Profil Imunisasi Tahun 2011.docx
-
Upload
dewhy-cimpa -
Category
Documents
-
view
213 -
download
7
Transcript of Profil Imunisasi Tahun 2011.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan
Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi
oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan
ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan
perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi
epidemiologi yang valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini
mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular
masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga
muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas
wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya.
Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit
menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah
berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara ke negara
lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil
yang efektif.
Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional
adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan
1
kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan
harus mempunyai kontribusi positif terhadap terbentuknya
lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan
pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep “Paradigma
Sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas
utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif)
dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya
pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) secara menyeluruh dan terpadu dan
berkesinambungan.
Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992,
“Paradigma Sehat” dilaksanakan melalui beberapa kegiatan
antara lain pemberantasan penyakit. Salah satu upaya
pemberantasan penyakit menular adalah upaya pengebalan
(imunisasi). Penerapan Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang RI Nomor 25
Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah memberikan otonomi luas kepada
kabupaten/kota dan otonomi terbatas pada provinsi, sehingga
pemerintah daerah akan semakin leluasa menentukan prioritas
pembangunan sesuai kondisi daerah.
Oleh sebab itu daerah harus memiliki kemampuan
mengidentifikasi masalah sampai memilih prioritas
penanggulangan masalah kesehatan yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan daerah, serta mencari sumber-
2
sumber dana yang dapat digunakan untuk mendukung
penyelesaian masalah. Dalam hal ini imunisasi merupakan upaya
prioritas yang dapat dipilih oleh semua wilayah mengingat bahwa
imunisasi merupakan upaya yang efektif dan diperlukan oleh
semua daerah. Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia
sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan upaya kesehatan
masyarakat yang terbukti paling cost effective.
Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar
telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit
cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi
diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam
rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberculosis, difteri,
pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B.
Dengan upaya imunisasi pula, kita sudah dapat menekan
penyakit polio dan sejak tahun 1995 tidak ditemukan lagi virus
polio liar di Indonesia. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk
membasmi polio di dunia dengan Program Eradikasi Polio
(ERAPO).
Penyakit lain yang sudah dapat ditekan sehingga perlu
ditingkatkan programnya adalah tetanus maternal dan neonatal
serta campak. Untuk tetanus telah dikembangkan upaya Eliminasi
Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) sedangterhadap campak
dikembangkan upaya Reduksi Campak (RECAM). ERAPO, MNTE
dan RECAM juga merupakan komitmen global yang wajib diikuti
3
oleh semua Negara di dunia. Disamping itu, dunia juga menaruh
perhatian terhadap mutu pelayanan dan menetapkan standar
pemberian suntikan yang aman (safe injection practices) yang
dikaitkan dengan pengelolaan limbah tajam yang aman (save
waste disposal management), bagi penerima suntikan, aman bagi
petugas serta tidak mencemari lingkungan.
Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi
harus dipertahankan tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga
tingkat perlindungan yang tinggi dan merata dapat menimbulkan
letusan (KLB) PD3I. Untuk itu, upaya imunisasi perlu disertai
dengan upaya surveilans epidemiologi agar setiap peningkatan
kasus penyakit atau terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera
diatasi. Dalam PP Nomor 25 Tahun 2000 kewenangan surveilans
epidemiologi, termasuk penanggulangan KLB merupakan
kewenangan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
provinsi. Selama beberapa tahun terakhir ini, kekawatiran akan
kembalinya beberapa penyakit menular dan timbulnya penyakit-
penyakit menular baru kian meningkat.
Penyakit-penyakit infeksi “baru” oleh WHO dinamakan
sebagai Emerging Infectious Diseases adalah penyakit-penyakit
infeksi yang betul-betul baru (new diseases) yaitu penyakit-
penyakit yang tadinya tidak dikenal (memang belum ada, atau
sudah ada tetapi penyebarannya sangat terbatas; atau sudah ada
tetapi tidak menimbulkan gangguan kesehatan yang serius pada
manusia). Yang juga tergolong ke dalamnya adalah penyakit-
4
penyakit yang mencuat (emerging diseases), yaitu penyakit yang
angka kejadiannya meningkat dalam dua dekade terakhir ini, atau
mempunyai kecenderungan untuk meningkat dalam waktu dekat,
penyakit yang area geografis penyebarannya meluas, dan
penyakit yang tadinya mudah dikontrol dengan obatobatan
namun kini menjadi resisten. Selain itu, termasuk juga penyakit-
penyakit yang mencuat kembali (reemerging diseases), yaitu
penyakit-penyakit yang meningkat kembali setelah sebelumnya
mengalami penurunan angka kejadian yang bermakna.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa
program imunisasi kedalam penyelenggaraan yang bermutu dan
efisien. Upaya tersebut didukung dengan kemajuan yang pesat
dalam bidang penemuan vaksin baru (Rotavirus, Japanese
encephalitis, dan lain-lain). Beberapa jenis vaksin dapat digabung
sebagai vaksin kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan
cakupan imunisasi, mengurangi jumlah suntikan dan kontak
dengan petugas imunisasi.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa upaya imunisasi perlu
terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population imunity
(kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga dapat memutuskan
rantai penularanPD3I. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
tehnologi, upaya imunisasi dapat semakin efektif dan efisien
dengan harapan dapat memberikan sumbangan yang nyata bagi
kesejahteraan anak, ibu serta masyarakat lainnya.
5
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu
cakupan imunisasi lengkap minimal 82% secara merata
pada bayi di 121 desa/kelurahan pada tahun 2011.
b. Tercapainya cakupan imunisasi BCG minimal 82%.
c. Tercapainya cakupan imunisasi DPT-HB (3) minimal 82%.
d. Tercapainya cakupan imunisasi Polio 4 minimal 82%.
e. Tercapainya cakupan imunisasi Campak minimal 82%.
C. Landasan Hukum Program Imunisasi
Penyelenggaraan program imunisasi mengacu pada kesepakatan-
kesepakatan internasional untuk pencegahan dan pemberantasan
penyakit, antara lain :
1. WHO tahun 1988 dan UNICEF melalui World Summit for
Children pada tahun 1990 tentang ajakan untuk mencapai
target cakupan imunisasi 80-80-80, Eliminasi Tetanus
Neonatorum dan Reduksi Campak;
2. Himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk
mencapai target Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal
(MNTE) pada tahun 2005 di Negara berkembang;
6
3. Himbauan dari WHO bahwa negara dengan tingkat endemisitas
tinggi > 8% pada tahun 1997 diharapkan telah melaksanakan
program imunisasi hepatitis B ke dalam program imunisasi
rutin;
4. WHO/UNICEF/UNFPA tahun 1999 tentang Joint Statement on the
Use of Autodisable Syringe in Immunization Services;
5. Konvensi Hak Anak: Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak
Anak dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1999
tertanggal 25 Agustus 1990, yang berisi antara lain tentang hak
anak untuk memperoleh kesehatan dan kesejahteraan dasar;
6. Resolusi Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly)
tahun 1988 dan tahun 2000 yang diperkuat dengan hasil
pertemuan The Eight Technical Consultative Group Vaccine
Preventable Disease in SEAR tahun 2001 untuk mencapai
Eradikasi Polio pada tahun 2004 untuk regional Asia Tenggara
dan sertifikasi bebas polio oleh WHO tahun 2008;
7. The Millenium Development Goal (MDG) pada tahun 2003 yang
meliputi goal 4 : tentang reduce child mortality, goal 5: tentang
improve maternal health, goal 6: tentang combat HIV/AIDS,
malaria and other diseases (yang disertai dukungan teknis dari
UNICEF);
8. Resolusi WHA 56.20, 28 Mei 2003 tentang Reducing Global
Measles Mortality, mendesak negara-negara anggota untuk
melaksanakan The WHO-UNICEF Strategic Plan for Measles
7
Mortality Reduction 2001-2005 di negara-negara dengan angka
kematian campak tinggi sebagai bagian EPI;
9. Cape Town Measles Declaration, 17 Oktober 2003, menekankan
pentingnya melaksanakan tujuan dari United Nation General
Assembly Special Session (UNGASS) tahun 2002 dan World
Health Assembly (WHA) tahun 2003 untuk menurunkan
kematian akibat campak menjadi 50 % pada akhir tahun 2005
dibandingkan keadaan pada tahun 1999; dan mencapai target
The United Millenium Development Goal untuk mereduksi
kematian campak pada anak usia kurang dari 5 tahun menjadi
2/3 pada tahun 2015 serta mendukung The WHO/UNICEF Global
Strategic Plan for Measles Mortality Reduction and Regional
Elimination 2001-2005;
10. Pertemuan The Ninth Technical Consultative Group on
Polio Eradication and Polio Eradication and Vaccine
Preventable Diseases in South-East Asia Region tahun 2003
untuk menyempurnakan proses sertifikasi eradikasi polio,
reduksi kematian akibat campak menjadi 50% dan eliminasi
tetanus neonatal, cakupan DPT3 80% di semua negara dan
semua kabupaten, mengembangkan strategi untuk Safe
Injections and Waste Disposal di semua negara serta
memasukkan vaksin hepatitis B di dalam Program Imunisasi di
semua negara;
11. WHO-UNICEF tahun 2003 tentang Joint Statement on
Effective Vaccine StoreManagement Initiative.
8
D. Sasaran
1. Program Imunisasi
a. Sasaran Berdasarkan Usia yang Diimunisasi
1) Imunisasi Rutin
Bayi (di bawah satu tahun)
Wanita Usia Subur (WUS) ialah wanita berusia 15-39
tahun, termasuk ibu hamil (Bumil) dan Calon
Pengantin (Catin)
Anak usia sekolah tingkat dasar
2) Imunisasi Tambahan
Bayi dan anak
b. Sasaran Berdasarkan Tingkat Kekebalan yang Ditimbulkan
1) Imunisasi Dasar
Bayi
2) Imunisasi Lanjutan
Anak usia sekolah dasar
Wanita usia subur
c. Sasaran Wilayah/Lokasi
- Seluruh desa/kelurahan di wilayah Indonesia.
2. Program Imunisasi Meningitis Menigokokus
Seluruh calon/jemaah haji dan umroh, petugas PPIH (Panitia
Penyelenggaraan Ibadah Haji) di Arab Saudi, Tim Kesehatan
Haji Indonesia yang bertugas menyertai jemaah (kloter) dan
petugas kesehatan di embarkasi/debarkasi.
9
3. Program Imunisasi Demam Kuning
Semua orang yang melakukan perjalanan kecuali bayi di
bawah 9 bulan dan ibu hamil trimester pertama, berasal dari
negara atau ke negara yang dinyatakan endemis demam
kuning (data negara endemis dikeluarkan oleh WHO yang
selalu diupdate).
4. Program Imunisasi Rabies
Sasaran vaksinasi ditujukan pada 100% kasus gigitan yang
berindikasi rabies, terutama pada lokasi tertular (selama 2
tahun terakhir pernah ada kasus klinis, epidemiologis dan
laboratori dan desa-desa sekitarnya dalam radius 10 km).
E. Kebijakan dan Strategi
1. Kebijakan
Penyelenggaraan Imunisasi dilaksanakan oleh pemerintah,
swasta dan masyarakat, dengan mempertahankan prinsip
keterpaduan antara pihak terkait.
Mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan imunisasi
baik terhadap sasaran masyarakat maupun sasaran wilayah.
Mengupayakan kualitas pelayanan bermutu.
Mengupayakan kesinambungan penyelenggaraan melalui
perencanaan program dan anggaran terpadu.
Perhatian khusus diberikan untuk wilayah rawan sosial,
rawan penyakit (KLB) dan daerah-daerah sulit secara
geografis.
10
2. Strategi
Memberikan akses (pelayanan) kepada masyarakat dan
swasta
Membangun kemitraan dan jejaring kerja.
Menjamin ketersediaan dan kecukupan vaksin, peralatan
rantai vaksin dan alat suntik.
Menerapkan sistem Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
untuk menentukan prioritas kegiatan serta tindakan
perbaikan.
Pelayanan imunisasi dilaksanakan oleh tenaga
profesional/terlatih.
Pelaksanaan sesuai dengan standar
Memanfaatkan perkembangan metoda dan teknologi yang
lebih efektif, berkualitas dan efisien.
Meningkatkan advokasi, fasilitas dan pembinaan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
11
A. Sejarah Singkat Pembentukan Kabupaten Tojo Una Una
Terbentuknya Kabupaten Tojo Una Una erat kaitannya
dengan keberadaan Provinsi Sulawesi Tengah sehubungan
dengan awal mula pembagian tingkatan wilayah administrasi
pada saat itu. Pada awalnya, wilayah Sulawesi Tengah dibagi
dalam beberapa wilayah Afdeling yang sebelumnya masih
berbentuk beberapa wilayah swapraja. Wilayah Afdeling ini terdiri
dari AfdelingDonggala dan Afdeling Poso. Wilayah Afdeling ini
kemudian dibagi lagi dalam wilayah Onderafdeling, yang saat itu
AfdelingPoso membawahi Onderafdeling Tojo di Ampana,
Onderafdeling Una Una di Una-una serta 2 (dua)Onderafdeling
lainnya, yaitu Poso Lage di Poso dan Lore di Wanga.
Setelah dikeluarkannya UU No. 44 Tahun 1950 tentang
pembentukan Indonesia Timur, maka semua daerah Afdeling
digabung kedalam satu daerah setingkat provinsi yang dalam
perkembangannya Daerah Sulawesi tengah dibagi menjadi 2
(dua) Kabupaten yaitu Kabupaten Donggala dan Kabupaten
Poso. Berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959 daerah Sulawesi
Tengah dibagi lagi menjadi 4 (empat) Kabupaten yang
merupakan pemekaran dari 2 (dua) Kabupaten awal yaitu :
- Kabupaten Donggala
- Kabupaten Buol Tolo-toli
- Kabupaten Poso
- Kabupaten Luwuk Banggai
12
Kemudian dikeluarkan lagi UU No. 13 Tahun 1964 yang
merupakan penyatuan keempat Kabupaten dengan status
Residen Koordinator sebagai suatu ikatan administrative (UU No.
47 Prp. Tahun 1960)menjadi wilayah otonom Provinsi Sulawesi
Tengah terlepas dari Provinsi Sulawesi Utara Tengah.
Kabupaten Tojo Una Una berawal dari pembentukan Kewedanaan
Tojo Una Una yang sebelumnya merupakan wilayah swapraja
yang dibentuk atas kuasa Zelfbesturregeling Tahun 1938. Dengan
dikeluarkannya UU No. 29 Tahun 1959 tentang penghapusan
wilayah swapraja, maka BKDH Tingkat II Poso atas perintah
Residen Koordinator Sulawesi Tengah mengeluarkan Instruksi No.
1 Tahun 1960 Tanggal 9 Pebruari 1960 untuk mempersiapkan
Kewedanaan TojoUna Una, yang kemudian ditindaklanjuti dengan
SK BKDH Tingkat II Poso No. 372/UP Tgl 25 September 1961 yang
memberi status kewedanaan yang membawahi bekas
LandschapTojo dan bekas Landschap Una Una dengan Ibu Kota
Ampana.
Setelah melalui beberapa tahapan yang panjang dalam
kurun ± 30 Tahun, maka pada tanggal 20 November 2003, DPR –
RI melakukan Rapat Paripurna dalam rangka pengesahan Undang
Undang beberapa Kabupaten diantaranya KabupatenTojo Una
Una yang selanjutnya pada tanggal 18 Desember 2003 undang
undang yang telah disetujui dalam Paripurna tersebut masuk
dalam Lembaran Negara No. 32 Tahun 2003.
13
B. Sejarah Singkat Dinas Kesehatan.
Setelah pengesahan Undang – Unang pembentukan Tojo
Una Una yang kemudian masuk dalam lembaran negara No. 32
Tahun 2003, maka pada awal Tahun 2004 pemerintahan daerah
mulai berjalan yang pada masa itu masih status pejabat karteker
Bupati. Dengan berjalannnya pemerintahan, sebagai organisasi
perangkat daerah, Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
mulai menjalankan tugas – tugas yang merupakan salah satu
Urusan Wajib pemerintah daerah, yang pada saat itu dinas
kesehatan digabung dengan Kesejahteraan Sosial dan Keluarga
Berencana dalam satu instansi.
Tahun 2005, setelah pemilihan Legislatif dan Eksekutif akhir
tahun 2004, yang berarti pemerintahan daerah sudah berstatus
definitive, maka dikeluarkan kebijakan tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan dan Keluarga
Berencana kedalam PERDA Kab. Tojo Una Una No. 10 Tahun 2005
yang kemudian dimasukan kedalam lembar daerah No. 10 Tahun
2005.Setelah kurang lebih 3 (tiga) tahun, dengan dikeluarkannya
PP No.41 tahun 2008, maka Kab. Tojo Una Una berdasarkan
PERDA No. 10 Tahun 2008 mengatur tentang Organisasi dan tata
kerja Dinas Kesehatan, yang merupakan penjabaran dari PP No.
41 tahun 2008. Adapun nama – nama pejabat yang pernah
memimpin Instansi ini semenjak dibentuknya Kab. Tojo Una Una
sampai dengan saat penyusunan profil ini sebagaimana berikut :
14
1. dr. Merdy C. Kumaat, MHA. Periode Tahun 2004 sampai
dengan 2007.
2. Darmawaty AP. Bsc. S.Sos, Periode Tahun 2007 sampai
dengan 2008.
3. dr. Abd. Rahman DM., MARS, Periode Tahun 2008 sampai
dengan sekarang.
C. Keadaan Geografis.
Kabupaten Tojo Una Unaterletak antara garis 0,200 Lintang
Utara – 1,600Lintang Selatan dan garis 120,9000 Bujur Timur –
121,7500 Bujur Barat. Wilayah Kabupaten Tojo Una Una
keseluruhan seluas 9.292,36 km2 yang terdiri dari luas wilayah
Daratan 5.721,51km2 dan wilayah Lautan sebesar 3.570,83 km2.
Wilayah Kabupaten Tojo Una Unaberbatasan langsung
dengan 4 (empat) Kabupaten tetangga, sebelah barat dengan
Kabupaten Poso, sebelah timur dengan Kabupaten Banggai,
sebelah Selatan dengan Kabupaten Morowali dan sebelah Utara
berbatasan dengan Propinsi Gorontalo.
Tojo Una Una terbagi dalam 9 wilayah administratif
kecamatan dengan 121 Desa/kelurahan. Dalam 9 kecamatan
terbagi lagi menjadi 13 wilayah kerja puskesmas, dengan
pembagian wilayah menurut wilayah kerja puskesmas sebagai
berikut :
Tabel 2.1Distribusi puskesmas menurut kecamatan
Kabupaten Tojo Una UnaTahun 2011
No Kecamatan Puskesmas
15
1 Ampana Kota Puskesmas Ampana Barat
Puskesmas Ampana Timur
2 Ampana Tete Puskesmas Tete
Puskesmas Dataran Bulan
3 Ulubongka Puskesmas Marowo
4 Tojo Puskesmas Uekuli
5 Tojo Barat Puskesmas Tombiano
Puskesmas Matako
6 Una Una Puskesmas Wakai
7 Togian Puskesmas Lebiti
8 Walea Kepualuan Puskesmas Popolii
Puskesmas Dolong
9 Walea Besar Puskesmas Pasokan
D. Gambaran Umum Program Imunisasi
1. Gambaran Imunisasi Nasional
Pada tahun 1974, WHO mencanangkan Expanded
Programme on Immunization (EPI) atau Program
Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan
penularan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), yaitu dengan cara meningkatkan cakupan
imunisasi pada anak-anak di seluruh belahan dunia. Hasil dari
program EPI ini cukup memuaskan, dimana terjadi peningkatan
angka cakupan imunisasi dunia dari 5% menjadi 80% (Ali,
2003). Di Indonesia, PPI mulai diselenggarakan tahun 1977 dan
16
berfokus pada campak, tuberkulosis, difteri, tetanus, pertusis,
polio. Sementara imunisasi hepatitis B dimasukkan terakhir
karena vaksin hepatitis B baru tersedia pada tahun 1980-an
(Depkes, 2005).
Salah satu indikator keberhasilan program imunisasi
adalah tercapainya Universal Child Immunization (UCI).
Pencapaian UCI merupakan gambaran cakupan imunisasi pada
bayi (0-11 bulan) secara nasional hingga ke tingkat pedesaan.
WHO dan UNICEF menetapkan indikator cakupan imunisasi
adalah 90% di tingkat nasional dan 80% di semua kabupaten.
Pada tahun 1990, Indonesia telah mencapai target UCI, dimana
paling sedikit 80% bayi di setiap desa telah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap sebelum berumur satu tahun (Depkes,
2005).
Persentase desa/kelurahan UCI di Indonesia, selama 6
tahun terakhir belum menunjukkan perkembangan yang
bermakna. Pencapaian tertinggi 3 terjadi pada tahun 2005
yaitu sebesar 76,23%. Capaian tahun 2009 hanya sebesar
69,76% desa/kelurahan UCI di Indonesia, lebih rendah
dibandingkan tahun 2008 sebesar 74,02%. Angka tersebut juga
masih di bawah target UCI tahun 2009 sebesar 98% dan
standar pelayanan minimal yang menetapkan target 100%
desa/kelurahan UCI pada tahun 2010 untuk setiap
kabupaten/kota (Profil Kesehatan Indonesia, 2010).
17
2. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
a. Difteri
Difteri adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium
diphtheriae. Penyebarannya
adalah melalui kontak fisik dan pernapasan. Gejala awal
penyakit adalah radang tenggerokan, hilang nafsu makan
dan demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih
kebiru-biruan pada tenggerokan dan tonsil. Difteri dapat
menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernapasan
yang berakibat kematian.
b. Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau
batuk 100 hari adalah penyakit
pada saluran pernapasan yang
disebabkan oleh bakteri Bordetella
pertussis. Penyebaran pertusis adalah melalui tetesan-
tetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin. Gejala
penyakit adalah pilek, mata merah, bersin, demam dan
batuk ringan yang lama kelamaan batuk menjadi parah dan
menimbulkan batuk menggigil yang cepat dan keras.
Komplikasi pertusis adalah pneumonia bacterialis yang
dapat menyebabkan kematian.
c. Tetanus
18
Adalah penyakit yang
disebabkan oleh
Clostridium tetani yang
menghasilkan neorotoksin.
Penyakit ini tidak
menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui kotoran yang
masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit
adalah kaku otot pada rahang, disertai kaku pada leher,
kesulitan menelan, kaku otot perut, berkeringat dan
demam. Pada bayi terdapat pula gejala berhenti menetek
(sucking) antara 3-28 hari setelah lahir. Gejala berikutnya
adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku.
Komplikasi tetanus adalah patah tulang akibat kejang,
pneumonia dan infeksi lain yang dapat menimbulkan
kematian.
d. Tuberculosis
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosa (disebut juga batuk darah). Penyakit ini
menyebar melalui pernapasan lewat bersin atau batuk.
Gejala awal penyakit adalah lemah badan, penurunan berat
badan, demam dan keluar keringat pada malam hari. Gejala
selanjutnya adalah batuk terus menerus, nyeri dada dan
(mungkin) batuk darah. Gejala lain tergantung pada organ
yang diserang. Tuberculosis dapat menyebabkan
kelemahan dan kematian.
19
e. Campak
Adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus measles.
Disebarkan melalui droplet
bersin atau batuk dari
penderita. Gejala awal
penyakit adalah demam,
bercak kemerahan, batuk, pilek, conjunctivitis (mata
merah). Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher,
kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki.
Komplikasi campak adalah diare hebat, peradangan pada
telinga dan infeksi saluran napas (pneumonia).
f. Poliomielitis
Adalah penyakit pada susunan
saraf pusat yang disebabkan
oleh satu dari tiga virus yang
berhubungan, yaitu virus polio
type 1, 2 atau 3. Secara klinis penyakit polio adalah anak
dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut
(acute flaccid paralysis =AFP). Penyebaran penyakit adalah
melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi.
Kelumpuhan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan
kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kematian
bisa terjadi jika otot-otot pernapasan terinfeksi dan tidak
segera ditangani.
20
g. Hepatitis B
Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati.
Penyebaran penyakit terutama melalui suntikan yang tidak
aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui
hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak
menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah merasa lemah,
gangguan perut dan gejala lain seperti flu. Urine menjadi
kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat
pula pada mata ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi
kronis dan menimbulkan Cirrhosis hepatis, kanker hati dan
menimbulkan kematian.
3. Imunologi Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I)
a. Sistem Kekebalan
Imunologi merupakan suatu ilmu yang sangat
kompleks, tetapi disadari bahwa adanya pengertian tentang
fungsi dasar dari sistem kekebalan akan sangat berguna
untuk mengerti bagaimana vaksin itu bekerja dan untuk
penggunaan yang tepat.
Perlindungan terhadap penyakit infeksi dihubungkan
dengan suatu kekebalan, yaitu kekebalan aktif dan
kekebalan pasif. Kekebalan aktif adalah perlindungan yang
dihasilkan oleh sistem kekebalan seseorang sendiri. Jenis
21
kekebalan ini biasanya menetap seumur hidup. Kekebalan
pasif adalah perlindungan yang diberikan oleh zat-zat yang
dihasilkan oleh hewan atau manusia yang diberikan kepada
orang lain, biasanya melalui suntikan. Kekebalan pasif
sering memberikan perlindungan yang efektif, tetapi
perlindungan ini akan menurun setelah beberapa minggu
atau bulan.
Sistem kekebalan adalah suatu sistem yang rumit
dari interaksi sel dimana tujuan utamanya adalah mengenali
adanya antigen. Antigen dapat berupa virus atau bakteri
yang hidup atau yang sudah diinaktifkan. Perlindungan
terhadap antigen oleh sistem kekebalan tubuh disebut juga
respon imun yaitu melalui produksi antibodi
(imunoglobulin). Respon imun yang paling efektif dihasilkan
dari antigen hidup, tetapi untuk menghasilkan suatu respon
imun tidak harus diperlukan suatu antigen yang hidup,
seperti infeksi alamiah, beberapa protein seperti HBsAg
dengan mudah dikenali oleh sistem kekebalan.
Zat lain, misalnya polisakarida (rantai panjang dari
molekul glukosa yang melapisi dinding sel bakteri tertentu)
merupakan zat antigen yang kurang efektif sehingga
kekebalan yang dibentuk tidak memberikan perlindungan
yang baik, maka diperlukan pengulangan untuk
mendapatkan kekebalan yang lebih sempurna.
22
Reaksi kekebalan biasanya bersifat spesifik sesuai
dengan antigennya. Misalnya antibodi yang dihasilkan oleh
virus campak tak ada efeknya terhadap virus rubella dan
virus influenza.
1) Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif dapat terjadi dengan pemberian antibodi
yang berasal dari hewan atau manusia lain. Kekebalan
pasif memberikan perlindungan terhadap beberapa
infeksi tetapi bersifat sementara. Kadar antibodi akan
berkurang setelah beberapa minggu atau bulan, dan
penerima tidak lagi kebal terhadap penyakit tersebut.
Bentuk yang paling umum dari kekebalan pasif adalah
bayi yang menerima kekebalan dari ibunya. Antibodi
disalurkan melalui plasenta pada 1 – 2 bulan akhir
kehamilan, sehingga seorang bayi akan mempunyai
antibodi seperti yang dipunyai oleh ibunya. Antibodi ini
akan melindungi bayi dari penyakit tertentu sampai bayi
berusia 1 bulan sampai 1 tahun. Perlindungan maternal
ini lebih baik dari penyakit campak, rubella, dan tetanus
daripada terhadap polio dan pertusis.
Pada dasarnya semua produk darah mengandung
antibodi. Beberapa produk darah (contoh: sel darah
merah yang dicuci, washed packed red cells)
mengandung sedikit antibodi, sedang produk seperti
23
plasma dan immunoglobullin mengandung sangat
banyak antibodi.
Di samping produk darah yang digunakan untuk transfusi
(antara lain : Whole blood, red cells, dan platelet)
terdapat pula sumber utama antibodi yang digunakan
dalam ilmu kedokteran, yaitu immunoglobulin, homolog
human hiperimun dan heterolog hiperimun serum
(antitoksin).
2) Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif terjadi sebagai akibat stimulasi sistem
imunologi yang menghasilkan antigen spesifik humoral
(antibodi) dan kekebalan selular. Tidak seperti kekebalan
pasif, kekebalan aktif biasanya dapat bertahan untuk
beberapa tahun dan sering sampai seumur hidup.
Salah satu cara untuk mendapatkan kekebalan aktif
adalah bila seseorang menderita sesuatu penyakit.
Secara umum dapat dikatakan, setelah seseorang
sembuh dari suatu penyakit mereka menjadi kebal
terhadap penyakit tersebut sampai seumur hidup.
Perlindungan yang menetap untuk beberapa tahun
sesudah infeksi dikenal sebagai memori kekebalan.
Setelah adanya paparan antigen terhadap sistem
kekebalan, sel limfosit (sel limfosit B memori) beredar
dalam darah (dan juga menetap dalam sum-sum tulang)
selama beberapa tahun. Apabila terpapar lagi dengan
24
antigen yang sama, maka sel itu akan memperbanyak
diri dan menghasilkan antibodi dengan sangat cepat
untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit
tersebut.
Cara lain untuk menghasilkan kekebalan aktif adalah
melalui imunisasi. Vaksin akan berinteraksi dengan
sistem kekebalan untuk menghasilkan respon imun yang
setara dengan yang dihasilkan setelah seseorang
menderita penyakit secara alami, tetapi tidak
menyebabkan orang tersebut sakit atau mengalami
komplikasi. Vaksin menghasilkan memori kekebalan yang
sama apabila menderita penyakit tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi respon imun
terhadap vaksin, termasuk adanya antibodi maternal,
sifat dan dosis antigen, cara pemberian dan adanya
adjuvan (misalnya : aluminium untuk menambah potensi
vaksin). Faktor-faktor yang berasal dari tubuh penerima
vaksin seperti: umur, faktor gizi, genetik, dan penyakit
lain yang menyertai dapat juga mempangaruhi respon
kekebalan.
b. Klasifikasi Vaksin
Terdapat dua jenis vaskin yaitu live attenuated dan
inactivated. Karakter dari kedua jenis vaksin ini berbeda,
dan karakternya ini mempengaruhi cara penggunaan
vaksin.
25
Live attenuated vaksin dibuat dengan memodifikasi virus
atau bakteri penyebab penyakit di laboratorium. Virus atau
bakteri dari vaksin tersebut akan terus memperbanyak diri
dan menghasilkan kekebalan, namun tanpa menyebabkan
orang tersebut sakit.
Inactivated vaksin bisa terdiri dari seluruh atau sebagian
(fraction) dari virus atau bakteri. Fractional vaksin tersebut
bisa berbasiskan protein atau polisakarida. Yang termasuk
vaksin berbasis protein adalah toxoid (toxin inactivated
bacteri) atau subunit (subvirion product). Hampir seluruh
vaksin berbasis polisakarida terdiri dari dinding sel bakteri.
Vaksin polisakarida konjugasi adalah vaksin polisakarida
yang secara kimiawi berkaitan dengan protein, sehingga
vaksin jadi lebih poten.
4. Jenis dan Sifat Vaksin Program Imunisasi
Vaskin adalah produk biologis yang terbuat dari kuman,
komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan
atau dimatikan dan berguna untuk merangsang kekebalan
tubuh seseorang.
a. Penggolongan Vaksin
Vaksin dapat digolongkan menurut sensitivitas terhadap
suhu. Ada 2 golongan, yaitu :
1) Vaksin yang sensitif terhadap beku (Freeze sensitive =
FS), yaitu: Vaksin DPT, DT, TT, Hepatitis B, dan DPT-HB.
26
2) Vaksin yang sensitif terhadap panas (Heat sensitive =
HS), yaitu: Vaksin campak, polio dan BCG.
b. Jenis-jenis Vaksin
Vaksin-vaksin yang saat ini dipakai dalam program
imunisasi rutin di Indonesia adalah:
1) Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine)
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis.
Kontra Indikasi:
- Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti:
eksim, furunkulosis dan sebagainya.
- Mereka yang sedang menderita TBC
Efek simpang:
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat
umum seperti demam. Setelah 1-2 minggu akan timbul
indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah
menjadi pustala, kemudian pecah menjadi luka. Luka
tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan
dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi
pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leher,
terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam.
Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan
akan menghilang dengan sendirinya.
2) Vaksin DPT
27
Deskripsi :
Vaksin jerap DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin
yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang
dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi.
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap
difteri, pertusis dan tetanus.
Kontra indikasi:
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru
lahir atau gejala serius keabnormalan pada saraf
merupakan kontraindikasi pertusis. Anak yang
mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama,
komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua,
dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT.
Efek simpang:
Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas,
demam, kemerahan pada tempat penyuntikan. Kadang-
kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi,
iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24 jam
setelah imunisasi.
3) Vaksin TT
Deskripsi:
28
Vaksin jerap TT (Tetanus Toksoid) adalah vaksin yang
mengandung toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan
teradsorbsi kedalam 3 mg/ml aluminium fosfat.
Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Satu
dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40
IU. Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi
yang baru lahir dengan mengimunisasi WUS (Wanita Usia
Subur) atau ibu hamil, juga pencegahan tetanus pada ibu
bayi.
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tetanus.
Kontra indikasi:
Gejala-gejala berat karena dosis pertama TT.
Efek simpang:
Efek simpang jarang terjadi dan bersifat ringan. Gejala-
gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi suntikan
yang bersifat sementara, dan kadang-kadang gejala
demam.
4) Vaksin DT
Deskripsi:
Vaksin jerap DT (Difteri dan Tetanus) adalah vaksin yang
mengandung toxoid difteri dan tetanus yang telah
dimurnikan.
Indikasi:
29
Untuk pemberian keakebalan simultan terhadap difteri
dan tetanus.
Kontra indikasi:
Gejala-gejala berat karena dosis pertama DT.
Efek simpang:
Gejala-gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi
suntikan yang bersifat sementara, dan kadang-kadang
gejala demam.
5) Vaksin Polio
Deskripsi:
Vaksin oral polio adalah vaksin polio trivalent yang terdiri
dari suspense virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain
sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan
jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
Kontra indikasi:
Pada individu yang menderita “immune deficiency” tidak
ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian
polio pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada
keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis
ulangan dapat diberikan setelah sembuh.
Efek simpang:
30
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek
samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin
sangat jarang terjadi.
6) Vaksin Campak
Deskripsi:
Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang
dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak
kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70 dan
tidak lebih dari 100 mcg residu erythromycin.
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
campak.
Kontra indikasi:
Individu yang mengidap penyakit immune deficiency
atau individu yang diduga menderita gangguan respon
imun karena leukemia, limfoma.
Efek simpang:
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari
setelah vaksinasi.
7) Vaksin Hepatitis B
Deskripsi:
31
Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang
telah diinaktivasikan dan bersifat non infecious, berasal
dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula
polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan.
Indikasi:
Untuk pemberian kekebakan aktif terhadap infeksi yang
disebabkan oleh virus hepatitis B.
Kontra indikasi:
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya
seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan
kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.
Efek Simpang:
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi
yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2
hari.
8) Vaksin DPT/HB
Deskripsi:
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid
tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi
serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin
virus yang mengandung HBsAg murni dan bersifat non
infectious.
Indikasi:
32
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit
difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
Kontra indikasi:
Gejala-gejala keabnormalan otak pada periode bayi baru
lahir atau gejala serius keabnormalan pada saraf
merupakan kontraindikasi pertusis. Anak yang
mengalami gejala-gejala paraf pada dosis pertama,
komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua,
dan untuk meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT.
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya
seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan
kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang.
Efek simpang:
Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas,
demam, pembengkakan dan atau kemerahan pada
tempat penyuntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat
seperti demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang
biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi. Reaksi yang
terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
BAB III
CAPAIAN PROGRAM IMUNISASI
A. Upaya Peningkatan Cakupan Program Imunisasi
33
Kementerian Kesehatan menargetkan pada tahun 2014
seluruh desa/ kelurahan mencapai 100% UCI (Universal Child
Immunization) atau 90% dari seluruh bayi di desa/ kelurahan
tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari
BCG, Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak.
Pencapaian UCI desa/ kelurahan tahun 2009 masih sangat
rendah, yaitu 69,6%. Hal ini disebabkan antara lain karena kurang
perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah terhadap
program imunisasi, kurangnya dana operasional untuk imunisasi
baik rutin maupun tambahan, dan tidak tersedianya fasilitas dan
infrastruktur yang adekuate. Selain itu juga kurangnya koordinasi
lintas sektor termasuk pelayanan kesehatan swasta, kurang
sumber daya yang memadai serta kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang program dan manfaat imunisasi.
Guna mecapai target 100% UCI desa/ kelurahan pada tahun
2014 perlu dilakukan berbagai upaya percepatan melalui Gerakan
Akselerasi Imunisasi Nasional untuk mencapai UCI (GAIN UCI).
Dalam sambutannya Menkes menyatakan imunisasi merupakan
upaya preventif untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan
dan kematian akibat beberapa penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis (Batuk
Rejan/ batuk 100 hari), Hepatitis B, Polio dan Campak.
Imunisasi memberikan konstribusi besar dalam
meningkatkan Human Development Index terkait dengan angka
umur harapan hidup karena dapat menghindari kematian yang
34
tidak diinginkan. Keberhasilan upaya imunisasi akan dapat
meningkatkan kualitas anak bangsa sebagai penerus perjuangan
dimasa mendatang. “Imunisasi terbukti sangat cost effective,”.
Kementerian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai
upaya nyata pemerintah untuk mencapai Millennium
Development Goals (MDGs), khususnya untuk menurunkan angka
kematian anak. Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi
diukur dengan pencapaian UCI desa/ kelurahan, yaitu minimal
80% bayi didesa/ kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar
lengkap.
Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu bayi (usia
0 – 11 bulan) untuk memberikan kekebalan dari penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Tanpa imunisasi
ana-anak mudah terserang berbagai penyakit, kecacatan dan
kematian.
GAIN UCI akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun
2010 – 2014, dengan sasaran seluruh bayi usia 0-11 bulan
mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu BCG, Hepatitis B,
DPT-HB, Polio dan campak.
Imunisasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin) sebanyak 1 (satu)
kali dilakukan untuk mencegah penyakit tuberkulosis. Imunisasi
BCG diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan
kesehatan atau mulai 1 (satu) bulan di Posyandu.
Imunisasi hepatitis-B sebanyak 1 (satu) kali untuk
mencegah penyakit Hepatitis B yang ditularkan dari ibu ke bayi
35
saat persalinan dan dapat menyebabkan pengerutan hati (sirosis)
dan kanker hati. Imunisasi Hepatitis B ini diberikan segera setelah
lahir di sarana pelayanan kesehatan.
Imunisasi DPT-HB sebanyak 3 (tiga) kali untuk memberi
kekebalan pada penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus
dan Hepatitis B. Imunisasi ini pertama kali diberikan pada usia
bayi 2 (dua) bulan. Kemudian imunisasi berikutnya selisihnya 4
minggu. Pada saat ini pemberian imunisasi DPT dan Hepatitis B
dalam program imunisasi dilakukan bersamaan dengan
menggunakan vaksin DPT-HB.
Imunisasi polio untuk memberikan kekebalan dari penyakit
polio. Imunisasi Polio diberikan sebanyak 4 (empat) kali dengan
jelang waktu (jarak) 4 minggu.
Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak.
Imunisasi campak diberikan pada bayi umur 9 bulan.
Indikator keberhasilan GAIN UCI mengacu pada RPJMN
Tahun 2010-2014 dengan target tahun 2010 mencapai UCI
desa/kelurahan 80% dan 80% bayi usia 0-11 bulan mendapatkan
imunisasi dasar lengkap. Tahun 2011 mencapai UCI 85%, dan
82% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2012
mencapai UCI 90% dan 85% bayi mendapatkan imunisasi dasar
lengkap. Tahun 2013 mencapai UCI 95% dan 88% bayi
mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Tahun 2014 mencapai UCI
100% dan 90% bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
36
Menkes berharap seluruh pihak terkait baik Pusat maupun
Pemerintah Daerah, organisasi profesi, organisasi agama, LSM
dan lembaga donor mendukung penuh semua kegiatan yang
terkait dengan keberhasilan imunisasi.
B. Capaian Program Imunisasi Rutin (Balita)
Pada tahun 2011 kegiatan imunisasi dilaksanakan di 121
desa/kelurahan se-Kabupaten Tojo Una Una. Desa-desa ini terbagi
atas 9 kecamatan yaitu 5 kecamatan berada diwilayah daratan
(Kecamatan Ampana Kota, Kecamatan Ampana Tete, Kecamatan
Ulubongka, Kecamatan Tojo, Kecamatan Tojo Barat) dan 4
kecamatan di wilayah kepulauan (Kecamatan Una Una,
Kecamatan Togean, Kecamatan Walea Kepulauan, Kecamatan
Walea Besar).
Pelaksanaan imunisasi rutin terbagi atas 3 yaitu:
- Balita (0-11 bulan)
- WUS (wanita usia subur)
- Anak Sekolah Dasar
Adapun sasaran imunisasi rutin pada tahun 2011 adalah sbb:
Tabel 3.1Sasaran Program ImunisasiKabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
37
N
o
Kelompok Sasaran Jumlah Sasaran
1 Balita 2.802
2 WUS (Wanita Usia Subur) tidak hamil 34.811
3 WUS (Wanita Usia Subur) Hamil 2.754
4 Anak Sekolah Dasar
Pada Tahun 2011 sesuai dengan keputusan menteri kesehatan
melalui GAIN UCI, target cakupan imunisasi rutin pada balita
adalah 82%. Jadi, target tahunan 82% dibagi kedalam target
bulanan yaitu 6,8% setiap bulannya. Berikut diagram capaian
menurut antigen yang menjadi indikator penilaian UCI desa :
1. Capaian Bulan Januari 2011
Grafik. 1
Grafik. 1 menunjukkan bahwa ada 3 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi BCG di Bulan
Januari yaitu Puskesmas Popolii (1,4%), Puskesmas Dataran
38
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
8.5
18.9
13.2
1.4
10.1
5.7
7.9 7.5
9.4 9.1
4.7
9.3
17.1
9.1
Capaian Imunisasi BCG Periode JanuariDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Bulan (5,7%), dan Puskesmas Matako (4,7%). Sedangkan
capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (18,9%).
Grafik. 2
Grafik. 2 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB 3 di Bulan
Januari yaitu Puskesmas Ampana Barat (6,0%), Puskesmas
Marowo (4,2%), Puskesmas Matako (4,7%), dan Puskesmas
Tombiano (4,5%). Sedangkan capaian tertinggi adalah
Puskesmas Uekuli (14,8%) dan diikuti oleh Puskesmas Lebiti
dan Puskesmas Dolong masing-masing (14,7%).
Grafik. 3
39
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
7.7
14.7 14.7
8.57.4 6.8
8.1
6.0
4.2
14.8
4.7 4.6
7.38.2
Capaian Imunisasi DPT/HB 3 Periode Januari Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
7.7
14.7
13.2
8.59.0
12.5
7.96.9
3.2
14.8
4.7 4.63.7
8.4
Capaian Imunisasi Polio 4 Periode JanuariDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik. 3 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 di Bulan
Januari yaitu Puskesmas Marowo (3,2%), Puskesmas Matako
(4,7%), Puskesmas Tombiano (4,6%), dan Puskesmas Pasokan
(3,7%). Sedangkan capaian tertinggi adalah Puskesmas Uekuli
(14,8%) dan diikuti oleh Puskesmas Lebiti (14,7%).
Grafik. 4
Grafik. 4 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Campak di Bulan
Januari yaitu Puskesmas Wakai (5,1%), Puskesmas Dolong
(4,4%), Puskesmas Dataran Bulan (3,4%), dan Puskesmas
Matako (6,2%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (15,8%).
40
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
5.1
15.8
4.4
8.5 9.0
3.4
7.3 6.9
10.18.7
6.2
9.38.5 8.2
Capaian Imunisasi Campak Periode Januari Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
7.7
14.7
13.2
8.59.0
12.5
7.96.9
3.2
14.8
4.7 4.63.7
8.4
Capaian Imunisasi Polio 4 Periode JanuariDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
2. Capaian bulan Februari 2011
Grafik. 5
Grafik. 5 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi BCG di Bulan
Februari yaitu Puskesmas Wakai (5,1%), Puskesmas Dolong
(4,4%), Puskesmas Dataran Bulan (3,4%), dan Puskesmas
Matako (6,2%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (20,0%).
Grafik. 6
41
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
11.1
20.0
8.8
2.1
5.7
13.6
10.8
6.3
9.4
6.5
10.9
5.6
8.5 9.0
Capaian Imunisasi BCG Bulan FebruariDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
7.7
9.510.3
4.96.0
8.0
11.0
6.3
4.9
12.9
6.2
13.9
11.0
8.4
Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan Februari Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik. 6 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 di Bulan
Februari yaitu Puskesmas Popolii (4,9%), Puskesmas Tete
(6,0%), Puskesmas Ampana Barat (6,3%), dan Puskesmas
Marowo (4,9%), dan Puskesmas Matako (6,2%). Sedangkan
Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas
Tombiano (13,9%).
Grafik. 7
Grafik. 7 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB 3 di Bulan
Februari yaitu Puskesmas Popolii (6,3%), Puskesmas Tete
(6,3%), Puskesmas Marowo (4,2%), dan Puskesmas Matako
(6,2%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi
adalah Puskesmas Tombiano (13,9%).
Grafik. 8
42
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
12.0
13.714.7
9.9
6.0
9.110.2
4.85.5
10.3
14.7
6.5
9.89.0
Capaian Imunisasi Campak Bulan Februari 2011Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
7.7
9.510.3
6.3 6.3
9.1
10.8
6.9
4.2
13.3
6.2
13.9
8.5 8.5
Capaian DPT/HB 3 Bulan FebruariDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik. 8 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Campak di Bulan
Februari yaitu Puskesmas Tete (6,0%), Puskesmas Ampana
Barat (4,8%), Puskesmas Marowo (5,5%), dan Puskesmas
Tombiano (6,5%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Dolong dan Puskesmas Matako
masing-masing (14,7%).
3. Capaian bulan Maret 2011
Grafik. 9
43
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
6.4
22.1
4.43.5
9.511.4
9.6 9.6
4.26.1
10.18.3
9.88.9
Capaian Imunisasi BCG Bulan Maret Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
12.0
13.714.7
9.9
6.0
9.110.2
4.85.5
10.3
14.7
6.5
9.89.0
Capaian Imunisasi Campak Bulan Februari 2011Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik. 9 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi BCG di Bulan Maret
yaitu Puskesmas Wakai (6,4%), Puskesmas Dolong (4,4%),
Puskesmas Popolii (3,5%), Puskesmas Marowo (4,2%), dan
Puskesmas Uekuli (6,1%). Sedangkan Puskesmas dengan
capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (22,1%).
Grafik. 10
Grafik. 10 menunjukkan bahwa ada 3 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB (3) di
Bulan Maret yaitu Puskesmas Wakai (6,0%), Puskesmas Dolong
(2,9%), Puskesmas Marowo (4,2%). Sedangkan Puskesmas
dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (13,7%).
Grafik. 11
44
Wak
ai
Leb
iti
Do
lon
g
Po
po
lii
Tete
Dat
aran
Bu
lan
Am
pan
a Ti
mu
r
Am
pan
a B
arat
Mar
ow
o
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bia
no
Pas
oka
n
Kab
up
aten
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
6.0
13.7
7.4
11.3
9.3
17.0
4.9
13.3
5.5
11.8
8.59.3
1.2
8.9
Capaian Imunisasi Polio (4) Bulan Maret Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
6.0
13.7
2.9
11.3
7.1
10.2
11.8 12.0
4.2
11.8
8.59.3
8.59.4
Capaian DPT/HB (3) Bulan Maret Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik. 11 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 di Bulan
Maret yaitu Puskesmas Wakai (6,0%), Puskesmas Ampana
Timur (4,9%), Puskesmas Marowo (5,5%), dan Puskesmas
Pasokan (1,2%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Dataran Bulan (17,0%).
Grafik. 12
Grafik. 12 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Campak di Bulan
Maret yaitu Puskesmas Wakai (5,6%), Puskesmas Dolong
45
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
5.6
16.8
5.9
10.69.3
11.412.2
4.53.2
9.1
4.7
7.48.5 8.5
Capaian Imunisasi Campak Bulan Maret Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Leb
iti
Do
lon
g
Po
po
lii
Tete
Dat
aran
Bu
lan
Am
pan
a Ti
mu
r
Am
pan
a B
arat
Mar
ow
o
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bia
no
Pas
oka
n
Kab
up
aten
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
6.0
13.7
7.4
11.3
9.3
17.0
4.9
13.3
5.5
11.8
8.59.3
1.2
8.9
Capaian Imunisasi Polio (4) Bulan Maret Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
(5,9%), Puskesmas Ampana Barat (4,5%), Puskesmas Marowo
(3,2%), dan Puskesmas Matako (4,7%). Sedangkan Puskesmas
dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (16,8%).
4. Capaian bulan April 2011
Grafik. 13
Grafik. 13 menunjukkan bahwa Puskesmas Popolii tidak
melakukan pemberian imunisasi BCG pada bulan April.
Sedangkan 2 puskesmas tidak mencapai target yaitu
Puskesmas Tete (6,3%), dan Puskesmas Marowo (4,9%).
Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti
(20,5%).
Grafik. 14
46
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
9.0
17.9
5.9
0.7
7.4
15.9
6.98.4
4.2
12.9
4.7 4.6
13.4
8.3
Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan AprilDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
12.4
20.5
8.8
0.0
6.3
13.6
7.7 7.5
4.96.5
9.310.2 9.8
8.4
Capaian Imunisasi BCG Bulan AprilDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik. 14 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB (3) di
Bulan April yaitu Puskesmas Dolong (5,9%), Puskesmas Popolii
(0,7%), Puskesmas Marowo (4,2%), Puskesmas Matako (4,7%),
dan Puskesmas Tombiano (4,6%). Sedangkan Puskesmas
dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (17,9%).
Grafik. 15
Grafik. 15 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 di Bulan
April yaitu Puskesmas Popolii (0,7%), Puskesmas Ampana
Timur (6,7%), Puskesmas Marowo (4,5%), Puskesmas Matako
47
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
9.0
11.1
7.4
0.7
7.4
19.3
6.7 7.2
4.5
12.9
4.7 4.6
13.4
7.8
Capaian Imunisasi Polio (4) Bulan AprilDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
(4,7%), dan Puskesmas Tombiano (4,6%). Sedangkan
Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas
Dataran Bulan (19,5%).
Grafik. 16
Grafik. 16 menunjukkan bahwa Puskesmas Popolii tidak
melakukan pemberian imunisasi Campak pada bulan April.
Sedangkan 3 puskesmas tidak mencapai target yaitu
Puskesmas Ampana Timur (6,5%), Puskesmas Ampana Barat
(5,7%), dan Puskesmas Marowo (4,5%). Puskesmas dengan
capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti (16,8%).
5. Capaian bulan Mei
Grafik. 17
48
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
3.8
13.7
10.3
7.0 7.1
9.1
10.6
5.1
2.6
4.6
10.9 11.1
9.8
7.5
Capaian Imunisasi BCG Bulan Mei Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
13.7
16.8
7.4
0.0
7.4
10.2
6.55.7
4.5
12.5
7.0 7.4
11.0
8.2
Capaian Imunisasi Campak Bulan AprilDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik. 17 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi BCG di Bulan Mei
yaitu Puskesmas Wakai (3,8%), Puskesmas Ampana Barat
(5,1%), Puskesmas Marowo (2,6%), dan Puskesmas Uekuli
(4,6%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi
adalah Puskesmas Lebiti (13,7%).
Grafik. 18
Grafik. 18 menunjukkan bahwa hanya 1 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB (3) di
Bulan Mei yaitu Puskesmas Wakai (3,4%). Sedangkan
Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas
Matako (15,5%).
49
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
3.8
13.7
10.3
7.0 7.1
9.1
10.6
5.1
2.6
4.6
10.9 11.1
9.8
7.5
Capaian Imunisasi BCG Bulan Mei Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
3.4
7.4
13.2 12.7
8.7
11.4
8.47.2 7.5
10.6
15.5
9.3
13.4
8.9
Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan MeiDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik. 19
Grafik. 19 menunjukkan bahwa ada 2 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 di Bulan Mei
yaitu Puskesmas Wakai (3,4%), dan Puskesmas Marowo
(5,8%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi
adalah Puskesmas Matako (15,5%).
Grafik. 20
Grafik. 20 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Campak di Bulan
Mei yaitu Puskesmas Wakai (6,0%), Puskesmas Marowo (2,9%),
Puskesmas Matako (6,2%), dan Puskesmas Tombiano (5,6%).
50
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
3.4
7.4
11.812.7
7.9
13.6
9.8
8.1
5.8
11.0
15.5
9.3
13.4
9.0
Capaian Imunisasi Polio (4) Bulan MeiDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Leb
iti
Do
lon
g
Po
po
lii
Tete
Dat
aran
Bu
lan
Am
pan
a Ti
mu
r
Am
pan
a B
arat
Mar
ow
o
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bia
no
Pas
oka
n
Kab
up
aten
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
6.0
11.110.3
12.0
7.9
10.2
8.4 8.7
2.9
10.3
6.25.6
11.0
8.1
Capaian Imunisasi Campak Bulan MeiDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah
Puskesmas Popolii (12,0%).
6. Capaian bulan Juni 2011
Grafik. 21
Grafik. 21 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak
melakukan pemberian imunisasi BCG pada bulan Juni.
Sedangkan 4 puskesmas tidak mencapai target yaitu
Puskesmas Dolong (5,9%), Puskesmas Dataran Bulan (5,7%),
Puskesmas Ampana Barat (6,3%), dan Puskesmas Marowo
(4,2%). Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah
Puskesmas Ampana Timur (13,0%).
Grafik. 22
51
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
0.0
13.2
7.4
11.3
7.1
5.7
9.6
6.6
2.6
12.9
10.1
13.9
11.0
8.0
Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan JuniDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
0.0
9.5
5.9
7.7 7.4
5.7
13.0
6.3
4.2
12.5
10.910.2
12.2
8.2
Capaian Imunisasi BCG Bulan JuniDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik. 22 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak
melakukan pemberian imunisasi DPT-HB (3) pada bulan Juni.
Sedangkan 3 puskesmas tidak mencapai target yaitu
Puskesmas Dataran Bulan (5,7%), Puskesmas Ampana Barat
(6,6%), dan Puskesmas Marowo (2,6%). Puskesmas dengan
capaian tertinggi adalah Puskesmas Tombiano(13,9%), diikuti
Puskesmas Lebiti (13,2%).
Grafik. 23
Grafik. 23 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak
melakukan pemberian imunisasi Polio 4 pada bulan Juni.
Sedangkan 2 puskesmas tidak mencapai target yaitu
Puskesmas Tete (5,7%) dan Puskesmas Marowo (2,6%).
Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas
Tombiano(13,9%), diikuti Puskesmas Pasokan (13,4%).
Grafik. 24
52
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
0.0
13.2
7.4
10.6
5.7
10.2 9.8
6.9
2.6
12.2
10.1
13.9 13.4
8.0
Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan Juni Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
0.0
9.5
11.8
16.2
6.0
2.3
9.6
6.95.5
14.4
7.8
11.1
7.38.1
Capaian Imunisasi Campak Bulan JuniDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik. 24 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak
melakukan pemberian imunisasi Campak pada bulan Juni.
Sedangkan 3 puskesmas tidak mencapai target yaitu
Puskesmas Tete (6,0%), Puskesmas Dataran Bulan (2,3%), dan
Puskesmas Marowo (5,5%). Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Popolii (16,2%).
7. Capaian bulan Juli 2011
Grafik. 25
53
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.015.8 15.3
8.8
11.3
13.1
11.4
12.8
7.26.5
9.17.8
6.5
11.0 10.8
Capaian Imunisasi BCG Bulan JuliDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
0.0
9.5
11.8
16.2
6.0
2.3
9.6
6.95.5
14.4
7.8
11.1
7.38.1
Capaian Imunisasi Campak Bulan JuniDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik. 25 menunjukkan bahwa ada 2 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi BCG di Bulan Juli
yaitu Puskesmas Marowo dan Puskesmas Tombiano yang
masing-masing cakupan (6,5%). Sedangkan Puskesmas
dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Wakai (12,0%)
diikuti Puskesmas Lebiti (15,3%).
Grafik. 26
Grafik. 26 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB (3) di
Bulan Juli yaitu Puskesmas Dolong (4,4%), Puskesmas Ampana
Barat (0,6%), Puskesmas Marowo (2,6%) dan Puskesmas
Pasokan (1,2%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Dataran Bulan (18,2%).
Grafik 27
54
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
20.0
9.4
15.3
4.4
11.3
8.2
18.2
9.2
0.6
2.6
10.6
7.8 7.4
1.2
7.8
Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan Juli Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
9.4
15.3
13.2
10.69.8
17.0
9.0
2.4
4.5
10.6
7.8 7.4
3.7
8.6
Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan JuliDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik 27 menunjukkan bahwa ada 3 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 di Bulan Juli
yaitu Puskesmas Ampana Barat (2,4%), Puskesmas Marowo
(4,5%), Puskesmas Pasokan (3,7%). Sedangkan Puskesmas
dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Dataran Bulan
(17,0%).
Grafik 28
Grafik 28 menunjukkan bahwa ada 2 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Campak di Bulan
55
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
11.5
9.5
13.2
11.3
9.8
3.4
9.6
7.28.4
13.7
8.5 8.3
2.4
9.4
Capaian Imunisasi Campak Bulan JuliDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
9.4
15.3
13.2
10.69.8
17.0
9.0
2.4
4.5
10.6
7.8 7.4
3.7
8.6
Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan JuliDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Juli yaitu Puskesmas Dataran Bulan (3,4%), Puskesmas
Pasokan (2,4%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (13,7%).
8. Capaian bulan Agustus 2011
Grafik 29
Grafik 29 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak
melakukan pemberian imunisasi BCG pada bulan Agustus.
Sedangkan 5 puskesmas tidak mencapai target yaitu
Puskesmas Dolong (5,9%), Puskesmas Popolii (2,8%),
Puskesmas Marowo (6,2%), Puskesmas Uekuli (5,7%), dan
Puskesmas Tombiano (4,6%). Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Ampana Timur (12,8%).
Grafik 30
56
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
0.0
7.9
4.4
10.6
4.6 4.5
9.2
3.3
4.5
11.4
6.2
11.1
2.4
6.3
Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan Agustus Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
0.0
11.1
5.9
2.8
8.78.0
12.8
8.7
6.25.7
10.9
4.6
9.8
7.9
Capaian Imunisasi BCG Bulan Agustus Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik 30 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak
melakukan pemberian imunisasi DPT-HB (3) pada bulan
Agustus. Sedangkan 7 puskesmas tidak mencapai target yaitu
Puskesmas Dolong (4,4%), Puskesmas Tete (4,6%), Puskesmas
Dataran Bulan (4,5%), Puskesmas Ampana Barat (3,3%),
Puskesmas Marowo (4,5%), Puskesmas Matako (6,2%), dan
Puskesmas Pasokan (2,4%). Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (11,4%).
Grafik 31
Grafik 31 menunjukkan bahwa ada 3 Puskesmas yang tidak
melakukan pemberian imunisasi Polio 4 pada bulan Agustus,
yaitu Puskesmas Wakai, Puskesmas Lebiti, dan Puskemas
57
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
0.0 0.0
11.8
10.6
4.4
0.0
9.0
3.3 2.9
11.4
6.2
11.1
2.4
5.5
Cakupan Imunisasi Polio (4) Bulan Agustus Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
0.0
7.9
4.4
10.6
4.6 4.5
9.2
3.3
4.5
11.4
6.2
11.1
2.4
6.3
Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan Agustus Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Dataran Bulan. Sedangkan 5 puskesmas tidak mencapai target
yaitu Puskesmas Tete (4,4%), Puskesmas Ampana Barat
(3,3%), Puskesmas Marowo (2,9%), Puskesmas Matako (6,2%),
dan Puskesmas Pasokan (2,4%). Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Dolong (11,8%).
Grafik 32
Grafik 32 menunjukkan bahwa Puskesmas Wakai tidak
melakukan pemberian imunisasi Campak pada bulan Agustus.
Sedangkan 4 puskesmas tidak mencapai target yaitu
Puskesmas Tete (4,4%), Puskesmas Ampana Barat (5,1%),
Puskesmas Marowo (5,2%), dan Puskesmas Pasokan (3,7%).
Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti
(13,7%).
9. Capaian bulan September 2011
Grafik 33
58
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
7.7
3.7
14.7
4.2
6.0
10.2
14.5
9.0
3.9
14.4
4.7
7.4
6.1
Capaian Imunisasi BCG Bulan SeptemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
0.0
13.7
11.8 11.3
4.4
12.5
9.6
5.1 5.2
8.49.3
7.4
3.7
7.2
Capaian Imunisasi Campak Bulan AgustusDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik 33 menunjukkan bahwa ada 6 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi BCG pada bulan
September yaitu Puskesmas Lebiti (3,7%), Puskesmas Popolii
(4,2%), Puskesmas Tete (6,0%), Puskesmas Marowo (3,9%),
Puskesmas Matako (4,7%), dan Puskesmas Pasokan (6,1%).
Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah
Puskesmas Dolong (14,7%).
Grafik 34
Grafik 34 menunjukkan bahwa ada 9 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB (3) pada
bulan September yaitu Puskesmas Wakai (2,6%), Puskesmas
Lebiti (4,2%), Puskesmas Dolong (5,9%), Puskesmas Popolii
(4,2%), Puskesmas Tete (4,4%), Puskesmas Dataran Bulan
59
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
2.6
4.2
5.9
4.2 4.43.4
7.7
5.14.5
12.2
4.7
9.38.5
6.0
Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan SeptemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
7.7
3.7
14.7
4.2
6.0
10.2
14.5
9.0
3.9
14.4
4.7
7.4
6.1
Capaian Imunisasi BCG Bulan SeptemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
(3,4%), Puskesmas Ampana Barat (5,1%), Puskesmas Marowo
(4,5%), Puskesmas Matako (4,7%). Sedangkan Puskesmas
dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (12,2%).
Grafik 35
Grafik 35 menunjukkan bahwa ada 3 Puskesmas yang tidak
melakukan pemberian imunisasi Polio 4 pada bulan Agustus,
yaitu Puskesmas Dolong, Puskesmas Dataran Bulan, dan
Puskemas Matako. Sedangkan 6 puskesmas tidak mencapai
target yaitu Puskesmas Wakai (2,6%), Puskesmas Lebiti
(2,6%), Puskesmas Popolii (4,2%), Puskesmas Tete (4,1%),
Puskesmas Ampana Barat (4,8%), dan Puskesmas Marowo
(1,6%). Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah
Puskesmas Pasokan (12,2%).
Grafik 36
60
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
6.4
3.2
14.7
9.2
4.13.4
9.6
7.8
5.8
12.5
8.5
10.2
8.57.7
Capaian Imunisasi Campak Bulan September Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
2.6 2.6
0.0
4.2 4.1
0.0
9.0
4.8
1.6
11.8
0.0
9.3
12.2
5.3
Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan September Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik 36 menunjukkan bahwa ada 5 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Campak pada
bulan September yaitu Puskesmas Wakai (6,4%), Puskesmas
Lebiti (3,2%), Puskesmas Tete (4,1%), Puskesmas Dataran
Bulan (3,4%), dan Puskesmas Marowo (4,5%). Sedangkan
Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Lebiti
(14,7%).
10. Capaian bulan Oktober 2011
Grafik 37
Grafik 37 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi BCG pada bulan
Oktober yaitu, Puskesmas Lebiti (5,8%), Puskesmas Popolii
(4,2%), Puskesmas Ampana Barat (4,8%), dan Puskesmas
61
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
17.5
5.8
20.6
4.2
9.3
14.8 14.1
4.8
18.2
12.9
10.99.3
3.7
11.5
Capaian Imunisasi BCG Bulan OktoberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Pasokan (3,7%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Dolong (20,6%).
Grafik 38
Grafik 38 menunjukkan bahwa ada 2 Puskesmas yang tidak
melakukan pemberian imunisasi DPT-HB (3) pada bulan
Oktober, yaitu Puskesmas Dolong dan Puskesmas Popolii.
Sedangkan 4 puskesmas tidak mencapai target yaitu
Puskesmas Ampana Barat (4,8%), dan Puskesmas Marowo
(0,3%), Puskesmas Matako (3,1%), dan Puskesmas Tombiano
(3,7%). Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah
Puskesmas Uekuli (16,3%).
Grafik 39
62
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
9.4
6.8
14.7
9.2
11.212.5
8.4
5.4
1.0
16.3
3.9 3.7
17.1
8.5
Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan Oktober Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
9.4
6.8
0.0 0.0
8.4 8.0 8.4
4.8
0.3
16.3
3.13.7
15.9
7.0
Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan Oktober Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik 39 menunjukkan bahwa ada 4 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 pada bulan
Oktober yaitu, Puskesmas Ampana Barat (5,4%), Puskesmas
Marowo (1,0%), Puskesmas Matako (3,9%), dan Puskesmas
Tombiano (3,7%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Pasokan (17,1%).
Grafik 40
Grafik 40 menunjukkan bahwa seluruh puskesmas mencapai
target pada pemberian imunisasi Campak di bulan Oktober.
Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas
Pasokan (20,7%).
63
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
20.1
6.8
17.6 16.9
11.2
18.2
8.4 8.19.7
11.0
13.212.0
20.7
11.7
Capaian Imunisasi Campak Bulan Oktober Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
9.4
6.8
14.7
9.2
11.212.5
8.4
5.4
1.0
16.3
3.9 3.7
17.1
8.5
Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan Oktober Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
11. Capaian bulan November 2011
Grafik 41
Grafik 41 menunjukkan bahwa ada 2 Puskesmas yang tidak
melakukan pemberian imunisasi BCG pada bulan November,
yaitu Puskesmas Lebiti dan Puskesmas Marowo. Sedangkan 11
puskesmas yang lain telah memenuhi target. Puskesmas
dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Ampana Barat
(23,2%).
Grafik 42
64
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.035.0
0.0
23.5
8.5
13.4
6.89.0
22.9
0.3
13.315.5
5.6 4.9
12.5
Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Bulan NovemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
19.2
0.0
22.1
12.011.2 11.4
14.7
23.2
0.0
12.2
20.9
12.0 12.2 12.8
Capaian Imunisasi BCG Bulan NovemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik 42 menunjukkan bahwa Puskesmas Lebiti tidak
melakukan pemberian imunisasi DPT-HB (3) pada bulan
November. Sedangkan 3 Puskesmas tidak mencapai target
yaitu Puskesmas Marowo (0,3%), Puskesmas Tombiano (5,6%),
dan Puskesmas Pasokan (4,9%). Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Wakai (35,0%).
Grafik 43
Grafik 43 menunjukkan bahwa Puskesmas Lebiti tidak
melakukan pemberian imunisasi Polio 4 pada bulan November.
Sedangkan 2 Puskesmas tidak mencapai target yaitu
Puskesmas Marowo (0,3%), dan Puskesmas Pasokan (4,9%).
Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Wakai
(35,0%).
65
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.035.0
0.0
13.2
8.5 8.7
12.59.4
22.9
0.3
13.3 13.2
20.4
4.9
12.4
Capaian Imunisasi Polio 4 Bulan November Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik 44
Grafik 44 menunjukkan bahwa ada 2 Puskesmas yang tidak
melakukan pemberian imunisasi Campak pada bulan
November yaitu Puskesmas Lebiti dan Puskesmas Marowo.
Sedangkan 2 Puskesmas tidak mencapai target yaitu
Puskesmas Dataran Bulan (3,4%), dan Puskesmas Pasokan
(2,4%). Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas
Ampana Barat (19,9%).
12. Capaian bulan Desember 2011
Grafik 45
66
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Am
pana
Tim
ur
Am
pana
Bar
at
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
10.3
6.8
11.8
23.9
10.1
3.4
13.6
6.6
13.0
17.9
3.9
16.7
13.411.7
Capaian Imunisasi BCG Periode DesemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
17.1
0.0
11.812.7
8.7
3.4
12.4
19.9
0.0
10.3
7.8 8.3
2.4
9.9
Capaian Imunisasi Campak Bulan November Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik 45 menunjukkan bahwa ada 3 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi BCG pada bulan
Desember yaitu Puskesmas Dataran Bulan (3,4%), Puskesmas
Ampana Barat (6,6%), dan Puskesmas Matako (3,9%).
Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah
Puskesmas Popolii (23,9%).
Grafik 46
Grafik 46 menunjukkan bahwa hanya Puskesmas Lebiti yang
tidak mencapai target pada pemberian imunisasi DPT-HB (3)
pada bulan Desember. Capaian Puskemas Lebiti hanya 5,3%.
Sedangkan Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah
Puskesmas Marowo (20,8%).
67
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
10.7
5.3
7.4
13.412.5
13.6
9.47.8
20.8
15.6 16.3
13.0
9.8
12.0
Capaian Imunisasi DPT/HB (3) Periode Desember Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Grafik 47
Grafik 47 menunjukkan bahwa ada 2 puskesmas yang tidak
mencapai target pada pemberian imunisasi Polio 4 pada bulan
Desember yaitu Puskesmas Lebiti (5,3%) dan Puskesmas
Tombiano (5,6%). Sedangkan Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Marowo (20,1%).
Grafik 48
Grafik 43 menunjukkan bahwa Puskesmas Lebiti tidak
melakukan pemberian imunisasi Campak pada bulan
Desember. Sedangkan 2 Puskesmas tidak mencapai target
68
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Am
pana
Tim
ur
Am
pana
Bar
at
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
10.7
5.37.4
13.4 13.1 12.510.4
9.3
20.1
15.617.1
5.6
12.2 12.2
Capaian Imunisasi Polio 4 Periode Desember Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Am
pana
Tim
ur
Am
pana
Bar
at
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
11.1
0.0
10.3
14.812.8 13.6
10.0
19.3
11.7
14.1
4.73.7
19.5
11.6
Capaian Imunisasi Campak Periode Desember Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 6,8%
yaitu Puskesmas Matako (4,7%), dan Puskesmas Tombiano
(3,7%). Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah
Puskesmas Pasokan (19,5%).
13. Cakupan Kumulatif Imunisasi Tahun 2011
Grafik 49
Grafik 49 menunjukkan bahwa Puskesmas Popolii pada tahun
2011 tidak mencapai target pada pemberian imunisasi BCG
yaitu hanya 80,3% dari sasaran 82%. Capaian tertinggi adalah
Puskesmas Lebiti yaitu 147,4%.
Grafik 50
69
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
140.0
160.0
90.2
110.5
92.685.2 82.8
100.0 99.0
84.0
39.3
140.3
86.892.6 95.1 90.7
Cakupan Kumulatif Imunisasi DPT-HB (3) Periode Januari s/d Desember Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 82%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
140.0
160.0
112.8
147.4135.3
80.3
104.4
118.2
142.2
102.1
82.5
117.5 115.5 111.1123.2
114.5
Cakupan Kumulatif Imunisasi BCG Periode Januari s/d DesemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 82%
Grafik 50 menunjukkan bahwa capaian imunisasi DPT-HB (3)
Puskesmas Marowo pada tahun 2011 jauh dibawah target yaitu
hanya 39,3% dari sasaran 82%. Capaian tertinggi adalah
Puskesmas Uekuli yaitu 140,3%. Secara keseluruhan
Kabupaten Tojo Una Una telah mencapai target dengan
persentase 90,7%, yang artinya pada cakupan imunisasi DPT-
HB (3) telah mencapai UCI (Universal Child Immunization).
Grafik 51
Grafik 51 menunjukkan bahwa capaian imunisasi Polio 4
Puskesmas Marowo pada tahun 2011 jauh dibawah target yaitu
hanya 37,0% dari sasaran 82%. Capaian tertinggi adalah
Puskesmas Uekuli yaitu 139,2%. Secara keseluruhan
Kabupaten Tojo Una Una telah mencapai target dengan
persentase 90,8%, yang artinya pada cakupan imunisasi Polio
4 telah mencapai UCI (Universal Child Immunization).
Grafik 52
70
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
140.0
97.4
116.8123.5
118.3
83.7 87.5
103.7
85.8
61.0
121.3
93.8 93.5 93.9 95.9
Cakupan Kumulatif Imunisasi Campak Periode Januari s/d DesemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 82%
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
140.0
160.0
90.2 94.2
110.3
91.583.4
122.7
94.787.7
37.0
139.2
80.6
107.496.3
90.8
Cakupan Kumulatif Imunisasi Polio 4 Periode Januari s/d DesemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 82%
Grafik 52 menunjukkan bahwa capaian imunisasi Campak
Puskesmas Marowo pada tahun 2011 tidak mencapai target
yaitu hanya 61,0% dari sasaran 82%. Capaian tertinggi adalah
Puskesmas Dolong yaitu 123,5%. Secara keseluruhan
Kabupaten Tojo Una Una telah mencapai target dengan
persentase 95,9%, yang artinya pada cakupan imunisasi
Campak telah mencapai UCI (Universal Child Immunization).
14. Analisa Desa UCI (Universal Child Immunization)
Desa Uci adalah desa yang cakupan imunisasinya telah
memenuhi target yang telah ditetapkan kementerian
kesehatan RI melalui GAIN UCI yaitu 82% cakupan imunisasi
lengkap pada balita. Sedangkan target UCI desa pada tahun
2011 menurut GAIN UCI adalah 85% dari total jumlah desa.
Jumlah desa di Kabupaten Tojo Una Una pada tahun 2011
adalah 121 desa yang tersebar di 9 kecamatan. Desa yang
mencapai UCI pada tahun 2011 adalah 103 desa (85,1%),
71
Wak
ai
Lebi
ti
Dol
ong
Popo
lii
Tete
Dat
aran
Bul
an
Ampa
na T
imur
Ampa
na B
arat
Mar
owo
Uek
uli
Mat
ako
Tom
bian
o
Paso
kan
Kabu
pate
n
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
140.0
97.4
116.8123.5
118.3
83.7 87.5
103.7
85.8
61.0
121.3
93.8 93.5 93.9 95.9
Cakupan Kumulatif Imunisasi Campak Periode Januari s/d DesemberDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 82%
sedangkan yang tidak mencapai UCI 18 desa (14,9%). Dengan
demikian capaian imunisasi Kabupaten Tojo Una Una telah
memenuhi target kementerian kesehatan RI. Berikut daftar
desa di Kabupaten Tojo Una Una yang telah mencapai UCI
menurut wilayah kerja puskesmas:
a. Puskesmas Ampana Timur
Tabel 3.2Desa UCI Puskesmas Ampana Timur
No Nama Desa UCI Non Uci
1 Uentanaga Atas √
2 Uentanaga Bawah √
3 Sumoli √
4 Dondo √
5 Labuan √
6 Sabulira Toba √
Jumlah 5 1
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa Desa Dondo tidak mencapai
UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011. Total
persentase desa UCI Puskesmas Ampana Timur adalah
83,3%, persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa
UCI Puskesmas Ampana Timur tidak mencapai target yang
telah ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat
lampiran)
72
b. Puskesmas Ampana Barat
Tabel 3.3Desa UCI Puskesmas Ampana Barat
No Nama Desa UCI Non Uci
1 Sansarino √
2 Malotong √
3 Bailo √
4 Ampana √
5 Padang Tumbuo √
Jumlah 5 0
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh desa di wilayah
Puskesmas Ampana Barat telah mencapai UCI (100%).
Persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI
Puskesmas Ampana Barat telah mencapai target yang telah
ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)
c. Puskesmas Dataran Bulan
Tabel 3.4Desa UCI Puskesmas Dataran Bulan
No Nama Desa UCI Non Uci
1 Bulan Jaya √
2 Giri Mulyo √
3 Wanasari √
4 Balingara √
Jumlah 3 1
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa Desa Wanasari tidak
mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011.
73
Total persentase desa UCI Puskesmas Dataran Bulan adalah
75,0%, persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa
UCI Puskesmas Dataran Bulan tidak mencapai target yang
telah ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat
lampiran)
d. Puskesmas Dolong
Tabel 3.5Desa UCI Puskesmas Dolong
No Nama Desa UCI Non Uci
1 Dolong A √
2 Dolong B √
3 Tutung √
4 Kolami √
5 Olilan √
Jumlah 4 1
Tabel 3.5 menunjukkan bahwa Desa Dolong B tidak
mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011.
Total persentase desa UCI Puskesmas Dolong adalah 80,0%,
persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI
Puskesmas Dolong tidak mencapai target yang telah
ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)
74
e. Puskesmas Lebiti
Tabel 3.6Desa UCI Puskesmas Lebiti
N
o
Nama Desa UCI Non Uci
1 Lebiti √
2 Pulau Enam √
3 Bungayo √
4 Benteng √
5 Bangkagi √
6 Baulu √
7 Katupat √
8 Tongkabo √
9 Lembanato √
10 Matobiyai √
11 Tobil √
12 Kololio √
13 Awo √
14 Urulepe √
Jumlah 12 2
Tabel 3.6 menunjukkan bahwa Desa Bungayo dan Desa
Kololio tidak mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin
tahun 2011. Total persentase desa UCI Puskesmas Lebiti
adalah 85,7%, persentase ini menunjukkan bahwa cakupan
75
desa UCI Puskesmas Lebiti mencapai target yang telah
ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)
f. Puskesmas Wakai
Tabel 3.7Desa UCI Puskesmas Wakai
N
o
Nama Desa UCI Non Uci
1 Wakai √
2 Una - Una √
3 Tanjung Pude √
4 Lembanya √
5 Taningkola √
6 Tumbulawa √
7 Siatu √
8 Bomba √
9 Kulingkinari √
10 Molowagu √
11 Malino √
12 Kambutu √
13 Bambu √
Jumlah 11 2
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa Desa Wakai dan Desa Una-
Una tidak mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun
2011. Total persentase desa UCI Puskesmas Wakai adalah
84,6%, persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa
UCI Puskesmas Wakai mencapai target yang telah
ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)
76
g. Puskesmas Popolii
Tabel 3.8Desa UCI Puskesmas Popolii
N
o
Nama Desa UCI Non Uci
1 Kabalutan √
2 Pautu √
3 Kalia √
4 Tumotok √
5 Malenge √
6 Tiga Pulau √
7 Luok √
8 Popolii √
Jumlah 7 1
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa Desa Kabalutan tidak
mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011.
Total persentase desa UCI Puskesmas Popolii adalah 87,5%,
persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI
Puskesmas Popolii mencapai target yang telah ditentukan
melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)
77
h. Puskesmas Marowo
Tabel 3.9Desa UCI Puskesmas Marowo
N
o
Nama Desa UCI Non Uci
1 Mire √
2 Uematopa √
3 Paranonge √
4 Takibangke √
5 Bonebae I √
6 Watusongu √
7 Uekambuno √
8 Bongka Makmur √
9 Borneang √
10 Rompi √
11 Tobamawu √
12 Bonebae II √
13 Tampanombo √
14 Marowo √
15 Bongkakoi √
16 Cempa √
17 Bonevoto √
Jumlah 11 6
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa Desa Uematopa, Desa
Takibangke, Desa Watusongu, Desa Borneang, Desa
78
Bongkakoi, dan Desa Cempa tidak mencapai UCI pada
kegiatan imunisasi rutin tahun 2011. Total persentase desa
UCI Puskesmas Marowo adalah 64,7%, persentase ini
menunjukkan bahwa cakupan desa UCI Puskesmas Marowo
tidak mencapai target yang telah ditentukan melalui GAIN
UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)
i. Puskesmas Uekuli
Tabel 3.10Desa UCI Puskesmas Uekuli
N
o
Nama Desa UCI Non Uci
1 Podi √
2 Tongku √
3 Pancuma √
4 Tojo √
5 Sandada √
6 Uedele √
7 Banano √
8 Betaua √
9 Uekuli √
10 Bahari √
11 Tayawa √
12 Lemoro √
13 Korondoda √
14 Bugi √
15 Kalemba I √
16 Kalemba II √
79
Jumlah 15 1
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa Desa Banano tidak
mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011.
Total persentase desa UCI Puskesmas Uekuli adalah 93,8%,
persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI
Puskesmas Uekuli mencapai target yang telah ditentukan
melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)
j. Puskesmas Tombiano
Tabel 3.11Desa UCI Puskesmas Tombiano
No Nama Desa UCI Non Uci
1 Nggawia √
2 Tombiano √
3 Tatari √
4 Kabalo √
5 Tanamawau √
6 Malewa √
7 Mawomba √
Jumlah 6 1
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa Desa Tatari tidak mencapai
UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011. Total
persentase desa UCI Puskesmas Tombiano adalah 85,7%,
persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI
80
Puskesmas Tombiano mencapai target yang telah
ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)
k. Puskesmas Matako
Tabel 3.12Desa UCI Puskesmas Matako
No Nama Desa UCI Non Uci
1 Malei Tojo √
2 Matako √
3 Bambalo √
4 Galuga √
5 Toliba √
6 Ujung Tibu √
Jumlah 6 0
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa seluruh desa di wilayah
Puskesmas Matako telah mencapai UCI (100%). Persentase
ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI Puskesmas
Matako telah mencapai target yang telah ditentukan melalui
GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)
l. Puskesmas Pasokan
Tabel 3.13Desa UCI Puskesmas Pasokan
No Nama Desa UCI Non Uci
81
1 Pasokan √
2 Kondongan √
3 Tingki √
4 Katogop √
5 Biga √
6 Malapo √
7 Salinggoha √
Jumlah 6 1
Tabel 3.13 menunjukkan bahwa Desa Kondongan tidak
mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011.
Total persentase desa UCI Puskesmas Pasokan adalah
85,7%, persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa
UCI Puskesmas Pasokan mencapai target yang telah
ditentukan melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)
m. Puskesmas Tete
Tabel 3.14Desa UCI Puskesmas Tete
N
o
Nama Desa UCI Non Uci
1 Pusungi √
2 Tete A √
3 Tete B √
4 Uebone √
5 Mantangisi √
6 Bantuga √
7 Urundaka √
8 Borone √
82
9 Balanggala √
10 Tampabatu √
11 Sabo √
12 Longge √
13 Kaju Langko √
Jumlah 12 1
Tabel 3.14 menunjukkan bahwa Desa Balanggala tidak
mencapai UCI pada kegiatan imunisasi rutin tahun 2011.
Total persentase desa UCI Puskesmas Tete adalah 92,3%,
persentase ini menunjukkan bahwa cakupan desa UCI
Puskesmas Tete mencapai target yang telah ditentukan
melalui GAIN UCI. (Selengkapnya lihat lampiran)
C. Capaian Imunisasi Rutin Wanita Usia Subur (WUS)
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Clostridium tetani yang masuk melalui luka terbuka dan
menghasilkan racun yang kemudian menyerang sistem saraf
pusat. Bakteri ini secara umum terdapat ditanah, jadi ia bisa
ditemukan pada debu, pupuk, kotoran hewan,dan sampah.
Tetanus ini menyerang siapa saja, anak – anak juga orang
dewasa. Bahkan bayi baru lahir sekalipun, yang bisa berakibat
fatal. Penyakit yang menyerang bayi itu biasa disebut Tetanus
neonatorum. Tetanus biasanya menyerang bayi -bayi yang lahir
ditempat yang tidak bersih dan tidak menggunakan alat – alat
persalianan yang steril. atau juga riwayat dari ibu hamil yang
83
mungkin terluka sebelum melahirkan yang lukanya mengandung
bakteri tetanus tersebut.
Salah satu pencegahan terkena penyakit ini, bumil haruslah
menjaga kebersihan dan melahirkan ditolong oleh tenaga
kesehatan yang profesional. dan yang penting juga Bumil harus di
imunisasi. Perlu ibu ketahui imunisasi TT adalah proses
membangun kekebalan sebagai pencegahan terahadap infeksi
tetanus. Dimana imunisasi tersebut bisa diberikan pada bumil
pada trimester I s/d trimester III.
Adapun manfaat imunisasi TT ibu hamil adalah bisa
melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum dan
melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Di Indonesia, kematian bayi baru lahir akibat penyakit
Tetanus Neonatorum (TN) menduduki peringkat ke 3 dengan
proporsi 10% (Survei Kesehatan Rumah Tangga, 2001). Kekebalan
tidak timbul setelah terkena penyakit tetanus, tetapi hanya dapat
diperoleh melalui kekebalan buatan, secara pasif dengan suntikan
anti tetanus serum, dan secara aktif dengan pemberian suntikan
tetanus toxoid (TT).
Upaya pemberian imunisasi TT dimulai sejak bayi melalui
upaya pencapaian Universal Child Immunization (UCI) dan
imunisasi anak sekolah pada kegiatan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS). Pemberian imunisasi pada Wanita Usia Subur
(WUS), termasuk calon pengantin dan ibu hamil, merupakan
84
upaya terobosan yang lebih sulit dan mahal. Upaya ini bertujuan
untuk melindungi bayi yang akan dilahirkan dari penyakit tetanus.
Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan
komitmen global yang didukung oleh UNICEF dan WHO dengan
mengajak seluruh dunia untuk mengeliminasi TN pada tahun
2000. Pada tahun 2008 UNICEF-WHO meluncurkan upaya
kesepakatan untuk mencapai Eliminasi MNT Global pada tahun
2012. Upaya ini menyatukan gerakan global untuk menurunkan
angka kematian neonatal akibat tetanus.
Eliminasi TN dicapai bila jumlah bila jumlah kasus TN <1 per
1000 kelahiran hidup. Secara operasional, status ini dapat diukur
dengan unit terkecilnya pada kabupaten/kota dengan indikator
penilaian cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil dan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Tiap kabupaten
yang telah mencapai eliminasi harus mempertahankan status
tersebut dan berusaha melakukan percepatan tercapainya status
T5 bagi seluruh WUS.
Tabel 3.15Nilai status Imunisasi TT
No Hasil Penapisan Nilai Status
Imunisasi
1 DPT 3x 2 T2
2 DT kls 1 SD 1x 1 T3
3 TT kls 2 SD 1x 1 T4
85
4 TT kls 3 SD 1x 1 T5
Berikut grafik capaian imunisasi TT1 s/d TT5 periode Januari –
Desember tahun 2011.
Grafik 53
Grafik 53 menunjukkan bahwa Puskesmas Tete memberikan
vaksinasi TT1 pada WUS dengan cakupan tertinggi yaitu 331
WUS. Sedangkan cakupan terendah adalah Puskesmas Tombiano.
Grafik 54
86
Wak
aiLeb
iti
Dolong
PopoliiTe
te
Dataran
Bulan
Amp. Tim
ur
Amp. Bara
t
Marowo
Uekuli
Matako
Tombian
o
Pasoka
n0
50
100
150
200
250
300
350
177 172
7590
331
85
215201
133
195
32
0
55
Cakupan TT1 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Wakai
Lebiti
DolongPopolii Tet
e
Dataran
Bulan
Amp. Timur
Amp. Barat
Marowo
Uekuli
Matako
Tombiano
Pasokan
0
50
100
150
200
250
300
100
163
5982
285
77
154 156
124
213
34
1
37
Cakupan TT2 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Grafik 54 menunjukkan bahwa Puskesmas Tete memberikan
vaksinasi TT2 pada WUS dengan cakupan tertinggi yaitu 285
WUS. Sedangkan cakupan terendah adalah Puskesmas Tombiano.
Grafik 55
Grafik 55 menunjukkan bahwa Puskesmas Popolii memberikan
vaksinasi TT3 pada WUS dengan cakupan tertinggi yaitu 47 WUS.
Sedangkan 8 puskesmas tidak melakukan sama sekali pemberian
vaksinasi TT3 pada WUS.
87
0
50
100
150
200
250
300
100
163
5982
285
77
154 156
124
213
34
1
37
Cakupan TT2 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Wakai
Lebiti
DolongPopolii Tet
e
Dataran
Bulan
Amp. Timur
Amp. Barat
Marowo
Uekuli
Matako
Tombiano
Pasokan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
0 0
15
47 46
0 0 0 0 0
7
0
8
Cakupan TT3 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Grafik 56
Grafik 56 menunjukkan bahwa hanya 3 Puskesmas yang
melaksanakan imunisasi TT4 pada WUS yaitu Puskesmas Tete,
Puskesmas Tombiano, dan Puskesmas Pasokan. Sedangkan 10
puskesmas tidak melakukan sama sekali pemberian vaksinasi TT4
pada WUS.
Grafik 57
88
Wakai
Lebiti
DolongPopolii Tet
e
Dataran
Bulan
Amp. Timur
Amp. Barat
Marowo
Uekuli
Matako
Tombiano
Pasokan
0
2
4
6
8
10
12
14
0 0 0 0
14
0 0 0 0 0 0
43
Cakupan TT4 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Wakai
Lebiti
Dolong
Popolii Tete
Dataran
Bulan
Amp. Timur
Amp. Bara
t
Marowo
Uekuli
Matako
Tombian
o
Pasokan
00.20.40.60.8
11.21.41.61.8
2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2
Cakupan TT5 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Grafik 57 menunjukkan bahwa hanya Puskesmas Pasokan yang
melaksanakan imunisasi TT4 pada WUS. Sedangkan 12
puskesmas tidak melakukan sama sekali pemberian vaksinasi TT4
pada WUS.
D. Capaian Imunisasi Rutin BIAS (Bulan Imunisasi Anak
Sekolah)
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bertujuan untuk
memberikan perlindungan bagi anak-anak usia sekolah dasar
terhadap penyakit campak, difteri dan tetanus.
Beberapa bulan yang lalu pada beberapa daerah di
Indonesia terserang kembali wabah penyakit difteri dan campak.
Seperti kasus peningkatan kasus infeksi difteri di Jawa Timur
berdasarkan laporan sampai dengan tanggal 8 Desember 2011
terjadi 560 kasus klinis difteri dengan 13 kematian. Kasus difteri
ini sudah menyebar ke beberapa daerah lain di Indonesia.
Penyakit-penyakit yang kembali mewabah ini (emerging diseases)
merupakan penyakit yang angka kejadiannya memiliki
kecenderungan untuk meningkat dalam waktu dekat dan area
geografis penyebarannya meluas. Selain itu, termasuk juga
89
00.20.40.60.8
11.21.41.61.8
2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2
Cakupan TT5 Pada Wanita Usia Subur (WUS)Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
penyakit yang mencuat kembali (reemerging diseases), yaitu
penyakit meningkat kembali setelah sebelumnya mengalami
penurunan angka kejadian yang signifikan.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sejak tahun 1984
telah mulai melaksanakan program imunisasi pada anak sekolah.
Program ini kemudian dikenal dengan istilah Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS) yang diresmikan pada 14 November 1987 melalui
Surat Keputusan bersama dari Menteri Kesehatan, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam
Negeri.
Penyelenggaraan BIAS ini berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI nomor 1059/Menkes/SK/IX/2004 dan mengacu pada
himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai
target Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada
tahun 2005 di negara berkembang (insiden dibawah 1 per 1.000
kelahiran hidup dalam satu tahun). BIAS adalah salah satu bentuk
kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah
yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan
sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) atau sederajat
(MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 3 di seluruh Indonesia.
Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang
ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas
ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan.
Imunisasi yang diberikan berupa vaksin Difteri Tetanus (DT) dan
90
Vaksin Campak untuk anak kelas 1 SD atau sederajat (MI/SDLB)
serta vaksin Tetanus Toksoid (TT) pada anak kelas 2 atau 3 SD
atau sederajat (MI/SDLB). Pada tahun 2011, secara nasional
imunisasi vaksin TT untuk kelas 2 dan kelas 3 SD atau sederajat
(MI/SDLB) ditambah dengan Antigen difteri (vaksin Td). Pemberian
imunisasi ini sebagai booster untuk mengantisipasi terjadinya
Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri. Perubahan pemberian imunisasi
dari vaksin TT ditambah dengan vaksin Td ini sejalan dengan
rekomendasi dari Komite Ahli Penasehat Imunisasi Nasional atau
Indonesia Technical Advisory Group on Immunization. Hal ini
disebabkan adanya perubahan trend kasus infeksi difteri pada
usia anak sekolah dan remaja.
Pemberian imunisasi bagi para anak usia SD atau sederajat
(MI/SDLB) ini merupakan komitmen pemerintah khususnya
Kementerian Kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Selain itu, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1059/MENKES/SK/IX/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi bahwa imunisasi sebagai salah satu
upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian
kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus,
menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu
memberikan perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai
penularan.
91
Berikut grafik capaian hasil pelaksanaan imunisasi pada
anak sekolah dasar kelas 1 s/d kelas 3 Kabupaten Tojo Una Una
tahun 2011:
Grafik 58
Diagram 58 menunjukkan bahwa Puskesmas Ampana Barat Tidak
melakukan vaksinasi DT pada anak sekolah dasar kelas 1.
Sedangkan 4 puskesmas tidak memenuhi target yaitu Puskesmas
Matako (88,9%), Puskesmas Ampana Timur (84,6%), Puskesmas
Pasokan (85,9%), dan Puskesmas Marowo (59,3%). Puskesmas
dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (100%) dan
Puskesmas Tombiano (100%).
92
Tete
Popolii
Matako
Dolong
Dataran
Bulan
Amp. Timur
Lebiti
Pasokan Waka
i
Marowo
Uekuli
Amp. Barat
Tombiano
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
93.8 90.3 88.9 91.7 89.584.6
98.1
85.994.6
59.3
100.0
0.0
100.0
Cakupan Imunisasi DT Program BIASDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 90%
Grafik 59
Diagram 59 menunjukkan bahwa Puskesmas Ampana Barat Tidak
melakukan vaksinasi Campak pada anak sekolah dasar kelas 1.
Sedangkan 6 puskesmas tidak memenuhi target yaitu Puskesmas
Matako (88,9%), Puskesmas Dataran Bulan (89,5%), Puskesmas
Ampana Timur (73,1%), Puskesmas Lebiti (81,4%), Puskesmas
Pasokan (89,3%), dan Puskesmas Marowo (59,3%). Puskesmas
dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (100%) dan
Puskesmas Tombiano (100%).
93
Tete
Popolii
Matako
Dolong
Dataran
Bulan
Amp. Timur
Lebiti
Pasokan Waka
i
Marowo
Uekuli
Amp. Barat
Tombiano
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
97.090.3 88.9 91.7 89.5
73.181.4
89.3100.0
66.7
100.0
0.0
100.0
Cakupan Imunisasi Campak Program BIASDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target
Grafik 60
Diagram 60 menunjukkan bahwa Puskesmas Uekuli dan
Puskesmas Ampana Barat Tidak melakukan vaksinasi TT pada
anak sekolah dasar kelas 2. Sedangkan 4 puskesmas tidak
memenuhi target yaitu Puskesmas Dataran Bulan (79,6%),
Puskesmas Ampana Timur (79,3%), Puskesmas Marowo (76,3%)
dan Puskesmas Tombiano (56,0%). Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (100%).
94
Tete
Popolii
Matako
Dolong
Dataran
Bulan
Amp. Timur
Lebiti
Pasokan
Wakai
Marowo
Uekuli
Amp. Bara
t
Tombian
o
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
93.6 91.8 94.6
0.0
79.6 79.3
97.491.9
96.3
76.3
100.0
0.0
56.0
Cakupan Imunisasi TT Kelas 2 SD Program BIASDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target
Grafik 61
Diagram 61 menunjukkan bahwa Puskesmas Dolong dan
Puskesmas Ampana Barat Tidak melakukan vaksinasi TT pada
anak sekolah dasar kelas 3. Sedangkan 4 puskesmas tidak
memenuhi target yaitu Puskesmas Ampana Timur (85,6%),
Puskesmas Lebiti (88,2%), Puskesmas Marowo (65,9%) dan
Puskesmas Tombiano (41,8%). Puskesmas dengan capaian
tertinggi adalah Puskesmas Uekuli (100%).
E. Kendala Pelayanan Imunisasi Rutin Tahun 2011
1. Pembiayaan
95
Tete
Popolii
Matako
Dolong
Dataran
Bulan
Amp. Timur
Lebiti
Pasokan Waka
i
Marowo
Uekuli
Amp. Barat
Tombiano
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
94.4 92.4 94.5
0.0
90.1 85.6 88.2 92.4 94.8
65.9
100.0
0.0
41.8
Cakupan Imunisasi TT Kelas 3 SD Program BIASDinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target
Program imunisasi merupakan program dengan sasaran yang
banyak dan wilayah kerja yang luas serta mempunyai resiko
yang sangat tinggi. Akan tetapi, tidak ditunjang dengan
pembiayaan yang memadai, dimana setiap posyandu hanya
dianggarkan Rp. 50.000,- dengan beban kerja yang sangat
besar.
2. Sarana
Kelengkapan dan ketepatan laporan pada program imunisasi
sangatlah penting sebagai bahan masukan untuk melakukan
intervensi secara cepat apabila ada desa yang tidak mencapai
target yang dapat menimbulkan terjadinya kasus penyakit PD3I
yang berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB). Akan tetapi, fakta
dilapangan masih banyak puskesmas yang terlambat
mengirimkan laporan bulanan ke dinas kesehatan, sehingga
intervensi yang dilakukan tidak maksimal. Hal ini dikarenakan
kurangnya sarana pendukung (komputer/laptop) dalam hal
menginput laporan di tingkat puskesmas, dimana sarana yang
digunakan merupakan sarana umum puskesmas.
3. Sumber Daya
Salah satu faktor pendukung kelancaran pelayanan imunisasi
rutin dilapangan dan meminimalisir angka kejadian KIPI
(Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) adalah dukungan sumber
daya yang memadai. Akan tetapi masih banyak petugas
imunisasi puskesmas yang belum terlatih, dan petugas
96
imunisasi yang merangkap sebagai pengelola cold chain
(pengatur vaksin), sehingga pelayanan tidak maksimal.
F. Jumlah Anggaran dan Realisasi Anggaran
Pada tahun 2011 pemerintah daerah Kabupaten Tojo Una Una
menganggarkan program pelayanan imunisasi rutin sesuai yang
tertuang pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) adalah Rp.
184.070.000,- dan Pertemuan Rakon dan Penguatan Informasi
Pelaporan Program Imunisasi adalah Rp. 16.256.000,-. Berikut
daftar jumlah anggaran dan realisasi anggaran program imunisasi
tahun 2011.
Tabel 3.16Jumlah Anggaran dan Realisasi Anggaran
Program ImunisasiTahun 2011
97
NO PROGRAMJUMLAH
ANGGARANREALISASI ANGGARAN
SISAPERSENTASE
(%)
1 PELAYANAN IMUNISASI RUTIN 184.070.500Rp 184.030.500Rp 40.000Rp 99,98
Belanja Bahan Bakar Minyak / Gas 12.960.500Rp 12.960.500Rp - 100,0
Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 157.790.000Rp 157.750.000Rp 40.000Rp 99,97
Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah 13.320.000Rp 13.320.000Rp - 100,0
2PERTEMUAN RAKON DAN PENGUATAN INFORMASI PELAPORAN PROGRAM IMUNISASI
16.256.000Rp 14.930.500Rp 1.325.500Rp 91,85
Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan 1.650.000Rp 1.650.000Rp -Rp 100,0
Honorarium Tenaga Ahli/Instruktur/Narasumber 1.500.000Rp 1.050.000Rp 450.000Rp 70,0
Belanja ATK 168.000Rp 168.000Rp -Rp 100,0
Belanja Dokumentasi dan Dekorasi 500.000Rp 500.000Rp -Rp 100,0
Belanja Penggandaan 400.000Rp 400.000Rp -Rp 100,0
Belanja Sewa Ruang Rapat/Pertemuan 1.000.000Rp 1.000.000Rp -Rp 100,0
Belanja Makan dan Minum Kegiatan 1.500.000Rp 1.500.000Rp -Rp 100,0
Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 9.538.000Rp 8.662.500Rp 875.500Rp 90,8
Tabel 3.15 menunjukkan bahwa penggunaan anggaran pada program
pelayanan imunisasi rutin dapat diserap secara maksimal, hal ini
ditandai dengan jumlah sisa anggaran yang tidak terealisasi di bawah
10% dari total anggaran.
BAB IV
KEGIATAN IMUNISASI TAMBAHAN TAHUN 2011
A. Kampanye Campak dan Polio
1. Latar Belakang
Campak dan polio adalah penyakit yang sangat potensial
untuk menimbulkan wabah. Penyakit ini dapat dicegah dengan
pemberian imunisasi campak. Sebelum imunisasi campak dan
polio dipergunakan secara luas di dunia banyak anak terinfeksi
campak dan polio. Kasus-kasus tersebut akan diperburuk
dengan gizi buruk sehingga dapat meningkatkan angka
kematian karena campak. Indonesia adalah negara keempat
terbesar penduduknya di dunia yang memiliki angka kesakitan
campak sekitar 1 juta pertahun dengan 30.000 kematian, yang
menyebabkan Indonesia menjadi salah satu dari 47 negara
prioritas yang di identifikasi oleh WHO dan UNICEF untuk
melaksanakan akselerasi danmenjaga kesinambungan dari
reduksi campak. Strategi untuk kegiatan ini adalah cakupan
rutin yang tinggi (> 90%) di setiap kabupaten/kota serta
memastikan semua anak mendapatkan kesempatan kedua
untuk imunisasi campak.
98
Program imunisasi campak di Indonesia telah dimulai
sejak tahun 1984 dengan kebijakan memberikan 1 dosis pada
bayi usia 9 bulan. Saat ini strategi pengendalian campak di
Indonesia adalah :
a. Imunisasi rutin :
1) Bayi usia 9 bulan (dosis pertama)
2) Kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada anak
kelas 1 sekolah dasar (dosis kedua)
b. Imunisasi tambahan berupa Crash Program Campak pada
anak balita dan Catch Up Campaign pada anak sekolah
dasar di daerah risti
c. Penguatan surveilans campak
d. Memperbaiki manajemen kasus melalui pemberian vitamin A
dan antibiotika.
Pada tahun 2005 sampai 2007 lebih dari 31 juta anak usia
6 bulan sampai 12 tahun di Indonesia telah mendapat imunisasi
campak kedua melalui kampanye campak yang dilaksanakan
dalam 5 phase. Dari laporan kampanye campak ini didapatkan
294 kabupten/kota (67%) mencapai target cakupan diatas 90%,
102 kabupaten/kota (23%) mencapai cakupan 80-90% dan 442
kabupaten/kota (10%) dengan cakupan < 80%. Kampanye ini
dilaksanakan terintegrasi dengan imunisasi polio. Sesuai
dengan strategi pengendalian campak, sesudah pelaksanaan
kampanye (imunisasi tambahan) seharusnya diikuti dengan
cakupan imunisasi rutin yang tinggi dan merata pada dosis
99
pertama maupun dosis kedua sehingga tidak ada lagi populasi
yang rentan campak. Berdasarkan laporan cakupan imunisasi
rutin dan hasil survei menunjukkan cakupan campak di tingkat
nasional belum mencapai target (90%) sesuai dengan target
MDGs. Cakupan imunisasi rutin campak pada bayi dan BIAS
(bulan imunisasi anak sekolah) di beberapa provinsi
cakupannya rendah sehingga memerlukan upaya khusus.
Laporan AFP tahun 2006 sampai 2009 menunjukkan
bahwa persentase penderita yang tidak menerima imunisasi
polio dan imunisasi polio tidak lengkap cenderung meningkat.
Kondisi ini memerlukan kewaspadaan dan adanya upaya untuk
mencegah kemungkinan berulangnya KLB polio di Indonesia.
Pada awal tahun 2009 Depkes bersama-sama dengan
WHO dan UNICEF melakukan kajian terhadap laporan cakupan
imunisasi rutin, imunisasi tambahan, dan survey cakupan yang
berkaitan dengan cakupan imunisasi serta data surveilans
campak dan polio. Berdasarkan kajian tersebut dipandang perlu
melakukan pemberian imunisasi tambahan campak pada anak
usia 9-59 bulan untuk pengendalian penyakit campak yang
disertai dengan pemberian imunisasi tambahan polio pada anak
usia 0-59 bulan untuk pengendalian penyakit polio di Indonesia.
Imunisasi tambahan ini dilaksanakan secara bertahap, sesuai
dengan kondisi epidemiologi campak di daerah masing-masing
dan juga pelaksanaan kampanye campak sebelumnya.
100
B. Situasi Epidemiologi Penyakit Campak dan Polio di
Indonesia
Menurut data surveilans kasus campak tahun 2007 adalah
18.488 kasus dimana 84% diantaranya adalah anak yang tidak
terimunisasi dan 44% kasus adalah anak dengan usia di bawah
lima tahun. Pada tahun 2008 terdapat 14.148 kasus campak
dimana 78% diantaranya adalah anak yang belum mendapat
imunisasi dan 41% anak dengan usia di bawah lima tahun. Data
surveilans juga menunjukkan adanya hubungan yang bermakna
antara cakupan imunisasi yang tinggi dengan rendahnya kasus
campak. Hal ini dibuktikan, pada tahun 2008 dari 367 spesimen
kasus tersangka campak di Provinsi DIY hanya satu yang positif
campak, begitu juga di Bali dari 17 spesimen tidak ada satupun
yang positif.
Indonesia sudah mulai melakukan penguatan surveilans
campak sejak tahun 2007 dengan kinerja yang cukup baik
dibeberapa provinsi walaupun di beberapa daerah masih
ditemukan laporan insiden campak yang rendah dan tidak ada
laporan KLB. Tahun 2008 surveilans campak berbasis kasus (case
based surveilance) dimulai di Provinsi Bali dan DIY, dan
selanjutnya akan diperluas ke 10 provinsi lain pada tahun 2009.
C. Kebijakan Reduksi Campak dan Eradikasi Polio
Kebijakan reduksi campak di Indonesia diarahkan untuk
menghilangkan kelompok rawan (susceptible) campak khususnya
101
usia balita & usia sekolah. Untuk menghilangkan kelompok rawan
di usia balita dilaksanakan crash program campak di desa risti
(risiko tinggi) campak dan dilanjutkan dengan imunisasi rutin,
sweeping dan BLF. Sedangkan untuk menghilangkan kelompok
rawan di usia sekolah dilakukan catch-up campaign campak di
sekolah dasar (kelas 1 s/d 6) yang dilanjutkan dengan BIAS
campak di kelas 1 SD pada tahun berikutnya.
Pengertian eradikasi polio adalah apabila tidak ditemukan
virus polio liar indigenous selama tiga tahun berturut-turut di
suatu region yang dibuktikan dengan surveilans AFP yang sesuai
dengan standar sertifikasi. Strategi dalam eradikasi polio yaitu:
1. Imunisasi yang meliputi peningkatan imunisasi rutin polio, dan
imunisasi tambahan (PIN dan Mop-up)
2. Mempertahankan AFP rate ≥ 2/100.000 pada anak < 15 tahun.
3. Pengambilan specimen yang adekuat dan tepat waktu pada
semua kasus AFP, dan
4. Peningkatan kemampuan laboratorium di Badan Litbangkes
untuk sequensing virus polio.
D. Sasaran
Sasaran polio tambahan adalah semua anak pada anak usia 0 - 59
bulan dan sasaran campak tambahan dan vitamin A adalah
semua anak usia 9 - 59 bulan, termasuk anak usia taman kanak-
kanak.
102
E. Hasil Kegiatan Pelaksanaan Kampanye Campak dan Polio
1. Sasaran
Tabel 4.1Sasaran Kampanye Campak dan Polio
Kabupaten Tojo Una UnaTahun 2011
103
Polio (0-59) bln Campak (9-59) bln
Pasokan 660 561
Dolong 498 423
Popolii 827 703
Lebiti 1.032 877
Wakai 1.344 1.142
Ampana Barat 2.456 2.088
Ampana Timur 1.795 1.526
Tete 541 460
Dataran Bulan 659 560
Marowo 1.674 1.423
Uekuli 1.645 1.398
Tombiano 763 649
Matako 1.346 1.144Kabupaten 15.240 12.954
SasaranPuskesmas
2. Capaian Kampanye Campak
Grafik 62
Grafik 62 menunjukkan bahwa ada 2 puskesmas yang tidak
memenuhi target pada pemberian vaksinasi campak yaitu
Puskesmas Dolong (81,7%) dan Puskesmas Wakai (81,8%).
Sedangkan capaian tertinggi adalah Puskesmas Tete (133,5%).
3. Capaian Kampanye Polio
Grafik 63
104
Pasokan
Dolong
PopoliiLeb
itiWaka
i
Ampana B
arat
Ampana T
imur Tet
e
Dataran
Bulan
Marowo
Uekuli
Tombian
o
Matako
Kabupate
n
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
140.0
160.0
90.7
78.2
95.7
107.6
130.1139.0
105.5
89.1
121.2
105.9 103.9 105.7 106.3 106.5
Hasil Kegiatan Kampanye Campak dan Polio (Antigen Polio)Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 95%
Pasokan
Dolong
PopoliiLe
bitiW
akai
Ampana B
arat
Ampana T
imur
Tete
Dataran
Bulan
Marowo
Uekuli
Tombian
o
Matako
Kabupate
n
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
140.0
160.0
99.7
81.7
114.2 115.9
81.8
110.0 108.5
133.5
105.3111.7
101.4 97.7
112.6 108.6
Hasil Kegiatan Kampanye Campak dan Polio (Antigen Campak)Kabupaten Tojo Una Una
Tahun 2011
Target 95%
Grafik 63 menunjukkan bahwa ada 3 puskesmas yang tidak
memenuhi target pada pemberian vaksinasi polio yaitu
Puskesmas Pasokan (90,7%) dan Puskesmas Dolong (78,2%),
dan Puskesmas Tete (89,1%). Sedangkan capaian tertinggi
adalah Puskesmas Ampana Barat (139,0%).
BAB V
105
PENUTUP
A. Kesimpulan
Imunisasi adalah upaya preventif terhadap berbagai jenis
penyakit yang umumnya menyerang pada anak-anak, upaya
imunisasi sangat cost-effective mengingat beberapa jenis
penyakit dapat dicegah dengan melakukan imunisasi. Pada tahun
2011 Kabupaten Tojo Una Una telah berhasil melaksanakan
kegiatan imunisasi dengan mencapai target (82%) yang telah
ditetapkan oleh kementerian kesehatan RI melalui Gerakan
Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Imunization (GAIN
UCI).
B. Saran
1. Pemerintah Daerah
Dukungan dari pemerintah daerah terhadap pelaksanaan
program imunisasi menjadi salah satu faktor penting
suksesnya program imunisasi di Kabupaten Tojo Una Una. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kepada pemerintah daerah
lebih meningkatkan alokasi anggaran program imunisasi
secara maksimal agar kendala-kendala yang terjadi dapat
diminimalisir sehingga tujuan nasional terhadap target
imunisasi 100% desa UCI dan 90% balita mendapatkan
imunisasi secara lengkap di tahun 2014 dapat tercapai.
2. Puskesmas
106
Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu, penjaringan terhadap sasaran imunisasi perlu
diperketat guna menghindari terjadinya kasus yang dapat
memicu KLB penyakit PD3I.
3. Masyarakat
Masyarakat merupakan sasaran utama program imunisasi,
suksesnya program imunisasi tergantung dari partisipasi
masyarakat mengikuti kegiatan program imunisasi baik di
posyandu atau ditempat pelayanan kesehatan lainnya. Oleh
karena itu, diharapkan agar partisipasi masyarakat terhadap
program imunisasi perlu ditingkatkan, guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.
107