Profil bpbapl 2012
-
Upload
irpan-irpan -
Category
Internet
-
view
935 -
download
2
Embed Size (px)
description
Transcript of Profil bpbapl 2012

DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA BARAT
BALAI PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU DAN LAUT (BPBAPL)
Jl. Raya Cipucuk No. 13, Desa Pusaka Jaya Utara Kec. Cilebar Tel/Fax (0267) 7005947 K A R A W A N G

STRUKTUR ORGANISASIBPBAPL
(Pergub no. 113/2009)

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BPBAPL (Pergub no 52 tahun 2010)
TUGAS POKOK: Melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang pengembangan budidaya air payau dan laut.
FUNGSI: Penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis pengembangan budidaya air payau dan laut;
Penyelenggaraan pengembangan budidaya ikan air payau dan laut.

1) Menyelenggarakan penyusunan program kerja Balai;
2) Menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pengembangan budidaya ikan air payau dan laut;
3) Menyelenggarakan pembinaan teknis pengembangan budidaya ikan air payau dan laut;
4) Menyelenggarakan pengujian dan pengembangan teknologi budidaya ikan air payau dan laut;
5) Menyelenggarakan desiminasi teknologi melalui pendidikan dan pelatihan serta publikasi teknis budidaya ikan air payau dan laut;
6) Menyelenggarakan pelayanan laboratorium kesehatan ikan air payau dan laut;
Rincian Tugas BPBAPL

7) Menyelenggarakan supervisi, monitoring dan evaluasi penerapan teknologi budidaya ikan air payau dan laut;
8) Menyelenggarakan ketatausahaan balai;9) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan;10) Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja
terkait;11) Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan;12) Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
Rincian Tugas BPBAPL (lanjutan)

SDM BPBAPL
No Status Kepegawaian Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil 16
2 Calon Pegawai Negeri Sipil 3
3 Tenaga Kerja Kontrak -
4 Tenaga Honorer/THL 22
Jumlah 41

SUMBER DAYA MANUSIA (KEBUTUHAN)
No Kompetensi
Kebutuhan
Minimal
Pegawai yang adaKekurang
anPNS/CPN
S
THL/Honor
er
Jumlah
1 Teknis Perikanan
18 7 2 9 9
2 Analis Laboratori
um
8 3 3 6 2
3 Pj.Fungsional
6 - - - 6
4 Tenaga Lapangan
23 9 13 22 1
5 Administrasi/
Tata usaha
12 - 4 4 8
Jumlah 67 19 22 41 26

SUMBER DAYA MANUSIA(KEKURANGAN)
No Kompetensi Jumlah Pendidikan (minimal) Lingkup Pekerjaan
1 Teknis Perikanan 9 S1/D4 Perikanan
Teknis Budidaya Laut, Payau dan Pembenihan /Hatchery
2 Analis Laboratorium
2 D3 Biologi/SDP /Lingkungan
Analis Kualitas Air, Mikrobiologi dan PCR
3 Pj. Fungsional(Pengawas Bdy/Benih/Pakan, Penyuluh, Pj HPI)
6 S1/D4 Perikanan Desiminasi Teknologi
di 6 Kab/Kota
4 Tenaga Lapangan 1 SD Penjaga Tambak/ Operator Alsin
5 Administrasi 8 SMU/SMK Administrasi Kepegawaian, Persuratan, keuangan dan perlengkapan
Jumlah 26

SARANA DAN PRASARANANo Jenis Sarpras Jumlah
1 Tambak (3 lokasi) 28,8 Ha
2 Kantor, Aula, Asrama, Mess
5 Unit
3 Rumah Dinas 13 Unit
4 Laboratorium 1 Unit
5 Hatchery & Gudang 3 Unit
6 Kendaraan Roda 4 (Mobil) 3 Unit
7 Kendaraan Roda 3 1 Unit
8 Kendaraan Roda 2 (Sepeda Motor)
7 Unit
9 Backhoe/Exchavator 1 Unit
10 Perahu motor tempel (1 GT)
1 Unit

Data Pengunjung BPBAPLNo Pengunjung
Tahun
2008 2009 2010 2011
1
Petani/Pembudidaya Ikan
- Provinsi Jawa Barat 169 253 477 200
- Luar Provinsi Jawa Barat
18 37 52
2 Pengusaha/ Swasta 31 40 79
3
Pegawai/ Dinas
- Provinsi Jawa Barat 67 157 124 82
- Kabupaten/ Kota 33 346 369 50
- Luar Provinsi Jawa Barat
11 77 78
- Pusat 18 154 63 57
- Luar Provinsi - 34 47
4 Pelajar/ Mahasiswa 197 454 735 246
5 Dosen/ Peneliti 31 42 53 51
6 Luar Negeri - 3 17 4
Jumlah 575 1.597 2.042 690

WILAYAH KERJA

Luas dan Produksi Tambak Pantura Tahun 2011
Kab/Kota Luas Tambak
(Ha)
Produksi (Ton)
Jumlah Anggota
Pembudidaya
Cirebon 7.500 16.057,30 431
Kt.Cirebon 91 47,08 200
Indramayu 22.800 50.588,03 6565
Subang 10.000 18.810,14 548
Karawang 18.346 33.848,60 3887
Bekasi 12.000 21.820,89 1167
Jumlah 70.737 141.863,74
12.798

PROGRAM OPERASIONAL:
• REVITALISASI BUDIDAYA TAMBAK PANTURA
• GAPURA

• UDANG (WINDU, VANAME, GALAH)• BANDENG• RUMPUT LAUT• KOMODITAS INTRODUKSI ( Nila
Salin, Kepiting Soka)

Udang WinduPenaeus monodon
Udang VannameLitopenaeus vannamei
Udang GalahMacrobrachium rosenbergii
Ikan BandengChanos chanos
Rumput LautGracillaria sp
KOMODITAS UTAMA

KOMODITAS INTRODUKSI
Ikan NilaOreochromis niloticus
Kepiting Soka (Soft Shell)Scylla Serrata

KEBIJAKAN OPERASIONAL
GERAKAN PEMBANGUNAN PERIKANAN DI
PANTURA (GAPURA)

POLA SPATIAL KAWASAN TAMBAK PANTURA
Udang Windu Udang Vanname
Rumput Laut Bandeng
Mangrove Nila

Pemasukan air laut menggunakan pompasubmersible 8”
Petak tandon 1 (Mangrove)dan Bandeng
Air dialirkan ke Petak tandon 2 (Nila, Bandeng, dan Kakap)
Saluran pemasukan Rumput laut (Gracillaria sp)
Saluran pemasukan Nila merah (Oreochromis niloticus)
Dialirkan ke tandon 3 melalui pompa submersible 8”
Tandon 3 (Nila merah, Bandeng, dan Rumput laut (Gracillaria sp)
Membran Elektron (ME 1)Pengisian air menggunakan pipa 4”
Sistem Tandonisasi

REVITALISASI TAMBAK UDANG DI PANTURA
MENUJU INDUSTRIALISASI UDANG INDONESIA

1. Pantura merupakan Tambak yang sangat luas di Indonesia
2. Perkembangan tambak di Pantura dimulai sejak ratusan tahun yang lalu, dimulai dengan budidaya bandeng. Seiring dengan perkembangan teknologi, budidaya udang windu mulai dilakukan pada awal tahun 80-an
3. Puncak kejayaan produksi udang windu tercapai pada Tahun 1997
4. Produktifitas mulai menurun disebabkan karena masalah penurunan daya dukung lingkungan akibat intensitas yang berlebihan dan serangan penyakit.
5. Terjadi peningkatan produksi setelah introduksi udang vaname, namun 2004 terpuruk kembali karena adanya serangan virus WSSV dan TSV.
6. Tahun 2006 mulai terdeteksi penyakit baru seperti IMNV dan IHHNV.
LATAR BELAKANG

1. Memanfaatkan tambak-tambak idle.
2. Mengembalikan kejayaan industri udang Indonesia.
3. Meningkatkan Produkvitas dan Produksi tambak udang.
4. Memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan.
5. Meningkatkan pendapatan petambak.
6. Menyediakan lapangan pekerjaan.
TUJUAN REVITALISASI TAMBAKUDANG DI PANTURA

1. Budidaya udang windu ekstensif (tradisional) Hanya sedikit orang yang bernyali intensif (H.Endi, ……)
2. Budidaya udang vaname semi-intensif
3. Budidaya udang vaname intensif dan
4. Budidaya polikultur (udang (windu/vaname), bandeng dan rumput laut (Gracillaria sp)
SISTEM (TEKNOLOGI) BUDIDAYA UDANGDI PANTURA PADA SAAT INI

Berdasarkan target areal dan asumsi produktivitas masing-masing sistem budidaya (Teknologi) Yaitu:
1. Ekstensif (U. Windu) 300 kg/ha/MT*
2. Semi-intensif (U.Vaname) 1.200 kg/ha/MT Target Prod.Tabel 3
3. Intensif (U. Vaname) 2.400 kg/ha/MT
4. Polikulture Udang 150-200 kg, Bandeng 500 Kg dan Gracilaria 2.000 kg (basah) per ha/MT
(masih Uji kaji)
(*) MT = Musim Tanam
TARGET PRODUKSI

Berdasarkan sistem budidaya (tingkat teknologi) padat tebar benur Vanname adalah sbb:
1. Ekstensif 20.000 ekor/ha/MT*
2. Semi-intensif 60.000 ekor/ha/MT
3. Intensif 150.000 ekor/ha/MT
KEBUTUHAN BENUR UNTUK MENDUKUNG REVITALISASI PANTURA
(*) MT = Musim Tanam

KEBUTUHAN PAKAN UDANGPakan merupakan komponen terbesar
(60%) untuk biaya peroduksi.
Untuk revitalisasi Pantura dibutuhkan sekitar…… ton

KEBUTUHAN MODAL KERJAKebutuhan biaya modal kerja dengan asumsi biaya produksi udang :
1. Windu ekstensif Rp. 20.000/kg, intensif Rp.30.000/kg
2. Vaname semi-intensif Rp. 25.000/kg
3. Vaname Intensif Rp. 30.000/kg
Kebutuhan modal kerja tersebut termasuk: penyiapan lahan, pengadaan sarana produksi (benur, pakan, pupuk, obat-obatan, BBM dll.)
Biaya investasi (perbaikan tambak dan penambahan sar-pras penunjang lainnya (irigasi, jalan produksi, instalasi listrik dll)
perlu identifikasi lapangan karena berbeda di masing-masing lokasi

PENYERAPAN TENAGA KERJADengan asumsi bahwa kebutuhan tenaga kerja untuk masing-masing sistem budidaya :
1. Ekstensif 2 orang/ha
2. Semi-intensif 3 orang/ha
3. Intensif 4 orang/ha
Perkiraan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam budidaya udang pantura (belum termasuk multiplier effect : Pembenihan, penggelondongan, kebun bibit,buruh persiapan tambak, buruh
panen, penyedia es, penyedia pakan, transportasi,dll)

STRATEGI PENGEMBANGAN Revitalisasi Tambak Udang di Pantura dilakukan dengan menerapkan strategi pengembangan kawasan secara bertahap dan berkesinambungan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia guna mewujudkan usaha budidaya udang yang berdaya saing, bertanggung jawab dan berkelanjutan, pemilihan jenis udang yang mudah dikembangkan dan mempunyai keunggulan komparatif serta melalui pendekatan agribisnis.
Pengembangan kawasan tambak udang dalam satu kesatuan sistem perlu dilakukan, sehingga memudahkan dalam penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, serta pemasaran hasilnya.
Untuk menjamin tercapainya sasaran budidaya udang yang ditetapkan harus dilakukan secara komprehensif, yang meliputi penyediaan lahan yang baik (memenuhi persyaratan teknis tambak udang), penyediaan sarana produksi (benih, pupuk, pakan, kapur, pestisida dan alat mesin), penyediaan prasarana dan penyiapan tenaga kerja serta pemasarannya.

Disamping itu perlu didukung adanya pembinaan yang dilakukan secara intensif dan berkelanjutan dari UPTD, UPT Ditjen Perikanan Budidaya, Tenaga Teknis/Penyuluh Lapangan, serta memberikan fasilitas perkreditan yang diperlukan untuk usaha budidaya udang.
Teknologi yang diterapkan harus disesuaikan dengan kondisi daya dukung lingkungan dan kemampuan petambak, yautu ekstensif, semi-intensif dan intensif. Penerapan teknologi ekstensif dapat diarahkan pada budidaya sistem organik. Dalam proses produksi udang, harus petambak harus menerapkan prinsip-prinsip Cara Budidaya Udang Yang Baik (CBIB) dan melaksanakan Sertifikasinya, agar memenuhi persyaratan dan standar pasar internasional. Oleh karena itu, di samping pelatihan teknis budidaya udang, petambak ppeserta revitalisasi perlu diberikan sosialisasi atau pelatihan CBIB.
Lanjutan…….

HASIL KAJIAN TEKNOLOGI TAHUN 2011
1. Udang Windu dan Vanname2. Nila Salin
3 Kepiting Soka

KAJI TERAP BUDIDAYA UDANG (Windu dan Vanname) dengan TEKNOLOGI FERMENTASI
Maksud- Optimalisasi dan stabilitas kualitas air- Efektivitas dan Efisiensi pemberian pakan
Tujuan- Peningkatan produktivitas tambak budidaya
udang Windu dan VannameiPerlakuan- Teknologi fermentasi- Probiotik- Penggunaan Plastik mulsa ( Full, semi,
tanpa plastik mulsa)

Kaji Terap Budidaya Udang Windu dengan Teknologi Fermentasi
Pelaksanaan :
Udang Windu :- Tambak C-2, luas 4800 m2, penggunaan
plastik mulsa melapisi pematang. Kincir 4 unit- Jumlah benur 130.000 ekor, kepadatan 27
ekor/m2- Tanggal tebar 16 November 2011- Kondisi cuaca musim penghujan

Kaji Terap Budidaya Udang Vanname dengan Teknologi Fermentasi
Pelaksanaan :- Tambak A2-1 (L=600m2) full plastik mulsa, Kincir 2
unit, tebar 64.740 ekor @ 106 ek/m2;- A-3.2 (L =2.400m2) tanpa plastik mulsa, kincir 4 unit
tebar 250.000 ekor @ 104 ekor/m2 ; - C-3 (L= 2400 m2) pematang dilapisi plastik mulsa ,
kincir 4 unit, tebar 229.500 ekor @ 70 ek/m2,- C-4 (L= 3.320 m2), pematang dilapisi plastik mulsa,
kincir 4 unit, tebar 230.000 ekor @ 60 ek/m2.- Tanggal tebar 28 Oktober 2011- Kondisi cuaca musim penghujan

TEKNIK FERMENTASIBAHAN
Permentasi :• Ragi 10 butir• Gula Pasir 1 kg• Dedak 2 kg• Molase ½ kg• Air 100 liter
ditaburkan 2 kali/ minggu
Probiotik : Bacyllus sp.
Ragi Dedak
Molase Gula

Cara Pembuatan Fermentasi• Persiapkan alat dan bahan;• Bahan : Gula, Dedak, Ragi, Molase
sedangkan alat yang digunakan yaitu Blong/Tong;
• Lakukan penimbangan bahan untuk tambak ukuran 4.800 m2
dan ketinggian air 1 m diperlukan : Gula 1 kg, Dedak 2 Kg, molase 1/2 kg, ragi 10 butir dan air 100 liter;
• Masukan air kedalam Blong sampai mengisi 1/2nya, masukan dedak, ragi yang sudah dibubukan aduk sampai homogen, setelah itu masukan gula dan molase yang sudah dilarutkan kemudian tambahkan air sampai 100 liter;
• Tutup rapat supaya tidak terjadi kontaminasi;• Proses Fermentasi memerlukan waktu 24
jam;• Sebelum ditebarkan hasil fermentasi diuji
terlebih dahulu di lab. Mikrobiologi dan kualitas air;
• Apabila hasil analisa laboratorium dinyatakan aman, maka produk fermentasi siap ditebarkan;

Cara Pembuatan Probiotik
• Persiapkan alat dan bahan;• Probiotik yang digunakan jenis Bacillus subtilis • Bahan : Bacillus subtilis, Media Aktivasi / Nutrien, Ragi, Molase
sedangkan alat yang digunakan yaitu Blong/Tong dan pompa/aerator• Lakukan penimbangan bahan dengan komposisi: Bacillus subtilis 1
kg, Media Aktivasi 1 kg, molase 1/2 kg, ragi 10 butir dan air 100 liter ;• Masukan air kedalam Blong sampai mengisi 1/2nya, masukan
Bacillus subtilis , media aktivasi dan ragi yang sudah dibubukan aduk sampai homogen, setelah itu molase yang sudah dilarutkan kemudian tambahkan air sampai 100 liter;
• Jalankan pompa dan Lakukan sirkulasi ;• Proses probiotik memerlukan waktu 48 jam;

Lanjutan…
• Sebelum ditebarkan hasil probiotik diuji terlebih dahulu di lab. Mikrobiologi dan kualitas air;
• Apabila hasil analisa laboratorium dinyatakan aman, maka produk fermentasi siap ditebarkan;
• Penebaran probitik hanya 20 liter/petak ukuran 4.800 m2 komposisi diatas untuk 100 liter apabila ingin membuat 20 liter tinggal dikonversi.
• Proses penebaran probiotik dilakukan 1 minggu 2x sampai udang umur 60 hari, selanjutnya dilakukan 1 minggu 1 x sampai panen

Kondisi Sumber Air dan Media Budidaya
No Sumber air Suhu pH Sal DO NH3 NH4 NO3
1 Air Laut 8,7 15-30 - - - -
2 Air Tandon 7,9 10-25 >3 - - -
3 Air Hujan 7,8 1-2 - - - -
4 Air artesis 7,7 2-4 - - - -
5 Air Budidaya 27-31 7,3-7,7 9-26 >4 0,01-0,06 0,25-1 0,2-0,3
6 Standar Bddy 25-31 6,5-7,5 25-30 >4 0,1 1 0,5
Ket : Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari pagi dan sore
Air Laut Tandon Lahan Budidaya

Hasil Sampling Pertumbuhan Udang WinduNo Umur
(hari)Berat
Rata-rata (gram)
1 30 2,77
2 40 4,95
3 50 6,78
4 57 7,10
5 65 7,33
6 72 9,01
7 79 14,56
8 86 16,85
9 93 17,02
10 100 20,70
11 106 23,75
12 114 26,85
13 121 30,01

DATA PERTUMBUHANUDANG VANAME (gram)
Umur A2.1 C3 A3.2
20 0,64 0,90 0,8
40 1,77 1,83 1,91
50 2,96 3,07 3,20
72 8,4 6,68 6,99
79 9,47 7,73 8,76
93 11,14 8,91 11,90
100 12,46 10,70 11,34
107 15,34 10,89 -
114 15,92 11,22 -
121 16,55 12,03 -
128 18,86 - -
135 20,78 -
142 21,41 -
Umur A2.1 C3 A3.2

Hasil Panen Udang Vanname dengan Teknologi Fermentasi
- Tambak A2-1 = 293,9 Kg parsial, bd masih berjalan- Tambak A3.2 = 782 Kg, SR = 48 %, FCR = 2,1- Tambak C-3 = 1.680 Kg, SR = 74,3 %, FCR =1,43- Tambak C-4 = 1.375 Kg, SR = 79,6 %, FCR =1,38

KESIMPULAN
• Penggunaan Fermentasi dan Probiotik meningkatkan kualitas air, ketahanan dan pertumbuhan udang
• Penggunaan plastik mulsa meningkatkan produktivitas tambak budidaya udang vaname
• Resiko serangan HPI pada tambak yang menggunakan platik mulsa relatif kecil

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN NILA SALIN (Orechromis niloticus)

45
Latar Belakang:
1. Peningkatan produksi ikan nila sebagai sumber protein hewani bagi masyarakat belum dapat dilakukan secara optimal karena terkendala oleh penurunan kualitas genetiknya
2. Ikan nila memiliki potensi untuk ditingkatkan produksinya melalui budidaya dengan memanfaatkan lahan tambak idle yang selama ini belum dilakukan
3. Diperlukan ikan nila berkualitas unggul toleran salinitas tinggi
KERJASAMA DENGAN UKM, SWASTA DAN INDUSTRI BUDIDAYA,PENGOLAHAN IKAN, PAKAN IKAN DAN OBAT-OBATAN
1) IKAN NILA UNGGUL TOLERAN SALINITAS TINGGI 2) PAKAN PROTEIN REKOMBINAN PERTUMBUHAN 3) VAKSIN DNA STREPTOCOCCUS
TERSEDIANYA TEKNOLOGI DAN PRODUK IKAN NILA UNGGUL(NILA SALIN + GENIT*), PAKAN PEMACU PERTUMBUHAN DAN VAKSIN DNA
BERKEMBANGNYA USAHA BUDIDAYA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM KETAHANAN PANGAN (PENINGKATAN PRODUKSI) DAN EKSPOR
EXIT STRATEGY
OUTPUT
BENEFIT
IMPACT

46
ROADMAP PROGRAM PRODUKSI IKAN NILA UNGGUL-BPPT

Teknik Perekayasaan
• Diallel crosing : untuk menguji seluruh kemungkinan kombinasi dari varietas yang berbeda.
• Tujuannya untuk mengetahui : Reproduksi, Pertumbuhan Cepat, ketahanan terhadap penyakit serta toleransi parameter lingkungan

TEKNOLOGI BUDIDAYA KEPITING SOKATEKNOLOGI BUDIDAYA KEPITING SOKA

TEKNOLOGI BUDIDAYA KEPITING ‘SOKA’
•NATURAL / ALAMI•POPAYE•GUNTING

NATURAL / ALAMI
1 kepiting satu basket
Tidak ada perlakuan / merekayasa kepiting moulting

• Kepiting lebih besar sehingga dapat menaikan harga jual
• Lama berkisar 1 – 3 bulan

POPEYE
1 kepiting satu basketDilakukan perlakuan
merekayasa kepiting dengan memotong kaki jalan.
Selain itu ada sumber lain yang mengatakan dengan menyuntikkan ekstrak bayam pada tubuh kepiting.

Kepiting lebih besar pada bagian capit
Waktu lama moulting berkisar 20 – 30 hari

METODE GUNTING

Dilakukan perlakuan merekayasa kepiting dengan memotong capit dan kaki jalan.
Wadah dapat berupa keramba bambu yang sudah dianyam atau tutup bawah basket.
Lama moulting berkisar 15 – 25 hari

PENEBARAN BENIH
• Menyortir kepiting yang sehat, segar dan tidak lembek
• Kepiting berbobot rata- rata 60 -100 gr atau 1 Kg 10 -13 ekor
• Memeriksa secara visual kelengkapan fisik kepiting

Pemeliharaan dan pemberian pakan
• Pengontrolan dan pembersihan kepiting dari lumut yang menempel, dilakukan 3 kali sehari atau dengan melihat ada atau tidaknya lumut yang menempel.
• Selama pemeliharaan pengecekan kulaitas air tetep dijaga agar salinitas air tidak terjadi fluktuasi yang tinggi sehingga daya hidup kepiting akan bertahan lebih lama.
• Pemeliharaan antara 1 – 2 bulan tergantung pada tingkat molting kepiting.

Pemberian pakan berupa ikan segar (ikan rucah berupa ikan tembang) atau keong mas sebanyak 5-10% BB/hari dengan frekuensi pemberian 1 kali/hari pada sore hari.
Sebelum pakan diberikan dicuci bersihkan dahulu kemudian dialakukan pemotongan pakan.

PANEN• Panen dilakukan secara selektif yaitu
memilih kepiting yang telah melakukan molting kemudian diangkat dan dipisahkan.
• Kepiting yang telah molting memiliki tubuh yang sangat lunak sehingga harus hati – hati dalam mengangkatnya

Cara pemanenan kepiting dari keramba dengan melakukan pengecekan
Waktu pengecekan kepiting pada pagi hari pukul 6, siang pukul 12, sore pukul 6 dan malam hari pukul 12.
Kepiting yang sudah jadi soka diambil kemudian dikumpulkan dalam wadah baskom direndam dengan air tawar/ sebelum masuk frezzzer kepiting dibasahi dengan kain

PENJUALAN• Kepiting dimasukan dalam plastik satu persatu.• Mempersiapkan sterofoam sebagai wadah
untuk pengiriman.• Dilakukan penimbangan.

PASAR
• Exportir ( PT.Fots)• Restauran ( rumah makan sea
food) Mang Engking (pondok indah,muara baru), saung udang pa martani (cibubur), haji mul cirebon

KESIMPULAN• Proses pemotongan kaki dan capit yang paling menentukan
tingkat persentase keberhasilan panen kepiting soka nantinya dikarenakan apabila salah dan tidak berhati-hati saat menggunting kaki serta capit kepiting bibit maka akan menimbulkan dampak pendarahan pada kepiting yang sangat berpengaruh terhadap kematian bibit sebelum sampai ketahap "molting" atau pelunakan cangkang kepiting soka
• Sangat disarankan bagi yang baru memulai usaha ini untuk lebih dahulu memperdalam pengetahuan dasar teknik “pemotongan”
• Setelah dilakukan pemotongan agar tidak tergesa-gesa dan melempar kepiting bibit kedalam kotak agar tidak menambah kondisi "stress“ namun meletakkannya dengan perlahan-lahan

• 1 keramba dapat membuat 56 kepiting sedangkan dalam 1 basket dapat memuat satu kepiting diasumsikan untuk kebutuhan masyrakat dengan memakai keramba dapat lebih efisien dan terjangkau

• Angka kematian yang ada sebanyak 20 - 25% umumnya terjadi pada awal pemeliharaan disebabkan oleh benih kepiting pada awal penebaran tidak kuat selama perjalanan, proses adaptasi pada lingkungan air yang baru masih kurang, dan proses pemotongan capit dan kaki kepiting yang kurang baik.
• Penyediaan benih masih tergantung dari alam sehingga perlu dikembangkan Teknologi Pembenihan Kepiting
• Restocking benih kepiting• Konservasi mangrove dan penetapan reservaat.

PENGEMBANGAN USAHA• PEMBERDAYAAN MASYARAKAT mll
DEMPLOT/DEMPOND & Pola Kemitraan
• Penguatan jaringan pemasaran didukung pembangunan mini Cold Storage

TIGA ASPEK UTAMA PERLU PERBAIKAN DALAM GAPURA
TEKNOLOGI
KELEMBAGAN INFRASTRUKTUR
PETANI/PEMBUDIDA
YA

LOKASI PELAKSANA DEMPOND ZONASI BUDIDAYA TAMBAKKEGIATAN REVITALISASI BUDIDAYA TAMBAK PANTAI UTARA
BERWAWASAN LINGKUNGAN (GAPURA UTARA) DI BPBAPL TAHUN ANGGARAN 2011
NO KABUPATEN KOMODITAS KELOMPOK KETUA ALAMAT
1. Bekasi Bandeng Mekar Bahagia Saripudin Ds. Pantai Bahagia, Kec. Muaragembong
2. Karawang BandengUdang WinduUdang Vanname
Mina Wana Bakti
Atam F Ds. Tambak Sumur Kec. Tirtajaya
3. Subang Udang Windu Tani Lestari Samsudin
Ds. Langensari Kec. Blanakan
4. Indramayu Bandeng Cemara Jaya Darus Ds. Cemara Kec. CantigiUdang Windu Cemara Jaya Wahidin
Udang Vanname Buyut Tarsih Jaya
Eko Darminto
Ds. Lamarantarung Kec. Cantigi

LOKASI PELAKSANA DEMPOND ZONASI BUDIDAYA TAMBAKKEGIATAN REVITALISASI BUDIDAYA TAMBAK PANTAI UTARA BERWAWASAN
LINGKUNGAN (GAPURA UTARA) DI BPBAPL TAHUN ANGGARAN 2011
NO KABUPATEN KOMODITAS KELOMPOK KETUA ALAMAT
5. Cirebon BandengUdang windu
Windu Kencana Mahmud Ds. Malakasari, Kec. Gebang
6. Kota Cirebon Udang Vaname Budidaya Mulya Nanang Kelurahan Kesenden
Lanjutan…

TEROBOSAN KOORDINASI TEROBOSAN KOORDINASI
PENINGKATAN KAPASITAS SDM (Aparatur & Pelaku UsahaPPTP) PENINGKATAN PELAYANAN LABKESLINGPERAN LEMBAGA RISET (Pusat Riset & BPPT) dan UPT Ditjen BudidayaPERGURUAN TINGGI (IPB, STP, UNPAD DAN ITB)PERBANKAN (Kampung BNI) & SWASTA

Prestasi Kinerja• Penghargaan Adibakti Mina
Bahari Tahun 2010 Juara 1 Lomba Kinerja UPTD Tingkat Nasional (Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. Kep.71 /Men/2010)
• Penghargaan Adibakti Mina Bahari Tahun 2011 Juara 2 Lomba Kinerja Lab. Keskanling Tingkat Nasional.
• Sertifikat CBIB Nomor ID-JR-CBIB-P.0232 dengan nilai “ SANGAT BAIK (Execellent)

KEGIATAN SOSIAL KEMASYARAKATAN1. KEGIATAN TPA AL-AMANAH

2. Fasilitasi Kegiatan Hari Besar Nasional/Islam3. Fasilitasi Olahraga Pemuda

Permasalahan dan Upaya Pemecahan
1. Degradasi kualitas air dan lingkungan budidaya; serta fenomena cuaca ekstrim
2. Ketersediaan benih berkualitas (SPF/SPR)
3. Kualitas dan Kuantitas Sumberdaya Manusia
4. Adanya serangan hama penyakit ikan dan udang.
5. Masih terbatasnya sarana dan prasarana budidaya.
6. Minimnya permodalan bagi masyarakat.
PERMASALAHAN

Sosialisasi budidaya tambak berwawasan lingkungan : mangrovisasi, bifilter, tandonisasi, dan aplikasi probiotik
Peningkatan aklimatisasi benih dan mendorong produksi benih berkualitas (SPF/SPR)
Meningkatkan kapabilitas SDM : pelatihan, magang, kursus dll serta penguatan kelembagaan petambak (PPTP JABAR)
Peningkatan monitoring HPI dan optimalisasi peran Labkeskanling
Menjalin koordinasi dan sinergitas dengan stakeholders (horizontal & vertikal)
Menjalin aksesibilitas permodalan dengan perbankan dan lembaga keuangan lainnya ( BNI, BJB, ……….??? CSR )
PEMECAHAN MASALAH

TEKAD KAMI :

TERIMA KASIH