Profil Organisasi DAN MISI SPKS memiliki visi untuk memperjuangkan hak-hak sosial ekonomi dan...
Transcript of Profil Organisasi DAN MISI SPKS memiliki visi untuk memperjuangkan hak-hak sosial ekonomi dan...
i
Profil Organisasi Serikat Petani Kelapa Sawit
Menuju Petani Kelapa Sawit Yang Mandiri, Berdaulat, Sejahtera
dan Berkelanjutan
®Dokumen internal organisasi tidak diperkenankan untuk
memperbanyak dan menyebarluaskan tanpa izin dari SPKS
Sekretariat Nasional Perumahan Bogor Baru Blok A5 No.17,
Kelurahan Tegal Lega Bogor – Jawa Barat
Telepon 0251-8571263
Fax 0251-8324097
Email : [email protected]
Website: www.spks-nasional.org
ii
Daftar Isi SEJARAH BERDIRINYA SPKS ........................................................ 1
Kondisi umum petani kelapa sawit indonesia .................................. 1
Lahir Dari Bawah Berangkat Dari Realitas Lapangan ..................... 2
Legalitas Organisasi ......................................................................... 4
VISI DAN MISI ................................................................................... 5
Visi ................................................................................................... 5
Misi ................................................................................................... 5
WATAK DAN PRINSIP ORGANISASI ........................................... 6
Watak SPKS .................................................................................... 6
Prinsip Dasar Organisasi .................................................................. 7
PROGRAM PERJUANGAN SPKS .................................................... 8
Program Maksimum ......................................................................... 8
Program Minimum ........................................................................... 9
Bidang Organisasi ...................................................................... 10
Bidang Pendidikan ..................................................................... 10
Bidang Advokasi Dan Perjuangan Petani Kelapa Sawit ............ 11
Bidang Sosial Dan Budaya ......................................................... 11
Bidang Kesejahteraan Anggota .................................................. 12
STRUKTUR ORGANISASI SPKS ................................................... 12
ANGGOTA ........................................................................................ 14
Syarat-syarat yang dapat diterima menjadi anggota SPKS ............ 14
iii
Tata cara Penerimaan Anggota adalah sebagai berikut: ................. 15
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA ............................................ 16
Kewajiban – kewajiban Anggota adalah sebagai berikut ............... 16
Hak-hak Anggota adalah sebagai berikut : ..................................... 16
SEJARAH BERDIRINYA SPKS
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh Derektorat Jenderal
Perkebunan Kementerian Pertanian tahun 2016 luas perkebuan
kelapa sawit diindonesia saat ini 12.307.677 hektar dimana 39 %
merupakan perkebunan rakyat yakni 4 .756.272 hektar1, jika melihat
kondisi tersebut bahwa perkebunan kelapa sawit rakyat yang dikelola
petani / pekebun menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan,
agar petani kelapa sawit dapat menjadi subyek penting dalam
perkebunan.
Hingga saat ini posisi petani sangat lemah karena masih tergantung
dengan skema perusahaan melalui kebijakan pemerintah yang
mengabaikan keberadaan petani sawit. Hal ini bisa dilihat dari mulai
produktivitas tidak optimal, mutu TBS yang rendah, Fasilitas kebun
dan infrastruktur jalan yang rusak, Kapasitas Pabrik yang tidak bisa
menampung hasil TBS petani, ketersediaan alat transportasi, dan
kemampuan mengelola kebun yang rendah serta kelembagaan petani
yang belum menjadi kekuatan petani. Hal ini tidak terlepas oleh
strategi pembangunan yang lebih berorientasi untuk meningkatkan
produksi guna mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan
memperbesar pendapatan negara, lembaga petani belum
menunjukkan kekuatannya dan relasi produksi di pedasaan masih
banyak menjeratan petani. Program revitalisasi perkebunan maupun
1 Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kelapa Sawit 2015-2017 Derektorat Jenderal Perkebunan
2016
Kondisi umum petani kelapa sawit indonesia
2
skema pendanaan yang dicanangkan Pemerintah belum menyentuh
persoalan petani karena tidak menjadikan petani mandiri sebagai
aktor lansung dimana peranan perusahaan masih sangat dominan.
Situasi ini menyebabkan sasaran pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat khususnya petani di sektor perkebunan belum
optimal yaitu membangun dan menciptakan masyarakat (petani) agar
mampu mengatasi segala persoalannya secara mandiri, kreatif dan
otonom. Untuk menjawab persoalan di atas tidak ada jalan lain
kecuali melakukan perubahan sosial ditingkat petani sawit dan oleh
petani sawit itu sendiri, yaitu mempersatukan dirinya dan berjuang
untuk kepentingan dan masa depannya melalui sebuah organisasi
petani sawit yang independen yang mampu memecahkan persoalan
mereka untuk menjadi petani yang mandiri, berdaulat dan
berkelanjutan
Semangat untuk menyatukan diri dalam sebuah ikatan karena
kesamaan nasib sebagai petani kelapa sawit telah dimulai sejak
pertengahan tahun 2005 dengan melakukan beberapa diskusi kritis
tentang kondisi dan situasi petani sawit di Indonesia pada umumnya.
Keresahan kelompok pemerhati perkebunan dalam negeri menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari kehadiran SPKS. Beberapa
kondisi yang melatarbelakangi kehadiran SPKS tersebut antaralain,
produktifitas perkebunan rakyat yang rendah, kapasitas pengelolaan
kebun yang masih tradisional, pengembangan teknologi pertanian
yang kurang, posisi tawar petani yang lemah, infrastruktur kebun
yang jauh dari standar GAP (Good Agriculture Practise), dan juga
Lahir Dari Bawah Berangkat Dari Realitas Lapangan
3
hadirnya beberapa letus konflik hingga pelanggaran Hak Asasi
Manusia di dalam perkebunan serta kerusakan lingkungan hidup.
Dengan melihat kondisi tersebut dilakukan pertemuan besar petani
kelapa sawit yang pertama kali dilakukan di Kabupaten Sanggau
pada tahun 2006. Dalam pertemuan ini memutuskan bahwa persoalan
tersebut membutuhkan kekuatan petani kelapa sawit sehingga
memiliki posisi tawarnya sehingga melalui musyawarah petani
tersebut mendeklarasikan berdirinya SPKS Kabupaten Sanggau,
Kalimantan Barat. Sebagai pembelajaran pentingnya kekuatan petani
di daerah sektor perkebunan kelapa sawit, selanjutnya pada fase
tahun 2007 – 2008 dilakukan konsolidasi petani dibeberapa daerah
melakukan musyawarah dan dideklarasinya pendirian SPKS di 4
(empat) Kabupaten yaitu:
Kabupaten Paser (Kalimantan Timur), Kabupaten Rokan Hulu
(Riau), Kabupaten Sekadau (Kalimantan Barat) dan Kabupaten
Tanjung jabung barat (Jambi).
Berdasarkan diskusi yang berkembang antara para pengurus SPKS
kabupaten yang sudah terbentuk bahwa persoalan dan perjuagan
petani kelapa sawit tidak bisa hanya dilihat secara sektoral, karena
persoalan petani kelapa sawit tidak bisa terlepas dari perjuagan
nasional bahkan global.
Pada tahun 2008 dilakukan konsolidasi dan musyawarah perwakilan
petani dari 5 SPKS Kabupaten di Bogor dengan melahirkan “Piagam
Taman Air” tentang penyatuan organisasi SPKS secara Nasional dan
terbentuk Badan Penyelenggara Persiapan Nasional SPKS yang
diberi mandat untuk bekerja selama satu tahun penyiapan dokumen
4
keorganisasian dan melakukan pekerjaan untuk mengkonsolidasikan
petani – petani di daerah yang belum terbentuk PKS.
Pada tahun 2009 dilaksanakannya Musyawarah Nasional di bogor
yang dilaksanakan oleh BPPN dan terbentuknya Forum Nasional
SPKS yang bertugas mematangan seluruh dokument dalam dan
melakukan konsolidasi petani di daerah potensial dibangunya SPKS,
sehingga sampai dengan tahun 2012 berdiri 3 Kabupaten yaitu
Kuantan Singingi (Riau), Labuhanbatu Uatara ( Sumatera Utara) dan
Kabupaten Sintang (Kalimantan Barat).
Pada tahun 2012 SPKS Nasional berdiri melalui keputusan
Musyawarah Forum Nasional di Jakarta yang dihadiri oleh pengurus
SPKS dan petani dari 8 kabupaten. Secara Resmi berdiri dengan
badan hukum berbentuk Perkumpulan yang didirikan berdasarkan
Akta Pendirian Nomor 52 tanggal 19 Juni 2012 pada Notaris dan
PPAT Dwi Sundjajik, SH, M.Kn yang beralamat di komplek
Bkosurtanal Blok C4 jalan raya Cikaret Cibinong Kabupaten Bogor.
Akta Pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat
Keputusan No. AHU-69.AH.01.07 Tahun 2013 tentang pengesahan
Badan Hukum Perkumpulan Serikat Petani Kelapa Sawit.
Legalitas Organisasi
5
VISI DAN MISI
SPKS memiliki visi untuk memperjuangkan hak-hak sosial ekonomi
dan hak-hak demokratis dari Petani Kelapa Sawit sehingga terjamin
perbaikan taraf hidup dan kesejahteraannya.
1. Mengembangkan sistem perekonomian petani dalam bentuk
badan badan usaha produktif petani kelapa sawit.
2. Membangun sistem data dan informasi, komunikasi ditingkat
SPKS dan keluar yang berpihak pada petani.
3. Mendorong pembuatan kebijakan yang dapat memperbaiki
kehidupan petani kelapa sawit.
4. Mengembangkan pelatihan untuk penguatan kelembagaan petani
seperti kelompok tani dan koperasi sebagai wadah usaha petani
sawit serta pelatihan untuk peningkatan hasil usaha perkebunan.
5. Memfasilitasi teknologi Pertanian yang dapat dikelola oleh
petani kelapa sawit.
6. Mendorong Perbaikan Kebijakan Pasar untuk berorientasi pada
kepentingan petani sawit.
Visi
Misi
6
WATAK DAN PRINSIP ORGANISASI
SPKS sebagai organisasi massa memiliki watak demokratis nasional
yaitu terbuka, demokratis, militan, patriotis dan organisasi sejati:
1. Terbuka artinya SPKS keanggotaannya terbuka bagi Petani
Kelapa Sawit tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan dan
jenis kelamin. SPKS mengikuti peraturan pemerintah yang
memenuhi asas keadilan dan tidak merugikan Petani Kelapa
Sawit.
2. Demokratis artinya SPKS merupakan organisasi dari dan untuk
anggota serta setiap anggota memiliki kedudukan hak dan
kewajiban yang sama dalam organisasi.
3. Militan artinya dalam seluruh usaha organisasi, SPKS
menyandarkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri, namun
tetap akan melakukan kerjasama dengan organisasi atau
golongan masyarakat lain yang memiliki kesamaan tujuan dan
prinsip organisasi.
4. Patriotis artinya SPKS menolak segala bentuk kekerasan
manusia atas manusia dan penjajahan satu bangsa terhadap
bangsa yang lain.
5. Organisasi Sejati artinya organisasi ini didirikan untuk membela
kepentingan Petani Kelapa Sawit.
Watak SPKS
7
1. SPKS memiliki prinsip demokrasi yang berdisiplin, yang
tercermin dalam sendi – sendi organisisasi. Wujud dari
pengertian tersebut adalah:
2. Setiap Pimpinan dalam seluruh tingkatan organisasi dipilih
secara demokratis dan bertanggungjawab kepada Musyawarah
Organisasi sesuai dengan tingkatannya.
3. Setiap keputusan organisasi yang diambil harus didasarkan pada
musyawarah yang bebas dan demokratis serta setelah menjadi
keputusan harus dijalankan dengan baik dan disiplin.
4. Seluruh Pimpinan organisasi harus selalu memberikan laporan
rutin atas pekerjaannya kepada organisasi diatasnya dan selalu
meminta pendapat serta saran atas persoalan yang sedang
dihadapi sebelum keputusan diambil.
5. Seluruh Pimpinan harus memberikan perhatian atas laporan dari
organisasi dibawahnya, selanjutnya mempelajari dengan
melakukan pemeriksaan atas laporan tersebut kemudian
menindaklanjuti dengan memberikan bantuan dan bimbingan.
6. Menerapkan sistem kepemimpinan kolektif di semua tingkatan
organisasi.
Prinsip Dasar Organisasi
8
PROGRAM PERJUANGAN SPKS
Program Maksimum merupakan tahap tertinggi dari Program
Perjuangan yang menjadi cita – cita terhadap tatanan yang akan
dituju, dimana capainnya harus berupa kwalitas baru yang merupakan
lompatan dari tatanan lama yang digantikannya dan sebagai
antitesanya. Maka, Program Maksimum dalam Organisasi Massa
Demokratik harus dapat menjadi kompas pemandu didalam setiap
Program Kerja maupun aksi – aksi yang dilakukan.
Oleh karenanya, Program Maksimum yang menjadi rumusan cita –
cita merupakan dasar dari Garis – Garis Besar dan Arah Program
SPKS yang akan secara terus menerus dan konsisten diperjuangkan
oleh Serikat Petani Kelapa Sawit. Untuk mencapai cita – cita tersebut
maka segenap Petani Kelapa Sawit haruslah bersatu padu untuk
merompak tatanan sosial, ekonomi dan politik yang saat ini jelas –
jelas mengungkung / mengekang, menjerat dan menindas Petani
Kelapa Sawit pada khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya.
Adapun maksud dan pengertian dari cita – cita tersebut, sebagai
berikut :
1. Kedaulatan mengandung pengertian kebebasan Petani
Kelapa Sawit mengekspresikan kesadaran politiknya dalam
menyelesaikan masalah – masalah yang melingkupinya,
jaminan bagi Petani Kelapa Sawit untuk berorganisasi dan
dalam menentukan pilihan – pilihan politiknya.
2. Kemandirian mengandung pengertian Petani Kelapa Sawit
yang bebas dari kungkungan / kekangan keterikatan
dengan pihak manapun, kesejajaran dalam menjalin
Program Maksimum
9
kerjasama dan kemampuan berdiri sendiri dalam
mengembangkan kehidupan sosial dan ekonominya.
3. Petani Kelapa Sawit yang berkelanjutan yakni petani
yang mampu mengatasi masalah – masalah ketahanan
ekonomi keluarga yang berpegang teguh pada pengelolaan
perkebunan yang memperhatikan aspek sosial dan
lingkungan.
Program Minimum merupakan tangga yang menjadi tumpuan untuk
mencapai Program Maksimum, karena sebagai tangga maka setiap
sap-nya harus dilalui dan dicapai terlebih dahulu. Dan, yang paling
penting setiap tangga yang dilalui harus dapat menjadi kunci
pembuka dari Program berikutnya didalam lingkup Program
Minimum dan Program didalam lingkup minimum harus dapat
menjadi kunci untuk membuka tercapainya Program Maksimum.
Serta, perlu kita ketahui bahwa dalam merumuskan Program
Minimum dan Tuntutan Aksinya harus disandarkan pada kondisi dan
keadaan serta tingkat perkembangan organisasinya.
Melihat keadaan Petani Kelapa Sawit saat ini yang memiliki
problematik umum yang sama dirasakan oleh hampir seluruh Kaum
Tani dan problematik khusus yang dihadapi oleh Petani Kelapa
Sawit. Maka didalam merumuskan Program Minimum dan Aksinya
harus terlebih dahulu melakukan Penelitian dan Analisis Strukturnya
secara mendalam, agar tidak menutup capain Program dan Aksi yang
lebih tinggi derajat dan kwalitasnya. Oleh karenanya, rumusan
program minimum yang akan dilaksanakan selama antara lain:
Program Minimum
10
Bidang Organisasi
Program dibidang organisasi dilakukan untuk menjalankan prinsip
organisasi yang tertuang dalam anggaran dasar yakni menjadikan
SPKS sebagai organisasi massa yang Luas, Demokratis, Militan,
Patriotis dan Sejati. Sehingga, SPKS akan menjadi organisasi yang
kuat dan disegani oleh semua pihak. Adapun kegiatan yang akan
dilakukan pada bidang organisasi antara lain:
Rekruetmen Anggota.
Peningkatan Kwalitas Anggota.
Perluasan Struktur Organisasi.
Bidang Pendidikan
Bidang pendidikan dilakukan agar seluruh jajaran organisasi baik
Pimpinan maupun Anggotanya memiliki pandangan yang sama
terhadap cita – cita masa depannya, melihat masalah dan cara
mengatasi masalahnya dan memandang organisasi SPKS sebagai alat
bersama untuk mewujudkan cita – cita Petani Kelapa Sawit. Adapun
kegiatan dibidang Pendidikan yang akan dilakukan antara lain:
Pendidikan Massa calon Anggota
Pendidikan Anggota.
Pendidikan Pimpinan.
Kursus – Kursus Ketrampilan:
Pelatihan Manajemen Teknis Kebun
Pelatihan Penerapan standar kelapa sawit berkelanjutan
Pelatihan Pengelolaan Koperasi
Pelatihan Paralegal
Pelatihan Advokasi dan Kampanye massa
Pelatihan Manajemen Keuangan Keluarga
Pelatihan Lobby dan Negosiasi
11
Bidang Advokasi Dan Perjuangan Petani Kelapa Sawit
Bidang advokasi merupakan satu rangkaian dalam memperjuangkan
Petani Kelapa Sawit yang diarahkan menuju tercapainya cita – cita
Petani Kelapa Sawit yang Berdaulat, Mandiri dan Berkesejahteraan.
Kegiatan ini dilakukan agar terjadi perubahan kebijakan yang lebih
berpihak pada Petani Kelapa Sawit maupun masyarakat secara luas.
Serta, untuk mengatasi masalah – masalah yang kongkrit dihadapi
oleh Petani. Adapun kegiatan yang dilakukan pada bidang Advokasi
dan Perjuangan Massa antara lain:
Investigasi dan Penelitian.
Penggalangan dukungan.
Loby, Negosiasi dan Hearing
Kampanye Massa.
Pembelaan Hukum
Advokasi Kebijakan
Bidang Sosial Dan Budaya
Program yang dilakukan pada bidang sosial dan budaya merupakan
peranan organisasi dalam mengatasi masalah kongkrit yang terjadi
dipedasaan. Hal ini dilakukan dalam rangka organisasi berkontribusi
secara kongkrit dalam membangun tatanan sosial yang lebih beradap.
Serta, berkontribusi dalam meningkatkan kemajuan budaya
masyarakat dengan berlandaskan pada nilai – nilai luhur warisan
kebudayaan yang ada. Adapun rangkaian dari kegiatannya antara
lain:
12
Partisipasi dalam mengatasi masalah sosial di pedesaaan
Mengembangkan tekhnologi tepat guna dalam bidang
persawitan
Melestarikan Seni Dan Budaya.
Pelestarian Lingkungan Hidup.
Bidang Kesejahteraan Anggota
Bidang kesejahteraan anggota merupakan kegiatan yang kongkrit
organisasi dalam memimpin produksi anggota dalam rangka
memajukan kesejahteraannya. Sehingga, organisasi akan dirasakan
manfaatnya secara langsung oleh anggota. Adapun kegiatan dalam
bidang ini antara lain:
Menata Manajemen ekonomi keluarga.
Meningkatkan usaha produktif non sawit untuk anggota.
Membangun unit usaha bersama.
Menyiapkan pelaksanaan replanting yang mandiri.
Meningkatkan produktivitas kebun,
STRUKTUR ORGANISASI SPKS
Susunan Organisasi SPKS adalah sebagai berikut :
1. Untuk tingkat Nasional terdiri dari Badan Organisasi
Nasional, Musyawarah Nasional, Badan Pengawas dan Badan
Pengurus Nasional
2. Untuk tingkat Provinsi terdiri dari Badan Organisasi Wilayah,
Musyawarah Wilayah, Badan Pengawas dan Badan Pengurus
Wilayah
13
3. Untuk tingkat Kabupaten terdiri dari Badan Organisasi
Kabupaten, Musyawarah Besar Petani Kelapa Sawit
Kabupaten, Dewan Pimpinan Kabupaten dan Pimpinan
Harian Kabupaten.
4. Untuk tingkat Kecamatan terdiri dari Badan Organisasi
Kecamatan, Musyawarah Kecamatan, Dewan Pimpinan
Kecamatan dan Pimpinan Harian Kecamatan
5. Untuk tingkat Desa terdiri dari dari Organisasi Ranting,
Musyawarah Ranting, Pimpinan Ranting. Ranting dibagi
kedalam kelompok tani - kelompok tani yang terdiri 10 – 50
orang yang berada dalam satu hamparan garapan kerjanya.
MUNAS
14
Struktur Pimpinan
ANGGOTA
1. Warga Negara Indonesia.
2. Petani Kelapa Sawit yang melakukan aktivitas produksi
dalam usaha Perkebunan Kelapa Sawit baik yang berstatus
menjadi Keluarga Petani Pemilik Plasma, Keluarga Petani
Pemilik Kebun Sawit mandiri dan Keluarga Petani yang
memiliki hak untuk mendapatkan kapling sawit namun belum
Syarat-syarat yang dapat diterima menjadi anggota SPKS
PH BP
KADEP KeSEK
Bidang Administrasi
Bidang Keuangan
KADEP ORGANISASI
KADEP PEDIDIKAN
KADEP ADVOKASI
KADEP KSJAHTERAN
15
mendapatkannya sehingga saat ini sedang berjuang untuk
mendapatkan Kapling Kebunnya.
3. Individu non Petani Sawit yang konsisten untuk bekerja bagi
kepentingan kaum tani sekurang-kurangnya selama 1 tahun
lebih, bisa mendaftarkan diri menjadi anggota, namun sebatas
menjadi anggota simpatisan yang hak kewajibannya diatur
kemudian.
4. Menyetujui Program Perjuangan dan Aturan serta ketetapan
SPKS Kabupaten Sekadau.
5. Keanggotaannya tercatat didalam salah satu tingkatan
organisasi.
1. Mendaftarkan diri ke Pengurus Kelompok Tani Hamparan
dengan mengisi formulir pendaftaran yang tersedia dan
disahkan oleh Pimpinan Ranting setempat.
2. Mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh Ranting
SPKS.
3. Menerima dan menyetujui aturan dan ketetapan organisasi.
4. Membayar uang pangkal anggota dan uang iuran SPKS.
5. Individu non Petani Kelapa Sawit yang konsisten untuk
bekerja bagi kepentingan Petani Kelapa Sawit harus
mendapatkan rekomendasi dari ranting tempat asal bekerja.
Tata cara Penerimaan Anggota adalah sebagai berikut:
16
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
1. Setiap anggota wajib terus belajar untuk mempertinggi
pengetahuan tentang masalah – masalah pertanian dan
perkebunan, menginternalisasi Anggaran Dasar dan Garis –
Garis Besar dan Arah SPKS, selanjutnya memperkaya cara
dan mempraktekkannya secara terus menerus.
2. Setiap anggota berkewajiban menjunjung tinggi kehormatan
organisasi dan dirinya sendiri.
3. Setiap anggota berkewajiban menjadi teladan bagi kaum tani
lainnya yang belum bergabung dalam organisasi.
4. Setiap anggota organisasi berkewajiban menghormati,
menjalankan dan mendukung semua ketetapan dan keputusan
Musyawarah Besar dan keputusan organisasi.
1. Setiap anggota berhak mendapat dokumen-dokumen pokok
organisasi yaitu Anggaran Dasar, Garis – Garis Besar dan
Arah Program SPKS, Brosur dan Himbauan organisasi.
2. Setiap anggota berhak mendapatkan pendidikan sesuai
dengan tingkatan organisasi, pekerjaan dan kesadarannya.
3. Setiap anggota berhak mengikuti rapat dan pertemuan lainnya
yang diselenggarakan organisasi sesuai dengan Anggaran
Dasar.
4. Setiap anggota berhak mendapat pembelaan dan bantuan
lainnya sesuai dengan kemampuan organisasi.
5. Setiap anggota berhak memilih dan berhak dipilih menjadi
Dewan Pimpinan dan utusan dalam Musyawarah organisasi.
Kewajiban – kewajiban Anggota adalah sebagai berikut
Hak-hak Anggota adalah sebagai berikut :
17
6. Setiap anggota memiliki hak untuk mengajukan pendapat,
usulan dan kritik sesuai dengan tata cara yang di atur
kemudian.
---------------------------------®®®--------------------------------------------
SPKS adalah organisasi petani kelapa sawit skala kecil. Organisasi
ini bersama anggotanya yakni petani sawit memperkuat skala
keberlanjutan, kesejahteraan dan kemandirian petani melalui
pembangunan kapasitas, kelembagaan ekonomi dan fasilitasi akses
petani dalam berbagai sektor keuangan, kebijakan yang berpihak, dan
akses pemasaran dan keberlanjutan.
Saat ini, SPKS sudah berada di lima Provinsi dan delapan Kabupaten.
Delapan kabupaten tersebut di antaranya Labuhan Batu Utara
(Sumut), Tanjung Jabung Barat (Jambi), Rokan Hulu (Riau), Kuantan
Singingi (Riau), Sanggau (Kalbar) Sekadau (Kalbar), Sintang
(Kalbar) dan Paser (Kaltim). Anggota SPKS sebanyak 48 ribu petani
kecil dengan skala lahan kurang dari 25 hektar dan bekerja langsung
dikebun.
Selain memperkuat keorganisasian SPKS baik struktur, program
kerja organisasi, keanggotaan, penguatan, pendidikan organisasi dan
pelatihan manajemen keuangan SPKS juga tengah melakukan upaya
pengembangan organisasi di daerah Kabupaten lainnya di Indonesia
yang berpotensi dan memiliki komitmen dan kemauan berorganisasi
dari para petani sawit di daerah. Pembentukan dan pengembangan
organisasi dilakukan mulai dari komunitas di bawah sampai pada
tingkat Nasional.