadatan penduduk sebesar 2,861 km2..
Hal ini menunjukkan bahwa Kota Gorontalo belum terlalu padat untuk ukuran
Ibukota Provinsi. Meski bila dilihat per kecamatan, Kecamatan Kota Tengah
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
9
memiliki kepadatan penduduk tertinggi yakni 6,854 per km2. dengan luas wilayah
hanya 4,31 km2 dengan 6 kelurahan. Hal ini berbanding terbalik dengan kecamatan
Hulonthalangi dengan luas wilayah besar, 10,97 km2 dengan 5 kelurahan dan angka
kepadatan penduduk rendah hanya 1,374 km2. Kemampuan suatu wilayah dalam
mendukung kehidupan ada batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam
mendukung lingkungan terlampau, dapat berakibat pada terjadinya tekanan-tekanan
penduduk.
g. Rasio Beban Tanggungan
Indikator penting yang digunakan untuk melihat produktivitas penduduk
adalah dengan melihat beban ketergantungan atau Dependency Ratio, angka yang
menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur
dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas) dengan banyaknya orang yang termasuk
umur produktif (15-64 tahun). Semakin tinggi Rasio beban ketergantungan,
semakin besar pula beban tanggungan umur produktif terhadap umur tidak
produktif.
Tabel.4 Jumlah Penduduk dan Angka Beban Ketergantungan
menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Usia Produktif (15-64 tahun) dengan
Kelompok usia non Produktif (0-14 tahun dan 65 tahun ke atas)
Di Kota Gorontalo
Tahun 2011
Jika dilihat struktur umur penduduk menurut kelompok usia muda (0-14
tahun), usia produktif (15-64 tahun), dan usia lanjut ( 65 tahun keatas ), maka
67,88 Kota Gorontalo bila dilihat dari struktur umur memiliki penduduk dengan
jumlah usia kerja atau usia produktif (15- 44 tahun ) terbanyak yakni 96.096 jiwa,
dibandingkan dengan usia muda atau yang belum produktif (<15 tahun) sebesar
53.418 jiwa dan usia yang tidak produktif (45-65 tahun keatas). Dilihat dari
struktur umur penduduk Kota Gorontalo maka tersebut dapat dihitung rasio
beban tanggungan atau dependency ratio, dimana orang yang belum atau tidak
sanggup bekerja menjadi tanggungan orang yang sanggup bekerja. Untuk kota
gorontalo Rasio Beban Tanggungan sebesar 47,3. Berarti tiap-tiap 100 orang usia
produktif harus menanggung 47,3 penduduk yang tidak produktif.
h. Rasio Jenis Kelamin
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
10
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan
jumlah penduduk perempuan, yang berguna untuk pengembangan perencanaan
pembangunan yang berwawasan gender.
i. Presentase Penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf
j. Presentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan berusia 10 tahun keatas
menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Keadaan tingkat pendidikan adalah salah satu indikator yang sering
digunakan dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui
pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk
berperilaku sehat. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan dan kemampuan membaca dan menulis.
Persentase penduduk yang sudah memiliki ijazah/STTB secara umum di
Kota Gorontalo tahun 2010 yaitu SD/MI sebanyak 17,8 %, SLTP/MTs sebanyak
14,2 %, SMU/SMK/MA sebanyak 28,8 %, dan Diploma sampai dengan
Universitas sebanyak 9,1 %. Dengan demikian maka persentase penduduk
berumur 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah SMU/SMK/MA atau pendidikan
yang lebih tinggi sebesar 37,9 %.
Kecamatan dengan persentase tertinggi penduduknya berpendidikan
SMU/SMK atau lebih tinggi adalah Kota Tengah (48,1 %), Dungingi (40,4 %)
dan Kota Selatan (39,6 %). Sedangkan yang terendah adalah Kota Barat
(29,6 %), Kota Utara (32,5 %) dan Kota Timur (37,0 %). Jumlah penduduk
berumur 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan
dan kecamatan dapat dilihat pada tabel 4 dari lampiran.
Kemampuan membaca dan menulis penduduk tercermin dari Angka
Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat
membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Persentase penduduk yang
dapat membaca huruf latin secara umum di kota Gorontalo tahun 2010 sebesar
69,9 %. Persentase melek huruf pada laki-laki sebesar 70,2 % sedangkan
perempuan sebesar 69,7 %.
Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dapat
dilihat pada tabel 5 di lampiran. Kecamatan dengan persentase melek huruf
tertinggi adalah Kota Tengah sebesar 72,8 % dan terendah adalah Kota Barat
sebesar 65,2 %.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
11
Salah satu aspek yang menjadi ukuran dalam penentuan keberhasilan
pembangunan suatu wilayah adalah kondisi perekonomian. Data Badan Pusat
Statistik (BPS) Kota Gorontalo menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota
Gorontalo meningkat dari 7,06 % pada tahun 2006 menjadi 7,49 % pada tahun
2009. Relatif stabilnya pertumbuhan ekonomi Kota Gorontalo antara lain
didukung oleh iklim investasi di berbagai sektor yang kondusif sehingga banyak
pihak swasta yang menanamkan modalnya baik dalam skala kecil, menengah dan
besar.
Kemiskinan telah lama menjadi persoalan mendasar yang menjadi pusat
perhatian pemerintah dan berbagai kalangan karena sangat erat hubungannya
dengan dimensi ekonomi. Penduduk miskin di Kota Gorontalo sampai dengan
tahun 2011 sebesar 31,5 % yang tersebar di 9 (sembilan) kecamatan. Grafik 2
menunjukkan persentase penduduk miskin tertinggi adalah Kecamatan Kota
Barat dan terendah adalah Kecataman Kota Tengah.
Keadaan tingkat pendidikan adalah salah satu indikator yang sering
digunakan dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara. Melalui
pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan.
Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu
faktor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk
berperilaku sehat. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai tingkat pendidikan
tertinggi yang ditamatkan dan kemampuan membaca dan menulis.
Persentase penduduk yang sudah memiliki ijazah/STTB secara umum di
Kota Gorontalo tahun 2010 yaitu SD/MI sebanyak 17,8 %, SLTP/MTs sebanyak
14,2 %, SMU/SMK/MA sebanyak 28,8 %, dan Diploma sampai dengan
Universitas sebanyak 9,1 %. Dengan demikian maka persentase penduduk
berumur 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah SMU/SMK/MA atau pendidikan
yang lebih tinggi sebesar 37,9 %.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
12
Kecamatan dengan persentase tertinggi penduduknya berpendidikan
SMU/SMK atau lebih tinggi adalah Kota Tengah (48,1 %), Dungingi (40,4 %)
dan Kota Selatan (39,6 %). Sedangkan yang terendah adalah Kota Barat
(29,6 %), Kota Utara (32,5 %) dan Kota Timur (37,0 %). Jumlah penduduk
berumur 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan
dan kecamatan dapat dilihat pada tabel 4 dari lampiran.
Kemampuan membaca dan menulis penduduk tercermin dari Angka
Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat
membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Persentase penduduk yang
dapat membaca huruf latin secara umum di kota Gorontalo tahun 2010 sebesar
69,9 %. Persentase melek huruf pada laki-laki sebesar 70,2 % sedangkan
perempuan sebesar 69,7 %.
Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dapat
dilihat pada tabel 5 di lampiran. Kecamatan dengan persentase melek huruf
tertinggi adalah Kota Tengah sebesar 72,8 % dan terendah adalah Kota Barat
sebesar 65,2 %.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
13
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak
hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan serta ketersediaan
sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi,
pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.
Indikator-indikator yang dapat digunakan dalam menilai derajat kesehatan
masyarakat adalah angka kematian (mortalitas), angka kesakitan (morbiditas) dan
status gizi. Pada bab ini akan diuraikan gambaran situasi derajat kesehatan di Kota
Gorontalo melalui angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKABA),
angka kematian ibu (AKI), angka kesakitan beberapa penyakit, dan status gizi.
A. Angka Kematian (Mortalitas)
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit
maupun sebab lainnya. Angka kematian digunakan sebagai indikator untuk
mengukur frekuensi kematian pada populasi spesifik dalam interval waktu dan
tempat tertentu. Pada bab ini akan disajikan Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Kasar.
1. Angka Kematian Bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) yaitu
jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan
dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama dan merupakan salah satu
indikator derajat kesehatan.
Pada Grafik 3 Angka kematian Bayi mengalami kenaikan dibanding
tahun 2010 sebesar 6,9 per 1.000 kelahiran hidup, menjadi 8,7 per 1.000
Grafik 3 Angka Kematian Bayi di Kota GorontaloTahun 2007 - 2011
8,7
6,96,97,6
12,8
0
2
4
6
8
10
12
14
2007
2008
2009
2010
2011
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
14
kelahiran hidup di tahun 2011 atau terjadi kenaikan sebesar 2,1 persen.
Berbagai faktor dapat menyebabkan peningkatan Angka Kematian Bayi
seperti yang terlihat pada data diatas, diantaranya adalah pelayanan kesehatan
khususnya Kesehatan bayi yang belum berkualitas, ketrampilan petugas
dalam penanganan kegawatdaruratan neonatal serta dukungan pihak yang
dapat berkontribusi terhadap akselarasi penurunan Angka Kematian Bayi
yang belum optimal
Adapun penyebab kematian bayi berbeda dari tahun 2010, pada tahun
2011 penyebab kematian bayi di Kota Gorontalo terbanyak adalah Asphksia
(51,5%), BBLR ( 30,3%) dan penyebab lainnya (18,2%).
2. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah Jumlah kematian umur 1-4
tahun per 1000 kelahiran hidup. AKABA mempresentasikan peluang
terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum berumur 5 tahun.
Selain itu Angka Kematian balita menggambarkan keberhasilan program
KIA, disamping itu juga dapat menggambarkan faktor-faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap kesehatan balita, seperti gizi, sanitasi, penyakit
menular dan kecelakaan. Secara menyeluruh selain kematian bayi kematian
balita juga merupakan indikator dalam menggambarkan tingkat sejahteraan
sosial penduduk
Grafik 4. Angka Kematian Anak Balita di Kota GorontaloTahun 2007 - 2011
Grafik 4 terlihat angka kematian Anak Balita selama 5 tahun terakhir
di Kota Gorontalo sejak tahun 2007 sebesar 3,2 per 1.000 kelahiran hidup ,
kemudian turun menjadi 1,6 per 1000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2011
mengalami kenaikan sebesar 0,8 persen atau 2,4 per 1.000 kelahiran hidup.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
15
Millenium Development Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif
AKABA yaitu Sangat tinggi 71-40, Sedang 20-70 dan rendah < 20. SDKI
tahun 2007 mengestimasikan nilai AKABA sebesar 44 per 1.000 kelahiran
hidup.
Berdasarkan angka kematian Anak Balita diatas, Kota Gorontalo masuk
ke dalam kategori rendah, seperti yang telah ditetapkan dalam nilai nominatif
pada MDGs.
Penyebab kematian balita di Kota Gorontalo tahun 2011 adalah Infeksi
Saluran Pernapasan Atas/ISPA (33,3%), Diare (11,1%), Thypoid (22,2%),
tidak diketahui penyebabnya (11,1%) dan karena Lain-lain (22,2%).
3. Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR)
menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan di
Indonesia. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya
tidak termasuk penyebab karena kecelakaan atau insidentil.
AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa
kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Grafik 5 Angka Kematian ibu di Kota Gorontalo
Tahun 2007-2011
.
Grafik 5 menunjukkan Angka Kematian Ibu terjadi peningkatan yang
terus menerus sejak tahun 2007 sampai dengan 2011. Dimana pada tahun
2007 angka kematian hanya 87 per 100.000 kelahiran, pada 2011 naik
menjadi 211 per 100.000 kelahiran hidup.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
16
Meningkatnya kasus kematian ibu ini menggambarkan bahwa tingkat
kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu masih kurang
baik, selain itu kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa
nifas belum adekuat.
Untuk Penyebab kematian ibu di Kota Gorontalo tahun 2011 adalah
Eklampsi sebanyak 4 kasus, DCC 2 kasus, Susp Ruptura hepar dan anemia
masing-masing 1 kasus.
B. Angka Kesakitan
Morbiditas atau angka kesakitan baik insiden maupun prevalensi dari
suatu penyakit. Angka kesakitan menggambarkan kejadian penyakit dalam
populasi dalam kurun waktu tertentu. Angka kesakitan juga berpengaruh pada
penilaian derajat kesehatan.
1. Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) pada Anak Usia < 15 Tahun Per 100.000 Anak dalam 5 tahun terakhir.
Upaya meningkatkan kepekaan terhadap kasus polio secara terus
menerus, dilakukan pengamatan terhadap semua kelumpuhan yang terjadi
secara akut dan layu (flaccid) seperti pada kasus polio.
AFP (Acut Flaccyd Paralysis) adalah kelumpuhan layu (flaccid) yang
terjadi pada anak berusia kurang dari 15 tahun, dikarenakan anak seusia
tersebut merupakan kelompok rentan terhadap penyakit polio.
Untuk Kota Gorontalo berdasarkan data sejak tahun 2008 ditemukan
kasus kelumpuhan AFP sebanyak 1 kasus, dengan angka AFP per 100.000
anak sebesar 2,3. Sedangkan pada tahun 2009 tidak ditemukan kasus AFP di
Kota Gorontalo. Pada tahun 2010, ditemukan sebanyak 7 kasus, dengan
angka per 100.000 anak sebesar 14,1. Sedangkan untuk tahun 2011 AFP yang
ditemukan sebanyak 10 kasus dengan angka per 100.000 anak sebesar 18,7.
penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun.
Dengan melihat data yang ada diperoleh gambaran bahwa penemuan
kasus AFP di Kota Gorontalo semakin meningkat. Artinya kemampuan dari
tenaga kesehatan dalam hal penemuan kasus polio semakin baik.
2. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA +
Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular
yang dapat berakibat fatal bagi penderitanya, yaitu bisa menyebabkan
kematian. Penyakit yang disebabkan oleh mikobakterium ini merupakan
penyebab utama kecacatan dan kematian
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
17
Angka kesembuhan dibawah 70% dapat mengakibatkan masalah TB
dan reistensi obat akan meningkat. Penderita TB paru BTA positif yang tidak
sembuh dapat menimbulkan resisten terhadap obat anti tuberkulosis (OAT)
terutama resistensi sekunder yang dikarenakan pengobatan yang tidak
lengkap atau tidak teratur.
Angka kesembuhan penderita TB paru BTA positif di Kota Gorontalo
tahun 2010 adalah 98,7 % turun 1 % jika dibandingkan dengan angka
kesembuhan tahun 2009. (lihat tabel 9 pada lampiran).
Grafik 9 menunjukkan, masih terdapat 3 (tiga) puskesmas yang angka
kesembuhan penderita TB tahun 2010 belum mencapai 100 % yakni
Puskesmas Limba B, Pilolodaa dan Dulalowo.
3. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani
Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian pada balita. Data
WHO Tahun 2005 menunjukkan Pneumonia masih menjadi penyebab
kematian balita tertinggi (23%). Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO/UNICEF) tahun 2006 dalam “Pneumonia: The Forgotten Killer of
Children”, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus
pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa.
Persentase balita pneumonia yaitu jumlah balita yang menderita
pneumonia dibanding dengan jumlah balita secara keseluruhan yang berada
pada wilayah dan waktu, dan dinyatakan dalam bentuk persentase.
Penemuan kasus pneumonia pada balita di Kota Gorontalo tahun 2011
sebanyak 110 kasus turun 12 % jika dibandingkan dengan penemuan kasus
yang sama pada tahun 2010. Dari jumlah balita penderita pneumonia yang
ditemukan tersebut, seluruhnya ditangani. Hasil penemuan penderita
pneumonia, pneumonia balita dan penderita pneumonia balita yang ditangani
di Kota Gorontalo tahun 2010 dapat dilihat pada lampiran tabel ...
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
18
4. Persentase HIV/AIDS Ditangani
Penemuan kasus HIV/AIDS dan yang ditangani di Kota Gorontalo pada
tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010, dimana pada
tahun 2010 kasus yang ditemukan hanya 1 kasus. Tahun 2011 kasus HIV
sebanyak 4 kasus dan untuk AIDS sebanyak 5 kasus. Dari 5 kasus AIDS ada
1 orang yang meninggal.
Berdasarkan data diatas dapat diperoleh gambaran bahwa setiap tahun
kasus HIV/AIDS ini terus meningkat. Ini berarti, diperlukan peran aktif dari
petugas serta dukungan penuh dari pemerintah dalam hal penemuan dini
kasus HIV/AIDS di Kota Gorontalo, sehingga bisa mengungkap fenomena
gunung es dibalik kasus HIV/AIDS.
5. Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati
Jumlah kasus infeksi menular seksual (IMS) yang ditemukan di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebanyak 28 kasus, naik 53,6 % dari penemuan kasus
IMS tahun 2009. Kasus IMS ini tersebar di 4 (empat) wilayah puskesmas
dengan jumlah kasus terbanyak berada di wilayah Puskesmas Limba B
Kecamatan Kota Selatan. Sedangkan di wilayah Puskesmas Wongkaditi,
Pilolodaa dan Buladu tidak ditemukan kasus IMS.
Persentase IMS yang diobati di Kota Gorontalo tahun 2010 sebanyak
100 %. Jumlah kasus IMS yang ditemukan dan ditangani di Kota Gorontalo
tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 10 dalam lampiran.
6. Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk
Berdasarkan data yang ada pada tahun 2011, penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) menurun dari tahun 2010 sebanyak 205 kasus dengan angka
kesakitan 112.1 per 100.000 penduduk, yakni hanya sebesar 14 kasus dengan
Incidence rate 7,6 %. Bahkan ada kecamatan yang tidak ditemukan kasus
DBD. Salah faktor yang mendukung turunnya kejadian DBD diantaranya
Pemberantasan sarang nyamuk yang gencar oleh petugas maupun oleh
masyarakat yang ada di wilayah Kota Gorontalo, serta laporan cepat oleh
masyarakat yang menemukan kasus DBD sehingga penanganan awal untuk
kasus DBD ini segera teratasi.
7. Persentase DBD Ditangani
Pada tabel ... dalam lampiran terlihat bahwa dari 14 kasus DBD yang
ditemukan di Kota Gorontalo tahun 2011, seluruhnya ditangani sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP).
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
19
8. Persentase Balita dengan Diare Ditangani
Diare adalah penyebab nomor satu kematian balita diseluruh Indonesia.
Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita no 2 setelah ISPA (infeksi
saluran pernapasan akut). Sementara UNICEF memperkirakan bahwa setiap
30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare. Di Indonesia,
setiap tahun 100.000 balita meninggal karena diare.
Kasus Diare yang ditemukan dan ditangani di Kota Gorontalo pada
tahun 2011 yakni 6.521. Angka ini mengalami kenaikan bila dibandingkan
dengan kasus diare pada tahun 2010 sebanyak 5998 kasus.
Dari semua kasus diare pada tahun 2011 terdapat 6 kasus bayi dan 1
balita yang meninggal dengan faktor penyebabnya diare. Untuk menekan
angka kematian yang disebabkan kasus diare ini, diperlukan peningkatan
perilaku hidup bersih oleh masyarakat, serta pendidikan kesehatan melalui
penyuluhan rutin di tingkat puskesmas mengenai pencegahan serta
penanganan awal kasus diare, sehingga kematian yang disebabkan oleh diare
tidak ditemukan lagi pada bayi ataupun balita.
9. Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk
Menurut perkiraan WHO, tidak kurang dari 30 juta kasus malaria terjadi
setiap tahunnya di Indonesia, dengan 30.000 kematian. Survai kesehatan
nasional tahun 2001 mendapati angka kematian akibat malaria sekitar 8-11
per 100.000 orang per tahun. United Nation Development Program (UNDP,
2004) juga mengklaim bahwa akibat malaria, Indonesia sedikitnya
mengalami kerugian ekonomi sebesar $ 56,6 juta pertahun.
Target angka kesakitan malaria yang ingin dicapai secara nasional pada
tahun 2010, yaitu sebesar 5 per 1.000 penduduk. Jumlah kasus dengan gejala
klinis malaria di Kota Gorontalo tahun 2010 sebanyak 4.309 kasus dengan
angka kesakitan 23,56 per 1.000 penduduk. Kasus ini menyebar di hampir
seluruh wilayah puskesmas dengan persebaran yang tidak merata. Wilayah
puskesmas dengan jumlah kasus terbanyak adalah Puskesmas Pilolodaa dan
puskesmas dengan jumlah kasus sedikit adalah Puskesmas Dungingi.
Puskesmas Wongkaditi merupakan satu-satunya puskesmas yang tidak
ditemukan kasus malaria. Jumlah penderita dan persentase penderita malaria
yang diobati dapat dilihat pada lampiran (tabel 11).
10. Persentase Penderita Malaria Diobati
Untuk tahun 2011 tidak ada penderita malaria yang diobati karena Kota
Gorontalo termasuk...
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
20
11. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat
Pada tahun 2010, di Kota Gorontalo masih terdapat 35 kasus Kudsta
tipe Multi Basiler. Dimana kasus Multi Basiler merupakan tipe kusta yang
menular.sedangkan untuk tahun 2011 kasus tipe Multi Basiler ini meningkat
menjadi 42 kasus. Dari 42 kasus yang dilaporkan tersebut terdapat 4 kasus
pada usia 0-14 tahun, dan yang sudah ditemukan dalam keadaan cacat tingkat
2 (cacat yang tampak) sebanyak 8 kasus.
Keadaan ini menunjukkan, penularan penyakit kusta masih ada di
masyarakat dan keterlambatan penemuan kasus masih terjadi. Berdasarkan
data ini maka diharapkan kerja sama lintas sektor terkait, organisasi profesi
kesehatan, LSM dan seluruh lapisan masyarakat harus bekerja keras, bekerja
cerdas, dan berpikir keras untuk mengatasi berbagai hambatan dan tantangan
dalam mengendalikan kusta
Jumlah penderita kusta dan persentase penderita kusta yang selesai
berobat di Kota Gorontalo tahun 2010 tertera pada tabel...
12. Kasus Penyakit Filarisis Ditangani
Indonesia merupakan wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di daerah
iklim tropis, kemungkinan terjadinya penyakit filariasis atau kaki gajah lebih
besar daripada didaerah yang beriklim sedang maupun dingin. Filariasis
merupakan jenis penyakit reemerging desease, yaitu penyakit yang dulunya
sempat ada, kemudian tidak ada dan sekarang muncul kembali. Filariasis
(penyakit kaki gajah) atau juga dikenal dengan elephantiasi yaitu penyakit
menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang
ditularkan melalui gigitan berbagai spesies nyamuk. Di Indonesia, vektor
penular filariasis hingga saat ini telah diketahui ada 23 spesies nyamuk dari
genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes dan Armigeres. Filariasis dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, tangan, dan organ
kelamin.
Program eliminasi penyakit Filariasis dilaksanakan atas dasar
kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu ”The Global Goal of Elimination
of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020” yang
merupakan realisasi dari resolusi WHO tahun 1997. Program eliminasi ini
dilaksanakan melalui dua pilar kegiatan yaitu : Pertama, pengobatan masal
kepada semua penduduk di kabupaten/kota dengan menggunakan DEC 6 mg/
kg BB dikombinasikan dengan Albendazol 400 mg sekali setahun untuk
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
21
memutuskan rantai penularan. Kedua, tatalaksana kasus klinis penyakit
Filariasis guna mencegah dan mengurangi kecacatan.
Kasus penyakit Filariasis tidak ditemukan di Kota Gorontalo sejak
tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 ini (lihat tabel .....).
13. Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang DapatDicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Imunisasi tidak hanya menciptakan kekebalan tubuh tetapi juga bisa
memutus mata rantai penularan penyakit pada anak maupun orang dewasa.
Karenanya, imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian
Kesehatan untuk menanggulangi angka kematian anak.
Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian
Kesehatan, yang merupakan salah satu bentuk kegiatan promotif preventif
serta bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mencapai Milenium
Development Goals (MDGs), khususnya untuk menurunkan angka kematian
pada anak dan ibu
Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah
penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan
program imunisasi. PD3I mencakup penyakit Difteri, Pertusis (Batuk Rejan),
Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. Seperti halnya
pada tahun 2009,
Jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat
ditangani (PD3I) di Kota Gorontalo tahun 2011 hanyalah penyakit Campak
tercatat sebanyak 68 kasus dan ditemukan di wilayah kecamatan Kota
Gorontalo, kecuali wilayah kecamatan Pilolodaa yang tidak ditemukan kasus
campak. Meskipun tidak terjadi peningkatan kasus yang cukup besar dari
tahun 2010 akan tetapi masih ada kasus yang terjadi pada PD3I di tahun
2011, hal ini menunjukkan masih ada kantung-kantung wilayah yang
potensial terjadi KLB. (lihat tabel ....).
C. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh adanya keseimbangan
antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (required)
oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik,
perkembangan, aktivitas dan produktivitas, pemeliharaan kesehatan dan lain-lain.
Status gizi masyarakat selain sebagai indikator kesejahteraan rakyat juga
merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan
masyarakat. Status gizi masyarakat dapat digambarkan terutama pada status gizi
bayi, anak balita dan ibu hamil.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
22
1. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram, yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan
24 jam pertama setelah lahir. Kejadian BBLR ini erat kaitannya dengan gizi
kurang sebelum dan selama masa kehamilan. Dampak dari tingginya angka
BBLR ini akan berpengaruh pada tinggi rendahnya angka kematian bayi.
Penanganan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar
seperti tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan
eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan
pemberian imunisasi; pemberian vitamin K; Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM); penanganan penyulit/komplikasi atau masalah pada BBLR dan
penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Bayi yang lahir hidup di Kota Gorontalo tahun 2011 sebanyak 3.778
bayi dan sebanyak 3756 bayi yang ditimbang atau sebesar 99,4 %. Dari hasil
penimbangan ini ditemukan sebanyak 89 bayi dengan BBLR atau sebesar
2,4 % dari jumlah bayi lahir hidup (lihat tabel 26 pada lampiran).
Tabel ....... menunjukkan bahwa persentase bayi dengan BBLR di
Kota Gorontalo selama 5 tahun terakhir berfluktuasi dan cenderung tetap.
Pada tahun 2008 terjadi penurunan persentase BBLR dari 2,36 % pada tahun
2007 menjadi 1,31 %. Pada tahun 2010 naik menjadi 2,95 % dan turun lagi
pada tahun 2011 menjadi 2,37 %.
2. Persentase Balita dengan Gizi Kurang
Gizi kurang adalah istilah status gizi berdasarkan indeks berat badan
menurut umur (BB/U) dengan Z_skor terletak dari < -2 SD sampai -3 SD).
Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan
antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, berat badan berkembang
mengikuti pertambahan umur.
Persentase balita gizi kurang di Kota Gorontalo selama 5 tahun
terakhir berfluktuasi tetapi cenderung menurun dari 4,0 % pada tahun 2007
Kecenderungan Persentase Bayi dengan BBLR di Kota Gorontalo Tahun 2007-2011
2.36
1.31 1.31
2.952.37
0
1
2
3
4
2007 2008 2009 2010 2011
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
23
menjadi 0,82 % pada tahun 2011. Pada tahun 2009 dan 2010 terjadi
peningkatan yang cukup siginfikan yakni sebesar 7,42 % dan 7,38 %.
Peningkatan ini disebabkan oleh perubahan jumlah sampel yang digunakan
pada Pemantauan Status Gizi (PSG) balita. Pada tahun 2008 ke bawah,
jumlah sampel yang digunakan pada PSG sebesar 80 % dari jumlah seluruh
balita. Sejak tahun 2009 kegiatan pemantauan status gizi balita diintegrasikan
dengan pemantauan keluarga sadar gizi (Kadarzi) yang menggunakan kepala
keluarga sebagai sampel sebanyak 300 KK per kecamatan, sehingga jumlah
sampel balita menjadi sedikit dibanding sampel PSG. Sedangkan pada tahun
2011 kegiatan PSG maupun PSG-Kadarzi tidak dilaksanakan, sehingga data
hasil pemantauan status gizi balita secara khusus tidak tersedia. Data status
gizi balita tahun 2011 menggunakan data hasil penimbangan bulanan secara
kumulatif selama tahun 2011.
Persentase balita gizi kurang di Kota Gorontalo tahun 2011 secara
umum sebesar 0,82 %. Walaupun belum merupakan masalah kesehatan
masyarakat, akan tetapi terdapat 3 (tiga) puskesmas dengan persentase balita
gizi kurang lebih dari 1 % yakni Puskesmas Dulalowo (1,80 %), Puskesmas
Buladu (1,72 %) dan Puskesmas Dungingi (1,40 %). Sedangkan puskesmas
lainnya persentase balita gizi kurangnya berada di bawah 1 % (lihat table 27
pada lampiran).
3. Persentase Balita dengan Gizi Buruk
Gizi buruk adalah istilah status gizi berdasarkan indeks berat badan
menurut umur (BB/U). Gizi buruk merupakan keadaan kurang gizi tingkat
berat pada anak dengan Z_skornya kurang dari -3 SD dan atau ditemukan
tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor.
Marasmus adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan tampak
sangat kurus, iga gambang, perut cekung, wajah seperti orang tua dan kulit
Kecenderungan Persentase Balita Gizi Kurang di Kota Gorontalo Tahun 2007-2011
43.37
7.42 7.38
0.82
012345678
2007 2008 2009 2010 2011
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
24
keriput. Kwashiorkor adalah keadaan gizi buruk yang ditandai dengan edema
seluruh tubuh terutama di punggung kaki, wajah membulat dan sembab, perut
buncit, otot mengecil, pandangan mata sayu dan rambut tipis/kemerahan.
Marasmus-Kwashiorkor adalah keadaan gizi buruk dengan tanda-tanda
gabungan dari marasmus dan kwashiorkor.
Status gizi merupakan keadaan yang diakibatkan oleh status
keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan oleh
tubuh untuk berbagai fungsi biologis (pertumbuhan fisik, perkembangan
aktivitas, pemeliharaan kesehatan, dan lainnya).
Status gizi masyarakat selain sebagai indikator kesejahteraan rakyat juga
merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan
masyarakat. Status gizi masyarakat dapat digambarkan terutama pada status gizi
bayi, anak balita dan ibu hamil.
Kecenderungan Persentase Balita Gizi Buruk di Kota Gorontalo Tahun 2007-2011
1 0.67
2.663.42
0.69
0
1
2
3
4
2007 2008 2009 2010 2011
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
25
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Strategi Utama dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia salah satunya adalah “Meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas”, maka pada tahun 2010
ini Dinas Kesehatan Kota Gorontalo telah melakukan berbagai upaya pelayanan
kesehatan masyarakat.
A. Pelayanan Kesehatan
1. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)
Selama masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur
karena masa kehamilan merupakan masa yang rawan terhadap kesehatan,
baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya.
Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa
berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan
masa pertumbuhan bayi dan anaknya.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan profesional seperti pengukuran berat badan, tekanan darah,
pemeriksaan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta
pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama masa kehamilan. Hasil
pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 (akses pelayanan ibu hamil) merupakan gambaran besaran
ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4
ibu hamil adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ibu hamil sesuai dengan stándar serta paling sedikit empat kali
kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada
trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat
dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
Cakupan Kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal di Kota Gorontalo tahun 2010 seperti
tampak pada grafik 13. Secara umum cakupan K1 rata-rata puskesmas turun
dari 99,0 % pada tahun 2009 menjadi 97,7 % pada tahun 2010. Terdapat 3
(tiga) puskesmas yang memiliki cakupan K1 di bawah rata-rata puskesmas,
yakni Puskesmas Buladu, Wongkaditi dan Dungingi, sedangkan puskesmas
lainnya sudah di atas rata-rata.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
26
Cakupan K4 ibu hamil secara umum juga mengalami penurunan 92,7 %
pada tahun 2009 menjadi 89,6 % pada tahun 2010. Hanya 2 (dua) puskesmas
yang cakupannya masih berada di bawah rata-rata puskesmas terutama
Puskesmas Buladu, sedangkan puskesmas lainnya cakupannya sudah di atas
rata-rata. Jumlah kunjungan pertama (K1) dan kunjungan ke empat (K4) ibu
hamil menurut puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2009 terdapat pada
lampiran ( tabel 17 ).
2. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian
besar terjadi pada masa persalinan. Salah satu penyebabnya adalah
pertolongan persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi kebidanan. Data lima tahun terakhir menunjukkan
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurun dari 97,3 % pada tahun
2006 menjadi 90,0 % pada tahun 2010 seperti terlihat pada grafik 14 di
bawah ini.
Puskesmas dengan cakupan di bawah rata-rata terdapat 3 (tiga)
puskesmas terutama Puskesmas Buladu. sedangkan puskesmas lainnya
cakupannya sudah berada di atas rata-rata. Jumlah persalinan oleh tenaga
kesehatan dan persentasenya dapat dilihat pada tabel 17 dari lampiran.
97,3
85,6 83,5 83,990
70
80
90
100
110
Grafik 14 Kecenderungan Persalinan oleh Tenaga Kesehatandi Kota Gorontalo Tahun 2006-2010
98
,3
99
,6
96 99
,4
99
,2
91
,2 96
,5
92
,1
93
,8
89
,2
91
,2
94
,5
55
,7
91
,7
5060708090
100
Grafik 13 Cakupan K1 dan K4 Ibu Hamil menurut Puskesmas di Kota Gorontalo Tahun 2010
K1
K4
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
27
3. Ibu Nifas Mendapat Pelayanan
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar pada ibu nifas 6 (enam) jam pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.
Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan/
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal
sebanyak 3 (tiga) kali dengan ketentuan waktu : kunjungan nifas pertama
pada 6 (enam) jam sampai dengan 3 (tiga) hari setelah persalinan; kunjungan
nifas kedua dalam waktu 2 (dua) minggu setelah persalinan (8-14 hari);
kunjungan nifas ketiga dalam waktu 6 (enam) minggu setelah persalinan
(36-42 hari).
Pelayanan yang diberikan adalah pemeriksaan tekanan darah, nadi,
respirasi dan suhu, pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uteri),
pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya, pemeriksaan
payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 (enam) bulan, pemberian kapsul
vitamin A sebanyak dua kali, pertama segera setelah melahirkan, kedua
diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama, dan pelayanan
KB pasca bersalin.
Secara umum cakupan pelayanan nifas di Kota Gorontalo tahun 2010
naik dari 83,9 % pada tahun 2009 menjadi 89,5 % pada tahun 2010.
Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas Pilolodaa dan
terendah Puskesmas Buladu. Tiga puskesmas yang cakupannya masih berada
di bawah rata-rata puskesmas adalah Puskesmas Buladu, Wongkaditi dan
Dungingi (lihat tabel 17 pada lampiran).
4. Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil
5. Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe
Pelayanan pemberian tablet Fe (tablet besi) dimaksudkan untuk
mengatasi kasus anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat
kekurangan zat besi khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan
cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-3) di Kota
Gorontalo tahun 2006 – 2010 dapat dilihat pada grafik 15.
86,381
90,493,6
79,5
80,7
68,3
78,6
83,6
67,86065707580859095
Grafik 16 Kecenderungan Cakupan Pemberian Tablet Fe-1 dan Fe-3 pada Ibu Hamil di Kota Gorontalo Tahun 2006 - 2010
Fe-1
Fe-3
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
28
Cakupan pemberian tablet Fe-1 pada ibu hamil di Kota Gorontalo
seperti tertera pada grafik 16 mengalami penurunan dari 86,3 % pada tahun
2006 menjadi 79,5 % pada tahun 2010, namun sempat terjadi peningkatan
pada tahun 2008 dan 2009. Demikian pula dengan pemberian tablet Fe-3
pada ibu hamil mengalami penurunan dari 80,7 % pada tahun 2006 menjadi
67,8 % pada tahun 2010. Puskesmas dengan cakupan Fe-1 tertinggi adalah
Puskesmas Limba B dan terendah adalah Puskesmas Tamalate. Untuk Fe-3
juga demikian, Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas
Limba B dan terendah Puskesmas Tamalate. Cakupan pemberian Fe-1 dan
Fe-3 pada ibu hamil menurut puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2009 tertera
pada tabel 25 dari lampiran.
6. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada ibu dengan
komplikasi kebidanan untuk mendapat penanganan definitif sesuai standar
oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Diperkirakan sekitar 15-20 % ibu hamil akan mengalami komplikasi
kebidaanan. Komplikasi dalam kehamilan dan persalinan tidak selalu dapat
diduga sebelumnya, oleh karenanya semua persalinan harus ditolong oleh
tenaga kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera dideteksi dan
ditangani.
Upaya meningkatkan cakupan dan kualitas penanganan komplikasi
kebidanan diperlukan adanya fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu
memberikan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi secara berjenjang
mulai dari bidan, puskesmas mampu PONED sampai rumah sakit PONEK.
Cakupan ibu hamil resiko tinggi yang ditangani di Kota Gorontalo
selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik 17. Pada grafik tersebut
Grafik 17 Kecenderungan Cakupan Ibu Hamil Resiko Tinggi yang Ditangani di Kota Gorontalo Tahun 2006 - 2010
81.8
55.5
64.7
72.3
51.5
455055606570758085
2006
2007
2008
2009
2010
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
29
terlihat bahwa cakupan ibu hamil dengan resiko tinggi yang ditangani
mengalami penurunan terutama pada tahun 2007, namun mulai meningkat
lagi pada tahun 2008 dan 2009 tetapi menurun lagi pada tahun 2010. Terdapat
2 (dua) puskesmas yang cakupannya berada di bawah rata-rata, yakni
Puskesmas Wongkaditi dan Tamalate. Puskesmas dengan cakupan tertinggi
adalah Puskesmas Buladu dan terendah adalah Puskesmas Wongkaditi (lihat
tabel 28 pada lampiran).
7. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Pelayanan neonatus dengan komplikasi adalah penanganan neonatus
dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan
dan kematian oleh dokter/bidan/perawat terlatih di polindes, puskesmas,
puskesmas PONED, rumah bersalin dan rumah sakit pemerintah/swasta.
Diperkirakan sekitar 15 % dari bayi lahir hidup akan mengalami komplikasi
neonatal. Hari pertama kelahiran bayi sangat penting, oleh karena banyak
perubahan yang terjadi pada bayi dalam menyesuaikan diri dari kehidupan di
dalam rahim kepada kehidupan di luar rahim. Bayi baru lahir yang
mengalami gejala sakit dapat cepat memburuk, sehingga bila tidak ditangani
dengan adekuat dapat terjadi kematian. Kematian bayi sebagian besar terjadi
pada hari pertama, minggu pertama kemudian bulan pertama kehidupannya.
Cakupan neonatal resiko tinggi yang ditangani juga mengalami penurunan
sejak tahun 2008 hingga mencaoai 86,1 % pada tahun 2010 (lihat grafik 18).
Terdapat 3 (tiga) puskesmas yang cakupannya tahun 2010 berada di bawah
rata-rata terutama Puskesmas Tamalate, sedangkan puskesmas lainnya sudah
mencapai 100 %. Cakupan neonatal resiko tinggi yang ditangani menurut
kecamatan dan puskesmas tahun 2010 dapat dilihat pada lampiran (tabel 28).
Grafik 18 Kecenderungan Cakupan Neonatal Resiko Tinggi yang Ditangani di Kota Gorontalo Tahun 2006 - 2010
86.1
93.5
98.9100100
75
80
85
90
95
100
2006
2007
2008
2009
2010
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
30
8. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi
9. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita
Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul vitamin A
adalah bayi yang berumur 6-11 bulan dan anak umur 12-59 bulan yang
mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi.
Kapsul vitamin A dosis tinggi terdiri dari kapsul vitamin A berwarna
biru dengan dosis 100.000 Satuan Internasional (SI) yang diberikan kepada
bayi umur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis
200.000 SI yang diberikan kepada anak umur 12-59 bulan.
Cakupan balita yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi di Kota
Gorontalo lima tahun terakhir mengalami penurunan dari 98,0 % pada tahun
2006 menjadi 83,1 % pada tahun 2010 (lihat grafik 15). Hal ini disebabkan
antara lain oleh ketersediaan kapsul vitamin A yang masih kurang
dibandingkan dengan kebutuhan terutama kapsul vitamin A untuk bayi.
Puskesmas yang cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balitanya
kurang dari cakupan rata-rata terdapat tiga puskesmas terutama Puskesmas
Dungingi yang hanya mencakup 74,9 %. Sedangkan empat puskesmas
lainnya cakupannya berada di atas cakupan rata-rata puskesmas tapi belum
mencapai 90 %. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita menurut
puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2010 tertera pada lampiran (tabel 24).
10. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
11. Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Cakupan tingkat pemanfaatan kontrasepsi di antara para Pasangan Usia
Subur menurut jenis kontrasepsi yang digunakan di Kota Gorontalo sampai
dengan tahun 2010 ini adalah MKJP sebesar 34,8 % dan Non MKJP sebesar
65,2 %.
Grafik 15 Kecenderungan Balita Mendapat Kapsul Vitamin Adi Kota Gorontalo Tahun 2006-2010
98
91.193.3
89.6
83.1
70
80
90
100
2006
2007
2008
2009
2010
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
31
Jenis kontrasepsi MKJP terbanyak yang digunakan berturut-turut adalah
IUD (65,9 %), Implant (23,5 %) dan MOP/MOW (10,6 %). Sedangkan Non
MKJP yang terbanyak digunakan berturut-turut adalah pil (49,3 %), suntik
(48,6 %), dan kondom (2,1 %) serta Non MKJP lainnya tidak ada yang
menggunakannya.
12. Persentase Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi
Jenis kontrasepsi dapat dibagi menjadi dua, yakni Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non
MKJP). MKJP terdiri dari IUD, MOP, MOW dan Implant. Sedangkan yang
termasuk Non MKJP adalah suntik, pil, kondom, obat vagina dan lainnya.
Jumlah peserta KB baru yang menggunakan MKJP di Kota Gorontalo
tahun 2010 sebanyak 1243 PUS atau 25,8 % dari seluruh jumlah peserta KB
baru. Jenis kontrasespsi MKJP yang digunakan adalah beturut-turut IUD
(50,1 %), Implant (27,8 %) dan MOP/MOW (22,1 %).
Kecamatan dengan akseptor yang menggunakan IUD tertinggi
persentasenya adalah Kecamatan Dungingi dan terendah adalah Kecamatan
Kota Selatan. Kecamatan yang tertinggi persentase penggunaan Implant
adalah Kecamatan Kota Tengah dan terendah adalah Kecamatan Dungingi.
Sedangkan yang menggunakan MOP/MOW, kecamatan yang tertinggi
persentasenya adalah Kota Tengah dan terendah Kota Barat.
Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru menggunakan Non MKJP
sebanyak 3582 PUS atau 74,2 % dari seluruh peserta KB baru dengan jenis
kontrasespsi yang digunakan beturut-turut adalah pil (38,3 %), Suntik
(28,6 %) dan kondom (7,3 %). Sedangkan jenis kontrasepsi obat vagina dan
lainnya tidak ada yang menggunakannya. Jumlah peserta KB baru dan
persentasenya menurut jenis kontrasepsi dan kecamatan tertera pada tabel 21
dari lampiran.
13. Persentase Peserta KB Baru
Peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali
menggunakan salah satu cara/alat dan/atau pasangan usia subur yang
menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka
berakhir masa kehamilannya.
Peserta KB baru di Kota Gorontalo tahun 2010 sebanyak 4.825
pasangan usia subur atau 15,5 % dari 31.063 pasangan usia subur yang ada
dengan kisaran antara 8,9 % sampai dengan 20,7 %. Puskesmas dengan
presentase peserta KB baru tertinggi adalah Puskesmas Pilolodaa dan
terendah adalah Puskesmas Dungingi. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
32
dan peserta KB baru di Kota Gorontalo tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 19
dari lampiran.
14. Persentase Peserta KB Aktif
Peserta KB aktif adalah akseptor yang pada saat ini memakai
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.
Cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat pemanfaatan kontrasepsi di
antara para Pasangan Usia Subur (PUS).
Akseptor yang saat ini memakai kontrasepsi untuk menjarangkan
kehamilan atau yang mengakhiri kehamilan di Kota Gorontalo tahun 2010
sebesar 79,7 %, naik 1,6 % dari tahun 2009. Puskesmas yang tertinggi
persentase peserta KB aktifnya adalah Puskesmas Pilolodaa dan terendah
adalah Puskesmas Dungingi. Jumlah peserta KB aktif di Kota Gorontalo
tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 19 dari lampiran.
15. Cakupan Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang
dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain pelayanan kesehatan
pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari
(KN1) dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari (KN2).
Petugas kesehatan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan pada
neonatus di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan
konseling perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan
kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia,
pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan
mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K;
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan
neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Grafik 11 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN2) menurut Puskesmas di Kota Gorontalo Tahun 2008 s/d 2010
72.88
594.7
98
.1
95
.2
98
.7
96
.1
92
.7
97.
1
73.
4
65.
2
88
.7
85.
3
88.
1
89.4
83.993
.299.
8
94.499.
7
93.2
5060708090
100
Tam
alat
e
Limba
B
Wong
kadi
ti
Dul
alowo
Pilolo
daa
Buladu
Dun
ging
i
2008
2009
2010
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
33
Seperti terlihat pada grafik 11, cakupan kunjungan neonatal (KN2) di
Kota Gorontalo tahun 2010 secara umum sebesar 96,4 % naik 12.2 % dari
cakupan KN2 tahun 2008 sebesar 84,2 %. Puskesmas dengan cakupan KN2
tertinggi tahun 2010 adalah Puskesmas Dulalowo (98,7 %) dan terendah
adalah Puskesmas Buladu (92,7 %). Jumlah kunjungan neonatal (KN2) dan
persentasenya tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 15 dari lampiran.
16. Persentase Kunjungan Bayi
Bayi adalah anak berumur 29 hari – 11 bulan. Kunjungan bayi adalah
kunjungan bayi umur 29 hari - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan
(polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit) maupun di
rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya
melalui kunjungan petugas.
Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu
kali pada umur 29 hari-3 bulan, satu kali pada umur 3-6 bulan, satu kali pada
umur 6-9 bulan, dan satu kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan
yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB 1-3,
Polio 1-4, Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi yang meliputi
konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6
bulan, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan
pertumbuhan dan pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan.
Pada grafik 12 terlihat bahwa secara umum cakupan kunjungan bayi
(K4 bayi) di Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar 50,0 % turun 27,2 % dari
cakupan kunjungan bayi tahun 2009. Terdapat 4 (empat) puskesmas yang
cakupannya berada di bawah rata-rata puskesmas terutama Puskesmas Limba
B dan Dulalowo. Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas
Tamalate dengan cakupan 89,0 %. Jumlah sasaran dan kunjungan bayi serta
persentase kunjungan bayi dapat dilihat pada lampiran (tabel 15).
17. Cakupan Desa/Kelurahan “Universal Child Immunization” (UCI)
Grafik 12 Cakupan Kunjungan Bayi (K4 Bayi) menurut Puskesmas di Kota Gorontalo Tahun 2008 s/d 2010
93.2
74.889
11.6
64
25.3
47
67.8
40.1
79.6 94
.2
81.6 94
.4
81.4 95
.2
74.2 85
.7
73.7
91.9
60.2
55.8
102030405060708090
100
Tam
alate
Lim
ba B
Won
gkad
iti
Dula
lowo
Pilo
loda
a
Bulad
u
Dung
ingi
2008
2009
2010
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
34
Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya
merupakan proyeksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada
sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah
tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat
kekebalan masyarakat atau bayi terhadap penularan penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I). Pemerintah menargetkan pencapaian UCI
pada wilayah administrasi desa atau kelurahan.
Suatu desa atau kelurahan telah mencapai target UCI apabila ≥ 80 %
bayi yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar
lengkap. Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis
DPT, 4 dosis Polio, 3 dosis Hepatitis B dan 1 dosis Campak.
Persentase kelurahan yang sudah mencapai UCI di Kota Gorontalo
tahun 2010 sebesar 75,5 % atau sebanyak 37 kelurahan dari 49 kelurahan
yang ada. Jika dipilah menurut wilayah kerja puskesmas, maka terdapat 3
(tiga) puskesmas yang seluruh kelurahannya sudah mencapai UCI, yakni
Puskesmas Limba B, Buladu dan Dungingi. Sedangkan 4 (empat) puskesmas
lainnya cakupan kelurahan yang mencapai UCI belum mencapai 100 %
terutama Puskesmas Pilolodaa (lihat tabel 22 pada lampiran).
18. Cakupan Imunisasi Bayi
Pelayanan imunisasi pada bayi adalah suatu kegiatan pemberian
imunisasi pada bayi yang bertujuan untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan bayi secara aktif terhadap suatu penyakit.
Cakupan imunisasi DPT 1 memberikan gambaran jangkauan program
imunisasi bayi karena imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak
pertama dari semua imunisasi yang diberikan kepada bayi. Sedangkan target
perlindungan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi campak
karena imunisasi ini merupakan antigen kontak terakhir dari semua imunisasi
yang diberikan kepada bayi.
Cakupan tingkat perlindungan imunisasi bayi secara umum di Kota
Gorontalo tahun 2010 sudah cukup baik. Jika dilihat menurut puskesmas,
terdapat 4 (empat) puskesmas yang cakupannya berada di bawah rata-rata
terutama Puskesmas Dulalowo. Sedangkan cakupan puskesmas lainnya sudah
berada di atas rata-rata, bahkan cakupan Puskesmas Wongkaditi sudah
melebihi 100 %. Cakupan imunisasi bayi untuk masing-masing jenis antigen
menurut puskesmas tahun 2010 dapat dilihat pada table 23 dari lampiran.
17. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
35
ASI Eksklusif adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sampai
bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman. Bayi yang
mendapat ASI Eksklusif adalah bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak
lahir sampai usia 6 bulan.
Cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebesar 44,9 % atau sebanyak 1.155 bayi dari 2.570
bayi usia 0-6 bulan yang ada. Terdapat 3 (tiga) puskesmas yang cakupannya
berada di bawah rata-rata, yakni Puskesmas Tamalate, Wongkaditi dan
Buladu. Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas Dungingi
dan terendah adalah Puskesmas Tamalate (lihat tabel 32).
18. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin
19. Jumlah Balita Ditimbang
Kegiatan bulanan di posyandu merupakan kegiatan rutin yang bertujuan
untuk memantau pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS), memberikan konseling gizi, serta memberikan
pelayanan gizi dan kesehatan dasar. Untuk tujuan pemantauan pertumbuhan
balita dilakukan penimbangan balita setiap bulan. Di dalam KMS, berat
badan balita hasil penimbangan bulanan diisikan dengan titik dan
dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak.
Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak
hasil penimbangan dua bulan berturut-turut naik (N) atau tidak naik (T).
Jumlah balita (umur 0-59 bulan) yang ada di Kota Gorontalo tahun
2010 berdasarkan proyeksi sebanyak 22.860 anak. Dari jumlah tersebut, yang
datang dan ditimbang (D) selama tahun 2010 rata-rata sebanyak 16.682 anak
atau sebesar 73,0 %. Hanya Puskesmas Tamalate yang cakupan balitanya
ditimbang berada di bawah rata-rata puskesmas dan cakupan puskesmas
lainnya sudah berada di atas rata-rata dengan kisaran 77,5 – 81,0 %.
Balita yang ditimbang dan berat badannya dinyatakan naik (N) sebesar
85,4 % atau sebanyak 14.271 anak. Terdapat 1 (satu) puskesmas dimana
cakupan balita yang naik berat badannya berada di bawah rata-rata
puskesmas yakni Puskesmas Limba B (72,3 %) dan puskesmas lainnya sudah
berada di atas rata-rata..
Jumlah balita BGM baru yang ditemukan di Kota Gorontalo selama
tahun 2010 sebanyak 275 anak atau 1,6 % dari rata-rata balita yang
ditimbang. Puskesmas dengan jumlah balita BGM terbanyak adalah
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
36
Puskesmas Dungingi dan yang sedikit jumlah balita BGM-nya adalah
Puskesmas Tamalate. Jika dilihat menurut persentasenya maka puskesmas
dengan persentase balita BGM tertinggi adalah Puskesmas Buladu (3,9 %)
dan terendah Puskesmas Tamalate (0,7 %). Jumlah balita, jumlah balita
ditimbang, jumlah balita yang naik berat badannya dan jumlah balita BGM
serta persentasenya tertera pada tabel 16 dari lampiran.
1. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Balita adalah anak usia di bawah lima tahun (0 tahun sampai dengan 4
tahun 11 bulan) yang ada di wilayah kerja. Gizi buruk adalah status gizi
menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score < -3 dan
atau dengan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-
kwashiorkor.
Perawatan sesuai standar yaitu pelayanan yang diberikan mencakup :
pemeriksaan klinis meliputi kesadaran, dehidrasi, hipoglikemi dan hipotermi;
pengukuran antropometri menggunakan parameter berat badan dan tinggi
badan; pemberian larutan elektrolit dan multi-mikronutrien serta memberikan
makanan dalam bentuk, jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan, mengikuti
fase stabilisasi, transisi dan rehabilitasi; diberikan pengobatan sesuai penyakit
penyerta; ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan berat badan
sampai mencapai Z-score -1; konseling gizi kepada orang tua/pengasuh
tentang cara memberi makan anak.
Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan dan mendapat perawatan di
Kota Gorontalo tahun 2010 sebanyak 24 balita atau 100 %. Jumlah balita gizi
buruk yang mendapat perawatan menurut puskesmas di Kota Gorontalo tahun
2009 dapat dilihat pada lampiran (tabel 24).
21. Cakupan Pelayanan Anak Balita
Setiap anak umur 0 – 5 tahun memperoleh pelayanan deteksi dini
tumbuh kembang (DDTK) minimal 2 kali per tahun (setiap 6 bulan sekali).
Pelayanan DDTK diberikan oleh Dokter, Bidan dan Perawat yang memiliki
kompetensi klinis kesehatan anak, DDTK, MTBM dan MTBS di dalam
gedung maupun di luar gedung (posyandu, Taman Kanak-kanak, tempat
penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya).
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah meliputi
kegiatan deteksi dini masalah kesehatan anak menggunakan MTBS,
monitoring pertumbuhan menggunakan KMS/Buku KIA dan pemantauan
perkembangan (motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan
kemandirian); penanganan penyakit sesuai MTBS, penanganan masalah
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
37
pertumbuhan, stimulasi perkembangan anak balita dan pra sekolah; pelayanan
rujukan ke tingkat yang lebih mampu.
Secara umum cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebesar 73,0 % atau 16.682 balita yang dideteksi dari
22.860 balita yang ada. Puskesmas Tamalate merupakan puskesmas dengan
cakupan terendah dan Puskesmas lainnya cakupannya sudah berada di atas
rata-rata. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran (tabel 18).
17. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program
dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta
membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah.
Pelayanan kesehatan pada UKS adalah pemeriksaan kesehatan umum,
gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan
terhadap murid kelas 1 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama dengan guru UKS terlatih dan
dokter kecil secara berjenjang (penjaringan awal oleh guru dan dokter kecil,
penjaringan lanjutan oleh tenaga kesehatan).
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat secara umum
di Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar 19,4 %. Puskesmas yang melakukan
pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI dengan persentase tertinggi adalah
Puskesmas Wongkaditi dan terendah adalah Puskesmas Pilolodaa. Sedangkan
jika dilihat dari jumlah siswa yang diperiksa, maka puskesmas yang
melakukan pemeriksaan kesehatan pada siswa dengan jumlah terbanyak
adalah Puskesmas Limba B dan yang paling sedikit adalah Puskesmas
Pilolodaa.
18. Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
19. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila
Pra usia lanjut (pra usila) adalah seseorang yang berusia antara 45 – 59
tahun dan usia lanjut (usila) adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih.
Jumlah penduduk pra usia lanjut yang ada di Kota Gorontalo tahun
2010 sebanyak 24.807 orang atau 13,7 % dari total penduduk dan usia lanjut
sebanyak 10.366 orang atau 5,7 % dari total penduduk. Sehingga jumlah pra
usia lanjut dan usia lanjut sebanyak 35.173 orang dan yang mendapat
pelayanan kesehatan sebanyak 28.576 orang atau rata-rata sebesar 81,2 %.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
38
Cakupan pelayanan pra usila dan usila menurut puskesmas di Kota Gorontalo
tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 39 dari lampiran.
20. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus DiberikanPelayanan Kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
Sarana kesehatan dengan kemampuan gawat darurat adalah sarana
kesehatan (Rumah Bersalin, Puskesmas dan Rumah Sakit) yang telah
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai
standar dan dapat diakses oleh masyarakat.
Jumlah sarana kesehatan di Kota Gorontalo sampai dengan tahun 2010
sebanyak 12 unit yang seluruhnya telah mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar (lihat tabel 29).
21. Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani < 24 Jam
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya
kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis
pada desa/kelurahan dalam waktu tertentu. Desa/kelurahan mengalami KLB
bila terjadi peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB,
penyakit karantina atau keracunan makanan.
Persentase kelurahan terkena KLB yang ditangani < 24 jam menurut
kecamatan dan puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2010 dapat dilihat pada
tabel 30 dari lampiran. Tabel 30 menunjukkan bahwa jumlah kelurahan
terkena KLB di Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar 49,0 % atau 24 kelurahan
dari 49 kelurahan yang ada. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan
persentase tahun 2009 yang hanya mencapai 26,5 %. Puskesmas dengan
persentase kelurahannya mengalami KLB tertinggi adalah Dungingi dan yang
tidak mengalami KLB adalah Buladu. Seluruh KLB yang terjadi di masing-
masing wilayah puskesmas ditangani < 24 jam.
22. Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB
Penduduk yang tinggal di daerah (kelurahan/desa) yang terkena
kejadian luar biasa disebut sebagai penduduk terancam. Attack Rate adalah
angka pengukuran yang dipakai untuk menghitung insidens kasus baru
selama kejadian wabah. Angka serangan sekunder dihitung berdasarkan
jumlah kasus baru yang sebelumnya mengadakan kontak dengan kasus
primer (kasus yang menjadi sumber penularan) dalam masa inkubasi penyakit
tersebut. Penyebut merupakan jumlah total orang yang terpapar dengan kasus
primer pada masa yang sama. Case Fatality Rate (CFR) adalah persentase
orang yang meninggal karena suatu penyakit terhadap seluruh kasus penyakit
yang sama.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
39
Jenis kejadian luar biasa (KLB) di Kota Gorontalo tahun 2010 adalah
chikungunya, keracunan makanan, Demam Berdarah Dengue (DBD), campak
dan Acute Flaccid Paralysis (AFP). Dari keempat jenis KLB ini, campak
adalah yang tertinggi attack rate-nya (2,3 %) dan terendah adalah acute
flaccid paralysis (0,1 %). Sedangkan case fatality rate tidak terjadi pada
seluruh jenis KLB.
Kasus chikungunya merupakan jenis KLB yang terjadi pada 14 desa di
4 (empat) kecamatan, disusul kasus AFP yang terjadi pada 7 (tujuh) desa di 5
(lima) kecamatan. Sedangkan kasus lainnya masing-masing hanya terjadi
pada 1 (satu) desa (lihat tabel 31 pada lampiran).
23. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap
Pemeriksaan gigi dan mulut merupakan bentuk upaya promotif,
preventif dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan
dan penambalan sementara, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk
ke puskesmas minimal 2 kali dalam setahun.
Rasio tambal/cabut gigi tetap di Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar
0,11 % atau tumpatan gigi tetap sebanyak 93 orang dan pencabutan gigi tetap
sebanyak 833 orang. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas se
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Kota
Gorontalo tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 34 dari lampiran.
24. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat
Siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah di Kota Gorontalo yang
mendapat pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada tahun 2010 sebanyak
4.269 siswa atau sebesar 19,4 % dari 22.018 siswa SD/MI yang ada.
Puskesmas dengan persentase pemeriksaan gigi dan mulut tertinggi adalah
Puskesmas Tamalate dan terendah adalah Puskesmas Pilolodaa. Jumlah siswa
SD/MI yang diperiksa kesehatan gigi dan mulut menurut puskesmas di Kota
Gorontalo tahun 2010 tertera pada lampiran (tabel 34).
Siswa SD/MI yang diperiksa kesehatan gigi dan mulutnya sebanyak
4.269 siswa, 1.461 siswa atau 34,2 % diantaranya memerlukan perawatan
lebih lanjut. Puskesmas Tamalate merupakan puskesmas yang tertinggi
persentase siswanya yang memerlukan perawatan dan terendah adalah
Puskesmas Buladu (lihat tabel 34 pada lampiran).
25. Upaya Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Upaya penyuluhan kesehatan adalah semua usaha secara sadar dan
berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai
prinsip-prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Penyuluhan kelompok
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
40
adalah penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu.
Penyuluhan massa merupakan penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran
massal, seperti pameran, pemutaran film melalui media massa baik cetak
maupun elektronik.
Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Kota Gorontalo selama
tahun 2010 sebanyak 8.544 kali yang terdiri dari penyuluhan kelompok
sebesar 97,4 % dan penyuluhan massa 2,6 %. Puskesmas se Kota Gorontalo
melaksanakan kegiatan penyuluhan sebanyak 8.249 kali. Persentase
penyuluhan kelompok yang dilaksanakan sebesar 97,5 % dan penyuluhan
massa 2,5 %. Dinas Kesehatan Kota Gorontalo melaksanakan kegiatan
penyuluhan sebanyak 38 kali, 63,2 % diantaranya adalah penyuluhan
kelompok dan 36,8 % penyuluhan massa. Sedangkan Rumah Sakit Aloei
Saboe hanya melaksanakan penyuluhan kelompok sebanyak 257 kali dan
tidak melaksanakan penyuluhan massa.
Kegiatan penyuluhan kelompok di Kota Gorontalo selama tahun 2010
sebanyak 8.321 kali yang dilaksanakan oleh Puskesmas se Kota Gorontalo
(96,6 %), Dinas Kesehatan Kota Gorontalo (0,3 %) dan Rumah Sakit Aloei
Saboe Kota Gorontalo (3,1 %). Puskesmas yang banyak melaksanakan
kegiatan penyuluhan kelompok adalah Puskesmas Limba B (46,4 %) dan
Puskesmas yang paling sedikit melaksanakan penyuluhan kelompok adalah
Puskesmas Dulalowo (0,6 %).
Kegiatan penyuluhan massa dilaksanakan oleh puskesmas se Kota
Gorontalo (93,7 %) dan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo (6,3 %). Puskesmas
yang banyak melaksanakan kegiatan penyuluhan massa adalah Puskesmas
Wongkaditi dan yang sedikit melaksanakan penyuluhan massa adalah
Puskesmas Limba B. Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan menurut
puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2010 tertera pada tabel 35 dari lampiran.
B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
Jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar merupakan suatu cara
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas
usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan dengan mutu yang
terjamin dan biaya yang terkendali.
Askes adalah asuransi kesehatan yang dikelola oleh PT Askes Indonesia
yang para anggota utamanya merupakan para pegawai negeri baik sipil
maupun non-sipil termasuk anak-anak mereka juga dijamin sampai dengan
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
41
usia 21 tahun. Juga para pensiunan beserta istri ataupun suami juga dijamin
seumur hidup. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) adalah program
publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi
resiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan
mekanisme asuransi sosial. Sedangkan askeskin adalah kartu yang
dikeluarkan oleh PT Askes dengan maksud membantu masyarakat miskin
yang digunakan berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut
biaya. Jaminan kesehatan masyarakat mandiri (Jamkesman) adalah program
inovasi Pemerintah Kota Gorontalo yang mulai dilaksanakan pada tahun
2010. Program ini merupakan bentuk kerja sama antara Pemerintah Kota
Gorontalo dengan PT Askes yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dengan membayar premi secara
mandiri. Motto dari program Jamkesman ini adalah ”Yang sehat membantu
yang sakit, yang mampu membantu yang kurang mampu”.
Masyarakat yang sudah memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan pra
bayar di Kota Gorontalo Tahun 2011 sebanyak 107.088 penduduk atau
57,8 % dari total penduduk Kota Gorontalo. Tabel 55 pada lampiran
menunjukkan bahwa pemegang kartu Askeskin merupakan jumlah terbesar
(53,8%) dari semua jenis jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar, diikuti
oleh pemegang kartu Askes sebesar 20,3 %, pemegang kartu Jamkesman
sebesar 117,8 % dan pemegang kartu Jamsostek hanya 8,1 %. Khusus untuk
peserta Jamsostek, tidak tersedia data menurut puskesmas atau kecamatan.
Sedangkan data peserta asuransi sosial lainnya yang dikelola swasta tidak
tersedia.
2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat Miskin(dan Hampir Miskin)
Rawat jalan adalah pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang
meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilatasi medik tanpa tinggal di
ruang rawat inap pada sarana kesehatan. Cakupan rawat jalan adalah cakupan
kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kunjungan pasien baru adalah
seseorang yang baru berkunjung ke sarana kesehatan dengan kasus penyakit
baru.
Keluarga miskin adalah keluarga yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota melalui Tim Koordinasi Kabupaten/Kota (TKK)
dengan melibatkan Tim Desa dalam mengidentifikasi nama dan alamat
keluarga miskin secara tepat sesuai dengan keluarga miskin yang disepakati.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
42
Jumlah penduduk miskin di Kota Gorontalo tahun 2011 sebanyak
57.617 jiwa atau 31,1 % dari total penduduk Kota Gorontalo. Dari jumlah
tersebut seluruhnya sudah dicakup oleh Askeskin atau 100 %.
Jumlah kunjungan rawat jalan masyarakat miskin di sarana kesehatan
strata 1 (puskesmas) di Kota Gorontalo selama tahun 2011 sebanyak 92.644
kunjungan atau sebesar 160,8 %. Sedangkan kunjungan rawat jalan
masyarakat miskin di sarana kesehatan strata 2 dan strata 3 sebanyak 5.950
kunjungan atau sebesar 10,3 % dari jumlah masyarakat miskin.
3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat Miskin(dan Hampir Miskin)
Kunjungan rawat inap adalah pelayanan keperawatan kesehatan
perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik
dan tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan.
Masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan adalah
masyarakat miskin yang memperoleh pelayanan kesehatan (rawat jalan/inap)
di sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta, meliputi upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Kunjungan rawat inap masyarakat miskin di sarana kesehatan strata 1 di
Kota Gorontalo tahun 2011 sebesar 0,4 % atau sebanyak 211 kasus dari
57.618 penduduk miskin. Persentase ini meningkat jika dibandingkan dengan
tahun 2010. Sedangkan kunjungan rawat inap di sarana kesehatan strata 2 dan
strata 3 tidak tersedia data.
4. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana PelayananKesehatan
5. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di sarana PelayananKesehatan
6. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
7. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah sakit
Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan rumah sakit biasanya dilihat
dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat
efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain persentase pemakaian
tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan seorang pasien (LOS),
rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), angka kematian umum
untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar (GDR), dan angka kematian 48 jam
setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
43
Persentase pemakaian tempat tidur (BOR) di Rumah Sakit Aloei Saboe
Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar 52,0 % dengan rata-rata jumlah hari
rawat seorang pasien selama 4 (empat) hari. Sementara itu angka kematian
umum dibandingkan dengan jumlah seluruh penderita yang keluar (Gross
Death Rate/GDR) adalah sebesar 29,9 per 1.000 penderita. Sedangkan angka
kematian 48 jam setelah dirawat sebesar 17,9 per 1.000 penderita yang keluar
Indikator pelayanan rumah sakit di Kota Gorontalo tahun 2010 disajikan pada
tabel 63 dari lampiran.
C. Perilaku Hidup Masyarakat
1. Rumah Tangga Ber-PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
Rumah tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10
PHBS di rumah tangga, yaitu : persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan
air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan
jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan buah dan
sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari serta tidak merokok di
dalam rumah. Akan tetapi, apabila dalam rumah tangga tersebut tidak ada ibu
yang pernah melahirkan dan tidak ada balita, maka pengertian rumah tangga
ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 8 indikator.
Hasil survei rumah tangga ber-PHBS di Kota Gorontalo tahun 2010
menunjukkan bahwa terdapat 76,2 % rumah tangga sudah ber-PHBS atau
sebanyak 7.859 rumah tangga dari 10.311 rumah tangga yang disurvei.
Jumlah ini tidak termasuk jumlah rumah tangga dari wilayah Puskesmas
Dulalowo. Puskesmas dengan persentase rumah tangga ber-PHBS tertinggi
adalah Puskesmas Wongkaditi dan terendah adalah Puskesmas Dungingi.
Persentase rumah tangga ber-PHBS di Kota Gorontalo tahun 2010 disajikan
pada tabel 45 dari lampiran.
D. Ketersediaan Obat Esensial dan Generik Sesuai Kebutuhan
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
44
Ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah tingkat persediaan obat di
instalasi farmasi kabupaten/kota untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar.
Obat esensial adalah obat yang paling banyak diperlukan oleh suatu populasi
dan ditetapkan oleh para ahli yang kemudian dibakukan dalam Daftar Obat
Esensial Nasional. Sedangkan yang dimaksud dengan obat generik adalah
obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk
zat berkhasiat yang dikandungnya.
Obat yang dibutuhkan di Kota Gorontalo tahun 2010 yaitu 61 jenis dan
seluruhnya sudah mampu disediakan bahkan jumlah yang tersedia melampaui
jumlah kebutuhan. Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan dasar di Kota Gorontalo tahun 2010 disajikan pada tabel 44.
E. Keadaan Lingkungan
1. Persentase Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang
baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak
terbuat dari tanah.
Bangunan rumah tinggal yang ada di Kota Gorontalo tahun 2010
sebanyak 30.339 unit dan yang diperiksa sebanyak 23.179 unit atau 76,4 %.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, sebanyak 18.242 unit atau 78,7 %
dinyatakan sehat. Persentase rumah sehat menurut kecamatan di Kota
Gorontalo tahun 2010 dapat dilihat pada lampiran ( tabel 47 ).
2. Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes
Pengendalian vektor adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk
menekan kepadatan jentik nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit di
rumah atau bangunan yang meliputi perumahan, perkantoran, tempat umum,
sekolah, gudang, dan sebagainya. Jentik nyamuk penular (vektor) adalah
semua jentik nyamuk yang terdapat dalam tempat penampungan air di dalam
maupun di sekitar rumah/bangunan.
Rumah / bangunan yang diperiksa dalam rangka pengendalian vektor di
Kota Gorontalo sebanyak 13.400 unit atau 41,8 % dari 32.069
rumah/bangunan yang ada. Dari jumlah yang diperiksa tersebut, 81,6 %
diantaranya dinyatakan bebas jentik nyamuk aedes. Puskesmas dengan
persentase tertinggi rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk aedes adalah
Dulalowo dan Pilolodaa masing-masing 100 %, sedangkan terendah adalah
Puskesmas Limba B (lihat tabel 52 pada lampiran).
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
45
3. Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang Digunakan
Keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih adalah keluarga yang
memakai sehari-hari kebutuhan air minum yang meliputi air dalam kemasan,
ledeng, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung yang berjarak
minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah.
Keluarga yang ada di Kota Gorontalo tahun 2010 adalah 49.425,
sebanyak 35.106 keluarga atau 71,0 % yang diperiksa aksesnya terhadap air
bersih. Secara umum sebanyak 92,8 % diantaranya menggunakan atau dapat
mengakses air bersih. Jumlah keluarga yang dapat mengakses air bersih
berupa air ledeng sebesar 55,4 %, sumur pompa tangan sebesar 4,5 %, sumur
gali sebesar 36,2 % dan lainnya sebesar 3,9 %. Persentase keluarga yang
memiliki akses terhadap air bersih di Kota Gorontalo tahun 2010 dapat dilihat
pada lampiran (tabel 48).
4. Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Sarana sanitasi dasar antara lain sarana air bersih, jamban, saluran
pembuangan air limbah, dan tempat sampah. Jamban adalah tempat buang air
besar yang pembuatannya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain
menggunakan tangki septik.
Keluarga yang memiliki jamban di Kota Gorontalo tahun 2010
sebanyak 33.223 KK atau 94,6 % dari 35.106 KK yang diperiksa dan
dinyatakan memiliki jamban sehat sebanyak 28.748 KK atau 86,5 %.
Puskesmas dengan persentase jamban sehat tertinggi adalah Puskesmas
Buladu (97,9 %) dan terendah adalah Puskesmas Tamalate (75,1 %).
Keluarga yang memiliki tempat sampah sebanyak 33.615 KK atau 95,8
% dari 35.106 KK yang diperiksa. Namun yang dinyatakan memiliki tempat
sampah yang memenuhi syarat kesehatan hanya 50,2 % atau sebanyak 16.876
KK. Puskesmas dengan persentase KK yang memiliki tempat sampah sehat
tertinggi adalah Puskesmas Wongkaditi (94,9 %) dan terendah adalah
Puskesmas Dungingi (28,0 %).
Keluarga yang memiliki sarana pengelolaan air limbah sebanyak 33.556
KK atau 95,6 % dari 35.106 KK yang diperiksa. Jumlah sarana pengelolaan
air limbah yang sehat sebanyak 19.384 KK atau 57,8 % dari yang diperiksa.
Puskesmas dengan persentase KK yang memiliki sarana pengelolaan air
limbah sehat tertinggi adalah Puskesmas Wongkaditi (85,8 %) dan terendah
adalah Puskesmas Pilolodaa (29,2 %).
Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar menurut kecamatan
dan puskesmas disajikan pada tabel 49 dari lampiran.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
46
5. Persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)Sehat
Tempat-tempat umum adalah suatu tempat yang dimanfaatkan oleh
masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, depot air isi
ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah,
restoran, dan lain-lain. Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat adalah
terpenuhinya akses sanitasi dasar seperti air bersih, jamban, limbah, sampah;
terlaksananya pengendalian vektor; higiene sanitasi makanan dan minuman;
pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan atau
standar kesehatan.
Tempat umum dan pengelolaan makanan (TUPM) yang ada di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebanyak 1411 unit yang terdiri dari hotel sebanyak 30
unit (2,1 %), restoran/rumah makan sebanyak 133 unit (9,4 %), pasar 11 unit
(0,8 %) dan TUPM lainnya sebanyak 1.237 unit (87,7 %). Sebanyak 774 unit
atau 54,9 % diantaranya diperiksa sesuai dengan kriteria, persyaratan dan
atau standar kesehatannya. Jumlah hotel yang diperiksa sebanyak 50,0 % dari
jumlah hotel yang ada, restoran/rumah makan sebanyak 78,2 % dari jumlah
yang ada, pasar sebanyak 54,5 % dari jumlah pasar yang ada serta TUPM
lainnya yang diperiksa sebanyak 52,5 % dari yang ada.
Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan yang dinyatakan memenuhi
syarat higiene sanitasi sebanyak 622 unit atau sebesar 80,4 %, masing-masing
hotel 100 %, restoran/rumah makan 77,9 %, pasar 66,7 % dan TUPM lainnya
80,4 %. Puskesmas dengan persentase TUPM sehat tertinggi adalah
Puskesmas Pilolodaa (95,0 %) dan terendah Puskesmas Dulalowo (57,7 %).
Persentase tempat umum dan pengelolaan makanan sehat menurut
kecamatan di Kota Gorontalo tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 50.
6. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya
Institusi yang dibina adalah unit kerja yang dalam memberikan
pelayanan/jasa potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan, mencakup
rumah sakit, puskesmas, sekolah, instalasi pengolahan air minum,
perkantoran, industri rumah tangga, dan industri kecil serta tempat
penampungan pengungsi.
Tabel 51 pada lampiran menunjukkan jumlah dan persentase institusi
yang dibina kesehatan lingkungannya di Kota Gorontalo tahun 2010. Dari
tabel tersebut terlihat bahwa jumlah institusi/sarana yang ada sebanyak 925
sarana yang terdiri dari sarana kesehatan 43,2 %, sarana pendidikan 23,4 %,
sarana ibadah 12,9 % dan perkantoran 20,5 %. Khusus untuk sarana ibadah,
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
47
belum termasuk sarana yang ada di wilayah Puskesmas Tamalate Kecamatan
Kota Timur dan Puskesmas Limba B.
Sarana atau institusi yang dibina kesehatan lingkungannya di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebanyak 403 sarana atau 44,7 % dari 925 sarana yang
ada. Sarana yang dibina kesehatan lingkungannya tersebut masing-masing
sarana kesehatan 67,5 %, sarana pendidikan 19,8 %, sarana ibadah 2,0 % dan
perkantoran 10,7 %. Puskesmas yang tertinggi persentase sarana yang dibina
kesehatan lingkungannya adalah Puskesmas Tamalate dan terendah adalah
Puskesmas Dulalowo.
BAB V
SITUASI SUMBERDAYA KESEHATAN
A. Sarana Kesehatan
1. Ketersediaan Obat menurut Jenis Obat
Ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah tingkat persediaan obat di
instalasi farmasi kabupaten/kota untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar.
Obat esensial adalah obat yang paling banyak diperlukan oleh suatu populasi
dan ditetapkan oleh para ahli yang kemudian dibakukan dalam Daftar Obat
Esensial Nasional. Sedangkan yang dimaksud dengan obat generik adalah
obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk
zat berkhasiat yang dikandungnya.
Obat yang dibutuhkan di Kota Gorontalo tahun 2010 yaitu 61 jenis dan
seluruhnya sudah mampu disediakan bahkan jumlah yang tersedia melampaui
jumlah kebutuhan. Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan dasar di Kota Gorontalo tahun 2010 disajikan pada tabel 44.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
48
2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/Pengelola
Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kota Gorontalo sampai dengan
tahun 2010 sebanyak 10 jenis. Jenis sarana pelayanan kesehatan tersebut
antara lain rumah sakit umum, puskesmas perawatan, puskesmas non
perawatan, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, rumah bersalin, balai
pengobatan/ klinik, praktek dokter perorangan, apotik dan toko obat.
Sebanyak 1 (satu) jenis sarana dikelola oleh pemerintah daerah dan swasta,
4 (empat) jenis sarana dikelola oleh pemerintah daerah dan 5 (lima) jenis
sarana lainnya dikelola oleh pihak swasta. Jumlah sarana kesehatan yang ada
di Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel 62 dari lampiran.
3. Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan Memiliki4 Spesialis Dasar
Puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2010 tercatat sebanyak 7 (tujuh)
unit yang terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas perawatan dan 6 (enam) unit
4. Posyandu menurut Strata
Posyandu aktif adalah posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka
dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader yang
bertugas 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi lebih
dari 50 % dan sudah ada atau lebih program tambahan, serta cakupan dana
sehat > 50 %. Posyandu yang memenuhi kriteria tersebut adalah posyandu
dengan strata purnama dan mandiri.
Posyandu aktif yang ada di Kota Gorontalo pada tahun 2010 sebanyak
118 posyandu dari 132 posyandu yang ada atau 89,4 %. Posyandu dengan
strata purnama sebanyak 116 unit (98,3 %), sedangkan posyandu strata
mandiri sebanyak 2 unit (1,7 %). Dengan jumlah balita sebanyak 22.860
anak, maka setiap posyandu melayani rata-rata 173 balita. Jumlah dan
persentase posyandu menurut strata dan kecamatan di Kota Gorontalo tahun
2010 tertera pada tabel 46 dari lampiran.
5. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara
mandiri. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut
telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
Desa/kelurahan yang ada di Kota Gorontalo seluruhnya sudah menjadi
desa siaga yang ditunjang oleh penempatan empat tenaga profesi di setiap
kelurahan yakni tenaga perawat, bidan, nutrisionis dan sanitarian. Sementara
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
49
itu jumlah polindes sebanyak 20 unit, poskesdes 9 unit dan posyandu 132 unit
yang tersebar di seluruh wilayah Kota Gorontalo (lihat tabel 62 pada
lampiran).
6. Data Dasar Puskesmas
Puskesmas di Kota Gorontalo tahun 2010 tercatat sebanyak 7 (tujuh)
unit yang terdiri dari 1 (satu) unit puskesmas perawatan dan 6 (enam) unit
puskesmas non perawatan yang tersebar di 6 (enam) kecamatan. Selain itu
terdapat 33 unit puskesmas pembantu yang ditunjang oleh 7 (tujuh) unit
puskesmas keliling, 1 (satu) unit mobil operasional penyuluhan (promosi
kesehatan, 1 (satu) unit mobil Instalasi Farmasi, 1 (satu) unit mobil crisis
centre dan 1 (satu) unit mobil ambulance gawat darurat penanggulangan
bencana.
B. Tenaga Kesehatan
1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (dokter umum, spesialis, dokter gigi) diSarana Kesehatan
Tenaga medis terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi dan
dokter keluarga. Jumlah seluruh tenaga medis di Kota Gorontalo tahun 2010
sebanyak 151 orang yang terdiri dari dokter spesialis 27,3 %, dokter umum
64,7 % dan dokter gigi 8,0 %. Sedangkan tenaga medis yang bekerja di
puskesmas se Kota Gorontalo sebanyak 9,3 %, rumah sakit 89,4 % dan Dinas
Kesehatan Kota Gorontalo 1,3 %.
Dokter spesialis yang ada di Kota Gorontalo sampai dengan tahun 2010
sebanyak 41 orang. Dengan jumlah penduduk sebanyak 182.861 jiwa, maka
rasio dokter spesialis tahun ini sebesar 22,4 per 100.000 penduduk. Angka ini
telah mencapai target yang diharapkan berdasarkan indikator Indonesia Sehat
2010 untuk rasio dokter spesialis yakni 6 per 100.000 penduduk.
Tabel 2 Rasio Tenaga Kesehatan Berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010
No Jenis TenagaRasio Per 100.000
Penduduk
1. Dokter Spesialis 6
2. Dokter Umum 40
3. Dokter Gigi 11
4. Apoteker 10
5. Nutrisionis/Ahli Gizi 22
6. Perawat 117
7. Bidan 100
8. Sarjana Kesehatan Masyarakat 40
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
50
9. Sanitarian 40
10. Keteknisian Medis 15 Sumber : Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 81/MENKES/SK/I/2004.
Dokter umum di Kota Gorontalo tahun 2010 sebanyak 97 orang yang
tersebar di puskesmas sebanyak 13,4 %, rumah sakit 84,5 % dan Dinas
Kesehatan 2,1 %. Dengan jumlah ini, maka rasio dokter umum sebesar 53,0
per 100.000 penduduk. Angka ini sudah melampaui target yang diharapkan
berdasarkan indikator Indonesia Sehat 2010 yakni sebesar 40 per 100.000
penduduk.
Jumlah dokter gigi sampai dengan tahun 2010 ini sebanyak 12 orang
dengan rasio 6,6 per 100.000 penduduk. Angka ini masih jauh dari angka
yang diharapkan berdasarkan indikator Indonesia Sehat 2010 yakni 11 per
100.000 penduduk (lihat tabel 2). Jumlah tenaga medis di sarana kesehatan
tertera pada lampiran (tabel 55).
2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (bidan, perawat) di saranaKesehatan
Perawat adalah lulusan S1 Keperawatan, lulusan D III Keperawatan dan
lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK). Sampai dengan tahun 2010 ini
jumlah tenaga perawat yang ada di Kota Gorontalo sebanyak 481 orang yang
tersebar di puskesmas se Kota Gorontalo 19,1 %, Rumah Sakit (79,8 %) dan
Dinas Kesehatan (1,1 %). Sebagian besar tenaga perawat adalah lulusan D III
Keperawatan (71,1 %), sedangkan lainnya adalah lulusan SPK (18,7 %) dan
lulusan S1 Keperawatan (10,2 %).
Rasio tenaga perawat di Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar 263,0 per
100.000 penduduk. Angka ini sudah jauh di atas angka yang ditargetkan
secara nasional tahun 2010 sebesar 117 per 100.000 penduduk.
3. Jumlah dan Rasio Tanaga Kefarmasian (apoteker, asisten apoteker) diSarana Kesehatan
Tenaga kefarmasian meliputi Apoteker, S1 Farmasi, D III Farmasi dan
Asisten Apoteker. Jumlah tenaga kefarmasian di Kota Gorontalo tahun 2010
sebanyak 58 orang yang terdiri dari Apoteker 36,2 %, S1 Farmasi 12,1 %,
D III Farmasi 20,7 % dan Asisten Apoteker 31,0 %. Tenaga kefarmasian ini
bekerja di puskesmas se Kota Gorontalo 20,7 %, rumah sakit 74,1 % dan
Dinas Kesehatan 5,2 %.
Apoteker sebanyak 21 orang maka rasio Apoteker tahun 2010 ini
sebesar 11,5 per 100.000 penduduk (lihat tabel 56 pada lampiran). Angka ini
sudah mencapai target yang diharapkan berdasarkan indikator Indonesia
Sehat 2010 sebesar 10 per 100.000 penduduk.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
51
4. Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi (ahli gizi) di Sarana Kesehatan
Tenaga gizi adalah mereka yang memiliki ijazah D IV dan atau S1 Gizi,
D III Gizi dan D I Gizi. Sampai dengan tahun 2010 ini, jumlah tenaga gizi
yang ada di Kota Gorontalo sebanyak 59 orang yang tersebar di Puskesmas se
Kota Gorontalo 42,4 %, Rumah Sakit 52,5 % dan Dinas Kesehatan 5,1 %.
Persentase tenaga gizi yang berijazah D IV dan atau S1 sebesar 3,4 %, D III
94,9 % dan D I 1,7 %.
Rasio tenaga gizi yang ditarget untuk dicapai pada tahun 2010 sebesar
22 per 100.000 penduduk. Angka ini sudah dicapai di Kota Gorontalo dimana
rasio tenaga gizi tahun 2010 sebesar 32,3 per 100.000 penduduk (lihat tabel
56 pada lampiran).
5. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat (kesmas, sanitarian) diSarana Kesehatan
Lulusan S1 dan D III Kesehatan Masyarakat merupakan tenaga
kesehatan masyarakat. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebanyak 49 orang yang seluruhnya adalah lulusan S1
(tidak termasuk lulusan S2 dan S3). Sedangkan lulusan D III tidak ada.
Tenaga kesehatan masyarakat ini tersebar di 6 (enam) wilayah Puskesmas
sebesar 51,0 %, Rumah Sakit 12,3 % dan Dinas Kesehatan 36,7 %. Rasio
tenaga kesehatan masyarakat tahun 2010 sebesar 26,8 per 100.000 penduduk
yang berarti angka ini masih berada di bawah angka yang ditargetkan
berdasarkan indikator Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per 100.000
penduduk.
Tenaga sanitasi yang dimaksud adalah tenaga kesehatan yang bertugas
di bidang kesehatan lingkungan di suatu wilayah dengan pendidikan D I
sampai dengan D III. Sampai dengan tahun 2010 ini, jumlah tenaga sanitasi
di Kota Gorontalo sebanyak 63 orang yang tersebar di Puskesmas sebesar
58,7 %, Rumah Sakit 28,6 % dan Dinas Kesehatan 12,7 %. Berdasarkan
pendidikannya, lulusan D III sebanyak 42,9 % dan D I 57,1 %. Rasio tenaga
sanitasi tahun 2010 sebesar 34,5 per 100.000 penduduk. Angka ini masih
berada di bawah target indikator Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per
100.000 penduduk.
6. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di saranaKesehatan
Tenaga Teknisi Medis terdiri dari Analis Laboratorium, Teknisi Medis
dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, dan Fisioterapis. Jumlah tenaga teknisi
medis di Kota Gorontalo tahun 2010 sebanyak 31 orang yang sebagian besar
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
52
bertugas di rumah sakit (Rumah Sakit Aloei Saboe 27 orang dan RSUD
Otanaha 2 orang) dan sisanya 2 orang bertugas di Puskesmas. Berdasarkan
profesinya, Analis Laboratorium sebanyak 13 orang dengan rasio sebesar 7,1
per 100.000 penduduk, Teknisi Medis dan Penata Rontgen sebanyak 10 orang
dengan rasio 5,5 per 100.000 penduduk, Penata Anestesi sebanyak 2 orang
dengan rasio 1,1 per 100.000 penduduk dan Fisioterapis sebanyak 6 orang
dengan rasio 3,3 per 100.000 penduduk.
C. Pembiayaan Kesehatan
1. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten/Kota
Persentase anggaran kesehatan dalam APBD kabupaten/kota adalah
dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang
dialokasikan melalui APBD.
Persentase pembiayaan kesehatan di Kota Gorontalo selama lima tahun
terakhir mengalami penurunan dari 11 % pada tahun 2006 menjadi 5,5 %
dari total APBD Kota Gorontalo pada tahun 2010 (lihat grafik 20). Akan
tetapi jika dilihat dari jumlah anggaran, maka anggaran untuk bidang
kesehatan dari APBD Kota Gorontalo setiap tahunnya meningkat.
Pembiayaan kesehatan di Kota Gorontalo tahun 2010 tertera pada tabel
60 dari lampiran. Pada tabel tersebut terlihat bahwa anggaran kesehatan di
Kota Gorontalo hanya bersumber dari APBD Kota Gorontalo sebesar
Rp. 27.351.668.206,- atau 5,5 % dari Rp. 494.626.470.027,- APBD Kota
Gorontalo. Sedangkan data untuk anggaran kesehatan yang bersumber dari
APBD Provinsi, APBN maupun sumber lain tidak tersedia.
Alokasi anggaran kesehatan pemerintah per kapita per tahun adalah
jumlah anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah (melalui APBN, APBD
dan PHLN) untuk biaya penyelenggaraan upaya kesehatan per kapita per
tahun.
11
5,6 4,7 4,9 5,5
2468
1012
Grafik 20 Persentase Anggaran Kesehatan dari Total APBD di Kota Gorontalo Tahun 2006 - 2010
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
53
Anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah untuk kesehatan di Kota
Gorontalo tahun 2010 sebesar Rp. 149.6 per kapita per tahun yang berarti
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2009 (lihat tabel 60 pada
lampiran).
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian hasil pencapaian pembangunan kesehatan di Kota
Gorontalo tahun 2010 tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa derajat
kesehatan masyarakat di Kota Gorontalo tahun 2010 mengalami peningkatan. Hal ini
terlihat dari indikator derajat kesehatan, antara lain menurunnya angka kematian bayi
selama lima tahun terakhir dari 9,8 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2006
menjadi 6,9 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2010, menurunnya angka kematian
balita lima tahun terakhir dari 4,6 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2006 menjadi
1,6 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2010, meningkatnya umur harapan hidup
dari 65 pada tahun 2005 menjadi 67,3 pada tahun 2009 dan menurunnya angka
kesakitan dari beberapa penyakit serta menurunnya prevalensi gizi buruk dari 2,9 %
pada tahun 2009 menjadi 1,6 % pada tahun 2010. Salah satu indikator kematian yang
menjadi masalah adalah meningkatnya angka kematian ibu dari 161,8 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 183,0 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2010.
Indikator pelayanan kesehatan dasar yang mengalami peningkatan selama
lima tahun terakhir, akan tetapi ada juga indikator yang cakupannya mengalami
penurunan antara lain menurunnya cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita
sebanyak 2 kali dari 98,0 % pada tahun 2006 menjadi 81,4 % pada tahun 2010,
menurunnya cakupan pemberian tablet Fe 3 pada ibu hamil dari 80,7 % pada tahun
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
54
2006 menjadi 67,8 % pada tahun 2010, menurunnya cakupan ibu hamil resiko tinggi
yang ditangani dari 81,8 % pada tahun 2006 menjadi 51,5 % pada tahun 2010 serta
menurunnya cakupan neonatal resti yang ditangani dari 100 % pada tahun 2006
menjadi 86,1 % pada tahun 2010.
Menurunnya beberapa indikator dari pelayanan kesehatan dasar tidak terlepas
dari dukungan sumberdaya kesehatan antara lain sarana dan prasarana, tenaga serta
pembiayaan kesehatan. Khusus untuk pembiayaan kesehatan, jumlah anggaran
kesehatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Akan tetapi jika dilihat
persentasenya terhadap APBD maka setiap tahunnya mengalami penurunan yakni
dari 11,0 % pada tahun 2006 menjadi 5,53 % pada tahun 2010. Berdasarkan jenis
belanja, belanja gaji dan belanja fisik mengalami peningkatan sejak tahun 2007
sedangkan belanja non fisik mengalami penurunan.
Profil Kesehatan Kota Gorontalo 2011
55
L P L + PA. GAMBARAN UMUM1 Luas Wilayah 65 Km2 Tabel 12 Jumlah Desa/Kelurahan 50 Desa/Kel Tabel 13 Jumlah Penduduk 90.763 94.615 185.378 Jiwa Tabel 24 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,6 Jiwa Tabel 15 Kepadatan Penduduk /Km2 2861,2 Jiwa/Km2 Tabel 16 Rasio Beban Tanggungan 47,3 Tabel 27 Rasio Jenis Kelamin 95,9 Tabel 28 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf % Tabel 49 Penduduk 10 tahun ke atas dengan pendidikan tertinggi
SMP+ % Tabel 5
B. DERAJAT KESEHATANB.1 Angka Kematian10 Jumlah Lahir Hidup 1.810 1.968 3.778 Bayi Tabel 611 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 0,0 0,0 0,0 Tabel 612 Jumlah Bayi Mati 21 12 33 Bayi Tabel 713 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 11,6 6,1 8,7 per 1.000 KH Tabel 714 Jumlah Balita Mati 29 13 42 Balita Tabel 715 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 16,0 6,6 11,1 per 1.000 KH Tabel 716 Jumlah Kematian Ibu 8 Ibu Tabel 817 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 211,8 per 100.000 KH Tabel 8
B.2 Angka Kesakitan18 AFP Rate (non polio) < 15 th 18,72 per 100.000 pend <15thn Tabel 919 Angka Insidens TB Paru - - 223,33 per 100.000 penduduk Tabel 1020 Angka Prevalensi TB Paru - - 223,33 per 100.000 penduduk Tabel 10
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
Satuan
L P L + PANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. LampiranSatuan
21 Angka kematian akibat TB Paru - - - per 100.000 penduduk Tabel 1022 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) - - 102,48 % Tabel 1123 Success Rate TB Paru 200,00 153,00 353,00 % Tabel 1224 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 5,6405354 4,6788991 5,149812734 % Tabel 1325 Jumlah Kasus Baru HIV 3 1 4 Kasus Tabel 1426 Jumlah Kasus Baru AIDS 1 4 5 Kasus Tabel 1427 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 0 0 0 Kasus Tabel 1428 Jumlah Kematian karena AIDS 0 1 1 Jiwa Tabel 1429 Donor darah diskrining positif HIV % Tabel 1530 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 80,33 90,36 85,45 % Tabel 1631 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 1 0 1 Kasus Tabel 1732 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 27 14 41 Kasus Tabel 1733 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 31 15 23 per 100.000 penduduk Tabel 1734 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 14,29 0,00 9,52 % Tabel 1835 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 21,43 14,29 19,05 % Tabel 1836 Angka Prevalensi Kusta 3,31 1,59 2,43 per 10.000 Penduduk Tabel 1937 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 2038 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,00 80,00 92,00 % Tabel 2039 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 2140 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 2141 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 2142 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 2143 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 2144 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 2145 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 2146 Jumlah Kasus Campak 24 44 68 Kasus Tabel 2247 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 2248 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 2249 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 2250 Incidence Rate DBD 11,02 4,23 7,55 per 100.000 penduduk Tabel 2351 Case Fatality Rate DBD 10,00 0,00 7,14 % Tabel 23
L P L + PANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. LampiranSatuan
52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,00 0,00 2,06 per 1.000 penduduk Tabel 2453 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 24
54 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 25
B.3 Status Gizi55 Bayi baru lahir ditimbang 99 99 99 % Tabel 2656 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 2,17 2,55 2,37 % Tabel 2657 Balita Gizi Baik 98,54 98,45 98,49 % Tabel 2758 Balita Gizi Kurang 0,80 0,83 0,82 % Tabel 2759 Balita Gizi Buruk 0,66 0,72 0,69 % Tabel 27
C. UPAYA KESEHATANC.1 Pelayanan Kesehatan60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 115 % Tabel 2861 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 100,59 % Tabel 2862 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 99,19 % Tabel 2863 Pelayanan Ibu Nifas 97,01 % Tabel 2864 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 86,29 % Tabel 2965 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 77,94 % Tabel 3066 Bumil Risti/Komplikasi ditangani 7,27 % Tabel 3167 Neonatal Risti/Komplikasi ditangani - - 17,47 % Tabel 3168 Bayi Mendapat Vitamin A 92,25 91,10 91,65 % Tabel 3269 Anak Balita Mendapat Vitamin A 91,24 91,26 91,25 % Tabel 3270 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 101,35 % Tabel 3271 Peserta KB Baru 24,38 % Tabel 3572 Peserta KB Aktif 82,76 % Tabel 3573 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) - - 97,30 % Tabel 3674 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) - - 87,29 % Tabel 3675 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) - - 74,90 % Tabel 3776 Desa/Kelurahan UCI 74,00 % Tabel 3877 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 86,68 % Tabel 39
L P L + PANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. LampiranSatuan
78 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak (3,41) % Tabel 3979 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 29,90 29,55 29,72 % Tabel 4180 Pemberian MP-ASI pada anak 6-23 bulan dari Gakin - - - % Tabel 42
81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 91,25 91,26 91,26 % Tabel 4382 Balita ditimbang 77,22 77,06 77,14 % Tabel 4483 Balita berat badan naik 82,8 82,3 82,5 % Tabel 4484 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 1,4 1,6 1,5 % Tabel 4485 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 90,00 95,45 % Tabel 4586 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan
Setingkat60,09 57,39 58,76 % Tabel 46
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
10,61 11,53 11,09 % Tabel 47
88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 117,75 42,89 63,63 % Tabel 4889 Sarkes dgn kemampuan yan. gadar level 1 100,00 % Tabel 4990 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 5191 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap - - - Tabel 5292 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal sekolah Tabel 4993 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi sekolah Tabel 4994 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) % Tabel 5395 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 100,00 % Tabel 5396 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan
mulut 100,00 % Tabel 53
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kes. Pra Bayar - - 57,77 % Tabel 5598 Penduduk Miskin (dan hampir miskin) dicakup
Askeskin/Jamkesmas - - 100,00 % Tabel 5699 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat
Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 1- - 160,79 %
Tabel 56
100 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Jalan di Sarana Kes. Strata 2&3
- - 10,33 %Tabel 56
L P L + PANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. LampiranSatuan
101 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 1
- - 0,37 %Tabel 57
102 Pasien Maskin (dan hampir miskin) Mendapat Pelayanan Rawat Inap di Sarana Kes. Strata 2&3
- - - %Tabel 57
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 25,15 28,62 76,90 % Tabel 58104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 10,61 12,46 11,67 % Tabel 58105 Gross Death Rate (GDR) di RS per 100.000 pasien keluar Tabel 59106 Nett Death Rate (NDR) di RS per 100.000 pasien keluar Tabel 59107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS % Tabel 60108 Length of Stay (LOS) di RS Hari Tabel 60109 Turn of Interval (TOI) di RS Hari Tabel 60
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat110 Rumah Tangga ber-PHBS 52,37 % Tabel 61
C.4 Keadaan Lingkungan111 Rumah Sehat 79,91 % Tabel 62112 Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes 96,78 % Tabel 63113 Keluarga dengan sumber air minum terlindung 63,37 % Tabel 65114 Keluarga memiliki Jamban Sehat 78,01 % Tabel 66115 Keluarga memiliki Tempat Sampah Sehat 52,39 % Tabel 66116 Keluarga memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 59,50 % Tabel 66117 TUPM Sehat 90,24 % Tabel 67118 Institusi dibina kesehatan lingkungannya 53,05 % Tabel 68
D. SUMBERDAYA KESEHATAND.1 Sarana Kesehatan119 Jumlah Rumah Sakit Umum 4,00 Tabel 70120 Jumlah Rumah Sakit Khusus - Tabel 70121 Jumlah Puskesmas Perawatan 1,00 Tabel 70122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan 6,00 Tabel 70
L P L + PANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. LampiranSatuan
123 Jumlah Apotek 53,00 Tabel 70124 Sarkes yang memiliki laboratorium kesehatan 63,64 % Tabel 71125 Sarkes yang memiliki 4 spesialis dasar 50,00 % Tabel 71126 Jumlah Posyandu 131,00 Posyandu Tabel 72127 Posyandu Aktif 100,00 % Tabel 72128 Rasio posyandu per 100 balita 0,73 per 100 balita Tabel 72129 Jumlah Desa Siaga 50,00 Desa Tabel 73130 Desa Siaga Aktif 18,00 % Tabel 73131 Jumlah Poskesdes 10,00 Poskesdes Tabel 73
D.2 Tenaga Kesehatan132 Jumlah Dokter Spesialis 15,00 20,00 35,00 Orang Tabel 74133 Rasio Dokter Spesialis 16,53 21,14 18,88 per 100.000 penduduk Tabel 74134 Jumlah Dokter Umum 18,00 61,00 79,00 Orang Tabel 74135 Rasio Dokter Umum 19,83 62,36 41,54 per 100.000 penduduk Tabel 74136 Jumlah Dokter Gigi 1,00 6,00 7,00 Orang Tabel 74137 Jumlah Bidan 25,00 123,00 148,00 Orang Tabel 75138 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 78,76 Tabel 75139 Jumlah Perawat 54,00 344,00 398,00 Orang Tabel 75140 Jumlah Tenaga Kefarmasian 5,00 39,00 44,00 Orang Tabel 76141 Jumlah Tenaga Gizi 10,00 43,00 53,00 Orang Tabel 76142 Jumlah Tenaga Kesmas 19,00 56,00 75,00 Orang Tabel 77143 Jumlah Tenaga Sanitasi 17,00 39,00 56,00 Orang Tabel 77144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 10,00 16,00 26,00 Orang Tabel 78145 Jumlah Fisioterapis 2,00 4,00 6,00 Orang Tabel 78
D.3 Pembiayaan Kesehatan146 Total Anggaran Kesehatan ########## Rp Tabel 79147 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota % Tabel 79148 Anggaran Kesehatan Perkapita 128.102,78 Rp Tabel 79
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATANWILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km 2) TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KOTA TIMUR 5,77 0 6 6 25.585 6.586 3,88 4434
2 KOTA SELATAN 3,42 0 5 5 21.408 7.104 3,01 6260
3 KOTA UTARA 8,36 0 6 6 17.155 4.172 4,11 2052
4 KOTA TENGAH 4,13 0 6 6 28.305 9.481 2,99 6854
5 KOTA BARAT 15,16 0 7 7 20.751 5.354 3,88 1369
6 DUNGINGI 4,10 0 5 5 22.659 6.240 3,63 5527
7 DUMBO RAYA 8,66 0 5 5 17.411 4.436 3,92 2011
8 HULONTHALANGI 10,97 0 5 5 15.076 3.855 3,91 1374
9 SIPATANA 4,22 0 5 5 17.028 4.403 3,87 4035
64,79 0 50 50 185.378 51.631 3,59 2861
Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo (diolah)
JUMLAH (KAB/KOTA)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAHNO KECAMATAN
DESA KELURAHAN DESA+KEL.
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH 0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KOTA TIMUR 25.585 1.254 2.495 6.403 1.938 333 12.423 1.223 2.395 6.859 2.168 517 13.162 47,31 94,39
2 KOTA SELATAN 21.408 1.048 2.087 5.360 1.620 278 10.393 1.018 1.992 5.747 1.826 432 11.015 47,10 94,35
3 KOTA UTARA 17.155 859 1.680 4.390 1.324 232 8.485 806 1.578 4.518 1.427 341 8.670 47,14 97,87
4 KOTA TENGAH 28.305 1.377 2.741 7.030 2.127 363 13.638 1.363 2.670 7.643 2.414 577 14.667 47,31 92,98
5 KOTA BARAT 20.751 1.028 2.047 5.250 1.588 272 10.185 982 1.923 5.507 1.740 414 10.566 47,33 96,39
6 DUNGINGI 22.659 1.124 2.236 5.736 1.736 295 11.127 1.072 2.098 6.009 1.899 454 11.532 47,33 96,49
7 DUMBO RAYA 17.411 867 1.727 4.427 1.340 228 8.589 820 1.606 4.596 1.451 349 8.822 47,38 97,36
8 HULONTHALANGI 15.076 761 1.513 3.878 1.176 200 7.528 709 1.389 3.935 1.233 282 7.548 47,49 99,74
9 SIPATANA 17.028 845 1.712 4.309 1.310 219 8.395 802 1.571 4.499 1.422 339 8.633 47,56 97,24
185.378 9.163 18.238 46.783 14.159 2.420 90.763 8.795 17.222 49.313 15.580 3.705 94.615 47,32 95,93
Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo (diolah)Catatan : Jumlah kolom 3 = jumlah kolom 9 + jumlah kolom 15, yaitu sebesar: 185.378
59.543 47,32125.835
JUMLAH (KAB/KOTA)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
RASIO BEBAN TANG
GUNGAN
RASIO JENIS
KELAMINNO KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK
TABEL 3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN1 2 0 4 5
1 0 - 4 9.163 8.795 17.958
2 5 - 9 9.576 8.883 18.459
3 10 - 14 8.662 8.339 17.001
4 15 - 19 8.890 10.030 18.920
5 20 - 24 8.664 9.106 17.770
6 25 - 29 8.281 8.480 16.761
7 30 - 34 7.399 7.722 15.121
8 35 - 39 7.224 7.367 14.591
9 40 - 44 6.325 6.608 12.933
10 45 - 49 5.132 5.424 10.556
11 50 - 54 4.134 4.380 8.514
12 55 - 59 2.947 3.259 6.206
13 60 - 64 1.946 2.517 4.463
14 65 - 69 1.162 1.634 2.796
15 70 - 74 728 1.115 1.843
16 75+ 530 956 1.486
Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo (diolah)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
185.378JUMLAH 90.763 94.615
NOKELOMPOK UMUR
(TAHUN)
JUMLAHMELEK HURUF
% JUMLAHMELEK HURUF
% JUMLAHMELEK HURUF
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KOTA TIMUR 0 0
2 KOTA SELATAN 0 0
3 KOTA UTARA 0 0
4 KOTA TENGAH 0 0
5 KOTA BARAT 0 0
6 DUNGINGI 0 0
7 DUMBO RAYA 0 0
8 HULONTHALANGI 0 0
9 SIPATANA 0 0
0 0 0 0 0 0
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kota Gorontalo
TAHUN 2011KOTA GORONTALO
LAKI-LAKI PEREMPUANNO
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATASLAKI-LAKI + PEREMPUAN
TABEL 5
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TIDAK/ BELUM
PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
SD/MISMP/ MTs
SMA/ SMK/ MA
AK/ DIPLO
MA
UNIVERSITAS
JUMLAH
TIDAK/ BELUM
PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
SD/MISMP/ MTs
SMA/ SMK/ MA
AK/ DIPLO
MA
UNIVERSITAS
JUMLAH
TIDAK/ BELUM
PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD/MI
SD/MISMP/ MTs
SMA/ SMK/ MA
AK/ DIPLO
MA
UNIVERSITAS
JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 KOTA TIMUR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 KOTA SELATAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 KOTA UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KOTA TENGAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KOTA BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 DUNGINGI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 DUMBO RAYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 HULONTHALANGI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 SIPATANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kota Gorontalo
NO KECAMATAN
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 6
L P TOT L P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE 416 416 464 464 880 0 880 880 415 463 878 47,267 52,733
2 KOTA SELATAN LIMBA B 388 388 394 394 782 0 782 782 340 346 686 49,563 50,437
3 KOTA UTARA WONGKADITI 330 330 338 338 668 0 668 668 330 338 668 49,401 50,599
4 KOTA TENGAH DULALOWO 312 312 340 340 652 0 652 652 274 298 572 47,902 52,098
5 KOTA BARAT PILOLODAA 67 67 93 93 160 0 160 160 64 88 152 42,105 57,895
BULADU 109 109 124 124 233 0 233 233 92 105 197 46,701 53,299
6 DUNGINGI DUNGINGI 188 188 215 215 403 0 403 403 188 216 404 46,535 53,465
7 DUMBO RAYA 3778 1703 1854 3557 47,877 52,123
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
1.810 0 1.810 1.968 0 1.968 3.778 0 3.778
0,0 0,0 0,0
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas
Keterangan : - Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi - Data untuk Kecamatan Dumbo Raya masih tergabung pada Puskesmas Tamalate, Kecamaran Hulonthalangi pada Puskesmas Limba B dan Kecamatan Sipatana pada Puskesmas Wongkaditi
JUMLAH %HIDUP
PEREMPUAN
HIDUP MATIHIDUP +
MATI
JUMLAH KELAHIRAN
NO
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
KECAMATANNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN)
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS
MATIHIDUP +
MATI
LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATIHIDUP +
MATI
TABEL 7
JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE 6 0 6 0 0 0 6 0 6
2 KOTA SELATAN LIMBA B 5 5 10 0 1 1 5 6 11
3 KOTA UTARA WONGKADITI 2 2 4 1 0 1 3 2 5
4 KOTA TENGAH DULALOWO 4 0 4 3 0 3 7 0 7
5 KOTA BARAT PILOLODAA 2 0 2 2 0 2 4 0 4
BULADU 1 0 1 4 0 4 5 0 5
6 DUNGINGI DUNGINGI 1 1 2 2 0 2 3 1 4
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
21 8 29 12 1 13 33 9 42
11,60 4,42 16,02 6,10 0,51 6,61 8,73 2,38 11,12
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANAK BALITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH KEMATIAN
PEREMPUAN
BALITA ANAK
BALITABAYI
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
BAYI BALITA
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYI ANAK
BALITABALITA
LAKI - LAKI
TABEL 8JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 KOTA TIMUR TAMALATE 880 0 1 1 2 0 0 1 1 0 1 1 2 0 2 3 5
2 KOTA SELATAN LIMBA B 782 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
3 KOTA UTARA WONGKADITI 668 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KOTA TENGAH DULALOWO 652 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 160 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
BULADU 233 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1
6 DUNGINGI DUNGINGI 403 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
3.778 0 1 1 2 0 0 1 1 0 3 2 5 0 4 4 8
211,8
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang BinkesmasKeterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)
KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH LAHIR
HIDUPKEMATIAN IBU HAMIL
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 9
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUNJUMLAH KASUS
AFP (NON POLIO)AFP RATE
(NON POLIO)
1 2 3 4 5 6
1 KOTA TIMUR TAMALATE 12.387 5 40,36
2 KOTA SELATAN LIMBA B 10.517 1 9,51
3 KOTA UTARA WONGKADITI 9.853 1 10,15
4 KOTA TENGAH DULALOWO 8.151 0 0,00
5 KOTA BARAT PILOLODAA 2.621 1 38,15
BULADU 3.359 0 0,00
6 DUNGINGI DUNGINGI 6.530 2 30,63
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
53.418 10 18,72
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PLKeterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di di RS
Catatan : Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 3, yaitu sebesar: 53.418
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 10
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KOTA TIMUR TAMALATE 21.012 21.984 42.996 - - 91 - - - - - 91 - - 211,6 - - 0
2 KOTA SELATAN LIMBA B 17.921 18.563 36.484 - - 103 - - - - - 103 - - 282,3 - - 0
3 KOTA UTARA WONGKADITI 16.880 17.303 34.183 - - 50 - - - - - 50 - - 146,3 - - 0
4 KOTA TENGAH DULALOWO 13.638 14.667 28.305 - - 48 - - - - - 48 - - 169,6 - - 0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 4.501 4.586 9.087 - - 27 - - - - - 27 - - 297,1 - - 0
BULADU 5.684 5.980 11.664 - - 32 - - - - - 32 - - 274,3 - - 0
6 DUNGINGI DUNGINGI 11.127 11.532 22.659 - - 63 - - - - - 63 - - 278,0 - - 0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
90.763 94.615 185.378 - - 414 - - - - - 414 - - 223,3 - - 0
- - 223,3 KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK - - 0,0
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PLKeterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH KASUS TB PARUPREVALENSI
(PER 100.000 PENDUDUK)JUMLAH KEMATIAN
AKIBAT TB PARUNOJUMLAH PENDUDUK
KECAMATAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK
KASUS BARU KASUS LAMA KASUS BARU +
KASUS LAMA
TABEL 11
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KOTA TIMUR TAMALATE - - 95 - - 916 - - 91 - - 95,79
2 KOTA SELATAN LIMBA B - - 84 - - 1.034 - - 103 - - 122,62
3 KOTA UTARA WONGKADITI - - 73 - - 487 - - 50 - - 68,49
4 KOTA TENGAH DULALOWO - - 57 - - 539 - - 48 - - 84,21
5 KOTA BARAT PILOLODAA - - 20 - - 288 - - 27 - - 135,00
BULADU - - 26 - - 364 - - 32 - - 123,08
6 DUNGINGI DUNGINGI - - 49 - - 636 - - 63 - - 128,57
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
- - 404 - - 4.264 - - 414 - - 102,48
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PLKeterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PERKIRAAN
KASUS BARU KLINIS
JUMLAH (KAB/KOTA)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TB PARU
ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)
BTA (+)
TABEL 12
JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KOTA TIMUR TAMALATE 48 43 91 48 100 43 100 91 100 0 0,0 0 0,0 0 0,0 48 43 91
2 KOTA SELATAN LIMBA B 45 20 65 44 97,8 19 95,0 63 96,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0 44 19 63
3 KOTA UTARA WONGKADITI 16 28 44 15 93,8 27 96,4 42 95,5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 15 27 42
4 KOTA TENGAH DULALOWO 29 26 55 28 96,6 25 96,2 53 96,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 28 25 53
5 KOTA BARAT PILOLODAA 14 5 19 13 92,9 5 100 18 94,7 0 0,0 0 0,0 0 0,0 13 5 18
BULADU 15 17 32 15 100 17 100 32 100 0 0,0 0 0,0 0 0,0 15 17 32
6 DUNGINGI DUNGINGI 37 17 54 37 100 17 100 54 100 0 0,0 0 0,0 0 0,0 37 17 54
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
204 156 360 200 98,0 153 98,1 353 98,1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 200 153 353
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PLKeterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
ANGKA KESUKSESAN (SUCCESS RATE/SR)P L + P
KESEMBUHAN
L L + P
PENGOBATAN LENGKAP
L
JUMLAH (KAB/KOTA)
P
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TB PARU
BTA (+) DIOBATI
TABEL 13
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KOTA TIMUR TAMALATE 2.568 2.584 5152 277 289 566 15 5,4 10 3,5 25 4,4
2 KOTA SELATAN LIMBA B 2.597 2.608 5205 170 176 346 2 1,2 4 2,3 6 1,7
3 KOTA UTARA WONGKADITI 1.783 1.867 3650 215 221 436 26 12,1 20 9,0 46 10,6
4 KOTA TENGAH DULALOWO 1.475 1.709 3184 164 176 340 6 3,7 8 4,5 14 4,1
5 KOTA BARAT PILOLODAA 409 446 855 61 62 123 9 14,8 3 4,8 12 9,8
BULADU 638 665 1303 54 57 111 0 0,0 2 3,5 2 1,8
6 DUNGINGI DUNGINGI 1.059 1.340 2399 105 109 214 1 1,0 4 3,7 5 2,3
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
10529 11219 21748 1046 1090 2136 59 5,6 51 4,7 110 5,1
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PLKeterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
L P L + P
JUMLAH (KAB/KOTA)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PNEUMONIA PADA BALITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
TABEL 14
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KOTA TIMUR TAMALATE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 KOTA SELATAN LIMBA B 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
3 KOTA UTARA WONGKADITI 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0
4 KOTA TENGAH DULALOWO 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BULADU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 DUNGINGI DUNGINGI 1 0 1 1 2 3 0 0 1 1
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
3 1 4 1 4 5 0 0 0 0 1 1
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PLKet: Jumlah kasus baru adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KECAMATAN PUSKESMAS INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA
A I D S
JUMLAH KASUS BARU
NO H I V
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
TABEL 15
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
0 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 00 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Bidang P2PL
L P L + PJUMLAH PENDONOR
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA
L P
POSITIF HIV
L + P
TABEL 16
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KOTA TIMUR TAMALATE 21.012 21.984 42.996 864 904 1.768 869 100,6 862 95,4 1.731 97,9
2 KOTA SELATAN LIMBA B 17.921 18.563 36.484 737 763 1.500 521 70,7 640 83,9 1.161 77,4
3 KOTA UTARA WONGKADITI 16.880 17.303 34.183 694 711 1.405 652 93,9 795 111,8 1.447 103,0
4 KOTA TENGAH DULALOWO 13.638 14.667 28.305 561 603 1.164 232 41,4 315 52,2 547 47,0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 4.501 4.586 9.087 185 188 373 319 172,4 407 216,5 726 194,6
BULADU 5.684 5.980 11.664 234 246 480 155 66,2 199 80,9 354 73,8
6 DUNGINGI DUNGINGI 11.127 11.532 22.659 457 474 931 250 54,7 296 62,4 546 58,6
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
90.763 94.615 185.378 3.732 3.889 7.621 2.998 80 3.514 90 6.512 85
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PLKet: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
DIARE
JUMLAH PERKIRAAAN KASUS
DIARE DITANGANI
JUMLAH (KAB/KOTA)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK
TABEL 17
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 KOTA TIMUR TAMALATE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 6 3 9 8 3 11 8 3 11
2 KOTA SELATAN LIMBA B 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2 6 4 2 6 4 2 6
3 KOTA UTARA WONGKADITI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 4 10 6 4 10 6 4 10
4 KOTA TENGAH DULALOWO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 0 2 2 0 2
5 KOTA BARAT PILOLODAA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4 2 2 4 2 2 4
BULADU 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 2 0 2 3 0 3 4 0 4
6 DUNGINGI DUNGINGI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3 4 2 3 5 2 3 5
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
0 0 0 1 0 1 1 0 1 4 0 4 23 14 37 27 14 41 28 14 42
30,8 14,8 22,7
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
JUMLAH 0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN JUMLAH
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK
JUMLAH (KAB/KOTA)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
NO KECAMATAN PUSKESMASPausi Basiler (PB)/ Kusta kering
0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN
KASUS BARU
PB + MB
TABEL 18
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KOTA TIMUR TAMALATE 8 3 11 2 25,0 0 0,0 2 18,2 0 0,0 1 33,3 1 9,1
2 KOTA SELATAN LIMBA B 4 2 6 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 25,0 0 0,0 1 16,7
3 KOTA UTARA WONGKADITI 6 4 10 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 50,0 0 0,0 3 30,0
4 KOTA TENGAH DULALOWO 2 2 4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 2 0 2 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
BULADU 4 0 4 1 25,0 0 0,0 1 25,0 2 50,0 0 0,0 2 50,0
6 DUNGINGI DUNGINGI 2 3 5 1 50,0 0 0,0 1 20,0 0 0,0 1 33,3 1 20,0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
28 14 42 4 14,3 0 0,0 4 9,5 6 21,4 2 14,3 8 19,0
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
LNO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA KUSTAPENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
L P L+P P L+P
CACAT TINGKAT 2
KASUS BARU
TABEL 19
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE 0 0 0 8 3 11 8 3 11
2 KOTA SELATAN LIMBA B 0 0 0 4 2 6 4 2 6
3 KOTA UTARA WONGKADITI 0 0 0 6 4 10 6 4 10
4 KOTA TENGAH DULALOWO 0 0 0 3 3 6 3 3 6
5 KOTA BARAT PILOLODAA 0 0 0 2 0 2 2 0 2
BULADU 1 0 1 4 0 4 5 0 5
6 DUNGINGI DUNGINGI 0 0 0 2 3 5 2 3 5
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
1 0 1 29 15 44 30 15 45
3,3 1,6 2,4
Sumber: …………….. (sebutkan)
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KASUS TERCATAT
PB MB JUMLAH
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 20
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KUSTA (PB) KUSTA (MB)
2010 2009
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KOTA TIMUR TAMALATE 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 4 4 0 0,0 3 75,0 3 75,0
2 KOTA SELATAN LIMBA B 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4 2 6 4 100 2 100 6 100
3 KOTA UTARA WONGKADITI 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 1 3 2 100 1 100 3 100
4 KOTA TENGAH DULALOWO 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 2 4 2 100 1 50,0 3 75,0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 0 2 2 100 0 0,0 2 100
BULADU 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 1 3 2 100 1 100 3 100
6 DUNGINGI DUNGINGI 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 0 3 3 100 0 0,0 3 100
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 15 10 25 15 100 8 80,0 23 92,0
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL
L + P
RFT MB
L PL P
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
PENDERITA PB PENDERITA MBNO KECAMATAN PUSKESMAS
RFT PB
L + P
TABEL 21
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KOTA TIMUR TAMALATE 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 KOTA SELATAN LIMBA B 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 KOTA UTARA WONGKADITI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 KOTA TENGAH DULALOWO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
BULADU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 DUNGINGI DUNGINGI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,0 0,0 0,0
Sumber: …………….. (sebutkan)
CASE FATALITY RATE (%)
PERTUSISNO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI
JUMLAH KASUS MENING-GAL
JUMLAH KASUS MENING-GAL
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH KASUS MENING-GAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
TABEL 22
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KOTA TIMUR TAMALATE 3 12 15 0 0 0 0 0 0 0
2 KOTA SELATAN LIMBA B 5 5 10 0 0 0 0 0 0 0
3 KOTA UTARA WONGKADITI 6 7 13 0 0 0 0 0 0 0
4 KOTA TENGAH DULALOWO 7 16 23 0 0 0 0 0 0 0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 0 0 0 0 0 0 0 0
BULADU 2 2 4 0 0 0 0 0 0 0
6 DUNGINGI DUNGINGI 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
24 44 68 0 0 0 0 0 0 0
0,0
Sumber: …………….. (sebutkan)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
CASE FATALITY RATE (%)
JUMLAH KASUS PD3I
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
CAMPAK
JUMLAH KASUSMENINGGAL
POLIO HEPATITIS B
TABEL 23
JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE 1 0 1 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 KOTA SELATAN LIMBA B 4 0 4 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 KOTA UTARA WONGKADITI 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 KOTA TENGAH DULALOWO 3 3 6 1 0 1 33,3 0,0 16,7
5 KOTA BARAT PILOLODAA 1 1 2 0 0 0 0,0 0,0 0,0
BULADU 0 0 0 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 DUNGINGI DUNGINGI 1 0 1 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
10 4 14 1 0 1 10,0 0,0 7,1
11,0 4,2 7,6
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PLKet: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
NO KECAMATAN MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSPUSKESMAS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 24
MALARIA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KOTA TIMUR TAMALATE 0 0 0 - - 20 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 KOTA SELATAN LIMBA B 0 0 0 - - 176 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 KOTA UTARA WONGKADITI 0 0 0 - - 16 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 KOTA TENGAH DULALOWO 0 0 0 - - 137 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 0 0 0 - - 20 0 0 0 0,0 0,0 0,0
BULADU 0 0 0 - - 9 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 DUNGINGI DUNGINGI 0 0 0 - - 4 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
0 0 0 0 0 382 0 0 0 0,0 0,0 0,0
0,0 0,0 2,1
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL
MENINGGAL
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PENDERITA
DENGAN PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH
TANPA PEMERIKSAAN SEDIAAN DARAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS CFR
TABEL 25
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KOTA TIMUR TAMALATE 0 0 0 0 0 0
2 KOTA SELATAN LIMBA B 0 0 0 0 0 0
3 KOTA UTARA WONGKADITI 0 0 0 0 0 0
4 KOTA TENGAH DULALOWO 0 0 0 0 0 0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 0 0 0 0 0 0
BULADU 0 0 0 0 0 0
6 DUNGINGI DUNGINGI 0 0 0 0 0 0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
0 0 0 0 0 0
0,0 0,0 0,0
Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Bidang P2PL
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA)
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS
TABEL 26
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KOTA TIMUR TAMALATE 416 464 880 416 100 464 100 880 100 3 0,7 5 1,1 8 0,9
2 KOTA SELATAN LIMBA B 388 394 782 388 100 394 100 782 100 14 3,6 20 5,1 34 4,3
3 KOTA UTARA WONGKADITI 330 338 668 330 100 338 100 668 100 5 1,5 3 0,9 8 1,2
4 KOTA TENGAH DULALOWO 312 340 652 311 99,7 338 99,4 649 99,5 3 1,0 2 0,6 5 0,8
5 KOTA BARAT PILOLODAA 67 93 160 57 85,1 86 92,5 143 89,4 5 8,8 5 5,8 10 7,0
BULADU 109 124 233 109 100 124 100 233 100 7 6,4 9 7,3 16 6,9
6 DUNGINGI DUNGINGI 188 215 403 187 99,5 214 99,5 401 99,5 2 1,1 6 2,8 8 2,0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
1.810 1.968 3.778 1.798 99,3 1.958 99,5 3.756 99,4 39 2,2 50 2,6 89 2,4
Sumber : Seksi KIA/KB dan Seksi Gizi Bidang Binkesmas
PNO KECAMATAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P LL + P L + P
BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
TABEL 27
STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 KOTA TIMUR TAMALATE 2.039 2.059 4.098 - - - - - - 2.031 99,61 2.049 99,51 4.080 99,56 5 0,25 6 0,29 11 0,27 3 0,15 4 0,19 7 0,17
2 KOTA SELATAN LIMBA B 1.665 1.700 3.365 - - - - - - 1.643 98,68 1.676 98,59 3.319 98,63 12 0,72 13 0,76 25 0,74 10 0,60 11 0,65 21 0,62
3 KOTA UTARA WONGKADITI 1.464 1.512 2.976 - - - - - - 1.453 99,25 1.500 99,21 2.953 99,23 3 0,20 3 0,20 6 0,20 8 0,55 9 0,60 17 0,57
4 KOTA TENGAH DULALOWO 1.197 1.419 2.616 - - - - - - 1.160 96,91 1.377 97,04 2.537 96,98 22 1,84 25 1,76 47 1,80 15 1,25 17 1,20 32 1,22
5 KOTA BARAT PILOLODAA 364 386 750 - - - - - - 358 98,35 379 98,19 737 98,27 1 0,27 2 0,52 3 0,40 5 1,37 5 1,30 10 1,33
BULADU 508 537 1.045 - - - - - - 499 98,23 527 98,14 1.026 98,18 9 1,77 9 1,68 18 1,72 0 0,00 1 0,19 1 0,10
6 DUNGINGI DUNGINGI 894 1.032 1.926 - - - - - - 868 97,09 1.003 97,19 1.871 97,14 13 1,45 14 1,36 27 1,40 13 1,45 15 1,45 28 1,45
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
8.131 8.645 16.776 - - - - - - 8.012 98,54 8.511 98,45 16.523 98,49 65 0,80 72 0,83 137 0,82 54 0,66 62 0,72 116 0,69
Sumber : Seksi Gizi Bidang Binkesmas 253 1,51
PP L+PL
GIZI BURUKGIZI LEBIH
L+PLPUSKESMAS
BALITA
GIZI BAIK
L+P L L+P
GIZI KURANG
P LP
JUMLAH (KAB/KOTA)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
BALITA DITIMBANGNO KECAMATAN
TABEL 28
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH K1 % K4 % JUMLAHDITOLONG
NAKES% JUMLAH
MENDAPAT YANKES
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 KOTA TIMUR TAMALATE 861 976 113,4 869 100,9 887 887 100,0 822 866 105,4
2 KOTA SELATAN LIMBA B 731 754 103,1 686 93,8 686 684 99,7 697 628 90,1
3 KOTA UTARA WONGKADITI 684 800 117,0 695 101,6 671 668 99,6 653 546 83,6
4 KOTA TENGAH DULALOWO 567 710 125,2 665 117,3 653 649 99,4 541 625 115,5
5 KOTA BARAT PILOLODAA 182 293 161,0 170 93,4 159 143 89,9 174 148 85,1
BULADU 234 267 114,1 245 104,7 235 233 99,1 223 224 100,4
6 DUNGINGI DUNGINGI 454 454 100,0 405 89,2 404 401 99,3 433 400 92,4
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
3.713 4.254 114,6 3.735 100,6 3.695 3.665 99,2 3.543 3.437 97,0
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas
JUMLAH (KAB/KOTA)
IBU NIFAS
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
IBU BERSALIN
PUSKESMASNO KECAMATAN
IBU HAMIL
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 29
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 KOTA TIMUR TAMALATE 861 360 41,8 268 31,1 0 0,0 0 0,0 212 24,6 480 55,7
2 KOTA SELATAN LIMBA B 731 610 83,4 454 62,1 212 29,0 45 6,2 4 0,5 715 97,8
3 KOTA UTARA WONGKADITI 684 504 73,7 377 55,1 37 5,4 6 0,9 22 3,2 442 64,6
4 KOTA TENGAH DULALOWO 567 578 101,9 506 89,2 62 10,9 68 12,0 115 20,3 751 132,5
5 KOTA BARAT PILOLODAA 182 162 89,0 147 80,8 0 0,0 0 0,0 25 13,7 172 94,5
BULADU 234 261 111,5 216 92,3 1 0,4 0 0,0 11 4,7 228 97,4
6 DUNGINGI DUNGINGI 454 454 100,0 404 89,0 11 2,4 1 0,2 0 0,0 416 91,6
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
3.713 2.929 78,9 2.372 63,9 323 8,7 120 3,2 389 10,5 3.204 86,3
Sumber : - Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas - Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang P2PL
JUMLAH (KAB/KOTA)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU
HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 30
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KOTA TIMUR TAMALATE 861 790 91,8 473 54,9
2 KOTA SELATAN LIMBA B 731 754 103,1 686 93,8
3 KOTA UTARA WONGKADITI 684 623 91,1 471 68,9
4 KOTA TENGAH DULALOWO 567 597 105,3 478 84,3
5 KOTA BARAT PILOLODAA 182 164 90,1 149 81,9
BULADU 234 255 109,0 233 99,6
6 DUNGINGI DUNGINGI 454 454 100 404 89,0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
3713 3637 98,0 2894 77,9
Sumber : Seksi KIA/KB dan Seksi Gizi Bidang Binkesmas
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
KECAMATANJUMLAH
IBU HAMILNO PUSKESMAS
TABEL 31
S % L P L + P L P L + P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KOTA TIMUR TAMALATE 861 172 20 11,6 416 464 880 62 70 132 0,0 0,0 2 1,5
2 KOTA SELATAN LIMBA B 731 146 10 6,8 388 394 782 58 59 117 0,0 0,0 27 23,0
3 KOTA UTARA WONGKADITI 684 137 10 7,3 330 338 668 50 51 100 0,0 0,0 11 11,0
4 KOTA TENGAH DULALOWO 567 113 4 3,5 312 340 652 47 51 98 0,0 0,0 11 11,2
5 KOTA BARAT PILOLODAA 182 36 1 2,7 67 93 160 10 14 24 0,0 0,0 7 29,2
BULADU 234 47 4 8,5 109 124 233 16 19 35 0,0 0,0 24 68,7
6 DUNGINGI DUNGINGI 454 91 5 5,5 188 215 403 28 32 60 0,0 0,0 17 28,1
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
3.713 743 54 7,3 1.810 1.968 3.778 272 295 567 0 0,0 0 0,0 99 17,5
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
L + PL P
BUMIL RISTI/KOMPLIKASI
DITANGANI
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANIMENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH
IBU HAMIL
JUMLAH LAHIR HIDUPBUMIL RISTI/ KOMPLIKASI
PERKIRAAN NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
TABEL 32
BAYI ANAK BALITA (1-4 TAHUN) IBU NIFAS
L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 KOTA TIMUR TAMALATE 543 546 1.089 524 96,5 528 96,7 1.052 96,6 2025 2038 4.063 1.803 89,0 2.003 98,3 3.806 93,665 822 884 107,54
2 KOTA SELATAN LIMBA B 589 595 1.184 563 95,6 571 96,0 1.134 95,8 2008 2013 4.021 1.990 99,1 2.008 99,8 3.998 99,416 697 686 98,422
3 KOTA UTARA WONGKADITI 308 375 683 268 87,0 292 77,9 560 82,0 1475 1492 2.967 1.221 82,8 1.232 82,6 2.453 82,676 653 619 94,793
4 KOTA TENGAH DULALOWO 314 365 679 240 76,4 306 83,8 546 80,4 1161 1344 2.505 1.055 90,9 1.095 81,5 2.150 85,828 541 634 117,19
5 KOTA BARAT PILOLODAA 78 89 167 69 88,5 83 93,3 152 91,0 331 357 688 317 95,8 332 93,0 649 94,331 174 158 90,805
BULADU 121 126 247 121 100 125 99,2 246 99,6 517 539 1.056 489 94,6 520 96,5 1.009 95,549 223 206 92,377
6 DUNGINGI DUNGINGI 214 286 500 214 100 265 92,7 479 95,8 845 1054 1.899 755 89,3 875 83,0 1.630 85,835 433 404 93,303
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
2167 2382 4549 1999 92,2 2170 91,1 4169 91,6 8362 8837 17199 7629 91,236 8065 91,264 15694 91,25 3543 3591 101,35
Sumber : Seksi Gizi dan Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas2.568 2.584 5.152
VIT A
MENDAPAT JUMLAH
L PNO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAHL + PJUMLAH
MENDAPAT VIT A 2X
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A
TABEL 33
PESERTA KB AKTIF
MKJP
IUD % MOP % MOW %IM
PLAN%
JUMLAH
%SUNTI
K% PIL %
KON DOM %
OBAT VAGINA
%LAIN NYA
%JUMLA
H%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 KOTA TIMUR TAMALATE 1.095 18,4 59 1,0 157 2,6 604 10,1 1.915 32,1 1.875 31,4 2.051 34,4 121 2,0 0 0,0 0 0,0 4.047 67,9 5.962 100
2 KOTA SELATAN LIMBA B 1.579 32,0 38 0,8 107 2,2 558 11,3 2.282 46,2 1.226 24,8 1.278 25,9 156 3,2 0 0,0 0 0,0 2.660 53,8 4.942 100
3 KOTA UTARA WONGKADITI 1.291 23,7 45 0,8 183 3,4 449 8,2 1.968 36,1 1.852 34,0 1.573 28,9 59 1,1 0 0,0 0 0,0 3.484 63,9 5.452 100
4 KOTA TENGAH DULALOWO 804 24,2 16 0,5 139 4,2 149 4,5 1.108 33,3 1.037 31,2 1.144 34,4 37 1,1 0 0,0 0 0,0 2.218 66,7 3.326 100
5 KOTA BARAT PILOLODAA 797 23,6 80 2,4 128 3,8 449 13,3 1.454 43,0 999 29,5 889 26,3 42 1,2 0 0,0 0 0,0 1.930 57,0 3.384 100
BULADU 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0
6 DUNGINGI DUNGINGI 396 12,1 21 0,6 40 1,2 364 11,1 821 25,1 1.270 38,8 1.111 34,0 69 2,1 0 0,0 0 0,0 2.450 74,9 3.271 100
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
5.962 22,6 259 1,0 754 2,9 2.573 9,8 9.548 36,3 8.259 31,4 8.046 30,6 484 1,8 0 0,0 0 0,0 16.789 63,7 26.337 100
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang BinkesmasKeterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
JUMLAH (KAB/KOTA)
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMASNON MKJP
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 34
PESERTA KB BARU
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KONDOM %OBAT
VAGINA%
LAIN NYA
% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 KOTA TIMUR TAMALATE 227 12,6 10 0,6 9 0,5 205 11,4 451 25 684 38,1 467 26,0 193 10,8 0 0,0 0 0,0 1.344 75 1.795 100
2 KOTA SELATAN LIMBA B 158 12,1 3 0,2 0 0,0 114 8,7 275 21 572 43,8 311 23,8 147 11,3 0 0,0 0 0,0 1.030 79 1.305 100
3 KOTA UTARA WONGKADITI 145 8,6 9 0,5 65 3,8 143 8,5 362 21 772 45,6 399 23,6 159 9,4 0 0,0 0 0,0 1.330 79 1.692 100
4 KOTA TENGAH DULALOWO 71 7,0 2 0,2 47 4,7 117 11,6 237 23 351 34,8 297 29,4 124 12,3 0 0,0 0 0,0 772 77 1.009 100
5 KOTA BARAT PILOLODAA 106 9,3 2 0,2 0 0,0 181 15,8 289 25 366 32,0 379 33,2 109 9,5 0 0,0 0 0,0 854 75 1.143 100
BULADU 0 0 0 0 0 0
6 DUNGINGI DUNGINGI 46 5,7 1 0,1 0 0,0 54 6,6 101 12 326 40,1 280 34,4 106 13,0 0 0,0 0 0,0 712 88 813 100
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
753 9,7 27 0,3 121 1,6 814 10,5 1.715 22 3.071 39,6 2.133 27,5 838 10,8 0 0,0 0 0,0 6.042 78 7.757 100
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang BinkesmasKeterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
JUMLAH (KAB/KOTA)
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NON MKJP MKJP + NON MKJP
% MKJP + NON MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 35
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KOTA TIMUR TAMALATE 7.294 1.795 24,6 5.962 81,7
2 KOTA SELATAN LIMBA B 6.041 1.305 21,6 4.942 81,8
3 KOTA UTARA WONGKADITI 6.659 1.692 25,4 5.452 81,9
4 KOTA TENGAH DULALOWO 3.978 1.009 25,4 3.326 83,6
5 KOTA BARAT PILOLODAA 3.740 1.143 30,6 3.384 90,5
BULADU 0 0
6 DUNGINGI DUNGINGI 4.110 813 19,8 3.271 79,6
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
31.822 7.757 24,4 26.337 82,8
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 36
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KOTA TIMUR TAMALATE 416 464 880 0,0 0,0 880 100 0,0 0,0 726 82,5
2 KOTA SELATAN LIMBA B 388 394 782 0,0 0,0 690 88,2 0,0 0,0 628 80,3
3 KOTA UTARA WONGKADITI 330 338 668 0,0 0,0 665 99,6 0,0 0,0 536 80,2
4 KOTA TENGAH DULALOWO 312 340 652 0,0 0,0 649 99,5 0,0 0,0 636 97,5
5 KOTA BARAT PILOLODAA 67 93 160 0,0 0,0 155 96,9 0,0 0,0 144 90,0
BULADU 109 124 233 0,0 0,0 233 100 0,0 0,0 229 98,3
6 DUNGINGI DUNGINGI 188 215 403 0,0 0,0 404 100,2 0,0 0,0 399 99,0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
1.810 1.968 3.778 0 0,0 0 0,0 3.676 97,3 0 0,0 0 0,0 3.298 87,3
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas
L + PL
KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)
L L + P
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)
P
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH BAYI LAHIR HIDUPNO KECAMATAN PUSKESMAS P
TABEL 37
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE 543 546 1089 0 0 607 55,7
2 KOTA SELATAN LIMBA B 589 595 1184 0 0 752 63,5
3 KOTA UTARA WONGKADITI 308 375 683 0 0 657 96,2
4 KOTA TENGAH DULALOWO 314 365 679 0 0 634 93,4
5 KOTA BARAT PILOLODAA 78 89 167 0 0 176 105,4
BULADU 121 126 247 0 0 167 67,6
6 DUNGINGI DUNGINGI 214 286 500 0 0 414 82,8
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
2167 2382 4549 0 0 0 0 3407 74,9
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas
KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI
TABEL 38
1 2 3 4 5 6
1 KOTA TIMUR TAMALATE 11 4 36,4
2 KOTA SELATAN LIMBA B 10 10 100
3 KOTA UTARA WONGKADITI 11 8 72,7
4 KOTA TENGAH DULALOWO 6 4 66,7
5 KOTA BARAT PILOLODAA 3 2 66,7
BULADU 4 4 100
6 DUNGINGI DUNGINGI 5 5 100
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
50 37 74,0
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang P2PL
JUMLAH (KAB/KOTA)
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
% DESA/KEL UCINO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
BAYI DIIMUNISASIDPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16,0 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 KOTA TIMUR TAMALATE 543 546 1089 - - - - 922 84,7 - - - - 907 83,3 - - - - 819 75,21 - - 11,2
2 KOTA SELATAN LIMBA B 589 595 1184 - - - - 683 57,7 - - - - 759 64,1 - - - - 737 62,25 - - -7,9
3 KOTA UTARA WONGKADITI 308 375 683 - - - - 648 94,9 - - - - 792 116,0 - - - - 834 122,1 - - -28,7
4 KOTA TENGAH DULALOWO 314 365 679 - - - - 592 87,2 - - - - 578 85,1 - - - - 573 84,39 - - 3,2
5 KOTA BARAT PILOLODAA 78 89 167 - - - - 184 110,2 - - - - 207 124,0 - - - - 205 122,8 - - -11,4
BULADU 121 126 247 - - - - 263 106,5 - - - - 262 106,1 - - - - 260 105,3 - - 1,1
6 DUNGINGI DUNGINGI 214 286 500 - - - - 521 104,2 - - - - 518 103,6 - - - - 515 103,0 - - 1,2
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
2167 2382 4549 - - - - 3813 83,8 - - - - 4023 88,4 - - - - 3943 86,7 - - -3,4
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang P2PL
JUMLAH (KAB/KOTA)
L P L + P
DO RATE (%)
L P L + PL + P LL P
PUSKESMASJUMLAH BAYI
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
P L + PNO KECAMATAN
TABEL 40
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
BAYI DIIMUNISASI
BCG POLIO3
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KOTA TIMUR TAMALATE 543 546 1.089 - - - - 940 86,3 - - - - 886 81,4
2 KOTA SELATAN LIMBA B 589 595 1.184 - - - - 956 80,7 - - - - 668 56,4
3 KOTA UTARA WONGKADITI 308 375 683 - - - - 720 105,4 - - - - 807 118,2
4 KOTA TENGAH DULALOWO 314 365 679 - - - - 657 96,8 - - - - 603 88,8
5 KOTA BARAT PILOLODAA 78 89 167 - - - - 242 144,9 - - - - 189 113,2
BULADU 121 126 247 - - - - 284 115,0 - - - - 280 113,4
6 DUNGINGI DUNGINGI 214 286 500 - - - - 537 107,4 - - - - 523 104,6
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
2.167 2.382 4.549 - - - - 4.336 95,3 - - - - 3.956 87,0
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang P2PL
PUSKESMASJUMLAH BAYI
P
JUMLAH (KAB/KOTA)
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
L + PL P L + P LNO KECAMATAN
TABEL 41
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE 543 546 1089 160 29,5 178 32,6 338 31,0
2 KOTA SELATAN LIMBA B 589 595 1184 173 29,4 173 29,1 346 29,2
3 KOTA UTARA WONGKADITI 308 375 683 86 27,9 89 23,7 175 25,6
4 KOTA TENGAH DULALOWO 314 365 679 97 30,9 106 29,0 203 29,9
5 KOTA BARAT PILOLODAA 78 89 167 18 23,1 24 27,0 42 25,1
BULADU 121 126 247 22 18,2 27 21,4 49 19,8
6 DUNGINGI DUNGINGI 214 286 500 92 43,0 107 37,4 199 39,8
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
2167 2382 4549 648 29,9 704 29,6 1352 29,7
Sumber : Seksi KIA/KB dan Seksi Gizi Bidang Binkesmas
L + P
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
NO KECAMATANJUMLAH BAYI
PUSKESMAS L P
TABEL 42
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE - - 648 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 KOTA SELATAN LIMBA B - - 534 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 KOTA UTARA WONGKADITI - - 299 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 KOTA TENGAH DULALOWO - - 153 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 KOTA BARAT PILOLODAA - - 140 0 0 0 0,0 0,0 0,0
BULADU - - 127 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 DUNGINGI DUNGINGI - - 172 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
- - 2.073 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Sumber : Seksi Gizi Bidang Binkesmas
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN
%KECAMATAN PUSKESMAS
ANAK 6-23 BULAN
DARI KELUARGA MISKIN MENDAPAT MP-ASI
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO
TABEL 43
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE 2.025 2.038 4.063 1803 89,0 2003 98,3 3.806 93,7
2 KOTA SELATAN LIMBA B 2.008 2.013 4.021 1990 99,1 2008 99,8 3.998 99,4
3 KOTA UTARA WONGKADITI 1.475 1.492 2.967 1221 82,8 1232 82,6 2.453 82,7
4 KOTA TENGAH DULALOWO 1.161 1.344 2.505 1055 90,9 1095 81,5 2.150 85,8
5 KOTA BARAT PILOLODAA 331 357 688 317 95,8 332 93,0 649 94,3
BULADU 517 539 1.056 489 94,6 520 96,5 1.009 95,5
6 DUNGINGI DUNGINGI 845 1.054 1.899 755 89,3 875 83,0 1.630 85,8
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
8.362 8.837 17.199 7.630 91,2 8.065 91,3 15.695 91,3
Sumber : Seksi KIA/KB Bidang Binkesmas
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + P
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
L
TABEL 44
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 KOTA TIMUR TAMALATE 2.568 2.584 5.152 2.039 79,4 2.059 79,7 4.098 79,5 1.948 95,5 1.964 95,4 3.912 95,5 12 0,6 11 0,5 23 0,6
2 KOTA SELATAN LIMBA B 2.597 2.608 5.205 1.665 64,1 1.700 65,2 3.365 64,6 1.274 76,5 1.297 76,3 2.571 76,4 26 1,6 27 1,6 53 1,6
3 KOTA UTARA WONGKADITI 1.783 1.867 3.650 1.464 82,1 1.512 81,0 2.976 81,5 909 62,1 925 61,2 1.834 61,6 7 0,5 13 0,9 20 0,7
4 KOTA TENGAH DULALOWO 1.475 1.709 3.184 1.197 81,2 1.419 83,0 2.616 82,2 1.073 89,6 1.238 87,2 2.311 88,3 26 2,2 37 2,6 63 2,4
5 KOTA BARAT PILOLODAA 409 446 855 364 89,0 386 86,5 750 87,7 338 92,9 349 90,4 687 91,6 10 2,7 3 0,8 13 1,7
BULADU 638 665 1.303 508 79,6 537 80,8 1.045 80,2 468 92,1 490 91,2 958 91,7 10 2,0 15 2,8 25 2,4
6 DUNGINGI DUNGINGI 1.059 1.340 2.399 894 84,4 1.032 77,0 1.926 80,3 721 80,6 849 82,3 1.570 81,5 23 2,6 33 3,2 56 2,9
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
10.529 11.219 21.748 8.131 77,2 8.645 77,1 16.776 77,1 6.731 82,8 7.112 82,3 13.843 82,5 114 1,4 139 1,6 253 1,5
Sumber : Seksi Gizi Bidang Binkesmas
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMASP
BALITA YANG ADALL+P
BALITA
BGMP
DITIMBANG BB NAIKL P
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
L+PL+P L
TABEL 45
CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE 2 2 4 2 100 2 100 4 100
2 KOTA SELATAN LIMBA B 2 2 4 2 100 2 100 4 100
3 KOTA UTARA WONGKADITI 3 2 5 3 100 2 100 5 100
4 KOTA TENGAH DULALOWO 3 0 3 3 100 0 0,0 3 100
5 KOTA BARAT PILOLODAA 1 2 3 1 100 1 50,0 2 66,7
BULADU 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
6 DUNGINGI DUNGINGI 1 2 3 1 100 2 100,0 3 100
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
12 10 22 12 100 9 90,0 21 95,5
Sumber : Seksi Gizi Bidang Binkesmas
JUMLAH
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
P L + P
MENDAPAT PERAWATANNO KECAMATAN PUSKESMAS
L
TABEL 46
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE 476 500 976 458 96,2 446 89,2 904 92,6
2 KOTA SELATAN LIMBA B 507 562 1.069 184 36,3 110 19,6 294 27,5
3 KOTA UTARA WONGKADITI 449 381 830 183 40,8 205 53,8 388 46,7
4 KOTA TENGAH DULALOWO 335 303 638 81 24,2 91 30,0 172 27,0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 99 115 214 99 100 115 100 214 100
BULADU 140 112 252 137 97,9 105 93,8 242 96,0
6 DUNGINGI DUNGINGI 234 198 432 204 87,2 174 87,9 378 87,5
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
2.240 2.171 4.411 1.346 60,1 1.246 57,4 2.592 58,8
60,1 57,4 58,8
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Luar Gedung Bidang Pelayanan Kesehatan
L + P
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAHMENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P
TABEL 47
MURID SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE 1.025 2.645 3.670 446 43,5 458 17,3 904 24,6
2 KOTA SELATAN LIMBA B 2.734 2.507 5.241 110 4,0 184 7,3 294 5,6
3 KOTA UTARA WONGKADITI 2.112 1.802 3.914 205 9,7 183 10,2 388 9,9
4 KOTA TENGAH DULALOWO 1.776 1.697 3.473 91 5,1 81 4,8 172 5,0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 490 443 933 113 23,1 214 48,3 327 35,0
BULADU 803 706 1.509 105 13,1 137 19,4 242 16,0
6 DUNGINGI DUNGINGI 1.141 1.099 2.240 0 0,0 0 0,0 0 0,0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
10.081 10.899 20.980 1.070 10,6 1.257 11,5 2.327 11,1
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Luar Gedung Bidang Pelayanan Kesehatan
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
P L + PJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR
L
TABEL 48
L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE 2.181 3.477 2.631 836 38,3 181 5,2 811 30,8
2 KOTA SELATAN LIMBA B 679 572 2.962 1.542 227,1 748 130,8 1.963 66,3
3 KOTA UTARA WONGKADITI 661 732 2.199 658 99,5 888 121,3 2.498 113,6
4 KOTA TENGAH DULALOWO 1.514 1.419 1.543 3.711 245,1 1.040 73,3 876 56,8
5 KOTA BARAT PILOLODAA 1.293 1.211 752 65 5,0 344 28,4 723 96,1
BULADU 175 94 789 359 205,1 22 23,4 345 43,7
6 DUNGINGI DUNGINGI 275 364 927 810 294,5 152 41,8 294 31,7
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
6.778 7.869 11.803 7.981 117,7 3.375 42,9 7.510 63,6
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus Bidang Pelayanan Kesehatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKOTA GORONTALO
TAHUN 2011
NO KECAMATAN PUSKESMAS
USILA (60TAHUN+)
TABEL 49
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1 RUMAH SAKIT UMUM 4 4 100
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0
3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0
4 PUSKESMAS PERAWATAN 1 1 100
5 SARANA YANKES.LAINNYA 0 0 0
5 5 100
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus Bidang Pelayanan Kesehatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 50
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
YANG TERSERANG
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 DBD 1 1 2.594 2.600 5.194 1 0 1 0,04 0,00 0,02 1 0 1 100 0,0 100
2 Chikungunya 3 4 7.899 7.840 15.739 66 101 167 0,84 1,29 1,06 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 Campak 1 1 5.063 5.063 10.126 10 16 26 0,20 0,32 0,26 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 AFP 6 10 23.500 23.501 47.001 10 0 10 0,04 0,00 0,02 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang P2PL
ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK
TERANCAMJUMLAH KEC
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH DESA
CFR (%)NO
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
TABEL 51
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH
RATA2 KEJADIAN DESA/KELURAHAN KLB PER JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DITANGANI <24 JAM
%
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KOTA TIMUR TAMALATE 11 5 0,45 5 100
2 KOTA SELATAN LIMBA B 10 2 0,20 2 100
3 KOTA UTARA WONGKADITI 11 2 0,18 2 100
4 KOTA TENGAH DULALOWO 6 2 0,33 2 100
5 KOTA BARAT PILOLODAA 3 2 0,67 2 100
BULADU 4 1 0,25 1 100
6 DUNGINGI DUNGINGI 5 2 0,40 2 100
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
50 16 0,32 16 100
Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Bidang P2PL
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB
NO PUSKESMASJUMLAH
DESA/KELURAHANKECAMATAN
TABEL 52
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA TIMUR TAMALATE 0 0 0 - - 3 0,0 0,0 0,00
2 KOTA SELATAN LIMBA B 0 0 0 - - 49 0,0 0,0 0,00
3 KOTA UTARA WONGKADITI 0 0 0 - - 21 0,0 0,0 0,00
4 KOTA TENGAH DULALOWO 0 0 0 - - 3 0,0 0,0 0,00
5 KOTA BARAT PILOLODAA 0 0 0 - - 4 0,0 0,0 0,00
BULADU 0 0 0 - - 8 0,0 0,0 0,00
6 DUNGINGI DUNGINGI 0 0 0 - - 9 0,0 0,0 0,00
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
0 0 0 - - 97 0,0 0,0 0
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Khusus Bidang Pelayanan Kesehatan
JUMLAH (KAB/ KOTA)
PENCABUTAN GIGI TETAP RASIO TUMPATAN/ PENCABUTAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKECAMATAN TUMPATAN GIGI TETAP
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 53
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 KOTA TIMUR TAMALATE 0 0 0 0
2 KOTA SELATAN LIMBA B 0 0 0 0
3 KOTA UTARA WONGKADITI 0 0 3 3 100
4 KOTA TENGAH DULALOWO 0 0 0 0
5 KOTA BARAT PILOLODAA 0 0 10 10 100
BULADU 0 0 0 0
6 DUNGINGI DUNGINGI 0 0 0 0
7 DUMBO RAYA 6 12 200,0
8 HULONTHALANGI 0 0
9 SIPATANA 9 27 300,0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 13 100,0
Sumber: …………… (sebutkan)
JUMLAH MURID SD/MI
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
JUMLAH SD/MI
JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAH SD/MI
MENDAPAT YAN. GIGI
%
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/ KOTA)
%MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 54
PENYULUHAN KESEHATANJUMLAH SELURUH
KEGIATAN PENYULUHAN
KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN
MASSA
1 2 3 4 5
1 KOTA TIMUR TAMALATE 2263 91
2 KOTA SELATAN LIMBA B 5108 37
3 KOTA UTARA WONGKADITI 1162 80
4 KOTA TENGAH DULALOWO 659 30
5 KOTA BARAT PILOLODAA 1334 10
BULADU 1258 36
6 DUNGINGI DUNGINGI 1371 80
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
13155 364
1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2 Rumah Sakit
13155 364
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Bidang Binkesmas
SUB JUMLAH I
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 55
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 KOTA TIMUR TAMALATE 21.012 21.984 42.996 - - 2.143 - - - - - 14.636 2.205 2.518 4.723 - - 21.502 - - 50,0
2 KOTA SELATAN LIMBA B 17.921 18.563 36.484 - - 5.363 - - - - - 13.085 1.462 1.784 3.246 - - 21.694 - - 59,5
3 KOTA UTARA WONGKADITI 16.880 17.303 34.183 - - 3.620 - - - - - 9.744 1.056 2.012 3.068 - - 16.432 - - 48,1
4 KOTA TENGAH DULALOWO 13.638 14.667 28.305 - - 6.857 - - - - - 4.574 1.297 1.647 2.944 - - 14.375 - - 50,8
5 KOTA BARAT PILOLODAA 4.501 4.586 9.087 - - 2.236 - - - - - 5.564 1.069 1.244 2.313 - - 10.113 - - 111,3
BULADU 5.684 5.980 11.664 - - 562 - - - - - 4.072 0 - - 4.634 - - 39,7
6 DUNGINGI DUNGINGI 11.127 11.532 22.659 - - 926 - - - - - 5.942 1.268 1.539 2.807 - - 9.675 - - 42,7
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
90.763 94.615 185.378 - - 21.707 - - 8.663 - - 57.617 8.357 10.744 19.101 - - 107.088
- - 11,7 - - 4,7 - - 31,1 - - 10,3 - - 57,8 - - 57,8
Sumber : Seksi Palayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Bidang Pelayanan KesehatanKeterangan : *) Jaminan Kesehatan Mandiri (Jamkesman)
PUSKESMAS JAMSOSTEK
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
PERSENTASE (KAB/KOTA)
ASKESKIN/JAMKESMAS LAINNYA *) JUMLAH
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
%JUMLAH PENDUDUK
ASKESNO KECAMATAN
TABEL 56
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 KOTA TIMUR TAMALATE - - 14.636 - - - - 14.636 100 - - - - 18.124 123,8 - - - - 1.897 13,0
2 KOTA SELATAN LIMBA B - - 13.085 - - - - 13.085 100 - - - - 17.138 131,0 - - - - 1.171 8,9
3 KOTA UTARA WONGKADITI - - 9.744 - - - - 9.744 100 - - - - 28.013 287,5 - - - - 910 9,3
4 KOTA TENGAH DULALOWO - - 4.574 - - - - 4.574 100 - - - - 5.021 109,8 - - - - 336 7,3
5 KOTA BARAT PILOLODAA - - 5.564 - - - - 5.564 100 - - - - 8.663 155,7 - - - - 724 13,0
BULADU - - 4.072 - - - - 4.072 100 - - - - 6.287 154,4 - - - - 531 13,0
6 DUNGINGI DUNGINGI - - 5.942 - - - - 5.942 100 - - - - 9.398 158,2 - - - - 381 6,4
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
- - 57.617 - - - - 57.617 100 - - - - 92.644 160,8 - - - - 5.950 10,3
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan
JUMLAH YANG ADA
MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
JUMLAH (KAB/KOTA)
L PP L + PL LP
TAHUN 2011
L + P
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)
KOTA GORONTALO
L + P
DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMAS
TABEL 57
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KOTA TIMUR TAMALATE - - 14.636 - - - - - - - - - - - -
2 KOTA SELATAN LIMBA B - - 13.085 - - - - 211 1,6 - - - - - -
3 KOTA UTARA WONGKADITI - - 9.744 - - - - - - - - - - - -
4 KOTA TENGAH DULALOWO - - 4.574 - - - - - - - - - - - -
5 KOTA BARAT PILOLODAA - - 5.564 - - - - - - - - - - - -
BULADU - - 4.072 - - - - - - - - - - - -
6 DUNGINGI DUNGINGI - - 5.942 - - - - - - - - - - - -
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
- - 57.617 - - - - 211 0,4 - - - - - -
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
TAHUN 2011
L P L + P
JUMLAH YANG ADA
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
KOTA GORONTALOCAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
L P L + P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN STRATA 3)
NO KECAMATAN PUSKESMAS
TABEL 58
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Tamalate 18.124 0
2 Puskesmas Limba B 17.138 211
3 Puskkesmas Wongkaditi 28.013 0
4 Puskesmas Dulalowo 5.021 0
5 Puskesmas Pilolodaa 8.663 0
6 Puskesmas Buladu 6.287 0
7 Puskesmas Dungingi 9.398 0
SUB JUMLAH I 0 0 92.644 0 0 211 0 0 0
1 RS Aloei Saboe 22.827 27.082 49.909 9.629 11.792 21.421 126 53 1792 RS Otanaha 0 0 03 RS Islam 0 0 04 RS Bunda 0 0 05 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah 0 0 0
SUB JUMLAH II 22.827 27.082 49.909 9.629 11.792 21.421 126 53 179
1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 02 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 03 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 04 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 22.827 27.082 142.553 9.629 11.792 21.632 126 53 179
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 90.763 94.615 185.378 90.763 94.615 185.378
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 25,2 28,6 76,9 10,6 12,5 11,7
Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Bidang Pelayanan Kesehatan
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 59
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 RS Aloei Saboe Umum 0 0 0
2 RS Otanaha Umum 0 0 0
3 RS Islam Umum 0 0 0
4 RS Bunda Umum 0 0 0
5 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah Umum 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : RS Aloei Saboe, RS Otanaha, RS Islam, RS Bunda, RS Ibu & Anak Sitti Khadidjah
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
JUMLAH TEMPAT TIDUR
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
KABUPATEN/KOTA
GDR NDRJENIS RSb
PASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWATNO NAMA RUMAH SAKITa
TABEL 60
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM
DIRAWAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 RS Aloei Saboe Umum
2 RS Otanaha Umum
3 RS Islam Umum
4 RS Bunda Umum
5 RS Ibu dan Anak Sitti KhadidjahUmum
0 0 0 0 0
Sumber : RS Aloei Saboe, RS Otanaha, RS Islam, RS Bunda, RS Ibu & Anak Sitti Khadidjah
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
BOR
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
LOS TOI
KABUPATEN/KOTA
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
NONAMA RUMAH
SAKITa JENIS RSbJUMLAH TEMPAT TIDUR
JUMLAH PASIENJUMLAH HARI PERAWATAN
JUMLAH JUMLAH DIPANTAU
% DIPANTAU BER PHBS * %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KOTA TIMUR TAMALATE 11022 2016 18,3 115 5,7
2 KOTA SELATAN LIMBA B 10556 1099 10,4 999 90,9
3 KOTA UTARA WONGKADITI 8731 7888 90,3 6274 79,5
4 KOTA TENGAH DULALOWO 7132 5718 80,2 2042 35,7
5 KOTA BARAT PILOLODAA 2407 1820 75,6 1705 93,7
BULADU 3154 2200 69,8 409 18,6
6 DUNGINGI DUNGINGI 5882 2847 48,4 808 28,4
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
48884 23588 48,3 12352 52,37
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Bidang Binkesmas
JUMLAH (KAB/KOTA)
RUMAH TANGGA
TABEL 61
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMASKOTA GORONTALO
TAHUN 2011
JUMLAH YANG ADA
JUMLAH YANG DIPERIKSA
% DIPERIKSAJUMLAH YANG
SEHAT% RUMAH
SEHAT1 2 3 4 5 6 7 8
1 KOTA TIMUR TAMALATE 8.712 8.331 95,6 6.940 83,3
2 KOTA SELATAN LIMBA B 6.740 4.036 59,9 2.965 73,5
3 KOTA UTARA WONGKADITI 6.559 5.946 90,7 5.045 84,8
4 KOTA TENGAH DULALOWO 4.935 4.036 81,8 3.988 98,8
5 KOTA BARAT PILOLODAA 1.720 1.579 91,8 557 35,3
BULADU 2.375 2.245 94,5 1.849 82,4
6 DUNGINGI DUNGINGI 4.168 3.906 93,7 2.693 68,9
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
35.209 30.079 85,4 24.037 79,9
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 62
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
RUMAH
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 63
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KOTA TIMUR TAMALATE 8.712 8.331 95,6 8.300 99,6
2 KOTA SELATAN LIMBA B 6.740 4.036 59,9 3.912 96,9
3 KOTA UTARA WONGKADITI 6.559 5.946 90,7 5.623 94,6
4 KOTA TENGAH DULALOWO 4.935 4.036 81,8 3.796 94,1
5 KOTA BARAT PILOLODAA 1.720 1.579 91,8 1.540 97,5
BULADU 2.375 2.245 94,5 2.180 97,1
6 DUNGINGI DUNGINGI 4.168 3.906 93,7 3.758 96,2
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
35.209 30.079 85,4 29.109 96,8
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL
JUMLAH ( KAB/KOTA)
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIKNO PUSKESMASKECAMATAN
JUMLAH RUMAH/BANGUNAN
YANG ADA
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 64
JUMLAH
% JUMLAH
% JUMLAH
% JUMLAH
% JUMLAH
% JUMLAH
% JUMLAH
% JUMLAH
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 KOTA TIMUR TAMALATE 11.022 10.948 99,3 0 0,0 7.376 67,4 81 0,7 2.439 22,3 0 0,0 0 0,0 76 0,7 9.972 91,1
2 KOTA SELATAN LIMBA B 10.959 6.174 56,3 0 0,0 4.774 77,3 33 0,5 769 12,5 0 0,0 0 0,0 103 1,7 5.679 92,0
3 KOTA UTARA WONGKADITI 8.575 8.137 94,9 0 0,0 1.678 20,6 2.246 27,6 3.514 43,2 0 0,0 0 0,0 0 0,0 7.438 91,4
4 KOTA TENGAH DULALOWO 9.481 4.967 52,4 0 0,0 3.286 66,2 28 0,6 1.180 23,8 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4.494 90,5
5 KOTA BARAT PILOLODAA 2.458 2.144 87,2 0 0,0 694 32,4 43 2,0 382 17,8 1.025 47,8 0 0,0 0 0,0 2.144 100
BULADU 2.896 2.770 95,6 0 0,0 1.357 49,0 135 4,9 539 19,5 0 0,0 0 0,0 204 7,4 2.235 80,7
6 DUNGINGI DUNGINGI 6.240 4.946 79,3 0 0,0 1.823 36,9 1.193 24,1 1.478 29,9 0 0,0 0 0,0 47 1,0 4.541 91,8
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
51.631 40.086 77,6 0 0,0 20.988 52,4 3.759 9,4 10.301 25,7 1.025 2,6 0,0 0,0 430 1,1 36.503 91,1
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL
SGL MATA AIR
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH
KELUARGA YANG ADA
JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA SUMBER
AIR BERSIHNYA
% KELUARGA DIPERIKSA
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KEMASAN JUMLAH
JENIS SARANA AIR BERSIH
LEDENG SPT PAH LAINNYA
TABEL 65
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 KOTA TIMUR TAMALATE 11022 0 0,0 0 0,0 7376 66,9 0 0,0 76 0,7 2219 20,1 0 0,0 0 0,0 220 2,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 9891 89,7
2 KOTA SELATAN LIMBA B 10959 0 0,0 0 0,0 4774 43,6 0 0,0 25 0,2 684 6,2 78 0,7 0 0,0 85 0,8 78 0,7 0 0,0 0 0,0 5646 51,5
3 KOTA UTARA WONGKADITI 8575 0 0,0 0 0,0 1678 19,6 0 0,0 0 0,0 3261 38,0 0 0,0 0 0,0 253 3,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 5192 60,5
4 KOTA TENGAH DULALOWO 9481 0 0,0 0 0,0 3286 34,7 0 0,0 0 0,0 1145 12,1 0 0,0 0 0,0 35 0,4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4466 47,1
5 KOTA BARAT PILOLODAA 2458 0 0,0 0 0,0 694 28,2 0 0,0 0 0,0 288 11,7 1025 41,7 0 0,0 94 3,8 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2101 85,5
BULADU 2896 0 0,0 0 0,0 1357 46,9 0 0,0 61 2,1 521 18,0 143 4,9 0 0,0 18 0,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2076 71,7
6 DUNGINGI DUNGINGI 6240 0 0,0 0 0,0 1823 29,2 0 0,0 47 0,8 1291 20,7 0 0,0 0 0,0 187 3,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3348 53,7
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
51631 0 0,0 0 0,0 20988 40,6 0 0,0 209 0,4 9409 18,2 1246 2,4 0 0,0 892 1,7 78 0,2 0 0,0 0 0,0 32720 63,4
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL
AIR KEMASAN LAIN-LAINAIR SUNGAIAIR HUJAN
KELUARGA DENGAN SUMBER
AIR MINUM TERLINDUNG
MATA AIR TAK TERLINDUNG
LEDING METERAN
LEDING ECERAN
POMPASUMUR
TERLINDUNGSUMUR TAK
TERLINDUNGMATA AIR
TERLINDUNG
JUMLAH (KAB/KOTA)
PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA SUMBER
AIR MINUMNYA
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
AIR ISI ULANG
SUMBER AIR MINUM KELUARGA
TABEL 66
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 KOTA TIMUR TAMALATE 11.022 10.948 99,3 10.936 99,9 9.867 90,1 10.948 99,3 10.948 100 5.739 52,4 10.948 99,3 10.948 100 5.975 54,6
2 KOTA SELATAN LIMBA B 10.959 6.174 56,3 5.435 88,0 4.420 71,6 6.174 56,3 6.174 100 1.935 31,3 6.174 56,3 6.019 97,5 3.398 55,0
3 KOTA UTARA WONGKADITI 8.575 8.134 94,9 5.966 73,3 5.586 68,7 8.134 94,9 8.134 100 6.476 79,6 8.134 94,9 6.821 83,9 6.047 74,3
4 KOTA TENGAH DULALOWO 9.481 4.967 52,4 4.699 94,6 4.097 82,5 4.967 52,4 4.967 100 3.339 67,2 4.967 52,4 4.591 92,4 3.663 73,7
5 KOTA BARAT PILOLODAA 2.458 2.144 87,2 1.366 63,7 1.063 49,6 2.144 87,2 2.144 100 389 18,1 2.144 87,2 2.144 100 719 33,5
BULADU 2.896 2.770 95,6 2.133 77,0 2.081 75,1 2.770 95,6 2.770 100 617 22,3 2.770 95,6 2.770 100 980 35,4
6 DUNGINGI DUNGINGI 6.240 4.946 79,3 4.442 89,8 4.154 84,0 4.946 79,3 4.946 100 2.503 50,6 4.946 79,3 4.946 100 3.067 62,0
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
51.631 40.083 77,6 34.977 87,3 31.268 78,0 40.083 77,6 40.083 100 20.998 52,4 40.083 77,6 38.239 95,4 23.849 59,5
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL
JUMLAH (KAB/KOTA)
SEHATKELUARGA DIPERIKSA
KELUARGA DIPERIKSA
PUSKESMASJUMLAH
KELUARGA
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
KELUARGA MEMILIKI
KELUARGA DIPERIKSA
KELUARGA MEMILIKI
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO KECAMATAN SEHATKELUARGA
MEMILIKISEHAT
JAMBAN TEMPAT SAMPAH
TABEL 67
JUM
LA
H Y
G
AD
A
JUM
LA
H
DIP
ER
IKS
A
JUM
LA
H
SE
HA
T
% S
EH
AT
JUM
LA
H Y
G
AD
A
JUM
LA
H
DIP
ER
IKS
A
JUM
LA
H
SE
HA
T
% S
EH
AT
JUM
LA
H Y
G
AD
A
JUM
LA
H
DIP
ER
IKS
A
JUM
LA
H
SE
HA
T
% S
EH
AT
JUM
LA
H Y
G
AD
A
JUM
LA
H
DIP
ER
IKS
A
JUM
LA
H
SE
HA
T
% S
EH
AT
JUM
LA
H Y
G
AD
A
JUM
LA
H
DIP
ER
IKS
A
JUM
LA
H
SE
HA
T
% S
EH
AT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24
1 KOTA TIMUR TAMALATE 12 2 2 100 39 6 6 100 3 0 0 0,0 71 15 15 100 125 23 23 100
2 KOTA SELATAN LIMBA B 13 0 0 0,0 82 2 2 100 2 0 0 0,0 83 7 7 100 180 9 9 100
3 KOTA UTARA WONGKADITI 3 2 2 100 17 9 9 100 3 1 1 100 48 16 15 93,8 71 28 27 96,4
4 KOTA TENGAH DULALOWO 2 0 0 0,0 38 8 2 25,0 1 0 0 0,0 65 1 1 100 106 9 3 33,3
5 KOTA BARAT PILOLODAA 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 1 0 0 0,0 19 3 2 66,7 20 3 2 66,7
BULADU 0 0 0 0,0 6 5 5 100 0 0 0 0,0 36 0 0 0,0 42 5 5 100
6 DUNGINGI DUNGINGI 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 1 0 0 0,0 37 5 5 100 38 5 5 100
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
30 4 4 100 182 30 24 80 11 1 1 100 359 47 45 96 582 82 74 90
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL
PASAR TUPM LAINNYARESTORAN/R-MAKAN
KECAMATAN
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH TUPM
NO PUSKESMAS
HOTEL
JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA %
1 2 3 4 5 6 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KOTA TIMUR TAMALATE 45 14 31,1 15 15 100 52 39 75,0 48 8 16,7 46 13 28,3 17 5 29,4 223 94 42,2
2 KOTA SELATAN LIMBA B 26 26 100 14 11 78,6 66 45 68,2 51 11 21,6 67 6 9,0 49 15 30,6 273 114 41,8
3 KOTA UTARA WONGKADITI 23 23 100 8 8 100 52 52 100 44 15 34,1 36 36 100 16 8 50,0 179 142 79,3
4 KOTA TENGAH DULALOWO 25 25 100 17 17 100 35 6 17,1 39 5 12,8 88 24 27,3 0 0 0,0 204 77 37,7
5 KOTA BARAT PILOLODAA 8 8 100 2 2 100 16 6 37,5 16 6 37,5 6 3 50,0 3 3 100 51 28 54,9
BULADU 13 13 100 2 2 100 27 27 100 28 8 28,6 10 10 100 10 10 100 90 70 77,8
6 DUNGINGI DUNGINGI 15 15 100 9 6 66,7 27 16 59,3 29 6 20,7 17 17 100 16 16 100 113 76 67,3
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
155 124 80,0 67 61 91,0 275 191 69,5 255 59 23,1 270 109 40,4 111 57 51,4 1.133 601 53,0
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL
SARANA LAINPERKANTORAN
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
PUSKESMASSARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
MINUM
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL 68
NO KECAMATAN
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAH
TABEL 69
NO NAMA OBAT SATUAN STOCK OBAT PEMAKAIAN RATA-
RATA/ BULAN
TINGKAT KECUKUPAN
(BULAN)1 2 3 4 5 6
1 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ml Btl 60 ml 429 390 1,10
2 Amoksisilin kapsul 500 mg Ktk @ 120 kap 420.500 33.600 12,51
3 Antasida DOEN tablet Btl @ 1000 tab 193.100 15.900 12,14
4 Antalgin tablet 500 mg Btl @ 1000 tab 125.000 7.000 17,86
5 Deksametason inj 5 mg/ml – 2ml Ktk @ 100 ampul 11.800 400 29,50
6 Dekstrometorfan Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml 126 130 0,97
7 Dekstrometorfan Tab 15 mg Btl @ 1000 tab 30.000 6.000 5,00
8 Difenhidramin HCl inj 10 mg/ml-1ml Ktk @ 100 ampul 11.242 2.310 4,87
9 Gliserin Guaiakolat tab 100 mg Btl @ 1000 tab 188.000 31.000 6,06
10 Glukosa Larutan Infus 5 % steril Btl 500 ml 189 130 1,45
11 Ibuprofen tablet 200 mg Btl @ 100 tab 5.600 200 28,00
12 Kloramfenikol kapsul 250 mg Btl @ 250 Kapsul 0 0 0,0013 Kotrimoksazol tablet 480 mg Btl @ 100 tab 95.100 12.200 7,80
14 Kotrimoksazol tablet 120 mg Btl @ 100 tab 14.400 1.500 9,60
15 Kotrimoksazol Sirup Btl 60 ml 20 45 0,44
16 Klorfeniramini Maleat tab 4 mg Tablet 335.000 54.000 6,20
17 Kloroquin tablet Tablet 0 0 0,0018 Natrium Klorida Infus 0,9 % steril Btl 500 ml 52 60 0,87
19 Parasetamol Tablet 500 mg Btl @ 1000 tab 803.600 61.000 13,17
20 Ringer Laktat Infus steril Btl 500 ml 264 398 0,66
21 Vitamin B Kompleks Kapsul Btl @ 1000 Kapsul 328.000 33.000 9,94
22 Retinol 200.000 IU Btl @ 30 Kapsul 18.300 1.400 13,07
23 Tablet Tambah darah Ktk @ 30 Tablet 6.100 1.100 5,55
24 Multivitamin Sirup Botol 0 0 0,0025 Garam Oralit Bungkus 27.200 2.200 12,36
26 OAT Kat 1 Pkt 183 83 2,20
27 OAT Kat 2 Pkt 5 0 0,0028 OAT Kat 3 Pkt 0 0 0,0029 OAT Kat Sisipan Pkt 0 0 0,0030 OAT Kat Anak Pkt 29 1 29,00
31 Pyrantel Pamoat 125 mg tablet Btl @ 1000 Tablet 0 0 0,0032 Salep 2-4 Pot 1.796 245 7,33
33 Infus set dewasa Kantong 181 72 2,51
34 Infus set anak Kantong 0 0 0,00Sumber: Bidang Farmamin
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT KOTA GORONTALO
TAHUN 2011
TABEL 70
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
PEMILIKAN/PENGELOLA
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 2 0 0 2 4
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0 0 0 0 0
3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0 0 0 0 0 0 0
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 0 0 0 0 0 0 0
5 PUSKESMAS PERAWATAN 1
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 6
7 PUSKESMAS KELILING 7
8 PUSKESMAS PEMBANTU 33
9 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 0 0
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 1 0 0 0 1
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 7 7
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 159 159
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 10 10
14 POSKESDES 9
15 POSYANDU 131
16 APOTEK 0 0 53 0 0 0 53
17 TOKO OBAT 0 0 25 0 0 0 25
18 GFK 0 0 1 0 0 0 1
19 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 17 0 0 0 17
20 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: ……................ (sebutkan)
NO FASILITAS KESEHATAN
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 71
JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7
1 RUMAH SAKIT UMUM 4 4 100 2 50
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0,00
3 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0,00
4 PUSKESMAS 7 3 42,86
11 7 63,64
Sumber: ……………… (sebutkan)
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
LABORATORIUM KESEHATAN 4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 72
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KOTA TIMUR TAMALATE 0 0,0 3 9,7 28 90,3 0 0,0 31 100 31 100
2 KOTA SELATAN LIMBA B 0 0,0 0 0,0 25 100 0 0,0 25 100 25 100
3 KOTA UTARA WONGKADITI 0 0,0 0 0,0 31 100 0 0,0 31 100 31 100
4 KOTA TENGAH DULALOWO 0 0,0 13 86,7 2 13,3 0 0,0 15 100 15 100
5 KOTA BARAT PILOLODAA 0 0,0 0 0,0 10 100 0 0,0 10 100 10 100
BULADU 0 0,0 0 0,0 8 88,9 1 11,1 9 100 9 100
6 DUNGINGI DUNGINGI 0 0,0 0 0,0 10 100 0 0,0 10 100 10 100
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
0 0,0 16 12,2 114 87,0 1 0,8 131 100 131 100
0,73
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Bidang Binkesmas
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
POSYANDU
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH
POSYANDU AKTIFNO
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
KECAMATAN PUSKESMAS
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
TABEL 73
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KOTA TIMUR TAMALATE 11 11 100 2 18,2 2 31
2 KOTA SELATAN LIMBA B 10 10 100 1 10,0 2 25
3 KOTA UTARA WONGKADITI 11 11 100 2 18,2 2 31
4 KOTA TENGAH DULALOWO 6 6 100 0 0,0 0 15
5 KOTA BARAT PILOLODAA 3 3 100 1 33,3 1 10
BULADU 4 4 100 1 25,0 1 9
6 DUNGINGI DUNGINGI 5 5 100 2 40,0 2 10
7 DUMBO RAYA
8 HULONTHALANGI
9 SIPATANA
50 50 100 9 18,0 10 131
Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Bidang Binkesmas
PUSKESMAS
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH (KAB/KOTA)
DESA SIAGA DESA SIAGA AKTIFPOSYANDU
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
NO KECAMATAN
JUMLAH
DESA/ KELURAHAN
POSKESDES
TABEL 74
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14 9 10 11
1 Puskesmas Tamalate 0 0 0 1 3 4 1 3 4 0 0 0
2 Puskesmas Limba B 0 0 0 0 3 3 0 3 3 0 0 0
3 Puskkesmas Wongkaditi 0 0 0 0 3 3 0 3 3 0 0 0
4 Puskesmas Dulalowo 0 0 0 0 3 3 0 3 3 0 1 1
5 Puskesmas Pilolodaa 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
6 Puskesmas Buladu 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
7 Puskesmas Dungingi 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 2 14 16 2 14 16 0 1 1
1 RS Aloei Saboe 11 18 29 15 38 53 26 56 82 1 4 5
2 RS Otanaha 0 0 0 1 6 7 1 6 7 0 1 1
3 RS Islam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 RS Bunda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah 4 2 6 0 1 1 4 3 7 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 15 20 35 16 45 61 31 65 96 1 5 6
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 16,5 21,1 18,9 19,8 62,4 41,5 36,4 83,5 60,4 1,1 6,3 3,8
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 15 20 35 18 61 79 33 81 114 1 6 7
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian
Keterangan : a termasuk S3 b termasuk Dokter Gigi Spesialis
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
JUMLAH DOKTER GIGI bNO UNIT KERJA
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 75
BIDAN PERAWAT
L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Puskesmas Tamalate 4 6 10 0 1 1 4 9 13 4 10 142 Puskesmas Limba B 2 11 13 0 3 3 2 15 17 2 18 203 Puskkesmas Wongkaditi 1 10 11 0 0 0 3 14 17 3 14 174 Puskesmas Dulalowo 3 4 7 0 0 0 0 11 11 0 11 115 Puskesmas Pilolodaa 1 3 4 0 0 0 2 6 8 2 6 86 Puskesmas Buladu 0 4 4 0 0 0 0 10 10 0 10 107 Puskesmas Dungingi 0 4 4 0 0 0 2 13 15 2 13 15
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 11 42 53 0 4 4 13 78 91 13 82 95
1 RS Aloei Saboe 12 70 82 6 22 28 28 206 234 34 228 2622 RS Otanaha 0 11 11 0 0 0 5 17 22 5 17 223 RS Islam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 RS Bunda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah 0 0 0 0 0 0 0 14 14 0 14 14
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 12 81 93 6 22 28 33 237 270 39 259 298
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 78,8 57,3 360,4 212,0
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 0 2 1 0 1 1 3 4 2 3 5
JUMLAH (KAB/KOTA) 25 123 148 7 26 33 47 318 365 54 344 398
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian
Keterangan : a termasuk S2 dan S3 b termasuk SLTA, D-I, dan D-III
NO UNIT KERJA JUMLAH
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
BIDAN DIII BIDAN JUMLAHSARJANA KEPERAWATAN a PERAWAT b
TABEL 76
TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI
APOTEKER DAN
SARJANA FARMASI aD-III FARMASI DAN
ASS APOTEKER D-IV/SARJANA GIZI a DI DAN D-III GIZI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Tamalate 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 5 7 2 5 7
2 Puskesmas Limba B 0 3 3 0 1 1 0 4 4 0 0 0 1 3 4 1 3 4
3 Puskkesmas Wongkaditi 0 1 1 0 1 1 0 2 2 0 0 0 0 5 5 0 5 5
4 Puskesmas Dulalowo 0 1 1 1 1 2 1 2 3 0 0 0 0 3 3 0 3 3
5 Puskesmas Pilolodaa 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
6 Puskesmas Buladu 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 2 2 0 2 2
7 Puskesmas Dungingi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 3 3
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 7 7 1 4 5 1 11 12 0 0 0 4 21 25 4 21 25
1 RS Aloei Saboe 3 9 12 0 11 11 3 20 23 0 0 0 3 15 18 3 15 18
2 RS Otanaha 0 2 2 0 1 1 0 3 3 0 1 1 0 4 4 0 5 5
3 RS Islam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 RS Bunda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah 0 1 1 0 1 1 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 3 12 15 0 13 13 3 25 28 0 1 1 3 19 22 3 20 23
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 4,4 38,0 21,6 7,7 43,3 25,9
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 3 4 0 0 0 1 3 4 1 1 2 2 1 3 3 2 5
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 22 26 1 17 18 5 39 44 1 2 3 9 41 50 10 43 53
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
NO UNIT KERJA JUMLAH JUMLAH
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 77
TENAGA KESMAS TENAGA
SANITASI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Puskesmas Tamalate 1 4 5 0 1 1 1 5 6 1 6 72 Puskesmas Limba B 0 5 5 0 1 1 0 6 6 2 3 53 Puskkesmas Wongkaditi 1 3 4 1 1 2 2 4 6 1 3 44 Puskesmas Dulalowo 0 1 1 0 0 0 0 1 1 2 4 65 Puskesmas Pilolodaa 1 2 3 0 2 2 1 4 5 1 5 66 Puskesmas Buladu 1 3 4 0 2 2 1 5 6 0 4 47 Puskesmas Dungingi 2 3 5 1 1 2 3 4 7 1 3 4
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 6 21 27 2 8 10 8 29 37 8 28 36
1 RS Aloei Saboe 1 7 8 0 0 0 1 7 8 3 6 92 RS Otanaha 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 2 33 RS Islam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 RS Bunda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 8 9 0 0 0 1 8 9 4 8 12
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 9,9 39,1 24,8 13,2 38,0 25,9
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 10 19 29 0 0 0 10 19 29 5 3 8
JUMLAH (KAB/KOTA) 17 48 65 2 8 10 19 56 75 17 39 56
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian
Keterangan: a termasuk S2 dan S3 b termasuk D-I
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
NO UNIT KERJA JUMLAH SARJANA KESMAS a D-III KESMAS b
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 78
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESIL P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Puskesmas Tamalate 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 02 Puskesmas Limba B 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 03 Puskkesmas Wongkaditi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 Puskesmas Dulalowo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 Puskesmas Pilolodaa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 06 Puskesmas Buladu 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 07 Puskesmas Dungingi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0
1 RS Aloei Saboe 3 6 9 4 8 12 1 0 1 8 14 22 2 4 62 RS Otanaha 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 03 RS Islam 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 04 RS Bunda 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 05 RS Ibu dan Anak Sitti Khadidjah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 4 7 11 4 8 12 1 0 1 9 15 24 2 4 6
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 11,0 16,9 14,0 2,2 4,2 3,2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 8 13 4 8 12 1 0 1 10 16 26 2 4 6
Sumber : Sub Bagian Kepegawaian
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN
TENAGA TEKNISI MEDISFISIOTERAPIS
JUMLAH NO UNIT KERJA
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
TABEL 79
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
Rupiah %1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 17.758.936.289 74,8
a. Belanja Langsung 1.454.131.750
b. Belanja Tidak Langsung 16.304.804.539
2 APBD PROVINSI 0,0
3 APBN : 5.988.500.000 25,2
- Dana Dekonsentrasi 0,0
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 2.988.500.000 12,6
- ASKESKIN 0,0
- DPPID 3.000.000.000 12,6
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 0,0
(sebutkan project dan sumber dananya)
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,0
23.747.436.289 100,0
128.102,8
Sumber : Sub Bagian Program dan Keuangan
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
NO SUMBER BIAYA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
KOTA GORONTALOTAHUN 2011
laki-laki perempuan Jumlah laki-laki perempuan Jumlah, 1 thn - 1-4 thn 9.163 8.795 17.958 5-14 thn 18.238 17.222 35.460 15-44 thn 46.783 49.313 96.096 45-64 thn 14.159 15.580 29.739 >65 2.420 3.705 6.125 Jumlah 90.763 94.615 185.378
laki-laki perempuan laki-laki, 1 thn 104,181-4 thn 105,905-14 thn 94,8715-44 thn 90,8845-64 thn 65,32>65 95,93Jumlah
Laki-laki Perempuan
2007 2011
2008 2009
18,238
46,783
14,159
90,763
8,795 49,313 15,580
3,705
94,615
Laki-laki Perempuan1-4 tahun 9.163 8.795 5-14 tahun 18.238 17.222 15-44 tahun 46.783 49.313 45-64 tahun 14.159 15.580 > 65 tahun 2.420 3.705 Total 90.763 94.615
104,18105,9094,8790,8865,3295,93
1-4 tahun
5-14 tahun
15-44 tahun
45-64 tahun
> 65 tahun
Total
9,163 18,238 14,159
2,420 17,222
3,705
90,763
94,615
Laki-laki
Perempuan
Total