PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

238
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019 PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI DINAS KESEHATAN 2020

Transcript of PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

Page 1: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI

TAHUN 2019

PEMERINTAH KABUPATEN BANGLI

DINAS KESEHATAN 2020

Page 2: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

i

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

HALAMAN JUDUL

Page 3: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

ii

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha

Esa), atas Asung Kerta Wara NugrahaNya sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

Tahun 2019 ini dapat tersusun sesuai dengan petunjuk teknis penyusunan profil kesehatan

kabupaten/kota tahun 2019.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli merupakan salah satu bagian dari sistem

informasi kesehatan yang penting bagi proses perencanaan sampai dengan evaluasi

program kesehatan dan merupakan bagian penting strategi pembangunan kesehatan

untuk mencapai tujuan keberhasilan pembangunan kesehatan. Namun, hal yang lebih

penting adalah bahwa data-data yang disajikan dalam profil ini dapat dijadikan acuan

dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kinerja khususnya Dinas

Kesehatan Kabupaten Bangli dan masyarakat secara umum.

Profil kesehatan ini disusun dengan menagmbil data dari internal instansi maupun

dari luar instansi seperti rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, klinik-klinik, Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial, dan Badan Pusat Statistik. Data di Dinas Kesehatan

bersumber dari laporan masing-masing program yang telah dilakukan pemutakhiran data

untuk menghindari terjadinya perbedaan data. Dalam profil kesehatan ini berupaya

menampilkan capaian kinerja maupun data lain yang termuat dalam tabel Standar

Pelayanan Minimal yang merupakan indikator yang dipakai untuk mengukur kemajuan

pembangunan bidang kesehatan. Data-data yang ditampilkan diupayakan dapat

menampilkan fokus masalah kesehatan pada puskesmas maupun unit pelayanan

kesehatan lain yang ada di Kabupaten Bangli. Hal ini penting mengingat peran dan

kontribusi sektor lain termasuk swasta dalam pemberian pelayanan kesehatan di

Kabupaten Bangli cukup besar. Pada Profil tahun 2019 ini juga dicoba untuk

menampilkan data terpilah berdasarkan Gender, hanya saja belum optimal.

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019 tersusun atas kerjasama banyak

pihak yang telah turut ambil bagian dalam pengumpulan data serta proses konsultasi yang

memperkaya isi profil. Dalam penyusunan ini, kami yakin tidak semua pihak sepakat

dengan seluruh data ataupun analisa yang disampaikan. Walaupun demikian kami

berharap semoga pembaca profil ini menemukan keseluruhan kajian serta kesimpulan

dalam profil sebagai sumbangan yang berarti dalam wacana pengambilan kebijakan

tentang pembangunan kesehatan Kabupaten Bangli.

Page 4: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

iii

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Upaya penyempurnaan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun

2019 akan terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli terutama dalam

pendataan, mengingat pentingnya data dalam proses manajemen dan pengambilan

keputusan.

Page 5: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

iv

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1

B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI ................................... 2

C. SISTEMATIKA ......................................................................................................... 2

BAB II GAMBARAN UMUM ........................................................................................ 4

1. Luas Wilayah ...................................................................................................... 4

2. Jumlah Desa/ Kelurahan ..................................................................................... 4

3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur ..................... 6

4. Kepadatan Penduduk/KM2 ................................................................................. 6

5. Rasio Beban Tanggungan ................................................................................... 7

6. Rasio Jenis Kelamin ........................................................................................... 8

7. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf ............... 9

8. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 15 Tahun ke Atas

Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan ...................................... 10

BAB III SARANA KESEHATAN ................................................................................. 12

A. SARANA KESEHATAN ........................................................................................ 12

1. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/ Pengelola ........................... 12

2. Persentase Rumah Sakit dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level

1 13

B. AKSES MUTU DAN PELAYANAN KESEHATAN ............................................ 14

Page 6: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

v

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

1. Cakupan Kunjungan rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan

15

2. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan ............... 16

3. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit .......................................................... 17

4. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit ................................................... 18

5. Puskesmas dengan Ketersediaaan Obat dan Vaksin ......................................... 21

C. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT ........................ 22

1. Cakupan Posyandu Menurut Strata .................................................................. 23

2. Rasio Posyandu per 100 Balita ......................................................................... 25

3. Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) ........................................................ 25

BAB IV TENAGA KESEHATAN ................................................................................. 27

1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis, Dokter Gigi) di

Sarana Kesehatan .................................................................................................... 27

2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat) di Sarana

Kesehatan ................................................................................................................ 29

3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, dan

Gizi di Sarana Kesehatan ........................................................................................ 32

4. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik dan Keteknisan

Medik di Sarana Kesehatan .................................................................................... 35

5. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Tenaga Teknis Kefarmasian dan

Apoteker) di Sarana Kesehatan ............................................................................... 38

BAB V PEMBIAYAAN KESEHATAN ........................................................................ 40

1. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ........................................................ 40

2. Desa yang Memanfaatkan Dana Desa untuk Kesehatan .................................. 42

3. Persentase Anggaran Kesehatan ....................................................................... 42

4. Anggaran Kesehatan Perkapita ......................................................................... 43

BAB VI KESEHATAN KELUARGA ........................................................................... 45

A. Kesehatan Ibu .......................................................................................................... 45

Page 7: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

vi

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

1. Jumlah dan Angka Kematian Ibu yang dilaporkan .......................................... 45

2. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil (Cakupan Kunjungan K1 dan K4) ....... 46

3. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan ............................... 49

4. Cakupan Pelayanan Nifas ................................................................................. 50

5. Persentase Ibu Nifas Mendapat Vitamin A ...................................................... 52

6. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah .................... 53

7. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan .................................................. 54

8. Persentase Peserta KB Aktif ............................................................................. 56

9. Persentase Peserta KB Pasca Persalinan .......................................................... 58

B. Kesehatan Anak ....................................................................................................... 59

1. Jumlah dan Angka Kematian Neonatal per-1.000 Kelahiran Hidup ................ 59

2. Angka Kematian Bayi dan Balita per 1.000 Kelahiran Hidup ......................... 60

3. Penanganan Komplikasi pada Neonatal ........................................................... 64

4. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah ..................................................... 65

5. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) dan KN Lengkap ............................... 66

6. Persentase Bayi Diberi ASI Eksklusif .............................................................. 68

7. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi ................................................................ 69

8. Persentase Desa/ Kelurahan UCI ...................................................................... 71

9. Cakupan Imunisasi Campak/ MR pada Bayi .................................................... 71

10. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita ........................... 72

11. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita .............................................................. 73

12. Persentase Balita Ditimbang ............................................................................. 75

13. Persentase Balita Gizi Kurang (BB/Umur), Pendek (TB/Umur), dan Kurus

(BB/TB) .................................................................................................................. 77

14. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTs, dan 10

SMA/MA ................................................................................................................ 78

15. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar .......................................... 80

C. Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut .............................................................. 81

Page 8: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

vii

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

1. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Produktif .............................................. 81

2. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (60+ tahun) ............................... 82

BAB VII PENGENDALIAN PENYAKIT ..................................................................... 84

A. Pengendalian Penyakit Menular langsung ............................................................... 84

1. Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar

84

2. Case Notification Rate seluruh kasus TBC ...................................................... 85

3. Case Detection Rate TBC ................................................................................. 86

4. Cakupan Penemuan Kasus TBC Anak ............................................................. 87

5. Angka Kesembuhan (Cure Rate) Tuberkulosis Paru Terkonfirmasi

Bakteriologis ........................................................................................................... 88

6. Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) Semua Kasus Tuberkulosis ..... 89

7. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC .............. 89

8. Jumlah Kematian Selama Pengobatan Tuberkulosis ........................................ 90

9. Persentase Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita ................................. 91

10. Puskesmas Yang Melakukan Tatalaksana Standar Pneumonia Minimal 60% . 92

11. Jumlah kasus HIV ............................................................................................. 93

12. Jumlah Kematian Karena AIDS ....................................................................... 94

13. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita .................................. 94

14. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur ...................... 95

15. Angka Penemuan kasus Baru Kusta (NCDR) .................................................. 96

16. Persentase Kasus Baru Kusta Anak 0-14 Tahun .............................................. 97

17. Persentase Cacat Tingkat 0 dan Tingkat 2 ........................................................ 98

18. Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta ........................................................... 98

19. Angka Prevalensi Kusta per 100.000 Penduduk .............................................. 98

20. Penderita Kusta PB dan MB Selesai Berobat ................................................... 99

B. Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi ............................ 101

1. Acute Flaccid Paralysis (AFP) non polio per 100.000 Penduduk <15 tahun . 101

Page 9: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

viii

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

2. Jumlah dan CFR Difteri .................................................................................. 102

3. Jumlah Pertusis dan Hepatitis B ..................................................................... 102

4. Jumlah dan CFR Tetanus Neonatorum ........................................................... 103

5. Jumlah Suspek Campak .................................................................................. 104

6. Insidens Rate Suspek Campak Per 100.000 Penduduk .................................. 105

7. Persentase KLB ditangani <24 Jam ................................................................ 106

C. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik ............................................... 108

1. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per 100.000 Penduduk 108

2. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) ...................................... 109

3. Angka Kesakitan Malaria per 1.000 Penduduk .............................................. 110

4. Persentase Konfirmasi Laboratorium pada Suspek Malaria ........................... 110

5. Persentase Pengobatan Standar Kasus Malaria Positif ................................... 111

6. Case Fatality Rate Malaria ............................................................................. 112

7. Penderita Kronis Filariasis .............................................................................. 112

D. Pengendalian Penyakit Tidak Menular .................................................................. 112

1. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan

Sesuai Standar ....................................................................................................... 112

2. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai

Standar .................................................................................................................. 114

3. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara ............ 115

4. Persentase IVA Positif Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun .......................... 116

5. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan 30-50 Tahun Yang

Diskrining ............................................................................................................. 117

6. Persentase Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat ........ 118

BAB VII KEADAAN LINGKUNGAN ....................................................................... 120

1. Persentase Sarana Air Minum Dengan Risiko Rendah + Sedang .................. 120

2. Persentase Sarana Air Minum Memenuhi Syarat ........................................... 121

Page 10: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

ix

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

3. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak (Jamban

Sehat) .................................................................................................................... 122

4. Persentase Desa STBM .................................................................................. 123

5. Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan ................... 124

6. Persentase Tempat Pengolaan Makanan Memenuhi Syarat Kesehatan ......... 125

BAB VIII KESIMPULAN ............................................................................................ 127

A. SIMPULAN ........................................................................................................... 127

B. SARAN .................................................................................................................. 130

Page 11: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

x

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nama Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun

2019 5

Tabel 2. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019 7

Tabel 3. Rasio Jenis Kelamin Menurut kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019 9

Tabel 4. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Penduduk Kabupaten Bangli Tahun

2019 10

Tabel 5. Daftar Item Obat dan Vaksin Esensial di Puskesmas Tahun 2019 22

Page 12: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

xi

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perbandingan Piramida Penduduk Bangli Tahun 2010 dan 2019 6

Gambar 2. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/Pengelola di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 13

Gambar 3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli

Tahun 2019 15

Gambar 4. Cakupan GDR dan NDR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019 17

Gambar 5. Pencapaian BOR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019 19

Gambar 6. Pencapaian BTO Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019 19

Gambar 7. Pencapaian ALOS Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019 20

Gambar 8. Pencapaian TOI Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019 21

Gambar 9. Cakupan Posyandu Berdasarkan Strata di Kabupaten Bangli Tahun 2019 24

Gambar 10. Rasio Posyandu per 100 Balita Di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015

– 2019 25

Gambar 11. Jumlah Posbindu Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 26

Gambar 12. Jumlah Tenaga Medis Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun

2019 28

Gambar 13. Jumlah Tenaga Medis Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun

2019 28

Gambar 14. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun

2019 29

Gambar 15. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun

2019 30

Gambar 16. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Puskesmas di kabupaten Bangli Tahun

2019 31

Gambar 17. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun

2019 31

Gambar 18. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Menurut Puskesmas di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 32

Gambar 19. Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan Menurut Puskesmas di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 33

Page 13: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

xii

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 20. Jumlah Tenaga Gizi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

34

Gambar 21. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi

Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019 35

Gambar 22. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik Menurut Puskesmas di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 36

Gambar 23. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik dan Teknik Biomedika Lainnya

di Kabupaten Bangli Tahun 2019 36

Gambar 24. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medik di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 37

Gambar 25. Jumlah Tenaga Kefarmasian Menurut Puskesmas dan Rumah Sakit di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 38

Gambar 26. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Berdasarkan Jenis

Kepesertaannya di Kabupaten Bangli Tahun 2019 42

Gambar 27. Persentase Proporsi Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumber Dana di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 43

Gambar 28. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per 100.000 KH di Kabupaten Bangli

Tahun 2010 s/d 2019 45

Gambar 29. Persentase Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil di Kabupaten Bangli Tahun

2015-2019 47

Gambar 30. Persentase Pelayanan K1 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 48

Gambar 31. Persentase Pelayanan K4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 48

Gambar 32. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Bangli Tahun

2015-2019 49

Gambar 33. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 50

Gambar 34. Persentase Pelayanan Nifas di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019 51

Gambar 35. Persentase Pelayanan Nifas Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli

Tahun 2019 51

Gambar 36. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Menurut Puskesmas di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 52

Page 14: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

xiii

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 37. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe3 (90Tablet) Menurut

Puskesmas di KabupatenTahun 2019 53

Gambar 38. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan di Kabupaten Bangli Tahun

2015-2019 54

Gambar 39. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Puskesmas di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 55

Gambar 40. Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019 56

Gambar 41. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli

Tahun 2019 57

Gambar 42. Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi di Kabupaten Bangli

Tahun 2019 57

Gambar 43. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan Menurut Puskesmas di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 58

Gambar 44. Angka Kematian Neonatal Per 1.000 Kelahiran Hidup di Kabupaten Bangli

Periode Tahun 2015-2019 59

Gambar 45. Jumlah Kematian Neonatal Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli

Tahun 2019 60

Gambar 46. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH di Kabupaten Bangli Tahun

2010 – 2019 61

Gambar 47. Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun

2019 62

Gambar 48. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 KH di Kabupaten

BangliTahun 2010 – 2019 63

Gambar 49. Jumlah Kematian Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun

2019 63

Gambar 50. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal di Kabupaten Bangli Tahun

2015-2019 64

Gambar 51. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Puskesmas di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 65

Gambar 52. Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Puskesmas di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 66

Gambar 53. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) Menurut Puskesmas di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 67

Page 15: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

xiv

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 54. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3) di Kabupaten Bangli Tahun 2015-

2019 67

Gambar 55. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3) Menurut Puskesmas di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 68

Gambar 56. Persentase ASI Eksklusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun

2019 69

Gambar 57. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi di Kabupaten Bangli Tahun 2015-

2019 70

Gambar 58. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 70

Gambar 59. Persentase Desa/ Kelurahan UCI Per Puskesmas di Kabupaten Bangli

Tahun 2019 71

Gambar 60. Cakupan Imunisasi Campak/ MR Pada Bayi Menurut Puskesmas di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 72

Gambar 61. Persentase Pemberian Vitamin A pada Balita (6-59 bulan) Menurut

Puskesmas Tahun 2019 73

Gambar 62. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita di Kabupaten Bangli Tahun 2015-

2019 74

Gambar 63. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Menurut Puskesmas di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 75

Gambar 64. Persentase Penimbangan Balita (D/S) Menurut Puskesmas di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 76

Gambar 65. Persentase Balita Gizi Kurang, Balita Pendek dan Balita Kurus Menurut

Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 77

Gambar 66. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI Menurut

Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019 78

Gambar 67. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SMP/MTs Menurut

Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019 79

Gambar 68. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA Menurut

Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019 79

Gambar 69. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar Menurut

Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 80

Gambar 70. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Produktif Menurut Puskesmas di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 81

Page 16: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

xv

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 71. Persentase Pelayanan Kesehatan Usila Menurut Puskesmas di Kabupaten

Bangli Tahun 2019 82

Gambar 72. Jumlah Terduga Tuberkulosis Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai

Standar Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 85

Gambar 73. Case Notification Rate Seluruh Kasus TBC Di Kabupaten Bangli Periode

Tahun 2015 – 2019 86

Gambar 74. Cakupan Penemuan Tuberkulosis Pada Anak Di Kabupaten Bangli Periode

Tahun 2015-2019 87

Gambar 75. Persentase Angka Kesembuhan Tuberkulosis di Kabupaten Bangli Tahun

2015-2019 88

Gambar 76. Angka Pengobatan Lengkap Pasien Tuberkulosis di Kabupaten Bangli

Periode Tahun 2015-2019 89

Gambar 77. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC di

Kabupaten Bangli 2015-2019 90

Gambar 78. Kematian Tuberkulosis di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019 91

Gambar 79. Persentase Penemuan Pneumonia pada Balita Menurut Puskesmas di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 92

Gambar 80. Proporsi Kasus HIV Berdasarkan Umur di Kabupaten Bangli pada Tahun

2019 93

Gambar 81. Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Umur di Kabupaten Bangli pada Tahun

2019 94

Gambar 82. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita Menurut

Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 95

Gambar 83. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur Menurut

Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 96

Gambar 84. Penemuan Kasus Baru Kusta Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Bangli

Periode 2015-2019 97

Gambar 85. Angka Prevalensi Kusta Per 10.000 Penduduk di Kabupaten Bangli Periode

2015-2019 99

Gambar 86. RFT Rate MB di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2014-2019 100

Gambar 87. Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk Berusia <15 Tahun di

Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019 101

Gambar 88. Jumlah Kasus Hepatitis B di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019

103

Page 17: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

xvi

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 89. Jumlah Kasus Suspek Campak Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli

Tahun 2019 105

Gambar 90. Insidens Rate Suspek Campak di Kabupaten Bangli Periode 2015-2019 105

Gambar 91. Persentase KLB ditangani <24 Jam di Kabupaten Bangli Periode Tahun

2015-2019 107

Gambar 92. Jumlah Kasus KLB Berdasarkan Jenis KLB di Kabupaten Bangli Tahun

2019 107

Gambar 93. Angka Insidens (IR) Kasus DBD Per 100.000 Penduduk di Kabupaten

Bangli Periode Tahun 2015-2019 108

Gambar 94. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bangli

Periode Tahun 2015-2019 109

Gambar 95. Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk di Kabupaten Bangli

Periode Tahun 2015-2019 110

Gambar 96. Persentase Konfirmasi Laboratorium Suspek Malaria di Kabupaten Bangli

Periode 2015-2019 111

Gambar 97. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai

Standar di Kabupaten Bangli Tahun 2019 113

Gambar 98. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 114

Gambar 99. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara

(Sadanis) Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 115

Gambar 100. Persentase IVA Positif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun

2019 116

Gambar 101. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 117

Gambar 102. Persentase Pelayanan Kesehatan Pada ODGJ Berat Menurut Puskesmas

di Kabupaten Bangli Tahun 2019 118

Gambar 103. Persentase Sarana Air Minum dengan Risiko Rendah + Sedang Menurut

Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019 121

Gambar 104. Persentase Air Minum Yang Memenuhi Sayarat Kesehatan Menurut

Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 122

Gambar 105. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 123

Page 18: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

xvii

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 106. Persentase Desa Stop BABS Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli

Tahun 2019 124

Gambar 107. Persentase TTU Memenuhi Sayarat Kesehatan Menurut Puskesmas di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 125

Gambar 108. Persentase TPM Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Puskesmas di

Kabupaten Bangli tahun 2019 126

Page 19: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

1

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2015 tentang Peta

jalan Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2015-2019, kesehatan merupakan hak asasi

manusia, sehingga pembangunan kesehatan harus dilaksanakan sesuai dengan prinsip

nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan. Pembangunan

kesehatan dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa dalam upaya meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga negara sehingga

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya mampu diwujudkan.

Pembangunan kesehatan menjadi salah satu investasi dalam pembangunan sumber

daya manusia yang lebih produktif secara sosial dan ekonomi, terutama untuk

meningkatkan ketahanan dan daya saing bangsa.

Oleh karenanya dalam Pasal 168 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

dinyatakan bahwa informasi kesehatan sangat diperlukan untuk penyelenggaraan

upaya kesehatan yang efektif dan efisien. Informasi kesehatan dimaksud dapat

dilakukan melalui sistem informasi dan melalui lintas sektor. Disamping itu, dengan

sistem informasi ini diharapkan masyarakat mampu mengakses informasi kesehatan

dengan mudah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya. Informasi kesehatan

diartikan sebagai data kesehatan yang diolah atau diproses menjadi bentuk yang

mengandung nilai dan makna yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dalam

mendukung pembangunan kesehatan. Data dan informasi inilah yang kemudian

menjadi acuan dalam proses manajemen, pengambilan keputusan, perencanaan, dan

akuntabilitas. Namun hingga saat ini sistem informasi kesehatan yang ada belum

mampu menyediakan data dan informasi yang akurat, tepat waktu, dan cepat.

Profil kesehatan sebagai salah satu produk dari hasil pengelolaan data dan

informasi diharapkan dapat memberikan gambaran atau potret kesehatan secara

komprehensif. Profil kesehatan menyajikan data, informasi, dan indikator terkait

kesehatan yang meliputi: (1) Gambaran Umum; (2) Sarana Kesehatan; (3) SDM

Kesehatan; (4) Pembiayaan Kesehatan; (5) Kesehatan Keluarga; (6) Pengendalian

Penyakit; dan (7) Kesehatan Lingkungan. Untuk mendukung Instruksi Presiden

Page 20: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

2

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, sebagian data,

informasi, dan indikator di atas disajikan secara terpilah menurut jenis kelamin.

Profil kesehatan kabupaten/ kota merupakan salah satu hasil keluaran dari data

kesehatan yang telah diolah menjadi suatu informasi dengan penyajian data yang

relatif lengkap yang meliputi data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan,

sumber daya kesehatan dan data/informasi yang terkait. Profil kesehatan ini disusun

berdasarkan data/informasi yang didapatkan dari pengelola program di lingkungan

Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dan jaringannya, klinik-klinik, rumah sakit swasta

maupun pemerintahyang berada di wilayah Kabupaten Bangli, serta Lembaga/ Badan

yang terkait seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangli, Badan Pemberdayaan

Masyarakat Desa Kabupaten Bangli dan Kantor BPJS Cabang Klungkung.

Pada penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2019 ini mengacu pada Petunjuk

Teknis Penyusunan Profil Kesehatan kabupaten/Kota Tahun 2019 yang dikeluarkan

Pusat Data dan Informasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI

Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019 merupakan

dokumen yang memuat informasi kesehatan masyarkat Bangli secara lengkap

sehingga dapat dijadikan salah satu sarana untuk menggambarkan secara umum

tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan

faktor-faktor lain yang terkait, serta melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi

terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari

penyelenggaraan standar pelayanan minimal di bidang kesehatan, dan perencanaan

target indikator Sustainable Development Goals bidang kesehatan.

C. SISTEMATIKA

Bab I – Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang acuan diterbitkannya Profil

Kesehatan Kabupaten Bangli ini serta sistimatika penyajiannya.

Bab II – Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum

daerah. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum

lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan.

Bab III – Sarana Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang fasilitas kesehatan

meliputi Puskesmas (rawat inap dan non rawat inap) beserta jejaringnya, Rumah Sakit

Page 21: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

3

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

(baik RS umum maupun RS khusus), sarana produksi dan distribusi kefarmasian serta

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (Posyandu dan Posbindu PTM).

Bab IV – Sumber Daya Manusia Kesehatan. Pada bab ini diuraikan tenaga

kesehatan di Puskesmas, Rumah Sakit, dan sarana pelayanan kesehatan lain. Terdiri

dari tenaga medis, tenaga keperawatan dan kebidanan, tenaga kesehatan masyarakat,

kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, dan tenaga kesehatan lain serta

tenaga pendukung/penunjang kesehatan.

Bab V – Pembiayaan Kesehatan. Bab ini berisi tentang Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan, dana desa untuk kesehatan, dan anggaran kesehatan.

Bab VI – Kesehatan Keluarga. Bab ini menggambarkan tentang kondisi

kesehatan ibu, kesehatan anak, serta kesehatan pada penduduk usia produktif dan usia

lanjut.

Bab VII – Pengendalian Penyakit. Bab ini berisi tentang penyakit menular

langsung, penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, penyakit tular vektor dan

zoonotic serta penyakit tidak menular;

Bab VIII – Kesehatan Lingkungan. Bab ini menggambarkan tentang akses air

minum, akses sanitasi, dan tempat-tempat umum serta tempat pengelolaan makanan

yang memenuhi syarat kesehatan.

Bab IX – Kesimpulan. Bab ini berisi dengan sajian tentang hal-hal penting

yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Bangli

Tahun 2018 selain keberhasilan juga diungkap hal-hal yang dianggap masih kurang

dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Lampiran

Pada lampiran ini berisi tabel ringkasan/angka capaian daerah dan 83 tabel data

kesehatan dan yang terkait kesehatan.

Page 22: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

4

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

BAB II

GAMBARAN UMUM

Secara geografis Kabupaten Bangli terletak pada posisi antara 115°13’48”

sampai 115°27’24” Bujur Timur dan 8°8’30” sampai 8°31’87” Lintang Selatan.

Posisinya berada di tengah-tengah Pulau Bali, sehingga merupakan satu-satunya

kabupaten di Bali yang tidak memiliki pantai/laut dengan ketinggian diantara 100-

2.152 m dari permukaan laut. Adapun batas-batas Kabupaten Bangli di sebelah Utara

adalah Kabupaten Buleleng,di sebelah selatan adalah Kabupaten Klungkung, di

sebelah Timur adalah Kabupaten Karangasem dan di sebelah Barat adalah Kabupaten

Gianyar. Kabupaten Bangli secara administrasi terdiri dari empat kecamatan yaitu

Kecamatan Bangli, Kecamatan Tembuku, Kecamatan Susut dan Kecamatan

Kintamani sebagai kecamatan terluas. Batas-batas Kabupaten Bangli. (Bangli Dalam

Angka, 2019)

1. Luas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Bangli 520,81 Km2 atau 9,25% dari luas wilayah

Propinsi Bali. Kabupaten Bangli terbagi menjadi empat kecamatan yaitu Kecamatan

Kintamani memiliki luas terbesar yaitu sebesar 366,9 Km2 atau 70,44% dari luas

kabupaten, diikuti oleh Kecamatan Bangli: 56,3 Km2(10,81%), Kecamatan Susut 49,3

Km2 (9,47%), Kecamatan Tembuku 48,3% (9,28%).

Secara fisik di sebelah selatan merupakan daerah dengan dataran rendah dan

daerah sebelah utara adalah daerah pegunungan. Puncak tertinggi adalah Puncak

Penulisan. Di Kabupaten Bangli juga terdapat Gunung Batur dengan kepundannya dan

Danau Batur yang mempunyai luas sekitar 1.067,50 Ha. Jarak dari ibu kota kabupaten

ke ibu kota propinsi sekitar 40 km. (Bangli Dalam Angka, 2019)

2. Jumlah Desa/ Kelurahan

Kabupaten Bangli terbagi menjadi 4 kecamatan dengan 72 desa/kelurahan,

antara lain Kecamatan Bangli terdiri dari 4 kelurahan dan 5 desa, Kecamatan Tembuku

terdiri dari 6 desa, Kecamatan Susut terdiri dari 9 desa, dan Kecamatan Kintamani

yang terdiri dari 48 desa. Berikut merupakan nama desa/ kelurahan menurut

kecamatan di Kabupaten Bangli :

Page 23: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

5

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Tabel 1. Nama Desa dan Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019

NO KECAMATAN KELURAHAN DESA

1 BANGLI 1. BEBALANG 1. BUNUTIN 5. LANDIH

2. KAWAN 2.TAMAN BALI

3. CEMPAGA 3. KAYUBIHI

4. KUBU 4. PENGOTAN

2 TEMBUKU 1. JEHEM 4. UNDISAN

2. TEMBUKU 5. BANGBANG

3. YANGAPI 6. PENINJOAN

3 SUSUT 1. APUAN 6. TIGA

2. ABUAN 7. PENGLUMBARAN

3. DEMULIH 8. SELAT

4. SUSUT 9. PENGIANGAN

5. SULAHAN

4 KINTAMANI 1. MENGANI 25. BATUR TENGAH

2. BINYAN 26. BATUR UTARA

3. ULIAN 27. KINTAMANI

4. BUNUTIN 28. SERAHI

5. LANGGAHAN 29. MANIKLIYU

6. LEMBEAN 30. AWAN

7. BAYUNGCERIK 31. BELANTIH

8. MANGGUH 32. GUNUNGBAU

9. BELANCAN 33. BELANGA

10. KATUNG 34. BATUKAANG

11. BANUA 35. CATUR

12. ABUAN 36. PENGEJARAN

13. SEKAAN 37. SATRA

14. BAYUNGGEDE 38. SELULUNG

15. SEKARDADI 39. DAUSA

16. KEDISAN 40. DAUP

17. BUAHAN 41. BANTANG

18. SUTER 42. KUTUH

19. ABANG BATU DINDING 43. SUKAWANA

20. ABANG SONGAN 44. SUBAYA

21. TERUNYAN 45. SIYAKIN

22. SONGAN B 46. PINGGAN

23. SONGAN A 47. BELANDINGAN

24. BATUR SELATAN 48. BONYOH

BPS Kabupaten Bangli Tahun 2019

Page 24: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

6

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 dan perhitungan proyeksi oleh

badan pusat statistik untuk tahun 2019, jumlah penduduk di Kabupaten Bangli tahun

2019 sebesar 227.300 jiwa. Berikut merupakan keadaan penduduk di Kabupaten

Bangli yang dibedakan menurut jenis kelamin dan kelompok umur berdasarkan hasil

sensus Tahun 2010 dan perhitungan proyeksi untuk penduduk tahun 2019, dapat

diperoleh gambaran piramida penduduk sebagai berikut :

Gambar 1. Perbandingan Piramida Penduduk Bangli Tahun 2010 dan 2019

Sumber : BPS Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambaran di atas, perubahan komposisi penduduk antara tahun

2010 dengan tahun 2019 sudah mulai terjadi perubahan, terutama pada kelompok

umur 45-54 tahun yang semakin bertambah yang sejalan dengan pertambahan angka

harapan hidup dan pada kelompok umur 0-4 tahun terlihat terdapat perbedaan dengan

kelompok umur 5-9 tahun, mungkin karena cakupan KB aktif yang meningkat pada

tahun 2019 dibandingkan dengan cakupan tahun 2010.

4. Kepadatan Penduduk/KM2

Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di satu wilayah per-km2.

Kepadatan penduduk penting untuk mengetahui persebaran penduduk suatu wilayah

dan penataan ruang khususnya distribusi permukiman, yang merupakan indikator awal

untuk mendeteksi tingkat perkembangan wilayah beserta seluruh kemungkinan

dampak yang ditimbulkan. Wilayah yang memiliki kepadatan yang tinggi umumnya

adalah pusat permukiman, pusat peradaban, dan pusat aktivitas sosial ekonomi.

Adapun kepadatan penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Bangli tahun 2019

adalah sebaagi berikut :

10,0 5,0 0,0 5,0 10,0

0 - 4

5 - 9

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

65 - 69

70 - 74

75+

Piramida Penduduk Tahun 2019 Hasil Proyeksi Sensus Penduduk Tahun 2010

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Page 25: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

7

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Tabel 2. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Kecamatan

Luas

Wilayah

(Km2)

Penduduk Kepadatan

Penduduk/ km2

Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5 6

Bangli

Tembuku

Susut

Kintamani

56,3

48,3

49,3

366,9

26.110

17.740

22.600

48.450

25.830

17.350

22.370

46.850

51.940

35.090

44.970

95.300

922,6

726,5

912,2

259,7

Tahun 2019 520,8 114.900 112.400 227.300 436,4

Akhir Th 2018

Akhir Th 2017

Akhr Th 2016

Akhir Th 2015

Akhir Th 2014

Akhir Th 2013

520,8

520,8

520,8

520,8

520,8

520,8

114.400

113.900

112.600

112.000

111.900

111.400

111.800

111.200

110.000

109.300

109.500

108.800

226.200

225.100

222.600

221.300

221.400

220.200

434,3

432,0

427,0

425,0

425,0

423,0

Sumber : Kantor BPS Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi berada

di Kecamatan Bangli yaitu sebesar 922,6 penduduk/ km2 dan terendah adalah di

Kecamatan Kintamani yaitu 259,7 penduduk/ km2. Hal ini dikarenakan Kecamatan

Bangli merupakan pusat Pemerintahan Daerah Kabupaten Bangli, sehingga sebagian

besar aktifitas masyarakat berada di Kecamatan Bangli.

5. Rasio Beban Tanggungan

Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) atau rasio tanggungan keluarga

adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif (baik penduduk usia

muda dan penduduk usia lanjut) dengan jumlah penduduk usia produktif. Adapun

formula untuk menghitung ratio beban tanggungan adalah sebagai berikut :

Keterangan:

P0-14 = Penduduk usia muda (0-14 tahun)

P65+ =Penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas P15-64 = Penduduk usia produktif (15-64

tahun)

Berdasarkan formula di atas diperoleh perhitungan rasio beban tangguangan

sebagai berikut :

53.600 + 22.400

Rasio Beban Tanggungan = ------------------------- X 100

151.300

= 50,2

Page 26: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

8

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Dari hasil perhitungan di atas diperoleh rasio beban tanggungan sebesar 50,2

pada tahun 2019, menurun dari tahun 2018 yaitu sebesar 50,6, jumlah ini

menunjukkan bahwa 100 penduduk pada usia produktif (15-64 tahun) harus

membiayai 50 hingga 51 penduduk usia non-produktif (kurang dari 15 tahun dan lebih

dari 64 tahun). Tingginya rasio beban tanggungan dipengaruhi oleh tingginya angka

kelahiran atau fertilitas, sehingga meningkatkan jumlah usia non-produktif yang harus

ditanggung oleh usia produktif. Menurut teori Malthus, preventive check yang dapat

diambil untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah dengan penekanan angka

kelahiran. Hal ini sudah menjadi agenda pemerintah untuk mengontol TFR yang

diwujudkan dalam program-program Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN). Penekanan angka kelahiran tidak hanya berfungsi untuk

menurunkan rasio beban tanggungan, juga untuk meningkatkan kualitas hidup dan

kesejahteraan masyarakat. Masyarakat perlu mendukung program pemerintah dengan

meningkatkan angka partisipasi.

6. Rasio Jenis Kelamin

Rasio Jenis Kelamin (RJK) atau Sex Ratio (SR) adalah perbandingan jumlah

penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan per 100 penduduk

perempuan. Data mengenai rasio jenis kelamin berguna untuk pengembangan

perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan

perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil. Misalnya, karena

adat dan kebiasaan jaman dulu yang lebih mengutamakan pendidikan laki-laki

dibanding perempuan, maka pengembangan pendidikan berwawasan gender harus

memperhitungkan kedua jenis kelamin dengan mengetahui berapa banyaknya laki-laki

dan perempuan dalam umur yang sama. Sex ratio dapat diinterpretasikan sebagai

berikut :

- SR > 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah

penduduk perempuan

- SR = 100 berarti dengan jumlah penduduk laki-laki sama dengan jumlah penduduk

perempuan

- SR < 100 berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan de

ngan jumlah penduduk laki-laki.

Adapun sex ratio penduduk di Kabupaten Bangli tahun 2019 menurut

kecamatan adalah sebagai berikut :

Page 27: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

9

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Tabel 3. Rasio Jenis Kelamin

Menurut kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Kecamatan

Penduduk

Sex Ratio Laki

Perempu

an

1 2 3 4

Bangli

Tembuku

Susut

Kintamani

26.110

17.740

22.600

48.450

25.830

17.350

22.370

46.850

101,1

102,2

101,0

103,4

Tahun 2019 114.900 112.400 102,2

Sumber: Hasil perhitungan proyeksi BPS kabupaten Bangli

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Sex Ratio Penduduk Kabupaten Bangli

Tahun 2019 adalah 102,2%, sehingga dapat disimpulkan SR > 100 yang artinya

jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan.

7. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Melek Huruf

Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke

atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis kalimat sederhana dalam huruf

latin, huruf arab, dan huruf lainnya (seperti huruf jawa, kanji, dll) terhadap penduduk

usia 15 tahun ke atas. AMH merupakan indikator penting untuk melihat sejauh mana

penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan.

Kemampuan baca-tulis dianggap penting karena melibatkan pembelajaran

berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya, di

mana hal ini berkaitan langsung bagaimana seseorang mendapatkan pengetahuan,

menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat yang lebih luas.

Banyak analis kebijakan menganggap angka melek huruf adalah tolak ukur

penting dalam mempertimbangkan kemampuan sumber daya manusia di suatu daerah.

Hal ini didasarkan pada pemikiran yang berdalih bahwa melatih orang yang mampu

baca-tulis jauh lebih murah daripada melatih orang yang buta aksara, dan umumnya

orang-orang yang mampu baca-tulis memiliki status sosial ekonomi, kesehatan, dan

prospek meraih peluang kerja yang lebih baik.

Angka melek huruf berkisar antara 0-100. Tingkat melek huruf yang tinggi

menunjukkan adanya sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif dan atau program

keaksaraan yang memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh

kemampuan menggunakan kata-kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan

Page 28: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

10

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

melanjutkan pembelajaran. Angka melek huruf di Kabupaten Bangli Tahun 2019

adalah sebesar 89,06% dengan laki-laki sebesar 95,06% dan perempuan 82,98%. Ini

artinya sekitar 89,06% persen penduduk di Kabupaten Bangli yang berumur 15 tahun

ke atas dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.

8. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan Berusia 15 Tahun ke Atas

Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah mereka yang meninggalkan

sekolah setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu tingkatan sekolah

sampai akhir dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah baik sekolah negeri maupun

swasta. Pada tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan atas, seseorang

yang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi, tetapi jika mengikuti ujian dan

lulus, dianggap tamat. Jadi tamat sekolah di sini maksudnya menyelesaikan pelajaran

pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah, baik negeri maupun swasta, dan

telah mendapatkan tanda tamat/ijazah. Adapun persentase pendidikan tertinggi yang

ditamatkan oleh Penduduk Bangli tahun 2019 menurut tingkat pendidikan adalah

sebagai berikut :

Tabel 4. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan

Penduduk Kabupaten Bangli Tahun 2019

NO VARIABEL

PERSENTASE

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUAN

1 2 3 4 5

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 18,04 29,93 23,94

b. SD/MI 28,91 29,93 29,42

c. SMP/ MTs 17,16 19,19 18,17

d. SMA/ MA 20,49 11,87 16,21

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 8,18 3,30 5,76

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0,96 1,16 1,06

g. AKADEMI/DIPLOMA III 0,61 1,05 0,83

h. S1/DIPLOMA IV 5,55 3,41 4,48

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0,11 0,16 0,13

Sumber : BPS Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan tabel di atas 23,94% penduduk Kabupaten Bangli tidak memiliki

ijazah SD, sebesar 18,17% penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar sampai

Page 29: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

11

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

dengan SMP/MTs, hanya sebesar 0,83% penduduk yang mampu melanjutkan ke

jenjang diploma III, sebesar 4,48% menyelesaikan pendidikan sampai dengan Sarjana/

Diploma IV, dan sebesar 0,13 telah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat

Magister/ Doktor. Tingkat pendidikan yang dapat ditamatkan oleh seseorang bisa

mencerminkan tingkat intelektualitas orang tersebut dan juga dapat meningkatkan

status sosial dimasyarakat. Oleh karenanya makin tinggi jenjang pendidikan yang

ditamatkan oleh seseorang maka kemampuan, wawasan, cara berpikir akan lebih luas

dan maju.

Page 30: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

12

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

BAB III

SARANA KESEHATAN

A. SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan adalah tempat atau sarana yang digunakan dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan atau suatu lembaga dalam mata rantai sistem

kesehatan nasional yang mengemban tugas pelayanan kesehatan untuk seluruh

masyarakat.

Sarana pelayanan kesehatan terdiri dari puskesmas, rumah sakit pemerintah

dan sarana kesehatan swasta. Dilihat dari sifat upaya penyelenggaraan pelayanan

kesehatan maka dapat dibedakan menjadi tiga sarana, yaitu:

Sarana Pelayanan Kesehatan Primer (primary care) yaitu sarana pelayanan

tingkat pertama ini merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan

masyarakat dan hanya bisa menangani kasus-kasus ringan. Sarana kesehatan ini

mencakup puskesmas, poliklinik, Dokter Praktek.

Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Dua (secondary care) yaitu sarana

pelayanan tingkat dua merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau

penyakit-penyakit dari pelayanan kesehatan primer. Sarana kesehatan ini mencakup

Puskesmas Rawat Inap, RS Kabupaten, RS tipe C atau RS tipe D serta RS Bersalin.

Sarana Pelayanan Kesehatan Tingkat Tiga (tertiary care) yaitu sarana

pelayanan tingkat tiga merupakan pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau

penyakit penyakit dari pelayanan kesehatan tingkat dua. Sarana kesehatan ini

mencakup RS Provinsi, RS tipe A atau RS tipe B.

1. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan/ Pengelola

Sarana Kesehatan di Kabupaten Bangli Tahun 2019 berdasarkan

kepemilikan/Pengelolanya dibedakan menjadi 4 yaitu sarana kesehatan milik

Pemerintah Provinsi, sarana kesehatan milik Pemerintah Kabupaten/Kota, sarana

kesehatan milik TNI Polri dan sarana kesehatan milik swasta. Adapun gambaran

sarana kesehatan menurut kepemilikan/ pengelola di Kabupaten Bangli tahun 2019

adalah sebagai berikut :

Page 31: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

13

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 2. Jumlah Sarana Kesehatan

Menurut Kepemilikan/Pengelola di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber: Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat sarana kesehatan di Kabupaten

Bangli Berdasarkan kepemilikan/pengelolanya yaitu yang dikelola Pemerintah

Provinsi adalah 1 buah rumah sakit yaitu Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dan 1 buah

Klinik yaitu Klinik Lapas Narkotika, Pemerintah Kabupaten memiliki 1 buah rumah

sakit yaitu RSUD Bangli dan 12 Puskesmas yang tersebar di seluruh Kecamatan

Bangli, TNI/Polri memiliki 3 klinik yaitu Klinik Polres, Klinik Rutan dan Klinik

Kodim, Sedangkan rumah sakit swasta di Bangli ada 1 buah yaitu Rumah Sakit BMC

dan 4 buah klinik swasta yaitu Klinik Pratama BMC, Klinik Kintamani , Klinik Era

Medika dan Klinik Damar Nusantara.

2. Persentase Rumah Sakit dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat

Level 1

Fasilitas RS dengan kemampuan pelayanan gawat darurat level I adalah

Ketentuan umum pelayanan gawat darurat level 1 mengacu kepada Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 856 tahun 2009 tentang standar Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Pelayanan gawat darurat level 1 meliputi diagnosis dan penanganan permasalahan

pada :

- A (airway problem) : jalan nafas

- B (breathing problem) : ventilasi pernafasan

- C (circulation problem) : sirkulasi pembuluh darah

- Melakukan stabilisasi dan evakuasi

02468

1012

Pemprov Pemkab TNI/POLRI Swasta

RS 1 1 0 1

Puskesmas 0 12 0 0

Klinik Pratama 1 0 3 4

1 10

10

12

0 01

0

34

RS Puskesmas Klinik Pratama

Page 32: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

14

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Adapun fasilitas rumah sakit di Kabupaten Bangli sebanyak 3 rumah sakit

sebesar 100% sudah mampu memberi pelayanan gawat darurat level 1. Dengan

demikian semua rumah sakit di Kabupaten Bangli sudah mampu memberikan

pelayanan gawat darurat level 1 yang meliputi diagnosis dan penanganan

permasalahan pada jalan nafas, ventilasi pernafasan dan sirkulasi pembuluh darah,

serta mampu melakukan stabilisasi dan evakuasi.

B. AKSES MUTU DAN PELAYANAN KESEHATAN

Kepuasan pasien merupakan kunci penting meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan perlu menyadari bahwa keuntungan utama

sistem pelayanan kesehatan adalah pasien. Pasien yang puas akan selalu nyaman di

sarana kesehatan dalam waktu lama, selalu kembali dan merekomendasikan kepada

orang lain. Tiga hal tersebut merupakan bagian indikator pengukuran kepuasan pasien

dalam penilaian pelayanan kesehatan, dengan meningkatnya pertumbuhan sarana

kesehatan yang berbanding lurus dengan peningkatan pengetahuan pasien tentang apa

yang seharusnya didapatkan, maka pasien membutuhkan sarana kesehatan yang

menyediakan semua yang dibutuhkan.

Beberapa permasalahan mutu pelayanan kesehatan di Kabupaten Bangli antara

lain lemahnya keterlibatan pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan baik yang

bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif, pelayanan kesehatan yang

tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan pasien sehingga diperlukannya rujukan ke

fasilitas kesehatan yang di atasnya, pelayanan kesehatan yang masih terkotak-kotak

atau terfragmentasi dan masih rendahnya kompetensi dan motivasi petugas

dikarenakan masih rendahnya anggaran untuk pelatihan SDM kesehatan.

Akses ke pelayanan kesehatan merupakan pusat dari penyelenggaraan sistem

pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Hal ini penting karena pengukuran kegunaan

dan akses dalam pemberian pelayanan merupakan bagian dari sistem kebijakan

kesehatan yang ada.

Akses bisa dilihat dari sumber daya dan karakteristik pengguna. Namun, dalam

rangka meningkatkan pelayanan jangka pendek, sumber daya yang memegang

peranan penting. Pada umumnya, permasalahan biaya, waktu transportasi dan waktu

tunggu lebih direspon secara spesifik daripada permasalahan karakteristik sosial

ekonomi masyarakat seperti pendapatan, sarana transportasi dan waktu luang. Akses

Page 33: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

15

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

merupakan kesempatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat sesuai

dengan kebutuhan. Akses bisa digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan, mencari

dan mendapatkan sumber daya dan menawarkan pelayanan yang tepat sesuai dengan

kebutuhan pengguna.

1. Cakupan Kunjungan rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan

Kesehatan

Kunjungan rawat jalan adalah kunjungan pasien ke fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut

milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan perseorangan

yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di

ruang rawat inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu. Kunjungan rawat

jalan puskesmas termasuk kunjungan ke jaringan puskesmas, dalam gedung maupun

luar gedung (puskesmas keliling, puskemas pembantu, bidan desa, pemeriksaan anak

sekolah, dsb). Sedangkan kunjungan rawat inap adalah kunjungan pasien ke fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat

lanjut milik pemerintah dan swasta untuk mendapatkan pelayanan kesehatan

perseorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik, dan

tinggal di ruang rawat inap untuk pertama kalinya dalam satu tahun tertentu. Berikut

merupakan jumlah kunjungan rawat jalan menurut fasilitas kesehatan di Kabupaten

Bangli tahun 2019 :

Gambar 3. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2018

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa kunjungan rawat jalan terbanyak

adalah di puskesmas yaitu sebesar 128.160 orang. Salah satu faktor penyebab lebih

tingginya kunjungan rawat jalan di puskesmas dibandingkan dengan kunjungan rawat

128.160

27.460

75.598

Puskesmas Klinik Rumah Sakit

Page 34: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

16

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

jalan di rumah sakit adalah karena Bangli sudah mencapai UHC (Universal Health

Coverage) dan adanya pemberlakuan Sistem Kinerja Berbasis Kompetensi (KBK)

oleh BPJS, sehingga apabila angka rujukan tinggi dapat mempengaruhi penilaian

KBK oleh BPJS yang menyebabkan penurunan pembiayaan kapitasi oleh BPJS.

Sedangkan untuk kunjungan rawat inap sebagian besar adalah di rumah sakit yaitu

sebesar 13.582 orang, kemudian puskesmas sebanyak 306 orang dan klinik tidak

terdapat pasien rawat inap.

2. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan

Dalam upaya pemberdayaan ODGJ, pemerintah menerbitkan Undang-undang

Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa disahkan pada 8 Agustus 2014.

Undang-Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa ditujukan untuk

menjamin setiap orang agar dapat mencapai kualitas hidup yang baik, serta

memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan

berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Secara garis besar, Undang-undang tersebut mengamanatkan tentang: 1)

Perlunya peran serta masyarakat dalam melindungi dan memberdayakan ODGJ dalam

bentuk bantuan berupa: tenaga, dana, fasilitas, pengobatan bagi ODGJ; 2)

Perlindungan terhadap tindakan kekerasan, menciptakan lingkungan yang kondusif,

memberikan pelatihan keterampilan; dan 3) Mengawasi penyelenggaran pelayanan di

fasilitas yang melayani ODGJ.

Kunjungan jiwa adalah kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan

yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir, dan perilaku yang menimbulkan

penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya.

Masalah kesehatan jiwa di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

sangat penting dan harus mendapat perhatian sungguh-sungguh dari seluruh jajaran

lintas sektor Pemerintah baik di tingkat Pusat maupun Daerah, serta perhatian dari

seluruh masyarakat. Adapun jumlah kunjungan jiwa di Kabupaten Bangli Tahun 2019

24.266 orang yang terdiri dari kunjungan jiwa di puskesmas sebesar 909 orang,

kunjungan jiwa di klinik sebesar 247 orang dan terbanyak adalah kunjungan jiwa di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali yang merupakan rumah sakit rujukan untuk kasus

kesehatan jiwa yaitu sebanyak 23.110 orang. Jumlah Gangguan Jiwa ini meningkat

jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 22.136 orang. Meningkatnya jumlah

kunjungan jiwa ini tidak terlepas dari peningkatan upaya promotif preventif, kuratif

Page 35: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

17

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

dan rehabilitatif dalam pelayanan kesehatan jiwa oleh petugas kesehatan di sarana

kesehatan yang ada di wilayah Kabupaten Bangli.

3. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit

Angka kematian di rumah sakit terdiri dari GDR (Gross Death Rate) atau

angka yaitu jumlah pasien mati seluruhnya dibagi jumlah pasien keluar hidup dan mati

tiap 1.000 pasien keluar, dan NDR (Net Death Rate) yaitu jumlah pasien mati dalam

48 jam atau lebih setelah dirawat dibagi jumlah pasien keluar (hidup + mati) tiap 1.000

pasien keluar. Pasien keluar hidup dan mati adalah pasien Jumlah pasien keluar hidup

dan keluar mati (dalam waktu < 48 jam maupun ≥ 48 jam dirawat ) selama 1 tahun.

GDR merupakan angka kematian umum untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar.

Nilai GDR sebaiknya tidak lebih dari 45 per 1000. Nilai GDR dari setiap RS dapat

diperoleh dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1. Pada GDR, tidak melihat

berapa lama pasien berada di rumah sakit dari masuk sampai meninggal. Nilai ideal

GDR adalah < 45 per 1.000 pasien keluar. Sedangkan NDR adalah angka kematian ≥

48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1.000 pasien keluar. Nilai NDR yang dianggap

masih dapat ditolerir yaitu < 25 per 1000. Nilai GDR dari setiap RS dapat diperoleh

dari pelaporan SIRS Online R.L. 1.2 dan 3.1. Indikator ini memberikan gambaran

mutu pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien meninggal setelah

mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang terlibat

dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal < 48 jam masa

perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit yang menjadi

penyebab utama pasien meninggal. Berikut merupakan gambaran cakupan GDR dan

NDR rumah sakit di Kabupaten Bangli :

Gambar 4. Cakupan GDR dan NDR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2019

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

RS BMC RSUD Bangli RSJ Prov. Bali Kabupaten/Kota

6,0

49,8

1,8

25,2

3,0

30,6

1,8

15,28

GDR NDR

Page 36: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

18

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas GDR dan NDR tertinggi adalah di RSUD Bangli

yaitu GDR sebesar 49,8 per 1.000 pasien keluar dan NDR sebesar 30,6 per 1.000

pasien keluar. Angka GDR Kabupaten Bangli 25,2 per 1.000 pasien keluar menurun

dari tahun 2018 yang sebesar 26,2 per 1.000 pasien keluar, angka ini masih ideal yaitu

tidak melebihi angka 45 per 1.000 pasien keluar. Sedangkan nilai NDR di Kabupaten

Bangli adalah 15,28 per 1.000 pasien keluar meningkat dari NDR tahun 2018 yaitu

sebesar 14,4 per 1.000 pasien keluar, angka ini juga masih ideal yaitu tidak lebih dari

25 per 1.000 pasien keluar.

4. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit

Indikator merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan

indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu. Indikator yang digunakan untuk

menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan

fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan menghitung jumlah rumah sakit dan

tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Jumlah rumah sakit di

Kabupaten Bangli ada 3 buah yaitu 1 rumah sakit umum milik Pemerintah Kabupaten

Bangli yang merupakan rumah sakit tipe B dengan jumlah tempat tidur 150 buah, 1

rumah sakit khusus jiwa milik Pemerintah Propinsi Bali yang merupakan rumah sakit

tipe C dengan 400 buah tempat tidur dan 1 buah rumah sakit swasta BMC yang

merupakan rumah sakit tipe C dengan 93 buah tempat tidur.

Pada tingkat rumah sakit yang dinilai adalah tingkat pemanfaatan sarana, mutu

dan tingkat efisiensi pelayanan. Adapun beberapa indikator terkait yang dinilai dalam

pelayanan kesehatan rumah sakit antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed

Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Average Lenght of Stay/ALOS),

rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO) dan rata-rata selang waktu

pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI).

Persentase pemanfaatan tempat tidur atau disebut dengan BOR merupakan

persentase pemakaian tempat tidur pada satu-satuan waktu tertentu. Nilai parameter

BOR yang ideal adalah antara 60-85%. Angka BOR yang rendah menunjukkan

kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Sedangkan

angka BOR yang tinggi (lebih dari 85%) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat

tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau penambahan tempat

tidur. Adapun cakupan BOR rumah sakit di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 adalah

sebagai berikut :

Page 37: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

19

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 5. Pencapaian BOR Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa angka pemanfaatan tempat

tidur atau BOR tertinggi adalah di RSUD Bangli yaitu sebesar 68,3% dan terendah di

Rumah Sakit BMC yaitu sebesar 47,0%. Jadi BOR Kabupaten Bangli selama tahun

2019 adalah 60,5%, menurun dari tahun 2018 dengan capaian nilai BOR sebesar

63,4%, namun nilai ini masih dalam rentang nilai BOR ideal yaitu 60-80 %.

Sedangkan Frekuensi pemakaian tempat tidur atau BTO adalah frekuensi

pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu

satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun). Nilai parameter BTO yang ideal

adalah 40-50 kali dalam satu tahun. Berikut merupakan gambaran BTO di Kabupaten

Bangli tahun 2019 :

Gambar 6. Pencapaian BTO Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2019

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

RS BMC RSUD Bangli RSJ Prov. Bali Kabupaten/Kota

47,0

68,3

60,7 60,5

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

RS BMC RSUD Bangli RSJ Prov.Bali

Kabupaten/Kota

71,8

45,3

4,1

23,5

Page 38: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

20

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas BTO rumah sakit di Kabupaten Bangli adalah 23,5

kali dengan BTO tertinggi adalah di Rumah Sakit BMC yaitu sebanyak 71,8 kali dan

terendah adalah Rumah Sakit Jia Provinsi Bali yaitu sebanyak 4,1 kali. Frekuensi

pemakaian tempat tidur pada tahun 2019 ini sedikit mengalami peningkatan dari tahun

2018 sebanyak 20,3 kali, namun masih di bawah angka ideal satu tahun.

Rata-rata lama rawat seorang pasien tergantung pada diagnosis dan kondisi

pasien. Idealnya rata-rata lama hari rawat pasien atau ALOS adalah 6-9 hari. Indikator

ini memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi dan mutu pelayanan, apabila

diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih

lanjut. Berikut merupakan ALOS rumah sakit di Kabupaten Bangli tahun 2019.

Gambar 7. Pencapaian ALOS Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas tampak bahwa ALOS tertinggi adalah di Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu rata-rata 53-54 hari, ini dikarenakan pasien jiwa pada

umumnya memerlukan waktu perawatan lebih lama dibanding pasien lainnya,

sedangkan rumah sakit lainnya berkisar 3-5 hari rata-rata hari perawatan dan ALOS

Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah sebesar 9-10 hari menurun dari tahun 2018 yang

sebesar 11-12 hari.

Sedangkan TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari

setelah digunakan sampai saat digunakan kembali atau rata-rata lama tempat tidur

kosong antara pasien satu dengan pasien berikutnya. Idealnya tempat tidur kosong

pada kisaran 1-3 hari. Berikut merupakan gambaran TOI rumah sakit di Kabupaten

Bangli tahun 2019 :

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

RS BMC RSUD Bangli RSJ Prov.Bali

Kabupaten/Kota

3,8 4,9

53,4

9,7

Page 39: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

21

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 8. Pencapaian TOI Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Bagian Rekam Medis RS di Kabupaten Bangli Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, rumah sakit dengan TOI tertinggi adalah Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu sebanyak 34-35 hari, sedangkan rumah sakit yang lain

berkisar antara 2-3 hari. TOI Kabupaten pada tahun 2019 menetap dari tahun 2018

yaitu berkisar 6-7 hari, nilai ini masih melebihi angka ideal TOI dalam setahun.

5. Puskesmas dengan Ketersediaaan Obat dan Vaksin

Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin essensial adalah

persentase puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial (pemantauan

dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator) sesuai dengan laporan pada bulan

November atau laporan bulan terakhir pada tahun pelaporan. Obat-obat yang dipilih

sebagai obat indikator merupakan obat pendukung program kesehatan ibu, kesehatan

anak, penanggulangan dan pencegahan penyakit, serta obat pelayanan kesehatan dasar

esensial dan terdapat di dalam Formularium Nasional. 20 jenis obat tersebut terdapat

pada Petunjuk Teknis Tata Laksana Indikator Kinerja Tata Kelola Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan Tahun 2017-2019. Adapun item obat dan vaksin indikator dapat

dilihat pada tabel berikut :

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

RS BMC RSUD Bangli RSJ Prov. Bali Kabupaten/Kota

2,7 2,6

34,8

6,1

Page 40: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

22

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Tabel 5. Daftar Item Obat dan Vaksin Esensial

di Puskesmas Tahun 2019

No Nama Obat Bentuk

Sediaan

No Nama Obat Bentuk

Sediaan

1 Albendazol Tablet 11 Kaptopril Tablet

2 Amoxicillin 500 mg Tablet 12 Magnesium Sulfat 20 % injeksi

3 Amoxicillin Syrup 13 Metilergometrin Maleat

0,200 mg -1 ml

injeksi

4 Deksametason Tablet 14 Obat Anti Tuberculosis

dewasa

Tablet

5 Diazepam 5 mg/mL Injeksi 15 Oksitosin

injeksi

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1%

(sebagai HCL)

Injeksi

15 Parasetamol 500 mg Tablet

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi 17 Tablet Tambah Darah

Tablet

8 Furosemid 40 mg Tablet 18 Vaksin BCG injeksi

9 Garam oralit Serbuk 19 Vaksin Td

injeksi

10 Glibenklamid Tablet

20 Vaksin DPT/DPT-HB/

DPT-HB-Hib

Injeksi

Sumber : UPT Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Adapun persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial

tahun 2019 adalah 100%. Ini artinya semua puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun

2019 memiliki ketersediaan obat dan vaksin esensial sesuai dengan 20 item obat dan

vaksin pada tabel di atas adalah minimal 80%.

C. UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT

Menurut Permenkes RI No. 65 Tahun 2013, pemberdayaan masyarakat

merupakan segala upaya dalam memfasilitasi masyarakat yang bersifat non instruktif

agar mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan, sehingga mampu

mengidentifikasi masalah yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan

melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki.

Sedangkan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah proses dalam

memberikan informasi kepada klien (individu, keluarga dan kelompok) secara terus

Page 41: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

23

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien, serta proses

membantu klien agar berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek

pengetahuan), dari tahu menjadi mau (aspek sikap), dan dari mau menjadi mampu

melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan). Ditinjau dari konteks

pembangunan kesehatan, partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan dan kemitraan

masyarakat dan fasilitator (pemerintah, LSM) dalam pengambilan keputusan,

perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kegiatan dan program kesehatan

serta memperoleh manfaat dari keikutsertaannya dalam rangka membangun

kemandirian masyarakat.

Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) adalah wahana

pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola

oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas,

lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. Adapun jenis UKBM yang dibahas pada

profil kesehatan ini adalah posyandu yang telah berkembang dengan pesat secara

nasional sejak dari tahun 1982, dan mulai tahun 2011 operasional posyandu di

selenggarakan dan dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat.

Berdasarkan Permenkes Nomor 71 Tahun 2015 disebutkan bahwa masyarakat

baik secara perorangan maupun kelompok berperan aktif dalam penanggulangan

penyakit tidak menular (PTM) melalui kegiatan UKBM dengan membentuk dan

mengembangkan Pos Penbinaan Terpadu PTM (Posbindu PTM).

1. Cakupan Posyandu Menurut Strata

Menurut Permendagri Nomor 19 Tahun 2011 Pos Pelayanan Terpadu yang

disingkat menjadi Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya

masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh

pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan

bayi.

Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan

Telaah Kemandirian Posyandu yang secara umum dibedakan menjati 4 strata yaitu:

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, dimana posyandu

belum mampu melaksanakan kegiatan bulanan secara rutin serta jumlah kader yang

masih kurang dari 5 orang.

Page 42: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

24

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah mampu melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun, dengan jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi

cakupan kelima kegiatan utama capaiannya masih kurang dari 50%.

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun, dengan jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, capaian

kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program

tambahan, serta telah memperoleh pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh

masyarakat yang pesertanya masih kurang dari 50% KK di wilayah kerja. Berikut

merupakan cakupan Posyandu berdasarkan strata di Kabupaten Bangli tahun 2019 :

Gambar 9. Cakupan Posyandu Berdasarkan Strata di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas cakupan posyandu menurut strata adalah sebagian

besar adalah Posyandu Purnama yaitu sebesar 74,4%, Posyandu Madya yaitu sebesar

22,2%, dan 3,4% Posyandu sudah pada Strata Mandiri. Untuk peningkatan strata

posyandu ini sangat diperlukan dukungan dan peran serta masyarakat karena

operasional posyandu sejak tahun 2011 dilakukan oleh masyarakat atau desa dan

sangat diperlukan peran aktif kader posyandu dalam pelaksanaan posyandu. Dalam

hal ini, upaya promosi kesehatan sangat diperlukan untuk memberdayakan masyarakat

agar mampu secara mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan

yang bersumber daya masyarakat sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan

didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Pratama Madya Purnama Mandiri

0

22,2

74,4

3,4

Page 43: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

25

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

2. Rasio Posyandu per 100 Balita

Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita Posyandu

merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)

yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, dalam

rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat

dan memberikan kemudahan kepada masyarakat, dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar, untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.

Jumlah Posyandu di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 sebanyak 356

posyandu dan jumlah balita sebanyak 16.700 jiwa. Dengan demikian rasio Posyandu

adalah 1:47 atau 2,1 per 100 balita. Hal ini berarti bahwa dari 1 posyandu di Kabupaten

Bangli melayani 47 balita. Berikut secara lengkap disajikan data mengenai kondisi

rasio Posyandu di Kabupaten Bangli pada tahun 2015-2019 :

Gambar 10. Rasio Posyandu per 100 Balita

Di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015 – 2019

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan

Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa rasio posyandu pada tahun

2015 sampai dengan 2016 adalah 2,0 per 100 balita, meningkat pada tahun 2017

sampai 2019 yaitu 2,1 per 100 balita. Peningkatan ini dikarenakan adanya beberapa

posyandu yg sudah tidak lama aktif diaktifkan kembali oleh.

3. Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular)

Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan

wujud peran serta masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam kegiatan

deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan

berkesinambungan. Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk upaya kesehatan

1,9

2,0

2,0

2,0

2,0

2,0

2,1

2,1

2,1

2015 2016 2017 2018 2019

2,0 2,0

2,1 2,1 2,1

Page 44: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

26

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

masyarakat atau UKM yang selanjutnya berkembang menjadi upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor risiko PTM di bawah

pembinaan Puskesmas.

Kegiatan Posbindu PTM pada dasarnya merupakan kegiatan milik masyarakat

yang dilaksanakan sepenuhnya dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk

masyarakat. Sektor kesehatan khususnya Puskesmas lebih berperan dalam hal

pembinaan Posbindu PTM dan menerima pelayanan rujukan dari Posbindu PTM di

wilayah kerjanya karena pada prinsipnya kegiatan Posbindu PTM mencakup upaya

promotif dan preventif, maka di dalam kegiatan Posbindu PTM tidak mencakup

pelayanan pengobatan dan rehabilitasi. Berikut merupakan jumlah Posbindu menurut

puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 :

Gambar 11. Jumlah Posbindu Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas, jumlah Puksesmas yang mempunyai Posbindu

terbanyak adalah Puskesmas Kintamani VI yaitu 9 Posbindu, dan terendah adalah

Puskesmas Tembuku II yaitu 1 Posbindu.

0123456789

5 5

21

65

87 7

32

9

Page 45: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

27

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

BAB IV

TENAGA KESEHATAN

Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) merupakan salah satu subsistem

dalam Sistem Kesehatan Nasional yang mempunyai peranan penting dalam mencapai

tujuan pembangunan kesehatan sebagai pelaksana upaya dan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan

Nasional, sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan (termasuk tenaga

kesehatan strategis) dan tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan

bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan. SDM

dalam kesehatan mempunyai berbagai keahlian sesuai dengan profesi masing-masing

seperti dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, fisioterapis, apoteker,

analis farmasi dan sebagainya yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus

untuk melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia,

serta lingkungannya. Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014, tenaga

Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta

memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan

yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Adapun kondisi SDM Kesehatan Kabupaten Bangli yang melaksanakan kegiatan

pembangunan di bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis, Dokter Gigi) di

Sarana Kesehatan

Tenaga Medis merupakan sebutan lain dari dokter yang memiliki kemampuan

menangani pasien secara medis dan telah menyelesaikan pendidikannya di fakultas

kedokteran. Tenaga medis terdiri dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dan

dokter gigi spesialis.

Adapun jumlah tenaga medis dokter umum pada tahun 2019 adalah 79 orang

dengan rasio tenaga dokter umum terhadap jumlah penduduk sebesar 34,8 per 100.000

penduduk meningkat dari tahun 2018 yaitu sebesar 34 per 100.000 penduduk, jumlah

dokter spesialis tahun 2019 sebanyak 93 dokter spesialis dengan rasio dokter spesialis

sebesar 40,9 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun 2018 yang sebesar 34,9 per

100.000 penduduk, jumlah dokter gigi tahun 2019 sebanyak 27 orang dengan rasio

Page 46: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

28

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

dokter gigi adalah 11,9 per 100.000 penduduk menurun dari tahun 2018 yang sebesar

24,3 per 100.000 penduduk, dan tidak tersedia dokter gigi spesialis pada tahun 2019.

Berikut merupakan gambaran persebaran tenaga medis di puskesmas di

Kabupaten Bangli pada tahun 2019 :

Gambar 12. Jumlah Tenaga Medis Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas penyebaran tenaga medis dokter umum dan dokter

gigi belum tersebar di semua puskesmas, dan dilihat dari jumlah masih kurang,

sementara untuk tenaga dokter spesialis dan dokter gigi spesialis di tingkat puskesmas

belum tersedia. Hal ini dikarenakan masih rendahnya jumlah tenaga medis di

Kabupaten Bangli, untuk tenaga dokter spesialis hanya tersedia di fasilitas pelayanan

kesehatan rujukan yaitu rumah sakit. Jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan

rujukan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 13. Jumlah Tenaga Medis Menurut Rumah Sakit

di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2019

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

2

3

1

2 2

1

2

0

2

1

2

1

3

1

2

1 1

2

0

1 1 1

0

1

Dokter Umum Dokter Gigi

2022

2

38

20

7

35

8

1

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi

RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC

Page 47: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

29

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, tenaga dokter gigi spesialis di Rumah Sakit tidak

tersedia. Masih kurangnya tenaga medis di Kabupaten Bangli dapat berdampak pada

kurang optimalnya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.

2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat) di Sarana

Kesehatan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017, bidan adalah

seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah teregistrasi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan menurut Undang-

undang No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, bidan adalah tenaga kesehatan

yang dikelompokkan ke dalam tenaga kebidanan, memiliki kewenangan untuk

melakukan pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, dan pelayanan

kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Jumlah tenaga bidan di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 sebanyak 286

orang dengan rasio 125,8 per 100.000 penduduk menurun dari tahun 2019 yang

sebesar 130 per 100.00 penduduk. Rasio bidan yang tinggi ini dikarenakan masih

tingginya kebutuhan akan pelayanan kesehatan ibu dan anak terutama di wilayah

pedesaan, mengingat kondisi geografis Kabupaten Bangli yang sebagian besar

wilayahnya merupakan daerah pegunungan yang beberapa wilayah masih sulit

dijangkau dan merupakan daerah terpencil. Berikut merupakan gambaran jumlah

bidan di Puskesmas Kabupaten Bangli pada tahun 2019 :

Gambar 14. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas jumlah tenaga bidan di puskesmas cukup tinggi

yaitu paling sedikit 10 orang yaitu di Puskesmas Kintamani VI, hal ini sejalan dengan

0

5

10

15

2014

1113

15 16

11

1715

1816

1110

Page 48: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

30

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kebidanan dasar terutama pelayanan

kesehatan ibu dan anak cukup tinggi. Sedangkan gambaran jumlah bidan di fasilitas

kesehatan rujukan adalah sebagai berikut :

Gambar 15. Jumlah Tenaga Bidan Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas jumlah tenaga bidan terbanyak adalah di RSUD

Bangli yaitu 76 orang dan untuk RSJ Provinsi Bali tidak terdapat tenaga bidan. Jumlah

bidan yang cukup tinggi di RSUD bangli dikarenakan RSUD Bangli merupakan

rumah sakit rujukan tipe B, sedangkan RS BMC adalah rumah sakit tipe C.

Menurut Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tenaga perawatan adalah

seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di

luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan. Fungsi perawat yang utama adalah membantu pasien atau klien

dalam kondisi sakit maupun sehat, untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui

layanan keperawatan. Sesuai dengan perannya, perawat memiliki kewenangan untuk

memberikan asuhan keperawatan kepada orang lain berdasarkan ilmu dan praktik

yang dimilikinya.

Jumlah tenaga perawat kesehatan memegang peranan yang sangat penting

dalam rangka meningkatkan perawatan kesehatan masyarakat, dikarenakan seorang

perawat pada umumnya memberikan pelayanan langsung baik kuratif maupun

preventif. Jumlah tenaga perawat per 100.000 penduduk dapat memberikan gambaran

tentang pendistribusian tenaga perawatan dalam suatu wilayah kerja. Jumlah tenaga

perawat kesehatan di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah 687 orang dengan rasio

sebesar 302,2 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun 2018 yaitu sebesar 242,3

per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran distribusi perawat di puskesmas

Kabupaten Bangli Tahun 2019 :

0

20

40

60

80

RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC

0

76

36

Page 49: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

31

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 16. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Puskesmas di kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber: Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa tenaga perawat sudah tersebar di

masing-masing puskesmas namun jumlahnya belum merata, jumlah perawat

terbanyak yaitu 15 orang di Puskesmas Susut I dan jumlah terendah yaitu 4 orang di

Puskesmas Kintamani II. Sedangkan gambaran jumlah tenaga perawat di fasilitas

pelayanan rujukan adalah sebagai berikut :

Gambar 17. Jumlah Tenaga Perawat Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2019

Pada gambar di atas tampak RSJ Propinsi Bali memiliki jumlah perawat paling

banyak dibandingkan dua rumah sakit lainnya, sedangkan jumlah perawat paling

sedikit adalah RS BMC yaitu sebanyak 90 orang.

0

2

4

6

8

10

12

14

1613

98

9

15

1110

4

87

8

6

0

50

100

150

200

250

300

RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC

281

190

90

Page 50: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

32

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan,

dan Gizi di Sarana Kesehatan

Tenaga kesehatan masyarakat merupakan bagian dari sumber daya manusia

kesehatan yang berperan penting dalam meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi

pada pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Tenaga kesehatan

berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan

menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan. Hal ini didasarkan atas kewajiban

utama tenaga kesehatan masyarakat bersama dengan tenaga kesehatan lainnya adalah

untuk mengupayakan masyarakat agar hidup sehat dan sejahtera baik dari segi fisik,

mental, sosial dan ekonomi. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kabupaten Bangli

pada tahun 2019 sebanyak 9 orang dengan rasio tenaga kesehatan masyarakat di

Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah 4,0 per 100.000 penduduk menurun dari tahun

2018 yang sebesar 11,5 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran jumlah

tenaga kesehatan masyarakat menurut puskesmas di kabupaten Bangli :

Gambar 18. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, tenaga kesehatan masyarakat hanya tersedia di

Puskesmas Susut I sebanyak 1 orang, Puskesmas Kintamani I sebanyak 2 orang, dan

sebanyak 1 orang di Puskesmas Kintamani VI. Masih Kurangnya tenaga kesehatan

masyarakat dalam menjalankan upaya promotif dan preventif, maka pemerintah

melalui dana DAK Non Fisik Puskesmas merekrut tenaga kesehatan masyarakat

sebagai tenaga promotor kesehatan di puskesmas.

00,20,40,60,8

11,21,41,61,8

2

0 0 0 0

1

0

2

0 0 0 0

1

Page 51: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

33

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Tenaga kesehatan lingkungan adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan

di bidang kesehatan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan.

Tenaga kesehatan lingkungan bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan untuk

melindungi kesehatan masyarakat, termasuk mengelola dan menegakkan undang-

undang yang terkait dengan kesehatan lingkungan dan memberikan dukungan untuk

meminimalkan bahaya kesehatan dan keselamatan kerja. Tenaga kesehatan

lingkungan juga terlibat dalam memeriksa fasilitas makanan, menyelidiki gangguan

kesehatan masyarakat, dan menerapkan pengendalian penyakit. Petugas kesehatan

lingkungan difokuskan pada pencegahan, konsultasi, investigasi, dan edukasi

masyarakat mengenai risiko kesehatan dan menjaga lingkungan yang aman. Adapun

jumlah tenaga kesehatan lingkungan di Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah

sebanyak 41 orang dengan rasio sebesar 18,0 per 100.000 penduduk meningkat dari

tahun 2018 yaitu 16,8 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran jumlah

tenaga kesehatan lingkungan di puskesmas :

Gambar 19. Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, terlihat penyebaran tenaga kesehatan lingkungan

tidak merata dan masih ada puskemas yang tidak memiliki tenaga kesehatan

lingkungan yaitu Puskesmas Kintamani II. Untuk itu, pada tahun 2019 Dinas

Kesehatan Kabupaten Bangli melaksanakan rekruitmen tenaga kesehatan lingkungan

yang dibiayai oleh dana DAK Non Fisik.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3 3 3 3

1 1

2

0

1 1

3 3

Page 52: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

34

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Tenaga Gizi adalah adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang

gizi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Menurut Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/III/2007, disebutkan bahwa ahli gizi adalah

seseorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan akademik dalam

bidang gizi sesuai aturan yang berlaku, mempunyai tugas, tanggung jawab dan

wewenang secara penuh untuk melakukan kegiatan funsional dalam bidang pelayanan

gizi, makanan dan dietetik baik di masyarakat, individu atau rumah sakit.

Pada tahun 2019 jumlah tenaga gizi di Kabupaten Bangli sebanyak 37 orang

dengan rasio sebesar 16,3 per 100.000 penduduk sedikit meningkat dari tahun 2018

yang sebesar 14,6 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran jumlah

tenaga gizi menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :

Gambar 20. Jumlah Tenaga Gizi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas masih ada beberapa puskesmas tidak mempunyai

tenaga gizi seperti puskesmas Tembuku II, Puskesmas Susut I, Puskesmas Susut II,

Puskesmas Kintamani II dan Puskesmas Kintamani V. Untuk itu, Dinas Kesehatan

Kabupaten Bangli pada tahun 2019 juga menagadakan rekruitmen tenaga gizi

puskesmas dengan pembiayaan dari DAK Non Fisik. Sedangkan jumlah tenaga

kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan dan gizi di rumah sakit adalah sebagai

berikut:

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

1 1 1

0 0 0

1

0

1 1

0

1

Page 53: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

35

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 21. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi

Menurut Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas Rumah Sakit BMC yang berstatus rumah sakit

swasta tipe C tidak mempunyai tenaga kesehatan lingkungan dan tenaga kesehatan

masyarakat, dan jumlah tenaga kesehatan masyarakat tertinggi adalah di RSJ Provinsi

Bali, sedangkan tenaga kesehatan lingkungan dan gizi paling banyak adalah di RSUD

Bangli.

4. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik dan

Keteknisan Medik di Sarana Kesehatan

Teknik Biomedika dapat didefinisikan sebagai bidang multidisiplin sebagai

sinergi dari berbagai konsep dasar rekayasa (engineering) dalam dunia kedokteran dan

biologi untuk peningkatan kesehatan manusia. Tenaga teknik biomedika terdiri atas

radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik, fisikawanmedik,

radioterapis, dan ortotik prostetik. Tenaga teknik biomedika yang dibahas dalam profil

kesehatan ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu tenaga ahli laboratorium medik dan

tenaga teknik biomedika lainnya. Ahli laboratorium medik di Kabupaten Bangli tahun

2019 sebanyak 25 orang dengan rasio 11,0 per 100.000 penduduk, meningkat dari

tahun 2018 dengan rasio 7,5 per 100.000 penduduk, sedangkan tenaga teknik

biomedika lainnya pada tahun 2019 sebanyak 14 orang dengan rasio 6,2 per 100.000

penduduk, menurun dari tahun 2018 dengan rasio 8 per 100.000 penduduk yang

tersebar di tiga rumah sakit. Adapun gambaran tenaga ahli laboratorium medik

menurut puskesmas di Kabupaten Bangli seperti gambar berikut :

0

2

4

6

8

10

12

14

16

RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC

4

10

6

11

0

12

15

3

Kesmas Kesling Gizi

Page 54: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

36

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 22. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, ketersediaan tenaga laboratorium medik di

puskesmas masih sangat kurang, yaitu hanya tersedia di tiga puskesmas yaitu

Puskesmas Susut I sebanyak 1 orang, Puskesmas Kintamani I sebanyak 1 orang dan

Puskesmas Kintamani V sebanyak 1 orang. Sedangakan tenaga teknik biomedik

lainnya tidak tersedia di puskesmas.

Untuk ketersediaan tenaga laboratorium medik dan teknik biomedika lainnya

menurut rumah sakit di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Gambar 23. Jumlah Tenaga Ahli Laboratorium Medik dan Teknik Biomedika Lainnya

di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2019

00,10,20,30,40,50,60,70,80,9

1

0 0 0 0

1

0

1

0 0 0

1

0

0

2

4

6

8

10

12

RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC

5

11

6

0

10

4

Laboratorium Medik Teknik Biomedika Lainnya

Page 55: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

37

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar diatas, tenaga ahli laboratorium medik terbanyak adalah

di RSUD Bangli yaitu 11 orang, RS BMC sebanyak 6 orang dan RSJ Propinsi Bali

sebanyak 5 orang. Sama halnya dengan tenaga teknik biomedika lainnya terbanyak

berada di RSUD Bangli sebanyak 10 orang, RS BMC sebanyak 4 orang, dan ada

rumah sakit yg tidak memiliki tenaga biomedika lainnya yaitu RSJ Propinsi Bali.

Tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara,

dan akupuntur. Sedangkan tenaga keteknisian medik terdiri atas perekam medis dan

informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis

optisien / optometris, teknisi gigi, penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan

audiologis. Jumlah tenaga keterapian fisik di Kabupaten Bangli tahun tahun 2019

adalah sebanyak 6 orang dengan rasio 2,6 per 100.000 penduduk meningkat dari tahun

2018 dengan rasio 2,2 per 100.000 penduduk dan jumlah tenaga keteknisian medis

pada tahun 2019 sebanyak 47 orang dengan rasio 20,7 per 100.000 penduduk

meningkat dari tahun 2018 dengan rasio 14,6 per 100.000 penduduk yang tersebar di

rumah sakit dan puskesmas seperti gambar berikut :

Gambar 24. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik dan Keteknisian Medik

di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Rumah Sakit di Lingkungan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa tenaga keterapian fisik paling

banyak adalah di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu sebanyak 5 orang, sedangkan

di Rumah Sakit BMC dan Puskesmas tidak tersedia tenaga keterapian fisik. Untuk

tenaga keteknisian medis paling banyak jumlahnya adalah di RSUD Bangli yaitu

sebanyak 24 orang dan terendah adalah di RSJ Propinsi Bali sebanyak 1 orang.

0

5

10

15

20

25

Puskesmas RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC

0

5

1 0

17

1

5

24

Keterapian Fisik Keteknisian Medis

Page 56: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

38

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

5. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Tenaga Teknis Kefarmasian dan

Apoteker) di Sarana Kesehatan

Tenaga kefarmasian adalah tenaga kesehatan yang telah memenuhi kualifikasi

bidang kefarmasian yang terdiri dari apoteker dan tenaga teknis kefarmasian sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apoteker adalah Sarjana

Farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan

apoteker. Sedangkan tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu

apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi,

ahli madya farmasi, analis farmasi dan tenaga menengah farmasi/asisten apoteker

(Permenkes Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin

Kerja Tenaga Kefarmasian).

Jumlah tenaga kefarmasian tahun 2019 di Kabupaten Bangli adalah 65 orang

dengan rasio 28,6 per 100.000 penduduk, yang terdiri dari apoteker sebanyak 19 orang

dengan rasio 8,4 per 100.000 penduduk dan tenaga teknis kefarmasian sebanyak 46

orang dengan rasio 20,2 per 100.000 penduduk. Angka ini meningkat jika

dibandingkan dengan rasio tenaga kefarmasian tahun 2018 sebanyak 39 orang dengan

rasio 17,2 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan gambaran Jumlah tenaga

kefarmasian menurut puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Bangli tahun 2019 :

Gambar 25. Jumlah Tenaga Kefarmasian Menurut Puskesmas dan Rumah Sakit

di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Profil SDMK Dinas Kesehatan Bangli dan rumah sakit di lingkungan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas, jumlah tenaga apoteker terbanyak adalah di RSJ

Propinsi Bali yaitu sebanyak 8 orang, sedangkan tenaga teknis kefaramasian terbanyak

adalah di RSUD Bangli dan RS BMC yaitu masing-masing sebanyak 13 orang. Untuk

0

2

4

6

8

10

12

14

Puskesmas RSJ Provinsi Bali RSUD Bangli RS BMC

2

8

6

3

910

13 13

Apoteker Tenaga Teknis Kefarmasian

Page 57: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

39

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

tenaga kefarmasian di puskesmas dari jumlah puskesmas sebanyak 12, hanya tersedia

8 orang tenaga teknik kefarmasian dan 2 orang tenaga apoteker. Ini artinya tenaga

kefarmasian di puskesmas masih kurang baik tenaga teknik kefarmasian maupun

tenaga apoteker.

Page 58: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

40

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

BAB V

PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan pelayanan

kesehatan promotif dan preventif. Pelayanan promotif adalah upaya meningkatkan

kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi dan yang preventif mencegah agar

masyarakat tidak jatuh sakit agar terhindar dari penyakit. Sebab itu pelayanan

kesehatan masyarakat itu tidak hanya tertuju pada pengobatan individu yang sedang

sakit saja, tetapi yang lebih penting adalah upaya-upaya pencegahan (preventif) dan

peningkatan kesehatan (promotif). Sehingga, bentuk pelayanan kesehatan bukan

hanya puskesmas atau rumah sakit saja, tetapi juga bentuk-bentuk kegiatan lain, baik

yang langsung kepada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang

secara tidak langsung berpengaruh kepada peningkatan kesehatan

Proses pelayanan kesehatan tidak bisa dipisahkan dengan pembiayaan

kesehatan. Biaya kesehatan ialah besarnya dana yang harus disediakan untuk

menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan

oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Implementasi strategi

pembiayaan kesehatan di suatu negara diarahkan kepada beberapa hal pokok yakni;

kesinambungan pembiayaan program kesehatan prioritas, reduksi pembiayaan

kesehatan secara tunai perorangan, menghilangkan hambatan biaya untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan, pemerataan dalam akses pelayanan, peningkatan

efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya serta kualitas pelayanan yang memadai

dan dapat diterima pengguna jasa.

1. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Dalam pencapain Cakupan Kesehatan Semesta, pemerintah telah

mengupayakan jaminan pemeliharaan kesehatan yaitu JKN bagi seluruh rakyat

Indonesia, terutama untuk pegawai negeri sipil, penerima pensiunan PNS dan

TNI/POLRI, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya dan badan usaha lain

ataupun masyarakat yang diselenggarakan oleh BPJS.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia

merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan

Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial

Page 59: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

41

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang -Undang No.40 Tahun 2004

tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk

Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi

kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Peserta JKN meliputi Penerima

Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN dengan rincian sebagai berikut:

1) Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan

orang tidak mampu, serta yang pembiayaannya dibiayai oleh pemerintah yang

terdiri dari PBI APBN dan PBI APBD.

2) Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak

mampu yang terdiri atas:

- Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu: PNS, anggota TNI, anggota

Polri, pejabat negara, pegawai pemerintah non pegawai negeri, pegawai swasta;

dan pekerja lainnya yang menerima upah.

- Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu pekerja di luar

hubungan kerja atau pekerja mandiri dan pekerja yang tidak termasuk pekerja

mandiri yang bukan penerima upah, dan termasuk warga negara asing yang bekerja

di indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.

- Bukan pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas: investor, pemberi kerja,

penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan; dan bukan pekerja lainnya yang

mampu membayar iuran.

Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Cabang Klungkung, jumlah

kepesertaan jaminan kesehatan di Kabupaten Bangli tahun 2019 sebanyak 256.818

orang yang terdiri dari peserta PBI sebanyak 177.638 orang dan Non PBI sebanyak

79.180 orang. Jumlah ini meningkat dari tahun 2018 yaitu dengan jumlah kepesertaan

sebanyak 255.470. Berikut merupakan persentase kepesertaan jaminan kesehatan

berdasarkan jenis kepesertaannya di Kabupaten Bangli tahun 2019 :

Page 60: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

42

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 26. Persentase Kepesertaan Jaminan Kesehatan Berdasarkan Jenis Kepesertaannya

di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : BPJS Kesehatan Cabang Klungkung Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, sebagian besar kepesertaan jaminan kesehatan

adalah PBI APBD yaitu sebanyak 52,7%. Ini artinya sebanyak 52,7 % penduduk yang

belum mempunyai jaminan kesehatan menjadi peserta Penerima Bantuan Iuaran

APBD yang pembiayaannya dari Pemerintah Kabupaten dengan Provinsi

2. Desa yang Memanfaatkan Dana Desa untuk Kesehatan

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No: HK.02.02/ Menkes/

52/2015 tentang rencana strategis kementerian kesehatan tahun 2015-2019 salah satu

butirnya adalah mendorong desa untuk mengalokasi dan memanfaatkan dana desa

minimal 10% untuk UKBM. Sehingga pembangungan kesehatan masyarakat harus

lebih dibangkitkan disamping meningkatkan pembangunan infrastruktur di desa.

Supaya penduduk di desa dapat mencapai usia harapan hidup yang panjang dengan

berbagai kegiatan yang bisa dicapai misalnya posyandu, posyandu lansia, program

penekanan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Adapun jumlah desa yang

memanfaatkan dana desa untuk kesehatan pada tahun 2019 adalah sebanyak 68 desa

atau sudah mencapai 100%. Meningkat dari tahun 2018 adalah sebanyak 23 desa dari

68 desa yang ada. Ini artinya semua desa sudah mengalokasikan dananya untuk

kesehatan minimal 10%.

3. Persentase Anggaran Kesehatan

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa

tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

25,5

52,7

22,5

10,61,7

PBI APBN

PBI APBD

PPU

PBPU

BP

Page 61: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

43

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia

yang produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu

disusun perencanaan dan penganggaran yang baik. Namun, hingga saat ini kualitas

perencanaan dan penganggaran masih perlu terus ditingkatkan. Adapun total anggaran

kesehatan Kabupaten Bangli tahun 2019 sebesar 17,1% yaitu Rp. 232.224.792.589,63

dari total anggaran kabupaten Rp. 1.360.106.465.044,43. Jumlah ini, meningkat dari

tahun 2018 sebesar 14,6% yaitu Rp. 190.963.361.068,16 dari total anggaran kabupaten

Rp. 1.304.088.934.365. Berikut merupakan proporsi anggaran kesehatan berdasarkan

sumber dana di Kabupaten Bangli tahun 2019 :

Gambar 27. Persentase Proporsi Anggaran Kesehatan Berdasarkan Sumber Dana

di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Sub Bagian Progaram, Evapor dan Humas Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, sumber anggaran kesehatan tertinggi tahun 2019

adalah dari APBD Kabupaten yaitu sebesar 78,35%. Ini artinya pemerintah daerah

sudah berkontribusi cukup tinggi untuk dalam pencapaian upaya kesehatan, terutama

upaya promotif dan preventif.

4. Anggaran Kesehatan Perkapita

Tingkat kesejahteraan nasional yang diukur berdasarkan gross domestic bruto

sangat berhubungan erat dengan pembiayaan kesehatannya. Semakin besar tingkat

pendapatan perkapitanya, semakin besar pula pembiayaan kesehatannya. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) Tahun 2012

bahwa peningkatan pembiayaan kesehatan mempunyai korelasi dengan derajat

kesehatan yang lebih baik. Sehingga besarnya anggaran kesehatan yang tersedia

05

10152025303540

BelanjaLansung

Belanja TidakLangsung

Dana AlokasiKhusu (DAK)

BLUD

78,35 21,65

APBD Kab/ Kota SumberPemerintah

Lain

Series1 31,35 36,39 10,61 21,65

31,3536,39

10,61

21,65

Page 62: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

44

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

menentukan besaran anggaran kesehatan perkapita dalam pencapaian peningkatan

derajat kesehatan.

Anggaran kesehatan perkapita adalah jumlah anggaran yang dialokasikan oleh

Pemerintah (melalui APBN, APBD, dan PHLN) untuk biaya penyelenggaraan upaya

kesehatan per kapita per tahun. Adapun besaran anggaran kesehatan perkapita di

Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah sebesar 649.846,36, Jumlah ini menurun dari

tahun 2018 dengan anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp. 844.224.

Page 63: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

45

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

BAB VI

KESEHATAN KELUARGA

Upaya kesehatan Keluarga terdiri dari upaya kesehatan ibu dan dan keluarga,

keluarga berencana dan gizi masyarakat. Pada bab ini kesehatan keluarga dibedakan

menjadi 3 yaitu Kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan usia produktif dan usia

lanjut.

A. Kesehatan Ibu

Upaya kesehatan ibu meliputi upaya keehatan pada ibu hamil, melahirkan,

nifas dan keluarga berencana.

1. Jumlah dan Angka Kematian Ibu yang dilaporkan

AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas

yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi

bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000

kelahiran hidup. Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu,

terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya

terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas.

AKI juga dapat menggambarkan kesehatan ibu, status gizi, kesehatan ibu, kesehatan

lingkungan, tingkat kesadaran prilaku hidup sehat, tingkat pelayanan kesehatan waktu

melahirkan dan masa nifas serta kondisi sosial ekonomi masyarakat. Gambaran AKI

di Kabupaten Bangli dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2019 dapat di lihat dari

gambar dibawah ini:

Gambar 28. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) per 100.000 KH

di Kabupaten Bangli Tahun 2010 s/d 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

AKI 107 135 111 161 57 144 86 122 31 184

Target 102 102 102 102 102 102 102 102 102 102

107135

111

161

57

144

86

122

31

184

102

0

50

100

150

200

AKI Target

Page 64: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

46

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Bangli periode 2010-2019

berfluktuasi, pada tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 184 per 100,000 KH

dari tahun 2017 yang sebesar 31 per 100.000 KH, dan jika dilihat secara trend pada

gambar grafik di atas terjadi peningkatan AKI yg cukup tinggi pada tahun 2019. Hal

ini menyebabkan AKI tahun 2019 tidak mencapai target yang ditetapkan yaitu di

bawah 102 per 100.000 KH. Sebagain besar kematian ibu disebabkan bukan oleh

penyakit non obstetri yaitu sebanyak 5 kasus yaitu diantaranya sebanyak 2 kasus

karena udema paru yaitu di wilayah Puskesmas Tembuku I dan Puskesmas Kintamani

IV, sebanyak 1 kasus dengan SOL (Space Occupying Lesion) yaitu di wilayah

Puskesmas Tembuku I, sebanyak 1 kasus dengan penyakit jantung yaitu di wilayah

Puskesmas Tembuku II, dan sebanyak 1 kasus dengan Carsinoma Seviks, serta 1 kasus

obstetri yaitu hipertensi dalam kehamilan di wilayah Puskesmas Bangli Utara.

2. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil (Cakupan Kunjungan K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan

seperti pengukuran berat badan dan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri,

Imunisasi Td (tetanus-diphtheria) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama

kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal ada dengan titik berat pada

kegiatan promotif dan preventif. Hal ini dilakukan untuk menghindari gangguan sedini

mungkin terhadap segala sesuatu yang membahayakan kesehatan ibu dan janin yang

dikandungnya. Hasil pelayanan dapat dilihat dari cakupan pelayanan kunjungan ibu

hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan

untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 ibu hamil adalah gambaran

besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar

serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester

pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini

dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil.

Cakupan K1 dan K4 dalam lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 65: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

47

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 29. Persentase Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil

di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa ada kesenjangan yang terjadi antara

cakupan K1 dan K4 pada lima tahun terakhir yang mencapai angka 10% pada tahun

2017, menurun di bawah 10% pada tahun 2018, dan meningkat lagi melebihi angka

10% pada tahun 2019. Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka

drop out K1-K4, dengan kata lain jika kesenjangan K1 dengan K4 kecil maka hampir

semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal selalu

berkunjung ke pelayanan kesehatan sampai pada kunjungan ke dua trisemester ketiga

kehamilannya dengan kata lain seluruh ibu hamil telah mendapatkan pelayanan

kehamilannya sesuai dengan standar. Rendahnya cakupan K1 dan K4 yang masih di

bawah target yaitu K1 dengan target 100% dan K4 dengan target 98% dikarenakan

sasaran ibu hamil yang tentukan oleh pusdatin jauh lebih tinggi dengan kenyataan riil

di lapangan, padahal kenyataannya di lapangan hampir semua ibu hamil telah

mendapatkan pelayanan antenatal yang sesuai standar. Dengan pelayanan antenatal

yang terstandar dapat meminimalisir kematian ibu melahirkan. Berikut adalah

cakupan pelayanan K1 ibu Hamil menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019

:

2015 2016 2017 2018 2019

K1 93,5 92,6 91,5 94,2 96,7

K4 83,8 84,6 81,2 86,5 82,1

93,5 92,6 91,594,2

96,7

83,8 84,681,2

86,5

82,1

70

75

80

85

90

95

100

K1 K4

Page 66: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

48

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 30. Persentase Pelayanan K1 Ibu Hamil

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Persentase K1 tertinggi tahun 2019 adalah Puskesmas Susut II yaitu sebesar

108,0% sedangkan cakupan K1 terendah adalah Puskesmas Kintamani VI yaitu

sebesar 88,4 %. Hal ini dikarenakan sasaran lebih besar dari ibu hamil yang ada, dan

adanya ibu hamil yang pindah dan tinggal di luar kabupaten sehingga tidak terjangkau

oleh nakes di kabupaten, sama halnya dengan cakupan pelayanan K4 yang juga

rendah. Cakupan pelayanan K4 ibu Hamil menurut puskesmas dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 31. Persentase Pelayanan K4 Ibu Hamil

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan pada gambar di atas, puskesmas dengan persentase pelayanan K4

tertinggi adalah Puskesmas Susut II yaitu sebesar 95,3%, sedangkan yang paling

rendah adalah Puskesmas Kintamani VI yang hanya mencapai 69,0%. Sama halnya

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0 102,591,3 95,5 91,5 92,9

108,092,9 93,1 99,5

106,9102,388,4

96,7

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

100,095,0

84,0 80,1 78,7 74,8

95,3

77,8 75,684,6 83,5 87,1

69,0

82,1

Page 67: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

49

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

dengan cakupan K1, rendahnya cakupan K4 dikarenakan sasaran yang lebih besar dari

jumlah riil ibu hamil di lapangan, adanya mobilisasi ibu hamil ke luar wilayah, dan

masih rendahnya kesadaran ibu hamil untuk secara teratur memeriksakan

kehamilannya. Dalam hal ini, upaya promosi kesehatan sangat diperlukan untuk

meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam meningkatkan derajat

kesehatannya.

3. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Permenkes Nomor 97 Tahun 2014 disebutkan bahwa persalinan harus

dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) tidak berarti adanya larangan

bidan untuk melakukan persalinan di luar Fasyankes. Bidan dapat melakukan

persalinan di luar Fasyankes jika Fasyankes tersebut sulit dijangkau oleh warga. Hal

tersebut jelas dikatakan dalam Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014. Ketentuan

ini muncul dengan dilatarbelakangi adanya disparitas geografis di negara kita baik dari

sisi alam maupun transportasi yang tidak memungkinkan.

Untuk wilayah Kabupaten Bangli pada tahun 2019 semua persalinan ditolong

oleh tenaga kesehatan di Fasyankes. Adapun cakupan persalinan oleh tenaga

kesehatan dalam beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 32. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bangli

cenderung berfluktuasi dari tahun 2015-2019, cakupan tertinggi mencapai 94,2 %

pada tahun 2016 dan cakupan terendah pada tahun 2017 sebesar 89,5%. Cakupan ini

92,8

94,2

89,5

91,5

92,6

87

88

89

90

91

92

93

94

95

2015 2016 2017 2018 2019

Page 68: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

50

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

masih dibawah target yang ditetapkan yaitu 100% persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan. Hal ini dikarenakan penetapan sasaran ibu bersalin oleh pusdatin yang lebih

tinggi dari kondisi riil di lapangan, padahal kenyataan di lapangan semua ibu bersalin

di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 ditolong oleh tenaga kesehatan baik itu dokter

ataupun bidan, atau dengan kata lain tidak ada persalinan yang ditolong oleh dukun

atau keluarga. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut puskesmas tahun

2019 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 33. Persentase Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Pada Tahun 2019 puskesmas dengan cakupan persalinan nakes yang tertinggi

adalah Puskesmas Bangli yaitu mencapai 106,3% dan terendah adalah Puskesmas

Kintamani VI sebesar 82,9%. Rendahnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan

tahun 2019 sebesar 91,5% disebabkan karena jumlah sasaran (estimasi) tidak sesuai

dengan jumlah persalinan yang sebenarnya ada. Tanpa melihat sasaran estimasi

berdasarkan laporan dari masing-masing bidan desa bahwa semua ibu bersalin sudah

di tolong oleh tenaga kesehatan.

4. Cakupan Pelayanan Nifas

Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai

6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini

komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas

dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu:

1) kunjungan pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan

nifas (KF2) dilakukan pada minggu ke 2 setelah persalinan; 3) kunjungan nifas ke 3

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0 106,394,8

85,3 85,9 89,3

103,2

84,390,3 92,9 93,9

100,9

82,992,6

Page 69: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

51

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

(KF3) dilakukan pada minggu ke 6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas

ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan

bersamaan pada kunjungan bayi. Cakupan pelayanan nifas dalam beberapa tahun

terakhir dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 34. Persentase Pelayanan Nifas di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Pencapaian pelayanan nifas Kabupaten untuk tahun 2013-2019 cenderung

berfluktuasi, cakupan tertinggi pada tahun 2018 yang mencapai 91,9 % dan terendah

pada tahun 2017 yang hanya mencapai 87,6%. Angka ini masih dibawah target yang

ditetapkan program yaitu sebesar 95%. Rendahnya cakupan ini sama halnya dengan

penetapan sasaran ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang lebih tinggi dari kondisi

riil di lapangan. Selain itu untuk Kunjungan Nifas III, masih ada beberapa ibu nifas

masih rendah kesadarannya untuk memeriksakan dirimya ke pelayanan kesehatan

karena tidak ada keluhan. Adapun Persentase pelayanan nifas di masing-masing

puskesmas di Kabupaten Bangli :

Gambar 35. Persentase Pelayanan Nifas

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

2015 2016 2017 2018 2019

KF 3 90,9 91,7 87,6 91,9 91,8

90,9

91,7

87,6

91,9 91,8

85

86

87

88

89

90

91

92

93

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0 104,992,6

83,8 84,9 85,398,2

78,687,3 93,9 86,3

97,6

76,889,3

Page 70: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

52

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, Puskesmas dengan cakupan pelayanan nifas

tertinggi adalah Puskesmas Bangli sebesar 104,9 % dan terendah adalah Puskesmas

Kintamani VI sebesar 76,8%. Cakupan Kunjungan Nifas rendah berkaitan dengan

cakupan persalinan nakes, semakin rendah cakupan persalinan nakes maka cakupan

pelayanan nifas akan semakin rendah. Cakupan pelayanan nifas rendah juga

dikarenakan adanya ibu nifas yang tidak melakukan kunjungan nifas sesuai standar

minimal tiga kali kunjungan.

5. Persentase Ibu Nifas Mendapat Vitamin A

Dosis pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas cukup tinggi, yaitu sekitar

100.000-200.000 SI atau setara dengan bayi yang membutuhkan vitamin A pada usia

6-11 bulan. Apabila dosis pemberian tidak sesuai bisa berdampak buruk pada ibu nifas

dan bayi yang masih dalam tahap ASI. Untuk pemberian vitamin A dosis tinggi ini

pada ibu nifas dianjurkan sebanyak 2 kali, yaitu 1 kapsul diberikan setelah melahirkan,

kemudian 1 kapsul lagi setelah 24 jam setelah pemberian kapsul pertama.

Manfaat pemberian vitamin A pada ibu nifas diantaranya untuk meningkatkan

kandungan vitamin A dalam ASI, bayi lebih kebal dan jarang terserang penyakit

infeksi, dan mempercepat pemulihan kesehatan ibu setelah melahirkan. Berikut

merupakan cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Bangli tahun

2019 :

Gambar 36. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, puskesmas dengan cakupan pemberian vitamin A

tertinggi adalah Puskesmas Bangli yaitu 106,3% dan terendah adalah Puskesmas

kintamani I yaitu sebesar 78,6 %.

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0 106,394,6

85,3 85,9 89,3101,8

78,689,7 92,9 93,4

100,9

82,991,8

Page 71: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

53

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

6. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah

Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang

disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb

tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemi ini disebabkan karena kekurangan zat besi

(fe) hingga disebut anemi kekurangan zat besi atau anemi gizi besi dan kelompok yang

paling rentan adalah wanita hamil.

Kebutuhan kandungan zat besi (Fe) pada ibu hamil adalah sekitar 800 mg.

Adapun kebutuhan tersebut terdiri atas 300 mg yang dibutuhkan untuk janin dan 500

gram untuk menambah masa hemoglobin maternal. Kelebihan sekitar 200 mg dapat

diekskresikan melalui usus, kulit, dan urine. Pada makanan ibu hamil, tiap 100 kalori

dapat menghasilkan sebanyak 8-10 mg Fe. Untuk perhitungan makan sebanyak 3 kali,

dengan kalori sebanyak 2500 kal dapat menghasilkan 20-25 mg zat besi setiap harinya.

Selama masa kehamilan lewat perhitungan 288 hari, wanita hamil bisa menghasilkan

zat besi sekitar 100 mg. Dengan demikian, kebutuhan Fe (zat besi) masih kurang pada

wanita hamil sehingga membutuhkan asupan tambahan berupa tablet Fe.

Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet Fe3 (90 tablet) di Kabupaten Bangli

tahun 2019 adalah sebesar 90,0%. Capaian ini menurun dari tahun 2018 dengan

capaian Fe3 sebesar 93,3%. Berikut merupakan cakupan ibu hamil yang mendapatkan

tablet tambah darah Fe3 tahun 2019 menurut puskesmas adalah sebagai berikut.

Gambar 37. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet Fe3 (90Tablet)

Menurut Puskesmas di KabupatenTahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, ada 3 puskesmas yang pencapaian Fe3 sudah

mencapai 100% yaitu Puskesmas Tembuku I, Puskesmas Susut I dan Puskesmas Susut

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

100,098,7

84,0

100,0

79,0

100,0100,0

88,0

75,9

94,5 90,4 89,482,9

90,0

Page 72: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

54

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

II. Sedangkan pencapaian Fe3 terendah adalah Puskesmas Kintamani II yaitu sebesar

75,9%. Dari sasaran ibu hamil sebanyak 3.686 orang, diketahui bahwa dari 98% ibu

hamil yang ditargetkan mendapat 90 tablet Fe, hanya 90,0% yang mendapatkan 90

tablet Fe. Masih rendahnya cakupan Fe3 di Kabupaten Bangli dari sisi ibu hamilnya

karena rasa tablet Fe yang menimbulkan efek mual dan muntah. Dari sisi metode, ada

Puskesmas dalam penentuan sasaran belum menggunakan data sasaran yang tepat,

sinkronisasi data kurang dan pemberian tablet tambah Fe sejenis yang didapat di RS,

BPS dan dokter praktek swasta belum tercatat.

7. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan

Komplikasi Kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,

dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung,

termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam nyawa ibu dan

atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma atau kecelakaan. Diperkirakan 20%

kehamilan akan mengalami komplikasi sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk

penanganan komplikasi tersebut sehingga kematian ibu dan bayi dapat dicegah.

Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan

puskesmas, ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (risti) dan memerlukan pelayanan

kesehatan, karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus

tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai.

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani dalam beberapa tahun terakhir dapat

dilihat pada gambar berikut :

Gambar 38. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan

di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

70,564,8

59,7

51,1 52,8

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2015 2016 2017 2018 2019

Page 73: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

55

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Persentase penanganan komplikasi kebidanan dalam lima tahun terakhir

cenderung berfluktuasi, persentase tertinggi mencapai 70,5% pada tahun 2015 dan

terendah 51,1% pada tahun 2018. Cakupan komplikasi kebidanan dihitung dengan

jumlah komplikasi yang ditangani dibagi jumlah sasaran ibu hamil risti dikalikan

100%, dimana angka capaian sebesar 52,8% pada tahun 2019, sementara target

program yang ditetapkan adalah sebesar 80%. Padahal kenyataan di lapangan, semua

ibu hamil dengan komplikasi kebidanan mendapat penanganan medis. Rendahnya

cakupan ini dikarenakan oleh sasaran ibu hamil yang ditetapkan cukup tinggi, dimana

sasaran ibu hamil risti adalah 20% dari sasaran ibu hamil, dengan kata lain

diperkirakan 20% dari ibu hamil mengalami komplikasi kebidanan. Adapun cakupan

komplikasi kebidanan yang ditangani menurut puskesmas di Kabupaten Bangli adalah

sebagai berikut :

Gambar 39. Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Pada gambar di atas memperlihatkan cakupan penanganan komplikasi

kebidanan menurut Puskesmas tahun 2019, ada tiga puskesmas yang cakupannya

melampaui target program (80%), yaitu Puskesmas Tembuku I sebesar 127,1%,

Puskesmas Kintamani I sebesar 82,9% dan Puskesmas Tembuku II sebsar 81,5%,

sedangkan yang paling rendah terjadi di Puskesmas Kintamani V yaitu hanya sebesar

12,9 %. Hal ini dikarenakan masih rendahnya pemantauan wilayah setempat, sehingga

deteksi risti belum terpantau secara maksimal. Yang perlu mendapatkan perhatian

bersama terutama pemegang program, untuk puskesmas yang capaiannya masih

dibawah target, agar diberikan perhatian khusus agar penanganan komplikasi

kebidanan terus meningkat, sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu.

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

37,650,1

127,1

81,5

17,8 23,4

82,971,8

44,8

25,212,9

50,9 52,8

Page 74: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

56

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

8. Persentase Peserta KB Aktif

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan

Sistem Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program keluarga berencana (KB)

adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur

kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi

untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

KB juga merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan

ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan.

Pelayanan KB meliputi penyediaan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi keluarga

untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa

tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak.

Peserta KB Aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini

menggunakan salah satu alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. Cakupan Peserta

KB Aktif di Kabupaten Bangli dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 dapat dilihat

pada gambar dibawa ini :

Gambar 40. Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Pencapaian cakupan peserta KB aktif selama periode Tahun 2015-2019 di

Kabupaten Bangli cenderung berfluktuasi dengan capaian tertinggi pada tahun 2018

sebesar 95,3% dan capaian terendah pada tahun 2017 sebesar 82,2 %. Namun angka

91,6

89

82,2

95,3

86,5

75

80

85

90

95

100

2015 2016 2017 2018 2019

Page 75: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

57

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

ini sudah melampaui target program yaitu sebesar 70%. Berikut adalah cakupan

peserta KB aktif per puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 :

Gambar 41. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Puskesmas

di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, cakupan peserta KB aktif tertinggi adalah di

wilayah Puskesmas Kintamani III yaitu sebesar 103,0%, dan terendah adalah di

wilayah Puskesmas Kintamani VI yaitu sebesar 66,5%. Sedangkan persentase KB

aktif menurut jenis kontrasepsi di Kabupaten Bangli tahun 2019 diuraikan pada

gambar berikut :

Gambar 42. Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi

di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar diatas cakupan akseptor terendah adalah akseptor MOP

yang hanya mencapai 1,1% dari cakupan KB aktif dan yang tertinggi adalah AKDR

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

74,9

92,3 89,3 87,494,5 95,6

84,191,2

103,094,6

75,366,5

86,5

1,3

41

7,4

42,5

1,13,6 3,1

Kondom Suntik Pil AKDR MOP MOW Implan

Page 76: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

58

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

sebesar 42,5%, namun masih perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan cakupan

metode kontrasepsi jangka panjang seperti AKDR, Implan, MOP dan MOW, Dinas

Kesehatan bekerjasama dengan BKKBN telah melaksanakan kegiatan pelayanan KB

gratis khusus untuk metode kontrasepsi jangka panjang

9. Persentase Peserta KB Pasca Persalinan

KB Pasca Persalinan merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan

menggunakan alat dan obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan 42

hari/ 6 minggu setelah melahirkan. Peningkatan pelayanan KB Pasca Persalinan

sangat mendukung tujuan pembangunan kesehatan dan hal ini juga ditunjang dengan

banyaknya calon peserta KB baru (Ibu hamil dan bersalin) yang sudah pernah kontak

dengan tenaga kesehatan. Seorang ibu yang baru melahirkan bayi biasanya lebih

mudah untuk diajak menggunakan kontrasepsi, sehingga waktu setelah melahirkan

adalah waktu yang paling tepat untuk mengajak ibu menggunakan kontrasepsi.

Adapun peserta KB pasca salin pada tahun 2019 adalah sebanyak 1.168 orang dari

3.519 ibu bersalin atau sebesar 33,2%, meningkat dari tahun 2018 dengan cakupan

sebesar 19,9%. Berikut merupakan cakupan KB pasca persalinan menurut puskesmas

di Kabupaten Bangli :

Gambar 43. Cakupan Peserta KB Pasca Persalinan

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas, cakupan peserta KB pasca persalinan paling

tinggi adalah Puskesmas Susut II yaitu 78,9% dan capaian terendah adalah di wilayah

Puskesmas Kintamani IV yaitu sebesar 0%. Untuk meningkatkan capaian KB pasca

0,010,020,030,040,050,060,070,080,0

18,1

45,8

23,0

4,913,0

78,9

16,2

38,5

69,5

0,0

40,2

69,2

33,2

Page 77: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

59

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

persalinan diperlukan upaya promosi kesehatan tentang pentingnya program KB

dalam mengatur jarak dan jumlah kehamilan sehingga anak mampu bertumbuh

kembang secara optimal, dimana anak mendapatkan cukup ASI selama 2 tahun atau

pada 1000 hari pertama kehidupan, serta perencanaan masa depan dan pendidikan

yang baik. Selain itu, penggunaan kontrasepsi pada ibu dapat menurunkan risiko

radang panggul pada ibu akibat persalinan yang sering dan jarak yang terlalu dekat.

B. Kesehatan Anak

1. Jumlah dan Angka Kematian Neonatal per-1.000 Kelahiran Hidup

Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia sampai dengan

28 hari tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau bunuh diri.

Angka Kematian Neonatal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu

bulan atau 28 hari per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Kematian

neonatal umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir yang

diperoleh dari masa konsepsi sampai dengan proses persalinan. Oleh karena itu

program-program pelayanan antenatal perlu dioptimalkan, seperti program pemberian

tablet Fe3 pada ibu hamil, pemberian imunisasi Td pada ibu hamil, dan eliminasi

penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak.

Jumlah kematian neonatal di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 sebanyak 28

kasus atau 8,6 per 1.000 Kelahiran Hidup. Jumlah ini mengalami peningkatan dari

tahun 2018 yang sebanyak 17 kasus atau 5,2 per 1.000 Kelahiran Hidup. Berikut

merupakan gambaran angka kematian neonatal selama lima tahun terakhir:

Gambar 44. Angka Kematian Neonatal Per 1.000 Kelahiran Hidup

di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

4,3

6,9

3,7

5,2

8,6

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2015 2016 2017 2018 2019

Page 78: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

60

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, dalam dua tahun berturut-turut angka kematian

neonatal di Kabupaten Bangli mengalami peningkatan dari tahun 2017 dengan angka

kematian sebesat 3,7 per 1.000 kelahiran hidup meningkat menjadi 5,2 per 1.000

kelahiran hidup pada tahun 2018, dan kembali meningkat menjadi 8,6 per 1.000

kelahiran hidup pada tahun 2019. Adapun jumlah kematian neonatal menurut

puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Gambar 45. Jumlah Kematian Neonatal Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, jumlah kematian neonatal tertinggi adalah di

wilayah kerja Puskesmas Susut II yaitu sebanyak 5 kasus dan terendah di wilayah

Puskesmas Bangli, Puskesmas Kintamani II dan Puskesmas Kintamani V yaitu 0 kasus

atau tidak ada kasus kematian neonatal. Meskipun angka kematian ini tergolong

rendah, tetap perlu dilakukan upaya penceghan atau penurunan angka kematian

neonatal melalui upaya promosi kesehatan kepada ibu hamil dan pasangan usia subur

untuk lebih mempersiapkan kehamilannya sehingga upaya pencegahan dapat

dilakukan sejak awal. Adapun penyebab kematian neonatal pada tahun 2019 adalah

sebanyak 11 kasus disebabkan oleh kelainan bawaan, sebanyak 9 kasus disebabkan

oleh BBLR, sebanyak 5 kasus disebabkan oleh asfiksia, dan sebanyak 3 kasus

disebabkan oleh penyebab lain.

2. Angka Kematian Bayi dan Balita per 1.000 Kelahiran Hidup

Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 0-11 bulan

(termasuk neonatal) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau

bunuh diri. Angka Kematian Bayi adalah angka yang menunjukkan banyaknya

0

1

1

2

2

3

3

4

4

5

5

0

4

3 3

4

5

4

0

3

1

0

1

Page 79: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

61

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

kematian bayi usia 0-11 bulan dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu

atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia

satu tahun (dinyatakan dengan per seribu kelahiran hidup). Angka kematian bayi

merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan

masyarakat. AKB tidak hanya mencerminkan besarnya masalah kesehatan berkaitan

dengan penyakit diare, ISPA, masalah gizi dan penyakit infeksi lainnya tetapi juga

berhubungan dengan tingkat kesehatan ibu, gizi keluarga, tingkat pendidikan ibu, serta

pendapatan dan sosial ekonomi keluarga. Gambaran perkembangan angka kematian

bayi di Kabupaten Bangli dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 46. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH

di Kabupaten Bangli Tahun 2010 – 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bangli pada periode tahun 2010-2019

berada dibawah target masksimal yaitu 23 per 1.000 KH, tercatat pada dua tahun

terakhir mengalami peningkatan secara berturut-turut yaitu pada tahun 2018 sebesar

8,0 per 1.000 KH meningkat dari tahun 2017 dengan AKB sebesar 7,0 per 1.000 KH,

kembali meningkat pada tahun 2019 dengan AKB sebesar 11,0 per 1.000 KH. Apabila

dilihat dari periode 2010-2019 cenderung berfluktuasi dan secara trend sedikit

menurun. Terlihat pada gambar grafik di atas tahun 2010 AKB sebesar 11,5 per 1000

KH hingga tahun 2019 menjadi 11,0 per 1000 KH. Adapun jumlah kematian bayi

menurut puskesmas di kabupaten Bangli pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :

11,513,2

7,710,2

11,7

7,58,6

7,08,0

11,0

23

0

5

10

15

20

25

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

AKB Target

Page 80: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

62

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 47. Jumlah Kematian Bayi Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Kematian Bayi tertinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kintamani I

sebanyak 7 kasus kematian bayi dan terendah di wilayah Puskesmas Bangli dan

Kintamani V. Dalam hal ini, kesehatan ibu waktu hamil sangat berperanan terhadap

besarnya angka kematian bayi. Gangguan perinatal adalah salah satu dari sekian faktor

yang mempengaruhi kondisi kesehatan ibu selama hamil sedangkan gangguan

pernafasan kemungkinan besar disebabkan reflek yang kurang baik dan berhubungan

dengan perkembangan fungsi dan organ janin yang kurang sempurna, hal-hal tersebut

juga berhubungan dengan kesehatan ibu selama hamil serta asfiksia pada penanganan

proses persalinan.

Sedangkan kematian Balita adalah kematian yang terjadi pada bayi/anak usia

0 - 59 bulan (bayi dan anak balita) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana,

cedera atau bunuh diri. Angka kematian balita adalah angka yang menunjukkan

banyaknya kematian balita (umur 0-5 tahun) dari setiap 1.000 kelahiran hidup. Angka

kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan anak balita pada pelayanan

kesehatan ibu dan anak (KIA) atau posyandu. Dan faktor-faktor lain yang berpengaruh

terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.

Berikut merupakan gambaran perkembangan angka kematian balita di Kabupaten

Bangli dalam perode sepuluh tahun terakhir:

0

1

2

3

4

5

6

7

0

4

3 3

6

5

7

3 3

1

0

1

Page 81: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

63

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 48. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 KH

di Kabupaten BangliTahun 2010 – 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Angka Kematian Balita di Kabupaten Bangli periode tahun 2010-2019 masih

dibawah target maksimal, meskipun AKABA pada dua tahun terakhir mengalami

peningkatan secara berturut-turut yaitu pada tahun 2018 sebesar 9,8 per 1000 KH

mengalami peningkatan dari tahun 2017 dengan AKABA 8,9 per 1.000 KH, dan

kembali meningkat pada tahun 2019 menjadi 11,3 per 1.000 KH. Apabila dilihat dari

periode tahun 2010-2019 AKABA secara trend pada gambar grafik di atas, AKABA

cenderung mengalami penurunan yaitu dari tahun 2010 sebesar 13,2 per 1.000 KH

menjadi 11,3 per 1.000 KH pada tahun 2019. Berikut ini adalah jumlah kematian balita

per puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 :

Gambar 49. Jumlah Kematian Balita Menurut Puskesmas

di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

13,2 14,0

9,411,3

13,0

8,4 9,2 8,99,8

11,3

23

0

5

10

15

20

25

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

AKABA Target

0

1

2

3

4

5

6

7

0

4

3 3

6 6

7

3 3

1

0

1

Page 82: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

64

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, AKABA tertinggi adalah di wilayah Puskesmas

Kintamani I yaitu 7 kasus kematian balita dan terendah adalah di wilayah Puskesmas

Bangli dan Puskesmas Kintamani V yaitu tidak ada kematian balita yang dilaporkan.

3. Penanganan Komplikasi pada Neonatal

Neonatus adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari. Pada masa

tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim dan terjadi

pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi hingga usia kurang satu bulan

merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan

berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa

berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada

kelompok ini di antaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan

oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan

kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru.

Jenis - jenis komplikasi neonatal yaitu asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis,

trauma lahir, BBLR, sindrom gangguan pernafasan dan kelainan neonatal.

Penanganan neonatus dengan komplikasi dapat dilakukan oleh perawat, bidan dan

dokter baik yang berada di Polides, Puskemas Pembantu, Puskemas dan Rumah Sakit.

Adapun cakupan Penanganan komplikasi neontal dalam beberapa tahun terakhir

adalah sebagai berikut :

Gambar 50. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal

di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Selama periode lima tahun terakhir (2015-2019) persentase penanganan

komplikasi neonatal tertinggi dicapai pada tahun 2014 sebesar 73,5 % dan pencapaian

50,1 50,9

39,6 40,1 40,7

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

2015 2016 2017 2018 2019

Page 83: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

65

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

terendah pada tahun 2017 sebesar 39,6%. Sama halnya dengan komplikasi kebidanan,

komplikasi neonatal yang ditangani pada tahun 2018 sebesar 40,1% yang jauh

dibawah target yang ditetapkan program yaitu 80%. Ini dikarenakan penetapan sasaran

yang cukup tinggi dibandingkan dengan kenyataan riil di lapangan. Berikut ini adalah

persentase pencapaian penanganan komplikasi neonatal menurut puskesmas se-

Kabupaten Bangli :

Gambar 51. Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Pada tahun 2018 cakupan penanganan komplikasi neonatal tertinggi adalah di

Puskesmas Bangli yaitu 82,7% dan terendah di Puskesmas Kintamani V sebesar

12,9%. Hal ini dikarenakan pemantauan wilayah setempat mengenai komplikasi pada

neonatus belum maksimal karena masih ada kasus komplikasi yang tidak terlaporkan

oleh bidan koordinator wilayah sehingga mempengaruhi capaian target.

4. Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah

Menurut WHO, bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Penyebab BBLR ini dipengaruhi oleh

bebrapa faktor antara lain faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu meliputi berat badan

sebelum hamil rendah, penambahan berat badan yang tidak adekuat selama kehamilan,

malnutrisi, riwayat kehamilan dengan berat badan lahir rendah, tinggi badan yang

kurang, paritas yang tinggi, anemia, infeksi pada ibu selama kehamilan, sosial

ekonomi rendah dan stres maternal. Faktor janin dan plasenta yang dapat

menyebabkan BBLR antara lain kehamilan ganda, hidroamnion dan cacat bawaan.

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

88,8

52,1

66,9

33,0 34,438,9

31,7 29,1

40,5

3,410,0

56,8

40,7

Page 84: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

66

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Status pelayanan antenatal (frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal, tenaga

kesehatan tempat periksa hamil dan umur saat pertama kali pemeriksaan kehamilan)

juga dapat berisiko melahirkan BBLR.

Gambar 52. Persentase Bayi Berat Badan Lahir Rendah

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, puskesmas dengan persentase BBLR tertinggi

adalah Puskesmas Susut I yaitu sebesar 6,1% dan terendah adalah Puskesmas

Kintamani IV dan Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 0%. Tingginya persentse

BBLR di beberapa puskesmas berbanding lurus dengan rendahnya cakupan K1 dan

K4, dimana apabila ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur, kejadian

BBLR dapat dicegah dengan pemeriksaan antenatal yang adekuat.

5. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1) dan KN Lengkap

Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko

gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi

risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal tiga kali, yaitu

pada 6 jam – 48 jam setelah lahir; pada hari ke 3-7 hari, dan hari ke 8 – 28 hari. Dalam

melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan di samping melaksanakan

pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.

Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi,

pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa

perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi); pemberian vitamin K;

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

3,7

5,4 5,4

2,7

6,1

4,1

5,14,4

3,9

0,0 0,0

3,4 3,8

Page 85: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

67

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di

rumah menggunakan buku KIA.

Cakupan kunjungan neonatal (KN1) pada tahun 2019 adalah sebesar 100%,

meningkat dari tahun 2018 yang capaiannya sebesar 99,9%. Adapun cakupan KN1

menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Gambar 53. Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN1)

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas cakupan KN1 sudah mencapai 100%, ini artinya

semua bayi berumur 6-48 jam sudah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.

Sedangkan untuk kunjungan neonatal lengkap (KN3) pada tahun 2019 adalah sebesar

95,2%, menurun dari tahun 2018 yang capaiannya sebesar 100,3%. Berikut

merupakan capaian KN3 dalam beberapa tahun terakhir

Gambar 54. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3)

di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

0102030405060708090

100

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

94,6

96,1

91,8

100,3

95,2

86

88

90

92

94

96

98

100

102

2015 2016 2017 2018 2019

Page 86: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

68

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, persentase KN3 tertinggi selama periode 2015-

2019 adalah pada tahun 2018 mencapai 100,3% dan cakupan terendah pada tahun

2017 yang hanya mencapai 91,8% yaitu masih di bawah target program yang

ditetapkan sebesar 95%. Cakupan KN3 yang dibawah target dikarenakan penetapan

sasaran bayi yang cukup tinggi dari pusdatin dengan kenyataan riil yang ada. Cakupan

kunjungan neonatal (KN3) oleh tenaga kesehatan menurut puskesmas dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 55. Persentase Kunjungan Neonatal (KN3)

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Puskesmas dengan persentase kunjungan neonatus lengkap (KN3) tertinggi

pada tahun 2019 adalah Puskesmas Bangli yaitu sebesar 99,4% dan terendah adalah

Puskesmas Tembuku I sebesar 92,1%. Cakupan Kunjungan Neonatus dipengaruhi

oleh persalinan nakes, semakin rendah persalinan nakes maka kemungkinan

kunjungan neonatus juga rendah. Selain itu cakupan yang rendah dikarenakan

kunjungan neonatus yang tidak sesuai standar yaitu minimal tiga kali kunjungan.

6. Persentase Bayi Diberi ASI Eksklusif

Cara pemberian makaan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui

secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui

anak sampai umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapatkan makanan

pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.

Menyusui secara eksklusif menurut WHO adalah tidak memberikan bayi makanan dan

minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan, vitamin atau

mineral tetes dan ASI perah). WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif

88,0

90,0

92,0

94,0

96,0

98,0

100,099,4

94,3

92,1

97,7

94,5

96,6

93,792,6

95,694,9

94,3

98,3

95,2

Page 87: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

69

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

sampai bayi berumur 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai anak berumur 2

tahun. Capaian Asi eksklusif Kabupaten Bangli pada tahun 2019 adalah sebesar

70,3%, menurun dari tahun 2018 yang capaiannya sebesar 75,9%. Berikut merupakan

capaian ASI eksklusif menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019.

Gambar 56. Persentase ASI Eksklusif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Puskesmas dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi adalah Puskesmas

Kintamani II yaitu mencapai 90,2%, sedangkan terendah adalah Puskesmas Susut I

hanya sebesar 59,9%. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya capaian

ASI eksklusif diantaranya adalah masih rendahnya pengetahuan orang tua dan

keluarga tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif pada bayi sampai dengan usia 6

bulan, kurangnya dukungan dari keluarga, kesibukan para ibu menyusui di luar rumah

dan rendahnya pengetahuan tentang ASI perah.

7. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh

tenaga kesehatan (dokter, bidan dan perawat) minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu

kali pada umur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9

bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi

imunisasi dasar (BCG, DPT / HB1-3, Polio 1-4 dan campak), stimulasi deteksi

intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan perawatan kesehatan

bayi. Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi

memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan

atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

100,0

60,467,2 70,2

77,1

59,967,0 64,6

90,2

73,3 75,570,5

75,670,3

Page 88: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

70

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

kualitas hidup bayi. Cakupan kunjungan bayi dalam beberapa tahun terakhir adalah

sebagai berikut :

Gambar 57. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi

di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Pencapaian pelayanan kesehatan bayi pada periode tahun 2015-2019 tertinggi

mencapai 111,0% pada tahun 2019 dan terendah pada tahun 2017 mencapai 99,9%.

Sedangkan capaian menurut puskesmas di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 adalah

sebagai berikut :

Gambar 58. Persentase Pelayanan Kesehatan Bayi

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Cakupan pelayanan kesehatan bayi terendah pada tahun 2019 adalah di

wilayah kerja Puskesmas Kintamani VI yang hanya sebesar 90,5%. Rendahnya

kesadaran masyarakat dalam memeriksakan kesehatan bayinya minimal empat kali

105,6

102,3

99,9

110,3111,0

94

96

98

100

102

104

106

108

110

112

2015 2016 2017 2018 2019

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

180,0

110,8111,897,2 93,5 96,2

133,7122,8

95,4

116,0

167,5

111,1

90,5

111,0

Page 89: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

71

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

dalam setahun menyebabkan capaian di beberapa puskesmas masih rendah sehingga

perlunya peningkatan pemberdayaan masyarakat.

8. Persentase Desa/ Kelurahan UCI

Desa/kelurahan UCI (Universal Child Immunization) adalah desa/kelurahan

dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi

dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Adapaun Capaian desa/ kelurahan UCI pada

tahun 2019 adalah 100%, sama halnya denga tahun 2018 yang pencapaian desa/

kelurahan Uci sebesar 100%. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan dalam bentuk

gambar capaian UCI menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019, adalah

sebagai berikut :

Gambar 59. Persentase Desa/ Kelurahan UCI Per Puskesmas

di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan tabel di atas sudah semua puskesmas mencapai target Desa UCI

100% artinya semua desa telah mencapai imunisasi dasar lengkap di atas 80%.

9. Cakupan Imunisasi Campak/ MR pada Bayi

Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan imunisasi, campak

adalah penyebab utama kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak

merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. Indonesia

berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak (measles) dan pengendalian

penyakit Rubella (Congenital Rubella Syndrome) pada tahun 2020. Dimana penyakit

ini dapat dicegah dengan vaksin Measles Rubella (MR). Imunisasi dengan vaksin MR

diberikan pada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama masa

kampanye. Imunisasi MR masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin segera setelah masa

kampanye berakhir, diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan anak kelas 1

SD/sederajat tanpa dipungut biaya.

020406080

100

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Page 90: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

72

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Untuk dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit campak dan rubella

maka diperlukan cakupan imunisasi minimal 95%. Dengan cakupan imunisasi MR

yang tinggi pada sasaran usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun ini juga

dapat melindungi kelompok usia yang lebih besar termasuk ibu hamil agar tidak

tertular virus Rubella, karena sekitar 80% sirkulasi virus campak dan rubella terjadi

pada usia tersebut.

Capaian imunisasi campak/ MR pada bayi tahun 2019 sebesar 105,2%,

meningkat dari tahun 2018 yang capaiannya sebesar 103,4%. Berikut merupakan

cakupan imunisasi Campak/ MR pada bayi menurut puskesmas di Kabupaten Bangli

Tahun 2018 :

Gambar 60. Cakupan Imunisasi Campak/ MR Pada Bayi

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas capaian imunisasi campak/MR tertinggi adalah di

Puskesmas Bangli sebesar 148,4% dan terendah adalah di wilayah Puskesmas Bangli

Utara yaitu sebesar 86,6%., namun secara total kabupaten sudah mencapai di atas

100%.

10. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita

Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11

bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan

kapsul vitamin A 200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI,

sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pada bayi (6-

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0 148,4

86,6

122,4

98,9 99,7112,6

96,5 96,7

114,9

95,8 98,0 99,5105,2

Page 91: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

73

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

11 bulan) diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus; dan anak balita

enam bulan sekali, yang diberikan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus.

Sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas diharapkan dapat dilakukan

terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu nifas atau dapat pula diberikan di luar

pelayanan tersebut selama ibu nifas belum mendapatkan kapsul vitamin A.

Cakupan pemberian vitamin A pada balita (6-59 bulan) di Kabupaten Bangli

tahun 2019 adalah sebesar 99,8%, masih sama dengan capaian tahun 2018 yaitu

sebesar 99,8%. Berikut capaian pemberian vitamin A balita menurut puskesmas tahun

2019 :

Gambar 61. Persentase Pemberian Vitamin A pada Balita (6-59 bulan)

Menurut Puskesmas Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar diatas, puskesmas dengan pencapaian pemberian vitamin

A pada balita terendah adalah Puskesmas Susut II yaitu sebesar 99,0% dan sebanyak

tujuh puskesmas cakupannya sudah mencapai 100%.

11. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita

Pelayanan kesehatan balita adalah pelayanan kesehatan balita berusia 0-59

bulan sesuai standar meliputi pelayanan kesehatan balita sehat dan pelayanan

kesehatan balita sakit. Pelayanan kesehatan balita sehat adalah pelayanan pemantauan

pertumbuhan dan perkembangan menggunakan buku KIA dan skrining tumbuh

kembang, meliputi pelayanan kesehatan balita usia 0 -11 bulan, pelayanan kesehatan

98,4

98,6

98,8

99,0

99,2

99,4

99,6

99,8

100,0

99,3

100,0100,0100,099,9

99,0

100,0

99,3

99,7

100,0100,0100,0

99,8

Page 92: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

74

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

balita usia 12-23 bulan dan pelayanan kesehatan balita usia 24-59 bulan. Sedangkan

pelayanan kesehatan balita sakit adalah pelayanan balita menggunakan pendekatan

manajemen terpadu balita sakit (MTBS). Adapun ketentuan perhitungan cakupan

pelayanan kesehatan balita dalam profil ini antara lain:

- Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di akhir tahun berjalan, tidak di hitung

sebagai cakupan. Perhitungan balita usia 0-11 bulan dilakukan setelah balita

berulang tahun yang pertama (balita genap berusia 1 tahun/12 bulan).

- Balita yang belum mencapai usia 24 bulan di akhir tahun berjalan tidak di hitung

sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan. Perhitungan dilakukan setelah balita

berulang tahun yang kedua (balita genap berusia 2 tahun/24 bulan).

- Balita yang belum mencapai usia 36 bulan, di akhir tahun berjalan tidak di hitung

sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan. Perhitungan di lakukan setelah balita

berulang tahun yang ketiga (balita genap berusia 3 tahun/36 bulan). Berikut

merupakan gambaran cakupan pelayanan kesehatan balita di Kabupaten Bangli

beberapa tahun terakhir :

Gambar 62. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita

di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Pada tahun 2019 cakupan pelayanan kesehatan balita sebesar 104,5%

menurun dari tahun 2018 yang sebesar 110,3% dan capaian terendah pada periode

lima tahun terakhir adalah pada tahun 2017 yang hanya mencapai 83,5%. Adapun

cakupan pelayanan kesehatan balita tahun 2019 menurut puskesmas dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.

103,5

86,4 83,5

110,3104,5

0

20

40

60

80

100

120

2015 2016 2017 2018 2019

Page 93: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

75

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 63. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Puskesmas dengan presentase cakupan pelayanan kesehatan balita yang masih

rendah adalah Puskesmas Kintamani VI sebesar 77,0%. Banyaknya balita yang tidak

melakukan kunjungan pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun,

sehingga mempengaruhi cakupan kunjungan anak balita. Hal ini dikarenakan masih

rendahnya kesadaran keluarga terutama orang tua untuk membawa anaknya ke

posyandu atau pelayanan kesehatan setelah selesai jadwal imunisasi. Upaya

pemecahan masalah kedepannya adalah dengan kerjasama lintas sektoral untuk lebih

mengaktifkan lagi posyandu untuk dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat.

12. Persentase Balita Ditimbang

Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui

adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk mengetahui

pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan sangat diperlukan.

Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti Posyandu, Polindes,

Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain. Pada Riskesdas 2018,

informasi tentang pemantauan pertumbuhan anak diperoleh dari frekuensi

penimbangan anak umur 6-59 bulan selama enam bulan terakhir. Idealnya dalam enam

bulan anak balita ditimbang minimal enam kali. Sedangkan untuk status gizi anak

balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel BB

dan TB/PB anak balita disajikan dalam bentuk tiga indeks antropometri, yaitu BB/U,

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

89,3 94,2 94,5

132,8146,3

103,3 99,3

124,7

88,7100,0100,0

77,0

104,5

Page 94: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

76

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

TB/U, dan BB/TB. Untuk menilai status gizi anak balita, maka angka berat badan dan

tinggi badan setiap anak balitadikonversikan ke dalam nilai terstandar (Zscore)

menggunakan baku antropometri anak balita WHO 2005.

Cakupan Penimbangan Balita (D/S) merupakan persentase jumlah balita (anak

usia 0-59 bulan) yang ditimbang berat badannya di sarana kesehatan termasuk di

posyandu dan tempat penimbangan lainnya dibagi dengan Jumlah balita yang berasal

dari seluruh posyandu yang melapor disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Cakuapan D/S pada tahun 2019 adalah sebesar 80,9%, meningkat dari tahun 2018

yang capaiannya sebesar 80,5%. Berikut merupakan cakupan D/S per puskesmas di

Kabupaten Bangli tahun 2019 :

Gambar 64. Persentase Penimbangan Balita (D/S) Menurut Puskesmas

di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Puskesmas dengan Cakupan D/S tertinggi adalah Puskesmas Kintamani IV

yaitu sebesar 91,8% dan terendah adalah Puskesmas Kintamani I yang hanya

mencapai 75,1%. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan rendahnya D/S paling

banyak disebabkan karena rendahnya kesadaran orang tua balita untuk mengajak

balitanya ke Posyandu, karena beranggapan setelah mendapat imunisasi lengkap balita

sudah mulai jarang dibawa ke Posyandu ditambah kesibukan orang tua bekerja

disamping karena sebagian medan yang sulit menuju Posyandu. Perlunya tenaga

promosi kesehatan di Puskesmas untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat agar

pemanfaatan terhadap Posyandu dan sarana kesehatan lainnya dapat ditingkatkan

sehingga cakupan D/S akan meningkat.

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

90,0

100,0

79,6 78,286,4 82,9 80,0

75,9 75,1

86,679,2

91,8

78,3 80,4 80,9

Page 95: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

77

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

13. Persentase Balita Gizi Kurang (BB/Umur), Pendek (TB/Umur), dan Kurus

(BB/TB)

Status gizi balita dinilai berdasarkan 3 indeks, yaitu berat badan menurut umur

(BB/Umur), tinggi badan menurut umur (TB/Umur), dan berat badan menurut tinggi

badan (BB/TB). Balita Gizi Kurang adalah status gizi yang didasarkan pada indeks

berat badan menurut umur (BB/U) yang merupakan gabungan dari istilah gizi buruk

dan gizi kurang dengan Z score < -2 standar deviasi. Balita pendek adalah status gizi

yang didasarkan pada indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) yang merupakan

gabungan dari istilah sangat pendek dan pendek dengan Z score < -2 standar deviasi.

Sedangkan balita kurus adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan

menurut tinggi badan (BB/TB) yang merupakan gabungan dari istilah sangat kurus

dan kurus dengan Z score < -2 standar deviasi. Berikut merupakan persentase balita

gizi kurang, balita pendek dan balita kurus di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 :

Gambar 65. Persentase Balita Gizi Kurang, Balita Pendek dan Balita Kurus

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, persentase balita pendek cukup tinggi

dibandingkan persentase balita gizi kurang dan kurus, dengan persentase balita pendek

dan balita kurus tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Kintamani IV sebesar 40,5%

dan 16,2% dari balita yang diukur tinggi badannya. Sedangkan persentase balita gizi

kurang tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Tembuku I yaitu sebesar 10% dari balita

yang ditimbang. Masalah balita pendek menggambarkan adanya masalah gizi kronis

yang dipengaruhi oleh kondisi ibu, masa janin dan masa bayi/balita termasuk penyakit

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

40,0

45,0

1,4

7,410,0

5,4 4,5 3,4

7,5 8,5

0,0 0,0

7,14,6 4,95,8

13,9

10,0

21,8

16,5

36,8

30,0

22,6

28,6

40,5

11,6

17,119,8

0,42,8

6,74,1 3,0

0,0

3,3

12,7

0,0

16,2

2,6 1,9 3,0

Gizi Kurang Pendek Kurus

Page 96: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

78

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

yang diderita selama masa balita. Seperti masalah gizi lainnya tidak hanya terkait

masalah kesehatan, namun kondisi lain yang secara tidak langsung dapat

mempengaruhi kesehatan.

14. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTs, dan 10

SMA/MA

Penjaringan kesehatan merupakan salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan

yang bertujuan untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki masalah kesehatan agar

segera mendapatkan penanganan sedini mungkin. Penjaringan kesehatan dilakukan

pada peserta didik kelas 1 SD/MI, kelas 7 SMP/MTs dan Kelas 10 SMA/SMK/MA

yang meliputi pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku)

pemeriksaan status gizi melalui pengukuran antropometri, pemeriksaan ketajaman

indera (penglihatan dan pendengaran), pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut,

pemeriksaan laboratorium untuk anemia dan kecacingan, dan pengukuran kebugaran

jasmani. Selain itu pada peserta didik di tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA juga

dilakukan skrining melalui kuisioner mengenai keadaan kesehatan umum, kesehatan

mental remaja, intelegensia dan reproduksi melalui self assessment serta bahan

edukasi/konseling. Berikut merupakan gambaran capaian penjaringan pada siswa

didik kelas 1 SD/MI menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 :

Gambar 66. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI

Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, beberapa puskesmas sudah mencapai 100% untuk

penjaringan siswa kelas 1 SD/MI, dan capaian terendah adalah di Puskesmas

96,5

97,0

97,5

98,0

98,5

99,0

99,5

100,0

100,0100,0

98,6

100,099,7

100,0

98,5

97,8

100,0100,0100,0

98,2

99,4

Page 97: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

79

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Kintamani II yaitu 97,8%. Untuk cakupan penjaringan kesehatan pada siswa kelas 7

SMP/MTs menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli adalah sebagai berikut :

Gambar 67. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SMP/MTs

Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, beberapa puskesmas sudah mencapai 100% untuk

cakupan penjaringan kesehatan pada siswa kelas 1 SMP/MTs dan capaian terendah

adalah Puskesmas Kintamani II yaitu 96,6%. Sedangkan capaian penjaringan

kesehatan untuk siswa kelas 10 SMA/MA menurut puskesmas di Kabupaten Bangli

adalah sebagai berikut :

Gambar 68. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 SMA/MA

Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

94,0

95,0

96,0

97,0

98,0

99,0

100,0

100,0100,0

98,8

100,0

99,1

100,0100,0

96,6

100,0100,0100,0

97,3

99,5

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

100,0 84,8

100,0 96,6

0,0 0,0

100,0

0,0

94,8100,0

0,0

100,095,6 95,7

Page 98: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

80

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, beberapa puskesmas sudah mencapai 100% dalam

penjaringan kesehatan siswa kelas 10 SMA/MA, dan terendah adalah 84,8% di

wilayah Puskesmas Bangli. Untuk puskesmas yang capaiannya pada gambar 0%, ini

dikarenakan di wilayah kerja puskesmas tersebut tidak terdapat sekolah setingkat

SMA/MA.

15. Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar

Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai

standar. Pelayanan kesehatan usia pendidikan dasar adalah penjaringan kesehatan

yang diberikan kepada anak usia pendidikan dasar, minimal satu kali pada kelas 1 dan

kelas 7 yang dilakukan oleh Puskesmas. Standar pelayanan penjaringan kesehatan

adalah pelayanan yang meliputi penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda

klinis anemia), tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan napas), kesehatan gigi

dan mulut, ketajaman indera penglihatan dengan poster snellen, penilaian ketajaman

indera pendengaran dengan garpu tala.

Semua anak usia pendidikan dasar di wilayah kabupaten/kota adalah semua

peserta didik kelas 1 dan kelas 7 di satuan pendidikan dasar yang berada di wilayah

kabupaten/kota. Capaian pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar menurut

puskesmas di kabupaten Bangli pada tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Gambar 69. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Usia Pendidikan Dasar

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, cakupan pelayanan kesehatan pada usia

pendidikan dasar tertinggi adalah 100% yaitu di wilayah kerja Puskesmas Bangli,

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

90,0

100,0

100,0 97,3 99,395,6

33,3

86,0

6,2

77,985,1

94,7

33,0

95,8

67,5

Page 99: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

81

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

sedangkan yang terendah adalah di wilayah Puskesmas Kintamani I yaitu sebesar

6,2%.

C. Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut

1. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Produktif

Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar dalam bentuk edukasi dan skrining kesehatan di wilayah

kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan kesehatan usia produktif sesuai

standar meliputi edukasi kesehatan termasuk keluarga berencana dan skrining faktor

risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular. Pelayanan skrining faktor risiko

pada usia produktif adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun

untuk penyakit menular dan tidak menular meliputi : pengukuran tinggi badan, berat

badan dan lingkar perut; pengukuran tekanan darah; pemeriksaan gula darah;

anamnesa perilaku berisiko; tindak lanjut hasil skrining kesehatan yang meliputi

melakukan rujukan jika diperlukan dan memberi penyuluhan kesehatan. Cakupan

pelayanan kesehatan usia produktif menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun

2019 adalah sebagai berikut :

Gambar 70. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Produktif

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, cakupan pelayanan kesehatan usia produktif

tertinggi adalah di wilayah kerja Puskesmas Susut I yaitu sebesar 79,7% dan terendah

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

33,4 34,3

61,4

42,5

79,7

57,3

33,7

65,6

49,944,1

19,0

65,9

48,5

Page 100: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

82

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

di wilayah kerja Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 19,0%. Rendahnya cakupan

pelayanan kesehatan usia produktif dikarenakan kesadaran masyarakat untuk

memeriksakan kesehatannya secara teratur ke fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk itu

usaha promosi kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran dan

pengetahuan masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kesehatan, serta lebih

mengaktifkan pos pembinaan terpadu yang sudah dibentuk di masing-masing desa.

2. Persentase Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (60+ tahun)

Pelayanan kesehatan usia lanjut adalah pelayanan kesehatan untuk warga

negara usia 60 tahun ke atas dalam bentuk edukasi dan skrining usia lanjut sesuai

standar pada satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun. Pelayanan edukasi

dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau UKBM dan/atau kunjungan

rumah. Pelayanan skrining faktor risiko pada usia lanjut yaitu pelayanan skrining yang

dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak

menular meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar perut; pengukuran

tekanan darah; pemeriksaan gula darah; pemeriksaan gangguan mental; pemeriksaan

gangguan kognitif; pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut. Cakupan pelayanan

kesehatan usia lanjut di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 sebesar 87,3%, meningkat

dari tahun 2018 yang capaiannya sebesar 47,4%. Berikut merupakan cakupan

pelayanan kesehatan usila per puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 :

Gambar 71. Persentase Pelayanan Kesehatan Usila

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

90,0

100,085,8

67,0

83,3

100,0 99,291,2

100,0100,0100,094,4

68,9

100,0

87,3

Page 101: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

83

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Puskesmas dengan cakupan pelayanan kesehatan usila tertinggi adalah

Puskesmas Tembuku II, Puskesmas Kintamani I, Puskesmas Kintamani II, dan

Puskesmas Kintamani III yaitu sudah mencapai 100% dan capaian terendah adalah

Puskesmas Bangli Utara yang hanya mencapai 67,0%. Rendahnya pencapaian di

beberapa Puskesmas dikarenakan oleh masih rendahnya pengetahuan lansia tentang

kesehatan, sehingga perlu dilakukan pendataan ulang lansia dan mengaktifkan

kembali posyandu lansia.

Page 102: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

84

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

BAB VII

PENGENDALIAN PENYAKIT

Gambaran tentang kondisi umum, potensi dan permasalahan pengendalian

penyakit dipaparkan berdasarkan hasil capaian program, kependudukan, sumber daya

dan perkembangan baru lainnya

A. Pengendalian Penyakit Menular langsung

Prioritas penyakit menular di Indonesia masih tertuju pada penyakit

HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung.

Disamping itu indonesia juga belum sepenuhnya berhasil mengendalikan penyakit

kusta, filariasis, leptospirosis, dan lain-lain. Angka kesakitan dan kematian yang

disebabkan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio,

campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik pada maternal maupun neonatal

sudah sangat menurun. Bahkan pada tahun 2014, Indonesia telah dinyatakan bebas

polio.

1. Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai

standar

Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-

paru. Penyakit ini bila tidak mendapat pengobatan dengan tuntas dapat menimbulkan

komplikasi berbahaya hingga kematian.Terduga tuberkulosis adalah seseorang yang

menunjukkan gejala batuk > 2 minggu disertai dengan penurunan badan, badan lemas

dan sering demam pada malam hari. Terduga tuberkulosis mendapat pelayanan

kesehatan sesuai standar dengan penegakan diagnosis tuberkulosis melalui

pemeriksaan bakteriologis dan klinis, dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya atau

di rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut serta dilakukan

pengobatan sesuai standar jika dinyatakan positif menderita penyakit tuberkulosis.

Pada tahun 2019 jumlah terduga tuberkulosis adalah 495 orang dan yang

mendapatkan pelayanan sesuai standar adalah 495 orang (100%). Adapun jumlah

terduga tuberkulosis menurut puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah

sebagai berikut :

Page 103: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

85

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 72. Jumlah Terduga Tuberkulosis Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas, jumlah terduga tuberkulosis tertinggi adalah di

wilayah kerja Puskesmas Susut I sebanyak 66 orang, sedangkan yang terendah adalah

di wilayah Puskesmas Bangli Utara yaitu sebanyak 21 orang. Semakin tinggi

penemuan kasus terduga tuberkulosis, maka semakin besar orang terdiagnosa penyakit

tuberkulosis, sehingga memperkecil terjadi penularan penyakit tuberkulosis di

masyarakat.

2. Case Notification Rate seluruh kasus TBC

Angka notifikasi semua kasus tuberkulosis (Case Notification Rate/CNR)

adalah jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di antara 100.000

penduduk yang ada di suatu wilayah tertentu. Angka notifikasi ini digunakan untuk

menunjukkan kecenderungan peningkatan atau penurunan penemuan kasus

tuberkulosis di suatu wilayah. Angka CNR kasus tuberkulosis di Kabupaten Bangli

tahun 2019 adalah sebesar 38,7 per 100.000 penduduk, meningkat dari tahun 2018

yang capaiannya sebesar 27,9 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan capaian

CNR di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir:

0

10

20

30

40

50

60

70

2621

56

40

66

58 58

45

27 26

3339

Page 104: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

86

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 73. Case Notification Rate Seluruh Kasus TBC

Di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015 – 2019

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas, CNR kasus tuberkulosis tertinggi pada tahun 2019

yaitu 38,7 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2015 yaitu sebesar 23,8 per

100.000 penduduk. Semakin tinggi CNR berarti semakin tinggi cakupan penemuan

kasus tuberkulosis. CNR di suatu wilayah selain dipengaruhi oleh upaya penemuan

kasus, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti kinerja sistem pencatatan dan

pelaporan di wilayah tersebut, jumlah fasyankes yang terlibat layanan DOTS, dan

banyaknya pasien TB yang tidak terlaporkan oleh fasyankes.

3. Case Detection Rate TBC

Cakupan pengobatan semua kasus tuberkulosis (Case Detection Rate/ CDR)

yang diobati adalah jumlah semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan di

antara perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden). CDR menggambarkan

seberapa banyak kasus TB yang terjangkau oleh program. Angka CDR kasus

tuberkulosis di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah sebesar 16,5%, meningkat dari

tahun 2018 yang capaiannya sebesar 10,2%. CDR sebesar 16,5% artinya sebesar

16,5% dari total perkiraan kasus TB pada tahun 2019 ditemukan dan dilaporkan oleh

program. Sama halnya dengan CNR, semakin tinggi CDR bararti semakin tinggi

cakupan penemuan kasus TB.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

20152016

20172018

2019

23,8 27,3 29,827,9

38,7

Page 105: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

87

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

4. Cakupan Penemuan Kasus TBC Anak

Cakupan penemuan kasus tuberkulosis anak adalah jumlah seluruh kasus

tuberkulosis anak yang ditemukan di antara perkiraan jumlah kasus tuberkulosis anak

yang ada disuatu wilayah dalam periode tertentu. Perkiraan jumlah kasus tuberkulosis

anak adalah 12% dari perkiraan jumlah semua kasus tuberkulosis (insiden) yang ada

di masing-masing kabupaten/kota. Angka kasus tuberkulosis pada anak diharapkan

berkisar 12% pada wilayah dimana seluruh kasus tuberkulosis pada anak ternotifikasi.

Bila kondisi pencatatan dan pelaporan berjalan dengan baik, angka ini dapat

menggambarkan over atau under diagnosis, serta tinggi rendahnya angka penularan

tuberkulosis pada anak. Cakupan penemuan kasus TBC pada anak di Kabupaten

Bangli pada tahun 2019 adalah sebesar 0%, menurun dari tahun 2018 yang cakupan

penemuannya sebesar 5,4%. Berikut merupakan cakupan penemuan tuberkulosis pada

anak selama periode lima tahun terakhir di Kabupaten Bangli :

Gambar 74. Cakupan Penemuan Tuberkulosis Pada Anak

Di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli

Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas cakupan penemuan Tuberkulosis pada anak

tertinggi adalah 6,0% pada tahun 2017, namun masih dibawah target yang diharapkan

yaitu sebesar 12%. Rendahnya angka kasus tuberkulosis pada anak di suatu wilayah

belum tentu menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini bisa disebabkan karena

belum semua fasyankes berani mendiagnosa tuberkulosis anak dan belum semua

fasyankes tersedia tuberkulosis test.

0,0

3,3

6,05,4

0,00,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

2015 2016 2017 2018 2019

Page 106: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

88

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

5. Angka Kesembuhan (Cure Rate) Tuberkulosis Paru Terkonfirmasi

Bakteriologis

Angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase kasus

tuberkulosis paru terkonfirmasi bakteriologis (TB paru BTA positif) yang sembuh

setelah selesai masa pengobatan di antara semua kasus tuberkulosis BTA positif yang

diobati dan dilaporkan pada kohort yang sama. Angka kesembuhan dihitung juga

untuk pasien BTA positif pengobatan ulang dengan tujuan untuk mengetahui seberapa

besar kemungkinan kekebalan terhadap obat terjadi di komunitas, untuk mengambil

keputusan program pada pengobatan menggunakan obat lini kedua, dan menunjukkan

prevalensi HIV karena biasanya kasus pengobatan ulang terjadi pada pasien dengan

HIV. Berikut merupakan angka kesembuhan tuberkulosis di Kabupaten Bangli

periode tahun 2015-2019 :

Gambar 75. Persentase Angka Kesembuhan Tuberkulosis

di Kabupaten Bangli Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas, angka kesembuhan tertinggi adalah pada tahun

2018 yaitu 59,4% dan terendah pada tahun 2017 yaitu sebesar 42,5%. Angka

kesembuhan ini masih berada di bawah target nasional sebesar 85 persen, karenanya

berbagai upaya untuk memberantas penyakit TBC perlu ditingkatkan, seperti

menyediakan fasilitas medis yang lebih memadai dan SDM yang terlatih.

57,1

45,542,5

59,4

45,2

0

10

20

30

40

50

60

70

2015 2016 2017 2018 2019

Page 107: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

89

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

6. Angka Pengobatan Lengkap (Complete Rate) Semua Kasus Tuberkulosis

Angka pengobatan lengkap (complete rate) semua kasus tuberkulosis

menunjukan persentase pasien tuberkulosis yang telah menyelesaikan pengobatan

secara lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan sebelum akhir pengobatan

hasilnya negatif namun tanpa disertai bukti hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir

pengobatan di antara semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan pada

kohort yang sama. Berikut merupakan capaian angka pengobatan lengkap selama

periode lima tahun terakhir di Kabupaten Bangli :

Gambar 76. Angka Pengobatan Lengkap Pasien Tuberkulosis

di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab.

Bangli 2019

Berdasarkan gambar di atas, persentase pengobatan lengkap kasus tuberkulosis

di Kabupaten Bangli paling tinggi mencapai 69,8% pada tahun 2019 dan terendah

adalah 35,7% pada tahun 2015. Rendahnya capaian pengobatan lengkap di Kabupaten

Bangli dikarenakan beberapa faktor diantaranya adanya pasien meninggal sebelum

selesai pengobatan, mobilisasi pasien ke wilayah lain, dan pasien yang putus

pengobatan.

7. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC

Angka keberhasilan pengobatan (success rate) semua kasus tuberkulosis

adalah jumlah pasien tuberkulosis semua kasus yang sembuh dan pengobatan lengkap

diantara semua kasus tuberkulosis yang diobati dan dilaporkan. Dengan demikian

angka ini merupakan penjumlahan dari angka kesembuhan semua kasus dan angka

pengobatan lengkap semua kasus, yang menggambarkan kualitas pengobatan

35,7

45,5

37,5

64,269,8

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2015 2016 2017 2018 2019

Page 108: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

90

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

tuberkulosis. Berikut merupakan success rate semua kasus tuberkulosis di Kabupaten

Bangli selama lima tahun terakhir :

Gambar 77. Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate) Semua Kasus TBC

di Kabupaten Bangli 2015-2019

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli 2019

Berdasarkan gambar di atas, capaian tertinggi angka keberhasilan pengobatan

semua kasus TBC adalah 100% pada tahun 2019, dan terendah pada tahun 2017

sebesar 80,0%. Tinggi-rendahnya angka keberhasilan pengobatan berbanding lurus

dengan angka pengobatan lengkap dan angka kesembuhan.

8. Jumlah Kematian Selama Pengobatan Tuberkulosis

Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis adalah jumlah pasien

tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun selama masa pengobatan

tuberkulosis. Kematian selama pengobatan tuberkulosis merupakan salah satu

penyebab rendahnya capaian angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkap.

Kematian tuberkulosis adalah pasien tuberkulosis yang meninggal oleh sebab apapun

selama masa pengobatan tuberkulosis diantara semua kasus tuberkulosis yang diobati

dan dilaporkan. Berikut merupakan kematian tuberkulosis di Kabupaten Bangli

selama lima tahun terakhir :

92,9 90,9

80,0

97,0100,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

2015 2016 2017 2018 2019

Page 109: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

91

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 78. Kematian Tuberkulosis di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas kematian tuberkulosis tertinggi pada periode tahun

2015-2019 adalah 15,0% pada tahun 2017 dan terendah adalah 0% pada tahun 2019.

Kematian tuberkulosis ini salah satunya disebabkan karena adanya penyakit penyerta

seperti HIV dan pasien TBC pada usia tua.

9. Persentase Penemuan Penderita Pneumonia Pada Balita

Pneumonia adalah balita mengalami batuk dan atau kesukaran bernapas dan

hasil perhitungan napas, usia 0-2 bulan ≥60 kali/menit, usia 2-12 bulan ≥ 50

kali/menit, usia 12-59 bulan ≥40 kali/menit. Penemuan penderita pneumonia balita

adalah balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai

standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun. Dimana balita

dengan keluhan batuk dan atau kesukaran bernafas yang berkunjung ke sarana

kesehatan diberikan tatalaksana standar dilakukan hitung napas/ melihat tarikan

dinding dada ke dalam. Cakupan penemuan pneumonia pada balita di Kabupaten

Bangli tahun 2019 adalah sebesar 3,2%, sedikit menurun dari tahun 2018 yang

capaiannya sebesar 3,3%. Berikut merupakan penemuan pneumonia pada balita

menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 :

0,0

5,0

10,0

15,0

20152016

20172018

2019

7,16,1

15,0

3,0

0,0

Page 110: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

92

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 79. Persentase Penemuan Pneumonia pada Balita

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas persentase penemuan pneumonia pada balita

adalah 9,3% di wilayah Puskesmas Susut II dan ada lima puskesmas yang capaiannya

masih 0% diantaranya Puskesmas Bangli, Puskesmas Puskesmas Kintamani II,

Puskesmas Kintamani III, Puskesmas Kintamani IV, dan Puskesmas Kintamani V.

Penemuan ini perlu ditingkatkan lagi untuk mewujudkan upaya pemerintah dalam

menekan angka kematian akibat pneumonia balita.

10. Puskesmas Yang Melakukan Tatalaksana Standar Pneumonia Minimal

60%

Upaya pemerintah dalam menekan angka kematian akibat pneumonia

diantaranya melalui penemuan kasus pneumonia Balita sedini mungkin di pelayanan

kesehatan dasar, penatalaksanaan kasus dan rujukan. Puskesmas yang melakukan

tatalaksana standar minimal adalah jumlah puskesmas yang melakukan tatalaksana

standar minimal 60%. Misalnya: jika kab ada 10 puskesmas dan yang melaksanakan

tatalaksana standar minimal 60% ada 5 puskesmas, maka jumlah puskesmas yang

melakukan tatalaksana standar adalah 5 puskesmas. Jumlah Puskesmas yang

melakukan tatalaksana Standar minimal 60% di Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah

sebanyak 10 puskesmas atau sebesar 83,3% yaitu Puskesmas Bangli, Puskesmas

Bangli Utara, Puskesmas Tembuku I, Puskesmas Tembuku II, Puskesmas Susut I,

Puskesmas Susut II, Puskesmas Kintamani I, Puskesmas Kintamani III, Puskesmas

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

8,0

9,0

10,0

0,0

1,5

3,7

2,5

5,0

9,3

6,5

0,0 0,0 0,0 0,0

1,4

3,2

Page 111: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019
Page 112: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

94

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

12. Jumlah Kematian Karena AIDS

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) dewasa bila terdapat dua

gejala mayor dan satu gejala minor dan tidak ada sebab-sebab immunosupresi yang

diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi lainnya. Kasus pada anak bila

terdapat paling sedikit dua gejala mayor dan dua gejala minor dan tidak ada sebab-

sebab immunosupresi yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau etiologi

lainnya. Kasus AIDS di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 tidak ditemukan kasus

baru dengan kasus komulatif sebanyak 5 kasus dengan jumlah kematian nol kasus.

Berikut merupakan proporsi kasus AIDS berdasarkan umur di Kabupaten Bangli tahun

2019 :

Gambar 81. Proporsi Kasus AIDS Berdasarkan Umur

di Kabupaten Bangli pada Tahun 2019

Sumber : Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas, persentase kasus AIDS tertinggi terjadi pada usia

20-29 tahun yaitu 60,0% dari total seluruh kasus AIDS di Kabupaten Bangli dan

terendah atau tidak ada kasus AIDS pada usia 0-14 tahun dan 40 tahun ke atas.

13. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita

Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi

feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila

feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau

buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam.

-

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

- - -

20,0

60,0

20,0

- - - -

Page 113: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

95

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Penderita diare balita yang dilayani adalah jumlah penderita diare Balita (umur

< 5 Tahun) yang datang dan dilayani di sarana kesehatan di suatu wilayah tertentu

dalam waktu satu tahun. Perkiraan jumlah penderita diare Balita yang datang ke sarana

kesehatan dan kader adalah sebesar 20% dari angka kesakitan dikali jumlah Balita

disatu wilayah kerja dalam waktu satu tahun. Adapun angka kesakitan nasional hasil

Survei Morbiditas Diare Balita tahun 2015 yaitu sebesar 843/1.000 penduduk.

Namun, jika terdapat angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan

tersebut dapat digunakan. Penemuan kasus diare pada balita di Kabupaten Bangli

tahun 2019 adalah sebanyak 726 kasus atau sebesar 31,8% dari target penemuan,

meningkat dari tahun 2018 yang penemuan kasusnya sebesar 21,9%. Berikut

merupakan persentase diare ditemukan dan ditangani menurut puskesmas di

Kabupaten Bangli tahun 2019 :

Gambar 82. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Balita

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, penemuan kasus diare pada balita tertinggi adalah

di wilayah Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 64,1% dan terendah adalah di

wilayah Puskesmas Bangli Utara yaitu 9,8%. Rendahnya penemuan kasus diare karena

adanya perbedaan antara target penemuan dan keadaan riil di lapangan.

14. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur

Perkiraan jumlah penderita diare semua umur yang datang ke sarana kesehatan

sebesar 10% dari angka kesakitan dikalikan jumlah penduduk disatu wilayah kerja

dalam waktu satu tahun. Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare

semua umur tahun 2015 yaitu sebesar 270/1.000 penduduk. Namun, jika terdapat

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

11,5 9,8

31,0

40,9

21,625,2

51,9

15,4

53,147,2

64,1

42,2

31,8

Page 114: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

96

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

angka kesakitan kabupaten/kota terkini, maka angka kesakitan tersebut dapat

digunakan. Persentase diare ditemukan ditangani pada semua umur tahun 2019 di

Kabupaten Bangli mencapai 52,2%, meningkat dari tahun 2018 yang capaiannya

sebesar 41,9%. Berikut merupakan capaian diare ditemukan dan ditangani pada

semua umur menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :

Gambar 83. Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani pada Semua Umur

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, persentase diare ditemukan dan ditangani pada

semua umur tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 96,0%

dan terendah adalah di wilayah Puskesmas Bangli Utara sebesar 15,0%. Tinggi

rendahnya persentase penemuan dan penanganan diare di lapangan dipengaruhi oleh

kondisi riil dilapangan dan semua kasus diare yang ditemukan dilapangan sudah

mendapatkan penanganan sesuai standar.

15. Angka Penemuan kasus Baru Kusta (NCDR)

Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta

menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak

dan mata. Penderita kusta adalah seseorang yang mempunyai satu dari tanda utama

kusta, diantaranya kelainan kulit/lesi dapat berbentuk bercak putih atau kemerahan

yang mati rasa, adanya basil tahan asam (BTA) di dalam kerokan jaringan kulit (slit

skin smear) dan penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi saraf.

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR/New Case Detection Rate) adalah

kasus kusta baru yang ditemukan pada periode tertentu per 100.000 penduduk.

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

100,0

16,7 15,0

38,0

72,5

35,3

50,4

77,286,0

72,0

50,7

96,0

63,052,2

Page 115: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

97

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Penemuan kasus baru kusta di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah sebanyak 3 kasus

atau 1,3 per 100.000 penduduk diantaranya di wilayah Puskesmas Bangli sebanyak 2

kasus dan wilayah Puskesmas Susut I sebanyak 1 kasus. Kasus kusta yang ditemukan

adalah kasus kusta basah (multi basiler). Angka ini meningkat dari tahun 2018 yang

sebesar 0,4 per 100.000 penduduk atau sebanyak 1 kasus yaitu di wilayah Puskesmas

Kintamani VI. Berikut merupakan angka penemuan kasus baru kusta di Kabupaten

Bangli dalam lima tahun terakhir:

Gambar 84. Penemuan Kasus Baru Kusta Per 100.000 Penduduk

di Kabupaten Bangli Periode 2015-2019

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, angka penemuan kasus baru kusta tertinggi

berturut-turut pada tahun 2015-2017 dan tahun 2019 yaitu sebesar 1,3 per 100.000

penduduk dan terendah pada tahun 2018 yaitu sebesar 0,4 per 100.000 penduduk.

Faktor yang mempengaruhi penularan kusta adalah salah satunya penderita kusta yang

belum mengonsumsi obat Kusta. Masa inkubasi perlu waktu lama (rata-rata 3-5 tahun)

dan kejadian penyakit ini terbanyak pada negara tropis, dan Indonesia berada pada

urutan ketiga di dunia setelah India dan Brazil dalam jumlah kasus baru yang

ditemukan setahun. Disini letak salah satu peranan penyuluhan kesehatan kepada

penderita untuk menganjurkan penderita berobat secara teratur.

16. Persentase Kasus Baru Kusta Anak 0-14 Tahun

Kasus baru kusta anak 0-14 tahun adalah kasus kusta baru anak usia 0-<15

tahun. Kasus baru kusta pada anak di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir

tidak ditemukan. Indonesia sebenarnya sudah mencapai target eliminasi kusta di

tingkat nasional, yaitu angka prevalensi < 1 / 10.000 penduduk pada tahun 2000.

1,3 1,3 1,3

0,4

1,3

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

2015 2016 2017 2018 2019

Page 116: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

98

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Angka prevalensi kusta di Indonesia saat ini adalah 0,78 per 10.000 penduduk. Prestasi

tersebut tetap harus dilanjutkan dengan pencapaian eliminasi kusta di tingkat provinsi

dan kabupaten.

17. Persentase Cacat Tingkat 0 dan Tingkat 2

Cacat kusta dapat dibedakan berdasarkan tingkat keparahan cacat yang terjadi.

Tiap organ yang terpengaruh infeksi kusta (mata, tangan, dan kaki) diberi tingkat cacat

tersendiri. Adapun tingkat cacat kusta menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)

yaitu :

- Tingkat 0 : pada tingkat ini organ seperti mata, tangan, dan kaki tidak mengalami

kelainan apapun.

- Tingkat 1 : tingkatan ini ditandai dengan kerusakan pada kornea mata. Selain itu

terdapat gangguan ketajaman penglihatan tetapi tidak dalam tahap yang parah.

Biasanya penderita masih dapat melihat sesuatu dari jarak 6 meter. Selain itu terjadi

kelemahan otot dan mati rasa pada tangan dan kaki.

- Tingkat 2 : tingkatan ini ditandai dengan kelopak mata tidak dapat menutup dengan

sempurna. Tak hanya itu, penglihatan sangat terganggu karena biasanya pasien

dengan tingkatan ini tidak lagi mampu melihat sesuatu dari jarak 6 meter dan

selebihnya. Kemudian terjadi juga kecacatan pada tangan dan kaki seperti luka

terbuka dan jari membengkok permanen.

Persentase cacat tingkat 0 penderita kusta pada tahun 2019 adalah 100% dan

cacat tingkat 2 adalah 0%, artinya kasus kusta yang ditemukan di Kabupaten Bangli

tahun 2019 tidak mengalami kelainan apapun pada organ seperti mata, tangan dan

kaki.

18. Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta

Angka kesakitan cacat tingkat 2 adalah jumlah penderita kusta baru dengan

cacat tingkat 2 pada wilayah dan waktu tertentu per 100.000 penduduk. Pada periode

lima tahun terakhir yaitu tahun 2015-2019 tidak ditemukan kasus cacat tingkat 2

penderita kusta. Jadi angka kesakitan cacat tingkat 2 penderita adalah nol.

19. Angka Prevalensi Kusta per 100.000 Penduduk

Angka prevalensi kasus kusta terdaftar (kasus baru dan kasus lama) per 10.000

penduduk pada wilayah dan kurun waktu tertentu. Indonesia telah mencapai status

eliminasi kusta yaitu prevalensi kusta < 1 per 10.000 penduduk pada tahun 2000.

Page 117: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

99

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Setelah itu Indonesia masih bisa menurunkan angka kejadian kusta meskipun relatif

lambat. Angka prevalensi kusta di Indonesia pada tahun 2018 adalah 0,70 per 10.000

penduduk. Selain itu, ada beberapa provinsi yang prevalensinya masih di atas 1 per

10.000 penduduk sehingga provinsi tersebut belum bisa dinyatakan bebas kusta.

Adapun angka prevalensi kusta di Kabupaten Bangli Tahun 2019 adalah 0,1

per 10.000 penduduk. Berikut merupakan angka prevalensi kusta selama lima tahun

terakhir :

Gambar 85. Angka Prevalensi Kusta Per 10.000 Penduduk

di Kabupaten Bangli Periode 2015-2019

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, prevalensi tertinggi kusta adalah sebesar 0,2 per

10.000 penduduk pada tahun 2015 dan terendah adalah 0,1 per 10.000 penduduk.

Dengan demikian, Kabupaten Bangli dapat dinyatakan bebas kusta, yaitu angka

prevalensi sudah di bawah 1 per 10.000 penduduk.

20. Penderita Kusta PB dan MB Selesai Berobat

Penderita Kusta selesai berobat (Release from Treatment/ RFT) terdiri dari

RFT pausi basiler (PB)/ kusta kering dan RFT multi basiler (MB)/ kusta basah.

Penderita kusta selesai berobat pada kusta PB (RFT PB) adalah jumlah kasus baru PB

dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu

(6 blister dalam 6-9 bulan). Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang

sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun

sebelumnya, misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2019, maka dapat dihitung dari

penderita baru tahun 2018 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu. Sedangkan

penderita kusta selesai berobat pada kusta MB (RFT MB) adalah jumlah kasus baru

0,2

0,1 0,1 0,1 0,1

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

2015 2016 2017 2018 2019

Page 118: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

100

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

MB dari periode kohort satu tahun yang sama yang menyelesaikan pengobatan tepat

waktu (12 blister dalam 12-18 bulan). Penderita kusta MB merupakan penderita pada

kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang

sama 2 tahun sebelumnya, misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2019, maka dapat

dihitung dari penderita baru tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu.

RFT rate PB adalah persentase kasus baru kusta PB yang menyelesaikan

pengobatan 6 blister dalam 6-9 bulan dari jumlah seluruh kasus baru PB yang mulai

multi drug therapy (MDT) pada periode kohort yang sama. Pada tahun 2019 tidak

ditemukan kasus kusta PB sehingga RFT rate PB di Kabupaten Bangli tahun 2018

adalah nol. Sama halnya dalam lima tahun terakhir tidak ditemukan kasus kusta PB

sehingga RFT rate PB adalah nol.

RFT rate MB adalah persentase kasus baru kusta MB yang menyelesaikan

pengobatan 12 blister dalam 12-18 bulan dari jumlah seluruh kasus baru MB yang

mulai MDT pada periode kohort yang sama. RFT rate MB di Kabupaten Bangli tahun

2019 adalah 100%. Berikut merupakan RFT rate MB di Kabupaten Bangli selama lima

tahun terakhir :

Gambar 86. RFT Rate MB di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2014-2019

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, RFT rate MB selama empat tahun terakhir sudah

mencapai 100%, walaupun sebelumnya RFT rate MB masih nol. Konseling terhadap

penderita kusta tentang pentingnya menyelesaikan pengobatan perlu dipertahankan

agar capaian RFT tetap 100%, sehingga kemungkinan penularan sangat kecil terjadi.

0,0

100,0 100,0 100,0 100,0

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

2015 2016 2017 2018 2019

Page 119: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

101

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

B. Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi merupakan penyakit yang dapat

dicegah dengan vaksin yang ada untuk memberikan perlindungan sebagian atau

lengkap. Yang disebut dengan PD3I adalah penyakit-penyakit yang sudah tersedia

vaksinnya untuk upaya pencegahannya. Vaksin tersebut apabila diberikan kepada

sasaran akan memberikan perlindungan baik sebagian maupun secara keseluruhan

kepada sasaran tersebut. Penyakit-penyakit tersebut merupakan target Program

Pengembangan Imunisasi (PPI).

1. Acute Flaccid Paralysis (AFP) non polio per 100.000 Penduduk <15 tahun

Acute Flacid Paralysis (AFP) adalah kelumpuhan pada anak berusia <15 tahun

yang bersifat layuh (flaccid) terjadi secara akut/ mendadak (<14 hari) dan bukan

disebabkan oleh ruda paksa. Non polio AFP rate per 100.000 penduduk usia <15 tahun

adalah jumlah kasus AFP non polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk

berusia <15 tahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2018

di Kabupaten Bangli ditemukan 2 kasus atau non polio AFP rate sebesar 0,9 per

100.000 penduduk berusia < 15 tahun, yang masing-masing berada di wilayah kerja

Puskesmas Bangli Utara dan Puskesmas Kintamani I. Berikut merupakan AFP non

polio di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir :

Gambar 87. Non Polio AFP Rate Per 100.000 Penduduk Berusia <15 Tahun

di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, penemuan kasus AFP non polio tertinggi sebesar

3,7 per 100.000 penduduk berusia < 15 tahun pada tahun 2018, dan terendah adalah

1,8

3,6

1,8

3,7

1,9

-

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

2015 2016 2017 2018 2019

Page 120: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

102

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

sebesar 1,8 per 100.000 penduduk berusia< 15 tahun. Dengan demikian penemuan

kasus AFP non polio pada tahun 2016 dan 2018 sudah mencapai target nasional yaitu

non polio AFP rate > 2 per 100.000 anak usia kurang dari 15 tahun, sedangkan pada

tahun 2015, tahun 2017 dan tahun 2019 penemuan masih di bawah target. Penemuan

yang di bawah target ini dikarenakan kenyataan riil di lapangan tidak sesuai dengan

target indikator.

2. Jumlah dan CFR Difteri

Penyakit difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman

Corynebacterium diphtheria ditandai dengan adanya peradangan pada tempat infeksi,

terutama pada selaput bagian dalam saluran pernapasan bagian atas, hidung, dan juga

kulit.

Imunisasi untuk mencegah difteri sudah termasuk ke dalam program nasional

imunisasi dasar lengkap, meliputi tiga dosis imunisasi dasar DPT-HB-Hib (Difteri,

Pertusis, Tetanus, Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b) pada usia 2, 3 dan 4

bulan, satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan, satu dosis

imunisasi lanjutan DT (Difteri Tetanus) bagi anak kelas 1 SD/sederajat, satu dosis

imunisasi lanjutan Td (Tetanus difteri) bagi anak kelas 2 SD/sederajat, dan satu dosis

imunisasi lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat. Imunisasi difteri merupakan

upaya preventif yang spesifik terhadap penyakit yang dimulai sejak anak usia 2, 3, dan

4 bulan. Kemudian untuk meningkatkan antibodinya, harus diulang di usia 2 tahun, 5

tahun dan usia sekolah dasar. Dalam periode lima tahun terakhir tidak ditemukan

penyakit difteri di wilayah Kabupaten Bangli, sehingga CFR difteri adalah nol.

3. Jumlah Pertusis dan Hepatitis B

Pertusis dan Hepatitis B merupakan dua dari beberapa penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi. Penyakit pertusis adalah penyakit menular yang di

sebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis yang menyerang saluran pernafasan dan

biasanya terjadi pada anak berusia dibawah 1 tahun. Pertusis dapat dikenali dari

rentetan batuk keras secara terus-menerus yang diawali tarikan napas panjang lewat

mulut. Seseorang bisa menderita pertusis hingga tiga bulan lamanya, sehingga

penyakit ini juga biasa disebut batuk seratus hari.

Pemberian imunisasi pertusis bersamaan dengan pemberian meliputi tiga dosis

imunisasis dasar yaitu DPT-HB-Hib . Kasus penyakit pertusis di Kabupaten Bangli

Page 121: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

103

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

tidak ditemukan selama lima tahun terakhir, ini berbanding lurus dengan pencapaian

Desa UCI di Kabupaten Bangli yang sudah mencapai 100%.

Hepatitis B merupakan peradangan pada sel-sel hati, yang disebabkan oleh

infeksi virus Hepatitis B dari golongan virus DNA. Pemberian imunisasi Hepatitis B

disesuaikan dengan usia anak yaitu bayi berusia kurang dari 24 jam diberikan

imunisasi Hepatitis B (HB-0), usia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2),

usia 3 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3), usia 4 bulan diberikan (DPT-HB-

Hib 3, Polio 4 dan IPV atau Polio suntik), Untuk imunisasi lanjutan, bayi bawah dua

tahun (Baduta) usia 18 bulan diberikan imunisasi (DPT-HB-Hib dan Campak/MR).

Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah penyakit Hepatitis B yang dapat

menyebabkan pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi hati dan kanker

hati. Pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus Hepatitis B di Kabupaten Bangli. Berikut

merupakan jumlah kasus hepatitis B di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir:

Gambar 88. Jumlah Kasus Hepatitis B di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, pada periode tahun 2015-2019 hanya ditemukan

1 kasus hepatitis B yaitu pada tahun 2017 yaitu di wilayah Puskesmas Bangli Utara.

4. Jumlah dan CFR Tetanus Neonatorum

Tetanus neonatorum dalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (0-28

hari) yang disebabkan oleh Clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin

(racun) dan menyerang sistem saraf pusat. Semua umur rentan terhadap infeksi

tetanus, namun penyakit ini lebih sering dan lebih serius terjadi pada neonatus yang

disebut disebut tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum lebih sering terjadi didaerah

1

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

2015 2016 2017 2018 2019

Page 122: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

104

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

pedesaan dimana pertolongan persalinan biasanya tidak memperhatikan prosedur

sterilisasi.

Tetanus dapat dicegah dengan memberikan imunisasi tetanus toksoid kepada

ibu hamil atau wanita usia subur sebelum mereka hamil. Vaksin dengan tetanus

toksoid ini akan memberikan perlindungan kepada ibu dan antiodi yang terbentuk

akan diberikan kepada bayi yang dikandung.Seseorang yang sembuh dari infeksi

tetanus tidak memiliki kekebalan alamiah terhadap tetanus. Mereka dapat terinfeksi

lagi, karenanya perlu diimunisasi agar dapat terlindungi seumur hidup terhadap

tetanus. Seseorang perlu mendapat tiga kali suntikan DPT sewaktu bayi, diikuti

dengan booster vaksin yang berisi TT pada usia sekolah (4–7 tahun), pada usia remaja

(12–15 tahun) dan pada usia dewasa muda.

Kasus tetanus neonatorum tidak ditemukan di Kabupaten Bangli pada lima

tahun terakhir. Sehingga CFR tetanus neonatorum adalah nol atau tidak ada kematian

karena kasus tetanus neonatorum. Kondisi ini berbanding lurus dengan cakupan Td2+

pada ibu hamil dan cakupan persalinan nakes.

5. Jumlah Suspek Campak

Suspek campak adalah penyakit yang sangat menular (infeksius) disebabkan

oleh virus RNA dari genus Morbilivirus, dari keluarga Paramyxoviridae yang mudah

mati karena panas dan cahaya. Gejala klinis campak adalah demam (panas) dan ruam

(rash) ditambah dengan batuk/pilek atau mata merah. Penyakit ini akan sangat

berbahaya bila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis, bahkan dapat

menyebabkan kematian. Seperti juga campak, rubella disebabkan oleh virus. Rubella

pada anak sering hanya menimbulkan gejala demam ringan atau kadang tanpa gejala

sehingga sering tidak terlaporkan. Rubella pada wanita hamil terutama pada

kehamilan trimester pertama dapat mengakibatkan keguguran atau bayi lahir dengan

cacat bawaan yang disebut congenital rubell syndrome (CRS). Pada tahun 2019

ditemukan 3 kasus suspek campak seperti pada gambar berikut:

Page 123: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

105

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 89. Jumlah Kasus Suspek Campak Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, kasus suspek campak sebanyak 3 kasus

ditemukan di puskesmas yaitu Puskesmas Susut II. Program imunisasi rutin campak

ini berjalan, cakupan yang dicapai belum merata di seluruh wilayah sehingga

menyisakan daerah kantong yang berpotensi terjadi kejadian luar biasa.

6. Insidens Rate Suspek Campak Per 100.000 Penduduk

Insidens rate suspek campak adalah jumlah kasus suspek campak yang terjadi

per 100.000 penduduk di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu. Incidens rate

(IR) suspek campak pada tahun 2019 sebesar 1,3 per 100.000 penduduk, menurun dari

tahun 2018 yang capaiannya sebesar 4,9 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan

insidens rate suspek campak di Kabupaten Bangli selama lima tahun terakhir :

Gambar 90. Insidens Rate Suspek Campak di Kabupaten Bangli Periode 2015-2019

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

0 0 0 0 0

3

0 0 0 0 0 0

0,0 0,4

25,3

4,9

1,30,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

2015 2016 2017 2018 2019

Page 124: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

106

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, insidens rate suspek campak tertinggi adalah pada

tahun 2017 sebesar 25,3 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2015 yaitu

tidak ditemukan kasus suspek campak. Campak dinyatakan sebagai KLB apabila di

suatu daerah terdapat 5 atau lebih kasus suspek campak dalam waktu 4 minggu

berturut-turut yang terjadi secara mengelompok dan dibuktikan adanya hubungan

epidemiologis. Jadi pada tahun 2019 semua suspek campak dinyatakan bukan KLB

karena terdapat 3 atau kurang dari 5 kasus dalam waktu 4 minggu berturut-turut.

7. Persentase KLB ditangani <24 Jam

Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian

kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah

dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada

terjadinya wabah. Disamping penyakit menular, penyakit yang juga dapat

menimbulkan KLB adalah penyakit tidak menular dan keracunan.

Penanggulangan KLB dilaksanakan kurang dari 24 jam sejak laporan W1

diterima sampai penyelidikan epidemiologi dilakukan dengan catatan selain formulir

W1 dapat juga berupa faximile atau telepon. Penyelidikan dilakukan untuk mengenal

penyebab, sifat-sifat penyebab, sumber dan cara penularan/penyebaran serta faktor

yang dapat mempengaruhi timbulnya penyakit atau masalah kesehatan yang dilakukan

untuk memastikan adanya KLB atau setelah terjadi KLB. Sedangkan penanggulangan

KLB adalah upaya yang meliputi penyelidikan epidemiologi (penatalaksanaan

penderita, yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan, perawatan dan isolasi

penderita, termasuk tindakan karantina), pencegahan dan pengebalan, pemusnahan

penyebab penyakit, penanganan jenazah akibat KLB, penyuluhan kepada masyarakat,

dan upaya penanggulangan lainnya. Berikut merupakan gambaran persentase KLB

ditangani <24 jam di Kabupaten Bangli selama periode lima tahun terakhir :

Page 125: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

107

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 91. Persentase KLB ditangani <24 Jam di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas KLB yang terjadi di Kabupaten Bangli sudah

ditangani < 24 jam sejak laporan W1 diterima. Berdasarkan jenisnya, KLB yang

terjadi pada tahun 2019 diantaranya 1 KLB AFP, 1 KLB rabies dan 3 KLB keracunan

makanan dengan gambaran jumlah kasus masing-masing sebagai berikut :

Gambar 92. Jumlah Kasus KLB Berdasarkan Jenis KLB di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Bersadasrkan gambar di atas, jumlah kasus KLB tertinggi adalah kasus

keracunan makanan sebanyak 64 kasus dan terendah adalah kasus AFP dan rabies

masing-masing sebanyak 1 kasus. Kasus-kasus keracunan makanan sebagian besar

terjadi pada usia pada rentang umur 20-44 tahun sebanyak 23 kasus, umur 10-14 tahun

19 kasus, umur 1-4 tahun sebanyak 7 kasus, umur 5-9 tahun sebanyak 7 kasus, umur

15-19 tahun sebanyak 7 kasus, dan 1 kasus pada usia 45-54 tahun. Sedangkan kasus

AFP terjadi pada rentang umur 5-9 dan kasus rabies pada rentang umur 45-54 tahun.

100 100 100 100 100

0

20

40

60

80

100

120

2015 2016 2017 2018 2019

1

1

64

AFP Rabies Keracunan Makanan

Page 126: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

108

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

C. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

Penyakit tular vektor dan zoonotik juga masih merupakan masalah kesehatan

penting di Indonesia. Lebih dari 60% kasus penyakit menular di dunia merupakan

penyakit zoonosis dan sekitar 70% diantara penyakit zoonosis berasal dari satwa liar.

Di seluruh dunia, ada lebih dari 250 jenis hewan berpotensi menularkan penyakitnya

ke manusia. Sementara di Indonesia, terdapat 132 spesies mikro-organisme patogen

yang bersifat zoonotik. Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan

keanekaragaman satwa. Karena itu, Indonesia berisiko menjadi sumber penularan

penyakit hewan baru dan penyakit zoonosis baru yang bersumber satwa liar.

1. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per 100.000 Penduduk

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus

dengue. Dengue adalah virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes sp, nyamuk

yang paling cepat berkembang di dunia yang telah menyebabkan hampir 390 juta

orang terinfeksi setiap tahunnya. Penderita DBD biasanya demam tinggi mendadak

berlangsung 2-7 hari, disertai manifestasi perdarahan (antara lain uji tourniqet positif,

petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan/atau melena, dsb)

ditambah trombositopenia (trombosit ≤ 100.000 /mm³) dan hemokonsentrasi

(peningkatan hematokrit ≥ 20%).

Angka kesakitan DBD atau angka insidens DBD di Kabupaten Bangli tahun

2019 sebesar 101,2 per 100.000 penduduk, meningkat dari tahun 2018 yang sebesar

15,9 per 100.000 penduduk. Berikut merupakan angka insidens DBD di Kabupaten

Bangli selama lima tahun terakhir :

Gambar 93. Angka Insidens (IR) Kasus DBD Per 100.000 Penduduk di Kabupaten Bangli

Periode Tahun 2015-2019

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

155,9

559

142,2

15,9

101,2

0

100

200

300

400

500

600

2015 2016 2017 2018 2019

Page 127: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

109

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, angka insidens DBD tertinggi terjadi pada tahun

2016 sebesar 559 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2018 sebsar 15,9 per

100.000 penduduk. Besarnya penurunan angka kesakitan DBD dari tahun 2017 sampai

dengan 2018, salah satunya adalah dengan pengendalian secara lingkungan melalui

program 3M (menguras, menutup, dan mengubur) dengan tujuan membatasi ruang

nyamuk untuk berkembangbiak.

2. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)

Angka kematian (Case fatality rate/CFR) DBD adalah jumlah kematian yang

disebabkan oleh DBD dalam kurun waktu tertentu diantara penyakit DBD yang

ditemukan dalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 2019 tidak ditemukan kematian

karena kasus DBD. Berikut merupakan CFR DBD di kabupaten Bangli periode 2015-

2019 :

Gambar 94. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)

di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, kematian yang disebabkan oleh DBD pada

periode tahun 2015-2019 terjadi pada tahun 2016 sebanyak 1 kasus dengan CFR

sebesar 0,1 % dari penderita DBD pada tahun 2016. Angka kematian di Kabupaten

Bangli cukup rendah, namun demikian penanganan terhadap kasus DBD perlu

dioptimalkan sehingga tidak ada kematian karena DBD pada periode tahun

berikutnya. Upaya penurunan DBD dapat dilakukan melalui pelatihan manajemen

kasus terhadap petugas, penyediaan sarana dan prasarana untuk deteksi dini

danpenanganan yang tepat dan cepat.

0,0

0,1

0,0 0,0 0,00,0

0,0

0,0

0,1

0,1

0,1

0,1

2015 2016 2017 2018 2019

Page 128: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

110

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

3. Angka Kesakitan Malaria per 1.000 Penduduk

Penderita malaria adalah seseorang dengan hasil pemeriksaan sediaan darah

positif malaria berdasarkan pengujian mikroskopis ataupun Rapid Diagnostic Test

(RDT). Kasus malaria konfirmasi terbagi menjadi kasus malaria indigenous, kasus

malaria impor dan kasus malaria konfirmasi asimtomatis. Bali merupakan salah satu

dari tiga provinsi yang pencapaian eliminasi penyakit malaria sudah 100% pada tahun

2019. Berikut merupakan angka kesakitan malaria di Kabupaten Bangli selama lima

tahun terakhir :

Gambar 95. Angka Kesakitan Malaria Per 1.000 Penduduk

di Kabupaten Bangli Periode Tahun 2015-2019

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2018

Berdasarkan gambar di atas, pada periode lima tahun terakhir kasus malaria di

Kabupaten Bangli tidak ditemukan dengan angka kesakitan sebesar 0,0 per 1.000

penduduk, demikian halnya dengan Provinsi Bali yang bukan merupakan daerah

endemis malaria.

4. Persentase Konfirmasi Laboratorium pada Suspek Malaria

Suspek malaria adalah setiap individu yang tinggal di daerah endemik malaria

yang menderita demam atau memiliki riwayat demam dalam 48 jam terakhir atau

tampak anemi, wajib diduga malaria tanpa mengesampingkan penyebab demam yang

lain. Setiap individu yang tinggal di daerah non endemik malaria yang menderita

demam atau riwayat demam dalam 7 hari terakhir dan memiliki risiko tertular malaria

wajib diduga malaria. Risiko tertular malaria termasuk riwayat bepergian ke daerah

endemik malaria atau adanya kunjungan individu dari daerah endemik malaria di

lingkungan tempat tinggal penderita. Pada tahun 2018 ditemukan suspek malaria

0,0

0,0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1,0

2015 2016 2017 2018 2019

Page 129: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

111

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

sebanyak 11 kasus, namun setelah konfiramsi laboratorium semua hasilnya negatif.

Berikut merupakan gambaran konfimasi laboratorium suspek malaria selama lima

tahun terakhir di Kabupaten Bangli :

Gambar 96. Persentase Konfirmasi Laboratorium Suspek Malaria di Kabupaten Bangli

Periode 2015-2019

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Tahun 2019

Berdasarkan gambaran di atas, pada tahun 2019 konfirmasi laboratorium

suspek malaria adalah 100% dengan jumlah 11 kasus suspek malaria. Sedangkan pada

tahun 2015 sampai dengan 2018, kasus suspek malaria tidak ditemukan sehingga tidak

dilakukan konfirmasi laboratorium.

5. Persentase Pengobatan Standar Kasus Malaria Positif

Pengobatan malaria harus dilakukan secara efektif. Pemberian jenis obat harus

benar dan cara meminumnya harus tepat waktu yang sesuai dengan acuan program

pengendalian malaria.

Pengobatan efektif adalah pemberian ACT (Artemicin-based Combination

Therapy) pada 24 jam pertama pasien panas dan obat harus diminum habis. Pemberian

kombinasi ini untuk meningkatkan efektifitas dan mencegah resistensi. Malaria tanpa

komplikasi diobati dengan pemberian ACT secara oral. Malaria berat diobati dengan

injeksi artesunat dilanjutkan dengan ACT oral. Di samping itu diberikan primakuin

sebagai gametosidal dan hipnozoidal. Persentase pengobatan standar kasus malaria

adalah jumlah kasus malaria positif yang mendapat pengobatan sesuai standar

program dari semua kasus malaria positif di wilayah tertentu dalam kurun waktu yang

0 0 0 0

100

0

20

40

60

80

100

120

2015 2016 2017 2018 2019

Page 130: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

112

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

sama. Pada tahun 2019 di Kabupaten Bangli tidak ada kasus malaria, sama halnya

dengan tahun 2018 yang juga tidak ditemukan kasus malaria positif.

6. Case Fatality Rate Malaria

Case fatality rate malaria adalah persentase kasus meninggal karena malaria

diantara jumlah malaria positif di wilayah dan kurun waktu yang sama. Di Kabupaten

Bangli selama periode lima tahun terakhir tidak terdapat kasus kematian karena

malaria.

7. Penderita Kronis Filariasis

Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria yang dapat

menular dengan perantara nyamuk sebagai vektor. Penyakit filaria bersifat menahun

dan bila tidak mendapat pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap seumur hidup

berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki

yang dapat menimbulkandampak psikologis bagi penderita dan keluarganya.

Penderita kronis filariasis adalah penderita yang telah menunjukkan gejala

klinis kronis filariasis, seperti limfedema pada tungkai atau lengan, pembesaran

payudara, dan hidrokel. Di Kabupaten Bangli selama periode lima tahun terakhir tidak

ditemukan kasus filariasis.

D. Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Penyakit Tidak Menular (PTM) sekarang menjadi masalah kesehatan

masyarakat yang utama di Indonesia karena angka kesakitan dan kematian tertinggi

disebabkan oleh penyakit tidak menular. Dalam waktu bersamaan morbiditas dan

mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan

yang merupakan tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang

kesehatan di Indonesia. Angka kesakitan dan kematian yang tinggi dengan

pembiayaan kesehatan yang besar menjadi beban ekonomi saat ini.

1. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan

Sesuai Standar

Pelayanan kesehatan penderita hipertensi adalah pelayanan kesehatan sesuai

standar kepada seluruh penderita hipertensi usia 15 tahun ke atas sebagai upaya

pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun meliputi

Page 131: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

113

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

pengukuran tekanan darah dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan

kesehatan, edukasi perubahan perubahan gaya hidup dan/atau kepatuhan minum obat.

Persentase penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar

adalah persentase jumlah penderita hipertensi yang berusia 15 tahun ke atas yang

mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar diantara jumlah estimasi penderita

hipertensi berusia 15 tahun ke atas berdasarkan angka prevalensi kabupaten/kota

dalam kurun waktu yang sama. Pada tahun 2019, persentase penderita hipertensi di

Kabupaten Bangli yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar adalah sebesar

31,9%, meningkat dari tahun 2018 yang sebesar 23,5%. Berikut merupakan cakupan

penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar menurut

puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 :

Gambar 97. Persentase Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar

di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas, persentase penderita hipertensi yang mendapat

pelayanan tertinggi sebesar 60,6% di Puskesmas Kintamani I dan terendah di

Puskesmas Susut II yang sebesar 11,1%. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus

karena dimana penyakit menular belum teratasi, namun di sisi lain penyakit tidak

menular semakin meningkat (Double Burden of Disease), sehingga Posbindu PTM

perlu dibentuk dan diaktifkan sehingga deteksi dini dapat ditingkatkan.

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

14,6

34,0

52,8

24,4

35,7

11,1

60,6

39,8

17,414,0

46,0

23,831,9

Page 132: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

114

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

2. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai

Standar

Penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar adalah

pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita Diabetes Melitus (DM)

usia 15 tahun ke atas. Upaya pencegahan sekunder meliputi pengukuran gula darah

dilakukan minimal satu kali sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan, edukasi

perubahan gaya hidup dan atau nutrisi dan melakukan rujukan jika diperlukan.

Persentase penderita DM yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai

standar adalah persentase penderita DM usia di atas 15 tahun di wilayah kerja yang

mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar diantara jumlah penderita DM usia

di atas 15 tahun yang berada di wilayah kerja berdasarkan angka prevalensi kabupaten/

kota dalam kurun waktu yang sama. Persentase penderita DM di Kabupaten Bangli

tahun 2019 yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar sebesar 83,4%

meningkat dari tahun 2018 yang capaiannya hanya sebesar 34,6%. Berikut merupakan

persentase penderita DM yang mendapat pelayanan sesuai standar menurut puskesmas

di kabupaten Bangli tahun 2019 :

Gambar 98. Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas persentase penderita DM yang mendapatkan

pelayanan sesuai standar yang tertinggi adalah di Puskesmas Kintamani I sebesar

161,5% dan terendah di Puskesmas Bangli Utara sebesar 34,4%. Rendahnya capaian

di Puskesmas Bangli Utara karena masih rendahnya skrining terhadap DM dan

0,020,040,060,080,0

100,0120,0140,0160,0180,0

58,8

34,4

59,3

125,0

96,5

63,5

161,5

104,7

75,8

35,2 43,4

159,0

83,4

Page 133: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

115

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

kesadaran masyarakat yang berisiko untuk memeriksakan kesehatannya ke tenaga

kesehatan secara teratur.

3. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara

Puskesmas melaksanakan deteksi dini IVA dan sadanis adalah puskesmas

yang melakukan pemeriksaan deteksi dini untuk payudara dengan sadanis

(pemeriksaan payudara klinis) dan kanker leher rahim dengan metode IVA pada

perempuan usia 30-50 tahun. Perempuan usia 30-50 tahun yang dimaksud adalah

perempuan usia subur berusia 30-50 tahun dan sudah melakukan kontak seksual

aktif/menikah. Persentase deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara

dihitung berdasakan jumlah perempuan usia 30-50 tahun yang dilakukan deteksi dini

kanker leher rahim (IVA) dan kanker payudara (sadanis) di suatu wilayah di antara

jumlah perempuan usia 30-50 tahun pada wilayah dan periode waktu yang sama.

Pada tahun 2019 cakupan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara

(sadanis) di Kabupaten Bangli adalah sebesar 5,1%, meningkat dari tahun 2018 yang

capaiannya sebesar 3,9%. Berikut merupakan gambaran capaian deteksi dini kanker

leher rahim dan kanker payudara menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun

2019:

Gambar 99. Persentase Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara (Sadanis)

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas persentase deteksi dini kanker leher rahim dan

kanker payudara tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Kintamani VI yaitu 11,2%

dan terendah adalah 2,1% di wilayah Puskesmas Bangli. Capaian yang rendah ini salah

satunya disebabkan masih rendahnya kesadaran masyarakat terutama wanita usia

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

2,1

6,75,2

3,14,4 4,6

8,16,9 6,3

3,5 3,2

11,2

5,1

Page 134: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

116

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

produktif yang memeriksakan dirinya secara teratur untuk deteksi dini kanker leher

rahim dan deteksi kanker payudara ke fasilitas kesehatan. Peran promotor kesehatan

sangat diperlukan agar masyarakat mengetahui pentingnya dilakukan deteksi dini

kanker leher rahim dan kanker payudara sehingga pabila ditemukan tanda-tanda yang

mengarah ke kanker leher rahim atau kanker payudara dapat dilakukan tindakan

secepatnya.

4. Persentase IVA Positif Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun

Pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) adalah pemeriksaan

dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang

telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker akan

menampilkan warna bercak putih yang disebut acetowhite epithelium. Deteksi dini

yang dimaksud dapat dilakukan di puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di

luar gedung. Hasil pemeriksaan IVA dinyatakan positif apabila ditemukan bercak

putih (lesi pra kanker) dengan pemeriksaan aplikasi asam asetat.

Persentase IVA positif diperoleh dari hasil perhitungan jumlah perempuan

berusia 30-50 tahun dengan IVA positif diantara jumlah penduduk usia 30-50 tahun

yang dilakukan deteksi dini kanker leher rahim dengan metode IVA. Pada tahun 2019

persentase IVA positif di Kabupaten Bangli sebesar 6,0%, menurun dari tahun 2018

yang persentasenya sebesar 7,0%. Berikut merupakan persentase IVA positif menurut

puskesmas di Kabupaten Bangli :

Gambar 100. Persentase IVA Positif Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

Berdasarkan gambar di atas, persentase IVA positif tertinggi berada di

Puskesmas Susut II sebesar 19,1%, yaitu 25 dari 131 pasien yang dilakukan IVA

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

0,0

6,5

1,5 2,5

9,6

19,1

5,5

0,0

8,310,3 9,3

1,9

6,0

Page 135: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

117

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

hasilnya keduanya IVA positif, sedangakan terendah adalah di Puskesmas Bangli

Utara dan Puskesmas Kintamani II yaitu 0%. Pasien dengan IVA positif perlu

dilakukan pemeriksaan konfirmasi, karena IVA merupakan pemeriksaan diagnostik

awal. Dengan pemeriksaan IVA ini diharapkan risiko kematian akibat kanker seviks

bisa dicegah karena penyakit yang ditemukan pada stadium awal besar kemungkinan

untuk keberhasilan pengobatan.

5. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan 30-50 Tahun Yang

Diskrining

Tumor/ benjolan payudara adalah benjolan tidak normal pada payudara

melalui pemeriksaan klinis payudara oleh petugas kesehatan terlatih. Persentase

tumor/benjolan pada payudara dihitung berdasarkan jumlah perempuan usia 30-50

tahun yang ditemukan tumor atau benjolan pada payudara diantara perempuan usia

30-50 tahun yang dilakukan deteksi kanker payudara (sadanis) di suatu wilayah

tertentu pada tahun yang sama.

Pada tahun 2019 persentase tumor / benjolan payudara pada perempuan 30-50

tahun di Kabupaten Bangli sebesar 0,5% dari 1.727 perempuan usia 30-50 tahun yang

dilakukan pemeriksaan sadanis. Menurun dari tahun 2018 yang persentase tumor/

benjolan payudara sebesar 1,1% dari 1.575 perempuan usia 30-50 tahun yang

dilakukan pemeriksaan sadanis. Berikut merupakan persentase tumor/benjolan pada

perempuan usia 30-50 tahun menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 :

Gambar 101. Persentase Tumor/ Benjolan Payudara Pada Perempuan Usia 30-50 Tahun

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

0,8

0,0

2,3

0,0

3,0

0,8

0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0

0,5

Page 136: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

118

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, persentase tumor/benjolan payudara tertinggi

adalah sebesar 3,0% di wilayah Puskesmas Susut I dan terendah adalah 0% di wilayah

Puskesmas Bangli Utara, Puskesmas Tembuku II, Puskesmas Kintamani I, Puskesmas

Kintamani II, Puskemas Kintamani III dan Puskesmas Kintamani IV, dan Puskesmas

Kintamani V, dan Puskesmas Kintamani VI. Deteksi dini ini bertujuan apabila kasus

ditemukan pada stadium awal kemungkinan keberhasilan pengobatan lebih besar,

sehingga kematian akibat kanker payudara dapat diturunkan.

6. Persentase Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat

Pelayanan kesehatan jiwa pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) berat

adalah pelayanan kesehatan sesuai standar kepada seluruh orang dengan gangguan

jiwa (ODGJ) berat (psikotik akut dan skizofrenia) sebagai upaya pencegahan

sekunder, meliputi pemeriksaan kesehatan jiwa dan edukasi. Persentase pelayanan

kesehatan pada ODGJ berat dihitung berdasarkan jumlah ODGJ berat yang

mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar pada suatu wilayah dibagi

jumlah perkiraan ODGJ berat berdasarkan hasil proyeksi di suatu kabupaten/ kota

pada tahun yang sama.

Pada tahun 2019, persentase pelayanan kesehatan pada ODGJ berat di

Kabupaten Bangli sebesar 62,5% dari 682 sasaran ODGJ berat. Berikut merupakan

persentase pelayanan kesehatan pada ODGJ berat menurut puskesmas di Kabupaten

Bangli Tahun 2019

Gambar 102. Persentase Pelayanan Kesehatan Pada ODGJ Berat

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber : Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun

2019

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

100,0

53,462,3

55,2

78,9 73,9

56,1

98,1

59,247,9

40,5

59,1 58,1 62,5

Page 137: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

119

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, persentase tertinggi pelayanan kesehatan pada

ODGJ Berat adalah sebesar 98,1% di wilayah Puseksmas Kintamani I, dan terendah

40,5% di wilayah Puskesmas Kintamani IV. Rendahnya capaian pelayanan kesehatan

pada ODGJ berat di wilayah Puskesmas Kintamani IV disebabkan perbedaan antara

sasaran proyeksi dengan jumlah riil di lapangan. Kondisi sebenarnyan di lapangan,

semua pasien ODGJ berat sudah mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai

standar.

Page 138: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

120

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

BAB VII

KEADAAN LINGKUNGAN

Dalam menggambarkan keadaan lingkungan untuk pembangunan kesehatan

yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,

sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial

dan ekonomis, ada beberapa indikator sebagai berikut:

1. Persentase Sarana Air Minum Dengan Risiko Rendah + Sedang

Sarana air minum adalah penyelenggara air minum yang meliputi

PDAM/BPAM/PT yang terdaftar di persatuan perusahaan air minum seluruh

Indonesia, sarana air minum perpipaan non PDAM, sarana air minum bukan jaringan

perpipaan komunal seperti sumur gali, sumur bor dengan pompa, penampungan air

hujan, mata air terlindung, terminal air/ tangki air dan depot air minum.

Sarana air minum di IKL (inspeksi kesehatan lingkungan) adalah sarana air

minum yang diperiksa dan diamati secara langsung fisik sarana dan kualitas air

minumnya yang mengacu pada lampiran Permenkes No 736 Tahun 2010 tentang Tata

Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum. Sarana air minum dikatakan berisiko

rendah adalah sarana air minum yang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan

pada parameter negatif kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya < 25%.

Sedangkan sarana air minum dikatakan mempunyai risiko sedang jika sarana air

minum berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan pada parameter negatif

kualitas fisik air minum memenuhi jawaban ya 25%-50%. Persentase sarana air

minum dengan risiko rendah + sedang dihitung berdasarkan persentase sarana air

miunm dengan risiko rendah dan sedang diantara jumlah sarana air minum di IKL

(Inspeksi Kesehatan Lingkungan). Persentase sarana air minum dengan risiko rendah

+ sedang di Kabupaten Bangli pada tahun 2019 sudah mencapai 95,9% dari 394 IKL

yang terdapat di Kabupaten Bangli. Adapun persentase sarana air minum dengan

risiko rendah sedang menurut puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah

sebagai berikut :

Page 139: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

121

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 103. Persentase Sarana Air Minum dengan Risiko Rendah + Sedang

Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli

Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, hampir semua puskesmas persentase sarana air

minum dengan risiko rendah + sedang sudah mencapai 100%, kecuali Puskesmas

Kintamani III yang baru mencapai 72,9%.

2. Persentase Sarana Air Minum Memenuhi Syarat

Sarana air minum memenuhi syarat adalah sarana air minum yang masuk

dalam kategori tinggi dan amat tinggi berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan

telah dilakukan tindakan perbaikan dan atau sarana air minum yang masuk dalam

kategori rendah dan sedang berdasarkan hasil inspeksi kesehatan lingkungan telah

diambil dan diperiksa (diujikan) sampel airnya berdasarkan parameter fisik, kimia,

mikrobiologi yang mana hasil pemeriksaannya memenuhi standar persyaratan kualitas

air minum berdasarkan Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas

air minum.

Persentase sarana air minum memenuhi syarat mikrobilogi, fisik dan kimia

dihitung berdasarkan persentase sampel air minum pada penyelenggara air minum

yang diuji kualitas air minumnya dan memenuhi syarat parameter mikrobiologi, fisik,

kimia dari jumlah seluruh sampel air minum pada penyelenggara air minum yang diuji

parameternya di suatu wilayah pada periode waktu yang sama. Persentase air minum

yang memenuhi syarat di Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah sebesar 70,3%,

meningkat dari tahun 2018 yang sebesar 43,5%. Berikut merupakan persentase air

minum yang memenuhi syarat kesehatan menurut puskesmas di Kabupaten Bangli

tahun 2019 sebagai berikut :

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

100,0100,0100,0100,0100,0100,0100,0100,0

72,9

100,0100,0100,0 95,9

Page 140: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

122

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 104. Persentase Air Minum Yang Memenuhi Sayarat Kesehatan

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli

Tahun 2019

Beradasarkan gambar di atas, persentase air minum yang memenuhi syarat

kesehatan tertinggi adalah Puskesmas Bangli, Puskesmas Bangli Utara, Puskesmas

Tembuku II, dan Puskesmas susut II yaitu 100% dan terendah adalah Puskesmas

Kintamani IV dan Puskesmas Kintamani V yaitu 37,5%.

3. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak

(Jamban Sehat)

Fasilitas sanitasi yang sehat (jamban sehat) adalah fasilitas sanitasi yang

memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tangki

septik/Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama.

Fasilitas sanitasi yang dimaksud antara lain sharing/ komunal, jamban komunal,

jamban sehat permanen dan jamban sehat semi permanen

Persentase penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak dihitung

berdasarkan persentase penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak

(jamban sehat) di anatara jumlah penduduk di wilayah tertentu pada periode waktu

yang sama. Persentase penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak di

Kabupaten Bangli tahun 2019 adalah sebesar 89,8%, sedikit meningkat dari tahun

2018 yang capaiannya sebesar 86,6%. Berikut merupakan persentase penduduk

dengan akses terhadap sanitasi yang layak menurut puskesmas di Kabupaten Bangli

Tahun 2019 :

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

100,0

100,0100,0

66,7

100,090,0

100,0

65,2

84,4

65,4

37,5 37,5 40,4

70,3

Page 141: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

123

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Gambar 105. Persentase Penduduk Dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli

Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, persentase penduduk dengan akses terhadap

sanitasi yang layak tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Bangli yaitu 100% dan

terendah di wilayah Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 57,9%. Akses terhadap

Jamban Sehat di Kecamatan Kintamani rendah dikarenakan oleh keadaan geografis

yang menyebabkan sulit air dan masih banyak masyarakat yang belum paham

pentingnya manfaat jamban. Beberapa upaya yang ditempuh dalam peningkatan akses

sanitasi adalah pemicuan perubahan perilaku melalui strategi STBM, sehingga

diharapkan penduduk mau mengakses jamban sehat dan pada akhirnya mau

membangun sarana sanitasinya sendiri.

4. Persentase Desa STBM

Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) adalah pendekatan yang dilakukan

untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air

besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan

makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah

tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.

Desa melaksanakan STBM jika suatu desa sudah melakukan pemicuan minimal 1

dusun, mempunyai tim kerja masyarakat/Natural Leader, dan telah mempunyai

rencana tindak lanjut/ rencana kerja masyarakat untuk menuju sanitasi total.

Sedangkan Desa STBM adalah desa yang telah mencapai 100% penduduk

melaksanakan 5 pilar STBM.

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

100,0

100,098,3 99,6 98,3 98,8 97,3

63,9

90,2 89,2

70,357,9

96,589,8

Page 142: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

124

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Persentase Desa STBM yaitu persentase desa STBM dari jumlah seluruh desa

di suatu wilayah pada periode waktu yang sama. Pada tahun 2019, pencapaian desa

STBM di Kabupaten Bangli masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu 0%

dari 72 desa yang ada. Sedangakan persentase desa yang stop BABS pada tahun 2019

adalah 16,7%, meningkat dari tahun 2018 yang capaiannya 11,1%. Berikut merupakan

persentase desa stop BABS menurut puskemas di Kabupaten Bangli tahun 2019, yaitu:

Gambar 106. Persentase Desa Stop BABS Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli

Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, persentase desa stop BABS tertinggi adalah

Puskesmas Tembuku I yaitu sebesar 50,0%, sedangkan 8 puskesmas capaiannya masih

0%. Masih rendahnya persentase desa stop BABS sangat berpengaruh terhadap

capaian desa STBM. Hal ini dikarenakan pertambahan jumlah penduduk dan mobilitas

penduduk di Kabupaten Bangli tidak diikuti dengan penyediaan sarana sanitasi

(jamban). Disisi lain perilaku penduduk yang masih BABS menjadi kendala yang

penting untuk segera diselesaikan.

5. Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan

Tempat-tempat umun (TTU) adalah tempat atau sarana yang diselenggarakan

pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat

yang meliputi sarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas), sarana sekolah (SD/MI,

SMP/MTs, SMA/MA), tempat ibadah, dan pasar. TTU yang memenuhi syarat

kesehatan adalah TTU yang memenuhi standar berdasarkan peraturan perundangan

yang berlaku.

0,05,0

10,015,020,025,030,035,040,045,050,0

0,0 0,0

50,0

0,0 0,0 0,0 0,0

14,3

42,9

0,0 0,0

33,3

16,7

Page 143: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

125

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Persentase TTU memenuhi syarat kesehatan dihitung berdasarkan persentase

TTU sehat dari semua TTU yang ada di suatu wilayah dalam kurun waktu yang sama.

Pada tahun 2019 persentase TTU yang memenuhi syarat kesehatan di Kabupaten

Bangli sebesar 82,5%, meningkat dari tahun 2018 yang capaiannya sebesar 82,3%.

Berikut merupakan persentase TTU memenuhi syarat kesehatan menurut puskesmas

di Kabupaten Bangli tahun 2019 :

Gambar 107. Persentase TTU Memenuhi Sayarat Kesehatan

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli

Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, persentase TTU memenuhi syarat tertinggi adalah

99,0% di wilayah Puskemas Kintamani III dan terendah adalah 10,3% di wilayah

Puskesmas Kintamani II. Rendahnya capaian TTU memenuhi syarat di Puskesmas

Kintamani II adalah terdapat 157 tempat ibadah yang tidak memenuhi syarat

kesehatan. Untuk itu diperlukan kerjasama lintas sektor dalam pemenuhan syarat TTU

sehat, seperti kerjasama dengan tokoh masyarakat dalam penyediaan fasilitas sanitasi

penyediaan air bersih, bak sampah, WC/ urinoir, kamar mandi, pembuangan limbah.

6. Persentase Tempat Pengolaan Makanan Memenuhi Syarat Kesehatan

Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan yang

meliputi jasa boga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air minum, kantin,

dan makanan jajanan. TPM memenuhi persyaratan higiene sanitasi dengan bukti

dikeluarkannya sertifikat layak higiene sanitasi.

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

90,0

100,095,6 93,9 95,7

89,298,0 97,5 94,8

10,3

99,0 97,7

88,495,2

82,5

Page 144: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

126

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Persentase TPM memenuhi syarat kesehatan dihitung berdasarkan persentase

TPM memenuhi syarat kesehatan dari seluruh TPM yang di suatu wilayah dalam

periode waktu yang sama. Pada tahun 2019 persentase TPM memenuhi syarat

kesehatan di Kabupaten Bangli hanya sebesar 7,3%, meningkat dari tahun 2018 yang

capaiannya sebesar 5,4%. Berikut merupakan capaian TPM memenuhi syarat

kesehatan menurut puskesmas di Kabupaten Bangli :

Gambar 108. Persentase TPM Memenuhi Syarat Kesehatan

Menurut Puskesmas di Kabupaten Bangli tahun 2019

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli

Tahun 2019

Berdasarkan gambar di atas, capaian TPM yang memenuhi syarat kesehatan

tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Bangli yaitu 29,4% dan terendah adalah di

wilayah Puskesmas Kintamani V yaitu 0%.

Ruang lingkup meliputi persyaratan lokasi dan bangunan yang meliputi

halaman, konstruksi, tata ruang, lantai, dinding, atap dan langit-langit, pintu & jendela,

ventilasi, pencahayaan, ruangan pengolahan, tempat cuci alat dan bahan makanan,

tempat cuci tangan, air bersih, jamban & peturasan, kamar mandi, tempat sampah,

locker dan cara pembersihan dan pemeliharaanya.

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,029,4

2,8

7,65,4

7,9

1,5

8,2

4,5 4,5 5,7

0,0

10,07,3

Page 145: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

127

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

BAB VIII

KESIMPULAN

A. SIMPULAN

Perbandingan antara cakupan program yang dicapai di Kabupaten Bangli

berdasarkan laporan program dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM),

cakupan program secara nasional untuk setiap indikator, maka dapat diketahui

kemajuan yang telah dicapai oleh Kabupaten Bangli dari tahun ke tahun, distribusi

keberhasilan pembangunan kesehatan pada setiap puskesmas dan juga posisi tingkat

kinerja Kabupaten Bangli dibandingkan dengan Kabupaten lainnya secara nasional

dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Perbandingan ini juga memperlihatkan

kinerja masing-masing program, kelemahan-kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan

program serta hal-hal yang perlu mendapatkan penekanan-penekanan sehingga ke

depannya akan menjadi lebih baik. Kabupaten Bangli telah melaksanakan berbagai

program yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara

keseluruhan. Program-program yang telah dilaksanakan itu telah menampakkan hasil

sebagai berikut :

1) Cakupan K1 pada Tahun 2018 adalah sebesar 96,7% dan K4 sebesar 82,1%,

kesenjangan yang terjadi antara cakupan K1 dan K4 pada tahun 2019

meningkat melebihi angka 10%, kesenjangan antara cakupan K1 dan K4

menunjukkan angka drop out K1-K4.

2) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Bangli

cenderung berfluktuasi dari tahun 2015-2019, cakupan tertinggi mencapai 94,2

% pada tahun 2016 dan cakupan terendah pada tahun 2017 sebesar 89,5%.

Cakupan ini masih dibawah target yang ditetapkan yaitu 100% persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan. Hal ini dikarenakan penetapan sasaran ibu

bersalin oleh pusdatin yang lebih tinggi dari kondisi riil di lapangan, padahal

kenyataan di lapangan semua ibu bersalin di Kabupaten Bangli pada tahun

2019 ditolong oleh tenaga kesehatan baik itu dokter ataupun bidan, atau

dengan kata lain tidak ada persalinan yang ditolong oleh dukun atau keluarga.

3) Cakupan KN3 tertinggi selama periode 2015-2019 adalah pada tahun 2018

mencapai 100,3% dan cakupan terendah pada tahun 2017 yang hanya

Page 146: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

128

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

mencapai 91,8% yaitu masih di bawah target program yang ditetapkan sebesar

95%. Pada tahun 2019, puskesmas dengan persentase kunjungan neonatus

lengkap (KN3) tertinggi adalah Puskesmas Kintamani III yaitu sebesar 99,4%

dan terendah adalah Puskesmas Tembuku I sebesar 92,1%. Cakupan

Kunjungan Neonatus dipengaruhi oleh persalinan nakes, semakin rendah

persalinan nakes maka kemungkinan kunjungan neonatus juga rendah. Selain

itu cakupan yang rendah dikarenakan kunjungan neonatus yang tidak sesuai

standar yaitu minimal tiga kali kunjungan.

4) Pada tahun 2019 cakupan pelayanan kesehatan balita sebesar 104,5%

menurun dari tahun 2018 yang sebesar 110,3% dan capaian terendah pada

periode lima tahun terakhir adalah pada tahun 2017 yang hanya mencapai

83,5%. Puskesmas dengan presentase cakupan pelayanan kesehatan balita

yang masih rendah adalah Puskesmas Kintamani VI sebesar 77,0%.

Banyaknya balita yang tidak melakukan kunjungan pemantauan pertumbuhan

minimal delapan kali setahun, sehingga mempengaruhi cakupan kunjungan

anak balita. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran keluarga terutama

orang tua untuk membawa anaknya ke posyandu atau pelayanan kesehatan

setelah selesai jadwal imunisasi.

5) Cakupan pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar tertinggi pada tahun

2019 adalah 100% yaitu di wilayah kerja Puskesmas Bangli, sedangkan yang

terendah adalah di wilayah Puskesmas Kintamani I yaitu sebesar 6,2%.

Pelayanan kesehatan usia dasar diberikan pada semua peserta didik kelas 1 dan

kelas 7 di satuan pendidikan dasar yang berada di wilayah kabupaten Bangli.

6) Cakupan pelayanan kesehatan usia produktif tertinggi pada tahun 2019 adalah

di wilayah kerja Puskesmas Susut I yaitu sebesar 79,7% dan terendah di

wilayah kerja Puskesmas Kintamani V yaitu sebesar 19,0%. Rendahnya

cakupan pelayanan kesehatan usia produktif dikarenakan kesadaran

masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya secara teratur ke fasilitas

pelayanan kesehatan. Untuk itu usaha promosi kesehatan sangat diperlukan

untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang

pentingnya deteksi dini kesehatan, serta lebih mengaktifkan pos pembinaan

terpadu yang sudah dibentuk di masing-masing desa.

7) Cakupan pelayanan kesehatan usila tertinggi pada tahun 2019 adalah

Puskesmas Tembuku II, Puskesmas Kintamani I, Puskesmas Kintamani II, dan

Page 147: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

129

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Puskesmas Kintamani III yaitu sudah mencapai 100% dan capaian terendah

adalah Puskesmas Bangli Utara yang hanya mencapai 67,0%. Rendahnya

pencapaian di beberapa Puskesmas dikarenakan oleh masih rendahnya

pengetahuan lansia tentang kesehatan, sehingga perlu dilakukan pendataan

ulang lansia dan mengaktifkan kembali posyandu lansia.

8) Cakupan penderita hipertensi yang mendapat pelayanan kesehatan pada tahun

2019 tertinggi sebesar 60,6% di Puskesmas Kintamani I dan terendah di

Puskesmas Susut II yang sebesar 11,1%. Hal ini perlu mendapatkan perhatian

khusus karena dimana penyakit menular belum teratasi, namun di sisi lain

penyakit tidak menular semakin meningkat (Double Burden of Disease),

sehingga Posbindu PTM perlu dibentuk dan diaktifkan sehingga deteksi dini

dapat ditingkatkan.

9) Cakupan penderita DM yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada

tahun 2019 yang tertinggi adalah di Puskesmas Kintamani I sebesar 161,5%

dan terendah di Puskesmas Bangli Utara sebesar 34,4%. Rendahnya capaian

di Puskesmas Bangli Utara karena masih rendahnya skrining terhadap DM dan

kesadaran masyarakat yang berisiko untuk memeriksakan kesehatannya ke

tenaga kesehatan secara teratur.

10) Pada tahun 2019 persentase tertinggi pelayanan kesehatan pada ODGJ Berat

adalah sebesar 98,1% di wilayah Puseksmas Kintamani I, dan terendah 40,5%

di wilayah Puskesmas Kintamani IV. Rendahnya capaian pelayanan kesehatan

pada ODGJ berat di wilayah Puskesmas Kintamani IV disebabkan perbedaan

antara sasaran proyeksi dengan jumlah riil di lapangan. Kondisi sebenarnya di

lapangan, semua pasien ODGJ berat sudah mendapatkan pelayanan kesehatan

jiwa sesuai standar.

11) Case Notification Rate (CNR) kasus tuberkulosis tertinggi pada tahun 2019

yaitu 38,7 per 100.000 penduduk dan terendah pada tahun 2015 yaitu sebesar

23,8 per 100.000 penduduk. Semakin tinggi CNR brarti semakin tinggi

cakupan penemuan kasus tuberkulosis. Sedangkan untuk capaian tertinggi

angka keberhasilan pengobatan semua kasus TBC adalah 100% pada tahun

2019, dan terendah pada tahun 2017 sebesar 80,0%. Tinggi-rendahnya angka

keberhasilan pengobatan berbanding lurus dengan angka pengobatan lengkap

dan angka kesembuhan.

Page 148: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

130

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

12) Kumulatif persentase penderita HIV tertinggi pada tahun 2019 berada pada

rentang usia 25-49 tahun sebesar 93,8% dari total kasus HIV atau sebanyak

15 orang dari total seluruh kasus 16 orang. Jumlah ini menurun dari tahun 2018

yang sebanyak 22 kasus.

B. SARAN

1) Perlu ditingkatkannya program-program penyuluhan tentang pentingnya ANC

(Ante Natal Care), PNC (Post Natal Care) dan kunjungan neonatal dalam

upaya peningkatkan capaian program kesehatan ibu dan anak.

2) Dalam pengendalian penyakit tidak menular, skrining terhadap penyakit tidak

menular perlu ditingkatkan melalui puskesmas dan posbindu, sehingga perlu

diaktifkan dan dibentuk lebih banyak posbindu, minimal satu desa satu

posbindu.

3) Perlu ditingkatkannya skrining terhadap HIV/AIDS terutama Pencegahan

Penularan Ibu ke Anak (PPIA) pada ibu hamil. `

4) Surveilans penemuan kasus TBC perlu ditingkatkan lagi untuk memperkecil

penularan penderita ke orang lain.

5) Perlu ditingkatkannya kompetensi SDM Kesehatan melalui pelatihan dan

workshop bidang medis maupun non medis, serta penambahan SDM untuk

tenaga kesehatan yang masih kurang di masing-masing puskesmas.

6) Perlu penambahan anggaran kesehatan agar program-program kesehatan dapat

berjalan dengan optimal, sehingga caapaian-capaian program yang masih

rendah dapat ditingkatkan.

7) Perlunya penambahan alat-alat kesehatan untuk puskesmas dan jaringannya

sehingga petugas mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal

dan sesuai standar.

Page 149: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

131

Profil Kesehatan Kabupaten Bangli Tahun 2019

Page 150: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TAHUN 2019

L P L + P Satuan

I GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 521 Km2 Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 72 Desa/Kelurahan Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 114.900 112.400 227.300 Jiwa Tabel 2

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 0,0 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk /Km2 436,4 Jiwa/Km

2 Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 50,2 per 100 penduduk produktif Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 102,2 Tabel 2

8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 95,1 83,0 89,1 % Tabel 3

9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 17,2 19,2 18,2 % Tabel 3

b. SMA/ MA 20,5 11,9 16,2 % Tabel 3

c. Sekolah menengah kejuruan 8,2 3,3 5,8 % Tabel 3

d. Diploma I/Diploma II 1,0 1,2 1,1 % Tabel 3

e. Akademi/Diploma III 0,6 1,1 0,8 % Tabel 3

f. S1/Diploma IV 5,6 3,4 4,5 % Tabel 3

g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,1 0,2 0,1 % Tabel 3

II SARANA KESEHATAN

II.1 Sarana Kesehatan

10 Jumlah Rumah Sakit Umum 2 RS Tabel 4

11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 RS Tabel 4

12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 5 Puskesmas Tabel 4

13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 7 Puskesmas Tabel 4

14 Jumlah Puskesmas Keliling 17 Puskesmas keliling Tabel 4

15 Jumlah Puskesmas pembantu 57 Pustu Tabel 4

16 Jumlah Apotek 11 Apotek Tabel 4

17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,0 % Tabel 6

II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 106,7 96,6 101,7 % Tabel 5

19 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 6,4 5,8 6,1 % Tabel 5

20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 29,9 21,1 25,2 per 1.000 pasien keluar Tabel 7

21 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 16,4 14,3 15,3 per 1.000 pasien keluar Tabel 7

RESUME PROFIL KESEHATAN

NOINDIKATOR ANGKA/NILAI No.

Lampiran

KABUPATEN/KOTA

Page 151: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

L P L + P SatuanNO

INDIKATOR ANGKA/NILAI No.

Lampiran

22 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 60,5 % Tabel 8

23 Bed Turn Over (BTO) di RS 23,5 Kali Tabel 8

24 Turn of Interval (TOI) di RS 6,1 Hari Tabel 8

25 Average Length of Stay (ALOS) di RS 9,7 Hari Tabel 8

26 Puskesmas dengan ketersediaan obat vaksin & essensial 1,0 % Tabel 9

II.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

27 Jumlah Posyandu 356 Posyandu Tabel 10

28 Posyandu Aktif 77,8 % Tabel 10

29 Rasio posyandu per 100 balita 2,1 per 100 balita Tabel 10

30 Posbindu PTM 60 Posbindu PTM Tabel 10

III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

31 Jumlah Dokter Spesialis 64 29 93 Orang Tabel 11

32 Jumlah Dokter Umum 40 39 79 Orang Tabel 11

33 Rasio Dokter (spesialis+umum) 41 per 100.000 penduduk Tabel 11

34 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 8 19 27 Orang Tabel 11

35 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 12 per 100.000 penduduk Tabel 11

36 Jumlah Bidan 286 Orang Tabel 12

37 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 126 per 100.000 penduduk Tabel 12

38 Jumlah Perawat 258 429 687 Orang Tabel 12

39 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 302 per 100.000 penduduk Tabel 12

40 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat 3 6 9 Orang Tabel 13

41 Jumlah Tenaga Sanitasi 20 21 41 Orang Tabel 13

42 Jumlah Tenaga Gizi 7 30 37 Orang Tabel 13

43 Jumlah Tenaga Kefarmasian 13 52 65 Orang Tabel 15

IV PEMBIAYAAN KESEHATAN

44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 113,0 % Tabel 17

45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 100,0 % Tabel 18

46 Total anggaran kesehatan Rp232.224.792.590 Rp Tabel 19

47 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota 17,1 % Tabel 19

48 Anggaran kesehatan perkapita Rp147.710.078.120 Rp Tabel 19

V KESEHATAN KELUARGA

Page 152: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

L P L + P SatuanNO

INDIKATOR ANGKA/NILAI No.

Lampiran

V.1 Kesehatan Ibu

49 Jumlah Lahir Hidup 1.690 1.572 3.262 Orang Tabel 20

50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5,9 8,2 7,0 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20

51 Jumlah Kematian Ibu 6 Ibu Tabel 21

52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 183,9 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21

53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 96,7 % Tabel 23

54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 82,1 % Tabel 23

55 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 90,0 % Tabel 27

56 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 92,6 % Tabel 23

57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 92,6 % Tabel 23

58 Pelayanan Ibu Nifas KF3 89,3 % Tabel 23

59 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 91,8 % Tabel 23

60 Penanganan komplikasi kebidanan 52,8 % Tabel 30

61 Peserta KB Aktif 86,5 % Tabel 28

62 Peserta KB Pasca Persalinan 33,2 % Tabel 29

63 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam

Beryodium

82,0 % Tabel 78

64 Persentase Ibu Hamil KEK Mendapat PMT 100,0 % Tabel 79

65 Persentase Remaja Putri 12-18 Tahunyang Mendapat

Tablet Tambah Darah

100,0 % Tabel 81

66 Persentase Ibu Hamil KEK 5,2 % Tabel 82

V.2 Kesehatan Anak

67 Jumlah Kematian Neonatal 12 16 28 neonatal Tabel 31

68 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 7,1 10,2 8,6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31

69 Jumlah Bayi Mati 16 20 36 bayi Tabel 31

70 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 9,5 12,7 11,0 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31

71 Jumlah Balita Mati 17 20 37 Balita Tabel 31

72 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 10,1 12,7 11,3 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31

73 Penanganan komplikasi Neonatal 39,4 42,0 40,7 % Tabel 30

74 Bayi baru lahir ditimbang 100,0 100,0 100,0 % Tabel 33

75 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 3,5 4,1 3,8 % Tabel 33

76 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 100,0 100,0 100,0 % Tabel 34

77 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 96,2 94,3 95,2 % Tabel 34

78 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 88,8 % Tabel 35

79 Pelayanan kesehatan bayi 121,4 101,5 111,0 % Tabel 36

80 Desa/Kelurahan UCI 100,0 % Tabel 37

81 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi 114,2 96,8 105,2 % Tabel 39

Page 153: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

L P L + P SatuanNO

INDIKATOR ANGKA/NILAI No.

Lampiran

82 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 114,1 96,8 105,2 % Tabel 39

83 Cakupan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) DT dan Td pada

Anak Sekolah Kelas 1

100,0 100,0 100,0 % Tabel 83

84 Bayi Mendapat Vitamin A 99,6 % Tabel 41

85 Anak Balita Mendapat Vitamin A 99,8 % Tabel 41

86 Pelayanan kesehatan balita 117,3 112,0 114,7 % Tabel 42

87 Balita ditimbang (D/S) 80,9 80,8 80,9 % Tabel 43

88 Balita gizi kurang (BB/umur) 4,9 % Tabel 44

89 Balita pendek (TB/umur) 19,8 % Tabel 44

90 Balita kurus (BB/TB) 3,0 Tabel 44

91 Balita Gizi Buruk yang ditemukan 3,0 2,0 5,0 kasus Tabel 77

92 Persentase Balita Kurus Mendapat PMT 100,0 % Tabel 80

93 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI 99,4 % Tabel 45

94 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7

SMP/MTs

99,5 % Tabel 45

95 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10

SMA/MA

95,7 % Tabel 45

96 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 67,5 % Tabel 45

V.3 Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut

97 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 40,5 56,7 48,5 % Tabel 48

98 Pelayanan Kesehatan Usila (60+ tahun) 89,1 85,8 87,3 % Tabel 49

VI PENGENDALIAN PENYAKIT

VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung

99 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar

100,00 % Tabel 51

100 CNR seluruh kasus TBC 39 per 100.000 penduduk Tabel 51

101 Case detection rate TBC 16,51 % Tabel 51

102 Cakupan penemuan kasus TBC anak 0,00 % Tabel 51

103 Angka kesembuhan BTA+ 43,3 50,0 45,2 % Tabel 52

104 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 68,3 72,7 69,8 % Tabel 52

105 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua

kasus TBC

100,0 100,0 100,0 % Tabel 52

106 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 52

107 Penemuan penderita pneumonia pada balita 3,2 % Tabel 53

Page 154: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

L P L + P SatuanNO

INDIKATOR ANGKA/NILAI No.

Lampiran

108 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar

pneumonia min 60%

0,8 % Tabel 53

109 Jumlah Kasus HIV 13 3 16 Kasus Tabel 54

110 Jumlah Kasus Baru AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 55

111 Jumlah Kematian akibat AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 55

112 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 31,8 % Tabel 56

113 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua

umur

52,2 % Tabel 56

114 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 2 1 3 Kasus Tabel 57

115 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 2 1 1 per 100.000 penduduk Tabel 57

116 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 0,0 % Tabel 58

117 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 100,0 % Tabel 58

118 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 % Tabel 58

119 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 58

120 Angka Prevalensi Kusta 0,1 per 10.000 Penduduk Tabel 59

121 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,0 0,0 0,0 % Tabel 60

122 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100,0 0,0 100,0 % Tabel 60

VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan

Imunisasi

123 AFP Rate (non polio) < 15 tahun 1,9 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 61

124 Jumlah kasus difteri 0 0 0 Kasus Tabel 62

125 Case fatality rate difteri 0,0 % Tabel 62

126 Jumlah kasus pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62

127 Jumlah kasus tetanus neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 62

128 Case fatality rate tetanus neonatorum 0,0 % Tabel 62

129 Jumlah kasus hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 62

130 Jumlah kasus suspek campak 2 1 3 Kasus Tabel 62

131 Insiden rate suspek campak 0,9 0,4 1,3 per 100.000 penduduk Tabel 62

132 KLB ditangani < 24 jam 100,0 % Tabel 63

VI.3 Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

133 Angka kesakitan (incidence rate) DBD 57,6 43,6 101,2 per 100.000 penduduk Tabel 65

134 Angka kematian (case fatality rate) DBD 0,0 0,0 0,0 % Tabel 65

135 Angka kesakitan malaria (annual parasit incidence ) 0,0 0,0 0,0 per 1.000 penduduk Tabel 66

136 Konfirmasi laboratorium pada suspek malaria 100,0 % Tabel 66

137 Pengobatan standar kasus malaria positif 0,0 % Tabel 66

Page 155: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

L P L + P SatuanNO

INDIKATOR ANGKA/NILAI No.

Lampiran

138 Case fatality rate malaria 0,0 0,0 0,0 % Tabel 66

139 Penderita kronis filariasis 0 0 0 Kasus Tabel 67

VI.4 Pengendalian Penyakit Tidak Menular

140 Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan 28,1 35,9 31,9 % Tabel 68

141 Penyandang DM mendapatkan pelayanan kesehatan

sesuai standar

83,4 % Tabel 69

142 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 5,1 % perempuan usia 30-50 tahun Tabel 70

143 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 6,0 % Tabel 70

144 Persentase tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-

50 tahun

0,5 % Tabel 70

145 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa

Berat

62,5 % Tabel 71

VII KESEHATAN LINGKUNGAN

146 Sarana air minum dengan risiko rendah dan sedang 95,9 % Tabel 72

147 Sarana air minum memenuhi syarat 70,3 % Tabel 72

148 KK dengan akses terhadap sanitasi yang layak (jamban

sehat)

89,8 % Tabel 73

149 Desa STBM 0,0 % Tabel 74

150 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 82,5 % Tabel 75

151 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat

kesehatan

7,3 % Tabel 76

Page 156: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,

DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN

WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km2) TANGGA TANGGA per km

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Bangli 56,3 5 4 9 51.940 922,6

2 Tembuku 48,3 9 0 9 35.090 726,5

3 Susut 49,3 6 0 6 44.970 912,2

4 Kintamani 366,9 48 0 48 95.300 259,7

KABUPATEN/KOTA 520,8 68 4 72 227.300 - 436,4

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten Bangli Tahun 2019

JUMLAH

PENDUDUK

JUMLAH

NO KECAMATANDESA KELURAHAN

DESA +

KELURAHAN

Page 157: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6

1 0 - 4 8.500 8.200 16.700 103,7

2 5 - 9 9.000 8.500 17.500 105,9

3 10 - 14 9.900 9.500 19.400 104,2

4 15 - 19 8.800 7.700 16.500 114,3

5 20 - 24 7.100 6.800 13.900 104,4

6 25 - 29 8.400 8.100 16.500 103,7

7 30 - 34 8.400 7.700 16.100 109,1

8 35 - 39 8.000 7.800 15.800 102,6

9 40 - 44 7.300 7.600 14.900 96,1

10 45 - 49 8.300 8.400 16.700 98,8

11 50 - 54 8.400 8.700 17.100 96,6

12 55 - 59 6.500 6.600 13.100 98,5

13 60 - 64 5.400 5.300 10.700 101,9

14 65 - 69 4.000 4.000 8.000 100,0

15 70 - 74 3.200 3.400 6.600 94,1

16 75+ 3.700 4.100 7.800 90,2

KABUPATEN/KOTA 114.900 112.400 227.300 102,2

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 50

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten Bangli Tahun 2019

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)

Page 158: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN

LAKI-LAKI+

PEREMPUAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS 87.500 86.200 173.700

2 PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF 95,06 82,98 89,06

3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 18,04 29,93 23,94

b. SD/MI 28,91 29,93 29,42

c. SMP/ MTs 17,16 19,19 18,17

d. SMA/ MA 20,49 11,87 16,21

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 8,18 3,30 5,76

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0,96 1,16 1,06

g. AKADEMI/DIPLOMA III 0,61 1,05 0,83

h. S1/DIPLOMA IV 5,55 3,41 4,48

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0,11 0,16 0,13

Sumber: - Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2019

TABEL 3

JUMLAH PERSENTASE

PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

NO VARIABEL

Page 159: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 4

JUMLAH FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

PEMILIKAN/PENGELOLA

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 1 0 0 1 2

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 1 0 0 0 0 1

1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 5 0 0 0 5

- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 45 0 0 0 45

2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 7 0 0 0 7

3 PUSKESMAS KELILING 0 0 17 0 0 0 17

4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 57 0 0 0 57

1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 0 -

2 KLINIK PRATAMA 0 1 0 3 0 4 8

3 KLINIK UTAMA 0 0 0 0 0 0 -

4 BALAI PENGOBATAN 0 0 0 0 0 0 -

5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 0 -

6 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 0 0 0 0 0 56 56

7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 0 0 0 0 0 15 15

8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 0 0 0 0 0 25 25

9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 1 1

10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0 -

11 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 1 0 0 0 1

12 LABORATORIUM KESEHATAN 0 0 0 0 0 1

1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 -

2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -

3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 -

4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 -

5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 0 -

6 APOTEK 0 0 0 0 0 11 11

7 APOTEK PRB 0 0 0 0 0 1 1

8 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 1 1

9 TOKO ALKES 0 0 0 0 0 0 -

Sumber: - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Bangli Tahun 2019

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

NO FASILITAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Page 160: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 5

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

JUMLAH KUNJUNGAN 122.626 108.592 231.218 7.313 6.575 13.888 18.819 5.447 24.266

JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 114.900 112.400 227.300 114.900 112.400 227.300

CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 106,7 96,6 101,7 6,4 5,8 6,1

A Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

1 Puskesmas1. Puskesmas Bangli 3.077 3.181 6.258 0 0 0 63 45 1082. Puskesmas Bangli Utara 5.227 5.147 10.374 0 0 0 38 10 483. Puskesmas Tembuku I 5.300 5.631 10.931 0 0 0 53 54 1074. Puskesmas Tembuku II 7.362 8.222 15.584 44 65 109 18 15 335. Puskesmas Susut I 7.705 7.998 15.703 1 10 11 83 61 1446. Puskesmas Susut II 5.043 5.025 10.068 0 0 0 47 36 837. Puskesmas Kintamani I 7.396 7.774 15.170 1 74 75 50 40 908. Puskesmas Kintamani II 2.177 2.992 5.169 0 0 0 11 18 299. Puskesmas Kintamani III 3.381 2.633 6.014 17 67 84 26 26 5210. Puskesmas Kintamani IV 5.014 5.015 10.029 0 0 0 19 18 3711. Puskesmas Kintamani V 3.849 4.026 7.875 12 15 27 16 10 2612. Puskesmas Kintamani VI 6.843 8.142 14.985 0 0 0 82 70 152Total Puskesmas 62.374 65.786 128.160 75 231 306 506 403 909

2 Klinik Pratamaa. Kilinik Kintamani 1.653 3.652 5.305 0 0 0 0 0 0b. Klinik Era Medika 3.984 3.805 7.789 0 0 0 0 0 0c. Klinik Pratama BMC 1299 1226 2.525 0 0 0 0 0 0d. Klinik Rutan 471 105 576 0 0 0 15 15 30e. Klinik Polres 1168 435 1.603 0 0 0 1 0 1f. Klinik Kodim 895 450 1.345 0 0 0 0 0 0g. Klinik Lapas Narkotika 8317 0 8.317 0 0 0 216 0 216Total Klinik 17.787 9.673 27.460 0 0 0 232 15 247

SUB JUMLAH I 80.161 75.459 155.620 75 231 306 738 418 1.156

B Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut

1 Klinik Utama1 0 0 02 0 0 03 0 0 0dst 0 0 0

2 RS Umum1. RS BMC 2.050 2.018 4.068 988 1.116 2.104 476 340 8162. RSUD Bangli 29.449 24.476 53.925 3.037 3.752 6.789 0 0 03 0 0 0dst 0 0 0

3 RS Khusus1. RSJ Provinsi Bali 10.966 6.639 17.605 3.213 1.476 4.689 17.605 4.689 22.2942 0 0 03 0 0 0dst 0 0 0

4 Praktik Mandiri Dokter Spesialis1 0 0 02 0 0 03 0 0 0dst 0 0 0

SUB JUMLAH II 42.465 33.133 75.598 7.238 6.344 13.582 18.081 5.029 23.110

Sumber: - Seksi Pelayanan Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

- Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

-Rekam Medik Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

- Klinik di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan

NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN

JUMLAH KUNJUNGAN PASIEN BARU RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

Page 161: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 6

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I

JUMLAH %

1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 2 2 100,0

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100,0

KABUPATEN/KOTA 3 3 100,0

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

PERSENTASE RUMAH SAKIT DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I

NO RUMAH SAKIT JUMLAH

Page 162: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 7

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 RS BMC 93 2.910 3.771 6.681 24 16 40 10 10 20 8,2 4,2 6,0 3,4 2,7 3,0

2 RSUD Bangli 150 3.037 3.752 6.789 186 152 338 105 103 208 61,2 40,5 49,8 34,6 27,5 30,6

3 RSJ Prov. Bali 400 1.070 581 1.651 0 3 3 0 3 3 0,0 5,2 1,8 0,0 5,2 1,8

643 7.017 8.104 15.121 210 171 381 115 116 231 29,9 21,1 25,2 16,4 14,3 15,3

Sumber: Rekam Medik Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

JUMLAH

TEMPAT TIDUR

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

KABUPATEN/KOTA

Gross Death Rate Net Death RatePASIEN KELUAR MATIPASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

PASIEN KELUAR MATI

≥ 48 JAM DIRAWATNONAMA RUMAH

SAKITa

Page 163: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 8

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

NONAMA RUMAH

SAKITa

JUMLAH

TEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

JUMLAH HARI

PERAWATAN

JUMLAH LAMA

DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 RS BMC 93 6.681 15.944 25.702 47,0 72 3 4

2 RSUD Bangli 150 6.789 37.396 33.466 68,3 45 3 5

3 RSJ Prov. Bali 400 1.651 88.605 88.240 60,7 4 35 53

643 15.121 141.945 147.408 60,5 24 6 10

Sumber: Rekam Medik Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

KABUPATEN/KOTA

Page 164: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 9

PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN ESENSIALKABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

NO KECAMATAN PUSKESMASKETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN

ESENSIAL*

1 2 3 4

1 Bangli Bangli V

2 Bangli Utara V

3 Tembuku Tembuku I V

4 Tembuku II V

5 Susut Susut I V

6 Susut II V

7 Kintamani Kintamani I V

8 Kintamani II V

9 Kintamani III V

10 Kintamani IV V

11 Kintamani V V

12 Kintamani VI V

12

12

% PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT & VAKSIN ESENSIAL 100,0%

Sumber: UPTD Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan: *) beri tanda "V" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial ≥80%

*) beri tanda "X" jika puskesmas memiliki obat dan vaksin esensial <80%

*) jika puskesmas tersebut tidak melapor, mohon dikosongkan atau tidak memberi tanda "V" maupun "X"

JUMLAH PUSKESMAS YANG MEMILIKI 80% OBAT DAN VAKSIN ESENSIAL

JUMLAH PUSKESMAS YANG MELAPOR

Page 165: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 10

JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM* MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Bangli Bangli 0 0,0 0 0,0 31 96,9 1 3,1 32 32 100,0 5

2 Bangli Utara 0 0,0 0 0,0 34 91,9 3 8,1 37 37 100,0 5

3 Tembuku Tembuku I 0 0,0 0 0,0 33 94,3 2 5,7 35 35 100,0 2

4 Tembuku II 0 0,0 0 0,0 27 96,4 1 3,6 28 28 100,0 1

5 Susut Susut I 0 0,0 0 0,0 33 100,0 0 0,0 33 33 100,0 6

6 Susut II 0 0,0 0 0,0 19 86,4 3 13,6 22 22 100,0 5

7 Kintamani Kintamani I 0 0,0 0 0,0 32 100,0 0 0,0 32 32 100,0 8

8 Kintamani II 0 0,0 16 64,0 9 36,0 0 0,0 25 9 36,0 7

9 Kintamani III 0 0,0 6 17,6 26 76,5 2 5,9 34 28 82,4 7

10 Kintamani IV 0 0,0 26 89,7 3 10,3 0 0,0 29 3 10,3 3

11 Kintamani V 0 0,0 31 88,6 4 11,4 0 0,0 35 4 11,4 2

12 Kintamani VI 0 0,0 0 0,0 14 100,0 0 0,0 14 14 100,0 9

0 0,0 79 22,2 265 74,4 12 3,4 356 277 77,8 60

2,1

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kab. Bangli Tahun 2019

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

POSBINDU

PTM**

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

JUMLAH

JUMLAH (KAB/KOTA)

STRATA POSYANDU

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF*

Page 166: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 11

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

DR SPESIALIS a DOKTER UMUM

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Puskesmas Bangli 0 0 0 1 1 2 1 1 2 1 2 3 0 0 0 1 2 3

2 Puskesmas Bangli Utara 0 0 0 0 3 3 0 3 3 1 0 1 0 0 0 1 0 1

3 Puskesmas Tembuku I 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 2 2 0 0 0 0 2 2

4 Puskesmas Tembuku II 0 0 0 0 2 2 0 2 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1

5 Puskesmas Susut I 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1

6 Puskesmas Susut II 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 2 2 0 0 0 0 2 2

7 Puskesmas Kintamani I 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Puskesmas Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1

9 Puskesmas Kintamani III 0 0 0 2 0 2 2 0 2 1 0 1 0 0 0 1 0 1

10 Puskesmas Kintamani IV 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1

11 Puskesmas Kintamani V 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Puskesmas Kintamani VI 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1

Total Puskesmas 0 0 0 9 10 19 9 10 19 5 9 14 0 0 0 5 9 14

1 RSJ Provinsi Bali 12 8 20 14 8 22 26 16 42 0 2 2 0 0 0 0 2 2

2 RSUD Bangli 27 11 38 7 13 20 34 24 58 2 5 7 0 0 0 2 5 7

3 RS BMC 25 10 35 4 4 8 29 14 43 1 0 1 0 1 0 1

Total Rumah Sakit 64 29 93 25 25 50 89 54 143 3 7 10 0 0 0 3 7 10

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 6 4 10 6 4 10 0 3 3 0 0 0 0 3 3

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

JUMLAH (KAB/KOTA)b 64 29 93 40 39 79 104 68 172 8 19 27 0 0 0 8 19 27

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 40,9 34,8 75,7 11,9 0,0 11,9

Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

-Sub Bagian Kepegawaian Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

-Klinik di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Keterangan : a) Jumlah termasuk S3;

b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali

DOKTER

GIGI SPESIALIS TOTAL

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

TOTAL DOKTER GIGI NO UNIT KERJA

Page 167: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 12

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DI FASILITAS KESEHATAN

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L+P

1 2 3 4 5 6

1 Puskesmas Bangli 6 7 13 14

2 Puskesmas Bangli Utara 6 3 9 11

3 Puskesmas Tembuku I 4 4 8 13

4 Puskesmas Tembuku II 4 5 9 15

5 Puskesmas Susut I 5 10 15 16

6 Puskesmas Susut II 2 9 11 11

7 Puskesmas Kintamani I 2 8 10 17

8 Puskesmas Kintamani II 4 0 4 15

9 Puskesmas Kintamani III 4 4 8 18

10 Puskesmas Kintamani IV 4 3 7 16

11 Puskesmas Kintamani V 5 3 8 11

12 Puskesmas Kintamani VI 2 4 6 10

Total Puskesmas 48 60 108 167

1 RSJ Provinsi Bali 112 169 281 0

2 RSUD Bangli 67 123 190 76

3 RS BMC 21 69 90 36

Total Rumah Sakit 200 361 561 112

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 10 8 18 7

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

JUMLAH (KAB/KOTA)b 258 429 687 286

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 302,2 125,8

Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

PERAWATa

BIDANNO UNIT KERJA

Page 168: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 13

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN GIZI DI FASILITAS KESEHATAN

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Puskesmas Bangli 0 0 0 1 2 3

2 Puskesmas Bangli Utara 0 0 0 2 1 3

3 Puskesmas Tembuku I 0 0 0 2 1 3

4 Puskesmas Tembuku II 0 0 0 2 1 3

5 Puskesmas Susut I 0 1 1 1 0 1

6 Puskesmas Susut II 0 0 0 1 0 1

7 Puskesmas Kintamani I 2 0 2 1 1 2

8 Puskesmas Kintamani II 0 0 0 0 0 0

9 Puskesmas Kintamani III 0 0 0 0 1 1

10 Puskesmas Kintamani IV 0 0 0 1 0 1

11 Puskesmas Kintamani V 0 0 0 2 1 3

12 Puskesmas Kintamani VI 0 1 1 2 1 3

Total Puskesmas 2 2 4 15 9 24

1 RSJ Provinsi Bali 1 3 4 2 4 6

2 RSUD Bangli 0 1 1 3 8 11

3 RS BMC 0 0 0 0 0 0

Total Rumah Sakit 1 4 5 5 12 17

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

JUMLAH (KAB/KOTA)a 3 6 9 20 21 41

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 4,0 18,0

Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

NO UNIT KERJAKESEHATAN MASYARAKAT

Page 169: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 14

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

NO UNIT KERJA

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Puskesmas Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2

2 Puskesmas Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

3 Puskesmas Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2

4 Puskesmas Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Puskesmas Susut I 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 1 3

6 Puskesmas Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 4

7 Puskesmas Kintamani I 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1

8 Puskesmas Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Puskesmas Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2

10 Puskesmas Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

11 Puskesmas Kintamani V 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Puskesmas Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

Total Puskesmas 1 2 3 0 0 0 0 0 0 9 8 17

1 RSJ Provinsi Bali 2 3 5 0 0 0 2 3 5 0 1 1

2 RSUD Bangli 4 7 11 7 3 10 1 0 1 3 2 5

3 RS BMC 1 5 6 4 0 4 0 0 0 2 22 24

Total Rumah Sakit 7 15 22 11 3 14 3 3 6 5 25 30

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

JUMLAH (KAB/KOTA)a 8 17 25 11 3 14 3 3 6 14 33 47

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKa 11,0 6,2 2,6 20,7

Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

-Sub Bagian Kepegawaian Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

-Klinik di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Keterangan : a) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali

JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK, DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN

AHLI TEKNOLOGI

LABORATORIUM MEDIK

TENAGA TEKNIK

BIOMEDIKA LAINNYAKETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDIS

Page 170: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 15

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

TENAGA TEKNIS

KEFARMASIANa APOTEKER

L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas Bangli 0 1 1 0 0 0 0 1 1

2 Puskesmas Bangli Utara 1 0 1 0 1 1 1 1 2

3 Puskesmas Tembuku I 1 1 2 0 0 0 1 1 2

4 Puskesmas Tembuku II 0 1 1 0 0 0 0 1 1

5 Puskesmas Susut I 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Puskesmas Susut II 1 0 1 0 0 0 1 0 1

7 Puskesmas Kintamani I 0 1 1 0 0 0 0 1 1

8 Puskesmas Kintamani II 0 0 0 0 1 1 0 1 1

9 Puskesmas Kintamani III 0 1 1 0 0 0 0 1 1

10 Puskesmas Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Puskesmas Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Puskesmas Kintamani VI 0 1 1 0 0 0 0 1 1

Total Puskesmas 3 6 9 0 2 2 3 8 11

1 RSJ Provinsi Bali 2 8 10 3 5 8 5 13 18

2 RSUD Bangli 0 13 13 3 3 6 3 16 19

3 RS BMC 1 12 13 0 3 3 1 15 16

Total Rumah Sakit 3 33 36 6 11 17 9 44 53

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 0 1 0 0 0 1 0 1

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

JUMLAH (KAB/KOTA)b 7 39 46 6 13 19 13 52 65

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 20,2 8,4 28,6

Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

-Sub Bagian Kepegawaian Rumah Sakit di Kabupaten Bangli Tahun 2019

-Klinik di Kabupaten Bangli Tahun 2019

Keterangan : a) Termasuk analis farmasi, asisten apoteker, dan sarjana farmasi;

b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA TOTAL

TENAGA KEFARMASIAN

Page 171: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 16

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Puskesmas Bangli 1 1 2 0 0 0 0 3 3 1 4 5

2 Puskesmas Bangli Utara 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2

3 Puskesmas Tembuku I 1 1 2 0 0 0 2 7 9 3 8 11

4 Puskesmas Tembuku II 1 1 2 0 0 0 3 3 6 4 4 8

5 Puskesmas Susut I 0 1 1 0 0 0 2 6 8 2 7 9

6 Puskesmas Susut II 1 0 1 0 0 0 0 6 6 1 6 7

7 Puskesmas Kintamani I 2 0 2 0 0 0 1 2 3 3 2 5

8 Puskesmas Kintamani II 2 0 2 0 0 0 2 2 4 4 2 6

9 Puskesmas Kintamani III 2 0 2 0 0 0 3 0 3 5 0 5

10 Puskesmas Kintamani IV 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2

11 Puskesmas Kintamani V 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2

12 Puskesmas Kintamani VI 1 1 2 0 0 0 1 2 3 2 3 5

Total Puskesmas 17 5 22 0 0 0 14 31 45 31 36 67

1 RSJ Provinsi Bali 16 5 21 0 0 0 56 28 84 72 33 105

2 RSUD Bangli 17 8 25 0 0 0 75 103 178 92 111 203

3 RS BMC 5 6 11 0 0 0 4 11 15 9 17 26

Total Rumah Sakit 38 19 57 0 0 0 135 142 277 173 161 334

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA

JUMLAH (KAB/KOTA)a 55 24 79 0 0 0 149 173 322 204 197 401

Sumber: -Profil SDMK Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

NO UNIT KERJA PEJABAT STRUKTURAL

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TOTALTENAGA PENDIDIK

TENAGA DUKUNGAN

MANAJEMEN

Page 172: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 17

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH %

1 2 3 4

1 PBI APBN 57.932 25,5

2 PBI APBD 119.706 52,7

177.638 78,2

1 Pekerja Penerima Upah (PPU) 51.108 22,5

2Pekerja Bukan Penerima Upah

(PBPU)/mandiri24.117 10,6

3 Bukan Pekerja (BP) 3.955 1,7

79.180 34,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 256.818 113,0

Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

NON PBI

SUB JUMLAH PBI

SUB JUMLAH NON PBI

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN

NO JENIS KEPESERTAANPESERTA JAMINAN KESEHATAN

PENERIMA BANTUAN IURAN (PBI)

Page 173: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAHYG MEMANFAATKAN DANA

DESA UNTUK KESEHATAN%

1 2 3 4 5 6

1 Bangli Bangli 2 2 100,0

2 Bangli Utara 3 3 100,0

3 Tembuku Tembuku I 4 4 100,0

4 Tembuku II 2 2 100,0

5 Susut Susut I 5 5 100,0

6 Susut II 4 4 100,0

7 Kintamani Kintamani I 8 8 100,0

8 Kintamani II 7 7 100,0

9 Kintamani III 14 14 100,0

10 Kintamani IV 6 6 100,0

11 Kintamani V 4 4 100,0

12 Kintamani VI 9 9 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 68 68 100,0

Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

TABEL 18

PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

DESA

Page 174: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 19

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

Rupiah %

1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA Rp181.939.950.089,67 78,35

a. Belanja Langsung Rp72.793.245.089,02 31,35

b. Belanja Tidak Langsung Rp84.514.714.469,65 36,39

c. Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp24.631.990.531,00 10,61

- DAK fisik Rp14.510.990.531,00 6,25

1. Reguler Rp12.046.275.531,00 5,19

2. Penugasan Rp2.464.715.000,00 1,06

3. Afirmasi

- DAK non fisik Rp10.121.000.000,00 4,36

1. BOK Rp8.999.000.000,00 3,88

2. Akreditasi Rp538.000.000,00 0,23

3. Jampersal Rp499.000.000,00 0,21

4. Distribusi Obat dan E-Logistic Rp85.000.000,00 0,04

2 APBD PROVINSI Rp0,00 0,00

a. Belanja Langsung

b. Belanja Tidak Langsung

c. Dana Alokasi Khusus (DAK) : BOK

3 APBN : Rp0,00 0,00

a. Dana Dekonsentrasi

b. Lain-lain (sebutkan), misal bansos kapitasi

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) Rp0,00 0,00

(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN*

BLUD Rp50.284.842.499,96 21,65

Rp232.224.792.589,63

Rp1.360.106.465.044,43

17,1

Rp147.710.078.119,98

Sumber: -Sub Bagian Program, Evapor dan Humas Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

NO SUMBER BIAYA

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

Page 175: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 20

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 161 1 162 162 0 162 323 1 324

2 Bangli Utara 182 0 182 150 1 151 332 1 333

3 Tembuku Tembuku I 116 0 116 123 0 123 239 0 239

4 Tembuku II 150 0 150 113 0 113 263 0 263

5 Susut Susut I 159 1 160 151 1 152 310 2 312

6 Susut II 150 2 152 142 1 143 292 3 295

7 Kintamani Kintamani I 156 1 157 159 2 161 315 3 318

8 Kintamani II 180 1 181 118 3 121 298 4 302

9 Kintamani III 95 0 95 86 3 89 181 3 184

10 Kintamani IV 86 1 87 112 0 112 198 1 199

11 Kintamani V 161 2 163 174 1 175 335 3 338

12 Kintamani VI 94 1 95 82 1 83 176 2 178

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.690 10 1.700 1.572 13 1.585 3.262 23 3.285

5,9 8,2 7,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MATI HIDUP + MATI

LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

JUMLAH KELAHIRAN

NO KECAMATANNAMA

PUSKESMASHIDUP

PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

Page 176: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 21

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Bangli Bangli 323 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Bangli Utara 332 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1

3 Tembuku Tembuku I 239 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 1 1 2

4 Tembuku II 263 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

5 Susut Susut I 310 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1

6 Susut II 292 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Kintamani Kintamani I 315 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Kintamani II 298 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Kintamani III 181 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kintamani IV 198 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1

11 Kintamani V 335 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Kintamani VI 176 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3.262 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3 2 5 0 4 2 6

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 184

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan:

- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas

- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

KEMATIAN IBU

JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU

JUMLAH (KAB/KOTA)

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH LAHIR

HIDUPJUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL

Page 177: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 22

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

PERDARAHAN

HIPERTENSI

DALAM

KEHAMILAN

INFEKSI

GANGGUAN

SISTEM

PEREDARAN

DARAH *

GANGGUAN

METABOLIK** LAIN-LAIN

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0

2 Bangli Utara 0 1 0 0 0 0

3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 2

4 Tembuku II 0 0 0 0 0 1

5 Susut Susut I 0 0 0 0 0 1

6 Susut II 0 0 0 0 0 0

7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0

8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0

9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0

10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 1

11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0

12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0

0 1 0 0 0 5

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019* Jantung, Stroke, dll

** Diabetes Mellitus, dll

JUMLAH (KAB/KOTA)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PENYEBAB KEMATIAN IBU

Page 178: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 23

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Bangli Bangli 319 327 102,5 303 95,0 304 323 106,3 323 106,3 323 106,3 300 98,7 319 104,9 323 106,3

2 Bangli Utara 369 337 91,3 310 84,0 349 331 94,8 331 94,8 330 94,6 306 87,7 323 92,6 330 94,6

3 Tembuku Tembuku I 291 278 95,5 233 80,1 278 237 85,3 237 85,3 237 85,3 230 82,7 233 83,8 237 85,3

4 Tembuku II 319 292 91,5 251 78,7 304 261 85,9 261 85,9 261 85,9 258 84,9 258 84,9 261 85,9

5 Susut Susut I 365 339 92,9 273 74,8 346 309 89,3 309 89,3 309 89,3 298 86,1 295 85,3 309 89,3

6 Susut II 299 323 108,0 285 95,3 285 294 103,2 294 103,2 290 101,8 285 100,0 280 98,2 290 101,8

7 Kintamani Kintamani I 392 364 92,9 305 77,8 370 312 84,3 312 84,3 312 84,3 310 83,8 291 78,6 291 78,6

8 Kintamani II 348 324 93,1 263 75,6 330 298 90,3 298 90,3 298 90,3 298 90,3 288 87,3 296 89,7

9 Kintamani III 201 200 99,5 170 84,6 197 183 92,9 183 92,9 183 92,9 183 92,9 185 93,9 183 92,9

10 Kintamani IV 218 233 106,9 182 83,5 212 199 93,9 199 93,9 199 93,9 199 93,9 183 86,3 198 93,4

11 Kintamani V 349 357 102,3 304 87,1 333 336 100,9 336 100,9 336 100,9 330 99,1 325 97,6 336 100,9

12 Kintamani VI 216 191 88,4 149 69,0 211 175 82,9 175 82,9 175 82,9 175 82,9 162 76,8 175 82,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.686 3.565 96,7 3.028 82,1 3.519 3.258 92,6 3.258 92,6 3.253 92,4 3.172 90,1 3.142 89,3 3.229 91,8

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL, IBU BERSALIN, DAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMIL

PERSALINAN

DITOLONG NAKES

IBU NIFAS

MENDAPAT VIT A JUMLAH

KF3K1 K4*NO

PERSALINAN DI

FASYANKES**KF1 KF2

KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

Page 179: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 24

CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

Td1 Td2 Td3 Td4 Td5 Td2+

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Bangli Bangli 319 5 1,6 0 0,0 0 0,0 0 0,0 146 45,8 146 45,8

2 Bangli Utara 369 0 0,0 0 0,0 0 0,0 240 65,0 270 73,2 510 138,2

3 Tembuku Tembuku I 291 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 279 95,9 279 95,9

4 Tembuku II 319 0 0,0 0 0,0 0 0,0 76 23,8 170 53,3 246 77,1

5 Susut Susut I 365 0 0,0 0 0,0 0 0,0 168 46,0 230 63,0 398 109,0

6 Susut II 299 0 0,0 0 0,0 0 0,0 101 33,8 219 73,2 320 107,0

7 Kintamani Kintamani I 392 0 0,0 0 0,0 0 0,0 66 16,8 299 76,3 365 93,1

8 Kintamani II 348 0 0,0 0 0,0 0 0,0 71 20,4 172 49,4 243 69,8

9 Kintamani III 201 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 14 7,0 14 7,0

10 Kintamani IV 218 0 0,0 0 0,0 0 0,0 69 31,7 140 64,2 209 95,9

11 Kintamani V 349 0 0,0 0 0,0 0 0,0 111 31,8 246 70,5 357 102,3

12 Kintamani VI 216 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 191 88,4 191 88,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.686 5 0,1 0 0,0 0 0,0 902 24,5 2.376 64,5 3.278 88,9

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

JUMLAH IBU

HAMILNO KECAMATAN PUSKESMAS

IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL

Page 180: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 25

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

Td1 Td2 Td3 Td4 Td5

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Bangli Bangli 3.728 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

2 Bangli Utara 3.180 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

3 Tembuku Tembuku I 2.937 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

4 Tembuku II 2.693 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

5 Susut Susut I 3.300 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

6 Susut II 3.527 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

7 Kintamani Kintamani I 3.224 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

8 Kintamani II 2.344 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

9 Kintamani III 2.999 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

10 Kintamani IV 1.815 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

11 Kintamani V 2.779 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

12 Kintamani VI 1.933 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 34.459 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH WUS

TIDAK HAMIL

(15-39 TAHUN)

IMUNISASI Td PADA WUS TIDAK HAMIL

Page 181: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 26

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR (HAMIL DAN TIDAK HAMIL) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

Td1 Td2 Td3 Td4 Td5

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Bangli Bangli 4.047 5 0,1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 146 3,6

2 Bangli Utara 3.549 0 0,0 0 0,0 0 0,0 240 6,8 270 7,6

3 Tembuku Tembuku I 3.228 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 279 8,6

4 Tembuku II 3.012 0 0,0 0 0,0 0 0,0 76 2,5 170 5,6

5 Susut Susut I 3.665 0 0,0 0 0,0 0 0,0 168 4,6 230 6,3

6 Susut II 3.826 0 0,0 0 0,0 0 0,0 101 2,6 219 5,7

7 Kintamani Kintamani I 3.616 0 0,0 0 0,0 0 0,0 66 1,8 299 8,3

8 Kintamani II 2.692 0 0,0 0 0,0 0 0,0 71 2,6 172 6,4

9 Kintamani III 3.200 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 14 0,4

10 Kintamani IV 2.033 0 0,0 0 0,0 0 0,0 69 3,4 140 6,9

11 Kintamani V 3.128 0 0,0 0 0,0 0 0,0 111 3,5 246 7,9

12 Kintamani VI 2.149 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 191 8,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 38.145 5 0,0 0 0,0 0 0,0 902 2,4 2.376 6,2

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH WUS

(15-39 TAHUN)

IMUNISASI Td PADA WUS

Page 182: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 27

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

TTD (90 TABLET)

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6

1 Bangli Bangli 319 315 98,7

2 Bangli Utara 369 310 84,0

3 Tembuku Tembuku I 291 291 100,0

4 Tembuku II 319 252 79,0

5 Susut Susut I 365 365 100,0

6 Susut II 299 299 100,0

7 Kintamani Kintamani I 392 345 88,0

8 Kintamani II 348 264 75,9

9 Kintamani III 201 190 94,5

10 Kintamani IV 218 197 90,4

11 Kintamani V 349 312 89,4

12 Kintamani VI 216 179 82,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.686 3.319 90,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

KECAMATANJUMLAH IBU

HAMILNO PUSKESMAS

Page 183: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 28

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Bangli Bangli 4.352 62 1,9 936 28,7 162 5,0 1.895 58,1 9 0,3 156 4,8 30 0,9 3.259 74,9

2 Bangli Utara 4.601 82 1,9 1.857 43,7 240 5,6 1.658 39,0 101 2,4 163 3,8 46 1,1 4.248 92,3

3 Tembuku Tembuku I 3.251 11 0,4 1.126 38,8 173 6,0 1.326 45,7 30 1,0 78 2,7 130 4,5 2.904 89,3

4 Tembuku II 2.696 29 1,2 1.107 47,0 339 14,4 698 29,6 7 0,3 73 3,1 97 4,1 2.357 87,4

5 Susut Susut I 3.818 36 1,0 1.627 45,1 222 6,2 1.522 42,2 25 0,7 81 2,2 71 2,0 3.609 94,5

6 Susut II 3.902 26 0,7 1.296 34,8 159 4,3 2.088 56,0 2 0,1 92 2,5 64 1,7 3.729 95,6

7 Kintamani Kintamani I 3.638 53 1,7 1.124 36,7 142 4,6 1.542 50,4 40 1,3 60 2,0 59 1,9 3.060 84,1

8 Kintamani II 2.749 53 2,1 1.020 40,7 423 16,9 556 22,2 55 2,2 171 6,8 174 6,9 2.507 91,2

9 Kintamani III 2.535 29 1,1 1.033 39,6 228 8,7 1.049 40,2 47 1,8 96 3,7 81 3,1 2.610 103,0

10 Kintamani IV 1.890 32 1,8 1.050 58,7 109 6,1 349 19,5 24 1,3 56 3,1 144 8,1 1.788 94,6

11 Kintamani V 2.774 0 0,0 1.015 48,6 152 7,3 690 33,0 17 0,8 90 4,3 107 5,1 2.088 75,3

12 Kintamani VI 2.434 36 2,2 497 30,7 119 7,4 840 51,9 5 0,3 73 4,5 43 2,7 1.618 66,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 38.640 449 1,3 13.688 41,0 2.468 7,4 14.213 42,5 362 1,1 1.189 3,6 1.046 3,1 33.415 86,5

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan:

AKDR: Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

MOP : Metode Operasi Pria

MOW : Metode Operasi Wanita

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

JUMLAH

PUS

PESERTA KB AKTIF

Page 184: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 29

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Bangli Bangli 304 2 3,6 16 29,1 1 1,8 18 32,7 0 0,0 15 27,3 3 5,5 55 18,1

2 Bangli Utara 349 0 0,0 130 81,3 2 1,3 12 7,5 0 0,0 16 10,0 0 0,0 160 45,8

3 Tembuku Tembuku I 278 3 4,7 26 40,6 9 14,1 15 23,4 0 0,0 9 14,1 2 3,1 64 23,0

4 Tembuku II 304 3 20,0 9 60,0 3 20,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 15 4,9

5 Susut Susut I 346 0 0,0 26 57,8 8 17,8 10 22,2 0 0,0 1 2,2 0 0,0 45 13,0

6 Susut II 285 0 0,0 213 94,7 0 0,0 11 4,9 0 0,0 1 0,4 0 0,0 225 78,9

7 Kintamani Kintamani I 370 1 1,7 30 50,0 4 6,7 20 33,3 0 0,0 0 0,0 5 8,3 60 16,2

8 Kintamani II 330 3 2,4 87 68,5 12 9,4 25 19,7 0 0,0 0 0,0 0 0,0 127 38,5

9 Kintamani III 197 5 3,6 72 52,6 11 8,0 36 26,3 0 0,0 13 9,5 0 0,0 137 69,5

10 Kintamani IV 212 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

11 Kintamani V 333 2 1,5 72 53,7 15 11,2 30 22,4 0 0,0 0 0,0 15 11,2 134 40,2

12 Kintamani VI 211 5 3,4 72 49,3 9 6,2 46 31,5 0 0,0 11 7,5 3 2,1 146 69,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.519 24 2,1 753 64,5 74 6,3 223 19,1 0 0,0 66 5,7 28 2,4 1.168 33,2

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

CAKUPAN DAN PROPORSI PESERTA KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH IBU

BERSALIN

PESERTA KB PASCA PERSALINAN

Page 185: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 30

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

S % L P L + P L P L + P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Bangli Bangli 319 64 24 37,6 161 162 323 24 24 48 20 82,8 23 94,7 43 88,8

2 Bangli Utara 369 74 37 50,1 183 150 333 27 23 50 13 47,4 13 57,8 26 52,1

3 Tembuku Tembuku I 291 58 74 127,1 116 123 239 17 18 36 11 63,2 13 70,5 24 66,9

4 Tembuku II 319 64 52 81,5 150 113 263 23 17 39 7 31,1 6 35,4 13 33,0

5 Susut Susut I 365 73 13 17,8 159 151 310 24 23 47 9 37,7 7 30,9 16 34,4

6 Susut II 299 60 14 23,4 149 142 291 22 21 44 8 35,8 9 42,3 17 38,9

7 Kintamani Kintamani I 392 78 65 82,9 156 159 315 23 24 47 4 17,1 11 46,1 15 31,7

8 Kintamani II 348 70 50 71,8 180 118 298 27 18 45 8 29,6 5 28,2 13 29,1

9 Kintamani III 201 40 18 44,8 95 86 181 14 13 27 8 56,1 3 23,3 11 40,5

10 Kintamani IV 218 44 11 25,2 86 112 198 13 17 30 1 7,8 0 0,0 1 3,4

11 Kintamani V 349 70 9 12,9 161 174 335 24 26 50 2 8,3 3 11,5 5 10,0

12 Kintamani VI 216 43 22 50,9 94 82 176 14 12 26 9 63,8 6 48,8 15 56,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.686 737 389 52,8 1.690 1.572 3.262 254 236 489 100 39,4 99 42,0 199 40,7

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

L + PL P

PENANGANAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO PUSKESMASKECAMATANJUMLAH

IBU HAMIL

JUMLAH LAHIR HIDUP

PERKIRAAN

BUMIL

DENGAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

PERKIRAAN NEONATAL

KOMPLIKASI

PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

Page 186: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 31

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

BAYIa ANAK

BALITA

JUMLAH

TOTALBAYI

a ANAK

BALITA

JUMLAH

TOTALBAYI

a ANAK

BALITA

JUMLAH

TOTAL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Bangli Utara 2 2 0 2 2 2 0 2 4 4 0 4

3 Tembuku Tembuku I 2 2 0 2 1 1 0 1 3 3 0 3

4 Tembuku II 1 1 0 1 2 2 0 2 3 3 0 3

5 Susut Susut I 2 3 0 3 2 3 0 3 4 6 0 6

6 Susut II 2 2 1 3 3 3 0 3 5 5 1 6

7 Kintamani Kintamani I 1 3 0 3 3 4 0 4 4 7 0 7

8 Kintamani II 0 1 0 1 0 2 0 2 0 3 0 3

9 Kintamani III 1 1 0 1 2 2 0 2 3 3 0 3

10 Kintamani IV 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1

11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Kintamani VI 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 12 16 1 17 16 20 0 20 28 36 1 37

7,1 9,5 0,6 10,1 10,2 12,7 0,0 12,7 8,6 11,0 0,3 11,3

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

BALITA BALITA BALITA

NEONATAL

NO KECAMATAN PUSKESMAS

NEONATAL NEONATAL

LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN

JUMLAH KEMATIAN

Page 187: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 32

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN ANAK BALITA MENURUT PENYEBAB UTAMA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Bangli Utara 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Tembuku Tembuku I 2 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Tembuku II 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Susut Susut I 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0

6 Susut II 2 1 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

7 Kintamani Kintamani I 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0

8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0

9 Kintamani III 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kintamani IV 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Kintamani VI 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 9 5 0 0 11 3 0 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 1

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)

BBLR ASFIKSIA

TETANUS

NEONAT

ORUM

SEPSIS KELAINAN

BAWAAN

LAIN-

LAIN

PNEUMO

NIADIARE MALARIA TETANUS CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN

KELAINAN

SARAF

KELAINAN

SALURAN

CERNA

LAIN-LAINPNEUMO

NIADIARE MALARIA

Page 188: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 33

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Bangli Bangli 161 162 323 161 100,0 162 100,0 323 100,0 6 3,7 6 3,7 12 3,7

2 Bangli Utara 183 150 333 183 100,0 150 100,0 333 100,0 7 3,8 11 7,3 18 5,4

3 Tembuku Tembuku I 116 123 239 116 100,0 123 100,0 239 100,0 6 5,2 7 5,7 13 5,4

4 Tembuku II 150 113 263 150 100,0 113 100,0 263 100,0 4 2,7 3 2,7 7 2,7

5 Susut Susut I 159 151 310 159 100,0 151 100,0 310 100,0 10 6,3 9 6,0 19 6,1

6 Susut II 149 142 291 149 100,0 142 100,0 291 100,0 5 3,4 7 4,9 12 4,1

7 Kintamani Kintamani I 156 159 315 156 100,0 159 100,0 315 100,0 5 3,2 11 6,9 16 5,1

8 Kintamani II 180 118 298 180 100,0 118 100,0 298 100,0 8 4,4 5 4,2 13 4,4

9 Kintamani III 95 86 181 95 100,0 86 100,0 181 100,0 4 4,2 3 3,5 7 3,9

10 Kintamani IV 86 112 198 86 100,0 112 100,0 198 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

11 Kintamani V 161 174 335 161 100,0 174 100,0 335 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

12 Kintamani VI 94 82 176 94 100,0 82 100,0 176 100,0 4 4,3 2 2,4 6 3,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.690 1.572 3.262 1.690 100,0 1.572 100,0 3.262 100,0 59 3,5 64 4,1 123 3,8

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

L

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG

PNO KECAMATAN PUSKESMAS

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

P LL + P L + P

BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP

Page 189: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 34

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Bangli Bangli 161 162 323 161 100,0 162 100,0 323 100,0 155 96,3 166 102,5 321 99,4

2 Bangli Utara 183 150 333 183 100,0 150 100,0 333 100,0 174 95,1 140 93,3 314 94,3

3 Tembuku Tembuku I 116 123 239 116 100,0 123 100,0 239 100,0 110 94,8 110 89,4 220 92,1

4 Tembuku II 150 113 263 150 100,0 113 100,0 263 100,0 147 98,0 110 97,3 257 97,7

5 Susut Susut I 159 151 310 159 100,0 151 100,0 310 100,0 154 96,9 139 92,1 293 94,5

6 Susut II 149 142 291 149 100,0 142 100,0 291 100,0 145 97,3 136 95,8 281 96,6

7 Kintamani Kintamani I 156 159 315 156 100,0 159 100,0 315 100,0 148 94,9 147 92,5 295 93,7

8 Kintamani II 180 118 298 180 100,0 118 100,0 298 100,0 167 92,8 109 92,4 276 92,6

9 Kintamani III 95 86 181 95 100,0 86 100,0 181 100,0 91 95,8 82 95,3 173 95,6

10 Kintamani IV 86 112 198 86 100,0 112 100,0 198 100,0 78 90,7 110 98,2 188 94,9

11 Kintamani V 161 174 335 161 100,0 174 100,0 335 100,0 161 100,0 155 89,1 316 94,3

12 Kintamani VI 94 82 176 94 100,0 82 100,0 176 100,0 95 101,1 78 95,1 173 98,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.690 1.572 3.262 1.690 100,0 1.572 100,0 3.262 100,0 1.625 96,2 1.482 94,3 3.107 95,2

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan: *KN Lengkap sama dengan indikator SPM "Persentase bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir"

JUMLAH LAHIR HIDUPNO KECAMATAN PUSKESMAS P L + P

KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)*

P L + PL

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)

L

Page 190: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 35

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Bangli Bangli 323 235 72,8 306 257 84,0

2 Bangli Utara 333 190 57,1 305 276 90,5

3 Tembuku Tembuku I 239 127 53,1 242 218 90,1

4 Tembuku II 263 160 60,8 263 240 91,3

5 Susut Susut I 310 185 59,7 298 248 83,2

6 Susut II 291 175 60,1 289 246 85,1

7 Kintamani Kintamani I 315 185 58,7 303 255 84,2

8 Kintamani II 298 152 51,0 277 268 96,8

9 Kintamani III 181 33 18,2 193 176 91,2

10 Kintamani IV 198 48 24,2 186 163 87,6

11 Kintamani V 335 297 88,7 328 301 91,8

12 Kintamani VI 176 61 34,7 174 161 92,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.262 1.848 56,7 3.164 2.809 88,8

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan: IMD = Inisiasi Menyusui Dini

JUMLAHMENDAPAT IMD

BAYI USIA < 6 BULAN

JUMLAH

BAYI BARU LAHIR MENDAPAT IMD* DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI < 6 BULAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMAS DIBERI ASI EKSKLUSIF

BAYI BARU LAHIR

Page 191: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 36

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 131 148 279 171 130,5 138 93,2 309 110,8

2 Bangli Utara 149 173 322 188 126,2 172 99,4 360 111,8

3 Tembuku Tembuku I 128 126 254 143 111,7 104 82,5 247 97,2

4 Tembuku II 141 138 279 155 109,9 106 76,8 261 93,5

5 Susut Susut I 146 173 319 173 118,5 134 77,5 307 96,2

6 Susut II 132 129 261 183 138,6 166 128,7 349 133,7

7 Kintamani Kintamani I 155 187 342 203 131,0 217 116,0 420 122,8

8 Kintamani II 144 160 304 160 111,1 130 81,3 290 95,4

9 Kintamani III 88 87 175 98 111,4 105 120,7 203 116,0

10 Kintamani IV 96 95 191 154 160,4 166 174,7 320 167,5

11 Kintamani V 145 161 306 168 115,9 172 106,8 340 111,1

12 Kintamani VI 95 95 190 85 89,5 87 91,6 172 90,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.550 1.672 3.222 1.881 121,4 1.697 101 3.578 111,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

P L + PLNO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH BAYI

PELAYANAN KESEHATAN BAYI

Page 192: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 37

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

1 2 3 4 5 6

1 Bangli Bangli 4 4 100,0

2 Bangli Utara 5 5 100,0

3 Tembuku Tembuku I 4 4 100,0

4 Tembuku II 2 2 100,0

5 Susut Susut I 5 5 100,0

6 Susut II 4 4 100,0

7 Kintamani Kintamani I 8 8 100,0

8 Kintamani II 7 7 100,0

9 Kintamani III 14 14 100,0

10 Kintamani IV 6 6 100,0

11 Kintamani V 4 4 100,0

12 Kintamani VI 9 9 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 72 72 100,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

% DESA/KELURAHAN

UCINO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

DESA/KELURAHAN

DESA/KELURAHAN

UCI

Page 193: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 38

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B0 (0 -7 HARI) DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 Bangli Bangli 149 173 322 253 169,8 228 131,8 481 149,4 2 1,3 4 2,3 6 1,9 270 181,2 240 138,7 510 158,4

2 Bangli Utara 131 148 279 180 137,4 190 128,4 370 132,6 2 1,5 1 0,7 3 1,1 158 120,6 159 107,4 317 113,6

3 Tembuku Tembuku I 128 126 254 134 104,7 133 105,6 267 105,1 6 4,7 5 4,0 11 4,3 161 125,8 157 124,6 318 125,2

4 Tembuku II 141 138 279 137 97,2 104 75,4 241 86,4 10 7,1 9 6,5 19 6,8 147 104,3 113 81,9 260 93,2

5 Susut Susut I 146 173 319 141 96,6 142 82,1 283 88,7 18 12,3 18 10,4 36 11,3 158 108,2 156 90,2 314 98,4

6 Susut II 132 129 261 146 110,6 139 107,8 285 109,2 4 3,0 3 2,3 7 2,7 150 113,6 136 105,4 286 109,6

7 Kintamani Kintamani I 155 187 342 185 119,4 167 89,3 352 102,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0 168 108,4 156 83,4 324 94,7

8 Kintamani II 144 160 304 133 92,4 118 73,8 251 82,6 35 24,3 29 18,1 64 21,1 167 116,0 144 90,0 311 102,3

9 Kintamani III 88 87 175 81 92,0 90 103,4 171 97,7 12 13,6 14 16,1 26 14,9 94 106,8 112 128,7 206 117,7

10 Kintamani IV 96 95 191 76 79,2 108 113,7 184 96,3 3 3,1 4 4,2 7 3,7 78 81,3 111 116,8 189 99,0

11 Kintamani V 145 161 306 169 116,6 188 116,8 357 116,7 26 17,9 12 7,5 38 12,4 196 135,2 199 123,6 395 129,1

12 Kintamani VI 95 95 190 92 96,8 80 84,2 172 90,5 3 3,2 2 2,1 5 2,6 95 100,0 81 85,3 176 92,6

101

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.550 1.672 3.222 1.727 111,4 1.687 100,9 3.414 106,0 121 7,8 202 12,1 222 6,9 1.842 118,8 1.764 105,5 3.606 111,9

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

NO KECAMATAN PUSKESMASSURVIVAL INFANT

BAYI DIIMUNISASI

HB0BCG

< 24 Jam 1 - 7 Hari

L P L + PP L + P L P L + P L

Page 194: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 39

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3, POLIO 4*, CAMPAK/MR, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

BAYI DIIMUNISASI

DPT-HB-Hib3 POLIO 4* CAMPAK/MR IMUNISASI DASAR LENGKAP

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 Bangli Bangli 131 148 279 237 180,9 210 141,9 447 160,2 237 180,9 210 141,9 447 160,2 209 159,5 205 138,5 414 148,4 209 159,5 205 138,5 414 148,4

2 Bangli Utara 149 173 322 146 98,0 136 78,6 282 87,6 135 90,6 118 68,2 253 78,6 138 92,6 141 81,5 279 86,6 138 92,6 141 81,5 279 86,6

3 Tembuku Tembuku I 128 126 254 172 134,4 165 131,0 337 132,7 173 135,2 164 130,2 337 132,7 173 135,2 138 109,5 311 122,4 173 135,2 138 109,5 311 122,4

4 Tembuku II 141 138 279 155 109,9 112 81,2 267 95,7 155 109,9 111 80,4 266 95,3 157 111,3 119 86,2 276 98,9 157 111,3 119 86,2 276 98,9

5 Susut Susut I 146 173 319 156 106,8 144 83,2 300 94,0 151 103,4 144 83,2 295 92,5 175 119,9 143 82,7 318 99,7 175 119,9 143 82,7 318 99,7

6 Susut II 132 129 261 163 123,5 122 94,6 285 109,2 163 123,5 122 94,6 285 109,2 162 122,7 132 102,3 294 112,6 162 122,7 132 102,3 294 112,6

7 Kintamani Kintamani I 155 187 342 169 109,0 141 75,4 310 90,6 142 91,6 116 62,0 258 75,4 185 119,4 145 77,5 330 96,5 185 119,4 145 77,5 330 96,5

8 Kintamani II 144 160 304 160 111,1 147 91,9 307 101,0 145 100,7 135 84,4 280 92,1 157 109,0 137 85,6 294 96,7 157 109,0 137 85,6 294 96,7

9 Kintamani III 88 87 175 95 108,0 115 132,2 210 120,0 97 110,2 115 132,2 212 121,1 90 102,3 111 127,6 201 114,9 90 102,3 111 127,6 201 114,9

10 Kintamani IV 96 95 191 78 81,3 101 106,3 179 93,7 78 81,3 101 106,3 179 93,7 94 97,9 89 93,7 183 95,8 93 96,9 89 93,7 182 95,3

11 Kintamani V 145 161 306 155 106,9 169 105,0 324 105,9 144 99,3 149 92,5 293 95,8 137 94,5 163 101,2 300 98,0 137 94,5 163 101,2 300 98,0

12 Kintamani VI 95 95 190 89 93,7 82 86,3 171 90,0 89 93,7 82 86,3 171 90,0 93 97,9 96 101,1 189 99,5 93 97,9 96 101,1 189 99,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.550 1.672 3.222 1.775 114,5 1.644 98,3 3.419 106,1 1.709 110,3 1.567 93,7 3.276 101,7 1.770 114,2 1.619 96,8 3.389 105,2 1.769 114,1 1.619 96,8 3.388 105,2

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan:

*khusus untuk provinsi DIY, diisi dengan imunisasi IPV dosis ke 3

MR = measles rubella

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH BAYI

(SURVIVING INFANT)L P L + PL P L + PL + P L P L + P L P

Page 195: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 40

CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA)

MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

BADUTA DIIMUNISASI

DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Bangli Bangli 154 165 319 121 78,6 127 77,0 248 77,7 117 76,0 126 76,4 243 76,2

2 Bangli Utara 137 147 284 119 86,9 110 74,8 229 80,6 99 72,3 92 62,6 191 67,3

3 Tembuku Tembuku I 116 125 241 156 134,5 149 119,2 305 126,6 194 167,2 195 156,0 389 161,4

4 Tembuku II 132 143 275 148 112,1 119 83,2 267 97,1 149 112,9 122 85,3 271 98,5

5 Susut Susut I 153 164 317 149 97,4 131 79,9 280 88,3 151 98,7 134 81,7 285 89,9

6 Susut II 126 135 261 143 113,5 114 84,4 257 98,5 150 119,0 126 93,3 276 105,7

7 Kintamani Kintamani I 179 194 373 133 74,3 142 73,2 275 73,7 132 73,7 132 68,0 264 70,8

8 Kintamani II 153 165 318 134 87,6 102 61,8 236 74,2 97 63,4 53 32,1 150 47,2

9 Kintamani III 92 100 192 80 87,0 83 83,0 163 84,9 77 83,7 89 89,0 166 86,5

10 Kintamani IV 90 97 187 88 97,8 82 84,5 170 90,9 94 104,4 81 83,5 175 93,6

11 Kintamani V 145 156 301 102 70,3 114 73,1 216 71,8 74 51,0 95 60,9 169 56,1

12 Kintamani VI 91 99 190 116 127,5 102 103,0 218 114,7 129 141,8 102 103,0 231 121,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.568 1.690 3.258 1.489 95,0 1.375 81,4 2.864 87,9 1.463 93,3 1.347 79,7 2.810 86,2

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

L + P L P L + PNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH BADUTA

L P

Page 196: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 41

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 382 380 99,5 1.012 1.004 99,2 1.394 1.384 99,3

2 Bangli Utara 285 285 100,0 1.262 1.262 100,0 1.547 1.547 100,0

3 Tembuku Tembuku I 316 316 100,0 1.041 1.041 100,0 1.357 1.357 100,0

4 Tembuku II 257 257 100,0 1.056 1.056 100,0 1.313 1.313 100,0

5 Susut Susut I 310 309 99,7 1.254 1.254 100,0 1.564 1.563 99,9

6 Susut II 288 288 100,0 1.145 1.131 98,8 1.433 1.419 99,0

7 Kintamani Kintamani I 267 267 100,0 1.177 1.177 100,0 1.444 1.444 100,0

8 Kintamani II 267 256 95,9 1.224 1.224 100,0 1.491 1.480 99,3

9 Kintamani III 204 204 100,0 937 934 99,7 1.141 1.138 99,7

10 Kintamani IV 319 319 100,0 743 743 100,0 1.062 1.062 100,0

11 Kintamani V 291 291 100,0 1.033 1.033 100,0 1.324 1.324 100,0

12 Kintamani VI 204 204 100,0 814 814 100,0 1.018 1.018 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.390 3.376 99,6 12.698 12.673 99,8 16.088 16.049 99,8

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun

dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus.

Untuk perhitungan anak balita 12-59 bulan yang mendapat vitamin A menggunakan data bulan Agustus.

JUMLAH BAYIMENDAPAT VIT A

JUMLAH MENDAPAT VIT A

JUMLAH MENDAPAT VIT A

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)

Page 197: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 42

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMASKABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 725 767 1.492 701 96,7 631 82,3 1.332 89,3

2 Bangli Utara 804 771 1.575 780 97,0 703 91,2 1.483 94,2

3 Tembuku Tembuku I 546 583 1.129 566 103,7 501 85,9 1.067 94,5

4 Tembuku II 488 555 1.043 699 143,2 686 123,6 1.385 132,8

5 Susut Susut I 677 639 1.316 997 147,3 928 145,2 1.925 146,3

6 Susut II 677 667 1.344 759 112,1 629 94,3 1.388 103,3

7 Kintamani Kintamani I 616 641 1.257 641 104,1 607 94,7 1.248 99,3

8 Kintamani II 500 463 963 630 126,0 571 123,3 1.201 124,7

9 Kintamani III 553 341 894 398 72,0 395 115,8 793 88,7

10 Kintamani IV 351 328 679 1.063 302,8 990 301,8 2.053 100,0

11 Kintamani V 497 474 971 478 96,2 493 104,0 971 100,0

12 Kintamani VI 441 417 858 354 80,3 307 73,6 661 77,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.875 6.646 13.521 8.066 117,3 7.441 112,0 15.507 114,7

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Keterangan: *cakupan pelayanan kesehatan balita sama dengan indikator SPM "cakupan pelayanan kesehatan balita sesuai standar"

Pelayanan kesehatan balita = Balita usia 12-23 bulan yang mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar + Balita usia 24-35 bulan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar

+ Balita usia 36-59 bulan mendapakan pelayanan sesuai standar

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH BALITA

USIA 12-59 BULAN

PELAYANAN KESEHATAN BALITA*

L P L + P

Page 198: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 43

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 724 691 1.415 569 558 1.127 78,6 80,8 79,6

2 Bangli Utara 791 726 1.517 621 565 1.186 78,5 77,8 78,2

3 Tembuku Tembuku I 680 588 1.268 589 506 1.095 86,6 86,1 86,4

4 Tembuku II 716 597 1.313 581 508 1.089 81,1 85,1 82,9

5 Susut Susut I 787 745 1.532 629 597 1.226 79,9 80,1 80,0

6 Susut II 783 667 1.450 595 506 1.101 76,0 75,9 75,9

7 Kintamani Kintamani I 771 717 1.488 577 541 1.118 74,8 75,5 75,1

8 Kintamani II 766 697 1.463 666 601 1.267 86,9 86,2 86,6

9 Kintamani III 638 512 1.150 533 378 911 83,5 73,8 79,2

10 Kintamani IV 512 490 1.002 472 448 920 92,2 91,4 91,8

11 Kintamani V 699 720 1.419 546 565 1.111 78,1 78,5 78,3

12 Kintamani VI 512 469 981 403 386 789 78,7 82,3 80,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 8.379 7.619 15.998 6.781 6.159 12.940 80,9 80,8 80,9

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

DITIMBANG

JUMLAH (D) % (D/S)NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SASARAN BALITA (S)

BALITA

Page 199: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 44

STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U, TB/U, DAN BB/TB MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 1.386 19 1,4 1.386 81 5,8 1.386 5 0,4

2 Bangli Utara 108 8 7,4 108 15 13,9 108 3 2,8

3 Tembuku Tembuku I 30 3 10,0 30 3 10,0 30 2 6,7

4 Tembuku II 838 45 5,4 838 183 21,8 838 34 4,1

5 Susut Susut I 1.220 55 4,5 1.220 201 16,5 1.220 37 3,0

6 Susut II 1.049 36 3,4 1.049 386 36,8 1.049 0 0,0

7 Kintamani Kintamani I 941 71 7,5 941 282 30,0 941 31 3,3

8 Kintamani II 646 55 8,5 646 146 22,6 646 82 12,7

9 Kintamani III 14 0 0,0 14 4 28,6 14 0 0,0

10 Kintamani IV 37 0 0,0 37 15 40,5 37 6 16,2

11 Kintamani V 717 51 7,1 717 83 11,6 717 19 2,6

12 Kintamani VI 626 29 4,6 626 107 17,1 626 12 1,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 7.612 372 4,9 7.612 1.506 19,8 7.612 231 3,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

BALITA PENDEK (TB/U)JUMLAH

BALITA

0-59 BULAN

YANG DIUKUR

TINGGI BADAN

BALITA KURUS (BB/TB)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH BALITA

0-59 BULAN

YANG

DITIMBANG

BALITA GIZI KURANG

(BB/U)JUMLAH BALITA

0-59 BULAN

YANG DIUKUR

TINGGI BADAN

Page 200: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 45

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH

PESERTA

DIDIK

MENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

%

JUMLAH

PESERTA

DIDIK

MENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

%

JUMLAH

PESERTA

DIDIK

MENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

% JUMLAH

MENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

% JUMLAHMENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

% JUMLAHMENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

% JUMLAHMENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 Bangli Bangli 372 372 100,0 232 232 100,0 593 503 84,8 618 618 100,0 17 17 100,0 1 1 100,0 3 3 100,0

2 Bangli Utara 378 378 100,0 763 763 100,0 851 851 100,0 2.256 2.194 97,3 17 17 100,0 6 6 100,0 5 5 100,0

3 Tembuku Tembuku I 288 284 98,6 244 241 98,8 474 458 96,6 2.417 2.400 99,3 17 17 100,0 2 2 100,0 3 3 100,0

4 Tembuku II 285 285 100,0 304 304 100,0 0 0 0,0 2.861 2.736 95,6 12 12 100,0 3 3 100,0 1 0 0,0

5 Susut Susut I 289 288 99,7 117 116 99,1 0 0 0,0 2.268 755 33,3 15 15 100,0 3 2 66,7 0 0 0,0

6 Susut II 325 325 100,0 455 455 100,0 410 410 100,0 2.351 2.023 86,0 15 15 100,0 2 2 100,0 3 3 100,0

7 Kintamani Kintamani I 344 339 98,5 479 479 100,0 0 0 0,0 3.705 231 6,2 15 15 100,0 2 2 100,0 0 0 0,0

8 Kintamani II 273 267 97,8 262 253 96,6 286 271 94,8 2.613 2.036 77,9 13 13 100,0 3 3 100,0 1 1 100,0

9 Kintamani III 216 216 100,0 204 204 100,0 62 62 100,0 1.446 1.230 85,1 14 14 100,0 2 2 100,0 1 1 100,0

10 Kintamani IV 186 186 100,0 52 52 100,0 0 0 0,0 1.313 1.244 94,7 10 10 100,0 1 1 100,0 0 0 0,0

11 Kintamani V 438 438 100,0 367 367 100,0 158 158 100,0 3.620 1.195 33,0 11 11 100,0 4 4 100,0 1 1 100,0

12 Kintamani VI 219 215 98,2 219 213 97,3 338 323 95,6 1.899 1.820 95,8 9 9 100,0 1 1 100,0 1 1 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.613 3.593 99,4 3.698 3.679 99,5 3.172 3.036 95,7 27.367 18.482 67,5 165 165 100,0 30 29 96,7 19 18 94,7

Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2019

SD/MI SMP/MTS SMA/MA

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA DIDIK SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA SERTA USIA PENDIDIKAN DASAR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

SEKOLAHPESERTA DIDIK SEKOLAH

USIA PENDIDIKAN DASAR*KELAS 1 SD/MI KELAS 7 SMP/MTS KELAS 10 SMA/MA

Page 201: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 46

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

TUMPATAN GIGI

TETAP

PENCABUTAN

GIGI TETAP

RASIO TUMPATAN/

PENCABUTAN

JUMLAH KASUS

GIGI

JUMLAH KASUS

DIRUJUK

% KASUS

DIRUJUK

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Bangli Bangli 4 23 0,2 1.315 12 0,9

2 Bangli Utara 0 17 0,0 263 7 2,7

3 Tembuku Tembuku I 37 12 3,1 340 1 0,3

4 Tembuku II 0 80 0,0 256 12 4,7

5 Susut Susut I 60 250 0,2 1.338 36 2,7

6 Susut II 0 57 0,0 899 0 0,0

7 Kintamani Kintamani I 3 66 0,0 1.487 0 0,0

8 Kintamani II 14 54 0,3 373 3 0,8

9 Kintamani III 0 14 0,0 153 0 0,0

10 Kintamani IV 21 41 0,5 424 9 2,1

11 Kintamani V 0 33 0,0 174 1 0,6

12 Kintamani VI 0 76 0,0 947 8 0,8

JUMLAH (KAB/ KOTA) 139 723 0,2 7.969 89 1,1

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan: pelayanan kesehatan gigi meliputi seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja puskesmas

NO PUSKESMASKECAMATAN

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Page 202: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 47

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 Bangli Bangli 17 17 100,0 17 100,0 1.357 1.287 2.644 195 14,4 192 14,9 387 14,6 60 90 150 44 73,3 72 80,0 116 77,3

2 Bangli Utara 17 6 35,3 17 100,0 200 188 388 250 125,0 138 73,4 388 100,0 228 108 336 53 23,2 27 25,0 80 23,8

3 Tembuku Tembuku I 17 17 100,0 17 100,0 859 832 1.691 842 98,0 815 98,0 1.657 98,0 228 140 368 143 62,7 126 90,0 269 73,1

4 Tembuku II 12 12 100,0 12 100,0 955 940 1.895 896 93,8 890 94,7 1.786 94,2 202 205 407 202 100,0 205 100,0 407 100,0

5 Susut Susut I 15 15 100,0 15 100,0 1.406 1.356 2.762 385 27,4 482 35,5 867 31,4 103 89 192 6 5,8 5 5,6 11 5,7

6 Susut II 15 15 100,0 15 100,0 970 917 1.887 319 32,9 314 34,2 633 33,5 64 78 142 64 100,0 78 100,0 142 100,0

7 Kintamani Kintamani I 15 15 100,0 15 100,0 1.229 1.093 2.322 143 11,6 106 9,7 249 10,7 267 224 491 102 38,2 99 44,2 201 40,9

8 Kintamani II 13 13 100,0 13 100,0 977 866 1.843 929 95,1 844 97,5 1.773 96,2 350 303 653 54 15,4 41 13,5 95 14,5

9 Kintamani III 14 14 100,0 14 100,0 754 692 1.446 357 47,3 291 42,1 648 44,8 300 246 546 27 9,0 37 15,0 64 11,7

10 Kintamani IV 10 10 100,0 10 100,0 582 552 1.134 541 93,0 524 94,9 1.065 93,9 37 68 105 0 0,0 0 0,0 0 0,0

11 Kintamani V 11 11 100,0 11 100,0 1.293 1.228 2.521 678 52,4 672 54,7 1.350 53,6 194 150 344 85 43,8 70 46,7 155 45,1

12 Kintamani VI 9 9 100,0 9 100,0 639 611 1.250 759 118,8 718 117,5 1.477 118,2 258 205 463 138 53,5 138 67,3 276 59,6

JUMLAH (KAB/ KOTA) 165 154 93,3 165 100,0 11.221 10.562 21.783 6.294 56,1 5.986 56,7 12.280 56,4 2.291 1.906 4.197 918 40,1 898 47,1 1.816 43,3

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

%

MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO PUSKESMASKECAMATAN

JUMLAH MURID SD/MI

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS)

JUMLAH

SD/MI

JUMLAH

SD/MI DGN

SIKAT GIGI

MASSAL

JUMLAH

SD/MI

MENDAPAT

YAN. GIGI

%

Page 203: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 48

PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Bangli Bangli 7.751 7.600 15.351 1.988 25,6 3.144 41,4 5.132 33,4 118 5,9 151 4,8 269 5,2

2 Bangli Utara 7.473 7.477 14.950 2.278 30,5 2.853 38,2 5.131 34,3 709 31,1 695 24,4 1.404 27,4

3 Tembuku Tembuku I 6.280 6.215 12.495 3.651 58,1 4.019 64,7 7.670 61,4 432 11,8 501 12,5 933 12,2

4 Tembuku II 4.259 4.205 8.464 1.617 38,0 1.980 47,1 3.597 42,5 528 32,7 473 23,9 1.001 27,8

5 Susut Susut I 7.242 6.819 14.061 5.206 71,9 5.999 88,0 11.205 79,7 968 18,6 1.160 19,3 2.128 19,0

6 Susut II 6.387 6.622 13.009 3.040 47,6 4.420 66,7 7.460 57,3 1.029 33,8 1.212 27,4 2.241 30,0

7 Kintamani Kintamani I 7.106 7.025 14.131 1.358 19,1 3.401 48,4 4.759 33,7 403 29,7 1.096 32,2 1.499 31,5

8 Kintamani II 4.290 4.147 8.437 1.853 43,2 3.681 88,8 5.534 65,6 161 8,7 225 6,1 386 7,0

9 Kintamani III 5.471 5.345 10.816 2.300 42,0 3.093 57,9 5.393 49,9 284 12,3 298 9,6 582 10,8

10 Kintamani IV 3.683 3.262 6.945 1.417 38,5 1.644 50,4 3.061 44,1 224 15,8 412 25,1 636 20,8

11 Kintamani V 5.014 4.732 9.746 912 18,2 940 19,9 1.852 19,0 98 10,7 87 9,3 185 10,0

12 Kintamani VI 4.383 4.371 8.754 2.483 56,7 3.283 75,1 5.766 65,9 555 22,4 643 19,6 1.198 20,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 69.339 67.820 137.159 28.103 40,5 38.457 56,7 66.560 48,5 5.509 19,6 6.953 18,1 12.462 18,7

Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH

MENDAPAT PELAYANAN SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR BERISIKO

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

PENDUDUK USIA 15-59 TAHUN

Page 204: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 49

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L+P L % P % L+P %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 2.183 3.048 5.231 2.045 93,7 2.442 80,1 4.487 85,8

2 Bangli Utara 2.454 2.180 4.634 1.674 68,2 1.430 65,6 3.104 67,0

3 Tembuku Tembuku I 2.542 2.708 5.250 2.059 81,0 2.312 85,4 4.371 83,3

4 Tembuku II 1.349 1.396 2.745 1.349 100,0 1.396 100,0 2.745 100,0

5 Susut Susut I 1.858 1.668 3.526 1.829 98,4 1.668 100,0 3.497 99,2

6 Susut II 1.689 1.736 3.425 1.580 93,5 1.542 88,8 3.122 91,2

7 Kintamani Kintamani I 1.301 1.241 2.542 1.301 100,0 1.241 100,0 2.542 100,0

8 Kintamani II 1.065 969 2.034 1.065 100,0 969 100,0 2.034 100,0

9 Kintamani III 668 804 1.472 668 100,0 804 100,0 1.472 100,0

10 Kintamani IV 834 1.668 2.502 834 100,0 1.528 91,6 2.362 94,4

11 Kintamani V 2.245 2.577 4.822 1.669 74,3 1.654 64,2 3.323 68,9

12 Kintamani VI 1.141 1.178 2.319 1.141 100,0 1.178 100,0 2.319 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 19.329 21.173 40.502 17.214 89,1 18.164 85,8 35.378 87,3

Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

JUMLAH MENDAPAT SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR

USIA LANJUT (60TAHUN+)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

Page 205: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 50

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

MELAKSANAKAN

KELAS IBU HAMIL

MELAKSANAKAN

ORIENTASI P4K

MELAKSANAKAN

KEGIATAN

KESEHATAN REMAJA

MELAKSANAKAN

PENJARINGAN

KESEHATAN KELAS 1

MELAKSANAKAN

PENJARINGAN

KESEHATAN KELAS 7

DAN 10

MELAKSANAKAN

PENJARINGAN

KESEHATAN KELAS 1,

7, 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Bangli Bangli V V V V V V

2 Bangli Utara V V V V V V

3 Tembuku Tembuku I V V V V V V

4 Tembuku II V V V V V V

5 Susut Susut I V V V V V V

6 Susut II V V V V V V

7 Kintamani Kintamani I V V V V V V

8 Kintamani II V V V V V V

9 Kintamani III V V V V V V

10 Kintamani IV V V V V V V

11 Kintamani V V V V V V V

12 Kintamani VI V V V V V V

JUMLAH (KAB/KOTA) 12 12 12 12 12 12 12

PERSENTASE 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019catatan: diisi dengan tanda "V"

PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PUSKESMAS

Page 206: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 51

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Bangli Bangli 26 5 55,6 4 44,4 9 0

2 Bangli Utara 21 3 75,0 1 25,0 4 0

3 Tembuku Tembuku I 56 6 54,5 5 45,5 11 0

4 Tembuku II 40 4 100,0 0 0,0 4 0

5 Susut Susut I 66 11 78,6 3 21,4 14 0

6 Susut II 58 7 58,3 5 41,7 12 0

7 Kintamani Kintamani I 58 6 100,0 0 0,0 6 0

8 Kintamani II 45 4 80,0 1 20,0 5 0

9 Kintamani III 27 0 0,0 0 0,0 0 0

10 Kintamani IV 26 0 0,0 2 100,0 2 0

11 Kintamani V 33 13 72,2 5 27,8 18 0

12 Kintamani VI 39 2 66,7 1 33,3 3 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 495 61 69,3 27 30,7 88 0

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS 495

% ORANG TERDUGA TUBERKULOSIS (TBC) MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS SESUAI STANDAR 100,0

CNR SEMUA KASUS TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK 39

PERKIRAAN INSIDEN TUBERKULOSIS (DALAM ABSOLUT) BERDASARKAN MODELING TAHUN 2019 533

CASE DETECTION RATE (%) 16,5

0,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,

Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll

JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS, KASUS TUBERKULOSIS ANAK, CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK

DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSISJUMLAH TERDUGA

TUBERKULOSIS YANG

MENDAPATKAN

PELAYANAN SESUAI

STANDAR

KASUS

TUBERKULOSIS

ANAK 0-14 TAHUN

CAKUPAN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS ANAK (%)

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS

Page 207: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 52

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L + P L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 Bangli Bangli 1 0 1 3 2 5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 100,0 2 100,0 5 100,0 3 100,0 2 100,0 5 100,0 0 0,0

2 Bangli Utara 5 2 7 6 4 10 2 40,0 0 0,0 2 28,6 4 66,7 4 100,0 8 80,0 6 100,0 4 100,0 10 100,0 0 0,0

3 Tembuku Tembuku I 3 3 6 3 4 7 3 100,0 2 66,7 5 83,3 0 0,0 2 50,0 2 28,6 3 100,0 4 100,0 7 100,0 0 0,0

4 Tembuku II 3 1 4 5 2 7 2 66,7 1 100,0 3 75,0 3 60,0 1 50,0 4 57,1 5 100,0 2 100,0 7 100,0 0 0,0

5 Susut Susut I 5 2 7 7 2 9 3 60,0 1 50,0 4 57,1 4 57,1 1 50,0 5 55,6 7 100,0 2 100,0 9 100,0 0 0,0

6 Susut II 0 1 1 1 1 2 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0 1 100,0 2 100,0 1 100,0 1 100,0 2 100,0 0 0,0

7 Kintamani Kintamani I 4 2 6 6 3 9 3 75,0 2 100,0 5 83,3 3 50,0 1 33,3 4 44,4 6 100,0 3 100,0 9 100,0 0 0,0

8 Kintamani II 4 0 4 4 1 5 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4 100,0 1 100,0 5 100,0 4 100,0 1 100,0 5 100,0 0 0,0

9 Kintamani III 1 0 1 1 0 1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0

10 Kintamani IV 1 0 1 1 0 1 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0

11 Kintamani V 3 1 4 3 1 4 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 100,0 1 100,0 4 100,0 3 100,0 1 100,0 4 100,0 0 0,0

12 Kintamani VI 0 0 0 1 2 3 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 100,0 2 100,0 3 100,0 1 100,0 2 100,0 3 100,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 30 12 42 41 22 63 13 43,3 6 50,0 19 45,2 28 68,3 16 72,7 44 69,8 41 100,0 22 100,0 63 100,0 0 0,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan:

*) Kasus Tuberkulosis terdaftar dan diobati berdasarkan kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap

Jumlah pasien adalah seluruh pasien Tuberkulosis yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di RS, BBKPM/BPKPM/BP4, Lembaga Pemasyarakatan,

Rumah Tahanan, Dokter Praktek Mandiri, Klinik dll

LAKI-LAKI +

PEREMPUANLAKI-LAKI

JUMLAH KASUS

TUBERKULOSIS PARU

TERKONFIRMASI

BAKTERIOLOGIS YANG

TERDAFTAR DAN

DIOBATI*)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH SEMUA KASUS

TUBERKULOSIS

TERDAFTAR DAN

DIOBATI*)

ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) TUBERKULOSIS

PARU TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS

PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUAN

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP

(COMPLETE RATE) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS

ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS

RATE/SR) SEMUA KASUS TUBERKULOSIS

JUMLAH

KEMATIAN

SELAMA

PENGOBATAN

TUBERKULOSISLAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN

Page 208: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 53

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L P L P L + P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Bangli Bangli 2.495 236 216 91,5 249 0 0 0 0 0 0 0 0,0 22 24

2 Bangli Utara 2.662 79 79 100,0 266 3 1 0 0 3 1 4 1,5 42 54

3 Tembuku Tembuku I 1.912 472 464 98,3 191 6 1 0 0 6 1 7 3,7 196 203

4 Tembuku II 1.961 342 342 100,0 196 3 2 0 0 3 2 5 2,5 239 208

5 Susut Susut I 2.381 327 302 92,4 238 6 6 0 0 6 6 12 5,0 103 76

6 Susut II 2.257 185 185 100,0 226 11 10 0 0 11 10 21 9,3 135 116

7 Kintamani Kintamani I 2.320 910 910 100,0 232 12 0 1 2 13 2 15 6,5 340 248

8 Kintamani II 1.789 0 0 0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0 62 59

9 Kintamani III 1.650 103 102 99,0 165 0 0 0 0 0 0 0 0,0 145 116

10 Kintamani IV 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0 0 0

11 Kintamani V 1.499 760 716 94,2 150 0 0 0 0 0 0 0 0,0 468 439

12 Kintamani VI 1.401 109 108 99,1 140 2 0 0 0 2 0 2 1,4 43 60

JUMLAH (KAB/KOTA) 22.327 3.523 3.424 97,2 2.054 43 20 1 2 44 22 66 3,2 1.795 1.603

Prevalensi pneumonia pada balita (%) 0,3

Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 10

Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 83,3%

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan:

DIBERIKAN

TATALAKSANA

STANDAR (DIHITUNG

NAPAS / LIHAT

TDDK*)

NO KECAMATAN PUSKESMAS

REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA

JUMLAH

KUNJUNGAN

BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS

PERSENTASE

YANG

DIBERIKAN

TATALAKSANA

STANDAR

JUMLAH BALITA

PERKIRAAN

PNEUMONIA

BALITA

PNEUMONIA PNEUMONIA

BERATJUMLAH

%

BATUK BUKAN PNEUMONIA

Page 209: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 54

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L+PPROPORSI KELOMPOK

UMUR

1 2 3 4 5 6

1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,0

2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0

3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0

4 20 - 24 TAHUN 0 0 0 0,0

5 25 - 49 TAHUN 12 3 15 93,8

6 ≥ 50 TAHUN 1 0 1 6,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 13 3 16

PROPORSI JENIS KELAMIN 81,3 18,8

Jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV 3936

Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 3034

Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 77,1

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

NO KELOMPOK UMUR

H I V

Page 210: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 55

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+PPROPORSI

KELOMPOK

UMUR

L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 < 1 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0

2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0

3 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0

4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0 1 0 1 20,0 0

5 20 - 29 TAHUN 0 0 0 0,0 2 1 3 60,0 0

6 30 - 39 TAHUN 0 0 0 0,0 1 0 1 20,0 0

7 40 - 49 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0

8 50 - 59 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0

9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0

10 TIDAK DIKETAHUI 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 4 1 5 0 0 0

PROPORSI JENIS KELAMIN 0,0 0,0 80,0 20,0 0,0 0,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru ditemukan yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

NO KELOMPOK UMUR

KASUS BARU AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDSKASUS KUMULATIF AIDS

Page 211: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 56

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

SEMUA

UMURBALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Bangli Bangli 25.271 682 252 114 16,7 29 11,5 114 100,0 29 100,0 29 100,0

2 Bangli Utara 26.669 720 266 108 15,0 26 9,8 108 100,0 26 100,0 26 100,0

3 Tembuku Tembuku I 19.091 515 190 196 38,0 59 31,0 196 100,0 59 100,0 59 100,0

4 Tembuku II 15.999 432 176 313 72,5 72 40,9 313 100,0 72 100,0 72 100,0

5 Susut Susut I 22.253 601 222 212 35,3 48 21,6 212 100,0 48 100,0 48 100,0

6 Susut II 22.717 613 227 309 50,4 57 25,2 309 100,0 57 100,0 57 100,0

7 Kintamani Kintamani I 21.256 574 212 443 77,2 110 51,9 443 100,0 110 100,0 110 100,0

8 Kintamani II 16.318 441 162 379 86,0 25 15,4 379 100,0 25 100,0 25 100,0

9 Kintamani III 15.133 409 151 294 72,0 80 53,1 294 100,0 80 100,0 80 100,0

10 Kintamani IV 11.547 312 114 158 50,7 54 47,2 158 100,0 54 100,0 54 100,0

11 Kintamani V 16.476 445 164 427 96,0 105 64,1 427 100,0 105 100,0 105 100,0

12 Kintamani VI 14.570 393 145 248 63,0 61 42,2 248 100,0 61 100,0 61 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 227.300 6.137 2.280 3.201 52,2 726 31,8 3.201 100,0 726 100,0 726 100,0

ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270 843

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

PENDUDUK

KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

JUMLAH TARGET

PENEMUAN

DIAREDILAYANI MENDAPAT ORALIT MENDAPAT ZINC

BALITASEMUA UMUR SEMUA UMUR BALITABALITA

Page 212: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 57

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 0 0 0 2 0 2 2 0 2

2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Susut Susut I 0 0 0 0 1 1 0 1 1

6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 2 1 3 2 1 3

PROPORSI JENIS KELAMIN 0,0 0,0 66,7 33,3 66,7 33,3

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1,7 0,9 1,3

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS BARU

Page 213: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 58

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

PENDERITA

KUSTA

ANAK<15

TAHUN

DENGAN

CACAT

TINGKAT 2

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Bangli Bangli 2 2 100,0 0 0,0 0 0,0 0

2 Bangli Utara 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

3 Tembuku Tembuku I 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

4 Tembuku II 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

5 Susut Susut I 1 1 100,0 0 0,0 0 0,0 0

6 Susut II 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

7 Kintamani Kintamani I 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

8 Kintamani II 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

9 Kintamani III 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

10 Kintamani IV 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

11 Kintamani V 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

12 Kintamani VI 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3 3 100,0 0 0,0 0 0,0 0

ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK 0,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0, CACAT TINGKAT 2, PENDERITA KUSTA ANAK<15 TAHUN,

KASUS BARU

PENDERITA KUSTA ANAK

<15 TAHUNCACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA

KUSTA

MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

Page 214: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 59

JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 0 0 0 2 0 2 2 0 2

2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Susut Susut I 0 0 0 0 1 1 0 1 1

6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 2 1 3 2 1 3

ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,1

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

NO KECAMATAN PUSKESMAS

KASUS TERDAFTAR

Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

Page 215: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 60

PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

KUSTA (PB)

TAHUN 2018 TAHUN 2017

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 0 1 1 100,0 0 0,0 1 100,0

2 Bangli Utara 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 0 1 1 0,0 0 0,0 1 0,0

4 Tembuku II 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

5 Susut Susut I 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

6 Susut II 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

8 Kintamani II 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

9 Kintamani III 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

10 Kintamani IV 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

11 Kintamani V 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

12 Kintamani VI 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 1 0 1 1 0,0 0 0,0 1 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 0 3 3 100,0 0 0,0 3 100,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan :

a = Penderita kusta PB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 1 tahun sebelumnya,

misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2017 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu

b= Penderita kusta MB merupakan penderita pada kohort yang sama, yaitu diambil dari penderita baru yang masuk dalam kohort yang sama 2 tahun sebelumnya,

misalnya: untuk mencari RFT rate tahun 2018, maka dapat dihitung dari penderita baru tahun 2016 yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu

KUSTA (MB)

L P L + P L P L + P

RFT MBNO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PBa RFT PB

PENDERITA MBb

Page 216: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 61

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH PENDUDUK

<15 TAHUN

JUMLAH KASUS AFP

(NON POLIO)

1 2 3 4 5

1 Bangli Bangli 5.408 0

2 Bangli Utara 5.767 0

3 Tembuku Tembuku I 3.683 0

4 Tembuku II 4.217 0

5 Susut Susut I 4.062 1

6 Susut II 5.079 0

7 Kintamani Kintamani I 5.993 0

8 Kintamani II 4.287 0

9 Kintamani III 3.053 0

10 Kintamani IV 2.300 0

11 Kintamani V 5.248 0

12 Kintamani VI 2.743 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 51.840 1

AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 1,9

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Page 217: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 62

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH KASUS PD3I

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Susut Susut I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3

7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3

CASE FATALITY RATE (%) 0,0 0,0

INSIDENS RATE SUSPEK CAMPAK 0,9 0,4 1,3

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

NO KECAMATAN PUSKESMASDIFTERI

JUMLAH KASUS

HEPATITIS B

JUMLAH KASUSMENINGGAL

JUMLAH KASUSMENINGGAL

TETANUS NEONATORUMSUSPEK CAMPAKPERTUSIS

Page 218: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 63

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5 6

1 Bangli Bangli 1 1 100,0

2 Bangli Utara 0 0 0,0

3 Tembuku Tembuku I 1 1 100,0

4 Tembuku II 1 1 100,0

5 Susut Susut I 1 1 100,0

6 Susut II 0 0 0,0

7 Kintamani Kintamani I 0 0 0,0

8 Kintamani II 0 0 0,0

9 Kintamani III 0 0 0,0

10 Kintamani IV 0 0 0,0

11 Kintamani V 1 1 100,0

12 Kintamani VI 0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 5 100,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

KLB DI DESA/KELURAHANNO PUSKESMASKECAMATAN

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM

Page 219: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 64

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN

DIKETAHUIDITANGGU-

LANGIAKHIR L P L+P

0-7

HARI

8-28

HARI

1-11

BLN

1-4

THN

5-9

THN

10-14

THN

15-19

THN

20-44

THN

45-54

THN

55-59

THN

60-69

THN

70+

THNL P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 AFP 1 1 19/01/2019 19/01/2019 ######## 1 1 1 0 506 373 879 0,2 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0

2 Rabies 1 1 25/02/19 25/02/19 30/02/2019 1 1 1 1 1 125 133 258 0,8 0,0 0,4 100,0 0,0 ####

3 keracunan makanan 3 3 11/03/19 11/03/19 11/03/19 6 12 18 5 1 4 5 2 1 0 0 0 198 202 400 3,0 5,9 4,5 0,0 0,0 0,0

30/08/19 30/08/19 30/08/19 15 10 25 2 2 21 0 0 0 56 44 100 26,8 22,7 25,0 0,0 0,0 0,0

12/11/19 12/11/19 12/11/19 15 6 21 4 15 2 0 0 0 23 23 46 65,2 26,1 45,7 0,0 0,0 0,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

JUMLA

H KEC

YANG TERSERANG

WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA

JUMLAH

DESA/KEL

CFR (%)

2019

NOJENIS KEJADIAN

LUAR BIASA

ATTACK RATE (%)JUMLAH

PENDERITA

JUMLAH

KEMATIAN

JUMLAH

PENDUDUK

TERANCAM

Page 220: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 65

KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 25 22 47 0 0 0 0,0 0,0 0,0

2 Bangli Utara 28 21 49 0 0 0 0,0 0,0 0,0

3 Tembuku Tembuku I 12 15 27 0 0 0 0,0 0,0 0,0

4 Tembuku II 8 4 12 0 0 0 0,0 0,0 0,0

5 Susut Susut I 8 9 17 0 0 0 0,0 0,0 0,0

6 Susut II 11 7 18 0 0 0 0,0 0,0 0,0

7 Kintamani Kintamani I 15 6 21 0 0 0 0,0 0,0 0,0

8 Kintamani II 7 5 12 0 0 0 0,0 0,0 0,0

9 Kintamani III 3 2 5 0 0 0 0,0 0,0 0,0

10 Kintamani IV 1 3 4 0 0 0 0,0 0,0 0,0

11 Kintamani V 7 2 9 0 0 0 0,0 0,0 0,0

12 Kintamani VI 6 3 9 0 0 0 0,0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 131 99 230 0 0 0 0,0 0,0 0,0

ANGKA KESAKITAN DBD PER 100.000 PENDUDUK 57,6 43,6 101,2

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)

Page 221: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 66

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

MIKROSKOPIS

RAPID

DIAGNOSTIC

TEST (RDT)

TOTAL L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Bangli Bangli 9 9 0 9 100,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

2 Bangli Utara 2 2 0 2 100,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

4 Tembuku II 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

5 Susut Susut I 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

6 Susut II 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

8 Kintamani II 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

9 Kintamani III 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

10 Kintamani IV 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

11 Kintamani V 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

12 Kintamani VI 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 11 11 0 11 100,0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0,0 0,0

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK 0,0 0,0 0,0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

%

PENGOBATA

N STANDAR

MENINGGAL CFR

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

MALARIA

SUSPEK

KONFIRMASI LABORATORIUM% KONFIRMASI

LABORATORIU

M

POSITIF

PENGOBATA

N STANDAR

Page 222: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 67

PENDERITA KRONIS FILARIASIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Susut Susut I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Susut II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Kintamani Kintamani I 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Kintamani II 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 Kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Kintamani V 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sumber: Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PENDERITA KRONIS FILARIASIS

KASUS KRONIS TAHUN

SEBELUMNYA

KASUS KRONIS BARU

DITEMUKANKASUS KRONIS PINDAH KASUS KRONIS MENINGGAL

JUMLAH SELURUH KASUS

KRONIS

Page 223: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 68

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 2.634 2.584 5.218 337 12,8 424 16,4 761 14,6

2 Bangli Utara 2.547 2.549 5.096 930 36,5 805 31,6 1.735 34,0

3 Tembuku Tembuku I 2.140 2.119 4.259 974 45,5 1.274 60,1 2.248 52,8

4 Tembuku II 1.451 1.433 2.884 388 26,7 316 22,1 704 24,4

5 Susut Susut I 2.468 2.325 4.793 772 31,3 940 40,4 1.712 35,7

6 Susut II 2.176 2.258 4.434 195 9,0 299 13,2 494 11,1

7 Kintamani Kintamani I 2.422 2.395 4.817 943 38,9 1.976 82,5 2.919 60,6

8 Kintamani II 1.461 1.414 2.875 474 32,4 671 47,5 1.145 39,8

9 Kintamani III 1.864 1.822 3.686 313 16,8 328 18,0 641 17,4

10 Kintamani IV 1.254 1.112 2.366 126 10,0 206 18,5 332 14,0

11 Kintamani V 1.708 1.613 3.321 802 47,0 724 44,9 1.526 46,0

12 Kintamani VI 1.493 1.490 2.983 375 25,1 336 22,6 711 23,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 23.618 23.114 46.732 6.629 28,1 8.299 35,9 14.928 31,9

Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH ESTIMASI PENDERITA HIPERTENSI

BERUSIA ≥ 15 TAHUN

Page 224: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 69

PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6

1 Bangli Bangli 311 183 58,8

2 Bangli Utara 302 104 34,4

3 Tembuku Tembuku I 253 150 59,3

4 Tembuku II 172 215 125,0

5 Susut Susut I 284 274 96,5

6 Susut II 263 167 63,5

7 Kintamani Kintamani I 286 462 161,5

8 Kintamani II 169 177 104,7

9 Kintamani III 219 166 75,8

10 Kintamani IV 142 50 35,2

11 Kintamani V 198 86 43,4

12 Kintamani VI 178 283 159,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.777 2.317 83,4

Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PENDERITA DM YANG MENDAPATKAN

PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDARJUMLAH PENDERITA

DM

Page 225: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 70

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)

MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Bangli Bangli 1 5.757 123 2,1 0 0,0 0 0,0 1 0,8

2 Bangli Utara 1 3.204 214 6,7 14 6,5 0 0,0 0 0,0

3 Tembuku Tembuku I 1 2.549 133 5,2 2 1,5 0 0,0 3 2,3

4 Tembuku II 1 2.595 81 3,1 2 2,5 0 0,0 0 0,0

5 Susut Susut I 1 3.089 135 4,4 13 9,6 0 0,0 4 3,0

6 Susut II 1 2.825 131 4,6 25 19,1 0 0,0 1 0,8

7 Kintamani Kintamani I 1 2.946 238 8,1 13 5,5 0 0,0 0 0,0

8 Kintamani II 1 1.730 120 6,9 0 0,0 0 0,0 0 0,0

9 Kintamani III 1 3.228 204 6,3 17 8,3 0 0,0 0 0,0

10 Kintamani IV 1 1.643 58 3,5 6 10,3 0 0,0 0 0,0

11 Kintamani V 1 2.356 75 3,2 7 9,3 0 0,0 0 0,0

12 Kintamani VI 1 1.916 215 11,2 4 1,9 1 0,5 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 33.838 1.727 5,1 103 6,0 1 0,1 9 0,5

Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

Keterangan: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat

* diisi dengan checklist (V)

TUMOR/BENJOLANCURIGA KANKERNO KECAMATAN PUSKESMAS

PUSKESMAS

MELAKSANAKAN

KEGIATAN DETEKSI DINI

IVA & SADANIS*

PEREMPUAN

USIA 30-50

TAHUN

PEMERIKSAAN LEHER

RAHIM DAN PAYUDARAIVA POSITIF

Page 226: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 71

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH %1 2 3 4 5 6

1 Bangli Bangli 73 39 53,4

2 Bangli Utara 77 48 62,3

3 Tembuku Tembuku I 67 37 55,2

4 Tembuku II 57 45 78,9

5 Susut Susut I 69 51 73,9

6 Susut II 66 37 56,1

7 Kintamani Kintamani I 52 51 98,1

8 Kintamani II 49 29 59,2

9 Kintamani III 48 23 47,9

10 Kintamani IV 37 15 40,5

11 Kintamani V 44 26 59,1

12 Kintamani VI 43 25 58,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 682 426 62,5

Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Keswa Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PELAYANAN KESEHATAN ODGJ BERAT

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATANSASARAN ODGJ BERAT

Page 227: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 72

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH

SARANA AIR

MINUM DI IKL

%

JUMLAH SARANA

AIR MINUM DGN

RISIKO RENDAH+

SEDANG

%

JUMLAH

SARANA AIR

MINUM DIAMBIL

SAMPEL

%

JUMLAH

SARANA AIR

MINUM

MEMENUHI

SYARAT

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 7 7 100,0 7 100,0 1 14,3 1 100,0

2 Bangli Utara 1.181 34 2,9 34 100,0 15 1,3 15 100,0

3 Tembuku Tembuku I 44 24 54,5 24 100,0 24 54,5 16 66,7

4 Tembuku II 536 14 2,6 14 100,0 10 1,9 10 100,0

5 Susut Susut I 96 58 60,4 58 100,0 30 31,3 27 90,0

6 Susut II 37 24 64,9 24 100,0 24 64,9 24 100,0

7 Kintamani Kintamani I 1.473 23 1,6 23 100,0 23 1,6 15 65,2

8 Kintamani II 192 32 16,7 32 100,0 32 16,7 27 84,4

9 Kintamani III 86 59 68,6 43 72,9 26 30,2 17 65,4

10 Kintamani IV 2.589 49 1,9 49 100,0 16 0,6 6 37,5

11 Kintamani V 2.994 20 0,7 20 100,0 8 0,3 3 37,5

12 Kintamani VI 2.400 50 2,1 50 100,0 47 2,0 19 40,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 11.635 394 3,4 378 95,9 256 2,2 180 70,3

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2019

NO KECAMATAN

JUMLAH

SARANA AIR

MINUM

PUSKESMAS

PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DILAKUKAN PENGAWASAN

INSPEKSI KESEHATAN LINGKUNGAN (IKL) PEMERIKSAAN

Page 228: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 73

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 7.576 4 333 0 0 7.813 7.243 7.576 100,0

2 Bangli Utara 6.903 345 1.382 0 0 5.404 5.404 6.786 98,3

3 Tembuku Tembuku I 6.251 165 662 0 0 5.566 5.566 6.228 99,6

4 Tembuku II 4.899 341 1.365 19 77 3.372 3.372 4.814 98,3

5 Susut Susut I 6.562 300 1.202 1 1 5.278 5.278 6.481 98,8

6 Susut II 6.703 119 478 188 752 5.290 5.290 6.520 97,3

7 Kintamani Kintamani I 5.638 54 206 0 0 3.395 3.395 3.601 63,9

8 Kintamani II 6.020 114 457 10 42 4.929 4.929 5.428 90,2

9 Kintamani III 4.372 12 48 0 0 3.854 3.854 3.902 89,2

10 Kintamani IV 3.583 138 552 0 0 1.967 1.967 2.519 70,3

11 Kintamani V 4.781 55 217 0 0 2.551 2.551 2.768 57,9

12 Kintamani VI 3.456 69 278 1 2 3.055 3.055 3.335 96,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 66.744 1.716 7.180 219 874 52.474 51.904 59.958 89,8

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2019

PUSKESMAS JUMLAH KKJUMLAH

KK

PENGGUNA

JUMLAH

SARANA

JUMLAH

KK

PENGGUNA

JUMLAH KK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

SHARING/KOMUNALJAMBAN SEHAT SEMI

PERMANEN (JSSP)

JAMBAN SEHAT PERMANEN

(JSP)KELUARGA DENGAN

AKSES TERHADAP

FASILITAS SANITASI YANG

LAYAK (JAMBAN SEHAT)JUMLAH

SARANA

JUMLAH

KK

PENGGUNA

JUMLAH

SARANA

NO KECAMATAN

Page 229: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 74

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Bangli Bangli 4 4 100,0 0 0,0 0 0,0

2 Bangli Utara 5 5 100,0 0 0,0 0 0,0

3 Tembuku Tembuku I 4 4 100,0 2 50,0 0 0,0

4 Tembuku II 2 2 100,0 0 0,0 0 0,0

5 Susut Susut I 5 5 100,0 0 0,0 0 0,0

6 Susut II 4 4 100,0 0 0,0 0 0,0

7 Kintamani Kintamani I 8 8 100,0 0 0,0 0 0,0

8 Kintamani II 7 7 100,0 1 14,3 0 0,0

9 Kintamani III 14 14 100,0 6 42,9 0 0,0

10 Kintamani IV 6 6 100,0 0 0,0 0 0,0

11 Kintamani V 4 4 100,0 0 0,0 0 0,0

12 Kintamani VI 9 9 100,0 3 33,3 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 72 72 100,0 12 16,7 0 0,0

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2019

* SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan)

PUSKESMASJUMLAH DESA/

KELURAHAN

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KECAMATAN DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN

STBM

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

DESA STOP BABS

(SBS)

Page 230: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 75

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

SD/MI SMP/MTs SMA/MAPUSKESM

AS

RUMAH

SAKIT

UMUM

∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1 25 26 27

1 Bangli Bangli 17 1 3 1 3 63 3 91 15 88,2 1 100,0 3 100,0 1 100,0 3 100,0 63 100,0 1,0 33,3 87,0 95,6

2 Bangli Utara 17 6 5 1 0 48 5 82 17 100,0 6 100,0 5 100,0 1 100,0 0 0,0 48 100,0 0,0 0,0 77,0 93,9

3 Tembuku Tembuku I 17 2 3 1 0 66 4 93 17 100,0 2 100,0 3 100,0 1 100,0 0 0,0 66 100,0 0,0 0,0 89,0 95,7

4 Tembuku II 12 3 1 1 0 100 3 120 12 100,0 3 100,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 89 89,0 1,0 33,3 107,0 89,2

5 Susut Susut I 15 3 0 1 0 77 2 98 15 100,0 3 100,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 77 100,0 0,0 0,0 96,0 98,0

6 Susut II 15 2 3 1 0 58 2 81 15 100,0 2 100,0 3 100,0 1 100,0 0 0,0 58 100,0 0,0 0,0 79,0 97,5

7 Kintamani Kintamani I 15 2 0 1 0 37 3 58 15 100,0 2 100,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 37 100,0 0,0 0,0 55,0 94,8

8 Kintamani II 13 3 1 1 0 157 0 175 13 100,0 2 66,7 1 100,0 1 100,0 0 0,0 0 0,0 1,0 0,0 18,0 10,3

9 Kintamani III 14 2 1 1 0 86 1 105 14 100,0 2 100,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 86 100,0 0,0 0,0 104,0 99,0

10 Kintamani IV 10 1 0 1 0 117 2 131 9 90,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0 0 0,0 117 100,0 0,0 0,0 128,0 97,7

11 Kintamani V 11 4 1 1 0 26 0 43 8 72,7 2 50,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 26 100,0 0,0 0,0 38,0 88,4

12 Kintamani VI 9 1 1 1 0 67 4 83 9 100,0 1 100,0 1 100,0 1 100,0 0 0,0 67 100,0 0,0 0,0 79,0 95,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 165 30 19 12 3 902 29 1.160 159 96,4 27 90,0 19 100,0 12 100,0 3 100,0 734 81,4 3,0 10,3 957 82,5

Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan kab. Bangli Tahun 2019

JUMLAH TOTALJUMLAH

TTU

YANG

ADA

SMP/MTsTEMPAT IBADAH

PUSKESMASSD/MI

TTU YANG ADA TTU MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN

TEMPAT

IBADAHPASAR

SMA/MA

SARANA KESEHATAN

RUMAH SAKIT

UMUM

PASAR

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

SARANA PENDIDIKAN

NO KECAMATAN PUSKESMAS

Page 231: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 76

KABUPATEN/KOTA BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Bangli Bangli 0 31 1 131 163 0 0,0 6 19,4 1 100,0 41 31,3

2 Bangli Utara 1 0 1 140 142 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4 2,9

3 Tembuku Tembuku I 0 4 0 167 171 0 0,0 0 0,0 0 0,0 13 7,8

4 Tembuku II 0 0 0 149 149 0 0,0 0 0,0 0 0,0 8 5,4

5 Susut Susut I 0 0 0 152 152 0 0,0 0 0,0 0 0,0 12 7,9

6 Susut II 0 0 0 130 130 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 1,5

7 Kintamani Kintamani I 0 50 0 145 195 0 0,0 6 12,0 0 0,0 10 6,9

8 Kintamani II 0 0 0 89 89 0 0,0 0 0,0 0 0,0 4 4,5

9 Kintamani III 0 0 0 67 67 0 0,0 0 0,0 0 0,0 3 4,5

10 Kintamani IV 0 5 0 136 141 0 0,0 3 60,0 0 0,0 5 3,7

11 Kintamani V 1 0 0 285 286 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0

12 Kintamani VI 0 0 0 180 180 0 0,0 0 0,0 0 0,0 18 10,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 2 90 2 1.771 1.865 0 0,0 15 16,7 1 50,0 120 6,8

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

NO KECAMATAN DEPOT AIR MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANAN/KANTIN/SENT

RA MAKANAN JAJANAN

PUSKESMAS

TPM YANG ADA TPM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/REST

ORAN

DEPOT AIR

MINUM (DAM)

MAKANAN

JAJANAN/

KANTIN/

SENTRA

MAKANAN

JAJANAN

JUMLAH TPM

YANG ADA

JASA BOGARUMAH MAKAN/

RESTORAN

Page 232: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 77

L P L+P Σ % Σ % Σ %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bangli Bangli 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Bangli Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Tembuku Tembuku I 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Tembuku II 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 Susut Susut I 0 1 1 0 0 1 100 1 100

6 Susut II 0 1 1 0 0 1 100 1 100

7 Kintamani Kintamani I 1 0 1 1 100 0 0 1 100

8 Kintamani II 1 0 1 1 100 0 0 1 100

9 Kintamani III 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10 kintamani IV 0 0 0 0 0 0 0 0 0

11 Kintamani V 1 0 1 1 100 0 0 1 100

12 Kintamani VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 2 5 3 100 2 100 5 100

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Ket : Sasaran riil

KABUPATEN BANGLI

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

TAHUN 2019

NO KECAMATAN PUSKESMAS

BALITA GIZI BURUK

JUMLAH DITEMUKANMENDAPAT PERAWATAN

L P L+P

JUMLAH

Page 233: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 78

RUMAH TANGGA

DENGAN GARAM

1 2 3 4 5 6

1 Bangli Bangli 20 18 90,0

2 Bangli Utara 20 18 90,0

3 Tembuku Tembuku I 20 20 100,0

4 Tembuku II 20 14 70,0

5 Susut Susut I 20 17 85,0

6 Susut II 20 20 100,0

7 Kintamani Kintamani I 30 20 66,7

8 Kintamani II 30 26 86,7

9 Kintamani III 30 28 93,3

10 Kintamani IV 30 30 100,0

11 Kintamani V 30 22 73,3

12 Kintamani VI 30 13 43,3

300 246 82,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Ket : Sasaran riil

KECAMATAN

JUMLAH

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENGKONSUMSI GARAM BERYODIUM MENJURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

PROVINSI BALI

TAHUN 2019

NO PUSKESMAS

KONSUMSI GARAM BERYODIUM

DIPERIKSA %

Page 234: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 79

JUMLAH IBU HAMIL % IBU HAMIL KEK

KEK YANG MENDAPAT PMT YANG MENDAPAT PMT

1 2 3 4 5 6

1 Bangli Bangli 24 24 100,0

2 Bangli Utara 12 12 100,0

3 Tembuku Tembuku I 17 17 100,0

4 Tembuku II 21 21 100,0

5 Susut Susut I 20 20 100,0

6 Susut II 3 3 100,0

7 Kintamani Kintamani I 39 39 100,0

8 Kintamani II 11 11 100,0

9 Kintamani III 9 9 100,0

10 kintamani IV 0 0 0,0

11 Kintamani V 14 14 100,0

12 Kintamani VI 15 15 100,0

185 185 100,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Ket : Sasaran riil

PERSENTASE IBU HAMIL KEK MENDAPAT PMT MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BANGLI

TAHUN 2019

JUMLAH

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH IBU HAMIL

KEK

Page 235: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 80

JUMLAH BALITA KURUS % BALITA KURUS

YANG MENDAPAT PMT YANG MENDAPAT PMT

1 2 3 4 5 6

1 Bangli Bangli 3 3 100,0

2 Bangli Utara 0 0 0,0

3 Tembuku Tembuku I 0 0 0,0

4 Tembuku II 1 1 100,0

5 Susut Susut I 23 23 100,0

6 Susut II 6 6 100,0

7 Kintamani Kintamani I 4 4 100,0

8 Kintamani II 12 12 100,0

9 Kintamani III 0 0 0,0

10 kintamani IV 0 0 0,0

11 Kintamani V 8 8 100,0

12 Kintamani VI 0 0 0,0

57 57 100,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Ket : Sasaran riil

JUMLAH

PERSENTASE BALITA KURUS MENDAPAT PMT, MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BANGLI

TAHUN 2019

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH

BALITA

Page 236: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 81

JUMLAH REMAJA PUTRI % REMAJA PUTRI

YANG MENDAPAT TTD YANG MENDAPAT TTD

1 2 3 4 5 6

1 Bangli Bangli 1.481 1.481 100,0

2 Bangli Utara 2.113 2.113 100,0

3 Tembuku Tembuku I 1.044 1.044 100,0

4 Tembuku II 471 471 100,0

5 Susut Susut I 169 169 100,0

6 Susut II 1.239 1.239 100,0

7 Kintamani Kintamani I 618 618 100,0

8 Kintamani II 734 734 100,0

9 Kintamani III 421 421 100,0

10 kintamani IV 107 107 100,0

11 Kintamani V 726 726 100,0

12 Kintamani VI 810 810 100,0

9933 9933 100,0

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Ket : Sasaran riil

JUMLAH

PERSENTASE REMAJA PUTRI 12-18 TAHUN YANG MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

MENURUT KABUPATEN DI KABUPATEN BANGLI

TAHUN 2019

NO KECAMATAN PUSKESMASJUMLAH REMAJA PUTRI

YANG ADA

Page 237: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 82

JUMLAH IBU HAMIL

DIPERIKSA LILAJUMLAH IBU HAMIL KEK % IBU HAMIL KEK

1 2 3 4 5 6

1 Bangli Bangli 327 24 7,3

2 Bangli Utara 337 12 3,6

3 Tembuku Tembuku I 278 17 6,1

4 Tembuku II 292 21 7,2

5 Susut Susut I 339 20 5,9

6 Susut II 323 3 0,9

7 Kintamani Kintamani I 364 39 10,7

8 Kintamani II 324 11 3,4

9 Kintamani III 200 9 4,5

10 kintamani IV 233 0 0,0

11 Kintamani V 357 14 3,9

12 Kintamani VI 191 15 7,9

3565 185 5,2

Sumber : Seksi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019Ket : Sasaran riil

JUMLAH

PERSENTASE IBU HAMIL KEK MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BANGLI

TAHUN 2019

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PROSENTASE IBU HAMIL KEK

Page 238: PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BANGLI TAHUN 2019

TABEL 83

L P JML L P JML L P JML L % P % JML % L % P % JML % L % P % JML %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 331 Bangli 16 0 0 16 215 210 425 235 211 446 260 204 464 215 100,0 210 100,0 425 100,0 234 99,6 211 100,0 445 99,8 260 100,0 204 100,0 464 100,0

2 Bangli Utara 18 0 0 18 200 188 388 209 191 400 203 175 378 200 100,0 188 100,0 388 100,0 209 100,0 191 100,0 400 100,0 203 100,0 175 100,0 378 100,0

3 Tembuku I 17 0 0 17 152 136 288 147 140 287 154 131 285 152 100,0 136 100,0 288 100,0 147 100,0 140 100,0 287 100,0 154 100,0 131 100,0 285 100,0

4 Tembuku II 12 0 0 12 152 154 306 151 155 306 145 146 291 152 100,0 154 100,0 306 100,0 151 100,0 155 100,0 306 100,0 145 100,0 146 100,0 291 100,0

5 Susut I 15 0 0 15 137 152 289 172 167 339 148 156 304 137 100,0 152 100,0 289 100,0 171 100,0 167 100,0 338 99,7 148 99,9 156 100,0 304 100,0

6 Susut II 15 0 0 15 164 160 324 156 147 303 155 152 307 164 100,0 160 100,0 324 100,0 156 100,0 147 100,0 303 100,0 155 100,0 152 100,0 307 100,0

7 Kintamani I 15 0 0 15 203 141 344 216 201 417 190 178 368 203 100,0 141 100,0 344 100,0 216 100,0 200 99,5 416 99,8 190 100,0 178 100,0 368 100,0

8 Kintamani II 14 0 0 14 162 141 303 174 164 338 144 151 295 162 100,0 141 100,0 303 100,0 174 100,0 164 100,0 338 100,0 144 100,0 151 100,0 295 100,0

9 Kintamani III 14 0 0 14 108 111 219 122 97 219 120 98 218 108 100,0 111 100,0 219 100,0 122 100,0 97 100,0 219 100,0 120 100,0 98 100,0 218 100,0

10 Kintamani IV 10 0 0 10 95 89 184 91 98 189 92 96 188 95 100,0 89 100,0 184 100,0 91 100,0 98 100,0 189 100,0 92 100,0 96 104,3 188 100,0

11 Kintamani V 11 0 0 11 219 217 436 210 195 405 231 176 407 219 99,5 217 100,0 436 100,0 210 99,8 195 100,0 405 100,0 231 99,9 176 100,0 407 100,0

12 Kintamani VI 9 0 0 9 91 117 208 104 102 206 106 121 227 91 100,0 117 100,0 208 100,0 104 100,0 102 100,0 206 100,0 106 100,0 121 100,0 227 100,0

166 0 0 166 1.898 1.816 3.714 1.987 1.868 3.855 1.948 1.784 3.732 1.898 100,0 1.816 100,0 3.714 100,0 1.985 99,9 1.867 100,0 3.852 99,9 1.948 100,0 1.784 100,0 3.732 100,0

Sumber : Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kab. Bangli Tahun 2019

DT KELAS 1 Td KELAS 2 Td KELAS 5

KABUPATEN

MILAIN

LAINTOTAL

KELAS 1 KELAS 2 KELAS 5

CAKUPAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH BIAS) DT DAN Td PADA ANAK SEKOLAH KELAS 1, 2 DAN KELAS 5 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS

KABUPATEN BANGLI

TAHUN 2019

NO. PUSKESMAS

JUMLAH SEKOLAH SASARAN CAPAIAN

SD