Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

132
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya Profil Imunisasi Kabupaten Tojo Una Una 2011 1

Transcript of Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Page 1: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum

perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan

Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD

1945. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi

oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan

ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan

perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi

epidemiologi yang valid.

Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini

mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular

masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga

muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas

wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya.

Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit

menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah

berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara ke negara

lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil

yang efektif.

Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional

adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan

1

Page 2: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan

harus mempunyai kontribusi positif terhadap terbentuknya

lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan

pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep “Paradigma

Sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas

utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif)

dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya

pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan

(rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu dan

berkesinambungan.

Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992,

“Paradigma Sehat” dilaksanakan melalui beberapa kegiatan

antara lain pemberantasan penyakit. Salah satu upaya

pemberantasan penyakit menular adalah upaya pengebalan

(imunisasi). Penerapan Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang RI Nomor 25

Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Daerah memberikan otonomi luas kepada

kabupaten/kota dan otonomi terbatas pada provinsi, sehingga

pemerintah daerah akan semakin leluasa menentukan prioritas

pembangunan sesuai kondisi daerah.

Oleh sebab itu daerah harus memiliki kemampuan

mengidentifikasi masalah sampai memilih prioritas

penanggulangan masalah kesehatan yang sesuai dengan

kemampuan dan kebutuhan daerah, serta mencari sumber-

2

Page 3: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

sumber dana yang dapat digunakan untuk mendukung

penyelesaian masalah. Dalam hal ini imunisasi merupakan upaya

prioritas yang dapat dipilih oleh semua wilayah mengingat bahwa

imunisasi merupakan upaya yang efektif dan diperlukan oleh

semua daerah. Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia

sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan upaya kesehatan

masyarakat yang terbukti paling cost effective.

Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar

telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit

cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi

diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam

rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat

Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberculosis, difteri,

pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B.

Dengan upaya imunisasi pula, kita sudah dapat menekan

penyakit polio dan sejak tahun 1995 tidak ditemukan lagi virus

polio liar di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk

membasmi polio di dunia dengan Program Eradikasi Polio

(ERAPO).

Penyakit lain yang sudah dapat ditekan sehingga perlu

ditingkatkan programnya adalah tetanus maternal dan neonatal

serta campak. Untuk tetanus telah dikembangkan upaya Eliminasi

Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) sedangterhadap campak

dikembangkan upaya Reduksi Campak (RECAM). ERAPO, MNTE

dan RECAM juga merupakan komitmen global yang wajib diikuti

3

Page 4: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

oleh semua Negara di dunia. Disamping itu, dunia juga menaruh

perhatian terhadap mutu pelayanan dan menetapkan standar

pemberian suntikan yang aman (safe injection practices) yang

dikaitkan dengan pengelolaan limbah tajam yang aman (save

waste disposal management), bagi penerima suntikan, aman bagi

petugas serta tidak mencemari lingkungan.

Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi

harus dipertahankan tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga

tingkat perlindungan yang tinggi dan merata dapat menimbulkan

letusan (KLB) PD3I. Untuk itu, upaya imunisasi perlu disertai

dengan upaya surveilans epidemiologi agar setiap peningkatan

kasus penyakit atau terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera

diatasi. Dalam PP Nomor 25 Tahun 2000 kewenangan surveilans

epidemiologi, termasuk penanggulangan KLB merupakan

kewenangan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah

provinsi. Selama beberapa tahun terakhir ini, kekawatiran akan

kembalinya beberapa penyakit menular dan timbulnya penyakit-

penyakit menular baru kian meningkat.

Penyakit-penyakit infeksi “baru” oleh WHO dinamakan

sebagai Emerging Infectious Diseases adalah penyakit-penyakit

infeksi yang betul-betul baru (new diseases) yaitu penyakit-

penyakit yang tadinya tidak dikenal (memang belum ada, atau

sudah ada tetapi penyebarannya sangat terbatas; atau sudah ada

tetapi tidak menimbulkan gangguan kesehatan yang serius pada

manusia). Yang juga tergolong ke dalamnya adalah penyakit-

4

Page 5: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

penyakit yang mencuat (emerging diseases), yaitu penyakit yang

angka kejadiannya meningkat dalam dua dekade terakhir ini, atau

mempunyai kecenderungan untuk meningkat dalam waktu dekat,

penyakit yang area geografis penyebarannya meluas, dan

penyakit yang tadinya mudah dikontrol dengan obatobatan

namun kini menjadi resisten. Selain itu, termasuk juga penyakit-

penyakit yang mencuat kembali (reemerging diseases), yaitu

penyakit-penyakit yang meningkat kembali setelah sebelumnya

mengalami penurunan angka kejadian yang bermakna.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa

program imunisasi kedalam penyelenggaraan yang bermutu dan

efisien. Upaya tersebut didukung dengan kemajuan yang pesat

dalam bidang penemuan vaksin baru (Rotavirus, Japanese

encephalitis, dan lain-lain). Beberapa jenis vaksin dapat digabung

sebagai vaksin kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan

cakupan imunisasi, mengurangi jumlah suntikan dan kontak

dengan petugas imunisasi.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa upaya imunisasi perlu

terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population imunity

(kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga dapat memutuskan

rantai penularanPD3I. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan

tehnologi, upaya imunisasi dapat semakin efektif dan efisien

dengan harapan dapat memberikan sumbangan yang nyata bagi

kesejahteraan anak, ibu serta masyarakat lainnya.

5

Page 6: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat

Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).

2. Tujuan Khusus

a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu

cakupan imunisasi lengkap minimal 82% secara merata

pada bayi di 121 desa/kelurahan pada tahun 2011.

b. Tercapainya cakupan imunisasi BCG minimal 82%.

c. Tercapainya cakupan imunisasi DPT-HB (3) minimal 82%.

d. Tercapainya cakupan imunisasi Polio 4 minimal 82%.

e. Tercapainya cakupan imunisasi Campak minimal 82%.

C. Landasan Hukum Program Imunisasi

Penyelenggaraan program imunisasi mengacu pada kesepakatan-

kesepakatan internasional untuk pencegahan dan pemberantasan

penyakit, antara lain :

1. WHO tahun 1988 dan UNICEF melalui World Summit for

Children pada tahun 1990 tentang ajakan untuk mencapai

target cakupan imunisasi 80-80-80, Eliminasi Tetanus

Neonatorum dan Reduksi Campak;

2. Himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk

mencapai target Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal

(MNTE) pada tahun 2005 di Negara berkembang;

6

Page 7: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

3. Himbauan dari WHO bahwa negara dengan tingkat endemisitas

tinggi > 8% pada tahun 1997 diharapkan telah melaksanakan

program imunisasi hepatitis B ke dalam program imunisasi

rutin;

4. WHO/UNICEF/UNFPA tahun 1999 tentang Joint Statement on the

Use of Autodisable Syringe in Immunization Services;

5. Konvensi Hak Anak: Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak

Anak dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1999

tertanggal 25 Agustus 1990, yang berisi antara lain tentang hak

anak untuk memperoleh kesehatan dan kesejahteraan dasar;

6. Resolusi Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly)

tahun 1988 dan tahun 2000 yang diperkuat dengan hasil

pertemuan The Eight Technical Consultative Group Vaccine

Preventable Disease in SEAR tahun 2001 untuk mencapai

Eradikasi Polio pada tahun 2004 untuk regional Asia Tenggara

dan sertifikasi bebas polio oleh WHO tahun 2008;

7. The Millenium Development Goal (MDG) pada tahun 2003 yang

meliputi goal 4 : tentang reduce child mortality, goal 5: tentang

improve maternal health, goal 6: tentang combat HIV/AIDS,

malaria and other diseases (yang disertai dukungan teknis dari

UNICEF);

8. Resolusi WHA 56.20, 28 Mei 2003 tentang Reducing Global

Measles Mortality, mendesak negara-negara anggota untuk

melaksanakan The WHO-UNICEF Strategic Plan for Measles

7

Page 8: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Mortality Reduction 2001-2005 di negara-negara dengan angka

kematian campak tinggi sebagai bagian EPI;

9. Cape Town Measles Declaration, 17 Oktober 2003, menekankan

pentingnya melaksanakan tujuan dari United Nation General

Assembly Special Session (UNGASS) tahun 2002 dan World

Health Assembly (WHA) tahun 2003 untuk menurunkan

kematian akibat campak menjadi 50 % pada akhir tahun 2005

dibandingkan keadaan pada tahun 1999; dan mencapai target

The United Millenium Development Goal untuk mereduksi

kematian campak pada anak usia kurang dari 5 tahun menjadi

2/3 pada tahun 2015 serta mendukung The WHO/UNICEF Global

Strategic Plan for Measles Mortality Reduction and Regional

Elimination 2001-2005;

10. Pertemuan The Ninth Technical Consultative Group on

Polio Eradication and Polio     Eradication and Vaccine

Preventable Diseases in South-East Asia Region tahun 2003

untuk menyempurnakan proses sertifikasi eradikasi polio,

reduksi kematian akibat campak menjadi 50% dan eliminasi

tetanus neonatal, cakupan DPT3 80% di semua negara dan

semua kabupaten, mengembangkan strategi untuk Safe

Injections and Waste Disposal di semua negara serta

memasukkan vaksin hepatitis B di dalam Program Imunisasi di

semua negara;

11. WHO-UNICEF tahun 2003 tentang Joint Statement on

Effective Vaccine StoreManagement Initiative.

8

Page 9: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

D. Sasaran

1. Program Imunisasi

a. Sasaran Berdasarkan Usia yang Diimunisasi

1) Imunisasi Rutin

Bayi (di bawah satu tahun)

Wanita Usia Subur (WUS) ialah wanita berusia 15-39

tahun, termasuk ibu hamil (Bumil) dan Calon

Pengantin (Catin)

Anak usia sekolah tingkat dasar

2) Imunisasi Tambahan

Bayi dan anak

b. Sasaran Berdasarkan Tingkat Kekebalan yang Ditimbulkan

1) Imunisasi Dasar

Bayi

2) Imunisasi Lanjutan

Anak usia sekolah dasar

Wanita usia subur

c. Sasaran Wilayah/Lokasi

- Seluruh desa/kelurahan di wilayah Indonesia.

2. Program Imunisasi Meningitis Menigokokus

Seluruh calon/jemaah haji dan umroh, petugas PPIH (Panitia

Penyelenggaraan Ibadah Haji) di Arab Saudi, Tim Kesehatan

Haji Indonesia yang bertugas menyertai jemaah (kloter) dan

petugas kesehatan di embarkasi/debarkasi.

9

Page 10: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

3. Program Imunisasi Demam Kuning

Semua orang yang melakukan perjalanan kecuali bayi di

bawah 9 bulan dan ibu hamil trimester pertama, berasal dari

negara atau ke negara yang dinyatakan endemis demam

kuning (data negara endemis dikeluarkan oleh WHO yang

selalu diupdate).

4. Program Imunisasi Rabies

Sasaran vaksinasi ditujukan pada 100% kasus gigitan yang

berindikasi rabies, terutama pada lokasi tertular (selama 2

tahun terakhir pernah ada kasus klinis, epidemiologis dan

laboratori dan desa-desa sekitarnya dalam radius 10 km).

E. Kebijakan dan Strategi

1. Kebijakan

Penyelenggaraan Imunisasi dilaksanakan oleh pemerintah,

swasta dan masyarakat, dengan mempertahankan prinsip

keterpaduan antara pihak terkait.

Mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi

baik terhadap sasaran masyarakat maupun sasaran wilayah.

Mengupayakan kualitas pelayanan bermutu.

Mengupayakan kesinambungan penyelenggaraan melalui

perencanaan program dan anggaran terpadu.

Perhatian khusus diberikan untuk wilayah rawan sosial,

rawan penyakit (KLB) dan daerah-daerah sulit secara

geografis.

10

Page 11: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

2. Strategi

Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat dan

swasta

Membangun kemitraan dan jejaring kerja.

Menjamin ketersediaan dan kecukupan vaksin, peralatan

rantai vaksin dan alat suntik.

Menerapkan sistem Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

untuk menentukan prioritas kegiatan serta tindakan

perbaikan.

Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga

profesional/terlatih.

Pelaksanaan sesuai dengan standar

Memanfaatkan perkembangan metoda dan teknologi yang

lebih efektif, berkualitas dan efisien.

Meningkatkan advokasi, fasilitas dan pembinaan.

BAB II

GAMBARAN UMUM

11

Page 12: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

A. Sejarah Singkat Pembentukan Kabupaten Tojo Una Una

Terbentuknya Kabupaten Tojo Una Una erat kaitannya

dengan keberadaan Provinsi Sulawesi Tengah sehubungan

dengan awal mula pembagian tingkatan wilayah administrasi

pada saat itu. Pada awalnya, wilayah Sulawesi Tengah dibagi

dalam beberapa wilayah Afdeling yang sebelumnya masih

berbentuk beberapa wilayah swapraja. Wilayah Afdeling ini terdiri

dari AfdelingDonggala dan Afdeling Poso. Wilayah Afdeling ini

kemudian dibagi lagi dalam wilayah Onderafdeling, yang saat itu

AfdelingPoso membawahi Onderafdeling Tojo di Ampana,

Onderafdeling Una Una di Una-una serta 2 (dua)Onderafdeling

lainnya, yaitu Poso Lage di Poso dan Lore di Wanga.

Setelah dikeluarkannya UU No. 44 Tahun 1950 tentang

pembentukan Indonesia Timur, maka semua daerah Afdeling

digabung kedalam satu daerah setingkat provinsi yang dalam

perkembangannya Daerah Sulawesi tengah dibagi menjadi 2

(dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Donggala dan Kabupaten

Poso. Berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959 daerah Sulawesi

Tengah dibagi lagi menjadi 4 (empat) Kabupaten yang

merupakan pemekaran dari 2 (dua) Kabupaten awal yaitu :

- Kabupaten Donggala

- Kabupaten Buol Tolo-toli

- Kabupaten Poso

- Kabupaten Luwuk Banggai

12

Page 13: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Kemudian dikeluarkan lagi UU No. 13 Tahun 1964 yang

merupakan penyatuan keempat Kabupaten dengan status

Residen Koordinator sebagai suatu ikatan administrative (UU No.

47 Prp. Tahun 1960)menjadi wilayah otonom Provinsi Sulawesi

Tengah terlepas dari Provinsi Sulawesi Utara Tengah.

Kabupaten Tojo Una Una berawal dari pembentukan Kewedanaan

Tojo Una Una yang sebelumnya merupakan wilayah swapraja

yang dibentuk atas kuasa Zelfbesturregeling Tahun 1938. Dengan

dikeluarkannya UU No. 29 Tahun 1959 tentang penghapusan

wilayah swapraja, maka BKDH Tingkat II Poso atas perintah

Residen Koordinator Sulawesi Tengah mengeluarkan Instruksi No.

1 Tahun 1960 Tanggal 9 Pebruari 1960 untuk mempersiapkan

Kewedanaan TojoUna Una, yang kemudian ditindaklanjuti dengan

SK BKDH Tingkat II Poso No. 372/UP Tgl 25 September 1961 yang

memberi status kewedanaan yang membawahi bekas

LandschapTojo dan bekas Landschap Una Una dengan Ibu Kota

Ampana.

Setelah melalui beberapa tahapan yang panjang dalam

kurun ± 30 Tahun, maka pada tanggal 20 November 2003, DPR –

RI melakukan Rapat Paripurna dalam rangka pengesahan Undang

Undang beberapa Kabupaten diantaranya KabupatenTojo Una

Una yang selanjutnya pada tanggal 18 Desember 2003 undang

undang yang telah disetujui dalam Paripurna tersebut masuk

dalam Lembaran Negara No. 32 Tahun 2003.

13

Page 14: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

B. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan.

Setelah pengesahan Undang – Unang pembentukan Tojo

Una Una yang kemudian masuk dalam lembaran negara No. 32

Tahun 2003, maka pada awal Tahun 2004 pemerintahan daerah

mulai berjalan yang pada masa itu masih status pejabat karteker

Bupati. Dengan berjalannnya pemerintahan, sebagai organisasi

perangkat daerah, Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

mulai menjalankan tugas – tugas yang merupakan salah satu

Urusan Wajib pemerintah daerah, yang pada saat itu dinas

kesehatan digabung dengan Kesejahteraan Sosial dan Keluarga

Berencana dalam satu instansi.

Tahun 2005, setelah pemilihan Legislatif dan Eksekutif akhir

tahun 2004, yang berarti pemerintahan daerah sudah berstatus

definitive, maka dikeluarkan kebijakan tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan dan Keluarga

Berencana kedalam PERDA Kab. Tojo Una Una No. 10 Tahun 2005

yang kemudian dimasukan kedalam lembar daerah No. 10 Tahun

2005.Setelah kurang lebih 3 (tiga) tahun, dengan dikeluarkannya

PP No.41 tahun 2008, maka Kab. Tojo Una Una berdasarkan

PERDA No. 10 Tahun 2008 mengatur tentang Organisasi dan tata

kerja Dinas Kesehatan, yang merupakan penjabaran dari PP No.

41 tahun 2008. Adapun nama – nama pejabat yang pernah

memimpin Instansi ini semenjak dibentuknya Kab. Tojo Una Una

sampai dengan saat penyusunan profil ini sebagaimana berikut :

14

Page 15: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

1. dr. Merdy C. Kumaat, MHA. Periode Tahun 2004 sampai

dengan 2007.

2. Darmawaty AP. Bsc. S.Sos, Periode Tahun 2007 sampai

dengan 2008.

3. dr. Abd. Rahman DM., MARS, Periode Tahun 2008 sampai

dengan sekarang.

C. Keadaan Geografis.

Kabupaten Tojo Una Unaterletak antara garis 0,200 Lintang

Utara – 1,600Lintang Selatan dan garis 120,9000 Bujur Timur –

121,7500 Bujur Barat. Wilayah Kabupaten Tojo Una Una

keseluruhan seluas 9.292,36 km2 yang terdiri dari luas wilayah

Daratan 5.721,51km2 dan wilayah Lautan sebesar 3.570,83 km2.

Wilayah Kabupaten Tojo Una Unaberbatasan langsung

dengan 4 (empat) Kabupaten tetangga, sebelah barat dengan

Kabupaten Poso, sebelah timur dengan Kabupaten Banggai,

sebelah Selatan dengan Kabupaten Morowali dan sebelah Utara

berbatasan dengan Propinsi Gorontalo.

Tojo Una Una terbagi dalam 9 wilayah administratif

kecamatan dengan 121 Desa/kelurahan. Dalam 9 kecamatan

terbagi lagi menjadi 13 wilayah kerja puskesmas, dengan

pembagian wilayah menurut wilayah kerja puskesmas sebagai

berikut :

Tabel 2.1Distribusi puskesmas menurut kecamatan

Kabupaten Tojo Una UnaTahun 2011

No Kecamatan Puskesmas

15

Page 16: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

1 Ampana Kota Puskesmas Ampana Barat

Puskesmas Ampana Timur

2 Ampana Tete Puskesmas Tete

Puskesmas Dataran Bulan

3 Ulubongka Puskesmas Marowo

4 Tojo Puskesmas Uekuli

5 Tojo Barat Puskesmas Tombiano

Puskesmas Matako

6 Una Una Puskesmas Wakai

7 Togian Puskesmas Lebiti

8 Walea Kepualuan Puskesmas Popolii

Puskesmas Dolong

9 Walea Besar Puskesmas Pasokan

D. Gambaran Umum Program Imunisasi

1. Gambaran Imunisasi Nasional

Pada tahun 1974, WHO mencanangkan Expanded

Programme on Immunization (EPI) atau Program

Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan

penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi (PD3I), yaitu dengan cara meningkatkan cakupan

imunisasi pada anak-anak di seluruh belahan dunia. Hasil dari

program EPI ini cukup memuaskan, dimana terjadi peningkatan

angka cakupan imunisasi dunia dari 5% menjadi 80% (Ali,

2003). Di Indonesia, PPI mulai diselenggarakan tahun 1977 dan

16

Page 17: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

berfokus pada campak, tuberkulosis, difteri, tetanus, pertusis,

polio. Sementara imunisasi hepatitis B dimasukkan terakhir

karena vaksin hepatitis B baru tersedia pada tahun 1980-an

(Depkes, 2005).

Salah satu indikator keberhasilan program imunisasi

adalah tercapainya Universal Child Immunization (UCI).

Pencapaian UCI merupakan gambaran cakupan imunisasi pada

bayi (0-11 bulan) secara nasional hingga ke tingkat pedesaan.

WHO dan UNICEF menetapkan indikator cakupan imunisasi

adalah 90% di tingkat nasional dan 80% di semua kabupaten.

Pada tahun 1990, Indonesia telah mencapai target UCI, dimana

paling sedikit 80% bayi di setiap desa telah mendapatkan

imunisasi dasar lengkap sebelum berumur satu tahun (Depkes,

2005).

Persentase desa/kelurahan UCI di Indonesia, selama 6

tahun terakhir belum menunjukkan perkembangan yang

bermakna. Pencapaian tertinggi 3 terjadi pada tahun 2005

yaitu sebesar 76,23%. Capaian tahun 2009 hanya sebesar

69,76% desa/kelurahan UCI di Indonesia, lebih rendah

dibandingkan tahun 2008 sebesar 74,02%. Angka tersebut juga

masih di bawah target UCI tahun 2009 sebesar 98% dan

standar pelayanan minimal yang menetapkan target 100%

desa/kelurahan UCI pada tahun 2010 untuk setiap

kabupaten/kota (Profil Kesehatan Indonesia, 2010).

17

Page 18: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

2. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

a. Difteri

Difteri adalah penyakit yang

disebabkan oleh bakteri

Corynebacterium

diphtheriae. Penyebarannya

adalah melalui kontak fisik dan pernapasan. Gejala awal

penyakit adalah radang tenggerokan, hilang nafsu makan

dan demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih

kebiru-biruan pada tenggerokan dan tonsil. Difteri dapat

menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernapasan

yang berakibat kematian.

b. Pertusis

Disebut juga batuk rejan atau

batuk 100 hari adalah penyakit

pada saluran pernapasan yang

disebabkan oleh bakteri Bordetella

pertussis. Penyebaran pertusis adalah melalui tetesan-

tetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin. Gejala

penyakit adalah pilek, mata merah, bersin, demam dan

batuk ringan yang lama kelamaan batuk menjadi parah dan

menimbulkan batuk menggigil yang cepat dan keras.

Komplikasi pertusis adalah pneumonia bacterialis yang

dapat menyebabkan kematian.

c. Tetanus

18

Page 19: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Adalah penyakit yang

disebabkan oleh

Clostridium tetani yang

menghasilkan neorotoksin.

Penyakit ini tidak

menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang

masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit

adalah kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher,

kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan

demam. Pada bayi terdapat pula gejala berhenti menetek

(sucking) antara 3-28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya

adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku.

Komplikasi tetanus adalah patah tulang akibat kejang,

pneumonia dan infeksi lain yang dapat menimbulkan

kematian.

d. Tuberculosis

Adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosa (disebut juga batuk darah). Penyakit ini

menyebar melalui pernapasan lewat bersin atau batuk.

Gejala awal penyakit adalah lemah badan, penurunan berat

badan, demam dan keluar keringat pada malam hari. Gejala

selanjutnya adalah batuk terus menerus, nyeri dada dan

(mungkin) batuk darah. Gejala lain tergantung pada organ

yang diserang. Tuberculosis dapat menyebabkan

kelemahan dan kematian.

19

Page 20: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

e. Campak

Adalah penyakit yang

disebabkan oleh virus measles.

Disebarkan melalui droplet

bersin atau batuk dari

penderita. Gejala awal

penyakit adalah demam,

bercak kemerahan, batuk, pilek, conjunctivitis (mata

merah). Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher,

kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki.

Komplikasi campak adalah diare hebat, peradangan pada

telinga dan infeksi saluran napas (pneumonia).

f. Poliomielitis

Adalah penyakit pada susunan

saraf pusat yang disebabkan

oleh satu dari tiga virus yang

berhubungan, yaitu virus polio

type 1, 2 atau 3. Secara klinis penyakit polio adalah anak

dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut

(acute flaccid paralysis =AFP). Penyebaran penyakit adalah

melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi.

Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan

kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian

bisa terjadi jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan tidak

segera ditangani.

20

Page 21: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

g. Hepatitis B

Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang

disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati.

Penyebaran penyakit terutama melalui suntikan yang tidak

aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui

hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak

menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah merasa lemah,

gangguan perut dan gejala lain seperti flu. Urine menjadi

kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat

pula pada mata ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi

kronis dan menimbulkan Cirrhosis hepatis, kanker hati dan

menimbulkan kematian.

3. Imunologi Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3I)

a. Sistem Kekebalan

Imunologi merupakan suatu ilmu yang sangat

kompleks, tetapi disadari bahwa adanya pengertian tentang

fungsi dasar dari sistem kekebalan akan sangat berguna

untuk mengerti bagaimana vaksin itu bekerja dan untuk

penggunaan yang tepat.

Perlindungan terhadap penyakit infeksi dihubungkan

dengan suatu kekebalan, yaitu kekebalan aktif dan

kekebalan pasif. Kekebalan aktif adalah perlindungan yang

dihasilkan oleh sistem kekebalan seseorang sendiri. Jenis

21

Page 22: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

kekebalan ini biasanya menetap seumur hidup. Kekebalan

pasif adalah perlindungan yang diberikan oleh zat-zat yang

dihasilkan oleh hewan atau manusia yang diberikan kepada

orang lain, biasanya melalui suntikan. Kekebalan pasif

sering memberikan perlindungan yang efektif, tetapi

perlindungan ini akan menurun setelah beberapa minggu

atau bulan.

Sistem kekebalan adalah suatu sistem yang rumit

dari interaksi sel dimana tujuan utamanya adalah mengenali

adanya antigen. Antigen dapat berupa virus atau bakteri

yang hidup atau yang sudah diinaktifkan. Perlindungan

terhadap antigen oleh sistem kekebalan tubuh disebut juga

respon imun yaitu melalui produksi antibodi

(imunoglobulin). Respon imun yang paling efektif dihasilkan

dari antigen hidup, tetapi untuk menghasilkan suatu respon

imun tidak harus diperlukan suatu antigen yang hidup,

seperti infeksi alamiah, beberapa protein seperti HBsAg

dengan mudah dikenali oleh sistem kekebalan.

Zat lain, misalnya polisakarida (rantai panjang dari

molekul glukosa yang melapisi dinding sel bakteri tertentu)

merupakan zat antigen yang kurang efektif sehingga

kekebalan yang dibentuk tidak memberikan perlindungan

yang baik, maka diperlukan pengulangan untuk

mendapatkan kekebalan yang lebih sempurna.

22

Page 23: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Reaksi kekebalan biasanya bersifat spesifik sesuai

dengan antigennya. Misalnya antibodi yang dihasilkan oleh

virus campak tak ada efeknya terhadap virus rubella dan

virus influenza.

1) Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif dapat terjadi dengan pemberian antibodi

yang berasal dari hewan atau manusia lain. Kekebalan

pasif memberikan perlindungan terhadap beberapa

infeksi tetapi bersifat sementara. Kadar antibodi akan

berkurang setelah beberapa minggu atau bulan, dan

penerima tidak lagi kebal terhadap penyakit tersebut.

Bentuk yang paling umum dari kekebalan pasif adalah

bayi yang menerima kekebalan dari ibunya. Antibodi

disalurkan melalui plasenta pada 1 – 2 bulan akhir

kehamilan, sehingga seorang bayi akan mempunyai

antibodi seperti yang dipunyai oleh ibunya. Antibodi ini

akan melindungi bayi dari penyakit tertentu sampai bayi

berusia 1 bulan sampai 1 tahun. Perlindungan maternal

ini lebih baik dari penyakit campak, rubella, dan tetanus

daripada terhadap polio dan pertusis.

Pada dasarnya semua produk darah mengandung

antibodi. Beberapa produk darah (contoh: sel darah

merah yang dicuci, washed packed red cells)

mengandung sedikit antibodi, sedang produk seperti

23

Page 24: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

plasma dan immunoglobullin mengandung sangat

banyak antibodi.

Di samping produk darah yang digunakan untuk transfusi

(antara lain : Whole blood, red cells, dan platelet)

terdapat pula sumber utama antibodi yang digunakan

dalam ilmu kedokteran, yaitu immunoglobulin, homolog

human hiperimun dan heterolog hiperimun serum

(antitoksin).

2) Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif terjadi sebagai akibat stimulasi sistem

imunologi yang menghasilkan antigen spesifik humoral

(antibodi) dan kekebalan selular. Tidak seperti kekebalan

pasif, kekebalan aktif biasanya dapat bertahan untuk

beberapa tahun dan sering sampai seumur hidup.

Salah satu cara untuk mendapatkan kekebalan aktif

adalah bila seseorang menderita sesuatu penyakit.

Secara umum dapat dikatakan, setelah seseorang

sembuh dari suatu penyakit mereka menjadi kebal

terhadap penyakit tersebut sampai seumur hidup.

Perlindungan yang menetap untuk beberapa tahun

sesudah infeksi dikenal sebagai memori kekebalan.

Setelah adanya paparan antigen terhadap sistem

kekebalan, sel limfosit (sel limfosit B memori) beredar

dalam darah (dan juga menetap dalam sum-sum tulang)

selama beberapa tahun. Apabila terpapar lagi dengan

24

Page 25: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

antigen yang sama, maka sel itu akan memperbanyak

diri dan menghasilkan antibodi dengan sangat cepat

untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit

tersebut.

Cara lain untuk menghasilkan kekebalan aktif adalah

melalui imunisasi. Vaksin akan berinteraksi dengan

sistem kekebalan untuk menghasilkan respon imun yang

setara dengan yang dihasilkan setelah seseorang

menderita penyakit secara alami, tetapi tidak

menyebabkan orang tersebut sakit atau mengalami

komplikasi. Vaksin menghasilkan memori kekebalan yang

sama apabila menderita penyakit tersebut.

Banyak faktor yang mempengaruhi respon imun

terhadap vaksin, termasuk adanya antibodi maternal,

sifat dan dosis antigen, cara pemberian dan adanya

adjuvan (misalnya : aluminium untuk menambah potensi

vaksin). Faktor-faktor yang berasal dari tubuh penerima

vaksin seperti: umur, faktor gizi, genetik, dan penyakit

lain yang menyertai dapat juga mempangaruhi respon

kekebalan.

b. Klasifikasi Vaksin

Terdapat dua jenis vaskin yaitu live attenuated dan

inactivated. Karakter dari kedua jenis vaksin ini berbeda,

dan karakternya ini mempengaruhi cara penggunaan

vaksin.

25

Page 26: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Live attenuated vaksin dibuat dengan memodifikasi virus

atau bakteri penyebab penyakit di laboratorium. Virus atau

bakteri dari vaksin tersebut akan terus memperbanyak diri

dan menghasilkan kekebalan, namun tanpa menyebabkan

orang tersebut sakit.

Inactivated vaksin bisa terdiri dari seluruh atau sebagian

(fraction) dari virus atau bakteri. Fractional vaksin tersebut

bisa berbasiskan protein atau polisakarida. Yang termasuk

vaksin berbasis protein adalah toxoid (toxin inactivated

bacteri) atau subunit (subvirion product). Hampir seluruh

vaksin berbasis polisakarida terdiri dari dinding sel bakteri.

Vaksin polisakarida konjugasi adalah vaksin polisakarida

yang secara kimiawi berkaitan dengan protein, sehingga

vaksin jadi lebih poten.

4. Jenis dan Sifat Vaksin Program Imunisasi

Vaskin adalah produk biologis yang terbuat dari kuman,

komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan

atau dimatikan dan berguna untuk merangsang kekebalan

tubuh seseorang.

a. Penggolongan Vaksin

Vaksin dapat digolongkan menurut sensitivitas terhadap

suhu. Ada 2 golongan, yaitu :

1) Vaksin yang sensitif terhadap beku (Freeze sensitive =

FS), yaitu: Vaksin DPT, DT, TT, Hepatitis B, dan DPT-HB.

26

Page 27: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

2) Vaksin yang sensitif terhadap panas (Heat sensitive =

HS), yaitu: Vaksin campak, polio dan BCG.

b. Jenis-jenis Vaksin

Vaksin-vaksin yang saat ini dipakai dalam program

imunisasi rutin di Indonesia adalah:

1) Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine)

Indikasi:

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis.

Kontra Indikasi:

- Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti:

eksim, furunkulosis dan sebagainya.

- Mereka yang sedang menderita TBC

Efek simpang:

Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat

umum seperti demam. Setelah 1-2 minggu akan timbul

indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah

menjadi pustala, kemudian pecah menjadi luka. Luka

tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan

dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi

pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leher,

terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam.

Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan

akan menghilang dengan sendirinya.

2) Vaksin DPT

27

Page 28: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Deskripsi :

Vaksin jerap DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin

yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang

dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi.

Indikasi:

Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap

difteri, pertusis dan tetanus.

Kontra indikasi:

Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru

lahir atau gejala serius keabnormalan pada saraf

merupakan kontraindikasi pertusis. Anak yang

mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama,

komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua,

dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT.

Efek simpang:

Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas,

demam, kemerahan pada tempat penyuntikan. Kadang-

kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi,

iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24 jam

setelah imunisasi.

3) Vaksin TT

Deskripsi:

28

Page 29: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Vaksin jerap TT (Tetanus Toksoid) adalah vaksin yang

mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan

teradsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat.

Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu

dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40

IU. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi

yang baru lahir dengan mengimunisasi WUS (Wanita Usia

Subur) atau ibu hamil, juga pencegahan tetanus pada ibu

bayi.

Indikasi:

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.

Kontra indikasi:

Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT.

Efek simpang:

Efek simpang jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-

gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan

yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala

demam.

4) Vaksin DT

Deskripsi:

Vaksin jerap DT (Difteri dan Tetanus) adalah vaksin yang

mengandung toxoid difteri dan tetanus yang telah

dimurnikan.

Indikasi:

29

Page 30: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Untuk pemberian keakebalan simultan terhadap difteri

dan tetanus.

Kontra indikasi:

Gejala-gejala berat karena dosis pertama DT.

Efek simpang:

Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi

suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang

gejala demam.

5) Vaksin Polio

Deskripsi:

Vaksin oral polio adalah vaksin polio trivalent yang terdiri

dari suspense virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain

sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan

jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.

Indikasi:

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.

Kontra indikasi:

Pada individu yang menderita “immune deficiency” tidak

ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian

polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada

keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis

ulangan dapat diberikan setelah sembuh.

Efek simpang:

30

Page 31: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek

samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin

sangat jarang terjadi.

6) Vaksin Campak

Deskripsi:

Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang

dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak

kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70 dan

tidak lebih dari 100 mcg residu erythromycin.

Indikasi:

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit

campak.

Kontra indikasi:

Individu yang mengidap penyakit immune deficiency

atau individu yang diduga menderita gangguan respon

imun karena leukemia, limfoma.

Efek simpang:

Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan

kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari

setelah vaksinasi.

7) Vaksin Hepatitis B

Deskripsi:

31

Page 32: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang

telah diinaktivasikan dan bersifat non infecious, berasal

dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula

polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan.

Indikasi:

Untuk pemberian kekebakan aktif terhadap infeksi yang

disebabkan oleh virus hepatitis B.

Kontra indikasi:

Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya

seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan

kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.

Efek Simpang:

Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan

pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi

yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2

hari.

8) Vaksin DPT/HB

Deskripsi:

Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid

tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi

serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin

virus yang mengandung HBsAg murni dan bersifat non

infectious.

Indikasi:

32

Page 33: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit

difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.

Kontra indikasi:

Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru

lahir atau gejala serius keabnormalan pada saraf

merupakan kontraindikasi pertusis. Anak yang

mengalami gejala-gejala paraf pada dosis pertama,

komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua,

dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT.

Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya

seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan

kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.

Efek simpang:

Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas,

demam, pembengkakan dan atau kemerahan pada

tempat penyuntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat

seperti demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang

biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi. Reaksi yang

terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

BAB III

CAPAIAN PROGRAM IMUNISASI

A. Upaya Peningkatan Cakupan Program Imunisasi

33

Page 34: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Kementerian Kesehatan menargetkan pada tahun 2014

seluruh desa/ kelurahan mencapai 100% UCI (Universal Child

Immunization) atau 90% dari seluruh bayi di desa/ kelurahan

tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari

BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak.

Pencapaian UCI desa/ kelurahan tahun 2009 masih sangat

rendah, yaitu 69,6%. Hal ini disebabkan antara lain karena kurang

perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah terhadap

program imunisasi, kurangnya dana operasional untuk imunisasi

baik rutin maupun tambahan, dan tidak tersedianya fasilitas dan

infrastruktur yang adekuate. Selain itu juga kurangnya koordinasi

lintas sektor termasuk pelayanan kesehatan swasta, kurang

sumber daya yang memadai serta kurangnya pengetahuan

masyarakat tentang program dan manfaat imunisasi.

Guna mecapai target 100% UCI desa/ kelurahan pada tahun

2014 perlu dilakukan berbagai upaya percepatan melalui Gerakan

Akselerasi Imunisasi Nasional untuk mencapai UCI (GAIN UCI).

Dalam sambutannya Menkes menyatakan imunisasi merupakan

upaya preventif untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan

dan kematian akibat beberapa penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis (Batuk

Rejan/ batuk 100 hari), Hepatitis B, Polio dan Campak.

Imunisasi memberikan konstribusi besar dalam

meningkatkan Human Development Index terkait dengan angka

umur harapan hidup karena dapat menghindari kematian yang

34

Page 35: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

tidak diinginkan. Keberhasilan upaya imunisasi akan dapat

meningkatkan kualitas anak bangsa sebagai penerus perjuangan

dimasa mendatang. “Imunisasi terbukti sangat cost effective,”.

Kementerian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai

upaya nyata pemerintah untuk mencapai Millennium

Development Goals (MDGs), khususnya untuk menurunkan angka

kematian anak. Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi

diukur dengan pencapaian UCI desa/ kelurahan, yaitu minimal

80% bayi didesa/ kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar

lengkap.

Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu bayi (usia

0 – 11 bulan) untuk memberikan kekebalan dari penyakit-penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Tanpa imunisasi

ana-anak mudah terserang berbagai penyakit, kecacatan dan

kematian.

GAIN UCI akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun

2010 – 2014, dengan sasaran seluruh bayi usia 0-11 bulan

mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu BCG, Hepatitis B,

DPT-HB, Polio dan campak.

Imunisasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin) sebanyak 1 (satu)

kali dilakukan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Imunisasi

BCG diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan

kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.

Imunisasi hepatitis-B sebanyak 1 (satu) kali untuk

mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi

35

Page 36: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

saat persalinan dan dapat menyebabkan pengerutan hati (sirosis)

dan kanker hati. Imunisasi Hepatitis B ini diberikan segera setelah

lahir di sarana pelayanan kesehatan.

Imunisasi DPT-HB sebanyak 3 (tiga) kali untuk memberi

kekebalan pada penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus

dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan pada usia

bayi 2 (dua) bulan. Kemudian imunisasi berikutnya selisihnya 4

minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B

dalam program imunisasi dilakukan bersamaan dengan

menggunakan vaksin DPT-HB.

Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan dari penyakit

polio. Imunisasi Polio diberikan sebanyak 4 (empat) kali dengan

jelang waktu (jarak) 4 minggu.

Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak.

Imunisasi campak diberikan pada bayi umur 9 bulan.

Indikator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN

Tahun 2010-2014 dengan target tahun 2010 mencapai UCI

desa/kelurahan 80% dan 80% bayi usia 0-11 bulan mendapatkan

imunisasi dasar lengkap. Tahun 2011 mencapai UCI 85%, dan

82% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2012

mencapai UCI 90% dan 85% bayi mendapatkan imunisasi dasar

lengkap. Tahun 2013 mencapai UCI 95% dan 88% bayi

mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2014 mencapai UCI

100% dan 90% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

36

Page 37: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Menkes berharap seluruh pihak terkait baik Pusat maupun

Pemerintah Daerah, organisasi profesi, organisasi agama, LSM

dan lembaga donor mendukung penuh semua kegiatan yang

terkait dengan keberhasilan imunisasi.

B. Capaian Program Imunisasi Rutin (Balita)

Pada tahun 2011 kegiatan imunisasi dilaksanakan di 121

desa/kelurahan se-Kabupaten Tojo Una Una. Desa-desa ini terbagi

atas 9 kecamatan yaitu 5 kecamatan berada diwilayah daratan

(Kecamatan Ampana Kota, Kecamatan Ampana Tete, Kecamatan

Ulubongka, Kecamatan Tojo, Kecamatan Tojo Barat) dan 4

kecamatan di wilayah kepulauan (Kecamatan Una Una,

Kecamatan Togean, Kecamatan Walea Kepulauan, Kecamatan

Walea Besar).

Pelaksanaan imunisasi rutin terbagi atas 3 yaitu:

- Balita (0-11 bulan)

- WUS (wanita usia subur)

- Anak Sekolah Dasar

Adapun sasaran imunisasi rutin pada tahun 2011 adalah sbb:

Tabel 3.1Sasaran Program ImunisasiKabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

37

Page 38: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

N

o

Kelompok Sasaran Jumlah Sasaran

1 Balita 2.802

2 WUS (Wanita Usia Subur) tidak hamil 34.811

3 WUS (Wanita Usia Subur) Hamil 2.754

4 Anak Sekolah Dasar

Pada Tahun 2011 sesuai dengan keputusan menteri kesehatan

melalui GAIN UCI, target cakupan imunisasi rutin pada balita

adalah 82%. Jadi, target tahunan 82% dibagi kedalam target

bulanan yaitu 6,8% setiap bulannya. Berikut diagram capaian

menurut antigen yang menjadi indikator penilaian UCI desa :

1. Capaian Bulan Januari 2011

Grafik. 1

Grafik. 1 menunjukkan bahwa ada 3 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi BCG di Bulan

Januari yaitu Puskesmas Popolii (1,4%), Puskesmas Dataran

38

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

20.0

8.5

18.9

13.2

1.4

10.1

5.7

7.9 7.5

9.4 9.1

4.7

9.3

17.1

9.1

Capaian Imunisasi BCG Periode JanuariDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 39: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Bulan (5,7%), dan Puskesmas Matako (4,7%). Sedangkan

capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (18,9%).

Grafik. 2

Grafik. 2 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB 3 di Bulan

Januari yaitu Puskesmas Ampana Barat (6,0%), Puskesmas

Marowo (4,2%), Puskesmas Matako (4,7%), dan Puskesmas

Tombiano (4,5%). Sedangkan capaian tertinggi adalah

Puskesmas Uekuli (14,8%) dan diikuti oleh Puskesmas Lebiti

dan Puskesmas Dolong masing-masing (14,7%).

Grafik. 3

39

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

7.7

14.7 14.7

8.57.4 6.8

8.1

6.0

4.2

14.8

4.7 4.6

7.38.2

Capaian Imunisasi DPT/HB 3 Periode Januari Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

7.7

14.7

13.2

8.59.0

12.5

7.96.9

3.2

14.8

4.7 4.63.7

8.4

Capaian Imunisasi Polio 4 Periode JanuariDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 40: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik. 3 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 di Bulan

Januari yaitu Puskesmas Marowo (3,2%), Puskesmas Matako

(4,7%), Puskesmas Tombiano (4,6%), dan Puskesmas Pasokan

(3,7%). Sedangkan capaian tertinggi adalah Puskesmas Uekuli

(14,8%) dan diikuti oleh Puskesmas Lebiti (14,7%).

Grafik. 4

Grafik. 4 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Campak di Bulan

Januari yaitu Puskesmas Wakai (5,1%), Puskesmas Dolong

(4,4%), Puskesmas Dataran Bulan (3,4%), dan Puskesmas

Matako (6,2%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (15,8%).

40

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

5.1

15.8

4.4

8.5 9.0

3.4

7.3 6.9

10.18.7

6.2

9.38.5 8.2

Capaian Imunisasi Campak Periode Januari Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

7.7

14.7

13.2

8.59.0

12.5

7.96.9

3.2

14.8

4.7 4.63.7

8.4

Capaian Imunisasi Polio 4 Periode JanuariDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 41: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

2. Capaian bulan Februari 2011

Grafik. 5

Grafik. 5 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi BCG di Bulan

Februari yaitu Puskesmas Wakai (5,1%), Puskesmas Dolong

(4,4%), Puskesmas Dataran Bulan (3,4%), dan Puskesmas

Matako (6,2%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (20,0%).

Grafik. 6

41

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

11.1

20.0

8.8

2.1

5.7

13.6

10.8

6.3

9.4

6.5

10.9

5.6

8.5 9.0

Capaian Imunisasi BCG Bulan FebruariDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

7.7

9.510.3

4.96.0

8.0

11.0

6.3

4.9

12.9

6.2

13.9

11.0

8.4

Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan Februari Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 42: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik. 6 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 di Bulan

Februari yaitu Puskesmas Popolii (4,9%), Puskesmas Tete

(6,0%), Puskesmas Ampana Barat (6,3%), dan Puskesmas

Marowo (4,9%), dan Puskesmas Matako (6,2%). Sedangkan

Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas

Tombiano (13,9%).

Grafik. 7

Grafik. 7 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB 3 di Bulan

Februari yaitu Puskesmas Popolii (6,3%), Puskesmas Tete

(6,3%), Puskesmas Marowo (4,2%), dan Puskesmas Matako

(6,2%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi

adalah Puskesmas Tombiano (13,9%).

Grafik. 8

42

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

12.0

13.714.7

9.9

6.0

9.110.2

4.85.5

10.3

14.7

6.5

9.89.0

Capaian Imunisasi Campak Bulan Februari 2011Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

7.7

9.510.3

6.3 6.3

9.1

10.8

6.9

4.2

13.3

6.2

13.9

8.5 8.5

Capaian DPT/HB 3 Bulan FebruariDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 43: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik. 8 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Campak di Bulan

Februari yaitu Puskesmas Tete (6,0%), Puskesmas Ampana

Barat (4,8%), Puskesmas Marowo (5,5%), dan Puskesmas

Tombiano (6,5%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Dolong dan Puskesmas Matako

masing-masing (14,7%).

3. Capaian bulan Maret 2011

Grafik. 9

43

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

6.4

22.1

4.43.5

9.511.4

9.6 9.6

4.26.1

10.18.3

9.88.9

Capaian Imunisasi BCG Bulan Maret Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

12.0

13.714.7

9.9

6.0

9.110.2

4.85.5

10.3

14.7

6.5

9.89.0

Capaian Imunisasi Campak Bulan Februari 2011Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 44: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik. 9 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi BCG di Bulan Maret

yaitu Puskesmas Wakai (6,4%), Puskesmas Dolong (4,4%),

Puskesmas Popolii (3,5%), Puskesmas Marowo (4,2%), dan

Puskesmas Uekuli (6,1%). Sedangkan Puskesmas dengan

capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (22,1%).

Grafik. 10

Grafik. 10 menunjukkan bahwa ada 3 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB (3) di

Bulan Maret yaitu Puskesmas Wakai (6,0%), Puskesmas Dolong

(2,9%), Puskesmas Marowo (4,2%). Sedangkan Puskesmas

dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (13,7%).

Grafik. 11

44

Wak

ai

Leb

iti

Do

lon

g

Po

po

lii

Tete

Dat

aran

Bu

lan

Am

pan

a Ti

mu

r

Am

pan

a B

arat

Mar

ow

o

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bia

no

Pas

oka

n

Kab

up

aten

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

6.0

13.7

7.4

11.3

9.3

17.0

4.9

13.3

5.5

11.8

8.59.3

1.2

8.9

Capaian Imunisasi Polio (4) Bulan Maret Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

6.0

13.7

2.9

11.3

7.1

10.2

11.8 12.0

4.2

11.8

8.59.3

8.59.4

Capaian DPT/HB (3) Bulan Maret Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 45: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik. 11 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 di Bulan

Maret yaitu Puskesmas Wakai (6,0%), Puskesmas Ampana

Timur (4,9%), Puskesmas Marowo (5,5%), dan Puskesmas

Pasokan (1,2%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Dataran Bulan (17,0%).

Grafik. 12

Grafik. 12 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Campak di Bulan

Maret yaitu Puskesmas Wakai (5,6%), Puskesmas Dolong

45

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

5.6

16.8

5.9

10.69.3

11.412.2

4.53.2

9.1

4.7

7.48.5 8.5

Capaian Imunisasi Campak Bulan Maret Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Leb

iti

Do

lon

g

Po

po

lii

Tete

Dat

aran

Bu

lan

Am

pan

a Ti

mu

r

Am

pan

a B

arat

Mar

ow

o

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bia

no

Pas

oka

n

Kab

up

aten

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

6.0

13.7

7.4

11.3

9.3

17.0

4.9

13.3

5.5

11.8

8.59.3

1.2

8.9

Capaian Imunisasi Polio (4) Bulan Maret Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 46: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

(5,9%), Puskesmas Ampana Barat (4,5%), Puskesmas Marowo

(3,2%), dan Puskesmas Matako (4,7%). Sedangkan Puskesmas

dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (16,8%).

4. Capaian bulan April 2011

Grafik. 13

Grafik. 13 menunjukkan bahwa Puskesmas Popolii tidak

melakukan pemberian imunisasi BCG pada bulan April.

Sedangkan 2 puskesmas tidak mencapai target yaitu

Puskesmas Tete (6,3%), dan Puskesmas Marowo (4,9%).

Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti

(20,5%).

Grafik. 14

46

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

20.0

9.0

17.9

5.9

0.7

7.4

15.9

6.98.4

4.2

12.9

4.7 4.6

13.4

8.3

Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan AprilDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

12.4

20.5

8.8

0.0

6.3

13.6

7.7 7.5

4.96.5

9.310.2 9.8

8.4

Capaian Imunisasi BCG Bulan AprilDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 47: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik. 14 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB (3) di

Bulan April yaitu Puskesmas Dolong (5,9%), Puskesmas Popolii

(0,7%), Puskesmas Marowo (4,2%), Puskesmas Matako (4,7%),

dan Puskesmas Tombiano (4,6%). Sedangkan Puskesmas

dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (17,9%).

Grafik. 15

Grafik. 15 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 di Bulan

April yaitu Puskesmas Popolii (0,7%), Puskesmas Ampana

Timur (6,7%), Puskesmas Marowo (4,5%), Puskesmas Matako

47

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

9.0

11.1

7.4

0.7

7.4

19.3

6.7 7.2

4.5

12.9

4.7 4.6

13.4

7.8

Capaian Imunisasi Polio (4) Bulan AprilDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 48: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

(4,7%), dan Puskesmas Tombiano (4,6%). Sedangkan

Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas

Dataran Bulan (19,5%).

Grafik. 16

Grafik. 16 menunjukkan bahwa Puskesmas Popolii tidak

melakukan pemberian imunisasi Campak pada bulan April.

Sedangkan 3 puskesmas tidak mencapai target yaitu

Puskesmas Ampana Timur (6,5%), Puskesmas Ampana Barat

(5,7%), dan Puskesmas Marowo (4,5%). Puskesmas dengan

capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (16,8%).

5. Capaian bulan Mei

Grafik. 17

48

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

3.8

13.7

10.3

7.0 7.1

9.1

10.6

5.1

2.6

4.6

10.9 11.1

9.8

7.5

Capaian Imunisasi BCG Bulan Mei Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

13.7

16.8

7.4

0.0

7.4

10.2

6.55.7

4.5

12.5

7.0 7.4

11.0

8.2

Capaian Imunisasi Campak Bulan AprilDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 49: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik. 17 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi BCG di Bulan Mei

yaitu Puskesmas Wakai (3,8%), Puskesmas Ampana Barat

(5,1%), Puskesmas Marowo (2,6%), dan Puskesmas Uekuli

(4,6%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi

adalah Puskesmas Lebiti (13,7%).

Grafik. 18

Grafik. 18 menunjukkan bahwa hanya 1 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB (3) di

Bulan Mei yaitu Puskesmas Wakai (3,4%). Sedangkan

Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas

Matako (15,5%).

49

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

3.8

13.7

10.3

7.0 7.1

9.1

10.6

5.1

2.6

4.6

10.9 11.1

9.8

7.5

Capaian Imunisasi BCG Bulan Mei Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

3.4

7.4

13.2 12.7

8.7

11.4

8.47.2 7.5

10.6

15.5

9.3

13.4

8.9

Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan MeiDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 50: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik. 19

Grafik. 19 menunjukkan bahwa ada 2 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 di Bulan Mei

yaitu Puskesmas Wakai (3,4%), dan Puskesmas Marowo

(5,8%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi

adalah Puskesmas Matako (15,5%).

Grafik. 20

Grafik. 20 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Campak di Bulan

Mei yaitu Puskesmas Wakai (6,0%), Puskesmas Marowo (2,9%),

Puskesmas Matako (6,2%), dan Puskesmas Tombiano (5,6%).

50

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

3.4

7.4

11.812.7

7.9

13.6

9.8

8.1

5.8

11.0

15.5

9.3

13.4

9.0

Capaian Imunisasi Polio (4) Bulan MeiDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Leb

iti

Do

lon

g

Po

po

lii

Tete

Dat

aran

Bu

lan

Am

pan

a Ti

mu

r

Am

pan

a B

arat

Mar

ow

o

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bia

no

Pas

oka

n

Kab

up

aten

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

6.0

11.110.3

12.0

7.9

10.2

8.4 8.7

2.9

10.3

6.25.6

11.0

8.1

Capaian Imunisasi Campak Bulan MeiDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 51: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah

Puskesmas Popolii (12,0%).

6. Capaian bulan Juni 2011

Grafik. 21

Grafik. 21 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak

melakukan pemberian imunisasi BCG pada bulan Juni.

Sedangkan 4 puskesmas tidak mencapai target yaitu

Puskesmas Dolong (5,9%), Puskesmas Dataran Bulan (5,7%),

Puskesmas Ampana Barat (6,3%), dan Puskesmas Marowo

(4,2%). Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah

Puskesmas Ampana Timur (13,0%).

Grafik. 22

51

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

0.0

13.2

7.4

11.3

7.1

5.7

9.6

6.6

2.6

12.9

10.1

13.9

11.0

8.0

Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan JuniDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

0.0

9.5

5.9

7.7 7.4

5.7

13.0

6.3

4.2

12.5

10.910.2

12.2

8.2

Capaian Imunisasi BCG Bulan JuniDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 52: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik. 22 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak

melakukan pemberian imunisasi DPT-HB (3) pada bulan Juni.

Sedangkan 3 puskesmas tidak mencapai target yaitu

Puskesmas Dataran Bulan (5,7%), Puskesmas Ampana Barat

(6,6%), dan Puskesmas Marowo (2,6%). Puskesmas dengan

capaian tertinggi adalah Puskesmas Tombiano(13,9%), diikuti

Puskesmas Lebiti (13,2%).

Grafik. 23

Grafik. 23 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak

melakukan pemberian imunisasi Polio 4 pada bulan Juni.

Sedangkan 2 puskesmas tidak mencapai target yaitu

Puskesmas Tete (5,7%) dan Puskesmas Marowo (2,6%).

Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas

Tombiano(13,9%), diikuti Puskesmas Pasokan (13,4%).

Grafik. 24

52

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

0.0

13.2

7.4

10.6

5.7

10.2 9.8

6.9

2.6

12.2

10.1

13.9 13.4

8.0

Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan Juni Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

0.0

9.5

11.8

16.2

6.0

2.3

9.6

6.95.5

14.4

7.8

11.1

7.38.1

Capaian Imunisasi Campak Bulan JuniDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 53: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik. 24 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak

melakukan pemberian imunisasi Campak pada bulan Juni.

Sedangkan 3 puskesmas tidak mencapai target yaitu

Puskesmas Tete (6,0%), Puskesmas Dataran Bulan (2,3%), dan

Puskesmas Marowo (5,5%). Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Popolii (16,2%).

7. Capaian bulan Juli 2011

Grafik. 25

53

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.015.8 15.3

8.8

11.3

13.1

11.4

12.8

7.26.5

9.17.8

6.5

11.0 10.8

Capaian Imunisasi BCG Bulan JuliDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

0.0

9.5

11.8

16.2

6.0

2.3

9.6

6.95.5

14.4

7.8

11.1

7.38.1

Capaian Imunisasi Campak Bulan JuniDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 54: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik. 25 menunjukkan bahwa ada 2 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi BCG di Bulan Juli

yaitu Puskesmas Marowo dan Puskesmas Tombiano yang

masing-masing cakupan (6,5%). Sedangkan Puskesmas

dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Wakai (12,0%)

diikuti Puskesmas Lebiti (15,3%).

Grafik. 26

Grafik. 26 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB (3) di

Bulan Juli yaitu Puskesmas Dolong (4,4%), Puskesmas Ampana

Barat (0,6%), Puskesmas Marowo (2,6%) dan Puskesmas

Pasokan (1,2%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Dataran Bulan (18,2%).

Grafik 27

54

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

20.0

9.4

15.3

4.4

11.3

8.2

18.2

9.2

0.6

2.6

10.6

7.8 7.4

1.2

7.8

Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan Juli Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

9.4

15.3

13.2

10.69.8

17.0

9.0

2.4

4.5

10.6

7.8 7.4

3.7

8.6

Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan JuliDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 55: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 27 menunjukkan bahwa ada 3 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 di Bulan Juli

yaitu Puskesmas Ampana Barat (2,4%), Puskesmas Marowo

(4,5%), Puskesmas Pasokan (3,7%). Sedangkan Puskesmas

dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Dataran Bulan

(17,0%).

Grafik 28

Grafik 28 menunjukkan bahwa ada 2 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Campak di Bulan

55

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

11.5

9.5

13.2

11.3

9.8

3.4

9.6

7.28.4

13.7

8.5 8.3

2.4

9.4

Capaian Imunisasi Campak Bulan JuliDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

9.4

15.3

13.2

10.69.8

17.0

9.0

2.4

4.5

10.6

7.8 7.4

3.7

8.6

Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan JuliDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 56: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Juli yaitu Puskesmas Dataran Bulan (3,4%), Puskesmas

Pasokan (2,4%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (13,7%).

8. Capaian bulan Agustus 2011

Grafik 29

Grafik 29 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak

melakukan pemberian imunisasi BCG pada bulan Agustus.

Sedangkan 5 puskesmas tidak mencapai target yaitu

Puskesmas Dolong (5,9%), Puskesmas Popolii (2,8%),

Puskesmas Marowo (6,2%), Puskesmas Uekuli (5,7%), dan

Puskesmas Tombiano (4,6%). Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Ampana Timur (12,8%).

Grafik 30

56

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

0.0

7.9

4.4

10.6

4.6 4.5

9.2

3.3

4.5

11.4

6.2

11.1

2.4

6.3

Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan Agustus Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

0.0

11.1

5.9

2.8

8.78.0

12.8

8.7

6.25.7

10.9

4.6

9.8

7.9

Capaian Imunisasi BCG Bulan Agustus Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 57: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 30 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak

melakukan pemberian imunisasi DPT-HB (3) pada bulan

Agustus. Sedangkan 7 puskesmas tidak mencapai target yaitu

Puskesmas Dolong (4,4%), Puskesmas Tete (4,6%), Puskesmas

Dataran Bulan (4,5%), Puskesmas Ampana Barat (3,3%),

Puskesmas Marowo (4,5%), Puskesmas Matako (6,2%), dan

Puskesmas Pasokan (2,4%). Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (11,4%).

Grafik 31

Grafik 31 menunjukkan bahwa ada 3 Puskesmas yang tidak

melakukan pemberian imunisasi Polio 4 pada bulan Agustus,

yaitu Puskesmas Wakai, Puskesmas Lebiti, dan Puskemas

57

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

0.0 0.0

11.8

10.6

4.4

0.0

9.0

3.3 2.9

11.4

6.2

11.1

2.4

5.5

Cakupan Imunisasi Polio (4) Bulan Agustus Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

0.0

7.9

4.4

10.6

4.6 4.5

9.2

3.3

4.5

11.4

6.2

11.1

2.4

6.3

Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan Agustus Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 58: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Dataran Bulan. Sedangkan 5 puskesmas tidak mencapai target

yaitu Puskesmas Tete (4,4%), Puskesmas Ampana Barat

(3,3%), Puskesmas Marowo (2,9%), Puskesmas Matako (6,2%),

dan Puskesmas Pasokan (2,4%). Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Dolong (11,8%).

Grafik 32

Grafik 32 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak

melakukan pemberian imunisasi Campak pada bulan Agustus.

Sedangkan 4 puskesmas tidak mencapai target yaitu

Puskesmas Tete (4,4%), Puskesmas Ampana Barat (5,1%),

Puskesmas Marowo (5,2%), dan Puskesmas Pasokan (3,7%).

Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti

(13,7%).

9. Capaian bulan September 2011

Grafik 33

58

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

7.7

3.7

14.7

4.2

6.0

10.2

14.5

9.0

3.9

14.4

4.7

7.4

6.1

Capaian Imunisasi BCG Bulan SeptemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

0.0

13.7

11.8 11.3

4.4

12.5

9.6

5.1 5.2

8.49.3

7.4

3.7

7.2

Capaian Imunisasi Campak Bulan AgustusDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 59: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 33 menunjukkan bahwa ada 6 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi BCG pada bulan

September yaitu Puskesmas Lebiti (3,7%), Puskesmas Popolii

(4,2%), Puskesmas Tete (6,0%), Puskesmas Marowo (3,9%),

Puskesmas Matako (4,7%), dan Puskesmas Pasokan (6,1%).

Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah

Puskesmas Dolong (14,7%).

Grafik 34

Grafik 34 menunjukkan bahwa ada 9 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB (3) pada

bulan September yaitu Puskesmas Wakai (2,6%), Puskesmas

Lebiti (4,2%), Puskesmas Dolong (5,9%), Puskesmas Popolii

(4,2%), Puskesmas Tete (4,4%), Puskesmas Dataran Bulan

59

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

2.6

4.2

5.9

4.2 4.43.4

7.7

5.14.5

12.2

4.7

9.38.5

6.0

Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan SeptemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

7.7

3.7

14.7

4.2

6.0

10.2

14.5

9.0

3.9

14.4

4.7

7.4

6.1

Capaian Imunisasi BCG Bulan SeptemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 60: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

(3,4%), Puskesmas Ampana Barat (5,1%), Puskesmas Marowo

(4,5%), Puskesmas Matako (4,7%). Sedangkan Puskesmas

dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (12,2%).

Grafik 35

Grafik 35 menunjukkan bahwa ada 3 Puskesmas yang tidak

melakukan pemberian imunisasi Polio 4 pada bulan Agustus,

yaitu Puskesmas Dolong, Puskesmas Dataran Bulan, dan

Puskemas Matako. Sedangkan 6 puskesmas tidak mencapai

target yaitu Puskesmas Wakai (2,6%), Puskesmas Lebiti

(2,6%), Puskesmas Popolii (4,2%), Puskesmas Tete (4,1%),

Puskesmas Ampana Barat (4,8%), dan Puskesmas Marowo

(1,6%). Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah

Puskesmas Pasokan (12,2%).

Grafik 36

60

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

6.4

3.2

14.7

9.2

4.13.4

9.6

7.8

5.8

12.5

8.5

10.2

8.57.7

Capaian Imunisasi Campak Bulan September Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

2.6 2.6

0.0

4.2 4.1

0.0

9.0

4.8

1.6

11.8

0.0

9.3

12.2

5.3

Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan September Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 61: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 36 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Campak pada

bulan September yaitu Puskesmas Wakai (6,4%), Puskesmas

Lebiti (3,2%), Puskesmas Tete (4,1%), Puskesmas Dataran

Bulan (3,4%), dan Puskesmas Marowo (4,5%). Sedangkan

Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti

(14,7%).

10. Capaian bulan Oktober 2011

Grafik 37

Grafik 37 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi BCG pada bulan

Oktober yaitu, Puskesmas Lebiti (5,8%), Puskesmas Popolii

(4,2%), Puskesmas Ampana Barat (4,8%), dan Puskesmas

61

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

17.5

5.8

20.6

4.2

9.3

14.8 14.1

4.8

18.2

12.9

10.99.3

3.7

11.5

Capaian Imunisasi BCG Bulan OktoberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 62: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Pasokan (3,7%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Dolong (20,6%).

Grafik 38

Grafik 38 menunjukkan bahwa ada 2 Puskesmas yang tidak

melakukan pemberian imunisasi DPT-HB (3) pada bulan

Oktober, yaitu Puskesmas Dolong dan Puskesmas Popolii.

Sedangkan 4 puskesmas tidak mencapai target yaitu

Puskesmas Ampana Barat (4,8%), dan Puskesmas Marowo

(0,3%), Puskesmas Matako (3,1%), dan Puskesmas Tombiano

(3,7%). Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah

Puskesmas Uekuli (16,3%).

Grafik 39

62

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

9.4

6.8

14.7

9.2

11.212.5

8.4

5.4

1.0

16.3

3.9 3.7

17.1

8.5

Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan Oktober Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

9.4

6.8

0.0 0.0

8.4 8.0 8.4

4.8

0.3

16.3

3.13.7

15.9

7.0

Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan Oktober Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 63: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 39 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 pada bulan

Oktober yaitu, Puskesmas Ampana Barat (5,4%), Puskesmas

Marowo (1,0%), Puskesmas Matako (3,9%), dan Puskesmas

Tombiano (3,7%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Pasokan (17,1%).

Grafik 40

Grafik 40 menunjukkan bahwa seluruh puskesmas mencapai

target pada pemberian imunisasi Campak di bulan Oktober.

Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas

Pasokan (20,7%).

63

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

20.1

6.8

17.6 16.9

11.2

18.2

8.4 8.19.7

11.0

13.212.0

20.7

11.7

Capaian Imunisasi Campak Bulan Oktober Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

9.4

6.8

14.7

9.2

11.212.5

8.4

5.4

1.0

16.3

3.9 3.7

17.1

8.5

Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan Oktober Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 64: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

11. Capaian bulan November 2011

Grafik 41

Grafik 41 menunjukkan bahwa ada 2 Puskesmas yang tidak

melakukan pemberian imunisasi BCG pada bulan November,

yaitu Puskesmas Lebiti dan Puskesmas Marowo. Sedangkan 11

puskesmas yang lain telah memenuhi target. Puskesmas

dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Ampana Barat

(23,2%).

Grafik 42

64

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.035.0

0.0

23.5

8.5

13.4

6.89.0

22.9

0.3

13.315.5

5.6 4.9

12.5

Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan NovemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

19.2

0.0

22.1

12.011.2 11.4

14.7

23.2

0.0

12.2

20.9

12.0 12.2 12.8

Capaian Imunisasi BCG Bulan NovemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 65: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 42 menunjukkan bahwa Puskesmas Lebiti tidak

melakukan pemberian imunisasi DPT-HB (3) pada bulan

November. Sedangkan 3 Puskesmas tidak mencapai target

yaitu Puskesmas Marowo (0,3%), Puskesmas Tombiano (5,6%),

dan Puskesmas Pasokan (4,9%). Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Wakai (35,0%).

Grafik 43

Grafik 43 menunjukkan bahwa Puskesmas Lebiti tidak

melakukan pemberian imunisasi Polio 4 pada bulan November.

Sedangkan 2 Puskesmas tidak mencapai target yaitu

Puskesmas Marowo (0,3%), dan Puskesmas Pasokan (4,9%).

Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Wakai

(35,0%).

65

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.035.0

0.0

13.2

8.5 8.7

12.59.4

22.9

0.3

13.3 13.2

20.4

4.9

12.4

Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan November Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 66: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 44

Grafik 44 menunjukkan bahwa ada 2 Puskesmas yang tidak

melakukan pemberian imunisasi Campak pada bulan

November yaitu Puskesmas Lebiti dan Puskesmas Marowo.

Sedangkan 2 Puskesmas tidak mencapai target yaitu

Puskesmas Dataran Bulan (3,4%), dan Puskesmas Pasokan

(2,4%). Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas

Ampana Barat (19,9%).

12. Capaian bulan Desember 2011

Grafik 45

66

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Am

pana

Tim

ur

Am

pana

Bar

at

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

10.3

6.8

11.8

23.9

10.1

3.4

13.6

6.6

13.0

17.9

3.9

16.7

13.411.7

Capaian Imunisasi BCG Periode DesemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

17.1

0.0

11.812.7

8.7

3.4

12.4

19.9

0.0

10.3

7.8 8.3

2.4

9.9

Capaian Imunisasi Campak Bulan November Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 67: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 45 menunjukkan bahwa ada 3 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi BCG pada bulan

Desember yaitu Puskesmas Dataran Bulan (3,4%), Puskesmas

Ampana Barat (6,6%), dan Puskesmas Matako (3,9%).

Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah

Puskesmas Popolii (23,9%).

Grafik 46

Grafik 46 menunjukkan bahwa hanya Puskesmas Lebiti yang

tidak mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB (3)

pada bulan Desember. Capaian Puskemas Lebiti hanya 5,3%.

Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah

Puskesmas Marowo (20,8%).

67

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

10.7

5.3

7.4

13.412.5

13.6

9.47.8

20.8

15.6 16.3

13.0

9.8

12.0

Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Periode Desember Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 68: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 47

Grafik 47 menunjukkan bahwa ada 2 puskesmas yang tidak

mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 pada bulan

Desember yaitu Puskesmas Lebiti (5,3%) dan Puskesmas

Tombiano (5,6%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Marowo (20,1%).

Grafik 48

Grafik 43 menunjukkan bahwa Puskesmas Lebiti tidak

melakukan pemberian imunisasi Campak pada bulan

Desember. Sedangkan 2 Puskesmas tidak mencapai target

68

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Am

pana

Tim

ur

Am

pana

Bar

at

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

10.7

5.37.4

13.4 13.1 12.510.4

9.3

20.1

15.617.1

5.6

12.2 12.2

Capaian Imunisasi Polio 4 Periode Desember Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Am

pana

Tim

ur

Am

pana

Bar

at

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

11.1

0.0

10.3

14.812.8 13.6

10.0

19.3

11.7

14.1

4.73.7

19.5

11.6

Capaian Imunisasi Campak Periode Desember Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 6,8%

Page 69: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

yaitu Puskesmas Matako (4,7%), dan Puskesmas Tombiano

(3,7%). Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah

Puskesmas Pasokan (19,5%).

13. Cakupan Kumulatif Imunisasi Tahun 2011

Grafik 49

Grafik 49 menunjukkan bahwa Puskesmas Popolii pada tahun

2011 tidak mencapai target pada pemberian imunisasi BCG

yaitu hanya 80,3% dari sasaran 82%. Capaian tertinggi adalah

Puskesmas Lebiti yaitu 147,4%.

Grafik 50

69

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

90.2

110.5

92.685.2 82.8

100.0 99.0

84.0

39.3

140.3

86.892.6 95.1 90.7

Cakupan Kumulatif Imunisasi DPT-HB (3) Periode Januari s/d Desember Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 82%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

112.8

147.4135.3

80.3

104.4

118.2

142.2

102.1

82.5

117.5 115.5 111.1123.2

114.5

Cakupan Kumulatif Imunisasi BCG Periode Januari s/d DesemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 82%

Page 70: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 50 menunjukkan bahwa capaian imunisasi DPT-HB (3)

Puskesmas Marowo pada tahun 2011 jauh dibawah target yaitu

hanya 39,3% dari sasaran 82%. Capaian tertinggi adalah

Puskesmas Uekuli yaitu 140,3%. Secara keseluruhan

Kabupaten Tojo Una Una telah mencapai target dengan

persentase 90,7%, yang artinya pada cakupan imunisasi DPT-

HB (3) telah mencapai UCI (Universal Child Immunization).

Grafik 51

Grafik 51 menunjukkan bahwa capaian imunisasi Polio 4

Puskesmas Marowo pada tahun 2011 jauh dibawah target yaitu

hanya 37,0% dari sasaran 82%. Capaian tertinggi adalah

Puskesmas Uekuli yaitu 139,2%. Secara keseluruhan

Kabupaten Tojo Una Una telah mencapai target dengan

persentase 90,8%, yang artinya pada cakupan imunisasi Polio

4 telah mencapai UCI (Universal Child Immunization).

Grafik 52

70

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

97.4

116.8123.5

118.3

83.7 87.5

103.7

85.8

61.0

121.3

93.8 93.5 93.9 95.9

Cakupan Kumulatif Imunisasi Campak Periode Januari s/d DesemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 82%

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

90.2 94.2

110.3

91.583.4

122.7

94.787.7

37.0

139.2

80.6

107.496.3

90.8

Cakupan Kumulatif Imunisasi Polio 4 Periode Januari s/d DesemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 82%

Page 71: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 52 menunjukkan bahwa capaian imunisasi Campak

Puskesmas Marowo pada tahun 2011 tidak mencapai target

yaitu hanya 61,0% dari sasaran 82%. Capaian tertinggi adalah

Puskesmas Dolong yaitu 123,5%. Secara keseluruhan

Kabupaten Tojo Una Una telah mencapai target dengan

persentase 95,9%, yang artinya pada cakupan imunisasi

Campak telah mencapai UCI (Universal Child Immunization).

14. Analisa Desa UCI (Universal Child Immunization)

Desa Uci adalah desa yang cakupan imunisasinya telah

memenuhi target yang telah ditetapkan kementerian

kesehatan RI melalui GAIN UCI yaitu 82% cakupan imunisasi

lengkap pada balita. Sedangkan target UCI desa pada tahun

2011 menurut GAIN UCI adalah 85% dari total jumlah desa.

Jumlah desa di Kabupaten Tojo Una Una pada tahun 2011

adalah 121 desa yang tersebar di 9 kecamatan. Desa yang

mencapai UCI pada tahun 2011 adalah 103 desa (85,1%),

71

Wak

ai

Lebi

ti

Dol

ong

Popo

lii

Tete

Dat

aran

Bul

an

Ampa

na T

imur

Ampa

na B

arat

Mar

owo

Uek

uli

Mat

ako

Tom

bian

o

Paso

kan

Kabu

pate

n

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

97.4

116.8123.5

118.3

83.7 87.5

103.7

85.8

61.0

121.3

93.8 93.5 93.9 95.9

Cakupan Kumulatif Imunisasi Campak Periode Januari s/d DesemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 82%

Page 72: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

sedangkan yang tidak mencapai UCI 18 desa (14,9%). Dengan

demikian capaian imunisasi Kabupaten Tojo Una Una telah

memenuhi target kementerian kesehatan RI. Berikut daftar

desa di Kabupaten Tojo Una Una yang telah mencapai UCI

menurut wilayah kerja puskesmas:

a. Puskesmas Ampana Timur

Tabel 3.2Desa UCI Puskesmas Ampana Timur

No Nama Desa UCI Non Uci

1 Uentanaga Atas √

2 Uentanaga Bawah √

3 Sumoli √

4 Dondo √

5 Labuan √

6 Sabulira Toba √

Jumlah 5 1

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa Desa Dondo tidak mencapai

UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011. Total

persentase desa UCI Puskesmas Ampana Timur adalah

83,3%, persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa

UCI Puskesmas Ampana Timur tidak mencapai target yang

telah ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat

lampiran)

72

Page 73: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

b. Puskesmas Ampana Barat

Tabel 3.3Desa UCI Puskesmas Ampana Barat

No Nama Desa UCI Non Uci

1 Sansarino √

2 Malotong √

3 Bailo √

4 Ampana √

5 Padang Tumbuo √

Jumlah 5 0

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh desa di wilayah

Puskesmas Ampana Barat telah mencapai UCI (100%).

Persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI

Puskesmas Ampana Barat telah mencapai target yang telah

ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)

c. Puskesmas Dataran Bulan

Tabel 3.4Desa UCI Puskesmas Dataran Bulan

No Nama Desa UCI Non Uci

1 Bulan Jaya √

2 Giri Mulyo √

3 Wanasari √

4 Balingara √

Jumlah 3 1

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa Desa Wanasari tidak

mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011.

73

Page 74: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Total persentase desa UCI Puskesmas Dataran Bulan adalah

75,0%, persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa

UCI Puskesmas Dataran Bulan tidak mencapai target yang

telah ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat

lampiran)

d. Puskesmas Dolong

Tabel 3.5Desa UCI Puskesmas Dolong

No Nama Desa UCI Non Uci

1 Dolong A √

2 Dolong B √

3 Tutung √

4 Kolami √

5 Olilan √

Jumlah 4 1

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa Desa Dolong B tidak

mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011.

Total persentase desa UCI Puskesmas Dolong adalah 80,0%,

persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI

Puskesmas Dolong tidak mencapai target yang telah

ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)

74

Page 75: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

e. Puskesmas Lebiti

Tabel 3.6Desa UCI Puskesmas Lebiti

N

o

Nama Desa UCI Non Uci

1 Lebiti √

2 Pulau Enam √

3 Bungayo √

4 Benteng √

5 Bangkagi √

6 Baulu √

7 Katupat √

8 Tongkabo √

9 Lembanato √

10 Matobiyai √

11 Tobil √

12 Kololio √

13 Awo √

14 Urulepe √

Jumlah 12 2

Tabel 3.6 menunjukkan bahwa Desa Bungayo dan Desa

Kololio tidak mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin

tahun 2011. Total persentase desa UCI Puskesmas Lebiti

adalah 85,7%, persentase ini menunjukkan bahwa cakupan

75

Page 76: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

desa UCI Puskesmas Lebiti mencapai target yang telah

ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)

f. Puskesmas Wakai

Tabel 3.7Desa UCI Puskesmas Wakai

N

o

Nama Desa UCI Non Uci

1 Wakai √

2 Una - Una √

3 Tanjung Pude √

4 Lembanya √

5 Taningkola √

6 Tumbulawa √

7 Siatu √

8 Bomba √

9 Kulingkinari √

10 Molowagu √

11 Malino √

12 Kambutu √

13 Bambu √

Jumlah 11 2

Tabel 3.7 menunjukkan bahwa Desa Wakai dan Desa Una-

Una tidak mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun

2011. Total persentase desa UCI Puskesmas Wakai adalah

84,6%, persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa

UCI Puskesmas Wakai mencapai target yang telah

ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)

76

Page 77: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

g. Puskesmas Popolii

Tabel 3.8Desa UCI Puskesmas Popolii

N

o

Nama Desa UCI Non Uci

1 Kabalutan √

2 Pautu √

3 Kalia √

4 Tumotok √

5 Malenge √

6 Tiga Pulau √

7 Luok √

8 Popolii √

Jumlah 7 1

Tabel 3.8 menunjukkan bahwa Desa Kabalutan tidak

mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011.

Total persentase desa UCI Puskesmas Popolii adalah 87,5%,

persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI

Puskesmas Popolii mencapai target yang telah ditentukan

melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)

77

Page 78: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

h. Puskesmas Marowo

Tabel 3.9Desa UCI Puskesmas Marowo

N

o

Nama Desa UCI Non Uci

1 Mire √

2 Uematopa √

3 Paranonge √

4 Takibangke √

5 Bonebae I √

6 Watusongu √

7 Uekambuno √

8 Bongka Makmur √

9 Borneang √

10 Rompi √

11 Tobamawu √

12 Bonebae II √

13 Tampanombo √

14 Marowo √

15 Bongkakoi √

16 Cempa √

17 Bonevoto √

Jumlah 11 6

Tabel 3.9 menunjukkan bahwa Desa Uematopa, Desa

Takibangke, Desa Watusongu, Desa Borneang, Desa

78

Page 79: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Bongkakoi, dan Desa Cempa tidak mencapai UCI pada

kegiatan imunisasi rutin tahun 2011. Total persentase desa

UCI Puskesmas Marowo adalah 64,7%, persentase ini

menunjukkan bahwa cakupan desa UCI Puskesmas Marowo

tidak mencapai target yang telah ditentukan melalui GAIN

UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)

i. Puskesmas Uekuli

Tabel 3.10Desa UCI Puskesmas Uekuli

N

o

Nama Desa UCI Non Uci

1 Podi √

2 Tongku √

3 Pancuma √

4 Tojo √

5 Sandada √

6 Uedele √

7 Banano √

8 Betaua √

9 Uekuli √

10 Bahari √

11 Tayawa √

12 Lemoro √

13 Korondoda √

14 Bugi √

15 Kalemba I √

16 Kalemba II √

79

Page 80: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Jumlah 15 1

Tabel 3.10 menunjukkan bahwa Desa Banano tidak

mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011.

Total persentase desa UCI Puskesmas Uekuli adalah 93,8%,

persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI

Puskesmas Uekuli mencapai target yang telah ditentukan

melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)

j. Puskesmas Tombiano

Tabel 3.11Desa UCI Puskesmas Tombiano

No Nama Desa UCI Non Uci

1 Nggawia √

2 Tombiano √

3 Tatari √

4 Kabalo √

5 Tanamawau √

6 Malewa √

7 Mawomba √

Jumlah 6 1

Tabel 3.11 menunjukkan bahwa Desa Tatari tidak mencapai

UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011. Total

persentase desa UCI Puskesmas Tombiano adalah 85,7%,

persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI

80

Page 81: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Puskesmas Tombiano mencapai target yang telah

ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)

k. Puskesmas Matako

Tabel 3.12Desa UCI Puskesmas Matako

No Nama Desa UCI Non Uci

1 Malei Tojo √

2 Matako √

3 Bambalo √

4 Galuga √

5 Toliba √

6 Ujung Tibu √

Jumlah 6 0

Tabel 3.12 menunjukkan bahwa seluruh desa di wilayah

Puskesmas Matako telah mencapai UCI (100%). Persentase

ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI Puskesmas

Matako telah mencapai target yang telah ditentukan melalui

GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)

l. Puskesmas Pasokan

Tabel 3.13Desa UCI Puskesmas Pasokan

No Nama Desa UCI Non Uci

81

Page 82: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

1 Pasokan √

2 Kondongan √

3 Tingki √

4 Katogop √

5 Biga √

6 Malapo √

7 Salinggoha √

Jumlah 6 1

Tabel 3.13 menunjukkan bahwa Desa Kondongan tidak

mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011.

Total persentase desa UCI Puskesmas Pasokan adalah

85,7%, persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa

UCI Puskesmas Pasokan mencapai target yang telah

ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)

m. Puskesmas Tete

Tabel 3.14Desa UCI Puskesmas Tete

N

o

Nama Desa UCI Non Uci

1 Pusungi √

2 Tete A √

3 Tete B √

4 Uebone √

5 Mantangisi √

6 Bantuga √

7 Urundaka √

8 Borone √

82

Page 83: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

9 Balanggala √

10 Tampabatu √

11 Sabo √

12 Longge √

13 Kaju Langko √

Jumlah 12 1

Tabel 3.14 menunjukkan bahwa Desa Balanggala tidak

mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011.

Total persentase desa UCI Puskesmas Tete adalah 92,3%,

persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI

Puskesmas Tete mencapai target yang telah ditentukan

melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)

C. Capaian Imunisasi Rutin Wanita Usia Subur (WUS)

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Clostridium tetani yang masuk melalui luka terbuka dan

menghasilkan racun yang kemudian menyerang sistem saraf

pusat. Bakteri ini secara umum terdapat ditanah, jadi ia bisa

ditemukan pada debu, pupuk, kotoran hewan,dan sampah.

Tetanus ini menyerang siapa saja, anak – anak juga orang

dewasa. Bahkan bayi baru lahir sekalipun, yang bisa berakibat

fatal. Penyakit yang menyerang bayi itu biasa disebut Tetanus

neonatorum. Tetanus biasanya menyerang bayi -bayi yang lahir

ditempat yang tidak bersih dan tidak menggunakan alat – alat

persalianan yang steril. atau juga riwayat dari ibu hamil yang

83

Page 84: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

mungkin terluka sebelum melahirkan yang lukanya mengandung

bakteri tetanus tersebut.

Salah satu pencegahan terkena penyakit ini, bumil haruslah

menjaga kebersihan dan melahirkan ditolong oleh tenaga

kesehatan yang profesional. dan yang penting juga Bumil harus di

imunisasi. Perlu ibu ketahui imunisasi TT adalah proses

membangun kekebalan sebagai pencegahan terahadap infeksi

tetanus. Dimana imunisasi tersebut bisa diberikan pada bumil

pada trimester I s/d trimester III.

Adapun manfaat imunisasi TT ibu hamil adalah bisa

melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum dan

melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.

Di Indonesia, kematian bayi baru lahir akibat penyakit

Tetanus Neonatorum (TN) menduduki peringkat ke 3 dengan

proporsi 10% (Survei Kesehatan Rumah Tangga, 2001). Kekebalan

tidak timbul setelah terkena penyakit tetanus, tetapi hanya dapat

diperoleh melalui kekebalan buatan, secara pasif dengan suntikan

anti tetanus serum, dan secara aktif dengan pemberian suntikan

tetanus toxoid (TT).

Upaya pemberian imunisasi TT dimulai sejak bayi melalui

upaya pencapaian Universal Child Immunization (UCI) dan

imunisasi anak sekolah pada kegiatan Bulan Imunisasi Anak

Sekolah (BIAS). Pemberian imunisasi pada Wanita Usia Subur

(WUS), termasuk calon pengantin dan ibu hamil, merupakan

84

Page 85: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

upaya terobosan yang lebih sulit dan mahal. Upaya ini bertujuan

untuk melindungi bayi yang akan dilahirkan dari penyakit tetanus.

Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan

komitmen global yang didukung oleh UNICEF dan WHO dengan

mengajak seluruh dunia untuk mengeliminasi TN pada tahun

2000. Pada tahun 2008 UNICEF-WHO meluncurkan upaya

kesepakatan untuk mencapai Eliminasi MNT Global pada tahun

2012. Upaya ini menyatukan gerakan global untuk menurunkan

angka kematian neonatal akibat tetanus.

Eliminasi TN dicapai bila jumlah bila jumlah kasus TN <1 per

1000 kelahiran hidup. Secara operasional, status ini dapat diukur

dengan unit terkecilnya pada kabupaten/kota dengan indikator

penilaian cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil dan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Tiap kabupaten

yang telah mencapai eliminasi harus mempertahankan status

tersebut dan berusaha melakukan percepatan tercapainya status

T5 bagi seluruh WUS.

Tabel 3.15Nilai status Imunisasi TT

No Hasil Penapisan Nilai Status

Imunisasi

1 DPT 3x 2 T2

2 DT kls 1 SD 1x 1 T3

3 TT kls 2 SD 1x 1 T4

85

Page 86: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

4 TT kls 3 SD 1x 1 T5

Berikut grafik capaian imunisasi TT1 s/d TT5 periode Januari –

Desember tahun 2011.

Grafik 53

Grafik 53 menunjukkan bahwa Puskesmas Tete memberikan

vaksinasi TT1 pada WUS dengan cakupan tertinggi yaitu 331

WUS. Sedangkan cakupan terendah adalah Puskesmas Tombiano.

Grafik 54

86

Wak

aiLeb

iti

Dolong

PopoliiTe

te

Dataran

Bulan

Amp. Tim

ur

Amp. Bara

t

Marowo

Uekuli

Matako

Tombian

o

Pasoka

n0

50

100

150

200

250

300

350

177 172

7590

331

85

215201

133

195

32

0

55

Cakupan TT1 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Wakai

Lebiti

DolongPopolii Tet

e

Dataran

Bulan

Amp. Timur

Amp. Barat

Marowo

Uekuli

Matako

Tombiano

Pasokan

0

50

100

150

200

250

300

100

163

5982

285

77

154 156

124

213

34

1

37

Cakupan TT2 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Page 87: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 54 menunjukkan bahwa Puskesmas Tete memberikan

vaksinasi TT2 pada WUS dengan cakupan tertinggi yaitu 285

WUS. Sedangkan cakupan terendah adalah Puskesmas Tombiano.

Grafik 55

Grafik 55 menunjukkan bahwa Puskesmas Popolii memberikan

vaksinasi TT3 pada WUS dengan cakupan tertinggi yaitu 47 WUS.

Sedangkan 8 puskesmas tidak melakukan sama sekali pemberian

vaksinasi TT3 pada WUS.

87

0

50

100

150

200

250

300

100

163

5982

285

77

154 156

124

213

34

1

37

Cakupan TT2 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Wakai

Lebiti

DolongPopolii Tet

e

Dataran

Bulan

Amp. Timur

Amp. Barat

Marowo

Uekuli

Matako

Tombiano

Pasokan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

0 0

15

47 46

0 0 0 0 0

7

0

8

Cakupan TT3 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Page 88: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 56

Grafik 56 menunjukkan bahwa hanya 3 Puskesmas yang

melaksanakan imunisasi TT4 pada WUS yaitu Puskesmas Tete,

Puskesmas Tombiano, dan Puskesmas Pasokan. Sedangkan 10

puskesmas tidak melakukan sama sekali pemberian vaksinasi TT4

pada WUS.

Grafik 57

88

Wakai

Lebiti

DolongPopolii Tet

e

Dataran

Bulan

Amp. Timur

Amp. Barat

Marowo

Uekuli

Matako

Tombiano

Pasokan

0

2

4

6

8

10

12

14

0 0 0 0

14

0 0 0 0 0 0

43

Cakupan TT4 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Wakai

Lebiti

Dolong

Popolii Tete

Dataran

Bulan

Amp. Timur

Amp. Bara

t

Marowo

Uekuli

Matako

Tombian

o

Pasokan

00.20.40.60.8

11.21.41.61.8

2

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2

Cakupan TT5 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Page 89: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 57 menunjukkan bahwa hanya Puskesmas Pasokan yang

melaksanakan imunisasi TT4 pada WUS. Sedangkan 12

puskesmas tidak melakukan sama sekali pemberian vaksinasi TT4

pada WUS.

D. Capaian Imunisasi Rutin BIAS (Bulan Imunisasi Anak

Sekolah)

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bertujuan untuk

memberikan perlindungan bagi anak-anak usia sekolah dasar

terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus.

Beberapa bulan yang lalu pada beberapa daerah di

Indonesia terserang kembali wabah penyakit difteri dan campak.

Seperti kasus peningkatan kasus infeksi difteri di Jawa Timur

berdasarkan laporan sampai dengan tanggal 8 Desember 2011

terjadi 560 kasus klinis difteri dengan 13 kematian. Kasus difteri

ini sudah menyebar ke beberapa daerah lain di Indonesia.

Penyakit-penyakit yang kembali mewabah ini (emerging diseases)

merupakan penyakit yang angka kejadiannya memiliki

kecenderungan untuk meningkat dalam waktu dekat dan area

geografis penyebarannya meluas. Selain itu, termasuk juga

89

00.20.40.60.8

11.21.41.61.8

2

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2

Cakupan TT5 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Page 90: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

penyakit yang mencuat kembali (reemerging diseases), yaitu

penyakit meningkat kembali setelah sebelumnya mengalami

penurunan angka kejadian yang signifikan.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melalui

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sejak tahun 1984

telah mulai melaksanakan program imunisasi pada anak sekolah.

Program ini kemudian dikenal dengan istilah Bulan Imunisasi Anak

Sekolah (BIAS) yang diresmikan pada 14 November 1987 melalui

Surat Keputusan bersama dari Menteri Kesehatan, Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam

Negeri.

Penyelenggaraan BIAS ini berdasarkan Keputusan Menteri

Kesehatan RI nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 dan mengacu pada

himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai

target Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada

tahun 2005 di negara berkembang (insiden dibawah 1 per 1.000

kelahiran hidup dalam satu tahun). BIAS adalah salah satu bentuk

kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah

yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan

sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) atau sederajat

(MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 3 di seluruh Indonesia.

Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang

ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas

ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan.

Imunisasi yang diberikan berupa vaksin Difteri Tetanus (DT) dan

90

Page 91: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Vaksin Campak untuk anak kelas 1 SD atau sederajat (MI/SDLB)

serta vaksin Tetanus Toksoid (TT) pada anak kelas 2 atau 3 SD

atau sederajat (MI/SDLB). Pada tahun 2011, secara nasional

imunisasi vaksin TT untuk kelas 2 dan kelas 3 SD atau sederajat

(MI/SDLB) ditambah dengan Antigen difteri (vaksin Td). Pemberian

imunisasi ini sebagai booster untuk mengantisipasi terjadinya

Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri. Perubahan pemberian imunisasi

dari vaksin TT ditambah dengan vaksin Td ini sejalan dengan

rekomendasi dari Komite Ahli Penasehat Imunisasi Nasional atau

Indonesia Technical Advisory Group on Immunization. Hal ini

disebabkan adanya perubahan trend kasus infeksi difteri pada

usia anak sekolah dan remaja.

Pemberian imunisasi bagi para anak usia SD atau sederajat

(MI/SDLB) ini merupakan komitmen pemerintah khususnya

Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas

sumber daya manusia melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Selain itu, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1059/MENKES/SK/IX/2004 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Imunisasi bahwa imunisasi sebagai salah satu

upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian

kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus,

menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu

memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai

penularan.

91

Page 92: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Berikut grafik capaian hasil pelaksanaan imunisasi pada

anak sekolah dasar kelas 1 s/d kelas 3 Kabupaten Tojo Una Una

tahun 2011:

Grafik 58

Diagram 58 menunjukkan bahwa Puskesmas Ampana Barat Tidak

melakukan vaksinasi DT pada anak sekolah dasar kelas 1.

Sedangkan 4 puskesmas tidak memenuhi target yaitu Puskesmas

Matako (88,9%), Puskesmas Ampana Timur (84,6%), Puskesmas

Pasokan (85,9%), dan Puskesmas Marowo (59,3%). Puskesmas

dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (100%) dan

Puskesmas Tombiano (100%).

92

Tete

Popolii

Matako

Dolong

Dataran

Bulan

Amp. Timur

Lebiti

Pasokan Waka

i

Marowo

Uekuli

Amp. Barat

Tombiano

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

93.8 90.3 88.9 91.7 89.584.6

98.1

85.994.6

59.3

100.0

0.0

100.0

Cakupan Imunisasi DT Program BIASDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 90%

Page 93: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 59

Diagram 59 menunjukkan bahwa Puskesmas Ampana Barat Tidak

melakukan vaksinasi Campak pada anak sekolah dasar kelas 1.

Sedangkan 6 puskesmas tidak memenuhi target yaitu Puskesmas

Matako (88,9%), Puskesmas Dataran Bulan (89,5%), Puskesmas

Ampana Timur (73,1%), Puskesmas Lebiti (81,4%), Puskesmas

Pasokan (89,3%), dan Puskesmas Marowo (59,3%). Puskesmas

dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (100%) dan

Puskesmas Tombiano (100%).

93

Tete

Popolii

Matako

Dolong

Dataran

Bulan

Amp. Timur

Lebiti

Pasokan Waka

i

Marowo

Uekuli

Amp. Barat

Tombiano

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

97.090.3 88.9 91.7 89.5

73.181.4

89.3100.0

66.7

100.0

0.0

100.0

Cakupan Imunisasi Campak Program BIASDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target

Page 94: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 60

Diagram 60 menunjukkan bahwa Puskesmas Uekuli dan

Puskesmas Ampana Barat Tidak melakukan vaksinasi TT pada

anak sekolah dasar kelas 2. Sedangkan 4 puskesmas tidak

memenuhi target yaitu Puskesmas Dataran Bulan (79,6%),

Puskesmas Ampana Timur (79,3%), Puskesmas Marowo (76,3%)

dan Puskesmas Tombiano (56,0%). Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (100%).

94

Tete

Popolii

Matako

Dolong

Dataran

Bulan

Amp. Timur

Lebiti

Pasokan

Wakai

Marowo

Uekuli

Amp. Bara

t

Tombian

o

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

93.6 91.8 94.6

0.0

79.6 79.3

97.491.9

96.3

76.3

100.0

0.0

56.0

Cakupan Imunisasi TT Kelas 2 SD Program BIASDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target

Page 95: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 61

Diagram 61 menunjukkan bahwa Puskesmas Dolong dan

Puskesmas Ampana Barat Tidak melakukan vaksinasi TT pada

anak sekolah dasar kelas 3. Sedangkan 4 puskesmas tidak

memenuhi target yaitu Puskesmas Ampana Timur (85,6%),

Puskesmas Lebiti (88,2%), Puskesmas Marowo (65,9%) dan

Puskesmas Tombiano (41,8%). Puskesmas dengan capaian

tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (100%).

E. Kendala Pelayanan Imunisasi Rutin Tahun 2011

1. Pembiayaan

95

Tete

Popolii

Matako

Dolong

Dataran

Bulan

Amp. Timur

Lebiti

Pasokan Waka

i

Marowo

Uekuli

Amp. Barat

Tombiano

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

94.4 92.4 94.5

0.0

90.1 85.6 88.2 92.4 94.8

65.9

100.0

0.0

41.8

Cakupan Imunisasi TT Kelas 3 SD Program BIASDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target

Page 96: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Program imunisasi merupakan program dengan sasaran yang

banyak dan wilayah kerja yang luas serta mempunyai resiko

yang sangat tinggi. Akan tetapi, tidak ditunjang dengan

pembiayaan yang memadai, dimana setiap posyandu hanya

dianggarkan Rp. 50.000,- dengan beban kerja yang sangat

besar.

2. Sarana

Kelengkapan dan ketepatan laporan pada program imunisasi

sangatlah penting sebagai bahan masukan untuk melakukan

intervensi secara cepat apabila ada desa yang tidak mencapai

target yang dapat menimbulkan terjadinya kasus penyakit PD3I

yang berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB). Akan tetapi, fakta

dilapangan masih banyak puskesmas yang terlambat

mengirimkan laporan bulanan ke dinas kesehatan, sehingga

intervensi yang dilakukan tidak maksimal. Hal ini dikarenakan

kurangnya sarana pendukung (komputer/laptop) dalam hal

menginput laporan di tingkat puskesmas, dimana sarana yang

digunakan merupakan sarana umum puskesmas.

3. Sumber Daya

Salah satu faktor pendukung kelancaran pelayanan imunisasi

rutin dilapangan dan meminimalisir angka kejadian KIPI

(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) adalah dukungan sumber

daya yang memadai. Akan tetapi masih banyak petugas

imunisasi puskesmas yang belum terlatih, dan petugas

96

Page 97: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

imunisasi yang merangkap sebagai pengelola cold chain

(pengatur vaksin), sehingga pelayanan tidak maksimal.

F. Jumlah Anggaran dan Realisasi Anggaran

Pada tahun 2011 pemerintah daerah Kabupaten Tojo Una Una

menganggarkan program pelayanan imunisasi rutin sesuai yang

tertuang pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) adalah Rp.

184.070.000,- dan Pertemuan Rakon dan Penguatan Informasi

Pelaporan Program Imunisasi adalah Rp. 16.256.000,-. Berikut

daftar jumlah anggaran dan realisasi anggaran program imunisasi

tahun 2011.

Tabel 3.16Jumlah Anggaran dan Realisasi Anggaran

Program ImunisasiTahun 2011

97

NO PROGRAMJUMLAH

ANGGARANREALISASI ANGGARAN

SISAPERSENTASE

(%)

1 PELAYANAN IMUNISASI RUTIN 184.070.500Rp 184.030.500Rp 40.000Rp 99,98

Belanja Bahan Bakar Minyak / Gas 12.960.500Rp 12.960.500Rp - 100,0

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 157.790.000Rp 157.750.000Rp 40.000Rp 99,97

Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 13.320.000Rp 13.320.000Rp - 100,0

2PERTEMUAN RAKON DAN PENGUATAN INFORMASI PELAPORAN PROGRAM IMUNISASI

16.256.000Rp 14.930.500Rp 1.325.500Rp 91,85

Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 1.650.000Rp 1.650.000Rp -Rp 100,0

Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber 1.500.000Rp 1.050.000Rp 450.000Rp 70,0

Belanja ATK 168.000Rp 168.000Rp -Rp 100,0

Belanja Dokumentasi dan Dekorasi 500.000Rp 500.000Rp -Rp 100,0

Belanja Penggandaan 400.000Rp 400.000Rp -Rp 100,0

Belanja Sewa Ruang Rapat/Pertemuan 1.000.000Rp 1.000.000Rp -Rp 100,0

Belanja Makan dan Minum Kegiatan 1.500.000Rp 1.500.000Rp -Rp 100,0

Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 9.538.000Rp 8.662.500Rp 875.500Rp 90,8

Page 98: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Tabel 3.15 menunjukkan bahwa penggunaan anggaran pada program

pelayanan imunisasi rutin dapat diserap secara maksimal, hal ini

ditandai dengan jumlah sisa anggaran yang tidak terealisasi di bawah

10% dari total anggaran.

BAB IV

KEGIATAN IMUNISASI TAMBAHAN TAHUN 2011

A. Kampanye Campak dan Polio

1. Latar Belakang

Campak dan polio adalah penyakit yang sangat potensial

untuk menimbulkan wabah. Penyakit ini dapat dicegah dengan

pemberian imunisasi campak. Sebelum imunisasi campak dan

polio dipergunakan secara luas di dunia banyak anak terinfeksi

campak dan polio. Kasus-kasus tersebut akan diperburuk

dengan gizi buruk sehingga dapat meningkatkan angka

kematian karena campak. Indonesia adalah negara keempat

terbesar penduduknya di dunia yang memiliki angka kesakitan

campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian, yang

menyebabkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara

prioritas yang di identifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk

melaksanakan akselerasi danmenjaga kesinambungan dari

reduksi campak. Strategi untuk kegiatan ini adalah cakupan

rutin yang tinggi (> 90%) di setiap kabupaten/kota serta

memastikan semua anak mendapatkan kesempatan kedua

untuk imunisasi campak.

98

Page 99: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Program imunisasi campak di Indonesia telah dimulai

sejak tahun 1984 dengan kebijakan memberikan 1 dosis pada

bayi usia 9 bulan. Saat ini strategi pengendalian campak di

Indonesia adalah :

a. Imunisasi rutin :

1) Bayi usia 9 bulan (dosis pertama)

2) Kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada anak

kelas 1 sekolah dasar (dosis kedua)

b. Imunisasi tambahan berupa Crash Program Campak pada

anak balita dan Catch Up Campaign pada anak sekolah

dasar di daerah risti

c. Penguatan surveilans campak

d. Memperbaiki manajemen kasus melalui pemberian vitamin A

dan antibiotika.

Pada tahun 2005 sampai 2007 lebih dari 31 juta anak usia

6 bulan sampai 12 tahun di Indonesia telah mendapat imunisasi

campak kedua melalui kampanye campak yang dilaksanakan

dalam 5 phase. Dari laporan kampanye campak ini didapatkan

294 kabupten/kota (67%) mencapai target cakupan diatas 90%,

102 kabupaten/kota (23%) mencapai cakupan 80-90% dan 442

kabupaten/kota (10%) dengan cakupan < 80%. Kampanye ini

dilaksanakan terintegrasi dengan imunisasi polio. Sesuai

dengan strategi pengendalian campak, sesudah pelaksanaan

kampanye (imunisasi tambahan) seharusnya diikuti dengan

cakupan imunisasi rutin yang tinggi dan merata pada dosis

99

Page 100: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

pertama maupun dosis kedua sehingga tidak ada lagi populasi

yang rentan campak. Berdasarkan laporan cakupan imunisasi

rutin dan hasil survei menunjukkan cakupan campak di tingkat

nasional belum mencapai target (90%) sesuai dengan target

MDGs. Cakupan imunisasi rutin campak pada bayi dan BIAS

(bulan imunisasi anak sekolah) di beberapa provinsi

cakupannya rendah sehingga memerlukan upaya khusus.

Laporan AFP tahun 2006 sampai 2009 menunjukkan

bahwa persentase penderita yang tidak menerima imunisasi

polio dan imunisasi polio tidak lengkap cenderung meningkat.

Kondisi ini memerlukan kewaspadaan dan adanya upaya untuk

mencegah kemungkinan berulangnya KLB polio di Indonesia.

Pada awal tahun 2009 Depkes bersama-sama dengan

WHO dan UNICEF melakukan kajian terhadap laporan cakupan

imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan survey cakupan yang

berkaitan dengan cakupan imunisasi serta data surveilans

campak dan polio. Berdasarkan kajian tersebut dipandang perlu

melakukan pemberian imunisasi tambahan campak pada anak

usia 9-59 bulan untuk pengendalian penyakit campak yang

disertai dengan pemberian imunisasi tambahan polio pada anak

usia 0-59 bulan untuk pengendalian penyakit polio di Indonesia.

Imunisasi tambahan ini dilaksanakan secara bertahap, sesuai

dengan kondisi epidemiologi campak di daerah masing-masing

dan juga pelaksanaan kampanye campak sebelumnya.

100

Page 101: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

B. Situasi Epidemiologi Penyakit Campak dan Polio di

Indonesia

Menurut data surveilans kasus campak tahun 2007 adalah

18.488 kasus dimana 84% diantaranya adalah anak yang tidak

terimunisasi dan 44% kasus adalah anak dengan usia di bawah

lima tahun. Pada tahun 2008 terdapat 14.148 kasus campak

dimana 78% diantaranya adalah anak yang belum mendapat

imunisasi dan 41% anak dengan usia di bawah lima tahun. Data

surveilans juga menunjukkan adanya hubungan yang bermakna

antara cakupan imunisasi yang tinggi dengan rendahnya kasus

campak. Hal ini dibuktikan, pada tahun 2008 dari 367 spesimen

kasus tersangka campak di Provinsi DIY hanya satu yang positif

campak, begitu juga di Bali dari 17 spesimen tidak ada satupun

yang positif.

Indonesia sudah mulai melakukan penguatan surveilans

campak sejak tahun 2007 dengan kinerja yang cukup baik

dibeberapa provinsi walaupun di beberapa daerah masih

ditemukan laporan insiden campak yang rendah dan tidak ada

laporan KLB. Tahun 2008 surveilans campak berbasis kasus (case

based surveilance) dimulai di Provinsi Bali dan DIY, dan

selanjutnya akan diperluas ke 10 provinsi lain pada tahun 2009.

C. Kebijakan Reduksi Campak dan Eradikasi Polio

Kebijakan reduksi campak di Indonesia diarahkan untuk

menghilangkan kelompok rawan (susceptible) campak khususnya

101

Page 102: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

usia balita & usia sekolah. Untuk menghilangkan kelompok rawan

di usia balita dilaksanakan crash program campak di desa risti

(risiko tinggi) campak dan dilanjutkan dengan imunisasi rutin,

sweeping dan BLF. Sedangkan untuk menghilangkan kelompok

rawan di usia sekolah dilakukan catch-up campaign campak di

sekolah dasar (kelas 1 s/d 6) yang dilanjutkan dengan BIAS

campak di kelas 1 SD pada tahun berikutnya.

Pengertian eradikasi polio adalah apabila tidak ditemukan

virus polio liar indigenous selama tiga tahun berturut-turut di

suatu region yang dibuktikan dengan surveilans AFP yang sesuai

dengan standar sertifikasi. Strategi dalam eradikasi polio yaitu:

1. Imunisasi yang meliputi peningkatan imunisasi rutin polio, dan

imunisasi tambahan (PIN dan Mop-up)

2. Mempertahankan AFP rate ≥ 2/100.000 pada anak < 15 tahun.

3. Pengambilan specimen yang adekuat dan tepat waktu pada

semua kasus AFP, dan

4. Peningkatan kemampuan laboratorium di Badan Litbangkes

untuk sequensing virus polio.

D. Sasaran

Sasaran polio tambahan adalah semua anak pada anak usia 0 - 59

bulan dan sasaran campak tambahan dan vitamin A adalah

semua anak usia 9 - 59 bulan, termasuk anak usia taman kanak-

kanak.

102

Page 103: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

E. Hasil Kegiatan Pelaksanaan Kampanye Campak dan Polio

1. Sasaran

Tabel 4.1Sasaran Kampanye Campak dan Polio

Kabupaten Tojo Una UnaTahun 2011

103

Polio (0-59) bln Campak (9-59) bln

Pasokan 660 561

Dolong 498 423

Popolii 827 703

Lebiti 1.032 877

Wakai 1.344 1.142

Ampana Barat 2.456 2.088

Ampana Timur 1.795 1.526

Tete 541 460

Dataran Bulan 659 560

Marowo 1.674 1.423

Uekuli 1.645 1.398

Tombiano 763 649

Matako 1.346 1.144Kabupaten 15.240 12.954

SasaranPuskesmas

Page 104: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

2. Capaian Kampanye Campak

Grafik 62

Grafik 62 menunjukkan bahwa ada 2 puskesmas yang tidak

memenuhi target pada pemberian vaksinasi campak yaitu

Puskesmas Dolong (81,7%) dan Puskesmas Wakai (81,8%).

Sedangkan capaian tertinggi adalah Puskesmas Tete (133,5%).

3. Capaian Kampanye Polio

Grafik 63

104

Pasokan

Dolong

PopoliiLeb

itiWaka

i

Ampana B

arat

Ampana T

imur Tet

e

Dataran

Bulan

Marowo

Uekuli

Tombian

o

Matako

Kabupate

n

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

90.7

78.2

95.7

107.6

130.1139.0

105.5

89.1

121.2

105.9 103.9 105.7 106.3 106.5

Hasil Kegiatan Kampanye Campak dan Polio (Antigen Polio)Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 95%

Pasokan

Dolong

PopoliiLe

bitiW

akai

Ampana B

arat

Ampana T

imur

Tete

Dataran

Bulan

Marowo

Uekuli

Tombian

o

Matako

Kabupate

n

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0

140.0

160.0

99.7

81.7

114.2 115.9

81.8

110.0 108.5

133.5

105.3111.7

101.4 97.7

112.6 108.6

Hasil Kegiatan Kampanye Campak dan Polio (Antigen Campak)Kabupaten Tojo Una Una

Tahun 2011

Target 95%

Page 105: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Grafik 63 menunjukkan bahwa ada 3 puskesmas yang tidak

memenuhi target pada pemberian vaksinasi polio yaitu

Puskesmas Pasokan (90,7%) dan Puskesmas Dolong (78,2%),

dan Puskesmas Tete (89,1%). Sedangkan capaian tertinggi

adalah Puskesmas Ampana Barat (139,0%).

BAB V

105

Page 106: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

PENUTUP

A. Kesimpulan

Imunisasi adalah upaya preventif terhadap berbagai jenis

penyakit yang umumnya menyerang pada anak-anak, upaya

imunisasi sangat cost-effective mengingat beberapa jenis

penyakit dapat dicegah dengan melakukan imunisasi. Pada tahun

2011 Kabupaten Tojo Una Una telah berhasil melaksanakan

kegiatan imunisasi dengan mencapai target (82%) yang telah

ditetapkan oleh kementerian kesehatan RI melalui Gerakan

Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Imunization (GAIN

UCI).

B. Saran

1. Pemerintah Daerah

Dukungan dari pemerintah daerah terhadap pelaksanaan

program imunisasi menjadi salah satu faktor penting

suksesnya program imunisasi di Kabupaten Tojo Una Una. Oleh

karena itu, kami mengharapkan kepada pemerintah daerah

lebih meningkatkan alokasi anggaran program imunisasi

secara maksimal agar kendala-kendala yang terjadi dapat

diminimalisir sehingga tujuan nasional terhadap target

imunisasi 100% desa UCI dan 90% balita mendapatkan

imunisasi secara lengkap di tahun 2014 dapat tercapai.

2. Puskesmas

106

Page 107: Profil Imunisasi Tahun 2011.docx

Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan.

Oleh karena itu, penjaringan terhadap sasaran imunisasi perlu

diperketat guna menghindari terjadinya kasus yang dapat

memicu KLB penyakit PD3I.

3. Masyarakat

Masyarakat merupakan sasaran utama program imunisasi,

suksesnya program imunisasi tergantung dari partisipasi

masyarakat mengikuti kegiatan program imunisasi baik di

posyandu atau ditempat pelayanan kesehatan lainnya. Oleh

karena itu, diharapkan agar partisipasi masyarakat terhadap

program imunisasi perlu ditingkatkan, guna meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.

107